Naskah-publikasi-konsentrasi Membaca Dalam Hati

Embed Size (px)

DESCRIPTION

konsentrasi membaca dalam hati

Citation preview

  • 1

    NASKAH PUBLIKASI

    METODE KONSENTRASI UNTUK MENINGKATKAN

    KEMAMPUAN MEMBACA DALAM HATI

    Oleh :

    RIA PUJI RAHAYU

    RINA MULYATI S.Psi,.Msi

    PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

    FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

    YOGYAKARTA

    2006

  • 2

    NASKAH PUBLIKASI

    KONSENTRASI UNTUK MENINGKATKAN MEMBACA

    DALAM HATI

    Telah disetujui Pada Tanggal

    ___________________

    Dosen Pembimbing Utama

    Rina Mulyati S.Psi,.M.si

  • 3

    Metode Konsentrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dalam Hati

    Ria Puji Rahayu Rina Mulyati

    INTISARI

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif metode pelatihan konsentrasi untuk meningkatkan kemampuan membaca dalam hati Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ada pengaruh positif pelatihan konsentrasi dalam meningkatkan kemampuan membaca dalam hati. Subjek penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar, kelas tiga, inteligansi rata-rata dan kemampuan membaca dalam hati yang rendah. Adapun alat ukur yang digunakan berupa bahan bacaan dan tes tertulis berdasarkan Konsep kemampuan membaca dalam hati oleh Tarigan (1985) yakni aspek comprehension skills. Desain dalam penelitian ini adalah one group pre and posttest design. Data subjek dianalisis dengan menggunakan paired samples t test. Hasil analisis kuantitatif dengan menggunakan SPSS for windows versi12.0 menunjukkan ada pengaruh metode pelatihan konsentrasi untuk meningkatkan kemampuan membaca dalam hati, dengan p= 0.003; t= -19.000, maka hipotesis di terima

    Kata kunci : Kemampuan membaca dalam hati, Metode konsentrasi

  • 4

    PENGANTAR

    Latar Belakang Masalah

    Perkembangan ilmu dan teknologi yang serba cepat menuntut untuk

    menyerap informasi-informasi baru, informasi di zaman modern ini bukan lagi

    bersumber dari lisan tetapi terutama bersumber dari tulisan sehingga membaca

    mutlak diperlukan untuk memperoleh informasi tersebut.

    Membaca sebagai salah satu cara untuk menambah dan meningkatkan

    ilmu pengetahuan, memperluas pandangan, memperkaya informasi dan

    merangsang munculnya ide-ide baru. Seperti yang dikemukakan oleh Gray dan

    Rogers (Mudjito,2001) bahwa dengan membaca seseorang dapat mengetahui

    hal hal aktual yang terjadi di lingkungannya, memuaskan rasa ingin tahu dan

    meningkatkan minat pada sesuatu dengan lebih intensif. Beberapa penelitian lain

    berhasil menemukan mengenai manfaat lain dari membaca, yaitu bisa terhindar

    dari penyakit demensia, penyakit yang merusak jaringan otak yang

    menyebabkan kepikunan (Hernowo,2003)

    Membaca adalah proses menginterpretasikan terhadap simbol-simbol

    verbal tertulis untuk memahami pesan yang dimaksud penulis. Broughton

    (dalam Tarigan, 1985) menyatakan, ada dua aspek yang terkait dalam kegiatan

    membaca yaitu, aspek keterampilan mekanis, dimana keterampilan ini mencakup

    pengenalan bentuk huruf, kata, kecepatan membaca yang relatif lambat, dan

    aspek kedua yaitu keterampilan pemahaman ( comprehension skills ) yang

    mencakup pemahaman signifikansi atau makna , pengertian sederhana, evaluasi

    isi cerita, dan kecepatan membaca yang fleksibel mudah disesuaikan dengan

    keadaan. Tarigan (1985) berpendapat bahwa pada keterampilan mekanis

    (mechanical skills) maka kegiatan membaca yang paling sesuai adalah

  • 5

    membaca nyaring (oral reading,aloud reading), sedangkan pada keterampilan

    pemahaman (comprehension skills) kegiatan membaca yang sesuai adalah

    membaca dalam hati (silent reading). Membaca dalam hati adalah membaca

    tanpa mengeluarkan suara dengan tujuan utama adalah untuk memperoleh

    informasi, sedangkan manfaat lainnya adalah untuk mengungkap kemampuan

    memahami isi bacaaan, dan meningkatkan kecepatan membaca.

    Carbo and Chomsky (Taylor,2002) menunjukkan hasil dari risetnya,

    dalam pengalaman membaca menemukan penggunaan membaca dalam hati

    tingkat pemahaman naratif pada siswa meningkat dibandingkan dengan

    penggunaan membaca dalam hati. Jika dilihat dari hasil penelitian di atas maka

    dapat disimpulkan jika anak kurang dapat menggunakan membaca dalam hati

    maka pemahaman akan suatu informasi ( membaca ) kurang dapat dikuasai.

    Manfaat lain membaca dalam hati yaitu kecepatan membaca. Menurut Idrus

    (1993) membaca adalah proses berpikir, sedangkan kemampuan berpikir

    seseorang lebih cepat daripada kecepatan berbicara, maka jika membaca

    dengan menyuarakan (aloud reading) mengakibatkan kecepatan membaca

    menjadi lambat.

    Mengingat manfaat membaca dengan membaca dalam hati cukup

    banyak, maka penting untuk diketahui faktor apa yang bisa mendukung

    efektivitas membaca dalam hati. Salah satu syarat yang dibutuhkan dalam

    membaca dalam hati adalah konsentrasi, dengan konsentrasi seseorang mampu

    dan mudah memfokuskan perhatian pada satu kegiatan saja.

    Membaca sendiri dalam dunia pendidikan merupakan salah satu

    kemampuan dasar akademik dasar ( academic basic competence ) disamping

    menulis dan berhitung yang harus dikuasai oleh setiap anak usia sekolah dasar.

  • 6

    Umumnya anak yang belajar di tingkat pendidikan sekolah dasar berusia 6 12

    tahun, yang menurut Langeveld (Zulkifli,2001), masa ini disebut masa anak

    sekolah. Pada masa sekolah ini, kebutuhan intelektual anak berkembang dengan

    cepat. Mereka ingin memenuhi kebutuhan tersebut sehingga bantuan guru dan

    orang tua sangat diharapkan. Sabri (1993) menyatakan masa ini disebut juga

    periode kritis dalam dorongan berprestasi, karena pada masa inilah kebiasaan

    untuk mencapai sukses, tidak sukses atau sangat sukses dibentuk.

    Melihat banyaknya manfaat yang akan didapat jika anak memiliki

    kemampuan membaca, khususnya membaca dalam hati. Maka penting bagi

    anak untuk menguasai membaca dalam hati, tetapi tidak semua anak

    mempunyai kemampuan membaca dalam hati. Berdasarkan hasil observasi

    yang dilakukan oleh peneliti bahwa kemampuan membaca dalam hati tidak

    berjalan baik dikarenakan siswa tidak mampu terfokus pada bahan bacaan. Hal

    ini juga diperkuat dengan keluhan seorang guru sekolah dasar bahwa anak-anak

    dalam membaca selalu terburu-buru untuk menyelesaikan bacaan dan hasilnya

    mereka tidak mampu menjawab pertanyaan bacaan yang diberikan. Pengalaman

    peneliti sebelumnya yakni keberadaan program membaca dalam hati tidak

    berjalan dengan baik dikarenakan peserta kurang atau tidak disertai konsentrasi

    dalam membaca dalam hati. Dengan prinsip membaca merupakan kemampuan

    maka dapat diasumsikan bahwa membaca dalam hati dapat dilatihkan, dan akan

    lebih baik jika dilatih terus menerus. Konsentrasi bukan merupakan bawaan,

    yang dapat diturunkan secara genetika. Menurut Idrus (1993), konsentrasi

    merupakan kemampuan yang dapat dilatih atau ditingkatkan, jadi jika seseorang

    sukar berkonsentrasi atau tidak dapat berkonsentrasi dengan waktu yang cukup

  • 7

    lama, maka dapat dilatih sehingga kemampuan berkonsentrasi menjadi

    kebiasaan.

    Karakter anak pada masa usia sekolah dasar, yaitu adanya dorongan

    untuk berprestasi dan intelektual yang berkembang cepat, maka diasumsikan

    membaca dalam hati ini akan lebih efektif jika digunakan pada anak usia sekolah

    dasar yang berada pada masa usia middle childhood, dibandingkan dengan

    anak-anak yang berada pada usia taman kanak-kanak. Pada masa usia kanak-

    kanak masih berada pada keterampilan motorik dan menurut usia jenjang

    pembaca, usia taman kanak-kanak berada pada tahap belajar membaca

    sehingga sulit untuk diberikan membaca dalam hati, mereka masih memerlukan

    reading aloud dengan dibantu guru atau orang tua.

    Syarat untuk mampu melakukan membaca dalam hati salah satunya

    memerlukan konsentrasi, dan salah satu hal yang mendorong lancarnya atau

    suksesnya membaca dalam hati adalah konsentrasi. Konsentrasi adalah

    pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan hal yang tidak

    berhubungan (Idrus, 1993), Menurut Idrus (1993) salah satu hal kebiasaan yang

    baik untuk membaca adalah berkonsentrasi penuh waktu sedang membaca.

    Sejalan dengan pendapat diatas Soedarso (2004) berpendapat apabila perhatian

    kita fokuskan pada bahan yang kita baca maka gagasan atau gambaran tentang

    isi bacaan akan nampak jelas mudah dipahami.

    Mengacu uraian diatas, jika anak mampu berkonsentrasi, maka

    diasumsikan anak akan dengan mudah dapat melakukan membaca dalam hati,

    namun asumsi ini perlu diuji, sehingga menurut peneliti perlu diadakannya

    penelitian mengenai metode konsentrasi untuk meningkatkan kemampuan

    membaca dalam hati

  • 8

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Pengertian Kemampuan Membaca Dalam Hati

    Membaca merupakan aktivitas yang berciri mengartikan simbol yang

    mempunyai arti bagi si pembaca ( www.encarta.com.2005), secara sederhana

    membaca didefinisikan sebagai proses mengambil makna dari bahasa tulis

    (Muktiono, 2003). Prinsip dari membaca adalah kemampuan, yakni keterampilan

    yang dimiliki tiap individu dan dapat ditingkatkan. Dengan prinsip tersebut maka

    membaca dalam hati mampu untuk dapat ditingkatkan (musselman.2005)

    Kemampuan membaca dalam hati merupakan salah satu bentuk dari

    kegiatan membaca di mana kegiatan membaca sendiri menurut pelaksanaannya

    terbagi dua yaitu membaca nyaring (aloud reading) dan membaca dalam hati

    (silent reading).

    Membaca dalam hati adalah membaca dengan tanpa mengeluarkan

    suara dan dilakukan tanpa gerakan bibir (Suyitno,1985). Kartika (2004)

    mendefinisikan membaca hati sebagai teknik atau cara membaca tanpa suara,

    dimana teknik ini lebih banyak menggunakan gerakan mata. Sedangkan Tarigan

    (1985) berpendapat kemampuan membaca dalam hati sebagai kegiatan

    membaca yang mempergunakan ingatan visual (visual memory) dalam hal ini

    yang aktif yaitu mata (penglihatan) dan ingatan

    2. Jenis membaca dalam hati

    Membaca dalam hati terbagi menjadi dua, yaitu :

    A. Membaca ekstensif (Extensive reading).

    Membaca ekstensif atau membaca secara luas dalam arti objek yang

    dibaca meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin.

  • 9

    B. Membaca intensif (intensive reading)

    Membaca intensif adalah studi seksama, telaah teliti. Membaca intensif

    biasanya bahan bacaanya tidak lebih dari 500 kata.

    3. Aspek Membaca dalam hati

    Tarigan (1985) mengemukakan membaca dalam hati terkait didalamnya

    adalah aspek keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills),

    Aspek ini mencakup :

    a. Memahami pengertian sederhana ( leksikal,gramartikal)

    b. Memahami signifikansi atau makna

    c. Evaluasi ( isi atau bentuk )

    d. Kecepatan membaca

    4. Aspek-aspek yang dibutuhkan untuk kegiatan membaca dalam hati

    A. Penglihatan yang tidak mengalami kerusakan.

    Mata menerima informasi jauh lebih cepat daripada telinga

    (Hernowo,2003). Soedarso (2004) menjelaskan kegiatan membaca dilakukan

    bersama-sama oleh mata dan otak, mata bekerja seperti kamera, yaitu

    memotret. Hasilnya film negatif selanjutnya otak memproses hasilnya yaitu

    gambar positif, ini berarti mata melihat dan otak menginterpretasikannya

    sehinggga si pembaca mampu memahami hasil penglihatannya.

    B. Konsentrasi

    Suyitno (1985) menyatakan membaca akan mendapatkan hasil yang

    diharapkan, jika ada konsentrasi atau perhatian terpusat. Hal ini sejalan dengan

  • 10

    pendapat Taylor (2002) Kunci lancarnya membaca dalam hati adalah

    konsentrasi.

    5. Manfaat Membaca dalam hati

    a. Kemampuan mengkomprehensifkan bacaan

    b. Meningkatkan kecepatan membaca

    6. Pengertian Metode Konsentrasi

    Zuhairini,dkk (1993) mengemukakan, Metode berdasarkan asal katanya

    terdiri dari kata metha dan logos. Metha berarti melalui atau melewati, sedangkan

    logos berarti jalan atau cara. Zein (1995) menyatakan metode dapat diartikan

    sebagai jalan yang ditempuh, maksudnya alat dari segala macam aktivitas untuk

    tercapainya hasil yang memuaskan.

    Bakker (1984) menjelaskan bahwa, metode adalah cara bertindak

    menurut sistem aturan tertentu guna terlaksananya kegiatan yang terarah dan

    pencapaian hasil yang optimal.

    Matlin (1994) mengatakan perhatian mengarah pada konsentrasi

    dimana perhatian merupakan proses pengamatan beberapa pesan sekaligus,

    dan mengambil satu pesan kemudian mengabaikan yang lainnya. Berarti

    perhatian melibatkan proses seleksi terhadap beberapa objek yang hadir, dan

    seseorang memilih satu objek, sementara objek yang lain diabaikan.

    Menurut Suharnan (2005) Perhatian dapat dibagi dua, yakni :

    1. Perhatian terpilih (selective attention):

  • 11

    Perhatian yang terjadi pada waktu seseorang dihadapkan pada dua

    tugas atau lebih secara bersamaan waktu, Orang tersebut harus memusatkan

    perhatiannya pada satu tugas saja dan mengabaikan tugas yang lainnya

    2. Perhatian terbagi ( Divided attention)

    Perhatian yang yang terjadi pada saat orang dihadapkan pada lebih dari

    satu sumber pesan atau sumber informasi yang saling berkompetisi, sehingga

    seseorang harus membagi perhatiannya satu persatu

    Konsentrasi pada kamus bahasa Inggris, yaitu concentrate yang berarti

    memusatkan, dan dalam kata benda (noun), yaitu concentration yang berarti

    pemusatan ( Hakim, 2003). Konsentrasi juga didefinisikan dengan memberikan

    perhatian penuh (full attention) terhadap suatu hal (Oxford Learners Pocket

    Dictionary, 1995). Dengan demikian, konsentrasi melibatkan atensi (attention) di

    dalam prosesnya.

    Konsentrasi berdasarkan asal katanya berarti pemusatan,

    pengumpulan, penghimpunan sesuatu pada suatu tempat atau suatu fokus

    (Surya, 2003). Sementara Sugiyanto (Jannah,2002) mengartikan konsentrasi

    sebagai kemampuan memusatkan pikiran/kemampuan mental dalam penyortiran

    atau menyaring informasi yang tidak dibutuhkan dan memusatkan perhatian

    hanya pada informasi yang dibutuhkan.

    Idrus (1993) menjelaskan konsentrasi adalah pemusatan pikiran

    terhadap suatu hal dengan menyampingkan hal yang tidak berhubungan.

    Saradayrian (2004) mengartikan konsentrasi sebagai memfokuskan kesadaran

    pada satu objek tanpa mengalihkan sedikitpun perhatian ke sesuatu yang lain,

    Surya (2003) berpendapat bahwa konsentrasi merupakan pemusatan yang

  • 12

    hanya tertuju pada satu objek. Dalloway (Jannah,2004) menyatakan bahwa

    konsentrasi merupakan fokus perhatian.

    Lebih luas Hakim (2003) meyatakan konsentrasi merupakan suatu

    proses terfokusnya perhatian seseorang secara maksimal terhadap suatu objek

    kegiatan yang dilakukannya, dan proses utama dalam konsentrasi adalah

    menghadirkan pikiran ke dalam diri dan memfokuskan pikiran yang sudah hadir

    dalam diri kepada suatu objek.

    Soedarso (2004) berpendapat, untuk meningkatkan konsentrasi metode

    yang diberikan berisi dua kegiatan, yakni menghilangkan atau menjauhi hal-hal

    yang membuat pikiran menjadi kusut dan memusatkan perhatian secara

    sungguh-sungguh

    Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan diatas maka metode

    konsentrasi adalah Sistem aturan untuk mencapai hasil yang optimal, dalam

    pemusatan pikiran dan perhatian pada satu objek dengan kegiatan menjauhi

    pikiran yang menjadi kusut dan pemusatan perhatian secara sungguh-sungguh.

    7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi

    Soedarso (2004) mengungkapkan, daya konsentrasi dapat dipengaruhi

    beberapa faktor, yakni :

    a. Minat

    Konsentrasi dapat disebabkan oleh minat, seseorang yang kurang

    konsentrasi dikarenakan kurangnya minat perhatian seseorang pada suatu objek.

    Dari minat terhadap suatu objek akan menimbulkan perhatian yang bersifat

    spontan, dalam arti seseorang akan mudah dan timbul konsentrasi secara

    otomatis. Seorang pelajar yang tidak berminat pada suatu bacaan akan

  • 13

    mengakibatkan kesulitan memahami isi bacaan, sehingga ini akan mendorong

    pelajar tersebut untuk memikirkan hal lain ataupun melamun.

    b. Keadaan

    Keadaan dan situasi dapat mempengaruhi daya konsentrasi, Ada orang

    yang memerlukan tempat tenang untuk berkonsentrasi, ada pula orang yang

    memerlukan alat bantu untuk menimbulkan konsentrasi, misalnya seseorang

    memerlukan bantuan radio untuk menimbulkan konsentrasi dalam membaca.

    Keadaan dan situasi cuaca yang kurang baik dan kurang nyamannya seseorang

    menghadapi suatu objek, dapat mengakibatkan konsentrasi menurun

    Cushman & Johnson (1995) berpendapat keadaan ketakutan, trauma

    dapat menjadi sumber sulitnya berkonsentrasi karena pengalaman tertekan

    tersebut akan kembali terulang saat ia mulai berkonsentrasi.

    c. Kesiapan pada objek yang dihadapi

    Konsentrasi juga dipengaruhi oleh kesiapan seseorang pada objek yang

    dihadapi, ketidaksiapan seseorang berkonsentrasi dapat disebabkan kondisi

    gangguan kesehatan, atau keadaan emosional yang tidak dapat berkonsentrasi

    karena sedang memikirkan kesulitan yang dihadapi ataupun duka cita.

    Gangguan kesehatan betapapun ringannya dapat menjadi halangan

    berkonsentrasi karena konsentrasi tidak dapat berjalan baik jika tubuh terasa

    sakit.

  • 14

    8. Perkembangan Anak Usia Sekolah

    Piaget (Hurlock,1998) usia 0 sampai 12 tahun merupakan masa yang

    penting bagi anak, dimana anak mengalami masa pertumbuhan dan

    perkembangan kognitif yang begitu cepat. Perkembangan kognitif pada anak

    sekolah menurut Piaget yaitu pada periode operational konkret dengan tahap

    usia 6-12 tahun.

    Para pendidik menyebut masa ini sebagai masa usia sekolah dasar,

    karena pada masa ini anak mengikuti pendidikan di Sekolah Dasar dengan

    harapan memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang penting

    guna keberhasilan dan penyesuaian hidup di masa dewasa nanti.

    Sabri (1993) berpendapat masa ini disebut periode kritis dalam

    dorongan berprestasi, karena pada masa ini kebiasaan untuk mencapai sukses

    atau tidak sukses dibentuk. Zulkifli (2001) juga menyebutkan pada masa ini anak

    haus akan pengetahuan dan pada masa ini intelektual anak berkembang

    dengan cepat, mereka ingin memenuhi kebutuhan tersebut.

    9. Dinamika Kemampuan Konsentrasi dengan Membaca dalam hati

    Pesatnya kemajuan mesin cetak dihadapkan pada arus banjir informasi,

    sehingga penyebaran informasi begitu cepat dan disebarkan. Fenomena ini

    menuntut orang untuk mendapatkan informasi baru dengan membaca. Kegiatan

    membaca yang terbesar dalam masyarakat adalah membaca dalam hati

    (Tarigan,1985), maka kemampuan membaca dalam hati mutlak dimiliki oleh

    setiap orang. Salah satu syarat pendukung lancarnya kegiatan membaca dalam

    hati adalah konsentrasi.

  • 15

    Konsentrasi dilakukan oleh individu untuk memilih jenis informasi yang

    tepat diantara sekian banyak informasi yang dapat diproses lebih lanjut. Salah

    satu kemampuan dasar yang paling penting dalam kegiatan belajar adalah

    kemampuan untuk memusatkan perhatian dan untuk membaca seorang anak

    harus mempunyai kemampuan untuk memusatkan perhatiannya

    (Abdurrahman,2003). Mussen (1988) menyatakan salah satu faktor kegagalan

    anak dalam berprestasi adalah ketidakmampuan anak untuk memusatkan

    perhatiannya. konsentrasi terfokus dalam belajar merupakan faktor utama yang

    penting untuk diajarkan kepada siswa agar siswa mampu mencapai kesuksesan

    belajar (Utami,2001).

    Pendorong lancarnya membaca dengan membaca dalam hati adalah

    konsentrasi. maka konsentrasi mutlak diperlukan dalam pelaksanaan membaca

    dalam hati, dengan konsentrasi pada membaca dalam hati maka pemahaman

    bacaan akan lebih mudah dipahami dan waktu yang digunakan untuk membaca

    semakin singkat (Taylor,2002).

    Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa konsentrasi

    mampu meningkatkan membaca dalam hati

    HIPOTESIS

    Ada pengaruh positif pelatihan konsentrasi dalam meningkatkan

    membaca dengan membaca dalam hati

    METODE PENELITIAN

    Identifikasi Variabel Penelitian

    Variable-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

  • 16

    1. Variabel Tergantung : Kemampuan membaca dalam hati

    2. Variabel Bebas : Metode konsentrasi

    3. Variabel Kontrol : Inteligensi

    Definisi Operasional Variabel Penelitian

    Variabel dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

    1. Kemampuan membaca dalam hati

    Adalah kemampuan membaca tanpa bersuara di mana dengan membaca

    tersebut subyek bisa memahami isi bacaan secara akurat dan komprehensif

    serta dilakukan dalam waktu yang relatif singkat.

    Tingkat membaca dalam hati akan diungkap dengan Skala membaca

    dalam hati yang disusun berdasarkan konsep membaca dalam hati yang

    dikemukan oleh Tarigan (1985) dengan aspeknya yaitu Keterampilan

    pemahaman (Comprehension skills). Semakin tinggi skor yang diperoleh subyek

    dari skala Membaca dalam hati maka semakin akurat dan komprehensif

    pemahaman subyek akan isi bacaan dan semakin singkat waktu yang diperlukan

    untuk membaca dalam hati, maka semakin tinggi pula membaca dalam hati yang

    dijalankan. Sebaliknya semakin rendah skor membaca dalam hati yang diperoleh

    menunjukkkan membaca dalam hati yang rendah.

    2. Metode konsentrasi

    Adalah serangkaian upaya untuk meningkatkan kemampuan memusatkan pikiran

    dan perhatian pada satu objek dengan mengenyampingkan hal-hal yang tidak

    berhubungan. Kemampuan konsentrasi akan ditingkatkan dengan metode

  • 17

    pelatihan. Pelatihan konsentrasi menggunakan media permainan yaitu Puzzle,

    menghitung titik, menelusuri benang, stroop effect dan mendengar kata

    3. Inteligensi

    Adalah skor yang didapat dari tes CPM. Semakin tinggi skor yang diperoleh

    dalam menjawab pada soal CPM maka semakin tinggi pula tingkat Inteligensi

    Subjek.

    Subjek Penelitian

    Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi Sekolah Dasar kelas 3 SD, memiliki

    skor inteligensi rata-rata dan kemampuan membaca dalam hati yang rendah

    D. Jenis dan Desain Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental, yaitu suatu penelitian

    yang dilakukan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari suatu perlakuan

    yang diberikan secara sengaja oleh peneliti (Latipun, 2004).

    Desain dalam penelitian ini adalah one group pre and posttest design yaitu

    desain eksperimen yang hanya menggunakan satu kelompok subjek (kasus

    tunggal) serta melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pemberian

    perlakuan pada subjek (Latipun, 2004). Berikut rancangan eksperimen yang

    digunakan:

    Tabel 2 Rancangan Eksperimen Alat Kelompok Eksperimen Eksperimen Pretest Y1 Perlakuan X Postest Y2

    Keterangan: Y1 : skor total pada pretest Y2 : skor total pada posttest

  • 18

    X : perlakuan

    Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan :

    1. Pengumpulan Data

    1.1. Pengumpulan data Membaca dalam hati

    Alat ukur membaca dalam hati ini diambil dari Buku Panduan Kelas III

    SOLUSI (Ringkasan Materi & Soal Evaluasi), yang sebelumnya peneliti telah

    mensurvei sekolah mengenai buku-buku yang dipakai, karena buku materi

    SOLUSI ini tidak dipakai oleh sekolah yang diteliti maka peneliti memakai

    Bacaan dari SOLUSI sebagai alat ukur.

    1.2. Konsentrasi

    Konsentrasi anak akan dilatih dengan diberi pelatihan konsentrasi dengan

    dibagi 2 sesi :

    1. Sesi 1 : Ice breaking

    2. Sesi II : Pelatihan Konsentrasi berupa puzzle, menghitung titik, benang

    kusut, stroop effect dan mendengar kata

    1.3. Skala CPM

    Taraf Kecerdasan berdasarkan Kategori CPM

    E. Metode Analisis Data

    Metode analisis data penelitian ini adalah dengan paired samples t-Test.

    Variabel yang akan dianalisis adalah variabel skor pretest dengan skor posttest

    subjek. Perhitungan-perhitungan tersebut akan dilakukan dengan komputer

  • 19

    menggunakan program Software Statistical Product and Service Solution (SPSS)

    12,0 for Windows.

    HASIL PENELITIAN

    1. Deskripsi Responden Penelitian

    Pemilihan subjek penelitian berdasarkan kriteria sebagai berikut, subjek

    merupakan siswa kelas tiga, memiliki tingkat intelegensi rata-rata. Pengambilan

    subjek berdasarkan ciri pertama yaitu subjek memiliki tingkat inteligensi rata-rata,

    maka responden total yang berjumlah 30 disaring berdasarkan tes Inteligensi,

    maka didapat 13 responden.

    2. Hasil Uji Statistik Deskriptif

    Berdasarkan deskripsi statistik data penelitian pada skala membaca

    dalam hati dapat dilihat dalam tabel

    Tabel 1 Deskripsi Data Penelitian

    Variabel Hipotetik Empirik

    Min Maks s Min Maks s

    Skor Pre test 1 41 21 6.67 6 30 20.80 6.59 Skor Post test 1 41 21 6.67 8 33 21.70 5.86 Catatan : = rerata ; s = standar deviasi

    Deskripsi data penelitian digunakan untuk membuat kategorisasi membaca

    dalam hati, yaitu : kategori rendah, sedang, dan tinggi. Kategori dibuat

    berdasarkan tiga kategori.

    Tabel 2 Penggolongan kemampuan membaca dalam hati Responden Kategori Rumus Nilai Tinggi ( + 1.0 s) > X

    1?

    ? 28 Sedang ( - 0.1 s)= X < ( + 1.0 s) 2814 ?? X Rendah X < ( - 1.0 s) < 14 Catatan : = rerata ; s = setiap satuan standar deviasi

  • 20

    Tabel 3 Deskripsi Kategori Responden Berdasarkan Hasil Pre Test

    Kategori Norma N Presentase Tinggi >28 5 16.66 %

    Sedang 2814 ?? X 21 70 % Rendah < 14 4 13.33

    Berdasarkan Hasil Pre test, secara umum kategori membaca dalam hati

    pada responden kelas tiga berada di kategori sedang.

    Secara khusus perubahan kategori responden utama dalam penelitian

    sebelum dan setelah pelatihan dapat dilihat dalam tabel 12.

    Tabel 12 Deskripsi Perubahan Kategori Responden Utama Penelitian Sebelum dan Setelah Pelatihan

    Subjek Mean Pre-test Kategori Mean Post-test Kategori 1 7.00 Rendah 13.00 Sedang 2 12.00 Rendah 19.00 Sedang 3 11.00 Rendah 17.00 Sedang

    3. Uji Hipotesis

    Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada

    perbedaan membaca dengan membaca dalam hati sebelum dan setelah

    pelatihan. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t. Uji perbedaan

    dilakukan dengan melihat selisih antara skor pre test dengan skor post test.

    Tabel 4 Hasil analisis skor Pre test dan Pos test

    Subyek Mean Pre-tes

    Mean Post-test

    Selisih Mean

    Uji-t Sig. (2-tailed)

    Signifikansi

    3 10 16.33 6.33 -19.000 0.003 Signifikan

    Berdasarkan tabel di atas, pada responden utama penelitian mengalami

    perubahan nilai mean sebelum mengikuti pelatihan sebasar 10 dan setelah

    mengikuti pelatihan sebesar 16.33. Uji hipotesis menunjukkan nilai t = -19.000

  • 21

    dengan nilai p = 0.003 (p < 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan

    antara selisih skor pre test dengan skor post test.

    Berdasarkan hasil analisis di atas, maka hipotesis penelitian yang

    berbunyi ada pengaruh kemampuan membaca dalam hati yang dijalankan

    sebelum siswa diberi pelatihan konsentrasi dengan setelah diberi pelatihan

    konsentrasi diterima.

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan membaca

    dalam hati antara sebelum dan setelah metode pelatihan konsentrasi. Artinya

    Metode konsentrasi terbukti dapat meningkatkan kemampuan membaca dalam

    hati

    B. Saran

    Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengadakan penelitian mengenai

    konsentrasi dan membaca dalam hati, diharapkan untuk memperhatikan alat

    ukur yang digunakan, perlunya menambahi bentuk skala indikator Evaluasi

    dengan bahasa verbal guna mengungkap kemampuan Evaluasi Bacaaan.

  • 22

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta.

    Rineka Cipta

    Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

    Baker, A. 1984. Metode-Metode Filsafat. Jakarta. Ghalia Indonesia

    Best, J.B. 1989. Cognitive Psychology Second Edition. West Publishing

    Company. St. Paul

    Cushman & Johnson. 2000. Trauma and Anxiety In Attention.//www. Yahoo.com.

    27/07/2005

    Dayan. 2005. Cara Membaca cepat. // http.SekolahIndonesia.Com/ 3 Agustus

    2005

    DePorter, B. & Hernacki, M. 2000. Quantum Learning: Unleasing the Genius in You. New York: A Dell Trade Paperback.

    Eysenck. 2000. Cognitive Psychology Fourth Edition.New York. Psychology

    Press

    Freed, J & Laurie, P. 2006. Anak-Anak yang Berotak Kanan Di Dunia Yang

    Berotak Kiri. Batam. Karisma publishing Group.

    Gie, T. L. 2003. Efisiensi Untuk Meraih Sukses. Yogyakarta. Panduan

    Hakim, T. 2003. Mengatasi Gangguan Konsentrasi. Jakarta. Puspa Swara.

    Hernowo, 2003. Andaikan Buku itu Sepotong Pizza. Bandung. MLC

    . 2003. Quantum Reading. Bandung. MLC

  • 23

    Iswara, D.P & Hartasujana S.A. 1996. Kebahasaan dan Membaca dalam Bahasa Indonesia. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

    Jannah, M. 2004. Pelatihan Meditasi Otogenik untuk Meningkatkan Konsentrasi

    Pada Atlet Lari Jarak Pendek. Tesis (Tidak Diterbitkan). Yogyakrta. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

    Idrus, A.H. 1993. Kiat Sukses Belajar ( a key to study succesfully ). Pekalongan.

    CV. BAHAGIA. Jindrich, S. 2005. How to Help Children Learning:Saat Mendampingi Anak.

    Jogjakarta. Book Marks Kartika, E. 2004. Memacu Minat Membaca Siswa Sekolah Dasar.

    //wikipedia.org/12 Februari 2006 Latipun. 2002. Psikologi Eksperimen. Malang. Universitas Muhammadiyah

    Malang

    Matlin, M. W. 1994. Cognition. New York: Holt, Rinehart and Winston

    Mussen, P,H. Conger,J.J. Kagan, J. 1988. Perkembangan dan Kepribadian

    Anak. Jakarta. Erlangga

    Prawirasumantri, , 1997. Sematik Bahasa Indonesia. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

    Santrock, W. 2002. Life Span Development ( Perkembangan Masa hidup) jilid 1.

    Jakarta. Erlangga Saradayrian, T.2004.The Power of Mind : Menguak Rahasia Kekuatan Pikiran

    Anda. Jakarta, Delphi Publisher Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta.

    Rineka Cipta Soedarso. 2004. Speed reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta. PT

    Gramedia Pustaka Utama Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya. Srikandi Surapranata, 2005.Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi kurikulum

    2004.Bandung. PT Remaja Rosdakarya

  • 24

    Identitas Penulis

    Nama : Ria Puji Rahayu

    Alamat : Nganggruk, Jakal Km. 12

    No. telepon : 0813 284 19601