26
i NASKAH PUBLIKASI PERSEPSI, SIKAP DAN STRATEGI CALON LULUSAN PERGURUAN TINGGI MENGHADAPI PERSAINGAN KERJA DI ERA GLOBALISASI Oleh : ADELA SETYAWATI SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI & ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

NASKAH PUBLIKASI PERSEPSI, SIKAP DAN STRATEGI … · Penemuan di bidang teknologi, terutama komputerisasi dan internet menandai era globalisasi (. 31/05/07). ... memaksa mereka untuk

Embed Size (px)

Citation preview

i

NASKAH PUBLIKASI

PERSEPSI, SIKAP DAN STRATEGI

CALON LULUSAN PERGURUAN TINGGI MENGHADAPI

PERSAINGAN KERJA DI ERA GLOBALISASI

Oleh :

ADELA SETYAWATI

SUS BUDIHARTO

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI & ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2008

ii

NASKAH PUBLIKASI

PERSEPSI, SIKAP DAN STRATEGI

CALON LULUSAN PERGURUAN TINGGI MENGHADAPI PERSAINGAN

KERJA DI ERA GLOBALISASI

Telah Disetujui Pada Tanggal

_______________________

Dosen Pembimbing Utama

(Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psi)

iii

PERSEPSI, SIKAP, DAN SRATEGI CALON LULUSAN PERGURUAN TINGGI MENGHADAPI PERSAINGAN KERJA DI ERA GLOBALISASI

Adela Setyawati Sus Budiharto

INTISARI

Persaingan dan tantangan yang semakin kompetitif dalam dunia kerja di era globalisasi telah membuat peluang mencari pekerjaan menjadi semakin ketat, disamping itu adanya kesenjangan kualitatif antara penyedia tenaga kerja dengan kebutuhan akan tenaga kerja menjadi permasalahan yang harus dihadapi oleh mahasiswa setelah lepas dari jenjang kuliah. Untuk itu, diperlukan persiapan yang matang untuk menghadapi persaingan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang mendalam mengenai kesiapan calon lulusan perguruan tinggi untuk menghadapi persaingan kerja di era globalisasi dilihat dari persepsi, sikap, dan strategi yang dimilikinya. Melalui penelitian ini akan dilihat dinamika antara ketiga hal di atas, dimana persepsi mempengaruhi sikap dan selanjutnya mempengaruhi strategi yang akan digunakan. Responden adalah tiga orang mahasiswa tingkat akhir dari perguruan tinggi di Yogyakarta, ingin segera bekerja setelah lulus, tertarik dengan topik ini dan bersedia diwawancara. Data diperoleh melalui wawancara dan dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan persepsi responden terhadap persaingan kerja di era globalisasi terkait dengan semakin tingginya persaingan yang ada sehingga tenaga kerja dituntut untuk memiliki kualifikasi dan skill yang lebih berkualitas. Hal tersebut dikarenakan sejumlah perusahaan memberlakukan syarat perekrutan yang semakin tinggi untuk menjaga eksistensinya agar mampu bersaing di pasar global. Sikap responden menghadapi persaingan kerja di era globalisasi dapat dijelaskan dalam tiga kategori berdasarkan komponen pembentuknya, yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Secara kognitif, responden sadar dan meyakini kelebihan (selling point) dan kekurangan dirinya untuk memasuki dunia kerja, secara afektif, responden berusaha memperbaiki kekurangannya dan secara konatif, responden berusaha mempersiapkan diri dengan matang serta memenuhi persyaratan yang diajukan oleh perusahaan. Untuk strategi menghadapi persaingan kerja di era globalisasi, responden mempersiapkannya sejak awal dengan menetapkan sejumlah target terkait dengan perkuliahannya, kemudian membuat surat lamaran kerja dengan menyertakan kelebihan yang dimiliki, mempersiapkan tes seleksi kerja dengan mempelajarinya dari sejumlah buku dan mencari informasi dari orang-orang yang telah lulus tes tersebut, sedangkan untuk wawancara kerja, responden akan berusaha memberikan kesan yang baik, meyakinkan perusahaan akan skill yang dimiliki, bersedia mengembangkan diri, dan menyatakan kesiapannya untuk ditempatkan kerja dimana saja. Kata kunci: Persepsi, sikap, strategi, persaingan kerja di era globalisasi

iv

Pengantar

Penemuan di bidang teknologi, terutama komputerisasi dan internet

menandai era globalisasi (www.ipb.ac.id. 31/05/07). Dua faktor yang paling

berpengaruh mendukung hadirnya globalisasi adalah telekomunikasi dan

ekonomi. Perkembangan keduanya melejit pesat, tidak dapat dihentikan apalagi

ditolak (www.ekonomirakyat.org 04/08/07). Globalisasi menyebabkan bebasnya

lalu lintas barang, jasa, uang dan modal termasuk SDM (Jumadi, 2001).

Persaingan kerja di era globalisasi menuntut perusahaan untuk memperbaiki

kualitasnya dengan meninggikan standar penerimaan karyawan

(www.kompas.com. 23/07/07), dimana kini tidak hanya mementingkan ijazah

tetapi lebih pada manusia yang berkompetensi (www.kompas.com 01/02/08).

Dunia kerja saat ini dalam merekrut tenaga kerja khususnya lulusan

perguruan tinggi, mengutamakan kepemilikan atas kemampuan yang baik dalam

komunikasi, terampil, mengenal teknologi baru, berwawasan global, cepat

menangkap informasi, mampu berkembang secara mandiri, kreatif dan inovatif

(Nursanti, 2002). Disamping itu, berkualitas, berdaya saing tinggi, inisiatif, kreatif,

percaya diri, bertanggung jawab, mampu bekerjasama dan berani mengambil

keputusan, merupakan ciri tenaga kerja yang dibutuhkan di dunia kerja saat ini

(www.nakertrans.go.id. 22/07/07).

Mahasiswa adalah SDM potensial yang dihadapkan pada persaingan

meraih peluang kerja yang kompetitif. Situasi ini menyebabkan kecemasan

karena adanya resiko kegagalan. Oleh karena itu, mahasiswa disiapkan untuk

menghadapi situasi tersebut dengan memiliki keyakinan akan kemampuan diri

(Berry dan Houston, 1993). Menurut Hadipranata (2001), permasalahan

mahasiswa untuk menghadapi persaingan dan tantangan yang kompetitif antara

lain dikarenakan adanya era globalisasi yang membuat peluang mencari

v

pekerjaan menjadi semakin ketat, disamping itu juga terjadinya kesenjangan

kualitatif seperti dirangkum pada tabel berikut (www.depdiknas.go.id 08/08/07):

Tabel 1 Kesenjangan Lulusan Perguruan Tinggi Dengan Kebutuhan Industri di Indonesia Lulusan Perguruan Tinggi Kebutuhan Industri - Hanya memahami teori - Memiliki keterampilan individual - Motivasi belajar hanya untuk lulus ujian - Hanya berorientasi pada pencapaian grade atau nilai tertentu - Orientasi belajar hanya pada mata kuliah individual secara terpisah

- - Proses belajar bersifat pasif, hanya menerima informasi dari dosen - Penggunaan teknologi terpisah dari proses belajar

- Kemampuan solusi masalah berdasarkan konsep ilmiah - Memiliki keterampilan kelompok - Mempelajari bagaimana belajar yang efektif - Berorientasi pada peningkatan

terus-menerus dengan tidak dibatasi pada target tertentu. Setiap target yang tercapai akan terus-menerus ditingkatkan

- Membutuhkan pengetahuan terintegrasi antar disiplin ilmu untuk solusi masalah industri yang kompleks

- Bekerja adalah suatu proses berinteraksi dengan lain dan memproses informasi secara aktif

- Penggunaan teknologi merupakan bagian integral dari proses belajar untuk solusi masalah industri

Hendrizal (2008) mengatakan bahwa kesiapan mahasiswa untuk

menghadapi dunia kerja masih menjadi pertanyaan. Menurut catatan Dirjen Dikti

Depdiknas, angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang.

Banyak lulusan perguruan tinggi yang ternyata belum siap terjun ke dunia kerja.

Selain itu, dari sejumlah tes rekrutmen perusahaan terbukti bahwa kualitas

mereka belum memenuhi persyaratan perusahaan. Kondisi pasar kerja yang

kompetitif, namun tidak diimbangi dengan SDM yang berkualitas merupakan

salah satu hambatan yang menjadi alasan seseorang tidak bekerja.

Rianto (2008) menyimpulkan ketidaksiapan mahasiswa untuk memasuki

dunia kerja berdasarkan persepsi mahasiswa terhadap tantangan-tantangan

karirnya, sbb (1) Merasa perlu mencari kerja sampingan ketika kuliah untuk

memberikan pengalaman dan menyediakan pengetahuan tentang dunia kerja,

vi

intinya untuk meningkatkan kepercayaan diri dan membantu mengembangkan

skill serta kompetensi mengingat kelemahan umum lulusan perguruan tinggi

adalah kurangnya pengalaman dalam dunia kerja (2) Kebanyakan mahasiswa

kurang memiliki pengetahuan tentang apa yang diharapkan oleh pihak pemberi

kerja, kecuali mengenai keharusan memiliki pengalaman kerja. Akibatnya,

mereka takut tidak tahu bagaimana berfungsi secara efektif dalam pekerjaan

walaupun memiliki kualifikasi akademik yang dibutuhkan (3) Para mahasiswa

percaya bahwa mereka tidak memiliki pengalaman praktek (hands-on

experience) yang memadai terkait dengan program studinya. Oleh karena itu,

mereka lebih suka melakukan program seperti studi kerja yang terstruktur, latihan

untuk keahlian tertentu dan belajar di bidang jasa (4) Mahasiswa sangat sulit

mendapatkan seseorang untuk membimbing dan membantu mengembangkan

arah pencapaian karir mereka padahal lingkungan luar yang berubah terlalu

cepat, memaksa mereka untuk memodifikasi keputusan dari waktu ke waktu (5)

Mahasiswa kurang menguasai teknologi canggih dan hal ini menjadi hambatan

bagi mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja (6) Adanya pembatasan izin

masuk (visa) juga merupakan tantangan mahasiswa yang ingin mendapatkan

kesempatan kerja di tingkat internasional.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa bangku kuliah saja

ternyata belum cukup menjamin seseorang dapat bekerja sesuai disiplin ilmunya.

Mahasiswa harus berfikir bagaimana dapat terus belajar memperdalam ilmunya

dan membina serta mematangkan potensi emosional, spiritual serta

intelektualnya. Selain itu, diperlukan sikap dan perilaku berani menghadapi

tantangan, optimis menatap masa depan, semangat pantang menyerah,

semangat belajar sepanjang masa untuk mencapai tujuan, kesuksesan dan

penyempurnaan. SDM yang handal juga perlu memiliki kepekaan hati nurani

yang didukung emotional quotient (EQ) yang tinggi, serta mempunyai

vii

profesionalisme abad 21, yaitu memiliki kompetensi tinggi pada kesempurnaan,

kreatif dan inovatif (Hendrizal, 2008).

Kondisi dunia kerja yang semakin kompetitif melahirkan sejumlah

konsekuensi yang harus dipenuhi oleh mahasiswa sebagai calon tenaga kerja,

namun adanya kesenjangan kualitas antara mahasiswa dengan kebutuhan dunia

kerja seperti dipaparkan di atas mengindikasikan ketidaksiapan mahasiswa untuk

memasuki dunia kerja. Hal ini menggerakkan penulis untuk melakukan penelitian

terhadap calon lulusan perguruan tinggi mengenai kesiapan mereka menghadapi

dunia kerja, dilihat dari persepsi, sikap dan strategi yang mereka miliki. Adakah

persiapan khusus terkait dengan strategi yang akan digunakan dan bagaimana

persepsi serta sikap yang mereka miliki untuk menghadapi persaingan kerja

tersebut. Persepsi menjadi hal pertama yang ingin diteliti karena persepsi

merupakan latar belakang seseorang untuk bersikap, dengan sikap tersebut

seseorang akan memilih dan menentukan strategi yang akan digunakan untuk

mencapai tujuan. Walgito menjelaskan bahwa mempersepsikan suatu hal sangat

penting artinya bagi seorang individu karena sebagian besar tingkah laku yang

akan membentuk sikap dimunculkan oleh individu berdasarkan persepsinya

terhadap hal tersebut (Muryono, 2000).

viii

Metode Penelitian

Fokus Penelitian

Persepsi, sikap dan strategi calon lulusan perguruan tinggi menghadapi

persaingan kerja di era globalisasi.

Subjek Penelitian

Mahasiswa tingkat akhir (minimal semester enam) program D3 atau S1,

berkuliah di Yogyakarta, berkeinginan segera bekerja pada suatu perusahaan

setelah lulus kuliah, tertarik membicarakan persaingan kerja di era globalisasi

dan usaha untuk menghadapinya, memiliki harapan dan gambaran yang jelas

mengenai dunia kerja yang dinginkan dan bersedia diwawancara dengan di

rekam.

Metode Sampling dan Pengumpulan Data

Responden ditentukan menggunakan metode purposive sampling, yaitu

teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu, ditentukan berdasarkan ciri

tertentu yang dianggap berhubungan erat dengan ciri populasi. Peneliti sengaja

menentukan anggota sampelnya berdasarkan kemampuan dan pengetahuannya

tentang keadaan populasi (Susanto, 2006).

Untuk pengumpulan data, peneliti menggunakan metode wawancara (in-

depth interview) dengan sebelumnya melakukan rapport. Allport mengemukakan

bahwa untuk mengetahui perasaan seseorang, apa saja pengalaman mereka

dan hal apa yang mereka ingat, emosi, motivasi seperti apa yang mereka miliki,

dan alasan mereka berperilaku, mengapa kita tidak menanyakannya pada

mereka.. Interviu merupakan alat yang sangat baik untuk mengetahui tanggapan,

pendapat, keyakinan, perasaan, motivasi, serta proyeksi seseorang terhadap

masa depannya (Hadi, 2004).

ix

Metode Analisis Data

Menggunakan metode kualitatif model interaktif, sebagaimana

diperkenalkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi dan penyajian

data serta penarikan kesimpulan, sebagai suatu yang berkesinambungan

sebelum, selama dan setelah proses pengumpulan data dilakukan untuk

membangun wawasan umum yang disebut analisis. (Idrus, 2005)

Gambaran model interaktif adalah sebagai berikut :

Bagan Model Interaktif Peneltian Kualitatif (Idrus, 2005)

Pengumpulan data

Reduksi data Penarikan kesimpulan / verifikasi

Penyajian data

x

Hasil Penelitian

PERSEPSI TERHADAP PERSAINGAN KERJA DI ERA GLOBALISASI

Perubahan dunia kerja

- Banyak pengangguran (R1) - Persaingan semakin ketat (R2, R3)

Dampak globalisasi Bagi perusahaan

- Banyak membuka cabang di Indonesia (R1) - Syarat perekrutan lebih hati-hati (R2) - Meningkatkan kualitas untuk ikut bersaing (R3)

Bagi persaingan kerja - Semakin ketat (R1, R2) - Dituntut menjadi lebih baik (R2) - TKI tergusur TKA (R3)

Bagi tenaga kerja - Dituntut kualifikasi lebih (R1, R2, R3) - Dituntut bersaing (R1) - Dituntut memiliki ilmu, pengalaman, tanggung jawab, disiplin,skill, dan nilai lebih (R2)

- Meningkatkan skill dan kualitas diri (R3) Posisi diri terhadap globalisasi

- Baru akan masuk (R1,R3) - Didalamnya (R2)

Kesiapan memasuki dunia kerja

- 85% (R1) - 90% (R2,R3)

Harapan di masa depan

- Kerja sesuai keinginan (R1, R2, R3) - Lulus dg baik, berhasil dan sukses (R2) - Memiliki rumah sebelum menikah (R3)

Mewujudkan dunia kerja Hambatan internal

- Motivasi (R1, R2, R3) - Percaya diri (R1) - Pesimis dan lelah (R2)

Hambatan eksternal - Lowongan kerja belum dapat memenuhi jumlah pencari kerja (R1)

- Teman main, banyak anggapan bahwa mutu lulusan D3 kurang baik, masalah admistrasi lebih diutamakan (R2)

- Tidak ada lowongan kerja yang diinginkan (R3) Kendala selama kuliah

- Motivasi (R1, R2, R3) - Lelah, pesimis dan teman main (R2)

Dunia kerja yg diinginkan Perusahaan/suasana

- Kekeluargaan (R1, R3) - Bisa membuat subjek berkembang (R2)

Partner kerja - Kerjasama (R1,R2,R3) Pekerjaan (posisi dan jenis perusahaan)

- Sesuai disiplin ilmu, tidak monoton (R1, R2) - Operasional produksi di perusahaan industri (R1)

- Supervisor di perusahaan kontraktor (R2) - Supervisor di perusahaan tambang/minyak (R3)

Pendapatan - Tinggi (R1,R2,R3) - Sesuai kemampuan (R2) - Memadai untuk masa depan (R3)

xi

SIKAP TERHADAP PERSAINGAN KERJA DI ERA GLOBALISASI Kognitif Selling point

- Semangat belajar, teliti bekerja (R1) - Berpengalaman, tanggung jawab, disiplin bisa kerjasama (R2)

- Skill , sertifikat magang (R3) Kekurangan - Berbahasa Inggris (R1, R2, R3)

- Penguasaan komputer (R1, R3) - Ilmu (R2,R3) - Ijazah (R3) - Pengetahuan riil dunia kerja (R3)

Afektif

- Melengkapi dengan keahlian lain (R1) - Terus belajar (R2) - Ikuti training/magang (R3)

Konatif Usaha mewujudkan dunia kerja

- Mencari lowongan kerja (R1, R2, R3) - Memenuhi kualifikasi dari perusahaan (R1, R2) - Punya ilmu dan nilai bagus, mengklasifikasi perusahaan yang mampu mengembangkan diri (R2)

Solusi hambatan internal mewujudkan dunia kerja

- Berada di sekitar orang-orang yang semangat (R1) - Selalu berusaha memotivasi diri dan dimotivasi orang-orang terdekat (R2)

- Refreshing, meningkatkan kemauan untuk sukses (R3)

Solusi hambatan eksternal mewujudkan dunia kerja

- Menyadari kekurangan, menampilkan kelebihan, dan berusaha mengembangkan diri (R1)

- Bertanggung jawab, berusaha menjadi lebih baik dan mengubah beban hidup menjadi dorongan (R2)

- Mencari lowongan kerja lain sambil ikut kursus bahasa, ketrampilan dan training (R3)

Usaha menghadapi tantangan dunia kerja

- Berusaha memenuhi kualifikasi dari perusahaan (R1) - Mempersiapkan bekal dengan matang (R2) - Mencari informasi dunia kerja lewat internet (R3)

xii

STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN KERJA DI ERA GLOBALISASI Menjalani perkuliahan

- Lulus cepat dengan IPK = 3,00 (R1, R2, R3) - Memahami seluruh materi kuliah, mampu mengaplikasikannya, belajar dari pengalaman alumni (R2)

- Menguasai salah satu desain produksi (R3) Membuat lamaran

- Menyertakan selling point seperti sertifikat magang, TOEFL dan pengalaman yang relevan dengan LB pendidikannya serta dunia kerja yang diinginkan (R1, R2, R3)

Mempersiapkan tes seleksi

- Belajar dari buku tentang tes seleksi, mencari informasi dari teman yang lulus tes atau dari karyawan di perusahaan yang dituju (R1, R2, R3)

Saat wawancara

- Tepat waktu, bahkan lebih awal (R1, R2) - Memberi kesan yang baik, menyampaikan untuk terus memperbaiki dan mengembangkan diri dengan belajar (R1)

- Meyakinkan bahwa punya kemampuan lebih, bertanggung jawab, bisa bekerja dengan baik (R2) Tenang, percaya diri, siap ditempatkan dimana saja (R3)

Dinamika Persepsi, Sikap dan Strategi Responden Menghadapi

Persaingan Kerja di Era Globalisasi

Persepsi responden terhadap persaingan kerja di era globalisasi

mengacu pada tingginya persaingan yang ada. Kondisi tersebut membuat

sejumlah perusahaan memberlakukan standar perekrutan karyawan yang lebih

tinggi untuk memperoleh SDM yang lebih berkualitas. Hal tersebut dilakukan

mengingat eksistensi suatu perusahaan tergantung pada kualitas SDM

didalamnya. Kesiapan responden memasuki dunia kerja berkisar antara delapan

puluh lima sampai dengan sembilan puluh persen. Responden juga telah

memiliki gambaran tentang dunia kerja yang ingin dimasuki.

Berdasarkan persepsi diatas, responden menyikapi persaingan kerja di

era globalisasi secara kognitif dengan menyadari kelebihan (selling point) dan

kekurangan dirinya, secara afektif dengan terus belajar dan mengikuti training,

dan secara konatif dengan berusaha memenuhi syarat kualifikasi dari

perusahaan dan terus mengikuti perkembangan dunia kerja melalui internet.

xiii

Dengan persepsi dan sikap tersebut, responden menyusun strategi untuk

memasuki persaingan kerja di era globalisasi. Responden memiliki target lulus

cepat dengan IPK diatas tiga, kemudian dalam membuat surat lamaran kerja

responden akan menyertakan selling pointnya, untuk mempersiapkan tes seleksi

kerja (psikotes) responden memperbanyak ilmu dengan membaca buku dan

mencari informasi dari karyawan perusahaan yang dituju dan saat wawancara

kerja, responden akan berusaha datang tepat waktu, memberi kesan yang baik,

tenang, percaya diri, mengutarakan niatnya untuk terus belajar dan bersedia

ditempatkan kerja dimanapun, serta berusaha meyakinkan perusahaan akan skill

dan kemampuan yang dimiliki.

xiv

Pembahasan

Penyebab munculnya globalisasi adalah penemuan -penemuan di bidang

teknologi terutama di bidang komputerisasi dan internet ( www.ipb.ac.id

31/05/07). Selain itu, du a faktor yang paling kuat pengaruhnya yaitu

telekomunikasi dan ekonomi (www.ekonomirakyat.org 04/08/07). Pesatnya arus

perubahan melahirkan kompleksitas dalam segala aspek kehidupan yang

mampu menimbulkan kerisauan atau kekhawatiran. Dalam konstelasi global ini,

persaingan harus merupakan salah satu pemicu bagi peningkatan kualitas (Idrus,

1996).

Globalisasi merupakan proses menyatunya pasar dunia menjadi satu

pasar tunggal (www.ekonomirakyat.org 04/08/07), secara khusus berarti

menemukan dan menarik orang -orang terbaik dari seluruh dunia, keadaan

tersebut menuntut SDM memiliki kualifikasi dan skill dengan kualitas yang lebih

tinggi karena globalisasi meningkatkan stan dar kinerja perusahaan yang harus

dipenuhi untuk dapat bersaing di abad 21 (Hitt, 2001). Globalisasi dianggap

berpengaruh langsung terhadap nilai -nilai dalam kehidupan manusia, antara lain

dunia kerja yang berhubungan dengan kualitas SDM (Nawawi dan Martin i, 1994).

Tantangan dunia kerja di era globalisasi tidak dapat dipisahkan dari tuntutan

untuk bersaing secara global, dimana kemampuan SDM dianggap merupakan

titik sentral kekuatan eksistensi organisasi (Jumadi, 2001).

Melalui penelitian ini, responden ak an diwawancarai mengenai persepsi,

sikap dan strateginya dalam menghadapi persaingan kerja di era globalisasi,

karena persepsi akan mempengaruhi sikap dan sikap akan mempengaruhi

strategi. Walgito (Muryono, 2000) mengatakan bahwa tingkah laku individu

sebagian besar ditentukan oleh persepsinya . Secord dan Beckman (Azwar,

1995) mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal pemikiran

xv

(kognisi), perasaan (afeksi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang

terhadap suatu aspek di lingkungan sek itarnya. Strategi merupakan serangkaian

komitmen dan tindakan terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk

mengeksploitasi kompetensi inti dan mendapatkan keunggulan kompetitif,

memiliki tujuan, mendahului pengambilan tindakan, menunjukkan pemahaman

akan tujuan dan misi yang ingin dicapai (Hitt, 2001).

Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh data mengenai persepsi

responden terhadap persaingan kerja di era globalisasi bahwa persaingannya

semakin tinggi dan pengangguran meningkat. Saputro (1998) menga takan

bahwa globalisasi akan memunculkan persaingan yang ketat dari para pesaing.

Kondisi tersebut menuntut tenaga kerja untuk memiliki ilmu, skill, pengalaman,

dan kualifikasi lainnya dengan tingkat yang lebih tinggi. Dunia kerja saat ini

membutuhkan tenaga-tenaga yang terampil sehingga dalam merekrut tenaga

kerja khususnya lulusan perguruan tinggi diutamakan mereka yang mempunyai

kemampuan yang baik. Kemampuan itu berupa kemampuan dalam

berkomunikasi, terampil, mengenal alat -alat teknologi baru, mempunyai wawasan

global, cepat menangkap informasi baru, mampu berkembang secara mandiri,

kreatif dan inovatif (Nursanti, 2002).

Ciri tenaga kerja di era perdagangan bebas, yaitu berkualitas, daya saing

tinggi, berinisiatif, kreatif, percaya diri, bertangung jawab , memiliki kemampuan

bekerjasama, berani mengambil keputusan, memiliki kemampuan solusi masalah

berdasarkan konsep ilmiah, berorientasi pada peningkatan terus -menerus,

memiliki pengetahuan yang terintegrasi antar disiplin ilmu untuk solusi masalah

industri dan memahami penggunaan teknologi sebagai bagian integral dari

proses belajar (www.depdiknas.go.id 08/08/07, www.nakertrans.go.id 22/07/08).

Persepsi ketiga responden mengenai persaingan kerja di era globalisasi

dipengaruhi oleh kebutuhan, motivasi, dan harapannya untuk cepat lulus dengan

xvi

IPK tinggi serta memperoleh pekerjaan dengan pendapatan tinggi, selain itu

kendala yang dihadapi responden serupa, yaitu motivasi ya ng seringkali

menurun. Hal itulah yang membuat responden memiliki persepsi serupa, Walgito

(2000) mengatakan bahwa faktor fungsional memiliki efek terhadap persepsi.

Kesiapan responden memasuki dunia kerja berkisar antara delapan puluh

lima sampai dengan sembilan puluh persen. Gambaran dunia kerja yang

diinginkan juga telah dimiliki. Kendala yang dihadapi responden antara lain,

motivasi menurun, percaya diri rendah, pesimis, kelelahan, lowongan kerja yang

tidak seimbang dengan jumlah pencari kerja, teman -teman main, anggapan

masyarakat tentang kualitas D3 yang lebih rendah daripada S1, dan budaya

birokrasi yang lebih mengutamakan persyaratan admistrasi.

Persepsi responden mempengaruhi sikapnya untuk menghadapi

persaingan kerja di era globalisasi. Secara kogn itif, responden menyadari

kelebihan dan kekurangannya. Responden pertama menjelaskan kelebihannya

pada semangat belajar, responden kedua pada kemampuan bekerjasama,

pengalaman dan tanggung jawabnya, dan responden ketiga pada sertifikat

magang serta skill dan strateginya. Untuk kekurangan diri, responden sepakat

pada kemampuan berbahasa Inggris, selain penguasaan komputer dan ilmu

serta pengetahuan riil dunia kerja. Secara afektif, responden menyadari

kekurangannya dan berusaha melengkapinya dengan terus bel ajar,

memperdalam ilmu dan mengikuti training. Secara konatif, responden berusaha

memenuhi syarat kualifikasi dari perusahaan, mengikuti perkembangan dunia

kerja melalui internet dan mengklasifikasi perusahaan yang mampu membuat

responden berkembang, selai n itu juga memiliki solusi untuk berusaha

memotivasi diri dengan berbagai cara, memperoleh motivasi dari orang -orang

terdekat, refreshing, menunjukkan kelebihan diri, mengembangkan diri,

bertanggung jawab, mengubah beban menjadi dorongan, mencari lowongan

xvii

kerja lain, mengikuti kursus bahasa asing, keterampilan dan training. Komponen

pembentuk sikap, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif (Gerungan, 2000).

Sikap adalah sebuah konsep evaluatif yang telah dipelajari dan dikaitkan dengan

pola pikiran, perasaan, dan perilaku individu (Linda Davidoff, 1991).

Berdasarkan persepsi dan sikap tersebut, responden menyusun strategi

untuk menghadapi persaingan kerja di era globalisasi. Lulus cepat dengan IPK

diatas tiga menjadi strategi awal responden, ditambah d engan kemampuan

memahami materi kuliah dan mengaplikasikanya. Untuk pembuatan surat

lamaran kerja, responden akan menyertakan selling pointnya, mulai dari latar

belakang pendidikan, umur, nilai, pengalaman dan sertifikat yang dimiliki. Untuk

seleksi kerja, responden akan mempelajarinya dari buku dan mencari informasi

dari karyawan perusahaan yang dituju. Strategi untuk wawancara kerja,

responden akan datang tepat waktu, memberi kesan yang baik, tenang, percaya

diri, mengutarakan niatnya untuk terus belajar dan bersedia ditempatkan kerja

dimanapun, serta berusaha meyakinkan perusahaan akan skill dan kemampuan

yang dimiliki. Hitt (2001) menjelaskan bahwa strategi merupakan serangkaian

komitmen dan tindakan terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk

mengeksploitasi kompetensi inti dan mendapatkan keunggulan kompetitif,

memiliki tujuan, mendahului pengambilan tindakan, menunjukkan pemahaman

akan tujuan dan misi yang ingin dicapai. Target dan rencana tak terpisahkan dari

strategi karena rencana merupakan kerangka kerja dimana proses mencapai

target terjadi, dan kearah mana energi, motivasi, perhatian, dan dukungan

diarahkan. Rencana harus sederhana, dapat dicapai, dan dapat

diimplementasikan serta berisi pembahasan mengenai beberapa hal yang secara

spesifik dijelaskan guna mencapai target yang diinginkan (Bill Rogers, 2004).

Dengan persepsi, sikap, dan strategi diatas, responden memasuki

persaingan kerja di era globalisasi, hanya SDM berkualitas yang dapat lulus

xviii

dalam persaingan tersebut untuk bekerja di perusahaan yang diinginkan,

sedangkan SDM yang kurang berkualitas harus melakukan evaluasi terhadap

persepsi, sikap, dan strateginya dalam menghadapi persaingan kerja yang

semakin berat.

xix

Diagram Alir Intisari Hasil Penelitian Kurang Berkualitas

Berkualitas

Perkembangan ilmu dan teknologi serta integrasi

ekonomi dunia

Persaingan Kerja

Perusahaan

Globalisasi

Responden

Persepsi

Strategi

Sikap

Evaluasi

xx

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa persepsi

responden terhadap persaingan kerja di era globalisasi adalah mengenai

tingginya persaingan kerja yang ada, dimana tenaga kerja dituntut memiliki

kualifikasi dan skill yang lebih berkualitas karena sejumlah perusahaan

mempertinggi syarat perekrutan karyawan untuk menjaga eksistensinya agar

mampu bersaing di pasar global. R esponden siap menghadapi persaingan

tersebut walaupun terdapat sejumlah kendala untuk mewujudkan cita-citanya.

Sikap responden menghadapi persaingan kerja di era globalisasi dapat

dikelompokkan kedalam tiga kategori komponen pembentuk sikap, yaitu kognitif,

afektif, dan konatif. S ecara kognitif responden menyadari kelebihan (selling point)

dan kekurangan dirinya, secara afek tif responden berusaha melengkapi

kekurangannya dan secara konatif responden berusaha memenuhi syarat

kualifikasi dari perusahaan dan mempersiapkan bekal yang diperlukan untuk

menghadapi persaingan kerja tersebut.

Strategi responden untuk menghadapi persai ngan kerja di era

globalisasi diawali dengan menargetkan untuk lulus cepat dengan IPK diatas

tiga, kemudian membuat surat lamaran kerja dengan menyertakan kelebihan

yang dimiliki, mempersiapkan tes seleksi kerja dengan membaca buku dan

mencari informasi dari karyawan perusahaan yang dituju , serta berusaha

memberikan kesan yang baik, bersedia mengembangkan diri, meyakinkan

perusahaan bahwa dirinya memiliki skill dan kemampuan serta menyatakan

kesediaannya untuk ditempatkan dimana saja ketika melakukan wawanc ara

kerja.

xxi

Saran

1. Bagi responden

a. Menyusun strategi dengan matang termasuk strategi cadangan untuk

menembus dunia kerja

b. Memiliki skill atau kemampuan pendukung untuk memasuki dunia kerja

2. Bagi calon lulusan perguruan tinggi

a. Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap persaingan kerja

b. Menyusun strategi sejak awal kuliah untuk memasuki dunia kerja

3. Bagi peneliti berikutnya

Melakukan penelitian dengan desain kuantitatif untuk melihat sejauhmana

pengaruh persepsi, sikap dan strategi calon lulusan perguruan tinggi terhadap

persentase keberhasilannya memasuki dunia kerja di era globalisasi.

xxii

DAFTAR PUSTAKA

Alsa, A. 2004. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Atkinson, R. L. 1996. Pengantar Psikologi 2: Terjemahan N. Taufiq. Jakarta: Erlangga

Azwar, S. 1995. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya (Edisi Kedua). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Berry, L. M and Houston, J. P. 1993. Psychology at Work. Dubuque: Wm. C. Brown Communication, Inc

Dahlan, Z. 2003. Qur’an Karim dan Terjemahan Artinya. Yogyakarta: UII Press

Davidoff, L. 1991. Psikologi Suatu Pengantar (Edisi Kedua, Jilid 2). Jakarta: Erlangga

Dharmmesta, B. S. 2000. Perilaku Mencoba Beli: Sebuah Kajian An alitis Model Bagozzi-Warshaw untuk Panduan Peneliti. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 15 No. 4 Hal. 453 -470

Feriyanto, N. 1996. Pasar Kerja Indonesia Menyongsong Abad Ke -21. Jurnal Ilmu dan Kebudayaan. Unisia No. 31, Hal. 97-104

Fishbein, M and Ajzen, I. 1975. Belief, Attitude, Intention and Behaviour, An Introduction to Theory and Research. Sydney: Addison -Wesley Company

Gerungan, W. A. 2000. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama

Ginting, E. 2003. Hubungan Persepsi terhadap Program Pengembangan Karier dengan Kompetensi Kerja. Sumatera Utara: USU digital library

Hadi, S. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset

Hadipranata. 2001. Persiapan Menghadapi Persaingan dan Tantangan Dunia Kerja. Makalah seminar (Tidak Diterbitkan)

Hendrizal. 2008. Refleksi Menjelang Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei: Akan

Jadi Besarkah Indonesia. Artikel (Tidak Diterbitkan)

xxiii

Hitt, A. M, Ireland, R., Hoskisson, R. 2001. Manajemen Strategi: Daya Saing dan Globalisasi, Konsep. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Idrus, M. 2005. Metode Penelitian Pendidikan dan Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Agama Islam UII

Irwanto. 2002. Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT. Prenhallindo

Jumadi. 2001. Kemampuan SDM Dalam Mendukung Dan Meningka tkan Daya Saing Suatu Organisasi. Jurnal Ilmiah Padma Kreshna. No. 1 Vol. 1 Hal. 7-11

Kemenade, E. V. and Paul Garre. 2000. Teach What You Preach -Higher Education and Business: Partners and Route to Quality. Quality Progress Vol. 39, No. 9, September 2000 , page 33-39

Kipling, R. 2004. Pribadi dan Karier: Magic Words That Change Your Life (Edisi Indonesia). YKGE: Enigma Publishing

Kronik Unika Soegijapranata. 2005. Buletin Kampus UNIKA. Edisi 34 Tahun 3. Semarang

Muryono. 2000. Pengaruh Persepsi Siswa Te ntang Tugas Guru Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Matematika. Anima, Indonesian Psychological Journal, Vol. 15 No. 3, Hal. 246 -254

Nawawi., H., dan Martini, M. 1994. Manusia Berkualitas. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Nursanti, D. T 2002. Paradigma Baru: Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Amara Books

Purwandani, Rr. A. M. W. 1997. Perbedaan Persepsi Terhadap Iklan Auditif Antara Pelajar Pria dan Wanita Pada SMA Don -Bosko Semarang. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas P sikologi UGM

Rasimin, B. S. 1989. Kerja dalam Persepsi Beberapa Kelompok Karyawan di D.I. Yogyakarta. Jurnal Psikologi, XVII, No. 1, Hal. 1 -8

xxiv

Rianto, A. 2008. Tantangan -Tantangan Karir Mahasiswa . Artikel (Tidak Diterbitkan). Tarakan: Universitas Borneo

Rogers, B. 2004. Behaviour Recovery. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Saputro, E, S. 1998. Formulasi dan Strategi Transformasi BUMN. Sinergi, Kajian Bisnis dan Manajemen. Vol. 1 No. 1 Hal. 35 -43

Sarwono. J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Scholte, J. A. 2002. Globalization: A Critical Introduction. London: Palgrave

Sears, D. O. 1994. Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Susanto. 2006. Metode Penelitian Sosial. Solo: LPP UNS dan UNS Press

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Tim Penyusun Kamus. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka

Umar, H. 2003. Strategic Management in Action. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Walgito, B. 1985. Hubungan Persepsi Mengenai Sikap Orangtua dengan Harga Diri Para Siswa Sekolah Menengah Atas di Propinsi Jawa Tengah . Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Walgito, B. 1990. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Offset

Walgito, B. 1994. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM

Walgito, B. 2002. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi Offset

xxv

Wirjono, R, E. 2003. Peran Informasi Manajemen Biaya Berdasarkan Aktivitas dalam Mendukung Total Quality Management. Modus, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 15 No. 2 Hal. 119 -126

Yamin, M. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press

Sumber Internet:

www.depdiknas.go.id 08/08/07

www.ekonomirakyat.org 04/08/07

www.ipb.ac.id 31/05/07

www.kompas.com 23/07/07, 01/02/08

www.nakertrans.go.id 22/07/07

xxvi

IDENTITAS PENULIS

Nama : Adela Setyawati

Alamat : Jl. Kalimantan Gang Biak No. 76a

Purwosari, Sleman, Yogyakarta 55281

No. HP : 0813 2878 7689