125
NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJI KARYA SYAIKH JA’FAR AL-BARZANJI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: ALI ASHADI NIM. 114-14-032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJI

KARYA SYAIKH JA’FAR AL-BARZANJI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

ALI ASHADI

NIM. 114-14-032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2019

Page 2: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai
Page 3: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai
Page 4: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai
Page 5: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai
Page 6: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai
Page 7: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

MOTTO

أذا انؼهى دسجاخ انهز كى آيا ي انهز شفغ للاه

Artinya : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang

yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

Page 8: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

PERSEMBAHAN

Bismillahirahmanirrahim. Puji syukur Alhamdulillah atas karunia Allah SWT, karya ini ku

persembahkan kepada:

1. Kedua orangtuaku tersayang (Bapak Mundayin dan Ibu Maryati) yang senantiasa

mendukung dalam belajar baik lahir maupun batin, mengorbankan segala-galanya,

mendoakan dan mecurahkan perhatian serta kasih sayang.

2. Istriku tercinta, Eka Nurcahyani yang senantiasa mendukung, memberikan semangat,

mendoakan, mencurahkan perhatian serta kasih sayang dan memotivasi sampai penulisan

skripsi ini selesai.

3. Bapak dan Ibu mertua (Bapak Rohadi dan Ibu Rokhimah) atas segala doa dan

dukungannya.

4. Ketiga saudara kandungku (Mbak Ti, Mbak Kum serta Kang Dul) untuk doa dan

dukungannya.

5. KH. Abdak Abdul Malik beserta dzuriyahnya dan seluruh pengurus serta santri Pondok

Pesantren Hidayatul Mubtadie‟in atas segala ilmu, doa dan dukungannya.

6. Kyai Misbah beserta dzuriyahnya dan seluruh seluruh pengurus serta santri Pondok

Pesantren Ruftotul Hufaddz atas segala ilmu, doa dan dukungannya.

7. Teman-teman guru MI Ma‟arif Mangunsari yang senantiasa memberikuan dukungan.

8. Teman-teman senasib dan seperjuangan PAI Ekstensi angkatan 2014

9. Dan semua pihak yang membantu dalamterselesainya skripsi ini.

Page 9: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi

Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa

mengikutinya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin

terselesaikan tanpa adannya dukungan dan bantuan dari semua pihak baik secara langsung

maupun tidak langnsung.

Skripsi yang berjudul “NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJI KARYA

SYAIKH JA‟FAR AL-BARZANJI” ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat mencapai gelar

Sarjana (S1) Pendidikan Agama Islam pada Jurusan Tarbiyah di IAIN Salatiga, meskipun

bentuknya masih sederhana serta banyak kekurangan.

Disamping itu ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya dari hati sanubari yang paling

dalam penulis haturkan kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag., Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN

Salatiga yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian dan kemudhan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

4. Bapak Muh Hafidz, M.Ag., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah dengan sabar

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsin ini.

5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Akhirnya ucap semoga amal baik saudara diberikan pahala serta berkah yang berlipat

ganda serta mendapatkan Ridho-Nya, hanya kepada Allah jualah kita berserah diri,

seraya penulis lantunkan doa semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

pribadi dan bagi khalayak pada umumnya, aamiin Ya Rabbal‟alamin.

Salatiga, 10 Maret 2019

Penulis

Ali Ashadi

114-14-032

Page 11: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

ABSTRAK

Ashadi Ali, 2019. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Al-Barzanji Karya Syaikh Ja‟far

Al-Barzanji, Skripsi. Program Studi Pendidikan agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

Universitas Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing : Muh Hafidz, M.Ag

Kata Kunci : Nilai Pendidikan Akhlak

Problematika akhlak senantiasa mewarnai kehidupan manusia dari masa ke masa. Seiring dengan

gelombang kehidupan ini, dalam setiap kurun waktu dan tempat tertentu muncul tokoh yang

memperjuangkan tegaknya nilai-nilai akhlak. Termasuk di dalamnya rasul dan utusan Allah

SWT, khususnya Rasulullah Muhammad SAW, yang memiliki tugas dan misi utama untuk

menegakkan nilai-nilai akhlak. Upaya penegakan akhlak menjadi sangat penting dalam rangka

mencapai keharmonisan hidup. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dicari untuk

mengetahui nilai-nilai baru mengenai nilai-nilai pendidikan akhlak dalam suatu kitab, dengan

harapan dapat memunculkan pemikiran-pemikiran baru dalam aspek pendidikan akhlak yang

terlupakan. Banyak tokoh Muslim yang berbicara tentang pendidikan akhlak ini. Peneliti lebih

tertarik pada satu tokoh Muslim yang berbicara tentang terkenal yaitu Syaikh Ja‟far Al-Barzanji.

Oleh sebab itu penulis mengangkat judul ” Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Al-

Barzanji Karya Syaikh Ja‟far Al-Barzanji ” dalam pembahasan ini.

Peneliti ini mengkaji : pertama, bagaimana nilai pendidikan akhlak dalam kitab Al-Barzanji ;

kedua, Bagaimana relevansi nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Al-Barzanji dikaitkan

dengan konteks kekinian, yang bertujuan Untuk mengetahui nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam

kitab Al-Barzanji, dan Untuk mengetahui relevansi nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab

Al-Barzanji dikaitkan dengan konteks kekinian. Sedangkan penulisan skripsi ini menggunakan

jenis penelitian kepustakaan (library research). Dan metode yang digunkan dalam menganalisis

datanya adalah content analisis (Analisis isi) dengan pendekatan deskriptif. Metode

pengumpulan data yang dipakai adalah metode dokumentasi, dengan menggunakan primer buku

Maulid Al-Barzanji, karya Abu Ahmad Najieh. Sedangkan data sekundernya adalah buku-buku

lain yang relevan dengan judul skripsi ini. Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti

menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai pendidikan

berlandaskan Al-Qur‟an dan Hadits. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam kitab

Al-Barzanji, karya Syaikh Ja‟far masih sangat relevan dengan konteks pendidikan akhlak masa

sekarang. Nilai-nilai luhur antara lain seperti : kejujuran, kesederhanaan, akhlak dalam

pergaulan, birrul walidain (menghormati kedua orang tua), akhlak kepada Allah SWT.

Page 12: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

DAFTAR ISI

SAMPUL .......................................................................................................i

LEMBAR BERLOGO ...................................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................iii

SAMPUL .......................................................................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .....................................................v

MOTTO .........................................................................................................vi

PERSEMBAHAN ..........................................................................................vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................viii

ABSTRAK .....................................................................................................x

DAFTAR ISI ..................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................1

B. Rumusan Masalah ........................................................................5

C. Tujuan Penelitian .........................................................................6

D. Manfaat Penelitian .......................................................................6

E. Penelitian Terdahulu ....................................................................7

F. Definisi Operasional ....................................................................8

G. Sistematika Penulisan ..................................................................14

BAB II KAJIAN PUSTAKA .........................................................................15

A. Pengertian Pendidikan Akhlak .....................................................15

B. Tujuan Pendidikan Akhlak ..........................................................17

C. Dasar-dasar Pendidikan Akhlak ...................................................19

BAB III PROFIL KITAB AL-BARZANJI ...................................................30

Page 13: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

A. Biografi Syaikh Ja‟far Al-Barzanji ..............................................30

B. Situasi Keilmuan Islam Pada Masa Kehidupan Beliau ................32

C. Karya Pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji ................................33

D. Kitab Barzanji Pada Masa Kini....................................................36

E. Wafatnya Syaikh Ja‟far Al-Barzanji ............................................43

BAB IV NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM

KITAB AL-BARZANJI DAN RELEVANSINYA .....................44

A. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Al-Barzanji ......................44

B. Refrensi Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Dalam

Kitab Al-Barzanji .........................................................................79

BAB V PENUTUP ........................................................................................116

A. Kesimpulan ..................................................................................116

B. Sarann-saran .................................................................................117

C. Penutup ........................................................................................118

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................120

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pendidikan merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari proses

penciptaan manusia. Agar dapat memahami hakikat pendidikan maka dibutuhkan

pemahaman tentang hakikat manusia (Muhaimin, 2004:27). Manusia adalah makhluk

istimewa yang Allah ciptakan dengan dibekali berbagai potensi, dan potensi-potensi

tersebut dapat dikembangkan seoptimal mungkin dengan pendidikan. Pendidikan

merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah

melalui kegiatan bimbingan, mengajar, dana tau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat

memainkan peran dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan

datang (Redya, 2010:11). Sedangkan menurut Azra pendidikan adalah suatu proses

penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya

secara lebih efektif dan efisien (Aziz, 2000:3).

Dewasa ini, dunia pendidikan Indonesia seakan tiada hentinya menuai kritikan

dari berbagai kalangan karena dianggap tidak mampu melahirkan alumni yang

berkualitas manusia Indonesia seutuhnya. Permasalahan kegagalan dunia pendidikan di

Indonesia tersebut disebabkan oleh karena dunia pendidikan selama ini yang hanya

membina kecerdasan intelektual, wawasan dan keterampilan semata, tanpa di imbangi

dengan membina kecerdasan emosional (Nata, 2008:45).

Page 15: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

Gejala kemerosotan moral dewasa ini sudah benar-benar mengkhawatirkan.

Kejujuran, kebenaran, keadilan, tolong-menolong, penindasan,saling menjegal, dan

saling merugikan. Kemerosotan moral yang demikian itu lebih mengkhawatirkan lagi,

karena bukan hanya menimpa orang dewasa dalam berbagai jabatan,kedudukan, dan

profesinya, melainkan juga telah menimpa kepada para pelajar tunas-tunas muda yang

diharapkan dapat melanjutkan perjuangan membela kebenaran, keadilan dan perdamaian

masa depan (Nata, 2008:197). Hal demikian jika terus menerus dibiarkan dan tidak

segera diatasi, maka bagaimana nasib masa depan bangsa dan negara ini ? Karena para

remaja di masa sekarang adalah pemimpin umat di hari esok. Menghadapi fenomena

tersebut, tuduhan sering kali diarahkan kepada dunia pendidikan sebagai penyebabnya.

Dunia pendidikan benar-benar tercoreng wajahnya dan tampak tidak berdaya untuk

mengatasi kritis kemerosotan moral tersebut. Hal ini bias dimengerti, karena pendidikan

berada pada barisan terdepan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas,

dan secara moral memang harus berbuat demikian (Nata, 2008:222). Para pemikir

pendidikan menyerukan agar kecerdasan akal diikuti dengan kecerdasan moral,

pendidikan agama dan pendidikan moral harus siap menghadapi tantangan global.

Tujuan utama pendidikan adalah menghasilakan kepribadian manusia yang

matang secara intelektual, emosional, dan spiritual. Oleh karena itu kompenan esensial

kepribadian manusia adalah nila (value) dan kebijakan (virtues). Nilai dan kebijakan ini

harus menjadi dasar pengembangan kehidupan manusia yang memiliki peradaban,

kebaikan, dan kebahagiaan secara individual maupun social (Mulyana, 2004:106).

Nilai-nilai pendidikan akhlak merupakan konsep dan cita-cita yang penting dan

berguna bagi manusia. Di lain pihak, nilai yang berlaku dalam pranata kehidupan

Page 16: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

manusia meliputi nilai-nilai Ilahi dan nilai-nilai Insani yang diformulasikan melalui

pendidikan. Termasuk didalamnya komponen pendidikan (Sadur, 1994:28). Budi pekerti

yang merupakan komponen dari manusia, tanpa terealisasinya (budi pekerti) yang luhur,

perlu merajuk pada landasan agama. Dalam Islam komponen ini disebut akhlakul

karimah. Akhlak dalam Islam menepati posisi yang sangat esensial, karena kesempurnaan

iman seseorang muslim itu ditentukan oleh kualitas akhlaknya. Semakin tinggi akhlak

seseorang berarti semakin berkualitas iman seseorang demikian sebaliknya. Islam

menganjurkan umatnya untuk memiliki nilai-nilai akhlakul karimah dengan merajuk

kepada pribadi Rasulullah SAW. Kaitannya dengan pendidikan sebagai upaya

mengembangkan budi pekerti atau akhlak adalah jiwa pendidikan agama Islam.

Mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikanyang

sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan dengan tidak mengesampingkan

aspek-aspek penting lainnya pendidikan jasmani, akal, ilmu pengetahuan ataupun segi-

segi praktis lainnya. Keharmonisan sangatlah diperlukan, sebab pertama, manusia secara

natural adalah makhluk hidup yang memiliki posisi yang unik. Keunikan ini terletak pada

dualism akhlak yang ada pada dirininya. Disatu pihak manusia berkeinginan pada hal-hal

yang bersifat baik,integrative dan positif, seperti menolong orang lain, bersikap sabar dan

sebaginya. Di pihak lain, manusia memiliki kecenderungan kearah hal-hal buruk,

negative, dan disintegrative, seperti marah, bersikap kasar dan sebagainya. Situasi inilah

yang menjadi tantangan abadi manusia dan yang membuat hidupnya sebagai upaya

memperjuangkan akhlak mulia dan terpuji. Kedua, kehidupan manusia yang majemuk,

baik dari segi etnis, kultur, nahasa, ras maupun pola piker dan tindakan. Kemajemukan

ini nyata adnya. Fenomena kemajemukan dalam situasi tertentu dapat menimbulkan

Page 17: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

konflik. Oleh karena itu konflik dapat dihindari jika akhlak yanga da dapat ditegakkan

(Arifin , 2002:1-2).

Problematika akhlak senantiasa mewarnai kehidupan manusia dari masa ke masa.

Seiring dengan gelombang kehiupan ini, dalam setiap kurun waktu dan tempat tertentu

muncul tokoh yang memperjuangkan tegaknya nilai-nilai akhlak. Termasuk di dalamnya

rasul dan utusan Allah SWT, khususnya Rasulullah Muhammad SAW, yang memiliki

tugas dan misi utama untuk menegakkan nilai-nilai akhlak. Upaya penegakan akhlak

menjadi sangat penting dalam rangka mencapai keharmonisan hidup. Berdasarkan latar

belakang tersebut, maka perlu dicari untuk mengetahui nilai pendidikan akhlak dalam

suatu kitab, dengan harapan dapat memunculkan pemikiran-pemikiran baru dalam aspek

pendidikan yang terlupakan.

Mengungkap nilai yang terkandung dalam kitab Al-Barzanji adalah tujuan utama

penulis dalam skripsi ini. Meski demikian,belum ada sepengetahuan penulis,peneliti yang

secara spesifik membahas tentang tema tersebut dalam wujud artikel, skripsi maupun

tesis. Berdasarkan paparan diatas, penulis menganggap perlu untuk mengkaji secara lebih

dalam tentang nilai akhlak dalam kitab Al-Barzanji karya Syaikh Ja‟far Al-Barzanji.

B. Rumusan Masalah

Rumusan amasalah dalam penelitian ini secara umum adalah bagaimana nilai-

nilai pendidikan akhlak adalah yang akan disampaikan oleh Syaikh Ja‟far Al-Barzanji.

Rumusan masalah tersebut diperinci sebagai berikut:

1. Bagaimana Nilai Akhlak dalam kitab Al-Barzanji karya Syaikh Ja‟far Al-Barzanji ?

Page 18: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

2. Bagaima relevansi Nilai Akhlak dalam kitab Al-Barzanji karya Syaikh Ja‟far Al-

Barzanji dikaitkan dengan Akhlak Kekinian ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan nilai-nilai pendidikan akhlak yang

digagas oleh Al-Barzanji karya Syaikh Ja‟far Al-Barzanji. Adapun tujuan umum tersebut

dirinci menjadi tujuan khusus sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Nilai Akhlak dalam kitab Al-Barzanji karya Syaikh Ja‟far Al-

Barzanji.

2. Untuk mengetahui relevansi Nilai Akhlak dalam kitab Al-Barzanji karya Syaikh

Ja‟far Al-Barzanji dengan Akhlak Kekinian.

D. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian atau pembahasan terhadap masalah tersebut diatas mempunyai

maksud agar berguna sebai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Pengamatan penididikan Akhlak sebagai masukan yang berguna menambah

wawasan dan pengetahuan mereka tentang keterkaitan antara kitab Al-Barzanji

dengan pendidikan Akhlak.

b. Peneliti ini ada relevansinya dengan Ilmu Agama Islam khususnya Program Studi

Pendidikan Agama Islam, sehingga hasil pembahasannya berguna menambah

literatur atau bacaan tentang nilai akhlak dalam seni sastra kitab Al-Barzanji.

Page 19: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

c. Penelitian ini semoga dapat memberikankontribusi positif bagi para akademisi

khususnya penulis untuk mengetahui lebih lanjut tentang keterkaitan seni sastra

kitab Al-Barzanji denganpendidikan akhlak.

Dengan demikian diharapkan dapat memperluas kepustakaan yang dapat menjadi

refrensi peneliti setelahnya.

2. Manfaat Praktis

Memberikan kontribusi positif untuk dijadikan pertimbangan berfikir dan

bertindak. Secara khusus penelitian ini dapat dipergunakan sebagai berikut:

a. Diharapkan skripsi ini dijadikan bahan acuan bagi remaja muslim yang cin ngan

penelitian ini nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk membina dan

mengetahui perkembangan pendidikan akhlak remaja muslim yang cinta akan

seni Al-Barzanji.

E. Penelitian Terdahulu

Setelah melakukan pencarian tentang pembahasan nilai-nilai pendidikan akhlak,

penulis menemukan skripsi yang mempunyai kesamaan atau relevansi pembahasan

dengan skripsi yang dilakukan oleh penulis, yaitu:

Skripsi dengan penulis M. Abdul Rahman, mahasiswa jurusan Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Negeri Surabaya tahun 2014 yang berjudul “Nilai-Nilai

Pendidikan Akhlak Dalam Kitab “Bidayat Al-Hidayat” Al-Ghazali dan Relevansinya

Dengan Pendidikan Karakter di Indonesia” dalam skripsi ini membahas tentang

pendidikan akhlak yang ada di dalam kitab Bidayat Al-Hidayat karangan Imam Al-

Ghazali. Dengan ilmu dan pengetahuannya melalui kitab ini ingin memberi bimbingan

Page 20: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

kepada umat manusia untuk menjadi manusia yang baik dan utuh menurut pandangan

Allah SWT maupun pandangan manusia, karena dalam kitab ini membahas tentang

petunjuk-petunjuk dalam melaksanakan ketaan, menjauhi maksiat dam membasmi

penyakit-penyakit dalam hati yang secara umum menuntun manusia untuk senantiasa

membersihkan jiwa (Tazkiyat an Nafs) untuk menjadi manusia yang diridhoi oleh Allah

SWT dan selamat duni akhirat.

F. Definisi Oprasional

Demi mempermudah dalam memahami judul skripsi ini dan mengetahui arah dan

tujuan pembahasan skripsi ini, maka berikut ini akan dipaparkan definisi operasional

sebagai berikut:

1. Nilai

Nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yang diinginkan ataupun yang

tidak diinginkan, atau tentang apa yang boleh atau tidak boleh. Bidang yang

berhubungan dengan nilai adalah etika (penyelidikan nilai dalam tingkah laku

manusia) dan estetika (penyelidikan tentang nilai dan seni). Nilai dalam masyarakat

tercakup dalam adat kebiasaan dan tradisi yang secara tidak sadar diterima dan

dilaksanakan oleh anggota masyarakat (Hakim, 2001:22-23). Nilai secara etimologi

berasal dari kata value (Inggris) yang berasal dari kata valere (Latin) yang berarti

kuat, baik dan berharga. Dengan demikian secara sederhana, nilai (value) adalah

sesuatu yang berguna. Sedangkan menurut Dictionary dalam Winataputra nilai adalah

harga atau kualitas sesuatu. Artinya sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu

tersebut secara intrinsic memang berharga. Misalnya, nilai kayu jati dianggap tinggi,

Page 21: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

sehingga kayu jati memiliki nilai jual lebih mahal dengan kualitas yang baik,tangguh,

tidak mudah keropos dan lebih kuat daripada jenis kayu yang lain. Oleh karena itu,

sudah sewajarnya jika kayu jati, menurut pandangan masyarakat khususnya

pemborong, nilainya mahal. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

pengertian nilai adalah suatu bobot atau kualitas perbuatan kebaikan yang terdapat

dalam berbagai hal yang dianggap sebagai sesuatu yang berharga, berguna, dan

memiliki manfaat. Dalam pembelajaran, nilai sangat penting untuk ditanamkan sejak

dini karena nilai bermanfaat sebagai sumber pegangan hidup.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat

menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan

menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi

secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2001:79)

Menurut Noeng Muhadjir,istilah pendidikan berasal dari Bahasa Yunani,

Paedagogi yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah di

antar seorang pelayan. Sedangkang pelayan yang mengantar dan menjemput di

namakan Paedogogos. Dalam Bahasa Romawi, pendidikan di istilahkan dengan

Educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang beradadi dalam. Dalam Bahasa

Inggris pendidikan di istilahkan To Educate yang berarti memperbaiki moral dan

melatih intelektual.

Pendidikan dalam arti yang luas meliputi semua perbuayan dan usaha dari generasi

tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta

keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat

Page 22: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah (Al-Qusyairi Syarif

:68).

3. Akhlak

Seacara etimologi akhlak berasal dari Bahasa Arab yukhliqu, ikhlaqan,

jama‟nya khuluqun yang berarti perangai (al-sajiyah), adat kebiasaan (al-adat), budi

pekerti, tingkah laku atau tabiat (ath-thabi‟ah),perbedaan yang baik(al-maru‟ah), dan

agama (ad-din). Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan

kata Khaliq (pencipta), makhluk (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan) (Tiswarni,

2007:1). Dari pengertian etimologi tersebut, akhlak bukan saja merupakan tata aturan

atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesame tetapijuga norma yang

mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta.

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan berbagai

macam perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Sedangkan secara terminologis, menurut Imam Ghazali akhlak adalah sifat

yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang

dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran (Ilyas, 2007:1-3). Akhlak

adalah suatu bentuk (naluri asli) dalam jiwa seorang manusia yang dapat melahirkan

suatu tindakan dan kelakuan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan. Apabila naluri tersebut melahirkan suatu tindakan dan kelakuan yang

baik dan terpuji menurut akal dan agama, maka disebut budi pekerti yang baik.

Namun sebaliknya bila melahirkan tindakan dan kelakuan yang jahat maka disebut

budi pekerti yang buruk. Misalnya ketika menerima tamu buila seseorang membeda-

bedakan tamu yang satu dengan yang lain, ataukadang kala ramah kadang kala tidak,

Page 23: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

maka orang tersebut bias dikatakan memiliki sifat belum bisa dikatakan memiliki

sifat memuliakan tamu. Sebab seseorang yang mempunyai akhlak memuliakan tamu

tentu akan selalu memuliakan tamunya.

4. Pendidikan Akhlak

Penegertian pendidikan Akhlak, pendidikan dilihat dari istilah Bahasa Arab

makna pendidikan mencakup sebagai pengertian, antara lain tarbiyah, ta‟lim, ta‟dib,

siyasat, mawa;izh, „ada ta‟awud dan tadrib. Sedangkan untuk istilah tarbiyah, tahzib

dan ta‟dib sering dikonotasikan sebagai pendidikan. Ta‟lim diartikan pengajaran,

siyasat diartikan siyasat, pemerintah politik atau pengaturan. Muwa‟izh diartikan

pengajaran atau peringatan. „Ada Ta‟wud diartikan pembiasaan dantadrib diartikan

pelatihan.

Istilah diatas sering dipergunakan oleh beberapa ilmuan sebagaimana Ibn Maiskawih

dalam bukunya yang berjudul TahzibulAkhlak. Ibn Sina memberi judul salah satu

bukunya yaitu kitab Al-Siyasat. Ibn Al-Jazzar Al-Qairawani membuat judul salah

satu bukunya yang berjudul Siyasat Al-Shinyan wa Tadribuhuni, dan Burhan Al-

IslamAl=Zarnuji memberikan salah satu judul karyanya Ta‟lim al-Muta‟alimtharik at

Ta‟ahum. Perbedaan itu tidak menjadikan penghalang dan para ahli sendiri tidak

mempersoalkan penggunaan istilah di atas. Karena pada dasarnya semua pandangan

yang berbeda itu bertemu dalam satu kesimpulan awal, bahwa pendidikan merupakan

suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi

tujuan hidupnya secara lebih baik (Afriantoni, 2007:32).

Page 24: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

5. Kitab Al-Barzanji

Kitab Al-Barzanji adalah sebutan laindari kitab Iqd Al-Jawahir (kalung

permata), sebuah karya tulis seni yang memuat kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Karya sastra ini dibaca dalam berbagai upacara keagaman di dunia Islam, sebagai

bagian yang menonjol dalam kehidupan agama tradisioanl.dengan membacanya

diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan kecintaan terhadap Nabi Muhammad

SAW. Dalam kitab ini,sejarah hidup Rasulullah SAW tergambar. Mulai dari silsilah

keluarganya, kehidupannya semasa anak-anak, remaja dan pemudahingga diangkat

menjadi nabi dan rasul. Al-Barzanji juga mengisahkan sifat yang dimiliki Rasulullah

dan perjuangannya dalam menyiarkan Islam dan menggambarkan kepribadiannya

yang agung untuk dijadikan teladan umat manusia. Jadi yang dimaksud dengan judul

skripsi ini adalah nilai-nilai atau ajaran tingkah laku terpuji yang dicontohkan oleh

Nabi Muhammad SAW, yang terkandung dalam kitab Al-Barzanji.

6. Syaikh Ja‟far Al-Barznji

Pengarang kitab Al-Barzanji adalah Sayyid Ja‟far Ibn Husain Ibn AbdulKarim

Ibn Muhammad Ibn Rasul Al-Barzanji. Dia adalah seorang ulama besar dan

terkemuka yang terkenal dengan ilmu sertaamalnya, keutamaannya serta

kesalehannya. Syaikh Ja‟far Al-Barzanji adalah keturunan Nabi Muhammad SAW

dari keluarga Sadah Al-Barzanji yang termashur berasal dari Barzanji Irak. Tujuan

penyusunan Kitab Al-Barzanji adalah untuk menimbulkan kecintaan kepada Nabi

Muhammad SAWdan di dalam Kitab Al-Barzanji memuat silsilah nasab atau

keturunan Nabi Muhammad SAW (Abdul, 2001:88).

Page 25: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

Syaikh Ja‟far Al-Barzanji adalah pengarang Kitab Maulid yang termashur dan

terkenal dengan nama Maulid Al-Barzanji. Sebagai ulama menyatakan nama

karangannya tersebut dengan „Iqd Al-Jawharfi Maulid an-Nabiyyil Azhar. Kitab

Maulid karangan beliau ini termasuk salah satu kitab Maulid yang paling popular dan

paling luas tersebar ke pelosok negeri Arab dan Islam baik di timur dan di barat

(Muhyiddin 2004:299)

G. Sistematiaka Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam menyeluruh sehingga pembaca

nantinya dapat memahami tentang isi skripsi ini dengan mudah, penulis berusaha

memberikan sistematika penulisan dengan penjelasan secara garis besar. Skripsi ini

terdiri dari lima bab yang masing-masing saling berkaitan yaitu sebagai berikut:

Bab satu pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, definisi operasional, metode

penelitian, sistematika penulisan.

Bab dua landasan teori. Bab ini membahas tentang pengertian pendidikan akhlak, tujuan

pendidikan akhlak, dasar-dasar pendidikan akhlak, ruang lingkup pendidikan akhlak, dan

signifikansi pendidikan akhlak.

Bab tiga profil kitab Al-Barzanji. Pembahasan pada bab ini berisi tentang profil kitab Al-

Barzanji karya Syaikh Ja‟far Al-Barzanji yang mana meliputi biografi Syaikh Ja‟far Al-

Barzanji sertakarya-karya dari Syaikh Ja‟far Al-Barzanji.

Page 26: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

Bab empat nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Al-Barzanji karya Syaikh Ja‟far Al-

Barzanji. Pada bab ini membahas mengenai nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Al-

Barzanji karya Syaikh Ja‟far Al-Barzanji dalam konteks kekinian.

Bab lima penutup. Bab ini memuat tentang kesimpulan penulis dari pembahasan skripsi

ini, saran, dan kalimat penutup dan daftar pustaka serta lampiran.

Page 27: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Akhlak

Menurut etimologi Bahasa Arab akhlak adalah bentuk masdar dari kata akhlaqa,

yukhliqu, ikhlaqan yang memiliki arti perangai (as-sajiyah) ; kelakuan, tabiat, watak

dasar (ath-thabi‟ah); kebiasaan atau kelaziman (al-adat); peradaban yang baik (al-

muru‟ah); dan agama (ad-din) (Abdullah 2002:72).

Istilah akhlak dalam Ensiklipedia Islam dimaksudkan sebagai suatu hal yang

berkaitan dengan sikap, perilaku, dan sifat-sifat manusia dalam berinteraksi dengan

dirinya, sasarannya, dan makhluk-makhluk lain, serta dengan Tuhannya (Depag RI

1993:132). Dalam buku Pendidikan Karakter Berbasis Al-Quran karya Ulil Amri Syafri

terdapat beberapa tokoh yang masyhur mendefinisikan pengertian akhlak, diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Ibnu Maskawih mendefinisikan akhlak sebagaimana yang dikutip oleh Nasiruddin

yaitu kondisi jiwa yang mendorong melakukan perbuatan dengan tanpa butuh pikiran

dan pertimbangan (Nasirudin, 2010:31).

2. Kemudian Ali Anwar Yusuf mengutip pemikiran Imam Ghazali dalam Mu‟jam Al-

Wasith mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa dengannya

lahiriah macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpamembutuhkan pemikiran dan

pertimbangan (Yusuf 2003:176).

Dari pengertian-pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa akhlak adalah

sifat yang tertanam ataukarakter dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan perbuatan-

Page 28: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

perbuatan baik atau buruk secara mudah dan spontan sehingga menjadi perilaku

kebiasaan.

Dalam Islam nilai-nilai baik dan buruknya akhlak telah ditentukan oleh Al-Quran

dan Hadis. Oleh karena itu Islam tidak merekomendasikan kebebasan manusia untuk

menentukan norma-norma secara otonom. Islam menegaskan bahwa hati nurani

senantiasa mengajak manusia mengikuti yang baik dan menjauhkan yang buruk

(Zulkarnain, 2008:29).

Hal ini sependapat dengan Imam Ghazali yang mengemukakan bahwa norma-

norma kebaikan dan keburukan akhlak ditinjau dari pandangan akal pikiran dan syariat

agama Islam. Akhlak yang sesuai dengan akal pikiran dan syariat Islam dinamakan

akhlak mulia dan baik akhlaq al-karimah, sebaliknya akhlak yang tidak sesuai

(bertentangan) dengan akal pikiran dan syariat dinamakan akhlak buruk akhlak al-

madzmumah (Zainuddin, 1991:103).

Perbuatan baru dapat disebut pencerminan akhlak jika memenuhi beberapa syarat.

Syarai itu antara lain adalah:

1. Dilakukan berulang-ulang. Jika dilakukan sekali saja, atau jarang-jarang tidak dapat

dikatakan akhlak. Jika seorang tiba-tiba, misalnya memberi uang kepada orang lain

karena alasan tertentu, orang itu tidak dapat dikatakan berakhlak dermawan.

2. Timbul dengan sendirinya,tanpa dipikir-pikir atau ditimbang-timbang berulang-ulang

karena perbuatan ini telah menjadi kebiasaan baginya. Jika suatu perbuatan dilakukan

setelah dipikir piker dan ditimbang-timbang,apalagi karena terpaksa, perbuatan ini

bukanlah pencerminan akhlak (Ali, 2008:348).

Page 29: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

B. Pengertian Pendidikan Akhlak

Doktor Ali Syari‟ati mengatakan bahwa akhlak membutuhkan ilmu akhlak.

Sebelumnya beliau mendefinisikan akhlak menggunakan pendekatan teori fitrah manusia,

yaitu kekuatan atau karakteristik yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan

baik dan melarang melakukan perbuatan buruk (Syari‟ati, 2007:32).

Meskipun fitrah kebaikan telah ada pada diri manusia, perbuatan buruk tetap bias

dilakukan karena manusia juga memiliki nafsu atau kefasikan yang cenderung

mendorong manusia lepas dari control kebaikan. Mencegah hal tersebut, disinilah

pendidikan dibutuhkan. Manusia butuh petunjuk agar selalu tergiring ke jalan yang lurus

dan menghindari hal-hal yang buruk, sehingga terbiasa berakhlaq al-karimah.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia pendidikan berasal dari kata didik yang

artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak

dan kecerdasan pikiran, kemudian mendapat tambahan pen-an menjadi pen-didik-an ialah

proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, perbuatan,

mendidik (TPKPPPBDPK 1994:232). Sebenarnya dari kata didikkemudian mendapat

tambahan pen-an, sangat jelas bahwa kata pendidikan menunjukan keutamaan sikap dan

tingkah laku (akhlak) daripada pengetahuan (bukan berarti mengesampingkannya).

Menurut Ibnu Maskawih, pendidikan akhlak akan mewujudkan sikap bathin, yang

mampu mendorong secara spontan untuk melahirkan semua perbuatan yang bernilai baik,

Page 30: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

sehingga mencapai kesempurnan dan memperoleh kebahagian (al-sa‟adat_ yang sejatin

dan sempurna (Gunawan, 2014:311).

Dengan demikian, dapat diambil pengertian bahwa pendidikan akhlak adalah

usaha manusia sadar manusia untuk mendewasakan diri melalui proses pengubahan

dasar-dasar tingkah laku dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan

dijadikan kebiasaan anak sejak masa kecil hingga mukallaf sehingga menjadi manusia

yang mulia.

C. Pengertian Nilai dan Macam Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

Bernilai berarti berharga. Segala sesuatu tentu bernilai, hanya saja ada yang

harganya rendah bada yang tinggi. Jika harganya rendah maka nilainya pun rendah,

bahkan tidak jarang untuk tdak dihargai sehingga dianggap tidak bernilai (Tafsir

2006:46). Nilai (value) dalam filsafat moral merupakan kajian yang menyentuh persoalan

substansial. Nilai selalu terkait dengan baik dan buruk (Amril 2002:212).

Sedangkan menurut Sutarjo Adi Susilo nilai akan menjai sesuatu yang dihargai

dan dijunjung tinggi, serta dikejar oleh seseorang sehingga ia merasakan adnya kepuasan

dan ia merasa menjadi manusia yang sebenarnya (Susilo, 2012:56).

Nilai-nilai akhlak, dapat dilihat melalui ruang lingkup akhlak yang mencakup

seluruh aktifitas kehidupan manusia. Indonesia telah merumuskan nilai-nilai pendidikan

akhlak melalui program pendidikan karakter dalam buku Pelatihan dan Pengembangan

Pendidikan Budaya Karakter Bangsa yang disusun oleh Penelitian dan Pengembangan

Pusat Kurikulum Kemendiknas RI. Didalam buku tersebut disusun delapan belas karakter

pendidikan budaya karakter bangsa, yaitu:

Page 31: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

1. Religious

2. Jujur

3. Toleransi

4. Disiplin

5. Kerja keras

6. Kreatif

7. Mandiri

8. Demokratis

9. Rasa ingin tahu

10. Cinta tanah air

11. Semangat kebangsaan

12. Menghargai prestasi

13. Bersahabat/komunikatif

14. Cinta damai

Page 32: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

32

Meskipun tidak terbagi dalam kelompok-kelompok ruang lingkup, namun

nilai-nilai akhlak diatas telah mencakup akhlak terhadap Tuhan, akhlak terhadp

sesame manusia, akhlak terhadao lingkungan dan akhlak terhadap Bangsa dan

Negara. Sedangkan dalam Islam ruang lingku akhlak mencakup:

1. Akhlak terhadap Allah SWT

Ulil Amri Syafri dalam bukunya Pendidikan Karakter Berbasis Al-Quran

menyebutkan Akhlak terhadap Allah merupakan sikap atau perbuatan manusia

yang seharusnya sebagai makhluk kepada sang Khalik (pencipta). Nilai-nilai

akhlak yang terkandung yaitu:

a. Tauhid , yaitu tidak menyekutukan Allah.

b. Taqwa, yakni patuh pada apa yang diperintahkan-Nya dan yang dilarang-Nya

c. Tawakkal, setelah berusaha maksimal, hendaknya manusia menyerahkan

segala urusannya kepada Allah SWT.

d. Bersyukur, mensyukuri nikmat-nikmat-Nya.

Menurut Mohammad Daud Ali nilai-nilai akhlak yang terkandung dalam

akhlak terhadap Allah yaitu:

a. Cinta Allah, yaitu mencintai Allah melebihi apa dan siapapun.

b. Taqwa, yaitu melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.

c. Ikhlas, yaitu ikhlas menerima semua qadha dan qadhar-Nya.

d. Syukur, yaitu mensyukuri segala nikmat dan pemberian Allah.

e. Taubat Nasuha, yaitu tidak lagi melaksanakan perbuatan yang dilarang Allah

SWT.

f. Tawakkal atau berserah diri kepada Allah (Ali 2008:356).

Page 33: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

33

Jadi nilai-nilai yang telah dipaparkan oleh para tokoh diatas, dapat

disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak kepada Allah adalah nilai tauhid

(meng-Esa-kan Allah), bersyukur atas semua rahmat Allah, bertaqwa yalni

menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, tawakkal yaitu

memasrahkan segala urusan kepada Allah dan taubat an-anasuha tidak

mengulangi perbuatan yang dilarang Allah.

2. Akhlak terhadap Rasulullah Muhammad SAW

Perjuangan Rasulullah SAW atas kejayaan Islam begitu besar. Beliau juga

merupakan manusia yang mulia dengan akhlaknya. Salah satu tugas beliau di

bumi adalah membina, memupuk serta menyempurnakan akhlaq al-karimah bagi

umat-umatnya. Sebagaimana hadis Nabi SAW:

ى يكاسو األخالق ا تؼثد ألذ إه Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW berkata: Sungguh aku

diutus menjadi Rasul tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang baik

(HR.Ahmad) (Al-Haitsimi 1992:61).

Nilai-nilai yang terkandung dalam akhlak terhadap Rasulullah Muhammad

SAW adalah:

a. Cinta Rasulullah SAW, yaitu mencintai Rasulullah secara tulus dengan

mengikuti semua sunnahnya, serta mengidolakan beliau sebagai suri

tauladan yang sempurna.

b. Taat, yaitu menjalankan apa yang diperintahkan dan tidak melakukan

apa yang dilarang.

Page 34: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

34

Jadi, selain mempercayai bahwa Rasulullah Muhammad SAW Nabi

terakhir, seorang muslim harus berakhlaq al-karimah kepada beliau. Adapun

nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam akhlak kepada

Rasulullah SAW adalah cinta dan taat pada beliau.

3. Akhlak terhadap diri sendiri

Berakhlak pada diri sendiri seperti tidak merusak, membinasakan, dan

menganiaya diri baik secara jasmani maupun ruhani adalah kewajiban bagi

manusia terhadap diri sendiri (Mukniah, 2011:112). Nilai-nilai akhlak yang

terkandung adalah:

a. Amanah, yaitu bertanggung jawab menjaga atau memelihara kesucian diri,

termasuk dengan cara menutup aurat.

b. Jujur, baik perkataan maupun perbuatan.

c. Malu, yaitu malu melakukan perbuatan jahat.

d. Ikhlas, yaitu menerima apapun yang diberikan Allah, dan melakukan segala

perbuatan semata-mata karena Allah.

e. Sabar, yaitu pengendalian diri sikap dan emosi.

f. Rendah hati. Sombong atau membanggakan diri sendiri karena karya-

karyanya, merupakan penyakit yang membinasakan (Ghazali 1985:235).

Tidak pantas bagi manusia untuk menyombongkan diri baik kepada manusia

lain terlebih Allah SWT.

g. Adil. Manusia memiliki tiga potensi yaitu jasmani, ruhani, dan akal,

ketiganyaharus diperlakukan secara seimbang, karena ketiganya memiliki hak

untuk dipenuhi (Ali 2008:357). Berlebihan dalam mengerjakan urusan

sehingga lupa akan kesehatan juga merupakan bentuk ketidak adilan terhadap

Page 35: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

35

badan, jika badan tidak kuat, maka pekerjaan tidak akan dilaksanakan dengan

maksimal.

Penjelasan lain dari Ulil Amri Syafri mengenai akhlak pribadi adalah

akhlak yang menunjukkan sikap dan profil Muslim yang mulia. Nilai-nilainya

yaitu:

a. Loyalitas. Totalitas menerima seluruh ajaran Islam yakni tidak memilih yang

disukai dan meninggalkan yang tidak disukai, tidak pula mengambil sebagian

dari Islam dan mencampurnya dengan sebagian agama lain merupakan

kewajiban bagi seorang Muslim. Perbuatan tersebut juga dinamakan pluralism.

b. Berani dan setia. Maksudnya adalah berani berjihad dalam menjunjung tinggi

risallah Allah, dan selalu siap dan setia memberikan pembelaan dalam

kebenaran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa selain berakhlak kepada

orang lain, seseorang wajib berakhlak kepada diri sendiri.akhlak kepada diri

sendiri menunjukkan identitas kepribadian Muslim yang mulia. Nilai-nilai

pendidikan akhlak pada diri sendiri berupa amanah, jujur, malu, ikhlas, sabar,

rendah hati, adil, loyal, berani dan setia.

4. Akhlak terhadap orang tua

Orang tua adalah madrasah pertama bagi anak-anak. Setelah mencintai

Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW melebihi siapapun, yang wajib

dicintai selanjutnya melebihi kerabat lainnya adalah orang tua. Ridha Allah adalah

ridha orang tua, sehingga wajib bagi anak berakhlaq al-karimah kepada mereka.

Berakhlak baik terhadapn orang tua yaitu dengan berbakti. Dalam kehidupan

Page 36: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

36

sehari-hari berbakti sering disebut birr-al-walidain. Berbuat baik kepada orang tua

tidak terbatas ketika mereka masih hidup saja, tetapi terus berlangsung meskipun

merka telah meninggal dunia. Nilai-nilai akhlak dari birr al-alidain yaitu:

a. Taat, yaitu melaksanakan yang diperintahkan orang tua selama tidak

menyimpang ajaran Islam.

b. Cinta dan kasih sayang, yakni merendahkan diri kepada keduanya diiringi

dengan kasih sayang. Membantu bilamana mereka kesusahan terlebih

ketika lanjut usia serta selalu mendoakan ampunan dan keselamatan untuk

mereka.

c. Menghormati, seperti berkomunikasi dengan mereka secara khidmat dan

lembut, sopan dan santun yakni tidak bersikap keras dan kasar baik dengan

perkataan maupun perbuatan, sehingga tidak menyakiti hati orang tua

(Yusuf, 2003:187).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak

kepada orang tua adalah taat, cinta dan kasih sayang, dan

menghormatinya.

5. Akhlak terhadap karib kerabat

Maksud karib kerabat disini adalah orang-orang terdekat, yakni sanak

saudara. Akhlak lingkungan keluarga adalah menciptakan dan mengembangkan

rasa kasih sayang antar anggota keluarga dalam bentuk komunikasi yang baik.

Bahkan komunikasi kepada kerabat orang tua bilamana orang tua sudah

meninggal harus tetap dijalin. Nilai-nilai akhlak terhadap karib kerabat berupa:

a. Menghormati, yaitu menghormati saudara yang lebih tua.

b. Menyayangi, yakni menyayangi saudara yang lebih muda.

Page 37: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

37

c. Tolong-menolong, manusia butuh akan pertolongan manusia lain dalam

melangsungkan hidup.

d. Silaturahmi, yaitu tidak memutus tali persaudaraan dengan berkunjung

atau berkomunikasi dengan bentuk apapun (Ali 2008:358).

Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak terhadap karib

kerabat adalah menghormti, menyayangi, tolong menolong dan silaturahmi.

6. Akhlak terhadap masyarakat

Islam mendorong manusia untuk berinteraksi sosial ditengah manusia

lainnya,misalnya dalam ibadah shalat. Rasulullah SAW menganjurkan dalam

melaksanakan shalat hendaknya berjamaah maka dengan berjamaah seseorang

akan berinteraksi dengan saudaranya sesama muslim.

Kemudian puasa, meskipun puasa adalah ibadah yang dilakukan secara

pribadi,namun terdapat hikmah dalam ibadah berpuasa, yaitu kesetaraan.

Seseorang yang kehidupannya serba tercukupi akan berlatih dan merasakan rasa

lapar dan haus seperti yang sering dirasakan oleh orang-orang miskin. Begitu pula

ibadah haji, dan zakat. Ibadah tersebut merupakan ibadah muhdhah (Dzajuli,

2010:45) yang praktiknya juga mengandung interaksi social.

Ulil Amri Ayafri mengatakan bahwa akhlak terhadap masyarakat tidak

hanya ditunjukkan kepad orang-orang Islam saja, tapi juga kepada masyarakat non

muslim.

7. Akhlak terhadap lingkungan

Segala sesuatu yang ada di sekitar manusia baik binatang, tumbuh-

tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa wajib dijaga. Islam melarang umat

manusia membuat kerusakan terhadap lingkungan maupun terhadap diri sendiri.

Page 38: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

38

Dengan berbagai jenis tumbuhan dan hewan, alam memberi manusia nutrisi yang

dibutuhkan untuk menipang kehidupan. Dari alam manusia dapat mengkonsumsi

sayur-sayuran, daun-daunan, buah-buahan, daging dan minuman susu segar. Alam

juga memberi kita udara, api air dan tanah yang semuanya sangat vital.

Dengan demikian kewajiban kita adalah berterima kasih kepada Allah

dengan berakhlak baik kepada alam. Dari pemaparan diatas, dapat di simpulakan

bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam akhlak kepada lingkungan kepada

akhlak adalah:

a. Peduli

b. Menghargai

c. Menghormati

d. Betanggung jawab

e. Kreatif

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup akhlak secara

garis besar berupa akhlak kepada Allah dan akhlak kepada makhluk (ciptaan

Allah). Alam dengan segala isinya merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah.

Melalui potensi-potensi yang diberikan Allah SWT, hendaknya manusia

bisa bersyukur. Sebagaimana tugas manusia menjadi khalifah, yaitu bertanggung

jawab untuk mengelola dan memanfaatkan alam dengan baik dan benar. Dengan

demikian akan tercipta kehidupan damai, manusia tidak akan bersikap sombong,

tetapi merasa setara, serta berendah hati dengan apa dan siapapun.

Page 39: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

39

BAB III

PROFIL KITAB AL-BARZANJI

A. Biografi Syaikh ja‟far Al-Barzanji

Sedikit mengulas siapa pengarang kitab Al-Barzanji. Pengarang kitab Al-

Barzanji adalah Sayyid Ja‟far Ibn Husain Ibn Abdul Karim Ibn Muhammad Ibn

Rasul AL-Barzanji. Dia adalah seorang ulama besar dan terkemuka yang terkenal

dengan ilmu serta amalannya, kautamaannya serta kesalehannya. Syaikh Ja‟far Al-

Barzanji adalah keturunan Nabi Muhammad SAW darikeluarha Sadah Al-Barzanji

yang termashur berasal dari Barzanji di Irak.

Tujuan penyusunan kitab Al-Barzanji adalah untuk menimbulkan kecintaan

kepada Nabi Muhammad SAW dan di dalam kitab Al-Barzanji memuat silsilah nasab

atau keturunan Nabi Muhammad SAW (Aziz 2001:88).

Syaikh Ja‟far Al-Barzanji adalah pengarang Kitab Maulid yang termashur dan

terkenal dengan nama Maulid Al-Barzanji. Sebagai ulama menyatakan nama

karangannya tersebut dengan Iqd Al-Jawhar fi Maulid an-Nabiyyil Azhar. Kitab

Maulid karangan beliau ini termasuk salah satu kitab Maulid yang paling popular dan

paling luas tersebar ke pelosok negeri Arab dan Islam baik di timur dan di barat

(Muhyiddin 2004:299).

Syaikh Ja‟far Al-Barzanji juga seorang imam, guru besar di masjid Nabawi

serta merupakan satu di antara pembaharu Islam di abad XII (Murodi 1988:9). Nama

Al-Barzanji dibangsakan kepada nama penulisnya, yang juga sebenarnya diambil dari

tempat asal keturunannya yakni daerah Birzinj (Kurdistan). Nama tersebut menjadi

popular di dunia Islam pada tahun 1920 ketika Syaikh Mahmud Al-Barzanji

memimpin pemberontakan nasional Kurdi terhadap Inggris yang waktu itu menguasai

Irak (Aziz, 2001:241).

Page 40: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

40

Kitab „Idq Al-Jawhar (kalung permata) yang lebih dikenal dengan sebutan Al-

Barzanji ditulis oleh Syaikh Ja‟far Ibn Hasan Ibn Abdul Karim Ibn Muhammad Ibn

Rasul Ibn Qolandri Ibn Husain Ibn Ali Ibn Abi Thabib RA. Beliau lahir di Madinah

tahun (1103-1180 H / 1690-1766 M). M.Mufti syafi‟I Madinah dan khatib Masjid

Nabawi di Madinah. Dimana seluruh hidupnya dipersembahkan untuk kota suci Nabi

ini (Azra 2007:109).

Karya tulis tentang Maulid ada dua,yaitu yang dikenal di Indonesia dengan

nama Maulid Al-Barzanji Nasr dalam bentuk prosa atau lirik dan Maulid Al-Barzanji

Nadzam dalam bentuk puisi (Sholikin 2009:49).

Kitab Al-Barzanji ditulis dengan tujuan untuk meningkatkan kecintaan kita

kepada Nabi Muhammad SAW dan agar umat Islam meneladani kepribadiannya,

sehingga kita menjadi orang yang mampu memahami dan diharapkan bias mencontoh

sifat-sifat,perilaku serta akhlak beliau

B. Situasi Keilmuan Islam Pada Masa Kehidupan Beliau

Pada masa Ja‟far Al-Barzanji dipimpin seorang sultan yaitu Sultan Salahuddin

Yusuf Al-Ayyubi, dalam literatur sejarah Eropa dikenal dengan nama Saladin,

seorang pemimpin yang pandai mengena hati rakyat jelata. Salahuddin memerintah

pada tahun 1174-1193 M atau 570-590 H pada dinasti Bani Ayyub,katakanlah dia

setingkat Gubernur. Meskipun Slahuddin bukan orang Arab melainkan berasal dari

suku Kurdi, pusat kesultannannya berada di kota Qohirah (Kairo), Mesir, dan daerah

kekuasaannya membentang dari Mesir sampai Suriah dan semenanjung Arabia.

Menurut Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan

cara mempertebal kecintaan umat kepada Nabi Muhammad SAW, yang setiap tahun

berlalu begitu saja tanpa diperingati, kini harus dirayakan secara massal.

Page 41: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

41

Ketika Salahuddin meminta persetujuan dari Khalifah di Bagdad yakni An-

Nashir, ternyata Khalifah setuju. Pada musim ibadah haji di bulan Dzulhijjah 579 H /

1883 M, Salahuddin sebagai pemimpin Haramain (dua tanah suci, Mekkah dan

Madinah) mengeluarkan instruksi kepada seluruh jamaah haji agar jika kembali ke

kampong halaman masing-masing menyosialkan kepada masyarakat Islam dimana

saja berada, bahwa mulai tahun 580 / 1184 M tanggal 12 Rabiul Awwal dirayakan

sebagi hari Maulid Nabi Muhammad SAW dengan berbagai yang membangkitkan

semangat Islam.

Salah satu kegiatan yang di prakasai oleh Sultan Salahuddin pada peringatan

Maulid Nabi Muhammad SAW yang pertama kali adalah menyelenggarakan

sayembara penulisan riwayat Nabi Muhammad SAW beserta pujian-pujian bagi Nabi

Muhammad SAWdengan Bahasa yang seindah mungkin. Seluruh ulama dan

sastrawan di undang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Pemenang yang menjadi

juara adalah Syaikh Ja‟far Al-Barzanji.

Ternyata peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan

Sultan Salahuddin ini membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam

menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Slahuddin berhasil menghimpun

kekuatan, sehingga pada tahun 1187/583 H, Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari

tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi kembali, sampai hari ini.

C. Karya Pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji

Karangan-karangan Syaikh Ja‟far Al-Barzanji sangat banyak, diantaranya

Syawahid Al-Ghufran „Ala Jliy Al-Ahzan fi Fadhail Ramadhan, Mashabihul Ghurur

„Ala Jaliyyil Qodr, dan Taj Al-Ibtihaj „Ala Dhau „Al-Wahhaj fi Al-Isra‟ Wa Al-

Mi‟raj. Syaikh Ja‟far Al-Barzanji menulis kitab manaqib yang menceritakan

Page 42: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

42

perjalannan hidup Syaikh Ja‟far Al-Barzanji dalam kitabnya Ar-Raudh Al-Athar fi

Manaqib As-Sayyid Ja‟far.

Selain kitab-kitab tersebut, Al-Barzanji juga menulis kitab risalah yang

dinamakan Jaliyah Al-Karbi bi Ashabi Sayyid Al-Karbi wa Al-Ajm (Murodi 1988:9).

Selain itu Syaikh Ja‟far Al-Barznji juga mengarang kitab Manaqib Syaikh Abdul

Qodir Al-Jailani, dengan tujuan memperkenalkan subtansi amalan, ganjaran, dan

fatwa Al-Jailai, yaitu diperuntukkan bagi para pengikut dan masyarakat kebanyakan.

Penulisan kitab tersebut didasarkan pada penuturan para ulama tersebut tarekat

Qadriyah, dengan semangat rasa cinta penulisnya mencoba untuk memberikan

keteladanan Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani kepada masyarakat umum.

Kesufian Al-Barzanji Nampak ketika ia ungkapkan bahwa penulisan manaqib

juga dimaksudkan untuk emndapatkan turunnya keberkahan dari langit, dan

mengundang pula turunnya kemurahan sang Hadrat Al-Arsy (Allah SWT) (Sholokin

2009:60).

Beliau bukanlah calang-calang pula, ketinggian ilmunya dapat dilihat dalam

kitab-kitab karangannya yang bernilai tinggi, antaranya “Hidaayatul Muriiid LI

„Aqiidati Ahlit Tuhid”, “Syarah al-Aqaaidul Kubro Lis Sanusi”, “ Haasyiah „Ala

Syarhish Shogir lid-Dardir”, “Minhul Jalil „Ala Mukhtasar Khalil” dan “Hidayatus

Saalik ila Aqrabil Masaalik fi Furu‟il Fiqhil Maaliki”

Ulama kita kelahiran Banten, Pulau Jawa yang terkenalsebagai ulama dan

penulis yang produktif dengan banyak karangannya yakni Sayyidul „Ulama-il Hijaz,

An-Nabawi ats Tsani, Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani al-Jawi ra turut

menulis syarah yang lathifah bagi “Maulid Al-Barzanji” dan karangannya itu

dinamakan “Madaarijush Shu‟uud ila Iktisaa-il Baruud” manakala seorang keturunan

Page 43: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

43

Sayyid Ja‟far Ibn Sayyid Isma‟il Ibn Sayyid Zainal „Abidin Ibn Sayyid Muhammad

al-Hadi Ibn Sayyid Zain yang merupakan suami dari satu-satunya anak Syaikh Ja‟far

Al-Barzanji,telah menulis syarah bagi “Maulid al-Barzanji” tersebut yang dinamakan

“Al-Kawakibul Anwar „Ala „iqdil Jwhar fi Mawlidin Nabiyil Azhar”

Kegigihan beliau menurut ilmu : semasa kecilnya beliau telah belajar Al-

Quran dari Syaikh Ismail Al-Yunani, dari belajar tajwid serta memperbaiki bacaan

dengan Syaikh Yusuf As-Su‟udi dan Syaikh Syamsuddin Al-Misri. Antara guru-guru

beliau dalam ilmu agama dan syariat:

1. Syaikh Abdul Karim Hidar Al-Barzanji

2. Syaikh Yusuf Al-Kudri

3. Sayyid Athiyatullah Al-Hindi

Syaikh J‟far Al-Barzanji kemudian Hijrah dan menetap di Mekkah selama

lima tahun. Disana beliau belajar kepada para ulama terkenal, diantaranya:

1. Syaikh Athaallah Ahmad Al-Azhari

2. Syaikh Abdul Wahab at-Tanthowi Al-Ahmadi

3. Syaikh Ahmad Al-Asybuli

Syaikh Ja‟far juga telah di ijazahkan oleh sebagian ulama, diantaranya:

1. Syaikh Muhammad At-Thoyib Al-Fasi

2. Sayyid Muhammad At-Thobari

3. Syaikh Muhammad Ibn Hasan Al-A‟jimi

4. Sayyid Mustofa Al-Bakri

5. Syaikh Abdullah As-Syubrawi Al-Misri (Al-Muhaddist 2005:99).

Page 44: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

44

Ilmu-ilmu yang dikuasai Syaikh Ja‟far Al-Barzanji banyak cabang ilmu,

diantaranya: Shorof, Nahwu, Manthiq, Ma‟ani, Bayan, Adab, Hikmah, Handasah,

A‟rudh, Kalam, Airah, Qiraat, Suluk, Tasawwuf, Kutub Ahkan, Rijal, Mustholah.

Setiap tulisan yang dihasilkan oleh Syaikh Ja‟far Al-Barzanji bukanlah

sekedar tulisan biasa. Ia adalah tulisan yang lahir dari hati yang ikhlas kepada Allag

AWT, tulisan yang mempunyai nilai tarbiyah yang sangat tinggi. Syaikh Ja‟far Al-

Barzanji mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam hal penulisan. Yusuf Al-Qardhawi

menyatakan bahwa Syaikh Ja‟far Al-Barzanji adalah seorang ulama yang sangat

dikagumi dari sudut pandang perjuangan dan tulisannya, apa yang ditulis

menggambarkan pribadinya yang sangat luhur dan murni.

D. Kitab Al-Barzanji Pada Masa Kini

Kitab Brzanji terdiri tujuh puluh enam halaman yang terbagi menjadi dua

bagian yaitu, dalam bentuk prosa dan dalam bentuk syair. Keduanya bertutur tentang

kehidupan Nabi Muhammad SAW, mencakup silsilah keturunannya, masa kanak-

kanak, remaja, hingga diangkat menjadi rasul. Karya itu juga mengisahkan sifat-sifat

mulia yang dimiliki Nabi Muhammad SAW, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan

teladan umat manusia.

Sebuah karya tulis seni sastra yang menuat kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Karya sastra ini dibaca dalam berbagai upacara keagamaan di dunia Islam, termasuk

Indonesia, sebagai bagian yang menonjol dalam kehidupan beragama tradisional.

Dengan membacanya dapat ditingkatkan iman dan kecintaan kepada Nabi

Muhammad SAW dan diperoleh banyak manfaat.

Page 45: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

45

Di dalam kitab Al-Barzanji dilukiskan riwayat hidup Nabi Muhammad SAW

dengan Bahasa yang indah, berbentuk puisi serta prosa dan kasidah yang sangat

menarik perhatian ornang yang membaca atau mendengarkan, apalagi yang

memahami arti yang dimaksudnya.

Secara garis besar paparan Al-Barzanji dapat diringkas sebagai berikut:

1. Silsilah Nabi Muhammad SAW

Silsilah Nabi Muhammad SAW adalah Muhammad Bin Andullah bin Abdul

Mutholib bin Hayim bin Abdul Manaf bin Qusaiy bin Kilab bin Murrah bin

Ka‟ab bin Fihr bin Malik bin Nadir bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin

Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma‟ad bin Adnan (Najieh 2009:10).

2. Kejadian yang luar biasa

Pada masa kanak-kannya banyak kelihatan luar biasa pada diri Nabi Muhammad

SAW. Misalnya: malaikat membelah dadanyadan mengeluarkan segala kotoran

yang terdapat didalamnya (Noer 2014:13).

3. Bersabar kerika dilanda musibah

Baru beberapa hari yang lalu ia mendengar dari ibundanya tentang keluh kesah

ketika kehilangan Ayahanda semasa ia masih dalam kandungan, kini ia melihat

sendiri digadapannya sang ibu pergi untuk tidak kembali lagi seperti ayahnya

dulu. Tubuh yang masih kecil itu memikul beban hidup yang berat sebagai yatim

piatu. Walaupun kecintaan Abdul Muthalib kepadanya sungguh mendalam,

perasaan sedih sebagai anak yatim piatu masih mendalam di jiwanya (Noer

2014:14).

Page 46: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

46

4. Jujur dalam penyampaiaan

Pada masa remajanya ketika berumur 12 tahun, ia dibaw a pamannya berniaga ke

Syam (suriah). Dalam perjalanannya pulang, seorang pendeta melihat tanda-tanda

kenabian pada dirinya (Noer, 2014:16).

5. Niali pendidikan mencari pasangan hidup

Kemudian Khadijah melamar dirinya, dengan maksud agar ia dapat merasakan

bau iman dan kesegarannya. Maka Beliau memberitahukan maksud Khadijah

kepada pman-pamannya untuk dimintai pertimbangan (Najieh 2009:67). Dan pada

waktu Rasulullah berumur 25 tahun ia melangsunngkan pernikahannya dengan

Khadijah binti Khuwailid (Noer 2014:30).

6. Nabi Muhammad SAW sosok yang bijaksana

Kejadian ini berlangsung saat Nabi Muhammad SAW berusia 35 tahun.

Keputusannya mengambil batu dan meletakkannya ditempatnya dalam Ka‟bah

menunjukkan betapa tingginya kedudukannya di mata penduduk Makkah, betapa

besarnya penghargaan mereka kepadanya sebagai orang yang berjiwa besar (Noer,

2014:44).

7. Masa kerasulan Nabi Muhammad

Pada waktu berumur 40 tahun ia diangkat menjadi rasul. Mulai saat itu ia

menyiarkan agama Islam sampai ia berumur 62 tahun dalam dua periode yakni

Makkah dan Madinah, dan ia meninggal dunia di Madinah sewaktu berumur 62

tahun setelah dakwahnya dianggap sempurna oleh Allah SWT (Noer 2014:199)

8. Dakwah Rasullullah SAW

Rasulullah SAW melakukannya secara diam-diam di lingkungan keluarganya

sendiri dan di kalangan rekan-rekannya. Karena itulah, orang yang pertama kali

menerima dakwahnya adalah keluarga dan sahabatnya. Mula-mula istrinya

Page 47: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

47

sendiri, Khadijah, kemudian saudara sepupunya Ali Ibn Abi Thalib yang masih

berusia 10 tahun. Kemudian Abu Bakar, sahabat karibnya sejak masa kanak-

kanak. Lalu Zaid, bekas budak yang telah menjadi anak angkatnya. Ummu

Aiman, pengasuh Nabi Muhammad SAW sejak ibunya, Aminah masih hidup.

Bilal Ibn Robah yang mana karena imannya kepada Allah SWT, ia disiksa oleh

tuannya yang bernama Umayyah, yang kemudian ditebus oleh Abu Bakar As-

Shiddiq untuk dimerdekakan (Noer, 2014:48).

9. Isra‟ dan Mi‟raj Nabi Muhammad

Isa‟ Mi‟raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah

hijrah ke Madinah. Dan peristiwa ini adalah motivasi batin yang diberikan Allah

SWT kepada Rasulullah SAW setelah mengalami berbagai macam ujian dalam

mendakwahkan agama Islam (Noer 2014:62).

10. Menyiarkan Agama Islam dengan terang-terangan

Setelah Isra‟ Mi‟raj, perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam mulai

muncul. Perkembangan itu dating dari sejumlah penduduk Yatsrib (Madinah)

yang berhaji ke Makkah. Mereka yang terdiri dari suku „Aus dan Khazraj masuk

Islam (Noer 2014:50).

11. Nabi pilihan yang sempurna

Nabi Muhammad SAW mempunyai ciri-ciri sederhanya, tingginya, ptih kulitnya

agak kemerah-merahan, dua belah matanya melebar, seolah-olah bercelak, lembut

bulu matanya, dua keningnya melengkung dan lembut rambutnya. Mempunyai

gigi rapid an putih bersih, lebar mulutnya dan terlihat menarik, lebar kanan kiri

dahinya, dahinya bagaikan bulan sabit (Noer 2014:114). Nabi Muhammad SAW

mempunyai pipi yang halus, berhidung mancung dan bagus pangkal hidungnya.

Renggang jarak antara satu tulang belikatnya, sederhana dua tepak tangannya,

Page 48: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

48

tulang-tulang sendinya besar, tipis tapak kakinya, tebal rambut jenggotnya,

kepalanya besar, rambutnya panjang terurai hingga dibawah telinga (Noer

2014:115).

Kitab Al-Barzanji dalam Bahasa aslinya (Arab) dibaca dimana-mana pada

berbagai kesempatan, antara lain pada peringatan maulid (hari lahir), upacara

pemberian nama bagi seorang anak bayi, acara khitanan, upacara pernikahan,

upacara memasuki rumah baru, berbagai syukuran dan ritus peralihan lainnya,

sebagai sebuah ritual yang dianggap meningkatkan iman dan membawa manfaat

yang banyak. Dalam acara-acara tersebut Al-Barzanjin dilagukan dengan

bermacam-macam lagu yaitu:

a. Lagu Rekby : membacanya perlahan-lahan.

b. Lagu Hejas : menaikan tekanan suara dari lagu rebky.

c. Lagu Ras : menaikkan tekanan suara yang lebih tinggi dari lahu hejas, dengan

irama yang beraneka ragam.

d. Lagu Husain : membacanya dengan tekanan suara yang tenang.

e. Lagu Nakwan : membacanya dengan suara tinggi dengan irama yang sama

dengan lagu ras.

f. Lagu Masyry : melagukan dengan suara yang lembut serta dibarengi dengan

perasaan yang mendalam. Ada yang membacanya secara kelompok yang

bersahut-sahutan dan ada pula yang tidak dalam kelompok tetapi membacanya

secara bergilir satu persatu dari awal sampai akhir.

Kitab Al-Barzanji merupakan teks sering dihafalkan dan oleh bebrapa ulama

Indonesia telah dikomentari dalam Bahasa Jawa, Indonesia dam Arab antara lain :

Page 49: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

49

1) Nawawi al-Bantani (1813-1897) Madarij As-Sa‟ud Ila Iktisa Al-Burud (jalan naik

untuk dapat memakai kain yang bagus) komentar dalam Bahasa arab dan telah

diterbitkan berkali-kali.

2) Ahmad Subki Masyhadi, Nur Al-Lail A-Daji Wa Miftah Bab Al-Yasar (cahya di

malam gelap dank unci pintu kemuliaan), terjemahan / komentar dalam Bahasa

Jawa, diterbitkan oleh Hasan Al-Attas Pekalongan.

3) Asrori Ahmad, Munyat Al-Martaji Fi Tarjamah Maulid Al-Barzanji (harapan bagi

pengharap dalam riwayat hidup nabi tulisan Al-Barzanji), terjemah / komentar

dalam Bahasa Jawa yang diterbitkan oleh Menara Kudus.

4) Mundzir Nadzir, al-Qoul al-Munji „Ala Ma‟ani Al-Barzani (ucapan yang

menyelamatkan dalam makna-makna Al-Barzanji), terjemahan /komentar Bahasa

Jawa, diterbitkan oleh Sa‟ad Bin Nashir Nin Mabhan, Surabaya.

5) M. Mizan Asrani Muhammad, Badr ad-Dafi fi Tarjamah Maulid Al-Barzanji

(purnama gelap gulita dalam sejarah Nabi Muhammad SAW yang ditulis Al-

Barzanji), terjemahan Indonesia, penerbit karya utama Surabaya (Aziz 2001:199).

Dari riwayat hidup Syaikh Ja‟far Al-Barzanji di atas, jelaslah bahwa Syaikh

Ja‟far Al-Barzanji bukanlah calng calang orang seperti yang didakwa oleh sebagian

pihak. Bukan beliau menjawat-jawatan Mufti Madinah Munawwarah sekian lam

menunjukkan kepada kita ketinggiian ilmu dank e solehan Sayyid Ja‟far Al-Barzanji

(Al-Barzanji 1899).

E. Wafatnya Syaikh Ja‟far Al-Barzanji

Seorang ulama besar berdedikasi mengajarkan ilmunya di Masjid Kakeknya

(Masjid Nabawi) SAW sekaligus beliau menjadi seorang Mufti Mahzhab Syafiiyah di

kota Madinah Munawwarah.

Page 50: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

50

Al-Allaamah al-Muhaddits al-Musnid as-Sayyid Ja‟far bin Hasan Al-Barzanji

adalah Mufti Asy-Syafiiyyah di kota Madinah Al-Munawwarah. Banyak perbedaan

tentang tanggal wafatnya, sebagian menyebut beliaumeninggal pada tahun 1177 H.

imam Az-Zubaidi dalam “AL-Mu‟jam Al-Mukhtash” menulisnya bahwa beliau wafat

tahun 1184 H, dimana Imam Az-Zubaidi pernah berjumpa dengan beliau dan

menghadiri majelis pengajian di Masjid Nabawi yang mulia.

Maulid karangan beliau ini adalah kitab maulid yang paling terkenal dan

tersebar ke pelosok negeri Arab dan Islam baik di Timur maupun di Barat. Bahkan

banyak kalangan Arab dan „Ajam yang menghafalkannya dan mereka membacanya

dalam waktu-waktu tertentu. Kandungannya merupakan khulaashah (ringkasan) Sirah

Nabawiyah yang meliputi kisah lahir baginda, perutusan baginda sebagai Rasul,

hijrah, akhlak, peperangan hingga kewafatan baginda Rasulullah SAW.

Jasad beliau dimakamkan di Baqi‟ bersama keluarga Rasulullah SAW. Kitab

maulid Barzanjisendiri telah disyarah (dijelaskan) oleh ulama-ulama besar seperti

Syaikh Muhammad bin Ahmad „Ilyisy al-Maaliki al-Asy‟ari asy-Syadzili al-Azhari

yang mengarang kitab “al-Qawl al-Munji „ala Mawlid al-Barzanji” dan Sayyidul

„Ulama-il Hijaz, Syeikh Muhammad Nawawi al-Bantani al-Jawi “Madaarijush

Shu‟uud ilalIktisaa-ilBuruud”.

Page 51: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

51

BAB IV

NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJI

DAN RELEVANSINYA

A. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Al-Barzanji

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang bertujuan untuk membekali seseorang

dengan pengetahuan dan keterampilan. Dengan bekal dan keterampilan tersebut

memungkinkan mereka hidup dengan memuaskan, terus belajar dan mengejar karir.

Dengan adanya pendidikan maka manusia mampu menjalankan fungsinya sebagai

hamba Allah dan khalifahnya (Shihab, 1994:173).

Adapun dalam syair Al-Barzanji terdapat fase-fase dimana nilai-nilai pendidikan di

dalam kitab Al-Barzanji menjadi sangat relevan dalam menunjang pendidikan yang

nantinya diterapkan pada masa-masa yang akan datang sebagaimana:

1. Akhlak memilih guru dan lingkungan bagi peserta didik.

ؼذهح ح انغه ثىه أسظؼر انفراج ده

Artinya: “ Kemudian, Beliau disusui oleh Halimah Sa‟diyyah” (Al-

Barzanji hal.45).

Aspek tersebut tergambar dalam syair Al-Barzanji pada bab IV yang

dilukiskan tentang kehidupan Rasulullah SAW yang mana terjadilah berbagai hal

yang luar biasa, dan keanehan-keanehan yang bersifat ghaib. Sebagai pertanda

ketepatan kenabiannya, dan pemberitahuan bahwa beliau adalah sebagai Nabi

pilihan Allah SWT. Maka pada waktu itu langit ditingkatkan penjagaannya dan

semua pendurhaka dan pengacau dari makhluk-makhluk halus bansa jin dan

syaitoan-syaitan yang memaksakan diri hendak naik ke atas. Bintang-bintang

Page 52: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

52

zuhrah merendah ikut menghormati beliau dan memancarkan sinarnya yang

terang cermelang sampai dataran rendah bumi haram dan dataran tingginya (Noer,

2014:35).

Sayyidah Aminah, janda beranak satu itu hidup miskin. Suaminya hanya

meninggalkan sebuah rumah dan seorang budak, Barakah Al-Habasyiyah (Ummu

Aiman). Sementara sudah menjadi kebiasaan bangsa Arab waktu itu, bayi yang

baru dilahirkan disusukan kepada anita lain, khususnya kepada wanita dusun

supaya bisa hidup di alam segar dan mempelajari Bahasa Arab yang baku.

Ada hadist yang mengatakan bahwa kebakuan bahasan Arab dusun lebih

terjaga. Sambal menunggu jasa wanita yang menyusui, Siti Aminah menyusui

sendiri Muhammad kecil selama tiga hari. Lalu dilanjutkan oleh Tsuwaibah,

budak Abu Lahab, paman Nabi Muhammad SAW, yang langsung dimerdekakan

karena menyampaikan kabar gembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW,

sebagai ungkapan rasa gembira Abu Lahab.

Beberapa hari kemudian, datanglah khalifah dari dusun Bani Sa‟ad dusun

yang jauh dari kota Makkah. Mereka menaiki unta dan keledai. Diantara mereka

ada sepasang suami istri , Harits Ibn Abdul Uzza dan Halimah As-Sa‟diyah.

Halimah dan wanita lainnya yang dating ke Makkah Sedang mencari kerja

memberi jasa menyusui bayi bangsawan Arab yang kaya. Sesampainya di kota

Makkah, Halimah menjadi cemas, sebab beberapa wanita Bani Sa‟ad yang tiba

lebih dahulu sedang ancang-ancang mudik karena sudah membawa bayi asuhan

mereka.

Page 53: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

53

Hampir saja Halimah putus asa, ditambah lagi suaminya mengajak pulang

meski tidak membawa bayi asuh. Namun ia berkata kepada suaminya, “Aku tidak

ingin pulang dengan tangan kosong. Alangkah baiknya kita mengambil anak

yatim itu sambal berniat menolong”. Jawab suaminya, “Baiklah kita bawa saja

anak yatim itu, semoga Allah memberi kemudahan kepada kita”

Setelah ada kesepakatn tentang harga upah menyusui, Muhammad kecil

diberikan kepada Halimah. Wanita kurus kering itu pun mencoba memberikan

punting susunya kepada bayi mungil tersebut.

Subhanallah, tiba-tiba kantung susunya membesar dan kemudian air susu

mengalir deras, sehingga bayi menghisapnya dengan kenyang. Dia heran, selama

ini susunya sendiri sering kurang diberikan kepada anak kandungnya sendiri,

tetapi sekarang justru berlimpah, sehingga cukup diberikan kepada bayi kandung

dan bayi asuhannya.

Dalam sekejap, kehidupan rumah tangga Halimah berubah total dan hal itu

menjadi buah bibir di kampungnya. Mereka melihat keluarga yang tadinya miskin

tersebut sekarang hidup penuh kedamaian, kegembiraan dan serba kecukupan.

Domba-domba yang mereka pelihara menjadi gemuk dan semakin banyak air

susunya, walaupun rumput di daerah mereka tetap gersang. Perternakan domba

milik Halimah berkembang pesat, sementara domba-domba milik tetangga tetap

saja kurus kering, padahal rumput yang dimakan sama. Karena itulah mereka

menyuruh anak-anak mereka mengembalakan domba di dekat domba Halimah.

Namun hasilnya tetap sama saja , domba para tetangga itu tetap kurus kering

(Noer, 2014:9).

Page 54: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

54

Pendidikan yang diterima Rasulullah SAW di kalangan keluarga Halimah

selama beberpa tahun mempunyai dampak dan pengaruh yang signifikan,

penanaman budi pekerti luhur yang ditanamkan oleh keluarga Halimah menjadi

modal Rasulullah SAW bergaul dengan masyarakat Makkah, penguasaan dan

pembiasaan tata bahsa Arab murni yang didapat Rasulullah juga mempengaruhi

jiwa dan keleluasaan Rasulullah dalam berinteraksi. Selain itu dengan pemilihan

lingkungan yang terpilih dan terjaga, maka pengaruh adat atau budaya masyarakat

Makkah yang tiada terkendalikan dapat terhindar dari awal perkembangan

Rasulullah SAW.

2. Nilai akhlak dalam kebersihan

ا شف نذ صذس انشه هكا شكه ان هح ػهمح دي أخشجا ي

Artinya: Dan pada suatu ketika beliau di datangi dua malaikat yang

membelah dadanya dan membuang darah-darah hitamnya (Al-Barzanji hal.46).

Aspek nilai kewibawaan menjadi Nabi dalam kita Al-Barzanji pada bab

VIII dijelaskan bahwa Nabi Muhammad kecil disusui oleh Halimah sekitar dua

tahun. Pertumbuhan Nabi Muhammad saw, dalam sehari sama seperti sebulan

bagi anak-anak biasa. Hal ini semacam berkat mendapat pertolongan Allah SWT

(Noer, 2014:48).

Dalam usia tiga bulan, beliau sudah pandai berdiri tegak, dalam usia lima

bulan sudah pandai berjalan sendiri, dan sesudah usia Sembilan bulan lancar

berbicara denga fasih (Noer, 2014:49).

Di siang hari yang terik itu, tiba-tiba datanglah dua laki-laki berpakaian

putih. Mereka membawa Muhammad kecil yang sedang sendirian ke tempat yang

agak jauh dari tempat penggembalaan. Pada saat itu Abdullah sedang pulang

Page 55: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

55

mengambil bekal untuk dimakan bersama-sama dengan Muhammad di tempat

penggembalaan, karena ketika berangkat mereka lupa membawa bekal.

Ketika Abdullah kembali, Muhammad sudah tidak ada. Seketika itu juga ia

menangis berteriak minta tolong sambal berlari pulang ke rumahnya. Halimah dan

suaminya pun segera keluar dari rumahnya. Dengan tergopoh-gopoh mereka

mencari Muhammad kesana kemari. Beberapa saat kemudian mereka

mendapatinya sedang duduk termenung seorang diri di pinngir dusun tersebut.

Halimah langsung bertanya kepada Muhammad, “Mengapa engkau sampai

berada di sini seorang diri ?”

Muhammad bercerita, “ Mula-mula ada dua orang laki-laki berpakaian

serba putih dating mendekatiku. Salah seorang berkata kepada kawannya, “Inilah

anaknya”

Kawannya menyahut, “Ya” inilah dia!”.sesudah itu mereka membawaku

kesini. Di sini aku dibaringkan dan salah seorang diantaranya memegang tubuhku

dengan kuatnya. Dadaku dibedah denga pisau, setelah itu mereka mengambil

suatu benda hitam dari dalam dadaku dan benda itu lalu dibuang. Aku tidak tahu

apakah benda itu dan kemana mereka membuangnya.

Setelah kejadian itu, timbullah kecemasan pada diri Halimah dan suaminya

kalau terjadi sesuatu terhadap si kecil Muhammad. Karena itulah, dengan berat

hati keduanya menyerahkan kembali kepada Syyidah Aminah (Noer, 2014:13).

3. Akhlak ketika dilanda musibah.

تشؼة اء أ ا تالت افر فاج ثىه ػادخ ف ان انذج

Page 56: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

56

Artinya: ketika dalam perjalanan pulang, lalu ibunya wafat di kota Abwak

atau Hajun (Al-Barzanji hal.47).

Aspek nilai kesabaran ketika dilanda musibah dalam kitab Al-Barzanji

pada bab IX ketika Nabi Muhammad SAW, berusia enam tahun, Sayyidah

Aminah membawanya ke Madinah untuk diperkenalkan kepada saudara-saudara

kakeknya dari pihak keluarga Bani Najjar. Dalam perjalanan itu diajak pula

Ummu Aiman, budak perempuan peninggalan ayahnya dulu. Sesampainya mereka

di Madinah, kepada anaknya itu ditunjukkan sebuah rumah tempat tinggal

ayahnya meninggal serta tempat penguburannya. Itu adalah pertama kali ia

merasakan sebagai anak yatim. Dan barangkali juga ibunya pernah menceritakan

dengan panjang lebar tentang ayah tercintanya itu, yang telah beberapa waktu

meninggal bersama-sama, kemudian meninggal dunia di tengah-tengah pamannya

dari pihak ibunya.

Sesudah cukup sebulan mereka tinggal di Madinah, Siti Aminah bersama

rombongan kembali pulang dengan mengendarai dua ekor unta yang mereka bawa

dari Makkah. Tetapi di tengah perjalanan ketika sampai daerah Abwak, Siti

Aminah menderita sakit yang kemudian meninggal dan dikuburkan di tempat itu.

Anak itu oleh Umuu Aiman dibawa pulang ke Makkah. Pulang menangis dengan

hati pilu dan sebatang kara. Ia makin merasa kehilangan karena ditakdirkan

menjadi anak yatim piatu. Terasa olehnya hidup yang makin sunyi dan makin

sedih (Noer, 2014:14).

Baru beberapa hari yang lalu ia mendengar dari ibundanya tentang keluh

kesah ketika kehilangan ayahandanya semasa ia masih dalam kandungan, kini ia

melihat sendiri di hadapannya sang ibu pergi untuk tidak kembali lagi seperti

ayahnya dulu. Tubuh yang masih kecil itu kini memikul beban hidup yang berat

Page 57: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

57

sebagai yatim piatu. Walaupun kecintaan Abdul Muthalib kepadanya sungguh

mendalam, perasaan sedih sebagai anak yatim piatu masih mendalam di jiwanya.

Nabi Muhammad SAW kemudian dibawah asuhan kakeknya, Abdul

Muthalib. Tetapi Abdul Muthalib juga meninggal tak lama kemudian dalam usia

delapan puluh tahun, sedangkan Nabi Muhammad saat itu berumur delapan

tahun. Sekali lagi Nabi Muhammad dirundung kesedihan karena kematian

kakeknya itu, seperti yang sudah dialaminya ketika ibunya meninggal. Dia begitu

sedih, sehingga menangis sambil mengantarkan jenazah kakeknya sampai ke

tempat peristirahatan terakhir.

Sebelum wafat Abdul Muthalib memberiwasiat kepada anaknya, Abu

Thalib agar menggantikan dirinya dalam mengasuh Muhammad karena dia

mengetahui rasa sayang Abu Thalib kepada Nabi Muhammad SAW (Noer,

2014:15).

Kemudian pengasuh Nabi Muhammad SAW dipegang oleh Abu Thalib.

Abu Thalib mencintai keponakannya itu seperti cintanya Abdul Muthalib. Karena

kecintaannya tersebut. Ia mendahulukan keponakannya itu dari anak-anaknya

sendiri. Budi pekerti Nabi Muhammad SAW yang luhur, cerdas, berbakti dan baik

hati itulah yang menarik hati Abu Thalib (Noer, 2014:16).

4. Akhlak kejujuran di penyampaian.

ا د ج ه صف انث ا داص ي شاء ت ة تذ ا ػشف انشه

Artinya: “Lalu pendeta Bukhaira mengenalinya dari tanda-tanda

kenabian pada diri Beliau SAW” (Al-Barzanji hal.49).

Aspek nilai kejujuran dalam penyampaian dalam kitab Al-Barzanji pada

bab IX dijelaskan sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi dan

Page 58: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

58

Rasul yang terakhir, beliau sering diajak berdagang oleh pamannya Abu Thalib.

Tepatnya ketika Nabi Muhammad SAW berusia 12 tahun. Itulah sebabnya ketika

pada suatu hari Abu Thalib pergi ke negeri Syam untuk berdagang.

Ketika perjalanan sampai di suatu daerah, mereka singgah di rumah salah

seorang Rahip bernama Buhaira untuk beristirahat. Sang Rahib menerima

tamunya dengan suka cita. Setelah meletakkan perbekalan Rahib keluar untuk

menemui mereka.

Sang Rahib menuju tamunya sambil mengamatinya satu persatu. Dan

ketika tepat dihadapan Nabi Muhammad SAW, Rahib tersebut berhenti sebentar

lalu memegang tangannya sambil berkata, “Inilah penghulu alam semesta, inilah

utusan Rabb alam semesta, Dia di utus oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi alam

semesta.”

“Apa yang anda ketahui tentang hal ini?” Tanya Abu Thalib. Sang Rahib

menjawab “Sesungguhnya ketika kalian muncul dan naik bebukitan, tidak ada

satupun dari bebatuan dan pepohonan melainkan bersujud kepadanya dan mereka

tidak akan bersujud kecuali kepada seorang Nabi yang telah lama dinanti.”

“Apa artinya semua itu?” Tanya seorang Quraisy yang ada di dalam

rumah.

“Sesungguhnya aku dapat mengetahui melalui tanda kenabian yang

terletak pada bagian bawah tulang rawan pundaknya yang mirip buah apel,” kata

sang Rahib.

Ketika Nabi Muhammad berjalan, selalu dinaungi awan pohon yang

sebelumnya menaungi orang Quraisy di tempat duduknya tiba-tiba saja beralih

Page 59: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

59

menaunginya. Semua yang ada ditempat itu juga di buat takjub dengan apa yang

terjadi.

Kejujuran Rahib Buhaira terkait kenabian Rasulullah adalah hal yang laur

biasa walaupun bertentangan dengan pendeta tersebut. Selanjutnya pendeta itu

menyuruh serta menjelaskan kepada Abu Thalib dan rombongan tersebut agar

membawa Nabi Muhammad SAW ke Makkah, karena dikhawatirkan ancaman

orang-orang kafir yahudi (Noer, 2014:60). Sehingga perjalanan dagang menuju

Syiria ditunda oleh Abu Thalib. Kejujuran itulah yang menjadi prinsip utama

kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan.

5. Nilai Pendidikan Akhlak dalam mencari pasangan.

ثشهافخطثر غ ت ا األ كهح نرشىه ي ا انضه نفغ

Artinya: Kemudian Khadijah melamar dirinya denga maksud agar ia

dapat merasakan bau iman dan kesegarannya”. Maka beliau SAW

memberitahukan maksud Khadijah kepada paman-pamannya untuk dimintai

perimbangan” (Al-Barzanji hal.50).

Aspek nilai kejujuran dalam penyampaian kitan Al-Barzanji pada bab IX

di jelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah calon suami wanita hartawan

itu. Beliau sendiri adalah seorang yatim piatu yang miskin sejak kecil dan di asuh

oleh pamannya, Abu Thalib yang hidupnya pun serba kekurangan. Meski

demikian, pamannya amat sangat menyayanginya, menganggap seperti anak

kandungnya sendiri, mendidik dan mengasuhnya dengan sebaik-baik adab,

tingkah laku budi pekerti yang terpuji.

Pada suatu ketika, Abu Thalib berbincang-bincang dengan saudara

perempuannya yang bernama „Atiqah mengenai diri Muhammad SAW, ia berkata

“Muhammad sudah berusia dua puluh empat tahun. Sudah saatnya dia menikah.

Page 60: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

60

Tapi kita tak mampu menyiapkan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk

pernikahan dan tidak tahu apa saja yang harus diperbuat (Noer, 2014:22).

Setelah memikirkan segala upaya, “Atiqah pun berkata, “Saudaraku, aku

mendengar berita bahwa Khadijah akan memberangkatkan kafilah niaga ke negeri

Syam dalam waktu dekat ini. Orang yang bisa bekerja dengannya biasanya

mendapatkan imbalan yang banyak dan diberkati Allah SWT. Bagaimana kalua

kita pekerjakan Muhammad kepadanya?. Aku kira inilah jalan terbaik untuk

memperoleh nafkah, kemudian dicarikan istri.”

Ketika mendengar nama Muhammad, Khadijah berfikir dalam hatinya,

“Oh, inilah tafsir mimpiku sebagaimana yang diramalkan oleh Waraqah Ibn

Naufak, bahwa ia dari suku Quraisy, dari keluarga bani Hasyim dan namanya

Muhammad, orang terpuji, berbudi pekerti tinggi dan Nabi akhir zaman.” Seketika

itu timbullah keinginan didalam hatinya untuk segera menikah dengan

Muhammad, tetapi tidak ditampakkan keinginan tersebut, karena untuk

menghindari fitnah.

“Baikklah, saya terima tawaranmu dan saya berterima kasih atas kesediaan

Muhammad. Semoga Allah SWT melimpahkan berkah-Nya kepada kita.” Wajah

Khadijah berseri, tersenyum sopan, menyembunyikan gejolak bahagia dalam

hatinya.

Tatkala kafilah niaga milik Khadijah siap berangkay, Maisarah berkata,

“Hai Muhammad, pakailah baju bulu itu dan peganglah bendera kafilah. Engkau

berjalan di depan menuju negeri Syam!”

Page 61: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

61

Nabi Muhammad SAW turun dari untanya, pergi melepas lelah di bawah

pohon yang dindang. Rahib keluar dari tempat pertapannya. Ia terheran-heran

melihat gumpalan awan menaungi kafilah dari Makkah itu, padahal ini tidak

pernah terjadi selama ini. Ia tahu apa arti tanda itu, karena pernah dibacanya

dalam kitab Taurat (Noer, 2014:25).

Rahib menyiapkan suatu penjamuan bagi kafilah itu dimaksud untuk

mengetahui siapa pemilik kebahagian tersebut. Semua anggota rombongan kafilah

hadir dalam penjamuan itu, kecuali Nabi Muhammad SAW seorang diri untuk

menjaga barang-barang dan kendaraan. Ketika melihat awan tidak bergerak tetap

diatas kafilah, Rahib bertanya, “Apakah ada diantara kalian masih ada yang belum

hadir disini?” Maisarah menjawab, “Hanya satu orang yang tidak ikut kesini,

untuk menjaga barang-barang.”

Ia menatap wajah Nabi Muhammad SAW dengan perasaan takjub seraya

bertanya, “Sudikah engkau memperlihatkan tanda di badanmu agar jiwaku

tentram dan keyakinanku lebih menetap?”

“Tanda apakah yang kau maksudkan?” Tanya Nabi Muhammad SAW.

“Silahkan buka bajumu supaya kulihat tanda kenabian antara kedua

bahumu!”

“Ya, ya tertolong!” seru Rahib. “Pergilah kemana engkau hendak pergi.

Engkau harus ditolong!”

Rahib mengusap wajah Nabi Muhammad SAW sambil berkata, “Hai

hiasan di hari kemudian, hai pemberi syafaat di akhirat, hai pribadi yang mulia,

hai pembawa nikmat, hai Nabi rahmat bagi seluruh alam!”. Dengan pengakuan

Page 62: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

62

demikian, Rahib dari ahli kitab itu telah menjadi seorang muslim sebelum Nabi

Muhammad SAW resmi menerima wahyu kerasulan (Noer, 2014:27).

Ketika Nabi Muhammad menuntun untanya dan sudah hilang dari

pandangan mata, maka Allah SWT memerintahkan malaikat Jibril, Hai Jibril,

lipatlah bumi dibawah kaki unta yang dinaiki Muhammad!” (Noer, 2014:28).

Kemudian Allah SWT mendatangkan kantuk kepada Baginda Muhammad

SAW, sehingga beliau tertidur nyenyak dan tiba-tiba telah sampai ke Makkah

dalam waktu singkat. Saat terbangun, ia heran mendapati dirinya telah berada di

depan pintu gerbang kota kelahirannya. Baginda rasul SAW sadar ini adalah

mukjizat Allah SWT kepadanya, lalu bersyukur dan memuji Dzat Yang Maha

Kuasa.

Sementara Nabi Muhammad SAW mengarahkan untanya menuju kerumah

Khadijah. Dan secara kebetulan saat itu Khadijah sedang duduk sambil kepalanya

keluar jendela memandangi jalan kea rah Syam. Tiba-tiba dilihatnya Nabi

Muhammad SAW diatas unta dari arah berlawanan di bawah naungan awan yang

bergerak perlahan-lahan ditas kepalanya (Noer, 2014:29).

Bebrapa hari kemudian, Nabi Muhammad SAW dating ke rumah Khadijah

dan Khadijah berkata, Hail Al-Amin, katakanlah apa keperluanmu!” suaranya

ramah bernada lembut.

Dengan sikap rendah hati tapi tau harga diri, Nabi Muhammad SAW

berbicara dengan jelas dan terus terang, meskipun agak amalu-malu. Kami

sekeluarga memerlukan nafkah dari bayaranku dalam ro,bongan niaga. Keluarga

kami memerlukannya untuk mencarikan jodoh bagi keponakannya yang yatim

Page 63: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

63

piatu.” Kepalanya tertunduk dan Khadijah itu memandang dengan penuh

ketakjuban.

Kemudian Khadijah secara terus terang meskipun dengan tekanan suara

yang memikat dan mengandung isyatar, “Aku hendak menikahkanmu dengan

seorang wabita bangsawan Arab. Orangnya baik, kaya, diinginkan banyak raja

dan pembesar Arab, akan tetapi ditolaknya. Kepadanya aku hendak membawamu.

Tetapi sayng, dia ada aibnya. Dia dulu pernah bersuami. Kalua engkau mau, maka

dia akan menjadi pelayanmu dan mengabdi kepadamu.”

Nabi Muhammad SAW tidak menjawab. Mereka berdua sama-sama

terdiam, sama-sama terpaku dalam pemikirannya masing-masing. Yang satu

memerlukan jawaban, yang lainnya tidak tahu apa jawabannya.

Lalu Nabi pamit pulang dan penceritakan penyataan Khadijah kepad Abu

Thalib, dan paman-pamannya. Mereka pun juga ikut menyetujuinya karena

keutamannya, agamanya, kecantikannya, hartanya dan nasabnya. Dan seluruh

golongan beliau sendiri juga mendukungnya. Abu Thalib yang pada acara

pinangan itu berkhutbah memuji Nabi Muhammad setelah memuja Allah SWT

dengan pujian-pujian. Abu Thalib berkata, “Alhamdulillah, segala puji bagi Allah

SWT yangb menciptakan kita sebagai keturunan Ibrahim, benih Ismail, anak cucu

Ma‟ad, dari keturunan Mudhar.”

“Sesungguhnya anak saudaraku ini, Muhammad Ibn Abdullah kalua

ditimbang dengan lekali manapun, niscayanya ia lebih tinggi derajatnya dibanding

mereka semua. Ia memang tidak berharta, namun ketahuilah bahwa harta

bendanya itu hanyalah baying-bayang yang akan hilang dan sesuatu yang akan

cepat perginya. Dan terhadap Muhammad tuan-tuab semua mengenalinya siapa

Page 64: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

64

dia sebenarnya. Dia telah melamar Khadijah binti Khuwailid. Dia akan

memberikan mas kawin lima ratus dirham yang akan segera dibayarnya dengan

tunai dari hartaku dan saudara-saudaraku.”

“Demi Allah, sesungguhnya aku mempunyai firasat tentang dirinya, bahwa

sesudah ini, yakni saat-saat mendatang, ia akan memperoleh berita gembira serta

pengalaman-pengalaman hebat. Dan semoga Allah SWT memberkahi pernikahan

ini.”

Beliau Rasulullah SAW memperoleh anak yang cukup banyak.

Kesemuanya beribukan Siti Khadijah bkecuali seorang anak yang bernama

Ibrahim. Adapun Ibrahim beribukan Siti Mariyah, seorang istri Rasulullah SAW

yang berasal dari negara Mesir (Noer, 2014:62).

Niali pendidikan yang dapat dipetik dari keterangan diatas adalah seorang

wanita boleh mengajukan pilihan tentang pasangan hidupnya yang disukai dan

mengajukan kepada pihak keluarga untuk dilakukan tindak lanjutnya. Dan juga

nilai musyawarah dalam mengambil keputusan sangatlah penting demi

mendapatkan hasil yang paling sempurna.

Nilai luhur diatas seyogyanya menjadi renungan bagi setiap manusia yang

emnginginkan hidup berumah tangga. Maka pantaslah apabila para ulama

menambahkan Al-Barzanji dalam acara mantenan atau pernikahan, supaya

manusia dapat mengambil hikmah terhadap perjalanan peristiwa sejarah

Rasulullah yang penuh dengan akhlakul karimah.

Page 65: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

65

6. Nilai akhlak dalam mengambil keputusan.

ؼا إن يشذما ذشفؼ انمثائم ج ب ثىه أيش أ ظغ انذجش ف ث ف

Artinya: Akhirnya beliau meletakkan Hajar Aswad pada kain, kemudian

mereka di suruh mengangkatnua bersama-sama menuju tempat asalnya (Al-

Barzanji hal.51).

Aspek nilai kejujuran dalam penyampaian dalam kitab Al-Barzanji pada

bab IX dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW menjalin hubungan baik dengan

penduduk Makkah. Ia juga berpartisipasi dalam kegiatan sosial dalam kehidupan

sehari-hari. Pada waktu itu masyarakat kota Makkah sedang sibuk karena bencana

banjir besar turun dari gunung merekatkan dinding-dinding Ka‟bah yang sudah

rapuh. Sebelum itu, masyarakat suku Quraisy memang sudah memikirkan untuk

merenofasinya (Noer, 2014:41).

Tatkala mereka melihat Nabi Muhammad SAW adalah orang pertama

yang memasuki tempat itu, mereka berseru, “Ia adalah Al-Amin (Orang yang

dapat dipercaya), kami dapat menerima keputusannya.”

Lalu mereka menceritakan peristiwa itu kepada Nabi Muhammad SAW.

Kemudian Nabi Muhammad SAW berkata, “Hendaknya setiap ketua kabilah

memegang ujung kain ini.” Dan kepala kabilah secara bersama-sama membawa

kain tersebut ketempat dimana batu itu akan diletakkan. Lalu Nabi Muhammad

SAW mengeluarkan batu itu dari kain dan meletakkan di tempatnya. Dengan

demikian perselisihan itu berakhir dan bencana perang saudara dpat dihindarkan.

7. Nilai akhlak dalam berdakwah.

جال أت تكش انش ي ت آي ل ي ه أ مهح ذ انص صادة انغاس

Page 66: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

66

Artinya: Orang lelaki yang pertama kali beriman kepada Nabi

Muhammad SAW adalah Abu Bakar As-Shidiq, orang yang menemani beliau

bersembungi di gua Tsur. Ia diberi gelar As-Shidiq, karena merupakan orang

pertama yang membenarkan peristiwa Isra (Al-Barzanji hal.54).

Aspek nilai akhlak dalam kitan Al-Barzanji pada bab XIII di jelaskan

bahwasannya Rasulullah SAW mulai berdakwah. Sebagai langkah pertama,

Rasulullah SAW melakukannya secara diam-diam di lingkungan keluarganya dan

rekan-rekannya. Karena itulah, orang yang pertama kali menerima dakwahnya

adalah keluarga dan sahabatnya. Mula-mula istrinya sendiri, Khadijah, kemudian

saudara sepupunya, Ali Ibn Abi Thalib yang masih berumur 10 tahun. Kemudian

Abu Bakar, sahabat karibnya sejak masih kanak-kanak. Lalu Zaid, bekas budak

yang telah menjadi anak angkatnya. Ummu Aiman, pengasuh Nabi Muhammad

SAW sejak ibunya Aminah masih hidup. Bilal Ibn Robah yang mana karena

imannya kepada Allah SWT, ia disiksa oleh tuannyayang bernama Umayah, yang

kemudian di tebus oleh Abu Bakar As-Shidiq untuk dimerdekakan.

Dengan dakwah secara diam-diam ini, belasan orang telah masuk agama

Islam. Setelah beberapa lama dakwah tersebut dilaksanakan secara individual,

turunlah perintah agar Nabi Muahammad menjalankan dakwahnya secara terbuka.

Mula-mula Rasulullah SAW mengundang dan menyeru pada kerabat karibnya

dari Bani Abdul Muthalib (Noer, 2014:49).

Rasulullah SAW mengatakan kepada mereka, “Aku tidak melihat seorang

pun dari kalangan Arab yang dapat membawa sesuatu ke tengah-tengah mereka

lebih baik dari apa yang aku bawa kepada kalian. Kubawakan kepada kalian dunia

dan akhirat yang terbaik. Allah SWT memerintahkan aku mengajak kalian semua.

Siapakah diantara kalian yang mau mendukungku dalam hal ini ?”. mereka semua

menolak kecuali sahabat Ali Ibn Abi Thalib.

Page 67: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

67

Disamping itu, Rasulullah juga menyeru kepada masyarakat Makkah dan

orang-orang yang dating ke Makkah dari berbagai negara untuk menjalankan haji.

Kegiatan dakwah yang dijalankannya tanpa mengenal lelah. Dengan usahanya

yang gigih hasil yang diharapkan mulai terlihat. Jumlah pengikut Nabi

Muhammad SAW yang tadinya hanya belasan orang, semakin hari semakin

bertambah. Mereka terutama dari kaum wanita, budak, dan orang-orang yang tak

punya. Meskipun kebanyakan mereka adalah orang-orang lemah, namun semangat

mereka sungguh membara (Noer, 2014:50).

Setelah dakwah terang-terangan dimulai, pimpinan Quraisy mulai

berusaha menghalangi dakwah beliau. Dengan semakin bertambahnya jumlah

pengikut beliau, maka semakin keras pula tantangan yang dilancarkan kaum

Quraisy. Ada lima faktor yang mendorong orang Quraisy menentang seruan Islam

itu:

a. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Mereka

mengira bahwa tunduk kepada Nabi Muhammad SAW berarti tunduk kepada

kepimpinan Bani Abdul Muthalib.

b. Nabi Muhammad SAW menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan

hamba sahanya.

c. Para pimpinan Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan

setelah kematian dan pembalasan di akhirat.

d. Taklid kepada nenek moyang ada lah kebiasaan yang mendarah daging pada

bangsa Arab.

e. Pemahat dan penjual patung memandang Islamsebagi penghalang rejeki.

Page 68: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

68

Dengan semua cara suku Quraisy membuat Nabi Muhammad SAW

mundur dari dakwahnya. Akan tetapi semua tawaran itu di tolak Nabi Muhammad

SAW dengan mengatakan, “Demi Allah, biarpun mereka meletakkan mataharidi

tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan berhenti melakukan ini,

sehingga agama ini menang atau aku binasa karenanya (Noer, 2014:51).

Setelah lamanya beliau berdakwah Abu Thalib, meninggal dunia pula,

beliau wafat pada bulan rajab tahun kesepuluh kenabiannya (Noer, 2014:50)

Sayyidah Khadijah termasuk saalah satu nikmat yang agung yang

dianugerahkan kepada Nabi Muhhamd SAW. Dia mendampingi Nabi Muhammad

selama seperempat abad, menyayangi beliau dikala resah, melindungi beliau di

saat kritis, menolong beliau dalam menyebarkan risalah, mendampingi beliau

menjalankan jihad yang berat, rela menyerahkan diri dan hartanya kepada beliau

Rasulullah SAW.

Karena penderitaan yang bertumpuk-yumpuk pada tahun itu, maka beliau

Rasulullah SAW menyebutnya sebagai “Amul Husni” (tahun duka cita), sehingga

julukan ini pun terkenal dalam sejarah (Noer, 2014:58).

Untuk menghindari penganiayaan yang lebih berat, secara diam-diam dan

berjalan kaki, Rasulullah SAW mencoba pergi ke Thaif untuk meminta

pertolongan dan perlindungan. Rasulullah SAW tinggal di Thaif selama sepuluh

hari untuk berdakwah dan meminta perlindungan. Namun, ternyata penduduk

Thaif melakukan penolakan dan memperlakukan Rasulullah dengan kasar.

Saat itu kaum Thaif melempari Rasulullah SAW dengan batu sehingga

kakinya terluka. Tindakan brutal penduduk Thaif ini membuat Zaid Ibn Harist

Page 69: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

69

membela dan melindungi Rasulullah SAW, tapi hal itu membuat kepalanya

terluka karena lemparan batu. Kemudian Rasulullah SAW berlindung di kebun

milik „Utbah Ibn Rabi‟ah.

Lalu Rasulullah SAW menengadahkan tangan berdoa kepada Allah SWT

untuk kebaikan para umatnya itu. Tiba-tiba muncul Jibril dari atas langit

memanggilku seraya berkata, “Wahai Muhammad!, sesungguhnya Allah telah

mendengar perkataan dan jawaban kaummu terhadapmu dan Allah telah mengutus

malaikat penjaga gunung untuk engkau perintah sesukamu. Jika engkau suka, aku

akan membalikkan gunung Akhsyabin ini ke atas mereka (Noer, 2014:59).

Lalu aku menjawab, “Bahkan akunmenginginkan Allah berkenan

mengeluarkan dari anak keturunan mereka generasi yang menyembanh Allah

semata, dan tidak dapat kita ambil dari kisah Nabi Muhammad SAW diatas adalah

kita harus selalu berusaha untuk melakukan hal-hal yang terbaik. Dimana da

kemauan pasti disitu ada jalan yang Allah SWT tunjukkan.

8. Nilai akhlak dalam mengemban amanah.

سدات غجذ األلص غجذ انذشاو إن ان ان مظح ي جغذ د تش ثىه أعش

انمذعهح

Artinya: Kemudian Rasulullah SAW di isra‟kan dengan jiwa dan raganya

dari Masjidil Haram Ke Masjid Aqsa (Al-Barzanji hal.56).

Aspek nilai yang terkandung dalam kitab Al-Barzanji pada bab XIV di

jelaskan Isra‟ Mi‟raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah. Debelum

Rasulullah SAWhijrah ke Madinah. Dan peristiwa ini adalah motivasi batin yang

diberikan oleh Allah kepada Rasulullah SAW setelah mengalami berbagai macam

ujian dalam mendakwahkan agama Islam.

Page 70: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

70

Isra‟ dan Mi‟raj diawali ketika pada suatu malam Nabi Muhammad SAW

berada di Hijir Ismail dekat Ka‟bah Al-Musyarafah. Saat Rasulullah SAW

berbaring diantara paman beliau, Hamzah dan sepupu beliau, Ja‟far Ibn Ali

Thalib. Tiba-tiba malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil menghampiri Rasulullah SAW

kearah sumur zam-zam. Setibanya disana, keduanya merebahkan tubuh Rasulullah

SAW untuk membelah dadanya sampai bawah perut. Lalu jibril berkata kepada

Mikail, “Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam untuk membersihkan

hatinya dan melapangkan dadanya (Noer, 2014:62).

Kemudian Jibril mengeluarkan hati Rasulullah SAW yang mulia untuk

menyucinya tiga kali. Kemudian didatangkan lagi satu nampan emas yang

dipenuhi dengan hikmah dan keimanan. Setelah itu, isi nampan terakhir

dituangkan ke dalam hatiRasulullah SAW. Maka penuhlah hati Rasulullah SAW

dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu

ditutup kembali oleh Jibril.

Sejurus kemudian, disiapkan untuk baginda Rasulullah SAW binatang

buraq lengkap dengan pelana dan kendalinya. Binatang ini berwarnaputih, lebih

besar dari keledai, lebih rendah dari baghal. Dia letakkan telapak kakinya sejauh

pandangan mata, kedua telinganya berbentu panjang. Jika turun dia mengangkat

kedua kaki depannya dan diciptakan untuknya dua sayappada sisi paha untuk

membantu kecepatannya (Noer, 2014:63).

Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban

dan hikmah dengan inayah dan Rahmat-Nya. Di tengah perjalan mereka berhenti

di suatu tempat yang dipenuhi pohon kurma, lantas Jibril berkata, “Turunlah disini

dan shalatlah.”

Page 71: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

71

Setelah Rasulullah SAW shalat, Jibril berkata, “Tahukah engkau shalat

dimana?”

“Tidak, “jawab beliau Nabi Muhammad SAW.

Jibril berkata, “engkau telah shalat di Thaybah (nama lain dari Madinah)

dan kesanalah engkau akan berhijrah.

Kemudian buraq berangkat kembali melanjutkan perjalanan, secepat kilat

dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan matanya. Tiba-tiba Jibril berseru, “

Berhentilah dan turunlah engkau serta shalatlah di tempat ini.”

Setelah shalat Jibril naik kembali di atas buraq, Jibril memberitahukan

bahwa Rasulullah shalat di Madyan, di sisi pohon tempat Nabi Musa bernaung

dan beristirahat saat dikejar tentara Fir‟aun. Dalam perjalanan selanjutnya

Rasulullah SAW turun di Thur Sina, sebuah lembah Syam, tempat dimana Nabi

Musa berbicara dengan Allah SWT. Rasulullah SAW juga shalat di tempat itu

(Noer, 2014:64).

Kemudian Rasulullah SAW sampai di suatu tempat daerah yang tampak

kepadanya istana-istana negeri Syam dan beliau shalat disitu. Kemudian Jibril

memberitahukan kepada Rasulullah dengan berkata, “Engkau telah shalat di Bait

Lahm, tempat kelahiran Nabi Isa Ibn Maryam (Noer, 2014:64).

Kemudian Rasulullah SAW masuk kedalam masjid bersama Jibril untuk

melakukan shalat dua rekaat. Setelah itu dalam sekejap mata, masjid sudah penuh

dengan sekelompok manusia yang ternyata mereka adalah para Nabi yang diutus

oleh Allah SWT. Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas mereka

berdiri bershaf-shaf menunggu orang yang akan mengimami mereka. Lantas Jibril

Page 72: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

72

memegang tangan Rasulullah SAW untuk maju dan akhirnya semua yang hadir

melaksanakan shalat dua rakaat dengan diimami Rasulullah SAW. Inilah yang

menunjukan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah imam para nabi dan rasul

(Noer, 2014:68).

Setelah melakukan Isra‟ dari Makkah Al-Mukarramah sampai Masjid Al-

Aqsha, Baitul Maqdis, Rsulullah SAW disertakan malaikat Jibril bersiap untuk

Mi‟raj, yakni naik menembus berlapisnya langit ciptaan Allah SWT Yang Maha

Perkasa sampai akhirnya Rasulullah SAW berjumpa dengan Allah SWT dan

berbicara dengan-Nya, yang intinya adalah Rasulullah dan umatnya mendapat

perintah shalat lima waktu.

Sungguh merupakan nikmat dan anugerah yang luar biasa bagi umat Nabi

Muhammad SAW. Allah SWT memanggil Nabi-Nya itu secara langsung dan

memberikan dan menentukan perintah ibadah yang sangat mulai ini. Cukup

kiranya hal ini sebgaikemulian ibadah shalat, sebab ibadah lainnya diperintahkan

hanya dengan turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW. Berbeda dengan ibadah

shalat, Allah SWT memanggil hamba yang dicintainya yakni Nabi Muhammad

SAW ke hadirat-Nya untuk menerima perintah ini.

Setelah memasukinya, Rasulullah SAW bertemu Nabi Adam dengan

bentuk postur sebagaimana pertama kali diciptakan oleh Allah SWT. Rasulullah

bersalamkepadanya dan Nabi Adam menjawab salam beliau seraya berkata,

“Selamat dating wahai anakku yang sholeh dan Nabi yang sholeh (Noer,

2014:69).

Dilangit kedua, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Isa Ibn Maryam,

seorang gadis suci dari perbuatan noda, lagi bertaqwa kepada Allah SWT.

Page 73: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

73

Rasulullah SAW bersalam kepadanya dan Nabi Isa menjawab salam beliau seraya

berkata, “ Selamat dating wahai saudaraku yang sholeh dan Nabi yang sholeh

(Noer, 2014:70).

Kemudian Rasulullah tiba di langit ketiga. Beliau bertemu Nabi Yusuf Ibn

Ya‟qub. Dan Rasulullah SAW bersabda, “Dialah yang paling indahnya manusia

yang diciptakan Allah SWT. Dia telah mengungguli ketampanan manusia lain,

ibarat cahya bulan purnama yang mengalahkan cahaya seluruh bintang.”

Di langit keempat, Rasulullah SAW berjumpa Nabi Idris, kembali

Rasulullah SAW mendapat salam dan doa yang sama seperti nabi-nabi

sebelumnya.

Dilangit kelima, Rasulullah SAW bertemu Nabi Harun Ibn Imran, Nabi

yang amat disukai oleh kaum Bani Israil (noer, 2014:71).

Di langit keenam, Rasulullah bertemu dengan Nabi Musa, Nabi yang ahli

munajat kepada Allah SWT dan pernah berbicara langsung dengan-Nya (Noer,

2014:72).

Di langit ketujuh, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim yang

sedang duduk di atas kursi dari emas di sisi pintu surge sambil menyandarkan

punggungnya pada Baitul Makmur dan di sekitarnya bekumpul umatnya (Noer,

2014:73).

Setelah itu Rasulullah memasuki surge dan melihat disana berbagai

macam kenikmatan yang belum pernah di pandang mata, di dengar telinga dan

terlintas dalam hati setiap insan. Begitu pula ditampakkan kepada Rasulullah

Page 74: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

74

SAW neraka yang dijaga malaikat Malik, Malaikat yang tidak pernah senyum

sedikitpun dan selalu tampak kemurkaan wajahnya.

Setelah berada di tempat yang ditentuka oleh Allah SWT, tempat yang

tidak seorang pun diizinkan berada disana, tempat yang tidak seorangpun makhluk

mampu mencapainya, beliau Rasulullah SAW melihat-Nya dengan mata beliau

yang mulia. Saat itu, Rasulullah SAW langsung bersujud di hadpan Allah SWT.

Allah SWT berfirman, “Wahai Muhammad.”

“Labbaik wahai Rabbku,” jawab beliau.

“Mintalah sesuka hatimu,” firman-Nya.

Nabi berkata, “Ya Allah, Engkau telah menjadikan Ibrahim segai Khalil,

Engkau mengajak bicara dengan Musa, Engkau memberi Sulaiman kerajaan yang

agung lalu ditundukkan kepadanya jin, manusia, setan dan serta angina, Engkau

ajarkan Isa Taurat dan Engkau jadikan dia dapat mengobati orang yang buta dan

berpenyakit belang serta menghidupkan orang mati (Noer, 2014:74).

Kemudian Allah berfirman, “Sungguh Aku telah menjadikanmu sebagai

kekasih-Ku.”

Dan kemudian Allah SWT mewajibkan kepadanua dan umatnyauntuk

melakukan shalat lima puluh kali sehari semalam. Kemudian turunlah kemurahan

Allah SWT, dan akhirnya dikurangi hingga menjadi lima kali shalat yang wajib

diamalkan. Namun pahalanya tidak berkurang dari pahala shalat lima puluh kali,

sebagaimana apa yang telah dikehendaki dan dihukumkan Allah SWT pada zaman

azali dhulu kala (Noer, 2014:75).

Page 75: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

75

Setelah menerima perintah itu, Rasulullah SAW turun sampai akhirnya

menaiki Buraq kembali ke kota Makkah, sedangkan saat itu fajar masih belum

terbit. Pagi harinya Rasulullah SAW memberitahukan mukjizat yang agung ini

kepada umatnya, maka sebagian besar diantaranya mereka mendusakan bahkan

mengatakan Nabi Muhammad SAW telah gila dan menjadi tukang sihir, bahkan

tidak sedikit diantara mereka yang tadinya beriman, kembali murtad keluar dari

agama Islam (Noer, 2014:76).

Saat itu, umat pertama yang membenarkan danmempercayai Rasulullah

SAW adalah sahabat Abu Bakar. Maka pantaslah beliau digelari As-Shidiq.

Sungguh keimanan itu intinya adalah membenarkan dan percaya serta pasrah

terhadap semua yang dibawa dan percaya serta pasrah terhadap semua yang

dibawa dan diberitakan Nabi Muhammad SAW. Sebab Rasulullah SAW tidak

mungkin berbohong apalagi berkhianat dalam risalah dan dakwahnya. Rasulullah

SAW adalah Nabi yang mendapat gelar Al-Amin (dapat dipercaya), As-Shiddiq

(selalu jujur) dan Al-Mashduuq (yang dibenarkn ucapannya) (Noer, 2014:76).

9. Nilai akhlak bersabar dalam berdakwah

سعل للا ف األهاو ان هحثىه ػشض فغ ػه انمثائم تأه ع

Artinya: Kemudian Rasulullah SAW menyatakan dengan terus terang

tentang kerasulannya kepada seluruh suku Quraisy pada hari-hari orang

melakukan ibadah haji (Al-Barzanji hal.58).

Aspek nilai akhlak dalam kitab Al-Barzanji pad bab XV di jelaskan setelah

Isra‟ Mi‟raj, perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam mulai muncul.

Perkembangan itu dating dari sejumlah penduduk Yastrib (Madinah) yang berhaji

ke Makkah. Mereka yang terdiri dari suku „Aus dan Khazraj masuk Islam dalam

tiga gelombang:

Page 76: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

76

Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang Khazraj berkata

kepada Nabi Muhammad SAW, “ Bangsa kami telah lama terlibat dalam

permusuhan, yaitu antara suku Khazraj dan „Aus. Kami benar-benar merindukan

perdamaian. Kiranya mereka dapat satu persatiu kembali dengan perantara engkau

dan ajaran-ajaran yang engkau bawa. Oleh karena itu, kami akan berdakwah agar

mereka mengetahui agama yang kami terima dari engkauini. Mereka pun giat

mendakwahkan Islam di Yastrib (Noer, 2014:76).

Kedua, pada tahun kedua belas kenabian, delagasi Yastrib yang terdiridari

sepuluh orang Khazraj dan dua orang suku „Aus serta seorang wanita menemui

Nabi Muhammad SAW untuk menyatakan ikrar kesetiaan. Rombongan ini

kemudian kembali ke Yastrib sebagai juru dakwah dengan ditemani oleh Mus‟ab

Ibn Umair yang sengaja di utus Nabi Muhammad SAW atas permintaan mereka.

Ikrar ini disebut dengan perjanjian Aqabah pertama.

Ketiga, pada musim haji berikutnya, jamaah haji yang dating dari Yastrib

berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk Yastrib, mereka meminta Rasulullah

SAW agar berkenan pindah ke Yastrib. Mereka berjanji akan membela Rasulullah

SAW dari segala ancaman. Nabi Muhammad SAW pun menyetujui usul yang

mereka ajukan. Perjanjian ini disebut “Perjanjian Kedua”.

Pasca perjanjian Aqabah, Nabi Muhammad SAW memerintahkan kaum

muslim untuk hijrah ke kota Yastrib. Kaum muslimin mulai hijrah sedikit demi

sedikit dan berangkat dengan diam-diam pada malam hari, sehingga hanya Nabi

Muhammad SAW dan keluarganya, sahabat Abu Bakar dan orang-orang yang

menjadi budak kaum musyrikin yang belum hijrah (Noer, 2014:77).

Page 77: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

77

Pada hari ketika itu berlangsung, Allah SWT menurunkan wahyu melalui

malaikat Jibril. Malaikat Jibril menyatakan untuk tidur di tempat biasa Nabi

Muhammad tidur. Malaikat Jibril menyatakan bahwa teman perjalanan Rasulullah

SAW saat hijrah adalah sahabat Abu Bakar. Setelah mendapatkan perintah

tersebut, Rasulullah SAW menuju rumah sahabt Abu Bakar. Kemudian Abu

Bakar memberikan salah satu unta terbaiknya untuk kendaraan Nabi Muhammad

SAW. Setelah itu Nabi Muhammad pulang ke rumahnya. Nabi Muhammad SAW

memanggil sahabat Ali Ibn Abu Thalib dan menyuruh kepadanya agar ia

menempati tempat tidur beliau malam harinya dengan berselimut (Noer, 2014:78).

Sahabat Abu Bakar juga berpesan kepada putranya, Abdullah agar setiap

sore dating ke gua Tsur bersama saudara perempuannya Asma‟ abu Bakar juga

berpesan kepada pembantunya, Amir Ibn Fuhairah agar menggembalakan

kambing-kambingnya di dekat gua Tsur selama beliau dan Nabi Muhammad

SAW bersembunyi di dalam gua tersebut, agar susu-susunya dapat diminum oleh

Nabi Muhammad SAW. Beliau juga berpesan kepada penunjuk jalan, Abdullah

Ibn Uraiqith, untukdatang ke gua Tsur pada hari yang ditentukan untuk

menjalanlan jalan ke Madinah (Noer, 2014:79).

Di rumah Rasulullah,Ali Ibn Abu Thalib tidur di atas ranjang Nabi

Muhammad SAW dengan bersilimut. Mereka para pemuda kafir Quraisy mengira

bahwa yang ada di dalam adalah Nabi Muhammad. Mereka lalu masuk ke rumah

Rasulullah dan membuka tabir selimut. Namun di dapati bukanlah Nabi

Muhammad, melainkan Ali Ibn Abi Thalib. Mereka terus menanyakan tentang

keberadaan Nabi Muhammad SAW kepada Ali Ibn Abi Thalib. Tapi Ali tidak

menjawab sepatah katapun. Ali pun ditarik keluar rumah dan beliau dipukulikaum

Page 78: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

78

Quraisy dan tetap menjawab tidak tahu. Hingga kemudian Ali Ibn Abu Thalib

dilepaskan setelah dianiaya oleh mereka (Noer, 2014:81).

Setelah kehilangan Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar, kaum Quraisy

sibuk menyiarkan ke sekeliling kota Makkah dan kepada segenap suku dan

kabilah. Kepala-kepalanya dimintai pertolongan untuk mencari Nabi Muhammad

SAW. Siapapun yang berhasil menangkap beliau akan diberi hadiah 100 ekor

unta.

Di tengah perjalanan ketika sampai di dusun Qudaidin salah seorang

penduduk mengenali Nabi Muhammad dan Abu Bakar. Kemudian hal itu

diceritakan kepada pimpinan kabilah yang bernama Suraqah Ibn Malik Al-Mudlij.

Kemudian dengan segera Suraqah mengejar Nabi Muhammad dan Abu

Bakar. Nabi Muhammad mengetahui pun berdoa kepada Allah SWT dan dengan

kehendak Allah SWT berulang kali kuda yang ditunggangi Suraqah tergelincir

terpelanting ke tanah.

Kemudian Suraqah memanggil Nabi Muhammad SAW dan meminta

perlindungan dari bahaya dan juga mengucapkan beribu maaf. Dan Rasulullah

SAW memaafkannya (Noer, 2014:84).

Sementara itu, penduduk Yastrib menunggu-nunggu kedatangan

Rasulullah SAW. Waktu yang mereka tunggu itu telah tiba. Nabi Muhammad

SAW memasuki Yastrib dan penduduk kota ini mengeluk-elukan kedatanngan

Rsulullah SAW dengan penuh kegimbaraan.

Sejak saat itu, sebagi penghormatan terhadap Nabi Muhammad SAW, kota

Yastrib diubah menjadi Madinatun Nabi (kota nabi) atau sering disebut pula

Page 79: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

79

Madinatul Munawwarah (kota bercahaya), karena dari sanalah sinar Islam

memancar keseluruh dunia (Noer, 2014:85).

10. Nabi Pilihan yang sempurna.

ص كا صفاخ عهح خهما را راخ م انهاط خهما عههى أك هه للا ػه

Artinya: Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling sempurna

kejadiannya dan akhlaknya, yang mempunyai sikap dan sifat paling luhur (Al-

Barzanji hal.61).

Aspek nilai akhlak dalm kitab Al-Barzanji pada bab XVI dijelaskan bahwa

Nabi Muhammad SAW mempunyai ciri-ciri sederhana tingginya, putih kulitnya

agak kemerah-merahan, dua belah matanya melebar, seolah-olah bercelak, lembut

bulu matanya, dua keningnya melengkung dan lembut rambutnya. Mempunyai

gigi yang rapid an putih bersih, lebar mulutnya dan terlihat menarik, lebar kanan

kiri dahinya. Dahinya bagaikan bulan sabit (Noer, 2014:114). Nabi Muhammad

SAW mempunyai pipi yang halus, berhidung mancung dan bagus pangkal

hidungnya. Renggang jarak antara dua tulang belikatnya, sederhana dua tepak

tangannya, tulang-tulang sendinya besar, tipis tapak kakinya, tebal rambut

jenggotnya, kepalanya besar, rambutnya panjang terurai hingga dibawah telinga

(Noer, 2014:115).

Diantara dua tulang belikatnya Nabi Muhammad SAW terdapat tanda

kenabian, cemerlang memancarkan cahaya. Air keringat Nabi laksana butiran-

butiran mutiara, yang berbau lebih semerbak dibanding dari bau minyak kasturi

(Noer, 2014:116).

Wajah beliau Rasulullah SAW berseri-seri bagaikan bulan purnama pada

malam bulan purnama. Orang yang biasanya menyifati atau mengisahkan beiau

Page 80: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

80

Rasulullah SAW mengatakah: Saya belum pernah melihat seseorang yang dapat

menyamai Rasulullah SAW sejak dulu hingga sekarang (Noer, 2014:118).

beliau Rasulullah SAW adalah seorang pamalu dan tawadlu‟, mau

memperbaiki terompahnya sendiri, mau menambal pakaiannya sendiri, mau

memerah kambingnya dan mau membantu keperluan rumah tangganya.

Beliau Rasulullah SAW sangat menyukai orang fakir dan miskin.

Rasulullah SAW suka duduk bersama-sama mereka. Rasulullah SAW juga mau

meninjau orang sakit diantara mereka. Rasulullah SAW juga mau menghantarkan

jenazah mereka, dan tidak mau menghina orang fakir betapapun miskin dan

melaratnya orang itu (Noer, 2014:120).

Rasulullah SAW suka memperlamakan salat dan mempersingkat khutbah

jum‟at (Noer, 2014:123). Beliau juga menyukai orang yang mulia, menghormati

orang yang utama. Besenda gurau dengan sahabat-sahabatnya. Dan beliau tidak

berbicara melainkan benar-benar saja, yang disukai Allah SWT dan diridhai-Nya

(Noer, 2014:124).

B. Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Al-Barzanji

Kejayaan seseorang terletak padaakhlaknya, akhlak yang baik membuat

seseorang disekitarnya menjadi tenang, aman, dan terhindar dari perbuatan tercela.

Seseorang yang berakhlak buruk menjadi sorotan bagi sesamanya, bagi keluarga,

masyarakat dan negara.

Rasulullah SAW mengajak umat manusia untuk bertauhid dan menjauhkan

umat dari syirik. Rasulullah yang mengobarkan revolusi Islam telah berhasi;

Page 81: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

81

membawa kemenangan gemilang, meski tidak menyandarkan kekuatan pada

perlengkapan perang yang canggih maupun strategi perang yang jitu. Semua

kesuksesan perjuangan Rasulullah SAW tersebut lebih banyak ditopang oleh

semangat menegakkan akhlakul karimah.

Nilai Akhlak dalam kitab Al-Barzanji dimulai denga kerendahan atau

ketawadlu‟an seorang penyair. Syaikh Ja‟far ketika mengawali penulisan tentang

syairnya dengan menundukkan dirikepada sanga pencipta dengan pujian- pujian yang

indah. Mengagungkan Rasulullah SAW sebagai nabi akhir zaman yang disebut setiap

waktu tanpa henti oleh pengikutnya. Dengan sebutan sholawat. Berdo‟a atas keluarga

Rasulullah SAW, sahabat-sahabatnya serta kaum muslimin yang selalu mengikuti

ajarannya. Pengakuan atas dirinya yang lemah dengan permohonan perlindungan dari

kesesatan pada jalan kesalahan dan derap langkahnya. Kebesaran Syekh Ja‟far

sebagai imam, khatib dan guru besar di Masjid Nabawi serta pengarang yang

menerbitkan bermacam-macam buku tidaklah menjadikan pengarang bangga atas

dirinya bahkan tiada menyebut sebaitpun tentang kebesaran Syekh Ja‟far dalam syair

kita Al-Barzanji.

Adapun relevansi nilai pendidikan akhlak dalam kitab Al-Barzanji akan

penulis jabarkan dibawan ini :

1. Akhlak dalam Pergaulan

أي إن أت آدو فاح فهى صثى ػاس * ي ذشكا انغ

Artinya : “ Mereka tinggalkan perzinaan, maka mereka senantiasa tidak

tercela sejak Nabi Adam as hingga ibu bapaknya “ (Al-Barzanji hal.38)

Zina adalah salah satu dosa besar setelah kekafiran, dan kesyirikan, dan

pembunuhan terhadap jiwa, serta perbuatan keji yang paling besar. Allah Ta‟ala

mengharamkan dengan firman-Nya QS Al-Isra‟ ayat 32.

Page 82: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

82

نى إنه كان فاحشة وساء سبيال ﴿ ﴾٢٣وال تقربوا الز

Artinya : “ dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu

adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk “.

Begitu buruknya jalan tersebut, Allah SWT langsung menegur

didalam kitab suci Al-Qur‟an dan memberikan sangsi di dunia melalui surat

AN-Nur ayat 2, yaitu, perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina,

maka deralah tiap-tiap orang dari keduanya dengan seratus kali dera. Itu

merupakan hukuman di dunia belum lagi siksa yang akan diterima ketika ajal

telah datang kepada manusia (Jabir, 2004:692)

Bait tersebut menjelaskan bahwa, pertama, meninggalkan perzinahan

adalah tindakan yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam. sebagaimana kita

ketahui bersama bahwasannya kondisi atau situasi masyarakat sebelum

datangnya ajaran Nabi Muhammad SAW, masyarakat Arab berada dalam

masa kelam yaitu masa kemunduran dalam hal moralitas. Pada masa kondisi

itu, keluarga Rasulullah SAW mampu menjaga kesucian hidup keluarga

Rasulullah SAW. Nilai hikmah yang dapat diambil adalah menjaga diri

pribadi dari pergaulan yang tidak terpuji sebagaimana digambarkan dalam bait

di atas tersebut.

Menurut Serat Wuruk Respati banyak hal yang harus diperhatikan

dalam pergaulan. Beliau juga mengajarkan agar dalam pregaulan jangan

bertindak yang kurang pantas (Muchlis, 2006:63)

Kedua, seorang muslim menjadi terhormat dikarenakan sikap yang

dilakukan pada kehidupannya dan itu semua merupakan proses hasil dari

perbuatannya sendiri. Memanusiakan manusia itulah tujuan dari pendidikan

Page 83: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

83

akhlak dan tidak dipungkiri bahwa untuk menjaga utuhnya pergaulan atau

persahabatan diperlukan sikap tahu diri, sopan trehadap sekitar kita. Orang

muslim meyakini bahwa saudara segamanya mempunyai hak-hak dan etika-

etika yang harus ia terapkan terhadapnya.

Kemudian ia melaksanakannya kepada sudara segamanya, karena ia

berkewajiban bahwa itu adalah ibadah kepada Allah SWT, dan upaya

pendekatan kepada-Nya. Selain yang dicontohkan Rasulullah SAW dalam bait

di atas, ada beberapa akhlak yang harus diterapkan ketika dalam pergaulan,

diantaranya adalah :

1) Mengucapkan salam ketika bertemu dengan saudara kita, berjabat tangan

dan menjawab salamnya.

2) Jika bersin dan membaca Almamdulillah, maka jawablah dengan

Yarhamukallah (mudah-mudahan Allah merahmatimu). Kemudian orang

yang bersin berkata Yahdikumullah wa yuslihu balakum(semoga Allah

memberimu petunjuk dan memperbaiki hatmu).

3) Menjawab saudara yang sedang sakit dan mendoakan kesembuhan

untuknya.

4) Menyaksikan jenazah tetangganya jika ia meninggal dunia.

5) Menasehatinya jika ia meminta nasehat dalam suatu persoalan dengan

menjelaskan apa yang ia pandang baik.

6) Mencintai untuknya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri dan membenci

untuknya apa yang ia benci untuk sirinya sendiri.

7) Menolong dan tidak menelantarkannya kapan saja ia membutuhkan

pertolongan dan dukungan.

8) Tidak menimpakan keburukan kepadanya.

Page 84: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

84

9) Rendah hati dan tidak sombong kepadanya dan tidak menyuruh berdiri

dari kursinya agar ia dapat duduk diatasnya.

10) Tidak mendiamkannya lebih dari tiga hari.

11) Tidak menggunjingnya, tidak menghinanya, tidak melecehkannya, tidak

menggelarinya dengan gelar yang tidak baik dan tidak mengembangkan

pembicaranya untuk merusaknya (Jabir, 2004:151).

2. Akhlak terhadap Anak

ذ ػمثا عرذ ذا أله ه يذ ظؼر إرا فغ

Artinya : “ Apabila engkau telah melahirkannya, berilah ia nama

Muhammad karena kelak ia akan terpuji “ (Al-Barzanji hal.40).

Bait tersebut menjelaskan kepada kita bahwa pemberian nama yang baik

kepada anak merupakan kewajiban orangtua. Anak akan bahagia apabila memiliki

nama yang bagus sehingga dalam pergaulannya anak tidak merasa canggung dan

tersisih dengan yang lainnya. Dalam agama Islam terdapat tuntunan dalam

memberi nama anak, karena nama adalah lafal yang diberikan suatu benda untuk

membedakan dari yang lain.

Sebuah hadist diriwayatkan oleh H.R Baihaqi tentang hak anak terhadap

orangtuanya yang artinya : “ Hak anak terhadap orangtuanya dalah agar

orangtuanya membaguskan namanya, memperindah tempatnya, dan memperbaiki

pendidikannya “.

Berkaca pada beberapa uraian di atas, tentu tradisi yang diadakan oleh

beberapa umat Islam di nusantara memiliki dasar yang kuat. Acara yang dimaksud

adalah mauludiyah (acara syukuran akan kelahiran anak), khitanan yang diselingi

dengan pembacaan Al-Barzanji. Apabila dikaitkan dengan paparan di awal

Page 85: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

85

tentang pemilihan guru dan lingkungan yang baik, maka pesan itulah yang ingin

disampaikan oleh para ulama terdahulu dalam mewarnai acara maulidiyah atau

khitanan. Pada acara maulidiyah seyogyanya para orangtua memperhatikan betul

makna yang trekandung dalam kitab Al-Barzanji, diantaranya :

1) Memberikan nama yang terbaik mengandung nilai akhlak yang nantinya

menjadi kebanggaan bagi anak ketika dewasa kelak.

2) Mendidik anak dengan akhakul karimah.

3) Mencarikan tempat belajar (lingkungan) yang baik, yang mendukung

pertumbuhan anak.

4) Mencairkan pembimbing yang berakhlakul karimah sehingga anak tumbuh

dengan pendidikan yang bagus.

Dikaitkan dengan relevansi pada zaman sekarang adalah bahwasannya

pendidikan akhlak anak sangatlah penting agar anak mengetahui tentang mana

yang benda dan mana yang salah, bertanggung jawab pada dirinya sendiri,

mengetahui halal haram, baik itu dalam kaitan kehidupan sehari-hari.

3. Akhlak kepada Allah SWT.

دى انشه د تغى للا انشه

ط انثشكاخ ػه يا أان ا ف يالء تاعى انزهاخ انؼههح * يغرذس أترذئ ال

اسد عائغح ذ ي تذ أث ل * أ م يطاا كش انج انش رطا ي هح * ي

Artinya : “ Dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah lagi maha

penyayang. Saya mulai menulis kitab (kisah maulid Nabi) ini dengan nama Allah

yang maha agung, seraya memoohn limpahan berkah atas apa yang terlah

diberikan-nya. Dan juga saya memanjatkan puja dan puji, dengan pujian yang tak

ada henti-hentinya. Dan seraya mempersembahkan sedalam-dalamnya rasa

syukur yang baik “ (Al-Barzanji hal.34).

Page 86: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

86

Orang muslim melihat dalam dirinya nikmat Allah SWT yang tidak dapat

dikalkulasian dalam bentuk angka dari sejak ia berupa sperma di perut ibunya

hingga ia menghadap Allah SWT. Oleh karena itu patutlah kita sebagai hamba

untuk selalu bersyukur di setiap permulaan amal. Itulah yang digambarkan dalam

bait tersebut dengan ia bersyukur kepada-Nya atas nikmat-nikmat tersebut dengan

tulisannya dengan memuji-nya dan menyanjung rasul-Nya karena Dia-lah Dzat

yang berhak mendapat sanjungan dan ia bersyukur dengan anggota dengan

memnggunakan dalam ketaatan kepada-Nya. Ini etikanya terhadap Allah SWT,

sebab tidak bermoral mengingkari nikmat, menentang keutamaan pemberi nikmat,

memungkiri-Nya, memungkiri kebaikan-Nya dan memnungkiri nikmat-nikmat-

Nya.

Iman adalah pembenaran hati bukan pembenaran akal, karena ada sesuatu

yang menurut akal kita tidak dapat menjangkaunya tetapi hati kita

membenarkannya maka itulah yang dinamakan beriman. Implikasi beriman adalah

amal yang sholeh yaitu pengejawantahan terhadap perilaku dhohir/fisik yang

diarahkan kepada hal yang baik bukan terhadap hal yang dilarang oleh ajaran

Islam. Yaitu segala apa yang dilakukan dikaitkan dengan Allah SWT diantaranya

adalah memulai pekerjaan dengan menyebut nama Allah SWT.

Nilai itulah yang perlu disadari oleh para muslimin ketika membaca dan

mengamalkan syair Al-Barzanji bahwa segala sesuatu amal sholeh harus dikaitkan

dengan Allah sebagai Dzat yang maha tinggi sehingga tidak menjadi hal atau amal

yang tertolak, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu hadistnya.

ا نكم ايشئ يا إه هاخ ال تان ا األػ إهArtinya : “ Sesungguhnya setiap amalan itu dimulai dengan niat dan

segala amalan itu tergantung pada niatnya “ (HR. Bukhori Muslim)

Page 87: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

87

Dikaitkan dengan relevansi pada zaman sekarang, pada dasarnya kita

mempunyai keterbatasan dalam hal apapun. Alangkah baiknya kita tetap

bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kita. Coba kita lihat betapa

murahnya hidup kita ini. Kita menghirup udara gratis, kita meminum air gratis,

kita memakai tanah dengan sesuka hati. Tapi tidak pernah terbersit dalam hati kita

rasa bersyukur kepada Allah SWT, alangkah sombongnya kita kepada Allah

SWT.

4. Akhlak kepada Orangtua

و د لذيد ػه سدائ ا ي تغػ ن أخزذ السذهح * ا فماو ان

ذا شف تغاغ تش انشه

Artinya : “ Dan ketika terjadi peristiwa perang Hunain, Halimah sempat

berkunjung lagi kepada beliau. Kedatangan Halimah disambut oleh Beliau SAW

dengan segala rasa hormat dan penuh gembira. Lalu Beliau SAW

membentangkan tikar kambalnya yang bagus kepadanya “ (Al-Barzanji hal.46)

Islam mengajarkan kepada kaum muslimin tentang akhlak, orang muslim

meyakini hak kedua orangtua terhadap dirinya. Kewajiban berbakti, taat, dan

berbuat baik kepada keduanya. Tidak dipungkiri keberadaan kita sebagai muslim

karena perantara keduanya dan karena kebaikan-kebaikannya, sehingga pantaslah

setiap muslim berbakti dan berbuat baik kepada orangtuanya, baik ketika ia masih

muda ataupun ketika orangtua pada masa uzur. Di dalam surat Al-Isro‟, Allah

SWT berfirman bahwa perintah berbakti kepada orangtua adalah wajib adanya,

ketika orangtua berada pada naungan kita maka kewajiban kita adalah berkata

baik dan tidak menghardiknya serta mempergauli dengan pergaulan yang baik.

Page 88: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

88

Perintah ini ditegaskan setelah Allah SWT menyuruh hamba-Nya beriman dan

taat kepada Diri-Nya.

Sungguh tidak ada alasan atau tidak ada dalil apapun dari anak untuk

berbuat, berlaku yang bersifat melawan, menyakiti atau memurkai orangtuanya.

Namun demikian bila pendapat atau faham mereka tidak sependapat dengan kita

atau tidak sejalan dengan ideologi kita, bahkan menyalahi ilmu kita dan

memangnya kurang atau tidak benar, bahkan tidak mungkin untuk dituruti karena

melanggar agama. Maka ada baiknya kita mengalah, mundur teratur sambil

membela diri dengan jawaban dan argumentasi yang kongkrit, singkat, mudah

dimengerti oleh mereka sehingga nantinya mereka menyadari dan menginsafi

bahkan merekalah yang akan keliru tanpa kecewa.

Dikaitkan dengan relevansi pada zaman sekarang tentang baik syair Al-

Barzanji di atas yakni kita sebagai anak sudah sepatutnya menghormati orangtua

dan memuliakannya. Karena bagaimanapun juga kedua orangtua kitalah yang

senantiasa setiap hari tercurahkan kasih sayangnya kepada kita. Kita senantiasa

memanjatkan doa setiap hari kepada orangtua. Dan ketika orangtua tiba di rumah

sambutlah dengan segala hormat dan penuh gembira.

5. Akhlak dalam Profesi

ا تهغ صهه للا ه ن عح عافش إن تصش ػشش غا عههى خ ػه

ف ذجاسج نخذجح انفرهح

Artinya : “ ketika Beliau Rasulullah SAW genap berusia dua puluh lima

tahun, maka Beliau pergi berdagang ke Negeri Syam, untuk memperdagangkan

dagangan khodijah “ (Al-Barzanji hal.51).

Islam adalah agama kerja, artinya bahwa sebagai sebuah agama yang

lengkap, Islam meletakkan kerja sebagai suatu amal yang harus dilakukan oleh

Page 89: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

89

setiap orang muslim (Mujiono, 2002:131). Allah SWT telah menyediakan rizki

kepada seluruh makhluknya.

Dikaitkan dengan relevansi pada zaman sekarang dengan bait syair Al-

Barzanji yakni kita sebagaimana umat Nabi Muhammad SAW haruslah menari

rizki yang halal. Karena makanan yang halal kita makan itu akan menjadi daging

yang nantinya pasti berpengaruh terhadap kita. Jikalau kita makan dari rizki yang

haram maka akan menjadi daging yang haram pula.

Diceritakan bahwa suatu ketika, Nabi Muhammad SAW tidak dapat

memejamkan matanya sepanjang malam. Berkali-kali beliau mengubah posisi

tidurnya hingga istri beliau bertanya “ Mengapa engkau tidak dapat tidur ya

Rasulullah? “. Jawab beliau : “ Tadi tergeletak sebutir kurma, kemudian aku

memakannya karena aku khawatir kurma itu terbuang sia-sia. Sekarang aku

cemas, mungkin kurma itu dikirim kesini untuk disedekahkan” (Zkariyya,

2010:469)

Demikianlah akhlak Nabi Muhammad SAW, pemimpin kita. Hanya

karena perasaan ragu, beliau berkali-kali mengubah posisi tidurnya dan tidak

dapat tidur sepanjang malam. Lalu bagaimanakah kita sebagai pengikut ? Ada

yang memakan suap, riba, hasil curian, dan perbuatan lain yang dilarang agama,

tanpa merasa takut dan cemas, sedangkan ia mengaku sebagai umat Nabi

Muhammad SAW (Zakariyya, 2010:470).

Page 90: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

90

6. Akhlak untuk Selalu Bermusyawarah

ة سها * فأخثش صهه للا ػه غ ت ا األ كهح نرشىه ي ا انضه فخطثر نفغ

ج انرهمهح * فشغثا ف انثشه ز ا دػر إن اي ت عههى أػ ال ج د ا نفعم

ا و انم غة كم ي دغة يال

Artinya : “ kemudian Khadijah melamar dirinya, dengan maksud itu dapat

merasakan bahu iman dan kesegaranya. Maka beliau saw memberitahukan

maksud Khadijah pada paman-pamannya untuk diminta keterangannya” (Al-

Barzanjihal.50).

Bait di atas menjelaskan tentang pentingnya bermusyawarah terkait

dengan persoalan yang dihadapi oleh setiap manusia. Manusia adalah makhluk

sosial yang selalu berinteraksi dengan orang lain. Selanjutnya terhadap fenomena

zaman sekarang yaitu masalah pernikahan, perjodohan. Manusia sering lebih

memilih ego daripada musyawarah, hal ini dapat dibuktikan dengan maraknya

perkawinan tanpa ada restu dari orangtua. Untuk itu dalam hal ini dicontohkan

oleh Rasulullah SAW melalui kalimat di atas bahwa untuk memilih pasangan

hidup diperlukan pemikiran dan masukan dari orang luar terutama masukan dari

orang tua. Untuk kehidupan yang lebih luas diperlukan pemikiran yang panjang

dan matang, oleh karena itu musyawarah adalah solusi yang terbaik untuk

memuaskan titik yang baik.

Menilik sejarah musyawarah pada masa Rasulullah SWT, sesungguhnya

praktek musyawarah dalam pengambilan keputusan telah dikenal dan membudaya

di masyarakat Arab sebelum masa kenabian Muhammad SAW. Setiap ada

persoalan yang menyangkut orang banyak, maka mereka biasanya menghimpun

para pemuka kabilah untuk bermusyawarah dan penyelesaianya. Praktek

Page 91: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

91

musyawarah ini terus dilestarikan dan dikembangkan oleh Islam dan dilaksanakan

Rasulullah serta para sahabatnya.

7. Akhlak terhadap Orang yang Telah Mendholimi

ذؼ دػا * إن للا ذؼان م ف ض ن عشالح فاتر شه

ذ إها ف عأناأليا هح هثح انم ف األسض انص ائى ؼثت فغاخد ل

Artinya : “ Akan tetapi belum di tengah jalan dihadang oleh Suraqah,

maka berdoalah Beliau kepada Allah memohon perlindungan-Nya. Tiba-tiba

keempat kaki kendaraan Suraqah terbenam ke dalam bumi yang keras. Maka

Suraqah minta ampun dan keselamatan kepada Nabi Muhammad saw, lantas

Beliau saw mengampuninya” (Al-Barzanji hal.59)

Diantara akhlak orang muslim adalah sabar dan pemaaf. Sabar adalah

menahan diri terhadap apa yang dibencinya, atau menahan sesuatu yang

dibencinya dengan ridha dan rela. Pemaaf adalah melupakan atau merelakan apa

yang sudah terjadi terhadap sesuatu yang dibencinya. Rasulullah saw telah

memberikan tauladan terhadap kita semua. Selaku umatnya kita dituntut untuk

selalu berbuat baik terhadap sesama dan juga terhadap orang yang telah berbuat

jahat, kemudian ia meminta maaf maka wajib kita semua untuk memaafkannya.

Diceritakan pada perang Uhud pamannya Nabi Muhammad SAW,

Hamzah Ibn Abdul Muthalib mati syahid di medan perang. Orang kafir Quraisy

sangat girang dengan kemenangan itu. Mereka merasa telah membalaskan dendam

kekalahan pada perang Badar. Seperti kata Abu Sufyan, pemimpin pasukan kafir

Quraisy, “ Yang sekarang ini untuk peristiwa Badar, sampai jumpa lagi tahun

depan “.

Page 92: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

92

Tetapi istrinya, Hindun binti „Utbah tidak puas hanya dengan kemenangan

dan tidak merasa cukup hanya dengan tewasnya Hamzah Ibn Abdul Muthalib. Ia

dan rombongannya menyiksa mayat-mayat Syahid Muslimin, mereka memotongi

telinga dan hidung mayat Syahid Muslimin. Hindun juga membedah perut

Hamzah, mengeluarkan jantungnya, lalu mengunyahnya. Ia lampiaskan dendam

atas terbunuhnya „Utbah Ibn Radi‟ah, ayahnya oleh Hamzah Ibn Abdul Muthalih.

Selesai menguburkan mayat pasukan, orang-orang Quraisy pergi. Kini

kaum muslimin kembali ke garis depan guna menguburkan mayat pasukan Islam.

Kemudian Rasulullah SAW mencari jenazah Hamzah, pamannya (Noer,

2014:104)

Ketika Rasulullah SAW melihat kondisi jenazah pamannya dianiaya dan

dibedah perutnya, beliau sangat sedih. “ Takkan pernah ada orang mengalami

malapetaka seperti engkau ini. Belum pernah aku menyaksikan peristiwa yang

begitu menimbulkan amarahku seperti kejadian ini. Demi Allah, kalau pada suatu

ketika Allah memberikan kemenangan kepada kami melawan mereka, niscaya

akan kuaniaya mereka dengan cara yang belum pernah dilakukan oleh orang Arab.

Namun Allah SWT menurunkan firman-nya, “ Dan kalau kamu

mengadakan pembalasan, balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan

yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah

yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. Bersabarlah (hai Muhammad) dan

tiadalah kesabaran itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu

bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada

terhadap apa yang mereka tipu dayakan “.

Page 93: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

93

Rasulullah SAW kemudian memaafkan mereka, ditabahkan hatinya dan

beliau Rasulullah SAW melarang orang-orang melakukan penganiayaan (Noer,

2014:105)

Relevansi nilai pendidikan yang dapat diambi dari cerita di atas yakni

bertahanlah kamu bersama mereka dan bersabarlah dalam menahan dirimu.

Maksudnya menahan diri untuk masa mengerjakan sesuatu yang disukai Allah

atau menghindarkan diri dari melakukan sesuatu yang dibenci oleh-Nya. Dengan

kata lain, sabar adalah bertahan dalam mengerjakan sesuatu yang diperintahkan

oleh Allah SWT dan menahan diri dari mengerjakan sesuatu yang dilarang oleh-

Nya.

Sehingga Al-Ghazali menyebutkan bahwa sabar ibarat pertarungan antara

motivasi negatif (syahwat) dan motivasi posirif (agama). Setiap keduanya ingin

mengalahkan yang lainnya, maka diperlukan kekuatan untuk dapat mengalahkan

salah satu darinya yaitu motivasi negatif (syahwat). Pada saat itulah kesabaran

memiliki andil yang cukup besar (Solikin, 2009:272).

Oleh sebab itu kita tidak diperbolehkan membalas perbuatan buruk

seseorang dengan perbuatan buruk juga. Rasulullah SAW bersabda beliau

melarang pada umatnya untuk melakukan penganiayaan.

8. Akhlak terhadap Keluarga

عههى صهه للا ػه كا ت شلغ ث اظغ خصف ؼه انره ذ انذاء شذ

تغشج عشهح ه خذيح أ ش ف غ ذهة شاذ

Page 94: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

94

Artinya : “ Beliaulah Rasulullah SAW adalah seorang yang sangat pemalu

dan tawadlu‟, mau memperbaiki teropahnya sendiri dan mau menambal

pakaiannya sendiri, mau memerah kambingnya dan mau membantu keperluan

dalam rumah tangganya” (Al-Barzanji hal.62).

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang dapat dijadikan

anak tangga pertama untuk mencapai kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di

akhirat. Sebuah keluarga jika dikelola dengan baik berdasarkan syar‟i akan dapat

menempatkan anggota keluarga tersebut pada posisi terhormat dalam kehidupan

bermasyarakat. Upaya pembinaan keluarga sakinah diawali dengan pembentukan

pribadi masing-masing. Saling pengertian dan tahu akan tugas dan kewajiban

masing-masing individu dalam keluarga. Tidak menggantungkan dan tidak

menjadikan beban terhadap orang lain lebih lagi kepada keluarga sendiri.

Rasulullah SAW mencontohkan pribadi yang unggul dalam keluarga, menjadi

orang yang dibutuhkan dan tidak menjadi beban dalam keluarganya. Itulah akhlak

dalam keluarga sebagaimana bait di atas.

Diceritakan bahwasannya beliau Nabi Muhammad SAW sangat mencintai

istrinya, yakni Sayyidah Khadijah ra. Beliau sering sekali memuji kepada

Khadijah ra. Khadijah ra mendampingi Rasulullah SAW selama dua puluh enam

tahun, yakni enam belas tahun sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Nabi

dan sepuluh tahun setelah masa kenabian.

Khadijah ra adalah orang pertama yang beriman kepada Allah SWT ketika

wahyu pertama turun dari langit dan tidak ada yang mendahuluinya. Ketika

Rasulullah SAW menceritakan pengalamannya pada peristiwa turunnya wahyu

pertama yang disampaikan oleh Jibril, dimana Rasulullah SAW merasa ketakutan

dan menggigil menyaksikan bentuk Jibril dalam rupa aslinya, maka Khadijahlah

orang yang pertama dapat mengerti makna peristiwa itu dan menghiburnya sambil

Page 95: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

95

berkata, “ Bergembiralah dan tentramkanlah hatimu. Demi Allah SWT yang

menguasai diri Khadijah ra, engkau ini benar-benar akan menjadi Nabi utusan

Allah bagi umat.

Layaklah kalau Khadijah ra mendapatkan keistimewaan khusus dari

Rasulullah SAW. Kesetiaan Khadijah ra diimbangi oleh kecintaan Rasulullah

SAW. Nabi Muhammad SAW pernah berkata, “ Wanita yang utama dan golongan

pertama yang akan masuk surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti

Muhammad, Maryam binti „Imran dan Asiyah binti Muzaahim, istri Fir‟aun.

Relevansi nilai pendidikan yang dapat diambil yaitu kita sudah sepatutnya

menjadi pilar kokoh di dalam keluarga. Maka jadilah seseorang yang dibutuhkan

dan tidak menjadi beban dalam keluarga. Dan menjadi seseorang yang bermanfaat

untuk orang lain.

9. Akhlak terhadap Orang Lemah dan Para Pemimpin

ل شغ جائضى د يشظاى ؼ جهظ يؼى غاك ان ذة انفمشاء

ؼزسج مثم ان ا * أش شا أدلؼ انفمش ا كش ذمش فم ل ماتم أدذا ت

دهح انؼث ر يغ األسيهح ش

Artinya : “ Beliau menyukai orang fakir dan miskin dan suka duduk

bersama-sama mereka, mau meninjau orang yang sakit diantara mereka, mau

mengantar jenazah mereka, dan tidak mau menghina orang fakir, betapapun

miskin dan melaratnya orang itu. Beliau suka memberi maaf dan tidak pernah

membalas orang dengan yang tidak disukai dan mau berjalan dengan orang-

orang yang lemah dan para budak belian “. (Al-Barzanji hal.62)

ل إله دما ذث ل م ضح م انفعم كشو أ شف م انشه رأنهف أ

شظا للا ذؼان

Artinya : “ Beliau menyukai orang yang mulia, menghormati orang yang

utama, bersendau gurau dengan sahabat-sahabatnya. Dan beliau tidak pernah

Page 96: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

96

berbicara melainkan yang benar-benar saja, yang disukai Allah Ta‟ala dan

diridlai-Nya “. (Al-Barzanji hal.63)

Begitu besar kecintaan Rasulullah SAW terhadap kaum yang lemah,

sehingga sebagian hidupnya selalu dicurahkan untuk mengangkat harkat dan

martabat mereka. Kasih sayang adalah salah satu akhlak mulia, sebab sumber

kasih sayang ialah jiwa yang bening dan hati yang bersih “.

Selanjutnya dalam bait yang kedua di atas, dibicarakan tentang tatacara

atau etika menghadapi orang yang lebih tinggi kedudukannya atau pemimpinnya.

Tatacara itu antara lain ketika berbicara dengan mereka maka sikap yang perlu

diperhatikan adalah sikap berhati-hati dari awal sampai akhir.

Berbicara sesuai dengan kebenaran yang ada, tidak menambahi dan tidak

mengurangi. Sebagai bawahan tidak boleh lancang bicara, bergurau seperlunya

dan tetap hormat kepada pemimpin kita. Itulah makna yang tertanam pada bait di

atas yang menjelaskan bahwa kita semua harus memperhatikan kaum yang lemah

yang membutuhkan uluran tangan dari para dermawan tetap hormat dan menjaga

kehormatan para pemimpin sesuai dengan syariah Islam.

Adapun etika yang sudah disebutkan didalam kitab Al-Barzanji, selaku

bawahan atau anggota atau menjadi anak biah, maka wajib mempunyai beberapa

etika lain diantaranya :

1) Wajib bersifat amanah jujur dan lawan dari sifat ini adalah curang.

2) Jangan bersifat munafiq yaitu menjilat atau bermuka dua.

3) Ikhlas karena Allah SWT, dengan niat yang baik.

4) Sabar dan tabah.

Dalam kisah ke-3 bab 1, ketika perjanjian Hudaibiyah berlangsung, Urwah

Ibn Mas‟ud ra, datang sebagai utuan kaum kafir untuk menyelidiki kehidupan

Page 97: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

97

kaum muslimin. Sekembalinya ke Makkah, ia berkata kepada orang-orang kafir, “

Aku pernah menemui raja-raja besar seperti Presi, Romawi, dan lainnya. Namun

aku tidak pernah menyaksikan penghormatan rakyat kepada rajanya di kerajaaan-

kerajaan itu sebagaimana hormatnya para sahabat kepada Nabi Muhammad SAW.

Bahkan mereka tidak membiarkan dahak Rasulullah SAW jatuh ke tanah, tangan

mereka akan segera menadahinya kemudian diusapkan ke badan dan wajah

meraka. Apabila Beliau berwudlu, para sahabatnya akan berlarian berebut

mendapatkan air cucurannya lalu diusapkan ke badan mereka seolah-olah mereka

bertengkar untuk mendapatkan air tersebut. Seandainya beliau berbicara,

semuanya akan diam dan tak seorang pun yang berani menatap wajahnya karena

keagungannya.

10. Akhlak dalam Kemarahan

شظ نشظا ذؼان غعة لله ن ه اب ان ل

Artinya : “ Beliau tidak pernah merasa gentar menghadapi para raja.

Beliau marah karena Allah, dan ridla karena-Nya “. (Al-Barzanji hal.62)

Dapat disimpulkan bahwa mereka yang bisa menagan diri ketika sedang

marah, maka mereka adalah orang yang kuat, jadi harus tetap berusaha untuk

menahan marah dengan berfikir kembali apakah yang dilakukan itu benar dan

brmanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain atau malah sebaliknya. Sifat

marah di atas bukanlah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Orang harus

tetap berfikiran jernih dalam menghadapi setiap masalah dan situasi apapun

sebagaimana yang telah dicontohkan sahabat Rasulullah SAW, Ali bin ABI

Thalib. Dalam suatu pertempuran melawan kafir, ia berhasil memojokkan

lawannya dan lawan Ali Ibn Abu Thalib tidak berkutik lagi. Ketika Ali akan

Page 98: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

98

mengayunkan pedangnya kepada lawannya tiba-tiba lawannya meludahi Ali Ibn

Abu Thalib dan ludah itu mengenai wajahnya. Kemarahan pun tiba-tiba

memuncak tapi Ali Ibn Abu Thalib segera tersadar. Ia meninggalkan lawannya

dan tidak jadi membunuh lawannya. Para sahabat pun heran dan bertanya “

Mengapa tak kau bunuh lawanmu tadi ? “. Ali menjawab, “Kalau ayunan

pedangku jadi kuteruskan, maka aku pasti telah membunuh lawanku karena

kemarahanku akibat aku diludahi “. Pembunuhan yang demikian tidak akan

mendapatkan ridho dari Allah SWT dan harus murni karena alasan membela dan

menegakkan kalimat Allah di muka bumi“.

Relevansi nilai pendidikan akhlak dalam kemarahan yaitu kita berusaha

untuk menahan amarah dengan berfikir kembali apakah yang kita lakukan itu

benar dan bermanfaat bagi diri sendiri atau malah sebaliknya.

11. Akhlak dalam Kesederhanaan

األسظهح خ انخضائ يفاذ ذ لذ أ ع انج انذجش ي ؼصة ػه تط

Artinya : “ Untuk menanggulangi rasa lapar, maka beliau acap kali

membungkus batu dengan kain yang diikatkan pada perutnya. Padahal kunci

perbendaharaan bumi berada di tangannya. Dan gunung-gunung menawarkan

diri untuk dijadikan gunung emas untuk keperluannya tetapi ditolaknya “(Al-

Barzanji hal.63).

Menurut Al-Ghazali bahwa berakhlak baik atau berakhlak terpuji adalah

menghilangkan semua adat-adat kebiasaan yang tercela yang sudah dirincikan

oleh agama Islam serta menjauhkan diri dari padanya, sebagaimana menjauhkan

diri dari tiap najis dan kotoran, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik,

menggemarinya, melakukannya dan mencintainya.

Secara teori Al-Ghazali telah memaparkan panjang lebar dalam kitabnya

Ihya „Ulumuddin yang diambil dari perjalanan pengalaman yang panjang.

Page 99: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

99

Rasulullah SAW pada masanya juga telah memberikan contoh yang kemudian

menjadi rujukan bagi kaum muslimin di dunia sampai sekarang.

Jadi kesederhanaan yang ditampilkan dalam kehidupan merupakan

cerminan keagungan akhlak beliau. Sikap rendah diri, menghargai pemberian

orang lain dan tidak mencelanya, itulah sikap yang selalu beliau tampilkan kepada

siapa saja tanpa ada perbedaan. Harta bagi beliau merupakan hal yang sangat kecil

walaupun kalau beliau meminta kepada Allah maka gunung, lautan, dan daratan

akan menjadi barang yang berharga.

Rasulullah SAW bersabda, “ Rabbku telah menawariku untuk

memukar gunung-gunung di Makkah menjadi emas, tetapi aku berkata, Ya

Allah, aku lebih suka makan sehari dan lapar pada esok harinya. Jika aku

lapar, aku dapat mengingat-Mu, jika aku kenyang aku dapat memuji-Mu dan

mensyukuri nikmat-Mu “. Hadist riwayat Tirmidzi.

Seseorang bertanya kepada Hafshah, istri beliau, “ Bagaimana keadaan

bantal dan kasur Rasulullah SAW? “. Jawabny, “ Tikarnya dari sehelai sarung

yang dilipat dua. Pada suatu hari aku pernah melipatnya menjadi empat lipatan

agar beliau merasa nyaman. Aku hamparkan alas tersebut untuk berbaring

beliau. Keesokan harinya Rasulullah SAW bertanya kepada kepadaku, “ Apa

yang telah kamu hamparkan untukku tadi malam? “. Jawabku, “ Kain yang

sama tetapi aku melipatnya menjadi empat lipatan “. Sahut beliau, “ Lipatlah

seperti yang dulu, kenyamanan seperti tadi malam telah menghalangkiu dari

bangun tahajjud “. Hadist riwatar Tirmidzi.

Demikianlah kehidupan jiwa yang suci, yang namanya sering kita

sebut, dan kita juga bangga menjadi umatnya. Untuk itu, kita seharusnya

selalu berittiba‟ kepada beliau dalam segala hal.

Page 100: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

100

Ditarik dari keterangan di atas dengan relevansi pada zaman sekarang

sangatlah berbeda jaih sekali. Rasulullah SAW begitu sederhana dalam hal

tidurnya. Sedangkan keadaan kita sekarang ini selalu ingin tidur di atas kasur

yang empuk dan nyaman. Perhatikanlah, betapa Allah SWT telah

mengaruniakan nikmat yang luas. Namun, jangankan mensyukurinya, justru

dari bibir kita selalu terdengar keluhan. Kita seharusnya menanamkan sikap

tawaddhu‟ dalam kehidupan sehari-hari. Merasa bersyukur atas semua

pemberian Allah SWT.

Adapun tabel dari nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Al-

Barzanji yang dikaitkan dengan konteks kekinian adalah :

No.

Nilai-nilai

Pendidikan

Akhlak

Syair Al-Barzanji

Konteks

Kekinian

1 Akhlak

dalam

pergaulan

فاح فهى صثى ذشكا انغ

إن آدو ػاس * ي

أي أت

Artinya : “ Mereka

tinggalkan perzinaan, maka

mereka senantiasa tidak

tercela sejak Nabi Adam as

hingga ibu bapaknya “

Anak-anak yang

dimasukkan ke pondok

pesantren akan lebih

terjaga pergaulannya

dari perzinaan

dibandingkan dengan

anak-anak yang tidak

mondok, karena

penanaman tentang ilmu

agama sangat

ditekankan dan

kebebasan pergaulan

Page 101: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

101

santri diatur 24 jam oleh

pesantren, sehingga

mereka kecil bahkan

tidak ada peluang untuk

melakukan hal tersebut.

2 Akhlak

terhadap

anak

ذا ه يذ ظؼر إرا فغ

ذ ػمثا عرذ أله

Artinya : “ Apabila engkau

telah melahirkannya, berilah

ia nama Muhammad karena

kelak ia akan terpuji “

Pemberian nama

Muhammad kepada

anak adalah sunnah

Nabi, yang mana

nantinya akan membuat

anak bisa meniru akhlak

Nabi

3 Akhlak

kepada Allah

SWT

دى انشه د تغى للا انشه

يالء تاعى أترذئ ال

ا انزهاخ انؼههح * يغرذس

ط انثشكاخ ػه يا ف

أث ل * أ أان

اسد عائغح ذ ي تذ

رطا ي هح * ي

م يطااانش كش انج

Artinya : “ Dengan menyebut

nama Allah yang maha

Melaksanakan semua

perintah Allah SWT

dengan penuh

keikhlasan dan menjauhi

segala larangan Allah

SWT.

Page 102: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

102

pemurah lagi maha

penyayang. Saya mulai

menulis kitab (kisah maulid

Nabi) ini dengan nama Allah

yang maha agung, seraya

memoohn limpahan berkah

atas apa yang terlah

diberikan-nya. Dan juga saya

memanjatkan puja dan puji,

dengan pujian yang tak ada

henti-hentinya. Dan seraya

mempersembahkan sedalam-

dalamnya rasa syukur yang

baik “

4. Akhlak

kepada

orangtua

و د لذيد ػه

أخزذ فماو ان ا

ا تغػ ن السذهح *

شف تغاغ انشه سدائ ي

ذا تش

Artinya : “ Dan ketika terjadi

peristiwa perang Hunain,

Halimah sempat berkunjung

lagi kepada beliau.

Hendaknya kita

menghormati orangtua

dalam hal apapun.

Ketika beliau datang

sambutlah dengan

senyuman yang ramah,

jangan bermuka musam.

Page 103: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

103

Kedatangan Halimah

disambut oleh Beliau SAW

dengan segala rasa hormat

dan penuh gembira. Lalu

Beliau SAW membentangkan

tikar kambalnya yang bagus

kepadanya “

5. Akhlak

kepada

profesi

ا تهغ صهه للا ػه ه ن

ػشش غا عههى خ

عح عافش إن تصش

ف ذجاسج نخذجح انفرهح

Artinya : “ ketika Beliau

Rasulullah SAW genap

berusia dua puluh lima tahun,

maka Beliau pergi berdagang

ke Negeri Syam, untuk

memperdagangkan dagangan

khodijah “

Ketika sudah menginjak

umur 20 tahun, maka

keluarlah dari rumahmu

untuk bekerja, carilah

rizki yang halal dengan

senantiasa berusaha dan

selalu berdoa.

6. Akhlak

untuk selalu

bermusyawarah

ا فخطثر نفغ

كهح نرشىه ي انضه

ة غ ت ا األ

سها * فأخثش

Setiap ada persoalan

yang menyangkut orang

banyak, maka alangkah

baiknya untuk

bermusyawarah dalam

penyelesaiannya.

Page 104: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

104

صهه للا ػه

ا اي ت عههى أػ

ز دػر إن

ج انرهمهح * انثشه

ا فشغثا ف

د نفعم

يال ال ج

غة كم دغة

ا و انم ي

Artinya : “ kemudian

Khadijah melamar dirinya,

dengan maksud itu dapat

merasakan bahu iman dan

kesegaranya. Maka beliau

saw memberitahukan maksud

Khadijah pada paman-

pamannya untuk diminta

keterangannya”

Sebagaimana

pernikahan yang mana

menyandingkan dua

insan juga kedua belah

pihak keluarga

7. Akhlak

terhadap

orang yang

telah

ذؼ م ض ن عشالح فاتر شه

دػا * إن للا ذؼان ف

ف ائى ؼثت فغاخد ل

Kita tidak diperbolehkan

membalas perbuatan

buruk seseorang dengan

perbuatan buruk juga.

Page 105: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

105

mendholimi هح هثح انم األسض انص

ذ إها ف عأناأليا

Artinya : “ Akan tetapi belum

di tengah jalan dihadang oleh

Suraqah, maka berdoalah

Beliau kepada Allah

memohon perlindungan-Nya.

Tiba-tiba keempat kaki

kendaraan Suraqah terbenam

ke dalam bumi yang keras.

Maka Suraqah minta ampun

dan keselamatan kepada Nabi

Muhammad saw, lantas

Beliau saw mengampuninya”

Rasulullah SAW

bersabda beliau

melarang pada umatnya

untuk melakukan

penganiayaan

8. Akhlak

terhadap

keluarga

وكان صلى هللا عليه

ذ انذاء عههى شذ

اظغ انره خصف

ت شلغ ث ؼه

ذهة شاذ

خذيح ش ف غ

شج عشهح تغ ه أ

Artinya : “ Beliaulah

Kita harusnya bisa

menjadi seseorang yang

bermanfaat bagi orang

lain dalam hal apapun

dan kerjakanlah sesuatu

yang menurutmu bisa

dengan jerih payah

sendiri

Page 106: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

106

Rasulullah SAW adalah

seorang yang sangat pemalu

dan tawadlu‟, mau

memperbaiki teropahnya

sendiri dan mau menambal

pakaiannya sendiri, mau

memerah kambingnya dan

mau membantu keperluan

dalam rumah tangganya”

9. Akhlah

terhadap

orang lemah

ذة انفمشاء

غاك ان

جهظ يؼى

د يشظاى ؼ

شغ جائضى

شا ل ذمش فم

أدلؼ انفمش

مثم ا * أش

ل ماتم ؼزسج ان

ا كش أدذا ت

يغ ش

ر األسيهح

Memperhatikan kaum

lemah yang

membutuhkan uluran

tangan kita dan kita

tidak boleh membeda-

bedakan dalam hal

apapun terhadap

kalangan orang lemah

Page 107: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

107

دهح انؼث

Artinya : “ Beliau menyukai

orang fakir dan miskin dan

suka duduk bersama-sama

mereka, mau meninjau orang

yang sakit diantara mereka,

mau mengantar jenazah

mereka, dan tidak mau

menghina orang fakir,

betapapun miskin dan

melaratnya orang itu. Beliau

suka memberi maaf dan tidak

pernah membalas orang

dengan yang tidak disukai

dan mau berjalan dengan

orang-orang yang lemah dan

para budak belian “.

10 Akhlak

dalam

kemarahan

ن ه اب ان ل

ذؼان غعة لله

شظ نشظا

Artinya : “ Beliau tidak

pernah merasa gentar

menghadapi para raja.

Berusaha untuk

menahan amarah dengan

berfikir kembali apakah

yang dilakukan itu benar

dan bermanfaat bagi diri

sendiri dan orang lain

atau malah sebaliknya

Page 108: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

108

Beliau marah karena Allah,

dan ridla karena-Nya “.

11 Akhlak

dalam

kesederhanaa

n

شكة انثؼش

انثغهح انفشط

اسا تؼط د

ذا أ ن إن ه ان

Artinya : “ Mau

berkendaraan unta, kuda,

bighol, dan keledai dari

hadiah sebagian raja-raja “.

Seharusnya kita

bersikap tawaddhu‟

dalam kehidupan sehari-

hari dengan sikap

legowo dan menghargai

pemberian orang lain

Relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Al-Barzanji karya

Syaikh Ja‟far Al-Barzanji yang dikaitkan dengan konteks kekinian bisa menjadi

tolak ukur perbandingan akhlak pada jaman Nabi Muhammad SAW dengan

akhlak pada masa sekarang (kekinian)>

Penulis tertarik mengangkat akhlak dalam kitab Al-Barzanji karena sangat

rentan dengan problematika zaman sekarang (kekinian). Adapun pemaparannya

sebagai berikut :

1) Akhlak dalam pergaulan yang mana pergaulan anak muda zaman sekarang

sangatlah rawan dengan perzinaan, perampokan, pencurian, mabuk-mabukan,

narkoba, dll. Jelas itu adalah kesalahan orangtua yang tidak selalu menjaga

anaknya bergaul dengan siapa saja. Maka alangkah baiknya orangtua

Page 109: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

109

memasukkan anaknya ke lembaga pondok pesantren yang notabenenya bukan

hanya mencari ilmu akan tetapi juga membina akhlak moral anak.

2) Akhlak terhadap anak, sebagai orangtua sudah sepatutnya menyayangi dengan

sepenuh hati anaknya. Pemberian nama terbaik buat anak merupakan bukti

kasih sayang orangtua. Dan Nabi Muhammad SAW telah memberikan

tuntunan untuk memberi nama anaknya dengan nama Muhammad. Karena

kelak nantinya ia akan terpuji akhlaknya meniru seperti akhlak Nabi

Muhammad.

3) Akhlak kepada Allah SWT, adapun relevansi dalam konteks kekinian yaitu

kita sebagai umat harus senantiasa melaksanakan perintah alah dan menjauhi

segala larangan Allah. Karena itu adalah bukti kita berakhlak kepada Allah

SWT.

4) Akhlak kepada orangtua, adapun relevansinya pada konteks kekinian yaitu

kita hendaknya bertutur kata yang baik kepada orangtua, menghormati

orangtua, dan lain-lain. banyak sekali dari kita belum bisa berkata halus

kepada orangtua dan berbicara kepada orangtua seperti berbicara kepada

temannya. Dan jika orangtua pulang kerja dengan wajah capek kita harus

menyambutnya dengan senyuman serta senantiasa kita panjatkan doa kepada

orangtua setiap hari.

5) Akhlak kepada profesi. Adapun relevansinya pada konteks kekinian yaitu

ketika kita sudah mencapai umur 20 tahun hendaknya kita keluar dari rumah

kita dan mencari pekerjaan. Janganlah engkau berdiam diri tanpa melakukan

sesuatu apapun. Berusaha semampu mungkin dalam berkhtiar mencari

pekerjaan. Karena rizki dari hasil keringat sendiri merupakan rizki yang

disukai Allah SWT.

Page 110: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

110

6) Akhlak untuk selalu bermusyawarah, adapun relevansinya dengan konteks

kekinian yaitu kita tahu setiap persoalan yang menyangkut orang banyak yaitu

dengan bermusyawarah. Sebagai contoh pernikahan yang mana

menyandingkan dua insan dan juga kedua belah pihak keluarga. Maka

alangkah baiknya jika diselesaikan dengan cara bermusyawarah. Agar semua

pihak dapat mufakat dan tidak ada keragu-raguan.

7) Akhlak terhadap orang yang telah mendzalimi, adapun relevansinya dengan

konteks kekinian yaitu ketika kita pernah didzalimi oleh seseorang, maka kita

tidak diperkenankan untuk membalas dengan mendzalimi pula. Semisal sering

terjadi di pondok pesantren yaitu ghasab (meminjam tanpa ijin). Dan ketika

kita tahu si fulan meng-ghasab sandal kita maka kita tidak diperkenankan

untuk balas meng-ghasab sandal di fulan.

8) Akhlak terhadap keluarga, adapun relevansinya dengan konteks kekinian yaitu

menadikan keluarga sebagai segalanya. Tidak menggantungkan dan menjadi

beban terhadap orang lain, menjadi orang yang dibutuhkan dan tidak menjadi

beban dalam keluarga.

9) Akhlak terhadap orang yang lemah, adapun relevansinya dengan konteks

kekinian yaitu kita sebaiknya memperhatikan kaum yang lemah dengan

mencurahkan rasa kasih sayang kita kepada mereka untuk megangkat harkat

dan martabat mereka.

10) Akhlak dalam kemarahan, adapun relevansinya dengan konteks kekinian yaitu

kita harus berusaha untuk menahan amarah dengan berfikir kembali apakah

yang dilakukan itu benar dan bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain

atau malah sebaliknya.

Page 111: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

111

11) Akhlak dalam kesederhanaan, adapun relevansinya dengan konteks kekinian

yaitu kita sebagai umat musim seharusnya bersikap tawaddhu‟ dalam

kehidupan sehari-hari. karena bagaimanapun juga orang takabbur tidak ada

nilai plusnya sama sekali. Sebagaimana jikalau kita diberi oleh orang lain.

Maka terimalah dengan senang hati tanpa melihat nilai barang yang diberikan.

Page 112: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

112

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari rangkain ulasan dan beberapa uraian Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

dalam Kitab Al-Barzanji karta Syaikh Ja‟far Al-Barzanji, penulis dapat mengambil

dua kesimpulan untuk menutup pembahasan dalam skripsi ini sebagai berikut:

1. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam kitab Al-Barzanji karya

Syaikh Ja‟far Al-Barzanji adalah sebagai berikut:

a. Akhlak dalam pergaulan.

b. Akhlak terhadap anak.

c. Akhlak kepada Allah SWT.

d. Akhlak kepada orang tua.

e. Akhlak terhadap profesi.

f. Akhlak untuk selalu bermusyawarah.

g. Akhlak terhadap orang yang telah mendzolimi.

h. Akhlak terhadap keluarga.

i. Akhlak terhadap orang yang lemah.

j. Akhlak dalam kemarahan.

k. Akhlak dalam kesederhanaan.

2. Relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam kitab Al-Barzanji

karya Syaikh Ja‟far Al-Barzanji masih sangat relevandengan konteks pendidikan

akhlak masa kekinian,karena berkaitan langsung dengan akhlak yang terjadi pada

masa sekarang (kekinian). Kejayaan seseorang terletak pada akhlaknya, akhlak

yang baik selalu membuat seseorang disekitarnya menjadi tenang, aman, dan

terhindar dari perbuatan tercela. Seorang yang berakhlak buruk menjadi sorotan

Page 113: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

113

bagi sesamanya, keluarga, masyarakat dan negara. Sebagai contoh tindakan

melanggar norma-norma yang berlaku di kehidupan, tindakan dengan

menampilkan sifat-sifat tercela serta tidak melaksanakan kewajiban yang

seharusnya dikerjakan secara objektif. Maka yang demikian ini akan

menyebabkan kerusakan susunan system lingkungan. Nilai-nilai luhur yang ada

dlam kitab Al-Barzanji antara lain seperti: Nilai kejujuran, nilai kesederhanaan,

nilai akhlak dalam pergaulan, birrul walidain (menghormati kedua orang tua),

nilai akhalk kepada Allah SWT, nilai akhalk kepada yang lemah, dan lain-lain.

Kesemua itu masih sangat dibutuhkan untuk pengembangan pendidikan akhlak

pada masa kekinian (sekarang).

B. Saran-saran.

Perlu diketahui bahwa sekarang di Indonesia nama Syaikh Ja‟far Ibn Hasan

Ibn Abd Al-Karim sudah lama popular dikalangan muslimin dengan karya

monumentalnya yaitu Kitab „Iqd Al-Jawhir (Al-Barzanji) dan kitab manaqib Syaikh

Abdul Qodir Al-Jailani. Nilai yang terkandung didalam kedua kitab ini menunjukkan

hal yang mulia bagi kaum akademis sudah tentu menjadi khazanah keislaman yang

perlu direspons secara positif melalui kegiatan-kegiatan ilmiah, salah satunya yakni

meneliti aspek motivasi para pengikutnya dalam mengamalkan ajaran ataupun

kegiatan spiritual keagamaan. Untukitu, ada beberapa hal dari hasil penelitian ini yang

patut untuk dijadikan saran-saran sebagai berikut:

Pertama, penyajian Bahasa dalam kitab „Iqd Al-Jawhir atau yang dikenal

dengan sebutan Al-Barzanji khususnya puisi-puisi yang banyak mengandung analogi

yang kadangkala sulit untuk diakses langsung oleh masyarakat awam, karenanya,

perlu disederhanakan melalui du acara, yaitu ringkasan-ringkasan tematik berbentuk

Page 114: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

114

tulisan dan Bahasa lugas dan singkat serta suguhan contoh yang nyata sesuai dengan

kondidi masyarakat pada masa sekarang ini.

Kedua, mengembangkan pola Pendidikan Akhlak bagi peserta didik dan

masyarakat umum secara terpadu, sehingga terwujud suatu kondisi dimana tradisi

pengajaran dan pendidikan bisa diterapkan secara nyata serta diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari.

C. Penutup

Dengan mengucap Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Penulis telah berusaha dengan keras demi terwujudnya skripsi yang sempurna

dengan harapan awal. Namun, setelah selesainya skripsi ini, tidak menutup

kemungkinan masih terdapat kekurangan di beberapa bagiannya. Oleh karena itu,

penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari para pembaca,

sehingga akan terbentuk suatu sinergi yang pada akhirnya menjadikan buah pikiran

ini bisa lebih disempurnakan lagi di masa mendatang. Dan penulis berdoa semoga

skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah khazanah keilmuan. aamiin.

Page 115: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

115

DAFTAR PUSTAKA

Afriantoni, Prinsip-prinsip Pendidikan Akhlak Generasi Muda Menurut Burhanuddin Said

Nursi, (5 tesis, S2 Program Sarjana Pasca Sarjana IAIN Raden Fatah Palembang

Jurusan Ilmu Pendidikan Islam Konsentrasi Pemikiran Pendidikan Islam, 2007)

An-Nahlawi, Abdurrahman, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam,

(Bandung : CV Diponegoro, 1980)

Asmaran, Pengantar Study Akhlak. (Jakarta : Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan,

1999)

Al Abrasy, M. Athiyah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta : Bulan Bintang

1970)

A. Azra, Pendidikan Islam: Tradisi Modernisasi Menuju Milenium Baru , (Jakarta : PT

Logos Wacana Ilmu, 2000)

Al-Syaibany, Omar Muhammad al-Toumy, Falsafat Pendidikan Islam. (Jakarta : Bulan

Bintang 1992)

Azyumardi, Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII

dan XVII. (Jakarta :Kencana, 2007)

Aziz Dahlan, Abdul, Ensiklopedi Hukum Islam JIlid I, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve,

2001)

Al-Muhaddits al-„Alim al-„Allamah as-Sayyid Muhammad bin „Alwi bin „Abbas al-Maliki,

Haul Ihtifaal bi Dzikra al-Maulid an-Nabawiy asy-Syarif, (Bairut : al-Fithrah, 2005)

Al-Jazair, Abu Bakar Jabir, Ensiklopedi Muslim, (Jakarta Timur : PT Darul Falah, 2004)

Page 116: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

116

As-Suyuthiy, Al-Imam Jalaluddin, Al-Asybah wa an-Nadzair, (Bairut : Dar al-Kutub al-

Ilmiah, 2005)

Ahmad Najieh, Abu, Maulid Al-Barzanji, (Surabaya : Mutiara Ilmu 2009)

Abdusshomad, Muhyiddi, Fiqih Tradisional, Jawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan

Sehari-hari, (Malang : Pustaka Bayan 2004)

Al-Qusyairi, Syarif, Kamus Akbar Arab-Indonesia, (Surabaya: Giri Utama)

Abdullah Yatim, M, Study Akhlak dalam Perspektif Al-Qur‟an, (Jakarta : Amzah, 2007)

Arifin, Zaenal, dkk, Moralitas Al-Qur‟an dan Tantangan Modernitas;

Telaah Atas Pemikiran Fazlur Rohman, Al Ghazali dan Ismail Rajial-Faruqi, (Yogyakarta :

Gama Media, 2002)

Bahreisj, Husain, Ajaran-Ajara Akhlak, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1981)

Barry dan Yaqub, Kamus Induk Istilah Ilmiah Seri Intelektual. (Surabaya : Target Press

Surabaya, 2003)

Daulay, Hamdan, Dakwah di Tengah Persoalan Budaya dan Politik, (Yogyakarta : LESFI

(Lembaga Studi Filsafat Islam) 2001)

Daud Ali, M., Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1998)

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. (Bandung : Syamil Qur‟an 2007)

Page 117: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

117

Darajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996)

Fuad Abdul Baqy, Muhammad, Al-Mu‟jam Al-Mufahras li Al-Qur‟an Al- Karim, (Beirut :

Dar Al-Fikr, 1981)

Hakim, M. Arifin, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung : Pustaka Satya, 2001)

Hasbullah, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005)

Imam Yahya Ibn Syarafuddin An-Nawawi, Matn Al-Arba‟in Nawawiyyah, (Surabaya : Tuku

Kitab Imam)

Ilyas, Yunahar, Kuliah Akhlak, Cet. III (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2007)

Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam Konsep dan Perkembangan,

(Jakarta: Rajawali Pers, 1996)

J. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2009)

Mayhur Amin, M, dkk. Aqidah dan Akhlak, Cet. III, (Yogyakarta : Kota Kembang, 1996)

Mujiono, Imam, Ibadah dan Aklhlak Dalam Islam. (Yogyakarta : UII Press Indonesia 2002)

Mukhlas Noer, Muhammad, Setetes Lautan Kisah Sang Rasul, (Kediri : LIRBOYO PRESS,

2014)

Muhammad zakariyya Al-Kandahlawi, Maulana, Himpunan Fadhilah Amal, (Yogyakarta :

As-Shaf, 2010)

Page 118: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

118

Muslich, Dkk, Konsep Moral dan Pendidikan dalam Manuskrip Keraton Yogyakarta,

(Yogyakarta : YKII-UIN Sunan Kalijaga, 2006)

Muhaimin, Paradikma Pendidikan Islam : Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Agama Islam di Sekolah, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004)

Mulyana, R., Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung : Alfabeta, 2004)

Murodi, Silk Ad-Durar fi A‟yaani al-Qarni Ats-Tsani „Asyr, JIlid II. (Bairut Lebanon : Dar

Ibn Hazm, 1988)

Mudyaharjo, Redja, Pengantar Pendidikan : Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar

Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, Cet. VI

(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010)

Nata, Abudin, Manajemen Pendidikan; Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di

Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2008)

Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Gaya Nedia Pratama, 2005)

Nata, Abudin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : kencana, 2010)

Purwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991)

Quraish Shihab, M, Membumikan Al-Qur‟an: Peran dan Fungsi Wahyu Dalam Kehidupan

Masyarakat, (Bandung : Mizan, 1994)

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1998)

Page 119: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

119

Robinson, Philip, Beberapa Perspektif Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 1986)

Syaikh Abu Abdillah Muhammad Ibn Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari

Syekh Abu Husain Muslim Al-Qusyairi An-Naisaburi, Shohih Muslim,

Sayyid Ja‟far ibn al-Barzanji (keturunan Sayyid Ja‟far al-Barzanji) Al-Kawakib al-Anwar

Syarh al-Maulid an-Nabawiy, yang wafat pada tahun 1317 H/1899 M. Ditahqiq oleh

Syeikh Nada Farj Darwisy, dan disimak oleh Institut Pengkajian Akademik Universitas

al-Azhar, cetakan Markaz ibn al-Athar li at-Turats.

Sutarjo, Pembelajaran Nilai – Karakter…,

Sholikin, Muhammad, 17 Jalan Menggapai Mahkota Sufi Syaikh „Abdul Qadir Al-Jailani

(Yogyakarta : Mutiara Media, 2009)

Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak. Peran Moral, Intelektual,

Emoional, dan Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, (Jakaarta : PT Bumi

Aksara, 2006)

Syekh Shihabuddin Ahmad Ibn Hajar Al-Haitami As-Syafi‟I, An-Ni‟matul Kubra „Alal

„Alam.

Suyudi, H.M, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur‟an, (Yogyakarta : Mikraj, 2005)

Sadur, Ziauddin, Rekayasa Pendidikan Masa Depan Peradaban Muslim, (Bandung : Mizan,

1994)

Page 120: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

120

Undang-undang RI, Sistem Pendidikan Nasional, (Semarang: Aneka Ilmu, 2003)

Warson Al-Munawwir, Ahmad, Kamus Al-Munawwir; Arab-Indonesia Terlengkap, Cet. ke-

25, (Surabaya : Pustaka Progressif, 2002)

Wan Mohd, Daud Wan, Filsafat dan Praktik Pendidika Islam Syed M. Nuqaib al-Attas,

(Bandung : Mizan Media, 2003)

Yunus, Mahmud, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: Hida Karya Agung,

1978)

Zaenul Fitri, Agus, Reinventing Human Character; Pendidikan Karakter Berbasis Nilai &

Etika di Sekolah, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2012)

Zahruddin AR. M., Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004)

Zuhairi, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : BUMI AKSARA, 1992)

(http://adekunya.wordpress.comsejarah-al-barzanji).

http://gusdayat.com/2011/03/02/syaikh-jafar-al-barzanji-w-1177-hpengarang-maulid-

barzanji/

Page 121: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

121

LAMPIRAN

Page 122: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

122

Page 123: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

123

Page 124: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

124

Page 125: NILAI AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5288/1/SKRIPSI ALI ASHADI.pdf · menyimpulkan bahwa pemikiran Syaikh Ja‟far Al-Barzanji tentang nilai

125