90
NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN AMERIKA SERIKAT PASCA SKANDAL SPIONASE OLEH NATIONAL SECURITY AGENCY (NSA) TAHUN 2015 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) oleh: Sakiinah 1113113000082 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL

DAN AMERIKA SERIKAT PASCA SKANDAL

SPIONASE OLEH NATIONAL SECURITY AGENCY

(NSA) TAHUN 2015

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

oleh:

Sakiinah

1113113000082

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN AMERIKA

SERIKAT PASCA SKANDAL SPIONASE OLEH NATIONAL SECURITY

AGENCY (NSA) TAHUN 2015

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Maret 2018

Sakiinah

Page 3: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Sakiinah

NIM : 1113113000082

Program Studi : Hubungan Internasional

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

Normalisasi Hubungan Bilateral Brazil dan Amerika Serikat Pasca Skandal

Spionase Oleh National Security Agency (NSA) Tahun 2015

dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.

Jakarta, 26 Maret 2018

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Pembimbing

Ahmad Alfajri M.A Rahmi Fitriyanti, M.Si

NIP. NIP.197709142011012004

Page 4: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI SKRIPSI

UPAYA BRAZIL DAN AMERIKA SERIKAT MENORMALISASI

HUBUNGAN KEDUA NEGARA PASCA SKANDAL SPIONASE OLEH

NATIONAL SECURITY AGENCY (NSA) TAHUN 2015

oleh

Sakiinah

1113113000082

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 3

Mei 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional.

Ketua, Sekretaris,

Ahmad Alfajri M.A Eva Mushoffa, M.A

NIP. NIP.

Penguji I, Penguji II,

Robi Sugara, M. Sc Dr. Nazaruddin Nasution, M.A

NIP. NIP.

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada 3 Mei 2018 .

Ketua Program Studi,

Ahmad Alfajri M.A

NIP.

Page 5: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

v

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang apa yang melatarbelakangi perbaikan

hubungan bilateral Brazil dan Amerika Serikat pasca adanya skandal spionase

oleh NSA. Perbaikan hubungan bilateral antara Brazil dan Amerika Serikat pasca

skandal spionase ini menarik untuk di teliti. Teori yang digunakan dalam skripsi

ini adalah teori kebijakan luar negeri dan konsep kepentingan nasional. Teori

tersebut dapat menjawab adanya kebijakan luar negeri Dilma Rousseff dalam

mengunjungi Amerika Serikat pasca skandal spionase yang didasari oleh adanya

kepentingan nasional. Kepentingan ekonomi menjadi dasar kebijkan pemerintah

Brazil dalam menormalisasi hubungan bilateral Brazil dan Amerika Serikat.

Adanya kepentingan ekonomi tersebut dapat meredakan hubungan bilateral Brazil

dan Amerika Serikat yang sebelumnya terganggu dengan adanya skandal spionase

yang dilakukan oleh NSA.

Kata Kunci: Brazil, Amerika Serikat, NSA, kebijakan luar negeri, kepentingan

nasional.

Page 6: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya

dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Normalisasi Hubungan Bilateral Brazil

dan Amerika Serikat Pasca Skandal Spionase oleh National Security Agency

(NSA) Tahun 2015” dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada

Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun

dalam rangka untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan kali ini, penulis menyampaikan terimakasih atas

bantuan, saran, bimbingan, dukungan, semangat dan doa baik langsung maupun

tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Iden Sujana dan Ibu Suwarniasih tercinta

yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis serta memfasilitasi segala

kebutuhan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Nur Afidah, Nur Aeni, Nur Kharimah, dan Syarifah selaku kakak penulis

yang selalu mendukung dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

3. Bapak Ahmad Alfajri, selaku Ketua Program Studi Hubungan

Internasional Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

vii

4. Ibu Eva Mushoffa, selaku Sekretaris Program Studi Hubungan

Internasional Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Rahmi Fitriyanti, selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberi

semangat dan bimbingan kepada penulis.

6. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama

menuntut ilmu serta memberikan motivasi yang tidak henti kepada

penulis.

7. Curahan Hati Perempuan yang selalu menyemangati, menghibur dan

mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Cahyo Nugroho, selaku partner penulis yang selalu membantu serta

menyemangati penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh teman-teman HI 2013 yang selalu memotivasi dan mendukung

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Terimakasih

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Untuk

itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya

sehingga akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan

dan penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut. Amin.

Jakarta, Maret 2018

Sakiinah

Page 8: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ..viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah .......................................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ....................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 6

D. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 6

E. Kerangka Teoritis ........................................................................... 13

E.1. Neoliberal ................................................................................ 13

E.2. Teori Kebijakan Luar Negeri .................................................. 17

E.3. Konsep Kepentingan Nasional ............................................... 18

E.4. Konsep Kerjasama Bilateral.................................................. 19

F. Metode Penelitian ........................................................................... 21

G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 23

BAB II HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN AMERIKA

SERIKAT

A. Hubungan Bilateral Brazil dan Amerika Serikat Sebelum Masa

Pemerintahan Dilma Rousseff........ ................................................ 24

B. Hubungan Bilateral Brazil dan Amerika Serikat Pada Masa

Pemerintahan Dilma Rousseff... ..................................................... 29

C. Kunjungan Brazil ke Amerika Serikat ........................................... 35

BAB III SKANDAL SPIONASE YANG DILAKUKAN OLEH AMERIKA

SERIKAT TERHADAP BRAZIL

A.National Security Agency (NSA)...... ........................... ...................40

B. Pengungkapan Skandal Spionase NSA oleh Edward Snowden ..... 43

C. Skandal Spionase oleh NSA Terhadap Brazil ................................ 46

D. Respon Brazil Terhadap Skandal Spionase oleh NSA……...…... 48

BAB IV NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN

AMERIKA SERIKAT PASCA SKANDAL SPIONASE OLEH

NSA

A. Kepentingan Nasional....... ............................................................. 52

B. Kebijakan Luar Negeri Brazil ......................................................... 59

C. Kerjasama Bilateral Brazil dan Amerika Serikat Pasca Skandal

Spionase oleh National Security Agency (NSA)............................63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 69

Page 9: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

ix

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... xii

LAMPIRAN......................................................................................................xviii

Page 10: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.A.1 Peta Brazil .......................................................................... 26

Gambar IV.A.1 Brazil: GDP, inflation and unemployment 2013-2015 ...... 53

Gambar IV.C.1 Grafik FDI Brazil di USA................................................. 65

Page 11: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

xi

DAFTAR SINGKATAN

Amerika Serikat AS

National Security Agency NSA

Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB

Foreign Direct Investment FDI

Mercado Comun del Sur MERCOSUR

Gross Domestic Product GDP

Southern Command SOUTHCOM

Defense Cooperation Agreement DCA

General Security of Military Information Agreement GSOMIA

Petroleo Brazileiro S.A PETROBRAS

Brazil Rusia India China South Africa BRICS

Page 12: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Skripsi ini akan membahas mengenai keputusan Pemerintah Brazil yang

kembali mengunjungi Amerika Serikat pasca skandal spionase yang dilakukan

Amerika Serikat melalui National Security Agency (NSA) tahun 2015. Pada 2013,

spionase yang dilakukan oleh Amerika Serikat membuat Brazil membatalkan

kunjungannya ke Washington.1 Keputusan Brazil untuk kembali mengunjungi

Amerika Serikat pada 2015 adalah hal yang menarik untuk diteliti karena terdapat

kejanggalan dengan adanya keputusan Presiden Brazil untuk mengunjungi

Amerika Serikat pada Juni 2015.

Brazil sebelumnya membatalkan kunjungannya dan menuntut permintaan

maaf dari Amerika Serikat, Brazil dan Jerman juga memberikan resolusi anti-

spionase kepada United Nations General Assembly dalam menanggapi skandal

spionase tersebut.2 Brazil memutuskan untuk mengunjungi Amerika Serikat pada

Juni 2015, dalam pertemuan tersebut Presiden Brazil dan Amerika Serikat sama

sekali tidak membahas mengenai skandal spionase tersebut.3 Presiden Dilma

1 Joao Augusto de Casto Neves, Revelations of U.S. Spying Against Brazil Have Put

Relations Between The two at Arm’s Length Once Again, 2014, hlm 2. 2 Juan Leandro, Brazil and Germany Present Anti-Spy Resolution at United Nations,

Radio Habana Cuba, 8 November 2013, 12:38:00, hlm 1 3 Dan Roberts, “Brazilian President’s visit to U.S. will not include apology from Obama

for spying,” The Guardian, 30 Juni 2015, 18:33 BST (tersedia di

https://www.theguardian.com/world/2015/jun/30/brazil-dilma-rousseff-obama-nsa-spying-apology

pada 23 Desember 2017 pukul 13:15)

Page 13: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

2

Rousseff mengatakan bahwa ia telah melupakan kasus tersebut dan percaya

terhadap Presiden Obama.4

Hubungan diplomatik dan kerjasama antara Brazil dan Amerika Serikat telah

terjalin sejak tahun 1824.5 Brazil dan Amerika Serikat membangun kerjasama di

beberapa bidang, seperti, perdagangan, counternarcotics, counterterrorism, dan

energi nuklir.6 Kerjasama bilateral antara Brazil dan Amerika Serikat juga

didukung dengan adanya kunjungan kenegaraan, kunjungan kerja, maupun

kunjungan pribadi, baik dari pihak Brazil maupun Amerika Serikat.

Kunjungan pertama Brazil ke Amerika Serikat pada tahun 1876 ketika Pedro

II, selaku pemimpin Brazil mengunjungi Amerika Serikat untuk menghadiri

Centennial Exposition di Philadelphia (Pennsylvania).7 Tidak hanya itu, pada Mei

1949, Presiden Dutra mengunjungi Amerika Serikat untuk membahas kerjasama

ekonomi di antara keduanya, dan kunjungan tersebut terus disambung.8

Tidak hanya Brazil yang melakukan kunjungan kerja atau kunjungan negara

ke Amerika Serikat, namun juga sebaliknya. Kunjungan tersebut juga terus

berjalan hingga pada 2011 Presiden Barack Obama mengunjungi Brazil untuk

menemui Presiden yang baru saja terpilih, yaitu Dilma Rousseff untuk

4 Gardiner Harris, Dilma Rousseff of Brazil Visits U.S. Amid Trubulence at Home, The

New York Times, 30 Juni 2015 (tersedia di

https://www.nytimes.com/2015/07/01/world/americas/leader-of-brazil-visits-amid-home-

turbulence.html pada 28 Maret 2018 pukul 20:08) 5 Monica Hirst, Understanding Brazil-United States relations: contemporary history,

current complexities and prospects for the 21st century, 2013, Brasilia : FUNAG, hlm 29 6 Ricardo Sennes, US-Brazil Relations, 3.

7 Department of State United States of America. Office of The Historian: “Visits By

Foreign Leaders of Brazil.” Diakses melalui

https://history.state.gov/departmenthistory/visits/brazil pada 9 April 2017 pukul 23:10 8 Office of The Historian: “Visits By Foreign Leaders of Brazil”.

Page 14: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

3

membicarakan kelanjutan kerjasama ekonomi di bidang perdagangan dan

investasi.9

Pada Maret 2011, Presiden Dilma Rousseff dan Presiden Barack Obama juga

meluncurkan “Strategy Energy Dialogue” sebagai bentuk kerjasama mereka di

bidang energi.10

Brazil merupakan negara dengan produksi minyak dan gas

terbesar untuk Amerika Serikat, karena di Brazil telah ditemukan ladang minyak

yang dapat menjadi sumber penting untuk kebutuhan energi Amerika Serikat.11

Presiden Dilma Rousseff juga mengunjungi Amerika Serikat sebagai bentuk

kunjungan kerja pada April 2012.12

Kerjasama yang telah terjalin antara Brazil

dan Amerika Serikat tidak selalu berjalan mulus. Pada 2013, hubungan bilateral

Brazil dan Amerika Serikat terganggu dengan adanya skandal mata-mata yang

dilakukan oleh National Security Agency (NSA) terhadap pemerintah Brazil,

termasuk Presiden Dilma Rousseff, dan perusahaan minyak milik Brazil yaitu

Petrobras menjadi target dari NSA.13

NSA merupakan agen intelijen milik Amerika Serikat yang berada di bawah

Kementerian Pertahanan, di mana mereka bertanggung jawab atas intelijen

9 Office of The United States Trade Representative, Executive office of The President.

Diakses melaui https://ustr.gov/countries-regions/americas/brazil pada 4 Oktober 2016 pukul

10:05 10

Peter J, Meyer. 2014. Brazil: Political and Economic Situation and U.S. Relations.

Congressional Research Service. Hlm 16 11

Peter J, Meyer, Brazil: Political and Economic Situation and U.S. Relations. 12

Office of The Historian: “Visits By Foreign Leaders of Brazil.” 13

Jonathan Watts, “NSA Accused of Spying on Brazilian Oil Company Petrobras,” The

Guardian, 9 September 2013 diakses melalui

https://www.theguardian.com/world/2013/sep/09/nsa-spying-brazil-oil-petrobras pada 28

November 2016 pukul 21:05

Page 15: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

4

komunikasi dan keamanan.14

NSA juga merupakan bagian yang vital dan penting

bagi Amerika Serikat karena NSA juga bekerja untuk membongkar serta membuat

sebuah sandi atau biasa disebut cryptology oleh para ilmuwan.15

NSA memiliki

sebuah program yang salah satunya adalah surveillance. Program tersebut adalah

program mata-mata atau spionase.

NSA melakukan penyadapan terhadap alat komunikasi Presiden Dilma

Roussef beserta timnya.16

Hal tersebut membuat hubungan kedua negara itu

menjadi kurang baik. Presiden Dilma Roussef menyatakan pembatalannya dalam

mengunjungi Gedung Putih di Washington.17

Presiden Dilma ingin pihak Amerika

Serikat untuk meminta maaf atau setidaknya berjanji untuk tidak mengulangi

perbuatannya, namun tidak ada tanda-tanda Amerika Serikat melakukan hal itu.18

Pembatalan Kunjungan kenegaraan Dilma Rouseff merupakan suatu yang

serius. Karena dalam teori neoliberal, kerjasama merupakan salah satu tujuan

yang utama. Negara memerlukan kerjasama untuk memperoleh kepentingan

nasionalnya. Dalam pembatalan kunjungan Presiden Dilma Rouseff, dapat

menghambat perdagangan dan mengurangi keuntungan ekonomi dari kedua

negara.

14

The Editors of Encyclopedia Britannica. 2014. National Security Agency (NSA) United

States Agency. Diakses melalui https://www.britannica.com/topic/National-Security-Agency pada

10 April 2017 pukul 04:10 15

Tom Murse. 2016. What is the National Security Agency? Learn About the Intelligence

Agency. Diakses melalui https://www.thoughtco.com/what-is-the-nsa-3367703 pada 10 April

2016 pukul 04:14 16

Peter Hakim. 2014. The Future of US-Brazil Relations: Confrontation, Cooperation or

Detachment?. The Royal Institute of International Affairs. Hlm 1161 17

Joao Augusto de Casto Neves, Revelations of U.S. Spying Against Brazil. 18

Roger Cohen, “An Odd Hostility in The Americas,” The New York Times, 21 April

2014 diakses melalui http://www.nytimes.com/2014/04/22/opinion/cohen-an-odd-hostility-in-the-

americas.html?_r=1 pada 29 November 2016 pukul 17:44

Page 16: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

5

Sebagai contoh, Brazil yang memilih untuk membeli pesawat dari

Swedia, yaitu SAAB Gripen senilai US$4,5 miliar sebanyak 36 unit. Pembelian

tersebut berdampak pada pembatalan pembelian pesawat Boeing F/A-18 Super

Hornet. 19

Perubahan kebijakan Brazil ini pasca kegiatan spionase yang dilakukan

oleh NSA yang mulai terbuka dan diketahui oleh pemerintah Brazil dan

diumumkan pasca Presiden Dilma Rouseff membatalkan kunjungan kenegaraan.20

Pada Juni 2015, Presiden Dilma Rousseff mendatangi Presiden Barack Obama

untuk meninjau kembali rencana hubungan bilateral, regional, dan multilateral

dengan Amerika Serikat.21

Padahal sebelumnya, permintaan Presiden Dilma

Rousseff untuk Amerika Serikat meminta maaf, belum terwujud. Presiden Dilma

Rousseff sebelumnya juga menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Amerika

Serikat itu bukan hal yang wajar karena tidak ada hubungannya dengan counter

terrorism.22

19

Alonso Soto, Brian Winter. SAAB Wins Brazil jet deal after NSA sours Boeing bid. Reuters 19 Desember 2013, pukul 1:40 am. Tersedia di https://www.reuters.com/article/us-brazil-jets/saab-wins-brazil-jet-deal-after-nsa-spying-sours-boeing-bid-idUSBRE9BH11C20131218 diakses pada 14/05/2018 pukul 4:48

20 Dan Horch, Christopher Drew, Brazil Snubs Boeing in Fighter Jet Deal. NYTIMES, 18

Desember 2013. Tersedia di https://www.nytimes.com/2013/12/19/business/international/brazil-snubs-boeing-in-jet-deal.html diakses pada 14/05/2018 pukul 14:51

21 The White House Office of The Press Secretary. 30 Juni 2015. Joint Communique By

President Barack Obama and President Dilma Rousseff. Diakses melalui

https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-office/2015/06/30/joint-communique-president-

barack-obama-and-president-dilma-rousseff pada 20 April pukul 19:23 22

The White House Office of The Press Secretary. Joint Communique By President

Barack Obama and President Dilma Rousseff.

Page 17: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

6

B. Pertanyaan Penelitian

Dari paparan di atas, maka dapat diangkat pertanyaan berupa “Mengapa

hubungan Brazil dan Amerika Serikat kembali normal pasca skandal

spionase yang dilakukan oleh NSA terhadap Brazil pada tahun 2013?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa alasan

Brazil mengunjungi Amerika Serikat pasca skandal spionase yang dilakukan oleh

National Security Agency (NSA) milik Amerika Serikat. Selain itu, penulisan

penelitian ini bertujuan agar dapat mengetahui mengenai skandal spionase atau

mata-mata yang dilakukan oleh NSA.

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu untuk dapat menjadi referensi baru

untuk penelitian lebih lanjut mengenai kerjasama bilateral, skandal spionase, dan

hal lainnya yang berkaitan dengan judul penelitian ini.

D. Tinjauan Pustaka

Hirst, Monica. 2013. Understanding Brazil-United States Relations:

Contemporary History, Current Complexities and Prospects for the 21st

Century. Brasilia:FUNAG. Brasilia.

Kerjasama bilateral antara Amerika Serikat dengan Brazil memang berawal

dari adanya sejarah yang cukup panjang. Kedua negara tersebut merupakan negara

yang kuat dalam bidang ekonomi, politik maupun militer sehingga terjalin

Page 18: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

7

kerjasama diantara keduanya. Dalam kerjasama kedua negara tersebut juga

membawa keuntungan bagi keduanya, baik Amerika Serikat maupun Brazil.

Adanya kerjasama ini di mana Amerika Serikat dan Brazil telah melewati

fase-fase yang berbeda setiap waktunya namun tidak membawa mereka pada garis

yang akan mengundang konfrontasi. Tentu dalam suatu kerjasama kedua negara

pasti ada sedikit ketidakcocokan atau pendapat yang berlawanan, namun itu tak

membuat kerjasama di antara keduanya runtuh. Amerika Serikat dan Brazil

menjalin hubungan diplomatik dan kerjasama sejak tahun 1824. Hubungan antara

kedua negara tersebut semakin dalam saat terjadi Perang Dingin pada tahun 1950-

an dan terus berkembang dan semakin intens di tahun 1980-an.

Kedekatan antara Brazil dan Amerika Serikat menjadi lebih konsisten pada

akhir abad ke-19 ketika gerakan Republik Brazil mulai melihat pengalaman

politik di Amerika Utara sebagai inspirasi. Pada saat itu, Amerika Serikat juga

membuka pasarnya untuk kopi dari Brazil. Kedekatan antara Amerika Serikat dan

Brazil di bidang politik dan ekonomi dipercepat dengan adanya peresmian

Republik Brazil dan penghapusan perbudakan.

Pada saat itu, hanya kerjasama atau hubungan di bidang ekonomi, sosial, dan

budaya saja yang terus berjalan dan berkembang hingga membawa keuntungan

bagi kedua negara tersebut, sedangkan kerjasama dan hubungan di bidang politik

dan diplomatik tidak mengalami perkembangan yang signifikan.

Dalam bidang ekonomi, hubungan antar Brazil dengan Amerika Serikat

menunjukkan ketidakseimbangan di sekitar tahun 1910-1914, di mana 38% dari

Page 19: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

8

ekspor Brasil diserap oleh pasar Amerika, sementara hanya 1,5% dari penjualan

eksternal dari Amerika Serikat yang datang ke Brazil. Bahkan setelah Perang

Dunia I, impor produk Amerika meningkat secara substansial dan partisipasi

Amerika Serikat pada impor oleh Brasil meningkat dari 14% menjadi 26% pada

periode 1914-1928.

Tidak hanya itu, Brazil juga merupakan aliansi dari negara Amerika Serikat

sehingga kedua negara tersebut mampu membangun kerjasama dan hubungan

bilateral dengan baik. Mereka berada di garis yang sama, namun bedanya adalah

Amerika Serikat lebih senang menggunakan kebijakan yang keras atau hard

power sedangkan Brazil sebaliknya, ia lebih senang menggunakan kebijakan yang

sifatya soft power.

Dalam buku ini, lebih membahas banyak mengenai sejarah kerjasama bilateral

dalam bidang ekonomi yang dibangun oleh Amerika Serikat dan Brazil. Buku ini

lebih banyak memberi informasi dalam memahami hubungan yang terjalin antara

Amerika Serikat dengan Brazil. Kelebihan dari buku ini adalah dapat memberikan

informasi kepada pembaca secara detail dimana buku ini memulai penjelasan dari

awal sejarah. Sedangkan kekurangan dari buku ini adalah buku ini terkesan

melihat kerjasama Brazil dan Amerika Serikat dari satu sisi, yaitu sisi Brazil.

Jika dalam buku ini lebih banyak membahas mengenai sejarah hubungan

kerjasama di antara kedua negara tersebut, maka dalam penelitian ini akan lebih

banyak membahas mengenai alasan-alasan apa saja yang membuat Brazil dan

Page 20: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

9

Amerika Serikat masih terus menjalani kerjasamanya padahal telah terjadi

beberapa masalah yang terjadi di antara hubungan bilateral kedua negara tersebut.

Sennes, Ricardo. 2015. US-Brazil Relations: A New Beginning? How to

Strengthen the Bilateral Agenda. Atlantic Council.

Dengan adanya faktor sejarah dan aliansi antara Amerika Serikat dan Brazil,

membuat kerjasama di antara keduanya semakin kuat dan meningkat. Terutama di

bidang ekonomi, yaitu perdagangan. Amerika Serikat dan Brazil melakukan

ekspor dan impor satu sama lain yang merupakan salah satu bentuk dari

kerjasamanya dalam bidang ekonomi. Kerjasama di bidang ekonomi, sosial, dan

budaya yang terjalin antara Amerika Serikat dan Brazil memang terus meningkat,

namun tidak dengan kerjasama di bidang diplomatik dan politiknya. Kerjasama

diplomatik dan politiknya tidak berjalan damai.

Adanya perjanjian yang menunjukkan bahwa adanya peningkatan tarif di

antara kerjasama ekonominya dan adanya sensitif teknologi menandakan bahwa

keuntungan kerjasama antara Amerika Serikat dan Brazil telah hilang. Brazil

merasa dirugikan dengan adanya hal tersebut. Kerjasama ekonomi antara Amerika

Serikat dan Brazil memang telah lama terjalin dan melalui lika-liku sejarah yang

panjang, namun kerjasama di antara keduanya semakin dalam pada 2011, ketika

Dilma Rousseff terpilih menjadi Presiden Brazil dan resmi menjadi Presiden

Brazil pada Januari 2011.

Pada tahun 2011, Presiden Obama berkunjung ke Brazil dan menemui

Presiden Brazil, Dilma Rousseff, untuk membahas mengenai kerjasama ekonomi

Page 21: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

10

yang telah terjalin sebelumnya. Namun sayang, kekecewaan Brazil membuat

Dilma Rousseff membatalkan kunjungannya ke Amerika Serikat untuk menemui

Presiden Obama. Apalagi ditambah dengan peristiwa di mana Amerika Serikat

memata-matai administrasi Brazil saat dipimpin oleh Dilma Rouseff sehingga

membuat Brazil semakin kecewa.

Kekecewaan Brazil ditunjukkan melalui pemberhentian kerjasamanya di

bidang ekonomi dengan Amerika Serikat serta pembatalan kunjungannya untuk

menemui Presiden Obama guna mendiskusikan dan membahas mengenai

kerjasama lanjutan yang akan tetap dijalankan oleh keduanya. Hal tersebut

membuat Amerika Serikat merasa kehilangan salah satu aliansinya dan

dukungannya dari negara regional.

Pada akhirnya, Wakil Presiden Amerika Serikat, Joseph Biden mengundang

Dilma Rouseff untuk kunjungan kenegaraan guna membahas dan membangun

kembali hubungan bilateral dalam bidang ekonomi antara kedua negara tersebut.

Kunjungan tersebut akhirnya dipenuhi oleh Dilma Rousseff pada tahun 2016.

Ketegangan hubungan kerjasama antara Amerika Serikat dan Brazil hanya

berlangsung sementara dan tidak memakan waktu yang terlalu lama.

Jurnal ini lebih banyak membahas mengenai cara-cara yang dilakukan oleh

Amerika Serikat dan Brazil untuk meningkatkan kerjasamanya setelah terjadi

peristiwa yang membuat Brazil kecewa hingga hubungannnya terhenti sementara

di tengah jalan, dan membuat Amerika merasa kehilangan dukungannya dari salah

satu negara regional. Selain itu, jurnal ini juga banyak membahas mengenai

Page 22: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

11

bagaimana tahapan-tahapan kerjasama ekonomi yang selama ini dijalankan oleh

Amerika Serikat dan Brazil. Hal tersebut membantu penelitian dalam menjawab

masalah penelitian.

Frechette, Myles dan Frank Samolis. 2012. A Tentative Embrace: Brazil’s

Foreign and Trade Relations with The United States. Brasilia.

Jurnal yang ditulis oleh Myles Frechette dan Frank Samolis ini lebih banyak

memaparkan tentang bagaimana hubungan kerjasama antara Amerika Serikat dan

Brazil di bidang ekonomi, khususnya perdagangan. Jurnal ini menjelaskan

bagaimana kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Brazil atas

kerjasamanya dengan Amerika Serikat. Mereka memaparkan mulai dari masa

pemerintahan Presiden Lula hingga Dilma Rousseff. Namun mereka tidak

menjelaskan semuanya, mereka lebiih fokus kepada kebijakan saat kepemimpinan

Presiden Lula dan Dilma.

Dalam jurnal ini juga dibahas mengenai perekonomian Brazil serta kebijakan

luar negeri di bidang ekonomi Brazil. Jurnal ini menjelaskan bahwa Brazil

merupakan negara yang memiliki perekonomian yang cukup kuat di kawasannya,

yaitu kawasan Amerika Latin. Dibandingkan dengan negara lain di Amerika

Latin, Brazil termasuk negara yang memiliki perekonomian yang besar, penduduk

yang banyak, serta merupakan negara demokrasi terbesar.

Dalam jurnal ini dikatakan bahwa pada awalnya Presiden Lula merupakan

sosok yang anti-Amerika. Brazil juga dianggap sebagai bahaya atau ancaman bagi

kawasan Amerika Selatan. Pada awalnya, Amerika Serikat yang mengatakan

Page 23: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

12

bahwa Brazil merupakan bahaya di kawasannya, lalu disusul oleh Presiden

Venezuela, Chavez, yang mengatakan bahwa bahaya atau ancaman di Amerika

Selatan adalah Brazil. Brazil juga tergabung dalam BRICS.

BRICS adalah singkatan dari kelompok negara yang merupakan negara-

negara dengan tingkat perekonomian tinggi yang terdiri dari Brazil, Rusia, India,

Cina, dan Afrika Selatan. Negara-negara tersebut merupakan rival dari Amerika

Serikat. Negara yang tergabung dalam BRICS umumnya memiliki daya saing

dengan Amerika Serikat.

Brazil menggunakan cara yang menarik untuk memenuhi keinginan dan

kekuatannya dalam mengubah pandangan dunia untuk mengorganisir negaranya.

Intensitas kerjasama Brazil dengan BRICS dapat dikatakan cukup sering dan tidak

hanya mencakup bidang ekonomi, namun juga di bidang telekomunikasi seperti

kerjasama Brazil dengan Russia dan China. China merupakan negara yang paling

dekat dengan Brazil karena memiliki beberapa kesamaan dalam segi wilayah.

Bagi Brazil, pengaruh dari ekonomi global adalah hal penting bagi perdagangan

dunia.

China dan Brazil berbagi tujuan untuk mengambil kepemimpinan ekonomi

dunia dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang. Pada saat yang bersamaan,

keterlibatan China di Amerika Latin mengancam Brazil dalam mendominasi

ekonomi di Amerika Latin. Selain membahas kebijakan yang dikeluarkan oleh

Presiden Brazil, jurnal ini juga membahas keterlibatan Brazil dalam BRICS dan

dalam Free Trade Area of the Americas (FTAA). Jurnal ini juga menjelaskan

Page 24: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

13

mengenai adanya peran World Trade Organization (WTO) dalam kebijakan

perdagangan Brazil.

Perbedaan antara jurnal ini dengan penelitian yang akan disampaikan adalah

jurnal ini membahas mengenai kerjasama antara Brazil dan Amerika Serikat

secara keseluruhan, sedangkan penelitian kali ini akan lebih spesifik membahas

kebijakan luar negeri Brazil di bidang ekonomi, khususnya pada masa

pemerintahan Dilma Rousseff dan alasan-alasan apa saja yang melatarbelakangi

Brazil yang kembali membuka kerjasamanya dengan Amerika Serikat setelah

sikap Amerika Serikat yang mengecewakan Brazil.

E. Kerangka Teoritis

E.1 Neoliberalisme

Dalam membahas penelitian ini, teori yang akan digunakan adalah perspektif

Neoliberalisme. Menurut aliran ini, negara bukan merupakan satu-satunya aktor

dalam hubungan internasional. Aliran ini mengakui peran serta andil dari aktor-

aktor hubungan internasional non-negara seperti Non Government Organization

(NGO), International Organization dan perusahaan multinasional atau

Multinational Company (MNC).23

Neoliberalisme memberikan penekanan pada pandangan optimisnya mengenai

terjalinnya suatu hubungan dan kerjasama dalam dunia internasional. Meskipun

23

Arthur A. Stein. 2008. Neoliberal Institusionalism dalam Oxford Handbook on

International Relations. New York: Oxford University Press. Hlm 210.

Page 25: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

14

awalnya sulit, namun adanya kerjasama mungkin untuk dibangun karena dapat

memenuhi kepentingan negara-negara yang melakukan kerjasama tersebut.24

Bagi Keohane, kerjasama internasional adalah suatu keniscayaan sepanjang

kerjasama tersebut didasarkan pada keuntungan.25

Kerjasama juga merupakan

jalan atau sebuah proses melalui kebijakan yang diikuti oleh pemerintah agar

diakui oleh partner kerjasamanya guna memfasilitasi dan merealisasikan

kepentingan mereka sendiri.26

Institusi-institusi global memainkan peranan yang

amat penting dalam membantu proses terjadinya suatu kerjasama internasional

tersebut.

Aliran Neoliberalisme mengartikan institusi sebagai seperangkat aturan-aturan

dan praktik yang menentukan peran, membentuk harapan, dan memaksakan

tindakan.27

Aliran Neoliberalisme membagi institusi ke dalam tiga jenis; yaitu

Pertama, hubungan formal antarnegara (pemerintah) dan hubungan negara

(pemerintah) dengan organisasi internasional non-negara. Kedua adalah rezim

internasional, dan ketiga adalah perjanjian (konvensi).28

Institusi adalah

24

Robert O. Keohane. 1984. Afetr Hegemony and Discord in The World Political

Economy. Princeton, New Jersey: Princeton University Press. Hlm 50 25

Robert O. Keohane. Afetr Hegemony and Discord in The World Political Economy.

Hlm 63 26

Robert O. Keohane. 1984. Afetr Hegemony and Discord in The World Political

Economy. Hlm 63 27

Robert O. Keohane and Joseph Nye. 1989. Power and Interdependence : World

Politics in Transitions. 2nd Edition.Boston ; Little, Brown. Hlm 38 28

Robert O. Keohane and Joseph Nye. Power and Interdependence : World Politics in

Transitions. Hlm 38

Page 26: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

15

manifestasi dari perdamaian dalam hubungan internasional yang berlandaskan

pada kerjasama, sikap saling percaya, dan keteraturan.29

Institusi dalam perspektif Neoliberalisme merupakan hal yang penting bagi

suatu negara, dan institusi- memungkinkan negara-negara untuk dapat melakukan

decission-making process yang unpredictable.30

Usaha-usaha untuk mencapai

suatu perdamaian dan keamanan kolektif menurut aliran Neoliberalisme dapat

tercapai dengan adanya suatu kerjasama antarnegara yang diwadahi oleh bentuk-

bentuk institusi formal, kerjasama internasional, dan rezim internasional.31

Aliran Neoliberalisme juga percaya bahwa perjanjian internasional tidak

mudah untuk dilakukan. Dalam logika mereka kemungkinan negara-negara dalam

melakukan kerjasama dan berkomunikasi akan tergantung pada manusia dan

konstruksi institusinya.32

Neoliberalisme percaya bahwa perjanjian internasional

berguna untuk mengurangi potensi kecurangan.

Tujuan utama dari aliran Neoliberalisme adalah state survival. Bagi

Neoliberalisme, struktur internasional yang anarki tidak akan selalu berakhir pada

konflik. Artinya, konflik itu adalah kecenderungan saja, tidak akan selalu menjadi

perang dunia yang abadi (perpetual world war).33

Perdamaian akan mudah

29

Arthur A. Stein. 2008. Neoliberal Institusionalism dalam Oxford Handbook on

International Relations. New York: Oxford University Press. Hlm 211. 30

Robert O. Keohane and Joseph Nye. Power and Interdependence : World Politics in

Transitions. 2nd Edition.Boston ; Little, Brown. Hlm 38 31

Robert O. Keohane and Joseph Nye. Power and Interdependence : World Politics in

Transitions. Hlm 38 32

Arthur A. Stein. 2008. Neoliberal Institusionalism dalam Oxford Handbook on

International Relations. New York: Oxford University Press. Hlm 202 33

Robert O. Keohane. 2002. Power and Governance in a Partially Globalized World.

Routledge. London. Hlm 10

Page 27: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

16

tercipta apabila terdapat kerjasama dan dari kerjasama tersebut maka akan terjadi

interdependensi (ketergantungan) di antara negara-negara.

Adapun asumsi-asumsi dasar dari teori Neoliberlisme ini, pertama, sistem

internasional bersifat anarki. Maksudnya adalah bahwa tidak ada otoritas tunggal

yang menguasai sistem internasional. Kedua, aktor utama dalam sistem

internasional adalah negara. Ketiga, negara merupakan rational actor yang

cenderung bersikap self centric, selain itu negara juga selalu mencari keuntungan,

dan negara bersifat strategis. Keempat, perilaku negara dibentuk oleh karakter

sistem internasional yang anarki. Kelima, dalam sistem internasional, kapabilitas

negara berbeda-beda namun memiliki fungsi yang sama, yaitu survival. 34

Dengan melihat adanya relevansi antara asumsi teori yang ada pada teori

Neoliberalisme dengan kasus yang diangkat pada penelitian ini, maka

Neoliberalisme sekiranya dapat menjadi perangkat untuk menjelaskan faktor-

faktor yang melatarbelakangi keputusan Brazil untuk mengunjungi Amerika

Serikat setelah terjadinya kerenggangan hubungan antara keduanya yang

disebabkan oleh praktik spionase yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap

Brazil.

Penggunaan Neoliberalisme dalam penelitian ini karena teori ini merupakan

teori yang paling tepat untuk digunakan sebagai alat untuk penelitian ini,

khususnya untuk menjawab masalah penelitian dalam riset ini. Seperti yang telah

34

Robert O. Keohane and Joseph Nye.1989.Power and Interdependence : World Politics

in Transitions.2nd Edition.Boston ; Little, Brown. Hlm 40

Page 28: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

17

dipaparkan sebelumnya, ada keterkaitan dan relevansi antara asumsi-asumsi dari

paham teori Neoliberalisme ini dengan penelitian yang akan dilakukan.

E.2 Teori Kebijakan Luar Negeri

Pembuatan Kebijakan luar negeri menurut Keohane adalah bentuk dari proses

pembatasan, dimana pembatasan tersebut adalah mengenai adanya sistem anarkis

yang dapat menumbuhkan ketidakpastian.35

Dengan begitu, keamanan harus tetap

dipengaruhi oleh adanya rezim yang dapat memberikan informasi serta aturan

umum yang dapat mendorong adanya kerjasama internasional.36

Kebijakan luar negeri itu sendiri merupakan suatu bentuk implementasi dari

kepentingan nasional. Selain itu, kebijakan luar negeri juga mampu untuk

memajukan kepentingan nasional yang dimiliki oleh sebuah negara di dunia

internasional.37

Kerjasama antara Brazil dan Amerika Serikat pernah terganggu karena adanya

skandal spionase yang dilakukan pihak Amerika Serikat. Brazil kecewa karena

merasa terganggu atas tindakan Amerika Serikat, dengan itu Brazil membuat

keputusan untuk tidak menghadiri kunjungan kenegaraannya ke Washington.

Sikap Brazil adalah upaya untuk mempertahankan dan melindungi

kepentingan nasionalnya, karena Brazil menganggap bahwa tindakan Amerika

Serikat telah mengganggu privasi negaranya. Setelah dua tahun, Brazil

35

Walter Carlsnaes. 2008. “Actors, Structures, and Foreign Policy Analysis.” Oxford

University Press. Hlm 120 36

Walter Carlsnaes. “Actors, Structures, and Foreign Policy Analysis.” Hlm 121 37

Anak Agung Banyu Permita, Yanyan Mochamad Yani. Pengantar Ilmu Hubungan

Internasional. Hlm 1

Page 29: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

18

mengeluarkan kebijakan untuk kembali membuka kerjasamanya dengan Amerika

Serikat dengan mengunjungi Washington dan bertemu dengan Presiden Obama.

Kebijakan tersebut tentunya didasari dengan beberapa hal yang nantinya akan di

bahas dalam penelitian ini.

E.3 Konsep Kepentingan Nasional

Kepentingan Nasional menurut paham Neoliberalisme adalah ketika suatu

negara atau aktor lainnya lebih memperhatikan absolute gain atau keuntungan

yang akan didapat sama rata oleh kedua pihak yang bekerjasama.38

Menurut

Adam Smith, melakukan perdagangan bebas merupakan suatu bentuk dari

implementasi konsep kepentingan nasional yang mampu menciptakan kedamaian

global.39

Adanya keinginan untuk memperoleh sebuah keuntungan bagi suatu individu

merupakan hal yang lumrah. Kepentingan untuk mendapat suatu keuntungan

tersebut diakumulasi sehingga menjadi kepentingan nasional. Untuk mendapatkan

keuntungan tersebut, dapat dilakukan perdagangan bebas sehingga kepentingan

juga dapat terpenuhi.40

Adanya perdagangan bebas nantinya akan menimbulkan sebuah kerjasama di

mana kerjasama tersebut nantinya akan menguntungkan kedua belah pihak,

sehingga yang terpenting adalah bagaimana kerjasama itu dapat memenuhi

38

Scott Burchill. 2005. The National Interest in International Relations Theory. Palgrave

Macmillan. Hlm 122 39

Scott Burchill. The National Interest in International Relations Theory. Hlm 104 40

Scott Burchill. 2005. The National Interest in International Relations Theory. Hlm 104

Page 30: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

19

kepentingan nasional.41

Melihat potensi Brazil yang memiliki ladang minyak dan

gas serta perusahaan yang besar, membuat Amerika Serikat tertarik untuk

menjalin kerjasama dengan Brazil.

Adanya kepentingan nasional yang dimiliki Amerika Serikat, yaitu mendapat

keuntungan dari kerjasama tersebut, memperkuat niatnya untuk terus melanjutkan

kerjasama tersebut. Tidak hanya Amerika Serikat yang akan mendapat

keuntungan, namun juga Brazil.42

Konsep kepentingan nasional ini mampu

membantu dalam menjawab pertanyaan penelitian dan mampu menjadi latar

belakang alasan atau faktor-faktor yang mendasari Amerika Serikat dalam skandal

spionase yang dilakukannya terhadap Brazil.

E.4 Konsep Kerjasama Bilateral

Kerjasama bilateral adalah hubungan atau interaksi antara dua negara di mana

hubungan tersebut dapat memajukan dan mengembangkan negara tersebut,

mampu memberi nilai keuntungan terhadap negara tersebut, serta mampu

mewujudkan perdamaian melalui kerjasama bilateral.43

Perdamaian dapat

terwujud melalui adanya kerjasama, karena kerjasama merupakan bentuk dari

kepentingan nasional.

Apabila kepentingan nasional suatu negara sudah bisa terpenuhi, maka negara

tersebut tidak lagi merasa terancam dan akan muncul rasa ketergantungan antara

41

Robert O. Keohane. 1984. Afetr Hegemony: Cooperation and Discord in The World

Political Economy. Princeton University Press. Hlm 69 42

Peter J, Meyer. 2014. Brazil: Political and Economic Situation and U.S. Relations.

Congressional Research Service. Hlm 16 43

Juwandono. 1991. Hubungan Bilateral: Definisi dan Teori. Jakarta. Rajawali Press.

Hlm 21

Page 31: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

20

negara yang menjalin kerjasama tersebut, sehingga permusuhan atau peperangan

dapat dihindari.44

Kerjasama bilateral merupakan kerjasama yang dapat

menghasilkan keuntungan terhadap kedua negara yang menjalin kerjasama.

Kerjasama bilateral merupakan gambaran keadaan adanya hubungan yang

saling mempengaruhi atau terjadinya hubungan timbal balik antara dua belah

pihak atau dua negara.45

Keadaan tersebut yang nantinya akan menimbulkan

absolute gain, di mana keuntungan tidak hanya akan didapatkan oleh satu pihak

saja, namun kedua belah pihak akan sama-sama mendapat keuntungan yang sama.

Kerjasama antara Brazil dan Amerika Serikat yang telah terjalin lama tidak

lagi berjalan mulus pasca adanya skandal spionase yang dilakukan oleh pihak

Amerika Serikat. Hal tersebut membuat hubungan antara keduanya menjadi

dingin.46

Sikap Brazil menunjukkan kekecewaannya terhadap Amerika Serikat.

Hal itu ditunjukkan melalui pembatalan kunjungan kenegaraannya ke

Washington.

Selain itu, pihak Brazil juga memilih untuk membeli sebuah jet tempur milik

Swedia dibandingkan milik Amerika Serikat.47

Konsep kerjasama bilateral ini

dapat membantu dalam menjawab pertanyaan penelitian dan menjadi acuan untuk

mengetahui alasan Brazil kembali mengunjungi Amerika Serikat pasca adanya

skandal tersebut.

44

Arthur A. Stein. 2008. Neoliberal Institutionalism. Oxford University Press. Hlm 211. 45

Didi Krisna. 1993. Kamus Politik Internasional. Jakarta. Grasindo. Hlm 18 46

Joao Augusto de Casto Neves, Revelations of U.S. Spying Against Brazil. 47 Peter hakim. 2014. The Future of US-Brazil Relations: Confrontation, Cooperation or

Detachment?. The Royal Institute of International Affairs. Hlm 1161

Page 32: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

21

F. Metode Penelitian

Dalam menganalisa masalah dalam makalah yang akan disampaikan,

penelitian ini menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif, yang akan lebih

banyak menguraikan permasalahan dalam makalah ini berdasarkan data, fakta,

dan keterangan yang mampu menghubungan variabel yang satu dan yang lainnya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana penelitian kualitatif

ini dalam proses pengumpulan datanya tidaklah kaku, namun selalu menyesuaikan

dengan keadaan yang ada.48

Pendekatan kualitatif ini tidak menggunakan sampel, namun harus dilakukan

secara mendalam dan teliti agar dapat menggambarkan jawaban penelitian secara

jelas dan detail. Dalam melakukan sebuah penelitian kualitatif, peneliti merupakan

instrumen dalam penelitian ini, dan data dikumpulkan melalui observasi langsung,

wawancara, serta dokumentasi.49

Menurut Creswell, pendekatan kualitatif adalah jenis pendekatan yang sangat

bergantung terhadap informasi dari objek pada ruang lingkup yang luas, selain itu

pendekatan ini juga menggunakan pertanyaan yang sifatnya umum. Pengumpulan

data dalam pendekatan ini juga sebagian besar terdiri dari sebuah teks. Pendekatan

kualitatif ini menjelaskan dan melakukan analisa terhadap kata-kata atau teks

tersebut.50

48

Emy Susanti Hendrarsono. 2010. Metode Penelitian Sosial. Jakarta. PT Kencana. Hlm

169 49

Emy Susanti Hendrarsono. Metode Penelitian Sosial. Hlm 169 50

John W. Creswell. 2008. Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating

Quantitative and Qualitative Research, 4th

Edition. Pearson. Hlm 46

Page 33: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

22

Adapula lima proses penelitian menurut Creswell, pertama, mengeksplor dan

mengembangkan pemahaman mengenai masalah utama yang akan diteliti. Kedua,

melihat tinjauan pustaka sebagai acuan pembahasan masalah. Ketiga,

mengumpulkan data dan informasi. Keempat, menganalisa data dan informasi

yang telah di dapat. Kelima, menulis laporan atau catatan kecil dari data yang

telah dianalisa yang bersifat evaluatif.51

Dalam prosesnya, penelitian ini akan mengumpulkan data dari berbagai

sumber sekunder yang merujuk pada buku-buku ilmiah, artikel, jurnal, berita-

berita, serta sumber referensi lainnya yang memiliki data yang dibutuhkan agar

dapat menjawab masalah penelitian.52

Data yang bersumber dari buku-buku ilmiah didapatkan melalui perpustakaan

FISIP UIN Jakarta dan e-book. Sedangkan artikel, jurnal, dan berita-berita

didapatkan melalui akses internet. Referensi utama yang digunakan dalam

melakukan penelitian ini adalah buku, jurnal, serta artikel atau berita. Penelitian

ini bersumber pada buku, terutama dalam pembahasan mengenai teori.

Penelitian ini menggunakan buku seperti buku After Hegemony and Discord

in The World Political Economy milik Robert O. Keohane untuk membahas teori.

Tidak hanya itu, dalam membahas metode penelitian ini juga menggunakan salah

satu buku Emy Susanti Hendrarsono yang membahas Metode Penelitian Sosial

sebagai salah satu referensi.

51

John W. Creswell. 2008. Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating

Quantitative and Qualitative Research, 4th

Edition. Hlm 16 52

Anselm Strauss, dan Juliet Corbin. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm 5

Page 34: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

23

Jurnal juga turut menjadi referensi dari penelitian ini. Jurnal tersebut salah

satunya berjudul US-Brazil Relations: A New Beginning? How to Strengthen the

Bilateral Agenda milik Ricardo Sennes. Selain itu, yang menjadi referensi dari

penelitian ini adalah situs-situs resmi atau media cetak online seperti The

Guardian, The New York Times, dan lain-lain.

Data yang telah terkumpul dari sumber-sumber tersebut nantinya akan

disaring kembali agar mendapat jawaban yang relevan dan tidak terkesan satu sisi

dalam menjawab masalah penelitian. Setelah data sudah disaring, data tersebut

akan dianalisa lebih lanjut. Setelah proses tersebut selesai, maka data siap

dihubungkan dengan teori dan pertanyaan penelitian agar dapat menjawab

pertanyaan tersebut.

G. Sistematika Penulisan

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang atau pernyataan masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini. Selain itu, bab ini juga memaparkan

pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

kerangka teoretis, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II: HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN AMERIKA

SERIKAT

Bab ini membahas hubungan yang terjalin antara Brazil dan Amerika

Serikat dari awal mereka memiliki hubungan pertemanan dan diplomatik

hingga hubungan kerjasama Brazil dan Amerika Serikat pada masa

Page 35: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

24

pemerintahan Dilma Rousseff. Bab ini juga membahas mengenai kunjungan

kerja dan kunjungan kenegaraan antara Brazil dan Amerika Serikat.

BAB III: PRAKTIK SPIONASE AMERIKA SERIKAT DAN SKANDAL

NATIONAL SECURITY AGENCY (NSA)

Bab ini akan membahas mengenai NSA dan skandal spionase yang

dilakukan oleh pihak Amerika Serikat terhadap Brazil melalui NSA. Bab ini

juga akan membahas negara mana saja yang mendapat tindakan spionase oleh

NSA dan bagaimana respon negara-negara tersebut.

BAB IV: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN

AMERIKA SERIKAT PASCA SPIONASE NATIONAL SECURITY

AGENCY (NSA) TERHADAP BRAZIL TAHUN 2015

Bab ini akan membahas mengenai respon Brazil dalam menyikapi skandal

spionase oleh Amerika Serikat. Bab ini juga akan membahas kasus melalui

sudut pandang Neoliberal. Selain itu, pembahasan dalam bab ini akan dibahas

melaui teori dan konsep yang digunakan dalam skripsi ini. Bab ini juga akan

membahas tentang bagaimana hubungan kerjasama bilateral Brazil dan

Amerika Serikat pasca skandal spionase.

BAB V: PENUTUP

Bab penutup ini akan menjawab pertanyaan penelitian yang berbentuk

kesimpulan dan saran berdasarkan analisa yang telah dibahas pada bab

sebelumnya.

Page 36: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

25

BAB II

HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN AMERIKA SERIKAT

A. Hubungan Bilateral Brazil dan Amerika Serikat Sebelum Masa

Pemerintahan Dilma Rousseff

Brazil dan Amerika Serikat telah menjalin hubungan baik jauh sebelum

mereka resmi menjalin hubungan diplomatik. Kerjasama yang dijalin oleh kedua

negara tersebut bukanlah tanpa alasan, sebelum Brazil menjadi negara yang

berdaulat, Brazil dan Amerika Serikat telah memiliki hubungan yang cukup baik.

Kedua negara Brazil dan Amerika Serikat merupakan jajahan Portugis.53

Selain itu, kapal-kapal dagang milik Amerika Serikat seringkali berlabuh di

pelabuhan Brazil, seperti, Pernambuco (Refice), Bahia (Salvador), dan Rio de

Janeiro. Pada 1810, Amerika Serikat membuka konsulat-konsulat di Pernambuco

dan Rio de Janeiro.54

Hal tersebut juga membuat hubungan antara Brazil dan

Amerika Serikat semakin dekat.

Selama perang dunia II berlangsung, Brazil memberi bantuan kepada Amerika

Serikat dengan mengirim pasukan ekspedisi Brazil, dan sejak saat itu Brazil

muncul sebagai kekuatan regional sehingga Brazil dan Amerika Serikat semakin

mempererat hubungannya yang juga mencakup agenda politik dan ekonomi.55

53

Office of The Historian, Bureau of Public Affairs. A Guide to The United States’

History of Recognition, Diplomatic, and Consular Relations, by Country, since 1776: Brazil.

Diakses melalui https://history.state.gov/countries/brazil pada 13 April 2017 pukul 09:05 54

Office of The Historian, Bureau of Public Affairs. A Guide to The United States’

History of Recognition, Diplomatic, and Consular Relations, by Country, since 1776: Brazil.

Diakses melalui https://history.state.gov/countries/brazil pada 13 April 2017 pukul 09:05 55

Office of The Historian, Bureau of Public Affairs. A Guide to The United States’

History of Recognition, Diplomatic, and Consular Relations, by Country, since 1776: Brazil.

24

Page 37: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

26

Gambar 1.A.1 Peta Brazil

Sumber: Map Resources. Adapted by CRS Graphics. (dalam Peter J. Meyer, Brazil:

Background and U.S. Relations (Congressional Research Service), 11 Februari 2016, hlm 2

Pada tahun 1822, Brazil mendeklarasikan negaranya sebagai negara yang

berdaulat, dan Amerika Serikat merupakan negara pertama yang mengakui Brazil

sebagai negara yang berdaulat.56

Pada 26 Mei 1824 Brazil dan Amerika Serikat resmi menjalin hubungan

diplomatik.57

Hubungan diplomatik tersebut ditandai dengan penerimaan Jose

Silvestre Rebello sebagai Duta Besar Brazil untuk Amerika Serikat oleh Presiden

United States Department of State: United States of America. Diakses melalui

https://history.state.gov/countries/brazil pada 13 April 2017 pukul 09:05 56

U.S. Relations with Brazil: Bureau of Western Hemisphere Affairs: Fact Sheet, January

27, 2017. U.S.Department of State Diplomacy in Action. Di akses melalui

https://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/35640.htm pada 30 Aril 2017 pukul 14:40 57

Ricardo Sennes. 2015. U.S. – Brazil Relations: A New Beginning? How to Strengthen

the Bilateral Agenda. Atlantic Council: Adrienne Arsht Latin America Center. Hlm. 3

Page 38: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

27

James Monroe.58

Dengan adanya hubungan diplomatik yang resmi tersebut,

Amerika Serikat mendirikan Kedutaan di Rio de Janeiro, Brazil pada 29 Oktober

1825 dan menaikkan level Kedutaan menjadi Kedutaan Besar pada 13 Januari

1905.59

Setelah hubungan yang telah terjalin lama, pada awal abad ke-20 hubungan

antara Brazil dan Amerika Serikat dikatakan sebagai “the unwritten alliance.”60

Brazil dan Amerika Serikat memang memiliki hubungan seperti sahabat, Amerika

Serikat menganggap Brazil sebagai kekuatan yang signifikan di Amerika latin dan

sebagai pihak yang mampu menstabilkan kondisi regionalnya.61

Brazil dan Amerika Serikat merupakan dua negara demokrasi terbesar di

wilayah Barat.62

Selain itu, Brazil dan Amerika Serikat merupakan negara dengan

kondisi perekonomian yang baik, sehingga hubungan politik dan ekonomi kedua

negara tersebut semakin dekat.63

Kerjasama bilateral yang dijalin oleh Brazil dan Amerika Serikat didasari oleh

adanya komitmen untuk memperluas pertumbuhan dan kemakmuran ekonomi,

58

Office of The Historian, Bureau of Public Affairs. A Guide to The United States’

History of Recognition, Diplomatic, and Consular Relations, by Country, since 1776: Brazil.

Diakses melalui https://history.state.gov/countries/brazil pada 13 April 2017 pukul 09:05 59

Office of The Historian, A Guide to The United States’ History of Recognition,

Diplomatic, and Consular Relations, by Country, since 1776: Brazil. 60

Office of The Historian, A Guide to The United States’ History of Recognition,

Diplomatic, and Consular Relations, by Country, since 1776: Brazil. 61

Peter J. Meyer. 2011. Brazil-U.S. Relations. Congressional Research Service. Hlm 17 62

U.S. Relations with Brazil: Bureau of Western Hemisphere Affairs: Fact Sheet, January

27, 2017. U.S.Department of State Diplomacy in Action. Di akses melalui

https://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/35640.htm pada 30 Aril 2017 pukul 14:40 63

Monica Hirst. 2013. Understanding Brazil-United States relations : contemporary

history, current complexities and prospects for the 21st century. Brasilia : FUNAG. Hlm 29

Page 39: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

28

mempromosikan perdamaian dunia, keamanan, dan hak manusia, serta untuk

memperkuat kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan.64

Kerjasama keduanya tidak hanya fokus terhadap ekonomi dan pertahanan, tapi

juga politik, counternarcotics, counterterrorism, biofuels, minyak mentah, energi

nuklir, keamanan, dan kemanusiaan.65

Dalam memperdalam kerjasamanya, Brazil

dan Amerika Serikat memiliki sejarah yang panjang dengan melalui pertukaran di

beberapa bidang seperti bidang pendidikan, energi, kesehatan, sains dan teknologi,

serta inovasi.66

Pada masa pemerintahan Presiden Lula da Silva, Brazil dan Amerika Serikat

semakin memiliki hubungan yang positif. Terjadi peningkatan kerjasama kedua

negara, terutama di bidang energi.67

Dalam hubungan yang sangat baik tersebut,

bukan berarti di antara Brazil dan Amerika Serikat tidak terjadi perselisihan.

Meskipun memiliki banyak kesamaan kepentingan, namun kebijakan luar negeri

antara Brazil dan Amerika Serikat yang berbeda membuat mereka seringkali

berselisih.

Bentuk perselisihan antara kedua negara dalam kebijakan tarif misalnya,

Brazil dan Amerika Serikat cukup lama mempermasalahkan hal ini, di mana

Brazil tidak sepakat atas tarif yang diberikan oleh Amerika Serikat terhadap

64

U.S. Relations with Brazil: Bureau of Western Hemisphere Affairs: Fact Sheet, January

27, 2017. U.S.Department of State Diplomacy in Action. Di akses melalui

https://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/35640.htm pada 30 Aril 2017 pukul 14:40 65

Clare Ribando Seelke, Alessandra Durand. 2008. Brazil-US Relations. CRS Report for

Congress. Hlm 10 66

Office of The Historian, A Guide to The United States’ History of Recognition,

Diplomatic, and Consular Relations, by Country, since 1776: Brazil. 67

Clare Ribando Seelke, Alessandra Durand. Brazil-US Relations. CRS Report for

Congress. Hlm 10

Page 40: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

29

biofuel milik Brazil.68

Selain itu, Brazil dan Amerika Serikat juga pernah

berselisih mengenai kebijakan luar negerinya untuk pertukaran nuklir Iran dan

negosiasi yang sempat terhenti dalam Doha Round.69

Adanya masalah-masalah yang muncul tersebut tidak membuat hubungan

bilateral Brazil dan Amerika Serikat merenggang. Brazil dan Amerika Serikat

telah menyelenggarakan 20 bentuk dialog, termasuk Global Partnership

Dialogue, Economic and Financial Dialogue, Strategic Energy Dialogue, Defense

Cooperation Dialogue.70

Banyaknya bentuk dialog tersebut menandakan bahwa Brazil dan Amerika

Serikat tetap memiliki hubungan diplomatik yang baik meskipun seringkali

mengalami kesalahpahaman atau ketidaksepakatan di dalam kerjasamanya.

B. Hubungan Bilateral Brazil-Amerika Serikat pada Masa Dilma Rousseff

Dilma Rousseff merupakan presiden terpilih tahun 2010 sekaligus presiden

wanita pertama di Brazil.71

Pada masa pemerintahannya, Dilma Rousseff

cenderung melanjutkan program-program yang telah dilakukan oleh Presiden

Brazil sebelumnya, yaitu Lula da Silva.72

Saat Presiden Dilma Rousseff terpilih

dan resmi menjadi seorang presiden pada Januari 2011, Dilma Rousseff lebih

68

Peter J. Meyer. 2011. Brazil-U.S. Relations. Congressional Research Service. Hlm 17 69

Peter J. Meyer. Brazil-U.S. Relations. Congressional Research Service. Hlm 17 70

Office of The Historian, A Guide to The United States’ History of Recognition,

Diplomatic, and Consular Relations, by Country, since 1776: Brazil. 71

Peter J. Meyer. 2014. Brazil: Political and Economic Situation and U.S. Relations.

Congressional Research Service. Hlm 5 72

Cristina Soreanu Pecequilo. 2014. The Brazil-United States Bilateral Relations in The

Dilma Rousseff Administration, 2011-2014. Austral: Brazilian Journal of Strategy & International

Relations. Hlm 12

Page 41: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

30

fokus terhadap tantangan domestik, yaitu bagaimana meningkatkan perekonomian

Brazil agar lebih meningkat lagi dari sebelumnya.73

Pada awal pemerintahannya, Dilma Rousseff membatasi angka pengeluaran

anggaran untuk menekan inflasi dan mempertahankan surplus dari anggaran

sebesar 3,1% dari total Produk Domestik Bruto (PDB).74

Ia juga membatasi

jumlah upah minimum yang terkait dengan dana pensiun dan upah di sektor

publik.75

Dengan begitu, Presiden Dilma Rousseff berhasil mengurangi angka

pengangguran di Brazil dan mencapai rekor terendah, yaitu 4,6%.76

Dengan perekonomian yang kuat tersebut, maka Brazil menjadi negara yang

memiliki kekuatan paling kuat di wilayah regionalnya, yaitu Amerika Latin.77

Adanya kekuatan yang dimiliki oleh Brazil, terutama kekuatan di wilayah

regionalnya, membuat hubungan Brazil dan Amerika Serikat turut menguat.

Hubungan antara Brazil dan Amerika Serikat bersifat struktural dalam evolusi

hubungan internasional Brazil dengan di dukung oleh adanya faktor politik,

ekonomi, kondisi strategis, dan ideologi di mana Amerika Serikat yang

memegang agenda negara.78

73

Peter J. Meyer. 2013. Brazil-U.S. Relations. Congressional Research Service. Hlm 4

diakses melalui https://www.hsdl.org/?view&did=733098 pada 14 April pukul 14:34 74

Peter J. Meyer. Brazil-U.S. Relations. Congressional Research Service. Hlm 4 75

Peter J. Meyer. Brazil-U.S. Relations. 76

Peter J. Meyer. Brazil-U.S. Relations. 77

Peter J. Meyer. 2012. Brazil-U.S. Relations. Congressional Research Service. Hlm 11

https://digital.library.unt.edu/ark:/67531/metadc86652/m1/1/high_res_d/RL33456_2012Mar07.pdf

pada 14 April 2017 pukul 14:40 78

Cristina Soreanu Pecequilo. 2014. The Brazil-United States Bilateral Relations in The

Dilma Rousseff Administration, 2011-2014. Austral: Brazilian Journal of Strategy & International

Relations. Hlm 11

Page 42: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

31

Memperkuat hubungan kerjasama antara Brazil dan Amerika Serikat juga

merupakan bagian dari kebijakan luar negeri Brazil di bawah kepemimpinan

Presiden Lula da Silva dan Dilma Roussseff.79

Pada masa pemerintahan Presiden

Luis Inacio Lula da Silva periode 2003-2010, Brazil dan Amerika Serikat cukup

sering mengalami kesalahpahaman atau ketidaksepakatan atas kebijakan luar

negeri masing-masing negara.80

Adanya ketidaksepahaman itu terus berlanjut hingga Presiden Dilma Rousseff

resmi terpilih dan menjadi seorang presiden, sehingga pada saat itu hubungan

kerjasama antara Brazil dan Amerika Serikat sempat dianggap akan terputus.81

Ternyata, pada saat Presiden Dilma Rousseff memimpin sebagai seorang presiden,

kerjasama dan kepercayaan yang telah dibangun oleh Brazil dan Amerika Serikat

dapat dipertahankan.82

Terpilihnya Dilma Rousseff sebagai Presiden Brazil seolah menjadi awal yang

baru bagi hubungan bilateral Brazil dan Amerika Serikat, di mana sebelumnya

sempat terjadi ketegangan dalam hubungan bilateral Brazil dan Amerika Serikat.83

Hal itu ditandai dengan tetap berlanjutnya hubungan bilateral antara Brazil dan

79

Peter J. Meyer. 2013. Brazil-U.S. Relations. Congressional Research Service. Hlm 4

diakses melalui https://www.hsdl.org/?view&did=733098 pada 14 April pukul 14:34 80

Cristina Soreanu Pecequilo. 2014. The Brazil-United States Bilateral Relations in The

Dilma Rousseff Administration, 2011-2014. Austral: Brazilian Journal of Strategy & International

Relations. Hlm 11 81

Cristina Soreanu Pecequilo. 2014. The Brazil-United States Bilateral Relations in The

Dilma Rousseff Administration, 2011-2014. Austral: Brazilian Journal of Strategy & International

Relations. Hlm 11 82

Cristina Soreanu Pecequilo. The Brazil-United States Bilateral Relations in The Dilma

Rousseff Administration. hlm 11 83

Colonel James K. Rose. 2011. BRIC in The Backyard: Brazil’s Economic Rise and

What it Means for The United States. Issue Paper Volume 14-11 Center for Strategic Leadership,

U.S. Army War College: Center for Strategic Leadership. Hlm 4 diakses melalui

https://csl.armywarcollege.edu/usacsl/publications/IP14_11.pdf pada 14 April 2017 pukul 19:00

Page 43: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

32

Amerika Serikat, di mana Presiden Obama dan Presiden Dilma Rousseff

menandatangani beberapa perjanjian kerjasama, seperti perjanjian perdagangan

dan kerjasama ekonomi yang ditandatangani pada 2011.84

Presiden Dilma Rousseff juga menandatangani hubungan kerjasama untuk

pembangunan dan aviasi biofuels. Brazil berhasil membuat Memorandum of

Understanding (MoU) untuk dimensi keanekaragaman hayati, MoU untuk

pembentukan program Strategic Dialogue Brazil dan Amerika Serikat, MoU

untuk implementasi kerjasama teknik di negara-negara ketiga dalam bidang

pekerjaan yang layak, dan MoU dalam kerjasama untuk mendukung organisasi

acara olahraga global.85

MoU tersebut dilaksanakan untuk membentuk kembali

dan melanjutkan hubungan bilateralnya dengan Amerika Serikat.

Dalam kerjasamanya dengan Amerika Serikat, Brazil dan AS lebih fokus

untuk melanjutkan kerjasamanya di bidang keamanan, energi, perdagangan,

kemanusiaan, dan lingkungan.86

Pada 2011, Presiden Dilma Rousseff dan

Presiden Barack Obama menyetujui salah satu dialog, yaitu Strategy Energy

Dialogue yang dalam peluncuran program kerjasama energi tersebut ditetapkan

empat bidang, yaitu, biofuels, memperbaharui energi dan efisiensi energi, minyak

dan gas alam, serta keamanan nuklir.87

84

Cristina Soreanu Pecequilo. The Brazil-United States Bilateral Relations in The Dilma

Rousseff Administration, 2011-2014. Hlm 20 85

Cristina Soreanu Pecequilo. 2014. The Brazil-United States Bilateral Relations in The

Dilma Rousseff Administration, 2011-2014. Austral: Brazilian Journal of Strategy & International

Relations. Hlm 20 86

Peter J. Meyer. 2013. Brazil-U.S. Relations. Congressional Research Service. Hlm 17

diakses melalui https://www.hsdl.org/?view&did=733098 pada 14 April pukul 14:50 87

Cristina Soreanu Pecequilo. The Brazil-United States Bilateral Relations in The Dilma

Rousseff Administration, 2011-2014. Hlm 20

Page 44: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

33

Selain energi, Brazil juga memperkuat hubungan bilateral di bidang

pertahanan. Pada April 2012, Presiden Dilma Rousseff bersama Presiden Barack

Obama meluncurkan sebuah dialog, yaitu Defense Cooperation Dialogue di

tingkat presiden.88

Sebelumnya, pada April 2010 Brazil dan Amerika Serikat telah

menandatangani perjanjian kerjasama di bidang pertahanan (Defense Cooperation

Agreement) yang juga diikuti dengan perjanjian keamanan informasi militer

(General Security of Military Information).89

Pasca terpilihnya Presiden Barrack Obama pada 6 November 2012, banyak

pihak yang berharap bahwa Barrack Obama akan banyak memperhatikan

permasalahan dengan negara-negara Amerika Latin. Sebagai contoh Obama

banyak berfokus pada penyelesaian masalah imigrasi untuk orang-orang Amerika

Latin dan Hispanik. Pada tahun yang sama Obama juga mendapatkan desakan dari

kongres di Amerika Serikat untuk meningkatkan hubungan diplomatik dengan

Brazil.90

Awal terpilihnya Presiden Obama pada periode kedua, Brazil berharap

bahwa pemerintah AS menghormati wilayah Amerika Selatan, dan mengakui

bahwa Brazil memiliki pengaruh di wilayah selatan. Menurut pemerintah Brazil,

Obama seharusnya lebih menghargai pemimpin Brazil yang ada saat ini, Dilma

Rouseff. Hal itu dikarenakan, banyak orang yang menganggap bahwa Presiden

88

Peter J. Meyer. Brazil-U.S. Relations. Congressional Research Service. Hlm 18 89

Peter J. Meyer. 2013. Brazil-U.S. Relations. Congressional Research Service. Hlm 17

diakses melalui https://www.hsdl.org/?view&did=733098 pada 14 April pukul 14:50 90

Laurence Whitehead, Detlef Nolte, 2012, The Obama Administration and Latin

America: A Dissapointing First Term?, German Institute Global and Area Studies (GIGA), Hlm 1.

Page 45: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

34

Obama tidak terlalu menginginkan kerjasama dengan Brazil sebagai contoh Brazil

tidak didukung oleh Amerika Serikat dalam kursi Dewan Keamanan PBB, tidak

seperti hubungan antara Presiden Bush dan Lula. 91

Pasca munculnya skandal spionase pada tahun 2013, hubungan kedua

negara sempat mengalami ketegangan. Presiden Dilma Rouseff, mengirim

Menteri Hubungan Eksternal Luiz Alberto Figuiredo ke Amerika Serikat untuk

bertemu dengan Presiden Obama, Penasihat Keamanan Nasional AS Susan Rice.

Dalam pertemuan itu Menteri Luiz Alberto Figuiredo tidak mendapatkan hasil dan

jawaban yang memuaskan. 92

Tidak hanya dalam momentum itu, Presiden Obama dan Dilma juga

bertemu dalam sebuah forum G20 di Saints Petersburg, dalam pertemuan itu

Presiden Obama berjanji untuk memberikan Brazil penyelesaian masalah dan

klarifikasi atas kejadian yang terjadi. Presiden Obama juga menelfon Presiden

Dilma Rouseff untuk membujuk agar tidak membatalkan kunjungan kenegaraan.93

Obama berjanji untuk menyelesaikan permasalahan kasus spionase melalui

cara-cara diplomasi dan tertutup dari pemberitaan. Obama mengutus anggota

pemerintahannya untuk bertemu dan membujuk Presiden Dilma untuk berkunjung

ke Amerika Serikat lagi. Pemerintah Brazil tidak tinggal diam, mereka mersepon

91

Laurence Whitehead, Detlef Nolte, 5. 92

Nil Nikandrov, 2013, The Us vs Brazil From Espionage to Destabilization. Tersedia di

https://www.strategic-culture.org/news/2013/09/20/the-us-vs-brazil-from-espionage-to-

destabilization.html diakses pada 14/05/2018 pukul 4:26 93

Nil Nikandrov, 2013, The Us vs Brazil From Espionage to Destabilization

Page 46: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

35

dengan meminta pertanggungjawaban Duta Besar AS di Brazil Thomas

Shannon.94

C. Kunjungan Brazil dan Amerika Serikat

Kerjasama yang dijalin antara Brazil dan Amerika Serikat tidak hanya dalam

bentuk perjanjian-perjanjian atau pertukaran saja, namun juga dilengkapi dengan

adanya kunjungan, baik kunjungan kerja maupun kunjungan kenegaraan. Adanya

kunjungan tersebut, biasanya dilakukan untuk membicarakan kerjasama bilateral

atau hubungan diplomatik antara negara yang bersangkutan.

Kunjungan pertama dilakukan oleh Pemimpin Brazil, yaitu Emperor Dom

Pedro II pada Mei 1876, dalam rangka menghadiri Centennial Exposition di

Philadelphia (Pennsylvania).95

Brazil kembali melakukan kunjungan ke Amerika

Serikat, tepatnya ke kota New York dalam rangka terpilihnya Presiden Brazil

yang baru, yaitu Pessoa.96

Intensitas kunjungan antarpresiden Brazil dan Amerika Serikat dari masa ke

masa tidak terlalu sering. Pasca diangkatnya Dilma Rouseff menjadi Presiden

Brazil, hubungan antar Brazil dan AS mencapai babak baru. Dilma menjadi

Presiden Brazil yang baru pada tahun 2010 setelah memenangkan pemilihan

94

Nil Nikandrov, 2013, The Us vs Brazil From Espionage to Destabilization 95

Office of The Historian, A Guide to The United States’ History of Recognition,

Diplomatic, and Consular Relations, by Country, since 1776: Brazil. 96

Office of The Historian, A Guide to The United States’ History of Recognition,

Diplomatic, and Consular Relations, by Country, since 1776: Brazil.

Page 47: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

36

umum melawan Jose Serra dengan perolehan suara sebesar 56% suara dari partai

pekerja kiri (PT). 97

Dilma mengumumkan untuk melanjutkan kebijakan Pemerintahan Lula karena

dianggap berhasil.98

Keberhasilan tersebut ditandai dengan pendapatan nasional

Brazil sebesar US$1,6 Trilun dan perdagangan yang surplus sebesar US$ 20.3

miliar.99

Pasca terpilihnya Dilma Rouseff, Barrack Obama menganggap Brazil sebagai

negara yang memiliki tujuan yang sama dengan Amerika Serikat. Obama

menyatakan bentuk dukungan untuk Dilma Rouseff dan menginginkan Brazil

sebagai negara yang dapat menstabilkan keamanan di Amerika Latin. Obama juga

melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya ke Brazil pada bulan Maret 2011.

Dukungan Obama mendapatkan respon yang positif dari Dilma Rouseff. Dilma

menginginkan pembangunan hubungan yang lebih kuat dengan Amerika Serikat,

karena hubungan antar kedua negara mengalami pasang surut dan pernah

berselisih. 100

Tercatat dalam tahun 2011, Brazil dan Amerika Serikat sudah menandatangani

MoU di beberapa bidang. Brazil dan Amerika Serikat telah menandatangani MoU

untuk bidang ekonomi dan perdagangan, transportasi udara, program pertukaran

tenaga ahli, kerjasama untuk pembangunan negara berkembang, pembentukan

97

Tom Philips, Dilma Rouseff wins Brazil Presidential Election, The Guardian 1

November 2010. Tersedia di https://www.theguardian.com/world/2010/nov/01/dilma-rousseff-

wins-brazil-president diakses pada 24/01/2018 pukul 19:21 98

Peter J. Meyer, Brazil-U.S. Relations, (Congressional Reserch Service, 2011): 5 99

Peter J. Meyer, Brazil-U.S. Relations, (Congressional Reserch Service, 2011): 7 100

Peter J. Meyer. Brazil-U.S. Relations, 4-7

Page 48: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

37

dialog strategis antara kedua negara, dan dukungan Amerika Serikat untuk acara

olahraga Global yang rencananya akan dilaksanakan di Brazil pada tahun 2014.101

Pada 2012, Dilma Rouseff melakukan kunjungan resmi ke Amerika

Serikat. Kunjungan tersebut untuk membahas hubungan antara kedua negara dan

membahas kerjasama yang sudah dibuat. Kunjungan ini juga membahas

pertumbuhan ekonomi dan perdagangan. Pada 2011, perdagangan antarkedua

negara mencapai rekor sebesar US$ 74 miliar. Kedua pemimpin mengungkapkan

dengan perdagangan yang positif tidak menutup kemungkinan untuk peningkatan

kerjasama lainnya baik dalam forum bilateral maupun regional. 102

Pada tahun 2012, Hubungan kerjasama antara Brazil dan Amerika Serikat,

sudah dalam tahap yang baik, karena kedua negara membuat banyak perjanjian

dan kesepakatan. Kesepakatan tersebut ditandai dengan pembuatan Memorandum

of Understanding (MoU) pada beberapa bidang, seperti kerjasama dalam bidang

penerbangan dan kerjasama untuk memberikan dukungan terhadap perusahaan-

perusahaan lokal.103

Kerjasama lainnya yaitu dalam upaya peningkatan kesejahteraan pangan di

negara-negara yang memerlukan, dan kerjasama dalam peningkatan teknologi.

101

U.S Brazil Bilateral Agreements. Tersedia di

https://www.brazilcouncil.org/resources/u-s-brazil-bilateral-agreements/ diakses pada 24/01/2018

pukul 20:47 102

Joint Statement By Presiden Obama and President Rouseff. 09 April 2012. The White

House Office of Press Secretary. Diases melalui https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-

office/2012/04/09/joint-statement-president-obama-and-president-rousseff tanggal 24/01/2018

pukul 21:28 103

Documents Signed on the occasion of the visit of President Dilma Rouseff to the

United States of America-Washington, 9 April 2012. Tersedia di

http://www.itamaraty.gov.br/en/press-releases/8987-documents-signed-on-the-occasion-of-the-

visit-of-president-dilma-rousseff-to-the-united-states-of-america-washington-april-9-2012 diakses

pada 27/02/2018 pukul 19:25

Page 49: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

38

Tidak hanya itu, kedua negara juga sepakat meningkatkan pembangunan

berkelanjutan antarkedua negara yang melibatkan Ministry of Cities dari Brazil

dan United States Department of Housing and Urban Development dari USA.104

Dalam kunjungan tersebut membahas komitmen kedua negara untuk

memajukan perdagangan jasa dan barang-barang, terutama dalam bidang

manufaktur. Kedua negara juga berfokus pada bidang pertanian, dan berupaya

mengurangi hambatan komoditas pertanian. Brazil dan USA juga menginginkan

pertukaran pelajar sebanyak 100.000 orang dan kedua presiden memberikan

dukungan untuk Forum Amerika Serikat-Brazil yang ke-7 yang membahas untuk

meningkatkan lingkungan bisnis, perdagangan dan investasi.105

Memasuki tahun 2013, hubungan antara Brazil dan Amerika Serikat yang

terganggu karena adanya skandal spionase oleh NSA membuat kunjungan kerja

antara dua negara tersebut menjadi terhambat. Tindakan spionase tersebut

dilakukan oleh NSA untuk memata-matai Presiden Dilma Rouseff dan perusahaan

minyak Brazil, Petrobras. Tindakan tersebut berdampak pada penundaan

kunjungan kenegaraan Presiden Dilma Rouseff dan memberikan rasa kekecewaan

terhadap Pemerintah Amerika Serikat.106

Pada 2014, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Joe Biden mengunjungi

Brazil yang sedang mengadakan piala dunia. Kunjungan Joe Biden bertujuan

104

Documents Signed on the occasion of the visit of President Dilma Rouseff to the

United States of America-Washington, 9 April 2012. 105

Joint Statement By Presiden Obama and President Rouseff. 09 April 2012 106

Simon Romero, Brazil‟s Leader Postpones States Visit to Washingon Offer Spying,

17 September 2013, New York Times, tersedia di

http://www.nytimes.com/2013/09/18/world/americas/brazils-leader-postpones-state-visit-to-

us.html tanggal akses 27/02/2018 pukul 20:13

Page 50: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

39

untuk mengurangi ketegangan hubungan antara Brazil dan Amerika Serikat.107

Dalam kunjungan tersebut, Joe Biden menginginkan komitmen pembangunan

hubungan bilateral antarkedua negara dan membuat potensi kerjasama yang belum

dilakukan oleh kedua negara.108

Memasuki tahun 2015, Presiden Dilma Rouseff kembali bertemu dengan

Presiden Obama setelah batalnya kunjungan pada 2013. Pertemuan tersebut

dilakukan saat America Summit di Panama yang membahas demokratisasi dan

kebijakan kedepannya di Kuba.109

Pasca pertemuan itu Dilma Rouseff mengunjungi Gedung Putih pada 29 –

30 Juni 2015. Dalam pertemuan itu mereka lebih banyak membahas rencana

kebijakan AS dan Brazil seperti perluasan kerjasama ekonomi dan penguatan

kerjasama keamanan dan pertahanan.110

107

Anthony Boadle, Biden “Confident” relations with Brazil can be repaired. Tanggal

berita 17 Juni 2014, 7:29, Reuters. Tersedia di https://www.reuters.com/article/us-usa-brazil-

biden/biden-confident-relations-with-brazil-can-be-repaired-idUSKBN0ES1BA20140617 diakses

pada 20:31 108

Joint Statement In Preparation for the visit of U.S Vice President Joe Biden to Brazil

in June 2014. Tersedia di https://www.brazilcouncil.org/wp-content/uploads/2015/10/Joint-

Statement-English-Version-FINAL_0.pdf diakses pada 27/02/2018 pukul 20:53 109

Dan Roberts. Brazilian President’s visit to U.S. will not include apology from Obama

for spying. The Guardian. Diunggah pada 30 Juni 2015 pukul 18:33 BST. Diunduh melalui

https://www.theguardian.com/world/2015/jun/30/brazil-dilma-rousseff-obama-nsa-spying-apology

pada 10 Maret 2018 pukul 19:19 110

Joint Communique by President Barrack Obama and President Dilma Rouseff, 30 June

2015, The White house. Tersedia di https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-

office/2015/06/30/joint-communique-president-barack-obama-and-president-dilma-rousseff

diakses pada 27/02/2018 pukul 21:42

Page 51: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

40

BAB III

SKANDAL SPIONASE YANG DILAKUKAN OLEH AMERIKA

SERIKAT TERHADAP BRAZIL

A. National Security Agency (NSA)

National Security Agency atau NSA merupakan agen intelijen milik Amerika

Serikat yang didirikan oleh Presiden Harry S. Truman pada 24 Oktober 1952.111

National Security Agency ini dibentuk untuk melindungi keamanan nasional.

Badan intelijen ini sifatnya vital dan berada di bawah Kementerian Pertahanan

Amerika Serikat. NSA bertanggung jawab untuk pengumpulan, proses, dan

analisa komunikasi dan keamanan serta bekerja untuk membongkar dan membuat

kode rahasia, atau yang biasa disebut cryptology oleh para ilmuwan.112

NSA merupakan badan intelijen yang berwenang mengumpulkan data-data

rahasia luar negeri untuk mencegah adanya ancaman dari luar negeri.113

Adanya

organisasi NSA ini bertujuan melindungi integritas sistem komunikasi nasional

dan untuk mencari informasi tentang komunikasi rahasia milik luar negeri yang

menjadi musuh atau lawan dari Amerika Serikat.114

111

Department of Justice, Office of The Inspector General Oversight and Review

Division. 2009. A Review of The Department of Justice’s. Hlm 19 112 Tom Murse. 2016. What is the National Security Agency? Learn About the Intelligence

Agency. Diakses melalui https://www.thoughtco.com/what-is-the-nsa-3367703 pada 10 April

2017 pukul 04:14 113

What is the National Security Agency? Learn About the Intelligence Agency.

https://www.thoughtco.com/what-is-the-nsa-3367703 114

Margaret Rouse. National Security Agency (NSA). Diakses melalui

http://searchsecurity.techtarget.com/definition/National-Security-Agency pada 11 April 2017

pukul 13:00

40

Page 52: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

41

NSA mengumpulkan data-data intelijen tersebut dengan melakukan

pengawasan (surveillance) terhadap targetnya melalui telepon, email, dan data

internet.115

NSA mendapatkan data-data tersebut melalui koneksi yang terhubung

ke seluruh dunia, di mana negara-negara yang menjadi targetnya menggunakan

sistem komunikasi yang sama dengan Amerika Serikat.116

Hal tersebut dilakukan agar NSA tetap dapat menghargai privasi dan

kebebasan sipil. NSA tidak ingin mengorbankan kebebasan sipil demi keamanan

nasional, oleh karena itu NSA akan tetap beroperasi namun tetap menjaga dan

menghargai privasi dan kebebasan sipil.117

NSA juga memiliki beberapa program pengawasan atau pengintaian. Salah

satu program tersebut adalah surveillance. Surveillance merupakan salah satu

program dari NSA yang bertujuan untuk dapat mengetahui segala informasi

melalui alat komunikasi.118

Program inilah yang seringkali digunakan oleh NSA

untuk mengintai target mereka, salah satunya saat NSA melakukan pengintaian

terhadap pemerintah serta perusahaan nasional Brazil.

Selain NSA, ada beberapa lembaga intelijen Amerika Serikat seperti FBI dan

CIA. Central Intelligence Agency (CIA) umumnya bekerja untuk mendapatkan

data-data atau intel terhadap sesuatu yang bertentangan dengan Amerika Serikat

115

Tom Murse. 2016. What is the National Security Agency? Learn About the

Intelligence Agency. Diakses melalui https://www.thoughtco.com/what-is-the-nsa-3367703 pada

10 April 2017 pukul 04:14 116

National Security Agency. 2013. The National Security Agency: Missions, Authorities,

Oversight and Partnerships. Hlm 2 117

The National Security Agency: Missions, Authorities, Oversight and Partnerships.

Hlm 2 118

Danielle Kehl, Kevin Bankstone, Robin Greene & Robert Morgus. 2014. Surveillance

Costs: The NSA’s Impact on the Economy, Internet freedom, and Cybersecurity. New America‟s

Open Technology Institute: Policy Paper. Hlm 4

Page 53: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

42

dan melakukan misinya di luar negeri.119

Federal Bureau of Investigation (FBI)

beroperasi di perbatasan Amerika Serikat sebagai lembaga penegak hukum,

sedangkan Natoinal Security Agency (NSA) adalah badan intelijen asing yang

bertugas untuk mengumpulkan data untuk mencegah adanya ancaman dari luar

negeri.120

Spionase, atau tindakan mata-mata merupakan metode umum yang dilakukan

oleh sebuah negara untuk mendapatkan informasi mengenai negara lain. Kegiatan

tersebut dilakukan berdasarkan perintah dari pemerintah atau organisasi sebuah

negara untuk mengakses dan memperoleh informasi rahasia dengan cara

mengirimkan seorang agen ke wilayah suatu negara yang menjadi target

spionase.121

Kegiatan spionase tidak hanya dilakukan oleh NSA, spionase juga dilakukan

oleh Government Communication Headquarters (GCHQ) Inggris, dan aparatur

intelijen dari negara lain sperti Australia, Selandia Baru, dan Kanada. 122

Suatu

negara, melakukan kegiatan spionase dengan tujuan memenuhi kepentingannya.

Tidak hanya kepentingan politik, namun dewasa ini kegiatan spionase lebih

tertuju pada kepentingan bisnis, atau ekonomi.123

119

National Security Agency, The National Security Agency: Missions, authorities,

oversight and partnership, 2013. 120

The National Security Agency: Missions, Authorities, Oversight and Partnerships. 121

Russell Buchan. 2016. The International Legal Regulation of State-Sponsored Cyber

Espionage (Chapter 4). NATO CCD COE Publication, Tallinn. Hlm 65 122

Ashley Deeks. 2015. An International Legal Framework for Surveillance. Virginia

Journal of International Law [Vol. 55:2]. Hlm 293 123

Andrew Crane. 2003. In The Company of Spies: The Ethics of Industrial Espionage.

International Centre for Corporate Social Responsibility. Nottingham University Business School,

United Kingdom. Hlm 1

Page 54: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

43

Pada hakikatnya, kegiatan ini bersifat illegal, karena pengumpulan informasi

yang diambil, dianggap informasi yang tidak sah.124

Dalam hukum internasional

sendiri, sebenarnya belum ada aturan khusus atau perjanjian khusus mengenai

cyber espionage ini.125

Kegiatan spionase yang dianggap illegal adalah kegiatan

cyber espionage atau spionase yang dilakukan melalui alat komunikasi.126

Seperti contohnya pada kasus Brazil, di mana negara Brazil mendapat

perlakuan spionase oleh NSA terhadap perusahaan nasionalnya, yaitu Petrobras.

Tidak hanya Brazil, negara lain seperti Jerman dan Perancis juga pernah

mengalami tindakan spionase yang dilakukan oleh NSA. Berbeda dengan Brazil,

pemerintah Jerman dan Perancis mengambil tindakan yang cukup keras, yaitu

dengan menarik duta besar Jerman dan Perancis di Amerika Serikat.127

Pemerintah Jerman bersama Brazil juga sempat membawa isu ini ke dunia

internasional melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).128

B. Pengungkapan Skandal Spionase NSA oleh Edward Snowden

Pada 5 Juni 2013, The Guardian mempublikasikan bocoran dokumen oleh

mantan CIA dan NSA, Edward Snowden.129

Awal mula Edward Snowden

124

The International Legal Regulation of State-Sponsored Cyber Espionage (Chapter 4) 125

The International Legal Regulation of State-Sponsored Cyber Espionage (Chapter 4).

Hlm 68 126

Zahra Baheri dan Ali Shojaei Fard. 2015. Status of Espionage From The Perspective

of International Laws With Emphasis on Countries’ Diplomatic and Consular Relations. Journal

of Scientific Research and Development 2 (1): 41-45, 2015 127

2013. Info Singkat Hubungan Internasional: Sikap Indonesia Terhadap Isu

Penyadapan Amerika Serikat dan Australia. 128

Peter J. Meyer. 2014. Brazil: Political and Economic Situation and U.S Relations.

Congressional Research Service. Hlm 10 129

Danielle Kehl, dkk. 2014. Surveillance Costs: The NSA’s Impact on The Economy,

Internet Freedom & Cybersecurity. New America‟s Open Technology Institute Policy Paper. Open

Technology Institute. Hlm 4

Page 55: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

44

bekerja unuk NSA adalah saat ia menjadi penjaga keamanan untuk salah satu biro

fasilitas rahasia di Universitas Maryland, lalu ia bekerja pada bidang Teknologi

dan Informasi dengan CIA.130

Edward Snowden membongkar misi rahasia dari NSA melalui seorang

reporter The Guardian, Glenn Greenwald. Edward Snowden terkejut setelah

mengetahui tindakan NSA yang ternyata tidak hanya melakukan mata-mata atau

pengamatan terhadap negara-negara yang bekerjasama atau menjadi ancaman bagi

Amerika Serikat. Penyadapan tersebut juga dilakukan terhadap masyarakatnya,

dan bahkan masyarakat di seluruh dunia.131

Oleh karena itu, Snowden

membongkar semua misi dari NSA.

Tindakan yang dilakukan Edward Snowden memang sangat beresiko, namun

tindakannya itu bukan dilakukannya dengan tanpa alasan. Pada 2007, Edward

Snowden diberikan jabatan oleh CIA, yaitu Jabatan Diplomatik di Jenewa.132

Ia

mengatakan pada The Guardian tentang kekecewaannya terhadap fungsi

pemerintahan yang berdampak terhadap dunia selama ia bekerja di Jenewa.133

Ia

juga telah menyadari bahwa ia merupakan bagian dari sesuatu yang berbahaya.

"Much of what I saw in Geneva really disillusioned me about how my government functions and

what its impact is in the world. I realised that I was part of something that was doing far more

harm than good."

130

“Profile: Edward Snowden”. BBC News. 16 Desember 2013. Di akses melalui

http://www.bbc.com/news/world-us-canada-22837100 pada 17 April 2017 pukul 11:10 131

Barclay Ballard. How To View All Edward Snowden’s Leaked NSA Documents. It Pro

Portal News. 13 Maret 2015. Di akses melalui http://www.itproportal.com/2015/03/13/view-

edward-snowdens-leaked-nsa-documents/ pada 17 April 2017 pukul 11:35 132

“Profile: Edward Snowden” BBC News. 16 Desember 2013. Di akses melalui

http://www.bbc.com/news/world-us-canada-22837100 pada 17 April 2017 pukul 11:10 133

“Profile: Edward Snowden”. http://www.bbc.com/news/world-us-canada-22837100

Page 56: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

45

Edward Snowden dibuat kecewa dengan tindakan NSA yang memata-matai

tidak hanya negara sasaran Amerika, namun juga masyarakatnya.134

Menurut

pengakuan Snowden, pada Juni 2013 NSA memperoleh data dari perusahaan

seperti google, facebook, dan Microsoft untuk mengakses video, dokumen, dan

email.135

Pada 21 Agustus 2013, selama tiga tahun salah satu program NSA berhasil

mengumpulkan sebanyak 56 ribu email dari masyarakat Amerika yang tidak

memiliki hubugan dengan kasus terorisme.136

Pada 24 Oktober 2013 NSA telah

meantau telepon genggam 35 kepala Negara.137

Edward Snowden segera meminta Glenn Greenwald, selaku reporter dari The

Guardian untuk membantu dirinya dalam mengungkap kesalahan NSA bahkan

dalam skala yang besar.138

Edward Snowden percaya, bahwa Glenn Greenwald

mampu untuk membantunya dalam pembongkaran misi rahasia NSA yang

berbahaya yaitu surveillance.139

Edward Snowden bergerak cepat dalam memindahkan data-data rahasia NSA

ke empat laptop miliknya melalui sebuah.140

Setelah berhasil memindahkan data-

data rahasia tersebut, Snowden menghubungi Glenn Greenwald agar dapat

membantunya dalam pembongkaran data NSA. Glenn Greenwald dibantu oleh

134

Glenn Greenwald. 2014. No Place To Hide. Penguin Books: England. Hlm 16 135

The Surveillance State and Its Discontents, Hlm 67 136

The Surveillance State, 67 137

The Surveillance State, 67 138

No Place To Hide. 139

No Place To Hide. 140

Edward Snowden: NSA Whistleblower Surveillance, The Guardian (9 Juni 2013).

Tersedia di https://www.theguardian.com/world/2013/jun/09/edward-snowden-nsa-whistleblower-

surveillance

Page 57: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

46

seorang film maker bernama Laura Poitras dan langsung membuat sebuah

video.141

Pertemuan yang dilakukan ketiganya pun dilakukan secara diam-diam di

Hongkong. Edward Snowden, Glenn Greenwald, dan Laura Poitras bersama-sama

berusaha membongkar kejahatan NSA yang telah melakukan tindakan spionase

terhadap negara-negara, dan bahkan pemerintah serta masyarakat umum dan

mengganggu privasi mereka.142

C. Skandal Spionase oleh NSA terhadap Brazil

Pada 2013, Glenn Greenwald membongkar adanya skandal spionase yang

dilakukan Amerika Serikat melalui NSA terhadap pemerintahan Brazil.143

Tidak

hanya pemerintahan Brazil, bahkan perusahaan minyak terbesar milik Brazil,

yaitu Petrobras, juga menjadi target dari NSA.144

Adanya skandal spionase tersebut juga berawal dari adanya keinginan Edward

Snowden untuk mencari suaka di Brazil. Setelah Edward Snowden berencana

untuk membongkar segala aktivitas dan target NSA, ia melarikan diri ke

Hongkong dan berniat untuk berpindah mencari suaka ke Brazil.

Segala upaya yang telah dilakukan oleh Edward Snowden, Glenn Greenwald,

dan Laura Poitras akhirnya mulai dipublikasikan. Melalui program televisi yang

141

Glenn Greenwald. 2014. No Place To Hide. Penguin Books: England. Hlm 52 142

Glenn Greenwald. 2014. No Place To Hide. Penguin Books: England. Hlm 52 143

Simon Davies. 2014. A crisis of accountability: A Global Analysis of the Impact of the

Snowden Revelations. The Privacy Surgeon. Hlm 18 144

A crisis of accountability: A Global Analysis of the Impact of the Snowden

Revelations.

Page 58: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

47

sangat populer di Brazil, pemberitaan tersebut disiarkan.145

Warga dan pemerintah

Brazil sangat terkejut atas adanya informasi tersebut. Saat itu juga, Presiden

Dilma Rousseff meminta penjelasan dan klarifikasi dari pemerintah Amerika

Serikat, namun Presiden Dilma Rousseff tidak mendapatkan jawaban yang

sebenarnya bahkan setelah Rousseff menghubungi pemerintah Amerika Serikat.146

NSA menyadap 29 nomor telepon masyarakat Brazil dalam perbankan,

keuangan, dan ekonomi.147

Website Wikileaks mengatakan bahwa terdapat bukti

adanya penyadapan terhadap telepon pribadi pemerintah Brazil secara rutin oleh

Amerika Serikat. pada website tersebut dikatakan bahwa NSA aktif dalam

memata-matai perekonomian Brazil untuk melawan Brazil.148

Tidak hanya itu, NSA juga memata-matai Menteri Ekonomi, Duta Besar dan

Kepala Militer Brazil.149

Wikileaks mengungkapkan bahwa NSA juga bertujuan

untuk mencari tahu diplomasi Brazil ke luar negeri di beberapa wilayah. Wikileaks

juga mengutip bahwa terdapat dua pejabat besar Brazil yang dicurigai hingga

menjadi penyelidikan NSA.150

Skandal spionase yang dilakukan oleh NSA menurut pernyataan di atas

bertujuan untuk mengetahui kondisi ekonomi serta diplomasi Brazil. Amerika

145

Simon Davies. 2014. A crisis of accountability: A Global Analysis of the Impact of the

Snowden Revelations. The Privacy Surgeon. Hlm 18 146

A crisis of accountability: A Global Analysis of the Impact of the Snowden

Revelations. 147

Wikileaks: U.S. „routinely spied‟ on Brazil, (BBC News, 4 July 2015). Diakses

melalui http://www.bbc.com/news/world-latin-america-33398388 pada 10 Mei 2018 pukul 12:33 148

Wikileaks: U.S. „routinely spied‟ on Brazil, BBC News. 149

Mark Hensch, Wikileaks: NSA spied on Brazil’s president, (The Hill, 07/04/15, 12:01 PM EDT). Diakses melalui http://thehill.com/policy/national-security/246869-wikileaks-nsa-spied-on-brazils-president pada 10 Mei 2018 pukul 12:33

150 Wikileaks: NSA spied on Brazil’s president

Page 59: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

48

memiliki kepentingan dalam memata-matai Brazil karena pada tahun 2013 kondisi

ekonomi Brazil dan hubungan luar negeri Brazil, terutama dengan Cina sedang

dalam keadaan yang baik.

D. Respon Brazil terhadap Skandal Spionase oleh NSA

Brazil seketika membatalkan kunjungannya ke Amerika Serikat setelah

mengetahui pemerintahannya dan perusahaan terbesar milik Brazil, yaitu

Petrobras, diawasi oleh NSA. Awal mula pemerintah Brazil mengetahui adanya

skandal spionase ini, pemerintah Brazil langsung meminta penjelasan dan

klarifikasi dari pihak pemerintah Amerika Serikat, namun mereka tidak

mendapatkan jawaban yang sesungguhnya.151

Oleh karena itu, Presiden Dilma

Rousseff langsung membatalkan kunjungannya ke Amerika Serikat saat itu.152

Pemerintahan Brazil merasa sangat kecewa atas tindakan yang dilakukan oleh

pihak Amerika Serikat melalui NSA yang mengganggu privasi negaranya. Setelah

skandal spionase oleh NSA tersebut terbongkar dan Brazil mengetahui hal

tersebut, seketika itu hubungan antara Brazil dan Amerika Serikat menjadi dingin

dan tegang. Dalam respon menghadapi skandal tersebut, selain Brazil menunda

kunjungannya ke Amerika Serikat pada 2013, Brazil juga mengajukan undang-

151

A crisis of accountability: A Global Analysis of the Impact of the Snowden Revelations 152

Joao Augusto de Casto Neves. 2014. Revelations of U.S. Spying Against Brazil Have

Put Relations Between The two at Arm’s Length Once Again. diakses melalui

http://eprints.lse.ac.uk/58480/1/__lse.ac.uk_storage_LIBRARY_Secondary_libfile_shared_reposit

ory_Content_American%20Politics%20and%20Policy_2014_January_blogs.lse.ac.uk-

Revelations_of_US_spying_against_Brazil_have_put_relations_between_the_two_at_arms_length

_once_again.pdf pada 30 November 2016 pukul 15:06

Page 60: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

49

undang di Kongres Brazil dan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait

penanganan masalah privasi dan pengawasan internet.153

Brazil juga mengajukan Undang-undang dalam pertemuan dengan PBB

bersama dengan Jerman yang lebih dulu menjadi korban dari skandal mata-mata

AS. Brazil dan Jerman mengajukan Undang-undang yang mengacu pada cyber

security atau keamanan dalam menggunakan teknologi atau alat komunikasi.154

Amerika Serikat sempat memberikan sebuah pembelaan, bahwa adanya

tindakan NSA semata-mata adalah untuk counter terrorism. Brazil dan Amerika

Serikat memiliki kerjasama di sektor keamanan untuk menjaga dari adanya

tindakan terorisme.155

Bagi Presiden Dilma Rousseff, tindakan Amerika Serikat

bukanlah untuk masalah terorisme, namun adanya kepentingan ekonomi karena

NSA telah melakukan spionase terhadap perusahaan minyak nasional Brazil, yaitu

Petrobras.156

153

Maurício Santoro, Bruno Borges. Rbpi. Brazilian Foreign Policy Towards Internet

Governance. 154

Maurício Santoro, Bruno Borges. Rbpi. Brazilian Foreign Policy Towards Internet

Governance. 155

Peter J, Meyer. 2014. Brazil: Political and Economic Situation and U.S. Relations.

Congressional Research Service. Hlm 21 156

Gabriela Vatu. Brazil‟s President: NSA Spying on Petrobras is Industrial Espionage.

10 September 2013, 14:11 GMT. Diakses melalui http://news.softpedia.com/news/Brazil-s-

President-NSA-Spying-on-Petrobras-Is-Industrial-Espionage-381867.shtml pada 19 Maret 2017

pukul 22:52

Page 61: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

50

BAB IV

NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN

AMERIKA SERIKAT PASCA SPIONASE NATIONAL

SECURITY AGENCY (NSA) TERHADAP BRAZIL

Kembalinya Brazil pasca mengunjungi Amerika Serikat pada Juni 2015

menimbulkan pertanyaan, di mana sebelumnya pada saat skandal spionase yang

dilakukan oleh National Security Agency (NSA) membuat Presiden Brazil, Dilma

Rousseff, merasa kecewa dan marah sehingga memutuskan untuk menunda

kunjungannya ke Amerika Serikat. Kasus tersebut dianggap sangat mengganggu

privasi negara dan pemerintah Brazil sehingga Presiden Brazil memutuskan untuk

menunda kunjungannya ke Gedung Putih, Amerika Serikat.

Seperti yang telah dijelaskan pada pernyataan masalah, adanya skandal

spionase yang dilakukan oleh NSA pada 2013 terhadap pemerintah dan

perusahaan nasional Brazil, Petrobras, membuat hubungan Brazil dan Amerika

Serikat merenggang. Kerenggangan itu bermula dari tidak adanya klarifikasi dan

penjelasan mengenai peristiwa tersebut dari pihak Amerika Serikat terhadap

Brazil, sehingga Brazil membuat sebuah keputusan dengan membatalkan

kunjungannya ke Washington D.C pada Oktober 2013.157

Pada Juni 2015, Dilma Rousseff selaku Presiden Brazil kembali

mengunjungi Amerika Serikat untuk pertama kalinya pasca adanya skandal

spionase tersebut. Dalam pertemuan antara Presiden Brazil dan Presiden Amerika

157

Joao Augusto de Casto Neves. Revelations of U.S. Spying Against Brazil Have Put

Relations Between The two at Arm’s Length Once Again.

50

Page 62: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

51

Serikat, tidak terlihat adanya pembahasan mengenai skandal spionase yang terjadi

pada 2013.158

Pertemuan tersebut berjalan lancar seolah tidak pernah terjadi

sesuatu antara Brazil dan Amerika Serikat.

Hal tersebut menjadi menarik ketika Brazil dan Amerika Serikat dapat

melakukan pertemuan dan melaksanakan perjanjian baru tanpa membahas

masalah yang sebelumnya terjadi antara keduanya. Padahal, pada saat peristiwa

tersebut terjadi, Dilma Rousseff selaku Presiden Brazil sangat marah hingga

membatalkan kunjungannya ke Amerika Serikat. Lantas apakah yang membuat

Presiden Brazil mengunjungi Amerika Serikat dengan mudahnya?

Setelah melihat penjelasan pada Bab II dan Bab III mengenai hubungan

bilateral Brazil dan Amerika Serikat serta skandal spionase oleh NSA, pada bab

ke-IV ini akan di analisa normalisasi hubungan Brazil dan Amerika Serikat pasca

spionase oleh NSA. Kembalinya hubungan Brazil dan Amerika Serikat yang

membaik tanpa penjelasan lebih lanjut, tentu bukan tanpa alasan.

Keohane, seorang tokoh Neoliberal mengatakan bahwa kerjasama

merupakan jalan atau sebuah proses yang dilakukan melalui kebijakan untuk

merealisasikan kepentingan suatu pihak.159

Hal tersebut juga dilakukan oleh

Brazil, di mana pada akhirnya Brazil memilih untuk melanjutkan pembahasan

158

Dan Roberts. Brazilian President’s visit to U.S. will not include apology from Obama

for spying. The Guardian. Diunggah pada 30 Juni 2015 pukul 18:33 BST. Diunduh melalui

https://www.theguardian.com/world/2015/jun/30/brazil-dilma-rousseff-obama-nsa-spying-apology

pada 10 Maret 2018 pukul 19:19 159

Robert O. Keohane. 1984. Afetr Hegemony and Discord in The World Political

Economy. Hlm 63

Page 63: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

52

mengenai sebuah kerjasama dengan Amerika Serikat guna merealisasikan

kepentingannya.

A. Kepentingan Nasional

Presiden Brazil memutuskan untuk mengunjungi Amerika Serikat pada

2015 ketika negaranya sedang mengalami krisis ekonomi yang cukup berat.

Sebenarnya, kemerosotan ekonomi Brazil telah terjadi sejak tahun 2013, namun

Presiden Brazil masih dapat mempertahankan perekonomiannya. Dilma

Rousseff berusaha untuk menaikkan nilai suku bunga dan membuat sebuah

kebijakan fiskal untuk mengendalikan perekonomian yang mulai menyusut.160

Pada 2015, kondisi perekonomian Brazil semakin memburuk. Gross

Domestic Product (GDP) menurun cukup jauh dan angka inflasi semakin

meningkat.161

Menurunnya GDP serta meningkatnya inflasi, mempengaruhi

tingkat pengangguran di Brazil yang semakin bertambah. Pada tahun 2015, GDP

Brazil diperkirakan menyusut sekitar 3,5% yang disebabkan oleh jatuhnya

investasi dan menurunnya konsumsi keluarga.162

Nilai ekspor dan impor Brazil

juga mengalami penurunan. Komoditi menurun sebesar 20,1% dan produk

industri menurun sebesar 9,5%.

Tidak hanya itu, nilai impor untuk negara yang menjadi ekspor terbesar

Brazil, juga menurun. Ekspor untuk Uni Eropa menurun sebesar 19,7%,

160

Brazil 2018 Country Review. Country Watch. Hlm 39 161

Brazil: Playing With Fire. Hlm 2 162

Preliminary Overview of the Economies of Latin America and the Caribbean. 2015.

Economic Commission for Latin America and Caribbean (ECLAC). Hlm 1

Page 64: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

53

MERCOSUR 14,7%, Cina 13,3%, dan Amerika Serikat 8,2%.163

Angka impor

secara keseluruhan untuk Brazil juga menurun sebesar 22,4%, sedangkan nilai

rata-rata pertumbuhan ekonomi di Brazil secara keseluruhan pada periode 2011

hingga 2014 adalah 2,1% per tahun.164

Hal tersebut memperlihatkan adanya penurunan nilai rata-rata ekonomi

Brazil pada periode tersebut, jika dibandingkan dengan periode 2004 hingga

2010. Pada periode 2004-2010, nilai rata-rata pertumbuhan ekonomi Brazil

sebesar 4,4%.165

Gambar IV.A.1. Brazil: GDP, Inflation and Unemployment 2013-2015

Sumber: Preliminary Overview of the Economies of Latin America and the Caribbean,

Economic Commission for Latin America and Caribbean (ECLAC), 2015

Kasus skandal kosrupsi yang dilakukan oleh pemerintahan Dilma Rousseff

menjadi penyebab utama dari menurunnya kondisi ekonomi Brazil. Pada awal

tahun 2015, Dilma Rousseff dan pemerintahannya terbukti telah terlibat dalam

163

Preliminary Overview of the Economies of Latin America and the Caribbean. Hlm 3 164

Preliminary Overview of the Economies of Latin America and the Caribbean. Hlm 3 165

Franklin Serrano dan Ricardo Summa. Aggregate Demands and the Slowdown of

Brazilian Economic Growth from 2011-2014. 2015. Center for Economic and Policy Research.

Hlm 1

Page 65: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

54

kasus skandal korupsi yang juga dilakukan terhadap perusahaan minyak nasional

Brazil, yaitu Petrobras.166

Awal mula terjadinya penurunan kondisi ekonomi Brazil terjadi sejak

tahun 2013, ketika pemerintah Brazil mengeluarkan kebijakan untuk

meningkatkan biaya transportasi di Sao Paulo hingga mulai terjadi kembali

kasus korupsi.167

Selain itu, pada tahun 2013, kondisi ekonomi Brazil mulai

mengalami penurunan karena anggaran negara cukup banyak digunakan untuk

pembelanjaan kebutuhan acara Piala Dunia 2014, di mana Brazil menjadi tuan

rumah.168

Pada saat menjadi tuan rumah Piala Dunia, Brazil membutuhkan dana

sekitar US$11,63 miliar atau sekitar R$25.6. Anggaran untuk Piala Dunia

tersebut berjumlah lebih dari 50% dari dana pendidikan dan sepertiga dari dana

kesehatan nasional.169

Dana tersebut dimanfaatkan untuk pembangunan

infrastruktur yang dalam perkembangannya tidak terlepas dari isu korupsi,

seperti dalam proses pembangunan empat stadion pada 2012 senilai US$11,6

juta.170

Anggaran untuk piala dunia sebenarnya sudah ditentukan. Confederacao

Brasileira de Futebol telah mengestimasikan dana untuk membaharui 12 stadion

untuk kegiatan World Cup 2014 sebesar 1,1 Miliar dollar, namun anggaran itu

166

Brazil.2018. Country Review hlm 48 167

Brazil. 2018. Country Review hlm 39 168

Trent Boultinghouse, Brazilian Strategic Narrative and the Bolsa Familia,

Universidade de Sao Paulo. Hlm 3 169

Aryjo Mitra, An Ethical Analysis of the 2014 FIFA World Cup in Brazil, 8 September

2014, tersedia di https://sevenpillarsinstitute.org/ethical-analysis-of-the-2014-fifa-world-cup-

brazil/ diakses pada 23 Maret 2018 pukul 12:22 170

Aryjo Mitra, An Ethical Analysis of the 2014 FIFA World Cup in Brazil.

Page 66: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

55

terus bertambah menjadi dua kali lipat, tiga kali lipat, dan bahkan empat kali

lipat.171

Hal tersebut membuat anggaran untuk kebutuhan masyarakat terpakai

untuk keperluan World Cup sehingga pemerintah Brazil tidak dapat memenuhi

kebutuhan masyarakatnya.

Menurunnya perekonomian Brazil, membuat Dilma Rousseff merasa perlu

untuk kembali memperbaiki hubungannya dengan Amerika Serikat. Sejak

skandal spionase NSA terhadap Brazil, hubungan Amerika Serikat dan Brazil

menjadi kurang baik, terutama setelah Brazil membatalkan agenda

kunjungannya ke Amerika Serikat pada Oktober 2013. Untuk memperbaiki

kondisi ekonomi Brazil, Presiden Dilma Rousseff memilih untuk memperbaiki

hubungannya dengan Amerika Serikat.172

Amerika Serikat merupakan mitra ekspor terbesar untuk Brazil dan mitra

impor terbesar kedua untuk Brazil setelah Tiongkok. Brazil dan Amerika Serikat

juga memiliki banyak kerjasama di berbagai bidang.173

Ketika Brazil memilih

untuk memperbaiki hubungannya dengan Amerika Serikat, maka kerjasama

yang sebelumnya tertunda karena adanya skandal spionase akan kembali terjalin.

Pada pertemuan di Gedung Putih, Brazil dan Amerika Serikat membahas

beberapa kerjasama, seperti, di bidang ekonomi dan keuangan, yaitu dengan

171

Trent Boultinghouse, Brazilian Strategic Narrative and the Bolsa Familia. 172

Gardiner Harris. Dilma Rousseff of Brazil Visits U.S Amid Turbulence at Home. The

New York Times. Di unggah pada 30 Juni 2015. Di akses melalui

https://www.nytimes.com/2015/07/01/world/americas/leader-of-brazil-visits-amid-home-

turbulence.html pada 26 Februrari 2018 173

Gardiner Harris. Dilma Rousseff of Brazil Visits U.S.

Page 67: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

56

memperluas perdagangan dan investasi di antara kedua negara.174

Selain itu,

kedua negara tersebut juga menyelenggarakan beberapa dialog, seperti Global

Partnership Dialogue, Economic and Finance Dialogue, Strategic Energy

Dialogue, dan Defense Cooperation Dialogue.175

Pada pertemuan itu juga, Brazil dan Amerika Serikat menyepakati sebuah

perjanjian kerjasama dalam sektor perdagangan dengan menandatangani

Memorandum of Understanding (MoU) untuk fasilitas perdagangan.176

Brazil

dan Amerika Serikat sepakat untuk memperluas kerjasama di bidang

perdagangan dan investasi karena bagi kedua negara tersebut, Amerika Serikat

merupakan tujuan utama Brazil untuk mengekspor produk manufaktur dan

kedua negara tersebut memiliki ikatan yang kuat.177

Sebagai dua negara dengan produksi makanan terbesar, Presiden Amerika

Serikat dan Brazil juga sepakat untuk meningkatkan kerjasama ekonomi di

bidang pertanian.178

Pada tahun 2014, Presiden Dilma Rousseff terpilih kembali menjadi

Presiden Brazil pasca mengalahkan Marina Silva dan Neves. Sebelum pemilihan

ulang dijalankan hingga pemilihan ulang berlangsung, isu korupsi oleh

174

Joint Communique by President Barrack Obama and President Dilma Rousseff. The

White House President Barrack Obama. The White House, Office of the Press Secretary. 30 Juni

2015. Diakses melalui https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-office/2015/06/30/joint-

communique-president-barack-obama-and-president-dilma-rousseff pada 10 Maret 2018 pukul

19:19 175

Joint Communique by President Obama and President Dilma Rousseff. 176

U.S.-Brazil Bilateral Agreement. Brazil-U.S. Business Council. Diakses melalui

https://www.brazilcouncil.org/resources/u-s-brazil-bilateral-agreements/ pada 22 Februari 2018

pukul 12:45 177

Joint Communique by President Barrack Obama and President Dilma Rousseff. 178

Joint Communique by President Barrack Obama and President Dilma Rousseff.

Page 68: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

57

pemerintahan Dilma Rousseff terus berlanjut. Pada saat itu, Partai Sosialis

Brazil (PSB) mengatakan bahwa Presiden Dilma Rousseff telah memanipulasi

rekening negara untuk menggelapkan defisit fiskal pada tahun 2014 ketika ia

sedang menjalani masa kampanye untuk pemilihan ulang presiden.179

Dilma melakukan kebijakan untuk mengambil hati masyarakat Brazil

dengan melakukan pemberantasan korupsi seperti menindak tegas Menteri

Transportasi Alfredo Nascimento dari Partai Republik atas tuduhan korupsi.180

Ia juga mengatakan bahwa dana yang dipakai untuk kegiatan World Cup

2014 bukanlah dana yang datang dari masyakarat atau yang telah membayar

pajak, namun dari sebuah perusahaan pribadi yang akan menggunakan arena

olahraga.181

Selain skandal korupsi terkait pendanaan kegiatan World Cup 2014, isu

korupsi juga terjadi terkait dengan adanya skema Operation Car Wash yang

diduga merupakan skema korupsi. Skema tersebut melibatkan sebuah

perusahaan minyak nasional Brazil, yaitu Petrobras. Skema tersebut sebenarnya

telah dibangun ketika tingkat komoditi sedang berkembang pesat di era 2000-

an.182

Pada era tersebut, harga minyak sedang tinggi, dan skema tersebut

179

Brazil. 2018. Country Profile 180

Manuel Balan, Surviving Corruption in Brazil: Lula‟a and Dilma Success Despite

Corruption Allegations, and its Consequences, in Journal of Politics in Latin America(67-

93), 2014. 82. 181

Brazil. Country Review. 2018. Hlm 39 182

Zack Beauchamp, Brazil‟s Petrobras scandal, explained, di unggah pada 18 Maret

2016 pukul 10:00am ET. Hlm 4

Page 69: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

58

melibatkan tiga kelompok pemain utama, yaitu, pemimpin Petrobras, petinggi-

petinggi di perusahaan pembangunan besar Brazil, dan politisi Brazil.183

Petrobras merupakan bagian penting untuk investasi nasional Brazil.184

Ketika investasi yang datang dari Petrobras menurun atau melamban, maka

kondisi perekonomian Brazil juga akan terganggu. Penurunan tersebut

menyebabkan hilangnya investasi untuk beberapa obligasi negara Brazil dengan

lembaga juga dapat mempengaruhi investasi dan meningkatkan biaya modal

untuk beberapa perusahaan Brazil.185

Petrobras dijadikan sarana untuk money laundry dengan cara kartel dan

penandatanganan kontrak palsu, kemudian dana yang diterima akan digunakan

oleh politisi Brazil untuk keperluan kampanye.186

Kondisi ekonomi Brazil yang menurun mempengaruhi kondisi politik

Brazil. Turunnya kondisi ekonomi Brazil yang melibatkan pemerintah Brazil

dalam kasus korupsi, membuat masyarakat Brazil tidak tinggal diam. Pada 2013,

masyarakat Brazil juga melakukan aksi protes karena kondisi ekonomi yang

menurun. Aksi yang dilakukan masyarakat Brazil juga merupakan bentuk protes

dari adanya isu skandal korupsi yang dilakukan pemerintah Brazil di perusahaan

nasionalnya sendiri, yaitu Petrobras.187

183

Zack Beauchamp, Brazil‟s Petrobras scandal, explained. 184

OECD Economic Surveys Brazil. 2015. Hlm 11 185

OECD Economic Surveys Brazil. 186

Fernanda Odilla de Figueiredo, Inside the Car Wash: The Narrative of a Corruption

Scandal in Brazil. 2016. Brazil Institute, King‟s College London. Hlm 12 187

Roger F. Noriega dan Felipe Trigos. 2015. Can Brazil Overcome Economic Malaise

and Scandal?. American Enterprise Institute. Hlm4

Page 70: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

59

Posisi Dilma di negaranya terancam sehingga Presiden Dilma mencari

dukungan politik dengan memperbaiki hubungannya dengan Amerika Serikat.

Dengan membaiknya hubungan Brazil dan Amerika Serikat, maka kondisi

ekonomi Brazil akan membaik karena adanya kerjasama yang diperluas,

terutama di bidang ekonomi. Dengan begitu, Dilma Rousseff akan mendapatkan

dukungan politiknya kembali agar tetap menjadi Presiden Brazil.188

B. Kebijakan Luar Negeri Brazil

Kebijakan yang dipilih oleh Dilma Rousseff dalam mengunjungi Amerika

Serikat pada 2015 didasari dengan kondisi dalam negeri Brazil yang sedang

mengalami beberapa masalah. Selain masalah ekonomi yang sedang mengalami

penurunan, kondisi politik Brazil juga sedang mengalami masalah. Presiden

Brazil, Dilma Rousseff, terganggu dengan adanya skandal domestik yang

mengarah kepadanya, yaitu tudingan bahwa pemerintahan Dilma Rousseff

melakukan korupsi.189

Skandal korupsi tersebut terjadi sejak tahun 2013 dan menuai protes dari

masyarakat Brazil. Mereka menuntut Dilma Rousseff untuk segera memperbaiki

keadaan ekonomi Brazil. Setelah lewat dua tahun tawaran tersebut diberikan,

Amerika kembali menawarkan kunjungan pemimpin negara Brazil ke Amerika

Serikat.190

188

Wawancara dengan Cristina Soreanu 189

boultinghouseBrazilianStrategicNarrative 190

Jackie Northam. Brazil Tries To Rebuild Relations With U.S After NSA Spying

Scandal. National Public Radio. Diunggah pada 30 Juni 2015 pukul 4:58 am ET. Diunduh melalui

https://www.npr.org/2015/06/30/418776095/brazil-s-president-in-washington-to-patch-up-

relationship-with-obama pada 8 Maret 2018 pukul 15:35

Page 71: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

60

Pada saat itu, undangan dari Amerika Serikat untuk Brazil disampaikan oleh

Wakil Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, yang mengundang Dilma Rousseff

selaku Presiden Brazil untuk datang mengunjungi Gedung Putih pada 2016.191

Kunjungan yang seharusnya dipenuhi Dilma Rousseff pada 2016, diajukan

menjadi tahun 2015. Keputusan itu diambil oleh Dilma Rousseff karena ia merasa

harus mengunjungi Amerika Serikat secepatnya.192

Pada pertemuan tersebut, tidak terlihat ada permintaan maaf dari Amerika

Serikat terhadap Brazil terkait isu skandal spionase yang terjadi di tahun 2013.193

Presiden Dilma Rousseff mengatakan bahwa ia percaya terhadap Presiden Obama

dan pemerintahannya yang mengatakan pada beberapa kesempatan bahwa ia dan

pemerintahannya tidak akan lagi terlibat dengan tindakan spionase yang

mengganggu persahabatan kedua negara.194

“President Obama and the US government have stated on several occasions that they would no

longer engage in intrusive acts of spying on friendly countries. I believe President Obama,” she

said.

Kembalinya Dilma Rousseff sebagai pemimpin Brazil membuat ia

merasa harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi terhadap negaranya.

Apalagi, ketika pertama kali Dilma Rousseff menjabat sebagai seorang Presiden,

ia berjanji akan memperbaiki keadaan ekonomi Brazil.195

191

Jackie Northam. Brazil Tries To Rebuild Relations With U.S After NSA Spying

Scandal. 192

Jackie Northam. Brazil Tries To Rebuild Relations With U.S After NSA Spying

Scandal. 193

Dan Roberts. Brazilian President’s visit to U.S. will not include apology from Obama

for spying. 194

Dan Roberts. Brazilian President’s visit to U.S. will not include apology from Obama

for spying. 195

Brazil 2018 Country Review. Country Watch. Hlm 37

Page 72: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

61

Pada 2015, akhirnya Dilma Rousseff memenuhi undangan dari Joe Biden

selaku Wakil Presiden dan Menteri luar Negeri Amerika Serikat untuk melakukan

kunjungan kerja ke Gedung Putih, Amerika Serikat. Seharusnya, kunjungan itu

dilaksanakan pada 2016, namun Dilma Rousseff merasa perlu menemui Presiden

Obama saat itu juga.196

Keadaan ekonomi dan politik Brazil, mendorong Dilma Rousseff selaku

Presiden Brazil segera melakukan perbaikan hubungan dengan Amerika Serikat.

Sebelumnya pada 2014, Dilma Rouseff berupaya mengunjungi kembali Amerika

Serikat. Niat Dilma mengunjungi Amerika Serikat karena adanya tekanan politik

dari dalam negeri Brazil.197

Permasalahan politik yang ada semenjak krisis ekonomi, seperti terjadi

protes terhadap pemerintah karena perencanaan Piala Dunia 2013 dan Olimpiade

2016 di Brazil. Pemerintah Brazil mendapatkan kritik keras dari rakyat karena

tingkat kemiskinan meningkat. Protes tersebut terjadi di seluruh penjuru Brazil,

termasuk kota terbesar di Brazil, Sao Paulo yang berpenduduk lebih dari 20 juta

orang. 198

196

Jackie Northam. Brazil Tries To Rebuild Relations With U.S After NSA Spying

Scandal. National Public Radio. Diunggah pada 30 Juni 2015 pukul 4:58 am ET. Diunduh melalui

https://www.npr.org/2015/06/30/418776095/brazil-s-president-in-washington-to-patch-up-

relationship-with-obama pada 8 Maret 2018 pukul 15:35 197

Hasil wawancara dengan Cristina Soreanu Pecequilo, Profesor Hubungan

Internasional Universitas Negeri Sao Paulo (UNIFESP) 198

Sean Purdy, Brazil‟ June Days of 2013 Mass Protest, Class and the Left, Latin

American Perspectives, 2017, 1.

Page 73: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

62

Protes tersebut dimotori oleh mahasiswa dan aktivis sayap kiri Brazil.199

Aksi protes tersebut meluas hingga melibatkan ratusan ribu warga kelas

menengah Brazil. Isu yang diangkat selain korupsi, adalah permasalahan tarif

angkutan umum, pelayanan publik, kesehatan, dan pendidikan.200

Kelompok-kelompok yang terlibat untuk menekan Presiden Dilma

dengan melakukan demonstrasi pada Juni, antara lain Free Fare Movement, yang

merupakan lembaga bukan partai politik.201

Dalam demonstrasi tersebut juga

terdapat partai politik yang terlibat, seperti, Partai Sayap Kanan Brazil, Partai

Pekerja Sosialis Bersatu (PSTU), Partai Sosialisme dan Kebebasan (PSOL), dan

Gerakan Pekerja Tunawisma (Movimento dos Trabalhadores Sem-Teto).202

Kondisi tersebut diperparah dengan sikap aparat keamanan yang represif

terhadap demonstran. Sebagai contoh petugas keamanan menyerang rumah sakit

yang menjadi tempat korban demonstran, akibatnya tindakan tersebut direspon

oleh kelompok hak asasi manusia, media nasional, dan media internasional. 203

Selama periode Juni-Juli 2013, terjadi aksi protes terhadap kebijakan

Dilma Rouseff yang diikuti oleh hampir 55% penduduk Brazil, dan mendapatkan

dukungan lebih dari 62% dari publik.204

Permasalahan tersebut membuat adanya

pertikaian antara pihak yang mendukung Dilma, dan menuntut impeachment

199

Alfredo Saad-Filho, Mass Protest under „Left Neoliberalism‟: Brazil, June-July 2013

(657-669), SAGE, 657. 200

Alfredo, 657. 201

Purdy, 8. 202

Purdy, 8. 203

Purdy,10 204

Purdy, 11.

Page 74: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

63

Dilma. Partai yang menuntut penurunan Dilma dari Presiden Brazil seperti Partai

Sayap Kanan bersikeras meminta kembalinya kekuasaan militer.205

Tekanan dalam negeri membuat Dilma memutuskan untuk kembali

mengunjungi Amerika Serikat sebagai salah satu jalan keluar untuk

menyelesaikan permasalahan dalam negerinya. Dilma melihat adanya potensi

yang baik ke depannya, terutama dalam bidang ekonomi.206

Tindakan tersebut dibuktikan, dengan tidak adanya kunjungan membuat

ekonomi kedua negara stagnan. Jadi, dengan melakukan kunjungan kembali ke

Amerika Serikat pada 2015, dianggap mampu menyelamatkan Brazil dari krisis

ekonomi dan tekanan politik yang dihadapi oleh Dilma.

C. Hubungan Bilateral Brazil dan Amerika Serikat Pasca Skandal spionase

oleh National Security Agency (NSA)

Dalam kunjungan Presiden Dilma Rouseff ke Washington pada 2015, kedua

negara berupaya untuk memperbaiki beberapa potensi dari hubungan yang

tertunda. Dalam pertemuan tersebut Dilma Rouseff menginginkan untuk

perbaikan hubungan dan peningkatan kerjasama dalam berbagai bidang. Sebagai

contoh peningkatan dalam kerjasama ekonomi dan penguatan kerjasama

pertahanan dan keamanan. 207

Dalam bidang ekonomi, Brazil dan Amerika Serikat membuat peningkatan

kerjasama ekonomi dengan penandatanganan MOU Trade Facilitation between

205

Alfredo, 659. 206

Hasil wawancara dengan Cristina Soreanu Pecequilo, Profesor Hubungan

Internasional Universitas Negeri Sao Paulo (UNIFESP) 207

Joint Statement In Preparation for the visit of U.S Vice President Joe Biden to Brazil

in June 2014.

Page 75: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

64

the U.S Department (DoC) dan Brazil Ministry of Development, Industry and

Commerce (MDIC). Kunjungan Dilma tersebut berdampak pada pembuatan

kerjasama lainnya, seperti kerjasama dalam pembuatan infrastruktur, pembuatan

kerjasama dan regulasi mengenai perpajakan dan membuat upaya pembuatan

kerjasama antar kedua diselesaikan melalui tingkat kementerian.208

Tidak hanya itu, Brazil dan Amerika juga berupaya untuk meningkatkan

investasinya, karena pada tahun 2015 atau tahun kunjungan Presiden Dilma

Rouseff ke Amerika Serikat Investasi dari Brazil ke Amerika Serikat dan

sebaliknya terus mengalami penurunan sejak tahun 2013. Penurunan tersebut juga

berdampak pada pengurangan lapangan pekerjaan karena Amerika Serikat

semakin sedikit membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat di Brazil. Setiap

tahunnya rata-rata investasi perusahaan Brazil di Amerika dan sebaliknya dapat

mencapai 100, tetapi sejak tidak adanya kunjungan Dilma Rouseff ke Amerika

hanya sekitar 49 perusahaan yang melakukan investasi di Brazil ataupun

Amerika.209

208

Brazil and the United States a Roadmap to an Enchanced Economic Partnership,

National Confederation of Industry: 2016. Hlm 10. 209

Brazil and the United States a Roadmap to an Enchanced Economic Partnership, Hlm

15.

Page 76: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

65

Gambar IV.C.I. Grafik FDI Brazil di USA

Sumber: Brazil US Investment Map, Hlm 7.

Berdasarkan gambar diatas investasi Brazil di Amerika mengalami

penurunan sejak skandal spionase pada tahun 2013. Tercatat pada tahun 2013 nilai

investasi Brazil di Amerika Serikat sebesar U$$ 476 juta, dan mengalami

penurunan pada tahun 2014 sebesar US$ 403 juta dan puncaknya pada tahun 2015

sebesar US$75 juta. Dalam setiap tahunnya investasi terbesar dilakukan oleh

perusahaan Petrobras dengan nilai investasi sebesar 1,213 miliar dan

menyumbang investasi sebesar 26,3% dalam periode 2003-2015. Penurunan

investasi tersebut disebabkan karena hubungan Presiden Dilma yang kurang baik

dengan Amerika Serikat, isu korupsi dan krisis ekonomi yang melanda Brazil. 210

Pembatalan kunjungan tersebut juga berdampak pada nilai investasi

Amerika Serikat di Brazil yang perlahan mengalami penurunan. Pada tahun 2012,

210

Brazil US Investment Map, Hlm 7.

Page 77: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

66

investasi Amerika Serikat di Brazil sebesar US$ 5,770 juta dan terjadi

peningkatan pada 2013 sebesar US$ 5,782 juta dan terjadi penurunan pada 2014

dan 2015, US$5.440 juta dan US$ 344 juta. Pada periode 2012-2014 Amerika

Serikat juga menyediakan lapangan kerja sebesar 13.246 pada 2012, 7,637 pada

2013, 7,782 pada 2014, dan 1,091 pada 2015. 211

Presiden Dilma memutuskan untuk melakukan kunjungan dan membuat

kerjasama dengan Amerika Serikat karena kondisi dalam negeri dan kondisi

regional. Kondisi dalam negeri yang mana ekonomi Brazil mengalami

perlambatan dan kondisi regional yang gagal menciptakan iklim untuk melakukan

perdagangan, seperti Mercosur dan negara-negara di Amerika Selatan yang belum

bisa membuat regulasi dari bea cukai dan perdagangan bebas yang membuat

Brazil berupaya mencari alternatif lain. Berdasarkan permasalahan tersebut dalam

kunjungan Dilma juga yang menjadi salah satu pembahasannya adalah

pembahasan mengenai perdagangan.212

Dalam kunjunganya Dilma juga menekankan untuk melakukan kerjasama

kembali dalam bidang pertahanan dengan Amerika Serikat. Hal itu ditandai

dengan Brazil mulai membeli kembali pesawat tempur Fighter Jet F-18 milik

Amerika Serikat senilai US$ 4 miliar.213

Tindakan ini berbeda saat isu

penyadapan oleh NSA pada 2013, yang membuat Presiden Dilma memutuskan

untuk membeli pesawat jenis Fighter yang bernama Gryphon dari perusahaan

211

Brazil US Investment Map, Hlm 12. 212

Dr, Stuti Banerjee, President Dilma Rouseff‟s Visit to the United States, 16 June 2015.

Indian Council of Wold Affairs, Hlm 2. 213

Dilma Rouseff‟s U.S Visit: What‟s Next?. Tersedia di

http://www.americasquarterly.org/dilma-rousseffs-us-visit-whats-next tanggal akses 08/04/2018

pukul 23:14

Page 78: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

67

SAAB Swedia senilai US$4,5 miliar. Tindakan tersebut merupakan tindakan

Brazil yang tidak biasanya karena dalam perkembangannya Brazil selalu membeli

pesawat terbang dari Amerika Serikat. 214

Tindakan tersebut bertentangan dengan perjanjian yang sudah dibuat oleh

Amerika Serikat dan Brazil dalam bidang pertahanan, yaitu Defense Cooperation

Agreement (DCA) dan General Security of Military Information Ageement

(GSOMIA). Pasca kondisi hubungan Brazil dan Amerika mulai membaik,

program DCA dan GSOMIA mulai dijalankan pada tahun 2015 pasca kunjungan

Dilma ke Washington yang salah satu isinya adalah transfer teknologi dari

Amerika Serikat ke Brazil.215

Dalam perkembangannya Brazil ingin mengembangkan kekuatan

pertahanan dan basis industri dibidang teknologi tinggi. Amerika Serikat

menganggap bahwa kemunduran hubungan bilateral pada 2013, tidak menjadi

alasan untuk tidak bekerjasama kembali dengan Brazil. Hal itu ditandai dengan

upaya United States Southern Command (SOUTHCOM), melakukan kunjungan

ke Brazil pada 2014 dan 2015 untuk mendukung pemilihan kembali Presiden

Dilma Rouseff. 216

Komandan SOUTHCOM dan Menteri Pertahanan Brazil Jaques Wagner

menginginkan untuk perkembangan dalam industri sains dan teknologi. Dalam

perkembangannya Wagner bertemu dengan Duta Besar AS untuk Brazil untuk

214

Peter J Meyer, Brazil: Background and U.S Relations, Hlm 10. 215

Ronald L. Betts, 2015, U.S Brazil Security Cooperation and The State Partnership

Program, Hlm 14. 216

Ronald L. Betts, 2015, U.S Brazil Security Cooperation and The State Partnership

Program, Hlm 14.

Page 79: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

68

mensukseskan program DCA dan GSOMIA karena berpotensi membawa dampak

yang baik untuk industri pertahanan Brazil.217

Beberapa isu yang dibahas dalam

program tersebut adalah isu pengembangan cyber defence senilai US$26 miliar

dan pengadaan pesawat tempur senilai US$ 57 miliar. Tidak hanya itu kedua

negara juga menginginkan untuk peningkatkan kerjasama dalam menangani

kejahatan transnasional. 218

Berdasarkan pemaparan di atas bahwa kerjasama bilateral antara Brazil

dan AS menimbulkan suatu dampak yang positif. Meskipun hubungan kedua

negara sempat dalam kondisi yang kurang baik pasca Edward Snowden

mengumumkan bahwa adanya skandal spionase dari NSA untuk Presiden Dilma

Rouseff. Brazil dan Amerika Serikat lebih mementingkan upaya-upaya

perdamaian untuk memperoleh kepentingannya, hal itu dibuktikan dengan

diplomasi yang dilakukan oleh Joe Biden dan Dilma Rouseff. Brazil

menginginkan adanya memperoleh keuntungan bersama dari kerjasama yang

dibuat dengan Brazil.

217

Ronald L. Betts, U.S Brazil Security Cooperation, 15 218

Ronald L. Betts, U.S Brazil Security Cooperation, 16

Page 80: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa adanya sebuah kepentingan dan kerjasama

dapat meredakan konflik yang terjadi. Presiden Brazil yang sebelumnya

membatalkan kunjungannya karena adanya isu skandal spionase oleh NSA

pada Oktober 2013, akhirnya mengunjungi Amerika Serikat pada Juni 2015.

Adanya kepentingan ekonomi dan politik menjadi dasar adanya kebijakan

Brazil untuk memenuhi undangan Amerika Serikat dengan mengunjungi

Gedung Putih pada Juni 2015.

Menurunnya kondisi ekonomi Brazil serta adanya masalah politik

domestik yang dialami Brazil membuat Brazil merasa perlu untuk memenuhi

kunjungan tersebut. Sejak 2013, kondisi ekonomi Brazil sudah mengalami

penurunan, begitupun politik domestiknya. Nilai pendapatan per kapita atau

GDP yang menurun, meningkatnya nilai inflasi, hingga meningkatnya jumlah

pengangguran membuat masyarakat Brazil melakukan aksi protes dengan

turun ke jalan untuk menuntut turunnya pemerintahan Dilma Rousseff.

Alasan lainnya yaitu adanya isu skandal korupsi yang dilakukan oleh

pemerintahan Dilma Rousseff juga semakin memperparah kondisi domestik

Brazil. Dilma Rousseff dituntut agar segera mengundurkan diri dari

jabatannya sebagai Presiden.

69

Page 81: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

70

Tahun 2014, Brazil mengadakan pemilihan ulang Presiden. Dilma

Rousseff kembali berkampanye agar tetap menjadi Presiden Brazil dengan

menjanjikan segala hal yang dapat mengambil hati rakyatnya agar terpilih

kembali menjadi presiden. Ia berkoalisi dengan beberapa partai lain di Brazil

agar mendapat dukungan tambahan.

Dilma Rousseff akhirnya terpilih kembali sebagai Presiden Brazil. Pada

tahun yang sama, yaitu 2014, BBC melaporkan bahwa Dilma Rousseff telah

menggelapkan uang dari Bank Nasional untuk dana kampanye pada saat

pemilihan ulang presiden. Ia juga terbukti terlibat dalam kasus korupsi

Petrobras.

Ketika kondisi domestik Brazil semakin memburuk, Dilma Rousseff

akhirnya memilih untuk memenuhi undangan Amerika Serikat untuk

mengunjungi Gedung Putih. Undangan tersebut diberikan oleh Wakil Presiden

Amerika Serikat, Joe Biden, untuk Presiden Brazil saat itu, yaitu Dilma

Rousseff. Undangan tersebut sebenarnya berlaku untuk tahun 2016, namun

Dilma Rousseff merasa perlu untuk menormalisasi sesegera mungkin,

sehingga ia memutuskan untuk mengunjungi Amerika Serikat pada Juni 2015.

Kunjungan itu membahas perluasan kerjasama antara Brazil dan Amerika

Serikat di beberapa bidang, khususnya bidang ekonomi dan pertahanan.

Dalam pertemuan itu, Brazil dan Amerika Serikat membahas mengenai

perjanjian kerjasama perdagangan dan investasi, yang menghasilkan

Memorandum of Understanding (MoU). Selain itu, Presiden Brazil dan

Page 82: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

71

Amerika Serikat juga menyelenggarakan beberapa dialog seperti Global

Partnership Dialogue, Economic and Finance Dialogue, Strategic Energy

Dialogue, dan Defense Cooperation Dialogue.

Presiden Obama dan Dilma Rousseff juga membahas mengenai

peningkatan kerjasama di bidang pertanian, yang menghasilkan adanya

pengurangan hambatan dalam perdagangan agrikultural. Kunjungan berikut

perundingan-perundingan tersebut merupakan upaya Dilma Rousseff dalam

menyelamatkan negaranya dari kemerosotan ekonomi. Selain itu, Dilma

Rousseff juga mengharapkan adanya dukungan politik Amerika Serikat,

karena saat itu ia dituntut agar segera turun dari jabatannya sebagai presiden.

Upaya yang dilakukan oleh Presiden Dilma Rousseff ternyata tidak terlalu

berpengaruh terhadap kondisi domestik negaranya, terutama dalam sektor

politik. Presiden Dilma Rousseff tetap diturunkan dari jabatannya pada awal

tahun 2016 dan digantikan oleh wakilnya, yaitu Michael Temer.

Page 83: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

xii

DAFTAR PUSTAKA

Artikel Online

Augusto, Joao de Casto Neves. 2014. Revelations of U.S. Spying Against Brazil

Have Put Relations Between The two at Arm’s Length Once Again. London

School of Economics, LSE. Tersedia di http://eprints.lse.ac.uk/58480/

Ballard, Barclay. How To View All Edward Snowden’s Leaked NSA Documents. It

Pro Portal News. 13 Maret 2015. Di akses melalui

http://www.itproportal.com/2015/03/13/view-edward-snowdens-leaked-nsa-

documents/

Beauchamp, Zack. 2016. Brazil‟s Petrobras scandal, explained. Tersedia di

http://advancedleadership.harvard.edu/files/ali/files/brazils_petrobras_scand

al_explained_-_vox.pdf.

Boadle, Anthony, Biden “Confident” relations with Brazil can be repaired.

Tanggal berita 17 Juni 2014, 7:29, Reuters. Tersedia di

https://www.reuters.com/article/us-usa-brazil-biden/biden-confident-

relations-with-brazil-can-be-repaired-idUSKBN0ES1BA20140617

Cohen, Roger. “An Odd Hostility in The Americas,” The New York Times, 21

April 2014 diakses melalui

http://www.nytimes.com/2014/04/22/opinion/cohen-an-odd-hostility-in-the-

americas.html?_r=1

Mitra, Aryjo, An Ethical Analysis of the 2014 FIFA World Cup in Brazil, 8

September 2014, tersedia di https://sevenpillarsinstitute.org/ethical-analysis-

of-the-2014-fifa-world-cup-brazil/

Murse, Tom. 2016. What is the National Security Agency? Learn About the

Intelligence Agency. Diakses melalui https://www.thoughtco.com/what-is-

the-nsa-3367703

Northam, Jackie. Brazil Tries To Rebuild Relations With U.S After NSA Spying

Scandal. National Public Radio

https://www.npr.org/2015/06/30/418776095/brazil-s-president-in-

washington-to-patch-up-relationship-with-obama.

Philips, Tom. Dilma Rouseff wins Brazil Presidential Election, The Guardian 1

November 2010. Tersedia di

Page 84: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

xiii

https://www.theguardian.com/world/2010/nov/01/dilma-rousseff-wins-

brazil-president diakses pada 24/01/2018

Profile: Edward Snowden”. BBC News. 16 Desember 2013. Di akses melalui

http://www.bbc.com/news/world-us-canada-22837100

Robert, Dan., “Brazilian President’s visit to U.S. will not include apology from

Obama for spying,” The Guardian, 30 Juni 2015, 18:33 BST (tersedia di

https://www.theguardian.com/world/2015/jun/30/brazil-dilma-rousseff-

obama-nsa-spying-apology.

Rouse, Margaret. National Security Agency (NSA). Diakses melalui

http://searchsecurity.techtarget.com/definition/National-Security-Agency

Romero, Simon, Brazil‟s Leader Postpones States Visit to Washingon Offer

Spying, 17 September 2013, New York Times, tersedia di

http://www.nytimes.com/2013/09/18/world/americas/brazils-leader-

postpones-state-visit-to-us.html

The Editors of Encyclopedia Britannica. 2014. National Security Agency (NSA)

United States Agency. Diakses melalui

https://www.britannica.com/topic/National-Security-Agency

U.S Brazil Bilateral Agreements. Tersedia di

https://www.brazilcouncil.org/resources/u-s-brazil-bilateral-agreements/

Vatu, Gabriella. Brazil‟s President: NSA Spying on Petrobras is Industrial

Espionage. 10 September 2013, 14:11 GMT. Diakses melalui

http://news.softpedia.com/news/Brazil-s-President-NSA-Spying-on-

Petrobras-Is-Industrial-Espionage-381867.shtml

Watts, Jonathan. “NSA Accused of Spying on Brazilian Oil Company Petrobras,”

The Guardian, 9 September 2013 diakses melalui

https://www.theguardian.com/world/2013/sep/09/nsa-spying-brazil-oil-

petrobras

Jurnal

Baheri, Zahra dan Ali Shojaei Fard. 2015. Status of Espionage From The

Perspective of International Laws With Emphasis on Countries’ Diplomatic

and Consular Relations. Journal of Scientific Research and Development.

Page 85: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

xiv

Balan Manuel. 2014. Surviving Corruption in Brazil: Lula‟a and Dilma Success

Despite Corruption Allegations, and its Consequences (67-93). Journal of

Politics in Latin America.

Crane, Andrew . 2003. In The Company of Spies: The Ethics of Industrial

Espionage. International Centre for Corporate Social Responsibility.

Nottingham University Business School, United Kingdom. Tersedia di

http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.127.7646&rep=re

p1&type=pdf.

Deeks, Ashley. 2015. An International Legal Framework for Surveillance 292-

367. Virginia Journal of International Law [Vol. 55:2]. Tersedia di

https://www.ilsa.org/jessup/jessup16/Batch%202/DeeksLegalFramework.pd

f

Figueiredo Fernanda Odilla de. 2016. Inside the Car Wash: The Narrative of a

Corruption Scandal in Brazil. Brazil Institute, King‟s College London.

Filho, Alfredo Saad. 2013. Mass Protest under „Left Neoliberalism‟: Brazil, June-

July (657-669), SAGE Publisher.

Frechette, Myles and Frank Samolis. 2012. A Tentative Embrace: Brazil‟s

Foreign and Trade Relations with The United States. Politica Externa:

Brazil. Tersedia di

https://www2.gwu.edu/~clai/working_papers/Frechette_03_2012.pdf

Hakim, Peter. 2014. The Future of US-Brazil Relations: Confrontation,

Cooperation or Detachment?. The Royal Institute of International Affairs.

Tersedia di https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/1468-

2346.12162

Kehl, Danielle & et all. 2014. Surveillance Costs: The NSA’s Impact on the

Economy, Internet freedom, and Cybersecurity. New America‟s Open

Technology Institute: Policy Paper.

Lisbet. 2013. Sikap Indonesia Terhadap Isu Penyadapan Amerika Serikat dan

Australia Vol 5 No 21. Pusat Pengkajian, Pengelolaan Data dan Informasi

(P3DI). Tersedia di

http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-V-21-I-

P3DI-November-2013-69.pdf.

Noriega, Roger F. dan Felipe Trigos. 2015. Can Brazil Overcome Economic

Malaise and Scandal?. American Enterprise Institute.

Page 86: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

xv

Pecequilo, Christina Soreanu. 2014. The Brazil-United States Bilateral Relations

in The Dilma Rousseff Administration, 2011-2014. Austral: Brazilian

Journal of Strategy & International Relations.

Purdy, Sean. 2017. Brazil‟ June Days of 2013 Mass Protest, Class and the Left,

Latin American Perspectives.

Rose, Colonel James K.. 2011. BRIC in The Backyard: Brazil’s Economic Rise

and What it Means for The United States. Issue Paper Volume 14-11 Center

for Strategic Leadership, U.S. Army War College: Center for Strategic

Leadership.

Sennes, Ricardo. 2015. US-Brazil Relations:A New Beginning? How to

Strengthen the Bilateral Agenda,” Atlantic Council: Adrienne Arsht Latin

America Center. Tersedia di http://publications.atlanticcouncil.org/usbrazil//

Serrano, Franklin dan Ricardo Summa. Aggregate Demands and the Slowdown of

Brazilian Economic Growth from 2011-2014. 2015. Center for Economic

and Policy Research.

Buku

Buchan, Russel . 2016. The International Legal Regulation of State-Sponsored

Cyber Espionage 65-86 (Chapter 4). NATO CCD COE Publication,

Tallinn.

Burchill, Scott. 2005. The National Interest in International Relations Theory.

Palgrave Maxmillan.

Carlsnaes, Walter . 2008. “Actors, Structures, and Foreign Policy Analysis.”

Oxford University Press.

Creswell, John W. 2008. Educational Research: Planning, Conducting, and

Evaluating Quantitative and Qualitative Research, 4th

Edition. Pearson.

Greenwald, Glenn. 2014. No Place To Hide. Penguin Books: England.

Hirst, Monica. 2013. Understanding Brazil-United States relations: contemporary

history, current complexities and prospects for the 21st century. Brasilia :

FUNAG. Tersedia di http://funag.gov.br/loja/download/1043-

Understanding_Brazil_-_United_States_relations.

Juwandono. 1991. Hubungan Bilateral: Definisi dan Teori. Jakarta. Rajawali Press

Page 87: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

xvi

Keohane, O Robert. 1984. After Hegemony and Discord in The World Political

Economy. Princeton, New Jersey: Princeton University Press.

Keohane, O Robert and Joseph Nye. 1989. Power and Interdependence : World

Politics in Transitions. 2nd Edition.Boston ; Little, Brown.

Krisna, Didi. 1993. Kamus Politik Internasional. Jakarta. Grasindo.

Perwita, Anak Agung Banyu, Yanyan Mochamad Yani. 2007. Pengantar Ilmu

Hubungan Internasional. Jakarta: Rosda.

Stein, A Arthur . 2008. Neoliberal Institusionalism dalam Oxford Handbook on

International Relations 201-221. New York: Oxford University Press.

Tersedia di www.grandstrategy.net/Articles-pdf/11-Smit-Snidal-c11.pdf

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif.

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar).

Susanti, Emy Hendrarsono. 2010. Metode Penelitian Sosial. Jakarta. PT Kencana

Laporan Resmi

Davies, Simon. 2014. A crisis of accountability: A Global Analysis of the Impact

of the Snowden Revelations. The Privacy Surgeon. Tersedia di

http://www.privacysurgeon.org/blog/wp-content/uploads/2014/06/Snowden-

final-report-for-publication.pdf.

Department of State United States of America. Office of The Historian: “Visits By

Foreign Leaders of Brazil.” Diakses melalui

https://history.state.gov/departmenthistory/visits/brazil

Documents Signed on the occasion of the visit of President Dilma Rouseff to the

United States of America-Washington, 9 April 2012. Tersedia di

http://www.itamaraty.gov.br/en/press-releases/8987-documents-signed-on-

the-occasion-of-the-visit-of-president-dilma-rousseff-to-the-united-states-

of-america-washington-april-9-2012 diakses pada 27/02/2018 pukul 19:25

Joint Statement By Presiden Obama and President Rouseff. 09 April 2012. The

White House Office of Press Secretary. Diases melalui

https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-office/2012/04/09/joint-

statement-president-obama-and-president-rousseff

Page 88: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

xvii

Joint Statement In Preparation for the visit of U.S Vice President Joe Biden to

Brazil in June 2014. Tersedia di https://www.brazilcouncil.org/wp-

content/uploads/2015/10/Joint-Statement-English-Version-FINAL_0.pdf

Meyer. J Peter 2012. Brazil-U.S. Relations. Congressional Research Service.

https://digital.library.unt.edu/ark:/67531/metadc86652/m1/1/high_res_d/RL

33456_2012Mar07.pdf

Meyer, J Peter. 2013. Brazil-U.S. Relations. Congressional Research Service.

diakses melalui https://www.hsdl.org/?view&did=733098

Meyer, Peter J. 2014. Brazil: Political and Economic Situation and U.S.

Relations. Congressional Research Service. Tersedia di

https://fas.org/sgp/crs/row/RL33456.pdf

Office of The United States Trade Representative, Executive office of The

President. Diakses melaui https://ustr.gov/countries-regions/americas/brazil

Office of The Historian, Bureau of Public Affairs. A Guide to The United States’

History of Recognition, Diplomatic, and Consular Relations, by Country,

since 1776: Brazil. Diakses melalui https://history.state.gov/countries/brazil

Preliminary Overview of the Economies of Latin America and the Caribbean.

2015. Economic Commission for Latin America and Caribbean (ECLAC).

Seelke, Claare Ribando dan Alessandra Durand. 2008. Brazil-US Relations. CRS

Report for Congress.

The White House Office of The Press Secretary. 30 Juni 2015. Joint Communique

By President Barack Obama and President Dilma Rousseff. Diakses melalui

https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-office/2015/06/30/joint-

communique-president-barack-obama-and-president-dilma-rousseff.

U.S. Relations with Brazil: Bureau of Western Hemisphere Affairs: Fact Sheet,

January 27, 2017. U.S.Department of State Diplomacy in Action. Di akses

melalui https://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/35640.htm

U.S.-Brazil Bilateral Agreement. Brazil-U.S. Business Council. Diakses melalui

https://www.brazilcouncil.org/resources/u-s-brazil-bilateral-agreements/

Page 89: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Wawancara

Narasumber: Cristina Soreanu Pecequilo, Professor of International Relations at

the Federal University of Sao Paulo (UNIFESP)

1. Dilma Rousseff decide to visit United States in 2015 after cancelling her visit

to Washington in 2013. As we know, in 2013 United States (NSA) had committed

a serious espionage scandal over Brazillian government and Petrobras (Oil

Company). How do you think economic and political motives drives Brazil to still

visit United States in 2015?

After the NSA crisis in 2013, there was a slow process of rapprochment with the

US in 2014, that reached a relative sucess with the visit of US Vice-President Joe

Biden in July 2014 during the World Cup. Mainly, Dilma´s concern in

reestablishing good relations with the US came due to the internal crisis and the

policital pressures that were affecting the government and the slowdown of the

economy. So, the bialteral visit in 2015 was trying to show that Dilma had not lost

political initiative although pressed internally and that she was still able to perfom

economic talks with Brazil major partners. The government tried to present the

visit as sucess for domestic groups, but its results were relatively poor (the main

gain thar was the opening of US market to Brazilian meat was relevant, but did

not promoted a significant growth in Brazil exports to the US), and were

ineffective in the attempt ot support Dilma politically.

2. In the period of 2013 until 2015, how do Brazil and United States manage their

relations?

The year of the crisis, 2013, was a period of distant relations in the second

semester, that represented a slowdown in the relations.Almost a year later, in July

2014, high profile talks were resumed, and led to the visit in 2015. One can see

the period as one of stagnation mostly.

3. In what extend do you think Brazil's economy depend on United States?

Nowadays, Brazilian economy is less dependent on the US than a decade ago.

Since 2008, China had become Brazil´s main individual trade partner, so Brazil is

much more dependent on China nowadays on exports and investments than on the

US. Nevertheless, the US still has a significant role in these areas, as the second

partner, and mostly a political influence on the Brazilian model of development,

in particular after the impeachment of the President (and Brazil´s abdondonment

of a more autonomous project).

Page 90: NORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL BRAZIL DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43588/...dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

4. It seems to me that Brazil's economic interest which enable the two countries

easily normalize their relations in 2015, how do you think about that?

The economic agenda is one of the main issues that led to the rapprochment, but it

is not the only reason. The government was also trying to appease some domestic

groups that were strongly opposed to the government and its policies. 2015 was

the year that accelerated the process of Dilma´s impeachment, leading to her

ousting in 2016. Therefore, she was trying to make use of US support and

economic stimulus as one factor to remain in power. The strategy failed

nonetheless, because the opposition groups were really focused on ending her

government in spite any measures that she would take.