21
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTERN Oleh : Bangun Purnomo Yulianti Dwi Astuti FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JOGJAKARTA 2005

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

  • Upload
    hakhanh

  • View
    227

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI

PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTERN

Oleh :

Bangun Purnomo

Yulianti Dwi Astuti

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

JOGJAKARTA

2005

Page 2: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTREN

Telah Disetujui pada tanggal

____________________

Dosen Pembimbing Utama

(Yulianti Dwi Astuti, S.Psi.)

Page 3: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

Pengantar

Pondok pesantren merupakan salah satu tempat pendidikan keagamaan yang

populer di Indonesia. Selain sebagai lembaga pendidikan, pondok pesantren juga

berfungsi sebagai tempat penyiaran agama Islam dan pusat pengembangan jamaah

(masyarakat) yang diselenggarakan dalam kesatuan tempat pemukiman dengan

masjid sebagai pusat pendidikan dan pembinanya. Sejarah menunjukan, pondok

pesantren merupakan lembaga pendidikan yang paling berpengaruh sampai sekarang

(Djaelani 1994). Keberadaan pondok pesantren sampai saat ini telah banyak diakui

oleh masyarakat dalam kaitannya mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejauh ini sudah

banyak diketahui para tokoh-tokoh berpengaruh yang merupakan hasil dari

pendidikan pondok pesantren.

Kepribadian seorang santri pada dasarnya adalah pancaran dari kepribadian dari

seorang ulama yang menjadi pemimpin dan guru pada setiap pondok pesantren yang

bersangkutan. Ulama bagi seorang santri bukan saja berfungsi sebagai guru dan

pemimpin, tetapi juga sebagai uswah hasanah (suri tauladan yang baik). Kharisma

dan wibawa seorang ulama mempengaruhi kehidupan setiap santri dalam setiap aspek

kehidupannya. Oleh karena itu, apabila seorang ulama telah memerintahkan sesuatu

kepada para santrinya, maka bagi santri itu tidak ada pilihan lain kecuali mentaati

perintah itu (Djaelani, 1994).

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan pada santri di pondok

pesantren, terlihat bahwa kegiatan yang dilakukan para santri sangat padat dan rutin.

Page 4: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

Kegiatan tersebut dimulai pada saat menjelang shalat shubuh. Para santri

dibangunkan sekitar satu setengah jam sebelum adzan shubuh, setelah itu langsung

diarahkan untuk ke masjid. Di masjid, para santri melakukan shalat tahajud

berjamaah. Setelah selesai shalat tahajud santri mendengarkan tausiah dari ustadz.

Biasanya tausiah ini baru selesai setelah adzan subuh berkumandang dan dilanjutkan

dengan shalat shubuh berjamaah. Kegiatan setelah sholat subuh adalah mengaji Al-

Quran. Setelah itu, para santri mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah. Kegiatan

belajar mengajar disekolah dimulai sejak pukul tujuh dan baru berakhir pada pukul

setengah dua siang. Setelah istirahat sebentar mereka sudah mempersiapkan diri

untuk shalat ashar berjamaah yang dilanjutkan dengan mengaji kitab, sampai

menjelang shalat maghrib. Setelah shalat maghrib mereka melakukan hafalan surat.

Kemudian selesai shalat isya mereka melakukan belajar.

Kegiatan yang dilakukan para santri ternyata menyisakan suatu permasalahan,

permasalahan utama yang sering dialami santri adalah perasaan terkekang akibat

peraturan-peraturan yang ketat yang dijalankan pondok pesantren, dan juga beban

moral yang dialami oleh santri kepada orang tua dan juga kepada masyarakat sekitar

tempat tinggalnya terhadap status dia sebagai seorang santri, perbedaan status

ekonomi dikalangan santri juga mengakibatkan santri merasa rendah diri atau minder.

Bila dihitung secara kuantitas santri yang mengalami hal tersebut mungkin mencapai

25% dari jumlah santri.

Usia santri terbanyak adalah usia remaja dimana seseorang individu mencari

identitas dirinya. Didalam pencarian identitas tersebut tidak jarang seorang remaja

Page 5: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

mengalami berbagai permasalahan. Permasalahan tersebut sangat banyak mulai dari

dalam dirinya sendiri sampai dengan dari lingkungan sekitarnya. Kaum remaja ini

sedang bertumbuh dalam suatu dunia yang dapat menekan mereka. Suatu hal yang

menambah problemnya adalah, kaum remaja yang menghadapi tekanan hidup untuk

pertama kalinya, dan mereka tidak mempunyai ketrampilan maupun pengalaman

yang dimiliki oleh orang dewasa. Oleh karena itu, para remaja sering kali menjadi

seperti pelancong yang mencari-cari jalan disuatu daerah yang asing baginya.

Bingung dengan keadaan sekitar mereka dan dalam banyak kasus tidak banyak minta

bantuan. Kondisi-kondisi seperti itu dapat menjadi ladang yang subur untuk

tumbuhnya depresi.

Depresi memiliki dampak yang menghancurkan terhadap remaja, bahkan para

pakar yakin bahwa depresi memainkan peranan yang signifikan dalam kasus-kasus

remaja yang mengalami kelainan perilaku makan, penyakit psikosomatik, masalah di

sekolah, dan penyalahgunaan zat-zat. Goleman mengatakan bahwa generasi yang

lahir sejak awal abad 20 memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami depresi berat

dibanding orang tua mereka. Mereka bukan hanya merasakan kesedihan, melainkan

juga ketidakberdayaan yang bersifat melumpuhkan, kemurungan, perasaan

mengasihani diri sendiri, dan keputusasaan yang tidak tertanggulangi selama hidup

mereka. Menurut Goleman hal tersebut terjadi mulai pada usia yang semakin muda.

Chaplin, (2000) mengatakan bahwa pengertian depresi pada orang normal

merupakan keadaan kemurungan (kesedihan, patah semangat) yang ditandai dengan

perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan dan pesimisme menghadapi masa yang akan

Page 6: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

datang. Sedangkan pada kasus patologis, depresi merupakan ketidakmauan ekstrim

bereaksi terhadap perangsang, disertai menurunnya nilai diri, delusi, ketidakpasan,

tidak mampu dan putus asa.

Menurut Beck (1985) berdasarkan penyebab dan gejala yang menyertainya

depresi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

a. Deprsi endogen yaitu depresi yang hanya disebabkan aleh faktor biologis saja

dan sama sekali tidak berhubungan dengan faktor lingkungan. Depresi ini banyak

dijumpai pada pasien depresi rawat inap.

b. Depresi neurotic/depresi reaktif, yaitu depresi yang pada umumnya hanya

mempunyai gejala psikologis dalam bentuk stress psikososial. Depresi neurotic

munculnya sebagai respon terhadap situasi yang menekan. Intensitas perasaannya

dapat diperingan dengan faktor interpersonal dan bila situasi yang menekan telah

berlalu maka simtom depresinya hilang. Isi penyimpangan pada pola pikirnya

berkisar pada kejadian-kejadian yang menjadi pencetusnya (precipiting events).

Rahus dan Nevid (1991) menambahkan pendapat yang sejalan dengan

pendapat Beck (1985) terhadap perubahan yang sering terjadi pada penderita depresi

yaitu:

a. Perubahan emosi, meliputi perubahan mood, menangis, merasa bersalah dan

menyesal terhadap perilaku masa lalu, meningkatnya sensitivitas, gelisah dan

kehilangan kesabaran.

Page 7: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

b. Perubahan Motivasi, meliputi kesukaran bangun pagi. Menurunnya partisipasi

dalam aktivitas sosial, kehilangan minat pada kegiatan yang menyenangkan,

kehilangan minat seksual serta gagal merespon pujian (reward).

c. Perubahan fungsi perilaku dan perilaku motorik, meliputi kelambatan dalam

berbicara atau bergerak, berubahnya kebiasaan hidup, berubahnya nafsu makan dan

berat badan, serta kurang efektif dalam bekerja.

d. Perubahan kognitif, meliputi sulit konsentrasi dan berpikir jelas, pikiran

negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah dan tidak mampu

serta adanya pikiran atau ide-ide tentang kematian atau bunuh diri.

Remaja dengan masa transisinya merupakan fase yang rawan terhadap

depresi, seperti konflik dalam diri dan tututan dari lingkungan serta kebingungan

akan identitas dirinya. Umumnya, transisi remaja dilihat sebagai suatu kekacauan

ketidak stabilan yang melekat dan dipandang sebagai krisis identitas. Pada masa ini

remaja biasanya mengalami kebingungan, remaja dituntut untuk bersikap sebagai

mana individu dewasa, sementara mereka merasa belum mampu, tapi disisi lain

mereka juga ingin dipandang sebagai individu dewasa. Oleh Hall (dalam

Hurlock,1973)

Harga diri secara sederhana dapat dikatakan sebagai nilai diri. Seberapa tinggi

individu menilai dirinya. Dalam bahasa Inggris, harga diri sama dengan self esteem.

Esteem berasal dari bahasa latin aestimare yang berarti menaksir atau memperkirakan

(Brehm & Kosin,1990). Harga diri merupakan komponen aktif dari self yang

menunjukan pada evaluasi diri yang positif maupun negatif. (Brehm & kossin, 1990).

Page 8: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

Secara singkat dan sederhana Steinberg & Belsky (1991) mengartikan harga diri

sebagi perasaan seseorang tentang dirinya.

Coopersmith (1967) mendefinisikan harga diri sebagai penilaian diri yang

dilakukan oleh seseorang dan biasanya berkaitan dengan dirinya. Penilaian ini berasal

dari interaksi individu dengan lingkungannya, serta penerimaan, penghargaan dan

perlakuan orang lain terhadap individu. Penilaian ini kemudian ditegakan dan

dipertahankan individu sehingga menjadi sesuatu yang diyakini individu tentang

dirinya yaitu seberapa penting dirinya

Metode Penelitian

Subjek penelitian merupakan sumber utama data penelitian, yaitu yang

memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti dan yang akan dikenai

kesimpulan hasil penelitian (Azwar, 1997)

Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster sample atau sampel

kelompok. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah remaja yang menjadi

santri di sebuah pondok pesantren, dan merupakan santri madrasah aliyah kelas satu

dan kelas dua di pondok pesantren.

Data yang akan dikumpulkan adalah data mengenai tingkat depresi dan harga

diri pada remaja santri. Kedua data dikumpulkan menggunakan metode angket.

Dengan alat ukur berupa skala. Metode ini merupakan metode yang yang didasarkan

pada respon tertulis dari subjek terhadap sejumlah pernyataan yang telah disusun.

Alasan digunakan metode skala ini berdasarkan pada pendapat Hadi (1991). Yang

menyatakan bahwa metode skala mendasari diri pada laporan tentatif diri sendiri atau

Page 9: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

setidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi. Adapun anggapan yang

dipegang adalah subjek merupakan orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri,

apa yang dinyatakan subjek benar dan dapat dipercaya, serta interprestasi subjek

terhadap pernyataan-pernyataan sesuai dengan maksud peneliti. Angket yang

digunakan adalah angket langsung, yaitu angket daftar pernyataan diberikan secara

langsung pada responden (Hadi, 1991).

1. Skala Depresi

Data mengenai tingkat depresi akan didapatkan melalui metode angket dengan

menggunakan skala adaptasi BDI (Beck Depression Inventory). Skala ini mempunyai

empat respon pilihan yang diskor dengan angka 0,1,2,3 skor responden adalah total

jumlah jawaban yang menunjukan berbagai tingkat keparahan yaitu tidak depresi,

depresi ringan, depresi sedang, dan depresi berat.

Skala BDI disusun oleh Beck pada tahun 1986. pada walnya BDI disusun

untuk mengungkap tingkat depresi dalam populasi psikiatrik, kemudian dalam

perkembangan selanjutnya ditemukan bahwa BDI cukup valid digunakan dalam

populasi individu normal misalnya remaja.

Skala BDI terdiri dari dua puluh satu item. Skor untuk setiap item BDI

berkisar antara 0 – 3. semakin besar skor skor berarti semakin tinggi tingkat depresi.

Item paralel misalnya 1a dan 1b, 2a dan 2b, 3a dan 3b diberi skor sama. Jadi skor

item 1a sama dengan skor 1b dan seterusnya. Subjek boleh memilih lebih dari sau

jawaban, namun skor diambil dari nilai yang tertinggi. Skor akhir adalah jumlah skor

masing-masing butir sehingga skor BDI yang diperoleh berkisar antara 0-63.

Page 10: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

Simtom-simtom yang dapat diungkap dari skala BDI terdiri dari dua puluh

satu kategori. Tiap kategori menggambarkan perilaku khusus yang merupakan

manifestasi dari deprsi dan terdiri dari empat sampai lima pernyataan. Pernyataan

tersebut disusun berjenjang berdasarkan tingkat intensitas gejala sebagai berikut:

0, berarti tidak ada gejala depresi

1, berati ada gejala depresi ringan

2, berarti ada gejala depresi sedang

3, berarti ada gejala depresi berat

Kedua puluh satu kategori yang diungkap adalah pesimisme, kesedihan, rasa

gagal, perasaan bersalah, ketidak puasan, perasaan tidak suka pada diri sendiri,

menuduh diri sendiri, tingginya frekuensi menangis, kejengkelan, kecenderunan

untuk menarik diri dari lingkungan sosial, ketidak mampuan untuk mengambil

keputusan, perubahan gambaran tubuh, kelambanan dalam bekerja, insomnia

perasaan mudah lelah, anorexia, penurunan berat badan, peokupasi somatik,

hilangnya libido, pengharapan akan hukuman, dan pikiran-pikiran untuk bunuh diri

(Beck,1985)

2. Skala harga diri

Skala harga diri yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil

adaptasi dari skala self esteem yang disusun oleh Coopersmith pada tahun 1967, yang

telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan nama skala self esteem

adaptasi dari Coopersmith, yang disebut dengan SE`85 (Atamimi, 1988),yang

dimodifikasi oleh peneliti.

Page 11: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

Blue print skala SE`85 tersebut adalah:

Tabel1 Distribusi butir skala harga diri setelah uji coba

Butir Favorabel Butir Unfavorabel Jumlah Indikator

Nomor Butir Nomor Butir Sahih

42(21),48(24),51 1,3,12,15(7),17(8), 8 Penerimaan diri (26),55(28),59(29) 18,27,28,43,47(23)

56

4(2),19(9),35(16),39(19) 2(1),11(5),23(10),25, Kepercayaan diri 40(20),58,61(30)

29,36,37(17),50,57 10

5(3),8,14(6),20,32(13),53

(27),64(32),65(33) 21,22,26(11),33(14),34(15),

38(18),41,46(22) 11

Hubungan Interpersonal

Kemampuan menghadapi

10(4),24,30(12),44,49(25), 52,54

6,7,9,13,16,31,45,60, 62(31),63

4

20 13 33 Keterangan : angka dalam kurung ( ) adalah nomor urut butir baru setelah uji coba.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini merupakan hipotesis dengan

korelasi negatif yaitu korelasi yang menunjukkan hubungan yang berlawanan yaitu

besarnya pada satu variabel terjadi bersamaan dengan rendahnya skor pada variabel

yang lain. Sehingga rendahnya skor pada variabel yang satu terjadi bersamaan dengan

tingginya skor pada variabel yang lain. Kuat lemahnya saling hubungan yang ada

diantara dua variabel yang ditunjukkan oleh besar kecilnya angka yang merupakan

koefisien korelasi itu. Koefisien yang besarnya semakin mendekati angka -1, 0 maka

hal itu menunjukkan semakin kuatnya hubungan negatif yang ada. Sedangkan

Page 12: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

koefisien yang semakin besar mendekati angka 0, berarti semakin lemahnya

hubungan negatif yang terjadi (Azwar, 1997).

Koefisien korelasi yang akan digunakan dalam analisis data pada nantinya

adalah koefisien korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Untuk

mempermudah pengolahan dan analisis data akan dilakukan dengan komputasi SPSS

for windows 13.

Hasil Penelitian

Lembar angket yang dibagikan kepada subyek seluruhnya berjumlah 150

lembar. Dari 150 angket tersebut terdapat 127 angket yang layak untuk dianalisis, 20

angket tidak dapat diolah karena angket tidak diisi lengkap atau usia subyek tidak

sesuai kriteria, sedangkan 3 angket tidak kembali. Dari 127 angket yang layak

dianalisis, terdiri dari 59 laki – laki dan 68 perempuan. Usia subyek penelitian antara

13 tahun sampai dengan 18 tahun.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi Product

Moment yang dikemukakan oleh Pearson untuk menguji hipotesis. Namun sebelum

dilakukan analisis dilakukan uji asumsi terlebih dahulu. Uji asumsi tersebut meliputi

uji normalitas, uji linieritas dan uji homogenitas. Uji asumsi dan uji hipotesis

dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 12.0 for windows.

Page 13: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

Tabel 2 Deskripsi data penelitian

Variabel Empirik Hipotetik Min Maks M SD Min Maks M SD

Harga diri Tingkat depresi

60 123 91.6378 10. 87787 1 46 15.1260 8.57367

33 132 82.5 16.5 0 63 52.5 10.5

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rerata empirik harga diri sebesar

91.6378 diatas rerata hipotetik sebesar 82.5 dengan standar deviasi (SD) sebesar

10.87787. Sedangkan mean empirik tingkat depresi sebesar 15.1260 diatas rerata

hipotetik sebesar 0 dengan standar deviasi (SD) sebesar 8.57367.

Dari hasil penelitian yang diperoleh dibuat suatu kategori skor guna

mendapatkan informasi tentang keadaan subyek penelitian tersebut termasuk dalam

kelompok tinggi rendah pada tiap variabel penelitian. Dalam penelitian ini subyek

digolongkan ke dalam 5 kategori diagnostik

Tabel 3 Kriteria kategori skala

Kategori Nilai

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah

Sangat Rendah

M + 1.5 SD = X M + 0.5 SD < X = M + 1.5 SD M – 0.5 SD < X = M + 0.5 SD M – 1.5 SD < X = M – 0.5 SD

X = M – 1.5 SD

Kriteria klasifikasi berdasarkan pada standar deviasi dan mean empirik dari

skor harga diri dan tingkat depresi dapat diuraikan untuk mengetahui keadaan

kelompok subyek penelitian, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 14: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

Tabel 4 Kategorisasi Skala harga diri

Kategori Nilai Jumlah % Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah

Sangat Rendah

107,25 = X 90,75 < X = 107,25 74,25 < X = 90,75 57,75 < X = 74,25

X = 57,25

8 59 54 6 0

6,30% 46,46% 42,52%

4,7% 0%

Hasil masing – masing variabel yaitu harga diri memiliki rentang X = 107,25 untuk

ketegori tinggi, 90.75 = X < 107,25 untuk kategori sedang. 57,75 < X = 74,25 untuk

kategori rendah dan X < 57,25 untuk kategori sangat rendah. Berdasarkan deskripsi

data penelitian diketahui bahwa rerata empirik keseluruhan subyek adalah 91,6378

sehingga dapat disimpulkan bahwa harga diri dalam penelitian ini berada dalam

kategori tinggi.

Tabel 5 Kriteria Kategorisasi Skala tingkat depresi

Kategori Rentang nilai Jumlah % normal ringan sedang berat

0 - 9 10 - 15 16 - 23

>24

36 39 34 18

28,23 30,71 26,77 14,17

Dari data tabel 8 tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat depresi subjek penelitian

paling banyak berada dalam kategori ringan.

Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan pada variabel harga diri dan tingkat depresi dengan

menggunakan teknik One sample Kolmogorov smirnov. Hasil uji normalitas dapat

dilihat dalam tabel

Page 15: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

Tabel 6 Hasil uji normalitas

Variabel Skor KS-Z p Kategori Harga diri

Tingkat depresi 0.678 1.087

0.747 0.188

Normal Normal

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa harga diri mempunyai skor KS-Z = 0.678 dan p

= 0.747 (p=0.05) sehingga data normal. Sedangkan tingkat depresi mempunyai KS-Z

= 1.087 dan p = 0.188 (p=0.05) sehingga data normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan pada variabel harga diri dan tingkat depresi. Hasil

uji linieritas dapat dilihat dalam tabel 10.

Tabel 7 Hasil uji linieritas

Variabel F p Kategori Harga diri

Tingkat depresi 65.417 0.000 Linier

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa antara harga diri dan tingkat depresi mempunyai

nilai F = 65.417 dan p = 0.000 (p= 0.05) sehingga data linier.

Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan korelasi product moment

dari Pearson, didapatkan hasil bahwa nilai r = -0. 563 dan p = 0.000 ( p< 0.01 )

dengan demikian hipotesis diterima. Variabel harga diri memberikan sumbangan

efektif sebesar 31,7%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang

sangat signifikan antara harga diri dan tingkat depresi.

Page 16: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil bahwa ada hubungan negatif

yang sangat signifikan antara harga diri dengan tingkat depresi yang ditunjukkan

dengan nilai r = -0.563 dan p = 0.000 ( p< 0.01 ). Dengan demikian hipotesis

diterima. Harga diri yang rendah akan diikuti dengan tingginya tingkat depresi.

Sebaliknya, tingginya harga diri akan diikuti dengan rendahnya tingkat depresi.

Adanya hubungan yang negatif antara harga diri dengan depresi senada

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bibring (Beck,1985) bahwa depresi

dipengaruhi oleh bagian dari karakter yaitu rendahnya harga diri. Senada dengan

pendapat dari Bibring, Jacobson (Beck,1985) berpendapat bahwa rendahnya harga

diri merupakan pusat problem psikologi dalam depresi. Ia berpendapat bahwa tujuan

dari pengembangan harga diri, super ego dan ego ideal, pendirian suatu identitas,

perbedaan diri seseorang dari orang lain,memelihara harga diri dan kapasitas untuk

memuaskan bentuk objek hubungan.

Salah satu aspek kepribadian adalah harga diri, yang terbentuk dari berbagai

faktor yang ada di lingkungan sekitar. Pembentukan harga diri tersebut akan

menghasilkan tingkat harga diri yang berbeda-beda. Remaja yang memiliki harga diri

yang tinggi memiliki perasaan untuk menghargai dirinya sendiri, sehingga dapat

memunculkan sikap yang positif pada diri remaja, serta dapat menumbuhkan rasa

percaya diri.

Remaja pada penelitian ini paling banyak mengalami depresi ringan.

Kondisi ini dapat dikaitkan dengan data deskripsi subjek yang menunjukan bahwa

Page 17: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

subjek penelitian ini sebagian besar berusia 15 tahun (39%), 16 tahun (43%) dan usia

17 (29%). Menurut Hurlock (1973) pada usia 15-17 tahun remaja mengalami masa

kritis. Remaja banyak mengalami tuntutan. Masa krisis ini menyebabkan tekanan

emosi pada remaja. Situasi-situasi yang menekan inilah yang sering kali

menyebabkan munculnya gangguan deprsesi pada individu.

Masa remaja merupakan masa dengan idealisme yang ditandai dengan

harapan, keinginan dan cita-cita yang tinggi akan tetapi penuh juga oleh berbagai

hambatan dan tantangan. Remaja dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan

realita dan berusaha mengatasi segala tantangan yang dihadapi. Hal ini menyebabkan

remaja berada dalam keadaan yang tertekan. Semakin besar ketidak sesuaian antara

tuntutan lingkungan denga kemampuan yang dimiliki semakin besar tekanan yang

dialami dan semakin besar pula kemungkinan individu mengalami stres. Penelitian

Sulistyaningsih (1988) membuktikan bahwa stres mempunyai hubungan yang

signifikan dengan depresi

Rathus dan Nevid (1991) mengklasifikasikan gambaran yang muncul pada

penderita gangguan depresi yaitu perubahan emosi, motivasi, fungsi dan perlaku

motorik, serta perubahan kognitif. Perubahan kognitif yang terjadi antara lain harga

diri yang rendah serta pikiran negatif tentang diri dan masa depan.

Model Distorsi kognitif dari Beck (1985) menyebutkan bahwa depresi dapat

digambarkan sebagai cognitive triad, yaitu pikiran negatif terhadap dirinya sendiri,

terhadap situasi, dan terhadap masa depan. Seseorang yang depresi akan membuat

Page 18: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

interpretasi yang salah terhadap fakta kemalangannya karena adanya kekurangan

pada dirinya. Hal ini menyebabkan konsep diri yang positif tertutupi (Semiarti,1989)

Holmes (1991) menyebutkan bahwa individu yang mengalami depresi

merasa sedih, putus asa, kecewa dan murung. Orang yang mengalami depresi juga

sering merasa diisolasi, ditolak, dan tidak dicintai sehingga harga dirinya cenderung

menurun. Salah satunya gejala yang penting dari penderita depresi adalah harga

dirinya yang sangat rendah (Indriana,1998)

Harga diri yang tinggi memberi pengaruh pada perilaku sosial yang positif

dan cenderung bisa menerima diri mereka. Sedangkan harga diri yang rendah akan

membawa pengaruh yang kurang baik bagi perilaku individu dan cenderung tidak

bisa membawa diri mereka. Banyak masalah yang timbul karena seseorang

mempunyai harga diri yang rendah. Harga diri yang rendah cenderung menyebabkan

seseorang berperilaku kurang terpuji karena adanya perasaan kurang yakin akan

kemampuan dirinya. Selain itu harga diri yang rendah dapat menimbulkan masalah

akademik, penampilan dan interaksi sosial, bahkan dapat menimbulkan depresi.

Penelitian tentang hubungan harga diri dengan tingkat depresi pada remaja

santri pondok pesantren ini, memiliki beberapa kelemahan, diantaranya kurangnya

data tambahan, sehingga penelitian ini tidak dapat mengetahui faktor lain yang dapat

menyebabkan subjek mengalami depresi. Selain itu, penelitian ini hanya pada satu

pondok pesantren dan pada tingkat pendidikan yang sama sehingga kurang

menggambarkan keadaan santri yang sebenarnya.

Page 19: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan :

1. Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara harga diri dan tingkat

depresi.

Semakin rendah skor harga diri maka semakin tinggi pula skor tingkat depresi

pada remaja santri pondok pesantren.

2. Harga diri mempunyai sumbangan efektif sebesar 31,7% untuk tingkat depresi.

Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya :

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan meneliti tingkat depresi dengan cara,

memperluas variabel – variabel yang diperhitungkan dalam penelitian misalnya

jumlah saudara, alasan masuk pondok, dan sebagainya dan juga memperbanyak

jumlah sampel. Selain itu agar melakukan uji validitas secara berulang agar

didapatkan instrument yang benar-benar valid dan reliabel.

2. Bagi Subjek penelitian

Melihat adanya hubungan antara harga diri dengan tingkat depresi pada

remaja santri. Maka para remaj santri harus mempunyai harga diri yang positif,

dengan cara berpikiran positif terhadap apa yang dirasakannya, dengan demikian

akan mempunyai mood yang baik, sehingga tidak akan mengalami depresi. Bagi

Pondok Pesantren

Page 20: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

Sebaiknya Pondok pesantren memberikan pendampingan Psikologis bagi para

santri. Pendampingan psikologis diharapkan dapat meningkatkan harga diri yang

dimiliki oleh para santri, dengan demikian para santri bisa terhindar dari gangguan

mood yang bisa menyebabkan timbulnya depresi.

Page 21: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah

Daftar Pustaka

Atamimi,N.1988. Self Esteem dan Tingkat Kecemasan pada Wanita Bekerja di Yogyakarta. Laporan penelitian. Tidak Diterbitkan. Yogyakarta. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Baron. R. A. & Byrne. P. 1994. Social Psychology Understanding Human

Interaction. Boston. Hily an Baron Inc. Beck, A. T. 1985. Depression, Causes and Treatment. Philadelpia: University of

Pensylvania Press. Chaplin, J. P., 2002, Kamus Lengkap Psikologi, cetakan ke-6, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta Coopersmith, S. 1967. The Antecedent of Self Esteem. San Fransisco.W.H. Freman.

Co Djaelani, A. Q. 1994. Peran santri dan Ulama. Surabaya. Bina Ilmu.

Holmes,D.1991, Abnormal Psychology, New York, Harpercal, Publisher,Inc.

Hurlock, E. B.1973. Adolescent Development. Tokyo: Mc Grraw-hill Kogakusha, Ltd

Rathus, dan Nevid. 1991. Abnormal Psychology USA. Prentice, Hall.inc

Retnowati, S. 1990. Pola Pikir dan Aktivitas Positif yang Menyenangkan Dengan Depresi pada Mahasiswa. (lap. Penelitian, tidak diterbitkan) Yogyakarta. Fakultas psikologi. UGM.

Steinberg, L. & Belsky, J. 1991. Infancy, Chilhood & Adolescendt: Mc. Graw Hill. Inc.