Upload
operator-warnet-vast-raha
View
196
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan pembuatan tugas makalah AGAMA dengan judul
“PERANAN AGAMA DALAM PROFESI KEBIDANAN “.
Sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, karena beliaulah satu-satunya Nabi yang mampu
mengubah dunia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang
yakni agama islam.
Makalah ini disusun dan diuraikan berdasarkan landasan pengetahuan
yang diambil dari berbagai sumber-sumber yang berkaitan dengan isi
makalah ini.
Sekiranya makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan isi dari
makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan kepada pembaca serta mendapat ridho Allah.
Raha, 23 November 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Allah mengatakan dalam al-Qur’an surah al-Ahqaaf : 10
“Katakanlah: Terangkanlah kepadaku bagaimana pendapatmu jika al-
Qur’an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan
seorang saksi dari Bani Israil mengakui ( kebenaran ) yang serupa dengan
( yang dsebut ) dalam al-Qur’an lalu dia beriman, sedang kamu
menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim”.
Allah juga mengatakan dalam surah al-An’am : 125
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya
petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama ) Islam.
Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah
menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah sudah mendaki ke langit.
Begitulah Allah melimpahkan siksa kepada orang-orang yang tidak
beriman”.
Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di
dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita
terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran
dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya
yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi,
serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya
dengan baik.
Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari
Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki
bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah
menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam
membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah, yang pada
zaman modern ini, kita sebut peran advokasi.
Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan
prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan,
metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.
1.2 Rumusan Makalah
Bagaimanakah peran agama dalam kebidanan ?
1.3 Tujuan makalah
Untuk mendapatkan bagaimana penerapan agama dalam kebidanan dan
dapat mengaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
Pengertian Bidan Dalam bahasa inggris, kata Midwife (Bidan) berarti
“withwoman” (bersama wanita, mid = together, wife = a woman). Dalam
bahasaPerancis, sage femme (Bidan) berarti “ wanita bijaksana”,sedangkan
dalam bahasa latin, cum-mater (Bidan) berarti ” berkaitan dengan wanita”.
Menurut churchill, bidan adalah ” a health worker who may or may not
formallytrained and is a physician, that delivers babies and provides
associated maternalcare” (seorang petugas kesehatan yang terlatih secara
formal ataupun tidak danbukan seorang dokter, yang membantu pelahiran
bayi serta memberi perawatanmaternal terkait).
Definisi Bidan (ICM) : bidan adalah seorang yang telah menjalani
program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan
telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk
terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan. Bidan
merupakan salah satu profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat
manusia. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan,
yang terakreditasi, memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau
secara sah mendapat lisensi untuk praktek kebidanan. Yang diakui sebagai
seorang profesional yang bertanggungjawab, bermitra dengan perempuan
dalam memberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan selama
kehamilan,persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung
jawabnya sendiri sertamemberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak.
Islam adalah dinu al-‘amal. Dalam arti bahwa Islam mengedepankan
kebaikan amal sebagai bukti dari keimanan dan pemahaman. Selanjutnya,
penerapan amal justru akan mempercepat dan memperkokoh bangunan
keimanan dan pemahaman terhadap Islam. Tentu saja semua ini dilakukan
dengan menjaga agar setiap amal yang dilakukan senantiasa dilandasi oleh al-
ikhlas dan al-fahmu. Terutama mempunyai sifat at-tawaddu'.
Dalam jiwa setiap manusia, tidak peduli apakah dia dari Asia,
Amerika, Afrika, Australia atau Eropa, sangat perlu memiliki sifat tawaddu',
yaitu sifat merendahkan diri yang menjunjung tinggi integritas kesamaan
derajat dan diwujudkan dalam kehidupan sosial. Hal ini sejalan dengan
Firman Allah SWT dan Hadist Nabi Muhammad saw. Yang berbunyi:
�ين� �مؤ�م�ن �ل ل �اح�ك� ن ج� و�اخ�ف�ض�
Artinya: Dan Tundukkanlah sayapmu - yakni rendahkanlah dirimu -kepada
kaum mu'minin." (al-Hijr: 88)
�ي� - - : (( �ل إ أو�ح�ى الله إن� وسلم عليه الله صلى الله رسول ق�ال�
ع�ل�ى أح�د% �غ�ي �ب ي � و�ال ، أح�د, ع�ل�ى أح�د% �ف�خ�ر� ي � ال �ى ح�ت �و�اض�عوا ت أن�
مسلم )) رواه أح�د,
Artinya: "Sesungguhnya Allah telah memberikan wahyu kepadaku,
hendaklah engkau semua itu bersikap tawadhu', sehingga tidak ada seseorang
yang membanggakan dirinya di atas orang lain dan tidak pula seseorang itu
menganiaya kepada orang lain - kerana orang yang dianiaya dianggapnya
lebih hina dari dirinya sendiri." (Riwayat Muslim).
Bagi seorang bidan dalam menjalankan tugasnya tentu harus
mempunyai sifat tawaddu' (merendahkan diri), demi memberikan pelayanan
yang baik bagi pasiennya. Hal ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw
ketika ada seorang hamba sahaya wanita dari golongan hamba sahaya -wanita
yang ada di Madinah mengambil tangan Nabi s.a.w. lalu wanita itu berangkat
dengan beliau s.a.w. ke mana saja yang dikehendaki oleh wanita itu. " Ini
menunjukkan bahwa beliau s.a.w. selalu merendahkan diri. Mungkin ini
adalah merupakan sebuah motivasi yang perlu dijadikan pedoman bagi
seorang bidan dalam menjalankan tugasnya sebagai bidan. Seorang bidan
harus memilih kata-kata yang paling sopan dan disampaikan dengan cara
yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah, ketika
berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang
menyenangkan.
Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan,
mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan berlebihan.
Tawadlu', berendah hati adalah awal terbentuknya cinta dan silaturakhim.
Sikap ini muncul atas kesadaran diri, betapa sebagai makhluk Allah, seorang
Muslim terbatas dalam banyak hal, termasuk juga ilmu pengetahuan. Allah
lah Al-Ilm, Al-Haq, sementara produk akal fikiran manusia hanyalah dzon
(dugaan, rekaan, hipotesis belaka). Allah lah sumber kebenaran, sedang dari
manusia datang kesalahan.
2.2 Peran Agama dalam Kebidanan
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia
dalam menjalani hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama
juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan berbagai masalah
hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan melalui agama
dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya :
1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga
kesehatannya
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan
melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan
yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga, masyarakat serta bangsa.
3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dalam segala aktivitasnya
4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan
yang bertentangan dengan ajarannya.
a. Upaya pemeliharaan kesehatan
Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai
sejak ibu hamil yaitu sejak janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan
agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat begitu juga dengan ibunya.
Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat manusia untuk dapat
melakukan/menjalani hidup dengan baik sehingga dapat terhindari dari
berbagai penyakit dan kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapat
memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk memelihara kesehatan yang
dianjurkan oleh agama antara lain :
1. Makan makanan yang bergizi
2. Menjaga kebersihan
3. Berolah raga
4. Pengobatan diwaktu sakit
b. Upaya pencegahan penyakit
Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada
pengobatan di waktu sakit. Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara
lain:
1. Dengan pemberian imunisasi Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan
balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1 sampai kelas 3.
2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun
3. Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok
pengajian, atau kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya.
c. Upaya pengobatan penyakit
Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada
obat yang diturunkan-Nya.”
Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit.
Pandangan agama terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua
pendapat mengenai hal tersebut yaitu memperbolehkan dan melarang
penggunaan alat kontrasepsi. Karena ada beberapa ulama yang .mengatakan
penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu/hal yang sangat bertentangan
dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah.
Pendapat/pandangan agama dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu
memperbolehkan / menghalalkan dan melarang / mengharamkan.
Pendapat / pandangan agama yang memperbolehkan/menghalalkan
pemakaian kontrasepsi IUD :
a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan.
Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat
merencanakan jarak kehamilan sehingga ibu tersebut dapat menjaga
kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik.
b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan.
Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak,
tentunya sangat merepotkan dan membebani perekonomian keluarga.
Selain itu bertujuan memberikan rasa aman kepada ibu. Karena persalinan
dengan factor resiko/resiko tinggi dapat mengancam keselamatan jiwa ibu.
Agar ibu dapat beristirahat waktu keseharian ibu tidak hanya digunakan
untuk mengurusi anak dan keluarga.
Pendapat/pandangan agama yang melarang/mengharamkan pemakaian
kontrasepsi IUD :
a. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi
b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak
menghalangi pembuahan sel telur bahkan adanya IUD sel mani masih
dapat masuk dan dapat membuahi sel telur (masih ada kegagalan).
c. Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada
obat-obatan dan alat lainnya. Selain itu pada waktu pemasangan dan
pengontrolan IUD harus dilakukan dengan melihat aura wanita.
Pelayanan kotrasepsi system operasi yaitu MOP dan MOW juga
mempunyai dua pendapat/pandangan yaitu memperbolehkan dan melarang.
Pendapat/pandangan yang memperbolehkan:
a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam
kaedah hukum mengatakan ” Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal
yang dilarang dengan alasan kesehatan/keselamatan jiwa “.
b. Begitu juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan
untuk kepentingan pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat
dibenarkan.
Pandangan/pendapat yang melarang :
a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan
tujuan utama perkawinan yang mengatakan bahwa perkawinan
bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat juga
untuk mendapatkan keturunan.
b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat
sebagian tubuh yang sehat dan berfungsi (saluran mani/tuba).
c. Dengan melihat aura orang lain.
2.3 Larangan profesi dalam kebidanan yang bertentang dengan agama
(Aborsi)
Pembunuhan banyak macamnya, tetapi ulama fikih menyepakati dua
macam pembunuhan, yaitu pembunuhan sengaja dan pembunuhan tak
sengaja, karena keduanya disebutkan di dalam Al Quran dan Al Karim.
pembunuhan dengan sengaja terdapat di dalam banyak ayat, antara
lain firman Allah,
“Dan barangsiapa yang mebunuh seorang mukmin dengan sengaja,
maka balasannya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka
kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.”
(Qs. An-Nisaa’ (4): 93)
sedangkan pembunuhan dengan tidak sengaja ditunjukkan oleh firman
Allah,
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin
(yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa
membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan
seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkkan
kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga
terbunuh) bersedekah…”(Qs. An-Nisaa’ (4) 92)
ulama fikih madzhab Hanafi, Syafi’i dan sebuah riwayaat dari Iman
Malik, berpendapat bahwa pembunuhan memiliki jenis ketiga, yaitu :
pembunuhan syibhul ‘amdi (serupa kesengajaan).
Meskipun tidak disebutkan di dalam Al Qur’an , tetapi jenis
pembunuhan ini disebutkan dalam sumber syariat kedua –Sunnah
Nabawiyyah Muthahharah–, yaitu dalam sabda Nabi SAW,
“Korban pembunnuhan karena kesalahan menyerupai sengaja,
korban pembunuhan dengan cambuk dan tongkat, (tebusannya) seratus
unta, empat puluh di antara nya mengandung anak unta didalam
perutnya”
Sebagian ulama fikih madzhab Hanafi, berpendapat bahwa
pembunuhan memiliki lima jenis, tiga jenis diantaranya telah disebutkan
yaitu sengaja, ttak sengaja, dan menyyerupai kesengajaan. Lalu,
pembunuhan yang terjadi karena suatu kesalahan yang tidak disengaja,
yaitu pembunuhan yang mencangkup alasan syar’i yang diterima, seperti
orang tiidur berbalik menimpa orang lain hingga membunuhnya.
Yang kelima yaitu pembunuhan dengan sebab, yakni pembunuhan
yang terjadi dengan perantara, seperti orang menggali lubang atau sumur
di tanah yang bukan miliknnya, atau dijalan umum lalu ada seseorang
jatuh kedalam nya dan mati. dalam hal ini, saksi-saksi qishash (hukuman)
saat menarik kesaksian mereka setelah si terdakwa dihukum mati akibat
kesaksian mereka, berarti mereka membunuhnya karena sebab.
2.4 Tugas Pokok Profesi Kebidanan
Hak, kewajiban dan tanggung jawab.hak dan kewajiban adalah
hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pasien memiliki
hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti berhubungan
dengan individu, yaitu pasien, sedangkan bidan mempunyai kewajiban untuk
pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien sedang kewajiban
adalah suatu yang diberikan oleh bidan.
Kewajiban Bidan
1. Bidang wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin
dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan
standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.
3. Bidan wajib meruju pasien dengan penyulit kepada dokter yang
mempunyai kemampuan dan kahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk di dampingi
suami atau keluarga
5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menjalankan ibadah sesuai degnan keyakinannya.
6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien.
7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang
akan dilakukan serta resiko yang mungkin timbul.
8. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atas tindakan yang dilakukan
9. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan
10. Bidan wajib mengetahui perkembangan IPTEK dan menambah ilmu
pengetahuannya melalui pendidikan formal, non formal
11. Bidan wajib bekerja sama denagn profesi lain dan pihak terkait secara
timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan.
2.5 Larangan Bagi Seorang Bidan Secara Umum Maupun Dalam Agama
1. Bidan di larang melakukan Aborsi
2. Bidan di larang memakai perhiasan saat menolong persalinan
3. Bidan di larang berkuku panjang karena berbahaya bagi keselamatan ibu
dan bayi
4. Bidan di larang menceritakan apapun yang terjadi saat menolong
persalinan kecuali di mintai keterangan oleh pihak pengadilan.
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada situasi yang tidak
diperbolehkan,seperti:
Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa
kasus pemberian ASI tidak dibenarkan:
6. Tidak mau bekerja sama dengan Dukun beranak
7. Melaksanakan tugasnya yang bertentangan dengan UU kebidanan dan
tidak sesuai dengan kode etik kebidanan
2.6 Peran Bidan Menyelamatkan Ibu Dan Anak
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang,
menyangkut fisik, mental, maupun sosial budaya dan ekonomi. Untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal dilakukan berbagai upaya
pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan berkesinambungan.
Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi. Pertama: yang
laten yaitu kematian ibu dan kematian bayi yang masih tinggi akibat bebagai
faktor termasuk pelayanan kesehatan yang relatif kurang baik. Kedua ialah
timbulnya penyakit degeneratif yaitu menopause dan kanker.
Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global
yang semakin ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia
Indonesia yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus
disiapkan sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan.
Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak
janin dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa
bahkan sampai usia lanjut.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi
penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan
pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada
aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan
pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya
untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan
dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu
standar profesi sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan
yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu,
keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output.
Ada beberapa hambatan dalam penempatan bidan di desa antara lain:
1. Umur bidan relatif muda dan bukan dari desa sendiri.
2. Kesulitan menyesuaikan diri di tengah masyarakat.
3. Bidan bukan pegawai negeri sehingga tidak mempunyai penghasilan
tetap.
4. Kemampuan desa untuk membangun Polindes masih terbatas sehingga
banyak di antara bidan desa tidak mendapat dukungan sarana dari
masyarakat.
5. Perkawinan bidan desa yang segera meningkatkan desa dan pindah
mengikuti suami.
6. Pendidikan belum mencukupi untuk mampu mandiri sehingga bidan
kurang berfungsi.
7. Karena berusia muda, bidan belum mendapat kepercayaan masyarakat
sehingga orientasi kepada dukun masih dominan.
2.7 Bidan sebagai Profesi
Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus.
Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Bidan mempunyai tugas yang sangat unik, yaitu:
1. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.
2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat
melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu
3. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas
meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat,
4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap
memegang teguh kode etik profesi.
Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan
dengan anggota profesi yang harus memberikan pelayanan profesional.
Tentunya harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan
lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan.
Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas
bahwa bidan tergolong jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua
aspek, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural
adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam suatu
organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta
dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan
negara. Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat,
jabatan fungsional juga berorientasi kwalitatif.
Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional
profesional, dan wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan
profesional.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan
yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan
studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki
izin formal untuk praktek bidan.Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai
ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan.
Kebidanan sebagai profesi merupakan komponen yang paling penting
dalam meningkatkan kesehatan perempuan.
B. Saran
1. Agar pemerintah terus berupaya mendukung profesi bidan dengan cara
meningkatkan kwalitas SDM bidan melalui penyediaan fasilitas
pendidikan bagi bidan.
2. Bagi organisasi diharapkan agar terus berupaya mengembangkan
pelayanan dan pengetahuan bagi semua bidan secara adil dan merata.
3. Bidan sebagai tenaga profesional diharapkan dapat berpartisipasi secara
aktif dalam organisasi dan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya
sesuai dengan etika profesi.
DAFTAR PUSTAKA
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/04/pandangan-agama-terhadap-bidang-medis-kebidanan/
http://web-kemal.blogspot.com/2012/05/bidan-sebagai-profesi.html
http://viorenshaflody.blogspot.com/2011/09/makalah-peran-dan-fungsi-bidan-uud.html
http://dhezulva.blogspot.com/2011/10/bidan-sebagai-profesi.html
http://marisisinaga.blogspot.com/2010/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html
MAKALAH AGAMADosen : DRS.H. MUH. SYAHRUDDIN,APT.
“ Peran Agama Dalam Kebidanan “
Disusun oleh :
Nama : Mudmainna Aksan
NIM : PSW.B.2013.IB.0075
Kelas : IB
AKBID PARAMATA RAHATAHUN
2013/2014