78

New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Page 2: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Page 3: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Page 4: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Page 5: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

iv

MOTTO

Demikianlah Juga Halnya Dengan Iman: Jika Iman Tidak Disertai Perbuatan, Maka

Iman Itu Pada Hakekatnya adalah Mati

Ӂ Yakobus 2:17Ӂ

Bersukacitalah Dalam Pengharapan, Sabarlah Dalam Kesesakan , dan Bertekunlah

Dalam Doa

Ӂ Roma 12:12Ӂ

Ad Astra Per Aspera “ Untuk Menuju Sebuah Bintang Harus Melalui Jerih Payah”

Page 6: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

setiap berkat, rahmat, serta penyertaan-Nya selama ini sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu saya ingin mempersembahkan skripsi ini untuk

semua orang yang berarti dalam hidup saya :

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan doa dari

berbagai pihak. Karena itu kepada:

1. Untuk “PAPAH” Frans Evendi, yang telah memberi dukungan moril maupun

materi, kasih serta doa dan semangat yang tiada henti untuk masa depan saya.

Karya ini saya persembahkan untukmu meskipun ini tidak sebanding dengan

berbagai hal dan kebaikan yang sudah diberikan untukku. Sehat terus untuk

Papah semoga Tuhan Yesus Kristus selalu menyertai dan memberkatimu. Terima

kasih sudah menginspirasiku.

2. Untuk “MAMAH” Sri Warni, yang selalu memberiku semangat, doa dan kasih

yang selalu menjadi semangatku, karyaku ini belum cukup untuk membalas

semua kebaikan dan pengorbanan yang selalu engkau berikan, karya ini sebagai

bentuk tanggung jawab saya untuk menjadi lebih baik. Terimakasih sudah

mengajarkanku untuk menjadi pribadi yang sabar dan dewasa dalam menghadapi

berbagai hal dalam hidup ini, terima kasih sudah menjadi ibu terbaik buat saya,

semoga selalu sehat dan diberkati, Tuhan Yesus Kristus memberkatimu.

3. Untuk Adikku Elisabeth Magitasari, karya ini ku persembahkan sebagai motivasi

untuk untuk masa depan kita untuk saling menjaga dan menguatkan agar masa

Page 7: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

vi

depan kita menjadi cerah dan menjadi pribadi yang yang lebih baik. Terima ksih

sudah menjadi bagian dari semangatku sehingga aku bisa menyelesaikan studi

ku.

4. Untuk Laura Anasias kekasihku yang selalu memberi semangat, mendampingi

dan mengingatkan untuk selalu bersabar dalam segala kondisi, terima kasih aku

ucapkan semoga Tuhan Yesus selalu memberkati dan menyertaimu.

5. Untuk Dosen Pembimbingku Ibu Dra. Herawati, MPA terima kasih banyak telah

sabar membimbing, mengarahkan dan mengajarkanku dengan segala

kemampuan dan kebaikan hati ibu, tanpa keberadaan ibu tidak mungkin saya bisa

menyelesaikan karya ilmiah ini, hanya Tuhan Yesus Kristus yang bisa membalas

kebaikan dan kemurahan hati Ibu. Maaf jika ada salah kata dan perbuatan, sekali

lagi saya ucapkan terima kasih banyak.

6. Untuk teman-temanku yang namanya tidak dapat disebutkan satu-satu dan sudah

seperti saudara sendiri, terimaksih atas motivasi, dukungan dan kebersamaan

kita, saya persembahkan untuk kalian karena selalu memberiku semangat dan

masukan.

Page 8: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan kemudahan yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penyusunan

skripsi ini berjalan dengan baik.

Tentu saja skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Maka penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Habib Muhsin, S.Sos, M.Si, selaku ketua STPMD “APMD”

Yogyakarta.

2. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP., MA, selaku ketua Prodi Ilmu Pemerintahan

STPMD “APMD” Yogyakarta.

3. Ibu Dra, Herawati, MPA yang telah bersedia menjadi dosen pembimbing

skripsi sekaligus Ibu yang selalu sabar membimbing dan memberi motivasi

kepada penulis dalam mendukung selesainya skripsi ini.

4. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP., MA, selaku dosen Penguji Samping I, yang

telah bersedia menguji penulis dan memberikan masukan.

5. Ibu Dra. Sri Utami, M.Si, selaku dosen Penguji Samping II, yang telah

bersedia menguji penulis dan memberikan masukan.

6. Semua dosen Prodi Ilmu Pemerintahan dan Keluarga Besar STPMD “APMD”

Yogyakarta yang telah membekali ilmu yang sangat berguna dalam

penyelesaian penulisan skripsi ini dan memeberikan pengetahuan serta

Page 9: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

viii

pengalaman yang dapat membantu memperlancar penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh staff STPMD “APMD” yang telah membantu melayani untuk proses

perkuliahan.

8. Seluruh pihak Dinas yang telah memberikan izin penelitian dan dapat bekerja

sama dalam penelitian ini, serta memberikan dukungan kepada penulis.

9. Seluruh pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini. Terima

kasih atas dukungan, masukan, ide-ide, dan saran yang diberikan kepada

penulis untuk proses penyelesaian skripsi ini.

Demikian skripsi ini penulis buat, penulis menyadari masih terdapat

kekurangan dalam hal penulisan, maka penulis sangat mengharapkan masukan dan

saran serta kritikan yang membangun dari pembaca, agar karya skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan almamater STPMD “APMD” Yogyakarta.

Terima kasih.

Yogyakarta, 2 Agustus 2018

Penulis,

Satria Reksy Pratama

Page 10: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................ iii

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... .v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL..................................................................................................xi

DAFTAR BAGAN................................................................................................xii

INTISARI ............................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 8

D. Kerangka Teori............................................................................................... 10

1. Kebijakan ................................................................................................. 10

2. Implementasi Kebijakan........................................................................... 13

3. Pengembangan Pariwisata ....................................................................... 19

Page 11: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

x

E. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 28

F. Metode Penelitian .......................................................................................... 28

a. Jenis Penelitian ........................................................................................ 28

b. Unit Analisis ............................................................................................ 29

c. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 30

d. Teknik Analisis Data ................................................................................ 32

BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN LAMANDAU DAN DINAS

PARIWISATA ..................................................................................................... 35

A. Sejarah Kabupaten Lamandau ......................................................................... 35

B. Keadaan Geografis .......................................................................................... 37

C. Demografi ........................................................................................................ 42

D. Sosial Ekonomi ................................................................................................ 43

E. Sarana dan Prasarana ....................................................................................... 44

F. Destinasi Pariwisata ........................................................................................ 50

G. Profil Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau ................................................ 56

BAB III ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

PARIWISATA DI KABUPATEN LAMANDAU ............................................. 64

A. Deskripsi Informan .......................................................................................... 64

B. Analisis Data ................................................................................................... 66

1. Promosi Pariwisata Di Kabupaten Lamandau ........................................... 67

2. Pengembangan Sumber Daya Manusia ..................................................... 76

3. Pengembangan Sarana Dan Prasarana Serta Kerjasama Pengembangan

Pariwisata .................................................................................................. 82

Page 12: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

xi

4. Pelestarian Lingkungan Wisata ................................................................. 94

5. Manfaat Ekonomi Pada Sektor Pariwisata...............................................100

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 107

A. Kesimpulan .................................................................................................... 107

B. Saran ............................................................................................................. 111

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................113

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Lamandau............. .39

Tabel 2.2 Sungai-sungai di Wilayah Kabupaten Lamandau............................... .41

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2017............................42

Tabel 2.4 Panjang Jalan Berdasarkan Keadaan Jalan Tahun 2017........................45

Tabel 2.5 Jenis Sekolah Dan Jumlah Sekolah Tahun 2017...................................46

Tabel 2.6 Sarana dan Prasarana Kesehatan Kabupaten Lamandau 2017..............47

Tabel 2.7 Jumlah Pelanggan Listrik Menurut Kecamatan Tahun 2016................49

Tabel 2.8 Agen Travel dan PO Bus di Kabupaten Lamandau...............................41

Tabel 2.9 Wisata Kecamatan Delang.....................................................................54

Tabel 2.10 Wisata Kecamatan Lamandau.............................................................55

Tabel 2.11 Wisata Kecamatan Belantikan Raya....................................................56

Tabel 3.1 Identitas Informan..................................................................................65

Tabel 3.2 Data Kunjungan Wisatawan Nusantara Dan Wisatawan Mancanegara

Tahun 2016, 2017 dan 2018..................................................................................74

Page 14: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau.......63

Page 15: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

xiv

INTISARI

Dalam mengembangkan pariwisata tentunya Pemerintah memiliki tujuan agar

berbagai potensi wisata yang ada dapat berhasil dikembangkan, dalam mencapai tujuan

tersebut Pemerintah harus membuat suatu kebijakan pengembangan pariwisata, ditengah

potensi sektor pariwisata dan sebagai kawasan wisata sekitar Destinasi Pariwisata Nasional

Tanjung Puting, masih terdapat permasalahan pariwisata yakni masih terbatasnya kondisi

yang ada seperti kegiatan promosi, sumber daya manusia, sarana prasarana wisata serta

manfaat yang ditimbulkan bagi masyarakatyang ada sehingga pemerintah daerah harus

mengembangkan sektor pariwisata. Dengan melihat keadaan tersebut maka penulis ingin

meneliti lebih lanjut masalah tersebut melalui judul penelitian “Implementasi Kebijakan

Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten Lamandau”.

Penelitian ini menggunakan jenis Deskriptif Kualitatif, guna menjelaskan implementasi

kebijakan pengembangan pariwisata di Kabupaten Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah.

Dalam penelitian ini jumlah informan adalah sebanyak 15 orang yang telah dipilih sesuai

teknik Purposive dan dianggap representatif dan memiliki kapasitas serta kompetensi dalam

memberikan gambaran dan data terkait dengan obyek penelitian Implementasi Kebijakan

Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten Lamandau. Dalam penelitian ini digunakan teknik

pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi guna mendapatkan data

dan informasi secara tepat. Analisis data dalam penelitian kualitatif ini meliputi mengolah

dan mempersiapkan data, membaca keseluruhan data, menganalisis dengan meng-coding

data, penyajian kembali, dan interpretasi data.

Setelah dilakukan penelitian maka memperoleh hasil bahwa pengembangan pariwista

yang ada telah berjalan dengan baik . 1) Dalam Kegiatan Promosi Pariwisata dilaksanakan

berbagai event atau pameran serta melalui berbagai media dan melibatkan banyak pihak yang

meningkatkan kunjungan wisatawan, 2) Pengembangan sumber daya manusia dilaksanakan

melalui berbagai sosialisasi, pelatihan serta pembinaan kemudian Dinas Pariwisata

melakukan konsep CBT (comunity base tourism), 3) Pengembangan sarana dan prasarana

serta kerjasama di bidang pariwisata telah dilaksanakan, melalui penganggaran untuk

pembangunan sarana dan prasarana, melibatkan pihak swasta serta mendorong masyarakat

dan mendampingi masyarakat dalam mengelola sarana dan prasana yang ada. Kemudian

dalam kerjasama pihak yang terlibat antara lain pihak eksekutif, legislatif,SOPD lainnya,

serta juga melibatkan pihak swasta dan masyarakat lokal yang secara khusus pada pihak

eksekutif dan legislatif sangat mendukung pengembangan pariwisata. 4) Pelestarian

lingkungan pariwisataDinas Pariwisata telah menjalankan program-program kegiatan

pengembangan pariwisata yang tetap memperhatikan kelestarian lingkungan selain itu juga

melibatkan pihak swasta seperti NGO Swiss Contact serta YAYORIN (Yayasan Orangutan

Indonesia) dan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam), serta 5) Manfaat ekonomi

pada sektor pariwisata telah dilaksanakan Dinas Pariwisata, upaya yang dilakukan adalah

dengan pemberdayaan masyarakat, secara khusus masyarakat di sekitar destinasi objek wisata

sebab mereka menyajikan berbagai hal yang khas lokal dan selain itu mereka juga

menampilkan kegiatan seni budaya atau atraksi wisata bagi kunjungan wisatawan, kemudian

ada masyarakat yang menjadi pendamping wisatawan (guide) bahkan mengelola homestay,

tahun 2015 sektor akomodasi dan makan minum yang erat dengan pariwisata meningkat

sebesar 28.484,000 menjadi 31.267.300 (juta rupiah) pada tahun 2016.

Page 16: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam suatu negara tentu ada sebuah sistem yang berjalan, dan dalam

menjalankan negara pemerintah harus menjalankan suatu pemerintahan, tak terlepas

pula dalam pengelolaan segala kekayaan negara yang ada, pemerintah harus

menyelenggarakannya untuk kesejahteraan rakyatnya. Suatu pengelolaan tersebut

dapat diwujudkan baik secara fisik maupun non-fisik dalam satu waktu. Sebagai suatu

negara kesatuan yang terdiri atas banyak kepulauan Indonesia membentang dari ujung

Sabang sampai Merauke, dengan demikian Indonesia terkenal dengan kaya akan

budaya, selain kekayaan budaya Indonesia juga kaya akan kekayaan alamnya.

Kekayaan alam dalam hal ini bukan hanya dalam bentuk tambang, minyak dan gas

serta kandungan yang lainnya, tetapi juga kondisi geografis Indonesia yang berbentuk

kepulauan membuat indonesia mempunyai alam yang mempesona. Pesona alam

Indonesia ini adalah sebuah potensi yang dimiliki negara Indonesia untuk bidang

pariwisata, memang hingga saat ini pembangunan di Indonesia devisa utama di topang

oleh sektor migas (minyak dan gas), hasil hutan serta pertambangan yang tentunya

sumber daya ini semuanya bersifat tidak terbaharukan sehingga dapat di prediksi

dalam berjalannya waktu berbagai sumber daya tersebut dapat habis. Sebagai negara

yang kaya akan pesona alamnya yang merupakan potensi pariwisata baik berupa

keindahan alam maupun keanekaragaman budaya Indonesia tentu dapat menjadi

tujuan wisata dunia sehingga bukan tidak mungkin pariwisata dapat menjadi pilihan

lain sebagai pengganti dalam sumber devisa negara untuk pembangunan.

Page 17: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

2

Oleh sebab itu penulis melihat bahwa sumber daya manusia (SDM) harus

dipersiapkan untuk memiliki kemampuan dan keahlian yang baik dalam mengelola

kepariwisataan di Indonesia.

Dengan prinsip desentralisai daerah dapat menggali potensi yang dimiliki guna

membangun serta mengembangkan daerah itu sendiri yang tentunya akan membawa

manfaat juga kepada masyarakat lokal dan kemajuan daerah dimasa yang akan datang.

Pengembangan daerah tentu tidak dapat lepas dari tujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan bagi masyarakat di daerah itu sendiri, selama kesejahteraan jauh dari

kehidupan masyarakat di daerah maka tuntutan serta gugatan kepada sistem sosial,

ekonomi, dan politik tidak pernah berhenti dari hal ini masyarakat yang kehidupannya

belum sejahtera maka akan terus berusaha mencapai kesejahteraan bagi kehidupannya

masyarakat daerah pun tentu akan menyuarakan keinginannya kepada pemerintah

daerah agar memberikan solusi dalam mencapai kesejahteraan tersebut. Dari hal ini

sektor pariwisata dapat menjadi harapan baru guna pembangunan daerah yang

diharapkan membawa kesejahteraan bagi masyarakat di daerah tentunya, Janianton

Damanik (2013:2) menyatakan bahwa di kalangan birokrasi pariwisata didengungkan

sebagai “obat mujarab” yang mampu menyulap belantara kemiskinan menjadi

kemakmuran, hal ini tentu menggambarkan bahwa di daerah sektor pariwisata dapat

dilihat sebagai salah satu potensi daerah yang dapat dimanfaatkan guna membangun

dan mengembangkan daerah itu sendiri sehingga masalah kesejahteraan dimasyarakat

bisa diatasi. Sektor pariwisata bisa dikaitkan dengan kesejahteraan bagi masyarakat

sebab penulis melihat didalam sektor pariwisata banyak peluang yang tercipta jika

pariwisata yang ada di daerah berhasil dikembangkan, dengan demikian masyarakat

lokal yang ada didaerah destinasi pariwisata dapat berdayaguna dan berhasil mencapai

kesejahteraan. Memang sektor pariwisata dari sisi tertentu membawa dampak yang

Page 18: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

3

besar bagi kesejahteraan namun jika diperhatikan sektor pariwisata juga dapat

membuat masyarakat kehilangan peluang untuk mencapai kesejahteraan sebab sektor

pariwisata dianggap kerap tidak memberi perhatian terhadap keberadaan masyarakat

lokal sebab akses masyarakat lokal untuk berperan dan masuk ke dalam aktivitas

ekonomi yang dihasilkan pariwisata hilang karena sektor pariwisata hanya dikuasai

oleh pihak tertentu diluar masyarakat lokal, namun hal ini tentunya bisa diatasi melalui

merubah pola pendekatan dan berbagai program-program yang akan dilaksanakan

untuk lebih memaksimalkan kontribusi masyarakat dalam sektor pariwisata sehingga

masyarakat lokal didaerah destinasi pariwisata dapat mencapai kesejahteraan. Sektor

pariwisata perlu disadari akan dianggap gagal dan tidak membawa keuntungan jika

sektor pariwisata ternyata tidak menghasilkan perubahan yang baik bagi kesejahteraan

masyarakat di daerah destinasi wisata. Perlu disadari pula bahwa tidak ada satu

pemangku kepentingan yang mampu berdiri sendiri dalam menggerakan sektor

pariwisata untuk menjangkau kesejahteraan masyarakat. Pengembangan sektor

pariwisata yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah diperlukan

komitmen yang kuat dari pemerintah selain itu terlibatnya masyarakat juga memang

sangat dibutuhkan agar masyarakat lokal dapat berdayaguna, namun jika dalam

jalannya pengembangan pariwisata nantinya masyarakat pun harus dibekali

kemampuan dalam mengelola kepariwisataan.

Setiap daerah tentunya memiliki potensi wisata yang berbeda-beda, hal ini

tergantung pada bagaimana pemerintah daerah dan masyarakat membangun potensi

wisata tersebut sehingga menjadi destinasi wisata yang menarik dan mengundang

banyak wisatawan untuk datang berkunjung ke daerah. Secara khusus untuk daerah

yakni Kabupaten Lamandau yang masuk dalam wilayah Provinsi Kalimantan Tengah,

memiliki potensi pariwisata yang kaya. Sebagai daerah otonom Kabupaten Lamandau

Page 19: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

4

melalui pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan daerah serta kepentingan masyarakat lokal.

Dalam mengembangkan pariwisata tentunya Pemerintah memiliki tujuan agar

berbagai potensi wisata yang ada dapat berhasil dikembangkan, dalam mencapai

tujuan tersebut Pemerintah tentu harus membuat suatu kebijakan pengembangan

pariwisata, dan kebijakan tersebut merupakan bentuk dari kebijakan publik, kebijakan

publik menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2015:64) adalah

alat untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan upaya pemerintah mewujudkan

nilai-nilai kepublikan (public values). Dalam mencapai tujuan dari suatu kebijakan

yang terkait dengan pengembangan pariwisata tentunya tidak akan berhasil dan

tercapai dengan sendirinya tanpa diimplementasikannya kebijakan tersebut.

Terkait kebijakan dalam kepariwisataan, dengan lahirnya Undang-Undang Nomor

10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, maka kebijakan dalam pengembangan sektor

pariwisata sudah memiliki payung hukum, dari hal ini diperlukan kebijakan

pemerintah selanjutnya sehingga dikeluarkan suatu peraturan yakni Peraturan

Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025. Dan melalui kebijakan berupa

Peraturan Pemerintah tersebut, untuk Daerah Provinsi Kalimantan Tengah yang

didalamnya masuk wilayah Kabupaten Lamandau, dimana Kalimantan Tengah yang

memiliki Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) maka ketentuan dari Peraturan

Pemerintah ini dilaksanakan dengan membuat Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi

Kalimantan Tengah Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013-2028.

Dalam pasal 11 ayat (3) Perda Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 2 Tahun 2013

dijelaskan pembangunan daya tarik wisata terdiri dari 3 (tiga) pembagian kawasan

Page 20: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

5

yang tersebar pada 14 (empat belas) Kabupaten/Kota yang ada. Selanjutnya pada

huruf a Pasal 11 ayat (3) untuk pengembangan pariwisata wilayah barat yaitu Tanjung

Puting dan sekitarnya, yang didalamnya masuk Kawasan wisata Kabupaten

Lamandau.

Dari kebijakan terkait pariwisata tersebut, sektor pariwisata, Kabupaten

Lamandau memiliki pesona pariwisata berupa kekayaan daerah dengan beragamnya

adat dan budaya suku Dayak Tomun dan aktivitas masyarakat lokal yang masih erat

dengan alam juga masih terjaga sehingga ini juga merupakan nilai tambah bagi sektor

pariwisata di Kabupaten Lamandau dibidang wisata budaya, selain adat dan budaya

kondisi alam yang masih dikelilingi hutan menjadikan Kabupaten Lamandau masih

terjaga keaslian kondisi alamnya sehingga menjadi pesona bagi sektor pariwisata.

Sebab itu kebijakan dalam hal pariwisata telah dimunculkan dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah di Kabupaten Lamandau untuk tahun 2013-2018

yang dimuat dalam (Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 1 Tahun 2014)

“Menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu kekuatan ekonomi kerakyatan”

menjadi salah satu misi pembangunan daerah, dapat dilihat bahwa pariwisata yang

menjadi salah satu potensi daerah juga mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah,

yang jika dikelola atau dikembangkan akan membawa dampak pada pembangunan

daerah. Dari sektor pariwisata ini, dilihat bahwa peranan dan perhatian lebih dari

pemerintah daerah Kabupaten Lamandau sesungguhnya sangat penting, Di Kabupaten

Lamandau sektor pariwisata ditangani oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau,

hal ini diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 11 tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Lamandau.

Kemudian terkait kebijakan pengembangan pariwisata yang menjadi kewenangan

Dinas Pariwisata, di muat dalam pasal 5 sampai 7 pada Peraturan Bupati Lamandau

Page 21: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

6

Nomor 55 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan

Fungsi Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau dijelaskan pula terkait tugas, fungsi

dan kewenangan dari organisasi perangkat daerah ini.

Suatu penyusunan kebijakan pariwisata haruslah mengikutsertakan intervensi

pemerintah, ini bukan berarti bahwa sektor swasta tidak boleh diikutsertakan dalam

pengambilan suatu kebijakan pariwisata, tetapi karena adanya sasaran tertentu

terhadap sektor ini. Perencanaan pariwisata adalah untuk meminimalkan konflik-

konflik potensial dan untuk menggambarkan kerangka kerja pengembangan dimana

sektor swasta akan terlibat. Hal ini memberi gambaran bahwa tanpa keterlibatan

pemerintah dalam perencanaan pariwisata maka pengembangan industri pariwsata

akan mengalami kekosongan kepaduan, arah, dan inisiatif jangka pendek yang

mungkin akan membahayakan potensi jangka panjang (Gamal Suwantoro 1997 :44-

45) keberadaan pemerintah baik nasional maupun di daerah menjadi pihak yang tidak

dapat dilepaskan dengan alasan apapun dalam pengembangan sektor pariwisata sebab

tanpa campur tangan pemerintah maka pihak swasta yang masuk ke dalam sektor

pariwisata akan menimbulkan kemungkinan terjadinya gagal pengembangan

pariwisata yang tentunya akan berdampak pada daerah destinasi wisata dan

masyarakat lokal di daerah destinasi wisata.

Ditengah potensi alam dan budaya yang menjadi pesona bagi sektor pariwisata

dan sebagai kawasan wisata sekitar Destinasi Pariwisata Nasional Tanjung Puting,

daerah Kabupaten Lamandau masih terdapat permasalahan pariwisata yakni kondisi

pariwisata yang ada seperti promosi pariwisata melalui berbagai kegiatan dan media

promosi masih terbatas, sumber daya manusia pariwisata yang masih terbatas, sarana

prasarana wisata yang minim serta manfaat ekonomi yang ditimbulkan bagi

masyarakat, sehingga pemerintah daerah harus mengembangkan sektor pariwisata

Page 22: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

7

daerah, sebab dalam pariwisata yang berwujud suatu sistem destinasi wisata harus

terdiri atau menawarkan setidaknya beberapa komponen pokok sebagai berikut :

1. Daya tarik wisata bisa berbasis utama pada alam, budaya atau minat

khusus;

2. Akomodasi atau amenitas, aksesibilitas dan transportasi (udara,darat atau

laut);

3. Fasilitas umum;

4. Fasilitas pendukung pariwisata dan

5. Masyarakat sebagai tuan rumah (host) dari suatu destinasi. (Bambang

Sunaryo 2013:23).

Dan dari beberapa komponen diatas untuk Kabupaten Lamandau pada destinasi

wisata yang ada semua komponen telah terpenuhi sehingga telah memenuhi standar

untuk kepariwisataan, akan tetapi karena belum berkembangnya komponen-komponen

tersebut menyebabkan timbulnya beberapa masalah dalam pengembangan pariwisata

di Kabupaten Lamandau, pengelolaan destinasi wisata yang ada masih dalam kondisi

yang serba terbatas, sehingga destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lamandau jika

diukur dengan komponen sistem kepariwisataan tersebut pada beberapa poin dapat

dikatakan masih belum dapat dimaksimalkan, sebab sarana dan prasarana wisata yang

ada pada tempat wisata masih belum lengkap dan tidak terawat dengan baik kemudian

dalam mempromosikan potensi pariwisata serta sumber daya manusia pariwisata yang

ada juga masih belum diberdayakan secara maksimal ada oleh Dinas Pariwisata, hal

ini tentu sangat disayangkan sebab ditengah potensi pariwisata yang dimiliki

Kabupaten Lamandau dan minat wisatawan berkunjung ke wilayah Kabupaten

Lamandau yang akan terus mengalami peningkatan akan terhalang oleh masalah

tersebut. Oleh sebab itu dalam permasalahan ini diperlukan adanya upaya-upaya dari

Page 23: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

8

pemerintah daerah yang aktif dan berkelanjutan untuk mengembangkan pariwisata

yang ada di Kabupaten Lamandau melalui implementasi kebijakan daerah yang telah

ada, bukan hanya mengembangkan objek wisata saja tetapi penulis melihat bahwa

pengembangan sumber daya manusia atau masyarakat di destinasi wisata daerah

dalam sektor pariwisata adalah hal yang terpenting sebab masyarakat pada destinasi

wisata yang nantinya harus berdaya dalam sektor kepariwisataan. Dengan melihat

keadaan tersebut maka penulis ingin meneliti lebih lanjut masalah tersebut melalui

judul penelitian “Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten

Lamandau”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul dan latar belakang masalah yang dijelaskan pada bagian diatas

maka dari pembahasan ini dapat ditarik suatu rumusan masalah yang sebagai berikut :

“Bagaimana Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten

Lamandau ?”

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan bagian diatas, dapat dirumuskan tujuan serta manfaat penelitian,

yaitu sebagai berikut :

a. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kebijakan yang telah

dilaksanakan Dinas Pariwisata dalam rangka pengembangan pariwisata di

Kabupaten Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah.

Page 24: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

9

b. Manfaat penelitian

1. Manfaat bagi Dinas Pariwisata

Manfaat bagi Dinas Pariwisata adalah penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan dalam upaya-upaya yang tepat dalam proses

implementasi suatu kebijakan terkait pengembangan pariwisata di

Kabupaten Lamandau.

2. Manfaat akademis

Manfaat akademis penelitian ini dapat memberikan masukan dan

pemikiran yang bermanfaat bagi ilmu pemerintahan secara khusus dalam

proses implementasi.

3. Manfaat bagi penulis

Manfaat bagi penulis adalah sebagai sarana serta untuk memperluas

pengalaman serta pengetahuan yang diperoleh sehingga menambah

wawasan dalam berpikir serta dalam menganalisis suatu kebijakan yang

dibuat oleh Dinas Pariwisata dalam rangka pengembangan pariwisata di

Kabupaten Lamandau.

4. Manfaat praktis

Manfaat praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan

informasi dan menambah wawasan tentang implementasi kebijakan

pengembangan pariwisata di Kabupaten Lamandau.

Page 25: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

10

D. Kerangka Teori

1. Kebijakan

Kebijakan tentunya tidak dapat dilepaskan dari kehidupan bernegara di

negara Indonesia, apalagi Indonesia merupakan negara yang menganut paham

demokrasi.

Menurut Carl Friedrich dalam (Dwiyanto Indiahono 2009:17)

mendefinisikan kebijakan sebagai suatu tindakan yang mengarah pada tujuan

yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan

tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya

mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut James E. Anderson dalam (Dwiyanto Indiahono 2009:17)

mendefinisikan kebijakan sebagai perilaku dari sejumlah aktor (pejabat,

kelompok, instansi pemerintah) atau serangkaian aktor dalam bidang kegiatan

tertentu, pembicaraan tentang kebijakan memang tidak lepas dari kaitan

kepentingan antar kelompok, baik di tingkat pemerintahan maupun di

masyarakat secara umum.

Dan menurut Hogwood dan Gunn dalam (Dwiyanto Indiahono

2009:18) menyatakan bahwa terdapat 10 istilah kebijakan dalam pengertian

modern, yaitu :

1. Sebagai label untuk sebuah bidang aktivitas ;

2. Sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara yang diharapkan;

3. Sebagai proposal spesifik;

4. Sebagai keputusan pemerintah;

5. Sebagai otorisasi formal;

6. Sebagai sebuah program;

Page 26: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

11

7. Sebagai output;

8. Sebagai “hasil” (outcome);

9. Sebagai teori dan model;

10. Sebagai sebuah proses.

Kemudian juga menurut Denhard dan Denhard dalam (Dwiyanto

Indiahono 2009:13) publik adalah warga negara yang berhak mendapatkan

hak-haknya sebagai warga negara.

Menurut Thomas Dye dalam (Subarsono 2005:2) kebijakan publik adalah

apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan (public

policy is whatever goverments choose to do or not to do) Konsep yang

dikemukakan Dye tersebut sangat luas sebab kebijakan publik menyangkut

sesuatu yang tidak dilakukan pemerintah di samping yang dilakukan oleh

pemerintah ketika pemerintah menghadapi suatu masalah publik. Dari definisi

Dye pula juga dilihat mengandung makna bahwa, kebijakan publik di buat oleh

badan pemerintah, bukan merupakan organisasi swasta, kebijakan publik juga

menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh badan

pemerintah.

Menurut David Easton dalam (Subarsono 2005:2) memiliki pandangan

bahwa ketika pemerintah membuat kebijakan publik , ketika itu pula

mengalokasikan nilai-nilai kepada masyarakat, karena setiap kebijakan

mengandung seperangkat nilai di dalamnya.

Menurut Harold Laswell dalam (Erwan dan Dyah 2015:17) kebijakan

publik adalah sebagai tahapan-tahapan, yaitu : agenda setting, formulasi,

legitimasi, implementasi, evaluasi, reformulasi, dan terminasi.

Page 27: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

12

Erwan dan Dyah (2015:64) juga menjelaskan kebijakan publik adalah alat

untuk mewujudkan nilai-nilai yang diidealkan masyarakat seperti keadilan,

persamaan, dan keterbukaan; memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat;

memanfaatkan peluang baru bagi kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat

serta melindungi masyarakat dari praktik swasta yang merugikan.

Kebijakan dalam konteks ini merupakan kebijakan yang berkaitan

dengan masyarakat yang merupakan produk pemerintah atau birokrasi yang

artinya kebijakan publik, kebijakan memang menjadi suatu ranah yang amat

berbau kekuatan untuk saling mempengaruhi dan melakukan tekanan para

pihak.

Dari pernyataan terkait kebijakan publik tersebut peneliti

menyimpulkan bahwa kebijakan publik merupakan sesuatu yang tidak dapat

dilepaskan dari peran serta pemerintah, dan didalam kebijakan memuat

berbagai macam kepentingan baik yang berasal dari pemerintah maupun

masyarakat baik berkelompok maupun perorangan.

Terkait kebijakan dalam pengembangan pariwisata, ada beberapa

kebijakan yang telah dibuat guna memuat berbagai kepentingan baik pemerintah

dan masyarakat dimulai dengan kebijakan Pemerintah berupa Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, sehingga dikeluarkan suatu

peraturan yakni Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana

Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025. Untuk

kebijakan di daerah, Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah

mengeluarkan kebijakan berupa Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi

Kalimantan Tengah Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013-2028. Yang selanjutnya

Page 28: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

13

untuk daerah Kabupaten Lamandau kebijakan terkait diwujudkan berupa

Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah di Kabupaten Lamandau untuk tahun 2013-2018

serta Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 11 tahun 2016 Tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Lamandau. Dari

kebijakan tersebut selanjutnya dalam kebijakan kepariwisataan dimuat dalam

bentuk Peraturan Bupati Lamandau Nomor 55 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pariwisata Kabupaten

Lamandau.

Peran dari Pemerintah Daerah sangat penting dalam sektor pariwisata

oleh sebab itu dalam kebijakan pengembangan pariwisata melalui Dinas

Pariwisata sebagai organisasi yang memiliki tugas di bidang pariwisata, maka

pelaksanaan kebijakan yang dimuat dalam Peraturan Bupati Lamandau Nomor

55 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan

Fungsi Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau menjadi kebijakan yang harus

dikaji pelaksanaannya.

2. Implementasi kebijakan

Implementasi kebijakan merupakan salah satu tahapan yang penting

dalam proses suatu kebijakan, pada tahapan inilah yang akan menentukan

apakah kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah bisa di terapkan di

lapangan dan berhasil untuk menghasilkan keluaran seperti yang telah

direncanakan. Implementasi merupakan suatu kegiatan yang begitu kompleks

karena melibatkan banyak aktor dengan berbagai kepentingan mereka masing-

masing, dan tidak menutup kemungkinan dalam implementasi kerumitan akan

bertambah jika suatu kebijakan yag diimplementasikan tidak dirumuskan

Page 29: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

14

secara jelas sebagai akibat adanya tawar menawar yang mewarnai proses

perumusan suatu kebijakan.

Menurut Pressman dan Wildavsky dalam (Erwan dan Dyah 2015:20)

implementasi dimaknai dengan beberapa kata kunci, yakni untuk menjalankan

kebijakan (to carry out), untuk memenuhi janji-janji sebagaimana dinyatakan

dalam dokumen kebijakan (to fulfill), untuk menghasilkan output sebagaimana

dinyatakan dalam tujuan kebijakan (to produce), untuk menyelesaikan misi

yang harus diwujudkan dalam tujuan kebijakan (to complete).

Serta menurut Van Meter dan Horn dalam (Erwan dan Dyah 2015:20)

mendefinisikan implementasi sebagai mencakup tindakan yang dilakukan oleh

publik atau pribadi / individu (atau kelompok) yang diarahkan pada pencapaian

tujuan yang ditetapkan dalam keputusan kebijakan.

Dwiyanto Indiahono (2009:143) menjelaskan implementasi kebijakan

menunjuk aktivitas menjalankan kebijakan dalam ranah senyatanya, baik yang

dilakukan oleh organ pemerintah maupun para pihak yang telah ditentukan

dalam kebijakan, implementasi sendiri biasanya ada yang disebut implementor,

dan kelompok sasaran. Implementor kebijakan adalah mereka yang secara

resmi diakui sebagai individu / lembaga yang bertanggung jawab atas

pelaksanaan program di la pangan. Kelompok sasaran menunjuk pada pihak

yang dijadikan sebagai objek kebijakan.

Subarsono (2005:88) menjelaskan implementasi melibatkan usaha

kompleksitas, untuk memberikan pelayanan atau mengatur perilaku kelompok

sasaran (target group). Komplesitas implementasi bukan saja ditunjukan oleh

banyaknya aktor atau unit oragnisasi yang terlibat, tetapi juga dikarenakan

proses dipengaruhi oleh berbagai variabel yang kompleks baik variabel yang

Page 30: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

15

individual maupun variabel organisasional, dan masing-masing variabel saling

berinteraksi.

Dari pendapat ahli diatas peneliti menarik pernyataan bahwa

implementasi kebijakan adalah tindakan yang dilakukan para implementor

untuk sebuah kebijakan agar tujuan dari kebijakan tersebut dapat tercapai,

implementasi sebuah kebijakan dapat hasil mempengaruhi hasil akhir dari

suatu kebijakan.

Suatu implementasi kebijakan akan berhasil jika dipengaruhi dua

variabel besar, teori implementasi ini dinyatakan oleh Merilee S. Grindle

dalam (Subarsono 2005:93) dua variabel besar tersebut adalah isi kebijakan

(context of policy) dan lingkungan implementasi (context of implementation).

Variabel isi kebijakan mencakup :

1. Sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau target groups

termuat dalam isi kebijakan;

2. Jenis manfaat yang diterima oleh target groups

3. Sejauhmana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan

4. Apakah letak sebuah program tepat

5. Apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya

dengan rinci, dan

6. Apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang memadai.

Sedangkan variabel lingkungan kebijakan mancakup :

1. Seberapa besar kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki

para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan

2. Karakteristik institusi dan rejim yang sedang berkuasa

3. Tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.

Page 31: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

16

Dari pernyataan terkait implementasi kebijakan peneliti dapat

menyimpulkan bahwa implementasi kebijakan adalah pelaksanaan kebijakan

dilapangan yang akan sangat ditentukan keberhasilannya oleh implementor

dan respon kelompok sasaran.

Terkait implementasi kebijakan, Peraturan Bupati Lamandau Nomor 55

Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan

Fungsi Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau menjadi kebijakan yang akan

dikaji dalam hal implementasi di lapangan, sebab didalamnya dimuat Pasal 5

menyatakan Dinas Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan kewenangan

desentralisasi dan tugas pembantuan di bidang pariwisata sesuai dengan

kebijaksanaan yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Kemudian dalam pasal 6 untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimuat

dalam pasal 5 Dinas Pariwisata menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pariwisata sesuai dengan

kebijaksanaan yang ditetapkan oleh bupati berdasarkan peraturan

perundang-undangan;

b. Pembinaan,pelestarian dan pengembangan pariwisata;

c. Koordinasi penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan di bidang pariwisata;

d. Peningkatan peran serta masyarakat dibidang pariwisata;

e. Pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian, monitoring, dan

evaluasi penyelenggaraan kegiatan pariwisata;

f. Penyelenggaraan pembinaan unit pelaksana teknis dinas; dan

g. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan dinas.

Serta dalam pasal 7 untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dijelaskan

dalam pasal 6 Dinas Pariwisata mempunyai kewenangan sebagai berikut :

Page 32: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

17

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pariwisata sesuai peraturan

perundangan dan kebijakan yang ditetapkan oleh bupati;

b. Merumuskan rencana induk pengembangan pariwisata;

c. Menetapkan kebijakan kabupaten mengenai pariwisata, kriteria sistem

pemberian penghargaan/anugerah bagi insan/lembaga yang berjasa di

bidang pariwisata di Kabupaten Lamandau;

d. Menetapkan kebijakan kerjasama luar negeri di bidang pariwisata baik

nasional, regional, dan internasional;

e. Menetapkan kebijakan di bidang penanaman nilai-nilai tradisi, pembinaan

karakter, dan pekerti bangsa;

f. Menentapkan kebijakan pembinaan lembaga tradisi, adat istiadat, dan

budaya masyarakat;

g. Menetapkan kebijakan operasional perfilman, pemberian ijin usaha

pembuatan film meliputi usaha, produksi, pengedaran dan penayangan;

h. Menetapkan kebijakan dibidang standarisasi profesi dan teknologi

perfilman, kerjasama baik dalam maupun luar negeri di bidang perfilman

dan pengawasan peredaran film dan rekaman video;

i. Menetapkan kebijakan kegiatan standarisasi peningkatan produksi dan

apresiasi film dan pengembangan film;

j. Menetapkan standarisasi pemberian izin pengiriman dan penerimaan

delegasi asing di bidang seni dan budaya dan kesenian, penerbitan

rekomendasi, pengiriman misi kesenian dalam rangka kerjasama dalam

negeri maupun luar negeri;

k. Penetapan kriteria dan prosedur penyelenggaraan festival, pameran, dan

lomba dan penyelenggaraan diklat kesenian;

Page 33: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

18

l. Penerapan dan pelaksanaan prosedur perawatan dan pengamanan aset atau

benda kesenian, sejarah, purbakala, pariwisata, seni dan budaya;

m. Menyelenggarakan kegiatan festival pameran dan lomba secara berjenjang

dan berkala di bidang pariwisata, seni dan budaya baik tingkat kabupaten,

provinsi, nasional, regional dan internasional;

n. Mengembangkan dan pemanfaatan museum, registrasi museum, dan

koleksi, akreditasi museum, serta penambahan dan penyelamatan koleksi

museum di tingkat kabupaten;

o. Menetapkan standarisasi bidang pariwisata, seni dan budaya, pedoman

pengembangan destinasi pariwisata, seni dan budaya;

p. Menetapkan kebijakan dalam pembinaan usaha dan penyelenggaraan usaha

serta perencanaan pemasaran pariwisata;

q. Menyelenggarakan promosi pariwisata, seni dan budaya yang ada;

r. Melakukan pengendalian dan pembinaan, pengembangan obyek wisata,

sarana dan prasarana dan akomodasi kepariwisataan yang ada;

s. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait, baik didalam maupun luar

negeri dalam penyelenggaraan pariwisata, seni dan budaya;

t. Pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran dinas.

Dari kebijakan daerah ini dapat dilihat bahwa dalam pengembangan

pariwisata di daerah Kabupaten Lamandau secara khusus terkait dengan

pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan sektor pariwisata, hal ini

sudah menjadi fungsi dan kewenangan dari dinas pariwisata Kabupaten

lamandau. Pengembangan pariwisata dirasa menjadi hal yang sangat penting

jika dilihat dari urusannya sebab jika tidak dikembangkan maka sektor

pariwisata tidak akan maju dan membawa manfaat bagi daerah dan masyarakat

Page 34: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

19

lokal didaerah demikian pula dengan Kabupaten Lamandau. Saat ini dengan

belum maksimalnya pencapaian dari pengembangan kepariwisataan yang ada

di Kabupaten Lamandau, kebijakan yang sudah ada kemungkinan dalam

implementasinya, masih belum bisa memberikan hasil yang signifikan dalam

mencapai tujuan kebijakan pengembangan pariwisata, Dinas Pariwisata

sebagai implementor kebijakan harus menyelenggarakan fungsi pengembangan

pariwisata yang diharapkan dalam penyelengaraannya pariwisata di Kabupaten

Lamandau bisa berkembang serta masyarakat pada destinasi wisata di

Kabupaten Lamandau dapat memaksimalkan peran sertanya dalam

kepariwisataan sehingga membawa dampak pada pembangunan daerah dan

kesejahteraan masyarakat.

3. Pengembangan pariwisata

Pengembangan pariwisata saat ini bukan lagi menjadi wewenang

Pemerintah Pusat namun sudah menjadi tugas dari Pemerintah Daerah. Hal ini

dimuat dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah, bahwa efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah

perlu ditingkatkan dengan demikian perhatian pada aspek-aspek hubungan

antara Pemerintah Pusat dengan daerah dan antar daerah, potensi dan

keanekaragaman daerah serta peluang dan tantangan dalam persaingan global

maka harus diatur secara adil dan setara. Dari penjelasan diatas, jelas

pengembangan pariwisata adalah merupakan tugas dan wewenang dari

pemerintah daerah guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan didalam

masyarakat , sebab itu bidang pariwisata di daerah harus bisa dikembangkan

oleh Pemerintah Daerah.

Page 35: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

20

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengembangan artinya proses,

cara, perbuatan mengembangkan. Pengembangan secara umum dapat memiliki

arti sebagai suatu pola pertumbuhan, perubahan secara perlahan dan perubahan

secara bertahap.

Dari penjelasan diatas menurut peneliti maka jelas bahwa pengembangan

merupakan suatu proses yang memiliki tahapan yang bertujuan untuk

menghasilkan suatu hasil atau keluaran berdasarkan temuan yang ada di

lapangan.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Pariwisata adalah Pelancongan

atau Turisme yang merupakan kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan

untuk rekreasi. Sementara menurut Undang-undang nomor 10 tahun 2009

tentang Kepariwisataan, Pariwisata adalah "Berbagai macam kegiatan wisata

dan didukung fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat setempat,

sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha".

Menurut Gamal Suwantoro (1997:3) juga menjelaskan bahwa

berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau

lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya

adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial,

kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena

sekedar ingin tahu, menambah pengalaman atau-pun untuk belajar.

Menurut Bambang Sunaryo (2013:1) kepariwisataan berasal dari akar kata

wisata. Dalam kepustakaan tentang kepariwisataan di Indonesia, seperti halnya

yang tercantum dalam UU No. 10 Tahun 2009, wisata diberikan batasan

sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau kelompok orang

dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan

Page 36: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

21

pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam

waktu sementara.

Pariwisata yang merupakan suatu kegiatan sebagaimana telah dijelaskan,

tentunya dilakukan oleh manusia baik sendiri maupun secara bersama-sama,

kegiatan ini merupakan suatu perjalanan yang dilakukan hanya dalam waktu

tertentu artinya perjalanan ini tidak selamanya atau permanen, kemudian apa

yang dilakukan dari kegiatan ini adalah untuk mencari suatu keseimbangan

serta keserasian antara jasmani dan rohani sehingga dapat menciptakan

kebahagiaan dengan menikmati kegiatan wisata, selain itu pariwisata juga

tidak dapat dilepaskan dari kegiatan ekonomi sebab pariwisata juga memiliki

dampak ekonomi yang penting bagi masyarakat di daerah tujuan wisata.

Dengan hal ini dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu

perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih tersebut guna memenuhi

kenikmatan serta rasa ingin mengetahui sesuatu, dalam pariwisata tentu tidak

dapat dilepaskan pula dari pihak yang melakukan wisata tersebut atau yang

biasa disebut wisatawan.

Wisatawan (tourist) sendiri menurut Gamal Suwantoro (1997:4) adalah

seseorang atau kelompok yang melakukan suatu perjalanan wisata, jika lama

tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang dikunjungi.

Apabila mereka tinggal di daerah atau negara yang dikunjungi dengan waktu

kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong (excursionist) dari

penjelasan ini maka orang yang melakukan suatu pariwisata dikelompokan

dalam dua bagian tergantung waktu kunjungannya kepada daerah tujuan

wisata, pembagian tersebut seperti dijelaskan masuk dalam, wisatawan

(tourist) dan pelancong (excursionist). Selain penjelasan diatas, didalam

Page 37: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

22

pariwisata juga terdapat beberapa istilah yang secara khusus menyangkut dunia

pariwisata, antara lain :

1) Wisata alam adalah bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi

sumber daya alam dan tata lingkungan.

2) Objek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi dan berdaya

tarik bagi wisatawan serta yang ditujukan untuk pembinaan cinta alam,

baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan.

3) Kegiatan wisata alam adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata, pendidikan,

penelitian, kebudayaan, dan cinta alam yang dilakukan di dalam objek

wisata.

4) Konservasi adalah pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam secara

bijaksana berdasarkan prinsip kelestarian.

5) Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati dalam alam bersama-

sama dengan unsur hayati secara keseluruhan.

6) Kawasan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik

di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem

penyangga kehidupan; pengawetan keragaman jenis tumbuhan serta satwa

dan pelestarian pemanfaatan sumber daya alam dan ekosistem.

7) Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa

keragaman dan atau keunikan jenis satwa yang kelangsungan hidupnya

dapat dilakukan untuk pembinaan terhadap habitatnya.

8) Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan

sistem zonasi yang terdiri atas zona inti dan zona lain yang dimanfaatkan

untuk tujuan ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi dan pendidikan.

Page 38: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

23

9) Hutan wisata adalah kawasan hutan yang disebabkan keadaan dan sifat

wilayahnya yang perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan dengan

maksud pengembangan pendidikan/penyuluhan, reksreasi dan olahraga.

10) Taman wisata adalah hutan wisata yang memiliki keindahan alam baik

keindahan tumbuhan, satwa, maupun keindahan yang mempunyai corak

khas untuk dimanfaatkan bagi kepentingan reksreasi.

11) Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam yang terutama

dimanfaatkan untuk lokasi tumbuhan/satwa, baik yang asli maupun bukan,

untuk tujuan pengetahuan, pendidikan dan pelatihan, budaya, pariwisata

dan rekreasi

12) Taman laut adalah wilayah lautan yang mempunyai keindahan dan

keunikan yang khas yang khusus digunakan sebagai kawasan konversi laut,

untuk dibina dan dipelihara guna perlindungan plasma, rekreasi, pariwisata

dan kebudaaan. (Gamal Suwantoro 1997:6-8).

Beberapa istilah terkait sektor pariwisata tersebut menggambarkan bahwa

pariwisata juga mencakup kelestarian alam baik di darat maupun perairan

(laut), berbagai tempat untuk wisata pun dijelaskan berdasarkan klasifikasi

tertentu dalam istilah-istilah tersebut, ini sangat menggambarkan luasnya

cakupan sektor pariwisata.

Menurut Bambang Sunaryo (2013:159), dalam pengembangan di

bidang pariwisata berbagai komponen yang harus diperhatikan adalah

sebagai berikut :

1) Atraksi dan Daya Tarik Wisata

Secara sederhana atraksi dan daya tarik wisata di bagi menjadi tiga

jenis daya tarik wisata, antara lain daya tarik wisata alam, daya tarik

Page 39: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

24

wisata budaya dan daya tarik wisata minat khusus. Berbagai jenis

atraksi dan daya tarik wisata tadi mempunyai kedudukan yang sangat

penting pada sisi produk wisata, terutama dalam rangka menarik

kunjungan wisatawan ke destinasi.

2) Amenitas atau akomodasi

Komponen selanjutnya yang juga sangat penting adalah fasilitas

amenitas. Yang dimaksud disini adalah berbagai jenis fasilitas dan

kelengkapan yang dapat digunakan wisatawan untuk beristirahat dan

bersantai dengan nyaman serta menginap selama melakukan kunjungan

ke suatu destinasi.

3) Aksestabilitas dan transportasi

Komponen ini adalah segenap fasilitas dan moda angkutan yang

memungkinkan dan memudahkan serta membuat nyaman wisatawan

dari suatu tempat ke tempat lain.

4) Infrastruktur pendukung

Komponen ini adalah keseluruhan jenis fasilitas umum berupa

prasarana fisik.

5) Fasilitas pendukung wisata lainnya komponen ini adalah berbagai jenis

fasilitas pendukung kepariwisataan yang berfungsi memberikan

kemudahan dan kenyaman bagi wisatawan selama melakukan

kunjungan di suatu destinasi.

6) Kelembagaan dan sumber daya manusia pariwisata

Komponen ini adalah keseluruhan unsur organisasi atau institusi

pengelola kepariwisataan dan termasuk sumber daya manusia

pendukungnya, yang terkait dengan manajemen pengelolaan

Page 40: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

25

kepariwisataan di suatu destinasi, baik unsur pemerintah, swasta, dan

masyarakat.

Menurut Gamal Suwantoro (1997:55) Terkait pengembangan

pariwisata secara khususnya, pengembangan pariwisata bertujuan untuk

mengembangkan produk dan pelayanan yang berkualitas seimbang dan

bertahap. Ada beberapa langkah pokok dalam pengembangan

pariwisata yang dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu,

sebagai berikut :

1) Dalam jangka pendek dititik beratkan pada optimasi terutama untuk :

Mempertajam dan memantapkan citra kepariwisataan

Meningkatkan mutu tenaga kerja

Meningkatkan kemampuan pengelolaan

Memanfatkan produk yang ada

Memperbesar saham dari pasar pariwisata yang telah ada.

2) Dalam jangka waktu menengah dititik beratkan pada konsolidasi,

terutama dalam :

Memantapkan citra pariwisata Indonesia

Mengkonsolidasi kemampuan pengelolaan

Mengembangkan dan diversifikasi produk

Mengembangkan jumlah dan mutu tenaga kerja

3) Dalam jangka waktu panjang dititik beratkan pada pengembangan dan

penyebaran dalam :

Pengembangan kemampuan pengelolaan

Pengembangan dan penyebaran produk dan layanan

Pengembangan pasar pariwisata baru

Page 41: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

26

Pengembangan mutu dan jumlah tenaga kerja.

Langkah-langkah pokok dalam pengembangan pariwisata dalam jangka waktu

pendek, menengah hingga panjang ini, menggambarkan bahwa dalam pengembangan

pariwisata harus dilakukan secara bertahap dan saling terintegrasi, terlihat bahwa

penggelolaan, penguatan citra, pemanfaatan potensi yang telah ada serta keberadaan

tenaga kerja di sektor pariwisata menjadi hal yang penting dalam pengembangan

pariwisata. Kemudian di dalam pengembangan pariwisata terdapat Sapta

kebijaksanaan pengembangan pariwisata. Menurut Gamal Suwantoro (1997:56) Sapta

Kebijaksanaan Pengembangan Pariwisata meliputi :

1) Promosi, merupakan pelaksanaan upaya pemasaran. Promosi pariwisata

harus dilaksanakan secara selaras dan terpadu, baik di dalam negeri

maupun di luar negeri.

2) Aksesbilitas, merupakan salah satu aspek penting yang mendukung

pengembangan pariwisata, karena menyangkut pengembangan lintas

sektoral.

3) Kawasan pariwisata, dimaksudkan untuk :

Meningkatkan peran serta daerah dan swasta dalam pengembangan

pariwisata

Memperbesar dampak positif pembangunan

Mempermudah pengendalian terhadap dampak lingkungan

4) Wisata bahari, merupakan salah satu jenis produk wisata yang sangat

potensial untuk dikembangkan. Jenis wisata ini memiliki keunggulan

komparatif yang sangat tinggi terhadap produk wisata sejenis di luar

negeri.

Page 42: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

27

5) Produk wisata, upaya untuk dapat menampilkan produk wisata yang

bervariasi dan mempunyai kualitas daya saing yang tinggi.

6) Sumber daya manusia, merupakan salah satu modal dasar pengembangan

pariwisata. Sumber daya manusia ini harus memiliki keahlian dan

keterampilan yang diperlukan untuk memberikan jaa pelayanan pariwisata.

7) Kampanye nasional sadar wisata, adalah upaya memasyarakatkan sapta

pesona yang turut menegakan disiplin nasional dan jati diri bangsa

Indonesia melalui kegiatan kepariwisataan.

Dari bagian sapta pengembangan pariwisata ini, dapat diketahui bahwa

dalam pengembangan pariwisata harus mencakup hal-hal diatas, dan dari

beberapa komponen tersebut dalam pengembangan pariwisata berbasis

pemberdayaan masyarakat dalam penelitian ini, sumber daya manusia juga

termasuk didalamnya sebab pengembangan pariwisata sumber daya manusia

menjadi hal yang penting. Selain itu komponen pengembangan pariwisata

lainya yang menjadi kewenangan dinas pariwisata juga dimuat dalam sapta

pengembangan pariwisata tersebut. Sapta pengembangan pariwisata

merupakan kebijakan yang tepat dalam upaya pembangunan pariwisata baik

nasional maupun di daerah, hal ini terkait dengan kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah pusat serta pemerintah daerah, kebijakan dimaksud adalah

Peraturan Daerah yang merupakan tindak lanjut atas Peraturan Pemerintah

Nomor 55 Tahun 2011 Tentang RIPPARNAS, oleh sebab itu di Provinsi

Kalimantan Tengah dikeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan

Tengah Nomor 2 Tahun 2013 Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan

Provinsi Kalimantan Tengah Tahn 2013-2028. Didalam Peraturan Daerah

Page 43: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

28

Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 2 Tahun 2013 ini memuat bahwa dalam

pembangunan pariwisata setidaknya meliputi:

1. pembangunan destinasi pariwisata provinsi;

2. Pembangunan daya tarik wisata;

3. Pembangunan aksesibilitas pariwisata;

4. Pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata;

5. Pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan;

6. Pembangunan investasi di bidang pariwisata.

Yang selanjutnya terkait kebijakan daerah tersebut pelaksanaannya di

Kabupaten Lamandau dimuat dalam Peraturan Bupati Nomor 55 Tahun 2016

Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas

Pariwisata, dari isi peraturan daerah ini setidaknya setiap bagian memiliki arah

yang sama dengan sapta pengembangan pariwisata.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang peneliti fokuskan adalah bagaimana proses Implementasi

terhadap kebijakan pengembangan pariwisata Di Kabupaten Lamandau. Berikut

adalah ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian sesuai kerangka teori sebagai

berikut :

Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten Lamandau:

1. Melakukan Kegiatan Promosi pariwisata;

2. Pengembangan sumber daya manusia pariwisata;

3. Pengembangan sarana dan prasarana serta kerjasama di bidang pariwisata;

4. Pelestarian lingkungan pariwisata;

5. Manfaat ekonomi pada sektor pariwisata.

Page 44: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

29

F. Metode Penelitian

a. Jenis penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif, deskriptif secara analisis

memiliki keterkaitan dengan data untuk variabel sebuah penelitian. Sifat dekriptif

dalam sebuah penelitian memberikan gambaran penelitian yang detail berdasarkan

temuan-temuan di lapangan.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada persepsi-

persepsi dan pengalaman-pengalaman partisipan, dan cara-cara mereka maknai

hidup, oleh sebab itu penelitian ini berusaha memahami, tidak hanya satu, tetapi

banyak realitas, John W. Creswell menyatakan juga bahwa penelitian kualitatif

merupakan salah satu bentuk penelitian interpretif di mana di dalamnya para

peneliti kualitatif membuat suatu interpretasi atas apa yang mereka lihat, dengar

dan pahami (John W.Creswell, 2013:262&293).

Dari penjelasan ini maka dapat di simpulkan bahwa penelitian dekriptif

kualitatif merupakan suatu cara pemecahan masalah yang diteliti dengan langkah

menggambarkan dan memahami apa yang peneliti lihat, dengar dan pahami dari

kenyataan di lapangan.

b. Unit analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah tentang “Implementasi Kebijakan

Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten Lamandau” dan dalam menentukan

subjek penelitian peneliti menggunakan Teknik Purposive yang dalam

menentukan subjek penelitian dan objek penelitian dipilih dengan teknik ini

sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan.

Page 45: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

30

a). Objek penelitian

Dalam penelitian ini objek penelitian yakni di Dinas Pariwisata

Kabupaten Lamandau dan Desa Lopus Kecamatan Delang sebagai desa tujuan

wisata,lokasi ini dipilih terkait dengan proses Implementasi Kebijakan

Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten Lamandau.

b). Subjek penelitian

Dalam menentukan subjek penelitian ini, peneliti menggunakan

Teknik Purposive, teknik ini merupakan teknik yang berdasarkan kepada ciri-

ciri yang dimiliki subjek yang dipilih karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan

tujuan penelitian yang dilakukan. Dalam Teknik Purposive, peneliti memilih

subjek penelitian dan lokasi penelitian dengan tujuan mempelajari atau untuk

memahami permasalahan pokok yang akan diteliti (Heris Herdiansyah

2014:106). Dalam penelitian ini subjek penelitian berjumlah 15 orang, dengan

rincian sebagai berikut :

1. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau ( 1 orang);

2. Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata (1 orang);

3. Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran Pariwisata (1 orang);

4. Kepala Bidang industri dan Usaha Pariwisata (1 orang);

5. Kepala Bidang Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat (1

orang);

6. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat (1 orang)

7. Masyarakat (5 orang)

8. Pihak swasta (2 orang)

9. Wisatawan lokal/domestik (2 orang)

Page 46: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

31

c. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah metode sebelum data yang diperoleh diolah

dan dianalisis dengan suatu metode tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan

suatu hal yang dapat menggambarkan atau mengindikasikan sesuatu (Haris

Herdiansyah 2014:116).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, memiliki langkah-langkah

yang merupakan usaha membatasi penelitian, mengumpulkan informasi melalui

observasi dan wawancara, dokumentasi, serta materi visual untuk

merekam/mencatat informasi, menurut John W. Creswell (2013:267) teknik

pengumpulan informasi dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

a) Observasi

Dalam penelitian ini observasi yang di dalamnya peneliti langsung

turun ke lapangan untuk mengamati dan mencari informan pada organisasi

pemerintah yakni Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau serta mengamati

keadaan di lokasi destinasi wisata di Kabupaten Lamandau dan mencari

tahu keadaan organisasi pariwisata yang ada di masyarakat. Peneliti juga

dapat terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari non-partisipan

hingga partsipan utuh, dengan melakukan observasi atau kegiatan turun

langsung kelapangan maka peneliti dapat lebih mengetahui seperti apa

keadaan lokasi penelitian dan seperti apa informasi dan data yang ada

terhadap masalah yang akan diteliti sehingga dapat menggambarkan secara

benarkeadaan di lapangan guna memperoleh fakta dan gambaran nyata

tentang Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten

Lamandau.

Page 47: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

32

b) Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab. Peneliti dapat melaksanakan face to face

interview (wawancara berhadap hadapan) dengan partisipan,

mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam focus group

interview (interview dalam kelompok tertentu). Wawancara-wawancara

seperti ini tentu saja memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara

umum tidak terstruktur (unstructured) dan bersifat terbuka (opened) yang

dirancang untu memunculkan pandangan dan opini dari para partisipan

melalui wawancara peneliti akan mendapat data dan informasi terkait

Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten

Lamandau.

c) Dokumentasi

Dokumentasi dalam pengumpulan data pada penelitian ini merupakan

pengumpulan dokumen-dokumen kualitatif, dokumen ini bisa berupa

dokumen publik (seperti, koran makalah, laporan kantor), ataupun

dokumen privat (seperti buku harian, diary, surat, e-mail.

Dalam melakukan dokumentasi peneliti akan bersentuhan dengan

keberadaan dokumen-dokumen resmi yang dibutuhkan dalam memperoleh

informasi dan data guna tujuan penelitian ini, yaitu kebijakan-kebijakan

sektor pariwisata yang dibuat Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau, data-

data destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lamandau, data terkait

kelompok sadar wisata , jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten

Lamandau serta pengelolaan wisata yang ada.

Page 48: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

33

d. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi

secara terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis,

dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian. analisis data melibatkan

pengumpulan data yang terbuka, yang didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan

umum, dan analisis informasi dari para partisipan (John W. Creswell 2013:274-

275) dalam menganalisis data, data yang dikumpulkan akan di sederhanakan

sehingga lebih mudah dibaca dan dipahami sebagai gambaran dari hasil

pengumpulan data, John W. Creswell melihat analisis data kualitatif sebagai suatu

proses penerapan langkah-langkah dari yang spesifik hingga yang umum dengan

level analisis berbeda, penjabaran langkah-langkah analisis tersebut sebagai

berikut :

Langkah 1. Mengolah dan mempersiapkan data

Langkah ini melibatkan transkripsi wawancara, men-scanning materi,

mengetik data lapangan atau memilah-milah dan menyusun data tersebut ke

dalam jenis-jenis yang berbeda tergantung pada sumber informasi.

Langkah 2. Membaca keseluruhan data

Langkah pertama adalah membangun general sense atas informasi yang

diperoleh dan merefleksikan maknanya secara keseluruhan. Dalam tahap ini

peneliti terkadang menulis catatatan khusus atau gagasan-gagasan umum

tentang data yang diperoleh.

Langkah 3. Menganalisis lebih detail dengan meng-coding data

Coding merupakan proses mengolah materi/informasi menjadi segmen-

segmen tulisan sebelum memaknainya. Langkah ini melibatkan beberapa tahap

: mengambil data tulisan atau gambar yang telah dikumpulkan selama proses

Page 49: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

34

pengumpulan, mensegmentasi kalimat-kalimat (atau paragraf-paragraf) atau

gambar-gambar tersebut ke dalam kategori kemudian melabeli kategori-

kategori tersebut dengan istilah-istilah khusus, yang sering didasarkan pada

istilah/bahasa yang benar-benar berasal dari partisipan.

Langkah 4. Penyajian kembali

Menunjukan bagaimana deskripsi disajikan kembali dalam

narasi/laporan kualitatif. Pendekatan yang paling populer dalam

menyampaikan hasil analisis adalah pendekatan naratif.

Langkah 5. Interpretasi data

Langkah ini adalah memaknai data, interpretasi juga bisa berupa makna

yang berasal dari perbandingan antara hasil penelitian dengan informasi yang

berasal dari literatur atau teori, dalam hal ini peneliti menegaskan apakah hasil

penelitiannya membenarkan atau justru menyangkal informasi sebelumnya.

(John W. Creswell, 2013:276-284). Nantinya dari hasil analisis data yang telah

diolah akan di tambahkan refrensi-refrensi, sehingga dapat memberikan

penjelasan terhadap fenomena yang diteliti.

Page 50: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

35

BAB II

PROFIL DAERAH KABUPATEN LAMANDAU DAN DINAS PARIWISATA

A. SEJARAH KABUPATEN LAMANDAU

Kabupaten Lamandau merupakan bekas wilayah kewedanan Bulik yang terdiri dari

Kecamatan Bulik, Kecamatan Lamandau dan Kecamatan Delang. Pembentukan

Kabupaten Lamandau diawali dengan pertemuan Pemerintah Daerah Kabupaten

Kotawaringin Barat dengan seluruh Camat serta tokoh masyarakat se – Kabupaten

Kotawaringin Barat di Aula Kantor Bupati Kotawaringin Barat pada tanggal 3 Nopember

1999 yang mensosialisasikan Rencana Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat untuk

memekarkan Kabupaten Kotawaringin Barat.

Pada pertemuan tersebut dijelaskan tentang rencana Pemerintah Kabupaten

Kotawaringin Barat meningkatkan status daerah Pembantu Bupati Sukamara menjadi

Kabupaten Sukamara, sehingga Kotawaringin Barat dimekarkan menjadi 2 (dua)

Kabupaten yaitu Kotawaringin Barat dengan Ibukotanya Pangkalan Bun dan Kabupaten

Sukamara dengan Ibukotanya Sukamara. Termasuk dalam wilayah Kabupaten Sukamara

adalah Kecamatan Bulik, Kecamatan Lamandau dan Kecamatan Delang.

Mencermati kebijakan tersebut, utusan dari Kecamatan Bulik dan Kecamatan Delang

mengambil sikap Abstain.

Pada tanggal 10 Nopember 1999, atas prakarsa Drs. Nahson Taway, para tokoh

masyarakat yang berasal dari Kecamatan Bulik, Kecamatan Lamandau dan Kecamatan

Delang mengadakan pertemuan di Pangkalan Bun. Hasil pertemuan adalah mengusulkan

(melalui surat) kepada DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat, Bupati Kabupaten

Kotawaringin Barat, DPRD Propinsi Kalimantan Tengah dan Gubernur Kalimantan

Page 51: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

36

Tengah, agar wilayah bekas Kewedanaan Bulik (Kecamatan Bulik, Kecamatan Lamandau

dan Kecamatan Delang) disatukan menjadi sebuah Kabupaten baru yaitu “Kabupaten

Lamandau” dengan berdasarkan/melampirkan hasil studi kualitatif pembentukan

Kabupaten Lamandau yang ditulis oleh keempat penulis di atas.

Pada tanggal 20 Nopember 1999, beberapa tokoh masyarakat yang tergabung dalam

Forum Komunikasi Masyarakat Pedalaman (FKMP) Kecamatan Bulik yaitu H.

Muchlisin, H. Arsyadi Madiah, Andreas Nahan, S.IP, Darmawi Juwahir dan Thedan Usith

mengumpulkan dan mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan

tokoh pemuda. Dari hasil pertemuan tanggal 20 Nopember tersebut dilaksanakan jajak

pendapat (polling) dari tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, cendikiawan dan para

pemerhati di Kecamatan Bulik dengan 3 (tiga) altenatif pilihan yaitu :

1. Setujukah anda, bergabung dengan Kabupaten Sukamara ?

2. Setujukah anda, apabila kita tetap bergabung dengan Kabupaten Kotawaringin Barat ?

3. Setujukah anda apabila kita mengusulkan pembentukan Kabupaten baru hasil

pemekaran dengan Nanga Bulik sebagai Ibu Kota Kabupatennya ?

Dari hasil polling saat itu ternyata menunjukkan bahwa 97,36% setuju dengan pilihan

yang ketiga yaitu mengusulkan pembentukan Kabupaten sendiri.

Dari hasil polling inilah kemudian yang mendasari gerak dan langkah perjuangan

pembentukan Kabupaten Lamandau di tingkat lokal Kecamatan Bulik, Delang dan

Lamandau disamping dukungan para tokoh Bulik, Lamandau dan Delang yang berada di

luar daerah.

Setelah dilakukan pembahasan serta kajian yang mendalam serta atas petunjuk dan Ridho

dari Tuhan Yang Maha Esa, maka akhirnya rencana Pembentukan Kabupaten Lamandau

Page 52: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

37

telah disahkan melalui Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan

Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau,

Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, dan

kabupaten Barito Timur di Propinsi Kalimantan Tengah di Jakarta

Setelah melalui perjuangan serta proses yang cukup panjang, akhirnya Kabupaten

Lamandau dapat terbentuk. Untuk menunjukkan rasa syukur atas terwujudnya perjuangan

tersebut,maka pada tanggal 3 Agustus 2003 dilaksanakan Acara Syukuran Pembentukan

Kabupaten Lamandau. Acara syukuran yang dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2002

tersebut kemudian dicanangkan sebagai hari jadi Kabupaten Lamandau.

B. KEADAAN GEOGRAFIS

1. Letak dan Batas Wilayah

Kabupaten Lamandau merupakan salah satu kabupaten hasil pemekaran di

Provinsi Kalimantan Tengah, Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada

1°9’ s/d 3°36’ Lintang Selatan dan 110°25’ s/d 112°50’ Bujur Timur sehingga

Kabupaten Lamandau ini memiliki iklim tropis.

Kabupaten Lamandau merupakan pemekaran dari Kabupaten Kotawaringin Barat

yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang

Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara,

Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten

Murung Raya, dan Kabupaten Barito Timur Di Provinsi Kalimantan Tengah.

Berdasarkan letak administratifnya, Kabupaten Lamandau berbatasan dengan

wilayah sebagai berikut :

Page 53: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

38

a) Sebelah utara : berbatasan denga wilayah Kabupaten Ketapang Provinsi

Kalimantan Barat dan Kecamatan Seruyan Hulu Kabupaten Seruyan ; Arut Utara,

Kabupaten Kotawaringin Barat.

b) Sebelah timur : berbatasan dengan Kecamatan Arut Utara, Kabupaten

Kotawaringin Barat.

c) Sebelah selatan : berbatasan dengan Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten

Kotawaringin Barat dan Kecamatan Balai Riam, Kabupaten Sukamara.

d) Sebelah barat : berbatasan dengan Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan

Barat.

Ketinggian dari permukaan laut pada wilayah Kabupaten Lamandau berkisar

antara 25 sampai dengan 500 meter yang menunjukan bahwa Kabupaten Lamandau

merupakan daerah pada kawasan yang relatif tinggidibandingkan dengan kabupaten

sekitarnya. Hal ini ditunjukan dengan adanya beberapa daerah perbukitan di wilayah

Kabupaten Lamandau. Kabupaten ini terletak di daerah khatulistiwa sehingga

termasuk beriklim tropis yang lembab dan panas dengan suhu rata-rata 27,48°C.

2. Luas Wilayah

Kabupaten Lamandau yang semula terdiri dari 3 (tiga) kecamatan (Kecamatan

Bulik, Kecamatan Lamandau, Kecamatan Delang), 3 kelurahan, dan 79 desa, pada

tahun 2005, 3 (tiga) kecamatan tersebut dimekarkan menjadi 8 (delapan) kecamatan

sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 5 Tahun 2005 tentang

Pembentukan Kecamatan Bulik Timur, Kecamatan Menthobi Raya, Kecamatan

Sematu Jaya, Kecamatan Belantikan Raya dan Kecamatan Batang Kawa.

Page 54: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

39

Kabupaten Lamandau memiliki luas wilayah 6.414 km2 yang dibagi menjadi 8

(delapan) kecamatan yaitu : Kecamatan Bulik, Kecamatan Bulik Timur, Kecamatan

Menthobi Raya, Kecamatan Sematu Jaya, Kecamatan Lamandau, Kecamatan

Belantikan Raya, Kecamatan Batang Kawa dan Kecamatan Delang. Berikut adalah

data luas wilayah masing-masing yang ada di Kabupaten Lamandau:

Tabel 2.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Lamandau

No Kecamatan Luas

Km2 %

1 Bulik 851 km2 13,26%

2 Lamandau 1.311,89 km2 20,47%

3 Delang 520,93 km2 8,12%

4 Bulik Timur 1.074 km2 16,32%

5 Menthobi Raya 620,88 km2 9,68%

6 Sematu Jaya 86,85 km2 1,35%

7 Belantikan Raya 1.263 km2 19,70%

8 Batang Kawa 685 km2 10,67%

Jumlah 6.414 km2

100%

Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Lamandau 2017

Berdasarkan data dari tabel 2.1 diketahui bahwa kecamatan dengan luas

wilayah terluas adalah Kecamatan Lamandau dengan luas 20,47% atau 1.311,89 km2

dari luas keseluruhan Kabupaten Lamandau, kemudian kecamatan yang memiliki luas

wilayah terkecil adalah Kecamatan Sematu Jaya dengan luas 1,35% atau 86,85 km2

dari keseluruhan wilayah Kabupaten Lamandau.

Kemudian pada Tahun 2015 yang lalu Pemerintah Kabupaten Lamandau telah

membentuk Desa baru berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 4 Tahun

2015 tentang Pembentukan Desa Hulu Jojabo di Kecamatan Delang, Desa Samu Jaya

Page 55: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

40

di Kecamatan Lamandau, Desa Perigi Raya dan Desa Nanga Pamalontian di

Kecamatan Bulik dan Desa Rimba Jaya di Kecamatan Sematu Jaya, dengan menjadi

desa definitif kelima desa ini maka saat ini jumlah desa yang berada di 8 (delapan)

kecamatan di Kabupaten Lamandau berjumlah 85 (delapan puluh lima) desa dan 3

(tiga) kelurahan.

3. Iklim dan Topografi

Iklim di Kabupaten Lamandau termasuk iklim tropis yang lembab dan panas dengan

suhu rata-rata 27,480°C dan suhu udara rata-rata minimun adalah 81%. Daerah

Kabupaten Lamandau beriklim tropis tipe A berdasarkan zona iklim, yaitu jumlah bulan

basah lebih banyak dibandingkan dengan bulan kering. Curah hujan berkisar antara

2.000-2.500 mm/tahun. Kabupaten lamandau terletak pada ketinggian antara 25-500

meter diatas permukaan laut, hal ini ditunjukan dengan adanya beberapa daerah

perbukitan di wilayah Kabupaten Lamandau.

Keadaan topografi Kabupaten Lamandau terdiri dari rawa, dataran rendah, dataran

tinggi dan perbukitan, juga dialiri oleh sungai-sungai besar maupun kecil yang menjadi

urat nadi perekonomian di Kabupaten Lamandau. Topografis kabupaten Lamandau

sendiri dibagi menjadi empat bagian, yaitu dataran, daerah berombak, daerah berombak

berbukit dan daerah berbukit-bukit.tingkat kesuburan lahan di Kabupaten Lamandau

berada antara kelas II sampai kelas III, sangat memungkinkan untuk dikembangkan dan

ditingkatkannya kegiatan sektor pertanian terutama sub sektor tanaman bahan makanan

dan sub sektor tanaman perkebunan. Wilayah Kabupaten Lamandau memiliki potensi

sumber daya alam yang melimpah, khususnya potensi bahan tambang seperti, bijih besi,

emas, gaena bauksit, serta jenis mineral ikutan lainnya seperti zync, pyrite dan lain-lain.

Page 56: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

41

4. Hidrologi

Kondisi hidrologi Kabupaten Lamandau terdiri dari sungai-sungai baik besar maupun

kecil, salah satu aliran sungai terbesar yang melalui wiayah Kabupaten Lamandau adalah

Sungai Lamandau dengan beberapa anak cabang yang membentuk anak sungai yang

berada disekitaran kota antara lain Sungai Bulik, Sungai Samaliba, Sungai

Sebelimbingan, Sungai Dawak dan lain-lain. Sungai Lamandau beserta anak-anak

sungainya disamping berfungsi sebagai penunjang kehidupan sehari-hari dari penduduk

disekitarnya juga berfungsi sebagai jalur transportasi.` adapun sungai-sungai yang

terdapat di wilayah Kabupaten Lamandau diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2.2

Sungai-sungai di Wilayah Kabupaten Lamandau

Nama Sungai Panjang

(km)

Panjang

Dilayari (km)

Rata-Rata

Kedalaman (m) Lebar (m)

Sungai Bulik 45 45 5 30

Sungai Lamandau 65 65 6 65

Sungai Belantikan 52 52 4 23

Sungai Matu 21 21 3,5 8

Sungai Batang Kawa 65 65 6 25

Sungai Delang 57 40 5 18

Sungai Kungkung 20 0 2 4

Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Lamandau 2017

Berdasarkan tabel 2.2 diatas dapat diketahui Sungai Lamandau merupakan sungai

terpanjang dan terbesar dengan panjang 65 Km yang dapat dilayari keseluruhannya dan

memiliki kedalaman 6 meter serta memiliki lebar dari sisi ke sisi 65 meter, kemudian dari

uraian tersebut diketahui bahwa Sungai Kungkung merupakan sungai terpendek dan

Page 57: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

42

terkecil dengan panjang 20 Km dan tidak dapat dilayari memiliki kedalaman 2 meter serta

hanya memiliki lebar 4 meter saja.

C. DEMOGRAFI

1. Jumlah Penduduk

Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kabupaten Lamandau,

jumlah penduduk yang tercatat di database Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

pada tahun 2016 berjumlah 85.772 jiwa yang terdiri dari 45.317 berjenis kelamin laki-laki

dan 40.455 perempuan yang tersebar di 8 (delapan) kecamatan. Berikut data jumlah

penduduk per kecamatan di Kabupaten Lamandau hingga tahun 2017.

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2017

No Kecamatan KK Penduduk (jiwa)

Laki-laki perempuan jumlah %

1 Lamandau 2.639 4.284 3.895 8.179 9,53

2 Delang 1.782 2.994 2.730 5.724 6,70

3 Bulik 10.702 16.824 14.979 31.803 37,07

4 Bulik Timur 2.185 3.681 3.293 6.974 8,13

5 Menthobi Raya 3.451 5.834 5.142 10.976 12,79

6 Sematu Jaya 3.761 6.383 5.649 12.032 14,02

7 Belantikan Raya 2.256 3.851 3.409 7.260 8,46

8 Batang Kawa 863 1.466 1.358 2.824 3,29

Total 27.637 45.317 40.455 85.772 100

sumber:selayang pandang kabupaten lamandau 2017

Berdasarkan tabel 2.3 dapat diketahui kecamatan dengan jumlah penduduk paling

padat adalah Kecamatan Bulik dengan persentase 37,07% atau 31.803 jiwa. Sedangkan

kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Batang Kawa

Page 58: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

43

dengan persentase 3,29% atau 2.824 jiwa dari keseluruhan jumlah penduduk di

Kabupaten Lamandau.

D. SOSIAL EKONOMI

1. Keadaan Ekonomi

Sektor yang mendominasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Lamandau adalah sektor primer yang secara khusus kontribusinya berasal dari pertanian,

kehutanan dan perikanan. Sektor berikutnya yang mendukung struktur perekonomian di

Kabupaten Lamandau adalah sektor tersier yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran,

sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan

sektor jasa-jasa. Pertumbuhan positif terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan

perepatan fluktuatif. Percepatan sektoral terjadi pada tujuh sektor dan dapat di rinci

sebagai berikut :

Sektor konstruksi mencapai 10,58% , sektor jasa perusahaan sebesar 9,57%, sektor

pengadaan listrik dan gas sebesar 12,72%, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

9,27%, sektor jasa pendidikan 9,21%, sektor industri pengolahan 10,43% serta sektor

perdagangan besar dan eceran sebesar 9,22%.

Besaran PDRB Kabupaten Lamandau ADHB mencapai 4,06 Triliun pada tahun 2016,

dimana menurut data kependudukan Kabupaten Lamandau mata pencaharian masyarakat

Lamandau terbesar di sektor pertanian,kehutanan dan perikanan, dengan data tersebut

maka dapat diketahui bahwa sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan positif

terbesar adalah sektor konstruksi yang mencapai 10,58% pertumbuhannya.

2. Sosial Budaya

Kabupaten Lamandau merupakan wilayah yang relatif tua di Kalimantan

Tengah dengan sejarah yang panjang, sehingga adat budaya masyarakat di wilayah

Kabupaten Lamandau menjadi beragam. Nampak dari bermacam-macam seni

Page 59: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

44

berbagai suku baik Dayak maupun suku lainnya, secara khusus di Kabupaten

Lamandau didominasi oleh suku Dayak Tomun dan agama, baik Kaharingan

(kepercayaan dayak), Kristen, ataupun Islam. masyarakat memiliki tradisi

permukiman tepi sungai yang kuat. Di tengah beragamnya keadaan sosial budaya di

Kabupaten Lamandau, di dalam masyarakat tetap di pegang sebuah prinsip “Bahaum

Bakuba” yang artinya dalam segala hal harus memperhatikan kebersamaan melalui

musayawarah dan mufakat sehingga masyarakat yang beragam dapat menyatu.

E. SARANA DAN PRASARANA

1. Infrastruktur Jalan dan Jembatan

Pemerintah Kabupaten Lamandau pada tahun 2017 telah meresmikan 5 (lima)

jembatan baru yaitu Jembatan Batu Tatal, Jembatan Fuyusan, Jembatan Palikodan,

Jembatan Batu Tambun dan Jembatan Sekombulan.

Jalur transportasi berupa jaringan jalan dan jembatan yang baik merupakan kebutuhan

masyarakat yang sangat krusial. Infrastruktur jalan dan jembatan yang baik

merupakan pendukung utama pergerakan perekonomian.

Upaya peningkatan pembangunan jalan dan jembatan terus diupayakan

keseluruh kecamatan dan desa yang ada di Kabupaten Lamandau. Hingga tahun 2017

untuk jumlah jembatan yang ada di Kabupaten Lamandau adalah sebanyak 905

jembatan dengan total panjang 8.578 meter. Sedangkan untuk total panjang jalan

adalah 672,54 km. adapun kondisi jalan dan panjang jalan di Kabupaten Lamandau

hingga tahun 2017 dibagi sebagai berikut:

Page 60: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

45

Tabel 2.4

Panjang Jalan Berdasarkan Keadaan Jalan Tahun 2017

Keadaan Jalan Panjang Jalan (km) Jumlah (km)

A. Jenis Permukaan Jalan

Diaspal

Kerikil

Tanah

Tidak dirinci

238,20

33,86

400,48

-

672,54

B. Kondisi Jalan

Baik

Sedang

Rusak

Rusak berat

202,18

357,32

72,90

40,14

672,54

C. Kelas Jalan

Kelas IIIA

Kelas III B

Kelas IIIC

Kelas tidak dirinci

158,37

21,90

492,27

-

672,54

Sumber : Selayang Pandang Kabupaten Lamandau 2017

Jika dilihat dari tabel 2.4 diatas maka diketahui kondisi jalan sebagai

kebutuhan masyarakat yang merupakan pendukung pergerakan perekonomian di

masyarakat serta berpengaruh terhadap mobilitas di bidang pariwisata yang terkait

dengan jalur kunjungan wisatawan, jika dilihat dari dari jenis permukaan jalan di

Kabupaten Lamandau sepanjang 238,20 km atau 35,42 % dari keseluruhan panjang

jalan yang ada telah diaspal serta diketahui permukaan jalan sepanjang 400,48 km

atau 59,55 % dalam keadaan berupa jalan tanah dan sisanya berupa jalan dengan

permukaan kerikil sepanjang 33,86 km atau 5.03 % dari data diatas maka diketahui

secara keseluruhan jalan yang ada di Kabupaten Lamandau masih berupa jalan tanah

dan akan menyulitkan untuk dilalui ketika musim hujan.

Selanjutnya jika dilihat dari kondisi jalan berdasarkan data diatas juga diketahui

bahwa kondisi jalan di Kabupaten Lamandau didominasi oleh kondisi jalan sedang

sepanjang 357,32 km atau 53,13 % dari keseluruhan jalan di Kabupaten Lamandau

dan untuk kondisi jalan rusak berat sepanjang 40,14 km atau 6 % dari keseluruhan

jalan di Kabupaten Lamandau maka dari data ini diketahui jalan di Kabupaten

Page 61: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

46

Lamandau sudah dapat ditembus dengan berbagai kendaraan jalur darat dengan

hambatan yang sangan minim. Selanjutnya jika dilihat dari kelas jalan yang ada di

Kabupaten Lamandau , kelas jalan terpanjang adalah untuk kelas IIIC dengan panjang

492,27 km atau 73,20 % dari keseluruhan kelas jalan yang ada di Kabupaten

Lamandau.

2. Pendidikan

Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, masalah pendidikan

memegang kunci utama. Sejarah mencatat bahwa keunggulan dan kemajuan suatu

bangsa tidak hanya ditentukan oleh melimpahnya sumber daya alamnya tetapi oleh

keunggulan sumber daya manusianya. Oleh karena Pemerintah Daerah Kabupaten

Lamandau telah berupaya maksimal untuk mencapai keberhasilan pembangunan

dibidang pendidikan yaitu dnegan mmenambah jumlah guru serta berupaya

menyediakan sarana dan prasarana pendidikan seperti laboratorium dan alat-alat

praktek bagi siswa sekolah. Adapun jenis sekolah serta jumlah sekolah yang ada di

wilayah Kabupaten Lamandau diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2.5

Jenis Sekolah Dan Jumlah Sekolah Tahun 2017

NO Jenis Sekolah Jumlah Sekolah

1 PAUD 167

2 TK 93

3 SD 111

4 MI 4

5 SMP 40

6 MTS 2

7 SMA 11

8 MA 1

9 SMK 10

Sumber:Selayang Pandang Kabupaten Lamandau 2017

Dari uraian tabel 2.5 diatas terkait dengan sarana pendidikan diketahui bahwa

di wilayah Kabupaten Lamandau untuk setiap jenis dan tingkatan sekolah telah

Page 62: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

47

lengkap, dan dari uraian tersebut diketahui bahwa PAUD menjadi tingkat pendidikan

dengan jumlah sekolah terbanyakn yakni 167, kemudian MTS menjadi tingkat

pendidikan dengan jumlah sekolah paling sedikit yakni hanya 2.

3. Kesehatan

Masalah kesehatan perlu mendapatkan perhatian utama khususnya pada

pemerataan pelayanan kesehatan agar seluruh masyarakat dapat dengan mudah

menjangkau dan memenuhi kebutuhan kesehatan dengan kualitas pelayanan yang

sesuai. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemajuan

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal. Upaya Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan bagi masyarakat dengan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan.

Tabel 2.6

Sarana dan Prasarana Kesehatan Kabupaten Lamandau 2017

JENIS JUMLAH UNIT

Rumah Sakit Umum Daerah 1

PUSKESMAS 11

PUSTU 68

POLINDES 46

POSKESDES 62

JUMLAH 188

Sumber:Selayang Pandang Kabupaten Lamandau 2017

Dari uraian tabel 2.6 diatas maka diketahui bahwa di bidang kesehatan untuk

wilayah Kabupaten Lamandau tahun 2017, sarana dan prasarana kesehatan diwilayah

Kabupaten Lamandau berjumlah secara keseluruhan sebanyak 188 unit yang terdiri

atas RSUD (rumah sakit umum daerah), Puskesmas, Pustu, Polindes serta Poskesdes.

Unit tersebut tersebar di setiap kecamatan dan desa-desa.

Page 63: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

48

4. Perdagangan

Aktivitas perdagangan ditunjang dengan keberadaan sarana dan prasaran

penunjang berupa pasar. Mengingat kapasitas pasar di Ibukota Kabupaten Lamandau

yang ada sekarang sudah perlu dikembangkan namun terkendala pada ketersediaan

lahan di areal sekitar pasar tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Lamandau

merencanakan pembangunan pasar tradisional semi modern setingkat pasar induk di

atas lahan seluas 5 hektar yang terletak di jalan Pangeran Natasari Kelurahan Nanga

Bulik yaitu kurang lebih 2,5 km dari lokasi pasar lama.

Jumlah sarana perdagangan yang mendominasi di Kabupaten Lamandau

adalah pasar tradisional sebanyak 13 buah, kemudian kios sebanyak 59 buah dan

jumlah pedagang kecil sebanyak 455 buah.

5. Listrik

Kebutuhan terhadap listrik merupakan kebutuhan dasar untuk semua lapisan

masyarakat. pemenuhan energi listrik di Kabupaten Lamandau diarahkan kepada

daerah-daerah yang belum terlayani dalam mendapatkan pasokan energi listrik

sebagai upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Jumlah daya terpasang oleh

PT.PLN (persero) pada cabang/ranting PLN di Kabupaten Lamandau sebesar

12.525.800 KW dan jumlah produksi litrik sebesar 25.077.832 KWh sedangkan

jumlah pelanggan di Kabupaten Lamandau berjumlah 10.395 pelanggan.

Page 64: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

49

Tabel 2.7

Jumlah Pelanggan Listrik Menurut Kecamatan Tahun 2016

NO Kecamatan Jumlah Pelanggan

1 Bulik 5.678

2 Sematu Jaya 2.026

3 Menthobi Raya 1.837

4 Bulik Timur -

5 Lamandau 489

6 Belantikan Raya -

7 Delang 365

8 Batang Kawa -

TOTAL 10.395

Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Lamandau 2017

6. Perhubungan dan Transportasi

Pada awal pemekaran Kabupaten Lamandau, masyrakat di Kabupaten Lamandau

cenderung menggunakan transportasi air sebagai sarana menuju daerah lain. Saat ini

dengan semakin baiknya akses jalan darat baik di dalam daerah maupun luar daerah,

transportasi darat menjadi pilihan utama. Dalam meninggkatkan pelayanan

transportasi yang nyaman, aman, tertib, lancar, tepat waktu dan memenuhi kepuasan

pengguna jasa angkutan maka dibangun sarana dan prasarana perhubungan sebagai

berikut:

Terminal penumpang Garantung di Kelurahan Nanga Bulik;

Pembangunan terminal AKAP di Desa Kujan;

Gedung pengujian kendaraan bermotor di Kelurahan Nanga Bulik;

Pembangunan bandara (proses pengadaan lahan) di Desa Guci dan Desa Batu

Kotam;

Jembatan timbang di Desa Purwareja;

Dermaga Batu Bisa di Kelurahan Nanga Bulik;

Dermaga bongkar muat barang di Desa Kujan

Page 65: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

50

Adapun untuk transportasi yang ada di wilayah Kabupaten Lamandau, di uraikan

berikut:

Tabel 2.8

Agen Travel dan PO Bus di Kabupaten Lamandau

No Nama Travel/PO Bus Telepon

1 Travel Rigkan 081349301574 /

081258378878

2 Travel Yara 081225121777

3 Travel Barigas 082354574000

4 Travel Ar-Sami 081352920774

5 PO. Doa Mama 085347586669

Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Lamandau 2017

F. DESTINASI PARIWISATA

Kabupaten Lamandau sebagai bagian dari Kalimantan secara keseluruhan diharapkan

akan menjadi daerah tujuan baik bagi Wisatawan Mancanegara maupun Wisatawan

Nusantara. Peluang pasar ini sangat terbuka bila memperhatikan potensi kepariwisataan

yang dimiliki oleh Kalimantan pada umumnya dan Kabupaten Lamandau pada

khususnya. Kabupaten Lamandau sangat memungkinkan untuk mengarah pada

pengembangan wisata alam mengingat potensi alam yang dimilikinya berupa hutan-hutan

tropis yang dibelah oleh sungai-sungai dengan berbagai flora dan fauna langka khususnya

di wilayah Kecamatan Delang.

Sebagai satu DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang baru berkembangan, Kabupaten

Lamandau dihadapkan pada berbagai permasalahan yang harus segara dibenahi.

Pengupayaan peningkatan kualitas obyek daya tarik melalui program-program pembinaan

dan pengembangan obyek daya tarik menjadi prioritas yang sama pentingnya dengan

penyebaran informasi kepariwisataan Kabupaten Lamandau. Penyebaran informasi yang

akan mengenalkan potensi wisata Kabupaten Lamandau disiapkan sebagai ujung tombak

yang akan mensejajarkan kepariwisataan Kabupaten Lamandau di jajaran Daerah Tujuan

Page 66: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

51

Wisata yang telah maju di Indonesia. Dalam hal kepariwisataan di Kabupaten Lamandau

banyak hal sebagaimana yang telah dijelaskan yang dapat menjadi daya tarik pariwisata

bagi para wisatawan, baik wisata adatdan budaya, wisata alam serta berbagai jenis wisata

lainnya yang begitu potensial di Kabupaten Lamandau. Maka dari hal tersebut agar

jelasnya destinasi wisata yang ada dikabupaten Lamandau akan diuraikan sebagai berikut.

1) Wisata Budaya

Kekayaan budaya Kabupaten Lamandau berbasis pada kehidupan tradisional

mayarakat Dayak yang masih terjaga sampai saat ini. Beberapa budaya suku Dayak yang

masih dipertahankan antara lain adalah upacara adat pekuburan mayat di kecamatan

Delang, upacara pengobatan tradisional Suku Dayak, tari Pagar Ruyung, dan tari Mandau,

yang merupakan bagian dari upacara adat Suku Dayak pada waktu adat Tiwah.

Peninggalan arsitektur tradisional suku Dayak yang tertuang dalam rumah suku Dayak

(Betang) juga merupakan satu peninggalan yang masih terlestarikan. Rumah suku

Dayak umumnya mempunyai ukuran yang besar. Dengan panjang 150 meter dan lebar

30 meter, rumah tersebut dibangun di tepi-tepi sungai secara gotong-royong dengan

bahan bangunan semua dari kayu yang memang banyak didapat di Kalimantan.

Rumah Betang tersebut biasanya dihuni oleh beberapa keluarga. Untuk masing-masing

keluarga dibuat petak-petak dengan ruang tamu/pertemuan di bagian muka. Di bagian

belakang terdapat balai kecil yang biasa digunakan sebagai tempat menyimpan alat-

alat pertanian. Rumah dengan struktur panggung ini sangat sesuai dengan kondisi alam

di Kabupaten Lamandau yang tanahnya gembur disamping untuk menghindari

gangguan hewan buas yang banyak hidup di belantara Kalimantan. Hal ini akan sangat

membantu bagi pengkayaan sumber potensi daya tarik wisata budaya bagi

KabupatenLamandau. Di sisi lain kondisi alam juga menjadi daya tarik yang luar bisa

Page 67: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

52

bagi pengembangan pariwisata Kabupaten Lamandau yang berbasis pada potensi

alam.

2) Wisata Alam

Alam di Kabupaten Lamandau sangat indah selain sungai yang mengular juga

alam yang berpegunugan Obyek ini berada di beberapa Kecamatan disamping

keindahan alamnya, seni budaya masyarakatnya merupakan daya tarik tersendiri bagi

wisatawan (wisman) untuk rnengunjungi daerah ini. Di Daerah wisata minat khusus

ini terdapat tempat untuk arung jeram yang sangat potensial untuk dikembangkan.

a) Air Terjun Palikodan

Panorama alam yang berupa air terjun, Air Terjun Pali Kodan yang jarak

tempuh dari ibukota kabupaten kurang lebih 55 km dengan menggunakan sarana

transportasi darat yang keadaan jalannya cukup baik untuk dilalui. Air terjun

palikodan letaknya di tengah hutan belantara namun tidak terlalu jauh dari pinggir

jalan hanya berjarak 150 m dan hanya bisa di lalui hanya dengan berjalan kaki.

Air terjun palei kodan sering sekali di kunjungi masyarakat setempat sebagai

tempat berekreasi sembari menikmati panorama alam yang masih terlihat asli.

b) Air terjun Sukam / Silikan Sukam

Merupakan obyek wisata alam berupa air terjun yang terletak di Desa

Sekombulan Kecamatan Delang, yang dapat ditempuh melalui jalur darat sejauh

170 km.

c) Silikan Tambai dan silikan 33 tingkat

Merupakan obyek wisata berupa air terjun, terletak di Desa Penyombaan

Kecamatan Delang. Dapat ditempuh engan perjalanan darat dari Nanga Bulik

sejauh 130 km dengan waktu tempuh 2 jam.

Page 68: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

53

d) Silikan Garung

Merupakan obyek wisata yang juga berupa air terjun yang terletak di Desa

Lopus Kecamatan Delang dengan jarak tempuh melalui jalur darat sejauh 126 km

dan waktu tempuh 2 jam.

e) Wisata agro salak

Merupakan obyek wisata petik buah salak dan terdapat olahan lainnya dari

buah salah seperti keripik salak, kopi bijisalak, dsb. Wisata ini terletak di

desaMukti Manunggal Kecamatan Menthobi Raya.

f) Bukit sebayan

Panorama alam yang menjadi obyek wisata ini terdapat banyak flora dan fauna

berada di kelurahan Kudangan, Kecamatan Delang. Bukit ini dipercaya

sebagaisurga bagi penganut Kaharingan yang telah meninggal malalui ritual ayah

(tiwah).

g) Bukit Sampuraga

Obyek wisata alam ini terletak di Desa karang Besi, Kecamatan Belantikan

Raya. Bukit ini memiliki cerita legenda seperti Malin Kundang, untuk menuju

obyek wisata ini dapat melalui jalur air maupun darat.

3) Festival Pariwisata Tahunan Daerah

Merupakan kegiatan pariwisata yang di laksanakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten

Lamandau Setiap tahunnya dalam rangka pengembangan dan promosi pariwisata

Kabupaten Lamandau, adapun festival tahunan ini berupa festival Babukung (topeng

hantu), festival Balayah Lanting dan festival lainnya yang menarik minat wisatawan

lokal dan mancanegara.

Dalam hal destinasi pariwisata yang ada di Kabupaten Lamandau,baik itu

wisata alam, wisata budaya bahkan festival pariwisata tahunan yang selalu

Page 69: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

54

dilaksanakan menggambarkan beragamnya potensi pariwisata yang ada di wilayah

Kabupaten Lamandau, agar lebih jelas lagi destinasi pariwisata diuraikan dalam tabel

terkait daya tarik wisata menurut kecamatan-kecamatan yang ada di wilayah

Kabupaten Lamandau, adapun uraiannya sebagai berikut.

4) Daya Tarik Wisata menurut Kecamatan

a. Kecamatan Delang

Tabel.2.9

Wisata Kecamatan Delang

NO. DAYA TARIK WISATA ALAM JENIS

1 Bukit Sebayan Lokasi Daya Tarik

2 Bukit Rouk Lokasi Daya Tarik

3 Sungai Setongah Lokasi Daya Tarik

4 Desa Wisata Riam Panahan Destinasi Pariwisata

5 Desa Wisata Sepoyu Destinasi Pariwisata

6 Desa Wisata Riam Tinggi Destinasi Pariwisata

7 Desa Wisata Landau Kantu Destinasi Pariwisata

8 Desa Wisata Nyalang Destinasi Pariwisata

9 Desa Wisata Lopus Destinasi Pariwisata

10 Desa Wisata Kudangan Destinasi Pariwisata

11 Desa Wisata Penyombaan Destinasi Pariwisata

12 Desa Wisata Hulu Jojabo Destinasi Pariwisata

13 Desa Wisata Sekombulan Destinasi Pariwisata

14 Desa Wisata Kubung Destinasi Pariwisata

15 Batu Batungkat Destinasi Pariwisata

16 Silikan Sukam Destinasi Pariwisata

17 Silikan Muhur Destinasi Pariwisata

18 Silikan Sangilipan Destinasi Pariwisata

23 Silikan Poring Destinasi Pariwisata

24 Silikan Kakap Kelawar Destinasi Pariwisata

25 Silikan Borantai Destinasi Pariwisata

26 Silikan Tambai Destinasi Pariwisata

27 Silikan Todung Destinasi Pariwisata

28 Silikan Garunk Destinasi Pariwisata

29 Bird Watching Bukit Selungkuan Destinasi Pariwisata

Page 70: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

55

30 Bird Watching Bukit Bagondung Destinasi Pariwisata

31 Goa Takau Destinasi Pariwisata

32 River Tubing Destinasi Pariwisata

NO. DAYA TARIK WISATA BUDAYA JENIS

2 Rumah Betang Bintang Timur Destinasi Pariwisata

3 Rumah Betang Rumbang Pirak Destinasi Pariwisata

4 Rumah Betang Rumbang Rongas Destinasi Pariwisata

5 Rumah Betang Ojung Batu Destinasi Pariwisata

b.

Sumber : Dinas Pariwisata Lamandau

Kecamatan Lamandau

Tabel 2.10

Wisata Kecamatan Lamandau

NO. DAYA TARIK WISATA ALAM JENIS

1. 2 3

1 Riam Tapin Bini Lokasi Daya Tarik

2 Silikan Panyak Destinasi Pariwisata

NO. DAYA TARIK WISATA BUDAYA JENIS

1 2 3

1 Rumah Betang Rumbang Bulin Destinasi Pariwisata

2 Rumah Betang Dinding Tambi Destinasi Pariwisata

Sumber: Dinas Pariwisata Lamandau

Page 71: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

56

c. Kecamatan Belantikan Raya

Tabel.2.11

Wisata Kecamatan Belantikan Raya

NO. DAYA TARIK WISATA ALAM JENIS

1 Bukit Sampuraga Lokasi Daya Tarik

2 Sopanan Penggaraman Kawasan Strategis

Sumber: Dinas Pariwisata Lamandau

Dari tabel 2.9 sampai dengan tabel 2.11 dapat diketahui bahwa berbagai daya

tarik wisata yang ada di wilayah Kabupaten Lamandau memiliki bentuk beragam,

sehingga sangat potensial sekali untuk dikembangkan dan mampu menarik wisatawan

dengan keunikannya serta dengan hampir setiap wilayah kecamatan memiliki daya

tarik wisata maka masyarakat lokal memiliki peranan besar dalam pengembangan

pariwisata di daerahnya yang harus diberdayakan agar menjadi sumber daya manusia

pariwisata yang berkualitas, hingga tahun 2017 jumlah kunjungan wisatawan ke

Kabupaten Lamandau dengan objek wisata dikunjungi secara umum berjumlah 1.242

wisatawan yang berkunjung, terdiri atas wisatawan nusantara dan mancanegara.

G. PROFIL DINAS PARIWISATA KABUPATEN LAMANDAU

Dinas Pariwisata dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah di Kabupaten Lamandau, yang mana dulu masih gabungan antara 3

urusan yaitu Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata dan sekarang menjadi hanya 1 urusan

yaitu pariwisata.

Page 72: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

57

1. Visi dan Misi

Pada hakekatnya visi adalah gambaran bersama tentang masa depan yang lebih baik

yang ingin dicapai. Dengan memperhatikan letak geografis daerah yang potensial serta

dilandasi oleh visi Pemerintah Kabupaten Lamandau, Dinas Pariwisata Kabupaten

Lamandau memiliki visi sebagai berikut :“Terwujudnya tata kelola kepariwisataan

berbasis alam dan budaya yang baik serta terwujudnya Kabupaten Lamandau

sebagai daerah tujuan wisata yang berdaya saing”

Penetapan visi tersebut merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan Dinas

Pariwisata Kabupaten Lamandau untuk mengelola, membangun dan mengembangkan

potensi kepariwisataan daerah. Sangat disadari bahwa Kabupaten Lamandau kaya

dengan potensi pariwisata khususnya wisata alam yang didukung oleh obyek dan atraksi

wisata budaya.

Sebagai tindak lanjut dari visi maka disusun misi yang merupakan pernyataan

penetapan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai secara terukur, obyektif dan spesifik

harus dipedomani sebagai landasan kerja. Guna mencapai visi Dinas Pariwisata

Kabupaten Lamandau tersebut maka Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau

mempunyai misi yang meliputi :

a. Meningkatkan kualitas & kuantitas SDM untuk mengelola pariwisata Kabupaten

Lamandau secara profesional

b. Meningkatkan kualitas & kuantitas produk pariwisata dengan mengedepankan

prinsip skala prioritas

c. Melestarikan nilai – nilai seni budaya yang ada di Kabupaten Lamandau serta

menumbuhkembangkannya sebagai wahana pembangunan pariwisata

d. Mendorong pelaksanaan sadar wisata secara berkesinambungan sebagai bentuk

pemberdayaan masyarakat pada sektor pariwisata

Page 73: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

58

e. Meningkatkan promosi dan pemasaran pariwisata secara efektif dan efisien guna

menciptakan angka kunjungan wisata Kabupaten Lamandau

2. Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan

Berdasarkan PERDA Kabupaten Lamandau Nomor 26 Tahun 2015, berikut

adalah uraian tentang kedudukan, tugas pokok dan fungsi dari Dinas Pariwisata

Kabupaten Lamandau.

a) Tugas Pokok

Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau melaksanakan tugas pokok :

Melaksanakan urusan pemerintahan kewenangan desentralisasi dan tugas

dekonsentrasi di bidang Pariwisata;

Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh Kepala

Dinas yang berada dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah;

Membantu Bupati dalam menyelenggarakan kewenangan Pemerintah

Kabupaten di bidang Pariwisata.

b) Fungsi

Dalam pelaksanaan tugaspokok dimaksud, Dinas Pariwisata Seni dan

Budaya Kabupaten Lamandau menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut

:

Perumusan kebijakan teknis di bidang Pariwisata sesuai dengan

kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan

perundang-undangan;

Pembinaan, pelestarian dan pengembangan Pariwisata;

koordinasi penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan bidang pariwisata;

peningkatan peran serta masyarakat dibidang Pariwisata;

Page 74: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

59

pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian, monitoring dan

evaluasi penyelenggaraan kegiatan Pariwisata;

penyelenggaraan pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;

penyelengaraan urusan kesekretariatan Dinas.

c) Kewenangan

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud, Dinas Pariwisata

mempunyai kewenangan sebagai berikut :

1. merumuskan rencana induk pengembangan pariwisata;

2. menetapkan kebijakan kabupaten mengenai pariwisata, kriteria sistem

pemberian penghargaan/anugerah bagi insan/lembaga yang berjasa di

bidang pariwisata di Kabupaten Lamandau;

3. menetapkan kebijakan kerjasama luar negeri di bidang pariwisata baik

nasional, regional dan internasional;

4. menetapkan kebijakan di bidang penanaman nilai-nilai tradisi, pembinaan

karakter dan pekerti bangsa;

5. menetapkan kebijakan pembinaan lembaga terhadap tradisi, adat istiadat

dan budaya masyarakat;

6. menetapkan kebijakan operasional perfilman, pemberian ijin usaha

pembuatan film meliputi usaha, produksi, pengedaran dan penayangan;

7. menetapkan kebijakan di bidang standarisasi profesi dan teknologi

perfilman, kerjasama baik dalam maupun luar negeri di bidang perfilman

dan pengawasan peredaran film dan rekaman video;

8. menetapkan kebijakan kegiatan standarisasi peningkatan produksi dan

apresiasi film dan pengembangan film;

9. menetapkan standarisasi pemberian izin pengiriman dan penerimaan

Page 75: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

60

delegasi asing di bidang seni dan budaya dan kesenian, penerbitan

rekomendasi, pengiriman misi kesenian dalam rangka kerjasama dalam

negeri maupun luar negeri;

10. penetapan kriteria dan prosedur penyelenggaraan festival, pameran dan

lomba dan penyelenggaraan diklat kesenian;

11. penerapan dan pelaksanaan prosedur perawatan dan pengamanan aset atau

benda kesenian, sejarah, purbakala, pariwisata, seni dan budaya;

12. menyelenggarakan kegiatan festival pameran dan lomba secara berjenjang

dan berkala di bidang pariwisata, seni dan budaya baik tingkat kabupaten,

provinsi, nasional, regional dan internasional;

13. mengembangkan dan pemanfaatan museum, registrasi museum dan

koleksi, akreditasi museum serta penambahan dan penyelamatan koleksi

museum di tingkat kabupaten;

14. menetapkan standarisasi bidang pariwisata, seni dan budaya, pedoman

pengembangan destinasi pariwisata, seni dan budaya;

15. menetapkan kebijakan dalam pembinaan usaha dan penyelenggaraan usaha

serta perencanaan pemasaran pariwisata;

16. menyelenggarakan promosi pariwisata, seni dan budaya yang ada;

17. melakukan pengendalian dan pembinaan, pengembangan obyek wisata,

sarana dan prasarana dan akomodasi kepariwisataan yang ada;

18. melakukan koordinasi dengan pihak terkait, baik didalam maupun ke luar

negeri dalam penyelenggaraan pariwisata, seni dan budaya;

19. pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran dinas.

Page 76: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

61

3. Kepegawaian

Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau terdiri dari Kepala Dinas, 1 (satu)

sekretariat dan 4 (empat) bidang pelayanan teknis.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas PariwisataKabupaten

Lamandau didukung oleh 32 ( tiga puluh dua ) orang Pegawai, diluar jumlah pegawai

kontrak.. Kondisi kepegawaian Dinas Pariwisata Seni dan budaya Kabupaten

Lamandau sampai dengan tahun 2017 adalah sebagai berikut :

Jumlah Pegawai Negeri Sipil sebanyak 32 orang;

Berdasarkan Pangkat/Golongan Ruang :

a) Golongan IV sebanyak 4 orang;

b) Golongan III sebanyak 19 orang;

c) Golongan II sebanyak 9 orang;

Dari data diatas dapat diketahui bahwa pada Dinas Pariwisata

Kabupaten Lamandau berdasarkan pangkat kepegawaian yang paling banyak

jumlahnya yakni Golongan III sebanyak 19 orang dan yang paling sedikit

yakni Golongan IV sebanyak 4 orang.

Berdasarkan Pendidikan :

a) Pascasarjana (S-2) sebanyak 1 orang;

b) Sarjana (S-1) sebanyak 14 orang;

c) Diploma sebanyak 6 orang

d) SLTA sebanyak 11 orang;

Berdasarkan data diatas terkait pendidikan pegawai, diketahui bahwa

pendidikan terakhir pada Dinas Pariwisata dengan jumlah terbanyak adalah S1

sebanyak 14 orang, sementara yang paling sedikit jumlahnya yakni S2 1 orang.

Berdasarkan Eseloning :

a) Eselon II sebanyak 1 orang;

Page 77: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

62

b) Eselon III sebanyak 6 orang;

c) Eselon IV sebanyak 10 orang;

d) Non Eselon (Pelaksana) sebanyak 15 orang;

Berdasarkan data diatas dapat diketahui berdasarkan eselon pegawai Dinas

Pariwisata Kabupaten Lamandau jumlah terbanyak adalah pegawai dengan

Non Eselon yakni 15 orang sementara jumlah paling sedikit yakni pegawai

dengan eselon II sebanyak 1 orang.

Berdasarkan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan :

a) Diklatpim III sebanyak 1 orang;

b) Diklatpim IV sebanyak 3 orang.

Berdasarkan data diatas terkait dengan pendidikan dan pelatihan

kepemimpinan, pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau paling banyak

telah mengikuti Diklatpim IV sebanyak 3 orang dan paling sedikit adalah telah

mengikuti Diklatpim III sebanyak 1 orang. Terkait dengan data kepegawaian

pada Dinas Pariwisata juga dimuat dalam bagian lampiran.

4. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 11 Tahun 2016 tentang

Organisasi dan Tata Kerja di Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau,adalah sebagai

berikut.

Page 78: New Full page photorepo.apmd.ac.id/527/1/SKRIPSI SATRIA REKSY PRATAMA 2.pdf · 2019. 1. 28. · vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

63

Bagan 2.1

Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau

Sumber: Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 11 Tahun 2016

KASUBAG

UMUM

KEPEGAWAIAN DAN

PERLENGKAP

AN

KASUBAG

KEUANGAN

DAN ASET

KASUBAG

PERENCANAAN DAN

PENGENDALIAN

PROGRAM

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

UPTD

SEKSI PELATIHAN

PARIWISATA

SEKSI PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

SEKSI

PENGEMBANGAN

STANDAR

KOMPETENSI

BIDANG PENGEMBANGAN

SDM DAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

SEKSI

INVESTASI

PARIWISATA

SEKSI KEMITRAAN

USAHA

PARIWISATA

SEKSI STANDAR

USAHA

PARIWISATA

BIDANG

INDUSTRI

PARIWISATA

SEKSI STRATEGI

PEMASARAN

SEKSI PENGEMBANG

AN PASAR

SEKSI

KOMUNIKASI

PEMASARAN

BIDANG PROMOSI DAN

PEMASARAN

PARIWISATA

SEKSI TATA KELOLA

DESTINASI

SEKSI PENGEMBAN

GAN PROGRAM

DAN EVENT

SEKSI PENGEMBAN

GAN DAYA TARIK

PARIWISATA

BIDANG PENGEMBAN

GAN

DESTINASI

PARIWISATA