Upload
duongthu
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
NASKAH PUBLIKASI
PERSEPSI, SIKAP DAN STRATEGI
CALON LULUSAN PERGURUAN TINGGI MENGHADAPI
PERSAINGAN KERJA DI ERA GLOBALISASI
Oleh :
ADELA SETYAWATI
SUS BUDIHARTO
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI & ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2008
ii
NASKAH PUBLIKASI
PERSEPSI, SIKAP DAN STRATEGI
CALON LULUSAN PERGURUAN TINGGI MENGHADAPI PERSAINGAN
KERJA DI ERA GLOBALISASI
Telah Disetujui Pada Tanggal
_______________________
Dosen Pembimbing Utama
(Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psi)
iii
PERSEPSI, SIKAP, DAN SRATEGI CALON LULUSAN PERGURUAN TINGGI MENGHADAPI PERSAINGAN KERJA DI ERA GLOBALISASI
Adela Setyawati Sus Budiharto
INTISARI
Persaingan dan tantangan yang semakin kompetitif dalam dunia kerja di era globalisasi telah membuat peluang mencari pekerjaan menjadi semakin ketat, disamping itu adanya kesenjangan kualitatif antara penyedia tenaga kerja dengan kebutuhan akan tenaga kerja menjadi permasalahan yang harus dihadapi oleh mahasiswa setelah lepas dari jenjang kuliah. Untuk itu, diperlukan persiapan yang matang untuk menghadapi persaingan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang mendalam mengenai kesiapan calon lulusan perguruan tinggi untuk menghadapi persaingan kerja di era globalisasi dilihat dari persepsi, sikap, dan strategi yang dimilikinya. Melalui penelitian ini akan dilihat dinamika antara ketiga hal di atas, dimana persepsi mempengaruhi sikap dan selanjutnya mempengaruhi strategi yang akan digunakan. Responden adalah tiga orang mahasiswa tingkat akhir dari perguruan tinggi di Yogyakarta, ingin segera bekerja setelah lulus, tertarik dengan topik ini dan bersedia diwawancara. Data diperoleh melalui wawancara dan dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan persepsi responden terhadap persaingan kerja di era globalisasi terkait dengan semakin tingginya persaingan yang ada sehingga tenaga kerja dituntut untuk memiliki kualifikasi dan skill yang lebih berkualitas. Hal tersebut dikarenakan sejumlah perusahaan memberlakukan syarat perekrutan yang semakin tinggi untuk menjaga eksistensinya agar mampu bersaing di pasar global. Sikap responden menghadapi persaingan kerja di era globalisasi dapat dijelaskan dalam tiga kategori berdasarkan komponen pembentuknya, yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Secara kognitif, responden sadar dan meyakini kelebihan (selling point) dan kekurangan dirinya untuk memasuki dunia kerja, secara afektif, responden berusaha memperbaiki kekurangannya dan secara konatif, responden berusaha mempersiapkan diri dengan matang serta memenuhi persyaratan yang diajukan oleh perusahaan. Untuk strategi menghadapi persaingan kerja di era globalisasi, responden mempersiapkannya sejak awal dengan menetapkan sejumlah target terkait dengan perkuliahannya, kemudian membuat surat lamaran kerja dengan menyertakan kelebihan yang dimiliki, mempersiapkan tes seleksi kerja dengan mempelajarinya dari sejumlah buku dan mencari informasi dari orang-orang yang telah lulus tes tersebut, sedangkan untuk wawancara kerja, responden akan berusaha memberikan kesan yang baik, meyakinkan perusahaan akan skill yang dimiliki, bersedia mengembangkan diri, dan menyatakan kesiapannya untuk ditempatkan kerja dimana saja. Kata kunci: Persepsi, sikap, strategi, persaingan kerja di era globalisasi
iv
Pengantar
Penemuan di bidang teknologi, terutama komputerisasi dan internet
menandai era globalisasi (www.ipb.ac.id. 31/05/07). Dua faktor yang paling
berpengaruh mendukung hadirnya globalisasi adalah telekomunikasi dan
ekonomi. Perkembangan keduanya melejit pesat, tidak dapat dihentikan apalagi
ditolak (www.ekonomirakyat.org 04/08/07). Globalisasi menyebabkan bebasnya
lalu lintas barang, jasa, uang dan modal termasuk SDM (Jumadi, 2001).
Persaingan kerja di era globalisasi menuntut perusahaan untuk memperbaiki
kualitasnya dengan meninggikan standar penerimaan karyawan
(www.kompas.com. 23/07/07), dimana kini tidak hanya mementingkan ijazah
tetapi lebih pada manusia yang berkompetensi (www.kompas.com 01/02/08).
Dunia kerja saat ini dalam merekrut tenaga kerja khususnya lulusan
perguruan tinggi, mengutamakan kepemilikan atas kemampuan yang baik dalam
komunikasi, terampil, mengenal teknologi baru, berwawasan global, cepat
menangkap informasi, mampu berkembang secara mandiri, kreatif dan inovatif
(Nursanti, 2002). Disamping itu, berkualitas, berdaya saing tinggi, inisiatif, kreatif,
percaya diri, bertanggung jawab, mampu bekerjasama dan berani mengambil
keputusan, merupakan ciri tenaga kerja yang dibutuhkan di dunia kerja saat ini
(www.nakertrans.go.id. 22/07/07).
Mahasiswa adalah SDM potensial yang dihadapkan pada persaingan
meraih peluang kerja yang kompetitif. Situasi ini menyebabkan kecemasan
karena adanya resiko kegagalan. Oleh karena itu, mahasiswa disiapkan untuk
menghadapi situasi tersebut dengan memiliki keyakinan akan kemampuan diri
(Berry dan Houston, 1993). Menurut Hadipranata (2001), permasalahan
mahasiswa untuk menghadapi persaingan dan tantangan yang kompetitif antara
lain dikarenakan adanya era globalisasi yang membuat peluang mencari
v
pekerjaan menjadi semakin ketat, disamping itu juga terjadinya kesenjangan
kualitatif seperti dirangkum pada tabel berikut (www.depdiknas.go.id 08/08/07):
Tabel 1 Kesenjangan Lulusan Perguruan Tinggi Dengan Kebutuhan Industri di Indonesia Lulusan Perguruan Tinggi Kebutuhan Industri - Hanya memahami teori - Memiliki keterampilan individual - Motivasi belajar hanya untuk lulus ujian - Hanya berorientasi pada pencapaian grade atau nilai tertentu - Orientasi belajar hanya pada mata kuliah individual secara terpisah
- - Proses belajar bersifat pasif, hanya menerima informasi dari dosen - Penggunaan teknologi terpisah dari proses belajar
- Kemampuan solusi masalah berdasarkan konsep ilmiah - Memiliki keterampilan kelompok - Mempelajari bagaimana belajar yang efektif - Berorientasi pada peningkatan
terus-menerus dengan tidak dibatasi pada target tertentu. Setiap target yang tercapai akan terus-menerus ditingkatkan
- Membutuhkan pengetahuan terintegrasi antar disiplin ilmu untuk solusi masalah industri yang kompleks
- Bekerja adalah suatu proses berinteraksi dengan lain dan memproses informasi secara aktif
- Penggunaan teknologi merupakan bagian integral dari proses belajar untuk solusi masalah industri
Hendrizal (2008) mengatakan bahwa kesiapan mahasiswa untuk
menghadapi dunia kerja masih menjadi pertanyaan. Menurut catatan Dirjen Dikti
Depdiknas, angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang.
Banyak lulusan perguruan tinggi yang ternyata belum siap terjun ke dunia kerja.
Selain itu, dari sejumlah tes rekrutmen perusahaan terbukti bahwa kualitas
mereka belum memenuhi persyaratan perusahaan. Kondisi pasar kerja yang
kompetitif, namun tidak diimbangi dengan SDM yang berkualitas merupakan
salah satu hambatan yang menjadi alasan seseorang tidak bekerja.
Rianto (2008) menyimpulkan ketidaksiapan mahasiswa untuk memasuki
dunia kerja berdasarkan persepsi mahasiswa terhadap tantangan-tantangan
karirnya, sbb (1) Merasa perlu mencari kerja sampingan ketika kuliah untuk
memberikan pengalaman dan menyediakan pengetahuan tentang dunia kerja,
vi
intinya untuk meningkatkan kepercayaan diri dan membantu mengembangkan
skill serta kompetensi mengingat kelemahan umum lulusan perguruan tinggi
adalah kurangnya pengalaman dalam dunia kerja (2) Kebanyakan mahasiswa
kurang memiliki pengetahuan tentang apa yang diharapkan oleh pihak pemberi
kerja, kecuali mengenai keharusan memiliki pengalaman kerja. Akibatnya,
mereka takut tidak tahu bagaimana berfungsi secara efektif dalam pekerjaan
walaupun memiliki kualifikasi akademik yang dibutuhkan (3) Para mahasiswa
percaya bahwa mereka tidak memiliki pengalaman praktek (hands-on
experience) yang memadai terkait dengan program studinya. Oleh karena itu,
mereka lebih suka melakukan program seperti studi kerja yang terstruktur, latihan
untuk keahlian tertentu dan belajar di bidang jasa (4) Mahasiswa sangat sulit
mendapatkan seseorang untuk membimbing dan membantu mengembangkan
arah pencapaian karir mereka padahal lingkungan luar yang berubah terlalu
cepat, memaksa mereka untuk memodifikasi keputusan dari waktu ke waktu (5)
Mahasiswa kurang menguasai teknologi canggih dan hal ini menjadi hambatan
bagi mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja (6) Adanya pembatasan izin
masuk (visa) juga merupakan tantangan mahasiswa yang ingin mendapatkan
kesempatan kerja di tingkat internasional.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa bangku kuliah saja
ternyata belum cukup menjamin seseorang dapat bekerja sesuai disiplin ilmunya.
Mahasiswa harus berfikir bagaimana dapat terus belajar memperdalam ilmunya
dan membina serta mematangkan potensi emosional, spiritual serta
intelektualnya. Selain itu, diperlukan sikap dan perilaku berani menghadapi
tantangan, optimis menatap masa depan, semangat pantang menyerah,
semangat belajar sepanjang masa untuk mencapai tujuan, kesuksesan dan
penyempurnaan. SDM yang handal juga perlu memiliki kepekaan hati nurani
yang didukung emotional quotient (EQ) yang tinggi, serta mempunyai
vii
profesionalisme abad 21, yaitu memiliki kompetensi tinggi pada kesempurnaan,
kreatif dan inovatif (Hendrizal, 2008).
Kondisi dunia kerja yang semakin kompetitif melahirkan sejumlah
konsekuensi yang harus dipenuhi oleh mahasiswa sebagai calon tenaga kerja,
namun adanya kesenjangan kualitas antara mahasiswa dengan kebutuhan dunia
kerja seperti dipaparkan di atas mengindikasikan ketidaksiapan mahasiswa untuk
memasuki dunia kerja. Hal ini menggerakkan penulis untuk melakukan penelitian
terhadap calon lulusan perguruan tinggi mengenai kesiapan mereka menghadapi
dunia kerja, dilihat dari persepsi, sikap dan strategi yang mereka miliki. Adakah
persiapan khusus terkait dengan strategi yang akan digunakan dan bagaimana
persepsi serta sikap yang mereka miliki untuk menghadapi persaingan kerja
tersebut. Persepsi menjadi hal pertama yang ingin diteliti karena persepsi
merupakan latar belakang seseorang untuk bersikap, dengan sikap tersebut
seseorang akan memilih dan menentukan strategi yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan. Walgito menjelaskan bahwa mempersepsikan suatu hal sangat
penting artinya bagi seorang individu karena sebagian besar tingkah laku yang
akan membentuk sikap dimunculkan oleh individu berdasarkan persepsinya
terhadap hal tersebut (Muryono, 2000).
viii
Metode Penelitian
Fokus Penelitian
Persepsi, sikap dan strategi calon lulusan perguruan tinggi menghadapi
persaingan kerja di era globalisasi.
Subjek Penelitian
Mahasiswa tingkat akhir (minimal semester enam) program D3 atau S1,
berkuliah di Yogyakarta, berkeinginan segera bekerja pada suatu perusahaan
setelah lulus kuliah, tertarik membicarakan persaingan kerja di era globalisasi
dan usaha untuk menghadapinya, memiliki harapan dan gambaran yang jelas
mengenai dunia kerja yang dinginkan dan bersedia diwawancara dengan di
rekam.
Metode Sampling dan Pengumpulan Data
Responden ditentukan menggunakan metode purposive sampling, yaitu
teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu, ditentukan berdasarkan ciri
tertentu yang dianggap berhubungan erat dengan ciri populasi. Peneliti sengaja
menentukan anggota sampelnya berdasarkan kemampuan dan pengetahuannya
tentang keadaan populasi (Susanto, 2006).
Untuk pengumpulan data, peneliti menggunakan metode wawancara (in-
depth interview) dengan sebelumnya melakukan rapport. Allport mengemukakan
bahwa untuk mengetahui perasaan seseorang, apa saja pengalaman mereka
dan hal apa yang mereka ingat, emosi, motivasi seperti apa yang mereka miliki,
dan alasan mereka berperilaku, mengapa kita tidak menanyakannya pada
mereka.. Interviu merupakan alat yang sangat baik untuk mengetahui tanggapan,
pendapat, keyakinan, perasaan, motivasi, serta proyeksi seseorang terhadap
masa depannya (Hadi, 2004).
ix
Metode Analisis Data
Menggunakan metode kualitatif model interaktif, sebagaimana
diperkenalkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi dan penyajian
data serta penarikan kesimpulan, sebagai suatu yang berkesinambungan
sebelum, selama dan setelah proses pengumpulan data dilakukan untuk
membangun wawasan umum yang disebut analisis. (Idrus, 2005)
Gambaran model interaktif adalah sebagai berikut :
Bagan Model Interaktif Peneltian Kualitatif (Idrus, 2005)
Pengumpulan data
Reduksi data Penarikan kesimpulan / verifikasi
Penyajian data
x
Hasil Penelitian
PERSEPSI TERHADAP PERSAINGAN KERJA DI ERA GLOBALISASI
Perubahan dunia kerja
- Banyak pengangguran (R1) - Persaingan semakin ketat (R2, R3)
Dampak globalisasi Bagi perusahaan
- Banyak membuka cabang di Indonesia (R1) - Syarat perekrutan lebih hati-hati (R2) - Meningkatkan kualitas untuk ikut bersaing (R3)
Bagi persaingan kerja - Semakin ketat (R1, R2) - Dituntut menjadi lebih baik (R2) - TKI tergusur TKA (R3)
Bagi tenaga kerja - Dituntut kualifikasi lebih (R1, R2, R3) - Dituntut bersaing (R1) - Dituntut memiliki ilmu, pengalaman, tanggung jawab, disiplin,skill, dan nilai lebih (R2)
- Meningkatkan skill dan kualitas diri (R3) Posisi diri terhadap globalisasi
- Baru akan masuk (R1,R3) - Didalamnya (R2)
Kesiapan memasuki dunia kerja
- 85% (R1) - 90% (R2,R3)
Harapan di masa depan
- Kerja sesuai keinginan (R1, R2, R3) - Lulus dg baik, berhasil dan sukses (R2) - Memiliki rumah sebelum menikah (R3)
Mewujudkan dunia kerja Hambatan internal
- Motivasi (R1, R2, R3) - Percaya diri (R1) - Pesimis dan lelah (R2)
Hambatan eksternal - Lowongan kerja belum dapat memenuhi jumlah pencari kerja (R1)
- Teman main, banyak anggapan bahwa mutu lulusan D3 kurang baik, masalah admistrasi lebih diutamakan (R2)
- Tidak ada lowongan kerja yang diinginkan (R3) Kendala selama kuliah
- Motivasi (R1, R2, R3) - Lelah, pesimis dan teman main (R2)
Dunia kerja yg diinginkan Perusahaan/suasana
- Kekeluargaan (R1, R3) - Bisa membuat subjek berkembang (R2)
Partner kerja - Kerjasama (R1,R2,R3) Pekerjaan (posisi dan jenis perusahaan)
- Sesuai disiplin ilmu, tidak monoton (R1, R2) - Operasional produksi di perusahaan industri (R1)
- Supervisor di perusahaan kontraktor (R2) - Supervisor di perusahaan tambang/minyak (R3)
Pendapatan - Tinggi (R1,R2,R3) - Sesuai kemampuan (R2) - Memadai untuk masa depan (R3)
xi
SIKAP TERHADAP PERSAINGAN KERJA DI ERA GLOBALISASI Kognitif Selling point
- Semangat belajar, teliti bekerja (R1) - Berpengalaman, tanggung jawab, disiplin bisa kerjasama (R2)
- Skill , sertifikat magang (R3) Kekurangan - Berbahasa Inggris (R1, R2, R3)
- Penguasaan komputer (R1, R3) - Ilmu (R2,R3) - Ijazah (R3) - Pengetahuan riil dunia kerja (R3)
Afektif
- Melengkapi dengan keahlian lain (R1) - Terus belajar (R2) - Ikuti training/magang (R3)
Konatif Usaha mewujudkan dunia kerja
- Mencari lowongan kerja (R1, R2, R3) - Memenuhi kualifikasi dari perusahaan (R1, R2) - Punya ilmu dan nilai bagus, mengklasifikasi perusahaan yang mampu mengembangkan diri (R2)
Solusi hambatan internal mewujudkan dunia kerja
- Berada di sekitar orang-orang yang semangat (R1) - Selalu berusaha memotivasi diri dan dimotivasi orang-orang terdekat (R2)
- Refreshing, meningkatkan kemauan untuk sukses (R3)
Solusi hambatan eksternal mewujudkan dunia kerja
- Menyadari kekurangan, menampilkan kelebihan, dan berusaha mengembangkan diri (R1)
- Bertanggung jawab, berusaha menjadi lebih baik dan mengubah beban hidup menjadi dorongan (R2)
- Mencari lowongan kerja lain sambil ikut kursus bahasa, ketrampilan dan training (R3)
Usaha menghadapi tantangan dunia kerja
- Berusaha memenuhi kualifikasi dari perusahaan (R1) - Mempersiapkan bekal dengan matang (R2) - Mencari informasi dunia kerja lewat internet (R3)
xii
STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN KERJA DI ERA GLOBALISASI Menjalani perkuliahan
- Lulus cepat dengan IPK = 3,00 (R1, R2, R3) - Memahami seluruh materi kuliah, mampu mengaplikasikannya, belajar dari pengalaman alumni (R2)
- Menguasai salah satu desain produksi (R3) Membuat lamaran
- Menyertakan selling point seperti sertifikat magang, TOEFL dan pengalaman yang relevan dengan LB pendidikannya serta dunia kerja yang diinginkan (R1, R2, R3)
Mempersiapkan tes seleksi
- Belajar dari buku tentang tes seleksi, mencari informasi dari teman yang lulus tes atau dari karyawan di perusahaan yang dituju (R1, R2, R3)
Saat wawancara
- Tepat waktu, bahkan lebih awal (R1, R2) - Memberi kesan yang baik, menyampaikan untuk terus memperbaiki dan mengembangkan diri dengan belajar (R1)
- Meyakinkan bahwa punya kemampuan lebih, bertanggung jawab, bisa bekerja dengan baik (R2) Tenang, percaya diri, siap ditempatkan dimana saja (R3)
Dinamika Persepsi, Sikap dan Strategi Responden Menghadapi
Persaingan Kerja di Era Globalisasi
Persepsi responden terhadap persaingan kerja di era globalisasi
mengacu pada tingginya persaingan yang ada. Kondisi tersebut membuat
sejumlah perusahaan memberlakukan standar perekrutan karyawan yang lebih
tinggi untuk memperoleh SDM yang lebih berkualitas. Hal tersebut dilakukan
mengingat eksistensi suatu perusahaan tergantung pada kualitas SDM
didalamnya. Kesiapan responden memasuki dunia kerja berkisar antara delapan
puluh lima sampai dengan sembilan puluh persen. Responden juga telah
memiliki gambaran tentang dunia kerja yang ingin dimasuki.
Berdasarkan persepsi diatas, responden menyikapi persaingan kerja di
era globalisasi secara kognitif dengan menyadari kelebihan (selling point) dan
kekurangan dirinya, secara afektif dengan terus belajar dan mengikuti training,
dan secara konatif dengan berusaha memenuhi syarat kualifikasi dari
perusahaan dan terus mengikuti perkembangan dunia kerja melalui internet.
xiii
Dengan persepsi dan sikap tersebut, responden menyusun strategi untuk
memasuki persaingan kerja di era globalisasi. Responden memiliki target lulus
cepat dengan IPK diatas tiga, kemudian dalam membuat surat lamaran kerja
responden akan menyertakan selling pointnya, untuk mempersiapkan tes seleksi
kerja (psikotes) responden memperbanyak ilmu dengan membaca buku dan
mencari informasi dari karyawan perusahaan yang dituju dan saat wawancara
kerja, responden akan berusaha datang tepat waktu, memberi kesan yang baik,
tenang, percaya diri, mengutarakan niatnya untuk terus belajar dan bersedia
ditempatkan kerja dimanapun, serta berusaha meyakinkan perusahaan akan skill
dan kemampuan yang dimiliki.
xiv
Pembahasan
Penyebab munculnya globalisasi adalah penemuan -penemuan di bidang
teknologi terutama di bidang komputerisasi dan internet ( www.ipb.ac.id
31/05/07). Selain itu, du a faktor yang paling kuat pengaruhnya yaitu
telekomunikasi dan ekonomi (www.ekonomirakyat.org 04/08/07). Pesatnya arus
perubahan melahirkan kompleksitas dalam segala aspek kehidupan yang
mampu menimbulkan kerisauan atau kekhawatiran. Dalam konstelasi global ini,
persaingan harus merupakan salah satu pemicu bagi peningkatan kualitas (Idrus,
1996).
Globalisasi merupakan proses menyatunya pasar dunia menjadi satu
pasar tunggal (www.ekonomirakyat.org 04/08/07), secara khusus berarti
menemukan dan menarik orang -orang terbaik dari seluruh dunia, keadaan
tersebut menuntut SDM memiliki kualifikasi dan skill dengan kualitas yang lebih
tinggi karena globalisasi meningkatkan stan dar kinerja perusahaan yang harus
dipenuhi untuk dapat bersaing di abad 21 (Hitt, 2001). Globalisasi dianggap
berpengaruh langsung terhadap nilai -nilai dalam kehidupan manusia, antara lain
dunia kerja yang berhubungan dengan kualitas SDM (Nawawi dan Martin i, 1994).
Tantangan dunia kerja di era globalisasi tidak dapat dipisahkan dari tuntutan
untuk bersaing secara global, dimana kemampuan SDM dianggap merupakan
titik sentral kekuatan eksistensi organisasi (Jumadi, 2001).
Melalui penelitian ini, responden ak an diwawancarai mengenai persepsi,
sikap dan strateginya dalam menghadapi persaingan kerja di era globalisasi,
karena persepsi akan mempengaruhi sikap dan sikap akan mempengaruhi
strategi. Walgito (Muryono, 2000) mengatakan bahwa tingkah laku individu
sebagian besar ditentukan oleh persepsinya . Secord dan Beckman (Azwar,
1995) mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal pemikiran
xv
(kognisi), perasaan (afeksi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang
terhadap suatu aspek di lingkungan sek itarnya. Strategi merupakan serangkaian
komitmen dan tindakan terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk
mengeksploitasi kompetensi inti dan mendapatkan keunggulan kompetitif,
memiliki tujuan, mendahului pengambilan tindakan, menunjukkan pemahaman
akan tujuan dan misi yang ingin dicapai (Hitt, 2001).
Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh data mengenai persepsi
responden terhadap persaingan kerja di era globalisasi bahwa persaingannya
semakin tinggi dan pengangguran meningkat. Saputro (1998) menga takan
bahwa globalisasi akan memunculkan persaingan yang ketat dari para pesaing.
Kondisi tersebut menuntut tenaga kerja untuk memiliki ilmu, skill, pengalaman,
dan kualifikasi lainnya dengan tingkat yang lebih tinggi. Dunia kerja saat ini
membutuhkan tenaga-tenaga yang terampil sehingga dalam merekrut tenaga
kerja khususnya lulusan perguruan tinggi diutamakan mereka yang mempunyai
kemampuan yang baik. Kemampuan itu berupa kemampuan dalam
berkomunikasi, terampil, mengenal alat -alat teknologi baru, mempunyai wawasan
global, cepat menangkap informasi baru, mampu berkembang secara mandiri,
kreatif dan inovatif (Nursanti, 2002).
Ciri tenaga kerja di era perdagangan bebas, yaitu berkualitas, daya saing
tinggi, berinisiatif, kreatif, percaya diri, bertangung jawab , memiliki kemampuan
bekerjasama, berani mengambil keputusan, memiliki kemampuan solusi masalah
berdasarkan konsep ilmiah, berorientasi pada peningkatan terus -menerus,
memiliki pengetahuan yang terintegrasi antar disiplin ilmu untuk solusi masalah
industri dan memahami penggunaan teknologi sebagai bagian integral dari
proses belajar (www.depdiknas.go.id 08/08/07, www.nakertrans.go.id 22/07/08).
Persepsi ketiga responden mengenai persaingan kerja di era globalisasi
dipengaruhi oleh kebutuhan, motivasi, dan harapannya untuk cepat lulus dengan
xvi
IPK tinggi serta memperoleh pekerjaan dengan pendapatan tinggi, selain itu
kendala yang dihadapi responden serupa, yaitu motivasi ya ng seringkali
menurun. Hal itulah yang membuat responden memiliki persepsi serupa, Walgito
(2000) mengatakan bahwa faktor fungsional memiliki efek terhadap persepsi.
Kesiapan responden memasuki dunia kerja berkisar antara delapan puluh
lima sampai dengan sembilan puluh persen. Gambaran dunia kerja yang
diinginkan juga telah dimiliki. Kendala yang dihadapi responden antara lain,
motivasi menurun, percaya diri rendah, pesimis, kelelahan, lowongan kerja yang
tidak seimbang dengan jumlah pencari kerja, teman -teman main, anggapan
masyarakat tentang kualitas D3 yang lebih rendah daripada S1, dan budaya
birokrasi yang lebih mengutamakan persyaratan admistrasi.
Persepsi responden mempengaruhi sikapnya untuk menghadapi
persaingan kerja di era globalisasi. Secara kogn itif, responden menyadari
kelebihan dan kekurangannya. Responden pertama menjelaskan kelebihannya
pada semangat belajar, responden kedua pada kemampuan bekerjasama,
pengalaman dan tanggung jawabnya, dan responden ketiga pada sertifikat
magang serta skill dan strateginya. Untuk kekurangan diri, responden sepakat
pada kemampuan berbahasa Inggris, selain penguasaan komputer dan ilmu
serta pengetahuan riil dunia kerja. Secara afektif, responden menyadari
kekurangannya dan berusaha melengkapinya dengan terus bel ajar,
memperdalam ilmu dan mengikuti training. Secara konatif, responden berusaha
memenuhi syarat kualifikasi dari perusahaan, mengikuti perkembangan dunia
kerja melalui internet dan mengklasifikasi perusahaan yang mampu membuat
responden berkembang, selai n itu juga memiliki solusi untuk berusaha
memotivasi diri dengan berbagai cara, memperoleh motivasi dari orang -orang
terdekat, refreshing, menunjukkan kelebihan diri, mengembangkan diri,
bertanggung jawab, mengubah beban menjadi dorongan, mencari lowongan
xvii
kerja lain, mengikuti kursus bahasa asing, keterampilan dan training. Komponen
pembentuk sikap, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif (Gerungan, 2000).
Sikap adalah sebuah konsep evaluatif yang telah dipelajari dan dikaitkan dengan
pola pikiran, perasaan, dan perilaku individu (Linda Davidoff, 1991).
Berdasarkan persepsi dan sikap tersebut, responden menyusun strategi
untuk menghadapi persaingan kerja di era globalisasi. Lulus cepat dengan IPK
diatas tiga menjadi strategi awal responden, ditambah d engan kemampuan
memahami materi kuliah dan mengaplikasikanya. Untuk pembuatan surat
lamaran kerja, responden akan menyertakan selling pointnya, mulai dari latar
belakang pendidikan, umur, nilai, pengalaman dan sertifikat yang dimiliki. Untuk
seleksi kerja, responden akan mempelajarinya dari buku dan mencari informasi
dari karyawan perusahaan yang dituju. Strategi untuk wawancara kerja,
responden akan datang tepat waktu, memberi kesan yang baik, tenang, percaya
diri, mengutarakan niatnya untuk terus belajar dan bersedia ditempatkan kerja
dimanapun, serta berusaha meyakinkan perusahaan akan skill dan kemampuan
yang dimiliki. Hitt (2001) menjelaskan bahwa strategi merupakan serangkaian
komitmen dan tindakan terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk
mengeksploitasi kompetensi inti dan mendapatkan keunggulan kompetitif,
memiliki tujuan, mendahului pengambilan tindakan, menunjukkan pemahaman
akan tujuan dan misi yang ingin dicapai. Target dan rencana tak terpisahkan dari
strategi karena rencana merupakan kerangka kerja dimana proses mencapai
target terjadi, dan kearah mana energi, motivasi, perhatian, dan dukungan
diarahkan. Rencana harus sederhana, dapat dicapai, dan dapat
diimplementasikan serta berisi pembahasan mengenai beberapa hal yang secara
spesifik dijelaskan guna mencapai target yang diinginkan (Bill Rogers, 2004).
Dengan persepsi, sikap, dan strategi diatas, responden memasuki
persaingan kerja di era globalisasi, hanya SDM berkualitas yang dapat lulus
xviii
dalam persaingan tersebut untuk bekerja di perusahaan yang diinginkan,
sedangkan SDM yang kurang berkualitas harus melakukan evaluasi terhadap
persepsi, sikap, dan strateginya dalam menghadapi persaingan kerja yang
semakin berat.
xix
Diagram Alir Intisari Hasil Penelitian Kurang Berkualitas
Berkualitas
Perkembangan ilmu dan teknologi serta integrasi
ekonomi dunia
Persaingan Kerja
Perusahaan
Globalisasi
Responden
Persepsi
Strategi
Sikap
Evaluasi
xx
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa persepsi
responden terhadap persaingan kerja di era globalisasi adalah mengenai
tingginya persaingan kerja yang ada, dimana tenaga kerja dituntut memiliki
kualifikasi dan skill yang lebih berkualitas karena sejumlah perusahaan
mempertinggi syarat perekrutan karyawan untuk menjaga eksistensinya agar
mampu bersaing di pasar global. R esponden siap menghadapi persaingan
tersebut walaupun terdapat sejumlah kendala untuk mewujudkan cita-citanya.
Sikap responden menghadapi persaingan kerja di era globalisasi dapat
dikelompokkan kedalam tiga kategori komponen pembentuk sikap, yaitu kognitif,
afektif, dan konatif. S ecara kognitif responden menyadari kelebihan (selling point)
dan kekurangan dirinya, secara afek tif responden berusaha melengkapi
kekurangannya dan secara konatif responden berusaha memenuhi syarat
kualifikasi dari perusahaan dan mempersiapkan bekal yang diperlukan untuk
menghadapi persaingan kerja tersebut.
Strategi responden untuk menghadapi persai ngan kerja di era
globalisasi diawali dengan menargetkan untuk lulus cepat dengan IPK diatas
tiga, kemudian membuat surat lamaran kerja dengan menyertakan kelebihan
yang dimiliki, mempersiapkan tes seleksi kerja dengan membaca buku dan
mencari informasi dari karyawan perusahaan yang dituju , serta berusaha
memberikan kesan yang baik, bersedia mengembangkan diri, meyakinkan
perusahaan bahwa dirinya memiliki skill dan kemampuan serta menyatakan
kesediaannya untuk ditempatkan dimana saja ketika melakukan wawanc ara
kerja.
xxi
Saran
1. Bagi responden
a. Menyusun strategi dengan matang termasuk strategi cadangan untuk
menembus dunia kerja
b. Memiliki skill atau kemampuan pendukung untuk memasuki dunia kerja
2. Bagi calon lulusan perguruan tinggi
a. Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap persaingan kerja
b. Menyusun strategi sejak awal kuliah untuk memasuki dunia kerja
3. Bagi peneliti berikutnya
Melakukan penelitian dengan desain kuantitatif untuk melihat sejauhmana
pengaruh persepsi, sikap dan strategi calon lulusan perguruan tinggi terhadap
persentase keberhasilannya memasuki dunia kerja di era globalisasi.
xxii
DAFTAR PUSTAKA
Alsa, A. 2004. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Atkinson, R. L. 1996. Pengantar Psikologi 2: Terjemahan N. Taufiq. Jakarta: Erlangga
Azwar, S. 1995. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya (Edisi Kedua). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Berry, L. M and Houston, J. P. 1993. Psychology at Work. Dubuque: Wm. C. Brown Communication, Inc
Dahlan, Z. 2003. Qur’an Karim dan Terjemahan Artinya. Yogyakarta: UII Press
Davidoff, L. 1991. Psikologi Suatu Pengantar (Edisi Kedua, Jilid 2). Jakarta: Erlangga
Dharmmesta, B. S. 2000. Perilaku Mencoba Beli: Sebuah Kajian An alitis Model Bagozzi-Warshaw untuk Panduan Peneliti. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 15 No. 4 Hal. 453 -470
Feriyanto, N. 1996. Pasar Kerja Indonesia Menyongsong Abad Ke -21. Jurnal Ilmu dan Kebudayaan. Unisia No. 31, Hal. 97-104
Fishbein, M and Ajzen, I. 1975. Belief, Attitude, Intention and Behaviour, An Introduction to Theory and Research. Sydney: Addison -Wesley Company
Gerungan, W. A. 2000. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Ginting, E. 2003. Hubungan Persepsi terhadap Program Pengembangan Karier dengan Kompetensi Kerja. Sumatera Utara: USU digital library
Hadi, S. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset
Hadipranata. 2001. Persiapan Menghadapi Persaingan dan Tantangan Dunia Kerja. Makalah seminar (Tidak Diterbitkan)
Hendrizal. 2008. Refleksi Menjelang Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei: Akan
Jadi Besarkah Indonesia. Artikel (Tidak Diterbitkan)
xxiii
Hitt, A. M, Ireland, R., Hoskisson, R. 2001. Manajemen Strategi: Daya Saing dan Globalisasi, Konsep. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Idrus, M. 2005. Metode Penelitian Pendidikan dan Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Agama Islam UII
Irwanto. 2002. Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT. Prenhallindo
Jumadi. 2001. Kemampuan SDM Dalam Mendukung Dan Meningka tkan Daya Saing Suatu Organisasi. Jurnal Ilmiah Padma Kreshna. No. 1 Vol. 1 Hal. 7-11
Kemenade, E. V. and Paul Garre. 2000. Teach What You Preach -Higher Education and Business: Partners and Route to Quality. Quality Progress Vol. 39, No. 9, September 2000 , page 33-39
Kipling, R. 2004. Pribadi dan Karier: Magic Words That Change Your Life (Edisi Indonesia). YKGE: Enigma Publishing
Kronik Unika Soegijapranata. 2005. Buletin Kampus UNIKA. Edisi 34 Tahun 3. Semarang
Muryono. 2000. Pengaruh Persepsi Siswa Te ntang Tugas Guru Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Matematika. Anima, Indonesian Psychological Journal, Vol. 15 No. 3, Hal. 246 -254
Nawawi., H., dan Martini, M. 1994. Manusia Berkualitas. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Nursanti, D. T 2002. Paradigma Baru: Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Amara Books
Purwandani, Rr. A. M. W. 1997. Perbedaan Persepsi Terhadap Iklan Auditif Antara Pelajar Pria dan Wanita Pada SMA Don -Bosko Semarang. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas P sikologi UGM
Rasimin, B. S. 1989. Kerja dalam Persepsi Beberapa Kelompok Karyawan di D.I. Yogyakarta. Jurnal Psikologi, XVII, No. 1, Hal. 1 -8
xxiv
Rianto, A. 2008. Tantangan -Tantangan Karir Mahasiswa . Artikel (Tidak Diterbitkan). Tarakan: Universitas Borneo
Rogers, B. 2004. Behaviour Recovery. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Saputro, E, S. 1998. Formulasi dan Strategi Transformasi BUMN. Sinergi, Kajian Bisnis dan Manajemen. Vol. 1 No. 1 Hal. 35 -43
Sarwono. J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Scholte, J. A. 2002. Globalization: A Critical Introduction. London: Palgrave
Sears, D. O. 1994. Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Susanto. 2006. Metode Penelitian Sosial. Solo: LPP UNS dan UNS Press
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Tim Penyusun Kamus. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka
Umar, H. 2003. Strategic Management in Action. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Walgito, B. 1985. Hubungan Persepsi Mengenai Sikap Orangtua dengan Harga Diri Para Siswa Sekolah Menengah Atas di Propinsi Jawa Tengah . Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Walgito, B. 1990. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Offset
Walgito, B. 1994. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM
Walgito, B. 2002. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi Offset
xxv
Wirjono, R, E. 2003. Peran Informasi Manajemen Biaya Berdasarkan Aktivitas dalam Mendukung Total Quality Management. Modus, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 15 No. 2 Hal. 119 -126
Yamin, M. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press
Sumber Internet:
www.depdiknas.go.id 08/08/07
www.ekonomirakyat.org 04/08/07
www.ipb.ac.id 31/05/07
www.kompas.com 23/07/07, 01/02/08
www.nakertrans.go.id 22/07/07