Click here to load reader
Upload
vuongtu
View
342
Download
46
Embed Size (px)
Citation preview
~NINGKATAN PENGUASAAN KONS.EP SISTEM
RE~ ORA.SI MANUSIA MELALUI METODE PEMECAHAN
MASALAH (PROBLEM SOLVING)
(Per tian Tindakan Kelas di MTs Negeri Tangerang II Pamulang - Banten)
SKRIPSI
Oleh :
IISDARSIAH
103016127088
PROGRAM STUDI PENDIDW..AN BIOLOGI
Jl USAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAJB:UAN Al,AM
AKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ICE:GURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
,EMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENING .TAN PENGUASAAN KONSEP SISWA MELALUI METODE PEMEC IAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) TENT ANG SISTEM
PERNAPASAN PADA MANUSIA
(J e/itian Tindakan Ke/as di MTsN Tangerang !! Pamulang)
Diajuk Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Yang Mengesahkan,
Pembimbi g
Drs. Ahmad So an M.Pd NIP. 150 231 502
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
.JU SAN PENDIDIKAN ILMIJ PENG ET AHlJAN ALAM
,KUL T AS ILMU TARBIY AH DAN KEGURUAN
UNIVE'.RSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SY ARIF HIDAY A TULLAH
.JAKARTA
1A'10ll1'11\0.01\Ar
LEMBAR PENGESAHAN
.ripsi berjudul:"Peningkatan Penguasaan Konsep Sistem Respirasi Pada
Manu Melalui Metode Pemecahan Masalah (problem solving)" diajukan
kepad 'akultas llmu Tarbiyah clan Keguruan (F!TK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakart Ian telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 22 Mei 2008
dihad1 1 dewan penguji. Karena itu. penulis berhak memperoleh gelar Sai:jana SI
(S.Pd) da Jurusan Pendidikan !!mu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan
Biolo1
Jakarta, 03 Juni 2008 Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal Tancla Tangan Ketua ·usan Pendidikan IPA
Ir.H. NIP.
Sekre Baig NIP.
Peng1 Ir.H NIP.
Peng1 Baig NIP.
lhmud M. Siregar, M.Si )222933
s Jurusan Pendiclikan IPA na Susanti, M.Sc 1299475
ahmud M. Sil·egar, M.Si 1222933
na Susanti, M.Sc 1299475
.J..~.: ~ti-.: .7:~? ...
Mengetahui,
Dekan Fakultas llmu Tarbiyah clan Keguruan
MA
SURAT PERNY ATAAN KARY A ILMIAH
Yan ~rtanda tangan di bawah ini :
Nan : Iis Darsiah
Nltv : 103016127088
: Pendidikan IPA (Biologi)/X
: 2003
Juru /Semester
Ang an Tahun
Alai : JI. Raya Tenjo No.36 RT/RW 01/01 Ds. Tenjo Kecamatan
Tenjo, Kab. Bogor - Jawa Baral 16370
Menyatakan dengan sesungguhnya
Bah skripsi yang berjudul "Peningkatan Penguasaan Konsep Sistem Respirasi
Pad; lanusia Siswa Melalui Metode Pemecahan Masalah (problem solving)",
adal iasil karya saya sendiri di bawah bimbingan :
ama : Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd
IP : 150231 502
Den an surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
men na segala konsekuansi apabila temyata skripsi ini buka hasil karya saya
senc
Jakarta, 25 Juni 2008
Solvini Res ear Educai Univer
This cl concep This ri
Novem used ir l11GS CO
observ1 which, score c second "t-test we ca~ was fo solving studem activiti methm
ABSTRACT
Darsiah. The Increasing of Mastery Concept Tltrouglz Problem tfetlwd About System Respiration of Human, (Classroom Action in MTs Negeri Tangerang II) Biological Program Study, Majors
1 Of IPA, Faculty of Tarbiyah and Teachers' Tmining State Islamic • Syarif Hidayatullalz Jakarta.
room action research has purpose lo know the increasing of masle1y •out the respiration system of Human through problem solving method. rrch is done in AfI's Negeri Tangerang 11 Pamulang Banten during -Desember 2007 toward 40 students of VIII.2. The instrument which is is class action research are test and observation sheet. The research 1cted in two cycles; each cycle consisted of planning, implementation, n and evaluation, and reflection phase. The technique of data analiysis used with N-Gain and significance test. 1) N-Gain resulted is N-Gain
1efirst cycle is 0.31, it's on the good categmy and N-Gain score at the cle is 0.54, still on the good category, 2) Significance test through ihich is resulted: tJ,;1ung =14.173 while l1able at 5%=2.02, t1>itlmg>l1abel· So •nclude that Ha accepted and Ho re.fused. The .finding (Jf the research I that based on the observation during study, the using of problem ethod can showed that the learning activities better than be.fore. The ~owed good cooperation and learning interaction. Peer tutoring also took place well. The cooperative learning with problem solving uld help them to practice the critical thinking skill.
y Words: Maste1y Concept, Cooperative Learning, problem Solving
Pemec: pada r Prngra Tarbiy Jakart
Penelit pengua pemec1 Tanger orang ~
terdiri , digunal melalu katego1 masih thitung S•
ini ben ditolak selama menun sebelui Kegiat: metodt keterar
Kata~
mas ala
ABSTRAK
Darsiah. Peningkatan Pengnasaan Konsep Siswa Meialni Metode 1n Masalah (Problem Solving) tentang Kons~:p Sistern Respirasi msia. (Penelitian Tindakan Kelas di MTs Negeri Tangerang H). Stndi Pendidikan Biologi, Jnrnsan Pendidikan IPA, Faknltas Ilmu dan Kegurnan, U niversitas Islam N egeri Syarif Hidayatnllah
Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan n konsep siswa tentang sistem respirasi pada manusia melalui metode 1 masalah (problem solving). Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri : II selama bulan November-Desember 2007 dan dilakukan terhadap 40 m kelas VIII.2. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah . tes dan pedoman observasi selama pembelajaran. Teknik analisis yang adalah menggunakan N-Gain dan dilanjutkan dengan uji signifikansi
i "t". 1) Hasil N-Gain pada siklus I diperoleh sebesar 0,31, berada pada aik, sedangkan N-Gain pada siklus II meningkat menjadi 0,54 meskipun an1 kategori baik. 2) Uji signifikansi menggunakan uji "t" diperoleh sar 14, 173, sedangkan tiabcl pada taraf signifikansi 5% adalal1 2.02. Hal bahwa thituug>ttabcL Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho Dmuan dari penelitian ini menunujukkan bahwa berdasarkan observasi :mbelajaran, pcmbelajaran menggunakan metode pemecahan masalah kan bahwa aktivitas pembelajaran siswa tergolong lebih baik dmi ta. Siswa telah menunjukkan ke1jasama dan interaksi belajar yang baik. veer tutoring juga berlangsung dengm1 baik. Pembelajaran kooperatif 1emecahm1 masalah dapat menolong siswa untuk mempral,tikkan lan berpikir kritis.
;i : penguasaan konsep, pembelajaran kooperatif, metode pemecahan
SWT)
men ye I
tercural
sahabat
gelar S
skripsi
dalam I
rasa ho1
1.
KATA PENGANTAR
1amdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
; telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
ikan penyusunan skripsi ini. Shalawat teriring salam semoga selalu
~ atas baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
, yang telah membawa umat manusia menuju jalan kebenaran. Amin.
ipsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk untuk memperoleh
ma Pendidikan (S-1). Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka
empatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih, penghargaan serta
:t kepada:
)ak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan FITK UIN Syarif
layatullah Jakarta.
2. Jak Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan IP A.
3. : Baiq Hana Susanti, M.Sc, Sekertaris Jurusan Pendidikan IPA.
4. pak Drs. Ahmad Sofyru1, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan
>logi, sekaligus dosen pembimbing yllilg telah memberikan segala
1bingan, sarru1, pengarahan, ilmu, waktu serta motivasinya kepada
ml is.
5. pak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Pendidikan IPA (Biologi),
ig telah dengan sabar dan ikhlas mendidik penul is, semoga ilmu yang
1erikan kepada penulis dapat bertambah dan bermanfaat.
6. s. Suhardi, M. Ag, Kepala Sekolah, MTs Negeri Tangerang II Pamulang
1g telah memberikall izin penelitian kepada penulis.
7. 1 Tri Endah Indrianti, BA, guru bidru1g studi biologi yang telal1 menjadi
rtner dalam penelitian.
8. :wan Guru, Staf pegawai dan selumh siswa kelas Vlll.2 MTs Negeri
ngerru1g II Panrnlang yang telah banyak membantu penulis selruna
11elitian.
9. enap pimpinan dan karyawan/karyawati perpustakaan UIN Syarif
1yatullah Jakarta, Perpustakaan LIPI Jakarta dan Perpustakaan UNJ
ma. 10. '. lak dan UIDI tercinta yang tak henti-hentinya mendo' akan,
nbimbing dan memotivasi serta memberikan dornngan moril maupun
eriil sehingga ananda dapat menyelesaikan skripsi ini. Adik-adikku
g aku sayangi (Santi, Imas dan Aka) terima kasih atas semangat,
:ungan dan perhatiannya selama ini.
11. · 1abat seperjuangan Bio 2003 (ALGA), khususnya Nay, Ani, Ruby, Ela,
nay, Cen2, Nui, Mayang, Pu2, dn2h, & Muslim. Sahabat-sahabat
erjuangan tercinta Unie, Udoh, Dci, De2 & Agus serta untuk "Aa"
.g tak pernah bosan memberikan semangat, doa se1ta cinta.
segala
setimpa
bagipe
ta semua pihalc yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga
1aikan yang telah diberikan kepada penulis, mendapat balasan yang
lfi Allah SWT (Amin). Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
ls khususnya dan pembaca umumnya.
Jakarta, Mei 2008
Penulis
DAFTARISI
ABSTI IC ......................................................................................................... i
KATA :NGANTAR ....................................................................................... iii
DAFT, 181 ...................................................................................................... v
DAFT, GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFT, TABEL ............................................................................................. ix
DAFT, LAMPIRAN .................................................................................... x
BAB I 'ENDAHULUAN
\. Latar Belakang Masalah ............................................................... I
3. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian .......................................... 8
:. Pembatasan Masalah ...................................................................... 8
). Perumusan Masalah ....................................................................... 9
' Manfaat Penelitian ......................................................................... 9
BAB I (AJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
!NTERVENSI TINDAKAN
!\. Deskripsi Temitis .......................................................................... I 0
1. Hakikat Konstruktivisme ......................................................... 10
a. Konstruktivisme sebagai cara memperoleh pengetahuan . I 0
b. Konstruktivisme dalam pembelajaran IP A ........................ 17
c. Langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme .............. 20
2. Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) .................... 21
3. Hakikat Penguasaan Konsep ..................................................... 26
a. Pengertian Penguasaan Konsep ........................................ 26
b. Kerangka Teori Penguasaan Konsep ............................... 29
B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Alternatif ............................ 30
a. Pengertian Metode Pemecahan Masalah ................................ 30
b. lmplikasi Metode Pembelajaran Pemecahan masalah ............. 36 00
1. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan .............................. 41
Kerangka Pikir .............................................................................. 48
Hipotesis Tindakan ........................................................................ 52
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
.. Tujuan Penelitian ........................................................................... 53
Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 53
Metode dan Desain Intervensi Tindakan ......................................... 53
I. Subyek Yang Terlibat Dalam Penelitian ........................................ 54
.. Peran dan Posisi Peneliti ................................................................ 54
Tahapan Intervensi Tindakan ......................................................... 54
f. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .................................. 56
L Data dan Sumber Data .................................................................... 57
Instrnmen Penelitian ....................................................................... 57
Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 58
,. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .............................................. 58
1. Validitas ................................................................................... 59
2. Reliabilitas ................................................................................ 60
•. Teknik Analisis Data ...................................................................... 61
Skor Gain (N Gain) ..................................................................... 61
Penilaian Observasi .................................................................... 61
11. Tindak Lanjut Pengembangan Perencanaan ................................... 62
BABI HASIL PENELITIAN DAN PEMHAHASAN
\.. Hasil Intervensi Tindakan .............................................................. 63
3. Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................................ 65
::. Analisis Data .................................................................................. 65
). Interpretasi Hasil Analisis .............................................................. 70
~. Pembahasan Temuan Penelitian ..................................................... 80
" Keterbatasan Penelitian ................................................................. 83
BABV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 84
B. Saran ...................................................................................... 85
DAFT1 PUST AKA .................................................................... 86
LAMP \.N
DAFT AR GAMBAR
1. P ~s Membangun Pengetabuan Imiah ..................................................... 16
2. B n Kerangka Berpikir .......................................................................... 51
3. D in Intervensi Tindakan ....................................................................... 54
DAFT AR 'f ABEL
1. .angkah-langkah Pembelajaran Kooperatif. ........................................ 25
2. :emampuan Ranah Kognitif.. .............................................................. 28
3. 'erencanaan Langkah-langkah Kegiatan ............................................. 46
4. 'ahapan Intervensi Tindakan ............................................................. 54
5. :ategori Penguasaan Konsep ................................................................ 57
6. lata dan Sumber Data ........................................................................... 57
7. :isi-kisi Instrmnen Penguasaan Konsep .............................................. 58
8. ategori Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran .................................. 62
9. asil Penguasaan Konsep Siklus I dan IL ............................................ 64
J 1 )ata Hasil Pretes dan Postes Siklus I dan Siklus II ............................. 65
l lata-rata N-Gain Siklus I dan Siklus II ................................................ 67
1 ~orelasi antara N-Gain 1 dan N-Gain 2 ............................................... 67
1 Iasil Uji-t N-Gain Siklus I dan Siklus II ............................................ 68
I Iasil Analisis Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ......................... 69
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Larnpir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
DAFT AR LAMPIRAN
1. Skenario Pembelajaran .................................................................. 91
2. Instrumen Penguasaan Konsep Siklus !.. ....................................... 97
3. Kunci Jawaban Instrumen Penguasaan Konsep Siklus I ............... 101
4. Instrumen Penguasaan Konsep Siklus II ...................................... I 02
5. Kunci Jawaban Instrumen Penguasaan Konsep Siklus II .............. 105
6. Lem bar Pedoman Observasi ........................................................ 106
7. LKS (Lembar Kerja Siswa) ........................................................... 107
8. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ....................................................... 116
9. Soal Uji Instrumen Siklus !.. ........................................................... 122
IO.Kunci .Jawaban Soal Uji Coba Siklus !.. ......................................... 126
11.Basil Uji Validitas Instrumen Siklus I ........................................... 127
12.Basil Perhitungan Uji Validitas Siklus I ....................................... 129
13.Rekap Uji Validitas Instrumen Siklus [ ........................................ 130
14.Reliabilitas Uji Coba Instrumen Siklus I ....................................... 131
15.Soal Uji Instrwnen Siklus II ......................................................... 134
16.Kunci Jawaban Instrumen Siklus II ............................................... 138
17.Basil Uji Validitas Instrumen Siklus Il .......................................... 139
18.Basil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Siklus II ..................... 141
19.Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Siklus II .............................. 142
W.Reliabilitas Uji Coba Instrumen Siklus II.. .................................... 143
i 1.Skor Basil Penguasaan Konsep Siklus !.. ...................................... 146
22.Skor Basil Penguasaan Konsep Siklus II ....................................... 147
23. Skor N-Gain Siklus I dan Siklus II .............................................. 148
24. Uji t Skor Basil Penguasaan Konsep Siklus I dan II .................... 149
25. Tabel Nilai Koefisien Korelasi "r" Product ]>foment .................. 150
26. Tabel nilai "t" ............................................................................... 151
DAFTAR GAMBAR
I . P :s Membangun Pengetahuan lmiah ..................................................... 16
2. B .n Kerangka Berpikir .......................................................................... 51
3. D in Intervensi Tindakan ....................................................................... 54
DAFTAR TABEL
1. angkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ......................................... 25
2. .emampuan Ranah Kognitif ................................................................ 28
3. erencanaan Langkah-langkah Kegiatan ............................................. 46
4. ahapan Intervensi Tindakan .............................................................. 54
5. :ategori Penguasaan Konsep ............................................................... 57
6. lata dan Snmber Data .......................................................................... 57
7. :isi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep .............................................. 58
8. ategori Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran .................................. 62
9. asil Penguasaan Konsep Siklus I dan II .............................................. 64
]( lata Hasil Pretes dan Posies Siklus I dan Siklus II ............................. 65
1 · .ata-rata N-Gain Siklus I dan Siklus IL ............................................... 67
!'. :orelasi antara N-Gain I dan N-Gain 2 ............................................... 67
I'. [asil Uji-t N-Gain Siklus I dan Siklus II ............................................ 68
I, [asil Analisis Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus H ......................... 69
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir•
Lampir:
Lampir:
Lampir:
Lampir:
Lampir:
Lampir,
Lampir:
Lampir:
Lampir:
Lamp in
Lamp in
Lampir•
Lamp it
Lampir.
Lampir.
Lampir
Lampir.
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
Lampir
DAFTAR LAMPIRAN
1. Skenario Pembelajaran .................................................................. 91
2. Instrumen Penguasaan Konsep Siklus !.. ....................................... 97
3. Kunci Jawaban Instrumen Penguasaan Konsep Siklus I ............... 101
4. Instrumen Penguasaan Konsep Siklus II ...................................... 102
'5. Kunci Jawaban Instrumen Penguasaan Konsep Siklus II .............. 105
6. Lembar Pedoman Observasi ......................................................... 106
7. LKS (Lembar Kerja Siswa) .......................................................... 107
8. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ....................................................... 116
9. Soal Uji Instrumen Siklus !.. .......................................................... 123
lO.Kunci Jawaban Soal Uji Coba Siklus I.. ........................................ 127
11.Hasil Uji V aliditas Instrumen Siklus !.. ......................................... 128
l2.Hasil Perhitungan Uji Validitas Siklus I ....................................... 130
l3,Rekap Uji Validitas Instrumen Siklus I ........................................ 131
14.Reliabilitas Uji Coba Instrumen Siklus I ....................................... 132
l5.Soal Uji Instrumen Siklus II ......................................................... 135
l 6.Kimci Jawaban Instrumen Siklus II ............................................... 139
17.Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus II ........................................... 140
18.Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Siklus II ..................... 142
l9.Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Siklus II ............................... 143
W.Reliabilitas Uji Coba Instrumen Siklus !!.. .................................... 144
Zl.Skor Hasil Penguasaan Konsep Siklus !.. ....................................... 147
i2.Skor Hasil Penguasaan Konsep Siklus II ........................................ 148
~3. Skor N-Gain Siklus I dan Siklus II ............................................... 149
24. Uji t Skor Hasil Penguasaan Konsep Siklus I dim II .................... 150
ZS. Tabel Nilai Koefisien Korelasi "r" Product 1\1oment .................. 151
26. Tabel nilai "t" ............................................................................... 152
A. Latar Belakang
BABI
PENDAHULUAN
saingan di era inforrnasi dan globalisasi yang rnerupakan rekayasa
ilrnu pc ~tahuan telah rnenuntut pernerintah dan rnasyarakat untuk menciptakan
surnber a rnanusia yang berkualitas dan profesional yang dapat berperan serta
dalarn I ibangunan. Pembangunan di segala bidang tidak terlepas dari proses
pendidi 1. Karena pendidikan pada hakikatnya rnerupakan usaha
rnernbu ·akan rnanusia dan rnernanusiakan rnanusia.
tdidikan rnerupakan salah satu sektor penting penentu keberhasilan
pernbar 1an nasional, baik dalarn upaya rneningkatkan kualitas surnberdaya
rnanus1: 1donesia seutuhnya, rnernpercepat proses alih ilrnu pengetahuan dan
teknolo rang dilakukan dalarn rangka akselerasi kernajuan bangsa dan negara,
rnaupur clam rnewujudkan cita-cita pernbangunan nasional.
ain itu, pendidikan rnerupakan salah satu faktor penting dalarn upaya
rnenmg kan kualitas sumberdaya manusia. Dengan tinggginya mutu
sumber a manusia akan menjadikan kemajuan dan peradaban bangsa, dan
sebalila . suatu bangsa akan sulit untuk maju jika sumberdaya manusianya
rendah h terbelakang. Oleh karena itu, masalah pencilidikan haruslah ada
perhafo rang sungguh-sungguh demi terciptanya perubahan dan kemajuan mutu
pendidi 1.
1didikan merupakan kewajiban bagi semua orang dan bertujuan untuk
menger mgkan potensi peserta didik, sebagaimana yang terdapat di dalam
Undan1 1dang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:
:ndidikan nasional berfungsi mengembangkan kemarnpuan dan mbentuk watak serta peradaban bangsa yang bem1artabat dalarn rangka ncerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi erta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada 1an Yang Maha Esa, berakhlak rnulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
2
1diri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung ab". 1
dalam dunia pendidikan peseria didik sebagai sumberdaya manusia
yang rn iliki potensi untuk maju, harus digali dan dikembangkan. Potensi itu
mempu j peluang untuk menempatkan peserta didik dalan1 kehidupan yang
semakir :irnpetitif. Salah satunya penguasaan akan ilrnu pengetahuan sebagai
kunci k1 rhasilan untuk hidup.
dngkatan kualitas pendidikan pada urnmnnya merupakan upaya
berkelru :an bagi semua pihak yang terlibat langsm1g maupun tidak langsung.
Salah l wujud upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah rnelalui
pembat 'an dalam proses belajrur mengajrur. Karena peningkatan kualitas tidak
dapat 1 !paskan dari darnpak pertumbuhan pruradigma baru dalarn dunia
pendidi i yang rnempersyaratkan penyelenggaraan pendidikan agar berpotensi
untuk 1ciptakan keunggulan daya pikir, nalar, kekuatan moral dan etika
akadern tJangsa.
ises alih ilmu pengetahuan ini meliputi berbagai bidang ilrnu terrnasuk
ilmu y , rnengeksplorasi infonnasi tentlmg alam rnelalui pendidikan sains.
Pendidi i sains merupakan langkah awal bagi seorang anak mengenal dan
memah konsep-konsep tentang alam untuk mernbangun keahlian dan
ke111an1 111 berpikimya agar dapat berperan aktif dan humanis rnenerapkan
ilmuny 1lam kehidupan sehari-hari.
•kembangan IPA yang begitu cepat menggugah para pendidik untuk
meranc ~ dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan
konsep 'A dan menunjang kegiatan sehruri-hari dalam masyarakat. Untul(
menye1 ikan perkembangan IP A, kreativitas sumberdaya manusia merupakan
salah 1 syarat mutlak yang harus ditingkatkan. Jalur yang tepat untuk
menini ikan sumber daya manusia adalah melalui jalur pendidikan.
ndidikan sains menekankan pada pemberian pengalarnan secara
langsrn Oleh krurena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah
3
keteram m proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar. terampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh
pancam a, keterampilan menggunakan alat dan bahan secara benar dengan
selalu ~mpertimbangkan keselamatan kerja, keterampilan mengajukan
peiiany: , menggolongkan, menafsirkan data dan mengkomunikasikan hasil
temuan :ara beragam menggali dan memilih informasi faktual yang relevan
untuk n ~uji gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. 2
111 tetapi saat ini pembelajaran IP A masih didominasi oleh penggunaan
metode ramah dan kegiatarmya lebih berpusat pada guru (teacher-centered).
Aktivit: siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan
mencat: tal-hal yang dianggap penting. Guru hanya menjelaskan IPA sebatas
produk l proses. Sehingga siswa menjadi kurang mampu mengaplikasikan ide
atau pe :tahuan yang sudah dimiliki pada bermacam situasi. Padahal, dalam
memba IP A tidak cukup hanya menekankan pada produk, tetapi yang lebih
penting !alah proses untuk membuktikan atau mendapatkan suatu teori atau
hukum.
1logi memberikan sumbangan besar terhadap proses membangun
penget< m melalui penginderaan, adaptasi dan abstraksi harus menjadi acuan.
Artinya pikirkan proses membangun pengetahuan dan kesadaran bagaimana
penget: m diperoleh dan dikembangkan. Konsep-konsep dalam biologi
digunal untuk menjelaskan proses tersebut. Keseimbangan antara asimilasi
(penern l skema yang lama berdasarkan situasi barn) yang termasuk ke dalam
proses idaptasi diperlukan untuk mengembangkan penalaran dan
penget: annya. 3
Jlogi menurut anggapan sebagian orang merupakan pelajaran hafalan
dan di ~jari hanya untuk menghadapi ulangan atau ujian dan terlepas dari
penna' han dalam kehidupan mereka sehari-hari. Akibatnya siswa yang telah
belajar ologi tidak dapat menjelaskan atau menyelesaikan masalah yang
uryani Rustaman et all, Jurnal Fasilitator Edisi V THN 2003, Kemampuan Dasar Beke1ja 'ah dalam Sains, UPI dan Puskur Balitbangdiknas, h. 23
4
dihada1 Pembelajaran yang kurang dirasakan manfaatnya (kurang bermakna)
oleh si~ mengakibatkan siswa hanya belajar untuk ulangan, tidak menggunakan
konsep ng telah dipelajari dalam memecahkan masalah. Peran guru sebagai
mediat< Ian fasilitator belum berjalan secara optimal. Aki.batnya siswa kmang
mengm konsep materi yang diberikan.
kepada
yang b:
jawabai
mempu
yang la
belum
menger
ru biologi hendaknya tidak hanya menyampaikan materi pengetahuan
>va di kelas, tetapi juga harus membiasakan siswa untuk dapat berfikir
Karena berfikir yang baik adalah lebih penting daripada mempunyai
mg benar atas suatu persoalan yang sedang dipelajari. Seseorang yang
d cara berfikir yang baik dapat digunakan untuk menghadapi persoalan
Sementara itu, seorang siswa yang sekedar menemukan jawaban benar
ti dapat memecahkan persoalan yang baru, karena mungkin ia tidak
agaimana menemukan jawaban itu.
:am melakukan kegiatan belajar mengajar guru dapat menggunakan
metode u strategi tertentu agar hasil belajar lebih memuaskan. Dalam mengajar
guru ha memiliki kemainpuan dan kreativitas dalain teknik pengajaran maupun
pengelc n kelas agai· kegiatan pengajaran dapat berlangslmg secara efektif.
Teknik igajaran merupakan cara mengajar yang memerlukan keahlian khusus.
Dalain nik pengajaran ditinjau dari segi penyajiai1 materi gmu harus pandai
menggl <an pendekatan secara arif dan bijaksana sesuai dengan pandangan
masmg· Ising guru akan hal dan kemampuan siswanya sehingga te~jadinya
interak~ iukatif.
lain interaksi belajar mengajar terjadi siswa belajar dan gnru mengajar,
keduan Jntuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun tugas siswa adalah belajar,
yaitu r gembangkan potensi seoptimal mungkin, sehingga tujuan tercapai
sesum 1gai1 apa yang dicita-citakan di dalain dirinya. Dalam ha! ini siswa
membu kan situasi kondisi yang memungkinkm1 serta menun.1ang
berkem 1gnya potensi tersebut. Untuk kepentingan tersebut peranan gmu sangat
diperlul agar potensi anak dapat berkembang semaksimal mungkin.4
5
>agai seorang profesional, guru harus mempunyai pengetahuan dan
persedi strategi-strategi pembelajaran. Tidak semua strategi yang diketahuinya
harus c bisa diterapkan dalam kenyataan sehari-hmi di ruangan kelas. Meski
demiki: guru yang baik tidak akan terpaku pada satu strategi saja. Guru yang
mgm n 1 dan berkembang perlu mempunyai persediaan strategi dan teknik-
teknik nbelajaran yang pasti akan selalu bermm1faat dalam melaksanakan
kegiata ;!ajar sehari-hari.5
ru sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya proses
belajar ngajar agar tercapainya tujuan pengajm·m1 yang telah dicanangkan harus
memilil :emampuan dan kreativitas dalam menyesuaikan materi yang diajarkan
dengan odel-model pembelajm·an yang dapat membantu siswa untuk lebih
menger sekaligus berfikir kreatif, inovatif dan aspiratif dalam menyikapi
masalal mg ada.
~h karena tugas guru di kelas tidak sekedar menyampaikan infmmasi
demi l ;apaian tujuan pembelajaran, tetapi juga menciptakan pengalaman
belajar wa, guru hams berupaya agar kegiatan di kelas dapat memberikan
kesemr n seluas-luasnya bagi pengalaman belajar siswa. Guru harus mampu
menem tn metode dan teknik untuk mendukung peranannya tersebut sehingga
kegiata olajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.
1dekatan konstruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang
meman tg bahwa siswa belajar sains dengan cara mengonstruksi pengertian atau
pemah< ,n baru tentang fenomena dari pengalaman yang telah dimiliki
sebelur ·a. 6
bentuk:
bukanl:
terse bu
tidak a
5
Ke/as, (J 6
)ri konstruktivisme menjelaskm1 bahwa pengetahnan seseorang adalah
konstruksi) orang itu sendiri. Pengetahuan seseorang akan suatu benda,
iruan benda itu, melainkan konstruksi pemikiran seseorang akan benda
[anpa keaktifan seseorang mencerna dan membentuknya, seseorang
. mempunyai pengetahuan. Oleh km·ena itu, Piaget menyatakan secara
a Lie. Cooperative learning "Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang eta : Grasindo, 2002 ), h. 54
6
ekstrem .hwa pengetahuan tidak dapat ditransfer dari otak guru yang dianggap
tahu bil mrid tidak mengolah dan membentuknya sendiri. 7
m dalam ha! ini berfungsi sebagai fasilitator bagi berkembangnya
pemiki1 siswa menuju ke arah pemikiran yang lebih aktif sebagai
penge!Y igan terhadap pengetahuan yang dimilki oleh siswa sebelumnya.
Iemuut konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif s1swa
mengkc ruksi arti, wacana, dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar juga
merupa proses mengasimilasi dan menghubungkan pengetahuan atau
inform2 nformasi yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki siswa,
sehingg engetahuannya berkembang.8
adigma pembelajaran kooperatif ini tidak jauh berbeda dengan
pembel: 'an yang konstruktif yang diadopsi dari teori Vigotsky. Pada prinsipnya
teori in tkikat sosial dari pembelajaran. Siswa belajar melalui sebuah interaksi
dengan 1an sebaya yang lebih mampu. Siswa dihadapkan pada proses berpikir
teman s tya mereka, sehingga hasil belajar terbuka untuk seluruh siswa.9 Dalam
pembel ·an ini dapat memberikan motivasi bagi siswa untuk bekerja secm·a
kooperi artinya dapat memecahkan masalah dalan1 kelompok kecil, dan juga
dapat b ar berdemokrasi melalui interaksi satu dengan yang lain.
nbelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah bentuk
pembel ·an yang mengutamakan ke1jasama antar siswa dalam sebuah kelompok
be)ajar. tlam pe1~belajaran ini siswa dituntut untuk dapat bekerja sama dalam
memec: an berbagai permasalahan. Maka seorang guru dituntut untuk dapat
mengg1 kan metode pembelajaran yang dapat merangsang kreativitas siswa
dalam 1 telaah dan menganalisis berbagai permasalahan.
digunal
h. 122-1: 8
1 ..... ___ ,, _,
:tode pembelajaran dimaksudkan sebagai cara atau strategi ym1g
guru untuk melakukan proses pembelajaran di kelas, terutama dalam
, Suparno. Teori Perkembangan Kognitif.Jean Piaget; (Yogyakarta: Kanisius, 2001),
Jina Pannen, dkk. Konstruktivisme Dalam Pembelajarqn, (Jakarta : PAU-PPAI UT, ·19 rardus Weruin. Menggagas Pen1belajaran Bahasa Indonesia yang Hun1anis, ,.,...,1,, ... ,.,.,..1- ,...,,,.,....../ho..-;h,/i.-.rl,,,v ".>cn9P:A1•;t..,=ll1 ... in;..\>,.-irl= 1 A '\')1. '\ "~1no- rlirPl..-nm n!'.!rh1 ')Q Nov
7
konteks n~fer of knowledge dan transfer of value. Teknik tersebut membantu
guru ur : mengoptimalkan proses pembelajaran sehingg,a kompetensi yang
direncar m <la.pat tercapai dengan maksimal. 10
tode pemecahan masalah (problem solving) merupakan cara
member 11 pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan,
menelaa Ian berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis
masalah sebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah. 11
I gan menggunakan metode pemecahan masalah ini, diharapkan siswa
<la.pat r .ggunakan pengetahuan awal yang dimiliki untuk memecahkan
permasa an yang ada, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dituntut
berperar :tif <la.lam setiap mengemukakan gagasan a.tau pun ide yang berkaitan
dengan J nasalahan yang ada.
I cembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga
banyak , :mukan fakta bahwa para guru mengajarkan semua fakta dan konsep
kepada : va. Hal ini tentu tidak optimal karena terdesak waktu untuk mengajar
pencapa kurikulum. Guru kebanyakan memilih jalan yang termurah yakni
menginf msikan fakta dan konsep melalui metode ceran1ah. Akibatnya para
siswa n iiliki banyak pengetahuan tetapi tidak menemukan pengetahuan,
terlebih 1g1 untuk menemukan konsep intinya, tidak dilatih untuk
mengerr igkan ilmu pengetahuan.
ih satu penyebab siswa tidak suka untuk mempelajari suatu ilmu
khususn oiologi adalah siswa sulit untuk memecahkan masalah yang ada, hat ini
disebabl dalan1 kegiatan belajar mengajar siswa ha11ya dituntut untuk
mengha dan mendengarkan guru saat menerangkan. Sehingga siswa menjadi
pasif da urang terbiasa mengutarakan argumennya. Dengan metode pemecahan
masalah 1roblein solving) siswa dibiasakan memberikan jawaban untuk
memeca m masalah yang sedang diajukan. Sehingga siswa lebih memahami
dengan : iiri ilmu yang sedang dipelajarinya.
10 1 di Sayuti. Model Pembe/ajaran Konstruktivisme, (Jakarta: Jurnal Didaktika Islam
Vol. VI.~ Juni 2005), h. 119 II , .111.A-::..:i n~··-·----M--·- n_ .. _,__,_; _____ "~A------·-·1~, .. _,.1,,.,_ "''hMA,. •• v .... -~,.,, .. M,;
8
tin itu, dari pembelajaran yang ada, kurang bisa mengembangkan
kemam1 n berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis bisa dikembangkan dan
begitu p kreativitas serta berpikir kreatif bisa dikembangkan.
varan-tawaran tersebut sangat rasional, yakni mengembangkan
kemam1 n siswa dengan pembiasaan berpikir kritis untuk membiasakan meneliti
sebuah salah dan menganalisis berbagai solusi untuk menyelesaikan masalah
tersebu1 :ngan berbasis pada teori-teori yang rasional. Kemudian mereka juga
dilatih 1 .ik berpikir kritis dan kreatif. Dan ini bisa dimulai di jenjang sekolah
meneng dengan melatih mereka dari masalah-masalah sederhana yang ada di
sekelili1 ya. 12
B. 11tifikasi Area dau Fokus Peuelitian
celitian akan dilaksanakan di sekolah MTs Negeri Tangerang II
Pamula Fokus penelitian adalah berkaitan dengan pengembangan metode
pembel: an yang saat ini dirasakan kurang bisa merangsang siswa untuk
menge11 akan ide atau gagasan berkaitan dengan pennasalahan. Maka dapat
diidenti 1si beberapa masalah yaitu :
a. Penguasaan konsep siswa sebelum melakukan pembelajaran metode
pemecahan masalah
b. Peningkatan penguasaan konsep siswa setelah melalui pembelajaran
metode pemecahan masalah (problem solving).
c. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar menggunakan
pembelajaran metode pemecahan masalah.
C. nbatasan Masalah
tuk lebih memfokuskan pembahasan dalam penulisan skripsi ini, malca
penulis :mbatasi permasalahan pada :
l. p, gunaan metode pembelajaran pemecahan masalah (problem solving)
w < meningkatkan penguasaan konsep siswa
9
2. Pt igkatan penguasaan konsep sISwa dibatasi pada konsep sistem
p< tj)asan pada manusia
3. M de pembelajaran yang digunakan adalah metode pemecahan masalah
(p >fem solving)
D. ·umusan Masalah
,am kaitannya dengan latar belakang di atas, maka penulis
merumt m permasalahan, "Apakah pembelajaran dengart metode pemecahan
masalal· mblem solving) dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa tentang
sistem I 1apasan pada manusia secara signifikan?"
E. I(, :11aan Pcnelitian
s1swa,
mengen
dan me
dapat n
pengem
pemeca
Sedangl
dalam p
ipun kegunaan dari penelitian ini diharapkan bermanfaat baik bagi
c1 dan peneliti. Bagi siswa dapat meningkatkan pemahaman konsep
:istem pernapasan pada manusia, keberanian siswa bertanya, menjawab
:mukakan pendapat, se1ia meningkatkan kerja sama siswa sehingga
ingkatkan prestasinya. Bagi guru dapat meningkatkan keterampilan
1gan metode dalam proses pembelajaran melalui pembelajaran metode
. masalah (problem solving), khususnya dalam pembelajaran biologi.
bagi peneliti dapat mencoba mengembangkan model pembelajaran
belajaran biologi.
BABU
KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Des psi Teoritis
1. kikat Konstn1ktivisme
Konstruktivisme sebagai suatu cam membangun pengetahuan
Pengetahuan adalah abstraksi dari apa yang dapat diketahui dalan1 jiwa
orm 'ang mengetahuinya. Pada dasarnya pengetahuan tidak bersifat spontan,
mel kan pengetahuan hams diajarkan dan dipelajari. Dengan kata lain
pen; ihuan itu hams diusahakan. Awai pengetahuan terjadi karena
pan idera berinteraksi dengan alam nyata. 1
Konstmktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang
mer lnkan bahwa pengetahuan kita adalah konstmksi (bentukan) kita
sern . Von Glaserfeld dalam Paul Suparno menegaskan bahwa pengetahuan
buk ah suatu timan dari kenyataan (realitas). Pengetahuan bukanlah
garr ran dari dunia kenyataan ya11g ada. Pengetahuan selalu merupakan
akil dari suatu konstmksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.
Ses mg membentuk skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang
dipt kan untul( pengetahuan.2
Von Glaserfeld dalmn Tatang menyatakan konstmktivisme mempaka11
sua Jandangan dan keyakinan terhadap suatu pengetahuan dengan asumsi
keb daan realita tidak dapat diketahui sebagai suatu kebenaran dikarenakan
kett
(sti
kor
dist
(Bandun 2
h. 18
I . 3 itasan penga aman manus1a. Pengalaman seseorang tentang sesuatu
[us) menghasilkan konsepsi. Konsepsi seseorang berbeda dengan
1si orang lain. Artinya dalam pembelajanm biologi seyogyanya
tkan serangkaia11 pengalan1an bempa kegiatan nyata yang rasional atau
ul Majid. Perencanaan Pe1nbelajaran "A1engernbangkan Standar Kon1petensi Guru", {emaja Rosdakaiya, 2006). Cet. Ke-2, h. 123 Suparno. Filsqf'at Konstruktivisme DalamPendidikan, (Yogyakarta : Kanisius, 1997),
11
dap: imengerti siswa dan memungkinkan terjadi interaksi sosial dengan kata
lain ;it proses belajar siswa harus terlibat seeara langsung dalam kegiatan
nya
Tobin dalam Tatang memaparkan pada dasamya, setiap individu
mer 1dera, mengalami, dan meyakini fenomena di sekitamya serta
men iseptualisasikannya ke dalam bentuk pengetahuan melalui asosiasi
(Zin! dengan pengetahuan yang tela11 ada sebelumnya. Selanjutnya
peni thuan antar individu tersebut dinegosiasikan pemahamannya sehingga
dipe eh konsensus konseptual. Setiap pengetahuan dimediasi dan
dikt 1kan secara sosial. Oleh karena itu, pengctahuan memiliki dimensi
sos1, fan tidak dapat dianggap sebagai hasil konstruksi individu semata.
Kan tidak mungkin bagi individu untuk memisahkan pikirannya dari
dim i sosial pengetahuan, maka konstruktivisme dapat dipandang sebagai
sepe .gkat keyalcinan yang menyatukan aspek sosial dan kultural dari
bert li segi.4 Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar seorang guru
tidal :anya menenkankan pada cara pembentukan pengetahuan pada diri
pese didik, tetapi juga menekankan pada lingkungan sosial dalam
men 1batani tercapainya pemahaman terhadap pengetahuan yang
disa aikan.
Seorang tokoh konstruktivisme sosial Vigotsky mengungkapkan
penl ,nya faktor-faktor sosial dalam belajar. Selama belajar terdapat saling
pen1 1h antara bahan dan tindakan dalam kondisi sosial tertentu dan terlihat
jela: peranan bahasa dalam belajar konstruktif. Hal ini sesuai dengan
pem at Driver dalam Musahir menyatakan bahwa pengetalrnan dan
pen: :ian dikonstruksi bila seseorang terlibat secara sosial dalam dialog dan
akti alam percobaan-percobaan dan pengalaman. Dikatakan pula bahan
ruar 1 kelas tempat siswa belajar di sekolah sebagai sistem sosial yang
kon :k dapat mempengaruhi pembentukan pengetahuan masing-masing
12
indi LI. Dengan demikian kognitif siswa berada diantara konteks individu
dan ial.5
Menurut Kenneth Semua pengetahuan itu dibangun. Maka, aspek
bud dan sosial merupakan hasil konstruksi seseorang. Bagaimanapun
sese ng dilahirkan di dalam suatu lingkungan sosial dan budaya, dimana
sem objek ataupun peristiwa yang terjadi mempunyai maksud tertentu.
Mal manusia tidak terlepas dari interaksi dengan komponen yang hidup
atau l tidak hidup.6
Konstruktivisme memandang bahwa pengetahuan individu merupakan
hasi ari proses membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman dalan1
sist< kognisi individu. Dalam mempelajari konstruktivisme memandangnya
sebi suatu proses sosial membangun pengetahuan serta dipengaruhi oleh
peni Jlman awal, pandangan dan keyakinan siswa serta pengaruh guru.
fakt
kon: keyi Pen1 kon: pern mer: men Bia> men di k1
peni pen1 ters( pcm baik
5 ~
6 ~
Project r-?_ 2000, h.,
7 ·r
Berkenaan dengan pengetahuan dan keyakinan siswa, terdapat dua
>enting dan mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu 7:
Pertama, Gtmstone dalam Tatang mengemukakan bahwa sifat dari ksi pengetahuan individu sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan 1an yang telah dirniliki mengenai materi yang akan dipelajari. thuan dan keyakinan awal siswa dikenal sebagai label miskonsepsi atau si alternatif. Seringkali miskonsepsi ini dianggap sebagai penghambat 1man ilmiah siswa sekaligus juga landasan dan refleksi guru dalam ang pembelajaran. Siswa diajak untuk rnenginterpretasikan dan 1bungkan pengetahuannya dengan konscp ilmiah yang diajarkan. m terkandung beberapa pertanyaan pengarah yang rclevan dan serta liakan konteks yang familiar dimata siswa. Dalam ha! ini, pembelajaran i menekankan pada proses perubahan konseptual. Kedua, pengetahuan dan keyakinan mengenai pembelajaran, u·an serta penman siswa dan guru sebagai wujud proses membangun 1huan yang dipcroleh berdasarkan pengalaman sebelumnya. Hal t dapat meningkatkan pemahaman dan pengcndalian terhadap proses ajaran siswa sehingga dapat tercapai kualitas pembelajarnn yang lebih iswa dan guru dapat merubah pandangannya mengenai pembelajaran
1hir. Konstrutivisme dalam Pembelqjaran IPA. MAN 4 Jakmta, 2004, h. 3 ;eth Tobin et all. Research on Instructional Strategies for Teaching Science" A ·tional Science Teacher Association, Macmillan Publishing c:ompany, New York:
13
yani asif menjadi pembelajaran yang realistik (pembelajaran yang lebih akti
Menurut Piaget pikiran manusia mempunyai s1:ruktur yang disebut
sker atau skemata Gamak) yang sering disebut dengan struktur kognitif.
Den menggunakan skemata itu seseorang mengadaptasi dan
men )ordinasi lingkungannya sehingga terbentuk skemata yang baru, yaitu
pros asimilasi dan akomodasi. Selanjutnya Piaget berpendapat bahwa
sker a yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi itulah yang
dise pengetahuan. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya
sese ng mengintegrasikan informasi (persepsi, konsep, dan sebagainya) atau
pent unan baru ke dalam struktur kognitif (skemata) yang sudah dimiliki
sese ng. Akomodasi adalah proses restrukturisasi skemata yang sudah ada
sebz aldbat adanya informasi dan pengalaman baru yang tidak dapat secara
Jang ig diasimilasikan pada skemata tersebut. Hal itu dikarenakan informasi
baru rsebut agak berbeda dengan atau sama sekali tidak cocok dengan
sker > yang telah ada. 8
Konstruktivis menyatal(an bahwa semua pengetahuan yang kita
perc adalah konstruksi kita sendiri, maka mereka menolak kemungkinan
tran: : pengetahuan dari seseorang kepada yang lain bahkan secara prinsipil.
Ma1 tidaklah mw1gkin mentransfer pengetahuan karena setiap orang
men hgun pengetahuan pada dirinya.9
dari
men
kon:
di in
Ban
mer
' F PembelaJ \,H..,.//,.,,.
Pengetahuan bukanlah suatu barm1g yang dapat ditransfer begitu saja
kiran yang mempunyai pengetahuan ke pikiran orang yang belum
:nyai pengetahuan. Bahkan bila seorm1g guru bemmksud mentransfer
, ide dm1 pengertiannya kepada seorang murid, pemindahan itu hams
1retasikm1 clan dikonstruksikan oleh si murid le:wat pengalmnannya.
J1ya siswa yang salah menm1gkap apa yang di<garkan oleh gurunya
ukkan bahwa pengetahuan itu tidak dapat begitu saja dipindahkan,
:i A. Siroj. C~ara Seseorang Men1peroleh Pengetahuan dan Jn1plikasinya Pada n Matematika, Portal Informasi Pendidikan Di Indonesia, d,....,.,.Jiln·v:.0 ,..,.,, irl/f.11·no:::.T/A'l/r.,crh,_,,_cirni 1-.n-.-. r1;,.,,.1~<>m n<>rh> t,,1-.n-n-<>l 0 l<>-n ')flf\'7 h 1.
14
mel< :an harus dikonstruksikan atau paling sedikit diinterpretasikan sendiri
oleh wa.
Hintzman dalam Muhibbin Syah dalam bukunya The Psychology of
Leai ig and j\Jemory berpendapat Learning is a change in organism due to
expi nee which can affect the organism's behavior. Artinya belajar adalah
suat 1erubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan)
dise ikan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku
org~ !ne tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, peruballan yang
ditir ilkan oleh pengalan1an tersebut dapat dikatakan belajar apabila
men ngaruhi organisme10
Biggs dalam pendahuluan Teaching for Learning mendefinisikan
bela dalam tiga macam rumusan, yaitu : rumusan kuantitatif, rumusan
insti ional, dan rumusan kualitatif. 11
kon
kog
Ber
10
'Secora kuantitatif ( ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan ;gisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta anyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut apa banyak materi yang dikuasai. Secora institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai ses "validasi" atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas teri-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan wa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. f1rannya semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula tu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor. Adapun pengertian belajar secara kualiatat!f (tinjauan mutu) ialah ses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pcmahan1ai1 serta cara-cara nafsirkan dnnia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertiai1 ini Dkuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas .uk mernecahkan masalah yang kini clan nai1ti dihadapi siswa.
I Hakikat clan mekanisme belajar tidak bisa dilepaskan dari pandangan
!ktivisme tentai1g hakikat pengetahuan. Pengetalman adalah konstruksi
tf seseorang tentang kenyataan. Pengetahuan bukanlah kenyataan itu
~ melainkan akibat dai·i proses bagaimana seseorang itu menjadi tahu.
lk dari hakikat pengetahuan seperti itu, belajai· menurut pandangan
1ibbin Syah. Psiklogi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja ,.,r-.n A"\ l_ At\
15
kon 1ktivis adalah proses kognitif yang dilakukan pembelajar untuk
mer :ntuk dan mengembangkan kapabilitas baru yang diperlukan dalam
upa: beradaptasi dengan lingkungan, baik lingkungan internal maupun
eks1 al berdasarkan pengetahuan awal atau pengalaman yang dimiliki
seb( nnya. 12
Von Glaserveld membedakan tiga level konstruktivisme berdasarkan
hub ,an antara pengetahuan dengan kenyataan meliputi 13 :
a. Konstruktivisme radikal mengesampingkan hubungan antara
pengetahuan dan kenyataan sebagai kriteria kebenaran. Pengetahuan
dipandang sebagai pengaturan suatu objek yang dibentuk oleh
individu, sejauh kemampuan dan terlepas dari realita kebenarannya.
b. Konstruktivisme realisme-hipotesis memandang pengetahuan sebagai
hipotesis dari suatu struktur kenyataan serta mengalami perkembangan
menuju kebenaran yang sebenamya.
c. Konstruktivisme biasa memandang pengetahua11 sebagai gambaran
yang dibentuk individu mengenai kenyataan suatu obyek.
Bettencourt dalam Paul Suparno menyebutkan beberapa ha! yang dapat
mer tasi proses konstruksi pengetahuan manusia, antara lain konstruksi kita
yan1 ma, domain pengalaman kita, dan jaringan struktur kognitif kita. Hasil
dan oses konstruksi pengetahuan kita yang lampau dapat menjadi pembatas
kon: :ksi pengetahuan kita yang mendatang. Unsur-unsur yang kita
abst sikan dari pengalaman yang lampau, cara kita mengabstraksi dan
mer :ganisasikan konsep-konsep, aturan main yang kita gunakan untuk
mer ti sesuatu, semuanya punya pengaruh terhadap pembentukan
peni 1huan berikutnya. 14
12
dan Peng 13
adi. Implementasi Model Konstruktivis Dalam Pembelajaran JPS, Jurnal Pendidikan an !KIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003, h. 83 ing Suratno. Constructivisrn and Science Education. (Bandung: Universitas .,,rl,.,...,.,.,.,;,, '1fl/)f,;\ h ')
16
Dalam perspektif konstruktivisme, proses pembelajaran merupakan
prm membangun ulang/rekonstruksi pengetahuan. Layton dalam Tatang
mer akan bahwa proses membangun pengetahuan ilmiah harus bersifat
use.f (bermanfaat) dan mengarah pada hal-hal yang praktis. Layton
mer mtnya sebagai "cognition in practice". Secara sederhana, proses
pem ajaran konstruktivisme seperti yang dikemukakan oleh Layton dapat
dilil pada gambar I. di bawah ini. 15
Pen1 hu:
seh: ha
Proses pendidikan
di kelas
Pengetahu an ilmiah
Proses penterjemah
an/kaji ulang
Pengetahuan lain/pertimbangan
Gambar 1. Proses Membangun Pengetahuan Ilmiah
(Layton, dalam Tatang, 2007)
Pengetahuan untuk
kegiatan praktis dalam situasi
spesifik
Menurut prinsip konstruktivis, seorang peng3c1ar atau guru berperan
seb< : mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar murid
berj 1 dengan baik. Fungsi mediator dan fasilitator dapat dijabarkan dalam
beh Ja tugas sebagai berikut :
a. nyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan murid bertanggung ab dalarn rnembuat rancangan , proses, dan penelitian. Karena itu, jelas mberi kuliah atau ceramah bukanlah tugas utarna seorang guru
b. nyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang ngintahuan murid dan mernbantu rnereka untuk rnengekspresikan :asan-gagasannya dan rnengkornunikasikan ide ilmiah rnereka. nyediakan sarana yang merangsang s1swa berpikir secara produktif. nyediakan kesempatan dan pengalaman yang paling rnendnkung
17
ses belajar siswa. Guru harus menyemangati s1swa. Guru perlu 11yediakan pengalaman konflik.
c. monitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran si murid tn atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan apakah tgetahuan murid itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang kaitan. Guru membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan 'd 16 n.
b. ristruktivisme dalam pembelajaran IP A
Sains atau ilmu pengetahuan alan1 adalah ilmu yang mempelajari
tent fenomena yang terjadi di alam. Dalam sains, fenomena-fenomena
alm1 ii diterangkan berdasm·kan kepada fakta yang ada. Tak jarang sains bisa
dib1 km1 dengan melakukan percobaan-percobaan sederhana yang bisa
dila :an di sekolah, rumah atau halaman sekolah. l 7
Selama ini proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru di
sek< 1-sekolah masih didominasi oleh pandangan bahwa belajar adalah
mer lfal fakta-fakta (rote learning). Kelas masih berfokus kepada guru
seb: i sumber utama informasi atau pengetahuan dan pcnggunaan metode
cer2 h menjadi pilihan utama guru dalam proses belajar mengajar. 18
Pembelajaran konstruktivisme memberikan pengalaman yang
berl ungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau ra11cangan
keg .n disesuaikan dengan gagasan awal siswa dengm1 maksud agar siswa
mer :r!uas pengetahuan mereka tentang fenomena dan diberi kesempatan
unt1 nerm1gkai fenomena, sehingga siswa terdorong 1mtuk membedakm1 dan
mer lukan gagasa11 tentang fenomena yang mena11tang.
pro:
kon
per:
diri
'" 17
Konstru) 18
Pengetalmm1 seseorang dapat mengalami perubahan jika sudah melalui
belajar dan pengalaman. Ini berhubungan dengan adanya perubahan
tual pada diri siswa ketika berhadapa11 dengan konsep barn. Disinilah
proses belajar sa11gat mendukw1g adanya perubahan konseptual pada
wa.
] Suparno. Filsajat Konstruktivisme Da/amPendidikan, Op Cit, h. 66 naspriyanto Ram Ii. Pembelajaran Sains Menyenangkan Dengan Metode ime dalam Metamorfosa, Jurnal Pendidikan IP A, Vol. I No. 2 Oktober 2006, h. 49
18
Perekayasaan proses pembelajaran dapat didesain oleh guru
sede dan rupa. Idealnya kegiatan untuk siswa pandai harus berbeda dengan
kegi 11 untuk siswa sedang atau kurang walaupun untulc memahami satu
Jem: :msep yang sama karena setiap siswa mempunyai keunikan masing
mas . Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman terhadap pendekatan,
met• , dan teknik pembelajaran tidak bisa diabaikan. 19
Hubungan individu dengan lingkungan yang baik akan menghasilkan
Icon yang kondusif dalam proses belajar. Belajar dengan suasana yang
meu rnng akan menciptakan atau mengalami proses perkembangan diri
sec2 terns menerus. Sehingga proses belajar akan terns turnbuh pesat dan
mer ami kemajuan yang signifikan.
Untuk memperoleh keadaan yang demiki<m itu, temyata perlu
did1 ng dengan bimbingan yang optimal dari guru, orang tua, teman dan
seb1 inya. Terlebih guru sebagai seorang pengajar tidak hanya dituntut
mer nsfer ilmu belaka terhadap siswa, namun memberikan solusi-solusi
bag ;wa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Disini guru bukan semata
seb1 i sumber ilmu tetapi juga sebagai fasilitator bagi siswa yang
mer lukan bimbingan yang intensif.
Bertitik tolak dari sinilah seorang pengaJar harus kompeten dan
pro: onal dalam melakukan kegiatan mendidik atau cara mengaJar yang
bail )engan mendidik atau mengajar, seorang guru atau pengajar akan
me1 .h metode melalui pendekatan pembela,jarnn yang tepat dan menarik,
dal: arti disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran yang akan
diaj an serta melibatkan keaktifan secara fisik, intelektual dan emosional
ses1 dengan tingkat perkembangan siswa.
Konstruktivis dikembangkan dari ide Piaget bahwa siswa akan
nm myai pengalaman belajar jika mereka aktif berpartisipasi. Shapiro
dal: Munaspriyanto Ramli meyatakan bahwa di dalam kelas yang
me .plikasikan metode konstruktivis, siswa mempunyai sifat dan prilaku
sep saintis. Siswa membangun hipotesa, mengumpulkan data dengan
me]
19
tkan percobaan atau observasi, dan membangun konsep berdasarkan
;a dan fakta yang mereka peroleh.20
Teori belajar konstruktivisme memandang anak sebagai makhluk yang
akti lalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan melal.ui interaksi dengan
linf 1gannya. Guru yang dipandang sebagai fasil itator dalam proses
perr lajaran seyogyanya mengetahui tingkat kesiapan anak untuk menerima
pel< m, termasuk memilih metode yang tepat dan sesuai dengan tahap
per! 1bangan anak.21
Esensi dari teori pembelajaran konstrutivistik adalah bahwa s1swa
han :ecara individu menemukan (discovery) konsep-konsep atau informasi
yan rnmpleks dan mengorganisasikannya dalam benaknya untuk jadi
mili fa sendiri atau pemilikan konsep (concept attainment). 22
kon
beri
1)
2)
20
21
Jurnal Pf 22
Pembelq 1;1;r1 l'l
Gunstone dalam Tatang mengemukakan bahwa proses pembelajaran
tktivisme dikatakan baik bila siswa dapat melakukan hal-hal sebagai 23 .
Dapat mengintegrasikan (integrating) secara tepat apa yang akan dipelajari dengan apa yang telah diketahui dan diyakini siswa; Memperluas (extending) cakupan mengenai apa yang sedang dipelajari ke dalam konteks yang berbeda; dan Memonitor (monitoring) proses pembelajaran sekaligus progresi berkenaan dengan tugas dan tujuan yang sedang dilakukan oleh siswa selama pembelajarnn.
nsip konstruktivisme melandasi pembelajaran IP A apabila :
1getahuan itu dibangun/dikonstmk oleh pikiran anak sendiri. Bermti 1getahuan tidak dapat dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran anak. aklah yang harus aktif mengkonstruk pengetalman tersebut. wa dalam mengkonstruk pengetahuannya hingga te1jadi perubahm1 isepsi dari konsep yang belum scsuai dengan konsep ilmiah menjadi uai dengan konsep ilmiah.
~aspriyanto Ram Ii. Op Cit, h. 51 n)zah. Pe1nbelajaran Maten1atika Menurut Teori Belqjar Konstruktivisme. Dalam :likan dan Kebudayaan edisi 40, Balitbang - Depdiknas, h. I giran. Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi Melalui n Konstruktivistik Model Kooperatif Berbantukan Modul, Jurnal llmu Pendidikan , "'"' .. 1 Roh••nnr; ")f\(lh. 1-.1.n 'Jh.
20
3) ik pada saat masuk di kelas sudah memiliki pengetahuan awal. Tentang sep yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari maupun dari sekolah elumnya.
4) ~n guru hanya membantu menyediakan sarana dan menciptakan situasi 1dusif agar proses pembentukan pengetahuan siswa dapat terjadi dengan :!ah (guru sebagai arsitek kelas).
5) ajar dalam bentuk kooperatif dapat mempermudah bagi siswa dalam 1gkonstruk pengetahuannya. Sebagai indikator bahwa belajar dalam tuk kooperatif dikatakan berhasil apabila diantara individu dalam )!11poknya te1jadi interaksi fisik, kognitif, dan verbal yang dinamis rm merumuskan kesimpulan kelompok.24
c. igkah-Langkah Pembelajaran konstruktivisme
Untuk mengaplikasikan metode konstmktivis dalam kelas sains, guru
dih< ikan mampu memahami dan melaksanakan langkah-langkah dalam
met· konstruktivis. Alters dalam Munaspriyanto memberikan ilustrasi
tent Langkah-langkah tersebut yaitu25 :
a. narik perhatian
am tahapan ini guru memberikan gambaran singkat tentang sebuah
~mena dan menanyakan pengalaman anak tentang fenomena tersebut.
b. diksi pribadi
la tahapan ini siswa diberikan kesempatan untuk membuat prediksi
'.ang percobaan yang akan dilakukan
c. diksi kelompok
ru mengajak anak untuk membuat kelompok kecil dan berdiskusi di
im kelompok untuk membuat prediksi kelompok. Kemudian masing
sing kelompok diharapkan menyampaikan prediksi mereka.
d. cobaan
adalah salah satu bagian terpenting, karena pada bagian ini anak akan
lakukan sendiri percobaan mereka. Mereka akan melakukan percoban
uk menguji hipotesis mereka, dan mengobsenrasi apakah prediksi
reka akurat atau tidak.
21
e. kusi kelompok
elah melakukan percobaan, anak didik diajak untuk berdiskusi dalam
~mpok mengenai hasil percobaan mereka. Mereka berdiskusi apakah
diksi mereka akurat atau tidak dan mengapa itu bisa te1jadi.
f. >oran kelompok
sing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka.
l bermacam alasan yang mendukung hipotesa dan konsep mereka.
g. jelasan
a tahapan ini, guru menyampaikan penjelasan singkat tentang teori
konsep yang mendasari percobaan serta juga mengoreksi sekiranya
lapat kesalahpahaman siswa.
h. ikasi
.a tahap ini, guru mengajak murid-murid untuk berpikir tentang apa
g bisa mereka lakukan untuk mengembangkan percobaan yang tadi
;rjakan atau menjelaskan fakta lain mengenai percobaan yang mereka
1kan.
2. nbelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)
Seorang pengajar yang profesional dituntut mampu menciptakan
situ; pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu
mer rong motivasi dan minat belajar dan benar-benar mampu
mer Tdayakan peserta didik dalam artian peserta didik tidak hanya man1pu
mer isai pengetahuan yang diajarkan, tetapi pengetahuan tersebut telah
mer i muatan nurani peserta didik, dihayati, diamalkan dalam kehidupan
sehi 1aii dan yang lebih penting lagi peserta didik tersebut mampu belajar
cara !ajar dan mampu mengembangkan dirinya.
Slavin dalam Pertly Karuru mengungkapkan pendekatan konstruktivis
dale pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara ekstensif, atas
dasi :eori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
22
kon -konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep-
kon itu dengan temannya.26
Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai pembelajaran dimana
pan swa beke1ja sama di dalam kelompok-kelompok yang heterogen untuk
mer mi suatu tujuan dari pembelajaran. Pembelajaran kooperatif menjadi
bag yang terpenting di dalam mengjaar ilmu pengetahuan.27
Penerapan model kooperatif didasari pada koreksi atas pembelajaran
trad 111al dan temuan bahwa pembelajaran aktif termasuk kooperatif mampu
mer :katkan efektivitas pembelajaran. Pembelajaran teacher-centered
mer 1nyai tingkat keberhasilan yang lebih rendah daripada pembelajaran
akti engan para siswa memecahkan pe1masalahan, rnenjawab pertanyaan,
mer uskan pertanyaan milik mereka sendiri, mendiskusikan, menjelaskan,
berc 1t, atau brainstorming sesama teman kelas, dan cooperatiflearning.28
Menurut Johnson dalam Barokah Santoso cooperatif learning adalah
keg: n belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan
bek1 sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang optimal, baik
pen: iman individu maupun kelompok.29 Model pembelajaran yang
<lite kan mengkondisikan siswa dalam suasana belajar yang kondusif.
coo,
mer
yan,
akai
26
Koopera dan Keb1
27
Heterogr. a Co/leg• 2000, h.
28
29
Bahasa l 30
Menurut Davidson dan Worsham dalam Supraptama yang dimaksud
atif learning adalah model pembelajaran yang sistematis dengan
ompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran
:fektif yang mengintegrasikan keterampilan so:;ial yang bennuatan
iis.30
]y Karuru. Penerapan Pendekatan Ketera111pilan Proses dalatn Seling Petnbelajaran 1pe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Be/ajar IPA Siswa SLTP. Jurnal Pendidikan :aan, No. 045, Tahun Ke-9, November 2003, h. 792-793 tt B. Watson&James E. Marshall Effects of Collaborative Incentives and Us Arrange111enl on Achieve111ent and Interaction ofC001;eratove Learning Groups in 'i? Science Course. Journal Research in Science Teaching Vol. 32, No. 3 PP 291-299,
~iran., Loe C'it. Dkah Santoso. Cooperat({Learning 'f>enerapan TeknikJigsa:i-v dalanz Petnbelajaran nesia di SLTP, Buletin Pelangi Pendidikan, Volume 1 No. 1Tahun1998/1999, ha!. 6 raptama. Meningkatkan Motivasi Be/ajar Sisrva dalam Mata Pelajaran Geografi cfpJ.ntnn rnnnPrntif/,p1u·nino R11IPtin PPlanP-i Pencliclik:in_ Vnh1me 4_ Nn_ I 'f'ah11n
23
Cooperative learning merupakan suatu teknik instruksional dan
filo~ pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan siswa untuk
bek1 sama dalam kelompok kecil, guna memaksimalkan keman1puan
bela 1ya, dan belajar dari temannya serta memimpin dirinya.31
Dalam strategi ini diharapkan siswa berperan secara aktif, reflektif dan
sali1 11enghormati dalam setiap proses untuk mencapai keberhasilan dalam
bela Oleh karenanya untuk membangun model kooperatif harus dimulai
dari isiatif, dan kepedulian guru terhadap kondisi nyata siswa untuk
kern an mengnbah hal-hal yang menghambat berlangsungnya suatu proses
pern ajaran. Tentu yang diharapkan dari penerapan model tersebut tidak
han: :neningkatkan ke~ja sama secara bertanggung jawab, tetapi juga akan
dap1 11emacu penguasaan siswa terhadap materi ajar, dan belajar mengajar
me!; kelompoknya.
narn
Beb
1.
2.
3.
4.
5.
31
i'vlelalui i n,..,.,,... ...... i....,
Meskipun mengutamakan kegiatan pembelajaran dalam kelompok,
tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning.
pa ciri yang harus tampak dalam cooperative learning adalah32 :
Positive interdevence, anggota kelompok berkewajiban bekerjasama satu sama Iain untuk mencapai tujuan bersama. Keberhasilan kelompok sangat ditentukan pada usaha setiap anggotanya. Dalam ha! ini setiap anggota kelompok memiliki nilai sendiri. dan nilai kelompok; Individual accountability, semua anggota suatu kelompok turut bertanggungjawab untuk melakukan tugasnya; Face-to.face promotive interaction. setiap kelompok hams cliberi kesempatan untuk bertcmu muka dan cliskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan sinergi yang mcnguntungkan semua anggota; Appropriate use of coolaborative skills, para siswa cliclukung dan dibantu untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan, dan keterampilan pengendalian konflik; clan Group processing, anggota regu menetapkan tujuan kelompok, dan pacla waktu te1ientu menilai apa yang mereka lakukan dan merumuskan apa yang mesti mereka ke1jakan se!anjutnya.
ni Suasti, dkk. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan UNP ifikasi Cooperatif Learning Model Jigsmv, Jurnal Pembelajaran, No. 04 Tahun 26, (\'): i.. 'l')r.
24
Menurut Ibrahim dalam Gerardus Weruin, ada tujuh dasar
pen lajaran kooperatif, yaitu33 :
Siswa dalam kelompoknya merasa sehidup sepenanggungan bersama;
Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam kelompoknya; Siswa di dalam kelompoknya mempunyai tujuan yang sama; Siswa membagi tugas dan timgggung jawab yang sama diantara anggota kelompok; Siswa akan mendapat nilai atau penghargaan untuk semua anggota kelompok; Siswa berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama; dan Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individu materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran siswa
untl belajar berpikir, memecahkan masalah, dan belajar untuk
mer olikasikan pengetahuan, konsep, keterampilan tersebut kepada siswa
yan. membutuhkan dan setiap siswa merasa senang menyumbangkan
pen tlmannya kepada orang lain dalam kelompoknya. Siswa diharapkan
mar 1 belajar merefleksi terhadap proses pemikiran mereka sendiri dan
mer mt koneksi antara pengalaman mereka dalam diskusi kelompok, diskusi
ant~ celompok dalam membangun pengetahuan tentang materi maupun
pen ihan masalah.
beq
dal!
dap
33
http://.pe '\{\f\''1 t.
Pembelajaran kooperatif dapat sating menguntungkan antar siswa yang
:tasi rendah dan siswa yang berprestasi tinggi bekerja bersama-sama
mengerjakan tugas-tugas dari guru, siswa yang berkemampuan tinggi
nenjadi tutor bagi siswa yang berkemampuan lebih rendah.
ardus Weruin. Menggagas Pen1belajaran Bahasa Indonesia yang l/un1anis, nakpost.com/berita/index.asp?Berita=Opini&id=l45235. yang direkam pada 29 Nov
25
Tabel 1. Langkah-langkah pembclajaran kooperatir34
FASE KEGIATAN GURU
Fase 1 Guru menyampaikan semua tujuan Menyar tikan tujuan dan memotivasi pembelajaran yang ingin dicapai pada siswa pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar. Fase 2 Guru menyajikan info1masi kepada Menyaj n informasi siswa baik dengan peragaan
( demonstrnsi) atau teks. Fase 3 Guru menjelaskan kepada siswa Mengo1 1isasikan siswa ke dalam bagaimana cara membentuk kelompok kelomp kelompok belajar belajar dan mernbantu setiap kelompok
agar melakukan perubahan yang efisien.
Fase4 Guru membimbing kelompok-Memba kerja kelompok dalam kelompok belajar pada saat mereka belajar mengerjakan tugas. Fase 5 Guru mengetes materi pelajaran atau Mengel materi kelompok menyaj ikan hasil-hesil
2ekerjaan mereka. Fase 6 Gum memberikan cara-cara untuk Memb< an penghargaan menghargai baik upaya maupun hasil
• belajar individu dan kelompok .
Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tnjuan
pen Jajaran dan motivasi siswa untuk belajar. Fase diikuti siswa dengan
pen ian informasi, sering dalam bentuk teks bukan verbal. Selanjutnya
sis' dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan
gur ada saat siswa beke1jasama menyelesaikan tugas mereka. Fase terakhir
dar ~mbelajaran kooperatif yaitu penyajian hasil akhir ke1ja kelompok, dan
me tes apa yang mereka pelajari, serta memberi penghargaan terhadap
usa usaha kelompok maupun individu.
Esensi dari cooperative learning adalah tanggung jawab individu
sd ;us kelompok, sehingga dalam diri s1swa terbentuk sikap
ket antungan positif (posit if interdepence) yang menjadikan kerja kelompok
26
berj 1 optimal.35 Keadaan ini dapat mendorong siswa dalam kelompoknya
bela bekerja, dan bertanggung jawab dengan sungguh-sungguh sampai
deni selesainya tugas-tugas individu dan kelompok. Oleh karena itu
indi u dalam kelompok tidak menjadi "penumpang gelap, pasrah" kepada
tern: asal namanya tercantum sebagai anggota kelompok.
3. <lkat Penguasaan Konsep
]>engertian Penguasaan Konsep
Hakikat tujuan IP A adalah untuk menghantarkan s1swa menguasai
kon: ,konsep IP A dan keterkaitaimya untuk dapat memecahkan masalah
terk: dalam kehidupan sehari-hai·i. Kata menguasai disini mengisyaratka11
bah1 pendidikan IP A harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu (knowing)
dan tfal (memorizing) tentang konsep-konsep IPA, melainka11 hams
men ika11 siswa untuk mengerti da11 memahami (to understand) konsep
korn tersebut dai1 menghubungkan keterkaita11 suatu konsep dengan konsep
lain.
Mata pelajara11 biologi terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep da11
prm ·prinsip. Dalam hubungannya dengan penguasaa11 konsep biologi pada
s1s\\ yang paling penting untuk diperhatika11 dalai11 proses pengajaran
biol• adalah bagaimana siswa membentuk konsep dalam pikirannya.
Biologi berkaitai1 dengan cara mencai·i tahu dan memahami tentang
alan ocara sistematis, sehingga pembelajaran biologi buka11 ha11ya untuk
peni saa11 kumpula11 pengetahuan ya11g bempa fakta-fakta, konsep-konsep,
prm ·prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pen• tlcan biologi diharapkai1 dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
men lajaii dirinya sendiri da11 alam sekitarnya.
kara
35
36
Konsep merupakan suatu abstraksi ya11g menggambarkan cm-cm,
r atau atribut yang sama dai·i sekelompok objek dari suatu fakta, baik
)kah Santoso. Loe Cit. 1yudi, Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA, Balitbangi/nnuu1 rlPnrlilrn::\Q an irl i11rn::11/1.h/tino-l-::1t::in nP1n::ih:Hn::tn c.:.i<.:vJ::t htm rli::tk-<.:.P<.: ?fl
27
mer Jean suatu proses, peristiwa, benda atau fenomena di alam yang
mer dakannya dari kelompok lainnya.37
Konsep merupakan buah pemikirau seseorang atau sekelompok oraug
yan: :inyatakan dalau1 definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan
me! ti prinsip, hukum, dau teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa,
pen: nnan, melalui generalisasi dau berpikir abstrak. Kegunaan konsep
untt nenjelaskan dan meramalkan.38 Konsep menunjukkan suatu hubungan
auta ~onsep-konsep yang lebih sederhana sebagai dasar perkiraau atau
Jaw: 11 manusia terhadap pertanyaau-pertanyaan yang bersifat asasi tentang
mer ia suatu gejala itu bisa terjadi.
Suatu fakta dalam biologi menau1pilkan adanya konsep-konsep,
hub ;an antar konsep yang membentuk prinsip-prinsip, dau ditemukannya
atau ;rlakunya hukum-hukum atau teori-teori yang mengatur kehidupan
suat 1akhluk hidup. Jadi, belajar konsep merupakau hasil utama pendidikan,
kare menurut Ratna Wilis Dahar dalam Nuryani bahwa konsep merupakan
dasi agi proses-proses mental ym1g lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-
prm dau generalisasi-generalisasi.39
Konsep dasar ym1g telah dimiliki oleh siswa dapat dijadikan konsep
acrn mtuk dapat menjelaskan konsep yaug baru didapatkan oleh siswa. Dari
kon awal inilah siswa dapat melakukan generalisasi atas konsep yang bm·u.
!nil< :alah satu teori belajar konstruktivisme, dimana pcngetahuan seseorang
adal hasil dari bentukan (konstruksi) sendiri berdasarkan pengetahuan awal
yan: imiliki. Dengan pengetahum1 awal yang dimiliki ini, diharapkan siswa
clap; 1emecahkan permasalahan yang ada.
orar
akti
mer
37
38
A h '71
Pengaturan kegiatau kognitif merupakan suatu kemahirm1 tersendiri,
rang mempunyai kemahiran ini, mampu mengon1rol dan menyalurkan
tS kognitif yang berlaugsung dalam dirinya sendiri. Bagaimana dia
atkau perhatian, bagaimaua belajm-, bagaimMa dia menggaJi dari
yani Rustaman, dkk. Strategi Be/ajar Mengajar Biologi, Op Cit, h. 51 iful Sagala. Konsep Dan Makna Pembelqjaran, (Bandung : Alfabeta, 2006), Cet. Ke-
r~~~;~ AK~v~.h~~~~~~~-·-) ._I_. UIN ~lllf~_:l~~l\H~~-J
28
mgi , bagaimana dia menggunakan pengetahuan yang dimilikinya,
khu nya bila menghadapi masalah.40
Keman1puan yang termasuk ranah kognitif oleh Bloom sebelum
dire i dikategorikan ke dalam enam jenjang, yakni41 :
Tabel 2. Kemampuan Ranah Kogniltif oleh Bloom
No Kemampuan lutdikator
L I
2. F
3. F
4. }
5. ' '
6. E
Faktor-:
1.
40
·ll
tan (knowledge/recalling) Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, kesimpulan.
ahaman (comprehension) Pemahaman terhadap hubungan antar-faktor, antar konsep, antar-data, sebab-akibat, dan penarikan kesimnulan.
~rapan (application) Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
lisis (analysis) Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah, penyelesaian atau gagasan, menunjukkan hubungan antar bagian:
esis (syntesis) Menggabungkan berbagai info1masi menjadi satu kumpulan atau konsep , meramu/merangkai berbagai gagasan menjadi sesuah1 yang barn.
,uasi (evaluation) Mempertimbangkan dan rnenilai benar-salah, baik-buruk, bermanfaat-tidak bermanfaat.
:or yang mempengaruhi tingkatan pemahaman siswa adalah :
Tingkat usia Pada tahap usia SD, kebanyakan pemahaman mereka ditekankan pada tingkatan hafalan (rote learning), tanpa tekanan untuk rnenjelaskan rnengapa atau bagaimana. Sedangkan pada tahap usia SLIP maupun SMU, pembelajaran haruslah dipusatkan pada pemberdayaan
ul Majid. Op Cit. h. 74 1~rl '!nfuo;in rlld:- f.'"rd11n\'; Pornh1>lnin1vrn IPA RPrhn<i!i.;: KnrnnPIPn.;:i fTHk::trt::i ·
29
(empowerment) siswa untuk mencapai tingkatan pemahaman yang lebih tinggi yaitu pemahaman relasional.
2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) Pemilihan terhadap penggunaan pendekatan sangat mempengaruhi pemahaman siswa. Jika kita mengharapkan pembelajaran yang menekankan kepada pencapaian tingkat pemahaman siswa yang lebih tinggi atau pembelajaran bermakna bagi siswa, kita harus dapat memilih dan menggunakan cara-cara atau pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan bahan ajar. Dengan demikian akan tercapai tujuan akhir pembelajaran.
3. Motivasi siswa Siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga, keompok pertama adalah kelompok siswa yang benar-benar ingin belajar (willing to learn), lngin memahami apa yang akan dipelajari sel.ama proses belajar. Kelompok ini mempunyai motivasi internal yang sangat tinggi. Kelompok kedua adalah kelompok siswa yang hanya ingin nilai terbaik (to gain a good mark). Siswa di kelompok ini biasanya punya !notivasi dan tingkat partisipasi yang tinggi dalam proses KBM, namun Jabil. Dan kelompok yang ketiga adalah kelompok siswa yang sekedar ikut sekolah (to have Jim at the school) atau lebih populernya kelompok penggembira. Bagi mereka yang pcnting adalah masuk sekolah dan naik kelas. 42
Tingkatan pemahaman dan faktor yang mempengaruhinya merupakan
sala ~tu tugas seorang guru dalam menjalankan tugasnya, pengabaian guru
terh j) tingkatan pemahan1m1 dan faktor yang mempengaruinya cenderung
w1tL inenghasilkm1 proses KBM yang kurang ben112Jma bagi siswa dan
akhi ra tidak bisa menghantarkan siswa untuk menguasai konsep-konsep
IP A tta penerapannya dalam kehidupm1 sehari-hari.
Kemngka Teori Penguasaan Konsep
1sep adalal1 hasil dari pemikiran seseorang yang dimnbil dari saJian
fakt peristiwa, dan pengalaman. Dengan konsep seseorm1g dapat
mer iskan atau mendeskripsikan suatu fakta atau gejala yang te1jacli.
Tujuan IPA secara umum adalah agm· siswa mc:mahfilili konsep IP A
dan :terkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan
tent : almn sekitar W1tuk mengembangkm1 pengetahuan tentm1g proses alam
B.
30
seki mampu menerapkan berbagai konsep untuk menjelaskan gejala alam
dan mpu menggunakan teknologi sederhana untuk memecahkan masalab
yan1 lemukan dalam kehidupan sehari-hari.
met•
ada,
den!
pem
kete
keja
Inl
terh:
yan1
suat
dika
bern
Dalam biologi, konsep sangat diperlukan untuk menjelaskan suatu
untuk menjadikan siswa tidak hanya menguasai konsep yang telah
api siswa harus dapat mengatasi suatu permasalaban yang dihadapi
menggunakan konsep yang telab ada. Selain itu, dalam proses
ajaran yang ada, diharapkan siswa dapat menerapkan se1ia menjelaskan
bw1gan antar konsep yang satu dengan konsep yang lain.
Penguasaan konsep merupakan penguasaan terhadap abstraksi, fakta,
n, peristiwa ataupun objek-objek yang saling berhubungan. Dalam hal
u berperan penting untuk mengetabui tingkat pemahaman siswa
p konsep. Karena tidak jarang guru sering menemui siswa-siswanya
~rgolong pandai berdasarkan nilai tapi tidak mampu menyelesaikan
ermasalaban berkaitan dengan materi secara sistematis. Hal ini dapat
an bahwa siswa tersebut baru sekedar tahu, tetapi belum menguasai
;ntamg konsep yang terkait dengan pertanyaan.
mn Teori Rancangan-rancangan Alternatif atan Desain-desain
crnatif Intervensi.
Pengertian Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Menurut Suyitno pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim
dan fayanan terhadap keman1puan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan
pes< . didik yang beragam agaU" te1jadi interaksi optimal antara guru dengan
sisv :e1ia antara siswa dengan siswa. Menurut Suhito agar tujuan pengajaran
dap ercapai, guru hams man1pu mengorganisir semna komponen yang satu
den : yang lainnya agar dapat berinteraksi sccara harmonis. Salah satu
kou nen dalam pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai macam strategi
dan ;tode pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi,
31
sisV\ :Ian konteks pembelajaran. Sehingga dituntut guru dapat memilih
met< pembelajaran yang cocok dengan materi atau bahan ajar.43
Metode dibedakan daii pendekatan. Pendekatan (approach) lebih
men mkan pada strategi dalam perencanaan. Sedangkan metode (method)
lebi! whekankan pada teknik pelaksanaannya.44 Metode dapat digunakan
untt merealisasikan beberapa pendekatan. Metode imi dirancang untuk
men 1ai keberhasilan dalam proses pembelajaran.
mas
mer
dip2
mer
beq
mer
ada.
mer
met
unt1
n1a~
yan
pe11
43
pembela maten1at
44
45
Chapter Dasar d Negeri I
"
Problem solving berasal dari bahasa Inggris yang berarti pemecahan
1. Gagne dalam Yurnetti, mengemukakan bahwa problem solving
.kan suatu proses yang menghasilkan pelajaran barn. Hal ini dapat
ni bahwa jika sisw;i ditempatkan pada situasi masalah, dan dalam
ukan solusi tentang masalah tersebut mereka melakukan proses
r dengan sejumlah hipotesis dan penerapan kemampuannya. Jika
. menemukan kesesuaian antara hipotesis dengan permasalahan yang
naka mereka dapat menemukan pemecahan masalah sekaligus
I . . b 45 : aJan sesuatu yang aru.
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah salah satu
: yang menganjurkan siswa belajar mengolah berbagai tipe masalah
menemukan atau membangun solusi yang tepat terhadap pemecahan
h yang dihadapi. Metode ini menganggap bahwa siswa adalah orang
epat untuk memecahkan masalah, karena dia bisa menjawab setiap
d. k 46 raan yang itanya an guru.
://www.mathematic.a·ansdigit.com/index.php/mathematiG::]Qurnal/model-n-creative-problem -solving-dengan-video-compact-disk-dalam-pen1_belaiaran-html yang direkam pada 25 Juli 2007,·h. 2 ' "' :yani Rustaman, dkk. Stra/egi Be/ajar Mengajar Biologi, Op Cit, h. 92 rnetti. Pembelajaran Mela/ui Pendekalan Problem Solving Berdasarkan Tugas >or/ dan Kegiatan laboratorium Sebogai Sumber Be/ajar Dl>lam Mata Kuliah Fisika "Usan Fisika FM!PA IK!P Padang, dalam Laporan Penelitian, FMJPA Universitas ng, 2000, h. 8
.. ., ,...._,._ ~ ,,.., ___ ~ __ ._/ n .. -1..1- ... C"-1 •. :.~~ ~J~#l~,..,A J,-,.,.,.,..,,,1 l)a.c"""',.,..h nfPrhH•J:&finn
32
Pada hakikatnya masalah adalah kesenjangan antara tujuan yang
diin kan dengan kondisi yang ada untuk meraih tujuan yang diharapkan.47
Situ yang ada tidak sesuai dengan tujuan yang akan kita capai. Maka perlu
ada usi untuk mengatasi kesenjangm1 yang terjadi sehingga dapat tereapai
tuju yang diharapkan.
Pemecahan masalah merupakan proses mental dalam menciptakm1
solu untuk suatu masalah. Ini adalah satu bentuk keistimewaan tentang
pem 1mn masalah dimana sebuah solusi diciptakan dengan bebas dm1 kreatif
diba ngkan dengan mangandalkan bm1tuan orang lain.411
Pemecahan masalah merupakan bagian dari bentuk berpikir.
Mei :rtimbangkm1 semua fungsi pemikiran yang rumit., pemecahan masalah
mer ikan proses kognitif tertinggi yang memerlukan modulasi dan
kete 1pilan-keterill!1pilan pokok yang terkontrol dan mtin. Hal ini terjadi jika
sese :ng atau sistem kecerdasan alami seseorang tidak mengetahui
bag• •ana diproses dari asal pemikirm1 ke pemyataan akhir. Hal ini menjadi
bag dari proses masalah besar ym1g meliputi penemuan masalah dan bentuk
l 49 mru: 1.
Dalill!1 pengajaran IP A, problem solving memainkan perm1an penting,
dah usaha menumbuh-kembangkan kemill!1puan siswa dalmn memecahkan
ma~ h-masalah IPA serta menciptakan pengajaran yang fleksibel.
me!
ym1
per
me:
41
Tingkat :woo,11.
" http://en
4'
Metode creatif problem solving adalah suatu model pembelajaran yang
Ikan pemusatan pada pengajarm1 dan keterampilan pemecahan masalah,
iikuti dengan penguatan ketermnpilan. Ketika c\ihadapkm1 c\engan suatu
vaan, siswa c\apat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk
ih clan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara
,sis D. Dwiyogo. Kapabilitas Pemecahan Masa/ah Sebagai Hasil Be/ajar Kognitif ;gi. Jumal Teknologi Pembelajaran, Teori dan Penelitian Talmn 7, No. 2 Oktober
onhn. "Creative Probleni .... <:;o/ving", dpedia.org/wiki/creative_problem_solving yang direkam pa<la 25 Mei 2008, h. l
"-'--'··~'' t..~•·-·''~- ... :1,:...,,..~1: ... ,.,. .. ,,,/,,,a,..;m .. ,.,.h~,,.. ...... cnluino \/'\'.!no- rlirPk!lm
33
men: fa! tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas
"k" 50 pros1 1erp1 1r.
\i!enurut Yager dalam Desak Made Citrawathi, 2003 bahwa penerapan
pend ttan konstruktivisme dalam pembelajaran berarti menempatkan siswa
pada 1sisi sentral dalam keseluruhan program pengajaran. Pertanyaan yang
mun digunakan sebagai bahan diskusi, investigasi dan kegiatan kelas atau
labo irium. 51 Pembelajaran dengan menggunakan metode pemecahan
mas; 1 (problem solving) memberikan kesempatan kepada siswa untuk
men ia memecahkan sendiri permasalahan yang dikemukakan.
Metode pemecahan masalah (problem solving) bukan hanya sekedar
mete mengajar, tetapi juga merupakan metode berpikir, sebab dalam metode
prol z solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai
den! menggunakan dan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
Beberapa kelebihan metode pemecahan masalah (problem solving)
adal ;ebagai berikut :
Metode ini dapat membuat pendidikan sekolah menjadi lebih relevan
dengan kehidupan.
Proses belajar mengaJm· melalui pemecahan masalah dapat
membiasakan pai·a siswa menghadapi dan memecahkan masalah
secara terampil.
Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa
secara aktif dan menyeluruh.
Beberapa kekurangan metode pemecahan masalah (problem solving)
adai sebagai betikut :
50
pembelaj 1nate1nat
51
Masyara
Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai denagn tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta
•nim. http://www.mathematic.transdigit.com/index.php/mathematic-journal/model-1-creative-problem -solving-dengan-video-compact-disk-dalam-pembelajaran-1tml yang direkam pada 25 Juli 2007, h. 3 iak Made Citrawati Penerapan Suple1nen Bahan Ajar Be11valvasan Sains Teknologi Dengan 1nenggunakan Pendekatan Kontruktivisnie Da/0111 Pe111belajaran Biologi
1 '~ - -·-' .J ___ 'T',.1-.-~1~-: C':m .. ~ Cl\A Al\.T l Q; ... ..,..,. .. .,,;,,, l11rn-:.I Pr.>nr1irtil:~n rl~n
34
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan keterampilan guru.
b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
c. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.52
Ian kalau kita cermati, melalui metode pemecahan masalah (problem
solvi1 siswa dapat merasakan adanya masalah, dan mencoba memecahkan
masa tersebut berdasarkan pengetahuan yang telah mereka miliki
sebel aya.
llelalui metode pemecahan masalah (problem solving) siswa dapat
mem l1kan masalah secara terstruktur dan bertahap sehingga diperoleh basil
peme 1an masalah yang tepat dan cepat. Disamping itu, dengan strategi
peme 1an masalah siswa terlatih untuk mengidentifikas.i, menganalisis dan
menf tluasi pe1masalahan dengan cermat sehingga siswa dapat
meni
diha(
pro st
Met<
peml
dalai
kelo
SlSW
men
52
Cipta. 201 53
1bai1gkan daya nalarnya secara kritis untuk memecahkan masalah yang ' 53 I.
'enggunaan metode problem solving sebagai salah satu metode dalam
oelajar mengajar sangat berperan dalam menyelesaikan soal-soal IP A.
pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu metode
\iaran yang menitikberatkan pada keterampilan serta keaktifan siswa
mencari penyelesaian pemmsalahan yang dihadapi dalam sebuah
Jk kecil. Maka ketika siswa dihadapkan dengan suatu pertanyaan,
apat melakukan keterampilan memecahkan masalah serta memilih dan
1bangkan tanggapannya.
tful Bahri Djarnarah & Aswan Zein. Strategi Be/ajar Mengajar, (Jakarta : Rineka h. 105 Wayan Redhana. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui
35
Dengan penerapan metode pemecahan masalah (problem solving) ini,
sisw dituntut aktif secara fisik dan mental untuk dapat mengalami
pem >jaran bermakna, yang pada hakikatnya merupakan peningkatan
ting! m pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.
Dalam kegiatan belajar IP A, metode yang dipakai guru di kelas sangat
men ngaruhi cara belajar yang dilakukan oleh siswa. Penggunaan metode
pen! rnn yang tepat mempunyai andil yang besar dalam kegiatan belajar
men ar di kelas. Kemampuan yang dihm·apkan dimiliki oleh anak didik akan
dite1 can oleh ketepatan penggunaan metode pembelajaran serta kesesuaian
deni tujuan yang akm1 dicapai. Ini berarti tujuan pengajarm1 akan dapat
dica dengan penggunaan metode yang tepat.
Metode problem solving dapat menolong murid meningkatkan
kem puan menganalisa dan dapat menolong mereka menggunakan
kerr puan ini dalam situasi berbeda-beda. Penyelesaian problem clapat juga
mer •ng murid belajar fakta, konsep dan prinsip dalmn IP A.
Pengajaran dengm1 menggunakan metode problem solving ini juga
clap: nerangsang kemampuan berfikir siswa secara kre:atif clan menyeluruh,
kan dalam proses belajaruya siswa banyak melakukan proses mental
den menyoroti permasalahan clari berbagai segi dalam mencari
pen !hannya.
Satu tujuan penting dari pendidikan adalah membantu para siswa
beh bagaimana cara berpikir lebih produktif dengan menggabungkan
pen ran pemikiran kreatif (untuk menghasilkan gagasan-gagasm1) dan
pen ran kritis (untuk mengevaluasi gagasan-gagasmi). 04
me1
pe11
ber
me
54
Kreativitas siswa dalam mencari gagasan dan ide-ide dalmn
adapi suatu permasalahan dapat digali denga11 penerapan metode
lajaran pemecahan masalah. Kreativitas dalam ha! ini adalah proses
ir di mana siswa berusaha untuk menemukm1 hubungan-hubungan barn
nai konsep dengan permasalahan yang dihadapi serta mendapatkan
tight Rusbult Thinking Skills in Education (methods to improve Problem Solving), - '•,., • / ' · --"-L! .. l.l---1-l.-..l l.1-~ "lf\f\1 ,,,,..~..,. rl:.-r.>l,.,,m n<>.rl.<> t"'nno>:>l lh T\11P.i
36
Jaw< l metode atau cara barn dalam memecahkan suatu masalah. Bagi
pen< kan bukanlah apa yang dihasilkan dari proses tersebut, tetapi keasyikan
dan enangan siswa terlibat dalam proses tersebut. Maka dengan penerapan
pem ajaran kooperatif metode pemecahan masalah ini1 diharapkan tercipta
suas , kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan sehingga dapat
men sang siswa untuk mengemukakan ide atau gagasan untuk memecaJ1kan
berb ti permasalahan yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.
Untuk itu, pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran
koo1 1tif dengan metode pemecaJ1an masalah (problem solving). Fokus
pern an ini adalaJ1 peningkatan penguasaan konsep sistem respirasi pada
man a dari basil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa selama
pern aJaran.
Implikasi Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah
Implikasi pembelajaran dengan metode pemecaJ1an masalah (problem
soil: ) iaJaJ1 bernbahnya pola pembelajaran di kelas. Bila skenario yang
pali umum adalah penjelasan materi, contoh soal dan latihan, maJca
pen iajaran harus selalu diprovokasi dengim pertanyaan-pertanyaan dan
biai 1 siswa mengatasinya sendiri dari permasalahan tersebut dengai1 cai·a
me1 nalisa, sintesis, dan mengevaluasinya. Cara ini dapat dilakukan dengan
can wa membaca buku-buku dan memanfaatkan sumber-sumber lain yang
berl an dengan permasalahan. Melakukan penelitian, bertai1ya kepada orai1g
yan hli atau mendiskusikan dengan temannya.
Dalam metode pemecahan masalah (problem solving) ini siswa diberi
Ices patai1 untuk menggali masalah dulu dari fenomena yai1g dihadapi atau
dis: an, kemudian dilanjutkan kegiatan pengamatan atau percobaan yang
me ~ri jalan kepada siswa untuk menemukan jalannya sendiri. Dengan kata
!ail >embelajaran beijalan dai·i ditemukannya data-data basil pengan1atan,
dit< ;kan ke pengainbilan kumpulan data-data yang ada..
37
Pemikiran rasional adalah bagian terpenting dalam metode pemecahan
mas l. Langkah-langkah dalam metode pemecahan masalah menumt
Hid1 :hi yaitu :55
menciptakan situasi yang kondnsif mengidentifikasi situasi yang ada bandingkan sitnasi yang ideal dengan situasi yang ada, dan mengidentifikasi situasi masalah memecahkan masalah berdasarkan penyebabnya memahami alternatif-alternatif solusi layak mengevaluasi dan memilih alternatif yang sesuai
Dengan metode pemecahan masalah diharapkan siswa menjadi
tera il menghadapi masalah dan berusaha memecahkannya, serta memiliki
pen: thuan yang bermanfaat dan berguna untuk kehidupan di masyarakat.
Sementara menurut Davis & Alexander dalam Y urnetti,
mer nukakan lima langkah dalam metode pemecahan masalah (problem
soli , ), yaitu56 :
Rm
ss H
http://W' 56
Sensing Potential Problems (merasakan adanya masalah)
Formulating Problems (merumuskan masalah)
Search for Saluting (mencari pemecahan)
Trade off Among Solution and Initial Selection (menyimpulkan)
Implemeantation and Evaluation ( evaluasi dan implementasi)
Lima langkah dalam metode pemecahan masalah menurut Craig • 57 t, ymtu:
Explorasi masalah ; mengumpulkan informasi maupun dari aspek eksternal atau pun internal. Jenis proses pengumpulan datainformasi tergantung dari masalah yang akan diselesaikan Menyelidiki solusi-solusi alternative ; kumpulkan semua informasi yang telah diperoleh yang diperkirakan dapat menjadi solusi dari masalah yang dihadapi dan mencoba untuk bertukar pikiran dengan orang-orang ahli.
oshi Shibata Problern .)o/ving: definition, terminology, and,oattern. mediafrontier.com/article/PS/PS,htm yang direkam pada 25 Februari 2007, h. 3
38
Pilih alternatif terbaik; mendaftar semua al!ernatif yang diperoleh, mengevaluasi masing-masing alternatif dan pilihlah alternatif yang diprediksikan dapat menjadi alternatif terbaik Merencanakan tindakan; ini adalah langkah anda menentukan keputusan. Mengadakan percobaan dan mengumpulkan umpan balik; pada tahap ini diadakan suatu percobaan untuk membuktikan keputusan pemecahan masalah yang diambil. Setelah itu hasil yang diperoleh dari percobaan diadakan evaluasi.
Dari semua pendapat tentang langkah-langkah metode pemecahan
mas 1 malca dapat disimpulkan langkah-langkah pembelajaran metode
pern 1han masalah (problem solvtng) adalah sebagai berikut :
Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini bisa timbul dari diri siswa atau dari guru. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya, berdiskusi dan lain-lain. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dengan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh pada langkah kedua di atas. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langka11 ini siswa harus berusalia memecahkan masalah sehingga betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode lain seperti dernonstrasi, tugas diskusi dan lain-lain. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sarnpai pada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalal1 tadi.
C. hasan Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan
Sol
kes
Met ode
Inta Jukantisari dalam skripsinya yang berjudul "Perbandingan Hasil
" Biologi yang Diajar Dengan Metode Ceramah dan Metode Problem
g" (sebuah studi eksperimen Di MAN 7 Jakarta) memberikan
mlan sebagai berikut58 :
:i Jukantisari. Perbandingan Jlasil Be/ajar Biologi Antara Si:nva yang Diajar dengan amah dan Problem Solving. Sebuah studi eksperimen di MAN 7 Jakarta, (Jakarta :
,.,., 1 • -•- -1--~ T.T--.·--·-- 1 .. - TOA o;,..1,..,..: l H1'.T """'"if'l.Tirl"<>u<ltnll"<>h lnl:-'<>l't~
39
I ii penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa metode
l 1ecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan hasil belajar
l ogi siswa, diantaranya dikarenakan siswa dapat terbiasa bagaimana
1 11ecahkan masalah dalam soal-soal biologi. Meningkatnya hasil belajar
m juga disebabkan adanya keterlibatan siswa. Siswa menjadi aktif
1m proses belajar mengajar pada kelas eksperimen yaitu kelas yang
ar dengan metode pemecahan masalah (problem solving).
Nurhidayati dalam skripsinya yang be1judul "Eji?kt!fitas Penggunaan
Met1 Problem Solving Terhadap Hasil Be/ajar Matematika Siswa" (Studi
Eks1 men Di Kelas II MTs Islamiyah Ciputat), memberikan kesimpulan
bah1 penggunaan metode problem solving efektif dalam meningkatkan hasil
bela matematika siswa Islamiyah Ciputat. Hal ini dapat dilihat bahwa basil
bela matematika siswa yang diberi pengajaran dengan metode problem
solv lebih tinggi dibandingkan hasil belajar matematika siswa yang tidak
dibe rengajaran dengan metode problem solving.59
Dwi Priyo dalam penelitiannya yang be1judul " Analisis Apresiasi
Gur Sekolah Dasar Terhadap Pembelajaran lvlatematika Berbasis
Pen atan Pemecahan Masalah" (sebuah penelitian terhadap guru kelas VI
SDI di Kotamadya Malang, khususnya di Kecamatan Lowokwaru),
mer :rikan kesimpulan sebagai berikut :
59
i\4atema Tarbiyal
60
Pada umumnya, para guru SD/MI memiliki tingkat apresiasi cukup
baik terhadap pembelajaran matematika berbasis pemecahan
masalah.
Tidak ada hubungan antara apresiasi guru (terhadap pembelajaran
matematika berbasis pemecahan masalah) dan tingkat apresiasi
akademik sekolahnya. 60
rhidayati. "Ejektifitas Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Hasil Be/ajar Siswa" Sebuah studi eksperimen di Mts Islamiyah Ciputat, (Jakarta : skripsi Fak. Ilmu rr Keguruan Jur. Matematika. UIN SyarifHidayatullah Jakan:a, 2005) •i Priyo. Analisis Apresiasi Guru Seka/ah Dasar Terhadap Pembe/ajaran Matematika
- 1 - -- l .1 ., . .. 1-1~ t.. ..... -. /fr1:,..;1a ..... .-v-. ........ "'"' :rl/ilrnunlr..~rl nhn?f::::.rliQ.k/?4/-iintnmm-~1CTI-
40
l Wayan Redhana dalam skripsinya yang berjudul "Meningkatkan
Ket< npilan Berpikir Kiritis Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif
Den. 1 Strategi Pemecahan Masalah" mengemukakan bahwa dengan
dite1 mnnya metode pembelajaran pemecahan masalah siswa mampu
men at tahapan-tahapan pemecahan masalah secara sistematis seperti yang
diru skan dalam penelitian ini, yaitu memvisualisasi masalah, membuat
des), si kimia, merencanakan solusi, melaksanakan rencana, melakukan
peni :kan dan evaluasi. Strategi pembelajaran yang ia gunakan dapat
men katkan tanggung jawab, menumbuhkan kesetiakawanan, memupuk
sika sating tolong menolong, mendorong dan membantu siswa
men nukakan pendapat, memecahkan masalah secara terstruktur dan
bert p, memahami konsep-konsep kimia, memotivasi siswa belajar lebih
akti 1aik di sekolah maupun di rumah, melatih siswa berpikir kritis,
mer ·ong proses belajar lebih teratur dan terstruktur, meningkatkan
kerr puan s1swa dalam memecahkan masalah, dan memudahkan
mer ahkan masalah. Keterampilan berpikir s1swa pun mengalami
pen • 61 ,atan.
Yumetti dalam penelitiannya yang be1judul "Pembelajaran Melalui
Pen catan Problem Solving Berdasarkan Tugas Chapter Report Dan
Keg 2n Laboratorium Sebagai Sumber Be/ajar Dalam Mata Kuliah Fisika
Dm Di Jurusan Fisika FM/PA Padang" memaparkan bahwa problem
soli : memainkan peranan penting dalam usaha menw11buh-kembangkan
ken tpuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah IP A serta
me1 >takan pengajaran yang fleksibel. Dengan metode ini mereka mencoba
me! 1kan proses berpikir dengan sejumlah hipotesis dan penerapan
ken 1puannya. Bila mereka menemukan suatu kombinasi tertentu dari
atrn ·aturan dan situasi yang cocok, disamping memecahkan masalah, juga
tela 1empelajari sesuatu yang baru.62
61 ---- F\ __ -~1. t.. lf\
41
Teten Rustendi dalam skripsinya yang be1judul "Penerapan Metode
Pem han Masalah (Problem Solving) Dalam Peningkatan Pembelajaran
Men ' Karangan Argumentasi" Pada Siswa Kelas I SMA Negeri 2 Bandung
Tah1 l\jaran 2004/2005 menyimpulkan bahwa penerapan metode Pemechan
Mas 1 (Problem Solving) dapat membantu meningkatkan prestasi belajar
sisw an siswa bisa lebih peka terhadap pelajaran.63
Yuswina dalam skripsinya yang berjudul "lmplementasi Metode
Pem ajaran Problem Solving dalam Meningkatkan Kemampuan berpikir
Krit )iswa pada Mata Pelajaran PKn (Studi Deskriptif Analitis di SMA
Neg [ Batujajar)" menyimpulkan bahwa:
(1) Tingkat antusiasme siswa tinggi karena kemampuan guru dalam
men ngkitkan motovasi siswa. Selain itu, sikap gmu yang ramah, penuh
sem ;at, dan hangat dalam berinteraksi dengan peserta didik. (2) Persepsi
s1svi terhadap materi pelajaran yang dibelajarkan dengan metode
peff ajaran problem solving menjadi lebih menarik dan menantang. (3)
Pen u1aan metode pembelajaran problem solving dapat menciptakan
sum 1 pembelajaran yang menyenangkan, tidak bosan dan tidak demok1iais,
den mengembangkan pembelajaran yang dinamis dan terarah yang
me! tkan siswa aktif, kreatif dan kritis melalui kegiatan pemecahan masalah
dah pembelajaran di kelas. 64
D. rngajuan Konseptual Perencanaan Tindakan
1. ngertian Pernapasan
(or,
seb
63
Peningk Bandun
1
1
yang <lit 64 "\
Ke1natn;
Pemapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara makhluk hidup
1isme) dengan lingkungannya. Secara mnum pemapasan dapat dimiikan
1i suatu proses pengambilan 02 ( oksigen) dan pengeluarm1 C02
en Rustendi, Penerapan Metode Pemecahan Masa/ah (Problem Solving) Dalam 1 Pembelajaran Menu/is Karangan Argwnentasi" Pada Siswa Kelas I SMA Negeri 2 bun Ajaran 2004/2005. http://digilib.upi.edu/pasca/available.letd-1220 l 05-102207 / m pada I Juli 2007 rina. bnplernentasi Metode Pe1nbelajaran Probletn Solving dalam Meningkatkan 1 berpikir Kritis Sfawa pada Mata Pe/ajaran ?Kn (Studi Deskriplif Analitis di SMA
• • , • ·~· "'"'"'"' ,_L,_ __ 11..J~_:1:1 ... _: ~..1 .. 1 ..... ,,,.,..,../"'"";1,.,J....1,,.1«>t-rl .. 11')01flh_110')'1; 1 v::in~r
42
(km« dioksida) dan uap air yang dilakukan oleh pai·u-paru. Oksigen
dipe tan oleh makhluk hidup untuk mengoksidasi makanan, sehingga akan
dipe ~h energi. Proses ini berlangsung di dalam sel, yang disebut pernapasan
sel. ergi yang dihasilkan oleh pernapasan sel akan digunakan untuk
berb ti aktivitas tubuh, misalnya pemanasan suhu tubuh, gerak otot, dan
kegi l-kegiatan lain yang dilakukai1 oleh tubuh. Pada proses pernapasan,
dike :kan zat produk buangan berupa air (H20) dan karbondioksida ( C02)
yan~ rnn dikeluarkan oleh darah ke paru-paru, kemudian oleh paru-paru
dike ckan melalui hidung.
Proses membakar zat makaiian di dalam tubuh dengan menggunakai1
oksi . disebut oksidasi biologi. Oksidasi biologi adalah bereaksinya sari-sari
mak :n dengan oksigen dalam sel-sel tubuh untulc menghasilkan energi dan
men uarkan zat-zat sisa berupa C02 dan uap air.
1ksi oksidasi adalah :
I1206 6C02 + ( zal lkanan)
+ 602 (oksigen) (karbondioksida)
2. ,t-alat Pernapasan pada Manusia
~ Hidung
am hidung udara mengalaini tiga perlakuan, yaitu proses penyaringan
11 bulu-bulu hidw1g dan cairan lendir, penyesuaiai1 sulm, dan
embaban yang disesuaikan dengan suhu dan kelembaban tubuh.
) Pangkal tenggorok (taring)
igkal tenggorok disusun oleh tulang rawan yang membentuk jakun.
la bagian puncak tulang rawan terdapat katup ( epiglotis ). Katup ini
peran untuk menghalangi makanan agar tidak masuk ke tenggorokan
la saat mengunyah.
) Batang tengggorok (trakea)
rsusun dari tulang rawan yang membentuk cincin. Permukaannya
:silia/berambut getar yai1g berfungsi untak menyaring kotoran masuk ke
uran pernapasai1. Batang tenggorok bercabang menjadi dua yang
43
t abang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil, disebut
l 1kiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut
c olus.
Paru-paru (pulmo)
I 1-paru terletak di dalam rongga dada sebelah kanan dan kiri yang
c sahkan oleh jantung. Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir,
mgkan gelambir kiri terdiri atas dua gelambir. Paru-paru diselimuti
1 selaput paru-parn (pleura). Paru-paru merupakan kumpulan dari
:mbung-gelembung paru-paru (alveolus) yang jumlabnya kurang lebih
juta alveolus. Dalam alveolus inilah te~jadi pertukaran 0 2 dan C02
1ra difusi.
Diafragma
dalab otot yang memisahkan antar rongga dada (torak) dan rongga
~rut (abdomen).
3. kanisme Pertukaran Gas
Udara masuk melalui hidung- batang tenggoro~ bronkus
·1>-bronkiolus - paru paru - alveolus
Dlah udara masuk ke dalam paru-paru dari alveolus (gelembung
:mbung paru-paru), oksigen masuk ke kapiler-kapiler darah secara
isi. Zat warna merah darah yang disebut hemoglobin (Hb) yang
lapat dalam darah merah akan mengikat oksigen. Hemoglobin yang
11gikat oksigen disebut oksihemoglobin. Oksigen diedarkan oleh darah
seluruh jaringan tubuh dan akhirnya ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel
uh darab melepaskan oksigen sehingga oksihemoglobin menjadi
noglobin kembali.
sigen yang dilepaskan pada sel-sel tubuh digunakan untuk oksidasi
~mbakar) zat makanan. Proses oksidasi tersebut merupakan proses
pirasi sel yang terjadi di dalam mitokondria. Proses respirasi sel
nghasilkan produk utama yaitu energi da11 zat sisa berupa
·bondioksida (C02). Ka.rbondioksida (C02) sisa proses respirasi sel
44
d wa ke paru-paru. Darah yang banyak mengandung karbondioksida
t varna merah tua dan disebut darah kotor. Di paru-paru, karbondioksida
r Llk ke dalam alveolus secara difusi. Selanjutnya, karbondioksida
c luarkan melalui alat pernapasan dan akhirnya keluar melalui rongga
r 111g saat kita mcnghembuskan nafas.
3. ~ :am-macam Pernapasan
~ Pernapasan dada
f'ernapasan dada terjadi karena aktivitas otot m1tar tulang rusuk. Bila
:itot antar tulang rusuk berkerut (berkontraksi), maka tulang-tulang
rusuk akan terangkat dan volum rongga dada akan membesar. Keadaan
ini menyebabkan penurunan tekanan udara di dalam paru-pml.1
(tekanan di dalan1 rongga dada mel\jadi kecil). Karena tekanm1 udara di
luar tubuh lebih besar, maka udara dari luar yang kaya oksigen masuk
ke daimn paru-paru melalui rongga hidung, tenggorokan, dan pm·u
pmu. Dengan demikian terjadi inspirasi.
Bila otot-otot antar tulang rusuk mengendor (relaksasi) yaitu kembali
pada posisi semula, maka tulang-tulang rusuk akan tertekan.
Akibatnya, volum rongga dada mengecil (tekanan di dalmn rongga
dada membesar). Keadaan ini mengakibatkml naiknya tekanan udara di
dalam paru-paru. Seimljutnya udara di dalarn paru-paru yang kaya
karbondioksida terdorong ke luar melalui hidung. Dengan demikian
terjadilah ekspirasi.
Pernapasan Perot
Pernapasml perut te1jadi karena aktivitas otot-otot diafragma yang
membatasi rongga perut dan rongga dada. Bila otot diafragma
berkontraksi, maka diafragma akan menclatm-. Keadaan ini
mengakibatkml rongga clada membesar sehingga tek<Ulan udara di
paru-pmu mengecil (takanan rongga dada menjadi kecil). Akibatnya,
udara !um· yang kaya oksigen masuk ke dalam pmu-paru melalui
saiuran pernapasml. Dengan demikim1, terjadilah inspirasi.
45
Sebaliknya, bila otot diafragma relaksasi, maka kedudukan diafragma
lkan melengkung ke atas. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada
nengecil sehingga tekanan paru-paru membesar (i:ekanan rongga dada
11enjadi besar). Akibatnya udara dari paru-parn yang kaya
'rnrbondioksida terdorong ke luar. Dengan demikian terjadilah
?kspirasi.
4. i rnme Paru-paru
Volume udara pernapasan sangat bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh
. dan kekuatan seseorang saat melakukan pernapasan. Udara yang
I tar masuk dalam paru-paru dapat digolongkan meruadi enam, yaitu :
Udara pernapasan (UP) adalah volume udara yang keluar masuk parn
paru sebagai akibat pernapasan. Udara pernapasan disebut juga tidal
volume. Banyaknya udara pernapasan lebih kurang 5.000 cc.
Udara komplemen (UK) adalah volume udara yang masih dapat
dimasukkan ke dalam paru-pam setelah inspirasi biasa. Banyaknya
udara komplemen lebih kurang 1.000 cc.
Udara cadangan (UC) merupakan volume udara yang masih dapat
diembuskan dari dalam pam-paru setelah melakukan ekspirasi biasa.
Banyaknya udara cadangan di dalam paru-paru lebih kurang 2.500 cc.
Udara residu (UR) adala11 volume udara yang tersisa di dalam paru
paru setelah melakukan ekspirasi sekuat-kuah1ya Banyaknya udara
residu di dalarn pmu-paru lebih kurm1g 1.000 cc.
Kapasitas vital paru-paru (KV) adalah volume udara yang dapat
diembuskan sekuat-kuatnya setelah melakukan inspirasi sekuat
kuatnya. Kapasitas vital paru-paru dapat dihitung dengan runms: KV =
UP+UK.
Volume total paru-paru (VTP) adalah volume udm11 yang tertan1pung
di dalam paru-paru. Volume total paru-paru dapat dihitung dengan
rumus : VTP = KV +UR.
46
5. I iinan atau Penyaldt pada Sistem Pernapasan Manusia
> ~on-infeksi
I) Asfiksi merupakan terganggunya pengangkutm1 oksigen ke sel-sel
atau jaringan tubuh.
2) Amandel yaitu pembengkakan kelenjar limfe di tekak
3) Po lip yaitu pembengkakan kelef\jar limfe dihid.w1g
4) Asma yaitu penyakit menahun kronis akibat penyempitan bronkus
dan bronkiolus
5) Kanker paru-paru yaitu penyakit yang diakibatkan polusi udara
yang bersifat langsung atau tidak langsung, antar lain CO, N02,
H2S04, dan HCO
Infeksi
I) Faringitis yaitu peradangan faring disebabkan oleh merokok,
bakteri dan virus
2) Tonsillitis yaitu peradangan rongga hidung bagian atas atau tonsil
oleh bakteri
3) Bronchitis yaitu peradangan pada bronkus atau bronkiolus
4) Pneumonia yaitu infeksi paru-paru karena bakteri dan virus pada
dinding alveolus
5) TBC yaitu infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri
bakteri Mycobacterium tuberculosis
6) Dipteri yaitu infeksi saluran pemapasan karena bakteri
Corynebacterium diptherial
·encanaan langkah-langkah tindakan yang akan dilaksanakan dalam
peneliti adalah :
Siklus
Tabel 3.
Perencanaan Langkah-langkah Tindakan
Perencanaan • Merancang model pembelajaran
problem solving dalam
pembelajaran biologi pada konsep • -1 -
47
hubungannya dengan kesehatan.
• Mengembangkan Rencana
Pembelajaran
.. Menyiapkan sumber belajar
• Menyusun lembar kerja siswa
0 Mengembangkan format evaluasi
• Mengembangkan format observasi
KBM
Tindakan Menerapkan tindakan sesuai dengan
skenario pembelajaran dan Lembar
Kerja Siswa
Menerapkan tindakan sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran metode
pemecahan masalah, yaitu :
I. Identifikasi masalah
2. Mencari data atan keterangan
3. Menetapkan jawaban sementara
4. Menguji kebenaranjawaban
Sementara
5. Menarik kesimpulan
Pengamatan .. Pengamatan dilakukan bersamaan
( observasi) dengan tindakan menggunakan
format o bservasi yang telah tersedia.
• Observer melakukan pencatatan
semua proses yang terjadi dalam
tindakan pembelajaran yang
melipnti kendala dan kelemahan
dari tindakan yang diberikan,
perilaku siswa dalam KBM,
48
maupun respon siswa terhadap
tindakan yang dilakukan.
Refleksi Hasil pengamatan dianalisis untuk
memperoleh gambaran bagaimana
darnpak dari tindakan yang dilakukan,
hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki
dan apa saja yang harus menjadi
perhatian pada tindakan berikutnya.
Siklus 2 n Perencanaan,
seterus11 tindakan,
pengarnatan
( observasi), dan
refleksi.
E. Kerangka Pikir
Pada dasarnya belajar biologi adalah tidak terlepas dari rnernpelajari
tent alarn atau kehidupan yang didalamnya banyak terdapat permasalahan.
Ole arena itu, dalam mempelajari biologi siswa dituntut untuk dapat peka
terh >P pennasalalmn yang ada dalarn biologi dan berusaha untuk
mer esaikannya sehingga siswa tersebut dapat mengerti apa yang sedang ia
peh i.
Dalarn biologi, konsep sangat diperlukan untuk menjelaskan suatu
me1 ~· untuk rnenjadikan siswa tidak hanya rnenguasai konsep yang telah
ada etapi siswa harus dapat mengatasi suatu pern1asalahan yang dihadapi
den 1 rnenggunakan konsep yang telah ada. Selain itu, dalan1 proses
pen lajaran yang ada, diharapkan siswa dapat rnenerapkan serta rnenjelaskan
ket1 Jbungan antar konsep yang satu dengan konsep yang lain.
Berdasarkan asumsi di atas, maka perlu adanya upaya perbaikan
per 1ajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif
dar eatif menemukan ide-ide, konsep-konsep baru berdasarkan pengalaman
49
Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua
pote peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan
pem ajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami,
me!. kan sesuatu, hidup dalam kebersamaan dan mengaktualisasikan diri.
Den 1 demikian kegiatan pembelajaran harus dapat mengernbangkan
krea tas peserta didik dalam rnemecahkan berbagai perrnasalahan.
Konstruktivisme rnerupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang
men mkan bahwa pengetahuan kita merupakan basil pengeintegrasian antara
pen1 thuan dan pengalaman sebelumnya dengan apa yang sedang dipelajari
sert1 nemutuskan pengetahuan dan keyakinan mana saja yang perlu
dike .ruksi.
Pembelajaran konstruktivisrne berpandangan bahwa pengetahuan akan
ters n atau terbangun di dalam pikiran siswa sendiri ketika ia berupaya
unti mengorganisasikan pengalaman barunya berdasar pada kerangka
kog f yang sudah ada di dalarn pikirannya. Dengan. dernikian, pengetahuan
tida apat begitu saja dari otak seorang guru ke otak siswanya. Setiap siswa
har1 11embangun pengetahuan itu di dalam otaknya sendiri-sendiri.
Pembelajaran konstiuktivistik model cooperative learning merupakan
sali satu model pembelajaran yang efektif dalam membina kemampuan
pes , didik rnernecahkan berbagai pennasalahan yang ada berdasarkan
pen ahuan awal yang rnereka rniliki sebelumnya tentang materi yang
diai an. Selain itu, pembelajaran ini dapat membantu menumbuhkan
ken 1puan ke1jasarna, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial
SIS1
Pembelajaran model cooperatif learning ini dapat diwujudkan dengan
me e pembelajaran pemecahan masalah (problem solving). Dalam metode
per ahan masalah (problem solving) ini dapat membantu siswa menganalisa
ber ~ai permasalahan yang ada serta dituntut unt11k mencari alternatif
pe1 :ahan masalahnya.
Metode pemecahan masalah dapat merangsang siswa untuk berpikir
50
diha1 i berkaitan dengan materi yang dipelajari. Dengan metode ini siswa
dapa ieke1:jasama dengan teman sejawat untuk bersama-sama mencari
pen) saian dari sebuah pe1masalahan. Selain itu dalam metode pemecahan
mas1 1 dapat melatih siswa memecahkan masalah secara terstruktur dan
bert< ~, merangsang siswa untuk mengemukakan ide atau gagasan berkaitan
den! permasalahan yang ada, sehingga dapat memotivasi siswa untuk
belq lebih aktif.
Dalam membangun struktur keilmuan bagi p1~serta didik, adalah
sang penting untuk menolong siswa bagaimana melihat hubungan antara
fakt: mg satu dengan fakta yang lain yang kelihatannya tidak berhubungan,
dan mgkondisikan agar siswa menemukannya berdasarkan pengetahuan
yan1 lah mereka miliki. Dan kalau kita cennati melalui metode pemecahan
mas 1 diharapkan dapat merasakan adanya masalah, dan mencoba
men ahkan masalah tersebut. Sehingga siswa dapat mengembangkan konsep
dasi ·ang dimiliki untuk menjelaskan konsep yang barn didapatkan oleh
SIS\\
Melalui pembelajaran metode pemecahan masalah ini siswa dapat
mer ami pembelajaran bermakna yang pada hakikatnya dapat mengantarkan
sis\! •ada penguasaan terhadap konsep yang sedang dipelajari.
51
Ilmu Biologi
Pengetahuan Awai
Strategi Belajar Mengajar
Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah
• Dapat merangsang berpikir secara aktif dan menggunakan nalar.
• Menumbuhkembangkan keterampilan dalam pemecahan masalah.
• Memecahkan masalah secara terstruktur dan be1tahap.
• Merangsang siswa untuk mengemukakan ide atau gagasan. untuk memecahkan masalah.
• Meningkatkan tanggung jawab dan menumbuhkan kesetiakawanan.
• Melatih siswa berpikir kritis. • Memotivasi siswa belajar lebih aktif.
Penguasaan Konsep Biologi
Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir
52
F. Ripotcsis Tindakan
Penerapan pembelajaran kooperatif metode pemecahan masalah
(pro. n solving) dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep
siste >ernapasan manusia.
BAB HI
METODOLOGI PENELITIAN
A. uan Penelitian
I elitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep
sistem p apasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan siswa kelas
VIII.2 J\, Negeri Tangerang II Pamulang.
B. ktu dan Tempat Penelitian
elitian ini akan dilaksanakan bulan November - Desember 2007 dan
bertemp ii MTs Negeri Tangerang II Pamulang, .Tl. Pajajaran No. 31 Pamulang
Tangera
C. tode Penelitian dan Dcsain Intervensi Tindakan
elitian ini menggunakan penelitian model Peneli:tian Tindakan Kelas
(PTK) I a situasi kelas atau lazim dikenal dengan classroom action research.
Peneliti ernpaya menelaah secara seksama masalah yang menjadi fokus
peneliti fan dalam waktu yang bersamaan peneliti juga harus menganalisis dan
merefle permasalahan yang ada sebagai dasar melakuka11 perbaikan terhadap
rancang tindakan selanjutnya. Dalam ha! ini, peneliti di bantu guru serta dosen,
bersam: 1:ma mencari hasil yang terbaik untuk meningkatkan penguasaan konsep
sistem J .iapasan pada manusia.
Perencanaan j · --..~ ~---' -~>-
Refleksi ~-s_1_K_L_u._s_1_~1 I '''"D~ I ~== Pengamatan I ¢::::=
Refleksi
Perencanaan I ~-S-ik_l_u_s_1_1_~, I Pelaksanaan
P ___...-'l-~ engamatan ~
Has ii Penelitian
Gambar 3. Desain Intervensi Tindakm~
D. ijek Yang Terlibat Dalam Pcnelitian
54
!iek yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.2 MTs
Negeri · tgerang II Pamulang yang berjumlah 40 orang.
E. !an dan P6sisi Peneliti Dalam Penelitian
1eliti berperan sebagai observer yang berkolaborasi dengan satu guru
biologi 1g bersangkutan dalan1 ha! ini guru biologi kelas VIIl.2
F. It a pan Intervensi Tindakan
1 1' mcanaan
1 man Awai
Tabet 4. Tahapan Intervensi Tindakan
Ide Memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran biologi
Berdasarkan basil observasi metode mengajar guru
saat ini : pembelajaran biologi berisi konsep, fakta,
1 ___ ..1~L-.C-1 -!-~~·- -~~1...,...1.-..:.-. ... n..-.
D
p,
2 1
kurang merangsang keaktifan siswa dalam
memecahkan masalah, pemhehrjaran bersifat
teacher-centered, sehingga siswa kurang
menguasai konsep.
55
nosa (hipotesis) Penggunaan pembelajaran kooperatif model
pemhelajaran pemecahan masalah (problem
solving) dapat meningkatkan pengnasaan konsep.
11canaan
lakan
Penerapan metode pemhelajaran pemecahm1
masalah (problem solving) untuk konsep sistem
pernapasan pada mmmsia dan huhungannya dengan
kesehatan.
format tugas : pembagian kelompok kecil ym1g
be1:jumlah 5 orang tiap kelompok.
Kegiatan kelompok : melalui berbagai sunber
yang telah tersedia setiap kelompok berdiskusi
mencari jawabm1 atas permasalahan/pertanyaan
yang ada, menuliskan hasil diskusi dalmn selembar
kertas untuk persiapan presentasi.
Persentasi dan diskusi pleno : beberapa kelompok
menyajikan hasil diskusinya dalam pleno kelas,
guru bertindak sebagai moderator.
Pemberian tes awal (pretest) oleh guru w1tuk
mengetahui pengetahuan awal siswa.
• Gum menjelaskan sistem pernapasm1 pada
mannsia
• Gum membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok kecil
" Guru memberikan beberapa pertm1yaan yang
berkaitan dengan materi yang diajarkan kepada
tiap kelompok untuk didiskusikan
56
" Siswa mendiskusikan penyelesaian/jawaban
dari pertanyaan tentang sistem pernapasan
dalam kelompoknya masing-masing
berdasarkan sumber yang 1:ersedia.
" Guru meminta beberapa kelompok
mempresentasikm1 basil diskusi mereka di
depan kelas dan mencocokkanjawaban
sementara mereka denganjawaban yang benm·
dari masing-masing pertanyaan.
0 Siswa mengilll1bil kesimpulan setiap
pertanyaan dengm1 dibillltu oleb guru.
0 Guru mengumpulkan basil diskusi siswa.
.. Gum memberikan postes dari basil
pembelajm·an yang sudah dilakukm1.
3 p iamatan Mengumpulkan data berupa basil observasi selama
proses belajar mengajar berlangsw1g, basil
wawancara dengan guru yang bersangkutan yaitu
guru biologi, basil tes tertulis berbentuk piliban
ganda.
4 F eksi Menggunakan data untuk dim1alisis, evaluasi dan
refleksi untuk membuat revisi perbaikan pada
tindakan siklus berikutnya.
Siklus Ian seterusnya
Penuli1 Laporan Penelitian
G. .sil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
1ingkatan penguasaan konsep siswa, dan situasi belajar yang
menye1 gkan yang bisa merangsm1g keaktifan siswa untuk memecabkan
masala ehingga dapat meningkatkm1 penguasaan konsep pada konsep sistem
pemap n. pada manusia.
H.
Tabel 5. Kategori Pe11goasaan Konsep
(Sombe1·: Boko Pedoman Akademik LPTK C, 2004)1
Skor Penguasaan Kategori
85 - 100 Sangat baik
70-84 Baik
55-69 Cukup
40 - 54 Kurang
0 - 39 Sangat kurang
a dan Somber Data
57
Data yang diperoleh berupa nilai basil penguasaan konsep siswa pada
pok1 bahasan sistem respirasi pada manusia dan aktivitas siswa selama
pem ajaran di kelas.
Pe
A1 sis
Tabel 6. Data dan Somber Data -
Data Sumberdata Instrumen
1asaan Konsep Siswa P1 ·etest dan Postest .
itas belajar Siswa dan guru p,. odoman Observasi
I. trumcn Penelitian
trumen adalah alat untuk mengumpulkan data, dengan instrumen inilah
data-da penelitian akan terkumpul. Kemudian data-data tersebut diolah dan
dianafo untuk kemudian disimpulkan. Instrumen yang digunakan adalah tes
jenis I tan ganda untuk mengukur peningkatan penguasaan konsep dan
pedom: observasi aktivitas siswa selama proses belzgar mengajar untuk
menget ti suasana saat interaksi belajar mengajar.
lfiani, "Penge1nbanganProgra1n Pen1helajaran Bioteknologi untuk Meningkatkan Kemamr ' Inkuiri Ca/on Guru" Jurnal Pendidikan IPA METAMORFOSA, Vol. I No. 2,
f 1- I':
Tab1 , Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep Sistem Respirasi Pada Manusia
58
No. ~----,--R-.an_a_h_K_o~g,~n_it_,if __ C_3_._J Jnmlah
. Cl I C2 I _J % Vlateri
I. p
tt 2. A
I'(
rr ft
2. IV
P' d
3. l\ p
_Q 4. " p
5. l\ k p s 11
ertian dan n respirasi a lat msi pada 1sia dan ;inva inisme karan 0 2
:o,
un-maca1n :s 1pasan me udara ipasan
un-n1acam nan dan akit pada m respirasi JSia
1,3
6,8,10*,13*, 14*
18,25
5*,11 *
13*, 14, 15,19*,
20 21,24
Sildus I 2,4
7,9,11,12, 15
17,22,23*, 24
Siklus II 1,2,6,7, I 0,12
16, 17*
22,23
l 5
16, 19,20, 21*
3,4,8,9
18
25
I 4 16%
11 44%
10 40%
12 48%
8 32%
5 20%
* = Ttda ahd
J. rnik Pengumpulan Data
mik pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Observasi langsung saat mengajar di kelas, observasi 1111 berupa
pedoman observasi menggunakan skala lima.
2. Tes berupa pretes dan pastes untuk mengetahui peningkatan
penguasaan konsep pokok bahasan sistem pernapasan pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan.
K. knik Pemeriksaan Kcpercayaan
:itu tes dapat dikatakan baik, bilamana tes tersebut memiliki ciri sebagai
alat uk yang baik. Kriterianya yaitu memiliki validitas yang culrnp tinggi dan
memili reliabilitas yang baik. Suatu alat ukur disebut memiliki validitas
59
dan ses dengan kriteria tertentu. A1iinya ada kesesuaian alat ukur dengan
fungsi p :ukuran dan sasaran pengukuran.2
U ji Validitas
uk mengukur validitas soal dalam penelitian ini dengan menggunakan
ms korelasi Point Biseral3, yaitu :
r =Mp-Mt {P pb, SDt Vq
erangan:
r point biseral
Mean (nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai peserta tes
menjawab betul, yang seclang dicari korelasinya dengan tes
secara keseluruhan
Mean skor total, yang berhasil clicapai oleh peserta didik
Deviasi standar skor total
Proporsi pese1ia tes yang menjawab betul terhadap butir soal
yang sedang dicari korelasinya dengan tes S(~cara keseluruhan
mudian disesuaikan dengan r tabcl dengan kriteria pengujian sebagai
berikut ka r1i;1 2: ftab malrn butir soal tersebut adalah valid dan jika r11;1 :S ftab maka
butir so ersebut adalah tidak valid.
apun hasil perhitungan instrumen siklus l yang diperoleh terhadap 25
item s adalah sebanyak 20 item dinyatakan valid yaitu item nomor
1,2,3,4. ,7,8,9,11,12,15,16,17,18,19,20,22,24,25 dan yang gugur sebanyak 5
item yr nomor 10,13,14,21, dan 23.4 Sedangkan hasil perhitungan instrumen
siklus mi 25 item soal adalah sebanyak 20 item dinyatakan valid yaitu item
nomor ,2,3,4,6,7,8,9, 10, 12, 14, 15, 16, 18,20,21,22,23,24,25 clan yang gugur
2 •tib Toha, Teknik Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Rja Grafindo Persada, 2001), h. 109
iarsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakaiia : PT Bumi Aksara.
60
ebanya~ , item yaitu nomor 5,11,13,17,dan 19. Untuk langkah-langkah
perhitur 1 uji validitas dan label hasil uji eoba dapat dilihat pada lampiran.
Uji Reliabilitas
iabilitas dapat diartikan dengan keajegan bilamana tes tersebut diujikan
berkali- i hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes pertama dengan tes
berikutr dikorelasikan terdapat hasil korelasi yang signifikm1. 5
.tu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika
hasil te: rsebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas
tes, ber 1ungan dengan masalah ketetapm1 hasil tes. Atau seandainya hasilnya
berubal mh, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Uji ini
dlakuki iengan menggunakan rumus Kuder Richardson atau dikenal dengan
K-R20 .itu:
terangan:
Reliabilitas instrumen
Jumlah item
Varians total
Proporsi responden yang menjawab benar
I -p;
lam memberikan interpretasi terhadap koefisien reliabilitas (r;;) pada
ummm digunakm1 patokm1 sebagai berikut : bila r;; > 0.7, tes memiliki
reliabil 'tinggi atau tes terse but sudah memiliki kualitas yang baik.
ri 20 item yang valid diperoleh reliabilitas sebesar 0.85 untuk siklus I
dan ni reliabilitas untuk siklus II adalah 0,83. Hasil perhitungan reliabilitas
siklus m siklus II ini termasuk memiliki reliabilitas yang tinggi. Semua hasil
perhiti m ini dapat dilihat pada lampirm1.
>lib Toha, Teknik Eva/uasi Pendidikan. (Jakarta: PT Rja Grafindo Persada, 2001), h.
61
L. aiik Analisis Data
Skor Gain (Gain N)
n adalah selisih antara nilai postes dan pretes. Gain skor ternormalisasi
menuqj1 an tingkat efektivitas perlakuan daripada perolehan skor atau postes. 6
Rumus , n menurut Meltzer dalam Y anti (2006) 7, adalah :
skor pas tes - skor pre tes tm=
Skor ideal - s kor pre tes
Terdap1 ga kategorisasi perolehan skor gain temormalisasiu :
g-tinggi : nilai (<g> )>O, 7
pedo1m
aktivita
dengan
untuk r
dibulatl
6
Ke111a111J. Oktober
7
Pendidil '
learn in,
g-sedang : nilai 0,7 e"(<g>)e"0,3
g-rendah : nilai ( <g> )<0,3
Penilaian Observasi
ama pembell_\jaran berlangsung dilakukan observasi berdasarkan
ibservasi yang sudah disediakan. Pedoman observasi berisi 8 aspek
enilaian. Penilaian atas pertanyaan juga dibagi ke dalam 5 kategori
jenjang (rendah, sedang, tinggi), yang skomya bergerak dari 0 s/d 4.
1peroleh tebaran skor, maka diperoleh dengan cara : 8 x 5 : 3 = 13,33
menjadi 13, sehingga rentangan nilainya adalah :
fiani. "Pengembangan Program Petnbelajaran Bioteknologi Untuk Meningkatkan 1 lnkuiri Ca/on Guru", Jumal Pendidikan IPA METAMORFOSA, Vol. I No. 2, 16, h. 6 1ti tlerlanti, "Tanya Jmvab Sepular Penelitian Pendidikan Sains". Bogor : Jurusan
IPA, 2006, h. tzer E. David, "The Relationship BehVeen Mathe111atics Preparation an Conceptual 'Jfns in Physics: a possible "hidden variable" in diagnostic pretes score", Departemen -- ..1 "' -•-----·, 1 ......... c1-.-.1-,.,. T 1 ... :.,"" .. ";h, A'"'"""" 1,....,.,"' l\(\(\ 1 I r111ri uru..rur anno1P r_nm
62
Tabel 8. Katcgori Aktivitas Siswa Selama P<lmbelajaran9
Ren tang Kategori
0-13 Rendah
14-27 Sedang
28 - 41 Tinggi
M. dak Lanjut Pcngembangan Perencanaan
olah peneliti melakukan tindakan pada siklus I, maka ditindak lanjuti
dengan lakukan tahapan pada siklus II, adapun tahapan dalam siklus II adalah
sebagai ·ikut :
I . encanaan tindakan
Identifikasi terhadap permasalahan pembelajaran yang dijumpai dalam
siklus I se1ia penentuan altematif pemecahan atas permasalahan
tersebut
Pengembangan skenario tindakan
2. aksanaan tindakan
aksanaan sesuai skenario
3. servasi tindakan
tgumpulan data
4. fleksi tindakan
9
dengan
nganalisa, mengevaluasi dan refleksi data
>man Cakra Griadhi, Penanggulangan Miskonsepsi Pada Mata Pelajaran Ekonomi bar Kerja SisH1a dan Petnanjilatan Lingkungan untuk Meningkatkan Prestasi Be/ajar
,. _,,,_ -
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Has ntervensi Tindalrnn
Pada bab ini akan dibabas mengenai basil penelitian yang telab
dilal an di MTsN Tangerang II Pamulang. Penelitian ini dilakukan terhadap
sisVI iswi kelas Vlll.2 dengan jumlah siswa 40 orang terdiri dari 17 orang
putr m 23 orang putTi.
Secara garis besar tindakan pembelajaran yang clilakukan terdiri dari
dua !us yaitu siklus I dan siklus II. Tindakan pembelajaran yang dilakukan
dise ikan dengan desain intervensi tindakan pacla bab III. Adapun hasil
inteJ 'lsi tindakan yang diperoleh adalah peningkatan penguasaan konsep
sist( respirasi pada manusia clan aktivtas siswa selama tindakan
pell' ajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil intervensi tindakan yang telah dilakukan dengan
mer :malrnn rnetode pernbelajaran pernecahan masalah dapat cliperoleb hasil
tind 111 yaitu peningkatan penguasaan konsep siswa terhadap konsep sistern
1-esf si pacla rnanusia. Setelab diberikan tinclakan terlihat peningkatan tes
akb pastes) dari basil tes awal (pretes) baik pada siklus I rnaupun pada
sikl IL Siswa lebib rnudah rnenguasai konsep dan menerapkan konsep yang
tela dimiliki untuk memecabkan setiap permasalaban yang dihadapi
ben 1rkan materi yang dipelajari. Tinclakan pembelajaran yang dilakukan
dap nerangsang daya pikir kiitis siswa untuk menemukan berbagai alternatif
pen man masalal1 serta memiliki keberanian untuk mengungkapkan
ber' ai ide dan gagasan terbadap pennasalalmn yang dihadapi.
Berdasarkan hasil observasi setelal1 tindakim pembelajaran, maka
dip leh data basil penguasaan konsep siswa pada siklus I dan siklus II pada
tab< di bawah ini.
64
Tabel 9. Hasil penguasaan konsep siklus I dlan siklus U
'lo Nama Siklus I Siklus II Pretes Postcs N-Gain Pretes Postes N-Gain
I A 40 50 0.17 20 75 0.69 2 B 50 50 0 40 80 0.67 3 c 55 85 0.67 50 85 0.7 4 D 70 75 0.17 60 65 0.13 5 E 50 70 0.4 25 85 0.8 6 F 65 70 0.14 60 70 0.25 7 G 25 60 0.47 55 65 0.22 8 II 20 60 0.5 45 90 0.82 9 I 65 75 0.28 50 75 0.5 JO .J 55 65 0.22 35 60 0.38 11 K 35 60 0.38 40 70 0.5 12 L 75 85 0.4 85 100 1 13 1\1 70 75 0.17 60 70 0.25 14 N 70 65 -0.2 60 85 0.63 15 0 55 60 0.11 60 65 0.13 16 p 50 85 0.7 55 90 0.78 17 Q 45 70 0.45 65 75 0.29 18 R 45 50 0.09 45 65 0.36 19 s 60 75 0.38 I 40 100 I 20 T 65 70 0.14 I 55 80 0.56 21 u 70 70 0 i 55 80 0.56 22 v 70 50 -0.7 40 65 0.42 23 w 55 70 0.33 40 90 0.83 24 x 45 85 0.73 15 75 0.71 25 v 40 85 0.75 45 90 0.82 26 z 50 80 0.6 65 80 0.43 27 AA 50 70 0.4 40 70 0.5 28 AB 45 50 0.09 50 75 0.5 29 AC 50 65 0.3 35 75 0.62 30 AD 60 65 0.13 35 60 0.38 31 AE 80 85 0.25 50 95 0.9 32 AF 50 60 0.2 55 75 0.44 33 AG 45 65 0.36 45 65 0.36 )4 AH 65 80 0.43 60 75 0.38 35 Al 60 95 0.88 45 85 0.73 36 A,J 55 85 0.67 75 80 0.2 37 Al( 65 80 0.43 60 85 0.63 38 AL 50 85 0.7 55 I 90 0.78 39 AM 60 65 0.13 65 ! 75 0.29 40 AN 40 50 0.17 35 75 0.62
) 2170 2795 12.5 1970 3110 21.7 x 54.25 69.875 0.31 49.25 77.75 0.54
65
B. Pcm ksaan Keabsaban Data
Data basil penguasaan konsep diperoleh dari tes awal (pretes) yaitu tes
yan~ :lakukan sebelum siswa memperoleh materi pelajaran dan tes akhir
(pos 1 yaitu tes yang dilakukan setelah siswa mendapatkan materi pelajaran.
Tes 1guasaan konsep siklus I terdiri dari soal pilihan ganda sebanyak 25
soal 1gan pilihan sebanyak 4 option dan skor 5 untuk setiap jawaban yang
bem -\dapun basil perhitungan instmmen siklus I yang diperoleb terbadap
25 i1 soal adalah sebanyak 20 item dinyatakan valid dengan nilai reliabilitas
sebe 0.85 (relibilitas tinggi).
Sedangkan basil perbitungan instrumen siklus 11 dari 25 item soal
adal sebanyak 20 item dinyatakan valid dengan nilai reliabilitas sebesar
0,83 ~liabilitas tinggi). Data basil pretes dan pastes diperiksa dan dikoreksi.
Dari tsil pretes dan posies tersebut kemudian dicari selisih rata-rata dan
sefo N-gain untuk mengetabui rata-rata penguasaan konsep dari tes yang
dilal an selama proses belajar mengajar. Jika basil rata-rata penguasaan
kon: yang diperoleb tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkan, maka
tind n akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
C. Am is Data
I. 1ingkatan Penguasaau Konsep Sistem Respirasi Pada Manusia
'dasarkan basil penelitian diperoleb data pretes dm1 posies siklus I dari
20 soal han ganda.
Tabel 10.
Data basil pretes dan postes siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus 2
x Pre-test Pos-test NGain Pre-test ~'"'"'~' N Gain
54,25 69,875 0,31 49,25 77,75 0,54
13,04 12,27 0,29 14,08 10,44 0,24 -
SD
Tabel di atas menunjukkan bahwa, pada siklus pertama sebelum
dih can kegiatan pembelajaran metode pemecahan masalah diperoleh skor
66
pre- siswa tentang subkonsep pengertian pernapasan, alat-alat respirasi
padi anusia, dan mekanisme pertukaran gas termasuk dalam kategori kurang
(ren 54,25), namun setelab kegiatan pembelajanm metode pemecahan
mas i pada siklus pertama, skor pas-test siswa termasuk dalam kategori
cuk1 (rerata 69, 13). Sedangkan pada siklus kedua, skor pre-test siswa
tent< subkonsep proses pemapasan, volume paru-paru dan kelainan atau
pen) t pada sistem pemapasan termasuk pada kategori kurang (rerata
49,2 namun setelab pembelajaran metode pemecahan masalah pada siklus
kedt skorpos-test siswa tennasuk baik (rerata 77,75).
Selanjutnya dilakukan penghitung selisih antara nilai pretest dan
post maka diperoleh nilai N Gain pada tiap siklusnya .. Nilai rerata N Gain
pad< dus pertama adalab 0,31, berdasarkan kategorisasi perolehan skor gain
tem1 1alisasi maka hal 1111 menunjukkan bahwa g-sedang (nilai
0,7e g>)e"0,3). Sedangkan pada siklus kedua nilai rerata N Gain meningkat
men 1ai 0,54 tetapi skor gain terno1malisasinya masih berada pada kategori
sed<
Setelab didapati nilai basil penguasaan konsep siswa pada tiap siklus,
mak ilakukan pengujian dua sampel dengan menggunakan uji-T atau paired
sam T test, yaitu pengujian yang dilakukan terhadap dua sarnpel yang
berr mgan. Maka dilakukan langkab sebagai berikut :
a. 1tukan hipotesis
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan
penguasaan konsep pada siklus I dan siklus II.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan penguasaan
konsep pada siklus I dan siklus II.
b. tentuan kesimpulan berdasarkan probabilitas
Jika probabilitas (signifikan) > 0,05, maka Ho : diterima
Jika probabilitas (signifikan) < 0,05, maka Ho: ditolak
67
Hasil perhitungan uji-T dengan menggunakan program SPSS I 0.0
dida can hasil sebagai berikut :
Tabcl 11. Rata-rata N-Gain Siklus I dan Siklus II
Mean N
N-Gain l .3135 40
N-Gain 2 .5427 40
Std. })cviatio
.28715
.23565
"I Std. Error Mean .04540
.03726
Dari tabel diatas tampak bahwa rata-rata N-gain siklus I 0,3135,
sta111 deviasi 0,28715, dan standar kesalahan rata-rata 0,04540. Banyalmya
sisw N) adalah 40. Sedangkan rata-rata N-gain siklus II sebesar 0,5427,
starn deviasi 0,23565, dan standar kesala11an rata-rata 0,3726. Banyaknya
sisw 'I) adalah 40.
Berdasarkan analisis ini, malca didapat kenaikan rata-rata skor hasil N
Gai1 !!ri siklus I dan siklus II. Dimana rata-rata N-Gain siklus II sebesar
0,54 sedangkan rata-rata N-Gain siklus I 0,3135. Sdaajutnya diperlukan
adai pengujian lanjut untuk mengetahui apakah perbedaan hasil tersebut
sign an pada tai·afkepercayaan 95% dai1 p<0,05.
Tabel 12. Korelasi antar N-Gain l dan N-Gain 2 N
N-Gain I & 40 N-Gain2
Correlation .942 ~ _:_°_J
Dari tabel tersebut dapat dilihat ba11wa hasil korelasi antara N-Gain l
dan Gain 2 adalah r = 0,942 dengan nilai probabilitas yang tampak pada
kok sig. 0,000. Hal ini berarti korelasi antara N-Gain siklus l dan N-Gain
sikl ~ adalah sangat kuat kai·ena r mendekati 1, dan korelasi ini signifikan
pad. rafkepercayaan 95% karena probabilitas < 0,5.
Paired IN I N
I -2
Tabel 13. Hasil Uji-t N-Gain Siklus I dan Siklus II
Paired J)iffcrenccs t Std. 95°/o Confidence
Std. EtTOf Interval of the Mean J)eviation Mean Difference
LO\VCf lJnner I -.22922 .!0229 .01617 -.26193 -.196~ -14.173
68
Sig. (2-
df tailed)
39 .000
Berdasarkan output di atas dapat diuji apakah perbedaan penguasaan
kom siklus 1 dan siklus 2 signifikan pada taraf kesalahan 5% dan
kep' yaan 95%. Untuk melihat harga tabel, maka didasarkan pada (df)
den~ kebebasan yang besarnya adalah n-1, besarnya adalah 40-1 =39,
seda ~an pengujian dilakukan dengan menggunakan dua pihak didapat
Hat ;ebesar 2.02. Dari tabel di atas tan1pak ba11wa rata-rata N-gain siklus I
dan :!us II adalah sebesar -0,22922 dengan standar kesalahan rata-rata
0,01 7. Simpangan baku atau standar deviasi sebesar 0,10229 dan harga
thitun -14,173 dengan probabilitas sebesar 0,000.
Nilai thitung lebih besar dari ltabel (14, 173>2.02}. Dapat disimpulkan
balr Ha diteiima dan Ho ditolak (signifikansi dibawah atau sama dengan
O.OS aka Ha diterima). Berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara
pern rntan penguasaan konsep pada siklus 1 dan Siklus 2.
2. :ivitas Siswa dalan1 Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam. pembelajaran, maka
digt i::an pedoman observasi yang terdiri dari 8 aspek dengan skala lima
dal< setiap pertemuan. Setelah diperoleh data observasi selania
pen tajaran, maka hasilnya dianalisis. Adapun hasil analisis aktivitas siswa
sela proses belajar mengajar pada siklus I dan siklns II dapat dilihat pada
tabt 4 di bawah ini :
-
-
-
Tabel 14.
Hasil analisis aktivitas siswa siklus I dan sildus U
Aspek perilalm siswa yang dinilai
lnteraksi siswa selama PBM, 1neliputi interaksi antar sis\va, siswa dengan guru, siswa dalam kelompoknya Keberanian siswa dalam be11anya atau mengernukakan pendapat dalarn PBM Partisipasi siswa dalam menge1jakan tugas mandiri/kelompok, berdiskusi, dan membuat laooran Motivasi, ketekunan dan antusisme dalam mengikuti PBM dilihat dari kesungguhan respon siswa Kehadiran siswa dalam PBM dilihat dari ketepatan waktu di kelas atau tempat belajar, dan jumlah siswa yang absent Hubungan siswa dilihat dari keakraban, kerjasama dan ko1npetisi sis\va llubungan siswa dengan guru dalam pemanfaatan guru sebagai pendamping, pembimbing dan narasumber dalam pemecahan masalah Efektifitas pemanfaatan waktu dilihat dari ketepatan siswa mengerjakan tugas dan ketepatan pembelajaran sesuai \vaktu yang dirancang dengan 1nantap
Jumlah Rata-rata
0 = Sangat kurang 1 = Kurang 2 = Cukup 3 =Baik 4 = Sangat baik
l
I
0
2
I
2
0
!
I
9
Siklus I Sildus II Pertemuan vertemuan
2 3 I 2 3
2 3 3 4 4
I 3 3 4 4
2 3 3 4 4
2 3 3 4 4
2 3 3 4 4
--f---
I 2 3 4 4
2 2 3 4 4
! 2 2 3 3
13 21 ?3 31 31 14,33 28,33
69
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
akti as belajar siswa selama proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II.
Set an besar dari aspek yang dinilai menunjukkan adanya peningkatan
per :u siswa ke arah lebih baik. Pada siklus I diperoleh rata-rata aktivitas
70
sis" ebesar 14,33 (kategori sedang) sedangkan pada siklus II diperoleh rata
rata :ivitas siswa sebesar 28,33 (kategori tinggi).
D. Inti retasi Hasil Analisis
Peh maan tindakan adalal1 sebagai berikut :
l. Ins I
Tahap Perencanaan Tindakan (plmming)
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai
kut:
Penelitian direncanakan akan dilaksanakan padla minggu ke-2 pada
talrnn pelajaran 200712008 berlangsung yaitu tanggal 8 s/d 20
November 2008.
Pembuatan skenario pembelajaraan dengan menerapkan metode
pemecahan masalah (problem solving).
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk keperluan
demonstrasi tentang hasil proses pernapasan.
Membuat instrumen berupa tes pilihan ganda sebanyak 20 soal dan
lembar observasi yang telah disepakti oleh guru biologi yang
bersangkutan.
Menyusun pedoman wawancara untuk guru mengenai tanggapan
guru biologi tentang metode pemecahan masalah.
Menyustm Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai penuntun diskusi
siswa.
Membagi siswa ke dalam 8 kelompok kecil masing-masing
kelompok terdiri atas 5 orang.
Tindakan pembelajaran dalam siklus I dilalrnkan sebanyak empat
kali pertemuan dengan subkonsep pengertian dan tujuan respirasi,
alat-alat respirasi pada manusia dan fungsinya serta mekanisme
pertukaran gas.
71
Tahap Tindakan (action)
Pembelajaran akan berlangsung di kelas. Sebelum pembelajaran
dilal an, peneliti memberitahukan kepada siswa/siswi kelas VIII.2 bal1wa
sela1 pembelajaran guru akan dibantu oleh peneliti. Pembelajaran biologi
dilal an oleh guru biologi, peneliti bertugas mengobservasi selama kegiatan
pem [\jaran berlangsung.
Sebelnm pembelajaran dimulai terlebih dahulu siswa diberikan tes
awa 'retes) tentang subkonsep pengertian respirasi, alat-alat respirasi pada
man a. dan mekanisme pertukaran gas untuk mengetalmi kemampuan awal
sisv. erhadap konsep sistem respirasi pada manusia tentang pengertian
resp si, alat-alat respirasi pada manusia dan mekanisme: pertukaran gas.
~Jah pretes berlangsung guru memerintallkan siswa untuk duduk secara
berk mpok sesuai dengan nan1a-nan1a anggota kelompoknya yang sudal1
dite1 can terlebih dahulu oleh peneliti. Guru menjelaskan metode
pem ajaran yang akan digunakan dan langkal1-langkah yang akan diterapkan
selai pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui tahapan
beril
Tallap orientasi, guru memberikan orientasi umum dan rasional tentang
konsep yang akan dipelajari, membangkitkan minat dan motivasi
belajar siswa, serta sekaligus memusatkan perhatian siswa terhadap
materi yang akan dibahas.
Tahap restrukturisasi ide, guru merestrukturisasi ide-ide siswa dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbimbing dan mengajukan
masalah-masalah yang terdapat dalam LKS kegiatan I. Siswa dalam
kelompok mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan atau masalah
masalah yang diajukan guru dan menuliskan jawaban sementara basil
diskusi pada selembar kertas. Tahapm1 pemecahan masalah terdiri dari
: mengidentifikasi pertanyaan atau masalah yang diajukan, mencari
data atau keterangan ym1g dapat digunakan untuk pemecahan masalal1
yaitu dengm1 membaca sumber yang tersedia, meneliti, be1tanya dan
72
permasalahan yang didiskusikan. Setelah siswa mendiskusikan
permasalahan-permasalahan dalam kelompok, beberapa kelompok
ditunjuk untuk menyampaikan jawabannya di depan kelas dan
kelompok Jain ditugaskan memberi tanggapan. Guru bertindak sebagai
moderator. Dalam diskusi guru dapat mengembangkan pertanyaan
pe1ianyaan untuk menggali gagasan-gagasan siswa dan membimbing
siswa un1uk memahami konsep yang sedang dipelajari.
Tahap pemantapan konsep, guru menugaskan s1swa mengerjakan
latihan-latihan pada LKS untuk memantapkan konsep yang telah
dipelajari.
Tahap sistematisasi clan perluasan. guru menugaskan setiap kelompok
membuat kesimpulan dari hasil diskusi berdasarkm1 konsep yang sudah
dipelajari.
:!ah proses pembelajaran selesai kemudian guru memberikan tes akhir
1·tes) clari konsep yang suclah dipel~jari.
Tahap Observasi
l) Pemberian tes awal (pre/es) clari 20 soal pihhan ganda diperoleh
rerata skor sebesar 54,25. Dari hasil tersebut menmtjukkan bahwa
rata-rata siswa di kelas ini memiliki tingkat penguasaan konsep
awal yang harnpir merata, yaitu pengetahuan awal sebelum
pcnyampaian materi.
2) Aktivitas belajar siswa belum berlangsung dengan baik karena
masih terdapat beberapa siswa yang belum memiliki buku paket
biologL sehingga siswa lebih hanyak mengandalkan siswa yang
memiliki buku paket.
3) Kc~jasama siswa dalam kelompok masih pcrlu ditingkatkan karcna
siswa yang pintar lebih banyak mendominasi diskusi kelompok,
sedangkan siswa lainnya lebih banyak sebagai penclengm-.
4) Siswa yang pintar belum secara penuh membimbing atau
73
5) Interaksi siswa dengan guru masih berlangsung satu arah, siswa
lebih banyak mendengarkan daripada mengajukan pertanyaan dan
sebagian guru yang mengajukan pertanyaan.
6) Pada kegiatan diskusi kelas, secara umum siswa belum mempunyai
keberanian untuk bertanya dan menjawab pertanyaan sehingga
jumlah siswa yang berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas masih
sedikit jumlahnya.
7) Kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan dalam diskusi kelas
lebih banyak didominasi oleh siswa yang pintar.
8) Masih banyak siswa menge1jakan soal··soal yang ditugaskan
perkelompok secara individu.
9) Keseriusan siswa dalam memanfaatk:an waktu untuk:
menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang ada masih perlu
ditingk:atk:an.
10) Pada pe11emuan terakhir diberik:an tes akhir (pastes). Has ii tes dari
20 soal didapatkan rata-rata penguasaan k:onsep siswa meningk:at
menjadi 69,875 dengan besamya peningkatan penguasaan konsep
dari rata-rata N-gain siklus I sebesar 0,3 J. termasuk kategori
sedang. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa telah
terjadi peningkatan pen&>uasaan konsep siswa. dari hasil pretes ke
pastes, meskipun rerata skor past est baru mem;apai kategori cukup
Tahap retleksi
1) Kegiatan pembelajaran metode pemecahan masalah dapat
meningkatkan penguasaan konsep siswa dan menumbuhkan
kerjasama siswa dalam memecahkan setiap permasalahan yang
ada, namun dalam pelaksanammya belum dilaksanakan secara
maksimal. Hal ini terlihat dari nilai rerata. siswa yang belum
rnencapai kriteria ym1g diinginkan dan aktivitas pernbelajaran yang
masih helum optimal. Oieh karena itu perlu clitindaklanjuti clengan
2)
3)
74
Masih terlihat sikap dominasi dari s1swa yang aktif diskusi
kelompok, sehingga siswa yang pendiam lebih ban yak
memperhatikan temannya yang aktif ketika diskusi.
Penentuan kelompok yang masih dite:ntukan oleh peneliti
menunjukkan kurangnya kerjasama antar siswa dalam diskusi
kelompok. Sehingga perlu adanya perubalmn dalam penentuan
kelompok diskusi agar siswa lebih dapat ke1jasama dalam diskusi
kelompok.
4) Masalah pemanfaatan waktu merupakan kendala yang paling
dirasakan ketika belajar. Karena diskusi kelompok sangat
membutuhkan waktu yang lama. Sehingga diperlukan pemanfaatan
yang lebih optimal dalam menyelesaikan setiap pen11asa1ahan.
5) Masih sedikitnya siswa yang berperan aktif dalam mengemukakan
pendapat pada saat diskusi sehingga siswa yang lain terlihat masih
banyak ym1g mengobrol dengan temmmya.
6) Dalm11 mengemukakan pendapat siswa rnasih terpaku terhadap
konsep yang ada dibuku paket pegangm1 siswa. Maka untuk siklus
selanjutnya peneliti akan berusaha merangsang siswa agar siswa
dapat mengemukakan pendapat sendiri berdasarkan konsep ym1g
telah dipahm11i.
7) Persentase siswa yang mencapai kategori penguas= konsep yang
diharapkm1 perlu ditingkatkan. Oleh karena itu peneliti akan
melakukan perbaikan tinda1cm1 pembelajm·an ke siklus selm1jutnya.
Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus I ini diperoleh gambm·an bahwa basil
ingkatan penguasaill1 konsep siswa belum rnencapai kriteria yang
'U:apkan. Oleh karena itu, sebagai langkah perbaikan pernbelajm=
us I ini maka perlu dilanjutkan ke tindakan pembelajarill1 pada siklus
Adapun perbaikan yang hams dilakukill1 pada siklus II ini adalah
agai berikut: • 1 1 •• •• , 1
75
2) ~ elum diskusi dimulai terlebih dahulu siswa dibcrikan pemahaman awal
t adap konsep yang akan didiskusikan oleh siswa dengan pertanyaan
I anyaan yang dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis.
3) I :lakan pengubahan penentuan anggota kelompok. Siswa diberikan
I ebasan untuk menentukan anggota kelompoknya sendiri, dengan
tan bahwa setiap kelompok tetap jumlahnya empat orang clan siswa
) ~ pintar barns merata pada setiap kelompok. Dengan cara demikian
Lrapkan siswa dapat bekerja sama dan berinteraksi dengan baik.
2. lus n Tahap Perencanaan (planning)
l) Rencana penelitian dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya
setelah siklus I berakhir, yaitu hari selasa timggal 22 November s.d
4 Desember 2007.
2) Pembuatan skenario pembelajaran deng<m menerapkan metode
pemecahan masalah (problem solving).
3) Guru menugaskan siswa untuk menentukan anggota kelompok
masing-masing ke dalam 8 kelompok, dirnana tiap kelompok
terdiri dari 5 orang dan siswa yang pintar hams merata pada setiap
kelompok.
4) Peneliti bertindak sebagai peneliti yang mengobservasi kegiatan
belajar mengajar dari awal sampai akhir pe:mbelajaran di kelas.
Sedangkan yang menjadi guru adalah guru pelajaran biologi yang
bersangkutan.
5) Dalam perencanaannya siklus II ini akim dilaksanakan menjadi 3
kali pertemuan, dengan subkonsep macam-macan1 proses
pernapasan, volume udara pernapasan serta penyakit dan kelainan
pada system pernapasan.
6) Kriteria keberhasilan untuk siklus II ini, yaitu adanya peningkatan
penguasaan konsep daripada siklus I.
76
Tindakan II (action 2)
Tindakan pembelajaran pada siklus II ini dimaksudkan untuk
nperbaiki hasil belajar siswa se1ta mengatasi kekurangan-kekurangan
g te1jadi pada siklus I. Adapun tindakan pembelajaran pada siklus II ini
ksanakan dalam tiga kali pertemuan. Sub konsep yang akan dipelajari
siklus II yaitu macarn-rnacam proses pernapasan, volume udara
mpasan dan kelainan atau penyaldt pada sistem pernapasan rnanusia.
Sebelurn pembelajaran siswa terlebih dahulu diberikan tes awal
?tes) w1tuk mengetahui pengetalman awal siswa tentang konsep yang
n dipelajari. Setelalt dilakukan pretes guru memerintahkan siswa untuk
nbentuk anggota kelompok sendiri yang terdiri atas 8 kelornpok.
1ana setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Adapun tahapan metode
ibelajaran yang akan digunakan selarna pembelajaran adalah :
Talmp orientasi. Sebelurn diskusi kelompok dilakukan, terlebih dahulu
guru rnemberikan pemahaman awal dan rnernotivasi belajar siswa
tentang subkonsep yang akan dipelajari. Sub konsep yang akan
dipelajari pada siklus 2 adalah rnengenai rnacam-rnacarn pernapasan,
volume udara pemapasan dan kelainan atau penyakit pada sistern
pernapasan. Pada taltap ini guru mernberikan beberapa pertanyaan
untuk memotivasi dan mernusatkan perhatian siswa pada rnateri yang
akan dibaltas, diantaranya yaitu :"apa yang kamu rasakan dalarn
rongga dada ketika menghirup nafas?".
Tahap restrukturisasi ide. Dari pertanyaan-pe1tanyaan yang dilontarkan
tadi kernudian guru melanjutkannya dengan memberikan beberapa
pertanyaan atau perrnasalahan yang terdapat dalam lembar ke1ja siswa.
Siswa dalarn kelompok kemudian mendiskusikan masalah-masalalt
yang diajukan secara kooperatif. Adapun tahapan pernecahan masalah
yang harus diternpuh oleh siswa adalah
a) Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada, pada talmp ini siswa
berdiskusi dengan ternannya w1tuk mernahan1i pertanyaan-
77
b) Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
pemecahan masalah yaitu dengan membaca sumber yang tersedia,
bertanya dan berdiskusi. Semua anggota kelompok berdiskusi
mencari solusi dari pertanyaan yang ada, mengemukakan
pendapatnya masing-masing berdasarkan konsep yang mereka
pelajari dari sumber yang tersedia.
c) Menguji jawaban sementara. Beberapa kelompok ditunjuk untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas untuk diuji
kebenaran jawabannya. Dalam hal ini guru bertugas sebagai
moderator. Setiap kelompok bertugas mernberikan tanggapan.
Guru rneluruskan kesalahan konsep dari hasil diskusi dan rnernberi
pemantapan dengan mereview sernua materi yang sedang
dipelajari. Selain itu guru juga mernbimbing siswa memahami
konsep yang sedang dipelajari.
d) Menarik kesirnpulan dari peimasalahan yartg didiskusikan. Tiap
kelompok mernbuat kesirnpulan dari masalah yang didiskusikan
dengan bimbingan guru.
Tahap pemantapan konsep, guru menugaskan s1swa untuk
mengerjakan soal-soal yang ada dalam lembar kerja siswa untuk
memantapkan konsep yang telah dipelajari.
Tahap sistematisasi, guru rnenugaskan setiap kelornpok rnembuat
kesimpulan dari konsep yang telah dipelajari.
elah tindakan pembelajaran selesai dilakukan, lalu dilakukan tes akhir
•sties) untuk mengetahui peningkatan penguasaan siswa terhadap
1sep yang telah dipelajari.
Tahap observasi
1) Pemberian tes sebanyak 20 soal pilihan ganda diperoleh rerata skor
pretes sebesar 49,25 dan rerata skor postes sebesar 77,75 dengan
N-Gain 0,54. dari hasil tersebut menunjukkan bahwa te1jadi
78
rerata skor pasties mencapai kategori baik, begitu juga dengan N
Gain yang sudah mengalami peningkatan meskipun masih dalam
kategori sedang.
2) Ke1jasama siswa dalam kelompok dan interaksi di antara siswa
sudah berlangsung dengan baik, karena kelompok ditentukan oleh
mereka sendiri, sehingga mereka memiliki rasa tanggung jawab
bersama.
3) Aktivitas belajar siswa sudah berlangsung baik. Karena semua
siswa sudah memegang buku paket sebagai salah satu sumber
referensi meskipun beberapa dari mereka rnenggunakan srnnber
buku yang berbeda.
4) Jllllllah siswa yang be1tanya maupun yang menjawab pertanyaan
sudah lebih banyak dan lebih merata dari siklus sebelumnya.
5) Siswa yang pintar sudah terlibat aktif membimbing temannya yang
mempunyai keman1puan akademik kurang.
6) Pada kegiatan diskusi kelas, siswa terlihat :mdah terlibat secara
aktif dalam kegiatan diskusi.
7) Siswa sudah berani mengemukakan pendapat, walaupun hams
dirangsang dahulu dengan pertanyaan yang berkaitan dengan
masalah yang sedang dibahas. Setiap anggota kelompok berusaha
untuk memadukan pendapat yang sejalan ataupun yang
bertentangan lllltuk menghasilkan pendapa1. yang terbaik bagi
kelompoknya.
Tahap Refleksi
1) Kegiatan pembelajaran metode pemecahan masalah dapat
meningkatkan penguasaan konsep siswa yaitu dari rerata cukup
(69,875) pada siklus I mengalami peningkatan menjadi rerata baik
(77,75). N-Gain juga mengalami peningkatan menjadi 0,54 dari
0,31.
2)
3)
4)
79
Kegiatan pembelajaran metode pemecahan masalah dapat
menumbuhkan ke~jasama dan kesetiakawanan s1swa dalam
kelompoknya.
Diskusi kelas yang dilakukan dapat merangsang siswa untuk
mengemukakan pendapat dan be1tanya ten tang materi yang
dipelajari.
Metode pembelajaran pemecahan masalah juga dapat
mengembangkan kreativitas siswa dalam mencari alternatif
pemecahan masalah, meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah serta mempe1mudah siswa mengana!isis
suatu masalah.
5) Banyaknya referensi yang digunakan dapat menjadi sumber
informasi dan bukti konsep yang dipelajari. Siswa dapat
mencocokkan pendapat mereka dengan konsep atau fakta
berdasarkan sumber referensi sehingga konsep yang mereka
pelajari berubah menjadi konsep yang benar.
Keputusan
Setelah dilakukan tindakan pembelajaran metode pemecahan
salah (problem solving) pada siklus I dan siklus II, maka diperoleh hasil
agai berikut :
1) Penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan dari siklus I dan
siklus II serta memiliki perbedaan yang signifikan.
2) Metode pembelajaran yang diterapkan dapat merangsang siswa
mengemukakan pendapat.
3) Diskusi kelompok dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab,
kesetiakawanan dan kerjasama antar siswa.
4) Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan ke arah yang lebih
baik pada siklus II dibandingkan dengan siklus I.
E. Pem
so/vi.
tinda
lebih
hany
dan
meni
ten ta
pertL
80
tasan Temuan Penelitian
'enerapan pembelajaran metode pemecahan masalah (problem
dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Sebelum dilakukan
t pembelajaran metode pemecahan masalah kegiatan pembelajaran
rpusat pada guru (teacher-centered). Aktivitas siswa dapat dikatakan
iendengarkan. Sehingga siswa menjadi kurang mampu mengemukakan
ngaplikasikan ide pada be1TIJacam situasi. Akibatnya siswa kurang
sai konsep yang sedang dipelajari. Penguasaan konsep pada siklus I
pengertian dan tujuan respirasi, alat-alat respirasi, dan mekanisme
·an gas belnm mencapai kriteria yang diharapkan (ketuntasan belajar).
'ada siklus I, penguasaan konsep siswa tentang pengertian dan tujuan
resp1 i, alat-alat respirasi dan mekanisme pertukaran gas belum mencapai
krite ang diinginkan. Begitu juga aktivitas belajar siswa belum berlangsw1g
deng baik. Dalam diskusi kelompok masih banyak siswa yang sibuk dengan
men: rol dan bercanda. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum bisa
beke sama dalam memecal1kan masalah dan menumbuhkan rasa tanggung
jawa .alam dirinya masing-masing. Sehingga masih perlu ditingkatkan lagi
gum 'encapai pembelajaran yang optimal. Kegiatan peer tutoring belum
berli mng dengan baik, yakni siswa yang pintar belwn secara penuh
merr nbing atau membantu temannya yang kurang akademiknya. Pada
kegi 1 diskusi kelas jwnlah siswa yang bertanya maupun yang menjawab
pert: ~an masih sedikit dan terbatas pada siswa yang pintar. Kerjasan1a
kelo ok dan interaksi siswa masih berlangsung secara kaku dan kurang
harn is. Semuanya ini disebabkan oleh penentuan anggota kelompok yang
mas !itentukan oleh peneliti dan kebiasaan siswa sebelmm1ya yaitu siswa
lebil myak mendengarkan dan mencatat informasi yang disampaikan oleh
gurt m sering menunggu penjelasan guru. Kebiasaan ini masih terbawa
ketil mereka sedang mengikuti pembelajaran kooperatif dengan metode
pem 11an masalah. Selain itu, pemanfaatan referensi buku sebagai sumber
info 1si juga belum optimal dan masih terbatas. Siswa hanya menggunakan
81
mem i buku paket. Sehingga penyampaian ide atau gagasan kurang
didas an atas konsep atau fakta dalam buku referensi.
'ada siklus II, penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan,
begit mla aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan
siklu: Penguasaan konsep yang dicapai mengalami peningkatan dari rerata
kateg cukup (69,13) menjadi rerata kategori baik (77,75). Ke1jasama dan
intere belajar siswa berlangsung dengan baik dan jumlah siswa yang
berta1 maupun yang menjawab pertanyaan lebih banyak dan lebih merata.
Di sa ing itu, kegiatan peer tutoring juga sudah berlangsung dengan baik.
Hal disebabkan siswa sudah mempunyai pengalaman mengikuti
pemt jaran kooperatif dengan metode pemecahan masalah pada siklus I,
sehin 1 siswa sudah mampu beradaptasi dengan pembelajaran sernpa pada
siklu: !. Selain itu penentuan anggota kelompok oleh siswa sendiri
mem :kinkan siswa dapat memilih anggota kelompok yang bisa diajak
helm sama sehingga kegiatan diskusi kelompok dapat berlangsung dengan
baik.
)ari hasil tes awal (pretes) dapat diinterpretasikan bahwa siswa tel ah
mem i pengetahuan awal tentang materi pelajaran yang akan dipelajari. Ini
mem ~tikan bahwa siswa bukanlah kertas kosong yang sama sekali bersih
dari ·etan atau tulisan, tetapi siswa memi!iki pengetahuan awal yang
dipe1 h dari pengalamnnya sehari-hari atau hasil dari interaksinya dengan
ling~ ;an dalam kehidupan sehari-hari. Konstruktivisme memandang gum
seba: mediator dalam membangun pemahaman di kelas. Konsep awal yang
suda imiliki siswa kadangkala tidak selmulrnya sesuai dengan konsep yang
akan :erima ketika belajar. Oleh karena itu, selan1a interaksi di kelas, ada
pors: :iientu yang menekankan aktivitas siswa membangun pengetahuan
(stuc -centered) dan ada juga porsi tertentu bagi gum untuk mengarahkan
pem man clan keyakinan siswa (teacher-centered).
Pembelajaran kooperatif dapat mengoptimalkan peran s1swa dalam
beri1 aksi sosial dengan siswa yang lain maupun dengan guru. Selain itu,
mem1
kegia
mas al
konse
pemb
an tan
meny
mem1
pemb
82
k ke1jasama tim, membangun rasa tanggung jawab, menggiatkan
peer tutoring, meningkatkan kemampuan siswa memecahkan
secara bersama-sama dan memudahkan pemahaman terhadap konsep
biologi. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Wright bahwa
!aran kooperatif dapat membangun ke1jasama, :mling mengenal di
;wa dan mendorong terjadinya interaksi sosial. Selain itu Cooper juga
kan bahwa keunggulan pembelajaran ini adalah setiap siswa
yai tanggung jawab dan berpartisipasi secara aktif dalam
jaran dan siswa dapat mengembangkan keterampilan tingkat tinggi.
1elalui pembelajaran metode pemecahan masalah (problem solving)
s1swa pat memecahakan masalah secara terstruktur sehingga diperoleh hasil
peme :an masalah yang tepat. Di samping itu, dengan metode pembelajaran
ini si : dapat terlatih untuk menganalisis suatu permasalahan dengan cermat
sehin : siswa dengan sendirinya dapat mengembangkan daya nalarnya untuk
menc pemecahan dari permasalahan. Maka dengan berkembangnya daya
nalar wa dapat menegambangkan daya kreativitas siswa untuk menemukan
hubu n barn mengenai konsep yang dimiliki dengan permasalahan yang
dihac
'embelajaran metode pemecahan masalah merangsang keaktifan
s1swi tlam berpikir sehingga siswa dapat mengemukakan berbagai ide atau
gaga mengenai pemecahan setiap permasalahan. Hal ini sesuai dengan
temu Tyler dalam I Wayan Redhana dimana pembelajaran yang
mem ilcan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh keterampilan
kete1 pilan dalan1 pemecahan masalah akan dapat meningkatkan
kem: man berpikir siswa. Selain itu metode pembelajaran ini dapat
men' catkan rasa tanggung jawab serta kerjasama siswa dalam kegiatan
disk1 kelompok. Dengan kerjasama yang baik siswa dapat bertukar ide atau
gaga dari setiap altematif pemecahan masalah dengan sesama rekan
disk tya. Hal ini tentu saja dapat menyatukan berbagai pendapat atau ide
yan~ erbeda sehingga dapat diperoleh satu gagasan yang tepat mengenai
83
F. Keti atasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak
kekt 1gan dan kelemahan. Adapun beberapa kekurangan dan kelemahan dari
pene an ini diantaranya adalah sedikitnya waktu yang diberikan pihak
seko sehingga penerapan metode pembelajaran ini dirasa kurang optimal.
Sela tu, terbatasnya kemampuan peneliti dalam upaya mencari cara yang
tepa 1tuk meningkatkan penguasaan konsep siswa t:entang sistem respirasi
pad2 musia.
A. Kes mlan
BABV
PENUTUP
Ben rrkan hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat diambil
simpula :;bagai berikut:
1. : ::!ah dilakukan tindakan pembelajaran berupa kegiatan pembelajaran
.ode pemecahan masalah (problem solving) hasil penguasaan konsep
va pada konsep sistem respirasi pada manusia setiap siklusnya
1galami peningkatan. Pada siklus I rerata skor pre test siswa baru
1capai 54,25 dan rerata skor post test sudah mencapai 69,875 dengan
d. N-Gain pada kategori baik (0,31 ). Setelah dilakukan perbaikan pada
us II hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan rerata
r pre test mencapai 49 ,25 dan rerata skor post test sebesar 77, 7 5
gan nilai N-Gain 0,54 (kategori baik). Hal ini menunjukkan bahwa
il penguasaan konsep siswa pada konsep sistem respirasi pada rnanusia
'at ditingkatkan rnelalui pembelajaran rnetocle pemecahan rnasalah
Jblem solving).
2. -t data basil perhitungan rata-rata N-Gain siklus I dan Siklus II
eroleh nilai thitung sebesar 14, l 73 clan nilai t1abcl sebesar 2,02, pada taraf
rrifikansi 0,05 (5%), jadi thitung>t1abcl· Maka dapat drsimpulkan bahwa Ha
~rima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
1g signifikan antar peningkatan penguasaan konsep siswa di siklus I dan
lus II
3. nbelajaran metode pemecahan rnasalah clapat mengernbangkan
tivitas siswa dalarn rnemecahkan setiap permasalahan yang dihaclapi,
nciptakan suasana pernbelajaran yang rnenyenangkan, ticlak
mbosankan dan demokratis, meningkatkan ke1j·asama dan interaksi
wa dalam proses pembelajaran, sehingga kegiatan cliskusi dapat
fangsung dengan baik.
85
B. Sar;
Seb; i tindak lanjut dari hasil penelitian 1111, maka dapat dikemukakan
beberap tran sebagai berikut:
1. 1daknya penerapan kegiatan pembelajaran pemecahan masalah
1blem solving) ini digunakan untuk pembahasan konsep sistem
)irasi pada manusia dan konsep lain yang sesuai.
2. 1 ·u hendaknya lebih memahami konsep, karakteristik, langkah-langkah
evaluasi dad pembelajaran metode pemecal1an masalah agar basil
g diperoleh setelah pembelajaran lebih baik.
3. :i guru hendaknya dapat mengembangkan metode pembelajaran
iecal1an masalah sebagai salah satu metode pembelajaran yang bisa
:rapkan dalan1 pembelajaran biologi.
4. u hendaknya menggunakan variasi metode pembelajaran agar siswa
at lebih memahami materi yang dipelajari serta menciptakan suasana
1belajaran yang tidak membosankan.
DAFT AR PUST AKA
Arikunt Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta PT Bumi :ara, 2005
__ . P litian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. Pertama, 2006
Anoniff iQ ://www.mathematic.transdigit.com/index. php/mathematic:nal/model-pembelajaran-creati ve-problem -solving-dengan-video-1pact-disk-dalam-pembelajaran-matematika.html yang direkam pada 25 2007
Anoniff "Creative Problem Solving", 1://en.wikipedia.org/wiki/creative _problem_solving yang direkam pada \1ei 2008
Anoniff Problem Solving", http://en.wikipedia.org/wiki/Problem _solving yang :kam pada 25 Mei 2008
Bahri, ful Djamarah & Aswan Zein. Strategi Be/ajar Mengajar, Jakarta eka Cipta. 2002
Cakra, oman Griadhi, Penanggulangan Miskansepsi Pada Mata Pelajaran momi dengan Lembar Ke1ja Siswa dan Pemanfaatan Lingkungan untuk ningkatkan Prestasi Belajar Siswa, Jurusan Pendidikan Ekonomi, :ultas Penidikan !PS, !KIP Negeri Singaraja, Jurnal Pendidikan dan 1gajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXV Juli 2002
Dwiyoi Wasis D. Kapabilitas Pemecahan Masalah Sebagai Hasil Be/ajar ',!Jlit!f Tingkat Tinggi. Jurnal Teknologi Pembelajaran, Teori dan 1elitian Tahun 7, No. 2 Oktober 2000
Gustiar Nurhizrah. Konstruktivisme dan Penerapannya dalam Praktik 1didikan. Fonun Pendidikan, No. 01 Tahun 30, Edisi April 2005
Hamza Pembelqjaran Matematika Menurut Teori Beilrjar Konstruktivisme. lam Jurua! Pendidikan dan Kebudayaan Edi.si 40, Balitbang -pdiknas
Herlanl Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Bogar usan Pendidikan IP A, 2006
Jukanti i, lnta. Perbandingan Hasil Be/ajar Biologi Antara Siswa yang Diajar 1gan Metode Ceramah dan Problem Solving. Sebuah studi eksperimen MAN 7 Jakarta, Jakarta : skripsi Fak. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jur. ~-Riolo<'i. l JTN SvarifHidavatullah Jakarta: 2005
87
Karuru, erdy. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Seling >ibelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk J1feningkatkan Kualitas ajar IPA Siswa SLTP. Jumal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 045, mn Ke-9, November 2003
Lie, A :. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di mg-ruang Ke/as, Jakarta : Grasindo, 2002
Made, :ak Citrawati. Penerapan Suplemen Bahan Ajar Berwawasan Sains nologi Masyarakat Dengan menggunakan Pendekatan Kontruktivisme :am Pembelajaran Biologi Untuk A1eningkatkan Literasi dan Teknologi va SMAN I Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKTP Negeri garaja, No. 3 THN. XXXVI, April 2003
Majid, . iul. Perencanaan Pernbelajaran "Mengembangkan Standar Kompetensi u", Bandung, Rernaja Rosdakarya, Cet. Ke-2, 2006
McCall foanne. A General Problem Solving Method. Journal Research of !cation. http://www.slc.gc.ca/~jrnc/probsol.htm.
Cartner kNamara. "Basic Guidelines to Problem Solving and Decision king", Adapted from the Field Guide to Leadership and Supervision, )://www.management.org/prsn prd/prb bsc.htm dirdrnm 15 maret 2008
Meltze1 . David, The Relationship Between Mathematics Preparation an •iceptual Learning Gains in Physics: a possible "hidden variable" in gnostic pretes score, Departemen of Physics and Astronomy, Iowa te University, Ames, Iowa 50011. dari www.google.com, 2007
Musahi 'Construtivisme dalam Pembelajaran IPA. Artikel : MAN 4 Jakarta, )4
Nurhid: ti. "F/ekt!fitas Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Hasil 'ajar Nfatematika Siswa" Sebuah studi eksperimen di A1ts Jslamiyah iutat, Skripsi : Fak. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jur. Matematika. UIN rrif Hidayatullah Jakarta, Jakarta : 2005)
Pannen mlina, dkk. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran, Jakarta: PAU-PPAI ·, 2001
Priyo, 1i. Analisis Apresiasi Guru Seka/ah Dasar Terhadap Pembelajaran rtematika Berbasis Pemecahan Masalah. p :// digili bumum.ac.i d/ download. php ?f=disk/24/jiptumm-gdl-res-2001-i-matematika-dwipri yo 1.08.00.pdf
Ramli,
Rosyad<
Rusbult
Rustam;
' --·'
Rustenc
Sagal a,
Santosc
Sayuti,
Sofyan,
Shibata
Suasti,
88
maspriyanto. Pembelajaran Sains Menyenangkan Dengan Metode 1struktivisme dalam Metamorfosa, Jurua] Pendidikan IP A, Vol. 1 No. 2 Dber2006
)ede. Paradigma pendidikan Demokratis "Sebuah Model Pelibatan :yarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan", Jakaiia : Kencana, 4
raight Thinking Skills in Education (method~ to improve Problem 1ing), http://www.asa3.org/ ASA/education/think/method.htm , 2001, g direkam pada tanggal 16 Mei 2008
Nuryani et all, Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah dalam Sains, UPI Puskur Balitbangdiknas. Failitator Edisi V THN 2003
tegi Be/ajar Mengajar Biologi, Malang : Universitas Negeri Malang, 5
Ieten. Penerapan Metode Pemecahan Masa/ah (Problem Solving) am Peningkatan Pembelajaran Menu/is Karangan Argumentasi" Pada Na Kelas I SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2004/2005. //digilib.upi.edu/pasca/available/etd-1220105-102207/ yang direkam pada I Juli 7
iiful. Konsep Dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta, Cet. Ke-006
3arokah. Cooperatif Learning 'Penerapan Teknik Jigsaw dalain 11belajarai1 Bahasa Indonesia di SLTP, Buletin Pelangi Pendidikan, lume 1 No. 1 Tahun 2000
thdi. Model Pembelajaran Konstruktivisme, Jakarta : Jurua] Didaktika cm Vol. VI, No. l Juni 2005
1mad, dkk. Evaluasi Pembelajaran IP A Berbasis Kompetensi. Jakarta : nbaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006
1idetoshi Problem Solving : definition, terminology, and pattern. )://www.mediafrontier.com/article/PS/PS.htm yang direkam pada 25 lruari 2007
1rni, dkk. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan Tp Melalui Modifikasi Cooperatif Learning Jviodel Jigsaw. Jurnal nbelajai·an, No. 04 Tahun 26, Desember 2003
Sukadi. l
Supamc
89
tplementasi Model Konstruktivis Dalam Pembelajaran JPS, Jurnal didikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI il 2003
ml. Teori Perkembangan Kognitif.Iean Piaget, Yogyakaiia : Kanisius, l
Suprapt l. Meningkatkan Motivasi Be/ajar Siswa dalam Mata Pelajaran •grafi Melalui Pendekatan Cooperat!f Learning, Buletin Pelangi didikan, Volume 4, No. I Tahun 2001
Suratno ttang. Peranan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran dan Pengqjaran 1s. Prosiding Seminai· Intemasional Pendidikan IPA, 2007
__ . ( structivism and Science Education. Bandung : Universitas Pendidikan Jnesia, 2006
Susanto udyo. Keterampilan Dasar Mengqjar IP A Berbasis Konstruktivisme, . MIP A : UNM, 2002
Syah, I\ dbbin. Psiklogi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT naja Rosdakarya, 2004)
Tobin, I meth et all. Research on Instructional Strategies jilr Teaching Science" 'roject of National Science Teacher Association, Macmillan Publishing npany, New York : 2000
Toha, ( bib, Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rja Grafindo Persada, )j
Undan~ 1dang Sistem pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem 'em Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), Bandung : Penerbit Citra tbara, 2003
Wagira ~1eningkatkan Keakt!fan Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi Melalui nbelqjaran Konslruktivistik Model Kooperatij Berbantukan Madu!, nal Ilmu Pendidikan , Jilid 13, Nomor 1, Februari 2006
Wahyu Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA, litbang-Diknas. http://www.depdik.nas.go.id.jurnal/36/tingk.atan nahaman siswa.htm. diakses 26 Desember 2006, 2001 Yuliati, Lia. •nampuan Pemikiran Hipotetik Dedukt!f Siswa Dalam Penguasaan nsep Fisika, Jurnal MIPA, Edisi 30, No. 1, Januari 200 I
Watson.
Wayan,
Wemin, !
Yumett
Yuswin
Zulfiani
90
:ott B. &James E. Marshall Effects of Collaborative Incentives and erogeneous Arrangement on Achievement and Interaction of ~1eratove Learning Groups in a College Life Science Course. Journal earch in Science Teaching Vol. 32, No. 3 PP 291-299, 2000
:Zedhana. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa lvfelalui 1belajaran Kooperatif Dengan Strategi Pemecahan lvfasalah, dalam ial Pendidikan dan pengajaran, No. 3 Tahun XXXVI, IKIP Negeri iaraja Juli 2003
orardus. Menggagas Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Humanis, ://. pontianakpost.com/berita/index.asp ?Berita=Qpj.ni&id= 14 523 5 g direkam pada 29 Nov 2007
embelajaran Melalui Pendekatan Problem Solving Berdasarkan Tugas rpter Report dan Kegiatan Laboratorium Sebagai Sumber Be/ajar am Mata Kuliah Fisika Dasar di .Jurusan Fisika FMIPA !KIP Padang, 1m Laporan Penelitian, FMIP A Universitas Negeri Padang, 2000
Implementasi Metode Pembelajaran Problem Solving dalam 1ingkatkan Kemampuan berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran 1 (Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri I Batujajar), UPI : 2006, 1//digilib.upi.edu/pasca/available/etd-1129106-110231 yang direkam a 4 Februari 2008
Pengembangan Program Pembelajaran ningkatkan Kemampuan Inkuiri Calon Guru, :TAMORFOSA, Vol. 1 No. 2, Oktober 2006
Bioteknologi Untuk Jurnal Pendidikan IP A
tri!fanggal Konsep/ Subkonsep
nis, 08 Pengertian Respirasi, ;ember
Alat-alat Respirasi 17 Pada Manusia dan
Mekanisme
Pertukaran Gas
I I
Lampiran l
SKENARIO PEMBELAJARAN
Bidang Studi : Biologi
Dnlrn.lr Rohal.:!an • ~ilii:.tPm RPlilnir~_fii:i P~;ul~ M~n111td~
l\.Cl3:S:fi.'5illl :; Y .ill \Uf:fil_IJiillJI.!. \;:)U!1UJ
Standar Kompetensi : Memaltami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan
Alokasi Waktu Kegiatan Pembelajaran Sumber/Bahan/Alat
7x40' Siklus I Sumber: (4xpertemuan) 1. Pertemuan pertama (80')
Buku Paket - Essis kelas VIII
a. Kegiatan Pendahuluan (20') - Erlangga VIII • Melakukan pretes - Campbell jilid III • Motivasi : Guru bertanya kepada siswa apakah mereka mengetahui istilah respirasi (pernapasan) - Sains Biologi 2,
• Prasyarat : Guru bertanya alat apa saja yang Aneka Ilmu kelas
merupakan organ penyusun sistem pernapasan VIII
b. Kegiatan Inti (50') - Grafindo VIII
• Guru membantu siswa untuk membentuk keiompok diskusi dengan jumlah 5 orang
Alat: I - Charta sistem perkelon1pok
respirasi pada • Guru memaparkan permasalahan yang akan dijadikan permasalahan dalam kelompok
manusia Charta organ
diskusi, yaitu : alveolus - Tujuan respirasi Chari.a mekanisme
Alat-alat respirasi pada manusia -- inspirasi dan - Proses jalannya pernapasan
ekspirasi • Guru menyediakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai penuntun diskusi lain diberikan kepada
Balian: masing-masing kelompok untuk didiskusikan - LKS
'° .....
lSa, 13 1ember ,7
• Guru memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi permasalahan kegiatan 1 di LKS
• Pada akhir diskusi masing-masing kelompok mempresentasikan basil diskusi
• Melaknkan Tanva iawab basil diskusi
•Siswa dibantu guru membuat kesimpulan dari basil diskusi
• Penugasan pekerjaan rumah membuat laporan diskusi perkelompok
2. Pertemuan kedua (80') a. Kegiatan Pendahuluan (10')
• Guru mengulas materi sebelumnya dengan memberikan beberapa pertanyaan berikut ini: 1. Apakah oksidasi biologi? 2. Sebutkan alat-alat respirasi pada manusia?
b. Kegiatan Inti (50') • Guru meminta siswa untuk duduk membentuk
kelompok diskusi dengan kelompoknya masingmasing
= Guru memaparkan permasalahan yang akan didiskusikan oleb siswa, yaitu :
Mekanisme pertukaran gas 0 2 dan C02 di alveolus Fungsi 0 2 di dalam tubuh Buktikan bahwa respirasi menghasilkan H20 (uap air) Apa yang menyebabkan kita menguap?
• Guru memberikan Lembar Kerja Siwa (LKS) sebagai penuntun diskusi
• Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi
•Diakhir diskusi masing-masing kelompok mempresentasikan basil diskusi mereka
Bahan eksperimen (cermin)
~
u • ..,,, J'.J
rember 7
Isa, 20 rember 7
•Melakukan tanyajawab basil diskusi c. Kegiatan Penutup (20')
• Membuat kesimpulan •Penugasan pekerjaan rumah membuat laporan
diskusi perkelompok
.... ., ,.fl..._.,."'"-'"-"-""-"""= '°"'"""'~s= \<.FV J
a. Kegiatan Pendahuluan (15') • Guru mengulas materi sebelumnya dengan
memberikan beberapa pertanyaan berikut ini: I. Apakah fungsi oksigen di dalam tubub? 2. Apakah basil dari respirasi?
b.Kegiatan Inti (55') • Guru memberikan soal-soal kepada setiap siswa • Guru menugaskan kepada setiap siswa untuk
mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam LKS secara individu
• Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan
• Guru mengumpulkan jawaban siswa • Guru dan siswa membahas soal-soal yang
dikerjakan siswa bersama-sama c.Kegiatan Penutup (IO')
• Guru memberikan beberapa pertanyaan dalam bentuk lisa.n kepada sisv1a
• Guru. menugaska.11 sis\va membaca materi yang telab dipelajari untuk mempersiapkan tes akhir di akhir pertemuan.
4. Pertemuan keempat (80') • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan materi yang belum dipahami. • Guru memberikan pertanyaan yang diajukan kepada
siswa yang ingin mencoba menjawabnya • Guru melengkapijawaban siswa
::E
nis, 22 rember 7
Macam-macam pernapasan,macam volume udara pernapasan, serta
paa smem resprras1 manusia
6x40' (3xpertemnan)
• Guru memberikan tes akhir <nostes) Siklus II 1.Pertemnan Pertama a. Kegiatan Pendahuluan (20')
• Guru memberikan tes awal (pretes)
11ap K'l:!OmpuK
• Guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan "apa yang kamu rasakan dalam rongga dada ketika mengbirup udara?"
b. Kegiatan Inti (50') • Guru meminta siswa untuk duduk perkelompok • Guru meminta siswa memperbatikan carta
pernapasan dada dan pernapasan perut • Guru meminta siswa membaca buku sumber • Guru memaparkan beberapa permasalahan yang
akan dibabas dalam diskusi secara berkelompok, yaitu:
Mekanisme pernapasan dada saat inspirasi dan ekspirasi Mekanisme pernapasan perut saat inspirasi dan ekspirasi
• Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai penuntun diskusi
• Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi
• Diakhir diskusi setiap kelompok diminta menjawab setiap pertanyaan berdasarkan basil diskusi
• Melakukan tan ya jawab basil diskusi dan mencocokkan jawaban yang benar
c. Kegiatan penutup (10') • Tiap kelompok mengumpulkan basil diskusi
mereka • Siswa membuat kesimpulan dari basil diskusi
I
'f
>elasa, 27 '1ovember ?007
~amis, 29 lovember 007
2.Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Pendahuluan (10') • Guru mengulas materi yang telah disampaikan
dengan memberikan tes tertulis kepada siswa : 1. Apa yang berperan dalam pernapasan dada dan
--o-N···-·- •H-•A~H~HA-, n•..,p-uu..,.._ ¥""'"""""' pernapasan dada?
3. Bagaimana mekanisme ekspirasi pada pernapasan perut?
b. Kegiatan Inti (55') • Guru meminta siswa untuk duduk perkelompok • Guru meminta tiap kelompok untuk :
mendata macam-macam volume pernapasan, mengidentifikasi beberapa penyakit dan kelainan pada sistem respirasi manusia serta penyebabnya dari sumber yang ada.
• Guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk mendiskusikan permasalahn yang telah diberikan
• Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil jawaban mereka
• Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan yang telah tersedia di Lembar Kerja Siswa (LKS) secara individu dan ja,:vaba..."'lilya dikumpulkan.
c, Kegiata..r1 Penutup (15') • Tiap kelompok menyimpulkan hasil diskusi mereka • Guru menugaskan tiap kelompok untuk membuat
laporan hasil diskusi
3.Pertemuan Ketiga (80') a. Kegiatan Pendahuluan (IO')
• Guru mengulas materi yang telah disampaikan dengan memberikan tes tertulis kepada siswa : I. Sebutkan macam-macam volume pernaoasan?
l,c u
2. Sebutkan beberapa kelainan dan penyakit pada sistem respirasi pada manusia?
b. Kegiatan Inti ( 40') • Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan soal
soal yang terdapat dalam LKS secara individu. ....... .. . . . ...,,.,.,."" """""'·u vn•n·-... ,.u...,."""~~~ ........ .;,..., ...... ~-& .,....,....,"' ..,._.~"' J"<.Lue
sudab diberikan c. Kegiatan Penutup (30')
Melakukan tes akhir ( vostes)
Pamulang, 0 I November 2007
Mengetabui,
!is Darsiab N!M.103016127088
~
97
Lampiri ~
INSTRUMEN PENELITIAN SIKI,US I
Nama: Kelas :
Pilihlah ah satu jp,waban yang paling tepat !
1. tespirasi adalah .... 1. pertukaran gas oksigen di paru-paru 1. pertukaran gas oksigen dari atmosfer ke paru-paru :. pertukaran gas oksigen di paru-paru dan jruringan l. pertukaran gas oksigen dan karbondioksida.
2. ['ujuan utama bemafas adalah .... 1. mendapatkan 02 1. menyerap 0 2 guna pembakaran dalrum tubuh ,. pertukaran gas I. melepaskan C02
3. )ksidasi biologi adalah .... 1. proses membakar zat makanan di dal.rum tubuh dengan
menggunakan oksigen ). proses pengrumbilan 02 dari udara bebas ~. proses penyaringan oleh udara oleh rrumbut-rrumbut hidung dan
selaput lendir I. proses penyesuaian suhu udara yang masuk ke rongga hidung
4. 'roses oksidasi biologi di dalrum sel tunuh dapat ditulis dengan :eaksi .... 1. zat makanan + 02 -- C02 + H20 ). zat makanan + 02 -- C02 + H20 + energi :. zat makanan + 02 -- C02 + H20 + gaya 1. zat makanan + 02 -- C02 + 02 + energi
5. Organ-organ pemapasan pada grumbar di bawah ini secara berurutan illalah ....
a. hidung, trakea, laring, bronkus, bronkiolm:, alveolus b. hidung, paring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus
6.
7.
8.
9.
hidung, laring, trakea, bronkiolus, bronkus, alveolus hidung, laring, trakea, bronkus, alveolus, bronkiolus
iifat fisik paru-paru pada manusia yang benar adalah .... kanan 2 gelambir
•. kanan 3 gelambir kiri 3 gelambir
I. tidak mempunyai gelambir
lebagai bagian alat pemapasan, hi dung berfungsi sebagai .... menyaring udara yang masuk
I.
l.
menyaring udara dan menyesuaikan suhu membasahi udara yang masuk pertukaran gas
Jdara di dalam rongga hidung dibersihkan oleh .... t. kapiler hidung & lapisan epitel ). kapiler hidung & lendir hidung ,. rambut-rambut hidung dan lapisan epitel !. rambut-rambut hidung & selaput lendir hid.ung
98
"'ungsi lendir yang dihasilkan oleh selaput lendir pada rongga hidung 1dalah .... I.
).
l
menyimpan udara menghangatkan udara menyaring udara membuang udara
10. Bulu-bulu halus yang terdapat dalam hidung berguna untuk .... '!. menyaring udara b. menghangatkan udara c. mencium bau d. melembabkan udara
11. Alat pemapasan pada gambar di bawah ini berfungsi untuk ....
"_!~-~-~_,.,.-::. .•. ~'-
a. tempat mengikat udara b. tempat menyaring udara c. tempat pertukaran 02 dan C02 d. tempat pembentukan hemoglobin
99
12. ada laring/tekak terdapat anak tekak dan katup tenggorokan yang "rguna untuk ....
menyaring kotoran yang masuk ke saluran pemapasan penyesuaian suhu pengatur kelembaban menghalangi makanan agar tidak masuk ke tenggorokan pada saat mengunyah
13. rutanjalannya pemapasan pada manusia yang benar adalah .... hidung-trakea-laring-bronkus-bronkiolus--alveolus hidung-laring-trakea-bronkus-bronkiolus-·alveolus hidung-laring-bronkus-alveolus-paruparu hidung-laring-trakea-bronkus-alveolus-paruparu
14. i dalam paru-paru yang dipertnkarkan adalah .... udara alveoli dengan gas dalam kapiler darah udara bebas dengan udara alveoli antara darah dengan udara alveoli C02 dan H20 darah dengan 02 udara pemapasan
15. oristiwa pertnkaran gas secara difusi terjadi terhadap gas .... H20 C02 02 Semuanya
16. ada waktu kita mengembuskan udara pemapasan melalui pipa ke ilam air kapur, lama kelamaan air kapur menjadi keruh. Hal ini :embuktikan bahwa udara dari paru-paru mengandung gas ....
C02 H20 N2 NH3
17. [akan sambil bicara dapat menyebabkan tersedak, pertistiwa ini rjadi pada bagian ....
rongga hidung rongga mulut pangkal tenggorok batang tenggorok
18. ada proses pemapasan, pengikatan 02 terjadi pada .... paru-paru alveolus sel darah
100
19. Tahapan pernapasan eksternal adalah pertukara:n gas dari .... a. dara:h ke sel b. atmosfer ke paru-paru c. alveolus ke sel d. atmosfer ke alveolus
20. Zat warna merah yang mengikat oksigen dalam darah adalah .... a. hemosianin b. oksihemoglobin c. hemoglobin d. aksihemoglobin
101
Lampi 13 Kunci Jawaban Instrumen Siklus I
1. D 11. c 2. B 12. D
3. A 13. B
4. B 14. D
5. B 15. c 6. B 16. c 7. B 17. c 8. D 18. D
9. B 19. B
10.B 20.C
Lampi!'. 4
Nama: Kelas :
Pilihlah
1. F a 1:
2. F a b c d
3. F a 1: c d
4. (
INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II
ah satu jawaban yang paling tepat !
tapasan perut terjadi oleh aktivitas .... )tot diafragma c. otot antar rusuk )tot perut d. otot tulang dada
tapasan dada dapat terjadi karena aktivitas .... ·elaksasi otot diafragma contraksi otot diafragma contraksi otot antar rusuk mntraksi dan relaksasi otot rusuk
t waktu inspirasi terjadi .... liafragma mendatar, tulang rusuk menurun liafrgama mendatar, tulang rusuk terangkat liafragma melengkung ke atas, tulang rusuk terangkat !iafragma melengkung ke bawah, tulang rusuk menurun
tbar di bawah adalah aktivitas pemapasan dada pada saat ....
a :kspirasi I: rnntraksi
c. inspirasi d. inhalasi
102
5. 1 mg rusuk menurun, diafragma melengkung ke atas, adalah aktivitas I tapasan .... a mspirasi I: :kspirasi
c. kontraksi d. relaksasi
6. I " saat kontraksi, volume rongga dada akan membesar, sehingga r .yebabkan .... ~ naiknya tekanan udara 'L ""-•--v•r.. ,f-,,,.),,..,....,.,..,_, H,.l,... ......
tekanan rongga dada mengecil [)fot tulang rusuk mengendor
103
7. a saat relaksasi volume rongga mengecil (tekanan di dalam rongga 1 membesar), sehingga mengakibatkan naiknya tekanan udara di dalam 1-paru. Dengan demikian terjadilab .... inspirasi c. kontraksi
l ekspirasi d. Inhalasi
8. ( ibar di bawab adalab aktivitas pernapasan dada pada saat ....
2 ikspirasi c rnntraksi
c. inspirasi d. ekshalasi
9. I lyataan yang tepat tentang inspirasi adalab .... 2 :itot antar tulang rusuk dan diafragma berkontraksi sehingga tulang
:usuk terangkat, rongga dada membesar dan udara masuk l Jtot antar tulang rusuk dada berkontraksi, diafrgania relaksasi sehingga
:ulang rusuk terangkat, rongga dada membesar dan udara masuk c Jtot antar tuiang dada dan diafragma relaksasi se:hingga tuiang rusuk
rerangkat, rongga dada membesar dan udara masuk c Jtot antar tulang dada relaksasi sehingga tula:ng rusuk terangkat,
rongga dada membesar dan udara masuk
10. l ~anisme pemapasan perut berdasarkan gerakan .... ' ;ekat diafragma c. dinding paru-paru l :itot antar tulang rusuk d. perut
11. 1 ume udara yang dapat diembuskan sekuat-kuatnya setelab melakukan ,jrasi sekuat-kuatnya disebut .... 1dara pernapasan c. udara kompkmenter kapasitas vital paru-paru d. udara cadangan
12. ' ume udara yang tersisa di paru-paru setelab ekspirasi biasa disebut. ... idara pemapasan c. udara residu udara komplemen d. udara cadangan
104
13. telah seseorang mengembuskan udara dalam paru-paru sekuat-kuatnya, lka dalam paru-paru tetap terdapat udara yang disebut udara .... residu c. cadangan komplementer d. pernapasan
14. orang perenang tahan beberapa waktu di dalam air, ha! ini menunjukkan l1wa dia memiliki ....
udara residu paru-paru yang besar udara komplementer paru-paru yang besar udara cadangan yang besar kapasitas vital paru-paru yang besar
15. pasitas vital paru-paru merupakan .... volume udara yang keluar masuk akibat aktivitas pernapasan volume udara yang tersisa di paru-paru setelah ekspirasi sekuatkuatnya volume udara yang diembuskan setelah melakukan inspirasi volume maksimum udara yang diserap paru-paru
16. ntoh gangguan paru-paru yang bukan karena infeksi adalah .... bronchitis c. TBC pneumonia d. asma
17. lyakit gangguan saluran pernapasan akibat infeksi Mycobacterium ·erculosis adalah .... difteri c. TBC bronchitis d. asma
18. ntoh penyakit pada sistem pernapasan karena infeksi adalah ... amandel c. asma polip d. TBC
19. 'adangan pada cabang tenggorok disebut. ... selesma c. TBC bronchitis d. asma
20. iyakit yang dapat disebabkan oleh alergi terhadap suatu benda, asap tbakau/rokok, psikis (pikiran), atau keturunan adalah .... asma c. bronchitis kanker paru-paru d. TBC
105
Lampi1 5 Kunci Jawaban Instrnmen Siklus II
I. A 11. B
2. D 12. D
3. B 13.A
4. c 14. D
5. B 15. c 6. B 16.D
7. B 17. c 8. A 18. D
9. A 19. B
IO.A 20.A
Lampi. 6
Lembar Pedoman Observasi
Aspek pcrilcku siswa yang No
dinilai
1
2
3
4 '
5
6
7
8
Interaksi siswa selama PBM, meliputi interaksi antar siswa, siswa dengan guru, siswa dalarn kelomooknva Keberanian siswa dalarn bertanya atau mengemukakan pendapat dalarn PBM Partisipasi siswa dalam mengerjakan tugas mandiri/kelompok, berdiskusi, dan membuat laooran Motivasi, ketekunan dan antusisme dalam mengikuti PBM dilihat dari kesungguhan respon siswa
Kehadiran siswa dalarn PBM dilihat dari ketepatan waktu di kelas atau tempat belajar, dan iumlah siswa vang absent Hubungan siswa dilihat dari keakraban, kerjasama dan kompetisi siswa Hubungan siswa dengan guru dalam pemanfaatan guru sebagai pendarnping, pembimbing dan narasumber dalam pemecahan masalah Efektifitas pemanfaatan waktu dilihat dari ketepatan siswa mengerjakan tugas dan ketepatan pembelajaran sesuai waktu yang dirancang dengan mantap
0 - Sangat kurang I = Kurang 2 = Cukup 3 =Baik 4 = Sangat baik
0 l
106
Skor
., ,, 3 4
107
Lampiri r
Mendes! dengan I
a. p p
pengelua oleh tub1 oksigen memperc bereaksi1 untukme
R c
(zat: b. A
I
2.
3.
4.
5.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Sistem Pernapasan Pada Manusia
Ringkasan Materi
Jsikan Sistem Pernapasan pada Manusia dan Hubungannya :ehatan ~ertian Pernapasan apasan atau respirasi merupakan suatu proses pengambilan 0 2 dan · C02 dan uap air yang dilakukan oleh paru-paru. Oksigen diperlukan illltuk oksidasi makanan, sehingga akan diperoleh energi. Pengikatan ilkukan oleh darah. Jadi pemapasan adalah suatu kegiatan untuk ' energi disebut juga oksidasi biologi. Oksidasi biologi adalah
sari-sari makanan dengan oksigen dalam sel-sel tubuh tasilkan energi dan mengeluarkan zat-zat sisa berupa C02 dan uap air. :si oksidasinya sebagai berikut : :206 + 602 6C02 + canan) ( oksigen) (karbondioksida) ·alat Pernapasan longga hidung (Cavum nasalis)
6H20 (uap air)
Jdara yang dihirup melalui hidung mengalami 3 perlakuan : ) Penyaringan oleh rambut-rambut hidung dan sdaput ) Penyesuaian suhu ) Diatur kelembabannya 'angkal Tenggorok (Larink atau tekak) ,etaknya di belakang rongga hidung dan rongga mulut. Pada tekak erdapat anak tekak dan katup tenggorokan yang berguna untuk aenghalangi makanan agar tidak masuk ke tenggorokan pada saat iengunyah. latang Tenggorok (Trakea) 'ersusun oleh tulang rawan yang membentuk cincin. Permukaannya •ersilia/berambut getar yang berfungsi untuk menyaring kotoran 1asuk ke saluran pemapasan. Batang tenggorok bercabang menjadi .ua disebut bronkus. Bronkus bercabang lagi menjadi saluran kecil di alam paru-paru disebut bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil an halus masuk pada gelembung paru-paru disebut alveolus. 'aru-paru (Pulmo) 'erletak dirongga dada, berjumlah 2 buah, sebelah kiri 2 gelambir dan ang kanan 3 gelambir. Paru-paru (pulmo) memiliki kapiler-kapiler arah yang berfungsi untuk difusi makanart. Paru-paru memiliki elaput pembungkus disebut pleura. )iafragma 'dalah otot yang memisahkan antara rongga. dada (torak) dengan
108
c. 'kanisme Pernapasan/Pertukaran gas fdara masuk melalui hidung batang tenggorok bronkus ronkiolus paru paru alveolus ertukaran gas terjadi di alveolus yaitu dari gas 02 dan C02 •ksigen mengalami pertukaran secara difusi di paru-paru ernapasan eksternal, yaitu : - Pertukaran gas antara udara atmosfir dengan udara alveolus - Pertukaran gas antara udara alveolus dengan darah ernapasan internal, yaitu pertukaran gas antara darah dengan sel
d. 1ses Pernapasan 1. I tapasan dada dengan menggunakan otot tulang rusuk
udara masuk (inspirasi/inhalasi) : rongga dada membesar karena tulang rusuk terangkat volume paru-paru membesar tekanan dalam paru-paru mengecil. udara keluar ( ekspirasi/ekshalasi) : rongga dada mengecil karena tulang rusuk kembali volume paru-paru mengecil tekanan dalam paru-paru mengecil
2. I tapasan perut dengan menggunakan otot diafragma 1. !ara masuk (inspirasi/inhalasi) : membesarnya rongga dada karena
iafragma berkontraksi ( diafragma mendatar) 2. iara keluar (ekspirasi/ekshalasi) : mengecilnya rongga dada karena otot
iafragma melengkung ke atas e. lume paru-paru
Udara tidal atau udara pernapasan : udara keluar masuk saat .pernapasan biasa. Udara komplementer : udara yang masih dapat masuk ke paru-paru setelah inspirasi biasa. Udara suplementer : udara yang masih tersisa setelah kita melakukan ekpirsi biasa. :Udara residu : udara yang masih tertinggal di paru-paru setelah mengadakan ekspirasi sekuat-kuatnya :Kapasitas vital paru-paru : kapasitas udara yang bias dihembuskan setelah melakukan inspirasi sekuat-kuatnya. Kapasitas total paru-paru : Kapasitas vital + Volume residu
f. lainan atau penyakit pada sistem pernapasan esma : Infeksi saluran pernapasan mchitis : peradangan cabang tenggorok (bronkus) nritis : peradangan pleura C : infeksi paru-paru oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis na : alergi terhadap udara dan debu ip : pembesaran tonsil di rongga hidung :Iker paru paru : peyakit yang diakibatkan oleh polusi udara yang sifat langsung atau tidak langsung, antara lain C02
Kegiat Sistem Konsef Sub Kc
Tujuan
Bah an
CaraK1 I. 2. 3.
4. 5.
Pertanyi I.
2. 3.
1 :napasan
: Pemapasan Pada Manusia
109
:p : Sistem pernapasan manusia tersusun atas bagian-bagian yang berfungsi mengeluarkan udara untuk pernapasan
Siswa dapat menyebutkan organ pemapasan pada manusia Siswa dapat memahami mekanisme pertukaran gas 02 dan C02 di paru-paru
1. Charta alat pernapasan 2 Buku palcet yang relevan 3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1ati charta alat pemapasan :alah buku palcet biologi yang relevan '.atilah gambar di bawah ini baik-baik kemudian berilah keterangan a bagian yang bernomor kusikan permasalahan yang ada is jawaban di lembar yang tersedia
Sesuai gambar yang ditunjukkan oleh nomor 1 s/d 9 adalah : I. 6. i 7. l. 8. l 9. 5. Jihidung udara mengalami apa saja? Sebutkan! <\palcah yang dimalcsud oksidasi biologi? Tulislah realcsinya!
Kegiat2 Sistem I Konsep SubK01 Tujuan
Alat dan 1. ( 2. ( 3. k
Cara Ke; 1. 2. 3.
4. 5.
Pertanya
1. J1 a
2. I\ ti
3. I\ 4. A
110
mp as an : Pemapasan Pada Manusia
~ : Mekanisme pertukaran gas 0 2 dan C02 di paru-paru Siswa dapat memahami mekanisme pertukaran gas 02 dan
C02 di paru-paru
han:
Siswa dapat memahami fungsi 0 2 di dalam tubuh Siswa mampu membuktikan bahwa respirasi mampu menghailkan H20
rta alat pernapasan rta mekanisme pemapasan
nati charta mekanisme pemapasan :calah buku paket biologi yang relevan ~plah udara pemapasan ke atas kaca kemudian lihat bagaimana rubahan permukaan kaca setelah ditiup skusikan pennasalahan yang ada Jis jawaban di lembar yang tersedia
:kan secara singkat mekanisme pertukaran 02 dan C02 yang terjadi di llus! usia bemapas menghirup oksigen. Jelaskan fungsi oksigen di dalam b. kita! gapa permukaan kaca menjadi berubah? Berl kesimpulan anda! yang menyebabkan seseorang menguap?
Latiha A. Pilil
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
oat Ganda
iuan utama bemafas adalah .... mendapatkan 02 menyerap 02 guna pembakaran dalam tubuh pertukaran gas melepaskan C02
111
itan jalannya pemapasan pada manusia pada manusia yang benar, 1lah ...
hidung-trakea-laring-broukus-broukiolus-alveolus hidung-laring-trakea-bronkus-broukiolus-alveolus hidung-laring-bronkus-alveolus-paru-paru hidung-laring-trakea-bronkus-alveolus-pam-paru
tukaran oksigen dari udara luar dengan karbondioksida dari darah adi di dalam ...
taring c. bronkus trakea d. alveolus
!gsi lendir yang dihasilkan oleh selaput lendir pada rongga hidung uk ...
menyimpan udara menghangatkan udara menyaring udara membuang udara
:an yang berperan dalam pernapasan dada adalah .. tulang rusuk dan diafragma tulang rusuk dan otot perut diafragma dan otot diafragma otot diafragma dan otot perut
istiwa pertukaran gas secara difusi di paru-paru te1jadi terhadap gas ... C02 c. H20 02 d. semuanya
ara di dalam rongga hi dung dibersihkan oleh .... kapiler hidung & lapisan epitel kapiler hidung & lendir hidung rambut-rambut hidung dan lapisan epitel rambut-rambut hidung & selaput lendir hidung
sidasi biologi adalah ... proses membakar zat makanan di dalam tubuh dengan menggunakan oksigen proses pengan1bilan oksigen dari udara bebas proses penyaringan udara oleh rambut-rambut hidung dan selaput lendir proses penyesuaian suhu udara yang masuk ke: rongga hidung
wama merah yang mengikat oksigen dalam darah adalah .... hemosianin oksihemoglobin
hemoglobin aksihemoglobin
10. ~ t fisik paru-paru pada manusia yang benar adalah .... kanan 2 gelambir kanan 3 gelambir kiri 3 gelambir tidak mempunyai gelambir
B. Uraian
Perhatikan alat pemapasan berikut!
' :i. Sebutkan bagian-bagian yang bernomor 1-6 !
112
b. Bagian nomor berapakab tempat te1jadinya pertukaran gas C02 dan 02?
' ' Apakab fungsi oksigen dalam tubuh?
Sebutkan 3 perlakuan udara yang mauk ke hidung! Bagimana mekanisme pertukaran oksigen dan karbondioksida!
Kegiata1 Sistem p. Konsep Sub Kon Tujuan
Alat& B
CaraKe1: 1. A 2. B: 3. D 4. Ti
Pertanya2 1. 2. 3.
113
apasan : Pemapasan Pada Manusia : Pemapasan dada dan Pemapasan perut : - Siswa dapat membedakan mekanisme pemapasan dada dan pemapasan perut pada saat inspirasi dan ekspirasi
- Siswa c!apat memahami volume udara di paru-paru - Siswa mengetahui beberapa kelainan & penyakit pada sistem
pemapasan n : 1. charta alat pemapasan
2. chata pemapasan dada dan pemapasan perut 3. buku paket yang relevan 4. Lembar Kerja Siswa (LKS)
tilah carta pemapasan pemapasan dada dan perut! sumber yang tersedia! .1sikan pertanyaan yang ada! jawaban di lembar yang tersedia!
ada gambar A, jelaskan yang terjadi saat inspirasi dan ekspirasi! ada gambar B, jelaskan yang terjadi saat inspirasi dan ekspirasi! .pa perbedaan antara pemapasan dada dan pemapasan perut!
G'smbar A. Pemspsssn Perot
Gambar C. Pomapsssn Dada
Kegiat: Sistem Konsep Sub Ko
Tujuan
pemap2
Bah an
Cara K( L 2. 3. 4.
Pertany 1. 2.
3.
! napasan
: Pemapasan Pada Manusia
114
p : Volume udara pemapasan dan kelainan atau penyakit pada sistem pernapasan
Siswa dapat memahami volume udara di pam-paru Siswa mengetahui beberapa kelainan & penyakit pada sistem
charta alat pernapasan buku paket yang relevan Lembar Kerja Siswa (LKS)
atilah carta pemapasan dada dan pemt! :a sumber yang tersedia! kusikan pertanyaan yang ada! is jawaban di lembar yang tersedia!
alah macam-macam volume pemapasan dari sumber yang tersedia! 1tifikasi beberapa kelainan dan penyakit dari berbagai sumber yang edia! 1skan apa pengaruh rokok terhadap kesehatan perokok maupun orang-1g yang disekeliling perokok!
Latihan A. Piliha
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
B. Uraian 1. Se 2. A] 3. AJ
ti :anda la pemapasan perut yang berperan adalah ... . otot diafragma c. otot antar rusuk . otot perut d. otot tulang dada :nbar di bawah adalah aktivitas pemapasan dada pada saat ... . ekspirasi c. inspirasi . kontraksi d. ekshalasi
115
'ume udara yang tersisa di paru-paru setelah ekspirasi sekuat-kuatnya :sebut...
udara pemapasan c. udara residu udara komplemen d. udara cadangan
ume udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-paru setelah akukan inspirasi biasa adalah ...
udara residu c. udara cadangan udara komplemen d. kapasitas vital paru-paru
~nyakit gangguan saluran pemapasan akibat infeksi Mycobacterium '.berculosis adalah ...
bronchitis c. TBC pneumonia d. as ma
ida saat kontraksi, volume rongga dada akan membesar, sehingga enyebabkan ....
naiknya tekanan udara turunnya tekanan udara tekanan rongga dada mengecil otot tulang rusuk mengendor
angguan paru-paru yang bukan karena infeksi adallah ... difteri c. TBC bronchitis d. asma
kan tahap proses pemapasan pada manusia! till perbedaan antara inspirasi dan ekspirasi? till perbedaan pemapasan dada dan pemapasan perut?
:ompetensi Dasar
1deskripsikan ~m pemapasan a manusia dan ungannya dengan ~hatan
'
Lampiran 8
Konsep/ Snbkonsep
KISI-KISI PENGUASAAN KONSEP
.t"r..aa~n Jr IC'!Ujt:Urau:
Ke las Alokasi Waktu Bentuk Soal Standar Korn petensi
Uraian Materi
: ll" iFl5llliOgl
: VIII ( delapan) : 80 Menit : Pilihan Ganda : Memahami berbagai sistem dalam kehidnpan
Indikator
Pengertian dan tujuan • Menjelaskan pengertian respirasi respirasi • Memahami tujuan respirasi
• Menjelaskan pengertian oksidasi biologi
• Merumuskan reaksi kimia proses oksidasi biologi
.pasan d1sebut 1uga oks, . I · u.:.v.n..:e;.i J.::<..H.u U>;.;.i.~a.r ... 3.U.i.JU. o;iatJ.-.::iUJ.i
makanan menggunakan oksigen. Reaksi kimianya yaitu
.
Zat makanan + 02 • C02+ H20+enerni
Alat-alat respirasi Alat-alat respirasi pada manusia • Mengurutkan macam-macam alat pada manusia ad al ah oemaoasan oada manusia
No. So al
1 2 3
4
5
Aspek Yang
Dinknr Cl C2 Cl
C2
C3 --0\
1. rongga hidung, berfungsi berdasarkan garnbar dalarn penyaringan, • Mengarnbarkan sifat fisik paru- I 6 I Cl penyesuaian suhu, dan paru. pengaturan kelembaban. • MenPPBmhRrk::1n fnna~:i hiclnna I 7 I C2
- -terdapat katup tenggorokan pemapasan
I 8 I Cl berfungsi untuk • Menjelaskan bagian rongga menghalangi makanan agar hidung yang berfungsi tidak masuk ke membersihkan udara dalam tenggorokan pada saat rongga hidung
I 9 I C2 mengunyah. " Menjelaskan fungsi lendir yang 3. Batang tenggorok (trakea) dihasilkan oleh selaput lendir
yang bercabang menjadi pada rongga hidung I 10 I Cl dua disebut bronkus dan • Memberi narna batas antara
bercabang lagi menj adi rongga dada dan rongga hidung I 11 I C2 saluran kecil dalarn paru- • Menjelaskan fungsi bulu-bulu
paru disebut bronkeolus halus dalarn hidung I 12 I C2 dan bercabang menjadi • Menerangkan fungsi alat
cabang yang paling kecil pemapasan yang ditunjukkan dan halus disebut alveolus. berdasarkan garnbar
I I Cl Silia yang terdapat pada • Memberi narna cabang dari
13 ~·'·-rm··t..-aan "'ak.:i.a !-"'-' AUl'I.. J.U ~,,._
bronkiolus I 1 "
I 01 berfungsi Ui.'1tuk rnenyai.;ng I '"T I '-'' • Menjelaskan fungsi silia/rarnbut kotoran masuk ke saluran getar yang terdapat pada batang pemapasan. tengggorok I 15 I C2 4. Paru-paru, terletak
dirongga dada, berjumlah 2 • Menjelaskan fungsi katup
buah, sebelah kiri 2 tengggorokan
gelambir dan kanan 3 I I I -I -gelambir. -..i
5. Diagfrahma adalah otot yang memisahkan antyar rongga dada dengan rongga nen1t.
. ....,. ~ ·----:- ,J-·---.r - r----r:-----gas I manusi~ adal~ ~dara ~asuk pada manusia yang benar
melalui hidung diteruskan ke • Menjelaskan udara yang I 17 I C2 trakea lalu ke bronkus dilanjutkan dipertukarkan dalam paru-paru
18 I Cl ke bronkiolus menuju ke paru-paru e Menjelaskan gas yang mengalami I ke alveolus. pertukaran secara difusi di paru-Pertukaran gas terjadi di alveolus paru
I 19 I C3 yaitu dari gas 02 dan gas C02 • Membuktikan zat yang Oksigen mengalami pertukaran terkandung dalam udara dari secara difusi di paru-paru paru-paru
I 20 I C3 Pemapasan ekstemal yaitu • Menunjukkan letak peristiwa pertukaran gas antara udara tersedak terjadi
I 21 I C3 atmosfer dengan udara alveolus " Membuktikan zat yang Komponen darah yang mengikat terkandung dalam udara oksigen adalah hemoglobin. Basil pemapasan yang diembuskan
I 22 I C2 utama dari proses respirasi adalah " Menunjukkan tempat terjadinya energi yang digunakan oleh tubuh
pengikatan 02 ' 23 I C2 I untuk melak:ukan aktivitas tubuh. I • Menielaskan oroduk utama yang I
diha;ilkan darl proses respirasi sel
e Menguraikan tahapan pemapasan I ekstemal
24 I C2
" Menyebutkan komponen darah
I 25
I Cl
yang mengikat 02 dalam darah --00
Kornponen darah yang rnengikat
nasu ma.'Tia mm proses resp1ras1 adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk melakukan aktivitas tub uh
SIKLUSil tdeskripsikan sistem Macam Proses Macam-macam Pernapasan : • Menjelaskan organ yang terlibat I C2 1apasan pada Pernapasan a. Pernapasan dada dalam aktivitas pernapasan perut usia dan Organ yang berperan : otot rusuk • Menjelaskan aktivitas yang dapat 2 C2 mgannya dengan - udara masuk (inspirasi/inhalasi) menyebabkan terjadinya pemapasan hatan : rongga dada membesar karena dad a
tulang rusuk terangkat • Mengurutkan tahapan terjadinya 3 C3 volume paru-paru membesar proses inspirasi tekanan dalam paru-paru • Menentukan mekanisme pernapasan 4 C3 mengecil. dada pada saat inspirasi berdasarkan
- udara keluar garnbar ( ekspirasi/ekshalasi) : rongga • Menunjukkan peristiwa yang terjadi 5 CJ dada rnengecil karena tulang pada saat pernapasan dada dan perut rusuk kembali volume pada saat ekspirasi I I I paru-paru mengecil tekanan I ; ~v'fenjelaskan akiivitas pen1apasan 6 C2 dalam paru-paru mengecil berdasarkan tahapan yang dijabarkan
b. Pernapasan perut yaitu ketika tulang rusuk menurun Organ yang berperan : otot dan diafragma melengkung ke atas.
diafragma • Menerangkan akibat yang terjadi - udara masuk (inspirasi/inhaiasi) : pada saat kontraksi, volume rongga 7 C2 membesarnya rongga dada dada mernbesar. karena diafragma berkontraksi
• Meramalkan oroses vang teriadi saat --\0
Volume udara pemapasan
I
(diafragma mendatar) - udara keluar
( ekspirasi/ekshalasi) : mengecilnya rongga dada karena ,...+ ..... + A: .... l'...--- --1---L--.- - I
Macam volume udara pemapasan yaitu:
a)Udara tidal atau udara pemapasan : udara keluar masuk saat pemapasan biasa.
b) Udara komplementer: udara yang masih dapat masuk ke paru-paru setelah inspirasi biasa.
c)Udara suplementer: udara yang masih tersisa setelah kita melakukan ekpirsi biasa.
d) Udara residu : udara yang masih tertinggal di paru-paru setelah mengadakan ekspirasi sekuat-kuatnya
e )Kapasitas vital paru-paru :
relaksasi volume rongga mcngecil (tekanan di dalam rongga dada membesar), sehingga mengakibatkan naiknya tekanan udara di dalam
- l_T.u• .. .u'l;'1n.urutI1 n1i.-::Karusme pernapasan yang terjadi berdasarkan gambar yang disajikan.
• Membedakan pernyataan yang tepat tentang inspirasi
• Menyebutkan mekanisme yang terjadi pada proses pemapasan perut
• Menjelaskan organ yang bergerak pada mekanisme pernapasan perut yaitu sekat diafraITTTia
• Menjelaskan volume udara yang keluar masuk paru-paru sebagai akibat pemapasan yaitu udara pemapasan
• Menjelaskan volume udara pemapasan yang dapat diembuskan sekuat-kuatnya setelah melakukan inspirasi sekuat-kuatnya.
• Menjelaskan volume udara yang tersisa di paru-paru setelah ekspirasi biasa
• Menerangkan udara yang tetap terdapat dalam paru-paru s~telah kita mengembuskan udara dalam paru-paru sekuat-kuatnya
• Menjelaskan volume udara yang masih dapat dimasukkan ke oaru-
8 CJ
9 CJ
10 C2
11 Cl
12 C2
13 Cl
14 Cl
15 Cl I
16 C2
17 C2 -~
kapasitas udara yang bias paru setelah melakukan inspirasi dihembuskan setelah biasa. melakukan inspirasi sekuat- • Membuktikan bahwa seorang I 18 I C3 kuatnya. perenang memiliki udara
r•1 • ._1:ip{l.~Ita~ vu211 'T vu1urne l senmgga cua blsa tahan beberapa residu waktu dalam air
• Mendefinisikan pengertian udara I 19 I Cl residu
• Mendefinisikan pengertian kapasitas I 20 I Cl
vital aru- aru Kelainan atau Penyakit a. Non-infeksi • Memberi contoh gangguan paru-paru 21 Cl pada Sistem Pemapasan • Asfiksi merupakan yang bukan karena infeksi Manusia terganggunya pengangkutan • Menjelaskan penyakit gangguan I 22 I C2
oksigen ke sel-sel atau saluran pemapasan akibat infeksi jaringan tubuh. Mycobacterium tuberculosis
• Amandel yaitu • Memberi contoh penyakit p~da pembengkakan kelenjar limfe sistem pemapasan karena infeksi I 23 I C2 di tekak • Menjelaskan penyakit yang
• Polip yaitu pembengkakan diakibatkan oleh peradangau pada kelenjar limfe dihidung cabang tenggorok I 24 I Cl
• Asma yaitu penyakit • Menentukan penyakit yang dapat menahun kronis akibat disebabkan oleh alergi terhadap suatu j
I penyempitan bronkus dan I benda, asap, tembakau/rokok, psikis 25 C3
bronkiolus;akibat alergi I (pikiran), atau keturunan. terhadap suatu benda,asap, tembakau/rokok,psikis, atau keturunan
: Kanker paru-paru yaitu penyakit yang diakibatkan polusi udara yang bersifat I
I I I -IV langsung atau tidak langsung, -
antar lain CO, N02, H2SO,, dan HCO
b. Infeksi • Faringitis yaitu peradangan
+" .. _: ... ,... ..J.!--L-L.1.-- _1_1_
• Tonsillitis yaitu peradangan rongga hidung bagian atas atau tonsil oleh bakteri
• Bronchitis yaitu peradangan pada bronkus atau bronkiolus
• Pneumonia yaitu infeksi paruparu karena bakteri dan virus pada dinding alveolus
~ IV IV
123
Lampiran 9
UJI INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I Nama: Kelas :
Pilihlah salah tu jawaban yang paling tepat !
I. Re: asi adalah .... a. ·iukaran gas oksigen Ji paru-paru b. iukaran gas oksigen dari atmosfer ke paru-paru c. -tukaran gas oksigen di paru-paru dan jaringan d. iukaran gas oksigen dan karbondioksida
2. Tuj 1 utama bernafas adalah .... a. ndapatkan 02 b. nyerap 02 guna pembakaran dalam tubuh c. tukaran gas d. lepaskan C02
3. Ok: 1si biologi adalah .... a. 1ses membakar zat makanan di dalam tubuh dengan menggunakan
1igen b. 1ses pengambilan 02 dari udara bebas c. ,ges penyaringan oleh udara oleh rambut-rambut hidung dan selaput
dir d. 1Ses penyesuaian suhu udara yang masuk ke rongga hidung
4. Pro oksidasi biologi di dalam sel tunuh dapat ditulis dengan reaksi .... a. makanan + 02 - C02 + H20 b. makanan + 02 - C02 + H20 + energi c. makanan + 02 - C02 + H20 + gaya d. makana11 + 02 - C02 + 02 + energi
5. Org organ pernapasan pada gambar di bawah ini secara bernrutan ada
a. ung, trakea, laring, bronkus, bronkiolus, alveolus b. ung, paring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus c. ung, laring, trakea, bronkiolus, bronkus, alveolus d. ung, laring, trakea, bronkus, alveolus, bronkiolus
124
6. Sil isik paru-paru pada manusia yang benar adalab .... a. nan 2 gelambir b. nan 3 gelambir c. :i 3 gelambir d. lak mempunyai gelambir
7. Se! ai bagian alat pernapasan, hidung berfungsi sebagai. ... a. myaring udara yang masuk b. myaring udara dan menyesuaikan suhu c. :mbasahi udara yang masuk d. rtukaran gas
8. Ud di dalam rongga hidung dibersihkan oleh .... a. :Jiler hidung & lapisan epitel b. Ji!er hidung & lendir hidung c. 11but-rambut hidung dan lapisan epitel d. nbut-rambut hidung & selaput lendir hidung
9. Fm lendir yang dihasilkan oleh selaput lendir pada rongga hidung ada a. :nyirnpan udara b. nghangatkan udara c. nyaring udara d. mbuang udara
10. Bat mtara rongga dada dan rongga perut adalab .... a. Ura b. ggorokan c. :fragma d. u-paru
11. Bui :ulu halus yang terdapat dalam hi dung berguna untuk .... a. nyaring udara b. nghangatkan udara c. ncimn bau d. lembabkan udara
12. Ala :rnapasan pada gambar di bawab ini berfungsi untuk ....
X, j) a. tpat mengikat udara b. !pat menyaring udara c. ipat pertukaran 02 dan C02 d. ipat pembentukan hemoglobin
125
13. Brc .olus bercabang-cabang menjadi pembuluh halus yang disebut. ... a. •nkus b. eolus c. cea d. nkiolus
14. Fun silia/rambut getar yang terdapat pada batang tengg;orok adalah .... a. nyesuaikan su b. :gatur kelembaban c. yaring kotoran yang mauk ke dalam pemapasan d. ; 1ghalangi makanan agar tidak masuk ke tenggorokan
15. Pad: ring/tekak terdapat anak tekak dan katup tenggornkan yang berguna
16.
17.
18.
19.
untu a. 1 tyaring kotoran yang masuk ke saluran pemapasan b. 1 yesuaian suhu c. I ~atur kelembaban d. r :ghalangi makanan agar tidak masuk ke tenggorokan pada saat
r .gunyah
Umt a. h b. h c. h d. h
Di di a. u b. u c. aJ
d. c
Perisl a. H b. c c. 0 d. Sc
Pad a kapur udara a. 0 b. H: c. N: d. NJ
alannya pernapasan pada manusia yang benar adalah .... ng-trakea-laring-bronkus-bronkiolus-alveolus ng-laring-trakea-broukus-broukiolus-alveolus ng-laring-bronkus-alveolus-paruparu ng-laring-trakea-bronkus-alveolus-pampam
l paru-paru yang dipertukarkan adalah .... a alveoli dengan gas dalam kapiler darah l bebas dengan udara alveoli ·a darah dengan udara alveoli dan H20 darah dengan 02 udara pemapasan
1 pertukaran gas secara difusi terjadi terhadap gas., ..
ianya
du kita mengembuskan udara pemapasan melalui pipa ke dalam air ma kelamaan air kapur meajadi keruh. Hal ini membuktikan bahwa -i paru-paru mengandung gas ....
126
20. Mi 11 sambil bicara dapat menyebabkan tersedak, pertistiwa ini terjadi pada ba: l ....
a. ngga hidung b. 11gga mulut c. ngkal tenggorok d. tang tenggorok
21. Ud pernapasan yang diembuskan ke pernlkaan kaca akan menyebabkan ka< menjadi buram. Hal ini demikian menunjukkan baliwa udara pe1 msau mengandung .... a. b. )2
c. 0 d.
22. Pac roses pernapasan, pengikatan 0 2 terjadi pada .... a. u-paru b. eolus c. d. all
23. Pro : utama yang dihasilkan dari proses respirasi adalali. ... a. >rgi b. 12
c. d. )
24. Tali 11 pernapasan eksternal adalali pertukaran gas dari .... a. ili ke sel b. osfer ke paru-paru c. ~olus ke sel d. osfer ke alveolus
25. Zat · na merali yang mengikat oksigen dalam darali adailali .... a. I tosianin b. ihemoglobin c. 1oglobin d. hemoglobin
Lampiran 11 Tabei 14. Basil Perhitungan Uji Validitas Instrumen
R I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 x X" A I I I I 0 I I I 0 I 0 I 0 0 0 I I I I I I I I 0 0 17 289 B 0 I I 0 I 0 I I I I I 0 I I 0 I I I I I I I I I I 20 400 c 0 I 0 I 0 I I 0 0 1 1 1 0 • 0 n . .
- v v v ' v 1 1 v u I " 0 0 l ' 0 l l 0 I I 0 0 l I 0 II 121 F 0 0 I 0 I I 0 0 0 I I 0 0 I 0 I I 0 I I I 0 I I I 14 1% G 0 0 I I I I I 0 0 I I I 0 I I 0 I I I I I I I I I 19 361 H I 0 I I I I 0 I I I I I I I I I I I I I I I 0 0 I 21 441 I 0 0 0 I 0 I I 0 I I I 0 0 I 0 I I 0 I I I I I I I 16 256 J I I 0 I 0 0 0 0 I I 0 I I I I 0 0 I 0 I 0 I 0 I I 14 196 K 0 I 0 I I I 0 I I I 0 I I 0 I I 0 0 I I I I I I I 18 324 L 0 0 0 0 I 0 I I 0 I I 0 I 0 0 0 I 0 0 I I 0 0 0 0 9 81 M I 0 0 0 I 0 0 0 0 I 0 I 0 0 0 I I 0 0 0 I 0 I I I 10 100 N 0 0 0 I 0 I 0 I 0 0 I 0 I I 0 0 0 0 I 0 I 0 I I 0 10 100 0 I I 0 I I I I 0 0 I 0 I I I 0 0 I 0 0 I 0 I I I I 16 256 p 0 I I 0 0 0 0 0 0 I 0 0 I I 0 0 0 I 0 I 0 0 I 0 I 9 81 0 0 0 I 0 0 0 0 0 0 I 0 I 0 I 0 I I 0 0 0 I I 0 0 0 8 64 R 0 I I I I I I 0 0 I 0 I I I I 0 0 I 0 0 I I I I I 17 289 s I 0 0 I 0 I I 0 I I I 0 I I 0 I 0 I 0 I I I I l I 17 289 T 0 0 I 0 0 0 0 0 0 I 0 I 0 I I 0 I 0 0 I I I I I I 12 144 u I 0 I 0 I I 0 I I I I I 0 0 I I I I I I I I I 0 0 18 324 v 0 0 I 0 I I I I 0 I I 0 0 I 0 I I 0 I 0 I I I I I 16 256 w I I I I 0 I I 0 I I I 0 I I I I I I I I I I I I I 22 484 -x I I I I I I 0 I I I I I I I 0 I I I I I I I I I I 23 529 y 0 0 I 0 I I I 0 0 0 I 0 0 I 0 0 I I I 0 I 0 I 0 0 11 121 z 0 I I I I I 0 0 I I I 0 I 0 0 I I 0 I I I I I I I 18 324
AA 0 0 0 I I I 0 0 0 I 0 0 I 0 0 0 0 0 I 0 I I I 0 0 9 81 AB 0 0 0 ! 0 ! 0 0 I 0 l 0 • l l l I 0 i i l I I l l 16 256 ' AC I I l I 0 I I I I I 0 I 0 0 0 I I I ! l ! l 0 0 l •• '" 324 AD I I l I l I I ·1r 0 I I I 0 I I I I I l I I I I I I 22 484 AE I I I I I I I I 0 I I I 0 I I I I I I I I I I I I 23 529 AF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 I 0 0 I I 0 0 0 0 0 I 1 0 I 0 I 7 49 AG 0 0 0 I 0 I 0 0 0 I 0 0 I I 0 0 0 I 0 0 I I I 0 0 9 81 AH I I I I I I I 0 I I I l 0 I 0 I I I I I I I I I I 22 484 Al I I I I I I I I 0 l ! l l l l l l l I 1 I l I l i 24 576 AJ l I l l 0 I I I 0 I 1 1 0 0 I 0 1 0 I I I I I 1 0 18 324 AK I I I I I l 0 I I I I I 0 I I I I I I I I I I I I 23 529 AL 0 0 I 0 I I 0 0 I 0 I 0 0 I 0 I I 0 I I I I I I I 15 225 AM I I I I 0 I 0 0 0 I I 0 0 l I 0 I 0 I I I I I I I 17 289 AN I I I I I I I 0 I I I I 0 I I I I I I I l I I I I 23 529 -AO 0 0 0 I I I I 0 0 0 I I l I 0 I I 0 I I I I I I I 17 289 AP I I I I 0 l l 0 I l I l 0 0 I 0 I 0 I I I I 0 0 0 16 256
N 00
AQ 0 0 0 0 0 0 0 0 I I 0 I 0 I I 0 I 0 I 0 I I 0 0 I 10 100 AR l 0 0 0 I I 0 0 l I I I I 0 0 0 I 0 I I I I I l I 16 256
AS I I I I I I I I I I I I I I 0 I I I I I I I I I I 24 576 AT I I I I 0 I 0 0 0 I 0 I 0 I 0 I I 0 I I I I I I I 17 289 AU 0 0 0 I 0 I I 0 1 I 0 0 0 I 0 1 1 0 I I I I I I I 15 225 AV 0 0 I 0 0 I I 0 0 0 0 0 I I 0 0 I 0 I 0 I I I 0 0 to 100 AW 0 0 0 I 0 0 0 0 0 I 0 0 0 I 0 I I 0 I 0 I 0 I 0 I 9 81 AX I I I I I I I I I 0 I I I I I I I I I I I I I I I 24 576 Jmlb 23 24 30 35 27 40 26 16 23 43 31 28 23 39 19 31 41 22 39 46 40 43 34 37 37 799 13955
-~
130
Lampira 2
Langkah I M
Langkah2 M
M
M
Langkah3 Me
Sl
Oil
SL
SL
SL SL SL
Langkah4 Me1
Langkah 5 Me1 Ko~ Con Mp
Mal
Perhitungan Validitas Item Soal Siklus I
apkan tabel perllitungan validitas
ll'i skor mean dari skor total yaitu Mt dengan menggunakan rumus :
2:Xt N
799
50 15.98
ri deviasi standar total yaitu dengan rumus :
[z::tr mi : I;Xt= 13955; I;Xt=799; N=50; jadi :
2
' 13955 -[799] 50 50
'.J279.1-(15.98)2
.J279. l - 255.3604
.J23.7396 4.92
i perhitungan Mp dari tiap butir I s/d 25
i atau menghitung koefisien korelasi (r00, dari item I s/d 25) menggunakan rumus ;n Point Biserial. Adapun perhitungannya yaitu: soal No. I l.35 Mt= 15.98 SD= 4.92 p = 0.46 q = 0.54 fw1>o1 = 0.273
bL< = M~;;1t H r = 19.35-15.98 ~0.46 .,, 4. 92 0.54
3.37 0 2 rhi, = --x .85 4.92
rhi, = 0.583 r.,"'1 '""'• maka untuk soal no I layak untuk dipakai (valid)
Lampiran 13
Ta be
No I I\ 2 I\ 3 I! 4 Ji 5 I! 6 l'i 7 l'J 8 19 9 18 IO 16 JI 18 12 18 13 16 14 16 15 18 16 17. 17 16. 18 0.5 19 17. 20 17. 21 16. 22 17. 23 16. 24 17. 25 17.
• Dimana
untuk n
5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Siklns I
.
Mt SDt I> Q rpbi rt bl* Kriteria 15.98 4.92 0.46 0.54 0.583 0.273 Valid 15.98 4.92 0.48 0.52 0.613 0.273 Valid 15.98 4.92 0.6 0.4 0.509 0.273 Valid 15.98 4.92 0.7 0.3 0.489 0.273 Valid 15.98 4.92 0.54 0.46 0.459 0.273 Valid 15.98 4.92 0.8 0.2 0.526 0.273 Valid 15.98 4.92 0.52 0.48 0.37 0.273 Valid 15.98 4.92 0.32 0.68 0.435 0.273 Valid 15.98 4.92 0.46 0.54 0.459 0.273 Valid 15.98 4.92 0.86 0.14 0.106 0.273 Tidak Valid 15.98 4.92 0.62 0.38 0.57 0.273 Valid 15.98 4.92 0.56 0.44 0.462 0.273 Valid 15.98 4.92 0.46 0.54 0.02 0.273 Tidak valid 15.98 4.92 0.78 0.22 0.IJ3 0.273 Tidak Valid 15.98 4.92 0.38 0.62 0.45 0.273 Valid 15.98 4.92 0.62 0.38 0.506 0.273 Valid 15.98 4.92 0.82 0.18 0.357 0.273 Valid 15.98 4.92 0.44 0.56 0.56 0.273 Valid 15.98 4.92 0.78 0.28 0.468 0.273 Valid 15.98 4.92 0.78 0.28 0.555 0.273 Valid 15.98 4.92 0.92 0.08 0.206 0.273 Tidak Valid 15.98 4.92 0.8 0.2 0.566 0.273 ' Valid 15.98 4.92 0.86 0.14 0.186 0 .27~ Tidak Valid 15.98 4.92 0.68 0.32 0.52 0.273 Valid 15.98 4.92 0.74 0.26 0.447 0.273 Valid
_ Mp-M1 1£ valid apabila ypbi > 0,273 (r tabel product moment SDI fq
0 taraf a= 5%)
131
Lampiran 14 Tabet 14. Hasil Perhitungan Uji relibilitas Instrumen
I 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 15 16 17 18 19 20 22 24 25 x X' I I I I 0 I I I 0 0 I 0 I I I I I I 0 0 14 196
0 I I 0 I 0 I I I I 0 0 I I I I I I I I 15 225
0 I 0 I 0 1 I n n . . -- - v v ' l ' v I ! ! 0 l H 121
0 0 0 I 0 I I 0 0 0 0 0 I I 0 I I 0 I 0 8 64
0 0 I 0 I I 0 0 0 I 0 0 I I 0 I I 0 I I IO 100
0 0 I I I I I 0 0 I I I 0 I I I I I I I 15 225
I 0 I I I I 0 I I I I I I I I I I I 0 I 17 289
0 0 0 I 0 I I 0 I I 0 0 I I 0 I I I I I 12 144
I I 0 I 0 0 0 0 I 0 I I 0 0 I 0 I I I I 11 121
0 I 0 I I I 0 I I 0 I I I 0 0 I I I I I 14 196
0 0 0 0 I 0 I I 0 I 0 0 0 I 0 0 I 0 0 0 6 36
1 0 0 0 I 0 0 0 0 0 I 0 I 1 0 0 0 0 I I 7 49
0 0 0 I 0 I 0 I 0 I 0 0 0 0 0 I 0 0 I 0 6 36
I I 0 I I I 1 0 0 0 I 0 0 I 0 0 1 I 1 I 12 144
0 1 I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 I 0 0 I 5 25
0 0 I 0 0 0 0 0 0 0 I 0 I I 0 0 0 1 0 0 5 25
0 1 1 I I I I 0 0 0 1 I 0 0 I 0 0 I 1 I 12 144
I 0 0 1 0 I I 0 I I 0 0 I 0 I 0 I 1 I 1 12 144
0 0 I 0 0 0 0 0 0 0 I I 0 I 0 0 ! ! ! 1 8 64
I 0 1 0 1 I 0 I 1 1 I 1 I I I I 1 ! ! ! 0 A 15 225 v
0 0 1 0 1 1 I 1 0 1 0 0 1 I 0 1 0 1 1 I 12 144
1 I 1 1 0 1 I 0 1 I 0 1 1 I 1 I 1 I I I 17 289
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 I 0 1 I 1 1 I I 1 I 18 324
0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 I ! 0 0 0 0 8 64 ) 1 1 1 1 1 0 0 I 1 0 0 I 1 0 1 I 1 1 1 14 196 ) 0 0 1 I I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 I 0 I 0 0 5 25 ) 0 0 I 0 I 0 0 I 1 0 1 1 I 0 I 1 1 1 1 12 144
I I 1 I 0 1 I 1 1 0 1 0 I 1 I I I I 0 1 16 256 -w I 1 1 1 1 I 1 0 0 I I I 1 1 I I 1 1 I 1 18 324 N
' ' ' , u I I I I I I I I I I I I 19 361
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 I 0 0 I 2 4
0 0 0 I 0 I 0 0 0 0 0 0 0 0 I 0 0 I 0 0 4 16
I I I I I I I 0 I I I 0 I I I I I I I I 18 324
I I I I I I I I 0 I I I I I I I I I I I 19 361
__!_ I I I 0 I I 1 0 I ' ' n ' n
. . ' ' ' ,
' 19 361
0 0 I 0 I I 0 0 I I 0 0 I I 0 I I I I I 12 144
I I I I 0 I 0 0 0 I 0 I 0 I 0 I I I I I 13 169
I I I I I I I 0 I I I I I I I I I I I I 19 361
0 0 0 I I I I 0 0 I I 0 I I 0 I I I I I 13 169
I I I I 0 I I 0 I I I I 0 I 0 I I I 0 0 14 1%
0 0 0 0 0 0 0 0 I 0 I I 0 I 0 I 0 I 0 I 7 49
I 0 0 0 I I 0 0 I I I 0 0 I 0 I I I 1 I 12 144
I I I I I I I I I I I 0 I I I I I I I I 19 361
I I I I 0 I 0 0 0 0 I 0 I I 0 I I I I I 13 169
0 0 0 I 0 I I 0 I 0 0 0 I I 0 I I I I I II 121
0 0 I 0 0 I I 0 0 0 0 0 0 I 0 I 0 I 0 0 6 36
0 0 0 I 0 0 0 0 0 0 0 0 I I 0 I 0 0 0 I 5 25
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I 20 400
23 24 30 35 27 40 26 16 23 31 28 19 31 41 22 39 46 43 37 37 605 8435
1.25 0.25 0.24 0.21 0.25 0.16 0.25 0.22 0.25 0.23 0.25 0.23 0.23 0.15 0.25 0.17 0.17 0.16 0.22 0.19 4.33
Uji Reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan nlmus K_wR_ 20 dari Kuder~Fjcardison. l\dapun pcrhitUiigannya yaitu.:
r,,: [_!!__] [i- LPiqi] n-I St2
St2 =[~XtJ Diketahui St2 =( 4, 72)2
; 2;p*q = 4.33, n=20,jadi : -w w
1J4
---, N Q
ti=< M ~ blJ N blJ ::;:; N "" t-;, ----, i::
2i3 ~ ~ ~ ·;::;
-'1 ~ M ('-. ~ "' M N. °' ~
""" N -- N 0 ~ ;.§ - -- :r I I 00 ;; --,
~ .: 11 - ..::::.. ... --..J ~
No V') V') V') v-. N ~ q o. 00 __, L__J - - - 0
II II II II II II ~==
Lampiran 15
JJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II
Nama: Kelas :
Pilihlah salal tu jawaban yang paling tepat !
1. Perna~ a. oto b. oto
2. Pernap a. reli b. kor c. kor d. kor
3. Pada w a. dia: b. dial c. diaJ d. diaJ
4. Gamba
n perut te1jadi okh aktivitas .... afragma c. otot antar rusuk ~rut d. otot tulang dada
n dada dapat terjadi karena aktivitas .... 1si otot diafragma ksi otot diafragma ksi otot antar rusuk ksi dan relaksasi otot rusuk
u inspirasi terjadi .... :ma mendatar, tulang rusuk menurun ma mendatar, tulang rusuk terangkat :ma melengkung ke atas, tulang rusuk terangkat :ma melengkung ke bawah, tulang rusuk menunm
bawah adalah aktivitas pernapasan dada pada saat ....
a. eksJ si c. inspirasi b. kon :si d. inhalasi
5. Peristi\\ I) Di 2) Ti 3) Ti 4) Di
Yangm a. I & b. 2&
ang terjadi pada pernapasan dada dan perut: agma mendatar 1g rusuk menurun 1g rusuk terangkat agma melengkung ke atas mjukkan peristiwa ekspirasi (pengeluaran udara) adalah ....
c. 3 &4 d. I &3
135
6. Tulani pemap a. ms b. ek~
7. Pada men ye a. nai b. tur c. tek d. oto
8. Pada s memb< Dengai a. IDS]
b. eks
9. Gainba
136
usuk menurun, diafragma melengkung ke atas, ad al ah aktivitas n .... 1si c. kontraksi asi d. relaksasi
tt kontraksi, volume rongga dada akan membesar, sehingga kan .... ra tekanan udara ya tekanan udara n rongga dada mengecil Jang rusuk mengendor
relaksasi volume rongga mengecil (tekanan di dalain rongga dada ), sehingga mengakibatkan naiknya tekanan udara di dalain pruru-pruru. :mikian te1jadilah .... si tsi
c. kontraksi d. Inhalasi
bawah adalah aktivitas pemapasan dada pada saat. ...
a. eks1 si c. kon ~si
c. inspirasi d. ekshalasi
10. Pemyat a. otot
terru b. otot
tulru c. otot
terai d. otot
men
11. Mekani: a. peni b. peni c. kont d. pen~
yang tepat tentang inspirasi adalah .... tar tulang rusuk dan diafragma berkontraksi sehingga tulang rusuk :at, rongga dada membesar dan udara masuk ttar tulang rusuk dada berkontraksi, diafrgan1a relaksasi sehingga usuk terangkat, rongga dada membesar dan udara masuk 1tar tulang dada dan diafragma relaksasi sehingga tulang rusuk at, rongga dada membesar dan udara masuk ar tulang dada relaksasi sehingga tulai1g rusuk terangkat, rongga dada sar dan udara masuk
: atau proses pemapasan perut meliputi .... tbilan 02 (inspirasi) 1aranC02 si .bilan 0 2 (inspirasi) dan pengeluaran C02 ( ekspirasi)
12. Mekan a. sek b. oto
13. Volum disebut a. uda b. uda
14. Volum inspirru a. uda b. uda
15. Volumt a. uda: b. uda
16. Setelah dalamr a. resi, b. kon
17. Volumt inspirru; a. uda: b. uda c. udru d. kap:
18. Seoran€ bahwac a. uda b. udru c. udru d. kap1
19. Udara n a. vok b. volu c. volu d. volu
eksr
20. Kapasit a. volu b. volu c. volu d. volu
137
.e pemapasan perut berdasarkan gerakan .... liafragma c. dinding paru-pam .tar tulang rusuk d. perut
idara yang keluar masuk paru-paru sebagai akibat pemapasan
mmplementer c. udara cadangan iemapasan d. udara vital paru-paru tdara yang dapat diembuskan sekuat-kuatnya setelah :kuat-kuatnya disebut. ... 1emapasan >ernapasan
c. udara komplementeir d. uda:ra cadangan
melakukan
Iara yang tersisa di paru-paru setelah ekspirasi biasa disebut. ... •ernapasan c. udara residu :omplemen d. udara cadangan
:eorang mengembuskan udara dalam paru-paru sekuat-kuatnya, maka 1-paru tetap terdapat udara yang disebut udara ....
c. cadangan :menter d. pernapasan
Jara yang masih dapat dimasukkan ke paru-paru setelah melakukan asa, yaitu .... esidu adangan omplemen llS vital parn-paru
:renang tahan beberapa waktu di dalan1 air, hal ini menunjukkan memiliki .... ;sidu paru-paru yang besar omplementer paru-paru yang besar adangan yang besar as vital paru-paru yang besar
lu adalah .... udara yang keluar masuk paru-paru akibat aktivitas pemapasan udara yang diembuskan setelah melakukan inspirasi udara yang tersisa di paru-paru setelah ekspirasi sekuat-kuatnya udara yang masih dapat diembuskan dari dafam paru-paru setelah
si
·ital paru-paru merupakan .... udara yang keluar masuk akibat aktiviras pernapm:an udara yang tersisa di paru-paru setelah ekspirasi sekuat-kuatnya udara yang diembuskan setelah melakukan inspirnsi maksimum udara yang diserap paru-paru
21. Contoh. a. bron b. pneu
22. Penyaki1 tubercul a. difte b. bron
23. Contoh1 a. amar b. polii:
24. Peradani a. seles b. broni
25. Penyakit tembaka1 a. asma b. kank•
gguan paru-paru yang bukan karena infeksi adal.ah .... tis c. TBC nia d. asma
~angguan saluran pemapasan akibat infeksi ~.adalah ....
c. TBC :is d. as ma
yakit pada sistem pemapasan karena infeksi adalah ... c. asma d. TBC
pada cabang tenggorok disebut. ... c. TBC
1s d. asma
138
Mycobacterium
mg dapat disebabkan oleh alergi terhadap suatu benda, asap 1kok, psikis (pikiran), atau keturunan adalah ....
c. bronchitis aru-paru d. TBC
139
La iran 16
Kunci jawaban nji instrnmen siklus II
I. A 11. D 21. D
2. D 12.A 22.C
3. B 13. B 23. D
4. c 14. B 24.B
5. B 15. D 25.A
6. B 16. A
7. B 17. c 8. B 18. D
9. A 19. c IO.A 20.C
Lamp1ra11. n Tabel 14. Hasil Perhitungan Uji Validitas lnstrumen Siklus II
R I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 x X' A 0 I I I I I I 0 0 0 I 0 I I 0 I I I 0 I I I I I 0 17 289 B 0 0 I I I 0 0 0 0 0 I 0 I 0 0 I I 0 I I I I 0 0 0 11 121 c I 0 I I I 0 0 0 0 0 I I I 0 0 0 0 I 0 l I l 0 0 0 11 121 n I I l 1 l l 0 0 0 0 l l 1 l 0 1 0 0 I I I I n ' n u ,.,
r v v v v v v ' v v v v . ' tr , -, l v 1 l u " I [ I I l 0 rn 100 G l l I I I I 0 l I 0 I I l I I I 0 I I l l I I I I 22 484 H 0 I I I I I 0 0 0 0 I 0 l 0 0 0 0 0 I 0 I I 0 0 0 10 100 I 0 I I I I I 0 0 0 0 0 I I 0 0 0 0 0 0 I I I 0 I 0 II 121 J 0 0 I l I 0 0 0 0 I I 0 I 0 0 0 I l I 0 I 0 0 0 0 10 100 K 0 0 l I l I 0 0 0 I l 0 l 0 0 0 0 0 l 0 l I 0 l 0 11 121 L I I I I 0 l 0 l l 0 l I l 0 I I 0 l I l 0 I I l l 19 361 M I 0 I I I l I 0 0 0 0 l l 0 0 0 0 0 0 l 0 I 0 0 0 10 100 N 0 l I l 0 l I 0 l 0 I l l l I 0 0 l 0 0 0 I 0 0 0 13 169 0 l I I I 0 I 0 I I I I 0 I I I I 0 l I l 0 I l I l 20 400 p I I l I l l l l l l l 0 0 l 0 l 0 0 l l I l l 0 l 19 361 Q l l l l l l 0 0 l l l 0 l I 0 l 0 0 l l l l l l 0 18 324 R 0 0 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 I 0 0 l 0 0 0 0 0 l 0 0 0 4 16 s l l l l 0 I 0 0 0 l I l I l 0 I 0 l I I l I l l 0 18 324 T 0 0 l l 0 0 0 I I 0 0 l l 0 I 0 0 l l 0 l l 0 0 l 12 144 u l l I l 0 l l I l 0 0 I I l 0 I 0 l 0 l l I l l I 19 361 v 0 l 0 0 l 0 0 0 l I l l 0 0 0 0 0 0 I l 0 l 0 l 0 to 100 w 0 0 l l I l 0 0 0 0 0 I l 0 0 0 0 l I l l I 0 0 0 II 121 x 0 0 I l I 0 0 0 l 0 I l I l 0 0 0 0 I I l 0 0 l 0 12 144 y l 0 l l I 0 0 0 0 0 0 l I 0 0 0 0 0 0 I l I 0 0 0 9 81 z l 0 0 l l 0 0 0 0 0 I 0 I 0 0 0 0 0 0 0 0 I 0 0 0 6 36
AA l 0 I l l I l 0 l 0 I l l 0 0 l I 0 I l I I I I 0 18 324 AB 0 0 0 l 0 0 0 0 0 0 0 0 I 0 I 0 0 0 I 0 0 0 0 0 0 4 16 AC 0 0 l l 0 0 0 0 0 0 l l l 0 0 l 0 0 I 0 l l 0 l 0 IO 100 AD 0 0 l l I l 0 I 0 0 I 0 I 0 0 0 0 0 l 0 l I 0 l 0 II 121 AE 0 0 l l 0 0 0 0 0 0 l 0 0 0 0 0 0 l 0 0 I I 0 0 0 6 36 AF 0 0 l l l l l 0 0 0 l 0 l 0 0 0 0 0 I l l l 0 I 0 12 144 AG 0 0 0 l 0 0 0 0 0 0 l 0 l 0 0 0 l 0 l 0 0 l 0 0 0 6 36 AH l 0 l l l 0 0 0 0 0 l 0 l 0 0 0 0 0 l 0 I l 0 l 0 10 100 Al 0 0 0 I 0 0 0 0 0 0 0 0 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 l 0 3 9 AJ l l l l 0 l 0 l I 0 0 l l ! ! ! 0 ! ! I l l ! 0 ! 19 361 AK l l 0 l l l 0 l l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 l 0 0 8 64 AL l 0 0 l 0 0 0 0 0 0 l 0 0 0 I l 0 0 l l I 0 l l l 11 121 AM 0 0 l I 0 0 0 0 0 0 0 0 l 0 0 0 0 0 l l 0 0 0 0 0 5 25 AN 0 0 l l 0 0 0 0 0 0 l 0 l 0 0 I 0 l l 0 l l 0 l 0 10 100 AO 0 0 0 I l l 0 l l 0 l 0 0 0 0 0 0 0 l l l 0 l l 0 ll 121 AP 0 l 0 0 0 0 0 0 0 0 l 0 l 0 0 0 0 0 l 0 l 0 0 l 0 6 36 -AQ 0 0 0 I 0 0 0 0 0 0 l 0 0 I 0 I 0 l I I 0 l 0 0 0 8 64 ~ AR 0 0 I 0 0 0 0 0 0 0 I 0 l 0 0 l 0 0 0 0 l l 0 0 0 6 36
AS 0 I I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 I 0 0 0 0 I 0 0 0 0 0 0 4 16 AT 0 I I 0 0 0 I 0 0 0 I 0 0 I 0 I 0 0 I I I I 0 I 0 II 121 AU 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 I 0 0 0 0 0 I I I 0 0 I 0 7 49 AV 0 0 I 1 I 0 0 0 0 0 I I I 0 0 0 0 I I 0 I I I 0 1 12 144 AW 0 I 0 0 0 0 0 0 0 0 I 0 0 0 0 I 0 I 0 1 0 0 0 0 0 5 25 AX 0 I 0 0 I I I 0 14 0 0 I I 0 0 0 0 0 0 I I I 0 1 0 ti 121 Jmlh 18 21 37 40 26 23 10 10 16 7 35 20 39 16 8 22 7 17 34 JO 35 38 16 26 9 560 7444
-""" -
142
Lampir. l8
Langkah j l\
Langkah.:i l\
A
A
Langkah3 t-1
5
D
s
s s s s
Langkah 4 M
Langkah 5 M K< Cc M:
M:
Perhitungan Validitas Item Soal Siklus II
riapkan tabel perhitungan validitas
:ari skor mean dari skor total yaitu Mt dengan menggunakan rumus :
IXt :--
N 560
:--
50 ' 11.20
ari deviasi standar total yaitu dengan rumus :
= [~tr ihui: 2/\'t=7444; 2/\'t=560; N=50;jadi:
2
= 7444 -[560] 50 50
= ~148,88 - (11,20) 2
= ~148,88-125,44
= ~23,44 =4,85
ui perhitungan Mp dari tiap butir I s/d 25
1ri atau menghitung koefisien korelasi (rb;, dari item I s/d 25) menggunakan rumus ien Point Biserial. Adapun perhitungannya yaitu: ~ soal No. l 15 Mt= 11,2 SD= 4,85 p = 0,36 q = 0,64 rm1~1 = 0.273
r =Mp-Mt [P b~ SDt Vq ,. . = 15 -11,2 ~0.36 "' 4.85 0.64
3,8 0 rbl .. =
4.85
x . 75
,.bl.< = 0.58 r,,, r,.11~, maka untuk soal no I layak untuk dipakai (valid)
Lampiran 1~
Ta be
No 1 I: 2 1: 3 1: 4 1: 5 J: 6 1• 7 l• 8 1 ( 9 1: IO 1: 11 1: 12 I'. 13 I i 14 I~
15 I~
16 1, 17 1: 18 1'. 19 1: 20 l '. 21 1: 22 1: 23 J(
24 1: 25 1~
*Dimana
n= 60 tara
143
; Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Instrum·en Siklus Il
' Mt SDt n 0 rnbi rtbl* Kriteria 11.20 4.85 0.36 0.64 0.585 0.273 Valid 11.20 4.85 0.42 0.58 0.410 0.273 Valid 11.20 4.85 0.74 0.26 0.438 0.273 Valid 11.20 4.85 0.8 0.2 0.392 0.273 Valid 11.20 4.85 0.52 0.48 0.269 0.273 TidakValid 11.2(1 4.85 0.46 0.54 0.680 0.273 Valid 11.20 4.85 0.2 0.8 0.288 0.273 Valid 11.20 4.85 0.2 0.8 0.495 0.273 Valid 11.20 4.85 0.32 0.68 0.602 0.273 Valid 11.20 4.85 0.14 0.86 0.326 0.273 Valid 11.20 4.85 0.7 0.3 0.252 0.273 TidakValid 11.20 4.85 0.4 0.6 0.414 0.273 Valid 11.20 4.85 0.78 0.22 0.201 0.273 Tidak valid 11.20 4.85 0.32 0.68 0.564 0.273 Valid 11.20 4.85 0.16 0.84 0.340 0.273 Valid 11.20 4.85 0.44 0.56 0.511 0.273 Valid 11.20 4.85 0.14 0.86 0.125 0.273 Tidak Valid
. 11.20 4.85 0.34 0.66 0.362 0.273 Valid 11.20 4.85 0.68 0.32 0.262 0.273 TidakValid 11.20 4.85 0.6 0.4 0.518 0.273 Valid 11.20 4.85 0.7 0.3 0.382 0.273 Valid 11.20 4.85 0.76 0.24 0.462 0.273 Valid 11.20 4.85 0.32 0.68 0.689 0.273 Valid 11.20 4.85 0.52 0.48 0.342 0.273 Valid 11.20 4.85 0.18 0.82 0.561 0.273 Valid
Mp-Mt IE. valid apabila ypbi > 0,273 (r tabelproduct moment untuk SDI fq
~5%)
.1..iatmp1rau. •u Tabel 14. Hasil Perhitungan Uji relibilitas Instrumen Siklus U
1 2 3 4 6 7 8 9 10 12 14 15 16 18 20 21 22 23 24 25 x X2
0 I I 1 1 I 0 0 0 0 1 0 1 1 I I 1 1 I 0 13 169
0 0 I I 0 0 0 0 0 0 0 0 I 0 I 1 1 0 0 0 6 36
' ' ' ' 1 , ,,, u, u u . u I ! u ! u l l I u l 0 12 144
I I I 1 I 0 0 1 0 0 1 0 1 0 I 1 I I 0 0 12 144
0 0 0 0 0 I 0 0 0 1 I 0 1 0 I I I 1 I 0 9 81
I I 1 1 I 0 1 I 0 I 1 I I 1 1 I I 1 1 1 18 324
0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 6 36
0 1 1 I 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 I 1 I 0 1 0 9 81
0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 I 0 I 0 0 0 0 5 25
0 0 1 1 1 0 0 0 I 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 7 49
1 1 1 1 1 0 I 1 0 I 0 1 1 1 I 0 1 1 I 1 16 256
I 0 1 1 I I 0 0 0 I 0 0 0 0 I 0 1 0 0 0 8 64
0 I 1 I I I 0 I 0 I I I 0 I 0 0 I 0 0 0 II 121
I 1 1 1 I 0 1 I I 0 I I I I I 0 I I I 1 17 289
I 1 I 1 I 1 I 1 I 0 I 0 I 0 I I 1 I 0 1 16 256
I 1 I I I 0 0 1 I 0 I 0 I 0 I I 1 I I 0 14 1%
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 I 0 0 0 1 0 0 0 3 9
I I I I I 0 0 0 1 1 I 0 I I I I I 1 I 0 15 225
0 0 ! ! 0 0 ! ! 0 ! 0 ! 0 I 0 ! l 0 0 l lO 100 .
! ! ! ! ! ! ! l 0 l l 0 l ! l ' ' ' l l 18 324 ' ' ' 0 I 0 0 0 0 0 1 I I 0 0 0 0 I 0 I 0 I 0 7 49
0 0 I I I 0 0 0 0 I 0 0 0 I I I I 0 0 0 8 64
0 0 1 I 0 0 0 I 0 I I 0 0 0 I I 0 0 I 0 8 64
I 0 I I 0 0 0 0 0 I 0 0 0 0 1 I I 0 0 0 7 49
I 0 0 I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 I 0 0 0 3 9
I 0 I I I I 0 I 0 1 0 0 I 0 I I I I I 0 13 169
J 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 I 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4
J 0 I I 0 0 0 0 0 I 0 0 I 0 0 I I 0 I 0 7 49
J 0 I I I 0 I 0 0 0 0 0 0 0 0 I I 0 I 0 7 49
~
t
u
0
0
I
0
I
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18
.23
u I I u u u u u u u v u I v I I v v v
0 I I I I 0 0 0 0 0 0 0 0 I I I 0 I 0
0 0 I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 I 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 I 0 1 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
I I I I 0 I I 0 I I I I I I I I 1 1 0 I
. 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 I I 1
0 I 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 I I 0 0 0 0 0 0 0 0 I 1 0 I 1 0 1 0
0 0 I I 0 I I 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0
I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 I 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 I I 1 0 I 0 0 0
0 I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 I 0 0 0
I I 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 I 0 0 I 0 0 0 0 I 0 I 0 I I I 0 I 0
0 I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 I I 0 0 I 0
0 1 1 0 0 0 0 0 I 0 0 0 I 0 I 1 1 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 I I I 0 0 0 0 0
I 0 0 1 I 0 I 0 I 0 0 0 0 1 1 I 0 1 0
21 37 40 23 10 10 16 7 20 16 8 22 17 30 35 38 16 26 9
0.24 0.19 0.16 0.16 0.56 0.22 0.12 0.24 0.22 0.13 0.25 0.22 0.24 0.21 0.18 0.22 0.25 0.15 0.12
Uji ReJiabilita5 instrumen dilakukan dengan menggunakao rumus K-R 20 dari Kuder-Ricardison. Adapun perhitungannya yaitu:
ri, =[n:l] [1
st' =[L:']'
"[,piqi] St'
, ., 8 64
~ 4
6 36
2 4
" , .. .
9 81
3 9
7 49
8 64
3 9
6 36
4 16
3 9
9 81
4 16
8 64
4 16
9 81
419 4501
4.15
-e
146
.-- ~
• "gB <:>; .,.. i "' c;: N :;· ·.:::
~ w "' I 00
,......., ~ -- ...-1" o\ '"1 ,......., ;§ - '--- -.:!" - 0 °' r-- I I ["-. " r---1
~1; .£. ~
s: 11 - =- ~ .,.. .,.. .,.. "' q o. q 00
'-----' L..__ - - - c;) II II II II II II :..:,:::
Lampiran 2~
Materi: Mai pad
HASIL PENGUASAAN KONSEP SIKLUS II
1-macam pernapasan, Volume udara pernapasan dan Kelainan stem peruapasau
lo Nam a Nilai orates Nilai nnstes 1 A 20 75 2 B 40 80 a c 50 85 ~ D 60 65
? E 25 85 ~ F 60 70 7 G 55 65
~ H 45 90 ) I 50 75 0 J 35 60
~ K 40 70 t2 L 85 100 13 M 60 70 4 N 60 85 5 0 60 65 6 p 55 90 7 Q 65 75 B R 45 65 9 s 40 JOO b T 55 80 \ u 55 80 g v 40 65
~ w 40 90 It x 15 75 5 y 45 90 B z 65 80 f AA 40 70 3 AB 50 75 D AC 35 75 0 AD 35 60 I AE 50 95 2 AF 55 75
> AG 45 65 I AH 60 '15
5 Al 45 85 s AJ 75 80 7 AK 60 85
' AL 55 90 l AM 65 75 ) AN 35 75
148
149
Lampiran 2; Skor N-Gain Siklus I dan Sildus II
No
. N- N-
!esp pretes post es Gain pretes 11ostes Gain
Siklus I Siklus II 1 A 40 50 0.1667 20 75 0.6875 2 B 50 50 0 40 80 0.6667 3 c 55 85 0.6667 50 85 0.7 4 D 70 75 0.1667 60 65 0.125 5 E 50 70 0.4 25 85 0.8 6 F 65 70 0.1429 60 70 0.25 7 G 25 60 0.4667 55 65 0.2222 8 H 20 60 0.5 45 90 0.8182 9 I 65 75 0.2857 50 75 0.5
10 J 55 65 0.2222 35 60 0.3846 11 K 35 60 0.3846 40 70 0.5 12 L 75 85 0.4 85 100 1 13 M 70 75 0.1667 60 70 0.25 14 N 70 65 -0.167 60 85 0.625 15 0 55 60 0.1111 60 65 0.125 16 p 50 85 0.7 55 90 0.7778 17 Q 45 70 0.4545 65 75 0.2857 18 R 45 50 0.0909 45 65 0.3636 19 s 60 75 0.375 40 100 1 20 T 65 70 0.1429 55 80 0.5556 21 •u 70 70 0 55 80 0.5556 22 v 70 50 -0.667 40 65 0.4167 23 :w 55 70 0.3333 40 90 0.8333 24 'X 45 85 0.7273 15 75 0.7059 25 y 40 85 0.75 45 90 0.8182 26 z 50 80 0.6 65 80 0.4286 27 I.A 50 70 0.4 40 70 0.5 28 m 45 50 0.0909 50 75 0.5 29 IC 50 65 0.3 35 75 0.6154 30 lD 60 65 0.125 35 60 0.3846 31 lE 80 85 0.25 50 95 0.9 32 lF 50 60 0.2 55 75 0.4444 33 ;G 45 65 0.3636 45 65 0.3636 34 ~H 65 80 0.4286 60 75 0.375 35 u 60 95 0.875 45 85 0.7273 36 lJ 55 85 0.6667 75 80 0.2 37 ~K 65 80 0.4286 60 85 0.625 38 '1L 50 85 0.7 55 90 0.7778 39 M 60 65 0.125 65 75 0.2857 40 \N 40 50 0.1667 35 75 0.6154
l5G
~amplran 24
Uji-t Skor Hasil Penguasaan Konsep
Fiilred Samples Statistics
Std. Error Mean N Std. Deviation Mean --
Pair I fretcsl 54.2500 40 13.03595 2.06116 --Jostes I 69.8700 40 12.27294 1.94052 --Pair2 ?retes2 49.2500 40 14.07626 2.22565
lostes2 77.7500 40 10.43601 1.65008
Pair3 )gain I .3135 40 .28715 .04:540
i/gain2 .5427 40 .23565 .03726 --Paired Samples Correlations
N Correlation Sig. Pai pretesl &
40 .368 .019 posies!
Pretes2 & 40 .185 .254
oostes2 Pai:
ngainl & 40 .942 .000
Ngain2 Pai1
Paired Samples Test
Sig. (2-Paired Differences t df tailed)
Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the
Mean Deviation Mean Difference
Lower Unner Pair I pretest . - -
postesl !5.6250 14.24094 2.25169 20.1794 [ l.0705 -6.939 39 .000 0 7 3
Pair 2 Pretes2 . . . l8.5000 15.90033 2.51406 33.5851 23.4148 -I l.336 39 .000
postes2 0 7 3 Pair 3 ngainl,
N•ain2 k22922 .10229 .01617 -.26193 -.19651 -14.173 39 .000
Lampiran 2 Tabi lilai Koefisien Korelasi "r" Product Moment d~tri Pearson
l 2 3 4 5 l(
.
:
Ha ma "r" pada taraf signifikansi 5% 1%
0.997 J.000 0.950 0.990 0.878 0.959 0.811 0.917 0.754 0.874 0.707 0.834 '
0.666 0.798 0.632 0.765 0.602 0.735 0.576 0.70:B 0.553 0.684 0.532 0.661 0.514 0.641 0.497 0.623 0.482 0.606 0.468 0.590 0.456 0.575 0.444 0.561 0.433 0.549 0.423 0.537 0.413 0.526 0.404 0.515 0.396 0.505 0.388 0.496 0.381 0.487 0.374 0.478 0.367 0.470 0.361 0.463 0.355 0.456 0.349 0.449 0.325 0.418 0.304 0.393 0.288 0.372 0.273 0.354-0.250 0.325 0.232 0.302 0.217 0.283 0.205 0.267 0.195 0.254 0.174 0.228 0.159 0.208 0.138 0.181 0.113 0.148 0.098 0.128 0.088 0.115 0.062 0.081
151
152
Lampiran 2 Tabel Nilai "t"
1tau db Har1>a kritik "t" nnda taraf si«nilrikansi : 5% 1%
I 12.71 63.66 2 4.30 9.92 3 3.18 5.84 4 2.78 4.60
,5 2.57 4.03 6 2.45 3.71 7 2.36 3.50 lg 2.31 3.36 19 2.26 3.25 lo 2.23 3.17 I I 2.20 3.11 12 2.18 3.06 13 2.16 3.01 i4 2.14 2.98 ls 2.13 2.95 l6 2.12 2 .. 92 17 2.11 2 .. 90 ls 2.10 2.88 19 2.09 2.86 w 2.09 2.84 ! I 2.08 2.83 l2 2.07 2.82
13 2.07 2.81 !4 2.06 2.80 !5 2.06 2.79 \6 2.06 2.78 !7 2.05 2.77 is 2.05 2.76 ;9 2.04 2.76 lo 2.04 2.75 !5 2.03 2.72 0 2.02 2.71 ~
15 2.02 2.69 'o 2.01 2.68 • 0 2.00 2.65 0 2.00 2.65 0 1.99 2.64 0 1.99 2.63
1~ 1.98 2.·63 1.98 2.62
so 1.98 2.61 ho 1.97 2.60 )O 1.97 2 . .59 )0 1.97 2 . .59 )O 1.96 2 . .59 00 1.96 2.58
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI
~NINGKATAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM RESPlRASI PADA 1~USIA MELALUI METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM
I SOLVING)
Penguji
Di:\jukan padajurusan Pendidikan IPA yang dipers~ntasikan
Pada seminar proposal skripsi
Oleh:
rrs DARSIAH
NIM. 103016127088
fe1Y> ki1rn6-1"0 ~ ~lfb~
Ors. AV...~ <;,llf-{l:tr\, µ · ?·
Penguji ill
r. H. Mahmud rv TC•.(r.r, M.Si
~IP. I '.;0 222 93'.
.Nengsih Juanengsih M .Pd
NIP. I 50 377 450
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan IPA
Fakultas llmu Tarbl dnn Kcgu u<>n
1~--Ir. H. Mahmud M Sir<'gar, M.Si
NIP. 150 222 933
Nama
NIM
J w-usan/Pro1
Judul Skrips
No
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ii
12
13
Undani Tentani (Bandu!
Nuryan. Sains, L 2003, h.
Nuryani (Malang
N, Roes1 (Jakarta
Anita Li1 learn in~
Pudyo S1 Konstruk
Paul St (Yogyak•
Paulina P (Jakarta:
Gerard us Hun1anis, http://.por 29 Nov 2(
Wahdi Sa: Jumal Did
Abdul Ma. Standar K Cet. Ke-2,
Dede Rosi Pelibatan, (Jakarta : ~
Abdul Maj
LEMBAR UJI REFERENSI
lis Darsiah
103016127088
Pendidikan IP A/Pendidikan Biologi
Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Metode Pemecahan
\1asalah (problem solving) Tentang Sistem Pemap~an Pada Manusia .
Judul dan Halaman Buku/Referensi
~ang Sistem pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. !•tem Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), f Penerbit Citra Umbara, 2003 ), h. 7
\staman et all, Kemampuan Dasar Bekerja l/miah da!anz !Jan Puskur Balitbangdiknas. Failitator Edisi V THN '
i>taman, dkk. Strategi Be/ajar Mengajar Bio/ogi, 'niversitas Negeri Malang, 2005), h. 33
], K. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. '.Rieneka Cipta, 1994), Cet. Ke-3, h. 35
poperative Learning "MemprakJikkan Cooperative T?uang-ruang Ke/as, (Jakarta: Grasindo, 2002 ), h. 54
::to. Kelerampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis '·me, (Fak. MIPA: UNM, 2002), h. 6
:10. Teori Perken1bangan Kognitif Jean Piaget~
: Kanisius, 200 I), h. 123
',n, dkk. Konstruktivisme Da/am Pembelajaran, lJ-PPAI UT, 2001), h. 18
I.
2.
3.
4.
5.
.fi.
7.
ll.
["Uin. Menggagas Pen1be/ajaran Bahasa Indonesia yang 9.
: akoost.com/berita/index.asp ?Berita=Opin i&id= 145235 h. I
Model Pembe/ajaran Konstruktivisme, (Jakarta : ka Islam Vol. VI. No. I Juni 2005), h. 119
Perencanaan Pemhelajaran "Mengemhangk.an ,etensi Guru", (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006). 42
' Paradigma pendidikan Demokratis "Sebuah Model yarakat da!am Penye!enggaraan Pendidikan", \'ana, 2004 ), h. I 04
'Op Cit, h. 123
10.
I I.
12.
I 3.
Tanda Tangan ,Pcmbimbin2
(
15 Tatang St ')o. Peranan KonstrukJivisme Dalam Pembelajaran dan 1.5. Pengajar. 'ains. Prosiding Seminar lntcmasional Pcndidikan IPA. 2007,h. I
16 Tatang SL '.o. Peranan Konrlrulaivisme Dalam Pe1nbelajaran dan 16. f Pengajart ains. Op Cit. h. 80
17 Musahir., ytrutivisme da/am Pembelajaran IPA. MAN 4 Jakarta, 17.
~ 2004, h. 3
18 Tatang Ju b. Peranan Konrtn1ktivisme Da/am Pemhe/ajaran dan 18. Pengajara \ins. Op Cit, h. 84-85
f 19 Rusdi A. S :. CaraSeseorang Mempero/eh Pengetahuan don 19'. /mplikasitr, i'ada Pembelajaran Matematika, Portal lnfomiasi Pcndidikar [Indonesia, htt~://ww11 bdiknas.go.id/Jumal/43/rusd~-a-siroj.htm, direkam pada tangg !Jan 2007,h. 3
20 Paul Supar. -"'ilsafat Konstruktivisme DalamPendidikan, Op Cit, h. 20. 20
21 Muhibbin ~ i,. Psiklogi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, 21 (Bandung: 'Remaja Rosdakarya, 2004 ), h. 90
f !2 Sukadi. tm1 ientasi Model Konstruktivis Da/am Pen1belajaran 22. /PS, Jumal ijjdikan dan Pengajaran !KIP Negeri Singaraja, No. 2 TH.XXXV >ril 2003, h. 83 r !3 Tatang Sur. I Constructivism and Science Education. (Bandung : 23. Universitas ldidikan Indonesia, 2006), h. 2
'.4 Paul Suparn '.'ilsafat Kanstruktivisme Da/amPendidikan, Op Cit, h. 24. 22
5 Tatang Sura : Peranan Konstriiktivisme Dal am Pembelajafan dan 25. Pengajaran is, Op Cit, h. 86
6 Paul Supam1 .r/safal Konslruktivisme DalamPendidikan, Op Cit, h. 26. ( 66
7 Munaspriyar tarn Ii. Pembelajaran Sains Menyenangkan Dengan 27. [ Metode Kon~ rtivisme dalam Metamorfosa, Jumal Pendidikan IPA, Vol. I I i2 Oktober 2006, h. 49
f Nurhizrah G1 1Jnti. Konstruktivisme dan Penerapannya da/am 28. Praktik Pena !an. Forum Pendidikan, No. 0 I Tahun 30, Edisi April 2005, c !
i Abdul Majid. :, Cit, h. 132 29.
Munaspriyan iamli. Op Cit, h. 51 30.
Hamzah. Pe" ''J.iaran Matematika Menurur Teori Be/ajar 31. Kons1ruktivis1 Dalam Jumal Pendidikan dan Kebudayaan edisi 40,
~ Balitbang - C liknas, h. I
Wagiran. Mer latkan KeakJifan Mahasiswa dan Reduksi 32 . • ,1,_,
Nomor I lbruari 2006. him. 26
33 Tatang ~ ,;no. Constructivisn1 and Science Education. ()p l'it, h. 4 33. ~ 34 Musahir. ? Cit, h. 4 34. /.
35 Munaspr \to Ramli. Op Cit, h. 52-53 35.
36 Perdy K1 ,1. Penerapan Pendekatan Keterampi/an Proses da/ant 36. Seling p, e/ajaran KooperatifTipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas 'Jjar IPA Siswa SLTP. Jumal Pendidikan dan Kebuday No. 045, Tahun Ke-9, November 2003, h. 792-793
37 Wagiran. cCit :17.
~ 38 Barokah toso. ('ooperatif Learning 'Penerapan Teknik JigsalY 38. da/am p, ilajaran Bahasa Indonesia di SLTP, Buletin Pelangi Pendidik1 1/olume I No. I Tahun 1998/1999, hal. 6
39 Supraptar 'Meningkatkan Motivasi Be/ajar Siswa da/am Mata 39. Pe/ajara1 ·ografi Me/a/ui Pendekatan Cooperatif Leaming, Buletin P •gi Pendidikan, Volume 4, No. I Tahun 200 I, hal. 23
40 YumiSu< idkk. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU 40. Pembang 1 UNP Me/a/ui Modifikasi Cooperatif learning Model Jigsaw, J1 I Pembelajaran, No. 04 Tahun 26, Desember 2003, h. 326.
f 41 Wagiran., :Cit. 41.
42 Gerard us 1uin. Menggagas Pembe/ajaran Bahasa Indonesia yang 42. f Humanis,
h!!Jl:i/.QQn ak11ost.corn/berita/index.as11?Berita=011ini& id= 14 5235 yang direl lpada 29 Nov 2007, h. 2
tr 43 Perdy Kar Op Cit, h. 794 43.
44 Barokah S :1so. Loe Cit 44.
45 Wahyudi, ~kat Pen1ahan1an Siswa Terhadap Materi Pen1belajaran 45. ·e IPA, Balitl 'i~Diknas. httg://wwv 'gdiknas.go.id.jumal/36/tingkatan ll!Omahaman siswa.htm. ,kses 26 Desember 2006, 200 I, h. I
t 46 Nuryani R man, dkk. Strategi Be/ajar Mengajar Biologi, Op Cit, 46. h. 51
47 Syaiful Sa1 · Konsep Dan Mnkna Pembelajaran, (Bandung: 47.
~ Alfabeta, 2 ',),Cd. Ke-4, h. 71
48 Nuryani R1 inan, dkk. Strategi Be/ajar Mengajar Biologi, Op Cit 48. h. 50
49 Abdul Maj ~p Cit. h. 74 49. ;£ 50 Ahmad Sol '. dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
50/ Kompetens !lkarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Pre: 1006). Cet. Ke-I, h. 18-19 f/I
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
53
54
55
http://WW' joumal/m video-con direkam p
Nuryani F Sain.<. Op
Yumctti. , llerdasar) SebagaiS Jurusan f FMIPA U,
Joanne Mc Research< http://ww' journal/me video-com direkam P'
Yurnctti. (
Desak Ill Berwawas. Pendekata Meningkat Jurnal Per THN. xx;
Syaful Bah (Jakarta: F
I Wayan Sislva M Pemecaha1 3 Tahun X
Syaful Bah
Yumetti. C
Dwi Priyo. Pembe/ajaJ http://digili 2001-dwi-r
I Wayan R1
Yumetti. P Berda\·arkc Sebagai Su .Jurusan Fi: FMIPA Un
Teten Rustc .')o/ving) Di Arguntenta . .. : ____ "'"''"'
athematic.transdigit.corniindex.php/mathematic-pembelajaran-creative-problem -solving-dcngant-disk-dalam-pembelajaran-matematika.html yang 25 Juli 2007, h. 2
Iman et all, Kemampuan Dasar llekerja llmiah da/am h. 92
be/ajaran Me/a/ui Pendekatan Problem Solving fugas Chapter Report dan Kegiatan Laboratorium 'er Be/ajar Dalam Mata Kuliah Fisika Dasar di 1 FM/PA IK!P Padang, dalam Laporan Penelitian, bitas Negcri Padang, 2000, h. 8
la. A General Problem Solving Method. Journal focation. http://www.slc.qc.ca/-jmc/probsol.htm. h. I ',lthcmatic.transdigit.com/index.php/mathematic!~pembelajaran-creative-problem -solving-dengan';-disk-dalam-pembelajaran-matematika.html yang 25 Juli 2007, h. 3
'it, h. 8
Citrawati. Penerapan Suplemen Bohan Ajar Sains Teknologi Masyarakat Dengan menggunakan fontruktivisme Dalam Pembe/ajaran Biologi Untuk · Uterasi don Tekno/ogi Siswa SMAN I Singaraja. :kan dan Pengajaran !KIP Negeri Singaraja, No. 3 , April 2003, h. 15
.~amarah & Aswan Zein. Strategi Be/ajar Mengajar, b Cipta. 2002), h. I 05
,lhana. Meningkatkan Ke1erampilan Berpikir Krilis ;ui Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi balah, dalam Jurnal Pendidikan dan pengajaran, No. VI, Juli 2003, IKIP Negeri Singaraja, h. 21
•jamarah & Aswan Zein. Op Cit, h. I 03-104
ii, h. 9
1/isis Apresiasi Guru Seka/ah Dasar Terhadap :watematika Berbasis Pemecahan Masalah. :1um.ac.id/download.php?f=disk/24/jiptumm-gdl-resmatika-dwipriyo 1.08.00.pdf
ma. Op Cit, h. 19
:elajaran Melalui.Pendekatan Problem Solving iugas Chapter Report don Kegiatan laboratorium tr Be/ajar Dalam Mata Kuliah Fisika Dasar di [FM/PA /KIP-Padang, dalam Laporan Penelitian, [sitas Negeri Padang, 2000
I t, Penerapan Metode Pemecahan Masalah (Problem J Peningkatan Pemhe/ajaran Menu/is Karangan (ada Siswa Kelas I SMA Negeri 2 Bandung Tahun
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
7
8
Yuswina. /11 dalam Meni Pe/ajaran P Balujajar), l 1129106-111
Suharsimi A Aksara, 2001
Zulfiani, 11 P1. Meningkatkl IPA META~
Chabib Toh Grafindo Per
Chabib Toha
Suharsimi A PT Bumi Akl
Chabib Toha
Suharsimi Ar
rm· h. 100
Yanli Herlanl
Bogor: Jurus
Zulfiani, Op (
Nyoman Caki Pelajaran Ek< Lingkungan u Pendidikan El Singaraja, Jur No. 3 TH. XX
11entasi Metode Pembelajaran Prablem Solving 1tkan Kemampuan berpikir Kritis Siswa pada Mata Studi Deskriptif Analitis di SMA Negcri I
:· 2006, http//digilib.upi.cdu/pasca/available/e!d-1 yang direkam pada 4 Februari 2008
'n!o, Penelitian Tindakan Ke/as, (Jakarta: PT. Bumi 67. :et. Pertama, h.16
'mbanganProgram Pembelajaran Bioteknologi untuk 68. emampuan Inkuiri Ca/on Guru" Jumal Pendidikan lFOSA, Vol. I No. 2, Oktober 2006, h. 6
Teknik Eva/uasi Pendidikan. (Jakarta l, 2001). h. 109
PT Rja 69.
t Cit, h. 109-110 70.
nto. Dasar-Dasar Evaluasi l'endidikan. (Jakarta : 71. . 2005), h. 79
72. Cit, h.118
73. tto. Op Cit, h. 86
74.
ranya Jawab Sepular Pene/itian Pendidikan Sains". 'endidikan IPA, 2006, h. 70 75.
1.6-7 76.
riadhi, Penanggulangan Miskonsepsi Pada Mata 77. ni dengan lembar Kerja Siswa dan Pemanfaatan : Meningkatkan Prestasi Be/ajar Siswa, Jurusan >mi, Fakultas Penidikan IPS, IKIP Negeri >endidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Juli 2002, h. 76
Drs. Ahm So an, M.Pd NIP. 150 231 502
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGICRI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN xrn.GURUAN
Tcl:p. (62-21)7443328, 740192!5. Fax. (62-211 7•14JJ2N
Nomor 9S, Cipulal I !i4 !ndonesia Email : [email protected]
Nomor : Ft .02. J / Vll /2007 :aksi!Outline BINGAN SKRIPSI
Jakarta .. 23 Juli 2007 Lamp. : A Ha I : B
Tembusan:
K tda Yth. [ Ahmad Sofyan, M.Pd P )imbing Skripsi F Jtas llmu Tarbiyah dan Keguruan L Syarif Hidayatullah J: ·ta.
A ramu 'a/aikum wr. wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi Pembimbing Jill (n :ri/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
l ta
J san
S ester
· J I Skripsi.
!is Darsiah
103016127088
Pendidikan IPA - Biologi
VIII
Peningkqtan penguasaan konsep ~;istem respirasi pada manusia melalui '{letode pemecahan masalah (problem solving)
Jw tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 21 Mei 20 lengan abstrak/outline sebagaimana terlampir. Meskipun demikian Pembimbing be1 : untuk mengubahjudul tersebut bi la dipandang tidak /kurang sesuai.
Bi1 ngan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat di> anjang selama 6 bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Alas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
We lamu 'a/aikum wr. wb.
I. Dekan FITK 2. MahasiswaY
1nnda N.;irnor 95. C1put11 -Nomor Lamp. Ha I
~ _JI ~~
T111?usan.
DEPARTEMEN AGAM!A IJNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Telp : (62·11) 744))28, 7401945. Fax.. (62.:1) ·;44332:
Em.sit : [email protected] 12. lndonesil
-~"""'"""""'""'~""""""""""""""'""'"""""'"""""'""'""'""''!!!!~~~"""~""''2~""'""'""'""'""'"""'
s y
l n
n.Ol/Flfl"L022/ /2007 S1ru111e11 Rise/ nN PENELlTlAN
epada Y1 h:
Jakana. 26 Sep1ember 2007
-Cpala Madrasah ·rsan;nviyilh i'\egri l'anggcrang 2 Painu/ang i-'. Pa1 nt da 1Jg
-,sala11111 'aluik11111 11.,-. 11·b.
:nga11 honr.at kan1i san1pnikan bah\va.
IM
rllSCff',
ju/ Skripsi
lis Darsiah
103016127088. IPA/Biologi
IX
Peningkatan penguasaan konsep sistem respirasi pada manusia melalui metode pemecah_an masalah (problem solving)
_ah be:iar :nahasisll'a Faku/las llmu Tarbiyah dan Keg.1ruaro UIN J3"arta yang ·_ng men; usun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (rise[) di 1nstrnsi/sekolah
SaudJra p;·npir1.
,_k i1u kami "10hor, banwan Saudarn lcrhadap mahasiswa tersebut dala111 _ksana:,an pcnelilian dimaksud.
A per.rn1;an <i:1n ba111Uan Saudara, kami uc;ipkan terima kasih.
:ulannr 'alaiku111 1rr.11 b. f1.
e,
""''H''li\\ .J.J..; V~.C
I. Debn FIT 2. Pemban!ll [ 3. Mahrsi3\Vil
llidanl' J\\"ck111ik b1°rsar1~k11t'an.
DEPARTEMEN AGAMA UNI VERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Fl~KULTAS ILMU TAREIYAH DAN IIBIGURUA.N
Tclp ltJ2·21) 74'1)328. 740192S. F1111.. t62·.'.!I) 744ll2:
Jo•nor 95. C•pu1a1 154: 1rlon..:sia Email [email protected]
:i--·======,,,-==========-
No111or . U1 /Flfl'L022/ /2007 Jakana, 26 Septe111uer 2007 Lan1p. . ii'..' incn J?iset
H a I • U. '.:OBA INSTRUMEN
Tn1busan:
1(1 la Y•h• K( a M~drasah ·rsanJ\viynh Negri Tanggerang 2 Pa1nula11g Di
r1ulang
A~ an1u ·alaik11111 •1 r. \:•b.
D< ir: hcrmat kami sa111paibn bahwa,
r, a
N
Jt an
S1 stcr
Iis Darsiah
103016127088
IP/\/Biologi
IX
Jc Skripsi Peningkatan penguasaan konsep scstem respirasi pada manusia melalui metode pemecahan masalah (problem solving)
ada bccar malwsiswa Fa\:ultas llmu i'arbiy&h dan Keguruan UJN Jakarta yang sed menyuscn skrip;i, dan akan ll1rnr,adakan penelitia.1·. (riset) di instansi/sekolah yan uud'ira pimpin.
Unt · iw kami mohon bantuan Saudara terhadop n:ahasiswa tersebut dalarn me! 'anairnn penel itian dimaksud.
Ata ·rhatian <lan bantuan Saudara, kan1i ucftpkan teri1na knsih.
Hl(l.' 1111:r 'alaiku111 11•r H b.
s [)arwis 0 2J6 .156
I. Dekan F!TK 2. Pembantu 01 3. Mahasiswa :1
1 Bidar.g Akademik ~ bersangkutan.
DEPARTEMEt~ AGAMA MADRASAH TSAN A WIY AH NEGERI T ANGERANG II PAMULANG
JI. Pajajaran No. 3 I Pamulang Tangerang Telp. 7415023
SURAT KETERANGAN.
Nomor : MTs-i/189/PP.005/,154/2008
ang benanda ta n dibawah ini Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tangerang II
1mulang dengar menerangkan bahwa :
Nama : !is Darsiah
NIM : 103016127088
Jurusan : Pendidikan IPA-Biologi
Semester : VIII
nar nama terseb liatas telah mengadakan penelitian pada MTsN Tangerang II Pamulang dengan
.ul "PENINGKJ \.N PENGUASAAN KONSEP SISW A MELALUI METODE PEMECAHAN
\.SALAH (PRO EM SOLVING) KONSEP SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA PADA
'sN TANGERA ; II PAMULANG", yang dilaksanakan pada bulan November - Desember
17.
nikian surat ket1 igan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pamulang, 23 April 2008
. <-'-".'tepala,
~;'.'..::~:~~'Sr J ·;It~ , -;· ~r.-!~~~~i, M&
~ N1p. 150 281 903