Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Saya Percaya kekuatan ilmu. Saya juga yakin kekuatan pengetahuan.
Namun, saya jauh lebih yakon dengan kekuatan TARBIYAH (Sayyid
Quthb)”
3 JANJI ALLAH : Jika Kalian Bersyukur KepadaKu maka Aku akan tambahkan (Nikmat-Ku kepada
kalian (Q.S Ibrahim : 7) Ingatlah Kepada-Ku Niscaya Aku Ingat Kepada kalian (Q.S Al-Baqarah 152) Berdoalah Kepada-Ku pasti Aku kabulan untuk kalian (Q.S Gafir : 60)
Bukannlah diriku yang hebat,
tetapi Allah memudahkan segalanya untukku.
(M-27)
PERSEMBAHAN
- Untuk Kedua Orangtua Tercinta
- Untuk Mama Mia dan Papa Mia Tersayang
- Untuk Kakak-Kakak dan Adik-Adik Tersayang
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam, pemilik segala rahmat,
kurunia dan ampunan, yang telah melimpahkan hidayah dan kekuatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsiini tepat pada waktunya yang
berjudul : “Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Pembentukkan Karakter Anak
di Desa Mananggu, Kec. Mananggu Kab. Boalemo Prov. Gorontalo”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd), Prodi Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo.
Penulis menyadari Bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit
kesulitan yang penulis alami, namun berkat karunia dari Allah SWT yang disertai
dengan usaha dan kerja keraspenulis serta bimbingan dosen dan bantuan dari
berbagai pihak, maka Alhamdulillah kesulitan-kesulitan iti dapat teratasi.
Oleh karena itu sebagai ungkapan rasa bangga, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihka yang telah membantu penulis pada
penyelesaian skripsi ini baik moril maupun materil terutama kepada :
1. Dr. Lahaji, M. Ag selaku Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo, yang telah
memberikan fasilitas pembelajaran selama proses pendidikan.
2. Dr. Sopyan Ap. Kau, M.Ag. Dr. Ahmad Faisal, M.Ag, Dr. Mujahid
Damopolii, M.Pd selaku Wakil Rektor I,II, dan III IAIN Sultan Amai
Gorontalo yang telah memberikan fasilitas kepada penulis selama
menempuh pendidikan di IAIN Sultan Amai Gorontalo.
3. Dr. H. Lukman Arsyad, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo yang telah memberikan motivasi
kepada penulis selama menjalani pembelajaran di IAIN Sultan Amai
Gorontalo.
4. Dr. H. Muh. Hasbi, M.Pd, Dr. Hj. Lamsike Pateda, M.Pd, Dr. H. Arten H.
Mobonggi, M.Pd selaku Wakil Dekan I,II, dan III Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo yang telah memberikan
semangat kepada penulis untuk menyelesaikan studi di IAIN Sultan Amai
Gorontalo.
5. Dr. H. Razak Umar, M.Pd dan Dr. Hj. Munirah selaku ketua prodi
Pendidikan Agama Islam beserta seluruh stafnya yang selalu memberikan
semangat, motivasi, dukungan dan arahan kepada penulis selama proses
pembelajaran di IAIN Sultan Amai Gorontalo.
6. Dr. H. Lukman Arsyad, M.Pd dan Dr. Zohra Yasin, M.HI sebagai
pembimbing I dan II dalam penulisan skripsi ini, yang dengan sabar, tekun,
dan teliti dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
menyusun skripsi ini.
7. Irwan H. Yusuf Selaku Kepala Desa, Desa Mananggu, seluruh tenaga staf
dan masyarakat Desa Mananggu yang telah menerima dan membantu
penulis dalam memperoleh data-data informasi yang dibutuhkan oleh
penulis.
8. Ahmad Zaenuri, M.Pd.I, sebagai pembimbing dan Ibu Dra. Hadijah Urias
H. Yusuf Yusuf, sebagai pamong PPL di MAN I Kota Gorontalo dan
Rekan-rekan PPL ( Lidya, Elma, Yanti, Mila, Musdar dan Karnanto).
9. Kusumawaty Matara, M.A, sebagai pembimbing KKS-T di Desa Buata, dan
Rekan-rekan KKS-T (Fitri, Zenab, Silya, Alwiyyah, Linda, Dewi, Hamdan,
Asis, dan Nazli).
10. Hartono Datau dan Hartin Tune, sebagai Ayahnda dan Ibunda Desa Buata,
ketika KKS-T di Desa Buata.
11. Seluruh staf Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo yang telah
membagikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama proses pembelajaran
di IAIN Sultan Amai Gorontalo.
12. Mama Mia dan Papa Mia yang telah membiayai pendidikan penulis dari
Sekolah Dasar sampai Aliyah.
13. Amin Pakaya dan Raihan T. Giu, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah
payah tak kenal lelah dan letih, panas dan hujan, berbagai upaya dan sabar,
mendidik, membimbing, dan mendo’akan serta membiayai penulis selama
kuliah hingga selesainya skripsi ini.
14. Seluruh staf administrasi bagian akademik pada fakultas ilmu tarbiyah dan
keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo yang telah memberikan pelayanan
yang baik selama studi.
15. Seluruh rekan mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, yang telah membarikan warna tersendiri pada
perjalanan panjang penulis, terkhusus buat PAI C 2015 (Nurmin, Nur’Ain,
Nur Azmi, Prisca, Ratna, Rosmawati, Riska, Ningsih, Ningsi, Nangsi,
Nurafni, Oktaviani, Nurmiyanti, Yanti, Musdar, Rizal, Tomi, Ipul, Rian,
Rumas, Galang, Rifandi, dan Yowan selama menimba ilmu di IAIN Sultan
Amai Gorontalo.
16. Seluruh Pengurus HMJ-PAI 2018 yang telah bersedia bekerja sama dalam
organisasi.
17. Seluruh Anak-anak LDK-MPM yang telah menjaga imanku selama kuliah.
18. Seluruh Sanad Keluarga (A, Teti, Mama ou, om Imu, kaka Hisam, Aci, Bibi
Wia, Bibi Nuna, Pasisa, Kaka Nain, Tata Iya, Tata Ira, Mama Firah, Bunda
Hindun, cici mia, amirah, iin, dan Ma’Kuni) yang selalu mendukung
pendidikan penulis.
Akhirnya, tidak ada kaya yang indah dan mulia yang dapat penulis sampaikan,
seain ucapan terima kasih atas semua bantuan dengan iringan do’a semoga
segala bantuan semua pihak akan diberikan imbalan pahala yang berlipat ganda
oleh Allah SWT.
Amin yaa rabbal ‘alamin…
Gorontalo, 14 Juli 2019 Penulis
Mufida Pakaya NIM. 151012155
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................. ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR DAFTAR GAMBAR .................................................................... ix
ABSTRAK ...................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5 C. Pengertian Judul dan Definisi Oprasional ........................................ 5 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 8 E. Telaah Pustaka .................................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 11 A. Kajian Teori ................................................................................... 11
1. Pengertian Pengaruh................................................................. 11 2. Pola Asuh Orangtua ................................................................. 11
A. Pengertian Pola Asuh ......................................................... 11 B. Jenis-jenis Pola Asuh Orangtua ......................................... 12
a. Pola Asuh Otariter ........................................................ 13 b. Pola Asuh Demokratis ................................................. 14 c. Pola Asuh Primitif ........................................................ 15
B. Karakter Anak ................................................................................ 16 1. Pengertian Karakter Anak ........................................................ 16 2. Nilai-nilai Karakter Anak ......................................................... 21 3. Proses Pembentukkan Karakter Anak ...................................... 24 4. Metode Membentuk Karakter Anak di Keluarga ..................... 30
C. Kerangka Berfikir........................................................................... 32 D. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 35 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian..................................................... 35
1. Jenis Penelitian ......................................................................... 35 2. Pendekatan Penelitian .............................................................. 35
B. Lokasi Penelitian ............................................................................ 36 C. Popolasi dan Sampel ...................................................................... 36 D. Variabel-Variabel Penelitian .......................................................... 37 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 38
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 39 1. Uji Instrumen ........................................................................... 39 2. Pengujian Hipotesis .................................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 43 A. Gambaran Umum Objek Penelitian................................................. 43
1. Sejarah Berdirinya Desa Mananggu......................................... 43 2. Administrasi Wilayah............................................................... 44 3. Kondisi Geografis Wilayah ...................................................... 44 4. Kependudukan.......................................................................... 45
B. Pengolahan Data ................................................................................ 47 1. Uji Coba Validitas Angket ............................................................. 47 2. Uji Reliabilitas Angket ................................................................... 47
C. Deskripsi dan Analisis Data .............................................................. 48 1. Pola Asuh Orangtua ....................................................................... 48 2. Pembentukkan Karakter Anak ....................................................... 50
D. Analisis Korelasi ................................................................................. 52 E. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 53 F. Pembahasan ........................................................................................ 57
1. Pola Asuh Orangtua ....................................................................... 57 2. Pembentukkan Karakter Anak ....................................................... 59 3. Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Pembentukkan Karakter
Anak ............................................................................................... 60
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 63 A. Kesimpulan .......................................................................................... 63 B. Saran ..................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................... 66
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Populasi Penelitian ................................................................ 34
Tabel 3.2 Bobot Skor dan Alternatif Jawaban Angket .................................. 37
Tabel 3.3 Data Pedoman ................................................................................ 40
Tabel 4.1 Data Masyarakat ............................................................................ 43
Tabel 4.2 Hasil Ringkasan Uji ReliabilitasVariabel X dan Y ........................ 44
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel X .................................................... 46
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Y .................................................... 48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ..................................................................... 32
Gambar 3.1 Variabel Penelitian ..................................................................... 35
Gambar 4.1 Diagram Variabel X .................................................................. 47
Gambar 4.2 Diagram Variabel Y .................................................................. 49
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Orangtua adalah guru utama buat anak-anaknya, maka dari itu orangtuanya merupakan pusat sentral yang dijadikan sorotan dalam perkembangan anak baik perkembangan fisik dan psikis, dan itu harus diperhatikan setiap orangtua sebagai upaya untuk membangun manusia seutuhnya.
Dapat dilakukan usaha untuk meningkatkan kesehatan anak sedini mungkin yakni semasih anak dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupanya, terlihat bagaimana anak mempertahankn kelangsungan hidupnya sekaligus, meningkatkan kualitas hidup anak agar dapat tumbuh kembang secara optimal baik secara fisik, emosional, mental maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetikannya.
Optimalisasi perkembangan anak dalam kehidupan bermsyarakat itu akan tergntung bagaimana dengan orang-orang disekitar lingkungan mereka berada, lebih-lebih kedua orang tuanya. Hal itu akan menentukn kepribadian anak untuk kehidupannya dimasa mendatang.1
Perlu dipahami terlebih dahulu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang menyamakan antara pertumbuhan perkembangan. Padahal, sejatinya keduanya memlki cakupan makna yang berbeda-beda. Dalam ilmu psikologi, istilah pertmbuhan digunakn untuk menyatakan perubahan-perubahan fisik yang secara kuantitatif semakin lama semakin besar atau panjang. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil proses pematangan fungsi dalam perjalanan waktu tertentu.
Selain itu, bisa juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau jasmaniah) yang hereditas dalam bentuk proses aktif berkesinambung.
Proses pertumbuhan akan berlangsung ecara terus-menerus bersamaan dengan berjalannya waktu sampai seorang anak menjadi dewasa (tua). Semakin bertambah usia seorang anak, maka secara normal berubah pula pertumbuhannya. Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur berat, panjang, dan lingkaran.
Jadi pertumbuhan lebih menekankan pada bertambahnya ukuran fisik seorang anak, sedngkan perkembangan lebih menitik beratkan pada psikis atau
1 http://mpsi.umm.ac.id/files/file/175-179 Israfil.pdf. Diakses pada tanggal 02 Desember
2017, pukul 05.20
kejiwaan anak, sehingga itu perkebangan dan pertumbuhan anak akan berpengaruh pada karakter seorang anak, dan ini menjadi salah satu kewajiaban orangtua untuk memprhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. 2
Pola Asuh merupakan proses didalam keluarga interaksi orangtua dan anak. Pola asuh diterapkan sejak anak lahir dan disesuaikan dengan usia serta tahap perkembangan dan pertmbuhanyya, kegiatan pengasuhan dilakukan dengan mendidik, membimbing, mengarahkan, memberi perlindungan serta pengawasan terhadap anak, pengalaman dan pendapat individu menjadikan perbedaan penerapan pola asuh orangtua terhadap anak.
Pola asuh mulai diterapkan sejak anak lahir dan disesuaikan dengan usia serta tahap perkembangan anak, contohnya pada anak usia 10-12 tahun. Usia 10-12 tahun termasuk dalam rentang usia sekolah (6-12 tahun), dimana usia tersebut memiliki berbagai karakteristik perkembangan, Misalnya: perkembangan kognitif, moral, sosial, dan biologis.
Perkembangan dalam kognitif menjadikan anak mulai berpikir rasioanl tentang banyak hal, termasuk semua hal yang terjadi dan berkaitan dengan dirinya konsep diri yaitu pengetahuan seseorang tentang dirinya, gabungan anatra sikap dan perasaan yang dilakukan secara sadar.
Konsep diri mempunyai lima komponen, yaitu ideal diri, harga diri, citra tubuh, identitas, dan peran, konsep diri anak usia 10-12 tahun berkembang sejalan dengan karakteristik yang terjadi dimna kelima komponen tersebut bisa saling mendukung.
Pengalaman yang diperoleh dan cara pndang dalam menanggapi perkembangan karakterstik akan berbeda pada tiap individu. Hal ini dapat membuat konsep diri anak usia 10-12 tahun berbeda yang satu sama lain.3
Ciri dari pola asuh pola asuh demokratis yaitu: ada kerja sama antar orangtua dan anak, anak diakui sebagai pribadi. terdapat bimbingan, pengarahan dan pengawasan dari orangtua. Ada kontrol orang tua terhadap anak tidak kaku.4
Anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, lalu tumbuh sedang dalam dirinya mengkristal banyak pengaruh yang mengukir kepribadiannya, akhlaknya, dan kecenderungan-kecenderungannya sedemikian rupa. Hanya saja, pengaruh yang paling kuat dan paling kekal adalah penagruh yang datang dari lingkungan keluarga dimana dia hidup dan berkembang sejak kecil.
2 Muhammad Fadillah, Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini:
Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013) h. 49-50 3 http://ejournal-s1.undip.ac.id/indekx.php/jnursing. Diakses pada tanggal 02 Desember
2017 pukul 20.59 4 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensioal
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h. 101
Di zaman sekarang pengaruh keluarga itu melemah, karena kondisi-kondisi sosial, politik maupun peradaban yang cenderung membantu anak itu untuk terlepas dari dominasi orangtua. Di samping saat ini keluarga telah kehilangan sekian banyak ciri-ciri khasnya sebagai wahana pendidikan.5
Di Desa Mananggu orangtua kurang memperhatikan perkembangan karakter anak, dan kurang memperhatikan pentingnya lingkungan yang baik untuk anak, para orangtua menyeraakan sepenuhnya pembentukkan karakter anak pada lembaga pendidikan formal.
Harapan penulis yang nantinya akan menjadi guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah, tugas utamanya adalah membentuk karakter anak, oleh karena itu sekiranya orang tua punya kerja sama yang baik dengan guru, demi terbentuknya karakter anak, agar orangtua yang ada di Desa Mananggu lebih memperhatikan perkembangan karakter anak, dalam dalam pendidikan keluarga, pendidikan formal, dan lingkungan lingkungan anak, karena orangtua adalah yang pertama bertindak untuk membetuk karakter anak, sebab ada 3 pihak yang bertanggung jawab atas pendidikan anak, yaitu, orang tua, lingkungan atau masyarakat, dan pemerintah.
Sebagaimana dalam UU RI Nomor 35 Tahun 2014 perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Dalam Pasal 1 ayat 11 dan ayat 12 :
Ayat 11 : Kuasa Asuh adalah kekuasaaan orangtua untuk mengasuh, mendidik, memelihara, membina, melindungi, dan menumbuh kembangkan anak sesuai dengan agama yang dianutnya dan sesuai dengan kemampuan, bakat, serta minatnya.
Ayat 12 : Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib
dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orangtua, keluarga, masyarakat, negara, pemerintah, dan pemerintah daerah.6
Salah satu ciri yang menonjol dari remaja yang mempengaruhi relasinya
dengan orangtua adalah perjuangan untuk memperoleh otonomi, baik secara fisik maupun psikologis.7
Namun keyataan yang terjadi keluarga tidak telalu memerhatikan atau tidak menyadari pola asuh apa yang mereka gunakan selama ini, sehingga pola asuh yang digunakan tidak konsisten pada satu pola asuh saja dalam pembentukkan karakter anak.
5 Ma’ruf Zuraiq, Cara Mendidik Anak dan Mengatasi Prolemnya ( Bandung: Cv.
Nuansaaulia, 2008), h. 35-36 6 Undang-Undang No. 35 tahun 2014, Perlindungan Anak. 7Yessy Nur Endah Sary, Buku Ajar Psikologi Pendidikan (Yogyakrta : Parama Publishing,
2015) h. 45
Maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian pola asuh apa yang paling menonjol digunakan untuk pembentukkan karakter anak di Desa Mananggu, Kec. Mananggu, Kab. Boalemo, Prov. Gorontalo.
“Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Pembentukkan Karaktar Anak di Desa Mananggu, Kec. Mananggu, Kab. Boalemo, Prov. Gorontalo’’. B. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh antara pola asuh orangtua dengan
pembentukkan karakter anak di Desa Mananggu, Kec. Mananggu, Kab.
Boalemo, Prov. Gorontalo?
C. Pengertian Judul dan Definisi Operasioanal
Untuk memudahkan dalam memahami judul ini, maka perlu
dikemukakan beberapa pengertian istilah yang terangkai dalam judul
“Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Pembentukkan Karaktar Anak
(Studi Kasus di Desa Mananggu, Kec. Mananggu, Kab. Boalemo, Prov.
Gorontalo)’’
1. Pola Asuh
Pola asuh merupakan bagian dari proses pemeliharaan anak dengan menggunakan tekhnik dan metode yang menitikberatkan pada kasih sayang dan ketulusan cinta yang mendalam dari orangtua. Pola asuh tidak akan terlepas dari adanya keluarga. Keluarga merupakan suatu satuan kekerabatan yang juga merupakan satuan tempat tinggal yang ditandai oleh adanya kerja sama ekonomi dan mempunyai fungsi untuk melanjutkan keturuanan sampai mendidik dan membesarkannya. 8
Pola asuh atau mengasuh anak adalah semua kativitas orng tua yang berkaitan dengan pembentukkanfiksik dan otak. Apabila pola asuh orangtua yang diberikan orangtua kepada anak salah maka akan berdampak ada kepribadian anak itu sendiri.9
8 Mohammad Takdir Ilahi, Quantum Parenting: Kiat Sukses Mengasuh Anak Secara
Efektif dan Cerdas (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 133-135 9 Musaheri, Pengantar Pendidikan (Yogyakarta: IRCiSoD, 2007), h. 133
2. Karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpatri dalam diri dan terjewantahkan dalam perilaku. Dalam bukunya Muchlass dan Hariyanto, Scerenko mendefinisikan karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas, mental dari seseorang, suatu kelompok, atau bangsa. 10
Menurut Gunarsa Singgih dalam bukunya Psikologi Remaja, pola asuh orang tua adalah dimana sikap orangtua dan cara orangtua dalam mempersiapkan anggota keluarga yang lebih muda dan dewasa, termasuk anak supaya dapat mengambil keputusan sendiri dan bertindak sendiri sehingga mengalami perubahan dari keadaan bergantungan kepada orangtua menjadi berdiri sendiri dan bertanggung jawab. 11, jadi yang dimaksud dengan pola asuh orangtua yaitu cara yang diberkan orang tua dan mendidik, mengarahkan, dan mangawasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Anak
Anak merupakan investasi unggul untuk melanjutkan generasi bangsa sebagai kselestarian peradaban, maka pendidikan dan hak-hak anak haruslah diperhatiakan.12 Orangtua mempunya hak dan kewajiban penting dalam menjaga dan memperhatikan hak dan kewajiban anak.13
Anak merupakan amanah (titipan) Allah Swt. Yang harus dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan sebaik-baiknya oleh setiap orangtua. Sejak lahir anak telah diberikan berbagai penunjang kehidupannya di masa depan. Bila potensi-potensi ini tidak diperhatikan, nantinya anak akan mengalami hambatan-hambatan dalam pertumbuhan maupun perkembangannya, setiap anak punya watak atau kepribadian yang berbeda-beda, sehingganya kita mendidik anak sesuai dengan keadaan anak tersebut.
Rasulullah Saw. Bersabda :
10 Muchlas dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 41-43 11 Ny. Y. Singgih, Gunarsa dan Gunarsa, Singgih D, Psikologi Remaja (Jakarta: Gunung
Mulia, 2007) h. 109 12 Mansur, Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004)
h. 60 13 Muhammad Baqir Hujjati, Pendidikan Anak Dalam Kandungan (Bogor: Cahaya, 2003)
h. 163
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi.” (H.R Bukhari dan Muslim).14
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai 1 tujuan yaitu : a. Mengetahui apakah ada pengaruh antara pola asuh orangtua dengan
pembentukkan karaktar anak (Studi Kasus di Desa Mananggu, Kec.
Mananggu, Kab. Boalemo, Prov. Gorontalo).
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini mempunyai 2 tujuan yaitu : a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan tentang kegunaan pola asuh orang tua terhadap
pembentukkan karakter anak dan untuk meningkatkan mutu karakter
yang baik anak bangsa.
b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi untuk keluarga dalam menerapkan pola asuh orang tua
terhadap pembentukkan karaktar anak (Studi Kasus di Desa
Mananggu, Kec. Mananggu, Kab. Boalemo, Prov. Gorontalo).
E. Telaah Pustaka
Berdasarkan telaah pustaka yang dilakukan peneliti terkait dengan judul yang diteliti, peneliti mengacu pada beberapa penelitian yang sejenis tentang pola asuh orangtua, diantaranya adalah sebagai berikut :
14 Muhammad Fadlillah, Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Didi:
Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD., h. 44-45
1. Penelitian yang dilakukan oleh Putri Risthari dan Ajat Sudrajat pada
tahun 2015 dengan judul Hubungan antara pola asuh orangtua dan
Ketaatan Beribadah dengan Perilaku Sopan Santun Peserta Didik di
SMP Negeri Se Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. Adapun hasil
dari penelitian di atas yaitu ada hubungan yang positif dan signi-fikan antara
pola asuh anak dengan perilaku sopan santun peserta didik di seluruh SMP
Negeri Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sle-man. Semakin baik pola asuh
orang tua se-makin baik pula perilaku sopan santun siswa, begitu juga
sebaliknya semakin buruk pola asuh orang tua semakin buruk pula perilaku
sopan santunnya. Dilihat dari persamaannya dengan penelitian ini adalah
terletak pada pola asuh orangtua dan Ketaatan Beribadah dengan Perilaku
Sopan Santun Peserta Didik sedangkan penelitian ini lebih fokus kepada
pola asuh demokrasi terhadap pembentukkan karakter anak.15
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nisha Pramawati dan Elis Hartati
padatahun 2012 dengan judul Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan
Konsep Diri Anak Usia Sekolah (10-12 Tahun). Adapun hasil dari
penelitian di atas yaitu bahwa perbandingan jumlah anak dengan konsep diri
positif dan negatif pada pola asuh demokratis lebih banyak didapatkan
konsep diri positif yaitu 55 orang. Dilihat dari persamaannya dengan
penelitian ini adalah terletak pada pola asuh orangtua dengan konsep diri
15 http://journal.uny.ac.id/index.php/hsjpi. Diakses pada tanggal 27 Desember 2017, pukul.
14.15
anak usia sekolah (10-12 Tahun). sedangkan penelitian ini lebih fokus
kepada pola asuh demokrasi terhadap pembentukkan karakter anak.16
16 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing. Diakses pada tanggal 27 Desember,
pukul 15.00
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari semua (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.17
2. Pola Asuh Orangtua
A. Pengertian Pola Asuh Orangtua
Pola Asuh adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orangtua untuk mendidik anak-anaknya, sabagai perwujudan dari rasa tanggung jawab mereka. 18
Pola asuh adalah suatu sikap atau tindakan yang dilakukan oleh kedua orangtua, yaitu ayah dan ibu dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan anaknya. Bagaimana cara ayah dan ibu agar dapat bekerja sama memberikan disiplin, hukuman, hadiah, perhatian.
Adapun tangapan-tanggapan yang berpengaruh pada pembetukkan kepribadian anak, ini salah satu model awal bagi anak bahwa peran ayah dan ibu sangtlah pnting, peran orangtua dalm mengasuh anak bukan sekedar menjaga anak dari hal-hal negatif tapi harus juga menjaga perkembangan kepribadian anak menjadi insan kamil, yang berbudi pekerti luhur.19
Menurut Gunarsa Singgih dalam bukunya Psikologi Remaja, pola asuh orang tua adalah dimana sikap orangtua dan cara orangtua dalam mempersiapkan anggota keluarga yang lebih muda dan dewasa, termasuk anak supaya dapat mengambil keputusan sendiri dan bertindak sendiri sehingga mengalami perubahan dari keadaan bergantungan kepada orangtua menjadi berdiri sendiri dan bertanggung jawab.20,
17 Hasan Alwi, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Balai Pustaka, 2005), h. 849 18 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. (Yogyakrta: Pustaka Pelajar, 2009),
h. 350 19 Mohammad Takdir Ilhi, Quantum Parenting: Kiat Sukses Mengasuh Anak Secara
Efektif dan Cerdas (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 134-135 20 Y. Singgih, Gunarsa dan Gunarsa, Singgih D, Psikologi Remaja,. h. 109
Jadi yang dimaksud dengan pola asuh orangtua yaitu cara yang diberikan orang tua dalam mendidik, mengarahkan, dan mangawasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Islam juga memandang keluarga adalah salah satu lingkungan, bahkan lingkungan pertama bagi individu dimana ia beinteraksi dan memperoleh unsur-unsur dan cirri-ciri dasar dari kepribadian, Pola asuh tidak akan terlepas dari adanya keluarga.
Keluarga merupakan suatu satuan kekerabatan yang juga memiliki satuan tempat tinggal yang ditandai oleh adanya kerja sama ekonomi dan mempunyai fungsi untuk melanjutkan keturuanan sampai mendidik dan membesarkannya.21
B. Jenis-jenis Pola Asuh Orangtua
Metode asuh yang digunakan orangtua kepada anak menjadi faktor
utama yang menentukan potensi dan karakter seorang anak. Mendidik atau
mengasuh anak dalam keluarga diharapkan agar anak mampu berkembang
kepribadiannya, menjadi individu yang memiliki sikap positif dan dewasa.
Jenis-jenis pola asuh orangtua ini masing-masing memiliki karakteristik
dan ciri khas yang berbeda sehingga tergantung bagaimana anda
mempraktikannya sebagai tekhnik dan pedoman untuk merawat anak dengan
pendekatan yang berbeda pula.22
a. Pola Asuh Otoriter
Mencerminkan sikap orangtua yang betindak keras dan cenderung diskriminatif. Hal ini ditandai dengan tekanan anak untuk patuh kepada semua perintah dan keinginan kedua orangtua, kontrol yang sangat ketat terhadap tingkah laku anak, anak kurang mendapat kepercayaan dari orangtua, anak sering dihukum.
Apabila anak berhasil dan berprestasi jarang diberi pujian dan hadiah. Pola asuh demikian, mencerminkan ketidakdewasaan orangtua
21 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam ( Jakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h.
352 22 Ibid, h. 353
dalam merawat anak tanpa mempertimbangkan hak-hak yang melekat pada anak.
Akibatnya, anak semakin tertekan dan tidak bisa leluasa menentukan masa depannya sendiri, sehingga anak tak mampu untuk bersikap dewasa.23
Pola asuh otoriter mempunyai ciri orangtua membuat semua
keputusan anak harus tunduk, patuh, dan tidak boleh bertanya, kekuasaan
orangtua dominan tidak diakui pribadi, Kontrol terhadap tingkah laku anak
sangat ketat. Orangtua menghukum anak jika anak tidak patuh, anak jarang
berkomunikasi dengan orangtua.
Anak dari orangtua otoriter cenderung bersifat curiga pada orang
lain meresa tidak bahagia dengan dirinya sendiri, merasa cangung
berhubungan dengan teman sebaya, cangung menyesuaikan diri pada awal
masuk sekolah dan memiliki prestasi rendah dibandingkan dengan anak-
anak lainnya.24
b. Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang responsif dan memberikan perhatian penuh tanpa mengekang kebebasannya. Dalam pola asuh demokratis, orangtua bersikap fleksibel, responsif, dan merawat.
Orangtua melakukan pengawasan dan tuntutan, tetapi juga hangat, rasional, dan mau berkomunikasi. Anak diberi kebebasan, tetapi dalam peraturan yang mempunyai acuan, batasan-batasan tentang disiplin anak dijelaskan, boleh ditanya, dan dapat dirundingkan, dala hal tertentu perlu ikut campur tangan, misalnya dalam keadaan membahaykan keselamatan anak.25
Prinsip kedisiplinan menjadi cermin dari sikap orangtua untuk memberdayakan anak. Orangtua demokratis menjelskan aturan dan menjelaskan mengapa mereka menuntut anak bertingkah laku tertentu,
23 Mohammad Takdir Ilahi, Quantum Parentin: Kiat Sukses Mengasuh Ana Secara Efektif dan Cerdas,. h.135-136
24 Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 144 25 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam,. h. 356
orang tua memberikan pemahaman kepada anak. Disiplin yang disebut induction, yaitu tipe disiplin efektif dalam waktu yang lama.26
Pola asuh ini mempunyai ciri orangtua mendorong anak untuk
membicarakan apa yang ia inginkan, ada kerja sama antara orangtua dan
anak. Anak diakui sebagai pribadi yang mampu berfikir sendiri, tetapi Ada
bimbingan dan pengarahan dari orangtua. Ada kontrol dari orangtua yang
tidak kaku.27
c. Pola Asuh Permisif
Orangtua dengan menerapkan pola pengasuhan dengan permisif memberikan kebebasan sepenuhnya kepada anak untuk melakukan sesuatu sesuai kehendaknya, orangtua dengan pola asuh ini memberikan sedikit tuntutan dan menekankan sedikit disiplin.
Anak-anak dibiarkan untuk mengatur tingkah laku mereka sendiri dan membuat keputusan sendiri. Orangtua bersikap serba membiarkan (membolehkan) anak tanpa mengendalikan, tidak menuntut, dan hangat. Pola asuh permisif ini lemah dalam mendisiplikan tingkah laku anak dan kurang medewasakan akan.28
Sebagian besar orangtua di Desa Mananggu menggunakan pola asuh permisif, orangtua acuh tak acuh dengan perkembangan karakter anak, sehingga pembentukkan karakter anak dilingkungan keluarga tidak maksimal.
B. Karakter Anak
1. Pengertian Karakter Anak
Dalam bukunya Zubaedi Karakter Menurut terminolgi dalam Islam, memiliki kedekatan dengan pengertian akhlak. Didalam Bahasa Arab kata Khalaqa yaitu perangai, tabiat dan adat istiadat. dan menurut etimologi “akhlak
26 Mohammad Takdir Ilahi, Quantum Parentin: Kiat Sukses Mengasuh Ana Secara Efektif
dan Cerdas,. h. 138-139 27 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensioal (
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h. 100-101 28 Mohammad Takdir Ilahi, Quantum Parentin: Kiat Sukses Mengasuh Ana Secara Efektif
dan Cerdas,. h. 138-139
berasal dari bahasa Arab Jamak “Khuluqun” artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat.29
Menurut Zubaedi30 karakter meliputi sikap, sesperti mempunyai kemauan untu melakukan hal yang baik, memiliki kapasitas intelektual seperti kritis dan alasan moral, memiliki perilaku jujur, bertanggung jawab, kecaapan interpersonal dan emosional yang dapat mengfektifkan seseorang dalam berinteraksi dalam keadaan apapun.
Oleh sebab itu pengertian karakter lebih kepada perilaku seseorang baik
perilaku yang dibawa sejak lahir maupun perilaku yang dibentuk oleh
lingkungan sekitarnya.
Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari
dalam bersikap maupun bertindak. Karakter merupakan sikap dan kebiasaan
seseorang yang memungkinkan dan mempermudah tindakan moral. Karakter
diartikan sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik
karena pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta
diwujudkan dalam sikap dan perilaku kehidupannya sehari-hari.
Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, perasaan dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat
istiadat, dan estetika yang berlaku.
Karakter merupakan titian ilmu pengetahuan dan ketrampilan.
Pengetahuan tanpa landasan kepribadian yang benar akan meyesatkan, dan
29 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2011), h. 65 30 Ibid, h. 10
ketrampilan tanpa kesadaran diri akan menghancurkann, karakter bukan hanya
penampilan lahiriah. Tetapi juga hal-hal yang tersembunyi.
karakter yang baik mencakup pengertian, kepedulian, dan tindakan
berdasarkan nilai-nilai etika, serta meliputi aspek kognitif, emosional, dan
kehidupan moral. Orang-orang dengan karakter yang mengagumkan bisa sangat
berbeda antara satu dengan lainnya. 31
Berdasarkan pemahaman klasik inilah, saya ingin menawarkan sebuah
cara memandang karakter yang sesuai dengan pendidikan nilai: Karakter terdiri
atas nilai-nilai operatif, nilai-nilai yang digunakan dalam praktek. Karakter
mengalami pertumbuhan yang membuat suatu nilai menjadi budi pekerti,
sebuah watak yang dapat diandalkan dan digunakan untuk merespons berbagai
situasi dengan cara yang baik dan bermoral.
Thomas Lickona 32 menekankan tiga komponen karakter yang baik,
yaitu pengetahuan tentang moral ( morality Knowing), perasaan tentang moral
(morality feeling), dan perbuatan moral ( morality action).
Seseorang akan berkarakter baik jika ia mengetahui yang bagaiman
sebernya memiliki moral atau perilaku yang baik, tak sekedar mengetahui tapi
juga ia harus melibatkan perasaan dengan tujuan agar moral yang baik aan
masuk didalam rohani individu, selanjutnya individu atau seseorang harus
melakukan sesuatu yang baik dalam jangka waktu yang berkesinambungan
31 Lisdawati Muda, Kepemimpinan Manusia Berkarakter (Gorontalo: Sultan Amai Press
IAIN Sultan Amai Gorontalo, 2015) h. 33 32 Thomas Lickona, Edcating For Character : How Our Schools can teach respect and
responsibility, (New York: Bantam Book, 1991) h. 51
untuk menumbuhkan kebiasaan pada diri, yang dilakukan dengan usaha sadar,
maka ia akan memiliki karakter yang baik.
Dengan demikian, karakter terbentuk dari tiga macam bagian yang
saling berkaitan: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral.
Karakter yang baik terdiri atas mengetahui kebaikan, dan melakukan kebaikan,
kebiasaaan pikiran, kebiasaan hati, kebiasaan perbuatan.
Ketiganya penting untuk menjalankan hidup yang bermoral, ketiganya
adalah faktor pembentuk kematangan moral. Ketika kita berpikir tentang jenis
karakter yang kita inginkan kepada anak kita, jelas bahwa kita ingin agar
mereka mampu menilai hal yang baik dan buruk.
Sangat peduli pada hal yang benar atau salah, dan melakukan apa yang
menurut mereka baik yang benar maupun yang salah, bahkan disaat mereka
dihadapkan pada tekanan dari baik tekanan dari luar dan tekanan atau godaan
dari dalam yang akan mempengaruhi baik buruknya karakter anak kita.33
Dalam kerangka charcter building, aspek religius perlu ditanamkan
secara maksimal. Penanaman nilai religius ini menjadi tanggung jawab
orangtua, sekolah dan masyarakat. Menurut ajaran Islam, sejak anak belum lahir
sudah harus ditanamkan nilai-nilai agama agar anak kelak dpat menjadi
manusia yang religius.
Dalam perkembangan itu kemudian, saat anak telah lahir, penanaman
nilai religius yang harus lebih diperhatiakan lagi didalam lingkunagan keluraga.
33 Thomas Lickona, Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi
Pintar dan Baik (Bandung: Nusa Media, 2013) h. 72
Di keluarga, penanaman nilai religius dilakukan dengan menciptakan suasana
yang memungkinkan terinterlinasisnya nilai religius dalam diri anak-anak.
Selain itu orangtua juga harus menjadi teladan yang utama agar anak-anaknya
menjadi manusia yang religius.
Merupakan hal yang mustahil atau kecil kemungkinannya berhasil
manakala orangtua mengharapkan anak-anaknya menjadi religius, sementara
mereka sendiri tidak bisa menjadi titik rujukan orientasi dari anak-anaknya.34
Anak merupakan investasi unggul untuk melanjutkan kelestarian peradaban sebagai penerus bangsa dan agama, maka orang tua di wajibkan memerhatikan hak anak yaitu mendapatakan pendidikan yang baik dari dalam mapun dari luar lingkungan kelurga.
Anak merupakan amanah (titipan) Allah Swt, yang harus dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan sebaik-baiknya oleh setiap orangtua, sebelum punya anak kita sangat mendambakan seorang anak yang pastinya terlahir dalam keadaan baik, sejak lahir anak telah diberikan berbagai penunjang kehidupannya di masa depan.
Bila potensi-potensi ini tidak diperhatikan oleh orangtua, nantinya anak akan mengalami hambatan-hambatan dalam pertumbuhan maupun perkembangannya.35
لك مولویو� �ىل الفطرة فأبوه هيودانه أوینرصانه وأوميجسانه (رواه مسمل)Rasulullah Saw. Bersabda :
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi.” (H.R Bukhari dan Muslim) 36.
Berdasarkan hadits tersebut, jelaslah bahwa pendidikan keluarga memegang peran penting dalam membentuk perilku atau kepribadian anak, mengingat sangat penting pendidikan dalam keluarga, maka Islam memandang keluarga, sebagai madrasah pertama bagi anak, yang menentukkan baik-buruknya celaka ataupun bahagia di dunia dan di akhirat kelak.
34 Ngainum Naim, Character Building: Optimalisasi Penran Pendidikan dalam
Pengembagan Ilmu dan Pembentukkan Karakter Bangsa (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) h. 124-125
35 Mansur, Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan,. h. 60 36 Abu Husain, Shohih Muslim Juz 15, ( Beirut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah,II) h, 169-
170
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa keluarga sangat berpengaruh dalam pembinaan jiwa setiap anak. Pendidikan agama dalam keluarga berfungsi untuk menumbuhkan sikap dan ketrampilan keagamaan serta menenamkan pengetahuan agama.
Apapun definisi yang dikemukakan di atas, pada intinya sejak lahir anak mempunyai bekal kebaikan potensi yang mestinya diperhatikan dan dicermati bersama. Manakala bekal-bekal ini tidak dikembangkan dan diarahkan dengan baik, tentu akan berpengaruh negatif bagi perkembangan anak.
Maka Islam memerintahkan supaya anak yang merupakan titipan Allah Swt. tersebut dipelihara dan dijaga dengan sebaik-baiknya, supaya bekal kebaikan yang dimilikinya tidak sirna dari dalam jiwa seorang anak.37 2. Nilai-nilai Karakter Anak
Moralitas yang baik akan terbentuk melalui pemahaman tentang nilai-
nilai karakter seperti yang dideskripsikan oleh Pupuh Fathurrohman, yaitu 38 :
1. Nilai karakter dalam hubungan dengan Tuhan (Religius)
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
Sikap dan perilaku yang religius dapat diperdalam melalui pendidikan,
pemahaman dan pengetahuan yang mendalam mengenai agama yang dianut,
pemahaman utama diberikan oleh orangtua sejak anak usia dini.
2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan dirinya sendiri
a. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang dikatakan
37 Muhammad Fadlillah, Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini:
Konsep Aplikasinya dalam PAUD,. h. 44-46 38 Pupuh Fathurrahmah, Suryana, Fenny Fatriyani ( Bandung : PT Refika Aditama, 2013)
h. 124-126
dilakukan (berintegritas), berani karena benar, dapat dipercaya (amanah, truthworthiness) dan tidak curang (no cheating).
b. Bertanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan karakter), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
c. Bergaya hidup sehat
Menyangkut segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghidarkan kebiasaan buruk yang dapat mengaggu kesehatan, anak akan merasa tidak nyaman jika lingkungan sekitarnya kotor.
d. Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya yang sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan tugas, serta menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya, tekun dan teliti pada setiap aktivitas yang dilakukan anak.
e. Rasa percaya diri
Rasa percaya diri akan menjadikan pikiran, sikap, ucapan dan perilaku akan terwujud dengan penuh kesdaran dan keyakinan, dan hal itu akan menjadi dasar bagi respon kita terhadap lingkungan tempat dimana kita tinggal, bekerja berkarier dan saling berinteraksi dan berkomunikasi antara satu dengan lainnya.
f. Berjiwa wirausaha
Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat, mengenali produk baru, menentukkan produksi baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya, atau punya jiwa berdagang, berdagang yang baik seperti diajarkan oleh Nabi Kita Muhammad Saw.
g. Mandiri
Orang yang mandiri mengadalkan dirinya sendiri dalam merencanakan dan membuat keputusan penting. Berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif. Berpikir dan melakukan sesuatu secara nyata atau logika untuk meghasilkan cara atau hasil baru dan mutakhir dari sesuai dari sesuatu yang dimiliki.
h. Ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar.
i. Cinta Ilmu
Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.
3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama
Sebagai makhluk sosial yang beragama kita diperintahkan untuk
memelihara dan membina hubungan baik dengan sesama manusia.
4. Nilai karakter dan hubungannya dengan lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah pada
kerusakkan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan
selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyrakat yang
membutuhkan, menumbuhkan rasa kasih sayang kepada lingkungan baik
kepada, manusia, alam, tumbuhan, dan hewan.
5. Nilai kebangsaan
Mengandung pengertian bahwa cara berfikir, cara bertindak dan wawasan yang, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
3. Proses Pembentukkan Karakter Anak
Secara teori pementukkan karakter anak dimulai dari usia 0-8 tahun. Artinya dimana usia tersebut karakter anak masih dapat berubah-ubah tergantung dari pengalaman hidupnya.
Oleh sebab itu proses pembentukkan karakter anak harus dimulai sedini mungkin bahkan sejak anak itu dilahirkan. Karena berbagai pengalaman yang dilalu oleh anak semenjak perkembangan pertamanya
mempunyai pengaruh yang besar. Barbagai pengalaman ini pengaruh dalam mewujudkan apa apa yang dinamakan dengan karakter diri secara utuh.39
Oleh karena itu, jika sejak kecil anak sudah dibiasakan untuk mengenal karakter positif. Maka akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, percaya, dan empati.
Sehingga anak akan merasa kehilangan jika dia tidak melakukan kebiasaan baiknya tersebut. Itulah sebabnya dalam tahap pembentukkan karakter sangat diperlukan perhatian yang lebih pada pendidikan anak. Adapun proses pembentukkan karakter anak tidak terjadi dengan sendirinya selain disebabkan dari lingkungan sekitarnya.
E. Mulyasa40 mengemukakan yakn pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar dan salah,
Tetapi bagaimana menampakkan kebiasaan tetnag hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga anak memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebijakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, karakter anak merupakan sifat atau watak yang memang sudah dalam diri setiap anak, bahkan sudah menjadi sifat alamiyahnya dalam merespon situasi yang berada disekitar lingkungan hidupnya, yang digambarkan melalui tingkah laku sehari-hari, sehingga pendidikan karakter sangat berperan penting tidak hanya di sekolah tapi juga dalam keluarga.
Dalam prespektif Islam, pendidikan karakter secara teoritis sebenarnya telah ada sejak lama diturunkan ke dunia, seiring di utus-Nya Nabi Muhammad Saw, untuk memperbaiki atau menyempurnakan akhlak (karakter) manusia.
Islam itu sendiri mengajarkan tidak hanya menekan pada aspek keimanan, ibdadah, dan mua’malah, tetapi juga mengajarkan kepada kita tentang budi pekerti yang baik atau akhlak (karakter).
Ajaran Islam mengandung ajaran yang utuh (kaffah) merupakan model karakter seorang Muslim, bahkan dipersonifikasikan dengan model karakter Nabi Muhammad Saw, yang memiliki sifat Sidiq (Jujur), Amanah (dapat dipercaya) Tabligh (Menyampaikan), Fatonah (Cerdas).41
39 Arismantoro, Tinjauan Berbagai Aspek Character Building Bagaimana Mendidik Anak
Berkarakter (Yogyakrta: Tiara Wacana, 2008.) h. 124 40 E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) h. 3 41 Ibid, h. 5
Pendidikan karakter juga telah digambarkan dalam Q.S Luqman: 12-14.42
ن أٱلحمكة أ�ن أٱشكر �� ـ �ما �شكر لنفسهۦولقد ءاتينا لقم ن�ید ( ومن �شڪر فا غىن� مح �ن� أٱ��
)١٢ ومن كفر فا
ن �ٱبنهۦ وهو یعظه ۥ ی�بىن� ال �رشك ـ ذ قال لقم� وا ك لظمل عظمي (بأٱ�� ن� أٱلرش �
)١٣ ا
ه ۥ وهنا �ىل وهن وفص�� ۥ ىف �امني أ�ن أٱشڪر لته أ�م� یه مح ن بوٲ� ـ �س�ینا أٱال ىل� أٱلمصري ( ووص� �
یك ا )١٤ىل ولوٲ�
Terjemahannya :
(12) Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu :“Bersyukurlah kepada Allah. dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang tidak bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
(13) Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia member pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar. (14) Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Nya kembalimu.
Berdsarkan ayat diatas, bahwa karakter yang ingin dibangun adalah :
1. Syukur
Kita diminta oleh Allah untuk senantiasa selalu bersyukur dalam kedaan bagaiamanapun baik dalam kedaah sedih amupun dalam keadaan bahagia, syukur merupak salah satu pondasi untuk melatih kesabaran dalam menghadapi ujian yang diberikan oleh Allah Swt.
2. Iman
Dalam pendidikan karakter baik di keluarga maupun di sekolah yakni masalah keimanan dan tanggung jawab sebagai seorang Muslim/Muslimah untuk tidak menyekutukan Allah Swt, sebab menyekutukan Allah Swt, merupakan perbuatan syirik atau dosa yabg sangat besar.
42 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’anul Karim Terjemahan, dan Tajwid
(Jakarta: Az-Ziyadah, 2014).
3. Berbakti
Berbakti kepada orangtua, ayat ini mengajarkan kepada kita semua bahwa betapa penting kedudukanya di hadapan Allah Swt, sehingga kita dimintakan untuk berbakti kepada kepada oranf tua, sebagaimana ridha Allah terdapat ada ridha kedua orangtua.
Menurut Anis Matta43 ada beberapa kaidah pembentukkan
karakter sebagai berikut :
1. Kaidah kebertahapan. Artinya proses perubahan, perbaikan dan
pengembangan harus dilakukan secara bertahap, seorang anak dalam hal
ini tidak bisa dituntut untuk berubah sesuai yang diinginkan secara tiba-
tiba dan instan. Namun ada tahapan-tahapan yang harus dilalui dengan
sabar dan tidak terburu-buru. Adapun oreintasi pada tahap ini terletak
pada proses dan bukan pada hasil.
2. Kaidah kesinambungan. Artinya perlu adanya latihan yang dilakukan
secara terus-menerus.
3. Kaidah momentum. Artinya mempergunakan berbagai momentum
peristiwa untuk fungsi pendidikan dan latihan.
4. Kaidah motivasi Intrinsik. Artinya karakter anak akan terbentuk secara
dan sempurna jika didorong oleh keinginan sendiri bukan paksaan dari
orang lain.
Kaidah pembimbing. Artinya perlunya bantuan orang lain untuk mencapai hasil yang lebih baik daripada dilakukan seorang diri.
Berdasarkan pendapat diatas, penulis berpendapat bahwa salah satu
pendukung pementukkan yaitu kaidah karakter itu sendiri, untuk
43 Muhammad Anis Matta, Membentuk Karakter Islami (Jakarta: Al-I’tishom Cahaya
Umat 2003) h. 67-80
menginginkan karakter yang baik kita harus mempunyai aturannya agar
perkembangannya juga teratur, sebagai orangtua ataupun guru harus
memahi apa saja kaidah yang mendukung untuk pembentukkan karakter
anak.
Dalam upaya mendidik karakter anak, harus disesuaikan menurut
dunia anak tersebut. Yakni selalu selaras dengan tahap-tahap pertumbuhan
perkembangan anak, kita sebagai calon pendidik baik dalam keluarga
maupun sekolah harus mendidik anak sesuai dengan zaman anak tersebut.
Pembentukkan karakter diklasifikasikan dalam 5 tahapan yang
berurutan dan sesuai usia:
1. Tahap pertama adalah membentuk adab,sopan dan santun antara usia 5-
6 tahun.
2. Tahap kedua adalah melatih tanggung jawab diri anak, antara usia 7-8
tahun.
3. Tahap ketiga adalah membentuk sikap kepedulian kepada dirinya atau
orang lain, antara usia 9-10 tahun.
4. Tahap keempat adalah membentuk kemandirian dirinya, antara usia 11-
12 tahun.
5. Tahap kelima adalah penanaman pentingnya bermasyarakat atau
bersosialisasi, nularkan karakter baik kepada orang lain usia 13 tahun
keatas, pada masa ini remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat
pesat dan perkembangan intelektual yang sangat insentif sehingga minat
anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini reamaj tidak mau
dianggap anak-anak lagi \, namun sebelum bisa meninggalkan pola
kekank-kanaknya. Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi,
ragu-ragu, tidak stabil tidak puas dan merasa kecewa. 44
4. Metode Membentuk Karakter Anak di Keluarga
Ada beberapa metode dalam membentuk karakter anak di keluarga, antara lain sebagai berikut: a. Metode Pembiasaan
Metode pembiasaan adalah metode dengan cara penanaman kebiasaan, kebiasaan adalah pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu secara sadar yang dipelajari oleh seorang individu dan yang dilakukannnya secara berulang-ulang untuk hal yang sama, dalam hal ini anak dibiasakan untuk berpikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.
Pembiasaan merupakan hal yang diperlukan untuk membangun karakter anak yang diharapkan. Membangun karakter bukan pekerjaan sesaat yang sekali jadi, melainkan merupakan suatu proses terhadap dan memakan waktu seiring dengan perkembangan anak.
Oleh karena itu, pembiasaan ini juga merupakan hal yang dibutukan untuk menginternalisasikan nilai-niliai dan perilaku moral yang diharapkan. Misalnya anak dibiasakan disiplin dan bertanggu jawab dari hal-hal yang kecil, seperti bersalaman dengan orangtua sebelum berangkat dan pulang sekolah, shalat lima waktu, berdo’a sebelum dan sesudah aktifitas, sikap jujur, dan lainnya.
Oleh karena itu, metode pembiasaan sesungguhnya sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai positif kedalam diri anak baik pada aspek kognitif, efektif, dan psikolotorik. Namun, demikian pendekatan ini akan jauh dari kebiasaan jika tidak diiringi dengan contoh tauladan yang baik dari orangtua.
b. Metode Keteladan
Orangtua sudah sepantasnya menjadi suri tauladan yang baik bagi anak-anaknya. Seperti pepatah mengatakan dengan bijak bahwa “keteladan lebih baik dari pada seribu nasehat”.
44 Jamal Ma’mur Asman, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah
(Yogyakarta: Diva Press, 2011.) h. 89-94
Hal senada juga dikatakan. Dengan adanya model atau teladan, anak akan mudah meniru dengan bangga, dan pada akhirnya akan membentuk karakter pada dirinya. Proses pembentukan karakter akan mudah membekas apabila para pendidik dapat menghadirkan kepada anak-anak yang menjadi sumber identifikasi diri. Sosok inilah yang akan menjadi qudwah, panutan bagi anak-anak.
c. Metode cerita
Metode bercerita adalah cara mengajar dalam bentuk menyampaikan cerita atau memberikan penerangan secara lisan tentang terjadinya sesuatu hal baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja, metode ini salah satu metode yang berpengaruh bagi jiwa dan akal anak.
Al-Qur’an memaknai metode ini dibeberapa tempat, lebih-lebih dalam berita-berita tentang para rasul dan kaumnya. Betapa lengkap teladan kebaikan yang ada dalam kisah Rasul dan para sahabatnya. Berbagai karakter baik diceritakan di dalamnya tentang sifat jujur, ikhlas, pemberani, dan lain sebagainya.45
C. Kerangka Berfikir
Pola Asuh merupakan proses didalam keluarga interaksi orangtua dan anak. Pola asuh diterapkan sejak anak lahir dan disesuaikan dengan usia serta tahap perkembangan, kegiatan pengasuhan dilakukan dengan mendidik, membimbing, memberi perlindungan serta pengawasan terhadap anak, pengalaman dan pendapat individu menjadikan perbedaan penerapan pola asuh orangtua terhadap anak.
Pola asuh dibagi dalam tiga jenis yaitu, pola asuh otoriter, pola asuh otoritatif (demokrasi), dan pola asuh permisif.
Karakter merupakan titian ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Pengetahuan tanpa landasan kepribadian yang benar akan meyesatkan, dan ketrampilan tanpa kesadaran diri akan menghancurkan.
Beberapa batasan/diskripsi nilai-nilai pendidikan karakter yaitu, nilai karakter dalam hubungan dengan Tuhannya (Religius), hubungannya dengan dirinya sendiri, hubungannya dengan sesame, hubungannya dengan lingkungan, dan kebangsaan.
2.1 Gambar
Skema Kerangka Berfikir
45 Novi Mulyani, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Kalimedia, 2016) h. 142-146.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah dan thesa yang
berarti kebenaran. Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara
yang kebenarannya masih diuji atau rangkuman simpulan teoritis yang
diperoleh dari tinjauan pustaka.46 Hipotesis juga merupakan jawaban sementara
yang hendak diuji kebenarannya.47 Untuk menguji apakah benar pola asuh
orangtua sangat berpengaruh terhadap pembentukkan karakter anak, maka
diperlukan pengujian hipotesa untuk menguji :
Ha : Terdapat Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Pembentukkan Karakter Anak. H0 : Tidak terdapat Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Pembentukkan Karakter Anak.. Hipotesis statistik yang digunakan adalah : H0 : 𝜌𝜌 = 0 ----- 0 Berarti tidak ada pengaruh
46 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, (Jakarta : Rajawali Pers, 2016) h. 67 47 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2013) h. 122
Desa Mananggu
PEMBENTUKKAN KARAKTER ANAK 1. Hubungan Anak dengan Tuhannya 2. Hubungan Anak dengan Dirinya
Sendiri 3. Hubungan Anak Sesama 4. Hubungan Anak dengan
Lingkunganya 5. Hubungan Anak dengan
Kebangsaan
POLA ASUH ORANGTUA 1. Pola Asuh Otoriter 2. Pola Asuh Demokrasi 3. Pola Asuh Permisif
Ha : 𝜌𝜌 ≠ 0 ----- 0 “tidak sama dengan nol” berarti lenih besar atau
kurang (-) dari nol berarti ada penagruh,
𝜌𝜌 = Nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah: kegiatan penelitian itu didasarkan
pada ciri keilmuan. Yaitu: rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti
kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara yang dilakukan itu
dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati,
mengetahui, dan mengerti cara yang diamati. Sistematis berarti proses yang
digunakan dalam penelitian itu mengunakan langkah tertentu yang logis atau
masuk akal. Jenis penelitian yang digunakan ialah kuantitatif.48
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Design Survey Korelasional.
Design Survey Korelasional merupakan penelitian yang berfokus pada
penaksiran korelasi diantara variabel yang muncul secara alami. Tujuan
48Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 3.
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan prediktif dengan
menggunakan teknik korelasi atau teknik statistic yang lebih canggih.49
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mananggu, Kecamatan Mananggu,
Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo yang berlokasi di jalan Trans
Sulawesi. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa di Desa
tersebut terdapat masalah yang relevan dengan judul penelitian ini, serta mudah
dijangkau oleh penulis dalam hal proses pengumpulan data.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.50
Adapun populasi yang diambil adalah seluruh anak berusia 10-15 tahun
di Desa Mananggu, Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo, Provinsi
Gorontalo dengan jumlah 297 orang.
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
No. Usia Banyaknya Anak
49Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Rajawali
Press, 2013), h 37.
50Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 80.
1 10-15 Tahun 297 Orang
Jumlah 297 Orang
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu.51
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan tekhnik sampling sistematis. Hal ini diputuskan berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Sugiono 52
mengemukakan sampling sistematis adalah tekhnik penelitian sampel
dilakukan dengan mengambil kelipatan dari bilangan tertentu, maka peneliti
mengambil kelipatan dari bilangan 7. Demikian jumlah sampel dalam penelitian
ini berjumlah 42 orang anak.
D. Variabel-Varabel Penelitian
51 Ibid., h. 81. 52 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta: 2018) h. 137
Variabel merupakan sifat kasus (case) yang mempunyai kemungkinan lebih
dari satu kategori.53 Kalau dilihat dari segi posisi dan fungsi; hubungan atau
pengaruh masing-masing variabel dalam konteks suatu penelitian, maka variabel
penelitian dapat dibedakan atas :
1. Variabel bebas (dependent)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, menjelaskan, atau
menerangkan variabel yang lain.
2. Variabel terikat (Independent)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau diterangkan oleh
variabel lain tetapi tidak dapat mempengaruhi variabel yang lain.54
Dengan demikian, dasar penelitian yang digunakan adalah penelitian secara
kuantitatif. Melalui desain ini, maka dapat dilihat masalah yang diteliti dari masing-
masing variabel penelitian, baik variabel (X) maupun variabel (Y) dengan desain
penelitian sebagai berikut :
3.1 Gambar
Variabel Penelitian
Ket : X = Pola Asuh Orang Tua
53 Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Kencana, 2015), h. 103. 54Ibid., h. 109.
X
Y
Y = Permbentukkan Karakter Anak
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penulis terjun langsung ke objek penelitian. Untuk data
dari lapangan penulis menggunakan beberapa teknik antara lain sebagai berikut:
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner berasal dari bahasa Latin: Questionnaire, yang berarti suatu
rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu diberikan kepada
sekelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data.55 Untuk
mengukur variable maka digunakan skala likert, menurut Sugiyono 56 bahwa
skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenpmena sosial. Jawaban dari setiap item yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negative, yang dapat berupa kata-kata lain.
Tabel 3.2
Bobot Skor dan Alternatif Jawaban Kuesioner (Angket)
Jawaban Favourable Unfavourable
SL Selalu 4 1
SR Sering 3 2
KD Kadang-kadang 2 3
TP Tidak Pernah 1 4
55Ibid., h. 199.
56 Sugiyono, Metode Penelitian administrasi (Bandung : Alfabeta, 2013) h. 13
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Instrumen
a) Uji Validitas
Validitas atau kesahihan adalah menunjukan sejauh mana suatu alat ukur
mampu mengukur apa yang ingin diukur.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus person product
moment sebagai berikut:57
rxy= { } { }∑−∑∑−∑
∑ ∑ ∑−
2)(2.2)(2.
)()(
yyNxxN
yxxyN
Dimana:
rXY = Koefisien korelasi antara Variabel X Dan Y
N = Jumlah responden
Σx = Total Jumlah dari Variabel X
Σy = Total Jumlah dari Variabel Y
Σx2 = Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X
Σy2 = Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y
57Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2015), h. 46.
Σxy = Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel
Y
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam program SPSS uji reliabilitas yang digunakan yaitu menggunakan Cronbach Alpha. Pengujian dengan menggunakan Cronbach Alpha, instrument dikatakan reliabel yaitu jika Rialibility Coeficients Alpha > 0.6.58 2. Pengujian Hipotesis
a. Uji Regresi Linier Sederhana
Salah satu alat yang dapat digunakan dalam memprediksi permintaan dimasa akan datang berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas (independent) terhadap satu variabel terikat (dependent) adalah menggunakan regresi linier.
Rumus Regresi Linier Sederhana
Y� = a + bX
Dimana:
Y = Variabel terikat (Pembentukkan Karakter Anak)
X = Variabel bebas (Pola Asuh Orangtua)
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi59
Dimana:
𝑎𝑎 = (∑𝑦𝑦)(∑𝑥𝑥2) − (∑𝑥𝑥)(∑𝑥𝑥𝑦𝑦)
𝑛𝑛∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)2
58 Herson Anwar dan Lian G Otaya, Statistika Pendidikan Teori dan Aplikasi, (Limboto:
Sultan Amai Press, 2015), h. 237. 59 Ridwan Sunarto, Pengantar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 97.
Dimana:
𝑏𝑏 = 𝑛𝑛∑𝑥𝑥𝑦𝑦 − (∑𝑥𝑥)(∑𝑦𝑦)𝑛𝑛∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)2
b. Nilai Korelasi antara Variabel X dan Y60
1) Menghitung nilai korelasi
rxy = { }{ }∑∑∑∑∑ ∑ ∑
−−
−2222 )(.)(.
)()()(
yyNxxN
yxxyN
Tabel 3.3 61
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
2) Koefisien determinasi
KP = (r)2 x 100%
60 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2015), h. 289. 61 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2017), h. 184.
3) Menghitung nilai thitung62
Rumus:
thitung = 𝑟𝑟 �𝑛𝑛−2�1−𝑟𝑟2
BAB IV
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Desa Mananggu
Desa Mananggu merupakan desa di wilayah Kecamatan Mananggu
Kabupaten Boalemo dan selatan merupakan wilayah yang langsung berbatasan
dengan Desa Buti, Tabulo, Laut dan Desa Molamahu. Desa Mananggu merupakan
bagian dari Daerah aliran Sungai Mananggu. Melihat kondisi geografis tersebut,
maka potensi ekonomi yang berkembang di Desa Mananggu ialah pertanian dan
perkebunan. Selain potensi alam, di Desa Mananggu menyimpan potensi yang
cukup besar, terlebih lagi keragaman budaya masyarakat Desa Mananggu masih
dipertahankan hingga saat ini.
Desa Mananggu merupakan salah satu desa di Kecamatan Mananggu yang
terletak membujur dari arah barat ke timur Kabupaten Boalemo. Melihat kondisi
geografis tersebut, maka potensi ekonomi yang berkembang di Desa Mananggu
ialah lahan pertanian. Selain potensi alam, di Desa Mananggu menyimpan potensi
62 Herson Anwar dan Lian G Otaya, Statistika Pendidikan Teori dan Aplikasi, (Limboto:
Sultan Amai Press, 2015), h. 170.
yang cukup besar, terlebih lagi keragaman budaya masyarakat Desa Mananggu
masih dipertahankan hingga saat ini. Perayaan 1 Muharram (suroan) yang
merupakan pengejawan tahan rasa syukur kepada Tuhan YME selalu diselenggaran
tiap tahunnya di Desa Mananggu Khususnya di Kecamatan Mananggu.
2. Administrasi Wilayah
Desa Mananggu secara administratif berada pada wilayah Kecamatan
Mananggu di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo. Letak geografis Desa
Mananggu berada pada rentang koordinat N 0°30'27.1224" dan E 122°8’6'.7848.
Desa Mananggu termasuk salah satu desa yang berada bagian barat Kabupaten
Boalemo. Adapun, secara administratif Desa Mananggu memiliki batas sebagai
berikut.
Sebelah utara : Desa Buti
Sebelah selatan : Desa Laut
Sebelah timur : Desa Tabulo
Sebelah barat : Desa Molamahu
Secara aturan batas Desa Mananggu belum di tetapkan oleh pemerintah
terutama oleh badan informasi geospasial yang memiliki wewenang dalam
penetapan batas wilayah. Namun sudah memiliki ketetapan ditingkatan Desa
Mananggu. Desa Mananggu. Memiliki luas wilayah ± 865 Ha m2.
3. Kondisi Geografis Wilayah
Letak geografis Desa Mananggu berada pada rentang koordinat N
0°30'27.1224" dan E 122°8’6'.7848. Desa Mananggu termasuk salah satu desa
yang berada bagian barat Kabupaten Boalemo.
a) Penggunaan Lahan (Landuse) dan Komoditi Penggunaan lahan (landuse) di
Desa Mananggu meliputi:Sawah, Ladang, dan Lainnya.
Potensi Sumber daya alam terdiri dari lahan pertanian. Dengan luas lahan
pertanian : 108 Ha. Pertumbuhan Ekonomi Desa Mananggu Kecamatan
Mananggu pada Tahun 2018 dapat dilihat dari sejumlah 516 KK yang tersebar
di 3 Dusun se – Desa Mananggu secara kuantitatif semuanya telah tersentuh
dengan bantuan, baik APBD Kabupaten maupun Provinsi dan APBN sehingga
angka kemiskinan di Desa Mananggu dapat ditekan hingga adanya penurunan,
namun secara kualitatif kesejahteraannya belum dapat dijamin, disebabkan
oleh bantuan yang ada belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat,
dipihak lain untuk pemberdayaan ekonomi khususnya bagi petani
diperhadapkan dengan kondisi iklim yang berubah-ubah. Oleh sebab itu,
Pemerintah Desa Mananggu Kecamatan Mananggu berusaha untuk lebih giat
dalam memotifasi masyarakat penerima bantuan agar dapat memanfaatkan
bantuan dimaksud guna peningkat antara hidup yang lebih baik lagi.
4. Kependudukan
Berikut ini adalah profil kependudukan Desa Mananggu
a) Penduduk total : 1842 jiwa
b) Laki : 961 jiwa
c) Perempuan : 881 jiwa
d) Jumlah Kepala Keluarga : 516 KK
Penduduk menurut usia :
a) 0-5 tahun : 301 jiwa
b) 10-14 tahun : 264 jiwa
c) 15-19 tahun : 241 jiwa
d) 20-29 tahun : 407 jiwa
e) 30-39 tahun : 276 jiwa
f) 40-59 tahun : 291 jiwa
g) >60 tahun : 60 jiwa
Keadaan sosial menurut agama:
a. Islam : 1824 Jiwa
b. Hindhu : -
c. Kristen : 17
d. Budha : -
e. Katholik : 1
Keadaan penduduk menurut pendidikan
a. Belum sekolah/ tidak tamat : 209 jiwa
b. Tamat SD/MI : 296 jiwa
c. Tamat SLTP : 58 Jiwa
d. Tamat SLTA : 149 jiwa
e. Tamat Perguruan Tinggi : 25 jiwa
Penduduk menurut mata pencaharian
Tabel 4.1
Jenis Pekerjaan Mayarakat desa Mananggu
Jenis Pekerjaan Jumlah
Pegawai Negeri Sipil 42 orang
Tukang Pijat 19 orang
Tukang Kayu 6 orang
Tukang Batu 10 orang
Tukang Jahit/Bordir 5 orang
Wiraswasta 5 orang
Purnawirawan/Pensiunan 5 orang 2 orang
Perangkat Desa 5 orang 3 orang
Sopir 5 orang 0 orang
Tukang Cukur 6 orang 0 orang
Pemuka Agama 8 orang 0 orang
Sumber: Pengolahan Data Isian Potensi Desa Mananggu, 2018
B. Pengolahan Data
1. Uji Coba Validitas Angket
Uji coba ini dilakukan dengan menyebarkan angket yang berisi 80 butir
pernyataan yang diisi oleh responden yang berjumlah 30 responden. Dari hasil
skor melalui pembagian angket dan dihitung menggunakan rumus person
product moment63 melalui Microsoft Excel, maka diperoleh nilai rxy.
Berdasarkan data yang ada pada lampiran 5.
Dari tabel dilampiran 5, harga rhitung yang diperoleh dibandingkan dengan
rtabel diperoleh, dan hasilnya adalah rhitung> rtabel maka dapat disimpulkan bahwa
instrument tersebut valid. Dengan demikian angket tersebut dapat digunakan
untuk mengukur Pola Asuh Orangtua dan Pembentukkan Karakter Anak.
2. Uji Reliabilitas Angket
Dalam program SPSS uji reliabilitas yang digunakan yaitu menggunakan
Cronbach Alpha.Pengujian dengan menggunakan Cronbach Alpha, instrument
63 Syofian Siregar, metode penelitian kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2015) h. 46
dikatakan reliabel yaitu jika Rialibility Coeficients Alpha > 0.6.64 Adapun hasil
ringkasannya yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Ringkasan Uji Reliabilitas Angket
Variabel Alpha Kriteria
X 0.635 Reliabel
Y 0.831 Reliabel
Dari hasil tabel diatas didapat koefisien Alpha Cronbach variabel X dan Y lebih
besar dari 0,60. Jadi, dapat disimpulkan bahwa angket dalam penelitian ini reliabel,
sehingga dapat digunakan sebagai instrument penelitian.Output hasiluji reliabilitas
angketmelalui program “SPSS v 16 for windows” dapat dilihat pada lampiran 6.
C. Deskripsi dan Analisis Data
Deskripsi data hasil penelitian ini menyajikan tentang perhitungan statistik
dasar berupa: Tabel distribusi frekuensi, grafik, nilai mean, median, modus dan
standar deviasi. Analisis korelasi antara variabel pengaruh Pola Asuh Orangtua (X)
dan Pembentukkan Karakter Anak (Y).
1. Pola Asuh Orangtua
Jumlah anak yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 42 orang.
Berdasarkan dari hasil pengumpulan data melalui penyebaran angket kepada
responden. Skor yang diperoleh Anak memiliki skor tertinggi 68 dan terendah
53 dengan nilai rata-rata hitung 60.5.
64 Herson Anwar dan Lian G Otaya, Statistika Pendidikan Teori dan Aplikasi, (Limboto:
Sultan Amai Press, 2015), h. 237
Dibawah ini disajikan rekapitulasi hasil keseluruhan jawaban dari 42
responden terhadap angket yang diberikan untuk mengukur variabel Pola Asuh
Orangtua (X) tersebut sebagai berikut:
Tabel. 4.4
Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orangtua (Variabel X)
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 53 - 55 4 9,52 %
2 56 - 58 4 9,52 %
3 59 - 61 17 40,48 %
4 62 - 64 15 35,71%
5 65 - 67 1 2,38 %
6 68 - 70 1 2.38 %
Jumlah 42 100%
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, dapat dilihat bahwa 25 orang (59.52 %)
anak memperoleh skor antara 53-61 dan 17 orang lainnya (40.47 %) Anak
memperoleh skor antara 55-66. Median = 60.5 dan Modus = 60.
Selanjutnya frekuensi distribusi pengamatan variabel X (Pengaruh Pola
Asuh Orangtua) dapat dilihat melalui histogram dibawah ini:
Gambar 4.1
Diagram pengamatan variabel X (Pola Asuh Orangtua)
Dari diagram pengamatan variabel X diatas maka dapat diketahui bahwa
anak yang mendapat skor 53-55 adalah sekitar 10 %, 56-55 sekitar 9.52 %, 59-
61 sekitar 40.48 %, 62-64 sekitar 35.71 %, 65-67 sekitar 2.38 %, 68-70 sekitar
2.38 %.
2. Pembentukkan Karakter Anak
10% 9,52%
40,48%
35,71%
2,38% 2,38%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
53-55 56-58 59-61 62-64 65-67 68-70
Pada kelompok ini, jumlah peserta didik yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah 42 orang.Skor yang diperoleh peserta didik memiliki skor
tertinggi 88 dan terendah 59 dengan nilai rata-rata hitung 72.78.
Dibawah ini disajikan rekapitulasi hasil keseluruhan jawaban dari 42
responden terhadap angket yang diberikan untuk mengukur variabel
Pembentukkan Karakter Anak (Y) tersebut sebagai berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Pembentukkan Karakter Anak (Variabel Y)
No. Kelas Interval Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
1 59 – 63 7 16.66 %
2 64 – 68 6 14.28 %
3 69 – 73 11 26.19 %
4 74 – 78 4 9.52%
5 79 – 83 11 26.19%
6 84 – 89 3 7.14 %
Jumlah 42 100 %
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, dapat dilihat bahwa 24 orang (57.13 %)
anak memperoleh skor antara 59-73 dan 18 orang lainnya (42.85 %) peserta
didik memperoleh skor antara 74-89. Median = 72.78 dan Modus = 79.
Selanjutnya frekuensi distribusi pengamatan variabel Y (Pembentukkan
Karakter Anak) dapat dilihat melalui histogram dibawah ini:
Gambar 4.2
Diagram Pengamatan Variabel Y (Pembentukkan Karakter Anak)
Dari diagram pengamatan variabel Y diatas maka dapat diketahui bahwa
anak yang mendapat skor 59-63 adalah sekitar 16.66 %, 64-68 sekitar 14.28 %,
69-73 sekitar 26.19 %, 74-78 sekitar 9.25 %, 79-83 sekitar 26.19 %, 84-89
sekitar 7.14 %.
D. Analisis Korelasi Variabel X (Pola Asuh Orangtua) dan Variabel Y
(Pembentukkan Karakter Anak)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi dalam
statistika pendidikan, maka diperoleh hubungan antara pengaruh Pola Asuh
Orangtua dan Pembentukkan Karakter Anak adalah sebagai berikut:
16,66%14,28%
26,19%
9,52%
26,19%
7,14%
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
59 – 63 64 – 68 69 – 73 74 – 78 79 – 83 84 – 89
𝑟𝑟ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 = 𝑟𝑟𝑥𝑥𝑥𝑥= 𝑖𝑖(∑𝑋𝑋𝑋𝑋)−(∑𝑋𝑋).(∑𝑋𝑋)�{𝑖𝑖.∑𝑋𝑋2−(∑𝑋𝑋)2}.{𝑖𝑖.∑𝑋𝑋2 −(∑𝑋𝑋)2 }
42 (185706) − (2543)(3061)�{42 (154379)– (2543)2}{42 (225611) – (3061)2
= 7799652 – 7784123�{6483918 – 6466849}{9475662 – 9369721}
= 15529�{17069}{105941}
= 15529{130,6 . 325,4}
= 1552942497
= 𝟎𝟎.𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑
E. Pengujian Hipotesis
1) Analisis Regresi Linier Sederhana
Untuk menghitung persamaan regresi linier digunakan rumus:
Y� = a + bX
Dimana:
𝑎𝑎 = (∑𝑦𝑦)(∑𝑥𝑥2) − (∑𝑥𝑥)(∑𝑥𝑥𝑦𝑦)
𝑛𝑛∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)2
𝑏𝑏 = 𝑛𝑛∑𝑥𝑥𝑦𝑦 − (∑𝑥𝑥)(∑𝑦𝑦)𝑛𝑛∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)2
Dari hasil perhitungan pada tabel di atas diperoleh hasil sebagaiberikut:
∑ X = 2543 ∑ X2 = 154379 ∑ XY = 185706
∑ Y = 3061 ∑ Y2 = 225611 N = 42
Dengandemikian, makauntukharga a dan b yaitu:
𝑎𝑎 = (∑𝑥𝑥)�∑𝑥𝑥2�−(∑𝑥𝑥)(∑𝑥𝑥𝑥𝑥)𝑖𝑖∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)²
= (3061)(154379) − (2543)(185706)42 (154379) − (2543)2
= (472554119) − (472250358)(6483918) − (6466849)
= 30376117069
= 𝟏𝟏𝟏𝟏.𝟏𝟏𝟕𝟕𝟑𝟑
𝑏𝑏 = 𝑖𝑖∑𝑥𝑥𝑥𝑥 − (∑𝑥𝑥)(∑𝑥𝑥)𝑖𝑖∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)2
= 42 (185706) −(2543)(3061)42 (154379) − (2543)2
= (7799652) − (7784123)(6483918) − (6466849)
= 1552917069
= 𝟎𝟎.𝟕𝟕𝟏𝟏𝟎𝟎
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, maka diperoleh persamaan
regresi yairu :𝑌𝑌� = 17,796 + 0.910𝑥𝑥. Outpu hasil regresi melalui Program “SPSS v
16.0 for windows”dapat dilihat pada lampiran 11.
Nilai Constant sebesar 17,796 dengan dk 42 – 2 = 40, dengan a 0.05
sehingga diperoleh ttabel= 2.021 Sehingga nilai ttabel (2.021) < thitung (2.473) yang
berarti bahwa konstanta berpengaruh terhadap model regresi.
Sedangkan nilai X (Pola Asuh Orangtua) sebesar 0.910 dengan dk 42 – 2 =
40, dengan a 0.05 sehingga diperoleh ttabel= 2.021. Sehingga nilai ttabel(2.021) <
thitung (2.473) yang berarti bahwa X (Pola Asuh Orangtua) berpengaruh terhadap
model regresi.
2) Analisis Korelasi
Dari perhitungan korelasi diatas dapat diketahui bahwa, antara variabel X
(Pola Asuh Orangtua) dan variabel Y (Pembentukkan Karakter Anak) bertanda
positif yang rendah dengan memperhatikan besarnya rxy yang diperoleh sebesar
0,365. Output HasilAnalisis Korelasi Melalui Program“SPSS v 16.0 for windows”
dapat dilihat pada lampiran 11.
Apabila hasil tersebut diinterpretasikan secara kasar atau sederhana dengan
mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi .r. Pearson Product
Moment, ternyata besarnya rxy (0,365) yang besarnya berkisar antara 0,20-0,399
berarti korelasi antara variabel X dan variabel Y itu adalah termasuk korelasi yang
rendah.
3) Koefisien Determinan (KP)
Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi di atas
dilakukan perhitungan keofisien determinasi dengan menggunakan rumus:
KP = (r)2 x 100%
KP = (0.365)2 x 100%
= 0,133 x 100%
= 13,3 %
Ini berarti besarnya kontribusi variabel X (Pola Asuh Orangtua) terhadap
Y (Pembentukkan Karakter Anak) sebesar 13,3%, dan 86,7% berasal dari faktor
lain. Ini dapat kita simpulkan bahwa Pola Asuh Orangtua mempunyai pengaruh
yang positif terhadap Pembentukkan Karakter Anak. Output Hasil Model Summary
Melalui Program “SPSS v 16.0 for windows” dapat dilihat pada lampiran 10.
4) Uji Signifikansi
Pengujian lanjutan yaitu signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin
mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi Pearson
Product Moment (PPM) tersebut diuji dengan uji Signifikansi dengan rumus:
thitung = 𝑟𝑟√𝑖𝑖−2�1−𝑟𝑟²
Untuk uji signifikasi koefisien korelasi, pengujian dapat dilakukan melalui
pasangan hipotesis, yaitu:
Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orangtua dengan
pembentukkan karakter anak.
H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pola asuh orangtua dengan
pembentukkan karakter anak.
Dengan kriteria pengujian:
Jika signifikansi>0.05 maka Ho diterima
Jika signifikansi< 0.05 maka Ho ditolak
ttabel> t hitung Ho diterima
ttabel< t hitung Ho ditolak
Untuk uji signifikansi digunakan rumus sebagai berikut:
thitung =𝑟𝑟√𝑖𝑖−2�1−𝑟𝑟²
= 0.365√42−2√1−0,133
= 0.365√40√0,867
= (0.365) (6,32)0,93
= 2,300,93
= 𝟐𝟐,𝟒𝟒𝟏𝟏𝟑𝟑
Untuk mengetahui apakah hasil uji hipotesis ini diterima atau ditolak maka
thitung tersebut dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5 % (0.05) dk =
42 – 2 = 40. Maka diperoleh angka ttabel = 2,021 < thitung= 2,473. Sedangkan pada
taraf signifikansi 1 % (0.01) maka diperoleh angka ttabel= 2,704 > thitung = 2,473.
Jadi koefisien korelasi X dan Y adalah Signifikan pada taraf signifikansi 5 % dan
tidak signifikan pada taraf signifikansi 1 %.
F. Pembahasan
1. Pola Asuh Orangtua (Variabel X)
Pola asuh adalah suatu sikap atau tudakan yang dilakukan oleh
orangtua, yaitu ayah dan ibu dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan
anaknya. Bagaimana cara ayah dan ibu untuk bekerja sama memberikan
disiplin, hukuman, hadiah, perhatian, dan tanggapan-tanggapan lain
berpengaruh pada pembetukkan kepribadian anak, ini salah satu model awal
bagi anak bahwa peran ayah dan ibu sangtlah penting, peran orangtua dalam
mengasuh anak bukan saja untuk menjaga anak dari hal-hal yang negatif tetapi
juga menjaga perkembangan kepribadian anak menjadi insan kamil, yang
berbudi pekerti luhur.65
Anak cenderung meneladani orangtuanya, ini diakui oleh semua ahli
pendidikan, baik dari barat maupun dari timur. Dasarnya ialah karena secara
psikologis anak memang senang meniru, tidak saja yang baik, yang jelek pun
ditirunya. Sifat anak itu diakui dalam Islam. Umat meneladani Nabi; Nabi
meneladani Al-Qur’an.
Berdasarkan kerangka berpikir penulis dalam hal ini menguraikan masing-
masing sebagai variabel, telah nampak hasil dari pada pola asuh orangtua sebagai
variabel X dan pembentukkan karakter anak sebagai variabel Y maka dapat
mengembangkan dan membangkitkan semangat orangtua dan anak. Berdasarkan
hasil penelitian yang telah penulis lakukan yaitu untuk mengetahui apakah ada
pengaruh pola asuh orangtua terhadap pembentukkan karakter anak di Desa
Mananggu.
Berikut indikator dari variabel X (Pola Asuh Orangtua) yaitu:
a) Pola Asuh Otoriter
b) Pola Asuh Demokrasi
c) Pola Asuh Permisif
Berdasarkan indikator pola asuh orangtua diatas sudah ditentukan
jumlah anak yang menjadi sampel penelitian yaitu 42 responden. Hasil
yang peneliti peroleh melalui pengumpulan data dengan menyebar
65 Mohammad Takdir Ilahi, Quantum Parenting: Kiat Sukses Mengasuh Anak Secara
Efektif dan Cerdas (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013),h. 134-135
angket kepada responden, dimana terdiri dari Variabel X (pola asuh
orangtua), pada umumnya menyatakan selalu pada pernyataan
(Favorable) dan tidak pernah pada pernyataan (Unfavorable) dengan
adanya pola asuh orangtua sehingga dapat mengembangkan karakter
anak. Skor yang diperoleh peserta didik memiliki skor tertinggi 68 dan
terendah 53 dengan nilai rata-rata hitung 60.5.
Dari hasil diagram pengamatan variabel X yang terdapat pada gambar 4.1,
dapat diketahui bahwa anak yang mendapat skor 53-55 adalah sekitar 10 %, 56-55
sekitar 9.52 %, 59-61 sekitar 40.48 %, 62-64 sekitar 35.71 %, 65-67 sekitar 2.38
%, 68-70 sekitar 2.38 %.
2. Pembentukkan Karakter Anak (Variabel Y)
Karakter merupakan titian ilmu pengetahuan dan ketrampilan.
Pengetahuan tanpa landasan kepribadian yang benar akan meyesatkan, dan
ketrampilan tanpa kesadaran diri akan menghancurkann, karakter bukan
sekedar penampilan lahiriah, melainkan mengungkapkan secara implisit hal-
hal yang tersembunyi, karakter yang baik mencakup pengertian, kepedulian,
dan tindakan berdasarkan nilai-nilai etika, serta meliputi aspek kognitif,
emosional, dan kehidupan moral. Orang-orang dengan karakter yang
mengagumkan bisa sangat berbeda antara satu dengan lainnya. 66
Berikut indikator dari pembentukkan Karakter Anak yaitu:
6. karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (Religius)
66 Lisdawati Muda, Kepemimpinan Manusia Berkarakter (Gorontalo: Sultan Amai Press
IAIN Sultan Amai Gorontalo, 2015) h. 33
7. karakter dalam hubungannya dengan dirinya sendiri
8. karakter dalam hubungannya dengan sesama
9. karakter dan hubungannya dengan lingkungan
Berdasarkan indikator pembentukkan karakter diatas sudah ditentukan
jumlah anak yang menjadi sampel penelitian adalah 42 responden. Hasil yang
peneliti peroleh melalui pengumpulan data dengan menyebar angket kepada
responden, dimana terdiri dari Variabel Y (Pembentukkan Karakter Anak), pada
umumnya menyatakan selalu pada pernyataan (Favorable) dan tidak pernah pada
pernyataan (Unfavorable). Skor yang diperoleh peserta didik memiliki skor
tertinggi 88 dan terendah 59 dengan nilai rata-rata hitung 72,78.
Dari diagram pengamatan variabel Y yang terdapat pada gambar 4.2, dapat
diketahui bahwa anak yang mendapat skor 59-63 adalah sekitar 16.66 %, 64-68
sekitar 14.28 %, 69-73 sekitar 26.19 %, 74-78 sekitar 9.25 %, 79-83 sekitar 26.19
%, 84-89 sekitar 7.14 %.
3. Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Pembentukkan Karakter Anak
di Desa Mananggu
Dari perolehan hasil analisis korelasi melalui pengolahan data secara
manual maupun dengan bantuan program analisis data “SPSS v 16.0 for windows.”
Antara pola asuh orangtua dengan pembentukkan karakter anak, diperoleh angka
sebesar 0,365. Hal ini menunjukkan ada pengaruh antara pola asuh sebagai variabel
bebas dengan pembentukkan karakter anak sebagai variabel terikat yaitu sebesar
0,365 dengan interval koefisien 0,20-0,399 yang menunjukkan bahwa tingkat
hubungan antara pengaruh pola asuh orangtua dan pembentukkan karakter anak
berada pada tingkat hubungan yang rendah.
Koefisien korelasi yang positif menandakan adanya hubungan yang searah
antara pola asuh orangtua dengan pembentukkan karakter anak di Desa Mananggu.
Hal ini memberikan arti bahwa dengan adanya pola asuh orangtua dapat
membentuk karakter anak.
Pada tahap analisis regresi diperoleh nilai constant sebesar 17.796 dengan
dk 42 – 2 = 40, dengan a 0.05 sehingga diperoleh ttabel= 2.021. Sehingga nilai
ttabel(2.021) <thitung (2.473) yang berarti bahwa konstanta berpengaruh terhadap
model regresi. Sedangkan nilai X (pola asuh orangtua) sebesar 0.910 dengan dk 44
– 2 = 40, dengan a 0.05 sehingga diperoleh ttabel= 2.021. Sehingga nilai ttabel(2.021)
<thitung (2.473).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua memang berpengaruh
terhadap perilaku belajar peserta didik yang dibuktikan dengan adanya nilai thitung
yang memiliki nilai yang lebih besar dari nilai ttabel pada taraf signifikansi 5 %
(0.05).
Sedangkan pada uji signifikansi untuk mengetahui hasil uji hipotesis ini
diterima atau ditolak maka thitung tersebut dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf 5
% dk = 42 – 2 = 40. Maka diperoleh angkattabel= 2.021 <thitung= 2,473. Sedangkan
pada taraf signifikansi 1 % (0.01) maka diperoleh angka ttabel= 2.704 > thitung =
2,473. Jadi koefisien korelasi X dan Y adalah Signifikan pada taraf signifikansi 5
% dan tidak signifikan pada taraf signifikansi 1 %.
Adanya perubahan yang terjadi pada karakter anak tentu ada faktor tertentu
yang mempengaruhi perubahan tersebut, misalnya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat atau lingkungan teman sebaya
Sebagaimana diperoleh hasil penelitian yang dilakukan dari pengolahan data
sebelumnya, menunjukkan bahwa pengaruh pola asuh orangtua terhadap
pembentukkan karakter anak adalah sebesar 13,3 % yang diperoleh dari hasil uji
koefisien determinan. Ini artinya bahwa masih ada sekitar 86,7 % faktor lain yang
ikut mempengaruhi pembentukkan karakter anak di Desa Mananggu.
Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh orangtua sangat penting untuk
ditingkatkan, sebab penulis melihat hanya sedikit pengaruh pola asuh orangtua
yaitu hanya 13,3%, yang memliki korelasi pada tataran yang sangat kuat dalam
mempengaruhi pembentukkan karakter anak. Selain itu, ada beberapa hal juga yang
harus diperhatikan oleh orangtua, yang menjadi subyek penelitian. Karena melihat
bahwa respon dari anak yang mengatakan bahwa, orangtua kurang akrab dengan
anak, masih mengabaikan kebutuhan pendidikan anak, selala membiarkan anak
bermain gudget sepuasnya, tanpa pengawasan. Ini tentu diperhatikan oleh orangtua.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, maka dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa dari hasil uji regresi linier sederhana diperoleh persamaan regresi yaitu: 𝑌𝑌� =
17.796 + 0.910𝑥𝑥. Artinya jika pola asuh orangtua mengalami kenaikan 1 % maka
karakter anak akan mengalami peningkatan sebesar 0.910. Sedangkan dari hasil
korelasi produc moment terdapat hasil pola asuh orangtua yang berpengaruh
terhadap pembentukkan karakter anak dengan nilai 0.365 yang berada pada rentang
0,20 – 0,399 yang membuktikan bahwa hubungan antara pengaruh pola asuh
orangtua dengan pembentukkan karakter anak berada pada kategori yang rendah.
Hubungan korelasi yang rendah menandakan perlunya pengembangan variabel pola
asuh orangtua dalam pembentukkan karakter anak.
Pola asuh orangtua memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
pembentukkan karakter anak atau dengan kata lain Ha diterima. Hal ini berdasarkan
pada hasil uji signifikasi hasilnya menunjukkan nilai Sig. (0.017) < 0,05 yang
berarti variabel bebas (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Selanjutnya, pola asuh orangtua memiliki pengaruh sebesar 13,3 % sedangkan
sisanya yaitu 86.7 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Tinggi rendahnya karakter anak di Desa Mananggu dipengaruhi oleh
pola asuh orangtua.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan kepada masyarakat Desa
Mananggu, selaku orangtua untuk lebih memperhatikan anaknya terutama pada
pergaulan lingkungan, karena yang menjadi sasaran utama pada pendidikan anak
adalah pendidikan keluarga.
Selain itu, dilihat dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pola
asuh orangtua memiliki pengaruh yang rendah terhadap pembentukkan karakter
anak di Desa Managgu. Untuk itu penulis menyarankan kepada masyarakat selaku
orangtua lebih meningkatkan pola asuh agar mampu meningkatkan karakter yang
baik untuk anak.
DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, ddk, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Dapertemen
Pendidikan Nasional Balai Pustaka. Anwar, Herson, dan Lian G Otaya, 2015. Statistika Pendidikan Teori dan Aplikasi.
Limboto: Sultan Amai Press. Arismanatoro, 2008. Tinjauan Berbagai Aspek Character Building Bagaimana
Mendidik Anak Berkarakter. Yogyakrta: Tiara Wacana. Asman, Jamal Ma’mur, 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di
Sekolah. Yogyakrta: Diva Press. Desmita, 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakrya. Emzir, 2013. Metodologi Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali
Pers. Fadillah Muhammad, Mualifatu Khorida Lilif, 2013. Pendidikan Karakter Anak
Usia Dini: Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Fathurrahmah, Pupuh, dan Suryana, Fenny, Fatriyani, 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.
Husain, Abu, Shohih Muslim Juz 15. Beirut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, II. Hujjati, Muhammad Baqir, 2003. Pendidikan Anak Dalam Kandungan. Bogor:
Cahaya. Ilahi, Mohammad Takdir, 2013. Quantum Parenting: Kiat Sukses Mengasuh Anak
Secara Efektif dan Cerdas. Jogjakrta: Ar-Ruzz Media. Lickona, Thomas, 1991. Edcating For Character: how our schools can teach
respect and responsibility. New York: Bantam Book. Lickona, Thomas, 2013. Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa
Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media. Muslich, Masnur, 2014. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara. Musaheri, 2007. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD. Muchlas dan Hariyono, 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya. Mansur, 2004. Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan. Yogyakarta: Mitra
Pustaka . Mansur, 2005. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Jakarta: Pustaka Pelajar. Muslich, Masnur, 2014. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara. Muda, Lisdawati, 2015 Kepemimpinan Manusia Berkarakter. Gorontalo: Sultan
Amai Press IAIN Sultan Amai Gorontalo. Mulyasa, E, 2013. Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: Bumi Aksara. Matta, Muhammad Anis, 2003. Membentuk Karakter Islami. Jakarta: Al-I’tishom
Cahaya Umat. Mulyani, Novi, 2016. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakrta:
Kalimedia. Martono, Nanang, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Data
Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers.
Naim, Ngainun, 2012. Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu dan Pembentukkan Karakter Bangsa. Jogjakarta: Ar-Ruzz.
Sary, Yessy Nur Endah, 2015. Buku Ajar Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Parama Publishing.
Singgih, Y, Gunarsa, dan Gunarsa, Singgih D, 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
Sugiono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiono, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta. Sireger, Syofian, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Sunarto, Ridwan, 2011. Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta. Tafsir, Ahmad, 2010. Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Yusuf, Muri, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian
Gabungang. Jakarta: Kencana. Zubaedi, 2011. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana. Zuraiq, Ma’ruf, 2008. Cara Mendidik Anak dan Mengatasi Problemnya. Bandung:
Cv. Naunsaaulia. http://mpsi.umm.ac.id/files/file/175-179 Israfil.pdf. Diakses pada tanggal 02
Desember 2017, pukul 05.20 http://ejournal-s1.undip.ac.id/indekx.php/jnursing. Diakses pada tanggal 02
Desember 2017 pukul 20.59 http://journal.uny.ac.id/index.php/hsjpi. Diakses pada tanggal 27 Desember 2017,
pukul. 14.15 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing. Diakses pada tanggal 27
Desember, pukul 15.00
DAFTAR LAMPIRAN
rtabel .......................................................................................................... Lampiran I
ttabel .......................................................................................................... Lampiran 2
Kisi-kisi Angket ...................................................................................... Lampiran 3
Uji Coba Soal Angket ............................................................................. Lampiran 4
Uji Validitas Angket ............................................................................... Lampiran 5
Uji Reliabel dan Normalitas .................................................................... Lampiran 6
Quesioner Penelitian ............................................................................... Lampiran 7
Validitas Angket...................................................................................... Lampiran 8
Nilai Korelasi .......................................................................................... Lampiran 9
Nilai Regresi.......................................................................................... Lampiran 10
Hasil Analisis Manual ........................................................................... Lampiran 11
Distribusi Frekuensi dan Histogram...................................................... Lampiran 12
Rekapitulasi Angket .............................................................................. Lampiran 13
Dokumentasi
Lampiran I : r tabel
Lampiran 2 : ttabel
Lampiran 3 : Kisi-kisi Angket
Kisi-Kisi Angket Pola Asuh Orangtua
Variabel Penelitian Indikator
Butir
Favourable Butir
Unfavourable Total
No butir
Jumlah
No butir Jumlah
Pola Asuh Orangtua 2.a Pola Asuh Otoriter
4,5,6,
7,8, 5 1,2,3,9
,10 5 10
2.b Pola Asuh Otoritatif
11,12,
13,14,
15,16,
17,18,
19,20
10 - - 10
2.c Pola Asuh Permisif - -
21,22,23,24,25,26,27,28,29,30
10 10
Jumlah 15 15 30
Kisi-Kisi Angket Pembentukkan Karakter Anak
Variabel penelitian Indikator
Butir
Favourable
Butir
Unfavourable Total No
butir Jumlah No. butir Jumlah
Pembentukkan Karakter Anak
2.1 Hubungan Anak dengan Tuhannya.
1,2,3,4,
8,13,12 6 5,6,7 4 10
2.2 Hubungan Anak dengan Dirinya Sendiri
9,16,17,18,20 5 10,11,14,
15,19 5 10
2.3 Hubungan dengan Sesama
21,25,
26,28,
29,30
6 22,23,24,27 4 10
2.4 Hubungan dengan Lingkungan
32,35,
36,39,
38,
40,34
6 31,33,37 4 10
2.5 Hubungan dengan Bangsa
42,43,
44,46,
47
48,49,
7 41,45,50 3 10
Jumlah 30 20 50
Lampiran 4 : Uji Coba Soal Angket
KUESIONER (ANGKET)
PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP
PEMBENTUKKAN KARAKTER ANAK
(STUDI KASUS DI DESA MANANGGU, KEC. MANANGGU,
KAB. BOALEMO, PROV. GORONTALO)
Hari/Tanggal :
Nama Lengkap :
Tempat Tanggal Lahir :
Usia :
Kelas :
Agama :
No. HP (Jika ada) :
Alamat :
Dusun :
Desa :
No. Angket :
A. Keterangan Angket 1. Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data objektif dari pola asuh
orangtua di Desa Mananggu, Kec. Mananggu, Kab. Boalemo, Prov. Gorontalo dalam penyusunan skripsi.
2. Angket ini bukanlah tes, sehingga tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawaban yang paling baik adalah jawaban yang sesuai dengan diri anda yang sebenarnya.
3. Dengan mengisi angket ini, berarti telah ikut serta membantu kami dalam penyelesaian studi.
B. Petunjuk Pengisian Angket 1. Berdoa sesuai keyakinan anda sebelum mengisi angket ini.
2. Bacalah pernyataan dengan sebaik-baiknya. 3. Untuk menjawab pernyataan, berilah tanda check (√) pada kolom yang
tersedia. Keterangan SL = Selalu SR = Sering KD = Kadang-kadang TP = Tidak Pernah
4. Bila membatalkan jawaban, silanglah (X) jawaban yang dibatalkan, kemudian check (√) kembali jawaban yang baru sesuai pilihan anda.
5. Jawablah dengan JUJUR sesuai kondisi anda, jawaban yang diberikan tidak memberikan pengaruh kepada anda dan dijamin kerahasiaannya.
6. Jika ada pernyataan yang kurang dimengerti tanyakan saja kepada peneliti. 7. Peneliti mengucapkan terimakasih atas perhatian dan kerjasama dari anda.
DAFTAR PERTANYAAN A. Variabel X (Pola Asuh Orangtua)
No. Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR KD TP
1. Orangtua saya marah bila saya menentang keinginannya
2. Orangtua melarang saya jika tidak belajar dirumah
3. Orangtua melarang saya melakukan aktifitas sesuai keinginan saya
4. Orangtua mengawasi kehidupan saya dengan ketat
5. Orangtua memaksakan kehendakanya pada saya
6. Orangtua mengharuskan saya bertingkah laku sesuka hati dan kemauan orangtua
7. Orangtua menentukan kegiatan apa saja yang boleh saya ikuti
8. Orangtua mengatur kehidupan saya
9. Orangtua saya langsung memukul saya jika melakukan kesalahan tanpa mendengarkan penjelasan dahulu
10. Orangtua mengancam saya jika mendapat nilai buruk di Sekolah.
11. Orangtua mengingatkan saya ketika saya lupa akan kewajiban saya belajar
12. Orangtua mengingatkan saya untuk sholat lima waktu
13. Orangtua mengingtakan saya berbagi dengan siapapun
14. Orangtua mengingatkan saya agar tidak berkelahi dengan teman
15. Orangtua akrab dengan saya
16. Orangtua memperhatiakan saya
17. Orangtua memberikan saya ucapan selamat ketika saya mendapatkan prestasi yang baik
18 Orangtua mendukung apa yang saya lakukan jika itu positif
19. Orangtua melibatkan saya dalam membahas masalah keluarga
20. Orangtua memberikan saya kesempatan berpendapat ketika menentukan sesuatu
21. Orangtua membiarkan saya tidak belajar dirumah
22. Orangtua membiarkan saya melakukan hal-hal yang saya ingin lakukan
23 Orangtua membiarkan saya berteman dengan siapapun
24. Orangtua mengabaikan keperluan membeli buku
25. Orangtua membiarkan saya tidak sholat lima waktu
26. Orangtua membiarkan saya tidak menolong teman
27. Orangtua membiarkan saya tidak mengaji
28. Orangtua membiarkan saya berkata kasar kepada orang lain
29. Orangtua membiarkan saya merokok
30. Orangtua membiarkan saya bermain gudgat (HP) sepuasnya
DAFTAR PERNYATAAN B. Variabel Y (Pembentukkan Karakter Anak)
No. Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR KD TP
1. Mendirikan sholat lima waktu
2. Melaksanakan puasa Ramadhan
3. Mendirikan sholat sunnah
4. Mengaji
5. Meninggalkan sholat lima waktu
6. Membatalkan dengan sengaja/tanpa alasan apapun
7. Mengabaikan sholat sunnah
8. Mengucapkan istighfar jika melakukan kesalahan
9. Berkata jujur jika bicara dengan orang lain
10. Berbohong kepada Orangtua
11. Berbohong kepada guru
12. Bersyukur
13. Menjual barang/makanan yang halal
14. Datang terlambat ke sekolah
15. Menyontek pekerjaan teman
16. Menulis jika mendengar atau melihat sesuatu yang bermakna
17. Mengembalikan barang orang lain
18. Mengerjakan PR tepat waktu
19. Malas Belajar
20. Berani berbicara didepan banyak orang
21. Mencium tangan orangtua sebelum berangkat sekolah
22. Membentak teman jika melakukan kesalahan
23. Membentak orang tua jika tidak menuruti keinginan kita
24. Berkata kaar kepada guru
25. Menghormati orangtua
26. Menyayangi anak kecil
27. Berkelahi dengan teman
28. Member hadiah berupa ucapan/benda kepada teman
29. Mencium tangan guru jika bertemu
30. Menolong orang lain
31. Membuang sampah sembarangan
32. Membuang sampah pada tempatnya
33. Merusak tanaman hias di halaman rumah orang lain
34. Bergaul dengan teman baik
35. Melarang orang lain buang sampah sembarangan
36. Member makanan kepada tetangga
37. Membiarkan sampah berserakan dimana-mana
38. Menghemat penggunaan air bersih
39. Mengikuti kegiatan kebersihan baik di sekolah maupun dimasyarakat
40. Mengajak orang lain untuk menenam pohon di sekitaran rumah
41. Melerang teman yang berbeda agama dengan kita untuk beribadah
42. Berteman dengan orang yang beda suku
43. Menghargai adat oaring lain
44. Bangga dengan bangsa sendiri
45. Menertawakan bahasa orang lain yang berbeda dengan bahasa kita
46. Menghargai ibadah orang lain
47. Mengikuti kegiatan upacara 17 Agustus setiap tahun
48. Mempunyai cita-cita menjadi yang baik untuk bangsa
49. Mengikuti kegiatan peringatan para pahlawan bangsa
50. Menghina suku orang lain
Lampiran 6 : Hasil Uji Reliabelitas dan Normalitas Data Melalui Program
“SPSS 16.0 for Windows”
a. Hasil Uji Reliabilitas
1. Variabel X (Pola Asuh Orang tua)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.635 30
2. Variabel Y (Pembentukan Karakter Anak)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.813 50
b. Hasil Uji Normalitas Data
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
X .145 42 .026 .961 42 .161 Y .148 42 .022 .956 42 .108 a. Lilliefors Significance Correction
Grafik kurva normal variable X Grafik kurva normal variable Y
Data Validitas Pola Asuh Orangtua (Variabel X)
Nomor
Soal
Koefisien r1 Status Validitas
r hitung r tabel
1 0,460 0,312 Valid
2 0,385 0,312 Valid
3 0,403 0,312 Valid
4 0,331 0,312 Valid
5 0,680 0,312 Valid
6 0,353 0,312 Valid
7 0,607 0,312 Valid
8 0,424 0,312 Valid
9 0,782 0,312 Valid
10 0,626 0,312 Valid
11 0,680 0,312 Valid
12 0,621 0,312 Valid
13 0,596 0,312 Valid
14 0,679 0,312 Valid
15 0,736 0,312 Valid
16 0,661 0,312 Valid
17 0,520 0,312 Valid
Analisis:Validitas data Pola Asuh Orangtua
Data Validitas Pembentukkan Karakter Anak (Variabel Y)
Nomor
Soal
Koefisien r1 Status Validitas
r hitung r table
1 0,549 0,312 Valid
2 0,372 0,312 Valid
3 0,566 0,312 Valid
4 0,465 0,312 Valid
5 0,544 0,312 Valid
6 0,382 0,312 Valid
7 0,421 0,312 Valid
8 0,596 0,312 Valid
9 0,516 0,312 Valid
10 0,343 0,312 Valid
11 0,637 0,312 Valid
12 0,511 0,312 Valid
13 0,479 0,312 Valid
14 0,684 0,312 Valid
15 0,830 0,312 Valid
16 0,555 0,312 Valid
17 0,535 0,312 Valid
18 0,367 0,312 Valid
19 0,426 0,312 Valid
20 0,705 0,312 Valid
21 0,482 0,312 Valid
22 0,616 0,312 Valid
23 0,483 0,312 Valid
Analisis:Validitas data Pembentukkan Karakter Anak
Lampiran 7 : Angket Penelitian Setelah Uji Coba
KUESIONER (ANGKET)
PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP
PEMBENTUKKAN KARAKTER ANAK
DI DESA MANANGGU, KEC. MANANGGU,
KAB. BOALEMO, PROV. GORONTALO)
Hari/Tanggal :
Nama Lengkap :
Tempat Tanggal Lahir :
Usia :
Kelas :
No. HP (Jika ada) :
Alamat
Dusun :
Desa :
No. Angket :
C. Keterangan Angket 4. Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data objektif dari pola asuh
orangtua di Desa Mananggu, Kec. Mananggu, Kab. Boalemo, Prov. Gorontalo dalam penyusunan skripsi.
5. Angket ini bukanlah tes, sehingga tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawaban yang paling baik adalah jawaban yang sesuai dengan diri anda yang sebenarnya.
6. Dengan mengisi angket ini, berarti telah ikut serta membantu kami dalam penyelesaian studi.
D. Petunjuk Pengisian Angket 8. Berdoa sesuai keyakinan anda sebelum mengisi angket ini.
9. Bacalah pernyataan dengan sebaik-baiknya. 10. Untuk menjawab pernyataan, berilah tanda check (√) pada kolom yang
tersedia. Keterangan SL = Selalu SR = Sering KD = Kadang-kadang TP = Tidak Pernah
11. Bila membatalkan jawaban, silanglah (X) jawaban yang dibatalkan, kemudian check (√) kembali jawaban yang baru sesuai pilihan anda.
12. Jawablah dengan JUJUR sesuai kondisi anda, jawaban yang diberikan tidak memberikan pengaruh kepada anda dan dijamin kerahasiaannya.
13. Jika ada pernyataan yang kurang dimengerti tanyakan saja kepada peneliti. 14. Peneliti mengucapkan terimakasih atas perhatian dan kerjasama dari anda.
DAFTAR PERTANYAAN
C. Variabel X (Pola Asuh Orangtua) No. Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR KD TP
1. Orangtua saya marah bila saya menentang keinginannya
2. Orangtua melarang saya melakukan aktifitas sesuai keinginan saya
3. Orangtua mengawasi kehidupan saya dengan ketat
4. Orangtua mengingatkan saya ketika saya lupa akan kewajiban saya belajar
5. Orangtua mengingatkan saya untuk sholat lima waktu
6. Orangtua mengingtakan saya berbagi dengan siapapun
7. Orangtua mengingatkan saya agar tidak berkelahi dengan teman
8. Orangtua akrab dengan saya
9. Orangtua memperhatiakan saya
10. Orangtua mendukung apa yang saya lakukan jika itu positif
11. Orangtua mengabaikan keperluan membeli buku
12. Orangtua membiarkan saya tidak sholat lima waktu
13. Orangtua membiarkan saya tidak menolong teman
14. Orangtua membiarkan saya tidak mengaji
15. Orangtua membiarkan saya berkata kasar kepada orang lain
16. Orangtua membiarkan saya merokok
17. Orangtua membiarkan saya bermain gudgat (HP) sepuasnya
DAFTAR PERNYATAAN
D. Variabel Y (Pembentukkan Karakter Anak) No. Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR KD TP
1. Melaksanakan puasa Ramadhan
2. Meninggalkan sholat lima waktu
3. Mengucapkan istighfar jika melakukan kesalahan
4. Berkata jujur jika bicara dengan orang lain
5. Berbohong kepada Orangtua
6. Bersyukur
7. Menjual barang/makanan yang halal
8. Datang terlambat ke sekolah
9. Mengembalikan barang orang lain
10. Mengerjakan PR tepat waktu
11. Mencium tangan orangtua sebelum berangkat sekolah
12. Menghormati orangtua
13. Memberi hadiah berupa ucapan/benda kepada teman
14. Mencium tangan guru jika bertemu
15. Menolong orang lain
16. Membuang sampah pada tempatnya
17. Memberi makanan kepada tetangga
18. Menghemat penggunaan air bersih
19. Berteman dengan orang yang beda suku
20. Menghargai adat oaring lain
21. Bangga dengan bangsa sendiri
22. Mempunyai cita-cita menjadi yang baik untuk bangsa
23. Mengikuti kegiatan peringatan para pahlawan bangsa
Lampiran 9 : Nilai Korelasi
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Pola Asuh Orangtua
42 53 68 60.55 3.148
Pembentukkan Karakter Anak
42 59 88 72.88 7.844
Valid N (listwise)
42
Correlations
Pola Asuh Orangtua
Pembentukkan Karakter Anak
X Pearson Correlation 1 .365*
Sig. (2-tailed) .017
N 42 42
Y Pearson Correlation .365* 1
Sig. (2-tailed) .017
N 42 42
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 10 : Nilai Regresi
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 Pola Asuh Orangtuaa
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Pembentukkan Karakter Anak
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .365a .133 .112 7.39261 a. Predictors: (Constant), Pola Asuh Orangtua
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 336.380 1 336.380 6.155 .017a
Residual 2186.025 40 54.651
Total 2522.405 41
a. Predictors: (Constant), Pola ASuh Orangtua
b. Dependent Variable: Pembentukkan Karakter Anak
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.796 22.232 .800 .428
Pola Asuh Orangtua
.910 .367 .365 2.481 .017
a. Dependent Variable: Pembentukkan Karakter Anak
Lampiran 11: Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Secara Manual
1. Distribusi Frekuensi Variabel X
Adapun langkah-langkah untuk menyajikan data variabel X yaitu sebagai
berikut:
a. Mengurutkan data dari yang terbesar sampai data yang terkecil
68 65 64 64 64 64 64 64 63 63
63 62 62 62 62 62 62 61 61 61
61 60 60 60 60 60 60 60 60 60
59 59 59 59 58 58 56 56 55 55
54 53
b. Menghitung rentang (R) = Data terbesar – Data terkecil
= 68 – 53
= 15
c. Menghitung banyaknya kelas (K) = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 42
= 1 + 3.3 (1.62)
= 6.35 Dibulatkan menjadi 6
d. Menghitung panjang kelas (i) = Rentang
Banyak Kelas
= 156
= 2.5 Dibulatkan menjadi 3
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orangtua (Variabel X)
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 53 - 55 4 9,52 %
2 56 - 58 4 9,52 %
3 59 - 61 17 40,48 %
4 62 - 64 15 35,71%
5 65 - 67 1 2,38 %
6 68 - 70 1 2.38 %
Jumlah 42 100%
Selanjutnya frekuensi distribusi pengamatan variabel X (Pengaruh Pola
Asuh Orangtua) dapat dilihat melalui histogram di bawah ini:
Gambar 1
Diagram pengamatan variabel X (Pola Asuh Orangtua)
e. Menghitung Mean (rata-rata)
No. Kelas Interval Fi Xi fi.xi
1 53 - 55 4 54 216
2 56 - 58 4 57 228
3 59 - 61 17 60 1020
4 62 - 64 15 63 945
5 65 - 67 1 66 66
6 68 - 70 1 69 66
Jumlah 42 2541
10% 9,52%
40,48%
35,71%
2,38% 2,38%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
53-55 56-58 59-61 62-64 65-67 68-70
𝑀𝑀𝑥𝑥 = ∑𝑥𝑥 = ∑ . 𝑓𝑓𝑖𝑖𝑓𝑓𝑥𝑥𝑁𝑁
= 254142
= 𝟑𝟑𝟎𝟎.𝟑𝟑
f. Menghitung Median
No. Kelas Interval Fi fka fkb
1 53 - 55 4
4 42
2 56 - 58 4
8 38
3 59 - 61 17
25 34
4 62 - 64 15
40 17
5 65 - 67 1
41 2
6 68 - 70 1
42 1
Jumlah 42
Letak median = ½ n b = 59 – 0.5 = 58.5
= ½ . 42 p = 3
= 422
= 21 F = 8
f = 17
Me = b + p [12𝑖𝑖−𝐹𝐹
𝑓𝑓]
= 58.5 + 3 [21−817
]
= 58.5 + 3 [1317
]
= 58.5 + 2.29
= 60.79
2. Distribusi Frekuensi Variabel Y
Adapun langkah-langkah untuk menyajikan data variabel Y yaitu sebagai
berikut:
a. Mengurutkan data dari yang terbesar sampai data yang terkecil
88 86 84 83 83 83 81 81 80 79
79 79 79 79 78 78 78 75 73 72
72 72 71 71 71 70 70 69 69 68
68 66 65 64 64 63 63 63 62 62
61 59
b. Menghitung rentang (R) = Data terbesar – Data terkecil
= 88 – 59
= 29
c. Menghitung banyaknya kelas (K) = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 42
= 1 + 3.3 (1,62)
= 6,35 Dibulatkan menjadi 6
d. Menghitung panjang kelas (P) = Rentang
Banyak Kelas
= 296
= 4.83 Dibulatkan menjadi 5
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Pembentukkan Karakter Anak (Variabel Y)
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut
Frekuensi Relatif
1 59 – 63 7 16.66 % 2 64 – 68 6 14.28 % 3 69 – 73 11 26.19 % 4 74 – 78 4 9.52% 5 79 – 83 11 26.19%
6 84 – 89 3 7.14 % Jumlah 42 100 %
Selanjutnya frekuensi distribusi pengamatan variabel variabel Y
(Pembentukkan Karakter Anak) dapat dilihat melalui histogram di bawah ini:
Gambar 2
Diagram Pengamatan Variabel Y (Pembentukkan Karakter Anak)
e. Menghitung Mean (rata-rata)
No. Kelas Interval Fi yi fi.yi 1 59 – 63 7 61 427 2 64 – 68 6 66 396 3 69 – 73 11 71 781 4 74 – 78 4 76 304 5 79 – 83 11 81 891 6 84 – 89 3 86 258
16,66%14,28%
26,19%
9,52%
26,19%
7,14%
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
59 – 63 64 – 68 69 – 73 74 – 78 79 – 83 84 – 89
Jumlah 42 3057
𝑀𝑀𝑥𝑥 = ∑𝑥𝑥 = ∑ . 𝑓𝑓𝑖𝑖𝑓𝑓𝑥𝑥𝑁𝑁
= 305742
= 𝟏𝟏𝟐𝟐.𝟏𝟏𝟕𝟕
f. Menghitung Median
No. Kelas Interval fi fka fkb 1 59 – 63 7 7 42 2 64 – 68 6 13 35 3 69 – 73 11 24 29 4 74 – 78 4 28 18 5 79 – 83 11 39 14 6 84 – 89 3 42 3 Jumlah 42
Letak median = ½ n b = 69 – 0.5 = 68.5
= ½ .42 p = 5
= 422
= 21 F = 13
f = 11
Me = b + p [12𝑖𝑖−𝐹𝐹
𝑓𝑓]
= 68.5 + 5 [21−1311
]
= 68.5 + 5 [ 811
]
= 68.5 + 3.63
= 72.13
3. Pengujian Hipotesis
Tabel 3
Pengujian Hipotesis
No. X Y X2 Y2 XY 1 2 3 4 5 6 1 62 59 3844 3481 3658 2 65 61 4225 3721 3965 3 60 62 3600 3844 3720 4 61 62 3721 3844 3782 5 68 63 4624 3969 4284 6 60 63 3600 3969 3780 7 56 63 3136 3969 3528 8 64 64 4096 4096 4096 9 64 64 4096 4096 4096 10 62 65 3844 4225 4030 11 61 66 3721 4356 4026 12 63 68 3969 4624 4284 13 60 68 3600 4624 4080 14 61 69 3721 4761 4209 15 64 69 4096 4761 4416 16 62 70 3844 4900 4340 17 60 70 3600 4900 4200 18 63 71 3969 5041 4473 19 59 71 3481 5041 4189 20 59 71 3481 5041 4189 21 62 72 3844 5184 4464 22 59 72 3481 5184 4248 23 58 72 3364 5184 4176 24 55 73 3025 5329 4015 25 64 75 4096 5625 4800 26 62 78 3844 6084 4836 27 53 78 2809 6084 4134 28 64 78 4096 6084 4992 29 56 79 3136 6241 4424
30 60 79 3600 6241 4740 31 58 79 3364 6241 4582 32 55 79 3025 6241 4345 33 59 79 3481 6241 4661 34 60 80 3600 6400 4800 35 64 81 4096 6561 5184 36 60 81 3600 6561 4860 37 62 83 3844 6889 5146 38 54 83 2916 6889 4482 39 60 83 3600 6889 4980 40 61 84 3721 7056 5124 41 60 86 3600 7396 5160 42 63 88 3969 7744 5544
Jumlah 2543 3061 154379 225611 185706
a. Menghitung Persamaan Regresi Linier Sederhana
Untuk menghitung persamaan Regresi linier digunakan rumus:
Y� = a + bX
Dimana:
𝑎𝑎 = (∑𝑦𝑦)(∑𝑥𝑥2) − (∑𝑥𝑥)(∑𝑥𝑥𝑦𝑦)
𝑛𝑛∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)2
𝑏𝑏 = 𝑛𝑛∑𝑥𝑥𝑦𝑦 − (∑𝑥𝑥)(∑𝑦𝑦)𝑛𝑛∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)2
Dari hasil perhitungan pada tabel di atas diperoleh hasil sebagai berikut:
∑ X = 2543 ∑ X2 = 154379 ∑ XY = 185706
∑ Y = 3061 ∑ Y2 = 225611 N = 42
Dengan demikian, maka untuk harga a dan b yaitu:
𝑎𝑎 = (∑𝑥𝑥)(∑𝑥𝑥2)−(∑𝑥𝑥)(∑𝑥𝑥𝑥𝑥)𝑖𝑖∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)²
= (3061)(154379) − (2543)(185706)
42 (154379) − (2543)2
= (472554119) − (472250358)(6483918) − (6466849)
= 30376117069
= 𝟏𝟏𝟏𝟏.𝟏𝟏𝟕𝟕𝟑𝟑
𝑏𝑏 = 𝑖𝑖∑𝑥𝑥𝑥𝑥 − (∑𝑥𝑥)(∑𝑥𝑥)𝑖𝑖∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)2
= 42 (185706) −(2543)(3061)42 (154379) − (2543)2
= (7799652) − (7784123)(6483918) − (6466849)
= 1552917069
= 𝟎𝟎.𝟕𝟕𝟏𝟏𝟎𝟎
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas, maka diperoleh persamaan
regresi yaitu: 𝑌𝑌� = 17.796 + 0.910𝑥𝑥.
b. Menghitung Koefisien Korelasi
Dari hasil perhitungan pada tabel di atas diperoleh hasil sebagai berikut:
∑ X = 2543 ∑ X2 = 154379 ∑ XY = 185706
∑ Y = 3061 ∑ Y2 = 225611 N = 42
Selanjutnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑟𝑟ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 = 𝑟𝑟𝑥𝑥𝑥𝑥= 𝑖𝑖(∑𝑋𝑋𝑋𝑋)−(∑𝑋𝑋).(∑𝑋𝑋)�{𝑖𝑖.∑𝑋𝑋2−(∑𝑋𝑋)2}.{𝑖𝑖.∑𝑋𝑋2 −(∑𝑋𝑋)2 }
42 (185706) − (2543)(3061)�{42 (154379)– (2543)2}{42 (225611) – (3061)2
= 7799652 – 7784123�{6483918 – 6466849}{9475662 – 9369721}
= 15529�{17069}{105941}
= 15529{130,6 . 325,4}
= 1552942497
= 𝟎𝟎.𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑
c. Perhitungan Koefisien Determinasi.
Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi di atas
dilakukan perhitungan keofisien determinasi dengan menggunakan rumus:
KP = (r)2 x 100%
KP = (0.365)2 x 100%
= 0,133 x 100%
= 13,3 %
Ini berarti besarnya kontribusi variabel X (Pola Asuh Orangtua)
terhadap Y (Pembentukkan Karakter Anak) sebesar 13,3%, dan 86,7% berasal
dari faktor lain. Ini dapat kita simpulkan bahwa Pola Asuh Orangtua
mempunyai pengaruh yang positif terhadap Pembentukkan Karakter Anak.
d. Menghitung Signifikansi Koefisien Korelasi
Untuk uji signifikasi koefisien korelasi, pengujian dapat dilakukan
melalui pasangan hipotesis, yaitu:
Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pola Asuh Orangtua dengan
Pembentukkan Karakter Anak.
H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Pola Asuh Orangtua
dengan Pembentukkan Karakter Anak.
Dengan kriteria pengujian:
Jika signifikansi > 0.05 maka Ho diterima
Jika signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak
ttabel > thitung Ho diterima
ttabel < thitung Ho ditolak
Untuk uji signifikansi digunakan rumus sebagai berikut:
thitung =𝑟𝑟√𝑖𝑖−2�1−𝑟𝑟²
= 0.365√42−2
√1−0,133
= 0.365√40
√0,867
= (0.365) (6,32)0,93
= 2,300,93
= 𝟐𝟐,𝟒𝟒𝟏𝟏𝟑𝟑
Untuk mengetahui apakah hasil uji hipotesis ini diterima atau ditolak maka
thitung tersebut dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5 % (0.05) dk =
42 – 2 = 40. Maka diperoleh angka ttabel = 2,021 < thitung= 2,473. Sedangkan pada
taraf signifikansi 1 % (0.01) maka diperoleh angka ttabel= 2,704 > thitung = 2,473.
Lampiran 12 : Distribusi Frekuensi dan Histogram
a. Output Hasil Distribusi Frekuensi Variabel X “SPSS v 16.0 for windows”
Statistics Pola Asuh Orangtua
Pola Asuh Orangtua
Pembentukkan Karakter Anak
N Valid 42 42
Missing 0 0 Mean 60.55 72.88 Std. Error of Mean .486 1.210 Median 60.50 72.00 Mode 60 79 Std. Deviation 3.148 7.844 Variance 9.912 61.522 Skewness -.392 .039 Std. Error of Skewness .365 .365 Kurtosis .333 -1.122 Std. Error of Kurtosis .717 .717 Range 15 29 Minimum 53 59 Maximum 68 88 Sum 2543 3061 Percentiles 10 55.30 62.30
25 59.00 65.75 50 60.50 72.00 75 63.00 79.00 90 64.00 83.00
Pola Asuh Orangtua
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid 53 1 2.4 2.4 2.4
54 1 2.4 2.4 4.8
55 2 4.8 4.8 9.5
56 2 4.8 4.8 14.3
58 2 4.8 4.8 19.0
59 4 9.5 9.5 28.6
60 9 21.4 21.4 50.0
61 4 9.5 9.5 59.5
62 6 14.3 14.3 73.8
63 3 7.1 7.1 81.0
64 6 14.3 14.3 95.2
65 1 2.4 2.4 97.6
68 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
b. Output Hasil Distribusi Frekuensi Variabel X “SPSS v 16.0 for windows
Pembentukkan Karakter Anak
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 59 1 2.4 2.4 2.4
61 1 2.4 2.4 4.8
62 2 4.8 4.8 9.5
63 3 7.1 7.1 16.7
64 2 4.8 4.8 21.4
65 1 2.4 2.4 23.8
66 1 2.4 2.4 26.2
68 2 4.8 4.8 31.0
69 2 4.8 4.8 35.7
70 2 4.8 4.8 40.5
71 3 7.1 7.1 47.6
72 3 7.1 7.1 54.8
73 1 2.4 2.4 57.1
75 1 2.4 2.4 59.5
78 3 7.1 7.1 66.7
79 5 11.9 11.9 78.6
80 1 2.4 2.4 81.0
81 2 4.8 4.8 85.7
83 3 7.1 7.1 92.9
84 1 2.4 2.4 95.2
86 1 2.4 2.4 97.6
88 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
Lampiran 13 Rekapitulasi Angket Pola Asuh Orangtua
No. Indikator Pernyataan
Alternatif Jawaban Jumlah
SL SR KD TP F %
F % F % F % F %
1 Orangtua saya marah bila saya menentang keinginannya
- - - - 6 14,3 36 85,7 42 100
2 Orangtua melarang saya melakukan aktifitas sesuai keinginan saya
- - 6 14,3 10 23,8 26 61,9 42 100
3 Orangtua mengawasi kehidupan saya dengan ketat
14 33,3 14 33,3 13 31,0 1 2,4 42 100
4 Orangtua mengingatkan saya ketika saya lupa akan kewajiban saya belajar
32 76,2 4 9,5 6 14,3 - - 42 100
5 Orangtua mengingatkan saya untuk sholat lima waktu
16 38,1 21 50,0 5 11,9 - - 42 100
6 Orangtua mengingtakan saya berbagi dengan siapapun
39 92,9 1 2,4 2 4,8 - - 42 100
7 Orangtua mengingatkan saya agar tidak berkelahi dengan teman
37 88,1 2 4,8 3 7,1 - - 42 100
8 Orangtua akrab dengan saya 25 59,5 7 16,7 10 23,8 - - 42 100
9 Orangtua memperhatiakan saya 27 64,3 11 26,2 4 9,5 - - 42 100
10
Orangtua mendukung apa yang saya lakukan jika itu positif 29 69,0 6 14,3 7 16,7 - - 42 100
11
Orangtua mengabaikan keperluan membeli buku -- - 2 4,8 4 9,5 2 4,8 42 100
12 Orangtua membiarkan saya tidak sholat lima waktu
- - 2 4,8 4 9,5 36 85,7 42 100
13 Orangtua membiarkan saya tidak menolong teman
- - 3 7,1 5 11,9 34 81,0 42 100
14 Orangtua membiarkan saya tidak mengaji
- - 9 21,4 13 31,0 20 47,6 42 100
15 Orangtua membiarkan saya berkata kasar kepada orang lain
- - 1 2,4 7 16,7 34 81,0 42 100
16 Orangtua membiarkan saya merokok
- - 4 9,5 6 14,3 32 76,2 42
17 Orangtua membiarkan saya bermain gudgat (HP) sepuasnya
- - 4 9,5 16 38,1 22 52,4 42 100
Dari rekapitulasi hasil jawaban kuesioner dari 42 responden diatas.
Maka, didistribusikan frekuensi skor untuk data variabel X (Pola Asuh Orangtua) yaitu:
Rekapitulasi Angket Pembentukkan Karakter Anak
No. Indikator Pernyataan
Alternatif Jawaban Jumlah
SL SR KD TP F %
F % F % F % F %
1 Melaksanakan puasa Ramadhan 11 26,2 14 33,3 17 40,5 - - 42 100
2 Meninggalkan sholat lima waktu 1 2,4 6 14,3 15 35,7 20 47,6 42 100
3 Mengucapkan istighfar jika
melakukan kesalahan 17 40,5 14 33,3 10 23,8 1 2,4 42 100
4 Berkata jujur jika bicara dengan orang
lain 11 26,2 12 28,6 19 45,2 - - 42 100
5 Berbohong kepada Orangtua 2 4,8 21 50,0 14 33,3 5 11,9 42 100
6 Bersyukur 20 47,6 13 31,0 9 21,4 - - 42 100
7 Menjual barang/makanan yang halal 10 23,8 23 54,8 7 16,7 2 4,8 42 100
8 Datang terlambat ke sekolah
2 4,8 7 16,7 11 26,2 22 52,4 42
100
9 Mengembalikan barang orang lain 25 59,5 6 14,3 11 26,2 - - 42 100
10 Mengerjakan PR tepat waktu 30 71,4 9 21,4 3 7,1 - - 42 100
11
Mencium tangan orangtua sebelum
berangkat sekolah 18 42,9 10 23,8 9 21,4 5 11,9 42 100
12 Menghormati orangtua 32 76,2 5 11,9 5 11,9 - - 42 100
13 Memberi hadiah berupa ucapan/benda
kepada teman 26 61,9 6 14,3 4 9,5 6 14,3 42 100
14 Mencium tangan guru jika bertemu 12 28,6 9 21,4 19 45,2 2 4,8 42 100
15 Menolong orang lain 19 45,2 14 33,3 4 9,5 5 11,9 42 100
16 Membuang sampah pada tempatnya 31 73,8 2 4,8 6 14,3 3 7,1 42 100
17 Memberi makanan kepada tetangga 30 71,4 7 16,7 2 4,8 3 7,1 42 100
18 Menghemat penggunaan air bersih 14 33,3 10 23,8 16 38,1 2 4,8 42 100
19 Berteman dengan orang yang beda
suku 14 33,3 8 19,0 13 31,0 7 16,7 42 100
20 Menghargai adat oaring lain 19 45,2 14 33,3 7 16,7 2 4,8 42 100
21 Bangga dengan bangsa sendiri 31 73,8 6 14,3 1 2,4 4 9,5 42 100
22 Mempunyai cita-cita menjadi yang
baik untuk bangsa 32 76,2 7 16,7 2 4,8 1 2,4 42 100
23 Mengikuti kegiatan peringatan para
pahlawan bangsa 21 50,0 12 28,6 8 19,0 1 2,4 42 100
Dari rekapitulasi hasil jawaban kuesioner dari 42 responden diatas.
Maka, didistribusikan frekuensi skor untuk data variabel Y (Pembentukkan
Karakter Anak) yaitu:
Analisis Korelasi Variabel X (Pola Asuh Orangtua) dan Variabel Y (Pembentukkan Karakter Anak)
No. X Y X2 Y2 XY
1 2 3 4 5 6
1 62 59 3844 3481 3658
2 65 61 4225 3721 3965
3 60 62 3600 3844 3720
4 61 62 3721 3844 3782
5 68 63 4624 3969 4284
6 60 63 3600 3969 3780
7 56 63 3136 3969 3528
8 64 64 4096 4096 4096
9 64 64 4096 4096 4096
10 62 65 3844 4225 4030
11 61 66 3721 4356 4026
12 63 68 3969 4624 4284
13 60 68 3600 4624 4080
14 61 69 3721 4761 4209
15 64 69 4096 4761 4416
16 62 70 3844 4900 4340
17 60 70 3600 4900 4200
18 63 71 3969 5041 4473
19 59 71 3481 5041 4189
20 59 71 3481 5041 4189
21 62 72 3844 5184 4464
22 59 72 3481 5184 4248
23 58 72 3364 5184 4176
24 55 73 3025 5329 4015
25 64 75 4096 5625 4800
26 62 78 3844 6084 4836
27 53 78 2809 6084 4134
28 64 78 4096 6084 4992
29 56 79 3136 6241 4424
30 60 79 3600 6241 4740
31 58 79 3364 6241 4582
32 55 79 3025 6241 4345
33 59 79 3481 6241 4661
34 60 80 3600 6400 4800
35 64 81 4096 6561 5184
36 60 81 3600 6561 4860
37 62 83 3844 6889 5146
38 54 83 2916 6889 4482
39 60 83 3600 6889 4980
40 61 84 3721 7056 5124
41 60 86 3600 7396 5160
42 63 88 3969 7744 5544
Jumlah 2543 3061 154379 225611 185706
Analisis: analisis data Pola Asuh Orangtua dan Pembentukkan Karakter Anak di
Desa Mananggu.
RIWAYAT HIDUP
MUFIDA PAKAYA, Dilahirkan di Kabupaten Boalemo tepatnya
di Desa Mananggu, Kec. Mananggu, Kab. Boalemo, Prov. Dilahirkan tepat
pada tanggal 27 Maret 1997. Anak ketiga dari lima bersaudara pasangan
dari Amin Pakaya dan Raihan T. Giu, S.Pd.I Peneliti menyelesaikan pendidikan
di Sekolah Dasar di SDN 06 Mananggu, Kec. Mananggu, Kab. Boalemo pada
tahun 2009. Pada tahun itu juga peneliti melanjutkan Pendidikan di MTs.
Alkhairaat Paguat, Kec. Paguat, Kab. Pohuwato dan tamat pada tahun 2012
kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di MA. Alkahairaat Tilamuta,
Kec. Tilamuta, Kab. Boalemo pada tahun 2012 dan selesai pada tahun 2015. Pada
tahun 2015 peneliti melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri, tepatnya
di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam
(PAI).
Peneliti salah satu mahasiswa penerima beasiswa bidik misi diangkatan 2015,
2017 diberikan amanah menjadi Ketua POMMA (Pengurus Organisasi
Mahasantriwati Ma’had Al-Jami’ah) IAIN Sultan Amai Gorontalo, 2018
diberikan amanah menjadi Ketua HMJ-PAI (Himpunan Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Agama Islam), 2017-2019 diberikan amanah menjadi Pengurus LDK-
MPM (Lembaga Dakwah Kampus Mahasiswa Pecinta Mushollah) IAIN Sultan
Amai Gorontalo, 2018 diberikan amanah menjadi Ketua KOSBUFI (Komunitas
Sahabat Buku dan Film Islami) Wilayah Provinsi Gorontalo, peneliti
menyelesaikan kuliah strata satu (S1) pada tahun 2019.