16
Inovasi Pendidikan Media Komunikasi SMP dan MTs Praktek Mengajar pada ToT Tim pelatih nasional dibentuk dan anggotanya terdiri dari pelatih DBE3 yang ada dan pelatih program lainnya yang berpengalaman. Tim ini akan membantu DBE3 dalam menyelenggarakan program pelatihan. Pada bulan Maret lalu, tim ini mengikuti pelatihan di Solo, Jawa Tengah. Pada pelatihan tersebut peserta mendapatkan penge- tahuan praktis dan pendekatan yang akan nantinya akan disampai- kan pada pelatihan di tingkat ka- bupaten dan sekolah. Bagian penting dalam pelati- han adalah praktek mengajar di sekolah mitra DBE3 di Boyolali dan Karanganyar. Praktek menga- jar ini berjalan baik dan para pe- serta menunjukkan bahwa mereka bisa menerapkan apa yang mereka pelajari pada pelatihan. Misalnya, pada pelajaran IPA, para siswa bisa mempraktekkan percobaan secara langsung. Di gambar sebelah kanan, anda bisa melihat Ronika, siswa SMPN 2 Ngemplak Boyolali se- dang melakukan percobaan den- gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat laporan percobaan yang ditulis oleh Sulastri. DBE3 beru- paya agar siswa bisa melakukan percobaan dan mengungkapkan ide mereka dengan kata-kata mereka sendiri. Peserta pelatihan di Solo sedang membaca dan mendiskusikan hasil kerja mereka dengan kelompok DBE3 bekerja di 44 kabupaten di enam provinsi. Pada masa dua tahun ke depan, DBE3 akan memfokuskan pada pelaksanaan program peman- tapan, termasuk pelatihan whole school untuk SMP dan MTs di 25 kabupaten. Peta kabupaten di mana DBE3 bekerja bisa dilihat pada hala- man 16. 25 kabupaten pemantapan telah dipilih dan District Facilitator (DF) yang akan membantu kegiatan pelati- han sekolah juga telah dipilih. Para DF yang dipilih akan menangani mata pelajaran utama: Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, IPA dan IPS. Anda bisa membaca tentang pelatihan DF di halaman berikutnya. Fokus Program DBE3 Saat ini DBE3 memiliki sebuah web- site, www.inovasipendidikan.net , di mana anda bisa mendapatkan semua informasi yang ada di newsletter ini. Sebentar lagi anda bisa memasukkan komentar anda pada website ini. Website DBE3 No. 2 April 2009 Inovasi Pendidikan diterbitkan oleh DBE3 dan didanai oleh USAID untuk mendokumentasi- kan dan menyebarkan inovasi serta praktek-praktek terbaik yang terkait dengan pendidikan dasar.

No. 2 Inovasi Pendidikan April 2009 Media Komunikasi SMP dan … · 2013. 1. 8. · SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: No. 2 Inovasi Pendidikan April 2009 Media Komunikasi SMP dan … · 2013. 1. 8. · SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat

Inovasi Pendidikan

Media Komunikasi SMP dan MTs

Praktek Mengajar pada ToT Tim pelatih nasional dibentuk dan anggotanya terdiri dari pelatih DBE3 yang ada

dan pelatih program lainnya yang berpengalaman. Tim ini akan membantu DBE3 dalam menyelenggarakan program pelatihan. Pada bulan Maret lalu, tim ini mengikuti pelatihan di Solo, Jawa Tengah. Pada pelatihan tersebut peserta mendapatkan penge-tahuan praktis dan pendekatan yang akan nantinya akan disampai-kan pada pelatihan di tingkat ka-bupaten dan sekolah.

Bagian penting dalam pelati-han adalah praktek mengajar di sekolah mitra DBE3 di Boyolali dan Karanganyar. Praktek menga-jar ini berjalan baik dan para pe-serta menunjukkan bahwa mereka bisa menerapkan apa yang mereka pelajari pada pelatihan. Misalnya, pada pelajaran IPA, para siswa bisa mempraktekkan percobaan secara langsung.

Di gambar sebelah kanan, anda bisa melihat Ronika, siswa SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat laporan percobaan yang ditulis oleh Sulastri. DBE3 beru-paya agar siswa bisa melakukan percobaan dan mengungkapkan ide mereka dengan kata-kata mereka sendiri.

Peserta pelatihan di Solo sedang membaca dan mendiskusikan hasil kerja mereka dengan kelompok

DBE3 bekerja di 44 kabupaten di enam provinsi. Pada masa dua tahun ke depan, DBE3 akan memfokuskan pada pelaksanaan program peman-tapan, termasuk pelatihan whole school untuk SMP dan MTs di 25 kabupaten. Peta kabupaten di mana DBE3 bekerja bisa dilihat pada hala-man 16. 25 kabupaten pemantapan telah dipilih dan District Facilitator (DF) yang akan membantu kegiatan pelati-han sekolah juga telah dipilih. Para DF yang dipilih akan menangani mata pelajaran utama: Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, IPA dan IPS. Anda bisa membaca tentang pelatihan DF di halaman berikutnya.

Fokus Program DBE3

Saat ini DBE3 memiliki sebuah web-site, www.inovasipendidikan.net, di mana anda bisa mendapatkan semua informasi yang ada di newsletter ini. Sebentar lagi anda bisa memasukkan komentar anda pada website ini.

Website DBE3

No. 2 April 2009

Inovasi Pendidikan diterbitkan oleh DBE3 dan didanai oleh USAID untuk mendokumentasi-kan dan menyebarkan inovasi serta praktek-praktek terbaik yang terkait dengan pendidikan dasar.

Page 2: No. 2 Inovasi Pendidikan April 2009 Media Komunikasi SMP dan … · 2013. 1. 8. · SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat

Berita Utama Hal. 2

Lebih Lanjut Tentang ToT Tiga kegiatan lainya yang khusus dituju-kan untuk pelatih DBE3 (pelatih na-sional dan DF) adalah:

•Bagaimana melaku-kan pendampingan guru yang efektif

•Bagaimana menge-fektifkan MGMP

•Bagaimanamenjadi fasilitator yang efek-tif Praktek Mengajar

Salah satu kegiatan penting dalam pelatihan adalah mem-persiapkan dan mengajarkan materi ajar sesuai dengan pendekatan pembelajaran aktif dan kontekstual untuk mem-bangun kecakapan hidup siswa. Para peserta ToT memper-siapkan RPP dan menerapkannya di sekolah mitra DBE3 di Boyolali dan Karanganyar. Salah satu contoh dari kegiatan praktek mengajar dapat dilihat di halaman cover dari newslet-ter ini.

Penggunaan Alat Bantu Ajar yang Murah

Banyak guru mengira bahwa mereka memerlukan alat yang mahal untuk mengajarkan PAKEM. Sebenarnya tidaklah demikian. Banyak contoh yang menunjukkan bahwa alat bantu ajar bisa dibuat dari materi yang murah dan mudah didapat. Seperti yang anda lihat pada gambar percobaah pendulum ini (atas). Sang guru menggunakan kayu, benang, batu dan selotip untuk membuat pendulum, untuk menunjukkan hubungan antara panjang pendulum dan waktu yang diperlukan untuk berayun.

Para pelatih nasional dilatih dengan menggunakan me-toda dan pendekatan yang juga akan digunakan untuk pelati-han untuk District Facilitator (DF) pelatihan whole school. Ini artinya para pelatih nasional ini akan melakukan kegiatan yang persis sama dengan apa yang mereka lakukan kemudian. Hal ini sangat penting, karena para pelatih nasional ini harus mempraktekkan kegiatan yang akan dilakukan oleh para DF. Apa yang disampaikan pada pelatihan? Topik utama pada pelatihan adalah:

• Teknik pengajaran yang efektif untuk membangun ke-cakapan hidup

• Menciptakan suasana kelas yang baik untuk menunjang pembelajaran?

• Persiapan mengajar dan praktek mengajar

• Peran kepala sekolah dan pengawas dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar Merancang rencana kerja untuk tiap sekolah.

Ketika kita mengikuti pelatihan kita harus tahu apa yang harus berubah pasca pelatihan. Berikut ini adalah perubahan-perubahan yang ingin kita lakukan di sekolah sebagai hasil dari program pelatihan whole school • Perubahan pada proses belajar mengajar:

• Siswa akan diberi kegiatan yang lebih variatif untuk membangun kecakapan mereka. Hal ini termasuk praktek kerja dan penggunaan bahan lokal sebagai sumber belajar.

• Siswa akan mengerjakan tugas yang merangsang mereka untuk berdiskusi dan berpikir. Hasil kerja mereka akan mencerminkan pemikiran mereka sendiri.

• Perubahan pada suasana kelas: • Siswa akan lebih teroganisir, termasuk dalam kerja

kelompok dan posisi duduk • Hasil kerja siswa akan ditempelkan di tembok untuk

menunjang proses belajar

• Perpustakaan sekolah akan digunakan untuk menunjang belajar mengajar

• Perubahan pada sistem pengembangan profesi:

• Guru-guru akan berpartisipasi dalam pertemuan antar guru untuk meningkatkan kualitas

• Ada aktivitas pengembangan profesi di sekolah, di mana guru-guru bisa mengembangkan ide mereka dan belajar dari koleganya.

• Ada perubahan positif terkait kepemimpinan kepala seko-lah dan pengawas dalam mengobservasi dan membantu para guru

• Ada perubahan positif yang terkait dengan performa siswa di kelas dan hasil ujian mereka.

Perubahan Yang Diharapkan Terjadi Setelah Pelatihan

Inovasi Pendidikan: Media Komunikasi SMP dan MTs Nomor 02/April 2009

Para peserta sedang praktek mentoring pada ToT

Page 3: No. 2 Inovasi Pendidikan April 2009 Media Komunikasi SMP dan … · 2013. 1. 8. · SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat

Berita Utama Hal. 3

Siswa kelas 7b sedang menjodohkan kata dalam bahasa Inggris dengan kata dalam bahasa Indonesia

Siswa kelas 7a se-dang mencari kata-kata dalam bahasa

Inggris dan Indone-sia dari beberapa benda di sekitar

mereka. Salah satu siswa, Fikrin, sedang

memperlihatkan hasil kerja kelompo-

knya, dibantu oleh Ibu Maria Tasilin, pelatih nasional.

Siswa kelas 7c sedang membuat “jasjus” dan menulis instruksi pembuatannya dalam bahasa Inggris

Siswa kelas 9b MTsN Ngemplak sedang belajar IPS. Mereka menuliskan informasi yang mereka dapatkan ke catatan mereka. Bpk. Bambang Sudarsono, salah satu pelatih nasional, sedang mengamati dan mem-berikan saran ke siswa.

Kegiatan Pembelajaran yang Menarik

Beberapa kegiatan yang menarik dapat dilihat pada praktek mengajar untuk Bahasa Inggris dan IPS di MTsN Ngemplak, Boyolali. Pene-kanan kegiatan Bahasa Inggris adalah agar siswa menggunakan ba-hasa Inggris secara aktif.

Inovasi Pendidikan: Media Komunikasi SMP dan MTs Nomor 02/April 2009

Page 4: No. 2 Inovasi Pendidikan April 2009 Media Komunikasi SMP dan … · 2013. 1. 8. · SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat

Hal. 4 Berita Utama

Siswa SMPN 1 Jogonalan, Klaten, tampil pada upacara serah terima 35 sekolah yang diadakan pada tanggal 27 Februari 2009, di SDN 01 Babadan, Klaten. Upacara serah terima ini adalah bagian akhir dari kerja sama antara USAID/Indonesia dan ConocoPhillips Indonesia yang membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi sekolah di Klaten pasca gempa bumi 2006 di Yogyakarta.

Penampilan siswa SMPN 1 Jogonalan ini bukanlah yang pertama kali. Mereka telah tampil tiga kali, pada lokakarya siaga bencana yang diadakan di Semarang, Solo dan Yogyakarta.

Namun kali ini mereka tampil di depan pejabat-pejabat USAID, ConocoPhillips, BP Migas dan Pemer-intah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Drama yang ditampilkan anak-anak ini berfokus pada bagaimana mempersiapkan diri menghadapi gempa dan apa yang harus dilakukan jika gempa ter-jadi. Pesan dalam drama ini disampaikan dengan gam-blang, menggunakan bahasa sederhana untuk menga-jarkan remaja tentang persiapan menghadapi bencana.

Para siswa yang tampil juga ikut serta dalam pem-buatan buku saku Siaga Gempa. Drama yang mereka tampilkan adalah salah satu cara untuk mensosialisasi-kan isi dari buku saku tersebut. Dan drama yang mereka tampilkan mendapatkan sambutan yang meriah.

Siswa SMPN 1 Jogonalan Tampil pada Upacara Serah Terima Sekolah di Klaten

Siswa SMPN 1 Jogonalan, Klaten, sedang tampil pada acara serah terima sekolah di Klaten.

Diseminasi ke Kabupaten Target di Sumatera Utara Pada tanggal 10 Februari, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pak-pak Bharat, Bpk. Holler Sinamo, mengunjungi DBE3 Medan untuk mendiskusikan rencana diseminasi program DBE3. Sebagai kelanju-tan pertemuan itu, DBE3 Sumatera Utara menerima surat resmi yang berisi permohonan agar DBE3 membantu proses diseminasi modul dasar ke 60 guru SMP/MTs di lima kecamatan di Pakpak Bharat pada bulan Juni dan Juli 2009. DBE3 setuju untuk menang-gung biaya pelatih dan materi. Sedangkan biaya lainnya akan ditang-gung oleh Kabupaten Pakpak Bharat. DBE3 akan mengundang DF dari kabupaten Dairi untuk membantu pelaksanaan pelatihan ini.

Inovasi Pendidikan: Media Komunikasi SMP dan MTs Nomor 02/April 2009

TOT calon fasilitator daerah di Sumatera Utara yang digelar di BPPNFI Medan (24-27/3) dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho. Dalam sambu-tannya, beliau memberikan apresi-asi kepada DBE 3 USAID yang te-lah membantu peningkatan mutu pendidikan di Sumatera Utara. Dirinya berharap seluruh peserta TOT dapat menjadi pionir guru inspiratif di daerahnya.

”Tugas guru tidak hanya men-gajarkan mata pelajaran. Guru ha-rus bisa berperan sebagai orang tua, sahabat, atau kakak bagi siswanya. Guru harus bisa meng-gugah siswa untuk bisa menjadi

manusia yang lebih baik,” papar pak Gatot.

Menurut Pak Gatot, dalam pem-belajaran ada proses dialogis, me-tode mengajar dengan komunikasi dua arah. Hal ini bisa dilakukan di kelas dengan diskusi. Pola pendidi-kan yang masih satu arah, menu-rutnya membuat anak tidak kreatif. Mereka tidak terbiasa untuk men-gungkapkan gagasannya sendiri.

Pak Gatot juga memberikan pesan khusus kepada para peserta, “Hasil pelatihan yang didapat bu-kan untuk diri sendiri. Tularkan pada teman seprofesi. Semua hal ideal yang didapatkan dari TOT ini, gunakan untuk menjadi virus kebai-kan yang menular di sekitarnya.”

”Jadilah Pionir dan Sumber Inspirasi” Wakil Gubernur Sumatra Utara Membuka ToT DBE3 di Medan

Tim DBE3 Sumut berpose dengan Wagub Sumatera Utara (tengah) setelah pembukaan pelatihan untuk District Trainer

Page 5: No. 2 Inovasi Pendidikan April 2009 Media Komunikasi SMP dan … · 2013. 1. 8. · SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat

Hal. 5

PENDIDIKAN di Indonesia belum berhasil dalam upaya memproduksi lulusan yang kreatif, inovatif, dan produktif. Hal ini terjadi karena kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh para guru di sekolah cenderung teoretis dan hanya terfokus pada penyampaian materi pelajaran dan kurang memperhatikan aspek pengembangan kecakapan hidup seperti kerjasama, berpikir kritis dan membangun motivasi. Kecakapan semacam inilah yang bagi siswa untuk hidup di kemudian hari.

Upaya mengintegrasikan kecakapan hidup ke dalam aktivitas kelas sangat tergantung pada pemahaman dan ke-mampuan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang kritis ( Critical thinking ) , transfer pengetahuan, analisis data, dan pemecahan masalah. Ketika menyelesaikan studi S2 saya di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, saya melakukan riset mengenai

pembelajaran kontekstual itu memang tepat digunakan untuk pengembangan kecakapan hidup karena memiliki potensi yang kuat untuk menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa integrasi pendidikan kecakapan hidup pada aktivitas belajar di kelas dapat dicapai melalui pendekatan pembelajaran yang kontekstual .

Untuk mengakhiri artikel ini, saya ingin berbagi beberapa hal terkait dengan pembelajaran kontekstual dan kecakapan hidup. Jika hal-hal di bawah ini dipenuhi, saya yakin pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dan membuahkan hasil yang positif.

Pertama, harus ada usaha peningkatan kesadaran guru akan pentingnya pengembangan pendidikan kecakapan hidup. Pengetahuan guru akan kecakapan hidup harus diterapkan pada proses pembelajaran di kelas.

Kedua, guru hendaknya selalu berusaha untuk mendesain pembelajaran kontekstual dengan menggunakan materi ajar yang variatif.

Yang terakhir, para penyelengara pendidikan, seperti Kepala Dinas, Pengawas Sekolah, dan Kepala Sekolah harus memberi dukungan dan menyediakan fasilitas kepada para guru untuk mengembangkan pembelajaran kontekstual.

implementasi pembelajaran kontekstual, termasuk di MTsN Kudus.

Studi Kasus di MTsN Kudus

Pembelajaran kontekstual yang mengintegrasikan pendidikan kecakapan hidup berhasil diadopsi dan diterapkan oleh guru-guru di MTsN Kudus. Hasilnya adalah peningkatan pada interpersonal skill , kecakapan akademis dan kecakapan pra kejuruan dari para siswa. Ada perubahan signifikan yang positif yang terjadi di MTsN Kudus, yaitu: a. Suasana kelas menyenangkan dan

menantang sehingga dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran

b. Guru menggunakan bahan ajar yang variatif

c. Guru menerapkan manajemen kelas yang lebih baik. Siswa bekerja secara individu maupun kelompok, membuat mereka bisa saling berinteraksi dengan baik

d. Pelajaran tidak monoton dan siswa bisa mengerti materi ajar dengan lebih mudah

e. Guru sering memberi pertanyaan dan tugas yang menantang sehingga dapat memacu kemampuan berfikir kritis siswa dan materi yang diajarkan berhubungan dengan lingkungan siswa.

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa

Pembelajaran Kontekstual dan Pendidikan Kecakapan Hidup By Drs. Farhan, M.Pd

Kolom

Inovasi Pendidikan: Media Komunikasi SMP dan MTs Nomor 02/April 2009

Untuk memastikan berlangsungnya program dengan sukses, program pelatihan DBE3 di tingkat kabupaten didukung oleh para DF. Untuk memilih fasilitator yang kompeten dan mem-bangun rasa kepemilikan program dari pemerintah kabu-paten, DBE3 melibatkan pemerintah kabupaten dalam proses seleksi DF. Garut, Jawa Barat: Pada tanggal 9 Maret, 2009, bertempat di SMPN 1 Garut, DBE3 Jabar menggelar proses seleksi DF. 50 peserta yang terdiri dari guru-guru SMP/MTs di Garut ikut terlibat dalam proses ini. Pada proses ini panelis yang terdiri dari personil Dinas Pen-didikan, Kantor Depag dan DBE3 menguji kemampuan akademis dan komunikasi dari para peserta melalui wawancara dan presentasi. Dari 50 peserta, 15 orang terpilih menjadi DF untuk lima mata pelajaran: IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Sidrap, Sulawesi Selatan: Diadakan pada tanggal 19-20 di kantor Dinas Pendidikan di Sidrap, proses seleksi ini melibatkan 24 peserta, yang terseleksi dari 46 pelamar. Para peserta proses seleksi ini diwawancarai oleh panel yang terdiri dari personil Di-nas Pendidikan dan Kantor Depag serta DBE3. Dari 24 peserta terpilih 12 orang yang kemudian mengikuti pelatihan pada tanggal 30 Maret hingga 1 April 2009. Ke-12 DF yang baru ini akan ber-gabung dengan tiga orang DF yang sebelumnya telah memfasilitasi pelatihan bahasa Inggris yang diadakan oleh DBE3.

Seleksi District Facilitator Kepala Dinas Pendidi-kan Sidrap, Drs. Syah-ruddin, M.Ed, sedang mewawancarai salah satu peserta seleksi

Page 6: No. 2 Inovasi Pendidikan April 2009 Media Komunikasi SMP dan … · 2013. 1. 8. · SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat

Hal 6

Irhamni, M.Ag, District Trainer DBE3

District Trainer Dbe3 Meraih Juara III Lomba Mengajar Fisika Tingkat Nasional

PANGGILANNYA Zainab. Nama lengkapnya Zainab Nirwani, S. Pd. Perempuan berkerudung ini lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara pada tanggal 26 Juni 1971. Dan dia adalah Juara III pada Lomba Mengajar Fisika Dengan Software tingkat nasional tahun 2008.

Di tingkat provinsi Ibu Zainab adalah Juara I dan sekaligus Juara Favorit pada kompetisi yang sama. Prestasinya di kejuaraan ini adalah karena seringnya ia mengikuti pelatihan yang diadakan oleh DBE3. Dia telah menerapkan pengetahuan yang didapat dari pelatihan itu dalam kesehariannya di kelas. Sejak bergabung dengan DBE 3 sebagai District Trainer di Tebing Tinggi pada tahun 2006, dirinya menjadi lebih percaya diri dalam mengajar dan bergaul dengan koleganya.

“Pembelajaran aktif yang mengintegrasikan kecakapan hidup dengan modul BTL, LSE dan ICT telah merubah strategi pembelajaran yang saya terapkan sebelumnya.

Berita Dari Provinsi

Aceh Utara

PAK Irhamni bergabung dengan proyek DBE3-EMOI di Aceh Utara se-bagai District Trainer (DT) pada bulan Januari 2008. Melalui keterlibatannya di proyek ini, Pak Irhamni mendapatkan banyak pengalaman yang menginspi- rasinya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Aceh Utara. Menurutnya pelatihan pendidikan kecakapan hidup DBE3 sangat efektif dalam memotivasi dan membuat guru antusias dalam mengajar.

“Saat saya mengimplementasikan kecakapan hidup di kelas, siswa saya merespon dengan positif. Mereka menikmati pelajaran saya dan mencari-cari saya kalau saya absen.”

Mereka selalu meminta saya menga-jar dengan metoda pembelajaran aktif yang membuat mereka bisa berpresen-tasi, berdiskusi dan melakukan role play. Dari pengamatan saya, mereka sekarang lebih percaya diri dalam mengungkapkan pemikirannya, menghargai temannya, mampu bekerjasama dalam kelompok dan meningkatkan kecakapan personal. Saya menceritakan hal ini ke kolega saya dan saya harap mereka juga bisa menerapkan hal yang sama. Saat ini saya berupaya meningkatkan kualitas pendidi-kan di sekolah saya. Nanti, saya akan melakukannya di wilayah Aceh Utara,” kata guru Agama kelas 2 dan 3 di SMAN 3 Putra Bangsa, Lhoksukon, Aceh Utara.

Disamping mengajar, Pak Irhamni yang lahir pada 29 Mei 1977 di Panton Labu, NAD, juga aktif menulis artikel, terutama mengenai pendidikan. Setelah bergabung dengan DBE3 ia merasa lebih percaya diri menjadi fasilitator dan ser-ing diundang oleh Dinas Pendidikan un-tuk melatih guru di banyak tempat.

“Walaupun DBE3 Aceh Utara hanya melatih guru-guru di 25 sekolah, saya juga menggunakan modul DBE3 di sekolah non target. Dengan kata lain,

saya telah melakukan replikasi program. Tapi kita butuh dukungan pemerintah untuk berbuat lebih banyak. Saya dan beberapa DT sepakat untuk membentuk LSM lokal untuk mendukung program DBE3 dan membantu guru meningkat-kan keterampilan mereka. Kami akan memperkenalkan metodologi dari modul DBE3 ke pemerintah. Dengan demikian kami mendapat dukungan dan bisa melanjutkan program setelah proyek DBE3 selesai,” kata Pak Irhamni.

Disamping mendedikasikan diri di bidang pendidikan Pak Irhamni juga menjalankan usaha kecil di rumahnya. Ia mendesain gelas dengan gambar. Dikata-kannya bahwa ia mendapatkan pesanan dari kota-kota sekitar.

“Saya sudah memperkenalkan dan membangun kecakapan hidup di ke-luarga saya,” canda Pak Irhamni.

“Manusia itu seperti mesin diesel yang akan berhenti ketika sudah rusak.” Itulah mottonya yang ia implementasikan sehari-hari. Ia tidak pernah berhenti bekerja untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Aceh Utara. Ia memba-yangkan Aceh yang lebih baik, di mana orang-orangnya menjadi pemimpin Indo-nesia. Ia yakin hal ini akan tercapai jika semua orang di Aceh bekerja sama un-tuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Irhamni, M.Ag, facilitating a workshop in Aceh Utara

Sumatera Utara

Dengan ketiga modul ini saya menjadikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Kecakapan sosial yang saya dapatkan membantu saya dalam mempresentasikan bahan lomba. Inilah hal penting yang membuat saya unggul dari peserta lain dan meraih juara satu sekaligus juara favorit di tingkat provinsi.”

Selain sebagai guru IPA di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi, Sumatera Utara, Ibu Zainab juga aktif di PGRI. Dia juga menjadi Ketua MGMP Biologi Kota Tebing Tinggi. Melalui MGMP ini juga Bu Zainab terus aktif menularkan model-model pembelajaran yang dikembangkan oleh DBE3 kepada teman-teman sejawatnya.

Inovasi Pendidikan: Media Komunikasi SMP dan MTs Nomor 02/April 2009

Zainab Nirwani

Page 7: No. 2 Inovasi Pendidikan April 2009 Media Komunikasi SMP dan … · 2013. 1. 8. · SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat

Hal 7 Berita Dari Provinsi

Pelatihan untuk District Facilitator (DF) yang berlangsung di Medan dari tanggal 24-27 Maret 2009 dibuka oleh Wakil Gubernur (Wagub) Sumut, Bapak Gatot Pujo Nugroho, ST. Pelatihan ini diikuti oleh 15 peserta dari kabupaten pendalaman, 10 peserta (dosen) dari Universitas Negeri Medan, dan lima pelatih dari LPMP Sumut. Kabupaten yang terlibat dalam pelatihan ini adalah Binjai, Dairi, Tanjungbalai, Tapanuli Selatan dan Tapanuli Utara. Para peserta pelatihan yang dilatih oleh tim konsultan ini juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan praktek mengajar di beberapa sekolah di Binjai. Praktek mengajar ini dilakukan se-cara berkelompok (team teaching).

Ibu Melva Silitonga, dosen dari Universitas Negeri Medan sedang membantu siswa kelas 8 dari SMP Tunas Pelita, Binjai, menyelesaikan percobaan mereka

Dua siswa SMPN 6 Binjai sedang membanding hasil kerja mereka dalam pelajaran bahasa Inggris

Pelatihan yang partisipatif – guru-guru mendiskusikan hal-hal seperti ‘bagaimana mengajukan pertanyaan yang menantang?’, ‘dukungan apa yang bisa diberikan kepala sekolah dan penga-was untuk sekolah?’ dan ‘bagaimana membuat pertemuan guru menjadi hal yang produktif untuk guru?’

Seorang siswa dari SMP Tunas Pelita Binjai sedang membuat diagram untuk menggambarkan gerhana matahari dan bulan. Setelah menuliskan dengan bahasa mereka sendiri, para siswa menjelaskan diagram ini di depan kelas.

Diah mengajukan pertanyaan dan mengkoreksi penjelasan dari salah kelompok. Praktek belajar seperti sangat penting. Siswa diberi kesem-patan untuk bertanya dan memberi umpan balik ke kelompok lainnya.

Pelatihan untuk Fasilitator di Sumatera Utara

Apakah siswa di kelas anda bela-jar seperti ini? Jika tidak, silakan mencoba aktivitas yang ditunjuk-kan pada halaman ini.

Inovasi Pendidikan: Media Komunikasi SMP dan MTs Nomor 02/April 2009

Page 8: No. 2 Inovasi Pendidikan April 2009 Media Komunikasi SMP dan … · 2013. 1. 8. · SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat

Hal 8

Setelah praktek menga-jar IPS, para DF duduk bersama dengan guru-guru di MTsN Binjai untuk berdiskusi men-genai pelajaran dan ba-gaimana membuatnya lebih baik.

Dua siswa MTsN Binjai sedang menunjukkan tulisan mereka tentang siklus air

Peran guru pada pelajaran seperti ini adalah sebagai fasili-tator. Ibu Lia Windari, guru di MTsN Binjai sedang mem-bantu siswanya

Para siswa sedang melakukan eksperimen dengan menghangatkan air dengan lilin dan mencatat waktu serta perubahan suhu air. Mereka menggunakan data yang mereka peroleh untuk membuat grafik. Para siswa ini kemudian menulis laporan eksperimen mereka. Kegiatan ini sangat penting. Siswa harus bisa menjelaskan se-suatu dengan bahasa mereka, bukan hanya menghafal apa yang diberikan guru!

Berita Dari Provinsi

Pembelajaran yang Berpusat Pada Siswa

Pembelajaran yang tradisional berpusat pada apa yang guru lakukan di kelas. Model-model pembelajaran yang dipromosi-kan DBE3 berfokus pada apa yang dilakukan siswa. Foto-foto yang ada di halaman ini menjelaskan hal tersebut.

Inovasi Pendidikan: Media Komunikasi SMP dan MTs Nomor 02/April 2009

Page 9: No. 2 Inovasi Pendidikan April 2009 Media Komunikasi SMP dan … · 2013. 1. 8. · SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat

Rangkaian Pelatihan di Jawa Barat BULAN Maret 2009 menjadi bulan yang sibuk bagi DBE3 Jabar. Pada bulan ini beberapa pelatihan diselenggarakan, termasuk ToT untuk DF, diseminasi pelatihan DBE3 dan pelatihan untuk guru tentang model DBE3. Pelatihan-pelatihan ini melibatkan 182 peserta, terdiri dari guru, DF, staf Dinas Pendidikan dan Kanwil Depag, perwakilan universitas dan LPMP. Informasi lebih lanjut mengenai pelatihan adalah sbb.

ToT untuk DF di Indramayu ToT ini digelar pada tanggal 24-27 maret 2009 di Hotel Wiwi Perkasa,

Indramayu. Pada pelatihan ini 101 orang ikut menjadi pesertanya. Difasilitasi oleh 11 orang fasilitator nasional, pelatihan ini ditujukan

untuk DF dari lima pelajaran: IPA, IPS, Matematika, Bahasa Inggris dan Ba-hasa Indonesia. Para DF ini nantinya akan bertanggung jawab untuk men-gadakan pelatihan untuk guru di tingkat kabupaten yang mencakup Cilegon, Bogor, Karawang, Indramayu dan Garut, di Jawa Barat dan Banten.

Para peserta mengikuti pelatihan ini dengan antusias. “Buat saya, sesi developing high-level questions sangat menantang dan menarik,” tukas salah satu peserta. Peserta lainnya berpendapat jika guru mencapai kapasitas mengajar yang tinggi, maka proses pembelajaran akan lebih baik. Peserta lainnya berkomentar, “Saya belajar banyak dari pelatihan ini. Saya yakin siswa saya akan lebih tertarik belajar Matematika dengan pendekatan baru yang saya pelajari di pelatihan ini.”

Diseminasi Pelatihan DBE3 di Jawa Barat Diseminasi pelatihan DBE3 ini berlangsung pada 20-21 Maret di SMPN

Satu Atap di Losarang, Indramayu. Pelatihan ini dihadiri oleh 46 guru yang mewakili enam sekolah di kecamatan Losarang. Pelatihan ini adalah saat yang tepat bagi guru untuk belajar strategi pembelajaran yang lebih baik.

Inisiatif pelatihan ini berasal dari DF DBE3 di Indramayu, yang juga seorang pengawas sekolah. Pelatihan ini dibiayai oleh Dinas Pendidikan setempat dan diorganisir oleh Dinas Pendidikan di kecamatan Losarang. Dua orang DF DBE3 memfasilitasi pelatihan ini.

Pelatihan Modul DBE3 untuk Guru

Digelar di Yayasan Pen-didikan (YAPIN) Kerta Se-maya, Indramayu, pada tang-gal 24-25 Maret 2009, pelati-han ini difasilitasi oleh DF dari DBE3 dan dihadiri oleh 35 guru dari SMP dan MTs di Indramayu. Peserta berasal dari tujuh sekolah. Mereka mendapatkan pelatihan ten-tang better teaching and learn-ing (modul 1). Pelatihan ini dibiayai oleh sekolah yang terlibat dengan menggunakan dana BOS

Guru-guru bekerjasama dalam merancang pembe-

Dissemination of DBE3 in YAPIN Kertase-maya Indramayu, West Java.

Para siswa SMPN 2 Jatibarang, Indramayi, mengubah kelas mereka menjadi laboratorium Fisika pada saat sesi praktek mengajar di sekolah mereka.

Peserta ToT sedang mempelajari beberapa model pembelajaran

Berita Dari Provinsi Hal 9

Jawa Barat-Banten

Inovasi Pendidikan: Media Komunikasi SMP dan MTs Nomor 02/April 2009

Page 10: No. 2 Inovasi Pendidikan April 2009 Media Komunikasi SMP dan … · 2013. 1. 8. · SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat

Berita Dari Provinsi Hal 10

NAMA saya Ilis Nurajizah. Saya guru di Madrasah Tsanawiyah Al-Ahliyah Bakanmaja, Kotabaru, Karawang, Jawa Barat. Saya beruntung bisa ikut serta dalam program pelatihan yang diadakan oleh DBE3 karena program tersebut sangat membantu meningkatkan kualitas guru.

Pelatihan yang diadakan oleh DBE3 menarik dan berguna. Saya tidak merasa bosan sama sekali dalam mengikutinya. Program DBE3 yang saya ikuti membuat saya berpikir: jika fasilitator di program tersebut bisa membuat para peserta betah dalam proses belajar, mengapa kita tidak bisa melakukan hal yang sama ke siswa?

Jawabannya: bisa! Saya telah men-gimplementasikan metoda yang saya dapatkan dari pelatihan dan saya bisa melihat bahwa murid-murid saya menyu-kainya. Mereka lebih antusias dan per-hatian. Mereka menyukai metoda-metoda belajar yang saya gunakan di

Murid-Murid Saya Menyukainya!

kelas. Dan saya sendiripun lebih menik-mati proses mengajar.

Suatu ketika ada kolega yang menge-luh ke saya tentang murid-muridnya yang gaduh. Dia bilang, “Tenggorokan saya sampai sakit karena harus berbicara keras ke siswa saya. Mengajar mereka sangat melelahkan,” katanya.

Lalu saya katakan padanya bahwa saya pernah mengalami hal yang sama. Saya sarankan agar ia tidak mengajar

Jawa Barat-Banten

dengan cara menguliahi mereka tapi den-gan memberikan tugas. Para siswa harus mengerjakan tugas ini di kelompok kecil. Cara ini ternyata berhasil.

Menurut saya, banyak guru yang ikut serta dalam program pelatihan DBE3 ber-hasil dalam menerapkan ilmu yang mereka dapatkan. Mereka bisa membuat siswa lebih semangat dalam belajar. Hal ini ter-jadi karena metoda yang mereka dapatkan sewaktu pelatihan sangat berguna dan aplikatif.

Di Karawang masih banyak guru yang memerlukan pelatihan DBE3. Karenanya kami memerlukan replikasi program. Dan hal ini bisa dilakukan jika semua pemangku kepentingan, terutama pemerintah daerah, mendukung. Sebagai seorang guru yang pernah ikut serta dalam program pelatihan DBE3, saya akan terus bekerja sebaik mungkin untuk menerapkan penge-tahuan yang saya miliki dari pelatihan di kelas. (Diadaptasi dari artikel yang ditulis oleh

Ibu Ilis Nurajizah).

Ibu Ilis with her students at a school event

Jawa Tengah Guru dan Penjual Bakso NAMANYA Juli Edi Sarwono. Beliau adalah guru Matematika SMPN 19 Purworejo. Orangnya sangat sederhana. Na-mun dari keseder-hanaannya, kita dapat belajar ban-yak hal. Di sela-sela kesibukannya mengajar, beliau juga berdagang

bakso di lingkungan tempat tinggalnya. Sepulang menga-jar, beliau berjualan bakso dari pukul 16.00 sampai seki-tar pukul 23.00 WIB. Meskipun sibuk, beliau tidak per-nah menelantarkan anak didiknya, bahkan beliau terma-suk salah satu guru paling kreatif yang ada di SMPN 19.

Salah satu bentuk kreativitasnya adalah membuat pajangan di kelas, meskipun hanya dipajang beberapa hari saja, karena ruangan kelas tersebut juga dipakai oleh guru lain. Namun beliau tidak kurang akal. Ketika pajan-gan sudah dilepas dari dinding kelas, beliau menyusunnya pada buku besar, seperti terlihat di samping ini. Dan hebatnya lagi, beliau juga masih sempat membuat bank

soal untuk siswa-siswa kelas tiga yang akan menghadapi ujian akhir nasional.

Tidak hanya itu, ketika beliau mengajar pada jam-jam akhir sekolah, tidak jarang beliau mengajak siswanya belajar di halaman sekolah, agar siswa tidak terlalu bosan. Hasilnya juga tidak mengecewakan. Siswanya mendapat nilai yang bagus dalam UAN. Satu orang siswa mendapatkan nilai sem-purna, 10. Dan ia adalah siswa Pak Eko, begitu beliau akrab dipanggil. Apa yang dilakukan Pak Eko menurut pengakuan beliau merupakan penerapan dari hasil pelatihan modul dasar DBE3 yang beliau ikuti beberapa waktu lalu.

Pajangan kelas yang dibuat Pak Eko dis-impan dalam buku. Siswa dan guru bisa melihat dan memin-jamnya untuk digunakan pada proses belajar

Inovasi Pendidikan: Media Komunikasi SMP dan MTs Nomor 02/April 2009

Page 11: No. 2 Inovasi Pendidikan April 2009 Media Komunikasi SMP dan … · 2013. 1. 8. · SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat

Jepara Memfinalisasikan Rencana Diseminasi

NAMA lengkapnya Drs. H. Mustaqim. Lahir di Jepara pada tanggal 9 Desember 1957. Sehari-hari beliau bekerja di kantor urusan agama (KUA) Cabang Mayong Jepara sebagai peyuluh agama dengan pangkat ahli madya. Bergabung dengan DBE3 sejak akhir tahun 2006 dengan posisi sebagai district facilitator (DF) bagi 5 institusi non formal education (NFE) mitra DBE3 Kabupaten Jepara. Pak Taqim selalu mementingkan keinginan peserta belajar. Dalam satu minggu Pak Taqim bisa dua kali berkunjung ke mitra NFE walau dengan

jarak tempuh yang berjauhan satu sama lain. Kunjungan intens beliau sebetulnya melebihi kewajibannya sebagai District Facilitator. Ia melakukan hal ini karena peduli terhadap anak didiknya. Ia katakan semakin dekat ia dengan peserta belajar, semakin mudah ia bekerja sama dengan mereka. Baginya aktivitas menjahit, bordir, obras, komputer dan sablon harus bisa dikuasai santri sebelum keluar dari pondok pesantren dan PKBM supaya punya bekal ketrampilan di tengah-tengah masyarakatnya.

Selain tugas rutin mendamping para tutor, Pak Taqim juga rajin bertemu dengan pimpinan pondok pesantren dan PKBM memberikan pemahaman tentang pentingnya kegiatan lifeskill dikelola secara lebih serius. Sebab

sementara ini kegiatan lifeskill di pondok pesantren terutama kurang mendapatkan perhatian, hanya menjadi kegiatan pelengkap bagi paara santri/warga belajar yang berminat saja. Pendekatan Pak Taqim ini berbuah hasil, 3 pondok pesantren menetapkan kegiatan pelatihan menjahit, bordir dan komputer dijadikan sebagai kegiatan ektra kurikuler para santri yang wajib diikuti. Dengan keterampilan yang didapat dari pelatihan, para santri akan memiliki bekal yang cukup untuk hidup di masyarakat. Terima kasih, Pak Taqim.

Hal 11 Berita Dari Provinsi

PADA tanggal 22 Januari 2009, DBE3 Jawa Tengah mengadakan pertemuan dengan Dinas Pendidikan Jepara untuk membahas ren-cana diseminasi program DBE3 di tahun 2009. Pertemuan ini di-hadiri oleh tujuh orang pejabat dari Dinas Pendidikan dan Kantor Depag, Bappeda dan Dewan Pendidikan. Di akhir pertemuan se-mua peserta sepakat untuk melakukan diseminasi setelah UAN. Diseminasi ini akan mencakup 15 SMP dan 15 MTs di emapt ke-camatan di Jepara (Keling, Donorojo, Kembang, and Bangsri) dan melibatkan 90 guru dari mata pelajaran Matematika, PKn dan Ba-hasa Inggris.

Profil Pak Taqim

ITULAH hal yang ditekankan Kepala

Dinas Pendidikan Kabupaten Karanganyar,

Drs. Sri Sunanto, pada sambutannya di acara

pembukaan pelatihan District Facilitator di

Sunan Hotel Solo, tanggal 29 Maret 2009.

Beliau juga menambahkan bawa peserta pe-

latihan harus menyadari bahwa pelatihan ini

adalah salah satu medium untuk meningkat-

kan kualitas dan kecakapan mengajar. Lebih

lanjut Drs. Sri Sunanto juga menyatakan

penghargaannya keapda DBE3 yang telah

bekerja untuk meningkat kualitas pendidikan

di Jawa Tengah.

Beliau berharap agar setiap orang mendu-

kung program DBE3. Kepada peserta beliau

berpesan agar menerapkan keterampilan

yang didapat selama pe-

latihan di sekolah masing

-masing.

Pelatihan yang difasili-

tasi oleh fasilitator na-

sional ini diselenggarakan

pada 29 Maret sampai 1

April 2009, melibatkan

95 peserta yang terdiri

dari para District Facilita-

tor, personil Dinas Pen-

didikan, Mapenda dan

Kantor Depag, serta

dosen dari Universitas

Negeri Semarang.

“Be Better Facilitators after Training”

Suasana praktek mengajar di SMPN 4 Karanganom pada saat pelatihan berlangsung.

Kursus menjahit, salah satu kegiatan di PKBM dan Pesantren, adalah kegiatan yang memberi keterampilan teknis pada peserta didik.

Inovasi Pendidikan: Media Komunikasi SMP dan MTs Nomor 02/April 2009

Page 12: No. 2 Inovasi Pendidikan April 2009 Media Komunikasi SMP dan … · 2013. 1. 8. · SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat

Berita Dari Provinsi Hal 12

TRAINING of Trainers untuk DF di Jawa Timur diselenggarakan pada tanggal 21-15 Maret di Tuban. Pelatihan ini dibuka oleh Sekretaris Kabupaten, Ibu Ir. Parastuti, mewakili Bupati. 75 DF (51 laki-laki dan 24 perempuan) ikut serta se-cara aktif dalam pelatihan 4 hari ini. Ke semua DF itu adalah juga guru mata pela-jaran utama: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA dan IPS.

Pelatihan ini juga melibatkan delapan staf dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan 5 staf dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP). Tiga kon-sultan juga dilibatkan dalam pelatihan ini, membantu 12 orang fasilitator nasional.

Salah seorang peserta -- Bapak Aryo, Kepala Sekolah SMP2 Gedangan, Sido-arjo – mengatakan, “Jika semua guru membuat persiapan yang matang sebelum mengajar, siswa pasti akan mendapatkan keterampilan dan pengetahuan yang lebih banyak.”

Training of Trainers di Jawa Timur

Ibu Parastuti, Sekretaris Kabupaten Tuban, memberikan sambutan atas nama Bupati

pada pembukaan ToT

Peserta bidang IPA sedang mempraktekan metode active

learning

Peserta pelatihan bidang IPS sedang berdiskusi tentang bagaimana

mengukur kompetensi individu sebelum menerapkan cooperative

learning

Mengintegrasikan Life Skills DBE3 dan Lesson Study JICA

Upaya Membangun Pembelajaran yang Lebih Menyenangkan

Jawa Timur

Kabupaten Pasu-ruan, daerah sasaran Proyek DBE3 sejak akhir tahun 2007, adalah salah satu daerah yang menjadi basis kegiatan Lesson Study (LS) yang di-

fasilitasi oleh JICA. Pasuruan menjadi tantangan tersendiri bagi tim DBE3 yang bertugas di lapangan. Pertanyaan yang paling besar adalah: Bisakah DBE3 melaksanakan aktivitas di daerah yang

telah memiliki program LS dari JICA? Jawa-bannya: Bisa.

Kombinasi LS dan Program DBE3

Tim DBE3 mendapat apresiasi yang tinggi dari beberapa kalangan di Pasuruan. Salah satunya adalah Ibu Sunarni, Kepala SMP Negeri 1 Rejoso, yang dapat menang-kap peluang emas dari hasil diseminasi 2 bentuk pola pembelajaran yang sama bagus-nya, yang tengah berkembang di Pasuruan. Hasil pertama kebijakannya adalah terse-lenggaranya lokakarya tentang materi LS dan DBE3, yang menghadirkan fasilitator LS dan DBE3 serta melibatkan 50 guru dari SMP Negeri 1 Lekok dan SMP Negeri

1 Rejoso, pada tanggal 19-20 Januari lalu. Lokakarya ini menghasilkan sebuah

pola pembelajaran baru yang kebih menye-nangkan dan bermanfaat bagi semua pihak. Kolaborasi antar para pendidik semakin bagus dan kinerja guru semakin tinggi, baik dalam persiapan dan penyampaian bahan ajar. Para guru juga mampu mengintegrasi-kan life skills yang sangat dibutuhkan siswa.

Berkat lokakarya ini, beberapa perubahan terjadi di kelas. Diantaranya adalah perubahan pada susunan kursi yang membuat siswa lebih mudah dalam berinteraksi. Small Group Discussion, Poster Session atau model pembelajaran aktif

(continued on next page)

By Drs. Slamet Mujiono District Facilitator DBE3 di Pasuruan

Inovasi Pendidikan: Media Komunikasi SMP dan MTs Nomor 02/April 2009

Page 13: No. 2 Inovasi Pendidikan April 2009 Media Komunikasi SMP dan … · 2013. 1. 8. · SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat

Berita Dari Provinsi Page 13

Menuju Pengembangan DBE3: Komitmen dan Kebersamaan Kepala sekolah berperan penting dalam penerapan program pendidikan yang dibangun oleh DBE3. Sebagai pimpinan sekolah dan manajer sekolah, kepala sekolah memiliki otoritas dalam menentukan strategi yang mengarah kepada pelaksanaan proses pembelajaran yang baik. Di bawah ini adalah komentar dari Dra. Siti Nasrah – Kepala Sekolah SMP YP PGRI, Makassar dan Drs. Achmad Lutfi, MM, Kepala Sekolah SMPN 2 Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur. Komentar ini diutarakan pada saat Anwar Holil, Konsultan DBE3 melakukan monitoring di sekolah mereka.

Dra. Siti Nasrah, Kepala SMP YP PGRI Makasar: SMP YP PGRI telah menjadi mitra DBE3 selama

setahun. Selama ini, kami telah menerapkan semua program yang dibuat oleh DBE3 secara konsisten. Kami merasakan hasil positif dari upaya yang telah kami lakukan. Sekarang kamu menerapkan metoda pembelajaran yang merangsang siswa untuk memecahkan persoalan dalam kelompok kecil. Berkat DBE3 ada beberapa perubahan positif di sekolah kami. Hal ini termasuk pengaturan kursi siswa di kelas. Kami punya banyak siswa di kelas. Bahkan ada yang 48. Untuk menciptakan ruangan yang lebih lega dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi, kami menyusun kursi dengan bentuk U. Dan ini terbukti efektif.

Guru berperan penting dalam proses belajar. Siswa bisa menjadi lebih aktif dalam belajar ketika guru tahu bagaimana menerapkan pola belajar yang efektif. Untuk mendukung pembelajaran yang baik, kami memberi dukungan pada guru. Kami menyediakan flip chart, buku, dan kebutuhan lainnya. Kami juga merangsang siswa untuk menulis apa yang mereka pelajari dan mempresentasikannya di kelas.

Masyarakat memberikan kepercayaan kepada kami, walaupun kami hanyalah sekolah swasta. Tiap tahun kami harus menolak siswa yang mendaftarkan diri. Sekarang kami

memfokuskan diri pada peningkatan kualitas pembelajaran. Untuk itu, kami mengandalkan program DBE3. Saya tegaskan bahwa SMP YP PGRI memiliki komitmen yang tinggi untuk meningkatkan mutu.

Drs. A. Lutfi, MM, Kepala SMPN 2 Sedati: Saat ini, guru-guru di sekolah kami menerapkan pembelajaran kontekstual (CTL -- Contextual Teaching and Learning). DBE3 telah melatih dan membantu kami dalam penerapan CTL. Dan fasilitator DBE3 juga sangat dekat dengan guru-guru kami. Berkat DBE3 kami

mengalami perubahan yang positif. Ruang kelas sekarang ini lebih tertata rapi. Siswa bisa bekerja dalam kelompok kecil untuk berdiskusi dan belajar dalam suasana yang lebih baik. Guru tidak hanya memberikan teori tapi juga contoh nyata dari kehidupan sehari-hari. Siswa mendapatkan kesempatan untuk memamerkan karya mereka di kelas. Bagi kami, hal ini adalah kemajuan yang besar.

Kami menerapkan team teaching di sekolah kami. Menurut peraturan, guru harus mengajar 24 jam dalam seminggu. Dengan team teaching ini, guru-guru kami bisa memenuhi peraturan tersebut. Team teaching juga efektif dalam membantu siswa. Untuk memastikan keefektifan team teaching di sekolah kami, kami meminta guru-guru untuk memonitor pelaksanaannya. Jika ada guru yang mengikuti lokakarya atau pelatihan, kami akan minta mereka untuk berbagi ilmu dengan koleganya.

Kami juga menerapkan ICT di kelas. Kami menggunakan laptop, LCD dan software pembelajaran, serta TV untuk proses belajar. Kami melakukan ini semua untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah kami.

Siti Nasrah with Anwar Holil in the school library.

orang guru PKn dari SMP Negeri dan Swasta se Kabupaten Pasuruan.

Lokakarya dan perpaduan pola-pola pembelajaran yang dilakukan adalah terobosan baru dalam mengintegrasikan program DBE3 dengan Lesson Study. Hal ini sangat baik dalam pengembangan potensi kecakapan hidup siswa sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan mempersiapkan diri dalam kegiatan pengembangan masyarakat.

bagi siapapun untuk mengamati kinerja guru dan/atau mengobservasi aktivitas pembelajaran peserta didik pada setiap hari Jumat sekolah kami,” tambahnya.

Implementasi dalam MGMP PKn

Dengan dukungan penuh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan, Pengurus MGMP PKn melaksanakan lokakarya yang berfokus pada penerapan Lesson Study dan PAKEM dengan integrasi Life Skills DBE3 yang berlangsung setiap hari Kamis mulai 26 Februari hingga 14 Mei 2009. Penyelenggaraan kegiatan ini dipusatkan di SMP Negeri 1 Rejoso dengan peserta 20

(continued from previous page) lainnya juga diterapkan demi membangun komunikasi yang efektif dan dinamis antar sesama siswa dan dengan guru, sebagai fasilitatornya.

“Meski lokakarya ini singkat namun peserta dapat merespon dengan baik dan berupaya untuk menerapkan hasil lokakarya di sekolah mereka,” jelas Ibu Sunarni.

“Kami bangga karena dapat menggabungkan LS dan DBE3 dalam proses pembelajaran di sekolah. Tindak lanjut kami adalah mengadakan open lesson/open class yang menyediakan tempat dan waktu

Inovasi Pendidikan: Media Komunikasi SMP dan MTs Nomor 02/April 2009

Page 14: No. 2 Inovasi Pendidikan April 2009 Media Komunikasi SMP dan … · 2013. 1. 8. · SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat

Berita Dari Provinsi Hal 14

Bekerja dengan Ketulusan:

Kisah Sukses Mitra DBE3 di Jeneponto

IBU Dra. Hartati Hamid adalah sosok yang tidak bisa dipisahkan dari PKBM Nur Alif. Ia adalah tokoh kunci dibalik susksesnya PKBM Nur Alif dalam mengembangkan bisnisnya. Ia memulai usahanya dengan berjualan kue tradisional dan sara’ba (minuman tradisional dari Sulawesi Selatan) di rumahnya. Kemudian ia juga merambah ke usaha jahit.

Pekerja keras adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikan ibu dua anak ini. Tahun-tahun 1995 hingga1997 adalah masa-masa sulit bagi dirinya. Suaminya – Bpk. Basri Daeng Situju – hanyalah seorang guru honor yang penghasilannya hanya cukup untuk menutupi transportasinya ke tempat kerja. Berangkat dari kesulitan ini, Ibu Hartati, Sarjana Pendidikan Luar Sekolah, berpikir untuk mengatasi kesulitan keluarga.

Setelah mempertimbangkan dan mengevaluasi bisnis kue tradisionalnya, Ibu Hartati dan suaminya memutuskan untuk menyetopnya dan memulai bisnis baru: pembuatan tirai.

Keterampilan membuat tirai ini ia dapat ketika belajar di Makassar. Dengan modal sebesar Rp. 300.000 ia memulai bisnis ini. Ia membuat beberapa contoh tirai dan memajangnya di pasar Jeneponto. Satu persatu pelanggan mulai tertarik. Pada

awalnya, beberapa pesanan yang datang hanyalah dari Jeneponto saja. Namun kemudian, ia mendapatkan pesanan dari Bantaeng, Gowa, Takalar bahkan Makassar. Ketika ditanya bagaimana caranya memasarkan produknya, Ibu Hartati menjelaskan bahwa ia mendapatkan pengetahuan yang berguna dari pelatihan DBE3.

Tidak cukup puas dengan usaha yang dijalankannya, Ibu Hartati dan suaminya kemudian membentuk Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) pada tahun 2004. Ia berharap PKBM ini bisa menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat dan tempat berbagi ilmu. PKBM ini diberi nama Nur Alif. Sekarang PKBM ini telah memiliki tujuh orang staf yang membantu menjalankan kegiatannya. Aset PKBM Nur Alif telah berkembang dan sekarang menjadi Rp. 125 juta, terdiri dari mesin jahit, tempat usaha dan modal pengembangan usaha.

Disamping itu, Ibu Hartati juga mengembangkan program Paket A dan B (untuk membantu masyarakat belaja kecakapan dasar seperti membaca dan berhitung). Program ini ia

Dimulai sejak 2004, PKBM Nur Alif sekarang memiliki tujuh staf dan aset sebesar Rp. 25 juta.

kembangkan melalui kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Jeneponto. Ia merasa tertantang untuk membuat orang tertarik untuk belajar. Nalurinya yang kuat untuk membantu orang lain memang sangat luar biasa. Sampai saat ini dia membina warga belajar yang kurang lebih 40 orang paket B. Ketika ditanya apa rahasia suksesnya dalam mengelola PKBM dan bisnisnya, ia menyebutkan empt kata: keikhlasan, ketekunan, keuletan dan kesabaran”.

Partner School Selection in South Sulawesi

DBE3 meningkatkan jumlah mitra sekolahnya di 25 kabupaten pendalaman dari empat menjadi sepuluh. DBE3 Su-lawesi Selatan memulai seleksi mitra seko-lah dengan melibatkan staf dari Dinas Pen-didikan dan Kantor Depag di tiap kabu-paten. Bersama dengan tim DBE3 para staf ini menentukan kriteria seleksi, memonitor sekolah, dan melakukan assesment untuk mengetahui komitmen kepala sekolah un-tuk mengimplementasi pengetahuan yang didapatkan dari pelatihan. Dengan melibat-kan Dinas Pendidikan dan Kantor Depag, DBE3 berharap tumbuhnya rasa memiliki dari institusi tersebut dan komitmen untuk mendukung keberlanjutan program.

Pada tanggal 14-15 April 2009, seleksi sekolah berlangsung di Sidrap. Tim seleksi melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah dan mewawancarai kepala sekolah dan guru untuk memverifikasi informasi dan data terkini dari sekolah. Enam sekolah terpilih dari tiga kecamatan: Baranti, Pan-carijang, and Tellulimpoe. Sekolah-sekolah ini adalah 1) SMP Negeri 2 Baranti 2) MTs Negeri Baranti 3) SMP Negeri 1Pancarijang 4) MTs YMPI Rappang-Pancarijang 5) SMPN 1 Tellulimpoe and 6) MTs DDI Am-parita. Sekolah-sekolah ini telah disetujui oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Kantor Depag.

Kepala Sekolah SMPN 1 Pancari-jang, Drs. Haeruddin, M.Si, menyatakan keinginan sekolahnya untuk menjadi mitra DBE3

Hartati Hamid

Inovasi Pendidikan: Media Komunikasi SMP dan MTs Nomor 02/April 2009

Page 15: No. 2 Inovasi Pendidikan April 2009 Media Komunikasi SMP dan … · 2013. 1. 8. · SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat

Berita Dari Provinsi Hal 15

PELATIHAN fasilitator lima daerah Sulawesi Selatan berlangsung selama empat hari mulai tgl. 30 Maret s.d. 2 April 2009 di Pare-Pare. Praktek mengajar dilaksanakan di sekolah binaan DBE3 di Kabupaten Pin-rang dan Sidrap. Beberapa kegiatan di sekolah di Pinrang tergambar disini.

Pelatihan District Facilitator di Sulawesi Selatan dalam Gambar

1. Ini bukan praktek mengajar tetapi kegiatan IPS sehari-hari yang kami temukan di kelas 7, SMP1 Mattirobulu, Pinrang.

2. Kegiatan Praktek IPA termasuk percobaan menyaring dan menjerni-kan air kotor. Siswa membuat saringan sendiri dengan menggunakan berbagai bahan bekas dan yang ada di lingkungan.

3. Siswa menulis dan memajang laporan percobaan perjernian air di dinding kelas .

4. Siswa-siswi kelas 7 ini dibawa keluar kelas untuk melihat benda biotik dan abiotik yang ada di dalam area satu meter persegi. Mereka dibantu oleh Bpk. Hamsin, fasilitator daerah dari Kabupaten Soppeng

5. Siswa-siswi kelas 8, dibantu salah satu fasilitator daerah Ibu Haniah dari SMPN6 Makassar, menyusun hasil karya mereka tentang pemantulan cahaya .

6. Setelah selesai praktek mengajar di SMPN1 Pinrang beberapa peserta pelatihan membahas pelaksanaan pembelajaran, termasuk keberhasilan, masalah yang dihadapi dan usulan untuk perbaikan ke depan.

1 2 3

4

5

6

Inovasi Pendidikan: Media Komunikasi SMP dan MTs Nomor 02/April 2009

Page 16: No. 2 Inovasi Pendidikan April 2009 Media Komunikasi SMP dan … · 2013. 1. 8. · SMPN 2 Ngemplak Boyolali se-dang melakukan percobaan den-gan air dan miyak. Anda juga bisa melihat

Peta Daerah Kerja DBE3 Sumatera Utara

Jawa Barat-Banten

Jawa Tengah

Jawa Timur

Sulawesi Selatan

Berita Dari Provinsi Hal 16

Inovasi Pendidikan diterbitkan oleh DBE3 dan didanai oleh USAID untuk mendokumentasikan dan menyebarkan ino-vasi serta praktek-praktek terbaik yang terkait dengan pendidi-kan dasar. Jika anda ingin berkontribusi, silakan kirim artikel berikut foto ke [email protected].

Daerah pendalaman

Daerah binaan lainnya