Upload
irma-setyawati
View
136
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
jadilah sang pembuat mimpi yang akan merealisasikan mimpinya dan bebaslah seperti elang di langit
nove_dirgannove_dirgan
LAPORAN IPN FFT (Feed Formulation Training) OR HIMASITER sekilas tentang Nutrisi Pakan
MINGGU, 01 MEI 2011
Laporan Praktikum IPN 5 Aktivitas Enzim (Ivan Noveanto)
Laporan Praktikum Ke: 5 (lima) Hari/Tanggal: Senin/ 28 Maret2011Integrasi Proses Nutrisi Tempat Praktikum:Lab. Fisiologi
(BFM) Nama Asisten: Fatma Sari
AKTIVITAS ENZIM
Ivan NoveantoD24090041
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKANFAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR2011
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi
metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim atau aktivitas
enzim terganggu maka reaksi metabolisme sel akan terhambat sehingga
pertumbuhan sel juga terganggu. Enzim mengatur kecepatan dan
kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Walaupun
enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak
harus berada di dalam sel. Reaksi yang dikendalikan oleh enzim antara
lain ialah respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot,
fotosintesis, fiksasi, nitrogen, dan pencernaan. Secara garis besar
sumber enzim dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu hewan, tanaman dan
mikroba.
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu; pH dan
keasaman; konsentrasi substrat, enzim, dan kofaktor; inhibitor enzim;
serta toksik enzim. Karena enzim adalah protein, maka enzim dalam
pakan yang rentan terdenaturasi atau rusak oleh enzim pencernaan atau
sesuatu yang dapat mengubah struktur enzim terutama suhu panas.
Umumnya enzim mengalami denaturasi pada suhu diatas 50oC.
Walaupun demikian ada beberapa enzim yang tahan terhadap suhu
tinggi, misalnya taka-diastase dan tripsin.
Salah satu enzim yang akan dibahas dalam praktikum kali ini adalah
enzim urease. Enzim urease merupakan enzim yang menguraikan urea
menjadi ammonia dan karbondioksida. Peran utama urease adalah
Join this siteJoin this sitew ith Google FriendConnect
Members (4)
Already a member? Sign
in
KAWAN-KAWAN
Cari
TEMPAT CARI SESUATU
► 2012 (4)
▼ 2011 (6)
► Desember (1)
▼ Mei (4)
Laporan PraktikumIPN 5 AktivitasEnzim (IvanNove...
Laporan PraktikumIPN 4 Mineral(Ivan Noveanto)
Laporan PraktikumIPN 1 Pengenalanalat-alat Labor...
Laporan PraktikumIPN 2 Buffer (IvanNoveanto)
► April (1)
► 2010 (2)
ARSIP BLOG
nove_dirgan
Indonesia
Bertindak dan melangkah
dengan pasti menjadi
pionir, yaitu pionir yang
baik untuk diikuti agar
lebih maju.
Lihat profil lengkapku
MY PROFILE
Ada kesalahan di dalam
gadget ini
0BagikanBagikan Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk
11/12/12nove_dirgan: Laporan Praktikum IPN 5 Aktivitas Enzim (Ivan Noveanto)
2/10novedirgan.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-ipn-5-aktivitas-enzim.html
menyediakan energi internal dan eksternal bagi organisme untuk
menggunakan urea atau hidroksiurea sebagai sumber nitrogen. Faktor
yang mempengaruhi aktivitas urease adalah konsentrasi, suhu, dan pH.
Aktivitas urease meningkat sebanding dengan peningkatan suhu.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan suhu dan lama
perlakuan suhu terhadap aktivitas enzim urease dalam mengkatalis reaksi kimia.
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai
katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi)
dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat
akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk.
Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat,
yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim
agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan
metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter (Gaman dan
Sherrington, 1992).
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk
menghasilkan senyawa intermediet melalui suatu reaksi kimia organik
yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan
reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi
membutuhkan waktu lebih lama. Enzim bekerja di dalam sel dan hanya
sebagian kecil yang bekerja di luar sel. Enzim yang bekerja di dalam sel
disebut enzim intraseluler, misalnya enzim katalase yang berfungsi
memecah senyawa-senyawa berbahaya. Sementara enzim yang bekerja
di luar sel, disebut enzim ekstraseluler. Enzim-enzim tersebut
mengendalikan reaksi biokimia, seperti respirasi, pertumbuhan,
perkecambahan, fotosintesis, pencernaan, dan lain-lain. Beberapa faktor
yang mempengaruhi enzim antara lain: suhu; pH atau keasaman;
konsentrasi enzim, substrat, dan keasaman; dan inhibitor enzim.
Jenis Enzim dan Aktivitasnya
Ada beberapa jenis enzim yang dikenal, di antaranya sebagai berikut.
1. Hidrolase
Hidrolase adalah enzim yang memerlukan bantuan air dalam proses
menguraikan zat. Enzim ini bisa dikelompokkan menjadi beberapa jenis.
a. Karbohidrase adalah enzim yang menguraikan karbohidrat, misalnya:
enzim amilase yang menguraikan amilum menjadi maltose,
enzim maltase yang menguraikan maltosa menjadi glukosa,
enzim ukrase yang mengubah sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa,
enzim laktase yang mengubah laktase menjadi glukosa dan
galaktosa,
enzim selulase yang menguraikan selulosa menjadi selobiosa, dan
enzim pektinase yang menguraikan pektin menjadi asam-pektin.
b. Esterase adalah golongan enzim yang berfungsi memecah ester:
enzim lipase yang menguraikan lemak menjadi asam lemak, dan
enzim fosfatase yang menguraikan ester menjadi asam fosfat.
c. Protease adalah enzim yang berfungsi menguraikan protein, misalnya:
11/12/12nove_dirgan: Laporan Praktikum IPN 5 Aktivitas Enzim (Ivan Noveanto)
3/10novedirgan.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-ipn-5-aktivitas-enzim.html
enzim peptidase yang menguraikan peptida menjadi asam amino,
enzim gelatinase yang berfungsi menguraikan gelatin, dan
enzim renin yang berfungsi menguraikan kasein susu.
2. Oksidase dan Reduktase
Oksidase dan reduktase adalah enzim yang berperan aktif membantu
proses oksidasi dan reduksi. Enzim ini bisa dikelompokkan menjadi dua.
Dehidrogenase adalah enzim yang mengubah zat-zat organik
menjadi hasil-hasil oksidasi.
Katalase adalah enzim yang menguraikan hidrogen peroksida
menjadi air dan oksigen.
3. Desmolase
Desmolase adalah enzim yang memutuskan ikatan C-C, C-N, dan dapat
dikelompokkan menjadi dua.
Karboksilase, adalah enzim yang mengubah asam piruyat menjadi
asetaldehida.
Transaminase adalah enzim yang mengubah amine menjadi asam
amino.
(Montgomery, 1993).
Kontrol Aktivitas Enzim
Untuk mencapai keadaan transisi dan berubah menjadi produk, substrat
memerlukan tenaga yang sangat besar. Tanpa campur tangan enzim, proses
tersebut memakan waktu yang sangat lama. Enzim menangkap substrat dan
menekan energi aktivasi sehingga mempercepat reaksi kimia dalam sel.
Dalam aktivitasnya, enzim menciptakan lingkungan dengan transisi
terstabilisasi, terdistribusi muatan berlawanan, membentuk lintasan alternatif,
dan menggiring substrat pada orientasi yang tepat untuk bereaksi. Untuk
mencapai aktivitas optimal, beberapa enzim bekerja sendiri dan sebagian lagi
memerlukan komponen tambahan berupa molekul nonprotein yang disebut
kofaktor. Bentuknya bisa berupa gugus prostetik yang mengikat kuat atau
berupa koenzim melepaskan diri saat reaksi kimia terjadi.
Dalam satu detik, melakukan reaksi hingga jutaan kali supaya bisa
menjalankan fungsinya dengan baik. Reaksi tersebut dipengaruhi oleh
temperatur, asam basa, kadar garam, dan inhibitor, yaitu senyawa kompetitif
yang menghalangi pengikatan substrat oleh enzim.
Aktivitas enzim di dalam tubuh makhluk hidup dikontrol sel dengan cara
sebagai berikut.
1. Produksi enzim dikontrol berkaitan dengan respon sel terhadap
lingkungan, dengan cara transkripsi dan translasi gen enzim, dan bentuk
regulasinya disebut induksi atau inhibisi. Pada kasus penggunaan penisilin
sebagai antibiotik, enzim beta-laktamase menginduksi hidrolis cincin
beta-laktam pada penisilin dan membuat bakteri resistan terhadap
penisilin.
2. Membuat lintasan metabolisme beragan dalam kompartemen sel yang
berbeda bisa mengkompartemenkan enzim. Misalnya, lintasan majemuk
pada sitosol, retikulum endoplasma, dan aparat golgi, sekelompok enzim
lainnya dalam mensintesis asam lemak.
3. Inhibitor dan aktivator meregulasi enzim dengan mekanisme umpan balik
11/12/12nove_dirgan: Laporan Praktikum IPN 5 Aktivitas Enzim (Ivan Noveanto)
4/10novedirgan.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-ipn-5-aktivitas-enzim.html
untuk efisiensi dalam alokasi zat dan energi dan menghindari pembuaran
produk secara berlebihan.
4. Regulasi enzim juga dapat dilakukan melalui modifikasi
pascatranslasional, meliputi fosforilasi, miristoilasi, dan glikosilasi.
Contohnya, polipeptida yang melakukan pembelahan rantai.
5. Regulasi juga dipengaruhi oleh beberapa enzim yang teraktivasi saat
beradap di lingkungan lain.
Kontrol aktivitas tersebut diperlukan untuk menjaga homeostasis dan
malfungsi enzim yang bisa menimbulkan penyakit dan penyimpangan genetika
(Hawab et al., 1989).
Rumen
Ruminansia mempunyai lambung-lambung yang besar, yaitu abomasum,
dan lambung muka yang membesar yang mempunyai tiga ruangan, yaitu rumen,
retikulum, dan omasum (Arora, 1989). Ruminansia mampu mencerna serat
dengan baik. Hal ini dikarenakan ternak ruminansia memiliki saluran pencernaan
yang kompleks yang mampu mencerna hijauan (Williamson dan Payne, 1993).
Kondisi dalam rumen adalah anaerobik dan mempunyai temperatur 38 – 42oC.
Saliva yang masuk ke dalam rumen berfungsi sebagai buffer dan membantu
mempertahankan pH tetap pada 6,8 (Arora, 1989).
Dari empat bagian perut tersebut, rumen merupakan bagian perut yang
terbesar dengan berbagai kantong yang menyimpan dan mencampur ingesta
bagi fermentasi mikroba. Pencernaan fermentatif makanan oleh mikroba rumen
akan berlangsung baik apabila didukung oleh kondisi yang sesuai untuk
kehidupan mikroba.
Di dalam rumen ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba)
terdapat populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya. Cairan rumen
mengandung bakteri dan protozoa. Konsentrasi bakteri sekitar 10 pangkat 9
setiap cc isi rumen, sedangkan protozoa bervariasi sekitar 10 pangkat 5 - 10
pangkat 6 setiap cc isi rumen (Sutardi, 1977). Beberapa jenis bakteri/mikroba
yang terdapat dalam isi rumen adalah (a) bakteri/mikroba lipolitik, (b)
bakteri/mikroba pembentuk asam, (c) bakteri/mikroba amilolitik, (d)
bakteri/mikroba selulolitik, (e) bakteri/mikroba proteolitik.
Kacang-kacangan
Kacang-kacangan salah satu sumber protein nabati. Jenis kacang yang
dipakai adalah kacang hijau, kacang tanah, dan kacang kedelai.
Kacang hijau
Kacang hijau mempunyai komposisi zat gizi per 100 gram bahan mentah :
energi (323 kal), air (15,5 gr), protein (22,99%), lemak (1,5 gr), karbohidrat
(56,80 gram), serat (7,5 gram), abu (3,3 gram), kalsium (223 gram), fosfor
(319 gram), besi (7,5 mg), vitamin B1 (0,46 mg), vitamin C ( 10 mg), karoten
total (223 mkg) (Slamet dan Tarwotjo, 1980).
Protein kacang hijau mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan manusia. Kekurangan pada kacang hijau adalah terletak
pada kandungan metionin dan sistin, tetapi mempunyai kandungan leusin, lisin,
isoleosin, dan trptophan yang cukup tinggi (Patty, Jacob Richard. 1994)
Kacang tanah
Kacang tanah memiliki kandungan lemak 44,6 gr dan kalori 595 kkal
lebih tinggi daripada kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, dan kacang
merah (Woodrof, 1983).
Menurut Woodrof (1983), pengolahan kacang tanah dengan panas akan
11/12/12nove_dirgan: Laporan Praktikum IPN 5 Aktivitas Enzim (Ivan Noveanto)
5/10novedirgan.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-ipn-5-aktivitas-enzim.html
memperbaiki aroma, flavour dan tekstur kacang, tetapi akan menurunkan daya
tahan komponen minyak karena rusaknya antioksidan alami. Sebagian besar
ketengikan yang terjadi pada kacang tanah ini terutama disebabkan minyak
yang dikandungnya. Pengeluaran sebagian atau seluruh minyak akan membuat
kacang tanah lebih tahan.
Kacang kedelai
Kacang kedelai mengandung protein 37,7 gr ; kalsium 245,5 mg ; fosfor
632,4 mg; besi 8,6 mg ; dan vitamin B1 1,2 mg lebih tinggi dibandingkan
dengan kacang tanah, kacang merah, dan kacang hijau. Menurut Somaatmadja
(1964) protein kedelai mempunyai sifat khusus yaitu mampu mengikat air,
memiliki daya emulsi, pembentuk gel, pembentuk lapisan film, pembentuk
adonan, dan pengental.
Kacang kedelai mempunyai rasa langu karena keberadaan enzim
lipoksigenase. Enzim ini umumnya terdapat pada bagian lembaga pada kacang-
kacangan. Kacang kedelai mempunyai aktivitas enzim lipoksigenase paling aktif
daripada kacang tanah, kacang hijau dan kacang merah (Ketaren, 1986).
Enzim lipoksigenase mengkatalisa oksida asam lemak tidak jenuh sehingga
menjadi tengik dan tidak stabil selama penyimpanan. Kacang kedelai
mengandung asam lemak tidak jenuh sebesar 85% (Somaatmadja, 1964).
Pembentukan bau terjadi akibat aktivitas enzimatik dari lipoksigenase (Wolf,
1975).
Urea
Urea merupakan salah satu sumber Nitrogen bukan protein yang
berbentuk kristal putih, mudah larut dalam air dan mengandung 45% Nitrogen
(Prakkasi,1995). Urea dibuat dengan jalan mereaksikan ammonia dan
karbondioksida (Fardiaz, 1992). Urea merupakan sumber amoniak dari
senyawa spesifik, kandungan urea yang tinggi akan dirombak menjadi basa
menguap oleh aktivitas bakteri. Tingginya kandungan urea akan membentuk
sejumlah besar amoniak yang mempengaruhi kenormalan kandungan total
volatile basa.Selama penyimpanan, jumlah amoniak yang terbentuk relatif tidak
dipengaruhi oleh suhu (Simidu, 1961).
Enzim Urease
Urease merupakan enzim yang menghidrolisis urea menjadi CO2 dan
NH3. Reaksinya adalah NH2CONH2 + H2O → CO2 + 2 NH3. Aktivitas
urease meningkat sebanding dengan peningkatan suhu dari 10 – 40° C.
Aktivitas urease menjadi sangat tidak aktif apabila tanah dipanaskan selama 24
jam sehingga suhu mencapai 105° C. Berat molekul enzim urease sebesar
483.000. Suhu 10oC akan mempercepat reaksi dua kali atau tiga kali lebih
cepat(Harrow and Mazur, 1954). Urease adalah sebuah protein yang
ditemukan dalam bakteri, kapang, dan beberapa tanaman tingkat tinggi.
Karakteristiknya yaitu pH optimum 7,4 suhu optimum 60˚C dengan spesifikasi
enzimatis: urea dan hidroksi urea. Beberapa tanaman memanfaatkan urease
untuk keperluan yang sama. Urease penting dalam sejarah enzimologi sebagai
enzim pertama yang dimurnikan dan dikristalkan (Sumner, 1926).
Urease ditemukan terutama dalam kuantitas besar pada jackbean,
kedelai, biji tanaman, pada beberapa jaringan hewan dan pencernaan
mikroorganisme. Urease juga ditemukan pada berbagai macam organisme
seperti bakteri, jamur, dan tumbuhan tinggi. Urease pada lingkungan berperan
dalam jalur sistem transportasi nitrogen (Jabri, 1995). Peran utama urease
adalah menyediakan energi internal dan eksternal bagi organisme untuk
menggunakan urea atau hidroksiurea sebagai sumber N (Suhartono, 1989).
11/12/12nove_dirgan: Laporan Praktikum IPN 5 Aktivitas Enzim (Ivan Noveanto)
6/10novedirgan.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-ipn-5-aktivitas-enzim.html
MATERI DAN METODE
Materi
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah wadah plastik, botol
film, waterbath, oven, lemari es, freezer, timbangan analitik kasar, spoit 1 ml,
tabung reaksi, stopwatch, dan lain-lain alat yang dibutuhkan. Sedangkan bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan urea 2%, tepung kacang
(tepung kacang hijau, tepung kacang tanah, tepung kacang kedelai sangrai), dan
cairan rumen.
Metode
1. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim pada kacang kedelai
Tepung kacang kedelai diambil 1 sendok kecil yang diasumsikan dengan
1 gram, masukkan ke dalam masing-masing 5 botol film, (untuk suhu 750C
digunakan tabung reaksi), kemudian ditutup dan dibiarkan selama 15 menit
pada suhu 00C (pada freezer), 40C (pada lemari es), 250C (pada ruangan),
500C (pada oven), dan 750C (pada waterbath). Ambil 2 ml urea 2% dengan
menggunakan spoit dan dimasukkan ke dalam botol film dan tabung reaksi yang
lain kemudian tutup dan dibiarkan pada suhu yang sama. Setelah 15 menit
tepung kacang kedelai dicampurkan dengan urea 2%. Setiap 0, 5, 10, 15 menit
dicium bau dari campuran tersebut dan dicatat hasilnya.
2. Pengaruh substrat terhadap aktivitas enzim pada suhu normal (250C)
Ambil 2 ml cairan rumen dan diambil 1 sendok kecil yang diasumsikan
dengan 1 gram masing-masing kacang hijau, kacang tanah, dan kacang kedelai
sangrai kemudian dimasukkan ke dalam tabung film yang terpisah dan simpan
pada suhu ruang selama 15 menit. Ambil 2 ml urea 2% dengan menggunakan
spoit dan dimasukkan ke dalam botol film yang lain kemudian ditutup dan
dibiarkan pada suhu yang sama. Setelah 15 menit dicampurkan kedua bahan
tersebut. Setiap 0, 5, 10, 15 menit dicium bau dari campuran tersebut dan
dicatat hasilnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim pada kacang kedelai
W(s)/T(oC) 0 oC 4 oC 25 oC 50 oC 75 oC
0 - - - + -
5 + + + ++ +
10 ++ ++ ++ +++ ++
15 +++ +++ +++ +++ +++
Tabel 2. Pengaruh substrat terhadap aktivitas enzim pada suhu normal
(250C)
Sampel/ T I II III Rata-rata
Kacang Hijau + + +
Kacang Tanah + + + +
Kacang Kedelai
sangrai
- - - -
Cairan Rumen + + + +
11/12/12nove_dirgan: Laporan Praktikum IPN 5 Aktivitas Enzim (Ivan Noveanto)
7/10novedirgan.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-ipn-5-aktivitas-enzim.html
Keterangan :
- : tidak berbau
+ : sedikit berbau
++ : berbau
+++ : menyengat
Grafik 1. Pengaruh suhu dan waktu terhadap aktivitas enzim pada
kacang kedelai
Pembahasan
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis
(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu
reaksi kimia organik. Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul
substrat untuk menghasilkan senyawa intermediet melalui suatu reaksi kimia
organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan
reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi
membutuhkan waktu lebih lama.
Dalam praktikum ini, enzim yang digunakan adalah enzim urease. Enzim
urease merupakan enzim yang menguraikan urea menjadi ammonia dan
karbondioksida. Peran utama urease adalah menyediakan energi internal dan
eksternal bagi organisme untuk menggunakan urea atau hidroksiurea sebagai
sumber nitrogen. Karakteristik enzim urease yaitu pH optimum 7,4 suhu
optimum 640C dengan spesifikasi enzimatis urea dan hidroksi urea. Bau
ammonia menjadi indikator adanya aktivitas enzim urease dalam percobaan
aktivitas enzim.
Pada percobaan aktivitas enzim yang pertama dilakukan pengujian bahan
tepung kacang kedelai dengan suhu dan waktu yang berbeda. Kacang kedelai
mempunyai rasa langu karena keberdaan enzim lipoksigenase. Enzim ini
umumnya terdapat pada bagian lembaga pada kacang–kacangan. Enzim
lipoksigenase mengkatalis oksidasi asam lemak tak jenuh sehingga menjadi
tengik dan tidak stabil selama penyimpanan. Kacang kedelai mempunyai
kandungan asam lemak tak jenuh sebesar 85%. Pada suhu 00C, tepung kacang
kedelai menimbulkan bau menyengat setelah 15 menit. Pada suhu 40C, 250C,
500C, dan 750C bau yang tercium dari tepung kacang kedelai semakin lama
waktunya bau yang ditimbulkan semakin menyengat. Namun, pada suhu 250C
bau yang ditimbulkan pada menit ke-15 sangat menyengat sekali dan
perubahan baunya begitu drastis. Pada suhu 750C, bau yang ditimbulkan sangat
menyengat.
Dari percobaan pertama terlihat bahwa enzim urease dapat bekerja
dengan optimal pada suhu tertentu dan lamanya waktu penyimpanan. Pada
pengamatan enzim dapat melakukan kerja dengan optimal pada suhu antara
40C sampai 750C. Hal tersebut membuktikan bahwa semakin bertambahnya
suhu maka reaksi enzim urease semakin cepat. Pada suhu 250C terjadi
kenaikan bau menyengat yang sangat drastis dapat dikarenakan kesalahan
praktikan dalam menentukan bau menyengat dari bahan tepung kedelai
tersebut. Sedangkan pada suhu 750C bau yang ditimbulkan lebih menyengat
daripada suhu 250C, padahal seharusnya kerja enzim dapat rusak dengan suhu
yang tinggi tersebut. Hal ini akan terjawab dengan pengertian bahwa masing-
masing enzim hanya dapat bereaksi pada pH dan temperatur tertentu, dimana
dalam literatur yang ada menyebutkan bahwa enzim urease ini optimum pada
11/12/12nove_dirgan: Laporan Praktikum IPN 5 Aktivitas Enzim (Ivan Noveanto)
8/10novedirgan.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-ipn-5-aktivitas-enzim.html
pH 7,4 dengan suhu optimum 60˚C. Hasil ini tidak sesuai dengan literatur yang
mengungkapkan bahwa enzim urease akan aktif pada suhu 60˚ C, jika suhu
kurang dari 60˚ C enzim tidak akan bereaksi atau dalam keadaan inaktif dan
jika suhu lebih dari 60˚ C enzim urease akan mengalami denaturasi.
Pada pengamatan kedua, dilakukan pengamatan pada kacang hijau,
kacang tanah, kacang kedelai sangrai, dan cairan rumen. Percobaan tersebut
dilakukan pada suhu ruang yaitu 250C dengan ditetesi urea 2% sebanyak 2 ml.
Bau yang ditimbulkan sampel bahan tersebut sedikit berbau menyengat. Hal
tersebut menunjukkan adanya reaksi enzim yang berlangsung, tetapi kerja yang
ditimbulkan sangat lambat. Pada rumen, bau yang tercium lebih menyengat
daripada bahan yang lain. Hal tersebut disebabkan karena di dalam rumen
dengan penambahan urea dapat mempercepat aktivitas mikroba. Hal yang
berbeda didapatkan pada kacang kedelai sangrai yang tidak didapatkan bau
amonia. Padahal menurut literatur menyebutkan bahwa enzim urease pada
kacang-kacangan terutama dapat didapatkan yang tinggi pada kacang kedelai.
Hal ini dimungkinkan karena sampel kacang kedelai yang dipakai adalah
kacang kedelai sangrai, bukan bubuk kacang kedelai murni. Sehingga hasil yang
didapat pun berbeda dengan literatur.
KESIMPULAN
Pada suhu 00C, tepung kacang kedelai menimbulkan bau menyengat
setelah 15 menit. Pada suhu 40C, 250C, 500C, dan 750C bau yang tercium dari
tepung kacang kedelai semakin lama waktunya bau yang ditimbulkan semakin
menyengat. Pada suhu 250C bau yang ditimbulkan pada menit ke-15 sangat
menyengat sekali dan perubahan baunya begitu drastis. Pada suhu 750C, bau
yang ditimbulkan sangat menyengat. Dari pengamatan pengaruh substrat
terhadap aktivitas enzim, didapatkan bau yang lebih menyengat pada cairan
rumen. Kacang hijau dan kacang tanah pun didapatkan bau amonia, sedangkan
pada kacang kedelai sangrai tidak didapatkan bau amonia.
DAFTAR PUSTAKA
Arora, S.P. 1989. Pencernaan Mikroba Pada Ruminansia. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pengolahan Pangan Lanjut. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor.
Institut Pertanian Bogor Press: Bogor.
Gaman, P. M. and K. B Sherington. 1992. Ilmu Pangan, Pengantar IlmuPangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Edisi kedua. Diterjemahkan oleh Ir.
Murdijati Gardjito, dkk. Yogyakarta: UGM Press.
Harrow, B. And Mazur A. 1954. Biochemistry. Six Edition. W.B. Saunders
Company: Philadelphia and London.
Hawab, et al.1989. Penuntun Praktikum Biokimia Lanjutan. Bogor: Pusat
Antar Universitas Ilmu Hayat IPB Bogor.
Jabri, E. 1995. Urease. (terhubung berkala)www.chom.uwec.edu(2 April
2011).
Ketaren, S. 1986. Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press: Jakarta.
Montgomery et al. 1993. Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi. Kasus, Jilid7. Edisi keempat. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
11/12/12nove_dirgan: Laporan Praktikum IPN 5 Aktivitas Enzim (Ivan Noveanto)
novedirgan.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-ipn-5-aktivitas-enzim.html
Diposkan oleh nove_dirgan di 09:54
Reaksi: lucu (0) menarik (0) suka (0)
Patty, Jacob Richard. 1994. Tanggap Tiga Varietas Kacang Hijau terhadap
Perubahan Kandungan Air Tanah. Tesis. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Prakkasi, A. 1995. Ilmu Nutrisi Dan Reaksi Ternak Ruminansia. UI Press:
Jakarta.
Simidu, W. 1961. Non Protein. Academic Press: New York.
Slamet DS, Taswotjo. 1980. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya:Jakarta.
Somaatmadja. 1964. Kedelai. Publitbang Tanaman Pangan. IPB Press: Bogor.
Suhartono, M. T. 1989. Enzim dan Bioteknologi. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Antar Universitas
Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor.
Sumner, J.B. 1926. Urease. (terhubung
berkala)http://www.britannica.com/eb/article-
9074458/urease#7436.hook(2 April 2011).
Sutardi, T. 1977. Ikhtisar Ruminologi Badan Khusus Peternakan Sapi Perah.Kayu Ambon, Lembang. Direktorat Jenderal Peternakan: Lembang.
Williams, G dan W.J.A. Payne. 1983. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis.
Gadjah Mada University: Yogyakarta.
Wolf, W.J. 1975. Lipoxygenase and Flavor of Soybean Protein Products. J.
Agr. Food Chem. 23 : 136-139.
Woodroof, J., G.1983. Peanut. The AVI Publishing Company, Inc: Westport,
Connecticut.
Rekomendasikan ini di Google
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
11/12/12nove_dirgan: Laporan Praktikum IPN 5 Aktivitas Enzim (Ivan Noveanto)
10/10novedirgan.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-ipn-5-aktivitas-enzim.html
Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai: Google Account
Publikasikan Pratinjau
DAFTAR BLOG SAYA
Saka Dirgantara
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.