View
19
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
metode penelitian politik
Kamis, 04 September 2014
Halo, seperti biasa kalo mata kuliah yang ada Miss Ananya pasti pertemuan
pertama bahas soal kontrak pembelajaran dan ujung-ujungnya suruh bikin diari lagi,
lagi, dan lagi. Well, gue mulai aja hari ini dengan bacaan basmallah, gue masuk di
semester 5 itu berarti gue ngga boleh kebanyakan main dan harus belajar lebih lagi
biar ip gue naik. Gue tau Miss Ana pasti bosen karena setiap tulisan diari pertemuan
pertama isinya cuma ngeluh soal ip kemaren terus bilang gue musti naikin ip di
semester ini hahahaa, benerkan miss? Iyain aja deh.
Gue mulai cerita soal tadi di kelas, pertama-tama Miss Ana ngeluh soal
mahasiswa yang ngulang MPP2 selalu banyak dan kalo kelasnya di laboratorium
politik nggak akan cukup soalnya mahasiswanya yang ngambil ada dua kali lipat
tempat duduk di laboratorium politik. Miss Ana juga ngasih tau kalo kebanyakan
nilai yang ngambil MPP2 itu kebanyakan C D E itu aja udah dikasih tambahan nilai
10 tapi tetep aja dapetnya masih C D E, gue jadi takut dapet C tapi semoga aja gue
dapet A ya, amiiiin tapi dalam sejarah gue, gue ngga pernah mata kuliahnya Miss
Ana dapet A, entah karena gue emang bego atau mata kuliahnya yang sulit, tapi
sebenernya kalo ditekuni baik-baik kayanya gue bisa dapet A, gue yakin asalkan
gue bisa ngalahin rasa males gue. Oke mulai dari hal kecil, gue sekarang musti rajin
nulis diari, rajin baca buku referensi, rajin kuliah, dan kudu konsen pas lagi kuliah.
Sebenernya gue punya metode buat mata kuliah Miss Ana kali ini, gue pengen baca
dulu terus diskusi gitu sama kaka angkatan sebelum kuliahnya Miss Ana biar
mudeng pas kuliah, semoga aja ini bukan cuma wacana gue dan bakal gue lakuin
dengan baik biar dapet A.
Gue mulai cerita materi aja kali ya, eh sebenernya belum masuk materi si
cuma flashback aja materi yang dulu pas MPS, Miss Ana tanya apa si bedanya
Quantitative sama Qualitative? Terus tanya juga siapa yang MPS dapet A, anak-
anak langsung jawab Rantiiiiiiii, otomatis Miss Ana langsung nanya ke Ranti apa
beda kuantitatif sama kualitatif. Ranti jawabnya kuantitatif itu mengandung
paradigma positivisme yang intinya itu itung-itungan terus kalo kualitatif itu
dekonstruktivisme. Miss Ana nanya gimana maksudnya? Menurut kamu gimana
perbedaannya? Lah Ranti ngga jawab terus Miss Ana nanya sama Surya,
kuantitatif itu generalisasi, terus kalo kuantitatif itu detailnya diperhatikan, banyak
aspeknya jawab Surya. Miss Ana menambahkan kalo kualitatif itu tingkat
kedetailan bisa dilihat dari cara pendekatannya. Tapi Miss Ana njelasin lagi nih biar
makin jelas kalo Quantitative itu berarti Quantity yang berarti jumlah dan deals with
number, yang berhubungan dengan angka dan being measurement atau bisa diukur
itu berarti harus eksak. Terus kalo Qualitative itu berarti quality yang deals with
caracteristic, karakteristik itu bisa sifat, warna, dll. Kualitatif itu konseptual dan
tidak bisa diukur jadi being describe. Jadi MPP2 nantinya mau bahas apa aja yang
penting dalam metode kualitatif sampai implikasinya, kata Miss Ana. Kita tidak
bisa menggunakan kualitatif dengan logika kuantitatif. Abis ngomongin kualitatif
Miss Ana liat anak yang bukan mahasiswa politik terus Miss Ana bertanya secara
runtut ke anak itu, sambil becandaan ternyata Miss Ana itu lagi ngasih contoh kalo
penelitian kualitatif ya gitu musti kepo dan nanyain banyak hal. Contoh aja ada dua
anak survei ke pantai Kuta yang anak satu seneng liat pantai Kuta dan yang satunya
lagi berfikir ini bahaya soalnya orang-orang yang bekerja di deket pantai itu hanya
berjarak berapa meter dan tidak ada semak semak yang melindungi kalau terjadi
sesuatu gimana? dan bangunannya juga dekat dengan pantai, bahaya kalo begini,
lah dari dua anak ini yang bisa menjadi penelitian kualitatif adalah anak yang detail
melihat sesuatu, dan selalu kritis terhadap keadaan sekitar. Lah ini udahan nih
bahasnya, sekarang kita masuk ke kontrak pembelajaran, ini adalah kontrak
pembelajarannya:
1. Penjelasan silabus dan kontrak pembelajaran.
2. Karakteristik penelitian kualitatif.
3. Metodologi kualitatif. (tindakan sosial, dll)
4. Pendekatan penelitian kualitatif. (fenomenologi, biografi, grounded
research)
5. Latian pendekatan penelitian kualitatif.
6. Pendekatan penelitian kualitatif. (etnografi, analisis wacana, content
analisis, penelitian tindakan)
7. Latian pendekatan penelitian kualitatif. (memilih topik, sasaran, teknik
penentuan, tahap penelitian, teknik analisis data, validasi data)
8. Pendekatan penelitian kualitatif. (studi kasus, hermeunetika, semiotika)
9. Latian pendekatan penelitian kualitatif. (outline)
10. Penyusunan proposal penelitian. (perumusan topik, pendahuluan: latar
belakang, perumusan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian)
11. Penyusunan proposal penelitian.
12. Penyusunan proposal penelitian. (metodologi penelitian, pedoman
wawancara)
13. Penulisan proposal lengkap.
14. Penutup.
Setelah selesai membacakan kontrak pembelajaran Miss Ana langsung ngasih
tugas suruh bikin kelompok buat bikin outline yang akan dikumpulkan pas
pertemuan minggu ke-9 setelah semua materi soal pendekatan selesai. Satu
kelompok ada 5 anak dan itu harus campur sama angkatan yang ngulang. Satu
kelompok itu suruh bikin 5 jenis pendekatan diantaranya fenomenologi, studi kasus,
etnografi, hermeunetika, semiotika, dan setiap pengerjaan outline di bawahnya
harus ditulis penanggung jawabnya. Gue kelompokannya sama Ka Adrian, Niko,
Surya dan Anis. Kata Miss Ana mahasiswa angkatan 2012 bisa bikin outline ini
buat proposal mata kuliah MIP semester 7 besok, tapi kalo mau ganti juga ngga
masalah kata Miss Ana, dan untuk yang angkatan tua outlinenya bisa make yang
buat proposal itu cuma dimatengin aja. Lah gue rencananya skripsi mau ngambil
soal Daerah Istimewa Yogyakarta soal studi kasus, ya semoga temen-temen pada
mau kalo aku garap yang studi ksus soalnya outlinenya bisa dipake buat MIP besok
kan lumayan bisa ngeringanin beban semester besok. Tapi ya gue si ngga mau
maksa dan ngeharusin juga, gue mah ngikut anak-anak aja enaknya gimana. Entah
kenapa gue suka banget sama Kota Yogyakarta dan kebudayaannya, dan lain
sebagainya. Dan tiba-tiba muncul RUU yang bilang kalo Daerah Yogyakarta mau
di ambil hak istimewanya, dan pemilu eksekutif bisa dipilih oleh rakyat, ya
pokoknya pengen bahas itu deh intinya. Finally, gue udah ceritain yang hari ini ya
bye.
Sabtu, 13 September 2014
Kuliah hari kamis tanggal 11 September 2014 di ganti jadi hari ini
bertepatan dengan nikahan temenku, jadi aku ngga berangkat kuliah soalnya
ijabnya jam 9 dan kuliah juga jam 9. Walaupun ngga kuliah aku minjem catetan
temen buat nulis diari. Hari ini pertemuannya sama Bu Sofa, dan setiap kuliahnya
beliau aku selalu deg-degan takut ditunjuk makanya kalo pertemuannya bu Sofa
aku sukanya baca-baca materi dulu sebelum kuliah biar ngga keliatan bodo-bodo
banget hahaha. Kata temen pertama masuk langsung dikasih pertanyaan suruh
menjelaskan kulitatif , dan mengapa kuantitatif lebih dulu dari kualitatif? Katanya
karena paradigma yang mendasarinya ada di depan. Maksudnya apa ya? Aku ngga
ngerti. Terus dikasih liat gambar-gambar gitu buat pendidikan kualitatif sangat
interpretasi segara anakan, Cilacap. Gambar yang pertama itu perahu dari jarak jauh
dan warga sedang beraktivitas mengambil ikan dari yang mereka pasang kemaren,
yang kedua itu gambar transportasi umum ke Nusa Kambangan, dan yang ketiga
itu gambar rumah penduduk, yang terakhir itu gambar tanah timbul.
Karakternya itu ada yang interpretatif. Interpretatif adalah melihat gambar
yang terlihat belum tentu sama dengan yang sebenarnya melihat apa yang ada di
balik yang kita lihat.
1. Induktif. Contoh gambarnya adalah sarana pendidikan yang kurang
misalnya tidak ada ac, dan untuk bagian Indonesia Timur. Dari suatu kasus
itu umum dalam melihat detail akan bisa menulis kesimpulan secara umum.
2. Memandang wilayah penelitian dan orang-orang di dalamnya sebagai
kesatuan. Tidak ada fenomena masyarakat yang berdiri sendiri. Contohnya
ada motif batik yang halus dan ada yang juga yang kasar.
3. Peka terhadap efek yang ditimbulkannya kepada orang yang ditelitinya.
Ketika sedang wawancara dengan orang yang berjudi jangan kita terlalu
memperlihatkan kita wawancara. Contohnya tiperecorder disimpan dan kita
mulai mewawancarainya.
4. Memahami orang yang ditelitinya melalui cara/ kerangka berfikir orang
tersebut, jangan kita menyalahkan, misal kita sedang wawancara dengan
orang judi di Kampung Laut.
5. Mesti menyingkirkan keyakinannya, perspektifnya, dan kecenderungan-
kecenderungan yang dimilikinya sendiri. Kalo bahasa kita mah jangan
menjudge.
6. Semua perpektif itu berharga.
7. Bersifat humanistik (kemanusiaan).
8. Menekankan validitas dalam penelitiannya.
9. Semua situasi dan orang di dalamnya menarik untuk dipahami/ dipelajari.
10. Penelitian kualitatif adalah craft.
Karakter yang kedua adalah paradigma konstruktivisme yaitu memandang ilmu
sosial sebagai analisis sistematis terhadap sosially meaning full action melalui
pengamatan langsung dan dini
Recommended
View more >