33
i WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB Oleh ANDIKA KRISTO ZEFANYA 712012100 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Teologi, Fakultas Teologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si.Teol) Program Studi Teologi FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

i

WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB

MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN

BERGEREJA DI GPIB

Oleh

ANDIKA KRISTO ZEFANYA

712012100

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Teologi, Fakultas Teologi

guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains

Teologi (S.Si.Teol)

Program Studi Teologi

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

ii

Page 3: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

iii

Page 4: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

iv

Page 5: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

v

Page 6: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

vi

MOTTO

“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan

bertekunlah dalam doa!”

Roma 12:12

“Jawaban sebuah keberhasilan adalah terus belajar dan tak kenal

putus asa”

Kata pengantar

Syukur dan Terima Kasih penulis persembahkan bagi Yesus Kristus, Tuhan

dan Juruselamat, atas pertolongan dan anugerah-Nya yang selalu penulis alami dalam

kehidupan penulis, terkhususnya dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Penulis sangat

bersyukur telah diberikan kesempatan, waktu, tenaga, dan orang-orang yang terlibat

dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Penulis menyadari bahwa tanpa semuanya itu,

Page 7: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

vii

maka penulis tidak dapat sampai pada suatu kebahagiaan yang saat ini penulis alami.

Untuk itu, penulis mengucapkan Terima Kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku yakni papa Herry Mony Mawuntu dan mama Ferri

Valintina br. Tarigan yang selalu mendukung, memberikan nasihat,

semangat, dan doa kepada saya. Keempat saudara/i ku yakni kakak

Hartati Fransiska, abang Laudy Kardion Mawuntu, kakak Ida

Damanik, dan adik Gita Kamira Emeralda yang juga selalu

mendukung dan memberikan semangat selama menjalankan

perkuliahan ini hingga selesai.

2. Kepada Pdt. Prof. John. A. Titaley dan Pdt. Dr. Rama . T. Pilakoannu

kedua dosen yang telah bersedia membimbing saya dalam penulisan

tugas akhir ini. Terima kasih atas kesabaran dan bimbingannya, Untuk

bapak John terima kasih untuk segala nasihatnya selama bimbingan.

Trimakash karena telah memperhatikan saya bukan saja dari segi

akademis tetapi juga prilaku. Semua nasihat bapak akan saya ingat dan

berusaha untuk memenuhinya. Untuk bapak Rama saya hanya ingin

bilang BAPAK IS THE BEST. Semoga Tuhan memberkati bapak-

bapak sekalian.

3. GPIB “Ekklesia” Air Upas terlebih kepada nara narasumber dan

pendeta, Terima Kasih telah bersedia menjadi tempat penelitian

sekaligus tempat praktek lapangan saya dan memberikan semua yang

saya butuhkan dalam penulisan tugas akhir ini.

4. Berikut untuk teman-teman saya yang luar biasa yakni Candra Dwi

Santoso alias Candra Poenya, Billy Fernando Tobing alias Billy Toms,

Ivan Napitupulu alias Lae Ephorus, Lauren Tova Nadapdap alias

Pembalap, Kevin Ekajaya alias Aming, Andricho Sanoe alias

Guakecilmen, Ribka Ika alias Ibupenjabat, Jenifer Ehliani Nonitana

alias Jojon dan semua teman-teman angkatan 2012 trimakasih untuk

lima tahun yang gemerlap dan cetar membahana. Terkhusus bapak

Frejhon Cleiment Lasatira, bapak Sadrah Tuahta Barus dan Ibu Ruth

Kause yang sudah bersedia mereview Tugas Akhir saya sebelum

direview fakultas. Juga terkhusus untuk squad pejuang tugas akhir

yakni Fernando Perananta Alpha Surbakti dan Vivi Usmany yang

Page 8: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

viii

selalu mengingatkan satu sama lain dalam menyelesaikan berkas-

berkas. Diatas itu semua trimakasih untuk Anthoneta Sarah Karatem

yang sudah memberikan waktu, pikiran dan tenaga untuk membantu

kami para squad pejuang tugas akhir. Semangat untuk kak Ann. Tuhan

memberikan yang terbaik buat kak Ann. Kakak Ann for Noble prise.

5. Untuk penghuni kos 50a dari jajaran tertinggi hingga terendah saya

ucapkan terimakasih sedalam-dalamnya karena telah menjadi rumah

ke dua saya selama menjalani perkuliahan di Salatiga.

6. Kepada Fakultas Teologi dan Universitas Kristen Satya Wacana, saya

juga berterima kasih sudah memberikan pengajaran dan pelayanan

yang terbaik bagi para mahasiswa/i nya. Semoga Fakultas dan

Universitas kita terus maju dan selalu menelurkan lulusan-lulusan

yang berkualitas dan berkarakter. HIDUPLAH GARBA ILMIAH

KITA!

7. Dan juga pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Terima kasih atas semua bantuan, topangan dan kerja samanya. TUHAN

memberkati karya dan pelayanan kita.

Salatiga, 12 Oktober 2017

Andika Kristo Zefanya

Penulis

DAFTAR ISI

Cover..............................................................................................................................i

Lembar Pengesahan.....................................................................................................ii

Pernyataan Tidak Plagiat...........................................................................................iii

Pernyataan Persetujuan Akses..................................................................................iv

Pernyataan Persetujuan Publikasi..............................................................................v

Page 9: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

ix

Motto............................................................................................................................vi

Kata Pengantar...........................................................................................................vii

Abstrak.........................................................................................................................ix

Daftar Isi.......................................................................................................................x

1. Pendahuluan.............................................................................................................1

A. Latar Belakang ………...............................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................3

C. Tujuan Penelitian........................................................................................3

D. Manfaat Penelitian…..................................................................................3

E. Metode Penelitian........................................................................................4

F. Sistematika Penulisan.............................................................................5

2. Landasan Teori.........................................................................................................6

A.Teori Sosiologi Budaya Koentjaraningrat.................................................6

B. Teori Tindakan Talcott Parson……………..............................................8

C. Teori Spiritualitas Alister E. McGrath.....................................................9

3. Hasil Penelitian.......................................................................................................11

A. Gambaran Kehidupan warga suku Dayak jemaat GPIB Bajem “Bukit

Zaitun” Air Durian dan Sekitarnya……………………………………………..11

4. Analisis Hasil Penelitian. Kehidupan Bergereja Suku Dayak Air Durian dalam

Diskursus Sosial-budaya dan Spiritual....................................................................16

5. Penutup....................................................................................................................19

A. Kesimpulan................................................................................................19

B. Saran...........................................................................................................20

Daftar Pustaka............................................................................................................21

Page 10: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

x

Abstrak

Tulisan ini bertujuan untuk mendiskripsikan alasan warga suku Dayak asli Air Durian

bergereja di GPIB. Menjelaskan alasan mengapa suku Dayak Air Durian dapat menerima

dan bergereja di GPIB. Hal tersebut menjadi menarik karena GPIB bukanlah gereja lokal

dan tidak memiliki hubungan apa-apa dengan suku Dayak, terkhususnya Dayak Air Durian.

Tujuan dari mendeskripsikan hal tersebut adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran

dalam membangun dan mengembangkan gereja dilingkungan Suku Dayak, terkhususnya

Dayak Air Durian. Metode penelitian yang dipakai oleh penulis adalah metode penelitian

Page 11: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

xi

deskriptif dan jenis penelitian kualitatif. Metode penelitian ini mengharuskan penulis untuk

terjun langsung ke lapangan dan mewawancarai secara langsung para narasumber. Dari

hasil penelitian tersebut, penulis mendapat kesimpulan Suku Dayak Air Durian adalah suku

yang terbuka untuk siapa saja dan apa saja. Orang-orang Dayak Air Durian juga mudah

menerima perubahan. Sesuatu yang yang baik dan menguntungkan bagi mereka dapat

dengan mudah mereka terima. Seperti halnya kekristenan yang dibawa oleh misionaris awal

GPIB di sana. Alasan warga suku Dayak bergereja di GPIB dikarenakan GPIB hadir

menjawab kebutuhan mereka baik dari sisi kerohanian juga kebutuhan keseharian mereka.

Meskipun GPIB tidak memiliki hubungan apa-apa dengan kebudayaan Dayak, tetapi dengan

kehadiran gereja GPIB yang memperhatikan keberadaan jemaatnya, merangkul kebudayaan

setempat, berjuang melakukan pelayanan yang sesuai dengan konteks jemaat dimana gereja

GPIB berdiri.

Kata Kunci: Dayak Air Durian, Gereja GPIB, Budaya, Hubungan Sosial,

Kontekstual, Pedalaman.

Page 12: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

1

WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB

MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN

BERGEREJA DI GPIB

BAB 1.

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) diresmikan pada

tanggal 31 Oktober 1948. GPIB diresmikan selaku gereja yang berdiri sendiri

dalam lingkungan Gereja Protestan di Indonesia (GPI). GPIB memiliki terutama

semua jemaat Gereja Protestan di Indonesia di luar lingkungan 3 gereja

saudaranya yaitu Gereja Masehi Injili Minahasa, Gereja Protestan Maluku dan

Gereja Masehi Injili Timor.1

Kalimantan Barat masuk dalam lingkungan GPIB. GPIB masuk ke daerah

Kalimantan Barat melalui Pekabaran Injil (PI). Usaha PI di daerah-daerah ini telah

dimulai sejak tahun 1973.2 Kegiatan-kegiatan PI di daerah Kalimantan Barat

diadakan dengan cara massal, yaitu dalam arti desa-desa atau kampung-kampung

di-Injili dan diberi pengajaran Kristen. Kegiatan-kegiatan PI ini dilaksanakan oleh

petugas-petugas profesional, maupun warga gereja yang merasa terpanggil.3

Kalimantan Barat mayoritas dihuni oleh suku Dayak. Dayak mempunyai

sekitar 450 subsuku yang tersebar di seluruh Kalimantan. Ada banyak versi

tentang kelompok-kelompok suku tersebut. Yeti Manuarti mengutip pendapat

Tjilik Riwut yang mengatakan orang Dayak terdiri dari dua belas suku, dan dari

kedua belas suku tersebut terdapat tujuh subsuku.4 Penduduk asli pulau

Kalimantan adalah Dayak dan Punan. Paulus Florus mengutip pendapat Michael

1 S.W. Lontoh, Bahtera Guna Dharma Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat

(Jakarta : Majelis Sinode XII Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat. Lembaga Penelitian,

Perencanaan dan Pengembangan GPIB, 1981), 167.

2 Ibid., 499.

3 Ibid., 482.

4 Yerti Manuarti, Identitas Dayak : Komodifikasi dan Politik Kebudayaan (Yogyakarta :

LKiS 2004), 60.

Page 13: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

2

Dove yang mengatakan suku Dayak ada berdasarkan budaya, bahasa dan

geografis terdiri dari tiga kelompok besar, yaitu, (1) kelompok Utara, termasuk

Dusun dan Murut, (2) kelompok Selatan, termasuk Ngaju, dan (3) kelompok

Tengah, termasuk Kenyah, Kayan, Kayang, serta Iban.5 Suku Dayak memiliki

sistem kepercayaan atau agama yang hampir tidak bisa dipisahkan dengan nilai-

nilai budaya dan kehidupan sosial ekonomi orang Dayak sehari-hari. Sebagaimana

disinyalir oleh beberapa Dayakolog dibimbing, didukung oleh dan dihubungkan

tidak saja dengan sistem kepercayaan atau agama dan adat istiadat atau hukum

adat, tetapi juga nilai-nilai budaya dan etnisitas.6

Seperti halnya suku-suku lainnya, suku bangsa Dayak ini juga memiliki

beragam upacara-upacara atau ritus-ritus. Contohnya adalah upacara belian bagi

orang sakit yang kini masih sering diadakan dalam beberapa wilayah, biasanya

dilihat sebagai seremoni magis atau upacara mantra.7 Contoh berikut adalah

upacara perkawinan menurut adat suku Benua, pengantin pria dan wanita diberi

sebuah periuk yang didalamnya ada sebuah arca. Kedua mempelai itu harus

meludah kedalam periuk tersebut, Kemudian arca yang dibuat khusus untuk

keperluan upacara perkawinan itu dilemparkan ke dalam sungai atau dibuang

kedalam hutan, sebagai tanda untuk menyingkirkan segala mara bahaya. Contoh

lainnya adalah penggunaan arca-arca kecil, yang ditempatkan oleh orang-orang

Benua di pinggir jalan masuk kampung, setelah ada kabar bahwa di kampung-

kampung tetangganya berjangkit suatu penyakit wabah kolera atau penyakit-

penyakit lain yang ditakuti mereka. Orang-orang Dayak memercayai bahwa

pelanggaran ataupun kelalaian terhadap ritus-ritus tersebut dapat mendatangkan

hukuman. Oleh karena itu sikap ketaatan kepada nenek moyang sangat menonjol,

sebab keseluruhan teladan nenek moyang harus diterima dengan sikap ketaatan.

Itu sebabnya orang-orang Dayak akan berpegang teguh dengan tradisi yang

diwariskan kepada mereka.8

5 P. Florus et al., Kebudayaan Dayak Aktualisasi dan Transformasi (Jakarta : Gramedia,

1994), 123.

6 Ibid., 22.

7 M. Coomans, Manusia Daya : Dahulu, Sekarang, Masa Depan (Jakarta : Gramedia,

1987), 100. 8 Ibid., 101.

Page 14: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

3

Hal yang pokok yang menjadi perhatian adalah bagaimana masyarakat

bersuku Dayak menanggapi kehadiran gereja GPIB di tengah-tengah mereka.

Sedangkan GPIB bukan gereja lokal dan tidak memiliki hubungan apa-apa dengan

mereka. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui hal-hal apa saja yang membuat

GPIB dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan suku Dayak, apakah

dampak dari keberadaan gereja GPIB dalam kehidupan mereka sehari-hari,

bagaimana warga suku Dayak dapat memilih untuk menjadi seorang Kristen dan

bergereja di GPIB sedangkan mereka memiliki adat istiadat kesukuan dan

beragam denominasi gereja disana.

1.2 Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah pokok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bagaimana warga suku Dayak menerima dan bergereja di GPIB?

1.3 Tujuan Penelitian.

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah memberikan sumbangan

pemikiran untuk gereja mengenai pandangan jemaat warga suku Dayak terhadap

gereja GPIB dan mendiskripsikan alasan mereka bergereja di GPIB.

1.4 Manfaat Penelitian.

Secara Teoritis

Manfaat dari penelitian ini secara teoritis adalah dapat memberikan sumbangan

pemikiran mengenai pokok alasan warga suku Dayak Air Durian bergereja di

GPIB.

Secara Praktis.

Secara praktis, penulis mengharapkan setelah membaca hasil penelitian ini,

pembaca mengetahui alasan warga suku Dayak terkhususnya Dayak Air Durian

bergereja di GPIB. Dari pemahaman mengenai alasan warga Suku Dayak Air

Durian bergereja di GPIB ini, penulis mengharapkan dapat memberikan

Page 15: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

4

sumbangan pemikiran untuk pengembangan gereja di lingkungan Dayak Air

Durian.

1.5 Metode Penelitian.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan jenis

penelitian kualitatif. Penelitian kualiatatif adalah manusia atau segala sesuatu

yang dipengaruhi manusia, termasuk tindakan dan perkataan manusia secara

alamiah.9 Atau jenis penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih

mengutamakan penghayatan serta berusaha memahami dan menafsirkan makna

dari suatu peristiwa interaksi dan tingkah laku manusia dalam situasi tertentu

menurut perspektif peneliti sendiri sehingga hal ini mengharuskan peneliti terjun

sendiri ke lapangan secara aktif.10

Wawancara berarti teknik perolehan informasi

melalui tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.11

Hal

tersebut dapat dilakukan melalui wawancara langsung dengan narasumber.

Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena metode ini sangat

memungkinkan peneliti untuk mengkaji suatu gejala dalam jemaat dan melakukan

proses sosialisasi langsung kepada jemaat, sehingga peneliti dapat mempermudah

pengambilan data dan perolehan informasi di lapangan.

Penulis mengambil narasumber yakni beberapa warga jemaat GPIB “Bukit

Zaitun” Air Durian yang asli bersuku Dayak. Tiga orang dari kalangan majelis,

dua orang dari kalangan jemaat dan satu orang dari kalangan pemuda.

9 J.D. Engel, Metodologi Penelitian Sosial & Teologi Kristen, (Salatiga: Widya Sari, 2005),

21.

10

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2008), 129.

11

Ibid., 78.

Page 16: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

5

1.6 Sistematika Penulisan.

Penulis akan membagi tulisan ini ke dalam lima bagian, yakni sebagai

berikut:

Bagian 1 : Pendahuluan (latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan).

Bagian 2 : Landasan Teori (Teori sosiologi budaya, teori tindakan, dan

teori spiritualitas)

Bagian 3 : Hasil Penelitian (data hasil penelitian di lapangan).

Bagian 4 : Analisa (analisa terhadap hasil penelitian dengan teori dalam

bag.2).

Bagian 5 : Penutup (kesimpulan akhir dari pengolahan data hasil penelitian)

Kesimpulan

Saran

Page 17: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

6

2. Landasan Teori

2.1 Teori Sosiologi Budaya Koentjaraningrat

Penulis akan membahas terlebih dahulu mengenai sistem nilai budaya.

Menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat sistem nilai budaya merupakan tingkat yang

paling abstrak dari adat. Suatu sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi,

yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga masyarakat, mengenai

hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Karena itu suatu

sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan

manusia. Sistem–sistem tata kelakuan manusia lain yang tingkatnya lebih konkret,

seperti aturan-aturan khusus hukum dan norma-norma semuanya juga

berpedoman kepada sistem nilai budaya itu.12

Suatu sistem nilai budaya merupakan bagian dari adat, dan biasanya dianut

oleh suatu persentase yang besar dari warga sesuatu masyarakat. Sebaliknya,

suatu sikap karena berada dalam jiwa individu, sering hanya ada pada individu-

individu tertentu yang karena terpengaruh oleh sistem nilai budaya, bisa

didapatkan secara meluas pada banyak individu dalam masyarakat.13

Untuk dapat menganalisa semua sstem nilai budaya dari semua kebudayaan di

dunia, Koentjaranignrat mengutip kerangka Kluckhohn. Kerangka ini adalah

kerangka yang dikembangkan seorang ahli antropologi, Clyde Kluckhohn.

Menurut kerangka Kluckhohn, semua sistem nilai budaya dalam semua

kebudayaan di dunia itu sebenarnya mengenai lima masalah pokok dalam

kehidupan manusia.

Masalah pertama mengenai hakekat dalam hidup manusia. Adapun

kebudayaan-kebudayaan memandang hidup manusia itu pada hakikatnya buruk,

tetapi manusia dapat mengusahakan untuk menjadikan hidup itu suatu hal yang

baik dan menggembirakan.

12 Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan (Jakarta : PT Gramedia,

1975), 32.

13

Ibid., 33.

Page 18: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

7

Masalah yang kedua, ada kebudayaan-kebudayaan yang memandang bahwa

karya manusia itu pada hakikatnya bertujuan untuk memungkinkannya hidup; lain

kebudayaan menganggap hakikat dari karya manusia itu untuk memberikannya

suatu kedudukan yang penuh kehormatan dalam masyarakat; sedangkan lain-lain

kebudayaan lagi menganggap hakikat karya manusia itu sebagai suatu gerak hidup

yang harus menghasilkan lebih banyak karya lagi.

Masalah yang ketiga adalah masalah mengenai hakikat dari kedudukan

manusia dalam ruang waktu. Ada kebudayaan-kebudayaan yang memandang

penting dalam kehidupan manusia itu masa yang lampau. Dalam kebudayaan-

kebudayaan serupa itu, orang akan lebih sering mengambil sebagai pedoman

dalam kelakuannya contoh-contoh dan kejadian-kejadian dalam masa yang

lampau. Sebaliknnya, ada pula banyak kebudayaan yang hanya mempunyai suatu

pandangan waktu yang sempit. Warga suatu kebudayaan yang serupa itu tidak

akan memusingkan dan memikirkan zaman yang lampau maupun masa yang akan

datang. Mereka hidup menurut keadaan yang ada pada masa sekarang ini. Lain-

lain kebudayaan lagi malahan justru mementingkan pandangan yang berorentasi

sejauh mungkin terhadap masa yang akan datang. Dalam kebudayaan yang serupa

itu perencanaan hidup menjadi suatu hal yang amat penting.

Selanjutnya mengenai masalah keempat adalah tentang pandangan manusia

terhadap alam. Ada kebudayaan-kebudayaan yang memandang alam itu suatu hal

yang begitu dahsyat, sehingga manusia itu pada hakikatnya hanya dapat bersifat

menyerah saja tanpa ada banyak yang dapat diusahakannya. Sebaliknnya ada pula

banyak kebudayaan lain yang memandang alam itu sebagai suatu hal yang bias

dilawan oleh manusia, dan mewajibkan manusia untuk selalu berusaha

menaklukan alam. Lain kebudayaan lagi, menganggap manusia itu hanya bias

berusaha mencari keselarasan dengan alam.

Masalah yang terakhir adalah masalah hakikat hubungan antara manusia

dengan sesamanya. Ada kebudayaan-kebudayaan yang amat mementingkan

hubungan vertikal antara manusia dengan sesamanya. Dalam pola kelakuannya,

manusia yang hidup dalam suatu kebudayaan serupa itu akan berpedoman kepada

tokoh-tokoh pemimpin, orang-orang senior, atau orang-orang atasan. Lain

Page 19: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

8

kebudayaan lebih mementingkan hubungan horizontal antara manusia dengan

sesamanya. Orang dalam suatu kebudayaan serupa itu akan amat merasa

tergantung kepada sesamanya, dan usaha untuk memelihara hubungan baik

dengan tetangganya dan sesamanya merupakan hal yang dianggap amat penting

dalam hidup. Kecuali itu ada banyak kebudayaan lain yang tidak membenarkan

anggapan bahwa manusia itu tergantung pada orang lain dalam hidupnya.

Kebudayaan-kebudayaan serupa seperti itu yang amat mementingkan

individualisme, menilai tinggi anggapan bahwa manusia itu harus berdiri sendiri

dalam hidupnya, dan sedapat mungkin mencapai tujuannya dengan sedikit

mungkin bantuan dari orang lain.14

2.2 Teori Tindakan

Pada teori tindakan penulis menggunakan teori tindakan Talcott Parson.

Menurut Talcott Parson titik acuan dari semua istilah dalam teori aksi adalah aksi

dari aktor individu atau dari kolektivitas aktor. Tindakan yang dilakukan oleh

seseorang atau aktor tidak terlepas dari faktor psikologis dimana didalamnya

terdapat insting. Insting seseorang selalu cenderung untuk memenuhi kebutuhanya

seperti kebutuhan viscerogenic. Kebutuhan viscerogenic contohnya seperti tidur,

pangan dan bernafas. Selain itu seseorang juga memiliki kebutuhan untuk

berhubungan sosial. 15

Seorang aktor akan memilih atau berkomitmen untuk

memilih pilihan budaya di antara objek yang dapat diakses berkenaan dengan

potensi kepuasan mereka. Dia juga akan memilih dari antara cara-cara yang paling

tepat dan signifikan baginya. Tindakan tidak hanya melibatkan diskriminasi dan

seleksi antara objek, dan perjuangan, penerimaan, atau penolakan langsung,

namun juga melibatkan orientasi pada kejadian masa depan dengan menghormati

signifikansinya untuk kepuasan atau kekecewaan. Diskriminasi antara kepuasan

yang segera tersedia dan masa depan dan penilaian nilai relatif mereka merupakan

aspek penting tindakan.16

14 Ibid., 36.

15

Talcott Parsons, Toward a General Theory of Action. (London : Oxford University Press,

1951), 10.

16

Ibid., 11.

Page 20: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

9

2.3 Teori Spiritualitas

Sebelum masuk dalam teori, penulis akan menjelaskan definisi dari

spiritualitas. Secara etimologis kata spiritual berasal dari kata Ibrani ruach, sebuah

istilah kaya yang biasanya diterjemahkan dengan spirit atau roh. Namun kata itu

juga mencakup serangkaian makna termasuk spirit yang luas cakupannya sampai

ke makna sebagai nafas dan angin. Jika berbicara mengenai spirit, berarti

membahas sesuatu yang memberikan kehidupan maupun semangat bagi

seseorang. Maka dari itu “spiritualitas” berkaitan dengan kehidupan iman, yakni

apa yang mendorong dan memotivasinya dan apa yang menurut orang-orang

dirasa bisa membantu untuk melanggengkan dan mengembangkannya.

Spiritualitas juga menyangkut apa yang memberi semangat terhadap kehidupan

orang-orang beriman serta mendorong mereka memperdalam dan

menyempurnakan apa yang baru saja mereka mulai.17

Setelah mengkaji „spiritualitas‟, sekarang kita bias melangkah lebih lanjut dan

membahas istilah „spiritualitas Kristen‟. Bagi Kekristenan, spiritualitas berkaitan

dengan bagaimana menghayati penjumpaan dengan Yesus Kristus. Istilah

„spiritualitas Kristen‟ menunjuk pada cara bagaimana kehidupan Kristen dipahami

dan bagaimana praktek-praktek devosi secara eksplisit telah dikembangkan untuk

membantu menumbuhkan dan melanggengkan hubungan dengan Kristus. Maka

dari itu, spiritualitas Kristen mungkin bisa dipahami sebagai cara bagaimana

orang-orang Kristen sebagai pribadi maupun sebagai kelompok-kelompok

berusaha memperdalam pengalaman mereka tentang Tuhan atau dengan istilah

lain „mengamalkan kehadiran Tuhan‟.18

Menurut Alister E. McGrath, spiritualitas Kristen dapat dianggap sebagai

upaya untuk mempertemukan dan mengorelasikan seperangkat keyakinan teologis

di satu sisi dengan serangkaian faktor pribadi dan institusional yang sangat

spesifik di sisi lainnya. Sebagian orang memulai dari teologi dan berusaha

mengorelasikannya dengan pengalaman pribadi mereka. Sebagian lagi justru

17 Alister E. McGrath, Spiritualitas Kristen (Medan : Bina Media Perintis, 2007),

3.

18

Ibid., 3.

Page 21: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

10

menemukan bahwa pengalaman mereka menimbulkan sejumlah pertanyaan dan

permasalahan yang menuntut informasi dari refleksi teologis. Intinya adalah

bahwa hal ini merupakan suatu proses korelasi yang memiliki arti sentral dalam

spiritualitas. Spiritualitas bukanlah sesuatu yang sepenuhnya dideduksi dari aneka

presuposisi teologis. Spiritualitas juga bukan sesuatu yang sepenuhnya

disimpulkan dari pengalaman kita. Spiritualitas muncul dari suatu sintesis dinamis

dan kreatif dari iman dan kehidupan yang ditempa dalam tanur peleburan hasrat

kita untuk menghayati iman Kristen secara otentik, bertanggung jawab, efektif,

dan sepenuh-penuhnya.19

Orang-orang Dayak sebelumnya sudah memiliki sistem kepercayaan, yakni

Kaharingan. Dalam kepercayaan kaharingan sikap religius bukan pengabdian

kepada Tuhan Yang Esa melainkan kepada suatu panteon yang terdiri dari banyak

sekali roh dan nenek moyang yang ajaib. Sikap religiusnya jangan disebut

animisme. Istlilah ini tidak sesuai dengan kenyataan. Teori ini mengemukakan

tentang asal mula berkembangnya agama sebagai hasil pengalaman manusia yang

menyimpulkan adanya daya hidup atau kekuatan hidup dalam benda-benda

tertentu ataupun pada gejala-gejala tertentu. Lalu benda atau gejala itu dipuja

orang. Gejala-gejala alam yang mempunyai daya hidup atau kekuatan penghidup,

misalnya sungai yang mengalir dengan deras dan penuh gemuruh, gunung yang

tinggi, kilat atau petir yang menyambar, dan sebagainya. Gejala alam dan benda-

benda tertentu tidak dilihatnya sebagai daya hidup atau kekuatan penghidup,

namun sebagai hierofani. Artinya di zaman kejadian purba roh-roh telah

menampakan diri dalam gejala alam tertentu. Tempat penampakan adalah tempat

keramat.20

19 Ibid., 12.

20

M. Coomans, Manusia Daya : Dahulu, Sekarang, Masa Depan (Jakarta : Gramedia,

1987), 88.

Page 22: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

11

Orang-orang Dayak percaya bahwa dengan melakukan ritual-ritual pada

tempat keramat tersebut dapat memberikan keberkahan bagi mereka. Dalam

kepercayaan dayak ada sebuah ritual yang dinamakan Tiwah. Tiwah adalah ritual

yang mengarahkan jiwa manusia ke “langit ke tujuh” setelah menyelesaikan

eksistensi mereka di dunia ini. Sepanjang perayaan tiwah, persembahan kurban

diberikan kepada jiwa-jiwa yang ditinggalkan untuk memberi mereka perjalanan

menuju alam sorgawi. Dan juga untuk memastikan kenyamanan mereka saat tiba

di rumah baru mereka.21

3. Hasil Penelitian.

3.1. Gambaran Kehidupan warga suku Dayak jemaat GPIB Bajem “Bukit

Zaitun” Air Durian dan Sekitarnya.

Untuk dapat melakukan penelitan, penulis terjun langsung ke lapangan,

berbincang dan mewawancari secara lansung para narasumber. Jemaat mayoritas

GPIB Bajem “Bukit Zaitun” Air Durian adalah jemaat bersuku Dayak. GPIB

Bajem “Bukit Zaitun” Air Durian termasuk dalam wilayah GPIB “Ekklesia” Air

Upas. Sebelum dimandirikan, wilayah yang sekarang menjadi wilayah GPIB

“Ekklesia” Air Upas ini menjadi satu dengan wilayah GPIB “Bethesda” Marau.

Saat penulis melaksanakan penelitian di GPIB Bajem “Bukit Zaitun” Air Durian.

Penulis banyak berinteraksi dengan warga suku Dayak Air Durian asli. Mata

pencaharian jemaat GPIB Bajem “Bukit Zaitun” Air Durian adalah petani karet

dan sawit, di samping itu ada juga yang berprofesi sebagai guru, kuli, dan

berwirausaha seperti berdagang.

Saat di lapangan, penulis mendapatkan banyak informasi dan keluhan tentang

kebudayaan Dayak asli Air Durian yang kian hari semakin menghilang dan

kondisi mereka yang semakin terpinggirkan. Bapak Iyus Daryanto

mengungkapkan bahwa ritual dan acara-acara adat sudah jarang ditemukan. Hal

ini disebabkan karena masyarakat Suku Dayak Air Durian sudah mulai

meninggalkan kebudayaan mereka. Barang-barang antik peninggalan leluhur yang

21

Anne Schiller, Small Sacrifices : Religious Change and Cultural Indentity among The

Ngaju of Indonesia. (New York : Oxford University Press, 1997) , 3.

Page 23: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

12

biasanya dipakai untuk acara kebudayaan dijual untuk keperluan keseharian

mereka.22

Begitu juga dengan pandangan bapak Riwan. Banyak warga suku dayak

yang memiliki barang antik dengan mudahnya menjual barang tersebut jika

sedang terhimpit kebutuhan ekonomi. Beliau berpendapat bahwa warga suku

Dayak Air Durian tidak memiliki pandangan jauh ke depan. Beliau memberikan

contoh jika mereka membutuhkan sepeda motor, mereka rela menjual tanah

dengan harga yang murah. Dengan cara seperti ini maka makin hari warga suku

Dayak akan semakin terpinggirkan.23

Selama melakukan penelitian di wilayah

GPIB Bajem “Bukit Zaitun” Air Durian, penulis juga merasakan hal yang sama.

Selama tiga bulan di sana, penulis hanya sekali menemukan acara adat. Air

Durian adalah desa dan Air Upas adalah kecamatanya. Penulis mendapatkan

semua toko-toko besar di Air Upas dikuasai oleh pendatang-pendatang. Bukan

hanya toko-toko tetapi juga sudah banyak tanah-tanah yang dikuasai oleh

pendatang. `

Selama melakukan penelitian di GPIB Bajem “Bukit Zaitun” Air Durian,

penulis sekaligus melakukan pelayanan di sana. Selama di sana penulis

memperhatikan di setiap peribadahan, warga jemaat yang berasal dari suku Dayak

Air Durian sering datang bersama keluarganya. Bukan hanya keluarga inti seperti

suami, istri dan anak-anak tetapi juga bersama paman, nenek dan kakek. Penulis

memperhatikan kebanyakan dari mereka jika dalam satu keluarga, ada salah satu

anggota keluarga mengikuti salah satu gereja di sana, anggota keluarga mereka

yang lain akan mengikut. Apalagi yang bergereja itu adalah orang tua mereka atau

sosok yang dituakan.

Rasa solidaritas dan kepedulian jemaat GPIB “Bukit Zaitun” Air Durian

terhadap gereja amat tinggi. Contohnya saat menjelang perayaan natal. Untuk

mempersiapkan acara natal, seluruh warga jemaat bahu-membahu

mempersiapkannya. Mulai dari merapikan halaman gereja, membangun tenda,

22 Wawancara dengan Bapak Iyus Daryanto Majelis Jemaat GPIB Bajem “Bukit Zaitun”

Air Durian, pada hari Selasa tanggal 22 Desember 2016 pukul 20.30 wib.

23

Wawancara dengan Bapak Riwan Majelis Jemaat GPIB Bajem Bajem “Bukit Zaitun”

Air Durian, pada hari Sabtu tanggal 1 Desember 2016 pukul 19.20 wib.

Page 24: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

13

dekorasi gereja sampai masak memasak. Semuanya mereka lakukan dengan

semangat dan tanpa imbalan apa-apa.

GPIB dapat tumbuh dan berkembang di wilayah Air Durian dan sekitarnya

seperti saat ini adalah buah hasil dari perjuangan pendeta-pendeta terdahulu.

Kisah perjuangan pendeta yang paling sering terdengar adalah cerita perjuangan

pelayanan Pendeta Urbanus. Menurut cerita yang penulis dengar dari seorang

Majelis GPIB Bajem “Imanuel” Lipat Gunting yakni bapak Frans Yafet sosok

Pendeta Urbanus adalah sosok pendeta yang pekerja keras. GPIB Bajem

“Imanuel” Lipat Gunting termasuk wilayah GPIB “Ekklesia” Air Upas. Saat

Melakukan pelayanan, pendeta Urbanus melayani puluhan pos-pos. jarak pos-pos

tersebut tidaklah berdekatan belum ditambah lagi medan yang begitu sulit, seperti

jalan setapak yang terjal dan berbatu batu. Tetapi pendeta Urbanus selalu berusaha

untuk melakukan pelayanan. Selain itu pendeta Urbanus sering menghadapi

pencobaan dari orang-orang sekitar. Salah satu cerita yang paling terkenal adalah

saat seorang Dukun mencobai Tuhan melalui pendeta Urbanus. Dukun tersebut

meminta pendeta Urbanus untuk menebang pohon sesembahan Suku Dayak.

Konon menurut cerita setempat pohon itu memiliki kekuatan magis, banyak

warga sekitar datang dan meminta kepada pohon tersebut keberkahan dan

terkabulkan. Dan konon pula jika pohon itu tidak berkenan maka orang yang

menyentuhnya saja dapat meninggal. Tetapi pendeta Urbanus menyanggupi hal

tersebut dan menebangnya. Konon saat pendeta Urbanus menebang pohon

tersebut turun angin yang besar tetapi pendeta Urbanus tetap bertahan. Dan dari

cerita itu banyak orang-orang Dayak sekitar menjadi percaya dan tertarik untuk

bergereja di GPIB.24

Berikut adalah hasil wawancara dari beberapa jemaat asli GPIB “Bukit

Zaitun” Air Durian. Narasumber yang pertama adalah bapak Nikodemus Nyihip.

Beliau adalah mantan Penatua pertama di GPIB Bajem “Bukit Zaitun” Air Durian.

Kini beliau sudah tidak menjadi penatua dikarenakan umurnya yang sudah lanjut.

Tetapi pelayananya dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Hendri yang kini

telah menjadi Majelis. Menurut penuturan bapak Nikodemus Nyihip beliau

24 Wawancara dengan Bapak Frans Yafet Majelis Jemaat GPIB Bajem Bajem “Imanuel”

Air Durian, pada hari Jumat tanggal 7 Januari 2017 pukul 17.40 wib.

Page 25: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

14

bangga bergereja di GPIB dikarenakan GPIB peduli terhadap keberadaan

jemaatnya terkhususnya jemaat di tempatnya. Beliau menceritakan bahwa gereja

pernah membagikan baju-baju bekas secara gratis pada jemaat. Beliau juga

bangga pada GPIB karena GPIB adalah gereja yang menghormati kebudayaan dan

adat-istiadat Dayak di Air Durian. GPIB adalah gereja pertama yang berinisiatif

melakukan kerja bakti membersihkan dan merapikan makam-makam kuno suku

Dayak Air Durian. Selain itu beliau juga senang dengan Pendeta-pendeta yang

selama ini melakukan tugas pelayanan di GPIB “Bukit Zaitun” Air Durian

dikarenakan sangat dekat dengan jemaat, selalu datang kerumah jemaat untuk

bersenda gurau.25

Narasumber yang kedua adalah bapak Iyus Daryanto, beliau adalah Majelis

GPIB “Bukit Zaitun” Air Durian. Dari hasil wawancara denganya, bapak Iyus

Daryanto menuturkan alasannya bergereja di GPIB dikarenakan ia sudah

bergereja sejak ia kecil dan merasa nyaman di GPIB. Beliau juga menambahkan

alasan karena Yesus yang adalah kepala gereja GPIB yang memberikan

keselamatan. meskipun banyak gereja sekitar mengajarkan hal yang sama, beliau

tidak berniat berpindah gereja karena sudah merasa nyaman dengan GPIB. Selain

itu alasannya juga karena struktur gereja yang jelas, merangkul adat-istiadat dan

membaur dengan masyarakat. Contohnya jika ada acara-acara adat. Gereja juga

menjadwalkan untuk mengikuti acara-acara adat tersebut. Beliau mendapatkan

istri yakni ibu Miti Pradita yang adalah temannya dari sekolah Minggunya dulu.

Orang tua dari bapak Yus awalnya tidak beragama Kristen, lalu sempat masuk

gereja GPIB, tetapi kini sudah tidak pernah gereja lagi. Pertama kali beliau masuk

gereja dikarenakan ajakan dari pelayan sekolah minggu yakni bapak Diaz Kristadi

yang kini masih menjabat sebagai penatua di GPIB Bajem “Bukit Zaitun” Air

Durian. Sampai saat ini pak Iyus Daryanto masih setia bergereja di GPIB. Anak-

anak bapak Iyus dan ibu Miti yang bernama Tiuda dan Tiwi juga bergereja di

GPIB.26

25 Wawancara dengan Bapak Nikodemus Nyihip Jemaat GPIB Bajem “Bukit Zaitun” Air

Durian, pada hari Selasa tanggal 15 Desember 2017 pukul 19.30 wib.

26

Wawancara dengan Bapak Iyus Daryanto Majelis Jemaat GPIB Bajem “Bukit Zaitun”

Air Durian, pada hari Selasa tanggal 4 April 2017 pukul 19.30 wib.

Page 26: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

15

Narasumber yang ketiga adalah bapak Riwan. Bapak Riwan ini juga Majelis

GPIB “Bukit Zaitun” Air Durian. Dalam kehidupan sehari hari bapak Riwan

berprofesi sebagi guru tingkat Sekolah Dasar (SD). Alasan bapak Penatua Riwan

bergereja di GPIB adalah karena gereja GPIB hadir bersama masyarakat dan

menerima kehadiran adat dan budaya. Menurutnya Pendeta-pendeta GPIB

membaur dengan adat, contohnya jika ada acara-acara adat seperti pernikahan dan

lain sebagainya, para Pendeta GPIB menyempatkan diri untuk hadir. Tidak

membatasi diri dengan menolak sesi dalam prosesi adat seperti meminum-

minuman keras. Yang menarik dari gereja GPIB menurut bapak Riwan adalah

GPIB yang selalu hadir di dalam pelayanan masyarakat dan pemerintah, bangsa

dan negara. Contohnya GPIB ikut berperan dalam kegiatan pelayanan pengobatan

massal dan juga selalu memberitahu pemerintah setempat jika melakukan

kegiatan, berkoordinasi dengan baik dengan pemerintah setempat. GPIB juga

membina perkembangan iman, keterampilan dengan cara mengadakan

penyuluhan, pelatihan dan pengobatan gratis oleh tim PelKes (Pelayanan dan

Kesaksian), UP2M (Unit Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat), dan

kerjasama dalam bidang pendidikan melalui yayasan. Dengan hadirnya GPIB

bapak Riwan merasakan kehadiran Tuhan. Salah satu bukti kehadiran menurutnya

adalah saat ia dipakai Tuhan menjadi Penatua dan menjadi panitia Pesparawi

tingkat kabupaten dan provinsi tahun 2006 & 2007.27

Narasumber yang keempat adalah Majelis Nur Hamidah. Ibu Nur Hamidah

adalah adik dari bapak Riwan. Yang menarik menurut keterangannya, alasan

beliau bergereja di GPIB karena terpanggil. Disaat beliau berdoa meminta

penguatan dari Tuhan, beliau memperolehnya. Menurut ibu Nur Hamidah yang

menarik dari gereja GPIB adalah liturginya. Menurutnya liturgi liturgi GPIB lebih

khusuk dibandingkan liturgi gereja lain.28

Yang kelima adalah ibu Miti Pradita. Alasan ibu Miti yang adalah istri dari

bapak Iyus Daryanto tidaklah berbeda jauh dengan penuturan bapak Iyus

27 Wawancara dengan Bapak Riwan Majelis Jemaat GPIB Bajem Bajem “Bukit Zaitun”

Air Durian, pada hari Selasa tanggal 12 September 2017 pukul 18.30 wib.

28

Wawancara dengan Ibu Nur Hamidah Majelis Jemaat GPIB Bajem “Bukit Zaitun” Air

Durian, pada hari Selasa tanggal 12 September 2017 pukul 19.30 wib.

Page 27: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

16

Daryanto. Beliau menuturkan alasannya bergereja di GPIB dikarenakan sudah

bergereja di GPIB “Bukit Zaitun” Air Durian sejak kecil. Perbedaannya dengan

bapak Iyus Daryanto adalah alasan Ibu Miti ditambah dengan hadirnya kedua

orang tuanya yang sampai saat ini aktif bergereja di GPIB.29

Narasumber yang terakhir adalah Kristina. Kristina adalah jemaat anggota

Pelayanan Kategorial Gerakan Pemuda (Pelkat GP). Alasan Kristina bergereja

GPIB adalah adanya kenyamanan yang ia rasakan saat beribadah di GPIB. Ia

merasa nyaman dengan tatacara peribadahannya. Selain itu juga disebabkan

karena ayah dan ibunya sudah lama bergereja di GPIB. Dia juga menuturkan rasa

bangganya terhadap jemaat GPIB yang dinilainya memiliki solidaritas yang tinggi

untuk saling tolong menolong. Di samping itu Kristina menceritakan

pengalamannya dimana dia merasakan kehadiran Tuhan melalui gereja GPIB.

Suatu ketika keluarga ditimpa masalah berat yang mengakibatkan keluarganya

terpecah belah. Saat kejadian itu menerpa, ia selalu datang ke persekutan-

persekutuan dan didoakan secara terus menerus oleh pendeta, majelis dan jemaat

dan pada akhirnya keluarganya dapat hidup rukun kembali.30

4. Analisis Hasil Penelitian. Kehidupan Bergereja Suku Dayak Air Durian

dalam Diskursus Sosial-budaya dan Spiritual.

Pada bagian ini penulis akan mengalisis secara satu persatu dari hasil

wawancara lapangan dengan teori Sosial Budaya, teori tindakan dan teori

Spiritualitas. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis yang akurat.

Penulis mengategorikan watak warga suku Dayak berdasarkan kerangka

Clyde Kluckhorn. Menurut hemat saya warga suku Dayak termasuk dalam

kategori warga yang hanya mempunyai suatu pandangan waktu yang sempit. Pada

kerangka Kluckhorn yang ketiga tentang masalah mengenai hakikat dari

kedudukan manusia dalam ruang waktu. Di sana dikatakan warga suatu

kebudayaan yang serupa itu tidak akan memusingkan dan memikirkan zaman

yang lampau maupun zaman yang akan datang . Mereka hidup menurut keadaan

29 Wawancara dengan Ibu Miti Pradita Jemaat GPIB Bajem “Bukit Zaitun” Air Durian,

pada hari Selasa tanggal 4 April 2017 pukul 20.30 wib.

30 Wawancara dengan Kristina Jemaat GPIB Bajem “Bukit Zaitun” Air Durian, pada hari

Selasa tanggal 12 September 2017 pukul 19.30 wib.

Page 28: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

17

yang ada pada masa sekarang ini.31

Hal ini terlihat dari keberadaan budaya di Air

Durian yang sudah jarang dilakukan. Kebudayaan mereka mulai bergeser seiring

dengan modernisasi. Begitu juga dari cerita bapak Frans Yafet mengenai

perjuangan pelayanan Pendeta Urbanus yang membuat cukup banyak warga suku

Dayak tertarik bergereja di GPIB. Dari cerita itu terlihat bahwa orientasi mereka

adalah masa sekarang. Di kala pohon sesembahan berhasil ditebang oleh Pendeta

Urbanus, mereka beralih percaya kepada Tuhan melalui GPIB yang diberitakan

Pendeta Urbanus dan melupakan pohon sesembahan. Selain itu menurut hemat

saya warga suku Dayak Air Durian memiliki kebudayaan yang lebih

mementingkan hubungan horizontal antara manusia dengan sesamanya. Menurut

kerangka Kluckhorn kelima yang membahas mengenai masalah hakikat manusia

dengan sesamanya. Di sana Kluckhorn menyatakan bahwa orang dalam suatu

budaya serupa itu akan amat merasa tergantung kepada sesamanya, dan usaha

untuk memelihara hubungan baik dengan tetanganya dan sesamanya merupakan

hal yang dianggap amat penting dalam hidup.32

Hal ini terlihat dari pernyataan

narasumber yang diwawancarai. Beberapa diantaranya menyatakan alasan mereka

bergereja adalah karena orang-tua mereka juga bergereja di GPIB Air Durian.

Seperti pernyataan dari Bapak Iyus Daryanto, ibu Miti Pradita dan Kristina.

Selama saya melaksanakan penelitian di Air Durian, saya juga melihat banyak

warga jemaat yang datang bersama dengan keluarga mereka untuk beribadah.

Dari cerita yang disampaikan oleh bapak Frans Yafet, penulis menganalisis

orang-orang suku Dayak tertarik untuk bergereja di GPIB oleh karena pristiwa

pelayanan Pendeta Urbanus ini didorong rasa pemenuhan kepuasan bagi mereka.

Menurut Talcott Parson dalam teori tindakannya mengungkapkan bahwa seorang

aktor akan memilih atau berkomitmen untuk memilih pilihan budaya di antara

objek yang dapat diakses berkenaan dengan potensi kepuasan mereka.33

Dari

cerita ini orang-orang Dayak tertarik kepada GPIB karena GPIB membawa suatu

hal yang baru yang mampu menandingi kepercayaan mereka sebelumnya, yakni

31 Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan (Jakarta : PT Gramedia,

1975), 36.

32 Ibid.

33

Talcott Parsons, Toward a General Theory of Action. (London : Oxford University Press,

1951), 11.

Page 29: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

18

pohon sesembahan yang ditebang oleh Pendeta Urbanus. Selain itu pohon

sesembahan juga menjadi media unuk meminta keberkahan. Menurut hemat saya,

selayaknya seorang Pendeta, pastilah Pendeta Urbanus juga mengajarkan tentang

berdoa untuk meminta kepada Tuhan. Hal ini makin menguatkan alasan warga

suku Dayak tertarik untuk bergereja di GPIB. Dengan ditebangnya pohon

sesembahan oleh Pendeta Urbanus mengindikasikan bahwa sistem kepercayaan

yang dibawa Pendeta Urbanus lebih kuat daripada pohon sesembahan. Dari hal ini

juga mengindikasikan bahwa daya pemenuhan permintaan lebih besar melalui

sistem kepercayaan yang dibawa oleh Pendeta Urbanus dari pada daya pohon

sesembahan. Dari pilihan ini warga Dayak yang menyaksikan atau mendengar

cerita ini akan tertarik untuk bergereja di GPIB.

Begitu pula dengan hasil wawancara lainnya. Dari hasil wawancara bapak

Nikodemus terlihat bahwa gereja GPIB telah berhasil memberikan kepuasan

kepadanya. Menurut penuturannya ia tersentuh dengan sikap gereja GPIB yang

menghormati kebudayaan dan adat istiadat suku Dayak dengan berinisiatif

melakukan kerja bakti membersihkan dan merapikan makam-makam kuno suku

Dayak Air Durian. Pendeta-pendeta ramah yang senantiasa berkunjung

kerumahnya dan kebijakan gereja yang memperhatikan jemaat, contohnya

membagi-bagikan baju gratis pada jemaat.

Tidak berbeda jauh dengan pernyataan bapak Nikodemus, alasan bapak Riwan

tetap bergereja di GPIB dikarenakan puas dengan kehadiran GPIB. Beliau puas

karena GPIB adalah gereja yang membaur dengan adat istiadat Dayak, contohnya

para pendetanya tidak menolak sesi minum-minuman keras saat prosesi adat. Jika

ada perayaan adat selalu berusaha menyempatkan diri, berhubungan baik dengan

pemerintah setempat dan memiliki program-program gereja yang

menyejahterakan jemaat seperti pengobatan gratis dari tim PelKes (Pelayanan dan

Kesaksian) dan bantuan kesejahteraan dari UP2M (Unit Pembinaan dan

Pemberdayaan Masyarakat).

Dari hasil wawancara, penulis menyimpulkan spiritualitas di kalangan jemaat

GPIB “Bukit Zaitun” Air Durian sudah ada dan tumbuh berkembang. Contohnya

pernyataan dari bapak Iyus Daryanto, ia menyatakan alasannya tetap bergereja di

Page 30: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

19

GPIB dikarenakan adanya keselamatan dari Yesus yang adalah kepala gereja

GPIB. Kepercayaan Yesus adalah jalan keselamatan sama seperti kepercayaan

gereja-gereja di sekitar GPIB “Bukit Zaitun” Air Durian. Dari penyataan ibu

Nurhamidah dan Kristina juga menyinggung aspek spiritualitas. Menurut teori

spiritualitas Alister E. McGrath sebagian orang memulai dari teologi dan berusaha

mengkorelasikannya dengan pengalaman pribadi mereka.34

Pernyataan bapak Yus

masuk dalam kategori orang tersebut. Sedangkan dari pernyataan ibu Nurhamidah

dan Kristina masuk dalam kategori orang-orang menemukan bahwa pengalaman

mereka menuntut informasi dan refleksi teologi. Karena menurut pernyataan

mereka, mereka merasakan suatu pengalaman terlebih dahulu yang akhirnya

membuat mereka lebih mendekatkan diri pada Tuhan.

5. Kesimpulan dan Saran.

5.1 Kesimpulan.

Suku Dayak Air Durian adalah suku yang terbuka untuk siapa saja dan apa

saja. Orang-orang Dayak Air Durian juga mudah menerima perubahan. Hal yang

yang baik dan menguntungkan bagi mereka dapat dengan mudah mereka terima.

Seperti halnya kekristenan yang dibawa oleh misionaris awal GPIB di sana.

Alasan warga suku Dayak bergereja di GPIB dikarenakan GPIB hadir menjawab

kebutuhan mereka baik dari sisi kerohanian tetapi juga kebutuhan keseharian

mereka. Program-program GPIB seperti pengobatan gratis, pengadaan benih

tanaman dan penyuluhan-penyuluhan amat membantu mereka. Selain itu yang

paling utama adalah karena misionaris awal dan pendeta-pendeta terdahulu

sampai sekarang bekerja dengan baik. Mereka berhasil membina mental dan

kerohanian jemaat hingga seperti sekarang. Meskipun GPIB tidak memiliki

hubungan apa-apa dengan kebudayaan Dayak tetapi dengan kehadiran gereja

GPIB yang memperhatikan keberadaan jemaatnya, merangkul kebudayaan

setempat, berjuang melakukan pelayanan yang sesuai dengan konteks jemaat

dimana gereja GPIB berdiri. Hal ini membuat gereja GPIB diterima dan

berkembang di lingkungan suku Dayak terutama Dayak Air Durian.

34 Alister E. McGrath, Spiritualitas Kristen (Medan : Bina Media Perintis, 2007),

12

Page 31: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

20

5.2 Saran.

Saran bagi gereja adalah agar selalu mengembangkan program-program

pelayanan jemaat di pedalaman. Seperti program Pelayanan dan Kesaksian dan

program Unit Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat. Kedua program ini

amat bermanfaat bagi kehidupan jemaat di pedalaman. Selain dari pada hal

tersebut, melihat kondisi kebudayaan Dayak Air Durian yang sudah mulai

menghilang, penulis menyarankan agar gereja GPIB berinisiatif untuk

melestarikan kebudayaan Dayak Air Durian. Contoh konkretnya seperti

memfasilitasi keberlangsungan acara adat Dayak jemaat, selama acara adat

tersebut tidak bertolak belakang dengan norma-norma dan pandangan kekristenan.

Dengan adanya bantuan semacam itu akan membantu warga jemaat suku Dayak

terkhususnya Air Durian untuk melestarikan budaya mereka. Selain itu penulis

juga memiliki saran agar membuat ibadah-ibadah kreatif yang bertemakan adat

Dayak dan menggunakan bahasa Hulu, bahasa asli suku Dayak.

Page 32: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

21

Daftar Pustaka.

a. Buku.

Coomans, Mikhail. Manusia Daya : Dahulu, Sekarang, Masa Depan. Jakarta :

Gramedia, 1987.

Dove, Michael R. Peranan Kebudayaan Tradisional Indonesia Dalam

Modernisasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 1985.

Engel, Jacob D. Metodologi Penelitian Sosial & Teologi Kristen. Salatiga: Widya

Sari, 2005.

Florus, Paulus, Sephanus Djuweng, John Bamba, dan Nico Andasputra.

Kebudayaan Dayak : Aktualisasi dan Transformasi. Jakarta: Gramedia,

1994.

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat, Ketetapan persidangan sinode XIX:

Pemahaman Iman GPIB. Jakarta: Majelis Sinode, 2010.

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat, Ketetapan persidangan sinode XX:

Pemahaman Iman & Akta Gereja. Jakarta: Majelis Sinode, 2015.

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat, Ketetapan persidangan sinode XIX:

Pokok-pokok Kebijakan Umum Panggilan dan Pengutusan Gereja

(PKUPPG). Jakarta: Majelis Sinode, 2010.

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat, Ketetapan persidangan sinode XX:

PKPUPPG & Grand Design PPSDI. Jakarta: Majelis Sinode, 2015.

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat, Ketetapan persidangan sinode XX:

Tata Ibadah, Musik Gereja dan Pakaian Liturgis. Jakarta: Majelis Sinode,

2015.

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat, Ketetapan persidangan sinode XIX:

Tata Ibadah GPIB. Jakarta: Majelis Sinode, 2010.

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat, Ketetapan persidangan sinode XIX:

Tata Gereja GPIB. Jakarta: Majelis Sinode, 2010.

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat, Ketetapan persidangan sinode XX:

Tata Gereja. Jakarta: Majelis Sinode, 2015.

Koentjaraningrat. Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta : PT

Gramedia, 1975.

Koentjaraningrat. Pengantar antropologi. Jakarta : Rineka Cipta, 2003.

Lontoh S. W, dan Jonathans. Bahtera Guna Dharma Gereja Protestan di

Indonesia bagian Barat. Jakarta: Majelis Sinede XII Gereja Protestan di

Indonesia bagian Barat, 1981.

Page 33: New WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA … · 2018. 1. 8. · WARGA SUKU DAYAK DAN GEREJA GPIB MENGANALISA ALASAN WARGA SUKU DAYAK AIR DURIAN BERGEREJA DI GPIB. Oleh . ANDIKA

22

Manuarti, Yerti. Identitas Dayak : Komodifikasi dan Politik Kebudayaan.

Yogyakarta : LKiS, 2004.

McGrath, Alister E. Spiritualitas Kristen. Medan : Bina Media Perintis, 2007.

Niebuhr, Richard. Christ And Culture. New York : Harper Torchbook, 1956.

Newbigin, Lesslie. Injil dalam Masyarakat Majemuk. Jakarta : BPK Gunung

Mulia, 2006.

Parson, Talcott. Toward a General Theory of Action. London : Oxford University Press,

1951.

Schiller, Anna. Small Sacrifices : Religious Change and Cultural Indentity among

The Ngaju of Indonesia. New York : Oxford University Press, 1997.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

van Kooij, Rijnardus A, Sri Agus Padnaningsih, Yam’ah Tsalatsa.Menguak Fakta,

Menata Karya Nyata : Sumbangan Teologi Praktis dalam Penarian Model

Pembangunan Jemaat Kontekstual. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2010.

Wiranata, I Gede A.B. Antropologi budaya. Jakarta : Citra Aditya Bakti, 2002.

Widiarto, Tri. Dasar-dasar antropologi budaya. Salatiga : FKIP Sejarah-UKSW,

2000.

WAWANCARA

Wawancara dengan Bapak Frans Yafet 7 Januari 2017, pukul 17.40 wib

Wawancara dengan Bapak Nikodemus Nyihip 15 Desember 2016, pukul 19.30

wib.

Wawancara dengan Bapak Iyus Daryanto 22 Desember 2016, pukul 20.30 wib

dan 4 April 2017, pukul 19.30 wib.

Wawancara dengan Bapak Riwan 1 Desember 2016, pukul 19.20 wib dan 12

September 2017, pukul 18.30 wib.

Wawancara dengan Ibu Nur Hamidah 12 September 2017, pukul 19.30 wib.

Wawancara dengan Ibu Miti Pradita 4 April 2017, pukul 20.30 wib.

Wawancara dengan Saudari Kristina 12 September 2017, pukul 19.30 wib.