Upload
muchtar-arief-linkers
View
119
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
MEMAHAMI MUAMALAH DI LUAR JUAL BELI
MATAPELAJARAN FIQIH KELAS IX SEMESTER 2
OLEH :MUHAMMAD MUCHTAR ARIF
FAKULTAS TARBIYAHJURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA
SETANDAR KOPETENSI
MEMAHAMI MUAMALAH DI LUAR JUAL BELI
KOPETENSI DASAR
Menjelaskan ketentuan pinjam meminjamMenjelaskan ketentuan utang piutang,gadai, dan brog.Menjelaskan ketentuan upah.
INDIKATOR
Siswa dapat menjelaskan tentang pinjam meminjam.piutang, gadai, drSiswa dapat menjelaskan utang og. Siswa dapat menjelaskan tentang ketentuan upah.
IJARAH
DASAR HUKUM
AL-QUR’AN
AS-SUNNAH
IJMA’
RUKUN
AQID
SIGHAT AKAD
UJRAH
MA’QUD ALAIH
SYARAT
MU’JIR DAN MUSTA’JIR
SIGHAT IJAB KABUL
UJRAH (UPAH)
MA’QUD ‘ALAIH
PEMBAGIAN JENIS
HUKUM IJRAH
Pengertian ijarah (upah)
• Menurut bahasa (etimologi)• Ijarah adalah بيع .(menjual manfaat) المنفعة• Menurut syara’ (terminologi)• Ulama Hanafiyah :
• ‘aqdun ‘alal manaafi’i bi ‘audhin, artinya “akad atas suatu kemanfaatan dengan pengganti”.
• (Alauddin al-Kasani, Badai’ ash-Shana’i fi Tartib asy-Syara’i, Juz 4, hal. 174)
Dasar hukum
– . Al-Qur’an• Allah Swt berfirman,• �اة� ي �ح� ال ف�ي �ه�م� ت م�ع�يش� �ه�م �ن �ي ب �ا م�ن ق�س� �ح�ن� ن �ك� ب ر� ح�م�ة� ر� م�ون� �ق�س� ي ه�م�
� أ)ا خ�ر�ي س� �ع�ض,ا ب �ع�ض�ه�م ب �خ�ذ� �ت �ي ل ج�ات/ د�ر� �ع�ض/ ب ف�و�ق� �ع�ض�ه�م� ب �ا ف�ع�ن و�ر� �ا �ي الد6ن
�ج�م�ع�ون� ي م�م�ا �ر9 ي خ� �ك� ب ر� ح�م�ت� و�ر�• “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami
telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (Q.S. Az Zukhruf 43 : 32)
As-SunnahDahulu kami menyewa tanah dengan jalan membayar dari tanaman
yang tumbuh. Lalu Rasulullah Saw melarang kami cara itu dan memerintahkan kami agar membayarnya dengan dinar dan dirham. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
• Rasulullah Saw bersabda, “Berikanlah olehmu upah orang sewaan sebelum keringatnya kering”. (HR. Ibnu Majah)
• Rasulullah Saw bersabda, “Berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada orang yang membekamnya”. (HR. Bukhari dan Muslim)
• Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang meminta menjadi buruh (pekerja), beritahukanlah upahnya”. (HR. Abd Razaq dari Abu Hurairah)IjmaHampir semua ulama ahli fiqih sepakat bahwa ijarah disyariatkan dalam Islam.
rukun
Menurut ulama Hanafiyah, rukun ijarah adalah ijab dan qabul antara lain dengan menggunakan kalimat : al-ijarah, al-isti’jar, al-ikhtira’ dan al-ikra.
Adapun menurut jumhur ulama, rukun ijarah ada 4 yaitu :‘Aqid (orang yang berakad) yaitu mu’jir (orang yang menyewakan atau memberikan upah) dan musta’jir (orang yang menyewa sesuatu atau menerima upah)Shighat akad yaitu ijab kabul antara mu’jir dan musta’jirUjrah (upah)Ma’qud ‘alaih (Manfaat/barang yang disewakan atau sesuatu yang dikerjakan)
Syarat
Mu’jir dan musta’jir Menurut ulama Hanafiyah, aqid (orang yang melakukan akad)
disyaratkan harus berakal dan mumayyiz (sudah bisa membedakan antara haq dan bathil/minimal 7 tahun), tidak disyaratkan harus baligh.
Shighat ijab kabulShighat ijab kabul antara mu’jir dan musta’jir. Ijab kabul sewa menyewa atau upah mengupah. Ijab kabul sewa menyewa misalnya mu’jir berkata, “Aku sewakan motor ini kepadamu 1 dirham per hari” maka musta’jir menjawab, “Aku terima sewa motor tersebut dengan harga 1 dirham per hari”.
Ujrah (upah) Para ulama telah menetapkan syarat upah : Berupa harta tetap yang diketahui oleh kedua belah pihak Tidak boleh sejenis dengan barang manfaat dari ijarah,
seperti upah menyewa rumah dengan menempati rumah tersebut
Dahulu kami menyewa tanah dengan jalan membayar dari tanaman yang tumbuh. Lalu Rasulullah Saw melarang kami cara itu dan memerintahkan kami agar membayarnya dengan dinar dan dirham. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
• Penjelasan jenis pekerjaan• Penjelasan tentang jenis pekerjaan sangat penting dan diperlukan ketika
menyewa orang untuk bekerja sehingga tidak terjadi kesalahan atau pertentangan.
• Penjelasan waktu kerja• Tentang batasan waktu kerja sangat bergantung pada pekerjaan dan
kesepakatan dalam akad.• Tidak menyewa untuk pekerjaan yang diwajibkan kepadanya• Contohnya adalah menyewa orang untuk shalat, shaum dan lain-lain. Juga
dilarang menyewa istri sendiri untuk melayaninya sebab hal itu merupakan kewajiban istri.
• Tidak mengambil manfaat bagi diri orang yang disewa• Tidak menyewakan diri untuk perbuatan ketaatan sebab manfaat dari ketaatan
tersebut adalah untuk dirinya.• Juga tidak mengambil manfaat dari sisa hasil pekerjaannya, seperti menggiling
gandum dan mengambil bubuk atau tepungnya untuk dirinya.• Hal itu didasarkan hadits yang diriwayatkan Daruquthni bahwa Rasulullah Saw
melarang untuk mengambil bekas gilingan gandum. Ulama Syafi’iyah menyepakatinya. (Alauddin al-Kasani, Badai’ ash-Shana’i fi Tartib asy-Syara’i, Juz 4, hal. 192)
• Ijarah terbagi 2 yaitu :• Ijarah terhadap benda atau sewa menyewa• Ijarah atas pekerjaan atau upah mengupahHukum upah mengupahUpah mengupah atau ijarah ‘ala al-a’mal yakni jual beli jasa. Contohnya seperti jasa menjahit pakaian, membangun rumah dan lain-lainIjarah khususYaitu ijarah yang dilakukan oleh seorang pekerja. Hukumnya, orang yang bekerja tidak boleh bekerja selain dengan orang yang telah memberinya upahIjarah MusytarikYaitu ijarah yang dilakukan secara bersama-sama atau melalui kerja sama. Hukumnya dibolehkan bekerja sama dengan orang lain.
Hutang piutang
Rukun hutang piutang
Menambah pengembalia
n hutang
ADAB BERHUTANG
Htang piutang adalah: Memberikan sesuatu kepada seseorang dengan perjanjian dia akan membayar/ mengembalikan barang tersebut dengan jumlah yang sama
Rukun hutang piutang:1. Lafadz dari orang yang mau hutang, bisa lewat lisan atau
tulisan.2. Orang yang berhutang dan menghutangi.3. Dengan atau barang yang di hutangkan.
PENGETIAN UTANG
Menambahi pengembalian hutang:apabila orang yang berhutang itumemberikelebihan dalam membayar hutangnya,maka boleh diterima.
Tetapi apabila tambahan itu merupakan kehendak dari orang yang mengutangi, yang di cantumkan pada perjanjian atau menjadi perjanjian waktu aqad, maka tambahan itu tidak halal/riba
PENAMBHAN PENGEMBALIAN
ADAD BERUTANGAdab berutang terbagi 2 yaitu untuk musta’ir (orang yang berutang) dan mu’ir (orang yang berpiutang) :
MUSTA’IR
Tidak berutang kecuali dalam
kondisi darurat
Berniat melunasinya
Berusaha untuk berutang kepada orang yang shalih
Berutang sesuai dengan kebutuhan
Lunasi tepat pada waktunya
dan jangan menundanya
Membayar dengan cara
yang baik
Mu’ir
mu’ir (orang yang berpiutang)Niat yang benar dalam memberi
utang
Bersikap baik dalam
menagih utang
Memberi tenggang waktu jika yang
berutang belum mampu membayar pada
waktunya
Menghapus utang bagi yang
tidak mampu melunasinya
ARIYAH
HUKUM
SUNNAT WAJIB
HARAM
RUKUN/SYARAT
KEWAJIBAN PEMINJAM
MACAM-MACAM ARIYAH
• Istilah pinjam meminjam dalam istilah muamalah ialah disebut dengan ariyah ‘Ariyah secara bahasa berarti pinjaman, sedangkan menurut istilah syarak ialah akad berupa pemberiaan manfaat suatu barang yang halaldari seseorang kepada orang lain tanpa ada imbalan, dalam pinjam meminjam, dzat barang dikembalikan tanpa terkurangi atau rusak setelah diambil. Manfaatnya. ‘Ariyah termasuk salah satu bentuk tolong menolong antara sesama. Istilah ariyah disebut juga dengan pinjaman tanpa bunga karena orang yang meminjamkan barang tidak boleh meminta ongkos dari barang yang dipinjamkan dasar dari ‘ariyah
• PENGERTIAN PINJAM MEMINJAM
• Hukum pinjam meminjam adalah sunah sebagaimana tolong menolong yang lain. Namun hukum tersebut dapat berubah menjadi wajib, haram, dan sunah bergantung pada keadaan. Pinjam meminjam menjadi wajib bila dalam keadaan mendesak serta sepanjang bertujuan untuk kebaikan. Namun di haramkan melakukan pinjam meminjam bila tujuan untuk naksiat dan kejahatan.
Rukun Dan Syarat pinjam – meminjam1. Orang yang meminjamkan, Syaratnya :
a. Ikhlas dan tidak dipaksa/ terpaksa serta orang yang menghalang – halangi. Tidaksah orang yang meminjam kepada orang yang terpaksab. Barang yang dipinjamkan adalah milik sendiri atau ia adalah orang yang kuasa/bertanggung jawab untuk meminjamkan barang tersebut.2. Orang yang meminjamkan, Syaratnya :
a. Berakal, karenanya oorang gila tidak melakukan pinjam meminjamb. Tidak terpaksa atau dipaksac. Hanya mengambil manfaat dari barang yang dipinjam tanpa merusaknyad. Tidak meminjamkan barang kepada orang laine. Mengembalikan barang sesuai perjanjian
JENIS ‘ARIYAH
• 1. ‘Ariyah Mutlaq
• Yaitu pinjam-meminjam barang yang dalam akadnya tidak ada persyaratan apapun, seperti apakah pemanfaatannya hanya untuk musta’ir saja atau dibolehkan untuk orang lain dan tidak dijelaskan cara penggunaannya.
2. ‘Ariyah Muqayyad
Adalah akad meminjamkan barang yang dibatasi dari segi waktu dan pemanfaatannya, baik disyaratkan pada keduanya atau salah satunya. Maka musta’ir harus bisa menjaga batasan tersebut.
Kewajiban Peminjam1. Mengembalikan pinjaman pemiliknya apabila telah selesai. Akad pinjam meminjamberakhir apabila barang yang dipinjam telah diambil manfaatnya dan harus segeradikembalikan kepada pemilik barang. 2. Merawat barang pinjaman dengan baik. Barang pinjaman adalah amanah, karenaitu peminjam waktu ia mengembalikannya.
3. Mengganti dan memperbaiki apabila barang itu hilang atau rusak. Penggantianbarang yang hilang hukumnya adalah wajib, namun apabila orang yang meminjamtidak menuntut penggantian maka ia terbebas dari tuntutan untuk mengganti.