Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Bukittinggi 23-25 September 2014
Tema
:“Dukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam
Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika
Berkelanjutan”
Diselenggarakan Oleh:
BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH TROPIKA
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2015
ISBN : 978-979-1465-43-4
PROSIDING
Seminar Nasional Buah Tropika Nusantara II Bukittinggi, 23 – 25 September 2014
X, 1270 halaman, 2015
Penyunting Pelaksana : Dr. A. Soemargono
Dr. Muryati, MP.
Ir. Sri Hadiati, MP.
Dr. Martias, MP.
Dr. Agus Sutanto, MSc.
Ir. NLP. Indriyani, MP.
Dra. Jumjunidang, M.Si
Setting Layout : M. Nufur, AM.d
Ismuharti, AM.d
Diterbitkan oleh : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika
Jl. Raya Solok–Aripan Km 8, Kotak Pos 5 Solok
Sumatera Barat 27301
Telphon : 0755-20137, Faximili : 0755-20592,
Website: www.balitbu.litbang.pertanian.go.id,
E-mail: [email protected]
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan
yang Maha Kuasa, Prosiding Seminar Nasional Buah Tropika
Nusantara II telah dapat diselesaikan dengan baik. Seminar
Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 23-25 September
2014 di hotel The Hills Bukittingi dengan tema:“Dukungan
Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun
Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan” bertujuan untuk: (1)
Menginformasikan hasil-hasil penelitian tanaman buah tropika, (2)
Mensosialisasikan dan mengkomunikasikan isu-isu terbaru dalam perbuahan
nasional, (3) Mengidentifikasi peluang konservasi, perbenihan, pengolahan dan
pemasaran buah tropika dalam mewujudkan pertanian bio-industri berkelanjutan, (4)
Mendapatkan umpan balik, masukan, tindak lanjut dari pengguna terhadap
penerapan science, innovation, and networks dalam pengembangan buah tropika
dan (5) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Karya Tulis Ilmiah (KTI) komoditas
tanaman buah pada jurnal Nasional dan Internasional.
Beberapa rumusan yang telah dihasilkan dalam Seminar Nasional tersebut, berupa
rangkuman inovasi dan teknologi buah-buahan yang dihasilkan oleh berbagai
lembaga penelitian, dapat ditingkatkan aplikasinya guna membangun pertanian Bio-
industri buah tropika secara berkelanjutan.
Makalah yang disampaikan dalam seminar ini disusun dalam Prosiding Seminar
Nasional Buah Tropika Nusantara II yang terdiri dari dua bundel. Semua naskah
dalam prosiding telah dipresentasikan dalam seminar tersebut, baik secara oral
maupun poster dan telah melalui proses evaluasi dan editing oleh tim penyunting.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyusunan Prosiding Seminar Nasional Buah
Tropika Nusantara II ini. Semoga prosiding ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
yang membutuhkan.
Jakarta, April 2015 Kepala Pusat, Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MSc. NIP.: 19591010 198603 1 002
ii
iii
SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Dalam
SEMINAR BUAH TROPIKA NUSANTARA KEDUA
BUKITTINGGI, 23-25 SEPTEMBER 2014
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,
Yang saya hormati,
Direktur Jenderal Hortikultura,
Para pejabat yang mewakili eselon I lingkup Kementan,
Kepala Dinas Propinsi Sumatera Barat
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Agam
Dekan Fakultas Pertanian UNAND, UMMY, Politani
Para Narasumber
Kepala Pusat/Puslitbang dan Balai Besar lingkup Badan Litbang Pertanian;
Serta Para Kepala BPTP, Balai Penelitian, Peneliti, Perekayasa, Penyuluh dan Hadirin
yang berbahagia,
Pertama tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan kesehatan kepada kita semua sehingga dapat berkumpul pada
acara “Seminar Nasional Buah Tropika Nusantara II” dengan tema “Dukungan teknologi dan
hasil penelitian dalam membangun pertanian bio-industri buah tropika berkelanjutan”. Juga
tidak lupa disampaikan salawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membimbing umat manusia menuju jalan yang terang.
Hadirin yang saya hormati,
Pada pagi hari ini kita menghadiri seminar buah tropika nusantara yang kedua yang
merupakan salah satu rangkaian dari Pekan Bakti Agroinovasi dalam rangka hari ulang
tahun Badan Litbang Pertanian ke 40. Topik Bio-industri pertanian memang sengaja
diangkat pada seminar ini dengan tujuan untuk menghimpun informasi sejauh mana hasil-
hasil penelitian bio industri tanaman buah tropika telah dilakukan. Hal ini penting untuk
dilakukan guna mendukung program Kementerian Pertanian tahun-tahun berikutnya yang
menekankan pada pertanian bio-industri berkelanjutan.
Para hadirin sekalian,
Bidang pertanian saat ini sedang menghadapi permasalahan dan tantangan yang cukup
berat, yaitu berkurangnya areal pertanian, berkurangnya sumberdaya air, pemanasan
global, pencemaran lingkungan, dan pertumbuhan penduduk. FAO memperkirakan bahwa
iv
produktivitas pertanian harus dua kali lipat pada tahun 2025 untuk memenuhi peningkatan
permintaan pangan akibat pertumbuhan populasi penduduk dan penurunan sumberdaya
pertanian. Oleh karena itu tantangan terbesar adalah bagaimana menghasilkan pangan
dengan efisiensi tinggi namun dengan dampak lingkungan minimal.
Para hadirin sekalian,
Terkait dengan buah-buahan, daya saing buah tropika Indonesia masih rendah terutama
untuk pasar ekspor. Hal ini dikarenakan belum optimalnya (1) kuantitas produksi sehingga
berpengaruh pada pemenuhan kuota permintaan dan kontinyuitas suplai, (2) kualitas
produksi yang berpengaruh pada tingkat kesukaan konsumen, (3) penanganan pascapanen
yang terutama berkaitan dengan daya simpan buah. Kesemua ini terjadi karena sebagian
besar buah tropika Indonesia dihasilkan dari lahan pekarangan atau hutan yang umumnya
belum menerapkan teknologi rekomendasi. Tanaman biasanya dirawat dengan teknologi
sekedarnya dan beragam sehingga menghasilkan kuantitas dan kualitas produksi yang
beragam pula. Sehingga bila dihubungkan dengan persyaratan pasar biasanya hanya sedikit
yang memenuhi syarat terutama untuk pasar ekspor, yaitu hanya sekitar 10-15%.
Rendahnya daya saing buah tropika terlihat dari data ekspor impor tahun 2012, dimana
volume ekspor sebesar 216.752 ton dengan nilai U$ 227.403.266 sedangkan volume impor
sebesar 885.174 ton dengan nilai U$ 963.684.451. Kondisi ini menjadi tantangan bagi kita
semua untuk meningkatkan daya saing buah tropika Indonesia sehingga mampu bersaing
dengan buah dari negara lain.
Para hadirin yang berbahagia,
Arah kebijakan dan strategi pembangunan hortikultura, termasuk buah-buahan, mengacu
pada arah visi, misi, dan sasaran utama pembangunan pertanian dalam SIPP 2013-2045.
Pembangunan hortikultura ke depan diarahkan untuk mewujudkan sistem hortikultura yang
mandiri, maju, adil dan makmur. Pembangunan hortikultura harus mengarah pada
terwujudnya sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam produk
bernilai tambah tinggi dari sumberdaya hayati tropika. Program dan kegiatan utama litbang
pertanian adalah melaksanakan penelitian untuk menjawab berbagai permasalahan yang
dihadapi, sehingga porsi utama alokasi sumberdaya harus difokuskan untuk melaksanakan
kegiatan penelitian yang menghasilkan invensi dan inovasi terobosan. Keunggulan
pembangunan hortikultura di dalam negeri dalam era persaingan global haruslah didasarkan
pada potensi sumberdaya tropika untuk menghasilkan biomassa dan dijadikan sebagai basis
keunggulan kompetitif dalam bioekonomi. Pembangunan hortikultra dilandasi oleh
keunggulan kawasan tropika yang secara alami merupakan kawasan yang efektivitas dan
produktivitas dalam pemanfaatan energi matahari melalui proses budidaya dan bioenjinering
hayati untuk menghasilkan biomassa dan energi yang siap pakai. Pembangunan subsektor
hortikultura harus diarahkan pada terwujudnya sistem pertanian yang berdaya saing global
serta mampu memberi kontribusi nyata terhadap peningkatan pendapatan petani, nilai
v
ekspor dan mendorong berkembangnya pusat pertumbuhan ekonomi berbasis bioindustri di
daerah.
Para hadirin sekalian,
Memasuki periode pembangunan tahun 2015 – 2019, Badan Litbang Pertanian menempuh
pendekatan 9 sistem inovasi sesuai dengan segmentasi sistem agribisnis, yaitu (1)
Pengelolaan Sumber Daya, (2) Sistem Produksi, (3) Pasca Panen/Pengolahan, (4)
Logistik/Distribusi, (5) Pengelolaan Lingkungan, (6) Pemasaran hasil, (7) Inovasi
Kelembagaan, (8) Dukungan Manajemen, dan (9) Blok Program. Sistem inovasi tersebut
diselaraskan dengan konsep bioekonomi yang bertumpu pada bidang bioteknologi dan
bioenjinering. Di dalam menerapkan 9 sistem inovasi tersebut, Badan Litbang Pertanian
mengembangkan jaringan kerjasama dengan berbagai instansi terkait di dalam maupun luar
negeri. Hal ini sejalan dengan tagline Badan Litbang Pertanian yaitu Science, Innovation,
dan Network yang mengimplementasikan keterpaduan hulu – hilir dalam penciptaan invensi
dan pengembangan inovasi melalui sinergi sistem litkajibangdiklatluhrap.
Para hadirin yang saya hormati,
Demikian sambutan yang bisa saya sampaikan pada hari ini. Mudah-mudahan dari kegiatan
seminar dapat dihimpun semua teknologi inovasi mendukung pertanian bio-industri
sekaligus masukan/saran/pendapat agar pertanian bio-industri berkelanjutan terutama untuk
perbuahan dapat diwujudkan. Dengan mengucap Bismilahirrohmanirrohim seminar
“Dukungan teknologi dan hasil penelitian dalam membangun pertanian bio-industri buah
tropika berkelanjutan” dengan ini secara resmi dibuka.
Wabillahi taufiq Walhidayah,
Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Bukittinggi, 23 September 2014
Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono, MSc
vi
vii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR i
SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN iii
DAFTAR ISI vii
MAKALAH UTAMA
1. System Approach Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan
Sekretaris Badan Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanian
Dr. Agung Hendriadi 1
2. Konsep Dan Penerapan Sistem Pertanian-bioindustri Berkelanjutan
Prof. Dr. Pantjar Simatupang 9
3. Penelitian Tanaman Buah Menuju Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MSc. 37
4. Status Dan Arah Pengembangan Kawasan Buah-buahan Di Indonesia
Direktur Budidaya dan Pasca Panen Buah
Ir. Rahman Pinem, MM 71
5. Inovasi Alat dan Mesin Pertanian Dalam Meningkatkan Mutu dan Nilai
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
Dr. Astu Unadi, M.Eng 83
6. Dukungan Teknologi Pascapanen Dalam Meningkatkan Nilai Tambah Produk
Buah Tropika Dan Pertanian Bio-industri
Balai Besar Pasca PanenPertanian
Ir. Rudy Tjahjohutomo, MT 103
7. Peranan PKHT-IPB dalam Pengembangan Tanaman Buah
Pusat Kajian Hortikultura Tropika
Dr. Darda Efendi 137
8. Peluang, Tantangan dan Upaya Mendorong Pengembangan Bio-Industri Tanaman Buah Indonesia Memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN
Prof. Dr. Roedhy Poerwanto 165
9. Model Pembangunan Pertanian Bio-industri Berbasis Pertanian
PT. Great Giant Pineapple
Ruslan Krisno dan Supriyono Loekito 183
10. Potensi Pasar dan Daya Saing Buah Indonesia pada Era Pasar Global
ASEIBSSINDO 191
SDG dan Pemuliaan
11. Konservasi Jangka Pendek Secara In Vitro Sumber Daya Genetik Pisang Menggunakan Media dengan Berbagai Tekanan Osmotik dan Penyimapanan Suhu Rendah
Wiwik Hardaningsih dan Muzakkir 199
12. Diversitas Tanaman Buah di Lahan Pekarangan Sumatera Barat (Diversity of Fruit Crops in Home Garden of West Sumatera)
Hardiyanto dan Nirmala Friyanti Devy 209
13. Penerapan Konsep Community Based Biodiversity Management (CBM) dalam Konservasi Sumber Daya Genetik Garcinia sp Mendukung Pertanian Bioindustri
Idha Widi Arsanti dan Ellina Mansyah 221
14. Karakterisasi 25 Klon Mangga untuk Perbaikan Varietas Mangga Gedong Gincu
Karsinah, Rebin, Sri Hadiati, Kusrini Setyowati, dan M. Jawal Anwaruddin Syah 231
15. Aegle marmelos (L.) Corr.: Peningkatan Potensi Buah Lokal Indonesia
Fitri Fatma Wardani, Frisca Damayanti, dan Inggit Puji Astuti 239
16. Mangifera pajang Kostermann: Mangga Liar Endemik Borneo yang Kritis di Alam dan Persebarannya di Kalimantan
Inggit Puji Astuti dan Reni Lestari 245
viii
17. Inventarisasi dan Karakterisasi Morfologi Tanaman Durian (Durio zibethinus) di Langkahan dan Sawang Kabupaten Aceh Utara.
Rd. Selvy Handayani dan Ismadi 253
18. Analisis Keragaman Sumber daya Genetik Buah-Buahan di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau melalui Pendekatan Indeks Shanon dan Koofisien Sorenson
Dahono, Yayu Zurriyati dan Lutfi Izhar 263
19. Keanekaragaman Gandaria (Bouea oppositifolia (Roxb.) Adelb., Anacardiaceae) Asal Sumatra dan Kebun Raya Bogor
Tri Harsono, Nursahara Pasaribu, Sobir, Fitmawati, Yusron E. Ritonga 271
20. Karakterisasi dan evaluasi Koleksi Plasma Nutfah Durian Berdasarkan Karakter Morfologi Buah
Sri Hadiati, S., F. Nasution dan D. Sunarwati 279
21. Pendugaan Keragaman Garcinia sp dan Nephelium sp di Propinsi Sumatera Barat dan Jambi serta Potensi Pemanfaatannya dalam Pertanian Bioindustri,
Ellina Mansyah dan Edison Hs 289
22. Karakterisasi Beberapa Aksesi Indigenous Durian di Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah
Ni Luh Putu Indriyani dan Sri Hadiati 301
23. Seleksi Karakter Agronomis beberapa Hasil Persilangan Pepaya,
Sunyoto, Tri Budiyanti, Liza Octriana, dan Dewi Fatria 307
24. Karakterisasi Buah Galur Melon Generasi Lanjut
Makful, Hendri, Sunyoto dan Sahlan 319
25. Performa Beberapa Galur Harapan Melon Serta Prospeknya Sebagai Calon Kultivar Unggul Baru
Suharyon Mayunar dan Busyra 331
26. Teknologi Genomika Untuk Akselerasi Pemuliaan Tanaman Buah Tahunan
I Made Tasma dan Puji Lestari 341
27. Analisis Sidik Jari DNA pada Mangga (Mangifera indica L.)
Puji Lestari, Reflinur dan I Made Tasma 351
28. Konservasi In Vitro Tanaman Jeruk (Citrus sp.) dan Pengaruhnya Terhadap Stabilitas Genetik
Farida Yulianti, F. Devy 361
29. Sebaran dan Keragaman Plasma Nutfah Jenis Buah-buahan di Kalimantan Selatan
Aidi Noor dan Rina Dirgahayu Ningsih 367
30. Keragaan Morfologi dan Kualitas Buah Pepaya Di Empat Lokasi di Wilayah Bogor pada Dua Musim
Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati 377
31. Morfogenesis Aksis Bunga Pisang Kepok Kuning dan Kluthuk Awu
Ika Roostika, Suci Rahayu, Edison, Agus Sutanto 385
32. Kajian Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Lokal Tanaman Buah-Buahan di Bali
I Gusti Komang Dana Arsana 393
33. Eksplorasi dan Karakterisasi Duku (Lansium sp.) Unggulan Lokal Kabupaten Dharmasraya
Edison, HS, Catur Hermanto, dan Titin Purnama 401
34. Pemanfaatan SNP berbasis Gen Spesifik sebagai Marka Molekuler yang Menunjang Program Pemuliaan Tanaman Buah Tropika
Agus Sutanto 407
35. Studi Keragaman Genetik Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) Berdasarkan Marka Morfologi
Sulassih, Sobir, Santosa E, Tirtawinata MR 417
36. Keanekaragaman Spesies Tanaman Pekarangan di Wilayah Pedesaan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur)
Noor Roufiq Ahmadi dan Farid R. Abadi 425
37. Potensi dan Konservasi Durian Hutan Kalimantan (Durio kutejensis)
Tri Atmoko 437
ix
38. Inventarisasi dan Prospek pengembangan Sumber Daya Genetik Tanaman Buah spesifik Kabupaten Muaro Jambi Propinsi Jambi
Julistia B, Desi Hernita dan Endrizal 449
39. Kajian Dampak Deforestasi terhadap Ancaman Kepunahan Sumber Daya Genetik Buah-Buahan Tropika Nasional
Dian Kurniasih 457
40. Pendugaan Nilai Heterosis dan Heterobeltiosis Pepaya Koleksi Balitbu Tropika di Kebun Percobaan Subang
Noflindawati dan Dewi Fatria 465
BUDIDAYA
41. Pengaruh Sumber Eksplan dan Teknik Sterilisasi pada Perbanyakan Tin (Ficus carica) melalui Kultur Jaringan Agustina E. Marpaung , Rina C. Hutabarat dan Liza Octriana 471
42. Pengaruh Kombinasi Benzil Amino Purin (BAP) dan Napthalene Acetic Acid (NAA) terhadap Pertumbuhan Kultur Tunas Manggis (Garcinia mangostana L.)
Andre Sparta dan Rahayu Triatminingsih 479
43. Induksi dan Pendewasaan Embrio Somatik Asal Eksplan Tangkai Benang Sari Durian Rahayu Triatminingsih, Yosi Zendra Joni dan Ida Fitrianingsih 487
44. Regenerasi Manggis (Garcinia mangostana L.) Melalui Embriogenesis Somatik Yosi Zendra Joni, Darda Efendi, dan Ika Roostika 495
45. Evaluasi Aplikasi Perbanyakan Bibit Jeruk Melalui Embriogenesis Somatik (SE) Secara In Vitro Nirmala Friyanti Devy dan Hardiyanto 505
46. Induksi Kalus Embriogenik Jeruk Siam Medan Triploid Sebagai Eksplan dalam Transformasi Gen Ap1 dan Lfy untuk Memperpendek Fase Juvenil
Mia Kosmiatin, Diani Damayanti, Ali Husni 517
47. Studi Pendahuluan : Perkembangan Jaringan Endosperma dan Induksi Pembentukan Kalus dari Endosperma Jeruk Siam (Citrus nobilis L)
M. Kosmiatin, A. Husni dan A. Purwito 527
48. Efek Pemberian Kapur Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pisang pada Lahan Marjinal di Kalimantan Timur
Irwan Muas, Jumjunidang, Hendri, D.Emilda dan D. Fatria 535
49. Keragaman Pertumbuhan Beberapa Varietas Manggis (Garcinia mangostana L.) Djoko Mulyono, M. Jawal Anwarudin Syah, Adhitya Marendra Kiloes 555
50. Perencanaan Kebun Buah Tropika di Kawasan Pusat Inovasi Agroteknologi (Piat) Ugm Mangunan Girirejo Kabupaten Bantul Yogyakarta
Siti Nurul Rofiqo Irwan, Taryono, Susilo, ErlinaAmbarwati, Sri Trisnowati, Rohlan Rogomulyo, Dyah Wenny Respatie 563
51. Status Budidaya dan Harapan Pelaku Usaha Durian Terhadap Idiotipe Durian Nasional
Panca J. Santoso dan Fitriana Nasution 571
52. Pengaruh Jenis Pembungkus dan Saat Pembungkusan Terhadap Kehilangan Hasil dan Kualitas Buah Mangga Arumanis
Rebin, Karsinah, A. Soemargono, Djoko Sudarso dan Kusrini Setyowati 579
53. Aktivitas Fotosintesis Bibit Durian (Durio zibethinus Murr.) ’Monthong’ yang disemprot Giberelin Nursuhud, Liferdi, dan Andina Sukmabudiarto
587
54. Induksi Pembungaan Hylocereus undatus di Luar Musim dengan Penyinaran
Palupi, ER, dan Farida, S 593
55. Kalender Budidaya Durian TM: Panduan Budidaya Durian Masa Produksi Selama Satu Tahun
Panca Jarot Santoso 601
56. Efek Pembungkusan terhadap Kandungan Nutrisi Buah Mangga Hibrida
Syarif Husen, Kuswanto, Rebin 609
57. Pengaruh Dosis Iradiasi Sinar Gamma terhadap Pertumbuhan Benih Sambungan Mangga (Mangifera indica L.)
Karsinah, NLP. Indriyani, dan Sukartini 619
x
58. Pengaruh Panjang Entris Terhadap Keberhasilan Penyambungan Benih Sirsak var. Ratu
Sudjijo 625
59. Studi Komparasi Struktur Anatomi Perikarp Durian (Durio zibethinus Murr.) Tahan Simpan dan Tidak Tahan Simpan Asal Pulau Bengkalis Provinsi Riau
Fitmawati, Liastiana Aisyah, and Dyah Iriani1) 631
609
Efek Pembungkusan terhadap Kandungan Nutrisi Buah Mangga Hibrida
(Bagging Effects on Nutritional Content of Mango Hybrid)
Syarif Husen ¹, Kuswanto², Rebin³
¹ Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang ² Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang
³Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok Email: [email protected]
Abstrak
Kandungan nutrisi pada buah mangga merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas buah, khususnya pada kadar gula dan total padatan terlarut. Selain ditentukan oleh
faktor genotip tanaman, faktor lingkungan juga berpengaruh pada kualitas buah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembungkusan buah (fruit Bagging) terhadap
kandungan nutrisi buah mangga hibrida. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak
kelompok faktorial, faktor I adalah berbagai mangga hibrida, faktor II waktu pembungkusan dan faktor III adalah jenis bahan pembungkus. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan
Mangga Cukurgondang Pasuruan Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi berbagai hibrida, waktu pembungkusan dan jenis bahan pembungkus pada
kandungan nutrisi buah yang ditunjukkan pada total padatan terlarut, kadar gula dan kadar vitamin C. Pada hybrid F1-16, pembungkusan dapat meningkatkan total padatan terlarut dan
gula, sedangkan pada F1-02 pembungkusan menurunkan kedua parameter tersebut. Untuk
kadar vitamin C, pembungkusan pada hibrida F1-44 dapat meningkatkan vitamin tersebut, sedangkan pada F1-09 menurunkan.
Kata kunci: Mangga hibrida, Kandungan nutrisi, Pembungkusan buah
Abstract
Nutritional content of mango fruit is one of the factors that determine the quality of the fruit,
especially the sugar content and total dissolved solids. Besides it was determined by
genotype, environmental factors also affect the quality of the fruit. This study aims to determine the effect of fruit bagging on nutrient content of mango hybrid. The study was
conducted with a factorial randomized block design, i.e. the first factor is variety of mango hybrids, factor II is bagging time and factor III is type of packing material. The study was
conducted at the Mango Experimental Farm, Cukurgondang Pasuruan, East Java. The results showed that interaction occurred between the various hybrids, bagging time and packing
material types on the nutrient content of the fruit, that was shown in total dissolved solids,
sugar and vitamin C concentrations. In hybrid F1-16, bagging can increase the total dissolved solids and sugar, while the F1-02 bagging decrease both parameters. For vitamin
C, bagging the F1-44 hybrids can increase the vitamin, while F1-09 it is decreasing.
Keywords: Mango hybrids, Nutritional content, Fruit bagging
Pendahuluan
Kesenjangan antara produksi (2.129.608 ton) mangga, dengan konsumsi (101.7500
ton), ekspor (1.485 ton) dan impor (989 ton) yang besar pada tahun 2011, menunjukkan
bahwa mutu mangga harus diperbaiki, agar konsumsi dalam negeri dan daya saing
meningkat di pasar global (Puslitbang Hortikultura Kementrian Pertanian 2012). Perbaikan
mutu mangga melalui program pemuliaan telah dilakukan oleh Balitbu Tropika dengan
melakukan persilangan antara Arumanis-143 dengan klon mangga merah Cukurgondang
610
dan telah dihasilkan berbagai hibrida. (Purnomo et al., 2002; Karsinah et al., 2003;
Anwaruddinsyah et al., 2004)
Pada tahun 2011, hibrida hasil persilangan tersebut mulai berbuah dan untuk
meningkatkan kualitas buah perlu dilakukan pembungkusan buah (fruit bagging), Sampai
saat ini, kajian tentang pengbungkusan buah mangga di Indonesia masih belum banyak
dilakukan. Kajian ini akan sangat bermanfaat untuk mendapatkan buah mangga yang
berkualitas. Kajian yang perlu dilakukan diantaranya adalah: kapan saat pembungkusan
buah yang tepat untuk setiap kultivar mangga hibrida, jenis bahan pembungkus apa yang
sesuai dan bagaimana pengaruh pembungkus terhadap kualitas buah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembungkusan terhadap kandungan nutrisi buah
mangga hibrida.
Bahan dan Metode
Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Mangga Cukurgondang Pasuruan Jawa Timur
milik Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (BALITBU) Solok. Analisis kandungan nutrisi
buah dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas
Muhammadiyah Malang. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok yang
disusun dengan rancangan perlakuan faktorial dengan tiga ulangan. Faktor I: saat
pembungkusan, yaitu: 20, 40 dan 60 hari setelah berbunga, Faktor II: Jenis Bahan
pembungkus,yaitu : tanpa pembungkusan (kontrol), pembungkus kain tangerin putih, dan
pembungkus kertas coklat. Faktor III: berbagai aksesi mangga Hibrid. Materi tanaman
yang digunakan adalah berbagai aksesi mangga hibrida F1 hasil persilangan kultivar
Arumanis-143 yang memiliki karakter warna kulit buah hijau dengan 6 kultivar mangga
yang memiliki warna merah pada kulit buah,masing-masing hibrida diberi kode oleh Balitbu
Solok sebagai berikut: F1-02, F1-09, F1-15, F1-16, F1-18, F1-21, F1-22, F1-31, F1-44, F1-
46, F1-47, F1-49 dan F1-87, tanaman ditanam dengan jarak 4 x 4 meter. Variabel
pengamatan adalah kandungan nutrisi yaitu total padatan terlarut, kadar gula pada buah
dan vitamin C.
Hasil dan Pembahasan
Terjadi interaksi antara hibrida, waktu pembungkusan dan jenis bahan pembungkus
pada sifat kimia buah yang ditunjukkan pada total padatan terlarut, kadar gula dan kadar
vitamin C, rerata total padatan terlarut, kadar gula dan kadar vitamin C disajikan pada
lampiran 1, 2 dan 3. Total padatan terlarut memiliki perbedaan yang bervariasi pada
berbagai hibrida pada waktu dan jenis bahan pembungkus, hibrida F-09 memiliki total
padatan terlarut yang terendah dibanding perlakuan lain pada umur pembungkusan 20, 40
dan 60 hari setelah berbunga yang dibungkus dengan kain tangerin maupun kertas coklat,
611
namun demikian perlakuan pada F1-09 kain tangerin memiliki total padatan terlarut yang
lebih tinggi dibanding dengan kertas (lampiran 1).
Total padatan terlarut pada buah menggambarkan kandungan gula dalam buah dan
menunjukkan derajat kematangan buah tersebut. Kandungan gula pada buah akan
meningkat sejalan dengan proses pematangan dan menurun seiring dengan lama
penyimpanan buah. Nurhasanah et al., 2006 meneliti bahwa kandungan total padatan
terlarut pada mangga gedong adalah gula dan vitamin larut air seperti vitamin B dan C.
Pengukuran total padatan terlarut dinyatakan dalam derajat brix sukrosa. Sukrosa
memberikan rasa manis pada mangga sehingga semakin tinggi nilai total padatan terlarut,
buah semakin manis, perubahan total padatan terlarut mangga gedong yang disimpan pada
empat perlakuan berbeda pada suhu penyimpanan yang sama yaitu 15oC semakin
meningkat selama penyimpanan 36 hari.
Menurut Susanto (1994), sebaiknya mangga dipetik saat total padatan terlarut
mencapai 4,8% jika untuk dipasarkan jauh, sedang untuk pasar dekat dipetik saat padatan
terlarut sekitar 10%. Mangga akan matang normal setelah dibiarkan pada kondisi kamar 3-6
hari dengan total padatan terlarut daging buah matang antara 16-17%. Kondisi ini
disebabkan pada waktu pematangan mangga, zat pati secara sempurna dihidrolisis menjadi
sukrosa, glukosa dan fruktosa. Bo Yu et al. (2009) meneliti pengaruh pembungkusan buah
pada pear merah cina (Pyrus pyrifolia Nakai) dengan kertas tidak tembus cahaya dengan
tembus cahaya 80% dan 34 % dengan waktu 3,2 dan 1 minggu sebelum panen
menunjukkan bahwa pembungkusan tidak berpengaruh pada kandungan gula tolal tetapi
menurunkan kandungan asam organik dalam buah. Padatan terlarut, kadar asam dam
kualitas yang dimakan pada umumnya tidak berpengaruh dengan pembungkusan, jadi
pembungkusan hanya dapat meningkatkan kualitas buah melalui pengurangan serangan
penyakit (Lyn et al., 1997). Padatan terlarut pada pisang yang dibungkus selama
perkembangan buah juga tidak menunjukkan perbedaan nyata dengan tanpa
pembungkusan (Muchui et al. 2010). Perbedaan padatan terlarut pada pembungkusan
mangga antar hibrid diduga karena kondisi jenis bahan pembungkus yang mempengaruhi
suhu dalam bungkus dan mempercepat proses respirasi dan menguraikan pati atau gula
menjadi padatan terlarut pada buah. Khusus pada mangga, masalah pembungkusan masih
factor yang mempengaruhi pada peningkatan kualitas, karena sangat dipengarui oleh
varietas dan bahan pembungkus (Chonhenchob et al., 2010).
Kadar gula total antar hibrida memiliki perbedaan dengan waktu pembungkusan dan
jenis bahan pembungkus yang digunakan. Umur pembungkusan 20, 40 dan 60 hari dengan
pembungkus tangerine dan kertas memiliki kadar gula yang lebih rendah bila dibandingkan
dengan kontrol, kecuali pada F1-09, F1-23, F1-44 dan F1-87 yang lebih tinggi pada umur
pembungkusan 20 hari bila dibungkus dengan kain tangerin. Pembungkus kertas dengan
waktu pembungkusan 20 dan 60 hari pada berbagai hibrida kecuali pada F1-46 memiliki
612
kadar gula yang lebih rendah dibanding dengan kain tangerin. Begitu pula pembungkusan
lebih awal yaitu 20 hari memiliki kadar gula yang lebih rendah pada masing-masing hibrid
bila dibandingkan dengan pembungkusan pada umur 60 hari (Lampiran 2).
Rendahnya kadar gula pada pembungkusan dibanding dengan kontrol diduga
karena terhambatnya pembentukan gula, karena proses fotosintesis yang terhambat dengan
adanya pembungkusan. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya
cahaya dan pigmen (zat warna). Apabila salah satu dari faktor tersebut kurang tersedia,
maka proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan akan terganggu. Beberapa perlakuan
juga menunjukkan tidak adanya perbedaan antara pembungkusan dengan kandungan gula
total, kondisi ini sama dengan yang dilakukan oleh Yang et al. (2009) yang meneliti buah
Longan (Dimocarpus longan lor) pada kondisi off-season (musim dingin) telah diperlakukan
dengan tipe pembungkus yaitu :1. Plastik dengan tembus cahaya (TPB), 2. plastik dengan
tranmisi cahaya 70% (WAFB) dan 3, plastik hitam dengan 10% tranmisi cahaya (BAFB),
waktu pembungkusan 34 hari setelah anthesis sampai panen. Hasil menunjukkan bahwa
pembungkusan dapat memodifikasi lingkungan mikro selama perkembangan buah,
pembungkusan dengan plastik tembus cahaya meningkatkan kelembaban dan kandungan
air, semua tipe pembungkus meningkatkan temperatur dan merangsang perkembangan
buah dengan ukuran yang lebih besar, mengurangi gugur buah, mengurangi terjadinya
pecah buah namun Kandungan gula total tidak dipengaruhi oleh pembungkusan. Pendapat
yang sama juga disampaikan oleh Bo Yu et al. (2009) meneliti pengaruh pembungkusan
buah pear merah cina dengan kertas tidak tembus cahaya dan kertas tembus cahaya 80%
dan 34% dengan waktu 3,2 dan 1 minggu sebelum panen menunjukkan bahwa
pembungkusan tidak berpengaruh pada kandungan gula tolal tetapi menurunkan kandungan
asam organik dalam buah. Selanjutnya Muchui et al. (2010) juga menyatakan bahwa
pembungkusan dengan plastik warna biru pada buah pisang tidak mempengaruhi
kandungan gula.
Beberapa tanaman buah kadar gulanya akan menurun dengan adanya
pembungkusan atau kurangnya intensitas cahaya selama perkembangan buah, seperti yang
dilaporkan Watson et al. (2002) bahwa buah strawberi yang diberi pencahayaan terbatas
dengan paranet menyebakan penurunan kadar gula (sukrosa dan fruktosa) dibanding
dengan tanaman yang tidak diberi paranet. Kondisi ini disebakan karena intensitas cahaya
matahari yang rendah yang akan menghambat proses fotosintesis dan akhirnya
berpengaruh pada sintesis gula. Pendapat yang sama juga dinyatakan oleh Signes et al.
(2007) yang berkesimpulan bahwa anggur yang dibungkus selama perkembangan buah
mengurangi kadar gula dibanding dengan tanpa pembungkusan.
Terdapat efek interaksi antara hibrida, waktu pembungkusan dan jenis bahan
pembungkus kadar vitamin C (Lampiran 3). Hibrida yang memiliki kandungan vitamin C
tertinggi adalah F-09, F1-87 dan F1-49 masing-masing 0,230%, 0,173% dan 0,155%.
613
Perbedaan kadar vitamin C diduga lebih dipengaruhi oleh hibrida disamping faktor
pembungkusan. Yang et al. (2009) meneliti buah Longan (Dimocarpus longan lor) pada
kondisi off-season (musim dingin) dengan perlakuan tipe pembungkus. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kandungan gula total tidak dipengaruhi oleh pembungkusan, namun
pembungkusan berpengaruh pada penurunan kadar vitamin C. Perbedaan kandungan
vitamin C pada hibrida dan perlakukan pembungkusan juga disebakan oleh kondisi
pertumbuhan dan tingkat kematangan buah saat panen, kondisi ini sesuai dengan pendapat
Harris dan Karmas (1989) yang menyatakan bahwa kandungan vitamin C pada buah-buahan
dipengaruhi oleh jenis buah, kondisi pertumbuhan, tingkat kematangan saat panen dan
penanganan pasca panen. Yang et al. (2009) menyatakan semua tipe pembungkus
meningkatkan temperatur yang berpengaruh pada penurunan kadar vitamin C.
Kesimpulan
1. Kandungan nutrisi buah yang dilihat parameter padatan terlarut, kadar gula dan vitamin
C sangat bervariasi yaitu dipengaruhi oleh waktu, bahan pembungkus dan jenis hibrida.
2. Pada hybrid F1-16, pembungkusan dapat meningkatkan total padatan terlarut dan gula,
sedangkan pada F1-02 pembungkusan menurunkan kedua parameter tersebut. Untuk
kadar vitamin C, pembungkusan pada hibrida F1-44 dapat meningkatkan vitamin
tersebut, sedangkan pada F1-09 menurunkan.
Ucapan Terima Kasih
1. Kepala Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok Sumatera Barat yang telah
memberikan ijin penelitian dan menggunakan materi tanaman.
2. Kepala dan Staf Kebun Percobaan Mangga Cukurgondang Pasuruan Jawa Timur yang
telah membantu selama pelaksanaan penelitian.
Daftar Pustaka
Anwaruddinsyah, J., Rebin, Sukartini, dan L. Sadwiyanti. 2004. Pewarisan warna merah buah
mangga klon CKG pada AR 143. Laporan Hasil Penelitian, Balitbu Solok.
Bo Yu,C.H, Qun Shu and L. Zeng, 2009. Effects of Fruit Bagging on Coloring ang Related
Physiology, and Qualities of Red Chinese Sand Pears During Fruit Maturation. Scientia Horticulturae 121(2): 149-158.
Chonhenchob, V. D. Kamhingwong, J. Kruenate, K. Khongrat, N. Tangchantra and P.Singh.
2011. Prevarvesty bagging with mavelength-selective materials enhances development and quality of mango (Mangifera indica L.) CV. Nam Dok Mai #4.J Sci Food Agric. 91: 664-671.
Karsinah, S. Purnomo, Rebin, Sukartini, dan L. Sadwiyanti. 2003. Pewarisan warna merah
buah mangga klon Cukurgondang pada Arumanis 143. Laporan Hasil Penelitian, Balitbu Solok. 15 hal.
614
Lyn, G., D.I. Joyce, G.I Johnson and G.F. Meiburg. 1997. Bagging of Mango (Mangifera indica cv.Keitt) Fruit Influence Quality and Mineral Composition. Postharvest Biology
and Technology 12(1):83-91.
Muchui, M.N., F.M. Mathooko, C.K. Njoroge, E.M. Kahangi, C.A. Onyango, and E.M. Kimani.
2010. Effect of perforated blue polyethylene bunch covers on selected postharvest
quality parameters of tissue- cultured bananas (Musa spp.) cv. Williams in Central
Kenya. Journal of Stored Products and Postharvest Research 1(3):29 – 41.
Nurhasanah, A., A. Nst, Dedy, Y. Reni, Gultom dan Mulyani, 2006. Pengaruh pelapisan lilin
dan pembungkusan plastik pada karakteristik fisiko- kimia dan umur simpan buah mangga gedong. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong.
Purnomo, S., Rebin, dan A. R. Effendy. 2002. Persilangan mangga varietas Arumanis 143 x klon merah CKG. Laporan Hasil Penelitian, Balitbu Solok. 12 hal.
Susanto, T. 1994. Fisiologi dan teknologi pasca panen. Akademika. Yogyakarta.
Signes AJ, F. Burlo, F. Martinez-Sanchez, and A.A. Carbonell-Barrachina. 2007. Effcets of preharvest bagging on quality of black table grapes. World J. Agric. Sci. 3(1): 32-38.
Watson, R., C.T. Wright, T. McBurney, A.J. Taylor, and R.S.T. Linforth. 2002. Influence of harvest date and light integral on development of strawberry flavour compounds. J.
Expt Bot. 53 (377): 2121-2129.
Yang, W.H., X.Z. Zhu, and X.M. Huang. 2009. Effects of Bagging on Fruit Development and Quality in Cross-Winter off-Season Longan. Scientia Horticulturae 120 (2): 194-200.
Lampiran 1. Tabel Pengaruh waktu dan bahan pembungkus pada hibrida terhadap total padatan terlarut
F1-02 15.93 zABCDEFG 19.6 STU 14.65 opqrstuv w x 15.8 y zABCDEF 19.6 STU 16.45 EFGHIJ 17.55 KLMNO 19.6 STU 16.07 ABCDEFGH
F1-09 12.7 fgh 11.2 b 9.1 A 14.4 mnopqrstu 11.2 b 8.8 A 12.5 defgh 11.2 B 8.9 a
F1-15 17.1 HIJKL 13.4 hijklm 12.5 Defgh 14.9 pqrstuv w x y z 13.4 hijklm 13.9 jklmnop 15.6 w x y zABCDE 13.4 Hijklm 16.3 CDEFGHI
F1-16 19.56 RSTU 14.07 jklmnopq 15.5 v w x y zABCDE 20.6 U 14.07 jklmnopq 20.4 TU 20.35 TU 14.07 jklmnopq 17.05 HIJKL
F1-18 15.5 v w x y zABCDE 15.1 qrstuv w x y zAB 14.9 pqrstuv w x y z 14.1 jklmnopqr 15.1 qrstuv w x y zAB 16.1 BCDEFGH 18.6 OPQRS 15.1 qrstuv w x y zAB 14.3 lmnopqrstu
F1-21 14.6 opqrstuv w x 15.15 rstuv w x y zAB 11.3 Bc 14.18 klmnopqrs 15.15 rstuv w x y zAB 13.3 Ghijkl 16.78 FGHIJK 15.15 rstuv w x y zAB 15.5 v w x y zABCDE
F1-22 15.35 uv w x y zABCD 18.85 PQRS 19.35 QRST 19.25 QRS 18.85 PQRS 19.55 RSTU 18.5 NOPQR 18.85 PQRS 18.3 MNOPQ
F1-31 15.3 tuv w x y zABC 14.14 jklmnopqr 13.8 Ijklmno 15.15 rstuv w x y zAB 14.14 jklmnopqr 12 Bcdef 15.1 qrstuv w x y zAB 14.14 jklmnopqr 16.4 DEFGHI
F1-44 19.55 RSTU 17.5 JKLMN 15 qrstuv w x y zA 17.95 LMNOP 17.5 JKLMN 14.9 pqrstuv w x y z 14.7 opqrstuv w x 17.5 JKLMN 14.5 nopqrstuv
F1-46 12.3 cdefg 13.5 hijklmn 15.25 stuv w x y zABC 14.55 nopqrstuv w 13.5 hijklmn 15.55 v w x y zABCDE 13.23 ghijk 13.5 Hijklmn 15.65 x y zABCDE
F1-47 14.5 nopqrstuv 17 GHIJKL 14.5 nopqrstuv 11.25 bc 17 GHIJKL 14.4 mnopqrstu 14.25 klmnopqrst 17 GHIJKL 15.9 zABCDEF
F1-49 17.3 IJKLM 18.43 NOPQ 12.7 Fgh 15.36 uv w x y zABCD 18.43 NOPQ 12.82 Fghi 11.4 bc 18.43 NOPQ 14.8 opqrstuv w x y
F1-87 15.8 y zABCDEF 15.1 qrstuv w x y zAB 11.58 Bcde 12.6 efgh 15.1 qrstuv w x y zAB 11.51 Bcd 13.4 hijklm 15.1 qrstuv w x y zAB 13.1 ghij
BNT=1.08
Tangerin (B1) Kontrol (B0) Kertas (B2)
Keterangan : Angka-angka y ang diikuti oleh huruf y ang sama pada setaip baris dan kolom menunjukkan tidak berbeda ny ata dengan uji BNT
Hibrida20 Hari (W1) 40 Hari (W2) 60 Hari (W3)
Tangerin (B1) Kontrol (B0) Kertas (B2) Tangerin (B1) Kontrol (B0) Kertas (B2)
615
Lampiran 2. Tabel Pengaruh waktu dan bahan pembungkus pada hibrida terhadap total gula
Hibrida 20 Hari (W1) 40 Hari (W2) 60 Hari (W3)
Tangerin (B1) Kontrol (B0) Kertas (B2) Tangerin (B1) Kontrol (B0) Kertas (B2) Tangerin (B1) Kontrol (B0) Kertas (B2)
F1-02 20.38 qrst 22.80 ABCDE 18.61 lm 20.04 pqrs 22.80 ABCDE 20.61 rstuv 18.73 lmn 22.80 ABCDE 20.45 qrst
F1-09 21.74 wxyz 19.18 lmnop 13.74 gh 16.91 ij 19.18 lmnop 13.29 fg 18.88 lmno 19.18 lmnop 12.44 ef
F1-15 16.25 i 20.67 rstuv 10.48 a 13.40 fg 20.67 rstuv 14.63 h 22.95 BCDE 20.67 rstuv 25.23 FGH
F1-16 30.40 OPQ 24.78 F 27.87 IJ 31.01 QR 24.78 F 24.99 FG 31.60 R 24.78 F 30.99 QR
F1-18 11.48 bcde 11.78 Cde 11.17 abc 11.40 abcd 11.78 cde 12.24 de 28.27 IJK 11.78 cde 10.49 ab
F1-21 22.42 yzABC 23.76 E 25.21 FGH 22.23 xyzAB 23.76 E 20.59 qrstu 25.29 FGH 23.76 E 17.33 jk
F1-22 23.30 CDE 28.40 IJKL 29.81 NOP 29.14 KLMN 28.40 IJKL 29.35 LMN 27.62 I 28.40 IJKL 27.92 IJ
F1-31 23.41 CDE 22.95 BCDE 20.98 stuvw 18.24 kl 22.95 BCDE 19.30 mnop 22.95 BCDE 22.95 BCDE 24.93 FG
F1-44 29.44 MNO 22.27 xyzAB 21.60 vwxy 28.64 JKLM 22.27 xyzAB 22.65 zABCD 22.25 xyzAB 22.27 xyzAB 20.39 qrst
F1-46 19.15 lmnop 23.01 BCDE 23.40 CDE 21.28 tuvwx 23.01 BCDE 23.59 DE 19.79 opqr 23.01 BCDE 23.60 DE
F1-47 22.17 xyzAB 25.84 GH 22.19 xyzAB 17.03 ij 25.84 GH 21.89 wxyzA 21.51 uvwxy 25.84 GH 24.77 F
F1-49 21.94 wxyzA 28.64 JKLM 19.61 nopq 17.33 jk 28.64 JKLM 19.61 nopq 16.97 ij 28.64 JKLM 23.15 BCDE
F1-87 30.68 PQR 27.58 I 23.28 CDE 26.06 H 27.58 I 23.27 CDE 28.08 IJ 27.58 I 25.86 GH
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada setaip baris dan kolom menunjukkan tidak berbeda nyata . BNT= 1.00
C
616
Lampiran 3. Tabel pengaruh waktu dan bahan pembungkus pada hibrida terhadap vitamin
Hibrida
20 Hari (W1) 40 Hari (W2) 60 Hari (W3)
Tangerin (B1) Kontrol (B0) Kertas (B2) Tangerin (B1) Kontrol (B0) Kertas (B2) Tangerin (B1) Kontrol (B0) Kertas (B2)
F1-02 0.133
yzAB 0.125
xyzA 0.114
Stuvwxyz 0.093
jklmnopqrstuv
0.125
xyzA 0.107
pqrstuvwx 0.088
fghijklmnopqr
0.125
xyzA 0.106
opqrstuvwx
F1-09 0.156
BCD 0.230
K 0.187
EFGHI 0.166
CDE 0.230
K 0.174
DEFGH 0.175
DEFGH 0.230
K 0.203
IJ
F1-15 0.239
K 0.086
fghijklmnopqr
0.153
BCD 0.198
HI 0.086
fghijklmnopqr
0.074
cdefghijkl 0.173
DEFG 0.086
fghijklmnopqr
0.083
efghijklmnop
F1-16 0.171
DEF 0.120
wxyz 0.186
EFGHI 0.087
fghijklmnopqr
0.120
wxyz 0.083
efghijklmnop 0.077
defghijkl 0.120
wxyz 0.044
b
F1-18 0.197
GHI 0.102
mnopqrstuvwx
0.105
Nopqrstuvwx
0.113
stuvwxyz 0.102
mnopqrstuvwx
0.109
qrstuvwxy 0.066
bcdefg 0.102
mnopqrstuvwx
0.096
klmnopqrstuvw
F1-21 0.094
jklmnopqrstuv
0.082
efghijklmnop
0.134
zAB 0.092
ijklmnopqrstu
0.082
efghijklmnop
0.104
nopqrstuvwx 0.093
jklmnopqrstuv
0.083
efghijklmnop
0.103
mnopqrstuvwx
F1-22 0.057
bcd 0.090
ghijklmnopqrs
0.082
efghijklmno 0.087
fghijklmnopqr
0.090
ghijklmnopqrst
0.083
efghijklmnop 0.069
cdefghij 0.090
ghijklmnopqrst
0.084
fghijklmnopq
F1-31 0.086
fghijklmnopqr
0.085
fghijklmnopqr
0.098
lmnopqrstuvw
0.091
hijklmnopqrstu
0.085
fghijklmnopqr
0.066
bcdefgh 0.082
efghijklmno 0.085
fghijklmnopqr
0.078
defghijklm
F1-44 0.118
vwxyz 0.051
Bc 0.114
Stuvwxyz 0.115
uvwxyz 0.051
bc 0.064
bcdef 0.116
vwxyz 0.051
bc 0.113
stuvwxyz
F1-46 0.075
cdefghijkl 0.074
cdefghijkl 0.059
Bcde 0.063
bcdef 0.074
cdefghijkl 0.077
defghijkl 0.072
cdefghijk 0.074
cdefghijkl 0.007
a
F1-47 0.074
cdefghijkl 0.068
bcdefghi 0.077
defghijkl 0.066
bcdefgh 0.068
bcdefghi 0.096
klmnopqrstuvw
0.102
mnopqrstuvwx
0.068
bcdefghi 0.109
rstuvwxyz
F1-49 0.172
DEFG 0.155
BCD 0.081
Defghijklmn 0.104
nopqrstuvwx
0.155
BCD 0.132
yzAB 0.132
yzAB 0.155
BCD 0.115
tuvwxyz
F1-87 0.086
fghijklmnopqr
0.173
DEFG 0.154
BCD 0.227
JK 0.173
DEFG 0.146
ABC 0.188
EFGHI 0.173
DEFG 0.196
FGHI
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada setaip baris dan kolom menunjukkan tidak berbeda nyata . BNT= 0.025
617
618