22
Perspektif Alam Semesta Menurut Teori Nebula dan AL-Quran Kasmira P3000213402 Gunawan Muh. Ichsan P3000213004 A. Gemmy A.M.A P3000213004

Nebula

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kth

Citation preview

Kaitan Teori NebuLa Dengan AL Quran

Perspektif Alam Semesta Menurut Teori Nebula dan AL-Quran

KasmiraP3000213402Gunawan Muh. IchsanP3000213004A. Gemmy A.M.AP3000213004Teori NebulaTeori Kabut ( Teori Nebula) pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg pada tahun 1734 dan dikembangkan lagi oleh Immanuel Kant pada tahun 1775. Teori yang serupa dengan Teori Kabut ( Teori Nebula ) juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace pada tahun 1796. Teori tersebut lebih dikenal dengan nama teori Nebula Kant-Laplace.

Kant dan Laplace sekalipun memilikim kesamaan dalam menjelaskan asal tata surya tetapi mereka berbeda dalam menjelaskan proses pembentukan tata surya, sebagaimana dijelaskan di bawah ini :

Immanuel Kant :Ia berpendapat bahwa tata surya itu berasal dari gumpalan kabut gas panas yang berputar pada porosnya. Kemudian kabuit itu menjadi padat dan atas dasar prinsip tarik menarik dan tolak menolak dari bagian-bagian kabut yang memadat itu dipusatnya membentuk inti menjadi matahari sedangkan bagian-bagian lainnya bersatu lalu memisahkan diri dari yang lainnya dan menjadilah planet-planet. Dengan demikian planet-planet itu terbentuk bersamaan dengan matahari.

Laplace :Ia berpendapat bahwa tata surya berasal dari nebula/kabut gas pijar bercampur dengan debu yang berputar p[ada porosnya. Akibat percepatan rotasinya, kabut makin mengecil dan bentuknya menjadi seperti cakram (pipih). Karena percepatannya makin besar, keadaan kabut menjadi tidak stabil dan terlepas membentuk cincin gas, lalu memadat. Pemadatan itu berlangsung terus menerus , kemudian membuat ketidakstabilan baru sehingga membentuk cincin gas yang baru dan memadat lagi dan seterusnya. Cincin itu membentuk planet, sedangkan yang masih panas menjadi matahari.

Kabut gas yang nampak tipis-tipis di ruang angkasa itu, karena gaya tarik gravitasi antar molekul dalam kabut itu lambat laun memampatkan diri menjadi masa yang semakin lama semakin padat. Pemadatan ini di mungkinkan oleh sifat gas semacam itu selalu terjadi gerakan. Selanjutnya gerakan itu semakin lama menjadi gerakan berputar yang memipihkan dan memadatkan gas kabut itu. Satu atau dua gumpalan materi memadat di tengah, sedang gumpalan yang kecil akan melesat di lingkungan sekitarnya.

Gumpalan yang terkumpul di tengah menjadi matahari sebagai sat, sedang gumpalan-gumpalan yang kecil menjadi bakal planet. Matahari yang di pusat begitu padat mulai menyala dengan api nuklir, yang selanjutnya api itu mendorong gas yang masih membungkus planet menjadi sirna, sehingga planet sekarang tampak telanjang tinggal terasnya. Tapi bakal planet yang jauh dari matahari kurang terpengaruh sehingga tampak menjadi planet yang besar dengan di liputi kabut.

Ilmu pengetahuan moderen, ilmu astronomi, baik yang berdasarkan pengamatan maupun berupa teori, dengan jelas menunjukkan bahwa pada suatu saat seluruh alam semesta masih berupa 'gumpalan asap' (yaitu komposisi gas yang sangat rapat dan tak tembus pandang, The First Three Minutes, a Modern View of the Origin of the Universe, Weinberg, hal. 94-105.). Hal ini merupakan sebuah prinsip yang tak diragukan lagi menurut standar astronomi moderen. Para ilmuwan sekarang dapat melihat pembentukan bintang-bintang baru dari peninggalan 'gumpalan asap' semacam itu Di dalam Al-Quran juga dijelaskan tentang penciptaan alam semesta.

Bintang-bintang yang berkilauan yang kita lihat di malam hari, sebagaimana seluruh alam semesta, dulunya berupa materi 'asap' semacam itu. Allah telah berfirman di dalam Al Qur'an: Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap,... (Al Fushshiilat, 41: 11)

Alam SemestaPerspektifAl-Qur'anKarena bumi dan langit di atasnya (matahari, bulan, bintang, planet, galaksi dan lain-lain) terbentuk dari 'gumpalan asap' yang sama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa matahari dan bumi dahulu merupakan satu kesatuan. Kemudian mereka berpisah dan terbentuk dari 'asap' yang homogen ini. Allah telah berfirman:

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. (Al Anbiya, 21:30)

Dari teori nebula yang sudah disebutkan, kaitannya dengan isyarat Allah dalam Al-Qur'an bahwa alam semesta tadinya merupakan satu gumpalan, dia berfirman dalamsuratAl-Ambiya' ayat 30.Artinya :"Tidakkah orang kafir memperhatikan bahwa langit dan bumi tadinya merupakan satu yang padu (gumpalan) kemudian kami memisahkannya, kami jadikan air segala sesuatu yang hidup, maka mengapa mereka tidak juga beriman?".

9Di dalam Al-Quran juga dijelaskan tentang penciptaan alam semesta yang tercantum dalam Al-Fhussilat ayat 11 yang berbunyi :

( :11)

Artinya:Kemudian dia menuju dari penciptaan langit, dan langit masih merupakan asap, lalu dia berkata kepadanya dan kepada bumi : Datanglah kamu keduanya menurut perintahku dengan suka hati atau terpaksa Keduanya menjawab Kami datang dengan suka hati. ( Al-Fhussilat : 11 ).

Melalui ayat di atas Allah menyampaikan bahwa langit itu dahulunya berupa asap, dimana hal ini baru bisa dibuktikan pada zaman modern ini dengan menggunakan teknologi yang canggih. Bila kita pergi ke observatorium bintang dan kita mengarahkan teropong ke langit pasti ada asap itu di langit. Hingga saat ini, sisa-sisa asap tersebut membentuk bintang dan planet.

Gambar Sebuah bintang terbentuk dari gumpalan gas dan asap (nebula), yang merupakan peninggalan dari 'asap' yang menjadi asal kejadian alam semesta. (The Space Atlas, Heather dan Henbest, hal. 50)

Gambar Nebula Laguna adalah sebuah gumpalan gas dan asap yang berdiameter sekitar 60 tahun cahaya. Ia dipendarkan oleh radiasi ultraviolet dari bintang panas yang baru saja terbentuk di dalam gumpalan tersebut. (Horizons, Exploring the Universe, Seeds, gambar 9, dari Association of Universities for Research in Astronomy, Inc.)

Dalam Al Qur'an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:

Allah SWT berfirman dalam surat Adz-Dzariyat ayat 47 yang berbunyi: Artinya: Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.(QS. Adz-Dzariyat:47).

Kata langit, sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan dibanyak tempat dalam Al-Quran dengan makna luar angkasa dan alam semesta. Sedangkan kata meluaskannya dalam Al-Quran bisa diartikan bahwa alam semesta mengalami perluasan atau mengembang . Dengan hanya beberapa pegecualian lokal, semua galaksi yang kita lihat di angkasa terlihat berlari menjauh dari kita. Dan semakin jauh mereka berada, semakin cepat mereka terlihat bergerak. Hal ini berarti bahwa keseluruhan Alam semesta sedang mengembang seolah-olah berasal dari ledakan yang sangat dahsyat miliaran tahun yang lalu.

Dr. Alfred Kroner adalah salah satu ahli ilmu bumi terkemuka. Ia adalah Profesor geologi dan Kepala Departemen Geologi pada Institute of Geosciences, Johannes Gutenberg University, Mainz, Jerman. Ia berkata: "Jika menilik tempat asal Muhammad... Saya pikir sangat tidak mungkin jika ia bisa mengetahui sesuatu semisal asal mula alam semesta dari materi yang satu, karena para ilmuwan saja baru mengetahui hal ini dalam beberapa tahun yang lalu melalui berbagai cara yang rumit dan dengan teknologi mutakhir. Inilah kenyataannya." Ia juga berkata: "Seseorang yang tidak mengetahui apapun tentang fisika inti 14 abad yang lalu, menurut saya, tidak akan pernah bisa mengetahui, melalui pemikirannya sendiri, bahwa dulunya bumi dan langit berasal dari hal yang satu."

Memang suatu kemustahilan kalau 14 abad yang lalu yang belum ditemukannya alat-alat semodern dewasa ini ada orang yang berpendapat bahwa seluruh alam ini dulunya satu yang dalam memunculkan ide itu harus menggunakan cara-cara ilmiah dan riset yang rumit serta waktu yang lama. Akan tetapi apa yang dikatakan Muhammad SAW sejak 14 abad yang lalu benar-benar merupakan hakekat yang tidak bisa dibantah. Ilmu modern pun terpaksa menetapkan dan membenarkannya.Dari pemaparan di atas, diketahui bahwa selain berisi ayat-ayat akidah, tauhid, dan muamalat, al-Quran juga berisi konsep-konsep alam semesta. ALQuran menjelaskan mulai dari penciptaan, perkembangan, hingga akhir alam semesta yang ditandai dengan datangnya hari kiamat. Konsep al-Quran yang telah ada sejak 14 abad yang lalu itu baru bisa dibuktikan pada akhir-akhir ini dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Al-Quran merupakan lautan luas yang dalam, penuh dengan permata dan simpanan kekayaan yang tak ternilai harganya yang tidak akan mungkin ditemukan kecuali oleh para penyelam ulung yang memiliki dan memberdayakan nalar rasionya dan sinar keimanan.Begitulah kira-kira proses penciptaan bumi. Banyak dari ayat-ayat dan surat lain yang menjelaskan mengenai penciptaan bumi.

Hikmah apa yang bisa petik?

Dalam surat Al baqarah ayat 2 dijelaskan:Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwaSangat jelas di dalam al quran tidak keraguan seluruh isi di dalamnya. Semuanya isinya telah terbukti berdasarkan alam yang telah ada, dan juga melalui ilmu pengetahuan. jika kita terus berpegang teguh pada Al Quran insya Allah kita termasuk orang yang bertaqwa.

Al-Qur'an adalah sumber dari segala ilmu, suatu ungkapan yang tidak hanya terdengar dikalangan umat Islam saja, tetapi juga sering terucap juga oleh para cendikiawan dan ilmuan barat, dalam menghadapi situasi tertentu dan tidak seorang pun dapat menyangkal bahwa dalam Al-Qur'an tidak hanya diletakkan dasar-dasar peraturan kehidupan manusia dalam hubungan ibadah dengan Tuhan-Nya dan Tindakan dengan alam sekitarnya, tetapi juga dinyatakan tentang ciptaan alam termasuk manusia di dalamnya. Dan ini semua tidak lepas dari tujuan Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya pada manusia agar manusia bisa berpikir dan menemukan hakekat penciptaan alam dan dirinya sendiri.

Al Quran tidak hanya untuk sekadar di baca, namun diperlukan pengkajian lebih dalam mengenai segala macam isi-isinya. Di dalamnya terdapat segala macam ilmu pengetahuan yang bisa terus kita gali.

Segala sesuatu mengenai kehidupan di bumi ini, telah diatur oleh Allah SWT. Kita tinggal bertaqwa kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk kebenaran dalam hidup ini.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH