NECROTIZING ENTEROCOLITIS

Embed Size (px)

Citation preview

Ria Nastithia (G1A108069) Luli Yuanna Futri(G1A108070)

DEFINISI Enterokolitis Nekrotikans adalah penyakit saluran

cerna pada bayi baru lahir, ditandai dengan bercak atau nekrosis difus pada mukosa atau submukosa

EPIDEMIOLOGI Pada umumnya EKN lebih sering ditemukan pada bayi

premature daripada bayi cukup bulan Di Amerika Serikat pada tahun 1980 angka kematian EKN adalah 29% Di RSAB Harapan Kita pada tahun 1988-1989, dari 35 penderita EKN dilaporkan kematian terjadi pada 19 kasus (54,3%).

Etiologi Etiologi Enterokolitis Nekrotikans belum diketahui

dan ditandai oleh berbagai tingkat nekrosis mukosa atau transmural usus. Tetapi mungkin melibatkan berbagai faktor, termasuk cedera iskemik pada usus.

GEJALA KLINIS Gejala Sistemik : Respiratory distress, Bradikardia,

Suhu tubuh tidak stabil, Kesulitan minum, Diatesis hemorrhagik, Apnu, Letargi, Iritabel Gejala GI : Distensi abdomen, Nyeri pada dinding perut, Distensi lambung, Muntah, Ileus (peristaltic menurun atau tidak ada), Eritema dan indurasi pada dinding abdomen, Diare dan asites

Faktor Predisposisi : Berat badan lahir rendah dan kurang bulan Bayi dengan asfiksia Bayi dengan sindroma gangguan pernafasan/apnu

berulang Bayi lahir PRM atau infeksi perinatal lain Bayi yang mendapat katerisasi vena umbilikalis Penyakit jantung bawaan sianotik Hipotermia, hipotensi dan gangguan keadaan umum lainnya Bayi yang minum susu tertentu (formula hipertonik atau overfeeding)

Faktor yang berperan pada terjadinya EKN : Hipoksia dan iskemia gastrointestinal Invasi bakteri Makanan enteral

DIAGNOSISStadium I (diduga EKN), bila terdapat 2 diantara 4 gambaran klinik dibawah ini: Perut gembung, tegang yang menetap dimana tidak ditemukan kelainan yang lain Adanya darah pada tinja Ileus yang ditegakkan berdasarkan adanya retensi gaster lebih dari 3 cc pada pemeriksaan berulang; cairan lambung kehijauan atau muntah berulang Teraba masa atau perut yang tidak rata

Stadium II (EKN pasti) Ringan : - tanda-tanda stadium I X-ray abdomen adanya pneumatosis Sedang : - tanda stadium II Asidosis metabolik Trombositopenia Stadium III Tanda EKN stadium II sedang Kegagalan pernafasan Perforasi Hipotensi Apnu dan Bradikardi Peritonitis DIC

Gambaran radiologik Dilatasi usus Pneumatosis intestinal

Udara di vena porta Udara bebas dirongga peritoneal Cairan bebas di rongga peritoneal

Distribusi udara dalam usus asimetris Dilatasi usus setempat yang persisten

LaboratoriumDarah : Trombositopenia Metabolik asidosis yang persisten Hiponatremi berat Tinja : Malabsorpsi karbohidrat Adanya darah dalam tinja Kedua keadaan diatas merupakan dasar dari perubahan keutuhan (integritas) intestinal.

DIAGNOSIS BANDINGPenyakit Sistemik Sepsis dengan ileus Pneumotoraks, perforasi kearah abdomen

menyebabkan terjadinya pneumoperitoneum Penyakit perdarahan pada neonatus Darah dari ibu tertelan Nekrosis usus post asfiksia

Penyakit Gastrointestinal

Volvulus Malrotasi Colitis pseudomembran Hircschprung Intusepsi Tromboemboli pada arteri umbilakalis Perforasi usus yang terjadi spontan Perdarahan Hepatic-splenic-adrenal Stress ulcer Meconeum ileus Alergi susu, protein

PENATALAKSANAANPerawatan umum Bayi dirawat dalam incubator diruangan tersendiri dengan memperhatikan tindakan aseptic/antiseptic. Pemantauan tanda-tanda vital dilakukan terusmenerus, keseimbangan cairan dan elektrolit dicatat dengan baik dan dilakukan foto abdomen tiap 6-12 jam. Istirahatkan usus Pemberian makanan per oral di hentikan, dilakukan dekompresi lambung dengan memasang pipa nasogatrik. Lavemen dengan gliserin diberikan bila bayi belum defekasi.

Nutrisi Parenteral Cairan yang diberikan dekstrosa 10% sitambahkan dengan NaCl dan KCL. Masing-masing 100-150 ml/kgbb/hari. Nutrisi parenteral diberikan selama 1 bulan, 2 minggu untuk istirahat usus, 2 minggu lagi untuk pemberian nutrisi enteral secara bertahap. Jumlah kalori yang dibetikan 90/110 KKal/Kgbb/hari. Enteral

Nutrisi enteral diberikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit secara bertahap dimulai dengan ASI atau susu formula diencerkan. Bila ada malabsorbsi karbonhidrat, diberikan susu formula bebas laktosa.

Infeksi Pemberian antibiotika disesuaikan dengan hasil

biakan atau kuman yang sering ditemukan ditempat perawatan. Dapat diberikan antibiotika Ampisilin dan Gentamisin secara parenteral. Jika terjadi perforasi usus dapat ditambahkan Klindamisin atau Kloramfenikol.

Asidosis Diberikan Na-bikarbonat 2 mEq/kgbb intravena atau

dalam waktu 10-15 menit dengan kecepatan tidak lebih dari 1 mEq per menit. asidosis mempunyai efek inotropik negative, mengakibatkan relaksasi otot jantung dan kontraksinya menurun.

Koagulasi intravaskuler diseminata Sambil menunggu darah dan trombosit untuk

transfuse, dapat diberikan terlebih dahulu plasma segar beku 15 ml/kg.bb. Transfusi trombosit