34
Musohihul Hasan,M.Pd.I Nilai nilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW Musohihul Hasan,M.Pd.I Abstraksi Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang Maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa Arab: بيد الن مول, mawlid annabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad SAW dengan berbagai bentuk kegiatan seperti pembacaan shalawat nabi, syair barzanji, dll sebagai upaya untuk mengenal akan keteladanan Nabi sebagai pembawa ajaran agama islam, namun terkadang terdapat beberapa golongan yang berpendapat jika perayaan mauled Nabi dikatkan bid’ah dan didalamnya tidak terkandung nilai – nilai yang bisa di ambil, termasuk pendidikan. Bertitik tolak dari uaraian di atasa, maka penulis termotifasi untuk mengkaji dan menganalisa lebih jauh tentang “studi analisis Nila-nilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW”. Kata kunci: Nila-nilai Pendidikan Islam, Peringatan Maulid Nabi Muhammad 192 Al-Insyirah, Vol. 1, 2015 brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk provided by Portal Jurnal Online Kopertais Wilyah IV (EKIV) - Cluster...

Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

Nilai nilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi ‐Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I Abstraksi

Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang Maulid

Nabi atau Maulud saja (bahasa Arab: , مول��د الن��بي mawlidannabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW,yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Perayaan MaulidNabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakatIslam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secarasubtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan danpenghormatan kepada Rasulullah Muhammad SAW denganberbagai bentuk kegiatan seperti pembacaan shalawat nabi,syair barzanji, dll sebagai upaya untuk mengenal akanketeladanan Nabi sebagai pembawa ajaran agama islam,namun terkadang terdapat beberapa golongan yangberpendapat jika perayaan mauled Nabi dikatkan bid’ah dandidalamnya tidak terkandung nilai – nilai yang bisa di ambil,termasuk pendidikan. Bertitik tolak dari uaraian di atasa,maka penulis termotifasi untuk mengkaji dan menganalisalebih jauh tentang “studi analisis Nila-nilai PendidikanIslam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW”. Kata kunci: Nila-nilai Pendidikan Islam, PeringatanMaulid Nabi Muhammad

192

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

brought to you by COREView metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

provided by Portal Jurnal Online Kopertais Wilyah IV (EKIV) - Cluster...

Page 2: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

A. Kajian Tentang Nilai 1. Pengertian Nilai.

Nilai (value) berasal dari bahasa latin valare atau bahasaprancis kuno valoir yang artinya nilai. Sebatas arti denotatifnya,valare, valoir, value, dan nilai dapat dimaknai sebagai harga1. Hal iniselaras dengan definisi nilai dalam kamus besar Bahasa Indonesiakarangan departemen pendidikan nasional yang diartikan denganharga, harga rupiah, angka kepandaian, banyak sedikitnya isi; kadarmutu, sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagikemanusiaan dan sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuaidengan hakikatnya2

Dalam arti lain, nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak dalamdiri manusia atau masyarakat, mengenai hal-hal yang dianggap baik,benar dan hal-hal yang dianggap buruk dan salah.3

Muhaimin dan Abdul Mujib mendefinisikan nilai sebagaisesuatu yang praktis dan efektis dalam jiwa dan tindakan manusiaserta melembaga secara obyektif di dalam masyarakat.4

H Titus, M. S, et. al. mengartikannya kualitas yangmembangkitkan respon penghargaan5. Jadi, berdasarkan pada definisidiatas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sesuatu yang berhargadan berguna yang bermanfaat bagi manusia serta diugemi sebagaiacuan tingkah laku.

1 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, 2009, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III, PT. Imtima, Bandung, hlm. 42.

2 Departemen Pendidikan Nasional (2011), Kamus besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, hlm. 963 3 HMI Cab. Bogor. (1989). Nilai Nilai Identitas Kader NIK. ‐ Buku Pedoman HMI Cab.

Bobor. Hlm. 79. 4 Muhaimin dan Abdul Mujib, 1993, Pemikiran Pendidikan Islam, Tri Genda Karya,

Bandung, hlm. 110 5 H Titus, M. S, et. al, 1984, Persoalan Persoalan Filsafat, ‐ Bulan Bintang, Jakarta. hlm.

122.

193

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 3: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

2. Hirarki Nilai (Tingkatan Nilai) Hirarki nilai sangat tergantung dari sudut pandang dan nilai

yang menjadi patokan dasar si penilai. Tingkatan atau hirarki nilaiakan berbeda antara orang atheis dengan orang religius, demikianjuga dengan orang materialis. Bagi orang religius tentu saja nilai-nilai religi akan menempati posisi utama atau tertinggi, sementarabagi orang materialis akan menempatkan nilai materi pada posisitertinggi. Nilai tentu saja di pandang penting oleh setiap orang.Namun tingkat kepentingan nilai tersebut tidaklah sama, itulahsebabnya nilai memiliki tingkatan, dalam pengertian ada hirarkinya.

Max Scheller menyebutkan hirarki nilai terdiri dari :

a. Nilai Kenikmatan, yaitu nilai yang mengenakkan atau tidakmengenakkan, yang berkaitan dengan indra manusia yangmenyebabkan manusia senang atau menderita.

b. Nilai kehidupan, yaitu nilai yang penting bagi kehidupan.

c. Nilai kejiwaan, yaitu nilai yang tidak tergantungpada keadaanjasmani maupun lingkungan.

d. Nilai kerohanian, yaitu moralitas nilai dari yang suci dantidak suci.6

3. Nilai-Nilai dalam Islam Nilai-nilai dalam islam mengandung dua kategori arti dilihat

dari segi normative, yaitu baik dan buruk, hak dan batil, benar dan

salah, diridhai dan dikutuk oleh Allah SWT. Sedang dilihat dari segi

6 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, 2007, Op. Cit., hlm. 52

194

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 4: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

operatif nilai tersebut mengandung lima pengertian kategori yang

menjadi prinsip standardisasi prilaku manusia, yaitu sebagai berikut:

a. Wajib atau fardhu, yaitu bila dikerjakan orang akan mendapatpahala dan bila ditinggalkan orang akan mendapat siksa AllahSWT

b. Sunnah atau mustahab, yaitu bila dikerjakan orang akanmendapat pahala dan bila ditinggalkan orang tidak akan disiksa

c. Mubah atau jaiz, yaitu bila dikerjakan orang tidak akan disiksadan tidak diberi pahala serta bila ditinggalkan tidak pula disiksaoleh Allah SWT dan dan juga tidak diberi pahala

d. Makruh, yaitu bila dikerjakan orang tidak disiksa, hanya tidakdisukai oleh Allah SWT dan bila ditinggalkan, orang akanmendapatkan pahala.

e. Haram, yaitu bila dikerjakan orang mendapat siksa dan bila ditinggalkan orang akan memperoleh pahala.

Kelima nilai kategorial yang operatif di atas berlaku dalamsituasi dan kondisi biasa. Dan bila manusia dalam situasi kondisidarurat (terpaksa), pemberlakuan nilai-nilai tersebut bias berubah.Sebagai contoh pada waktu orang dalam situasi dan kondisi kelaparankarena tidak ada makanan yang halal, maka orang diperbolehkanmemakan makanan yang dalam keadaan biasa hukumnya haram,seperti daging babi, anjing, bangkai, dan sebagainya.7

Dalam pandangan Islam, tidak semua nilai yang telah melembagadalam suatu tata kehidupan masyarakat, diterima atau ditolak. Sikap

7 H. Muzayyin Arifin, M.Ed, Op. Cit., hlm. 127

195

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 5: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

Islam dalam menghadapi tata nilai masyarakat adalah menggunakanlima macam klasifikasi, yaitu:

A. Memelihara unsur-unsur nilai dan norma yang sudah mapandan positif.

B. Menghilangkan unsur-unsur nilai dan norma yang sudahmapan tetapi negatif.

C. Menumbuhkan unsur-unsur nilai dan norma baru yang belumada dan dianggap positif.

D. Bersikap menerima (receptive), memilih (selective), mencerca(digestive), menggabung-gabungkan dalam satu sistem(assimilative), dan menyampaikan pada orang lain(transmissive) terhadap nilai pada umumnya.

E. Menyelenggarakan pengkudusan atau penyucian nilai ataunorma agar sesuai dan sejalan dengan nilai-nilai dannormanorma Islam sendiri. Tegasnya adalahmenyelenggarakan Islamisasi nilai dan norma. Sehingga akanterwujud hubungan yang ideal antara nilai agama Islam dannilai sekelompok masyarakat, yaitu terbinanya nilaimasyarakat yang dijiwai dan ditopang oleh nilai-nilai abadidan universal yang terdapat pada wahyu Ilahi.8

4. Pengertian Nilai-nilai Pendidikan Islam

Menurut Ali Sarwan, nilai pendidikan Islam adalah ciri-ciri atausifat khas Islami yang dimiliki sistem pendidikan Islam.9 Rajab Daurimengatakan nilai-nilai pendidikan Islam adalah corak atau sifat yangmelekat pada pendidikan Islam.10 Sedangkan Ruqaiyah M.

8 Endang Saifuddin (1982), Agama Dan Kebudayaan, Bina Ilmu, Surabaya, hlm. 73. 9 Ali Sarwan, Ciri-ciri Pendidikan Islam,(Internet, 23 Maret 2006), h. 5

10 Rajab dauri, Islam dan Nilai, (Internet, 17 Juli 2007), h. 4

196

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 6: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

berpendapat nilai-nilai pendidikan Islam adalah ada pada determinasiyang terdiri dari cara pandang, aturan dan norma yang ada padapendidikan Islam yang selalu berkaitan dengan akidah, ibadah,syariah, dan akhlak.11 Dengan demikian dapat dipahami bahwa nilai-nilai pendidikan Islam adalah ciri khas, sifat yang melekat yangterdiri dari aturan dan cara pandang yang dianut oleh agam Islam.

5. Dasar-Dasar Pendidikan Islam Dasar ilmu pendidikan Islam adalah dengan segala ajarannya. Ajaran itu bersumber pada Alquran, sunnah Rasulullah SAW, ijma’, qiyas, dan ra’yu (hasil pikiran manusia).

a. Al Quran Al-Quran adalah Kalam Allah SWT. yang diturunkan kepadanabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab yang terang gunamenjelaskan jalan hidup yang bermaslahat bagi umat manusia didunia dan di akhirat. Selanjutnya Alquran juga memerankanfungsi sebagai pengontrol dan pengoreksi terhadap perjalananhidup manusia dimasa lalu.

b. Al-Sunnah Sunnah menurut jumhurul Ulama atau kebanyakan para

ulama hadits mengartikan Al-Sunnah, Al-Hadits, Al-Khabar danAl-Atsar sama saja, yaitu segala sesuatu yang disandarkankepada Nabi Muhammad SAW baik dalam bentuk ucapan,perbuatan maupun ketetapan12.

c. Al Ijma’ Ijma’ dalam arti bahasa ialah: permufakatan, namun dalam

istilahnya ulama ahli usulul fiqh ialah: permufakatan para mujtahid

11 Ruqaiyah M, Konsep Nilai dalam Pendidikan Islam, (Padangsidimpuan: Makalah

STAIN Padangsidimpuan, 2006), h. 12 12 Hery Noer Aly (1999), Ilmu Pendidikan Islam (Cet. 1), PT. Logos, Jakarta, hlm. 30.

197

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 7: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

di dalam menetapkan hukum dalam suatu zaman wafatnya nabiMuhammad SAW 13.

d. Al Qiyas Qiyas adalah menyamakan hukum furu’ kepada hukum yang

berlaku dalam asal sebab suatu illat yang terkandung dalamkeduanya (furu’ dan asal) yang mengkibatkan bisa terkumpulnyakedua-duanya dalam satu hukum, seperti mengiaskan memukulorang tua (furu’) kepada kata ‘’uuf’’ (asal) di dalam hukum haram,sebab sama di dalam illatnya ialah menyakiti.14

e. Ra’yu Ijtihad pada dasarnya merupakan usaha sungguh-sungguh

orang muslim untuk selalu berperilaku berdasarkan ajaran Islam.Untuk itu, manakala tidak ditemukan petunjuk yang jelas dariAlQuran ataupun Sunnah tentang suatu perilaku, orang muslimakan mengerahkan segenap kemampuannya untuk menemukannyadengan memperhatikan prinsip-prinsip umum Al-Quran ataupunSunnah.

6. Strategi Pendidikan Islam

Strategi pendididkan pada hakikatnya adalah pengetahuan atauseni mendayagunakan semua faktor/kekuatan untuk mengamankansasaran pendidikan yang hendak dicapai melalui perencanaan danpengarahan dalam operasionalisasi sesuai dengan situasi dankondisi yang ada. Strategi pendidikan dapat juga diartikan sebagaikebajikan dan metode umum pelaksanaan proses pendidikan.Seperti yang ditujukan Allah dalam firmannya antara lain:

وابتغ فيما اتك االله دار الاخرة ولاتنس نصيبك من الدنيا واحسن كما

13 Ibid.,

14 H. A. Djauhari Aris, Miftahul Ushul, Al Ikhsan, Surabaya, hlm. 62. ‐

198

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 8: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

( ٧٧احسن االله اليك..)القصص:Artinya: Dan berusahalah mendapatkan segala apa yang telah

Allah berikan mengenai tempat tinggalmu di akhitrat,dan janganlah kamu melupakan nasib hidupmu di dunia,dan berbuatlah kebaiakan sebaimana Allah telahberbuat kebaikan kepadamu.’(QS.Al Mujadalah: 77).

7. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan adalah batas akhir yang dicita-citakan seseorang dandijadikan pusat perhatiannya untuk dicapai melalui usaha., yang didalamnya terkandung cita-cita, kehendak, dan kesengajaan, sertaberkonsekuensi penyusunan daya upaya untuk mencapainya.

Tujuan pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi. Dilihatdari segi gradasinya ada dua bentuk yaitu:

a. Tujuan Akhir

Tujuan ini disebut juga tujuan tertinggi, tujuan umum, tujuantotal, dan tujuan lengkap. Dalam tujuan ini para ahli memberikanpengertian yang berbeda, seperti:

1) Imam al Ghazali berpendapat; tujuan akhir pendidikan Islamadalah kesempurnaan insani di dunia dan akhirat.

2) Muhammad Athiyyah al Abrasyi menyatakan; tujuan akhirpendidikan Islam adalah tercapainya akhlak yang sempurnaatau keutamaan.

3) Menurut Ahmad D marimaba tujuan akhir pendidikan adalahterbentuknya kepribadian muslim15.

b. Tujuan Sementara

15 Hery Noer Aly (1999), Ilmu Pendidikan Islam (Cet. 1), hlm. 76.

199

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 9: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

Tujuan sementara merupakan penjabaran dari tujuan akhir sertaberfungsi membantu memelihara arah seluruh usaha dan menjadibatu loncatan untuk mencapai tujuan akhir. Menurut Al-Syaibani, tujuan pendidikan Islam di bagi menjaditiga yaitu :

1) Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahanyang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkahlaku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yangharus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.

2) Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkahlaku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat,perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalamanmasyarakat.

3) Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan danpengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dansebagai kegiatan masyarakat16.

B. Kajian Tentang Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam Para ahli juga memberikan definisi pendidikan Islam secaralangsung, diantaranya seperi dibawah ini: 1) Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Toumy Al Syaebani

mengartikan pendidiakn Islam sebagai usaha untuk mengubahtingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alamsekitarnya melalui proses kependidikan17.

16 Omar Muhammad Al Toumy Al Syaibany, ‐ ‐ Falsafatut Tarbiyah Islamiyah, hlm. 478. 17 Omar Muhammad Al Toumy Al Syaibany, ‐ ‐ Falsafatut Tarbiyah Islamiyah, (terj.

Hasan Langgulung), Bulan Bintang, Jakarta, hlm. 57.

200

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 10: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

2) Dr. Muhammad Fadil Al-Djamaly, Pendidikan Islam adalahproses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baikdan yang mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengankemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya (pengaruhdari luar).

3) Menurut M. Yusuf al Qardhawi adalah pendidikan manusiaseutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak danketrampilannya. Karenanya pendidikan Islam berupayamenyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damaimaupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapimasyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manisdan pahitnya18.

4) Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatuproses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan,memindahkan kemampuan pengetahuan dan nilainilai Islamyang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal danmemetik hasilnya kelak di akhirat.19

2. Dasar-Dasar Pendidikan Islam Dasar ilmu pendidikan Islam adalah dengan segala ajarannya.Ajaran itu bersumber pada Alquran, sunnah Rasulullah SAW,ijma’, qiyas, dan ra’yu (hasil pikiran manusia).

A. Al Quran Al-Quran adalah Kalam Allah SWT. yang diturunkan kepada

nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab yang terang gunamenjelaskan jalan hidup yang bermaslahat bagi umat manusia didunia dan di akhirat. Selanjutnya Alquran juga memerankan fungsisebagai pengontrol dan pengoreksi terhadap perjalanan hidupmanusia dimasa lalu.

18 Yusuf al Qardhawi (1980), Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al Banna‐ , (terj. Bustami A, Gani et.al), Bulan Bintang, Jakarta, hlm. 157.

19 Hasan Langgulung (1980), Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, Al-Ma’arif, Bandung, hlm. 6.

201

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 11: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

B. Al-Sunnah Sunnah menurut jumhurul Ulama atau kebanyakan para

ulama hadits mengartikan Al-Sunnah, Al-Hadits, Al-Khabar danAl-Atsar sama saja, yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepadaNabi Muhammad SAW baik dalam bentuk ucapan, perbuatanmaupun ketetapan20.

Sebagai sumber ajaran Islam yang kedua, setelah AlQuran,Al-Sunnah memiliki fungsi yang pada intinya sejalan denganAlQuran. Keberadaan Al-Sunnah tidak dapat dilepaskan dariadanya sebagian ayat Al-Quran:

1). Yang bersifat global (garis besar) yang memerlukan perincian; 2). Yang bersifat umum (menyeluruh) yang menghendaki

pengecualian; 3). Yang ebrsifat mutlak (tanpa batas) yang menghendaki

pembatasan; dan, 4). Isyarat Al-Quran yang mengandung makna lebih dari satu

(musytarak) yang menghendaki penetapan makna yang akandipakai dari dua makna tersebut; bahkan terdapat sesuatu yangsecara khusus tidak dijumpai keterangannya di dalam Al-Quranyang selanjutnya diserahkan kepada hadis nabi21.

2) Al Ijma’ Ijma’ dalam arti bahasa ialah: permufakatan, namun dalam

istilahnya ulama ahli usulul fiqh ialah: permufakatan para mujtahid di dalam menetapkan hukum dalam suatuzaman wafatnya nabi Muhammad SAW 22.

20 Hery Noer Aly (1999), Ilmu Pendidikan Islam (Cet. 1), PT. Logos, Jakarta, hlm. 30. 21 H. Abuddin Nata (2004), Metodologi Studi Islam (Cet. 9), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 75

22 Ibid., 185

H. A. Djauhari Aris, Miftahul Ushul, Al Ikhsan, Surabaya, hlm. 62. ‐

202

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 12: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

3) Al Qiyas Qiyas adalah menyamakan hukum furu’ kepada hukum yang

berlaku dalam asal sebab suatu illat yang terkandung dalamkeduanya (furu’ dan asal) yang mengkibatkan bisa terkumpulnyakedua-duanya dalam satu hukum, seperti mengiaskan memukulorang tua (furu’) kepada kata ‘’uuf’’ (asal) di dalam hukum haram,sebab sama di dalam illatnya ialah menyakiti.185

4) Ra’yu

Ijtihad pada dasarnya merupakan usaha sungguh-sungguhorang muslim untuk selalu berperilaku berdasarkan ajaranIslam. Untuk itu, manakala tidak ditemukan petunjuk yang jelasdari AlQuran ataupun Sunnah tentang suatu perilaku, orangmuslim akan mengerahkan segenap kemampuannya untukmenemukannya dengan memperhatikan prinsip-prinsip umumAl-Quran ataupun Sunnah.

Ijtihad dalam lapangan pendidikan perlu mengimbangiijtihad dalam lapangan fiqih (lahir dan batinnya), menginat yangpertama merupakan usaha pembudayaannya, sedangkan yangkedua merupakan penggalian isi budaya itu.23

3. Tugas dan Fungsi Pendididkan Islam

Berdasarkan pernyataan John Dewey “Education is theprocess without end” (pendidikan) ‘’pendidikan itu adalah suatuproses tempat akhir.’’ Pendidikan Islam memiliki tugas dan fungsiyang berlangsung secara kontinu yang bersasaran pada manusia,diantarnya sebagai berikut:

23 Hery Noer Aly (1999), Ilmu Pendidikan Islam (Cet. 1), hlm. 49.

203

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 13: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

a. Membimbing dan mengarahkan pertumbuhan danperkembangan kehidupan anak didik dari satu tahap ke tahapyang lain sampai mencapai kemampuan yang optimal.

b. Menyediakan fasilitas yang di dalamnya mengandung arti dantujuan yang bersifat structural dan konstitusional, dan dapatmemungkinkan tugas pendidikan tersebut dapat berjalanlancar.

4. Strategi Pendidikan Islam

Strategi pendididkan pada hakikatnya adalah pengetahuan atau senimendayagunakan semua faktor/kekuatan untuk mengamankansasaran pendidikan yang hendak dicapai melalui perencanaan danpengarahan dalam operasionalisasi sesuai dengan situasi dan kondisiyang ada. Strategi pendidikan dapat juga diartikan sebagai kebajikandan metode umum pelaksanaan proses pendidikan. Seperti yangditujukan Allah dalam firmannya antara lain:

وابتغ فيما اتك االله دار الاخرة ولاتنس نصيبك من الدنيا واحسن كما ( ٧٧احسن االله اليك..)القصص:

Artinya: Dan berusahalah mendapatkan segala apa yang telah Allah berikan mengenai tempat tinggalmu di akhitrat, dan janganlah kamu melupakan nasib hidupmu di dunia, dan berbuatlah kebaiakan sebaimana Allah telah berbuat kebaikan kepadamu.’(QS.Al Mujadalah: 77).

5. Tujuan Pendidikan Islam Tujuan adalah batas akhir yang dicita-citakan seseorang dandijadikan pusat perhatiannya untuk dicapai melalui usaha., yang di

204

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 14: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

dalamnya terkandung cita-cita, kehendak, dan kesengajaan, sertaberkonsekuensi penyusunan daya upaya untuk mencapainya. Tujuan pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi. Dilihat dari segigradasinya ada dua bentuk yaitu:

A. Tujuan Akhir Tujuan ini disebut juga tujuan tertinggi, tujuan umum, tujuantotal, dan tujuan lengkap. Dalam tujuan ini para ahlimemberikan pengertian yang berbeda, seperti:

a. Imam al Ghazali berpendapat; tujuan akhir pendidikan Islamadalah kesempurnaan insani di dunia dan akhirat.

b. Muhammad Athiyyah al Abrasyi menyatakan; tujuan akhirpendidikan Islam adalah tercapainya akhlak yang sempurnaatau keutamaan.

c. Menurut Ahmad D marimaba tujuan akhir pendidikanadalah terbentuknya kepribadian muslim24.

B. Tujuan Sementara Tujuan sementara merupakan penjabaran dari tujuan akhir sertaberfungsi membantu memelihara arah seluruh usaha danmenjadi batu loncatan untuk mencapai tujuan akhir. MenurutAl-Syaibani, tujuan pendidikan Islam di bagi menjadi tiga yaitu:

a. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahanyang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkahlaku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yangharus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.

b. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkahlaku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat,

24 Hery Noer Aly (1999), Ilmu Pendidikan Islam (Cet. 1), hlm. 76.

205

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 15: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalamanmasyarakat.

c. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan danpengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dansebagai kegiatan masyarakat25.

6. Kurikulum Pendidikan Islam

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangatmenentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena kurikulummerupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligussebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenisdan tingkat pendidikan.

Tujuan pendidikan di suatu bangsa atau negara ditentukan olehfalsafah dan pandangan hidup bangsa atau negara tersebut.Berbedanya falsafah dan pandangan hidup suatu bangsa atau negeramenyebabkan berbeda pula tujuan yang hendak dicapai dalampendidikan tersebut. Begitu pula perubahan politik pemerintahansuatu negara mempengaruhi pula bidang pendidikan, yang seringmembawa akibat terjadinya perubahan kurikulum yang berlaku. Olehkarena itu, kurikulum bersifat dinamis guna lebih menyesuaikandengan berbagai perkembangan yang terjadi26. Kurikulum pendidikan Islam adalah rencana pendidikan yangmemberi pedoman tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta prosespendidikan. Prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam dibangun atas dasarpemikiran yang Islami dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits serta ijma’para ulama sebagai landasan uatamanya, dengan mengabungkan hal-hal baru yang ngandung unsur positif dan benar, seperti kaidah

dibawah ini: المحافظة بالقديم الصالح والاخد بالجديد الاصلاح

25 Omar Muhammad Al Toumy Al Syaibany, ‐ ‐ Falsafatut Tarbiyah Islamiyah, hlm. 478. 26 Ibid., hlm. 476.

206

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 16: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

“mempertahankan hal-hal lama yang baik dan mengambil halhalbaru yang lebih baik”

C. Kajian Tentang Nilai- Nilai Pendidikan Islam

Setelah uraian nilai dan pendidikan Islam dipaparkan padapembicaraan terdahulu, selanjutnya akan kami paparkan tentangnilai-nilai pendidikan Islam, yang mana nilai-nilai PendidikanIslam ini adalah harapan tentang sesuatu/sifat-sifat/hal-hal yangberguna dan bermanfaat bagi manusia dan diugemi sebagai acuantingkah laku yang melekat pada pendidikan Islam yang digunakansebagai dasar manusia untuk mencapai tujuan hidupnya yaitumengabdi pada Allah SWT supaya bahagia di dunia dan di akhirat.

Nilai-nilai Pendidikan Islam sesungguhnya terkait eratdengan nilai-nilai yang ada dalam Islam itu sendiri. Dimananilainilai yang ada dalam islam itu berusaha ditransformasikankepada umat islam melalui pendidikan Islam. Nilai-nilai Islamyang ditransformasikan melalui pendidikan Islam ini kemudianterlembagakan menjadi nilai-nilai Pendidikan islam.27

Nilai-nilai Islam yang terlembagakan menjadi nilai-nilaiPendidikan Islam jumlahnya banyak sekali namun pada konsepnyadapat tergolong menjadi empat bagian, hal ini kami merujuk padasebuah skripsi karangan Triwidyastuti. Mahasiswi FakultasTarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan judul Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Hadits Perintah Sholat Bagi Anak(H.R.Imam Abu Daud). Yakni sebagai berikut :

A. Nilai-nilai pendidikan Islam tentang Keimanan/kepercayaan (agama).

27 Prof. Dr. Hj. Siti Muri’ah, 2011, Nilai Nilai Pendidikan Islam dan Wanita karir, ‐Rasail media group, Semarang, hlm. 11.

207

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 17: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

Iman adalah kepercayaan yang terhujam kedalam hatidengan penuh keyakinan, tak ada perasaan syak (ragu-ragu) sertamempengaruhi orientasi kehidupan, sikap dan aktivitaskeseharian.191

Al-Ghazali mengatakan iman adalah mengucapkan denganlidah, mengakui benarnya dengan hati dan mengamalkan dengananggota badan.192

Pembentukan iman harus diberikan pada anak sejak kecil,sejalan dengan pertumbuhan kepribadiannya. Nilai-nilai keimananharus mulai diperkenalkan dengan cara :

a. Memperkenalkan nama Allah SWT dan Rasul-Nya

b. Memberikan gambaran tentang siapa pencipta alam raya inimelalui kisah-kisah teladan

c. Memperkenalkan ke-Maha-Agungan Allah SWT.193

Rasulullah SAW. Adalah orang yang menjadi suri tauladan(Uswatun Hasanah) bagi umatnya, baik sebagai pemimpin maupunorang tua. Beliau mengajarkan pada umatnya bagaimanamenanamkan nilai-nilai keimanan. Ada lima pola dasar

191

Yusuf Qardawi, 2000, Merasakan kehadiran Tuhan, Mitra Pustaka, Yogyakarta. hlm. 27 192

Zainudin, et., al 1991, Seluk Beluk Pendidikan dari Al Ghazali, ‐ Bina Aksara, Jakarta, hlm. 97 193

M. Nippan Abdul Halim, Anak Sholeh Dambaan Keluarga, Cet II, Mitra Pustaka, Yogyakarta, hlm.176

pembinaan iman (Aqidah) yang harus diberikan pada anak usia dini,yaitu membacakan kalimat tauhid pada anak, menanamkan kecintaan

208

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 18: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, mengajarkan ALQur’an danmenanamkan nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan.28 Nilai-nilai keimanan yang diberikan sejak anak masih kecil,dapat mengenalkannya pada Tuhannya, bagaimana ia bersikap padaTuhannya dan apa yang mesti diperbuat di dunia ini.

B. Nilai-nilai Pendidikan Islam Tentang Kesehatan.

Kesehatan adalah masalah penting dalam kehidupanmanusia, terkadang kesehatan dipandang sebagai sesuatu yangbiasa dalam dirinya. Orang baru sadar akan pentingnya kesehatanbila suatu saat dirinya atau keluarganya jatuh sakit. Dengan katalain arti kesehatan bukan hanya terbatas pada pokok persoalansakit kemudian di cari obatnya.

Kesehatan dibutuhkan setiap orang, apalagi orang-orangislam. Dengan kesehatan aktifitas keagamaan dan dunia dapatdikerjakan dengan baik. Orang bekerja butuh tubuh yang sehat,begitu juga dalam melaksanakan ibadah pada Allah SWT semuaaktifitas di dunia memerlukan kesehatan jasmani maupun rohani.

Mengingat pentingnya kesehatan bagi umat islam apalagidalam era modern seperti sekarang ini banyak sekali penyakit baruyang bermunculan. Maka perlu kiranya bagi orang tua muslimuntuk lebih memperhatikan anak-anaknya dengan memasukkanpendidikan islam tentang kesehatan sebagai unsur pokok.29

Usaha penanaman kebiasaan hidup sehat bisa dilakukandengan car mengajak seseorang agar gemar berolah raga terutamapada anak-anak usia dini, serta memberikan keteladanan dalam

28 M. Nur Abdul Hafizh, “Manhaj Tarbiyah Al Nabawiyah Li Al Thif”. Penerj. Kuswandini, 1997,‐ ‐Mendidik Anak Bersama Rasulullah, cet I, Al Bayan, Bandung, hlm. 110. ‐

29 M. Nippan Abdul Halim, Op. Cit., hlm. 119

209

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 19: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

menjaga kebersihan diri dan lingkungan dan memberikanpengetahuan secukupnya tentang pentingnya kebersihan.30

Jadi, dengan demikian Pendidikan Islam menganjurkanpada orang tua menjaga kesehatan dimulai sejak dini atau anakmasih bayi, karena membiasakan hidup bersih dan sehat dapatdibiasakan sejak kecil.

C. Nilai-nilai pendidikan Islam tentang Ibadah.

Ibadah semacam kepatuhan dan sampai batas penghabisan,yang bergerak dari perasaan hati untuk mengagungkan kepadayang disembah. Kepatuhan yang dimaksud adalah seorang hambayang mengabdikan diri pada Allah SWT.

Ibadah merupakan bukti nyata bagi seorang muslim dalammeyakini dan mempedomani aqidah Islamiyah. Sejak diniseseorang harus diperkenalkan dengan nilai-nilai ibadah dengancara:

a. Mengajak anak ke tempat ibadah

b. Memperkenalkan bentuk-bentuk ibadah c. Memperkenalkan arti ibadah.31

D. Kajian Tentang Perayaan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

1. Pengertian Maulid Nabi Muhammad SAW Kata Maulid, dalam bahasa Arab, merupakan isim

zaman/makan (kata yang menunjukkan arti waktu/tempat) dari

30 Ibid., hlm. 192 31 Ibid., hlm. 179.

210

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 20: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

tashrif/kata walada-yulidu. Jika walada berarti lahir, maka maulidberarti waktu kelahiran / tempat kelahiran.32

Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang MaulidNabi atau Maulud saja (bahasa Arab: النبي , مولد mawlid annabī),adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang diIndonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awaldalam penanggalan Hijriyah. Kata maulid atau milad dalambahasa Arab berarti hari lahir.33

Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembangdi masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat.Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan danpenghormatan kepada Rasulullah Muhammad SAW.34

2. Sejarah Peringatan Hari Maulid Nabi Perayaan maulid nabi dalam sejarah islam sudah berlangsung

lama, sejak ribuan tahun yang lalu. Setidaknya ada tiga teori yangyang menjelaskan tentang asal mula perayaan peringatan maulidNabi.

Pertama, perayaan maulid pertama kali di adakan olehkalangan dinasti Ubaid (Fathimi) di mesir yang berhaluan SyiahIslamiyah (Rafidhah). Mereka berkuasa di mesir tahun 362 -567Hijriyah, atau sekitar abad 4-6 Hijriyah. Mula-mula dirayakan diera kepemimpinan Abu Tamim yang bergelar, Al- Mu’iz LiDinillah.

Kedua,perayan maulid di kalangan Ahlus Sunnah, bahkanmenurut imam Jalaluddin As-Suyuti termasuk imam ahli hadistdan sejarah yang paling giat mendukung peryaan maulid Nabi

32 http://belajarnu.blogspot.com/2013/01/pengertian maulid nabi.html ‐ ‐33 http://id.wikipedia.org/wiki/Maulid_Nabi_Muhammad 34 http://oleander0.blogspot.com/2013/02/makalah-maulid-nabi-muhammad-

saw_20.html

211

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 21: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

Muhammad, beliau menjelaskan bahwa orang pertama kalimerintis peringatan maulid Nabi adalah Sultan Abu SaidMuzhaffar Kukabri bin Zinuddin bin Baktatin, gubernur irbilwilayah irak. Beliau hidup pada tahun 549-630 H.

Ketiga,perayaan maulidpertama kali di adakan oleh SultanShalahuddin Al Ayyubi (567-622 H), penguasa Dinasti Ayyub (dibawah kekuasaan daulah Abbassiyah). Tujuan beliau untukmeningkatkan semangat jihad kaum muslimin, dalam rangkamenghadapi perang salib melawan kaum salibis dari eropa danmerebut Yerusalem dari tangan kerajaan salibis.35

Namun ada juga yang berpendapat lain,salah satunya adalahSayyid Muhammad Bin Alwi Al Maliki Al Hasani. Beliaumenjelaskan dalam bukunya yang berjudul ” WajibkahMemperingati Maulid Nabi SAW ? ” jika sesungguhnya yangpertama kali merayakan atau memperingati maulid itu adalah nabiMuhammad SAW sendiri, hal ini berdasar sebuah hadist:

ل الله صل ى الله علي\ه وسل م عن\ أبي قتادت ا\لان\صار ي ا ن رسو\في\ه أن\زل عل ي(رواه ت\ و م الا\ث\ني\ن فقال في\ه ولد سئل عن\ صو\

) ١٩٧٧مسلم،

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari RA bahwaRasululloh pernah ditanya tentang puasa senin, makabeliau menjawab:” Pada hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkankepadaku.”(HR.Muslim:1977)

3. Awal Maulid Nabi Muhammad SAW berkembang di Indonesia.

35 AM. Waskito, pro dan kontra Maulid Nabi , hln:23

212

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 22: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

Dalam sejarah penyebaran Islam di Nusantara, perayaanMaulid Nabi atau Muludan sudah dilakukan oleh Wali Songountuk sarana dakwah dengan berbagai kegiatan yang menarikmasyarakat agar mengucapkan syahadatain sebagai pertandamemeluk Islam. Itulah sebabnya perayaan Maulid Nabi disebutPerayaan Syahadatain, yang oleh lidah Jawa diucapkan Sekaten

Pada zaman kesultanan Mataram, perayaan Maulid NabiMuhammad SAW disebut “Gerebeg Mulud”. Kata

“gerebeg” artinya mengikuti, yaitu mengikuti sultan dan parapembesar keluar dari keraton menuju masjid untuk mengikutiperayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, lengkap dengan saranaupacara, seperti nasi gunungan dan sebagainya. Di sampingGerebeg Mulud, ada juga perayaan Gerebeg Poso (menyambutIdul Fitri) dan Gerebeg Besar (menyambut Idul Adha).36

4. Praktik Perayaan Maulid di Masyarakat Tiga fakta yang tidak terbantahkan seputar peringatan

maulid Nabi, yaitu: (1) Peringatan maulid sudah dilaksanakansejak lama, berabad-abad yang lalu; (2) Peringatan mauliddilaksanakan oleh kaum muslimin hampir di semua negaranegaramuslim; (3) Tata cara dan pelaksanaan peringatanmaulid berbeda-bedaantara satu tempat dengan yang lain.

Dibawah ini adalah model-model perayaan maulid nabi ditengahmasyarakat kita; a. Peringatan maulid Nabi yang paling ringan, kaum muslimin

mengetahui bahwa suatu hari adalah tanggal 12 Rabi’ul

36 http://muda.kompasiana.com/2014/01/14/asal-muasal-maulid-nabi-muhammad-sawberkembang-di-indonesia-624377.html

213

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 23: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

awal. Di negeri kita mulid nabi termasuk jenis peringatankeagamaan, sehingga di nyatakan sebagai hari libur.

b. Peringatan yang dilakukan di masjid-masjid, kantorkantor,sekolah-sekolah dengan mengadakan ceramah keislaman,lomba-lomba untuk anak muslim, pameran buku, bazarproduk muslim, bakti sosial, dan sebagainya.

c. Disebagian pesantren, majlis taklim, organisasi islam, ataumasjid-masjid tertentu dengan memdatangkan kyai, habib,serta ustad yang di tokohkan di tempat tertentu denganrangkaian acara; membaca al qu’an, dzikir-dzikir,pembacaan shalawat nabi, serta manaqib Rasulullah.

d. Peringatan yang di laksanakan secra tradisional olehkomunitas-komunitas kepercayaan, seprti kraton yogya,kraton solo, kraton cirebon setiap tahun merayakan mauliddengan tata cara kental bernuansa kebudayaan. Sepertiistilah sekaten dalam kraton yogya dan grebeg mulud dalamkraton solo.

e. Acara maulid yang lebih modern, biasanya diisi dengankegiatan-kegiatan ilmiah seperti; seminar, simposium, bedahbuku dan semacamnya.

E. NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERAYAAN PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Secara umum, ada banyak sekali nilai- nilai atau sesuatu yangberharga pada pribadi dan kehidupan nabi Muhammad SAW,mengingat beliau adalah insan yang sangat komplek, dalam bidangpolitik, perekonomian, perjuangan serta kepribadian dan akhlaq,

214

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 24: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

tidak ada satupun insan yang mampu menyamainya. Kelahiran danterutusnya beliau adalah rahmat bagi alam semesta. Allah berfirman :

a. ين – الأنبياء CعالمCرحمة لل Cسلناك إلا وما أر

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiya’ 107). Adapun nilai-nilai pendidikan Islam dalam perayaan peringatanmaulid Nabi Muhammad SAW adalah sesuatu yang berguna danbermanfaat. Selain sebagai ekspresi rasa syukur atas kelahiranRasulullah SAW., substansi dari peringatan Maulid Nabi adalahmengukuhkan komitmen loyalitas pada beliau. Setidaknya, initerwujud dengan tiga hal.sebagai berikut: Pertama, meneguhkan kembali kecintaan kepada Rasulullah SAW.Bagi seorang mukmin, kecintaan terhadap Rasulullah SAW. adalahsebuah keniscayaan, sebagai konsekuensi dari keimanan. Kecintaanpada utusan Allah ini harus berada di atas segalanya, melebihikecintaan pada anak dan isteri, kecintaan terhadap harta,kedudukannya, bahkan kecintaannya terhadap dirinya sendiri.Rasulullah bersabda,

b. رواه البخاري – Cه Cوولد Cه CCن والد Cم Cون أح ب إليه م حت ى أك_ ك_ د_ ن_ أح Cم لا يؤ_

Artinya: Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian hinggaaku lebih dicintainya daripada orangtua dan anaknya. (HR.Bukhari).

Kedua, meneladani perilaku dan perbuatan mulia Rasulullah SAW.dalam setiap gerak kehidupan kita. Allah SWT. bersabda :

c. ر وذكر الله Cم الآخ و الله واليو ج_ ن كان ير Cوة حسنة لم ولC اللهC أس_ م فيC رس_ لقد كان لك_ ٢١كثيCرا – (الأحزاب )

215

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 25: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suriteladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyakmenyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21) Kita tanamkan keteladanan Rasul ini dalam keseharian kita, mulaihal terkecil, hingga paling besar, mulai kehidupan duniawi, hinggaurusan akhirat. Dengan mencontoh sifat-sifat nabi yaitu:

1) Siddiq Siddiq artinya jujur dan sangat tidak mungkin Rasulullahbersifat bohong (kidzib) Rasulullah sangat jujur baik dalampekerjaan maupun perkataannya. Apa yang dikatakan dandisampaikan serta yang diperbuat adalah benar dan tidakbohong. Karena akhlak Rasulullah adalah cerminan dariperintah Allah SWT.

2) Amanah Amanah artinya dapat dipercaya. Sangat tidak mungkinRasulullah bersifat Khianat atau tidak dapat dipercaya.Rasulullah tidak berbuat yang melanggar aturan AllahSWT. Rasulullah taat kepada Allah SWT. Dan dalammembawakan risalah sesuai dengan petunjuk Allah SWTtidak mengadakan penghianatan terhadap Allah SWTmaupun kepada umatnya.

3) Tabligh Tabligh artinya menyampaikan. Rasulullah sangat tidakmungkin untuk menyembunyikan (kitman). Setiap wahyudari Allah disampaikan kepada umatnya tidak ada yangditutup- tutupi atau disembunyikan walaupun yangdisampaikan itu pahit dan bertentangan dengan tradisiorang kafir. Rasulullah menyampaikan risalah secarasempurna sesuai dengan perintah Allah SWT.

216

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 26: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

4) Fathonah Fathonah artinya cerdas. Sangat tidak mungkin Rasul bersifatbaladah atau bodoh. Para Rasul semuanya cerdas sehinggadapat menyampaikan wahyu yang telah diterima dari AllahSWT. Rasul adalah manusia pilihan Allah SWT maka sangattidak mungkin Rasul itu bodoh. Apabila bodoh bagaimanabisa menyampaikan wahyu Allah.37

Ketiga, melestarikan ajaran dan misi perjuangan Rasulullah, dan jugapara Nabi. Sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhir, Rasulmeninggalkan pesan pada umat yang amat dicintainya ini. Beliaubersabda:

d. ما كتاب الله وسن ة نبي ه تم\ ب ل وا ما تم سك\ ري\ن لن\ تض ت فيكم\� أم\ ك\ ھترصلى الله عليه وسلم –( رواه مالك)

Artinya “Aku tinggalkan pada kalian dua hal, kalian tidak akantersesat dengannya, yakni Kitabullah dan sunnah NabiNyasallallahu alaihi wa sallam” (HR. Malik).

Bukti kecintaan pada Nabi Muhammad SAW juga akan mendorongumat islam untuk mengerjakan lampahan-lampahan beliau, hal sesuaidengan hadist:

e.ان ي ، قال : ثنا عب\د ب د الأص\ ز\ مد ب\ن ما نا أبو مح مد عب\د الله ب\ن أح\ بر ھأخ\ ھ

الله ب\ن مح مد ب\ن عب\د ال\عزيز ، قال : ح دثنا اب\ن رشيد� ، قال : ح دثنا بقية ب\ن ال\وليد ,عن\ عاصم ب\ن سعيد ، قال : ح دثني بن ي لأنس ب\ن مالك ،

عن\ أبيه رضي الله عن\ه ، قال : قال رسول الله صل ى الله

37 http://azizmunawar19.wordpress.com/tag/ringkasan-sejarah-nabi-muhammad-saw/

217

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 27: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

ب ني كان ب ني ، ومن\ أح يا سن تي فقد\ أح ه وسل م " : من\ أح\ علي\معي في ال\جن ة .

Artinya: dikabarkan oleh Abu Muhammad Abdullah bin Ahmed binMahzd Asbahani, ia berkata: berkata Abdullah binMohammed Tna bin Abdul Aziz, ia berkata: Ibn Rashidberkata pada kita, ia berkata: Berkata pada kita kamibaqiyah Bin al walid, Dari Asim bin Said, ia berkata:anakku berkata padaku pada Anas ibn Malik, dari ayahnya,semoga Allah senang dengan dia, ia berkata: Rasulullah,sawbersabda; Barang Siapa yang menghidupkan kembalisunnahku maka dia sungguh mencintaiku, dan orang yangmencintaiku maka dia akan bersamaku di surga.38

Serta meniru R asulullah SAW selalu menggunakan sistem danmetode dakwah dan pendidikan yang khas dan berbeda dengankebanyakan sistem dan metode yang digunakan oleh tokoh-t okohagama lain yang mendahuluinya.y aitu sistem dan metode didasarkan pada sistem dan metode dakwah Al-Qur’an. Konsep dakwah ( dimaksudkan sebagai upaya menyeru dan mengajak ( دعوة orang untuk memeluk Islam; sedangkan konsep pendidikan ( ترب�ية atau ( ت���أديب dimaksudkan untuk memberikan p engertian,pemahaman dan kesadaran yang lebih baik tentang ajaran dan nilai-nilai ajaran Islam kepada umatnya. 39

Kedua sistem dan metode ini didasarkan pada firman AllahSWT:

38 http://library.islamweb.net/hadith/display_hbook.php?hflag=1&bk_no=1552&pid=8962 47

39 https://m.facebook.com/notes/kh-irfan-hielmy/setetes-hikmah-peringatan-kelahirannabi-muhammad-saw/10150355062070063/

218

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 28: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

ي م\ بال تي عظة ال\حسنة وجادل\ مة وال\مو\ ھاد\ ع إلى سبيل رب ك بال\حك\ ھسن أح\

Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengancara yang baik.

Ada juga yang berpedapat bahwa Tujuan dari perayaanmaulidurrosul adalah untuk mengembalikan semangat juang kaummuslimin dalam perjuangan membebaskan Masjid al-Aqsha diPalestina dari cengkraman kaum Salibis. Yang kemudian,menghasilkan efek besar berupa semangat jihad umat Islammenggelora pada saat itu. Secara subtansial, perayaan Maulid Nabiadalah sebagai bentuk upaya untuk mengenal akan keteladanan NabiMuhammad SAW sebagai pembawa ajaran agama Islam. Tercatatdalam sepanjang sejarah kehidupan, bahwa Nabi Muhammad SAWadalah pemimipn besar yang sangat luar biasa dalam memberikanteladan agung bagi umatnya.

Dalam konteks ini, Maulid harus diartikulasikan sebagai salahsatu upaya transformasi diri atas kesalehan umat. Yakni, sebagaisemangat baru untuk membangun nilai-nilai profetik agar terciptamasyarakat madani (Civil Society) yang merupakan bagian daridemokrasi seperti toleransi, transparansi, anti kekerasan, kesetaraangender, cinta lingkungan, pluralisme, keadilan sosial, ruang bebaspartisipasi, dan humanisme. Dalam tatanan sejarah sosio antropologisIslam, Nabi Muhammad SAW dapat dilihat dan dipahami dalam duadimensi sosial yang berbeda dan saling melengkapi.

Pertama, dalam perspektif teologis-religius, Nabi MuhammadSAW dilihat dan dipahami sebagai sosok nabi sekaligus rasul terakhirdalam tatanan konsep keislaman. Hal ini memposisikan NabiMuhammad SAW sebagai sosok manusia sakral yang merupakan

219

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 29: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

wakil Tuhan di dunia yang bertugas membawa, menyampaikan, sertamengaplikasikan segala bentuk pesan “suci” Tuhan kepada umatmanusia secara universal.

Kedua, dalam perspektif sosial-politik, Beliau dilihat dandipahami sebagai sosok politikus andal. Sosok individu NabiMuhammad SAW yang identik dengan sosok pemimpin yang adil,egaliter, toleran, humanis, serta non-diskriminatif dan hegemonik,yang kemudian mampu membawa tatanan masyarakat sosial Arab kalaitu menuju suatu tatanan masyarakat sosial yang sejahtera dantentram40.

Dalam perkembangan selanjutnya, perayaan maulid Nabimakin beragam corak dan warnanya, sesuai dengan perkembanganadat, tradisi, kondisi sosio-kultural masyarakat. Di Lombokumpamanya perayaan Maulid Nabi kental dengan tradisi praja,nyunatan, ngurisan dan beberapa tradisi lainnya. Jika dianalisa,perayaan Maulid Nabi di Pulau Lombok termotivasi 3 faktor:pertama: motivasi historis, secara historis umat Islam meyakinisepenuhnya legalitas Muhammad sebagai sosok figur yang berjasamembangun sebuah peradaban baru dengan melakukan sebuahreformasi yang fundamental terhadap tradisi jahiliyah yang ketika ituberada pada degradasi moral yang sangat memprihatinkan. Dalamkondisi tersebut, Muhammad selanjutnya bangkit denganmemformulasikan sebuah tatanan kehidupan yang etis dan egalitarianyang dibingkai dalam figura al Quran dan al Hadits. Dengan demikian,12 Rabiul Awal merupakan tonggak sejarah yang memotivasimasyarakat untuk merayakan maulid Nabi sebagai bentuk ungkapanrasa syukur atas kehadiran beliau di tengah-tengah masyarakat dunia.

40 http://ppp.or.id/news/makna-dan-hikmah-maulid-nabi-muhammad-saw.html

220

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 30: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

Situasi dan kondisi umat yang semakin terpuruk akibat kontak budayadan peradaban yang ‘menggila’, juga turut mengundang motivasimasyarakat untuk merayakan kelahiran Nabi sebagaimana yang telahdilakukan sebelumnya oleh Shalahuddin al Ayyubi pada abad ke XII.

Kedua: motivasi teologis, aspek teologis ternyata jugamemiliki peran yang cukup strategis dalam memotivasi masyarakatmerayakan maulid Nabi. Hal ini dapat dilihat dari fatwa-fatwa yangdikemukakan oleh para ulama madzhab Hanafi dan Maliki yangmengemukakan bahwa “diktum hukum yang ditetapkan dengandiktum tradisi sama dengan diktum hukum yang ditetapkanberdasarkan hukum syar’i”. Hal yang senada pernah jugadiungkapkan oleh Syarakhsyi yang menyebutkan bahwa “menetapkanhukum dengan tradisi seolah-olah menetapkan hukum dengan nash”.Namun hukum yang ditetapkan berdasarkan tradisi tersebut sejatinyaharus memiliki relevansi dan senafas dengan nilai-nilai al Quran dan alHadits.

Ketiga: motivasi filosofis-sosiologis, masyarakat merupakansebuah sistem yang terdiri dari kumpulan sekian banyak individu kecilmaupun besar yang terikat oleh satuan adat, tradisi, hukum dan hidupbersama. Masyarakat akan dapat hidup tegak berdiri jika instrumendalam masyarakat tersebut dapat berinteraksi dengan harmonis, tanpaadanya ketimpangan-ketimpangan sosial yang dapat menyuburkanbenih-benih pertikaian. Dengan demikian, secara filosofis-sosiologis,perayaan maulid Nabi dapat dijadikan sebagai suplemen yang akanmenggugah semangat serta sebagai pondasi yang akan memperkokohbangunan ukhuwah masyarakat yang diwujudkan dalam sebuahkebersamaan.41 DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surat Al-Mujadalah:11 Abdul Aziz , Zainuddin ibn. Irsyadu Al Ibat

41 http://an nady.blogspot.com/2013/02/refleksi atas peringatan maulid nabi.html ‐ ‐ ‐ ‐ ‐

221

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 31: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

Al-Ghamawi, Muhammad Zuhri (1995). Al-Siraj Al-Wahhaj. Dzar Al-fikr, Bairut. Ahmadi, Abu dan Noor Salimi. (2004). Dasar-Dasar PendidikanIslam, Bumi Aksara, Jakarta. Al-Jauhari, Hamri. Fiqhi untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII.Bintang Ilmu, Surabaya. Al-Qardhawi, Yusuf. (1980). Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna. (terj. Bustami A, Gani et.al). Bulan Bintang, Jakarta. Arifin, Muzayyin, H. (2003). Filsafat Pendidikan Islam. PT. BumiAksara, Jakarta. _________________ (1991). Ilmu Penddidikan Islam. Bumi Aksara,Jakarta. Aris, Djauhari. Fiqh Islam. Al-Ikhsan, Surabaya. ____________ Miftahul Ushul. Al-Ikhsan, Surabaya. Al-Toumy Al-Syaibany, Omar Muhammad. Falsafatut TarbiyahIslamiyah. (terj. Hasan Langgulung). Bulan Bintang, Jakarta. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. (2007). Teori Belajar danPembelajaran. Ar-ruzz Media, Yogjakarta. Djumransjah. (2006). Filsafat Pendidikan Islam. Bayu Media, Malang. Departemen Kementrian Agama RI. (2012). Tuntunan PraktisManasik Haji dan Umrah. Kemenag, Jakarta.

222

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 32: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

Departemen Pendidikan Nasional. (2011). Kamus besar BahasaIndonesia Pusat Bahasa. PT. Garamedia Pustaka Utama, Jakarta._________________________________(2003). Undang undang ‐Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional. (SISDIKNAS).

D. Marimba, Ahmad. (1989). Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Al

Ma’arif , Bandung.

Gazalba, Sidi. (1981). Sistematika Filsafat Buku IV. Bulan Bintang,

Jakarta.

Hasbullah. (2001). Dasar dasar Ilmu Pendidikan. ‐ PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

HMI Cab. Bogor. (1989). Nilai Nilai Identitas Kader NIK. ‐ Buku

Pedoman HMI Cab, Bogor. http://paksalam.wordpress.com/2009/05/02/sembilan-aspekpendidikan-Islam/

Ikhsan, Mohammad. (2009). Dalam

(http://www.mohammadikhsan19.co.cc/2009/09/nilai‐nilaipendidikan dalam haji.html‐ ‐ ).

Langgulung, Hasan. (1980). Beberapa Pemikiran

tentang Pendidikan Islam. Al Ma’arif, Bandung. ‐

Nata, Abuddin, H. (2004). Metodologi Studi Islam. (Cet. 9). PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Noer Aly, Hery. (1999). Ilmu Pendidikan Islam. (Cet. 1). PT. Logos,

223

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 33: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

Jakarta.

Qosim, Ibnu. Fathu Al Qorib Al Mujib. ‐ ‐ Nur Al Huda, Surabaya. ‐

Saifuddin, Endang. (1982). Agama Dan Kebudayaan. Bina Ilmu,

Surabaya.

Shanty. (2011). Pentingnya Pendidikan, dalam

(http://researchengines.com/0607shanty.html)

Suwarno, Wiji. (2006). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Ar-ruzz Media,Jogjakarta. Taqiyuddin. Kifayah Al-Akhyar. juz I. Nur Al-Huda, Surabaya. Tholchah Hasan, Muchammad. (1986). Prospek Islam dalamMenghadapi Tantangan Zaman. Bangun Prakarya, Jakarta. Yunus, H. A., Drs. S.H. (1999). Filsafat Pendidikan. CV. Citra SaranaGrafika, Bandung. Zainuddin. Qurrotu Al-Aini. Nur Al-Huda, Surabaya.

224

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015

Page 34: Nilainilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Musohihul Hasan,M.Pd.I

146

Al-Insyirah, Vol. 1, 2015