Muh Fadhil Albab 42 44

Embed Size (px)

Citation preview

Jumlah total dari unit basa atau residu monomer pada sistem selalu ditunjukkan dengan Uo. Jika kita memulai dengan molekul Uo dari asam hidroksi murni atau dengan Uo diol dan Uo diacid, maka diperoleh :C0 = A0 = U0 dan Z0 = W0 = 0(5.1)Perluasan dari reaksi p (extent of reaction), sebagai contoh adalah fraksi dari grup fungsional yang direaksikan, diberikan oleh : p = C0 C = A0 - A (5.2) C0 A0Dimana C dan A masing-masing adalah nomor dari grup asam dan alkohol, pada beberapa tingkatan polimerisasi. Nomor-nomor ini dapat dibentuk/dibuat, contohnya dengan titrasi. Dari persamaan (5.1) dan persamaan (5.2) menunjukkan bahwa :

C = A = (1-p) U0 dan Z = W = C0 C = pU0 (5.3)

Molekul molekul dari polimer yang terbentuk tidak memiliki panjang yang sama. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui panjang rata-ratanya atau lebih baik lagi rata-rata derajat polimerisasi sebagai fungsi dari pertambahan reaksi p . Jumlah total dari rantai molekul N, termasuk molekul monomer, adalah setengah dari total jumlah dari grup terakhir, pada setiap rantai linear memiliki two grup akhir. Sehingga :Nt = (C+A) = (1-p) U0 (5.4) Rantai molekul ini memiliki nomor total U0 dari unit-unit basa dan dengan demikian mempengaruhi dari rata-rata derajat polimerisasi, yang ditunjukkan melalui persamaan carothers : = Number of Units = U0 = 1 (5.5) Number of chains (1-p) U0 1 - p

Ini merupakan hubungan sederhana antara Pn dan p tidak hanya pada kondensasi linear dari polimer. Hal ini dengan jelas di demonstrasikan bahwa pada kasus kimia polimer didasarkan pada konversi yang sangat tinggi (100% untuk p = 1) ;p00,50,750,90,950,991

1241020100

Untuk memperoleh polimer dengan sifat-sifat yang bagus dan menarik, dibutuhkan konversi yang hampir sempurna/lengkap.Jika kita mempertimbangkan monomer dengan functionalities / kemampuan f > 0 , kemudian cabang dan/atau percabangan polimer polimer dibuat dan nomor dari grup terakhir adalah tidak lebih panjang pengukuran langsung dari nomor dari rantai polimer. Pada kasus U0 molekul-molekul dari monomer pada setiap tipe, contohnya triol dan triacid untuk f=3, kita mempunyai :Co = A0 = Uo f (5.6)Ketika dua rantai masing-masing bereaksi, dua grup fungsional yang saling melengkapi akan menghilang dan nomor/jumlah rantai berkurang satu.. Dengan kata lain : jumlah dari rantai rantai yang menghilang adalah setengah dari jumlah grup yang bereaksi. Sehingga, perluasan dari reaksi p :U0 Nt = (1/2 U0 fp + U0 fp )(5.7)Oleh karena itu, = U0 = 1 (5.8) Nt 1- fpDimana Nt menunjukkan jumlah molekul total dari polimer.Dari persamaan (5.8) maka kita dapat menurunkannya menjadi persamaan berikut :f = 3 hasil/yields Pn = (Network) already for p = 2/3f = 4 hasil/yields Pn = (Network) already for p = 2/4Sehingga, umumnya derajat polimerisasi yang tak terbatas(infinite) diperoleh ketika p = 2/f, contohnya ketika suatu fraksi (1-2/f) dari grup fungsional masih belum bereaksi. Reaksi lebih lanjut harus ada untuk mengambil tempat intramolekul dan hasil hanya pada jaringan padat/rapih.Pada prakteknya, formasi jaringan mulai secara lokal dengan formasi dari partikel kecil insoluble gel (tak terlarut). Ketika ini terjadi pada pertama kali, maka gel-point telah diperoleh. Secara statistik dapat diturunkan dengan perluasan reaksi (extent of reaction) pada gel point adalah :Pgel = 1 (5.9) (f 1)Untuk f > 2 dapat terlihat bahwa Pgel < 2/f . Setelah melewati gel point, jumlah dari partikel gel akan meningkat sampai satu jaringan raksasa terbentuk pada p = 2/f . Reaksi lebih lanjut memberikan tingkatan untuk jaringan yang lebih kuat/padat.Sebuah interpretasi kualitatif dari nilai Pgel dapat diraih dengan syarat formasi jaringan paling tidak menyisakan satu (f-1) grup fungsional pada batas monomer f-functional adalah dihubungkan dengan monomer f-functional yang lain. Ini terjadi ketika kemungkinan/probabiliti dari reaksi per grup, contoh rata-rata konversi pada keseluruhan sistem adalah (f-1)-1.Pada penurunan persamaan (5.8) dapat diasumsikan bahwa reaksi intramolekular tidak dapat terjadi sebelum p = 2/f. Tentunya hal tersebut tidak sepenuhnya benar, dan akibatnya gel point dan pembekuan total ditemukan pada prakteknya agak lebih tinggi p-values daripada (f-1)-1 dan 2/f .Seringkali, jaringan disintesis pada kehadiran monomer difunctional . Menghasilkan lebih banyak struktur terbuka dengan rantai linear yang panjang menghubungkan dua f-functional titik-titik percabangan. Pada kasus seperti standar untuk gel point adalah yang mana koefisien percabangan yang sama (f-1)-1. Koefisien ini adalah kemungkinan/probabilitas yang mana sebuah monomer f-functional langsung terhubung atau melalui rantai linear dengan titik percabangan yang lain.5.2 Kinetik dari polimerisasi terkondensasiSeperti bagian sebelumnya, kali ini kita akan memilih poliester sebagai contoh dan berawal dari U0 mol asal hidroksi atau dari U0 mol diol dan U0 mol diacid. Persamaan reaksi dari bagian sebelumnya adalah :kC + A Z + WKMengarah ke persamaan -d [C] = k [C] [A] (5.10) dtdimana W = 0, contohnya semua air akan dieliminasi dari reaksi secara cepat dan sempurna dipindahkan dari reaksi vessel, sehingga reaksi timbal balik tidak berpengaruh. Dari persamaan (5.3) konsentrasi diperoleh dari persamaan berikut:[C] = [A] = (1- p) U0(5.11) VYang mana V adalah volum reaksi. Extent of reaction p didapat dengan titrasi C atau dengan mengukur jumlah air yang hilang/berkurang, karena p = Wet / U0.Dengan mensubsitusi persamaan (5.11) pada persamaan (5.10) diperoleh :

- d (1- p) = k U0 (1 p)2(5.12) dt V atau(5.13)

Integralkan persamaan tersebut dengan p = 0 pada waktu t = 0 menghasilkan :

(5.14)

Substitusi persamaan Carothers (5.5) menghasilkan persamaan berikut :

(5.15)

Hubungan ini mengindikasikan pertumbuhan linear dari terhadap waktu (t) . Bagaimanapun juga, hal ini menjadi sah/valid ketika koreksi untuk penurunan yang kecil dari V karena pengambilan kembali air yang terbentuk dari volum reaksi. Tentunya, pada beberapa kasus sebuah hubungan linear antara Pn dan t telah ditemukan melalui percobaan. Hal ini berarti bahwa laju konstan k tidak berubah selama polimerisasi, contoh pada prinsip dari persamaan reaktifitas dari bagian sebelumnya (4.1)Seharusnya reaksi esterifikasi umumnya di katalisasi dengan menggunakan asam kuat seperti p-toluene sulphonic acid.