Upload
uking-jewellpoenya-
View
14
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
add
Citation preview
ASKEP KURANG ENERGI PROTEINASUHAN KEPERAWATAN
KURANG ENERGI PROTEIN ( KEP )
A. PENGERTIANKEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari, sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi.
Untuk mengetahui KEP dapat dilihat dengan cara menggunakan alat ukur
ANTROPOMETRI dengan melakukan pengukuran timbang pada anak (BB, TB,
lingkar lengan atas) dengan membandingkan standar anak normal.
Dalam tinjauan puskesmas, untuk menentukan anak menderita KEP, dengan
cara menimbang anak untuk melihat BB anak di bandingkan dengan umur anak.
KLASIFIKASI KEP MENURUT WATERLON
KATAGORI BB / U TB / U BB / TB
NORMAL ( 0 ) 90 95 90
RINGAN ( I ) 80 – 89 91 - 94 81 – 90
SEDANG ( II ) 70 – 79 85 - 90 70 - 80
BURUK ( III) 60 £ 80 70
Ø Keuntungan klasifikasi ini dapat membedakan
KEP yang menahun dan yang mendadak
KEP MENAHUN = mempengaruhi pertumbuhan (TB)
KEP MENDADAK = mempengaruhi pada BB
B. SEBAB DAN AKIBAT DARI KEP
1. SEBAB KEP
a. Kekurangan makanan bergizi dalam jangka waktu lama
b. Infeksi / penyakit
2. AKIBAT KEP
a. Kematian bayi dalam rahim
b. Berat badan waktu lahir rendah (BBLR)
c. Mudah terkena infeksi / penyakit / sakit
d. Angka kematian bayi meningkat
e. Kemampuan belajar menurun
f. Daya kerja dan produktifitas menurun
g. Pertumbuhan terganggu
C. JENIS KEP DAN CARA MENENTUKAN BALITA KEP
I. JENIS KEP
a. KEP ringan :
Bila hasil penimbangan BB pada KMS terletak
pada pita warna kuning diatas garis merah atau
BB/U 70% - 80% (Baku median WHO-NCHS).
b. KEP sedang :
Bila hasil penimbangan BB pada KMS berada
dibawah garis merah (BGM) atau BB/U 60% -
70% (Baku median WHO-NCHS).
c. KEP berat :
Bila hasil penimbangan BB/U < 60% (Baku
median WHO-NCHS) pada KMS tidak ada garis
pemisah antara KEP berat dan KEP ringan.
II. CARA MENENTUKAN BALITA KEP ADAPUN PENEMUANNYA KASUS KEP
DAPAT DIMULAI DARI
a. Keluarga / Posyandu / Poli Gizi
Pada penimbangan bulanan di Posyandu dapat diketahui anak tersebut terkena
KEP, baik berat, sedang, ringan.
b. Puskesmas
Semua balita yang datang ke Puskesmas harus ditentukan status gizinya,
apabila ditemukan balita KEP sedang berat segera lakukan pemeriksaan ulang
dan kaji dengan cara teliti. Bila KEP sedang, tanpa penyakit penyerta yang
termasuk berat, maka dapat dilakukan rawat jalan saja. Dan bila penyerta itu
berat, maka segera bawa ke RS. terdekat.
D. MANIFESTASI KLINIS
Untuk KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang ditemukan adalah anak tampak
kurus. Jika KEP berat, maka yang ditemukan tanda-tanda klinisnya adalah akan
timbul seperti halnya maramun, kwashiorcor atau maramus kwashioricor
· TANDA-TANDA KWASHIORCOR
1. Odema seluruh tubuh terutama pada kaki
2. Wajah membulat dan sembab disertai mata sayup
3. Otot-otot mengecil
4. Perubahan status mental
5. Anak tidak mau makan
6. Pembesaran hati dan sering disertai diare / infeksi
7. Rambut kusam dan rontok
8. Terjadi 9x kulit seperti bercak-bercak merah berubah hitam terkelupas
· TANDA-TANDA MARAMUS
1. Anak tampak kurus
2. Wajah seperti orang tua / keriput
3. Rewel
4. Perut cekung
5. Biasanya disertai diare kronis / konstipasi
6. Tekanan darah, detak jantung serta pernafasan menurun
· TANDA MARAMUS KWASHIORKOR
Tanda-tanda yang ada dalam tanda maramus dan kwastiorkor.
E. KOMPLIKASI
Biasanya komplikasi pada KEP adalah
1. Anemia.
2. Diare / infeksi.
3. ISPA.
4. Malaria.
F. PENATALAKSANAAN
I. PELAYANAN BALITA KEP RINGAN DI RUMAH TANGGA
· Lakukan penyuluhan gizi.
· Menganjurkan agar tetap memberikan ASI sampai usia 2 tahun.
· Anjurkan diet seimbang bagi anak sesuai dengan umur anak.
· Anjurkan dalam pemberian makanan pendamping ASI.
· Anjurkan agar anak selalu ditimbang secara teratur untuk mengetahui
pertumbuhan.
II. PELAYANAN KEP RINGAN DI PISYANDU / DI POLI GIZI
· Bagi bayi KEP ringan-sedang yang tidak disertai penyakit dapat dilayani di Pusat
Pemulihan Gizi (PPG).
· Memperoleh pemulihan anak balita (PMT) dalam bentuk lumat / lunak selama 3
bulan.
· Ibu memperoleh penyuluhan gizi / kesehatan yang disertai demontrasi cara
menyiapkan makanan untuk anak yang menderita KEP.
III. PENGOBATAN KEP BERAT DI PUSKESMASDi dalam pengobatan KEP berat di Puskesmas terbagi menjadi 2 fase yaitu fase stabilisasi, fase rehabilitasi.
Ø ADAPUN PROSEDUR TINDAKAN PELAYANAN TERHADAP BALITA KEP BERAT
SEBELUM DI RUJUK :
1. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia.
2. Pengobatan dan pencegahan hipetermia.
3. Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairan.
4. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit.
5. Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksi.
6. Berikan makanan sesuai dengan kondisi dan umur bayi KEP.
7. Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro.
8. Perhatian masalah tumbang kembang.
9. Berikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional.
10. Persiapkan untuk tindak lanjut dirumah.
ASUHAN KEPERAWATAN
# Pengkajian
- Anamnesa
· Susunan diet sejak lahir
· Penyakit yang diderita
· Perkembangan dan pertumbuhan
· Keluarga
- Pemeriksaan Fisik
· BB, TB, LLA dan TTV
· Perkembangan ® umur (DDST)
· Kepala : - Adanya penjolan abnormal / tidak, oedema / tidak
- Bentuk kepala simetris apa tidak
· Rambut : - Warna kemerahan
- Mudah dicabut
- Banyak atau sedikit
· Mata : - Adanya oedema pal pebra
- Conjungtiva anemis atau tidak
· Mulut : - Stomatitis pada mulut apa tidak
- Warna lidah putih apa merah
· Leher : - Adanya pembesaran kelenjar / struma
· Thorak : - Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
· Abdomen : - Bentuk, turgor / asites
· Ekstremitas : - Oedema, atropi otot, lemak sub cutan
- Pemeriksaan Lab
· DL, UL, FL ® C d/u / t cultur darah, urin, feces
· Glukosa darah
· LFT (Liper Fungsi Test), RFT ( Renal Fungsi Test)
· SE (Serum Elektrolit)
- Pemeriksaan Lain
· Mantoux test
· Thorak foto
· EKG
· Consul hematologi, THT
# Pola Aktivitas Sehari-hari
Ø Nutrisi
Makanan menurun karena adanya mual dan muntah yang disebabkan lambung
yang meradang.
Ø Kebersihan
Personal hygiene mengalami gangguan karena seringnya mencret dan
kurangnya personal hygiene sehingga terjadi gangguan integritas kulit.
Ø Eliminasi
Pada BAB juga terjadi gangguan karena terjadi peningkatan frekuensi dimana
konsistensi lunak sampai cair, volume tinja sedikit atau banyak dan pada BAK
mengalami penurunan frekuensi dari biasanya.
# Fokus Assisment
- Riwayat KeperawatanSebagian besar klien GE menunjukkan diare akut, kaji apakah ada mual dan muntah, nyeri perut yang terjadi sebelum mual, muntah dan diare biasa merupakan indikasi adanya apendiksitis.
Kaji pola diet (intake makanan / air) pola hidup sehat, riwayat perjalanan dan
lokasi.
- Pemeriksaan Fisik
Semua klien GE mengalami diare tetapi konsistensi dan jumlah bervariasi.
Stigella : Feses dengan mokus sampai 5 hari
Campylobakter : Feses berbau dan berdarah 20 – 30 kali/hari sampai 7 hari
Coli : Feses dapat / tanpa disertai darah dan mokus sampai perdarahan rental.
Mual dan muntah dapat terjadi dari semua tipe 1 – 2 hari pertama. Pada infeksi
akibat camphicobacer / chigellosis temperatur mencapai 40 oC dan nyeri perut.
Nyalgia, sakit kepala dan kelemahan
Distensi perut, bising perut hiperaktifDehidrasi : Turgor kulit menurun, mukosa bibir kering, hipotensi, oligu sampai terjadi schok.
- Pengkajian Tumbuh Kembang (DDST I) :
1. Adaptasi Sosial
2. Bahasa
3. Motorik Halus
4. Motorik Kasar I
:
:
:
:
Mulai untuk mengamati tangannya,
tersenyum spontan dan membalas senyum
bila diajak bersenyum, mengenal Ibunya
dengan penglihatan, penciuma.
Ditandai dengan adanya kemampuan
bersuara dan bersenyum, berceloteh, mulai
mampu mengucapkan kata ooh / ahh, dan
lain-lain.
Dapat melakukan usaha yang bertujuan
untuk memegang suatu obyek, mengikuti
obyek dari sisi kesisi, mencoba memegang
benda kedalam mulut dan lain-lai.
Memiliki kemampuan mengangkat kepala
saat tengkurap, mencoba duduk sebentar
dengan ditopang, daoat duduk dengan
kepala tegak, dan lain-lain.
- Therapy- Rehidrasi (kalau ada dehidrasi)
- Memperbaiki diet : TKTO
- Terapi penyakit penyerta
- Penyuluhan
- Diagnosa
1. Penyuluhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
yang tidak adekuat, anorexia.
Tujuan : Kx dapat menunjukkan peningkatan status giziKH : Keluarga Kx dapat menjelaskan penyebab gangguan nutrisi yang dialami Kx. Kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan menu dan pengolahan makanan sehat
seimbang dengan bantuan perawat, keluarga Kx dapat mendemontrasikan pemberian diit / personde / perinpus sesuai program dietetik.Intervensi :
a. Jelaskan kepada keluarga tentang penyebab mal nutrisi, kebutuhan nutrisi, kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan-susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang, tunjukkan, misalnya : jenis sumber ekonomis sesuai status sosial ekonomi.
b. Tunjukkan cara pemberian makaan personde, beri kesempatan keluarga untuk melakukannya sendiri.
c. Laksanakan pemberian roborans sesuai dengan program terapid. Timbang BB ukur Lla dan tebat lipatan kulit setiap pagi
Rasional :a. Meningkatkan pemahaman keluarga tentang penyebab dan kebutuhan nutrisi
untuk pemulihan Kx sehingga dapat meneruskan upaya terapi dietetik yang tidak diberikan selama hospitalisasi.
b. Meningkatan partisipasi keluarga dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi Kx, mempertegad peran keluarga dalam upaya pemulihan status nutrisi Kx.
c. Roborans meningkatkan nafsu makan, proses absorbsi dan pemenuhan defisit yang menyertai keadaan mal nutrisi.
d. Nilai perkembangan masalah Kx.
2. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan asupan
peroral dan peningkatan kehilangan akibat diare.
Tujuan : Kx akan menunjukkan keadaan hidrasi yang adekuat
KH : Asupan cairan sesuai kebutuhan ditambah defisiy yang terjadi tidak ada tanda /
gejala dehidrasi (TTV dalam batas normal, frekuensi defekasi £ 1 x 24 jam
dengan kosistensi padat / semi padat).
Intervensi :
a. Lakukan / observasi pemberian cairan perinfus / sande / oral sesuai dengan
program rehidrasi
b. Jelaskan kepada keluarga tentang upaya rehidrasi dan peran keluarga dalam
pelaksanaan terapi rehidrasi
c. Kaji perkembangan keadaan dehidrasi Kx
d. Hitung balans cairan
Rasional :
a. Upaya rehidrasi perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan volume
cairan
b. Meningkatkan pemahaman keluarga tentang upaya rehidrasi dan peran
keluarga dalam pelaksanaan terapi rehidrasi
c. Menilai perkembangan masalah Kx
d. Penting untuk menetapkan dehidrasi selanjutnya
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhububungan dengan asupan
protein dan kalori yang tidak adekuat.
Tujuan : Kx akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan standart usia
KH : - Pertumbuhan fisik (ukuran antropometri) sesuai standart usia - Perkembangan / bahasa / kognitif dan personal / sosial sesuai standart usia
Intervensi :
a. Lakukan pemberian makanan / minuman sesuai program terapi diet pemilihan
b. Lakukan pengukuran antropometri secara berkala
c. Lakukan stimulasi tingkat perkembangan sesuai dengan usia Kx
d. Ajarkan kepada orang tua tentang standart pertumbuhan fisik dan tugas-tugas
perkembangan sesuai umur.
Rasional :
a. Diet khusus untuk pemeliharaan mal nutrisi diprogramkan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan anak dan kemampuan toloransi sistem pencernaan
b. Menilai perkembangan masalah Kx
c. Stimulasi di perlukan untuk mengejar keterlambatan perkembangan anak dalam
aspek motorik, bahasa dan personal / sosial
d. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan anak