Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,
PROFITABILITAS, UKURAN DEWAN KOMISARIS,
LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP
PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2012-2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
RINI SURYATI
NIM 213-13-180
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
iii
ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,
PROFITABILITAS, UKURAN DEWAN KOMISARIS,
LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP
PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2012-2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
RINI SURYATI
NIM 213-13-180
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
iv
v
vi
vii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
viii
MOTTO
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al-Zalzalah/99: 7-8)
“Perfect Happiness is a balance between spiritual and
financial”
“Persiapkan hati baja untuk memulai niat baikmu, karena hal
pertama yang datang kepadamu adalah musuh yang
mengujimu”
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Ayahku Djudi dan almh. Ibuku Sutimah yang telah membimbing, mendidik, mencurahkan segala usaha dan do’anya dengan ikhlas serta
kasih sayang tanpa mengenal lelah dan bosan demi masa depan
penulis.
Untuk keenam kakakku, Solikah, Masiroh, Nur Cholis, Sugiyanti, Yamti, dan Pujiyanti yang selalu memberiku dukungan agar semangat
mengerjakan skripsi dan segera menyelesaikannya.
Untuk “someone special” yang nantinya akan menjadi pendamping dalam hidupku.
Untuk sahabat-sahabatku kelompok tallent scouting yang selalu memotivasiku, Istriyani, Lilik, Maharani, Demi, Nurul, Aisyah, Helmi,
Teti, Kartika, dan Aulia Nisa.
Untuk sahabat-sahabat KKN di Kaliwungu yang selalu memberikan semangat, Adzkia, Elly, Aam, Wiwik, Ulfa, Nilta, Yanwar, Atok, Nurma,
Indri, Khamid, Andi, Ayu, Uma, Nina, Ima, Yaya.
Untuk sahabat-sahabat Magang di KPwBI DIY yang sangat memotivasi dan memberikan semangat, Basu, Monica, Willy, Eva dan Obie.
Untuk sahabat dekatku Aisyahidayati, Lila, Luluk dan semua teman
PS-S1 yang telah banyak memberikan masukan serta semangat.
x
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta alam, atas limpahan
rahmat, hidayah, taufiq dan inayahnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan pada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat yang telah menunjukkan jalan
kebenaran dengn perantara agama Islam.
Penulis skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak, maka segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga
2. Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
3. H. Abdul Aziz NP, S.Ag., M.M selaku dosen pembimbing dengan penuh
kesabaran telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan serta
bimbingan dalam penulisan skripsi ini dari awal sampai akhir.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan seluruh sivitas
akademik IAIN Salatiga
5. Bapak, almh.ibu, kakak, dan semua familiku yang selalu memberi motivasi
serta doa restunya.
xi
6. Sahabat-sahabat PS-S1 yang telah banyak memberikan masukan kepada
penulis.
7. Semua pihak yang ikut memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dan mengakui bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan pengetahuan penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi
ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Salatiga, 08 September 2017
Penulis
Rini Suryati
NIM. 21313180
xii
ABSTRAK
Suryati, Rini. 2017. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Ukuran Dewan Komisaris, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Kasus Pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2012-2016). Skripsi. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN
Salatiga. Pembimbing: H. Abdul Aziz N.P., S.Ag, MM.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas, ukuran dewan komisaris, likuiditas, dan solvabilitas terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada Bank Umum Syariah di
Indonesia tahun 2012-2016. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
dokumentasi Statistik Perbankan Indonesia yang diperoleh dari situs resmi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di www.ojk.go.id dan web masing-masing
perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah di
Indonesia tahun 2012-2016. Cara pengambilan sampel dengan metode purposive
sampling dan diperoleh data sejumlah 50. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel ukuran
perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, likuiditas dan solvabilitas
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan
secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Pengungkapan CSR. Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Pengungkapan CSR. Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan
terhadap Pengungkapan CSR. Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap
Pengungkapan CSR. Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
Pengungkapan CSR. Nilai Adjusted R Square 0,650 yang artinya bahwa 65%
variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen, dan sisanya
sebanyak 35% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan.
Kata kunci: Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Dewan Komisaris,
Likuiditas, Solvabilitas, dan Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibiity Disclosure).
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN ..................................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............. Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................................................... vii
MOTTO................................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
ABSTRAK ............................................................................................................ xii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 15
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 15
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 16
E. Sistematika Penulisan .................................................................................... 17
BAB II ................................................................................................................... 19
LANDASAN TEORI ............................................................................................ 19
A. Telaah Pustaka ............................................................................................... 19
B. Kerangka Teori .............................................................................................. 32
1. Perbankan Syariah .................................................................................. 32
2. Teori Stakeholder .................................................................................... 33
3. Corporate Social Responsibility (CSR) .................................................. 35
4. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibility Disclosure). ..................................................................... 45
5. Peraturan Mengenai Pengungkapan CSR ............................................... 47
6. Islamic Social Reporting Index (Indeks ISR) ......................................... 48
xiv
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan CSR ............................. 52
1. Ukuran perusahaan.................................................................................. 52
2. Profitabilitas ............................................................................................ 53
3. Ukuran Dewan Komisaris ....................................................................... 55
4. Likuiditas ................................................................................................ 56
5. Solvabilitas .............................................................................................. 58
D. Kerangka Penelitian ....................................................................................... 59
E. Hipotesis ........................................................................................................ 60
BAB III.................................................................................................................. 65
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 65
A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 65
B. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 65
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 68
D. Definisi Konsep dan Operasional .................................................................. 68
1. Indeks ISR ............................................................................................... 68
2. Ukuran Perusahaan ................................................................................. 72
3. Profitabilitas ............................................................................................ 72
4. Ukuran Dewan Komisaris ....................................................................... 72
5. Likuiditas ................................................................................................ 73
6. Solvabilitas .............................................................................................. 73
E. Metode Analisis Data ..................................................................................... 75
1. Analisis Deskriptif .................................................................................. 76
2. Uji Stasioneritas ...................................................................................... 76
3. Analisis Regresi Berganda ...................................................................... 77
4. Uji Statistik ............................................................................................. 78
5. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 80
BAB IV ................................................................................................................. 83
ANALISIS DATA ................................................................................................ 83
A. Deskripsi Obyek Penelitian ............................................................................ 83
B. Analisis Data .................................................................................................. 85
1. Uji Stasioneritas ...................................................................................... 85
xv
2. Uji Regresi Berganda .............................................................................. 86
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 92
C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 96
BAB V ................................................................................................................. 107
PENUTUP ........................................................................................................... 107
A. Kesimpulan .................................................................................................. 107
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 109
C. Saran ............................................................................................................ 109
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 111
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Perbankan Syariah Tahun 2005-2016 ............ 1
Tabel 1.2 Ringkasan Reserach Gap ..................................................................... 12
Tabel 2.1 Ringkasan telaah pustaka ..................................................................... 27
Tabel 3.1 Daftar Bank Umum Syariah (BUS) ..................................................... 68
Tabel 3.2 Kriteria Pengambilan Sampel .............................................................. 69
Tabel 3.3 Daftar Bank Umum Syariah Sesuai Sampel ......................................... 69
Tabel 3.4 Hasil Content Analysis Berdasarkan Tema ......................................... 72
Tabel 3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran .................................................. 76
Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif .......................................................................... 84
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Unit Root pada Level .................................................. 87
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Unit Root pada Difference ......................................... 88
Tabel 4.4 Hasil Uji Regresi 90
Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 91
Tabel 4.6 Hasil Uji F ............................................................................................. 91
Tabel 4.7 Hasil Uji t ............................................................................................. 92
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 93
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................... 94
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 95
Tabel 4.11 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................ 96
Tabel 4.12 Kesimpulan Hasil Uji Hipotesis ......................................................... 107
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahap Perkembangan Tanggung Jawab Sosial ............................... 43
Gambar 2.2 Kerangka pemikiran .......................................................................... 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini pertumbuhan perbankan syariah sangat pesat. Hal tersebut
terjadi sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008. Dengan demikian,
pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki
landasan hukum yang memadai, sehingga mendorong pertumbuhannya yang
semakin cepat. Berikut data perkembangan perbankan syariah dari tahun 2005
hingga tahun 2016.
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Perbankan Syariah Tahun 2005-2016
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah
BUS
3 3 3 5 6 11 11 11 11 12 12 13
Jumlah
UUS
19 20 26 27 25 23 24 24 23 22 22 21
Jumlah
BPRS
92 105 114 131 138 150 155 158 163 163 163 166
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Indonesia 2016 (data diolah, 2017)
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebelum dikeluarkan Undang-Undang
tentang Perbankan Syariah, perkembangan perbankan syariah yang terdiri dari
BUS (Bank Umum Syariah), UUS (Unit Usaha Syariah), dan BPRS (Bank
Perkreditan Rakyat Syariah) sudah mengalami peningkatan namun belum
pesat.
2
Dengan lahirnya Undang-Undang Perbankan Syariah tahun 2008
mendorong peningkatan jumlah BUS dari 3 pada tahun 2005 menjadi 13 BUS
pada tahun 2016. Peningkatan jumlah UUS dari 19 pada tahun 2005 menjadi
21 UUS pada tahun 2016. Akan tetapi jumlah UUS mengalami penurunan
setelah diberlakukannya undang-undang tentang perbankan syariah, hal
tersebut disebabkan adanya UUS yang berubah menjadi Bank Umum Syariah
(BUS). Dan peningkatan jumlah BPRS dari 92 pada tahun 2005 menjadi 166
BPRS pada tahun 2016.
Perbankan syariah sudah banyak mencapai kemajuan, baik dari aspek
kelembagaan dan infrastruktur penunjang, perangkat regulasi dan sistem
pengawasan, maupun awareness dan literasi masyarakat terhadap layanan jasa
keuangan syariah. Sistem keuangan syariah Indonesia saat ini juga menjadi
salah satu sistem terbaik dan terlengkap yang diakui secara internasional
(www.ojk.go.id). Hal ini juga mendukung pertumbuhan perbankan yang
semakin pesat.
Berkembangnya perbankan syariah tidak terlepas dari peran masyarakat
yang semakin menaruh kepercayaan terhadap layanan jasa keuangan syariah.
Oleh karena itu, industri perbankan terutama perbankan syariah perlu
menyadari bahwa keberhasilan atau prestasi yang dicapai bukan hanya
dipengaruhi oleh faktor internal, melainkan juga dipengaruhi oleh masyarakat
atau komunitas yang melingkupinya.
Selain itu, pada masa sekarang ini terjadi perubahan paradigma dari
masyarakat dan lingkungan terhadap perusahaan. Antara lain adanya
3
perubahan harapan dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan
(Chapple dan Moon dalam Purwanto, 2011). Harapan-harapan tersebut seperti
keinginan investor dan masyarakat untuk mengetahui seluruh aktivitas sosial
yang dilakukan perusahaan.
Perbankan syariah memiliki tanggung jawab sosial atau yang dikenal
dengan corporate social responsibility (CSR). Perusahaan dituntut untuk
melakukan suatu tindakan yang lebih peduli kepada masyarakat dan
lingkungan (Purwanto, 2011). Secara teoritis, CSR merupakan inti dari etika
bisnis, dimana suatu perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban
ekonomis dan legal kepada pemegang saham (shareholders) saja, tetapi
perusahaan juga mempunyai kewajiban terhadap pihak lain yang
berkepentingan (stakeholders) yang tidak dapat lepas dari kenyataan bahwa
suatu perusahaan tidak bisa hidup, beroperasi, dan bertahan serta memperoleh
keuntungan tanpa bantuan dari berbagai pihak (Putri dan Christiawan, 2014).
Implementasi program CSR oleh perusahaan pada hakikatnya bersifat
orientasi dari dalam ke luar (Untung, 2009). Hal tersebut berarti sebelum
melaksanakan aktivitas CSR, perusahaan terlebih dahulu harus membenahi
kepatuhan terhadap hukum. Perusahaan juga harus menjalankan bisnisnya
dengan baik sehingga dapat menjamin tercapainya maksimalisasi laba. Selain
itu, perusahaan perlu menggembangkan sejumlah kebijakan untuk menuntun
pelaksanaan CSR. Semua hal tersebut tidak akan terlaksana dengan baik bila
perusahaan tidak menerapkan good corporate governance (GCG).
4
Implementasi CSR menjadi salah satu prinsip pelaksanaan GCG, sehingga
perusahaan yang melaksanakan GCG sudah seharusnya melakukan
pelaksanaan CSR. Sebagaimana dijelaskan dalam Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia bahwa GCG memiliki prinsip antara lain:
transapransi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta kewajaran dan
kesetaraan. Implementasi CSR sesuai dengan prinsip responsibilitas, dimana
dalam pedoman tersebut dinyatakan, “Perusahaan harus mematuhi peraturan
perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap
masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha
dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate
citizen” (Untung, 2009).
Konsep awal tanggung jawab sosial (social responsibility) secara eksplisit
dikemukakan oleh H. R. Bowen melalui karyanya yang diberi judul “Social
Responsibilities of the Businessmen” pada tahun 1950 (Carroll dalam Untung,
2009). Bowen memberikan rumusan tanggung jawab sosial sebagai berikut:
“it refers to the obligations of businessmen to pursue those policies, to make
those decisions, or to follow those lines of action which are desireable in
terms of the objectives and values of our society”. Definisi tanggung jawab
sosial yang diberikan oleh Bowen telah memberi landasan awal bagi
pengenalan kewajiban pelaku bisnis untuk menetapkan tujuan bisnis yang
selaras dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Kedua hal tersebut
merupakan dua premis dasar tanggung jawab sosial.
5
Premis pertama, perusahaan bisa terwujud dalam suatu masyarakat karena
adanya dukungan dari masyarakat. Oleh karena itu, perilaku perusahaan dan
cara yang digunakan perusahaan saat menjalankan bisnis harus berada dalam
bingkai pedoman yang ditetapkan masyarakat. Perusahaan memiliki kontrak
sosial (social contract) yang berisi sejumlah hak dan kewajiban. Kontrak
sosial itu akan berubah sejalan dengan perubahan kondisi masyarakat.
Premis kedua adalah pelaku bisnis bertindak sebagai agen moral (moral
agent) dalam suatu masyarakat. Pembuatan keputusan yang dilakukan oleh
pimpinan dengan posisi puncak di perusahaan senantiasa melibatkan
pertimbangan nilai atau mencerminkan nilai-nilai yang dimiliki oleh
manajemen puncak. Oleh sebab itu, agar terjadi keselarasan antara nilai yang
dimiliki perusahaan dengan nilai yang dimiliki masyarakat, perusahaan harus
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai masyarakat. Premis kedua ini memuat
dimensi etika dari tanggung jawab sosial.
Di dalam Untung (2009), pada penghujung tahun 1980-an tepatnya pada
tahun 1987, The World Commission on Environment and Development yang
lebih dikenal dengan The Brundtland Commission mengeluarkan laporan yang
dipublikasikan oleh Oxford University Press berjudul “Our Common Future”.
Salah satu poin penting dalam laporan tersebut adalah diperkenalkannya
konsep pembangunan berkelanjutan (sustainability developmment), yang
didefinisikan oleh The Brundtland Comission sebagai berikut. “Pembangunan
berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia
6
saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang dalam
memenuhi kebutuhan mereka”.
The Brundtland Comission dibentuk untuk menanggapi keprihatinan yang
semakin meningkat dari para pemimpin dunia terutama menyangkut
peningkatan kerusakan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang semakin
cepat. Selain itu, komisi ini juga dibentuk untuk mencermati dampak
kerusakan lingkungan hidup dan sumber daya alam terhadap ekonomi dan
pembangunan sosial. Oleh karenanya, konsep sustainable development
dibangun di atas tiga pilar yang berhubungan dan saling mendukung satu
dengan lainnya. Ketiga pilar tersebut adalah sosial, ekonomi, dan lingkungan,
sebagaimana ditegaskan kembali dalam The United Nations 2005 World
Summit Outcome Document (Untung, 2009).
Sebagai adopsi dari konsep sustainable development, saat ini perusahaan
secara sukarela menyusun laporan setiap tahun yang dikenal dengan
sustainability report atau beberapa perusahaan (misalnya Microsoft)
menggunakan nama corporate citizenship report (Untung, 2009). Laporan
tersebut menguraikan dampak organisasi perusahaan terhadap tiga aspek,
yakni dampak operasi perusahaan terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Salah satu model awal yang digunakan perusahaan dalam menyusun
sustainability report mereka adalah dengan mengadopsi metode akuntansi
baru yang dinamakan triple bottom line. Menurut John Elkington dalam
Untung (2009), konsep triple bottom line merupakan perluasan dari konsep
7
akuntansi tradisional yang hanya memuat bottom line tunggal yakni hasil-hasil
keuangan dari aktivitas ekonomi perusahaan.
Dengan dilakukannya kegiatan CSR oleh perusahaan dapat memberikan
image sosial yang positif di mata masyarakat. Hal tersebut bermanfaat untuk
kelangsungan suatu perusahaan maupun suatu organisasi dalam jangka
panjang. Investor maupun masyarakat umum dapat menilai suatu perusahaan
melalui kepeduliannya terhadap masyarakat dan lingkungan. Hal tersebut akan
meningkatkan loyalitas terhadap perusahaan. Perusahaan yang melaksanakan
tanggung jawab sosial akan menghasilkan loyalitas konsumen yang lebih
besar terutama dalam hal produk-produk yang bersifat ramah lingkungan
(Santioso dan Chandra, 2012). Selain itu, aktivitas-aktivitas CSR dapat
dijadikan strategi bisnis dan juga pengendalian risiko sosial perusahaan
(Budiman, 2015).
Di dalam Islam, kewajiban untuk menjaga lingkungan dan seluruh ciptaan
Allah SWT juga telah diajarkan melalui Al-Quran dan juga ajaran-ajaran Nabi
Muhammad. Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna,
manusia diwajibkan untuk bertakwa kepada Allah SWT. Salah satu bentuk
ketakwaan tersebut adalah dengan tidak melakukan kerusakan di bumi ini. Di
dalam Q.S. Al-A’raf ayat 56 juga telah diperintahkan untuk tidak membuat
kerusakan di muka bumi dan juga perintah untuk memperbaikinya. Oleh
karena itu, manusia memiliki tanggung jawab untuk memelihara dan
melestarikan seluruh ciptaan Allah SWT.
8
Konsep CSR dalam Islam lebih ditekankan sebagai bentuk ketakwaan
umat manusia kepada Allah SWT dalam dimensi perusahaan (Raditya, 2012).
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menjaga lingkungan dengan baik,
menjamin keselamatan kerja karyawan, dan melakukan kegiatan sosial yang
bermanfaat. Dengan dilakukannya tanggung jawab sosial perusahaan tidak
hanya bermanfaat untuk image positif dan kelangsungan hidup perusahaan
saja, melainkan sebagai wujud taat kepada perintah Allah SWT sebagai Dzat
yang memiliki otoritas tertinggi dalam memberikan keberkahan dan
kesuksesan.
Pelaksanaan CSR di Indonesia diatur dalam beberapa peraturan dan
perundangan seperti UU N0. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(UUPT) dalam pasal 74 ayat 1 menyatakan bahwa PT yang menjalankan
usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib
menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas (PT) dalam Pasal 2 menyebutkan
bahwa setiap perseroan selaku subjek hukum mempunyai tanggung jawab
sosial dan lingkungan, dan Pasal 3 ayat (1) menyebutkan bahwa tanggung
jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 menjadi
kewajiban bagi Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam berdasarkan Undang-Undang.
Pelaksanaan CSR oleh BUMN diatur lebih rinci dalam Peraturan Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-05/MBU/2007 tentang
9
Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan
Program Bina Lingkungan (PKBL) yang menyatakan adanya peran dari
BUMN untuk melaksanakan PKBL. Dalam peraturan tersebut diatur besaran
presentase yang harus disisihkan dari laba perusahaan untuk kegiatan CSR
yang dilakukan oleh BUMN.
Dengan peraturan dan perundangan tersebut, praktik CSR di Indonesia
telah diubah dari yang semula bersifat sukarela (voluntary) menjadi suatu
praktik tanggung jawab yang wajib (mandatory) dilaksanakan oleh perusahaan
(Purwanto, 2011).
Pertanggungjawaban sosial yang dilakukan oleh perusahaan perlu
disampaikan kepada stakeholder. Adanya tuntutan terhadap perusahaan untuk
memberikan informasi yang transparan, memiliki akuntabilitas, dan tata kelola
perusahaan yang semakin baik, memaksa perusahaan untuk memberikan
informasi berkaitan dengan aktivitas sosial yang dilakukan (Anggraini dalam
Purwanto, 2011). Oleh karena itu, perlu adanya pengungkapan atas
pertanggungjawaban sosial yang dilakukan perusahaan. Salah satu media
pengungkapan tersebut adalah melalui laporan tahunan (annual report)
perusahaan.
Pengungkapan pertanggungjawaban sosial memainkan peranan penting
bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan hidup di lingkungan
masyarakat dan setiap aktivitas atau operasional perusahaan memiliki dampak
sosial dan lingkungan (Ghozali dan Chairi dalam Purwanto, 2011).
10
Praktik pengungkapan (disclosure) di Indonesia diatur dalam beberapa
ketentuan seperti dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
1 Revisi 2009 dan peraturan mengenai pengungkapan yang harus dilakukan
oleh perusahaan yang dikeluarkan oleh Bapepam selaku lembaga yang
mengatur dan mengawasi pelaksanaan pasar modal dan lembaga keuangan di
Indonesia. Selain itu, dalam Pasal 66 ayat 2 huruf (c) UUPT No. 40 tahun
2007 juga disebutkan bahwa laporan tahunan perusahaan harus memuat
laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
Di dalam lembaga keuangan Islam, pertanggungjawaban atas kegiatan
CSR harus dikomunikasikan secara jujur, transparan, dan dipahami oleh
pemangku kepentingan terkait (AAOIFI, 2010). Serta pengungkapan dalam
informasi laporan keuangan harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
tanpa mengurangi ataupun melanggar prinsip-prinsip syariah yang berlaku.
Untuk menilai pengungkapan sosial perusahaan yang sesuai dengan syariat
Islam, dikenal suatu indeks yang disebut sebagai Islamic Social Reporting
(ISR).
Indeks ISR adalah suatu indeks yang mengukur tingkat pengungkapan
sosial yang sesuai prinsip syariah yang disampaikan perusahaan pada laporan
tahunannya (Merina dan Verawaty, 2016). Indeks ini merupakan tolak ukur
pelaksanaan tanggung jawab sosial perbankan syariah yang berisi kompilasi
item-item standar Corporate Social Responsibility (CSR) yang ditetapkan oleh
AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institutions) pada tahun 1990 yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh
11
para peneliti mengenai item-item CSR yang diungkapkan oleh suatu entitas
Islam.
Secara spesifik AAOIFI mengatur mengenai tanggung jawab sosial
perusahaan dalam Governance Standard No. 7: Corporate Social
Responsibility, Conduct and Disclosure for IFIs. Peraturan tersebut
menyarankan bagi IFIs (Islamic Financial Institutions) atau institusi keuangan
syariah untuk menyusun dan mengungkapkan kebijakan atas dampak sosial
investasi, pengaruh pengembangan investasi, usaha mikro dan kecil, investasi,
simpanan sosial, manajemen lingkungan dan sebagainya (www.aaoifi.com).
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tentang Pengungkapan CSR
tersebut tidak memberikan pedoman khusus mengenai bagaimana dan
informasi apa saja yang harus dilaporkan mengenai kegiatan CSR.
Pengelompokan, pengukuran dan pelaporan juga belum diatur, sehingga
pelaporan tanggung jawab sosial diserahkan pada masing-masing bank. Hal
ini akan berdampak pada berbedanya tingkat pengungkapan sosial antar bank.
Dengan belum terstrukturnya peraturan mengenai pengungkapan CSR,
mengakibatkan perusahaan-perusahaan hanya mengungkapkan kegiatan sosial
sesuai dengan standarisasi masing-masing perusahaan. Hal ini kemungkinan
akan berdampak pada tidak seriusnya perusahaan dalam mengungkapkan
tanggung jawab sosialnya yang berakibat pula pada berbedanya tingkat
pengungkapan sosial antar bank (Roziani dan Sofie, 2010).
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian dari Hussainey dan El-Halaby pada
tahun 2016 menggambarkan bahwa tingkat kepatuhan dari bank syariah
12
terhadap standar AAOIFI dalam hal CSR hanya 27%. Kemudian dalam
penelitian Maali dkk (2006) mengatakan bahwa Islamic Social Responsibility
tidak terlalu diperhatikan oleh bank syariah serta masih banyak bank syariah
yang melakukan pengungkapan belum berdasarkan prinsip syariah.
Hal ini mendorong peneliti untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi bank umum syariah dalam mengungkapkan tanggung jawab
sosial perusahaan. Faktor-faktor tersebut diambil dari karakteristik bank
umum syariah, antara lain ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan
komisaris, likuiditas dan solvabilitas.
Berikut ini adalah tabel ringkasan research gap mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan:
Tabel 1.2
Ringkasan Reserach Gap Variabel
Dependen
Variabel
Independen
Peneliti Metode Hasil
Pengungkapan
CSR
Ukuran
Perusahaan
Yuliana, dkk
(2008)
Partial Least
Square
Negatif tidak
signifikan
Purwanto, 2011 Regresi Linear
Berganda Postif signifikan
Rosiana, dkk
(2015)
Regresi Linear
Berganda Positif signifikan
Nasir, dkk
(2013)
Regresi Linear
Berganda Positif tidak
signifikan
Santioso dan
Chandra (2017)
Regresi Linear
Berganda Positif signifikan
Profitabilitas
Darwis (2009) Regresi Linear
Berganda Negatif tidak
signifikan
Taufik, dkk
(2015)
Regresi Linear
Berganda Positif signifikan
Setiawan, dkk
(2016)
Regresi Linear
Berganda Positif tidak
signifikan
Budiman (2015) Regresi Linear
Berganda Positif signifikan
Sumardji dan
Sularto (2007)
Regresi Linear
Berganda Positif tidak
signifikan
Ukuran
Dewan
Komisaris
Trisnawati
(2014)
Regresi Linear
Berganda Negatif tidak
signifikan
13
Variabel
Dependen
Variabel
Independen Peneliti Metode Hasil
Pengungkapan
CSR
Ukuran
Dewan
Komisaris
Rahayu dan
Cahyati (2014)
Regresi Linear
Berganda Positif signifikan
Djuitaningsih
dan Marsyah
(2012)
Regresi Linear
Berganda Positif tidak
signifikan
Terzaghi (2012) Regresi Linear
Berganda Positif signifikan
Dewi dan
Priyadi (2013)
Regresi Linear
Berganda Berpengaruh
Likuiditas
Putri dan
Christiawan
(2014)
Regresi Linear
Berganda Negatif tidak
signifikan
Yusuf (2011) Regresi Linear
Berganda Negatif signifikan
Aini (2015) Regresi Linear
Berganda Positif tidak
signifikan
Saputro, dkk
(2013)
Regresi Linear
Berganda Positif signifikan
Roziani dan
Sofie (2010)
Regresi Linear
Berganda Negatif tidak
signifikan
Solvabilitas
Kamil dan
Herusetya
(2012)
Regresi Linear
Berganda Negatif tidak
signifikan
Wijaya (2012) Regresi Linear
Berganda Positif tidak
signifikan
Nur dan
Priantinah
(2012)
Regresi Linear
Berganda Negatif signifikan
Anugerah, dkk
(2010)
Regresi Linear
Berganda Negatif tidak
signifikan
Handayati
(2011)
Regresi Linear
Berganda Negatif signifikan
Berbagai penelitian menunjukan hasil yang beragam mengenai pengaruh
ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Purwanto (2011), Rosiana dkk (2015) Santioso
dan Chandra (2017) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sementara penelitian yang
dilakukan oleh Yuliana, dkk (2008), dan Nasir, dkk (2013) menyatakan bahwa
ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.
14
Penelitian yang dilakukan oleh Darwis (2009) menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan CSR,
Taufik dkk (2015) dan Budiman (2015) menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sementara
Setiawan dkk (2016), Sudarmadji dan Sularto (2007) menyatakan bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Penelitian yang dilakukan oleh Terzaghi (2012), Dewi dan Priyadi (2013)
Rahayu dan Cahyati (2014), menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sementara Trisnawati
(2014) Djuitaningsih dan Marsyah (2012) menyatakan bahwa ukuran dewan
komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2011), Saputro dkk (2013) Roziani
dan Sofie (2010) menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan
terhadap pengungkapan CSR. Sementara Putri dan Christiawan (2014), Aini
(2015) menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan CSR.
Penelitian yang dilakukan oleh Handayati (2011), Nur dan Priantinah
(2012) menyatakan bahwa solvabilitas berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap pengungkapan CSR. Sementara Anugerah dkk (2010) Kamil dan
Herusetya (2012) dan Wijaya (2012) menyatakan bahwa solvabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Berdasarkan inkonsisten hasil penelitian di atas mengenai faktor yang
mempengaruhi Pengungkapan CSR, maka penulis akan melakukan penelitian
15
dengan judul: “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Ukuran Dewan Komisaris, Likuiditas, Dan Solvabilitas Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Kasus Pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2012-2016)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan pokok
permasalahan yang terjadi dan menjadi fokus penelitian yaitu:
1. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR?
2. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR?
3. Bagaimana pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan
CSR?
4. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap pengungkapan CSR?
5. Bagaimana pengaruh solvabilitas terhadap pengungkapan CSR?
6. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan
komisaris, likuiditas dan solvabilitas secara bersama-sama terhadap
pengungkapan CSR?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
menguji:
1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap Pengungkapan CSR.
2. Pengaruh profitabilitas terhadap Pengungkapan CSR.
3. Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap Pengungkapan CSR.
4. Pengaruh likuiditas terhadap Pengungkapan CSR.
16
5. Pengaruh solvabilitas terhadap Pengungkapan CSR.
6. Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris,
likuiditas dan solvabilitas secara bersama-sama terhadap Pengungkapan
CSR.
D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang ilmu
akuntansi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan
referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Pihak Perusahaan / Manajemen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
untuk pengambilan kebijakan oleh manajemen perusahaan mengenai
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan
keuangan yang disajikan.
b) Bagi Calon Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang laporan
keuangan tahunan sehingga dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan
keputusan investasi.
17
c) Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi penyusunan standar akuntansi oleh penyusun
standar akuntansi yang saat ini sedang bersama-sama dengan
kementerian lingkungan hidup menyusun standar akuntansi
lingkungan.
d) Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai penambah
informasi dan juga meningkatkan daya tarik terhadap lembaga
keuangan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan dalam
penelitian ini, telaah pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data dan sumber data, definisi
konsep dan operasional, dan metode analisis data.
18
BAB IV : ANALISIS DATA
Bab ini menjelaskan tentang deskripsi objek penelitian, serta
analisis data dan pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan. Seluruh hasil
penelitian akan dirangkum dalam bab ini. Pada bab ini berisi
tentang kesimpulan dan saran. Penelitian ini dilampiri dengan
daftar pustaka dan daftar lampiran yang meliputi deskripsi sampel
penelitian dan hasil output SPSS.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR),
diantaranya sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Purwanto (2011) dengan judul pengaruh
tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas terhadap corporate social
responsibility pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI tahun
2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe industri berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial, ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
pertanggungjawaban sosial, profitabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial.
Rosiana, dkk (2015) dengan judul Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, Dan Islamic Governance Score Terhadap
Pengungkapan Islamic Social Reporting (Studi Empiris pada Bank Umum
Syariah di Indonesia Tahun 2010-2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ukuran perusahaan terhadap
pengungkapan ISR. Tidak terdapat pengaruh antara profitabilitas terhadap
pengungkapan ISR.
20
Tidak terdapat pengaruh antara leverage terhadap pengungkapan ISR. Islamic
Governance Score tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan ISR.
Santioso dan Chandra (2017) dengan judul Pengaruh Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan, Leverage, Umur Perusahaan, Dan Dewan Komisaris
Independen Dalam Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada
Perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2008-2010. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Proporsi Dewan
Komisaris Independen memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Leverage dan umur perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap
pengungkapan CSR.
Wijaya (2012) dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI selama tahun 2008-2010. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan CSR, leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan CSR, ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan CSR, profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pengungkapan CSR, kinerja lingkungan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Trisnawati (2014) dengan judul Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, Ukuran Dewan Komisaris dan Kepemilikan
Manajerial terhadap Pengungkapan CSR Industri Perbankan Di Indonesia
pada Perbankan Syariah maupun Konvensional tahun 2009-2011. Hasil
21
penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pengungkapan CSR. Profitabilitas (ROA) tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Leverage tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR. Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR.
Setiawan, dkk (2016) dengan judul Apakah Ukuran Bank, Profitabilitas,
dan Praktik Manajemen Laba Mempengaruhi Tingkat Pelaksanaan dan
Pelaporan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran bank berpengaruh positif yang
signifikan terhadap pengungkapan ISR. Profitabilitas dan praktik manajemen
laba tidak berpengaruh terhadap pengungkapan ISR.
Taufik, dkk (2015) dengan judul Pengaruh Islamic Governance Score,
Leverage, dan Profitabilitas terhadap Islamic Social Reporting Index pada
Bank Umum Syariah di Indonesia (2010-2013). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Islamic Governance Score (IGS) mempunyai pengaruh tidak signifikan
terhadap variabel dependen Islamic Social Reporting (ISR). Debt to Equity
Ratio (DER) mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel
dependen Islamic Social Reporting (ISR). Return on Assets (ROA)
mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Islamic Social Reporting
(ISR).
Budiman (2015) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada perusahaan barang
22
konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa umur listing perusahaan, kepemilikan institusional,
kepemilikan asing, ukuran dewan komisaris, dan profitabilitas berpengaruh
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan ukuran
perusahaan, independensi komite audit, dan struktur modal tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Sudana, dan Arlindania (2011) dengan judul Corporate Governance dan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Go-Public
Di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dewan direksi wanita dan leverage berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap pengungkapan CSR. Dewan direksi warga asing, komposisi
komisaris independen, profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Anugerah, dkk (2010) dengan judul Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di BEI 2008. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas secara
signifikan berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Sedangkan variabel leverage secara statistik berpengaruh negatif
tetapi tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial
perusahahaan.
Rahayu dan Cahyati (2014) dengan judul Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada
23
Perbankan Syariah (Periode 2011-2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ukuran DPS tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Jumlah rapat
DPS tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Ukuran Perusahaan
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Leverage tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR. Ukuran dewan komisaris berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Terzaghi (2012) dengan judul Pengaruh Earning Management dan
Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI periode 2008. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, komposisi dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ukuran
dewan komisaris dan profile berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Dewi dan Priyadi (2013) dengan judul pengaruh karakteristik perusahaan
terhadap CSRD (Corporate Social Responsibility Disclosure) pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2011. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa size perusahaan berpengaruh terhadap CSRD,
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap CSRD, leverage tidak berpengaruh
terhadap CSRD, kepemilikan saham publik berpengaruh terhadap CSRD,
ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap CSRD.
24
Yusuf (2011) dengan judul Analisa Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Tingkat Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada
Perusahaan High Profile Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun
2005-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Profitabilitas tidak mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Umur perusahaan mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan. Leverage mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan. Likuiditas mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan. Kepemilikan publik tidak mempengaruhi pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Saputro, dkk (2013) dengan judul Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Pengungkapan Sustainability Report Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia
tahun 2010-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas tidak
signifikan berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.
Likuiditas berpengaruh positif secara signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report perusahaan manufaktur. Leverage tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap pengungkapan sustainability report.
Roziani dan Sofie (2010) dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Tahunan Bank
Konvensional Dan Bank Syariah Di Indonesia periode 2004-2007. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, likuiditas, dan leverage
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial.
25
Wasito, dkk (2016) dengan judul Pengaruh Corporate Governance,
Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Corporate Social
Responsibility Disclosure pada Perusahaan yang listing di BEI tahun 2013-
2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Corporate Governance dan
Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap penungkapan CSR. Likuiditas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR. Solvabilitas
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Nur dan Priantinah (2012) dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan CSR Di Indonesia Pada Perusahaan
Berkategori High Profle Yang Listing di BEI tahun 2008-2012. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR, ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pengungkapan CSR, kepemilikan saham publik tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR, ukuran dewan komisaris berpengaruh secara
signifikan dan negatif terhadap pengungkapan CSR, leverage berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap pengungkapan CSR, pengungkapan media
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Handayati (2011) dengan judul Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Sosial Perusahaan: Studi Empiris
Pada Perusahaan Yang Tergolong High Profile Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2008-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan yang tercermin dalam total aktiva memiliki pengaruh
positif signifikan terhadap tingkat pengungkapan informasi sosial dalam
26
laporan tahunan perusahaan. Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap tingkat pengungkapan informasi sosial. Leverage dengan tingkat
pengungkapan informasi sosial perusahaan mempunyai hubungan negatif.
Yuliana, dkk (2008) dengan judul Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan
Dampaknya Terhadap Reaksi Investor pada Perusahaan yang mengungkapkan
CSR di BEI pada tahun 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profile
perusahaan dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap tingkat
keluasan pengungkapan CSR. Sedangkan ukuran perusahaan, profitabilitas,
dan ukuran dewan komisaris tidak terbukti berpengaruh terhadap tingkat
keluasan pengungkapan CSR.
Kamil dan Herusetya (2012) dengan judul Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Kegiatan Corporate Social
Responsibility Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Pada
Tahun 2008-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan likuiditas,
profitabilitas, dan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Tabel 2.1
Ringkasan Telaah Pustaka No Peneliti/Tahun/Judul Variabel Indeks Hasil Penelitian
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan CSR
1. Agus Purwanto/2011 tentang
Pengaruh Tipe Industri, Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas
terhadap Corporate Social
Responsibility pada Perusahaan
non-keuangan yang terdaftar di
BEI pada tahun 2009.
Tipe Industri
Size Perusahaan
Profitabilitas
GRI Ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif signifikan
terhadap
pengungkapan
CSR.
2. Rita Rosiana, Bustanul Arifin,
Muhammad Hamdani/2015
tentang Pengaruh Ukuran
Ukuran
perusahaan
Profitabilitas
ISR Ukuran
perusahaan
berpengaruh
27
Perusahaan, Profitabilitas,
Leverage, Dan Islamic
Governance Score Terhadap
Pengungkapan Islamic Social
Reporting (Studi Empiris pada
Bank Umum Syariah di
Indonesia Tahun 2010-2012)
Leverage
Islamic
Governance
Score
positif dan
signifikan
terhadap
pengungkapan
ISR.
3. Linda Santioso dan Erline
Chandra/2017 tentang Pengaruh
Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Leverage, Umur
Perusahaan, Dan Dewan
Komisaris Independen Dalam
Pengungkapan Corporate Social
Responsibility
Profitabilitas,
Ukuran
Perusahaan,
Proporsi Dewan
Komisaris
Independen,
Leverage,
Umur
Perusahaan
GRI Ukuran
perusahaan
memiliki
pengaruh terhadap
pengungkapan
CSR.
4. Maria Wijaya/2012 tentang
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapan
tanggung jawab sosial pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI selama tahun
2008-2010.
Ukuran dewan
komisaris,
Leverage,
Size perusahaan,
Profitabilitas,
Kinerja
Lingkungan.
GRI Ukuran
perusahaan
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
CSR.
5. Rina Trisnawati/2014 tentang
Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, Ukuran
Dewan Komisaris dan
Kepemilikan Manajerial
terhadap Pengungkapan CSR
Industri Perbankan Di Indonesia
(Perbankan Syariah maupun
Konvensional tahun 2009-2011)
Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas,
Leverage,
Ukuran Dewan
Komisaris,
Kepemilikan
Manajerial.
ISR Ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
pengungkapan
CSR.
6. Iwan Setiawan, Haris Faulid
Asnawi, Hafiez Sofyani/2016
tentang Apakah Ukuran,
Profitabilitas, dan Praktik
Manajemen Laba Memengaruhi
Tingkat Pelaksanaan dan
Pelaporan Islamic Social
Reporting Pada Perbankan
Syariah di Indonesia?
Ukuran bank,
Profitabilitas,
Praktik
manajemen
laba.
ISR Ukuran bank
berpengaruh
positif yang
signifikan
terhadap
pengungkapan
ISR.
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan CSR
1. Taufik, Marlina Widianti, dan
Rofiqoh (2015 tentang Pengaruh
Islamic Governance Score,
Leverage, dan Profitabilitas
terhadap Islamic Social
Reporting Index pada Bank
Umum Syariah di Indonesia
(2010-2013)
Islamic
Governance
Score,
Leverage, dan
Profitabilitas
ISR Profitabilitas
(ROA)
mempunyai
pengaruh positif
signifikan
terhadap Islamic
Social Reporting
(ISR).
2. Nita Andriyani Budiman/2015/
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial
Ukuran
perusahaan,
Umur listing
perusahaan,
Kepemilikan
GRI Profitabilitas
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
tanggung jawab
28
Perusahaan
pada perusahaan barang
konsumsi
yang terdaftar di BEI tahun
2010-2013.
institusional,
Kepemilikan
asing,
Ukuran dewan
komisaris,
Independensi
komite audit,
Struktur modal,
Profitabilitas.
sosial perusahaan.
3. Made Sudana, dan Putu Ayu
Arlindania W./2011 tentang
Corporate Governance dan
Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Pada Perusahaan
Go-Public Di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2009
Dewan direksi
wanita, dewan
direksi warga
asing,
komposisi
komisaris
independen,
profitabilitas,
ukuran
perusahaan,
solvabilitas
GRI Profitabilitas
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
pengungkapan
CSR.
4. Rita Yuliana, Bambang
Purnomosidhi, dan Eko Ganis
Sukoharsono/2008 tentang
Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) dan
Dampaknya Terhadap Reaksi
Investor pada Perusahaan yang
mengungkapkan CSR di BEI
pada tahun 2006.
Ukuran
perusahaan
Profitabilitas
Profile
Ukuran dewan
komisaris
Konsentrasi
kepemilikan
Abnormal
Return
Volume
Perdagangan
Saham
GRI Profitabilitas tidak
terbukti
berpengaruh
terhadap tingkat
keluasan
pengungkapan
CSR.
Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan CSR
1. Ribut Sri Rahayu dan Arin
Dewi Cahyati/ 2014 tentang
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan
Corporate Social Responsibility
(CSR) Pada Perbankan Syariah
(Periode 2011-2014)
Ukuran DPS
Jumlah rapat
DPS
Ukuran
perusahaan
Profitabilitas
Leverage
Ukuran Dewan
Komisaris
ISR Ukuran dewan
komisaris
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
CSR.
2. Muhammad Titan
Terzaghi/2012 tentang Pengaruh
earning management dan
Mekanisme Corporate
Governance Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di BEI periode
2008
Earning
Management,
Kepemilikan
manajerial,
Kepemilikan
institusional,
Ukuran dewan
komisaris,
Komposisi
dewan
komisaris,
Komite audit
GRI Ukuran dewan
komisaris
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
tanggung jawab
sosial perusahaan.
29
Profile
3. Sukmawati Safitri Dewi dan
Maswar Patuh Priyadi/2013
tentang Pengaruh Karakteristik
Perusahaan terhadap CSRD
pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI selama
tahun 2009-2011
Size perusahaan,
profitabilitas,
leverage,
kepemilikan
saham publik,
ukuran dewan
komisaris
GRI Ukuran dewan
komisaris
berpengaruh
terhadap CSRD.
Pengaruh Likuiditas Terhadap Pengungkapan CSR
1. Muhammad Yusuf/2011tentang
Analisa Pengaruh Karakteristik
Perusahaan
Terhadap Tingkat
Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan Pada
Perusahaan High Profile
Yang Tercatat Di Bursa Efek
Indonesia
Pada Tahun 2005-2007
Ukuran
Perusahaan
Profitabilitas
Umur
Perusahaan
Leverage
Likuiditas
Kepemilikan
publik
GRI Likuiditas
mempengaruhi
pengungkapan
tanggung jawab
sosial perusahaan.
2. Dwi Anggoro Saputro,
Fachrurrozie, Linda Agustina
/2013 tentang Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap
Pengungkapan Sustainability
Report Perusahaan Di Bursa
Efek Indonesia
Profitabilitas
Likuiditas
Leverage
GRI Likuiditas
berpengaruh
positif secara
signifikan
terhadap
pengungkapan
sustainability
report perusahaan
manufaktur.
3. Erna Agustin Roziani dan
Sofie/2010 tentang Analisis
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat
Pengungkapan Sosial Dalam
Laporan Tahunan Bank
Konvensional Dan Bank
Syariah Di Indonesia periode
2004-2007.
Ukuran
perusahaan,
Rasio likuiditas,
Rasio leverage,
Net profit
margin
GRI Likuiditas
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
sosial.
Pengaruh Solvabilitas Terhadap Pengungkapan CSR
1. Gagat Agus Wasito, Eliada
Herwiyanti, dan Widya Hayu
W. Kusumastati/2016 tentang
Pengaruh Corporate
Governance, Profitabilitas,
Likuiditas dan Solvabilitas
Terhadap Corporate Social
Responsibility Disclosure pada
Perusahaan yang listing di BEI
tahun 2013-2014
Corporate
Governance,
Profitabilitas,
Likuiditas dan
Solvabilitas.
GRI Solvabilitas
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
pengungkapan
CSR.
2. Marzully Nur, dan Denies
Priantinah M/2012 tentang
Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan
CSR di Indonesia pada
Perusahaan berkategori High
Profitabilitas,
Size perusahaan,
Kepemilikan
saham publik,
Ukuran dewan
komisaris,
GRI Leverage
berpengaruh
signifikan dan
negatif terhadap
pengungkapan
CSR.
30
Profle yang Listing di BEI
tahun 2008-2012.
Leverage,
Pengungkapan
Media
3. Puji Handayati/2011 tentang
Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Tingkat
Pengungkapan Informasi Sosial
Perusahaan: Studi Empiris Pada
Perusahaan Yang Tergolong
High Profile Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2008-2009
Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas,
Leverage.
GRI Leverage dengan
tingkat
pengungkapan
informasi sosial
perusahaan
mempunyai
hubungan negatif.
4. Rita Anugerah, Roland
Hutabarat, dan W. Faradilla/
2010 tentang Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Leverage Dan
Profitabilitas Terhadap
Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur
Yang Listing Di BEI 2008
Ukuran
Perusahaan,
Leverage,
Profitabilitas
GRI Leverage
berpengaruh
negatif tetapi
tidak
signifikan
terhadap
pengungkapan
tanggungjawab
sosial
perusahahaan.
5. Ahmad Kamil dan Antonius
Herusetya/2012 tentang
Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Luas
Pengungkapan Kegiatan
Corporate Social Responsibility
pada Perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI pada tahun
2008-2009.
Likuiditas,
Profitabilitas,
Solvabilitas,
Size perusahaan.
GRI Solvabilitas tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
CSR.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah objek yang
diteliti adalah BUS selama 5 tahun, hal tersebut masih jarang dipakai, dan
periode tahunnya up to date dari tahun 2012-2016. Penelitian ini
menggunakan lima variabel yang terdiri dari hipotesis secara parsial dan
simultan, pengukurannya menggunakan indeks ISR yang masih jarang
dipakai. Selain itu indikator yang digunakan untuk mengukur likuiditas dan
solvabilitas. Kebanyakan peneliti menggunakan indikator Current Ratio (CR)
atau Quick Ratio (QR) dalam mengukur rasio likuiditas, penelitian ini
menggunakan Financing to Debt Ratio (FDR) sebagai indikator dalam rasio
31
likuiditas. Kebanyakan peneliti menggunakan indikator Debt to Equity Ratio
(DER) dalam mengukur rasio solvabilitas, penelitian ini menggunakan rasio
Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai indikator dalam rasio solvabilitas.
Rita Rosiana, dkk (2015) melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah
periode waktu selama 3 tahun yaitu tahun 2010-2012 dengan menggunakan
variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan islamic governance
score. Pengukuran yang dipakai menggunakan indeks ISR.
Taufik, dkk (2015) melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah
periode waktu selama 4 tahun yaitu tahun 2010-2013 dengan menggunakan
variabel islamic governance score, leverage dan profitabilitas. Pengukuran
yang dipakai menggunakan indeks ISR.
Iwan Setiawan, dkk (2016) melakukan penelitian pada Perbankan Syariah
periode waktu selama 5 tahun, yaitu tahun 2009-2013 dengan menggunakan
variabel ukuran bank, profitabilitas, dan praktik manajemen laba. Pengukuran
yang dipakai menggunakan indeks ISR.
Agus Purwanto (2011) melakukan penelitian pada perusahaan non
keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2009. Menggunakan variabel tipe
industri, size perusahaan, dan profitabilitas. Pengukuran yang dipakai
menggunakan indeks GRI.
Muhammad Yusuf (2011) melakukan penelitian pada perusahaan high
profile yang tercatat di BEI tahun 2005-2007. Menggunakan variabel ukuran
perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, leverage, likuiditas dan
kepemilikan publik. Pengukuran yang dipakai menggunakan indeks GRI.
32
Maria Wijaya (2012) melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010. menggunakan variabel ukuran dewan
komisaris, leverage, size perusahaan, profitabilitas, dan kinerja lingkungan.
pengukuran yang dipakai menggunakan indeks GRI.
B. Kerangka Teori
1. Perbankan Syariah
Menurut Yudiana (2014: 2) bank syariah adalah lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan
dengan prinsip-prinsip syariah.
Berdasarkan Pasal 1 UU Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, yang dimaksud dengan perbankan syariah adalah segala sesuatu
yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka mengingkatkan taraf
hidup rakyat.
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum
syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah.
33
Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut dengan UUS, adalah
unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi
sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegaiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari
suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor
cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah.
Jadi, yang dimaksud dengan perbankan syariah adalah segala
sesuatu yang menyangkut bank syariah dan unit usaha syariah. Bank
Syariah terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat
Syariah, perbedaannya hanya terletak pada jasa yang diberikan. BUS
memberikan layanan jasa, sedangkan BRS tidak memberikan layanan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
2. Teori Stakeholder
Untuk memenuhi kontrak sosialnya terhadap masyarakat, perusahaan
dihadapkan kepada beberapa tanggung jawab sosial. Tanggung jawab
sosial perusahaan (corporate social responsibility) merupakan salah satu
dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku
kepentingan (stakeholders).
34
Konsep stakeholder pertama kali dikenalkan oleh Freeman pada tahun
1983. Menurut Freeman dalam Kartini (2009), stakeholder adalah setiap
kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
pencapaian tujuan perusahaan. Pada awalnya stakeholder mencakup para
pemegang saham, para karyawan, para pelanggan, para pemasok, para
pemberi pinjaman dan masyarakat luas.
Selanjutnya Jones dalam Untung (2009) mengklasifikasikan pemangku
kepentingan tersebut ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu inside stakeholders
dan outside stakeholders.
1) Inside Stakeholders, terdiri atas orang-orang yang memiliki
kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta
berada di dalam organisasi perusahaan. Yang termasuk ke dalam
kategori inside stakeholders adalah pemegang saham, para manajer,
dan karyawan.
2) Outside Stakeholders, terdiri atas orang-orang maupun pihak-pihak
yang bukan pemilik perusahaan, bukan pemimpin perusahaan, dan
bukan pula karyawan perusahaan, namun memiliki kepentingan
terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan
yang dilakukan oleh perusahaan. Yang termasuk ke dalam kategori
outside stakeholders adalah pelanggan, pemasok, pemerintah,
masyarakat lokal, dan masyarakat secara umum.
Gray, et al. dalam Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan bahwa
kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder
35
dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah
untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerful stakeholder, makin
besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap
sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholder-nya.
Guthrie et al. dalam Erwansyah (2009) menyatakan bahwa manajemen
perusahaan diharapkan untuk dapat melakukan aktivitas sesuai dengan
yang diharapkan stakeholder dan melaporkannya kepada stakeholder.
Teori ini menyatakan bahwa para stakeholder memiliki hak untuk
mengetahui semua informasi baik informasi mandatory maupun voluntary
serta informasi keuangan dan non keuangan. Dampak aktivitas perusahaan
kepada stakeholder dapat diketahui melalui pertanggungjawaban yang
diberikan perusahaan berupa informasi keuangan dan non-keuangan
(sosial).
Jadi, dengan adanya pengakuan terhadap berbagai stakeholders di luar
pemegang saham (shareholders,) telah mengubah pandangan tanggung
jawab sosial perusahaan. Tanggung jawab bukan hanya untuk
memaksimalkan kemakmuran para pemegang saham saja, tetapi juga
tanggung jawab kepada stakeholders yang lebih luas.
3. Corporate Social Responsibility (CSR)
a) Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut Post dalam Untung (2009: 3) secara simultan perusahaan
akan menjalankan tiga jenis tanggung jawab yang berbeda-beda
36
kepada pemangku kepentingan, dimana ketiga jenis tanggung jawab
tersebut harus dijalankan secara seimbang. Penekanan kepada salah
satu jenis tanggung jawab saja akan menyebabkan perusahaan berjalan
secara tidak optimal. Ketiga jenis tanggung jawab tersebut mencakup:
economis responsibility, legal responsibility, dan social responsibility.
1) Economis responsibility (tangggung jawab ekonomis)
Perusahaan korporasi dibentuk dengan tujuan untuk
menghasilkan laba secara optimal. Berkaitan dengan hal tersebut,
para pengelola perusahaan memiliki tanggung jawab ekonomi
diantaranya kepada para pemegang saham dalam bentuk
pengelolaan perusahaan yang menghasilkan laba. Laba tersebut
sebagian diantaranya akan dibagikan kepada para pemegang saham
dalam bentuk deviden dan sebagian laba lainnya merupakan saldo
laba atau laba ditahan yang akan meningkatkan nilai dari suatu
perusahaan.
Selain memiliki tanggung jawab ekonomi kepada para
pemegang saham, perusahaan juga memiliki tanggung jawab
ekonomi kepada para kreditor yang telah menyediakan pinjaman
bagi perusahaan. Dalam hal ini, pengelola memiliki tanggung
jawab dalam bentuk menyisihkan sebagian kas perusahaan untuk
membayar cicilan pokok pinjaman dan bunga pinjaman yang jatuh
tempo. Kegagalan perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab
ekonomi kepada para kreditur akan sangat mempengaruhi riwayat
37
kredit perusahaan dan akan mengakibatkan penurunan harga saham
perusahaan.
2) Legal responsibility (tanggung jawab hukum)
Meskipun perusahaan korporasi didirikan untuk
menghasilkan laba, akan tetapi dalam melaksanakan operasinya,
perusahaan korporasi harus mematuhi berbagai peraturan
perundang-undangan yang berlaku sebagai bentuk tanggung jawab
perusahaan.
Hukum dan peraturan dibuat agar perusahaan berjalan
sesuai dengan harapan yang dimiliki masyarakat. Selain itu, hukum
dan peraturan juga membantu menciptakan “arena permainan
bisnis” yang relatif adil bagi semua pemain bisnis dalam suatu
industri yang saling bersaing satu dengan lainnya. Tujuan
penegakan hukum dan peraturan adalah agar suatu perusahaan
tidak dirugikan oleh tindakan perusahaan pesaing lainnya.
3) Social responsibility (tanggung jawab sosial)
Tanggung jawab ketiga yang harus dijalankan perusahaan
adalah tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility atau CSR). Kotler dan Lee dalam Untung (2009: 5)
memberikan rumusan: “corporate social responsibility is a
commitment to improve community well being through
discretionary business practices and contribution of corporate
resources”. Dalam definisi tersebut, Kotler dan Lee memberikan
38
penekanan pada kata discretionary yang berarti kegiatan CSR
semata-mata merupakan komitmen perusahaan secara sukarela
untuk turut meningkatkan kesejahteraan komunitas dan bukan
merupakan aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum dan
perundang-undangan seperti kewajiban membayar pajak atau
kepatuhan perusahaan terhadap undang-undang ketenagakerjaan.
Kata discretionary juga memberikan nuansa bahwa
perusahaan yang melakukan aktivitas CSR haruslah perusahaan
yang telah manaati hukum dalam pelaksanaan bisnisnya. Hal
tersebut berarti sangatlah tidak tepat bila kegiatan CSR yang
dilakukan perusahaan hanya menjadi semacam kosmetik untuk
menyembunyikan praktik perusahaan yang tidak baik dalam
memperlakukan karyawan atau melakukan berbagai kecurangan
baik dalam pembuatan laporan keuangan maupun kecurangan
terhadap lingkungan hidup.
Menurut World Business Council for Sustainable
Development, Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
komitmen berkelanjutan oleh bisnis untuk berkontribusi terhadap
pembangunan ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup tenaga
kerja dan keluarganya serta komunitas dan masyarakat pada
umumnya.
Menurut Lord Holme dan Richard Watt, dalam Nor Hadi
(2011:46) CSR adalah komitmen berkelanjutan dari perusahaan
39
yang berjalan secara etis dan memiliki kontribusi terhadap
pembangunan untuk meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja dan
keluarga mereka, dan juga komunitas lokal serta masyarakat luas.
Menurut Poerwanto (2010: 21) tanggung jawab sosial
adalah jiwa perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan bisnis yang
mencakup citra perusahaan, promosi, meningkatkan penjualan,
membangun percaya diri, loyalitas karyawan, serta keuntungan.
Dalam konteks lingkungan eksternal, tanggung jawab sosial
berperan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat seperti
kesempatan kerja dan stabilitas sosial-ekonomi-budaya. Cakupan
tanggung jawab sosial perusahaan sangat luas. Unsur utama yang
harus menjadi pertimbangan adalah kepedulian terhadap kualitas
baik profesionalisme maupun kehidupan seluruh tenaga kerja
perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa yang dipasarkan.
Kualitas dalam proses produksi serta produk yang dihasilkan
merupakan tanggung jawab perusahaan kepada pelanggannya.
Produk yang berkualitas sesuai dengan norma-norma yang
diberlakukan merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap
pelanggan dan lingkungannya.
Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan oleh Suhandari M.
Putri dalam Kompas 4 Agustus 2007 yang dikutip dari buku yang
berjudul Corporate Social Responsibility karangan Rudito dan
Famiola (2013), Corporate Social Responsibility adalah komitmen
40
perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan
memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan
menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap
aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.
Menurut Putri dan Christiawan (2014), CSR merupakan
salah satu bentuk tanggung jawab sosial yang diberikan perusahaan
dengan tujuan untuk meningkatkan nilai komersial perusahaan
dengan tanpa meninggalkan nilai etika untuk kualitas lingkungan
dan masyarakat, yang berdasarkan pada 3-P, yaitu ekonomi,
ekologi, dan sosial.
Teuku dan Imbuh dalam Nur Cahyonowati (2003)
mendeskripsikan tanggung jawab sosial sebagai kewajiban
organisasi yang tidak hanya menyediakan barang dan jasa yang
baik bagi masyarakat, tetapi juga mempertahankan kualitas
lingkungan sosial maupun fisik, dan juga memberikan kontribusi
positif terhadap kesejahteraan komunitas dimana mereka berada.
Berdasarkan beberapa definisi mengenai CSR di atas, dapat
disimpulkan bahwa CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia
bisnis lainnya untuk berkontribusi dalam meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja, komunitas, masyarakat sekitar, serta
masyarakat luas tanpa mengesampingkan keseimbangan ekonomi,
sosial, dan linkungan.
41
Konsep triple bottom line yang dikemukakan oleh John
Elkington pada tahun 1997 memberikan suatu terobosan besar bagi
perkembangan CSR pada era tahun 1990-an hingga sekarang yang
memasuki masa perkembangan globalisasi (Hadi, 2011). Konsep
triple bottom line tidak hanya memperhatikan perolehan
keuntungan saja, tetapi juga melakukan kepedulian sosial dan juga
pelestarian lingkungan.
Konsep triple bottom line menjelaskan bahwa CSR
memiliki tiga elemen penting, yaitu:
a. Perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap profit, yaitu
untuk meningkatkan pendapatan perusahan.
b. Perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap people, yaitu
untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan
masyarakat.
c. Perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap planet, yaitu
untuk menjaga dan meningkatkan kualitas alam serta
lingkungan dimana perusahaan tersebut beroperasi.
b) Tahap-tahap Adopsi CSR
Robbinson dan Coulter dalam Untung (2009: 9) menggambarkan
perkembangan CSR dalam sebuah kontinum adopsi pelaksanaan CSR
perusahaan kepada berbagai konstituen. Kontinum tersebut juga
menunjukkan bahwa jika cakupan semakin luas CSR (dilihat dari
42
cakupan konstituen yang dilayani oleh perusahaan) maka semakin
besar pula CSR yang harus dilakukan.
Tahap perkembangan tanggung jawab sosial menurut Robbins dan
Coulter dalam Kartini (2009):
Gambar 2.1
Tahap Perkembangan Tanggung Jawab Sosial
Pada tahap awal (stage 1), tanggung jawab sosial korporat lebih
tertuju kepada pemilik perusahaan (shareholders/owners) dan manajer.
Pemimpin perusahaan akan mengedepankan kepentingan para
pemegang saham dengan cara menggunakan sumber daya perusahaan
seefisien mungkin dan melakukan maksimasi laba. Meskipun
perusahaan memperhatikan peraturan dan perundangan yang berlaku,
pemimpin perusahaan memiliki pandangan bahwa mereka tidak
memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat luas. Hal ini
sejalan dengan pendapat Milton Friedman mengenai konsepsi
perusahaan.
Menurut Milton Friedman dalam Kartini (2009), tanggung jawab
sosial perusahaan adalah menjalankan bisnis sesuai dengan keinginan
Tanggung Jawab Sosial
Tahap pertama
Pemegang saham
dan manajemen
Lesser Greater
Tahap kedua
Karyawan
Tahap ketiga
Masyarakat
setempat
Tahap keempat
Masyarakat
Luas
43
pemilik perusahaan (owners/shareholders), yakni maksimasi laba,
sementara pada saat yang sama mengindahkan aturan dasar yang
diamatkan oleh hukum dan perundang-undangan. Pada tahap ini
Friedman menunjukkan bahwa shareholders merupakan pemilik
perusahaan dan memiliki hak kepemilikan terhadap laba yang
dihasilkan perusahaan. Sementara itu para manajer merupakan agen
yang bertindak untuk kepentingan pemilik perusahaan.
Manajer perusahaan juga harus menjaga hubungan baik dengan
para penyedia sumber daya dan juga pelanggan. Menurut Friedman
semua hubungan baik yang dikembangkan oleh manajer perusahaan
merupakan upaya untuk tercapainya maksimasi laba perusahaan.
Dengan demikian Friedman menyimpulkan bahwa kalaupun
perusahaan menggunakan retorika Corporate Social Responsibility,
maka konsep tersebut harus diartikan sebagai salah satu strategi
perusahaan untuk melakukan maksimasi laba.
Pada tahap kedua (stage 2), perusahaan mulai mengembangkan
tanggung jawab sosialnya kepada para karyawan (employees). Pada
tahap ini manajer perusahaan tidak hanya memerhatikan maksimasi
laba, tetapi mulai memberikan perhatian yang besar kepada sumber
daya manusia. Hal ini dilakukan karena mereka berkeinginan untuk
dapat merekrut, memelihara dan memotivasi para karyawan dengan
baik. Pada tahap ini manajer akan melakukan berbagai upaya seperti
memperbaiki kondisi kerja, mengembangkan hak-hak karyawan, dan
44
memberikan kompensasi yang layak serta meningkatkan keamanan
kerja.
Pada tahap ketiga (stage 3), perusahaan mengembangkan tanggung
jawab sosialnya kepada para konstituen dalam suatu lingkungan yang
spesifik dimana konstituen tersebut biasanya merupakan komunitas
lokal (local communities) yang terkena dampak secara langsung oleh
operasional perusahaan di daerah tempat mereka bermukim.
Pada tahap keempat (stage 4), perusahaan tidak hanya
mengembangkan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat lokal
melainkan mencakup pula masyarakat dalam arti luas (broader
society). Para manajer memandang bisnis mereka sebagai bagian dari
entitas publik dan mereka merasa bertanggung jawab untuk melakukan
berbagai kebajikan dalam publik.
c) Manfaat CSR
Kotler dan Lee dalam Untung (2009) menyebutkan beberapa
manfaat yang dapat diperoleh perusahaan melalui pelaksanaan CSR
yang bersifat strategis ini, seperti peningkatan penjualan dan market
share, memperkuat brand positioning, meningkatkan citra perusahaan,
menurunkan biaya operasi, serta meningkatkan daya tarik perusahaan
di mata investor dan analis keuangan.
Menurut Suhandari dalam Rudito dan Famiola (2013), manfaat
CSR bagi perusahaan antara lain:
45
1) Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek
perusahaan
2) Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial.
3) Mereduksi risiko bisnis perusahaan.
4) Melebarkan akses sumber saya bagi operasional usaha.
5) Membuka peluang pasar yang lebih luas.
6) Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah.
7) Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.
8) Memperbaiki hubungan dengan regulator.
9) Meningkatkan semangat dan prduktivitas karyawan
10) Peluang mendapatkan penghargaan.
d) Peraturan Mengenai CSR
1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, dalam Pasal 74 dijelaskan mengenai tanggung jawab
sosial dan lingkungan.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2012 tentang Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.
4. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibility Disclosure).
Menurut Chariri & Ghozali (2007) pengertian pengungkapan
(disclosure) adalah tidak menutupi atau tidak meyembunyikan, apabila
dikaitkan dengan data maka pengungkapan berarti memberikan data, yaitu
data yang bermanfaat kepada pihak yang memerlukan. Apabila dikaitkan
46
dengan laporan keuangan, pengungkapan berarti laporan keuangan harus
memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas
suatu unit usaha.
Hadi (2011: 206) mendefinisikan pengungkapan tanggung jawab
sosial sebagai laporan aktivitas tanggung jawab sosial yang telah
dilakukan oleh perusahaan baik yang berkaitan dengan perhatian masalah
dampak sosial maupun lingkungan.
Menurut Mathews dalam Purwanto (2011), pengertian
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social
responsibility disclosure adalah proses pengkomunikasian dampak sosial
dan lingkungan dari kegiatan ekonomi perusahaan terhadap kelompok
yang berkepentingan terhadap perusahaan secara keseluruhan.
Menurut Roziani dan Sofie (2010) secara konseptual
pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan,
sedangkan secara teknis pengungkapan merupakan langkah akhir dalam
proses akuntansi, yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat
penuh statement keuangan. Informasi keuangan yang berkualitas
ditunjukkan oleh seberapa luas dan lengkap pengungkapan informasi
tentang laporan keuangan.
Menurut Hackston dan Milne dalam Sembiring (2005) tangggung
jawab sosial perusahaan sering disebut juga sebagai corporate social
responsibility atau social disclosure, corporate social reporting, social
reporting merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan
47
lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus
yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan.
Jadi, pengungkapan tanggung jawab sosial adalah pelaporan
aktivitas sosial dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar maupun
lingkungan luas yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat memberi
manfaat bagi pihak-pihak yang bekepentingan.
5. Peraturan Mengenai Pengungkapan CSR
Di Indonesia, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
bersifat wajib (mandatory) karena telah diatur dalam beberapa peraturan
dan perundang-undangan, antara lain:
a) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
pada Pasal 66 ayat 2 (c), menyatakan bahwa laporan tahunan harus
memuat sekurang-kurangnya laporan pelaksanaan tanggung jawab
sosial dan lingkungan.
b) Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-
05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara
Dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Di dalam
peraturan tersebut telah dijelaskan mengenai ketentuan-ketentuan
umum dan juga presentase yang harus disisihkan untuk program bina
lingkungan.
c) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009)
paragraf 12, yang berbunyi: “entitas dapat pula menyajikan, terpisah
dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan
48
laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri
dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting
dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok
pengguna laporan yang memegang peranan penting”.
6. Islamic Social Reporting Index (Indeks ISR)
Secara umum, standar pelaporan yang digunakan untuk
mengimplementasikan tanggung jawab sosial (CSR) adalah GRI (Global
Reporting Initiative). GRI merupakan sebuah organisasi yang telah
mempelopori perkembangan pengungkapan CSR dan menggunakan
keranga laporan keberlanjutan dan berkomitmen untuk terus menerus
melakukan perbaikan dan penerapan di dunia (www.globalreporting.org).
Sedangkan standar pelaporan yang digunakan untuk
mengimplementasikan CSR dalam perspektif Islam dikenal dengan ISR
(Islamic Social Reporting).
Dalam perspektif pelaporan perusahaan, Baydoun dan Willet
dalam Othman dan Thani (2010) menyatakan bahwa terdapat dua prinsip
penting terkait konsep akuntabilitas dalam Islam, yaitu prinsip
pengungkapan penuh (full disclosure) dan konsep akuntabilitas sosial.
Konsep akuntabilitas sosial menurut Islam terkait dengan prinsip full
disclosure, yang mana penyedia laporan keuangan harus mengungkapkan
segala sesuatu yang dinilai penting bagi stakeholders muslim. Sementara
itu, konsep full disclosure berkaitan dengan konsep akuntabilitas. Dengan
demikian, tujuan utama pelaporan sosial berbasis Islam (Islamic Social
49
Reporting) untuk menunjukkan apakah suatu organisasi telah menjalankan
prinsip-prinsip Islam, menunjukkan bagaimana operasi organisasi
berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, serta membantu
masyarakat muslim menjalankan ibadahnya (Maali, et al 2006).
ISR pertama kali digagas oleh Ross Haniffa pada tahun 2002
dalam tulisannya yang berjudul “Social Reporting Disclosure: An Islamic
Perspective”. Kemudian dikembangkan lebih intensif oleh Rohana
Othman, Azlan Md Thani, dan Erlane K Ghani pada tahun 2009 di
Malaysia. Menurut Haniffa (2002) terdapat banyak keterbatasan dalam
pelaporan konvensional, sehingga ia mengemukakan kerangka konseptual
ISR berdasarkan ketentuan syariah.
ISR adalah standar pelaporan kinerja sosial perusahaan yang
berbasis syariah. Menurut Haniffa (2002) indeks ISR adalah perluasan dari
social reporting yang meliputi harapan masyarakat tidak hanya mengenai
peran perusahaan dalam perekonomian, tetapi juga peran perusahaan
dalam perspektif spiritual.
Menurut Fitria dan Hartanti (2010) indeks ISR adalah indeks yang
berisi kompilasi item-item standar CSR yang ditetapkan oleh Accounting
and Auditing Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI)
yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh para peneliti mengenai
item-item CSR yang seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas Islam.
AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic
Financial Institution) merupakan organisasi internasional non-badan
50
hukum nirlaba yang merumuskan standar dan isu-isu terkait akuntansi,
audit, pemerintahan, etika, dan standar syariah Islam untuk lembaga
keuangan islam. AAOIFI didirikan pada tahun 1991 dan berkedudukan di
Bahrain. Hal ini berfungsi untuk penyeragaman perlakuan akuntansi
lembaga keuangan syariah global.
Hal yang perlu diperhatikan dalam social reporting menurut
perspektif islam antara lain: pemahaman mengenai akuntabilitas, keadilan
sosial, dan kepemilikan sosial (Maali et.al, 2006). Akuntabilitas
menjelaskan tentang hubungan antara individu, perusahaan, dan Allah
SWT. Semua sumber daya yang ada adalah milik Allah dan harus
dipertanggungjawabkan kepada-Nya. Oleh karena itu, seorang individu
membuat laporan kegiatan sosialnya bukan hanya untuk keuntungan
finansial saja, tetapi juga sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada
Allah.
Keadilan sosial berarti berlaku secara adil dalam segala aspek
kehidupan, baik kepada sesama individu lain (karyawan), pelanggan,
masyarakat luas, dan lingkungan dimana kegiatan bisnis dijalankan.
Dalam menjalankan kegiatannya juga tidak boleh merugikan satu sama
lain.
Kepemilikan sosial berarti bahwa kepemilikan individu diakui
tetapi mutlak semua adalah milik Allah SWT, sehingga segala sesuatu
harus digunakan sesuai dengan tuntunan-Nya dan bertujuan untuk
memberi manfaat kepada orang banyak.
51
Indeks ISR mengungkapkan mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan prinsip Islam seperti zakat, status kepatuhan syariah, dan transaksi
yang sudah terbebas dari unsur riba dan gharar serta aspek-aspek sosial
seperti sodaqoh, waqaf, qordul hasan, sampai dengan pengungkapan
peribadatan di lingkungan perusahaan (Intan, 2014). Indeks ISR diyakini
dapat menjadi standar pengungkapan CSR yang sesuai dengan perspektif
Islam dan sesuai jika diterapkan dalam perbankan syariah.
Haniffa (2002) membuat lima tema pengungkapan indeks ISR,
yaitu tema pendanaan dan investasi, tema produk dan jasa, tema karyawan,
tema masyarakat, dan tema lingkungan hidup. Kemudian dikembangkan
oleh Othman et.al. (2009) dengan menambahkan satu tema pengungkapan,
yaitu tema tata kelola perusahaan. Masing-masing tema memiliki
indikator-indikator yang harus diungkapkan.
Penelitian ini mengacu pada penelitian Haniffa (2002) dan Othman
dkk (2009), yaitu menggunakan 6 (enam) tema dalam menganalisis
islamic social reporting, antara lain:
a) Investasi dan Keuangan (Finance and Investment Theme)
b) Produk dan Jasa (Product and Service Theme)
c) Tenaga Kerja (Employee Theme)
d) Sosial (Society Theme)
e) Lingkungan (Environment Theme)
f) Tata Kelola Organisasi (Corporate Governance Theme)
52
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan CSR
1. Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor dalam
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Menurut Budiman
(2015), di dalam teori legitimasi, ukuran perusahaan memiliki hubungan
dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Perusahaan besar akan
melakukan aktivitas yang lebih banyak sehingga memiliki pengaruh yang
lebih besar juga terhadap masyarakat. Selain itu, perusahaan besar
memiliki banyak pemegang saham yang punya perhatian terhadap
program sosial yang dilakukan oleh perusahaan.
Ukuran perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya sebuah
perusahaan, perusahaan besar pada umumnya lebih mendapat sorotan
masyarakat daripada perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan
besar memiliki kegiatan usaha yang lebih kompleks dan mungkin
menimbulkan dampak yang besar bagi masyarakat dan lingkungan
sekitarnya. Selain itu, perusahaan besar memiliki informasi yang lebih
lengkap sehingga lebih luas juga pengungkapan tentang tanggung jawab
sosial.
Perusahaan besar dituntut untuk mengungkapkan informasi lebih
luas sebagai bentuk pertanggungjawaban daripada perusahaan kecil. Hal
tersebut karena perusahaan besar pasti mendapatkan tekanan politis yang
lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Laporan tahunan merupakan alat
yang efisien dan strategis untuk mengkomunikasikan informasi tentang
53
tanggung jawab sosial yang sudah dilakukan oleh perusahaan (Budiman,
2015).
Menurut Buzby dalam Hasibuan (2001) ada dugaan bahwa
perusahaan yang kecil akan mengungkapkan lebih rendah kualitasnya
dibanding perusahaan besar. Hal ini karena ketiadaan sumber daya dan
dana yang cukup besar dalam laporan tahunan.
2. Profitabilitas
Secara umum, profitabilitas merupakan kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan laba atau profit dalam selama periode
tertentu. Profitabilitas menunjukkan seberapa besar kinerja keuangan
perusahaan dalam menghasilkan atau memperoleh keuntungan.
Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas
dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada
pemegang saham (Heinze dalam Purwanto, 2011).
Menurut Aini (2015), investor jangka panjang akan sangat
memperhatikan tingkat profitabilitas perusahaan, karena dapat
memprediksi tingkat keuntungan yang diperoleh dalam bentuk deviden.
Analisis profitabilitas akan sangat penting bagi semua pengguna,
khususnya investor ekuitas dan kreditor. Bagi investor ekuitas, laba
merupakan satu-satunya faktor penentu perubahan nilai sekuritas.
Sedangkan bagi kreditor, laba dan arus kas operasi umumnya merupakan
sumber pembayaran bunga pokok.
54
Pengungkapan mengenai pertanggungjawaban sosial perusahaan
mencerminkan suatu pendekatan perusahaan dalam melakukan adaptasi
dengan lingkungan yang dinamis dan bersifat multidimensi. Hubungan
antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan profitabilitas
perusahaan telah diyakini mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial
memerlukan gaya manajerial yang sama dengan gaya manajerial yang
dilakukan pihak manajemen untuk membuat suatu perusahaan
memperoleh keuntungan (Bowman dan Haire dalam Sembiring, 2003).
Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan, maka semakin
besar pengungkapan pertanggungjawaban sosial yang dilakukan oleh
perusahaan. Profitabilitas yang tinggi akan memberikan kesempatan yang
lebih kepada manajemen dalam mengungkapkan serta melakukan program
tanggung jawab sosial perusahaan. Sehingga dapat dijelaskan bahwa
profitabilitas merupakan kemampuan entitas untuk menghasilkan laba
demi meningkatkan nilai pemegang saham. Semakin tinggi tingkat
profitabilitas perusahaan, maka semakin besar pengungkapan informasi
sosialnya (Hackston dan Milne dalam Budiman, 2015).
Sedangkan menurut Donovan dan Gibson dalam Anugerah, dkk
(2010), berdasarkan teori legitimasi, ketika perusahaan memiliki tingkat
laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) mengganggap tidak perlu
melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses
keuangan perusahaan. Sebaliknya, saat tingkat profitabilitas rendah maka
mereka berharap para mengguna laporan akan membaca “good news”
55
kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup sosial, dengan begitu investor
akan tetap brinvestasi di perusahaan tersebut. Dengan demikian,
profitabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
3. Ukuran Dewan Komisaris
Ukuran dewan komisaris yang dimaksud adalah jumlah anggota
dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Berdasarkan teori agensi, dewan
komisaris merupakan mekanisme pengendali intern tertinggi yang
bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak
(Trisnawati, 2014).
Menurut Coller dan Gregory (dalam Yuliana, 2008) dewan
komisaris berfungsi untuk memonitor dan mengendalikan CEO. Semakin
besar jumlah anggota dewan komisaris (DK), maka akan semakin mudah
untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin
efektif.
Menurut Sembiring (2003), individu yang bekerja sebagai anggota
dewan komisaris merupakan hal penting dalam memonitor aktivitas
manajemen secara efektif. Dewan komisaris yang berasal dari luar
perusahaan dipandang lebih baik karena pihak luar akan menetapkan
kebijakan yang berkaitan dengan perusahaan secara lebih obyektif
dibanding perusahaan yang memiliki susunan dewan komisaris yang
hanya berasal dari dalam perusahaan.
56
Dalam pasal 108 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
dijelaskan bahwa dewan komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai
Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada direksi.
Dengan semakin banyak jumlah dewan komisaris yang dimiliki
perusahaan, semakin besar juga tekanan terhadap manajemen. Sehingga
pengungkapan tentang tanggung jawab sosial lebih luas lagi.
Jumlah anggota dewan komisaris yang lebih banyak dengan
berbagai macam latar pendidikan dan keahlian menghasilkan kemampuan
yang lebih baik dalam mendistribusikan beban kerja, meningkatkan
kualitas pembuatan keputusan, meningkatkan kuaitas kepentingan
stakeholder, dan menghilangkan dominasi CEO (Zhou dalam Assegaf dkk,
2012).
4. Likuiditas
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan
entitas untuk membayar semua liabilitas finansial jangka pendek pada saat
jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia.
Likuiditas bank dapat diartikan sebagai kemampuan bank dalam
memenuhi kemungkinan penarikan simpanan dan kewajiban lainnya/atau
memenuhi kebutuhan masyarakat berupa kredit dan penempatan dana
lainnya (Taswan, 2010: 264).
Rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh
57
tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun di dalam
perusahaan (Kasmir, 2012: 12).
Pemenuhan likuiditas bank sesuai dengan ketentuan Bank Sentral
dapat dilakukan dengan memenuhi Giro Wajib Minimum (GWM),
Current Ratio (CR), Loan to Deposit Ratio (LDR) atau Financing to
Deposit Ratio (FDR).
Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan teknik yang sangat umum
digunakan untuk mengukur posisi atau kemampuan likuiditas bank. Rasio
LDR adalah rasio yang digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank
dengan cara membagi antara jumlah kredit yang diberikan dengan dana
pihak ketiga. Dalam perbankan syariah, istilah kredit diganti dengan
pembiayaan, sehingga LDR sama dengan FDR (Fiancing to Deposit
Ratio). Dana pihak ketiga yang dimaksud meliputi giro, tabungan dan
deposito tetapi tidak termasuk giro dan deposito antar bank.
Peraturan Bank Indonesia No. 15/7/PBI/2013 Pasal 10 bahwa
standar LDR yaitu 78-92% mulai tanggal 2 Desember 2013. Jika angka
FDR berada di bawah 78% maka dapat dikatakan bahwa bank tersebut
tidak dapat menyalurkan kembali dengan baik seluruh dana yang telah
dihimpun. Namun, jika rasio FDR bank lebih dari 92% maka total kredit
yang disalurkan telah melebihi dana yang dihimpun.
Menurut Aini (2015) teori legitimasi berkeyakinan bahwa kekuatan
perusahaan yang ditunjukkan oleh rasio likuiditas yang tinggi akan
berhubungan dengan tingkat pengungkapan CSR yang tinggi pula. Hal ini
58
didasarkan pada kuatnya keuangan suatu perusahaan akan cenderung
memberikan informasi yang lebih luas daripada perusahaan yang memiliki
kondisi keuangan yang lemah. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang
rendah akan lebih fokus terhadap perbaikan kinerja ekonomi mereka dan
memberikan perhatian yang rendah terhadap lingkungan.
Perusahaan dengan likuiditas yang tinggi akan memberikan sinyal
kepada perusahaan yang lain bahwa mereka lebih baik daripada
perusahaan lain dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
lingkungan sosial. Sinyal tersebut dilakukan dengan cara memberikan
informasi yang lebih luas tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan
yang mereka lakukan (Syahrir dan Suhendra dalam Putri dan Christiawan
(2014).
5. Solvabilitas
Menurut Kasmir (2008 : 151) rasio solvabilitas atau leverage
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya berapa besar beban utang
yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti
luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan
(dilikuidasi).
Menurut Subramanyam dalam Trisnawati (2014), solvabilitas
mengacu pada kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan dan
59
kemampuannya memenuhi kewajiban jangka panjang. Tingkat solvabilitas
merupakan tingkat risiko dari perusahaan yang diukur dengan
membandingkan total kewajiban dengan total aktiva.
Rasio solvabilitas yang tinggi kemungkinan menyebabkan gagal
bayar oleh perusahaan dalam membayar hutang. Perusahaan yang solvabel
merupakan perusahaan yang mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup
untuk membayar semua hutang-hutangnya.
Dewi dan Priyadi (2013) mengatakan bahwa leverage merupakan
alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur
dalam membiayai aset perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat
leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar untuk
membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat
leverage lebih rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal
sendiri. Tingkat leverage perusahaan menggambarkan risiko keuangan
perusahaan.
Akan tetapi, teori agensi menyatakan bahwa perusahaan dengan
tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung
jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para
debtholders (Sembiring, 2003).
D. Kerangka Penelitian
Kerangka pemikiran digunakan untuk menunjukkan arah bagi suatu
penelitian agar penelitiam dapat berjalan pada lingkup yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian ini menggunakan kerangka sebagai berikut:
60
Gambar 2.2
Kerangka pemikiran
E. Hipotesis
1. Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR
Menurut Anggraini dalam Budiman (2015), perusahaan besar
merupakan emiten yang banyak disorot oleh masyarakat, pengungkapan
yang lebih besar merupakan wujud dari tanggung jawab sosial perusahaan.
Semakin besar ukuran perusahaan, maka akan semakin luas pula
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian yang telah
dilakukan oleh Purwanto (2011), Kamil dan Herusetya (2012), Wijaya
(2012), Nur dan Priantinah (2012), Trisnawati (2014) mendapatkan hasil
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
pengungkapan CSR.
Ukuran Perusahaan (X1)
Profitabilitas (X2)
Ukuran Dewan Komisaris
(X3)
Likuiditas (X4)
Solvabilitas (X5)
Pengungkapan
CSR (Y)
H1
H2
H3
H4
H5
H6
61
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan
dalam penelitian ini adalah:
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pengungkapan CSR.
2. Profitabilitas terhadap Pengungkapan CSR
Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi
bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial.
Sesuai dengan pendapat dari Donovan dan Gibson dalam Anugerah
(2010), berdasarkan teori legitimasi, ketika perusahaan memiliki tingkat
laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) mengganggap tidak perlu
melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses
keuangan perusahaan. Sebaliknya, saat tingkat profitabilitas rendah maka
mereka berharap para mengguna laporan akan membaca “good news”
kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup sosial, dengan begitu investor
akan tetap brinvestasi di perusahaan tersebut. Dengan demikian,
profitabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Lungu, dkk (2011)
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan
dalam penelitian ini adalah:
62
H2 : profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pengungkapan CSR.
3. Ukuran Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan CSR
Coller dan Grefory dalam Sembiring (2003) menyatakan bahwa
semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin
mudah mengendalikan COE dan monitoring yang dilakukan akan semakin
efektif. Jika dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar
untuk mengungkapkan CSR.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Terzaghi (2012), Dewi dan
Priyadi (2013), Rahayu dan Cahyati (2014) menemukan hasil bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan
dalam penelitian ini adalah:
H3 : Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pengungkapan CSR.
4. Likuiditas terhadap Pengungkapan CSR
Syahrir dan Suhendra dalam Putri dan Christiawan (2014)
menemukan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR. Perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi akan lebih
banyak melakukan kegiatan yang berhubungan dengan sosial sebagai
63
sinyal kepada perusahaan lain bahwa perusahaannya memiliki kinerja
yang lebih bagus.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan
dalam penelitian ini adalah:
H4 : Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengungkapan CSR.
5. Solvabilitas terhadap Pengungkapan CSR
Perusahaan dengan rasio solvabilitas yang tinggi memiliki
kewajiban untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang,
dengan cara menyediakan informasi secara lebih komprehensif. Untuk
menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-
hak mereka sebagai kreditur, maka diperlukan tambahan informasi,
termasuk pengungkapan CSR yang menunjukkan bahwa entitas memiliki
peluang untuk tetap betahan atau going concern (Rahajeng dalam Kamil
dan Herusetya, 2012).
Gunawan (2000), serta Na’im dan Rakhman (2000) menemukan
bukti bahwa rasio solvabilitas mempunyai hubungan positif dengan
kelengkapan pengungkapan CSR. Berdasarkan uraian tersebut, maka
hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
H5 : Solvabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengungkapan CSR.
6. Pengaruh Ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan
komisaris, likuiditas dan solvabilitas terhadap Pengungkapan CSR.
64
Pada beberapa studi empiris yang terkait dengan pengungkapan
CSR menjelaskan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan
komisaris, likuiditas dan solvabilitas memiliki pengaruh terhadap
pengungkapan CSR. Penelitian yang dilakukan oleh Taufik, dkk (2015)
menyatakan bahwa islamic goveranance score, leverage, dan profitabilitas
secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengungkapan CSR. Penelitian yang dilakukan Budiman (2015)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan, umur listing perusahaan,
kepemilikan institusional, kepemilikan asing, ukuran dewan komisaris,
independensi komite audit, struktur modal, dan profitabilitas secara
simultan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Penelitian Handayati
(2011) menyatakan bahwa size, profitabilitas, dan leverage secara
bersama-sama mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR.
Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu di atas, dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H6 : Ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris,
likuiditas dan solvabilitas secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan CSR.
65
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan menggunakan pendekatan penelitian penjelasan
(explanatory research). Menurut Cooper dan Schindler dalam Setiawan, dkk
(2016) explanatory research berguna untuk menganalisis bagaimana suatu
variabel mempengaruhi variabel yang lain melalui pengujian hipotesis.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Bawono (2006: 28) populasi merupakan keseluruhan
wilayah objek dan subjek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan
ditarik kesimpulan oleh peneliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2014: 80)
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan syariah
di Indonesia yang dikategorikan sebagai Bank Umum Syariah (BUS) yang
tercatat di statistik perbankan syariah yang diterbitkan oleh OJK (Otoritas
Jasa Keuangan) periode 2012-2016. Jumlah Bank Umum Syariah (BUS)
yang tercatat sebanyak 13 BUS, yaitu:
66
Tabel 3.1
Daftar Bank Umum Syariah (BUS)
No Nama Bank Umum Syariah Kode
1. Bank Muamalat Indonesia BMI
2. Bank Central Asia Syariah BCAS
3. Bank Jabar Banten Syariah BJBS
4. Bank Mega Syariah Indonesia BMSI
5. Bank Negara Indonesia Syariah BNIS
6. Bank Rakyat Indonesia Syariah BRIS
7. Bank Syariah Mandiri BSM
8. Bank Syariah Bukopin BSB
9. Bank Victoria Syariah BVS
10. Panin Bank Syariah PBS
11. Maybank Syariah MS
12. Bank Aceh Syariah BAS
13. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah BTPNS
2. Sampel
Menurut Bawono (2006:28) sampel adalah objek atau subjek
peneliti yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi. Sedangkan
menurut Sugiyono (2014: 80) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu penarikan
sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu (Setiawan, dkk 2016).
Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:
a) Bank Umum Syariah yang terdaftar dalam statistik perbankan syariah
sampai dengan Desember 2016.
b) Bank Umum Syariah yang menerbitkan laporan tahunan selama
periode 2012-2016 melalui website masing-masing perusahaan.
67
c) Bank Umum Syariah yang mengungkapkan laporan tanggung jawab
sosialnya (Corporate Social Responsibility) pada laporan tahunan.
d) Bank Umum Syariah yang memiliki data lengkap terkait dengan
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.2
Kriteria Pengambilan Sampel
No Kriteria Jumlah
1. Bank umum syariah sampai Desember 2016 13
2. Bank umum syariah yang menerbitkan laporan
tahunan selama 2012-2016
10
3. Bank umum syariah yang mengungkapkan laporan
tanggung jawab sosialnya pada laporan tahunan
selama periode 2012-2016.
10
4. Bank umum syariah yang memiliki data lengkap
terkait variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian.
10
Jumlah 10
Berdasarkan hasil klasifikasi dari kriteria di atas, terdapat 10 bank
umum syariah yang telah memenuhi kriteria dan ditetapkan dalam
sampel penelitian. Bank yang tidak masuk ke dalam kriteria yang telah
ditentukan adalah Bank Jabar Banten Syariah (BJBS), Bank Aceh
Syariah (BAS) dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
(BTPNS). Bank umum syariah yang masuk kriteria sampel penelitian
adalah 10 bank. Jadi, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian
ini sebanyak 50, karena selama periode 5 tahun.
Tabel 3.3
Daftar Bank Umum Syariah Sesuai Sampel
No Nama Bank Umum Syariah Kode
1. Bank Muamalat Indonesia BMI
2. Bank Central Asia Syariah BCAS
3. Bank Mega Syariah Indonesia BMSI
4. Bank Negara Indonesia Syariah BNIS
68
5. Bank Rakyat Indonesia Syariah BRIS
6. Bank Syariah Mandiri BSM
7. Bank Syariah Bukopin BSB
8. Bank Victoria Syariah BVS
9. Panin Bank Syariah PBS
10. Maybank Syariah MS
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengambilan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah untuk
menghasilkan suatu kesimpulan (Bawono, 2006: 29). Metode pengumpulan
data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode studi dokumentasi
dengan mendapakan data berupa laporan tahunan yang telah dikeluarkan oleh
masing-masing bank periode tahun 2012-2016.
Keseluruhan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data
sekunder yang bersifat runtun waktu (time series). Data sekunder adalah data
yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian (Rahayu dan
Cahyati, 2014). Yaitu laporan tahunan (annual report) bank umum syariah
periode 2012-2016 yang dipublikasikan melalui website masing-masing
perusahaan.
D. Definisi Konsep dan Operasional
1. Indeks ISR
Menurut Haniffa dalam Rahayu dan Cahyati (2014), indeks ISR
adalah perluasan dari social reporting yang meliputi harapan masyarakat
tidak hanya mengenai peran perusahaan dalam perekonomian, tetapi juga
peran perusahaan dalam persperktif spiritual.
69
Menurut Taufik (2015), Islamic Social Reporting Index adalah luas
pengungkapan tanggung jawab sosial dengan membandingkan jumlah
pengungkapan yang dilakukan dengan jumlah pengungkapan yang
diharapkan.
Nilai indeks ISR dalam penelitian ini diperoleh dengan metode
content analysis pada laporan tahunan bank umum syariah. Indikator
Indeks ISR dalam penelitian ini terdiri dari 48 item pengungkapan yang
tersusun dalam enam tema sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Haniffa
(2002) dan Othman et al.,(2009), yaitu:
a) Investasi dan Keuangan (Finance and Investment Theme)
b) Produk dan Jasa (Product and Service Theme)
c) Tenaga Kerja (Employee Theme)
d) Sosial (Society Theme)
e) Lingkungan (Environment Theme)
f) Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Theme)
Masing-masing item pengungkapan memiliki nilai 1 apabila item pada
indeks ISR terdapat dalam laporan tahunan bank umum syariah, dan nilai
0 diberikan apabila sebaliknya. Nilai-nilai tersebut akan dijumlahkan baik
menurut masing-masing tema maupun secara keseluruhan. Nilai menurut
tema akan menggambarkan tema apa yang menjadi pusat perhatian utama
masing-masing perusahaan. Nilai yang diperhitungkan sebagai indeks ISR
adalah nilai secara keseluruhan. Dengan demikian nilai terbesar adalah 48
dan nilai terkecil adalah 0 untuk setiap perusahaan dalam setiap tahun.
70
Berikut rumus untuk menghitung disclosure level setelah scoring
(pemberian nilai) pada indeks ISR selesai dilakukan (Sofyani dalam
Setiawan dkk, 2016).
𝑫𝒊𝒔𝒄𝒍𝒐𝒔𝒖𝒓𝒆 𝑳𝒆𝒗𝒆𝒍 =𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫 𝒅𝒊𝒔𝒄𝒍𝒐𝒔𝒖𝒓𝒆 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒏𝒖𝒉𝒊
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐮𝐦
Tabel 3.4
Hasil Content Analysis Berdasarkan Tema
Tema 2012 2013 2014 2015 2016
A
Investasi dan Keuangan
(Finance and
Investment Theme)
30 31 30 33 43
B
Produk dan Jasa
(Product and Service
Theme)
19 18 19 21 26
C Tenaga Kerja
(Employee Theme) 34 49 45 50 64
D Sosial (Society Theme) 77 74 75 81 81
E Lingkungan
(Environment Theme) 8 16 13 11 22
F
Tata Kelola Perusahaan
(Corporate Governance
Theme)
103 120 119 119 124
TOTAL 271 308 301 315 360
Sumber: data sekunder yang diolah
Tabel di atas menunjukkan total indeks ISR berdasarkan tema dari
sampel penelitian ini. Tema pengungkapan yang nilainya cukup tinggi
adalah tata kelola perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah
sudah cukup baik dalam melakukan tata kelola perusahaan. Tingginya
nilai tata kelola perusahaan ini disebabkan oleh peraturan yang cukup
mengikat mengenai pengungkapan laporan sosial di Indonesia
khususnya dalam tema tata kelola perusahaan. Penyampaian laporan
GCG mengacu pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.
71
11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan Surat Edaran (SE) BI No.
12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah
(UUS) mengenai kewajiban Bank untuk menyampaikan Laporan
Pelaksanaan GCG kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemangku
kepentingan lainnya. Selain itu pelaporan tanggung jawab sosial diatur
dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007.
Tema lingkungan memiliki nilai terendah dibandingkan dengan
tema lainnya. Rendahnya nilai ini menunjukkan bahwa bank umum
syariah dalam penelitian ini masih kurang baik dalam melakukan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan khususnya yang
berhubungan dalam tema lingkungan. Masih sedikit bank yang
mendapatkan penghargaan tentang lingkungan hidup.
Semua Bank Umum Syariah dari tahun 2012-2016 tidak ada yang
melakukan pengungkapan mengenai jam kerja karyawan, hari libur dan
karyawan dari kelompok khusus dalam tema tenaga kerja. Selain itu
juga hanya beberapa bank yang mengungkapkan tempat beribadah yang
memadai. Meskipun tema ini paling rendah diungkapkan oleh BUS,
penungkapan ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Di dalam tema investasi dan keuangan, tidak ada satupun yang
mengungkapkan mengenai kebijakan atas pembayaran tertunda dan
penghapusan piutang tak tertagih. Tema yang mendominasi dan
konsisten diungkapkan dari tahun 2012-2016 adalah tema sosial, yang
72
meliputi pengungkapan mengenai aktivitas sodaqoh, wakaf, qardhun
hasan, pemberian beasiswa, kepedulian terhadap masyarakat dan
bencana, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
2. Ukuran Perusahaan
Menurut Rahayu dan Cahyati (2014) ukuran perusahaan
menggambarkan tentang seberapa besar aset yang dimiliki oleh
perusahaan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan adalah
dengan logaritma natural total asset. Adapun pengukurannya
menggunakan rumus:
Ukuran perusahaan = Ln (nilai total aset)
3. Profitabilitas
Menurut Kamil dan Herusetya (2012) profitabilitas merupakan suatu
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau profit dalam upaya
meningkatkan nilai pemegang saham dengan memanfaatkan aset yang
dimiliki entitas.
Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas
adalah dengan rasio Return on Asset (ROA). Adapun pengukurannya
menggunakan rumus:
𝑅𝑂𝐴 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛𝑥100%
4. Ukuran Dewan Komisaris
Ukuran dewan komisaris yang dimaksud disini adalah banyaknya
jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Ukuran dewan
73
komisaris dalam penelitian ini adalah konsisten dengan Sembiring (2005)
yaitu dilihat dari banyaknya jumlah anggota dewan komisaris perusahaan.
5. Likuiditas
Menurut Kamil dan Herusetya (2012), likuiditas merupakan suatu
indikator mengenai kemampuan entitas untuk membayar semua liabilitas
finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset
lancar yang tersedia.
Pengukuran tersebut dengan menggunakan rasio pinjaman terhadap
simpanan atau disebut dengan Financing to Deposit Ratio (FDR). Rasio
Pembiayaan terhadap pendanaan (FDR) merupakan rasio pembiayaan
yang diberikan kepada pihak ketiga terhadap pendanaan dalam Rupiah dan
mata uang asing.
Indikator yang digunakan untuk mengukur likuiditas adalah dengan
menggunakan Financing to Deposit Ratio (FDR), yaitu:
𝐹𝐷𝑅 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
𝑑𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎𝑥100%
6. Solvabilitas
Menurut Kamil dan Herusetya (2012), solvabilitas adalah aset dan
kekayaan yang cukup untuk menutup liabilitasnya, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi.
Dalam penelitian ini untuk mengukur solvabilitas melalui rasio
permodalan Bank Umum Syariah. Kecakupan modal tersebut untuk dapat
memenuhi risiko penyaluran dana dan risiko pasar yang tercermin dari
Rasio Kecakupan Modal atau disebut dengan Capital Adequacy Ratio
74
(CAR) atau disebut juga dengan rasio Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM). Rasio Kecakupan Modal (CAR) adalah rasio modal
terhadap Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).
Indikator yang digunakan untuk mengukur solvabilitas adalah dengan
menggunakan rasio kecukupan modal (CAR), yaitu:
𝐶𝐴𝑅 = 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙
𝐴𝑇𝑀𝑅 (𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜)𝑥100%
Tabel 3.5
Definisi Operasional dan Pengukuran
Variabel
Penelitian Definisi Indikator
Skala
Pengukuran
Islamic
Social
Reporting
Index
(Taufik,
2015)
Luas pengungkapan
tanggung jawab
sosial dengan
membandingkan
jumlah
pengungkapan yang
dilakukan dengan
jumlah
pengungkapan yang
diharapkan.
Nilai 1 untuk
bank yang
mengungkapka
n tanggung
jawab sosial,
nilai 0 untuk
bank yang tidak
mengungkapka
n tanggung
jawab sosial
Rasio
Ukuran
Perusahaan
(Rahayu dan
Cahyati,
2014)
Seberapa besar aset
yang dimiliki oleh
perusahaan.
Log natural
(nilai total aset)
Nominal
Profitabilitas
(Kamil dan
Herusetya,
2012)
Suatu kemampuan
perusahaan untuk
menghasilkan laba
atau profit dalam
upaya meningkatkan
nilai pemegang
saham dengan
memanfaatkan aset
yang dimiliki entitas.
ROA (Return
on Asset)
Rumus: laba
bersih setelah
pajak/total
aktiva
Rasio
Ukuran
Dewan
Komisaris
Sembiring
Banyaknya jumlah
anggota dewan
komisaris dalam
suatu perusahaan.
Jumlah anggota
dewan
komisaris
perusahaan.
Nominal
75
(2005)
Likuiditas
(Kamil dan
Herusetya,
2012)
Suatu indikator
mengenai
kemampuan entitas
untuk membayar
semua liabilitas
finansial jangka
pendek pada saat
jatuh tempo dengan
menggunakan aset
lancar yang tersedia.
FDR
(Financing to
Deposit Ratio)
= Total
pembiayaan/DP
K x 100% Rasio
Solvabilitas
(Kamil dan
Herusetya,
2012)
Aset dan kekayaan
yang cukup untuk
menutup
liabilitasnya, baik
dalam jangka pendek
maupun jangka
panjang apabila
perusahaan
dilikuidasi.
CAR (Capital
Adequacy
Ratio) =
Modal/ATMR
x 100% Rasio
E. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dimana data dapat
dinyatakan dalam bentuk angka. Untuk menguji hipotesis penelitian,
digunakan teknik analisis statistik dengan dibantu software SPSS. Program
olah data SPSS ini sangat membantu dalam proses pengolahan data, sehingga
hasil olah data yang dicapai dapat dipertanggungjawabkan dan terpercaya.
Dalam pengujian penelitian ini, peneliti menggunakan software IBM SPSS 21
dan eviews 9.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan regresi berganda yaitu analisis yang digunakan untuk
menganalisa data yang bersifat multivariate, artinya variabel yang
mempengaruhi naik turunnya variabel dependen lebih dari satu variabel
76
independen (Bawono, 2006). Variabel yang mempengaruhi variabel dependen
dalam penelitian ini adalah lebih dari satu, maka analisis data yang digunakan
adalah regresi berganda.
Bawono (2006: 115) menjelaskan bahwa uji asumsi klasik merupakan
tahapan yang penting untuk dilakukan dalam proses analisis regresi. Apabila
tiddak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat menghasilkan model
regresi yang sesuai dengan kaidah BLUE (Best Linier Unbase Estimator) yang
menghasilkan model regresi yang tidak biasa dan handal sebagai penaksir.
1. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihati dari rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness atau
kemencengan distribusi (Ghozali, 2013: 19). Statistik deskriptif berguna
untuk mendeskripsikan data menjadi informasi yang jelas dan mudah
dipahami.
2. Uji Stasioneritas
Menurut Widarjono (2009) dalam Rozak (2016: 201), proses
pengujian data bersifat random/stokastik menghasilkan deretan variabel
random dalam urutan waktu. Suatu data yang diperoleh dari hasil proses
random akan dikatakan stasioner jika memenuhi tiga kriteria, yaitu: jika
rata-rata varian datanya konstan sepanjang waktu dan kovarian antara dua
data runtut waktu hanya tergantung dari kelambanan pada dua periode
waktu tersebut. Data time series dapat dikatakan stasioner jika rata-rata,
77
varian dan kovarian pada setiap lag adalah tetap sama pada setiap waktu.
Jika data time series tidak memenuhi kriteria tersebut maka data dapat
dikategorikan tidak stasioner.
Menurut Winarno (2015: 11.2), untuk mendeteksi stasioneritas data,
maka sebelum menganalisis data, perlu diketahui apakah datanya bersifat
stasioner atau tidak. Ada beberapa cara untuk mengetahui stasioneritas
data, diantaranya adalah dengan menggunakan metode grafik atau dapat
menggunakan metode akar unit (uji Unit Root).
Pada uji stasioneritas ini menggunakan uji Unit Root dengan uji
Augmented-Dickey-Fuller. Menurut Supriyanto (2017: 43), dimana data
dianggap stasioner, jika hasil output menunjukkan nilai t-statistic lebih
besar dari nilai t-statistic MacKinnon pada tingkat kepercayaan 1%, 5%,
dan 10% serta nilai probabilitasnya sebesar kurang dari 0,05 atau dapat
dituliskan <0,05.
3. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
berganda. Analisis ini digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi
yang menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Regresi berganda
digunakan untuk menganalisa data yang bersifat multivariate. Analisis ini
digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen (Y), dengan variabel
independen yang lebih dari satu (Bawono, 2006: 85).
Persamaan regresi berganda dapat dicari dengan rumus sebagai
berikut (Bawono, 2006: 85):
78
Y = β0+β1X1+β2X2+β3X3+ β4X4 + β5X5 e
Dimana:
Y = Estimasi variabel dependen
β0 = Konstanta dari persamaan regresi
β 1,2,3,4,5 = Koefisien dari variabel independen (ukuran perusahaan,
profitabilitas, ukuran dewan komisaris, likuiditas, dan
solvabilitas)
X1,2,3,4,5 = Variabel independen (ukuran perusahaan, profitabilitas,
ukuran dewan komisaris, likuiditas, dan solvabilitas)
e = Residual atau prediction error
4. Uji Statistik
Melalui analisis regresi, kemudian diuji kebenaran hipotesis yang
telah ditetapkan untuk kemudian diinterpretasikan hasilnya. Untuk
melakukan pengujian hipotesis dilakukan pengujian secara parsial dan
simultan. Pengujian tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
79
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen Ghozali (2013: 97).
b) Uji Signifikansi Simultan (Uji stastistik F)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh
semua variabel independen secara bersama-sama dapat mempengaruhi
variabel dependen (Bawono, 2006: 91).
1) Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.
2) Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh yang
signifikan antara variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen.
c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji stastistik t)
Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau
sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu,
dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variabel
bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono, 2006: 89).
1) Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan
variabel dependen.
2) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang
signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
80
Di samping membandingkan t hitung dengan t tabel agar bisa menentukan
Ho diterima atau tidak, dapat pula dengan melihat nilai signifikansinya
apakah lebih atau kurang dari 1% (Bawono, 2006: 91).
5. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji kelayakan atas model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan tahapan yang
penting dilakukan dalam proses regresi. Pelanggaran yang terjadi terhadap
asumsi klasik menandakan bahwa model regresi yang telah diperoleh
kurang valid. Pengujian asumsi dilakukan dengan melalui empat tahap
yaitu normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji
multikolinearitas.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar, maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2013:
160). Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal
atau mendekati normal. Dalam penelitian ini metode yang digunakan
adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari tingkat
signifikansi 0,05 (sig>a) maka data tersebut berdistribusi normal.
81
b) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel bebas (Ghozali, 2013: 105). Untuk menguji ada tidaknya
multikolinearitas dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi antar
variabel dan perhitungan nilai tolerance serta variance inflation factor
(VIF).
Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1
dan nilai VIF lebih besar daripada 10 (Ghozali, 2013: 106). Apabila
VIF kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa variabel independen yang
digunakan dalam model adalah dapat dipercaya dan objektif.
c) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pangganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali,
2013: 110).
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokoreasi dalam penelitian ini
menggunakan Uji Run Test. Jika antar residual tidak terdapat
hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau
random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi
82
secara random atau tidak (sistematis). Apabila nilai Asymp. Sig. (2-
tailed) lebih dari tingkat signifikansi 0,05 maka data tidak terdapat
autokorelasi.
d) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 139).
Dalam penelitian ini, untuk menguji ada tidaknya
heteroskedastisitas dengan menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser
mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel
independen (Ghozali, 2013: 142). Jika dari hasil Uji Glejser didapat
tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel depeden nilai Absolut Ut (AbsUt) atau
probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% maka
dapat diambil kesimpulan model regresi tersebut tidak mengandung
adanya heteroskedastisitas.
83
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Obyek Penelitian
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian
yang dijadikan sampel penelitian. Dengan memberikan penjelasan tentang
statistik deskriptif diharapkan dapat memberikan gambaran awal tentang
masalah yang diteliti.
Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif
Sumber: Data sekunder yang diolah
Output data diolah menunjukkan data observasi (n) ada 50 data, dari 50
data tersebut ISR Index terkecil yang diperoleh sebesar 0,333, hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial paling
sedikit dilakukan, yaitu oleh Bank Victoria Syariah (BVS) pada tahun 2012.
Hal ini dikarenakan BVS merupakan bank pemula yang terjun dalam dunia
perbankan syariah. Sedangkan ISR Index terbesar (maksimum) sebesar 0,896
yaitu pada Bank Syariah Mandiri (BSM) tahun 2014. Rata-rata ISR Index
adalah 0,64792 dengan standar deviation 0,144292.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
UkuranPerusahaan 50 27,569 31,998 29,76269 1,324115
Profitabilitas 50 -20,13 3,81 ,3740 3,53043
DewanKomisaris 50 2 6 3,72 1,144
Likuiditas 50 73,77 197,70 97,1858 21,27107
Solvabilitas 50 11,10 63,89 21,8278 12,68209
CSRD 50 ,333 ,896 ,64792 ,144292
Valid N (listwise) 50
84
Ukuran perusahaan dinyatakan dengan logaritma natural total aset. Rata-
rata ukuran Bank Umum Syariah pada tahun 2012-2016 sebesar 29,76269,
ukuran BUS terkecil sebesar 27,569 yaitu pada Bank Victoria Syariah (BVS)
pada tahun 2012, dan ukuran BUS terbesar sebesar 31,998 yaitu pada Bank
Syariah Mandiri (BSM) tahun 2016.
Rata-rata profitabilitas yang dimiliki BUS pada tahun 2012-2016 sebesar
0,3740, profitabilitas terkecil sebesar -20,13 yaitu pada Maybank Syariah
(MS) tahun 2015, dan profitabilitas terbesar sebesar 3,81 yaitu pada Bank
Mega Syariah Indonesia (BMSI) tahun 2012.
Rata-rata dewan komisaris yang dimiliki BUS pada tahun 2012-2016
adalah 3,72, dewan komisaris terkecil adalah 2 yaitu pada Panin Bank Syariah
(PBS) tahun 2016, dan dewan komisaris terbesar adalah 6 yaitu pada Bank
Muamalat Indonesia (BMI) tahun 2012-2016 dan pada Bank Negara Indonesia
Syariah (BNIS) tahun 2016.
Rata-rata rasio likuiditas yang dilakukan oleh BUS pada tahun 2012-2016
adalah 97,1858, rasio likuiditas terkecil adalah 73,77 yaitu pada Bank Victoria
Syariah (BVS) tahun 2012, dan rasio likuiditas terbesar adalah 197,70 yaitu
pada Maybank Syariah (MS) tahun 2012.
Rata-rata rasio solvabilitas yang dilakukan oleh BUS pada tahun 2012-
2016 adalah 21,8278, rasio solvabilitas terkecil adalah 11,10 yaitu pada Bank
Syariah Bukopin (BSB) tahun 2013, dan rasio solvabilitas terbesar adalah
63,89 yaitu pada Maybank Syariah (MS) tahun 2012.
85
B. Analisis Data
1. Uji Stasioneritas
Menurut Winarno (2015: 11.2), untuk mendeteksi stasioneritas
data, maka sebelum menganalisis data, perlu diketahui apakah datanya
bersifat stasioner atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Unit Root
dengan uji Augmented-Dickey-Fuller. Berdasarkan data yang diperoleh
dari laporan keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012-
2016. Hasil uji stasioneritas data disajikan pada tabel
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Unit Root pada Level
No. Variabel Prob* Keterangan
1. Pengungkapan CSR 0.0759 Tidak Stasioner
2. Ukuran Perusahaan 0.1761 Tidak Stasioner
3. Profitabilitas 0.0321 Stasioner
4. Ukuran Dewan Komisaris 0.0334 Stasioner
5. Likuiditas 0.0169 Stasioner
6. Solvabilitas 0.6586 Tidak Stasioner
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari hasil pengujian pada tabel, variabel yang belum stasioner pada
level adalah pengungkapan CSR, ukuran perusahaan, dan solvabilitas
karena output yang dihasilkan nilai Prob.* lebih besar dari 0.05
(Prob.*>0.05). Karena ada beberapa variabel menunjukkan data belum
stasioner maka pengujian pada Unit Root dilanjutkan pada tingkat first
difference. Hasil pengujian pada first difference dapat dilihat pada tabel
4.2 sebagai berikut:
86
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference
No. Variabel Prob* Keterangan
1. Pengungkapan CSR 0.0357 Stasioner
2. Ukuran Perusahaan 0.0000 Stasioner
6. Solvabilitas 0.0000 Stasioner
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.2 menunjukkan hasil
output yang dihasilkan terlihat bahwa nilai Prob.* lebih kecil dari 0.05
(Prob.*<0.05). Dengan demikian seluruh variabel menunjukkan data telah
stasioner.
2. Uji Regresi Berganda
Dalam pengolahan data dengan menggunakan metode regresi
berganda diperlukan tahapan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen.
Tabel 4.4
Hasil Uji Regresi
Variabel Koefisien Nilai t Signifikansi
(Constant) -2,861 -6,378
SIZE 0,121 7,336 0,000
PROFITABILITAS -0,008 -2,195 0,034
DEWANKOMISARIS -0,030 -1,689 0,098
LIKUIDITAS -9,812E-005 -0,105 0,917
SOLVABILITAS 0,002 1,154 0,255
Nilai F 19,200
Adj. R2 0,650
Durbin Watson 1,627
Sumber: data sekunder yang diolah
87
Berdasarkan tabel di atas, maka regresi berganda antara variabel
independen dan variabel dependen dapat dirumuskan dalam
persamaan berikut:
Pengungkapan CSR = -2,861 + 0,121 size - 0,008 profitabilitas –
0,03 ukuran dewankomisaris - 9,812E-005 likuiditas + 0,002
solvabilitas
a) Interpretasi Persamaan
Berdasarkan persamaan di atas, maka pengaruh variabel
independen terhadap pengungkapan CSR dapat diinterpetasikan
sebagai berikut:
1) a = -2,861, menunjukkan bahwa ketika nilai variabel independen
diasumsikan sebesar nol, maka nilai dari pengungkapan CSR
mengalami penurunan sebesar -2,861.
2) b1 = 0,121
Koefisien regresi b1 sebesar 0,121, hal ini berarti jika ukuran
perusahaan mengalami peningkatan sebesar 1 maka akan diikuti
kenaikan pengungkapan CSR sebesar 0,121 dengan asumsi nilai
koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol.
3) b2 = -0,008
Koefisien regresi b2 sebesar -0,008, hal ini berarti jika
profitabilitas mengalami peningkatan sebesar 1 maka tidak akan
diikuti kenaikan pengungkapan CSR sebesar 0,008 dengan asumsi
88
nilai koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama dengan
nol.
4) b3 = -0,03
Koefisien regresi b3 sebesar -0,03, hal ini berarti jika ukuran
dewan komisaris mengalami peningkatan sebesar 1 maka tidak
akan diikuti kenaikan pengungkapan CSR sebesar 0,03 dengan
asumsi nilai koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama
dengan nol.
5) b4 = -9,812E-005
Koefisien regresi b4 sebesar -9,812E-005, hal ini berarti jika
likuiditas mengalami peningkatan sebesar 1 maka tidak akan
diikuti kenaikan pengungkapan CSR sebesar -9,812E-005 dengan
asumsi nilai koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama
dengan nol.
6) b2 = 0,002
Koefisien regresi b5 sebesar 0,002, hal ini berarti jika solvabilitas
mengalami peningkatan sebesar 1 maka akan diikuti kenaikan
pengungkapan CSR sebesar 0,002 dengan asumsi nilai koefisien
variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol.
b) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen atau
89
sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Uji ini dapat menggunakan ketentuan 0<R2<1.
Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,828a ,686 ,650 ,085363
a. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas,
DewanKomisaris, Likuiditas, UkuranPerusahaan
Sumber: data sekunder yang diolah
Dari tampilan output SPSS model summary di atas, besarnya
adjusted R square adalah 0,650, hal ini berarti 65% variasi
pengungkapan CSR dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel
independen size, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, likuiditas, dan
solvabilitas. Sedangkan sisanya (100% - 65% = 35%) dijelaskan oleh
faktor-faktor yang lain di luar model.
c) Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Tabel 4.6 Hasil Uji F ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression ,700 5 ,140 19,200 ,000b
Residual ,321 44 ,007
Total 1,020 49
a. Dependent Variable: CSRD
b. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas, DewanKomisaris, Likuiditas,
UkuranPerusahaan
Sumber: data sekunder yang diolah
Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 19,200
dan sig 0,000. Tingkat signifikansi tersebut jauh lebih kecil dari 0,05,
hal ini menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan, profitabilitas,
90
ukuran dewan komisaris, likuiditias, dan solvabilitas secara bersama-
sama berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan (CSRD). Dengan demikian H6 diterima, yaitu ukuran
perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, likuiditas, dan
solvabilitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap pengungkapan
CSR.
d) Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variabel independen terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan (CSRD). Berikut uraian dari pengaruh masing-masing
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen:
Tabel 4.7 Hasil Uji t Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -2,861 ,449 -6,378 ,000
UkuranPerusahaan ,121 ,016 1,106 7,336 ,000
Profitabilitas -,008 ,004 -,195 -2,195 ,034
DewanKomisaris -,030 ,017 -,234 -1,689 ,098
Likuiditas -9,812E-005 ,001 -,014 -,105 ,917
Solvabilitas ,002 ,002 ,179 1,154 ,255
a. Dependent Variable: CSRD
Sumber: data sekunder yang diolah
Dari tampilan output SPSS di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1) Variabel size benilai positif pada t hitung sebesar 7,336 dengan
nilai signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi size 0,000 lebih
kecil dari 0,05 dan memiliki koefisien bernilai positif yaitu 0,121,
91
maka dapat disimpulkan bahwa size berpengaruh secara signifikan
dan positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan (CSRD) pada BUS tahun 2012-2016.
2) Variabel profitabilitas benilai negatif pada t hitung sebesar -2,195
dengan nilai signifikansi 0,034. Karena nilai signifikansi
profitabilitas 0,034 lebih kecil dari 0,05 dan memiliki koefisien
bernilai negatif yaitu -0,008, maka dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSRD) pada
BUS tahun 2012-2016.
3) Variabel ukuran dewan komisaris benilai negatif pada t hitung
sebesar -1,689 dengan nilai signifikansi 0,098. Karena nilai
signifikansi ukuran dewan komisaris 0,098 lebih besar dari 0,05
dan memiliki koefisien bernilai negatif yaitu -0,030, maka dapat
disimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan (CSRD) pada BUS tahun 2012-2016.
4) Variabel likuiditas bernilai negatif pada t hitung sebesar -0,105
dengan nilai signifikansi 0,917. Karena nilai signifikansi likuiditas
0,917 lebih besar dari 0,05 dan memiliki koefisien bernilai negatif
yaitu -9,812E-005, maka dapat disimpulkan bahwa likuiditas tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan (CSRD) pada BUS tahun 2012-2016.
92
5) Variabel solvabilitas benilai positif pada t hitung sebesar 1,154
dengan nilai signifikansi 0,255. Karena nilai signifikansi
solvabilitas 0,255 lebih besar dari 0,05 dan memiliki koefisien
bernilai positif yaitu 0,002, maka dapat disimpulkan bahwa
solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSRD) pada
BUS tahun 2012-2016.
3. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui variabel dependen dan
independen berdistribusi dengan normal atau tidak. Dalam penelitian
ini metode yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov. Apabila
signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (sig>a) maka data
tersebut berdistribusi normal.
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas
S
u
Sumber: Data Sekunder yang diolah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 50
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,08089095
Most Extreme Differences
Absolute ,089
Positive ,089
Negative -,072
Kolmogorov-Smirnov Z ,627
Asymp. Sig. (2-tailed) ,827
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
93
Dari uji normalitas pada tabel di atas diperoleh Asymp.Sig. (2-
tailed) sebesar 0,827. Nilai tersebut lebih besar daripada 0,05. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
b) Uji Multikolinearitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas yakni
dengan melihat Tolerence Value dan Variance Inflation Factor (VIF).
Apabila nilai Tolerence Value lebh besar dari 0,10 dan VIF kurang dari
10 maka tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi tersebut.
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -2,861 ,449
-6,378 ,000
UkuranPerusahaan ,121 ,016 1,106 7,336 ,000 ,314 3,182
Profitabilitas -,008 ,004 -,195 -2,195 ,034 ,902 1,108
DewanKomisaris -,030 ,017 -,234 -1,689 ,098 ,371 2,692
Likuiditas -9,812E-005 ,001 -,014 -,105 ,917 ,376 2,658
Solvabilitas ,002 ,002 ,179 1,154 ,255 ,296 3,380
a. Dependent Variable: CSRD
Sumber: data sekunder yang diolah
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Tolerence Value tidak
ada yang kurang dari 0,10 dan tidak ada nilai VIF yang lebih dari 10.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada multikolineritas.
94
c) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu (residual) pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi.
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokoreasi dalam penelitian ini
menggunakan Uji Run test. Jika antar residual tidak terdapat hubungan
korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run
test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara
random atau tidak (sistematis).
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -,01025
Cases < Test Value 25
Cases >= Test Value 25
Total Cases 50
Number of Runs 24
Z -,572
Asymp. Sig. (2-tailed) ,568
a. Median
Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil output SPSS di atas diketahui nilai Asymp. Sig
(2-tailed) sebesar 0,568 lebih besar dari 0,05, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar
nilai residual.
95
d) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Uji
Glejser. Cara pengujiannya dengan meregres nilai absolut residual
terhadap variabel independen (Gujarati dalam Ghozali, 2013). Jika
variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4.11 Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,289 ,267
1,083 ,285
UkuranPerusahaan -,009 ,010 -,255 -,962 ,341
Profitabilitas ,001 ,002 ,083 ,529 ,600
DewanKomisaris ,010 ,010 ,227 ,931 ,357
Likuiditas ,000 ,001 ,139 ,573 ,570
Solvabilitas -,001 ,001 -,152 -,559 ,579
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber: data sekunder yang diolah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa output SPSS dengan jelas
menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut
Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat
kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung
adanya heteroskedastisitas.
96
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1) Pengaruh ukuran perusahaan (size) terhadap pengungkapan CSR.
Berdasarkan uji parsial di atas, diketahui bahwa ukuran perusahaan
(size) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan, yang berarti semakin besar ukuran
perusahaan, maka pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan
akan semakin meningkat. Dengan demikian hipotesis pertama (H1)
diterima, yaitu ukuran perusahaan berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Hal ini dikarenakan perusahaan yang berukuran besar memiliki
pemegang saham yang lebih banyak dan lebih diketahui di kalangan
masyarakat, sehingga untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan pihak-
pihak yang berkepentingan, perusahaan besar mengungkapkan informasi
sosial lebih luas.
Perusahaan yang lebih besar akan memiliki pemegang saham yang
memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan dalam laporan
tahunan, yang merupakan media untuk menyebarkan informasi tentang
tanggungjawab sosial keuangan perusahaan (Sembiring, 2003).
Secara teoritis, perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan politis,
yaitu tekanan untuk melakukan pertanggungjawaban sosial (Trisnawati,
2014).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori agensi yang menyatakan
bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka pengungkapan CSR yang
97
dilakukan akan semakin luas. Teori agensi juga menyatakan bahwa
semakin besar suatu perusahaan, maka biaya keagenan yang muncul juga
semakin besar. Untuk mengurangi biaya keagenan tersebut, perusahaan
akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas (Jensen dan
Meckling dalam Nur dan Priantinah, 2012).
Perusahaan besar mempunyai sumber daya yang besar pula, maka dari
itu akan melakukan pengungkapan lebih luas dan mampu membiayai
penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi tersebut
sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi
kepada pihak eksternal seperti investor dan kreditor, sehingga tidak
memerlukan tambahan biaya yang besar untuk melakukan pengungkapan
yang lebih luas. Dengan demikian perusahaan besar mempunyai biaya
produksi informasi yang lebih rendah daripada perusahaan kecil
(Sudarmadji dan Sularto, 2007).
Selain itu, perusahaan yang lebih besar sudah pasti memiliki
pembiayaan, fasilitas, dan sumber daya manusia yang lebih banyak untuk
dapat melakukan pengungkapan yang lebih sesuai dengan prinsip Islam
(Othman et al., 2009).
Menurut Rahayu dan Cahyati (2014), semakin besar aset sebuah
perusahaan, maka semakin besar tanggung jawab sosialnya, dan hal ini
akan dilaporkan dalam laporan tahunan sehingga pengungkapannya juga
semakin luas.
Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian Othman et al.
98
(2009), Purwanto (2011), Kamil dan Herusetya (2012), Wijaya (2012),
Trisnawati (2014) dan Rosiana, dkk (2015) yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan secara positif signifikan mempengaruhi tingkat
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Namun berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2015), Rahayu dan Cahyati
(2014), Yuliana dkk (2008) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.
2) Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR.
Berdasarkan uji parsial di atas, diketahui bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan, yang berarti semakin besar profitabilitas yang
dimiliki perusahaan, maka pengungkapan tanggung jawab sosial yang
dilakukan perusahaan akan semakin menurun. Dengan demikian hipotesis
kedua (H2) diterima, yaitu profitabilitas berpengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Profitabilitas mempunyai arah hubungan negatif, ini menunjukkan adanya
hubungan yang berbanding terbalik antara profitabilitas dengan tingkat
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Hal ini sesuai dengan teori legitimasi yang dinyatakan oleh Donovan
dan Gibson dalam Nur dan Priantinah (2012) bahwa ketika perusahaan
memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap
tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang
sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada tingkat profitabilitas
99
rendah mereka berharap para pengguna laporan akan membaca “good
news” kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup sosial, dengan
demikian investor akan tetap berinvestasi di perusahaan tersebut.
Sedangkan saat tingkat profitabilitas rendah, perusahaan akan
melakukan pengungkapan sebagai salah satu cara supaya pengguna
laporan bisa melihat kinerja perusahaan (Rahayu dan Cahyati (2014).
Hal ini tidak sesuai dengan teori keagenan yang memaparkan bahwa
manajer perusahaan dengan profit yang lebih tinggi kemungkinan akan
melakukan pengungkapan yang lebih luas dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan pribadi, seperti promosi jabatan dan kompensasi
(Watts dan Zimmerman dalam Rosiana, dkk 2015). Sebaliknya, apabila
profit perusahaan menurun, manajer akan cenderung mengurangi
informasi yang diungkapkan dengan tujuan menyembunyikan alasan-
alasan mengapa profitabilitas perusahaan mengalami penurunan
(Inchausti dalam Rosiana, dkk 2015).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Yuliana, dkk (2008),
Darwis (2009), Roziani dan Sofie (2010), Lungu, dkk (2011), Nur dan
Priantinah (2012), Dewi dan Priyadi (2013), Rahayu dan Cahyati (2014),
dan Trisnawati (2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif
antara profitabilitas dan pengungkapan CSR. Namun bebeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Anugerah (2010), Othman, dkk (2009),
Santioso dan Chandra (2012), Aini (2015), Budiman (2015), Taufik, dkk
(2015) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan
100
signifikan terhadap pengungkapan CSR.
3) Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR.
Berdasarkan uji parsial di atas, diketahui bahwa ukuran dewan
komisaris berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, yang berarti bahwa
pengungkapan tanggung jawab sosial tidak dipengaruhi oleh besar
kecilnya jumlah dewan komisaris. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3)
ditolak, yaitu ukuran dewan komisaris berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Hal ini berarti bahwa sedikit atau banyaknya jumlah anggota dewan
komisaris dalam suatu perusahaan tidak mempengaruhi luas
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan karena kebijakan CSR
merupakan langkah strategis dari manajemen bukan dari dewan
komisaris, dan dewan komisaris tidak terlibat langsung terhadap
kebijakan tersebut (Trisnawati, 2014).
Selain itu, alasan yang lain dikarenakan dewan komisaris merupakan
wakil shareholder yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan
yang dilakukan oleh manajemen, maka dewan komisaris akan membuat
kebijakan menggunakan laba perusahaan untuk aktivitas operasional
perusahaan yang lebih menguntungkan daripada melakukan aktivitas
sosial (Wijaya, 20120).
Dewan komisaris adalah dewan yang bertugas untuk melakukan
pengawasan dan memberikan nasihat kepada direktur Perseroan Terbatas
101
(PT). Tugas dan kewenangan dewan komisaris yaitu melakukan
pengawasan atas jalannya usaha perusahaan dan memberikan nasihat
kepada direktur. Dengan demikian dapat diketahui bahwa dewan
komisaris mempunyai pengawasan termasuk dalam penentuan program
CSR. Tetapi direksilah yang mengambil keputusan operasional. Hasil
yang tidak signifikan tersebut mungkin dapat mengindikasikan kurang
efektifnya fungsi pengawasan Dewan Komisaris terhadap pengungkapan
CSR perusahaan (Yuliana, 2008).
Ketentuan di Indonesia dalam UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 108 ayat
5 menyebutkan bahwa perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan
dengan menghimpun dan/atau mengelola dana masyarakat, Perseroan
yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat atau
Perseroan Terbuka wajib mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang anggota
dewan komisaris. Hal ini berarti besar kecilnya ukuran dewan komisaris
tidak dapat menjamin adanya mekanisme pengawasan yang lebih baik.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Yuliana, dkk (2008),
Luqman (2010), Trisnawati (2014), Nur dan Priantinah (2012), Dewi dan
Priyadi (2013) yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris
berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR. Namun berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Cahyati (2014),
Djuitaningsih dan Marsyah (2012), Santioso dan Chandra (2012),
Terzaghi (2012) dan Budiman (2015) yang menyatakan bahwa ukuran
dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.
102
4) Pengaruh likuiditas terhadap pengungkapan CSR.
Berdasarkan uji parsial di atas, diketahui bahwa likuiditas
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan, yang berarti bahwa pengungkapan
tanggung jawab sosial tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya rasio
likuiditas. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) ditolak, yaitu
likuiditas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Rasio likuiditas yang diukur dengan FDR dalam penelitian ini tidak
memberikan pengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hal ini diduga tinggi
atau rendahnya FDR suatu bank hanya berpengaruh pada kinerja
keuangan dan operasional bank itu sendiri (Masruroh dan Mulazid, 2017).
Hal tersebut dikarenakan bank umum syariah pada saat ini sudah
semakin menyadari bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial
merupakan suatu kewajiban yang dilakukan karena sudah diatur juga di
dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Bank umum syariah tidak
memperhatikan lagi berapa rasio likuiditas yang dimiliki untuk
melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Pengungkapan tanggungjawab sosial pada bank umum syariah telah
menjadi kewajiban sehingga dalam kondisi likuiditas tinggi maupun
rendah bank syariah tetap melakukan pengungkapan tanggung jawab
sosial.
Penelitian ini tidak sesuai dengan teori legitimasi yang berkeyankinan
103
bahwa kekuatan perusahaan yang ditunjukkan oleh rasio likuiditas yang
tinggi akan berhubungan dengan tingkat pengungkapan CSR yang tinggi
pula (Donovan dan Gibson dalam Aini, 2014). Hal ini didasarkan pada
kuatnya keuangan suatu perusahaan akan cenderung memberikan
informasi yang lebih luas daripada perusahaan yang memiliki kondisi
keuangan yang lemah. Perusahaan dengan tingkat likudiitas yang rendah
akan lebih fokus terhadap perbaikan kinerja ekonomi mereka dan
memberikan perhatian yang rendah terhadap lingkungan (Elijido-Ten
dalam Aini, 2014).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Roziani dan Sofie (2010), Kamil dan Herusetya (2012), Yusuf
(2011), Putri dan Christiawan (2014), Aini (2015) yang menyatakan
bahwa rasio likuiditas berpengaruh negatif terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Namun berbeda dengan penelitian
Saputro, dkk (2013) yang menyatakan bahwa rasio likuiditas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR.
5) Pengaruh solvabilitas terhadap pengungkapan CSR.
Berdasarkan uji parsial di atas, diketahui bahwa solvabilitas
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan, yang berarti bahwa pengungkapan tanggung
jawab sosial tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya tingkat solvabilitas
bank syariah. Dengan demikian hipotesis kelima (H5) ditolak, yaitu
solvabilitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
104
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Menurut Wijaya (2012), hal tersebut dikarenakan sudah terjadi
hubungan yang baik antara perusahaan dengan debtholders, yang
mengakibatkan debtholders tidak terlalu memperhatikan rasio leverage
perusahaan. Dengan adanya UU No. 47 Tahun 2007, perusahaan saat ini
sudah cukup menyadari bahwa pengungkapan CSR menjadi kewajiban
semua perusahaan. Oleh karena itu tidak terlalu memperhatikan tingkat
solvabilitas untuk melakukan pengungkapan CSR.
Dengan demikian hasil ini tidak mendukung teori agensi yang
menyatakan bahwa manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang
tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang
dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders (Jensen dan
Meckling dalam Rahayu dan Cahyati, 2014).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Sudarmadji dan Sularto (2007), Darwis (2009), Roziani dan Sofie
(20120), Santioso dan Chandra (2012), Wijaya (2012), Saputro, dkk
(2013), Rosiana, dkk (2015) Taufik (2015) yang menyatakan bahwa rasio
solvabilitas berpengaruh positif dan tidak signifikan. Namun berbeda
dengan penelitian Nur dan Priantinah (2012) yang menyatakan bahwa
rasio solvabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pengungkapan CSR dan penelitian yang dilakukan oleh Kamil dan
Herusetya (2012), Putri dan Christiawan (2014), Dewi dan Priyadi (2013)
yang menyatakan bahwa rasio solvabilitas berpengaruh negatif dan tidak
105
signifikan terhadap pengungkapan CSR.
6) Ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris,
likuiditas dan solvabilitas secara bersama-sama terhadap
Pengungkapan CSR.
Berdasarkan uji signifikansi simultan (uji F) pada tabel 4.9, nilai F
hitung sebesar 19,200 dan signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut
menyatakan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel ukuran
perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, likuiditas, dan
solvabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Taufik, dkk (2015) menyatakan bahwa islamic goveranance score,
leverage, dan profitabilitas secara simultan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pengungkapan CSR. Budiman (2015) menyatakan
bahwa ukuran perusahaan, umur listing perusahaan, kepemilikan
institusional, kepemilikan asing, ukuran dewan komisaris, independensi
komite audit, struktur modal, dan profitabilitas secara simultan
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Handayati (2011) menyatakan
bahwa size, profitabilitas, dan leverage secara bersama-sama
mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR.
106
Tabel 4.12 Kesimpulan Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis Kesimpulan/Hasil
H1 Ukuran perusahaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pengungkapan
CSR.
Diterima
H2 Profitabilitas berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Diterima
H3 Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
pengungkapan CSR.
Ditolak
H4 Likuiditas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Ditolak
H5 Solvabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Ditolak
H6 Ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran
dewan komisaris, likuiditas dan
solvabilitas secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Pengungkapan CSR.
Diterima
107
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Pengungkapan CSR. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori agensi yang
menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka
pengungkapan CSR yang dilakukan akan semakin luas. Teori agensi juga
menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan, maka biaya keagenan
yang muncul juga semakin besar. Untuk mengurangi biaya keagenan
tersebut, perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang
lebih luas (Jensen dan Meckling dalam Nur dan Priantinah, 2012).
2. Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pengungkapan
CSR. Hal ini sesuai dengan teori legitimasi yang dinyatakan oleh Donovan
dan Gibson dalam Nur dan Priantinah (2012) bahwa ketika perusahaan
memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap
tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang
sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada tingkat profitabilitas
rendah mereka berharap para pengguna laporan akan membaca “good
news” kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup sosial, dengan
demikian investor akan tetap berinvestasi di perusahaan tersebut.
3. Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap
Pengungkapan CSR. Ketentuan di Indonesia dalam UU No. 40 Tahun
2007 Pasal 108 ayat 5 menyebutkan bahwa perseroan yang kegiatan
108
usahanya berkaitan dengan menghimpun dan/atau mengelola dana
masyarakat, Perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada
masyarakat atau Perseroan Terbuka wajib mempunyai paling sedikit 2
(dua) orang anggota dewan komisaris. Hal ini berarti besar kecilnya
ukuran dewan komisaris tidak dapat menjamin adanya mekanisme
pengawasan yang lebih baik.
4. Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengungkapan CSR. Hal
tersebut dikarenakan bank umum syariah pada saat ini sudah semakin
menyadari bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan suatu
kewajiban yang dilakukan karena sudah diatur juga di dalam Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007. Bank umum syariah tidak memperhatikan
lagi berapa rasio likuiditas yang dimiliki untuk melakukan pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
5. Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengungkapan CSR.
Menurut Wijaya (2012), hal tersebut dikarenakan sudah terjadi hubungan
yang baik antara perusahaan dengan debtholders, yang mengakibatkan
debtholders tidak terlalu memperhatikan rasio leverage perusahaan.
Dengan adanya UU No. 47 Tahun 2007, perusahaan saat ini sudah cukup
menyadari bahwa pengungkapan CSR menjadi kewajiban semua
perusahaan. Oleh karena itu tidak terlalu memperhatikan tingkat
sovabilitas untuk melakukan pengungkapan CSR.
6. Berdasarkan uji signifikansi simultan, nilai F hitung sebesar 19,200 dan
signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut menyatakan bahwa secara
109
bersama-sama (simultan) variabel ukuran perusahaan, profitabilitas,
ukuran dewan komisaris, likuiditas, dan solvabilitas berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki ketrebatasan, dimana keterbatasan tersebut adaah
sebagai berikut:
1) Penelitian ini hanya terbatas pada periode waktu tertentu yakni 2012-2016
terbatas pada variabel tertentu yang digunakan yaitu ukuran perusahaan,
profitabilitas, ukuran dewan komisaris, likuiditas dan sovabilitas. Diduga
terdapat faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap pengungkapan
CSR.
2) Referensi yang dimiliki penulis belum begitu lengkap untuk menunjang
proses penelitian.
3) Penelitian ini menggunakan indeks ISR dengan 48 penyataan dan
dianalisis secara subyektif. Dapat ditambahkan pernyataan lain yang dapat
mencerminkan pengungkapan tanggung jawab sosial secara Islam.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian serta hal-hal yang terkait dengan keterbatasan
penelitian, berikut saran penulis untuk penelitian selanjutnya:
1. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel yang mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkpapan CSR.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel moderasi atau
variabel intervening dalam menganalisis pengungkapan CSR.
110
3. Penelitian selanjutnya harus dapat mengembangkan pokok-pokok
pengungkapan CSR secara Islam dan lebih komprehensif dengan tidak
lupa memperhatikan karakteristik dan kondisi di Indonesia.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan metode content analysis
lain yang dapat mengurangi tingkat subjektifitas terhadap informasi yang
disajikan oleh perusahaan dalam laporan-laporannya.
111
DAFTAR PUSTAKA
Aini, A. K. (2015). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2013.
Kinerja Vol.12 No.1, 2015.
Anugerah, R., Hutabarat, R., & Faradilla, W. (2010). Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Listing Di BEI tahun 2008. Jurnal Ekonomi Volume 18, Nomor 1 Maret
2010.
Assegaf, Y. U., Falikhatun, & Wahyuni, S. (2012). Bank Syariah di Indonesia:
Corporate Governance Dan Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial
Islai (Islaic Social Responsibility Disclosure). CBAM-FE Vol.1 No. 1, 255-
267.
Bawono, A. (2006). ultivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN.
Budiman, N. A. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Barang Konsumsi
Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013. Jurnal Riset Akuntansi Mercu
Buana, Volume 1, No.1, Mei 2015.
Cahyonowati, N. (2003). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengungkapan Sosial (Sosial Disclosure) Dalam Laporan Tahunan
Perusahaan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Chariri, A., & Ghozali, I. (2003). Teori Akuntansi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Darwis, H. (2009). Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Financial Leverage
Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan High Profile
di BEI tahun 2005. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.13, No.1,
Januari 2009, 52-61.
Dewi, S. S., & Priyadi, M. P. (2013). Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap
CSRD pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun
2009-2011. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol.2, No.3.
Djuitaningsih, T., & Marsyah, W. A. (2012). Pengaruh Manajemen Laba dan
Mekanisme Corporate Governance Terhadap Corporate Social
Responsibility Disclosure pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di
BEI periode 2008-2010. Media Riset Akuntansi, Vol.2, No.2, Agustus
2012.
112
Fitria, S., & Hartanti, D. (2010). Isla dan Tanggung Jawab Sosial: Studi
Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative
Indeks dan Islamic Social Reporting Indeks. Siposiu Nasional Akuntansi
XIII.
Gestari, I. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance & Profitabilitas
Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Umum
Syariah di Indonesia. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Gestari, I. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance Dan Profitabilitas
Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Umum
Syariah di Indonesia. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21.
Semarang: 2013.
Gunawan, Y. (2000). Analisis Pengungkapan Informasi Laporan Tahunan Pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. . Simposium Nasional
Akuntansi III.
Hadi, N. (2011). Corporate Social Responsibility. Edisi 1th. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Handayani, P. (2011). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat
Pengungkapan Informasi Sosial Perusahaan: Studi Empiris Pada
Perusahaan Yang Tergolong High Profile Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2008-2009. Jurnal Akuntansi & Manajemen,
Vol.22, No.2, Agustus 2011, 159-169.
Haniffa, R. M., & Cooke, T. E. (2002). Culture, Corporate Governance and
Disclosure in Malaysian Corporations. ABACUS, Vol. 38, No.3.
Hasibuan, R. (2011). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Sosial. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hussainey, K., & El-Halaby, S. (2016). Determinants of Compliance With
AAOIFI standards by Islamic Banks. International Journal of Islamic and
Middle Eastern Finance and Management, Vol. 9 Issue:1, 143-168.
Kamil, A., & Herusetya, A. (2012). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Luas Pengungkapan Kegiatan Corporate Social Responsibility pada
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2009.
Media Riset Akuntansi, Vol.2 No.1 Februari 2012.
Kartini, D. (2009). Corporate Social Resonsibility. Transformasi Konsep
Sustainability Management & Impelementasi di Indonesia. Bandung: PT
Refika Aditama.
113
Kasmir. (2008). Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lungu, C. I., Caraiani, C., & Dascalu, C. (2011). Research On Corporate Social
Responsibility Reporting. Amfiteatru Economis, Vol. XIII, No. 29
February 2011.
Maali, B., Casson, P., & Napier, C. (2006). Social Reporting by Islamic Banks.
Accounting Foundation The Unity Of Sydney Vol. 42, No.2.
Merina, C. I., & Verawaty. (2016). Pengungkapan Indeks Islaic Social Reporting
Perusahaan Go Public Yang Listing Di Jakarta Islaic Index. Jurnal Ilmiah
MBiA Vol. 15, No.1, 71-84.
Na'im, A., & Rakhman, F. (2000). Analisis Hubungan antara Kelengkapan
Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Struktur Modal dan Tipe
Kepemilikan Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.15,
No.1, hal 70-82.
Nasir, A., Kurnia, P., & Hakri, T. D. (2013). Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Leverage, Profitabilitas, Ukuran, Dan Umur Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Informasi Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pada
Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008-2010.
Jurnal Ekonomi Volume 21, Nomor 4 Desember 2013.
Nur, M., & Priantinah, D. (2012). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Pengungkapan CSR di Indonesia pada Perusahaan berkategori High Profle
yang Listing di BEI tahun 2008-2012. Jurnal Nominal Volume 1, Nomor
1.
Othman, R., & Thani, A. M. (2010). Islamic Socal Reporting Of Listed
Companies In Malaysia. International Business & Economics Research
Journal, Volume 9, Number 4.
Othman, R., & Thani, A. M. (2010). Islamic Social Reporting Of Listed
Companies In Malaysia. International Business & Economics Research
Journal, Volume 9, Number 4.
Othman, R., Thani, A. M., & Ghani, E. K. (2009). Determinants of Islamic Social
Reporting Among Top Shariah-Approved Companies in Bursa Malaysia.
Research Journal of International Studies - Issue 2.
Poerwanto. (2010). Corporate Social Responsibility. Menjinakkan Gejolak Sosial
di Era "Pornografi". Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purwanto, A. (2011). Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas
terhadap Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Non-keuangan
Yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2009. Jurnal Akuntansi & Auditing
Volume 8/No.1/November 2011, 1-94.
114
Putri, R. A., & Christiawan, Y. J. (2014). Pengaruh Profatibilitas, Likuiditas, Dan
Leverage Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada
Perusahaan yang mendapat penghargaan ISRA dan Listed (Go-Public) di
BEI tahun 2010-2012. Business Accounting Review, Nol.2, No.1, 2014.
Raditya, A. N. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) Pada Perusahaan Yang
Masuk Daftar Efek Syariah (DES). Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
Rahayu, R. S., & Cahyati, A. D. (2014). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Perbankan
Syariah (Periode 2011-2014). JRAK Vol. 5, No.5, Agustus 2014, 74-87.
Rosiana, R., Arifin, B., & Hamdani, M. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, Dan Islamic Governance Score Terhadap
Pengungkapan Islamic Social Reporting (Studi Empiris pada Bank Umum
Syariah di Indonesia Tahun 2010-2012). Jurnal Bisnis dan Manajemen
Vol. 5, No.1, April 2015.
Rozak, A. (2016). Analisis Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan
Jumlah Uang Beredar terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Bursa Efek
Indonesia. Conference on Management and Behavioral Studies, ISSN No:
2541-3400 e-ISSN No: 2541-2850. Jakarta: Universitas Tarumanegara.
Roziani, E. A., & Sofie. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Tahunan Bank
Konvensional Dan Bank Syariah Di Indonesia periode 2004-2007.
TAZKIA Islamic FInance & Business Review Vol.5, No.1, Januari-Juli
2010.
Rudito, B., & Famiola, M. (2013). Corporate Social Responsibility. Bandung:
Rekayasa Sains.
Santioso, L., & Chandra, E. (2012). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,
Leverage, Umur Perusahaan, Dan Dewan Komisaris Independen Dalam
Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan
Manufaktur di BEI tahun 2008-2010. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.14,
No.1, April 2017, 17-30.
Saputro, D. A., Fachrurrozie, & Agustina, L. (2013). Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Perusahaan Di Bursa Efek
Indonesia tahun 2010-2012. Accounting Analysis Journal.
Sembiring, E. R. (2003). Kinerja Keuangan, Political Visibility, Ketergantungan
Pada Hutang, Dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Simposium Nasional Akuntansi VI.
Setiawan, I., Asnawi, H. F., & Sofyani, H. (2016). Apakah Ukuran, Profitabilitas,
dan Praktik Manajemen Laba Memengaruhi Tingkat Pelaksanaan dan
115
Pelaporan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia?
Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis (JDAB) Vol.3, No.2, 65-76.
Sudana, M., & Arlindania, P. A. (2011). Corporate Governance dan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Go-
Public Di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Jurnal Manajemen
Teori dan Terapan No.1.
Sudarmadji, A. M., & Sularto, L. (2007). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas
Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan 2004. Proceeding
PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil, Auditorium Kampus
Gunadarma, 21-22 Agustus 2007.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:
ALFABETA.
Supriyanto, R. D. (2017). Pengaruh Kesehatan Bank terhadap Pertumbuhan Laba
pada Perbankan Syariah di Indonesia dengan Variabel Moderasi Ukuran
Bank. Skripsi, IAIN Salatiga.
Syafri, H., & Sofyan. (2008). Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Taswan. (2006). Manajemen Perbankan: Konsep, Teknis & Aplikasi. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.
Taufik, Widianti, M., & Rofiqoh. (2015). Pengaruh Islamic Governance Score,
Leverage, dan Profitabilitas terhadap Islamic Social Reporting Index pada
Bank Umum Syariah di Indonesia (2010-2013). Jurnal Manajemen dan
Bisnis Sriwijaya Vol.13 No.2 Juni 2015.
Terzaghi, M. T. (2012). Pengaruh earning management dan Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEI periode 2008. Jurnal Ekonomi dan
Informasi Akuntansi (JENIUS) Vol.2, No.1, Januari 2012.
Trisnawati, R. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage,
Ukuran Dewan Komisaris dan Kepemilikan Manajerial terhadap
Pengungkapan CSR Industri Perbankan Di Indonesia (Perbankan Syariah
maupun Konvensional tahun 2009-2011). Seminar Nasional dan Call For
Paper Program Studi Akuntansi FEB UMS, 25 Juni 2014, ISBN: 978-602-
70429-2-6.
Untung, H. B. (2009). Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika.
Wasito, G. A., Herwiyanti, E., & Kusumastati, W. H. (2016). Pengaruh Corporate
Governance, Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Corporate
116
Social Responsibility Disclosure. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Vol. 18,
No.1, 1-10.
Wijaya, M. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung
jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama
tahun 2008-2010. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol.1, No.1,
Januari 2012.
Winarno, W. W. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.
Edisi 4. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Yudiana, F. E. (2013). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Yuliana, R., Purnomosidhi, B., & Sukoharsono, E. G. (2008). Pengaruh
Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) dan Dampaknya Terhadap Reaksi Investor pada
Perusahaan yang mengungkapkan CSR di BEI pada tahun 2006. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia Volume 5, Nomor 2, Desember 2008.
Yusuf, M. (2011). Analisa Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan High
Profile Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2005-2007.
Binus Business Review Vol.2, No.1 Mei 2011, 571-583.
BUMN No. Per 05/MBU/2007
PBI No. 15/7/2013
PP No. 47 Tahun 2012
PSAK No. 1 (Revisi 2009)
UU No. 21 Tahun 2008
UU No. 40 Tahun 2007
www.aaoifi.com
www.bankmuamalat.co.id
www.bankvictoriasyariah.co.id
www.bcasyariah.co.id
www.bnisyariah.co.id
www.brisyariah.co.id
117
www.globalreporting.org
www.maybanksyariah.co.id
www.megasyariah.co.id
www.ojk.go.id
www.panindubaisyariah.co.id
www.syariahbukopin.co.id
www.syariahmandiri.co.id
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Indeks Islamic Social Reporting
NO POKOK PENGUNGKAPAN (ITEMS OF
DISCLOSURE)
SUMBER
A INVESTASI DAN KEUANGAN (FINANCE AND INVESTMENT
THEME)
1. Kegiatan yang mengandung Riba Haniffa (2002),
Othman et.al (2009)
2. Kegiatan yang mengandung ketidakjelasan (gharar) Haniffa (2002),
Othman et.al (2009)
3. Zakat (jumlahnya dan penerima zakatnya) Haniffa (2002),
Othman et.al (2009)
4. Kebijakan atas pembayaran tertunda dan
penghapusan piutang tak tertagih
Othman et.al (2009)
5. Kegiatan investasi (secara umum) Haniffa (2007)
6. Proyek pembiayaan (secara umum) Haniffa (2007)
B. PRODUK DAN JASA (PRODUCT AND SERVICE THEME)
7. Persetujuan Dewan Pengawas Syariah untuk suatu
produk baru
Haniffa (2007)
8. Definisi setiap produk Haniffa (2007)
9. Pelayanan atas keluhan konsumen Haniffa (2007)
C. TENAGA KERJA (EMPLOYEE THEME)
10. Jam kerja karyawan Othman et.al (2009)
11. Hari libur Othman et.al (2009)
12. Tunjangan karyawan Haniffa (2002),
Othman et.al (2009)
13. Remunerasi karyawan Othman et.al (2009)
14. Pendidikan dan pelatihan karyawan (Pengembangan
Sumber Daya Manusia)
Othman et.al (2009)
15. Kesetaraan hak antara pria dan wanita Othman et.al (2009)
16. Keterlibatan karyawan Othman et.al (2009)
17. Kesehatan dan keselamatan karyawan Othman et.al (2009)
18. Lingkungan kerja Othman et.al (2009)
19. Karyawan dari kelompok khusus (misalnya cacat
fisik atau mantan pengguna narkoba)
Othman et.al (2009)
20. Tempat beribadah yang memadai bagi karyawan Othman et.al (2009)
D. SOSIAL (SOCIETY THEME)
21. Pemberian donasi (sadaqoh) Haniffa (2002),
Othman et.al (2009)
22. Wakaf Haniffa (2002),
Othman et.al (2009)
23. Pinjaman untuk kebaikan (qardh hassan) Maali et.al (2003),
Othman et.al (2009)
24. Sukarelawan dari kalangan karyawan Othman et.al (2009)
25. Pemberian beasiswa sekolah Othman et.al (2009)
26. Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah Othman et.al (2009)
27. Pengembangan generasi muda Othman et.al (2009)
28. Peningkatan kualitas hidup masyarakat Othman et.al (2009)
29. Kepedulian terhadap anak-anak Othman et.al (2009)
30. Menyokong kegiatan sosial
kemasyarakatan/kesehatan/olahraga
Othman et.al (2009)
E. LINGKUNGAN (ENVIRONMENT THEME)
31. Konservasi lingkungan hidup Othman et.al (2009)
32. Tidak membuat polusi lingkungan hidup Othman et.al (2009)
33. Pendidikan mengenai lingkungan hidup Othman et.al (2009)
34. Penghargaan/sertifikasi lingkungan hidup Othman et.al (2009)
35. Sistem manahemen lingkungan Othman et.al (2009)
F. TATA KELOLA PERUSAHAAN (CORPORATE GOVERNANCE
THEME)
36. Status kepatuhan terhadap syariah Othman et.al (2009)
37. Rincian nama direksi/manajemen Haniffa (2002),
Othman et.al (2009)
38. Ptofil jajaran direksi/manajemen Haniffa (2002),
Othman et.al (2009)
39. Rincian tanggung jawab manajemen Haniffa (2002),
Othman et.al (2009)
40. Pernyataan mengenai remunerasi manajemen Othman et.al (2009)
41. Jumlah pelaksanaan rapat manajemen Othman et.al (2009)
42. Rincian nama dewan pengawas syariah Othman et.al (2009)
43. Profil dewan pengawas syariah Othman et.al (2009)
44. Rincian tanggung jawab dewan pengawas syariah Othman et.al (2009)
45. Pernyataan mengenai remunerasi dewan pengawas
syariah
Othman et.al (2009)
46. Jumlah pelaksanaan rapat dewan pengawas syariah Othman et.al (2009)
47. Struktur kepemilikan saham Othman et.al (2009)
48. Kebijakan anti korupsi Othman et.al (2009)
Sumber: Haniffa (2002) dalam Setiawan, dkk (2016)
LAMPIRAN 2. SKOR INDEKS ISR TAHUN 2012
LAMPIRAN 3. SKOR INDEKS ISR TAHUN 2013
NO KODE BUS A 1 2 3 4 5 6 TA B 7 8 9 TB C 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 TC D 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 TD E 31 32 33 34 35 TE F 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 TF TOT
1 BMI 1 0 1 0 1 1 4 1 1 1 3 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 33
2 BVS 0 0 1 0 0 1 2 0 1 1 2 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 7 16
3 BRIS 0 0 0 0 1 1 2 1 1 0 2 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 0 0 0 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 9 27
4 BNIS 1 1 1 0 1 1 5 0 1 1 2 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 32
5 BSM 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 41
6 BMSI 1 0 1 0 1 1 4 1 1 0 2 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 9 27
7 PBS 0 0 0 0 1 1 2 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 7 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 8 21
8 BSB 1 0 0 0 0 1 2 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 24
9 BCAS 0 0 0 0 1 1 2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 4 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 7 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 25
10 MS 1 0 0 0 0 1 2 1 1 0 2 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 11 25
6 2 5 0 7 10 30 6 9 4 19 0 0 4 5 10 1 7 3 2 0 2 34 9 2 7 8 9 6 8 9 9 10 77 4 2 1 0 1 8 9 10 10 10 8 8 10 10 8 4 6 7 3 103 271TOTAL
NO KODE BUS A 1 2 3 4 5 6 TA B 7 8 9 TB C 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 TC D 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 TD E 31 32 33 34 35 TE F 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 TF TOT
1 BMI 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 42
2 BVS 0 0 1 0 0 1 2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 20
3 BRIS 0 0 0 0 1 1 2 1 0 1 2 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 4 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 1 1 0 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 30
4 BNIS 1 1 1 0 1 1 5 0 1 1 2 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 39
5 BSM 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 42
6 BMSI 0 0 1 0 0 1 2 0 1 1 2 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 5 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11 29
7 PBS 1 1 0 0 0 1 3 1 1 0 2 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 5 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 26
8 BSB 1 0 0 0 0 1 2 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 5 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 28
9 BCAS 0 0 1 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 5 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 11 26
10 MS 1 0 0 0 0 1 2 1 1 0 2 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 11 26
6 4 6 0 5 10 31 6 7 5 18 0 0 8 6 10 2 9 7 4 0 3 49 10 2 6 5 8 8 8 8 9 10 74 5 4 3 1 3 16 10 10 10 10 10 9 10 10 9 7 9 10 6 120 308TOTAL
LAMPIRAN 4. SKOR INDEKS ISR TAHUN 2014
LAMPIRAN 5. SKOR INDEKS ISR TAHUN 2015
NO KODE BUS A 1 2 3 4 5 6 TA B 7 8 9 TB C 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 TC D 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 TD E 31 32 33 34 35 TE F 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 TF TOT
1 BMI 1 0 0 0 1 1 3 1 1 1 3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 37
2 BVS 1 0 1 0 1 1 4 1 1 0 2 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 3 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 4 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 25
3 BRIS 0 0 0 0 1 1 2 1 1 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 0 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 11 27
4 BNIS 0 0 1 0 1 1 3 0 1 1 2 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 0 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 35
5 BSM 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 43
6 BMSI 0 0 1 0 0 1 2 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 3 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 6 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 25
7 PBS 1 1 0 0 0 1 3 1 1 0 2 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 5 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 24
8 BSB 1 0 0 0 0 1 2 1 1 0 2 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 27
9 BCAS 0 0 1 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 5 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 11 27
10 MS 1 1 0 0 0 1 3 1 1 0 2 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 31
6 3 5 0 6 10 30 7 9 3 19 0 0 7 5 10 2 8 5 5 0 3 45 9 2 7 7 9 7 7 9 9 9 75 5 4 2 0 2 13 10 10 10 10 10 10 10 10 10 5 10 9 5 119 301TOTAL
NO KODE BUS A 1 2 3 4 5 6 TA B 7 8 9 TB C 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 TC D 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 TD E 31 32 33 34 35 TE F 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 TF TOT
1 BMI 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 38
2 BVS 0 0 1 0 1 1 3 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 4 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 4 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 10 22
3 BRIS 0 0 0 0 1 1 2 1 1 0 2 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 25
4 BNIS 0 0 1 0 1 1 3 0 1 1 2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 39
5 BSM 1 1 1 0 1 1 5 0 1 1 2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 41
6 BMSI 0 0 1 0 0 1 2 1 0 1 2 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 26
7 PBS 1 1 1 0 0 1 4 1 1 1 3 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 4 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 32
8 BSB 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 3 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 35
9 BCAS 0 0 0 0 1 1 2 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 5 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 11 27
10 MS 1 0 0 0 0 1 2 1 1 0 2 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 5 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 30
5 4 7 0 7 10 33 7 8 6 21 0 0 6 6 10 4 9 5 7 0 3 50 10 1 8 6 9 9 9 10 9 10 81 4 2 2 0 3 11 10 10 10 10 9 10 10 10 10 6 10 8 6 119 315TOTAL
LAMPIRAN 6. SKOR INDEKS ISR TAHUN 2016
LAMPIRAN 7. RANGKUMAN SKOR INDEKS ISR TAHUN 2012-2016
NO KODE BUS A 1 2 3 4 5 6 TA B 7 8 9 TB C 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 TC D 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 TD E 31 32 33 34 35 TE F 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 TF TOT
1 BMI 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 1 4 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 39
2 BVS 1 1 0 0 1 1 4 1 1 0 2 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 3 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 5 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 27
3 BRIS 0 0 1 0 1 1 3 1 1 1 3 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 0 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 36
4 BNIS 1 1 1 0 1 1 5 0 1 1 2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 41
5 BSM 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 42
6 BMSI 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 3 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 7 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 38
7 PBS 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 39
8 BSB 1 1 0 0 1 1 4 1 1 1 3 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 38
9 BCAS 0 0 1 0 1 1 3 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 4 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 28
10 MS 1 1 0 0 1 1 4 1 1 1 3 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 7 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 5 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 32
8 8 7 0 10 10 43 9 9 8 26 0 0 10 6 10 5 10 9 8 0 6 64 10 3 9 7 9 8 6 9 10 10 81 7 7 2 0 6 22 10 10 9 10 10 10 10 9 10 7 10 10 9 124 360TOTAL
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
1 BMI 4 5 3 5 5 3 3 3 3 3 4 8 8 7 7 9 9 9 9 9 1 4 4 2 4 12 13 10 12 11
2 BVS 2 2 4 3 4 2 1 2 1 2 2 2 3 4 3 3 3 4 4 5 0 0 0 0 0 7 12 12 10 13
3 BRIS 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 1 2 7 9 8 9 9 9 2 2 2 0 2 9 12 11 10 12
4 BNIS 5 5 3 3 5 2 2 2 2 2 3 5 6 8 8 10 10 10 10 10 0 5 2 4 4 12 12 12 12 12
5 BSM 5 5 5 5 5 3 3 3 2 3 8 8 8 8 8 9 10 10 9 10 4 4 4 4 3 12 12 13 13 13
6 BMSI 4 2 2 2 5 2 2 1 2 3 3 5 3 2 7 9 8 6 8 8 0 1 1 0 3 9 11 12 12 12
7 PBS 2 3 3 4 5 1 2 2 3 3 3 5 5 4 7 7 3 2 7 8 0 0 0 1 3 8 13 12 13 13
8 BSB 2 2 2 5 4 1 1 2 3 3 2 5 2 5 6 6 7 8 9 9 0 0 0 0 3 13 13 13 13 13
9 BCAS 2 3 3 2 3 1 0 0 1 1 4 5 5 5 4 7 7 8 8 8 1 0 0 0 0 10 11 11 11 12
10 MS 2 2 3 2 4 2 2 2 2 3 2 2 4 5 7 8 9 9 8 5 0 0 0 0 0 11 11 13 13 13
30 31 30 33 43 19 18 19 21 26 34 49 45 50 64 77 74 75 81 81 8 16 13 11 22 103 120 119 119 124
E F
TOTAL
C DNO BUS
A B
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
1 BMI 33 42 37 38 39 0,69 0,88 0,77 0,79 0,81
2 BVS 16 20 25 22 27 0,33 0,42 0,52 0,46 0,56
3 BRIS 27 30 27 25 36 0,56 0,63 0,56 0,52 0,75
4 BNIS 32 39 35 39 41 0,67 0,81 0,73 0,81 0,85
5 BSM 41 42 43 41 42 0,85 0,88 0,9 0,85 0,88
6 BMSI 27 29 25 26 38 0,56 0,6 0,52 0,54 0,79
7 PBS 21 26 24 32 39 0,44 0,54 0,5 0,67 0,81
8 BSB 24 28 27 35 38 0,5 0,58 0,56 0,73 0,79
9 BCAS 25 26 27 27 28 0,52 0,54 0,56 0,56 0,58
10 MS 25 26 31 30 32 0,52 0,54 0,65 0,63 0,67
271 308 301 315 360 5,65 6,42 6,27 6,56 7,5
TOTALNO BUS
TOTAL
INDEKS ISR
Lampiran 8. Rangkuman Jumlah Perusahaan per Pokok Pengungkapan
NO POKOK PENGUNGKAPAN (ITEMS
OF DISCLOSURE)
Jumlah Perusahaan
2012 2013 2014 2015 2016
A. INVESTASI DAN KEUANGAN
(FINANCE AND INVESTMENT
THEME)
1. Kegiatan yang mengandung Riba 6 6 6 5 8
2. Kegiatan yang mengandung
ketidakjelasan (gharar)
2 4 3 4 8
3. Zakat (jumlahnya dan penerima
zakatnya)
5 6 5 7 7
4. Kebijakan atas pembayaran tertunda dan
penghapusan piutang tak tertagih
0 0 0 0 0
5. Kegiatan investasi (secara umum) 7 5 6 7 10
6. Proyek pembiayaan (secara umum) 10 10 10 10 10
B. PRODUK DAN JASA (PRODUCT
AND SERVICE THEME)
7. Persetujuan Dewan Pengawas Syariah
untuk suatu produk baru
6 6 7 7 9
8. Definisi setiap produk 9 7 9 8 9
9. Pelayanan atas keluhan konsumen 4 5 3 6 8
C. TENAGA KERJA (EMPLOYEE
THEME)
10. Jam kerja karyawan 0 0 0 0 0
11. Hari libur 0 0 0 0 0
12. Tunjangan karyawan 4 8 7 6 10
13. Remunerasi karyawan 5 6 5 6 6
14. Pendidikan dan pelatihan karyawan
(Pengembangan Sumber Daya Manusia)
10 10 10 10 10
15. Kesetaraan hak antara pria dan wanita 1 2 2 4 5
16. Keterlibatan karyawan 7 9 8 9 10
17. Kesehatan dan keselamatan karyawan 3 7 5 5 9
18. Lingkungan kerja 2 4 5 7 8
19. Karyawan dari kelompok khusus
(misalnya cacat fisik atau mantan
pengguna narkoba)
0 0 0 0 0
20. Tempat beribadah yang memadai bagi
karyawan
2 3 3 3 6
D. SOSIAL (SOCIETY THEME)
21. Pemberian donasi (sadaqoh) 9 10 9 10 10
22. Wakaf 2 2 2 1 3
23. Pinjaman untuk kebaikan (qardh hassan) 7 6 7 8 9
24. Sukarelawan dari kalangan karyawan 8 5 7 6 7
25. Pemberian beasiswa sekolah 9 8 9 9 9
26. Pemberdayaan kerja para lulusan
sekolah/kuliah
6 8 7 9 8
27. Pengembangan generasi muda 8 8 7 9 6
28. Peningkatan kualitas hidup masyarakat 9 8 9 10 9
29. Kepedulian terhadap anak-anak 9 9 9 9 10
30. Menyokong kegiatan sosial
kemasyarakatan/kesehatan/olahraga
10 10 9 10 10
E. LINGKUNGAN (ENVIRONMENT
THEME)
31. Konservasi lingkungan hidup 4 5 5 4 7
32. Tidak membuat polusi lingkungan hidup 2 4 4 2 7
33. Pendidikan mengenai lingkungan hidup 1 3 2 2 2
34. Penghargaan/sertifikasi lingkungan
hidup
0 1 0 0 0
35. Sistem manahemen lingkungan 1 3 2 3 6
F. TATA KELOLA PERUSAHAAN
(CORPORATE GOVERNANCE
THEME)
36. Status kepatuhan terhadap syariah 9 10 10 10 10
37. Rincian nama direksi/manajemen 10 10 10 10 10
38. Ptofil jajaran direksi/manajemen 10 10 10 10 9
39. Rincian tanggung jawab manajemen 10 10 10 10 10
40. Pernyataan mengenai remunerasi
manajemen
8 10 10 9 10
41. Jumlah pelaksanaan rapat manajemen 8 9 10 10 10
42. Rincian nama dewan pengawas syariah 10 10 10 10 10
43. Profil dewan pengawas syariah 10 10 10 10 9
44. Rincian tanggung jawab dewan
pengawas syariah
8 9 10 10 10
45. Pernyataan mengenai remunerasi dewan
pengawas syariah
4 7 5 6 7
46. Jumlah pelaksanaan rapat dewan
pengawas syariah
6 9 10 10 10
47. Struktur kepemilikan saham 7 10 9 8 10
48. Kebijakan anti korupsi 3 6 5 6 9
LAMPIRAN 9. RANGKUMAN DATA PENELITIAN
LAMPIRAN 10.
1. UJI STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
UkuranPerusahaan 50 27,569 31,998 29,76269 1,324115
Profitabilitas 50 -20,13 3,81 ,3740 3,53043
DewanKomisaris 50 2 6 3,72 1,144
Likuiditas 50 73,77 197,70 97,1858 21,27107
Solvabilitas 50 11,10 63,89 21,8278 12,68209
CSRD 50 ,333 ,896 ,64792 ,144292
Valid N (listwise) 50
No. Kode BUS Tahun Total Asset Ukuran Perusahaan Profitabilitas Dewan Komisaris Likuiditas Solvabilitas CSRD
2012 44.850.000.000.000Rp 31,434 1,54 6 94,15 11,57 0,688
2013 54.694.021.000.000Rp 31,633 0,50 6 99,99 14,05 0,875
2014 62.413.310.000.000Rp 31,765 0,17 6 84,14 14,15 0,771
2015 57.172.588.000.000Rp 31,677 0,20 6 90,30 12,00 0,792
2016 55.786.397.505.000Rp 31,653 0,22 4 95,13 12,74 0,813
2012 939.472.000.000Rp 27,569 1,43 3 73,77 28,08 0,333
2013 1.323.398.000.000Rp 27,911 0,50 3 84,65 18,40 0,417
2014 1.439.983.000.000Rp 27,996 -1,87 3 95,19 15,27 0,521
2015 1.379.266.000.000Rp 27,953 -2,36 3 95,29 16,14 0,458
2016 1.625.183.000.000Rp 28,117 -2,19 3 100,67 15,98 0,563
2012 14.088.789.000.000Rp 30,276 0,88 5 103,07 11,91 0,563
2013 17.400.914.000.000Rp 30,488 1,15 5 102,70 14,49 0,625
2014 20.341.033.000.000Rp 30,644 0,08 5 93,90 12,89 0,563
2015 24.230.247.000.000Rp 30,819 0,77 5 84,16 13,94 0,521
2016 27.687.188.000.000Rp 30,952 0,95 5 81,42 20,63 0,750
2012 10.645.000.000.000Rp 29,996 1,48 3 84,99 19,07 0,667
2013 14.709.000.000.000Rp 30,319 1,37 3 97,86 16,23 0,813
2014 19.492.000.000.000Rp 30,601 1,27 3 92,60 18,43 0,729
2015 23.018.000.000.000Rp 30,767 1,43 3 91,94 18,11 0,813
2016 28.314.000.000.000Rp 30,974 1,44 6 84,57 17,81 0,854
2012 54.229.000.000.000Rp 31,624 2,25 5 94,40 13,82 0,854
2013 63.965.000.000.000Rp 31,789 1,53 5 89,37 14,10 0,875
2014 66.956.000.000.000Rp 31,835 -0,04 5 82,13 14,12 0,896
2015 70.370.000.000.000Rp 31,885 0,56 5 81,99 12,85 0,854
2016 78.832.000.000.000Rp 31,998 0,59 5 79,19 14,01 0,875
2012 8.163.668.000.000Rp 29,731 3,81 3 88,88 13,51 0,563
2013 9.121.576.000.000Rp 29,842 2,33 3 93,37 12,99 0,604
2014 7.044.588.000.000Rp 29,583 0,29 3 93,61 19,26 0,521
2015 5.559.819.000.000Rp 29,347 0,30 3 98,49 18,74 0,542
2016 6.135.242.000.000Rp 29,445 2,63 3 95,24 23,53 0,792
2012 2.140.482.000.000Rp 28,392 3,48 3 105,66 32,20 0,438
2013 4.052.701.000.000Rp 29,030 1,03 3 90,40 20,83 0,542
2014 6.206.504.000.000Rp 29,457 1,99 3 94,04 25,69 0,500
2015 7.134.235.000.000Rp 29,596 1,14 3 96,43 20,30 0,667
2016 8.757.964.000.000Rp 29,801 0,37 2 91,99 18,17 0,813
2012 3.616.108.000.000Rp 28,916 0,55 3 91,98 12,78 0,500
2013 4.343.069.000.000Rp 29,100 0,69 3 100,29 11,10 0,583
2014 5.160.517.000.000Rp 29,272 0,27 3 92,89 14,80 0,563
2015 5.827.154.000.000Rp 29,394 0,79 4 90,56 16,31 0,729
2016 7.019.599.000.000Rp 29,580 0,76 4 88,18 17,00 0,792
2012 1.602.200.000.000Rp 28,102 0,80 3 79,90 31,50 0,521
2013 2.041.419.000.000Rp 28,345 1,00 3 83,50 22,40 0,542
2014 2.994.449.000.000Rp 28,728 0,80 3 91,20 29,60 0,563
2015 4.349.580.046.527Rp 29,101 1,00 3 91,40 34,30 0,563
2016 4.995.606.338.455Rp 29,240 1,10 3 90,10 36,70 0,583
2012 2.062.552.000.000Rp 28,355 2,88 2 197,70 63,89 0,521
2013 2.299.971.000.000Rp 28,464 2,87 3 152,87 59,41 0,542
2014 2.449.541.000.000Rp 28,527 3,61 3 157,77 52,13 0,646
2015 1.743.439.000.000Rp 28,187 -20,13 3 110,54 38,40 0,625
2016 1.344.720.000.000Rp 27,927 -9,51 3 134,73 55,06 0,667
10 MS
7 PBS
8 BSB
9 BCAS
4 BNIS
5 BSM
6 BMSI
1 BMI
2 BVS
3 BRIS
2. UJI STASIONERITAS
Uji Unit Root variabel Pengungkapan CSR pada level
Null Hypothesis: CSRD has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 5 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.737549 0.0759
Test critical values: 1% level -3.588509
5% level -2.929734
10% level -2.603064
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(CSRD)
Method: Least Squares
Date: 09/30/17 Time: 13:05
Sample (adjusted): 7 50
Included observations: 44 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
CSRD(-1) -0.423558 0.154722 -2.737549 0.0095
D(CSRD(-1)) 0.032752 0.165388 0.198034 0.8441
D(CSRD(-2)) 0.071117 0.149054 0.477122 0.6361
D(CSRD(-3)) 0.080008 0.143357 0.558105 0.5801
D(CSRD(-4)) 0.015909 0.134918 0.117918 0.9068
D(CSRD(-5)) 0.434985 0.121421 3.582445 0.0010
C 0.277057 0.100542 2.755633 0.0090
R-squared 0.503877 Mean dependent var 0.007576
Adjusted R-squared 0.423424 S.D. dependent var 0.129762
S.E. of regression 0.098531 Akaike info criterion -1.651974
Sum squared resid 0.359212 Schwarz criterion -1.368126
Log likelihood 43.34343 Hannan-Quinn criter. -1.546709
F-statistic 6.263041 Durbin-Watson stat 2.295349
Prob(F-statistic) 0.000131
Uji Unit Root variabel Ukuran Perusahaan pada level
Null Hypothesis: UKURAN_PERUSAHAAN has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.299847 0.1761
Test critical values: 1% level -3.571310
5% level -2.922449
10% level -2.599224
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(UKURAN_PERUSAHAAN)
Method: Least Squares
Date: 09/30/17 Time: 13:10
Sample (adjusted): 2 50
Included observations: 49 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
UKURAN_PERUSAHAAN(-
1) -0.205803 0.089486 -2.299847 0.0259
C 6.061392 2.669210 2.270856 0.0278
R-squared 0.101154 Mean dependent var -0.071574
Adjusted R-squared 0.082030 S.D. dependent var 0.848193
S.E. of regression 0.812660 Akaike info criterion 2.462952
Sum squared resid 31.03956 Schwarz criterion 2.540169
Log likelihood -58.34232 Hannan-Quinn criter. 2.492248
F-statistic 5.289297 Durbin-Watson stat 1.929811
Prob(F-statistic) 0.025945
Uji Unit Root variabel Profitabilitas pada level
Null Hypothesis: PROFITABILITAS has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.114585 0.0321
Test critical values: 1% level -3.574446
5% level -2.923780
10% level -2.599925
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PROFITABILITAS)
Method: Least Squares
Date: 09/30/17 Time: 13:09
Sample (adjusted): 3 50
Included observations: 48 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
PROFITABILITAS(-1) -1.335712 0.428857 -3.114585 0.0032
D(PROFITABILITAS(-
1)) 0.693114 0.390843 1.773383 0.0829
C 0.846526 0.631619 1.340247 0.1869
R-squared 0.316591 Mean dependent var -0.208542
Adjusted R-squared 0.286217 S.D. dependent var 3.950622
S.E. of regression 3.337709 Akaike info criterion 5.308908
Sum squared resid 501.3137 Schwarz criterion 5.425858
Log likelihood -124.4138 Hannan-Quinn criter. 5.353104
F-statistic 10.42318 Durbin-Watson stat 2.056560
Prob(F-statistic) 0.000191
Uji Unit Root variabel Ukuran Dewan Komisaris pada level
Null Hypothesis: DEWAN_KOMISARIS has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.096067 0.0334
Test critical values: 1% level -3.571310
5% level -2.922449
10% level -2.599224
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(DEWAN_KOMISARIS)
Method: Least Squares
Date: 09/30/17 Time: 13:08
Sample (adjusted): 2 50
Included observations: 49 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DEWAN_KOMISARIS(-
1) -0.295761 0.095528 -3.096067 0.0033
C 1.043353 0.372986 2.797295 0.0074
R-squared 0.169400 Mean dependent var -0.061224
Adjusted R-squared 0.151728 S.D. dependent var 0.826845
S.E. of regression 0.761539 Akaike info criterion 2.333008
Sum squared resid 27.25723 Schwarz criterion 2.410225
Log likelihood -55.15870 Hannan-Quinn criter. 2.362304
F-statistic 9.585633 Durbin-Watson stat 1.966153
Prob(F-statistic) 0.003302
Uji Unit Root variabel Likuiditas pada level
Null Hypothesis: LIKUIDITAS has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.370156 0.0169
Test critical values: 1% level -3.571310
5% level -2.922449
10% level -2.599224
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(LIKUIDITAS)
Method: Least Squares
Date: 09/30/17 Time: 13:08
Sample (adjusted): 2 50
Included observations: 49 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LIKUIDITAS(-1) -0.421106 0.124952 -3.370156 0.0015
C 41.43104 12.31888 3.363216 0.0015
R-squared 0.194626 Mean dependent var 0.828163
Adjusted R-squared 0.177490 S.D. dependent var 19.83777
S.E. of regression 17.99133 Akaike info criterion 8.657617
Sum squared resid 15213.34 Schwarz criterion 8.734834
Log likelihood -210.1116 Hannan-Quinn criter. 8.686913
F-statistic 11.35795 Durbin-Watson stat 2.192300
Prob(F-statistic) 0.001509
Uji Unit Root variabel Solvabilitas pada level
Null Hypothesis: SOLVABILITAS has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.219874 0.6586
Test critical values: 1% level -3.571310
5% level -2.922449
10% level -2.599224
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(SOLVABILITAS)
Method: Least Squares
Date: 09/30/17 Time: 13:09
Sample (adjusted): 2 50
Included observations: 49 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
SOLVABILITAS(-1) -0.105353 0.086364 -1.219874 0.2286
C 3.115731 2.089123 1.491406 0.1425
R-squared 0.030690 Mean dependent var 0.887551
Adjusted R-squared 0.010066 S.D. dependent var 7.133640
S.E. of regression 7.097645 Akaike info criterion 6.797363
Sum squared resid 2367.698 Schwarz criterion 6.874580
Log likelihood -164.5354 Hannan-Quinn criter. 6.826659
F-statistic 1.488093 Durbin-Watson stat 2.201918
Prob(F-statistic) 0.228599
Uji Unit Root variabel Pengungkapan CSR pada 1st difference
Null Hypothesis: D(CSRD) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 4 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.076593 0.0357
Test critical values: 1% level -3.588509
5% level -2.929734
10% level -2.603064
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(CSRD,2)
Method: Least Squares
Date: 09/30/17 Time: 13:07
Sample (adjusted): 7 50
Included observations: 44 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(CSRD(-1)) -1.361050 0.442389 -3.076593 0.0039
D(CSRD(-1),2) 0.077952 0.370811 0.210221 0.8346
D(CSRD(-2),2) -0.089579 0.300647 -0.297954 0.7674
D(CSRD(-3),2) -0.209075 0.219860 -0.950946 0.3476
D(CSRD(-4),2) -0.348958 0.126911 -2.749623 0.0091
C 0.004892 0.016214 0.301717 0.7645
R-squared 0.814553 Mean dependent var 0.011837
Adjusted R-squared 0.790152 S.D. dependent var 0.232746
S.E. of regression 0.106619 Akaike info criterion -1.512988
Sum squared resid 0.431968 Schwarz criterion -1.269690
Log likelihood 39.28574 Hannan-Quinn criter. -1.422762
F-statistic 33.38211 Durbin-Watson stat 2.136349
Prob(F-statistic) 0.000000
Uji Unit Root variabel Ukuran Perusahaan pada 1st difference
Null Hypothesis: D(UKURAN_PERUSAHAAN) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.255215 0.0000
Test critical values: 1% level -3.574446
5% level -2.923780
10% level -2.599925
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(UKURAN_PERUSAHAAN,2)
Method: Least Squares
Date: 09/30/17 Time: 13:11
Sample (adjusted): 3 50
Included observations: 48 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(UKURAN_PERUSAHAAN(-
1)) -1.066742 0.147031 -7.255215 0.0000
C -0.081715 0.125042 -0.653500 0.5167
R-squared 0.533649 Mean dependent var -0.009544
Adjusted R-squared 0.523511 S.D. dependent var 1.251039
S.E. of regression 0.863570 Akaike info criterion 2.585289
Sum squared resid 34.30461 Schwarz criterion 2.663256
Log likelihood -60.04694 Hannan-Quinn criter. 2.614753
F-statistic 52.63814 Durbin-Watson stat 2.004330
Prob(F-statistic) 0.000000
Uji Unit Root variabel Solvabilitas pada 1st difference
Null Hypothesis: D(SOLVABILITAS) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.344804 0.0000
Test critical values: 1% level -3.574446
5% level -2.923780
10% level -2.599925
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(SOLVABILITAS,2)
Method: Least Squares
Date: 09/30/17 Time: 13:10
Sample (adjusted): 3 50
Included observations: 48 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(SOLVABILITAS(-1)) -1.259317 0.150910 -8.344804 0.0000
C 0.999322 1.022528 0.977306 0.3335
R-squared 0.602199 Mean dependent var 0.295417
Adjusted R-squared 0.593551 S.D. dependent var 11.07415
S.E. of regression 7.060136 Akaike info criterion 6.787580
Sum squared resid 2292.894 Schwarz criterion 6.865546
Log likelihood -160.9019 Hannan-Quinn criter. 6.817043
F-statistic 69.63576 Durbin-Watson stat 1.986545
Prob(F-statistic) 0.000000
3. ANALISIS REGRESI
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1
Solvabilitas,
Profitabilitas,
DewanKomisar
is, Likuiditas,
UkuranPerusah
aanb
. Enter
a. Dependent Variable: CSRD
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,828a ,686 ,650 ,085363
a. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas,
DewanKomisaris, Likuiditas, UkuranPerusahaan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression ,700 5 ,140 19,200 ,000b
Residual ,321 44 ,007
Total 1,020 49
a. Dependent Variable: CSRD
b. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas, DewanKomisaris, Likuiditas,
UkuranPerusahaan
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -2,861 ,449 -6,378 ,000
UkuranPerusahaan ,121 ,016 1,106 7,336 ,000
Profitabilitas -,008 ,004 -,195 -2,195 ,034
DewanKomisaris -,030 ,017 -,234 -1,689 ,098
Likuiditas -9,812E-005 ,001 -,014 -,105 ,917
Solvabilitas ,002 ,002 ,179 1,154 ,255
a. Dependent Variable: CSRD
4. UJI ASUMSI KLASIK
a. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,08089095
Most Extreme Differences
Absolute ,089
Positive ,089
Negative -,072
Kolmogorov-Smirnov Z ,627
Asymp. Sig. (2-tailed) ,827
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
b. Uji Multikolinearitas
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1
Solvabilitas,
Profitabilitas,
DewanKomisaris
, Likuiditas,
UkuranPerusaha
anb
. Enter
a. Dependent Variable: CSRD
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,828a ,686 ,650 ,085363
a. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas, DewanKomisaris,
Likuiditas, UkuranPerusahaan
b. Dependent Variable: CSRD
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression ,700 5 ,140 19,200 ,000b
Residual ,321 44 ,007
Total 1,020 49
a. Dependent Variable: CSRD
b. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas, DewanKomisaris, Likuiditas,
UkuranPerusahaan
Coefficient Correlationsa
Model Solvabilitas Profitabilitas Dewan
Komisaris
Likuiditas Ukuran
Perusahaan
1
Correlations
Solvabilitas 1,000 ,109 ,015 -,757 ,309
Profitabilitas ,109 1,000 ,184 -,090 -,236
Dewan
Komisaris
,015 ,184 1,000 ,042 -,724
Likuiditas -,757 -,090 ,042 1,000 -,141
Ukuran
Perusahaan
,309 -,236 -,724 -,141 1,000
Covariances
Solvabilitas 3,126E-006 6,987E-007 4,607E-007 -1,252E-006 8,968E-006
Profitabilitas 6,987E-007 1,322E-005 1,170E-005 -3,052E-007 -1,411E-005
Dewan
Komisaris
4,607E-007 1,170E-005 ,000 6,798E-007 ,000
Likuiditas -1,252E-006 -3,052E-007 6,798E-007 8,737E-007 -2,162E-006
Ukuran
Perusahaan
8,968E-006 -1,411E-005 ,000 -2,162E-006 ,000
a. Dependent Variable: CSRD
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -2,861 ,449 -6,378 ,000
UkuranPerusahaan ,121 ,016 1,106 7,336 ,000 ,314 3,182
Profitabilitas -,008 ,004 -,195 -2,195 ,034 ,902 1,108
DewanKomisaris -,030 ,017 -,234 -1,689 ,098 ,371 2,692
Likuiditas -9,812E-005 ,001 -,014 -,105 ,917 ,376 2,658
Solvabilitas ,002 ,002 ,179 1,154 ,255 ,296 3,380
a. Dependent Variable: CSRD
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimen
sion
Eigenva
lue
Condition
Index
Variance Proportions
(Const
ant)
Ukuran
Perusahaan
Profitabili
tas
Dewan
Komisaris
Likuidit
as
Solvabil
itas
1
1 4,696 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00
2 ,999 2,168 ,00 ,00 ,88 ,00 ,00 ,00
3 ,258 4,267 ,00 ,00 ,05 ,04 ,00 ,17
4 ,034 11,828 ,00 ,00 ,01 ,48 ,03 ,29
5 ,012 19,480 ,01 ,00 ,01 ,01 ,96 ,45
6 ,000 118,986 ,99 ,99 ,06 ,48 ,01 ,09
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value ,41139 ,86362 ,64792 ,119485 50
Residual -,198543 ,186123 ,000000 ,080891 50
Std. Predicted Value -1,980 1,805 ,000 1,000 50
Std. Residual -2,326 2,180 ,000 ,948 50
a. Dependent Variable: CSRD
c. Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -,01025
Cases < Test Value 25
Cases >= Test Value 25
Total Cases 50
Number of Runs 24
Z -,572
Asymp. Sig. (2-tailed) ,568
a. Median
d. Uji Heteroskedastisitas
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1
Solvabilitas,
Profitabilitas,
DewanKomisar
is, Likuiditas,
UkuranPerusah
aanb
. Enter
a. Dependent Variable: AbsUt
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,177a ,031 -,079 ,05076
a. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas,
DewanKomisaris, Likuiditas, UkuranPerusahaan
b. Dependent Variable: AbsUt
a. Dependent Variable: CSRD
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression ,004 5 ,001 ,285 ,919b
Residual ,113 44 ,003
Total ,117 49
a. Dependent Variable: AbsUt
b. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas, DewanKomisaris, Likuiditas,
UkuranPerusahaan
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,289 ,267 1,083 ,285
UkuranPerusahaan -,009 ,010 -,255 -,962 ,341
Profitabilitas ,001 ,002 ,083 ,529 ,600
DewanKomisaris ,010 ,010 ,227 ,931 ,357
Likuiditas ,000 ,001 ,139 ,573 ,570
Solvabilitas -,001 ,001 -,152 -,559 ,579
a. Dependent Variable: AbsUt
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value ,0427 ,0797 ,0638 ,00865 50
Residual -,07035 ,13132 ,00000 ,04811 50
Std. Predicted Value -2,437 1,831 ,000 1,000 50
Std. Residual -1,386 2,587 ,000 ,948 50
a. Dependent Variable: AbsUt
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rini Suryati
Tempat dan tanggal lahir : Kab. Semarang, 03 Juli 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :
RA Sruwen 01 lulus tahun 2000
MI Sruwen 01 lulus tahun 2007
SMPN 1 Tengaran lulus tahun 2010
SMAN 3 Salatiga lulus tahun 2013
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 08 September 2017
Penulis
Rini Suryati
NIM. 213 13 180