Upload
others
View
11
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Nomor : LAP - 09/PW22/2015 Tanggal : 23 Januari 2015
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 Pengantar
PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
izin dan rahmat-Nya penyusunan ”Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Bali Tahun 2014” dapat
diselesaikan dengan baik. Laporan ini merupakan wujud pertanggungjawaban
Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
pengawas keuangan dan pembangunan serta berkaitan dengan terselenggaranya
kepemerintahan yang baik (good governance).
Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Perwakilan
BPKP Provinsi Bali dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya yang mengacu
kepada Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2014 sebagai penjabaran lebih lanjut dari
Rencana Strategis (Renstra) BPKP 2010-2014.
Berkat kebersamaan dan kedisiplinan yang tercermin serta kerja keras dari
seluruh jajaran dan optimalisasi seluruh sumber daya yang ada, program dan
kegiatan dapat dilaksanakan dengan capaian kinerja yang cukup memuaskan. Hal
ini menjadi modal dasar peningkatan pelaksanaan tugas dan fungsi sehingga
sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara lebih optimal dan
berkelanjutan untuk mengatasi tantangan di masa yang akan datang.
Laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan
akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun demikian setidaknya masyarakat dan
berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil
capaian kinerja yang telah dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali. Kami
mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk lebih meningkatkan kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Bali.
ii
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 DaftarIsi
iv
DAFTAR ISI
HalamanKata Pengantar iiDaftar Isi ivRingkasan Eksekutif vi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi 1 B. Aspek Strategis Organisasi 3 C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi 4 D. Struktur Organisasi 6 E. Sistematika Penyajian 10 BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 11 A. Rencana Strategis 2010-2014 11 1. Pernyataan Visi 11 2. Pernyataan Misi 16 3. Tujuan 17 4. Sasaran Strategis 18 5. Indikator Kinerja Utama 19 6. Program dan Kegiatan 21 B. Perjanjian Kinerja 23 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 30 A. Capaian Kinerja 30 Sasaran Strategis 1 33 Sasaran Strategis 2 44 Sasaran Strategis 3 48 Sasaran Strategis 4 52 Sasaran Strategis 5 60 Sasaran Strategis 6 64 Sasaran Strategis 7 67 Sasaran Strategis 8 79 B. Realisasi Anggaran 81 BAB IV PENUTUP 82 Lampiran:
1. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Bali
2. Perbandingan Realisasi IKU TaHUN 2013 dan Tahun 2014 dengan Target Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Bali
3. Perkembangan Target, Realisasi, dan Capaian IKU dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Bali
4. Capaian Kinerja Kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2014
5. Perbandingan Realisasi Output 2014 dengan Realisasi Output 2013 dan Target Output 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Bali
6. a. PD Tahun 2010-2013 di Opini BPK-RI Perwakilan Bali atas LK
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 DaftarIsi
v
elah Memiliki Peraturan Kepala Daerah SPIP Daftar Nilai GCG BUMN
Daftar Opini dan Auditor pada BUM
Wilayah Provinsi Bali b. Pemda yang Tc. d. Daftar Kinerja BUMN e. D
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 RingkasanEksekutif
RINGKASAN EKSKUTIF
erwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi
Bali telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang
memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator
kinerja dan target yang akan dicapai sebagai acuan dalam penyusunan
Kebijakan Pengawasan (Jakwas) dan Penetapan Kinerja (Tapkin) setiap tahun.
PVisi Perwakilan BPKP Provinsi Bali mengacu pada visi BPKP adalah menjadi Auditor
Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas
Keuangan Negara yang Berkualitas di wilayah Provinsi Bali sebagai auditor, dengan
empat misi, yaitu: (1) Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN; (2)
Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; (3)
Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten; (4) Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang
andal bagi presiden/pemerintah.
Dalam mencapai visi dan misi tersebut, BPKP menetapkan enam tujuan strategis yang
akan dicapai dalam Tahun 2010-2014, yaitu (1) meningkatnya kualitas akuntabilitas
keuangan Negara; (2) meningkatnya tata pemerintahan yang baik; (3) terciptanya iklim
yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan
keuangan Negara; (4) tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian
intern pemerintah; (5) meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah
yang profesional dan kompeten; dan (6) terselenggaranya sistem dukungan
pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah.
Untuk mencapai tujuan strategis di atas, BPKP telah merumuskan sasaran strategis.
Dan sebagai tindak lanjut atas surat Menteri PAN dan RB Nomor B/3293/M.PAN-
RB/11/2012 tanggal 30 November 2012 tentang hasil evaluasi atas Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) BPKP, dalam Tahun 2012 BPKP melakukan
penyesuaian Sasaran Strategis dengan menetapkan delapan Sasaran Strategis.
Perumusan kembali sasaran strategis diikuti dengan penyesuaian Indikator Kinerja
vi
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 RingkasanEksekutif
Utama (IKU) dan penetapan IKU dominan sebagai dasar pengukuran capaian sasaran
strategis.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPKP Tahun 2014 ini
merupakan salah satu media yang menunjukkan kesiapan Perwakilan BPKP Provinsi
Bali untuk mampu menjawab pertanyaan atas pencapaian kinerja Tahun 2014. LAKIP
ini juga sebagai alat kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju
terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas.
Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2014
menunjukkan bahwa sebanyak enam dari delapan sasaran strategis BPKP telah
tercapai, sementara dua sasaran strategis belum sepenuhnya tercapai.
Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan IKU yang menggambarkan
peran Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam memberikan nilai tambah bagi
stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi pengukuran atas
realisasi 11 IKU yang paling mempengaruhi capaian sasaran strategis (IKU dominan)
dari 36 IKU.Pengukuran kemudian dilanjutkan dengan analisis, khususnya terhadap
IKU yang menyimpang jauh dari targetnya. Realisasi pencapaian delapan sasaran
strategis tersebut di atas, adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Capaian sasaran strategis Tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian dua IKU dominan,
dengan realisasi sebagai berikut:
a. Instansi Pemerintah Pusat (IPP) yang mendapat pendampingan penyusunan
laporan maupun pendampingan reviu sebanyak 11 satker atau 100,00% dari
target sebanyak 11 satker yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali,
atau mencapai 105,26% dari target sebesar 95%.
b. Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang laporan keuangannya memperoleh opini
minimal WDP sebanyak 8 dari 10 IPD yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Bali, atau mencapai 88,89%, dari target sebesar 90%. Tidak tercapainya
IKU ini disebabkan adanya penurunan opini atas hasil pemeriksaan laporan
vii
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 RingkasanEksekutif
keuangan pada dua Pemda dari tahun sebelumnya dengan opini dibawah WDP
karena permasalahan aset. BPKP Perwakilan Bali telah melakukan upaya untuk
mencapai IKU tersebut berupa implementasi SIMDA, penyusunan action plan
terhadap hasil pemeriksaan BPK RI, pengelolaan aset, reviu laporan keuangan,
PBJ/APBD/SAKIP/LKPJ dan bimtek lainnya pada Pemerintah Provinsi Bali dan 9
Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. Namun opini atas laporan keuangan
Pemda bukan sepenuhnya menjadi kendali BPKP.
2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Capaian sasaran strategis Tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang
ditindaklanjuti”. Pada Tahun 2014, jumlah saran yang telah ditindaklanjuti sebanyak 4
saran atau 80,00% dari 5 saran yang disampaikan. Dibandingkan dengan targetnya
sebesar 75,00% maka capaian IKU Tahun 2014 sebesar 106,67%.
3. Terselenggaranya SPM pada 10 IPD dan Terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Capaian sasaran strategis Tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian dua IKU dominan,
dengan realisasi sebagai berikut:
a. Capaian IKU “Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar
Pelayanan Minimal”. Pada Tahun 2014 IPD di Provinsi Bali yang telah
mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaan adalah sebanyak 3 IPD
atau 100,00% dari jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan. Dibandingkan
dengan target sebesar 85%, capaian IKU ini pada Tahun 2014 sebesar 117,65%.
b. Capaian IKU “Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi
GCG/KPI”,dalam Tahun 2014, BUMN/BUMD/BUL/BLUD di Provinsi Bali yang
dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak sepuluh atau 100%
dari target PKPT sebanyak sepuluh instansi. Bila dibandingkan dengan target IKU
sebesar 65%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar 120,00%.
viii
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 RingkasanEksekutif
4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Capaian sasaran strategis Tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Kelompok Masyarakat yang mendapatkan sosialisasi Program Anti Korupsi ”, yang
diukur berdasarkan jumlah kelompok masyarakat yang mendapatkan sosialisasi
Program Anti Korupsi sebanyak delapan kelompok masyarakat, atau 100,00% dari
target sebanyak delapan kelompok masyarakat.
5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%K/L/Pemda
Capaian sasaran strategis Tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008” diukur
dengan menghitung jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda.
Pada Tahun 2014, sebanyak dua pemda yang mendapat opini WTP atau 20% dari
10 pemda, dengan capaian 33,33% atas target sebesar 60%. Namun secara rata-
rata capaian IKU sasaran strategis tersebut mencapai 84,44%.
Belum tercapainya realisasi IKU dominan tersebut antara lain disebabkan:
a. Pemda masih mengandalkan bimbingan BPKP dalam menerapkan sosialisasi
pedoman/petunjuk teknis dan asistensi penyelenggaraan SPIP.
b. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional instansi,
namun baru pada tahap pengembangan infrastruktur pengendalian, berupa
diagnostic assessment, pemetaan risiko dan penetapan serta pengembangan
kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP).
c. Turunnya opini BPK atas laporan keuangan pada salah satu Pemda yaitu
Pemerintah Daerah Kabupaten Badung yang Tahun sebelumnya WTP menjadi
Tidak Wajar (TW).
6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda
Capaian sasaran strategis Tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Persentase Pemda yang dilakukan asistensi Penerapan Jabatan Fungsional
ix
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 RingkasanEksekutif
Auditor” dengan pengukuran berdasarkan jumlah Pemda yang dilakukan asistensi
penerapan JFA dibandingkan jumlah seluruh Pemda
Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melakukan asistensi penerapan Jabatan
Fungsional Auditor (JFA) pada delapan Pemda yaitu Kabupaten Badung, Kabupaten
Klungkung, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Gianyar,
Kabupaten Bangli, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Buleleng atau 80% dari seluruh
Pemda di Provinsi Bali atau 100% dari target sebesar 80%.
7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
Capaian sasaran strategis Tahun 2014 ditunjukkan oleh dua IKU dominan, dengan
realisasi sebagai berikut:
a. IKU “Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi”, diukur
dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan PKPT dibandingkan
dengan target penugasan pengawasan dalam PKPT, dengan target Tahun 2014
sebesar 90%.
Realisasi IKU pada Tahun 2014 sebesar 97,13% atau mencapai 107,92% dari
target.
b. IKU “Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP”
diukur hasil reviu Inspektorat terhadap laporan keuangan perwakilan. Pada Tahun
2014 Inspektorat tidak melakukan reviu atas laporan keuangan Perwakilan BPKP
Provinsi Bali. Realisasi IKU dianalogikan dengan 100% jika predikat opini BPK RI
adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) karena laporan keuangan perwakilan
merupakan dukungan laporan keuangan BPKP. Pada Tahun 2014, opini dari BPK
RI atas Laporan Keuangan BPKP Tahun Anggaran 2013 adalah WTP sehingga
mencapai 100% dari target.
8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan
Capaian sasaran strategis Tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU “Jumlah Sistem
Informasi yang Dimanfaatkan Secara Efektif”, diukur berdasarkan Jumlah sistem
x
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 RingkasanEksekutif
informasi yang dimanfaatkan dibagi dengan jumlah sistem informasi yang wajib
dimanfaatkan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN,
RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG)
Realisasi IKU Tahun 2014 sebanyak 10 sistem informasi mencapai 100% dari target
sebanyak 10 sistem informasi
Keseluruhan program yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Bali pada Tahun
2014 menggunakan dana sebesar Rp20.675.156.000,00 atau 95,87% dari anggaran
sebesar Rp21.565.243.000,00 yang disediakan oleh DIPA BPKP dan Dana Pihak
Ketiga sebesar Rp1.305.707.000,00.
Penggunaan Dana Pihak Ketiga
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi BPKP yang bersifat consulting atas permintaan
Pihak Ketiga (Mitra Kerja), BPKP menggunakan dana dari mitra kerja dalam
melaksanakan kegiatan dalam upaya peningkatan akuntabilitas pengelolaan leuangan
negara/daerah dan BUMD sesuai dengan kebijakan penggunaan dana Pihak Ketiga
yang diatur melalui SK kepala BPKP dan diatur lebih lanjut oleh deputi teknis yang
bersangkutan dengan rincian sebagai berikut:
No Bidang Realisasi Dana Pihak Ketiga
1. Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat 637.324.000,00
2. Akuntabilitas Pemerintah Daerah 350.920.000,00
3. Akuntan Negara 317.463.000,00
Jumlah Rp1.305.707.000,00
Secara umum sebagian besar sasaran strategis dalam Tahun 2014 telah tercapai
sesuai dengan yang ditargetkan. Namun demikian, masih terdapat beberapa sasaran
strategis dan IKU yang masih belum mencapai target yang ditentukan.
Untuk itu, diperlukan upaya kerja yang lebih keras dan cerdas untuk mengoptimalkan
pencapaian semua sasaran strategis di masa mendatang. Langkah-langkah yang harus
xi
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 RingkasanEksekutif
xii
dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam upaya memperbaiki kinerja antara
lain:
1. Peningkatan penyelenggaraan SPIP pada Pemda, antara lain melalui:
a. Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP, antara
lain untuk penyusunan Rencana Tindak Pengendalian SPIP.
b. Percepatan implementasi SPIP secara integral dalam kegiatan operasional
instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi
termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang wajar.
2. Intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah kelulusan
sertifikasi auditor serta melakukan koordinasi yang intensif sebagai upaya
peningkatan kapabilitas APIP.
3. Mengkaji ulang penetapan target Tahunan IKU yang capaiannya di bawah 100%
untuk penetapan target IKU pada periode Renstra 2015-2019.
4. Pengembangan sistem informasi pengukuran data kinerja sampai dengan capaian
IKU.
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABI–Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan Lembaga
Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) dengan tugas utama membantu Presiden
mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara dan
pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan yang terkait.
BTugas, fungsi, dan wewenang BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan
produk BPKP, struktur organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika penyajian
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2014 lebih lanjut diuraikan sebagai
berikut:
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi
BPKP sebagai aparatur pengawasan internal pemerintah dibentuk berdasarkan
Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 31 Tahun 1983 Tanggal 30
Mei 1983 yang telah diperbaharui dengan Keppres Nomor : 103 Tahun 2001. Dasar
hukum organisasi tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang
terakhir kali adalah dengan terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor:
3 Tahun 2013, tentang Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND). BPKP
adalah LPND yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Presiden
Republik Indonesia.
Sedangkan, Perwakilan BPKP Provinsi Bali adalah unit organisasi yang berada di
daerah dan sebagai institusi perwakilan yang bertanggung jawab langsung kepada
Kepala BPKP.
Dengan ditetapkannya Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 tanggal 26
Agustus 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP, Surat
Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep-06.00.00-286/K/2002 tanggal 31 Mei 2002,
yang terakhir telah diperbaharui dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 11 Tahun
2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan tidak berlaku. Tugas pokok Perwakilan BPKP Provinsi Bali
sebagaimana peraturan peraturan terbaru tersebut, yaitu:
1
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABI
a. melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan/atau daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b. melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara; c. melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan
atau atas permintaan Kepala Daerah; d. melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) pada wilayah kerjanya; dan e. melaksanakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang
pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
TUGAS
Sedangkan fungsi yang diselenggarakan meliputi :
a. penyiapan rencana dan program;
b. pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP;
c. pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah
dan pengurusan barang milik/ kekayaan pemerintah daerah atas permintaan
daerah;
d. pengawasan atas penyclenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat
strategis dan/atau lintas kementerian/ lembaga/wilayah;
e. pengawasan terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara di wilayah
kerjanya;
f. pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi
pernerintah;
g. pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan daerah;
h. pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan Negara/daerah,
BUMN/BUMD, dan kinerja instansi Pernerintah Pusat/Daerah/BUMN/BUMD;
i. pengawasan terhadap badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di
dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah
atas perrnintaan pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil dan
kontrak kerja sarna, dan pinjarnan/bantuan luar negeri yang diterima
pemerintah pusat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
j. evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan
akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik negara, badan-badan lain yang
2
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABI
di dalamnya terdapat kepentingan pernerintah, dan badan usaha milik daerah
atas permintaan pemangku kepentingan, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-perundangan;
k. audit investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang rnerugikan keuangan
negara, badan usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya
terdapat kepentingan pernerintah, pengawasan terhadap hambatan
kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan audit dalam rangka
penghitungan kerugian keuangan Negara serta pernberian keterangan ahli
kepada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya sesual dengan
ketentuan peraturan perundang-perundangan;
l. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta
pengendalian mutu pengawasan; dan
m. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.
B. Aspek Strategi Organisasi
Untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan dalam rangka mendukung terwujudnya Rencana
Strategis (Renstra) BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah menyusun Rencana
Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014. Renstra tersebut memuat visi, misi, tujuan,
sasaran strategis, program, dan kegiatan yang dilakukan dalam Tahun 2010-2014 berikut
target output dan outcome yang akan dicapai.
Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2010-2014 telah mengalami perubahan
karena adanya perubahan wilayah kerja maupun diselaraskan dengan perubahan
Renstra BPKP sehubungan dengan adanya mandat baru BPKP seiring dengan terbitnya
PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada
tanggal 28 Agustus 2008. Dengan adanya mandat baru yang diemban BPKP yakni
sebagai Auditor Presiden yang memiliki tugas melakukan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi
pemerintah ditindaklanjuti dengan reposisi dan revitalisasi BPKP dimana BPKP harus
dapat menunjukkan paradigma baru melalui unjuk kerja yang optimal sebagai Auditor
Presiden sehingga peran BPKP semakin nyata dalam membantu pemerintah
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
3
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABI
Dalam rangka mencapai visi dan misi, Perwakilan BPKP Provinsi Bali menyusun strategi
yang menggambarkan domain BPKP dalam akuntabilitas keuangan negara meliputi :
1. Capacity Building (Expertise)
Berperan mendukung manajemen pemerintahan yang profesional mencakup
pelaksanaan pengawasan intern, pembinaan dalam rangka penguatan sistem
pengendalian intern, dan peningkatan SDM.
2. Current Issues
Tanggap terhadap issue-issue terkini tentang pelaksanaan program-program
strategis nasiomal yang bersifat makro dan lintas kementerian dan berkaitan dengan
kepentingan masyarakat banyak.
3. Clearing House
Memberikan masukan atau saran secara akuntabel untuk mendukung
penyelenggaraan birokrasi pemerintah yang tertib, ekonomis, efisien, efektif , dan
penegakan hukum yang berkeadilan.
4. Check and Balance
Pengawas internal pemerintah yang kuat dan terkoordinasi dengan baik sehingga
memberikan early warning dan feed back yang benar kepada manajemen
pemerintah.
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi
Sesuai dengan Renstra, BPKP melaksanakan jenis kegiatan pengawasan sebagai
berikut:
1. Pre-emptif
Jenis kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang
diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan
pemberantasan KKN. Sasaran jenis kegiatan ini adalah berkurangnya penyakit
birokrasi yang bersifat laten.
2. Preventif
Jenis kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk
memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi penciptaan
peringatan dini (early warning system) atas proses governance, manajemen risiko,
4
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABI
5
dan pencegahan KKN, berdasarkan pola kemitraan dengan unsur-unsur
manajemen pemerintah. Sasarannya adalah meminimalisasi peluang
berlangsungnya moral hazard di birokrasi.
3. Represif
Jenis kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi perhitungan
kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak diketemukannya indikasi
melawan hukum/tindak pidana korupsi. Sasarannya adalah terungkap dan
terselesaikannya kasus-kasus penyimpangan dan perbuatan melawan hukum.
BPKP telah menghasilkan beberapa produk unggulan yang bermanfaat bagi
pembenahan manajemen pemerintahan. Selain produk untuk pembinaan
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menurut PP 60 Tahun
2008, BPKP juga menghasilkan produk unggulan antara lain:
1. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan;
2. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA);
3. Good Governance di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
4. Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat (Performance Enhancement
Program);
5. Sistem Informasi Akuntansi PDAM;
6. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor
Publik;
7. Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD;
8. Program Pengembangan Internal Control BUMN/BUMD berbasis COSO;
9. Program Anti Korupsi (PAK);
10. Fraud Control Plan (FCP);
11. Management Assessment Center (MAC).
D. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 tanggal 26 Agustus
2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP, Perwakilan BPKP
Provinsi Bali memiliki struktur organisasi sebagai berikut :
Denga
fungsi
Dalam
pegaw
berdas
1. Ber
No
1.2.3.
2. Ber
N
1
n struktur
sehingga t
menjalan
ai sebany
sarkan golo
rdasarkan
o
. Golonga
. Golonga
. GolongaJumlah
rdasarkan
o
1. Pejaba a. Ese b. Ese
organisas
tujuan orga
nkan orga
yak 137
ongan, jaba
Golongan
Ura
an IV an III an II h
Jabatan
at Strukturaelon II – Keelon III – K
i tersebut
anisasi dap
nisasi, Pe
orang (p
atan dan p
aian
Uraian
l: epala PerwaKepala Bagia
LAKIPPER
di atas dih
pat tercapa
erwakilan
er 31 De
pendidikan
n
akilan an Tata Usa
RWAKILANB
harapkan t
ai.
BPKP Pr
esember
yaitu :
Jumlah Des 2014
1311113
137
aha
BPKPPROVIN
terjadi sine
rovinsi Ba
2014), de
per 31 (orang)
3 1 3 7
Pos31 Des
(Ora 11
NSIBALITAH
ergi antar
li didukun
engan kla
%
9,42 81,02 9,42
100,00
sisi s 2014 ng)
HUN2014 BABI
6
lini dan
ng oleh
asifikasi
%
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABI
7
No Uraian Posisi
31 Des 2014 (Orang)
%
c. Eselon IV – Kepala Sub Bagian 2 Sub Jumlah Pejabat Struktural 4 2.90
2. Pejabat Fungsional Auditor (PFA): a. Auditor Madya (Koordinator Pengawasan) 5 b. Auditor Madya 7 c. Auditor Muda 15 d. Auditor Pertama 12 e. Auditor Penyelia 15 f. Auditor Pelaksana Lanjutan 8 g. Auditor Pelaksana 11 h. Auditor dalam pembebasan sementara 1 i. Calon Auditor Pertama 19 j. Calon Auditor Pelaksana 2 Sub Jumlah PFA 95 69.34
3. Tata Usaha: a. Arsiparis 2 b. Analis Kepegawaian 0 c. Pranata Komputer 2 d. Pelaksana Administrasi 32 e. Pengemudi 2 Sub Jumlah Tata Usaha 38 27.54
Jumlah (1 s/d 3) 137 100.00
Menurut peran dan jenjang fungsinya, Pejabat Fungsional Auditor (PFA) yang
terdiri dari 96 orang meliputi:
No Uraian Berdasarkan Peran Posisi
31 Des 2014 (Orang)
%
1. Pengendali Mutu 0 0,002. Pengendali Teknis 12 12,633. Ketua Tim 16 16,844. Ahli - Anggota Tim 10 10,525. Trampil – Anggota Tim 35 36,846. Calon Auditor – Anggota Tim 22 23,16
Jumlah (1 s/d 5) 95 100,00
Dari jumlah Pejabat Fungsional Auditor (PFA) sebanyak 95 orang tersebut terdiri
dari Akuntan 34 orang (35,79%), Ajun Akuntan 39 orang (41,05%), calon auditor
22 orang (23,16%).
3. Ber
N
1234
4. Berd
N
I
1
2
3
4
5
6
7
8
9111111111
rdasarkan
o
1. S2 2. S1/D I3. DIII 4. SLTA
dasarkan P
o.
. Diklat
1 Diklat
2 Diklat
3 Bimtek
4 Diklat
5 Diklat
6 Diklat
7 Diklat
8 Diklat
9 Diklat 0 Diklat 1 Diklat 2 Diklat 3 Diklat 4 Diklat 5 Diklat 6 Diklat 7 Diklat 8 Diklat
05
101520253035
D
Pendidikan
V
Pendidikan
Substansi
Audit Inves
Audit Peny
k Aplikasi K
Kehumasa
Analisis Pe
Audit Foren
Audit Pinja
Audit Opera
SPIP Fraud ContGood CorpKeprotokolManajemenFasilitator SLaporan KeManagemeAudit ProgrPengelolaa
Daltu Da
n
Uraian
Jumlah
n dan Pelat
Jen
i
stigatif
yesuaian Ha
Komputer SI
n
emecahan M
nsik
man dan H
asional
trol Plan (FCporate Govean n Risiko SPIP euangan Peen of Traininram Pembaan BMN dan
alnis K
LAKIPPER
tihan (DIKL
is Diklat
arga,Klaim d
IMDA
Masalah
ibah Luar N
CP) ernace (GCG
emda ng (MOT) angunan n SIMAK BM
KT AT
RWAKILANB
31
LAT)
dan Evaluas
Negeri
G)
MN
T-A AT-
BPKPPROVIN
Posisi Des 2014
1 69 34 33
137
si HKP
-Tr Calon
NSIBALITAH
4 %
0,750,324,824,0
100,00
JumlahPeserta
9
1
3
1
3
4
6
34
26 2 9 1 7 5 1 1 1 1
n A
HUN2014 BABI
8
3 6 2 9 0
h a
Orang
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABI
9
No. Jenis Diklat Jumlah Peserta
19 Diklat Pengelolaan Teknologi Colap Data Menggunakan BIT 1 20 Diklat Evaluasi Kebijakan 7 21 Diklat Pemeriksaan Khusus 1 22 Diklat Penyidikan 12 23 Diklat Penyusunan Laporan Keuangan Daerah 1 24 Diklat Probity Barang dan Jasa 1 25 Diklat Reviu Laporan Keuangan 1 26 Diklat Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 2 27 Diklat Sistem Informasi Rumah Sakit Daerah Pengelolaan
Keuangan (BLUD) 1
28 rainer (TOT) 7 Diklat Training Of T29 Dklat Audit Berbasis Risiko 6 30 Fit and Proper Test 1 31 Pelatihan Ujian Sertifikasi Auditor Forensik 1 32 Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa 10 33 Reviu dan Ujian Sertifikasi CCSA dan CGAP 3 34 TOT Audit Investigasi 1 35 TOT Fasilitator SPIP 8 36 Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) 1 37. Kompetensi Peneliti 2 38. Reviu Certified Internal Audit 1 39. Pengelolaan BMD 1 40. SAKD 1 41. SIA PDAM 4 42. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) 1 43. Certified Forensic Auditor (Cfra) 2 II. Diklat Non Subtansi 1. Bendaharawan - 2. Kesekretariatan 1 3. BMN 1 4. Perpustakaan 1 5. Teknologi Informasi (IIPMS dan Dashboard) 1 6. Kepemimpinan Tingkat IV - 7. Sertifikasi Penjejangan JFA 10 8. Kapita Selekta Pusbin JFA 2 9. Menulis yang Efektif -
10. Persiapan Purnabhakti 1 11. Training Officer Course (TOC) 4 12. Wide Area Network (WAN) 1
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABI
10
E.
Sistematika Penyajian
rovinsi Bali Tahun 2014 melaporkan pencapaian kinerja
selama Tahun 2014. Capaian kinerja 2014 diukur dan dinilai berdasarkan Penetapan
ce
LAKIP Perwakilan BPKP P
Kinerja (Tapkin) Tahun 2014 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi.
Analisis atas capaian kinerja terhadap perjanjian rencana kinerja Tahun 2014
memungkinkan dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performan
gap) sebagai masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir
seperti ini, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja BPKP Tahun 2014
dapat diilustrasikan sebagai berikut ini.
PENDAHULUAN Bab I
Bab IV PENUTUP
Rencana Strategis 2010-2014
Perjanjian Kinerja/Penetapan Kinerja
2014
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Bab II
Bab III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
11
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
erujuk pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Bali melakukan
penajaman tujuan dan sasaran strategis dan merekonstruksi Indikator Kinerja
Utama, sehingga dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis.
Perubahan ini sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/3293/M.PAN-RB/11/2012
tanggal 30 November 2012 tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintaah (AKIP) BPKP. Sasaran dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bali
Tahun 2010-2014 dimodifikasi dengan menambah secara implisit jumlah anggaran
dalam perspektif masing-masing indikator sasaran startegis dengan maksud agar
dapat melakukan penilaian terhadap capaian tujuan dan sasaran strategis.
A. Rencana Strategis 2010-2014
Rencana strategis (Renstra) adalah dokumen perencanaan jangka menengah (5
tahun) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh suatu organisasi.
Perwakilan BPKP Provinsi Bali sebagai suatu instansi, yang merupakan
perpanjangan tangan dari BPKP Pusat, mempunyai tugas mewujudkan Rencana
Strategis yang telah dirumuskan BPKP Pusat. Dalam implementasinya, rencana
strategis 2010-2014 yang telah disusun Perwakilan BPKP Provinsi Bali seoptimal
mungkin dijabarkan mengacu pada rencana strategis BPKP Pusat.
1. Pernyataan Visi
BPKP merupakan aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung
jawab kepada presiden yang harus memiliki kompetensi yang mumpuni dan
dipercaya oleh presiden untuk membantu dan menjalankan fungsi
pengawasan. Oleh karena itu, lingkup pengawasan yang menjadi perhatian
BPKP adalah hal - hal yang bersifat strategis, makro, lintas sektoral, dan
M
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
bersekala nasional. Kegiatan pengawasan difokuskan kepada pengawasan
keuangan negara yang menyentuh rakyat banyak, yang pro growth, pro job,
pro poor, dan pro environment.
Pernyataan Visi mengacu pada hasil Rapat Pimpinan BPKP tanggal 31
Desember 2008 yang telah menyepakati Visi, Misi, dan Values BPKP sesuai
dengan mandat Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah. Visi BPKP adalah:
Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya untuk Mewujudkan
Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas
Pernyataan visi tersebut di atas pada hakekatnya merupakan penegasan jati
diri BPKP sebagai aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang
bertanggung jawab langsung kepada Presiden serta menggambarkan peran
dan manfaat BPKP kepada Presiden ataupun stakeholders lainnya .
Dalam pernyataan visi tersebut di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Sebagai auditor Presiden, BPKP berperan membantu pemerintah dalam
membangun pemerintahan yang baik dan bersih dan peningkatan kualitas
Akuntabilitas Keuangan Negara.
b. Responsif, tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi pemerintah
dan segera memberikan masukan.
c. Interaktif, memperhatikan kepentingan atau kebutuhan stakeholders.
BPKP akan menjalin kemitraan dengan stakeholders dan APIP lain dalam
menjalankan perannya.
d. Terpercaya, adanya kepercayaan akan mendorong stakeholders untuk
memanfaatkan BPKP. Kepercayaan akan timbul jika BPKP terus menjaga
profesionalisme, kompetensi, dan integritas.
Selaras dengan nilai-nilai luhur yang telah dipilih oleh BPKP Pusat yang
diharapkan menjadi kata kunci yang dapat mengilhami seluruh staf BPKP
12
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
13
dalam memaknai visi dan misi BPKP yang baru, nilai-nilai luhur tersebut
adalah : P I O N I R
P : Profesional
I : Integritas
O : Orientasi pada Pengguna N : Nurani dan Akal Sehat
I : Independen R : Responsibel
Profesional : profesional birokrat, kompetensi teknis/sertifikasi,
kepatuhan pada standar profesi dan kode etik ataupun
ketentuan perundang-undangan
Integritas : kejujuran, objektivitas, keberanian, konsistensi, dan
konsekuen
Orientasi pada pengguna
: spirit kewirausahaan
Nurani dan Akal Sehat
: etika pengawasan pada tahapnya yang tertinggi,
minimalisasi distorsi, mengutamakan esensi, nilai untuk
bertindak proporsional
Independen : independen dalam sikap dan penampilan
Responsibel serta akuntabel
: obligation to act – obligation to answer, kewajiban untuk
bertindak sesuai dengan tanggung jawabnya serta
menjelaskan/menjawab apa yang telah dilaksanakan
Selain Nilai luhur yang menjadi tumpuan dalam berkinerja, sejalan dengan
arahan Kepala BPKP dalam berbagai kesempatan, Perwakilan BPKP Provinsi
Bali senantiasa memegang teguh prinsip “5 AS” dalam bekerja. Prinsip ini
diharapkan dijiwai oleh seluruh insan BPKP dalam mengemban tugas pokok
dan fungsinya. Prinsip tersebut adalah:
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
1) Kerja Cerdas
Bekerja cerdas memiliki makna menggunakan seluruh kemampuan dan
kompetensinya dalam melaksanakan tugas. Kecerdasan tidak hanya
terbatas pada kemampuan teknis substantif semata namun juga secara
emosional dan spiritual. Dalam situasi menumpuknya beban kerja,
pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Bali dapat menentukan prioritas
penyelesaian pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu yang
dibutuhkan dan hasil kerja yang diharapkan. Pemikiran lain dalam
memaknai kerja cerdas adalah bagaimana menggunakan kemampuan
berfikir logis, analitis, inovatif, kreatif menggunakan seluruh potensi otak
dan berfikir untuk mewujudkan tujuan dengan alokasi waktu kerja yang
sama atau dengan menggunakan peralatan yang sama.
2) Kerja Berintegritas Pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Bali memegang teguh prinsip
integritas dalam bekerja. Prinsip atau nilai ini mengandung makna bahwa
bekerja berlandaskan pada kejujuran, objektivitas, keberanian,
konsistensi, dan konsekuensi. Kelima unsur dalam integritas tadi
mendorong pegawai bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan
integritas maka pegawai yang memiliki kepintaran atau banyak “akal” tidak
terjebak dalam sikap dan cara padang untuk “minteri” atau ngakali”.
3) Kerja Keras Kerja keras adalah kebalikan dari sifat malas. Prinsip ini merupakan salah
satu kunci dari hidup bahagia di dunia dan akhirat. Kerja keras dalam arti
harfiah, yaitu bekerja sekeras mungkin, hal ini tentu saja tidak cukup.
Sehingga kerja keras harus dibarengi dengan pemanfaatan ilmu, sehingga
bekerja keras dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk
menanggung beban kerja dan tidak mudah pasrah atau kalah sebelum
bertanding untuk mewujudkan tujuan.
4) Kerja Tuntas Tuntas memiliki makna selesai atau paripurna. Oleh karena itu prinsip ini
mendorong pegawai BPKP untuk senantiasa bekerja dengan tuntas
sampai selesai dan tidak setengah-setengah. Ketuntasan ini sangat
14
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
diperlukan dalam mewujudkan peran BPKP yang berorientasi pada
pengguna.
5) Kerja Ikhlas Ikhlas secara sederhana dapat dimaknai dengan menerima tanpa keluh
kesah dan sumpah serapah, padanan dalam bahasa Jawa adalah
“legowo”. Pegawai BPKP diharapkan bekerja dengan ikhlas di tempat
kerja manapun, jenis pekerjaan apapun, sekalipun di luar jam kerja. Hal ini
dijadikan prinsip agar Pegawai BPKP senantiasa siap dengan berbagai
bentuk penugasan dan ditempatkan pada unit kerja BPKP di seluruh
Indonesia.
Dengan demikian maka apapun yang datang pada kita, menyenangkan
atau tidak, kita terima dengan legowo.
Perumusan visi BPKP selain mempertimbangkan nilai luhur dan prinsip dalam
bekerja, juga diarahkan untuk mengakomodasi domain BPKP dalam
pengawasan Akuntabilitas Keuangan Negara. Domain BPKP tersebut
diuraikan dalam rumusan “4 C”, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Capacity Building/Expertise
Domain ini memiliki makna mendukung penyelenggaraan manajemen
pemerintahan yang profesional melalui kegiatan pendidikan pelatihan,
pendampingan, back-up teknis dalam kesinergian dlam rangka capacity
building pengelolaan keuangan negara dan SPIP.
2) Current Issue
Domain ini mendukung sistem akuntabilitas Presiden terkait issue
strategis nasional, lintas sektoral, big fish berisiko tinggi, melalui kegiatan
analisa kebijakan dan evaluasi program, intelligence, scanning dan PR.
3) Clearing House
Domain ini mendukung penyelenggaraan birokrasi pemerintah yang tertib,
3E dan penegakan hukum yang berkeadilan untuk mengeliminasi
kegamangan dan ketakutan para pengelola keuangan negara sehingga
tidak menghambat kelancaran pelaksanaan tugas pembangunan melalui
15
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
fasilitasi, PR, pemahaman perundang-undangan, evaluasi dan auditing,
serta MoU dengan aparat penegak hukum.
4) Check And Balance
Domain ini menunjukkan dukungan BPKP terangka keseimbangan internal
dan eksternal auditor dalam konteks pelunasan terhadap pelaksanaan
tugas melalui kegiatan audit, advokasi, evaluasi, analisis dan PR.
2. Pernyataan Misi
Visi yang telah ditetapkan harus didukung dan dijabarkan melalui misi
sehingga visi tersebut dapat tercapai sesuai harapan. BPKP pada hakekatnya
bertujuan memberikan nilai tambah (value added) melalui dua peran yaitu
aktivitas assurance dan consulting. Adapun misi BPKP adalah sebagai
berikut:
a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas Keuangan
Negara yang mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan bebas
KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali.
b. Membina secara efektif penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali.
c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali.
d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal
bagi auditor/pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali..
Keempat misi tersebut menggambarkan hal-hal yang seharusnya terlaksana,
sehingga hal-hal yang masih abstrak terlihat pada visi akan lebih nyata
terlihat pada misi. Keempatnya pada dasarnya ditetapkan dengan kesadaran
akan perlunya keseimbangan antara pencapaian kinerja yang berorientasi
pada manfaat dari keberadaan BPKP bagi stakeholders-nya dan kinerja-
kinerja aspek pendukung berupa inovasi dan kualitas proses kerja internal
serta peningkatan kapasitas internalnya.
Misi Pertama berkaitan dengan peran BPKP sebagai pengawas intern
pemerintah yang merujuk pada mandat BPKP sesuai Peraturan Pemerintah
16
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
Nomor 60 tahun 2008. BPKP melakukan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas Keuangan Negara atas kegiatan lintas sektoral, kegiatan
kebendaharaan umum negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan
Presiden. Misi ini juga merupakan pengakuan untuk menyerap aspirasi
Presiden selaku shareholder BPKP yang dapat diterjemahkan sebagai tugas
bagi BPKP dalam mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang
baik, meningkatkan kinerja program Pemerintah, dan mewujudkan iklim yang
mencegah KKN. Ketiga aspirasi ini jelas-jelas perpetaannya dengan fungsi
utama auditor internal di bidang good governance, pengelolaan risiko, dan
penerapan sistem pengendalian yang tentu diperlukan guna mengamankan
aset dan mencegah terjadinya kecurangan dan kesalahan sejak dini.
Misi kedua berkaitan dengan peran BPKP sebagai pembina
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang meliputi
kegiatan-kegiatan seperti: Penyusunan pedoman teknis, Sosialisasi SPIP,
Pendidikan dan pelatihan SPIP, serta Pembimbingan dan konsultasi SPIP.
Dengan peran ini diharapkan dapat terlaksana percepatan implementasi SPIP
baik di instansi vertikal maupun pemerintah daerah. Sebagai pembina, BPKP
juga harus mampu memberikan contoh atas penerapan implementasi SPIP.
Misi ketiga berkaitan dengan peran BPKP mengembangkan kapasitas APIP
yang meliputi: Pembinaan kompetensi APIP, Pembinaan JFA, Penelitian dan
pengembangan sistem dan prosedur pengawasan, serta sinergi dengan APIP
lainnya. Pada misi ini lebih ditekankan pada pengembangan kapasitas dan
kemampuan sumber daya manusia baik internal maupun eksternal.
Misi keempat berkaitan dengan peran BPKP dalam menyelenggarakan
dukungan pengambilan keputusan presiden/pemerintah. Secara keseluruhan
BPKP harus mampu menyediakan data dan informasi yang diperlukan dalam
pengambilan keputusan oleh presiden/pemerintah.
3. Tujuan
Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan,
serta berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan
penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau
17
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun, yang
tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut:
a. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah
Perwakilan BPKP Provinsi Bali;
b. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP
Provinsi Bali;
c. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan
pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah
Perwakilan BPKP Provinsi Bali;
d. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali;
e. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali;
f. Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal
bagi Presiden/Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali.
4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang
dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun
waktu lebih pendek dari tujuan. Dengan pengertian ini, sasaran strategis
Perwakilan BPKP Provinsi Bali sebagai implementasi sasaran strategis BPKP
untuk Tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD;
b. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;
c. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi
Pemerintah Daerah (IPD) dan Terselenggaranya Good Governance (GG)
pada 75% BUMN/BUMD;
d. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, dan BUMN/BUMD
dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;
e. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% Pemda;
f. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda;
g. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan
18
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%.
h. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi
Pimpinan.
5. Indikator Kinerja Utama
Indikator Kinerja Utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Bali adalah indikator
yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukan
peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam pengawasan
akuntantabilitas keuangan negara dan keuangan daerah serta pembinaan
penyelenggaraan SPIP.
IKU Perwakilan BPKP Provinsi Bali merupakan ukuran keberhasilan dari
tujuan dan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Bali. IKU tersebut
terbagi dalam dua perspektif. Yang pertama bersifat outward looking, yaitu
perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan
peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam pengawasan akuntabilitas
keuangan negara dan keuangan daerah serta pembinaan penyelenggaraan
SPIP di Provinsi Bali. Perspektif kedua bersifat inward looking yang
menunjukkan manfaat bagi stakeholder internal Perwakilan BPKP Provinsi
Bali. Penetapan indikator tersebut dengan mempertimbangkan tujuan sasaran
strategis dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator ini
digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan
keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran
(output).
IKU Perwakilan BPKP Provinsi Bali dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1.
IKU Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2014
No. Indikator Kinerja Utama Tujuan 1: Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan Negara Perwakilan BPKP Provinsi Bali; Sasaran Strategis 1.1 Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan L/K 2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP 3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini
dukungan Wajar
19
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
20
No. Indikator Kinerja Utama 4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat 5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke
Pusat 6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan
pengambilan keputusan oleh stakeholders 7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Sasaran Strategis 1.2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;
8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
9 Persentase Hasil Pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Tujuan 2 : Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali; Sasaran Strategis 2.1 Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan Terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal 11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI 12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Tujuan 3 : Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali Sasaran strategis 3.1 Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, dan BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;
13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi 14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan
sosialisasi/DA/ asistensi/evaluasi FCP 15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang
berpotensi TPK 16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga 17 Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA 18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang 19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
Tujuan 4 Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali Sasaran strategis 4.1 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% Pemda
20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
21 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
22 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern Tujuan 5 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
21
No. Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA Sasaran Strategis 5.2 Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%.
24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi 25 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP 26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian 27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan
sesuai prosedur 28 Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan
Humas 29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa 30 Persentase pemanfaatan asset 31 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras 32 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat 33 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas 34 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan/atau di-assessment tata kelola
APIP 35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Tujuan 6 Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali Sasaran Strategis 6.1 Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan
36 Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan secara efektif
6. Program dan Kegiatan
Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP
menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi
BPKP dengan program yang ditetapkan oleh Bappenas.
Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang
diterbitkan oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I
pada kementerian atau LPNK melaksanakan program teknis dan program
generik. Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan
kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan
program generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk
mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
(pelayanan internal).
Program BPKP sesuai dengan restrukturisasi program yang dirancang oleh
Bappenas terdiri dari tiga program, yaitu:
• Program Teknis
Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP).
• Program Generik
− Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya-BPKP;
− Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP.
Sedangkan Sub Kegiatan Teknis terdiri dari:
a. Pengawasan atas kegiatan lintas sektoral
b. Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara
c. Pengawasan atas penugasan Presiden
d. Pengawasan atas permintaan stakeholders
e. Reviu LKPD
f. Pengawasan penerimaan negara dan daerah
g. Pengawasan PHLN
h. Assesment atau Evaluasi GCG/KPI/MR
i. Pengawasan investigatif
j. Bimtek, pengembangan sistem pelaporan keuangan
k. Penyusunan pedoman SPIP
l. Sosialisasi SPIP
m. Diklat SPIP
n. Bimbingan Teknis SPIP
Terdapat kegiatan-kegiatan generik yang dilaksanakan pada Perwakilan
BPKP Provinsi Bali berupa :
1. Kegiatan yang berada pada Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP
a. Penyusunan dan evaluasi rencana
b. Pengelolaan kepegawaian dan organisasi
22
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
c. Pengelolaan anggaran dan sistem akuntansi pemerintah
d. Pembinaan hukum dan pengelolaan kehumasan
e. Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan serta
pembayaran gaji/tunjangan
f. Pengawasan internal (inspektorat) BPKP
g. Pendidikan dan pelatihan pengawasan
h. Penelitian dan pengembangan pengawasan
i. Penyelenggaraan sistem dukungan pengambilan keputusan
Pemerintah/Presiden dan internal BPKP
j. Pembinaan JFA dan tata kelola APIP
k. Fasilitasi dukungan manajemen Perwakilan BPKP
2. Kegiatan yang berada pada Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur Negara-BPKP berupa kegiatan Pengadaan dan penyaluran
sarana dan prasarana-BPKP Pusat
B. Perjanjian Kinerja 2014
Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra
Perwakilan BPKP Provinsi Bali dilakukan melalui pengukuran pencapaian
sasaran startegis, dalam hal ini pengukuran IKU. Untuk menguatkan pencapaian
sasaran strategis tersebut disusunlah perjanjian kinerja yang dulu disebut
penetapan kinerja (TAPKIN). Sebagai dokumen pernyataan kinerja berupa
perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja
tertentu, dokumen perjanjian kinerja memuat pernyataan dalam format formulir
yang mencantumkan sasaran strategis, IKU oraganisasi, dan target kinerja.
Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota
organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap sasaran startegis
sesuai dengan IKU yang bersifat outcome.
Perjanjian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2014 yang telah
ditandatangani baru pada target capaian output.
Penetapan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2014 telah menetapkan
target kinerja berupa indikator output dan besaran target output-nya yang akan
23
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja. Indikator kinerja yang menjadi tolok
ukur adalah indikator kinerja input (rencana/anggaran keuangan) dan output.
Target kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut:
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA OUTPUT
TARGET Satuan Jumlah
1 2 3 4 1.1 Meningkatn
ya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
Outcome 1.1.1 Persentase IPP yang mendapat
pendampingan penyusunan laporan keuangan
% 95
1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
% 90
1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
% 82
1.1.4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
% 86.25
1.1.5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
% 68
1.1.6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
% 93.33
1.1.7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 80
Output 1.1.1.1 Laporan Hasil Bimbingan
Teknis/Asistensi Penyusunan LKKL Bidang Perekonomian
Laporan 5
1.1.1.2 Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam
Laporan 13
1.1.2.1 Laporan Hasil Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan LKPD
Laporan 18
1.1.3.1 Laporan Hasil Pengawasan Atas Laporan 23
24
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
25
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA OUTPUT
TARGET Satuan Jumlah
1 2 3 4 Proyek PHLN
1.1.4.1 Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektor Bidang Perekonomian
Laporan 17
1.1.4.2 Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektor Bidang Polsoskam
Laporan 17
1.1.4.3 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah
Laporan 8
1.1.5.1 Laporan Hasil Pengawasan Atas Permintaan Presiden Bidang Perekonomian
Laporan 3
1.1.5.2 Laporan Hasil Pengawasan Atas Permintaan Presiden Bidang Polsoskam
Laporan 19
1.1.5.3 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Keuangan Daerah
Laporan 6
1.1.6.1 Laporan Hasil Pengawasan Atas Permintaan Stakeholder Bidang Perekonomian
Laporan 1
1.1.6.2 Laporan Hasil Pengawasan Atas Permintaan Stakeholder Bidang Polsoskam
Laporan 18
1.1.6.3 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Keuangan Daerah
Laporan 11
1.1.7.1 Laporan Hasil Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan LKBUMD
Laporan 5
1.2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,5%
Outcome 1.2.1 Persentase hasil pengawasan
optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
% 75
1.2.2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
% 86.25
Output 1.2.1.1 Laporan Hasil Pengawasan Atas
Penerimaan Negara Bidang Polsoskam
Laporan 1
1.2.2.2 Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah
Laporan 55
2.1 Terselenggar Outcome
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
26
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA OUTPUT
TARGET Satuan Jumlah
1 2 3 4 anya SPM pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/ BUMD
2.1.1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 85
2.1.2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 65
2.1.3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 55
Output 2.1.1.1 Laporan Hasil Pengawasan atas
Kinerja Pelayanan Publik Laporan 4
2.1.2.1 Laporan Hasil Bimtek/Asistensi GCG/KPI Sektor Korporat
Laporan 10
2.1.3.1 Laporan Hasil Pengawasan Atas Kinerja BUMD
Laporan 12
3.1 Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Outcome 3.1.1 Kelompok Masyarakat yang
mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Kel. Masy 8
3.1.2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/ asistensi/evaluasi FCP
Instansi 4
3.1.3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 3
3.1.4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 84
3.1.5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
% 85
3.1.6 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
% 50
3.1.7 Persentase hasil telaah pengaduan masyarakat
% 10
Output 3.1.1.1 Laporan hasil sosialisasi
masalah korupsi Laporan 6
3.1.2.1 Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Implementasi FCP
Laporan 4
3.1.3.1 Laporan Hasil Kajian Pengawasan
Laporan 1
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
27
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA OUTPUT
TARGET Satuan Jumlah
1 2 3 4 3.1.4.1 Laporan Hasil Audit Investigasi
atas HKP, Klaim, dan Penyesuaian Harga
Laporan 5
3.1.5.1 Laporan Hasil Audit Investigasi, Perhitungan Kerugian Negara, dan Pemberian Keterangan Ahli Atas Permintaan Instansi Penyidik
Laporan 38
3.1.6.1 Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya
Laporan 4
3.1.7.1 Laporan Hasil Reviu terhadap laporan dan pengaduan masyarakat
Laporan 2
4.1 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di K/L, Pemda Sebesar 70%
Outcome 4.1.1 Persentase Pemda yang
menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 60
4.1.2 Jumlah Pemda yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
Pemda/KL
8
4.1.3 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
Pemda/KL
6
Output 4.1.2.1 Jumlah Peserta Diklat SPIP Orang 30 4.1.2.2 Jumlah K/L dan Pemda yang
mendapatkan Konsultasi dan Bimbingan Teknis Penyelenggaraan SPIP
Pemda 7
4.1.1.2 Laporan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang Polsoskam
Laporan 1
4.1.1.3 Laporan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang Keuangan Daerah
Laporan 13
5.1 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
Outcome 5.1.1 Persentase Pemda yang
dilakukan asistensi penerapan JFA
% 80
Output
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
28
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA OUTPUT
TARGET Satuan Jumlah
1 2 3 4 profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda;
5.1.1.1 Sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah
Laporan 4
5.2 Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Outcome 5.2.1 Persentase jumlah rencana
penugasan pengawasan yang terealisasi
% 90
5.2.2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
% 100
5.2.3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala Likert 1-
10
8
5.2.4 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Skala Likert 1-
10
8.5
5.2.5 Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
% 100
5.2.6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
Jumlah Berita
24
5.2.7 Persentase Pemanfaatan asset % 100 5.2.8 Persepsi kepuasan pegawai
perwakilan terhadap layanan sarpras
Skala Likert 1-
10
8.3
5.2.9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
% 80
5.2.10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas
Topik 1
5.2.11 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi 4
5.2.12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala Likert 1-
10
7.6
Output 5.2.1.1 Laporan Dukungan Manajemen
Perwakilan BPKP Laporan 60
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABII–PerencanaandanPerjanjianKinerja
29
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA OUTPUT
TARGET Satuan Jumlah
1 2 3 4 5.2.8.1 Jumlah Sarana Prasarana Unit/M2
/Paket 5
5.2.12.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
Pemda 9
5.2.12.2 Laporan Evaluasi Penerapan Tatakelola APIP Daerah
Laporan 7
6.1
Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
Outcome 6.1.1 Jumlah Sistem Informasi yang
dimanfaatkan secara efektif % 100
Output 6.1.1.1 Seluruh sistem informasi yang
sudah dibangun oleh BPKP Pusat telah dimanfaatkan
Jumlah SI 10
Jumlah Anggaran Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan
Intern dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Rp 4,266,327,000.00
Jumlah Anggaran Kegiatan Fasilitasi Dukungan Manajemen Rp17,134,396,000.00
Jumlah Anggaran Kegiatan Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana Rp 164,520,000.00
Total Anggaran Rp21,565,243,000.00
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pengukuran kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali dilakukan untuk dapat melihat
sejauh mana tercapainya hasil yang diharapkan, yang telah dirumuskan dalam
dalam Renstra dan Rencana Kinerja Tahunan. Pengukuran kinerja dilakukan
dengan menggunakan indikator kinerja yang ditetapkan pada Penetapan Kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2014.
A. CAPAIAN KINERJA
engukuran capaian kinerja Tahun 2014 merupakan bagian dari
penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi
Bali. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja yang diperjanjikan tahun 2014
dan membandingkannya dengan target yang diperjanjikan dalam dokumen
penetapan kinerja Tahun 2014. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan
Tatacara Reviu atas Laporan Jinerja Instansi Pemerintah, yang menitikberatkan
pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran strategis, Perwakilan BPKP Provinsi
Bali telah menyempurnakan rumusan sasaran strategis dengan memilih indikator
kinerja utama (IKU) yang dominan mengacu pada IKU BPKP.
P
Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi IKU
dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam dilakukan
terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali faktor penyebab
sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di Tahun 2014 dan atau
tahun-tahun selanjutnya (performance improvement).
Pengukuran pencapaian sasaran strategis pada Perwakilan BPKP Provinsi Bali
dilakukan dengan asumsi :
1. Pengukuran mengacu pada pengukuran yang dilakukan oleh BPKP secara
keseluruhan, dihitung berdasarkan jumlah IKU dominan yang tercapai dibagi
dengan jumlah IKU dominan.
2. Dalam menghitung capaian kinerja, capaian kinerja sasaran setiap indikator dan
capaian kinerja output dibatasi maksimal 120%. Hal ini dilakukan untuk
30
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
menghindari distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis Perwakilan
BPKP Provinsi Bali dan BPKP secara keseluruhan.
Capaian atas 36 IKU yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis
secara ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat
pada Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama
No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi
Capaian (%)
Tujuan 1. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran Strategis 1.1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD 1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan
penyusunan Laporan Keuangan Persen 95,00 100,00 105,26
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
Persen 90,00 80,00 88,89
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar
Persen 82,00 100,00 120,00
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat
Persen 86,25 100,00 115,94
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke Pusat
Persen 68,00 100,00 120,00
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
Persen 93,33 60,98 65,33
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Persen 80,00 0,00 0,00
Sasaran Strategis 1.2.Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,50% 8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan
negara/daerah yang ditindaklanjuti Persen 75,00 80,00 106,67
9 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
Persen 86,25 100,00 115,94
Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik Sasaran Strategis 2.1. Terselenggaranya SPM pada 10 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
Persen 85,00 100,00 117,65
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/ asistensi GCG/KPI
Persen 65,00 100,00 120,00
12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Persen 55,00 91,67 120,00
Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan negara Sasaran Strategis 3.1. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Kel. Masy 8 8 100,00
31
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
32
No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi
Capaian (%)
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 4 4 100,00
15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK
Instansi 3 2 66,67
16 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
Persen 84,00 83,33 99,21
17 Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA Persen 85,00 100,00 117,65
18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
Persen 50,00 0,00 0,00
19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Persen 10,00 100,00 120,00
Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sasaran Strategis 4.1 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L, Pemda
20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Persen 60,00 20,00 33,33
21 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 8 10 120,00
22 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
IPP/IPD 6 6 100,00
Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten
Sasaran Strategis 5.1. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Persen 80,00 80,00 100,00
Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%
24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
Persen 90,00 97,13 107,92
25 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
Persen 100,00 100,00 100,00
26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala likert 1-10
8,00 7,31 91,33
27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
Skala likert 1-10
8,50 7,80 91,76
28 Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
Persen 100,00 0,00 0,00
29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
Jumlah berita
24 61 120,00
30 Persentase pemanfaatan aset Persen 100,00 100,00 100,00
31 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
Skala likert 1-10
8,30 7,19 86,63
32 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
Persen 80,00 57,14 71,43
33 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Jumlah Topik
1 0 0,00
34 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Jumlah APIP
4 8 120,00
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
33
No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi
Capaian (%)
35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala likert 1-10
7,60 7,42 97,63
Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah Sasaran 6.1. Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Persen 100,00 100,00 100,00
Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis beserta realisasi
anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1.
Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis,
khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap sasaran
strategis serta capaian kinerja kegiatan (output) yang mendukung terhadap capaian
kinerja sasaran. Analisis juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara langsung
mendukung capaian kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap perwujudan
sasaran strategis serta kegiatan yang mendukung. Selain itu, analisis dilakukan
berkaitan dengan kemungkinan tercapainya sasaran tahun terakhir Renstra pada
Tahun 2014. Analisis capaian kinerja sasaran dilakukan melalui perbandingan
realisasi Tahun 2014 dengan realisasi Tahun 2013 sehingga dapat dianalisis
kenaikan/penurunan realisasi setiap IKU. Selain itu, juga dilakukan analisis terhadap
capaian kinerja kegiatan dengan membandingkan capaian output Tahun 2014
dengan capaian Tahun 2013, sebagaimana terinci dalam Lampiran 2.
Analisis terhadap delapan sasaran strategis yang ditetapkan oleh BPKP dan
dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali sebagai alat untuk mewujudkan
tujuan strategis pada akhir masa Renstra mengacu pada Renstra BPKP, disajikan
sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1:
Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/ Lembaga dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Meningkatnya kualitas laporan keuangan pemerintah pusat, kementerian/lembaga,
dan pemerintah daerah merupakan tekad BPKP sebagai perwujudan fungsi
consulting. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
tercapainya sasaran ini adalah pendekatan yang intensif kepada para mitra kerja
BPKP sehingga BPKP dapat melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu
atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang
diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI
minimal WDP. Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam upaya pencapaian sasaran
tersebut melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu laporan keuangan
dukungan terhadap Satker instansi vertikal dan pendampingan penyusunan ataupun
reviu terhadap laporan keuangan Pemda.
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”
diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas laporan
keuangan Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Bersama lima IKU lainnya, realisasi IKU
sasaran strategis Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2012 dan Tahun 2013
serta dikaitkan dengan target Tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1
No. Indikator Kinerja Satuan
Kinerja Kenaikan/(Penurunan) dari Target
Kinerja 2014
Capaian 2014
thd Target
(%) 2012 2013 2014 2012 2013
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan
Persen 100,00 133,33 100,00 0,00 (33,33) 95,00 105,26
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
Persen 100,00 90,00 80,00 (20,00) (10,00) 90,00 88,89
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar
Persen 90,91 100,00 100,00 9,09 0,00 82,00 120,00
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat
Persen 167,39 100,00 100,00 (67,39) 0,00 86,25 115,94
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke Pusat
Persen 154,55 100,00 100,00 (54,55) 0,00 68,00 120,00
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan
Persen 100,00 100,00 60,98 (39,02) (39,02) 93,33 65,33
34
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
35
No. Indikator Kinerja Satuan
Kinerja Kenaikan/(Penurunan) dari Target
Kinerja 2014
Capaian 2014
thd Target
(%) 2012 2013 2014 2012 2013
pengambilan keputusan oleh stakeholders
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Persen 43,75 37,50 0,00 (43,75) (37,50) 80,00 0,00
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis Tahun 2014 tercapai
97,08%. Secara keseluruhan, dengan tujuh IKU, rata-rata capaian sasaran 87,17%.
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan WDP
IKU pertama menunjukkan IKU dominan dalam mendukung pencapaian sasaran
strategis 1 BPKP adalah “Persentase IPP yang mendapat pendampingan
penyusunan Laporan Keuangan” dengan target sebesar 90,00%. IKU tersebut
merupakan dukungan IKU BPKP Pusat, “Persentase Instansi Pemerintah Pusat
(IPP) yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” Dalam
rangka mendukung IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bali proaktif
menjalankan kegiatan sebagai realisasi Memorandum of Understanding (MoU)
untuk membantu pemerintah, antara lain dengan melakukan pendampingan
penyusunan laporan keuangan K/L untuk meningkatkan kemampuan IPP
menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP pada Satker Instansi Pusat di
Provinsi Bali.
Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi
vertikal yang mendapat pendampingan dibanding dengan target dalam PKPT.
Dalam Tahun 2014, instansi vertikal yang ditargetkan mendapat pendampingan
baik pendampingan penyusunan laporan keuangan maupun pendampingan reviu
sebanyak 11 Satuan Kerja (Satker) telah dilaksanakan atau terlaksana 100,00%
dari target. Bila dibandingkan dengan target capaian kinerja sebesar 95%, maka
capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 105,26%. Disamping pendampingan
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
pada Satker yang telah ditargetkan, juga telah dilaksanakan pendampingan pada
5 Satker lainnya.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 100,00% sama dengan Tahun 2012 serta
mengalami penurunan sebesar 33,33% dibandingkan dengan Tahun 2013. Jika
dibandingkan dengan target akhir periode Renstra Tahun 2014, IKU ini telah
mencapai 105,26% dari target sebesar 95%.
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 100,00% atau 18 laporan dari total target sebanyak 18 laporan.
Kegiatan yang mendukung capaian IKU berupa pendampingan penyusunan
laporan keuangan pada 14 instansi vertikal/SKPD dan pendampingan reviu
laporan keuangan pada dua instansi dalam rangka mendukung pencapaian opini
WTP atas laporan keuangan Kementerian/Lembaga menggunakan anggaran dari
Perwakilan BPKP Provinsi Bali.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp129.927.000,00
atau 60,16% dari anggaran sebesar Rp215.986.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 1.048 OH atau 175,25% dari rencana sebanyak 598 OH.
2. Persentase Instansi Pemerintah Daerah yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP
Selain IPP, BPKP juga berupaya mendorong akuntabilitas keuangan Pemerintah
Daerah ke arah yang lebih baik dengan IKU “Persentase Instansi Pemerintah
Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” dari
BPK RI sebagai IKU Dominan. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari
realisasi jumlah IPD di Provinsi Bali yang laporan keuangannya memperoleh
opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Bali.
Dalam Tahun 2014, IPD di Provinsi Bali yang laporan keuangannya memperoleh
opini minimal WDP sebanyak 8 IPD atau 80,00% dari 10 IPD yang diasistensi
oleh BPKP. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 90,00%, maka capaian
indikator IKU tersebut adalah sebesar 88,89%.
Rincian opini BPK atas laporan keuangan IPD dapat dilihat dalam Lampiran 6a.
36
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 80% tersebut mengalami penurunan sebesar
20,00% dibandingkan dengan Tahun 2012 serta mengalami penurunan sebesar
10,00% dibandingkan dengan Tahun 2013. Dengan demikian target akhir periode
Renstra Tahun 2014 tercapai 88,89% dari target 90,00%.
Capaian IKU belum tercapai maksimal karena Opini BPK atas Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten Badung Tahun 2013 turun menjadi Tidak
Memberikan Pendapat (Adverse) dari WTP pada tahun sebelumnya dan Opini
BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bangli Tahun 2013 turun
menjadi Disclaimer dari WDP pada tahun sebelumnya. Perwakilan BPKP Bali
telah melakukan upaya untuk mencapai IKU tersebut berupa implementasi
SIMDA, penyusunan action plan terhadap hasil pemeriksaan BPK RI,
pengelolaan aset, reviu laporan keuangan, PBJ/APBD/SAKIP/LKPJ dan bimtek
lainnya pada Pemerintah Provinsi Bali dan 9 Pemerintah Kabupaten/Kota di
Provinsi Bali. Namun opini atas laporan keuangan Pemda bukan sepenuhnya
menjadi kendali BPKP.
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 100,00% atau 18 laporan dari total target sebanyak 18 laporan.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp397.628.000,00
atau 146,16% dari anggaran sebesar Rp272.045.000,00 dengan menggunakan
SDM sebanyak 1.364 OH atau 282,99% dari rencana sebanyak 482 OH.
3. Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini Dukungan Wajar
IKU “Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh
Opini Dukungan Wajar”, merupakan IKU dukungan “Persentase Jumlah Laporan
Audit atas Proyek PHLN yang Opini Auditnya WTP” termasuk IKU lainnya dalam
pencapaian Sasaran Strategis 1.
Capaian IKU ini diukur dari jumlah laporan keuangan yang memperoleh opini
dukungan wajar dibandingkan dengan jumlah laporan keuangan proyek
Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) yang diaudit.
Realisasi Tahun 2014 IKU ini adalah sebesar 100,00%. Dengan demikian
capaian IKU Tahun 2014 sebesar 120,00% dari target sebesar 82,00%.
37
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 100,00% tersebut mengalami kenaikan
sebesar 9,09% dibandingkan dengan Tahun 2012 sebesar 90,91% dan sama
dengan realisasi Tahun 2013 sebesar 100,00%. Dengan demikian target akhir
periode Renstra Tahun 2014 untuk IKU ini telah tercapai yakni ini mencapai
120,00% dari target sebesar 82,00%.
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 104,35% atau 24 laporan dari total target sebanyak 23 laporan.
Capaian IKU tersebut didukung dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Audit Keuangan Mandiri Pedesaan (IBRD No. 786/8079, TF 098819/098862,
IFAD 755) Tahun 2013 pada Provinsi Bali dan 6 Kabupaten di Provinsi Bali.
2) Audit atas Health Profesional Education Quality Project (HPEQ) Loan IBRD
7737-ID, pada Universitas Udayana Bali dan Universitas Warmadewa.
3) Audit atas Laporan Keuangan Eastern Indonesia National Road Improvement
Project (EINRIP) Loan AUSAID Nomor AIPRD L002 Provinsi Bali TA 2013;
4) Audit Keuangan atas PNPM Mandiri Perkotaan (IBRD No. 7866- ID) Tahun
2013 pada Provinsi Bali dan 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Bali;
5) Quality Assurance atas Audit PNPM Mandiri Pedesaan Tahun 2013 yang
dilaksanakan oleh 4 Inspektorat Kabupaten di Provinsi Bali;
6) Quality Assurance Audit Keuangan Program PNPM Mandiri Perkotaan yang
dilaksanakan oleh Inspektorat Kabupaten Gianyar dan Inspektorat Kota
Denpasar;
7) Audit Dukungan atas Laporan Keuangan Coastal Community Development
Project (CCDP)/ Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir (Proyek
PMP)(IFAD Loan No. I-880-ID, Spanish Trust Loan No. E-16-ID) pada Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Badung;
8) Evaluasi lintas sektoral pemanfaatan hasil program yang didanai
pinjaman/hibah luar negeri pada Provinsi Bali (PHLN).
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp122.437.000,00
atau 73,32% dari anggaran sebesar Rp166.981.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 1.222 OH atau 106,72% dari rencana sebanyak 1.145 OH.
38
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
4. Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Disampaikan ke Pusat
Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang
bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan
yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan
intern yang bersifat lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga
pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait
dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP.
IKU “Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Dijadikan Bahan
Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” diturunkan pada Perwakilan BPKP
Provinsi Bali menjadi “Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang
Disampaikan ke Pusat”. Capaian IKU tersebut diukur dengan menghitung jumlah
laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat.
Dalam Tahun 2014, jumlah laporan hasil pengawasan lintas sektoral yang
dikirim ke Pusat sebanyak 70 laporan, jika dibandingkan dengan target sebanyak
70 laporan maka realisasi capaian sebesar 100,00%, dan jika dibandingkan
dengan targetnya sebesar 86,25%, maka capaian IKU ini adalah sebesar
115,94%.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 100,00% tersebut mengalami penurunan
sebesar 67,39% dari Tahun 2012 sebesar 167,39% dan sama dengan realisasi
Tahun 2013 sebesar 100,00%. Realisasi IKU ini telah mencapai maksimal sesuai
target Tahun 2014 sehingga target akhir periode Renstra Tahun 2014 atas IKU
ini telah tercapai yakni 115,94% dari target sebesar 86,25%.
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 70 laporan dari total target Tapkin sebanyak 42
laporan.
Kegiatan yang mendukung capaian IKU tersebut sebagai berikut:
1) Audit Kinerja Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) Tahun
2013 pada Provinsi Bali dan 7 Kabupaten di Provinsi Bali;
39
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
2) Audit Kinerja Interim Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP)
Tahun Anggaran 2014, periode 1 Januari 2014 s.d. 31 Oktober 2014 pada
Provinsi Bali dan 8 Kabupaten di Provinsi Bali;
3) Kajian Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) TA 2013-
2014 pada 3 Kabupaten di Provinsi Bali;
4) Audit atas Klaim Dana Pelayanan Kesehatan Dasar Jamkesmas dan
Jampersal Tahun 2013 pada 9 Kabupaten/Kota di Provinsi Bali;
5) Audit kinerja atas subsidi beras bagi masyarakat berpenghasilan rendah
(Raskin) Tahun 2014 pada Provinsi Bali dan 8 kabupaten di Provinsi Bali;
6) Audit atas Kekurangan Dana Klaim Jamkesmas Tahun 2008-2013 pada PPK
Lanjutan pada 4 Kabupaten di Provinsi Bali;
7) Evaluasi atas Pelaksanaan Program Ketahanan Pangan Nasional Tahun
2010 s.d. 2013 pada Provinsi Bali;
8) Kajian lintas sektoral pengelolaan dana sekolah di Provinsi Bali;
9) Evaluasi program Lintas Sektoral atas prioritas Pembangunan Program
Penanggulangan Kemiskinan pada Pemerintah Provinsi Bali
10) Evaluasi Program Bantuan Hibah dan Bantuan Sosial;
11) Probity Audit pengadaan barang dan jasa (PBJ) atas pekerjaan
Pembangunan Gedung B, C dan E RSUD Kabupaten Badung, Penambahan
jaringan pipa transmisi dan reservoir air bersih di Badung Selatan pada
Kabupaten Badung;
12) Survey Pendahuluan evaluasi pelaksanaan program Sistem Pertanian
Terintegrasi (SIMANTRI) dan Program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu
Mandara (Gerbangsadu Mandara) pada Pemerintah Provinsi Bali Tahun
2013;
13) Asistensi penyusunan kebijakan dan sistem akuntansi pemerintah daerah
berbasis akrual pada 5 kabupaten di Provinsi Bali;
14) Pendampingan Pelaksanaan/ Pembangunan Pengadaan / Peningkatan
Sarana & Prasaranan Lembaga Permasyarakatan.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp1.011.621.000,00 atau 172,48% dari anggaran sebesar Rp586.507.000,00
dengan menggunakan SDM, sebanyak 4.191 OH atau 190,93% dari rencana
sebanyak 2.195 OH.
40
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
5. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke Pusat
IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang
Disampaikan ke Pusat “, merupakan turunan IKU BPKP “Persentase Masukan
yang Dimanfaatkan Presiden” merupakan indikator pencapaian Sasaran
Strategis 1 dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan
intern melalui kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan penugasan dari
Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008
tentang SPIP.
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim ke Pusat
dibandingkan target laporan dari Pusat atas penugasan-penugasan berdasarkan
permintaan Presiden pada Perwakilan BPKP Provinsi Bali.
Dalam Tahun 2014, jumlah laporan hasil pengawasan atas permintaan Presiden
yang dikirim ke Pusat sebanyak 39 laporan dan jika dibandingkan dengan target
sebanyak 39 laporan maka realisasi capaian sebesar 100,00%. Jika
dibandingkan dengan targetnya sebesar 68,00%, maka capaian IKU ini adalah
sebesar 120,00%.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 100,00% tersebut mengalami penurunan
sebesar 54,55% dari Tahun 2012 sebesar 154,55% dan sama dengan realisasi
Tahun 2013 sebesar 100,00%. Realisasi IKU ini telah mencapai maksimal sesuai
target Tahun 2014 sehingga target akhir periode Renstra Tahun 2014 atas IKU
ini telah tercapai yakni 120,00% dari target sebesar 68,00%.
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 39 laporan dari total target sebanyak 28 laporan.
Kegiatan yang mendukung capaian IKU tersebut berupa:
1) Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional pada 5 kabupaten di Provinsi
Bali;
2) Monitoring proses kegiatan per saat monitoring terhadap Implementasi BPJS
Kesehatan pada Rumah Sakit Vertikal dan RSUD di 6 Kabupaten/Kota.
3) Evaluasi penyerapan anggaran Tahun 2014 (sampai dengan 30 Juni 2014)
pada 10 Satker di wilayah Provinsi Bali;
41
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
4) Evaluasi penyerapan APBD pada Provinsi Bali dan 4 kabupaten di Provinsi
Bali.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp261.131.000,00
atau 77,19% dari anggaran sebesar Rp338.282.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 1.416 OH atau 135,89% dari rencana sebanyak 1.042 OH.
6. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders
IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang
Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan IKU
lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar 93,33%.
IKU ini diukur berdasarkan persentase laporan pengawasan atas permintaan
stakeholders yang disampaikan tepat waktu (sesuai RPL).
Dalam Tahun 2014, laporan yang disampaikan tepat waktu sesuai RPL sebanyak
25 atau 60,98% dari seluruh laporan terbit sebanyak 41 laporan. Dibandingkan
dengan targetnya sebesar 93,33%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar
65,33%.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 60,98% tersebut mengalami penurunan
sebesar 39,02% dari dua tahun sebelumnya sebesar 100,00%. Realisasi IKU ini
belum maksimal sesuai target Tahun 2014 karena proses penerbitan laporan
memerlukan validasi dari tim pusat.
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 41 laporan dari total target Tapkin sebanyak 30
laporan.
Kegiatan yang mendukung capaian IKU tersebut sebagai berikut:
1) Audit Operasional Tunggakan Profesi Guru PNSD Kemendikbud Tahun 2010
s.d 2013 pada 9 kabupaten/kota di Provinsi Bali;
2) Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun 2013 pada 9
kabupaten/kota di Provinsi Bali;
3) Evaluasi Akuntabilitas Kinerja instansi Pemerintah (AKIP) Tahun 2013 pada 3
kabupaten di Provinsi Bali;
42
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
4) Audit atas tunggakan Tunjangan Profesi Guru Kementerian Agama Tahun
2010-2013 pada Provinsi Bali dan 5 kabupaten di Provinsi Bali;
5) Monitoring Distribusi Buku Kurikulum Tahun 2013 pada Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali;
6) Bimtek Perencanaan Pembangunan Daerah pada Kabupaten Klungkung dan
Kabupaten Jembrana;
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp291.169.000,00
atau 63,06% dari anggaran sebesar Rp461.766.000,00, dengan menggunakan
SDM, sebanyak 1.240 OH atau 133,19% dari rencana sebanyak 931 OH.
7. Persentase BUMD yang mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi.
Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004
Pasal 58 ayat 2, Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang wajib
menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi: Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan, dilampiri
dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah.
Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada umumnya
masih belum memadai, Perwakilan BPKP Provinsi Bali berperan aktif dalam
pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD di Provinsi Bali agar
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
IKU “Persentase BUMD yang mendapat Pendampingan Penyelenggaraan
Akuntansi”, merupakan turunan IKU BPKP Pusat yaitu “BUMD yang Laporan
Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP”, diukur dengan menghitung
jumlah BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi
dengan jumlah seluruh BUMD di Provinsi Bali.
Dalam Tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melakukan
pendampingan pada 6 BUMD selain PDAM atau 0,00% dari seluruh
BUMD(PDAM) di Provinsi Bali sebanyak 9 PDAM. Dibandingkan dengan
targetnya sebesar 80,00%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar 0,00%.
Tidak tercapainya IKU tersebut karena PDAM di wilayah Provinsi Bali telah dapat
menggunakan aplikasi berbasis komputer dalam penyusunan laporan keuangan
43
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
secara mandiri, sehingga pendampingan penyelenggaraan akuntansi lebih
ditujukan kepada BUMD lainnya yang memerlukan tenaga BPKP.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 0,00% mengalami penurunan sebesar
43,75% dari Tahun 2012 sebesar 43,75% dan penurunan sebesar 37,50% dari
Tahun 2013 sebesar 37,50%. Sehingga target akhir periode Renstra Tahun
2014 untuk IKU ini tidak tercapai.
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 9 laporan dari total target Tapkin sebanyak 5
laporan.
Kegiatan yang dukungan atas capaian IKU tersebut sebagai berikut:
1) Pendampingan Implementasi SIA BLUD RSUD Kabupaten Badung dan
Kabupaten Klungkung;
2) Audit Kinerja pada RSUD Kabupaten Klungkung dan RSUD Kabupaten
Buleleng;
3) Pendampingan Penyusunan SOP PD Pasar Kabupaten Badung;
4) Sosialisasi penyusunan laporan keuangan pada RS Indra Provinsi Bali;
5) Verifikasi tunggakan pada RSUP Sanglah Denpasar.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp39.330.000,00
atau 192,70% dari anggaran sebesar Rp20.410.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 569 OH atau 145,90% dari rencana sebanyak 390 OH.
Sasaran Strategis 2:
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%”
memiliki dua IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur keberhasilannya
hanya satu yaitu Persentase Peningkatan Penerimaan Negara dari Hasil
Pengawasan dengan capaian 106,67%, sedangkan capaian kinerja rata-rata dua
IKU tersebut sebagaimana pada tabel 3.1 sebesar 111,30%. Secara lengkap,
realisasi dua IKU sasaran strategis Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2012
dan 2013 dikaitkan dengan target Tahun 2014 tersebut disajikan dalam Tabel 3.3
berikut ini:
44
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Tabel 3.3 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2
No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/(Penu
runan) dari Target Kinerja
2014
Capaian 2014 thd Target
(%) 2012 2013 2014 2012 2013
1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
Persen 88,24 0,00 80,00 (8,24) 80,00 75,00 106,67
2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
Persen 196,88 111,54 100,00 (96,88) (11,54) 86,25 115,94
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/daerah yang Ditindaklanjuti
Dalam rangka berperan melakukan optimalisasi penerimaan negara, BPKP
menetapkan “Persentase Peningkatan Penerimaan Negara dari Hasil
Pengawasan” sebagai IKU yang dominan dalam mengindikasikan ketercapaian
Sasaran Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara. IKU tersebut
diturunkan menjadi IKU Perwakilan BPKP Provinsi Bali yaitu, Persentase Hasil
Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/daerah yang Ditindaklanjuti”,
dengan target 75%. Pengawasan atas penerimaan negara antara lain untuk
mendorong upaya perbaikan sistem manajemen Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) yang transparan dan akuntabel, sehingga penerimaan yang
berasal dari PNBP menjadi meningkat sesuai dengan potensi yang diharapkan.
Kinerja IKU ini diukur berdasarkan jumlah tindak lanjut atas rekomendasi/saran
dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit Optimalisasi Penerimaan
Negara (OPN)/Optimalisasi Penerimaan Daerah (OPD). Pada Tahun 2014,
jumlah saran yang telah ditindaklanjuti sebanyak 4 saran atau 80,00% dari 5
saran yang disampaikan. Dibandingkan dengan targetnya sebesar 75,00% maka
capaian IKU Tahun 2014 sebesar 106,67%.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 80,00% tersebut mengalami penurunan
sebesar 8,24% dari Tahun 2012 sebesar 88,24% dan mengalami kenaikan
sebesar 80,00% dari Tahun 2013 dengan realisasi nihil.
45
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 3 laporan dari total target sebanyak 1 laporan.
Capaian IKU tersebut didukung dengan kegiatan berupa:
1. Verifikasi rekening giro uang titipan denda dan biaya tilang di PT. Bank BRI
pada Kejaksaan RI di wilayah Provinsi Bali;
2. Verifikasi Hasil Perhitungan Perampungan Pajak Daerah pada Dinas
Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten Karangasem; dan
3. Pengawasan Kepatuhan Perpajakan Bendahara pada Biro Keuangan
Sekretariat Daerah Provinsi Bali untuk Tahun 2013 dan 2014.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp32.360.000,00
atau 212,74% dari anggaran sebesar Rp15.211.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 204 OH atau 357,89% dari rencana sebanyak 57 OH.
2. Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat
Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, pasal 49 ayat 2 butir b. menegaskan bahwa BPKP melakukan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan
Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan
kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam Renstranya,
BPKP membentuk IKU berupa “Persentase Hasil Pengawasan Kebendaharaan
Umum Negara yang dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Menteri
Keuangan”. IKU tersebut menjadi IKU Perwakilan BPKP Provinsi Bali berupa
“Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat”, diukur
berdasarkan jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan
dari pusat.
Pada Tahun 2014, jumlah laporan yang dikirim ke Pusat sebanyak 58 laporan
atau 100,00% dari target sebanyak 58 laporan. Dibandingkan dengan targetnya
sebesar 86,25%, maka capaian IKU Tahun 2014 sebesar 115,94%.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 100,00% tersebut mengalami penurunan
sebesar 96,88% dari Tahun 2012 sebesar 196,88% dan penurunan sebesar
11,54% dari Tahun 2013 sebesar 111,54%. Namun realisasi tersebut telah
46
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
mencapai maksimal sesuai target akhir renstra Tahun 2014, yaitu mencapai
115,94% dari target sebesar 86,25%.
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 105,45% atau 58 laporan dari total target sesuai Tapkin sebanyak
55 laporan.
Capaian IKU tersebut didukung dengan kegiatan berupa:
1) Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAK Bidang Pendidikan pada 6
kabupaten/kota di Provinsi Bali
2) Monitoring dan Evaluasi Sisa Dana Bantuan Operasional sekolah pada 3
kabupaten di Provinsi Bali
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp129.460.000,00
atau 28,82% dari anggaran sebesar Rp449.257.000,00 dengan menggunakan
SDM sebanyak 579 OH atau 109,25% dari rencana sebanyak 530 OH.
Sasaran Strategis 3:
Terselenggaranya SPM pada 10 Instansi Pemerintah Daerah dan Terselenggaranya Good Governance pada 75% Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib
dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan
dengan hak dan pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan pilihan adalah
urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar
kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib,
Pemerintah dan Pemerintahan Daerah menyusun suatu standar yang disebut
dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah
struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat
47
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Umum Pemegang Saham (RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk
meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai
perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan peraturan perundang-
undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya
merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban menerapkan
GCG secara konsisten dan berkelanjutan.
Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam meningkatkan
akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, BPKP perlu mendorong
pemerintah daerah untuk menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian
Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.
Sasaran Strategis “Terselenggaranya SPM pada 10 Instansi Pemerintah Daerah
(IPD) dan terselenggaranya Good Governance pada 75% BUMN/BUMD”
diindikasikan oleh dua IKU dominan yaitu Persentase IPD yang melaksanakan
pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal dan Persentase BUMN/D/BLU/D yang
dilakukan sosialisasi/ asistensi GCG/KPI. Capaian dua IKU dominan telah mencapai
118,82%, sedangkan rata capaian kinerja seluruh IKU sebesar 119,22%.
Bersama satu IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis Tahun 2014 dibandingkan
dengan Tahun 2012 dan 2013 dikaitkan dengan target Tahun 2014 disajikan dalam
Tabel 3.4 berikut ini:
Tabel 3.4 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3
No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/(Penu
runan) dari Target Kinerja
2014
Capaian 2014 thd Target
(%) 2012 2013 2014 2012 2013
1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
Persen 100,00 75,00 100,00 0,00 25,00 85,00 117,65
2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
Persen 150,00 100,00 100,00 (50,00) 0,00 65,00 120,00
3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Persen 127,78 70,83 91,67 (36,11) 20,83 55,00 120,00
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Jumlah IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima
48
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2010–2014, yang mewajibkan setiap
Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu juga terdapat
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan implementasi
SPM dilakukan dengan menuangkan indikator SPM pada dokumen perencanaan
jangka menengah dan tahunan serta pada dokumen penganggaran daerah.
Selanjutnya Inpres Nomor 1 Tahun 2010 juga mengharuskan Pemda melakukan
SPM yang ditetapkan oleh kementerian teknis. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan
pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan
intern antara lain melalui audit kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan
pemda yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali mendukung
pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Jumlah IPD yang Melaksanakan
Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima”. IKU tersebut diturunkan pada
Perwakilan BPKP Provinsi Bali menjadi “Persentase IPD yang melaksanakan
pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal,” diukur dengan menghitung
jumlah IPD yang telah mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaan
dibagi jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan.
Dalam Tahun 2014, IPD yang telah mencantumkan SPM ke dalam dokumen
perencanaan adalah sebanyak 3 IPD atau 100,00% dari jumlah IPD yang diaudit
kinerja pelayanan sebanyak 3 IPD. Dibandingkan dengan target sebesar 85%,
capaian IKU ini pada Tahun 2014 sebesar 117,65%.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 100,00% tersebut tidak mengalami
penurunan/kenaikan dari Tahun 2012 sebesar 100,00% dan mengalami kenaikan
sebesar 25,00% dari Tahun 2013 sebesar 75,00%. Realisasi tersebut telah
maksimal dari target akhir renstra Tahun 2014 sebesar 85%.
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 6 laporan dari total target Tapkin sebanyak
4 laporan.
Kegiatan yang mendukung capaian IKU tersebut berupa Audit Kinerja Pelayanan
Pemerintah Daerah Bidang Pendidikan dan Kesehatan pada Kabupaten
Klungkung, Kabupaten Bangli serta Kabupaten Buleleng.
49
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp34.460.000,00
atau 235,11% dari anggaran sebesar Rp 14.657.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 144 OH atau 112,50% dari rencana sebanyak 128 OH.
2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/ asistensi GCG/KPI
BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan
jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/BLU/BLUD di bidang GCG dan KPI,
dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BLU/BLUD.
Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU berupa “BUMN/BUMD/BLU/BLUD
yang GCG atau KPI Mendapat Skor Baik”. IKU tersebut di Perwakilan BPKP
Provinsi Bali diturunkan menjadi, “Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan
sosialisasi/asistensi GCG/KPI”. IKU ini diukur dengan menghitung Jumlah
BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI
dibandingkan dengan target PKPT.
Dalam Tahun 2014, BUMN/BUMD/BLU/BLUD di Provinsi Bali yang dilakukan
sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 10 atau 100% dari target PKPT
sebanyak 10. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 65%, maka capaian
IKU tersebut adalah sebesar 120,00%.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 100% tersebut mengalami penurunan
sebesar 50,00% dari Tahun 2012 sebesar 150,00% dan sama dengan Tahun
2013 sebesar 100,00%. Realisasi tersebut telah mencapai maksimal sesuai
target Tahun 2014 yaitu 120% dari target 65%.
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 100,00% atau 10 laporan dari total target sebanyak 10 laporan.
Capaian indikator tersebut didukung dengan kegiatan, yaitu:
1) Bimtek GCG pada PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero), PDAM Tirta
Manguatama Kabupaten Badung, PDAM Kabupaten Karangasem, PDAM
Kota Denpasar, PDAM Kabupaten Buleleng;
2) Bimbingan Teknis KPI pada PD BPR Werdhi Sedana Kabupaten Gianyar,
PDAM Kabupaten Bangli, PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung;
3) Pendampingan Penyusunan SOP PD Pasar Kabupaten Badung;
4) Narasumber Focus Group Discusion Penyusunan rencana Strategis Bisnis di
RSUD Kabupaten Buleleng.
50
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp85.795.000,00
atau 119,95% dari anggaran sebesar Rp71.527.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 538 OH atau 136,55% dari rencana sebanyak 394 OH.
3. Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja
Penetapan IKU “Persentase BUMD yang Kinerjanya Memperoleh Minimal
Predikat Baik”, dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan intern yang
dilaksanakan oleh BPKP dalam meningkatkan tata kelola BUMD. IKU tersebut
pada Perwakilan BPKP Provinsi Bali diturunkan menjadi “Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja.”
IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang diaudit kinerja
dibandingkan target PKPT.
Dalam Tahun 2014, BUMD yang diaudit kinerja sebanyak 11 atau 91,67% dari
target PKPT sebanyak 12 BUMD, sehingga capaian kinerja IKU ini adalah
sebesar 120% dari target sebesar 55,00%. Walaupun capaian kinerja IKU ini
telah mencapai target, namun terdapat beberapa kegiatan yang tidak terlaksana.
Kegiatan yang tidak terealisasi yaitu Audit Kinerja BLU Rumah Sakit Wangaya
Kota Denpasar. Hal ini disebabkan adanya pemeriksaan BPK disaat yang sama.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 91,67% tersebut, mengalami penurunan
sebesar 36,11% dari Tahun 2012 sebesar 127,78% dan mengalami kenaikan
sebesar 20,83% dari Tahun 2013 sebesar 70,83%. Realisasi IKU tersebut telah
mencapai maksimal sesuai target akhir periode Renstra Tahun 2014 yaitu
sebesar 120% dari target 55%
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 100,00% atau 12 laporan dari total target sebanyak 12 laporan.
Capaian indikator tersebut didukung dengan kegiatan, yaitu:
1) Audit Kinerja pada 9 PDAM
2) Evaluasi Kinerja pada 1 BRSU dan 1 RSUD
Disamping itu dilaksanakan pengawasan lainnya yaitu Evaluasi Program
Ketahanan Pangan Nasional dan Verifikasi Program Gerakan Peningkatan
Produksi Pangan Berbasis Korporasi Tahun 2013 pada PT. Pertani.
51
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp313.595.000,00
atau 116,02% dari anggaran sebesar Rp270.302.000,00, dengan menggunakan
SDM sebanyak 747 OH atau 117,64% dari rencana sebanyak 635 OH.
Sasaran Strategis 4:
Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Perpres Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi jangka
panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari
Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah
pemerintah menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya Tata
Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas Pencegahan
dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu:
1. Pencegahan tindak pidana korupsi;
2. Penegakan Hukum atas tindak pidana korupsi;
3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan;
4. Kerja sama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor;
5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi;
6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi.
Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi, BPKP
perlu mengambil peran dalam mendukung enam strategi pencegahan dan
pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong
penerapan sistem pengendalian intern, atau Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan
dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, BPKP berperan dalam
melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan Negara, serta sebagai
pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana korupsi. Perwakilan BPKP
Provinsi Bali sebagai unit pelaksana kegiatan di wilayah Provinsi Bali melaksanakan
strategi yang ditetapkan oleh BPKP di tingkat operasional.
52
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Sasaran “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah Dalam
Upaya Pencegahan” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung
dengan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi. Bersama enam IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis
Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2012 dan Tahun 2013 serta dikaitkan
target 2014 disajikan dalam Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4
No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/(Penur
unan) dari Target Kinerja
2014
Capaian 2014 thd Target
(%) 2012 2013 2014 2012 2013
1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Kelompok Masyarak
at
4 5 8 4 3 8 100,00
2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/ asistensi/evaluasi FCP
Instansi 1 2 4 3 2 4 100,00
3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK
Instansi 1 0 2 1 2 2 66,67
4 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
Persen 260,00 100,00 83,33 (176,67) (16,67) 84,00 99,21
5 Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA
Persen 97,73 98,33 100,00 2,27 1,67 85,00 117,65
6 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
Persen 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 50,00 0,00
7 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
Persen 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 10,00 120,00
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa satu IKU dominan sasaran strategis Tahun 2014 tercapai
100,00%. Secara keseluruhan, dengan enam IKU lainnya, rata-rata capaian sasaran
86,22%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai
berikut:
53
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
1. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik
penyelenggaraan good governance, BPKP menetapkan suatu IKU berupa
peningkatan pemahaman dan kepedulian publik terhadap permasalahan korupsi.
Berkaitan dengan IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bali menurunkannya
menjadi “Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti
Korupsi,” dengan ukuran capaian dihitung dari jumlah Kelompok Masyarakat
yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Fokus BPKP dalam kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK)
utamanya pada kelompok dunia pendidikan karena BPKP yakin bahwa dunia
pendidikan yang anti korupsi akan menghasilkan generasi muda yang baik dan
menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan makin
tingginya perhatian Pemerintah kepada dunia pendidikan yang ditandai dengan
kenaikan anggaran, berbagai macam bantuan bagi dunia pendidikan membawa
konsekuensi meningkatnya risiko terjadinya korupsi. Dengan memberikan
pemahaman dan edukasi, BPKP berharap korupsi bisa dicegah, terutama di
dunia pendidikan. Sosialisasi Program Anti Korupasi (Sos-PAK) juga dilakukan
kepada aparatur teknis pengelola keuangan daerah, dan aparatur pengawas
internal pemerintah yang merupakan elemen penting dalam mengawal
penyelenggaraan pemerintahan juga sebagai sasaran fokus grup sosialisasi.
Serta dalam rangka memberikan pemahaman masalah korupsi kepada
masyarakat BPKP bekerja sama dengan RRI melakukan diskusi interaktif setiap
bulan dengan tema “Memerangi Korupsi melalui Udara”. Selain itu Sosialisasi
Program Anti Korupasi (Sos-PAK) juga dilakukan kepada Kepala Desa se-
kabupaten Jembrana dan Aparatur Kejaksaan Negeri Negara untuk memberikan
pelatihan (In-House Training) mengenai tata pengelolaan keuangan desa.
Pada Tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melaksanakan Sos-PAK
pada 8 kelompok masyarakat, yaitu Pelajar SMKN 1 Sukawati, PNS di
Lingkungan Inspektorat Kabupaten Jembrana, Aparatur teknis pengelola
keuangan daerah di Pemerintah Provinsi Bali yang terdiri dari kelompok pejabat
eselon II, pejabat eselon III, dan pejabat eselon IV, Kepala Desa di Kabupaten
54
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Jembrana dan Aparatur Kejaksaan Negeri Negara serta kelompok masyarakat
pendengar melalui diskusi interaktif di siaran RRI setiap bulan.
Jika dibandingkan dengan target IKU sebanyak 8 kelompok masyarakat, maka
capaian IKU adalah 100,00%.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebanyak 8 kelompok masyarakat tersebut,
mengalami kenaikan sebanyak 4 kelompok dari Tahun 2012 sebanyak 4
kelompok masyarakat dan mengalami kenaikan sebanyak 3 kelompok
masyarakat dibandingkan dengan Tahun 2013 sebanyak 5 kelompok
masyarakat. Dengan demikian target akhir periode Renstra Tahun 2014 tercapai.
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 dilaporkan dalam 4 laporan dengan capaian
output sebesar 100,00%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp133.718.000,00
atau 201,94% dari anggaran sebesar Rp 66.217.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 141 OH atau 293,75% dari rencana sebanyak 48 OH.
2. IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mendapatkan Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP
Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas dan
kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan pemerintahan
dan korporasi dapat memenuhi prinsip-prinsip Good Governance.
FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk
mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus penyimpangan
yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri dari atribut-atribut
spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur Pertanggungjawaban, Penilaian
Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian Pelanggan dan Masyarakat, Sistem
Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor, Pengungkapan kepada pihak eksternal,
Prosedur Investigasi serta Standar Perilaku dan Disiplin.
IKU “Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD yang mengimplementasikan FCP” dalam
upaya perbaikan penyelenggaraan manajemen organisasi pemerintah melalui
pemanfaatan hasil pengawasan yang dilakukan oleh BPKP. Pada level
opreasional di Perwakilan BPKP Provinsi Bali, IKU tersebut menjadi,
“IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mendapatkan
55
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP.” Capaian IKU diukur dari jumlah instansi
yang mendapatkan sosialisasi/DA/bimtek/evaluasi FCP.
Pada Tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melaksanakan
sosialisasi dan Diagnostik FCP pada Dinas Perhubungan, Informasi dan
Komunikasi Provinsi Bali dan sosialisasi FCP pada Balai Karantina Ikan
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Denpasar. Sehingga
secara akumulatif pada periode Tahun 2012-2014 telah dilaksanakan
sosialisasi/diagnostik FCP pada 4 instansi. Jika dibandingkan dengan target IKU
sebanyak 4 instansi, maka capaian IKU adalah 100,00%.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 100,00% atau empat instansi tersebut,
mengalami kenaikan dengan Tahun 2012 dan Tahun 2013 sebesar 1 instansi.
Dengan demikian target akhir periode Renstra Tahun 2014 atas IKU telah
tercapai.
Realisasi kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 75,00% atau 3 laporan dari total target sebanyak 4 laporan.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 770.000,00
atau 1,40% dari anggaran sebesar Rp 55.188.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 89 OH atau 51,74% dari rencana sebanyak 172 OH.
3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang Berpotensi TPK
Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas
keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang mendukung upaya
pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini dimaksudkan untuk
mengukur instansi/BUMN/BUMD yang membuat/mengoreksi kebijakan terkait
dengan rekomendasi dari BPKP terhadap hasil kajian atas peraturan perundang-
undangan yang berindikasi menjadi penyebab terjadinya KKN.
Untuk merealisasikan IKU, BPKP melaksanakan kegiatan kajian atas
kebijakan/peraturan perundang-undangan yang berindikasi KKN dan
menyusun/menyempurnakan pedoman pelaksanaan kegiatan. Pada Perwakilan
BPKP Provinsi Bali, IKU tersebut diterjemahkan menjadi Jumlah
IPP/IPD/BUMN/BUMD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang Berpotensi TPK.
56
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Pada Tahun 2014 telah dilakukan kajian hasil pengawasan atas Peraturan
Perundang-undangan berkaitan dengan penatakelolaan dana Bantuan
Operasional Sekolah pada Satuan Pendidikan Kabupaten Klungkung. Dengan
demikian telah dilaksanakan kajian pada 2 instansi selama periode 2012 – 2014.
Jika dibandingkan dengan target IKU Tahun 2014 sebanyak 3 Instansi, maka
realisasi IKU adalah 66,67%.
Realisasi sebanyak 2 instansi ini mengalami kenaikan sebanyak 2 instansi dari
Tahun 2013 yang nihil dan mengalami kenaikan sebanyak 1 instansi dari Tahun
2012 sebanyak 1 instansi. Dengan demikian target akhir periode Renstra Tahun
2014 secara kumulatif sebanyak 3 instansi belum tercapai secara optimal.
Dalam melaksanakan kegiatan dukungan tersebut, telah digunakan dana
sebesar Rp 4.620.000,00 atau 34,70% dari anggaran sebesar Rp13.314.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 28 OH atau 50,91% dari rencana
sebanyak 55 OH.
4. Persentase Pelaksanaan Penugasan Hambatan Kelancaran Pembangunan, Klaim, dan Penyesuaian Harga
Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian harga,
dan audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap peningkatan
kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara.
Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus tersebut berkorelasi terhadap
pencapaian sasaran strategis. Persentase terselesaikannya kasus HKP,
penyesuaian harga, dan klaim ditetapkan sebagai salah satu IKU yang harus
dicapai. Pada level operasional di Perwakilan IKU dirumuskan menjadi
“Persentase Pelaksanaan Penugasan Hambatan Kelancaran Pembangunan,
Klaim, dan Penyesuaian Harga”.
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan Jumlah laporan HKP, klaim dan
penyesuaian harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP, klaim dan
eskalasi yang memenuhi syarat (diterbitkan ST).
Dalam Tahun 2014 realisasi IKU sebesar 83,33% atau sebanyak 10 laporan dari
12 penugasan dari 12 permintaan HKP, klaim dan eskalasi. Sebanyak 2 laporan
belum terbit carry over ke Tahun 2015 karena penugasan mulai dilaksanakan
57
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
pada akhir Tahun 2014. Apabila dibandingkan dengan target Tahun 2014
sebesar 84% maka capaian IKU adalah sebesar 99,21%.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 83,33% tersebut mengalami penurunan
sebersar 176,67% dari Tahun 2012 sebesar 260,00 dan turun sebesar 16,67%
dari Tahun 2013 sebesar 100%. Dengan demikian target akhir periode Renstra
Tahun 2014 belum tercapai dengan maksimal.
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output maksimal sebesar 120,00% atau 10 laporan dari total target Tapkin
sebanyak 5 laporan.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 57.692.000,00
atau 65,00% dari anggaran sebesar Rp 88.760.000,00 dengan menggunakan
SDM sebanyak 690 OH atau 150,98% dari rencana sebanyak 457 OH.
5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA
Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara lain
dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi KKN
yang dilaksanakan oleh BPKP menjadi lengkap setelah dilimpahkan kepada
instansi penegak hukum. Dengan demikian, “Persentase Penyerahan Kasus
kepada Instansi Penegak Hukum” menjadi salah satu IKU BPKP dalam upaya
pencapaian sasaran strategis. Pada level operasional IKU tersebut dirumuskan
menjadi “Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA.”
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan Jumlah laporan audit
investigasi/PKKN/PKA dibagi dengan permintaan audit investigasi/PKKN/ PKA
dari instansi penegak hukum.
Dalam Tahun 2014 realisasi IKU sebesar 100,00% atau sebanyak 85 laporan
dari 85 penugasan. Jika dibandingkan dengan target IKU Tahun 2014 sebesar
85%, maka capaian IKU adalah sebesar 117,65%.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 100,00% tersebut, mengalami kenaikan
sebesar 2,27% dibandingkan dengan Tahun 2012 sebesar 97,73% dan
mengalami kenaikan sebesar 1,67% dibandingkan dengan Tahun 2013 sebesar
58
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
98,33%. Sehingga target akhir periode Renstra Tahun 2014 telah tercapai secara
maksimal yaitu 117,65% dari target 85%.
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 85 laporan dari total target sebanyak 42 laporan.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp451.814.000,00
atau 82,61% dari anggaran sebesar Rp546.952.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 2.611 OH atau 143,15% dari rencana sebanyak 1.824 OH.
6. Persentase Tindak Lanjut (TL) Hasil Audit Investigasi Non TPK oleh Instansi Berwenang
Audit investigatif merupakan kegiatan pengungkapan modus terjadinya kerugian
keuangan negara atas pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku untuk
ditindaklanjuti oleh instansi berwenang. Hal ini merupakan bagian dari upaya
pencapaian sasaran strategis terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan
memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara.
Indikator kinerja utama berupa hasil audit investigasi yang ditindaklanjuti oleh
instansi berwenang diturunkan menjadi “Persentase TL Hasil Audit Investigasi
Non TPK oleh Instansi Berwenang.”
Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah TL atas temuan investigasi non TPK
dibagi dengan jumlah temuan non TPK sampai dengan tahun berjalan dengan
target Tahun 2014 sebesar 50%.
Pada Tahun 2014 hasil audit investigasi sebanyak 1 laporan seluruhnya
berindikasi TPK.
7. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat
Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap
akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan dan
pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber data bagi
BPKP dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Setiap surat pengaduan atau
tembusan surat pengaduan, baik yang diterima secara langsung melalui Kepala
BPKP atau Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dilakukan penelaahan
untuk ditindaklanjuti. IKU dalam mencapai sasaran strategis, Reviu Terhadap
59
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Laporan dan Pengaduan Masyarakat yang Ditindaklanjuti. Sedangkan IKU pada
Perwakilan BPKP adalah “Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat”
Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah hasil telaahan dibandingkan dengan
jumlah pengaduan yang masuk.
Pada Tahun 2014, jumlah hasil telaahan sebanyak 2 atau 100% dibandingkan
jumlah pengaduan yang masuk sebanyak 2 pengaduan. Dengan target IKU
sebesar 10%, maka capaian IKU pada Tahun 2014 adalah 120%.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 100% tersebut, tidak mengalami
kenaikan/penurunan dibandingkan dengan Tahun 2012 dan Tahun 2013 sebesar
100%. Dengan realisasi tersebut, target akhir periode Renstra Tahun 2014 IKU
ini telah tercapai.
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 100% atau 2 laporan dari total target sebanyak 2 laporan.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini memiliki anggaran sebesar Rp14.978.000,00
dengan realisasi 0,00% dan menggunakan SDM sebanyak 12 OH atau 100,00%
dari rencana sebanyak 12 OH.
Sasaran Strategis 5:
Meningkatnya Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada 70% Kementerian/Lembaga/Pememerintah Daerah Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing
menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota. BPKP sesuai pasal 59 PP
Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah bertanggung jawab
melakukan pembinaan. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP diarahkan agar instansi
pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya
melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh satu IKU
dominan yang terkait langsung dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh
K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP
60
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan
instansi pemerintah dan semakin berkualitas birokrasi. Bersama dua IKU lainnya,
realisasi IKU sasaran strategis Tahun 2014 dibandingkan dengan realisasi Tahun
2012 dan Tahun 2013 dikaitkan dengan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5
No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/(Pen
urunan) dari Target Kinerja
2014
Capaian 2014 thd Target
(%) 2012 2013 2014 2012 2013
1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Persen 10,00 20,00 20,00 10,00 0,00 60,00 33,33
2 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
Pemda 8 10 10 2 0 8 120,00
3 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
Pemda 3 5 6 3 1 6 100,00
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis Tahun 2014 belum tercapai
atau 33,33% dari target sebesar 60,00%. Secara keseluruhan, dengan tiga IKU,
rata-rata capaian sasaran 84,44%.
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1) Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008
Sebagai Pembina SPIP, BPKP bertanggung jawab terhadap penyelenggaran
SPIP pada K/L/Pemda. Perwakilan BPKP Provinsi Bali bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan SPIP pada seluruh Pemda di Provinsi Bali.
Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai PP 60 Tahun 2008 melalui tingkat
maturitas. Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat
dilaksanakan, maka IKU “Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP
sesuai PP 60/2008” diukur dengan menghitung jumlah Pemda yang laporan
keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI
dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan
61
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
diyakini dapat mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana
dimaksud dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang
dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem
pengendalian K/L/Pemda.
Dalam Tahun 2014, Pemda yang laporan keuangan memperoleh opini WTP
adalah sebanyak 2 Pemda atau 20% dari 10 Pemda di Provinsi Bali. Bila
dibandingkan dengan targetnya sebesar 60%, maka capaian IKU ini adalah
sebesar 33,33%. Perwakilan BPKP Bali telah melakukan upaya untuk mencapai
IKU tersebut berupa implementasi SIMDA, penyusunan action plan terhadap
hasil pemeriksaan BPK RI, pengelolaan aset, reviu laporan keuangan,
PBJ/APBD/SAKIP/LKPJ dan bimtek lainnya pada Pemerintah Provinsi Bali dan 9
Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. Namun opini atas laporan keuangan
Pemda bukan sepenuhnya menjadi kendali BPKP.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 20% tersebut, mengalami kenaikan sebesar
10% dibandingkan dengan Tahun 2012 sebesar 10% dan tidak mengalami
kenaikan/penurunan dengan Tahun 2013 sebesar 20%.
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 27 laporan dari total target Tapkin sebanyak 22
laporan.
Pada Tahun 2014 telah dilaksanakan kegiatan asistensi penerapan SPIP dan
pendampingan berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas laporan keuangan
pada pemda di Provinsi Bali.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp328.557.000,00
atau 108,81% dari anggaran sebesar Rp301.948.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 1.117 OH atau 119,08% dari rencana sebanyak 938 OH.
2) Jumlah Pemda yang telah Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Sebagai Pembina SPIP, Perwakilan BPKP Provinsi Bali melaksanakan
pembinaan SPIP melalui kegiatan asistensi penerapan SPIP pada seluruh
Pemda di Provinsi Bali. Penerapan SPIP di Pemda diawali dengan pembuatan
rencana/desain penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap
62
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
pengembangan detil SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain adalah
sebagai acuan dan alat untuk memantau perkembangan penyelenggaraan SPIP.
IKU ini dibentuk pada Tahun 2012 sebagai tindak lanjut atas terbitnya Pedoman
Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP berdasarkan Peraturan Kepala
BPKP Nomor PER–687/K/D4/2012 tanggal 25 Mei 2012. Pada tahap berikutnya,
Pemda akan menerapkan SPIP sesuai dengan kondisi masing-masing. Sebagai
pertanggungjawaban fungsi Perwakilan BPKP sebagai pembina SPIP di daerah,
ditetapkan IKU “Jumlah Pemda yang telah Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008.”
Pada Tahun 2014, Perwakilan BPKP telah melaksanakan asistensi pada 10
Pemda baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota atau sebesar 120,00% dari target
8 Pemda. Selain itu sebagai bagian tugas dari pembina SPIP, pada Tahun 2014
BPKP Provinsi Bali telah memfasilitasi terselenggaranya diklat SPIP sebanyak 1
kelas/Angkatan yang diikuti PNS di lingkungan APIP wilayah Provinsi Bali dan
pegawai BPKP Perwakilan Provinsi Bali.
Realisasi Tahun 2014 sebesar 10 Pemda, mengalami kenaikan sebanyak 2
Pemda dari Tahun 2012 sebanyak 8 Pemda dan tidak mengalami
kenaikan/penurunan dari Tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir
periode Renstra Tahun 2014, IKU ini telah mencapai 100% dari target sebanyak
8 Pemda.
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan, OH dan dana
sebagaimana kegiatan, OH dan dana yang mendukung capaian kinerja IKU
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008.
Kegiatan yang mendukung capaian IKU tersebut sebagai berikut:
1) Asistensi penyusunan dokumen RTP pada Pemerintah Kabupaten Gianyar,
Kabupaten Jembrana, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Pemerintah Kabupaten Klungkung, serta Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kota Denpasar dan Kabupaten Karangasem;
2) Pengamatan, evaluasi dan pengujian terhadap pengelolaan ketahanan
pangan, pengelolaan APBD dan pengelolaan pendapatan Kabupaten
Tabanan;
63
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
3) Monitoring Evaluasi atas Tindak Lanjut dari Hasil Pengamatan, Evaluasi dan
Pengujian Korsup Pencegahan Tahun 2012 – 2013 pada Pemerintah Kota
Denpasar, Kantor Imigrasi Kota Denpasar, dan Kantor Pertanahan Kota
Denpasar.
3) Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern
BPKP selaku pembina penyelenggaraan SPIP, berkewajiban memantau
perkembangan penyelenggaraan SPIP K/L/Pemda. Pelaksanaan monitoring
perbaikan SPI di lingkungan instansi pemerintah didasarkan pada Peraturan
Kepala BPKP Nomor PER-852/K/2011 tentang Pedoman Monitoring Perbaikan
SPI di Lingkungan Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2011.
Realisasi IKU pada Tahun 2014 sebanyak 6 Pemda telah dilakukan monitoring
perbaikan Sistem Pengendalian Intern atau penilaian maturitas SPIP yaitu Kota
Denpasar, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Bangli, Kabupaten Klungkung,
Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng, atau sebesar 100% dari
target sebanyak 6 Pemda.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebanyak 6 Pemda tersebut, mengalami kenaikan
sebanyak 3 Pemda dari Tahun 2012 sebanyak 2 Pemda dan mengalami
kenaikan sebanyak 1 Pemda dari Tahun 2013 sebanyak 5 Pemda. Dengan
realisasi tersebut, target akhir periode Renstra Tahun 2014 telah tercapai secara
optimal sebesar 100,00%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp112.647.000,00
atau 134,95% dari anggaran sebesar Rp83.475.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 249 OH atau 232,71% dari rencana sebanyak 107 OH.
Sasaran Strategis 6:
Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah
Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh pejabat
yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat
64
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern pemerintah
(APIP) mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran
pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan
tersebut.
Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi
dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor manusia yang
mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM
yang memiliki penguasaan teoritis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat
pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam
lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional adalah SDM yang mampu
melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlian
tersebut perlu terus-menerus diperbarui dan ditingkatkan, baik melalui program
pendidikan gelar maupun program pendidikan nongelar dengan mengacu pada
dokumen Human Capital Development Plan (HCDP), yang merupakan dokumen
perencanaan pengembangan kompetensi pegawai, yang terkait dengan proses
pelatihan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan pengetahuan,
keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki pegawai.
Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah K/L/Pemda
yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan oleh satu IKU
dominan yang terkait langsung dengan penerapan JFA, yang bertujuan untuk
mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA
dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat
Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Dalam mendukung pencapaian
sasaran tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bali hanya bertanggung jawab pada
satu IKU yaitu Persentase Pemda yang dilakukan asistensi Penerapan JFA yang
merupakan turunan dari IKU Utama Tingkat Penerapan JFA. Realisasi IKU sasaran
strategis Tahun 2013 dibandingkan dengan realisasi Tahun 2012 dikaitkan dengan
target 2014 disajikan dalam Tabel 3.7.
65
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Tabel 3.7 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6
No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/(Pen
urunan) dari Target Kinerja
2014
Capaian 2014 thd Target
(%) 2012 2013 2014 2012 2013
1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Persen 40,00 60,00 80,00 40,00 20,00 80,00 100,00
1. Persentase Pemda yang dilakukan asistensi Penerapan Jabatan Fungsional Auditor
Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh
pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi
syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan Pasal 51 PP
60 Tahun 2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor
dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan dalam program sertifikasi.
Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Permenpan 220/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang
Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau
pihak lain, yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil
dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang
berwenang.
Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA
sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan
intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.
Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor bertujuan
untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi
Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di
lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Penentuan
tingkat capaian indikator sasaran ini adalah jumlah K/L (APIP Pusat) dan Pemda
(APIP Daerah) non-BPKP yang mengimplementasikan JFA sampai dengan
66
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
tahun berjalan. Indikator tersebut diterjemahkan pada tingkat operasional pada
Perwakilan BPKP Provinsi Bali menjadi Persentase Pemda yang dilakukan
asistensi Penerapan Jabatan Fungsional Auditor dengan pengukuran
berdasarkan jumlah Pemda (kumulatif) yang dilakukan asistensi penerapan JFA
dibandingkan jumlah seluruh Pemda.
Sampai dengan Tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melakukan
asistensi penerapan JFA pada 4 Pemda yaitu Kabupaten Badung, Kabupaten
Klungkung, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Karangasem. Sehingga selama
periode Tahun 2012 s.d. 2014 telah dilaksanakan asistensi penerapan JFA pada
8 Pemda atau 80,00% dari seluruh Pemda di Provinsi Bali atau tercapai 100,00%
dari target sebesar 80,00%.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 80% tersebut, tidak mengalami kenaikan
sebesar 40% dari Tahun 2012 sebesar 40%, dan mengalami kenaikan sebesar
20% dari Tahun 2013 sebesar 60,00%. Dengan realisasi tersebut, target akhir
periode Renstra Tahun 2014 tidak tercapai dengan optimal.
Capaian kinerja IKU Tahun 2014 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 100% atau 4 laporan dari total target Tapkin sebanyak 4 laporan.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp31.431.000,00
atau 86,28% dari anggaran sebesar Rp36.428.000,00 dengan menggunakan
SDM sebanyak 53 OH atau 117,78% dari rencana sebanyak 53 OH.
Sasaran Strategis 7:
Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar
sesuai dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur tingkat
keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung
dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran.
Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan,
semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik sehingga anggaran yang
digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang terbaik pula.
67
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Dalam kerangka keuangan negara, BPKP sebagai lembaga pemerintah mempunyai
kewajiban menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar
yang diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP). Keberhasilan fungsi dukungan dalam membina satuan kerja
terkait dengan kualitas pengelolaan keuangan, ditandai dengan tingkat opini WTP
terhadap laporan keuangan BPKP yang diperoleh dari BPK RI.
Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan
Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU dominan
yang terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas
pengelolaan keuangan. Bersama sebelas IKU lainnya, realisasi IKU sasaran
strategis Tahun 2014 dibandingkan realisasi Tahun 2012 dan realisasi Tahun 2013
serta dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7
No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/(Penuru
nan) dari Target Kinerja
2014
Capaian 2014 thd Target
(%) 2012 2013 2014 2012 2013
1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
Persen 93,98 90,69 97,13 3,15 6,44 90,00 107,92
2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
Persen 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 100,00 100,00
3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Persen 6,40 7,36 7,31 0,91 (0,05) 8,00 91,33
4 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
Sklala Likert 1-10
7,50 7,88 7,80 0,30 (0,08) 8,50 91,76
5 Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
Persen 100,00 100,00 0,00 (100,00) (100,00) 100,00 0,00
6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
Jumlah berita
19 50 61 42 11 24 120,00
7 Persentase pemanfaatan asset
Persen 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 100,00 100,00
8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
Sklala Likert 1-10
6,80 6,92 7,42 0,39 0,27 8,30 86,63
68
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
69
No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/(Penuru
nan) dari Target Kinerja
2014
Capaian 2014 thd Target
(%) 2012 2013 2014 2012 2013
9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
Persen 100,00 90,91 57,14 (42,86) (33,77) 80,00 71,43
10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Topik Peneliti
an
0,00 1,00 0,00 0,00 (1,00) 1,00 0,00
11 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
APIP 1,00 4,00 8,00 7,00 4,00 4,00 120,00
12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala Likert 1-10
7,54 6,93 7,42 (0,10) 0,49 7,60 97,63
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis Tahun 2014 tercapai
103,96%. Secara keseluruhan, dengan dua belas IKU, rata-rata capaian sasaran
82,82%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai
berikut:
1. Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
IKU “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi”
diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan PKPT
dibandingkan dengan target penugasan pengawasan dalam PKPT, dengan
target Tahun 2014 sebesar 90%.
Realisasi IKU pada Tahun 2014 sebesar 97,13% atau mencapai 107,92% dari
target.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 97,13% tersebut mengalami kenaikan
sebesar 3,15% dari Tahun 2012 sebesar 93,98% dan naik sebesar 6,44% dari
Tahun 2013 sebesar 90,69. Realisasi tersebut telah mancapai maksimal sesuai
target akhir periode Renstra Tahun 2014 yaitu mencapai 107,92% dari target
90%.
Selain itu, pada Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melaksanakan
penugasan di luar yang direncanakan sebanyak 312 penugasan atau 48,00%
dari seluruh realisasi penugasan Tahun 2014 sebanyak 650 penugasan.
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp4.080.274.000,00 atau 95,64% dari anggaran sebesar Rp4.266.327.000,00
dan SDM sebanyak 18.509 OH atau 148,87% dari rencana sebanyak 12.433 OH
yang tersebar pada seluruh indikator pengawasan.
2. Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat
kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap penyajian
laporan keuangan BPKP. IKU “Tingkat Opini BPK RI terhadap Laporan
Keuangan BPKP”dibuat untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam membina
satuan kerja terkait penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAP.
Perwakilan BPKP merupakan Unit Akuntansi Pengguna Anggaran BPKP secara
keseluruhan, sehingga laporan keuangan perwakilan merupakan laporan
keuangan dukungan bagi BPKP untuk mendapatkan opini WTP. IKU untuk
Perwakilan BPKP Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP
dengan SAP, diukur berdasarkan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan
keuangan perwakilan.
Pada Tahun 2014, IKU telah tercapai 100% karena laporan keuangan BPKP
yang disusun dari laporan keuangan BPKP Pusat dan seluruh perwakilan telah
mendapatkan opini WTP.
Dalam rangka mendukung capaian IKU tingkat BPKP, Perwakilan berupaya
melaksanakan kegiatan pengelolaan anggaran dan penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah.
3. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Peningkatan pengelolaan kepegawaian dan organisasi sebagai upaya untuk
perbaikan kualitas SDM, serta penataan kelembagaan dan proses kerja internal
yang dapat menunjang tercapainya penyelenggaraan pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Hal
tersebut dilandasi dengan pemikiran bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip tata
kepemerintahan yang baik (good governance) akan terwujud dengan dukungan
SDM yang andal dan terkelola dengan baik.
70
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu
keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat
terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei
kepada para penerima layanan, dengan metode skala Likert 1-10. Perhitungan
persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan kepegawaian dan
organisasi dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara uji petik
kepada para pegawai dari seluruh unit kerja di lingkungan BPKP.
Target IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan
kepegawaian” pada Tahun 2014 adalah sebesar 7,31 dari skala Likert 1-10.
Capaian kinerja IKU ini menunjukkan tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan
pengelolaan kepegawaian dan organisasi, antara lain: (a) Sistem rekrutmen yang
transparan dan berbasis kompetensi; (b) Pelayanan kenaikan pangkat pegawai,
kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian gaji selalu dilaksanakan secara
tepat waktu; (c) Struktur kelembagaan (organisasi dan tata kerja) yang
proporsional, efektif, dan efisien terus disesuaikan secara bertahap; serta (d)
Penandatanganan pakta integritas atau pernyataan kepatuhan terhadap aturan
perilaku pada setiap awal tahun untuk seluruh pegawai.
Realisasi IKU ini dalam Tahun 2014 adalah sebesar 7,31 dari skala Likert 1-10
atau mencapai 91,33% dari target Tahun 2014 sebesar 8,00 dari skala Likert 1-
10.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 7,31 dari skala Likert 1-10, mengalami
kenaikan sebesar 0,91 dari skala Likert 1-10 dari Tahun 2012 dan mengalami
penurunan sebesar 0,05 dari skala Likert 1-10 dari Tahun 2013. Realisasi
tersebut belum mencapai target akhir periode Renstra Tahun 2014 yaitu 91,33%
dari target.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp
118.420.000,00 atau 100,14% dari anggaran sebesar Rp118.256.000,00 dan
SDM sebanyak 771 OH atau 88,42% dari rencana sebanyak 872 OH.
4. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai Prosedur
Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas BPKP secara
keseluruhan dengan pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci
71
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
yang harus senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari, agar para pengguna merasa puas dengan
pelayanan keuangan yang mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang
tersedia dalam dokumen anggaran harus dilaksanakan secara profesional dan
akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu penyediaan dana memerlukan kerja
sama dari unit pengguna dalam penyampaian berkas permintaan dan
pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan
sesuai dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna
anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk
membiayai kegiatan yang telah dianggarkan, diukur berdasarkan hasil survai
kepuasan pegawai atas layanan keuangan.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 7,80 dari skala likert 1-10 atau mencapai
91,76% dari target sebesar 8,50 dari skala likert 1-10.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 7,80 dari skala Likert 1-10, mengalami
kenaikan sebesar 0,3 dari skala Likert 1-10 dari Tahun 2012 sebesar 7,50 dari
skala Likert 1-10 dan mengalami penurunan sebesar 0,08 dari skala Likert 1-10
dari Tahun 2013 sebesar 7,88 dari skala Likert 1-10. Target akhir periode
Renstra Tahun 2014 belum tercapai maksimal atau mencapai 91,76% dari target
sebesar 8,50 dari skala Likert 1-10.
Pencapaian Indikator Kinerja Utama ini didukung dengan beberapa proses
kegiatan, antara lain penyediaan dana yang sesuai dengan jumlah dan waktu
yang diajukan dalam SPP yang sesuai dengan prosedur, verifikasi
perbendaharaan, monitoring/evaluasi penyusunan dan perbendaharaan
anggaran, pembinaan penyusunan dan perbendaharaan anggaran, serta
rekonsiliasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp483.411.000,00
atau 88,92% dari anggaran sebesar Rp543.676.000,00 dan SDM sebanyak 715
OH atau 49,38% dari rencana sebanyak 1.448 OH.
72
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
5. Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
Salah satu fungsi pelayanan BPKP dalam rangka mendukung tugas dan fungsi
BPKP adalah memberikan bantuan hukum kepada satuan kerja BPKP yang
tengah menghadapi gugatan hukum, melakukan kajian hukum atas peraturan
perundang-undangan berdasarkan permintaan dari satuan kerja BPKP, dan
melakukan pembinaan hukum kepada satuan kerja BPKP yang membutuhkan.
Untuk itu, kinerja IKU bidang hukum BPKP diukur dengan menilai tingkat
kepuasan pegawai/satuan kerja terhadap layanan pembinaan dan bantuan
hukum. Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan tersebut
adalah “Persepsi kepuasan pegawai/satuan kerja atas pembinaan dan bantuan
hukum”. Pada tingkat perwakilan IKU tersebut menjadi Persentase permintaan
bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas dengan capain
diukur berdasarkan jumlah permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro
Hukum dan Humas dibandingkan dengan jumlah permintaan bantuan hukum.
Pada Tahun 2014, tidak ada permintaan bantuan hukum yang diajukan ke Biro
Hukum dan Humas untuk ditindaklanjuti. Sehingga realisasi dan capaian IKU ini
tidak dapat diukur.
Pada Tahun 2014 Realisasi IKU ini tidak terukur, sedangkan realisasi kinerja IKU
bidang Hukum BPKP untuk Tahun 2012 dan Tahun 2013 sebesar 100,00%.
6. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP di Media Massa
Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang
terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi BPKP yang
ditentukan juga oleh citranya di mata publik. Oleh karena itu, persepsi publik
terhadap BPKP menjadi salah satu alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja
BPKP.
Kinerja IKU ini diukur dengan cara mengukur jumlah berita tentang kegiatan
perwakilan BPKP di media massa.
Selama Tahun 2014 jumlah berita tentang kegiatan Perwakilan BPKP di media
massa sebanyak 61 Berita atau 120% dari target sebanyak 24 Berita.
73
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Realisasi IKU Tahun 2014 sebanyak 61 berita tersebut mengalami kenaikan
sebesar 42 berita dari Tahun 2012 sebanyak 19 berita dan mengalami kenaikan
sebanyak 11 berita dari Tahun 2013 sebanyak 50 berita. Realisasi tersebut telah
mencapai maksimal dari taget akhir renstra sebanyak 24 berita.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp43.923.000,00
atau 85,16% dari anggaran sebesar Rp51.579.000,00 dan SDM sebanyak 148
OH atau 46,84% dari rencana sebanyak 316 OH.
7. Persentase Pemanfaatan Aset
Persentase Pemanfaatan Aset digunakan untuk mengukur pengelolaan dan
pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di BPKP yang dilaksanakan
melalui pengelolaan urusan tata usaha, perlengkapan, dan rumah tangga bagi
seluruh satuan kerja. Persentase pemanfaatan asset diukur berdasarkan total
asset dikurangi asset kondisi baik/kurang baik dibandingkan total asset.
Dalam Tahun 2014, persentase pemanfaatan asset sebesar 100% atau 100%
dari target sebesar 100%.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 100% tersebut, tidak mengalami
kenaikan/penurunan dibandingkan dengan Tahun 2012 dan Tahun 2013 sebesar
100%. Realisasi tersebut telah mencapai target akhir periode Renstra Tahun
2014 sebesar 100%.
IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan
perlengkapan, meliputi sub-sub kegiatan pencatatan dan updating akuntansi
aset, inventarisasi aset, serta validasi dan verifikasi aset pada BPKP.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp1.761.498.000,00 atau 92,29% dari anggaran sebesar Rp1.908.627.000,00
dan SDM sebanyak 1.177 OH atau 89,98% dari rencana sebanyak 1.308 OH.
8. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Sarana Prasarana
Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui
penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungan
BPKP.
74
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
IKU “Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Sarpras”
merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan
target sebesar 8,10 dari skala likert 1-10. IKU ini diukur dari hasil survei
kepuasan pegawai perwakilan atas layanan sarpras.
Berdasarkan hasil survai atas persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap
Layanan Sarpras Tahun 2014, capaian IKU atas pelaksanaan layanan sarpras
sebesar 7,19 dari skala likert 1-10 atau 83,37% dari target sebesar 8,30 dari
skala likert 1-10.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 7,19 dengan skala Likert 1-10, mengalami
kenaikan sebesar 0,39 dengan skala Likert 1-10 dari Tahun 2012 sebesar 6,80
dengan skala Likert 1-10 dan mengalami kenaikan sebesar 0,27 dengan skala
Likert 1-10 dari Tahun 2013 sebesar 6,92 dengan skala Likert 1-10. Target akhir
periode Renstra Tahun 2014 belum tercapai optimal atau 86,63% dari target.
Tercapainya target kinerja sasaran ini antara lain karena adanya penggunaan
aplikasi sistem perbendaharaan, aplikasi gaji dan perjalanan dinas, serta
pengadaan keperluan sehari-hari perkantoran yang didasarkan pada skala
prioritas kebutuhan pengguna.
Faktor-faktor pendukung keberhasilan pencapaian target output karena adanya
kesiapan sarpras, kesiapan SDM pelaksana, dan peningkatan kompetensi SDM
pengelola secara berkesinambungan.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp13.991.884.000,00 atau 96,42% dari anggaran sebesar Rp14.510.946.000,00
dan SDM sebanyak 6.191 OH atau 210,27% dari rencana sebanyak 3.076 OH.
9. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat BPKP
Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara lain
bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap pelaksanaan
kegiatan BPKP. Hasil kegiatan pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat
merupakan bagian dari fungsi early-warning dalam pengembangan dan
perbaikan operasional untuk mencapai dan meningkatkan kinerja BPKP.
IKU “Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat BPKP”
merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target
75
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
sebesar 80,00%. IKU ini diukur dengan menghitung Jumlah tindak lanjut
rekomendasi hasil audit Inspektorat dibandingkan dengan jumlah rekomendasi
Inspektorat yang diterima sampai dengan tahun berjalan.
Dalam Tahun 2014, jumlah tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
sebanyak 4 tindak lanjut atau 57,14% dari 7 rekomendasi yang harus
ditindaklanjuti. Dibandingkan dengan target IKU pada Tahun 2014 sebesar 80%,
maka capaian IKU sebesar 71,43%.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 57,14% mengalami penurunan sebesar
42,86% dari realisasi Tahun 2012 sebesar 100,00% dan mengalami penurunan
sebesar 33,77% dari realisasi Tahun 2013 sebesar 90,91%. Dengan demikian
target akhir periode Renstra Tahun 2014 tidak tercapai secara optimal.
10. Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaikan ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan
IKU “Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaikan ke Pusat Penelitian
dan Pengembangan Pengawasan” merupakan IKU lainnya untuk mencapai
Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 1 topik. IKU ini diukur dari jumlah
masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas.
Dalam Tahun 2014, tidak ada masukan topik penelitian ke Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pengawasan. Dibandingkan dengan target IKU pada Tahun
2014 sebesar 1 topik, maka capaian IKU nihil.
Realisasi IKU Tahun 2014 nihil tersebut, tidak mengalami kenaikan/penurunan
dari Tahun 2012, namun mengalami penurunan sebesar 100,00% dibandingkan
dengan Tahun 2013 yang mengirimkan 1 topik masukan ke Puslitbangwas.
Dengan demikian target akhir periode Renstra Tahun 2014 tidak tercapai.
11. Pencapaian Tata Kelola APIP yang Baik
Tugas dan fungsi Instansi Pembina berdasarkan Permenpan Nomor
PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang JFA dan Angka Kreditnya
serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN, Nomor PER-
1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya,
76
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
memberi arah baru bagi BPKP sebagai Instansi Pembina JFA menuju pada
manajemen SDM berbasis kompetensi dan kinerja.
Terkait peran yang harus dilakukan oleh APIP, dalam pasal 48 Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan bahwa pengawasan
intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dilakukan oleh
APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup kegiatan yang berkaitan langsung
dengan penjaminan kualitas (quality assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan
pemantauan, perlunya penerapan tata kelola yang baik guna mendukung
terselenggaranya pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih
dan bebas dari praktek KKN serta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan
dengan bantuan saran (consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai
pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan
konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan serta pemaparan hasil pengawasan.
Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern semakin
banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM auditor yang
semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.
IKU “Pencapaian Tata Kelola APIP yang Baik” merupakan IKU lainnya untuk
mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 40,00%. Pada tingkat
perwakilan, IKU ini diterjemahkan menjadi “Jumlah Instansi APIP yang Telah
Disosialisasi dan atau di-Assesment Tata Kelola APIP.” IKU ini bertujuan untuk
mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina
JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten, serta tata kelola
yang baik di lingkungan APIP non-BPKP.
Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah
melaksanakan tata kelola APIP yang baik untuk Tahun 2013 adalah berdasarkan
hasil assessment (evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang mengacu kepada
model Internal Audit Capability Model (IACM).
Realisasi IKU Tahun 2014 sebanyak 8 Instansi APIP atau mencapai 120,00%
dari target sebanyak 4 instansi APIP.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 8 Instansi APIP tersebut, mengalami
kenaikan sebanyak 7 Instansi APIP atau 700% dari Tahun 2012 sebanyak 1
Instansi APIP dan mengalami kenaikan sebanyak 4 instansi APIP atau 100% dari
77
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Tahun 2013 sebanyak 4 instansi APIP. Dengan demikian target akhir periode
Renstra Tahun 2014 telah tercapai optimal sebesar 120,00%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp110.112.000,00
atau 62,52% dari anggaran sebesar Rp176.136.000,00 dan SDM sebanyak 252
OH atau 101,61% dari rencana sebanyak 248 OH.
12. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat
IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat” merupakan
IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7, dengan target sebesar 8,10
dari skala likert 1-10. IKU ini diukur dengan pendekatan kepuasan pelanggan
(customer satisfaction).
Pengukuran ditujukan kepada pimpinan/pejabat struktural di lingkungan Pemda
(Inspektorat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota).
IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP
selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas yaitu auditor
yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat meningkatkan mutu
pengawasan.
Realisasi IKU sebesar 7,42 dari skala likert 1-10 atau mencapai 97,63% dari
target sebesar 7,60 skala Likert 1-10.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 7,60 dari skala Likert 1-10 tersebut,
mengalami kenaikan sebesar 0,49 dari skala Likert 1-10 dari Tahun 2013
sebesar 6,93 dari skala Likert 1-10. Target akhir periode Renstra Tahun 2014
belum tercapai optimal atau 97,63% dari target, namun telah mencapai maksimal
sesuai kondisi JFA pada Inspektorat di wilayah Provinsi Bali.
IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan JFA dan Tata Kelola APIP yang
didukung sub-sub kegiatan penerbitan sertifikat, penilaian angka kredit terpusat
JFA APIP, evaluasi penerapan JFA, dan penyediaan layanan informasi.
78
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Sasaran Strategis 8:
Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan
Bagi Pimpinan
Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan
terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitas BPKP sebagai Auditor
Presiden. Sehubungan dengan itu, BPKP dituntut untuk memberikan informasi yang
berharga bagi Presiden dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang
dihadapi pemerintah. Selain itu, BPKP juga harus mampu memberikan informasi
untuk mendukung pengambilan keputusan internal BPKP.
Sasaran strategis ini memiliki satu IKU dominan untuk mengukur keberhasilan
sasaran strategis. Secara lengkap, realisasi IKU Sasaran Strategis pada Tahun
2014 dibandingkan dengan Tahun 2012 dan Tahun 2013, dan dikaitkan dengan
target 2014 disajikan dalam Tabel 3.9 berikut ini:
Tabel 3.9 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8
No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/(Penu
runan) dari Target Kinerja
2014
Capaian 2014 thd Target
(%) 2012 2013 2014 2012 2013
1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Persen 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 100,00 100,00
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1, terlihat bahwa IKU Sasaran Strategis pada Tahun 2014 tercapai 100%.
Indikator capaian IKU adalah:
Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan Secara Efektif
IKU ini digunakan untuk mengukur penggunaan/pengimplementasian sistem
informasi yang dikembangkan oleh BPKP untuk menghasilkan/menyediakan
informasi yang dibutuhkan oleh unit kerja di lingkungan BPKP. IKU ini diukur
berdasarkan jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan dibagi dengan jumlah
sistem informasi yang wajib dimanfaatkan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM
MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG).
79
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
Realisasi IKU Tahun 2014 sebanyak 10 sistem informasi mencapai 100% dari target
sebanyak 10 sistem informasi.
Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar 100% tersebut, tidak mengalami
kenaikan/penurunan Tahun 2012 dan Tahun 2013 sebesar 100% atau 10 sistem
informasi. Target akhir periode Renstra Tahun 2014 untuk IKU ini telah tercapai
100%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 38.050.000,00
atau 173,81% dari anggaran sebesar Rp21.892.000,00 dan SDM sebanyak 716 OH
atau 87,42% dari rencana sebanyak 819 OH.
B. REALISASI ANGGARAN
Anggaran dan realisasi dana Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam melaksanakan
kegiatan pengawasan untuk pencapaian IKU sebagaimana di atas dapat
digolongkan berdasarkan program dan jenis belanja sebagai berikut:
a. Realisasi Anggaran Berdasarkan Program
No. Program Anggaran Realisasi % Realisasi
1 Jumlah Anggaran Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP
4.266.327.000 4.080.273.905 95,64
2 Jumlah Anggaran Kegiatan Fasilitasi Dukungan Manajemen
17.134.396.000 16.432.012.570 95,90
3 Jumlah Anggaran Kegiatan Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana
164.520.000 162.870.000 99,00
Total Anggaran 21.565.243.000 20.675.156.475 95,87
b. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja
No. Jenis Belanja Anggaran Realisasi % Realisasi
1 Belanja Pegawai 14.202.542.000 13.756.915.291 96,86 2 Belanja Barang 7.181.747.000 6.738.937.184 93,83 3 Belanja Modal 180.954.000 179.304.000 99,09
Total Anggaran 21.565.243.000 20.675.156.475 95,87
80
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIII–AkuntabilitasKinerja
81
Selain bersumber dari DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Bali, dalam melaksanakan
kegiatan pengawasan juga didukung Dana Pihak Ketiga (Dana Mitra) dengan
realisasi sebagai berikut:
No Bidang Realisasi Dana Pihak Ketiga
1. Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat 637.324.000,00
2. Akuntabilitas Pemerintah Daerah 350.920.000,00
3. Akuntan Negara 317.463.000,00
Jumlah Rp1.305.707.000,00
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIV‐Penutup
82
BAB IV PENUTUP
Sebagaimana diamanatkan dalam PP 60 Tahun 2008, Perwakilan BPKP
Provinsi Bali melakukan pembinaan SPIP dan pengawasan intern terhadap
kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum dan kegiatan lain atas
permintaan Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan melalui kegiatan
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya.
Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu Menteri/Pimpinan
Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota dalam rangka memperkuat dan
menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Intern.
Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan SPIP
disampaikan dalam LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Bali. Dalam pelaporan
kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi
dan analisis yang memadai sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan
kinerja ke depan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali, di samping
merupakan pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam
mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2014, juga mencerminkan sejauh
mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa perbaikan mendasar
telah dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP yang meliputi
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja,
dan pencapaian sasaran organisasi.
Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen
renstra, rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja
utama. Terhadap Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bali 2010-2014 telah
ditambahkan sasaran strategis, IKU dan target tahunan diselaraskan dengan
RPJMN. Target-target kinerja jangka menengah dalam renstra telah dirinci
dalam target-target kinerja tahunan dalam rencana kinerja tahunan dan
penetapan kinerja, serta dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan. Sasaran
strategis telah berorientasi hasil, bukan proses/kegiatan, dan diukur dengan
indikator-indikator kinerja utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah
selaras dan memiliki hubungan kualitas dengan sasaran.
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIV‐Penutup
83
Perbaikan dalam pengukuran kinerja berupa perbaikan mekanisme
pengumpulan data kinerja dengan menggunakan teknologi informasi, dan
melakukan pengukuran kinerja melalui pembandingan dengan target tahun
berjalan.
Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai
kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun
eksternal, dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi.
Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan
termasuk kategori “Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan
dalam tahun 2014. Dari delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 36 IKU,
telah dipilih 11 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran.
Realisasi tahun 2014, enam dari delapan sasaran strategis telah mencapai
target 100%, dan 6 dari 11 IKU dominan tercapai yang dirinci sebagai berikut.
Sasaran 1: Dari 2 IKU dominan, tercapai 1, capaian 97,08%
Sasaran 2: Dari 1 IKU dominan, tercapai 100%
Sasaran 3: Dari 2 IKU dominan, tercapai 100%
Sasaran 4: Dari 1 IKU dominan, tercapai 100%
Sasaran 5: Dari 1 IKU dominan tercapai 33,33%
Sasaran 6: Dari 1 IKU dominan tercapai 100%
Sasaran 7: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%
Sasaran 8: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%
Kelemahan dalam pencapaian sasaran strategis dapat diidentifikasi yaitu
K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 di bawah 100%
disebabkan:
a. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional
instansi, namun baru pada tahap pengembangan infrastruktur
pengendalian, berupa pemetaan risiko, penetapan dan pengembangan
Kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP);
b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat
nyata dari SPIP belum dapat dirasakan oleh K/L/Pemda.
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali
dalam upaya memperbaiki kinerja antara lain:
1. Menyempurnakan metodologi perencanaan dan pelaksanaan pengawasan
yang secara dini dapat memetakan permasalahan lintas sektoral dan
LAKIPPERWAKILANBPKPPROVINSIBALITAHUN2014 BABIV‐Penutup
84
permasalahan stakeholder lainnya sehingga dapat lebih efektif mengarahkan
perumusan rekomendasi yang relevan dan strategis.
2. Peningkatan K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008
diupayakan dengan cara:
a. Menuntaskan penguatan dan pengembangan infrastruktur
penyelenggaraan SPIP dengan terus meningkatkan pembinaan
penyelenggaraan SPIP. Subkegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mendukung kegiatan tersebut antara lain :
1) Menambah jumlah personil satgas pembinaan SPIP yang dapat
bertugas secara fokus untuk kegiatan pembinaan penyelenggaraan
SPIP.
2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat dan
workshop penyelenggaraan SPIP bagi Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah.
3) Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP,
antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP.
b. Berkoordinasi lebih intensif dengan Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah untuk percepatan implementasi dan internalisasi
penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional
instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi
termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang
wajar.
3. Pengembangan sistem informasi pengukuran data kinerja sampai dengan
capaian IKU.
Akhirnya dengan disusun LAKIP ini, diharapkan dapat memberikan informasi
secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Bali, sehingga dapat memberikan umpan balik guna
peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Secara internal LAKIP ini
telah menjadi motivator untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi terhadap
perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga kontribusi Perwakilan BPKP
Provinsi Bali dalam pembangunan dapat lebih dirasakan.
---o0o---
Lampiran 1/1 -4
Rumus Pengukuran ANGGARAN (Rp000)
REALISASI (Rp000) % RENCANA REALISASI %
1 Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan
Jumlah Instansi vertikal yang mendapat pendampingan dibanding Target dalam PKPT
% 95,00 100,00 105,26 215.986 129.927 60,16 598 1.048 175,25 90
2 Persentase IPDyang laporankeuangannya memperoleh opiniminimal WDP
Jumlah IPD yang memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi
% 90,00 80,00 88,89 272.045 397.628 146,16 482 1.364 282,99 77,28
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar
Jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar dibandingkan dengan jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang diaudit
% 82,00 100,00 120,00 166.981 122.437 73,32 1.145 1.222 106,72
4 Persentase hasilpengawasan lintassektoral yangdisampaikan kePusat
Jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat
% 86,25 100,00 115,94 586.507 1.011.621 172,48 2.195 4.196 191,16
5 Persentase hasilpengawasan ataspermintaan
Jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat
% 68,00 100,00 120,00 338.282 261.131 77,19 1.042 1.416 135,89
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
KEUANGAN SDM (OH)Sasaran Strategis
PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALICAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014
SATUAN TARGET REALISASI % CAPAIAN PROGRAMNoUraian IKU
Indikator Kinerja Keterangan
permintaan presiden yangdisampaikan kePusat
p
6 Persentase hasilpengawasan ataspermintaan stakeholders yangdijadikan bahanpengambilan keputusan olehstakeholders
Persentase laporan pengawasan atas permintaan stakeholder disampaikan tepat waktu (sesuai RPL dalam KM4)
% 93,33 60,98 65,33 461.766 291.169 63,06 931 1.240 133,19
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Jumlah BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh BUMD di wilayah kerja perwakilan
% 80,00 0,00 0,00 20.410 39.330 192,70 390 569 145,90
2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
Jumlah tindak lanjut (rekomendasi/saran) dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit OPN/OPAD
% 75,00 80,00 106,67 15.211 32.360 212,74 57 204 357,89
9 Persentase hasilpengawasan BUNyang disampaikanke Pusat
Jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat
% 86,25 100,00 115,94 449.257 129.460 28,82 530 579 109,25
3 Terselenggaranya SPM pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
Jumlah IPD yangmencantumkan SPM dalamdokumen perencanaandibagi jumlah IPD yangdiaudit kinerja pelayanan
% 85,00 100,00 117,65 14.657 34.460 235,11 128 144 112,50
Lampiran 1/2 -4
Rumus Pengukuran ANGGARAN (Rp000)
REALISASI (Rp000) % RENCANA REALISASI %
KEUANGAN SDM (OH)Sasaran Strategis SATUAN TARGET REALISASI % CAPAIAN PROGRAMNo
Uraian IKU
Indikator Kinerja Keterangan
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
Jumlah BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dibandingkan dengan target PKPT
% 65,00 100,00 120,00 71.527 85.795 119,95 394 538 136,55
12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
jumlah BUMD yang diaudit kinerja dibandingkan target PKPT
% 55,00 91,67 120,00 270.302 313.595 116,02 635 747 117,64
4 13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Jumlah Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Kelompok masyarakat
8 8 100,00 66.217 133.718 201,94 48 141 293,75
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Jumlah instansi yang mendapatkan sosialisasi/DA/ bimtek/ evaluasi FCP
Instansi 4 4 100,00 55.188 770 1,40 172 89 51,74
15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK
Jumlah instansi yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK th berjalan
Instansi 3 2 66,67 13.314 4.620 34,70 55 28 50,91
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
berpotensi TPK16 Persentase
Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
Jumlah laporan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP, klaim dan eskalasi yg memenuhi syarat (diterbitkan ST)
% 84,00 83,33 99,21 88.760 57.692 65,00 457 690 150,98
17 Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA
Jumlah laporan audit investigasi/PKKN/PKA dibagi dengan permintaan audit investigasi/PKKN/PKA dari instansi penegak hukum
% 85,00 100,00 117,65 546.952 451.814 82,61 1.824 2.611 143,15
18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
Jumlah TL atas temuan investigasi non TPK dibagi dengan jumlah temuan non TPK s.d. tahun berjalan
% 50,00 0,00 0,00 - - - - - -
Lampiran 1/3 -4
Rumus Pengukuran ANGGARAN (Rp000)
REALISASI (Rp000) % RENCANA REALISASI %
KEUANGAN SDM (OH)Sasaran Strategis SATUAN TARGET REALISASI % CAPAIAN PROGRAMNo
Uraian IKU
Indikator Kinerja Keterangan
19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
Jumlah hasil telaahandibandingkan dengan jumlahpengaduan yang masuk
% 10,00 100,00 120,00 14.978 - 0,00 12 12 100,00
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
20 Persentase Pemdayang menyelenggarakan SPIP sesuai PPNomor 60 Tahun2008
Jumlah Pemda yang opini LKWTP dibandingkan Jumlahseluruh Pemda
% 60,00 20,00 33,33 301.948 328.557 108,81 938 1.117 119,08
21 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
Jumlah Pemda yang dilakukanasistensi penyelenggaraanSPIP sesuai PP No 60 Tahun2008 sampai dengan tahunberjalan
Pemda 8 10 120,00 - - - - - -
22 Jumlah Pemda yangdilakukan monitoringSistem Pengendalian Intern
Jumlah Pemda yang dilakukanmonitoring SistemPengendalian InternPemerintah sampai dengantahun berjalan
Pemda 6 6 100,00 83.475 112.647 134,95 107 249 232,71
6 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan k t d 80%
23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Jumlah Pemda yang dilakukanasistensi penerapan JFA dibandingkan jumlah seluruhPemda
% 80,00 80,00 100,00 36.428 31.431 86,28 45 53 117,78
kompeten pada 80% K/L/Pemda
7 24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
Realisasi PP PKPT dibandingkan dengan target PP dalam PKPT
% 90,00 97,13 107,92 143.940 157.698 109,56 2.212 1.674 75,68
25 Persentase kesesuaian laporankeuangan Perwakilan BPKPdengan SAP
Hasil reviu Inspektorat terhadap laporan keuangan perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80% apabila ada catatan.
% 100,00 100,00 100,00 - - - - - -
26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Hasil survai kepuasanpegawai perwakilan layanankepegawaian
% 8,00 7,31 91,33 118.256 118.420 100,14 872 771 88,42
27 Persepsi kepuasanpegawai perwakilanatas pencairananggaran yangdiajukan sesuaiprosedur
Hasil survai kepuasanpegawai perwakilan ataslayanan keuangan
Sklala Likert 1-10
8,50 7,80 91,76 543.676 483.411 88,92 1.448 715 49,38
28 Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
Jumlah permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas dibandingkan dengan jumlah permintaan bantuan hukum
% 100,00 0,00 0,00 - - - - - -
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP
Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Lampiran 1/4 -4
Rumus Pengukuran ANGGARAN (Rp000)
REALISASI (Rp000) % RENCANA REALISASI %
KEUANGAN SDM (OH)Sasaran Strategis SATUAN TARGET REALISASI % CAPAIAN PROGRAMNo
Uraian IKU
Indikator Kinerja Keterangan
29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
Jumlah Berita tentang kegiatan perwakilan BPKP di media massa
- 24 61 120,00 51.579 43.923 85,16 316 148 46,84
30 Persentase pemanfaatan asset
Total asset dikurangi asset kondisi baik/kurang baik yang tidak digunakan dibandingkan total asset
% 100,00 100,00 100,00 1.908.627 1.761.496 92,29 1.308 1.177 89,98
31 Persepsi kepuasanpegawai perwakilanterhadap layanansarpras
Hasil survai kepuasanpegawai perwakilan ataslayanan sarpras
Skala Likert 1-10
8,30 7,19 86,63 14.510.946 13.991.884 96,42 3.076 6.191 201,27
32 Persentase tindaklanjut rekomendasihasil auditInspektorat
Jumlah tindak lanjutrekomendasi hasil audiInspektorat dibandingkandengan jumlah rekomendasiInspektorat yang diterimasampai dengan tahun berjalan
% 80,00 57,14 71,43 - - - - - -
33 Jumlah masukantopik penelitian yangdisampaikan kepuslitbangwas
Jumlah masukan topikpenelitian yang disampaikanke puslitbangwas
Topik Penelitian
1 0 0,00 - - - - - -
34 Jumlah instansiAPIP yang telahdisosialisasi dan
Jumlah instansi APIP yangtelah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
APIP 4 8 120,00 176.136 110.112 62,52 248 252 101,61
atau di-assessment tata kelola APIP
35 Tingkat persepsikepuasan Pemdaatas auditorbersertifikat
Survey kepuasan pejabatstruktural Pemda terhadappejabat fungsional auditor(PFA) di lingkungan APIPPemda.
Sklala Likert 1-10
7,60 7,42 97,63 - - 0,00 - - -
8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Jumlah sistem informasi yangdimanfaatkan dibagi denganjumlah sistem informasi yangwajib dimanfaatkan BPKP(SIM HP, SIM RKT, SIMMonevRKT, SAKPA, SIMAKBMN, RKAKL, SPM, SPPD,DMS, SIMPEG)
SI 100,00 100,00 100,00 21.892 38.050 173,81 819 716 87,42
Jumlah 21.565.243 20.675.156 95,87 22.484 29.901 132,99
Lampiran 2/1 - 4
1 2 3 4 5 6 7=6-5 8 9=6/8 101 Persentase IPP yang mendapat
pendampingan penyusunan Laporan Keuangan
% 133,33 100,00 (33,33) 95,00 105,26
Persentase IPD yang laporankeuangannya memperoleh opiniminimal WDP
% 90,00 80,00 (10,00) 90,00 88,89
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar
% 100,00 100,00 0,00 82,00 120,00
Persentase hasil % 100,00 100,00 0,00 86,25 115,94
Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD
Keterangan% REALISASI
2014 THD TARGET 2014
IKU
PERBANDINGAN REALISASI IKU TAHUN 2013 DAN 2014 DENGAN TARGET 2014PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI
No SASARAN STRATEGIS SATUAN REALISASI
2013REALISASI
2014KENAIKAN/
PENURUNANTARGET IKU
2014
pengawasan lintas sektoralyang disampaikan ke Pusat
Persentase hasilpengawasan ataspermintaan presiden yangdisampaikan ke Pusat
% 100,00 100,00 0,00 68,00 120,00
Persentase hasilpengawasan ataspermintaan stakeholders yang dijadikan bahanpengambilan keputusan olehstakeholders
% 100,00 60,98 (39,02) 93,33 65,33
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 37,50 0,00 (37,50) 80,00 0,00
2 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
% 0,00 80,00 80,00 75,00 106,67
Persentase hasilpengawasan BUN yangdisampaikan ke Pusat
% 111,54 100,00 (11,54) 86,25 115,94
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Lampiran 2/2 - 4
Keterangan% REALISASI
2014 THD TARGET 2014
IKUNo SASARAN STRATEGIS SATUAN REALISASI
2013REALISASI
2014KENAIKAN/
PENURUNANTARGET IKU
2014
3 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 75,00 100,00 25,00 85,00 117,65
Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 100,00 100,00 0,00 65,00 120,00
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 70,83 91,67 20,83 55,00 120,00
4 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Kelompok Masyarakat
5,00 8,00 3,00 8 100,00
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 1 4 3,00 4 100,00
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Terselenggaranya SPM pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
i FCPJumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK
Instansi 0 2,00 2,00 3 66,67
Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 100,00 83,33 (16,67) 84,00 99,21
Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA
% 98,33 100,00 1,67 85,00 117,65
Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
% 0 0 0,00 50,00 0,00
Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
% 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00
5 Persentase Pemda yangmenyelenggarakan SPIP sesuaiPP Nomor 60 Tahun 2008
% 20,00 20,00 0,00 10,00 120,00
Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
Pemda 10 10 0 60 16,67
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Korupsi Menjadi 80%
Lampiran 2/3 - 4
Keterangan% REALISASI
2014 THD TARGET 2014
IKUNo SASARAN STRATEGIS SATUAN REALISASI
2013REALISASI
2014KENAIKAN/
PENURUNANTARGET IKU
2014
Jumlah Pemda yang dilakukanmonitoring SistemPengendalian Intern
Pemda 5 6 1 8 75,00
6 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 60,00 80,00 20,00 6,00 120,00
7 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 90,69 97,13 6,44 80,00 120,00
Persentase kesesuaian laporankeuangan Perwakilan BPKPdengan SAP
% 100,00 100,00 0,00 90,00 111,11
Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan dengan SAP
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
% 7,36 7,31 (0,05) 100,00 7,31
Persentase Pagu Dana yangtidak Diblokir dalam DIPA
% 100,00 100,00 0,00 8,00 120,00
Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan atas pencairananggaran yang diajukan sesuaiprosedur
Sklala Likert 1-10 7,88 7,80 (0,08) 100,00 7,80
Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
% 100,00 0,00 (100,00) 8,50 0,00
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
- 50 61 11 100,00 61,00
Persentase pemanfaatan asset % 100,00 100,00 0,00 24,00 120,00
Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan terhadap layanansarpras
Sklala Likert 1-10 6,92 7,19 0,27 100,00 7,19
Persentase tindak lanjutrekomendasi hasil auditInspektorat
% 90,91 57,14 (33,77) 8,30 120,00
keuangan sebesar 100%.
Lampiran 2/4 - 4
Keterangan% REALISASI
2014 THD TARGET 2014
IKUNo SASARAN STRATEGIS SATUAN REALISASI
2013REALISASI
2014KENAIKAN/
PENURUNANTARGET IKU
2014
Jumlah masukan topikpenelitian yang disampaikan kepuslitbangwas
Topik Penelitian 1 0 (1) 80 0,00
Jumlah instansi APIP yangtelah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
APIP 4 8 4,00 1 120,00
Tingkat persepsi kepuasanPemda atas auditorbersertifikat
Sklala Likert 1-10 6,93 7,42 0,49 4,00 120,00
8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
SI 10,00 100,00 90,00 8 120,00
Lampiran 3/1 - 2
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 Persentase IPP yang mendapat
pendampingan penyusunan Laporan Keuangan
% 60 - 80,00 90,00 95,00 - - 100,00 133,33 100,00 - - 120,00 120,00 105,26
Persentase IPD yang laporankeuangannya memperoleh opiniminimal WDP
% 65 - 85,00 90,00 90,00 - - 100,00 90,00 80,00 - - 117,65 100,00 88,89
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan
% 80 - 82,00 82,00 82,00 - - 90,91 100,00 100,00 - - 110,87 120,00 120,00
Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat
% 4,25 - 73,00 81,25 86,25 - - 167,39 100,00 100,00 - - 120,00 120,00 115,94
Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke Pusat
% 68 - 68,00 68,00 68,00 - - 154,55 100,00 100,00 - - 120,00 120,00 120,00
Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan
% 66,66 - 80,00 86,67 93,33 - - 100,00 100,00 60,98 - - 120,00 115,38 65,33
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 40 - 50,00 55,00 80,00 - - 43,75 37,50 0,00 - - 87,50 68,18 0,00
2 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang
% 0 - 75,00 80,00 75,00 - - 88,24 0,00 80,00 - - 117,65 0,00 106,67
Pengawasan Intern
Akuntabilitas Keuangan Negara
dan Pembinaan Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah
Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara
PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN IKU DARI TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI
No SASARAN STRATEGIS IKU SATUAN PROGRAM
TARGET REALISASI CAPAIAN
negara/daerah yang Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
% 37,5 - 71,25 78,75 86,25 - - 196,88 111,54 100,00 - - 120,00 120,00 115,94
3 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan
% 5 - 75,00 80,00 85,00 - - 100,00 75,00 100,00 - - 120,00 93,75 117,65
Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 35 - 55,00 65,00 65,00 - - 150,00 100,00 100,00 - - 120,00 120,00 120,00
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 30 - 50,00 60,00 55,00 - - 127,78 70,83 91,67 - - 120,00 118,06 120,00
4 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Kelompok Masyarakat
70% - 4 6 8 - - 4 5 8 - - 100,00 83,33 100,00
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan
Instansi 10 - 2 3 4 - - 1 1 4 - - 50,00 33,33 100,00
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian
Instansi 10 - 1 2 3 - - 1 0 2 - - 100,00 0,00 66,67
Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 80 - 84,00 84,00 84,00 - - 260,00 100,00 83,33 - - 120,00 119,05 99,21
Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA
% 85 - 85,00 85,00 85,00 - - 97,73 98,33 100,00 - - 114,98 115,69 117,65
Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
% 0 - - 40,00 50,00 - - - 0 0 - - 0,00 0,00 0,00
Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
% 10 - 10,00 10,00 10,00 - - 100,00 100,00 100,00 - - 120,00 120,00 120,00
5 Persentase Pemda yangmenyelenggarakan SPIP sesuaiPP Nomor 60 Tahun 2008
% 20 - 50,00 60,00 60,00 - - 10,00 20,00 20,00 - - 20,00 33,33 33,33Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Terselenggaranya SPM pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Lampiran 3/2 - 2
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
No SASARAN STRATEGIS IKU SATUAN PROGRAM
TARGET REALISASI CAPAIAN
Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun
Pemda 0 - 6 8 8 - - 8 10 10 - - 120,00 120,00 120,00
Jumlah Pemda yang dilakukanmonitoring SistemPengendalian Intern
Pemda 0 - 2 4 6 - - 3 5 6 - - 120,00 120,00 100,00
6 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 0 - 70,00 75,00 80,00 - - 40,00 60,00 80,00 - - 57,14 80,00 100,00
7 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 0 - 80,00 85,00 90,00 - - 93,98 90,69 97,13 - - 117,48 106,69 107,92
Persentase kesesuaian laporankeuangan Perwakilan BPKPdengan SAP
% 0 - 100,00 100,00 100,00 - - 100,00 100,00 100,00 - - 100,00 100,00 100,00
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
% 0 - 7,60 7,80 8,00 - - 6,40 7,36 7,31 - - 84,21 94,36 91,33
Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan atas pencairananggaran yang diajukan sesuai
Sklala Likert 1-10 0 - 8,00 8,25 8,50 - - 7,50 7,88 7,80 - - 93,75 95,52 91,76
Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan
% 0 - 80,00 90,00 100,00 - - 100,00 100,00 0,00 - - 120,00 111,11 0,00
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
- 0 - 20 22 24 - - 19 50 61 - - 95,00 120,00 120,00
Persentase pemanfaatan asset % 0 - 100,00 100,00 100,00 - - 100,00 100,00 100,00 - - 100,00 100,00 100,00
Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP
Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan terhadap layanansarpras
Sklala Likert 1-10 0 - 7,89 8,10 8,30 - - 6,80 6,92 7,19 - - 86,19 85,43 86,63
Persentase tindak lanjutrekomendasi hasil auditInspektorat
% 0 - 74,00 77,00 80,00 - - 100,00 90,91 57,14 - - 120,00 118,06 71,43
Jumlah masukan topikpenelitian yang disampaikan kepuslitbangwas
Topik Penelitian 0 - 1 1 1 - - 0 1 0 - - 0,00 100,00 0,00
Jumlah instansi APIP yang telahdisosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
APIP 0 - 1 3 4 - - 1 4 8 - - 100,00 120,00 120,00
Tingkat persepsi kepuasanPemda atas auditorbersertifikat
Skala Likert 1-10 0 - 7,90 8,10 7,60 - - 7,54 6,93 7,42 - - 95,44 85,56 97,63
8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Jumlah SI 0 - 10,00 10,00 10,00 - - 10,00 10,00 100,00 - - 100,00 100,00 100,00
Lampiran 4/ 1 ‐ 2
Rencana (Rp000) Realisasi (Rp000)
% Target Realisasi %
1 Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL
Laporan 18 18 100,00 215.986 129.927 60,16 598 1.048 175,25
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD
Laporan 18 18 100,00 272.045 397.628 146,16 482 1.364 282,99
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN
Laporan 23 24 104,35 166.981 122.437 73,32 1.145 1.222 106,72
Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 42 70 120,00 586.507 1.011.621 172,48 2.195 4.196 191,16
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden
Laporan 28 39 120,00 338.282 261.131 77,19 1.042 1.416 135,89
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder
Laporan 30 41 120,00 461.766 291.169 63,06 931 1.240 133,19
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD
Laporan 5 9 120,00 20.410 39.330 192,70 390 569 145,90
2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara/daerah
Laporan 1 3 120,00 15.211 32.360 212,74 57 204 357,89
CAPAIAN KINERJA OUTPUT PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI
TAHUN 2014
SASARAN STRATEGIS Kegiatan Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi Capaian
(%) No. SDM (OH) Dana
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan
Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 55 58 105,45 449.257 129.460 28,82 530 579 109,25Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara sektor korporat
Laporan 0 0 0,00 - - - - - -
3 Terselenggaranya SPM pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah
Laporan 4 6 120,00 14.657 34.460 235,11 128 144 112,50
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat
Laporan 10 10 100,00 71.527 85.795 119,95 394 538 136,55
Laporan hasil pengawasan atas kinerja PSO BUMN
Laporan 0 0 0,00 - - - - - -
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD
Laporan 12 12 100,00 270.302 313.595 116,02 635 747 117,64
4 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 6 2 33,33 66.217 133.718 201,94 48 141 293,75
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP
Laporan 4 3 75,00 55.188 770 1,40 172 89 51,74
Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 3 2 66,67 28.292 4.620 16,33 55 28 50,91
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Penyesuaian Harga
Laporan 5 10 120,00 88.760 57.692 65,00 457 690 150,98
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
Laporan 38 81 120,00 525.602 451.814 85,96 1.534 2.386 155,54
Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya
Laporan 4 4 100,00 21.350 - 0,00 290 225 77,59
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Laporan pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Laporan 22 27 120,00 385.423 441.204 114,47 1.045 1.366 130,72
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Lampiran 4/ 2 ‐ 2
Rencana (Rp000) Realisasi (Rp000)
% Target Realisasi %SASARAN STRATEGIS Kegiatan Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi
Capaian (%) No.
SDM (OH) Dana
6 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah
Kegiatan 4 4 100,00 36.428 31.431 86,28 45 53 117,78
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
Kegiatan 9 3 33,33 176.136 98.089 55,69 190 194 102,11
Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah
Laporan 7 2 28,57 - 12.023 0,00 58 58 100,00
7 Hasil penyelenggaraan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan/ Hukum dan Humas/Umum
Laporan 60 74 120,00 2.766.078 2.564.948 92,73 6.156 4.485 72,86
Hasil Pengadaan dan penyaluran Sarana dan Prasarana Perwakilan BPKP
Jumlah Sarana dan Prasarana Unit 5 5 100,00 14.510.946 13.991.884 96,42 3.076 6.191 201,27
8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
Hasil penyelenggaraan sistem dukungan pengambilan keputusan Pimpinan
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan/ Hukum dan Humas/Umum
Laporan 0 25 0,00 21.892 38.050 173,81 819 716 87,42
Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
Lampiran 5/ 1 ‐ 2
1 2 3 4 5 6 7 = 6-5 8 9 = 6 /81 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi
penyusunan LKKL Laporan 15 18 3 18 100,00
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD
Laporan 8 18 10 18 100,00
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan 21 24 3 23 104,35
Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 51 70 19 42 166,67
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden
Laporan 27 39 12 28 139,29
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder
Laporan 3 41 38 30 136,67
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD
Laporan 5 9 4 5 180,00
2 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara/daerah
Laporan 1 3 2 1 300,00
Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 63 58 (5) 55 105,45Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara sektor korporat
Laporan 0 0 0 4 0,00
3 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik Bidang Keuangan Daerah
Laporan 15 6 (9) 10 60,00
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat
Laporan 11 10 (1) 12 83,33
Laporan hasil pengawasan atas kinerja PSO BUMN
Laporan 0 0 0 0 0,00
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 21 12 (9) 12 100,00
4 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 8 2 (6) 6 33,33
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP
Laporan 4 3 (1) 4 75,00
Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 2 2 0 1 200,00
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Terselenggaranya SPM pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
PERBANDINGAN REALISASI OUTPUT 2014 DENGAN REALISASI OUTPUT 2013PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI
TAHUN 2014
Kegiatan Realisasi 2013
Realisasi
2014
Kenaikan/ Penurunan Realisasi
Target 2014Indikator Kinerja Output SatuanNO SASARAN STRATEGIS
% Realisasi 2014
dibandingkan Target 2014
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD
Lampiran 5/ 2 ‐ 2
1 2 3 4 5 6 7 = 6-5 8 9 = 6 /8
Kegiatan Realisasi 2013
Realisasi
2014
Kenaikan/ Penurunan Realisasi
Target 2014Indikator Kinerja Output SatuanNO SASARAN STRATEGIS
% Realisasi 2014
dibandingkan Target 2014
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Penyesuaian Harga
Laporan 3 10 7 5 200,00
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
Laporan 47 81 34 38 213,16
Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya
Laporan 3 4 1 4 100,00
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Laporan pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Laporan 18 27 9 24 112,50
6 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah
Kegiatan 12 4 (8) 4 100,00
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
Kegiatan 3 3 0 9 33,33
Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah
Laporan 2 2 0 7 28,57
7 Hasil penyelenggaraan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan/ Hukum dan Humas/Umum
Laporan 72 74 2 60 123,33
Hasil Pengadaan dan penyaluran Sarana dan Prasarana Perwakilan BPKP
Jumlah Sarana dan Prasarana Unit 34 5 (29) 5 100,00
8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
Hasil penyelenggaraan sistem dukungan pengambilan keputusan Pimpinan
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan/ Hukum dan Humas/Umum
Laporan 30 25 (5) 14 178,57
80%
Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Lampiran 6a / 1 ‐ 1
2011 2012 20131 Provinsi Bali WDP WDP WTP
2 Kota Denpasar WDP WTP WTP
3 Kabupaten Badung WTP WTP TW
4 Kabupaten Gianyar WDP WDP WDP
5 Kabupaten Tabanan WDP TMP WDP
6 Kabupaten Bangli WDP WDP TMP
7 Kabupaten Klungkung WDP WDP WDP
8 K b t K WDP WDP WDP
No. Pemerintah Daerah Opini
Opini BPK-RI Perwakilan Bali atas LKPD Tahun 2011 - 2013di Wilayah Provinsi Bali
8 Kabupaten Karangasem WDP WDP WDP
9 Kabupaten Jembrana WDP WDP WDP
10 Kabupaten Buleleng WDP WDP WDP
Lampiran 6.b/ 1 ‐ 1
No. Pemerintah Daerah Perkada SPIP
1. Provinsi Bali V
2. Kota Denpasar V
3. Kabupaten Badung V
4. Kabupaten Gianyar V
5. Kabupaten Tabanan V
6. Kabupaten Bangli V
7. Kabupaten Klungkung V
8. Kabupaten Karangasem V
9. Kabupaten Jembrana V
PEMDA yang Telah Memiliki Peraturan Kepala Daerah SPIP(PERKADA SPIP)
10. Kabupaten Buleleng V
Lampiran 6.c/ 1 ‐ 1
NILAI KATEGORI NILAI KATEGORI NILAI KATEGORIA BUMN
1 PT BTDC 81,46 Baik 84,16 Baik 80.623 Baik
DAFTAR NILAI GCG BUMN
No NAMA BUMDTAHUN BUKU
2011 2012 2013
Lampiran 6.d/ 1 ‐ 1
NILAI KATEGORI NILAI KATEGORI AUDITOR NILAI KATEGORI NILAI KATEGORI AUDITOR NILAI KATEGORI NILAI KATEGORI AUDITORA PDAM1 Kota Denpasar 67,98 Baik 3,50 Sehat BPKP 62,26 Baik 3,52 Sehat BPKP 70,38 Baik 3,98 Sehat BPKP2 Kabupaten Badung 72,10 Baik 4,00 Sehat BPKP 71,45 Baik 4,06 Sehat BPKP 81,20 Baik Sekali 4,00 Sehat BPKP3 Kabupaten Bangli 43,54 Kurang 2,65 Kurang Sehat BPKP 44,24 Kurang 2,75 Kurang Sehat BPKP 43,89 Kurang 2,59 Kurang Sehat BPKP4 Kabupaten Tabanan 67,09 Baik 3,36 Sehat BPKP 67,23 Baik 3,55 Sehat BPKP 69,23 Baik 3,55 Sehat BPKP5 Kabupaten Gianyar 61,66 Baik 3,12 Sehat BPKP 60,49 Baik 3,00 Sehat BPKP 71,34 Baik 3,44 Sehat BPKP6 Kabupaten Buleleng 68,68 Baik 3,78 Sehat BPKP 69,98 Baik 3,74 Sehat BPKP 69,43 Baik 3,85 Sehat BPKP7 Kabupaten Klungkung 62,51 Baik 3,91 Sehat BPKP 60,36 Baik 3,35 Sehat BPKP 59,75 Cukup 3,37 Sehat BPKP8 Kabupaten Karangasem 65,25 Baik 3,54 Sehat BPKP 61,85 Baik 3,62 Sehat BPKP 62,80 Baik 3,53 Sehat BPKP9 Kabupaten Jembrana 55,11 Cukup 2,90 Sehat BPKP 50,89 Cukup 3,00 Sehat BPKP 53,86 Cukup 3,07 Sehat BPKP
B PD Pasar1 Kota Denpasar ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐2 Kabupaten Badung ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐3 Kabupaten Buleleng ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
KINERJA KESEHATAN KINERJA
DAFTAR KINERJA BUMD
No NAMA BUMD
TAHUN BUKU2011 2012 2013
KINERJA KESEHATAN
3 Kabupaten Buleleng ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
C BPR & BPD1 Kabupaten Bangli 98,45 Sehat BPKP 94,42 Sehat BPKP *)2 Kabupaten Gianyar 95,17 Sehat BPKP 96,08 Sehat BPKP *)3 Kabupaten Buleleng 98,42 Sehat BPKP 95,94 Sehat BPKP *)4 BPD Bali *)
*) BPKP Tidak melakukan audit
Lampiran 6e/1 ‐ 1
OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR1 PDAM Kota Denpasar WTP BPKP WTP BPKP WTP KAP WTP KAP2 PDAM Kabupaten Badung WTP KAP WTP KAP WTP KAP WTP KAP3 PDAM Kabupaten Gianyar WTP BPKP WTP KAP WTP KAP WTP KAP4 PDAM Kabupaten Bangli WDP BPKP WDP BPKP WDP KAP WDP KAP5 PDAM Kabupaten Tabanan WTP BPKP WTP BPKP WTP KAP WTP KAP6 PDAM Kabupaten Klungkung WDP BPKP WDP BPKP WDP KAP WDP KAP7 PDAM Kabupaten Buleleng WTP BPKP WTP BPKP WTP KAP WTP KAP8 PDAM Kabupaten Karangasem WTP BPKP WTP KAP WTP KAP WTP KAP9 PDAM Kabupaten Jembrana WTP BPKP WTP KAP WTP KAP WTP KAP
OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR1 PT BPD Bali WTP KAP WTP KAP WTP KAP WTP KAP2 PD BPR Bank Pasar Kabupaten Bangli WDP KAP WTP KAP WDP KAP WDP KAP
3PD BPR Werdhi Sedana Kabupaten Gianyar WDP KAP WDP KAP WDP KAP WDP KAP
4 PD BPR 45 Kabupaten Buleleng WDP KAP WDP KAP WDP KAP KAP
OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR1 PD Pasar Kota Denpasar WDP BPKP WTP KAP * *2 PD Pasar Kabupaten Badung WTP KAP WTP KAP * *3 PD Pasar Kabupaten Buleleng ** ** **** ****
OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR1 RSUD Kabupaten Badung ** **** * *
LK 2013
RINCIAN OPINI DAN AUDITOR PADA BUMD
NO NAMA BUMD/BLUD TAHUN BUKU
A. PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM LK 2010 LK 2011 LK 2012
LK 2013
B. BANK MILIK DAERAH LK 2010 LK 2011 LK 2012 LK 2013
C. PERUSAHAAN DAERAH PASAR LK 2010 LK 2011 LK 2012
D. RUMAH SAKIT DAERAH LK 2010 LK 2013LK 2011 LK 2012
2 RSUD Kabupaten Bangli ** **** * *3 RSUD Kabupaten Klungkung ** **** **** ****4 RSUD Kabupaten Jembrana ** **** * *5 RSUD Wangaya Kota Denpasar WTP BPKP **** * *6 RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar ** **** * *7 RSUD Kabupaten Karangasem ** **** * *8 RSUD Kabupaten Tabanan WTP KAP WTP KAP * *9 RSUD Kabupaten Buleleng ** **** * *10 RS Indra Provinsi Bali ** **** * *
OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR1 Perusda Kabupaten Jembrana ** **** * *
Keterangan:** Tidak diaudit**** Belum diaudit* Belum didapat informasi
Rekap 2010 2011 2012 2013WTP 11 12 8WDP 6 4 5TMP - - - TW - - - Jumlah 17 16 13
E. PERUSAHAAN DAERAH LAINNYA LK 2010 LK 2011 LK 2012 LK 2013