Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
Naskah Publikasi
SIKAP PERAWAT ANAK TENTANG DEVELOPMENTAL CARE DI
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA DAN
PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat
Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ABDULLAH
20100320161
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
ii
Naskah Publikasi
iii
iv
Sikap Perawat Anak Tentang Developmental Care di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dan PKU Muhammadiyah Bantul
Children's Attitudes About Developmental care nurse at PKU Muhammadiyah
Hospital in Yogyakarta
Abdullah1, Rakhmah
2
Sarjana Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
UMY1, Staf Pengajar PSIK FKIK UMY
2
Korespondensi:
Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Indonesia.
Telepon: 085729432400
Email : [email protected]
ABSTRAK
Developmental care merupakan upaya modifikasi lingkungan dan
berespon terhadap perubahan perilaku yang bertujuan untuk meminimalisasi efek
jangka pendek dan jangka panjang baik fisik, psikologis, maupun emosional
akibat pengalaman di rumah sakit. Tingkah laku bayi memberikan makna
komunikasi, maka tenaga professional harus selalu mengkaji respon bayi
terhadap lingkungan secara sistematis dan menyesuaikan kegiatan perawatan
apabila terlihat tanda-tanda stress. Serta untuk Mengetahui sikap developmental
care perawat di ruang perawatan bayi.
Penelitian ini merupakan penelitian non experiment dengan desain
deskriptif memiliki 32 responden yang merupakan perawat tetap yang bekerja di
bangsal anak RS PKU Muhammadiyah Bantul, RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta unit 1 dan RS PKU Muhammadiyah unit II. Dengan menggunakan 2
buah instrument yang terdiri dari kuisioner dan checklist observasi.
Hasil penelitian yang dilakukan dari bulan April hingga Juni 2014 ini
ditemukan sikap perawat terhadap developmental care dengan prosentase sebesar
(25%) terdiri dari 8 responden dikategorikan memiliki sikap mendukung, kurang
mendukung sebesar (59,4%) yang terdiri dari 19 responden dan tidak mendukung
(15,6%) yang terdiri dari 5 responden.
Berdasarkan hasil di atas maka disarankan perawat dapat meningkatkan
tindakan keperawatan dalam merawat bayi baru lahir sehingga dapat
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan serta pertumbuhan dan perkembangan
anak dimasa yang akan datang.
Kata Kunci: sikap, developmental care
v
Abdullah. (2014). Nurses Attitudes About Developmental Child Care Hospital
PKU Muhammadiyah Yogyakarta and Bantul
Supervisor:
Rahmah, M. Kep., Ns., Sp. Kep. An
.
ABSTRACT
Developmental care is an attempt to respond to environmental
modifications and behavioral changes that aim to minimize the effects of short-
term and long-term physical, psychological, or emotional result of experience in
the hospital. Baby behavior gives meaning communication, the professionals
should always review the baby's response to the environment in a systematic and
adjust maintenance activities when visible signs of stress.
This research was non-experimental descriptive design has 32 respondents
who are still a nurse who worked in the pediatric ward RS PKU Muhammadiyah
Bantul, Yogyakarta PKU Muhammadiyah Hospital unit 1 and unit II RS PKU
Muhammadiyah. By using 2 instrument consisting of a questionnaire and
observation checklist.
Results of research conducted from April to June 2014 found attitudes
towards developmental care nurse with a percentage of (25%) consists of 8
respondents categorized as being supportive, less supportive of (59.4%) consisting
of 19 respondents and does not support (15.6%) consisting of 5 respondents. .
Based on the above results, it is suggested nurses can improve nursing
actions in the care of newborn infants in order to improve the quality of nursing
care as well as the growth and development of children in the future.
Keywords: attitudes, developmental care
1
A. PENDAHULUAN
Developmental care merupakan perawatan yang dilakukan pada
bayi khususnya untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi
yang dirawat di rumah sakit.1
Developmental Care didasarkan pada teori
bahwa otak bayi akan berkembang hingga bayi lahir dan akan terus
berlanjut hingga usia 3 tahun. Perubahan otak janin terjadi pada minggu-
minggu terakhir kehamilan. Perkembangan alami otak bayi in utero
terhenti ketika bayi lahir premature. Perkembangan otak akan terganggu
ketika seorang bayi lahir premature. Pertumbuhan otak tidak hanya
tergantung pada faktor endogen saja tetapi juga dipengaruhi input sensori
dan pengalaman. Perawatan harus dapat memfasilitasi perkembangan otak
bayi untuk tetap mengalami sinaptogenesis, apoptisis, dan mielinisasi juga
perkembangan area korteks abu-abu.2
Tingkah laku bayi memberikan makna komunikasi, maka tenaga
professional harus selalu mengkaji respon bayi terhadap lingkungan secara
sistematis dan menyesuaikan kegiatan perawatan apabila terlihat tanda-
tanda stress. Pemberian sensori yang tepat ditambah gangguan yang
minimal serta perawatan yang tergantung pada isyarat bayi memberikan
hasil medis dan perkembangan memuaskan. Apabila pemberi perawatan
tidak memperhatikan aspek perkembangan otak bayi maka akan terjadi
deficit neuropsychological antara lain kesulitan bicara dan bahasa,
keterlambatan motorik halus dan kasar, deficit perhatian serta masalah-
masalah sosioemosional dan hubungan interpersona. Ada dua dampak dari
penerapan developmental care di rumah sakit yaitu manfaat jangka
panjang dan manfaat jangka pendek. beberapa dampak jangka pendek
developmental care antara lain: dapat menurunkan angka kejadian
penyakit, menurunkan lama rawat, dan menurunkan biaya perawatan. Pada
penelitian ludwig, steichen, khoury, & krieg (2008) menunjukan bahwa
developmental care dapat mempercepat kenaikan berat badan pada bayi
prematur dan mempercepat kepulangan pasien. Penelitian lain menunjukan
2
bahwa developmental care dapat meningkatkan kualitas tidur pada bayi.3
Kualitas tidur yang cukup pada neonatus akan menghemat energi yang
dapat digunakan untuk pertumbuhan bayi.
Perawatan perkembangan berakar pada prinsip – prinsip ilmu
keperawatan sebagaimana digariskan oleh Florence Nightingale ( 1860 )
menunjukkan tanggung jawab perawat dalam menciptakan dan utama
yang memuat lingkungan yang kondusif untuk proses penyembuhan
pasien.4
Pelaksanaan developmental care sangat penting dilakukan untuk
memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan bayi, terutama bayi dengan
risiko tinggi dan mencegah dampak jangka pendek dan jangka panjang
akibat proses perawatan di ruang intensif dan akibat berbagai
penyimpangan kondisi fisiologis bayi risiko tinggi. Namun, pada
praktiknya, prinsip developmental care ini pada sebagian besar pelayanan
kesehatan yang merawat neonatus dan bayi masih belum diterapkan akibat
belum terpaparnya praktisi kesehatan, termasuk perawat mengenai
pentingnya developmental care dalam pengelolaan bayi prematur dan
berat badan lahir rendah serta masih kurangnya sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh berbagai instansi dalam penerapan developmental care pada
bayi. Strategi perawatan yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan
fungsi-fungsi fisiologis, pertumbuhan dan perkembangan pada bayi risiko
tinggi adalah dengan prinsip developmental care atau asuhan
perkembangan. Developmental care merupakan asuhan yang memfasilitasi
perkembangan bayi melalui pengelolaan lingkungan perawatan dan
observasi perilaku bayi sehingga bayi mendapatkan stimulus lingkungan
yang adekuat. Stimulus lingkungan yang adekuat menyebabkan terjadinya
peningkatan stabilisasi fisiologis tubuh dan penurunan stres.
Namun masih sedikit sekali Rumah Sakit yang telah melaksanakan
developmental care pada bayi baru lahir. Hal tersebut disebabkan belum
tersosialisasinya developmental care dengan baik, sehingga masih banyak
3
sikap perawat yang belum menyadari pentingnya developmental care
dalam perawatan bayi baru lahir.
A. METODE
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian
yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek
yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek
yang diteliti secara obyektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan deskriptif observasi yang dilakukan di 3 rumah sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta di DIY, yaitu PKU Muhammadiyah
Yogyakarta, PKU Muhammadiyah Unit 2 dan PKU Muhammadiyah
Bantul. Penelitian deskriptif non eksperiment ini akan mendeskripsikan
atau memaparkan peristiwa pada saat penelitian berlangsung (Nursalam,
2011). Penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang sikap perawat anak
tentang developmental care di rumah sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta dan Bantul.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
Subyek dalam penelitian ini adalah sikap perawat terhadap
Developmental care di Bangsal anak rumah sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta dan Bantul yang berjumlah 32 perawat yang berstatus tetap.
Adapun karakteristik perawat berdasarkan usia, lama kerja di rumah sakit,
lama kerja di bangsal anak, pendidikan dan jenis kelamin.
4
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Tingkat Pendidikan di Unit Anak RS PKU Muhammadiyah Bantul,
Yogyakarta unit I dan Yogyakarta unit II (April – Juni 2014, n = 32)
Karakteristik Responden Frekuensi (n%)
Jenis kelamin
Perempuan
Laki-laki
Tingkat pendidikan
DIII
SI
32 (100%)
0 (0%)
29 (90,6%)
3 (9,4%)
Sumber Data : Primer
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Lama Kerja
dan Jam Kerja di unit anak RS PKU Muhammadiyah Bantul,
Yogyakarta unit I dan Yogyakarta unit II (April – Juni 2014, n = 32)
Karakteristik Responden Mean (min – max)
Usia
Lama Kerja Rumah Sakit
Lama Kerja di Bangsal Anak
35 (25 – 48)
8,31(1-19)
9,03 (1 – 19)
Sumber Data : Primer
Responden yang menjadi sasaran penelitian adalah perawat tetap
yang bekerja di unit anak di ketiga rumah sakit. Karakteristik perawat yang
digunakan dalam penelitian terdiri dari: jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia,
lama kerja di bangsal anak, lama kerja di rumah sakit, .
Berdasarkan tabel 4.1 Dari hasil penelitian jumlah perawat tetap yang
bekerja di tiga Rumah Sakit PKU Muhammadiyah di Yogyakarta yaitu 32
responden, dan rata –rata responden berusia 33 tahun dengan rata – rata
responden telah bekerja dirumah sakit selama 8,31 tahun, dan rata-rata lama
bekerja di bangsal anak selama 9,03 tahun.
5
Tabel 4.2 menunjukan dari hasil penelitian jumlah perawat tetap yang
bekerja di tiga Rumah Sakit PKU Muhammadiyah di Yogyakarta yaitu 32
responden, dan rata –rata responden yang didominasi oleh perawat dengan latar
belakang D III 29 orang (90,6%), S1 3 orang (9,4%) dan dengan keseluruhan
responden berjenis kelamin perempuan 32 orang (100%).
2. Sikap perawat terhadap Developmental care
a. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kriteria Hasil Sikap Perawat tentang
Developmental Care di Bangsal Anak PKU Muhammadiyah Bantul,
Yogyakarta unit 1 dan Yogyakarta unit 2
Pernyataan Sangat
setuju
Setuju Tidak setuju Sangat tidak
setuju
Prinsip Memfasilitasi Tidur
1) Saya merasa asuhan perkembangan
akan menambah kerja saya.
7 (21,87%) 6 (18,75%) 17 (53,12%) 2 (6,25%)
2) Menggunakan asuhan
perkembangan merupakan hal yang
positif untuk perkembangan
kemampuan saya dalam merawat
bayi
16 (59,37%) 13 (40,62%) 3 (9,37%)
3) Saya akan menerapkan asuhan
perkembangan.
13 (40,63%) 19 (59,37%)
Prinsip Manajemen stress dan nyeri
4) Saya merasa dengan melakukan
asuhan perkembangan dapat
meningkatkan asuhan keperawatan
pada bayi.
21 (65,62%) 11 (34,37%)
5) Melakukan asuhan perkembangan
memiliki kepuasan tersendiri buat
saya dalam merawat bayi.
15 (46,87%) 17 (53,13%)
6) Saya merasa melakukan asuhan
perkembangan di ruang perawatan
bayi akan membuat dokter/petugas
kesehatan lain kurang mendukung
saya
29 (90,63%) 3 (9,37%)
7) Dalam penerapan asuhan
perkembangan di ruang perawatan
bayi akan cukup sulit jika kondisi
klien dalam keadaan kritis.
2 (6,25%) 17 (53,12%) 4 (12,5%) 9 (28,12%)
6
Tabel Lanjutan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kriteria Hasil Sikap Perawat tentang
Developmental Care di Bangsal Anak PKU Muhammadiyah Bantul,
Yogyakarta unit 1 dan Yogyakarta unit 2
Pernyataan Sangat
setuju
Setuju Tidak setuju Sangat tidak
setuju
Prinsip Lingkungan Terapeutik
8) Memberikan Asuhan keperawatan
dengan memperhatikan aspek
perkembangan merupakan hal yang
menyenangkan.
19 (59,37%) 13 (40,63%)
9) Saya merasa kurang berminat
dengan asuhan perkembangan
30 (93,75%) 2 (6,25%)
Prinsip Minimal Handling
10) Saya merasa asuhan perkembangan
bukan hal yang prioritas untuk bayi
yang dirawat di ruang perawatan
bayi.
1 (3,12%) 6 (18,75%) 21 (65,62%) 4 (12,5%)
11) Saya merasa asuhan perkembangan
merupakan tindakan yang menyita
waktu cukup banya.
30 (93,75%) 2 (6,25%)
Prinsip Pemberian Posisi
12) Saya merasa cukup mampu untuk
menerapkan asuhan perkembangan.
13 (40,63%) 19 (59,37%)
13) Saya merasa menggunakan
pendekatan asuhan perkembangan
tidak akan memperbaiki pelayanan
asuhan keperawatan,
2 (6,25%) 22 (65,62%) 4 (12,5%)
Prinsip Family Center Care
14) Saya merasa dalam perawatan yang
dilakukan diruang perawatan bayi
saat ini cukup tanpa asuhan
perkembangan.
3 (9,37%) 10 (31,25%) 19 (59,37%)
15) Saya merasa asuhan perkembangan
kurang bermanfaat baik untuk
orang tua maupun bayi yang
dirawat diruang perawatan bayi.
2 (6,25%) 27 (84,37%) 3 (9,38%)
7
Berdasarkan tabel distribusi jawaban hasil pengisian kuesioner sikap (tabel
4.3), dari 15 pernyataan dalam kuesioner sebesar 65.62% menyatakan sikap
sangat setuju untuk menerapkan adanya prinsip developmental care dengan
pernyataan dengan melakukan asuhan perkembangan dapat meningkatkan
asuhan keperawatan pada bayi. Data yang telah terkumpul sebanyak 32
kuesioner yang telah yang terisi kemudian dianalisis dengan hasil dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kriteria Hasil Sikap Perawat tentang
developmental care di bangsal anak PKU Muhammadiyah di Yogyakarta
(April-Juni; n=32).
SumberData :Primer
Pada 4.4 di dapatkan sikap perawat tentang developmental care di Rumah
sakit PKU Muhammadiyah di Yogyakarta paling banyak dengan kategori
kurang mendukung sebanyak 19 orang (59,4%), dari 32 orang (100%)
b. Sikap perawat terhadap Developmental care berdasarkan observasi
Pada table 4.5 dapat dilihat gambaran hasil observasi sikap perawat
tentang developmental care di Bangsal Anak PKU Muhammadiyah Bantul
dan PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Sikap Frekuensi (n%)
Tidak mendukung
Kurang mendukung
Mendukung
Total
5 (15,6%)
19(59,4%)
8(25%)
32(100%)
8
Tabel 4.5 Distribusi Hasil Observasi Sikap Perawat Anak Terhadap
Developmental care di Unit Anak RS PKU Muhammadiyah Bantul,
Yogyakarta Unit I, Yogyakarta Unit II (April – Juni 2014).
CHECKLIST OBSERVASI Observasi 1 Observasi 2
Ya Tidak Ya Tidak
Prinsip memfasilitasi tidur
Perawat menutup bagian atas inkubator
dengan kain penutup atau selimut.
24 (75 %) 8 (25%) 23(71,87%) 9 (28,13%)
Prinsip Manajemen Stress dan nyeri
Perawat menutup inkubator dengan pelan.
22 (68,75%) 10 (31,25) 20 (62,5%) 12 (37,5)
Perawat menyentuh bayinya dengan
perlahan saat berinteraksi dengan bayi
21 (65,62%) 11(34,38%) 19(59,37%) 13(40,63%)
Prinsip Lingkungan Terapeutik
Perawat mengumpulkan beberapa
tindakan yang memungkinkan dalam satu
waktu atau memegang bayi setiap 2-3 jam.
11 (34,37%) 21 (65,63) 15(46,87%) 17(53,13%)
Perawat berbicara dengan suara yang
terapeutik saat berinteraksi dengan orang
lain saat di ruang bayi.
11 (34,37%) 21(65,63%) 5(12,5%) 28 (87,5%)
Perawat mengajak komunikasi terapeutik
pada saat berinteraksi dengan bayi.
4 (12,5%) 28 (87,5%) 5 (15,62%) 28(84,38%)
Minimal Handling
Perawat memperbaiki kembali posisi
nesting setalah memegang atau
menyentuh bayi
20 (62,5%) 12 (37,5%) 19(59,37%) 13 (40,63)
Perawat menutup korden di ruang
perawatan bayi.
22 (68,75%) 10(31,25%) 24(75%) 8(25%)
Perawat meminimalisasi suara keributan
di ruang perawatan bayi
30(93,75%) 2 (6,25%) 24(75%) 8(25%)
Sumber Data Primer
9
Tabel lanjutan
Distribusi Hasil Observasi Sikap Perawat Anak Terhadap Developmental
care di Unit Anak RS PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta Unit I,
Yogyakarta Unit II (April – Juni 2014).
CHECKLIST OBSERVASI Observasi 1 Observasi 2
Ya Tidak Ya Tidak
Pemberian Posisi
Perawat melakukan pergantian posisi bayi
setiap 3 jam sekali.
8 (25%) 24 (75%) 9 (28,12%) 23(71,88%)
Family Center Care
Perawat memberikan motivasi kepada
orang tua bayi agar selalu menjaga
bayinya.
8 (25%) 24 (75%) 11(34,37%) 21(65,63%)
Perawat memberikan kesempatan kepada
ibu orang tua bayi untuk memberikan ASI
kepada bayinya.
18 (56,25%) 14(43,75%) 21(65,62%) 11(34,38%)
Sumber Data Primer
Tabel 4.5 Merupakan data hasil observasi yang dilakukan selama dua kali
pengamatan. Diperoleh sebesar 100% pada observasi I dan II responden
menunjukkan sikap mendukung melakukan meminimalisasi suara keributan di
ruang perawatan bayi sebesar 93,75%, namun terjadi penurunan terjadi
penurunan 75% pada observasi yang ke II. Ditemukan pula sebesar 75% pada
observasi I responden melakukan tindakan menutup bagian atas inkubator
dngan kain penutup atau selimut, pada observasi ke II menjadi 71,87%.
10
PEMBAHASAN
Pembahasan dalam penelitian ini akan memaparkan hasil penelitian
dari sikap perawat anak terhadap developmental care di 3 rumah sakit, yaitu
Rumah sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Rumah sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta unit 1 dan unit 2. Dibahas juga berbagai
karakteristik responden yang telah di temukan, terdiri dari usia, jenis kelamin,
lama kerja.
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Dapat dilihat dari table 4.1 keseluruhan responden berjumlah 32
dalam penelitian berjenis kelamin perempuan. tidak ditemukan responden
yang berjenis kelamin laki-laki 0%. Temuan yang demikian di karenakan
oleh dunia keperawatan yang identik dengan ibu ataupun wanita lebih dikenal
mother instinct. Naluri keibuan yang dimiliki seorang perempuan merupakan
suatu hal yang alami perempuan lebih mengerti sifat anak dibandingkan laki-
laki.Angka kelulusan perawat dari perguruan tinggi ataupun dari sekolah
tingggi kesehatan mencetak lulusan perawat perempuan lebih tinggi
jumlahnya. Penelitian yang dilakukan Kusumawati (2011) menjelaskan
bahwa individu berdasarkan jenis kelamintidak menjamin kemampuan
mereka dalam bekerja. Perawat laki-laki atau perempuan akan memiliki
peluang yang sama dalam melakukan sebuah pekerjaan. Tetapi, adanya factor
11
pendidikan yang akan mempengaruhi sikap, komitmen, kompetensi dan
perilaku mereka dalam mengaplikasikan sebuah prosedur. Sehingga hasil
yang dicapai akan berbeda dengan harapan yang telah ditentukan.
b. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan responden dalam penelitian didominasi oleh
DIII dengan prosentase (90,6%) yakni sebanyak 29 dari 32 jumlah
keseluruhan sample. jumlah paling sedikit dari sample yaitu dengan lulusan sI
sebanyak 3 orang dengan prosentase 9,4%.Pengembangan pendidikan pada
profesi keperawatan diperlukan untuk menghadapi permasalahan pelayanan
kesehatan yang semakin kompleks sehingga tingkat pendidikan perawat yang
ada di rumah sakit minimal D111 keperawatan dan diharapkan dapat
melanjutkan ke jenjang s1 keperawatan .5 Rendahnya dasar pendidikan
profesi dan belum dilaksanakan pendidikan keperawatan secara professional,
menyebabkan perawat lebih cenderung melaksanakan perannya secara tidak
sesuai dan lebih cenderung menunggu perintah. Selain itu lebih banyak
perawat yang memilih menolak perubahan atau sesuatu yang baru dalam
melaksanakan perannya secara profesional berdasarkan hak-hak dan
kebutuhan pasien dan sesuai dengan standar yang berlaku secara internasional
maupun nasional.
Hasil ini juga diperkuat penelitian yang dilakukan Suderajat (2008)
menyatakan bahwa perawat dengan latar belakang S1 lebih cenderung
memperhatikan hak-hak pasien dibandingkan dengan perawat pelaksana yang
berlatar belakang D3. Perawat dengan latar belakang pendidikan D3
12
memerlukan pengembangan kemampuan atau skill perawat melalui pelatihan
tentang penerapan sebuah prosedur keperawatan untuk mencapai tujuan
prosedur keperawatan yang berlaku.
c.Usia
Pada table 4.1 Dari hasil penelitian jumlah perawat tetap yang
bekerja di tiga rumah sakit pku muhammadiyah di Yogyakarta yaitu 32
responden , dengan rata-rata responden berusia 33 tahun.
Semakin tinggi umur seseorang, kemampuan dan kekuatannya
dalam berfikir dan bekerja akan lebih matang. Sehingga orang cukup tinggi
kedewasaannya lebih dipercaya.5 Usia berkaitan erat dengan tingkat
kedewasaan atau maturitas, yang berarti bahwa semakin meningkat usia
seseorang akan semakin meningkat pula kedewasaan atau kematangan
seseorang baik secara teknis , maupun psikologis, serta akan semakin mampu
melaksanakan tugasnya. Usia yang semakin meningkat akan meningkat pula
kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan, berfikir rasional,
mengendalikan emosi, toleran dan semakin terbuka terhadap pandangan
orang lain . Selain itu, usia dewasa dini lebih dituntut untuk menjalani peran
baru ditempat kerja, rumah dan masyarakat,serta mengembangkan minat,
nilai-nilai, sikap dengan peran tersebut. Sehingga membutuhkan waktu untuk
beradaptasi.
13
d. Lama Bekerja
Dari hasil penelitian jumlah perawat tetap yang bekerja di tiga rumah sakit
pku muhammadiyah di Yogyakarta yaitu 32 responden, dengan lama bekerja
di rumah sakit rata-rata responden 8,31tahun dan lama kerja di bangsal anak
rata-rata 9,03 tahun. Hasil ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja dan
pengalaman perawat saat berada di lingkungan kerja tersebut. Pengalaman
kerja perawat sangat erat kaitannya dengan pengetahuan perawat tentang
dirinya. Perawat yang memiliki pengalaman yang lebih banyak akan
memberikan suatu informasi yang baru pada dirinya. Selain itu perawat yang
memanfaatkan pengalaman sebagai sumber belajar akan memiliki
ketrampilan dan pengetahuan yang bersifat professional dalam bekerja. Sifat
professional tersebut menjadikan perawat mampu mengembangkan dan
mengambil keputusan yang tepat berkaitan dengan hak dan kebutuhan pasien
dalam bidang kerja keperawatan. Semakin banyak pengalaman yang mereka
dapat, maka semakin bertambah pengetahuan perawat tentang diri mereka,
hak pasien, kebutuhan pasien, kemampuan untuk menginterpretasikan
informasi tertentu dan melakukan prosedur keperawatan sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
C. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari bulan April
hingga Juni 2014 dengan jumlah responden 32 perawat di RS PKU
Muhammadiyah
14
Yogyakarta unit I, RS PKU Muhammdiyah Yogyakarta unit II dan RS PKU
Muhammadiyah Bantul dapat di tarik kesimpulan
1. Sikap perawat terhadap developmental care dengan presentase sebesar
(25%) terdiri dari 8 responden dikategorikan memiliki sikap mendukung ,
kurang mendukung sebesar (59,4%) yang terdiri dari 19 responden dan
tidak mendukung (15,6%) yang terdiri dari 5 responden.
D. SARAN
1 .Bagi rumah sakit
Penelitian ini dapat dijadikan wacana oleh manajemen keperawatan RS
PKU Muhammadiyah di DIY khususnya di unit Kamar Bayi agar sikap
mendukung developmental care yang dimiliki perawat merata. Dengan cara
mengadakan seminar dan training tentang developmental care secara
berkala.
2 .Bagi perawat
Penelitian ini dapa agar dalam praktik keperawatan dapat menunjukan sikap
yang mendukung terhadap developmental care. Dengan cara sering
mengikuti seminar dan pelatihan tentang developmental care.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Dari hasil pelitian ini dapat menjadi salah satu materi pembelajaran,
sehingga dapat menjadi bekal pengetahuan dalam aplikasi ilmu
pengetahuan di pelayanan keperawatan dan sebagai dasar bagi penelitian
selanjutnya.
15
E. UCAPAN TERIMA KASIH
1. Almarhumah Ibunda tercinta yang telah mencurahkan kasih
sayangnya, dukungan dan semangat serta doa restu semasa hidupnya
sehingga kuliah yang saya jalani terselesaikan dan berjalan dengan
lancar.
2. Ibu Rahmah, M. Kep., Ns., Sp. Kep. An selaku dosen pembimbing
yang selalu meluangkan waktu dan tiada hentinya memotivasi
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini bisa terselesaikan.
3. Ibu Romdzati, S. Kep., Ns., MNS selaku dosen penguji saya yang telah
memberikan saran, waktu dan motivasi sehingga Karya Tulis Ilmiah
ini bisa terselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Zubaidah (2012). Pengaruh Pemberian Informasi tentang Developmental
care terhadap Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Perawat
dalam merawat BBLR di RSUP Dr Kariadi Semarang,
Universitas Indonesia, Jakarta.
2. Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2009). Wong’s essentials of pediatric
nursing. 8th ed. St. Louis: Mosby Inc.
3. Altimier, L. (2011). Mother and child integrative developmental care
model: A simple approach to a complex population. Newborn &
Infant Nursing Review, 11(3),105-108.
4. Coughlin, M., Gibbins, S., & Hoath, S. (2009). Core measures for
developmentally supportive care ini neonatal intensive care unit:
Theory, precedence, and practice.Journal of Advanced Nursing,
65(10), 2239- 2248.
5. Nursalam (2011). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika