29
Bab V Data dan Pembahasan V.1 Kesetimbangan Air Pada Sistem Distribusi Kesetimbangan air pada sistem distribusi Kota Bandung dapat dilihat dari jumlah air yang diproduksi dibandingkan dengan jumlah air yang terjual dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Kesetimbangan air perlu diketahui agar kita dapat mengetahui berapa perkiraan kehilangan air yang terjadi di PDAM Kota Bandung. Berikut ditampilkan perbandingan nilai kehilangan air beberapa tahun terakhir oleh PDAM Kota Bandung pada Tabel V.1. Tabel V.1 Perbandingan Nilai Kehilangan Air PDAM Kota Bandung Tahun 2004, 2005 dan 2006 * * Sumber : *PDAM Kota Bandung, 2006 Dari tabel di atas dapat diprediksikan nilai kehilangan air di Kota Bandung. Nilai kehilangan air dapat dihitung dengan rumus (1). (1) % 100 Air Distribusi an Dimanfaatk Air - Air Distribusi ) % ( Air Kehilangan × = Dengan menggunakan rumus di atas didapat nilai kehilangan air di Kota Bandung beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2004 kehilangan air mencapai 49,49% lalu berkurang sampai mencapai angka 46,86% pada tahun 2005. Puncaknya terjadi pada tahun 2006 yang mencapai angka 50,73%. Maka dari itu, upaya pengendalian kehilangan air diperlukan untuk mengatasi nilai kehilangan air yang makin meningkat. V-1

No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

Bab V Data dan Pembahasan

V.1 Kesetimbangan Air Pada Sistem Distribusi

Kesetimbangan air pada sistem distribusi Kota Bandung dapat dilihat dari

jumlah air yang diproduksi dibandingkan dengan jumlah air yang terjual dan

dimanfaatkan oleh masyarakat. Kesetimbangan air perlu diketahui agar kita dapat

mengetahui berapa perkiraan kehilangan air yang terjadi di PDAM Kota Bandung.

Berikut ditampilkan perbandingan nilai kehilangan air beberapa tahun terakhir

oleh PDAM Kota Bandung pada Tabel V.1.

Tabel V.1 Perbandingan Nilai Kehilangan Air PDAM Kota Bandung Tahun

2004, 2005 dan 2006

* *

Sumber : *PDAM Kota Bandung, 2006

Dari tabel di atas dapat diprediksikan nilai kehilangan air di Kota Bandung.

Nilai kehilangan air dapat dihitung dengan rumus (1).

(1) %100Air Distribusi

anDimanfaatkAir -Air Distribusi ) % (Air Kehilangan ×=

∑∑∑

Dengan menggunakan rumus di atas didapat nilai kehilangan air di Kota

Bandung beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2004 kehilangan air mencapai

49,49% lalu berkurang sampai mencapai angka 46,86% pada tahun 2005.

Puncaknya terjadi pada tahun 2006 yang mencapai angka 50,73%. Maka dari itu,

upaya pengendalian kehilangan air diperlukan untuk mengatasi nilai kehilangan

air yang makin meningkat.

V-1

Page 2: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

Setelah nilai kehilangan air diketahui maka dapat dibuat neraca kesetimbangan

air untuk PDAM Kota Bandung tahun 2006 seperti pada Tabel V.2.

Tabel V.2 Kesetimbangan Air untuk PDAM Kota Bandung Tahun 2006

Sumber : Asumsi dan Perhitungan

Keterangan :

a didapat dari hasil penjumlahan distribusi air dari masing-masing reservoir, mata

air dan sumur bor ke daerah-daerah pelayanan PDAM Kota Bandung.

b didapat dari penjumlahan rekening air tiap kelurahan di wilayah pelayanan

PDAM Kota Bandung.

c didapat dari hasil penjualan air melalui mobil-mobil tanki.

d dan e didapat dari air-air operasional yang tidak terjual, seperti penanggulangan

kebocoran (distribusi), penggantian water meter (altek meter), bantuan sosial

melalui mobil tanki gratis, pemakaian air oleh pemadam kebakaran, taman kota

dan sebagainya. Keduanya merupakan hasil perhitungan dari PDAM Kota

Bandug, 2006.

V-2

Page 3: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

f dan g didapat dari air yang hilang akibat dari sambungan ilegal dan kesalahan-

kesalahan administrasi dalam pembacaan meter air serta penginputan, pelaporan

dan pencetakan rekening air. Keduanya didapat dari perhitungan PDAM Kota

Bandung, 2006.

Kehilangan air yang sebesar 50,73% merupakan kehilangan air fisik dan non

fisik. Sedangkan kapasitas produksi harusnya cukup untuk melayani konsumen

dengan sistem pelayanan 24 jam dalam sehari. Dengan demikian dalam sistem

pelayanan ke daeerah distribusi debit sumber memungkinkan untuk pelayanan,

sehingga tidak ada permasalahan dengan jumlah suplai air untuk konsumen.

Untuk tabel lengkap perhitungan neraca kesetimbangan air dapat dilihat pada

Lampiran 1.

V.2 Analisis Kehilangan Air di Tiap Kelurahan

Analisis kehilangan air tiap kelurahan diperlukan untuk mengetahui kelurahan

mana yang memberikan nilai kehilangan air paling besar bagi PDAM Kota

Bandung. Analisis ini belum pernah dilakukan, bahkan oleh PDAM Kota

Bandung sendiri. Analisis ini dilakukan dengan melakukan perbandingan antara

total suplai yang diberikan kepada tiap kelurahan (berdasarkan data node loading

TA Rahmat Satria Dewangga, 2003) dengan total konsumsi tiap kelurahan.

Daerah – daerah yang dibandingkan dapat dilihat pada Gambar V.1.

Perlu diketahui, kehilangan air yang akan dicari dengan cara ini hanya

kehilangan air yang dipengaruhi oleh konsumsi resmi bermeter dan berekening

dan diasumsikan tiap kelurahan berada pada keadaan ideal, dimana tidak terjadi

intervensi aliran pada jaringan pipa distribusinya.

Untuk tahun 2006, konsumsi air bermeter berekening adalah sebesar 34039660

m3/tahun (Tabel V.2), yaitu sebesar 41,8% dari seluruh air yang didistribusikan.

Langkah – langkah menghitung nilai kehilangan air tiap kelurahan :

- Kalibrasi peta kelurahan saat ini dengan peta yang digunakan dalam model

Epanet.

- Simulasi Epanet menggunakan data tahun 2002, kemudian diprediksikan ke

tahun 2005 dan 2010. Maka dari itu, data tahun 2005 dipakai sebagai data

acuan untuk analisis selanjutnya.

V-3

Page 4: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

- Setelah dilakukan perhitungan, terdapat perbedaan antara total suplai air

tahun 2005 dan tahun 2006. Maka, dipakailah metoda perbandingan seperti

pada rumus (2) untuk menemukan faktor konversinya.

(2) 2005Tahun Air Suplai Total2006Tahun Air Suplai Total KonversiFaktor =

Dengan total suplai air pada tahun 2006 sebesar 2358,17262 LPS (sumber :

perhitungan) dan total suplai air pada tahun 2005 sebesar 2242,93 LPS,

maka didapat faktor koversi sebesar 1,05138.

- Data suplai air tiap kelurahan tahun 2005 kemudian dikonversi dengan

faktor konversi untuk mendapatkan data suplai air tiap kelurahan tahun

2006.

V-4

Page 5: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

Gambar V.1 Gambar Model Epanet yang Digunakan PDAM Kota

Bandung (PDAM Kota Bandung, 2006)

- Setelah itu dicari selisih antara total suplai air dengan total konsumsi tiap

kelurahan. Hasilnya akan bernilai positif atau negatif. Nilai positif

menunjukkan adanya kehilangan air dalam sistem distribusi air ke kelurahan

tersebut. Sedangkan nilai negatif menunjukkan kelurahan tersebut

mendapatkan suplai air yang kurang dari yang dibutuhkannya.

- Untuk kelurahan yang menunjukkan adanya kehilangan air, maka nilai

kehilangan airnya dapat dicari dengan rumus (3).

(3) %100Air Suplai

Air Konsumsi -Air Suplai ) % (Air Kehilangan ×=

V-5

Page 6: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

Kelurahan yang menunjukkan adanya kehilangan air terbesar Kota Bandung

adalah Kelurahan Sukaraja dengan nilai sebesar 99,58% dan kelurahan yang

menunjukkan nilai kehilangan air terkecil adalah Kelurahan Antapani

dengan nilai 22,06%. Nilai kehilangan air yang terjadi pada tiap kelurahan

dapat dilihat pada Gambar V.2.

020406080

100120

1 3 9 6 22 21 24 25 27 37 43 38 33 32 31 29 14 11 16 10 19 47 45129 49 50 52 54 56 96 63 60 59 65 67 7010

0 76 75 72 79 81 82 84 91 89 87120

No Kelurahan

LPS

Total Suplai ( LPS ) Total Konsumsi ( LPS ) Kehilangan Air ( LPS ) Kekurangan Air ( LPS )

Selatan Utara

Gambar V.2 Grafik Nilai Kehilangan Air Tiap Kelurahan Tahun 2006

- Setelah semua kelurahan dicari nilai kehilangan air dan kekurangan airnya,

maka perlu dicari nilai kehilangan air total untuk wilayah pelayanan PDAM

Kota Bandung dengan rumus (4).

(4) %100Air Suplai Total

Air Kekurangan Total-) Konsumsi Total -Air Suplai Total ( ) % ( TotalAir Kehilangan ×=

Nilai kehilangan air total yang hanya berdasarkan konsumsi air resmi

bermeter dan berekening untuk wilayah pelayanan PDAM Kota Bandung

adalah sebesar 57,15%.

- Untuk mengetahui apakah model Epanet ini cukup relevan atau tidak

dengan kondisi yang ada sekarang, maka perlu dicari juga nilai kehilangan

air yang hanya berdasarkan konsumsi air resmi bermeter dan berekening

jika dilihat dari neraca keseimbangan air yang telah dibuat sebelumnya.

Nilai ini bisa dicari dengan rumus (5).

V-6

Page 7: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

(5) %100SistemInput Volume

BerekeningBermeter Konsumsi - SistemInput Volume ) % (Air Kehilangan ×=

Dengan volume input sistem sebesar 81508262,04 m3/tahun dan konsumsi

bermeter berekening sebesar 34039660 m3/tahun, maka didapat nilai

kehilangan airnya sebesar 58,24%.

Setelah dibandingkan ternyata nilai kehilangan air tiap kelurahan yang

dicari dengan cara membandingkan dengan model Epanet, dinilai cukup

relevan.

Untuk diketahui, walaupun setelah dibandingkan dengan total konsumsi

bermeter berekening ternyata nilai kehilangan air tiap kelurahan yang didapat

dengan Epanet dinilai cukup relevan, akan tetapi pada kenyataan di lapangan

perhitungan dengan cara seperti ini tidak bisa langsung dijadikan rujukan untuk

semua daerah, hanya bisa digunakan untuk daerah-daerah yang pada sistem

pengalirannya tidak mengalami intervensi aliran.

Hal ini disebabkan, perhitungan di atas hanya akan menghasilkan angka yang

sesuai apabila tidak ada intervensi manual dalam pengoperasian sistem distribusi,

yang berarti semua valve yang ada di lapangan dibiarkan tertutup sebagaimana

adanya.

Tetapi, setelah melihat kenyataan di lapangan (terutama di daerah Bandung

bagian Selatan), jika pada awalnya interkoneksi antar bagian dihubungkan oleh

valve tertutup maka pada saat ini seluruh zona selatan yang merupakan gabungan

dari bagian selatan-tengah, selatan-barat dan timur yang dihubungkan oleh valve

yang terbuka penuh, sehingga bagian selatan merupakan bagian yang saling

terinterkoneksi. Dalam prakteknya, pengoperasian buka tutup katup di jaringan

pipa distribusi terkadang dilakukan untuk mengalirkan air dari daerah yang

berlebih kepada daerah lain yang kekurangan air.

Pada beberapa bagian di wilayah selatan pun walau tampaknya mempunyai

kondisi tekanan statik yang baik, tetapi dalam kenyataannya di lapangan air

minum tidak pernah bergerak sedemikian jauhnya untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Kondisi ini terjadi, dikarenakan debit suplai air untuk beberapa

daerah terlampau kecil. Hal ini berusaha diatasi dengan dilakukannya sistem

penggiliran yang terjadwal untuk masing-masing daerah. Sistem penggiliran ini

V-7

Page 8: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

sebenarnya bisa digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui tingkat

kesalahan yang terjadi pada grafik di atas. Tetapi, hal ini pun tidak dapat

dilakukan karena penggiliran yang harusnya terjadwal pada kenyataan di lapangan

sudah tidak mengikuti jadwal. Perhitungan lengkapnya untuk tiap kelurahan dapat

dilihat pada Lampiran 2.

V.3 Pemilihan Wilayah Studi Kasus

Nilai kehilangan air yang mencapai angka 50,73% ini dapat menimbulkan

kerugian yang sangat besar bagi PDAM Kota Bandung. Maka dari itu, untuk

mengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air secepatnya.

Tetapi, karena adanya ketidakteraturan dalam sistem distribusi air bersih Kota

Bandung, maka pemilihan wilayah studi sangat diperlukan.

Wilayah studi ini nantinya akan menjadi sebuah pilot project yang akan

mewakili Bandung. Oleh sebab itu, agar wilayah studi yang terpilih nantinya

merupakan wilayah studi yang tepat guna, maka perlu ditetapkan beberapa hal

dalam pemilihan wilayah studi ini.

Kriteria pemilihan wilayah studi didasarkan pada :

a. golongan kelas pelanggan

b. pengaliran air bersih selama 24 jam

c. pendistribusian air yang relatif baik

d. efisiensi penagihan yang relatif baik

e. tingkat permasalahan pembacaan meteran relatif tinggi

V.3.1 Golongan Kelas Pelanggan

Penggolongan kelas pelanggan PDAM didasarkan pada sifat dan fungsi

bangunan, dimana sifat ini juga akan mempengaruhi pemakaian air bersih pada

bangunan tersebut. Penggolongan kelas pelanggan yang ada saat ini adalah :

a. Sosial

IA Sosial Umum

1. kran umum

2. kamar mandi, cuci dan kakus umum

3. tempat ibadah

V-8

Page 9: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

IB Sosial Khusus

1. puskesmas

2. klinik pemerintah

3. rumah yatim piatu

4. rumah jompo

5. rumah rehabilitasi

6. badan sosial lainnya

b. Non niaga

IIA Rumah Tangga

IIA1 Rumah tangga golongan A1

Rumah susun Perumnas

IIA2 Rumah tangga golongan A2

Rumah yang terletak di jalan kecil/gang dengan lebar jalan kurang dari 2

meter.

IIA3 Rumah tangga golongan A3

Rumah yang terletak di jalan besar bukan protokol dengan lebar jalan tidak

kurang dari 2 meter dan tidak lebih dari 4 meter.

IIA4 Rumah tangga golongan A4

1. Rumah dengan lebar jalan di atas 4 meter atau jalan protokol

2. Rumah peristirahatan, villa, bungalow yang tidak dikomersilkan

3. Perumahan real estate/rumah dengan luas bangunan di atas 300 m2 atau luas

tanah di atas 500 m2.

4. Apartemen/kondominium.

IIB Instansi Pemerintah/TNI/Polri

1. Sarana instansi pemerintah/TNI/Polri baik pusat maupun daerah.

2. Sekolah milik pemerintah (SD, SMP, SMA/Kejuruan).

3. Lain-lain lembaga.

c. Niaga

IIIA Niaga Kecil

1. Warung/kios/jongko

2. Bengkel kecil/pencucian motor

3. Penjahit

V-9

Page 10: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

4. Kegiatan usaha yang menyatu dengan rumah tangga

5. Asrama/losmen/mess milik pemerintah

6. Praktek dokter umum

7. Sekolah milik swasta (TK/Playgrup, SD, SMP, SMA/Kejuruan)

8. Perusahaan dagang/jasa kecil lainnya

IIIB Niaga Menengah/Besar

1. Toko

2. Rumah Makan

3. Hotel/Motel

4. Rumah peristirahatan, villa dan bungalow yang dikomersialkan

5. Rumah sakit, klinik dan laboratorium

6. Perguruan tinggi/tempat kursus

7. Salon kecantikan

8. Asrama/losmen/mess milik swasta

9. Rumah kos

10. Sarana olahraga

11. Showroom/bengkel besar/pencucian mobil

12. Apotik/rumah obat

13. Percetakan

14. Pergudangan

15. Stasiun radio/broadcasting swasta

16. Bioskop/tempat hiburan

17. Mall/supermarket

18. Kamar pendingin/pabrik es

19. Bank/asuransi

20. Biro iklan/biro perjalanan

21. Praktek dokter spesialis/kantor pengacara/notaris/konsultan

22. Penggilingan padi

23. Perusahaan peternakan/perikanan

24. Perusahaan dagang

25. Perusahaan angkutan

26. Badan usaha milik negara/daerah

V-10

Page 11: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

27. Pemandian umum

28. Kamar mandi, cuci dan kakus yang dikomersilkan

29. Perusahaan dagang dan jasa menengah besar lainnya

d. Industri

IVA Industri Kecil

1. Industri rumah/home industri

2. Industri makanan/minuman

3. Industri sepatu

4. Industri garmen/konveksi

5. Industri kerajinan rumah tangga

6. Industri alat-alat rumah tangga

7. Industri keramik/genteng/bata

8. Industri Logam, seng/baja atau peleburan

9. Industri perkebunan

10. Industri kecil lainnya

IVB Industri Menengah/Besar

1. Industri menengah/besar makanan dan minuman

2. Industri menengah/besar sepatu

3. Industri menengah/besar garmen/konveksi

4. Industri menengah/besar kerajinan rumah tangga

5. Industri menengah/besar alat-alat rumah tangga

6. Industri menengah/besar keramik/genteng/batu

7. Industri menengah/besar logam, seng/baja atau peleburan

8. Industri menengah/besar perkebunan

9. Industri menengah/besar lainnya

Sumber : PDAM, 2005

Perbedaan golongan kelas pelanggan ini juga akan mengakibatkan perbedaan

tarif dasar PDAM. Berikut ditampilkan perbedaan tarif dasar air minum pada

Tabel V.3.

V-11

Page 12: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

Tabel V.3 Perbedaan Tarif Dasar Air Minum

Sosial Rumah Tangga/Non Niaga Niaga Industri M3

IA IB IIA1 IIA2 IIA3 IA4 IIB IIIA IIIB IVA IVB

0-10 560 560 560 700 875 1050 700 1050 875 1750 2100

11-20 560 560 875 1225 1400 1750 1225 1750 1400 2450 2800

21-30 560 875 1225 1750 2100 2625 1750 2625 2100 3325 3675

>30 560 1225 1750 2450 2975 3500 2450 3500 3850 4375 4725

Sumber : PDAM, 2005

Tarif air minum ditentukan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung

No.29 Tahun 2001 tentang Pengaturan Pelayanan Air Minum dan Surat

Keputusan Walikota Bandung No.1178 Tahun 2001 dan berlaku Oktober 2001.

Agar lebih dapat bersifat global dan mewakili seluruh Bandung, maka

golongan kelas pelanggan ditetapkan sebagai salah satu kriteria penetapan wilayah

studi. Kelurahan terpilih sebaiknya yang mempunyai seluruh golongan kelas

pelanggan.

Setelah dilakukan pengecekan terhadap seluruh kelurahan di Kota Bandung,

didapat lima kelurahan yang mempunyai seluruh golongan kelas pelanggan, yaitu

kelurahan Arjuna, Cicadas, Pungkur, Balonggede dan Panjunan. Berikut

ditampilkan kelurahan yang dimaksud berikut detail golongan kelas pelanggannya

pada Tabel V.4. Golongan kelas pelanggan untuk seluruh kelurahan yang dilayani

oleh PDAM Kota Bandung dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel V.4 Kelurahan yang Mempunyai Seluruh Golongan Kelas Pelanggan

Golongan Kelas Pelanggan Kelurahan 1A 1B 2A1 2A2 2A3 2A4 2B 3A 3B 4A 4B

Total

Arjuna 10 1 1 516 768 120 7 114 95 5 11 1648 Cicadas 15 1 2 1152 236 21 15 66 70 4 2 1584 Pungkur 5 2 1 398 450 76 10 84 189 4 4 1223

Balonggede 17 3 1 83 398 106 6 239 327 10 2 1192 Panjunan 4 1 1 278 85 49 3 48 69 2 1 541 Sumber : PDAM, 2007

V-12

Page 13: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

V.3.2 Pengaliran Air Bersih Selama 24 Jam

Kelurahan-kelurahan yang mempunyai pengaliran air bersih selama 24 jam

diasumsikan merupakan kelurahan-kelurahan yang mempunyai rata-rata

pemakaian air per pelanggan tiap kelurahan lebih besar dari 20 m3. Asumsi ini

didapat setelah berdiskusi dengan pihak PDAM Kota Bandung.

Menurut PDAM Kota Bandung, dengan rata-rata pemakaian air per pelanggan

lebih besar dari 20 m3, maka kebutuhan pokok akan air bersih sudah terpenuhi.

Kebutuhan pokok yang dimaksud disini adalah untuk makan, minum dan mencuci

dengan standar kebutuhan pokok sebesar 60 L/orang/hari.

Jika kebutuhan pokok sudah terpenuhi, maka diharapkan kelurahan tersebut

sudah tidak perlu memakai pompa atau mencari sumber air tambahan yang baru

dalam sistem distribusinya. Pemilihan kelurahan yang memakai pompa atau

memakai sumber air tambahan baru dihindarkan untuk mengurangi kesulitan

dalam perhitungan pemakaian air dan penentuan penyebab kehilangan air yang

akan dilakukan berikutnya.

Perhitungan pemakaian air per pelanggan tiap kelurahan dilakukan dengan

rumus (6) berikut ini.

(6) PelangganJumlah

Kelurahan TiapAir Konsumsi Nilai Kelurahan TiapPelanggan Per Air Pemakaian =

Berikut ditampilkan rata-rata pemakaian air per pelanggan tiap kelurahan tahun

2006 pada Gambar V.3.

0

20

40

60

80

100

120

1 3 9 6 22 21 24 25 27 37 43 38 33 32 31 29 14 11 16 10 19 47 45129 49 50 52 54 56 96 63 60 59 65 67 7010

0 76 75 72 79 81 82 84 91 89 87120

No Kelurahan

Rat

a-R

ata

Pem

akai

an A

ir (m

3

20m3 <20 m3 >20m3

Utara

Selatan

Gambar V.3 Pemakaian Air Per Pelanggan Tiap Kelurahan Tahun 2006

V-13

Page 14: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

Setelah dilakukan perhitungan, ternyata ada 55 kelurahan yang rata-rata

pemakaian airnya masih dibawah 20 m3 dan sisanya, sebanyak 41 kelurahan

sudah mempunyai rata-rata pemakaian air diatas 20 m3. Kelurahan Lebak

Siliwangi mempunyai rata-rata pemakaian air terbesar, sebesar 107,85 m3.

Kelurahan-kelurahan yang mempunyai rata-rata pemakaian air per pelanggan

relatif besar sebagian besar berada di daerah Bandung bagian Utara, hal ini

menunjukkan sistem pengaliran di daerah tersebut sudah cukup baik. Sedangkan

kelurahan-kelurahan yang mempunyai rata-rata pemakaian air relatif kecil berada

di Bandung bagian Selatan, tersebar antara Selatan-Barat, Selatan-Tengah dan

Selatan-Timur. Walaupun begitu tidak semua kelurahan yang berada di Bandung

Selatan pemakaian airnya berada di bawah 20 m3 ada sebagian kecil yang berada

di atas 20 m3. Seperti Kelurahan Pelindung Hewan, Balonggede, Batununggal,

Cijagra, Turangga, Kacapiring, Samoja, Cibangkong dan lain sebagainya.

Dengan melihat hasil perhitungan dan grafik di atas dapat diketahui bahwa

hanya 42,7% kelurahan yang mengalami pengaliran air bersih 24 jam dari total 96

kelurahan yang dilayani oleh PDAM Kota Bandung. Nilai ini masih dibawah

50%, sehingga dapat disimpulkan pada kenyataannya, PDAM Kota Bandung

belum dapat melayani seluruh daerah yang terdapat dalam wilayah pelayanannya.

Perhitungan selengkapnya untuk tiap kelurahan dapat dilihat pada Lampiran 4.

V.3.3 Pendistribusian Air Relatif Baik

Efisiensi pendistribusian air tiap kelurahan ditunjukkan dengan jumlah

pelanggan PDAM pada kelurahan tersebut. Jika semakin banyak pelanggan

PDAM di kelurahan tersebut berarti para pelanggan merasa puas akan pelayanan

PDAM di kelurahannya dan menunjukkan juga bahwa sistem pendistribusian air

di kelurahan tersebut relatif baik (air mampu didistribusikan sampai pada daerah

tersebut). Karena, daerah yang tampak di peta masih merupakan wilayah

pelayanan air bersih PDAM Kota Bandung kadang pada kenyataannya di

lapangan daerah tersebut masih harus mencari sumber air baru (sumur bor, sumur

resapan dan sebagainya) atau memakai pompa karena head PDAM Kota Bandung

tidak mencapai daerah tersebut (tekanan kurang) atau malah sudah tidak dilayani

lagi oleh PDAM Kota Bandung.

V-14

Page 15: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

Sebaliknya sedikitnya jumlah pelanggan menunjukkan ketidakpuasan

pelanggan atau memang hanya sebagian saja daerah tersebut yang masih mampu

dilayani oleh PDAM Kota Bandung. Hal ini menunjukkan pendistribusian air di

wilayah tersebut relatif kurang baik

Tingkat langganan tiap kelurahan didapat dengan cara membandingkan antara

jumlah pelanggan yang ada di tiap kelurahan dengan jumlah penduduk total di

kelurahan tersebut, seperti pada rumus (7).

(7) 100% x TotalPenduduk Jumlah

PelangganJumlah Kelurahan TiapLangganan Tingkat =

Berikut ditampilkan jumlah pelanggan tiap kelurahan tahun 2006 pada Gambar

V.4

SL (%)

0

5

10

15

20

25

30

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61 64 67 70 73 76 79 82 85 88 91 94

No Kelurahan

SL

SL (%)

Utara Selatan

Gambar V.4 Grafik Jumlah Pelanggan Tiap Kelurahan Tahun 2006

Setelah dilakukan perhitungan, dapat diketahui bahwa Cihapit yang

mempunyai jumlah pelanggan terbesar, yaitu 1185 pelanggan atau sekitar 22,06%

dari total penduduk di kelurahan tersebut. Kelurahan yang mempunyai jumlah

pelanggan terkecil adalah Sukaraja yang mempunyai jumlah pelanggan sebanyak

41 pelanggan atau sekitar 0,71% dari total penduduk di kelurahan tersebut. Hal ini

mungkin dipengaruhi juga oleh kenyataan bahwa Sukaraja yang memberikan

kehilangan air terbesar di Kota Bandung sekitar 99,58%, sehingga hanya sedikit

V-15

Page 16: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

penduduk disana yang menjadi pelanggan PDAM dan mampu dilayani oleh

PDAM.

Dengan melihat grafik di atas juga dapat diketahui rata-rata kelurahan yang

memberikan jumlah pelanggan terbesar adalah kelurahan yang berada di Bandung

bagian Bandung Utara. Hal ini juga mungkin dipengaruhi oleh pemakaian air rata-

rata per pelanggan di daerah tersebut yang relatif besar. Walaupun daerah

Bandung bagian Selatan mempunyai jumlah pelanggan relatif lebih sedikit

dibandingkan daerah Bandung bagian Utara, tetapi ada beberapa kelurahan yang

jumlah pelanggannya relatif cukup besar, yaitu kelurahan karang Anyar, Cibadak,

Balonggede, Pungkur, Cijagra, turangga, Paledang dan lain sebagainya.

Seperti sudah dijelaskan di analisis sebelumnya bahwa pemakaian air rata-rata

per pelanggan yang relatif besar mengindikasikan adanya pengaliran air bersih

selama 24 jam (pengaliran kontinu). Pengaliran yang kontinu mengakibatkan

kepuasan pelanggan meningkat dan juga menunjukkan kemampuan PDAM

mengalirkan air ke daerah tersebut secara baik. Sehingga jumlah pelanggan pun

akan cukup besar di daerah tersebut. Perhitungan lengkapnya untuk tiap kelurahan

dapat dilihat pada Lampiran 5.

V.3.4 Efisiensi Penagihan Relatif Baik

Efisiensi penagihan yang relatif baik dapat diketahui dengan perbandingan

Rp/m3 yang relatif besar juga. Hal ini menunjukkan suatu potensi pendukung

terhadap PDAM, dimana dengan perbandingan Rp/m3 yang relatif tinggi

menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat yang relatif tinggi terhadap perlunya

air bersih. Hal ini juga menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat yang relatif

tinggi di daerah tersebut.

Berikut ditampilkan perbandingan Rp/m3 tiap kelurahan tahun 2006 pada

Gambar V.5.

V-16

Page 17: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

2000

2500

3000

3500

4000

4500

1 8 21 28 43 35 29 13 19 46 50 55 63 64 70 77 79 83 89 109

No Kelurahan

Rp/

m3 Selatan

Utara

Gambar V.5 Grafik Perbandingan Rp/m3 Tiap Kelurahan Tahun 2006

Bisa dilihat pada gambar di atas, bahwa daerah Bandung Utara yang

mempunyai rata-rata efisiensi penagihan yang cukup baik, jika dilihat dari

perbandingan Rp/m3 yang ada di daerah tersebut. Daerah Bandung Selatan

memberikan nilai yang relatif rendah untuk tingkat efisiensi penagihannya. Hal ini

menunjukkan kurangnya tingkat kesadaran masyarakat atau bisa juga dikarenakan

oleh kurangnya pelayanan PDAM pada daerah tersebut. Hal ini bisa dikaitkan

juga dengan kenyataan bahwa kelurahan-kelurahan yang berada di Bandung

Selatan merupakan kelurahan-kelurahan yang memberikan nilai kehilangan air

terbesar bagi Kota Bandung.

Walaupun begitu, bisa dilihat juga dari grafik bahwa tidak semua kelurahan di

Bandung Selatan mempunyai efisiensi penagihan yang rendah kelurahan-

kelurahan yang berada di Kecamatan Regol, seperti Balonggede, Pungkur dan

Ciateul, memberikan efisiensi penagihan cukup tinggi.

Setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa kelurahan yang memberikan

perbandingan Rp/m3 terbesar adalah Citarum dengan nilai 3970,09 Rp/m3 dan

kelurahan yang memberikan nilai terkecil adalah Babakan Sari dengan nilai

2235,07 Rp/m3. Perhitungan lengkapnya untuk tiap kelurahan dapat dilihat pada

Lampiran 6.

V-17

Page 18: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

V.3.5 Tingkat Permasalahan Pembacaan Meteran Relatif Tinggi

Tingkat permasalahan pembacaan meteran banyak macam dan sebabnya.

Permasalahan pembacaan meteran inilah salah satu sebab yang cukup

berpengaruh terhadap kehilangan air di Kota Bandung.

Pada pencatatan pemakaian air pelanggan oleh PDAM, permasalahan

pembacaan meteran ini dikelompokkan menjadi kode-kode tertentu. Kode-kode

ini menunjukkan perbedaan antara masalah yang satu dengan yang lainnya.

Berikut ditampilkan masalah-masalah yang sering terjadi dalam pembacaan

meteran di lapangan berikut kode-kodenya pada Tabel V.5.

Tabel V.5 Masalah Pembacaan Meteran dan Kode-Kodenya

Masalah Kode Masalah Kode Alamat tidak ketemu 1 Stand kelebihan M

Rumah dikunci 2 Rumah kosong R Meter tidak ada 3 Stand terbalik T

Meter baru 4 Meter rusak O Meter tertimbun 5 Meter dicabut D

Meter buram 6 Stand revisi W Meter mati 7 Stand mundur F

Tidak ada air 8 Meter tidak ketemu I Loss meter 9 Rumah dibongkar K

Stand konsumen Z Air tidak dipakai H Meter tidak dicatat X Lain-lain L

Alamat jauh V Sumber : PDAM, 2006

Tingkat permasalahan meteran ini tidak dilihat pada seluruh kelurahan yang

ada di Bandung. Hal ini disebabkan oleh karena sulitnya memperoleh data

permasalahan meteran ini. Jadi, agar lebih mudah maka tingkat permasalahan

meteran hanya dilihat pada kelurahan-kelurahan yang mempunyai seluruh

golongan kelas pelanggan, yaitu Arjuna, Balonggede, Cicadas, Panjunan dan

Pungkur. Tingkat permasalahannya dapat dilihat pada Tabel V.6. Untuk

pendataan permasalahan pembacaan meteran dapat dilihat pada Lampiran 7.

V-18

Page 19: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

Tabel V.6 Tingkat Permasalahan Meteran di Beberapa Kelurahan

Permasalahan Nama Kelurahan Total Meteran (satuan) (%)

Arjuna 1649 384 23,29 Balonggede 1187 413 34,79

Cicadas 1549 761 49,13 Panjunan 533 154 28,89 Pungkur 1226 327 26,67

Sumber : Perhitungan

Setelah semua kriteria dianalisis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

Kelurahan Balonggede yang terdapat di Kecamatan Regol dapat dijadikan pilot

project dan dianggap dapat mewakili Kota Bandung secara keseluruhan, karena

dianggap memenuhi semua kriteria yang ada.

V.4 Penentuan Jumlah Sampel

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah

sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah

anggota populasi itu sendiri. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi,

maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya (Sugiyono,

1999).

Berikut ini diberikan penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang

dikembangkan Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 10% pada Tabel V.7.

V-19

Page 20: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

Tabel V.7 Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu dengan

Taraf Kesalahan 10%

N S N S N S 10 10 130 88 380 158 15 14 140 92 400 162 20 19 150 97 420 165 25 23 160 101 440 168 30 27 170 105 460 171 35 31 180 108 480 173 40 35 190 112 500 176 45 39 200 115 550 182 50 42 210 118 600 187 55 46 220 122 650 191 60 49 230 125 700 195 65 53 240 127 750 199 70 56 250 130 800 202 75 59 260 133 850 205 80 62 270 135 900 208 85 65 280 138 950 211 90 68 290 140 1000 213 95 71 300 143 1100 217 100 73 320 147 1200 221 110 78 340 151 ∞ 272 120 83 360 155

Sumber : Sugiyono, 1999 hal.99

Keterangan : N menunjukkan jumlah populasi

S menunjukkan jumlah sampel yang harus diambil.

Kelurahan Balonggede mempunyai jumlah pelanggan sebanyak 1192

pelanggan. Dengan jumlah masing-masing kelas adalah sebagai berikut :

a. Kelas 1A sebanyak 17 pelanggan.

b. Kelas 1B sebanyak 3 pelanggan.

c. Kelas 2A1 sebanyak 1 pelanggan.

d. Kelas 2A2 sebanyak 83 pelanggan.

e. Kelas 2A3 sebanyak 398 pelanggan.

f. Kelas 2A4 sebanyak 106 pelanggan.

g. Kelas 2B sebanyak 6 pelanggan.

V-20

Page 21: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

h. Kelas 3A sebanyak 239 pelanggan.

i. Kelas 3B sebanyak 327 pelanggan.

j. Kelas 4A sebanyak 10 pelanggan.

k. Kelas 4B sebanyak 2 pelanggan.

Karena data ini merupakan data yang berstrata, maka sampel yang diambil juga

harus sampel yang berstrata (Sugiyono, 1999). Stratanya ditentukan menurut jenis

kelas pelanggan. Dengan demikian masing-masing sampel untuk jenis kelas

pelanggan harus proporsional sesuai dengan populasi.

Melihat pada Tabel V.7, maka dapat disimpulkan dengan total populasi sebesar

1192 pelanggan, total sampel yang harus diambil untuk Kelurahan Balonggede

adalah 218 sampel. Maka, jumlah sampel yang harus diambil tiap stratanya

mengikuti rumus (8).

(8) S x NN S total

total

stratastrata =

Setelah dilakukan perhitungan, didapat jumlah sampel untuk masing-masing

strata kelas pelanggan adalah sebagai berikut :

a. Kelas 1A sebanyak 3 sampel.

b. Kelas 1B sebanyak 1 sampel.

c. Kelas 2A1 sebanyak 1 sampel.

d. Kelas 2A2 sebanyak 15 sampel.

e. Kelas 2A3 sebanyak 73 sampel.

f. Kelas 2A4 sebanyak 19 sampel.

g. Kelas 2B sebanyak 1 sampel.

h. Kelas 3A sebanyak 44 sampel.

i. Kelas 3B sebanyak 60 sampel.

j. Kelas 4A sebanyak 2 sampel.

k. Kelas 4B sebanyak 1 sampel.

Jumlah sampel total yang harus diambil ternyata ada 220 sampel. Perbedaan 2

sampel dari sampel total hasil perhitungan awal dikarenakan metoda sampling

yang dipakai adalah metoda disproportionate stratified random sampling. Pada

V-21

Page 22: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

metoda ini, apabila ada strata yang menghasilkan jumlah sampel nol, maka jumlah

sampelnya dianggap satu sampel saja. Hal ini dilakukan agar tetap ada sampel

yang mewakili strata tersebut.

V.5 Data Penelitian Lapangan

Setelah dilakukan penelitian ke lapangan, maka diketahui bahwa tidak

memungkinkan untuk melakukan pengambilan data 220 sampel dalam satu hari.

Sampling sebenarnya harus dilakukan dalam satu hari yang sama, karena ingin

dilihat perbedaan pemakaian air dalam satu minggu penuh antar kelas pelanggan.

Maka dari itu waktu sampling ditambah jadi 4 hari dan jumlah sampel yang

diambil pada akhirnya mencapai angka 113 sampel rumah. Setengah dari target

sampel yang ingin dicapai.

Berikut dilampirkan pemakaian pelanggan PDAM di daerah Balonggede

selama satu minggu, kemudian dikonversi ke dalam hitungan bulan dan

dibandingkan dengan hitungan PDAM Kota Bandung yang sudah ada. Semua itu

terangkum dalam Tabel V.8.

Tabel V.8 Pemakaian Air Kelurahan Balonggede Bulan Agustus Tahun

2007

Golongan 1A

No Pemakaian (m3) Pemakaian 1 bln (m3) Keterangan Pencatatan PDAM Perbedaan Kelas Selisih

1 50 250 269 19

Golongan 1B

No Pemakaian (m3) Pemakaian 1 bln (m3) Keterangan Pencatatan PDAM Perbedaan Kelas Selisih

1 0 0 20 IA 20

Golongan 2A1

No Pemakaian (m3) Pemakaian 1 bln (m3) Keterangan Pencatatan PDAM Perbedaan Kelas Selisih

1 - - - - - -

Golongan 2A2

No Pemakaian (m3) Pemakaian 1 bln (m3) Keterangan Pencatatan PDAM Perbedaan Kelas Selisih

1 15 75 8 2A3 67

2 0 0 0 0 0

3 3 15 10 5

4 17 85 17 68

5 2 10 8 2

6 2 10 0 0 10

7 4 20 22 2

Golongan 2A3

No Pemakaian (m3) Pemakaian 1 bln (m3) Keterangan Pencatatan PDAM Perbedaan Kelas Selisih

1 0 0 0 2A4 0

V-22

Page 23: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

2 5 25 9 2A3 16

3 9 45 2 56 11

4 3 15 7 8

5 7 35 22 2A2 13

6 1 5 0 0 2A3 5

7 0 0 42 3B 42

8 3 15 12 3

9 0 0 10 10

10 3 15 17 2

11 5 25 19 6

12 3 15 0 0 15

13 3 15 4 11

14 4 20 Z 20 0

15 5 25 20 5

16 3 15 9 6

17 1 5 0 0 5

18 4 20 0 0 20

19 3 15 0 0 15

20 4 20 14 6

Golongan 2A4

No Pemakaian (m3) Pemakaian 1 bln (m3) Keterangan Pencatatan PDAM Perbedaan Kelas Selisih

1 38 190 29 3A 161

2 6 30 33 3A 3

3 4 20 60 3B 40

4 2 10 20 10

5 7 35 31 4

6 2 10 15 5

7 9 45 0 0 45

8 2 10 6 4

9 6 30 14 16

10 3 15 0 0 15

11 2 10 0 10

12 0 0 0 0 0

13 4 20 10 10

Golongan 2B

No Pemakaian (m3) Pemakaian 1 bln (m3) Keterangan Pencatatan PDAM Perbedaan Kelas Selisih

1 45 225 54 171

Golongan 3A

No Pemakaian (m3) Pemakaian 1 bln (m3) Keterangan Pencatatan PDAM Perbedaan Kelas Selisih

1 0 0 5 5

2 -312 -1560 F 2 3B 1562

3 129 645 12 633

4 6 30 35 5

5 0 0 0 0 0

6 7 35 0 0 35

7 0 0 0 0 0

8 16 80 22 58

9 11 55 54 1

10 4 20 20 0

11 1 5 6 1

V-23

Page 24: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

12 5 25 21 4

13 3 15 11 4

14 3 15 11 4

15 3 15 17 2

16 2 10 8 2

17 2 10 10 0

18 3 15 0 15

19 1 5 0 5

20 3 15 0 15

21 1 5 6 1

22 2 10 9 1

23 13 65 35 30

24 2 10 0 10

25 6 30 30 0

26 3 15 26 11

27 2 10 2 8

Golongan 3B

No Pemakaian (m3) Pemakaian 1 bln (m3) Keterangan Pencatatan PDAM Perbedaan Kelas Selisih

1 0 0 19 19

2 - - 4 60

3 3 15 6 9

4 5 25 0 0 25

5 2 10 8 2

6 7 35

7 -3 -15 F

8 3 15 0 2A3 15

9 5 25 20 5

10 6 30 22 8

11 9 45 45

12 2 10 10

13 11 55 55

14 10 50 50

15 2 10 10

16 2 10 10

17 5 25 15 10

18 6 30 0 30

19 4 20 17 3

20 2 10 0 0 10

21 4 20 0 0 20

22 3 15 0 0 15

23 68 340 346 6

24 3 15 0 0 15

25 2 10 0 0 10

26 3 15 0 0 15

27 2 10 9 1

28 4 20 19 1

29 1 5 9 4

30 1 5 1 4

31 0 0 0 0 0

32 2 10 7 3

V-24

Page 25: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

33 6 30 26 4

34 6 30 29 1

35 4 20 14 6

36 2 10 13 3

Golongan 4A

No Pemakaian (m3) Pemakaian 1 bln (m3) Keterangan Pencatatan PDAM Perbedaan Kelas Selisih

1 12 60 53 7

Golongan 4B

No Pemakaian (m3) Pemakaian 1 bln (m3) Keterangan Pencatatan PDAM Perbedaan Kelas Selisih

1 86 430 430

2 90 450 8 442

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan

Setelah dilakukan sampling lapangan, ternyata banyak data-data yang sudah

tidak cocok dengan pencatatan yang ada. Seperti dapat dilihat pada golongan

kelas 2A1 ternyata sudah tidak ada lagi pelanggan yang ada di lapangan, hal ini

juga didukung dengan data kelurahan yang ada, tetapi pada pencatatan yang

dilakukan PDAM Kota Bandung, masih terdaftar ada satu pelanggan 2A1.

Di lapangan juga ditemukan cukup banyak alamat-alamat yang tidak tercatat

menjadi pelanggan PDAM, padahal pada kenyataannya bangunan tersebut masih

memakai air PDAM dan terbukti meteran air yang dipakai masih berputar.

Alamat-alamat yang tidak terdaftar ini mencapai 9 pelanggan, atau sekitar 8,2%

dari total 110 sampel pelanggan yang diambil.

Meteran bermasalah yang ditemukan di lapangan mencapai angka 50 meteran

dari total 113 sampel (dengan 3 sampel merupakan meteran hilang), atau sekitar

44,25%. Jika data ini dibandingkan dengan data meteran bermasalah yang ada di

Kelurahan Balonggede, yang menunjukkan angka masalah mencapai 34%, maka

data yang diperoleh jauh lebih besar. Hal ini berarti, data meteran bermasalah

tersebut perlu dikaji ulang dan pengambilan sampel yang hanya 110 sampel dari

total 1192 pelanggan di Kelurahan Balonggede, atau sekitar 9,23% cukup

mewakili. Untuk lebih lengkapnya, hasil data lapangan dapat dilihat pada

Lampiran 8.

Berikut ditampilkan selisih pemakaian air antara yang tercatat di lapangan

dengan data yang tercatat di PDAM pada Gambar V.6.

V-25

Page 26: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

0102030405060708090

100110120130140150160170

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

Rumah ke-

Selis

ih P

emak

aian

Air

(m3

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

Golongan 1A Golongan 1B Golongan 2A1 Golongan 2A2Golongan 2A3 Golongan 2A4 Golongan 2B Golongan 3BGolongan 4A Golongan 3A Golongan 4A

Gambar V.6 Grafik Selisih Pemakaian Air Sebenarnya Dengan yang

Tercatat pada Kelurahan Balonggede Juli 2006

Bisa dilihat pada grafik ada bangunan yang menunjukkan angka yang begitu

besar perbedaan selisihnya dengan catatan PDAM. Hal ini disebabkan pemakaian

bangunan tersebut yang menunjukkan hasil negatif yang bernilai sangat besar.

Hasil negatif didapatkan karena pemakaian air pada hari ke-6 lebih kecil jika

dibandingkan pada pemakaian hari ke-0. Pemakaian yang bernilai negatif dapat

ditimbulkan oleh banyak hal, misalnya karena adanya penggantian meter air dan

berubahnya posisi meter air. Posisi meter yang dibolak-balik dapat mengakibatkan

meter tidak berjalan sebagaimana mestinya. Tetapi, karena pada saat sampling

dilakukan hanya ada satu pelaporan tentang penggantian meter, maka diasumsikan

pemakaian negatif ini disebabkan oleh posisi meter yang dibolak-balik.

Pemakaian air yang negatif ditemukan pada 2 pelanggan (sekitar 1,81%) dari

total 110 sampel selama sampling dilakukan. Tetapi, ketika data yang ditemukan

selama sampling dibandingkan dengan data yang tercatat di PDAM, ternyata pada

V-26

Page 27: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

catatan PDAM tercatat hasil yang positif. Hal ini bisa mengindikasikan adanya

sistem “main tembak” selama pencatatan dilakukan oleh PDAM .

Pada pencatatan PDAM juga ditemukan adanya pencatatan 0 m3. Pencatatan

ini dapat diakibatkan karena adanya kesalahan pada saat penginputan atau pada

saat pembacaan meteran air atau dapat juga kesalahan yang terjadi dari pihak

pelanggan. Misalnya, seperti adanya penggunaan sambungan liar sehingga

mengakibatkan tidak adanya pemakaian air yang tercatat pada meteran air, adanya

kerusakan meteran yang tidak dilaporkan dan lain sebagainya. Maka dari itu perlu

adanya studi lebih lanjut, jika selama beberapa bulan ditemukan pemakaian air

yang tercatat sebesar 0 m3. Pencatatan 0 m3 ditemukan sebanyak 19,09% dari total

113 sampel pelanggan di Kelurahan Balonggede pada Bulan Agustus 2007.

Permasalahan meter yang lainnya adalah adanya meteran air yang dicabut.

Sedangkan meteran tersebut sebenarnya mengukur pemakaian air MCK umum

yang berada di wilayah Kelurahan Balonggede. Karena pemakaian air yang diukur

merupakan pemakaian air yang ditujukan untuk MCK umum, maka bisa

dibayangkan betapa besar kerugian yang diderita PDAM dari tercabutnya meteran

tersebut. Pada saat sampling dilakukan ditemukan ada 3 meteran yang meterannya

sudah ditemukan hilang/tercabut. Jika diasumsikan 3 pelanggan ini adalah hasil

temuan untuk 113 sampel rumah, berarti meteran yang dicabut mencapai angka

2,65%.

Banyak juga ditemukan meteran-meteran yang sudah tidak ada rumah

meternya, meteran buram, meteran tertimbun sampah, rumah dikunci dan ada juga

masalah stand konsumen. Stand konsumen disini maksudnya adalah, pemilik

rumah menuliskan berapa angka stand meteran dan karena keadaan rumah yang

dikunci, jadi tidak dapat dilakukan pengecekan ulang nilai meteran oleh petugas

PDAM. Rumah yang dikunci dapat mengakibatkan adanya sistem “main tembak”

yang dilakukan oleh petugas pencatat meter air PDAM. Hal ini dikarenakan

petugas tidak dapat memeriksa angka meter air yang tertera, sehingga untuk

mempermudah pekerjaannya dilakukanlah sistem “main tembak”.

Tingkat kesalahan dalam penentuan kelas pelanggan juga cukup banyak

ditemukan pada daerah sampling. Rumah-rumah dalam gang-gang yang

sebenarnya masuk dalam golongan 2A3 atau 2A2, tetapi dalam rekening air yang

V-27

Page 28: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

mereka miliki tercatat sebagai golongan pelanggan kelas 3A. Hal ini tentu

merugikan masyarakat karena kenaikan kelas golongan juga menyebabkan adanya

kenaikan juga dalam tarif rekening air mereka. Kesalahan dalam penentuan kelas

pelanggan terdapat sebanyak 12 sampel dari 110 sampel, atau sekitar 10,91%.

Jika semua masalah-masalah meteran ini direkapitulasi, maka hasilnya akan

seperti Tabel V.9.

Selama sampling juga ditemukan adanya tingkat kecurigaan masyarakat, hal ini

dikarenakan kenaikan air yang baru saja terjadi. Masyarakat banyak yang

menganggap pemeriksaan meter air kali ini dikarenakan akan terjadinya kenaikan

air kembali.

Ketelitian meteran juga perlu dikaji ulang, perlu dilakukan kembali akurasi

meteran di wilayah studi. Tingkat ketelitian meter air dipengaruhi oleh kecepatan

aliran dan juga oleh adanya udara. Jika ditemukan adanya pipa yang bocor atau

katup yang tidak sempurna bisa dipastikan tingkat ketelitian meter air akan

menurun. Permasalahan-permasalahan meteran yang terjadi pada kelurahan

Balonggede dapat dilihat pada Lampiran 9.

Tabel V.9 Masalah-Masalah Meteran di Kelurahan Balonggede Bulan

Agustus Tahun 2007

Jumlah Masalah Meteran pelanggan (%)

Tercatat 0m3 (PDAM) 21 19,09 Rumah Dikunci 1 0,91 Stand Konsumen 1 0,91

Meter Baru 1 0,91 Meter Mundur 2 1,82

Alamat Tak Terdaftar 9 8,18 Meteran Dicabut 3 2,65

Salah Penentuan Kelas Pelanggan 12 10,91 Sumber : Analisis Lapangan

Dapat dilihat pada Tabel V.9, bahwa tingkat masalah meteran di Kelurahan

Balonggede pada bulan Agustus 2007 sebagian besar merupakan masalah dari sisi

administratif pihak PDAM, yaitu pencatatan 0 m3, alamat yang tidak terdaftar dan

V-28

Page 29: No : 12180/0907/P/2007 - · PDF filemengatasi hal ini diperlukan usaha pengendalian kehilangan air ... cuci dan kakus umum 3. tempat ibadah V-8. ... Bengkel kecil/pencucian motor 3

adanya salah penentuan kelas pelanggan. Dari analisis ini dapat disimpulkan

upaya pengendalian kehilangan air yang paling baik untuk dilakukan di Kelurahan

Balonggede adalah peningkatan kinerja perusahaan dan karyawannya.

V-29