Upload
siti-wulandari
View
108
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Deskripsi tentang masyarakat dan kondisi Negeri Aboru, Maluku
Citation preview
Siti Wulandari
2009-22-106 (Kelas E)
Tugas 3, Antropologi Budaya
Sistem Sosial Budaya Masyarakat Negeri Aboru, Kecamatan Pulau
Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku
“NKRI ‘harga mati’ buat kami, namun tolong perhatikan kami – Warga Aboru-”
Cerita dari proses Rekonsiliasi Sosial dalam misi kemanusiaan, Safari Bhakti
Kesetiawakanan Sosial, Kementrian Sosial RI, 15-16 Juni 2013.
Aboru adalah nama sebuah negeri (desa) berpenduduk sekitar 3.000 jiwa di Kecamatan
Haruku, Kabupaten Maluku Tengah. Bukit karang yang terjal berada tepat di belakang
negeri tersebut. Kondisi geografis ini membuat Aboru terisolasi karena tidak ada jalan
darat yang menghubungkannya dengan negeri tetangga. Speedboat atau kapal motor
adalah satu-satunya sarana transportasi yang menjadi andalan agar dapat berpergian ke
negeri- negeri sekitar dan juga kota Ambon.
Perangkat yang dimiliki Negeri Aboru:
• 1 Balai Adat
• 1 Puskesmas
• 1 Gereja
• 1 Play Group
• 1 SD Impress
• 1 Sekretariat “Organisasi Pemuda
Budaya masyarakat negeri Aboru masih sangat tradisional. Contohnya dalam proses
memandikan bayi dengan menggunakan kain yang dipanaskan dengan api. Alat musik
negeri Aboru antara lain terompet, gendang dan Palaiki. Palaiki merupakan alat musik
khas negeri Aboru yang bentuknya mirip seperti kerang.
Dalam bidang ekonomi, masyarakat Negeri Aboru tidak memiliki pasar, mereka harus
pergi ke Ambon untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sedangkan akses untuk menuju
Ambon selain medan yang cukup berat juga membutuhkan biaya yang besar.
Kesadaran masyarakat negeri Aboru tentang kesehatan masih kurang, seperti: hewan
peliharaan yang “sangat bebas” keluar-masuk rumah masyarakat, konsumsi buah &
sayur yang masih sangat minim dikarenakan tidak adanya pengetahuan mengenai gizi.
Sarana pendidikan di negeri Aboru juga masih teramat minim. Jumlah SD di negeri
Aboru hanya satu , jarak tempuh menuju SMP dan SMA cukup jauh karena berbeda
desa serta sarana pendidikan yang kurang memadai dan juga informasi tentang
pentingnya pendidikan sangatlah minim, membuat masyarakat Aboru kurang memiliki
kesadaran tentang pendidikan. Fenomena yang ditemui di lapangan adalah anak-anak
masih awam dengan hitung-hitungan sederhana.
Terlepas dari terisolirnya negeri Aboru, negeri ini menyimpan potensi alam yang
melimpah dan potensi wisata yang indah. Negeri Aboru kaya akan batuan yang
mengandung emas dan kuningan, serta juga batuan yang mengandung nikel. Potensi
wisata negeri Aboru adalah laut dan pantainya yang indah.
Namun, selama ini Aboru dikenal sebagai salah satu basisnya RMS (Republik Maluku
Selatan) di Maluku. Setiap menjelang 25 April yang dianggap sebagai hari kemerdekaan
RMS, negeri ini selalu menjadi buah bibir. Negeri Aboru semakin di kenal saat
sekelompok pemudanya berhasil menyusup sebagai penari cakalele dan hendak
membentangkan bendera RMS di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat
menghadiri perayaan Harganas tanggal 29 Juni 2007 di Lapangan Merdeka, Ambon.
Banyak cerita negatif tentang orang Aboru. Mereka dikenal sebagai orang yang skeptis
terhadap pendatang, seringkali tidak mengenal kompromi dan nekat melakukan apa
saja.
Beberapa Tokoh Masyarakat di Aboru mengatakan bahwa penilaian pemerintah selama
ini salah kalau beranggapan negeri Aboru itu sebagai kantung separatis. Menurut
mereka, apa yang dilakukan sebagian masyarakat Aboru hanya sebagai bentuk protes
kepada pemerintah karena merasa terlupakan. Harapan orang Aboru seragam, mereka
hanya meminta perhatian berupa sentuhan pembangunan infrastruktur baik itu jalan,
jembatan, air bersih maupun sarana pendidikan yang memadai dapat segera
direalisasikan berikut persamaan hak untuk diterima sebagai pegawai di pemerintahan
maupun TNI/Polri.
Selama ini sudah dilaksanakan beberapa proyek infrastruktur didalam negeri Aboru
yang didanai dari sumbangan keluarga-keluarga mereka di negara Belanda. Sentuhan
tangan dari pemerintah Indonesia sendiri dirasa sangat minim.
Menurut warga seharusnya itu adalah kewajiban Pemerintah dan merupakan hak
masyarakat Aboru yang juga adalah bagian dari NKRI. Hal seperti ini sudah
berlangsung sangat lama, sehingga kemungkinan inilah titik dimana hak-hak yang
selama ini harusnya mereka terima dituntut dengan cara lain setelah kesekian kalinya
suara masyarakat Aboru tidak didengar.
Masalah ketidakmerataan yang akhirmnya dapat memicu perpecahan bangsa seperti ini
adalah PR pemerintah yang perlu dituntaskan bukan hanya untuk negeri Aboru, tapi
banyak negeri dipelosok Indonesia yang membutuhkan perhatian, pengawasan dan
sentuhan tangan Pemerintah baik daerah maupun pusat.
Perasaan warga negeri Aboru yang seakan termarginalkan dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia menjadi hal yang perlu diperhatikan. Pemerintah Republik
Indonesia perlu memberikan banyak sentuhan dan perhatian terhadap rakyat Indonesia
yang tinggal di wilayah terpencil dan terisolir seperti di Aboru. Sehingga, tidak ada
rencana dan kemauan di dalam hati mereka untuk melakukan tindakan separatis. Oleh
karena itu Pemerintah perlu melakukan hal-hal seperti:
• Melakukan pendekatan kelembagaan untuk menjembatani antara lembaga
pemerintah dan lembaga adat.
• Melakukan Pendampingan kepada masyarakat dengan pendekatan seni &
budaya.
• Peningkatan fasilitas transportasi yang terjangkau, peningkatan fasilitas dan
pengetahuan tentang kesehatan & pendidikan.
• Kehadiran Negara sebagai pengayom masyarakat
Referensi:
http://regional.kompasiana.com/2012/01/06/aboru-basis-rms-republik-maluku-selatan-
427946.html
http://aboru.blogspot.com/
wawancara dan observasi langsung dengan para penduduk Negeri Aboru, Kec. Pulau
Haruku, Maluku Tengah