Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
No. 34, 2018
BERITA DAERAHPROVINSI KALIMANTAN BARAT
NOMOR 34 TAHUN 2018
NOMOR 34 TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUMDAERAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT JIWA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAGUBERNUR KALIMANTAN BARAT
Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan arahankebijakan dalam pengelolaan BadanLayanan Umum Daerah maka perluditetapkan pedoman pengelolaan BadanLayanan Umum Daerah yang efektif,efisien, akuntabel, transparan dan memilikifleksibilitas sehingga memberikan nilaitambah dan peningkatan dalam pelayanankesehatan jiwa sebagai pusat rujukan diProvinsi Kalimantan Barat;
b. bahwa untuk efektivitas dan efisiensipelaksanaan pengelolaan badan layananumum daerah sebagaimana dimaksuddalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
1 SALINAN
No. 34, 2018
Gubernur tentang Pedoman PengelolaanBadan Layanan Umum Daerah diLingkungan Pemerintah Provinsi KalimantanBarat;
c. bahwa berdasarkan pertimbangansebagaimana dimaksud dalam huruf a danhuruf b, maka perlu menetapkan PeraturanGubernur tentang Pedoman PengelolaanBadan Layanan Umum Daerah pada RumahSakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956tentang Pembentukan Daerah-DaerahOtonom Provinsi Kalimantan Barat,Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1956 Nomor 65, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 1106);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun2005 tentang Pengelolaan Keuangan BadanLayanan Umum (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 48)sebagaimana telah diubah terakhir denganPeraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun2012 tentang Perubahan Atas PeraturanPemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Badan LayananUmum (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2012 Nomor 171,
2 SALINAN
No. 34, 2018
Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5340)
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61Tahun 2007 tentang Pedoman TeknisPengelolaan Keuangan Badan LayananUmum Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009tentang Kesehatan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009tentang Rumah Sakit (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5072);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011tentang Pembentukan Peraturan Nomor 12Tahun 2011tentang PembentukanPeraturan Perundang Undangan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2011nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5234);
7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014tentang Kesehatan Jiwa (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2014 Nomor185);
8. Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah Sebagaimana telah
3 SALINAN
No. 34, 2018
diubah beberapa kali dan terakhir denganUndang-Undang Nomor 9 Tahun 2015tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5679);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun2005 tentang Pengelolaan Badan LayananUmum (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 48 TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4502);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun2005 tentang Sistem Informasi KeuanganDaerah sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun2010 (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor110, Tambahan Lembaran Negara Nomor5155);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun2005 tentang Pengelolaan KeuanganDaerah (Lembaran Negara Tahun 2005Nomor 140, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4578);
12. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahsebagaimana telah diubah beberapa kali,
4 SALINAN
No. 34, 2018
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor70 Tahun 2012;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61Tahun 2007 tentang Petunjuk TeknisPengelolaan Keuangan Badan LayananUmum Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13Tahun 2006 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan Daerah sebagaimana telahdiubah beberapa kali terakhir denganPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21Tahun 2011;
15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor08/PMK.02/2006 tentang KewenanganPengadaan Barang/Jasa pada BadanLayanan Umum;
16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor66/PMK.02/2006 tentang Tata CaraPenyusunan, Pengajuan, Penetapan, danPerubahan Rencana Bisnis dan Anggaranserta Dokumen Pelaksanaan AnggaranBadan Layanan Umum;
17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor109/PMK.05/2007 tentang PembentukanDewan Pengawas pada Badan LayananUmum;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor129/MENKES/SK/II/2008 tentang StandarPelayanan Minimal Rumah Sakit;
5 SALINAN
No. 34, 2018
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53Tahun 2011 tentang Pembentukan ProdukHukum Daerah;
20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor582/Menkes/SK/VI/1997 tentang PolaRetribusi Rumah Sakit Pemerintah;
21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor703/Menkes/SK/IX/2006 tentang PetunjukPelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa padaInstansi Pemerintah Pola PengelolaanKeuangan Badan Layanan Umum diLingkungan Departemen Kesehatan;
22. Peraturan Gubernur Nomor 72 Tahun 2008tentang Struktur Organisasi Tugas Pokok,Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit JiwaProvinsi Kalimantan Barat (Berita DaerahProvinsi Kalimantan Barat Tahun 2008Nomor 72).
M E M U T U S K A N:
Menetapkan: PERATURAN GUBERNUR TENTANGPEDOMAN PENGELOLAAN BADANLAYANAN UMUM DAERAH DILINGKUNGAN RUMAH SAKIT JIWAPROVINSI KALIMANTAN BARAT.
BAB IKETENTUAN UMUM
6 SALINAN
No. 34, 2018
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Provinsi Kalimantan Barat
2. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Kalimantan Barat.
3. Perangkat daerah adalah unsur pembantu Gubernur danDPRD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahandaerah yang menjadi kewenangan daerah.
4. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnyadisingkat BLUD, adalah satuan kerja perangkat daerahatau unit kerja pada satuan kerja perangkat daerah dilingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yangdibentuk untuk memberikan pelayanan kepadamasyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasayang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungandan dalam melakukan kegiatannya didasarkan padaprinsip efisiensi dan produktivitas.
5. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan UmumDaerah yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD, adalahpola pengelolaan keuangan yang memberikanfleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkanpraktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkanpelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukankesejahteran umum dan mencerdaskan kehidupanbangsa, sebagai pengecualian dari ketentuanpengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
6. BLUD adalah organisasi perangkat daerah di lingkunganPemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang menerapkanPPK-BLUD.
7. Unit kerja BLUD pada satuan kerja perangkat daerahyang selanjutnya disebut Unit Kerja BLUD adalah UnitKerja pada organisasi perangkat daerah di lingkungan
7 SALINAN
No. 34, 2018
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang menerapkanPPK-BLUD.
8. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASNadalah Pegawai Negeri dan Pegawai Pemerintah denganPerjanjian Kerja selanjutnya disingkat PPPK padaorganisasi perangkat daerah di lingkungan PemerintahProvinsi Kalimantan Barat.
9. Dewan Pengawas adalah organ yang bertugasmelakukan pengawasan terhadap pengelolaan BLUD.
10. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnyadisingkat PPKD, adalah kepala perangkat daerah yangmempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangandaerah dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.
11. Rencana Strategis Bisnis yang selanjutnya disebutRenstra Bisnis adalah dokumen lima tahunan yangmemuat visi, misi, program strategis, pengukuranpencapaian kinerja dan arah kebijakan operasionalBLUD.
12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yangselanjutnya disingkat APBD, adalah AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah Provinsi KalimantanBarat.
13. Tim Anggaran adalah Tim Anggaran Pemerintah Daerah.
14. Rencana Kerja Anggaran yang disingkat RKA, adalahRencana Kerja dan Anggaran BLUD.
15. Rencana Bisnis dan Anggaran yang selanjutnya disingkatRBA, adalah dokumen perencanaan bisnis danpengganggaran tahun anggaran yang berisi program,kegiatan, target kinerja, dan anggaran BLUD.
16. Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnyadisebut DPA, adalah dokumen yang memuat pendapatandan biaya, proyeksi arus kas, jumlah dan kualitas barang
8 SALINAN
No. 34, 2018
dan/atau jasa yang akan dihasilkan dan digunakansebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh BLUD.
17. Pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk kasdan tagihan BLUD yang menambah ekuitas dana lancardalam periode anggaran bersangkutan yang tidak perludibayar kembali.
18. Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kasyang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periodetahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperolehpembayaran kembali oleh BLUD.
19. Biaya adalah sejumlah pengeluaran yang mengurangiekuitas dana lancar untuk memperoleh barang dan/ataujasa untuk keperluan operasional BLUD.
20. Investasi adalah penggunaan aset untuk memperolehmanfaat ekonomis yang dapat meningkatkankemampuan BLUD dalam rangka pelayanan kepadamasyarakat.
21. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakuipengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saattransaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikansaat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
22. Praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraanfungsi organisasi berdasarkan kaidah manajemen yangbaik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu danberkesinambungan.
23. Nilai omset adalah jumlah seluruh pendapatanoperasional yang diterima oleh BLUD yang berasal daribarang dan/atau jasa layanan yang diberikan kepadamasyarakat, hasil kerja BLUD dengan pihak lain dan/atauhasil usaha lainnya.
24. Nilai aset adalah jumlah aktiva yang tercantum dalamneraca BLUD pada akhir suatu tahun buku tertentu, dan
9 SALINAN
No. 34, 2018
merupakan bagian dari aset pemerintah daerah yangtidak terpisahkan.
BAB IIPERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Bagian KesatuPerencanaan
Pasal 2
(1) BLUD wajib menetapkan Renstra Bisnis PerangkatDaerah BLUD.
(2) Renstra Bisnis Perangkat Daerah BLUD sebagaimanadimaksud pada ayat (1) disusun dengan mengacukepada Rencana Pembangunan Jangka MenengahDaerah Provinsi Kalimantan Barat.
(3) Renstra Bisnis Unit Kerja BLUD sebagaimana dimaksudpada ayat (1) disusun dengan mengacu kepada RencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah ProvinsiKalimantan Barat. dan Rencana Strategis PerangkatDaerah.
(4) Renstra Bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dipergunakan sebagai dasar penyusunan RBA danevaluasi kinerja.
(5) Renstra Bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mencakup pernyataan visi, misi, program strategis,pengukuran pencapaian kinerja, rencana pencapaianlima tahunan, dan proyeksi keuangan lima tahunan.
10 SALINAN
No. 34, 2018
Bagian KeduaPenganggaran
Pasal 3
(1) BLUD wajib menyusun RBA.
(2) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedomankepada Renstra Bisnis Perangkat Daerah BLUD.
(3) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusunberdasarkan prinsip anggaran berbasis kinerja,perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanan,dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuanpendapatan yang diperkirakan akan diterima darimasyarakat, badan lain, APBD, APBN, dan sumber-sumber pendapatan BLUD lainnya.
Pasal 4
(1) RBA merupakan penjabaran dari program dan kegiatanBLUD.
(2) RBA memuat: a. kinerja tahun berjalan; b. asumsi mikro dan makro; c. target kinerja; d. analisis dan perkiraan biaya satuan; e. perkiraan harga; f. anggaran pendapatan dan biaya; g. besaran persentase ambang batas; h. prognosa laporan keuangan; i. perkiraan maju (forward estimate);
11 SALINAN
No. 34, 2018
j. rencana pengeluaran investasi/modal; dan k. ringkasan pendapatan dan biaya.
(3) Ringkasan pendapatan dan biaya termasuk rencanapengeluaran investasi/modal sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf j dan huruf k dikonsolidasikandengan: a. RKA Perangkat daerah untuk Unit Kerja BLUD; b. APBD untuk Perangkat Daerah BLUD.
Pasal 5
(1) RBA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)disampaikan sesuai dengan jadwal penyusunan APBD.
(2) RBA Perangkat Daerah BLUD disampaikan kepada PPKDuntuk selanjutnya di bahas Tim Anggaran.
(3) RBA Unit Kerja BLUD disampaikan kepada kepala SKPDuntuk dibahas sebagai bagian dari RKA PerangkatDaerah.
(4) RKA-SKPD beserta RBA Unit Kerja BLUD sebagaimanadimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada PPKD untukselanjutnya dibahas Tim Anggaran.
Pasal 6
(1) Tim Anggaran melakukan penelaahan RBA PerangkatDaerah BLUD dan RKA Perangkat Daerah beserta RBAUnit Kerja BLUD.
(2) Penelaahan meliputi kesesuaian usulan anggarandengan dokumen perencanaan, tugas pokok danfungsinya masing-masing termasuk menghitung danmenganalisis pembiayaan akibat defisit atau surpluspenganggaran.
12 SALINAN
No. 34, 2018
(3) RBA yang telah dilakukan penelaahan oleh TimAnggaran, dituangkan dalam Rancangan PeraturanDaerah tentang APBD.
Pasal 7
(1) RBA disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dariRancangan Peraturan Daerah tentang APBD.
(2) Seluruh sumber dan alokasi biaya dikonversikan sesuaikelompok dan jenis belanja dalam APBD, denganmenggunakan basis kas.
Pasal 8
(1) Peraturan Daerah tentang APBD yang telah ditetapkan,menjadi dasar pemimpin BLUD melakukan penyesuaianRBA dan menetapkan RBA secara definitif.
(2) RBA yang telah ditetapkan secara definitif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) menjadi dasar penyusunan DPA.
BAB IIIPELAKSANAAN ANGGARAN
Bagian KesatuDokumen Pelaksanaan Anggaran
Pasal 9
(1) DPA Unit Kerja BLUD disampaikan kepada kepalaPerangkat Daerah untuk dibahas sebagai bagian dariDPA-SKPD.
13 SALINAN
No. 34, 2018
(2) DPA Perangkat Daerah BLUD dan DPA Perangkat Daerahdisampaikan kepada PPKD untuk selanjutnya dilakukanpencermatan oleh Tim Anggaran.
(3) DPA BLUD paling sedikit mencakup: a. pendapatan dan biaya; b. proyeksi arus kas; c. jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa yang akan
dihasilkan.
(4) Berdasarkan hasil pencermatan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) DPA BLUD disahkan oleh PPKD dandisetujui oleh Koordinator Pengelolaan KeuanganDaerah.
(5) Dalam hal DPA BLUD belum disahkan oleh PPKD sampaidengan tahun anggaran baru, BLUD dapat melakukanpengeluaran uang paling banyak sebesar anggaran DPAtahun sebelumnya.
Pasal 10
(1) DPA merupakan dasar pelaksanaan anggaran BLUD.
(2) DPA menjadi dasar penarikan dana yang bersumberAPBD.
(3) DPA menjadi lampiran dari perjanjian kinerja yangditandatangani oleh Gubernur dengan pemimpin BLUD.
(4) Pelaksanaan lebih lanjut fungsi DPA sebagaimanadimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Bagian KeduaPendapatan
14 SALINAN
No. 34, 2018
Pasal 11
(1) Pendapatan BLUD bersumber dari:a. jasa layanan; b. hibah; c. hasil kerja sama dengan pihak lain; d. APBD; e. APBN; danf. lain-lain pendapatan BLUD yang sah, antara lain:
1. hasil penjualan kekayaan yang tidakdipisahkan;
2. hasil pemanfaatan kekayaan; 3. jasa giro; 4. pendapatan bunga; 5. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap
mata uang asing; 6. komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan dan/atau pengadaanbarang dan/atau jasa;
7. hasil investasi.
(2) Pendapatan BLUD sebagaimana dimaksud dalam padaayat 1 kecuali yang berasal dari hibah terikat, dapatdikelola langsung untuk membiayai pengeluaran BLUDsesuai RBA.
(3) Hibah terikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),diperlakukan sesuai peruntukannya.
(4) Pendapatan BLUD yang bersumber dari jasa layanan,hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, dan lain-lainpendapatan BLUD yang sah, dilaksanakan melaluirekening kas BLUD dan dicatat dalam kode rekeningkelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain-lain
15 SALINAN
No. 34, 2018
pendapatan asli daerah yang sah dengan obyekpendapatan BLUD.
Pasal 12
(1) Seluruh pendapatan SKPD BLUD sebagaimana dimaksuddalam Pasal 11 ayat (4) dilaporkan kepada PPKD setiapbulan tanpa menyertakan bukti transaksi.
(2) Seluruh pendapatan Unit Kerja BLUD sebagaimanadimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) dilaporkan kepadaPPKD melalui kepala Perangkat daerah setiap bulantanpa menyertakan bukti transaksi.
(3) Bukti transaksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13ayat (3) disusun dan disimpan oleh BLUD.
Pasal 13
(1) Biaya BLUD merupakan biaya operasional dan nonoperasional.
(2) Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),mencakup seluruh biaya yang menjadi beban BLUDdalam rangka menjalankan tugas dan fungsi.
(3) Biaya non operasional sebagaimana dimasud pada ayat(1), mencakup seluruh biaya yang menjadi beban BLUDdalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi.
(4) Biaya BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dialokasikan untuk membiayai program peningkatanpelayanan, kegiatan pelayanan, dan kegiatanpendukung pelayanan.
(5) Pembiayaan program dan kegiatan sebagaimanadimaksud pada ayat (4), dialokasikan sesuai dengankelompok, jenis, program, dan kegiatan
16 SALINAN
No. 34, 2018
Pasal 14
(1) Biaya operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1), terdiri dari: a. biaya pelayanan, meliputi:
1. biaya pegawai; 2. biaya bahan; 3. biaya jasa pelayanan; 4. biaya pemeliharaan; 5. biaya barang dan jasa; 6. biaya pelayanan lain-lain.
b. biaya umum dan administrasi, meliputi: 1. biaya pegawai; 2. biaya bahan; 3. biaya pemeliharaan; 4. biaya barang dan jasa; 5. biaya promosi; 6. biaya umum dan administrasi lain-lain.
(2) Biaya pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a, mencakup seluruh biaya operasional yangberhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan.
(3) Biaya umum dan administrasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b, mencakup seluruh biayaoperasional yang tidak berhubungan langsung dengankegiatan pelayanan.
Pasal 15
Biaya non operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1), terdiri dari: a. biaya bunga; b. biaya administrasi bank;
17 SALINAN
No. 34, 2018
c. biaya kerugian penjualan aset tetap;d. biaya kerugian penurunan nilai; dan e. biaya non operasional lain-lain.
Pasal 16
Seluruh pengeluaran biaya BLUD yang berasal dari APBNdan APBD diselenggarakan dan dipertanggungjawabkansesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 17
(1) Seluruh pengeluaran biaya BLUD yang bersumber darijasa layanan, hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain,dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah, dilaporkankepada PPKD setiap bulan tanpa menyertakan buktitransaksi
(2) Bukti transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)bagi pengeluaran biaya Perangkat Daerah BLUD disusundan disimpan oleh Perangkat Daerah BLUD.
(3) Bukti transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)bagi pengeluaran biaya Unit Kerja BLUD disusun olehunit kerja BLUD dan disampaikan kepada Kepala SKPD.
(4) Seluruh pengeluaran biaya BLUD yang bersumber daridana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukandengan menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM)Pengesahan yang dilampiri dengan Surat PernyataanTanggung Jawab (SPTJ).
Pasal 18
(1) Pengeluaran biaya BLUD diberikan fleksibilitas denganmempertimbangkan volume kegiatan pelayanan
18 SALINAN
No. 34, 2018
(2) Fleksibilitas pengeluaran biaya BLUD sebagaimanadimaksud pada ayat (1), merupakan pengeluaran biayayang disesuaikan dan signifikan dengan perubahanpendapatan dalam ambang batas RBA yang telahditetapkan secara definitif.
(3) Fleksibilitas pengeluaran biaya BLUD sebagaimanadimaksud pada ayat (1), hanya berlaku untuk biayaBLUD yang berasal dari pendapatan selain dariAPBN/APBD dan hibah terikat.
(4) Fleksibilitas pengeluaran biaya BLUD sebagaimanadimaksud pada ayat (1), diberikan pada BLUD denganstatus BLUD Penuh.
(5) Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, BLUD dapatmengajukan usulan tambahan anggaran dari APBDkepada PPKD melalui Sekretaris Daerah sesuai denganmekanisme perubahan APBD.
Pasal 19
(1) BLUD dapat melakukan pengeluaran biaya sebagaimanadimaksud dalam Pasal 18 atas pendapatan yangmelebihi target pendapatan yang telah ditetapkan.
(2) Kelebihan target pendapatan yang dapat langsungdipergunakan, didasarkan pada ambang batas RBA.
(3) Besaran ambang batas Perangkat Daerah BLUDditetapkan paling banyak 10% (sepuluh persen) daritarget pendapatan selama satu tahun.
(4) Besaran ambang batas Unit Kerja BLUD ditetapkanpaling banyak 10% (sepuluh persen) dari targetpendapatan selama satu tahun.
(5) Besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat(3), ditetapkan dalam RBA dan DPA oleh PPKD.
19 SALINAN
No. 34, 2018
Pasal 20
(1) Pergeseran anggaran pada program, kegiatan, dan jenisbiaya dilakukan dengan mengajukan rencana perubahananggaran kepada Gubernur. sesuai mekanismeperubahan APBD.
(2) Pergeseran anggaran pada obyek biaya dilakukan olehpemimpin Perangkat daerah BLUD dan disahkan olehPPKD.
(3) Pergeseran anggaran pada rincian obyek biaya dilakukanoleh pemimpin Perangkat Daerah BLUD.
(4) Pergeseran anggaran pada obyek biaya dilakukandengan persetujuan Kepala Perangkat Daerah atasusulan Pemimpin Unit Kerja BLUD dan disahkan olehPPKD.
(5) Pergeseran anggaran pada rincian obyek biaya dilakukanpemimpin Unit Kerja BLUD dengan persetujuan KepalaPerangkat Daerah.
Bagian KeempatPengelolaan Kas
Pasal 21
Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang dananyabersumber dari jasa layanan, hibah, hasil kerja samadengan pihak lain, dan lain-lain pendapatan yang sah,dilaksanakan melalui rekening kas BLUD.
Pasal 22
20 SALINAN
No. 34, 2018
(1) Dalam rangka pengelolaan kas, BLUD menyelenggarakan: a. perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas; b. pemungutan pendapatan atau tagihan; c. penyimpanan kas dan mengelola rekening bank; d. pembayaran; e. perolehan sumber dana untuk menutup defisit
jangka pendek; f. pemanfaatan surplus kas jangka pendek untuk
memperoleh pendapatan tambahan.
(2) Pengelolaan kas BLUD dilaksanakan berdasarkan praktekbisnis yang sehat.
(3) Rekening bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c merupakan rekening BLUD yang dibuka olehpemimpin BLUD atas nama BLUD pada bank umumpemerintah yang ditunjuk Gubernur.
(4) Penerimaan BLUD disetor seluruhnya ke rekening BLUDpada hari kerja berikutnya dan dilaporkan kepadapejabat keuangan BLUD.
Bagian KelimaPiutang
Pasal 23
(1) BLUD dapat memberikan piutang sehubungan denganpenyerahan barang, jasa, dan/atau transaksi yangberhubungan langsung maupun tidak langsung dengankegiatan BLUD.
(2) BLUD melaksanakan penagihan piutang pada saatpiutang jatuh tempo.
21 SALINAN
No. 34, 2018
(3) BLUD untuk melaksanakan tagihan piutang sebagaimanadimaksud pada ayat (2), menyiapkan bukti danadministrasi penagihan, analisis umur piutang, danmenyelesaikan tagihan atas piutang BLUD.
(4) Piutang yang terjadi sebagai akibat hubungankeperdataan dapat diselesaikan dengan cara damai,kecuali piutang yang cara penyelesaiannya diaturtersendiri dalam peraturan perundang-undangan.
(5) Piutang dapat dihapuskan dari pembukuan denganpenyelesaian secara mutlak atau bersyarat, kecuali carapenyelesaiannya diatur tersendiri dalam peraturanperundang-undangan.
(6) Penghapusan piutang sebagaimana dimaksud pada ayat(5) dapat ditetapkan berdasarkan kebijakan akuntansiBLUD.
(7) Penghapusan piutang BLUD sebagaimana dimaksudpada ayat (5) ditetapkan oleh: a. Pemimpin BLUD untuk jumlah sampai dengan
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). b. Gubernur. untuk jumlah Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) sampai dengan Rp5.000.000.000,00(lima miliar rupiah).
c. Gubernur dengan persetujuan DPRD untuk jumlahlebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
(8) Penghapusan terhadap piutang BLUD yang terjadisebelum penerapan PPK BLUD, diselesaikan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian KeenamUtang
Pasal 24
22 SALINAN
No. 34, 2018
(1) BLUD dapat melakukan utang sehubungan dengankegiatan operasional dan/atau perikatan peminjamandengan pihak lain.
(2) BLUD dengan status BLUD Penuh dapat melakukanutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ataspersetujuan Gubernur.
(3) Utang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapatberupa utang jangka pendek atau utang jangka panjang.
(4) Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatanpeminjaman jangka pendek hanya untuk belanjaoperasional termasuk untuk menutup defisit kas.
(5) Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatanpeminjaman jangka panjang hanya untuk pengeluaraninvestasi/modal.
(6) Setiap utang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan dalam bentuk perikatan pinjaman.
Pasal 25
(1) SKPD BLUD dalam mengajukan permohonan persetujuanGubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat(2) wajib menyampaikan permohonan secara tertulisdisertai dengan studi kelayakan utang.
(2) Unit Kerja BLUD dalam mengajukan permohonanpersetujuan Gubernur sebagaimana dimaksud dalamPasal 24 ayat (2) wajib menyampaikan permohonansecara tertulis dengan persetujuan Kepala SKPD dandisertai dengan studi kelayakan utang.
(3) Gubernur dapat memberikan persetujuan ataupenolakan dengan memperhatikan studi kelayakanutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
23 SALINAN
No. 34, 2018
(4) Persetujuan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat(3) menjadi dasar perikatan utang BLUD.
Pasal 26
(1) Pembayaran kembali utang sebagaimana dimaksuddalam Pasal 24, menjadi tanggung jawab BLUD.
(2) Pemimpin BLUD dapat melakukan pelampauanpembayaran bunga dan pokok sepanjang tidak melebihiambang batas yang telah ditetapkan dalam RBA.
Bagian KetujuhInvestasi
Pasal 27
(1) BLUD dapat melakukan investasi sepanjang memberimanfaat bagi peningkatan pendapatan dan pelayanankepada masyarakat serta tidak mengganggu likuiditaskeuangan BLUD.
(2) Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdilakukan BLUD apabila melaksanakan PPK BLUD denganstatus BLUD Penuh.
(3) Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupainvestasi jangka pendek dan investasi jangka panjang.
Pasal 28
(1) BLUD dapat melakukan investasi jangka panjangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3), denganpersetujuan Gubernur.
(2) SKPD BLUD dalam mengajukan permohonan persetujuanGubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
24 SALINAN
No. 34, 2018
menyampaikan permohonan secara tertulis disertaidengan studi kelayakan investasi.
(3) Unit Kerja BLUD dalam mengajukan permohonanpersetujuan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat(1) wajib menyampaikan permohonan secara tertulisdengan persetujuan Kepala SKPD dan disertai denganstudi kelayakan investasi.
(4) Gubernur dapat memberikan persetujuan ataupenolakan dengan memperhatikan studi kelayakaninvestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(5) Persetujuan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat(1) menjadi dasar investasi jangka panjang BLUD.
Pasal 29
Dalam hal BLUD mendirikan/membeli badan usaha yangberbadan hukum, kepemilikan badan usaha tersebut adapada pemerintah daerah.
Bagian KedelapanKerjasama
Pasal 30
(1) BLUD dalam rangka meningkatkan kualitas dankuantitas pelayanan, dapat melakukan kerjasamadengan pihak lain.
(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dilakukan berdasarkan prinsip efisiensi, efektivitas,ekonomis, dan saling menguntungkan.
(3) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidakboleh mengurangi kewenangan yang dimiliki BLUDdan/atau mengurangi aset.
25 SALINAN
No. 34, 2018
Pasal 31
(1) Kerjasama dengan pihak lain sebagaimana dimaksuddalam Pasal 30 ayat (1), antara lain: a. kerjasama operasional; b. sewa menyewa; dan c. usaha lainnya yang menunjang tugas dan fungsi
BLUD.
(2) Kerjasama operasional sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a, merupakan perikatan antara BLUDdengan pihak lain, melalui pengelolaan manajemen danproses operasional secara bersama dengan pembagiankeuntungan sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
(3) Sewa menyewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b, merupakan penyerahan hakpenggunaan/pemakaian barang/alat BLUD kepada pihak-pihak lain atau sebaliknya dengan imbalan berupa uangsewa bulanan atau tahunan untuk jangka waktutertentu, baik sekaligus maupun secara berkala.
(4) Usaha lainnya yang menunjang tugas dan fungsi BLUD,sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,merupakan kerjasama dengan pihak lain yangmenghasilkan pendapatan bagi BLUD dengan tidakmengurangi kualitas pelayanan umum yang menjadikewajiban BLUD.
(5) Kerjasama Unit Kerja BLUD atas persetujuan KepalaPerangkat Daerah.
(6) Kerjasama yang dilaksanakan Perangkat Daerah BLUDdan Unit Kerja BLUD dilaporkan kepada Gubernur.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaanmanajemen dan proses operasional kerjasama diaturoleh pemimpin BLUD.
26 SALINAN
No. 34, 2018
Bagian KesembilanPengadaan Barang dan/atau Jasa
Pasal 32
(1) Pengadaan barang dan/atau jasa dilaksanakanberdasarkan ketentuan yang berlaku bagi pengadaanbarang/jasa pemerintah.
(2) Pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan berdasarkanprinsip efisien, efektif, transparan, bersaing, adil/tidakdiskriminatif, akuntabel, dan praktek bisnis yang sehat.
Pasal 33
(1) Pengadaan barang dan/atau jasa BLUD diberikanfleksibilitas berupa pembebasan sebagian atauseluruhnya dari ketentuan yang berlaku umum bagipengadaan barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 32 ayat (1).
(2) Fleksibilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),diberikan pada BLUD dengan status BLUD Penuh.
(3) Fleksibilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),diberikan terhadap pengadaan barang dan/atau jasayang sumber dana seluruhnya berasal dari: a. jasa layanan; b. hibah tidak terikat; c. hasil kerjasama dengan pihak lain; dand. lain-lain pendapatan BLUD yang sah.
Pasal 34
(1) Pengadaan barang dan/atau jasa BLUD sebagaimanadimaksud dalam Pasal 33, berdasarkan ketentuan
27 SALINAN
No. 34, 2018
pengadaan barang dan/atau jasa yang ditetapkan olehpemimpin BLUD dengan persetujuan Gubernur.
(2) Ketentuan pengadaan barang dan/atau jasa BLUDsebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dapatmenjamin ketersediaan barang dan/atau jasa yang lebihbermutu, lebih murah, proses pengadaan yangsederhana dan cepat serta mudah menyesuaikandengan kebutuhan untuk mendukung kelancaranpelayanan BLUD.
(3) Pengadaan barang dan/atau jasa pada BLUD diberikanfleksibilitas berupa pengadaan barang dan pengadaanjasa lainnya dengan nilai sampai dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dilakukandengan metode pengadaan langsung.
(4) Mekanisme pengadaan barang dan/atau jasa BLUDsebelum Pemimpin BLUD menetapkan ketentuanpengadaan barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksudpada ayat (1), mendasarkan pada peraturan perundang-undangan.
Pasal 35
Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal darihibah terikat dapat dilakukan dengan mengikuti ketentuanpengadaan dari pemberi hibah, atau ketentuan pengadaanbarang dan/atau jasa yang berlaku bagi SKPD BLUDsepanjang disetujui pemberi hibah.
Pasal 36
(1) Pengadaan barang dan/atau jasa BLUD sebagaimanadimaksud dalam Pasal 36, dilakukan oleh pelaksanapengadaan.
28 SALINAN
No. 34, 2018
(2) Pelaksana pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat berbentuk tim, panitia BLUD yang dibentukoleh pemimpin BLUD, atau Unit Layanan PengadaanBarang dan/atau Jasa.
Bagian KesepuluhPengelolaan Barang
Pasal 37
(1) Barang hasil pengadaan BLUD dapat berupa barang asettetap atau barang persediaan.
(2) Barang hasil pengadaan BLUD berupa barang aset tetapdicatat dalam buku inventaris sebagai barang milikdaerah.
(3) Barang hasil pengadaan BLUD berupa barang pakaihabis dicatat dalam kartu persediaan.
Pasal 38
(1) BLUD tidak dapat menghapus aset tetap, kecuali ataspersetujuan Gubernur
(2) SKPD BLUD dalam mengajukan permohonan persetujuanGubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajibmenyampaikan permohonan secara tertulis.
(3) Unit Kerja BLUD dalam mengajukan permohonanpersetujuan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat(1) wajib menyampaikan permohonan secara tertulisdengan persetujuan Kepala Perangkat Daerah.
(4) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditindaklanjuti dengan cara dimusnahkan, dijual, ditukar,dan/atau dihibahkan.
29 SALINAN
No. 34, 2018
(5) Penerimaan hasil penjualan aset tetap yangpendanaannya berasal dari pendapatan BLUD selain dariAPBD/APBN merupakan pendapatan BLUD dan dapatdikelola langsung untuk membiayai belanja BLUD.
(6) Penerimaan hasil penjualan aset tetap yangpendanaannya sebagian/seluruhnya berasal dariAPBD/APBN bukan merupakan pendapatan BLUD danwajib disetor ke rekening Kas Umum Daerah
(7) Penghapusan aset tetap dilaporkan kepada Gubernurmelalui Sekretaris Daerah.
(8) Pemanfaatan aset tetap untuk kegiatan yang tidakterkait langsung dengan tugas pokok dan fungsi BLUDwajib mendapat persetujuan Gubernur melalui SekretarisDaerah
Pasal 39
Asset BLUD yang berupa Tanah dan bangunan disertifikatkanatas nama Pemerintah Daerah.
Bagian KesebelasSurplus Anggaran
Pasal 40
(1) Surplus anggaran BLUD merupakan selisih lebih antararealisasi pendapatan dan realisasi biaya BLUD pada satutahun anggaran.
(2) Surplus anggaran BLUD dapat digunakan dalam tahunanggaran berikutnya, kecuali atas perintah Gubernurdisetorkan sebagian atau seluruhnya ke kas daerahdengan mempertimbangkan posisi likuiditas BLUD.
30 SALINAN
No. 34, 2018
Bagian Kedua belasPenyelesaian Kerugian
Pasal 41
Setiap kerugian daerah pada BLUD yang disebabkan olehtindakan melanggar hukum atau kelalaian seseorang,diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai penyelesaian kerugian daerah.
Bagian Ketiga BelasPenatausahaan
Pasal 42
Penatausahaan keuangan BLUD paling sedikit memuat:a. pendapatan/biaya; b. penerimaan/pengeluaran; c. utang/piutang; d. persediaan, aset tetap, dan investasi; dan e. ekuitas dana.
Pasal 43
(1) Penata usahaan keuangan BLUD sebagaimana dimaksuddalam Pasal 42 didasarkan pada prinsip pengelolaankeuangan bisnis yang sehat.
(2) Penata usahaan keuangan BLUD sebagaimana dimaksudpada ayat (1), dilakukan dengan tertib, efektif, efisien,transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pasal 44
31 SALINAN
No. 34, 2018
(1) Pemimpin BLUD menetapkan kebijakan penatausahaankeuangan BLUD.
(2) Kebijakan penatausahaan keuangan Unit Kerja BLUDditetapkan atas persetujuan Kepala SKPD.
(3) Penetapan kebijakan penatausahaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada PPKD.
BAB IVAKUNTANSI, PELAPORAN, DAN
PERTANGGUNGJAWABAN
Bagian KesatuAkuntansi
Pasal 45
(1) BLUD menerapkan sistem informasi manajemenkeuangan sesuai dengan kebutuhan praktek bisnis yangsehat.
(2) Setiap transaksi keuangan BLUD diakuntansikan dalamdokumen pendukung yang dikelola secara tertib.
Pasal 46
(1) Akuntasi dan laporan keuangan BLUD dilaksanakansesuai dengan standar akuntansi keuangan.
(2) Akuntansi dan laporan keuangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) menggunakan basis akrual.
Pasal 47
(1) Dalam penyelenggaraan akuntansi dan pelaporankeuangan berbasis akrual, pemimpin BLUD menyusun
32 SALINAN
No. 34, 2018
kebijakan akuntansi yang berpedoman pada standarakuntansi sesuai dengan jenis layanan.
(2) Kebijakan akuntasi sebagaimana dimaksud pada ayat(1), digunakan sebagai dasar dalam pengakuan,pengukuran, penyajian, dan pengungkapan aset,kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, biaya, danperistiwa setelah tanggal neraca.
Bagian KeduaPelaporan dan Pertanggungjawaban
Pasal 48
(1) Laporan keuangan BLUD terdiri dari neraca, laporanrealisasi anggaran/laporan operasional, laporan arus kas,dan catatan atas laporan keuangan, disertai denganlaporan kinerja.
(2) Laporan keuangan unit usaha/layanan yangdiselenggarakan BLUD, dikonsolidasikan dalam laporankeuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Lembar muka laporan keuangan unit-unit usaha/layanansebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimuat sebagailampiran laporan keuangan BLUD.
(4) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diaudit oleh pemeriksa eksternal sesuai denganperaturan perundang-undangan.
Pasal 49
(1) Setiap triwulan BLUD menyusun dan menyampaikanlaporan operasional dan laporan arus kas kepada PPKD,paling lambat 15 (lima belas) hari setelah periodepelaporan berakhir.
33 SALINAN
No. 34, 2018
(2) Laporan operasional dan laporan arus kas PerangkatDaerah BLUD disampaikan kepada PPKD setelah laporantersebut dikonversi sesuai dengan SAP.
(3) Laporan operasional dan laporan arus kas Unit KerjaBLUD disampaikan kepada PPKD melalui KepalaPerangkat Daerah setelah laporan tersebut dikonversisesuai SAP dan dikonsolidasi dengan laporan Perangkatdaerah.
Pasal 50
(1) Setiap semesteran dan tahunan BLUD wajib menyusundan menyampaikan laporan keuangan BLUD secaralengkap kepada PPKD untuk dikonsolidasikan ke dalamlaporan keuangan pemerintah daerah sesuai denganketentuan yang berlaku.
(2) Laporan keuangan Perangkat Daerah BLUD secaralengkap disampaikan kepada PPKD setelah laporantersebut dikonversi sesuai dengan SAP.
(3) Laporan keuangan Unit Kerja BLUD secara lengkapdisampaikan kepada PPKD melalui Kepala PerangkatDaerah setelah laporan tersebut dikonversi sesuai SAPdan dikonsolidasi dengan laporan Perangkat Daerah.
BAB VTARIF LAYANAN
Pasal 51
(1) BLUD dapat memungut biaya kepada masyarakatsebagai imbalan atas barang dan/atau jasa layanan yangdiberikan.
(2) Imbalan atas barang dan/atau jasa layanan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam bentuk tarif
34 SALINAN
No. 34, 2018
layanan yang disusun atas dasar perhitungan biaya perunit layanan atau hasil per investasi dana.
(3) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)termasuk imbal hasil yang wajar dari investasi dana danuntuk menutup seluruh atau sebagian dari biaya per unitlayanan.
(4) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)berupa besaran tarif atau pola tarif sesuai jenis layananBLUD.
Pasal 52
(1) Tarif layanan Perangkat Daerah BLUD diusulkan olehpemimpin BLUD kepada Gubernur melalui SekretarisDaerah.
(2) Tarif layanan Unit Kerja BLUD diusulkan oleh pemimpinBLUD dengan persetujuan Kepala Perangkat Daerahkepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
(3) Tarif layanan BLUD ditetapkan oleh Gubernur dandisampaikan kepada pimpinan DPRD.
(4) Penetapan tarif layanan sebagaimana dimaksud padaayat (2), mempertimbangkan kontinuitas danpengembangan layanan, daya beli masyarakat, sertakompetisi yang sehat.
BAB VISTANDAR PELAYANAN MINIMAL
Pasal 53
(1) Gubernur menetapkan standar pelayanan minimal BLUDdalam rangka menjamin ketersediaan, keterjangkauan,dan kualitas pelayanan umum yang diberikan oleh BLUD.
35 SALINAN
No. 34, 2018
(2) Standar pelayanan minimal Perangkat Daerah BLUDdiusulkan oleh pemimpin BLUD kepada Gubernur.
(3) Standar pelayanan minimal Unit Kerja BLUD diusulkanoleh pemimpin Unit Kerja BLUD dan diketahui KepalaPerangkat Daerah kepada Gubernur.
BAB VIIPEJABAT PENGELOLA DAN PEGAWAI
Bagian KesatuPejabat Pengelola dan Pegawai BLUD
Pasal 54
(1) Pejabat pengelola BLUD terdiri atas: a. Pemimpin; b. Pejabat keuangan; c. Pejabat teknis.
(2) Pejabat pengelola BLUD sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan oleh Gubernur.
Pasal 55
(1) Pejabat pengelola dan pegawai BLUD diutamakanberasal dari ASN dan non ASN
(2) Pejabat pengelola BLUD dan pegawai BLUD yang berasaldari non ASN bekerja untuk jangka waktu tertentuberdasarkan kontrak kerja.
36 SALINAN
No. 34, 2018
(3) Kontrak pejabat pengelola dan pegawai non ASN dapatdiperbaharui atas pertimbangan kinerja dan kebutuhanBLUD.
(4) Pemimpin BLUD menyampaikan laporan pembaharuankontrak kepada Gubernur melalui Kepala BadanKepegawaian Daerah.
Bagian KeduaHak, Kewajiban, dan Larangan
Pasal 56
(1) Hak pejabat pengelola dan/atau pegawai BLUD non ASNsebagai berikut: a. mendapatkan gaji setiap bulan, dengan besaran
paling rendah sebesar Upah Minimum Provinsi yangberlaku;
b. memperoleh cuti.
(2) Pejabat pengelola dan/atau pegawai BLUD non ASNdapat diberikan tunjangan.
(3) Kewajiban pejabat pengelola dan/atau pegawai BLUDnon ASN sebagai berikut: a. menandatangani kontrak kerja dan surat
pernyataan tidak menuntut diangkat sebagai ASN; b. melaksanakan pekerjaan dengan jujur, cermat,
teliti, dan bersedia menanggung segala akibat yangterjadi karena kelalaian atau kesengajaan dalammelaksanakan tugas sesuai bidangnya;
c. mengutamakan kepentingan dinas diataskepentingan golongan atau diri sendiri, dan
37 SALINAN
No. 34, 2018
menghindari segala sesuatu yang dapat mendesakkepentingan dinas oleh kepentingan golongan, dirisendiri, atau pihak lain, menjunjung tinggikehormatan dan martabat negara dan pemerintahdaerah;
d. memperhatikan dan melaksanakan segalaketentuan pemerintah daerah baik yangmenyangkut ketugasan maupun yang berlakusecara umum;
e. melaksanakan tugas yang dibebankan dengansebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian,kesadaran, dan tanggung jawab;
f. memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnyaatau menurut perintah harus dirahasiakan;
g. melaporkan dengan segera kepada atasannyaapabila mengetahui ada hal yang dapatmembahayakan atau merugikan pemerintah daerahterutama di bidang keamanan, keuangan, danmateriil;
h. mentaati ketentuan jam kerja yang ditetapkan; i. memakai pakaian sesuai dengan ketentuan yang
berlaku; j. menggunakan dan memelihara barang-barang
milik pemerintah daerah dengan sebaik-baiknya; k. memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya
kepada masyarakat menurut bidang tugas masing-masing;
l. menjadi teladan yang baik dalam masyarakat;m. mentaati seluruh peraturan yang ditetapkan oleh
BLUD; n. mentaati peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
38 SALINAN
No. 34, 2018
(4) Larangan pejabat pengelola dan/atau pegawai BLUD nonASN sebagai berikut: a. melakukan tindakan yang dapat menurunkan
kehormatan atau martabat pemerintah daerah; b. menyalahgunakan wewenang; c. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan
pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakankewenangan orang lain;
d. menjadi pegawai atau bekerja untuk perusahaanlain;
e. ememiliki, menjual, membeli, menggadaikan,menyewakan, atau meminjamkan barang baikbergerak atau tidak bergerak, dokumen atau suratberharga milik pemerintah daerah secara tidak sah;
f. melakukan kegiatan bersama dengan atasan,teman sejawat, teman kerja atau orang lain didalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengantujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, ataupihak lain, yang secara langsung atau tidaklangsung merugikan pemerintah daerah;
g. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukansuatu tindakan yang dapatmenghalangi ataumempersulit salah satu pihak yang dilayanisehingga mengakibatkan kerugian bagi yangdilayani;
h. menghalangi berjalannya tugas kedinasan; i. ikut serta dalam kampanye Calon Presiden/Wakil
Presiden, DPR, DPD, atau DPR; j. memberi dukungan kepada calon Kepala Daerah/
Wakil Kepala daerah, dengan cara terlibat dalamkegiatan kampanye.
Bagian Ketiga
39 SALINAN
No. 34, 2018
Pengadaan, Pengangkatan, dan Pemberhentian
Pasal 57
Pengadaan, pengangkatan, dan pemberhentian pejabatpengelola dan pegawai BLUD yang berasal dari ASN sesuaidengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 58
(1) Pengadaan Pejabat Pengelola BLUD dan/atau pegawaiBLUD non ASN diselenggarakan oleh SKPD BLUD atauSKPD.
(2) Pengadaan pejabat pengelola dan/atau pegawai BLUDnon ASN sesuai dengan pemenuhan pegawai dari ASN,kebutuhan, dan kemampuan keuangan BLUD.
Pasal 59
(1) Pengadaan pejabat pengelola dan/atau pegawai BLUDnon ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1)dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pemimpin SKPD BLUD mengajukan permohonan
persetujuan pengadaan pejabat pengelola dan/ataupegawai kepada Gubernur melalui Kepala BadanKepegawaian Daerah;
b. Kepala SKPD atas usulan Unit Kerja BLUDmengajukan permohonan persetujuan pengadaanpejabat pengelola dan/atau pegawai kepadaGubernur melalui Kepala Badan KepegawaianDaerah;
c. Badan Kepegawaian Daerah melakukan analisisatas usulan pengadaan pejabat pengelola dan/atau
40 SALINAN
No. 34, 2018
pegawai berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 61 ayat (2);
d. Gubernur memberikan persetujuan atau penolakanterhadap usulan permohonan pengadaan pejabatpengelola dan/atau pegawai berdasarkan hasilanalisis yang dilaksanakan Badan KepegawaianDaerah.
(2) Pemimpin Perangkat Daerah BLUD atau KepalaPerangkat Daerah berdasarkan persetujuan Gubernur,membentuk panitia pengadaan pejabat pengeloladan/atau pegawai BLUD non ASN.
(3) Tata cara pengadaan pejabat pengelola dan/ataupegawai BLUD non ASN sebagai berikut: a. pengumuman melalui media massa dan/atau
website Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat;b. seleksi administrasi;c. pengumuman calon pejabat pengelola dan/atau
pegawai BLUD non ASN yang lolos seleksiadministrasi;
d. ujian seleksi; e. Pengumuman hasil ujian seleksi.
Pasal 60
Pemimpin SKPD BLUD atau Kepala Perangkat Daerah dalammelaksanakan pengadaan pejabat pengelola dan/ataupegawai BLUD non ASN menetapkan persyaratanadministrasi, materi ujian, dan metode ujian seleksi.
Pasal 61
(1) Pengangkatan pegawai BLUD non ASN ditetapkan olehpemimpin BLUD.
41 SALINAN
No. 34, 2018
(2) Pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berasal darinon ASN berhenti atau diberhentikan oleh pemimpinBLUD, apabila: a. mengundurkan diri atas permintaan sendiri;b. meninggal dunia;c. berakhir masa kontrak;d. tidak dapat melaksanakan tugas pekerjaan yang
dibebankan; ataue. tidak dapat melaksanakan kewajiban dan
melanggar larangan.
Pasal 62
Pemimpin Perangkat Daerah BLUD atau Kepala PerangkatDaerah melaporkan hasil pengadaan pejabat pengelola dan/atau pegawai BLUD non ASN kepada Gubernur melaluiKepala Badan Kepegawaian Daerah.
Pasal 63
Segala biaya yang diperlukan sebagai akibat daripengadaan pejabat pengelola dan/atau pegawai BLUD nonASN dibebankan pada BLUD.
BAB VIIIDEWAN PENGAWAS
Pasal 64
(1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan terhadappengelolaan BLUD dengan menerapkan PPK BLUD, padaBLUD dapat dibentuk Dewan Pengawas.
42 SALINAN
No. 34, 2018
(2) Syarat minimal realisasi omset tahunan dan/atau nilaiasset menurut rencana, jumlah anggota DewanPengawas, keanggotaan, persyaratan dan kriteriakeanggotaan, sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.
(3) Dewan Pengawas dibentuk oleh Gubernur atas usulanpemimpin BLUD.
(4) Usulan pemimpin BLUD untuk Dewan Pengawas padaUnit Kerja BLUD disampaikan kepada Gubernur melaluikepala Perangkat Daearah.
(5) Dewan Pengawas dibentuk apabila BLUD memiliki:a. realisasi nilai omset tahunan menurut laporan
operasional realisasi anggaran tahun terakhir,paling sedikit Rp.15.000.000.000,00 (lima belasmiliar rupiah); dan/atau
b. nilai aset menurut neraca, paling sedikitRp.75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima miliarrupiah).
(6) Jumlah anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebanyak 3(tiga) orang apabila BLUD memiliki: a. realisasi nilai omset tahunan menurut laporan
operasional realisasi anggaran tahun terakhir,sebesar Rp.15.000.000.000,00 (lima belas miliarrupiah) sampai dengan Rp.30.000.000.000,00 (tigapuluh miliar rupiah); dan/atau
b. nilai aset menurut neraca, sebesarRp75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima miliarrupiah) sampai dengan Rp.200.000.000.000,00 (duaratus miliar rupiah).
(7) Jumlah anggota Dewan Pengawas dapat ditetapkansebanyak 3 (tiga) orang atau 5 (lima) orang apabilaBLUD memiliki:
43 SALINAN
No. 34, 2018
a. realisasi nilai omset tahunan menurut laporanoperasional realisasi anggaran tahun terakhir, lebihbesar dari Rp.30.000.000.000,00 (tiga puluh miliarrupiah); dan/atau
b. nilai aset menurut neraca, lebih besar dariRp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).
Pasal 65
(1) Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasanterhadap pengelolaan BLUD yang dilakukan oleh pejabatpengelola sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
(2) Dewan Pengawas berkewajiban: a. memberikan pendapat dan saran kepada Gubernur
mengenai RSB dan RBA yang diusulkan oleh pejabatpengelola;
b. mengikuti perkembangan kegiatan BLUD, danmemberikan pendapat serta saran kepada Gubernurmengenai setiap masalah yang dianggap pentingbagi pengelolaan BLUD;
c. melaporkan kepada Gubernur apabila terdapatgejala menurunnya kinerja BLUD;
d. memberikan nasehat kepada pejabat pengeloladalam melaksanakan pengelolaan BLUD;
e. memberikan masukan, saran, atau tanggapan ataslaporan keuangan dan laporan kinerja BLUD kepadapejabat pengelola;
f. melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baikkeuangan maupun non keuangan, sertamemberikan saran dan catatan-catatan pentinguntuk ditindaklanjuti oleh pejabat pengelola BLUD;dan
g. memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaiankinerja.
44 SALINAN
No. 34, 2018
(3) Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugas dankewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2), kepada Gubernur secara berkala paling sedikit1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan dan/atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
Pasal 66
Anggota Dewan Pengawas dapat terdiri dari unsur: a. pejabat Perangkat Daerah yang berkaitan dengan
kegiatan BLUD; b. pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola keuangan
daerah; dan c. tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD.
Pasal 67
(1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkanselama 5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembaliuntuk satu kali masa jabatan berikutnya.
(2) Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelumwaktunya oleh Gubernur.
(3) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebelum masajabatannya berakhir, dilakukan apabila: a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik; b. tidak melaksanakan ketentuan perundang-undangan;c. terlibat dalam tindakan yang merugikan pemerintah
daerah dan BLUD; d. dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan
tindak pidana dan/atau kesalahan yang berkaitandengan tugasnya melaksanakan pengawasan atasBLUD; atau
e. berhalangan tetap.
45 SALINAN
No. 34, 2018
(4) Apabila terdapat anggota Dewan Pengawas yangdiberhentikan sebelum waktunya, dapat dilakukanpenggantian anggota Dewan Pengawas.
(5) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas penggantiditetapkan selama sisa masa jabatan anggota DewanPengawas yang diganti.
Pasal 68
(1) Dewan Pengawas dapat mengangkat seorang SekretarisDewan Pengawas dalam rangka mendukung kelancaranpelaksanaan tugas dan kewajiban.
(2) Sekretaris Dewan Pengawas diangkat oleh pemimpinBLUD atas persetujuan Dewan Pengawas.
(3) Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksudpada ayat (1), bukan merupakan anggota DewanPengawas.
Pasal 69
Segala biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan tugasDewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawasdibebankan pada BLUD.
BAB IXREMUNERASI
Pasal 70
(1) Pejabat pengelola, dewan pengawas, sekretaris dewanpengawas, dan pegawai BLUD dapat diberikanremunerasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
46 SALINAN
No. 34, 2018
(2) Remunerasi BLUD ditetapkan oleh Gubernurberdasarkan usulan yang disampaikan oleh pemimpinBLUD melalui Sekretaris Daerah.
(3) Usulan remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)pada Unit Kerja BLUD dengan persetujuan KepalaPerangkat Daerah.
BAB XPEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 71
(1) Pembinaan BLUD dilakukan oleh Gubernur melaluiSekretaris Daerah.
(2) Pembinaan Keuangan BLUD dilakukan oleh PPKD.
Pasal 72
(1) Pengawasan operasional BLUD dilakukan pengawasinternal.
(2) Pengawas internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan internal auditor yang berkedudukanlangsung dibawah pemimpin BLUD.
Pasal 73Pembinaan dan pengawasan terhadap BLUD, selaindilakukan oleh pejabat pembina dan pengawassebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 dan Pasal 72,dilakukan juga oleh Dewan Pengawas.
BAB XIEVALUASI DAN PENILAIANKINERJA
Pasal 74
47 SALINAN
No. 34, 2018
(1) Evaluasi dan penilaian kinerja BLUD dilakukan setiaptahun oleh Gubernur dan/atau dewan pengawasterhadap aspek keuangan dan non keuangan.
(2) Evaluasi dan penilaian kinerja sebagaimana dimaksudpada ayat (1), bertujuan untuk mengukur tingkatpencapaian hasil pengelolaan BLUD sebagaimanaditetapkan dalam Renstra Bisnis dan RBA.
BAB XIIKETENTUAN PENUTUP
Pasal 75
Peraturan Gubernur ini berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Gubernur ini, denganpenempatannya dalam Berita Daerah Provinsi KalimantanBarat.
Ditetapkan di Pontianakpada tanggal 25 Juni 2018
Pj. GUBERNUR KALIMANTANBARAT
T.T.D
DODI RIYADMADJI
Diundangkan di Pontianak pada tanggal 25 Juni 2018
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT,
48 SALINAN
No. 34, 2018
T.T.D
M. ZEET HAMDY ASSOVIE
BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN2018 NOMOR 34
49 SALINAN