Upload
truongnga
View
239
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
NORMALISASI HUBUNGAN TURKI DENGAN ISRAEL
PASKA TRAGEDI MAVI MARMARA 2016
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Ahmad Syahrul
1110113000088
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2017 M
.J
I
PERNYATAAN !}EBAS PLAGEARISME
NORTVTALI SA S I Ei U Ii I-i N GAi{ T U }iKT T ERHADAP ISR.AE,L
PASKA TRACE.T}[ I!XA\,-I ll.gARiV{ARA 2$16\-
1. Ivferupakan keuya asii penuiis yang diajukan untuk mernenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (Sl) di Unversitas Islam Negeri
ruf$ Syarif Hidayatullah Jakarta.
Senrua sunrber :/ang cligunakan dalam penulisan
cantumkan scsuai dengan ketentuan.i'ang berleku di
2. ini telah. peaulis
Undversitas Islarr&
Negeri (UIN) Syarif Hidayatuliah ialatta.
3, Jika di kemudaian krari terbukii bahwa karyia penuiis ini bukan hasil karya
asli atau merupalian hasil jiplalan dari karya orafig lain, rnaka saya
bersedia menerima sanksi 1,'ang berlatiu di Universitas Insalm Negeri
G-rf$ Syarif Hidayatullah Jakarta.
18 Jtuli 2017
t
I
i,,. i,+I
Jakafia,
Ahrnad Syahrul
7T
I
PERSET UJUAN IIDFIBIfifiSTSE f;HRIff*I
De,lea*is:P,edirxbi*e$kriptlsen-pakar-&cr-&jssm:
Nana.:
NIM
: Abmd $yahrul
:11101130ffi8
Prograra stu{tri : Hub*xgal*crrssiosp}
Teteh merryclcsak;an pnulisa* slffipsi de4ru jldul :
NOAMALISASI HUBI.FI{GAN T{,RKI TER}IADAP. ISRASI" FASKA
,IRA$EDi MAVT }LART}IARA 2016
Dan tsl*h reresuhi persymisas Bsfi* d**i '
Iatar.t4 77}4t12817
Menyetujtri,
Pembhbing
A$Lt _)-'-
Febri Dirgente"d Has$n *rl H-}is{.MP
I
1f.
t"td,'l
j
Mengetahui,
i,
[,
PENGESAHAN PENITIAN UJIAN SIDANG SKRIPSI
ruDUL SKRIPSI
NORMALISASI HUBUNGAN TURKI DENGAN ISRAEL PASKA TRAGEDI
MAVI MARMARA 2016
Oleh:
Ahmad Syahrul
1 I 101 13000088
telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 13
Juli 2017.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial
(S.Sos) pada Proram Studi Hubungan Internasional'
Sekretaris Jurusan
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada 13 Juli 2017.
Ketua Program Studi Hubungan Internasional
ilr
Muhamad Adian Firnas" MM
Robl Sue#, M.Sc Inedlid Galuh M., MHSPS
FISIP UIN
iv
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis hubungan Turki-Israel paska Tragedi Mavi Marmara
yang terjadi pada tahun 2010, khususnya yang berkaitan dengan hubungan bilateral
Turki-Israel pada periode 2016. Tujuan penelitian ini ialah untuk memberikan
gambaran perubahan sikap Turki terhadap Israel. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode studi pustaka, berupa kajian melalui buku-buku serta jurnal
yang berkaitan dengan masalah ini. Selain itu, penelitian ini menggunakan kerangka
teori berupa kepentingan nasional, resolusi konflik, dan kebijakan luar negeri yang di
dalamnya juga menjelaskan berbagai sumber yang dapat dijadikan masukan bagi
pengambil kebijakan suatu negara.
Pada penelitian ini dapat diketahui bahwasanya kebijakan luar negeri yang
dijalani oleh Turki paska tragedi Mavi Marmara adalah untuk melakukan
normalisasi. Dalam masalah hubungan bilateral dengan Israel, posisi yang
ditunjukkan oleh Turki lebih banyak berfokus pada permasalahan keberlanjutan
perjanjian damai dengan Israel, masalah keamanan di Jalur Gaza, terkait masalah
konflik Palestina-Israel. Dinamika yang terjadi dalam hubungan kedua negara
dipengaruhi oleh beberapa penyebab yaitu: ekonomi, militer, dan politik. Dari sebab
ekonomi turki dipengaruhi oleh hubungan perdagangan, militer dipengaruhi oleh
weapon trading, dan politik dipengaruhi oleh ketegangan di kawasan Timur Tengah
terkait blokade Jalur Gaza.
Pada akhirnya, penelitian ini memberikan sebuah kesimpulan terhadap politik
luar negeri Mesir dan hubungan bilateral dengan Israel bahwa tidak ada perubahan
yang signifikan dari politik luar negeri Turki, termasuk dalam hubungan bilateral
dengan Israel. Sebab penentunya adalah Kesepahaman yang disepakati pada 2016.
Adapun sikap atau kebijakan lain dari Turki paska tragedi Mavi Marmara merupakan
sebuah bentuk ekspresi terhadap kondisi Turki yang pada saat itu dengan
berdasarkan pada kalkulasi yang dilakukan oleh pengambil kebijakan.
Kata kunci : Turki, Israel, IHH, Erdogan, Mavi Marmara, Normalisasi Turki-Israel
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa. Atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugasa akhir
(skripsi) ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah hasil dari upaya
sendir, malainkan hasil dari dukungan dari semua pihak yang telah meluangkan
waktu, pemikiran, tenaga, dan moral maupun materi untuk penulis. Oleh sebab
itu, penulis mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini, diantaranya :
1. Keluarga Besar penulis, khususnya kepada Ayahanda Samlawi, Ibu Siti
Nuriyah, Kakanda Abdul Anshori dan umumnya kepada seluruh keluarga
penulis yang tidak bisa disebutkan secara satu-persatu yang telah memberikan
dukungan moral dan materilnya.
2. Bapak M. Adian Firnas, MM sebagai Ketua Program Studi Hubungan
Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Febri Dirgantara Hasibuan H, MM. selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak meluangkan waktu, masukan, motivasi, dan dukungan
kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini berlangsung. Semoga
Bapak beserta keluarganya selalu mendapatkan berkah dan mendapat
perlindungan dari Allah swt.
4. Bapak Robi Sugara, MSc selaku dosen Seminar Proposal dan sebagai Dosen
mata kuliah Resolusi Konflik yang telah banyak meluangkan waktu,
masukan, motivasi, dan dukungannya kepada penulis selama proses
penyelesaian skripsi ini berlangsung. Semoga Bapak beserta keluarganya
selalu mendapatkan berkah dan mendapat perlindungan dari Allah swt.
5. Seluruh dosen program studi Hubungan Internasional (HI) UIN Jakarta.
Meskipun tidak saya sebut satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat
saya. Terima kasih atas berbagai macam ilmu yang diberikan. Semoga kelak
menjadi ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat.
vi
6. Sahabat seperjuangan HI angkatan 2010, khususnya Dendy Perwira Dhira
Satria, Aburizal Navis, M. Odde Mokado, dkk.
7. Sahabat Seperjuangan HI angkatan 2011, khususnya Fahri Hadin, dkk.
8. Teman-teman HI angkatan 2010 sampai 2014 yang selalu menyemangati
penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
9. Teman-teman Alumni SMAN 14 Tangerang Angkatan I yaitu: Umar Adi
Saputra, SE., Eri Ruhmawan, SE., Samdan Wibawa, ST., Zainudin ST., dkk.
10. Teman-teman Alumni MTSN Benda Tangerang Eks.04, yaitu: Nahrul
Hidayat, Irfan Saputra, Rifai Yusuf, Rohaeni, Nurul Badri, dkk.
Penulis juga ucapkan terima kasih sekaligus permohonan maaf kepada semua
pihak yang tidak dapat kami tulis satu persatu namun tanpa mengurangi rasa
terimakasih penulis. Terimakasih telah membantu secara langsung maupun tidak
langsung, serta berbagai bentuk dukungan yang telah diberikan, semoga Allah
swt membalas kebaikannya.
Mengingat keterbatasan pengalaman dan pengetahuan, penulis menyadari
masih banyak kekurangannya dalam penulisan skripsi ini. Meskipun demikian,
penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi pengetahuan khususnya
bagi penulis, dan umumnya bagi pembaca.
Jakarta , 13 Juli 2017
Ahmad Syahrul
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ..................................................................... ix
DAFTAR SINGKATAN ......................................................................................... x
DAFTAR PUSRAKA ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah ............................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
D. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 7
E. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 12
1. Konsep Kepentingan Nasional .................................................. 12
2. Konsep Resolusi Konflik ........................................................... 13
3. Konsep Kebijakan Luar Negeri .................................................. 15
F. Metode Penelitian ................................................................................ 17
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 18
BAB II Tragedi Mavi Marmara 2010
A. Respon Turki Terhadap Israel ............................................................. 23
viii
B. Respon Israel Terhadap Turki .............................................................. 33
BAB III Upaya Normalisasi Hubungan Turki-Israel
A. Kesepahaman Turki-Israel ................................................................... 36
B. Desakan Internal Israel ......................................................................... 42
BAB IV Analisis Kepentingan Luar Negeri Turki dalam Melakukan Normaisasi
Hubungan dengan Israel
A. Penyebab Dampak Ekonomi ................................................................ 50
B. Penyebab Dampak Militer.................................................................... 55
C. Penyebab Dampak Politik .................................................................... 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... xii
LAMPIRAN -LAMPIRAN ................................................................................ xxiv
ix
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Gambar 2.1 Daftar nama-nama korban dari Turki meninggal ............................... 21
Gambar 3.1Weapon Sales of Israel ........................................................................... 57
x
DAFTAR SINGKATAN
AKP : Adalet ve Kalkınma Partisi
AS : Amerika Serikat
BBI : B’nai B’rith International
BITs : Bilateral Investment Treaties
DICA : Defense Industri Cooperation Agreement
FDI : Foreign Direct Invesment
GDP : Gross Developement Price
MENLU/Menlu : Menteri Luar Negeri
MTCA : Military Training Cooperation Agreement
IDF Israel Deffense Force
IHH : İnsan Hak ve Hürriyetleri
IS : Islamic State
ISPARTPM : Investment Support and Promotion Agency of The Republic
of Turkey Prime Ministry
NAFTA : North American Free Trade Association
NATO : North Atlantic Treaty of Organization
PBB : Perserikatan Bangsa Bangsa
PM : Perdana Menteri
UE : Uni Eropa
UNRWA : United Nations Relief and Works Agency
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Report of the Secretary-General’s Panel of Inquiryon the 31 May 2010 Flotilla
Incident Future .................................................................................................. xviii
Lampiran II
How to Avoid Similar Incidents in the Future ....................................................... xx
Lampiran III
Terms of Reference .............................................................................................. xxi
Lampiran IV
Jalur Lintasan Pipa Turki-Israel ......................................................................... xxiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Skripsi ini menganalisis tentang normalisasi hubungan bilateral antara
Turki-Israel yang awalnya baik-baik saja kemudian berubah menjadi renggang
yang diakibatkan oleh serangan militer Israel dalam Tragedi Mavi Marmara. Hal
itu memicu terjadinya desakan-desakan dari berbagai pihak terutama pihak
internal kedua negara. Turki berupaya memberikan tawaran-tawaran terbaiknya
guna menyelesaikan ketegangan antara Turki-Israel.
Ketegangan antara Israel dan Turki mencapai puncaknya pada tahun 2010.
Pasukan Israel menyerbu kapal ”Mavi Marmara” yang membawa barang bantuan
untuk Palestina. Ketika itu, Israel sedang memberlakukan blokade Jalur Gaza
(Palestina). Sembilan orang tewas dalam aksi itu. Tidak lama setelah insiden Mavi
Marmara, Turki dan Israel langsung mengambil keputusan untuk menghentikan
kerjasama pertahanan dan keamananan.1
Pada tanggal 27 Mei 2010, Al Jazeera mengabadikan keberangkatan
sebuah kapal bantuan kemanusiaan bernama Mavi Marmara untuk bergabung
bersama delapan kapal bantuan kemanusiaan lainnya yang membentuk sebuah
armada kecil yang disebut Freedom Flotilla. Melalui program berita Inside Story
yang mengudara pada tanggal 30 Mei 2010, ditayangkan para relawan dari
berbagai negara seperti Turki, Yunani, Inggris, Yordania, dan Irlandia, bergabung
di dalam kapal berjenis ferry, di bawah bentangan rangkaian bendera Turki,
Palestina, dan negara-negara asal para relawan. Kapal bantuan kemanusiaan
tersebut mulai berlayar dari Pelabuhan Antalya (Turki) menuju Jalur Gaza
1http://www.dw.com/id/hubungan-turki-dan-israel-membaik/a-16702358 diakses 13 Juni
2017
2
(Palestina) akan menempuh perjalanan lintas laut yang diperkirakan mulai
memasuki perairan Gaza sekitar pukul 14.00 waktu setempat.2
Sebuah insiden menimpa kapal ferry berwarna putih biru. Dalam
perjalanannya, tepat pada senin, 31 Mei 2010 pukul empat dini hari, kapal
tersebut diserang oleh komando militer angkatan laut Israel. Peristiwa berdarah
tersebut menggemparkan dunia. Bukan hanya karena Israel menyerang sebuah
kapal bantuan kemanusiaan, tetapi juga karena dalam pemberitaan yang disiarkan
hampir di berbagai jenis media massa disebutkan bahwa tentara Zionis-Israel
menyerang kapal tersebut saat masih berada di wilayah perairan internasional,
sekitar 65 km lepas pantai Gaza.3
Sebagai kronologinya, angkatan laut Israel memasuki kapal Turki „Mavi
Marmara‟ di pesisir Gaza di perairan internasional dan menewaskan 9 aktivis pro-
Palestina. Pemerintah Israel menuding bahwa para relawan dan aktivis menyerang
tentara terlebih dahulu. Mereka menilai bahwa tentara Israel dipukuli, ditusuk,
dan ditembaki. Mereka menembaki relawan karena hanya ingin berupaya untuk
membela diri. Perdana menteri Turki, Recep Tayyib Erdogan membantah tuduhan
tersebut. Usai peristiwa itu, secara terbuka ia menyebut kejadian tersebut sebagai
aksi teror dari Israel terhadap Turki. Turki menyatakan bahwa pembantaian
berdarah yang ditujukan pada konvoi bantuan kemanusiaan oleh Israel harus
dihukum sekeras mungkin. Ini adalah serangan terhadap hukum internasional,
terhadap kemanusiaan, dan perdamaian dunia.4
Armada tersebut diserang di perairan internasional pada tanggal 31 Mei
2010, dan sembilan warga Turki dan seorang warga Amerika keturunan Turki
tewas dalam serangan tersebut. Insiden Mavi Marmara memicu krisis diplomatik
dengan Israel saat Perdana Menteri Erdogan menggunakan isu tersebut secara luas
sebagai alat politik dalam demonstrasi domestik. Pada persidangan di sebuah
pengadilan Istanbul Jaksa Hüseyin Aslan mengatakan, kesepakatan yang
2 A, Juliastri, “Sikap Masyarakat Internasional terhadap Pembajakan Mavi Marmara,”
Universitas Hasnuddin Makasar (2011), 1 3 Harian Seputar Indonesia.com Diakses pada 09/03/2016
4 “Komisi PBB Mulai Bahas Kejadian di Kapal Mavi Marmara”. http://www.dw.com”.
Deutsche Welle. Diakses pada tanggal 28 Desember 2016
3
ditandatangani antara Turki dan Israel, tidak ada lagi dasar hukum bagi penggugat
untuk mengklaim terhadap kerusakan yang dilakukan Israel, dengan mengatakan
bahwa Turki telah menyerahkan hak-hak hukumnya. Jaksa meminta pengadilan
untuk memberhentikan kasus di mana korban Tragedi Mavi Marmara menggugat
perwira militer Israel atas serangan terhadap warga sipil yang berusaha
memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza (Palestina).5
Sebagai langkah tegas, Turki memutuskan kerjasamanya terhadap Israel
meliputi: kerjasama ekonomi, militer, dan politik. Pada dasarnya, kedua negara
sama-sama mengalami kerugian akibat penerapan kebijakan pemutusan kerjasama
ini, namun pihak yang paling merasa dirugikan atas pemutusan kerja sama
tersebut adalah Israel. Israel menderita kerugian dari berbagai sisi. Dari segi
militer, Israel kehilangan konsumen teknologi persenjataan militer, kehilangan
sekutu dalam berbagi informasi intelijen, kehilangan tempat pelatihan militer yang
strategis dan kehilangan akses udara di wilayah udara Turki. Dari segi ekonomi,
kerugian yang ditimbulkan akibat pembekuan 16 kesepakatan jual beli senjata
oleh Turki yang nilainya mencapai 56 miliar dolar AS sebelum terjadinya
ketegangan antara dua negara tersebut. Dari segi politik, Israel mengalami
kesulitan untuk berinteraksi dengan negara-negara Barat (Eropa) dan sekutu
dekatnya, Amerika Serikat.6
PM Turki, Erdogan mengatakan bahwa ada tiga syarat yang diajukan
Turki untuk normalisasi yaitu pencabutan blokade Gaza, kompensasi bagi korban
kapal Mavi Marmara, dan permintaan maaf atas insiden tersebut. Israel meminta
maaf dan perundingan sepertinya membuahkan kemajuan dalam hal ganti rugi,
dan tinggal menyisakan pengucilan di Jalur Gaza, yang dikuasai Hamas.
Pengajuan tersebut menunjukkan kemajuan dalam hal pengucilan, Erdogan
5 https://www.turkishminute.com/2016/12/10/families-outraged-turkish-court-dismisses-
mavi-marmara-case-
israel/?utm_content=buffer9d01c&utm_medium=social&utm_source=twitter.com&utm_campaign
=buffer di akses 14 Juni 2017 6 Amalia Putri Handayani dengan judul Kebijakan Turki Memutuskan Kerjasama Militer
Dengan Israel Tahun 2010, dalam Jurnal Transnasional Universitas Riau Vol.3, No.2, Februari
2012 hal.14
4
menyatakan Israel mengusulkan mengizinkan barang dan bahan bangunan
melintasi Gaza jika berasal dari Turki.7
Menteri Luar Negeri Turki (Menlu), Ahmet Davutoglu, menyatakan
bahwa permintaan maaf yang dibuat oleh Perdana Menteri Israel adalah sebagai
pertanggungjawaban Israel atas serangan yang dilakuan oleh Marinir Israel
terhadap kapal Mavi Marmara pada tahun 2010 tidak ada hubungannya dengan
krisis Suriah. Di Gaza Davutoglu dan Erdogan berkonsultasi dengan PM
Palestina, Ismail Haniya serta Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, demi
mendapatkan persetujuan mereka sebelum menerima panggilan telepon
Netanyahu.8 Davatoglu menambahkan percakapannya dengan PM Israel,
Netanyahu selama 30 menit di telepon, kemudian telepon itu diserahkan kepada
Presiden AS, Barack Obama. Dia mencatat ada tiga isi pernyataan yang harus
disepakati. Yaitu, permintaan maaf Israel kepada Turki, kesepakatan untuk
membayar kompensasi kepada keluarga korban, dan untuk mencabut blokade
Jalur Gaza.9
PM Israel, Benjamin Netanyahu berangkat ke Roma untuk bertemu
dengan Menlu AS John Kerry. Pada saat yang sama para pejabat tinggi Israel dan
Turki juga berada di Roma (Italia) untuk melakukan finalisasi kesepakatan. Israel
sudah meminta maaf atas insiden Mavi Marmara. Satu dari syarat yang diajukan
Ankara adalah sepakat untuk membayar kompensasi sebesar 20 juta dolar sebagai
ganti-rugi untuk korban luka dan keluarga korban.10
Situs berita Qodsna melaporkan, bahwa dalam kerangka perluasan
hubungan Turki-Israel, tim bola basket Israel bersama Menteri Olahraga rezim itu
berkunjung ke Turki untuk mengikuti perlombaan bola basket piala Eropa. Dinas
keamanan publik Israel, Shin Bet pekan lalu mengeluarkan larangan perjalanan
7 https://m.tempo.co/read/news/2016/07/19/117788829/ini-alasan-presiden-turki-erdogan-
bekerjasama-dengan-israel diakses 1 Juli 2017 8 http://mirajnews.com/2013/03/dibalik-permintaan-maaf-israel-kepada-turki.html diakses
13 Juni 2017 9 http://mirajnews.com/2013/03/dibalik-permintaan-maaf-israel-kepada-turki.html diakses
13 Juni 2017 10
_________, “Blokade atas Jalur Gaza Tak Dicabut,” Suara Merdeka 28 Juni 2016
(rtr,afp-mn-66), 15
5
tim bola basket Israel ke Gaziantep, Turki karena alasan keamanan, namun
akhirnya tim basket rezim itu berangkat ke Turki di bawah pengawalan ketat
sepanjang perjalanan ke kota Gaziantep yang terletak di Selatan Turki itu.11
Media-media Turki mengumumkan, kepolisian negara ini memberlakukan
pengamanan khusus untuk menyambut kedatangan tim bola basket Israel di
Gaziantep dan telah menangkap empat terduga serangan ke penginapan anggota
tim basket Israel tersebut. Turki dan Israel pada dekade 90-an dan awal tahun
2000 sebelum Recep Tayyip Erdogan menjadi Presiden Turki, sudah memperluas
kerja sama militer dan senjata. Hubungan ini terhenti pasca insiden penyerangan
kapal Mavi Marmara tahun 2010.12
Sejak 2013, kedua negara yang merupakan
sekutu dekat, secara diam-diam memperbaiki hubungan perdagangan dan
pariwisata. Negosiasi untuk normalisasi hubungan ini dilakukan secara intensif.13
B. Pertanyaan Penelitian
Melihat latar belakang dari dinamika perubahan politik luar negeri Turki,
penulis mendapatkan pertanyaan penelitian. Mengapa Turki mau melakukan
normalisasi hubungannya dengan Israel paska tragedi Mavi Marmara tahun
2010 ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Merujuk pada pernyataan masalah yang telah dijabarkan dalam penelitian
skripsi ini penulis memiliki dua tujuan, umum dan khusus. Tujuan Umum
diantaranya :
11
http://parstoday.com/id/news/world-i33394-turki_perluas_hubungan_dengan_israel
diakses 1 Juli 2017 12
http://parstoday.com/id/news/world-i33394-turki_perluas_hubungan_dengan_israel
diakses 1 Juli 2017 13
_________, “Blokade atas Jalur Gaza Tak Dicabut,” Suara Merdeka 28 Juni 2016 (rtr,afp-mn-
66), 15
6
1. Menjelaskan perubahan kebijakan luar negeri Turki terhadap Israel paska
terjadi Insiden Mavi Marmara 2010.
2. Mengetahui langkah apa saja yang dilakukan Turki terhadap Israel dalam
penyelesaian kasus tersebut secara damai. Yaitu, sebagai respon Turki
terhadap Israel yang melakukan kesalahan yang menimbulkan ketegangan
kedua negara yang penyelesaiannya berlangsung alot.
3. Memeberikan gambaran bahwa sikap tegas Turki terhadap israel bisa
menjadi jawaban atas masalah yang ditimbulkan oleh Israel, dan ini
dijadikan pelajaran berharga bagi negara-negara untuk tidak melanggar
batas-batas wilayah, dengan memberikan pilihan kosekuansinya agar tidak
terjadi lagi di kemudian hari.
4. Mengetahui komitmen Turki dalam melakukan negoisasi dalam menjaga
hubungan bilateralnya dengan Israel pada saat proses normalisasi
hubungan Turki-Israel yang sempat putus akibat tragedi mavi marmara
2010, yaitu penyelesaian konflik antardua negara yang berakhir dengan
perdamaian.
Sementara tujuan khusus nya adalah untuk melengkapi tugas akhir dari
perkuliahan, dan untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial (S.Sos).
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat pada penelitian ini diharapkan pembaca membuka wawasan baru
mengenai penyelesaian masalah Turki-Israel yang awalnya dimulai
dengan tragedi berdarah dan berakhir dengan proses dan prosedur
kesepakatan bersama.
2. Dimulai sejak awal terjadinya masalah, dan upaya normalisasi antara
Turki-Israel yang awalnya sempat memanas akibat pristiwa berdarah,
yaitu serangan Tentara Angkatan Laut Israel terhadap kapal Mavi
Marmara berbendera Turki.
7
3. Penelitian ini diharapkan mampu membuka wawasan pengetahuan tentang
hubungan Turki-Israel yang mengalami security dilema, dalam mencapai
stabilitas kawasan.
4. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi para
akademisi selanjutnya, tentunya bagi para mahasiswa Hubungan
Internasional (HI).
D. Tinjauan Pustaka
Bagian ini penulis akan menguraikan beberapa penelitian yang telah
terlebih dahulu membahas mengenai kebijakan luar negeri Turki Paskah Tragedi
Mavi Marmara. Hal ini dilakuakn sebagai uapaya menunjukan kedudukan dari
hasil penelitian yang penulis lakukan di antara penelitian-pnelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Sehingga akan terlihat persaan dan perbedaan penelitian
tersebut dengan makalah seminar proposal ini.
Pustaka pertama adalah penelitian yang dilakukan dalam bentuk tesis oleh
Muhammad Yustian Yusa dengan judul Dinamika Kebijakan Perdaganan Luar
Negeri Turki pada Era Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan (2003-20011).
Tesis ini dibuat oleh Yustian menjelaskan mengenai Hubungan Bilateral Turki-
Israel bermula dari perjanjian Free Trade Agreement pada tahun 1996. Untuk
memperkuat hubungan ekonom dan perdagangan bilateral, maka Turki dan Israel
menyepakati dua perjanjan, yaitu Bilateral Investmen Promotion dan Protection
Agreement (1997). Hal tersebut berawal dari didrkannya kamar dagang Turki-
Israel atau Turkish-Israeli of Chamber pada tahun 1993. Tujuan dari kamar
dagang tu adalah untuk memperkuat serta membangun hubungan ekonomi serta
perdagangan antara pemerintah dan pelaku usaha kedua negara tersebut. Israel
merupakan pasar ke-16 terbesar Turki pada tahun 2010. Adapun pada sektor
impor, Israel menempati urutan ke-28 sebagai mitra dagang terbesar Turki. Pada
kerjasama ini Turki mengalami surplus.
Perbedaan penelitian yang ditulis oleh Yustian dengan penulis terletak
pada variabel. Variabel yang digunakan Yustian masih tergolong umum, yaitu
8
lebih pada banyak negara, semantara penulis lebih fokus membahas pada
hubungan dua negara yaitu Turki dan Israel. Penggunaan teori/pendekatan
memliki perbedaan yang mendasar. Yustian menggunakan teori konstruktvis
untuk menjelaskan penelitiannya, sedangkan penulis menggunakan Teori
Kebijakan Luar Negeri untuk menjawab pertanyaan penelitian. Selain itu, objak
yang dibahasnya juga memiliki perbedaan. Yustian lebih menekankan pada
pembahasan perdagangan dan ekonomi, sedangkan penulis lebih proses
pengambilan keputusan luar negeri yang melibatkan faktor-faktor internal negara.
Persamaannya terletak pada variabel-variabelnya, yatu variabel
independennya sama sama mengkaji tentang kebijakan luar negeri Turki.
Pemaparan mengenai turki dibahas dari aspek ekonominya. Dimana ekonomi
berperan penting dan menjadi icon penggerak aktivitas suatu negara selaku aktor.
Pustaka kedua yang akan penulis uraikan adalah jurnal yang ditulis oleh
Amalia Putri Handayani dengan judul Kebijakan Turki Memutuskan Kerjasama
Militer Dengan Israel Tahun 2010. Jurnal ini dimuat dalam Jurnal Transnasional
Universitas Riau Vol.3, No.2, Februari 2012.
Jurnal tersebut membahas mengenai laporan pada tanggal 11 Agustus
2009, Militer Israel mengumumkan bahwa pada tanggal 17-21 Agustus 2009 akan
melakukan latihan perang yang berkode Reliant Mermaid X' bersama Turki dan
Amerika Serikat di kawasan Mediterania. Latihan tersebut bertujuan melatih
bagaimana melakukan koordinasi saat operasi pencarian dan penyelamatan dalam
situasi darurat. Untuk keperluan latihan perang bersama kali ini akan melibatkan
delapan kapal perang, empat helikopter dan tiga pesawat terbang untuk operasi
penyelamatan. Semua kerjasama atau kesepakatan tersebut harus berhenti sejak
Turki mengeluarkan kebijakan pemutusan kerjasama militer dengan Israel.
Adapun yang menjadi pemicu utama Turki mengeluarkan kebijakan tersebut
adalah terjadinya serangan Israel terhadap kapal Mavi Marmara berbendera Turki
pada tanggal 31 Mei 2010 dalam konvoi misi kemanusiaan freedom flotilla atau
yang dikenal dengan tragedi Mavi Marmara.
Perbedaan antara Amalia dengan penulis adalah terletak pada penggunaak
konsep-konsepnya. Penulis lebih megedepankan pada dampak-dampak positifnya.
9
Normalnya hubungan bilateral Turki-Israel memberikan gambarang tersendiri
bagi penulis. Perubahan kebijakan memiliki kesamaan pada skripsi yang ditulis.
Persamaan antara jurnal Amalia Putri Handayani dengan penulis terletak
pada objek yang dibahas, yaitu sama-sama membahas kebijakan Luar Negeri
Turki terhadap Israel. Sehingga, antara Amalia dan penulis memiliki maksud dan
tujuan yang sama untuk mempengaruhi kebijakan Luar Negeri Turki tersebut.
Selain itu adanya kesamaan dalam menggunakan pendekatan realis, dimana
negara adalah aktor utama dalam menentukan kebijakan luar negeri Turki yang
diambil berdasarkan kepentingan dan tujuan nasional. Kesimpulannya adalah
perspektif realis melihat kebijakan luar negeri sebagai refleksi kepentingan dan
tujuan nasional. Keamanan negara dan kedaulatan wilayah adalah fokus
analisisnya. Perbedaannya terletak pada perubahan kebijakan luar negeri turki
yang tadinya konfrontatif menjadi koopratif. Selain itu tahun penelitian juga
tentunya memiliki perbedaan Amalia membahas kebijakan luar negeri Turki pada
satu tahun setelah tragedi Mavi Marmara, sedangkan penulis membahas enam
tahun setelah tragedi Mavi Marmara.
Pustaka ketiga yang akan penulis uraikan adalah jurnal yang ditulis oleh
Andraina Ary Fericandra dengan Judul Ambivalensi Implementasi Neo-
Ottomanisme dalam Kebijakan Luar Negeri Turki terhadap Israel (2009-2014).
Jurnal ini dimuat dalam Jurnal Hubungan Internasional vol. IX, No.1, Januari -
Juni 2016.
Jurnal tersebut membahas mengenai Dilema Kebijakan dan Inkonsistensi
pemerintah Turki pada Neo-Ottomanisme. Dilema kebijakan ini kemudian
menyebabkan sikap dan pilihan kebijakan Pemerintah Turki menjadi tidak
konsisten pada Neo-Ottomanisme. Inkonsistensi Pemerintah Turki pada Neo-
Ottomanisme secara jelas terlihat dalam hubungan kerja sama ekonomi dengan
Israel. Sejak terjadi penurunan nilai investasi secara drastis pada tahun 2011 dan
protes dari berbagai kelompok pelaku ekonomi di Turki.
Pemerintah Turki melakukan upaya-upaya verbal untuk mempertahankan
dan meningkatkan kembali hubungan ekonomi dengan Israel, yakni dengan
menegaskan arti penting Israel bagi Perekonomian Turki, serta bahwa Pemerintah
10
Turki tidak memutuskan kerja sama ekonomi dengan Israel. Upaya verbal itu
disampaikan ketika pihak Pemerintah Turki mengoreksi pernyataan Erdogan
untuk membekukan kerja sama ekonomi dan militer dengan Israel pada tahun
2011, dengan mengumumkan bahwa sanksi Turki terhadap Israel hanya merujuk
pada perdagangan yang berhubungan dengan militer dan pertahanan, sedangkan
kerja sama perdagangan lainnya tidak dibekukan. Menteri Ekonomi Turki, Zafer
Çaglayan menyatakan bahwa Israel adalah mitra dagang yang penting bagi Turki,
sehingga Pemerintah Turki tidak mungkin membatalkan kerja sama ekonomi
dengan Israel.
Persamaan antara penelitian Andraina dengan penulis terletak pada objek
yang akan dikaji, yakni sama sama membahas kebijak Turki-Israel. Selain itu,
persaan terletak pada penggunaan pendekatan kebijakan luar negeri dimana aktor
utamanya adalah negara. Negara memiliki peran dominan untuk membuat
keputusan yang didukung oleh kepentingan-kepentingan suatu negara dalam
internalnya. Persamaan yang lainnya juga terletak pada rentang waktu yang
bersamaan, dimana kedeua negara masih memiliki hubugan yang kurang
harmonis pada masa itu.
Perbedaan antara penelitian Andraina dengan penulis terletak pada
penggunaan teori dan konsep yang digunakan untuk menganalisis. Andraina lebih
menekankan pada teori kritisis terhadap konstruktivis. Ia mengungkap ketidak
setujuannya terhadap teori konstruktivis yang menyebutkan bahwa faktor-faktor
kultur memiliki peran penting dalam mempengaruhi kebijakan luar negeri Turki,
sementara penulis menggunakan pendekatan realis neoklasik. Karena penulis
menilai bahwa untuk melakukan normalisasi, penulis lebih mengedapankan pada
konsep kepentingan nasional yang lebih mengedepankan kemanan dan
perlindungan terhadap kedaulatan dan warga negaranya.
Dalam artikel penelitian Andraina dipaparkan bahwa sekalipun kultur dan
identitas berpengaruh dalam proses perumusan dan implementasi kebijakan luar
negeri, namun dibatasi oleh beberapa faktor penting yaitu:
Pertama, faktor material. Menurut Shaffer (2006), kultur dan kepentingan
material merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan, namun juga tidak selalu
11
dalam hubungan yang konvergen. Dalam beberapa kasus, kepentingan kultural
justru seringkali berbenturan dengan kepentingan material, sehingga negara
mengalami dilema kebijakan dan harus menentukan apakah kepentingan kultural
atau material yang menjadi prioritas utama. Apabila kultur merupakan faktor
utama dalam kebijakan luar negeri suatu negara, pembuat kebijakan akan lebih
memprioritaskan kepentingan kultural meskipun merugikan negara secara
material. Oleh karena itu, faktor kepentingan material mengakibatkan batasan
seperti kontradiksi antara pilihan kebijakan dan aliansi politik dengan kultur resmi
negara, serta batasan peran kultur sebagai alat atau cara (culture as means) bagi
negara untuk mencapai kepentingan material.
Kedua, faktor historis. Faktor historis membatasi pengaruh kultur dalam
kebijakan luar negeri mengakibatkan negara mendefinisikan “Self” dan “Other”
berdasarkan pada persamaan pengalaman historis. Dengan kata lain, negara
menempatkan faktor historis sebagai landasan utama untuk membentuk pilihan
aliansi kerja sama dan persepsi ancaman terhadap negara lain, terlepas dari faktor
persamaan kultur maupun agama.
Ketiga, faktor sistemik atau eksternal. Menurut Blum (dalam Shaffer
2006), faktor eksternal, seperti fenomena globalisasi atau institusi internasional
mengakibatkan negara melakukan penyesuaian kebijakan berdasarkan pada norma
internasional. Pengaruh kultur dan identitas dalam kebijakan luar negeri terbatas
oleh tekanan eksternal terutama jika negara mengejar keanggotaan suatu institusi
internasional, karena negara harus patuh pada persyaratan dan norma yang ada
dalam institusi. Aplikasi identitas negara pun terbatas apabila kontradiktif
terhadap konstruksi identitas dan praktik sosial yang lebih fundamental dalam
level internasional.
12
E. Kerangka Pemikiran
1. Konsep Kepentingan Nasional
Konsep kepentingan nasional pada dasarnya hampir ada dan ditempatkan
dalam berbagai teori dalam hubungan internasional karena kepentingan nasional
relatif tetap dan sama di setiap agenda yaitu mengenai keamanan. Hal ini
dikarenakan dunia internasional dinilai penuh dengan konflik sehingga
mengharuskan negara untuk menjaga kelangsungannya melalui pemenuhan
kepentingan nasionalnya. Konsep ini merupakan pelengkap pada teori
sebelumnya, dimana negara merupakan aktor utama dalam studi hubungan
internasional. Asumsi dasar dari konsep ini adalah self-help. Situasi yang anarki
membuat posisi negara menjadi icon utama dalam menentukan nasibnya sendiri.
Menurut Kenneth N. Waltz, kepentingan nasional memiliki beberapa
pengaruh dalam menentukan kepentingan nasional suatu negara. Pertama, sebab
dampak ekonomi, dimana kepentingan nasional suatu negara adalah
meningkatkan kemempuan ekonominya. Kedua, sebab efek militer dimana
tanggung jawab suatu negara adalah untuk memberikan keamanan pada warga
negaranya. Negara tidak bisa menggantungkan keamanan dan kelangsungan
hidupnya pada negara atau institusi lain, melainkan pada kemampuannya sendiri
(self-help), yakni mengumpulkan berbagai sarana seperti yang terutama ialah
militer. Tapi, kebutuhan sebuah negara untuk mempertahankan diri dengan
memperkuat kekuatan militernya bagi negara lain merupakan sumber ancaman
dan menuntut negara lain tersebut melakukan hal yang sama yang dikenal dengan
istilah security dilemma. Ketiga, sebab dampak politik dimana politik di kawasan
tersebut sedang berbagai macam konflik yang berkepanjangna seperti konflik
Palestina Isarel. Hal ini menunjukkan bahwa pergerakan dunia saat ini mengarah
pada kerjasama yang terjalin di antara negara-negara adalah untuk
memperkuat survival ability dengan pendekatan national interest dan visi
bersama. National Interest tidak hanya dilihat dari kekuatan militer saja, tetapi
13
bisa dilihat bagaimana kekuatan ekonomi ataupun politiknya mampu
memperkuat survival ability suatu bangsa.14
Konsep kepentingan nasional ini akan sangat membantu penulis dalam
memahamami arah normalisasi hubungan Turki terhadap Israel paska teragedi
mavi marmara. Konsep ini akan memperlihatkan tujuan utama yang memotivasi
Turki untuk melakukan normalisasi hubungannya kepada Israel yang awalnya
baik-baik saja kemudian merenggang paska tragedi mavi marmara tahun 2010.
2. Konsep Resousi Konflik
Menurut John Burton, resolusi konflik adalah suatu prosess analisis dan
penyelesaian masalah yang mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan individu
dan kelompok seperti identitas dan pengakuan juga perubahanperubahan institusi
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini dan dalam jangka
panjang meupakan proses menuju perubahan ekonomi, militer, dan politik.15
Burton juga menambahkan konsep Basic Human Needs dalam teorinya,
yaitu bahwa kebutuhan dasar manusia adalah unsur mutlak dalam pemenuhan
kesejahteraan manusia sehingga konflik dan kekerasan akan muncul apabila salah
satu pihak merasa bahwa kelompok lain menghalangi pemenuhan kebutuhannya.
Dengan kata lain, kebutuhan dasar manusia yaitu identitas, pengakuan, dan
keamanan. Menurut Burton, konflik tidak selamanya dapat diselesaikan dengan
kekuatan bersenjata dan juga dengan negosiasi antarpihak yang bertikai. Resolusi
konflik tidak selalu berakhir di merja negosiasi namun merupakan suatu proses
untuk menciptakan suatu struktur baru yang kondusif bagi pemenuhan kebutuhan
dasar manusia.16
Adapun inti dari resolusi konflik adalah kemauan dan kesepakatan dari
kedua belah pihak yang bertikai untuk membangaun rasa saling percaya dan
14 Kenneth N. Waltz, 1979. Theory of International Politics. (California : Addison-
Wasley Publishing Company Inc.), 99 15
John Burton, Conflict: Resolution and Provention. (New York: St. Martin’s Press), 126 16
John Burton, 1990. Conflict: Human Needs Theory. (New York: St.Martin’s Press), 284
14
mengimplemantasikan perdamaian yang komprehensif, untuk mencapainya perlu
adanya tahapan-tahapan dalam resolusi konflik yaitu:17
1. Intervensi kemanusiaan dan negoisasi politik, ketika de-eskalasi
konflik sudah terjadi, maka intervensi kemanusiaan dapat diterapkan
untuk meringankan beban penderitaan para korban konflik. Intervensi
kemanusiaan tersebut dapat dilakuakan dengan usaha untuk membuka
peluang diadakannya negoisasi antar-elit. Pada negoisasi tersebut
dengan berbagai orientasi politik yang bertujuan untuk mencari
kesepakatan politik (political settlement) antara aktor yang berkonflik.
2. Problem solving approach, yaitu adanya situasi yang kondusif bagi
pihak yang bertikai untuk melakukan transformasi suatu konflik yang
spesifik ke arah resolusi. Transformasi konflik dapat dikatakan
berhasil juka dua kelompok yang bertikai dapat saling memahami
(mutual understanding) tentang cara untuk mengeksplorasi alternatif
penyelesaian konflik yang dapat langsung dikerjakan oleh masing-
masing komunitas. Alternatif-alternatif solusi konflik tersebut dapat
digali jika ada suatu institusi resolusi konflik yang berupaya
menemukan sebab-sebab fundamental dari suatu konflik. Bagi Burton
sebab-sebab fundamental tersebut hanya dapat ditemukan jika konflik
yang terjadi dianalisa dalam konteks menyeluruh (total environtment).
3. Konsep Kebijakan Luar Negeri
Menurut Rosenau, kebijakan luar negeri merupakan upaya suatu negara
untuk mengatasi dan memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternalnya.18
Rosenau mengklasifikasikan sumber-sumber utama dalam kebijakan luar negeri
17
John Burton, 1990. Conflict: Resolution and Provention. (New York: St. Martin‟s Press),
284 18
James N. Rosenau, et.al. 1976. World Politics: An Introduction. (New York: The Free
Press), 27
15
tersebut kedalam dua kategori, yang mana terdapat sumber yang berasal dari
internal dan eksternal suatu negara,19
yaitu:
1. Sumber masyarakat (societal resources)
Yaitu, sumber yang mencakup berbagai faktor yang berasal dari internal
negera itu sendiri, antara lain berupa:
a. Pembangunan ekonomi, yang mencakup kemampuan suatu negara untuk
mencapai kesejahteraan sendiri.
b. Struktur sosial, yang mencakup sumber daya manusia yang dimiliki suatu
negara atau seberapa besar konflik dan harmoni internal di dalam
masyarakat.
c. Perubahan opini publik, yang mencakup perubahan sentimen masyarakat
terhadap negara luar.
2. Sumber pemerintahan (governmental resources)
Sumber ini menjelaskan tentang pertanggungjawaban politik dan struktur
dalam pemerintahan. Sumber ini berasal dari internal suatu negara pula. Dalam
masalah pertanggungjawaban terhadap politik di suatu negara, pemimpin suatu
negara yang memiliki otoritas dalam pembuatan kebijakan luar negeri dapat
fleksibel untuk merespon kebijakan luar negerinya dan juga sangat berpengaruh
dari sumber ini ialah struktur kepemimpinan yang berasal dari kelompok-
kelompok yang berbeda.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan
pengamatan dengan pemikiran yang tepat dan terpadu melalui tahapan yang
disusun secara ilmiah untuk mencari, menganalisis, dan menyimpulkan data
19
Rosenau.et.al, World Politics, hal.15-18 dalam Coloumbis and Wolfe, Introduction to
International Relation: Power and Justice, (Englewood Cliffs: Prentice Hall, 1978), 129
16
sehingga dapat dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan, kemudian
menguji kebenaran suatu pengetahuan.20
Sedangkan penelitian menurut John W. Creswell, adalah proses atau
langkah-langkah yang digunakan dalam mengumpulkan dan menganalisis
informasi untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu topik atau masalah.
Beberapa langkah yang menjadi dasar dilakukannya penelitian antara lain: 1)
mengidentifikasi masalah penelitian; 2) meninjau literatur; 3) menentukan tujuan
penelitian; 4) mengumpulkan data; 5) menganalisis dan menafsirkan data; 6)
melakukan pelaporan dan evaluasi penelitian.21
Penelitian ini menggunakan model analisis eksplanatif dengan
mengoperasikan paragraf induktif untuk mengerucutkan seperangkat fakta dan
analisis data terhadap faktor-faktor penyebab terjadinya suatu fenomena dan
eksistensi realitas, baik sebelum maupun sesudah kejadian.22
Creswell memaparkan definisi pendekatan kualitatif.23
“Sebagai Suatu pendekatan untuk membangun pernyataan pengetahuan
berdasarkan perspektif-konstruktif (misalnya: makna-makna yang
bersumber dari pengalaman individu, nilai-nilai sosial dan sejarah,
dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu),
atau berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya: orientasi terhadap
politik, isu, kolaborasi, atau perubahan), atau keduanya.”
Maka, berdasarkan definisi pendekatan kualitatif di atas makna, nilai, serta
perspektif dari pemaparan analisis induktif secara fundamental bergantung pada
20
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian. (Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara, 1997), 1 21
John W. Creswell, 2008. Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating
Quantitative and Qualitatif Research, 4th
edition, (Boston: Pearson), 7 22
Frederic S. Pearson dan J. Martin Rochester, International Relations: The Global
Condition in the Twenty-First Century, 4th
edition, (New York: The McGraw-Hill Companies Inc.,
1998), 29 23
John W. Creswell, 2003. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approach, 2nd
edition, (USA: Sage Publications), 18
17
pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-
orang yang turut terlibat dalam peristiwanya.24
Penulisan akan mengacu pada sumber primer yang diperoleh melalui
wawancara dengan tokoh-tokoh substansif atau pakar yang terlibat (secara
birokratis atau politis) dalam isu konflik Turki-Israel, serta arsip maupun
dokumen-dokumen resmi untuk kemudian dianalisis. Selain itu, penelitian ini juga
akan menyertakan data sekunder berupa studi pustaka (library research), yang
dilengkapi dengan beragam buku, artikel, majalah, jurnal, surat kabar, data
internet, dan sumber-sumber tertulis lainnya yang ditulis oleh akademisi yang
berkompeten atau concern terhadap isu utama, serta memiliki relevansi dengan
penelitian ini.25
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan penjelasan mengenai alur pembahasan
yang penulis tulis dalam skripsi ini, sehingga skripsi dapat dipahami dengan
mudah sebagai satu kesatuan yang terstruktur dengan baik. Sistematika penelitian
dalam skripsi ini terbagi menjadi lima bab.
Bab I PENDAHULUAN
Dalam Bab ini penulis akan membahas mengenai alur pembahasan yang
penulis tulis dalam bentuk skripsi ini, serta pertanyaan penelitian yang menjadi
fokus pembahasannya. Selanjutnya dipaparkan pula mengenai tujuan dan manfaat
dari skripsi ini diharapkan dapat berguna bagi pembacanya. Selain itu, bab ini
juga mengangkat mengenai tinjauan pustaka yang terlebih dahulu membahas
mengenai permasalahan yang serupa dengan skripsi ini, serta akan
mengungkapkan perbedaannya. Terakhir, penulis juga memaparkan mengenai
24
S. Margono, 2005. Metodologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta), 36 25
Mardalis, 1993. Metodologi Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. (Jakarta: Bumi
Aksara), 25
18
kerangka pemikiran dan metode penelitian yang digunakan penulis dalam skripsi
ini dan terakhir adalah sistematika penulisan.
Bab II TRAGEDI MAVI MARMARA
Bab ini membahas mengenai kronologi terjadinya peyerangan oleh
Tentara Angkatan Laut Israel terhadap Kapal Mavi Marmara yang berbendera
Turki di perbatasan perairan Palestina-Israel guna memenuhi kebutuhan makanan
dan medis bagi para korban konflik di Jalur Gaza, Palestina. Aktivitas Kapal Mavi
Marmara menembus blokede jalur Gaza ternyata membuat Israel gelisah dan
memaksa Pasukan Marinir Israel mengambil keputusan untuk menyergap dan
menembaki para relawan yang berasal dari berbagai negara berada di kapal itu,
termasuk relawan dari Turki yang ada di dalamnya. Dari berbagai laporan surat
kabar di Turki menyebutkan, bahwa Israel sengaja menembaki para aktivis dan
relawan tanpa memberi aba-aba terlebih dahulu.
Atas laporan tersebut maka Turki menilai Tentara Laut Israel terlalu
gegabah dalam mengambil langkah penembakan itu. Seiring peristiwa tersebut,
isu politik dan keamanan semakin berkembang terjadi antara Turki-Israel
menjurus kepada kerja sama yang dilakukan oleh kedua negara tersebut sejak
lama. Bab ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang jelas kepada
pembaca mengenai kronologi terjadinya penyerangan terhadap Kapal Mavi
Marmara. Selain itu akan dipaparkan juga mengenai respon Turki dan Israel
sebagai langkah konkrit dalam proses penyelesaikan krisis hubungan kedua
negara tersebut.
Pada bab ini juga akan membahas tentang respon Turki terhadap Israel,dan
membahas respon Israel terhadap Turki sebagai balasan atas tindakan Israel yang
mengusir Duta Besar Israel dari Ankara. Pada mulanya konflik dapat diuraikan
oleh penulis secara mendalam dan rinci.
Bab III NORMALISASI HUBUNGAN TURKI DENGAN ISRAEL
Bab ini akan membahas mengenai kesepahaman Turki-Israel. Turki yang
awalnya tidak menerima keputusan PBB yang dinilai lebih memihak Israel yang
19
mendapat dukungan dari AS. Desakan internal Israel mulai nampak yaitu ditandai
dengan kerugian-kerugian yang minimpa Israel dari segi ekonomi, militer dan
politik. Israel bersedia memenuhi tiga tuntutan turki. Hal ini memberi angin segar
bagi hubungan kedua negara tersebut untuk melakukan normalisasi hubungan
keduanya. Dengan begitu begitu, pembaca akan dengan mudah memahami
prubahan-perubahan kebijakan Turki terhadap Israel yang menimbulkan reaksi
kedua negara tersebut guna memperbaiki hubungan bilateral dan mempererat
kembali hubungan bilateral yang sebelumnya renggang akibat tragedi mavi
Marmara 2010 lalu menjadi kembali normal melalui tahapan tertentu.
Bab IV ANALISA KEPENTINGAN TURKI DALAM MELAKUKAN
NORMALISASI DENGAN ISRAEL
Bab ini akan membahas mengenai alasan utama Turki mengubah
kebijakan dengan Israel paska Tragedi Mavi Marmara dan motivasi Turki
melakukan normalisasi kerjasama dengan Israel. Bab IV ini diharapkan mampu
mengupas tuntas atas jawaban dari pertanyaan penelitian. Melalui pemikiran
Kenneth N. Waltz, yang membagi kriteria yang menjadi alasan Turki mau
menormalisasi hubungannnya dengan Israel yang sempat renggang sejak 2010 .
Penulis berusaha mengurai inti permasalahan sehingga penulis dapat menemukan
jawaban atas pertanyaan penelitian yang tertera pada bab I.
Bab V PENUTUP
Bab ini akan memaparkan kesimpulan yang penulis peroleh mengenai
jawaban dari pertanyaan yang penulis angkat dalam skripsi ini berdasarkan
kerangaka pemikiran dan metodelogi penelitian yang telah penulis gunakan.
Dalam bab ini juga berisi ringkasan singkat tentang penelitian yang disusun oleh
penulis dari seluruh hal-hal yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya.
20
BAB II
TRAGEDI MAVI MARMARA
Bab ini membahas mengenai kronologi terjadinya penyerangan oleh
Tentara Angkatan Laut Israel terhadap Kapal Mavi Marmara yang berbendera
Turki di perbatasan perairan Palestina-Israel guna memenuhi kebutuhan makanan
dan medis bagi para korban konflik Israel-Palestina. Aktivitas Kapal Mavi
Marmara tersebut ternyata membuat Israel gelisah dan mengambil keputusan
untuk menyergap dan menembaki para relawan yang berasal dari berbagai negara
termasuk relawan Indonesia yang berada di kapal itu. Dari berbagai laporan
menyebutkan bahwa Israel sengaja menembaki para aktivis dan relawan tanpa
memberi aba-aba terlebih dahulu. Atas laporan tersebut maka Turki menilai
Tentara Laut Israel terlalu gegabah dalam mengambil langkah penembakan itu.
Seiring peristiwa tersebu, krisis politik dan keamanan semakin berkembang terjadi
antara Turki-Israel menjurus pada kerja sama yang lain seperti kerjasama ekonomi
dan militer. Bab ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang jelas kepada
pembaca mengenai kronologi terjadinya penyerangan terhadap Kapal Mavi
Marmara.
Laporan Komisi Turki tentang organisasi dan tujuan armada yang disebut
oleh Komisi Turki sebagai sebagai konvoi yang memiliki tujuan memberikan
bantuan kemanusiaan. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan bantuan
kemanusiaan kepada masyarakat Gaza dan menanggapi identifikasi yang dibuat
oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam resolusi 1860 dan
sebuah pernyataan oleh pejabat senior UNRWA. Konvoi tersebut terdiri dari
enam kapal: Mavi Marmara (Komoro); Sfendoni (Togo); Challenger I (USA);
Gazze I (Turki); Eleftheri Mesogeio (Yunani); Defne-Y (Kiribati). Tiga kapal
berangkat dari Pelabuhan Turki: Marmara Mavi meninggalkan Pelabuhan Istanbul
pada tanggal 22 Mei 2010, berlabuh di Pelabuhan Antalya pada tanggal 25 Mei
2010, dan berangkat pada tanggal 28 Mei 2010 dengan awak 29 dan 546
21
Penumpang. Gazze I berangkat dari Port of Iskenderun pada tanggal 22 Mei 2010
dengan awak kapal 13 dan lima penumpang; dan Defne-Y berangkat dari Port of
Zeytinburnu, Istanbul, pada 24 Mei 2010 dengan awak 13 dan tujuh penumpang.26
Adapun daftar nama-nama korban meninggal Tragedi Mavi Marmara, data
yang diambil dari Turkish Relief Foundation menyebutkan, yaitu:
No Nama Umur Asal Negara Kebangsaan
1 İbrahim Bilgen 60 Turki Turki
2 Çetin Topçuoğlu 54 Turki Turki
3 Sulaiman Uighur Suelmaz 51 Turki Turki 4 Cengiz Songür 47 Turki Turki
5 Cengiz Akyüz 42 Turki Turki
6 Ali Heyder Bengi 39 Turki Turki
7 Cevdet Kılıçlar 38 Turki Turki
8 Fahri Yaldız 32 Turki Turki
9 Necdet Yıldırım 32 Turki Turki
10 Furkan Doğan 19 Turki AS
Tabel 1.1 Daftar nama-nama korban warga negara Turki yang meninggal
Sumber: website IHH.com
Warga Turki yang meninggal bernama Sulaiman Uighur Suelmaz, ia
menderita luka parah akibat serangan tentara Israel ketika itu sehingga harus
mendapatkan perawatan di ICU sebuah rumah sakit di Ankara, kemudian
dipindahkan ke rumahnya namun tetap dalam pengawasan tenaga medis. Selama
enam bulam perawatan di rumah, kesehatan Sulaiman semakain memburuk
sehingga mendapat perawatan kembali di rumah sakit Angkara dan akhirnya ia
pun meghembuskan nafas terakhir di sana.27
Pada 31 Mei 2010 Pemerintah Indonesia mengutuk serangan Israel dan
tindakan kekerasan terhadap kapal Mavi Marmara yang membawa bantuan
26
Sir Geoffrey Palmer, Chair President Alvaro Uribe, Vice-Chair Mr. Joseph Ciechanover
Itzhar, Mr. Süleyman Özdem Sanberk, Report of the Secretary-General’s Panel of Inquiry on the
31 May 2010 Flotilla Incident, September 2011, 16 27
http://www.dakwatuna.com/2014/05/25/51861/korban-tragedi-kapal-mavi-marmara-tahun-
2010-bertambah-satu/#ixzz4myFIL9ZL diakses 15 Juli 2017
22
kemanusiaan internasional ke Jalur Gaza. Berdasarkan informasi dari otoritas
Palestina ada sebanyak 16 orang yang dikonfirmasi. Kematian dalam serangan ini.
Blokade Israel yang sepihak terhadap jalur Gaza sejak Januari 2009 merupakan
pelanggaran hukum internasional dan telah menyebabkan penderitaan yang luar
biasa di antara orang-orang Palestina yang tidak berdosa.28
Departemen Dalam Negeri Israel mengatakan 682 aktivis lainnya akan
segera dideportasi, sementara yang lain dipenjara karena mereka menentang
perintah, atau di rumah sakit dirawat karena luka-luka. Israel memberikan rincian
sebagai berikut negara dan jumlah aktivis yang terlibat, tidak termasuk sembilan
orang yang tewas dan luka parah dalam serangan tersebut: Australia 3; Azerbaijan
2; Italia 6; Indonesia 12; Irlandia 9; Aljazair 28; Amerika Serikat 11; Bulgaria 2;
Bosnia 1; Bahrain 4; Belgia 5; Jerman 11, Afrika Selatan 1, Belanda 2; Inggris 31;
Yunani 38 ; Jordan 30; Kuwait 15; Libanon 3; Mauritania 3; Malaysia 11; Mesir 3
; Makedonia 3; Maroko 7, Norwegia 3; Selandia Baru 1; Suriah 3; Serbia 1; Oman
1; Pakistan 3 , Republik Ceko 4; Prancis 9 ; Kosovo 1; Kanada 1; Swedia 11;
Turki 380; Yaman 4.29
Pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan masyarakat internasional
untuk memastikan bahwa Israel bertanggung jawab atas tindakannya sesuai
dengan hukum internasional. Serangan Israel terhadap Marmara Marvi juga ilegal
seperti yang dilakukan di perairan internasional. Melalui serangan dan kekerasan
yang telah disebutkan di atas, Israel sekali lagi menciptakan rintangan tambahan
untuk proses Timur Tengah yang saat ini memasuki fase penting dengan
pembicaraan kedekatan kedeua negara tersebut, seperti yang disampaikan oleh
Presiden Mahmoud Abbas dalam kunjungannya ke Indonesia pada 29 Mei 2010.30
28
http://www.kemlu.go.id/en/berita/siaran-pers/Pages/Statement-by-the-Government-of-the-
Republic-of-Indonesia-concerning-the-Israeli-raid-and-act-of-viol.aspx Ministry of Foreign
Affairs, 31 May 2010 No. 107/PR/V/2010/53 diakses 15 Juni 2013 29
https://www.dakwatuna.com/2010/05/31/6303/16-orang-di-kapal-mavi-marmara-
syahid/#axzz4n4k4w4To diakses pada 15 Juli 2017 30
http://www.kemlu.go.id/en/berita/siaran-pers/Pages/Statement-by-the-Government-of-the-
Republic-of-Indonesia-concerning-the-Israeli-raid-and-act-of-viol.aspx No. 107/PR/V/2010/53
diakses 15 Juni 2013
23
Dalam jumpa pers yang disiarkan televisi di provinsi Konya (Turki bagian
Tengah) Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu mengatakan bahwa Turki
berupaya memecahkan krisis yang berlangsung cukup lama dengan Israel akibat
serangan terhadap konvoi kapal Mavi Marmara, Turki tidak memerlukan mediasi
bagi Israel dalam bentuk apapun.31
Israel dan Turki terkunci dalam pertikaian pahit sejak Mei 2010 ketika
pasukan Marnir Israel menyerbu konvoi enam kapal yang mencoba mencapai
Jalur Gaza. Penyerbuan itu menewaskan sembilan orang. Israel memberlakukan
blokade laut ke Jalur Gaza. Awal bulan ini Turki mengusir duta besar Israel dan
membekukan hubungan militer dan perjanjian perdagangan pertahanan.
Hubungan bertambah panas ketika Erdogan yang saat itu menjabat sebagai PM
Turki mengancam akan mengirim kapal perang untuk mengawal kapal Turki
yang mencoba mencapai Gaza yang perintah Hamas.32
Media Turki, Yeni Safar melaporkan bahwa sejak Tragedi Mavi Marmara
hubungan Turki dan Israel menjadi renggang. Dalam laporannya menyatakan
bahwa Recep Tayyeb Erdogan (Presiden Turki) mengatakan bahwa jika Israel
mau menormalisasikan hubungannya, kami Turki meberi tiga syarat: Petama,
permintaan maaf yang sudah dilakukan (sudah dilakukan), kedua peberian
kompensasi kepada keluarga korban sebagai pertanggungjawaban (belum
dilakukan), dan ketiga pencabutan embargo pada Palestina (Jalur Gaza).33
Seorang pejabat senior Israel kepada Haaretz, menyatakan pembenaran
adanya upaya kedua negara untuk memulihkan hubungannya. Tapi upaya tersebut
masih belum ada solusi, terutama syarat dari Erdogan agar Israel mencabut
embargo pada Palestina. Catatan Erdogan tentang prediksi normalisasi hubunga
dengan Israel adalah pencabutan total blokade terhadap Gaza. Pejabat senior Israel
mengungkapkan bahwa masalah ini belum selesai. Ia menolak identifikasi dan
31
https://jurnaltoddoppuli.wordpress.com/2011/09/19/krisis-dengan-israel-turki-tolak-
mediasi-as/ diakses 10 Juni 2017 32
https://jurnaltoddoppuli.wordpress.com/2011/09/19/krisis-dengan-israel-turki-tolak-
mediasi-as/ diakses 10 juni 2017 33
http://www.salafynews.com/takut-rusia-turki-dekati-israel.html diakses tanggal 11 Juni
2017
24
mengatakan bahwa ada ide, tetapi tidak ada solusi. Pada 2013, Netanyahu
menyatakan penyesalan atas serangan kepada Kapal Mavi Marmara. Namun,
pembicaraan yang diusulkan untuk memperbaiki hubungan kedua negara
tersebut.34
A. Respon Turki Terhadap Israel
Sebagai langkah tegas, Turki memutuskan untuk mengakhiri kerjasama
militar dengan Israel pasca insiden Mavi Marmara. Pemutusan kerjasama tersebut
merupakan reaksi atas insiden yang menewaskan 10 orang warga negara Turki
dalam misi kemanusiaan menuju Gaza. Turki menganggap bahwa Israel telah
melakukan teror dan mengganggu keamanan atas warga negaranya.
Pemutusan kerjasama militer dengan Israel secara langsung
mempengaruhi kekuatan militer Turki. Karena selama ini, Israel merupakan
pemasok peralatan militer terbesar bagi Turki. Hal tersebut membuat Turki
terutama militernya berada pada posisi security dilema. Pada satu sisi, serangan
kapal mavi marmara tersebut telah menelan korban bagi warga negara Turki dan
merupakan sebuah ancaman kedaulatan otonomi Turki. Namun disisi lain, selama
ini Israel menjadi pemasok terbesar persenjataan Turki. Tekanan dari masyarakat
Turki agar pemerintah mengambil tindakan tegas terkait insiden tersebut membuat
Erdogan menggambil keputusan atas tanggapan penolakan Israel untuk meminta
maaf atas insiden Mavi Marmara, yaitu membatalkan beberapa kontrak kerjasama
perdagangan dan pembekuan kerjasama industri militer.35
Industri militer Israel memenangkan beberapa kontrak (tander) penjualan
persenjataan ke Angkatan Laut Turki setelah tercapainya Kesepakatan Kerjasama
Pelatihan Militer atau Military Training Cooperation Agreement (MTCA) antara
Turki dan Israel pada tahun 1996. Perusahaan-perusahaan Israel termasuk di
antara penerima-penerima utama tender untuk kebutuhan militer Turki dan telah
34
http://www.salafynews.com/takut-rusia-turki-dekati-israel.html diakses 11 Juni 2017 35
Muhammad Rehza Pahlevi, 2014. Hubungan Internasional Universitas Brawijaya
Kebijakan Turki Memutus Kerjasama Militer dengan Israel Pada Era Pemerintahan Erdogan, .9
25
menjadi salah satu penerima utama tender menguntungkan bagi pengadaan
peralatan militer Turki.
Turki dan Israel pernah mencapai kesepakatan senilai 650 juta dolar AS
terkait up grade lima puluh empat pesawat tempur F-4 Phantom milik Turki
namun sempat tertunda karena masalah pembiayaan, proyek ini kembali berjalan
setelah diadakan perjanjian ulang pada bulan Desember 1996 yang sekaligus
menginstalasikan sistem avionik canggih seperi radar, kemampuan electronic
warfare, dan sistem navigasi pada pesawat tempur F-4 Phantom Turki.
Kesepakatan ini menelan dana sebesar 650 juta dolar AS (800 juta dengan
bunganya). Turki dan Israel juga pernah menandatangani Kesepakatan Kerjasama
Industri Pertahanan atau Defense Industri Cooperation Agreement (DICA) tentang
pertukaran keahlian teknis dan pengetahuan. Kesepakatan ini diharapkan dapat
mempermudah dan mempercepat upgrade pesawat milik Turki tersebut. Pada
bulan Desember 1996, kedua negara ini menandatangani Pakta untuk memasok
Airborne Rescue Systems helikopter dalam kesepakatan senilai 15 juta dolar AS.
Pada bulan Mei 1997, Turki dan Israel memproduksi rudal udara ke darat Popeye
II dalam kesepakatan senilai 100 juta dolar AS dan penandatanganan kesepakatan
senilai 3 miliar dolar AS untuk mengganti tank Turki dengan tank Merkava Israel
serta upgrade pesawat tempur F-5 Turki senilai 75 juta dolar AS oleh sebuah
tender yang dimenangkan Israel Aircraft Industries pada bulan Desember 1997.
Pada tahun 2002, industri militer Israel telah memenangkan sebuah tender senilai
668 juta dollar AS untuk memperbaharui 170 tank M60. Pada tahun 2005, tedapat
proyek yang diluncurkan senilai 183 juta dollar AS. Proyek ini melibatkan
pembuatan 10 pesawat tidak berawak Heron dan peralatan pengintaian bagi
militer Turki yang dipimpin Israel Aerospace Industries.36
Pada tanggal 11 Agustus 2009, Militer Israel mengumumkan bahwa pada
tanggal 17-21 Agustus 2009 akan melakukan latihan perang yang berkode 'Reliant
Mermaid X ' bersama Turki dan Amerika Serikat di kawasan Mediterania. Latihan
tersebut bertujuan melakuak melakukan koordinasi saat operasi pencarian dan
36
Aegi, Turki Kurangi Kerjasama dengan Israel, dari :
http://m.kompas.com/news/read/data/2010.06.04.1706593. Pada tanggal 28 Februari 2017.
26
penyelamatan dalam situasi darurat. Keperluan latihan perang bersama kali ini
akan melibatkan delapan kapal perang, empat helikopter dan tiga pesawat terbang
untuk operasi penyelamatan. Serangan Israel terhadap kapal kemanusiaan Gaza
juga berdampak buruk terhadap kerjasama Turki Israel dalam bidang pelatihan
militer. Deputi Perdana Turki Bulent Arinc mengatakan bahwa pemerintah Turki
telah memutuskan untuk membatalkan tiga pelatihan militer dengan Israel yaitu
pembatalan pada 28 Februari 1996, 11 Agustus 2009, dan 17-21 Agustus 2009.37
Keputusan tersebut menyusul sebagai protes atas tragedi kapal bantuan
kemanusiaan Gaza. Perdana Menteri (PM) Turki Recep Tayyip Erdogan sedang
berada di Amerika Latin untuk suatu kunjungan pada saat terjadinya tragedi Mavi
Marmara Arinc menyatakan bahwa PM Turki Recep Tayyip Erdogan telah
membatalkan kunjungan tersebut dan dijadwalkan akan kembali ke Turki sehari
setelah tragedi tersebut. Turki sejauh ini dikenal sebagai sekutu penting Israel di
kawasan itu. Kedua negara memiliki hubungan erat dalam bidang militer sejak
perjanjian kerja sama pelatihan militer tahun 1996.38
Turki dan Israel secara berkala melakukan pelatihan militer gabungan
yang bertujuan melatih bagaimana melakukan koordinasi saat operasi pencarian
dan penyelamatan dalam situasi darurat. Latihan-latihan militer tersebut tidak
akan terjadi lagi antara Turki-Israel mengingat hubungan kedua negara ini
semakin memburuk bahkan mencapai titik terendah.39
Turki melakuak penghentian pertukaran informasi intelijen. Turki kerap
melakukan pertukaran informasi intelijen dengan Israel sejak ditandatanganinya
Kesepakatan Kerjasama Pelatihan Militer atau Military Training Cooperation
Agreement (MTCA) sejak tahun 1995. Informasi-informasi yang ditukar tersebut
merupakan informasi-informasi militer penting yang dirahasiakan dan tidak
37
Amalia Putri Handayani dengan judul Kebijakan Turki Memutuskan Kerjasama Militer
Dengan Israel Tahun 2010, dalam Jurnal Transnasional Universitas Riau Vol.3, No.2, Februari
2012 hal.10 38
Amalia Putri Handayani dengan judul Kebijakan Turki Memutuskan Kerjasama Militer
Dengan Israel Tahun 2010, dalam Jurnal Transnasional Universitas Riau Vol.3, No.2, Februari
2012 hal.10 39
Amalia Putri Handayani dengan judul Kebijakan Turki Memutuskan Kerjasama Militer
Dengan Israel Tahun 2010, dalam Jurnal Transnasional Universitas Riau Vol.3, No.2, Februari
2012 hal. 10
27
diketahui. Jika salah satu pihak mengetahui informasi penting yang dibutuhkan
pihak lain maka pihak yang mengetahui tersebut akan bertukar informasi dengan
pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Sejak terjadinya serangan Israel
terhadap kapal bantuan Gaza Mavi Marmara, Turki mulai meninjau ulang kembali
seluruh kerjasama militer yang dilakukan dengan Israel termsuk kerjasama
pertukaran informasi intelijen ini.40
Kebijakan pembekuan kerjasama militer termasuk kerjasama pertukaran
informasi intelijen antara unit intelijen kedua negara akhirnya diputuskan.
Organisasi Intelijen Nasional Turki menghentikan kerjasama yang ketat dengan
Mossad Israel sejak terjadinya tragedi Mavi Marmara yang menewaskan 9 orang
warga negaranya. Turki tidak terima atas perlakuan Israel terhadap bantuan
kemanusiaan yang berbendera Turki tersebut. Turki menganggap Israel melanggar
hukum dan norma internasional karena menyerang warga-warga sipil yang terlibat
dalam kegiatan damai.41
Enam bulan paska tragedi Mavi Marmara, Turki telah dua kali menolak
permohonan pesawat militer Israel melewati wilayahnya. Salah satu kasusnya
adalah larangan Turki terhadap pesawat angkatan udara Israel yang membawa
lebih dari 100 perwira militer dan bintara Israel melewati wilayah udaranya.
Pesawat militer Israel sedang dalam perjalanan dari Israel ke Auschwitz
(Polandia) untuk mengunjungi situs peringatan dan kamp-kamp konsentrasi
Yahudi yang ada di Polandia. Penerbangan yang menggunakan pesawat kargo
Boeing 707 ini dilakukan tentara Israel untuk kunjungan ke Polandia.42
Pada pesawat yang sama, pesawat militer Israel terbang di atas kota Turki
untuk menuju ke Jerman namun kali ini Angkatan Udara Israel dipaksa untuk
menggunakan rute alternatif diluar dari jalur normal. Penerbangan yang
40
Amalia Putri Handayani dengan judul Kebijakan Turki Memutuskan Kerjasama Militer
Dengan Israel Tahun 2010, dalam Jurnal Transnasional Universitas Riau Vol.3, No.2, Februari
2012 hal. 11 41
Amalia Putri Handayani dengan judul Kebijakan Turki Memutuskan Kerjasama Militer
Dengan Israel Tahun 2010, dalam Jurnal Transnasional Universitas Riau Vol.3, No.2, Februari
2012 hal. 12 42
Amalia Putri Handayani dengan judul Kebijakan Turki Memutuskan Kerjasama Militer
Dengan Israel Tahun 2010, dalam Jurnal Transnasional Universitas Riau Vol.3, No.2, Februari
2012 hal. 11-12
28
menggunakan pesawat kargo Boeing 707 ini dilakukan tentara Israel untuk
kunjungan ke Jerman. Banyak anggota delegasi yang ada di dalam pesawat tidak
sadar tentang perubahan rute tersebut. Penurunan hubungan Israel-Turki mencapai
puncaknya setelah sikap Ankara mencegah pesawat militer Israel yang terbang
menuju Jerman dan Polandia menggunakan zona udara Turki.43
Ribuan demonstran Turki Purpro-Palestina berkumpul di alun-alun utama
Istanbul sambil meneriakkan slogan-slogan anti-Israel. Mereka menuntut dakwaan
terhadap komandan militer Israel yang terlibat insiden Mavi Maarmara.
Sementara itu, sebuah Pengadilan di Turki telah menyetujui dakwaan hukuman
penjara seumur hidup bagi empat mantan komandan militer Israel atas peran
mereka dalam insiden di kapal Mavi Marmara tersebut. Bila empat pensiunan
jendral itu dijatuhi hukuman, pengadilan Turki dapat mengeluarkan surat
penahanan terhadap mereka. Mavi Marmara mengangkut 600 aktivis pro-
Palestina menuju Gaza dan dicegat oleh angkatan laut Israel di perairan
internasional.44
Dakwaan setebal 144 halaman tersebut meminta hukuman seumur hidup
untuk diberikan kepada masing-masing empat mantan komandan Israel.
Diantaranya adalam mantan Kepala Staff Jenderal Gabi Ashkenazi.45
Respon
Erdogan terhadap Israel paska insiden Mavi Marmara mengindikasikan suatu
ambivalensi. Di satu sisi, Turki menunjukkan identitas yang pro-Islam melalui
sikap kritis tehadap aksi Israel. Namun di sisi lain, ada upaya untuk membina
kembali relasi dengan Israel. Aplikasi Neo-Ottomanisme yang ambivalensi dan
bisa dikatakan terbatas terhadap hubungan Turki dan Israel menunjukkan bahwa
terdapat faktor-faktor spesifik yang membatasi ruang gerak implementasi Neo-
Ottomanisme.
43
Amalia Putri Handayani dengan judul Kebijakan Turki Memutuskan Kerjasama Militer
Dengan Israel Tahun 2010, dalam Jurnal Transnasional Universitas Riau Vol.3, No.2, Februari
2012 hal.12 44
https://news.detik.com/bbc-world/d-2083854/serang-kapal-mavi-marmara-4-pensiunan-
jenderal-israel-disidang-turkin diakses 15 Mei 2017
45 http://www.muslimdaily.net/berita/internasional/ribuan-warga-turki-dan-masyarakat-asing-
peringati-2-tahun-serangan-israel-ke-kapal-mavi-marmara.html diakses 13 Juni 2017
29
Tulisan ini membahas faktor apa yang membatasi implementasi Neo-
Ottomanisme dalam hubungan Turki dengan Israel pada era Erdogan 2009-
2014.46
Setelah insiden Mavi Marmara, pemerintah Turki mendapatkan tekanan
dari warga negaranya agar Turki mengambil tindakan yang tegas terhadap Israel
atas insiden yang telah menewaskan 10 orang warga negara Turki dan merupakan
sebuah pelanggaran HAM.47
Keinginan rakyat Turki memang tak sejalan dengan kepentingan
militer.Jika dilihat dari dampaknya, pemutusan kerjasam tersebut akan
mengganggu pasokan senjata militer Turki yang selama ini sebagian besar berasal
dari Israel. Namun, kemampuan Erdogan dalam merepresentasikan kedua pihak
tersebut membuat keputusan pemutusan kerjasama militer tersebut tidak terlalu
berdampak besar bagi militer Turki. Erdogan pun mencoba membuka peluang
kerjasama dengan pihak lain, salah satunya dengan China. Turki membuka
kerjasama pertahanan udara dan sistem pertahanan jarak jauh dengan China.
Perusahaan China memenangkan beberapa tender atas pemebilan peralatan
militer.48
Kebijakan Turki untuk memesan peralatan militer dari China mendapat
kecaman dari Amerika selaku sesame anggota NATO bersama Turki.
The decision is likely to deepen concerns that Turkey under Prime
Minister Recep Tayyip Erdogan is distancing itself from the West in order to
pursue a more independent foreign policy. Some U.S. analysts and former
policymakers, including Vali Nasr, who served in the State Department during
46
Andraina Ary Fericandra, Ambivalensi Implementasi Neo-Ottomanisme dalam Kebijakan
Luar Negeri Turki terhadap Israel (2009-2014) Jurnal Hubungan Internasional □ Tahun IX, No.1,
Januari - Juni 2016 hal.155 47
Anonim,”Ribuan Orang Demo kenang insiden Mavi Marmara” diakses dari
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/12/06/01/m4xrs2-ribuan-orang-
demo-kenang-insiden-mavi-marmara 48
Keck, Zachary. “why Turkey‟s Buying Chinese Misile Systems” diakses dari
http://thediplomat.com/2013/09/why-turkeys-buying-chinese-missile-systems/ diakses pada
tanggal 21 April 2017
30
Obama’s first term, have expressed concerns about Turkey’s expanding ties with
China in particular.49
Jika dinilai dari statement di atas, keputusan kerjasama tersebut dinilai
sebagai langkah pemerintah Turki untuk tidak terlalu terikat dengan Barat dan
lebih mengedepankan pertimbangan yang Independen. Hal tersebut dibuktikan
atas kinjungan pimpinan China, Xhi Jin Ping ke Ankara, lalu beberapa bulan
kemudian erdogan membalas kunjungan tersebut. Para analis Amerika menilai
bahwa kunjungan tersebut menandakan akan adanya hubungan yang lebih lanjut
antara Ankara dan Beijing.
Harian Turki, yaitu Hurriyet dan Zaman memberitakan bahwa Menteri
Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu mengancam akan memutuskan hubungan
diplomatik dengan Israel jika Israel tidak menyetujui salah satu dari kedua opsi
yang diberikan Turki. Pernyataan Davutoglu tersebut merupakan pernyataan
paling jelas yang pernah dikeluarkan politisi papan atas Turki. Hubungan Turki-
Israel berada pada titik terendah. Turki memutuskan kerjasama militer dengan
Israel dengan alasan keamanan. Serangan Israel terhadap kapal Mavi Marmama
dalam konvoi freedom flotilla menjadi pemicu keretakan hubungan antara
keduanya. Sebagai dua negara yang bersekutu di kawasan Mediterania dan
menjalin kerjasama milter dengan operasi gabungan yang ketat, tindakan militer
Israel terhadap kapal bantuan kemanusiaan Mavi Marmara dianggap sebagai
bentuk engkhianatan Israel terhadap Turki yang mengancam stabilitas kawasan.50
Sejak terjadinya serangan Israel pada bantuan kemanusiaan di kapal Mavi
Marmara, hubungan kedua negara yang pada awalnya dekat dan dikatakan sebagai
mitra strategis menjadi memburuk bahkan mencapai titik terendah. Turki dan
Israel berseteru setelah tragedi Mavi Marmara tersebut. Berbagai kerjasama
Turki-Israel yang melibatkan pemerintah terutama kerjasama militer dibekukan
49
Keck, Zachary. “why Turkey‟s Buying Chinese Misile Systems” diakses dari
http://thediplomat.com/2013/09/why-turkeys-buying-chinese-missile-systems/ diakses pada
tanggal 21 April 2017 50
https://www.turkishminute.com/2016/12/10/families-outraged-turkish-court-dismisses-
mavi-marmara-case-
israel/?utm_content=buffer9d01c&utm_medium=social&utm_source=twitter.com&utm_campaign
=buffer di akses 14 Juni 2017
31
sampai waktu yang tidak ditentukan. Pelatihan militer gabungan yang
menggunakan wilayah Turki sebagai tempat latihan jelas dihentikan. Perseteruan
antara Turki-Israel semakin berlanjut.51
Keluarga korban marah karena pengadilan Turki menolak kasus Mavi
Marmara melawan Israel. Pengacara dan keluarga menyimpan foto-foto korban
dan meneriakkan slogan-slogan pada tanggal 9 Desember 2016 di luar gedung
pengadilan Istanbul karena pengadilan Turki diharapkan untuk memerintah dalam
kasus orang-orang Israel yang didakwa secara in absentia atas sebuah serangan
komando yang mematikan terhadap sebuah kapal bantuan Gaza pada tahun 2010.
Sembilan Orang-orang Turki meninggal ketika marinir Israel menyerbu "Mavi
Marmara", yang merupakan bagian dari armada bantuan untuk memecahkan
blokade angkatan laut di Jalur Gaza. Satu lagi meninggal di rumah sakit pada
tahun 2014. Hubungan antara Israel dan Turki hancur setelah penggerebekan
tersebut namun pada bulan Juni 2016 mereka akhirnya setuju untuk mengakhiri
barisan enam tahun yang pahit setelah pembicaraan rahasia sebulan yang
panjang.52
Pada 2013 permintaan maaf Israel kepada Turki Recep Tayyip Erdogan
melalui USA terkait dengan subjek dan melakukan pertemuan terkait untuk
melakukan permintaan kompensasi. Tapi ini juga lagi tidak cukup bagi relasi
untuk mengembalikan kemajuan sebelumnya untuk saat ini. Di sisi lain HRF yang
menganggap permintaan maaf dan kompensasi ini tidak mencukupi, sekali lagi
mengajukan sebuah kasus ke Israel di Pengadilan Pidana Internasional sebagai
tindakan masyarakat sipil. Ketika melihat kasus Mavi Marmara meningkat dan
keluarga keluarga korban armada bantuan Mavi Marmara marah Setelah
Pengadilan Tinggi Pidana ke-7 İstanbul memberhentikan sebuah kasus terhadap 4
51
https://www.turkishminute.com/2016/12/10/families-outraged-turkish-court-dismisses-
mavi-marmara-case-
israel/?utm_content=buffer9d01c&utm_medium=social&utm_source=twitter.com&utm_campaign
=buffer di akses 14 Juni 2017 52
https://www.turkishminute.com/2016/12/10/families-outraged-turkish-court-dismisses-
mavi-marmara-case-
israel/?utm_content=buffer9d01c&utm_medium=social&utm_source=twitter.com&utm_campaign
=buffer di akses 14 Juni 2017
32
perwira Israel yang dipersalahkan atas penggerebekan di armada yang
menewaskan 10 orang pada tahun 2010.53
Jaksa kasus ini mendekati pengadilan yang mengatakan bahwa kasus
tersebut harus dipecat karena kesepakatan yang ditandatangani antara Turki dan
Israel untuk normalisasi hubungan yang telah tegang setelah penyerangan pada
tahun 2010. Kedua negara membuat kesepakatan yang diratifikasi oleh Parlemen
Turki pada bulan Agustus 2016. Keluarga korban diberi kompensasi sebesar 20
juta dolar AS, yang dikritik keras oleh oposisi di Turki mengingat berapa banyak
Presiden Recep Tayyip Erdoğan telah memanfaatkan Tentang masalah ini.54
Saat jaksa Mavi Marmara memperbarui seruannya untuk menjatuhkan
kasus tersebut kepada Israel, keluarga korban melalui pengacara mereka meminta
perubahan kebijakan hakim. Empat perwira Israel, termasuk mantan kepala staf
Gaby Aschkenazi, mantan kepala angkatan laut Eliezer Marom, mantan kepala
angkatan udara Amos Yadlin dan mantan kepala angkatan udara intelijen Avishai
Levi, sedang diadili secara in absentia dalam persidangan yang dimulai di İstanbul
pada tahun 2012. Perkembangan, terlihat bahwa organisasi non-pemerintah efektif
dalam Politik Luar Negeri Turki.55
Mantan Duta Besar Israel untuk Turki, Alon Liel menjelaskan bahwa
kesulitan hubungan antara Turki dan Israel adalah akibat terjadinya perubahan
politik di Turki. Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang menjadi kekuatan
dominan membuat Turki berubah sikap terhadap Israel. Dari internal turki, Partai
AKP mengajukan dua tuntutan melalui pemerintah Turki kepada Israel. Pertama,
53
https://www.turkishminute.com/2016/12/10/families-outraged-turkish-court-dismisses-
mavi-marmara-case-
israel/?utm_content=buffer9d01c&utm_medium=social&utm_source=twitter.com&utm_campaign
=buffer di akses 14 Juni 2017 54
https://www.turkishminute.com/2016/12/10/families-outraged-turkish-court-dismisses-
mavi-marmara-case-
israel/?utm_content=buffer9d01c&utm_medium=social&utm_source=twitter.com&utm_campaign
=buffer di akses 14 Juni 2017 55
https://www.turkishminute.com/2016/12/10/families-outraged-turkish-court-dismisses-
mavi-marmara-case-
israel/?utm_content=buffer9d01c&utm_medium=social&utm_source=twitter.com&utm_campaign
=buffer di akses 14 Juni 2017
33
Turki harus membuat terobosan dalam perundingan dengan Palestina. Kedua,
Ciptakan Perdamaian. Selama tidak ada kemajuan positif dalam perundingan
antara Israel dan Palestina maka akan sulit terjadi pendekatan antara Turki dan
Israel.56
B. Respon Israel Terhadap Turki
Mantan jurubicara Israel, Ra‟anan Gissin mengatakan bahwa pemerintah
Turki tidak tertarik untuk memperbaiki hubungan dengan Israel. Sebenarnya, apa
yang kita (Israel) hadapi adalah bentuk baru perang diplomatik, bukan diplomasi
sebagai pengganti konfrontasi, sebagai unsur konfrontasi yang berkelanjutan tapi
dengan cara lain, yaitu hubungan Militer Israel dengan Turki dianggap sebagai
aset strategi penting di wilayah yang bergejolak, tetapi sekarang Israel
menghadapi pengucilan. Gissin menambahkan bahwa Turki tampaknya bersedia
memimpin, dan siap memimpin usaha penarikan modal, boikot dan sanksi dari
Israel terhdap embargo di Jalur Gaza.57
Gissin mengatakan bahwa laporan investigasi soal insiden di Gaza tersebut
membela Israel terdapat satu hal penting, yaitu bahwa blokade Israel terhadap
Gaza merupakan langkah keamanan yang sah, mencegah senjata jangan sampai
jatuh ke tangan militan Palestina di Gaza. Pemerintah Turki mengatakan, blokade
itu melanggar hukum dan tidak bermoral, dan Turki juga menggambarkan bahwa
laporan investigasi PBB tersebut tidak sah dan tidak berlaku karena dilakukan
secara sepihak oleh Israel tanpa sepengetahuan Turki.58
Ben Netenyahu menyatakan dengan tegas bahwa Israel berniat tidak akan
mencabut blokade Jalur Gaza dan tidak akan mengkompromikannya, karena hal
ini menyangkut keamanan tertinggi bagi Israel. Hal itu penting untuk mencegah
Hamas membangun kekuatan baru mereka. Oleh karena itu, Israel akan tetap
56
http://www.dw.com/id/hubungan-turki-dan-israel-membaik/a-16702358 diakses 13 Juni
2017 57
https://www.voaindonesia.com/a/pemerintah-israel-sesalkan-keputusan-turki-usir-
dutabesar-israel-129200293/97728.html diakses 1 Juli 2017 58
https://www.voaindonesia.com/a/pemerintah-israel-sesalkan-keputusan-turki-usir-
dutabesar-israel-129200293/97728.html diakses 1 Juli 2017
34
melakuakn blokade Jalur Gaza dan menetapkan peraturan sesuai dengan peraturan
lokade sebelumnya.59
Menurut Pejabat Biro Keamanan Terorisme, Elkana Har-Nof kepada radio
Israel melaporkan, bahwa sejak terjadi krisis diplomatik antara Israel-Turki,
sebanyak 100 ribu dari 150 ribu warga Israel akan membatalkan liburan musim
panas di Turki. Perevisian seruan untuk warga Israel menghindari negara itu, Biro
Anti Terorisme di Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah
pernyataan menyebut bahwa turis atau orang-orang bisnis bisa pergi ke Turki
dengan menghindari demonstrasi sebagai “argumen politik dengan penduduk
setempat”.60
Israel telah mencabut anjuran kepada warganya agar tak bepergian ke
Turki guna mengurangi risiko kekerasan dari demonstrasi yang marak terjadi
paska pembunuhan sembilan penumpang kapal bantuan ke Gaza oleh tentara
Israel. Meskipun Turki adalah satu-satunya negeri muslim partner dagang Israel,
tapi negeri Yahudi itu berkukuh menolak tuntutan Ankara untuk meminta maaf.61
59
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160628081733-120-141430/israel-turki-
resmi-normalisasi-hubungan/ diakses 31 Mei 2017 60
https://m.tempo.co/read/news/2010/07/21/115265165/israel-cabut-travel-warning-ke-
turki-pasca-insiden-flotila diakses 13 Juni 2017 61
https://m.tempo.co/read/news/2010/07/21/115265165/israel-cabut-travel-warning-ke-
turki-pasca-insiden-flotila diakses 13 Juni 2017
35
BAB III
NORMALISASI HUBUNGAN TURKI DENGAN ISRAEL
Bab ini akan membahas mengenai kebijakan luar negeri Turki dengan
Israel. Hal ini ditunjukkan untuk memahami hubungan kedua negara tersebut,
baik dari segi ekonomi, politik, dan militernya. Dengan begitu, maka pembaca
akan dengan mudah memahami faktor-faktor yang melatarbelakangi prubahan-
perubahan kebijakan Turki terhadap Israel yang menimbulkan krisis bagi kedua
negara tersebut. Selain itu akan dipaparkan juga mengenai aspek-aspek yang
melatarbelakangi Israel dalam merespon Turki sebagai langkah dalam
menyelesaikan krisis hubungan bilateral antara kedua negara.
Hubungan Israel dan Turki terbentuk pada Maret 1949 ketika Turki
menjadi negara mayoritas Muslim pertama (sebelum Iran pada 1950) yang
mengakui Negara Israel. Sejak itu, Israel menjadi pemasok utama senjata ke
Turki. Kerjasama militer, strategis, dan diplomatik antara Turki dan Israel
menjadi prioritas utama pemerintah kedua negara, yang turut berbagi pandangan
terhadap ketidakstabilan regional di Timur Tengah. Hubungan tersebut menegang
sejak konflik 2008-2009 dan bentrokan armada Gaza dengan misi Kafilah
Kebebasan (Freedom Flotilla) menuju Jalur Gaza (Gaza Strip). Jika hal ini
dibiarkan maka akan sangat merugikan Israel. Hal ini dikarenakan, Israel sangat
tergantung kepada Turki dalam berbagai hal, perdagangan Israel dengan Turki,
bisa mencapai trilyun dolar dalam satu tahunnya dalam bidang ekonomi dan
militer.62
Koran Israel, Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa Avigdor Lieberman,
Menteri Luar negeri provokatif sayap kanan mempertimbangkan serangkaian
tindakan melawan Turki sebagai pembalasan terhadap Ankara. Netanyahu juga
khawatir kalau Erdogan memperkuat kekuasaannya atas Turki dan mencari
62
http://mirajnews.com/2013/03/dibalik-permintaan-maaf-israel-kepada-turki.html
diakses 13 Juni 2017
36
dorongan ke arah sistem pemerintahan presidensial yang jika ia berhasil
kemungkinan akan memberikan Perdana Menteri yang memerintah selama dua
dekade sebagai presiden yang maju di Ankara. 63
Permintaan maaf itu datang setelah pemimpin Kurdi Abdullah Ocalan
meminta para anggota Partai Pekerja Kurdi untuk meletakkan senjata mereka
dalam gencatan senjata dengan Turki, meningkatkan kontrol Erdogan atas
negaranya dan salah satu yang paling mendesak dalam jangka panjang. Selain itu,
Netanyahu khawatir intifadhah ketiga di Tepi Barat yang diduduki, karena akan
membuat kehancuran bagi keamanan Israel yang telah dinikmati selama enam
tahun terakhir. Arab Spring juga memberikan dampak yang membahayakan
perbatasan strategis Israel yang selama beberapa dekade dengan rezim Arab yang
diktator.64
A. Kesepahaman Turki Terhadap Israel
Tanggal 27 Juni 2016, Turki dan Israel mengumumkan kesepakatan
perihal kesepemahaman normalisasi hubungan keduanya. Setelah lebih dari enam
tahun terputus Perdana Menteri Turki Ben Ali Yildirim menyebutkan bahwa
dengan diumumkannya kesepakatan tersebut, maka menandakan dimulainya
normalisasi hubungan antara kedua negara, dan kesepakatan tersebut akan
ditandatangani besok, antara Penasehat Luar Negeri dan Pihak Israel, diawali
dengan proses ratifikasi yang meliputi :
1. Pihak Israel akan membayar 20 juta dollar sebagai ganti rugi kepada
keluarga korban tragedi kapal Mavi Marmara yang diserang oleh
Angkatan Laut Israel pada tahun 2010 yang sedang berlayar untuk
mematahkan blokade Israel atas Gaza, yang menewaskan sembilan aktivis
Turki dengan membawa 10 ribu ton bantuan kemanusiaan. Pencabutan
blokade Israel atas Gaza, membuka perbatasan untuk akses semua
63
http://mirajnews.com/2013/03/dibalik-permintaan-maaf-israel-kepada-turki.html
diakses 13 Juni 2017 64
http://mirajnews.com/2013/03/dibalik-permintaan-maaf-israel-kepada-turki.html
diakses 13 Juni 2017
37
kemanusiaan dan bantuan pangan, juga bahan kebutuhan lainnya yang
terkait dengan proyek-proyek infrastruktur.
2. Memberikan bantuan penyediaan air minum dan listrik ke Gaza, serta
bekerja untuk pembentukan jaringan pembangkit listrik dan air minum,
pembangunan sebuah rumah sakit besar dengan kapasitas 200 tempat tidur
dan banyak proyek lainnya.
3. Mengupayakan kesepakatan dengan pihak Israel, dalam waktu yang cukup
lama, karena adanya kesulitan dan isolasi yang dihadapi warga Palestina di
Gaza melalui kehidupan sehari-hari mereka, dan adanya larangan Israel
terhadap sampainya bantuan-bantuan kemanusiaan dan dukungan
internasional bagi mereka. Blokade tersebut sangat sulit dan berat, para
warga dalam kondisi sulit, dan Turki melaksanakan peran kemanusiaanya,
dan memploporkan kepemimpinannya untuk berdiri berdampingan dengan
bangsa dan orang-orang tertindas.
4. Kesepakatan Turki-Israel yang mencakup penyelesaian tentang proyek
“Yayasan Perumahan Turki” di Gaza, dan percepatan pembentukan
kawasan industri di Jenin di Tepi Barat. Perdana Menteri Turki
mengatakan bahwa kesepakatan tersebut tidak mencantumkan apapun
terkait dengan para tentara pejuang Palestina.65
Setelah insiden Mavi Marmara, pemerintah Turki mendapatkan tekanan
dari warga negaranya agar Turki mengambil tindakan yang tegas terhadap Israel
atas insiden yang telah menewaskan 10 orang warga negara Turki dan merupakan
sebuah pelanggaran HAM. Keinginan rakyat Turki memang tidak sejalan dengan
kepentingan militer.66
Sebelumnya, Israel dan Turki pada bulan Juni 2016 menandatangani
sebuah kesepakatan yang membuka peluang pemulihan hubungan diplomatik
kedua pihak sekalipun mendapat penentangan di tingkat regional termasuk dari
65
“Kesepakatan Turki-Israel: Penghapusan Blokade Gaza dan Konvensasi Korban
Tragedi Mavi Marmara”. http://knrpjabar.or.id/berita. KNPJABAR. Diakses 25 Desember 2016 66
Anonim,”Ribuan Orang Demo kenang insiden Mavi Marmara” diakses dari
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/12/06/01/m4xrs2-ribuan-orang-
demo-kenang-insiden-mavi-marmara diakses 26 Desember 2016
38
rakyat Palestina. Kelompok-kelompok perlawanan Palestina di antaranya Jihad
Islam, mereaksi kesepakatan pemulihan hubungan Turki-Israel dan
mengumumkan, Jihad Islam menolak segala upaya normalisasi hubungan semua
negara dunia dengan Israel.67
Turki semakin dekat untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Juru
bicara Presiden Turki, Ibrahim Kallin mengatakan bahwa kedua negara telah
sampai pada akhir proses yang panjang. Turki semakin dekat untuk menormalisasi
hubungan dengan Israel. Juru. Ia mengungkapkan bahwa warga Palestina akan
menemukan kesepakatan yang memuaskan karena kami membuat kemajuan untuk
mengatasi kekurangan energi dan krisis air di Gaza. Israel dan Turki sebelumnya
telah menjalin hubungan baik. Namun, jalinan keduanya retak pada 2010 ketika
tentara Israel melancarkan serbuan berdarah dan mematikan ke kapal misi bantuan
Turki ke Jalur Gaza (Palestina). Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam
sikap Israel.68
Kallin menyebutkan juga, bahwa Turki melanjutkan pembicaraan dengan
pemimpin Hamas Khalid Meshal dan juga Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan
bahwa semua tergantung Israel. Salah satu permintaan utama Turki adalah
pencabutan blokade di Jalur Gaza.69
Turki tidak berniat memulihkan hubungan dengan Israel jika blokade Gaza
tidak diakhiri dan kompensasi atas kematian sembilan aktivis Turki tidak
terpenuhi. Pernyataan ini memutus harapan pemulihan hubungan yang telah lama
ditunggu-tunggu. Kalin mengungkapkan pernyataannya bahwa hubungan Turki
dan Israel tidak akan dinormalkan jika Israel tidak menyanggupi tiga syarat yang
diajukan. Ia menambahkan bahwa pemerintah tidak akan menyerah untuk
67
http://parstoday.com/id/news/world-i33394-turki_perluas_hubungan_dengan_israel 68
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/timur-
tengah/16/06/23/o97mdd377-turki-semakin-dekat-pulihkan-hubungan-diplomatik-dengan-israel
diakses 10 Juni 2017 69
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/timur-
tengah/16/06/23/o97mdd377-turki-semakin-dekat-pulihkan-hubungan-diplomatik-dengan-israel
diakses 10 Juni 2017
39
mempertahankan syarat-syarat yang diajukan tersebut. Hubungan negara
bertetangga ini memburuk sejak krisis 2010.70
Selain menuntut permintaan maaf atas pembunuhan di Mavi Marmara,
Turki juga meminta kompensasi untuk keluarga aktivis dari Israel. Turki juga
menegaskan Israel harus mengakhiri blokade bagi warga Palestina yang tinggal di
Gaza. Kalin menegaskan bahwa Turki akan terus memainkan perannya sampai
solusi dua negara tercapai dan orang-orang Palestina memiliki negaranya sendiri.
Menurutnya, tidak mungkin ada perdamaian permanen di wilayah tersebut sampai
masalah Palestina diselesaikan.71
Pengacara dan keluarga menyimpan foto-foto korban dan meneriakkan
slogan-slogan pada tanggal 9 Desember 2016 di luar gedung pengadilan Istanbul
karena pengadilan Turki diharapkan untuk memerintah dalam kasus orang-orang
Israel yang didakwa secara in absentia atas sebuah serangan komando yang
mematikan terhadap sebuah kapal bantuan Gaza pada tahun 2010. Sembilan
Orang-orang Turki meninggal ketika marinir Israel menyerbu "Mavi Marmara",
yang merupakan bagian dari armada bantuan untuk memecahkan blokade
angkatan laut di Jalur Gaza. Satu lagi meninggal di rumah sakit pada tahun 2014.
Hubungan antara Israel dan Turki hancur setelah penggerebekan tersebut namun
pada bulan Juni 2016 mereka akhirnya setuju untuk mengakhiri barisan enam
tahun yang pahit setelah pembicaraan rahasia sebulan yang panjang.72
Pada 2013 permintaan maaf Israel dari Recep Tayyip Erdogan melalui AS
terkait dengan subjek dan melakukan pertemuan terkait untuk melakukan
permintaan kompensasi. Tapi ini juga lagi tidak cukup bagi relasi untuk
mengembalikan kemajuan sebelumnya untuk saat ini. Di sisi lain HRF yang
70
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/timur-
tengah/16/06/23/o97mdd377-turki-semakin-dekat-pulihkan-hubungan-diplomatik-dengan-israel
diakses 10 Juni 2017 71
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/15/12/28/o02n6n366-
turki-hubungan-israel-bisa-dipulihkan-asal diakses 12 Juni 2017 72
https://www.turkishminute.com/2016/12/10/families-outraged-turkish-court-dismisses-
mavi-marmara-case-
israel/?utm_content=buffer9d01c&utm_medium=social&utm_source=twitter.com&utm_campaign
=buffer diakses pada 1 Juli 2017
40
menganggap permintaan maaf dan kompensasi ini tidak mencukupi, sekali lagi
mengajukan sebuah kasus ke Israel di Pengadilan Pidana Internasional sebagai
tindakan masyarakat sipil Ketika kita melihat kasus Mavi Marmara meningkat dan
keluarga keluarga korban armada bantuan Mavi Marmara marah.73
Setelah Pengadilan Tinggi Pidana ketujuh İstanbul pemberhentian sebuah
terhadap perwira Israel yang dipersalahkan atas penyerangan di kapal Mavi
Marmara yang menewaskan 10 orang pada tahun 2010. Jaksa kasus mendekati
pengadilan dan mengatakan bahwa kasus tersebut harus dipecat karena
kesepakatan yang ditandatangani antara Turki dan Israel untuk normalisasi
hubungan yang telah tegang paska penyerangan tersebut.74
Kedua negara (Turki-Israel) membuat kesepakatan yang diratifikasi oleh
Parlemen Turki pada bulan Agustus 2016. Keluarga korban diberi kompensasi
sebesar 20 juta dolar AS, yang dikritik keras oleh oposisi di Turki yang menilai
bahwa Presiden Recep Tayyip Erdoğan telah memanfaatkan masalah ini demi
melanggengkan kekuasaannya. Armada tersebut diserang di perairan internasional
pada tanggal 31 Mei 2010, dan sembilan warga Turki dan seorang warga Amerika
keturunan Turki tewas dalam serangan tersebut. Insiden Mavi Marmara memicu
krisis diplomatik dengan Israel saat Perdana Menteri Erdogan menggunakan isu
tersebut secara luas sebagai alat politik dalam demonstrasi domestik.75
Pada persidangan di Istanbul, Jaksa Hüseyin Aslan mengatakan bahwa
karena kesepakatan yang ditandatangani antara Turki dan Israel, tidak ada lagi
dasar hukum bagi penggugat untuk mengklaim kerusakan terhadap Israel, dengan
73
https://www.turkishminute.com/2016/12/10/families-outraged-turkish-court-dismisses-
mavi-marmara-case-
israel/?utm_content=buffer9d01c&utm_medium=social&utm_source=twitter.com&utm_campaign
=buffer diakses pada 1 Juli 2017 74
https://www.turkishminute.com/2016/12/10/families-outraged-turkish-court-dismisses-
mavi-marmara-case-
israel/?utm_content=buffer9d01c&utm_medium=social&utm_source=twitter.com&utm_campaign
=buffer diakses pada 1 Juli 2017 75
https://www.turkishminute.com/2016/12/10/families-outraged-turkish-court-dismisses-
mavi-marmara-case-
israel/?utm_content=buffer9d01c&utm_medium=social&utm_source=twitter.com&utm_campaign
=buffer diakses pada 1 Juli 2017
41
mengatakan bahwa Turki telah menyerahkan hak-hak hukumnya. Jaksa meminta
pengadilan untuk memberhentikan kasus di mana korban armada Mavi Marmara
menggugat perwira militer Israel atas serangan terhadap warga sipil yang
berusaha memberikan bantuan kemanusiaan ke Palestina.76
Saat jaksa Mavi Marmara memperbarui seruannya untuk menjatuhkan
kasus tersebut kepada Israel pada sidang, keluarga korban melalui pengacara
mereka meminta ketegasan hakim. Empat perwira Israel, termasuk mantan kepala
staf Gaby Aschkenazi, mantan kepala angkatan laut Eliezer Marom, mantan
kepala angkatan udara, Amos Yadlin dan mantan kepala angkatan udara intelijen,
Avishai Levi diadili di İstanbul pada tahun 2012. Pada perkembangan
persidangan, terlihat bahwa organisasi non-pemerintah efektif dalam Politik Luar
Negeri Turki.77
Pandangan berbeda dilontarkan analis Turki, Soner Cagaptay. Ia
mengatakan bahwa telah terjadi perubahan besar dalam hubungan Turki-Israel. Ia
menyatakan bahwa llangkah ini adalah awal yang nyata bagi berakhirnya
hubungan Israel-Turki. Saat ini, pemerintah Turki melihat Israel dari sisi pandang
dunia Islam yang terlibat konflik panjang dengan Israel. Sikap Turki yang
menolak keikutsertaan Israel dalam latihan perang yang sudah bertahun-tahun
rutin dilakukan, juga merupakan pesan bagi NATO untuk memilih antara Turki
atau Israel.78
76
https://www.turkishminute.com/2016/12/10/families-outraged-turkish-court-dismisses-
mavi-marmara-case-
israel/?utm_content=buffer9d01c&utm_medium=social&utm_source=twitter.com&utm_campaign
=buffer diakses 1 Juli 2017 77
https://www.turkishminute.com/2016/12/10/families-outraged-turkish-court-dismisses-
mavi-marmara-case-
israel/?utm_content=buffer9d01c&utm_medium=social&utm_source=twitter.com&utm_campaign
=buffer 78
https://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/gedung-putih-dan-yahudi-as-cemas-
melihat-sikap-turki.htm#.WUc3uYSLTcc diakses pada 19 Desember 2016
42
B. Desakan Internal Israel Terhadap Turki
Israel telah menyatakan penyesalan atas keputusan Turki yaitu dengan
mengusir duta besar Israel dan menangguhkan hubungan militer kedua negara.
Turki marah setelah laporan PBB menuduh Israel menggunakan kekerasan yang
berlebihan dalam serbuan komando Marinir Israel. Dalam pernyataan Kantor
Perdana Menteri Israel mengatakan, bahwa Israel menghargai hubungan penting
masa lalu dan masa sekarang, antara rakyat Turki dan rakyat Israel, oleh karena
itu Israel berusaha menyelesaikan sengketa itu dengan damai. Namun Israel
mengatakan, bahwa Israel tidak dapat memenuhi tuntutan Turki untuk minta maaf
atas serangan pada insiden berdarah tersebut, karena tentara Israel melakuakan itu
untuk mempertahankan diri dari serangan para relawan.79
Sebagai inisiatif untuk menormalisasi hubungannya dengan Turki.
Kementerian Luar Negeri Israel menunjuk seorang perempuan Muslim sebagai
diplomat muslim pertama di Ankara, Turki. Dia adalah Rasha Atamany, 31, asal
Baqa al-Gharbiyye, Israel. Atmany merupakan perempuan Muslim-Arab di Israel.
Dia ditunjuk sebagai sekretatis pertama Kedutaan Besar Israel di Turki, sebuah
negara Muslim berpengaruh. Atmany sebelumnya telah menjadi kadet di
Kementerian Luar Negeri. Turki tercatat sebagai sekutu regional yang penting
bagi Israel, dengan ikatan ekonomi yang kuat. Kedua negara menandatangani
perjanjian rekonsiliasi pada bulan Juni 2016 untuk mengakhiri keretakan
hubungan yang terjadi selama enam tahun. 80
Kementerian Luar Negeri Israel menggelar rapat darurat untuk membahas
ketegangan yang makin meningkat antara Israel dan Turki. Menyusul penolakan
Turki atas keikutsertaan Israel dalam latihan militer dengan NATO tahun 2010.
Turki menyatakan untuk membatalkan latihan perang berkode Anatolian Eagle
sebagai protes atas kebrutalan Israel dalam agresinya ke Jalur Gaza. Selain Israel,
AS, Italia dan angkatan udara NATO rencananya akan ikut serta dalam latihan
79
https://www.voaindonesia.com/a/pemerintah-israel-sesalkan-keputusan-turki-usir-
dutabesar-israel-129200293/97728.html diakses 1 Juli 2017 80
https://international.sindonews.com/read/1194621/43/perkenalkan-rasha-atamny-
diplomat-muslim-pertama-israel-1491412413 Muhaimin, diakases 12 Juni 2017
43
tersebut. Tapi latihan itu dibatalkan Turki, setelah Israel juga masuk ke dalam
daftar ikut serta dalam latihan perang tersebut.81
Surat kabar Jerusalem Post nengungkapkan, bahwa Israel sangat kecewa
dengan pembatalan yang dilakukan Turki. Sementara harian Haaretz mengutip
pernyataan pejabat senior Israel yang mengatakan bahwa Israel sangat prihatin
dengan sikap Turki yang dianggap telah merusak hubungan antara keduanya.
Oleh sebab itu, kementerian luar negeri Israel memutuskan dengan segera
membahas sikap Israel terhadap Turki yang akan menentukan nasib hubungan
keduanya.82
Direktur Jenderal Kementerian Israel, Yossi Gal memberikan sejumlah
instruksi. Disebutkan bahwa terjadi perdebatan panas antara pejabat Israel yang
ikut serta membahas krisis hubungan dengan Turki. Sejumlah pejabat menilai
pemerintahan Turki dibawah kepemimpinan Recep Tayyib Erdogan tidak
berminat lagi menjalin hubungan strategis dengan Israel. Ia menyatakan bahwa
realitasnya sudah berubah dan hubungan strategis yang kita pikir masih ada
ternyata sudah berakhir. Israel harus berinisiatif untuk memperbaharui kembali
pemikirannya terkait hubungan Turki-Israel.83
Seperti yang dikutip dari Independent. Menteri Intelijen dan Transportasi
Israel, Yisrael Katz mengatakan bahwa Israel berencana membangun pulau buatan
senilai 5 miliar dolar AS di lepas pantai Gaza. Pulau yang dilengkapi bandara,
hotel dan pelabuhan pelabuhan bagi kapal besar dan kecil. Pembangunan ini
dibuat demi membuka pintu Gaza bagi dunia luar. Proyek ini diharapkan dapat
membantu perekonomian Gaza yang masih diblokade oleh Israel. Dalam
rencananya, pulau buatan seluas tiga mil persegi itu akan dibangun di lepas pantai
81
https://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/deplu-israel-rapat-darurat-bahas-sikap-
turki.htm#.WUcn9YSLTcc diakses 12 Juni 2017 82
https://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/deplu-israel-rapat-darurat-bahas-sikap-
turki.htm#.WUcn9YSLTcc diakses 12 Juni 2017 83
https://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/deplu-israel-rapat-darurat-bahas-sikap-
turki.htm#.WUcn9YSLTcc diakses 12 Juni 2017
44
Gaza, dihubungkan oleh jembatan sepanjang 4,8 km. Jembatan yang dibangun
tersebut akan menjadi sangat penting bagi Gaza.84
Menurut rencananya, jembatan itu akan dijaga sangat ketat agar semua
barang yang masuk ke Gaza melalui pulau itu tidak mengandung material
berbahaya, seperti perakitan bom dan perakitan pembuatan senjata.85
Washington
Post melaporkan, bahwa Jembatan bisa ditutup jika terjadi peperangan. Israel
bisa saja meledakkan jembatan saat perang demi memotong akses ke Gaza. Katz
mengatakan bahwa operasional dan pengawasan di pulau itu akan diserahkan ke
lembaga internasional, salah satunya yang direkomendasikan adalah NATO. Opsi
lainnya, yaitu dengan mempersilahkan pulau itu untuk dihuni oleh warga
Palestina, namun dalam pengawasan Israel.86
Blokade Israel atas Gaza dimulai tahun 2007, saat faksi Hamas
memenangkan pemilu Palestina. Akibat tidak adanya akses bantuan kemanusiaan
disalurkan melalui Mesir yang kerap menutup jalur perbatasan mereka. Kini,
rakyat Gaza sangat mengandalkan bantuan kemanusiaan asing untuk bertahan
hidup. Israel hanya mengizinkan 850 truk bantuan ke Gaza setiap harinya melalui
jalur darat, namun PBB mengatakan ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
1,8 juta warga di dalamnya.87
Warga Palestina meminta kepada Israel, agar diizinkan membangun
pelabuhan kecil seperti yang ada di pulau-pulau yang berdekatan dengan Yunani
yang bertujuan untuk menampung kapal bantuan. Katz mengatakan, bahwa
rencana itu tidak bisa dikabulkan karena dapat kemungkinan beasr dapat
digunakan untuk pengiriman senjata oleh para militan Palestina. Mereka menilai
84
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160622140434-120-140103/israel-
berencana-bangun-pulau-buatan-di-lepas-pantai-gaza/ diakses 31 Mei 2017 85
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160622140434-120-140103/israel-
berencana-bangun-pulau-buatan-di-lepas-pantai-gaza/ diakses 31 Mei 2017 86
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160622140434-120-140103/israel-
berencana-bangun-pulau-buatan-di-lepas-pantai-gaza/ diakses 31 Mei 2017 87
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160622140434-120-140103/israel-
berencana-bangun-pulau-buatan-di-lepas-pantai-gaza/ diakses 31 Mei 2017
45
bahwa rencana pembangunan pulau buatan dianggap sebagai kedok guna
meredam kritikan atas kekejaman blokade Israel di Gaza (Palestina).88
Husam Zumlot, tangan kanan Presiden Palestina Mahmoud Abbas
mengatakan, bahwa pembangunan pulau buatan oleh Israel sarat muatan politik.
Cara itu hanya akan semakin membuat Gaza terpisah dari wilayah Palestina yang
lainnya. Tania Harry, Direktur Eksekutif Gisha, kelompok HAM Israel soal isu
Gaza mempertanyakan motif lain di belakang rencana ini. Menurut Hary, ada
banyak cara Israel membantu Gaza, salah satunya dengan menghapuskan
blokade.89
Hal yang sama disampaikan Abu Sa'da, profesor di Universitas Al-Azhar
Gaza. Menurut dia bahwa solusi terbaik adalah membebaskan blokade. Solusi
terbaik adalah menghentikan okupasi dan membiarkan Palestina memiliki negara
sendiri di Gaza dan Tepi Barat yang saling terhubung dan layak ditinggali," kata
Sa'da.90
Pemerintah AS dan para pemuka Yahudi AS mengkhawatirkan sikap
Turki belakangan ini terhadap Israel dan makin dekatnya hubungan Turki dengan
Suriah. Sementara pemerintah Turki menegaskan kembali bahwa mereka tidak
bermaksud menunjukkan sikap permusuhan terhadap Israel, tapi lebih pada
ketegasan Turki dalam menghadapi ketidakdilan yang telah dilakukan Israel.91
Pemerintahan Barack Obama terus memantau kebijakan-kebijakan Turki
terhadap Israel, serta memantau hubungan Turki dengan Suriah yang semakin
dekat. Obama berkesimpulan bahwa kedekatan Turki dan Suriah itu sebagai
indikasi perubahan orientasi strategis Turki terhadap Barat. Gedung Putih
berusaha menutupi kekhawatiran itu dengan menyatakan bahwa AS tetap
berusaha melakukan dialog dengan sekutu-sekutu pentingnya seperti Turki dan
Israel. AS ikut menarik diri dari latihan perang bersama dengan Turki, setelah
88
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160622140434-120-140103/israel-
berencana-bangun-pulau-buatan-di-lepas-pantai-gaza/ diakses 31 Mei 2017 89
89
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160622140434-120-140103/israel-
berencana-bangun-pulau-buatan-di-lepas-pantai-gaza/ diakses 31 Mei 2017 90
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160622140434-120-140103/israel-
berencana-bangunpulau-buatan-di-lepas-pantai-gaza/ diakses 31 Mei 2017 91
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160622140434-120-
140103/israel-berencana-bangun-pulau-buatan-di-lepas-pantai-gaza/ diakses 31 Mei 2017
46
Turki menyatakan menolak keikutsertaan Israel dalam latihan gabungan Eagle
Force. Keputusan Turki ini memicu ketegangan hubungan antara Israel dan Turki.
Turki menolak keikutsertaan Israel sebagai bentuk protes atas kejahatan yang
dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina, terutama warga Gaza.92
Selain pemerintahan AS, para pemuka Yahudi di AS juga khawatir
melihat sikap Turki yang dianggap menunjukkan sikap permusuhan terhadap
Israel, belakangan ini. Sejumlah pemuka Yahudi secara khusus melakukan
pertemuan tertutup dengan Dubes Turki di Washington selama jam. Mereka
menghargai sikap Dubes Turki, Nabi Sensoy merespon kekhawatiran mereka.
Dalam pertemuan tersebut juga dibahas kesepakatan kerjasama dan latihan perang
bersama antara Turki dan Suriah, serta masalah program televisi Turki yang
dinilai telah memojokkan tentara Israel. Pemuka-pemuka Yahudi yang ikut serta
dalam pertemuan tertutup itu mengatakan bahwa Dubes Turki menolak jika Turki
disebut sengaja menciptakan ketegangan hubungan dengan Israel. Dubes Turki
juga meminta agar komunitas Yahudi tidak membesar-besarkan apa yang terjadi
belakangan ini antara Turki dan Israel.93
Wakil Presiden Bnai Brith International (BBI), Daniel Mariaschin, salah
seorang pemuka Yahudi yang hadir dalam pertemuan mengungkapkan,
pembicaraan dilakukan dengan terbuka dan jujur, ia mengatakan bahwa kami
(Israel) akan selalu mengupayakan hubungan baik antara warga Israel dengan
Turki. Banyak pemuka Yahudi yang selama bertahun-tahun berusaha membangun
dan memprioritaskan hubungan yang dekat antara Turki-Israel.94
Jess Hordes, Dierktur Anti-Defamation League Washington, organisasi
yang sejak lama menjalin hubungan dengan Turki menegaskan bahwa Turki
adalah aliansi yang sangat penting, meski saat ini hubungan Israel-Turki sedang
mengalami masa sulit. Ia menyatakan bahwa pentingnya menstabilkan situasi
92
https://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/gedung-putih-dan-yahudi-as-cemas-
melihat-sikap-turki.htm#.WUc3uYSLTcc diakses 25 Oktober 2016 93
https://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/gedung-putih-dan-yahudi-as-cemas-
melihat-sikap-turki.htm#.WUc3uYSLTcc diakses 25 Oktober 2016 94
https://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/gedung-putih-dan-yahudi-as-cemas-
melihat-sikap-turki.htm#.WUc3uYSLTcc diakses 25 Oktober 2016
47
antara Turki-Israel dan tetap percaya Turki bisa dan akan tetap menjadi aliansi
yang penting bagi Israel. 95
Dalam pertemuan antara Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Turki,
Berat Albayrak, dan Menteri Energi Israel, Yuval Steinitz. Kedua masing-masing
menteri tersebut menekankan pentingnya kerja sama antara kedua negara,
khususnya di sektor energi. Mereka memaparkan bahwa mereka membahas
peluang Israel untuk mengekspor gas ke Turki dan memutuskan untuk membuka
diskusi tentang membangun pipa gas untuk memompa gas Israel ke Eropa.96
Pada
pertemuan pertamanya dengan Albayrak, Steiniz menyatakan bahwa apa yang
pemerintah harus putuskan adalah membangun dialog antara kedua pemerintah
untuk meneliti kemungkinan dan kelayakan proyek tersebut. Turki adalah pilihan
yang penting.97
Di bidang ekonomi, Gubernur Bank Israel, Stanley Fischer
memperingatkan kepada pemerintah Israel bahwa konsekuensi politik yang luas
atas pelanggaran dengan Turki bisa memiliki konsekuensi ekonomi yang serius.
Perdagangan antara kedua negara bernilai 3,5 miliar dolar AS sampai 4 miliar
dolar AS per tahun. Pelanggaran tersebut tentu akan mempengaruhi sektor yang
lain.98
Menteri luar negeri Turki, Ahmet Davutoglu mencatat permintaan maaf
tiga tahun adalah upaya yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri AS, John
Kerry, dalam mencapai kesepakatan tentang isi pernyataan bersama setelah
kunjungannya ke Ankara pada 1 Maret 2011. Dia juga menyatakn bahwa Turki
telah berbicara dengan Kerry enam kali selama seminggu terakhir dan
menekankan bahwa mereka berada dalam kontak dengan pejabat AS yang baru
saja dimediasi atas kesepakatan akhir sebelum kunjungan Obama ke Israel.
Menlu Turki juga menyerukan Israel untuk memikirkan kembali tindakannya
95
https://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/gedung-putih-dan-yahudi-as-cemas-
melihat-sikap-turki.htm#.WUc3uYSLTcc diakses 25 Oktober 2016 96
http://www.middleeastupdate.net/turki-dan-israel-mendiskusikan-rencana-penyediaan-
listrik-untuk-palestina/ Middle East Monitor diakses 13 Juni 201 97
http://www.middleeastupdate.net/turki-dan-israel-mendiskusikan-rencana-penyediaan-
listrik-untuk-palestina/ Middle East Monitor diakses 13 Juni 2017 98
http://mirajnews.com/2013/03/dibalik-permintaan-maaf-israel-kepada-turki.html
diakses 13 Juni 2017
48
bahwa permintaan maaf itu hanyalah awal, dan jalan itu sekarang sudah dibuka
untuk proses kebangkitan perdamaian Palestina-Israel dengan alasan yang sama.99
Pemerintah Turki secara resmi menghentikan kasus terhadap empat
mantan komandan pasukan elite Israel yang memimpin penyerbuan kapal Mavi
Marmara. Keempat orang itu diadili secara in absentia terkait kematian 10 aktivis
yang mengakibatkan hubungan Turki dan Israel mencapai titik terendah. Mereka
kembali memulihkan hubungan diplomatik setelah kedua negara sepakat saling
memenuhi syarat yang diajukan oleleh kedua negara tesebut.
Salah satu syarat yang diajukan Israel adalah penghentian proses
pengadilan terhadap keempat mantan komandan tersebut. Selain membatalkan
kasus ini, Turki juga mencabut surat perintah penangkapan keempat orang itu.
Kabar ini disampaikan kuasa hukum para korban Mavi Marmara, Gulden Sonmez,
lewat akun Twitter-nya usai melakuak pertemuan tertutup di Istanbul. Mustafa
Ozbek, juru bicara organisasi Humanitarian Relief Foundation (IHH), yang
mengelola pelayaran Mavi Marmara pada 2010, membenarkan bahwa kasus ini
sudah ditutup. Sebenarnya, jaksa Turki mengincar hukuman seumur hidup untuk
mantan panglima militer Israel Gabi Ashkenazi, mantan panglima AL Eliezer
Marom, mantan kepala intelijen Amos Yadlin, dan mantan kepala intelijen AU
Avishai Levy.100
Keempat orang ini mulai diadili Turki secara in absentia empat tahun lalu.
Keputusan ini sudah diperkirakan setelah jaksa penuntut di hadapan pengadilan
Istanbul mengatakan kasus terhadap empat jenderal Israel itu dicabut terkait
kesepakatan Turki-Israel. Saat kabar ini disampaikan, kegaduhan melanda ruang
sidang karena para pengacara, keluarga, dan kerabat korban menolak apa yang
mereka sebut sebagai pengkhianatan keadilan. Para pengacara dan keluarga
korban kemudian meninggalkan ruang sidang sambil mengecam Israel.101
99
http://mirajnews.com/2013/03/dibalik-permintaan-maaf-israel-kepada-turki.html
diakses 13 Juni 2017 100
http://internasional.kompas.com/read/2016/12/10/11340491/damai.dengan.israel.turki.
batalkan.kasus.hukum.mavi.marmara diakses 15 Juli 2017 101
http://internasional.kompas.com/read/2016/12/10/11340491/damai.dengan.israel.turki.
batalkan.kasus.hukum.mavi.marmara diakses 15 Juli 2017
49
BAB IV
ANALISA KEPENTINGAN LUAR NEGERI TURKI DENGAN ISRAEL
PASKA TRAGEDI MAVI MARMARA 2016
Bab ini akan membahas mengenai alasan utama Turki mengubah
kebijakan dengan Israel paska Tragedi Mavi Marmara dan motivasi Turki
melakukan normalisasi kerjasama dengan Israel. Bab IV ini diharapkan mampu
mengupas tuntas atas jawaban dari pertanyaan penelitian yang tertera pada bab I.
Maka dapat dilihat pada penjelasan Kenneth N. Waltz mengenai konsep
kepentingan nasional suatu negara dapat menjelaskan sebab-sebeb suatu negara
melakukan perubahan sikap negara dalam menentukan kebijakan luar negerinya,
sehingga akan dapat membantu penulis dalam memperoleh jawaban atas
pertanyaan yang ada pada bab 1.
Konsep kepentingan nasional akan sangat membantu penulis dalam
memahami arah normalisasi hubungan Turki terhadap Israel paska tragedi mavi
marmara tahun 2016. Konsep ini akan memperlihatkan tujuan utama yang
memotivasi Turki untuk melakukan normalisasi hubungannya kepada Israel yang
awalnya baik-baik saja kemudian merenggang paska tragedi mavi marmara.
Secara singkat konsep ini tidak dilihat sebagai tujuan negara yang sifatnya
konstan, malainkan perkiraan atas hal-hal yang dianggap penting oleh pemimpin
suatu negara.
Menurut John Burton, resolusi konflik adalah suatu prosess analisis dan
penyelesaian masalah yang mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan individu
dan kelompok seperti identitas dan pengakuan juga perubahanperubahan institusi
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini dan dalam jangka
panjang meupakan proses menuju perubahan ekonomi, militer, dan politik.102
Adapun inti dari resolusi konflik yang penulis gunakan sebagai konsep
adalah kemauan dan kesepakatan dari kedua belah pihak yang bertikai untuk
102
John Burton, Conflict: Resolution and Provention. (New York: St. Martin‟s Press),
126
50
membangaun rasa saling percaya dan mengimplemantasikan perdamaian yang
komprehensif guna melakukan normalisasi hubungan diplomatik kedua negara
tersebut.103
Menurut James N. Rosenau, kebijakan luar negeri merupakan upaya suatu
negara untuk mengatasi dan memperoleh keuntungan dari lingkungan
eksternalnya.104
Rosenau mengklasifikasikan sumber-sumber utama dalam
kebijakan luar negeri tersebut kedalam empat kategori, yang mana terdapat
sumber yang berasal dari dua sumber dalm suatu negara.105
Untuk menjelaksan
situasi pada kebijakan luar negeri Turki terhadap Israel dapat dijelaskan dengan
dua katagori, yaitu sumber masyarakat(societal resources) dan sumber pemerintah
(governmental resources).
Adanya normalisasi hubungan diplomatik Turki dengan Israel memberi
arti tersendiri, khususnya bagi kedua negara tersebut. Penulis menggunakan
kerangaka pemikiran seperti ditulis di atas untuk menjawab penelitian ini. Penulis
menilai ada tiga penyebab yang mendorong Turki mau melakukan normalisasi
hubungannya dengan Israel, yaitu:
A. Penyebab Dampak Ekonomi
Data dari Institut Statistik Turki (TurkStat) menunjukkan bahwa volume
perdagangan antara Turki dengan Israel mencapai 2,6 miliar dolar AS pada tahun
2009. Sementara pada tahun 2016 volume perdagangan antara Turki dengan Israel
mencapai lebih dari 5,6 miliar dolar As seiring menuju jalan normalisasi
hubungan kedua negara yang sempat memanas di tahun 2010, seiring perbaikan
hubungan. Pada volume perdagangan ini mengalami kenaikan hampir 50 persen
lebih dari tahun 2009. Ekspor Turki ke Israel yang awalnya 1,5 miliar dolar As
pada tahun 2009 melonjak menjadi 2,92 milyar dolar AS sedangkan impor dari
Israel yang awalnya 1,1 miliar dolar AS pada 2009 meningkat menjadi 2,7 miliar
103
John Burton, 1990. Conflict: Resolution and Provention. (New York: St. Martin‟s Press),
284 104 James N. Rosenau, et.al. 1976. World Politics: An Introduction. New York: The Free Press, hal. 27 105
Rosenau.et.al, World Politics, hal 15-18 dalam Coloumbis and Wolfe, Introduction to International Relation: Power and Justice, (Englewood Cliffs: Prentice Hall, 1978), h. 129
51
dolar AS. Data pemerintah menyangkal fakta bahwa Turki dan Israel saat ini
sedang menikmati booming perdagangan, yang menunjukkan bahwa sebagian
besar penjualan dari Turki ke Gaza dan Tepi Barat juga harus melalui bea cukai
Israel. Namun, data resmi mengungkapkan bahwa hanya sebagian kecil dari
ekspor Turki ke Palestina yang merupakan total penjualan ke Israel. Pada tahun
2009, Turki mengirim barang senilai 29,8 juta dolar AS ke Palestina, dan angka
ini melonjak menjadi 75 juta dolar AS pada tahun 2016.106
Pertumbuhan ekonomi Turki tidak terlepas dari perdagangan luar negeri
yang dilakukan oleh Turki dengan Israel. Berdasarkan data dari Investment
Support and Promotion Agency of The Republic of Turkey Prime Ministry
(ISPARTPM), nilai ekspor Turki pada kurun waktu antara 2009-2014 di era
Erdogan mengalami peningkatan yang cukup signifikan, terutama tahun 2012
yang mencapai lebih dari 152 milyar dolar AS dan terus meningkat mencapai titik
tertinggi pada tahun 2014 dengan total ekspor sebesar lebih dari 157 milyar dolar
AS. Nilai ekspor yang tinggi ini berkontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi
Turki.107
Di sektor investasi, selama era Erdogan nilai investasi asing langsung yang
masuk ke Turki per tahun menunjukkan angka yang tinggi. Terbukti menurut
Kementerian Ekonomi Turki, pada tahun 2014 Turki menerima FDI inflows
sebesar 12,1 milyar dolar AS, sehingga menempatkan Turki sebagai negara
penerima FDI tertinggi ke-22 dunia, serta sebagai negara penerima FDI tertinggi
dibanding negara-negara di kawasan Asia Barat lainnya. Hal ini tidak terlepas dari
upaya Pemerintah Turki untuk menarik para investor asing dari berbagai negara
melalui penandatanganan perjanjian investasi bilateral (Bilateral Investment
Treaties/BITs). Tujuan utama dari BITs adalah untuk menstimulasi aliran kapital
dan teknologi dengan pihak-pihak yang meratifikasi BITs, yakni dengan
menyediakan dan menjamin lingkungan yang stabil dan kondusif bagi para
106
https://hizbut-tahrir.or.id/2015/02/02/perdagangan-turki-israel-terus-meningkat-
meskipun-terdapat-retorika-keras/ diakses 1 Juli 2017 107
Andraina Ary Fericandra, Ambivalensi Implementasi Neo-Ottomanisme dalam
Kebijakan Luar Negeri Turki terhadap Israel (2009-2014) Jurnal Hubungan Internasional □ Tahun
IX, No.1, Januari - Juni 2016
52
investor yang berinvestasi di dalam negeri, serta menyelesaikan sengketa yang
mungkin terjadi di antara pihak investor dan negara penerima. Hingga tahun 2014,
tercatat bahwa Turki telah menandatangani dan meratifikasi BITs dengan 75
negara, salah satunya adalah Israel. Israel telah meratifikasi BITs dengan Turki
sejak 27 Agustus 1998.108
Menurut data yang dirilis oleh Turkiye Istatistik Kurumu atau Institusi
Statistik Turki, angka pendapatan ekspor Turki ke Israel pada 2015 sangat tinggi,
sehingga Israel selalu masuk dalam daftar 20 besar negara tujuan ekspor utama
yang memberi pendapatan ekspor tertinggi bagi Turki. Posisi ini juga
menempatkan Israel dalam enam besar negara di kawasan Timur Tengah yang
memberi pendapatan ekspor tertinggi bagi Turki. Adapun komoditas ekspor utama
dari Turki ke Israel antara lain besi dan baja kendaraan bermotor peralatan
elektronik, dan biji-bijian.109
Selain mengekspor komoditas ke Israel, Turki juga mengimpor beberapa
komoditas dari Israel. Adapun komoditas yang diimpor Turki dari Israel
didominasi oleh komoditas bahan bakar dan manufaktur. Komoditas bahan bakar
dan manufaktur ini memiliki peran penting bagi proses produksi Turki, mengingat
pertumbuhan ekonomi Turki yang berorientasi ekspor. Nilai ekspor dan impor
yang tinggi menyebabkan volume perdagangan bilateral Turki dan Israel yang
tinggi. Bahkan volume perdagangan Turki dan Israel meningkat lebih dari 100%
dalam kurun waktu lima tahun, yakni dari 2,59 milyar dolar AS (2009) menjadi
5,83 milyar dolar AS pada 2014.110
Secara kualitatif, Israel juga memiliki arti penting dan strategis bagi
perdagangan Turki. Berbeda dengan negara-negara mitra dagang Turki di Timur
Tengah, komoditas ekspor Turki ke Israel memiliki diversifikasi yang tinggi dan
108
Andraina Ary Fericandra, Ambivalensi Implementasi Neo-Ottomanisme dalam
Kebijakan Luar Negeri Turki terhadap Israel (2009-2014) Jurnal Hubungan Internasional □ Tahun
IX, No.1, Januari - Juni 2016 109
Andraina Ary Fericandra, Ambivalensi Implementasi Neo-Ottomanisme dalam
Kebijakan Luar Negeri Turki terhadap Israel (2009-2014) Jurnal Hubungan Internasional □ Tahun
IX, No.1, Januari - Juni 2016 110
Andraina Ary Fericandra, Ambivalensi Implementasi Neo-Ottomanisme dalam
Kebijakan Luar Negeri Turki terhadap Israel Jurnal Hubungan Internasional □ Tahun IX, No.1,
Januari - Juni 2016
53
letak geografis kedua negara yang berdekatan memudahkan para produsen Turki
memasok komoditas ke Israel.111
Kapasitas inovasi dan teknologi Israel juga berperan penting bagi
perekonomian Turki Menurut Turkey-Israel Business Council, saat ini terdapat
sekitar 900 perusahaan Israel yang beroperasi di Turki maupun bekerja sama
dengan perusahaan-perusahaan Turki, yang melakukan kerja sama ini
dimanfaatkan Turki sebagai celah untuk memudahkan komoditas Turki masuk ke
pasar Eropa dan Amerika Serikat, karena Israel memiliki kerja sama perdagangan
bebas dengan Uni Eropa dan NAFTA. Tercatat sekitar 35 persen komoditas
integrasi Israel dan Turki bisa masuk ke pasar Amerika Serikat bebas pajak.112
Menurut data yang dirilis TurkStat, pada tahun 2011-2014 struktur impor
jasa Turki dari Israel didominasi oleh sektor layanan di bidang komputer,
informasi, dan komunikasi, yakni dengan nilai rata-rata 46,7 persen dari total nilai
impor jasa Turki dari Israel.113
Perusahaan Israel yang memiliki spesialisasi tinggi
di bidang riset dan pembangunan menjadikan Turki sebagai mitra untuk
mengembangkan produk baru dan teknologi terkini. Israel pun menyediakan akses
teknologi bagi perekonomian Turki, mulai dari perangkat lunak komputer dan
telepon selular, sistem irigasi air, teknologi informasi, hingga peralatan medis.114
Dampak positif dari normalisasi hubungan diplomatik Turki dan Israel
adalah Perusahan energi raksasa Turki, Zorlu Energy. Perusahaan tersebut
memiliki 25 persen saham Dorad Energy, pemilik pembangkit listrik 840
megawatt yang dibangun di kota Ashkelon, Israel. Zorlu Energy
menginvestasikan 1,2 miliar dolar AS untuk proyek ini. Hal lain adalah
kepentingan Israel untuk memiliki akses ke wilayah Turki untuk pembangunan
111
Andraina Ary Fericandra, Ambivalensi Implementasi Neo-Ottomanisme dalam
Kebijakan Luar Negeri Turki terhadap Israel (2014) Jurnal Hubungan Internasional □ Tahun IX,
No.1, Januari - Juni 2016 112
Andraina Ary Fericandra, Ambivalensi Implementasi Neo-Ottomanisme dalam
Kebijakan Luar Negeri Turki terhadap Israel (2014) Jurnal Hubungan Internasional □ Tahun IX,
No.1, Januari - Juni 2016 113
Andraina Ary Fericandra, Ambivalensi Implementasi Neo-Ottomanisme dalam
Kebijakan Luar Negeri Turki terhadap Israel (2014) Jurnal Hubungan Internasional □ Tahun IX,
No.1, Januari - Juni 2016 114
http://m.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/08/22/99804/normalisasi-turki-israel-
dan-dinamika-kawasan.html diakses 13 Juni 2017
54
pipa gas alam yang akan diekspor. Turki dianggap sebagai satu-satunya negara di
kawasan yang mampu menyediakan infrastruktur untuk menyalurkan gas Israel ke
negara-negara Barat. Di lain sisi, juga diharapkan peningkatan volume
perdagangan paska normalisasi. Pada tahun 2016 volume perdagangan Turki-
Israel mencapai 4 miliar dolar AS. Ekspor Turki ke Israel meningkat 13 persen
hingga ke level 2,7 miliar dolar AS dalam kurun pada 2015. Di saat yang sama,
impor Turki dari Israel menurun dari 2 miliar dolar AS (2010) menjadi 1,6 miliar
(2015).115
Dengan meratifikasi BITs, kerja sama investasi antara Turki dan Israel
mulai diimplementasikan, antara lain dengan penanaman investasi yang dilakukan
Israel di Turki sejak tahun 2000-an. Sementara itu, tahun 2014 tercatat nilai
investasi Israel di Turki cukup tinggi, sehingga menempatkan Israel di posisi ke-6
sebagai investor tertinggi bagi Turki dibandingkan negara-negara di seluruh Asia,
yakni setelah Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Jepang, Kuwait, dan Korea Selatan,
atau di posisi ke-4 tertinggi dibandingkan negaranegara di kawasan Timur
Tengah.116
Kebijakan Turki untuk mengurangi sikap keras terhadap Israel dibuktikan
dengan upaya normalisasi yang dilakukan oleh Turki dan Israel akhirnya menuai
hasil yang signifikan bagi hubungan ekonomi kedua negara. Keberhasilan upaya
kedua negara ini terindikasi dari kontinuitas eksistensi dan peningkatan kembali
kerja sama politik luar negeri antara Turki dan Israel. Pada tahun 2016 tercatat
volume perdagangan Turki dan Israel, nilai investasi Israel di Turki, dan angka
wisatawan Israel yang berkunjung ke Turki kembali melonjak tinggi, masing-
masing meningkat hingga 100 persen.117
Di sektor pariwisata, sektor ini merupakan salah satu sektor penting bagi
pertumbuhan ekonomi Turki karena berkontribusi besar bagi peningkatan GDP
115
http://m.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/08/22/99804/normalisasi-turki-israel-
dan-dinamika-kawasan.html diakses 13 Juni 2017 116
Andraina Ary Fericandra, Ambivalensi Implementasi Neo-Ottomanisme dalam
Kebijakan Luar Negeri Turki terhadap Israel (2009-2014) Jurnal Hubungan Internasional. Tahun
IX, No.1, Januari - Juni 2016 117
TurkStat, 2015a. Export by Country and Year: Top 20 Country in Exports. [daring].
dalam www.turkstat.gov.tr diakses pada 4 Desember 2015
55
dan lapangan kerja. Hal ini terbukti dari data yang dipublikasikan oleh Investment
Support and Promotion Agency Turki yang menunjukkan bahwa pada tahun 2014
pendapatan dari sektor pariwisata sekitar 30 milyar dolar AS memberi kontribusi
GDP tertinggi kedua setelah sektor pelayanan keuangan, dan lebih tinggi daripada
sektor-sektor industri lain, seperti manufaktur otomotif, pelayanan komunikasi,
pertambangan, pendidikan, dan manufaktur kimia. Sektor pariwisata juga
menciptakan sekitar 510.000 lapangan kerja atau 9 persen dari total lapangan
kerja yang ada di Turki. Menurut data yang dirilis oleh TurkStat total pendapatan
yang diperoleh Turki dari sektor pariwisata terus mengalami peningkatan yang
signifikan dari 19,6 milyar dolar AS (2009) menjadi 25,3 milyar dolar AS (2015).
Rata-rata 74% dari total pendapatan tahun 2014 diperoleh dari wisatawan asing,
sehingga peran wisatawan asing sangat penting bagi pendapatan sektor pariwisata
Turki. Untuk itu, Turki menjalin kerja sama pariwisata dengan berbagai negara,
termasuk dengan Israel.118
B. Penyebab Dampak Militer
Kenneth Waltz menjelasakaan bahwa dalam keadaan tertentu, militer
menjadi pilihan untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Negara menjadi
aktor utama dalam menentukan masa depan negera itu sendiri. Dalam kondisi
Turki yang dilematis seperti ini, kepentingan milter menjadi baggian dari faktor
konteks internasional sangat mempengaruhi kepentingan nasional. Hal-hal yang
mempengaruhi kebijakan Turki dalam melakukan normalisasi terhadap Israel
pada masa Reccep Tayyeb Erdogan berlangsung dalam konteks normalisasi
hubungan Turki dengan Israel paska tragedi Mavi Marmara.
National interest mempengaruhi Penyebab Dampak Militer. Perdana
Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan meningkatkan tekanannya dalam konflik
Israel-Turki dengan menyatakan ketersediaan Turki mengutus kapal perang Turki
untuk mengawal armada bantuan ke Jalur Gaza. Untuk mencegah Tragedi Mavi
Marmara tidak terulang kembali. Untuk menembus blokade Jalur Gaza, Perdana
118
TurkStat, 2015d. Export by Country and Year: Top 20 Country in Exports. [daring].
dalam www.turkstat.gov.tr diakses pada 4 Desember 2016
56
Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa dalam waktu dekat
armada bantuan Turki yang akan melintas di Jalur Gaza akan dikawal oleh kapal
perang Turki.119
Al-Jazeraa mengutip laporan kantor berita yang memberitakan, bahwa
Turki telah mengumumkan akan meningkatkan patroli armada angkatan lautnya
di sebelah timur Laut Tengah. Hal ini sebagai reaksi terhadap penolakan Israel
untuk meminta maaf kepada Turki. Erdogan juga menyatakan dengan tegas
bahwa tugas utama kapal-kapal militer Turki adalah untuk melindungi kapal-
kapal Turki dan warga negaranya yang melintas di jalur tersebut. Erdogan
mengatakan bahwa Angkatan Laut Turki akan memberikan bantuan kemanusiaan.
Bantuan ini tidak akan lagi merupakan sasaran serangan seperti yang terjadi pada
kapal Mavi Marmara.120
Menurut Waltz, aktivitas militer suatu negara akan berjalan apa bila ada
aksi dan reaksi sehingga menimbulkan kerja sama antara dua negara tersebut,
karena adanya interdefendence antarkedua negara. Dari lain sisi, Waltz juga
menjelaskan bahwa untuk mengamankan negara peran militer sangat dibutuhkan
dalam menjaga eksistensinya suatu negara dalam menjaga stabilitas suatu
negara.121
119
http://www.dw.com/id/angkatan-laut-turki-akan-kawal-kapal-bantuannya-ke-gaza/a-
15376247 diakses 13 Juni 2017 120
http://www.dw.com/id/angkatan-laut-turki-akan-kawal-kapal-bantuannya-ke-gaza/a-
15376247 diakses 13 Juni 2017 121
Kenneth N. Waltz, (1979), Theory of International Politics. California : Addison-
Wasley Publishing Company Inc.,(1979),165
57
Gambar 3.1 Weapon Sales of Israel
Sumber: Trading Economics.com/SIPRI
Dari data statistik disebutkan penjualan senjata Israel dalam kurun waktu
sejak 2009-2016. Pada grafik tersebut menjelaskan bahwa penjualan senjata Israel
mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu sejak terjadi konflik dengan
Turki pada 2010-2011 mengalami penurunan sebesar 82 miliar dolar AS.
Sepanjang 2010 sampai 2014 penjualan senjata Israel selalu mengalami
penurunan yang sangat signifikan, tentu ini menjadi bahan pertimbangan Israel
megambil keputusan dengan melakukan normalisasi dengan Turki adalah pilihan
terbaik. Seiring proses perbaikan yang dilaukan secara bertahap, nampak mulai
ada peningkatan penjualan senjata pada tahun 2014 yaitu sebanyak dua kali lipat
dari tahu-tahun sebelumnya paska Tragedi Mavi Marmara 2010. Tepatnya, pada
tahun 2016 yaitu paska normalisasi hubungan Turki-Israel, Israel menagalami
peningkatan yang sangat signifikan dari hasil penjualan senjata kepada Turki.122
Dalam jumpa pers di Istanbul, Presiden Turki, Presiden Recep Tayyip
Erdogan mengatakan, bahwa pada kenyataan ini Israel membutuhkan Turki di
122
https://tradingeconomics.com/israel/weapons-sales di akses April 2017
58
kawasan ini. Kami juga harus mengaku bahwa kami membutuhkan Israel. Turki
harus menerima Israel, saat kedua negara tersebut berupaya membicarakan
kesepakatan pemulihan hubungan. Turki, sebagai negara anggota NATO, adalah
sekutu utama Israel di kawasan itu sebelum dua negara tersebut berselisih karena
serbuan mematikan pasukan komando Israel pada 2010 terhadap kapal Mavi
Marmara, yang menuju Gaza (Palestina). Erdogan menimbulkan kegusaran
lanjutan di Israel dengan pernyataan bernada hasutan terhadap negara Yahudi
tersebut. Suasana menjadi berubah menyusul pemberitahuan pada 2015 kedua
pihak membuat kemajuan dalam pembicaraan rahasia untuk mencapai pemulihan
hubungan.123
Erdogan mengatakan, bahwa kami harus melihat teks tertulis untuk
memastikan tidak ada penyimpangan kesepakatan. Para pengulas menyatakan
pemulihan hubungan Turki-Israel dipercepat dengan keperluan Ankara
memperbaiki krisis diplomasi dalam hubungannya dengan Moskow setelah
penembakan pesawat perang Rusia. Pada bulan lalu, Israel juga menginginkan
Turki mencegah mata-mata Hamas, Salah Aruri, memasuki wilayahnya. Sejauh
ini, Israel tidak pernah memastikan kehadirannya.124
C. Penyebab Dampak Politik
Politik memiliki dampak yang sangat signifikan dalam mempengaruhi
hubungan Turki-Israel. Turki menolak laporan PBB dan mengatakan tidak akan
pernah mengakui keabsahan blokade dan menuntut dari Israel permohonan maaf
serta ganti rugi atas kematian sebagai prasyarat bagi normalisasi hubungan kedua
negara. Hubungan Turki-Israel sebelumnya dilihat sebagai tonggak stabilitas
regional. Turki juga menerapkan serangkaian sanksi terhadap Israel, negara yang
sebelumnya merupakan mitra dagang militer yang sangat penting. Duta besar dan
diplomat senior Israel juga diusir dari Ankara serta kesepakatan militer dibekukan
123 https://m.tempo.co/read/news/2016/07/19/117788829/ini-alasan-presiden-turki-
erdogan-bekerjasama-dengan-israel diakses 1 Juli 2017 124
https://m.tempo.co/read/news/2016/07/19/117788829/ini-alasan-presiden-turki-
erdogan-bekerjasama-dengan-israel diakses 1 Juli 2017
59
untuk sementara. Turki juga menegaskan dukungannya terhadap permohonan
Palestina di PBB untuk diakui kedaulatannya.125
Binali Yildirim (PM Turki) mengatakan, bahwa kedua negara akan secepat
mungkin mengirimkan kembali duta besar ke masing-masing negara. Para pejabat
mengatakan, pemulihan hubungan ini membuka peluang bagi kerjasama
eksplorasi gas bernilai ratusan miliar dolar yang tersimpan di Mediterania timur.
Kerry menyetujuai langkah Israel dan menyambut kesepakatan dengan baik, serta
mengatakan bahwa Israel bersedia membuka jalan bagi pemasok gas untuk Eropa.
Hal itu diharapkan agar dapat berimplikasi besar bagi perekonomian Israel.126
Hal
ini dikarenakan, Israel sangat tergantung kepada Turki dalam berbagai hal,
termasuk dalam politik.127
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, bahwa
kesepakatan membuka jalan bagi kemungkinan Israel memasok gas untuk Eropa
melalui Turki. Langkah itu dianggap strategis, karena saat ini Timur Tengah
sedang terpolarisasi oleh perang sipil di Suriah dan kemunculan kelompok militan
Islamic State (IS) yang mengancam keamanan kawasan.128
Pada pencabutan
blokade, setelah sekian lama akhirnya kapal bantuan kemanusiaan Turki diizinkan
masuk ke wilayah Gaza oleh Israel. Diizinkannya masuk kapal tersebut
merupakan hasil dari normalisasi hubungan Israel-Turki. Kapal bernama Lady
Leyla membawa kargo seberat 11 ribu ton yang berisi makanan, mainan, dan
suplai lainnya setelah meninggalkan Pelabuhan Mersin untuk menuju Gaza.129
Kapal tersebut diperkirakan akan masuk ke Gaza melalui Pelabuhan
Ashdod, Israel. Ribuan ton bantuan kemanusiaan itu dikirimkan Turki untuk
membantu warga Palestina di Gaza. Sebagaimana dikutip dari Russia Today,
125
http://www.dw.com/id/angkatan-laut-turki-akan-kawal-kapal-bantuannya-ke-gaza/a-
15376247 diakses 13 Juni 2017 126
_________, “Blokade atas Jalur Gaza Tak Dicabut,” Suara Merdeka 28 Juni 2016
(rtr,afp-mn-66), 15 127
http://mirajnews.com/2013/03/dibalik-permintaan-maaf-israel-kepada-turki.html diakses 13
Juni 2017 128
http://mirajnews.com/2013/03/dibalik-permintaan-maaf-israel-kepada-turki.html
diakses 13 Juni 2017 129
https://www.narotama.ac.id/download_berita/Setelah%20Sekian%20Lama.pdf diakses
31 Mei 2017
60
kapal Lady Leyla pada Jumat 1 Juli 2016 mendapatkan restu serta doa dari wakil
Perdana Menteri Turki, Versi Kaynak serta Duta Besar Palestina, Faed Mustafa
sesaat sebelum kapal tersebut berlayar menuju perairan Gaza. Kapal tersebut tiba
di Israel, dan dari sana bantuan kemanusiaan tersebut akan dibagikan kepada
warga Palestina.130
Pada kesepakatan baru ini, Turki bisa mengirimkan bantuan kemanusiaan
dan produk-produk non-militer ke Jalur Gaza dan menjalankan proyek
infrastruktur seperti pembangunan rumah sakit dan perumahan di wilayah
Palestina tersebut. Kendati demikian Israel tetap tidak mencabut blokade terhadap
Jalur Gaza. Padahal, pencabutan blokade itu merupakan satu dari tiga syarat yang
diajukan Ankara untuk normalisasi hubungan diplomatik. PM Netanyahu di Roma
mengatakan, bahwa blokade maritim atas Jalur Gaza tidak akan dicabut karena
Israel sangat berkepentingan dengan hal itu.131
Sejak 2008, Israel telah terlibat dalam tiga kali perang dengan militan
Palestina di Gaza. Israel menyatakan, blokade itu penting untuk menghindari
masuknya bahan-bahan yang bisa digunakan oleh Hamas untuk kepentingan
militer. Israel dan Turki akhirnya sepakat untuk menormalisasi hubungan
diplomatik dan mengakhiri rengganggnya hubungan akibat insiden kapal Mavi
Marmara pada 2010.132
Dalam kesempatan itu, Yildirim mengatakan bahwa di bawah kesepakatan
itu, blokade "grosir" di Gaza telah dicabut. Turki kini bisa mengirimkan bantuan
kemanusiaan dan produk non-militer ke Gaza. Pengiriman sebanyak 10 ribu ton
dilakukan dengan upaya yang difokuskan untuk mengatasi krisis air dan listrik di
Gaza. Pada konferensi pers Yildrim mengatakan bahwa saudara kita di Gaza telah
menderita banyak dan kami berharap dapat membuat mereka bisa bernafas dengan
kesepakatan ini. Hubungan Turki dan Israel semakin memburuk setelah militer
130
https://www.narotama.ac.id/download_berita/Setelah%20Sekian%20Lama.pdf diakses
31 Mei 2017
131 _________, “Blokade atas Jalur Gaza Tak Dicabut,” Suara Merdeka 28 Juni 2016, 15
132 _________, “Blokade atas Jalur Gaza Tak Dicabut,” Suara Merdeka 28 Juni 2016, 15
61
Israel membunuh 10 aktivis pro-Palestina Turki yang berlayar untuk mendobrak
blokade Israel di Jalur Gaza.133
Kantor berita IRNA melaporkan, bahwa ada dua hal tuntutan Israel
terhadap Turki yaitu : Pertama, penutupan kantor perwakilan politik Hamas di
Istanbul. Kedua, satu-satunya perselisihan yang tersisa antara Israel dan Turki
adalah permintaan Tel Aviv untuk menutup kantor politik-militer Hamas di
Istanbul. Menurut televisi NTV, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Israel
mengatakan bahwa tim negosiasi Israel dan Turki sangat menentukan dari
perundingan normalisasi hubungan kedua pihak. Sebuah formula yang
memungkinkan untuk mengatasi sengketa ini telah dicapai dalam beberapa pekan
terakhir. Besar kemungkinan kedua pihak akan menyelesaikan masalah tersebut
selama dua putaran terakhir negosiasi.134
Jurubicara Pemerintah Palestina Thaher Nunu, mamaparkan isi dari
pertemuan PM Turki Thayyib Recep Erdogan dangen PM Palestina Ismail
Haniyah, meliputi: Pertama, Haniyah menegaskan bahwa Turki memiliki rencana
kerja konprehensif bagi Jalur Gaza dengan nama proyek pengembangan Gaza.
Kedua, PM Turki menegaskan bahwa gerakan Hamas bukan teroris, namun
gerakan yang dipilih rakyat Palestina karena itu harus dihormati kehendak rakyat
ini. Ketiga, Erdogan juga menegaskan bahwa pembebasan blokade atas Jalur Gaza
asalah salah satu dari 3 syarat normalisasi hubungan Turki dengan entitas Zionis
Israel.135
Berbagai upaya verbal yang telah dilakukan oleh para pejabat tinggi
Pemerintah Turki, namun upaya ini belum menghasilkan peningkatan yang
signifikan pada kerja sama ekonomi Turki dengan Israel. Pada tahun 2012,
volume perdagangan luar negeri Turki dengan Israel justru merosot hingga 400
133
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160628081733-120-141430/israel-turki-
resmi-normalisasi-hubungan/ diakses 31 Mei 2017 134
http://parstoday.com/id/news/middle_east-i12412-
Turki_israel_kemungkinan_capai_kesepakatan_normalisasi diakses 31 Mei 2017 135
http://www.ikadi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=721:erdogan
-pembebasan-blokade-syarat-normalisasi-hubungan-turki-
israel&catid=61:mancanegara&directory=1&Itemid=1 diakses 31 Mei 2017
62
juta dolar AS. Akhirnya, sikap keras Turki terhadap Israel semakin melunak pada
tahun 2013 yang terlihat dalam upaya normalisasi hubungan kedua negara.136
Upaya normalisasi ini berawal pada 22 Maret 2013 ketika Perdana Menteri
Israel Benjamin Netanyahu secara resmi meminta maaf kepada Perdana Menteri
Erdogan atas insiden Mavi Marmara serta menyetujui untuk segera menyelesaikan
pembayaran kompensasi sebagai pemenuhan syarat normalisasi pertama dan
kedua yang diajukan oleh Turki. Permintaan maaf Israel pun memperoleh respon
positif dari Pemerintah Turki. Erdogan secara resmi menerima permintaan maaf
Israel dan menyayangkan hubungan kedua negara yang memburuk. Erdogan
menegaskan arti penting persahabatan dan kerja sama yang kuat selama berabad-
abad antara rakyat Turki dan Israel.137
Pemerintah Turki menyetujui untuk bekerja sama dengan Israel dalam
memperbaiki situasi kemanusiaan di wilayah Palestina sebagai bagian dari
pemenuhan persyaratan normalisasi ketiga. Pemerintah Turki juga sepakat untuk
segera menormalisasi hubungan dengan Israel secara penuh, serta membatalkan
tuntutan hukum terhadap para tentara Israel dan semua pihak pejabat Israel yang
terlibat dalam serangan Mavi Marmara.138
Turki bersikeras menuntut Israel melalui Palmer Report di PBB untuk
bertanggung jawab secara hukum atas serangan Mavi Marmara. Sikap kompromi
Turki terhadap Israel dan kesepakatan kedua negara untuk segera melakukan
normalisasi secara penuh mengindikasikan bahwa sikap Turki yang pro-Palestina
melunak.139
136
Andraina Ary Fericandra, Ambivalensi Implementasi Neo-Ottomanisme dalam
Kebijakan Luar Negeri Turki terhadap Israel (2009-2014. Jurnal Hubungan Internasional. Tahun
IX, No.1, Januari - Juni 2016 137
Prime Ministry Press Center of the Republic of Turkey, 2013. Press Statement:
Statements concerning the phone call between Turkish Prime Minister Recep Tayyip Erdoğan and
Israeli Prime Minister Netanyahu as agreed upon by the two sides. [online]. dalam
http://www.bbm.gov.tr/Forms/pgNewsDetail.aspx?Type=1&Id=4543[diakses pada 12 Februari
2017 138
Cohen, Matthew S., 2014. “Breakdown and Possible Restart: Turkish- Israeli Relations
under AKP”, Israel Journal of Foreign Affairs VIII: 1, hal 39-55. 139
Andraina Ary Fericandra, Ambivalensi Implementasi Neo-Ottomanisme dalam
Kebijakan Luar Negeri Turki terhadap Israel (2009-2014). Jurnal Hubungan Internasional vol. IX,
No.1, Januari - Juni 2016
63
Normalisasi antara Turki dan Israel adalah era baru yang menggambarkan
hubungan politik di Timur tengah. Sejak awal, banyak analis dan media Israel
telah menjelaskan kian lemahnya kekuasaan Isarael di Timur Tengah. Upaya
Israel mendekat ke Turki dapat dilihat sebagai upaya stabilisasi posisi Israel.
Dalam konferensi persnya di Roma, Netanyahu menggambarkan kesepakatan ini
sebagai kepentingan strategis Israel, dalam bidang keamanan, stabilitas regional,
dan ekonomi. Sebagai perdana menteri, Netanyahu mengaku bertanggung jawab
atas kepentingan strategis Israel. Ia harus menggunakan cara pandang jangka
panjang dan luas dengan berdasarkan pemahaman masalah internasional,
keamanan dan kebutuhan ekonomi Israel di masa kini dan akan datang.140
IRIB News melaporkan, bahwa kelanjutan upaya normalisasi hubungan
antara Turki dan Israel, Ksenia Svetlova, salah satu anggota Knesset, parlemen
Israel dalam lawatan resminya, tiba di Istanbul. Lawatan Svetlova, anggota Partai
Persatuan Israel ke Turki adalah kunjungan terbuka pertama yang dilakukan
seorang pejabat Tel Aviv ke Turki dalam enam tahun terakhir. Kunjungan
Svetlova dilakukan di tengah santernya pemberitaan terkait semakin dekatnya
waktu penandatanganan kesepakatan Ankara-Tel Aviv dengan maksud untuk
melupakan peristiwa-peristiwa tahun 2011 yang menyebabkan hubungan
keduanya memburuk.141
Surat kabar Turki, Hurriyet, Selasa malam lalu mengabarkan, Turki dan
Israel pada tanggal 26 Juni 2016 akan memulai kembali hubungan politiknya.
Sebelumnya seorang pejabat tinggi Turki mengatakan, rencananya delegasi-
delegasi pimpinan Feridun H. Sinirlioglu, Deputi Menteri Luar Negeri Turki dan
Joseph Ciechanover, Perwakilan khusus PM Israel, akan bertemu pada 26 Juni
140
https://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/07/15/97660/masa-depan-
normalisasi-hubungan-turki-dan-israel.html diakses 31 Mei 2017
141http://parstoday.com/id/news/world-i13039-
tindaklanjuti_normalisasi_hubungan_diplomat_israel_tiba_di_turki diakses 1 Julu 2017
64
2016. Pasca pertemuan itu kesepakatan dua pihak akan final dan akan
ditandatangani pada 26 Juni 2016 oleh masing-masing deputi menlu.142
Mohammed Kaya, kepala lembaga kemanusiaan İnsan Hak ve Hürriyetleri
(IHH), memiliki perspektif yang berbeda mengenai normalisasi ini. Dia
mengatakan, bahwa IHH tetap menolak permintaan maaf dan kompensasi Israel
atas insiden Mavi Marmara. IHH tetap berdiri pada tuntutan untuk mengangkat
blokade di Jalur Gaza secara penuh. IHH menekankan, proyek ekonomi dan
kemanusiaan di Gaza tidak akan berhasil selama blokade masih dilakukan. Begitu
juga Turki yang dinilai tidak akan bisa berbuat banyak meringankan problem
kemanusiaan selama Gaza masih diblokade. IHH memandang, bahwa situasi di
Gaza hanya bisa berkembang ketika blokade Israel benar-benar dicabut.143
Kaya memperingatkan kesepakatan Turki untuk menyampaikan bantuan
kemanusiaan untuk rakyat Palestina di Gaza melalui pelabuhan Ashdod Israel dan
penyeberangan Karam Abu Salem di Gaza selatan adalah bentuk pengakuan resmi
atas blokade Gaza.144
Normalisasi ini juga semakin rumit dengan sikap Israel yang
meminta Turki membatasi peran Hamas di Palestina. Padahal hubungan Turki dan
Hamas sedang dalam puncaknya. Dalam pidato di sidang umum PBB, Netanyahu
bahkan menyamakan Hamas dan ISIS. Sebuah tuduhan yang menunjukkan
pendirian Israel yang tidak akan pernah menerima Hamas.145
Karel Valansi, ahli Timur Tengah asal Turki yang menulis untuk media
Yahudi-Turki mengatakan bahwa setiap kesepakatan antara kedua negara
layaknya orang yang berjalan di atas kulit telur, yaitu akan ada kesempatan jatuh
dan gagal dalam setiap kesempatan.146
Ini tentunya akan menjadi peringatan bagi
Turki. Dengan semua konsekuensi politik ini, bukan tidak mungkin
142
http://parstoday.com/id/news/world-i13039-
tindaklanjuti_normalisasi_hubungan_diplomat_israel_tiba_di_turki diakses 1 Julu 2017 143
https://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/07/15/97660/masa-depan-
normalisasi-hubungan-turki-dan-israel.html diakses 31 Mei 2017 144
https://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/07/15/97660/masa-depan-
normalisasi-hubungan-turki-dan-israel.html diakses 31 Mei 2017 145
https://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/07/15/97660/masa-depan-
normalisasi-hubungan-turki-dan-israel.html diakses 31 Mei 2017 146
https://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/07/15/97660/masa-depan-
normalisasi-hubungan-turki-dan-israel.html diakses 31 Mei 2017
65
prediksi Jerusalem Post bisa menjadi benar yang menggambarkan normalisasi
Israel-Turki seperti: to stop fighting publicly, while quietly continuing to disagree
on virtually everything (menghentikan pertempuran secara terbuka, sementara
diam-diam terus tidak setuju pada hampir segala hal).147
Pada 20 Agustus 2016 Parlemen Turki meratifikasi perbaikan hubungan
diplomatik dengan Israel yang disepakati pemerintah kedua negara bulan lalu. Ini
sekaligus mengakhiri ketegangan selama enam tahun (2010-2016) dan memulai
babak baru hubungan kedua negara. Hubungan Turki-Israel mempunyai banyak
hambatan mendasar bagi kerjasama jangka panjang. Namun, kini terdapat
kebutuhan kedua negara untuk mengakhiri isolasi kawasan sehingga membuat
keduanya “berdamai” mencairkan ragam penghalang.
Adapun mengenai unsur-unsur perjanjian normalisasi hubungan Turki
dengan Israel meliputi : Pertama, pasca krisis Mavi Marmara, Turki menuntut
permintaan maaf dari Israel dan kompensasi 20 juta dolar AS bagi korban warga
negara Turki. Di sisi lain, Israel meminta inpunitas bagi tentara Israel yang terlibat
dalam serangan itu. Kedua, gengsi nasional dan pilihan politik dalam negeri telah
menghalangi upaya perbaikan hubungan selama beberapa tahun, namun
pertimbangan kawasan terkini dari Erdoğan dan Netanyahu telah mengubah arah
perkembangan politiknya di dua tahun terakhir. Ketiga, kepentingan kedua negara
memiliki kawasan yang mendukung stabilitas politik dalam negeri masing-
masing. Di satu sisi, Netanyahu membutuhkan lingkungan kawasan yang
mendukung stabilitas politik dalam negeri Israel. Di sisi lain, Erdoğan tengah
membutuhkan cara untuk mengatasi dampak dari upaya kudeta yang gagal baru-
baru ini di Turki. Maka, kini kedua belah pihak memilih untuk melanjutkan proses
normalisasi ini.148
Dilihat dari ketiga unsur utama dalam perjanjian tersebut: Pertama,
pendinginan tensi paska tragedi Mavi Marmara, Kedua, kompromi kepentingan
147
https://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/07/15/97660/masa-depan-
normalisasi-hubungan-turki-dan-israel.html diakses 31 Mei 2017 148
http://m.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/08/22/99804/normalisasi-turki-israel-
dan-dinamika-kawasan.html diakses 13 Juni 2017
66
nasional, dan Ketiga, lingkungan kondusif bagi stabilitas politik. Maka, ada dua
wilayah battlefield yang sangat mempengaruhi panjang pendek-nya stamina
perjanjian normalisasi Turki – Israel, yaitu: Jalur Gaza dan Suriah.
Masalah Jalur Gaza adalah masalah paling kontroversial dalam
pembicaraan normalisasi. Netanyahu memandangnya sebagai prioritas keamanan
nasional, sementara Erdoğan sangat mempertimbangkan angun publik domestik di
Turki yang kian anti Israel. Komprominya bertemu pada pembolehan Hamas
untuk terus beroperasi di Turki sebagai gerakan politik, namun dengan jaminan
Ankara mencegah Hamas mengganggu aset Israel di tanah Turki. Sebagai
imbalannya, Israel akan mengizinkan Turki untuk memberikan bantuan
kemanusiaan ke Gaza, namun harus melalui pelabuhan Ashdod dan pemeriksaan
Israel.149
Netanyahu berupaya untuk mengembalikan pola lama pada kebijakan
terhadap Palestina: Menghidupkan kembali peran Mesir sebagai perantara dengan
Otoritas Palestina di Tepi Barat, sementara Gaza tetap sengaja diabaikan. Adapun
Turki diandalkan sebagai komunikator dengan Hamas untuk meredam agresivitas
perlawanannya. Hal ini akan memberikan Netanyahu kontrol diplomasi lebih
besar dan mengurangi ketergantungan terhadap inisiatif klasik dari Perancis atau
Amerika Serikat dalam proses perundingan-perdamaian.150
Kendali diplomasi berbasis peran Mesir dan Turki ini dianggap Israel lebih
potensial untuk meredam gejolak di Gaza. Meskipun Israel menyadari potensi
kerentanan tema ini di Ankara, terutama jika Hamas dan Iran menghidupkan
kembali koordinasinya dan konfrontasinya terhadap Israel. Dalam hal tersebut,
Turki mendapatkan banyak simpati di Gaza. Perjanjian terbaru dengan Israel juga
149
http://m.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/08/22/99804/normalisasi-turki-israel-
dan-dinamika-kawasan.html diakses 13 Juni 2017 150
http://m.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/08/22/99804/normalisasi-turki-israel-
dan-dinamika-kawasan.html diakses 13 Juni 2017
67
dalam perjalanan dinamika ke depan akan sangat menguji hubungan Turki dengan
Hamas.151
Ada dua faktor utama yang menjadikan kerjasama Turki dengan Israel.
Pertama, mustahil bagi Israel mengambil resiko untuk menantang kelompok
Kurdi yang didukung “duet maut” AS dan Rusia. Kedua, mustahil bagi Turki
mengambil risiko secara terang-terangan yaitu dengan berkoordinasi dengan Israel
di kawasan Timur Tengah. Berdasarkan alasan ini, akhirnya pada 13 Juli 2016
Ankara mengumumkan langkah kompromi untuk melakukan normalisasi
hubungan. Erdoğan kini melihat kerjasama dengan Assad adalah satu-satunya cara
untuk mencegah ekspansionisme kelompok Kurdi di kawasan Turki yang
berdampak pada geliat separatisme Kurdi di Turki.152
Dalam upaya mengurangi musuh di kawasan dan meningkatkan
perdagangan, Turki memiliki kebijakan zero problem (tanpa masalah). Faktanya,
pada penembakan Turki terhadap pesawat perang Rusia pada 2015 membuat
Turki harus memperbaiki hubungannya dengan Israel. Moskow yang membalas
dengan sikap diplomatik dan ekonomi yang keras terhadap Ankara, direspon
dengan ragam upaya mengurangi jumlah musuhnya di kawasan tersebut.153
Berdasarkan ketiga penyebab ini yang membuat Turki mau melakukan
normalisasi hubungannya dengan Israel. Hubungan turki yang mengalami
keretakan dengan Israel mulai diperbaiaki berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan kejadian sebelumnya. Terkait keamanan negara Turki mulai
terancam akibat diapit oleh dua masalah dalam jangka waktu yang berdekatan,
yaitu masalah keteganagn hubungannya dengan Israel (2010) dan keteganan
hubungannya dengan Rusia paska penembakan Pesawat tempur milik Rusia yang
melintas di wilayah Turki (2015).
151
http://m.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/08/22/99804/normalisasi-turki-israel-
dan-dinamika-kawasan.html diakses 13 Juni 2017 152
http://m.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/08/22/99804/normalisasi-turki-israel-
dan-dinamika-kawasan.html diakses 13 Juni 2017 153
http://m.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/08/22/99804/normalisasi-turki-israel-
dan-dinamika-kawasan.html diakses 13 Juni 2017
68
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah penulis paparkan pada bab empat yaitu
menggunakan kerangka pemikirannya Kenneth N. Waltz dalam konsep
kepentingan nasional (national interest), penulis berkesimpulan bahwa aktivitas
suatu negara dapat mempengaruhi kebijak suatu negara yang awalnya bersikeras
keras menjadi lunak. Untuk pemulihan hubungan Turki-Israel yang sempat
memanas ternyata dilakukan secara bertahap. Berawal pada tahun 2011 Turki
menolak keputusan PBB yang menilai bahwa Israel tidak bersalah pada insiden
penembakan tersebut. Akibat tekanan politik Domestik Turki maka, Pemerintah
Turki menolak hasil tersebut sebab investigasi dilakukan oleh perwakilan AS.
Turki meminta negara lain yang dinilai lebih independen dalam melakukan
investigasi, hasilnya membuktikan bahwa insiden tersebut memakan korban 10
orang warga negara Turki. Hal ini membuat Turki marah dan memutuskan semua
bentuk kerja samanya dengan Israel, lebih lebih kerja sama militer.
John Burton melengkapi jawaban atas pertanyaan penelitian, adapun inti
dari resolusi konflik adalah kemauan dan kesepakatan dari kedua pihak yang
bertikai untuk membangun rasa saling percaya dan menimplementasikan
perdamaian yang komprehensif.
Kenneth Waltz berpendapat ada tiga penyebab yang dapat mempengaruhi
aktor (state) dalam memainkan perannya dalam merealisasikan politik
internasional, meliputi: Pertama, penyebab dampak ekonomi. Dampak ekonomi
dapat mempengaruhi pemulihan hubungan antar negara. Hubungan ekonomi
Turki-Israel semakin mesra setelah ada upaya dari Israel untuk memenuhi
tuntutan turki. Adapun salah satu kepentingan nasional Turki yang ada dalam tiga
tuntutan itu adalah Turki menuntut ganti rugi terhadap Israel dalam jumlah 20 juta
dolar AS. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebab ekonomi dapat
69
mempengaruhi pemuliahn hubungan Turki-Israel yang sempat memanas 2010
lalu.
Kedua, penyebab dampak militer. Dampak militer yang dapat
mempengaruhi adalah adanya kepentingan nasional Turki di bidang militer, dalam
pembahasan artikel 8 disebutkan bahwa militer dapat membuat memperkokoh
persahabatan mengingat sejarah hubungan Turki-Israel terjalin sejak lama maka
Turki membuat kebijkan untuk menembus blokade Jalur Gaza dengan
pengawalan oleh Tentara Angkatan Laut Turki terhadap kapal-kapalnya yang
akan mengirimkan bantuan seperti, makanan, obat-obatan, dan logistik ke Gaza,
Palestina. Militer juga bisa digunakan untuk menghindari perang selama masih
ada negoisasi. Negoisasi di sini adalah adanya tiga tawaran dari Turki terhadap
Israel dengan tujuan memperbaiki hubungan kedua negara. Militer digunakan
berdasarkan pertimbangan kosekuansi yang berdampak pada kerugian di masa
depan.
Ketiga, penyebab dampak politik. Interaksi antara unit dapat
mempengaruhi aktor dalam mengambil keputusan dengan mengedepankan
kepentingan nasional suatu negara. Dampak sebab politik politik di kawasan
menjadi alasan utama untuk menentukan kepentingan nasional suatu negara.
Mulai dari politik domestik, kemudian politik internasional. Adanya tekanan
publik yang memaksa pemeritah mengambil langkah politik luar negerinya.
Hubungan Turki-Israel diibaratkan seperti seseorang yang sedang berjalan di atas
kulit telur, sewaktu-waktu akan mengalami kerusakan yang tidak mungkin dapat
dihindari.
Gambaran normalisasi hubungan Turki-Israel seperti: to stop fighting
publicly, while quietly continuing to disagree on virtually
everything (menghentikan pertempuran secara terbuka, sementara diam-diam
terus tidak setuju pada hampir segala hal). Maksudnya, bahwa Turki tidak akan
melakukan pertempuran secara terbuka antara militer Turki terhadap Militer Israel
kecuali secara keadaan-keadaan tertentu.
70
John Burton menggunakan intervensi kemanusiaan dan negoisasi politik
kedua negara secara bilateral, serta menggunakan problem solving approach
sebagai landasan pentelesaiana masalah antara Turki-Israel sehingga tercipta
kesepakatan politik (political settlement) anrtar aktor konflik.
Pada 2011 Turki meminta pertanggungjawaban Israel yaitu dengan
memenuhi tiga tuntutan Turki. Tuntutannya adalah pertama Israel harus meminta
maaf kepada Turki, kedua Israel harus membuka blokade Jalur Gaza, dan ketiga
Israel harus membayar kompensasi sebagai ganti rugi atas meninggalnya warga
negara Turki pada insiden berdarah Mavi Marmara. Permintaan tersebut langsung
dijawab oleh Israel, pada tahun 2011 Israel menolak tiga tuntutan sekaligus
dengan maksud membela diri.
Seiring krisis semakin menyulitkan posisi Israel dalam melakukan
hubungan dengan negara-negara Barat dan Sekutu maka itu menjadi bahan
pertimbangan Israel. Tepatnya pada tahun 2012 Israel mulai mau memperbaiki
hubungannya dengan Turki, hal itu ditandai dengan kesiapan Israel untuk
memenuhi 3 tuntutan Turki. Tuntutan tersebut dipenuhi secara bertahap. Tahap
Pertama, yaitu tahun 2012 Israel bersedia meminta maaf terhadap Turki terkait
insiden berdarah yang menewaskan 10 aktivis yang berasal dari Turki pada
insiden Mavi Marmara. Kedua, selang satu tahun, tepatnya 2013 Israel bersedia
memenuhi tuntutan kedua Turki, yaitu Israel harus membuka blokade Jalur Gaza.
Ketiga, pada tahun 2016 Israel secara terbuka memenuhi tuntutan ketiga Turki,
yaitu Israel bersedia mengganti rugi atas korban Tragedi Mavi Marmara. Dengan
demikian, selesailah konflik antara Turki-Israel yang berlangsung kurang lebih
selama enam tahun.
Setelah dikabulkannya tiga tuntutan tersebut, maka hubungan bilateral
Turki-Israel belum mejadi pulih kembali. Israel juga megajukan syarat, yaitu
pembebasan kepada emapat komandan yang mengalami persidangan di Istanbul,
Turki. Pemenuhan-pemenuhan tuntutan kedua negara pun akhirnya tercapai sesuai
dengan kesepakatan. Hubungan Turki-Israel pun menjadi pulih kembali. Hal itu
ditandainya dengan dibukanya Kantor Duta besar Israel di Angkara, Turki dan
71
begitu juga sebaliknya. Hubungan Perdagangan Turki-Israel kemudian menjadi
lebih harmonis, terutama dalam inovasi tekologi, jasa, ekspor-impor, pariwisata,
dan kerjasama-kerjasama lainnya.
Menurut James N. Rosenau yang mengimplementasikan antara sumber
masyarakat (societal resources) dan sumber pemerintahan (gevermental
resources) dapat menentukan arah kebijakan luar negeri Turki sejak peristiwa
Mavi Marmara hingga kepada penyelesaiannya.
Normalisasi Turki dengan Israel menjadi tantangan nyata bagi Turki
sendiri, baik dalam mendukung perjuangan Palestina maupun dalam pertarungan
diplomatiknya terhadap Israel yang memiliki pasang-surut dan pengalaman
panjang dalam mengelola kekuasaan politik di kawasan. Erdogan yang memiliki
posisi kuat dalam geopolitik di Timur Tengah, dengan dukungan sejumlah negara
Arab dan masyarakat Palestina. Hubungan Turki-Israel adalah negara memiliki
sejarah panjang dan berliku dalam upaya diplomatik, khususnya bagi Israel.
Operasi militer Israel di Gaza bisa saja merusak pemulihan hubungan Israel dan
Turki. Hubungan Turki dengan rezim Zionis Israel sedang mengalami perluasan
dan hubungan ini bahkan telah melampaui level hubungan diplomatik dan
perdagangan.
Pada pernyataan kesimpulan terakhir, penulis menggambarkan hubungan
Turki dan Israel yang mengalami pasang-surut yang pada akhirnya menemukan
titik temu, dimana keduanya menjalin hubungan baik kembali, hal itu tentunya
dipengaruhi oleh interdefendensi masing-masing negara. Sebab ekonomi mejadi
faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi normalisasi dan stabilitas
kawasan.
Penulis memaparkan secara jelas tentang bagaimana perubahan kebijakan
luar negeri Turki melalui upaya-upaya normalisasi yang dilaukan oleh Turki dan
Israel dalam menjaga stabilitas kawasan yang sudah terjalin sejak lama, sehingga
terdapat kesepakatan melalui tahapan-tahapan tertentu dengan tujuan utama yaitu
normalisasi hubungan bilateral. Yaitu, ditandai dengan sikap turki yang
memberika tawaran kepada Israel. Hal tersebut membuat Israel berpikir kembali
72
mengingat Turki adalah salah satu sekutu penting Israel di kawasan Timur
Tengah, maka Israel pun akhirnya memberikan tawaaran juga kepada Turki. Pada
akhirnya kedua negara saling memenuhi tuntutan-tunttutan tersebut.
Perbaikan hubungan bilateral Turki-Israel ternyata memiliki kepentingan-
kepentingan tersendiri bagi kedua negara tersebut. Atas alasan ini maka kerjasama
Turki-Israel diharapkan mampu memperbaiki hubungan kerja samanya keduanya
guna memperkuat perekonomian dan militer masing-masing negara.
xii
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Burton, John. Conflict: Human Needs Theory. New York: St.Martin’s Press,
1990
Burton, John. Conflict: Resolution and Provention. New York: St. Martin’s
Press, 1990
Mardalis. Metodologi Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi
Aksara, 1993
Margono, S. Metodologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara, 1997
N, James Rosenau. World Politics: An Introduction. New York: The Free
Press, 1976
N, Kenneth Waltz. Man, States, and War: A Theoriticcal Analysis. New
York: Columbia University Press, 2001
N, Kenneth Waltz. Theory of International Politics. California : Addison-
Wasley Publishing Company Inc., 1979
S, Frederic Pearson dan J. Martin Rochester, International Relations: The
Global Condition in the Twenty-First Century, 4th
edition. New York: The McGraw-
Hill Companies Inc., 1998
Rosenau.et.al, World Politics, dalam Coloumbis and Wolfe: Introduction to
International Relation: Power and Justice, Englewood Cliffs: Prentice Hall, 1997
W, John Creswell, Educational Research: Planning, Conducting, and
Evaluating Quantitative and Qualitatif Research, 4th
edition. Boston: Pearson, 2008
W, John Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approach, 2nd
edition, USA: Sage Publications, 2003
B. Skripsi dan Tesis
xiii
A, Juliastri. “ Sikap Masyarakat Internasional terhadap Pembajakan Mavi
Marmara ” Universitas Hasnuddin Makasar, 2011
Muhammad Yustian Yusa, “Dinamika Kebijakan Perdaganan Luar Negeri
Turki pada Era Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan (2003-20011)”, Uniersitas
Indonesia, 2012
C. Jurnal, Artikel, dan Report
Putri, Amalia Handayani. “Kebijakan Turki Memutuskan Kerjasama Militer
Dengan Israel Tahun 2010 Vol. 3.2” (Februari 2012) 1-14
Ary, Andraina Fericandra. “Ambivalensi Implementasi Neo-Ottomanisme
dalam Kebijakan Luar Negeri Turki terhadap Israel (2014) 1” (Januari-Juni 2016) 1-
155
Sir Palmer, Chair President Alvaro Uribe, Vice-Chair Mr. Joseph
Ciechanover Itzhar, Mr. Süleyman Özdem Sanberk, Report of the Secretary-
General’s Panel of Inquiry on the 31 May 2010 Flotilla Incident, (September
2011),16
Cohen, Matthew S. “Breakdown and Possible Restart: Turkish-Israeli
Relations under AKP”, Israel Journal of Foreign Affairs VIII : 1, 39-55
D. Website
xiv
Aegi, “Turki Kurangi Kerjasama dengan Israel” tersedia di :
http://m.kompas.com/news/read/data/2010.06.04.1706593; Internet; duinduh
pada 28 Februari 2017
Anonim, “Hubungan Turki dan Israel Membaik” tersedia di :
http://www.dw.com/id/; Internet; diunduh pada 21 Juni 2017
Anonim, “Krisis denagn Israel, Turki Tolak Mediasi AS” tersedia di :
https://jurnaltoddoppuli.wordpress.com/2011/09/19/; Internet; diunduh 10
juni 2017.
Anonim, “Masa Depan Normalisasi Hubungan Turki dan Israel” tersedia di :
https://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/07/15/97660/html;
Internet; diunduh pada 31 Mei 2017.
Anonim,“Normalisasi Turki-Israel dan Dinamika Kawasan” tersedia di :
http://m.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/08/22/99804/html; Internet;
diunduh pada 13 Juni 2017.
Anonim, ”Ribuan Orang Demo kenang insiden Mavi Marmara” tersedia di :
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-
tengah/12/06/01/m4xrs2; Internet; diunduh pada 1 April 2017.
Anonim, ”Ribuan Orang Demo kenang insiden Mavi Marmar” tersedia di :
http://www.republika.co.id/; Internet; diunduh pada 26 Desember 2016.
Anonim, “Turkey’s Foreign Policy” tersedia di :
http://rudar.ruc.dk/handle/1800/10620; Internet; diunduh pada 18 Maret 2016.
Anonim, “Weapon Sales of Israel” tersedia di :
https://tradingeconomics.com diakses 1 April 2017.
Anonim, “Why Turkys Buying Chinese Missile System” tersedia di :
http://thediplomat.com; Internet; diunduh pada 21 April 2017.
xv
BBC, “Serang Kapal Mavi Marmara 4 Pensiunan Jenderal Israel Disidang Turki”
tersedia di :
https://news.detik.com/bbc-world/d-2083854/; Internet; diunduh 15 Mei
2017.
CNN, “Israel Berencana Bangun Pulau Buatan Di Lepas Pantai Gaza” tersedia di :
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160622140434-120-140103/;
Internet; diunduh 31 Mei 2017.
Deutsche Welle, “Komisi PBB Mulai Bahas Kejadian di Kapal Mavi Marmara”
tersedia di :
http://www.dw.com; Internet; diunduh pada tanggal 28 Desember 2016.
Ikadi, “Pembebasan Blokade Syarat Normalisasi Hubungan Turki-Israel” 2011,
tersedia di:
http://www.ikadi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=72
1; Internet; diunduh pada 31 Mei 2017.
IRIB News, “Tindak Lanjuti Normalisasi Hubungan Diplomat Israel Tiba di Turki”
tersedia di :
http://parstoday.com/id/news/world-i13039; Internet; diunduh pada 15 Juli
2017
KNPJABAR,“Kesepakatan Turki-Israel: Penghapusan Blokade Gaza dan
Konvensasi Korban Tragedi Mavi Marmara” tersedia di :
http://knrpjabar.or.id/; Internet; diunduh pada 25 Desember 2016.
Magdalena, “Deplu Israel rapat Darurat Bahas Sikap Turki” tersedia di :
https://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/WUcn9YSLTcc; Internet;
diunduh pada 12 Juni 2017.
Ministry of Foreign Affairs, “Statement by the Government of the Republic of
xvi
Indonesia Concern the Israeli Raid and Act of Viol” 31 May 2010 No.
107/PR/V/2010/53 [jurnal on-line] tersedia di :
http://www.kemlu.go.id/en/berita/siaran-pers/Pages/ Internet; diunduh pada
15 Juni 2013.
Muhaimin, “Perkenalkan Rasha Atamny Diplomat Muslim Paertama Israel” tersedia
di :
https://international.sindonews.com/read/1194621/43/l-1491412413; Internet;
diunduh pada 12 Juni 2017.
Muslim Daily, “Ribuan Warga Turki dan Masyarakat Asing Peringati 2 Tahun
Seranagn Israel di Kapal Mavi Marmara” tersedia di :
http://www.muslimdaily.net; Internet; diunduh pada 13 Juni 2017.
____, “Familes Outraged Turkish Court Dismisses Mavi Marmara Case Israel”
tersedia di :
https://www.turkishminute.com/2016/12/10/?utm_content=buffer9d01c&utm
medium=social&utm_source=twitter.com&utm_campaign=buffer; Internet;
diunduh pada 14 Juni 2017.
Pars Today, “Tindaklanjuti Normalisasi Hubungan Diplomat Israel Tiba di Turki”
tersedia di :
http://parstoday.com/id/news/world-i13039; Internet; diunduh pada 1 Juli
2017
Qodsna, “Turki Perluas Hubungan dengan Israel” tersedia di :
http://parstoday.com/id/news/world-i33394; Internet; diunduh pada 1 Juli
2017.
Saleh Aruri, “Ini Alasan Presiden Turki Erdogan Bekerjasama dengan Israel”
tersedia di :
https://m.tempo.co/read/news/2016/07/19/117788829/; Internet; diunduh
pada 1 Juli2017.
SINDONEWS, “Hubungan Israel Bisa Dipulihkan Asal” tersedia di :
xvii
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/15/12/28/o02n6
n366. Internet; diunduh pada 12 Juni 2017.
Tempo, “Israel Cabut Travel Warning ke Turki Pasca Insiden Flotila” tersedia di :
https://m.tempo.co/read/news/2010/07/21/115265165; Internet; diunduh pada
13 Juni 2017.
TurkStat, 2015d. Export by Country and Year: Top 20 Country in Exports [online]
Tersedia di :
http://www.turkstat.gov.tr; Internet; diakses pada 4 Desember 2016
VOA, “Pemerintah Israel Sesalkan Keputusan Turki Usir Duta Besar Israel” tersedia
di :
https://www.voaindonesia.com/a 129200293/97728.html; Internet; diunduh
pada 15 Juli 2017.
Anonim, “Korban Tragedi Kapal Mavi Marmara Tahun 2010 Bertambah Satu”
tersedia di :
http://www.dakwatuna.com/2014/05/25/51861/satu/#ixzz4myFIL9ZL;
Internet; diunduh pada 15 Juli 2017.
xviii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran I
Report of the Secretary-General’s Panel of Inquiry
on the 31 May 2010 Flotilla Incident Future
All relevant States should consult directly and make every effort to avoid a repetition
of the incident.
Facts, Circumstances and Context of the Incident
The Panel finds:
i. The fundamental principle of the freedom of navigation on the high seas is
subject to only certain limited exceptions under international law. Israel faces
a real threat to its security from militant groups in Gaza. The naval blockade
was imposed as a legitimate security measure in order to prevent weapons
from entering Gaza by sea and its implementation complied with the.
requirements of international law.
ii. The flotilla was a non-governmental endeavour, involving vessels and
participants from a number of countries.
iii. Although people are entitled to express their political views, the flotilla acted
recklessly in attempting to breach the naval blockade. The majority of the
flotilla participants had no violent intentions, but there exist serious questions
about the conduct, true nature and objectives of the flotilla organizers,
particularly IHH. The actions of the flotilla needlessly carried the potential
for escalation.
xix
iv. The incident and its outcomes were not intended by either Turkey or Israel.
Both States took steps in an attempt to ensure that events did not occur in a
manner that endangered individuals’ lives and international peace and
security. Turkish officials also approached the organizers of the flotilla with
the intention of persuading them to change course if necessary and avoid an
encounter with Israeli forces. But more could have been done to warn the
flotilla participants of the potential risks involved and to dissuade them from
their actions.
v. Israel’s decision to board the vessels with such substantial force at a great
distance from the blockade zone and with no final warning immediately prior
to the boarding was excessive and unreasonable:
a. Non-violent options should have been used in the first instance. In
particular, clear prior warning that the vessels were to be boarded and a
demonstration of dissuading force should have been given to avoid the
type of confrontation that occurred;
b. The operation should have reassessed its options when the resistance to
the initial boarding attempt became apparent.
vii. Israeli Defense Forces personnel faced significant, organized and violent
resistance from a group of passengers when they boarded the Mavi Marmara
requiring them to use force for their own protection. Three soldiers were
captured, mistreated, and placed at risk by those passengers. Several others
were wounded.
viii. The loss of life and injuries resulting from the use of force by Israeli forces
during the take-over of the Mavi Marmara was unacceptable. Nine passengers
were killed and many others seriously wounded by Israeli forces. No
satisfactory explanation has been provided to the Panel by Israel for any 5 of
the nine deaths. Forensic evidence showing that most of the deceased were
shot multiple times, including in the back, or at close range has not been
adequately accounted for in the material presented by Israel.
ix. There was significant mistreatment of passengers by Israeli authorities after
the take-over of the vessels had been completed through until their
deportation. This included physical mistreatment, harassment and
intimidation, unjustified confiscation of belongings and the denial of timely
consular assistance.
xx
Lampiran II
How to Avoid Similar Incidents in the Future
The Panel recommends:
With respect to the situation in Gaza
i. All relevant States should consult directly and make every effort to avoid a
repetition of the incident.
ii. Bearing in mind its consequences and the fundamental importance of the
freedom of navigation on the high seas, Israel should keep the naval blockade
under regular review, in order to assess whether it continues to be necessary.
iii. Israel should continue with its efforts to ease its restrictions on movement of
goods and persons to and from Gaza with a view to lifting its closure and to
alleviate the unsustainable humanitarian and economic situation of the
civilian population. These steps should be taken in accordance with Security
Council resolution 1860, all aspects of which should be implemented.
iv. All humanitarian missions wishing to assist the Gaza population should do so
through established procedures and the designated land crossings in
consultation with the Government of Israel and the Palestinian Authority.
General
v. All States should act with prudence and caution in relation to the imposition
and enforcement of a naval blockade. The established norms of customary
international law must be respected and complied with by all relevant parties.
The San Remo Manual provides a useful reference in identifying those rules.
vi. The imposition of a naval blockade as an action in self-defence should be
reported to the Security Council under the procedures set out under Article 51
of the Charter. This will enable the Council to monitor any implications for
international peace and security.
vii. States maintaining a naval blockade must abide by their obligations with
respect to the provision of humanitarian assistance. Humanitarian missions
must act in accordance with the principles of neutrality, impartiality and
humanity and respect any security measures in place. Humanitarian vessels
should allow inspection and stop or change course when requested.
xxi
viii. Attempts to breach a lawfully imposed naval blockade place the vessel and
those on board at risk. Where a State becomes aware that its citizens or flag
vessels intend to breach a naval blockade, it has a responsibility to take
proactive steps compatible with democratic rights and freedoms to warn them
of the risks involved and to endeavour to dissuade them from doing so.
ix. States enforcing a naval blockade against non-military vessels, especially
where large numbers of civilian passengers are involved, should be cautious
in the use of force. Efforts should first be made to stop the vessels by
nonviolent means. In particular, they should not use force except when
absolutely necessary and then should only use the minimum level of force
necessary to achieve the lawful objective of maintaining the blockade. They
must provide clear and express warnings so that the vessels are aware if force
is to be used against them.
Rapprochement
x. An appropriate statement of regret should be made by Israel in respect of the
incident in light of its consequences.
xi. Israel should offer payment for the benefit of the deceased and injured
victims and their families, to be administered by the two governments
through a joint trust fund of a sufficient amount to be decided by them.
xii. xii. Turkey and Israel should resume full diplomatic relations, repairing their
relationship in the interests of stability in the Middle East and international
peace and security. The establishment of a political roundtable as a forum for
exchanging views could assist to this end.
xxii
Lampiran III
Terms of Reference
of the Secretary-General’s Panel
of Inquiry on the 31 May 2010 Flotilla Incident
Establishment of panel
1. In the light of the Statement of the President of the Security Council dated 1
June 2010 (S/PRST/2010/9), the Secretary-General has established a panel of
inquiry on the incident that occurred on 31 May 2010.
Tasks
2. The Panel
(a) will receive and review interim and final reports of national investigations into
the incident;
(b) may request such clarifications and information as it may require from relevant
national
authorities.
3. In the light of the information so gathered, the panel will:
(a) examine and identify the facts, circumstances and context of the incident; and
(b) consider and recommend ways of avoiding similar incidents in the future.
4. The panel will prepare a report including its findings and recommendations and
submit
it to the Secretary-General.
Composition of the panel
xxiii
5. The panel, to be appointed by the Secretary-General, will be composed of a
Chair, A Vice-Chair and one member each from Israel and Turkey, with
recognized and relevant expertise.
Time Frame
6. The panel will hold its first meeting on 10 August 2010 at United Nations
Headquarters in New York. It will hold such further meetings at United
Nations Headquarters in New York as required. The panel will strive to submit
its final report to the Secretary General within six months taking into account
the progress of the national investigations. This timeline may be adjusted by
the Secretary-General depending on the progress of the panel’s work.
Location
7. The panel will be based at United Nations Headquarters in New York.
Secretariat
8. The UN Secretariat will provide secretariat services for the panel.
Dated: 10 August 2010
Place: New York
Chef de Cabinet
Vijay Nambiar
Executive Office of the Secretary-General
United Nations