Upload
smaalizzah
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Mu’Tazilah, Kelompok Sesat Pemuja Akal
1/12
MU’TAZILAH, KELOMPOKSESAT PEMUJA AKAL
8/17/2019 Mu’Tazilah, Kelompok Sesat Pemuja Akal
2/12
Sejarah munculnya MU’TAZILAH Kelompok ini muncul di kota Bashrah (Irak) pada abad ke-2 Hijriyah,
antara tahun 105—110 H, tepatnya di masa pemerintahan Khalifah
Abdul Malik bin Marwan dan Khalifah Hisyam bin Abdul Malik.
Pelopornya adalah seorang penduduk Bashrah, mantan murid al-Hasan
al-Bashri rahimahullah yang bernama Washil bin Atha’. Ia lahir di kotaMadinah pada 80 H dan mati pada 131 H.
Seiring dengan bergulirnya waktu, kelompok Mu’tazilah semakin
berkembang dengan sekian banyak sektenya. Sampai akhirnya para
dedengkot mereka mendalami buku-buku filsafat yang banyak tersebar
di masa khalifah al- Makmun. Sejak saat itulah manhaj mereka benar-benar terwarnai oleh manhaj a h l i k a l a m yang berorientasi pada akal
dan mencampakkan dalil-dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah.
8/17/2019 Mu’Tazilah, Kelompok Sesat Pemuja Akal
3/12
Mengapa disebut MU’TAZILAH Mu’tazilah, secara etimologis bermakna orang-orang yang memisahkan
diri. Sebutan ini mempunyai suatu kronologi yang tidak bisa dipisahkandengan sosok al-Hasan al-Bashri rahimahullah, salah seorang imam dikalangan tabi’in.
Dikisahkan, Datanglah seorang laki-laki kepada al-Hasan al-Bashri serayaberkata, “Wahai imam, telah muncul di zaman kita ini kelompok yangmengafirkan pelaku dosa besar (di bawah dosa syirik), mereka adalahkaum Khawarij. Adapun kelompok yang lainnya sangat toleran terhadappelaku dosa besar (di bawah dosa syirik), dan dosa tersebut tidak berpengaruh terhadap keimanan, mereka adalah Murji’ah. Bagaimanakah
pendapatmu dalam permasalahan ini agar kami bisa menjadikannyasebagai prinsip (dalam beragama)?”
8/17/2019 Mu’Tazilah, Kelompok Sesat Pemuja Akal
4/12
Al-Hasan al-Bashri pun berpikir sejenak dalam permasalahan tersebut.
Sebelum beliau menjawab, tiba-tiba dengan lancangnya Washil bin
Atha’ berseloroh, “Menurutku pelaku dosa besar bukan seorang
mukmin, namun ia juga tidak kafir. Ia berada pada suatu keadaan di
antara dua keadaan, tidak mukmin dan juga tidak kafir.”
Lalu ia berdiri dan duduk menyendiri di salah satu tiang masjid sambil
tetap menyatakan pendapatnya tersebut kepada murid-murid al-
Hasan al-Bashri lainnya. Al-Hasan al-Bashri rahimahullah lantas
berkata,
ل
َ
َ
ْ
عاَّنعلصاو
“Washil telah memisahkan diri dari kita.” Disebutlah dia dan parapengikutnya dengan Mu’tazilah.
8/17/2019 Mu’Tazilah, Kelompok Sesat Pemuja Akal
5/12
Pertanyaan itu pun akhirnya dijawab oleh al-Hasan al-Bashri
dengan jawaban Ahlus Sunnah wal Jamaah, “Sesungguhnya pelaku
dosa besar (di bawah dosa syirik) adalah seorang mukmin yang
tidak sempurna imannya. Karena keimanannya, ia masih disebut
mukmin. Karena dosa besarnya, ia disebut fasiq (dan keimanannya
pun menjadi tidak sempurna).”
Bagaimana Jawaban PERTANYAAN
tersebut?
8/17/2019 Mu’Tazilah, Kelompok Sesat Pemuja Akal
6/12
Asas dan Landasan MU’TAZILAHMu’tazilah mempunyai asas dan landasan yang selalu dipegang erat olehmereka, bahkan di atasnyalah prinsip-prinsip mereka dibangun. Asas danlandasan itu mereka sebut dengan al-Ushulul Khamsah (lima landasan pokok),sebagai berikut:
1. At-Tauhid2. Al-‘Adl (keadilan)3. Al-Wa’du wal Wa’id (janji dan ancaman)4. Manzilun baina Manzilatain (Suatu keadaan di antara dua keadaan)5. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
8/17/2019 Mu’Tazilah, Kelompok Sesat Pemuja Akal
7/12
Prinsip At-Tauhid dan Bantahannya
Yang mereka maksud dengan at-Tauhid adalah mengingkari danmeniadakan sifat-sifat Allah, dengan dalil bahwa menetapkan sifat-sifattersebut berarti telah menetapkan untuk masing-masingnya Tuhan, danini suatu kesyirikan kepada Allah.
Bantahan dalam hal ini, bahwa dalil menunjukkan menyifati dirinyasendiri dengan sifat-sifat yang begitu banyak:ك لشديد بطش ر َّن -ديع و يبد و ھۥ َّن -دودولٱ روفغلٱ و د-و ي
ِ
َ
ۡ ٱ شرعلٱ وذ-
ال َّعفاَملد ير
“Sesungguhnya azab Rabbmu sangat dahsyat. Sesungguhnya Dialah
yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya
(kembali), Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih, Yangmempunyai ‘Arsy lagi Mahamulia, Mahakuasa berbuat apa yang
dikehendaki-Nya.” (al-Buruj: 12—16)
8/17/2019 Mu’Tazilah, Kelompok Sesat Pemuja Akal
8/12
Prinsip al-Adl dan bantahannyaYang mereka maksud dengan keadilan adalah keyakinan bahwasanya
kebaikan itu datang dari Allah, sedangkan kejelekan datang dari
makhluk dan di luar kehendak (masyi’ah) Allah. Mereka berdalil
ساد
َ
فلٱ ُّبح
ُ
ي ال َّ ٱ
َ
و
٥
“Dan Allah tidak suka terhadap kerusakan.” (al-Baqarah: 205)
Bantahan:Dia-lah yang menginginkan adanya orang-orang kafir tersebut dan Dialah
yang menciptakan mereka.
Lebih-lebih lagi Allah subhanahu wa ta’ala telah menyatakan
bahwasanya apa yang dikehendaki dan dikerjakan hamba tidak lepas
dari kehendak dan ciptaan-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
َّ ٱ
ٓ
ا ش
َ
ي
ن
َ
ٓ َّ ال
ِ
إ
ون
ٓ
شا
َ
ت
ا
َ
م
َ
و
“Dan kalian tidak akan mampu menghendaki (jalan itu), kecuali bila
dikehendaki Allah.” (al-Insan: 30)
8/17/2019 Mu’Tazilah, Kelompok Sesat Pemuja Akal
9/12
Prinsip al-Wa’du wal Wa’id dan BantahannyaMu’tazilah
Wajib bagi Allah untuk memenuhi janji-Nya (al-wa’d) bagi pelaku kebaikan
agar dimasukkan ke dalam al-Jannah, dan melaksanakan ancaman-Nya (al-
wa’id) bagi pelaku dosa besar (walaupun di bawah syirik) agar dimasukkan ke
dalam an-Nar, kekal abadi di dalamnya. Dan Allah tidak boleh mengingkari
janjiNyaAhlusunnah:
Seseorang yang beramal saleh akan mendapatkan pahalanya sebagai karunia
dan nikmat dari-Nya. Tidaklah pantas bagi makhluk untuk mewajibkan yang
demikian itu kepada Allah Ta’ala, karena termasuk pelecehan terhadap
Rububiyyah-Nya dan sebagai bentuk keraguan terhadap firman-Nya,
اد
َ
عی
ِ
ملٱ
ف
ِ
لخ
ُ
ي
ال
َّ ٱ
َّن
ِ
إ
“Sesungguhnya Allah tidak akan menyelisihi janji(Nya).” (Ali ‘Imran: 9)Bahkan, Allah subhanahu wa ta’ala mewajibkan bagi diri-Nya sendiri sebagai
keutamaan untuk para hamba-Nya.
8/17/2019 Mu’Tazilah, Kelompok Sesat Pemuja Akal
10/12
Prinsip Suatu keadaan di antara dua keadaan
dan BantahannyaMu’tazilah
keimanan itu satu dan tidak bertingkat-tingkat, sehingga ketika seseorang
melakukan dosa besar (walaupun di bawah syirik), maka telah keluar dari
keimanan, namun tidak kafir (di dunia). Ia berada pada suatu keadaan di antara
dua keadaan (antara keimanan dan kekafiran)
Ahlusunnah:
Keimanan itu bertingkat-tingkat, bertambah dengan ketaatan dan berkurang
dengan kemaksiatan, Rasulullah bersabda, “Keimanan itu (mempunyai) enam
puluh sekian atau tujuh puluh sekian cabang/tingkat, yang paling utama ucapan
‘Laa ilaaha illallah’, dan yang paling rendah menyingkirkan gangguan dari jalan,
dan sifat malu itu cabang dari iman.” (HR. al-Bukhari dan Muslim, dari AbuHurairah radhiallahu ‘anhu)Atas dasar ini, pelaku dosa besar (di bawah syirik) tidaklah bisa dikeluarkan dari
keimanan secara mutlak. Ia masih sebagai mukmin namun kurang iman.
8/17/2019 Mu’Tazilah, Kelompok Sesat Pemuja Akal
11/12
Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dan
BantahannyaMu’tazilah:
Di antara doktrin landasan ini adalah wajibnya memberontak terhadap
pemerintah (muslim) yang zalim.
Ahlussunnah:
Memberontak terhadap pemerintah muslim yang zalim merupakan prinsip
sesat yang bertentangan dengan al-Qur’an dan as-Sunnah.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
طیعوا ٱلرَّسول
َ
و َّ ٱ طیعوا
َ
ا
ٓ
و
ُ
ن
َ
ما
َ
ين
ِ
ذَّلٱ يُّھا
َ
أ
ٓ
يم
ُ
كنم رم
َ
ألٱ ي
ِ
ل
ْ
و
ُ
و
Rasulullah bersabda, “Akan datang setelahku para pemimpin yang tidak
mengikuti petunjukku dan tidak menjalankan sunnahku, dan sungguh akan
ada di antara mereka yang berhati setan namun bertubuh manusia.”Hudzaifah berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang kuperbuat jika aku
menjumpai mereka?”. Beliau menjawab, “Hendaknya engkau mendengar
(perintahnya) dan menaatinya, walaupun punggungmu dicambuk dan
hartamu diambil.” (HR. Muslim)
8/17/2019 Mu’Tazilah, Kelompok Sesat Pemuja Akal
12/12
Kesesatan lain Mendahulukan akal daripada al-Qur’an, as-Sunnah, dan ijma’ ulama. Mengingkari azab kubur, syafa’at Rasulullah untuk para pelaku
dosa, ru’yatullah (Allah dilihat) pada hari kiamat, timbangan amal di harikiamat, ash-Shirath , telaga Rasulullah, keluarnya Dajjal di akhir zaman,telah diciptakannya surga dan neraka saat ini, turunnya Allah ke langit dunia
setiap malam, hadits ahad (selain mutawatir), dan lain sebagainya. Vonis mereka terhadap salah satu dari dua kelompok yang terlibat dalam
pertempuran Jamal dan Shiffin, bahwa mereka adalah orang-orang fasiq(pelaku dosa besar) dan tidak diterima persaksiannya.
Meniadakan sifat-sifat Allah, dengan alasan bahwa menetapkannyamerupakan kesyirikan.
Menakwil sifat Kalam (berbicara) bagi Allah sifat Menciptakan, sehinggamereka terjerumus ke dalam keyakinan kufur bahwa al-Qur’an itu makhluk,bukan kalamullah.
Mereka menakwil sifat Istiwaa’ Allah dengan Istaula’ menguasai).