Upload
nguyenkien
View
214
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
NASKAH PUBLIKASI
KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI PENDERITA
HIPERHIDROSIS
Disusun oleh :
HARDINA DEVI HARAHAP
IRWAN NURYANA K
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JOGJAKARTA
2006
NASKAH PUBLIKASI
KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI
PENDERITA HIPERHIDROSIS
Telah Disetujui Pada Tanggal
___________________________
Dosen Pembimbing
( Irwan Nuryana K, S.Ps.,M.Si )
KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI PENDERITA
HIPERHIDROSIS
Hardina Devi Harahap
Irwan Nuryana K
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagamana konsep diri dan kepercayaan diri penderita hiperhidrosis Responden dalam penelitian ini adalah penderita hperhidrosis, yaitu orang yang mengalami banyak keringat berlebih baik di tangan, kaki dan ketiak, dengan jumlah responden sebanyak tiga orang yang terdiri dari dua orang perempuan dan satu orang laki-laki. Adapun proses pengambailan data ini menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi pada ketiga responden penelitian. Wawancara mendalam ini menggunakan guide interview. Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dimana data yang dihasilkan berupa data deskriptif. Melalui penelitian ini dihasilkan data yang berbeda-beda. Responden pertama memiliki konsep diri dan kepercayaan diri positif, responden kedua memliki konsep diri dan kepercayaan diri negatif, dan responden ketiga meilki konsep diri positif dan kepercayaan diri negatif. Kata kunci: Konsep Diri, Kepercayaan Diri, Penderita Hiperhidrosis
PENGANTAR
Latar Belakang Masalah
Masalah-masalah rumit yang dialami manusia, seringkali dan bahkan
hampir semua, sebenarnya berasal dari dalam diri. Mereka tanpa sadar
menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari problem konsep diri. Manusia
mampu berpikir dan menilai yang macam-macam terhadap dirinya sendiri
maupun orang lain dan bahkan meyakini persepsinya yang belum tentu obyektif.
Oleh sebab itu muncul problem seperti inferioritas, kurang percaya diri, dan hobi
mengkritik diri sendiri (Rini, 2002).
Konsep diri merupakan kesan yang relatif stabil mengenai diri sendiri,
tidak hanya mencakup persepsi mengenai karateristik fisik, melainkan juga
penilaian mengenai apa yang pernah dicapai, yang sedang dijalani, dan apa yang
ingin dicapai. Konsep diri tumbuh melalui umpan balik yang diterima dari orang-
orang di sekitar. Konsep diri berkembang melalui hubungan dan interaksi dengan
orang lain. Artinya menilai diri berdasar pada bagaimana orang mempersepsi dan
menilai (Steward dan Sylvia, 1996).
Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan
dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri
maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti
bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang
diri, alias “sakti”. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada
adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa
memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung
oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri
sendiri (Rini, 2002).
Penderita hipehidrosis tidak akan mendapatkan masalah yang serius dalam
pergaulannya apabila mempunyai konsep diri yang positif. Sebaliknya, apabila
penderita hiperhidrosis mempunyai konsep diri yang negatif maka dalam
pergaulannya penderita hiperhidrosis akan mengalami kesulitan. Konsep diri
terbagi menjadi dua yaitu konsep diri yang positif dan konsep diri yang negatif.
Konsep diri yang positif meliputi optimis, penuh percaya diri, dan selalu bersikap
positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya,
sedangkan konsep diri yang negatif meliputi pesimis, kurang percaya diri, dan
selalu bersikap negatif terhadap segala sesuatu juga terhadap kegagalan yang
dialaminya (Rini, 2002).
Jumlah keringat ketiak, tangan dan kaki normal-normal saja alias tidak
sampai mengganggu atau bahkan menjadikan seseorang merasa risih, tentu tidak
ada hal yang patut diresahkan, sebab ini juga merupakan salah satu mekanisme
tubuh dalam upaya untuk melepaskan panas tubuh. Tetapi persoalannya tentu saja
akan bergeser jika produksinya berlebihan dan terus mengalir nyaris sepanjang
waktu. Nah, yang satu ini barangkali baru akan menimbulkan perasaan kurang
nyaman atau percaya diri pada diri seseorang (www.balipost.co.id).
Dapat disimpulkan, bahwa konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar
perilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih
efektif yang terlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan
penguasaan lingkungan. Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan
individu dan sosial yang maladiptif (Budi, 1992). Bertolak dari fakta di lapangan,
bahwa seseorang dapat percaya pada dirinya sendiri karena orang tersebut
memahami konsep dirinya, dan dapat menerima dirinya dengan segala kelebihan
dan kekurangan yang dimilikinya. Oleh karena itu, atas alasan tersebut peneliti
tertarik untuk melihat konsep diri dan kepercayaan diri penderita hiperhidrosis.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Diri
a. Pengertian Konsep Diri
Rogers (Purwanti, 2000) mengemukan bahwa self atau diri merupakan
bagian yang terpisah dari medan fenomena dan berisi pola pengamatan dan
penilaian yang sadar dari pengalaman subjek. Diri terbentuk dari hasil interaksi
antara organisme dan medan fenomena, baik orang tersebut sebagai subjek
maupun sebagai objek. Sebagian dari nilai-nilai yang menyertai pengalaman dan
yang menjadi bagian dari struktur diri merupakan nilai yang dialami langsung
oleh orgnisme, dan sebagian lagi diperoleh melalui introyeksi dari nilai orang lain.
b. Aspek-Aspek Konsep Diri
Aspek-aspek konsep diri menurut Berzonsky (1981) adalah:
a. Aspek fisik (Physical Self)
Meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya,
seperti tubuh, pakaian dan benda yang dimilikinya.
b. Aspek psikis (Psychological Self)
Aspek psikis mencakup pikiran, perasaan dan sikap yang dimiliki individu
terhadap dirinya sendiri.
c. Aspek social (Social Self)
Meliputi bagaimana peranan individu dalam lingkup peran soaialnya dan
penilaian individu terhadap peran tersebut.
d. Aspek moral (Moral Self)
Aspek moral ini merupakan nilai dan prinsip-prinsip yang memberi arti
dan arah dalam hidup individu.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Burn (Purwanti, 2000) mnyebutkan bahwa secara garis besar ada lima
faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri, yaitu citra fisik,
merupakan evaluasi terhada diri secara fisik, bahasa, yaitu kemampuan melakukan
konseptualisasi dan verbalisasi, umpan balik dari lingkungan, identifikasi dengan
model dan peran jenis yang tepat, dan pola asuh orang tua.
d. Konsep Diri Positif dan konsep Diri Negatif
Menurut Burn (Purwanti, 2000) konsep diri seseorang dapat bergerak di
dalam kesatuan dari positif dan negatif. Hal ini berkaitan langsung dengan respon
lingkungan sosial individu, terutama orang-orang penting terdekatnya, terhadap
diri individu. Respon di sini adalah persepsi orang tua atau orang-orang terdekat
dalam memandang diri seseorang. Jika seorang anak memperoleh perlakuan yang
positif, maka ia akan mengembangkan konsep diri yang postif pula. Individu juga
tidak akan ragu untuk dapat membuka diri dan menerima masukan dari luar
sehingga konsep dirinya menjadi lebih dekat pada kenyataan.
Untuk konsep diri negatif, Coopersmith (Anggia, 2004) mengemukakan
beberapa karateristik, yaitu mempuyai perasaan tidak aman, kurang menerima
dirinya senidiri, dan biasanya memiliki harga diri yang rendah. Fitts (Tarakanita
dan Widiarti, 2002) menyebutkan ciri-ciri individu yang mempunyai konsep diri
rendah adalah tidak menyukai dan menghormati diri sendiri, memiliki gambaran
yang tidak pasti terhadap dirinya, sulit mendefenisikan diri sendiri dan mudah
terpengaruh bujukan dari luar, tidak memiliki pertahanan psikologis yang dapat
membantu menjaga tingkat harga dirinya, mempunyai banyak persepsi diri yang
saling berkonflik, merasa aneh dan asing terhadap diri sendiri sehingga sulit
bergaul, mengalami kecemasan yang tinggi, serta sering mengalami pengalaman
negatif dan tidak dapat mengambil manfaat dari pengalaman tersebut. Konsep diri
akan turun ke negatif apabila seseorang tidak dapat melaksanakan
perkembangannya dengan baik.
2. Kepercayaan Diri
a. Pengertian Kepercayaan Diri
Menurut Lauster (1978) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau
perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan
tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas untuk
melakukan hal-hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya,
hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan
menghargai orang lain, memiliki dorongan berprestasi serta dapat mengenal
kelebihan dan kekurangannya. Menurut Brennecke dan Amick (1978)
menjelaskan kepercayaan diri merupakan suatu perasaan aman seseorang dan
orang tersebut mengetahui apa yang dibutuhkan dalam kehidupannya sehingga ia
tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain dalam menemukan standar,
karena ia selalu dapat menentukan sendiri.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri
Terbentuknya kepercayaan diri tidak terlepas dari perkembangan manusia
pada umumnya, terutama perkembangan kepribadian. Kepribadian bukanlah
bawaan, tetapi diperoleh dari pengalaman hidup, proses belajar dan kepribadian
dikendalikan oleh sikap, pendapat dan norma yang hidup dalam masyarakat
ditambah dengan pengalaman yang diperoleh, semua ini membentuk sifat-sifat
pribadi dan mempengaruhi pikiran dan tingkah laku seseorang. Keturunan tidak
begitu memegang peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Meskipun orang lain (orang tua, majikan, teman) membantu membentuk sifat-sifat
seseorang, tapi setiap orang punya kesempatan untuk mengubah sifat-sifat ini agar
memperoleh suatu tingkat kesadaran yang lebih tinggi (Lauster, 1978). Demikian
pula dengan kepercayaan diri, kepercayaan diri bukan merupakan sesuatu yang
bersifat bawaan, tetapi merupakan sesuatu yang terbentuk dari interaksi dan
perkembangan melalui proses belajar secara individual maupun sosial.
c. Aspek – Aspek Kepercayaan diri
Kumara (1998) mengungkapkan ciri-ciri orang yang percaya diri, antara
lain:
a. Merasa aman, berani, dan merasa bebas.
b. Merasa yakin, periang, tidak pemalu, dan dapat berbicara lancar ketika
berhadapan dengan orang lain.
c. Tidak membuang-buang waktu dalam mengambil keputusan.
d. Tidak merasa rendah diri, tidak pengecut.
e. Cerdas, tidak pernah menyalahkan suasana luar sebagai penyebab timbulnya
masalah yang dihadapinya.
Menurut Lauster (1978) ada tujuh aspek kepercayaan diri, yaitu :
a. Adanya perasaan yakin terhadap kekuatan, kemampuan dan keterampilan
yang dimiliki seseorang.
3. Penderita Hiperhidrosis
a. Pengertian Hiperhidrosis
Hiperhidrosis menurut dr. Soedirman Sastrodiprodjo (dalam Prof. Dr.
Marwali Harahap) adalah suatu keadaan bertambahnya jumlah keringat pada
permukaan kulit melebihi normal. Hal ini sebagai akibat dari kenaikan hasil
produksi kelenjar keringat ekrin. Keadaan ini sering sekali menganggu bagi
penderita maupun orang lain.
b. Penyebab Hiperhidrosis
Beberapa hal yang menyebabkan seseorang mengeluarkan keringat yang
berlebihan:
1. Makanan dan minuman tertentu
Minuman panas dan minuman yang mengandung kafein atau alcohol bisa
membuat kita berkeringat. Makanan pedas juga bisa menyebabkan
berkeringat.
2. Obat-obatan
- Beberapa anti psikosa yang digunakan untuk mengobati kelainan jiwa
- Morfin
- Tiroksin dosisi tinggi
- Overdosis obat pereda nyeri (misalnya aspirin dan asetaminofin)
3. Menopause.
Wanita yang memasuki masa menopause bisa mengalami hot flashes, dimana
terjadi peningkatan suhu kulit yang disertai dengan keringat dan kegerahan.
Hal ini terjadi karena adanya penurunan kadar estrogen.
4. Hipoglikemia.
Kadar gula darah yang rendah sering dijumpai pada penderita diabetes yang
mengkonsumsi insulin atau obat anti-diabetes-oral.
5. Demam.
Demam terjadi jika suhu tubuh naik sampai diatas batas normal. Demam bisa
terjadi pada berbagai jenis infeksi bakteri dan virus.
6. Hipertiroidisme.
Kadang kelenjar tiroid menghasilkan sejumlah besar hormon tiroksin.
7. Serangan jantung
Serangan jantung terjadi jika aliran darah ke otot jantung berkurang.
8. Tuberkulosis.
Salah satu gejala tuberkulosis adalah berkeringat di malam hari.
9. Malaria.
Gejala malaria berhubungan dengan siklus hidup parasit penyebabnya. Pada
awalnya penderita menggigil, sakit kapala, mual dan muntah; ketika suhu
tubuh mulai turun, akan keluar banyak keringat.
c. Gejala Hiperhidrosis
- Pengeluaran keringat mungkin menyeluruh atau setempat (aksila, lipat
paha, telapak tangan dan kaki dan lain-lain).
- Pada kasus-kasus yang berat kulit mungkin mengalami maserasi, terbelah
atau bersisik.
- Bau tidak sedap pada hiperhidrosis disebabkan dekomposisi sel-sel kulit
oleh bakteri dan ragi
- Kadang-kadang dapat terjadi bau yang sangat menyengat (Bromhidrosis)
- Infeksi sekunder oleh bakteri atau jamur dapat menyertainya.
4. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan yang dapat diajukan pada penelitian ini adalah “Bagaimana
gambaran konsep diri dan kepercayaan diri penderita hiperhidrosis dan mengapa
mereka memiliki konsep diri dan kepercayaan diri seperti itu?”
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, desain penelitian kualitatif
bersifat alamiah, dalam arti peneliti tidak berusaha memanipulasi setting
penelitian, melainkan melakukan studi terhadap suatu fenomena dalam situasi
dimana fenomena tersebut ada. Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah
data yang sifatnya deskriptif, seperi transkipsi wawancara, catatan lapangan
gambar, foto rekaman video dan lain sebagainya (Porwandari, 1998).
Responden penelitian adalah individu-individu yang menderita
hiperhidrosis di sekitar tangan, kaki dan ketiak, yang terdiri dari dua orang
perempuan dan satu orang laki-laki.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
wawancara mendalam dengan menggunakan guide interview dan observasi.
HASIL PENELITIAN
Kategori Sub Kategori Tema Penampilan Puas
Tidak puas Gemuk
Cara mengubah penampilan
Diet Olah raga Mandi Menjaga kebersihan Parfum Deodorant Tawas
Yang mengalami Hiperhidrosis
Tangan Kaki ketiak
Fisik
Yang terkena
hiperhidrosis
Tangan Kaki Ketiak
Gambaran tentang diri
sendiri.
Percaya diri Optimis Positive Thinking Moody Sensitive
Psikis Introvert Low Profile Kurang percaya diri
Mulai menyadari
Hiperhidrosis
Kelas IV SD Kelas I SMU Sejak kecil
Perasaan menyadari
hiperhidrosis
Tidak enak Risih Rendah diri Jorok Becek Basah Terganggu Gerah Repot Aneh Malu Krang Percaya Diri Bingung Enggan Nyaman Minder Cuek Enjoy Percaya diri Terbiasa Nervous Gugup
Usaha untuk mengobati
hiperhidrosis
Berobat ke Dokter Terapi Tidak melakukan apa-apa
Harapan terhadap
hiperhidrosis
Sembuh Dapat diterima orang lain Pasrah Jaga kebersihan
Sosial
Bersosialisasi dengan
lingkungan
Mudah bergaul Canggung Nervous Gugup Malu Diam
Penerimaan terhadap
lingkungan
Menerima Menghina Mengejek Meremehkan
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari observasi dan wawancara mendalam bahwa ketiga
responden mempunyai konsep diri dan kepercayaan diri yang berbeda-beda. Ini
dilihat dari beberapa indikator yang tertuang didalam pertanyaan-pertanyaan,
dimana pertanyaan-pertanyaan yang ada mewakili dari ketiga aspek dalam konsep
diri dan kepercayaan diri yaitu aspek fisik, aspek psikis, dan aspek sosial.
Responden pertama mempunyai konsep diri dan kepercayaan diri yang
positif. Hal ini disebabkan karena responden mendapatkan dukungan yang positif
dari lingkungan dan keluarga. Dukungan positif yang diterima oleh responden itu
berupa penerimaan diri responden dengan baik di lingkungan sekitarnya.
Meskipun awalnya responden sempat mengalami rasa kurang percaya diri karena
hiperhidrosis yang dideritanya, tetapi dengan dukungan orang tua dan sahabat
responden yang dapat menerima dirinya, sehingga membuat responden tetap
percaya diri. Secara penampilan fisik responden sangat puas dan bersyukur,
sehingga responden menganggap bahwa kekurangan yang dimilikinya adalah
sebagai kelebihan yang tidak dimiliki orang normal. Menurut Sullivan (Anggia,
2004) bahwa konsep diri positif yang terbentuk karena seseorang secara terus-
menerus sejak lama menerima umpan balik yang positif berupa pujian dan
penghargaan.
Responden kedua mempunyai konsep diri dan kepercayaan diri yang
negatif. Hal ini terlihat dari jawaban responden atas ketidakpuasannya terhadap
penampilan fisiknya dan merasa kurang percaya diri karena hiperhidrosis. Selain
itu responden ini kurang mendapat dukungan yang baik dari keluarga dan
lingkungan. Dukungan yang kurang baik itu berupa ejekan dari beberapa orang
sahabat responden yang selalu menanyakan tentang hiperhidrosis yang
dideritanya. Menurut Sullivan (Anggia, 2004) bahwa konsep diri negatif terbentuk
karena umpan balik yang diterima jelek, seperti ejekan dan perendahan. Dan
orang tua responden yang menekan responden supaya merubah penampilan
fisiknya yang gemuk. Hal ini sempat membuat responden stress, tetapi karena
obsesi responden yang begitu kuat sehingga responden dapat mengatasi
masalahnya. Menurut Buss (1978), bahwa pembentukan kepercayaan diri diawali
dengan pengenalan diri secara fisik, bagaimana individu menilai diri sendiri,
menerima atau menolaknya. Selanjutnya hal ini akan menimbulkan rasa puas atau
tidak puas yang akan mempengaruhi perkembangan mental dan konsep dirinya.
Perkembangan konsep diri dan harga diri yang sehat akan berpengaruh positif
pada perkembangan kepercayan diri. Selain itu responden kurang dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru karena responden memiliki sifat
yang tertutup dan pendiam.
Responden ketiga mempunyai konsep diri positif dan kepercayaan diri
negatif. Hal ini disebabkan responden mendapat dukungan positif dan negatif dari
keluarga dan lingkungannya. Dukungan positif yang diterima responden berupa
penerimaan diri responden dengan baik di lingkungannya, kepuasan responden
terhadap penampilan fisiknya. Sedangkan yang negatif responden merasa rendah
diri, tidak puas dan malu karena hiperhidrosis. Berbeda dengan dua responden
lainnya, responden ketiga ini melakukan terapi untuk mengurangi hiperhidrosis,
dan hasilnya cukup memuaskan responden karena hiperhidrosis yang dideritanya
sudah mulai berkurang.
KESIMPULAN
Hasil analisis yang di dapat menunjukkan bahwa:
1. Hasil penelitian menunukkan bahwa konsp diri dan kepercayaan diri
penderita hiperhidrosis positif dan negatif ditinjau dari aspek-aspek yang
ada pada konsep diri dan kepercayaan diri yaitu aspek fisik, aspek psikis
dan aspek sosial.
2. Responden pertama memiliki konsep diri dan kepercayaan diri positif,
responden kedua meniliki konsep diri dan kepercayaan diri yang negatif
dan responden ketiga memiliki konsep diri positif dan kepercayaan diri
negatif.
3. Melelui internet, buku, majalah dan para teman penderita hiperhidrosis ini
merasa risih dan malu, sehingga ada orang yang kurang menerima
keberadaan mereka.
SARAN
1. Bagi para penderita hiperhidrosis
Penderita hiperhidrosis diharapkan jangan merasa rendah diri, malu dan
tidak percaya diri, karena dibalik kekurangan yang dimiliki manusia pasti
ada kelebihannya.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk meneliti topik yang sama
disarankan untuk meneliti lebih lanjut dengan subjek penelitian yang lebih
luas dan didukung oleh informasi-informasi yang relevan dengan penderita
hiperhidrosis, misalnya biografi hiperhidrosis dari lahir sampai dia
dewasa, sehingga data yang dihasilkan dapat lebih kaya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggia, Putria 2004. Konsep Diri Pada Homoseksual. Skripsi: Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Berzonsky, M.D 1981. Adolescent Development. New York: Mc Millan Pulishing
Co. Ltd. Brennecke, J.H. & Amick, R. G. 1978. Psychology And Human Experience.
California : Glencoe Publishing Co, Inc. Budi Anna Keliat, SKp, MSc. 1992. Gangguan Konsep Diri. Jakarta: EGC.
Buss, A.N. 1973. Man In Perspective. Canada : John Willey & Sons. Harahap Marwali, Prof. Dr 1999. Ilmu Penyakit Kulit. EGC.
Kumara, A. 1988. Studi Pendahuluan Tentang Validitas Dan Reliabilitas The Test Of Self Confidence. Laporan Penelitian (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Lauster, P. 1978. The Personality Test. London and Sidney : Pan Books Ltd. Poerwandari, E. K. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi.
Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Rini, F.J. (2002). Konsep diri. http://www.e-psikologi.com/DEWASA/160502.htm. Jakarta. Steward L. Tubbs-Sylvia Moss 1996. Human communication: Prinsip-prinsip
dasar. Pengantar: Dr. Deddy Mulyana, MA. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tarakanita Irene & Widiarti W. Pratiwi 2002. Gambaran Konsep Diri Mahasiswa
Kelompok Etnik Sunda, Kelompok Etnik Cina dan Kelompok Etnik Jawa. Psikologika. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. Vol. 10, No.2 Hal 20-31 September 2002.
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/2/16/kes1.html
http://www.medicinal-jk.com/Vol4No2/Hiperhidrosis.htm