Upload
ratnadewiwiyasa
View
499
Download
39
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) memiliki fungsi manajemen yang berhubungan dengan proses perencanaan, rekrutmen, penempatan, pelatihan dan pengembangan anggota organisasi, dan lain sebagainya. Setiap organisasi terutama organisasi perusahaan multinasional, mereka menentukan sumber daya manusia yang mereka butuhkan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang, bagaimana mereka merekrut dan menyeleksi orang-orang yang paling potensial untuk tiap-tiap posisi. Bagaimana manajer melatih orang-orang tersebut sehingga mereka bisa bekerja secara efektif, dan apasaja jenis program pengembangan yang akan dapat menjamin dengan sebaik-baiknya arus yang konstan dari bakat manajerial, mulai dari tingkat bawah sampai dengan tingkat atas dalam organisasi.
Citation preview
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INTERNASIONAL
“MAMPU MEMILIH STRATEGI SELEKSI DAN PENEMPATAN SDM PADA
PERUSAHAAN MULTINASIONAL”
Dosen Pengampu :
Drs. I Komang Ardana, MM
Nama Kelompok 5 :
Ayu Arsana Putri Permata Sari (1115251129)
Ni Luh Gde Putri Puji Yuliyashinta (1215251143)
I Gusti Ayu Ketut Ratna Dewi (1215251151)
Nindy Silvia (1215251162)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM EKSTENSI
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) memiliki fungsi manajemen yang
berhubungan dengan proses perencanaan, rekrutmen, penempatan, pelatihan dan pengembangan
anggota organisasi, dan lain sebagainya. Setiap organisasi terutama organisasi perusahaan
multinasional, mereka menentukan sumber daya manusia yang mereka butuhkan untuk masa
sekarang dan masa yang akan datang, bagaimana mereka merekrut dan menyeleksi orang-orang
yang paling potensial untuk tiap-tiap posisi. Bagaimana manajer melatih orang-orang tersebut
sehingga mereka bisa bekerja secara efektif, dan apasaja jenis program pengembangan yang akan
dapat menjamin dengan sebaik-baiknya arus yang konstan dari bakat manajerial, mulai dari
tingkat bawah sampai dengan tingkat atas dalam organisasi.
“Hal yang paling penting yang saya kerjakan adalah merekrut orang-orang yang cerdas“,
demikian dikatakan oleh Bill Gates, direktur eksekutif Microsoft. Howard Schultz, direktur
eksekutif Starbucks mengatakan dengan cara lain “ Pekerjakanlah orang-orang yang paling
cerdas dari anda dan kemudian biarkan mereka bekerja sendiri “. Sementara direktur eksekutif
General Electric, Jack Welch mengatakan “ Tanpa orang yang tepat, strategi perusahaan tidak
akan dapat diterapkan “. ( Schuler dan Jackson, 1997 :xii).
Berdasarkan pendapat sebagaimana tersebut di atas dapat dikatakan bahwa mengelola
sumber daya manusia bukan lagi merupakan suatu pilihan, melainkan sudah menjadi keharusan.
Untuk bisa sukses dalam pasar yang sangat kompetitif, manajer harus dapat memiliki orang-
orang terbaik di seluruh bagian perusahaannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari seleksi global ?
2. Bagaimana filosofi penempatan SDM pada perusahaan multinasional ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang seleksi global.
2. Untuk mengetahui tentang filosofi penempatan SDM pada perusahaan multinasional.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Seleksi Global
Seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan setelah proses rekrutmen
selesai dilaksanakan. Hal ini berarti telah terkumpul sejumlah pelamar yang memenuhi syarat
untuk kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan sebagai karyawan dalam suatu perusahaan.
Proses pemilihan ini yang dinamakan dengan seleksi. Proses seleksi sebagai sarana yang
digunakan dalam memutuskan pelamar mana yang akan diterima. Prosesnya dimulai ketika
pelamar melamar kerja dan diakhiri dengan keputusan penerimaan. Di dalam proses seleksi
dikenal dua sistem atau filosofi, yaitu sistem gugur (successive hurdles) dan sistem kompensatori
(compensatory approach). Pada sistem yang pertama, seorang peserta mengikuti tahap seleksi
satu demi satu secara bertahap. Jika tidak lulus pada satu tahap, maka peserta dinyatakan gugur
dan tidak dapat mengikuti tahap seleksi berikutnya. Pada sistem kompensatori, peserta
mengikuti seluruh tahapan seleksi atau tes yang diberikan. Kelulusan peserta ditentukan dengan
mengevaluasi nilai atau hasil dari seluruh tahap atau tes itu. Nilai tinggi pada satu tahap tes dapat
mengkompensasi nilai rendah pada tahap atau tes yang lain. Proses seleksi untuk sebuah tugas
internasional harus memberikan sebuah gambaran yang realistis akan kehidupan, pekerjaan, dan
kebudayaan ke mana karyawan tersebut mungkin dikirimkan. Kompetensi utama yang paling
sering disebut-sebut atas karyawan global yang berhasil, yakni:
a. Penyesuaian Kebudayaan
Hal yang sangat penting untuk keberhasilan global bagi seseorang adalah cara mereka
menyesuaikan diri dengan perbedaan kebudayaan dalam tugas luar negeri mereka.
Pengalaman global yang sebelumnya, bahkan perjalanan liburan luar negeri, dapat
dievaluasi sebagai bagian dari proses seleksi untuk memperoleh wawasan tentang
bagaimana seorang tersebut dapat menyesuaikan diri dengan hal-hal yang berhubungan
dengan kebudayaan. Kesadaran akan persoalan dan perbedaan kebudayaan, serta
penerimaan tuntutan dan kebiasaan kebudayaan yang bermacam-macam merupakan
bidang-bidang yang perlu di evaluasi. Sepanjang proses seleksi, terutama dalam
wawancara seleksi, sangat penting untuk menilai kemampuan karyawan yang potensial
untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan adat, kebiasaan manajemen, hukum,
nilai-nilai agama, dan kondisi infrastruktur yang berbeda.
b. Persyaratan Organisasional
Banyak karyawan global menemukan bahwa pengetahuan tentang organisasi dan
bagaimana organisasi beroperasi sama pentingnya dengan faktor-faktor penyesuaian
kebudayaan dalam menentukan keberhasilan tugas global. Berinteraksi dengan manajer-
manajer di negara tuan rumah, mewakili perusahaan di lokasi asing, dan mengatur
karyawan-karyawan asing membutuhkan pemahaman tentang produk, layanan, “politik”,
dan kebijakan organisasional perusahaan. Seperti halnya dengan pekerjaan apa pun,
seseorang harus memiliki kemampuan teknis yang dibutuhkan dan memenuhi Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang berhubungan dengan pekerjaan supaya berhasil.
Akan tetapi, hanya dengan memenuhi persyaratan-persyaratan organisasional mungkin
tidaklah cukup untuk menjamin keberhasilan tugas global. Alasannya, proses seleksi bagi
sesorang yang berasal dari dalam perusahaan juga harus menilai faktor-faktor lain seperti
pengetahuan organisasional, kemampuan teknis, dan keterampilan yang berhubungan
dengan pekerjaan. Bagi kandidat-kanditat yang berasal dari luar organisasi, pengetahuan
industri bisa sangat berguna, tetapi peninjauan organisasi yang realistis juga penting
untuk menentukan orang yang cocok untuk organisasi menilai kemampuan karyawan
yang potensial untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan adat, kebiasaan
manajemen, hukum, nilai-nilai agama, dan kondisi infrastruktur yang berbeda.
c. Karakteristik Pribadi
Pengalaman dari banyak perusahaan menunjukkan bahwa karyawan-karyawan terbaik di
negara sendiri mungkin bukan merupakan karyawan-karyawan terbaik dalam penugasan
global, terutama karena karakteristik-karakteristik pribadi dari masing-masing individu.
Beberapa karakteristik pribadi yang diidentifikasikan memberikan kontribusi terhadap
keberhasilan karyawan-karyawan global. Tekanan hidup dan bekerja di luar negeri
menuntut orang-orang bisa menampilkan stabilitas emosional, fleksibel, menoleransi
ambiguitas dengan baik, menganggap penyesuaian diri terhadap kebudayaan yang
berbeda sebagai tantangan, dan menikmati risiko-risiko yang berkenaan dengan
tantangan-tantangan tersebut. Selain itu, tuntutan-tuntutan fisik karena perjalanan,
perubahan zona waktu, jam kerja yang panjang, serta pertemuan dan makan malam
bisnis yang sering terjadi memberikan tekanan yang signifikan kepada karyawan global.
Selama proses seleksi, banyak karyawan global menggunakan tes kepribadian dan cara
penilaian yang lain guna menilai pantas tidaknya para kandidat untuk penugasan global.
Pentingnya penilaian karakteristik-karakteristik kepribadian ditekankan oleh sebuah studi
yang menemukan bahwa ekstraversi, ketersediaan untuk menerima, dan stabilitas
emosional meningkatkan keinginan para ekspatriat untuk menyelesaikan tugas-tugas
global mereka.
d. Kemampuan Teknis
Kemampuan seseorang untuk melakukan tugas-tugas yang diperlukan adalah suatu
pertimbangan penting. Oleh karena itu, keterampilan teknis dan manajerial merupakan
kriteria penting. Hasil penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa perusahaan
multinasional menempatkan ketergantungan pada keterampilan teknis yang relevan
selama proses pemilihan ekspatriat
e. Keterampilan Komunikasi
Salah satu keterampilan paling dasar yang diperlukan oleh karyawan ekspatriat adalah
kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis dalam bahasa negara tuan
rumah. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan baik dalam bahasa tersebut dapat
menghambat keberhasilan seseorang ekspatriat.
f. Faktor Pribadi/keluarga
Pilihan dan sikap suami atau istri dan anggota keluarga yang lain juga menghadirkan
pertimbangan-pertimbangan yang serius perihal penempatan staf. Karena faktor
pribadi/keluarga memainkan peran yang sangat penting dalam keberhasilan karyawan
global, proses seleksi biasanya meliputi wawancara dengan suami atau istri, pasangan,
dan bahkan anak-anak dari para kandidat. Apabila perlawanan atau tentangan yang
signifikan terhadap penerimaan relokasi global dan penyesuaian diri dengan kebudayaan
yang berbeda akan menciptakan konflik keluarga, proses seleksi global harus
menyebutkan persoalan-persoalan ini. Apabila kegelisahan dan persoalan diabaikan, akan
ada kemungkinan yang lebih besar bahwa karyawan global tersebut tidak akan
menyelesaikan tugas tersebut atau tidak akan berhasil seperti yang diharapkan.
2.2 Filosofi Penempatan SDM Pada Perusahaan Multinasional
Perusahaan dapat mempekerjakan manajer internasional dari 3 kelompok: negara induk
perusahaan (parent country national), negara tempat beroperasi (host country national) dan
negara ketiga (third country national).
Parent country national (PCN) adalah penduduk dari negara asal perusahaan
internasional. Keuntungan penggunaan manajer PCN yaitu memiliki latar belakang
budaya dan pendidikan yang sama dengan staf di kantor pusat, mereka mudah
berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pusat. Jika strategi global perusahaan
membutuhkan eksploitasi teknologi baru atau teknik bisnis yang dikembangkan di pasar
dalam negeri, PCN sering menjadi yang paling baik untuk mengirim inovasi itu ke kantor
luar negeri. Misalnya, Marcedes mengirim tim eksekutif dari Jerman untuk mengawasi
proses awal operasidi Amerika Serikat. Tim ini ingin memastikan bahwa teknik
manufaktur dan komitmen perusahaan terhadap kualitas dapat dipindahkan dengan
sukses di Alabama. Akan tetapi, pemakaian PCN juga memiliki kerugian yaitu PCN
kurang memiliki pengetahuan tentang hukum, budaya, kondisi ekonomi, struktur sosial
dan proses politik negara tujuan. PCN sering dipakai untuk posisi puncak atau posisi
teknis di negara tujuan.
Host country national (HCN) adalah penduduk negara tujuan. HCN dipakai oleh bisnis
interasional untuk mengisi posisi pekerjaan tingkat menengah dan bawah, namun mereka
juga sering muncul dalam posisi manajerial dan profesional. Pengunaak HCN
memberikan keuntungan yaitu HCN sudah memahami kondisi hukum, budaya dan
ekonomi lokal. Perusahaan juga dapat menghindari biaya yang berhubungan dengan
manajer ekspatriat, seperti biaya gaji tambahan yang diberikan untuk jasa luar negeri.
HCN juga memiliki kekurangan yaitu HCN tidak terlalu memahami budaya dan praktek
bisnis perusahaan yang membatasi efektivitas HCN.
Third country national (TCN) adalah manajer bukan berasal dari warga negara asal
perusahaan atau warga negara asal tujuan. TCN dan PCN secara kolektif disebut
ekspatriat atau orang yang bekerja dan tinggal di negara lain selain negara asalnya. Dulu,
TCN dipakai jika mereka memiliki keahlian khusus yang tidak diperoleh perusahaan dari
sumber lain. Saat ini mereka dipekerjakan oleh beberapa perusahaan untuk
mempromosikan wawasan global dalam operasi mereka, contoh perusahaan Nestle dan
Philips sangat mengandalakn TCN karena mereka yakin bahwa manajer tersebut dapat
membawa perspektif dan pengalaman yang lebih luas bagi operasi perusahaan di negara
lain.
Beberapa perusahaan mengandalkan pada ethnocentric staffing model (model
penempatan staf etnosentris) dimana terutama memakai PCN untuk posisi-posisi puncak di luar
negeri. Pendekatan ini didasarkan asumsi bahwa perspektif kantor pusat harus dijadikan acuan
utama bagi perspektif lokal dan bahwa ekpatriat PCN itu akan sangat efektif dalam
menggambarkan pandangan dari kantor pusat pada operasi luar negeri. Perusahaan interansional
lain menggunakan polycentric staffing model (model penempatan staf polisentrisa), artinya
mereka menekankan pemakaian HCN karena yakin bahwa HCN adalah yang paling tahu tentang
pasar lokal. Yang terakhir, goecentric staffing model (model penempatan staf geosentis)
menempatkan PCN, HCN dan TCN dalam posisi yangsama. Perusahaan yang memakai
pendekatan ini ingin mempekerjakan orang yang terbaik tanpa memandang dari mana orang
tersebut berasal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan setelah proses rekrutmen
selesai dilaksanakan.Prosesnya dimulai ketika pelamar melamar kerja dan diakhiri dengan
keputusan penerimaan. Kelulusan peserta ditentukan dengan mengevaluasi nilai atau hasil dari
seluruh tahap atau tes itu. Nilai tinggi pada satu tahap tes dapat mengkompensasi nilai rendah
pada tahap atau tes yang lain. Di dalam proses seleksi dikenal dua sistem atau filosofi, yaitu
sistem gugur (successive hurdles) dan sistem kompensatori (compensatory approach). Hal yang
sangat penting untuk keberhasilan global bagi seseorang adalah cara mereka menyesuaikan diri
dengan perbedaan kebudayaan dalam tugas luar negeri mereka.
Perusahaan dapat mempekerjakan manajer internasional dari 3 kelompok: negara induk
perusahaan (parent country national), negara tempat beroperasi (host country national) dan
negara ketiga (third country national).Parent country national (PCN)adalah penduduk dari negara
asal perusahaan internasional.Host country national (HCN)adalah penduduk negara tujuan. HCN
dipakai oleh bisnis interasional untuk mengisi posisi pekerjaan tingkat menengah dan bawah,
namun mereka juga sering muncul dalam posisi manajerial dan profesional.Third country
national (TCN) adalah manajer bukan berasal dari warga negara asal perusahaan atau warga
negara asal tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/08/proses-seleksi-dalam-departemen-sdm.html. Diakses
pada tanggal 11 November 2015, pada pukul 10.42 a.m.
http://www.academia.edu/9565860/Rekrutmen_dan_seleksi_Internasional. Diakses pada tanggal
11 November 2015, pada pukul 10.42 a.m.
http://lutfidamayanti.blogspot.co.id/2013/06/bab-17-mengelola-sdm-global.html. Diakses pada
tanggal 11 November 2015, pada pukul 10.42 a.m.