71
SALINAN PRES!OEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2021 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 39, Pasal 41, Pasal 42, dan Pasal 185 huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral; Mengingat 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2OO9 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2O2O tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2OO9 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O2O Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6525); 3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2OO9 tentang Ketenagaiistrikan (Lembaran Negara Repubiik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052); 4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2Ol4 tentang Panas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OI4 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5585); SK No 087278 A 5. Undang-Undang

SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

SALINAN

PRES!OENREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 25 TAHUN 2021

TENTANG

PENYELENGGARAAN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 39, Pasal 41,Pasal 42, dan Pasal 185 huruf b Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja, perlu menetapkan PeraturanPemerintah tentang Penyelenggaraan Bidang Energi danSumber Daya Mineral;

Mengingat 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2OO9 tentangPertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 4, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959)sebagaimana telah diubah dengan Undang-UndangNomor 3 Tahun 2O2O tentang Perubahan AtasUndang-Undang Nomor 4 Tahun 2OO9 tentangPertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2O2O Nomor 147, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6525);

3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2OO9 tentangKetenagaiistrikan (Lembaran Negara Repubiik IndonesiaTahun 2OO9 Nomor 133, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5052);

4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2Ol4 tentang PanasBumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OI4Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5585);

SK No 087278 A

5. Undang-Undang

Page 2: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

Menetapkan

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang CiptaKerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O2ONomor 245, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 6573);

MEMUTUSKAN

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYELENGGARAANBIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan

Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesiayang memegang kekuasaan pemerintahan negaraRepublik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden danmenteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsurpenyelenggara pemerintahan daerah yang memimpinpelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadikewenangan daerah otonom.

Pelaku Usaha adalah orang perseorangan atau badanusaha yang melakukan usaha dan/atau kegiatan padabidang tertentu.

Perrzinan Berusaha adalah legalitas yang diberikankepada Pelaku Usaha untuk memulai dan menjalankanusaha dan/ atau kegiatannya.

Peningkatan Nilai Tambah Batubara adalah kegiatanpengembangan dan/atau pemanfaatan batubara untukmeningkatkan mutu batubara dengan atau tanpamengubah sifat fisik atau kimia batubara asal.

Izin Usaha Pertambangan Khusus, yang selanjutnyadisingkat IUPK adalah izin untuk melaksanakan usahapertambangan di wilayah izin usaha pertambangankhusus.

1

2

3

4

5

6

SK No 087081 A

7. IUPK

Page 3: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

7

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-3-

IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontraklperjanjianadalah izin usaha yang diberikan sebagai perpanjangansetelah selesainya pelaksanaan kontrak karya atauperjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara.

8. Panas Bumi adalah sumber energi panas yangterkandung di dalam air panas, uap air, serta batuanbersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secaragenetik tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panasBumi.

9. Pemanfaatan Tidak Langsung adalah kegiatanpengusahaan pemanfaatan Panas Bumi dengan melaluiproses pengubahan dari energi panas dan/atau fluidamenjadi energi listrik.

10. Pemanfaatan Langsung adalah kegiatan pengusahaanpemanfaatan Panas Bumi secara langsung tanpamelakukan proses pengubahan dari energi panasdan/atau fluida menjadi jenis energi lain untukkeperluan nonlistrik.

1 1. wilayah Kerja Panas Bumi yang selanjutnya disebutwilayah Kerja adalah wilayah dengan batas-bataskoordinat tertentu digunakan untuk pengusahaan panasBumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung.

12. Survei Pendahuluan adalah kegiatan yang meliputipengumpulan, analisis, dan penyajian data yangberhubungan dengan informasi kondisi geologi, geofisika,dan geokimia, serta survei landaian suhu apabiladiperlukan, untuk memperkirakan letak serta ada atautidak adanya sumber daya Panas Bumi.

13. Eksplorasi adalah rangkaian kegiatan yang meliputipenyelidikan geologi, geofisika, geokimia, pengeboran uji,dan pengeboran sumur eksplorasi yang bertujuan untukmemperoieh informasi kondisi geologi bawah permukaanguna menemukan dan mendapatkan perkiraan cadanganPanas Bumi.

14. Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan pada WilayahKerja tertentu yang meliputi pengeboran sumurpengembangan dan sumur reinjeksi, pembangunanfasilitas lapangan dan penunjangnya, serta operasiproduksi Panas Bumi.

SK No 083679 A

15. Studi. . .

Page 4: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUBUK INDONESIA

-4-

15. Studi Kelayakan adalah kajian untuk memperolehinformasi secara terperinci terhadap seluruh aspek yangberkaitan untuk menentukan kelayakan teknis,ekonomis, dan lingkungan atas suatu rencana usahadan/atau kegiatan pemanfaatan Panas Bumi yangdiusulkan.

16. Penugasan Survei Pendahuluan yang selanjutnyadisingkat PSP adalah penugasan yang diberikan olehMenteri untuk melaksanakan kegiatan SurveiPendahuluan.

17. Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi yangselanjutnya disingkat PSPE adalah penugasan yangdiberikan oleh Menteri untuk melaksanakan kegiatanSurvei Pendahuluan dan Eksplorasi.

18. Data dan Informasi Panas Bumi adalah semua fakta,petunjuk, indikasi, dan informasi terkait Panas Bumi.

19. Pihak Lain adalah badan usaha, perguruan tinggi, ataulembaga penelitian yang memiliki keahlian dankemampuan untuk melakukan Survei Pendahuluan atauSurvei Pendahuluan dan Eksplorasi.

20. Pelelangan Wilayah Kerja yang selanjutnya disebutPelelangan adalah metode penawaran Wilayah Kerjauntuk mendapatkan pemenang lelang.

21. Perizinan Berusaha di bidang Panas Bumi yangselanjutnya disebut IPB adalah izin melakukanpengusahaan panas bumi untuk Pemanfaatan TidakLangsung pada Wilayah Kerja tertentu.

22. Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yangmenyangkut penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrikserta usaha penunjang tenaga listrik.

23. Usaha Penyediaan Tenaga Listrik adalah pengadaantenaga listrik meliputi pembangkitan, transmisi,distribusi, dan penjualan tenaga listrik kepadakonsumen.

24. Pembangkitan Tenaga Listrik adalah kegiatanmemproduksi tenaga listrik.

25. Transmisi Tenaga Listrik adalah penyaluran tenaga listrikdari pembangkitan ke sistem distribusi atau kekonsumen, atau penyaluran tenaga listrik antarsistem.

SK No 083678 A

26. Distribusi

Page 5: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-5-

26. Distribusi Tenaga Listrik adalah penyaluran tenaga listrikdari sistem transmisi atau dari pembangkitan kekonsumen.

27. Konsumen adalah setiap orang atau badan yang membeiitenaga listrik dari pemegang izin Usaha PenyediaanTenaga Listrik.

28. Rencana Umum Ketenagalistrikan adalah rencanapengembangan sistem penyediaan tenaga listrik yangmeliputi bidang pembangkitan, transmisi, dan DistribusiTenaga Listrik yang diperlukan untuk memenuhikebutuhan tenaga listrik.

29. Wilayah Usaha adaiah wilayah yang ditetapkanPemerintah Pusat sebagai tempat badan usahamelakukan usaha distribusi dan/atau penjualan tenagalistrik.

30. Ganti Rugi Hak atas Tanah adalah penggantian ataspelepasan atau penyerahan hak atas tanah berikutbangunan, tanaman, danfatau benda lain yang terdapatdi atas tanah tersebut.

31. Kompensasi adalah pemberian sejumlah uang kepadapemegang hak atas tanah berikut bangunan, tanaman,dan/atau benda lain yang terdapat di atas tanah tersebutkarena tanah tersebut digunakan secara tidak langsunguntuk pembangunan Ketenagalistrikan tanpa dilakukanpelepasan atau penyerahan hak atas tanah.

32. Instalasi Tenaga Listrik adalah bangunan-bangunan sipildan elektromekanik, mesin-mesin peralatan,saluran-saluran dan perlengkapannya yang digunakanuntuk pembangkitan, konversi, transformasi,penyaluran, distribusi, dan pemanfaatan tenaga listrik.

33. Klasifikasi adalah penetapan penggolongan usahamenurut bidang dan subbidang usaha tertentu.

34. Kualifikasi adalah penetapan penggolongan usahamenurut tingkat kemampuan usaha.

35. Sertifikasi Badan Usaha adalah proses penilaian untukmendapatkan pengakuan formal terhadap Klasifikasi danKualifikasi atas kemampuan pelaku usaha di bidangusaha jasa penunjang tenaga listrik.

SK No 083677 A

36. Instalasi

Page 6: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-6-

36. Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik adalah InstalasiTenaga Listrik yang digunakan untuk pengadaan tenagalistrik meliputi instalasi pembangkitan, instalasitransmisi, dan instalasi Distribusi Tenaga Listrik.

37. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik adalah InstalasiTenaga Listrik yang digunakan untuk pemanfaatantenaga listrik oleh Konsumen akhir.

38. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan adalah perorangan yangberpendidikan di bidang teknik danlatau memilikipengalaman kerja di bidang Ketenagalistrikan.

39. Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik adalah prosespenilaian untuk mendapatkan pengakuan formalterhadap Klasifikasi dan Kualifikasi atas kompetensi dankemampuan tenaga teknik atau asesor di bidangKetenagalistrikan.

40. Sertifikasi Instalasi Tenaga Listrik adalah serangkaiankegiatan pemeriksaan dan pengujian peralatan listrik daninstalasinya serta verifikasi Instalasi Tenaga Listrikuntuk memastikan suatu Instalasi Tenaga Listrik danperalatan telah berfungsi sebagaimana kesesuaianpersyaratan yang ditentukan dan dinyatakan laikdioperasikan.

4I. Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagaiistrikan yangselanjutnya disebut Kompetensi adalah kemampuantenaga teknik untuk mengerjakan suatu tugas danpekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan,keterampilan, dan sikap kerja.

42. Menteri adalah menteri yang menyeienggarakan urusanpemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral.

Pasal 2

Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenaia. mineral dan batubara;b. Panas Bumi; danc. Ketenagalistrikan.

SK No 083676 A

BAB II

Page 7: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

FRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-7

BAB II

MINERAL DAN BATUBARA

Pasal 3

(1) Pemegang izrn usaha pertambangan operasi produksi,IUPK operasi produksi dan IUPK sebagai KelanjutanOperasi Kontrak/Perjanjian untuk komoditas batubarayang meiakukan kegiatan Peningkatan Nilai TambahBatubara di dalam negeri dapat diberikan perlakuantertentu berupa pengenaan royalti sebesar Oyo (nolpersen).

(21 Perlakuan tertentu berupa pengenaan royalti sebesar 0%o

(nol persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diberikan dengan mempertimbangkan kemandirianenergi dan pemenuhan kebutuhan bahan baku industri.

(3) Perlakuan tertentu berupa pengenaan royalti sebesar 07o(nol persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dikenakan terhadap volume batubara yang digunakandalam kegiatan Peningkatan Nilai Tambah Batubara.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan PeningkatanNilai Tambah Batubara, besaran, persyaratan, dan tatacara pengenaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.

(5) Besaran, persyaratan, dan tata cara pengenaan royaltisebesar Oo/o (nol persen) sebagaimana dimaksud padaayat (4) harus terlebih dahulu mendapat persetujuanmenteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang keuangan negara.

BAB III

PANAS BUMI

Pasal 4

Badan usaha yang melakukan pengusahaan Panas Bumiuntuk Pemanfaatan Tidak Langsung yang tidak memiliki IPBdikenai sanksi administratif berupa penghentian sementarasebagian atau seluruh kegiatan dan denda sebesarRp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

SK No 083675 A

Pasal5...

Page 8: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-8-

Pasal 5

Badan usaha pemegang IPB yang melakukan pengusahaanPanas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung yang tidakmenggunakan izin sesuai dengan peruntukannya dikenaisanksi administratif berupa penghentian sementara sebagianatau seluruh kegiatan dan denda sebesarRpSO.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).

Pasal 6

(1) Dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun terhitungsejak tanggal IPB ditetapkan, pemegang IPB wajibmemulai kegiatan sebagaimana yang tercantum dalamproposal pengembangan proyek yang disampaikan padasaat Pelelangan.

(21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksiadministratif berupa peringatan tertulis oleh Menteri.

(3) Peringatan tertulis oleh Menteri sebagaimana dimaksudpada ayat (2) diberikan paling banyak 3 (tiga) kali denganjangka waktu peringatan masing-masing 1 (satu) bulan.

Pasal 7

(1) Menteri dapat menugasi badan layanan umum ataubadan usaha milik negara yang berusaha di bidang PanasBumi untuk melakukan Eksplorasi, Eksploitasi,danf atau pemanfaatan pada Wilayah Kerja.

(21 Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdiberikan terhadap Wilayah Kerja dengan kriteria:a. telah dilakukan Eksplorasi oleh badan usaha milik

negara atau Pemerintah Pusat;b. telah dioperasikan oleh badan usaha milik negara

atau Pemerintah Fusat;c. Wilayah Kerja yang dikembalikan oleh badan usaha;

dan/ataud. kriteria lain yang ditetapkan dalam Peraturan

Menteri.

(3) Penugasan kepada badan usaha milik negara yangberusaha di bidang Panas Bumi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (21berlaku sebagai IPB.

SK No 083674 A

(4) Badan . .

Page 9: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUtsLIK INDONESIA

-9-

(4) Badan usaha milik negara yang ditugaskan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) harus melaporkan penugasanyang berlaku sebagai IPB kepada lembaga yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkoordinasi penanaman modal untuk mendapatkan nomorizin berusaha.

Pasal 8

(1) Pemegang IPB wajib melakukan Eksplorasi dalam jangkawaktu tertentu pada Wilayah Kerjanya dalam hal padaWilayah Kerja tersebut belum pernah dilakukanEksplorasi.

(21 Dalam jangka waktu Eksplorasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) pemegang IPB wajib melakukan StudiKelayakan.

(3) Studi Kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (21

paling sedikit meliputi:a. studi penentuan cadangan pada Wilayah Kerja yang

layak dieksploitasi;b. izin lingkungan;c. rencana pembangunan sumur pengembangan dan

sumur reinjeksi;d. rancangan fasilitas lapangan uap;e. rencana kapasitas Pembangkitan Tenaga Listrik dan

tahapan pembangkitannya;f. kelayakan keekonomian;g. rencana sistem Pembangkitan Tenaga Listrik dan

Transmisi Tenaga Listrik;h. rencana pemeliharaan sumber daya Panas Bumi

untuk kegiatan pengusahaan;i. rencana izin pemanfaatan jasa lingkungan Panas

Bumi, jika terdapat rencana pemanfaatan jasalingkungan pada kawasan hutan konservasi;

j. rencana keselamatan dan kesehatan kerja;k. rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup; danL rencana pasca pengusahaan Panas Bumi.

SK No 083673 A

(4) Dalam

Page 10: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESlDENREPUBLIK INDONESIA

- 10-

(4) Dalam hal pemegang IPB tidak melakukan Eksplorasipada Wilayah Kedanya yang belum pernah dilakukanEksplorasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atautidak melakukan Studi Kelayakan sebagaimanadimaksud pada ayat (21 dikenai sanksi administratifberupa peringatan tertulis oleh Menteri.

(5) Peringatan tertulis oleh Menteri sebagaimana dimaksudpada ayat (4) diberikan paling banyak 3 (tiga) kali denganjangka waktu peringatan masing-masing 1 (satu) bulan.

(6) Dalam hal pemegang IPB yang dikenai sanksiadministratif peringatan tertulis setelah berakhirnyajangka waktu peringatan tertulis ketiga sebagaimanadimaksud pada ayat (5) berakhir dikenai sanksiadministratif berupa penghentian sementara sebagianatau seluruh kegiatan.

(7) Sanksi administratif berupa penghentian sementarasebagian atau seluruh kegiatan sebagaimana dimaksudpada ayat (6) dikenai untuk jangka waktu paling lama 3(tiga) bulan.

(8) Sanksi administratif berupa penghentian sementarasebagian atau seluruh kegiatan sebagaimana dimaksudpada ayat (7) sewaktu-waktu dapat dicabut apabilapemegang IPB dalam masa pengenaan sanksi memenuhikewajibannya.

(9) Dalam hal pemegang IPB yang mendapat sanksi berupapenghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatansebagaimana dimaksud pada ayat (6) tidakmelaksanakan kewajibannya sampai dengan berakhirnyajangka waktu pengenaan sanksi penghentian sementarasebagian atau seluruh kegiatan sebagaimana dimaksudpada ayat (7), Menteri mengenakan sanksi administratifberupa pencabutan IPB.

Pasal 9

(1) Dalam hal Wilayah Kerja sudah dilakukan Eksplorasi,pemegang IPB:a. langsung melakukan Studi Kelayakan; ataub. dapat melakukan Eksplorasi tambahan dengan

jangka waktu tertentu.

SK No 087271 A

(2) Studi

Page 11: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

(2) Studi Kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8 ayat (3).

(3) Dalam jangka waktu Eksplorasi tambahan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b, pemegang IPB wajibmelakukan Studi Kelayakan.

(4) Dalam hal pemegang IPB tidak melakukan StudiKelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikenaisanksi administratif berupa peringatan tertulis olehMenteri.

(5) Peringatan tertulis oleh Menteri sebagaimana dimaksudpada ayat (4) diberikan paling banyak 3 (tiga) kali denganjangka waktu peringatan masing-masing 1 (satu) bulan.

(6) Dalam hal pemegang IPB tidak melaksanakan peringatantertulis ketiga sesuai dengan jangka waktu yangditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (5),pemegang IPB dikenai sanksi administratif berupapenghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan.

(7) Sanksi administratif berupa penghentian sementarasebagian atau seluruh kegiatan sebagaimana dimaksudpada ayat (6) berlaku paling lama 3 (tiga) bulan.

(8) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud padaayat (7) sewaktu-waktu dapat dicabut, apabila pemegangIPB dalam masa pengenaan sanksi memenuhikewajibannya.

(9) Dalam hal pemegang IPB yang mendapat sanksi berupapenghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatansebagaimana dimaksud pada ayat (6) tidakmeiaksanakan kewajibannya sampai dengan berakhirnyajangka waktu pengenaan sanksi penghentian sementarasebagian atau seluruh kegiatan sebagaimana dimaksudpada ayat (7), Menteri mengenakan sanksi administratifberupa pencabutan IPB.

Pasal 1O

(1) Hasil Studi Kelayakan sebagaimana dimaksud dalamPasal 8 ayat (2) dan Pasal 9 ayat (2) wajib disampaikankepada Menteri untuk mendapatkan persetujuan.

(2) Dalam...

SK No 087273 A

Page 12: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-72-

(2) Dalam hal pemegang IPB tidak menyampaikan StudiKelayakan kepada Menteri untuk mendapatkanpersetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenaisanksi administratif berupa peringatan tertulis olehMenteri.

(3) Peringatan tertulis oleh Menteri sebagaimana dimaksudpada ayat (2) diberikan paling banyak 3 (tiga) kali denganjangka waktu peringatan masing-masing 1 (satu) bulan.

Pasal 1 1

(1) Dalam hal hasil Studi Kelayakan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 10 ayat (1), Wiiayah Kerja tidak layak untukEksploitasi dan pemanfaatan, pemegang IpB wajibmengembalikan IPB kepada Menteri.

(2) Dalam hal wilayah Kerja tidak layak untuk Eksploitasidan pemanfaatan, pemegang IpB tidak mengembalikanIPB kepada Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dikenai sanksi administratif berupa peringatan tertulisoleh Menteri.

(3) Peringatan tertulis oleh Menteri sebagaimana dimaksudpada ayat (21diberikan paling banyak 3 (tiga) kali denganjangka waktu peringatan masing-masing 1 (satu) bulan.

(4) Dalam hal pemegang IPB yang dikenai sanksiadministratif peringatan tertulis setelah berakhirnyajangka waktu peringatan tertulis ketiga sebagaimanadimaksud pada ayat (3) berakhir dikenai sanksiadministratif berupa pencabutan IpB.

Pasal 12

( 1) Pemegang IPB wajib melakukandengan Studi Kelayakan yangpersetujuan Menteri.

(2) Dalam hal terjadi perubahan kapasitas dan/atauteknologi Pembangkitan Tenaga Listrik pada jangkawaktu Eksploitasi, pemegang IPB harus menyampaikanperubahan Studi Kelayakan untuk mendapat persetujuanMenteri.

(3) Dalam...

Eksploitasi sesuaisudah mendapat

SK No 083670 A

Page 13: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

' (3)

(4)

(s)

(6)

(7)

(8)

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 13-

Dalam hal pemegang IPB tidak melakukan Eksploitasisesuai dengan Studi Kelayakan yang sudah mendapatpersetujuan Menteri sebagaimana dimaksud padaayat (1) dikenai sanksi administratif berupa peringatantertulis oleh Menteri.

Peringatan tertulis oleh Menteri sebagaimana dimaksudpada ayat (3) diberikan paling banyak 3 (tiga) kali denganjangka waktu peringatan masing-masing 1 (satu) bulan.

Dalam hal pemegang IPB yang dikenai sanksiadministratif peringatan tertulis setelah berakhirnyajangka waktu peringatan tertulis ketiga sebagaimanadimaksud pada ayat (4) berakhir dikenai sanksiadministratif berupa penghentian sementara sebagianatau seluruh kegiatan.

Sanksi administratif berupa penghentian sementarasebagian atau selumh kegiatan sebagaimana dimaksudpada ayat (5) dikenai untuk jangka waktu paling lama 3(tiga) bulan.

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud padaayat (6) sewaktu-waktu dapat dicabut apabila pemegangIPB dalam masa pengenaan sanksi memenuhikewajibannya.

Dalam hal pemegang IPB yang mendapat sanksi berupapenghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatansebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidakmelaksanakan kewajibannya sampai dengan berakhirnyajangka waktu pengenaan sanksi penghentian sementarasebagian atau seluruh kegiatan sebagaimana dimaksudpada ayat (6), Menteri mengenakan sanksi administratifberupa pencabutan IPB.

Pasal 13

Pemegang IPB dapat memanfaatkan tenaga listrik yangdihasilkan dari Wilayah Kerja dengan cara:a. melakukan kerja sama dengan pemegang izin Usaha

Penyediaan Tenaga Listrik terintegrasi setelah pemegangIPB memiliki Perizinan Berusaha penyediaan tenagalistrik;

SK No 087304 A

b. menjual

Page 14: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-14-

b. menjual listrik yang dihasilkan dari Wilayah Kerja kepadabadan usaha lain atau masyarakat setelah pemegang IPBmemiliki Perizinan Berusaha penyediaan tenaga listrik;danf atau

c. menggunakan tenaga listrik yang dihasilkan untukkeperluan sendiri atau menjual kelebihan tenaga listriknyasetelah pemegang IPB memiliki Perizinan Berusaha,

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang Ketenagalistrikan.

Pasal 14

Pemegang IPB yang melakukan pengalihan IPB kepada badanusaha lain dikenai sanksi administratif berupa denda sebesarRp 100.0OO.0O0.0O0,O0 (seratus miliar rupiah).

Pasal 15

Pemegang IPB yang melakukan pengalihan kepemilikansaham di Bursa Efek Indonesia sebelum Eksplorasi dan tanpapersetujuan Menteri dikenai sanksi administratif berupadenda sebesar Rp1OO.O00.OOO.000,0O (seratus miliar rupiah).

Pasal 16

(i) Pemegang IPB sebelum mengembalikan Wilayah Kerjasebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 PeraturanPemerintah Nomor 7 Tahun 2Ol7 tentang Panas Bumiuntuk Pemanfaatan Tidak Langsung, wajib melakukankegiatan reklamasi dan pelestarian fungsi lingkunganhidup.

(21 Pengembalian Wilayah Kerja sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dinyatakan sah setelah mendapatpersetujuan tertulis dari Menteri.

(3) Dalam hal pemegang IPB tidak melakukan kegiatanreklamasi dan pelestarian fungsi lingkungan hidupsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksiadministratif berupa denda sebesar Rp50.OO0.00O.000,00(lima puluh miliar rupiah) dari setiap sumur yang ada diWilayah Kerja.

SK No 083668 A

Pasal 17

Page 15: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-15-

Pasal 17

(1) Dalam hal IPB berakhir sebagaimana dimaksud dalamPasal 86 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2Ol7tentang Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung,pemegang IPB wajib:a. melunasi dan menyelesaikan seluruh kewajiban

finansial sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan;

b. mengembalikan seluruh Wilayah Kerja danmelaksanakan semua ketentuan-ketentuan yangditetapkan berkaitan dengan pengembalian seluruhWilayah Kerja;

c. menyerahkan semua Data dan Informasi Panas Bumipada Wilayah Kerja, baik dalam bentuk analogmaupun digital yang terkait dengan pelaksanaanpengusahaan Panas Bumi kepada Menteri; dan

d. melakukan kewajiban pasca IPB berakhir,

(2) Pelunasan dan penyelesaian seluruh kewajiban hnansialsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:a. untuk IPB yang berakhir karena habis masa

berlakunya, terhitung sampai dengan berakhirnyaIPB;

b. untuk IPB yang berakhir karena dikembalikan,terhitung sampai dengan penyampaian pengembalianIPB; atau

c. untuk IPB yang berakhir karena dicabut terhitungsampai dengan tanggal pencabutan.

(3) Kewajiban pasca IPB berakhir sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf d paling sedikit meliputi:a. melakukan usaha pengamanan terhadap benda

maupun bangunan dan keadaan tanah di sekitarnyayang dapat membahayakan keamanan umum;

b. dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulanterhitung sejak tanggal IPB berakhir:1. mengangkat benda, bangunan, dan peralatan

miliknya yang berada di daiam bekas WilayahKerjanya, kecuali bangunan yang dapatdigunakan untuk kepentingan umum; dan

2. menyerahkan aset hasil pengusahaan Panas Bumikepada Menteri.

SK No 083667 A

(4) Dalam

Page 16: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBL|K INDONESIA

- 16-

(41 Dalam hal IPB berakhir dan pemegang IPBmelakukan kewajiban sebagaimana dimaksudayat (1), dikenai sanksi administratif berupasebesar Rp7.O00.00O.O00,00 (tujuh miliar rupiah).

tidakpada

denda

Pasal 18

(1) Pemegang IPB wajib:a. memahami dan menaati ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang keselamatan dankesehatan kerja serta perlindungan dan pengelolaanlingkungan hidup dan memenuhi standar yangberiaku;

b. melakukan pengendalian pencemaran dan/ataukerusakan lingkungan hidup yang meliputi kegiatanpencegahan, penanggulangan, dan pemulihan fungsilingkungan hidup;

c. melaksanakan Eksplorasi, Eksploitasi, danpemanfaatan sesuai dengan kaidah teknis yang baikdan benar;

d. mengutamakan pemanfaatan barang, jasa, teknologiserta kemampuan rekayasa dan rancang bangundalam negeri secara transparan dan bersaing;

e. memberikan dukungan terhadap kegiatan penelitiandan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologidi bidang Panas Bumi;

f. memberikan dukungan terhadap kegiatanpenciptaan, pengembangan Kompetensi, danpembinaan sumber daya manusia di bidang PanasBumi;

g. melaksanakan program pengembangan danpemberdayaan masyarakat setempat;

h. menyelenggarakan pembukuan atau pencatatandengan memperhatikan iktikad baik danmencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yangsebenarnya;

i. menyampaikan laporan tertulis pengusahaan PanasBumi kepada Menteri secara berkala atas:1. rencana kerja dan anggaran biaya; dan2. realisasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran

biaya;

j. memenuhi . . .

SK No 083666 A

Page 17: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUBLIK INDONESlA

-L7-

j. memenuhi kewajiban berupa pendapatan negara danpendapatan daerah sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan ;

k. menyampaikan rencana jangka panjang Eksplorasi,Eksploitasi, dan pemanfaatan kepada Menteri yangmencakup rencana kegiatan dan rencana anggaranserta menyampaikan besarnya cadangan;

1. mengutamakan penggunaan tenaga kerla Indonesia;dan

m. mendorong pengembangan Pemanfaatan LangsungPanas Bumi pada Wilayah Kerjanya.

(2) Dalam hal pemegang IPB tidak melakukan kewajibansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksiadministratif berupa peringatan tertulis oleh Menteri.

(3) Peringatan tertulis oleh Menteri sebagaimana dimaksudpada ayat (2) diberikan paling banyak 3 (tiga) kali denganjangka waktu peringatan masing-masing 1 (satu) bulan.

(4) Dalam hal pemegang IPB yang dikenai sanksiadministratif peringatan tertulis setelah berakhirnyajangka waktu peringatan tertulis ketiga sebagaimanadimaksud pada ayat (3) berakhir dikenai sanksiadministratif berupa penghentian sementara sebagianatau seiuruh kegiatan.

(5) Sanksi administratif berupa penghentian sementarasebagian atau seluruh kegiatan sebagaimana dimaksudpada ayat (4) dikenakan untuk jangka waktu palinglama 3 (tiga) bulan.

(6) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud padaayat (5) sewaktu-waktu dapat dicabut apabiia pemegangIPB dalam masa pengenaan sanksi memenuhikewajibannya.

(71 Dalam hal pemegang IPB yang telah dikenai sanksiberupa penghentian sementara sebagian atau seluruhkegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidakmelaksanakan kewajibannya sampai dengan berakhirnyajangka waktu pengenaan sanksi penghentian sementarasebagian atau seluruh kegiatan sebagaimana dimaksudpada ayat (5), Menteri mengenakan sanksi administratifberupa pencabutan IPB.

SK No 087270 A

Pasal 19

Page 18: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-18-

Pasal 19

(1) Pengiriman, penyerahan, dan/atau pemindahtangananData dan Informasi Panas Bumi yang diperoleh dariSurvei Pendahuluan, Eksplorasi, dan/atau Eksploitasiwajib mendapat izin Menteri.

(2) Dalam hal setiap orang melakukan pengiriman,penyerahan, danf atau pemindahtanganan Data danInformasi Panas Bumi yang diperoleh dari SurveiPendahuluan, Eksplorasi, dan/atau Eksploitasi tanpaizin Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenaisanksi administratif berupa peringatan tertulis olehMenteri.

(3) Peringatan tertulis oleh Menteri sebagaimana dimaksudpada ayat (2) diberikan paling banyak 3 (tiga) kali denganjangka waktu peringatan masing-masing 1 (satu) bulan.

Pasal 20

(1) Pemegang IPB dan Pihak Lain yang diberikan PSP atauPSPE dapat mengelola dan memanfaatkan Data danInformasi Panas Bumi hasil kegiatan Eksplorasi danEksploitasi Wilayah Kerja atau wilayah penugasansebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 PeraturanPemerintah Nomor 7 Tahun 2017 tentang Panas Bumiuntuk Pemanfaatan Tidak Langsung selama jangkawaktu berlakunya IPB atau penugasan PSP atau PSPE,kecuali pemusnahan data.

(2) Pemegang IPB dan Pihak Lain yang diberikan PSP atauPSPE wajib menyimpan Data dan Informasi Panas Bumiyang dipergunakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)di wilayah hukum Indonesia.

(3) Dalam hal pemegang IPB dan Pihak Lain yang diberikanPSP atau PSPE tidak melakukan penyimpanan Data danInformasi Panas Bumi yang dipergunakan di wilayahhukum Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dikenai sanksi administratif berupa peringatan tertulisoleh Menteri.

(41 Peringatan tertulis oleh Menteri sebagaimana dimaksudpada ayat (3) diberikan paling banyak 3 (tiga) kali denganjangka waktu peringatan masing-masing 1 (satu) bulan.

SK No 083664 A

(5) Dalam

Page 19: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-19-

(5) Dalam hal pemegang IPB dan Pihak Lain yang diberikanPSP atau PSPE yang dikenai sanksi administratifperingatan tertuiis setelah berakhirnya jangka waktuperingatan tertulis ketiga sebagaimana dimaksud padaayat (4) berakhir dikenai sanksi administratif berupapenghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan.

(6) Sanksi administratif berupa penghentian sementarasebagian atau seluruh kegiatan sebagaimana dimaksudpada ayat (5) dikenakan untuk jangka waktu palinglama 3 (tiga) bulan.

(71 Sanksi administratif berupa penghentian sementarasebagian atau seluruh kegiatan sebagaimana dimaksudpada ayat (6) sewaktu-waktu dapat dicabut apabilapemegang IPB dan Pihak Lain dalam masa pengenaansanksi memenuhi kewajibannya.

(8) Dalam hal pemegang IPB dan Pihak Lain yang diberikanPSP atau PSPE yang mendapat sanksi berupapenghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatansebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidakmelaksanakan kewajibannya sampai dengan berakhirnyajangka waktu pengenaan sanksi penghentian sementarasebagian atau seluruh kegiatan sebagaimana dimaksudpada ayat (6), Menteri mengenakan sanksi administratifberupa pencabutan IPB, PSP, atau PSPE.

Pasal 21

( 1) Apabila IPB berakhir sebagaimana dimaksud ' dalamPasal 86 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2Ol7tentang Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung,pemegang IPB wajib menyerahkan seluruh Data danInformasi Panas Bumi yang diperoleh dari hasilEksplorasi dan Eksploitasi kepada Menteri.

(2) Daiam hal pemegang IPB tidak meiakukan kewajiban IPBberakhir berupa penyerahan seluruh Data dan InformasiPanas Bumi yang diperoleh dari hasil Eksplorasi danEksploitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenaisanksi administratif berupa denda oleh Menteri sebesarRp7.OOO.OOO.OO0,0O (tujuh miliar rupiah).

SK No 083663 A

BAB IV

Page 20: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUBL]K lNDONESIA

-20-

BAB IV

KETENAGALISTRIKAN

Pasal 22

(1) Dalam rangka mendukung pengembangan penyediaantenaga listrik, Menteri dan gubernur menyediakan danauntuk:a. kelompok masyarakat tidak mampu;b. pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di

daerah yang belum berkembang;c. pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan

perbatasan; dand. pembangunan listrik perdesaan.

(2) Selain menyediakan dana sebagaimana dimaksud padaayat (1) berdasarkan pertimbangan tertentu, Menteri dangubernur dapat menyediakan dana untuk kelompok yangmenggerakkan perekonomian atau sosial, danpengembangan Ketenagalistrikan.

(3) Penyediaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2), dapat diberikan melalui masyarakat,Konsumen, danf atau badan usaha Ketenagalistrikan.

(4) Penyediaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2), bersumber dari:a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; danf atauc. bantuan badan usaha Ketenagalistrikan.

(5) Penyediaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1),ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dilaksanakan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 23

(1) Pelaksanaan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untukkepentingan umum harus sesuai dengan Rencana UmumKetenagalistrikan nasional dan rencana UsahaPenyediaan Tenaga Listrik.

(2) Rencana Umum Ketenagalistrikan nasional sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan KeputusanMenteri.

Pasal24...

SK No 087269 A

Page 21: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-2r-

Pasal24

(1) Rencana Umum Ketenagalistrikan nasional berfungsisebagai rujukan dan pedoman dalam peny,Llsunandokumen:a. Rencana Umum Ketenagalistrikan daerah; danb. rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik.

(2) Rencana Umum Ketenagalistrikan nasional disusun danditetapkan oleh Menteri berdasarkan kebijakan energinasional sesuai dengan periode perencanaan kebijakanenergi nasional.

(3) Rencana Umum Ketenagalistrikan nasional sebagaimanadimaksud pada ayat (2) disusun denganrfrengikutsertakan Pemerintah Daerah.

(4) Rencana Umum Ketenagaiistrikan daerah disusun palinglambat 1 (satu) tahun setelah Rencana UmumKetenagaiistrikan nasional ditetapkan.

(5) Rencana Umum Ketenagalistrikan nasional dan RencanaUmum Ketenagalistrikan daerah dievaluasi setiap tahundan dimutakhirkan setiap 5 (lima) tahun.

(6) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud padaayat (5), Rencana Umum Ketenagalistrikan nasional danRencana Umum Ketenagalistrikan daerah dapatdimutakhirkan sebelum jangka waktu 5 (lima) tahundalam hal terjadi:a. perbedaan signifikan antara realisasi dengan

proyeksi;b. perubahan signilikan pada asumsi dan/atau target;c. perubahan kebijakan Pemerintah Pusat atau

Pemerintah Daerah yang berkaitan dengan sektorKetenagalistrikan sesuai dengan kewenangannya;atau

d. kondisi lainnya yang ditentukan oleh PemerintahPusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengankewenangannya.

(7) Rencana Umum Ketenagalistrikan daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (41 ditetapkan dengan Keputusangubernur.

(8) Rencana Umum Ketenagalistrikan daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (41 menjadi pertimbangan dalampemutakhiran Rencana Umum Ketenagalistrikannasional.

(9) Rencana.

SK No 083661 A

Page 22: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUtsUK INDONESIA

-22-

(9) Rencana Umum Ketenagalistrikan nasional dan RencanaUmum Ketenagalistrikan daerah, paling sedikit memuat:a. latar belakang, pokok-pokok kebijakan energi

nasional terkait Ketenagalistrikan, dan landasanhukum;

b. kebijakan Ketenagalistrikan;c. kondisi penyediaan tenaga listrik;d. proyeksi kebutuhan dan penyediaan tenaga listrik;

dane. rencana pengembangan sistem penyediaan tenaga

listrik.(10) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pen5rusunan

Rencana Umum Ketenagalistrikan nasional dan RencanaUmum Ketenagalistrikan daerah diatur dengan PeraturanMenteri.

Pasal 25

(1) Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik disusunberdasarkan Rencana Umum Ketenagalistrikan nasional.

(2) Pengesahan rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrikuntuk pertama kali paling lama dilakukan bersamaandengan pemberian Perizinan Berusaha penyediaan tenagalistrik untuk kepentingan umum.

(3) Setiap perubahan rencana Usaha Penyediaan TenagaListrik harus mendapatkan pengesahan dari Menteri ataugubernur sesuai dengan kewenangannya.

(4) Perubahan rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listriksebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukanberdasarkan:a. hasil evaluasi rencana Usaha Penyediaan Tenaga

Listrik secara berkala oleh badan usaha pemegangWilayah Usaha; atau

b. perintah Menteri atau gubernur sesuai dengankewenangannya.

(5) Dalam rangka pelaksanaan kebijakan Pemerintah Pusatatau Pemerintah Daerah terkait Usaha PenyediaanTenaga Listrik, Menteri atau gubernur sesuaikewenangannya dapat memasukkan kebijakan tersebutke dalam rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik.

SK No 083660 A

(6) Ketentuan

Page 23: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUBUK INDONESIA

-23-

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pen1rusunanrencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik diatur denganPeraturan Menteri.

Pasal 26

(1) Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentinganumum meliputi jenis usaha:a.b.C.

d.

Pembangkitan Tenaga Listrik;Transmisi Tenaga Listrik;Distribusi Tenaga Listrik; danl ataupenjualan tenaga listrik.

(2) Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentinganumum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdilakukan secara terintegrasi.

(3) Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentinganumum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

wajib mendapatkan izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrikuntuk kepentingan umum.

(4) Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentinganumum secara terintegrasi sebagaimana dimaksud padaayat (2) dilakukan oleh 1 (satu) badan usaha dalam 1

(satu) Wilayah Usaha.

(5) Dalam hal usaha pembangkitan, transmisi, distribusi,dan penjualan dilakukan secara terintegrasi, usahapembangkitan dan/atau transmisi dapat dilakukan diluar Wilayah Usahanya.

(6) Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentinganumum dengan jenis usaha Distribusi Tenaga Listrikdan/atau penjualan tenaga listrik dilakukan oleh 1 (satu)badan usaha dalam 1 (satu) Wilayah Usaha.

(7) Penetapan Wilayah Usaha sebagaimana dimaksud padaayat (4) dan ayat (6) mempertimbangkan kriteria:a. pemegang Wilayah Usaha yang sudah ada tidak

mampu menyediakan tenaga listrik;b. pemegang Wilayah Usaha yang sudah ada tidak

mampu memenuhi tingkat mutu dan keandalan;c. pemegang Wilayah Usaha yang sudah ada

mengembalikan sebagian atau seluruh WilayahUsahanya kepada Menteri;

SK No 083659 A

d. Wilayah

Page 24: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUtsLIK INDONESIA

-24-

d. Wilayah Usaha yang diusulkan oleh Pelaku Usahabelum terjangkau oleh pemegang Wilayah Usaha yangsudah ada; danlatau

e. Wilayah Usaha yang diusulkan oleh Pelaku Usahamerupakan kawasan terpadu yang mengelola sumberdaya energi secara terintegrasi sesuai pola kebutuhanIistrik usahanya.

(8) Perubahan cakupan Wilayah Usaha dapat dilakukandalam hal:a. perluasan cakupan Wilayah Usaha jika pemegang

Wilayah Usaha lain tidak mampu menyediakantenaga listrik di Wilayah Usahanya;

b. pengurangan cakupan Wilayah Usaha jika pemegangWilayah Usaha tidak mampu menyediakan tenagalistrik pada sebagian Wilayah Usahanya; atau

c. perubahan lainnya berdasarkan kriteria sebagaimanadimaksud pada ayat (7).

(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan UsahaPenyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan umumsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganPeraturan Menteri.

Pasal27

(1) Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingansendiri dengan total kapasitas pembangkit tenaga listriklebih dari 500 kW (lima ratus kilowatt) yang terhubungdalam 1 (satu) sistem Instalasi Tenaga Listrik wajibmendapatkan izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrikuntuk kepentingan sendiri.

(21 Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingansendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikanoleh Menteri atau gubernur sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(3) Penerbitan izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untukkepentingan sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilaksanakan melalui sistem pelayanan PerizinanBerusaha terintegrasi secara elektronik di bidangKetenagalistrikan.

SK No 083658 A

(4) Kewajiban

Page 25: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBLTK INDONESIA

-25-

(41 Kewajiban Perizinan Berusaha penyediaan tenaga listrikuntuk kepentingan sendiri dengan total kapasitaspembangkit tenaga listrik sampai dengan 50O kW (limaratus kilowatt) yang terhubung dalam 1 (satu) sistemInstalasi Tenaga Listrik berupa penyampaian laporansebanyak I (satu) kali kepada Menteri atau gubernursebelum melakukan Usaha Penyediaan Tenaga Listrikuntuk kepentingan sendiri.

(5) Pembangkit tenaga listrik untuk kepentingan sendiridengan total kapasitas lebih dari 500 kW (lima ratuskilowatt) yang terhubung dalam 1 (satu) sistem InstalasiTenaga Listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajibmemiliki sertifikat laik operasi.

(6) Pembangkit tenaga listrik untuk kepentingan sendiridengan total kapasitas sampai dengan 500 kW (limaratus kilowatt) sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

dengan spesifikasi teknis:a. kontrol panel menjadi 1 (satu) bagian terpisahkan

wajib memiliki sertifikat laik operasi; danb. kontrol panel menjadi 1 (satu) bagian tidak

terpisahkan dinyatakan telah memenuhi ketentuanwajib sertifikat laik operasi.

(7) Pembangkit tenaga listrik yang dinyatakan memenuhiketentuan wajib sertihkat laik operasi sebagaimanadimaksud pada ayat (6) huruf b wajib dilengkapi dengandokumen berupa:a. sertifikat produk; ataub. surat pernyataan bertanggung jawab terhadap aspek

keselamatan Ketenagalistrikan dari pemilik InstalasiTenaga Listrik yang dilengkapi dengan dokumen:1. garansi pabrikan yang masih berlaku;2. hasil uji komisioning dari teknisi distributor; atau3. dokumen pemeliharaan instalasi pembangkit

tenaga listrik.(8) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (7)

dievaluasi oleh Menteri atau gubernur dan wajibmendapatkan nomor registrasi dari Menteri.

(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan UsahaPenyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan sendirisebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganPeraturan Menteri.

Pasal28...

SK No 083657 A

Page 26: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUBL|K INDONESIA

-26-

Pasal 28

(1) Konsumen wajib:a. melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang

mungkin timbul akibat pemanfaatan tenaga listrik;b. menjaga keamanan Instalasi Tenaga Listrik milik

Konsumen;c. memanfaatkan tenaga listrik sesuai dengan

peruntukannya;d. membayar tagihan pemakaian tenaga listrik; dane. menaati persyaratan teknis di bidang

Ketenagalistrikan.

(21 Konsumen bertanggung jawab terhadap kerugianpemegang Perizinan Berusaha untuk kegiatan UsahaPenyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan umum jikatidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksudpada ayat (1).

(3) Tanggung jawab Konsumen sebagaimana dimaksud padaayat (21berupa:a. membayar denda atas keterlambatan pembayaran

pemakaian tenaga listrik;b. membayar tagihan susulan pemakaian tenaga listrik;c. membayar ganti kerugian atas kerusakan/kehilangan

Instalasi Tenaga Listrik yang dimiliki oleh pemegangPerizinan Berusaha untuk kegiatan UsahaPenyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan umum;dan/atau

d. tanggung jawab lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundan g- undangan.

(4) Dalam hal Konsumen berkeberatan dalam melaksanakantanggung jawabnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

dilakukan investigasi Ketenagalistrikan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai investigasiKetenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (41

diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 29

(1) Pemegang Perizinan Berusaha untuk kegiatan UsahaPenyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan umumdalam melaksanakan Usaha Penyediaan Tenaga Listriksebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) danayat (2) berhak untuk:

a. melintasi. . .

SK No 083656 A

Page 27: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUtsLIK INDONESIA

-27 -

a. melintasi sungai atau danau, baik di atas maupun dibawah permukaan;

b. melintasi laut, baik di atas maupun di bawahpermukaan;

c. melintasi jalan umum dan jalan kereta api;d. masuk ke tempat umum atau perseorangan dan

menggunakannya untuk sementara waktu;e. menggunakan tanah dan melintas di atas atau di

bawah tanah;f. melintas di atas atau di bawah bangunan yang

dibangun di atas atau di bawah tanah; dang. memotong dan/atau menebang tanaman yang

menghalanginya.

(2) Selain hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1),pemegang Perizinan Berusaha untuk kegiatan UsahaPenyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan umumberhak melintasi pipa gas dan infrastrukturnya sertakawasan hutan untuk menjaga keandalan penyediaantenaga listrik.

(3) Dalam pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2), pemegang Perrzinan Berusahauntuk kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untukkepentingan umum harus melaksanakannyaberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Dalam pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) yang merupakan barang miliknegarafkekayaan negarafbarang milik daerah/barangmilik badan usaha milik negaraf barang milik badanusaha milik daerah, pemegang Perizinan Berusaha untukkegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untukkepentingan umum harus melaksanakannyaberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangandi bidang keuangan negara.

Pasal 30

(1) Penggunaan tanah oleh pemegang Perizinan Berusahauntuk kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untukkepentingan umum dalam melaksanakan UsahaPenyediaan Tenaga Listrik dilakukan setelah memberikanGanti Rugi Hak atas Tanah atau Kompensasi kepadapemegang hak atas tanah, bangunan, dan tanamansesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

SK No 083689 A

(2) Kompensasi. . .

Page 28: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-28-

(2) Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diberikan untuk penggunaan tanah secara tidaklangsung oleh pemegang Perizinan Berusaha untukkegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untukkepentingan umum yang mengakibatkan berkurangnyanilai ekonomis atas tanah, bangunan, dan tanaman yangdilintasi jaringan Transmisi Tenaga Listrik.

(3) Kompensasi kepada pemegang hak atas tanah,bangunan, dan tanaman sebagaimana dimaksud padaayat (1) hanya diberikan 1 (satu) kali untuk tanah,bangunan dan tanaman di bawah ruang bebas jaringanTransmisi Tenaga Listrik.

(4) Penghitungan besaran Kompensasi kepada pemeganghak atas tanah, bangunan, dan tanaman sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh lembaga penilaiindependen yang ditunjuk oleh Menteri.

(5) Besaran Kompensasi sebagaimana dimaksud padaayat (4) berdasarkan formula perhitungan Kompensasidikalikan dengan harga tanah, bangunan dan tanaman.

(6) Lembaga penilai independen menyampaikan rekomendasibesaran Kompensasi kepada Menteri untuk ditetapkan.

(7) Setelah Kompensasi diberikan, pemegang PerizinanBerusaha wajib melakukan pemeliharaan tanaman dibawah ruang bebas jaringan Transmisi Tenaga Listrikuntuk pemenuhan keselamatan Ketenagalistrikan.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perhitungan,kriteria dan pembayaran Kompensasi tanah, bangunan,dan tanaman diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 3 1

(1) Usaha jasa penunjang tenaga listrik meliputi:a. konsultansi dalam bidang Instalasi Tenaga Listrik;b. pembangunan dan pemasangan Instalasi Tenaga

Listrik;c. pemeriksaan dan pengujian Instalasi Tenaga Listrik;d. pengoperasian Instalasi Tenaga Listrik;e. pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik;f. penelitian dan pengembangan;g. pendidikan dan pelatihan;

SK No 083688 A

h. laboratorium

Page 29: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES tDENREPUBLIK INDONESIA

-29-

h. laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaattenaga listrik;

i. sertifikasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik;j. Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik

Ketenagalistrikan;k. Sertifikasi Badan Usaha jasa penunjang tenaga

listrik; danl. usaha jasa lain yang secara langsung berkaitan

dengan penyediaan tenaga listrik.(2) Usaha jasa lain yang secara langsung berkaitan dengan

penyediaan tenaga listrik sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf I paling sedikit berupa:a. pemeriksaan dan penilaian tingkat komponen dalam

negeri di bidang Ketenagalistrikan;b. pemeriksaan dan penilaian penerapan sistem

manajemen keselamatan Ketenagalistrikan;c. pengelolaan lingkungan Ketenagalistrikan;d. pengendalian emisi gas rumah kaca

Ketenagalistrikan ; dane. pemeriksaan dan penilaian Kompensasi tanah,

bangunan, danf atau tanaman yang berada di bawahruang bebas jaringan Transmisi Tenaga Listrik.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai usaha jasa lain yangsecara langsung berkaitan dengan penyediaan tenagalistrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf I diaturdengan Peraturan Menteri.

Pasal 32

(1) Usaha jasa penunjang tenaga listrik dilaksanakan olehbadan usaha milik negara, badan usaha milik daerah,badan usaha swasta, badan layanan umum, dan koperasiyang berusaha di bidang usaha jasa penunjang tenagalistrik sesuai dengan Klasifikasi, Kualifikasi, dan/atausertifikat badan usaha jasa penunjang tenaga listrik.

(2) Badan usaha swasta yang melaksanakan usaha jasapenunjang tenaga listrik sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat berbentuk:a. badan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

SK No 083687 A

b. bukan

Page 30: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-30-

b. bukan badan hukum yang telah didaftarkan padakementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang hukum dan hak asasimanusia; atau

c. kantor perwakilan asing yang dibentuk oleh badanusaha jasa penunjang tenaga listrik asing atau usahaperseorangan jasa penunjang tenaga listrik asing.

(3) Badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah,badan usaha swasta, badan layanan umum, dan koperasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam melakukankegiatan usaha jasa penunjang tenaga listrik wajibmendapat Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha jasapenunjang tenaga listrik dan sertifikat badan usaha jasapenunjang tenaga listrik,

(41 Perizinan Berusaha jasa penunjang tenaga listrik untukkantor perwakilan asing sebagaimana dimaksud padaayat (21huruf c diberikan untuk jenis usaha:a. konsultansi dalam bidang Instalasi Tenaga Listrik;b. pembangunan dan pemasangan Instalasi Tenaga

Listrik; danc. pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik,sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf a,huruf b, dan huruf e.

(5) Permohonan Perizinan Berusaha jasa penunjang tenagalistrik untuk kantor perwakilan asing dikenai biayaadministrasi sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan di bidang penerimaan negarabukan pajak.

(6) Kantor perwakilan asing hanya diizinkan mengerjakanpekerjaan jasa penunjang tenaga listrik yang berbiayatinggi.

(71 Pekerjaan jasa penunjang tenaga listrik yang berbiayatinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) berupa:a. pekerjaan pembangunan dan pemasangan Instalasi

Tenaga Listrik dengan nilai paling sedikitRp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); dan

b. pekerjaan konsultansi dalam bidang Instalasi TenagaListrik atau pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrikpaling sedikit Rp1O.00O.OOO.00O,OO (sepuluh miliarrupiah).

SK No 083686 A

Pasal 33

Page 31: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 31 -

Pasal 33

(1) Kantor perwakilan asing sebagaimana dimaksud dalamPasal 32 ayat (2) huruf c wajib:a. memiliki Kualifikasi yang setara dengan Kualifikasi

besar;b. membentuk kerja sama operasi dengan badan usaha

jasa penunjang tenaga listrik dalam negeri;c. mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja Indonesia

daripada tenaga kerja asing;d. menempatkan warga negara Indonesia sebagai

penanggung jawab badan usaha kantor perwakilan;e. mengutamakan penggunaan produk dalam negeri;f. memiliki teknologi tinggi, mutakhir, efisien,

berwawasan lingkungan, serta memperhatikankearifan lokal;

g. melaksanakan proses alih teknologi; danh. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(21 Badan usaha jasa penunjang tenaga listrik dalam negerisebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus:a. berbentuk perseroan terbatas;b. kepemilikan saham lOOo/o (seratus persen) oleh

perorangan warga negara Indonesia, Negara RepublikIndonesia, Pemerintah Daerah, badan usaha swasta,badan usaha milik negara, badan usaha milik daerahdan/atau koperasi;

c. memiliki sertifikat badan usaha dengan Kualilikasiusaha besar; dan

d. memiliki Pertzinan Berusaha jasa penunjang tenagalistrik.

Pasal 34

(1) Usaha jasa konsultansi dalam bidang Instalasi TenagaListrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1)huruf a diklasifikasikan dalam bidang:a. Pembangkitan Tenaga Listrik;b. Transmisi Tenaga Listrik;c. Distribusi Tenaga Listrik;d. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik; dane. lainnya yang secara langsung berkaitan dengan

Instalasi Tenaga Listrik.

SK No 083685 A

(2) Usaha

Page 32: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-32-

(2) Usaha jasa konsultansi di bidang Pembangkitan Tenaga

Listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

diklasifikasikan dalam subbidang:a. pembangkit listrik tenaga uap;b. pembangkit listrik tenaga gas;

c. pembangkit listrik tenaga gas-uap;d. pembangkit listrik tenaga Panas Bumi;e. pembangkit listrik tenaga air;f. pembangkit listrik tenaga air skala kecil dan

menengah;g. pembangkit listrik tenaga diesel;h. pembangkit listrik tenaga mesin gas-uap;i. pembangkit listrik tenaga nuklir;j. pembangkit listrik tenaga surya;k. pembangkit listrik tenaga b^Ytr;l. pembangkit listrik tenaga biomassa;m. pembangkit iistrik tenaga biogas;n. pembangkit listrik tenaga sampah;o. battery energA storage system (BESS); danp.pembangkitlistriktenagaenergibarulainnyadan

tenaga energi terbarukan lainnya.

(3) Usaha jasa konsultansi di bidang Transmisi Tenaga

Listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

diklasifikasikan dalam subbidang:a. jaringan Transmisi Tenaga Listrik tegangan tinggi,

teganganekstratinggi,dan/atauteganganuitratinggi; dan

b. gardu induk.

(4) Usaha jasa konsultansi di bidang Distribusi Tenaga

Listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

diklasifikasikan dalam subbidang:a. jaringan Distribusi Tenaga Listrik tegangan

menengah; danb. jaringan Distribusi Tenaga Listrik tegangan rendah.

(5) Usaha jasa konsultansi di bidang Instalasi PemanfaatanTenaga Listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf d diklasifikasikan dalam subbidang:a. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan tinggi;b. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan

menengah; danc. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan

rendah.(6) Ketentuan...

SK No 083684 A

Page 33: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES!DENREPUBLIK INDONESIA

-^-JC-

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Usaha jasa konsultansibidang lainnya yang secara langsung berkaitan denganInstalasi Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf e diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 35

(1) Usaha jasa pembangunan dan pemasangan InstalasiTenaga Listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31ayat (1) huruf b diklasifikasikan dalam bidang:a. Pembangkitan Tenaga Listrik;b. Transmisi Tenaga Listrik;c. Distribusi Tenaga Listrik;d. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik; dane. lainnya yang secara langsung berkaitan dengan

Instalasi Tenaga Listrik.

(2) Usaha jasa pembangunan dan pemasangan di bidangPembangkitan Tenaga Listrik sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a diklasihkasikan dalam subbidang:a. pembangkit listrik tenaga uap;b. pembangkit listrik tenaga gas;c. pembangkit listrik tenaga gas-uap;d. pembangkit listrik tenaga Panas Bumi;e. pembangkit listrik tenaga air;f. pembangkit listrik tenaga air skala kecil dan

menengah;g. pembangkit listrik tenaga diesel;h. pembangkit listrik tenaga mesin gas-uap;i. pembangkit listrik tenaga nuklir;j. pembangkit listrik tenaga surya;k. pembangkit listrik tenaga b.y,r;1. pembangkit listrik tenaga biomassa;m. pembangkit listrik tenaga biogas;n. pembangkit listrik tenaga sampah;o. battery energA storage sgstem (BESS); danp. pembangkit listrik tenaga energi baru lainnya dan

tenaga energi terbarukan lainnya.

(3) Usaha jasa pembangunan dan pemasangan di bidangTransmisi Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b diklasifikasikan dalam subbidang:a. jaringan Transmisi Tenaga Listrik tegangan tinggi,

tegangan ekstra tinggi, dan/atau tegangan ultratinggi; dan

b. gardu induk.(4) Usaha. . .

SK No 083683 A

Page 34: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBLTK INDONESIA

-34-

(41 Usaha jasa pembangunan dan pemasangan di bidangDistribusi Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c diklasilikasikan dalam subbidang:a. jaringan Distribusi Tenaga Listrik tegangan

menengah; danb. jaringan Distribusi Tenaga Listrik tegangan rendah.

(5) Usaha jasa pembangunan dan pemasangan di bidangInstalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf d diklasifikasikan dalamsubbidang:a. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan tinggi;b. Instaiasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan

menengah; danc. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan

rendah.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Usaha jasapembangunan dan pemasangan di bidang lainnya yangsecara langsung berkaitan dengan Instalasi TenagaListrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf ediatur dengan Peraturan Menteri.

(71 Klasifikasi, Kualifikasi, dan sertifikasi perencana,pelaksana, dan pengawas bangunan sipil dan gedunguntuk Instalasi Tenaga Listrik dilaksanakan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang jasa konstruksi.

Pasal 36

(1) Usaha jasa pemeriksaan dan pengujian Instalasi TenagaListrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1)huruf c diklasifikasikan dalam bidang:a. Pembangkitan Tenaga Listrik;b. Transmisi Tenaga Listrik;c. Distribusi Tenaga Listrik;d. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik; dane. lainnya yang secara langsung berkaitan dengan

Instalasi Tenaga Listrik,

(2) Usaha jasa pemeriksaan dan pengujian di bidangPembangkitan Tenaga Listrik sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a diklasifikasikan dalam subbidang:a. pembangkit listrik tenaga uap;b. pembangkit listrik tenaga gas;

SK No 083682 A

c. pembangkit

Page 35: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESTDENREPUELIK INDONESIA

-35-

c. pembangkit listrik tenaga gas-uap;d. pembangkit listrik tenaga Panas Bumi;e. pembangkit listrik tenaga air;f. pembangkit listrik tenaga air skala kecil dan

menengah;g. pembangkit listrik tenaga diesel;h. pembangkit listrik tenaga mesin gas-uap;i. pembangkit listrik tenaga nuklir;j. pembangkit listrik tenaga surya;k. pembangkit listrik tenaga bryr;1. pembangkit listrik tenaga biomassa;m. pembangkit listrik tenaga biogas;n. pembangkit listrik tenaga sampah;o. battery energA storage sgstem (BESS); danp. pembangkit listrik tenaga energi baru lainnya dan

tenaga energi terbarukan lainnya.(3) Usaha jasa pemeriksaan dan pengujian di bidang

Transmisi Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b diklasifikasikan dalam subbidang:a. jaringan Transmisi Tenaga Listrik tegangan tinggi,

tegangan ekstra tinggi, danf atau tegangan ultratinggi; dan

b. gardu induk.(4) Usaha jasa pemeriksaan dan pengujian di bidang

Distribusi Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c diklasifikasikan dalam subbidang:a. jaringan Distribusi Tenaga Listrik tegangan

menengah; danb. jaringan Distribusi Tenaga Listrik tegangan rendah.

(5) Usaha jasa pemeriksaan dan pengujian di bidangInstalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf d diklasifikasikan dalamsubbidang:a. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan tinggi;b. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan

menengah; danc. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan

rendah.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai usaha jasa pemeriksaandan pengujian di bidang lainnya yang secara langsungberkaitan dengan Instalasi Tenaga Listrik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf e diatur dengan PeraturanMenteri.

SK No 083708 A

Pasal 37

Page 36: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-36-

Pasal 37

(1) Usaha jasa pengoperasian Instalasi Tenaga Listriksebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf ddiklasifikasikan dalam bidang:a. Pembangkitan Tenaga Listrik;b. Transmisi Tenaga Listrik;c. Distribusi Tenaga Listrik;d. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik; dane. lainnya yang secara langsung berkaitan dengan

Instalasi Tenaga Listrik.(2) Usaha jasa pengoperasian di bidang Pembangkitan

Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a diklasifikasikan dalam subbidang:a. pembangkit listrik tenaga uap;b. pembangkit listrik tenaga gas;c. pembangkit listrik tenaga gas-uap;d. pembangkit listrik tenaga Panas Bumi;e. pembangkit listrik tenaga air;f. pembangkit listrik tenaga air skala kecil dan

menengah;g. pembangkit listrik tenaga diesel;h. pembangkit listrik tenaga mesin gas-uap;i. pembangkit listrik tenaga nuklir;j. pembangkit listrik tenaga surya;k. pembangkit listrik tenaga b.y.,;1. pembangkit listrik tenaga biomassa;m. pembangkit listrik tenaga biogas;n. pembangkit listrik tenaga sampah;o. battery energA storage system (BESS); danp. pembangkit listrik tenaga energi baru lainnya dan

tenaga energi terbarukan lainnya.

(3) Usaha jasa pengoperasian di bidang Transmisi TenagaListrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdiklasifikasikan dalam subbidang:a. jaringan Transmisi Tenaga Listrik tegangan tinggi,

tegangan ekstra tinggi, dan/atau tegangan ultratinggi; dan

b. gardu induk.(41 Usaha jasa pengoperasian di bidang Distribusi Tenaga

Listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cdiklasifikasikan dalam subbidang:

a. jaringan .

SK No 087267 A

Page 37: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-37-

a. jaringan Distribusi Tenaga Listrik teganganmenengah; dan

b. jaringan Distribusi Tenaga Listrik tegangan rendah.

(5) Usaha jasa pengoperasian di bidang InstalasiPemanfaatan Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf d diklasifikasikan dalam subbidang:

". Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan tinggi;b. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan

menengah; danc. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan

rendah.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai usaha jasapengoperasian di bidang lainnya yang secara langsungberkaitan dengan Instalasi Tenaga Listrik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf e diatur dengan PeraturanMenteri.

Pasal 38

(1) Usaha jasa pemeliharaan Instalasi Tenaga Listriksebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf e

diklasifikasikan dalam bidang:a. Pembangkitan Tenaga Listrik;b. Transmisi Tenaga Listrik;c. Distribusi Tenaga Listrik;d. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik; dane. lainnya yang secara langsung berkaitan dengan

Instalasi Tenaga Listrik.

(2) Usaha jasa pemeliharaan di bidang Pembangkitan Tenaga

Listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

diktasifikasikan dalam subbidang:a. pembangkit listrik tenaga uap;b. pembangkit listrik tenaga gas;c. pembangkit listrik tenaga gas-uap;d. pembangkit listrik tenaga Panas Bumi;e. pembangkit listrik tenaga air;f. pembangkit listrik tenaga air skala

menengah;g. pembangkit listrik tenaga diesel;h. pembangkit listrik tenaga mesin gas-uap;i. pembangkit listrik tenaga nuklir;j. pembangkit listrik tenaga surya;k. pembangkit listrik tenaga b.Ytr;

kecil dan

SK No 083706 A

1. pembangkit .

Page 38: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUtsUK INDONESIA

-38-

l. pembangkit listrik tenaga biomassa;m. pembangkit listrik tenaga biogas;n. pembangkit listrik tenaga sampah;o. battery energA storage system (BESS); danp. pembangkit listrik tenaga energi baru lainnya dan

tenaga energi terbarukan lainnya.

(3) Usaha jasa pemeliharaan di bidang Transmisi TenagaListrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdiklasifikasikan dalam subbidang:a. jaringan Transmisi Tenaga Listrik tegangan tinggi,

tegangan ekstra tinggi, danf atau tegangan ultratinggi; dan

b. gardu induk.

(4) Usaha jasa pemeliharaan di bidang Distribusi TenagaListrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cdiklasifikasikan dalam subbidang:a. jaringan Distribusi Tenaga Listrik tegangan

menengah; danb. jaringan Distribusi Tenaga Listrik tegangan rendah.

(5) Usaha jasa pemeliharaan di bidang InstalasiPemanfaatan Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf d diklasifikasikan dalam subbidang:a. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan tinggi;b. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan

menengah; danc. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan

rendah.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai usaha jasapemeliharaan di bidang lainnya yang secara langsungberkaitan dengan Instalasi Tenaga Listrik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf e diatur dengan PeraturanMenteri.

Pasal 39

(1) Usaha jasa pendidikan dan pelatihan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf gdiklasifikasikan dalam bidang:a. Pembangkitan Tenaga Listrik;b. Transmisi Tenaga Listrik;c. Distribusi Tenaga Listrik;d. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik;

SK No 083705 A

e. asesor.

Page 39: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES tDENREPUBLIK INDONESIA

-39-

e. asesor Ketenagalistrikan;f. industri penunjang tenaga listrik; dang. lainnya yang secara langsung berkaitan dengan

Instalasi Tenaga Listrik.

(2) Usaha jasa pendidikan dan pelatihan di bidangPembangkitan Tenaga Listrik sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a diklasifikasikan dalam subbidang:a. pembangkit listrik tenaga uap;b. pembangkit listrik tenaga gas;c. pembangkit listrik tenaga gas-uap;d. pembangkit listrik tenaga Panas Bumi;e. pembangkit listrik tenaga air;f. pembangkit listrik tenaga air skala kecil dan

menengah;g. pembangkit iistrik tenaga diesel;h. pembangkit listrik tenaga mesin gas-uap;i. pembangkit listrik tenaga nuklir;j. pembangkit listrik tenaga surya;k. pembangkit listrik tenaga bryr;l. pembangkit listrik tenaga biomassa;m. pembangkit listrik tenaga biogas;n. pembangkit listrik tenaga sampah;o. battery energA storage sgstem (BESS); danp. pembangkit listrik tenaga energi baru lainnya dan

tenaga energi terbarukan lainnya.

(3) Usaha jasa pendidikan dan pelatihan di bidang TransmisiTenaga Listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b diklasifikasikan dalam subbidang:a. jaringan Transrnisi Tenaga Listrik tegangan tinggi,

tegangan ekstra tinggi, dan/atau tegangan ultratinggi; dan

b. gardu induk.

(4) Usaha jasa pendidikan dan pelatihan di bidang DistribusiTenaga Listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c diklasifikasikan dalam subbidang:a. jaringan Distribusi Tenaga Listrik tegangan

menengah; danb. jaringan Distribusi Tenaga Listrik tegangan rendah.

(5) Usaha jasa pendidikan dan pelatihan di bidang InstalasiPemanfaatan Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf d diklasifikasikan dalam subbidang:a. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan tinggi;

SK No 083704 A

b. Instalasi

Page 40: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESTDENREPUBLIK INDONESIA

-40-

b. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik teganganmenengah; dan

c. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik teganganrendah.

(6) Usaha jasa pendidikan dan pelatihan di bidang asesorKetenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf e diklasif,rkasikan dalam subbidang:a. Pembangkitan Tenaga Listrik;b. Transmisi Tenaga Listrik;c. Distribusi Tenaga Listrik; dand. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik.

(71 Usaha jasa pendidikan dan pelatihan di bidang industripenunjang tenaga listrik sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf f diklasifikasikan dalam subbidang:a. peralatan tenaga listrik; danb. pemanfaat tenaga listrik.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai usaha jasa pendidikandan pelatihan di bidang lainnya yang secara langsungberkaitan dengan Instalasi Tenaga Listrik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf g diatur dengan PeraturanMenteri.

Pasal 40

(1) Usaha jasa Sertifikasi Kompetensi Tenaga TeknikKetenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 iayat (1) huruf j diklasifikasikan dalam bidang:a. Pembangkitan Tenaga Listrik;b. Transmisi Tenaga Listrik;c. Distribusi Tenaga Listrik;d. penjualan tenaga listrik;e. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik; danf. lainnya yang secara langsung berkaitan dengan

Instalasi Tenaga Listrik.(2) Usaha jasa Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik

Ketenagalistrikan di bidang Pembangkitan Tenaga Listriksebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adiklasifikasikan dalam subbidang:a. konsultansi;b. pembangunan dan pemasangan;c. pemeriksaan dan pengujian;d. pengoperasian;

SK No 083703 A

e. pemeliharaan

Page 41: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUtsLIK INDONESIA

-4t-

e. pemeliharaan;f. penelitian dan pengembangan;g. pendidikan dan pelatihan;h. laboratorium pengujian;i. asesor Ketenagalistrikan; danj. usaha jasa lain yang secara langsung berkaitan

dengan Pembangkitan Tenaga Listrik.(3) Usaha jasa Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik

Ketenagalistrikan di bidang Transmisi Tenaga Listriksebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdiklasifikasikan dalam subbidang:a. konsultansi;b. pembangunan dan pemasangan;c. pemeriksaan dan pengujian;d. pengoperasian;e. pemeliharaan;f. penelitian dan pengembangan;g. pendidikan dan pelatihan;h. laboratorium pengujian;i. asesor Ketenagalistrikan; danj. usaha jasa lain yang secara langsung berkaitan

dengan Transmisi Tenaga Listrik.

(4) Usaha jasa Sertifikasi Kompetensi Tenaga TeknikKetenagalistrikan di bidang Distribusi Tenaga Listriksebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cdiklasifikasikan dalam subbidang:a. konsultansi;b. pembangunan dan pemasangan;c. pemeriksaan dan pengujian;d. pengoperasian;e. pemeliharaan;f. penelitian dan pengembangan;g. pendidikan dan pelatihan;h. laboratorium pengujian;i. asesor Ketenagalistrikan; danj. usaha jasa lain yang secara langsung berkaitan

dengan Distribusi Tenaga Listrik.

(5) Usaha jasa Sertifikasi Kompetensi Tenaga TeknikKetenagalistrikan di bidang penjualan tenaga listriksebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf ddiklasifikasikan dalam subbidang:a. penjualan antar negara;b. penjualan antar penyedia listrik;

SK No 083702 A

c. penjualan

Page 42: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUBUK INDONESIA

-42-

c. penjualan langsung;d. aktivitas penunjang penjualan;e. asesor Ketenagalistrikan; danf. usaha jasa lain yang secara langsung berkaitan

dengan Penjualan Tenaga Listrik.

(6) Usaha jasa Sertifikasi Kompetensi Tenaga TeknikKetenagalistrikan di bidang Instalasi Pemanfaatan TenagaListrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e

diklasifikasikan dalam subbidang:a. konsultansi;b. pembangunan dan pemasangan;c. pemeriksaan dan pengujian;d. pengoperasian;e. pemeliharaan;f. penelitian dan pengembangan;g. pendidikan dan pelatihan;h. laboratorium pengujian;i. asesor Ketenagalistrikan; danj. usaha jasa lain yang secara langsung berkaitan

dengan Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik.

(71 Ketentuan lebih lanjut mengenai usaha jasa SertifikasiKompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan di bidanglainnya yang secara langsung berkaitan dengan InstalasiTenaga Listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf f diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 4 1

Usaha jasa Sertifikasi Badan Usaha jasa penunjang tenagalistrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf kdiklasifikasikan dalam jenis usaha:a. konsultansi dalam bidang Instalasi Tenaga Listrik;b. pembangunan dan pemasangan Instalasi Tenaga Listrik;c. pemeriksaan dan pengujian Instalasi Tenaga Listrik;d. pengoperasian Instalasi Tenaga Listrik;e. pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik; danf. Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan.

Pasal 42

(1) Usaha jasa penunjang tenaga listrik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf f, huruf h, danhuruf i diklasifikasikan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

SK No 083701 A

(2) Klasifikasi

Page 43: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUtsLIK INDONESIA

-43-

(2) Klasifikasi usaha jasa lain yang secara langsungberkaitan dengan penyediaan tenaga listrik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf I diatur denganPeraturan Menteri.

Pasal 43

(1) Usaha jasa penunjang tenaga listrik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf a, huruf b, hurufc, huruf d, huruf e, huruf g, huruf j, dan huruf kdikualifikasikan dalam:a. Kualifikasi usaha besar;b. Kualifikasi usaha menengah; dan/atauc. Kualifikasi usaha kecil.

(2) Kualifikasi usaha jasa penunjang tenaga listriksebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkanberdasarkan:a. tingkat kemampuan usaha; danb. Kompetensi tenaga teknik.

(3) Kompetensi tenaga teknik sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf b dibuktikan dengan sertifikat Kompetensi.

(4) Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud padaayat (3) diberikan oleh Menteri atau lembaga sertifikasiKompetensi yang diakreditasi oleh Menteri.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan Kualifikasiusaha jasa penunjang tenaga listrik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 44

(1) Usaha jasa penunjang tenaga listrik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf f, huruf h, danhuruf i dikualihkasikan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undan gan.

(2) Kualifikasi usaha jasa lain yang secara langsungberkaitan dengan penyediaan tenaga listrik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf I diatur denganPeraturan Menteri.

SK No 083700 A

Pasal 45

Page 44: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES I DENREPUtsLIK INDONESIA

-44-

Pasal 45

(1) Sertifikat badan usaha jasa penunjang tenaga listriksebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) diperolehmelalui Sertifikasi Badan Usaha.

(2) Sertifikat badan usaha jasa penunjang tenaga listriksebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk usaha jasapenunjang tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalamPasal 31 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d,huruf e, dan huruf j diberikan oleh Menteri atau LembagaSertifikasi Badan Usaha yang diakreditasi oleh Menteri.

(3) Sertifikat badan usaha jasa penunjang tenaga listriksebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk usaha jasapenunjang tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalamPasal 31 ayat (1) huruf f, huruf g, huruf h, huruf i,huruf k, dan huruf I dapat digantikan dengan dokumenyang setara sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(41 Sertifikat badan usaha jasa penunjang tenaga listriksebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang diberikan olehMenteri dapat dikenakan biaya administrasi sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang penerimaan negara bukan pajak.

(5) Sertifikat badan usaha jasa penunjang tenaga listriksebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mendapatkannomor registrasi dari Menteri.

(6) Permohonan nomor registrasi sebagaimana dimaksudpada ayat (5) dapat dikenakan biaya administrasi sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang penerimaan negara bukan pajak.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara SertifikasiBadan Usaha diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 46

(1) Usaha jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31ayat (1) huruf c, huruf j, dan huruf k yang telahmendapatkan Pertzinan Berusaha untuk kegiatan usahajasa penunjang tenaga listrik dan telah menjalankanusaha selama 3 (tiga) tahun wajib memenuhi persyaratanakreditasi.

SK No 083699 A

(2) Ketentuan

Page 45: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-45-

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikecualikan untuk usaha jasa pemeriksaan danpengujian Instalasi Tenaga Listrik bidang InstalasiPemanfaatan Tenaga Listrik subbidang instalasipemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 36 ayat (5) huruf c.

(3) Untuk usaha jasa pemeriksaan dan pengujian InstalasiTenaga Listrik bidang Instalasi Pemanfaatan TenagaListrik subbidang instalasi pemanfaatan tenaga listriktegangan rendah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

wajib mendapatkan akreditasi dan PerLinan Berusahasebelum menjalankan usahanya.

(4) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (3) diberikan oleh Menteri.

(5) Pelaksanaan akreditasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (3), Menteri dapat dibantu oleh panitiaakreditasi Ketenagalistrikan.

(6) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

dikenakan biaya administrasi sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan di bidang penerimaannegara bukan pajak.

(71 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara akreditasiusaha jasa penunjang tenaga listrik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf c, huruf j, danhuruf k diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 47

Akreditasi usaha jasa penunjang tenaga listrik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf f, huruf g, huruf h,dan huruf i dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 48

(1) Setiap kegiatan usaha Ketenagalistrikan wajib memenuhiketentuan keselamatan Ketenagalistrikan.

(21 Ketentuan keselamatan Ketenagalistrikan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk mewr,rjudkankondisi:a. andal dan aman bagi instalasi;

b.aman...

SK No 083698 A

Page 46: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-46-

b. aman dari bahaya bagi manusia dan mahluk hiduplainnya; dan

c. ramah lingkungan.

(3) Ketentuan keselamatan Ketenagalistrikan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi:a. pemenuhan standardisasi peralatan dan pemanfaat

tenaga listrik;b. pengamanan Instalasi Tenaga Listrik; danc. pengamanan pemanfaat tenaga listrik.

(4) Pemenuhan keselamatan Ketenagalistrikan dapatdilaksanakan melalui penerapan sistem manajemenkeseiamatan Ketenagalistrikan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan kegiatanusaha Ketenagalistrikan dan penerapan keselamatanKetenagalistrikan diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 49

(1) Instalasi Tenaga Listrik terdiri atas Instalasi PenyediaanTenaga Listrik dan Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik.

(21 Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) terdiri atas:a. instalasi Pembangkitan Tenaga Listrik;b. instalasi Transmisi Tenaga Listrik; danc. instalasi Distribusi Tenaga Listrik.

(3) Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) terdiri atas:a. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan tinggi;b. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan

menengah; danc. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik tegangan

rendah.

(41 Setiap Instalasi Tenaga Listrik sebagaimana dimaksudpada ayat (1) yang beroperasi wajib memiliki sertifikatlaik operasi.

(5) Sertifikat laik operasi sebagaimana dimaksud padaayat (4) diperoleh melalui sertifikasi Instalasi TenagaListrik.

SK No 083697 A

(6) Sertifikat

Page 47: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIOENREPUBLIK INDONESIA

-47-

(6) Sertifikat laik operasi sebagaimana dimaksud padaayat (4) diterbitkan oleh Menteri atau gubernur sesuaidengan kewenangannya atau lembaga inspeksi teknikyang diakreditasi oleh Menteri.

(7) Sertifikat laik operasi sebagaimana dimaksud padaayat (4) wajib mendapatkan nomor registrasi dariMenteri.

(8) Permohonan nomor registrasi sebagaimana dimaksudpada ayat (71 dikenakan biaya administrasi sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang penerimaan negara bukan pajak.

(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara sertifikasiInstalasi Tenaga Listrik diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 50

(1) Menteri memberlakukan standar wajib di bidangKetenagalistrikan.

(21 Menteri menetapkan peralatan dan pemanfaat tenagalistrik yang wajib dibubuhi tanda standar nasionalIndonesia danf atau tanda keselamatan.

(3) Dalam memberlakukan standar wajib sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan menetapkan peralatantenaga listrik dan pemanfaat tenaga listrik sebagaimanadimaksud pada ayat (2), Menteri mernperhatikankesiapan sarana dan prasarana.

(4) Pembubuhan tanda standar nasional Indonesia dan/atautanda keselamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),dilakukan setelah mendapat surat persetujuanpenggunaan tanda standar nasional Indonesia dan/atautanda keselamatan dari Menteri.

(5) Surat persetujuan penggunaan tanda standar nasionalIndonesia dan/atau tanda keselamatan sebagaimanadimaksud pada ayat (4) dilaksanakan melalui registrasisertifikat produk.

(6) Lembaga sertifikasi produk wajib mendapatkan nomorregistrasi yang dikeluarkan oleh Menteri pada sertifikatproduk yang diterbitkan untuk produk peralatan danpemanfaat tenaga listrik yang wajib dibubuhi tandastandar nasional Indonesia dan/atau tanda keselamatansebagaimana dimaksud pada ayat (21.

SK No 087266 A

(7) Permohonan

I

Page 48: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-48-

(7) Permohonan nomor registrasi sebagaimana dimaksudpada ayat (6) dikenakan biaya administrasi sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang penerimaan negara bukan pajak.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai:a. standardisasi di bidang Ketenagalistrikan; danb. ketentuan dan tata cara pembubuhan tanda standar

nasional Indonesia danf atau tanda keselamatan,diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 51

(1) Badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah,badan usaha swasta, badan layanan umum, sertakoperasi dalam Usaha Penyediaan Tenaga Listrik danusaha jasa penunjang tenaga listrik wajibmempekerjakan tenaga teknik yang memenuhi standarKompetensi yang dibuktikan dengan sertifikatKompetensi sesuai dengan Klasifikasi dan Kualifikasi dibidang Ketenagalistrikan yang masih berlaku.

(2) Menteri menetapkan standar Kompetensi tenaga tekniksebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud padaayat (1) diberikan oleh Menteri atau lembaga sertifikasiKompetensi yang diakreditasi oleh Menteri.

(41 Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud padaayat (1) wajib mendapatkan nomor registrasi dariMenteri.

(5) Permohonan nomor registrasi sebagaimana dimaksudpada ayat (4) dikenakan biaya administrasi sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang penerimaan negara bukan pajak.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai standardisasikompetensi tenaga teknik dan Sertifikasi KompetensiTenaga Teknik diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 52

(1) Jaringan tenaga listrik dapat dimanfaatkan untukkepentingan telekomunikasi, multimedia, dan/atauinformatika.

SK No 083695 A

(2) Pemanfaatan

Page 49: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IOENREPUBLIK INDONESIA

-49-

(2) Pemanfaatan jaringan tenaga listrik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan:a. apabila tidak mengganggu kelangsungan penyediaan

tenaga listrik; danb. setelah memperoleh persetujuan pemilik jaringan.

(3) Pemanfaatan jaringan tenaga listrik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi pemanfaatan:a. penyangga danf atau jalur sepanjang jaringan;b. serat optik pada jaringan;c. konduktor pada jaringan; danf ataud. kabel pilot pada jaringan.

(4) Pemilik jaringan menyampaikan laporan kepada Menterisetelah memberikan persetujuan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf b untuk pemanfaatan jaringan tenagalistrik dengan melampirkan dokumen paling sedikitberupa:a. identitas pemilik jaringan;b. identitas pemanfaat jaringan;c. analisis kelaikan pemanfaatan jaringan;d. jenis dan ruang lingkup jaringan yang dimanfaatkan;e. jenis, spesilikasi, dan/atau kapasitas peralatan

telekomunikasi, multimedia, dan/atau informatikayang dipasang di jaringan; dan

f. perjanjian pemanfaatan jaringan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemanfaatanjaringan tenaga listrik untuk kepentingantelekomunikasi, multimedia, danf atau informatika diaturdengan Peraturan Menteri.

Pasal 53

(1) Instansi Pemerintah Pusat, instansi Pemerintah Daerah,badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah,badan usaha swasta, badan layanan umum, koperasi,perseorangan, swadaya masyarakat, dan lembagalbadanusaha lainnya dalam melakukan usaha Ketenagalistrikanwajib mengutamakan produk dan potensi dalam negeri.

(21 Pengutamaan produk dan potensi dalam negerisebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:a. kewajiban penggunaan produk dalam negeri;b. pemenuhan tingkat komponen dalam negeri; danc. pengadaan produk dalam negeri.

SK No 087265 A

(3) Pengutamaan

Page 50: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-50-

(3) Pengutamaan produk dan potensi daiam negeridilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(4) Ketentuan iebih lanjut mengenai tata cara pengutamaanproduk dan potensi dalam negeri usaha penyediaantenaga listrik diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 54

(1) Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannyamelakukan pembinaan dan pengawasan terhadap:a. penyediaan dan pemanfaatan sumber energi untuk

pembangkit tenaga listrik;b. pemanfaatan jaringan tenaga listrik untuk

kepentingan telekomunikasi, multimedia, daninformatika;

c. pemenuhan kecukupan pasokan tenaga listrik;d. pemenuhan persyaratan keteknikan;e. pemenuhan aspek pelindungan lingkungan

Ketenagalistrikan;f. pengutamaan pemanfaatan barang dan jasa dalam

negeri;g. penggunaan tenaga kerja asing;h. pemenuhan tingkat mutu dan keandalan penyediaan

tenaga listrik;i. pemenuhan persyaratan Perizinan Berusaha;j. penerapan tarif tenaga listrik; dank. pemenuhan mutu jasa yang diberikan oleh usaha jasa

penunjang tenaga listrik.(2) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Menteri atau gubernur sesuai dengankewenangannya dapat:a. melakukan inspeksi pengawasan di iapangan;b. meminta laporan pelaksanaan usaha di bidang

Ketenagalistrikan;c. melakukan penelitian dan evaluasi atas laporan

pelaksanaan usaha di bidang Ketenagalistrikan; dand. memberikan sanksi administratif terhadap

pelanggaran ketentuan P ertzinan Berusaha.

SK No 083693 A

(3) Dalam

Page 51: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-51 -

(3) Dalam melaksanakan pengawasan keteknikansebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri ataugubernur sesuai dengan kewenangannya dibantu olehinspektur Ketenagalistrikan danf atau Penyidik PegawaiNegeri Sipil.

(4) Menteri melakukan pengawasan teknis terhadappenyelenggaraan usaha Ketenagalistrikan yang dilakukanoleh Pemerintah Daerah.

Pasal 55

(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 26 ayat (3), Pasal 27 ayat (1),ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat (7), Pasal 28 ayat (1),Pasal 32 ayat (3), Pasal 33 ayat (1), Pasal 48 ayat (1),Pasal 49 ayat (4), Pasal 51 ayat (1), Pasal 53 ayat (1),dikenai sanksi administratif berupa:a. teguran tertulis;b. pembekuan kegiatan sementara;c. denda; dan/ataud. pencabutan Perizinan Berusaha.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan oleh Menteri atau gubernur sesuaidengan kewenangannya.

(3) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a diberikan paling banyak 3 (tiga) kali dalamjangka waktu:a. teguran kesatu, paling lama 2 (dua) bulan;b. teguran kedua, paling lama 1 (satu) bulan; danc. teguran ketiga, paling lama 2 (dua) minggu.

(4) Setiap orang yang tidak melaksanakan kewajibannyasetelah berakhirnya jangka waktu teguran ketigasebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, Menteriatau gubernur sesuai dengan kewenangannyamengenakan sanksi administratif berupa pembekuankegiatan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b untuk jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan.

SK No 083692 A

(5) Setiap .

Page 52: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-52-

(5) Setiap orang yang tidak melaksanakan kewajibannyasetelah berakhirnya jangka waktu sanksi pembekuankegiatan sementara sebagaimana dimaksud padaayat (4), Menteri atau gubernur sesuai dengankewenangannya mengenakan sanksi administratif berupadenda sebagaimana dimaksud pdda ayat (1) huruf cuntuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan, dengantidak menggugurkan pemenuhan kewajibannya.

(6) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud padaayat (1) sewaktu-waktu dapat dicabut apabila setiaporang dalam masa pengenaan sanksi memenuhikewajibannya.

(7\ Setiap orang yang tidak melaksanakan kewajibannyasetelah berakhirnya jangka waktu sanksi administratifberupa denda sebagaimana dimaksud pada ayat (5),Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannyamengenakan sanksi administratif berupa pencabutanPerizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf d.

Pasal 56

Dalam hal pelanggaran sebagaimana dimaksud dalamPasal 54 mengakibatkan timbulnya korban/kerusakanterhadap:a. keselamatan'b. kesehatan; '

c. lingkungan; dand. pemanfaatan sumber daya,Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya dapatmengenakan sanksi administratif berupa pembekuan kegiatansementara atau pencabutan Perizinan Berusaha dengan tidakmenggugurkan pemenuhan kewajibannya.

Pasal 57

(1) Besaran denda yang dikenai untuk:a. Setiap orang yang melakukan Usaha Penyediaan

Tenaga Listrik untuk kepentingan umumsebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (3) tanparzin dikenai denda paling banyakRp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

SK No 085298 A

b. Setiap

Page 53: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES!DENREFUBLIK INDONESIA

-53-

b. Setiap orang yang melakukan Usaha PenyediaanTenaga Listrik untuk kepentingan sendirisebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) tanpaizin dikenai denda paling banyak Rp750.0O0.000,00(tujuh ratus iima puluh juta rupiah).

c. Setiap orang yang melakukan Usaha PenyediaanTenaga Listrik yang tidak memenuhi kewajibanmelaporkan kegiatan usahanya sebagaimanadimaksud dalam Pasal 27 ayat (41 dikenai dendapaling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh jutarupiah).

(2) Besaran denda yang dikenai untuk:a. Setiap orang yang tidak memenuhi keselamatan

Ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalamPasal 48 ayat (1) sehingga mempengaruhikelangsungan penyediaan tenaga listrik dikenai dendapaling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus jutarupiah).

b. Setiap orang yang mengoperasikan Instalasi TenagaListrik tanpa sertifikat laik operasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 49 ayat (4) dikenai dendapaling banyak Rp250.00O.0O0,O0 (dua ratus limapuluh juta rupiah).

c. Setiap orang yang mengoperasikan Instalasi TenagaListrik tanpa sertifikat laik operasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 49 ayat (4) yangmengakibatkan timbulnya korban dikenai dendapaling banyak Rp5OO.0OO.O0O,OO (lima ratus jutarupiah).

d. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a mengakibatkan terputusnya aliran listriksehingga merugikan masyarakat, dikenai dendapaling banyak Rp2.500.OO0.OO0,O0 (dua miliar limaratus juta rupiah).

(3) Setiap orang yang mendirikan bangunan ataumembiarkan bangunan dan/atau menanam kembalitanaman yang telah diberi ganti rugi dan/atauKompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30ayat (1) dan ayat (21, dikenai denda:a. untuk objek tanaman, dikenakan denda sebesar 4

(empat) kali dari nilai pasar tanaman tersebut padatahun berjalan; dan

SK No 087264 A

b. untuk

Page 54: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-54-

b. untuk objek bangunan, dikenakan denda sebesarnilai jual objek pajak bangunan tersebut pada tahunberjalan.

(4) Setiap orang yang mendirikan bangunan ataumembiarkan bangunan dan/atau menanam kembalitanaman yang berpotensi masuk ke ruang bebas ataujarak bebas minimum jaringan Transmisi Tenaga Listrik,dikenai denda:a. untuk objek tanaman, dikenakan denda sebesar 4

(empat) kali dari nilai pasar tanaman tersebut padatahun berjalan; dan

b. untuk objek bangunan, dikenakan denda sebesarnilai jual objek pajak bangunan tersebut pada tahunberjalan.

(5) Setiap orang yang mendirikan bangunan ataumembiarkan bangunan dan/atau menanam kembalitanaman yang berpotensi membahayakan keselamatandan/atau mengganggu keandalan penyediaan tenagalistrik, dikenai denda:a. untuk objek tanaman, dikenakan denda sebesar 4

(empat) kali dari nilai pasar tanaman tersebut padatahun berjalan; dan

b. untuk objek bangunan, dikenakan denda sebesarnilai jual objek pajak bangunan tersebut pada tahunberjalan.

(6) Selain denda sebagaimana dimaksud pada ayat (3),ayat (4), dan ayat (5), Menteri atau gubernur sesuaidengan kewenangannya dapat melakukan pembongkaranbangunan dan/atau pemangkasan tanaman.

(7) Besaran denda yang dikenai untuk ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3), untuk:a. Setiap badan usaha yang melaksanakan kegiatan

usaha jasa penunjang tenaga listrik yang tidakmemiliki Perizinan Berusaha bidang usaha jasapenunjang tenaga listrik dikenai denda sebesar1O% (sepuluh persen) dari semua nilai kontrak.

b. Setiap kantor perwakilan asing yang melaksanakankegiatan usaha jasa penunjang tenaga listrik yangtidak memiliki Perizinan Berusaha bidang usaha jasapenunjang tenaga listrik dikenai denda sebesar2Ooh (dwa puluh persen) dari semua nilai kontrak.

SK No 087080A

c. Setiap

Page 55: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUBLIK INDONES]A

-55-

c. Setiap badan usaha jasa konsultansi dalam bidangInstalasi Tenaga Listrik, usaha jasa pembangunandan pemasangan Instalasi Tenaga Listrik, usaha jasapemeriksaan dan pengujian Instalasi Tenaga Listrik,usaha jasa pengoperasian Instaiasi Tenaga Listrik,usaha jasa pemeiiharaan Instalasi Tenaga Listrik,usaha jasa Sertifikasi Kompetensi Tenaga TeknikKetenagalistrikan, usaha jasa Sertifikasi Badan Usahajasa penunjang tenaga listrik yang melaksanakanusahanya tidak memiliki sertifikat badan usaha atautidak memelihara masa berlaku sertifikat badanusaha sesuai dengan ruang lingkup PerizinanBerusaha, dikenai denda sebesar Rp5.0OO.000,O0(lima juta rupiah) per subbidang untuk Pelaku Usahadengan Kualifikasi kecil.

d. Setiap badan usaha jasa konsultansi dalam bidangInstalasi Tenaga Listrik, usaha jasa pembangunandan pemasangan Instalasi Tenaga Listrik, usaha jasapemeriksaan dan pengujian Instalasi Tenaga Listrik,usaha jasa pengoperasian Instalasi Tenaga Listrik,usaha jasa pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik,usaha jasa Sertifikasi Kompetensi Tenaga TeknikKetenagalistrikan, usaha jasa Sertifikasi Badan Usahajasa penunjang tenaga listrik yang melaksanakanusahanya tidak memiliki sertifikat badan usaha atautidak memelihara masa berlaku sertif-rkat badanusaha sesuai dengan ruang lingkup PerizinanBerusaha, dikenai denda sebesar Rp10.00O.000,00(sepuluh juta rupiah) per subbidang untuk PelakuUsaha dengan Kualifikasi menengah.

e. setiap badan usaha jasa konsultansi dalam bidangInstalasi Tenaga Listrik, usaha jasa pembangunandan pemasangan Instalasi Tenaga Listrik, usaha jasapemeriksaan dan pengujian Instalasi Tenaga Listrik,usaha jasa pengoperasian Instalasi Tenaga Listrik,usaha jasa pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik,usaha jasa Sertifikasi Kompetensi Tenaga TeknikKetenagalistrikan, usaha jasa Sertifikasi Badan Usahajasa penunjang tenaga listrik yang melaksanakanusahanya tidak memiliki sertifikat badan usaha atautidak memelihara masa berlaku sertifikat badanusaha sesuai dengan ruang lingkup PerrzinanBerusaha, dikenai denda sebesar Rp20.O00.000,00

SK No 085296 A

(dua . .

Page 56: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-56-

(dua puluh juta rupiah) per subbidang untuk PelakuUsaha dengan Kualifikasi besar.

(S) Besaran denda yang dikenai untuk ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (1), untuk:a. badan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik:

1. Rp15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) untuksetiap tenaga teknik jenjang Kualifikasipelaksana/operator;

2. Rp30.0O0.000,00 (tiga puluh juta rupiah) untuksetiap tenaga teknik jenjang Kualifikasianalis/teknisi;

3. Rp45.O00.000,00 (empat puluh lima juta rupiah)untuk setiap tenaga teknik jenjang Kualifikasiahli; dan

4. Rp9O.000.0O0,00 (sembilan puluh juta rupiah)untuk setiap tenaga teknik jika merupakan warganegara asing.

b. badan usaha jasa penunjang tenaga listrik:1. Rp25.000.00O,O0 (dua puluh lima juta rupiah)

untuk setiap tenaga teknik jenjang Kualifikasipelaksanaf operator;

2. Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) untuksetiap tenaga teknik jenjang Kualifikasianalis/teknisi;

3. Rp75.000.0O0,00 (tujuh puluh lima juta rupiah)untuk setiap tenaga teknik jenjang Kualifikasiahli; dan

4. Rp15O.000.000,00 (seratus lima puluh jutarupiah) untuk setiap tenaga teknik jikamerupakan warga negara asing.

(9) Lembaga sertifikasi produk yang melanggar kewajibansebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (6), dikenaidenda sebesar Rp10.000.00O,O0 (sepuluh juta rupiah).

Pasal 58

(1) Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannyasebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1)

menerbitkan surat pemberitahuan pembayaran untukpengenaan sanksi administratif berupa denda yangmemuat besaran sanksi denda yang dikenakan dantanggal jatuh tempo pembayaran.

(2) Tanggal ...

SK No 087305 A

Page 57: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-57 -

(2) Tanggal jatuh tempo yang tercantum pada suratpemberitahuan pembayaran untuk pengenaan sanksiadministratif berupa denda sebagaimana dimaksud padaayat (1) yaitu 3 (tiga) bulan sejak surat pemberitahuandimaksud diterima oleh pelanggar ketentuan.

(3) Sanksi administratif berupa denda sebagaimanadimaksud pada ayat (1) merupakan penerimaan negarabukan pajak atau penerimaan daerah.

BAB V

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 59

(1) Pemerintah Pusat melakukan evaluasi atas pelaksanaanPeraturan Pemerintah ini dengan memperhatikanperkembangan dan peningkatan ekosistem investasi dankegiatan berusaha dalam rangka percepatan cipta kerja.

(21 Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanoleh Menteri yang dikoordinasikan oleh menteri yangmenyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, danpengendalian urusan kementerian dalampenyelenggaraan pemerintahan di bidang perekonomian.

Pasal 60

Dalam hal Peraturan Pemerintah ini memberikan pilihan tidakmengatur, tidak lengkap, atau tidak jelas, dan/atau adanyastagnasi pemerintahan, Menteri dapat melakukan diskresiuntuk mengatasi persoalan konkret dalam penyelenggaraanurusan pemerintahan di bidang energi dan sumber dayamineral.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 61

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:1. Perrzinan Berusaha yang telah efektif sebelum berlakunya

Peraturan Pemerintah ini tetap berlaku sampai denganberakhirny a P erizinan Berusaha.

SK No 083726 A

2. Permohonan

Page 58: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESTDENREPUBLIK INDONESIA

-58-

2. Permohonan Perizinan Berusaha yang telah diajukanPelaku Usaha melalui sistem Perizinan Berusahaterintegrasi secara elektronik sebelum berlakunyaPeraturan Pemerintah ini, namun belum diterbitkanperrzinan berusahanya, diproses melalui sistem PerizinanBerusaha terintegrasi secara elektronik denganpengaturan Perizinan Berusaha sesuai PeraturanPemerintah ini.

Pasal 62

Ketentuan pelaksanaan Perizrnan Berusaha yang diatur dalamPeraturan Pemerintah ini tidak berlaku bagi PelakuUsaha/pihak yang telah mendapatkan Perizinan Bemsahasebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, kecualiketentuan tersebut lebih menguntungkan bagi pemegangP errzinan Berusaha dimaksud.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 63

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semuaPeraturan Perundang-undangan yang merupakan peraturanpeiaksanaan dari:

a. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2Ol2 tentangKegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 28,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5281) sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Perubahanatas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentangKegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (LembaranNegara Repubiik Indonesia Tahun 2014 Nomor 75,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5530);

b. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2OL2 tentangUsaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2Ol2 Nomor I47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5326);

SK No 083725 A

c. Peraturan .

Page 59: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-59-

c. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2076 tentangBesaran dan Tata Cara Pemberian Bonus Produksi PanasBumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5900); dan

d. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2O17 tentang PanasBumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 30,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 6023),

dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangandengan Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 64

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku ketentuanPasal 65, Pasal 67, Pasal 70, Pasal 7I, Pasal 72, Pasal 73,Pasal 74, Pasal 75, Pasal 84, Pasa| 87, Pasal 89, Pasal 109,Pasal 11O, Pasal 111, dan Pasal 119 Peraturan PemerintahNomor 7 Tahun 2Ol7 tentang Panas Bumi untuk PemanfaatanTidak Langsung (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2017 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara RepubtikIndonesia Nomor 6023), dicabut dan dinyatakan tidakberlaku.

Pasal 65

Peraturan Pemerintahdiundangkan.

ini mulai berlaku pada tanggal

Agar

SK No 083724 A

Page 60: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBLIK !NDONESIA

Agar setiappengundanganpenempatannyaIndonesia.

-60-

orang mengetahuinya, memerintahkanPeraturan Pemerintah ini dengandalam Lembaran Negara Republik

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 2 Februari 2O2l

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 2 Februari2O2l

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O2L NOMOR 35

Salinan sesuai dengan aslinya

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARAREPUBLIK INDONESIA

De Perundang-undangan danHukum,

ttd

ttd

SK No 087074 A

anna Djaman

Page 61: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 25 TAHUN 2021

TENTANG

PENYELENGGARAAN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

I. UMUM

Sektor energi dan sumber daya mineral merupakan cabang produksiyang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyakdikuasai oleh negara untuk dipergunakan bagi sebesar-besarkemakmuran ralryat sesuai dengan amanat Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun L945.

Mengingat arti penting bidang energi dan sumber daya mineral makapenyelenggaraannya dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan PemerintahDaerah. Dalam rangka meningkatkan investasi dan penyerapan tenagakerja di bidang energi dan sumber daya mineral, pemerintah telahmelakukan penyederhanaan perrzinan sebagaimana diamanatkanUndang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja.

Sejalan dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja, perlu meningkatkan investasi danpenyerapan tenaga kerja di bidang energi dan sumber daya mineral, yangmeliputi:1. pengenaan iuran produksi lroyalti hingga OV. berdasarkan volume

batubara yang digunakan di dalam negeri;2. perubahan nomenklatur lzinPanas Bumi menjadi Perizinan Berusaha;3. penyediaan dana dalam rangka mendukung pengembangan

penyediaan tenaga listrik;4. Rencana Umum Ketenagalistrikan nasional dan Rencana Umum

Ketenagalistrikan daerah dapat dimutakhirkan pada saat peninjauankembali;

5. penetapan Wilayah Usaha dengan beberapa pertimbangannya;6. perubahan cakupan Wilayah Usaha; dan7. penyederhanaan dan kemudahan dalam pemanfaatan jaringan tenaga

listrik untuk kepentingan telekomunikasi, multimedia, daninformatika.

II.PASAL...

SK No 087303 A

Page 62: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2Cukup jelas

Pasal 3Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "royalti" adalah iuran produksi

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (a)Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Pasal 4Cukup jelas

Pasal 5Cukup jelas

Pasal 6Cukup jelas

Pasal 7Cukup jelas

Pasal 8Cukup jelas.

Pasai 9Cukup jelas.

SK No 083721 A

Pasal 10. . .

Page 63: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-3-

Pasal 10Cukup jelas.

Pasal 1 1

Cukup jelas

Pasal 12Cukup jelas

Pasal 13Cukup jelas

Pasal 14Cukup jelas.

Pasal 15Cukup jelas.

Pasal 16Cukup jelas

Pasal 17Cukup jelas

Pasal 18Cukup jelas

Pasal 19Cukup jelas

Pasal 20Cukup jelas.

Pasal 21Cukup jeias.

Pasal 22Cukup jelas.

Pasal 23Cukup jelas

Pasai 24Cukup jelas

SK No 083720A

Pasal 25

Page 64: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-4

Pasal 25Cukup jelas

Pasal 26Cukup jelas.

Pasal 27Cukup jelas.

Pasal 28Cukup jelas

Pasal 29Cukup jelas

Pasal 30Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

Ayat (s)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Ayat (71

Yang dimaksud dengan "pemeliharaan tanaman" antara lainmelakukan pemangkasan, pemotongan, dan penebangantanaman yang memasuki ruang bebas jaringan transmisi tenagalistrik.

Ayat (8)Cukup jelas

SK No 083719 A

Pasal31...

Page 65: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUELIK INDONESIA

-5-

Pasal 31Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan "konsultansi" meliputi usaha jasaperencanaan, pengawasan, perencanaan sistem operasi,pengoperasian, pemeliharaan, dan konsultansi lainnyaterkait Instalasi Tenaga Listrik.

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Huruf e

Cukup jelas

Huruf fCukup jelas

Huruf gCukup jelas

Huruf hCukup jelas.

Huruf iCukup jelas.

Huruf jCukup jelas.

Huruf kCukup jelas

Huruf ICukup jelas

SK No 083718 A

Ayat (2)

Page 66: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-6-

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 32Cukup jelas

Pasa] 33Cukup jelas

Pasai 34Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cYang dimaksud dengan "pembangkit listrik tenaga gas-uap"adalah combine cgcle antara pembangkit listrik tenaga gasdan pembangkit listrik tenaga uap.

Huruf dCukup jelas

Huruf e

Cukup jelas

Huruf fCukup jelas.

Huruf gPembangkit listrik tenaga diesel, antara lain pembangkitlistrik tenaga diesel berbahan bakar minyak, pembangkitlistrik tenaga diesel berbahan bakar gas, dan pembangkitlistrik tenaga diesel berbahan bakar minyak dan gas.

SK No 093315 A

Huruf h. . .

Page 67: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUtsLIK INDONESIA

-7

Huruf hYang dimaksud dengan "pembangkit listrik tenaga mesingas-uap" adalah combine cgcle antara pembangkit tenagadiesel dan pembangkit tenaga uap.

Huruf iCukup jelas

Huruf jCukup jelas

Huruf kCukup jelas

Huruf I

Cukup jelas

Huruf mCukup jelas

Huruf nCukup jelas.

Huruf oCukup jelas

Huruf pJenis pembangkit listrik tenaga energi baru lainnya dantenaga energi terbarukan lainnya, antara lain pembangkitlistrik tenaga gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut,dan pembangkit listrik tenaga hidrogen.

Ayat (3)Huruf a

Jaringan Transmisi Tenaga Listrik tegangan tinggi,tegangan ekstra tinggi danlatau tegangan ultra tinggimeliputi saluran udara, saluran bawah tanah, saluranbawah air, dan peralatan SCADA.

Huruf bGardu induk dalam ketentuan ini termasuk peralatankonverter dan inverter untuk instalasi arus searah danperalatan SCADA.

SK No 083716 A

Ayat (a)

Page 68: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESIDENREPUEUK INDONESIA

-8-

Ayat (a)Huruf a

Jaringan Distribusi Tenaga Listrik tegangan menengahtermasuk gardu distribusi dan peralatan SCADA.

Huruf bCukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas

Pasal 35Cukup jelas

Pasal 36Cukup jelas.

Pasal 37Cukup jelas

Pasal 38Cukup jelas

Pasal 39Cukup jelas.

Pasal 40Cukup jelas.

Pasal 4 1

Cukup jelas.

Pasal 42Cukup jelas.

Pasal 43Cukup jelas

Pasal 44Cukup jelas.

SK No 083715 A

Pasal 45

Page 69: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-9-

Pasal 45Ayat (1)

Cukup jelas

Pasal 46Cukup jelas

Pasal,47Cukup jelas.

Pasal 48Cukup jelas

Pasal 49Cukup jelas

Pasal 50Cukup jelas

Pasal 51Cukup jelas

Ayat (21

Cukup jelas.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan "ketentuan peraturanperundang-undangan" adalah peraturan perundang-undangandi bidang penelitian dan pengembangan, pendidikan danpelatihan, laboratorium, standar nasional Indonesia.

Ayat (a)Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Ayat (6)Cukup jelas

Ayat (7)Cukup jelas

SK No 083714 A

Pasal 52 .

Page 70: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-10-

Pasal 52Cukup jelas

Pasal 53Cukup jelas

Pasal 54Ayat (1)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Huruf e

Yang dimaksud dengan "aspek pelindungan lingkunganKetenagalistrikan" termasuk pengendalian emisi gas rumahkaca Ketenagalistrikan.

Huruf fCukup jelas

Huruf gCukup jelas

Huruf hCukup jelas

Huruf iCukup jelas

Huruf jYang dimaksud dengan "tarrf tenaga listrik" adalah tarifyang dikenakan kepada konsumen listrik termasuk biayalainnya dalam penyaluran tenaga listrik.

Huruf kCukup jelas

SK No 083713 A

Ayat (2)

Page 71: SALINAN Nomor 25...proposal pengembangan proyek yang disampaikan pada saat Pelelangan. (21 Dalam hal pemegang IPB tidak memulai kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

PRESlDENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

Ayat (21

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas

Pasal 55Cukup jelas.

Pasal 56Cukup jelas.

Pasal 57Cukup jelas.

Pasal 58Cukup jelas

Pasal 59Cukup jelas.

Pasal 60Cukup jelas.

Pasal 61Cukup jelas

Pasal 62Cukup jelas

Pasal 63Cukup jelas.

Pasal 64Cukup jelas

Pasal 65Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6637

SK No 087078 A