8
MOUNTING MODEL RAHANG PADA ARTIKULATOR Mounting adalah prosedur laboratoris pemasangan model studi/kerja rahang atas dan rahang bawah pada artikulator atau instrumen yang serupa. Pada tahapan pembuatan gigi tiruan, mounting dilakukan setelah penetapan gigit (jaw relation record) yang hasilnya digunakan sebagai panduan untuk melekatkan model studi/kerja pada artikulator. Menurut the glossary of prosthodontics, artikulator merupakan alat mekanik yang dapat merepresentasikan posisi TMJ dan bagian-bagian rahang, dimana pada alat tersebut model rahang atas dan rahang bawah dilekatkan. Kegunaan artikulator antara lain untuk keperluan diagnostik (melihat relasi rahang dan oklusi gigi geligi dan rahang) dan rehabilitasi stomatognatik (pembuatan gigi tiruan). Klasifikasi artikulator antara lain : 1. Artikulator engsel sederhana (simple hinge artikulator) atau disebut juga sebagai okludator, hanya mampu melakukan gerakan membuka dan menutup rahang. Perlu diwaspadai bila menggunakan artikulator jenis ini, karena tingkat kecermatan rendah dan resiko kesalahan oklusi cukup besar. 2. Artikulator rata-rata (average value/fixed condyle/three-point/ free-plane artikulator). Pada artikulator jenis ini sudut kondile 25°- 30° dan kemiringan meja

Mounting Model Rahang Pada Artikulator

  • Upload
    barcim

  • View
    854

  • Download
    102

Embed Size (px)

DESCRIPTION

artikulator

Citation preview

MOUNTING MODEL RAHANG PADA ARTIKULATOR

Mounting adalah prosedur laboratoris pemasangan model studi/kerja rahang atas dan rahang bawah pada artikulator atau instrumen yang serupa. Pada tahapan pembuatan gigi tiruan, mounting dilakukan setelah penetapan gigit (jaw relation record) yang hasilnya digunakan sebagai panduan untuk melekatkan model studi/kerja pada artikulator.

Menurut the glossary of prosthodontics, artikulator merupakan alat mekanik yang dapat merepresentasikan posisi TMJ dan bagian-bagian rahang, dimana pada alat tersebut model rahang atas dan rahang bawah dilekatkan. Kegunaan artikulator antara lain untuk keperluan diagnostik (melihat relasi rahang dan oklusi gigi geligi dan rahang) dan rehabilitasi stomatognatik (pembuatan gigi tiruan).

Klasifikasi artikulator antara lain : 1. Artikulator engsel sederhana (simple hinge artikulator) atau

disebut juga sebagai okludator, hanya mampu melakukan gerakan membuka dan menutup rahang. Perlu diwaspadai bila menggunakan artikulator jenis ini, karena tingkat kecermatan rendah dan resiko kesalahan oklusi cukup besar.

2. Artikulator rata-rata (average value/fixed condyle/three-point/ free-plane artikulator). Pada artikulator jenis ini sudut kondile 25°- 30° dan kemiringan meja insisal 10° telah ditetapkan dan tidak dapat disesuaikan dengan kondisi pasien, contoh : artikulator buatan Shofu, SMIC, Ash, Leon, Detrey.Artikulator padan sebagian (semi adjustable artikulator). Pada jenis ini penyesuaian inklinasi kondile dan sudut bennet menggunakan interocclusal record dengan bantuan face-bow. Model dapat disesuaikan dengan sumbu engsel rahang dan posisi meja insisal dapat diatur akan tetapi jarak antara kondile tidak dapat disesuaikan. Artikulator jenis ini dibagi menjadi (a) artikulator arkon (arcon artikulator) dimana lereng kondile terletak di atas, dan (b) artikulator non-arkon (non-arcon artikulator) dimana lereng kondile terletak di bawah. Contoh : artikulator buatan Hanau, Dentatus, Dinar.

3. Artikulator semi atau padan penuh (semi atau fully adjustable artikulator). Sistem kerja artikulator ini sepenuhnya

mengimitasi arah maupun lengkung gerak kondile. Dibutuhkan keahlian operator yang cukup baik karena pemakaiannya yang rumit dan sulit.

Alat dan Bahan : Lap & Koran untuk alas kerja; Model kerja RA & RB; Pisau Malam, Pisau Model, Pisau gips , Bunsen burner & pemantik api, Artikulator Rata-Rata, Mangkuk karet dan Spatula Gips, Kuas, Vaseline & Malam perekat (sticky wax) , Gips tipe II (warna putih) ; Malam mainan, batang korek api, karet gelang, tali rafia; Vibrator

Tahapan kerja : 1. Buatlah bentukan 3 (tiga) cekungan (index groove) atau

sesuaikan dengan tonjolan pada permukaan split cast plate (untuk artikulator handy IIA Shofu) pada dasar model kerja RA dan RB dengan menggunakan bantuan pisau gips dan pisau malam. Tujuannya adalah untuk menambah retensi model kerja dengan gips saat dipasang dalam artikulator.

2. Model kerja difiksasi menggunakan batang korek api dan malam perekat (sticky wax warna oranye) yang dilunakkan di atas nyala api bunsen burner.

3. Periksa terlebih dahulu kelengkapan artikulator yaitu sendi artikulator, pin vertical (incisor guide pin), pin horizontal (incisor indicator), pasak pengunci artikulator dengan gips (model locking pin RA dan RB), model plate, magnet.

4. Ulasi semua bagian artikulator (model locking pin, split cast plate) yang akan berkontak dengan stone gipsum dan dasar model kerja menggunakan bahan separasi (vaseline)

5. 5. Sebelum pemasangan model studi/kerja pada artikulator, terlebih dahulu pasang model plate RA dan RB pada split cast plate RA dan RB

6. 6. Tentukan posisi model kerja pada artikulator dengan bantuan karet gelang atau occlusal plane table. Perhatikan! garis median model harus sebidang garis median pada artikulator dan bidang oklusi model sebidang dengan horisontal artikulator (segitiga Bonwill). Periksa kesejajaran bidang oklusal gigi geligi atau galangan gigit terhadap segitiga Bonwill dengan menggunakan karet gelang.

7. 7. Sebelum pemasangan model studi/kerja pada artikulator, terlebih dahulu pasang model plate RA dan RB pada split cast plate RA dan RB

8. 8. Siapkan adonan gips tipe II untuk memasang model dalam artikulator. Letakkan adonan gips tipe II di bagian atas artikulator hingga menutupi split cast plate dan model locking pin, tunggu hingga gips mengeras ± 30 menit, gunanya untuk memfiksasi split cast plate dan model locking pin (Untuk artikulator handy IIA Shofu) supaya tidak berubah posisi.

9. Letakkan adonan gips tipe II pada model RA yang sudah diulasi vaselin.

10. Letakkan adonan gips tipe II pada model plate RA hingga menutupi bagian-bagian undercut model plate.

11. Katupkan bagian atas artikulator sehingga menekan model kerja RA.

12. Rapikan kelebihan gips tipe II yang melekat pada artikulator lalu tunggu hingga gips mengeras

13. Perhatikan pin vertikal harus menempel pada incisor guide table dan pin horisontal harus tetap berkontak pada pertemuan antara insial gigi insisif pertama RA dan RB (sejajar garis median).

14. Apabila gips untuk model kerja RA dalam artikulator telah mengeras, baliklah posisi artikulator sehingga bagian bawah artikulator menjadi bagian atas.

15. Lakukan tahapan pemasangan model dalam artikulator RB (tahapan sama dengan pemasangan model kerja dalam artikulator RA).

16. Fiksasi artikulator menggunakan tali rafia yang diikatkan sekeliling artikulator dengan erat agar tidak terjadi perubahan gigitan model kerja (mis. kesalahan letak gigit) dan meminimalkan ekspansi gips.

17. Periksa apakah garis median model kerja yang telah dipasang dalam artikulator telah sebidang dengan garis median artikulator, periksa posisi pin horisontal. Tunjukkan pada instruktur dengan karet gelang tetap terpasang.