100
1 NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR KARYA IMAM NAWAWI SKRIPSI Disusun guna memperoleh gelar sarjana (S1) Pendidikan Agama Islam Disusun Oleh : NGUMDATUL QORI’ NIM: 111-13-025 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

1

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM KITAB AL-ADZKAR KARYA IMAM NAWAWI

SKRIPSI

Disusun guna memperoleh gelar

sarjana (S1) Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh :

NGUMDATUL QORI’

NIM: 111-13-025

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

2

Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

3

Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

4

Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

5

Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

6

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

7

MOTTO

الأدب فوق العلم

“Orang yang Mempunyai Adab Sopan Santun itu di Atas Orang yang

Mempunyai Ilmu yang Tidak Mempunyai Adab Sopan Santun”

(K. M. Chalim AS)

كرولى ول تكفرون كم واش كر كرونى أذ فاذ

“Hendaklah kalian mengingat-Ku maka Aku akan mengingat kalian dan bersyukurlah kalian pada-Ku dan

janganlah kalian ingkar.” (QS. Al-baqarah: 152)

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

8

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan tidak ada halangan suatu apapun

2. Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi panutan dan suri tauladan yang

baik bagi seluruh umat Islam

3. Keluarga tercinta Ayahanda Sarwan dan Ibunda Laswati yang tidak bosan

mendoakan saya, dan yang telah mendidik dan merawat dengan penuh

kerelaan dan pengorbanan baik secara lahir maupun batin dengan iringan

doa restunya

4. Seluruh keluarga besar (Sri purnatun, Muhammad Shidiq, Siti Chasanatun,

Ahmad Nurrochim) yang selalu memberi dorongan dan motivasi kepada

saya

5. Kepada Bapak Kyai M. Chalim AS dan Kyai M. Khazim AS serta Bapak

Kyai Khoirul Umam selaku Pengasuh Pondok Pesantren Putri Darul ‘Ulum

Reksosari, Suruh, Kab. Semarang yang selalu menasehati saya dan selalu

membimbing serta mendidik saya, sehingga ada semangat dan motivasi

dalam pembuatan skripsi ini

6. Alm. Bapak Prof. Dr. M. Zulfa, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang selalu membimbing saya selama 4 tahun. Semoga amal

beliau diterima disisi Allah SWT

7. Ibu Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. selaku pembimbing sekaligus sebagai

motivator serta pengaruh sampai selesainya penulisan skripsi ini

8. Seluruh sahabat-sahabat saya khususnya yang ada di Ponpes Putri Darul

‘Ulum Reksosari, Suruh, Kab. Semarang yang selalu memberikan

semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Kawan-kawan

seperjuangan angkatan 2013 yang telah memberikan motivasi dan semangat

belajar

9. Seseorang yang spesial, yang akan menemani hari-hari saya kelak dikala

senang maupun susah

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

9

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر بسم الله الر

Segala puji bagi Allah SWT atas Rahmat, Taufiq , dan Hidayah serta

Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, walaupun masih

jauh dari kesempurnaa. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW, sebagai suri tauladan kita untuk mencapai

kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Penulis menyadari bahwa selesainya

penulisan karya tulis sederhana ini berkat motivasi, bantuan, dan bimbingan dari

berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN

AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR KARYA IMAM

NAWAWI”. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

sarjana progam studi Pendidikan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Institut

Agama Islam Negeri (IAIN).

Dalam menyusun skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai

pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M, Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

10

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

11

ABSTRAK

Ngumdatul Qori. 2017. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Al-adzkar

Karya Imam Nawawi. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:

Dra. Ulfah Susilawati, M.SI.

Kata Kunci: Nilai-nilai Pendidikan Akhlak

Sesungguhnya pendidikan akhlak menjadi bagian yang penting dalam

substansi pendidikan Islam sehingga Al-qur’an menganggapnya sebagai rujukan

terpenting bagi seorang muslim dan umat manusia seluruhnya. Akhlak adalah

buahnya Islam yang diperuntukkan bagi seorang individu dan umat manusia, dan

akhlak menjadikan kehidupan ini menjadi manis dan elok. Tanpa akhlak, yang

merupakan kaidah-kaidah kejiwaan dan sosial bagi individu dan masyarakatnya,

maka kehidupan manusia tidak berbeda dengan kehidupan hewan dan binatang. Inti

dari ajaran Islam adalah akhlak mulia yang bertumpu pada hubungan yang

harmonis dan seimbang antara manusia dan Tuhan, dan antara manusia dengan

manusia. Demikian ajaran yang dibawa Rasulullah Saw pada intinya adalah

menyempurnakan akhlak yang mulia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

dan mengkaji apa saja nilai pendidikan akhlak dalam kitab Al-adzkar karya Imam

Nawawi. Pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah: 1)

Mengetahui Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Al-adzkar dan 2)

Mengetahui relevansi nilai pendidikan akhlak dalam Kitab Al-adzkar dalam

kehidupan manusia.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan jenis

penilaian library research, yaitu penelitian tersebut dengan mengumpulkan data-

data yang diperlukan yang ada hubungannya dengan objek penelitian, baik yang

primer (kitab Al-adzkar), sekunder (Terjemah Kitab Al-adzkar), maupun tersier

(kitab-kitab dan buku-buku lain yang bersangkutan dan relevan dengan penelitian

dicari dari sumber kepustakaan). Adapun teknis analisis data menggunakan metode

Content Analysis dan Reflektic Thinking.

Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai pendidikan akhlak dalam kitab Al-

adzkar karya Imam Nawawi ini sangat dibutuhkan bagi semua manusia sekarang

ini. Ciri pemikiran Imam Nawawi dapat digolongkan dalam corak yang praktis

yang tetap berpegang teguh pada Al-qur’an, Hadis maupun atsar para Ulama’.

Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Al-adzkar dibagi menjadi 6, 1)

Pendidikan akhlak terhadap Allah SWT. 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah

SAW. 3) Pendidikan akhlak terhadap Al-qur’an. 4) Pendidikan akhlak terhadap

sesama manusia. 5) Pendidikan akhlak terhadap diri sendiri 6) Pendidikan tata cara

melakukan aktivitas sehari-hari. Relevansi nilai pendidikan akhlak dalam kitab Al-

adzkar yaitu pendidikan akhlak tidak hanya terhadap sesama muslim tetapi bersifat

universal (menyeluruh) terhadap seluruh umat manusia karena setiap manusia itu

benar-benar harus mempunyai pendidikan akhlak yang baik, baik pendidikan

akhlak terhadap Tuhannya maupun terhadap sesama manusia.

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

12

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN BERLOGO ............................................................................... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... v

MOTTO .......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masala................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

D. Manfaat penelitian ......................................................................... 6

E. Penegasan istilah ........................................................................... 8

F. Metode penelitian ......................................................................... 11

G. Kajian penelitian yang relevan ...................................................... 13

H. Sistematika penulisan skripsi ........................................................ 14

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

13

BAB II NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DAN RUANG

LINGKUPNYA

A. Nilai Pendidikan Akhlak ............................................................. 16

1. Pengertian Nilai ...................................................................... 16

2. Pengertian Pendidikan ............................................................ 17

3. Pengertian Akhlak .................................................................. 19

B. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak .............................................. 25

1. Akhlak terhadap Allah SWT .................................................. 25

2. Akhlak terhadap sesama manusia .......................................... 26

a. Akhlak terhadap Rasulullah SAW .................................... 26

b. Akhlak terhadap orang tua ................................................ 27

c. Akhlak terhadap guru ........................................................ 27

d. Akhlak terhadap tetangga dan masyarakat ........................ 27

3. Akhlak terhadap lingkungan ..................................................... 28

BAB III BIOGRAFI IMAM AN-NAWANI

A. Riwayat Hidup Imam Nawawi ...................................................... 30

B. Latar Belakang Penulisan Kitab Al-adzkar ................................... 34

C. Sistematika Penulisan Kitab Al-adzkar An-nawawi ...................... 37

D. Guru-guru Imam Nawawi ............................................................. 39

E. Murid-murid Imam Nawawi ......................................................... 40

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

14

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM

KITAB AL-ADZKAR KARYA IMAM AN-NAWAWI

A. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Al-adzkar Karya Imam An-

nawawi ..........................................................................................

1. Pendidikan Akhlak terhadap Allah SWT ............................... 44

2. Pendidikan Akhlak terhadap Rasulullah SAW ...................... 45

3. Pendidikan Akhlak terhadap Al-qur’an ................................. 46

4. Pendidikan Akhlak tehadap sesama manusia ......................... 47

5. Pendidikan Akhlak Terhadap diri sendiri .............................. 51

6. Pendidikan Tata cara melakukan aktivitas sehari-hari ........... 53

B. Relevansi Nilai Pendidikan Akhlak Kitab Al-adzkar dalam kehidupan

sehari-hari

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................... 68

B. Saran .............................................................................................. 71

C. Penutup .......................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan Agama yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad

SAW sebagai pedoman hidup dan petunjuk bagi manusia serta pendidikan

bagi manusia seluruh alam. Islam sangat memperhatikan segala bentuk

aspek yang dikerjakan manusia, mulai dari hal kecil sampai dengan hal yang

besar. Baik aspek yang berhubungan dengan Allah SWT maupun dengan

sesama manusia. Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad

SAW diyakini dapat menjamin terwujudnya kesejahteraan umat Islam baik

secara lahir maupun batin.

Setiap insan yang dilahirkan di dunia ini, sangat membutuhkan

peran orang lain. Oleh karena itu, mulai sejak kecil manusia sudah

membutuhkan peran orang tuanya sendiri baik yang bersifat material

maupun spiritual termasuk akhlak kepada sang pencipta (Allah SWT) dan

kepada sesamaa manusia. Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia

menempati posisi yang sangat penting, karena akhlak merupakan mutiara

kehidupan yang membedakan antara makhluk ciptaan Allah yang berupa

manusia dan makhluk lainnya. Jika suatu Negara yang masing-masing

penduduknya sudah tidak mempunyai akhlak, maka kehidupan bangsa dan

masyarakat menjadi rusak.

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

16

Ajaran Islam banyak sekali memuat ajaran-ajaran pembentukan

akhlak mulia, karena hal tersebut merupakan misi Islam, sebagaimana bunyi

hadis Rasul: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak

mulia.” Dan Rasulullah diutus untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.

Keberadaan mulsim di dunia pada dasarnya ialah dilihat dari akhlaknya.

Ketaatan beribadah saja tidak cukup, jika tidak diikuti kemuliaan akhlak.

Dengan akhlak, manusia berbeda dengan hewan, dan dengan akhlak

kehidupan di muka bumi ini dapat berjalan dengan baik, selamat sejahtera

dari bahaya anarkisme. Dengan ilmu pengetahuan saja belum cukup, apalagi

kalau ilmu itu sebagaimana yang sering terjadi, menjadi bumerang bagi

kehidupan manusia sendiri. Oleh karena itu sangat tepat Nabi Muhammad

SAW membawa misi akhlak untuk mengajarkan umat manusia kepada

akhlaqul karimah. Melihat kondisi akhlak masyarakat yang semakin

menurun, maka sudah selayaknya memiliki visi akhlak yang mampu

menjawab kebutuhan masyarakat. Etika acap kali digagas sebagai aturan

yang menuntun sebagian masyarakat belaka. (Mansur, 2005: 234)

Sesungguhnya pendidikan akhlak menjadi bagian yang penting pula

dalam substansi pendidikan islam sehingga al-Qur’an menganggapnya

sebagai rujukan terpenting bagi seorang muslim, rumah tangga islami,

masyarakat islami dan umat manusia seluruhnya. Akhlak adalah buahnya

Islam yang diperuntukkan bagi seorang individu dan umat manusia, dan

akhlak menjadikan kehidupan ini menjadi manis dan elok. Tanpa akhlak,

yang merupakan kaidah-kaidah kejiwaan dan sosial bagi individu dan

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

17

masyarakatnya, maka kehidupan manusia tidak berbeda dengan kehidupan

hewan dan binatang. (Hafidz dan Kastolani, 2009: 107)

Akhlak dimaknai sebagai perbuatan yang dilakukan dengan

kesadaran, tanpa pemaksaan, tanpa berfikir panjang, karena sudah tertanam

begitu dalam pada diri seseorang, sebagaimana yang diungkapkan oleh al-

Jurjani, mengemukakan pendapat bahwa akhlak adalah suatu sifat yang

tertanam pada diri manusia, yang terlahir dari perbuatan-perbuatan yang

mudah dan ringan, tanpa perlu berfikir dan merenung. Akhlak dalam

perspektif Islam merupakan sekumpulan prinsip dan kaidah yang

mengandung perintah dan larangan dari Allah Swt. Akhlak Islam adalah

nilai-nilai yang utuh, yang terdapat dalam al-Qur’an dan as-Sunnah yang

ditujukan untuk kebaikan manusia, baik di dunia maupun di akhirat.

(Mahmud, 2004: 81-82)

Pendidikan akhlak dalam ajaran agama Islam merupakan kaidah

untuk mengerjakan perbuatan baik yang tertera dalam al-Qur’an dan al-

Hadits. Abuddin Nata mengatakan bahwa “inti dari ajaran Islam adalah

akhlak mulia yang bertumpu pada hubungan yang harmonis dan seimbang

antara manusia dan Tuhan, dan antara manusia dengan manusia. Demikian

ajaran yang dibawa Rasulullah Saw pada intinya adalah menyempurnakan

akhlak yang mulia. (Abudin Nata, 2003: 8)

Lisan mempunyai kedudukan tersendiri di antara anggota tubuh

lainnya. Lisan bisa menjadi bencana bagi pemiliknya jika dia berlaku buruk

saat mennggunakannya. Tetapi lisanpun bisa menjadi nikmat yang besar

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

18

dan anugerah yang agung jika dia dapat menggunakannya dengan baik.

Lisan yang bentuknya kecil, ketaatan dan pengingkarannya bisa besar.

Kejelasan antara iman dan kufur tidak dapat diketahui hanya dengan

persaksian lisan, iman dan kufur ini sebagai symbol ketaatan dan

kemaksiatan. (Fachruddin, 1997: 32)

Rasulullah SAW bersabda, “Maukah aku ceritakan kepada kalian

tentang amal perbuatan yang paling baik buat kalia, paling suci (berharga)

di sisi kalian, paling banyak mengangkat derajat kalian, dan lebih baik bagi

kalian ketimbang menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi

kalian dari pada perang menghadapi musuh kalian, dimana kalian sering

memukul leher.” Nabi bersabda, “Berdzikirlah kepada Allah SWT”. (HR.

Tirmidzi dan Ibnu Majjah)

Dalam hadis tersebut Rasulullah SAW mewasiatkan pentingnya

berdzikir. Dzikir lebih mulia dari pada yang disebutkan pada hadis tersebut,

karena dzikir itu bicara niat dan tujuan yang jelas kepada Allah SWT,

sedang infaq dan perang itu bicara tentang perbuatan yang belum tentu jelas

karena Allah SWT atau karena lainnya. Sehingga kalau orang yang berinfaq

dan berperang itu menjadi mulia kalau niatnya karena Allah semata.

Sedangkan dzikir yang mulia adalah dzikir yang diartikan mengingat Allah

SWT kapan dan dimanapun berada. Karena itu seseorang yang berdzikir,

senantiasa melakukan semua perbuatannya dalam rangka mengingat Allah.

(Abu, 2002: 3-5)

Allah berfirman dalam QS.Ar-ra’d: 28:

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi

tentram”

Maka bagi mereka yang menginginkan ketentraman jiwa maka

tanamkan dzikir dalam setiap amalnya, baik melalui hati, lisan maupun

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

19

perbuatan. Hal itu karena mereka tahu ujung pangkalnya hidup, yaitu Allah

SWT. Bagi mereka yang senantiasa mengingat Allah maka dapat

memahami sejauh mana yang Allah berikan kepadanya. (Abu, 2002: 9)

Dalam kitab al-Adzkar karya Imam Nawawi banyak dijelaskan

bagaimana etika yang harus dilakukan oleh ummat Islam mulai dari bangun

tidur sampai tidur lagi, seperti halnya etika saat bangun tidur, masuk kamar

mandi, keluar kamar mandi, masuk rumah, keluar rumah, masuk masjid,

keluar masjid, bahkan etika bertutur kata yang baik terhadap sesama

manusia, dan masih banyak lagi etika-etika yang berada di dalam kitab al-

Adzkar, bukan saja etika terhadap sesama manusia tetapi juga etika

terhadap Allah SWT maupun terhadap diri sendiri.

Rasa ingin tahu dari penulis, untuk lebih mendalami kitab al-Adzkar,

sejarah mencatat bahwa Kitab al-Adzkar dikarang oleh Imam Nawawi yang

lahir di daerah Nawa merupakan salah satu karya yang masyhur dikalangan

masyarakat. Bagi yang faham dengan bahasa arab, tentu uraian kata-kata

yang ada di dalam Kitab tersebut dapat dipahami inti dan maksud dari kitab

tersebut. Umumnya yang mengerti mereka menjalankan apa yang ada di

dalam Kitab al-Adzkar tersebut.

Dari uraian di atas, penulis ingin lebih jauh mengkaji tentang nilai-

nilai pendidikan akhlak terhadap pemikiran Imam Nawawi melalui karya-

karya-karyanya yang cukup familiar yaitu kitab al-Adzkar yang didalamnya

terurai tentang dzikir dan pendidikan akhlak. Untuk itu maka penulis

mencoba untuk menyusun sebuah skripsi yang berjudul: NILAI-NILAI

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

20

PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR KARYA IMAM

NAWAWI, dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat dan

kontribusi terutama bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja nilai-nilai pendidikan akhlak di dalam kitab Al-Adzkar karya

Imam Nawawi?

2. Bagaimanakah Relevansi Nilai Pendidikan Akhlak pada kitab al-

Adzkar dalam kehidupan manusia ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak di dalam kitab al-

Adzkar karya Imam Nawawi.

2. Mengetahui Relevansi Nilai Pendidikan Akhlak pada kitab al-Adzkar

dalam kehidupan manusia.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa

manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian pendidikan akhlak ini diharapkan dapat memberikan

manfaat secara teoritis, yaitu dapat memperbaiki akhlak bangsa

terutama bagi kaum muda. Selain itu diharapkan juga dapat menambah

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

21

pengetahuan dan pengalaman bagi penulis pribadi, teman-teman dan

semua yang membacanya. Dan memberikan kontribusi pemikiran dalam

upaya meningkatkan pengetahuan tentang kajian sejarah perjalanan

Nabi Muhammad SAW dan juga pengetahuan tentang sejarah islam,

sehingga dapat diketahui bagaimana proses perjalanan hudup Nabi

Muhammad SAW. Dengan demikian diharapkan bagi setiap individu

dalam keadaan tertentu dapat mengambil pelajaran dari sifat-sifat

Rosulullah SAW sebagai suritauladan, baik untuk mengarungi hidup

menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

2. Manfaat praktis

Sebagai sumbangan fikiran dalam bentuk tulisan yang berbentuk

karya ilmiah bagi lembaga IAIN Salatiga guna dapat dimanfaatkan oleh

mahasiswa IAIN Salatiga maupun mahasiswa dari lembaga lain yang

sekiranya membutuhkan wawasan luas dalam pembuatan karya ilmiah,

maupun untuk berbagai pihak yang memerlukannya, khususnya bagi

umat islam dalam rangka memperbaiki akhlak yang belum sesuai

dengan kriteria islam yang sesungguhnya.

Sebagaimana tujuan dari visi dan misi Rasulullah SAW diutus di

muka bumi ini untuk menyempurnakan akhlak kaum muslimin dan

muslimat. Dan penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah

ilmu pengetahuan bagi penulis dan mahasiswa jurusan Pendidikan

Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga khusunya maupun mahasiswa

jurusan yang lainnya dan para pembaca umumnya.

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

22

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kekeliruan dalam menafsirkan maupun

memahami karya ilmiah ini maka penulis kemukakan pengertin dan

penegasan judul skripsi ini sebagai berikut:

1. Nilai Pendidikan Akhlak

Nilai adalah sesuatu yang dianggap baik, disukai, dan paling

benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang, sehingga

preferensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatannya. Nilai

juga bisa diartikan sebagai suatu perangkat keyakinan ataupun perasaan

yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang

khusus kepada pola pemikiran perasaan, keterikatan, maupun perilaku.

(Ensiklopedia, 2009: 106)

Dari pengertian nilai di atas dapat difahami bahwa nilai adalah

sesuatu yang abstrak, ideal, dan menyangkut persoalan keyakinan

terhadap yang dikehendaki, dan memberikan corak pada pola pikiran,

perasaan, dan perilaku. Dengan demikian untuk melacak sebuah nilai

harus melalui pemaknaan terhadap kenyataan lain berupa tindakan,

tingkah laku, pola pikir dan sikap seseorang atau sekelompok orang.

Dalam bahasa Indonesia disebut pendidikan, yang berarti proses

mendidik. Kata mendidik dan pendidikan adalah dua hal yang saling

berhubungan. Dari segi bahasa, mendidik adalah jenis kata kerja,

sedangkan pendidikan adalah kata benda. Kalau kita mendidik kita

melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Kegiatan menunjuk adanya

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

23

dua aspek yang harus ada didalamnya, yaitu pendidik dan peserta didik.

Jadi mendidik adalah merupakan suatu kegiatan yang mengandung

komunikasi antara dua orang atau lebih.

Menurut UU. No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatanspritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan

Negara.

Menurut Bojonegoro pendidikan adalah memberikan tuntunan

kepada manusia yang belum dewasa untuk menyiapkan agar dapat

memenuhi sendiri tugas hidupnya atau dengan secara singkat

pendidikan adalah tuntunan kepada pertumbuhan manusia mulai lahir

sampai tercapainya kedewasaan, dalam arti jasmaniyah dan rukhaniyah.

Pendidikan adalah aktivitas bimbingan yang disengaja untuk mencapai

kepribadian yang luhur, baik yang berkaitan dengan dimensi jasmani,

rohani, akal maupun moral. (Ekosusilo, 1990: 14)

Kata akhlak berasal dari bahasa arab (akhlaqun), jamak dari

kholaqun. Yang secara etimologi berasal dari budi pekerti, tabiat,

perangai, adat kebiasaan, perilaku dan sopan santun. (Rifa’I Jamhari,

1969: 59) Menurut Zahrudin AR, kata akhlak yang dikaji dalam

pendekatan etimologi mengatakan bahwa akhlak artinya budi pekerti,

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

24

perangai, tabiat atau tingkah laku. (Zahruddin, 2004: 1) Ishaq Shalih

dalam bukunya “Akhlak dan Tasawuf “ menyatakan bahwa: “akhlak

berasal dari bahasa arab yang mengandung segi-segi persamaan dengan

kata khaliq dan makhluk”. (Ishaq, 1998: 1)

2. Kitab Al-adkar

Al-adzkar merupakan bentuk jama’ dari lafadz dzikrun yang

artinya beberapa dzikir. Sedangkan dzikir sendiri berakar pada kata

dzakara yang berarti mengingat, menyebut dan mengucapkan. Adapun

secara terminologi yang dimaksud dengan dzikir yaitu menyebut atau

mengingat nama-nama Allah sebagai bentuk dalam rangkaian dalam

beribadah, sebagaimana yang dilakukan para sufi atau amalan-amalan

yang dikerjakan dalam tariqat, sebagai bentuk aktivitas untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Al-adzkar adalah kitab kumpulan doa karya Imam Nawawi,

buku ini menjadi salah satu kitab rujukan dan buku induk berkenaan

tentang doa dan dzikir yang populer di dunia Islam. Kitab ini memuat

sekitar 1324 Doa dan Dzikir. Di kalangan masyarakat Islam kitab ini

lebih dikenali dengan nama Kitab Al-adzkar An-nawawiyyah. Dalam

kitab ini, Imam Nawawi rahimahullah menghimpunkan hadis-hadis

yang menyebutkan doa-doa dan dzikir-dzikir dari pada Nabi SAW.

Maka, kitab ini sangatlah bermanfaat bagi siapa yang mau mengetahui

dan mendalami doa-doa harian dan dzikir-dzikir harian yang terdapat

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

25

dalam hadis-hadis Rasulullah SAW berserta adab-adab dan

etikanya. (Http://kitabAl-adzkar.or.id)

3. Imam Nawawi

Nama lengkap Imam Nawawi adalah Al-imam Al-faqih Al-

muhaddits Muhyiddin Abu Zakariya Yahya Ibn Syaraf An-nawawi, ia

adalah salah seorang ulama besar madzhab Syafi’i. Ia lahir di

desa Nawa, dekat kota Damaskus, pada tahun 631 H dan wafat pada

tahun 24 Rajab 676 H. Ia adalah seorang pemikir muslim di bidang fiqih

dan hadits. Imam Nawawi pindah ke Damaskus pada tahun 649 H dan

tinggal di Distrik Rawahibiyah. Semasa hidupnya beliau selalu

menyibukkan diri dengan menuntut ilmu, menulis kitab, menyebarkan

ilmu, ibadah, wirid, puasa, dzikir, sabar atas terpaan badai kehidupan.

(Http://ProfilImamNawawi.or.id)

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penilaian

kepustakaan (library research), karena semua yang digali adalah

bersumber dari pustaka dan yang dijadikan obyek kajian adalah hasil

karya tulis yang merupakan hasil dari pemikiran.

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

26

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan metode library research (penelitian

kepustakaan) maka peneliti menggunakan teknik yang diperoleh dari

perpustakaan dan dikumpulkan dari kitab-kitab dan buku-buku yang

berkaitan dengan objek penelitian. Yang terdiri dari tiga sumber:

a. Sumber primer, adalah sumber yang langsung berkaitan dengan

permasalahan yang didapat yaitu: kitab Al-adzkar

b. Sumber sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber

pendukung untuk memperjelas data primer, yaitu Terjemahan kitab

Al-adzkar

c. Sumber tersier, dalam penelitian ini, data tersiernya penulis

mengambil dari kitab-kitab, buku-buku dan media elektronik seperti

internet yang mendukung objek penilitian.

3. Teknik Analisis Data

Yaitu penanganan terhadap suatu objek ilmiah tertentu dengan

jalan memilah-milah antara pengertian satu dengan pengertian yang lain

untuk memperoleh kejelasan mengenai halnya.

Ada pun metode yang digunakan untuk menganalisis masalah adalah

sebagai berikut:

a. Metode Content Analysis

Metode Content Analysis (analisis isi) menurut Weber

sebagaimana dikutip oleh Soejono dalam bukuya yang berjudul:

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

27

Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan, adalah:

“metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur

untuk menarik kesimpulan yang shahih dari sebuah buku atau

dokumen”. Dengan teknik analisis ini penulis akan menganalisis

terhadap makna ataupun isi yang terkandung dalam ulasan-ulasan

kitab Al-adzkar dan kaitannya dengan nilai-nilai pendidikan akhlak

terpuji dan tercela.

b. Metode Reflektic Thinking

Metode Reflektic Thinking yaitu berfikir yang prosesnya

mondar-mandir antara yang emperi dengan yang abstrak. Emperi

yang khusus dapat saja menstimulasi berkembangnya yang abstrak

yang luas, dan menjadikan mampu melihat relevansi emperi pertama

dengan emperi-emperi yang lain yang termuat dalam abstrak baru

yang dibangunnya. Metode ini digunakan untuk melihat relevansi

antara kitab Al-adzkar dan nilai-nilai pendidikan akhlak.

G. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang memiliki relevansi terhadap penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Skripsi M. Kafabi Isna dari IAIN Salatiga dengan judul “Nilai-nilai

Pendidikan Akhlak dalam Kitab Sullamut Taufiq Karya Imam

Muhammad Nawawi” yang menjelaskan tentang nilai-nilai pendidikan

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

28

akhlak yang terkandung dalam Kitab Sullamut Taufiq karya Imam

Nawawi.

2. Skripsi Saiful Amri dari IAIN Salatiga dengan judul “Nilai-nilai

Pendidikan Akhlak dalam Kitab Khulashah Nurul Yaqin karya

Muhammad Khudhari Bek” yang menjelaskan tentang nilai-nilai

pendidikan akhlak yang terkandung dalam Kitab Khulashah Nurul

Yaqin karya Muhammad Khudhari Bek.

3. Skripsi Sri Widayati dengan judul “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam

Al-Qur’an (Telaah Surat ‘Abasa Ayat 1-10)” yang menjelaskan tentang

nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Al-qur’an (Telaah

Surat ‘Abasa Ayat 1-10).

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan yang penulis maksud di sini adalah

sistematika penyusunan skripsi dari bab ke bab. Sehingga skripsi ini

menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Hal ini

bertujuan agar tidak ada pemahaman yang menyimpang dari maksud

penulisan skripsi ini.

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan, menguraikan tetang: Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode

Penelitian, Penegasan Istilah, dan Sistematika Penulisan sebagai gambaran

awal dalam memahami skripsi ini.

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

29

BAB II: Nilai pendidikan akhlak dan ruang lingkupnya,

menguraikan tentang Pengertian Nilai Pendidikan Akhlak dan Ruang

Lingkup Pendidikan Akhlak.

BAB III: Biografi Imam Nawawi, menguraikan tentang: Biografi

Imam Nawawi yang meliputi riwayat kelahiran, Latar Belakang Penulisan

Kitab Al-adzkar, Sistematika Penulisan Kitab Al-adzkar, Guru-guru, Murid-

murid, dan Karya-karya Imam Nawawi. .

BAB IV: Analisis Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Al-

adzkar dan Relevansi Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Al-adzkar

dalam Kehidupan Manusia.

BAB V: Penutup, menguraikan kesimpulan, saran dan penutup.

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

30

BAB II

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DAN RUANG LINGKUPNYA

C. Nilai Pendidikan Akhlak

1. Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai, dan paling

benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang sehinnga

prefensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatan-

perbuatannya. (Ensiklopedi Pendidikan, 2009: 106)

Untuk memahami makna hakikat nilai, berikut ini dikemukakan

beberapa pengertian nilai:

a. Menurut Purwadarminta, Nilai diartikan sebagai sifat-sifat (hal-hal)

yang penting dan berguna bagi kemanusiaan.

b. Menurut Muhaimin dan Abdul Majid Nilai merupakan sesuatu yang

praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan

melembaga secara obyektif di dalam masyarakat.

c. Menurut Bambang Daroeso, Nilai yaitu suatu penetapan atau

kualitas suatu obyek yang menyangkut suatu jenis atau minat. Dapat

juga diartikan nilai adalah suatu penghargaan atau kualitas terhadap

suatu hal yang menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang karena

menyenangkan, memuaskan, menarik, berguna, menguntungkan

dan sistem keyakinan.

d. Menurut Djahiri Kosaih, Nilai adalah sesuatu yang berharga, baik

menurut standar logika (benar-salah), estetika (baik-buruk), etika

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

31

(adil-tidak adil), agama (dosa, halal-haram), dan hukum (sah-tidak

sah) serta menjadi acuan dan atau sistem keyakinan diri maupun

keyakinan.

e. Menurut Chabib Thoha, Nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang

berbeda dalam ruang lingkup sistem kepercayaan dalam mana

seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau

mengenai suatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan.

f. Menurut Sumantri, Nilai merupakan hal yang terkandung dalam

hati nurani manusia yang lebih memberi dasar dan prinsip akhlak

yang merupakan standar dari keindahan dan efisiensi atau keutuhan

kata hati (potensi).

Jadi, nilai adalah penentu tingkah laku manusia dalam kehidupan

yang banyak manfaatnya dan berharga sehingga dijadikan acuan dalam

bertindak.

2. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual,

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia

serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan

Negara. (Wiji Sumarno, 2006: 21-22). Sebagaimana yang dikutip oleh

Uyoh Sadullah dalam bukunya Pedagogik (Ilmu mendidik) dalam arti

khusus, Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh orang

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

32

dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai

kedewasaannya. (Uyoh, 2014: 3)

Sedangkan pendidikan dalam arti luas merupakan usaha manusia

untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, yang berlangsung

sepanjang hayat. Menurut Henderson, pendidikan merupakan suatu

proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu

dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang

hayat sejak manusia lahir. Dalam GBHN Tahun 1973 dikemukakan

pengertian pendidikan bahwa, pada hakikatnya pendidikan merupakan

suatu usaha yang disadari untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan manusia, yang dilaksanakan di dalam maupun di luar

sekolah, dan berlangsung seumur hidup. (Uyoh, 2014: 5).

Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dikatakan bahwa: pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendilian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. (Uyoh, 2014: 5)

Dari pengertian-pengertian pendidikan di atas ada beberapa

prinsip dasar tentang pendidikan yang akan dilaksanakan:

Pertama, bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup. Usaha

pendidikan sudah dimulai sejak manusia lahir dari kandungan ibunya,

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

33

sampai tutup usia, sepanjang ia mampu untuk menerima pengaruh dan

dapat mengembangkan dirinya. Suatu konsekuensi dari konsep

pendidikan sepanjang hayat adalah, bahwa pendidikan tidak identik

dengan persekolahan. Pendidikan akan berlangsung dalam lingkungan

keluarga, sekolah dan masyarakat.

Kedua, bahwa tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung

jawab bersama semua manusia: tanggung jawab orang tua, tanggung

jawab masyarakat, dan tanggung jawab pemerintah.

Ketiga, bagi manusia pendidikan merupakan suatu keharusan,

karena dengan pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan

kepribadian yang berkembang, yang disebut manusia seluruhnya.

(Uyoh, 2014: 5-6)

Dari pengertian pendidikan di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia yang

sudah dewasa kepada anak yang belum dewasa supaya dapat

menyelesaikan tugasnya secara kreatif, sistematis, dan intensional, dan

juga usaha dalam mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendilian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

34

3. Pengertian Akhlak

Dalam pengertian sehari-hari akhlak umumnya disamakan

artinya dengan budi pekerti, kesusilaan, sopan santun dalam bahasa

Indonesia, dan tidak berbeda pula dengan kata moral, ethic dalam

bahasa inggris. Dalam bahasa Yunani, pengertian akhlak memakai kata

ethos, ethikos, yang kemudian menjadi ethika, etika (tanpa h) dalam

istilah Indonesia. Manusia akan menjadi sempurna apabila mempunyai

akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela. (Rizal, 2003: 28)

Akhlak merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mengoptimalkan sumber daya potensi untuk mencapai kesejahteraan

hidup manusia baik di dunia maupun di akhirat. (Mansur, 2005: 227).

Akhlak juga merupakan sifat diri secara bathiniyah yang bisa diketahui

oleh mata hati, tingkah laku merupakan gambaran diri secara lahiriyah

yang bisa diketahui oleh mata atau dapat dikatakan bahwa hubungan

akhlak dan tingkah laku itu seperti hubungan antara yang menunjukkan

dan yang ditunjukkan. (Muhammad, 2006: 65 )

Untuk memahami makna hakikat akhlak, berikut ini

dikemukakan beberapa pengertian akhlak:

1. Menurut Ibn Maskawaih, seperti yang dikutip oleh Zahruddin AR,

mengatakan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang

mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa

melalui pertimbangan pikiran lebih dahulu.

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

35

2. Menurut Imam Al-ghozali, seperti yang dikutip oleh Moh. Ardani

mengatakan bahwa akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam

jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan

gampang, tanpa perlu kepada pertimbangan dan pikiran.

3. Menurut Muhyiddin Ibnu Arabi, akhlak yaitu keadaan jiwa

seseorang yang mendorong manusia untuk berbuat tanpa melalui

pertimbangan dan pilihan terlebih dahulu. Keadaan pada seseorang

tersebut boleh jadi merupakan tabiat atau bawaan dan boleh jadi

juga merupakan kebiasaan melalui latihan dan perjuangan.

4. Menurut Al-faidh Al-kasyani, akhlak adalah ungkapan untuk

menunjukkan kondisi yang mandiri dalam jiwa yang darinya

muncul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa didahului

perenungan dan pemikiran.

Akhlak sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu akhlak Al-

karimah dan Akhlak Al-madzmumah. Akhlak Al-karimah atau akhlak

yang mulia sangat amat banyak jumlahnya, namun dilihat dari segi

hubung namanusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia, akhlak

yang mulia itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Akhlak terhadap Allah

Pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selin Allah.

Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat itu, yang

jangankan manusia, malaikatpun tidak akan menjangkau

hakikatnya.

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

36

2. Akhlak terhadap diri sendiri

Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan

menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri

dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagai

ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan

dengan sebaik-baiknya. Contohnya menghindari minuman yang

diharamkan, menjaga kesucian jiwa, hidup sederhana disertai

dengan jujur, dan menghindari perbuatan yang tercela.

3. Akhlak terhadap sesama manusia

Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan

eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung

pada orang lain, untuk itu manusia perlu bekerja sama dan saling

tolong menolong dengan orang lain. Islam menganjurkan berakhlak

yang baik kepada saudara, karena berjasa dalam ikut serta

mendewasakan diri sendiri, caranya dengan memuliakannya,

memberikan bantuan, pertolongan dan menghargainya. (Ardani,

2005: 49-57)

Jadi, manusia menyaksikan dan menyadari bahwa Allah

telah mengaruniakan kepada manusia keutamaan yang dapat

terbilang dan karunia kenikmatan yang tidak bisa dihitung

banyaknya, semua itu perlu disyukuri dengan berdzikir dalam

hatinya. Dalam kehidupan manusia hendaknya berlaku sopan dan

santun, menjaga jiwa agar selalu bersih, menghindari perbuatan dosa

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

37

dan maksiat. Karena manusia adalah makhluk sosial maka perlu

menciptakan suasana yang baik, satu dengan yang lainnya saling

berakhlak yang baik. (Umiarso dan Haris, 2010: 112-113)

Selanjutnya akhlak Madzmumah (akhlak yang tercela)

adalah kebalikan dari akhlak yang baik sebagaimana yang sudah

dijelaskan di atas. Dalam ajaran islam berdasarkan petunjuk-

petunjuk dijumpai berbagai macam akhlak tercela diantaranya:

1. Berbohong

Ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang

tidak sesuai dengan yang sebenarnya.

2. Takabbur (sombong)

Ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia

melebihi orang lain. Pendek kata merasa dirinya lebih hebat.

3. Dengki

Ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang

diperoleh orang lain.

4. Bakhil (kikir)

Ialah sukar bagi seseorang mengurangi sebagian dari apa

yang dimilikinya itu untuk orang lain.

Dari semua pengertian di atas memberikan gambaran

bahwa tingkah laku merupakan bentuk kepribadian seseorang

tanpa dibuat-buat atau tanpa dorongan dari luar. Jika baik

menurut agama dan tindakan akal spontan ini disebut akhlak

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

38

baik, sebaliknya jika akhlak tersebut buruk tindakan spontan ini

disebut akhlak tercela.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa akhlak merupakan

menifestasi iman, islam, dan ihsan yang merupakan refleksi sifat dan

jiwa secara spontan yang terpola pada diri seseorang sehingga dapat

melahirkan perilaku secara konsisiten dan tidak tergantung pada

pertimbangan berdasar interes tertentu, akan tetapi perbuatan

tersebut muncul dari kesadaran akhlak diri manusia. Sifat dan jiwa

yang melekat dalam diri seseorang menjadi pribadi yang utuh dan

menyatu dalam diri orang tersebut, sehingga akibatnya tercermin

melalui tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari bahkan menjadi

adat kebiasaan manusia.

Dari definisi berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan

suatu perbuatan secara spontan tanpa pertimbangan dan proses

berfikir terlebih dahulu serta tanpa ada unsur paksaan.

Setelah dijelaskan secara terpisah dari pengertian nilai,

pengertian pendidikan dan pengertian akhlak di atas maka dapat

disimpulkan bahwa nilai pendidikan akhlak adalah sesuatu yang

dipandang baik dalam pendidikan mengenai dasar-dasar akhlak dan

keutamaan peringai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan

kebiasaan oleh seseorang. Seseorang tumbuh dan berkembang

dengan berpijak pada landasan Iman kepada Allah SWT dan terdidik

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

39

untuk selalu kuat, ingat bersandar, meminta pertolongan dan

berserah diri kepada-Nya, maka ia akan memiliki potensi dan respon

dalam menerima suatu keutamaan dan kemuliaan. Disamping

terbiasa melakukan akhlak mulia.

D. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak

Dalam perkembangan selanjutnya akhla tumbuh menjadi suatu ilmu

yang berdiri sendiri, yaitu ilmu yang memiliki lingkup pokok bahasan,

tujuan, rujukan, aliran dan para tokoh yang mengembangkannya. Dari

semua aspek yang terkandung dari akhlak ini kemudian membentuk satu-

kesatuan yang saling berhubungan dan membentuk suatu ilmu. (Abudin

Nata, 2011: 7)

Muhammad Daud Ali menyatakan bahwa dalam garis besarnya

akhlak terbagi menjadi dua bagian, pertama adalah akhlak terhadap Allah

SWT dan yang kedua adalah akhlak terhadap makhluk ciptaan-Nya.

Sedangkan ruang lingkup pendidikan akhlak, diantaranya adalah:

1. Akhlak terhadap Allah SWT

Akhlak terhadap Allah SWT dapat diartikan sebagai sikap atau

perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk

kepada sang Khaliq. Ada beberapa alasan mengapa manusia perlu

berakhlak kepada Allah:

a. Karena Allah yang telah menciptakan manusia

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

40

b. Karena Allah yang telah memberikan perlengkapan panca indera,

berupa pendengaran, penglihatan, akal, pikiran dan hati sanubari,

serta anggota badan yang kokoh dan sempurna pada manusia

c. Karena Allah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana

yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan

makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, bintang,

ternak dan lain sebagainya.

d. Allah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya

kemampuan untuk menguasai daratan dan lautan. (Abudin Nata,

1997: 148)

2. Akhlak terhadap sesama manusia

a. Akhlak terhadap Rasulullah SAW

Akhlak yang mulia kepada Rasulullah SAW adalah taan dan

cinta kepadanya, mentaati Rasulullah berarti melaksanakan segala

perintahnya dan menjauhi larangannya. Ini semua telah dituangkan

dalam hadis beliau yang berwujud ucapan, perbuatan dan

penetapannya.

Dan sebagaimana firman Allah dalam QS An-nisa: 80:

Barang siapa yang menaati Rasul, sesungguhnya ia telah

menaati Allah SWT, dan barang siapa yang berpaling (dari

ketaatan), maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara

bagi mereka. (QS An-nisa: 80) (Depag, 1994: 132)

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

41

b. Akhlak terhadap orang tua

Wajib bagi umat islam untuk menghormati kedua orang

tuanya, yaitu dengan berbakti, mentaati perintahnya dan berbuat

baik kepada keluarganya, diantaranya: Berbicara dengan perkataan

yang baik dan membantu orang tua.

Allah berfirman dalam QS. Al-isra’: 23 :

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan

menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu

bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara

keduanya atau kedua-duanya berumur lanjut dalam

pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan

pada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentuk

mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS.

Al-isra’: 23) (Depag, 1994: 427)

c. Akhlak terhadap guru

Akhlak mulia kepada guru yaitu diantaranya dengan

menghormatinya, berlaku sopan kepadanya, mematuhi perintah-

perintahnya, baik di hadapannya maupun di belakangnya, karena

guru adalah spiritual father atau bapak rohani bagi seorang murid,

yaitu yang memberi santapan jiwa dengan ilmu dan pendidikan

akhlak

d. Akhlak terhadap tetangga dan masyarakat

Pentingnya akhlak tidak terbatas pada perorangan saja, tetapi

penting untuk bertetangga, masyarakat, umat, dan kemanusiaan

seluruhnya. Diantara akhlak terhadap tetangga dan masyarakat yaitu

saling tolong menolong dalam kebaikan, saling menghormati,

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

42

persaudaraan, pemurah, penyantun, menepati janji, berkata sopan,

dan berlaku adil.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-maidah: 2 :

Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa,

dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya

Allah sangat berat siksanya. (QS. Al-maidah: 2) (Depag, 1994: 157)

3. Akhlak terhadap lingkungan

Yang dimaksud dengan lingkungan disini adalah segala sesuatu

yang berada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan,

maupun benda-benda yang tidak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak yang

diajarkan Al-qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia

sebagai khalifah di bumi.

Binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda tidak bernyawa

semuanya diciptakan oleh Allah SWT dan menjadi milik-Nya, serta

semuanya memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini

mengantarkan seorang muslim untuk menyadari bahwa semuanya

adalah “Umat” Tuhan yang seharusnya diperlakukan secara wajar dan

baik.

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

43

BAB III

BIOGRAFI IMAM NAWANI

A. Riwayat Hidup Imam Nawawi

Nama lengkap Imam Nawawi adalah al-Imam al-Faqih al-

Muhaddits Muhyiddin Abu Zakariya Yahya Ibn Syaraf an-Nawawi,

kebanyakan kaum muslimin lebih mengenal beliau dengan nama Imam

Nawawi. Nama an-Nawawi sendiri adalah nisbat (penyandaran) kepada

tanah kelahirannya yaitu di kota Nawa, suatu perkampungan di daerah

Hauran, yang berada di Damaskus, Siriya. Beliau dilahirkan pada bulan

Muharram tahun 631 H/1233 M di Nawa, sebuah kampung di daerah

Dimasyq (Damaskus) yang sekarang merupakan ibukota Suriah. Beliau

dididik oleh ayah beliau yang terkenal dengan keshalihan dan ketakwaan.

Sebelum menginjak usia baligh beliau mulai belajar di katatib (tempat

belajar baca tulis untuk anak-anak) dan menghafal al-Quran. (Thabaqah

Asy-syafi’iyah Al-kubra 5/166).

Imam Nawawi tinggal di Nawa hingga berusia 18 tahun, kemudian

pada tahun 649 H ia memulai Rihlah Thalabul ‘Ilmi ke Damaskus dengan

menghadiri halaqah-halaqah ilmiah yang diadakan oleh para ulama kota

tersebut. Ia tinggal di Madrasah Ar-rawahiyyah di dekat Al-jami’ Al-

umawiy. Jadilah Thalabul ‘Ilmi sebagai kesibukannya yang utama.

Disebutkan bahwa ia menghadiri dua belas halaqah dalam sehari. Ia sangat

rajin dalam menghafal suatu hal, iapun mengungguli teman-temannya yang

lain. Ia berkata: “Dan aku menulis segala yang berhubungan dengannya,

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

44

baik penjelasan kalimat yang sulit maupun pemberian harakat pada kata-

kata, dan Allah telah memberikan barakah dalam waktuku.” (Syadzaratudz

Dzihab 5/355)

Imam Nawawi memiliki nama laqob (gelar) yang diberikan oleh

kaum muslimin padanya yaitu Muhyiddin yang artinya “orang yang

menghidupkan agama”. Namun beliau sendiri membenci gelar ini, sampai-

sampai ia berkata “Aku tidak ridha orang menggelariku Muhyiddin“. Ini

menunjukkan ketidaksenangannya dengan gelar ini sekaligus menunjukkan

ketawadhuannya karena ia menyadari bahwa di dalamnya terdapat tazkiyah

(penyucian) atas dirinya, sedangkan beliau tidak suka akan hal itu.

Meskipun demikian, laqob tersebut tetap melekat dan selalu menyertai

nama beliau di dalam kitab-kitabnya dikarenakan keikhlasan beliau dalam

berdakwah dan hampir seluruh kaum muslim menerima dan mengakui

keilmuwan dan dakwah beliau.

Dikisahkan ketika berumur 7 tahun, ia terjaga di malam hari pada

malam ke 27 Ramadhan yang merupakan salah-satu malam yang

diperkirankan turunnya Lailatul Qadar. Pada malam itu ia melihat seberkas

cahaya yang menerangi rumahnya, ia pun terkejut karena pada saat itu Imam

Nawawi masih anak-anak dan belum mengerti apapun kejadian yang

menimpanya, maka ia pun segera membangunkan orang tuanya dan

menceritakan peristiwa tersebut. Sang ayah memahami bahwa ini adalah

tanda dari Allah SWT terhadap anaknya. Kemudian mereka berdoa agar

Allah memberkahi anaknya. Maka sejak kejadian inilah sang ayah

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

45

memberikan perhatian yang khusus kepada Imam Nawawi. (Thabaqah Asy-

syafi’iyah Al-kubra 5/166).

Pada usianya yang ke 10, sang ayah memasukkan Imam Nawawi ke

madrasah untuk menghafal al-Qur’an dan mempelajari ilmu fiqih kepada

beberapa ulama di sana. Dan ia sangat antusias untuk menghafal al-Qur’an.

Dikisahkan pada suatu hari ketika Imam Nawawi berusia 10 tahun, beliau

diajak bermain oleh teman-temannya, tetapi ia menolak dan lebih memilih

untuk membaca al-Qur’an. Namun mereka tetap saja memaksanya untuk

bermain hingga akhirnya ia pun berlari sambil menangis. Kejadian itu

dilihat oleh syaikh Yasin bin Yusuf al-Marakisyi yang kebetulan lewat,

kemudian ia mendatangi kedua orang tuanya dan memberikan nasihat agar

mengkhususkan Imam Nawawi untuk menuntut ilmu. Orang tuanya

menerima usulan tersebut, dan sejak kejadian itu pula perhatian sang ayah

dan gurunya pun semakin besar terhadap Imam Nawawi. (Thabaqah Asy-

syafi’iyah Al-kubra 5/166).

Pada usianya yang ke-19 tahun, sang ayah melihat lingkungan di

Nawa sudah tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan ilmu anaknya. Maka ia

memutuskan untuk membawanya ke Madrasah Ar-rawahiyyah di pojok

timur Masjid Al-jami’ Al-umawiy di Damaskus. Ketika itu Damaskus

merupakan salah satu daerah yang menjadi pusat kajian ilmu. Ia sangat

tekun dalam menuntut ilmu. Selama 2 tahun di sana ia senantiasa belajar

siang dan malam, sampai-sampai ia tidak tidur kecuali karena ketiduran

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

46

ketika belajar. Dan waktu-waktunya ia habiskan untuk mendalami ilmu dan

menghafal berbagai kitab. (https://biografiImamNawawi.com)

Imam Nawawi menceritakan tentang dirinya sendiri, ia berkata

“Ketika usiaku telah mencapai 19 tahun, ayahku membawaku pindah ke

Damaskus pada saat beliau (ayahnya) berusia 49 tahun. Di sana aku belajar

di Madrasah Rawahiyyah. Selama kurang lebih 2 tahun di sana aku jarang

tidur nyenyak, penyebabnya tidak lain adalah karena aku sangat ingin

mendalami semua pelajaran yang diberikan di Madrasah tersebut. Aku pun

berhasil menghafal at-Tanbih (at-Tanbiih fii Furuu’isy-Syaafi’iyyah, karya

Abu Ishaq asy-Syirazi) kurang lebih selama 4,5 bulan. Selanjutnya, aku

berhasil menghafal 114 Ibadat (sekitar seperempat) dari kitab al-

Muhadzdzab (Al-muhadzdzab fil Furuu’) di sisa bulan berikutnya dalam

tahun tersebut. Aku juga banyak memberikan komentar dan masukan

kepada syaikh kami, Ishaq al-Maghribi. Ia pun lalu merasa tertarik

kepadaku ketika melihatku begitu menyibukkan diri dalam semua

aktifitasku dan tidak pernah nongkrong dengan kebanyakan orang.

Beliaupun sangat senang kepadaku dan akhirnya beliau mengangkatku

menjadi assisten dalam halaqahnya, mengingat jama’ahnya yang begitu

banyak.” (https://biografiImamNawawi.com)

Imam Nawawi sendiri adalah salah seorang ulama besar madzhab

Syafi’i . beliau seorang pemikir muslim di bidang fiqih dan hadis. Beliau

menyibukkan diri untuk beribadah, menuntut ilmu, menulis kitab, serta

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

47

mengabdikan diri untuk menyebarkan ilmu keislaman. Imam Nawawi

meninggal pada 24 Rajab 676 H. (Tim Mutiara, 2013: 5)

B. Latar Belakang Penulisan Kitab Al-adzkar

Imam an-Nawawi merupakan sosok ulama yang tidak pernah

menyia-nyiakan waktu. Selama enam tahun beliau menimba ilmu, dan

selama itu pula beliau tidak pernah meyia-nyiakan waktunya kecuali untuk

belajar dan belajar. Bahkan di jalan pun, ketika beliau pulang atau pergi ke

suatu tempat, tidak pernah terlewat untuk mengulang hafalan atau

mengingat-ingat kembali apa yang telah ia pelajari.

Dalam muqaddimah kitab al-Adzkar Imam Nawawi menjelaskan

bahwa banyak ulama’ yang mengarang kitab-kitab yang berisi tentang

dzikir-dzikir tapi dengan menyebutka sanadnya secara lengkap dan sering

kali diulang-ulang. Pada akhirnya hal ini akan mempersulit umat islam

dalam mempelajarinya. Melihat kondisi seperti ini, beliau ingin

mempermudah umat islam untuk belajar dan mengamalkan dzikir-dzikir

dengan meringkas sanadnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui dzikir-

dzikir dan dapat mengamalkannya. Sebagai ganti dari sanad yang terbuang

Imam Nawawi menyebutkan kualitas hadisnya. Imam nawawi mengakui

bahwa penulisan kitab ini sebagai usaha untuk mempermudah umat islam

yang ingin menggiatkan amalan-amalan dzikir namun kesulitan untuk

mencari bacaan dzikir yang disunnahkan Nabi Muhammad SAW. Menurut

pengakuannya, pada saat itu beliau mendapati ada cukup banyak kitab hadis

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

48

yang sudah dikarang oleh para ulama. Namun kitab-kitab tersebut

cenderung memfokuskan pembahasan hadis pada sisi perawinya, matan,

dan silsilahnya. Hal seperti ini tentunya belum cukup praktis untuk orang

banyak, yaitu orang-orang awam yang masih berada pada fase pemula

dalam pengalaman islam.

Berbeda dengan orang-orang non-awam atau para ‘ulama serta para

ahli yang telah jauh melangkah dan memahami pasal-pasal penting dalam

pengalaman islam. Umumnya mereka yang ‘alim itu tergolong orang-orang

yang memang berkonsentrasi penuh dalam mendalami ilmu-ilmu hadis

maupun ilmu-ilmu keislaman yang cukup lintas dimensi. Untuk itulah,

imam Nawawi menyadari bahwa mengetahui dan mengamalkan bacaan-

bacaan dzikir yang disunnahkan itu lebih penting dan lebih praktis bagi

orang-orang awam. Bila memang orang-orang awam menginginkan untuk

mengetahui sisi Asanid atau seluk beluk dari hadis tersebut, beliaupun telah

membahas hal tersebut dalam kitab karangannya yang lain. Di dalam kitab

ini beliau mengisyaratkan niat mulianya untuk membantu kemudahan jalan

para ahli kebaikan. Baik dalam menghadirkan penerangan tentang dalil-

dalil yang terkait dengan isi tersebut maupun sebagai isyarat terkait.

Kitab Al-adzkar ini berisikan tentang hadis-hadis yang telah

tercantum di dalam kitab-kitab hadis terkenal di kalangan umat islam pada

masa itu. Hanya saja bagi orang-orang yang khusus ingin mengetahui

dzikir-dzikir yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW tentu cukup sulit

untuk memeriksa satu persatu saluruh kitab-kitab hadis tersebut. Imam

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

49

Nawawi telah banyak mengantarkan orang-orang awam untuk tidak sulit-

sulit lagi membuka ribuan halaman kitab-kitab hadis yang bermacam-

macam itu.

Pembabakan kitab ini dibagi oleh Imam Nawawi dari segi kejadian

atau masalah praktis yang terjadi di tengah-tengah umat islam. Misalnya

mengenai doa-doa yang harus dibaca ketika akan melaksanakan aktivitas

sehari-hari, yang tentunya ini merupahan hal yang sepele yang jarang sekali

dibahas secara serius selama ini di tengah-tengah umat islam. Dengan

membaca kitab ini, siapapun akan tahu bahwa doa-doa ketika akan

melakukan aktivitas sehar-hari yang mereka lakukan ini memanglah shahih,

yaitu bersumber langsung dari Rasulullah SAW.

Melalui kitab ini Imam Nawawi mengantarkan siapa saja yang ingin

mengetahui hakikat islam. Bahwa islam adalah agama yang sebenarnya

yang menginginkan segala aktivitas manusia, baik yang lahir maupun yang

batin selalu diikatkan Allah SWT melalui perantara doa. Agar perbuatan

tersebut berkualitas, selalu memiliki persambungan selalu kepada Allah

SWT, serta yang paling penting adalah membawa keberkahan, tidak hanya

bagi yang beramal, tapi juga bagi yang merasakan akibat amal baik tersebut

di dunia maupun di akhirat. Kitab ini selesai dikarang pada bulan muharram

tahun 667 H. (Http://BiografiKitabAl-adzkar.com, diakses pada

20/04/2017)

C. Sistematika Penulisan Kitab Al-adzkar An-nawawi

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

50

Dalam mengarang kitab ini, Imam Nawawi mengambil hadis-hadis

yang menerangkan tentang dzikir-dzikir yang telah tercantum di dalam

kitab-kitab masyhur yang menjadi landasan dalam islam, seperti: Shahih

Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Daud, Sunan at-Tirmidzi, Sunan an-

Nasa’i. Beliau juga mengambil dari sebagian kitab-kitab lainnya.

Kitab ini disusun berdasarkan kejadian atau masalah praktis yang

terjadi di tengah-tengah umat islam. Di dalam kitab ini terdapat beberapa

kitab, kitab-kitab tersebut memuat beberapa bab, dan dalam bab-bab

tersebut terdapat beberapa fashal. Dalam setiap kitab sebelum beliau

menyebutkan hadisnya, beliau menyebutkan ayat-ayat al-Qur’an yang

bersinggungan dengan kitab tersebut dan penjelasan yang terkait dengan

kitab tersebut. (Http://sistematikakitabal-adzkar.com)

Berikut adalah tabel isi kitab Al-adzkar An-nawawi:

No. Kitab Bab Fashal

- - (Muqaddimah Penulis) حطبة الكتاب 1

2 - 67 52

18 - (Membaca Al-qur’an) تلاوة القران 3

6 - (Pujian kepada Allah SWT) حمد الله تعالى 4

Membaca Shalawat pada) الصلاة على رسول الله 5

Rasulullah SAW)

4 4

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

51

Dzikir-dzikir) الأذكار والدعوات للأمور العارضات 6

dan doa-doa yang dibaca untuk perkara-perkara

tertentu)

20 -

Dzikir-dzikir yang dibaca) أذكار المرض والموت الخ 7

bagi orang sakit dan orang yang meninggal)

34 5

Dzikir-dzikir yang) الأذكار فى صلوات مخصوصة 8

dibaca saat shalat-shalat khusus)

16 6

الصومأذكار 9 (Dzikir-dzikir yang dibaca saat puasa) 6 -

18 - (Dzikir-dzikir yang dibaca saat Haji) أذكار الحج 10

- 13 (Dzikir-dzikir yang dibaca saat Jihad) أذكار الجهاد 11

Dzikir-dzikir yang dibaca bagi) أذكار المسافر 12

Mufassir)

25 -

بأذكار الأكل و الشار 13 (Dzikir-dzikir seputar makan

dan minum)

20 1

السلام و التئذان و تشميت العاطس وما يتعلق بها 14

(Salam, meminta idzindan mendoakan orang yang

bersin serta hal lain yang berhubungan

dengannya)

13 40

Dzikir-dzikir dalam) أذكار النكاح وما يتعلق به 15

pernikahan dan yang berkaitan dengannya)

12 1

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

52

- 20 (Nama) الأسماء 16

-Dzikir-dzikir yang bermacam) الأذكار المتفرقة 17

macam)

56 1

23 65 (Menjaga Lisan) حفظ اللسان 18

10 2 (Seputar Doa-doa) جامع الدعوات 19

1 1 (Istighfar) الإستغفار 20

Jumlah 340 220

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam kitab Al-adzkar

karya Imam Nawawi terdapat 19 Kitab, di dalam kitab tersebut terdapat 340

Bab, dan di dalam bab tersebut terdapat 220 Fashal, serta 1236 hadis, yang

mana dari kesekian hadis memuat berbagai macam pendidikan akhlak, baik

akhlak terhadap Allah SWT, Rasulullah SAW, Al-qur’an, sesama manusia,

diri sendiri maupun pendidikan tata cara dalam melakukan aktivitas sehari-

hari. Akan tetapi Imam Nawawi tidak menyebutkan sanad secara lengkap

ketika beliau menuliskan hadis di dalam kitab ini.

D. Guru-guru Imam Nawawi

Seumur hidupnya Imam Nawawi belajar pada guru-guru yang amat

sangat terkenal seperti berikut:

1. Pada bidang Fiqih dan Ushul Fiqih

a. Ishaq bin Ahmad bin ’Utsman al-Maghribi al-Maqdisi

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

53

b. Abdurrahman bin Nuh bin Muhammad al-Maqdisi

c. Sallar bin aI-Hasan al-Irbali al-Halabi ad-Dimasyqi

d. Umar bin Bandar bin Umar at-Taflisi asy-Syafi’i

e. Abdurrahman bin Ibrahim bin Dhiya’ al-Fazari yang lebih dikenal

dengan al-Farkah.

2. Pada bidang Ilmu Hadis

a. Abdurrahman bin Salim bin Yahya al-Anbari

b. Abdul ’Aziz bin Muhammad bin Abdul Muhsin al-Anshari

c. Khalid bin Yusuf an-Nablusi

d. Ibrahim bin ’Isa al-Muradi

e. Isma’il bin Abi Ishaq at-Tanukhi

f. Abdurrahman bin Abi Umar al-Maqdisi.

3. Pada bidang Ilmu Nahwu dan Bahasa

a. Syaikh Ahmad bin Salim al-Mishri

b. Al-’izz al-Maliki, salah seorang ulama bahasa dari madzhab Imam

Malik.

E. Murid-murid Imam Nawawi

Adapun murid-murid Imam Nawawi yang melalui didikannya

bermunculan para ulama besar, di antaranya adalah:

1. Sulaiman bin Hilal al-Ja’fari

2. Ahmad Ibnu Farah al-Isybili

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

54

3. Muhammad bin Ibrahim bin Sa’dullah bin Jama’ah

4. ’Ala-uddin ’Ali Ibnu Ibrahim yang lebih dikenal dengan Ibnul ’Aththar

Syamsuddin bin an–Naqib

5. Syamsuddin bin Ja’wan dan masih banyak yang lainnya.

F. Karya Imam Nawawi

Berikut adalah beberapa karya dari Imam Nawawi:

1. Dalam bidang fiqih yaitu: Al-majmu’, Raudhatuth Thalibin, Al-minhaj,

dan Al-Fatawa

2. Dalam Bidang Hadits yaitu: Syarah Shahih Bukhari, Al-minhaj Syarah

Sahih Muslim, Syarah Sunnan Abu Dawud, Arba’in An-nawawi,

Riyadhush Shalihih, dan At-taqrib wat Taysir fi Ma’rifat Sunan Al-

basyirin Nadzir

3. Dalam Bidang Biografi dan Bahasa Arab yaitu: Tahdzibul Asma’ wal

Lughat, Thabiqat Asy-syafi’iyyah, Manaqib Asy-syafi’i

4. Dalam Bidang Akhlak yaitu: At-tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an,

Bustanul Arifin, dan Al-adzkar

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

55

BAB IV

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM KITAB AL-ADZKAR KARYA IMAM NAWAWI

A. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Al-adzkar Karya Imam Nawawi

Salah satu karya Imam Nawawi yang sudah dikenal dalam dunia

pesantren adalah kitab Al-adzkar. Karya beliau yang satu ini mengajak

seluruh umat manusia untuk menjadi hamba yang senantiasa mengingat

terhadap Allah SWT dengan cara berdzikir maupun bertutur kata yang

sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW dalam melakukan aktifitas

sehari-hari, mulai dari bangun tidur sampai menjelang tidur. Dengan

harapan agar dalam melakukan rutinitas sehari-hari mendapatkan ridla dari

Allah SWT.

Islam menekankan pendidikan yang berorientasi pada pencapaian

kebaikan bagi individu dengan menawarkan amal shaleh sebagai simbol

orientasi baru. Dengan amal shaleh akan lahir manusia baru yang berhak

memperoleh kebaikan, sebab amal shaleh yang dilakukannya akan

membuatnya berbeda dari sebelum memperoleh pendidikan dan amal

shaleh. (Aly, 2008: 80)

Pada hakikatnya cukuplah Allah untuk semua makhluk hidup di

dunia ini, Dia sebaik-baik pemberi nikmat dan pemberi pertolongan. Tidak

ada daya dan upaya melainkan hanya milik Allah semata, yang Maha

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

56

perkasa lagi Maha bijaksana, tidak ada kekuatan melainkan hanya milik

Allah SWT.

Allah SWT berfirman:

فاذكرونى أذكركم واشكرولى ول تكفرون

Artinya: “Hendaklah kalian mengingat-Ku maka Aku akan

mengingat kalian dan bersyukurlah kalian pada-Ku dan janganlah kalian

ingkar.” (QS. Al-baqarah: 152)

Allah SWT berfirman:

ا خلقت الجن و النس ال ليعبدون وم

Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia melainkan

hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-dzariyat: 56)

Dengan dua ayat tersebut diketahui bahwa sebaik-baik kondisi

seorang hamba adalah saat dia berdzikir, berdzikir pada Tuhan-Nya Tuhan

semesta alam, menyibukkan diri untuk selalu berdzikir dengan dzikir yang

diriwayatkan dari Rasulullah SAW, pemimpin seluruh Rasul.

Sesungguhnya segala bentuk pendidikan adalah bersumber pada

Rasulullah SAW, karena beliau merupakan suri tauladan yang baik, dan

sebaik-baik tauladan dari zaman sebelum Rasulullah SAW ataupun setelah

Rasulullah SAW. Kehidupan Rasulullah SAW merupakan suri tauladan

bagi kaum muslimin, karena itu wajib bagi setiap muslim mengetahuinya

untuk diikuti dan diamalkan sesuai dengan petunjuknya.

Berangkat dari pernyataan di atas, selanjutnya penulis akan

membahas bagaimana penjabaran tentang nilai-nilai pendidikan akhlak

menurut Imam Nawawi dalam kitab Al-adzkar di bawah ini:

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

57

1. Pendidikan Akhlak terhadap Allah SWT

Sesungguhnya dzikir kepada Allah termasuk bentuk taqarrub

(ibadah yang diamalkan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah

SWT) yang paling mulia dan paling utama. Orang yang menempuhnya

berarti ia berjalan di atas jalan keamanan dan ketentraman, serta faidah

yang di raihnya tidak dapat diungkapkan dengan lisan dan tidak dapat

diketahui secara keseluruhan oleh manusia.

Ibadah adalah segala sesuatu yang mencakup semua hal yang

dicintai dan diridhai Allah SWT, baik berupa ucapan dan amalan yang

nampak dan tersembunyi. Maka Shalat, zakat, puasa, haji, berdoa,

berdzikir, membaca Al-qur’an, dan yang semisalnya termasuk ibadah.

Demikian juga mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya juga termasuk

dalam ibadah, yang mana dinamakan ibadah apabila diniatkan untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT, itulah salah satu bentuk akhlak

seorang musim terhadap Allah SWT.

Salah satu akhlak manusia terhadap Allah SWT salah satunya

yaitu Berdoa kepada Allah SWT, yaitu memohon apa saja yang menjadi

kebutuhan kepada Allah. Doa merupakan inti ibadah yang merupakan

pengakuan akan keterbatasan dan ketidak mampuan manusia, sekaligus

pengakuan akan Kemaha Kuasaan Allah SWT terhadap segala sesuatu.

Dalam kitab Al-adzkar disebutkan bahwasannya diriwayatkan

dalam kitab Tirmidzi, dari Abu Hurairah ra, ia berkata:

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

58

ه أن يستجيب الله تعالى له قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من سر

خاء عاء فى الر دائد والكرب فاليكثر الد عند الش

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang mengharapkan

agar dikabulkan doanya oleh Allah SWT diwaktu dalam kesusahan dan

musibah, maka perbanyaklah berdoa pada waktu dia berada dalam

kesenangan” (Imam Nawawi, 2014: 988)

Tawakkal kepada Allah SWT dengan berserah diri

sepenuhnya kepada Allah. Diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud,

Sunan At-tirmidzi, Sunan An-nasa’i dan lainnya dari Anas ra, ia

berkata:

–يعني إذا خرج من بيته –من قال صلى الله عليه وسلم : قال رسول الله

ة إل بالله لت على الله, ول حول و ل قو بسم الله, توك

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang berdoa

ketika keluar dari rumahnya, (Dengan menyebut nama Allah SWT

saya bertawakkal kepada Allah SWT, tiada daya dan upaya

melainkan hanya milil Allah).” (Imam Nawawi, 2014: 78)

Serta tawadhu’ terhadap Allah SWT, dengan merendahkan hati

dihadapan Allah SWT, mengakui bahwa dirirnya rendah dan hina

dihadapan Allah SWT. Diriwayatkan dalam Shahih Muslim:

أوحى إلي أن تواضعوا حتى ل صلى الله عليه وسلم : قال رسول الله

يفخر أحد على أحد ول يبغ أحد على أحد

Rasulullah SAW bersabda, “Dan Allah SWT mewahyukan

kepadaku agar kalian saling merendah diri agar tidak ada

seorangpun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak

seorangpun berlaku dzalim pada yang lain”. (Imam Nawawi, 2014:

80)

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

59

2. Pendidikan Akhlak terhadap Rasulullah SAW

Iman kepada para Nabi merupakan salah satu butir dalam rukun

iman. Sebagai umat Islam tentu wajib beriman kepada Rasulullah SAW

beserta risalah yang dibawanya. Nabi Muhammad SAW adalah sebaik-

baik makhluk, makhluk paling mulia dihadapan Allah SAW, derajatnya

paling tinggi, dan kedudukannya paling dekat dengan Allah SWT.

Di dalam kitab Al-adzkar, diantara hak Nabi Muhammad SAW

yang disyari’atkan Allah SWT atas umatnya adalah mengucapkan

shalawat dan salam untuk beliau. Allah SWT dan para Malaikat-Nya

telah bershalawat kepada beliau dan Allah SWT memerintahkan kepada

para hamba-Nya agar mengucapkan shalawat dan salam kepada beliau.

Dalam kitab Al-adzkar disebutkan, bahwasannya telah

diriwayatkan dalam kitab At-tirmidzi dari Abdullah bin Mas’ud ra:

: أولى الناس بي يوم القيامة أكثرهم صلى الله عليه وسلم أن رسول الله

علي صلاة

Bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Manusia yang paling

utama untuk aku di hari kiamat adalah yang paling banyak membaca

shalawat untukku.” (Imam Nawawi, 2014: 316)

Bila seseorang mengucapkan shalawat pada Nabi SAW,

hendaknya menggabungkan antara shalawat dan salam, dan jangan

hanya mencukupkan diri dengan menyebutkan salah satunya.

Disunnahkan juga bagi yang membaca hadis dan lainnya, bila nama

Rasulullah SAW disebutkan agar mengangkat suaranya disaat

mengucapkan shalawat dan salam pada Rasulullah SAW, namun tidak

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

60

perlu terlalu berlebihan dalam mengeraskan suaranya. (Imam Nawawi,

2014: 321)

3. Pendidikan Akhlak terhadap Al-qur’an

Al-qur’an bukanlah kitab yang hanya ditujukan pada suatu

bangsa, sementara tidak kepada bangsa yang lain, Al-qur’an adalah

kitab bagi seluruh golongan manusia. Membaca Al-qur’an adalah

sebaik-baik dzikir, Allah SWT menurunkan Al-qur’an antara lain

dengan hikmah agar manusia memperhatikan ayat-ayat-Nya,

menyampaikan ilmu-Nya, dan merenungkan rahasia-Nya.

Diantara sunnah membaca Al-qur’an di dalam kitab Al-adzkar

antara lain:

a. Membaca Al-qur’an di waktu malam dan siang, baik saat bepergian

maupun saat berada di rumah.

b. Sebaik-baik waktu membaca Al-qur’an adalah saat sedang shalat

c. Membaca doa saat mengkhatamkan Al-qur’an

d. Ikhlas dalam membaca Al-qur’an

e. Bila hendak membaca Al-qur’an hendaknya membersihkan mulut

dengan menggunakan siwak atau yang lainnya

f. Membaca Al-qur’an dalam kondisi khusyu’

g. Membaca Al-qur’an dengan menggunakan mushaf lebih baik dari

pada menggunakan hafalannya

h. Mengeraskan suara saat membaca Al-qur’an

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

61

i. Membaguskan suara saat membaca Al-qur’an (Imam Nawawi,

2014: 285-299)

Membaca Al-qur’an adalah sebaik-baik dzikir, sebagaimana yang

telah disebutkan sebelumnya. Maka dengan ini hendaknya sebagai umat

islam senantiasa dan selalu membaca Al-qur’an. Walaupun hanya

membaca sedikit dari ayat-ayat Al-qur’an, dia telah dianggap membaca

Al-qur’an. (Imam Nawawi, 2014: 300)

Seseorang yang mencintai sesuatu tentunya akan banyak dan

sering menyebutnya. Demikian pula mukmin yang mencintai Allah

SWT, tentulah mereka akan menyebut asma-Nya dan juga senantiasa

membaca firman-firman-Nya.

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa:

Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah Al-qur’an, karena

sesungguhnya Al-qur’an itu dapat memberikan syafa’at di hari kiamat

kepada para pembacanya.”

4. Pendidikan Akhlak tehadap sesama manusia

Akhlak tehadap sesama manusia berarti sebagai umat islam harus

berbuat baik kepada sesama manusia tanpa memandang siapa orang

tersebut. Sehingga sesama manusia mampu hidup dalam masyarakat

yang aman dan tentram.

Di dalam kitab al-Adzkar di sebutkan bahwa, akhlak terhadap

sesama manusia dibagi menjadi dua, yaitu:

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

62

a. Akhlak terpuji

1) Rasa persaudaraan

Diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari Abi Hurairah

ra, ia berkata:

: ل تحاسدوا ول تناجشوا صلى الله عليه وسلم رسول الله قال

الله ول تباغضوا ول تدابروا ول يبغ بعضكم على بعض و كونوا عباد

إخوان ا , ألمسلم أخو المسلم ل يظلمه ول يخذله و ل يحقره , التقوى

ات بحسب امرئ من الشر أن يحقر هاهنا و يشير إلى صدره ثلاث مر

لمسلم حرام دمه و ماله و عرضه أخاه المسلم , كل المسلم على ا

Rasulullah SAW bersabda: “janganlah saling iri hati

dan dengki, saling bersaing dalam penawaran, saling

membenci, saling bermusuhan dan saling menjual barang untuk

merusak transaksi orang lain, jadilah kalian hamba-hamba

Allah yang bersaudara. Muslim satu dengan muslim yang lain

itu bersaudara, tidak mendzaliminya, merendahkan dan

menghinanya. Taqwa itu disini, sambil menunjuk dadanya, dan

mengucapkannya sebanyak tiga kali. Cukuplah keburukan

seseorang adalah ketika menghina saudaranya sesama muslim.

Setiap muslim terhadap muslim yang lain adalah haram darah,

harta dan kehormatannya.” (Imam Nawawi, 2014: 906 )

2) Menahan amarah

Diriwayatkan dalam kitab Abu Dawud dan Tirmidzi, dari

Ibnu Mas’ud ra, ia berkata:

: ل يبلغني أحد من صلى الله عليه وسلم رسول الله قال

در أصحابي عن أحد شيئ ا فإني أحب أن أخرج إليكم و أنا سليم الص

Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah seorang dari

sahabatku melaporkan kepadaku tentang seseorang, karena

aku ingin keluar menemui kalian dengan dada yang bersih

(lurus).” (Imam Nawawi, 2014: 902)

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

63

3) Tawadhu’

Diriwayatkan dalam Shahih Muslim dan Sunan Abu

Dawud, serta kitab lainnya, dari ‘iyad bin Himarra, ia berkata:

: إن الله تعالى أوحى إلي أن الله عليه وسلم صلى رسول الله قال

تواضعوا حتى ل يبغي أحد على أحد

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah

mewahyukan kepadaku (Muhammad) agar kalian senantiasa

tawadhu’, sehingga tidak seorangpun dari kalian mendzalimi

yang lainnya dan tidak membanggakan diri di depan orang

lain.” (Imam Nawawi, 2014: 904)

b. Akhlak tercela

1) Ghibah dan Namimah

Ghibah (menggunjing) dan Namimah (mengadu domba)

adalah dua perbuatan yang buruk dan banyak berkembang di

masyarakat, bahkan sangat sedikit yang tidak terhindar dari

keduanya. Definisi Ghibah, yaitu: menyebutkan hal-hal yang

dibenci orang lain, baik seputar tubuhnya, agamanya, dunianya,

dunianya, akhlaknya, hartanya, anaknya, bapaknya, suaminya,

pembantunya, pemerintahannya, pakaiannya, cara jalannya,

gerakannya, keceriaan wajahnya, sikap mesumnya, sikap

cemberutnya, sikap keterbukaannya, atau sikap dan bentuk

lainnya yang berhubungan dengan orang tersebut. Sedangkan

definisi Namimah, yaitu: memindahkan perkataan orang lain

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

64

kepada yang lain dalam rangka kerusakan. (Imam Nawawi,

2014: 876-877)

Diriwayatkan dalam kitab Tirmidzi, dari Abu Darda’ ra,

وسلم قال : من رد عن عرض أخيه رد الله صلى الله عليه عن ا لنبي

عن وجهه النار يوم القيامة

Dari Nabi SAW beliau bersabda: “Barang siapa yang

mencegah terjadinya ghibah terhadap kehormatan saudaranya,

maka Allah SWT akan melindungi wajahnya dari api neraka

pada hari kiamat” (Imam Nawawi, 2014: 891)

2) Memfitnah keturunan

Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, dari Abu Hurairah

ra, ia berkata:

: إثنتان فى الناس هما بهم صلى الله عليه وسلم رسول الله قال

فر : الطعن فى النسب و النياحة على الميت ك

“Rasulillah SAW bersabda, “ada dua perkara manusia

yang apabila keduanya ada pada mereka, maka itu adalah

kekufuran, yaitu mencela nasab dan meratapi mayit.” (Imam

Nawawi, 2014: 876-877)

3) Menampakkan kegembiraa di atas penderitaan orang lain

Diriwayatkan dalam kitab Tirmidzi, dari Watsilah bin Al-

asqa’ ra, ia berkata:

ماتة لأخيك صلى الله عليه وسلم رسول الله قال : ل تظهر الش

فيرحمه الله و يبتليك

Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

65

Rasulullah SAW bersabda, “ janganlah engkau

menampakkan kegembiraanmu itu dihadapan saudaramu

(sesama muslim) yang tertimpa musibah sehingga Allah akan

memberinya rahmat dan memberimu musibah.” (Imam

Nawawi, 2014: 904)

4) Memberikan persaksian palsu

-ثلاث ا -ى الله عليه و سلم : أل أنبئكم بأكبر الكبائر؟ قال رسول الله صل

قلنا : بلى يا ؤسول الله, قال: الإشراك بالله, و عقوق الولدين, و كان متكئ ا

ور. فم ور وشهادة الز رها حتى قلنا : فجلس فقال: أل وقول الز ا زال يكر

ليته سكت

Rasulullah SAW bersabda: “Maukah kamu aku

beritahukan dosa-dosa yang terbesar?” – tiga kali – kami

menjawab: “Tentu, ya Rasulallah SAW.” Beliau bersabda:

“Menyekutukan Allah dan durhaka kepada orang tua.”

Sebelumnya beliau bersandar, lalu duduk dan bersabda:

“Camkanlah, dan termasuk dosa paling besar adalah

perkataan dusta dan persaksian palsu.” Kemudian beliau

mengulanginya beberapa kali, hingga kami bergumam dalam

hati: “Seandainya beliau berhenti.” (Imam Nawawi, 2014:

908)

5) Menyebut-nyebut pemberian serta menyakiti penerimanya

Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, dari Abu Dzar ra, ia

berkata:

قال : ثلاثة ل يكلمهم الله يوم صلى الله عليه و سلم عن النبي

يهم و لهم عذاب أليم , قال : فقرأها القيامة ول ينظر إليهم ول يزك

ات : قال أ رسول الله صلى الله عليه و سلم بو ذر : خابوا و ثلاث مر

خسروا من هم يا رسول الله ؟ قال : المسبل , و المنان , و المنفق سلعته

بالحلف الكاذب

Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

66

“Rasulullah SAW bersabda: “Ada tiga golongan yang

tidak akan disapa, dilihat dan disucikan Allah pada hari kiamat,

mereka mendapat adzab yang pedih.” Perae berkata: ‘Beliau

mengucapkannya sebanyak tiga kali.’ Lalu Abu Dzar berkata:

“Sungguh mereka telah rugi. Siapakah mereka ya Rasulullah?”

Beliau menjawab: “Orang yang memanjangkan pakaiannya

melewati mata kaki, orang yang suka menyebut-nyebut

pemberiannya dan orang yang melariskan dagangannya

dengan sumpah palsu.” (Imam Nawawi, 2014: 909)

6) Berbuat sewenang-wenang terhadap anak yatim

Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, dari ‘Aidz bin ‘Amru

Al-muzani ra, ia berkata:

أن أبا سفيان أتى على سلمان و صهيب و بلال في نفر , فقالوا :

خذت سيوف الله من عنق عدو الله مأخذها , فقال أبو بكر : أتقولون ما أ

فأخبره , ى الله عليه و سلمصل هذا لشيخ قريش وسيدهم , فأتى النبي

أغضبتهم لقد أغضبت فقال : يا أبا بكر , لعلك أغضبتهم ؟ لئن كنت

ربك. فأتاهم فقال : يا إخوتاه أغضبتكم ؟ فقالوا : ل

“Bahwasannya Abu Sufyan mendatangi Salman, Syuhaib,

dan Bilal dalam sekelompok orang, maka mereka berkata:

“(Demi Allah) pedang Allah belum memotong leher musuh

Allah.” Maka Abu Bakar berkata: “Apakah kamu mengatakan

ini untuk tokoh Quraisy dan pemimpin mereka?” lalu Abu

Bakar mendatangi Nabi SAW dan mengadukannya. Maka

beliau bersabda: “Wahai Abu Bakar, barangkali kamu telah

membuat mereka marah. Sungguh jika kamu membuat mereka

marah, maka kamu telah membuat Tuhanmu marah. “Maka

Abu Bakarpun segera kembali mendatangi mereka (untuk minta

maaf), sambil berkata: “Wahai saudaraku, apakah aku telah

membuat kalian marah?” Mereka menjawab: “Tidak.” (Imam

Nawawi, 2014: 921)

Dianjurkan bagi setiap mukallaf, menjaga lisannya dari

perkataan yang tidak bermanfaat. Orang yang paling selamat adalah

Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

67

orang yang benar-benar menjaga setiap perkataan yang keluar dari

mulutnya.

5. Pendidikan Terhadap diri sendiri

a. Syukur

Ungkapan terima kasih atas pemberian nikmat Allah SWT

yang tidak bisa terhitung banyaknya. Bersyukur kepada Allah SWT

dengan ucapan adalah memuji dengan bacaan Alhamdulillah,

sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan

menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah SWT sesuai dengan

aturannya.

Diriwayatkan dalam kitab Ibnu Majjah dan Ibnu As-sunni,

dari ‘Aisyah ra, ia berkata:

إذا رأى ما يحب , قال : ألحمد لى الله عليه و سلمرسول الله صكان

الحات و إذا رأى ما يكره قال : ألحمد لله الذي على لله الذي بنعمته تتم الص

كل حال

Rasulullah SAW apabila melihat sesuatu yang disukainya,

beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmu

shalihat” (Segala puji bagi Allah SWT, yang dengan rahmat-Nya

semprnalah kebaikan-kebaikan), dan apabila beliau melihat sesuatu

yang dibencinya, beliau membaca: “Alhamdulillah ‘ala kulli hal”

(Segala puji bagi Allah SWT atas segala sesuatu-Nya). (Imam

Nawawi, 2014: 832)

Bersyukur yaitu, pujian karena adanya kebaikan yang

diperoleh. Hakikatnya adalah merasa ridha atau puas dengan

perkara yang didapat, walaupun hanya sedikit tetapi tetap saja

merasa bersyukur.

Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

68

b. Optimis

Diriwayatkan dalam kitab Ibnu As-sunni, dan kitab lainnya,

dari ‘Urwah bin Amir Al-juhani ra, ia berkata:

عن الطيرة ؟ فقال: أصدقها الفأل , صلى الله عليه و سلمسئل النبي

ا , و إذا رأيت م من الطيرة شيئ ا تكرهونه فقولوا : اللهم يأتي ول يرد مسلم

ة إل بالله يئات إل أنت, و ل حول و ل قو بالحسنات إل أنت, و ل يذهب بالس

Nabi SAW pernah ditanya tentang thiyarah (pesimis),

kemudian beliau menjawab: ‘yang paling benar adalah rasa optimis

tidak menghalangi seorang muslim untuk memenuhi kebutuhannya.

Apabila kalian melihat sesuatu dari thiyarah yang kalian benci

maka katakanlah: “Ya Allah, sesungguhnya hanya Engkaulah yang

mendatangkan kebaikan, dan hanya Engkaulah yang

menghindarkan keburukan, tiada daya dan upaya kecuali dengan

pertolongan Allah SWT.” (Imam Nawawi, 2014: 834)

6. Pendidikan Tata cara melakukan aktivitas sehari-hari

Seorang hamba tidaklah termasuk hamba yang banyak berdzikir

kepada Allah SWT sebelum ia mengamalkan dzikir-dzikir yang tersurat

(mempunyai dalil yang shahih) secara kontinu dari pengajar kebaikan,

imam orang yang bertaqwa, yaitu Rasulullah SAW, seperti dzikir-dzikir

pada waktu pagi dan petang hari serta pada permulaan malam hari:

a. Ketika berbaring di tempat tidur dan ketika bangun tidur

Di dalam kitab al-Adzkar dikatakan:

Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dari Khudzaifah bin

Yaman ra, juga dari Abu Dzar ra, keduanya berkata:

إذا أوى إلى فرشه قال: باسمك اللهم صلى الله عليه و سلم كان رسول الله

و إذا استيقظ قال: الحمد لله أحيانا بعد ما أماتنا و إليه النشور أحيا و أموت,

Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

69

“ Apabila Rasulullah SAW berbaring di tempat tidurnya, ia

berdoa, “ (Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku hidup dan aku

mati).” Lalu apabila bangun tidur beliau berdoa, “(segala puji bagi

Allah yang menghidupkan kami sesudah kami mati dan kepada-Nya

kami akan dikumpulkan)” (Imam Nawawi, 2014: 67)

b. Ketika masuk dan keluar Kamar Mandi/WC

Telah disebutkan dalam Shahihain dari Anas ra,

كان يقول عند دخل الخلاء : اللهم إني أن رسول الله صلى الله عليه و سلم

أعوذ بك من الخبث و الخبائث

Bahwa Nabi SAW berdoa disaat hendak masuk ke dalam

kamar mandi/WC: Ya Allah aku berlindung pada-Mu dari kekejian

dan kejahatan. (Imam Nawawi, 2014: 89)

Ketika hendak keluar WC bacalah,

غفرانك, الحمد لله الذي أذهب عنى الأذى وعافنى

“Aku memohon ampunan-Mu, segala puji bagi Allah yang

telah membuang kotoran dariku dan membuatku sehat dan kuat”

(Imam Nawawi, 2014: 92)

c. Ketika masuk dan keluar rumah

Di dalam kitab al-Adzkar dikatakan:

Diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud, Sunan At-tirmidzi,

Sunan An-nasa’i dan lainnya dari Anas ra, ia berkata:

لت على الله, –من بيته يعني إذا خرج –قال رسول الله من قال بسم الله, توك

ة إل بالله ول حول و ل قو

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang berdoa

ketika keluar dari rumahnya, (Dengan menyebut nama Allah SWT

saya bertawakkal kepada Allah SWT, tiada daya dan upaya

melainkan hanya milil Allah).” (Imam Nawawi, 2014: 78)

Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

70

Diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud dari Abu Malik Al-

asy’ari ra, ia berkata:

جل بيته فليقل : اللهم إني رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : إذا ولج الر

لك خير المولج وخير المخرج , باسم الله ولجنا , و باسم الله خرجنا , أسئ

لنا , ثم ليسلم على أهله وعلى الله ربنا توك

Rasulullah SAW bersabda,”Apabila seseorang hendak

masuk ke dalam rumahnya, maka bacalah, “Ya Allah saya

memohon pada-Mu sebaik-baik tempat masuk dan sebaik-baik

tempat keluar, dengan nama Allah SWT kami masuk dan dengan

nama Allah SWT kami keluar dan hanya kepada Allah kami

bertawakkal”, setelah itu hendaknya dia mengucapkan salam

kepada keluarganya.” (Imam Nawawi, 2014: 81)

d. Ketika masuk dan keluar Masjid

Di dalam kitab al-Adzkar dikatakan, dari Abu Hamid atau

Abu Usaid ra, ia berkata:

أذا دخل أحدكم المسجد فاليسلم على رسول الله صلى الله عليه و سلم قال

ثم يقل : اللهم افتح لى أبواب رحمتك, و إذا خرج صلى الله عليه و سلمالنبي

ك فاليقل : اللهم إني أسئلك من فضل

Rasulullah SAW bersabda,”Apabila salah seseorang dari

kalian masuk dalam masjid hendaklah ia mengucapkan salam atas

Nabi SAW lalu membaca, “Ya Allah bukakanlah pintu untukku

pintu-pintu rahmat-Mu.” Apabila keluar dari masjid hendaknya

membaca doa berikut: “Ya Allah sesungguhnya aku memohon

karunia kepada-Mu.”” (Imam Nawawi, 2014: 103)

e. Membaca bismillah ketika makan dan minum

Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim,

dari Umar bin Abi Salamah ra, ia berkata:

Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

71

: سم الله و كل بيمينك عليه و سلمصلى الله قال لي رسول الله

Rasulullah SAW mengajarkan kepada saya: “Sebutlah nama

Allah SWT, dan makanlah dengan tangan kanan. (Imam Nawawi,

2014: 606)

Dan segala macam dzikir yang mencakup seluruh perbuatan

seorang hamba, dan mengisi setiap keadaannya, serta memberi

manfaat terhadap umurnya. Hal ini dengan jelas menunjukkan

bahwa agama yang lurus tidak meninggalkan sedikitpun dari

kehidupan manusia, baik yang kecil maupun yang besar, dan semua

itu ada aturannya sendiri-sendiri.

B. Relevansi Nilai Pendidikan Akhlak Kitab Al-adzkar dalam Kehidupan

Manusia

Dapat dikemukakan bahwa analisis nilai pendidikan akhlak yang

dimaksud ialah yang ada hubungannya dengan pengertian pendidikan

akhlak di dalam kitab Al-adzkar kesesuaiannya dengan kehidupan manusia.

Imam al-Nawawi mengatakan di dalam muqaddimah kitab al-Adzkar-nya:

“Bahawa sebaik-baik keadaan seorang hamba adalah di saat dia berdzikir

kepada Rabb-nya, yaitu Rabb sekalian alam. Dia menyibukkan dirinya

dengan dzikir-dzikir yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW, pemimpin

seluruh Rasul.

Tujuan dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk

membentuk manusia yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam

berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku perangai, bersifat

Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

72

bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci. Dengan kata

lain pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki

keutamaan. Berdasarkan tujuan di atas, keadaan, pelajaran, aktivitas

merupakan sarana pendidikan akhlak, dan setiap pendidik harus memelihara

akhlak dan memperhatikan akhlak di atas segalanya. (Ramayulis, 2004:

115)

Dari penjelasan di atas begitu banyak nilai-nilai pendidikan akhlak

yang dapat kita ambil dari kitab Al-adzkar dan dapat diterapkan dalam

kehidupan manusia, untuk menata kehidupan mereka agar menjadi lebih

baik

Bagi kehidupan manusia pendidikan merupakan kebutuhan mutlak

yang harus dipenuhi sepanjang hidupnya. Tanpa pendidikan umat manusia

sama sekali tidak dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-cita untuk

maju.

Nabi Muhammad SAW bergelar Nabiyyurrahman, nabi yang

memiliki belas kasih terhadap seluruh umatnya. Diantara bentuk kasih

sayang beliau kepada umatnya beliau mengajarkan berbagai adab

berpendidikan akhlak, yang menjadi sebab seseorang akan mendapatkan

kebaikan di dunia maupun di akhirat.

Akhlak Islam adalah suatu keyakinan terhadap nilai-nilai ketuhanan

di dalam kehidupan nyata, semata-mata untuk meraih ridha Allah SWT.

Akhlak merupakan aktivitas lahir maupun batin. Aktivitas lahir nampak

dalam budi pekerti terpuji dan aktivitas batin nampak dalam bentuk

Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

73

keteguhan dan kekuatan jiwa, menumbuhkan optimisme dan tekat yang

kuat. (Mujib, 2009: 57)

Adapun nilai-nilai pendidikan akhlak yang relevan dapat diambil

dan diterapkan terhadap dunia pendidikan di masyarakat sekarang dari kitab

Al-adzkar karya Imam Nawawi antara lain dapat penulis uraikan sebagai

berikut:

Pendidikan untuk selalu berdoa kepada Allah SWT ini sangat

relevan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Setiap manusia pasti

mempunyai kebutuhan masing-masing setiap harinya. Untuk

menyeimbangkan kebutuhan dunia dan akhirat, seseorang dibekali untuk

mengingat Allah SWT dalam keadaan apapun. Disaat susah maupun senang

sebagai makhluk yang diciptakan sang Khaliq harus senantiasa mengingat

Allah dimanapun dan kapanpun berada. Serta berdoa ataupun memohon

kepada-Nya apa saja yang menjadi kebutuhan.

Orang yang jauh dari (mengingat Allah SWT) dijamin hidupnya

selalu dipenuhi berbagai masalah dan kesulitan. Hati tidak pernah nyaman

dan tentram, hidup selalu gelisah dan tertekan, berbagai masalah dan

kesulitan bertubi-tubi datang menghimpit. Di dunia hidup sulit di akhiratpun

lebih sulit lagi.

Sikap tawakkal terhadap Allah ini relevan sekali dengan kehidupan

manusia sehari-hari, karena dengan tawakkal kepada Allah SWT itu berarti

kita meyakini bahwa Allah itu adalah tempat untuk berserah diri atas segala

sesuatu yang akan dialaminya. Tawakkal kepada Allah SWT bukan berarti

Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

74

menghilanglkan dan meninggalkan usaha atau ikhtiar. Bahkan tawakkal

tidak sah tanpa adanya usaha. Rasulullah SAW adalah contoh orang yang

paling bertawakkal kepada Allah. Beliau memerintahkan kepada orang lain

agar bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Orang yang tidak mau berusaha, tidak akan memperoleh sesuatu yang

diharapkan. Jika seseorang ingin sembuh dari penyakitnya, hendaklah

berobat. Dalam hal ini Rasulullah SAW menegaskan, “Hai manusia

berobatlah! Sesungguhnya Allah SWT tidak menurunkan penyakit, kecuali

telah menyiapkan obatnya.” (Ibnu Qudamah, 2007: 37)

Sikap tawadhu’ terhadap Allah ini relevan sekali dengan kehidupan

manusia sehari-hari, karena dengan tawadhu’ seseorang menghantarkan

dirinya secara tidak langsung untuk berjalan dengan ketundukan dan

kepatuhan menjalankan segala yang diperintahkan oleh Allah SWT dengan

memasrahkan diri kepada-Nya.

Manusia dituntut untuk menyadari banyaknya kebutuhan dan

kefakirannya, membutuhkan pengampunan Allah SWT serta menyadari

bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT.

Sehingga dengan pemahamannya tersebut, maka tidak pernah terbesit

sedikitpun dalam hatinya sikap sombong dan rendah diri, karena telah

meresapnya keyakinan yang menghujam ke dalam hatinya. (syaikh Amin,

1/3)

Pendidikan akhlak Tawadhu’ pada Allah SWT artinya pendidikan

untuk selalu merendahkan diri dihadapan-Nya, diantaranya dengan merasa

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

75

kecil dan sedikit dalam taat kepada-Nya, artinya merasa bahwa dalam

ketaatan dan ibadahnya masih sangat sedikit dibandingkan dengan dosa-

dosa yang telah dilakukan. Merasa banyak dan sering melakukan maksiat

atau dosa, dalam arti merasa bahwa dosa yang telah dilakukan sangat besar

dibandingkan dengan amalnya. Mempebanyak pujian kepada Allah SWT.

Tidak menuntut hak kepada Allah SWT, tetapi berorientasi pada amal yang

harus dilakukan. (http://pondokpesantrenwaliaminah.blogspot.com)

Mengucapkan Shalawat pada Nabi SAW sangat relevan dengan

kehidupan manusia sehari-hari, karena dengan membacakan Shalawat pada

Nabi SAW berarti manusia sudah memenuhi hak Nabi Muhammad SAW

atau menunaikan satu tugas ibadah yang diperintahkan atas umatnya.

Umat manusia diajarkan apa saja faidah-faidah membacakan

shalawat Nabi SAW, baik faidah secara dhohir maupun batin, diantaranya:

1. Memperoleh limpahan rahmat dan kebaikan dari Allah SAW serta

digolongkan sebagai orang yang shaleh

2. Diangkat drajatnya dan dihapus dosa-dosa dan kesalahannya

3. Bentuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh syafa’at

di hari kiamat sera membuka kesempatan untuk bertemu dengannya.

4. Menjalin komunikasi yang akrab dengan Nabi SAW, karena shalawat

dan salamnya tersebut akan disampaikan oleh Malaikat kepada Nabi

5. Dapat menggantikan shadaqah bagi orang yang tidak sanggup

bershadaqah harta

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

76

6. Menjadikan sebab diterimanya dan dikabulkannya doa (Muhammad,

2012: 22)

Umat manusia juga diajarkan membaca Shalawat Nabi SAW dan

memuji sebanyak-banyaknya diwaktu kapan saja dan ditempat-tempat yang

diperbolehkannya berdzikir, berdoa maupun bershalawat. Umat manusia

biasanya memperbanyak membaca shalawat Nabi di hari Jum’at. Di

kampung-kampung atau masjid-masjid mengadakan pembacaan Maulid

Barzanji sebagai trik mudah agar bisa bershalawat sebanyak-banyaknya di

malam Jum’at.

Membaca Al-qur’an dan memahami isinya sangat relevan dengan

kehidupan manusia sehari-hari, karena dengan membaca Al-qur’an kita

sudah memenuhi kewajiban yang ke-tiga dari rukun iman, apalagi mau

untuk mengamalkan isi dari pada Al-qur’an tersebut.

Umat manusia diajarkan untuk membaca Al-qur’an di dalam shalat

(surat-surat pendek), sebagai awal dari pembelajaran Al-qur’an. Setelah itu

mereka diajarkan apa saja faidah yang didapat bagi orang yang gemar

membaca Al-qur’an, di antaranya:

1. Sebaik-baik manusia adalah orang yang mempelajari dan mengajar Al-

qur’an

2. Memberikan syafa’at kepada diri sendiri dan orang tuanya

3. Mendapatkan pahala serta memperoleh kemuliaan dan rahmat dari Allah

4. Menentramkan hati serta sebagai cahaya di tengah kegelapan

5. Menyembuhkan penyakit

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

77

6. Ahlul Al-qur’an adalah keluarga Allah SWT (Muhammad, 2012: 40)

Dengan beberapa faidah di atas tentunya mereka yang belajar Al-qur’an

akan lebih semangat dan giat dalam membacanya.

Sikap mempunyai rasa persaudaraan dengan sesama manusia sangat

relevan dengan kehidupan manusia sehari-hari, karena sesama manusia itu

bersaudara. Persaudaraan merupakan anugrah yang agung dan nikmat dari

Allah SWT.

Umat manusia diajarkan untuk berusaha semaksimal mungkin, agar

anugrah tersebut tetap terjaga pada diri manusia, yaitu dengan cara:

1. Mencintai saudaranya semata-mata karena Allah SWT dan bukan

karena urusan duniawi. Mengikhlaskan niat untuk mencintai dan

menyayangi saudara karena Allah SWT. Jika seseorang mencintai

saudaranya yang lain karena Allah, maka kecintaan tersebut akan tetap

lestari. Tetapi jika melakukannya karena tujuan duniawi, maka lambat

laun kecintaan tersebut akan pupus di tengah jalan.

2. Lebih mendahulukan membantu saudaranya dengan apa yang mampu

dari jiwa dan harta dari pada dirinya sendiri. Tidak diragukan lagi bahwa

dalam kehidupan bermasyarakat masing-masing individu memiloiki

strata sosial yang berbeda-beda. Antara yang satu dengan yang lainnya

saling membantu. Yang kaya membantu yang miskin, dan yang miskin

membantu yang kaya. Yang memiliki kedudukan membantu orang yang

tidak memiliki kedudukan, dan sebagainya. Hakikat persaudaraan

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

78

adalah lebih mendahulukan kepentingan saudaranya dari pada diri

sendiri.

3. Menjaga kehormatan dan harga diri saudaranya. Ini termasuk inti dan

hak yang agung dalam persaudaraan. Kehormatan seorang muslim

terhadap muslim yang lainnya adalah haram secara umum. Realisasi

dalam hal ini yaitu, tidak menyebutkan aib saudaranya, baik ketika ia

hadir dihadapannya maupun ketika tidak ada, tidak mencampuru urusan

pribadinya, dan menjaga rahasinya. (Rasyid, 2000: 76)

Tidak berperilaku Ghibah (menggunjing) dan Namimah (mengadu

domba) relevan sekali dengan kehidupan manusia sehari-hari. Dianjurkan

bagi setiap orang mukallaf (orang yang telah dibebani tanggung jawab),

menjaga lisannya dari setiap perkataan yang tidak bermanfaat. Salah

satunya Ghibah, dinamakan ghibah karena menggunjing dilakukan ketika

orang yang digunjingkan tidak ada di tempat maupun berada di tempat

namun tidak mendengarnnya. Seseorang yang ghibah tidak terbatas hanya

dengan lisan saja, namun juga bisa dengan tulisan atau isyarat seperti

kedipan mata, cibiran bibir, gerakan tangan dan sebagainya yang intinya

adalah memberitahukan kekurangan seseorang kepada orang lain.

(Amrullah, 2005: 26) Tak kalah meluasnya ghibah dengan tulisan karena

tulisan adalah lisan kedua, seperti banyak dimuat diberbagai media, seperti

facebook, BBM, WA, instagram dan lain sebagainya.

Untuk menghindari sifat tersebut, seorang manusia diajarkan untuk

selalu mengingat bahwa ghibah adalah penyebab kemarahan dan

Page 79: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

79

kemurkaan serta turunnya adzab Allah, bahwasannya timbangan kebaikan

perilaku ghibah akan pindah kepada orang yang digunjingkan, melihat aib

sendiri sebelum mengotak-atik aib orang lain, mengingatkan bahwa

berghibah itu sama saja memakan bangkai saudaranya sendiri, membuang

penyakit hati, kerena ghibah biasanya bermula dari sakit hati, dan lain

sebagainya. (Amrullah, 2005: 29)

Selain dilarang bergunjing, umat manusia juga dilarang mengadu

domba (namimah) yaitu aktivitas seseorang dalam memindahkan suatu

perkataan dari satu orang atau satu kelompok dengan mengemukakan apa

yang tidak disukai kedua belah pihak. Biasanya kalimat namimah selalu

ditambah-tambah dan dikemas sedemikian rupa, sehingga apa yang

disampaikan tersebut menarik untuk didengar. (Umary, 1993: 52-53)

Umat manusia diajarkan untuk agar senantiasa tidak melakukan

perbuatan namimah, yaitu dengan cara: tidak mempercayainya karena setiap

pembawa namimah adalah fasiq, melarang orang tersebut untuk

meneruskan ucapannya dan menasehatinya dengan sebaik-baiknya,

membencinya karena Allah sebab perbuatan itu tidak disekai Allah, tidak

berprasangka buruk dengan orang yang diadu domba, tidak membawa

hikayat cerita kemana-mana, dan tidak ridla dengan orang yang mengadu

domba dan lain sebagainya. (Abdullah, 2004: 48)

Sikap tidak menampakkan kegembiraa di atas penderitaan orang lain

sangat relevan sekali dengan kehidupan manusia sehari-hari, karena antara

Page 80: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

80

muslim satu dengan muslim yang lain itu bersaudara, maka tidak pantas jika

sifat itu ada antara sesama orang yang beriman.

Allah SWT berfirman dalam QS An-nur: 19:

نيا إن الذين يحبون أن تشيع الفاحشة فى الذين أمنوا لهم عذاب أليم فى الد

و الأخرة

“sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan

yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi

mereka adzab yang pedih di dunia dan di akhirat.” (QS. An-nur: 19)

Umat manusia diajarkan sebagaimana yang telah dituliskan oleh

Imam Nawawi dalam kitabnya Riyadus Shalihin membawakan ayat di atas

untuk menunjukkan terlarangnya menampakkan kebahagiaan ketika

seorang muslim mendapatkan musibah. Pendalilannya dari ayat tersebut

adalah jika seseorang menyebar berita jelek yang dilakukan orang mukmin

yang terjerumus dalam dosa mendapatkan ancaman kerugian di dunia dan

akhirat, apalagi jika seseorang menampakkan rasa gembira atas musibah

saudara muslim tanpa adanya sebab apa-apa. Secara umum kehormatan

sesama muslim tidak boleh diinjak, bisa jadi orang yang dijelekkan itu

dirahmati oleh Allah SWT (Syarh Riyadus Shalihin, 6/ 263)

Sikap tidak menyebut-nyebut pemberian serta menyakiti

penerimanya ini sangat relevan sekali dengan kehidupan manusia sehari-

hari. karena tidak jarang setiap manusia pasti ada yang yang mempunyai

sifat resebut.

Umat manusia diajarkan bagaimana supaya mereka tidak mempunya

sifat tersebut, yaitu sebagai berikut:

Page 81: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

81

1. Mengungkit-ungkit pemberian dan menyakiti penerimanya merupakan

sifat orang bakhil, karena ia merasa takjub dengan pemberiannya. Ia pun

merasa pemberiannya adalah perkara yang besar meskipun sebenarnya

adalah kecil. Lalu ia iringi dengan mengungkit-ungkit pemberian dan

menyakiti hati penerima karena ia mengira bahwa dirinyalah yang telah

memberi.

2. Haram hukumnya mengungkit-ungkit pemberian dan menyakiti hati

penerima, karena kedua sifat ini membatalkan rasa syukur dan dapat

menghapus pahala amal, seperti yang dikatakan oleh sebagian orang,

mengungkit-ungkit pemberian dapat merusak seluruh kebaikan yang

telah engkau berikan, seseorang yang mulia yaitu orang yang apabila

memberi tidaklah menyertakan pemberiannya dengan mengungkit-

ungkit.

3. Infaq fi Sabilillah termasuk peruatan ma’ruf yang bisa mendekatkan diri

kepada Allah SWT dan melindungi dari keburukan-keburukan,

hendaknya amal tersebut benar-benar ikhlas mengharap wajah Allah

semata, dan lain sebagainya.

Manusia yang memberikan sesuatu kepada orang lain, kalau itu

adalah sedekah maka ia memberikannya karena Allah SWT. Jika demikian

adanya, maka manusia tidak boleh menyebut-nyebut pemberiannya, baik

mengatakan itu dihadapan penerima atau tidak.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-baqarah: 264:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan

(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan

Page 82: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

82

penerimanya, seperti orang yang menafkahkan hartanya karena ria kepada

manusia dan dia tidak beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian.

Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah,

kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu mendaikannya bersih (tidak

bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka

usahakan dan Allah SWT tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang

fakir. (QS. Al-baqarah: 264)

Ini menunjukkan bahwa jika manusia menyebut-nyebut

pemberiannya maka pahalanya batal, ia tidak mendapatkan pahala darinya

dan juga mendapat dosa besar.

Sikap syukur sangat relevan dengan kehidupan manusia sehari-hari,

karena bersyukur berarti berterimakasih atas segala nikmat yang diberikan

Allah SWT. Dan perilaku ini harus ada dalam diri setiap manusia, karena

setiap nafas yang kita hirup merupakan Kuasa-nya. Umat manusia diajarkan

berterima kasih kepada Allah dengan cara mempergunakan nikmat

sebagaimana diperintahkan Allah SWT. Nikmat sehat untuk beribadah dan

bekerja, nikmat harta untuk nafkah dan zakat, infak, dan sedekah, nikmat

jabatan untuk membuka jalan kebaikan bagi islam dan kaum muslim.

Allah SWT berfirman dalam QS. Ibrahim: 7 :

و إذ تأذن ربكم لئن شكرتم لأزيدنكم و لئن كفرتم إن عذابى لشديد

“Jika kamu bersyukur pasti akan Kutambah nikmat-Ku untukmu,

dan bila kamu kufur, maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih.” (QS.

Ibrahim: 7)

Rasa syukur seorang muslim dilakukan dengan hati, yaitu dengan

menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang diperoleh adalah semata-mata

karena anugerah dan kemurahan Allah SWT. Syukur dengan lisan berupa

Page 83: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

83

ucapan hamdalah (Alhamdulillah) dan syukur dengan anggota badan

dilakukan dengan mempergunakan segala nikmat hanya untuk kebaikan.

(www.risalahislam.com)

Seorang manusia yang mempunyai sifat sabar dalam kesusahan,

maka kesusahan itulah yang menjadikan masalahnya sebagai sumber

kebaikan. Saat bergembira mendapatkan nikmat juga menjadi ladang amal

kebaikan dengan cara bersyukur. Maka, sabar dan syukur adalah sikap dasar

kehidupan seorang muslim yang membuatnya selalu bahagia, ceria, dan

optimis.

Mengingat Allah SWT dalam melakukan aktivitas sehari-hari sangat

relevan dengan kehidupan manusia sehari-hari, karena mengingat Allah

SWT merupakan kegiatan utama yang seharusnya dilakukan dalam kegiatan

sehari-hari. Manusia diajarkan agar semua kegiatan senantiasa berkah dan

mendapat nilai ibadah di sisi Allah SWT, maka hendaklah setiap akan

melakukan kegiatan, kita berdoa kepada Allah SWT.

Shalat adalah kegiatan dzikir yang telah ditetapkan waktu dan tata

caranya. Di luar shalat lima waktu tersebut juga bisa melaksanakan kegiatan

dzikir lainnya, dalam rangka menjaga komunikasi dan hubungan dengan

Allah SWT setiap saat. Rasulullah banyak mengajarkan doa-doa yang

dianjurkan dibaca setiap hari, seperti doa yang dibaca ketika mau tidur dan

bangun tidur, masuk kamar mandi dan keluar kamar mandi, sebelum makan

dan sesudah makan, keluar rumah dan masuk rumah, masuk masjid dan

keluar masjid, doa saat melakukan perjalanan, dan lain sebagainya. Semua

Page 84: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

84

doa itu merupakan kalimat dzikir yang menjaga hubungan dan komunikasi

dengan Allah SWT. (Aditia, 2011: 20)

Umat manusia juga diajarkan apa saja manfaat dari pada melakukan

dzikir saat melakukan aktivitas sehari-hari supaya mereka sadar dan mau

mengamalkan dzikir-dzikir yang sudah diajarkan Rasulullah SAW,

diantaranya yaitu,

1. Mendapatkan keberuntungan, yaitu masuk surga

2. Mendapatkan pahala yang besar

3. Menolak syaitan dan menghancurkannya

4. Membuat hati tenang, gembira, dan lapang serta hilangnya duka cita

5. Menumbuhkan mahabbah dan muqarrabah kepada Allah SWT

6. Diingat oleh Allah SWT

7. Menggugurkan dosa sekaligus menghilangkannya

8. Menghindarkan diri daru ghibah dan namimah

9. Akan diliputi malaikat, dituruni rahmat, mendapatkan kedamaian, dan

dibanggakan Allah SWT di hadapan malaikat

10. Dan lain sebagainya (Qayyim, 2014: 45)

Page 85: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

85

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya

yang dilakukan penulis, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Al-adzkar Karya Imam An-

nawawi

a. Pendidikan Akhlak terhadap Allah SWT

1) Pendidikan untuk selalu berdoa kepada Allah SWT

2) Pendidikan Tawakkal kepada Allah SWT

3) Pendidikan tawadhu’ terhadap Allah

b. Pendidikan Akhlak terhadap Raasulullah SAW

Pendidikan untuk mengucapkan shalawat dan salam kepada

Rasulullah SAW ketika nama beliau disebut

c. Pendidikan Akhlak terhadap Al-Qur’an

1) Pendidikan untuk selalu membaca Al-qur’an

2) Pendidikan untuk mengamalkan isi dari Al-qur’an

d. Pendidikan Akhlak tehadap sesama manusia

Di dalam kitab al-Adzkar di sebutkan bahwa, akhlak

terhadap sesama manusia dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Akhlak terpuji, yaitu meliputi:

a) Rasa persaudaraan

b) Menahan amarah

Page 86: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

86

c) Tawadhu’

2) Akhlak tercela

a) Ghibah dan Namimah

b) Menampakkan kegembiraa di atas penderitaan orang lain

c) Memberikan persaksian palsu

d) Menyebut-nyebut pemberian serta menyakiti penerimanya

e) Berbuat sewenang-wenang terhadap anak yatim

e. Pendidikan Terhadap diri sendiri, yaitu meliputi:

1) Sabar

2) Syukur

3) Optimis

f. Pendidikan Tata cara melakukan aktivitas sehari-hari

1) Pendidikan untuk selalu berdoa ketika sebelum dan sesudah

melakukan aktivitas sehari-hari

2) Pendidikan untuk selalu berdzikir (mengingat Allah SWT)

ketika akan atau sesudah melakukan aktivitas sehari-hari

2. Relevansi Nilai Pendidikan Akhlak Kitab Al-adzkar dalam kehidupan

sehari-hari.

Nilai-nilai pendidikan akhlak yang relevan dapat diambil dan

diterapkan terhadap masyarakat sekarang dari kitab Al-adzkar karya

Imam Nawawi antara lain dapat penulis uraikan bahwasannya nilai

pendidikan akhlak dalam kitab Al-adzkar sudah sangat relevan sekali

dengan kehidupan manusia sehari-hari, tidak hanya pendidikan akhlak

Page 87: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

87

terhadap sesama muslim tetapi bersifat universal (menyeluruh) karena

setiap manusia itu benar-benar harus mempunyai pendidikan akhlak

yang baik, baik pendidikan akhlak terhadap Tuhannya maupun terhadap

sesama manusia.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk lembaga IAIN Salatiga

Sasaran jurusan pendidikan agama Islam merupakan aktualisasi

dari tujuan jurusan yaitu menghasilkan praktisi pendidikan agama Islam

yang profesional dan berakhlak mulia. Oleh karena itu, untuk

menghasilkan lulusan yang yang berakhlak mulia sebagaimana yang

telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, hendaknya lembaga-lembaga

pendidikan agama Islam, khususnya lembaga IAIN Salatiga

menyediakan lebih banyak literatur yang membahas tentang akhlak dan

kegiatan-kegiatan perjalanan Rasulullh SAW.

2. Untuk mahasiswa IAIN Salatiga

Peran sejarah akhlak dan aktivitas Nabi Muhammad SAW dan

para sahabat Rasulullah SAW, berperan sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari, baik dalam ibadah maupun pendidikan dan

aktivitas kehidupan lainnya. Oleh karena itu, siswa dan mahasiswa

yang belajar dalam bidang agama Islam hendaknya bersungguh-

sungguh dalam mempelajari dan menerapkan i’tibar dari sejarah

Page 88: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

88

tingkah laku Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi umat

manusia.

3. Untuk peneliti selanjutnya

Hendaknya kepada peneliti selanjutnya lebih banyak lagi dalam

meneliti tentang pendidikan akhlak ini. Bahan referensi dalam

penelitian juga diharapkan lebih banyak dan luas lagi tentang buku-

buku atau kitab yang membahas tentang akhlak. Karna pendidikan

akhlak yang islami sangat dibutuhkan dan diperlukan di zaman

sekarang. Dengan banyaknya lagi penelitian tentang pendidikan akhlak

diharapkan dapat membantu dan memperbaiki akhlak bangsa terutama

bagi kaum muda. Selain itu diharapkan juga agar dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dan semua yang

membacanya.

C. Penutup

Syukur Alhamdulillah penulis aturkan kepada Allah SWT, Dialah

yang mengawali dan mengakhiri, berkat rahmat, taufiq dan hidayah-Nya

skripsi yang sangat sederhana ini dapat terselesaikan dengan segala

keterbatasan penulis.

Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Rasulullah

Muhammad SAW, sosok yang baik, tenang dan sempurna dari seluruh

ciptaan-Nya, baik yang sesalu ingat kepada Allah SWT ataupun yang selalu

lalai kepada-Nya. Semoga syafa’at beliau selalu tercurahkan kepada umat

muslim seluruhnya.

Page 89: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

89

Ketahuilah, Abu Zakaria Muhyiddin berkata, “Yang mengumpulkan

kitab Al-adzkar ini semoga Allah selalu memaafkannya, kukumpulkan kitab

ini pada bulan muharram, tahun 667 H dan aku berlelah-lelah dan bersibuk-

sibuk demi kebaikan kaum muslimin.”

Page 90: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

90

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, bin Jarullah. 2004. Awas Bahaya Lidah. Jakarta: Gema Insani Press

Abdul Mujib dan Muhaimin. 1998. Pemikiran Pendidikan Islam.

Bandung:Trigenda Karya.

Abdurrahmah bin Abi Hatim Muhammad bin Idris Ar-raazi. Syadzaratudz Dzihab.

Jilid 5.

Aditia, Efran. 2011. Doa-doa dari hadis. Cibubur: PT. Variapop Group

Ali, M. Daud, 2000. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Amin, Syaikh bin Abdullah Asyaqawi. Sifat Tawadhu’ Rasulullah SAW, Terjemah

Abu Umah Arif Hidayatullah.

Amrullah, Zaidun. 2005. Ghibah Dalam Pandangan Islam. Jakarta: Erlangga

Ardani, Moh. 2005. Akhlak Tasawuf. Tanpa Kota Penerbit: PT. Mitra Cahaya

Utama.

Barmawie, Umary. 1993. Materi Akhlak. Yogyakarta: Ramadhani

Daroeso, Bambang. 1986. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral. Semarang: CV.

Aneka Ilmu.

Departemen Agama Republik Indonesia. 1994. Al-qur’an dan Terjemahnya.

Semarang: PT. Kumudasmoro Grafindo.

Hafidz, Muhammad & Kastolani. 2009. Pendidikan Islam: Antara Tradisi dan

Modernnitas. Salatiga: STAIN Salatiga Press.

Hamzah, Amir Fachruddin. 1997. Penyakit-penyakit Hati. Bandug: Pustaka

Hidayah.

Page 91: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

91

Idris Muhammad Abdul Rojak Marbawi. Kamus Idris Marbawie Arab Melayu.

Indonesia: tth.

Ishaq Sholih. 1998. Akhlak dan Tasawuf. Bandung: IAIN.

Kosaih, Djadiri. 1998. Menelusuri Dunia Efektif-Nilai Moral dan Pendidikan

Islam. Bandung: Lab PPKN FPLPS IKIP Bandung.

Mahmud, Ali Abdul Halim. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani Press.

Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Mohammad, Rifa’I Jamhari. 1969. Pelajaran Agama Islam. Jakarta, CV. Indrajaya.

Muhammad, Syaikh bin Shalih Al-utsaimin. 1427 H. Sharh Riyadus Shalihin. Darul

Wathan.

Muhaimin, Mujib Abd. 1994. Dimensi-dimensi studi Islam. Surabaya: Karya

Abditama.

Nata, Abudin. 1997. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

...................... 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: Angkasa.

...................... 2011. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nawawi, Muhammad. 2014. Al-adzkar Ensiklopedi Doa dan Dzikir dalam Al-

qur’an dan As-sunnah As-shahihah. Jakarta Timur: Pustaka As-sunnah.

Purwadarminta. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Qayyim, Ibnul. 2014. Faedah Dzikir yang Menakjupkan. Cibubur: Pustaka Ibnu

Umar

Qudamah, Ibnu. Jalan Orang-orang yang mendapat petunjuk. Jakarta: Pustaka Al-

kautsar

Page 92: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

92

Ramayulis. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Rasyid, Komari. 2000. Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Citra Pustaka

Shalih, Muhammad al-Utsaimin. 2012. Keutamaan Membaca Al-qur’an. Jakarta:

Balai Pustaka.

Sumarno, Wiji. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: AR-RUZZ.

Tajuddin Abi Nashr ‘Abdil Wahhab Ibnu Taqiyuddin As-subkiy. Thabaqah Asy-

syafi’iyah Al-kubra. Jilid 5. Vol. 1153

Thoha, Chabib. 1999. Metodologi Pengajaran Agama. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Tim Mutiara, 2013. Hadis Arba’in Nawawi. Jogjakarta: Mutiara Media.

Umiarso dan Haris, Fatoni Makmur. 2010. Pendidikan Islam dan Krisis Moralisme

Masyarakat Modern. Jogjakarta: IRCiSoD.

Wardah, Abu bin Askat. 2002. Wasiat Dzikir dan Doa Rasulullah. Yogyakarta:

Media Insani.

Zahruddin AR. 2004. Pengantar Ilmu Akhlak. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Http://BiografiImamNawawi.com. Diakses pada 15/04/2017.

Http://BiografiKitabAl-adzkar.com, diakses pada 20/04/2017.

Http://KitabAl-AdzkarkaryaImamAn-Nawawi.or.id, diakses pada 29/04/2017.

Http://ProfilImamAn-Nawawi-WikipediadanMuslim.or.id. diakses pada

23/05/2017

Http://sistematikakitabal-adzkar.com, diakses pada 04/06/2017.

www.risalahislam.com,diakses pada 17/06/2017

Http://pondokpesantrenwaliaminah.blogspot.com

Page 93: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

93

Page 94: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

94

Page 95: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

95

Page 96: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

96

NILAI SKK

NAMA : NGUMDATUL QORI’

Nim : 111-13-025

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Dosen PA : Prof. Dr. M. Zulfa, M. Ag.

No. Piagam dan Sertifikat Tanggal Keterangan Skor

1 Opak STAIN Salatiga 2013 27 Agustus 2013

M

Peserta 3

2 OPAK Tarbiyah 2013 29 Agustus 2013

M

Peserta 3

3 Library User Education

(Pendidikan Pemakai

Perpustakaan)

16 September

2013 M

Peserta 3

4 Lomba Mukhafadhah Se-

Madin DU Reksosari dalam

rangka Haflah Akhirussanah

Madin DU Reksosari, Suruh

Kab. Semarang

7 April 2014 M Panitia 3

5 Haflah Akhirussanah Madin

DU Reksosari, Suruh Kab.

Semarang

7 Juni 2014 M Panitia 3

6 Lomba Muwada’ah Khatmil

Kutub Se-Ponpes Putri Darul

‘Ulum Reksosari Suruh Kab.

Semarang

21 Ramadhan

1435 H

Panitia 3

7 Lomba Mukhafadhah Se-

Madin DU Reksosari dalam

rangka Haflah Akhirussanah

Madin DU Reksosari

1 April 2015 Panitia 3

Page 97: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

97

8 Haflah Akhirussanah Madin

DU Reksosari, Suruh Kab.

Semarang

1 Juni 2015 M Panitia 3

9 Lomba FASI (Festifal Anak

Shaleh) antar TPQ Tingkat

Kec. Suruh Kab. Semarang

3 Juni 2015 M Panitia 3

10 Lomba Muwada’ah Khatmil

Kutub Se-Ponpes Putri Darul

‘Ulum Reksosari Suruh Kab.

Semarang

21 Ramadhan

1436 H

Panitia 3

11 Seminar Nasional 2015

“Epistemologi Tafsir

Kontemporer; Integrasi

Hermeneutika dalam Metode

Penafsiran Al-Qur’an

30 September

2015

Peserta 8

12 Seminar Nasional

“Implementasi Nilai-nilai

Pancasila Sebagai Benteng

dalam Menolak Gerakan

Radikalisme

10 Februari 2016

M

Peserta 8

13 Lomba Mukhafadhah Se-

Madin DU Reksosari dalam

rangka Haflah Akhirussanah

Madin DU Reksosari

21 Maret 2016 M Panitia 3

14 Lomba FASI (Festifal Anak

Shaleh) antar TPQ Tingkat

Kec. Suruh Kab. Semarang

3 Mei 2016 Panitia 3

15 Haflah Akhirussanah Madin

DU Reksosari, Suruh Kab.

Semarang

21 Mei 2016 M Panitia 3

16 Lomba Menjelang Hari Raya

‘Idul Fitri 1437 se TPA

Tarbiyatut Talamidz

22 Mei 2016 Panitia 3

Page 98: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

98

17 Seminar STAY POSITIVE 26 Mei 2016 M Peserta 2

18 Lomba Muwada’ah Khatmil

Kutub Se-Ponpes Putri Darul

‘Ulum Reksosari Suruh Kab.

Semarang

21 Ramadhan

1437 H

Panitia 3

19 Festifal Jalan Sehat

Menjelang Hari

Kemerdekaan RI yang ke-71

TPQ Tarbiyatut Talamidz

Cukilan, Kec. Suruh Kab.

Semarang

14 Agustus 2016 Panitia 3

20 Lomba Memperingati Hari

Kemerdekaan RI yang ke-71

Ds. Cukilan Kec. Suruh Kab.

Semarang

16-17 Agustus

2016

Panitia 3

21 Lomba Kemerdekaan RI

yang ke 71 Ponpes Putri

Darul ‘Ulum Reksosari

Suruh Kab. Semarang

17 Agustus 2017 Panitia 3

22 Kegiatan Hari Santri

Nasional Ponpes Putri Darul

‘Ulum Reksosari Suruh Kab.

Semarang

22 Oktober 2016 Panitia 3

23 Seminar Nasional

Edupreneurship “Strategi

Marketing Kunci Sukses

Wirausaha

13 November

2016

Peserta 8

24 Lomba Mukhafadhah Se-

Madin DU Reksosari dalam

rangka Haflah Akhirussanah

Madin DU Reksosari

10 Maret 2017 Panitia 3

25 Haflah Akhirussanah Madin

DU Reksosari, Suruh Kab.

Semarang

10 Mei 2017 Panitia 3

Page 99: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

99

26 Lomba FASI (Festifal Anak

Shaleh) antar TPQ Tingkat

Kec. Suruh Kab. Semarang

11 Mei 2017 Panitia 3

27 Lomba Muwada’ah Khatmil

Kutub Se-Ponpes Putri Darul

‘Ulum Reksosari Suruh Kab.

Semarang

21 Ramadhan

1438 H

Panitia 3

28 Lomba Menjelang Hari Raya

‘Idul Fitri 1437 se TPA

Tarbiyatut Talamidz

19 Juni 2017 Panitia 3

29 Sosialisasi Empat Pilar MPR

RI “Pancasila Sebagai Dasar

dan Ideologi Negara serta

Ketetapan MPR Negara

Kesatuan Republik

Indonesua sebagai Bentuk

Negara Bhineka Tunggal Ika

sebagai Semboyan Negara”

29 Juli 2017 Peserta 8

30 Penyerapan Aspirasi

Masyarakat “Memperkokoh

Peran Pemuda dalam

Menjaga Keutuhan NKRI”

29 Juli 2017 Peserta 8

31 Festifal Jalan Sehat

Menjelang Hari

Kemerdekaan RI yang ke-72

TPQ Tarbiyatut Talamidz

Cukilan Kec. Suruh Kab.

Semarang

13 Agustus 2017 Panitia 3

Page 100: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-ADZKAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1884/1/NGUMDATUL QORI’ 111-13-025.pdf · 2) Pendidikan akhlak terhadap Rasulullah SAW

100