3
NOTULENSI MORNING REPORT Laporan Jaga IGD RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan KASUS 1 An. HA/ 19 bulan (MRS 11/11/2015 pk 00.30 WITA) Assessment Diare akut dehidrasi ringan-sedang e.c. Rotavirus Diskusi dan saran: - Indikasi rawat inap pada kasus ini karena kondisi pasien yang sulit makan dan minum (intake sulit) sehingga dikhawatirkan bila dilakukan rehidrasi di rumah tidak berhasil dan jatuh dalam dehidrasi berat. - Pada follow up bangsal, dehidrasi teratasi sehingga assessment berubah menjadi ‘diare akut tanpa tanda dehidrasi’ penulisan sesuai pedoman pelayanan medis IDAI KASUS 2 Tn. S/ 48 tahun (MRS 11/11/2015 pk 12.30 WITA) Assessment - Fraktur terbuka 1/3 distal tibia et fibula dextra gr IIIB - DM tipe II Diskusi dan saran: - Prinsip tata laksana trauma selalu primary survey (ABCDE), kemudian saat secondary survey jangan hanya terfokus pada status lokalis. Harus waspada terutama dengan trauma kapitis.

Notulen MR 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan pagi

Citation preview

Page 1: Notulen MR 1

NOTULENSI MORNING REPORT

Laporan Jaga IGD RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan

KASUS 1

An. HA/ 19 bulan (MRS 11/11/2015 pk 00.30 WITA)

Assessment Diare akut dehidrasi ringan-sedang e.c. Rotavirus

Diskusi dan saran:

- Indikasi rawat inap pada kasus ini karena kondisi pasien yang sulit makan dan minum

(intake sulit) sehingga dikhawatirkan bila dilakukan rehidrasi di rumah tidak berhasil dan

jatuh dalam dehidrasi berat.

- Pada follow up bangsal, dehidrasi teratasi sehingga assessment berubah menjadi ‘diare akut

tanpa tanda dehidrasi’ penulisan sesuai pedoman pelayanan medis IDAI

KASUS 2

Tn. S/ 48 tahun (MRS 11/11/2015 pk 12.30 WITA)

Assessment - Fraktur terbuka 1/3 distal tibia et fibula dextra gr IIIB

- DM tipe II

Diskusi dan saran:

- Prinsip tata laksana trauma selalu primary survey (ABCDE), kemudian saat secondary

survey jangan hanya terfokus pada status lokalis. Harus waspada terutama dengan trauma

kapitis.

- Pada pasien DM yang akan dilakukan tindakan pembedahan harus dilaporkan dan

diperhatikan kadar gulanya karena berhubungan dengan teknis anestesi. Bila elektif harus

diregulasi dulu hingga <200 mg/dl. Bila cito regulasi dilakukan langsung di kamar operasi.

- Pada pasien HbsAg (+), kewaspadaan tenaga medis-paramedis harus ditingkatkan

pemakaian APD dengan benar.

- Pada pasien trombositopenia, hati-hati pemberian Ketorolac (i.v) dan Ranitidin (i.v).

Analgetik paling aman adalah Paracetamol 1 g (i.v). Untuk ulcer prophylaxis sebaiknya

maksimalkan rute enteral dulu (makan/ pemasangan NGT).

- Indikasi OREF fraktur terbuka grade III C (mutlak cito)

fraktur tipe high energy, massive soft tissue damage, kedalaman > 10 cm

Page 2: Notulen MR 1

fraktur terbuka grade IIIA (masih ada tempat untuk ORIF)

- Pada fraktur terbuka posisikan fragmen seanatomis mungkin untuk menghindari twisting

pembuluh darah (mencegah iskemia dan nekrosis)

- Penggunaan skor MESS memiliki golden period < 6 jam untuk memutuskan limb saving

atau amputasi. Bila onset > 6 jam, skor harus digandakan (tidak efektif).

KASUS 3

Tn. R/ 42 tahun (MRS 10/11/2015 pk 00.20)

Assessment Internal bleeding e.c. suspek ruptur organ padat e.c. luka tusuk abdomen

dengan peritonitis dan unstable haemodynamic

Diskusi dan saran:

- Kegawatan dalam trauma pada primary survey, masalah C (sirkulasi) harus diselesaikan

minimal 30 menit – maksimal 4 jam.

- Pada syok hipovolemik hitung estimated blood loss resusitasi cairan harus agresif (2-4

kali lipat EBL) bila perlu pasang IV line 4 jalur atau threeway dan dibolus. Secara kasar,

‘lebih baik oedem pulmo daripada syok hipovolemik’.

- Pemilihan cairan diawali dengan kristaloid lalu koloid. Koloid ideal adalah Gelafuschin

dimana tak ada batasan pemakaian dalam 1 hari tetapi hati-hati risiko alergi.

- Pada tindakan bedah cito, hasil laboratorium minimal ada yaitu golongan darah dan cross

match. Hasil pemeriksaan lain menyusul.

URGENT dibutuhkan STANDAR PELAYANAN MEDIK IGD