94
NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN MELAYU (STUDI DI DESA MUARA MADRAS, KECAMATAN JANGKAT, KABUPATEN MERANGIN). SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Oleh NIA NURSAKTILA NIM: UA.160269 PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHANTHAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT

PENGANTIN MELAYU (STUDI DI DESA MUARA

MADRAS, KECAMATAN JANGKAT,

KABUPATEN MERANGIN).

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Aqidah dan Filsafat Islam

Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Oleh

NIA NURSAKTILA

NIM: UA.160269

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHANTHAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 2: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

ii

Dr. M. Ied Al Munir, M.Ag, M.Hum. Jambi, 08 Januari 2020

Nilyati, M. Fil.I.

Alamat : Fak Ushuluddin dan Studi Agama Kepada Yth.

UIN STS Jambi Bapak Dekan

Jl. Raya Jambi-Ma Bulian Fak Ushuluddin dan Studi Agama

Simp. Sungai Duren UIN STS Jambi

Muaro Jambi di-

JAMBI

NOTA DINAS

Assalamu’alaikum Wr, Wb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan persyaratan

yang berlaku di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi, maka

kami berpendapat bahwa Skripsi Saudari Nia Nursaktila Dengan Judul ‘’Nilai–

nilai Estetika dalam Pakaian Adat Pengantin Melayu (Studi di Desa Muara

Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin)’’ telah dapat diajukan untuk

dimunaqashahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Aqidah dan Filsafat Islam pada Fakultas Ushuluddin

dan Studi Agama UIN STS Jambi.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak/Ibu, semoga

bermamfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Wassalam,Wr,Wb.

I Pembimbing II

Nilyati, M. Fil.I.

NIP.19720906 200003 2 002

Page 3: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

iii

SURAT PENYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nia Nursaktila

NIM : UA.160269

Tempat/Tanggal Lahir : Muara Madras, 11-12-1997

Kosentrasi : Aqidah dan Filsafat Islam

Alamat : Desa Muara Madras, Kec. Jangkat, Kab. Merangin.

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul

‘’Nilai–nilai Estetika dalam Pakaian Adat Pengantin Melayu (Studi di Desa

Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin)’’ adalah benar

karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku, maka saya sepenuhnya bertanggung jawab sesuai

dengan hukum yang berlaku di Indonesia dan ketentuan di Fakultas Ushuluddin

dan Studi Agama UIN STS Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh

dari Skripsi ini.

Demikianlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat

digunakan seperlunya.

Jambi, 11 Desember 2019.

Penulis,

Nia Nursaktila

NIM.UA160269

Page 4: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

iv

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA Jln. Jambi-MuaraBulian Km. 16 Simp.Sungai Duren Kab.Muaro Jambi.

Telp. (0274) 583572

PENGESAHAN

Skripsi yang ditulis oleh (Nia Nursaktila) NIM.(UA.160269) dengan judul

‘’(Nilai-nilai Estetika dalam Pakaian Adat Pengantin Melayu (Studi di Desa

Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin))’’ yang

dimunaqashahkan oleh Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi

Pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 12 Maret 2020

Jam : 10.30-11.15 WIB

Tempat : Ruangan sidang FUSA UIN STS Jambi

Telah diperbaiki sebagaimana sidang Munaqashah dan telah diterima

sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam pada Fakultas Ushuluddin dan Studi

Agama UIN STS Jambi.

Jambi, 12 Mei 2020

TIM PENGUJI

Ketua Sidang : Dr. Edy Kusnadi, S.Ag., M.Phil : / 17-05-2020

Sekretaris Sidang : Widyawati, M.Pd : / 16-05-2020

Penguji I : Dr. S. Sagap, M.Ag : / 12-05-2020

Penguji II : Nurbaiti, S.Ag., M.Fil.I : / 13-05-2020

Pembimbing I : Dr. Ied AL-Munier, M.Hum : / 12-05-2020

Pembimbing II : Nilyati, S.Ag, M.Fil.I : / 14-05-2020

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Page 5: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

v

MOTTO

وادم قد أن زلنا عليكم لباسا ا يبني لتق وىا س لباو تكم وريشا اسو ي ر ي ٢٦ ذل ك م ن ايتالل ل ع ل ه م ي ذ ك ر و ن ذل ك خ ير

“Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian

menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan pakaian takwa itulah

yang paling baik, yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda

kekuasaan Allah mudah-mudahan mereka selalu ingat’’. (QS. Al-Araf: 26).1

1Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta:

Departemen Agama RI,2004), 153.

Page 6: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

vi

ABSTRAK

Skripsi ini adalah studi tentang nilai-nilai estetika dalam pakaian adat

pengantin Melayu di Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kesadaran masyarakat

dalam memahami nilai estetika dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa

Muara Madras sehingga penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai

estetis yang terkandung dalam pakaian adat pengantin Melayu yang terdapat di

Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin.

Penulis melakukan penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif dengan

teknik analisis data model Miles dan Huberman. Objek penelitian ini adalah

pakaian adat pengantin Melayu yang terdapat di Desa Muara Madras, Kecamatan

Jangkat, Kabupaten Merangin. Subjekpenelitiannya adalah kepala desa beserta

perangkat desa, pemangku adat, warga desa, serta penata rias pakaian adat

pengantin Melayu yang terdapat di Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat,

Kabupaten Merangin.Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara,

dandokumentasi. Dari data yang telah terkumpul dianalisis kemudian ditarik

kesimpulan, untuk memperoleh data yang valid dilakukan uji keabsahan data

dengan metode triangulasi sumber.

Hasilnya penulis menemukan bahwa: Pertama,sejarah dan perkembangan

pakaian adat pengantin Melayu merupakan hasil pengadopsian dari budaya Arab

berupa jubah berwarna hijau untuk pakaian adat pengantin pria dan budaya Cina

berupa sunting untuk pengantin wanita sementara baju kebaya, songket dan

aksesoris lainnya dari Melayu. Kedua, unsur-unsur pakaian adat pengantin

Melayu di Desa muara Madras berupa:Unsur garis,yaitu garis yang bersifat non

formal dan cukup luwes, lembut dan lemah gemulai. Unsur shape atau bagun,

yaitu objek dalam motif pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras

bersumber pada alam seperti motif bunga, dedaunan dan sebagainya.Unsur texture

atau rasa permukaan bahan, yaitu tekstur buatan seperti kain beledru, sutra dan

sebagainya. Unsur warna, yaitu warna merah pada pakaian merupakan simbol

kegembiraan pengantin yang sedang mengadakan pesta pernikahan, warna hijau

simbol dari budi luhur pengantin dan sebagainya. Unsur desain,yaitu unsur ruang

dan waktu,ruang dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras

merupakan ruang nyata karena bentuk dan ruang dapat dibuktikan dengan indra

peraba sementara waktupun dibutuhkan untuk memahami sebuah karya seni

sehingga mencapai kedalaman estetika. Ketiga, teori dan nilai-nilai estetika yang

terkandung dalam pakaian adat pengantin Melayudi Desa Muara Madras,

diwujudkan dalam bentuk stuktur pakaian, tata rias kepala dan perhiasan.

Akhirnya penulis merekomendasikan kepada warga Desa Muara Madras untuk

dapat memahami nilai-nilai estetika yang terkandung dalam pakaian adat

pengantin Melayu agar tetap lestari sepanjang zaman.

Page 7: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

vii

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT.Taburan cinta dan kasih sayangMu

telah memberikan kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku

dengan cinta atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya

skripsi yang sederhana ini dapat aku selesaikan, serta sholawat dan salam buat

junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.

Ku persembahkan karya ini kepada orang yang sangatku kasihi dan ku sayangi

Ayahanda Kasim Bakri dan Ibunda Yanti Erpia tercinta, sebagai tanda bakti,

hormat dan rasa terimakasih yang tiada terhingga aku persembahkan karya kecil

ini kepada Ayah dan Ibu yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan

cinta kasih yang tiada terhingga yang tidak mungkin dapat kubalas hanya dengan

selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini

menjadi langkah awal untuk membuat Ayah dan Ibu bahagia karena kusadar,

selama ini aku belum bisa berbuat yang lebih untuk Ayah dan Ibu yang selalu

membuat aku termotivasi dan selalu memberiku cinta, kasih dan sayang,serta

nasihat dan selalu mendoakanku. Terima Kasih ayah......Terima kasih ibu......

Teruntuk kedua Abangku Riko Ardoni dan Diski Indra Yulyadi serta Adikku

Lilisa Azzahra, terima kasih atas doa dan bantuannya selama ini hanya karya

kecil ini yang dapat aku persembahkan.

Page 8: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillãhirabbil’ãlamîn, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya kepada setiap manusia yang dicintai-Nya, sehingga segala kedamaian dan

keindahan selalu ada dalam setiap langkah kehidupan.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan

Rasullullah Muhammad SAW, yang teguh dan berwibawa dalam memimpin

umat manusia untuk menggapai ridha-Nya.

Suatu keniscayaan sebuah karya akan tercapai tanpa hadirnya do’a dan

kerjasama antar sesama yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul:‘’Nilai–nilai Estetika dalam Pakaian Adat Pengantin

Melayu (Studi di Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin)’’.

Pada penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, saran

dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Edy Kusnadi, S.Ag., M.Phil selaku Ketua Sidang

Bapak Dr. S. Sagap, M.Ag selaku Penguji I

Ibu Nurbaiti, S.Ag., M.Fil.I Selaku Penguji II

Bapak Dr. M. Ied Al Munir, M.Ag, M.Hum. Selaku dosen pembimbing I dan

pembimbing akademik penulis yang telah banyak memberikan kontribusi dan

waktu demi terselesainya penulisan skripsi ini.

Ibu Nilyati, M. Fil.I. Selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan

bimbingan, pengarahan, saran, dan perhatian yang penuh kesabaran demi

terselesaikannya penulisan skripsi ini

Ibu Widyawati, M.Pd selaku Sekretaris Sidang

Ibu Wulandari Meriani, S.Kom selaku penguji berkas atau pelaksana

2. Ibu Nilyati, M. Fil.I. Selaku Ketua Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama.

Bapak Drs. H. Nazari, M.Pd.I Selaku Sekretaris Jurusan Aqidah dan Filsafat

Islam Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama.

3. Bapak Dr. Abdul Halim,S.Ag.M.Ag Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Studi Agama UIN STS Jambi.

4. Bapak Dr. Masiyan, M. Ag. Selaku Wakil Dekan bidang akademik Fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.

Bapak Dr. Edy Kusnadi, S.Ag, M.Phil. Selaku Wakil Dekan bidang

administrasi umum perencanaan dan keuangan Fakultas Ushuluddin dan

Studi Agama UIN STS Jambi.

Bapak Dr. M. Ied Al Munir, M.Ag, M.Hum. Selaku Wakil Dekan bidang

kemahasiswaan dan kerjasama luar Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

UIN STS Jambi.

Page 9: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

ix

5. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D. Selaku Rektor UIN STS

Jambi.

6. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, Bapak Dr. As’ad Isma, Bapak Dr. Bahrul Ulum

Selaku Wakil Rektor I, II,III UIN STS Jambi.

7. Bapak Agusdar Hamid selaku kepala Kepala Desa Muara Madras, Kecamatan

Jangkat, Kabupaten Merangin dan narasumber utama telah memberikan

kesempatan kepada peneliti.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Aqidah & Filsafat Islam yang telah

memberikan ilmu dan motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

kuliah di UIN STS Jambi.

9. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS

Jambi yang telah banyak membantu administrasi berjalannya Tugas Akhir

Skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat Mahasiswa Jurusan Aqidah & Filsafat Islam angkatan 2016

yang membantu dan memotivasi saya demi kelancaran penulisan skripsi ini.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah

membantu baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada penulis demi

kelancaran skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan bantuannya kepada

penulis selama ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna serta

masih banyak terdapat kekurangan, baik mengenai isi yang terkandung di

dalamnya maupun segi pengerjaannya. Hal ini disebabkan keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, maka sangat diharapkan kritik

dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata

penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya

dan bagi pembaca umumnya.

Jambi,18 November 2019

Nia Nursaktila

NIM. UA 160269

Page 10: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

NOTA DINAS ................................................................................................. ii

SURAT PENYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................... iii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv

MOTTO .......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Permasalahan ................................................................................. 4

C. Batasan Masalah ............................................................................ 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 4

E. Metode Penelitian .......................................................................... 5

F. Kerangka Teori .............................................................................. 14

G. Studi Relevan ................................................................................ 19

BABII DESKRIPSI LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Desa Muara Madras ......................................................... 22

B. Letak Geografis Desa Muara Madras ........................................... 24

C. Kondisi Budaya, Pendidikan, Kesehatan dan Agama ................... 31

BAB III GAMBARAN UMUM PAKAIAN ADAT PENGANTIN

MELAYU DIDESA MUARA MADRAS

A. Sejarah dan Perkembangan Pakaian Adat Pengantin Melayu ....... 34

B. Fungsi Pakaian Adat Pengantin Melayu ....................................... 38

C. Bentuk dan Makna Pakaian Adat Pengantin Melayu .................... 39

BAB IV NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT

PENGANTIN MELAYU DI DESA MUARA MADRAS

A. Pengertian Nilai dan Estetika ........................................................ 49

B. Unsur-unsur Estetika dalam Pakaian Adat Pengantin Melayu ..... 51

C. Teori Estetika dalam Pakaian Adat Pengantin Melayu ................. 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 66

B. Implikasi Penelitian ....................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 11: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nama-nama Kepala Desa Muara Madras Tahun 1979-2020 ........... 23

Tabel 2.2 Nama-nama Kampung di Desa Muara Madras ................................ 24

Tabel 2.3 Batas Wilayah Desa Muara Madras ................................................. 25

Tabel 2.4 Struktur Organisasi Desa Muara Madras ......................................... 27

Tabel 2.5 Data kependudukan Desa Muara Madras ........................................ 28

Tabel 2.6 Data Aset Desa Muara Madras ........................................................ 28

Tabel 2.7 Data Kelembagaan ........................................................................... 29

Tabel 2.8 Data Mata Pencaharian Penduduk Desa Muara Madras .................. 30

Tabel 2.9 Data Usaha ....................................................................................... 31

Tabel 2.10 Tingkat Pendidikan Desa Muara Madras ....................................... 32

Tabel 2.11 Data Sekolah .................................................................................. 33

Tabel 2.12 Data masjid dan mushollah di Desa Muara Madras ...................... 33

Page 12: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

xii

TRANSLITERASI2

A. Alfabet

B. Vokal dan Harkat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

ḭ اى ā ىا A ا

Aw ا و à ا ى I ا

Ay ا ى Ū ا و U ا

C. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta marbutah ini ada dua macam:

1. Tā’ Marbūṭahyang mati atau mendapat harakat sukun, maka transliterasinya

adalah /h/.

Arab Indonesia

Ṣalāh صلاة

Mir’āh مراة

2Tim Penyusun, PanduanPenulisanKaryaIlmiahMahasiswaFakultasUshuluddin IAIN STS

Jambi (Jambi:Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 149-150.

Arab Indonesia Arab Indonesia

ṭ ط ’ ا

ẓ ظ B ب

‘ ع T ت

gh غ Th ث

f ف J ج

q ق ḥ ح

k ك Kh خ

l ل D د

m م Dh ذ

n ن R ر

h ه Z ز

w و S س

, ء Sh ش

y ي ṣ ص

ḍ ض

Page 13: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

xiii

2. Ta Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah, dan dammah,

maka transliterasinya adalah /t/.

Arab Indonesia

Wizārat al-Tarbiyah وزارالتربيه

Mir’āt al-zaman مراةالزمن

3. Ta Marbutah yang berharkat tanwin maka translitnya adalah /tan/tin/tun.

Contoh:

Arab Indonesia

فجئة

Page 14: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pakaian adalah salah satu bentuk alat pelindung fisik manusia. Tentunya

pakaian tak lepas dari kehidupan manusia, semua kehidupan manusia haruslah

sesuai syari’at Islam, yang mana telah diatur oleh Al-Qur’an. Maka dari manusia

haruslah berpakaian sesuai dengan yang telah diatur oleh Allah SWT. Berpakaian

sesuai dengan syari’at Islam akan membuat kita merasa itu adalah sebuah

kewajiban untuk menjaganya agar tetap dengan aturan yang ada.

Sebagaimana termaktub dalam QS. Al-Ahzab, ayat 59:

واجك ز ل قل هاالنبي ياي من ني نعلي هن مني نيد ٶ وبنتكونساءالم

وكانالل ذي ن يع رف نفلايٶ ىان ن ذلكاد حي ماجلابي بهن رار ٥٩غفو

’’Wahai nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan

istri-istri orang mukmin, ‘’hendaklah mereka menutupkan jilbab mereka

keseluruh tubuh mereka.’’ Yang demikian itu agar mereka lebih mudah

dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah maha pengampun, maha

penyayang’’.(QS. Al-Ahzab:59)

Salah satu unsur kebudayaan daerah yang dimaksudkan di atas adalah

pakaian adat pengantin Melayu yang terdapat di Desa Muara madras, Kecamatan

Jangkat, Kabupaten Merangin. Dimana pakaian adat pengantin ini memiliki ciri

khas tersendiri sehingga pakaian adat pengantin Melayu di daerah ini berbeda

dengan pakaian adat pengantin Melayu lainnya yang ada di Indonesia. Adapun

keunikan pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras ini berupa

aksesoris dari pakaian adat pengantin laki-laki seperti jubah (dari Arab) sementara

untuk pakaian adat yang perempuan seperti kebaya dan sebagainya (dari Melayu).

Sejalan dengan pengertian estetika diatas, maka penulis ingin menelusuri nilai-

nilai estetika dalam pakaian adat pengantin Melayu yang terdapat di Desa Muara

Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin. Penelitian ini didasari oleh

sebuah lomba pameran pakaian adat pengantin Melayu di Jambore PKK tingkat

Nasional, oleh karena itu, pakaian adat pengantin di Desa Muara Madras menjadi

juara pada lomba tersebut.

Page 15: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

2

Mengkritisi lomba pameran di Jambore PKK tingkat Nasional, Hesti Haris, Ketua

TP PKK Kabupaten Merangin mengatakan:

[A]dapun keunikan pakaian adat pengantin Melayu, yang berasal dari Desa

Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin tersebut berupa

aksesoris dari Pakaian adat pengantin laki-laki seperti jubah (dari Arab)

sementara untuk pakaian adat yang perempuan seperti kebaya dan sebagainya

(dari Melayu). Hal inilah yang menjadi simpati para juri dan penonton

sehingga terpilih sebagai pakaian adat pengantin Melayu yang terfavorit pada

ajang Jambore PKK tingkat Nasional. Oleh karena itu, sangat banyak peminat

berfotho selfi di beberapa acara Nasional di Jakarta Keunikan baju adat

pengantin asli merangin itu, tidak hanya menjadi kebanggaan Merangin tapi

juga Provinsi Jambi ditandai dengan dipercayakan Kabupaten Merangin

mewakili Provinsi Jambi di Jambore PKK Nasional pada tahun 2017.3

Pakaian adat pengantin Melayu memegang peranan penting dalam upacara-

upacara perkawinan, karena itu melalui pakaian adat pengantin tersebut, penulis

akan mengambarkan bagaimana nilai-nilai estetika serta lambang-lambang yang

hendak diungkapkan dalam pakaian adat tradisional, perhiasan serta

kelengkapannya merupakan cerminan dan corak kebudayaan dalam arti nilai-nilai

yang menjadi pola tingkah laku masyarakat di Kabupaten Merangin. Pemakaian

pakaian adat pengantin Melayu di Kabupaten Merangin mempunyai aturan-aturan

tertentu. Kapan suatu pakaian adat dipergunakan, siapa yang harus memakainya

dan bagaimana cara memakainya, harus mengikuti aturan-aturan tertentu sesuai

dengan ketetapan adat di Kabupaten Merangin.

Pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat,

Kabupaten Merangin. Ditinjau dari keberadaannya merupakan karya seni yang

mengandung nilai keindahan (estetika) maupun nilai fungsinya. Pakaian adat

pengantin Melayu tersebut memuat elemen-elemen yang dipandang perlu untuk

dipaparkan, meliputi warna, bentuk dan cara pemakaiannya.4

Terutama nilai estetika yang terdapat pada pakaian adat pengantin Melayu,

bagian dari pakaian adat Indonesia merupakan suatu kekayaan budaya yang

dimiliki oleh negara Indonesia yang melambangkan kebudayaan ciri khas

3Riki Saputra, ‘’Unik,tradisi Jangkat dan Kungkai ini Jadi idola di Jambore PKK

Nasional’’, Diakses melalui alamat http://www.kajanglako.com/2017/10/ Unik-tradisi-Jangkat-

dan-Kungkai-ini-Jadi-idola-di-Jambore-PKK-Nasional, tanggal 08 November 2019. 4Ihromi. Pokok-pokok Antropologi Budaya. I (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 2006), 49.

Page 16: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

3

masyarakat setempat. Keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia

yang senantiasa dijaga dan dilestarikan secara turun temurun adalah merupakan

gambaran kekayaan bangsa Indonesia menjadi modal dan landasan pembangunan

dan pengembangan kebudayaan nasional.5

Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang menelaah dan membahas

tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya.6 Ilmu estetika

adalah ilmu mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan yang

mempelajari semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan.7

Berdasarkan kebudayaan nasional di Indonesia, Soerjono Soekanto

menyatakan:

[Y]ang dimaksud dengan kebudayaan sebagai semua hasil karya rasa, dan

masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan tekhnologi dan kebudayaan

kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang di perlukan oleh

manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat

diabdikan untuk keperluan masyarakat.8

Adapun pendapat lain, Koentjaraningrat menyatakan:‘’[B]ahwa kebudayaan

adalah kaitan antara sistem ide (gagasan). Sistem kelakuan dan hasil kelakuan.

Jadi ada kaitan antara pemikiran yang abstrak dengan tata cara unsur-unsur dan

bertingkah laku itu sendiri yang menghasilkan unsur-unsur kebudayaan’’.9

Saat ini, kebudayaan di Desa Muara Madras sudah mulai mengalami

ancaman kepunahan yang diakibatkan oleh pengaruh budaya dari luar dan

kurangnya perhatian serta minat generasi muda terhadap budaya sendiri yang

mengakibatkan salah satu dari beberapa warisan budaya menjadi punah terutama

pada pemahaman nilai estetika pada pakaian adat pengantin. Oleh sebab itu,

masyarakat perlu memahami nilai-nilai estetika dalam hal melestarikan budaya

dari hal tersebut menjadi alasan utama bagi penulis untuk mengangkat sebuah

tulisan yang berjudul “Nilai–nilai Estetika dalam Pakaian Adat Pengantin

5Deddy Mulyana, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),

18.

6Ebta Setiawan, estetika, diakses melalui alamat https://kbbi.web.id/2012-

2019/estetika.html. tanggal 11 November 2019. 7Djelantik, Estetika: Sebuah Pengantar (Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan, 2004), 58. 8Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002),

173. 9Koentjaraningrat. Ilmu Antropologi. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 185.

Page 17: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

4

Melayu (Studi di Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin)“.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasahan yang diangkat

sebagai kajian utama penelitian ini adalah: Bagaimana nilai–nilai estetika dalam

pakaian adat pengantin Melayu (Studi di Desa Muara Madras, Kecamatan

Jangkat, Kabupaten Merangin)? Dalam upaya mengkongkretkan pokok

permasalahan tersebut. Maka diperlukan beberapa butir-butir pertanyaan sebagai

berikut:

1. Apakah teori estetika yang digunakan dalam pakaian adat pengantin

Melayu di Desa Muara Madras?

2. Apakah unsur-unsur pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara

Madras?

3. Bagaimana sejarah dan perkembangan pakaian adat pengantin Melayu di

Desa Muara Madras?

C. Batasan Masalah

Sehubungan dengan banyaknya jenis pakaian adat pengantin di Melayu,

maka penelitian ini dibatasi pada lingkup bahasan yang terkait dengan nilai-nilai

estetika dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras,

Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin”.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini secara umum diusahakan untuk mengetahui nilai-nilai estetika

yang terkandung dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras,

Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin. Lebih khusus penelitian ini diuraikan

sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

Penulisan proposal ini bertujuan untuk:

a. Mendeskripsikan teori estetika dalam pakaian adat pengantin Melayu di

Desa Muara Madras.

Page 18: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

5

b. Memperkenalkan unsur-unsur pakaian adat pengantin Melayu di Desa

Muara Madras.

c. Mengungkapkan sejarah dan perkembangan pakaian adat pengantin

Melayu di Desa Muara Madras.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan teoritis

1) Kegunaan proposal ini diharapkan bermanfaat pada perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya Sejarah Kebudayaan Islam dan Filsafat Budaya.

2) Melestarikan budaya daerah berupa pakaian adat pengantin Melayu dari

Desa Muara Madras.

3) Hasil penelitian ini nanti juga dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti

selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

b. Secara praktis

1) Secara praktis hasil penelitian ini nanti dapat membuka wawasan dan

menambah pengetahuan bagi peneliti khususnya.

2) Dapat dijadikan referensi dan mampu memberi inspirasi serta menambah

apresiasi untuk penelitian selanjutnya.

3) Sebagai salah satu referensi pengetahuan yang ditujukan kepada

masyarakat untuk mengetahui makna sebenarnya mengenai pakaian adat

pengantin Melayu di Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif,

menggunakan metode deskriptif karena data-data yang dikumpulkan pada

penelitian ini berupa gambar dan kata-kata, bukan berupa angka. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif yang berusaha mendapatkan informasi

selengkap mungkin mengenai nilai-nilai estetika dalam pakaian adat pengantin

Melayu di Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin.

Page 19: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

6

Informasi digali melalui observasi dan wawancara secara mendalam terhadap

informan yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang sedang diteliti. Data-

data dari hasil pengamatan, wawancara dan dokumentasi yang dihasilkan,

kemudian disusun dalam bentuk kalimat dan gambar.10

2. Setting dan Subjek Penelitian

Setting penelitian adalah Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat,

Kabupaten Merangin. Pemilihan setting didasarkan atas pertimbangan rasional

bahwa di Desa Muara Madras memiliki ciri khas pakaian adat pengantin Melayu

yang lebih unik dari daerah lain.

Subjek dalam penelitian ini berpusat pada penata rias pakaian adat

pengantin Melayu, pemangku adat Desa Muara Madras, perangkat Desa Muara

Madras serta masyarakat Desa Muara Madras. Mengingat subjek yang baik adalah

subjek yang terlibat aktif, cukup mengetahui, memahami atau berkepentingan

dengan kegiatan yang akan diteliti, serta memiliki waktu untuk memberikan

informasi secara benar. Sedangkan objek penelitiannya adalah nilai-nilai estetika

dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras, Kecamatan

Jangkat, Kabupaten Merangin.

3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi / peristiwa,

dan dokumentasi. Sumber data dari manusia berbentuk perkataan maupun

tindakan orang yang bisa memberikan data melalui wawancara. Sumber data

suasana/peristiwa berupa suasana yang bergerak (peristiwa) ataupun diam

(suasana), meliputi ruangan, suasana dan proses. Sumber data tersebut merupakan

objek yang akan diobservasi. Sumber data dokumenter atau berbagai referensi

yang menjadi bahan rujukan dan berkaitan langsung dengan masalah yang

diteliti.11

Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder yaitu data

primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama melalui

10Maryaeni. Metode Penelitian Budaya. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), 11. 11Suhaimi Arikunto, prosedur penelitan (Jakarta: bumi Aksara,1989), 114-115.

Page 20: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

7

observasi dan wawancara di lapangan. Data yang diinginkan adalah bagaimana

nilai-nilai estetika dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras,

Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin. Sementara data sekunder adalah data

yang diperoleh dari sumber data kedua berupa dokumentasi serta peristiwa yang

bersifat lisan dan tertulis.

4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi,

wawancara dan dokumentasi.12

a. Observasi

Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Teknik pengumpulan

data dengan observasi merupakan teknik pengamatan langsung ke tempat

penelitian untuk meyakinkan kebenaran data dan mengoptimalkan kemampuan

peneliti untuk memperoleh data yang representatif, sesuai dengan yang

diharapkan. Adapun objek yang diobservasi meliputi warna, bentuk serta cara

pemakaiannya.13

Ada beberapa hal yang menggunakan metode observasi seperti letak

geografis Desa Muara Madras, bentuk dan jenis pakaian adat pengantin Melayu di

Desa Muara Madras.

b. Wawancara

Berdasarkan teknik wawancara ini maka Moleong, menjelaskan bahwa:

[P]ada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan tergantung pada

pewawancara itu sendiri, jadi bergantung pada spontanitasnya dalam

mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai. Wawancara demikian

dilakukan pada latar alamiah. Hubungan pewawancara dengan yang

diwawancarai adalah dalam suasana biasa, wajar, sedangkan pertanyaan dan

jawabannya berjaan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari

12Ridwan. Metode dan Teknik menyusun proposal peneltian (cet.II;Bandung:CV. Alfabeta,

2009), 56. 13Husein Umar. Metode Penelitian untuk Skripsi dan tesis bisnis. (Jakarta: Rajawali Pers

2011), 52.

Page 21: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

8

saja. Sewaktu pembicaraan berjalan, yang diwawancarai malah barangkali

tidak mengetahui bahwa ia sedang diwawancarai.14

Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan antara peneliti dengan

nara sumber yaitu pemangku adat di Desa Muara Madras, akan tetapi juga

dipandang sebagai metode mengumpulkan data dengan cara tanya jawab sepihak

yang dilaksanakan secara sistematik dan landasannya adalah pada tujuan

penelitian. Wawancara dilakukan oleh peneliti khususnya dengan pemangku adat

serta penata rias pengantin Melayu di Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat,

Kabupaten Merangin mengunakan metode tanya jawab informal, meskipun

pelaksanaan tanya jawab dilakukan secara informal, namun pada dasarnya peneliti

telah menyiapkan rambu-rambu pertanyaan dan menyiapkan catatan hasil

wawancara tersebut.

Ada beberapa hal yang menggunakan metode wawancara dalam penelitian

ini meliputi sejarah Desa Muara Madras, letak geografis Desa Muara Madras,

bentuk dan jenis pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras, nilai-

nilai estetika dan makna yang terkandung dalam pakaian adat pengantin Melayu

di Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan langkah untuk menyempurnakan teknik

pengumpulan data, teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan dan pengkajian

dokumentasi yang berupa catatan-catatan, dan tulisan dari buku-buku,

pengamatan dilakukan dengan cara pengambilan gambar fotografi.

Ada beberapa hal yang menggunakan metode dokumentasi seperti sejarah

Desa Muara Madras, letak geografis Desa Muara Madras, struktur organisasi dan

kependudukan, bentuk dan jenis pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara

Madras, nilai-nilai estetika pakaian adat pengantin Desa Muara Madras.

5. Teknik Analisis Data

“Analisis data dalam metode penelitian kualitatif dilakukan secara terus

menerus dari awal hingga akhir penelitian dengan induktif dan mencari pola,

14Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2017) 7.

Page 22: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

9

model, tema serta teori”.15 Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik analisis data model Miles dan Huberman. Aktivitas dalam

analisis data menggunakan model Miles dan Huberman ini terdiri dari reduksi

data (data reduction), penyajian data (data display), dan conclusion

drawing/verification .16

Gambar 1: Teknik analisis data model Miles and Huberman17

Proses analisis data yang diperoleh peneliti terkait nilai-nilai estetika dalam

pakaian adat Melayu di Desa Muara Madras Kecamatan Jangkat Kabupaten

Merangin berdasarkan gambar (model Miles and Huberman) di atas dapat peneliti

uraikan sebagai berikut:

a. Masa Pengumpulan Data

Peneliti mulai melakukan pengumpulan data atau terjun ke lokasi penelitian

yakni di Desa Muara Madras pada Bulan Oktober. Proses pengumpulan data

dimulai dengan wawancara terhadap narasumber yang berbeda-beda seperti yang

telah disebutkan. Selain wawancara, peneliti juga melakukan pengumpulan data

dengan teknik observasi dan dokumentasi. Dengan demikian, banyak data yang

diperoleh oleh peneliti yang berupa data-data yang berkaitan dengan topik

penelitian yaitu nilai-nilai estetika dalam pakaian adat Melayu di Desa Muara

15Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2017) 248. 16Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2017) 280. 17 (Sumber: https://insanajisubekti.wordpress.com/2013/03/30/analisis-datakualitatif/)

Page 23: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

10

Madras Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin. Selain itu, terdapat juga data-

data penunjang yang terkait dengan profil Desa Muara Madras dan sebagainya.

b. Reduksi Data

1) Antisipasi

Disebabkan begitu banyak data yang diperoleh oleh peneliti, maka perlu

dilakukan reduksi atau penyederhanaan data. Untuk mengantisipasi atau

mendahului proses reduksi data, maka peneliti mengumpulkan hasil pengumpulan

data yang telah dilakukan. Hasil pengumpulan data tersebut berupa rekaman

wawancara, catatan lapangan, dan foto hasil dokumentasi.

2) Selama

Reduksi data berupa rangkuman atau pemilihan data-data yang penting dan

membuang data-data yang tidak perlu. Selain itu, peneliti juga mengklasifikasika

data-data pendukung dan data-data pokok yang menjadi fokus penelitian. Selama

peneliti melakukan reduksi data, peneliti membagi data menjadi dua bagian yakni

data-data yang masuk ke dalam kategori nilai estetika dalam pakaian adat

pengantin Melayu, serta data-data yang masuk ke dalam profil Desa Muara

Madras.

3) Pasca

Setelah melakukan reduksi data dengan dua pengelompokan atau

kategorisasi tersebut, peneliti mempersiapkan data-data tersebut untuk disajikan.

Penyajian data dilakukan dengan deskriptif.

c. Penyajian Data

1). Selama

Dengan dilakukannya kategorisasi data, pada tahap ini lebih mudah dan

terarah karena data yang akan dideskripsikan telah jelas akan disajikan di bagian

yang mana. Data-data yang terkait dengan profil Desa Muara Madras akan

disajikan pada Bab II, sedangkan data yang terkait dengan nilai estetika akan

dibahas atau disajikan pada Bab III dan IV. Penyajian ini dilakukan dengan teks

yang bersifat naratif. Selain itu ada juga data yang disajikan dalam bentuk tabel

dan bagan untuk memudahkan pemahaman terhadap data yang sulit dipahami

apabila disajikan dengan teks.

Page 24: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

11

2) Pasca

Setelah melakukan penyajian data, langkah selanjutnya adalah persiapan

untuk melakukan penafsiran atau penarikan kesimpulan terkait topik penelitian,

yakni nilai-nilai estetika dalam pakaian adat Melayu di Desa Muara Madras

Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin. Pada tahap ini, persiapan yang peneliti

lakukan adalah persiapan intelektual terkait pemahaman tentang teori estetika,

unsur-unsur estetika yang menjadi dasar kajian pada penelitian ini.

d. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)

1) Selama

Peneliti melakukan analisis terhadap nilai-nilai estetika pakaian adat

Pengantin Melayu dengan pendekatan unsur-unsur estetika. Seperti yang telah

dijelaskan, unsur-unsur estetika ini terdiri dari bentuk, warna, tema, motif.

Masing-masing pakaian adat pengantin Melayu dianalisis dari segi keempat unsur

ini. Analisis nilai estetika kedua pakaian adat pengantin Melayu ini secara khusus

terletak pada Bab IV, sedangkan penarikan kesimpulan secara keseluruhan

terletak pada Bab Penutup.

2) Pasca

Setelah peneliti melakukan penafsiran atau analisis terhadap pakaian adat

pengantin Melayu, langkah selanjutnya adalah melakukan verifikasi atau

pembuktian. Dengan kata lain, peneliti melakukan pengecekan kebenaran data-

data yang menjadi dasar analisis peneliti agar hasil penelitian ini terjamin

keabsahannya.

6. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk memperoleh data yang terpercaya (trustworthiness) dan dapat di

percaya (reliabe), maka peneliti melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data

yang didasarkan atas sejumlah kriteria. Dalam penelitian kualitatif, upaya

pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan lewat empat cara yaitu:

a. Perpanjangan keikutsertaan

Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan yang dilakukan lewat keikutsertaan

peneliti di lokasi secara langsung dan cukup lama, dalam upaya mendeteksi dan

Page 25: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

12

menghitung penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan data, karena

kesalahan penilaian data (data distortion) oleh peneliti atau responden, disengaja

atau tidak sengaja. Distorsi data dari peneliti dapat muncul karena adanya nilai-

nilai bawaan dari peneliti atau adanya keterasingan peneliti dari lapangan yang

diteliti sedangkan distorsi data dari responden, dapat timbul secara tidak sengaja,

akibat adanya kesalahpahaman terhadap pertanyaan, atau muncul dengan sengaja,

karena responden berupaya memberikan informasi fiktif yang dapat

menyenangkan peneliti, ataupun untuk menutupi fakta yang sebenarnya.

Distorsi data tersebut, dapat dihindari melalui perpanjangan keikutsertaan

peneliti di lapangan yang dapat diharapkan dapat menjadi data yang diperoleh

memiliki derajat realibilitas dan validitas yang tinggi. Perpanjangan keikutsertaan

peneliti pada akhirnya akan juga menjadi semacam motivasi untuk menjalin

hubungan baik yang saling mempercayai antara responden sebagai objek

penelitian dengan peneliti.

b. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

secara teliti, rinci dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol

dalam penelitian, faktor-faktor tersebut selanjutnya ditelaah, sehingga peneliti

dapat mengalami faktor-faktor tersebut. Ketekunan pengamatan dilakukan dalam

upaya mendapatkan karakteristik data yang benar-benar relevan dan terfokus pada

objek penelitian, permasalahan dan pokus penelitian, atau distorsi data yang

timbul dari kesalahan responden yang memberikan data secara tidak benar,

misalnya berdusta, menipu, dan berpura-pura.

c. Trianggulasi

Tringgulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memafaatkan sesuatu di luar data pokok, untuk keperluan pengecekan reabilitas

data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai data yang

diperoleh dari berbagai informan. Terdapat empat macam teknik triangulasi yang

akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik pemeriksaan menggunakan

sumber, metode, penyidik dan teori.

Page 26: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

13

Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik

derajat reabilitas suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam metode kualitatif, yaitu dengan cara-cara sebagai berikut:

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara;

membandingkan apa yang dikatakan informan di ruang umum (publik) dengan

apa yang dikatakan di ruang pribadi (privat); membandingkan apa yang

dikatakan informan pada suatu waktu penelitian tertentu dengan apa yang

dikatakan sepanjang waktu penelitian; membandingkan keadaan dan perspektif

seorang informan dengan berbagai pendapat atau pandangan informan lainnya,

seperti dosen, mahasiswa atau pimpinan Prodi; membandingkan hasil wawancara

dengan hasil dokumen terkait.

Trianggulasi dengan metode, merupakan teknik pengecekan keabsahan data

dengan meneliti hasil konsistensi, reabilitas, dan validitas data yang diperoleh

melalui metode pengumpulan data tertentu. Terdapat dua cara yang dapat

dilakukan dalam trianggulasi dengan metode yaitu pengecekan derajat

kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data,

pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

Trianggulasi dalam penyidik yaitu teknik pengecekan data melalui

perbandingan hasil daya yang diperoleh dari satu pengamat dengan hasil

penyidikan pengamat lainnya. Trianggulasi dalam teori yaitu pengecekan

keabsahan data melalui perbandingan dua atau lebih teori yang berbicara tentang

hal yang sama, dimaksudkan untuk mendapatkan penjelesan banding tentang

suatu hal yang diteliti. Penerapan teknik tersebut, dapat dilakukan dengan

memasukan teori pembanding untuk memperkaya dan membandingkan

penjelasan pada teori utama yang digunakan dalam penelitian.

d. Diskusi dengan teman sejawat

Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti melakukan diskusi

denga teman sejawat, guna memastikan bahwa data yang diterima benar-benar

real dan bukan semata persepsi sepihak dari peneliti atau informan. Melalui cara

tersebut peneliti mengharapkan mendapatkan sumbangan, masukan, dan saran

yang berharga dan konstruktif dalam meninjau keabsahan data.

Page 27: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

14

F. Kerangka Teori

Penelitian ini diikat oleh teori yang mengasumsikan adanya hubungan

antara nilai, estetika dan pakaian adat, sehingga dalam penelitian ini penulis

menggunakan sebuah teori estetika yang digagas oleh Thomas Aquinas tentang

keindahan, bahwa keindahan terjadi jika pengarahan si subyek muncul lewat

kontemplasi atau pengetahuan inderawi.

Nilai estetika dapat diketahui melalui simbol dan sifatnya seperti estetika

subyektif dan estetika obyektif. Ada dua teori tentang keindahan, yaitu yang

bersifat subyektif dan obyektif.

1. Keindahan subyektif ialah keindahan yang ada pada mata yang memandang.

2. Keindahan obyektif ialah menempatkan keindahan pada benda yang dilihat.

1. Nilai Estetika

a. Pengertian nilai

Menurut Mulyana Rohmat, nilai adalah bagian keyakinan serta kepercayaan

yang menjadi rujukan seseorang untuk melakukan tindakan sosial kepada orang

lain, tindakan ini sendiri didasari pada perasaan dan juga pengaruh hubungan

sosial yang dijalaninya.18

Menurut Lorens Bagus, nilai dalam bahasa Inggris value, bahasa latin valere

(berguna, mampu akan, berdaya, kuat); Nilai ditinjau dari segi keistimewaan

adalah apa yang dihargai sebagai sesuatu kebaikan; Lawan dari nilai positif adalah

tidak bernilai atau nilai negatif;19

Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai adalah anggapan seseorang terhadap

sesuatu hal yang berkarakteristik abstrak, namun hal tersebut menjadi pedoman

bagi kehidupan dalam bermasyarakat, nilai erat kaitannya dengan tindakan sosial

yang dilakukan oleh manusia kepada lingkungan sekitar.

b. Estetika

1) Pengertian estetika

Estetika merupakan cabang filsafat yang memuat keindahan. Estetika

merupakan ilmu yang membahas bagaimana keindahan dapat terbentuk, serta

18Mulyana Rohmat, Mengatikulasikan pendidikan nilai (Bandung: Alfabeta, 2004), 9. 19Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), 98.

Page 28: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

15

bagaimana agar bisa merasakannya. Estetika yang berasal dari bahasa Yunani

"aisthetika" berarti hal-hal yang dapat diserap oleh pancaindra. Oleh karena itu,

estetika sering diartikan sebagai persepsi indra (sense of perception).20

Rumusan Thomas Aquinas yang paling terkenal ialah:’’Keindahan berkaitan

dengan pengetahuan, kita menyebut sesuatu itu indah jika sesuatu itu

menyenangkan mata sang pengamat’’. Di samping tekanan pada pengetahuan,

yang paling mencolok ialah peranan subyek dalam hal keindahan. Rumusan

Thomas yang terkenal lainnya ‘’keindahan harus mencakup tiga kualitas yaitu

integritas atau kelengkapan, proporsi atau keselarasan yang benar, dan

kecermerlangan’’.21

2) Fungsi estetika

Estetika ini juga dapat kita gunakan untuk menilai suatu hal yang memang

itu dianggap baik atau buruk dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi estetika pada

penelitian ini yang mengkaji tentang pakaian adat pengantin Melayu di Desa

Muara Madrasyaitu mengetahui nilai-nilai estetika yang terkandung dalam

pakaian adat pengantin Melayu tersebut, mengetahui makna kehidupan dari

simbol pakaian adat pakaian adat pengantin Melayu serta unsur-unsur estetika

yang terdapat pada pakaian adat pengantin Melayu tersebut.

3) Teori estetika

a) Teori estetik formil

Teori ini menyatakan bahwa keindahan luar bangunan menyangkut

persoalan bentuk dan warna. Teori beranggapan bahwa keindahan merupakan

hasil formil dari ketinggian, lebar, ukuran (dimensi) dan warna. Rasa indah

merupakan emosi langsung yang diakibatkan oleh bentuk tanpa memandang

konsep-konsep lain. Teori ini menuntut konsep ideal yang absolut yang dituju

oleh bentuk-bentuk indah, mengarah pada mistik.22

20Harold H et.al., Persoalan-persoalan Filsafat (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1984) 126. 21Mudji Sutrisno, Christ Verhaak. Estetika Filsafat Keindahan (Yogyakarta: Kanisius,

1993) 33. 22Ibid

Page 29: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

16

b) Teori estetik ekspresionis

Teori ini beranggapan bahwa keindahan karya seni terutama tergantung

pada apa yang diekspresikannya. Dalam arsitektur keindahan dihasilkan oleh

ekspresi yang paling sempurna antara kekuatan gaya tarik dan kekuatan bahan

(material). Kini anggapan dasar utama keindahan arsitektur adalah ekspresi fungsi

atau kegunaan suatu bangunan.23

c) Teori estetik psikologis

Menurut Teori ini keindahan mempunyai 3 aspek yaitu Pertama, keindahan

dalam arsitektur merupakan irama yang sederhana dan mudah. Dalam arsitektur

pengamat merasa dirinya mengerjakan apa yang dilakukan bangunan dengan cara

sederhana, mudah dan luwes. Kedua, keindahan merupakan akibat dari emosi

yang hanya dapat diperlihatkan dengan prosedur Psikoanalistik. Karya seni

mendapat kekuatan keindahannya dari reaksi yang berbeda secara keseluruhan.

Ketiga, keindahan merupakan akibat rasa kepuasan si pengamat sendiri terhadap

obyek yang dilihatnya.24

Ketiga teori ini merupakan manifestasi untuk menerangkan keindahan dari

macam-macam sudut pandang yaitu secara mistik, emosional atau ilmiah

intelektual.

4) Aspek estetika

Dalam estetika terdapat tiga aspek yang dapat digunakan untuk menilai

sebuah karya seni diantaranya Absolutisme, Anarki, dan Relativisme.

Absolutismemerupakan penilaian sebuah karya seni yang mutlak, tidak dapat

ditawar lagi. Penilaian ini didasarkan pada konvensi atau aturan yang telah ada.

Anarki adalah penilaian berdasarkan pendapat tiap-tiap orang. Penilaian ini

bersifat subjektif dan tidak perlu adanya pertanggungjawaban. Namun, penilaian

tersebut tetap didasarkan pada aturan seni yang berlaku. Relativisme adalah

penilaian seseorang yang tidak mutlak (absolut) dan masih bersifat objektif.

23Ibid 34. 24Ibid

Page 30: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

17

5) Unsur-unsur estetika

Terdapat beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam mengkaji nilai

estetika suatu objek, adapun beberapa unsur estetika ialah sebagai berikut:

a) Unsur bentuk

Bentuk “shape” sangat berpengaruh pada daya tarik suatu objek, secara

umum bentuk objek terdiri dari dua jenis yaitu dua dimensi dan tiga dimensi.

Objek terbentuk dua dimensi tidak memiliki volume dan bentuknya datar,

misalnya lukisan, foto, hiasan dinding dan lainnya. Objek berbentuk tiga dimensi

memiliki volume, kedalaman, dan ruang. Misalnya patung, pakaian, tas dan

lainnya.25

b) Unsur warna

Keindahan suatu objek juga sangat dipengaruhi oleh unsur warna, umumnya

pilihan warna objek akan disesuaikan oleh orang yang akan

menggunakannya.Misalnya selera warna pakaian anak muda cenderung berbeda

dengan orang yang sudah tua.26

c) Unsur tema

Dalam hal ini tema ialah ide atau gagasan yang ini disampaikan oleh

pembuat objek atau karya seni kepada orang lain. Biasanya tema suatu karya akan

dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya letak geografis, adat istiadat, budaya

dan lainnya.27

d) Unsur motif hias

Motif hias ialah pola atau gambar yang menjadi hiasannya pada suatu objek

atau produk. Tujuan menambahkan motif hias pada suatu objek ialah untuk

menambah nilai keindahan/estetika pada objek atau produk tersebut.28

6) Manfaat estetika

Estetika sebagai salah satu bidang pengetahuan dipandang penting untuk

dipelajari, terutama bagi mereka yang berkecimpung atau menggeluti dunia seni,

25Djelantik, Estetika: Sebuah Pengantar. (Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan), 2004.

31. 26Ibid. 27Ibid. 28Ibid.

Page 31: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

18

baik sebagai praktisi maupun sebagai pengamat atau kritikus. Manfaat yang dapat

diperoleh setelah mempelajari bidang ini di antaranya:

a) Memperdalam pengertian tentang rasa indah pada umumnya dan tentang

kesenian pada khususnya.

b) Memperluas pengetahuan dan penyempurnaan pengertian tentang unsur-unsur

objektif yang membangkitkan rasa indah pada manusia dan faktor-faktor

objektif yang berpengaruh kepada pembangkitan rasa indah tersebut.

c) Memperluas pengetahuan dan penyempurnaan pengertian tentang unsur-unsur

subjektif yang berpengaruh terhadap kemampuan menikmati rasa indah.

d) Memperkokoh rasa cinta kepada kesenian dan kebudayaan bangsa pada

umumnya serta mempertajam kemampuan untuk mengapresiasi (menghargai)

kesenian dan kebudayaan bangsa.

e) Memupuk kehalusan rasa pada umumnya.

f) Melatih diri berdisiplin dalam cara berfikir dan mengatur pemikiran secara

sistematis, membangkitkan potensi untuk berfalsafah yang akan memberikan

kemudahan dalam menghadapi segala permasalahan, memberi wawasan yang

luas dan bekal bagi kehidupan spiritual dan psikologi kita.

c. Pakaian adat

Pakaian merupakan kebutuhan hidup sehari-hari selain memiliki peran

fungsional juga memiliki suatu keistimewaan baik dari bahan yang digunakan

maupun dari segi motif yang diterapkan. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia,pakaian adalah benda yang dipakai sebagai baju, celana dan sebagainya.

Demikian juga dengan pakaian adat adalah pakaian resmi khas daerah.29

Pakaian adat merupakan salah satu identitas atau ciri pengenal masyarakat

pemakainya, pakaian adat itu merupakan suatu kebanggaan masyarakat yang

bersangkutan. Pakaian adat merupakan pakaian resmi suatu daerah. Sedangkan

adat merupakan suatu peraturan atau ketentuan yang dilaksanakan dari generasi-

generasi baik berupa peraturan turun-temurun maupun suatu peraturan yang

dibuat bedasarkan norma yang berlaku. Busana atau Pakaian tradisional dapat

29Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), 126.

Page 32: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

19

menunjukkan tingkatan budaya masyarakat di wilayah tertentu, pakaian adat

hanya dapat dipakai pada acara tertentu karena umumnya kurang praktis, seperti

yang dikemukakan Soekanto, orang-orang Indonesia dewasa ini, pada umumnya

memakai pakaian yang bercorak barat, dikarenakan beberapa faktor salah satu

diantaranya ialah karena lebih praktis.

G. Studi Relevan

Penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini, dapat kita lihat ada

penelitian yang dilakukan, seperti:

Anggia Maresa, (2009) Jurnal Filsafat dengan judul ‘’Estetika Simbolis

dalam Busana Pengantin Adat Minangkabau di Padang,Hasil dari penelitian ini

Semua unsur dalam busana pengantin adat Minangkabau diPadang merupakan

hasil karya dari pengrajin tradisional yang ada di Minangkabau mulai dari

pakaian, tata rias pada kepala, serta perhiasan yang digunakan oleh pengantin

merupakan karya seni tradisional.30

Diah Margaretha Tiofany, (2016) Skripsi dengan judul ’’Nilai Estetis yang

Terkandung dalam Busana Tari Angguk Putri Sanggar Sinar Bakti di Desa

Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo.’’ Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan nilai estetis yangterkandung dalam busana tari

angguk putri sanggar sinar bakti di DesaJatimulyo, Kecamatan Girimulyo,

Kabupaten Kulon Progo. Deskripsi dilakukandengan mengamati bentuk penyajian

dan sejarah busana serta perkembangannya yang berkaitan dengan unsur-unsur

estetika dalam seni tari.31

Penelitian Lukman, (2006) dengan judul “Arti dan Lambang Busana

Tradisional Suku Sasak.’’ Penelitian ini menjelaskan bahwa pakaian adat

pengantin suku Sasak dilatar belakangi oleh adanya tingkat stratifikasi sosial

pemakainya. Hal ini dapat dilihat dari bahan dan warna yang digunakan. Untuk

golongan bangsawan perhiasan yang digunakan dari bahan emas dan masyarakat

30Anggia Maresa,‘’Estetika Simbolis dalam Busana Pengantin Adat Minangkabau di

Padang’’, Jurnal Filsafat Vol.19, Nomor 3, Desember 2009. 12. 31Diah Margaretha Tiofany, Skripsi: ‘’Nilai Estetis yang Terkandung dalam Busana Tari

Angguk Putri Sanggar Sinar Bakti di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon

Progo’’ (Yogyakarta: UNY,2016) 38.

Page 33: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

20

biasa dilihat dari bahan perak atau tembaga. Sedangkan warna baju yang

digunakan oleh bangsawan terdiri dari warna hitam, coklat tua, biru dongker (biru

hitam) dan ijo lumut.32

Nurlaelah, (2014) Skripsi yang berjudul ‘’Makna Simbolik Pakaian Adat

Pengantin Bugis di Kabupaten Sinjai.’’ Hasil penelitian didapatkan bahwa

pakaian adat pengantin dalam masyarakat Bugis Sinjai memiliki makna simbolik

tertentu yang sangat tergantung pada strata sosial pemakainya warna hijau untuk

putri bangsawana,warna merah darah untuk gadis remaja, warna merah tua untuk

perempuan yang telah menikah, warna ungu untuk janda, warna hitam untuk

perempuan yang sudah tua, warna putih untuk inang atau pengasuh.33

Apriliasti Siandari, (2013) Skripsi yang berjudul “Makna Simbolis

Pakaian Adat Pengantin Suku Sasak Lombok, Nusa Tenggara Barat.”Hasil

penelitian ini menunjukkan proses upacara adat pengantin suku Sasak Lombok

dapat membantu untuk mengetahui makna simbolis pada unsur-unsur pakaian

adat pengantin. Pakaian adat pengantin golongan bangsawan dimaknai dari segi

perhiasannya, dilihat dari ekstrinsik dan intrinsik kualitas bahan terbuat dari bahan

emas. Sedangkan untuk masyarakat biasa terbuat dari bahan perak atau tembaga.34

Eki Sandra, (2017) Jurnal yang berjudul ‘’Makna Simbolik Pakaian

Upacara Adat Melayu Kota Tanjung Pinang Kepulauan Riau.’’ hasil penelitian

yaitu simbol yang terdapat pada pakaian upacara adat Melayu kota Tanjungpinang

Kepulauan Riau. Simbol yang terdapat pada pakaian upacara adat Melayu Kota

Tanjungpinang Kepulauan Riau ini terdapat tiga bagian pakaian bagi laki-laki

yaitu, tanjak, bros, kalung, dokoh, selempang, keris, pending, kancing lima, saku

tiga, kancing satu, dan kain songket. Sedangkan pada pakaian perempuan terdapat

tudung manto, kembang goyang, remen, bunga melati, bunga kenanga, dokoh,

selempang, pending, dokoh, dan gelang tangan.35

32Penelitian Lukman, Arti dan Lambang Busana Tradisional Suku Sasak, 2006. 33Nurlaelah, Skripsi: ’’Makna Simbolik Pakaian Adat Pengantin Bugis di Kabupaten

Sinjai’’ (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2014), 63. 34Apriliasti Siandari, Skripsi: ’’Makna Simbolis Pakaian Adat Pengantin Suku Sasak

Lombok, Nusa Tenggara Barat’’ (Yogyakarta: UNY, 2013), 46. 35Eki Sandra, Jurnal: ‘’Makna Simbolik Pakaian Upacara Adat Melayu Kota

Tanjungpinang Kepulauan Riau.’’(Riau: Universitas Maritim Raja Alin Haji, 2017), 97.

Page 34: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

21

Zakiah, (2015) Skripsi dengan judul ‘’Nilai Estetik Batik Tulis Pewarna

Alam Karya IndustriKebon Indah Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Hasil penelitian

ini adalah kajian wujud atau rupa terdiri dari dua pandangan, yaitu bentuk dan

struktur. Untuk itu, bentuk motif daun singkong dan daun lombok merupakan

replika dari bentuk aslinya dengan teknik penggambaran yang bervariasi. Struktur

terdiri dari unsur-unsur keutuhan, penonjolan dan keseimbangan.36

Sebagaimana terlihat dari studi relevan di atas,penulis belum menemukan

kajian yang membahas tentang ‘’Nilai–nilai Estetika dalam Pakaian Adat

Pengantin Melayu (Studi di Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin)’’. Karya-karya di atas adalah berbeda dengan karya yang sedang

penulis bahas.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai estetika

yangterkandung dalam pakaian adat pengantin Melayu di DesaMuara Madras,

Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin. Deskripsi dilakukandengan mengamati

bentuk penyajian dan sejarah pakaian adat pengantin Melayu serta

perkembangannya yang berkaitan dengan unsur-unsur estetika serta nilai-nilai

estetika, melihat adanya perbedaan setting, tentu saja penelitian yang dihasilkan

akan berbeda.

36Zakiah, Skripsi ‘’Nilai Estetik Batik Tulis Pewarna Alam Karya IndustriKebon Indah

Bayat, Klaten, Jawa Tengah.(Yogyakarta: UNY 2015), 35.

Page 35: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

22

BAB II

DESKRIPSI LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Desa Muara Madras

Nenek moyang zaman dahulu memberi nama desa ini menjadi Muara

Manderas atau Muara Madras, adapun makna dari kata Muara yang diartikan

sebagai awal kehidupan yang baik, aman dan sejahtera sementara kata Manderas

atau Madras (aliran sebuah sungai yang deras) mempunyai makna keyakinan

akan kelangsungan hidup yang berkembang terus-menerus dengan baik.37

Sehingga sampai sekarang ini Desa Muara Madras menjadi sorotan media, hal ini

dikarenakan panorama alam yang sangat menarik seperti terbentangnya sungai di

pinggiran desa, dihiasi dengan lembah gunung masurai, sawah di sekitar desa dan

lain sebagainya, keunikan adat yang dibudayakan seperti tarian mangkur berentak

yang menceritakan bahwa di Desa Muara Madras masyarakatnya menanam padi,

serta keunikan pakaian adat pengantin Melayu yang dikreasikan nenek moyang

zaman dahulu.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Safar ‘Ali selaku tokoh

agama dan tokoh adat Desa Muara Madras, beliau menyatakan:

[D]esa Muara Madras sudah ada sejak 300 tahun yang lalu, penduduk asli Desa

Muara Madras berasal dari Desa Tanjung Mudo dan Desa Renah Pelaan.

Sejarah mencatat bahwa kelahiran Desa Muara Madras berasal dari peristiwa

penyakit buruk yang mewabah dari kedua desa tersebut sehingga akhirnya

sebagian penduduk mencari tempat yang aman untuk melangsungkan

kehidupannya, setelah beberapa hari mendaki bukit dan menuruni lembah

sehingga pada akhirnya para nenek moyang bertemu dengan sebuah tempat

yang menurut mereka aman untuk dihuni yaitu diantara dua muara sungai yang

menyatu menjadi sungai yang deras.38

Desa Muara Madras Kecamatan Jangkat dikenal sebagai daerah yang kaya

dengan alam dan tempat wisata yang alami dan masih terjaga. Ada ribuan hektar

lahan subur, yang bahkan bisa menjamin kehidupan seluruh masyarakatnya.

Daerah ini kaya dengan aneka ragam flora dan fauna sekaligus sebagai paru-paru

dunia. Letak yang berada di kaki Gunung Masurai, Kecamatan Jangkat ini

37Agusdar Hamid, Kepala Desa Muara Madras 2019, Wawancara dengan penulis, 9

Oktober 2019, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio. 38Safar ‘Ali, Tokoh Agama dan Tokoh Lembaga Adat Desa Muara Madras,Wawancara

dengan penulis, 08 Oktober 2019, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Page 36: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

23

termasuk kecamatan yang tinggi dari permukaan laut, bermacam-macam alam

wisata yang berada di kecamatan ini, tapi sayangnya pariwisata-pariwisatanya

tidak mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, masih banyak alam wisata

yang belum bisa di jangkau oleh kendaraan beroda dua atau pun empat. hal ini

sangat di sayangkan jika pemerintah bisa mengelola dengan baik alam wisata ini,

bisa di gunakan sebagai pendapatan daerah atau pun pendapatan dari daerah

setempat. Macam-macam alam wisata kecamatan jangkat antara lain Danau

pauh, danau depati, danau tinggi, grao sakti, dan banyak lain pariwisata lainnya,

seperti air terjun, danau-danau yang kecil lainnya.

Adapun sistem pemerintahan Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat

yang pertama kali di pimpin oleh datuk rio dalam perkembangan selanjutnya

dipimpin oleh kepala desa diantaranya yaitu Ibnu Hajar, Syeh Mahmur,

Syarifuddin Amin, Abunsuhar, Safrudin, M. Ladani, Safrudin, dan Agusdar

Hamid selama lima tahun masa pemerintahan kepala desa.

Tabel 2.1

Nama-nama Kepala Desa Muara Madras Tahun 1979-202139

No Nama Kepala Desa Periode Lama Menjabat

1 Ibnu Hajar 1979-1984 5 tahun

2 Syeh Mahmur 1984-1989 5 tahun

3 Syarifuddin Amin 1989-1994 5 tahun

4 Abunsuhar 1994-1999 5 tahun

5 Safrudin 1999-2004 5 tahun

6 M. Ladani 2004-2009 5 tahun

7 Safrudin 2009-2015 5 tahun

8 Kasim Bakri 2015-2016 1 tahun

9 Agusdar Hamid 2016-sekarang -

Desa Muara Madras yang terletak di Kecamatan Jangkat ini dibagi

menjadi 8 Kampung diantaranya Kampung Bukit Barisan, Kampung Tanjung

Harapan, Kampung Baru, Kampung Tengah, Kampung Lereng, Kampung

Tanjung Aman, Kampung PematangRaya dan Kampung Lubuk Temiang.

Seluruh kampung tersebut dipimpin oleh kepala kampung, untuk keterangan

lebih lengkap akan diuraikan dalam tabel di bawah ini.

39Data Desa Muara Madras 2019

Page 37: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

24

Tabel 2.2

Nama-nama Kampung di Desa Muara Madras40

No Terioterial Kampung Nama Kampung Nama Kepala Kampung

1 Kampung I Bukit Barisan Busrin

2 Kampung II Tanjung Harapan Mirzan

3 Kampung III Kampung Baru Soleh

4 Kampung IV Kampung Tengah Mirwan

5 Kampung V Kampung Lereng Hipzon

6 Kampung VI Tanjung Aman Adi

7 Kampung VII Pematang Raya Zurian

8 Kampung VIII Lubuk Temiang Sapri

B. Letak Geografis Desa Muara Madras

Kawasan Desa Muara Madras berada pada topografi alam berupa bukit

dan gunung berjajar, dengan Gunung Masurai (2.935 mdpl) yang merupakan

puncak tertinggi di kawasan ini, memiliki 2 (dua) buah danau vulkanik, yaitu

Danau Kumbang dan Danau Mabuk, dengan pintu gerbang pendakian di Desa

Sungai Lalang, Kecamatan Lembah Masurai.41

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Mahfuzin selaku

sekretaris Desa Muara Madras, beliau menyatakan:

[D]esa Muara Madras merupakan desa terletak di Kecamatan Jangkat,

Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Desa ini adalah tempat penelitian yang

di jadikan penulis sebagai objeknya, Kecamatan Jangkat yang ibukotanya

Muara Madras ini mempuyai luas wilayah kurang lebih698 KM2, dengan

jumlah penduduk 2257 jiwa. Wilayah Desa Muara Madras dalam koordinat

berada pada posisi 01029’ lintang selatan sampai dengan 2020 dan diantaranya

10204bujur timur sampai dengan 102004’ bujur timur. Letak geografis Desa

Muara Madras berada di sebelah Kecamatan Lembah Masurai yang terdiri

dari dataran rendah yang dihuni hamper 90% penduduk Desa Muara Madras

dan dataran tinggi yang merupakan mayoritas perkebunan kopi dan kulit

manis.42

40Data Desa Muara Madras 2019 41Data dokumentasi Desa Muara Madras 2019 42Mahfuzin, Sekretaris Desa Muara Madras 2019, Wawancara dengan penulis, 9 Oktober

2019, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Page 38: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

25

Dengan luas wilayah kurang lebih 17.000 Ha dengan bentuk wilayah yang

cukup luas itu, Desa Muara Madras memiliki batas wilayah desa dibagi :

Tabel 2.3

Batas Wilayah Desa Muara Madras43

Batas wilayah Berbatasan dengan

Sebelah Barat Desa Lubuk Pungguk

Sebelah Timur Desa Sungai Lisai

Sebelah Utara Provinsi Bengkulu

Sebelah Selatan Desa Koto Renah

Dari tabel di atas maka disimpulkan bahwa batas wilayah Desa Muara

Madras dengan wilayah lainnya, dapat dilihat dari sebelah barat berbatasan

dengan Desa Lubuk Pungguk, sebelah timur berbabatasan dengan Desa Sungai

Lisai, sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan sebelah selatan

berbatasan dengan Desa Koto Renah.

Wilayah Desa Muara Madras merupakan daerah yang dialiri sungai dan

peebukitan yang beriklim tropis sebagaimana dusun-susun lain di Kabupaten

Merangin yaitu iklim Kemarau dan iklim penghujan, hal tersebut mempunyai

pengaruh langsung terhadap pola tanam pertanian di Desa Muara Madras dengan

tanah yang berwarna hitam dan subursehingga bisa ditanami semua tanaman

seperti sayur-sayuran, padi, kopi dan sebagainya.

Adapun visi Desa Muara Madras Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin

yaitu ‘’Terciptanya penataan Desa yang maju, Teratur, Bersih, Indah, Nyaman,

Aman dan Sehat, pelaksanaan pemerintahan yang baik, transparan dan

peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan lebih baik’’. Serta misi Desa

Muara Madras Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin.44 Sebagai berikut:

1. Meningkat kesadaran masyarakat untuk hidup bersih, sehat dan produktif

dengan kapasitas, kemitraan dan perencanaan pembangunan.

2. Penataan permukiman lingkungan miskin.

43Data Desa Muara Madras 2019 44Amirzan, Kepala Dusun Tanjung Harapan, Wawancara dengan Penulis, 08 Oktober

2019, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Page 39: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

26

3. Peningkatan sarana dan prasarana dan pelayanan permukiman

masyarakat miskin.

4. Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

5. Mendorong kreativitas serta pemberdayaan masyarakat pemerintah desa

dalam merencanakan pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan

berdasarkan visi yang dibangun bersama.

6. Mengembangkan pengelolaan administrasi, komunikasi dan inforamsi

pemerintahan dan pembangunan desa.

7. Menigkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat dan umat beragama

untuk menciptakan kedamaian, ketentraman, kenyamanan, serta

kebersihan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan beragama.

8. Mengutamakan pembangunan yang mendesak, parah dalam jangka

pendek, menengah maupun panjang.

9. Meningkatkan pemberdayaan wanita dan generasi muda untuk

mewujudkan cita-cita dalam pembangunan dan mewujudkan keadilan

dan menegakkan hukum bagi masyarakat.

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan

opersional untuk mencapai tujuan diharapkan dan diinginkan. Struktur

organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara

yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi

dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan wewenang

siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan

dikerjakan.

Page 40: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

27

Gambar 2.4

Struktur Organisasi Desa Muara Madras45

Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi.

Oleh karena itu, jika struktur organisasi di bentuk sebagai jalan untuk

pencapaian tujuan maka struktur organisasipun selayaknya sejalan dengan

strategi organisasi akan berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.

Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susnan perwujudan pola

tetap hubungan. Hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi

maupun orang yang menunjukkan kedudukan tugas, wewenang dan tanggung

jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

45Data dokumentasi Desa Muara Madras 2019

Page 41: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

28

Pembagian struktur kerja pada masing-masing bidang bertujuan

memudahkan ruang kerja berdasarkan tugas dan kewajiban serta dilaksanakan

dengan penuh tanggung jawab untuk menjalin kerjasama yang efektif.

Berikut merupakan data yang penulis dapatkan dari Desa Muara Madras,

diantaranya adalah:

Tabel 2.5

Data kependudukan Desa Muara Madras46

No Nama Desa Jenis Kelamin Jumlah penduduk

Laki-laki perempuan

1 Muara Madras 1130 jiwa 1127 jiwa 2257 jiwa

Dari tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk Desa

Muara Madras Tahun 2019 mencapai 2257 jiwa dengan jumlah laki-laki 1130

jiwa dan jumlah perempuan 1127 jiwa.

Desa Muara Madras memiliki aset seperti tabel di bawah ini:

Tabel 2.6

Data Aset Desa Muara Madras47

No Nama Aset Alamat

1 Masjid Rajo Tiangso Kampung Tengah

2 Masjid Baitul Ikhsan Kampung Baru

3 Kantor Desa Tanjung Aman

4 Balai Adat Kampung Baru

5 Pasar desa Tanjung Aman

6 Lapangan Bola Pematang Raya

7 TPU Pinggiran desa

8 MIS Kampung Tengah

9 Rumah Tahfidz Tanjun Harapan

10 Hutan Adat Keliling Desa

11 Danau Depati Empat Di Sebelah barat desa

46Data Desa Muara Madras 2019 47Data Desa Muara Madras 2019

Page 42: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

29

Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa data aset di Desa

Muara Madras terdiri dari masjid rajo tiangso, masjid baitul ikhsan, kantor desa,

balai adat, pasar desa, lapangan bola, TPU, MIS, rumah tahfidz, hutan adat dan

danau depati empat.

Adapun potensi kelembagaan Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat,

Kabupaten Merangin.

Tabel 2.7

Data Kelembagaan48

No Formal Non Formal

1 Pemerintah Desa Karang Taruna

2 BPD PKK

3 LINMAS Kelompok Tani

4 Lembaga adat LPM

Dari tabel di atas maka dapat disimpulkan berdasarkan data kelembagaan

yang bersifat formal yaitu pemerintahan desa, BPD, LINMAS, lembaga adat

sementara non formal yaitu karang taruna, PKK, kelompok tani, dan LPM.49

Sumber Daya Manusia (SDM), Sasaran akhir dari setiap pembangunan

bermuara pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. SDM merupakan

subyek dan sekaligus obyek pembangunan, mencakup seluruh siklus kehidupan

manusia, sejak kandungan hingga akhir hayat. Oleh kerena itu pembangunan

kualitas manusia harus menjadi perhatian penting. Pada saat ini SDM di Desa

Muara Madras cukup baik dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Muara Madras secara umum juga

mengalami peningkatan, hal ini dinilai dari bertambahnya jumlah penduduk

yang memiliki usaha atau pekerjaan walaupun jenis pekerjaan tersebut pada

umumnya belum dapat dipastikan bersumber dari hasil usaha yang dilakukan

bisa juga diperoleh dari pinjaman modal usaha dari pemerintah.

48Data Desa Muara Madras 2019

Page 43: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

30

Penduduk Desa Muara Madras masih banyak yang memiliki usaha atau

mata pencaharian tetap, hal ini dapat dibidang pertanian dan perkebunan,

sebagai mana kita ketahui Kecamatan Jangkat merupakan kecamatan yang di

kelilingi dengan bukit dan gunung-gunung serta wilayah yang tinggi dari

permukaan laut sehingga masyarakat ini berinisiatip untuk mencari kebutuhan

ekonominya itu dengan bertani karena mengingat tanah yang subur dan sangat

cocok jika di gunakan untuk ladang pertanian, sehingga masyarakat Desa Muara

Madras pada umumnya bertani dan berkebun sebagai sumber perekonomiannya,

selain berkebun ada juga yang bekerja sebagai tukang kayu dan bangunan

namun itu hanya sebagian, ada juga yang bekerja sebagai pegawai di kantor dan

sekolah sebagai Pegawai Negri Sipil (PNS) atau Honorer namun mereka tetap

mempunyai kebun dan lahan pertanian.

Ada pun pertanian yang menonjol yang mempunyai peran penting dalam

perekonomian masyarakat antara lain:Padi, kopi, kentang, cabe, kulit manis.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dimpulakan bahwa mata

pencaharian penduduk Desa Muara Madras dapat dikelompokkan seperti tabel

dibawah ini:

Tabel 2.8

Data Mata Pencaharian Penduduk Desa Muara Madras Tahun 201950

No Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase

1 Petani 1200

%

2 Buruh 32

%

3 Pedagang 35

%

4 PNS 130

%

5 Sopir 30

%

6 Swasta 332

%

7 Perabot 16

%

8 Conter 3

%

9 Bengkel 6

%

50Kasim Bakri, Kasi Kesos Kecamatan Jangkat, Wawancara dengan Penulis, 10 Oktober

2019, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Page 44: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

31

Jumlah 1020

%

Dari tabel di atas maka disimpulkan bahwa data mata pencarian penduduk

Desa Muara Madras dari Tahun 2019 terdiri dari petani sebanyak 1200 Jiwa,

buruh sebayak 32 jiwa, pedagang sebanyak 35 jiwa, PNS sebanyak 130 jiwa,

sopir sebanyak 30 orang, swasta sebanyak 332 jiwa, perabot sebanyak 16 jiwa,

conter sebanyak 3 dan bengkel sebanyak 6 jiwa sehingga dapat diketahui jumlah

penduduk Desa Muara Madras yang bekerja sebanyak 1020 jiwa.

Usaha jasa masyarakat Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat,

Kabupaten Merangin sebagai berikut:

Tabel 2.9

Data Usaha51

No Kategori Jenis Usaha Jumlah

1 Usaha Jasa Perdagangan Perbengkelan 5

2 Usaha Jasa Perdagangan Toko manisan 24

3 Usaha Jasa Keterampilan Tukang Cukur 2

4 Usaha Jasa Keterampilan Tukang Jahit 3

5 Usaha Jasa Keterampilan Tukang Kayu 11

6 Usaha Jasa Perdagangan Pemilik Wisma 3

7 Usaha Jasa Perdagangan Tukang Gas 2

8 Usaha Jasa Perdagangan Depot Air 1

9 Usaha Jasa Perdagangan Toko Bangunan 1

C. Kondisi Budaya, Pendidikan, Kesehatan dan Agama

1. Budaya

Untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya, Desa Muara Madras

telah membuat peraturan desa tentang adat istiadat, dan ketetapan dusun tujuan

dari pembentukan peraturan desa adalah untuk menjaga ketertiban desa secara

umum dan kerukunan antar masyarakat. Peraturan ini dijadikan acuan bagi

masyarakat untuk mengendalikan masuknya pengaruh budaya asing yang

cendrung tidak sesuai dengan karakter bangsa khususnya di Desa Muara Madras.

51Kasim Bakri, Kasi Kesos Kecamatan Jangkat, Wawancara dengan Penulis, 10 Oktober

2019, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Page 45: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

32

2. Pendidikan

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat

kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya.

Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat

kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya keterampilan

kewirausahaan dan pada gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan

baru. Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah untuk pembukaan

lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran. Pendidikan biasanya akan

dapat mempertajam sistimatika pikir atau pola pikir individu, selain itu mudah

menerima informasi yang lebih maju. Dibawah ini tabel yang menunjukan

tingkat rata-rata pendidikan warga Desa Muara Madras.

Tabel 2.10

Tingkat Pendidikan Desa Muara Madras Tahun 201952

No Tingkat Pendidikan Jiwa Ket

1. TK/PAUD 50

2. SD/MI 271

3. SLTP 256

4. SLTA 250

5. PERGURUAN TINGGI 197

JUMLAH 1024

Dari tabel diatas maka disimpulkan bahwa jumlah penduduk berdasarkan

tingkat pendidikan desa muara madras tahun 2019. Dilihat dari tingkat

pendidikan, TK/PAUD sebanyak 50 jiwa, SD sebanyak 271 jiwa, SLTP

sebanyak 256 jiwa, SLTA sebanyak 250 jiwa, perguruan tinggi 197 jiwa,

sehingga jumlah jiwa seluruhnya yang sedang berada pada jenjang pendidikan

sebanyak 1024 jiwa.

Lembaga pendidikan di Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat,

Kabupaten Merangin sebagai berikut:

Tabel 2.11

Data Sekolah53

52Data Desa Muara Madras 2019 53Data Desa Muara Madras 2019

Page 46: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

33

No Kategori Jenis Sekolah Status Jumlah

1 Sekolah Formal PAUD Terdaftar 3

2 Sekolah Formal TK Terdaftar 3

3 Sekolah Formal SD Terakreditasi 2

4 Sekolah Islam MIN Terdaftar 1

5 Sekolah Formal SMP Terakreditasi 1

6 Sekolah Islam MTS Terakreditasi 1

7 Sekolah Formal SMA terakreditasi 1

8 Sekolah Formal SMK terakreditasi 1

3. Kesehatan

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Desa Muara Madras antara

lain dapat dilihat dari status kesehatan, serta pola penyakit. Status kesehatan

masyarakat antara lain dapat dinilai melalui berbagai indikator kesehatan seperti

meningkatnya usia harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi.

4. Agama

Penduduk Desa Muara Madras 100% memeluk agama Islam, dalam

kehidupan beragama kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan khususnya

agama Islam sangat berkembang dengan baik, hal ini antara lain ditandai dengan

meningkatnya jumlah sarana peribadatan, seperti masjid dan mushollah, sampai

dengan tahun 2019 telah memiliki 2 (dua) unit masjid dan 1 (satu) unit

mushollah yaitu:

Tabel 2.12

Data masjid dan mushollah di Desa Muara Madras54

No Nama Masjid Alamat

1 Masjid rajo tianso Kampung Tengah, Desa Muara Madras

2 Masjid baitul ikhsan Kampung Baru, Desa Muara Madras

3 Mushollah Kampung Bukit Barisan Desa Muara Madras

54Data Desa Muara Madras 2019

Page 47: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

34

BAB III

GAMBARAN UMUM PAKAIAN ADAT PENGANTIN

MELAYU DI DESA MUARA MADRAS

A. Sejarah dan Perkembangan Pakaian Adat Pengantin Melayu

Pakaian dalam bahasa Arab yaitu ل بس yang berarti baju / pakaian. Menurut

ajaran Islam,berpakaian yaitu mengenakan pakaian untuk menutupi aurat, dan

sekaligu memperindah jasmani seseorang. Sebagaimana yang telah ditegaskan

Allah SWT, dalam firman-Nya:

بن ادم قد أن زلنا عليك م لباسا ي ي واري سواتكم وريشا ولباس الت قوى ٢٦ ذلك من ايت الل لعل هم يذك رون ذلك خير

“Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian

menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa

itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda

kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat’’. (QS. Al-Araf: 26).55

Ayat tersebut telah memberi acuan cara berpakaian sebagaimana dituntut

oleh sifat takwa, yakni untuk menutup aurat dan berpakaian rapi, sehingga

tampak simpati dan berwibawa serta anggun untuk dipandangnya, bukan

menggiurkan dibuatnya.

Kata adat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah aturan

atau perbuatan dan sebagainya yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu

kala. Sedangkan Melayu adalah nama suku, sehingga pakaian adat pengantin

Melayu dapat dapat disimpulkan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil wawancara dengan penulis dengan ibu Fazliah selaku

penata rias pengantin Melayu di Desa Muara Madras, beliau menyatakan:

[P]akaian adat pengantin Melayu merupakan cerminan dari suatu

kebudayaan yang berasal dari pandangan hidup masyarakatnya dalam adat

Melayu, pakaian adat pengantin Melayu berkembang berdasarkan pandangan

hidup yang terjadi karena kemampuan masyarakat Melayu khususnya di Desa

55Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta:

Departemen Agama RI., 2004), 153.

Page 48: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

35

Muara Madras ini berpikir dan mengenal lambang akibat dari proses adaptasi

dengan lingkungan sekitarnya.56

Dari uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa pakaian adat

pengantin Melayu menjadi ukuran dari kualitas martabat dan kesopanan

pemakainya. Desain atau pola dalam pakaian adat pengantin Melayu yang

terdapat di Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin itu

mengandung nilai keserasian dan keindahan. Perkembangan rasa estetika manusia

kemudian menyebabkan perkembangan pakaian adat pengantin Melayu yang

beraneka ragam. Hal ini juga berkaitan dengan pandangan hidup, corak

kebudayaan suatu bangsa atau kelompokseperti halnya dalam pakaian adat

pengantin Melayu.

Perbedaan ragam pakaian adat pengantin Melayu ini berdasarkan pembagian

beberapa daerah di Provinsi Jambi. Secara administratif Provinsi Jambi meliputi

dua buah Kota dan sembilan buah Kabupaten. Suku Bangsa di Provinsi Jambi

adalah Melayu, Kubu dan Kerinci. Pakaian adat Pengantin Melayu yang terdapat

di Desa Muara Madras ini memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan pakaian adat

pengantin daerah lain di Provinsi Jambi.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ibu Ardaina selaku tokoh adat

perempuan Desa Muara Madras, beliau menyatakan:

[S]ejarah pakaian adat pengantin Melayu pada awalnya merupakan pakaian

yang berasal dari Arab yaitu jubah berwarna hijau yang dikenakan oleh

mempelai laki-laki sementara asesoris lainnya dibuat oleh masyarakat Melayu

itu sendiri dan pakaian adat yang dikenakan oleh mempelai wanita itu berupa

kipas sunting itu berasal dari budaya Cina sementara untuk hiasan lainnya

dibuat oleh nenek moyang pada zaman dahulu. Untuk melestarikan budaya

Melayu oleh karena itu pakaian adat pengantin Melayu tersebut dipakai pada

saat upacara pernikahan oleh kedua pengantin.57

Pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras dalam sejarahnya

selain dipengaruhi oleh budaya Cina juga dipengaruhi oleh kebudayaan Arab

dapat terlihat dari segi jenis dan bentuk serta pemilihan warnanya. Pakaian adat

pengantin Melayu yang dipakai oleh pengantin Melayu juga memiliki nilai-nilai

56Fazliah, Penata Rias Pengantin, Wawancara dengan Penulis, 11 Oktober 2019, Kabupten

Merangin, Rekaman Audio. 57Ardaina, Tokoh Adat Perempuan, Wawancara dengan penulis, 12 Oktober 2019,

Kabupaten Merangin Rekaman Audio.

Page 49: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

36

estetika dan simbol-simbol yang menyatu di dalam satu pakaian adat pengantin

Melayu yang dapat menampilkan kekhasan dan ciri budaya masyarakatnya dan

perpaduan dari semua unsur dalam pakaian adat pengantin Melayu menampilkan

keindahan. Simbol yang terdapat di dalam pakaian tersebut tidak hanya

mencerminkan nilai keindahan tetapi juga mengandung pesan / makna tentang

pernikahan itu sendiri.

Makna pernikahan bagi masyarakat Melayu di Desa Muara Madras tidak

berbeda dengan suku Melayu lainnya, pernikahan tidak hanya sekedar untuk

membentuk keluarga yang akan melahirkan anak guna menyambung keturunan

tetapi pernikahan bagi masyarakat Melayu sangat penting karena pernikahan telah

dianggap sebagai adat yang harus ditempuh oleh setiap manusia, maka pernikahan

itu menjadi suatu keharusan.

Perkembangan sebagian dari bentuk pakaian adat pengantin Melayu di Desa

Muara Madras, sudah mengalami modernisasi seperti kain songket dulu terdiri

dari tujuh lapis dengan warna yang berbeda, setelah adanya modernisasi maka

kain songket yang tujuh lapis tersebut dijahit menjadi satu kain songket bertingkat

dengan potongan kecil kain songket yang berbeda warnanya. Perhiasan pada

pengantin wanita seperti gelang dan kalung dulu terbuang dari uang logam yang

dirangkai, namun sudah mengalami modernisasi sekarang diganti dengan manik-

manik yang berwarna keemasan dan sebagainya.

Motif-motif yang digunakan dalam pakaian adat pengantin Melayu maupun

perhiasan di Desa Muara Madras disesuaikan dengan alam sekitarnya yang sesuai

dengan falsafah hidup orang zaman dahulu yaitu alam takambang jadi guru (alam

yang terbentang dijadikan guru). Hal itulah penyebab kenapa pakaian adat

pengantin Melayu ditaburi ornamen dan simbol yang mempunyai arti sendiri

dalam kebudayaan Masyarakat Desa Muara Madras, pakaian adat pengantin

Melayu merupakan salah satu aspek yang sangat penting.58

Pakaian adat pengantin Melayu merupakan segala sesuatu yang kita pakai

mulai dari kepala sampai ke ujung kaki. Dalam hal ini termasuk :

58Rosna, warga Desa Muara Madras, Wawancara dengan penulis, 14 Oktober 2019,

Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Page 50: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

37

1. Semua benda yang melekat di badan seperti baju, sarung dan kain panjang.

2. Semua benda yang melengkapi dan berguna bagi si pemakai seperti selendang,

kopiah, sorban, kain songket bertingkat, jubah, baju kebaya, ikat pinggang, di

dalam istilah asing disebut millineris.

3. Semua benda yang gunanya menambah keindahan bagi si pemakai, seperti

hiasan kepala, bunga, kalung, gelang di dalam istilah asing lebih dikenal

dengan istilah accessories.

Bentuk dan cara pemakaian pakaian adat pengantin Melayu:

1. Pakaian adat pengantin wanita

Adapun bagian-bagian dari pakaian adat pengantin wanita.59

diantaranya:

a. Sunting, cara pemakaian di kepala.

b. Sungkul bunga tebu, cara pemakaian di kepala setelah sunting.

c. Sungkul lilit, cara pemakaian di kepala setelah sungkul bunga tebu.

d. Tengkuluk, cara pemakaian di kepala.

e. Bunga kepalacara pemakaian dililitkan pada kepala.

f. Bunga telingacara pemakaian dipasang pada kiri dan kanan telinga.

g. Dalaman jilbab cara pemakaian dikenakan kepala.

h. Ikat kepalacara pemakaian diikatkan dibelakang kepala.

i. Bunga pundak cara pemakaian dipasang pada bagian kepala belakang.

j. Teratai cara pemakaian dileher sebagai hiasan untuk menutupi dada.

k. Kalung cara pemakaian dileher sebagai perhiasan dada.

l. Selendangcara pemakaian dileher lalu dijulurkan hingga lutut.

m. gelangcara pemakaian di tangan kiri dan kanan.

n. Kain kembat cara pemakaian diikat pada pinggang

o. Baju kebaya, cara pemakaian dikenakan pada pengantin wanita.

p. Ikat pinggang, cara pemakaian diikatkan pada pinggang

q. Songket bertingkat cara pemakaian dipasang pada pinggang.

59Fazliah, Penata Rias Pengantin, Wawancara dengan Penulis, 11 Oktober 2019, Kabupten

Merangin, Rekaman Audio.

Page 51: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

38

2. Pakaian adat pengantin pria

Adapun bagian-bagian dari pakaian adat pengantin pria.60 diantaranya:

a. Agal / igal, cara pemakaian diletakkan di atas kain penutup kepala.

b. Kain penutup kepala, cara pemakaian dilipat segi tiga di atas kepala.

c. Sorban, caranya dilipat persegi panjang diletakkan di bahu kanan.

d. Kundai, caranya letakkan di atas sorban sambil dipikul.

e. Jubah, cara pemakaian dikenakan pada pengantin pria bagian luar.

f. Gamis putih, cara pemakaian dikenakan pada pengantin pria bagian dalam.

B. Fungsi Pakaian Adat Pengantin Melayu

Pakaian adat Pengantin Melayu bukan saja berfungsi sebagai penghias

tubuh, tetapi juga sebagai kelengkapan suatu upacara adat pernikahan. Pakaian

adat Pengantin Melayu yang dimaksud adalah pakaian serta tata rias pada kepala

dan aksesoris yang dikenakan dalam berbagai upacara adat seperti dalam upacara

pernikahan. Pada dasarnya pakaian adat pengantin Melayu pada suatu upacara

tertentu memiliki simbol-simbol yang diyakini dan dipatuhi oleh masyarakat

sekitarnya. Di Melayu terdapat beberapa variasi pakaian adat pengantin Melayu

dari setiap daerah, pakaian adat pengantin Melayu itu umumnya dipakai pada saat

acara akad dalam pernikahan.

Fungsi dari pakaian adat pengantin Melayu adalah:

1. Memenuhi kebutuhan kesusilaan dan kebudayaan suatu bangsa yang

berkebudayaan dan menunjang tinggi kesusilaan, pasti menempatkan pakaian

sebagai kebutuhan utama.

2. Memenuhi kebutuhan kesehatan gunanya untuk melindungi badan dari udara

dingin, panas, angin (artinya sesuai dengan iklim).

3. Memenuhi kebutuhan keindahan, artinya pakaian adat pengantin Melayu dapat

membuat diri seseorang kelihatan indah, dapat menutupi bagian-bagian badan

yang kurang ideal.61

60Fazliah, Penata Rias Pengantin, Wawancara dengan Penulis, 11 Oktober 2019, Kabupten

Merangin, Rekaman Audio. 61Syarana, Penata Rias Pengantin, Wawancara dengan Penulis, 12 oktober 2019, Kabupaten

Merangin, Rekaman Audio.

Page 52: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

39

C. Bentuk serta Makna Pakaian Adat Pengantin Melayu

1. Pakaian Adat Pengantin Wanita62

a) Bunga dan sunting

Makna bunga dan sunting diibaratkan seorang wanita yang disunting oleh

seorang pria untuk dijadikan istrinya melalui ikatan yang halal atau sah menurut

Agama Islam dan adat istiadat.

b) Sungkul lilit

62Muktaruddin, panduan pakaian adat pengantin Melayu, Muara Madras: tulisan latin, 19-

29.

Page 53: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

40

Makna sungkul lilit diibaratkan apabila seorang wanita dan pria sudah ada

ikatan yang halal dalam suatu pernikahan maka harus saling menjaga nama baik

keluarganya.

c) Sungkul bunga tebu

Makna sungkul bunga tebu diibaratkan apabila dalam suatu pernikahan

maka harus saling menjaga keharmonisan rumah tangga.

d) Bunga pundak

Makna bunga pundak diibaratkan apabila dalam suatu pernikahan maka

semua masalah keluarga harus dipikul bersama, selalu bermusyawarah untuk

mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangga.

Page 54: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

41

e) Bunga telinga

Makna bunga telinga diibaratkan apabila dalam suatu pernikahan maka

harus saling mendengarkan dan mematuhi nasehat pernikahan agar terciptanya

keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah.

f) Tengkuluk

Makna tengkuluk identik dengan wanita diibaratkan jilbab atau penutup

kepala pada wanita hendaknya selalu memakai jilbab untuk melindungi dirinya

dari hal-hal yang negatif.

Page 55: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

42

g) Ikat kepala

Makna ikat kepala diibaratkan seorang istri harus cerdas dalam membina

rumah tangga apalagi untuk para anak-anaknya kelak, ia adalah madrasah pertama

bagi anak-anaknya.

h) Baju kebaya

Makna baju kebaya diibaratkan seorang istri harus memakai pakaian yang

sopan apabila keluar rumah. Baju kebaya melambang keserderhaan seorang

wanita muslimah.

Page 56: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

43

i) Teratai

Makna teratai untuk penutup dada diibaratkan dalam suatu pernikahan harus

saling menutupi aib suami maupun istri, saling melengkapi kekurangan suami

ataupun istri.

j) Kalung dan gelang

Makna kalung dan gelang diibaratkan seorang istri adalah perhiasan bagi

suaminya, karena sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita yang sholeha.

Page 57: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

44

k) Kain kembat

Makna kain kembat diibaratkan kain motif bunga-bunga maka dalam rumah

tangga harus ada rasa cinta, kasih dan sayang.

l) Selendang

Makna selendang identik dengan wanita diibaratkan dalam suatu pernikahan

maka seorang istri harus taat dan patuh terhadap suami karena ridhonya adalah

kunci kebahagiaan keluarga.

Page 58: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

45

m) Ikat pinggang

Makna ikat pinggang diibaratkan dalam suatu pernikahan maka seorang istri

harus menjaga ikatan atau silahturahmi yang baik dengan suami.

n) Songket bertingkat

Makna songket bertingkat, sebelum acara akad dilaksanakan ada beberapa

tingkatan suku yang harus didudukkan, seperti suku berunding, nineik mamak tuo

tengganai dan sebagainya.

Page 59: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

46

2. Pakaian adat pengantin pria63

a) Jubah

Makna jubah, seorang suami harus mencerminkan pribadi yang berwibawa

dalam membina rumah tangga yang baik, adil serta mengayomi keluarga dengan

bijaksana.

b) Gamis

Makna gamis putih bagi seorang pria, memiliki hati yang bersih, suci, dan

setia dalam membangun rumah tangga.

63Muktaruddin, panduan pakaian adat pengantin Melayu, Muara Madras: tulisan latin, 30-

38.

Page 60: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

47

c) Kain penutup kepala

Makna kain penutup kepala dilipat persegi tiga, yaitu dalam pernikahan

suami istri harus selalu menjaga hubungan baik dengan Allah, Manusia, dan

lingkungan sekitar.

d) Agal atau igal

Makna agal atau igal bagi suami menjadi pemimpin yang baik dalam rumah

tangga untuk membangun masa depan yang bahagia di dunia hingga akhirat.

Page 61: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

48

e) Sorban

Makna sorban bagi suami mampu mengajarkan ilmu agama baik kepada

istri maupun anak-anaknya, membimbing keluarga menuju kebaikan dalam

ketaatan kepada Allah SWT.

f) Kundai

Makna kundai (sirih senampan) dalam pernikahan, suami memberikan

nafkah yang halal kepada istri dan anaknya.

Page 62: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

49

BAB IV

NILAI NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT

PENGANTINDI DESA MUARA MADRAS

A. Pengertian Nilai dan Estetika

1. Pengertian Nilai

Nilai adalah pandangan objektif seseorang atas dasar prilaku yang

disesuaikan dengan keadaan-keadaan dalam keseharian. Perilaku ini diaggap

memiliki kegunaan dan juga berharga bagi dirinya sendiri ataupun orang lain.64

Adapun pengertian nilai menurut para ahli antara, lain sebagai berikut:

Menurut Mulyana Rohmat, nilai adalah bagian keyakinan serta kepercayaan

yang menjadi rujukan seseorang untuk melakukan tindakan sosial kepada orang

lain, tindakan ini sendiri di dasari pada perasaan dan juga pengaruh hubungan

sosial yang dijalaninya.65

Menurut Lorens Bagus, nilai dalam bahasa inggris value, bahasa latin valere

(berguna, mampu akan, berdaya, kuat); Nilai ditinjau dari segi keistimewaan

adalah apa yang dihargai sebagai sesuatu kebaikan; Lawan dari nilai positif adalah

tidak bernilai atau nilai negatif;66

Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai adalah anggapan seseorang terhadap

sesuatu hal yang berkarakteristik abstrak, namun hal tersebut menjadi pedoman

bagi kehidupan dalam bermasyarakat, nilai erat kaitannya dengan tindakan sosial

yang dilakukan oleh manusia kepada lingkungan sekitar.

2. Pengertian Estetika

Secara etimologis, istilah “estetika” berasal dari bahasa Latin “aestheticus”

atau bahasa Yunani “aestheticos” yang artinya merasa atau hal-hal yang dapat

diserap oleh panca indera manusia. Estetika sebagai ilmu tentang seni dan

keindahan pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten

(1714-1762),seorang filsuf Jerman.

64Dosen Sosiologi, Pengertian Nilai, di akses melalui alamat http://www.dosensosiologi.

com/2018/05/pengertiannilai.html,tanggal 11 oktober 2019. 65Mulyana Rohmat, Mengatikulasikan pendidikan nilai (Bandung: Alfabeta, 2004), 9. 66Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), 98.

Page 63: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

50

Rumusan Thomas Aquinas yang paling terkenal ialah:’’Keindahan berkaitan

dengan pengetahuan, kita menyebut sesuatu itu indah jika sesuatu itu

menyenangkan mata sang pengamat’’. Di samping tekanan pada pengetahuan,

yang paling mencolok ialah peranan subyek dalam hal keindahan. Rumusan

Thomas yang terkenal lainnya ‘’keindahan harus mencakup tiga kualitas yaitu

integritas atau kelengkapan, proporsi atau keselarasan yang benar, dan

kecermerlangan’’.67

Estetika adalah hal yang mempelajari kualitas keindahan dari obyek,

maupun daya impuls dan pengalaman estetik pencipta dan pengamatannya.

Estetika atau yang sering kita dengar sebuah keindahan mempunyai banyak

makna dan arti, setiap orang mempunyai pengertian yang berbeda antara satu dan

yang lainnya mengenai arti dan makna estetika. Sebab, setiap orang mempunyai

penilaian dan kritera keindahan yang berbeda-beda. Tetapi disini akan mencoba

sedikit memberikan pengertian estetika.

Dalam estetika terdapat tiga aspek yang dapat digunakan untuk menilai

sebuah karya seni: Absolutisme, Anarki, dan Relativisme.

a. Absolutisme, merupakan penilaian sebuah karya seni yang mutlak, tidak

dapat ditawar lagi. Penilaian ini didasarkan pada konvensi atau aturan

yang telah ada.

b. Anarki adalah penilaian berdasarkan pendapat tiap-tiap orang. Penilaian

ini bersifat subjektif dan tidak perlu adanya pertanggungjawaban. Namun,

penilaian tersebut tetap didasarkan pada aturan seni yang berlaku.

c. Relativisme adalah penilaian seseorang yang tidak mutlak (absolut) dan

masih bersifat objektif.

Seni selalu berhubungan dengan estetika karena seni adalah sesuatu yang

indah. Sesuai dengan pengertiannya, estetika adalah ilmu (ajaran atau falsafat)

tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya; kepekaan

terhadap seni dan keindahan. Estetika merupakan salah satu tolok ukur untuk

menilai apakah sebuah seni itu dapat dikatakan bagus atau tidak.

67Mudji Sutrisno, Christ Verhaak. Estetika Filsafat Keindahan (Yogyakarta: Kanisius,

1993) 33.

Page 64: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

51

B. Unsur-unsur Estetika dalam Pakaian Adat Pengantin Melayu

Keseluruhan bagian yang terdapat dalam pakaian tersebut merupakan

bentuk pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras. Selain unsur-unsur

bentuk dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa Madras juga memiliki

unsur-unsur desain, karena dalam pakaian adat pengantin Melayu juga memiliki

desain yang indah yang terdapat di dalam motif pakaian pengantin tersebut, antara

lain; Unsur Bentuk, Unsur Warna, Unsur Tema, Unsur motif hias,Unsur garis,

unsur Texture (Rasa Permukaan Bahan).

1. Unsur Bentuk

Unsur bentuk adalah unsur ruang dan waktu. Ruang dalam pakaian adat

pengantin Melayu di Desa Muara Madras merupakan ruang nyata karena bentuk

dan ruang dalam pakaian adat pengantin di Desa Muara Madras benar-benar dapat

dibuktikan dengan indera peraba. Selain unsur ruang, waktupun dibutuhkan untuk

menikmati dan memahami suatu karya seni, sebab dalam menghayati suatu karya

seni tidak dapat hanya berlangsung secara simultan tetapi secara bertahap untuk

mencapai kedalaman estetika.

2. Unsur Warna

Unsur warna yang terdapat dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa

Muara Madras merupakan satu elemen yang sangat penting karena pada pakaian,

tata rias kepala, dan perhiasan pada pakaian tersebut memiliki warna. Warna

dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras tidak hanya

berfungsi untuk memperindah tampilan pakaian saja, tetapi juga memiliki peran

penting karena dalam warna tersebut terdapat simbol. Warna merah pada pakaian

merupakan simbol kegembiraan pengantin yang sedang mengadakan pesta

pernikahan, warna hijau simbol dari budi luhur pengantin, dan warna emas

merupakan simbol kebesaran dan keagungan bagi pengantin.

3. Unsur Tema

Pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras juga memiliki makna

yaitu berupa tuntunan dalam hidup. Makna tersebut merupakan tema pokok dalam

pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras yang menjadi kunci

Page 65: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

52

pemahaman orang terhadap pakaian adat pengantin adat Melayu di Desa Muara

Madras, sesuai dengan asas tema (the principle of theme).

Selain sebagai tuntunan hidup yang menjadi tema pokok yang ada di Desa

Muara Madras dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras juga

terdapat tema-tema lain seperti mengenai cara bersikap, aturan hidup, keagungan

dan sifat religius dari diri pengantin. Makna-makna lain itu menjadi tema-tema

lain dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras hal ini sesuai

dengan asas variasi menurut tema (the principle of thematic variation).

4. Unsur Motif Hias

Objek dalam motif pakain adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras

bersumber pada alam yaitu seperti motif bunga-bunga dan dedaunan karena sesuai

dengan pandangan hidup masyarakat Melayu di Desa Muara Madras yaitu alam

takambang jadi guru (alam yang terbentang dijadikan guru) yaitu memanfaatkan

alam sebagai sarana belajar baik yang tersirat maupun yang tersurat.68 Manfaat

belajar kepada alam adalah:

a) Orang yang belajar dari alam memanfaatkan kecerdasannya dengan baik.

b) Orang yang belajar dari alam pada dasarnya belajar langsung dari Allah.

c) Alam takambang jadi guru membuat manusia jadi kreatif.

d) Alam takambang jadi guru mendekatkan manusia dengan Allah.

e) Orang yang belajar dari alam akan mampu mengelola konflik dengan baik.

f) Berguru pada alam membuat manusia lebih memahami hakikat dirinya.

g) Orang yang berguru pada alam, berarti telah menerapkan Adat Basandi Syarak,

Syarak Basandi Kitabullah.

5. Unsur garis

Pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras tercermin dalam

motif yang ada dalam pakaian tersebut. Garis yang menyatu antara dua titik yang

dihubungkan dan tergores di dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa

Muara Madras menjadikan pakaian adat pengantin tersebut tampak indah. Unsur

garis yang terdapat dalam motif pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara

68Badrul Amin, Ketua Lembaga Adat Desa Muara Madras, Wawancara dengan Penulis,

11 Oktober 2019, Kabupten Merangin, Rekaman Audio.

Page 66: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

53

Madras adalah garis yang bersifat non formal karena garis tersebut merupakan

garis non geometrik bersifat tidak resmi dan cukup luwes, lembut, dan lemah

gemulai.

Garis yang lembut dan luwes dalam pakaian adat pengantin Melayu tersebut

sesuai dengan sikap hidup masyarakat Melayu di Desa Muara Madras yang

mengutamakan keluwesan, lemah lembut dan santun dalam bergaul agar tidak

terjadi perselisihan. Motif yang terdapat dalam pakaian adat pengantin Melayu di

Desa Muara Madras memiliki bentuk penggambaran secara stilisasi yaitu untuk

mencapai keindahannya dengan cara menggayakan setiap kontur pada objek, hal

ini sesuai dengan unsur-unsur desain yang petama yaitu Unsur bentuk (Shape).

6. Unsur Texture (rasa permukaan bahan)

Unsur texture yang terdapat dalam pakaian adat pengantin Melayu di desa

Muara Madras merupakan artificial texture (tekstur buatan). Pakaian adat

pengantin Melayu di Desa Muara Madras memakai kain yaitu kain beledru dan

logam sebagai bahan yang memang sengaja di buat untuk memberikan rasa

tertentu pada permukaan bahan. Pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara

Madras terdapat unsur tekstur pada baju yang lembut dari kain beledru

mencerminkan sifat masyarakat Melayu yang lembut dalam bersikap dan

mengutamakan sikap saling menghormati dan menghargai.

Asas-asas Pakaian Adat Pengantin Melayu, pemahaman sangat diperlukan

dalam menilai suatu karya seni, pentingnya pemahaman dalam menilai segala

sesuatu juga diyakini oleh masyarakat Melayu, dalam memahami sesuatu

seseorang akan memerlukan waktu untuk berpikir. Keindahan pada pakaian adat

pengantin Melayu di Desa Muara Madras juga memiliki ciri-ciri estetis seperti

yang dikemukakan oleh Dewitt H. Parker antaralain: asas kesatuan utuh (the

principle of organic unity), asas keseimbangan (the principle of balance), asas

perkembangan (the principle of evolution), asas tata jenjang(the principle of

hierarchy).

Dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras semua unsur

yang terdapat di dalam pakaian tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh

Page 67: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

54

karena semua unsur tersebut saling melengkapi dan sama-sama dibutuhkan untuk

kesempurnaan pakaian adat pengantin ini, hal ini sesuai dengan asas kesatuan

utuh (the principle of organic unity).

Dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras terdapat

unsur-unsur yang bertentangan seperti motif dan warna yang terdapat dalam

pakaian tersebut tetapi walaupun berlawanan keduanya saling memerlukan dalam

menciptakan suatu kebulatan sehingga dapat menimbulkan keindahan sebab

keindahan tersusun tidak hanya dari berbagai keselarasan saja tetapi juga dari

perlawanan dari garis, warna, dan bentuk, ini sesuai dengan asas keseimbangan

(the principle of balance).

Kesatuan proses dari awal sampai akhir yang menciptakan suatu makna

yang menyeluruh tercermin dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara

Madras yaitu pada bagian-bagian yang terdapat dalam pakaian seperti pada

pakaian (baju kebaya) , tata rias pada kepala dan perhiasan, antar bagian yang satu

dengan bagian yang lain memiliki kesinambungan yaitu berisi tuntunan kehidupan

bagi manusia, ini sesuai dengan asas perkembangan (the principle of evolution).

Asas yang terakhir adalah asas tata jenjang (the principle of hierarchy)

maksudnya satu unsur yang memegang kedudukan penting dan mendukung tema

dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras yaitu berupa makna.

Dalam setiap bagian pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras selalu

memiliki makna penting. Makna dikatakan suatu unsur utama dalam pakaian adat

pengantin ini.

Jenis pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras, pakaian

pengantin tersebut antara lain:

1. Pakaian Pengantin Wanita

a. Baju kebaya

Pengantin wanita di daerah Melayu terutama di Desa Muara Madras

memakai baju kebaya pada saat acara pernikahannya. Bahan baju kebaya ini

terbuat dari bahan kain sutera karena sifatnya yang sangat halus di kulit, dingin,

menyerap keringat dan warnanya tahan lama, biasanya kerwarna kuning

Page 68: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

55

keemasan.69Bentuknya yang sederhana bisa dikatakan sebagai wujud

kesederhanaan masyarakat Desa Muara Madras, karena kebaya juga menyimpan

sebuah filosofi tersendiri, sebuah filosofi yang mengandung nilai-nilai kehidupan

seperti kepatuhan, kehalusan, dan tindak tanduk wanita yang harus serba lembut,

mengenakan kebaya akan membuat wanita yang mengenakannya berubah menjadi

seorang wanita yang anggun dan mempunyai kepribadian.

b. Kain songket bertingkat

Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa

Indonesia, yang berarti ‘’mengait’’ atau ‘’mencungkil’’. Hal ini berkaitan dengan

metode pembuatannya, mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun dan

kemudian menyelipkan benang emas, Songket adalah jenis kain tenunan

tradisional Melayu, Songket merupakan karya seni yang sangat kaya kadar

filosofi, ajaran, dan nilai-nilai kehidupan.

Tenun songket adalah seni kerajinan yang cukup tua di Nusantara dan masih

bertahan hinggá sekarang. Di Melayu, faktor yang membuat tenun songket masih

bertahan adalah karena masyarakat Melayu hingga kini masih kuat

mempertahankan adat dan budayanya dan kain songket menjadi properti yang

wajib dalam setiap pelaksanaan upacara adat, kain songket ini memang

merupakan pasangan baju kebaya tradisional Melayu.

Cara pemakaian kain songket ini tidak berbeda dengan pemakaian sarung

lainnya. Kain ini dibelitkan pada badan dengan kepala sarung boleh terletak pada

bagian depan atau pada bagian belakang. Dalam upacara adat pernikahan, pada

umumnya motif songket yang digunakan untuk pengantin wanita adalah rencong

ajik dan pada kepala kainnya mempunyai motif pucuk rebung.70

69Syarana, Penata Rias Pengantin, Wawancara dengan Penulis, 11 Oktober 2019,

Kabupaten Merangin, Rekaman Audio. 70Syarana, Penata Rias Pengantin, Wawancara dengan Penulis, 11 Oktober 2019,

Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Page 69: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

56

2. Pakaian Pengantin Pria71

a. Jubah hijau

Pakaian pengantin pria di daerah Desa Muara Madras di pengaruhi oleh

unsur-unsur dari luar yaitu baju jubah dari Arab. Pakaian pengantin tersebut

bernama jubah. Baju jubah terbuat dari kain katun atau kain sutera yang pinggir

jahitan juga memakai benang emas, baju jubah merupakan pakaian longgar, yang

kedua lengannya pun longgar, bagian depannya terbelah, biasanya di pakai untuk

lapisan luar dari baju gamis. Adapun makna dari warna hijau yaitu melambangkan

kesuburan, kemakmuran, kehidupan sementara makna filosofis dari berjubah

adalah menjaga diri dari kehinaan, dengan menutup aurat lahiriah maupun aurat

batiniyah, artinya karena berjubah, maka tidak boleh lagi menampakkan aib-aib

dari sifat buruk seperti sombong,iri, dengki dan lain sebagainya, dengan berjubah

menjadi simbol baiknya akhlak seseorang.

b. Gamis Putih

Berdasarkan etimologi kata gamis berasal dari Arab yaitu ‘’qomish’’ artinya

pakaian terusan dari bagian atas tubuh sampai pertengahan betis atau mata kaki.

Gamis yang di pakai oleh pengantin pria biasanya berwarna putih pada acara

pernikahan adat Melayu, adapun makna dari warna putih yaitu melambangkan

kesucian.

c. Sorban / serban

Sorban atau serban adalah salah satu jenis pakaian yang dikenakan di

kepala, bentuk dari sorban atau serban ini berupa kain panjang dan lebar yang

biasanya berwarna putih dengan motif garis-garis berwarna merah, hitam dan

sebagainya.

d. Igal

Ikatan yang dipakai di kepala untuk laki-laki bangsa Arab (diikatkan diatas

kain penutup kepala supaya kain itu tidak jatuh).

71 Muktaruddin, panduan pakaian adat pengantin Melayu, Muara Madras: tulisan

latin, 13-17.

Page 70: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

57

Selain pakaian juga digunakan tata rias pada kepala atau aturan berdandan

atau berhias pada kepala. Pada pernikahan, tata rias tidak hanya sekedar menarik

perhatian orang, tapi juga dapat menciptakan suasana resmi dan khidmat sehingga

perujudannya tidak hanya mewah dan meriah saja, namun mengandung lambang-

lambang dan makna tertentu sebagai pengungkapan pesan-pesan hidup yang

hendak disampaikan. Apabila tata rias pengantin tampak mewah dan meriah, hal

ini tidak terlepas dari tujuan utama penyelenggaraan upacara pernikahan, yaitu

dapat menarik perhatian dari semua yang hadir, dan diharapkan pengakuan sosial

secara syah sebagai suami isteri.

Tata rias yang digunakan dalam Pernikahan adat Melayu di Desa Muara

madras adalah:

1. Tata Rias Pada Kepala Pengantin Wanita

Tata rias pada kepala pengantin wanita dinamakan sunting. Di desa Muara

Madras sunting yang dipakai dinamakan Sunting kipas rimbun. Motif-motif yang

digunakan sebagai unsur-unsur dari sunting tersebut di sesuaikan dengan

keadaanalam sekitarnya. Motif yang di gunakan tidak hanya berbentuk bunga-

bunga tetapi juga menggunakan motif-motif yang bergaris-garis seperti anyaman

karena berpedoman pada kerajinan tangan masyarakat sekitar yaitu mengayam

tikar, bakul dan sebagainya.72

Hal ini sesuai dengan pandangan hidup suku bangsa Melayu alam

takambang jadi guru, yaitu di dalam tata rias pengantin alam sekitar dijadikan

sebagai pedoman dalam menciptakan motif-motif untuk tata rias pengantin.

Sunting ini memiliki fungsi untuk memukau atau menarik perhatian para tamu

yang hadir dalam upacara pernikahan, agar mendapat pengakuan sebagai suami

istri. Bahan yang dipergunakan untuk sunting adalah manik-manik, benang.

2. Tata Rias Pada Kepala Pengantin Pria

Di Desa Muara Madras tata rias pada kepala pengantin pria dinamakan agal

atau igal. Agal atau igal merupakan penutup kepala pengantin pria yang terbuat

72Syarana, Penata Rias Pengantin, Wawancara dengan Penulis, 11 Oktober 2019, Kabupten

Merangin, Rekaman Audio.

Page 71: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

58

dari kain sutera yaitu kain tenun dari Melayu. Di atas igal di pasang ikek atau ikat

yang terbuat dari emas atau perak. Bentuk ikek dibuat seperti mahkota raja pada

zaman kerajaan dahulu.

Dalam upacara pernikahan, perhiasan tidak sekedar berfungsi untuk

memperindah penampilan saja tetapi juga mempunyai makna yang tersimpan di

dalamnya. Perhiasan yang digunakan dalam upacara pernikahan adalah:

1. Perhiasan Pengantin Wanita.

Perhiasan yang digunakan pengantin wanita dalam upacara pernikahan adat

Melayu di Desa Muara Madras adalah:

a. Kalung, Kalung yang dipakai oleh pengantin wanita di Desa Muara Madras

sebanyak lima buah.

b. Gelang, Gelang yang dipakai oleh pengantin wanita di Desa Muara Madras

terdiri dari bermacam-macam jenis seperti, gelang manik, gelang kuningan.

2. Perhiasan Pengantin Pria.

Pengantin Pria di Desa Muara Madras tidak memakai perhiasan.

C. Teori Estetika Dalam Pakaian Adat Pengantin Melayu

Teori estetika yang digagas oleh Thomas Aquinas tentang keindahan,

bahwa keindahan terjadi jika pengarahan si subyek muncul lewat kontemplasi

atau pengetahuan inderawi. Nilai estetika dapat diketahui melalui simbol dan

sifatnya seperti estetika subyektif dan estetika obyektif.

1. Teori estetik formil

Teori ini menyatakan bahwa keindahan luar bangunan menyangkut

persoalan bentuk dan warna. Teori beranggapan bahwa keindahan merupakan

hasil formil dari ketinggian, lebar, ukuran (dimensi) dan warna. Rasa indah

merupakan emosi langsung yang diakibatkan oleh bentuk tanpa memandang

konsep-konsep lain. Teori ini menuntut konsep ideal yang absolut yang dituju

oleh bentuk-bentuk indah, mengarah pada mistik.73

2.Teori estetik ekspresionis

73Ibid

Page 72: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

59

Teori ini beranggapan bahwa keindahan karya seni terutama tergantung

pada apa yang diekspresikannya. Dalam arsitektur keindahan dihasilkan oleh

ekspresi yang paling sempurna antara kekuatan gaya tarik dan kekuatan bahan

(material). Kini anggapan dasar utama keindahan arsitektur adalah ekspresi fungsi

atau kegunaan suatu bangunan.74

3. Teori estetik psikologis

Menurut Teori ini keindahan mempunyai 3 aspek yaitu Pertama, keindahan

dalam arsitektur merupakan irama yang sederhana dan mudah. Dalam arsitektur

pengamat merasa dirinya mengerjakan apa yang dilakukan bangunan dengan cara

sederhana, mudah dan luwes. Kedua, keindahan merupakan akibat dari emosi

yang hanya dapat diperlihatkan dengan prosedur Psikoanalistik. Karya seni

mendapat kekuatan keindahannya dari reaksi yang berbeda secara keseluruhan.

Ketiga, keindahan merupakan akibat rasa kepuasan si pengamat sendiri terhadap

obyek yang dilihatnya.75

Ketiga teori ini merupakan manifestasi untuk menerangkan keindahan dari

macam-macam sudut pandang yaitu secara mistik, emosional atau ilmiah

intelektual.

Nilai estetika dapat diketahui melalui simbol dan sifatnya seperti estetika

subyektif dan estetika obyektif.Ada dua teori tentang keindahan, yaitu yang

bersifat subyektif dan obyektif.

1. Keindahan subyektif ialah keindahan yang ada pada mata yang memandang.

2. Keindahan obyektif ialah menempatkan keindahan pada benda yang dilihat.

Dari pandangan tersebut dapat di katakan bahwa estetika memiliki dua teori

secara lebih sederhana teori estetika subyektif ialah menekankan pada

penganalisaan seseorang. Maksudnya Teori ini menyatakan bahwa nilai adalah

sepenuhnya tergantung pada pengalaman manusia mengenai nilai itu,sedangkan

estetika obyektif merupakan teori yang menekankan pada penganalisaan benda

seni atau karya yang sudah ada. pada pokoknya berpendapat bahwa nilai-nilai

74Ibid 34. 75Ibid

Page 73: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

60

merupakan unsur-unsur yang tersatu padukan,obyektif dan aktif dari realita

metafisis.76

Teori-teori yang dikemukakan Herbert Read, mengenai teori objektif dan

teori subjektif

1. Teori Objektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan

nilai estetik adalah sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada bentuk

indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.

2. Teori Subjektif menyatakan bahwa ciri–ciri yang menciptakan keindahan suatu

benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang

mengamati sesuatu benda.

Orang dapat menyebut serangkaian pakaian adat pengantin Melayu yang

sangat berwarna-warni sebagai hal yang indah dan suatu pemandangan seni yang

indah pula. Orang juga dapat menilai bentuk-bentuknya, motif-motifnya dalam hal

ini penilaian estetika bersifat objektif, sementara penilaian estetika bersifat

subjektif apabila penilaian seseorang menggunakan perasaan maka sebab

keindahan suatu benda.

Estetika dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras

diwujudkan dengan adanya bentuk struktur pakaian adat pengantin Melayu yang

terdiri dari tiga bagian yaitu pakaian, tata rias pada kepala dan perhiasan. Selain

itu pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras juga memiliki makna

yang menjadi acuan dan pegangan dalam hidup. Kesemuanya ini merupakan

unsur pokok dalam pakaian adat pengantin Melayu yang mencerminkan bentuk

dari pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras.77

Pakaian pengantin terdiri dari pengantin wanita dan pengantin pria.

Pengantin wanitamemakai baju kebaya yang merupakan bentuk dari pakaian

pengantin yang dilengkapi dengan kain songket sebagai bawahannya dan kain

kembat dan selendangnya. Pengantin pria memakai baju jubah hijau yaitu

76Mudji Sutrisno, Christ Verhaak. Estetika Filsafat Keindahan (Yogyakarta: Kanisius,

1993) 36. 77Badrul Amin, Ketua Lembaga Adat Desa Muara Madras, Wawancara dengan Penulis, 11

Oktober 2019, Kabupten Merangin, Rekaman Audio.

Page 74: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

61

menyerupai pakaian arab dengan gamis putih, sorban. Pada kepala pengantin

wanitadipasang sunting dan bunga sebagai bentuk tata rias pada kepala sedangkan

pengantin priamemakai agal. Bentuk perhiasan dalam pakaian adat pengantin

wanita terdiri dari kalung, dan gelang sedangkan pengantin pria tidakmemakai

perhiasan.

Adapun unsur-unsur lain yang merupakan pendukung dari pakaian adat

pengantin Melayu di Desa Muara Madras sendiri yaitu bentuk pakaian yang

tersusun secara harmonis sesuai dengan ketentuan-ketentuannya. Adat Melayu di

Desa Muara Madras masyarakat Melayu kaya akan simbol yang berisi

mengenaipesan dan tata cara atau aturan dalam bersikap yang diamalkan oleh

masyarakatnya. Pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras juga

terdapat berbagai simbol yang memiliki makna tertentu yang ada di dalam suatu

masyarakat. Simbolisme yang terdapat dalam pakaian adat pengantin Melayu di

Desa Muara Madras menggambarkan bahwa dalam setiap unsur yang ada dalam

pakaian yang dipakai oleh kedua pengantin mulai dari kepala sampai kaki

memiliki makna-makna berupa ajaran bagi tingkah laku manusia, sehingga orang

yang melihat pakaian tersebut secara keseluruhan tidak hanya menikmati susunan,

bentuk dan warnanya saja tetapi mengerti juga mengenai makna yang terkandung

di dalamnya. Simbolisme tersebut dapat terlihat dari pakaian, tata rias pada kepala

dan perhiasan.

1. Simbolisme pada Pakaian78

a. Pakaian pengantin wanita

Pengantin wanita di Desa Muara Madras memakai:

1) Baju Kebaya, dengan bahan kain borkat. Motif dari hiasan ini terdiridari

bunga-bungaan dan dilingkari dengan benang emas, merupakan

penyimbolan dari kemurnian wanita yang menjadi pengantin. Seorang

wanita di Melayu selalu menjaga dirinya dari segala sesuatu yang dapat

mencermarkan nama baiknya dan selalu menempatkan dirinya padaaturan

adat yang bersendikan kepada ajaran agama Islam.

78 Muktaruddin, panduan pakaian adat pengantin Melayu, Muara Madras: tulisan latin, 3-12.

Page 75: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

62

2) Kain Songket, sebagai bawahan baju kebaya merupakan simbol dari

segala sesuatu harus diletakkan pada tempatnya sertamelambangkan sifat

religius si pemakainya.Setiap kaum wanita di Melayu selalu menjaga sifat

religiusnya karena apabila seorang wanita menikah maka ia akanmenjadi

ibu dan mengajarkan agama Islam kepada anak-anaknyaoleh karena itu

wanita di Melayu harus paham mengenaiagama.

3) Selendang, yaitu selendang yang dililitkan menutupi dada dan kedua

ujungnya menghadap ke belakang, serta pada bagiandepannya tidak boleh

disulam dan pada bagian belakangnya bolehdi sulam, merupakan simbol

dari ada bagian tubuh wanita yangtidak boleh diperlihatkan kepada orang

lain atau yang merupakan rahasia bagi seorang wanita dan tidak boleh

diketahui orang lain. Kemurnian seorang wanita di Melayu tercermin dari

tingkah lakunya yang tidak bertentangan dengan ajaran adat dan agama

dan hal ini dapat tercermin pula daripakaiannya.

4) Ikat pinggang, pada pengantin wanita melambangkan ikatan suci atau

perjanjian suci yang harus dijaga, sebagai tanda kepatuhan terhadap

suami.

5) Ratai / Teratai, dikenakan pada leher untuk menutupi bagian dada,

pengantin wanita melambangkan kesungguhan menjadi seorang istri dan

kesangupan untuk membina keluarga yang harmonis.

b. Pakaian pengantin pria.79

Pengantin pria didaerah Melayu memakai:

1) Baju jubah, biasanya berwarna hijau terbuat dari bahan beledru yang

ditaburi dengan benang emas dan pada pinggir jahitan juga memakai

benang emas. Pada ujung lengan baju diberi renda dan pada bagian bahu

atau kerahnya diberi rendayang disebut renda batanti, merupakan simbol

dari kebesaran dan keagungan pengantin yang bersangkutan. Seorang pria

yang sedang melaksanakan pernikahan diperlakukanseperti raja sehari,

79 ibid

Page 76: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

63

oleh karena itu kebesaran dan keagungannya tercermin pada renda batanti

yang terdapat pada pakaianpengantinnya.

2) Gamis putih pada pakaian pengantin priamerupakan simbol dari kesucian

pernikahan. Pernikahan merupakan suatu ikatan yang suci yang terjalin

antara pria dan wanita karena telah disahkan oleh adat dan agama.

Kesucian dalam suatu pernikahan harus tetap dijaga, oleh karena itu kedua

pengantin harus tahu hak dan kewajibannya sebagai suami isteri.

3) Sorban yang terbuat dari bahan kain sutera, merupakan simbol religi atau

budi luhur seorang pria yang menjadi pemimpin atau iman dalam

keluarga. Seorang pria di Melayu harus memiliki budi luhur karena ia

tidak hanya akan membimbing dan mengawasianak dan keluarganya saja

tetapi juga membimbing kemenakannya karena fungsi seorang pria di

Melayu tidak hanya sebagai bapak yang baik bagi anaknya tetapi juga

sebagai mamak bagikemenakannya.

2. Simbolisme Tata rias Pada Kepala

a. Tata rias pada kepala pengantin wanita

Sunting berarti pengantin wanita yang dilambangkan dengan bunga yang

sedang mekar. Ini merupakan simbol dari pengantin wanita yang dipersunting

oleh pengantin pria. Sunting ini memiliki fungsi untuk memukau atau menarik

perhatianpara tamu yang hadir dalam upacara pernikahan, agar

mendapatpengakuan sebagai suami istri. Bahan yang dipergunakan adalah emas,

perak atau imitasi yang berwarna kuningemas. Pemakaian warna ini simbol dari

kebesaran dan keagunganbagi pengantin.

Keagungan pengantin wanita dikarenakan bahwa pernikahan tersebut sangat

penting dan agungbagi seorang wanita di Melayu, seorang wanita belum merasa

lengkap hidupnya apabila belum bersuami atau menikah, begitu pentingnya

pernikahan bagi wanita di Melayu sehingga untuk melaksanakan upacara

pernikahanpun diperbolehkan untuk menjual harta pusaka keluarga, karena

apabila seorang wanita di Melayu belum bersuami maka tidak hanya menjadi aib

bagi dirinya sendiri tetapi bagi seluruh keluarga besarnya, oleh karena itu pesta

Page 77: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

64

pernikahanpun diselenggarakan semeriah mungkin.Keagungan pengantin

wanitapun terlihat pada simbol warna emas yang terdapat pada sunting yang

dipakai oleh pengantin wanita.

b. Tata rias pada kepala pengantin pria

Pengantin pria di Melayu memakai:

1) Agal atau Igal, merupakan simbol dari tanggungjawab sebagai kepala

keluarga yang harus menafkahi keluarganya baik secara lahir maupun

batin.

2) Kain penutup kepalaatau alas agal merupakan simbol dari seorang pria

yang sudah diikat oleh suatu pernikahan maka harus melindungi

keluarganya dari segala ancaman, menciptakan ketentraman dalam

keluarga, menjaga keharmonisan keluarga.

3. Simbolisme pada Perhiasan

a. Perhiasan pengantin wanita

Perhiasan pengantin wanita meliputi:

1) Bunga, yang diletakkan di telinga kanan dan kiri seperti anting-anting

merupakan simbol dari sepasang pengantin. Pernikahan merupakan

disahkannya secara agama maupun adat hubungan antara pria dan wanita

dalam suatu ikatan suami isteri. Sepasang bunga seperti anting-anting

yang dipakai oleh pengantin wanita di Desa Muara Madras merupakan

simbol dari pria dan wanita yangsedang melakukan pernikahan tersebut.

2) Kalung, di pakai oleh pengantin wanita di Desa Muara Madras sebanyak

lima buah merupakan simbol dari rukun Islam. Selain itu kalung juga

melambangkan perasaan gembira, bahwa pengantin tersebut sedang

bergembira, serta suatu simbol bahwa telah terjadi ikatan antara pengantin

pria dengan pengantin wanita serta keluarga besar.

3) Gelang merupakan simbol dari isyarat dalam menjangkau sesuatu ada

batasnya. Gelang adalah perhiasan yang melingkari tangan dan tangan

dipergunakan untuk menjangkau dan mengerjakan sesuatu. Terhadap

gelang ini diibaratkan bahwa semuanya itu ada batasnya. Terlampau jauh

Page 78: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

65

jangkauan maka akan tersangkut oleh gelang. Maksudnya dalam

mengerjakan sesuatu harus disesuaikan dengan batas kemampuan.

b. Perhiasan pengantin pria

Perhiasan pengantin pria yaitu kundai yang berisi sekapur sirih

melambangkan dalam suatu pernikahan seorang suami harus memberikan nafkah

yang halal untuk istri serta anak-anaknya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan penulis dengan ibu Yanti Erpia selaku

warga di Desa Muara Madras, beliau menyatakan:

[P]akaian adat pengantin Melayu memiliki nilai-nilai estetika yang tinggi, bisa

kita lihat dari bentuk, motif, warna serta simbol-simbol kehidupan yang

terkandung dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras ini,

bukan hanya desain dari pakaian adat pengantin Melayu yang indah namun

asesorisnya juga sangat menarik perhatian.80

Berdasarkan penelitian penulis bahwa yang memahami tentang makna dan

nilai-nilai estetika yang terkandung dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa

Muara Madras hanya orang yang sudah berusia lanjut sementara untuk generasi

muda belum banyak yang mengetahui tentang hal tersebut. Oleh karena itu

penulis memaparkan gambaran umum pakaian adat pengantin Melayu secara

rinci, guna untuk menambah wawasan generasi muda agar pelestarian budaya

tetap terjaga hingga akhir zaman nanti.

80Yanti Erpia, Warga Desa Muara Madras. Wawancara dengan penulis. 14 Oktober 2019.

Kabupaten Merangin. Rekaman Audio.

Page 79: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

66

BAB V

PENUTUP

C. Kesimpulan

Kesimpulan utama dari skripsi ini yaitu nilai-nilai estetika dalam

pakaian adat pengantin Melayu dilihat dengan teori estetika, unsur estetika

serta sejarah pakaian tersebut adalah keseluruhan unsur dalam pakaian adat

pengantin Melayu di Desa Muara Madras memiliki nilai keindahan. Hal ini

didapatkan dengan adanya bentuk–bentuk dan susunan yang terangkum

dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras. Perwujudan

bentuk pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras dengan

menekankan pada bentuk pakaian dan motif serta adanya permainan warna

yang membuat pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras

memiliki nilai estetis yang tinggi. Pakaian adat pengantin Melayu di Desa

Muara Madras memiliki simbol -simbol yang berisi pesan tentang tuntunan

dalam kehidupan yang dapat memberikan arah yang baik dalam hidup.

Tujuan dari tuntunan kehidupan tersebut adalah menjaga segala bentuk

perilaku agar mencapai kehidupan yang bahagia dengan mengutamakan

simbol dan yang mengamalkan ada budi pekerti yang baik. Adat

Keserangkuman di dalam pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara

Madras memperkuat unsur keindahan yang ada dalam pakaian adat pengantin

tersebut.

Berdasarkan kesimpulan utama diatas akan dilengkapi oleh kesimpulan dari

sub bab sebagai berikut:

1. Teori estetika yang digagas oleh Thomas Aquinas tentang keindahan, bahwa

keindahan terjadi jika pengarahan si subyek muncul lewat kontemplasi atau

pengetahuan inderawi. Nilai estetika dapat diketahui melalui simbol dan

sifatnya seperti estetika subyektif dan estetika obyektif, teori estetika yang

digunakan dalam pakaian adat pengantin Melayu bersifat subjektif dan objektif

sehingga keindahan yang terdapat didalamnya bisa dilhat dari sudut pandang

yang berbeda.

Page 80: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

67

2. Unsur-unsur pakaian adat pengantin Melayu di Desa Madras juga memiliki

unsur-unsur desain, karena dalam pakaian adat pengantin Melayu juga

memiliki desain yang indah yang terdapat di dalam motif pakaian pengantin

tersebut, antara lain; Unsur Garis, Unsur Shape (Bangun), Unsur Texture (Rasa

Permukaan Bahan), Unsur Warna, Ruang dan Waktu. Keindahan dalam

pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras memanfaatkan medium

yang berbeda-beda.

3. Sejarah dan perkembangan pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara

Madras. Pada awalnya pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras

merupakan pakaian yang berasal dari Arab yaitu jubah berwarna hijau yang

dikenakan oleh mempelai laki-laki sementara asesoris lainnya dibuat oleh

masyarakat Melayu itu sendiri dan pakaian adat yang dikenakan oleh

mempelai wanita itu berupa kipas sunting itu berasal dari budaya Cina

sementara untuk pakaian yang digunakan adalah baju kebaya yang berasal dari

Suku Melayu dibuat oleh nenek moyang pada zaman dahulu.Perkembangan

sebagian dari bentuk pakaian adat pengantin Melayu di Desa Muara Madras,

sudah mengalami modernisasi seperti kain songket dulu terdiri dari tujuh lapis

dengan warna yang berbeda, setelah adanya modernisasi maka kain songket

yang tujuh lapis tersebut dijahit menjadi satu kain songket bertingkat dengan

potongan kecil kain songket yang berbeda warnanya. Perhiasan pada pengantin

wanita seperti gelang dan kalung dulu terbuang dari uang logam yang

dirangkai, namun sudah mengalami modernisasi sekarang diganti dengan

manik-manik yang berwarna keemasan dan sebagainya.

B. Implikasi Penelitian

1. Kepada pihak pemerintah Kabupaten Merangin, menyadari telah

memudarnya unsur-unsur kebudayaan terutama dalam masalah pakaian

adat pengantin Melayu, perhiasan dan kelengkapannya terutama dalam

masyarakat Desa Muara Madras maka perlu usaha efektif untuk

menginventarisasi, menganalisa dan menyebarluaskan informasi budaya

keseluruhan lapisan masyarakat.

Page 81: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

68

2. Kepada masyarakat untuk senantiasa mempertahankan Ilmu yang telah di

dapatkan dan senantiasa mempererat ukhuwah islamiyah di antara mereka.

3. Kepada mahasiswa jurusan Aqidah dan Filsafat Islam, kiranya dapat

melakukanpenelitian yang lebih konfrensip tentang Aqidah dan Filsafat

Islam, terutama di bidang kebudayaan, karena menurut penulis masih

banyak cakupan masalah yang bermanfaat bagi pengembangan sejarah dan

kebudayaan Islam belum tersentuh dalam wilayah garapan akademik.

Page 82: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

DAFTAR PUSTAKA

A. Al-Qur’an

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta:

Departemen Agama RI, 2004.

B. Buku

Arikunto, Suhaimi. prosedur penelitan. Jakarta: Bumi Aksara, 1989.

Bagus, Lorens. Kamus Filsafat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2002.

Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Press, 2014.

Djelantik, Estetika: Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan,

2004.

Harold H et.al., Persoalan-persoalan Filsafat Jakarta: PT Bulan Bintang. 1984.

Husein Umar. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali

Pers, 2011.

Ihromi. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2006.

Koentjaraningrat. Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Maryaeni. Metode Penelitian Budaya. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005.

Moleong, Lexi J.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2017.

Muktaruddin, panduan pakaian adat pengantin Melayu, Muara Madras: tulisan

latin. 1922.

Mulyana, Deddy. Komunikasi Antar Budaya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2009.

Ridwan. Metode dan Teknik menyusun proposal penelitian . cet. II; Bandung:CV.

Alfabeta, 2009.

Rohmat, Mulyana. Mengatikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta, 2004.

Ruslan, Rosadi. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta:

Rajawali Pers, 2010.

Soekanto, Soerjono Sosiologi Suatu Pengantar .Cet. 33; Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2002.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Yayasan Penerbit

Universitas Indonesia, 1975.

Suryabrata , Sumadi. Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers 2012.

Sutrisno, Mudji. et.al., Estetika Filsafat Keindahan. Yogyakarta: Kanisius. 1993.

C. Karya Ilmiah

Nurlaelah, ‘’Makna Simbolik Pakaian Adat Pengantin Bugis di Kabupaten

Sinjai’’.Skripsi. 2014.

Lukman.’' Arti dan Lambang Busana Tradisional Suku Sasak’’. Penelitian.2006.

Page 83: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

Siandari, Apriliasti. ‘’Makna Simbolis Pakaian Adat Pengantin Suku Sasak

Lombok, Nusa Tenggara Barat’’.Skripsi. 2013.

Sandra, Eki.‘’Makna Simbolik Pakaian Upacara Adat Melayu Kota

Tanjungpinang Kepulauan Riau’’. Jurnal.Riau: Universitas Maritim Raja

Alin Haji.2017.

Zakiah.‘’Nilai Estetik Batik Tulis Pewarna Alam Karya Industri Kebon Indah

Bayat, Klaten, Jawa Tengah’’. Skripsi. Yogyakarta: UNY.2015.

D. Website

Setiawan, Ebta. Estetika, diakses melalui alamat https://kbbi.web.id/2012-

2019/estetika.html. tanggal 11 November 2019.

Nick, Zangwill. Aesthetic Judgment, standford Encyclopedia of Philosophy, 02-28

2003/10-22-2007. Diakses 07-24-2008.

Saputra, Riki. ‘’Unik,tradisi Jangkat dan Kungkai ini Jadi idola di Jambore PKK

Nasional’’, Diakses melalui alamat http://www.kajanglako.com/2017/10/

Unik-tradisi-Jangkat-dan-Kungkai-ini-Jadi-idola-di-Jambore-PKK-

Nasional, tanggal 08 November 2019.

Webster, Merriam.Aestetic. Merriam-Webster. Diakses tanggal 21 Agustus 2012.

E. Hasil Wawancara

Ali, Safar. Tokoh Agama dan Tokoh Lembaga Adat Desa Muara Madras.

Wawancara dengan penulis. 08 Oktober 2019. Kabupaten Merangin.

Rekaman Audio.

Amin,Badrul. Ketua Lembaga Adat Desa Muara Madras. Wawancara dengan

Penulis. 11 Oktober 2019. Kabupten Merangin. Rekaman Audio.

Amirzan, Kepala Dusun Tanjung Harapan. Wawancara dengan Penulis. 08

Oktober 2019. Kabupaten Merangin. Rekaman Audio.

Ardaina, Tokoh Adat Perempuan. Wawancara dengan penulis. 12 Oktober 2019.

Kabupaten Merangin. Rekaman Audio.

Bakri, Kasim. Kasi Kesos Kecamatan Jangkat. Wawancara dengan Penulis. 10

Oktober 2019. Kabupaten Merangin. Rekaman Audio.

Erpia,Yanti. Warga Desa Muara Madras. Wawancara dengan penulis. 14 Oktober

2019. Kabupaten Merangin. Rekaman Audio.

Fazliah, Penata Rias Pengantin. Wawancara dengan Penulis. 11 Oktober 2019.

Kabupten Merangin. Rekaman Audio.

Hamid,Agusdar. Kepala Desa Muara Madras 2019. Wawancara dengan penulis. 9

Oktober 2019. Kabupaten Merangin. Rekaman Audio.

Mahfuzin, Sekretaris Desa Muara Madras 2019. Wawancara dengan penulis. 9

Oktober 2019.Kabupaten Merangin. Rekaman Audio.

Rosna, Warga Desa Muara Madras. Wawancara dengan penulis. 14 Oktober 2019.

Kabupaten Merangin. Rekaman Audio.

Syarana, Penata Rias Pengantin,.Wawancara dengan Penulis. 12 oktober 2019.

Kabupaten Merangin. Rekaman Audio.

Zulkipli, Kaur Pemerintahan. Wawancara dengan Penulis. 13 Oktober 2019.

Kabupaten Merangin. Rekaman Audio.

Page 84: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

DATA INFORMAN

1. Nama : Kasim Bakri

Umur : 53 Tahun

Pekerjaan : Kasi Kesos Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin.

Alamat : Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin.

2. Nama : Amirzan

Umur : 43Tahun

Pekerjaan : kepala dusun tanjung harapan

Alamat : Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin.

3. Nama : Zulkipli

Umur : 49Tahun

Pekerjaan : Kaur pemerintahan

Alamat : Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin.

4. Nama : Agus Darhamid

Umur : 49Tahun

Pekerjaan : Kepala Desa Muara Madras.

Alamat : Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin.

5. Nama : Mahfuzin

Umur : 39Tahun

Pekerjaan : Sekretaris Desa Muara Madras.

Alamat : Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin.

6. Nama : Syarana

Umur : 56Tahun

Pekerjaan : penata rias pengantin

Alamat : Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin.

7. Nama : Fazliah

Umur : 36Tahun

Pekerjaan : penata rias pengantin

Alamat : Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin.

8. Nama : Ardaina

Umur : 56Tahun

Pekerjaan : penata rias pengantin

Page 85: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

Alamat : Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin.

9. Nama : Badrul Amin

Umur : 51Tahun

Pekerjaan : pemangku adat

Alamat : Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin.

10. Nama : Hasan Badri

Umur : 51Tahun

Pekerjaan :pemangku adat

Alamat : Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin.

11. Nama : Safar Ali

Umur : 87 Tahun

Pekerjaan : pemangku adat

Alamat : Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin.

12. Nama : Rosna

Umur : 54Tahun

Pekerjaan : Warga

Alamat : Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin.

13. Nama : Yanti Erpia

Umur : 44Tahun

Pekerjaan : Warga

Alamat : Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin.

14. Nama : Siti Soleha

Umur : 67Tahun

Pekerjaan : Warga

Alamat : Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin.

Page 86: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

Instrument Pengumpul Data

Teknik instrument pengumpulan data (TIPD) terdiri dari teknik observasi,

wawancara dan dokumentasi. Berikut adalah uraian dari TIPD:

Tabel1 : Instrument Pengumpul Data

SKRIPSI

‘’Nilai–nilai Estetika dalam Pakaian Adat Pengantin Melayu (Studi di Desa

Muara Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin).’’

A. PanduanObservasi

No Jenis Data Metode Sumber Data

1.

2.

3.

4.

5.

Sejarah Desa Muara Madras

Letak geografis Desa Muara

Madras

Struktur organisasi dan

kependudukan

Bentuk dan jenis pakaian adat

pengantin Melayu di Desa

Muara Madras

Nilai-nilai estetika pakaian

adat pengantin Melayu Desa

Muara Madras

-Wawancara

-Dokumentasi

-Observasi

-Dokumentasi

-Wawancara

-Dokumentasi

-Observasi

-Dokumentasi

-Wawancara

-Dokumentasi

-Wawancara

-Kepala Desa

-Dokumen Sejarah Desa

-Setting

-Dokumen geografis

-Kepala Desa

-Bagan struktur

organisasi dan

kependudukan desa

-Setting

-Dokumen pakaian adat

-Pemangku adat/tata rias

-Dokumen pakaian adat

-Pemangku adat/tata rias

B. PanduanObservasi

No Jenis Data Data Obsevasiasi

1.

2.

Letak geografis Desa Muara

Madras

Bentuk dan jenis pakaian adat

pengantin Melayu Desa Muara

Madras

-Keadaan dan letak geografis

-Ciri khas dan jenis pakaian adat

pengantin Melayu

C. PanduanDokumentasi

No Jenis Data Data Dokumentasi

1.

2.

Sejarah Desa Muara Madras

Letak geografis Desa Muara

Madras

Data dokumentasi tentang sejarah

Desa Muara Madras

Data dokumentasi tentang letak

geografis Desa Muara Madras

Page 87: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

3.

4.

5.

Struktur organisasi dan

kependudukan

Bentuk dan jenis pakaian adat

pengantin Melayu Desa Muara

Madras

Nilai-nilai estetika pakaian adat

pengantinMelayu Desa Muara

Madras

Data dokumentasi tentang struktur

organisasi dan kependudukan

Data dokumentasi tentang bentuk

dan jenis pakaian adat pengantin

Melayu Desa Muara Madras

Data dokumentasi tentang nilai-

nilai estetika pakaian adat

pengantin Melayu Desa Muara

Madras

D. Butir – butirWawancara

No Jenis Data Sumber Data dan Substansi

Wawancara

1.

2.

3.

4.

Sejarah Desa Muara Madras

Letak geografis Desa Muara

Madras

Bentuk dan jenis pakaian adat

pengantinMelayu Desa Muara

Madras

Nilai-nilai estetika pakaian

Adat Pengantin Desa Muara

Madras

- Kepala Desa :

- Bagaimana sejarah Desa

Muara Madras?

- Bagaimana

perkembangannya hingga

saat ini:

- Kepala Desa:

- Bisa dijelaskan letak

geografis Desa Muara

Madras

- Pemangku adat/tata rias

- Bagaimana bentuk dan jenis

pakaian adat pengantin

Melayu Desa Muara Madras

- Warga Desa Muara Madras

- Bisa dijelaskan makna dari

bagian-bagian pakaian adat

Pengantin Desa Muara

Madras

- Bisa dijelaskan apa saja

nilai-nilai estetika dalam

pakaian adat Pengantin

Desa Muara Madras

Page 88: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

Dokumentasi

Dokumentasi letak geografis Desa Muara Madras

Dokumentasi sejarah Desa Muara Madras

Page 89: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

Dokumentasi peta Desa Muara Madras

Foto bersama dengan pengantin (Silvia dan Safi’i)

Page 90: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

Gambaran lengkap pakaian adat pengantin Melayu

Foto bersama warga Desa Muara Madras (Ibu Rosna)

Page 91: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

Foto bersama Warga Desa Muara Madras (Ibu Yanti Erpia)

Foto bersama Tokoh Adat serta Tokoh Agama

Desa Muara Madras (Bapak Safar Ali)

Foto bersama Kasi Kesos Kecamatan Jangkat

Kabupaten Merangin (Bapak Kasim Bakri)

Page 92: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

Foto pengantin wanita saat dihias

Foto bersama warga Desa Muara Madras (Ibu Siti Soleha)

Page 93: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

CURRICULUM VITAE

A. Informasi Diri

Nama : Nia Nursaktila

Tempat & Tgl. Lahir : Desa Muara Madras, 11 Desember 1997.

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat,

Kabupaten Merangin

B. Riwayat Pendidikan

S1 UIN STS Jambi : 2016-2020

SMAN 9 Merangin : 2012-2015

SMPN 8 Merangin : 2009-2012

SDN 113/VI Muara Madras : 2002-2009

TK Amanah Muara Madras : 2001-2002

C. Karya Tulis :

Artikel : Nilai-nilai Estetika dalam Pakaian Adat

Pengantin Melayu (Studi di Desa Muara

Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin)

Skripsi : Nilai-nilai Estetika dalam Pakaian Adat

Pengantin Melayu (Studi di Desa Muara

Madras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten

Merangin)

D. Pengalaman Organisasi

1. Bendahara Umum Koperasi Mahasiswa Generasi 2018-2020

Dua (KOPMA G2) UIN STS Jambi

2. Asisten I bidang keuangan Himpunan Pengusaha Muda 2019

Indonesia Perguruan Tinggi (HIPMI-PT) UIN STS Jambi

3. Anggota Ikatan Mahasiswa Pelajar Madras (IMPM) Jambi 2016-2020

4. Anggota Bidang Keagamaan HMJ AFI 2017

Page 94: NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM PAKAIAN ADAT PENGANTIN …repository.uinjambi.ac.id/3184/1/UA160269 Judul... · 2020. 5. 25. · menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan

TABEL JADWAL PENELITIAN

SptmbrOktbr Nvmbr Dsmbr Januari februarimaret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penulisan Draf Proposal √ √

Konsultasi dengan Ka.

Jur/Prodi dan lainnya

untuk fokus penelitian

3 Revisi Draf Proposal √

4 Proses Seminar Proposal √

Revisi Draf Proposal

setelah Seminar

Konsultasi dengan

Pembimbing

7 Koleksi Data √

Analisa dan Penulisan

Draf Awal Skripsi

Draf Awal dibaca

pembimbing

10 Revisi draf Awal √

Draf Dua dibaca

Pembimbing

12 Revisi Draf Dua √ √ √ √

Draf Dua Revisi dibaca

Pembimbing

14 Penulisan Draf Akhir √ √ √ √ √ √ √ √

Draf Akhir dibaca

Pembimbing

16 Ujian Munaqasah √

Revisi Skripsi setelah

Uian Munaqasah

18 Mengikuti Wisuda

17

Juli

Kegiatan

2

5

6

8

Agsts

9

11

13

15

√√

√ √ √

√ √

√ √

√ √

√ √

√ √