13
NASKAH PUBLIKASI LALITA EKA PUTRI STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI GOLONGAN ACE INHIBITOR PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. SAIFUL ANWAR Malang) PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013

NASKAH PUBLIKASI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/28911/1/jiptummpp-gdl-lalitaekap-34660-1-naskahp... · mendapatkan terapi kombinasi 5 antihipertensi dan sebanyak 1,89% (5 pasien)

Embed Size (px)

Citation preview

NASKAH PUBLIKASI

LALITA EKA PUTRI

STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI

GOLONGAN ACE INHIBITOR PADA PASIEN

STROKE HEMORAGIK

(Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. SAIFUL ANWAR Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013

STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI GOLONGAN ACE

INHIBITOR PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK

(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar

Malang)

Background : Stroke or cerebrovascular disease refers to any neurologic disorder

caused by sudden restriction or cessation of blood flow through the supply system of the

brain arteries. Risk factors that are vulnerable to stroke is high blood pressure

(hypertension) so treatment of hypertension in stroke patients is very influential

on the success of therapy. One of the therapies used in the treatment of

hemorrhagic stroke is the use of antihypertensive class of ACE inhibitors.

Objectives : To know the patterns of use of ACE inhibitor class of

antihypertensive drugs in patients with hemorrhagic stroke in inpatient Dr. Saiful

Anwar Malang includes knowing the type, dosage form, dosage and route of

administration both in the singular or in combination.

Method : This study was an observational research and the data was collected

retrospectivly in patients of hemorrhagic stroke is the use of antihypertensive class

of ACE inhibitors from January-December 2012.

Results and Conclusions : The use of ACE inhibitor class of antihypertensive

drugs in patients with hemorrhagic stroke were 58 patients, who received a single

antihypertensive captopril by 5 patients (9.4%), a combination of two

antihypertensive captopril + nicardipin drip by 19 patients (26.4%), which triple

combination antihypertensive captopril + amlodipine + nicardipin drip as much as

9 patients (13.6%), a combination of four of the most widely used

antihypertensive is amlodipine + captopril + furosemide + drip nicardipin much as

14.9%, the combination of the five most widely used antihypertensive is

nicardipin drip amlodipine + nimodipine + valsartan + furosemide (18.2%) and a

combination of the six most widely used antihypertensive is nicardipin drip +

nimodipine + amlodipine + valsartan + captopril + furosemide as much as 60%. The use of type, dosage form, dosage and route of administration of ACE

inhibitor class of antihypertensive drugs is appropriate.

Key words: hemorrahagic stroke, ACE inhibitor.

PENDAHULUAN

Stroke atau penyakit serebrovaskular mengacu kepada setiap gangguan

neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah

melalui sistem suplai arteri otak (Price et al, 2005). Stroke merupakan penurunan

sistem saraf utama secara tiba-tiba yang berlangsung selama 24 jam dan

diperkirakan berasal dari pembuluh darah (Sukandar et al, 2008).

Berdasarkan proses kejadiannya stroke dibagi menjadi 2 macam yaitu stroke

iskemik (penyumbatan) dan stroke hemoragik (perdarahan). Stroke iskemik

adalah kondisi dimana berkurangnya suplai nutrisi ke otak sebagai akibat

tersumbatnya saluran pembuluh darah yang menuju otak. Pada stroke hemoragik

pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah

merembes kedalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Otak sangat sensitif

terhadap pendarahan sehingga apabila terjadi pendarahan dapat menggangu

jaringan otak dan jaringan tipis yang melapisi otak dan menyebabkan

pembengkakan yang menyebabkan pengumpulan sebuah massa yang disebut

hematoma. Pendarahan ini meningkatkan tekanan pada otak dan menekan tulang

tengkorak (Perdossi, 2007). Dari sejumlah jenis stroke 12% merupakan stroke

hemoragik dan termasuk subarachnoid hemorragedan intra-serebral hemorrage.

Subarachnoid hemorrhage terjadi akibat luka atau rusaknya aneurisme

intrakranial atau cacat arterivena. Intraserebral hemorrage terjadi karena

rusaknya pembuluh darah dalam parenkim otak yang menyebabkan

pembengkakan. Kematian karena stroke pendarahan disebabkan karena

meningkatnya kerusakan dalam penekanan intrakranial yang mengarah kepada

kematian (Sukandar et al, 2008).

TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan

obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor pada pasien stroke hemoragik

di RS Dr. Saiful Anwar Malang.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah mengetahui jenis, bentuk sediaan,

dosis, dan rute pemberian dari obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor

yang digunakan pada pasien stroke hemoragik di RS Dr. Saiful Anwar

Malang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pengumpulan data

bersifat retrospektif dan penyajian data bersifat deskriptif. Studi dilakukan di

Instalasi Rawat Inap periode 1 Januari 2012 sampai dengan Desember 2012. Data

yang diperoleh berdasarkan Rekam Medik Kesehatan (RMK) yang memenuhi

kriteria inklusi pada pasien stroke hemoragik rawat inap. Data inklusi mencakup

semua dokumen medik kesehatan pasien yang terdiagnosis menderita stroke

hemoragik di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang dan mendapatkan

terapi antihipertensi golongan ACE Inhibitor dengan data RMK yang lengkap dan

mendukung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Jenis Kelamin

Gambar 1 Distribusi Jenis Kelamin pada Pasien Stroke Hemoragik Rawat

Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari 2012 Sampai

Dengan 31 Desember 2012

Kejadian stroke lebih besar terjadi pada pria dibanding wanita, dan umumnya

terjadi setelah mencapai usia 55 tahun. Namun dari hasil penelitian yang

dilakukan didapatkan angka kejadian stroke lebih banyak terjadi pada wanita

yang disebabkan karena hormon estrogen dapat meningkatkan kemungkinan

pembekuan darah dan dapat meningkatkan resiko stroke (Stroke Association,

2012).

2. Usia

Gambar 2 Distribusi Usia pada Pasien Stroke Hemoragik Rawat Inap di

RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari 2012 Sampai Dengan 31

Desember 2012

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan angka kejadian stroke paling

banyak terjadi pada rentang usia 51-60 tahun presentasinya sebanyak 32,76%

dan persentase terendah yaitu 1,72% pada usia 81-90 tahun. Stroke dianggap

sebagai penyakit orang tua, tetapi kejadian stroke pada pediatri telah

0%

10%

20%

30%

40%

31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90

10.34%

25.86%

32.76%

25.86%

3.45% 1.72%

Ju

mla

h P

asi

en

Usia (tahun)

Usia pasien stroke hemoragik

31-40

41-50

51-60

61-70

71-80

81-90

pria

36%

wanita

64%

Jenis Kelamin

meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun kelompok usia muda (25

hingga 44 tahun) berada di bawah resiko stroke, namun angka kejadiannya

banyak terjadi pada populasi ini. Efek penuaan pada sistem kardiovaskular dan

faktor resiko selama jangka waktu tersebut meningkatkan resiko stroke

iskemik dan perdarahan intraserebral (Goldstein, 2010).

3. Terapi Antihipertensi Pada Pasien Stroke Hemoragik

Gambar 3 Distribusi Terapi Antihipertensi Pada Pasien Stroke Hemoragik

pada Pasien Stroke Hemoragik Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar

Malang Periode 1 Januari 2012 Sampai Dengan 31 Desember 2012

Ket : satu pasien dapat menerima lebih dari satu kombinasi

Terapi pada pasien stroke hemoragik (Gambar 5.6) terbagi menjadi

beberapa kombinasi. Dengan jumlah komposisi antihipertensi sebanyak 256

(satu pasien dapat menerima lebih dari satu antihipertensi) pasien sebanyak

20% (53 pasien) mendapatkan terapi tunggal, sebanyak 27,17% (72 pasien)

mendapatkan terapi kombinasi 2 antihipertensi, sebanyak 24,90% (66 pasien)

mendapatkan terapi kombinasi 3 antihipertensi, 17,74% (47 pasien)

mendapatkan terapi kombinasi 4 antihipertensi, 8,30% (22 pasien)

mendapatkan terapi kombinasi 5 antihipertensi dan sebanyak 1,89% (5 pasien)

mendapatkan terapi kombiansi 6 antihipertensi. Terapi antihipertensi

dibutuhkan karena hipertensi merupakan faktor resiko (60% pada stroke

hemoragik). Penggunaan antihipertensi harus memperhatikan aliran darah otak

dan aliran darah perifer untuk menjaga fungsi serebral (Ikawati, 2011).

0%

10%

20%

30%

20%

27.17% 24.90%

17.74%

8.30%

1.89% jum

lah

pasi

en

Komposisi Antihipertensi Jumlah (N) = 265

tunggal

kombinasi 2 antihipertensi

kombinasi 3 antihipertensi

kombinasi 4 antihipertensi

kombinasi 5 antihipertensi

kombinasi 6 antihipertensi

4. Terapi Antihipertensi Tunggal Tabel 1 Distribusi Terapi Antihipertensi Tunggal Pada Pasien Stroke

Hemoragik Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1

Januari 2012 Sampai Dengan 31 Desember 2012

Tabel 1 menunjukan distribusi terapi antihipertensi tunggal. Terapi

antihipertensi tunggal yang paling banyak diterima pasien stroke

hemoragik adalah golongan CCB yaitu sebanyak 83% (44 pasien) dengan

jenis antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah nicardipin yaitu

sebanyak 64,2% (34 pasien). Mekanisme antihipertensi golongan CCB

menghambat influks Ca++

yang sensitif terhadap tegangan di otot polos

anterior, yang akhirnya menyebabkan relaksasi otot polos dan tahanan

vaskular perifer sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah.

Nicardipine adalah obat yang efektif dalam mengendalikan hipertensi akut

dan menurunkan tekanan darah pada SAH. Karena infus berkelanjutan dari

nicardipine memiliki efek yang baik dalam mengontrol tekanan darah dan

dianjurkan pemberian saat tekanan darah tidak terkontrol (Yong Kim et al,

2012). Terapi tunggal untuk penggunaan ACE inhibitor sebanyak 9,4% (5

pasien) dengan penggunaan antihipertensi captopril. Mekanisme kerja

ACE inhibitor seperti captopril dan lisinopril adalah dengan menghambat

enzim pengkonversi peptidyl dipeptidase yang menghidrolik angiotensin I

ke angiotensin II dan menyebabkan inaktivasi bradikinin, suatu vasodilator

kuat yang bekerja dengan cara menstimulasi rilis nitric oxid dan

prostasiklin. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lisa Shaw (2011)

dalam “Paramedic Initiated Lisinopril For Acute Stroke Treatment : study

protocol for a pilot randomized controlled trial” menyebutkan bahwa

lisinopril telah dipilih sebagai antihipertensi yang telah ditunjukan untuk

menurunkan tekanan darah pada stroke akut. Lisinopril memiliki profil

keamanan yang baik, dan dapat diberikan sublingual. Pada percobaan The

recent Controlling Hypertension and Hypotension Immediately Post

Stroke (CHHIPS) menunjukan efek penurunan tekanan darah dari

penggunaan lisinopril pada stroke akut termasuk toleransi dan efek

penurunan tekanan darah dari lisinopril.

Komposisi Golongan Nama obat Jumlah pasien Persentase (%)

Tunggal

ACE-I Captopril 5 9.4

Jumlah 5 9.4

CCB

Nicardipin 34 64.2

Nimodipin 3 5.7

Amlodipin 3 5.7

Nifedipin 1 1.9

Diltiazem 3 5.7

Jumlah 44 83

Diuretik Furosemid 4 7.5

Jumlah 4 7.5

Jumlah Keseluruhan 53 100

5. Terapi Kombinasi Dua Antihipertensi Tabel 2 Distribusi Terapi Kombinasi Dua Antihipertensi Pada Pasien

Stroke Hemoragik Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1

Januari 2012 Sampai Dengan 31 Desember 2012

Terapi kombinasi dua antihipertensi (Tabel 2) pada pasien stroke

hemoragik menunjukan terapi yang paling banyak digunakan adalah

kombinasi dari golongan CCB dan ACE inhibitor yaitu sebanyak 39

pasien (54,3%) dan antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah

nicardipin + captopril yaitu sebanyak 19 pasien (26,4%) dan yang paling

sedikit adalah kombinasi antara nimodipin + captopril yaitu 1 pasien

(1,4%). Dalam Journal of the American Society of Hypertension oleh Alan

Gradman pada tahun 2010 dengan judul “Combination therapy in

hypertension” mengatakan kombinasi dari ACE inhibitor atau ARB

dengan CCB dapat menurunkan tekanan darah. Penambahan salah satu

dari ACE inhibitor dapat memperbaiki profil tolerabilitas dari CCB.

Melalui efek antisympathetic, ACE inhibitor meningkatkan denyut jantung

yang dapat menyertai pengobatan dengan dihidropiridin (jenis CCB)

(Gradman et al, 2010).

Komposisi Golongan Nama obat Jumlah

pasien

Persentase

(%) Obat 1 Obat 2

Kombinasi 2

antihipertensi

CCB + CCB

Nicardipin Amlodipin 7 9.7

Nicardipin Nimodipin 7 9.7

Nicardipin Diltiazem 1 1.4

Diltiazem Amlodipin 1 1.4

Nimodipin Amlodipin 1 1.4

Jumlah 17 23.6

CCB + ACE

Amlodipin Captopril 13 18.1

Nicardipin Captopril 19 26.4

Amlodipin Lisinopril 2 2.8

Nimodipin Captopril 1 1.4

Diltiazem Captopril 2 2.8

Nifedipin Captopril 2 2.8

Jumlah 39 54.3

CCB + Diuretik

Nicardipin Furosemid 7 9.7

Amlodipin Furosemid 2 2.8

Diltiazem Furosemid 1 1.4

Jumlah 10 13.9

CCB + ARB Amlodipin Valsartan 1 1.4

Jumlah 1 1.4

ACE + -blocker Captopril Bisoprolol 1 1.4

Jumlah 1 1.4

ACE + ARB Captopril Valsartan 2 2.8

Jumlah 2 2.8

ACE + Diuretik Captopril Furosemid 1 1.4

Jumlah 1 1.4

Diuretik + agonist 2-

adrenergik

Furosemid Clonidin 1 1.4

Jumlah 1 1.4

Jumlah keseluruhan 72 100

6. Terapi Kombinasi Tiga Antihipertensi Tabel 3 Distribusi Terapi Kombinasi Tiga Antihipertensi Pada Pasien

Stroke Hemoragik Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1

Januari 2012 Sampai Dengan 31 Desember 2012

Terapi kombiansi tiga antihipertensi pada pasien stroke hemoragik (Tabel

3) menunjukan terapi kombinasi 3 antihipertensi yang paling banyak

digunakan adalah golongan CCB + CCB + ACE dengan jumlah pasien 28

pasien (42,4%) dan antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah

nicardpin + amlodipin + captopril dengan jumlah 9 pasien (13,6%) dan

yang paling sedikit digunakan adalah nimodipin + amlodipin + captopril

dengan jumlah 1 pasien (1,5%).

Komposisi Golongan Nama obat Jumlah

pasien

Persentase

(%) Obat 1 Obat 2 Obat 3

Kombinasi 3

antihipertensi

CCB + CCB + CCB Nicardipin Amlodipin Nimodipin 1 1.5

Jumlah 1 1.5

CCB + CCB + ACE

Nicardipin Amlodipin Captopril 9 13.6

Nicardipin Diltiazem Captopril 3 4.5

Amlodipin Diltiazem Captopril 2 3

Nicardipin Amlodipin Lisinopril 6 9.1

Nicardipin Nifedipin Captopril 4 6.1

Nimodipin Amlodipin Captopril 1 1.5

Nimodipin Diltiazem Captopril 3 4.5

Jumlah 28 42.4

CCB + CCB +

Diuretik

Nicardipin Amlodipin Furosemid 2 3

Nifedipin Diltiazem Furosemid 1 1.5

Nimodipin Amlodipin Furosemid 1 1.5

Jumlah 4 6.1

ACE + Diuretik + -

blocker

Captopril Furosemid Bisoprolol 1 1.5

Jumlah 1 1.5

CCB + CCB + ARB Nicardipin Amlodipin Valsartan 1 1.5

Jumlah 1 1.5

CCB + ACE +

Diuretik

Nifedipin Captopril HCT 1 1.5

Amlodipin Captopril Furosemid 4 6.1

Nicardipin Captopril Furosemid 4 6.1

Nimodipin Captopril Furosemid 1 1.5

Diltiazem Captopril Furosemid 6 9.1

Amlodipin Lisinopril Furosemid 2 3

Nifedipin Captopril Furosemid 3 4.5

Jumlah 21 31.8

CCB + ACE + -

blocker

Amlodipin Captopril Bisoprolol 1 1.5

Jumlah 1 1.5

CCB + ACE +

agonist 2-adrenergik

Amlodipin Captopril Clonidin 2 3

jumlah 2 3

CCB + ACE + ARB Amlodipin Captopril Valsartan 4 6.1

Jumlah 4 6.1

CCB + Diuretik +

Diuretik

Diltiazem Furosemid Spironolakt

on 1 1.5

Jumlah 1 1.5

ACE + Diuretik +

Diuretik

Captopril Furosemid Spironolakt

on 1 1.5

Captopril Furosemid HCT 1 1.5

Jumlah 2 3

Jumlah Keseluruhan 66 100

7. Terapi Kombinasi Empat Antihipertensi Tabel 4 Distribusi Terapi Kombinasi Empat Antihipertensi Pada Pasien

Stroke Hemoragik Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1

Januari 2012 Sampai Dengan 31 Desember 2012

Pada Tabel 4 menunjukan distribusi terapi kombinasi 4 antihipertensi.

Dari tabel tersebut dapat dilihat terapi kombinasi yang paling banyak

digunakan adalah 2 (CCB) + ACE + diuretik dengan jumlah 24 pasien

(51,1%) dan antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah

nicardipin + amlodipin + captopril + furosemid dengan jumlah 7 pasien

(14,9%). Dari tabel tersebut juga dapat dilihat kombinasi 4 antihipertensi

yang paling sedikit digunakan adalah golongan 3 (CCB) + ARB dan

antihipertensi yang digunakana adalah nicardipin + amlodipin + nimodipin

+ furosemid dengan jumlah 1 pasien (2,1%), golongan CCB + ACE +

ARB + -blocker dan antihipertensi yang digunakan adalah amlodipin +

captopril + valsartan + bisoprolol dengan jumlah 1 pasien (2,1%), dan

golongan CCB + ACE + ARB + diuretik dengan antihipertensi yang

Komposisi Golongan Nama obat Jumlah

pasien

Persentase

(%) Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4

Kombinasi 4

antihipertensi

3 (CCB) + ACE

Nic Amo Dil Cap 1 2.1

Nic Nimo Amo Cap 1 2.1

Jumlah 2 4.2

3 (CCB) + Diuretik

Nic Amo Nimo Furo 4 8.5

Nic Amo Dil Furo 1 2.1

Jumlah 5 10.6

3 (CCB) + ARB Nic Amo Nimo Val 1 2.1

Jumlah 1 2.1

2 (CCB) + ACE +

Diuretik

Amo Dil Cap Furo 2 4.2

Nic Amo Cap Furo 7 14.9

Nic Nimo Cap Furo 1 2.1

Nic Dil Cap Furo 5 10.6

Nimo Dil Cap Spiro 1 2.1

Nife Amo Cap Furo 1 2.1

Dil Nimo Cap Furo 1 2.1

Nimo Nife Cap Spiro 1 2.1

Nic Amo Lisi Furo 2 4.2

Nic Nife Cap Furo 3 6.4

Jumlah 24 51.1

2 (CCB) + ACE +

agonist 2-

adrenergik

Nimo Dil Cap Clon 1 2.1

Nic Amo Cap Clon 2 4.2

Jumlah 3 6.3

CCB + ACE + ARB

+ blocker

Amo Cap Val Biso 1 2.1

Jumlah 1 2.1

ACE + CCB +

Diuretik + agonist

2-adrenergik

Cap Amo Furo Clon 2 4.2

Cap Dil Furo Clon 1 2.1

Cap Nife Furo Clon 1 2.1

Jumlah 4 8.4

CCB + ACE + ARB

+ Diuretik

Amo Lisi Val Furo 1 2.1

Jumlah 1 2.1

2 CCB + ARB +

ACE

Nic Amo Val Cap 2 4.2

Jumlah 2 4.2

2 Diuretik + CCB +

ACE

Furo HCT Nic Cap 1 2.1

Furo Spiro Dil Cap 2 4.2

Furo HCT Nife Cap 1 2.1

Jumlah 4 8.4

Jumlah Keseluruhan 47 100

digunakan adalah amlodipin + lisinopril + valsartan + furosemid dengan

jumlah 1 pasien (2,1%).

8. Terapi Kombinasi Lima Antihipertensi Tabel 5 Distribusi Terapi Kombinasi Lima Antihipertensi Pada Pasien

Stroke Hemoragik Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1

Januari 2012 Sampai Dengan 31 Desember 2012

Terapi kombinasi lima antihipertensi pada pasien stroke hemoragik (Tabel

5) menunjukan terapi kombinasi yang paling banyak digunakan adalah 3

(CCB) + ARB + diuretik dengan jumlah 6 pasien (27,3%) dan

antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah nicardipin +

amlodipin + nimodipin + valsartan + furosemid dengan jumlah 4 pasien

(18,2%). Untuk terapi kombinasi yang paling sedikit digunakan adalah

golongan 4 (CCB) + ACE dengan antihipertensi yang digunakan adalah

nicardipin + amlodipin + nimodipin + diltiazem + captopril dengan jumlah

1 pasien (4,5%), dan golongan 2 (CCB) + ACE + ARB dengan

antihipertensi yang digunakan adalah nicardipin + amlodipin + nimodipin

+ captopril + valsartan dengan jumlah 1 pasien (4,5%).

Komposisi Golongan Nama obat Jumlah

pasien

Persentase

(%) Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5

Kombinasi 5

antihipertensi

4 (CCB) + ACE Nic Amo Nimo Dil Cap 1 4.5

Jumlah 1 4.5

3 (CCB) +

Diuretik + ACE

Nic Nimo Amo Furo Cap 1 4.5

Nic Amo Dil Furo Cap 2 9.1

Nic Nimo Dil Furo Cap 1 4.5

Nic Nife Nimo Spiro Cap 1 4.5

Jumlah 5 22.6

3 (CCB) + ARB +

Diuretik

Nic Amo Nimo Val Furo 4 18.2

Nimo Dil Amo Val Furo 2 9.1

Jumlah 6 27.3

2 (CCB) + ACE +

Diuretik + agonist

2-adrenergik

Nic Amo Cap Furo Clon 1 4.5

Nic Dil Cap Furo Clon 2 9.1

Nife Dil Cap Furo Clon 1 4.5

Jumlah 4 18.1

2 (CCB) + ACE +

ARB

Nic Amo Nimo Cap Val 1 4.5

Jumlah 1 4.5

2 (CCB) + ACE +

2 (Diuretik)

Nic Dil Cap Furo Spiro 1 4.5

Nife Amo Cap Furo HCT 1 4.5

Nimo Nife Cap Furo Spiro 1 4.5

Jumlah 3 13.5

2 (CCB) + ACE +

Diuretik + ARB

Nic Amo Cap Furo Val 2 9.1

Jumlah 2 9.1

Jumlah Keseluruhan 22 100

9. Terapi Kombinasi EnamAntihipertensi Tabel 6 Distribusi Terapi Kombinasi Enam Antihipertensi Pada Pasien

Stroke Hemoragik Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1

Januari 2012 Sampai Dengan 31 Desember 2012

Tabel 6 menunjukan distribusi terapi kombinasi 6 antihipertensi pada

pasien stroke hemoragik. Dari tabel tersebut dapat dilihat terapi kombinasi

6 antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah kombinasi golongan

3(CCB) + duiretik + ACE + ARB dengan jumlah 4 pasien (80%) dengan

antihiperensi yang paling banyak digunakan adalah nicardipin + amlodipin

+ nimodipin + furosemid + captopril + valsartan dengan jumlah 3 pasien

(60%). Dan terapi kombinasi yang paling sedikit digunakan adalah

kombinasi dari golongan 3 (CCB) + 2 (diuretik) + ACE dengan

antihipertensi yang digunakan adalah nicardipin + nifedipin + nimodipin +

furosemid + spironolakton + captopril dengan jumlah 1 pasien (20%).

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada pasien stroke hemoragik

di RS. Saiful Anwar Malang periode Januari – Desember 2012 dengan metode

deskriptif retrospektif maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1) Jenis antihipertensi golongan ACE inhibitor yang paling banyak

digunakan adalah captopril (93,1%) dan lisinopril (10,3%) baik

tunggal maupun kombinasi.

2) Rute dan bentuk sediaan yang paling banyak dipakai disesuaikan

dengan kondisi pasien. Dari 58 pasien yang menggunakan

antihipertensi golongan ACE inhibitor 40 pasien (68,97%)

menggunakan obat dengan rute oral dan 18 pasien (31,03%)

menggunakan obat dengan rute NGT.

3) Dosis captopril yang diberikan pada pasien dengan interval

3x12,5mg, 2x25mg, 3x25mg, 3x37,5mg, dan 4x25mg dan

umumnya sudah tepat

4) Kombinasi ACE inhibitor dengan antihipertensi lain yang paling

banyak digunakan adalah kombinasi ACE inhibitor dengan

antihipertensi golongan CCB yaitu nicardipin.

Komposisi Golongan Nama obat Jumlah

pasien

Persentase

(%) Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5 Obat 6

Kombinasi 6

antihipertensi

3 (CCB) + Diuretik

+ ACE + ARB

Nic Amo Nimo Furo Cap Val 3 60

Nic Amo Nimo Furo Cap Spiro 1 20

Jumlah 4 80

3 (CCB) + 2

(Diuretik) + ACE

Nic Nife Nimo Furo Spiro Cap 1 20

Jumlah 1 20

Jumlah Keseluruhan 5 100

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur tercurahkan hanya kepada ALLAh SWT, tuhan semesta alam

karena berkat rahmad dan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI GOLONGAN

ACE INHIBITOR PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK (Penelitian

Dilakukan di RSU Dr. Saiful Anwar Malang).

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dan berhasil

tanpa adanya bantuan , semangat dan doa dari berbagai pihak yang selalu

mendukung. Pada kesempatan ini perkenankanlah penuis mengucapkan limpahan

terima kasih kepada semua pihak yang telah senantiasa mendukung, meluangkan

waktu dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada yang terhormat:

1. Ibu Tri Lestari H.M.Kep.Sp.Mat. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan

penulis belajar di fakultas ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Bapak Drs. Didik Hasmono,Apt.,MS. selaku Dosen Pembimbing I

ditengah kesibukan bapak masih bisa meluangkan waktu untuk

membimbing, mengarahkan dan selalu memberikan kemudahan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

3. Ibu Dra. Lilik Yusetyani.,Apt.,Sp.FRS. selaku Dosen Pembimbing II

yang telah dengan sabar, tulus dan ikhlas mengarahkan dan selalu

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga

penyelesaian skripsi dapat berjalan dengan lancar.

4. Ibu Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes.,Apt., selaku Dosen Penguji 1 yang

telah banyak memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi

ini.

5. Ibu Ika Ratna Hidayati, S.Farm., Apt selaku Dosen Penguji II yang telah

banyak memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Siti Rofida., S.Si., Apt selaku Dosen wali. Terima kasih atas arahan

dan nasehat serta motivasi yang telah ibu berikan selama ini.

7. Ibu Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt selaku dosen farmasi

Universitas Muhammadiyah Malang yang selalu berbaik hati dan

mendengarkan segala keluh kesah kami tentang pelaksaan ujian sehingga

skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Goldstein, L.B., Adam, R., Alberts, M.J., Brass, I.M., Bushnell, C.D., Culebras,

A., DeGraba, T.J., Gorelick, P.B., Guyton, J.R., Hart, R.G., Howard, G.,

Kelly-Hayes, M., Nixonn, J.V., Sacco, R.L., 2011. Primary Prevention of

Ischemic Stroke. Stroke. Vol 42, 517-84.

Gradman, Alan H, MD., Basile, Jan N, MD., Carter, Barry L, PharmD., Bakris,

George L, MD. 2010. Combination therapy in hypertension, Philadelphia,

USA.

Ikawati, Zullies, Ph.D., Apt. 2011. Farmakoterapi Penyakit Sistem Syaraf Pusat.

Bursa Ilmu. Yogyakarta.

PERDOSSI., 2007. Guideline Stroke, Jakarta : Perhimpunan Dokter Spesialis

Saraf Indonesia.

Price, S., Wilson, L., 2005. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit

Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Shaw, L., Price, C., Mclure, S., Howel D., McColl, E., and Gary, A., 2011, Ford.

Paramedic Initiated lisinopril For Acute Stroke Treatment (PIL-FAST) study protocol for a pilot randomized controlled trial 2011.

Stroke Assosiation, 2013. Stroke Statistics. Website: stroke.org.uk.

Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, J.I., Adnyana, I.K., Setiadi A.P.,

Kusnandar.2009. Iso Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan, Jakarta

Yong Kim, Song MD., Min Kim, Seong MD, PhD., Sun Park, Moon MD, PhD.,

Kyu Kim, Han MD, PhD., Seok Park, Ki MD., Young Chung, Seong Md,

PhD. 2012. Effectiveness of Nicardipine for Blood Pressure Control in

Patients with Subarachnoid Hemorrhage. Journal of Cerebrovascular and

Endovascular Neurosurgery. Department of Neurosurgery, Eulji

University Hospital, Daejeon, Korea.