9
4. Pengertian, hakikat, dan tujuan disyari’atkannya puasa, serta hubungan antara puasa dengan keimanan seseorang. 4.1 Pengertian dan hakikat puasa Terdapat berbagai pendapat terkait pengertian dan hakikat dari ibadah puasa, diantaranya adalah sebagai berikut : - Puasa dalam agama Islam berarti mencegah seorang muslimin dewasa (mukallaf) dari makan, minum dan bersetubuh, mulai dari terbitnya fajar, sampai terbenamnya matahari, sepanjang bulan Ramadhan, dan harus dibarengi dengan niat puasa. Allah telah mewajibkan puasa kepada semua kaum muslimin, sebagaimana Allah mewajibkannya kepada umat-umat sebelum mereka. Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. 2 : 188). Rasulullah SAW telah menuturkan bahwa puasa adalah salah satu rukun Islam yang lima. Kemudian beliau menjelaskan bahwa orang yang meninggalkan puasa berarti melakukan perbuatan dosa besar. Untuk itu beliau bersabda : صامه له وان ر ك ه وم الد ص ه ض ق ي م ل رض م ولا ضه خ ر ر ي غ ن م ان ض م ر ن م وما ي ر ط ف/ ا ن م“Barangsiapa yang berbuka sehari dalam bulan Ramadhan, tanpa ada rukhshah (kemurahan) atau sakit, maka tak akan cukup puasa selama setahun penuh untuk membayarnya. (Hadits riwayat Turmudzi) Puasa adalah peperangan melawan kejahatan metafisik,yaitu hawa nafsu dan penyakit penyakit hati.Puasa ini termasuk sulit dilakukan,karena musuh kita yang sebenarnya kebanyakan beeraada dalam diri kita sendiri.oleh karena itu,dalam puasa ini terjadi peperangan yang maha dahsyat antara hamba dan hawa nafsunya. - Puasa secara bahasa adalah menahan diri dari sesuatu. Sedangkan secara terminologi, adalah menahan diri pada siang hari dari berbuka dengan disertai niat berpuasa

nomor 4

  • Upload
    nersava

  • View
    212

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nomor 4

Citation preview

4. Pengertian, hakikat, dan tujuan disyariatkannya puasa, serta hubungan antara puasa dengan keimanan seseorang.

4.1 Pengertian dan hakikat puasaTerdapat berbagai pendapat terkait pengertian dan hakikat dari ibadah puasa, diantaranya adalah sebagai berikut : Puasa dalam agama Islam berarti mencegah seorang muslimin dewasa (mukallaf) dari makan, minum dan bersetubuh, mulai dari terbitnya fajar, sampai terbenamnya matahari, sepanjang bulan Ramadhan, dan harus dibarengi dengan niat puasa.Allah telah mewajibkan puasa kepada semua kaum muslimin, sebagaimana Allah mewajibkannya kepada umat-umat sebelum mereka. Allah telah berfirman dalam Al-Quran:Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. 2 : 188).

Rasulullah SAW telah menuturkan bahwa puasa adalah salah satu rukun Islam yang lima. Kemudian beliau menjelaskan bahwa orang yang meninggalkan puasa berarti melakukan perbuatan dosa besar.Untuk itu beliau bersabda :

Barangsiapa yang berbuka sehari dalam bulan Ramadhan, tanpa ada rukhshah (kemurahan) atau sakit, maka tak akan cukup puasa selama setahun penuh untuk membayarnya.(Hadits riwayat Turmudzi)

Puasa adalah peperangan melawan kejahatan metafisik,yaitu hawa nafsu dan penyakit penyakit hati.Puasa ini termasuk sulit dilakukan,karena musuh kita yang sebenarnya kebanyakan beeraada dalam diri kita sendiri.oleh karena itu,dalam puasa ini terjadi peperangan yang maha dahsyat antara hamba dan hawa nafsunya. Puasa secara bahasa adalah menahan diri dari sesuatu. Sedangkan secara terminologi, adalah menahan diri pada siang hari dari berbuka dengan disertai niat berpuasa bagi orang yang telah diwajibkan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.Detailnya, puasa adalah menjaga dari pekerjaan-pekerjaan yang dapat membatalkan puasa seperti makan, minum, dan bersenggama pada sepanjang hari tersebut (sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa diwajibkan atas seorang muslim yang baligh, berakal, bersih dari haidl dan nifas, disertai niat ikhlas semata-mata karena Allah ta'aala. Adapun rukunnya adalah menahan diri dari makan dan minum, menjaga kemaluannya (tidak bersenggama), menahan untuk tidak berbuka, sejak terbitnya ufuk kemerah-merahan (fajar subuh) di sebelah timur hingga tenggelamnya matahari. Firman Allah swt : "Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar". (Al-Baqarah: 187).Ibn 'Abdul Bar dalam hadis Rasulullah saw "Sesungguhnya Bilal biasa azan pada malam hari, maka makan dan minumlah kamu sampai terdengarnya azan Ibn Ummi Maktum", menyatakan bahwa benang putih adalah waktu subuh dan sahur hanya dikerjakan sebelum waktu fajar". Puasa merupakan terjemah darishoum(bahasa Arab) yang berarti menahan diri dari sesuatu. Sedangkan menurut istilah puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dimulai dari terbit fajar (subuh) sampai terbenam matahari (maghrib). Pengertian puasa ini telah diterangkan dalam firman Allah surat Al-Baqarah (2) ayat 187:Artinya: Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.(Q.S Al-Baqarah [2]: 187)Dalam Islam ada beberapa macam puasa, yang paling kita kenal adalah puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi yang memenuhi syarat wajib. Kewajiban ini beradasarkan firman Allah:Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa(Q.S. Al-Baqarah [2]: 183)

4.2 Tujuan disyariatkannya puasaSetiap muslim diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Tujuan dilaksanakannya ibadah puasa ramadhan adalah untuk membentuk hambah-hambah yang muttaqin, sebagaimana diisyaratkan oleh Allah Swt dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah {2} ayat 183 :

yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu senantiasa bertaqwa"

Dari ayat tersebut, yang menjadi dasar tujuan disyariatkannya puasa adalah agar :1. Mengikuti syariat berpuasa seperti umat terdahulu2. Menambah ketaqwaan kepada Allah sebagaiman firman - NYA

4.3 Hubungan antara puasa dengan iman

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan ke atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS Al-Baqarah :183)

Ayat yang Memuat Panggilan Untuk Mereka Yang BerimanAllah swt memanggil pada permulaan ayat di atas :yaa ayyuhalladziina aamanuu (Wahai orang-orang yang beriman).Ini bukan sebarang panggilan kerana yang memanggil adalah Allah swt, Pencipta alam semesta.Semua makhluk bergantung kepadaNya. Tidak ada yang boleh berlepas diri dariNya. Maka siapa yang mengaku dirinya sebagai hambaNya hendaklah segera bergerak memenuhi panggilan ini.Allah swt dalam panggilan tersebut tidak menyebutkan kriteria yang bersifat duniawi.Dengan kata lain, Allah swtTIDAKberfirman:yaa ayyuhal aghniyaa(Wahai orang-orang yang kaya), wahai orang-orang yang berkedudukan tinggi dan sebagainya, melainkan yang Allah swt panggil adalah mereka yang beriman sahaja.Mengapa demikian?Sebenarnya ada beberapa rahsia yang tersimpan, di antaranya ialah:

PERTAMA: Bahwa dengan menyatakan keimanannya, seseorang mempunyai kedudukan tersendiri di sisi Allah swt. Allah swt sangat bangga dengan hambaNya yang beriman. Oleh kerananya, Allah swt mengundang mereka secara khusus.Di dalam Al-Quran, undanganyaa ayyuhal ladziina aamanuusentiasa Allah swt ulang-ulangkan untuk menggambarkan betapa yang Allah swt anggap sebagai hambaNya hanya mereka yang beriman. Yang tidak beriman tidak termasuk di dalam kategori sebagai hambaNya.

KEDUA: Bahwa kedudukan keduniaan walaubagaimana megah sekalipun, bila tidak disertai oleh iman, Allah swt tidak bangga dengannya. Bahkan Allah swt sangat benci kepada seseorang yang setelah diberi kenikmatan dunia, ia malah berbuat maksiat kepadaNya.Ingatlah Allah swt berfirman:Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakanNya dan diberiNya kesenangan, Maka dia akan berkata, Tuhanku telah memuliakanku. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya Maka dia berkata, Tuhanku menghinakanku. (QS Al-Fajr :15-16)Di sini nampak bahwa ukuran berhasil atau tidaknya seseorang bukan terletak kepada kekayaan atau kemiskinannya, melainkan terletak kepada keimanannya. Oleh yang demikianlah, panggilan Allah swt pada ayat di atas adalah mereka yang beriman kerana kaya dan miskin di sisi Allah swt adalah ujian.Apalah ertinya seseorang itu kaya jika ia tidak beriman dan mentaati Allah swt bahkan semua itu hanyalah kesia-siaan. Sebaliknya sungguh sangat mulialah seseorang sekalipun dalam kedudukan yang sangat miskin tetapi ia beriman dan mentaatiNya dan ia akan tergolong mereka yang Allah swt panggil dalam ayat di atas.

KETIGA: Bahwa untuk melaksanakan ibadah puasa syaratnya haruslah beriman terlebih dahulu. Tanpa iman, ibadah puasa seseorang tidak akan diterima oleh Allah swt. Allah swt hanya mengakui ibadah puasa hambaNya yang beriman. Oleh kerana itulah, dalam banyak hadits Rasulullah saw, sentiasa menyebutkan kataiimaanan wahtisaaban, untuk menunjukkan bahwa ibadah yang Allah swt terima adalah berdasarkan iman dan harapan atas ridhaNya.Marilah kita semak beberapa hadits berikut :Sesiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan harapan akan ridhaNya, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari dan Muslim)Dalam hadits lain disebutkan :Sesiapa yang menegakkan solat malam Ramadhan dengan penuh keimanan dan harapan akan ridhaNya, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Muslim)Secara khusus mengenai solat pada malam Al Qadr pula, Rasulullah saw bersabda :Sesiapa yang menegakkan solat malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan harapan akan ridhaNya, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari dan Muslim)

Puasa membuat bulan Ramadhan menjadi berkah dalam keimananSetelah memanggil orang-orang beriman denganyaa ayyuhalladziina aamanuu, Allah swt menegaskan :kutiba alaikumush shiyaam(diwajibkan ke atasmu berpuasa).1. Apakah hubungan puasa dengan iman?2. Mengapa hanya orang beriman yang diwajibkan berpuasa?3. Apakah puasa Ramadhan merupakan bukti keimanan seseorang?

PERTAMA :Ketika seseorang beriman kepada Allah swt, seharusnya ia sedar bahwa Allah swt sentiasa bersamaNya. Di dalam dirinya menggelora hakikat keagunganNya. Setiap disebut namaNya hatinya bergetar penuh ketakutan.Allah swt berfirman :Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang apabila disebut nama Allah, gementarlah hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (kerananya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS Al Anfaal : 2)Dengan keimanan, seluruh kegiatan sehariannya sentiasa dalam rangka mentaatiNya. Tidak ada perbuatan sekecil apapun yang ia lakukan kecuali dengan petunjukNya.Ia menjauhi sama sekali dari apa sahaja yang disebut kemaksiatan. Baginya, kemaksiatan adalah bencana yang tidak hanya menghancurkan harga dirinya melainkan juga menjadi sumber malapetaka bagi kemanusiaan di muka bumi.Kesedaran ini membuatnya sangat berhati-hati dalam bersikap, jangan sampai langkahnya terjerumus ke dalam kemaksiatan sehingga yangsyubuhat(samar-samar) pun ia jauhi kerana dari yangsyubuhatakan lahir daya tarikan kepada yang haram.Puasa adalah ibadah menahan diri dari yang halal. Dari sini nampak betapa hakikat puasa adalah sebagai benteng supaya pelakunya terhindar dari yang haram kerana kebiasaan menahan diri dari yang halal akan membangunkan lapisan-lapisan baja yang menjaganya supaya tidak terjatuh kepada perkara yang Allah swt haramkan.Perhatikan betapa untuk menegakkan puasa, seseorang mesti mempunyai iman kerana hanya dengan iman yang jujur seseorang akan benar-benar merasakan lazatnya puasa. Tanpa kesedaran iman, puasa akan menjadi suatu bebanan. Di saat orang-orang berbahagia dengan puasa, ia malah merasa sempit hatinya dengan puasa.

KEDUA :Ketika seseorang melakukan puasa, ia sedang berjuang menutup segala pintu yang selama ini syaitan selalu masuk darinya.1. Pintu nafsu makan ia tutup di mana ramai di antara manusia yang mengambil benda-benda yang haram hanya kerana nafsu makan.2. Pintu nafsu permusuhan juga ia tutup di mana selama ini banyak berlaku konflik saling menyakiti, saling menjatuhkan, saling menzalimi bahkan tidak jarang pula saling membunuh di antara manusia adalah kerana nafsu ini. Lidahnya ia tahan dari perbuatan yang keji. Setiap ada orang yang mengajaknya bertengkar, ia menjawab:Maaf saya sedang berpuasa.3. Pintu nafsu seks pun ia tutup di mana selama ini ramai manusia yang terjerumus ke dalam dosa-dosa kerana nafsu ini. Perhatikan betapa puasa mencerminkan hakikat perlawanan yang dahsyat seorang hamba Allah swt terhadap syaitan.Di dalam dirinya menggelora semangat untuk tidak tunduk kepada syaitan, bilapun dan di manapun ia berada. Ia sedar bahwa syaitan adalah musuhnya.Allah swt berfirman :Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), kerana sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS Al-Fathir : 6)Ketika seseorang masuk ke medan pertarungan melawan syaitan, bererti ia masuk ke dalam pertempuran yang tidak akan pernah berakhir. Dalam rangka ini ia mesti mempunyai bekalan iman yang kukuh kerana jika imannya lemah ia tidak akan mampu untukistiqamah.Maka ketika Allah swt memanggil di awal ayat ini :yaa ayyuhalladziina aamanuu,itu maksudnya adalah orang-orang yang benar-benar jujur dalam imannya bukan orang-orang munafik yang pura-pura beriman kerana tidak mungkin seseorang yang tidak jujur dalam imannya boleh melaksanakan ibadah puasa dengan jujur.Dari sini nampaklah rahsia firman Allah swt dalam hadits Qudsi:Semua amal anak Adam itu untuk dirinya kecuali puasa, itu untukKu dan Aku akan memberikan langsung pahalanya. (HR Bukhari)Perhatikan betapa puasa merupakan bukti kejujuran iman seseorang sehingga Allah swt mengagungkannya dan terlibat secara langsung untuk memberikan pahala kepada pelakunya.

KETIGA :Puasa Ramadhan adalah merupakan salah satu tiang ajaran Islam. Untuk menegakkan tiang ini secara kukuh, tidak mungkin dilakukan oleh seseorang yang tidak mempunyai iman atau pura-pura beriman.Allah swt Maha Mengetahui, benar-benar tahu siapa di antara manusia yang benar-benar patut diundang untuk menegakkan tiang ini. Itulah mereka yang benar-benar beriman kepada Allah swt secara jujur dan kerana itulah, Allah swt panggil mereka dengan :yaa ayyuhalladziina aamanuu.Perhatikan bentuk panggilan ini di mana Allah swt memanggil mereka hanya dengan kualiti keimanannya, bukan yang lain-lain. Ini menunjukkan bahwa yang Allah swt inginkan dari manusia melalui puasa ini adalah bagaimana ia benar-benar beriman kepada Allah swt secara kukuh dan jujur.Iman yang menghidupkan jiwanya sehingga ia sentiasa merasa bersama Allah swt. Bukan iman yang semata-mata diucapkan dengan lisan, diiklankan di sepanduk-sepanduk atau tayangan televisyen sementara hatinya tidak pernah menikmati lazatnya iman tersebut.Ya Allah, kami menyahut seruanMu untuk melaksanakan ibadah puasa ini yang juga merupakan ibadah kesinambungan dari umat-umat sebelum kami. Kurniakanlah di dalam hati kami, keimanan yang mendalam serta niat hanya mengharapkan keridhaanMu sehingga kami dapat melaksanakan puasa ini semata-mata keranaMu dan mendapat balasan yang terus dariMu.

Sumber Referensi :http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1024:pengertian-puasa&catid=14:fikih-siyamhttp://softilmu.blogspot.com/2013/12/pengertian-puasa.htmlhttp://islamiwiki.blogspot.com/2012/04/pengertian-puasa-danhukumnya.html#.UzWOEKh_s4Ihttp://aiqonganteng.blogspot.com/http://ruangtarbawi.blogspot.com/2011/08/iman-asas-puasa.htmlhttp://alquranalhadi.com/index.php/kajian/tema/1035/tujuan-disyariatkan-puasahttp://islamylife.blogspot.com/2007/11/tujuan-disyariatkan-ibadah-puasa.htmlhttp://hairiah72.blogspot.com/2012/02/tujuan-disyariatkan-berpuasa.html