118
i RESPON MASYARAKAT KUDUS TERHADAP STRATEGI DAKWAH SUNAN KUDUS Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) SKRIPSI Disusun Oleh : Uswatun Hasanah 43010-15-0021 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

i

RESPON MASYARAKAT KUDUS TERHADAP STRATEGI DAKWAH

SUNAN KUDUS

Diajukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Uswatun Hasanah

43010-15-0021

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019

Page 2: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara :

Nama : Uswatun Hasanah

NIM : 43010-15-0021

Jurusan/Progdi :Komunikasi dan Penyiaran Islam

Judul :Respon Masyarakat Kudus Terhadap Strategi

Dakwah Sunan Kudus

Telah kami setujui untuk dimunaqasyahkan.

Salatiga, 25Maret 2019

Pembimbing

(Dra. Sri Suparwi, M.A.)

NIP. 19690506 199303 2 004

Page 3: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

iii

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS DAKWAH Jalan Lingkar Salatiga KM. 2 Pulutan Sidorejo Salatiga50716

http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

SKRIPSI

Respon Masyarakat Kudus Terhadap Strategi Dakwah

Sunan Kudus

Disusun oleh

Uswatun Hasanah

43010-15-0021

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga pada tanggal 08 Maret 2019 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Sosial.

Susunan Dewan Penguji

Ketua Penguji: Dr. Rasimin, M.Pd. __________________

Sekretaris Penguji : Dra. Sri Suparwi, M.A. __________________

Penguji I :Dra. Hj Maryat in, M.Pd. __________________

Penguji II :Yahya, M.H.I __________________

Salatiga, 08 April 2019

Dekan Fakultas Dakwah

IAIN Salatiga

Dr. Mukti Ali, M.Hum

NIP.197509052001121001

Page 4: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

iv

PERNYATAAN KEASLIAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Uswatun Hasanah

NIM : 43010-15-0021

Fakultas : Dakwah

Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat temuan orang lain

yang terdapat dalam skripsi ini dikutip/dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Page 5: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

v

MOTTO

Jika kamu lelah dalam berjuang. Istirahatlah !

Tapi jangan menyerah, Karena Hidup Itu Perjuangan.

سل ااجهد ولتكسل ولتك غافلا ف ندامة العقب لمن ي تك

)عمر ابدل جبار(

“Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermalas-malasan dan jangan pula

lengah (lalai) karena penyesalan itu bagi orang bermalas-malasan”.

(Umar Abdul Jabbar).

Page 6: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

vi

Persembahan

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua tercinta bapak Farikun dan Ibu Aslikah yang sudah

mendidik, membimbing, mengingatkan, dan motivator terbesar dalam

hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang terus mengalir, kasih

sayang, pengorbanan yang tak kenal lelah, tetesan keringat yang

menghantarkanku hingga sekarang ini dan kesabaran yang begitu

besar.

2. Adikku tersayang Isa Anshori yang selalu membantu saat kesusahan

dan selalu mendoakan agar menjadi manusia yang beruntung.

3. Saudara-saudaraku yang selalu mengingatkan supaya belajar dengan

sungguh-sunnguh dan ikhlas.

4. Orang-orang yang selalu tanya kapan skripsi ini selesai dan kapan di

wisuda.

5. Bapak Sutrisno M.Pd. yang selalu memotivasiku selama 4 tahun

menempuh pendidikan di Salatiga.

6. Bapak Mas‟ud M.Pd.yang mengajarkan bagaimana caranya

berta‟dzim.

7. Para jajaran pemerintahan kota Salatiga bagian Humas dan protokol

yang telah memberikan pengalaman dan pengetahuan selama kegiatan

Pengembangan Profesi lapangan (PPL).

8. Teman-teman terdekat yang selalu memotivasi Mbak Alfiyah, Diana

Trisnawati, Siti Aisyah, Nana, Nika, Ida, Indri, Uut, dan Indri.

Page 7: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

vii

9. Orang terkasih, Muhamad Yusuf yang selalu membantuku,

menyemangatiku dan memberikan gagasan pemikirannya dalam

pembuatan judul skripsi.

10. Anzilatul Qodriyah yang selalu membantuku, menyemangatiku dalam

penulisan skripsi hingga skripsi ini selesai.

11. Teman-teman seperjuangan Sofa, Ifa, Anggi, dan Humaida.

12. Untuk teman-teman S1 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam angkatan

2015 dan teman-teman bidikmisi angkatan 2015.

13. Untuk teman-teman KPI 2015 konsentrasi Public Relations.

14. Untukpengasuh Pesantren Baitussyukur Ibu Rokhayati yang

membimbingku di bidang keagamaan.

15. Teman-teman Pesantren Baitussyukur kamar Ar-rohim, Eni, Laila,

Vina, dan Amel.

16. Teman-teman PPL di Pemkot Salatiga, Icha, Nanda, Widi, Dewi,

Masaki, dan Zila.

17. Mbak Alfina Fitria dan Mas Rozikin KPI 2014 yang selalu saya tanyai

tentang skripsi dan menyemangatiku.

18. Teman-teman HMI Cabang Salatiga terutama komisariat Lafran Pane

yang telah memberikan ruang untuk belajar selain di kampus.

19. Untuk Saudara-saudara IMKS (Ikatan Mahasiswa Kudus Salatiga).

20. Keluarga baru yang saya dapatkan ketika KKN 2019 Maulida, Ika,

fitri, Ririn, Rizki, Fathan dan Dewi.

Page 8: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,

karena atas rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai strata satu Komunikasi

Penyiaran Islam. Penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, mulai dari masa perkuliahan sampai masa penyusunannya.

Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. MuktiAli M. Hum. selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN

Salatiga.

3. Ibu Dra. Hj Maryatin M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Komunikasi

Penyiaran dan Islam IAIN Salatiga.

4. Ibu Dra. Sri Suparwi M.A. selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu tenaga dan pikiran serta dukungannya untuk

mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh jajaran Akademik Institut Agama Islam Negeri Salatiga

Fakultas Dakwah yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya terima

kasih banyak telah membantu penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh jajaran pengurus Bidikmisi IAIN salatiga, dengan bantuannya

dan program yang edukatif mampu mengantarkanku hingga skripsi ini.

Page 9: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

ix

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka

dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan dan senantiasa selalu

dalam lindungan-Nya. Amin.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT berkenan

membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan

dan kelemahan. Sehingga saran, kritik serta perbaikan yang

membangundari pembaca akan penulis terima dengan segala kerendahan

hati. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Wasaalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 08 April 2019

Penulis

Uswatun Hasanah

NIM.43010150021

Page 10: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

x

ABSTRAK

Hasanah, Uswatun (2019). Respon Masyarakat Kudus Terhadap Strategi

Dakwah Sunan Kudus.SkripsiFakultasDakwahJurusanKomunikasidanPenyiaran

Islam, Institut Agama Islam NegeriSalatiga.

Kata Kunci : Respon, Masyarakat, Strategi Dakwah, SunanKudus.

Penelitianinimembahastentang: Respon Masyarakat Kudus Terhadap

Strategi Dakwah Sunan Kudus. Denganrumusanmasalah : (1) Bagaimana strategi

dakwah Sunan Kudus? (2) Bagimana respon masyarakat Kudus terhadap strategi

dakwah Sunan Kudus?, (3)Apa faktor-faktor yang mempengaruhi respon

masyarakat Kudus terhadap strategi dakwah Sunan Kudus?.

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif

yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun kelapangan dan melihat secara

langsung apa yang terjadi sebenarnya. Penelitian menggunakan pendekatan

deskriptif adalah pendekatan yang menggambarkan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah: metode

observasi, wawancaradan dokumentasi.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi dakwah Sunan

Kudus yaitu strategi pendekatan kultur, artinya Sunan Kudus mengarahkan

masyarakat Hindu-Budha kedalam budaya Islam. Diantaranya melalui wayang

Klitik, Tembang Maskumambang, Tembang Mijil dan adanya akulturasi budaya

berupaMenara Kudus, Masjid al-Aqsa Kudus, Padasanuntukberwudhu yang diberi

nama pancuran Asta Sanghika “jalanberlipatdepan” dan larangan penyembelihan

sapi terhadap masyarakat Kudus yang sampai sekarang ini masih dibudayakan.

Adapun respon masyarakat terhadap strategi dakwah Sunan Kudus yaitu terbagi

menjadi dua, respon positif dan respon negatif. Respon positif berupa masyarakat

Kudus melestarikan, menjaga dan merawatpeninggalan Sunan Kudus dengan cara

menjadikan bangunan-bangunan peninggalan Sunan Kudus untuk kegiatan ke-

Islaman, seperti mengaji, dzikir, bersholawat, sholat, membaca dan menghafal al-

Qur‟an serta melestarikan larangan penyembelihan sapi yang difatwakan oleh

Sunan Kudus kepada masyarakat Kudus. Larangan penyembelihan sapi tersebut

masih menjadi budaya masyarakat Kudus khususnya orang Islam yang beraliran

Nahdhatul Ulama’ (NU).Adapun respon negatifnya, sebagian kecil masyarakat

Kudus tidak setuju jika larangan penyembelihan sapi masih dibudayakan, karena

masyarakat Kudus sekarang mayoritas beragama Islam, setiap individu memiliki

pendapat yang berbeda-beda, hal itu tergantung keyakinan seseorang. Biasanya

orang-orang yang menyembelih sapi, orang tersebut merupakan kaum

Muhammadiyah (MD) atau orang pendatang yang bukan dari Kudus.

Adapunfaktor-faktor yang mempengaruhi respon masyarakat Kudus terhadap

Page 11: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

xi

strategi dakwah Sunan Kudus yaitu ada dua faktor (faktor pendukung dan faktor

penghambat). faktor pendukung dakwah Sunan Kudus diantaranya kontak dengan

budaya lain, adanya bangunan akulturasi, dan masyarakat Kudus yang

mendukung dakwah Sunan Kudus. Fakor penghambat dakwah Sunan Kudus

diantaranya banyaknya masyarakat heterogen, kurangnya berhubungan dengan

masyarakat lain, dan perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat.

Page 12: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

xii

DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. ii

PENGESAHAN ......................................................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................... iv

MOTTO ..................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii

ABSTRAK ................................................................................................................. x

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6

E. Penegasan Istilah ............................................................................................ 7

F. Kerangka Berfikir........................................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan .................................................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJUAN PUSTAKA

A. Pengertian Respon .......................................................................................... 12

B. Pengertian Masyarakat ................................................................................... 13

C. Pengertian Strategi ......................................................................................... 14

Page 13: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

xiii

D. Pengertian Dakwah ........................................................................................ 16

E. Unsur-Unsur Dakwah..................................................................................... 23

F. Strategi Dakwah ............................................................................................. 32

G. Asal Usul Sunan Kudus ................................................................................. 36

H. Guru-Guru Sunan Kudus .............................................................................. 42

I. Cara Dakwah Sunan Kudus ........................................................................... 43

J. Kajian Pustaka ................................................................................................ 48

BAB III METODOLIGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan..................................................................... 51

B. Lokasi Penelitian ............................................................................................ 52

C. Sumber Data dan Jenis Penelitian .................................................................. 53

D. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................................... 54

E. Teknis Analisis Data ...................................................................................... 56

F. Teknik Validitas Data .................................................................................... 58

BAB IV PEMBAHASAN

A. Strategi Dakwah Sunan Kudus....................................................................... 60

B. Respon Masyrakat Kudus Terhadap Strategi Dakwah Sunan Kudus ............ 78

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon masyarakat Kudus Terhadap

Strategi Dakwah Sunan Kudus....................................................................... 89

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 95

B. Saran ............................................................................................................... 96

Page 14: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Lampira-lampiran

Page 15: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

I

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh

setiap orang yang mengaku beragama Islam. al-Quran menyebutkan bahwa

dakwah merupakan jalan para Rasul Allah yang terus dikumandangkan,tugas

untuk berdakwah dengan cara mengikuti tuntunan Rasulullah SAW harus

berdasarkan pada dasar ilmu dan keyakinan. Hal tersebut dijelaskan dalam al-

Qur‟an (Q.S.Yusuf (12):108) yangberbunyi :

ذه سبيلي أدعو إل اللو وسبحان اللو وما أنا من على بصيرة أنا ومن ات ب عن قل ى

المشركي

Artinya: Katakanlah "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang

mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang

nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang

musyrik. Ayat tersebut telah menegaskan bahwa, seorang mukmin yang

mengikuti tuntunan Rasulullah SAW atas dasar bashirah yaitu ilmu dan

keyakinan. Dakwah merupakan tuntunan iman, yang jika seorang mukmin

meninggalkan kewajiban berdakwah berarti ada masalah dengan

keimanannya (Ari, 2012:1).

Dalam berdakwah seorang da‟i harus menyesuaikan dengan kondisi

masyarakat yang ada. Menurut Jamal (2017:16) mengatakan bahwa dakwah

merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,

Page 16: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

2

didasarkan pada keyakinan dan kebenaran ajaran yang telah dibawa

oleh Nabi Muhammad SAW, serta dilakukan dengan berbagai cara atau

metode sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinnya.

Menurut Ali Aziz dalam bukunya ilmu dakwah (2009:348)

mengatakan bahwa ajaran yang benar dan baik harus disebarkan dengan cara

yang baik pula, tidak sedikit ajaran yang sesat tetapi memperoleh respon yang

luar biasa karena disampaikan dengan kemasan yang menarik dan dengan

cara yang menyenangkan. Hal tersebut menggambarkan bahwa pelayanan

lebih strategis dari pada produk. Ketika seorang da’i menyampaikan pesan

kepada mad’u, maka da’i harus memakai strategi yang sesuai dengan keadaan

mad’u, karena dengan adanya strategi tersebut mad’u akan menerima pesan

dengan mudah.

Strategi dakwah merupakan perencanaan yang berisi rangkaian

kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu. Ada dua hal

yang perlu diperhatikan dalam hal ini, yaitu:

1. Sratategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan dakwah)

termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau

kekuatan. Dengan demikian, strategi merupakan proses penyusunan

rencana kerja, belum sampai pada tindakan.

2. Strategi disusun unttuk mencapai tujuan tertetu. Artinya, arah dari semua

keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Oleh sebab itu,

sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas serta

dapat diukur keberhasilannya (Aziz, 2009 :349).

Page 17: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

3

Walisongo merupakan jaringan penyebar Islam pada akhir abad ke-

15 dan awal abad ke-16, yaitu menggunakan pendekatan yang sesuai

dengan firman Allah SWT dalam al-Qur‟an (Q.S An-Nahl:(16)125), yang

berbunyi:

ادع إل سبيل ربك بالكمة والموعظة السنة وجادلم بالت ىي أحسن إن ربك ىو

ىو أعلم بالمهتدين أعلم بن ضل عن سبيلو و

Artinya: Hendaknya engkau mengajak orang ke jalan Allah dengan hikmah,dengan peringatan yang ramah-tamah serta bertukar pikiran dengan mereka melalui cara yang sebaik-baiknya.

Dalam menyebarkan Islam, Walisongo memiliki strategi yang

berbeda-beda, diantaranya melalui pendidikan, perdagangan, perkawinan

seni dan budaya. Salah satu anggota Walisongo, yaitu Sunan Kudus,

beliau melakukan kebijaksanaan dalam berdakwah dengan cara mendekati

masyarakat untuk menyelami serta memahami apa yang diharapkan

masyarakat. Dalam hal dakwah langsung ke tengah masyarakat itu, Sunan

Kudus memanfaatkan jalur seni dan budaya yang dibutuhkan masyarakat

(Suntoyo, 2016:341).

Dalam menyebarkan Islam, Sunan Kudus melakukan dakwah

dengan memotivasi umat Hindu-Budha supaya mereka masuk Islam.

Maksudnya, Sunan Kudus tidak melakukan perlawanan secara keras,

tetapi memberikan pengarahan sedikit demi sedikit dengan memberikan

teladan melalui pendekatan budaya, yaitu melalui wayang, tembang-

tembang serta adanya akulturasi budaya.Ketika itu, masyarakat Kudus

Page 18: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

4

masih didominasi penganut Hindu dan Budha. Maka, Sunan Kudus pun

berusaha memasukkan kebiasaan mereka kedalam syariat Islam

(Hariwijaya, 2007:49).

Dalam hal tersebut, Sunan Kudus memberikan pengajaran

keagamaan dan akulturasi budaya. Akulturasi budayayang dilakukan

Sunan Kudus memiliki berbagai macam bentuk, diantaranya larangan

penyembelih sapi.Langkah Sunan Kudus tersebut tentu mengundang rasa

simpatik masyarakat yang waktu itu menganggap sapi sebagai hewan

suci.Lama-kelamaan, bermula dari situ, masyarakat semakin banyak yang

mendatangi masjid sekaligus mendengarkan petuah-petuah Sunan Kudus.

Selain berdakwah lewat sapi, bentuk akulturasi budayaSunan

Kudus juga bisa dilihat dari bangunan Menara Kudus yang berada di

tengah-tengah kota tepatnya samping masjid Kudus. Menara tersebut

menggambarkan akulturasi budaya antara agama Islam dan Hindu.

Akulturasi tersebut dapat dilihat dari kegunanaan menara yaitu untuk

menabuh beduk sebelum adzan waktu sholat, yang menandakan ajaran

Islam untuk melakukan ibadah kepada Allah.Pintu menara dibangun

seperti pure yang ada di Bali yang menggambarkan tempat peribadahan

umat Hindu.

Pola akulturasi Islam-Hindu juga bisa diihat dari peninggalan

Sunan Kudus Lawang Kembar masjid Kudus, menunjukkan kompromi

arsitektur Islam dengan arsitektur Hindu, sementara padasan atau pancuran

air yang sekarang difungsikan sebagai tempat berwudhu. Tiap-tiap

Page 19: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

5

pancurannya dihiasi dengan relief arca sebagai ornamen penambah

estetika.Jumlah delapan dengan hiasan masing-masing sebuah kepala arca

diatasnya. Hal ini untuk melambangkan ajaran Sang Budha di Benares

yang disebut Asta Sanghika Marga atau “Jalan Berlipat Delapan”.

Tujuannya sudah jelas, untuk merendam kecemburuan masyarakat Budha

yang masih banyak jumlahnya kala itu (Arpoisi, 1997:6).

Berdasarkan paparan diatas, Sunan Kudus dalam menyebarkan

islam berbeda dengan Walisongo lainnya yaitu dengan adanya akulturasi

budaya,baik antara Islam-Hindu dan Islam-Budha. Sehingga peneliti perlu

mengetahui respon masyarakat kudus saat ini terhadap strategi dakwah

Sunan Kudus. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk membahas lebih

lanjut hal tersebut, yang dituangkan dalam skripsi dengan judul “Respon

Masyarakat Kudus Terhadap Strategi Dakwah Sunan Kudus”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi Sunan Kudus dalam berdakwah?

2. Bagaimana respon masyarakat Kudus terhadap strategi dakwah Sunan

Kudus?

3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi respon masyarakat Kudus

terhadap strategi dakwah Sunan Kudus?

Page 20: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang telah dipaparkan, penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui strategi Sunan Kudus dalam berdakwah.

2. Untuk mengetahuirespon masyarakat Kudus terhadap strategi dakwah

Sunan Kudus

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi respon

masyarakat Kudus terhadap strategi dakwah Sunan Kudus.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan menambah khasanah keilmuan dalam

bidang dakwah khususnya untuk jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

b. Hasil penelitian ini tentang respon masyarakat Kudus terhadap

strategi dakwah Sunan Kudus diharapkan dapat menjadi acuan

penelitian lanjutan tentang dakwah Sunan Kudus dalam

menyebarkan agama Islam sebagai sarana dakwah.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagaimana

respon masyarakat Kudus terhadap strategi dakwah Sunan Kudus.

Dengan penelitian ini menjadi pengetahuan bagi masyarakat sekitar

tentang strategi dakwah Sunan Kudus.

Page 21: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

7

E. Penegasan Istilah

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan Untuk

memudahkan dalam memahami judul penelitian tentang Untuk

memudahkan dalam memahami judul penelitian tentang berjudul “Respon

Masyarakat Kudus Terhadap Strategi Dakwah Sunan Kudus”. maka

penulis memberi batasan istilah sebagai berikut:

1) Respon adalah setiap tingkah laku pada hakekatnya merupakan

tanggapan atau balasan terhadap stimulus (Sarlito,1995). Respon

seseorang dapat dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif

(Azwar,1998). Apabila respon positif maka orang yang bersangkutan

cenderung untuk menyukai atau mendekati objek, sedangkan respon

negatif cenderung untuk menjauhi objek tersebut(Walgito, 1980:16).

2) Menurut Selo Sumardjan (dalam Soerjono Soekanto 1992:24)

Masyarakat merupakan orang-orang yang hidup bersama yang

menghasilkan kebudayaan.

3) Strategi merupakan rencana tidakan (rangkaian kegiatan dakwah)

termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya

atau kekuatan. Dengan demikian, strategi merupakan proses

penyusunan rencana kerja, belum sanpai pada tindakan (Ali Aziz;

349).

4) Pengertian dakwah berdasarkan pendapat banyak ulama‟ diantaranya,

pertama, An-Nida yang artinya memanggil. Kedua, ad-du’a ila sya’i

yang artinya menyeru dan mendorong kepada sesuatu. Ketiga, Ad-

Page 22: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

8

da’wat ila qadhiyat yang artinya menegaskannya atau membelanya

terhadap yang haq maupun batil, baik positif maupun negatif. Secara

etimologi, da‟wah berasal dari akar kata da’aa-yad’u, yang

mengandung arti mengajak, menyeru dan mengundang. Adapun secara

terminologi, da‟wah merupakan segala aktivitas yang dilakukan secara

terorganisir, untuk mengajak seseorang atau lebih kepada jalan yang

lurus (ash-shiroth al-mustaqim). Da‟wah bertujuan untuk

mengeluarkan seseorang dari kesesatan menuju hidayah, atau dari

kegelapan menuju cahaya islam (Abdillah, 2012:1-2).

5) Strategi dakwah adalah menentukan taktik bagi orang yang

melaksankan pekerjaan da’i, bermakna orang yang menyeru,

memanggil, mengajak, dan harus memiliki pertimbangan-

pertimbangan yang matang dan mantap, agar gerakan-gerakan dalam

taktik tersebut bisa dilaksanakan dengan mudah dan lancar, sehingga

tujuan yang dicita-citakan dapat tercapai (Rozikin,6:2018)

6) Sunan Kudus adalah salah satu tokoh Wali Songo yang menyebarkan

Islam di Jawa, tepatnya di Kudus. Namun, seperti wali yang lain,

Sunan Kudus dalam berdakwah berusaha mendekati masyarakat untuk

menyelami serta memahami kebutuhan apa yang diharapkan

masyarakat (Suntoyo, 2016:334).

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan Respon Masyarakat Kudus Terhadap Strategi Dakwah

Sunan Kudusadalah suatu tanggapan atau reaksi baik secara positif

Page 23: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

9

maupun negatif yang berasal dari masyarakat proses terhadap strategi

dakwah Sunan Kudus.

F. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir atau kerangka penalaran logis yang digunakan

untuk mengetahuirespon masyarakat kudus terhadap strategi dakwah

Sunan Kudus. Berdasarkan bagan yang ada di bawah, dapat dijalaskan

bahwa strategi yang di lakukan Sunan Kudus dalam menyebarkan Islam

yaitu dengan cara mendekati dan memotivasi masyarakat Hindu-Budha

melalui wayang Klitik, tembang Maskumambang dan Mijil sertaadanya

akulturasi. Akulturasi

yang dilakukan Sunan Kudus yaitu dengan memasukkan budaya Islam

kedalam budaya Hindu-Budha.Hal ini dapat dijabarkan bagan sebagai

berikut:

Dalam menyebarkan Islam (dakwah) Sunan Kudus menggunakan strategi, wayang,

tembang dan akulturasi.

Akulturasi yang dimaksud adalah Sunan Kudus memasukkan budaya Islam kedalam

budaya umat Hindu-Budha, berupa adanya bangunan sejarah.

Dalam menyebarkan Islam (dakwah) Sunan Kudus menggunakan strategi.

Strategi yang digunakan yaitu dengan mendekati dan memotivasi

masyarakat Hindu-Budha melalui wayang, tembang-tembang dan adanya

akulturasi.

Page 24: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

10

Sunan Kudus secara detail, peneliti berusaha mengungkapkan strategi

dakwah Sunan Kudus dan faktor-faktor yang mempengaruhi respon

masyarakat Kudus terhadap strategi dakwah Sunan Kudus. Sehingga dapat

terlihat sebuah hasil dimana tanggapan masyarakat Kudus terhadap strategi

dakwah Sunan Kudus.

Berdasarkan paparan diatas, menghasilkan judul respon masyarakat

Kudus terhadap strategi dakwah Sunan Kudus. Peneliti mengupas satu

persatu strategi Sunan Kudus dalam menyebarkan Islam (dakwah).

Bangunan tersebut merupakan perpaduan antara budaya umat Islam-Hindu

berupa Menara, pintu Masjid, dan Islam-Budha yaitu adanya pancuran.

Adapun kebiasaan umat Hindu-Budha yaitu mengeramatkan sapi sebagai

dewa mereka. Maka Sunan Kudus memasukkan kebiasaan tersebut

kedalam Islam, yaitu melarang masyarakat Kudus menyembelih sapi.

Dengan adanya akulturasi tersebut, bagaimana respon masyarakat terhadap

strategi dakwah Sunan Kudus.

Page 25: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

11

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman pembaca dalam penelitian ini,

adapun sistematika dalam penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, kerangka

berfikir dan sistematika penulisan.

BAB II : Berisi kajian pustaka Landasan teori, yang mencakup tentang

deskripsi teori mengenai respon, masyarakat, dakwah, strategi, strategi

dakwah, riwayat Sunan Kudus, guru-guru Sunan Kudus, cara berdakwah

Sunan Kudus dan silsilah Sunan Kudus .

BAB III :Metode Penelitian meliput jenis penelitian dan pendekatan,

lokasi penelitian, sumber data dan jenis data, prosedur pengumpulan data,

teknis analisis data, teknis validitas data.

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan yang mencakup isi secara

umum dari respon masyarakat Kudus terhadap strategi dakwah Sunan Kudus.

mulai dari biografi Sunan Kudus, sinkretisme yang di terapkan oleh Sunan

Kudus, strategi dakwah Sunan Kudus dan faktor-faktor (penghambat dan

pendukung) yang mempengaruhi respon masyarakat Kudus terhadap strategi

dakwah Sunan Kudus.

BAB V : Merupakan bab penutup yang mencakup kesimpulan dan

saran.

Page 26: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

12

BAB II

LANDASAN TEORI DAN TINJUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Respon

Menurut Susanto (1998:73), respon merupakan reaksi, artinya

pengiyaan atau penolakan, serta sikap acuh tak acuh terhadap apa yang

disampaikan komunikator terhadap pesannya. Respon dapat dibedakan

menjadi opini (pendapat) dan sikap, dimana pendapat atau opini adalah

jwaban terbuka terhadap suatu persoalan dinyatakan dengan kata-kata

yang diucapkan atau tertulis. Sedangkan sikap merupakan reaksi positif

atau negatif terhadap orang-orang, objek atau situasi tertentu. Respon ada

dua bentuk yaitu:

a) Respon Positif

yaitu apabila masyarakat mempunyai tanggapan atau reaksi positif

dimana mereka dengan antusias ikut berpartisipasi menjalankan

program yang diselenggarakan pribadi atau kelompok.

b) Respon negatif

yaitu apabila masyarakat memberikan tanggapan yang negatif dan

kurang antusias ikut berpartisipasi menjalankan program yang

diselenggarakan pribadi atau kelompok, dimana mereka menanggapi

dengan skeptis dan pragmatis.

Respon adalah suatu perbuatan yang merupakan hasil akhir dari

adanya stimulus atau rangsangan dimana respon terbagi menjadi dua,

yaitu:

Page 27: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

13

a) Respon atau perbuatan yang reflektif (terjadi tanpa disadari individu)

merupakan reaksi dari stimulus yang diterima tidak sampai ke otak

sebagai pusat kesadaran.

b) Respon atau perbuatan yang disadari, yaitu perbuatan organisme atas

adanya motif dari individu yang bersangkutan, dan stimulus yang

diterima individu itu sampai ke otak dan benar-benar disadari oleh

individu yang bersangkutan (Walgito,1980:16-17).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa respon adalah pendapat masyarakat tentang suatu hal, baik

pendapat tersebut bersifat positif atau negatif yang timbul dari

adanya suatu stimulus atau rangsangan.

2. Masyarakat

Agust Comte (dikutip dalam syani, 2007:31) mengatakan bahwa

masyarakat adalah kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-

realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan

berkembang menurut polanya sendiri. Masyarakat dapat membentuk

kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga tanpa adanya kelompok,

manusia tidak akan mampu untuk berbuat banyak dalam kehidupannya.

Menurut W.J.S. Poerwadarminta (1986) mengartikan masyarakat

sebagai pergaulan hidup manusia atau sehimpun orang yang hidup

bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu

(AbdulSyani, 2006:3).

Page 28: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

14

J.L. Gilian dan J.P. Gilian, bahwa masyarakat merupakan kelompok

manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi sikap dan

perasaan persatuan yang sama.Dalam buku Sosiologi karangan Abu

Ahmad (1985) menyatakan bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-

syarat sebagai berikut:

a) Harus ada pengumpulan manusia , dan harus banyak, bukan

pengumpulan binatang.

b) Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah

tertentu.

c) Adanya aturan-aturan yang mengatur mereka untuk menuju kepada

kepentingan dan tujuan bersama (Abdulsyani, 2007:32-33).

Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

masyarakat adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam suatu

tempat yang mempunyai kebiasaan dengan ikatan aturan-aturan tertentu.

3. Strategi

Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan dakwah)

termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau

kekuatan. Dengan demikian, strategi merupakan proses penyusunan

rencana kerja, belum sampai pada tindakan.

Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu artinya, arah dari

semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.Oleh

sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang

jelas serta dapat diukur keberhasilannya.

Page 29: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

15

Dalam kegiatan komunikasi, Effendi (1993:300) mengartikan

strategi sebagai perencanaan (planning) dan manajemen (management)

untuk mencapai suatu tujuan. Ia tidak hanya berfungsi sebagai peta yang

harus diempuh, tetapi juga berisi taktik operasionalnya. Ia harus didukung

teori karena teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang

sudah diuji kebenarannya. Untuk strategi komunikasi tersebut, segala

sesuatunya harus memperhatikan komponen komunikasi dalam teori

Harold D. Lasell, yaitu Who say, What in Which Channel to Whom with

What effect (komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek) (Aziz,

2009:349-350).

Strategi merupakan pengambilan suatu keputusan untuk menata

dan mengatur unsur-unsur yang bisa menunjang pelaksanaan kerja demi

tercapainya suatu tujuan (Rozikin, 2018:15).

Penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi adalah cara yang di

tempuh seseorang guna tercapainya suatu tujuan tertentu, dimana cara

tersebut didukung oleh pengetahuan.

4. Dakwah

a. Pengertian

Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab

“da‟wah”.Da‟wah mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, „ain, dan

wawu.Dari ketiga huruf asal ini, tebentuk beberapa kata dengan ragam

makna. Makna-makna tersebut adalah memanggil, mengundang, minta

tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang,

Page 30: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

16

mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi dan

meratapi (Warson, 1997: 406).

Dalam Al-Qur‟an, kata da‟wah dan berbagai bentuk katanya

ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon

(2003:4), 299 kali versi Muhammad Fu‟ad „Abd al-Baqi‟ (dalam A.

Iilyas Isma‟il, 2006: 144-145), atau 212 kali menurut Asep Muhiddin

(2002:40). Ini berarti, Alqur‟an mengembangkan makna dari kata

da‟wah untuk berbagai penggunnaan.Setidaknya ada sepuluh macam

makna dakwah dalam Al-Qur‟an.

1. Mengajak dan menyeru, baik kepada kebaikan maupun ke

musyrikan; kepada jalan ke surga atau ke neraka. Makna ini paling

banyak menghiasi ayat-ayat Al-Qur‟an (46 kali). Kebanyakan dari

makna ini mengarah pada jalan keimanan (39 kali). Diantara dua

jalan berlawanan yang menggunakan kata dakwah adalah al-Qur‟an

(Q.S.Al-Baqarah(2:221)) yang berbunyi:

ن م ر م ؤمنة خي ول شركة ولو أعجبتكم ول تنكحوا المشركات حت ي ؤمن ولأمة م

شرك ولو أعجبكم أول ئك ن م ر م ؤمن خي تنكحوا المشركي حت ي ؤمنوا ولعبد م

يياتو للناس لعلهم يدعون إل نو وي ب ي رة ب نة والم النار واللو يدعو إل ا

رون ي تذك

Artinya:Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum

mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan

Page 31: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

17

yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik

meskipun dia menarik hatimu.Dan janganlah kamu

nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan

yang beriman).sebelum mereka beriman.Sungguh, hamba

sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-

laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka

mengajak ke neraka, sedangkan Allah Mengajak ke surga

dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) Menerangkan

ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil

pelajaran.

2. Do‟a, seperti dalam al-Qur‟an (Q.S. Ali Imran(3:38)).

عاء ٨٣- ىنالكدعازكريارب هقالرب هبليمنلدنكذريةطيبةإنكسميعالد

Artinya:Disanalah Zakariyya berdoa kepada Tuhan-nya.Dia

berkata“Ya Tuhan-ku, berilah aku keturunan yang baik

dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar

doa.

3. Mendakwah atau menganggap tidak baik, seperti dalam al-Qur‟an

(Q.S. Mayam(19: 91)). أندعواللرحنولدا

Artinya:(Allah) Berfirman,“Demikianlah.”Tuhan-mu Berfirman,

“Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku

Ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau

belum berwujud sama sekali.

4. Mengadu, seperti dalam al-Qur‟an (Q.S. Al-Qamar(54:10)).

انتصر لوب فدعارب هأنيم

Artinya:Maka dia (Nuh) mengadu

kepadaTuhannya,”Sesungguhnya aku telah di kalahkan,

maka tolonglah aku”. 5. Memanggil atau panggilan, sebagaimana dalam al-Qur‟an (Q.S.Ar-

Rum(30:52)).

Page 32: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

18

اأنتمتخرجون نالأرض ادعاكمدعوةم ماءوالأرضبأمرىثم ومنآياتأنت قومالس

Artinya:Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah

berdirinya langit dan bumi dengan kehendak-Nya.

Kemudian apabila Dia Memanggil kamu sekali panggil

dari bumi, seketika itu kamu keluar (dari kubur). 6. Meminta, seperti dalam al-Qur‟an (Q.S.Shad (38: 51)).

يهاب يهايدعون اكهةكثيرةوشراب متكئين

Artinya:Di dalamnya mereka bersandar (di atas dipan-dipan)

sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman

(di surga itu).

7. Mengundang, seperti dalam al-Qur‟an (Q.S.Al-Qasas (28: 25)).

اجاءى اءقالتنأبييدعوكليجزيكأجر فجاءت هحداهاتشيعلىاستحي و ماسقيت لناف لم

نجوتنالقوم الظالميقصعليهالقصص قاللات

Artinya: Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari

kedua perempuan itu berjalan dengan malu-malu, dia

berkata,“Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk

memberi balasan sebagai imbalan atas (kebaikan)mu

memberi minum (ternak) kami.”Ketika (Musa)

mendatangi ayahnya dan dia menceritakan kepadanya

kisah (mengenai dirinya), dia berkata“Janganlah engkau

takut!Engkau telah selamat dari orang-orang yang zalim

itu.

8. Malaikat Israfil sebagai penyeru yaitu dalam al-Qur‟an (Q.S.

Thaha(20: 108)).

هسا لاتسمعل اعيلاعوجلهوخشعتالأصواتللرحن ي ومئذي تبعونالد

Artinya: Pada hari itu mereka mengikuti (panggilan) penyeru

(malaikat) tanpa berbelok-belok (membantah); dan semua

Page 33: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

19

suara tunduk merendah kepada Tuhan Yang Maha

Pengasih, sehingga yang kamu dengar hanyalah bisik-

bisik.

yang di maksud dengan penyeru dalam ayat diatas adalah

malaikat Israfil yang memanggil manusia untuk menghadap

kehadirat Allah SWT.

9. Panggilan nama atau gelar, sebagaimana dalam al-Qur‟an

(Q.S.AnNur(24:63)).

نكمكدعاءب عضكمب عضاقدي علماللهالذين يتسللوننكملوااف لي لتعلوادعاءالرسولب ي

نةأويصيب همعذابأليم ت ون عنأمرىأنتصيب هم حذالذين يخال

Artinya:Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad)

diantara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada

sebagian (yang lain). Sungguh, Allah Mengetahui orang-

orang yang keluar (secara) sembunyi-sembunyi

diantarakamu dengan berlindung(kepada

kawannya),maka hendaklah orang-orang yang menyalahi

perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau

ditimpa azab yang pedih.

10. Anak angkat yaitu dalam Al-Qur‟an (Q.S. Al-Ahzab:24)

ورارح بالمنافقيننشاءأوي توب عليهمناللهكان يما ليجزياللهالصادقينبصدقهموي عذ Artinya: Agar Allah Memberikan balasan kepada orang-orang

yang benar itu karena kebenarannya, dan mengazab

orang munafik jika Dia Kehendaki, atau Menerima tobat

mereka. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha

Penyayang.(Ali Aziz:6-10). Sedangkan dakwah menurut Istilah merupakan konsep yang

sepenuhnya mengandung pengertian menyeru atau mengubah

Page 34: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

20

kepada hal-hal yang baik, yaitu baik menurut nilai dan aturan dalam

agama Islam.

Hamzah Yaqub mendefinisikan dakwah adalah mengajak

umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti

petunjuk Allah dan rasulnya.

Dakwah merupakan bagian yang sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari, didasarkan pada keyakinan dan kebenaran

ajaran yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, serta

dilakukan dengan berbagai cara atau metode sesuai dengan situasi

dan kondisi yang dihadapinya. Hal ini dilakukan dalam rangka agar

umat Islam senantiasa berbuat dan bertingkah laku sebagaimana

garis yang telah ditentukan oleh ajaran Islam yang dikembangkan

oleh Nabi Muhammad SAW dengan kata lain dakwah Islam adalah

segala macam usaha yang dilakukan oleh seorang muslim atau lebih,

untuk merangsang orang lain agar memahami, menghayati, dan

mengamalkan ajaran Islam sebagai pedoman hidup (Ghofir,

2007:16-17).

Nasarudin Latif menyatakan, bahwa dakwah adalah setiap

usaha aktivitas dengan lisan maupun tulisan yang bersifat menyeru,

mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman da menaai

Allah SWT. Sesuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta

akhlak islamiah.

Page 35: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

21

Toha Yahya Omar mengatakan bahwa, dakwah adalah

mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar

sesuai dengan peintah Tuhan untuk ke maslahatan dan kebahagiaan

mereka dunia dan akhirat.

Masdar Helmy mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak

manusia dan menggerakkan manusia agar menaati ajaran-ajaran

Allah (Islam) termasuk amar ma’ruf nahi munkar untuk bisa

memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Quraish Shihab mendefinisikan bahwa dakwah adalah

sebagai seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha mengubah

situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik dan sempurna

baik terhadap pribadi maupun masyarakat ( Munir, 2006: 20).

Dakwah merupakan suatu kebutuhan masyarakat, karena

dengan adanya pengetahuan keagamaan melalui dakwah kita bisa

lebih mengerti dan paham terhadap apa yang disampaikan oleh

seorang narasumber (Muchtar,2018:148)

Dari beberapa pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa

dakwah adalah aktivitas manusia yang dilakukan dengan lisan, tulisan

bahan tindakan untuk mengajak manusia berbuat baik sesuai ajaran-

ajaran Allah (amr ma‟ruf nahi munkar) yang berpedoman pada al-

Qur‟an dan Hadis.

Page 36: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

22

b. Unsur-Unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat

dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da’i

(pelaku dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah ( materi dakwah),

wasilah (media dakwah), thariqoh (metode), dam atsar (efek

dakwah).

a) Da’i(Pelaku Dakwah)

Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan,

tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secaraindividu,

kelompok, atau lewat organisasi/lembaga.

Secara umum kata da’iini sering disebut dengan sebutan

mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam), namun

sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit, karena

masyarakat cenderung mengartikannyan sebagai orang yang

menyampaikan ajaran Islam melalui lisan, seperti penceramah

agama, khatib (orang yang berkhotbah), dan sebagainya. Siapa saja

yang menyatakan sebagai pengikut Nabi Muhammad hendaknya

menjadi seorang da’i, dan harus dijalankan sesuai dengan hujjah

yang nyata dan kokoh.Dengan demikian, wajib baginya untuk

mengetahui kandungan dakwah baik dari sisi akidah, syariah,

maupun dari akhlak.Berkaitan dengan hal-hal yang memerlukan

ilmu dan keterampilan khusus, maka kewajiban berdakwah

dibebankan kepada orang-orang tertentu.

Page 37: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

23

b) Mad’u (penerima pesan)

Mad’u adalah manusia yang menjadi mitra dakwah atau

menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik secara

individu, kelompok, baik yang beragama islam maupun tidak,

dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Muhammad Abduh

membagi mad’u menjadi tiga golongan yaitu:

1) Golongan cerdik, cendekiawan yang cinta kebenaran dan dapat

berpikir secara kritis, cepat,menangkap persoalan.

2) Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat

berpikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap

pengertian-pengertian yang tinggi.

3) Golongan yang berbeda dengan golongan diatas adalah mereka

yang senang membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas

tertentu tidak sanggup mendalam.

c) Media Dakwah

Adalah Alat-alat yang diapakai untuk menyampaikan materi

dakwah (Ajaran Islam) kepada mad’u. Hamzah Ya‟qub membagi

media dakwah itu menjadi lima:

1) Lisan, merupakan media yang paling sederhana yang

menggunakan lidah dan suara. Media ini dapat berbentuk pidato,

ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya.

Page 38: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

24

2) Tulisan, adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah,

surat kabar; koresponden (surat, e-mail, smas), spanduk dan lain-

lain.

3) Lukisan, adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan

sebagainya.

4) Audio Visual, yaitu alat dakwah yang dapat merangsang indra

pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, bisa berbentuk

televisi, slide, hp, internet, dan sebagainya.

5) Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata

yang mencerminkan ajaran Islam, yang dapat dinikmati dan

didengarkan oleh mad’u.

d) Metode Dakwah

Adalah suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang

ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan sutu

tujuan, rencana sistem, tata pikir manusia. Bedasarkan al-Qur‟an

(Q.S.An-Nahl (16 :125)), metode dakwah ada tiga, yaitu:

1) Bi Al-Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi

dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada

kemampuan mereka, sehingga di dalam menjalankan ajaran-

ajaran Islam seperti selanjutnya, mereka tidak lagi merasa

terpaksa atau keberatan.

2) Mau‟izatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan

nasihat-nasihat atau menyampaika ajaran-ajaran Islam dengan

Page 39: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

25

rasa kasih kasih sayang, sehingga nasihat ajaran Islam yang

disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka.

3) Mujadallah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara

bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-

baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang

memberatkan pada komunikasi yang menjadi sasaran dakwah.

e) Atsar (Efek) Dakwah

Efek adalah umpan balik yang di berikan mad’u kepada da’i.

Artinya, jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da’idengan materi

dakwah, wasilah, dan thariqah tertentu, maka akan timbul respons

dan efek pada mad’u (penerima dakwah). Menurut Jalaluddin

Rahmad, efek (umpan baik) di bagi menjadi tiga, yaitu:

1) Efek kognitif, terjadi ada perubahan pada apa yag diketahui,

dipahami, atau di perspsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan

transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau

informasi.

2) Efek afektif, timbul bila ada perunbahan pada apa yang

dirasakan, disenanagi atau dibenci khalayak, meliputi segala yang

berhubungan dengan emosi, sikap serta nilai.

3) Efek behavioral, merujk pada periaku nyata yang dapat diamati,

yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan

berprilaku (Illahi, 21-34).

Page 40: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

26

f) Pesan Dakwah

Materi/ pesan dakwah adalah isi pesan yang disampaiakan

da’i kepada mad’u. Pada dasarnya pesan dakwah itu adalah ajaran

islam itu sendiri. Secara umum dapat dikelompokkan menjadi:

1) Pesan Aqidah, meliputi Iman kepada Allah SWT. Iman kepada

MalaikatNya, Iman kepada Kitab-kitab-Nya, Iman kepada Rasul-

rasul-Nya, Iman kepada Hari Akhir, Iman kepada Qadha-qadhar.

2) Pesan Syariah, meliputi ibadah thaharah, shalat, zakat, puasa, haji.

Syariah ini brsifat universal, yang menjelaskan hak-hak umat

muslim dan non muslim.

3) Pesan Mu‟amalah, Ibadah dalam mu‟amalah disini diartikan

sebagai ibadah yang mencakup hubungan dengan Allah dalam

rangka mengabdi kepada Allah SWT.

4) Pesan Akhlak meliputi akhlak terhadap Allah SWT, akhlak

terhadap makhluk yang meliputi; akhlak terhadap manusia, diri

sendir, tatangga, masyarakat lainnya, akhlak terhadap bukan

manusia, flora, fauna, dan sebagainya ( Illahi, 25).

Dalam ilmu komunikasi pesan dakwah adalah massage,

yaitu simbol-simbol. Dalam literarur berbahasa Arab, pesan

dakwah disebut maaddah al-da’wah (materi dakwah). Pesan

dakwah dipandang lebih tepat untuk menjelaskan,”isi dakwah

berupa kata, gambar, lukisan dan sebagainyayang diharapkan dapat

memberikan pemahaman bahkan perubahan sikap dan perilaku

Page 41: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

27

mitra dakwah”. Jika dakwah melalui tulisan umpamanya, maka

yang ditulis pesan dakwah.Jika dakwah melalui lisan, maka yang

diucapkan pembicara itulah pesan dakwah.Jika melalui tindakan,

maka perbuatan baik yang dilakukan itulah pesan dakwah.

Pesan dakwah pada garis besarnya terbagi menjadi dua,

yaitu pesan utama (Al-Qur‟an dan hadis) dan pesan tambahan atau

penunjang (selain Al-Qur‟an dan hadis).

1. Ayat-ayat Al-Qur‟an

Al-Qur‟an adalah wahyu penyempurnaan.Seluruh wahyu

yang di turunkan Allah SWT kepada nabi-nabi terdahulu

termaktub dan teringkas dalam al-Qur‟an. Ringkasan al-Qu‟an

menurut para ulama‟ terdapat dalam kandungan surat al-fatihah

yang memiiki tiga bahasan pokok yang sebenarnya menjadi

pesan sentral dakwah, yaitu akidah (ayat1-4), ibadah (ayat 5-6),

muamalah (ayat 7). Ketiga hal tersebut menjadi pokok-pokok

ajaran Islam. Dalam mengutip ayat al-Qur‟an sebagai pesan

dakwah, ada beberapa etika yang harus diperhatikan:

a) Penulisan atau pengucapan ayat al-Qur‟an harus benar.

b) Penulisan atau pengucapan ayat al-Qur‟an sebaiknya disertai

terjemahannya, dengan tujuan supaya mad‟u dapat

memahamii arti ayat al-Qur‟an.

c) Pengucapan ayat al-Qur‟an sebaiknya dilakukan dalam

keadan berwudhu (suci dari hadas).

Page 42: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

28

2. Hadis Nabi SAW.

Adalah segala hal yang berkenaan dngan Nabi SAW, meliputi

ucapan, perbuatan, ketetapan, sifat, bahkan ciri fisiknya. Dalam

mengutip Hadis Nabi SAW, etika yang harus diperhatikan

diantaranya:

a) Penulisan atau pengucapan hadis harus benar, karena

kesalahannya dapat menimbulkan perubahan makna.

b) Nama Nabi SAW serta nama perawai sahabat dan perawi

penulis kitab hadis harus disebutkan.

c) Pengungkapan hadis harus sesuai dengan topik ang di

bicarakan.

d) Pendapat Para Sahabat Nabi SAW.

Pendapat sahabat Nabi SAW memiiki nilai tinggi, karena

kedekatan mereka dengan Nabi SAW dan proses belajarnya yang

langsung dari beliau. Dalam mengutip pendapat sahabat harus

mengikuti etika sebagai berikut:

a) Menyebutkan nama sahabat yang dikutip.

b) Menyebut sumber rujukan.

c) Membaca do‟a dengan kata radliyallahu „anhu‟anha atau

menulis dengan singkat r.a di belakang nama sahabat.

3. Pendapat Para Ulama

Page 43: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

29

Yaitu orang yang beriman, menguasai ilmu keislaman

secara mendalam dan menjalankannya. Adapun etika mengutip

pendapat ulama adalah sebagai berikut:

a) Menyebut nama ulama yang dikutip.

b) Memilih pendapat ulama yang paling kuat dasarnya dan paling

besar manfaatnya untuk masyarakat.

c) Sebaiknya kita mengenal jati diri ulama, walaupun tidak

sempurna, sebelum mengutip pendapatnya.

4. Hasil Penelitian Ilmiah

Sifat dari hasil penelitian imiah adalah relative, reflektif dan

Relatif, karena nilai kebenarannya dapat berubah. Reflektif, karena

ia mencerminkan realitasnya. Oleh sebab itu, pengutipan hasil

penelitian ilmiah untuk psan dakwah harus berpegang pada etika

berikut:

a) Menyebut nama penelitannyaa, atau lembaga bila melibatka suatu

lembaga.

b) Menyebutkan objek penelitian yang sesuai dengan topik dakwah.

c) Disampaikan denan kalimat yang singkat dan jelas.

5. Kisah dan Pengalaman Teladan.

Yaitu seorang da’i dalam pemilihan pesan dakwah lebih

baik cerita kesalehan para nabi dan rasul serta para sahabat atau

Page 44: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

30

generasi setelahnya (tabi‟in) lebih diutamakan daripada cerita

lainnya, karena kesalehan mereka telah diakui oleh para ahli sejrah,

sehingga tingkat kontroversinya lebih sedikit dibanding kisah

selain mereka.

6. Berita dan peristiwa

Adalah pesan dakwah yang berupa berita tentang suatu

kejadian. Dalam menjadikan berita sebagai penunjang pesan

dakwah, terdapat beberapa etika yang harus diperhatikan:

a) Melakukan pengecekan berkali-kali sampai diyakini kebenaran

tersebut.

b) Sifat berita adalah datar, hanya memberitahukan (to inform).

c) Berita yang disajikan harus mengandung hikmah.

7. Karya Sastra

Adalah Pesan dakwah yang kadang kala perlu ditunjang

dengan karya sastra yang bermutu sehingga lebih indah dan

menarik (karya sastra menggunakan komunikasi verbal

(diucapkan)). Karya sastra ini dapat berupa: syair, puisi, pantun,

nasyid atau lagu. Karya sastra yang dijadikan pesan dakwah harus

berlandaskan etika sebagai berikut:

a) Isinya mengandung hikmah yang mengajak kepada Islam atau

mendorong berbuat kebaikan.

b) Dibentuk dengan kalimat yang indah, misalnya Masnawi karya

Jalaluddin al-Rumi.

Page 45: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

31

c) Ketika pendakwah mengungkapkan sebuah sastra secara lisan,

kedalaman perasaan harus menyertainya, agar sisi keindahannya

dapat dirasakan.

8. Karya Seni

Adalah sebuah karya yang mengandung nilai keindahan

(mengutarakan komunikasi non verbal (diperlihatkan)) (Aziz,

2009: 318-330).

5. Strategi Dakwah

Al-Bayanuni (1993:46&195) mendefinisikan strategi dakwah

adalah ketentuan-ketentuan dakwah dan rencana-rencana yang dirumuskan

untuk kegiatan dakwah. Selain membuat definisi, ia juga membagi strategi

dakwah dalam bentuk, yaitu:

a) Strategi sentimental (al-manhaj al-„athifi).

b) Strategi rasional (al-manhaj al-„aqli).

c) Strategi indriawi (al-manhaj al-hissi).

Strategi sentimental (al-manhaj al-„athifi) adalah dakwah yang

memfokuskan aspek hati dan menggerakkan perasaan dan batin mitra

dakwah. Memberi mitra dakwah nasihat yang mengesankan, memanggil

dengan kelembutan atau memberi pelayanan yang memuaskan merupakan

beberapa metode yang dikembangkan dari strategi ini. Metode-metode ini

sesuai untuk mitra dakwah yang terpinggirkan (marginal) dan dianggap

lemah, seperti kaum perempuan, anak-anak, orang yang masih awam, para

mualaf (imannya lemah), orang-orang miskin, anak-anak yatim dan

Page 46: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

32

sebagainya. Strategi sentimental ini diterapkan oleh Nabi SAW.Saat

menghadapi kaum musyrik mekkah.Tidak sedikit ayat-ayat makiyah (ayat

yang diturunkan ketika Nabi di Mekkah atau sebelum Nabi SAW Hijrah

ke Madinah) yang menekankan aspek kemanusiaan (humanisme),

semacam kebersamaan, perhatian kepada fakir miskin, kasih sayang

kepada anak yatim, dan sebagainya. Ternyata para pengikut nabi SAW.

Pada masa umumnya berasal dari golongan kaum lemah.Dengan strategi

ini, kaum lemah merasa di hargai dan kaum mulia merasa di hormati.

Strategi Rasional (al-manhaj al-„aqli) adalah dakwah yang

memfokuskan pada aspek akal pikiran.Strategi ini mendorong mitra

dakwah untuk berpikir, merenungkan, dan mengambil pelajaran.

Penggunaaan hukum logika, diskusi, atau penampilan contoh dan bukti

sejarah merupakan metode dari strategi rasional.Contoh dari strategi ini

adalah adanya diskusi tentang jihad, babi, alkohol, dan sebagainya sampai

soal poligami dengan penduduk belanda yang masih sinis kepada Islam.

Strategi indriawi (al-manhaj al-hissi) ( strategi ilmiah) merupakan

sistem dakwah yang berorientasi pada pancaindra dan berpegang teguh

pada hasil penelitian dan percobaan. Metode yang dihimpun oleh strategi

ini adalah praktik keagamaan, keteladanan, dan pentas drama. Contoh dari

strategi ini adalah Dahulu, Nabi SAW. Mempraktikkan Islam sebagai

perwujudan strategi indriawi yang disaksikan oleh para sahabat. Para

sahabat dapat ,menyaksikan mukjizat Nabi SAW secara langsung, seperti

Page 47: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

33

terbelahnya rembulan, bahkan menyaksikan Malaikat Jibril dalam bentuk

manusia (Aziz: 351-352).

Berdasarkan strategi dakwah menurut Al-Bayanuni, penulis

menyimpulkan bahwa da’i (Sunan Kudus) dalam menyebarkan Islam

(berdakwah) terhadap masyarakat Hindu-Budha dulu kala menggunakan

strategi sentimental. Dalam dakwahnya Sunan Kudus mengfokuskan pada

aspek hati yaitu mampu menggerakkan perasaan batin umat Hindu-Budha

hingga masuk Islam dengan adanya akulturasi budaya, seperti adanya

bangunan Menara Kudus, masjid al-Aqsho, padasan dan larangan

penyembelihan sapi terhadap masyarakat Kudus.

Strategi dakwah artinya metode, siasat, taktik yang dipergunakan

dalam aktivitas (kegiatan) berdakwah. Untuk mencapai keberhasilan

dakwah Islam secara maksimal,maka diperlukan berbagai faktor penujang,

di antaranya adalah strategi dakwah Islam sesuai sasaran.

Strategi yang digunakan dalam usaha dakwah haruslah

mempehatikan beberapa asas dakwah, di antaranya adalah:

1) Asas filosofis: Asas yang membicarakan masalah yang erat

hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses

atau aktivitas dakwah.

2) Asas kemampuan dan keahlian da’i: Asas ini menyangkut pembahasan

mengenai kemampuan dan profesionalisme da’isebagai subjek dakwah.

3) Asas sosiologis: Asas ini membahas masalah –masalah yang berkaitan

dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya mayoritas agama

Page 48: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

34

di suatu daerah, filosofis sasaran dakwah, sosiokultural sasaran dakwah

dan sebagainya.

4) Asas psikologis: Asas ini membahas masalah yang erat hubungannya

dengan kejiwaan manusia. Seorang da’i adalah manusia, begitu pula

sasaran dakwahnya yang memiliki karakter unik dan berbeda satu sama

lain.

5) Asas efektivitas dan efisiensi: Didalam aktivitas dakwah harus

diusahakan keseimbangan antara biaya, waktu, maupun tenaga yang

dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya dapat maksimal (Amin, 2009:

107-108).

Dalam penelitian ini respon masyarakat terhadap strategi dakwah

Sunan Kudus yang dimaksud adalah ketika Sunan Kudus menyebarkan

Islam, dengan berbagai cara diantaranya melalui kesenian wayang klitik,

tembang maskumambang, mijil dan adanya akulturasi budaya. pada waktu

itu penduduk Kudus masih banyak yang beragama Hindu-Budha.Sunan

Kudus memasukkan budaya mereka ke syariat Islam, yaitu adanya

akulturasi budaya yang berupa bangunan-bangunan sejarah.Seperti; menara,

pintu masjid, pancuran dan larangan penyembelian sapi. Dengan adanya hal

tersebut tersebut bagaimana respon masyarakat Kudus terhadap strategi

dakwah Sunan Kudus.

6. Riwayat Sunan Kudus

a. Asal Usul Sunan Kudus

Page 49: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

35

Di Jipan Panolan yang terletak disebelah utara kota Blora telah

lahir seorang bayi mungil. Bayi itu ialah putra Raden Usman Haji yang

bergelar Sunan Ngudung atau cucu Maulana Malik Ibrahim

Asmarakandi, seorang saudagar Muslim yang datang dari negeri

Samarakandi di wilayah Uzbekistan. Kabarnya, bila ditelusuri silsilahnya

akan sampai pada Rasulullah saw dari jalur Sayidina Husein bin Ali bin

Abi Thalib.

Orok merah, yang konon waktu lahir memancarkan cahaya

kemilau dari sepasang matanya, oleh ayahnya diberi nama Ja‟far Shadiq

(Sunan Kudus), mengikuti nama seorang imam berasal keturunan Nabi

saw. Sebelum itu, ibundanya telah mempunyai anak perempuan jelita

bernama Dewi Sujinah yang kelak menjadi istri Sunan Muria.Kesukaan

Sunan Kudus tidak berbeda dari kakeknya.Ia selalu mengembara ke

berbagai pelosok; memburu ilmu, menggali pengalaman hidup, dan

mencari rezeki. Sebab menurut ayahnya, al-Quran menganjurkan umat

Islam agar selalu bekerja keras mencari nafkah dan kalau perlu menjelajah

ke seluruh pelosok jagat raya ini untuk mengenal kebesaran Sang Pencipta.

Dengan banyak melihatmacam-macam lingkungan dan masyarakat, hati

akan lebih terbuka dan pikiran akan berwawasan luas. Bahkan Allah

menantang supaya manusia berusaha menembus lapis-lapis langit dan

bumi untuk menanamkan rasa cinta kepada Yang Maha Kuasa.

Bakat mengembara memang sudah dimiliki sejak kanak-

kanak.Demikian pulaperhatiannya kepada rakyat kecil, Sunan Kudus sering

Page 50: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

36

pulang menjelang magrib. Ketika ditemukan oleh para pelayan orang

tuanya, ia sedang berada dipinggir kali bersama anak-anak sebaya. Apa

yang tengah dilakukannya? Ia sedang menikmati kegembiraan teman-

temannya yang tadinya berpakaian compang-camping, kini semuanya sudah

berpakaian bagus. Rupanya semua persediaan pakaiannya yang dianggap

terlalu banyak, dibagi-bagikan kepada mereka.

Salah seorang pelayanannya menegur, “Mengapa Raden berikan

pakaian yang masih baru itu kepada anak-anak kampung?”

“Karena yang kubutuhkan hanya yang kukenakan di

badan.Selebihnya sia-sia saja kalau hanya disimpan dilemari,” jawab Sunan

Kudus dengan telak.

Mendengar laporan itu ayahnya hanya tertawa sebab memang ia

menginginkananaknya menjadi orang yang dermawan

danberperikemanusiaan.Juga ayahnya menginginkan anaknya agar

mempunyai sifat penyanyang terhadap sesama makhluk hidup, termasuk

kepada alam dan hewan. Seperti ia buktikan pada peristiwa kecil yang

menggegerkan penduduk kampung.

Pada suatu hari sejumlah masyrarakat yang baru pulang dari sawah

terkejut melihat Sunan Kudus sedang mengadu duaorang anak untuk

berkelahi.Mereka hampir saja marah. Tetapi, setelah melihat apa yang

terjadi, mereka malah terheran-heran karena anak yang biasanya saleh itu

sedang memejamkan mata sambil memegangi dua kotak bambu yang di

dalamnya terdapat dua ekor jengkerik.

Page 51: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

37

Salah seorang petani bertanya,” Apa yang sedang Raden lakukan?”

Sunan Kudus menjawab, “Kedua anak itu saya pergoki tengah

mengadu jengkerik. Jadi sekarang mereka dibalas, diadu oleh dua ekor

jangkerik yang saya pegang ini”.

Para petani itu terbengong-bengong, tetapi mereka hanya diam dan

membiarkan kedua anak tersebut babak belur.Sesudah Jakfar Shadiq berlalu

dari situ barulah mereka berani menolong dengan tergesa-gesa. Tindakan

putra bangsawan itu memang keterlaluan, namun sejak itu tidak ada lagi

penduduk kampung yang berani mengadu jangkerik apalagi ayam atau

binatang-binatang lainnya sebab mereka takut diadukan oleh binatang-

binatang itu dihari pembalasan nanti.Itulah yang disampaikan oleh si bocah

pemberani, Jakfar Shadiq (Sunan Kudus).

Semakin bertambah dewasa, Sunan Kudus semakin tampak perkasa

dan bijaksana.Ia telah digembleng menjadi ahli agama yang jempolan oleh

ayahnya sendiri. Oleh karena itu, ketika ia belajar agama kepada ulama dari

Tiongkok yang bermukim di wilayah Tanggulangin itu, langsung saja ia

dipercaya sebagai badal atau wakilnya. Bahkan ulam tersebut, Kiai

Telingsing, dapat melihat melalui kearifannya bahwa Sunan Kudus kelak

bakal jadi orang besar. Oleh karena itu, ia tidak ragu-ragu menyerahkan

tugas berdakwah di daerahnya kepada Sunan Kudus (Arroisi, 1997:1-4).

Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung. Sunan Kudus dikenal

sebagai tokoh wali Songo yang tegas dalam menegakkan syariat. Namun,

seperti wali yang lain, Sunan Kudus dalam berdakwah berusaha mendekati

Page 52: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

38

masyarakat untuk menyelami serta memahami kebutuhan apa yang

diharapkan masyarakat. Itu sebabnya, Sunan Kudus dalam dakwahnya

mengajarkan penyempurnaan alat-alat pertukangan, kerajinan emas, pande

besi, membuat keris pusaka dan mengajarkan hukum-hukum agama yang

tegas. Sunan Kudus selain dikenal sebagai eksekutor Ki Ageng pengging

dan Syeikh Siti jenar, juga di kenal sebagai tokoh Wali Songo yang

memimpin penyerangan ke ibu kota Majapahit dan berhasil mengalahkan

sisa-sisa pasukan kerajaan tua yang sudah sangat lemah itu.

Menurut versi Cirebon yang ditulis Rachman Sulendraningrat dalam

Sejarah Hidup Wali Songo (1998), Sunan Kudus adalah putra Sunan

Undung.Sunan Undung adalah putra dari saudara Sultan Mesir, adik dari

Rara Dampul.Sunan Undung dan saudarinya, Rara Dampul, pergi ke

negeri Puser Bumi di Cirebon dan bertemu dengan Syarif Hidayat, yaitu

sepupu mereka yang menjadi Sunan di Gunung jati.

Syarif Hidayat menyarankan agar Undung pergi ke Ampeldenta

berguru kepada Sunan Ampel. Undung pergi ke Ampeldenta menjadi murid

terkasih Sunan Ampel. Undung kemudian dinikahkan dengan cucu Sunan

Ampel yang bernama Syarifah, yang dikenal dengan nama Nyi Ageng

Manila, adik Sunan Bonang. Dari pernikahan itu, lahirlah Raden Fatihan

atau Jakfar Shadiq yang dikenal sebagai Sunan Kudus(Suntoyo, 2016:334-

336).

Kanjeng Sunan Kudus menikah dengan putri Pecat Tanda Terung

menurunkan tujuh orang anak, yaitu Nyi Ageng Pembayun, Panembahan

Page 53: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

39

Palembang, Panembahan Mekaos Honggokusumo, Panembahan Karimun,

Panembahan Kali, Ratu Pradabinabar (menikah dengan pangeran Pancawati,

Panglima Sunan Kudus, Penembahan Joko (wafat sewaktu maih usia muda)

(Suntoyo;336).

Menurut salah satu sumber, Sunan Kudus adalah putra dari Raden

Usman Haji yang bergelar Sunan Ngudung dari jipan Panolan. Ada yang

mengatakan letak jipang Pnolan ini diseblah utara kota Blora. Didalam

Babad Tanah Jawa, disebutkan bahwa Sunan Ngudug pernah memimpin

pasukan Demak Bintoro yang berperang melawan pasukan Majapahit.

Sunan Ngudung selaku senopati Demak berhadapan dengan Raden Husein

atau Adipatti Terung dari Majapahit. Dalam prtempuran yang sengit dan

saling mengeluarkan aji kesaktian itu Sunan Ngudung gugur sebagai

pahlwan sahid. Kedudukan sebagai senopati Demak kemudian digantikan

oleh Sunan Kudus yaitu putranya sendiri yang bernama asli Ja‟far Sodiq.

Pasukan Demak hampir saja menderita kekalahan, namun berkat

siasat Sunan Kalijaga, dan bantuan pusaka dari Raden Patah yang dibawa

dari Palembang kedudukan Demak dan Majapahit akhirnya berimbang.

Selanjutnya melalui jalan diplomasi yang dilakukan Patih Wanasalam dan

Sunan Kalijaga, peperngan itu dapat dihentikan. Adipati Terung yang

memimpin lasykar Majapahit diajak damai dan bergabung dengan Raden

patah yang ternyata adalah kakaknya sendiri. Kini keadaan berbalik. Adipati

Terung dan pengikutnya bergabung dengan tentara Demak dan menggempur

Page 54: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

40

tentara Majapahit hingga belahan timur. Ada akhirnya perang itu

dimenangkan oleh pasukan Demak (Rahmsyah;57-58).

b. Guru-Guru Sunan Kudus

Menurut cerita tutur, Sunan Kudus dikisahkan berguru kepada Sunan

Ampel di Surabaya selama beberapa tahun, karena ibu Sunan Kudus adalah

cucu Sunan Ampel. Setelah Sunan Ampel wafat, Sunan Kudus belajar ke

Ampeldenta di Surabaya kepada penerus Sunan Ampel. Sunan Kudus

dikisahkan suka mengembara ke berbagai negeri yang jauh, dari tanah

Hindustan sampai ke Tanah Suci Mekah dalam rangka beribadah haji

(Suntoyo, 2016:341).

Sunan Kudus berguru dengan salah satu ulama dari china yaitu kiai

Telingsing. Dengan belajar kepada ulama yang berasal dari china itu, Sunan

Kudus mewarisi bagian dari sifat positif masyarakat China yaitu ketekunan

dan kedisiplinan dalam menggapai cita-cita. Hal ini berpengaruh besar bagi

kehidupan dakwah Sunan Kudus di masa yang akan datang yaitu takkala

menghadapi masyarakat yang kebanyakan masih beragama Hindu-Budha.

Selanjutnya, Sunan Kudus juga berguru kepada Sunan Ampel di

Surabaya selama beberapa tahun. Didalam legenda dikisahkan bahwa

Sunan Kudus itu suka menggembara, baik ke Tanah Hindustan maupun ke

Tanah Suci Mekkah. Sewaktu berada di Mekkah beliau menunaikan ibadah

haji (Maulana; 86).

Page 55: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

41

c. Cara Dakwah Sunan Kudus

1. Strategi pendekatan kepada massa.

Sunan Kudus termasuk pendukung gagasan Sunan Kalijaga dan

Sunan Bonang yang menerapkan strategi dakwah kepada masyarakat

sebagai berikut:

a) Membiarkan dulu adat istiadat dan kepercayaan lama yang sukar

diubah. Mereka sepakat untuk tidak mempergunakan jalan kekerasan

atau radikal menghadapi masyarakat yang demikian.

b) Bagian adat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam tetapi mudah

dirubah maka segera dihilangkan.

c) Menghindarkan konfrontasi secara langsung atau secara keras di

dalam cara menyiarkan agama Islam. Dengan prinsip mengambilkan

ikan tetapi tidak mengeruhkan airnya.

d) Pada akhirnya boleh saja merubah adat dan kepercayaan masyarakat

yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kalangan ummat Islam yang

sudah tebal imannya harus berusaha menarik simpati masyarakat non

muslim agar mau mendekat dan tertarik pada ajaran Islam.Sebab

dengan melakukan gerak gerik mereka sudah merupakan dakwah

nyata yang dapat memikat masyarakat non muslim.

2. Merangkul Masyarakat Hindu

Dikudus pada waktu itu penduduknya masih banyak yang

beragama Hindu dan Budha. Untuk mengajak mereka masuk Islam tentu

bukannya pekerjaan mudah. Terlebih mereka yang masih memeluk

Page 56: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

42

kepercayaan lama dan memegang teguh adat-istiadat lama, jumlahnya

tidak sedikit. Didalam masyarakat seperti itulah Jakfar Shidiq harus

berjuang menegakkan agama.

Pada suatu hari Sunan Kudus membeli seekor sapi (dalam riwayat

lain disebut Kebo gumarang). Sapi tersebut berasal dari Hindia, dibawa

para pedagang asing dengan kapal besar. Sapi itu ditamatkan di halaman

rumah Sunan Kudus. Rakyat Kudus yang kebanyakn beragama Hindu itu

tergerak hatinya, ingin tahu apa yang dilakukan Sunan Kudus terhadap

sapi itu. Sapi dalam pandangan agama Hindu adalah hewan suci yang

kendaraan para dewa. Menyembelih sapi adalah perbuatan dosa yang

dikutuk para dewa. Lalu apa yang akan dilakukan Sunan Kudus?,

Apakah Sunan Kudus hendak menyembelih sapi di hadapan rakyat yang

kebanyakan memuja dan menganggap binatang keramat. Itu berarti

Sunan Kudus akan melukai hati rakyatnya sendiri.

Dalam tempo singkat halaman rumah Sunan Kudus dibanjiri

rakyat, baik yang beragama Islam, Hindu dan Budha. Setelah jumlah

penduduk yang datang bertambah banyak, Sunan Kudus keluar dari

dalam rumahnya “Sedulur-sedulur yang saya hormati, segenap sanak

kadang saya cintai”, Sunan Kudus membuka suara. “Saya melarang

saudara-saudara menyakiti apalagi menyembelih sapi. Sebab diwaktu

sayamasih kecil, saya pernah mengalami saat yang berbahaya, hampir

mati kehausan lalu seekor sapi datang menyusui saya”.

Page 57: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

43

Mendengar cerita tersebut para pemeluk agama Hindu terkagum-

kagum. Mereka menyangka Sunan Kudus itu adalah titisan Dewa Wisnu,

maka mereka bersedia mendengarkan ceramahnya,”Demi rasa hormat

saya kepada jenis hewan yang telah menolong saya, maka dengan ini

saya melarang penduduk Kudus menyakiti atau menyembelih sapi!”.

Kontan para penduduk terpesona atas kisah itu. Sunan Kudus

melanjutkan.”Salah satu diantara surat-surat Al-Qur‟an yaitu surat yang

kedua dinamakan surat sapi (Q.S. Al-Baqarah(2)),” kata Sunan Kudus.

Masyarakat makin tertarik, kok ada sapi di dalam Al-qur‟an,

mereka jadi ingin tahu lebih banyak dan untuk itulah mereka harus

sering-sering datang mendengarkan keterangan Sunan Kudus.

Demikianlah, sesudah simpati itu berhasil didapatkan akan lapanglah

jalan untuk mengajak masyarakat berduyun-duyun masuk agama Islam.

Bentuk masjid yang dibuat Sunan Kudus pun juga tak jauh

bedanya dengan candi-candi milik orang Hindu. Menara Kudus yang

antik itu, yang hingga sekarang dikagumi oleh orang seluruh dunia

karena keanehannya. Dengan bentuknyayang mirip candi itu orang-orang

Hindu merasa akrab dan tidak merasa takut atau segan masuk kedalam

masjid guna mendengarkan ceramah Sunan Kudus (Rahimsyah:60)

3. Marangkul Masyarakat Budha.

Sesudah berhasil menarik ummat Hindu ke dalam agama Islam

hanya karena sikap toleransinya yang tinggi, yaitu menghormati sapi

yang dikeramatkan orang Hindu. Kini Sunan Kudus bermaksud

Page 58: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

44

menjaring ummat Budha. Caranya memang tidak mudah, harus kreatif

dan tidak bersifat memaksa.

Sesudah masjid berdiri, Sunan Kudus membuat padasan atau

tempat berwudhu dengan pancuran yang berjumlah delapan. Masing-

masing pancuran diberi arca kepala Kebo Gumarang diatasnya. Hal ini

disesuaikan dengan ajaran Budha “jalan berlipat delapan” atau “Asta

Sanghika Marga” yaitu: Harus memiliki pengetahuan yang benar,

mengambil keputusan yang benar, berkata benar, Hidup dengan cara

yang benar, Bekerja dengan benar, Beribadah dengan benar dan

menghayati agama dengan benar. Usahanya itupun membuahkan hasil,

banyak ummat Budha yang penasaran, untuk apa Sunan Kudus

memasang lambang wasiat Budha itu di padasan atau tempat berwudhu

sehingga mereka berdatangan ke masjid untuk mendengarkan keterangan

Sunan Kudus (Rahimsyah:5).

Silsilah Sunan Kudus menurut versi berasal dari keturunan Sunan

Kudus dari jalur Husein bin Ali, diperoleh urutan silsilah sebagai berikut:

Rasulullah

Husein bin Ali

Syekh Jumadil Qubro

Sunan Gresik Maulana Ishaq

Page 59: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

45

Dari bagan diatas, dapat dijelaskan silsilah Sunan Kudus dari jalur

Husein bin Ali adalah Rasulullah SAW, memiliki cucu yang bernama

Husein bin Ali, Husen bin Ali memiliki keturunan yaitu Syekh Jumadil

Qubro dan Maulana Ishaq. Syekh JumadilQubro memiliki dua anak, yaitu

Sunan Gresik dan Sunan Ampel. Anak Sunan Gresik salah satunya

bernama Raden Usman Haji, Ia menikah dengan putri Sunan Ampel yang

bernama Syarifah. dari pernikahan itu lahirlah dua orang anak, yaitu

Sunan Kudus dan Dewi Sujinah (Istri Sunan Muria). Sunan Kudus

menikah dengan putri Sunan Bonang. Sunan Ampel memiliki dua anak,

yaitu Sunan Bonang (menantu Sunan Kudus) dan Sunan Drajat adalah

adik Sunan Bonang. Sunan Muria adalah anak Sunan Kalijaga. Sunan

Kajijaga dan Sunan Giri adalah paman Sunan Ampel, Sunan Giri sepupu

dan menantu Sunan Ampel.

Raden Usman Haji Syarifah

(Putri Sunan Ampel)

Sunan Kudus Dewi Sujinah Sunan Muria

Sunan Bonang

Sunan Drajat

Sunan Kalijaga

Sunan Ampel

Sunan Giri Sunan Gunung Jati

Page 60: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

46

B. KAJIAN PUSTAKA

Penelitian ini membahas tentang bagaimana respon masyarakat Kudus

terhadap strategi dakwah yang dilakukan Sunan Kudus dalam menyebarkan

Islam. Berdasarkan hasil bacaan penulis, ditemukan beberapa sumber karya

ilmiah yang membahas tentang strategi dakwah. Uraian singkat tentang karya

ilmiah yang relevan dengan yang penulis teliti:

Skripsi Ivo Ongki Setiawan berjudul Kajian Simbolis Unsur Visual

Menara Masjid Menara Kudus Tahun 2016.Skripsi ini membahas mengenai

makna simboli tiap-tiap bagian Menara Kudus. Penelitian ini memiliki

perbedaan dengan penulis, penulis membahas respon masyarakat Kudus

terhadap strategi dakwah Sunan Kudus, semua hal yang berkaitan dengan

strategi dakwah Sunan Kudus bukan hanya Menara Kudus.

Penelitian yang dilakukan oleh Mas‟udi tahun 2014 yang berjudul

Genealogi Walisongo: Humanisasi Strategi Dakwah Sunan Kudus. Penelitian

ini membahas proses islamisasi yang terjadi di tengah-tengah kehidupan

masyarakat Kudus tidak lepas dari humanisasi sistem ibadah yang

diimplementasikan oleh Sunan Kudus. Sedangkan peneliti membahas strategi

dakwah sunan kudus dalam meneyebarkan islam yang dibuktikan dengan

fakta-fakta sejarah (sinkretisme) dan respon masyarakat Kudus terhadap

strategi dakwah Sunan Kudus.

Penelitian dengan judul Urgensitas Cultural Spere Dalam Pendidikan

Multikultural: Rekonstruksi Semangat Multikulturalisme Sunan Kudus bagi

Pendidikan Multikultural di STAIN Kudus oleh Nur Said, 2013. Skripsi ini

Page 61: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

47

membahas kajian warisan budaya Sunan Kudus yang memuat nilai-nilai

multikultural dan mengonstruksinya menjadi pendidikan multicultural dalam

konteks pengembangan akademik STAIN Kudus melalui cultural sphere.

Penelitian-penelitian di atas memiliki kesamaan dengan yang peneliti

lakukan yakni penelitian tentang strategi dakwah serta kesamaan pada jenis

penelitian yaitu kualitatif. Perbedaan mendasar yang ditemukan terletak pada

objek dan fokus penelitian. Penelitian sebelumnya belum ada yang secara

khusus meneliti tentang respon masyakata terhadapstrategi dakwah Sunan

Kudus yang berfokus pada fakta-fakta sejarah.

Page 62: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatf, penelitian yang

dilakukan dengan terjun ke lapangan dan melihat secara langsung apa yang

terjadi sebenarnya. Untuk itu peneliti dapat berinteraksi dekat dengan

informan, mengenal serta megamati informan secara apa adanya. Pada saat

penelitian, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh

fakta-fakta yang dada pada saat penelitian di lapangan sehingga dapat

dikonstruksikan menjadi teori.

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, Menurut

Nazir (1988:63) dalam buku Contoh Metode Penelitian, metode deskriptif

merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

objek, suatu sistem pemikiran ataupun peristiwa pada masa sekarang. Untuk itu

peneliti dapat membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki (Saebani, 2008:122).

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti akan melakukan penelitian

secara langsung di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus

berkaitan dengan faka-fakta sejarah dakwah Sunan Kudus agar memperoleh

data–data yang lengkap dan akurat mengenai strategi dakwah Sunan Kudus.

Page 63: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

49

B. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih peneliti adalah Desa Kauman, Kecamatan Kota,

Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Karena tema penelitian yang diambil Strategi

Dakwah dimana fakta-fakta sejarah berada di desa Kauman dan Sunan

menyebarkan Islam di Kudus pertama kali di desa tersebut.

1. Letak Geografis Penelitian

Penelitian yang dilalukakan peneliti berada di Desa Kauman,

Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Menurut bapak Rofiqun Hidayat, Desa

Kauman memiliki luas sekitar 2,91 km2, dengan batas wilayah sebelah timur

berbatasan dengan Desa Langgardalem, Sebelah selatan berbatasan dengan

kelurahan Kerjasan, sebelah barat berbatasan dengan Desa Damaran,

sebelah utara berbatasan dengan dengan kelurahan kerjasan.

Berdasarkan keterangan dari Bapak Deni Nurhakim, Komplek

peninggalan Sunan Kudus yang berupa bangunan bercorak Hindu-Budha-

Islam berada di Desa Kauman dengan luas 7.505 m2, yang meliputi

komplek Menara dan Masjid Kudus, Komplek makam Sunan Kudus,

Komplek yayasan Masjid, Makam, dan Menara Kudus.

2. Demografi Penduduk dan Lingkungan sekitar Peninggalan Sunan Kudus

Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, merupakan

sebuah desa dimana Sunan Kudus menyebarkan Islam pertama kali di

Kudus. Menurut Bapak Luqman Hakim, Desa kecil yang memiiki luas

wilayah hanya 2,91 km2. Tanah di Desa Kauman sangat datar dan merata

Page 64: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

50

secara keseluruhan, tidak ada yang tinggi ataupu rendah.Desa Kauman

tidak memiliki lahan pertanian karena semua tanahnya dibangun rumah

penduduk.Rumah penduduk sangat terbatas yang hanya dipisahkan dengan

jalan setapak.

Penduduk Desa Kauman sebagian besar bertama pencaharian

sebagai pedagang. Terdiri dari 3 RT 1 RW, RT 01 berjumlah 114 jiwa,

RT 02 berjumlah 122 jiwa, RT 03 berjumlah 183 jiwa, dengan jumlah lali-

laki 205 jiwa, perempuan bertjumla 214 jiwa. Jadi, jumlah keseluruhan

penduduk desa kauman 419 jiwa (Wawancara dengan Luqman Hakim).

C. Sumber Data dan Jenis Data

Menurut Lofland (1984:47) sumber data utama dalam penelitian

kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal tersebut, pada bagian

ini jenis data dibagi kedalam kata-kata, tindakan, sumber data tertulis, foto,

dan statistik.

Peneliti dalam hal ini membutuhkan data, data-data yang dijadikan

acuan dalam penelitian diambil dari berbagai sumber, antara lain:

1) Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang

bersangkutan dan memerlukannya (data yang diperoleh melalui

lapangan dan dokumen).Dengan menjadikan masyarakat Kudus yang

Page 65: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

51

berada di sekitar tempat penelitian sebagai narasumber untuk

dilakukannya wawancara.

2) Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah

ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-

laporan penelitian terdahulumencangkup buku-buku yang berkaitan

dengan yang peneliti tulis (Hasan:19).

D. Prosedur Pengumpulan Data

1. Observ asi

Obsertvasi adalah cara pengumpulan data yan dilakukan

dengan pengamatan dan mencangkup data yang diperoleh secara

sistematis dari objek penelitian dengan terjun secara langsung.

Peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian yaitu Desa Kauman,

Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.Untuk mendapatkan hasil

informasi mengenai respon masyarakat Kudus terhadap strategi

dakwah Sunan Kudus (Idrus, 2009:38)

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu data tertentu. Peneliti

melakukan interaksi langsung kepada ulama yang berada di lokasi

Page 66: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

52

peneliian untuk mendapatkan data secara detail mengenai strategi

dakwah Sunan Kudus yang di buktikan dengan fakta-fakta sejarah

yang ada.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan rekam jejak penelitian yang

dilakukan, sehingga dapat membuktikan penelitian tersebut benar-

benar terjadi di lapangan.

Dokumentasi yang dilakukan peneliti terdiri dari beberapa

hal diantaranya adalah bangunan fakta-fakta sejarah mengenai

dakwh Sunan Kudus, dan foto-foto yang berkaitan dengan

penelitian (Saebani, 2008:190).

E. Teknis Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyusunan data agar dapat

diinterpretasi. Penyusunan data berarti klasifikasi data dengan pola,

tema, atau kategori tertentu. Setiap penafsiran data akan memberi

makna kapada analisis. Langkah utama dalam analisis data adalah

pengumpulan data, perbaikan kerangka data sehingga lebih akurat,

penyusunan unsur-unsur data yang lemah secara empiris sehingga

lebih bermakna, reinterpretasi data melalui hubungan-hubungan dan

akurasi hubungan antardata, melakukan perubahan yang mengarahkan

pada pengumpulan data guna mempermudah pelaksanaan penelitian

Page 67: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

53

berikutnya. Analisis data secara sistematis dilakukan dengan tiga

langkah secara bersamaan, yaitu:

1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan dari

transformasi data besar yang muncul dari catatan-catatan tertulis

dilapangan. Reduksi data berlangsung secara kontinu selama

berlangsung kegiatan yang berorientasi kualitatif. Selama

pengumpulan data, terjadi reduksi berikutnya, yakni sebagai

kegiatan membuat ringkasan, mengode, menelusuri tema, membuat

gugus-gugus, dan membuat partisi memo. Reduksi data merupakan

bagian dari analisis dalam penelitiann kualitatif. Seleksi terhadap

bagian data yang dikode, data yang dibuang, dan pola-pola yang

meringkas bagian-bagian data yang tersebar, berbagai cerita (hal

data) yang berkembang, semua itu merupakan pilihan analisis

reduktif. Analisis reduktif atas data adalah bentuk analisis yang

mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang

tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian

rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

Data yang diperoleh oleh peneliti di lokasi penelitiaan,

perlu dicatat secara teliti dan terperinci.Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal hal yang pokok, memfokuskan pada hal

yang penting, serta mencari tema dan polanya. Dengan demikian

data yang direduksi akan memberi gambaran yang jelas.

Page 68: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

54

2. Penyajian data, yaitu penyajian sekumpulan informasi sistematis

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian tersebut dapat berbentuk matrik,

grafik, jaringan dan bagan.

Setelah proses reduksi, peneliti menyajikan data tentang

strategi dakwah Sunan Kudus dengan menggunakan tabel.

Penyajian digunakan untuk memudahkan memahami hasil

penelitian berdasarkan data yang telah di dapat.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Langkah verifikatif

dilakukan sejak permulaan, pengumpulan data, pembuatan pola-

pola, penjelasan konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, dan alur

sebab akibar serta proposisi.

Setelah tahap penyajian data selesai, tahap analisis

selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dimana

peneliti mencari makna tentang data yang dikumpulkan, kemudian

disimpulkan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian

(Saebani, 2008:95-96).

F. Teknik Validitas Data

Untuk memperoleh keabsahan dan validitas data, peneliti

menggunakan teknik triangulasi pengecekan keabsahan data

dengan berbagai cara. Triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.Dengan

Page 69: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

55

menggunakan triangulasi, peneliti mengumpulkan data sekaligus

menguji kredibilitas data, yaitu mengecek data dengan berbagai

teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data (Saebandi,

2008:189).

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan dan

menggabungkan semua data yang ada kemudian menyimpulkan

sehingga menjadi suatu hasil kesimpulan.Sebagai pembuktian data

yang benar–benar valid, maka peneliti menggunakan cara

observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mengumpulkan data

atau informasi. Kemudian dicek kebenarannya dengan memperoleh

sumber data dari orang satu ke orang lain, dan dari orangsatu,

kedua, ketiga, dst. Hal ini bertujuan untuk memastikan data yang

terkumpul dianggap benar.

Page 70: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

56

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Strategi Dakwah Sunan Kudus

(https://www.walisembilan.com/sunan-kudus-raden-jafar-sodiq)

Sunan Kudus adalah putra dari Raden Usman Haji (Sunan Ngudung)

yang memiliki nama asli Ja‟far Shodiq. Sunan Kudus berasal dari palestina,

lahir pada tanggal 9 sepetember 1400 M/808 Hijriah. Ia adalah salat satu

anggota Walisongo penyebar Islam di Tanah Jawa.

Sunan Kudus menikah dengan Dewi Rukil, putri dari Sunan Bonang

dan wafat pada tanggal 5 Mei 1550 Masehi/958 Hijriah dalam keadaan

bersujud ketika sholat Subuh di masjid Al-Quds Kudus.Beliau menjadi

penasehat khalifah Sultan Demak, panglima perang, Imam besar Masjid

Demak

danKudusdanketuabaitulmalWalisongo(https:/id.m.wikipedia.org/wiki/Sunan

_Kudus).

Sunan Kudus datang ke Kudus bermula dari di palestina dan beliau

menderita sakit yang dibenci oleh semua orang sehingga dia mendapatkan

Page 71: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

57

petunjuk dari Allah melalui peci yang dipakainya. Peci tersebut tiba-tiba

menghap ke arah selatan dan tidak bisa di kembalikan hingga Sunan Kudus

berdo‟a kepada Allah SWT agar peci bisa kembali menghadap ke belakang.

Tidak lama kemudian peci tesebut bisa di rubah menghadap ke depan dan

Sunan Kudus segera hijrah.

Hijrah pertama Sunan Kudus sampai di demak membantu Sunan

Kalijaga dalam menyebarkan Islam. Setelah selesai berjuang di demak, beliau

meneruskan perjalanannya hingga sampai di Kudus pada waktu itu

masyarakat Kudus mayoritas beragama Hindu-Budha (Wawancara dengan

Ngasiran Mathori).

Dalam menyebarkan Islam, Dalam menyebarkan Islam ataupun

berdakwah, Sunan Kudus mengikuti jejak Sunan Kalijaga, yaitu

menggunakan cara halus, yaitu mendekati dan memotivasi masyarakat Hindu-

Budaha supaya masuk Islam. Adat istiadat rakyat tidak di tentang secara

formal, melainkan di arahkan sedikit demi sedikit menuju ajaran Islami.Sunan

Kudus menggunakan pendekatakan budaya diantaranya kesenian wayang

klitik, tembang-tembang Maskumambang dan Mijil serta adanya akulturasi

budaya:

1. Kesenian Wayang Klitik.

(www.picswe.com)

Page 72: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

58

Adalah wayang yang terbuat dari kayu yang pipih (dua dimensi).

Tangan wayang dibuat dari kayu yang ditatah. wayang klitik berbeda

dengan wayang lainnya, karena wayang klitik memiliki ganggang yang

terbuat dari kayu. Apabila pentas menimbulkan bunyi “klithik, Klitik”

yang diyakini sebagai asal mula istilah penyebutan wayang klitik. Wayang

ini menceritakan siklus cerita dari zaman Panji Kudalelayan di Pajajaran

hingga zaman Prabu Brawijaya di Majapahit.

2. Menciptakan Tembang Maskumambang dan Mijil

a) Tembang Maskumambang

Maskumambang berasal dari kata “Mas” atau “Emas” yang

artinya sesuatu yang berharga, dan “mambang” yang berarti bayi yang

hidup dalam rahim ibunya dalam keadaan mengambang. Jadi,

Maskumambang adalah sesuatu yang berharga berupa anak meskipun

masih dalam kandungan. Anak merupakan anugerah yang sangat luar

biasa yang didambakan setiap orang tua.

Tembang Maskumambang biasanya digunakan untuk lagu yang

bermakna kedukaan dan kesedihan dalam hidup. Tembang ini

memiliki 4 baris kalimat. Kalimat pertama berjumlah 12 suku kata.

Kalimat kedua berjumlah 6 suku kata, kalimat 3 berjumah 8 suku kata

dan kalimat ke empat berjumlah 8 suku kata. Guru lagu (akhir suatu

kata ) dengan huruf i,a, i,a atau a, i,a,i.

Contoh : Nadyan silih bapa biyung kaki nini,

Sadulur mayang sanak

Page 73: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

59

Kamulun muruk lan becik

Nora pantes yen den nuto.

Artinya: Walaupun meminjam bapak ibu, kakek nenek

Saudara-saudaranya

Kalau mengajari yang tidak baik

Tidak pantas Kalau ditiru

b) Tembang Mijil

Mijil yaitu lahirnya manusia ke dunia, yang

menggambarkan salah satu fase dari kehidupan kita di dunia ini.

Tembang mijil menceritakan sebuah pitutur atau nasehat yang baik

yang diberikan kepada anak yang baru lahir. Saat bayi pertama kali

lahir baru mengenal dunia pertama kali, ia diberikan wewenang

untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Ia dihadirkan agar dapat

menjadi manusia hingga suatu saat akan kembali kepadanya

(allah).

Mijil memiliki watak pengharapan, prihatin dan tentang

cinta. Biasanya digunakan untuk media pemberi nasihat, cerita

cinta dan ajaran kepada manusia untuk selalu kuat serta tabah

menjalani hidup.Tembang mijil memiliki tata nilai dan etika yang

digunakan masyarakat jawa.

Contoh : Dedalane gulo lawan sekti

Kudu andap ashor

Wani ngalah duwur wekasane

Page 74: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

60

Tumungkula yen dipun dukani

Bapang den simpangi

Ono catur mungkur

Makna moral dalam tembang tersebut adalah

1) Dedalane gulo lawan sekti: menggambarkan tentang jalan agar

seseorang bisa menjadi orang yang bermanfaat dan sakti

(memiliki pengetahuan dan ketrampilan).

2) Kudu andap ashor: harus bisa menempatkan diri sehingga kita

bisaselalu menghargai orang lain. Andhap asor artinya:

kitamenempatkan orang lain selalu lebih tinggi dari kita,

menghargai, menghormati sebagai sesama manusia.

3) Wani ngalah duwur wekasane: ketika kita diminta untuk

mengalahjustru membutuhkan keberanian. Memiliki kendali

terhadap diri sendiri, karena memiliki sikap mengalah akan

meningkatkan derajat kita.

4) Tumungkula yen dipun dukani: jangan membantah, tidcak

melawan, tidak menyerah terhadap sesuatu yang kita hadapi.

5) Bapang den simpangi: kita biisa menghindai dari sifat hura-hura.

6) Ono catur mungkur: menanggapi pprasangka buruk terhadap kita.

3. Adanya bangunan arsitektur yang menggambarkan akulturasi budaya antar

umat beragama.

Untuk mengajak mereka masuk Islam tentunya bukan pekerjaan yang

mudah, karena mereka masih memeluk kepercayaan lama dan memegang

Page 75: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

61

teguh adat-istiadat.Dalam kebijaksanaan dakwahnya, Sunan Kudus langsung

terjun kedalam kehidupan masyarakat dengan memasukakkan simbol Islam

kedalam Hindu-Budha sebagai bentuk akulturasi antar umat beragama,

diantaranya Bangunan Menara Kudus, Bangunan Masjid Kudus, Padasan atau

tempat berwudhu dengan pancuran yang berjumlah delapan serta larangan

penyembelihan sapi (Wawancara dengan Ngasiran Mathori).

a. Bagunan Menara Kudus

Berdasarkan segi historis, kedatangan Islam sudah didahului oleh

Agama Hindu dan Budha yang datang di Pulau Jawa. Agama Hindu

datang di pulau Jawa berawal dari kerajaan Muarakaman di Kalimantan

Timur yang dibawa oleh Mulawarman pada tahun 400 M, yang kemudian

berkembang di jawa. Sementara itu, ketika Islam datang dipulau jawa,

masyarakat sudah memegang teguh ajaran agama Hindu dalam

kehidupan sehari-hari. Sehingga para wali dalam menyebarkan Islam

dengan jalan bijaksana, dengan menyesuaikan diridengan adat istiadat

serta kepercayaan lama dalam menjalankan dakwah Islam. Dengan

demikian dibuatlah menara yang mirip dengan candi orang Hindu, karena

pada waktu itu merupakan jaman peralihan dari kebudayaan Hindu Jawa

ke dalam kebudayaan Islam.

Menara Kudus adalah suatu bagunan bersejarah di Kota Kudus

yang sudah berumur sangat tua sehinngga mengalami beberapa kali

renovasi pada taman yang berada didepannya.Bangunan Menara Kudus

merupakan bangunan pertama yang di bangun oleh Sunan Kudus dalam

Page 76: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

62

menyebarkan Islam, menara tersebut hingga saat ini belum di ketahui

tahun berapa di dirikan karena pada waktu itu tidak adanya catatat

sejarah.Saat ini, Menara masih berdiri dengan keunikan dari bentuk dan

fugsinya sehingga menjadi salah satu icon di kabuptaen Kudus.

Dilihat dari bentuk arsitektnya, Menara Kudus merupakan sebuah

bangunan yang bercorak Hindu-Jawa. Hal tersebut dikarenakan

bangunan dan hiasan pada Menara Kudus menunjukkan hubungannya

dengan kesenian Hindu Jawa, yang terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki,

badan dan puncak bangunan. Menara Kudus merupakan bangunan yang

bercorak Hindu-Islam.Hal tersebut dikarenakan kegunaan menara untuk

menabuh kentongan dan adzan yang melambangkan ajaran Islam, bentuk

menara meyerupai bentuk candi yang melambangkan tempat Ibadah

orang Hindu.

Dahulu, bagian atas Menara Kudus digunakan untuk menabuh

bedug dan adzan, kareana belum ada pengeras suara dengan tujuan

supaya suaranya tedengar oleh masyarakat.Di zaman modern ini, ada

perbedaan dalam penggunaan Menara Kudus. Sekarang ini bagian atas

Menara hanya digunakan untuk menabuh beduk pada waktu menjelang

sholat, dan dulunyayang Adzan di atas Menara sekarang berada di dalam

Masjid Al-Aqsa.

Page 77: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

63

1.1.Gambar Perbedaan Menara Kudus

Page 78: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

64

(Menara Kudus pada tahun1890 dan Menara Kudus saat ini)

(Menara Kudus terlihat dari depan)

Bangunan Menara Kudus merupakan bangunan yang terdiri dari

tumpuan batu-batu merah tanpa bersemen, yang merupakan teknik

bangunan yang dilakukan oleh nenek moyang kita pada jaman

dahulu.Sedangka tinggi Menara Kudus adalah 17 m, yang dihiasi dengan

Page 79: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

65

piringan-piringan bergambar yang berjumlah 32 buah.20 buah diantaranya

berwarna biru yang berlukiskan masjid, unta, manusia dan pohon

kurma.Sedangkan 12lainnya, berwarna merah putih yang berlukiskan

kembang. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Deni

Nurhakim (Pengurus yayasan Sunan Kudus bagian kehumasan).

Bangunan Menara Kudus dapat terdiri dari beberapa bagian.

Pertama, kaki Menara Kudus.Menara ditutup dengan tujuan untuk

meminimalis runtuhnya menara.Seperti halnya batu bata di bakar dengan

teknik penggosokan. Menarasampai sekarang ini tidak ada perubahan

karena merupakan bagunan cagar budaya sehingga tidak boleh dirubah

bentuk aslinya.

b. Bangunan Masjid Menara Kudus

Berdirinya masjid menara kudus tidak terlepas dari peran Sunan

Kudus sebagai pendiri. Sebagaimana walisongo lainnya, Sunan Kudus

menggunakan pendekatan kultur (budaya) dalam berdakwah. Bangunan

masjid tersebut di bangun oleh Sunan Kudus sejak tahun 1549 M atau (956

H) dan diberi nama masjid Al-Aqsa. Bukti adanya bangunan masjid

tersebut di tandai dengan cikal bakal dengan adanya prasasti batu

berukuran lebart 30 cm dan panjang 46 cm bertulisan huruf arab yang

terletak diatas ruang imam masjid (mihrab masjid). Isi nama prasasti

tersebut yaitu nama masjid yang dibangun sunan kudus yaitu masjidil

Aqso, pemberian nama tempat dimana masjid itu di dirikan yaitu Al-Quds

Page 80: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

66

(kudus), tanggal pendirian masjid 11 yaitu rajab 1956 H, nama pendiri

masjid adalah Jakfar Sodiq.

(Prasasti Masjidil Al-Aqsha Menara Kudus)

Lokasi masjid saat ini berada di desa Kauman, kecamatan Kota,

Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Masjid ini memiliki keunikan

tersendiripada pola arsitektur yang memadukan konsepbudaya Islam

dengan budaya Hindu-Budha, sehingga menunjukkan terjadinya proses

akulturasi dalam pengislaman jawa. Bola asitektur tersebut berada pada

pintu masuk menuju masjid, di serambi luar masjid terdapat pintu yang

serupa dengan pintu pure umat Hindu. Didalam serambi masjid juga

terdapat pintu yang serupa dengan bangunan orang Hindu.

Page 81: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

67

(Bentuk masjid dahulu dengan atap seperti piramida)

(Masjid terlihat dari depan dan serambi masjid)

Seiring berkembangnya zaman, masjid tersebut mengalami

renovasi, khususnya kubah pada tahun 1933.Pembangunan masjid

menggunakan arsitektur jawa, karena keunggulan arsitektur jawa

diantaranya cukup kuat dan kokoh bagus, arsitektur yang digunakan

sesuai geografis. Hal ini, menjadi salah satu pendekatan terhadap orang

Non Islamguna menarik simpati pendekatan orang Hindu-Budha.

Dahulu, atapmasjid dibentuk dengan bentuk limas karena masjid yang

atapnya berbentuk limas serupa dengan segitiga piramida, dimana

segitiga tersebut menggambarkan gunung (kiblat orang Hindu-Budha

Page 82: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

68

tempat bersemayam dewa). Selain itu tujuan atap dibentuk limas yaitu

sebagai ventilasi udara, sehingga pada saatmusim panas orang yang

berada didalam masjid tidak merasa panas karena udara bisa masuk

secara langsung sehingga orang yang beribadah merasa nyaman.

Pada zaman sekarang ini, Kubah berbentuk condong melingkar

seperti masjid-masjid lainnya.Sehari-hari, masjid ini digunakan untuk

beribadah umat Islam, orang-orang yang berziarah berkunjung ke masjid

sekalipun berziarah ke makam Sunan Kudus yang terletak disisi barat

kompleks masjid.Selain itu, masjid ini menjadi pusat keramaian pada

festival dhandangan yang diadaskan warga Kudus untuk menyambut

datangnya bulan Ramadhan, kata Deni Nurhakim.

(Serambi Masjid)

Masjid Menara Kudus tersebut memiliki lima pintu sebelah kanan,

dan lima pintu sebelah kiri (karakteristik masjid). Disamping selatan

Page 83: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

69

terdapat kolam masjid, kolam yang merupakan padasan kuno yang

dijadikan peninggalan kuno sebagai tempat wudhu.

c. Padasan (tempat wudhu)

(Padasan Wudhu yang di buat oleh Sunan Kudus)

Dalam membuat masjid untuk mensyiarkan agama Islam, Sunan

Kudus membuat sebuah padasan (temppat wudhu). Padasan tersebut

dibuat untuk bersuci sebelum masuk masjid. Pancuran untuk wudhu

berada disamping kanan masjid berjumlah delapan buah. Diatas pancuran

itu terdapat sebuah arca, dimana arca tersebut mengadaptasi keyakinan

Budha, dan pancuran bejumlah delapanmengandung arti “jalan berlipat

delapan” atau “Asta Sanghika Marga” yaitu harus memiliki pengetahuan

yang benar, mengambil keputusan yang benar, berkata benar, hidup

dengan cara yang benar, Bekerja dengan benar, Beribadah dengan benar

Page 84: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

70

dan menghayati agama dengan benar. Usahanya itupun membuahkan

hasil, banyak umat Budha yang penasaran, untuk apa Sunan Kudus

memasang lambang wasiat Budha itu di padasan atau tempat berwudhu

sehingga mereka berdatangan ke masjid untuk mendengarkan keterangan

Sunan Kudus.

Dizaman sekarang ini, pancuran juga mengalami renovasi tetapi

tidak merubah bentuk aslinya, yaitu pada bagian keran.Dahulu keran

berbentuk lingkaran kecil (bolongan) yang ditutup dengan kayu, dengan

tujuan supaya air tidak keluar,kata Ngasiran Matori.Menurut pendapat

Sujadi, pancuran tersebut tidak mengalami perubahan dan menurut

pendapat Deni, pancuran tersebut mengalami renovasi tetapi tidak

merubah bentuknya pada bagian keran dan lantainya.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pancuran tersebut masih

tetap dalam bentuk yang sama akan tetapi tedapat perubahan pada keran

dan lantainya, karena keran pada pancuran tersebut terbuat dari besi dan

lantai yag ada di sekeliling pancuran terbuat dari bahan keramik.

d. Larangan Penyembelihan Sapi

Page 85: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

71

Dalam perayaan hari raya Idul Adha ataupun khajat seseorang,

masyarakat Kudus tidak diperkenankan berkorban dengan sapi, melainkan

berkorban dengan kambing atau kerbau.Hal ini, sudah menjadi tradisi

turun-temurun warisan dari Sunan Kudus. Berdasarkan cerita hasil

penelitian tentanglaranganpenyembelihansapi di Kudus adalah

“Sebelumkedatangan Islam, daerah Kudus dansekitarnyamerupakan pusat

agama Hindu. Dalam menyebarkan Islam Sunan Kudus menaruh sapi di

depan masjid dan mengumumkan kepada masyarakat Kudus agar tidak

menyembelihnya sebagai bentuk tolerasi terhadap umat Hindu, petuah

tersebut bertujuan supaya umat Hindu tertarik dan mengikuti ajaran Islam,

kata Sujadi.

Berdasarkan pendapat Suwadi, Sunan Kudus menaruh sapi di

masjid dan mengumpulkan masyarakat Kudus, kemudian memberitahu

kepada masyarakat kudus bahwasanya “Saya (Syekh Jafar Shodiq)

melarang masyarakat Kudus untuk tidak menyembelih sapi, karena sapi

adalah hewan yang diagungkan”.

Berkaitan dengan larangan penyembelihan sapi, Mariyanto

berpendapat Sunan Kudus memikat sapi di halaman masjid Al-Aqsa dan

mengumpulka masyarakat Kudus, setelah masyarakat terkumpul Syeikh

Ja‟far Shodiq berkata “Wahai sedulur Kudus, sapi adalah hewan yang

dimuliakan umat Hindu, Untuk itu saya melarang kalian menyembelihnya

sebagai tanda toleransi terhadap mereka”. Mendengar fatwa tersebut,

Page 86: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

72

orang Hindu merasa dihargai sehingga mereka mau mendengarkan apa

yang dikatakan Syekh Ja‟far Shodiq hingga mereka masuk Islam.

Deni berpendapat bahwa Sunan Kudus menaruh sapi di halaman

masjid menara, setiap orang yang lewat di suruh berhenti sejenak dan

Syeikh ja‟far Shodiq mengeluarkan fatwa bahwa saya melarang

masyarakat Kudus untuk tidak menyembelih sapi sebagai bentuk toleransi

umat beragama.

Ngasiran Mathori berpendapat bahwa Sunan Kudus bertemu

dengan seorang pemuda Hindu, dalam pertemuan itu Syekh Ja‟far Shodiq

berbincang dengan pemuda tersebut bahwa sapi merupakan hewan yang di

sucikan oleh umat Hindu, kemudian sapi itu di bawa ke masjid dan Sunan

Kudus mengumpulkan masyarakat Kudus. Setelah masyarakat kumpul,

Syekh Ja‟far Shodiq berpesan kepada masyarakat Kudus agar tidak

menyembelih sapi sebagai bentuk penghormatan kepada umat Hindu.

Menurut Hasan, Sunan Kudus bertemu dengan seorang Hindu yang

membawa sapi kemudian orang dan sapi tersebut di bawa ke halaman

masjid, banyak orang yang lewat didepan masjid. Pada waktu itu Sunan

Kudus mengumpulkan orang-orang Hindu dan berkata bahwa “Saya

melarang masyarakat Kudus untuk tidak menyembelih sapi”.Mendengar

pesan tersebut umat Hindu merasa dihormati akhirnya mereka

mendengarkan petuah-petuah yang diberikan oleh Sunan Kudus.

Inti dari hasil wawancara penelitian dengan narasumber berkaitan

dengan cerita larangan penyembelihan sapi adalah Sunan Kudus bertemu

Page 87: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

73

langsung kepada pemuda hindu, dimana pemuda tersebut membawa

seekor sapi, kemudian Syekh Ja‟far Shodiq membawa sapi tersebut ke

halaman masjid Al-Aqsa, dan orang Hindu yang lewat dihalaman masjid

bertanya-tanya”Kenapa Syeikh Ja‟far Shodiq mengikat sapi di halaman

masjid dan mengumpulkan masyarakat Kudus? Apa yang hendak

diperbuat?” Sunan Kudus berkata:”Wahai sedulur Kudus, Aku tidak

memperbolehkan kalian menyembelih sapi, karena sapi termasuk hewan

yang diagungkan oleh umat Hindu”. Orang Hindu pun merasa senang

sehingga mereka mau mendengarkan petuh-petuah dari Sunan Kudus

hingga mereka masuk Islam.

4.2. Respon Masyarakat Kudus Terhadap Strategi Dakwah Sunan Kudus.

Berdasarkan strategi dakwah yang dilakukan Sunan Kudus, hasil

penelitian berkaitan dengan respon masyarakat terhadap strategi dakwah

Sunan Kudus, menghasilkan dua respon yaitu respon positif dan negatif.

2.1. Beberapa respon positif dari masyarakat Kudus terhadap strategi dakwah

Sunan Kudus, peneliti menyimpulkan bahwa masyarakat Kudus tetap

melestarikan budaya larangan penyembelihan sapi sebagai bentuk

penghormatan terhadap Sunan Kudus, khususnya orang yang beraliran

Nahdhotul ulama‟ (NU).

Dengan adanya strategi dakwah Sunan Kudus lainnya masyarakat

Kudus tetap menjaga, merawat dan melestarikan ajarannya, seperti

menggunakan masjid sebagai tempat beribadah kepada Allah,

membersihkan bagunan-bangunan peninggalan dan melestarikan baik

Page 88: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

74

wayang atau tembang yang diciptakan oleh Sunan Kudus. Hal tersebut

dibuktikan dengan adanya hasil wawanacara, diantaranya:

Menurut Sujadi, Peninggalan-peninggalan sejarah yang dibuat

oleh Sunan Kudus harus kita jaga. Berkaitan dengan larangan

penyembelihan sapi, lingkungan Menara Kudus sampai sekarang ini

tidak menerima korban sapi pada saat hari raya Idul Adha, melainkan

kerbau atau kambing. Sujadi berpendapat bahwa larangan penyembelihan

sapi sudah menjadi adat bahkan sulit dihilangkan karenatradisi itu

mengacu ke“Al-Adam-Hakamah” (Kebiasaan itu menjadi hukum).

Menyembelih sapi atau tidak itu tergantung masing-masing individu.

Bisa direalisasikan bisa tidak karena tergantung pada nilai keimanan dan

ketakwaan seseorang. Jika ada masyarakat kudus yang menyembelih sapi

dengan anggapan menentang petuah Sunan Kudus, maka ada balaknya

(akibatnya) Misalnya sakit. Sekarang ini, masyarakat Kudus tidak

menyembelih sapi kecuali orang-orang yang beraliran Muhammadiyyah.

Menurut hasan, strategi dakwah Sunan Kudus ketika menyebarkan

Islam sangat bagus karena Sunan Kudus mampu menarik perhatian umat

Hindu-Budha masuk Islam. tentunya kita sebagai masyarakat Kudus

harus melestarikan dan menjaga bagunan-bangunan peninggalan Sunan

Kudus dengan cara membersihkan bangunan tersebut, dan melestarikan

tontonan wayang klitik pada saat seseorang memiliki khajat. Berkaitan

dengan larangan penyembelihan sapi tentunya tidak akan bisa di

hilangkan karena hal tersebut merupakan petuah ajaran dari waliyuallah

Page 89: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

75

(Sunan Kudus). Kita sebagai masyarakat Kudus harus menghargai.

Apabila ada masyarakat Kudus yang ingin menyembelih sapi, maka di

usahakan berziarah terlebih dahulu ke makam Sunan Kudus dengan niat

menyembelih tidak menentang ajarannya.

Menurut Deni, kita sebagai masyarakat Kudus harus menjaga,

menjadikan masjid sebagai tempat untuk beribadah kepada Allah SWT.

Berkaitan dengan larangan penyembelihan sapi di Kudus, hal itu

menjadikan salah satu kuliner Kudus menjadi kuliner unggulan yaitu

soto kudus, karena di Kudus tidak ada soto dengan daging sapi

melainkan soto kerbau, dimana soto kerbau ini menjadi makanan khas

orang Kudus dan kita harus melestarikan peninggalan-peninggalan

Sunan Kudus, seperti wayang, tembang-tembang.

Yanto berpendapat bahwa kita harus menengok sejarah, karena

sejarah itu penting. Dahulu sebelum mayoritas kudus menjadi islam,

kebanyakan diduduki oleh orang Hindu, kemudian Sunan Kudus

berdakwah diarea kudus, beliau tidak terlepas dengan orang hindu

tersebut. Berkaitan dengan larang penyembelihan sapi dahulu Sunan

Kudus menghargai ajaran umat Hindu karena di dalam masjid menara

dan didalam menara kudus terdapat peninggalan-peninggalan dari orang

Hindu seperti piring yag menempel di menara. Jadi, kita sebagai orang

Kudus harus menghargai ajaran Sunan Kudus sebagai bentuk akulturasi

dan saya sebagai orang Kudus tidak setuju, jika budaya larangan

penyembelihan sapi tersebut dihilangka, karena kita hidup di Indonesia

Page 90: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

76

memiliki semboyan Binika Tunggal Ika walaupun berbeda-beda tetapi

tetap satu jua.

Berkaitan dengan strategi dakwah Sunan Kudus, yaitu adanya

bangunan yang bercorak Islam-Hindu, Islam-Budha dan larangan

penyembelihan sapi yang sampai sekarang ini masih di budayakan,

Udin berpendapat bahwa kita sebagai cucu kanjeng Sunan Kudus Syekh

Jafar Shodiq harus menghormati, melestarikan wayang dan menjaga

tradisi adat-adat yang ada di Kudus. Dari itulah nama Kudus muncul

sampai sekarang dan saya pribadi setuju jika budaya tersebut terus

dibudayakan sehigga cerita tersebut berkembang dan terus diceritakan

oleh para kyai/habib/syeh disetiap bulan Romadhon, karena pada bulan

itu ada acara pitulasan (ngaji tadarusan dan pengajian umum) yang

dilakukan setiap malam bulan Romadhan.

Suwadi berpendapat tentang stategi dakwah Sunan Kudus, yaitu

adanya bangunan-bangunan peninggalan Sunan Kudus dan larangan

penyembelihan sapi. Tentunya masyarakat Kudus harus melestarikan

budaya peninggalan Sunan Kudus sebagai bentuk penghormatan kita

terhadap Sunan Kudus. Contoh, adanya tontonan wayang, kita ikut

berpartisipasi dan menjadikan masjid sebagai tempat untuk kajian-

kajian Islam, misalnya membaca al-Qur‟an, dzikir dan Sholwat.

Berkaitan dengan larangan penyembelihan sapi bahwa hal itu sudah

menjadi budaya masyarakat Kudus, kita harus menghormati ajaran

Waliyuallah Sunan Kudus, karena ajaran tersebut tidak hanya ada pada

Page 91: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

77

larangan penyembelihan sapi tetapi ornamen-ornamen yang ada di

sekitar masjid terdapat corak khas Hindunya.

Jafar berpendapat bahwa secara agama Islam diperbolehkan

untuk menyembelih sapi, tetapi dahulu kala antara pangeran Hindu dan

Sunan Kudus memiliki kesepakatan bahwa orang Kudus diharamkan

untuk menyembelih sapi, dengan tujuan menarik simpati orang Hindu

supaya masuk agama Islam. Secara Islam menyembelih sapi itu

halal,meskipun Sunan Kudus sudah tiada, namanya adat harus

dilestarikan dan kita sebagai orang Kudus boleh memakan daging sapi

yang penyembelihannya diluar Kudus karena kita harus menghargai

ajaran Sunan Kudus. Kita sebagai masyarakat Kudus harus menjadikan

tempat peninggalan Sunan Kudus sebagai pusat kegiatan keagamaan,

misalnya dzikir bersama, sholat, membaca Al-Qur‟an dan melestarikan

tembang, wayang dan lain-lain.

Ana berpendapat bahwa ajaran larangaan penyembelihan sapi

yang dibawakan oleh Sunan Kudus yang masih melekat pada budaya

kita yang sudah mendarah daging, ibarat kyai jika sudah berkata kepada

santrinya, santri wajib mematuhi apa yang dikatakan oleh kyai nya

karena dibalik itu semua pasti ada haal baiknya. Sama seperti halnya

yang dilakukan oleh Sunan Kudus megeluarkan fatwa bahwasanya

orang Kudus tidak boleh menyembelih sapi dikarenakan dahulu banyak

orang Hindu dan Budha yang tinggal disekitar Masjid Menara, untuk

menyebarkan agama Islam menarik perhatian orang Hindu. Sunan

Page 92: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

78

Kudus berpesan kepada warga Kudus tidak diperbolehkannya

menyembelih sapi.Kita sebagai orang Kudus harus menganut ajaran

yang sudah disampaikan Sunan Kudus supaya tidak terjadi apa-apa

pada diri seseorang (Balak) dan kita harus menjaga bagunan

peninggalan Sunan Kudus.

Karim berpendapat bahwa budaya larangan penyembelihn sapi

tidak menjadi suatu permasalahan, karena budaya itu sudah menjadi ciri

dari masyarakat Kudus dan budaya tersebut harus terus di lestarikan

karena budaya itu tidak merugikan pihak lain. Apabila ada seseorang

ingin menyembelih sapi itu tidak masalah karena keyakinan seseorang

itu berbeda-beda. tentunya kita sebagai masyarakat Kudus harus

menjaga, membersihkan bangunan peninggalan Sunan Kudus dan

menjadikannya sebagai tempat beribadah kepada Allah.

Berkaitan dengan strategi dakwah Sunan Kudus, Kita harus

melestarikan ajaran Sunan Kudus salah satunya larangan

penyembelihan sapi yang ada di Kudus, Sutimen berpendapat bahwa itu

merupakan sebuah kebudayaan dan sebuah penghormatan kita kepada

orang Hindu dan orang sebelum kita, yang namanya kebudayaan harus

dilestarikan karena budaya itu merupakan ajaran Sunan Kudus

(Leluhurnya) dan saya tidak setuju jika budaya tersebut dihilangkan,

karena bagaimanapun budaya tersebut sudah menjadi ciri khas Kudus.

Misal kebudayaan itu dihilangkan pasti ada dampak yang terjadi antara

Islam dan Hindu, larangan penyembelihan sapi di buat dengan tujuan

Page 93: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

79

lebih menghargai orang Hindu dan kita sebagai orang Kudus harus

menghormati, menjaga tradisi leluhu kita. Kalau bukan yang menjaga,

melestarikan siapa lagi. selain itu kita harus menjaga dan merawat

bangunan-bangunan peninggalan Sunan Kudus.

Menurut Anis, larangan penyembelihan sapi yang sampai

sekarang ini di budayakan itu terserah pada individu masing-masing,

mungkin mereka yang melarang menyembelih sapi, mereka masih

memegang ajaran yang dilakukan oleh Sunan Kudus. Kita sebagai

masyarakat harus menjaga bagunan peninggalan Kudus dan

memanfaatkan bagunan tersebut untuk kegiatan beribadah kepada

Allah.

Siti berpendapat bahwa masyarakat Kudus harus menghargai

bagaimana leluhur kita melaksanakan tradisi tersebut. Alangkah

baiknya kita menghormati leluhur yang tidak ada, alangkah baiknya kita

tidak usah menyembelih hewan sapi tersebut karena bagaimana pun itu

merupakan peninggalan leluhur kita yang sudah tidak ada dan kita harus

menjaga bangunan peninggalan Sunan Kudus, seperti merawat taman

yang ada di depan menara Kudus.

Prasetyo berpendapat bahwa larangan penyembelihan sapi di

Kudus ini boleh di lakukan boleh tidak tergantung individu masing-

masing.Tetapi kebanyakan orang disekitar saya masih mengikuti ajaran

Sunan Kudus sebagai bentuk penghormatan terdapat leluhur dan kita

Page 94: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

80

sebagai masyarakat Kudus harus melestarikan dan menjaga bangunan

peninggalan Sunan Kudus, misalnya mengaji, merawat menara, sholat.

Pendapat Sunti tentang strategi dakwah Sunan Kudus yaitu kita

harus menjaga dan meneruskan ajaran-ajaran Sunan Kudus, seperti

mengaji, berdagang, dan berdzikir. berkaitan dengan larangan

penymbelihan sapi yang masih di budayakan hingga sekarang ini adalah

karena dahulu ajaran tersebut sudah difatwakan oleh Sunan Kudus,

kemudian warga sampai sekarang masih melestarikan, menghindari

penyembelihan sapi dengan tujuan bentuk akulturasiantar umat

beragama dan kita sebagai orang Kudus harus menjaga fatwa budaya

tersebut akan tetapi di zaman sekarang ini, seiring berkembangnya

zaman tradisi tersebut memudar.

Faidurrohman berpendapat bahwa selagi budaya tersebut tidak

dilarang agama tidak apa-apa jika dilestarikan dan kita sebagai orang

Kudus harus melestarikan budaya tersebut sebagai bentuk

penghormatan kita kepada Sunan Kudus dan apabila budaya tersebut

dihilangkan pasti akan terjadi suatu pertikaian. Kita sebagai masyrakat

Kudus harus menjaga, merawat, meneruskan ajaran-ajaran Sunan

Kudus seperti mengaji.

Edo berpendapat bahwa larangan penyembelihan sapi itu bukan

berarti haram, tetapi halal. Larangan tersebut dibudayakan sebagai

bentuk menghormati orang Hindu yang ada di Kudus dan di kecamatan

kota sendiri masih sangat menghormati adat tersebut. Ibaratnya seperti

Page 95: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

81

ini, kita menggunakan adat jawa, andaikan bahasa jawa dihilangkan

bagaimana perasannmu? Padahal nenek moyang kita sudah meninggal

dan kita sudah sering menggunakan bahasa Indonesia, jika dihilangkan

bagaimana perasaanmu?Begitupun dengan ajaran Sunan Kudus yang

sampai sekarang ini masih dibudayakan dan kita sebagai masyarakat

Kudus harus menjaga, melestarikan budaya tersebut. misalnya mengaji

dimakam Sunan Kudus, merawat taman yang berada didepan Menara

Kudus.

Mariyanto berpendapat bahwa orang Kudus yang beraliran

Nahdhatul Ulama‟, kalau hari raya Idul Adha ataupun ada khajat

mereka menyembelih kerbau atau kambing dengan tujuan menghormati

ajaran Sunan Kudus.Kalau Muhammadiyah ketika Idul Adha mereka

menyembelih sapi dan budaya itu tidak bisa dihilangkan karena sudah

menjadi adat turun-temurun. Tentunya, kita sebagai masyarakat Kudus

harus menghargai, menjaga bangunan-bangunan peninggalan Sunan

Kudus.

Noor Said berpendapat berkaitan dengan adanya larangan

penyembelihan sapi bahwa kita sebagai orang Kudus harus

menghormati Sunan Kudus, karena dahulu Kudus mayoritas beragama

Hindu yang mengagungkan sapi, dan budaya ini tidak bisa dihilangkan

karena namanya sadat atau aturan orang kuno jika di larang akan

mendapatkan balak (madhorot). Kita sebagai orang Kudus harus

Page 96: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

82

melestarikan ajaran-ajaran Sunan Kudus dan menjaga bangunan-

bangunan peninggalan Sunan Kudus dengan cara membersihkannya.

2.2. Beberapa respon negatif masyarakat Kudus terhadap strategi dakwah

Sunan Kudus berkaitan dengan larangan penyembelihan sapi, peneliti

menyimpulkan bahwa seiring berkembangnya zaman, dengan

munculnya beberapa aliran (Muhammadiyyah, Nu), sebagian kecil

masyarakat Kudus tidak setuju jika larangan penyembelihan sapi masih

dibudayakan. karena sekarang ini, di Kudus mayoritas beragama Islam

dan hanya orang-orang yang beraliran Muhammadiyah yang

menyembelih sapi di Kudus. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil

wawancara, diantaranya:

Menurut pendapat Sumiyatun berkaitan dengan hal diatas, saya

pribadi budaya larangan penyemelihan hewan Qurban sapi harus sudah

ditiadakan dalam zaman ini, karena alasan dilarangnya penyembelihan

hewan sapi dimasa Sunan Kudus, bertujuan untuk menghormati umat

agama Hindu bukan karena ada larangan khusus atau hukum agama dan

dalam agama pun tidak ada nama hewan sapi tidak diperbolehkan untuk

berqoban melainkan hewan yang bertaring. Kita sebagai Masyarakat

Kudus tentunya harus menjaga bagunan-bangunan peninggalan Sunan

Kudus, dengan cara membersihkan bangunan tersebut.

Menurut Husen, dia berpendapat bahwa larangan

penyembelihan sapi di zaman sekarang ini bisa dihapuskan, dengan

syarat tidak menyembelih sapi dengan terang-terangan untuk

Page 97: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

83

menghormati minoritaas non Islam. Andaikan mau menyembelih sapi

diushakaan ditempat tertutup, misalnya di dalam halaman pondok.

Ketika ada sesorang yang menyembelih sapi, kita tidak usah

mengatakan bahwa itu melanggar adat karena perintah menyembelih

sapi pada kaum Nabi Musa AS merupakan suatu anjuran yang tertulis

di al-Qur‟an. (Q.S.Al-Baqarah(2: 67)).

قال موسى لق وإ ومو إن اللو يأمركم أن تذبوا ب قرة قالوا أت تخذنا ىزوا قال أعو

اىلي باللو ٧٦-أن أكون من ا

Artinya:Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaum-nya,“Allah

Memerintahkan kamu agar menyembelih seekor sapi betina.”

Mereka bertanya, “Apakah engkau akan menjadikan kami

sebagai ejekan?”Dia (Musa) menjawab, “Aku berlindung

kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang bodoh.

Hikmah Allah Menyuruh menyembelih sapi ialah agar hilang

rasa penghormatan mereka kepada patung anak sapi yang pernah

mereka sembah.

Mariyanto berpendapat berkaitan dengan larangan

penyembelihan sapi di Kudus, bahwa orang yang beraliran

Muhammadiyah ketika Idul Adha mereka menyembelih sapi dan

budaya itu tidak bisa dihilangkan karena sudah menjadi adat turun-

temurun.

Deni berpendapat berkaitan dengan larangan penyembelihan

sapi, orang yang beraliran Muhammadiyah dan orang yang bukan

penduduk asli Kudus (pendatang) biasanya mereka menyembelih sapi.

Page 98: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

84

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti dapat

menyimpulkan berkaitan dengan strategi dakwah Sunan Kudus lainnya

selain larangan penyembelihan sapi, respon masyarakat Kudus baik, yaitu

masyarakat Kudus berusaha menjaga, merawat, dan melestarikan ajaran-

ajarannya. Seperti halnya; membersihkan masjid Al-Aqso dan Menara

Kudus, mengaji dimakam Sunan Kudus, dan menjadikan masjid sebagai

tempat untuk beribadah kepada Allah, misalnya sholat, dzikir bersama,

sholawat, membaca dan menghafal Al-Qur‟an.s

2.2.Faktor-faktor yang mempengaruhi respon masyarakat Kudus terhadap

strategi dakwah Sunan Kudus.

Berdasarkan hasil penelitian lapangan, faktor-faktor yang

mempengaruhi respon masyarakat Kudus terhadap strategi dakwah Sunan

Kudus terbagi menjadi dua faktor, yaitu faktor (penghambat dan

pendukung). Hal tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara,

diantaranya:

Hasan mengatakan bahwa ketika Syeikh Ja‟far Shodiq Syiar

menyebarkan Islam di Kudus, beliau mengalami kesulitan diantaranya

banyak masyarakat yang beraneka ragam meluk berbagai agama sehingga

Sunan Kudus harus memikirkan bagaimana caranya supaya mereka bisa

masuk Islam, karena dahulu masyarakat sebelum mengenal Islam mereka

sangat tradisional dalam berfikir yaitu mengagungkan tradisinya. Sunan

Kudus pun berdakwah mensyiarkan islam dengan cara tidak banyak

Page 99: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

85

berbicara tetapi lebih ketindakan yaitu mendirikan bangunan Menara yang

bercorak Hindu-Islam dengan tujuan supaya masyarakat Hindu tertarik.

Faidurrohman berpendapat bahwa dalammenyebarkan Islam

tentunya Sunan Kudus pernah mengalami kesulitan, yang saya ketahui

adalah kurang kontak (komunikasi) dengan budaya lain karena banyaknya

masyarakat yang memeluk berbagai agama, teteapi mayoritas mereka

memeluk agama Hindu-Budha. Melihat keadaan Kudus seperti itu, Sunan

Kudus mendirikan sebuah bagunan yaitu Menara Kudus, dimana Menara

tersebut mengandung akulturasi budaya antara Hindu dan Islam.

Dalam menyebarkan Islam Sunan Kudus pasti mengalami

kesulitan, diantaranya terjadi peperangan antara Ki Ageng Kedu dengan

Sunan Kudus dalam peperangan tersebut mereka mengadakan sebuah

perjanjian yaitu siapa yang memenangkan peperangan tersebut dia yang

mengikuti agamanya.Peperangan terjadi hingga di menangkan oleh Sunan

Kudus. Akhirnya Ki Ageng Kedu masuk Islam dan membantu penyebaran

Islam di Kudus.Melihat masyarakat Kudus yang menganut ajaran Hindu-

Budha, Sunan Kudus akhirnya membuat sebuah bangunan Menara yang

bercorak Hindu-Islam. Corak akulturasi tersebut bisa dilihat dari pintu

Menara yang memiliki bentuk seperti pintu pure dan kegunaan mena untuk

menabuh beduk ketika menjelang waktu sholat, Kata Ngasiran Matori.

Noor Said berpendapat bahwa dalam menyebarkan Islam,

tentunya Sunan Kudus pernah mengalami kesulitan karena banyaknya

masyarakat yang beranekas ragam budaya,sehingga dakwahnya tidak bisa

Page 100: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

86

berjalan secara lancar. Akan tetapi masyarakat Kudus sebagian orang yang

sudah memeluk ajaran Islam, mereka mendukungnya dengan tidak

menyembelih sapi.

Mariyato berpendapat bahwa ketika Sunan Kudus berdakwah,

tentunya tidak bisa berjalan secara lurus karena banyaknya masyarakat

yang beraneka ragam budaya. Melihat kondisi tersebut Syeikh Ja‟far

Shodiq berusaha menyelami atau bergabung lansung kedalam masyarakat

tersebut supaya mengetahui apa yang diinginkan masyarakat. Akhirnya

setelah berkomunikasi, berhubungan langsung dengan umat Hindu-Budha

Sunan Kudus menemukan cara apa yang hendak diperbuat. Sunan Kudus

melarang masyarakat Kudus untuk tidak menyembelih sapi sebagai bentuk

penghormatan terhadap umat Hindu.

Ketika Sunan Kudus menyebarkan Islam diKudus, pada waktu itu

Kudus didominasi masyarakat Hindu-Budha, dimana Sunan Kudus ini

terjun langsung kedalam masyarakat Hindu-Budha hingga menemukan

titik temu apa yang diinginkan oleh mereka. Umat Hindu pun tidak

langsung masuk ke ajaran Islam karena mereka sangat mengagungkan

kebudayaannya dan waktu itu, belum adanya buku-buku yang

menceritakan tentang ajaran Islam, sehingga Sunan Kudus memikirkan

apa yang seharusnya diperbuat, kata Husen.

Sujadi berpendapat bahwa faktor penghambat yang menghalangi

dakwah Sunan Kudus diantaranya adalah banyaknya masyarakat heterogen

artinya masyarakat yang beraneka ragam budaya, perkembangan ilmu

Page 101: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

87

pengetahuan yang pesat karena dahulu belum ada buku-buku yang

menerangkan ajaran Islam.Tetapi sebagian masyarakat Kudus mendukung

dakwah Sunan Kudus dengan tidak menyembelih sapi ketika hari raya Idul

Adha atau ketika seseorang memiliki khajat.

Dari beberapa pendapat diatas, Peneliti dapat mengambil inti sari

faktor pendukung dan penghambat Strategi Sunan Kudus dalam toleransi

berdakwah. Adapun Faktor pendukung strategi dakwah Sunan Kudus

diantaranya :

a) Adanya Akulturasi Budaya antara Hindu-Islam, Budha-Islam.

Dalam menyebarkan Ajaran Islam Sunan Kudus membuat

sebuah bangunan dimana bangunan tersebut mengandung akulturasi

antara Hindu dengan Islam, ataupun Budha dengan Islam. Bangunan

yang di bangun oleh Sunan Kudus diantaranya adalah Menara Kudus,

Masjid Al-Aqsa Kudus, Pancuran untuk wudhu yang terletak di

samping selatan Masjid Al-Aqsa.

b) Akulturasi

Sunan Kudus dalam menyebarkan Islam menggunakan sistem

akulturasi budaya antara umat beragama. Akulturasi tersebut bisa

dilihat dari bangunan-bangunan peninggalan Kuduss dan larangan

penyembelihan terhadap masyarakat Kudus.

c) Masyarakat Kudus yang mendukung dakwah Sunan Kudus

Page 102: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

88

Dalam hal tersebut, masyarakat Kudus meniru ajaran yang

dilakukan Sunan Kudus yaitu tidak menyembelih sapi di waktu hari

raya Idul Adha dan ketika seseorang memiliki khajat. Budaya larangan

penyembelihan sapi yang difatwakan oleh Sunan Kudus hingga

sekarang ini masih dibudayakan oleh masyarakat Kudus.

Adapun Faktor Penghambat strategi dakwah Sunan Kudusdiantaranya:

a) Banyaknya Masyarakat Heterogan

Ketika Syekh Ja‟far Shodiq mensyiarkan ajaran Islam, beliau

menghadapi masyarakat yang beraneka ragam budaya, sehingga Sunan

Kudus harus berfikir keras terjun langsug ke dalam masyarakat itu

hingga menemukan apa yag sebaiknya diperbuat.

b) Kurangnya Berhubungan Dengan Masyarakat

Menghadapi masyarakat yang beraneka ragam, tentunan Sunan

Kudus dalam menyebarkan agama Islam tidak bisa menjalin

komunikasi seutuhnya dengan masyarakat karena banyaknya

masyarakat yang beraneka ragam budaya.

c) Perkembangan Pengetahuan yang Pesat

Dizaman Sunan Kudus menyebarkan ajaran Islam belum

adanya buku-buku tentang ajaran Islam, sehingga dalam dakwahnya

beliau kesulitan untuk memberikan pemahaman tentang Islam terhadapt

umat Hindu-Budha. Dan akhirnya beliau menggunakan cara lain yaitu

membangun bangunan yang bercorak akulturasi budaya.

Page 103: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian diatas maka peneliti dapat menyimpulkan

respon masyarakat Kudus terhadap strategi dakwah Sunan Kudus sebagai

berikut:

1. Strategi dakwah Sunan Kudus yaitu dalam menyebarkan IslamSunan

Kudusmenggunakan pendekatn budaya, diantaranya wayang Klitik,

tembang Maskumambang dan Mijil serta adanya akulturasi budaya.

Akulturasi tersebut dapat dilihat dengan adanya beberapa bangunan yang

bercorak Islam-Hindu. Islam-Budha. bangunan tersebut diantaranyaMenara

Kudus, Masjid Al-Aqsa Kudus, Pancuran untuk berwudhu yang diberi

nama pancuran Asta Sanghika “jalan berlipat depan” dan larangan

penyembelihan sapi terhadap masyarakat Kudus yang sampai sekarang ini

masih dibudayakan.

2. Respon masyarakat Kudus terhadap strategi dakwah Sunan Kudus yaitu

terbagi menjadi dua, respon positif dan respon negatif. Respon positif

berupa masyarakat Kudus tetap menjaga, merawat, memanfaatkan

bangunan-bangunan peninggalan Sunan Kudus untuk kegiatan keIslaman,

seperti mengaji, berdzikir, sholat, membaca dan menghafalkan al-Qur‟an

serta melestarikan larangan penyembelihan sapi di Kudus yang difatwakan

oleh Sunan Kudus, khususnya orang Islam yang beraliran Nahdhotul

Page 104: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

90

ulama’ (NU). Adapun respon negatifnya, sebagian kecil masyarakat Kudus

tidak setuju jika larangan penyembelihan sapi masih dibudayakan, karena

masyarakat Kudus sekarang mayoritas beragama Islam, setiap individu

memiliki pendapat yang berbeda-beda, hal itu tergantung keyakinan

seseorang. Biasanya orang-orang yang menyembelih sapi, orang tersebut

merupakan kaum Muhammadiyah (MD) atau orang pendatang yang bukan

dari Kudus.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon masyarakat Kudus terhadap

strategi dakwah Sunan Kudus yaitu ada dua faktor (faktor pendukung dan

faktor penghambat). Adapun faktor pendukung dakwah Sunan Kudus

diantaranya kontak dengan budaya lain, adanya bangunan akulturasi, dan

Masyarakat Kudus yang mendukung dakwah Sunan Kudus. Fakor

penghambat dakwah Sunan Kudus diantaranya kurangnya berhubungan

dengan masyarakat lain, perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat,

Sikap masyarakat yang sangat tradisional (adanya kepentingan yang

tertanam kuat).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada respon

masyarakat Kudus terhadap strategi dakwah Sunan Kudus, maka terdapat

beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat Kudus

Di zaman sekarang ini, meskipun Sunan Kudus sudah wafat dan

masyarakat Kudus mayoritas sudah beragama Islam, alangkah baiknya jika

Page 105: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

91

masyarakat Kudus mewariskan ajaran Sunan Kudus sebagai bentuk

penghormatan leluhurnya, seperti melestarikan budaya larangan

penyembelihan sapi, menjaga dan membersihkan bangunan-bangunan

peninggalan Sunan Kudus (Masjid Al-Aqsa, Menara Kudus, Pancuran

Wudhu).

2. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi

untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan strategi dakwah

Sunan Kudus.

Page 106: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

92

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah Ari. 2012. Paradigma Baru Dakwah Kampus. Yogyakarta: Adil Media.

Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika, Teori, dan terapan. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Ali Aziz Muhammad. 2009. Ilmu Dakwah. Yogyakarta:Kencana.

Amin, Samsul Munir. 2013. Ilmu dakwah. Jakarta: AMZAH Jl. Sawo Raya No.

18.

Arroisi, Arman. 1997. Sunan Kudus Pewaris Ulama Cina The Ling Sing.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Casram. (2016). Membangun Sikap Toleransi Beragama Dalam Masyarakat

Prulal. Vol.1, no 2.

Ghofir, Jamal. 2017. Nilai Toleransi dalam Dakwah Nabi Muhammad SAW.

Yogyakarta: Dialektika.

Hariwijaya M. 2007. Walisanga Penyebar Islam di Nusantara. Yogyakarta: PT

Pustaka Insan Madani.

Hasan, Muhamad Iqbal. (2002). Pokok-.Pokok Materi Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.

https://www.walisembilan.com/sunan-kudus-raden-jafar-sodiq

https:/id.m.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kudus

Idus, Abdullah. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif. Bogor:Erlangga.

Mas‟udi, (2014). Humanisasi Strategi Dakwah Sunan Kudus.

Page 107: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

93

Maulana, Muhammad Gibran. Kisah Perjuangan Wali Songo Penyebar Islam di

Tanah Jawa. Surabaya:Karya Gemilang Utama

Muchtar, Khoirudin. 2018. Respon Mahasiswa Terhadap Tayagan Dakwah

Islamiyah Khazanah (TRANS 7) dan Damai Indonesiaku (TV ONE).

INJECT. Vol. 3, No.2 Desenber 2018.

Munawwir Ahmad Warson. 1997. Manajemen Dakwah. Yogyakarta:Pustaka

Progesif.

Ongki setiawan, Ivo. (2016). Kajian Simbolis Unsur Visual Menara Masjid

Menara Kudus. no.35.

Rahimsyah. Kisah Perjuangan Walisongo. Surabaya:Duo Media.

Rizdan, Wu. 2009. Memahami Etika Dakwah Lintas Budaya. Salatiga: STAIN

Salatiga Press.

Rosyid, Moh. (2016). Menguji Kebenaran Local Wisdom Sebagai Modal

Toleransi: Studi Kasus di Kudus.Vol.4, no. 2.

Rozikin, Muhammad. 2018. Strategi Dakwah di Rutan Salatiga. Vol.1, no.6.

Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian. Bandung:CV Pustaka Setia.

Said, Nur (2013).Urgensi Cultural Spere Dalam Pendidikan Multikultural

semangat Multikultural Sunan Kudus di STAIN Kudus.Vol.3, no. 2.

Sunyoto, Agus. 2016. Atlas Wali Songo. Depok: Pustaka Ilman dan LESBUMI

PBNU.

Walgito. Bimo. 1980. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV ANDI

OFFSET.

Page 108: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

2

Page 109: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

2

Page 110: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

2

Page 111: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

2

Page 112: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

2

Page 113: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

3

Page 114: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

4

Page 115: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

5

Page 116: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

6

Page 117: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

7

Page 118: New JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5528/1/skripsi fik... · 2019. 4. 16. · hidupku, terima kasih untuk segalanya doa yang

8