3
NOTULEN PRESENTASI MATA KULIAH LANDASAN PENDIDIKAN BAB 14 Dependency Theory in ComparativeEducation Tanggal Rapat : Selasa, 8 Desember 2014 Waktu : 10.00 Tempat rapat : Gedung D PPS UNNES Topik : REDUKSI KETERGANTUNGAN DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN NASIONAL MEWUJUDKAN GENERASI EMAS 1. Presenter : Agus Saefudin, Siti Arofah, (Suyatno = ijin) 2. Jumlah yang Diundang : 20 mahasiswa 3. Jumlah yang Hadir : 19 mahasiswa 4. Jumlah yang Tidak Hadir : 1 mahasiswa (Suyatno = ijin) 5. Susunan Acara : a. Penyampaian Materi Presentasi (terlampir makalah dan power point) b. Sesi Tanya Jawab: Sesi Tanya Jawab Tanya: 1. Pak Taufik: Bagaimana kalau teori ketergantungan dikaitkan dengan dunia kerja? Jawab: Agus Saefudin: Kemunculan teori ketergantungan (dependency theory) merupakan perbaikan sekaligus antitesis dari kegagalan teori pembangunan maupun modernisasi dalam tugasnya mengungkap jawaban kelemahan dua kelompok di dunia, yaitu negara maju (negara pusat) dengan negara berkembang (negara pinggiran). Teori ketergantungan jika dikaitkan dengan dunia kerja di Indonesia maka sangat terlihat dengan kasat mata bahwa kita sebagai negara berkembang masih memiliki ketergantungan yang tinggi dari negara maju pemilik modal. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sebagian besar perusahaan besar multinasional yang berada di Indonesia dimiliki oleh negara-negara asing sehingga praktis angkatan kerja kita sangat tergantung dari perusahan-perusahaan multinasional tersebut. Menurut saya, jika kita tidak memberdayakan masyarakat terutama berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia dan mengembangkan kewirausahaan dengan ekonomi kreatif maka selama itu pula kita akan tergantung dari pemilik modal. Pendidikan dengan demikian memiliki peran yang sangat strategis untuk mereduksi dan mengurangi mental ketergantungan dengan menanamkan jiwa kewirausahaan dan kemandirian serta keyakinan alih teknologi sehingga melalui pendidikanlah generasi emas paripurna yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual tinggi Indonesia akan menjadi macan Asia yang sebenarnya karena modalitas baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam kita sangat mendukung. Jadi, bapak dan ibu marilah kita didik siswa-siswi kita dengan kesungguhan dan penuh cinta kasih karena merekalah calon pemimpin masa depan yang mudah-mudahan akan membawa bangsa kita pada kejayaan, kedamaian, dan kesejahteraan yang adil dan merata bagi seluruh rakyat.

Notulen Presentasi Bab 14_Teori Ketergantungan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Catatan Diskusi tentang Teori Ketergantungan dalam pendidikan di Indonesia. Dalam era globalisasi tidk mungkin bangsa kita dapat hidup sendiri, keniscayaan kita membutuhkan bangsa-bangsa besar di dunia untuk dapat menjdi besar juga. Terpenting kita berupaya mengambil sisi positif hubungan internasional an memperkuat jati diri bangsa.

Citation preview

Page 1: Notulen Presentasi Bab 14_Teori Ketergantungan

NOTULEN PRESENTASI MATA KULIAH LANDASAN PENDIDIKAN

BAB 14 Dependency Theory in ComparativeEducation

Tanggal Rapat : Selasa, 8 Desember 2014

Waktu : 10.00

Tempat rapat : Gedung D PPS UNNES

Topik : REDUKSI KETERGANTUNGAN DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN

NASIONAL MEWUJUDKAN GENERASI EMAS

1. Presenter : Agus Saefudin, Siti Arofah, (Suyatno = ijin)

2. Jumlah yang Diundang : 20 mahasiswa

3. Jumlah yang Hadir : 19 mahasiswa

4. Jumlah yang Tidak Hadir : 1 mahasiswa (Suyatno = ijin)

5. Susunan Acara :

a. Penyampaian Materi Presentasi (terlampir makalah dan power point)

b. Sesi Tanya Jawab:

Sesi Tanya Jawab

Tanya:

1. Pak Taufik: Bagaimana kalau teori ketergantungan dikaitkan dengan dunia kerja?

Jawab:

Agus Saefudin:

Kemunculan teori ketergantungan (dependency theory) merupakan perbaikan sekaligus

antitesis dari kegagalan teori pembangunan maupun modernisasi dalam tugasnya

mengungkap jawaban kelemahan dua kelompok di dunia, yaitu negara maju (negara pusat)

dengan negara berkembang (negara pinggiran). Teori ketergantungan jika dikaitkan dengan

dunia kerja di Indonesia maka sangat terlihat dengan kasat mata bahwa kita sebagai negara

berkembang masih memiliki ketergantungan yang tinggi dari negara maju pemilik modal.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sebagian besar perusahaan besar multinasional

yang berada di Indonesia dimiliki oleh negara-negara asing sehingga praktis angkatan kerja

kita sangat tergantung dari perusahan-perusahaan multinasional tersebut. Menurut saya,

jika kita tidak memberdayakan masyarakat terutama berkaitan dengan kualitas sumber daya

manusia dan mengembangkan kewirausahaan dengan ekonomi kreatif maka selama itu pula

kita akan tergantung dari pemilik modal. Pendidikan dengan demikian memiliki peran yang

sangat strategis untuk mereduksi dan mengurangi mental ketergantungan dengan

menanamkan jiwa kewirausahaan dan kemandirian serta keyakinan alih teknologi sehingga

melalui pendidikanlah generasi emas paripurna yang memiliki kecerdasan intelektual,

kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual tinggi Indonesia akan menjadi macan Asia yang

sebenarnya karena modalitas baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam kita

sangat mendukung. Jadi, bapak dan ibu marilah kita didik siswa-siswi kita dengan

kesungguhan dan penuh cinta kasih karena merekalah calon pemimpin masa depan yang

mudah-mudahan akan membawa bangsa kita pada kejayaan, kedamaian, dan kesejahteraan

yang adil dan merata bagi seluruh rakyat.

Page 2: Notulen Presentasi Bab 14_Teori Ketergantungan

Siti Arofah:

Ketergantungan Negara-negara dunia ketiga (periphery) terhadap Negara-negara dunia

industri maju (center) harus direduksi baik dalam dunia ekonomi maupun pendidikan.

Contoh: Dalam dunia pendidikan, pemerintah seyogyanya benar-benar memikirkan

kurikulum yang tepat yang bisa diterapkan dalam system pendidikan di Indonesia yang bisa

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dan bermental wirausaha

yang bisa melahirkan generasi emas pencipta lapangan pekerjaan sekaligus pencipta siswa-

siswa/manusia penyedia lapangan pekerjaan sehingga, Indonesia tidak lagi dijadikan pasar

bagi Negara indusri maju untuk memasarkan produk-produk “jadi” mereka. Menghadapi

bonus demografi 2035 di mana terjadi ledakan jumlah penduduk produktif, Indonesia tidak

akan lagi khawatir akan terjadinya pengangguran penduduk produktif karena pendidikan

telah memiliki generasi emas yang siap menciptakan dan menyediakan lapangan pekerjaan

secara mandiri tanpa ada ketergantungan lagi pada pemerintah.

2. Dyah:

a. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, tetapi mengapa

sekolah-sekolah di Indonesia yang menerapkan Bahasa Inggris sebagai unggulan dalam

berkomunikasi justru dianggap lebih bagus sehingga banyak sekolah berlomba-lomba

menggunakan pengantar Bahasa Inggris karena sekolah seperti ini yang laku dan

bergengsi di masyarakat kita. Mengapa hal ini bisa terjadi bukankah Bahasa Indonesia

seharusnya berupaya mereduksi ketergantungannya dalam penggunaan bahasa Inggris

dan lebih mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia seperti halnya dengan jepang

yang sampai sekarang tetap menjaga pelestarian bahasa Jepang di negaranya.

b. Mengapa Jepang konsisten mempertahankan nilai-nilai luhurnya sementara di

Indonesia tidak?

Jawab:

Agus Saefudin:

Secara resmi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia bahasa pengantar dalam

dunia pendidikan adalah Bahasa Indonesia, kecuali pada sekolah asing yang berada di Indonesia.

Hal ini telah diatur dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang bendera, bahasa, dan

lambang negara serta lagu kebangsaan. Pasal 29 ayat 1 menyatakan bahwa Bahasa Indonesia wajib

digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional, selanjutnya ayat (2) Bahasa

pengantar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan bahasa asing untuk tujuan

yang mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik. Sebagaimana uraian kami di atas

bahwa kita sebagai negara berkembang yang masih memiliki ketergantungan tinggi terhadap

negara maju, maka konsekuensi dari hubungan internasional serta terbukanya era informasi

melalui internet dan dengan posisi Bahasa Inggris yang merupakan bahasa komunikasi utama

dalam hubungan internasional, maka tumbuh kepercayaan di masyarakat bahwa dengan

menguasai bahasa asing maka kita akan disebut sebagai modern dan maju serta dapat lebih

mengembangkan diri. Kita dapat mengambil contoh bahwa dalam dunia pendidikan

perkembangan teknologi dan ilmu-ilmu terapan hampir sebagian besar berasal dari negara maju

dan menggunakan bahasa Inggris. Apalagi jika kita melihat bahwa budaya asing dengan komunikasi

bahasa Inggris dianggap oleh sebagian besar masyarakat kita sebagai simbol kemajuan dan

modernitas maka tidak salah ketika masyarakat akhirnya menilai bahwa sekolah di Indonesia yang

Page 3: Notulen Presentasi Bab 14_Teori Ketergantungan

menerapkan Bahasa Inggris sebagai unggulan dalam berkomunikasi justru dianggap lebih bagus

sehingga banyak sekolah berlomba-lomba menggunakan pengantar Bahasa Inggris karena

sekolah seperti ini yang laku dan bergengsi di masyarakat kita.

Jepang berbeda dengan Indonesia. Jepang termasuk pada kelompok negara maju sehingga

Jepang menjadi acuan juga dalam pembangunan dan peradaban bangsanya. Dilihat dari segi

pendidikan, ekonomi, juga sumber daya alam Jepang merupakan kelompok negara maju dan

ikut menentukan percaturan dunia. Keberhasilan Jepang tidak lapas dari kuatnya karakter dan

jati diri sebagai warga Jepang. Nasionalisme warga Jepang sangat tinggi sehingga dalam dunia

pendidikan dan pergaulan dunia mereka selalu menggunakan bahasa sendiri yaitu bahasa

Jepang sehingga bahasa jepang juga termasuk sebagai bahasa asing yang banyak dipelajari oleh

warga negara lain yang akan belajar banyak dari Jepang.

Siti Arofah:

Sebagai Negara berkembang dan bagian dari masyarakat Internasional, Indonesia tidak bisa

lepas dari pergaulan Internasional. Indonesia harus proaktif melakukan hubungan multilateral

dengan Negara-negara lain untuk melakukan kerjasama dalam berbagai bidang demi

tercapainya tujuan pembangunan nasional yaitu terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur

dan salah satu konsekuensinya adalah harus menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa

Internasional. Untuk itu Indonesia harus tetap menyediakan ruang bagi bahasa Inggris dalam

dunia pendidikan sebagai salah satu bahasa asing yang wajib dikuasai oleh rakyat Indonesia jika

tetap ingin diakui perannya di mata Internasional, apalagi, untuk bisa melanjutkan pendidikan di

luar negeri, semua warga Negara dunia harus mencapai skor TOEFL atau IELT yang ditetapkan

lembaga pendidikan Internasional yang sifatnya universal. Sedangkan Jepang, merupakan

Negara industri maju yang memiliki posisi “bargaining power” yang kuat yang bisa dikatakan

sebagai salah satu “Raksasa Ekonomi” Sebagai negara maju di bidang ekonomi,[11] Jepang

memiliki produk domestik bruto terbesar nomor dua setelah Amerika Serikat, dan masuk dalam

urutan tiga besar dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Jepang adalah anggota

Perserikatan Bangsa-Bangsa, G8, OECD, dan APEC. Jepang memiliki kekuatan militer yang

memadai lengkap dengan sistem pertahanan moderen seperti AEGIS serta skuat armada besar

kapal perusak. Dalam perdagangan luar negeri, Jepang berada di peringkat ke-4 negara

pengekspor terbesar dan peringkat ke-6 negara pengimpor terbesar di dunia. Sebagai negara

maju, penduduk Jepang memiliki standar hidup yang tinggi (peringkat ke-8 dalam Indeks

Pembangunan Manusia) dan angka harapan hidup tertinggi di dunia menurut perkiraan PBB.[12]

Dalam bidang teknologi, Jepang adalah negara maju di bidang telekomunikasi, permesinan, dan

robotika. Jadu, jika Jepang tidak menggunakan bahasa Inggris, Jepang masih tetap eksis, diakui

keberadaannya oleh dunia Internasional. Namun sebaliknya jika Indonesia tidak member ruang

bagi penggunaaan bahasa Inggris dalam sistim pendidikannya, Indonesia akan mengalami

kerugian yang berdampak pada tersisihnya Indonesia dari pergaulan Internasional yang tentunya

merugikan bangsa Indonesia yang sedang berjuang menjadi Negara maju.

Perlu adanya keteladanan dari pemimpin Negara kita dalam mempertahankan nilai-nilai luhur

bangasa. Presiden kita menyekolahkan anaknya di Malaysia bagaimana kita bisa mendidik anak2

kita untuk bangga akan produk dalam negeri? Tidak sejalannya antara apa yang kita ajarkan

dengan apa yang kita lakukan, Kita sebagai guru bangga memakai produk Jepang dan cina

sementara di sekolah kita mengajarkan npendidikan karakter nasionalisme. Secara historis

Negara kita berbeda dengan Negara jepang Finlandia. Indonesia termasuk Negara dunia ketiga

yang bekas jajahan belanda jepang.

6. Penutup : Presentasi ditutup oleh Bapak Agus Saefudin pada pukul 12.00 WIB.