Upload
fede-diocesano
View
15
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Rasulullah SAW adalah Muhammad SAW bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin
Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ayy
bin Ghalib bin Fihir bin Malik bin Nadhor bin Kinanah bin Khuzaimah bin
Mudrika bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan, terus nasabnya
menyambung kepada Nabi Ibrahim AS. Di bawah ini akan diuraikan
sekelumit manaqib singkat leluhur-leluhur Rasulullah SAW dari ayahnya
hingga Adnan, karena hanya sampai Adnan nasab Rasulullah SAW yang di-
shahih-kan oleh Ahli Hadits.
1. Adnan bin Muqawwam
Adnan bin Muqawwam adalah keturunan ke-7 dari Nabi Ismail AS, ke-8 dari
Nabi Ibrahim AS, ke-18 dari Nabi Nuh AS, ke-21 dari Nabi Idris AS dan ke-27
dari Nabi Adam AS, demikian menurut Imam Ibnu Hisyam dalan kitab
Sirohnya, Tahdzib Siroh Nabawiyyah. Adapun nasab lengkapnya adalah
Adnan bin Muqawwam bin Nakhur bin Tayrah bin Ya’rub bin Yasyjub bin
Nabit bin Ismail AS bin Ibrahim Al Khalil AS bin Tairukh bin Nakhur bin
Sawiragh bin Raghu bin Falikh bin Aibar bin Syalikh bin Arfakhsyadz bin Sam
bin Nuh AS bin Lamik bin Mattusyilakh bin Idris AS bin Yarid bin Mahlayil bin
Qaynan bin Anusy bin Syist AS bin Adam AS. Adnan adalah salah satu
keturunan Nabi Ismail yang tetap memegang teguh ajaran datuknya, Nabi
Ismail dan Nabi Ibrahim. Ia mempunyai dua orang anak, Akk dan Ma’ad. Akk
kemudian menikah dengan seorang wanita Bani Asy’ariyyin keturunan
Qathani dan menetap di negerinya, yaitu Yaman. Adapun Ma’ad kemudian
menurunkan kabilah lain di kota Makkah dan menjadi penguasa disana. Dari
keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
2. Ma’ad bin Adnan
Diantara putra Adnan yang tetap tinggal di kawasan Hijaz dan meneruskan
perjuangan dakwah dalam menyebarkan agama yang dibawa Nabi Ibrahim
adalah Ma’ad bin Adnan. Ia kemudian menikah dengan wanita setempat dan
mempunyai empat orang anak. Mereka adalah Qudha’ah, Qanash, Iyad dan
Nizar. Quda’ah bin Ma’ad kemudian merantau ke negeri Yaman dan tinggal
di daerah kabilah Himyar bin Saba. Sementara Qanash keturunannya
sebagian berada di kawasan Iraq, diantara keturunannya adalah Nu’man bin
Munzir, Raja Herat, Iraq, pada masa RasulullahSAW. Adapun Iyad, tidak ada
sedikitpun keterangan mengenai keturunannya. Terakhir, Nizar bin Ma’ad
adalah yang keturunannya tetap lestari dan menjadi penjaga Rumah Suci
Allah di Makkah. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
3. Nizar bin Ma’ad
Nizar bin Ma’ad adalah seorang yang memiliki kemuliaan akhlak dan
keluasan ilmu, semasa hidupnya ia menjadi tempat bersandarnya orang
yang membutuhkan. Ia mempunyai tiga orang anak yang dua diantaranya
menurunkan banyak kabilah Arab. Mereka adalah Rabi’ah, Anmar dan
Mudhar. Rabi’ah, dia terputus keturunannya, sedangkan Anmar banyak
menurunkan kabilah-kabilah, diantaranya kabilah Bani Anzah, Bani Abdu
Qais, Bani Taghlib dan Bani Hanifah (kabilahnya Musailamah bin Habib Al
Kadzab, sang Nabi Palsu pada masa Rasulullah SAW). Adapun Mudhar bin
Nizar tetap tinggal di Makkah dan menjadi pemuka kaum dan keturunannya.
Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
4. Mudhar bin Nizar
Mudhar bin Nizar merupakan seorang yang shalih dan menjadi tumpuan
kaumnya, pemberi rasa aman bagi yang ketakutan dan pelindung bagi yang
lemah. Ia mempunyai tiga orang anak, yaitu Qais Ailan, Ilyan dan Ilyas.
Diantara anak-anaknya, hanya Ilyan yang keturunannya terputus. Anak-anak
keturunan Qais Ailan bin Mudhar kemudian disebut kabilah Bani Qais Ailan,
darinya terbentuk lagi beberapa kabilah besar, diantara kabilah Bani Sulaim,
Bani Ghataffan dan Bani Hawazin. Diantara keturunan kabilah Bani Hawazin
adalah dua orang istri Rasulullah SAW, yaitu Ummul Mu’minin Zainab binti
Khuzaimah bin Harits bin Abdullah bin Amar bin Abdu Manaf bin Hilal bin
Amir bin Sha’sha’ah bin Mu’awiyyah bin Bakr bin Hawazin bin Mashur bin
Ikrimah bin Khashafah bin Qaisbin Ailan bin Mudhar dan Ummul Mu’minin
Maimunah binti Harits bin Huzn bin Bahir bin Huzam bin Ruaibah bin
Abdullah bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’ah bin Mu’awiyyah bin Bakr bin
Hawazin. Adapun Ilyas, dia mewarisi sifat dan keutamaan ayahnya, dia
menjadi penerus ayahnya dalam memimpin kaumnya. Dari keturunannya
lahirlah Rasulullah SAW.
5. Ilyas bin Mudhar
Ia adalah seorang Faqih di masanya yang mengajak kaumnya untuk
bersama-sama mengagunggkan Ka’bah dan Tanah Haram. Dialah orang
yang pertama kali berkurban unta di Tanah Haram. Ketika ia sedang
menyembelih untanya itu, terdengarlah dari sulbinya (tulang punggung)
suara Nur Muhammad yang sedang bertalbiyah. Ia mempunyai tiga orang
anak, Thabikhah, Qam’ah dan Mudrika. Mudrika inilah yang kemudian
menjadi penerus perjuangannya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
6. Mudrika bin Ilyas
Ia yang bernama asli Amir, adalah seorang pemuka agama dan hakim yang
adil di masanya, tempat mengadu semua permasalahan yang muncul di
masyarakat. Ia adalah satu-satunya putra ayahnya yang menurunkan
keturunan. Ia mempunyai dua orang anak, yang mana keduanya
menurunkan kabilah-kabilah yang besar. Anak pertamanya adalah Hudzail,
penghulu kabilah Hudzail yang sempat berperang dengan Abrahah ketika
penguasa yang lalim itu hendak menghancurkan Ka’bah. Sedangkan anak
keduanya bernama Khuzaimah yang meneruskan estafet perjuangan dakwah
ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
7. Khuzaimah bin Mudrika
Satu diantara dua putra Mudrika bin Ilyas yang mewarisi keluhuran sifat dan
ilmunya adalah Khuzaimah bin Mudrika. Pada masanya kota Makkah makmur
dan terjaga dari gangguan luar. Ia mempunyai empat orang anak, Al Huun,
Asad, Asadah dan Kinanah. Diantara mereka hanya dua orang yang
keturunannya tetap tumbuh di Makkah, yaitu Asad dan Kinanah. Jika Asad
menurunkan salah satu wanita mulia, istri Rasulullah SAW, yaitu Ummul
Mu’minin Zainab binti Jahsyi bin Riab bin Ya’mar bin Shabrah bin Murrah bin
Kabir bin Ghanam bin Daudan bin Asad bin Khuzaimah, maka Kinanah
menurunkan seorang makhluk teragung, Rasulullah SAW.
8. Kinanah bin Khuzaimah
Ia adalah penerus kepemimpinan ayahnya yang memberi rasa aman kepada
kaumnya. Rumahnya senantiasa didatangi oleh orang-orang yang
membutuhkan. Keturunan keluarga besar Kinanah bin Khuzaimah disebut
dengan Bani Kinani yang kemudian terpecah lagi menjadi puluhan kabilah. Ia
mempunyai empat orang anak, yaitu Abdu Manat, Malik, Milkan dan Nadhor.
Abdu Manat bin Kinanah kemudian mempunyai anak bernama Bakr yang
keturunannya disebut kabilah Bani Bakr bin Abdu Manat. Sedangkan Bakr bin
Abdu Manat mempunyai seorang anak bernama Dhamrah, yang
keturunannya disebut Bani Dhamrah. Kabilah inilah yang pertama kali
diperangi oleh kaum Muslimin. Adapun anak Kinanah yang lain,
Nadhor,kemudian ditunjuk sebagai penerus ayahnya. Dari keturunannya
lahirlah Rasulullah SAW.
9. Nadhor bin Kinanah
Ia adalah mataharinya bangsa Arab dan bulannya Bani Ismail. Semasa
mudanya telah gemar beribadah dan beperang dalam menjaga kehormatan
kota Makkah. Ia dikaruniai dua orang anak. Pertama bernama Yakhlud yang
keturunannyat idak terlacak. Kedua bernama Malik yang menjadi penerus
perjuangannya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
10. Malik bin Nadhor
Ia adalah ayah dari seorang yang paling besar pengaruhnya di kota Makkah
khususnya dan jazirah Arab umumnya. Ia hanya dikaruniai seoranganak laki-
laki yang memiliki hasrat besar untuk mengembalikan kaumnya kepada
martabat luhur yang dijanjikan Allah. Anaknya itu adalah Fihir bin Malik, yang
pertama kali disebut Quraisy dalam sejarah. Ia adalah putra tunggal dari
ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
11. Fihir bin Malik
Ia adalah orang yang gemar berniaga untuk meningkatkan kemakmuran
penduduk Makkah. Semua rombongan kafilah yang berdagang ke negeri lain
dari Makkah, berada dalam pengawasannya. Semuanya terayomi dengan
baik dan aman. Jika setiap kafilah-kafilah dagang pulang dari perniagaannya,
ia akan meminta sebagai harta mereka untuk ia kumpulkan, lalu dibagi-
bagikan kepada orang-orang tidak mampu di Makkah. Dialah Fihir bin Malik,
orang yang pertama kali bergelar Quraisy, maka semua anak keturunannya
disebut Quraisy. Ia mempunyai empat orang anak bernama Muharib, Asad,
Harits (penghulu kabilah BaniAl Harits bin Fihir) dan Ghalib. Dari keturunan
Ghalib bin Fihir ini lahirlah Rasulullah SAW.
12. Ghalib bin Fihir
Dia yang tidak berbeda dengan ayahnya dalam memberikan rasa aman
kepada kaumnya. Pada masanya kota Makkah tumbuh makmur dan Baitullah
teragungkan dengan mulia. Ia mempunyai dua orang anak yang keduanya
menurunkan kabilah-kabilah besar. Anak pertamanya bernama Taim,
penghulu kabilah Bani Taimbin Ghalib. Anak keduanya bernama Lu’ayy yang
kemudian menjadi penerusnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
13. Lu’ayy bin Ghalib
Ia yang oleh kaumnya dipanggil Lawwi, adalah seorang pemimpin yang adil
dan dicintai oleh kaumnya. Tempat berteduh bagi semua masyarakatnya
yang kehujanan dan tempat persinggahan bagi mereka yang berhaji ke
Baitullah. Dia mempunyai empat orang anak, Samah, Auf, Amir dan Ka’ab.
Amir bin Lu’ayy kemudian menurunkan kabilah Bani Amir bin Lu’ayy,
diantara keturunannya adalah istri ke-3 Rasulullah SAW, yaitu Ummul
Mu’minin Saudah binti Zam’ah bin Qais bin Abdu Syams bin Abdu Wudd bin
Nashr bin Hisl bin Amir bin Lu’ayy. Sedangkan Ka’ab, ia menjadi penerus
bagi nasab dan sanad ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
14. Ka’ab bin Lu’ayy
Dialah seorang pemberani yang melindungi kaumnya dan kehormatan kota
Makkah. Ia seorang ulama sekaligus panglima yang ulung dalam menyusun
strategi melawan musuh-musuh Allah. Ia mempunyai tiga orang anak
bernama Hushaisah, Adi dan Murrah. Hushaishah kemudian mempunyai
anak bernama Sahm yang merupakan leluhur Bani Sahmi. Sedangkan Adi
bin Ka’ab adalah penghulu bagi kabilah Bani Adi, yaitu kabilahnya Umar bin
Khattab bin Nufail bin Abdu Uzzabin Abdullah bin Qurtsh bin Riyah bin Adi bin
Ka’ab. Adapun Murrah adalah pemilik keturunan suci yang darinya lahirlah
Rasulullah SAW.
15. Murrah bin Ka’ab
Dia adalah pemilik cahaya dari keagungan Nur Muhammad, yang menjaga
kemurnian aqidah kaumnya. Semasa hidupnya ia senantiasa mengajak
kaumnya untuk kembali kepada ajaran Tauhid yang dibawa oleh datuknya,
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Dia mempunyai tiga orang anak yang
kesemuanya menurunkan kabilah-kabilah besar di kota Makkah. Anak
pertama bernama Taim bin Murrah, yang keturunannya disebut Bani Taim,
yaitu kabilahnya Abu Bakar Ash Shiddiq bin Abu Quhafah (Utsman) bin Amir
bin Amar bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Anak kedua bernama Yaqadzah bin
Murrah. Ia kemudian mempunyai anak bernama Makhzum, yang disebut
Bani Makhzum, sebuah kabilah yang terdiri dari orang-orang kaya di Makkah.
Diantara keturunannya adalah Ummul Mu’minin Hindun binti Umayyah bin
Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum, yang dikenal dengan nama
Ummu Salamah. Anak ketiga bernama Kilab bin Murrah yang menurunkan
banyak kabilah dan memiliki segala kemuliaan yang terhormat. Dari
keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
16. Kilab bin Murrah
Dia seorang yang berakhlak lembut dan senantiasa mengangis karena takut
kepada Allah. Pada masanya inilah kota Makkah dan kepengurusan Ka’bah
direbut oleh kaum Khuza’ah di bawah pimpinan Hulail bin Hubasya. Namun
kemudian anaknya yang bernama Qushay mampu merebut kembali kota
Makkah dan Ka’bah dari kaum Khuza’ah. Kilab bin Murrah dikaruniai dua
orang anak yang keduanya sama-sama memiliki cahaya Nur Muhammad,
yaitu Zuhrah dan Qushay. Zuhrah adalah penghulu kabilah Bani Zuhri,
darinya lahirlah ibunda Rasulullah SAW, Aminah binti Wahhab bin Abdu
Manaf bin Zuhrah. Sedangkan dari Qushay lahir ayah Rasulullah SAW.
Cahaya keduanya kemudian dipersatukan dalam diri RasulullahSAW.
17. Qushay bin Kilab
Dialah orang yang paling dibanggakan oleh bangsa Quraisy, yang banyak
dipakai sebagai washilah dan dijadikan simbol bagi kebesaran kaumnya.
Dialah seorang pemberani yang kembali merebut kepemimpinan kota
Makkah dan kepengurusan Ka’bah dari orang-orang Khuza’ah. Dia juga
merupakan orang yang pertama kali mampu mengumpulkan 12 bangsa
keturunan Nabi Ismail yang telah terpencar ke berbagai negeri, sehingga ia
disebut Mujammi yang artinya pengumpul. Nama aslinya adalah Zaid,
disebut Qushay karena ia pernah berkelana ke kawasan Qudha’ah, yaitu
sebuah daerah terpencil di ujung kota Makkah untuk berkhalwat, namun
kemudian Allah menggerakan hatinya untuk kembali pulang ke Makkah.
Ibunya bernama Fathimah bin Sa’ad bin Sahal, sedangkan istrinya adalah
seorang putri dari pemimpin Bani Khuza’ah, Hubayya binti Hulail bin
Hubasya. Dengan pernikahan ini maka bersatulah dua bangsa besar, yaitu
Quraisy dan Khuza’ah yang sebelumnya bertentangan. Ia mempunyai empat
orang anak, mereka adalah Abdu Daar (penghulu kabilah Bani Abdari), Abdu
Uzza (menurunkan kabilah Al Asadi, kabilahnya Khadijah binti Khuwailid bin
Asad bin Abdu Uzza), Abdu Qushay dan Abdu Manaf (penghulu Bani Abdu
Manaf). Anak yang terakhir inilah yang kemudian meneruskan
kepemimpinan ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
18. Abdu Manaf bin Qushay
Nama aslinya adalah Mughirah. Dialah yang dipilih ayahnya sebagai
penggantinya. Dia merupakan seorang yang lemah lembut dan penyayang.
Iamempunyai empat orang anak yang semuanya menjadi penghulu bagi
kabilah-kabilah besar bangsa Quraisy. Mereka adalah Hasyim (penghulu Bani
Hasyim), Abdu Syams (penghulu Bani Abdu Syams, darinya menurunkan
kabilah Umayyah, kabilahnya Utsman bin Affan), Muthalib (penghulu kabilah
Muthalib, kabilahnya Imam Syafi’i yang sama-sama membela Rasulullah
SAW ketika beliau diboikot oleh kaum kuffar Quraisy) dan Naufal (penghulu
Bani Naufal). Dari semua anak-anaknya itu, akhirnya Abdu Manaf
menurunkan kepemimpinannya kepada Hasyim. Dari keturunannya itulah
lahir Rasulullah SAW.
19. Hasyim bin Abdu Manaf
Dialah seorang pemimpin yang mampu melepaskan kaumnya dari ancaman
kelaparan yang kala itu menghantui kota Makkah. Karenanya masyarakat
Makkah amat mencintainya, hingga hal itu menimbulkan iri hati dari kabilah
sepupunya, yaitu Bani Umayyah. Namun Allah menghendaki ia untuk tetap
memimpin Makkah karena keutamaan yang ia dapat dari kemuliaan Nur
Muhammad. Dia menikah dengan seorang wanita mulia dari Madinah, Salma
binti Amir Annajariyyah. Dia mempunyai sembilan anak, mereka adalah
adalah Abdul Muthalib (kakek Rasulullah SAW), Asad (kakek Ali bin Abu
Thalib dari fihak ibu), Abu Saifi, Nadla, Syifa, Khalida, Da'ifa, Ruqayyah dan
Jannah. Setelah kewafatannya, kepemimpinan Makkah dipegang oleh
adiknya yang bernama Muthalib. Hingga ketika anaknya yang bernama
Abdul Muthalib besar, kepemimpinannya diserahkan kepada Abdul Muthalib.
Darinya lahirlah Rasulullah SAW.
20. Abdul Muthalib bin Hasyim
Nama aslinya adalah Syaibah. Ia masih kecil ketika ayahnya wafat. Ia lahir
dan tumbuh besar di Madinah di bawah bimbingan ibundanya. Ketika bersia
sekitar 14 tahun, pamannya yang bernama Muthalib (yang kala itu menjadi
pemimpin Makkah), membawanya ke Makkah untuk dididik menjadi seorang
pemimpin. Ketika mereka berdua memasuki kota Makkah, orang-orang
menyangka bahwa Muthalib sedang membawa seorang budak (yaitu
Syaibah), sehingga mereka menyebut kakek Rasulullah SAW itu dengan
panggilan Abdul Muthalib (budaknya Muthalib).Muthalib kemudian
menjelaskan perihal siapa sebenarnya Syaibah, yang merupakan putra dari
pemimpin mereka sebelumnya. Mengetahui hal itu, penduduk Makkah
merasa malu dan menaruh hormat padanya, namun panggilan Abdul
Muthalib telah melekat pada diri Syaibah, hingga dalam sejarah ia lebih
dikenal dengan nama Abdul Muthalib. Setelah dewasa, ia kemudian menjadi
pemimpin Makkah dalam waktu yang cukup lama, sehingga ia mampu
menjumpai cucunya yang agung, Muhammad SAW bin Abdullah bin Abdul
Muthalib. Abdul Muthalib jugalah yang kemudian menemukan kembali sumur
Zam-zam setelah sebelumnya terkubur pada masa Fihir bin Malik. Pada
masa kepemimpinannya juga terjadi penyerangan Makkah oleh pasukan
bergajah untuk merobohkan Ka’bah. Ia menikah dengan beberapa wanita,
diantara dengan Fathimah binti Amir bin Aidz bin Imran bin Makhzum bin
Yaqadzah bin Murrah (nenek Rasulullah SAW). Ia mempunyai 13 orang anak
laki-laki dan enam orang anak perempuan. Mereka adalah Abdullah (ayah
Rasulullah SAW), Harits, Qustam, Zubair, AbuThalib (Abdu Manaf), Hamzah,
Abbas, Abu Lahab (Abdu Uzza), Abdu Ka’bah, Hajal (Mughirah), Dhirar,
Muqawwam dan Ghaidaq. Sedangkan anak-anak perempuannya adalah
Shafiyyah, Atikah, Arwa, Umaimah, Barrah dan Ummu Hakim (Baidha).
Setelah kewafatan Abdul Muthalib, kepemimpinan Makkah dipegang oleh
Abu Thalib, dan setelah Abu Thalib wafat, kepemimpinan Makkah direbut
oleh Bani Umayyah dibawah pimpinan Abu Sufyan bin Harb.
21. Abdullah bin Abdul Muthalib
Dialah manusia mulia yang menurunkan putra yang maha mulia. Ia
merupakan putra kesayangan ayahnya. Ia menikah dengan Aminah binti
Wahhab pada usia 25 tahun, namun pada usia itu juga ia wafat di Madinah.
Ketika itu Rasulullah SAW berusia dua atau tiga bulan dalam kandungan
ibunya. Abdullah ibarat Nabi Ismail bagi Nabi Ibrahim. Dia juga pernah
hendak dikurbankan oleh ayahnya atas perintah Allah, sebagaimana Nabi
Ismail akan dikurbankan oleh ayahnya atas perintah Allah. Namun perintah
pengurbanan itu semuanya telah tergantikan oleh keikhlasan mereka dalam
menjalankan ujian dari Allah. Abdullah tidak jadi dikurbankan karena tingkat
keikhlasan dari dia maupun ayahnya telah mencapai derajat yang
dikehendaki Allah. Jika Nabi Ismail ditebus oleh seekor Kibasy dari surga,
maka Abdullah ditebus dengan 100 ekor unta. Darinya inilah lahir seorang
Nabi Ahir Zaman, pemberi rahmat bagi seluruh alam, dialah Muhammad
SAW bin Abdullah, semoga shalawat, rahmat dan keselamatan tercurah
kepada beliau dan semua jalur leluhur beliau.