88
NOVEMBER 2016

NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

  • Upload
    lequynh

  • View
    221

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

NOVEMBER

2016

Page 2: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

KATA PENGANTAR

Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan dan

melaksanakan kebijakan moneter serta mengatur dan menjaga kelancaran sistem

pembayaran. Pelaksanaan tugas pokok tersebut ditujukan untuk mencapai dan memelihara

kestabilan nilai rupiah.

Sejalan dengan undang-undang tersebut, keberadaan Kantor Bank Indonesia di

daerah merupakan bagian dari jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia yang berperan

sebagai pelaksana kebijakan Bank Indonesia dan tugas-tugas pendukung lainnya di daerah.

Sebagai jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia di bidang ekonomi dan moneter,

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara berperan memberikan masukan

dengan menyusun dan menerbitkan suatu produk yaitu Kajian Ekonomi Regional yang pokok

bahasannya terdiri atas Perkembangan Ekonomi, Perkembangan Inflasi Regional, Kinerja

Perbankan dan Sistem Pembayaran Provinsi Maluku Utara dan Prospek Ekonomi. Kajian ini

diolah berdasarkan data dan informasi di daerah untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan

kebijakan moneter Bank Indonesia dan diharapkan dapat menjadi salah satu bahan informasi

bagi penentu kebijakan di daerah.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih menemui beberapa

kendala. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami senantiasa mengharapkan

kritik dan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini

menjadi lebih baik di waktu yang akan datang.

Akhirnya, kepada pihak-pihak yang membantu tersusunnya laporan ini, kami

sampaikan penghargaan dan ucapkan terima kasih.

Ternate, 21 November 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI MALUKU UTARA

Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan

Page 3: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

ii

Page 4: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR iv DAFTAR GRAFIK v INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN PROVINSI MALUKU UTARA ix RINGKASAN UMUM xi BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH 1 1.1 Kondisi Umum 2 1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan 3 1.3 Perkembangan Ekonomi dari Sisi Penawaran 10 BAB II KEUANGAN PEMERINTAH 17 2.1 Struktur APBD 18 2.2 Realisasi Pendapatan APBD 19 2.3 Realisasi Belanja APBD 22 2.4 Rekening Pemerintah 24 BAB III INFLASI DAERAH 27 3.1 Perkembangan Inflasi Tw III-2016 28 3.2 Tracking Perkembangan Inflasi Triwulan Berjalan 33 3.3 Koordinasi Pengendalian Inflasi di Maluku Utara 35 BAB IV ANALISIS STABILITAS KEUANGAN DAERAH 39 4.1 Asesmen Sektor Rumah Tangga 40 4.2 Asesmen Sektor Korporasi 45 4.3 Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) 48 4.4 Pengembangan Akses Keuangan 55 BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 57 5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 58 5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai 59 BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN 63 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan 64 6.2 Nilai Tukar Petani (NTP) 65 6.3 Tingkat Kesejahteraan 66 BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN 69 7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi 70 7.2 Outlook Inflasi Daerah 73

Page 5: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

iv

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1.1 Pertumbuhan dan Andil PDRB Sisi Penggunaan 3 2 Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Tahun 2016

– data per 30 September 2016

20 Tabel 2.2 Realisasi Belanja APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I-2016 –

data per 30 September 2016

24 3 Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Komoditas 28 Tabel 3.2 Rekomendasi Rakorwil TPID se-KTI 37

4 Tabel 4.1 Alokasi Pendapatan Masyarakat per Kategori berdasarkan Penggunaan 44 Tabel 4.2 Jumlah Rekening Perbankan Masyarakat berdasarkan Kelompok Nilai 44 Tabel 4.3 Kondisi Likuiditas Korporasi 46 5 Tabel 5.1 Kegiatan Kas Keliling Triwulan II-2016 59 Tabel 5.2 Perkembangan Cek BG Kosong 61 6 Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Maluku Utara Februari (ribu jiwa) 64 Tabel 6.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Wilayah Sulampua 66 Tabel 6.3 Perkembangan Kemiskinan Maluku Utara 67

DAFTAR GAMBAR

3 Gambar 3.1 Peta Lokasi TPID di Maluku Utara 36

Page 6: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

DAFTAR GRAFIK

1 Grafik 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan pada Triwulan III-2016 4 Grafik 1.2 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga 4 Grafik 1.3 Perkembangan Kredit Konsumsi Lokasi Proyek 4 Grafik 1.4 Perkembangan Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan

Lama 5

Grafik 1.5 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen 5 Grafik 1.6 Perkembangan Konsumsi Semen 6 Grafik 1.7 Perkembangan PMA di Maluku Utara 7 Grafik 1.8 Perkembangan PMDN di Maluku Utara 7 Grafik 1.9 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Provinsi Maluku

Utara 7

Grafik 1.10 Perkembangan Volume Ekspor Luar Negeri 8 Grafik 1.11 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri 8 Grafik 1.12 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri 9 Grafik 1.13 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri 9 Grafik 1.14 Perkembangan Ekspor Antar Provinsi Maluku Utara 9 Grafik 1.15 Perkembangan Impor Antar Provinsi Maluku Utara 9 Grafik 1.16 Andil Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Triwulan III-

2016

10 Grafik 1.17 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran 11 Grafik 1.18 Struktur PDRB Sisi Penawaran 11 Grafik 1.19 Jumlah Tangkapan Ikan 13 Grafik 1.20 Perkembangan Harga Kopra Dunia 13 Grafik 1.21 Alokasi Pendapatan RT untuk Konsumsi 14 Grafik 1.22 Pengeluaran Konsumen untuk Belanja Bahan Makanan 14 Grafik 1.23 Saldo Bersih Realisasi Kinerja Pelaku Usaha Sektor Industri

Pengolahan 15

Grafik 1.24 Perkembangan Pembangunan Smelter di Maluku Utara 15 Grafik 1.25 Perkembangan Harga Komoditas Nikel Dunia 16 Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan Struktur APBD Akun Belanja Tahun 2015 dan 2016 19 Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Tiap Triwulan 20 Grafik 2.4 Perbandingan Sisi Pendapatan Realisasi APBD Tahun 2015 dan

Tahun 2016

21 Grafik 2.5 Perkembangan Realisasi Pendapatan Tiap Triwulan 22 Grafik 2.6 Perbandingan Sisi Realisasi APBD Tahun 2015 dan Tahun 2016 23 Grafik 2.7 Perkembangan DPK Pemda di Perbankan Maluku Utara (dalam

miliar rupiah)

25 3 Grafik 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate & Nasional 28 Grafik 3.2 Disagregasi Inflasi Maluku Utara 29 Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Bensin 30 Grafik 3.4 Perkembangan Inflasi Angkutan Laut dan Udara 31 Grafik 3.5 Perkembangan Biaya Perguruan Tinggi 32 Grafik 3.6 Perkembangan Harga Seragam Sekolah Anak 32

Page 7: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

vi

Grafik 3.7 Perkembangan Bawang Merah 33 Grafik 3.8 Perkembangan Bawang Putih 33 Grafik 3.9 Perkembangan Inflasi Terkini Ternate 34 Grafik 3.10 Perkembangan Harga Bahan Bakar Rumah Tangga 35 Grafik 3.11 Perkembangan Harga Cakalang/Sisik dan Cakalang Asap 35 Grafik 3.12 Perkembangan Inflasi Sekolah Dasar 33 4 Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara 40

Grafik 4.2 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara 41 Grafik 4.3 Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga dan Proyeksi Inflasi di

Maluku Utara

41 Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi 6 Bulan Mendatang 41 Grafik 4.5 Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga dan Proyeksi Inflasi di

Maluku Utara

42 Grafik 4.6 Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga berdasarkan Komoditi 42 Grafik 4.7 Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga di Maluku Utara 43 Grafik 4.8 Pangsa DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan di Maluku

Utara

43 Grafik 4.9 Komposisi DPK Perseorangan di Maluku Utara 43

Grafik 4.10 Pangsa Kredit Perseorangan Berdasarkan Jenis Penggunaan 45

Grafik 4.11 Perkembangan Dunia Usaha per Sektor Ekonomi 46

Grafik 4.12 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Jenis Penggunaan 47

Grafik 4.13 NPL Kredit Korporasi 48

Grafik 4.14 NPL Kredit Korporasi per Kategori Debitur 48

Grafik 4.15 Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah) 49

Grafik 4.16 Perkembangan DPK (miliar rupiah) 50

Grafik 4.17 Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah) 51

Grafik 4.18 Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara 51

Grafik 4.19 Perkembangan NPL Perbankan di Malut 52

Grafik 4.20 Perkembangan Perbankan Syariah 53

Grafik 4.21 Perkembangan BPR/BPRS (juta rupiah) 54

5

Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Malut

58

Grafik 5.2 Perkembangan Kliring Maluku Utara 60

Grafik 5.3 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Maluku Utara 61

6

Grafik 6.1 Perkembangan Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja di Maluku Utara

64

Grafik 6.2 Perkembangan NTP Maluku Utara 65 Grafik 6.3 NTP Tiap Subsektor di Maluku Utara 66 7 Grafik 7.1 Perkembangan PDRB Malut dan Proyeksinya 70

Page 8: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan
Page 9: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN

PROVINSI MALUKU UTARA

A. Inflasi dan PDRB

124.73 6.60 128.50 5.07 127.64 5.45 128.46 3.87 129.78 4.05

5187.67 6.77 5216.852 6.05 5,174.40 5.14 5,338.10 5.67 5,476.20 5.56

1201.63 2.24 1161.34 0.48 1,190.40 1.09 1,233.90 2.97 1,266.00 5.36

514.94 7.93 493.01 1.09 489.10 -4.27 484.10 -9.84 519.80 0.94

271.62 2.69 273.75 0.31 301.80 9.87 304.90 10.63 334.20 23.04

4.22 2.86 5.13 11.58 5.20 28.07 5.60 28.49 5.20 23.30

4.69 6.65 4.86 8.14 4.80 7.96 5.00 9.32 4.90 4.42

342.67 14.45 356.52 13.14 348.00 12.72 353.20 9.70 357.30 4.27

935.35 8.07 926.65 5.53 944.40 6.29 971.00 6.86 1,003.30 7.26

292.17 6.67 293.00 6.58 297.00 7.73 308.50 7.67 321.50 10.04

21.84 2.54 23.33 8.02 24.60 16.71 24.20 11.48 24.90 14.01

224.31 6.76 227.84 8.75 236.10 9.26 235.40 7.43 245.90 9.62

150.30 14.64 158.11 4.23 161.30 10.26 167.70 19.83 166.80 10.98

6.03 5.87 6.29 10.27 6.30 9.08 6.40 9.67 6.50 7.71

17.29 4.18 17.86 8.89 18.00 8.27 18.20 8.22 18.80 8.71

862.16 8.42 923.87 12.94 812.90 6.90 876.40 10.63 844.70 -2.03

183.05 7.93 187.16 12.20 179.40 8.36 182.20 6.58 191.10 4.40

112.88 6.79 114.79 7.48 110.60 5.26 116.50 8.84 119.20 5.60

42.52 8.47 43.37 10.93 44.60 11.46 45.10 10.43 46.20 8.66

4.10 216.05 2.93 -5.49 6.90 436.98 0.00 -100.00 13.26 223.53

8.23 228.12 5.58 -14.39 11.25 329.00 0.00 -100.00 19.16 132.75

3.04 (33.19) 27.80 334.61 70.23 237.45 64.58 542.68 72.13 2270.61

16.65 333.59 43.16 661.20 111.90 688.58 56.23 2366.23 165.56 894.35

Page 10: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

x

B.Perbankan

C.Sistem Pembayaran

7,728.8 13.94 8,120.1 13.61 8,078.5 13.70 8,252.5 10.92 8,224.1 6.41

6,522.3 17.06 6,229.5 19.41 6,501.5 13.20 6,511.8 4.42 6,248.3 (4.20)

3,371.8 14.04 3,742.3 14.44 3,425.4 14.13 3,571.0 16.20 3,532.0 4.75

1,710.1 11.88 1,222.8 45.72 1,671.9 12.55 1,555.7 (15.30) 1,383.7 (19.09)

1,440.4 32.56 1,264.4 14.17 1,404.1 11.76 1,385.1 4.41 1,332.7 (7.48)

5,524.2 11.88 5,685.8 12.22 5,833.1 12.11 6,095.0 12.29 6,197.5 12.19

1,453.2 10.83 1,473.2 10.88 1,493.4 8.97 1,614.8 10.81 1,652.1 13.69

3,605.1 14.43 3,738.0 14.21 3,867.2 14.77 4,003.2 14.32 4,074.4 13.02

465.9 (2.10) 474.6 2.02 472.5 2.09 476.9 1.69 471.0 1.11

84.70 (4.43) 91.27 (6.03) 89.72 (0.96) 93.60 7.54 99.19 17.11

1,563.9 12.49 1,614.5 15.41 1,599.6 12.03 1,714.2 12.80 1,744.4 11.54

372.0 23.79 417.7 21.08 463.1 30.27 496.8 34.04 494.3 32.86

798.1 7.21 793.8 8.85 788.7 8.29 826.2 8.38 847.2 6.16

393.8 14.05 403.0 24.13 347.8 1.11 391.2 1.15 402.9 2.31

2.07 (29.35) 1.83 (20.09) 1.91 (24.51) 1.86 (20.34) 1.97 (4.83)

21.63 124.6 (31.00) 351.8 5.96 187.1 15.66 486.6 25.38

64.78 842.4 23.49 160.9 (23.30) 895.7 74.55 456.5 (45.11)

(6.07) 5,132 (6.18) 5,190 1.15 5,160 0.58 4,676 (0.89)

(13.57) 265.2 (0.22) 260.5 13.07 246.1 3.99 244.5 3.05

(31.71) 31 (16.22) 23 (25.81) 36 33.33 32 14.29

Page 11: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

xi

Ringkasan Umum

Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Perekonomian Maluku Utara pada triwulan III-2016 tumbuh sebesar 5,56%

(yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya

yang sebesar 5,67% (yoy). Dari sisi penggunaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi

pada triwulan III-2016 dipicu oleh melambatnya konsumsi rumah tangga, perlambatan

PMTB, dan terkoreksinya konsumsi pemerintah. Meskipun dari komponen ekspor luar

negeri menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan, namun belum mampu

mengimbangi perlambatan pada komponen lain. Sementara itu dari sisi penawaran,

perlambatan pertumbuhan terutama dipengaruhi oleh sektor administrasi pemerintahan

dan sektor konstruksi. Sektor yang biasanya menjadi penyumbang andil terbesar ini,

pada triwulan III-2016 justru menjadi penghambat pertumbuhan, sebab terkontraksi

sebesar 0,17%. Sektor konstruksi juga tercatat tumbuh melambat, disebabkan oleh

terbatasnya ruang fiskal pemerintah daerah sebab APBD yang difokuskan untuk

melakukan pembayaran kewajiban pada pihak ketiga.

Perlambatan pertumbuhan diperkirakan tidak akan berlanjut pada triwulan

berjalan. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2016 diperkirakan meningkat dari

triwulan III-2016. Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih

menjadi sumber utama akselerasi pertumbuhan ekonomi Maluku Utara. Akselerasi juga

diperkirakan terjadi pada komponen konsumsi pemerintah, dimana pemeritah provinsi

telah memperoleh tambahan dana untuk pembangunan infrastruktur yang berasal dari

utang. Dari sisi penawaran, akselerasi bersumber dari sektor perdagangan dan sektor

konstruksi sebagai efek positif dari meningkatnya konsumsi pemerintah dan investasi

pada triwulan berjalan. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada

triwulan IV-2016 diestimasikan sebesar 5,72% (yoy) dengan kecenderungan bias ke

bawah.

Page 12: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

xii

Keuangan Pemerintah

Pada triwulan III-2016, realisasi pendapatan pemerintah tumbuh

negatif 1,38% (yoy) dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Hal ini didorong oleh nilai realisasi PAD yang mengalami penurunan.

Sementara itu, penurunan pendapatan juga berdampak pada penurunan

realisasi belanja APBD triwulan III 2016 yang tumbuh melambat dibandingkan

triwulan II-2016 dari 30,34% (yoy) menjadi 4,19% (yoy). Selain itu, pergantian kepala

SKPD juga turut memberikan andil perlambatan realisasi belanja.

Inflasi Daerah

Seiring dengan perayaan hari raya Idul Fitri dan mulai masuknya tahun ajaran

baru sekolah, konsumsi masyarakat terhadap bahan makanan, barang-barang kebutuhan

sekolah meningkat, dan pengeluaran untuk iuran sekolah juga meningkat. Hal tersebut

mendorong peningkatan harga secara umum di triwulan III-2016. Inflasi Kota Ternate

pada triwulan III-2016 tercatat sebesar 4,05% (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan

inflasi triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,87% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi pada triwulan III-2016 diestimasikan tidak

berlanjut pada triwulan IV-2016. Meski memasuki pola historis akhir tahun, tekanan

inflasi pada triwulan berjalan diperkirakan masih terjaga, hal ini diperkuat dengan

kecukupan pasokan pangan untuk memenuhi permintaan masyarakat pada periode natal

dan tahun baru.Dengan demikian, inflasi hingga akhir 2016 diperkirakan berada pada

kisaran 2,95% ±1% (yoy) lebih rendah dari tahun 2015.

Analisis Stabilitas Keuangan Daerah

Secara umum, di tengah melambatnya perekonomian Maluku Utara

ketahanan sektor rumah tangga masih masih terjaga. Ada kecenderungan

peningkatan kondisi penghasilan pada triwulan III-2016. Dari sisi risiko kredit, potensi

kerentanan pada sektor rumah tangga sangat rendah. NPL pada sektor tersebut

tercatat hanya sebesar 0,52% lebih rendah dibandingkan triwulan II-2016 sebesar

0,57%.

Dari sisi korporasi, walaupun masih dalam batas aman, terdapat indikasi adanya

peningkatan kerentanan dari sisi rentabilitas dan likuiditas sebagai dampak dari

perlambatan ekonomi. NPL sektor korporasi tercatat meningkat dari 4,34% menjadi

4,74%.

Page 13: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

xiii

Prospek Perekonomian

Perekonomian Malut pada triwulan I-2017 diperkirakan tumbuh lebih tinggi

dari triwulan IV-2016 dan berada pada kisaran 5,31% (yoy) – 5,81% (yoy) dengan

kecenderungan bias ke bawah. Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga akan

menjadi penggerak utama ekonomi Provinsi Maluku Utara pada triwulan mendatang.

Sementara itu, perbaikan produksi sektor pertanian (termasuk perikanan) dan

meningkatnya produksi nikel seiring dengan rencana relaksasi UU Minerba pada triwulan

I-2017 mendatang diperkirakan akan berdampak pada meningkatnya ekspor baik antar

daerah maupun luar negeri. Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi dipicu dari

membaiknya kinerja sektor utama khususnya sektor perdagangan besar dan eceran dan

sektor konstruksi.

Tekanan inflasi kota Ternate pada triwulan I-2017 diperkirakan akan mengalami

peningkatan dibanding inflasi pada triwulan berjalan. Peningkatan konsumsi rumah

tangga sebagai dampak dari meningkatnya UMP tahun 2017 sebesar 17,49%

diperkirakan akan menjadi salah satu sumber risiko utama. Risiko peningkatan tekanan

inflasi juga diperkirakan muncul dari rencana penyesuaian harga BBM, tarif listrik, dan

kenaikan cukai rokok pada awal tahun 2017 mendatang. Dengan memperhatikan

risiko-risiko tersebut, inflasi pada triwulan I-2017 diperkirakan berada pada kisaran

5,09% ± 1%. (yoy)

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Kesejahteraan masyarakat Provinsi Maluku Utara terindikasi meningkat.

Dari sisi ketenagakerjaan, terjadi penurunan jumlah pengangguran dibandingkan dengan

tahun sebelumnya dari 31 ribu jiwa menjadi 21 ribu jiwa. Namun demikian, adanya

penurunan performa keuangan pemerintah yang berpengaruh pada sektor lainnya

diperkirakan berdampak pada penurunan ekspektasi dan tingkat kesejahteraan

masyarakat hingga akhir tahun 2016.

Perkembangan Sistem Pembayaran

Dari sisi sistem pembayaran tunai, aliran uang kartal pada triwulan III-2016

di Maluku Utara menunjukkan net inflow. Pada triwulan III-2016, aliran uang masuk

(inflow) tercatat sebesar Rp486,62 miliar, sementara aliran uang keluar (outflow) sebesar

Rp456,47 miliar sehingga menghasilkan net inflow sebesar Rp30,16 miliar. Penurunan

transaksi masyarakat terjadi seiring perlambatan ekonomi yang terjadi pada triwulan III-

2016. Sementara itu dari fasilitas kliring pada triwulan III -2016 tercatat sebesar

Rp244,49 miliar.

.

Page 14: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

xiv

Page 15: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

Perekonomian Maluku Utara pada triwulan III-2016 tumbuh

sebesar 5,56% (yoy), melambat dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 5,67%

(yoy). Perlambatan pertumbuhan Maluku Utara dari sisi

permintaan terutama dipengaruhi oleh terkontraksinya

konsumsi pemerintah dan melemahnya konsumsi masyarakat.

Perekonomian Maluku Utara pada triwulan berjalan

diperkirakan masih akan tumbuh meski dalam rentang yang

terbatas. Fluktuasi harga komoditas, belaja pemerintah yang

juga masih terbatas, serta konsumsi rumah tangga yang

terbatas diperkirakan akan menjadi faktor utama yang

mempengaruhi pertumbuhan pada triwulan IV-2016

Pertumbuhan yoy

Tw III-2016

Pertumbuhan qtq

Tw III-2016

5,56%

2,59%

“Perekonomian Maluku Utara Tumbuh

Melambat”

“Masjid Al Munawwar, Ternate” Courtesy :Tim Liputan PSBI Maluku Utara

1 PERTUMBUHAN EKONOMI

Page 16: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

2

PERTUMBUHAN EKONOMI EKONOMI

1.1 Kondisi Umum

Ekonomi Maluku Utara pada triwulan III-2016 melambat dibandingkan triwulan II-2016.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2016 tercatat sebesar 5,56% (yoy) lebih rendah dari

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,67% (yoy). Dari sisi permintaan, perlambatan

pertumbuhan ekonomi triwulan III-2016 bersumber dari konsumsi rumah tangga dan PMTB

yang melambat pada triwulan tersebut. Di samping itu, terbatasnya ruang fiskal pemerintah

daerah sebagai dampak dari kewajiban pembayaran kepada pihak ketiga yang sempat tertunda

dari beberapa triwulan sebelumnya dan adanya penundaan DAU, menyebabkan pertumbuhan

konsumsi pemerintah terkoreksi cukup dalam.

Dari sisi penawaran, sektor yang menjadi penahan utama pertumbuhan yakni sektor

konstruksi dan sektor administrasi pemerintahan. Tertundanya proyek-proyek infrastruktur

pemerintah sebagai dampak dari defisit anggaran menyebabkan perlambatan pada sektor

konstruksi. Penyerapan PAD yang masih jauh dari target dan dana bagi hasil dari perusahaan-

perusahaan tambang juga turut menekan pertumbuhan sektor administrasi pemerintahan,

hingga terkoreksi sebesar 2,02% (yoy).

Perlambatan pertumbuhan diperkirakan tidak akan berlanjut pada triwulan berjalan.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2016 diperkirakan meningkat dari triwulan III-2016.

Adapun pertumbuhan tersebut diestimasikan sebesar 5,72% (yoy) dengan kecenderungan bias

ke bawah. Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menjadi sumber

utama akselerasi pertumbuhan ekonomi Maluku Utara. Akselerasi juga diperkirakan terjadi

pada komponen konsumsi pemerintah, dimana pemeritah provinsi telah memperoleh tambahan

dana untuk pembangunan infrastruktur yang berasal dari utang. Tambahan tersebut selain

digunakan untuk melunasi kewajiban pada pihak ketiga juga akan digunakan untuk melakukan

penyelesaian proyek yang berlangsung selama triwulan berjalan. Dari sisi penawaran,

akselerasi bersumber dari sektor perdagangan dan sektor konstruksi sebagai efek positif dari

meningkatnya konsumsi pemerintah dan investasi pada triwulan berjalan.

Ditengah optimisme pertumbuhan, sampai dengan triwulan IV-2016, Maluku Utara

masih akan menghadapi beberapa risiko yang dapat menghambat pertumbuhan ekonominya.

Perbaikan perekonomian dunia yang berlangsung lambat, serta masih terbatasnya ruang fiskal

pemerintah diperkirakan akan menjadi penahan pertumbuhan perekonomian nasional pada

Page 17: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

3

PERTUMBUHAN EKONOMI EKONOMI

Tw II 2016 Tw III 2016 Tw II 2016 Tw III 2016

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 6,40 6,16 3,73 3,61

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 8,57 6,29 0,10 0,08

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 11,67 -0,17 3,79 -0,05

Pembentukan Modal Tetap Bruto 11,22 9,35 3,17 2,60

Perubahan Inventori 159,25 -92,14 3,98 0,25

Ekspor Luar Negeri -72,97 274,43 -0,13 7,22

Impor Luar Negeri 447,68 1513,80 52,38 213,36

Net Ekspor Antar Daerah -32,34 -42,53 3,59 2,85

P D R B 5,67 5,56

KomponenPertumbuhan (%) Andil (%)

umumnya, yang lantas berdampak terhadap perekonomian Maluku Utara. Berdasarkan

perkembangan ekonomi tersebut diatas, maka perekonomian Maluku Utara pada tahun 2016

diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,03% - 5,53% (yoy) dengan kecenderungan bias ke atas.

1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan

Dari sisi permintaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2016

dipengaruhi oleh melambatnya konsumsi rumah tangga, perlambatan PMTB, terkoreksinya

konsumsi pemerintah, dan tingginya pertumbuhan komponen impor luar negeri. Meskipun dari

komponen ekspor luar negeri menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan, namun belum

mampu mengimbangi perlambatan pada komponen lain. Selain itu, melambatnya

perekonomian secara nasional, menekan daya beli masyarakat, sehingga konsumsi rumah

tangga tercatat tumbuh melambat. Penundaan pencairan DAU juga mengoreksi pertumbuhan

konsumsi pemerintah.

Tabel 1.1 Pertumbuhan dan Andil PDRB Sisi Penggunaan

Berdasarkan perkembangan tersebut, struktur perekonomian Maluku Utara dari sisi

permintaan pada triwulan III-2016 masih didominasi oleh konsumsi, khususnya konsumsi rumah

tangga yang memiliki pangsa sebesar 58,51%. Pangsa terbesar kedua berasal dari konsumsi

pemerintah yakni sebesar 30,89% dari keseluruhan PDRB Maluku Utara, terkoreksi dari

triwulan sebelumnya yang mencapai 32,49%. Sementara itu pangsa komponen investasi

(PMTB) adalah sebesar 27,84% lebih rendah dari pangsanya pada triwulan II-2016 yang

mencapai 28,23%. Selanjutnya, kinerja ekspor Maluku Utara yang mengalami perbaikan pasca

beroperasinya smelter nikel di Pulau Gebe, mendorong peningkatan pangsa ekspor luar negeri

Maluku Utara menjadi sebesar 2,63% dari sebelumnya yang hanya sebesar 0,17%. Sementara,

Page 18: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

4

PERTUMBUHAN EKONOMI EKONOMI

pangsa impor luar negeri yang didominasi oleh impor bahan baku pengolahan smelter, juga

terus menunjukkan peningkatan pangsa dari 11,70% pada triwulan sebelumnya, menjadi

14,09% pada triwulan III-2016. Lebih jauh lagi, masih tingginya ketergantungan Maluku Utara

terhadap pasokan dari luar provinsi menyebabkan terjadinya net impor antar daerah yang

tercatat sebesar 6,71%, yang menjadi pangsa negatif bagi struktur perekonomian Maluku Utara.

Grafik 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan pada Triwulan III-2016

1.2.1 Konsumsi Masyarakat dan LNPRT

Konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2016 mengalami perlambatan, dari 6,60%

(yoy) pada triwulan II-2016 menjadi 6,16% (yoy) pada triwulan III-2016. Sementara itu,

konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) pada triwulan III-2016

tumbuh 6,29% (yoy), mengalami perlambatan dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

8,57% (yoy). Dengan demikian, konsumsi masyarakat memberikan andil sebesar 3,68% pada

pertumbuhan ekonomi Maluku Utara.

Sumber : BPS Prov insi Maluku Utara, diolah

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.2 Perkembangan Pendapatan Rumah

Tangga

Sumber : LBU, diolah Grafik 1.3 Perkembangan Kredit Konsumsi

Lokasi Proyek

Page 19: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

5

PERTUMBUHAN EKONOMI EKONOMI

Konsumsi rumah tangga yang melambat dari triwulan III-2016 dipengaruhi oleh

menurunnya indeks pendapatan rumah tangga. Pasca pencairan gaji ke-13 dan ke-14 pada

triwulan sebelumnya dan puncak masa panen, kini masyarakat cenderung menghadapi paceklik

yang menekan pendapatan mereka. Pendapatan rumah tangga terkoreksi dari 110,78 pada

triwulan sebelumnya, menjadi 107,15 pada triwulan III-2016. Perlambatan konsumsi rumah

tangga juga terkonfirmasi dengan menurunnya indeks konsumsi barang tahan lama dan

menurunnya tingkat konsumsi beberapa komoditas makanan dan bukan makanan.

Sumber : Survei Konsumen BI dan BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 1.4 Perkembangan Indeks Ketepatan

Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

Sumber : Survei Konsumen BI, diolah

Grafik 1.5 Perkembangan Indeks Keyakinan

Konsumen

Pada triwulan sebelumnya, tingkat konsumsi masyarakat terpantau cukup tinggi sebagai

dampak dari syukuran keberangkatan dan kepulangan haji, serta perayaan Idul Adha, namun

demikian akselerasi konsumsi masyarakat tersebut tidak berlanjut hingga triwulan III -2016.

Pada triwulan IV-2016, diperkirakan konsumsi masyarakat masih akan terbatas, perbaikan

ekonomi yang berjalan lambat, dan tidak adanya tambahan insentif pendapatan, menempatkan

indeks penghasilan masyarakat pada 6 mendatang lebih rendah dari kondisi saat ini, dari 148

menjadi 138. Selain itu, indeks pengeluaran 3 bulan mendatang juga diperkirakan lebih rendah

dari kondisi saat ini, menurun dari 169 menjadi 163. Namun demikian, meskipun mengalami

tren penurunan, berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia, ekspektasi dan keyakinan

konsumen masih dalam rentang optimistis.

Page 20: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

6

PERTUMBUHAN EKONOMI EKONOMI

1.2.2 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

Pertumbuhan investasi atau modal tetap domestik bruto (PMTB) pada triwulan III-2016

tercatat sebesar 9,35% (yoy) melambat dari triwulan sebelumnya sebesar 11,22% (yoy).

Investasi di Maluku Utara utamanya didorong oleh pengembangan smelter dan pembangunan

cold storage. Perlambatan pertumbuhan ekonomi secara nasional turut menekan pertumbuhan

investasi di Maluku Utara, PMA dan PMDN juga terpantau melambat pertumbuhannya.

Berdasarkan data BKPM, pada triwulan III-2016, investasi dalam negeri yang berlokasi proyek

di Maluku Utara tercatat sebanyak 1 investasi dengan nilai sebesar Rp3,28 miliar atau

terkoreksi semakin dalam sebesar 83,96% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang

terkoreksi sebesar 61,93%. Sementara untuk PMA, tercatat terdapat 16 investasi dengan nilai

$181,95 miliar USD atau tumbuh 105,13% melambat dari periode yang sama tahun

sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 128%.

Pertumbuhan pengadaan semen, yang biasanya menjadi indikator laju pertumbuhan

investasi di Maluku Utara juga terpantau mengalami perlambatan, menurun dari 74,87% pada

triwulan II-2016 menjadi 14,90% pada triwulan III-2016. Upaya promosi investasi dan

optimalisasi PTSP guna meningkatkan indeks kemudahan berusaha di Maluku Utara harus

terus ditingkatkan. Dimana berdasarkan penelitian dari Lee Kuan Yew School of Public Policy,

peringkat daya saing Maluku Utara berada pada peringkat 32 dari 33 provinsi.

Grafik 1.6 Perkembangan Konsumsi Semen

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia (ASI)

Page 21: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

7

PERTUMBUHAN EKONOMI EKONOMI

Grafik 1.7 Perkembangan PMDN di Maluku Utara Grafik 1.8 Perkembangan PMA di Maluku Utara

Di tengah perlambatan ekonomi yang tengah berlangsung, pada triwulan IV-2016

rencananya akan dilaksanakan ground breaking pembangunan pabrik pengemasan semen

milik PT Semen Tonasa, pembangunan pabrik tersebut diperkirakan akan meningkatkan

penanaman modal dalam negeri dengan nilai lebih dari Rp66 miliar dan menyerap lebih dari

250 orang tenaga kerja untuk proses pembangunan.

1.2.3 Pengeluaran Pemerintah

Penundaan alokasi DAU yang diterapkan pada Pemerintah Kabupaten Halmahera

Tengah, pembayaran kewajiban kepada pihak ketiga yang tertunda oleh Pemerintah Provinsi

Maluku Utara, serta minimnya penerimaan PAD memberikan dampak pada pertumbuhan

konsumsi pemerintah yang melambat pada triwulan III-2016. Secara tahunan, konsumsi

pemerintah pada triwulan III-2016 menjadi sebesar 0,17% (yoy) terkoreksi cukup dalam

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,67% (yoy). Belanja pemerintah

yang cukup gencar pada triwulan I dan II 2016 menyebabkan realisasi belanja pada triwulan III-

2016 menyusut dibanding periode-periode sebelumnya. Namun demikian, belanja yang gencar

tersebut tidak diimbangi dengan aksi pengumpulan pendapatan yang lebih gencar lagi

menyebabkan APBD Pemerintah Provinsi pada triwulan III-2016 tercatat defisit.

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal, diolah

Grafik 1.9 Perkembangan Realisasi Pendapatan dan Belanja

Pemerintah Provinsi Maluku Utara per Triwulan

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal, diolah

Page 22: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

8

PERTUMBUHAN EKONOMI EKONOMI

Melambatnya pertumbuhan konsumsi pemerintah diperkirakan terus berlanjut pada

triwulan berjalan. Di samping permasalahan keterbatasan anggaran, telah berakhirnya program

dan proyek besar daerah maupun nasional seperti pembangunan infrastruktur dan pilkada 2015

lalu, menyebabkan tidak lagi terdapat pendorong konsumsi pemerintah yang masif nilainya.

Strategi pemerintah pusat untuk melakukan penghematan dengan memotong anggaran

pemerintah diperkirakan turut menyebabkan perlambatan ini.

1.2.4 Kegiatan Ekspor – Impor

Pada triwulan III-2016, komponen ekspor luar negeri dalam PDRB tercatat mengalami

pertumbuhan sebesar 274,43% (yoy), meningkat signifikan dibanding triwulan sebelumnya yang

terkontraksi sebesar 72,97% (yoy). Produksi smelter PT Fajar Bhakti di Pulau Gebe yang terus

berlangsung, mendorong peningkatan ekspor luar negeri Maluku Utara, berdasarkan data BPS,

Provinsi Maluku Utara tercatat melakukan ekspor dengan nilai sebesar $13,26 juta USD.

Di lain sisi, dipengaruhi oleh masih gencarnya pembangunan smelter, pembangkit listrik,

cold storage, serta peningkatan kapasitas produksi beberapa pelaku usaha, pada triwulan III-

2016 impor luar negeri tercatat tumbuh sebesar 1513,8% (yoy) meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 447,7% (yoy). Berdasarkan data BPS Provinsi

Maluku Utara, komoditas impor luar negeri masih didominasi oleh mesin, perangkat listrik,

semen, dan barang dari besi atau baja. Impor luar negeri tersebut terutama akan digunakan

untuk pembangunan smelter dan pembangkit listrik.

Grafik 1.10 Perkembangan Volume Ekspor Luar

Negeri

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 1.11 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 23: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

9

PERTUMBUHAN EKONOMI EKONOMI

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 1.12 Perkembangan Volume Impor Luar

Negeri

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 1.13 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri

Ditilik dari sisi perdagangan antar daerah, seiring dengan meningkatnya produksi sektor

pertanian dan sektor industri pengolahan, pertumbuhan ekspor antar daerah cenderung

mengalami peningkatan. Sementara peningkatan produktivitas tanaman pangan lokal dan

adanya intensifikasi pertanian, mampu menekan impor antar provinsi, sehingga pada tiga

triwulan terakhir impor antar provinsi tercatat mengalami tren penurunan pertumbuhan. Namun

demikian, secara keseluruhan Maluku Utara masih tercatat mengalami net impor antar daerah.

Net impor tercatat semakin terkoreksi pertumbuhannya dari 32,34% (yoy) pada triwulan

sebelumnya, menjadi 42,53% (yoy) pada triwulan III-2016 karena ekspor antar daerah yang

terus membaik.

Grafik 1.14 Perkembangan Ekspor Antar Provinsi Maluku Utara

Grafik 1.15 Perkembangan Impor Antar Provinsi Maluku Utara

Dengan demikian, neraca perdagangan Maluku Utara secara keseluruhan (antar daerah

dan luar negeri) pada triwulan III-2016 mengalami net impor sebesar Rp972 miliar. Secara

tahunan, net impor mengalami perlambatan dari sebelumnya tumbuh sebesar 35,09% (yoy)

Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah

Page 24: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

10

PERTUMBUHAN EKONOMI EKONOMI

menjadi 22,60 % (yoy). Perlambatan net impor ini menjadi salah satu penahan pertumbuhan

ekonomi pada triwulan III-2016.

Pada triwulan berjalan, net impor diperkirakan tumbuh semakin tinggi. Meningkatnya

konsumsi masyarakat selama triwulan IV-2016, dimana akan berlangsung beberapa perayaan

keagamaan dan libur panjang sekolah, diperkirakan akan mendorong peningkatan permintaan

pasokan dari luar daerah sehingga impor antar daerah diperkirakan meningkat signifikan.

Bersamaan dengan itu, berakhirnya puncak panen tanaman pangan dan hortikultura serta

penurunan produksi komoditas tambang unggulan diperkirakan menghambat pertumbuhan

ekspor antar daerah dan mendorong peningkatan impor antar daerah.

1.3 Perkembangan Ekonomi Sisi Penawaran

Pada triwulan III-2016, perlambatan pertumbuhan perekonomian Maluku Utara, dari sisi

penawaran, terutama dipengaruhi oleh sektor administrasi pemerintahan dan sektor konstruksi.

Sektor yang biasanya menjadi penyumbang andil terbesar ini, pada triwulan III-2016 justru

menjadi penghambat pertumbuhan, sebab terkontraksi sebesar 0,17%. Sektor konstruksi juga

tercatat tumbuh melambat, disebabkan oleh terbatasnya ruang fiskal pemerintah daerah sebab

APBD yang difokuskan untuk melakukan pembayaran kewajiban pada pihak ketiga. Di lain sisi,

sektor pertanian, sektor perdagangan besar dan eceran, serta sektor industri pengolahan masih

tumbuh positif dengan andil pertumbuhan sebesar 1,35%, 1,29%, dan 1,28% secara berurutan.

Sektor transportasi dan pergudangan, serta sektor informasi dan komunikasi juga memberikan

andil cukup besar, yakni masing-masing 0,62% dan 0,36%.

Grafik 1.16 Andil Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Triwulan III-2016

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 25: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

11

PERTUMBUHAN EKONOMI EKONOMI

Grafik 1.17 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran

Secara sektoral, pertumbuhan sektor administrasi pemerintahan terkoreksi sebesar

2,02% (yoy) pada triwulan III-2016, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang masih tumbuh

positif sebesar 10,63% (yoy). Selain itu, sektor konstruksi tercatat juga tumbuh melambat dari

9,70% (yoy) pada triwulan II-2016, menjadi 4,26% (yoy) pada triwulan III-2016. Perlambatan

kedua sektor tersebut utamanya dipengaruhi oleh akselerasi kinerja pemerintah daerah yang

terhambat, PAD yang masih jauh dari target dan terjadinya defisit anggaran sebagai dampak

dari kewajiban pembayaran kepada pihak ketiga yang sempat tertunda beberapa waktu.

Namun demikian, sektor-sektor lain tercatat masih tumbuh positif. Dibandingkan triwulan

sebelumnya sektor industri pengolahan menunjukkan peningkatan pertumbuhan dari sebesar

10,61% (yoy) pada triwulan II-2016, menjadi 23,04% (yoy). Kemudian diikuti oleh sektor

pertambangan yang tumbuh sebesar 0,95% (yoy) pada triwulan III-2016, meningkat triwulan

sebelumnya yang terkoreksi 9,85% (yoy). Peningkatan tersebut utamanya didorong oleh

peningkatan produksi perusahaan tambang dan pengolahan di smelter untuk kemudian

diekspor. Seiring peningkatan promosi pariwisata Maluku Utara dan penetapan Morotai sebagai

10 Destinasi Pariwisata Prioritas, pertumbuhan sektor transportasi dan sektor akomodasi dan

makanan minuman di Maluku Utara seiring waktu terus meningkat. Di tengah fluktuasi harga

komoditas dan guna mengurangi ketergantungan pada sektor ekstraksi, sektor pariwisata dapat

menjadi salah satu alternatif sumber pertumbuhan baru di Maluku Utara. Namun demikian,

perbaikan infrastruktur dasar, penyediaan sarana dan prasarana pendukung, serta kemudahan

akses transportasi perlu segera dibangun untuk meningkatkan daya saing objek-objek

pariwisata di Maluku Utara.

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 26: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

12

PERTUMBUHAN EKONOMI EKONOMI

Di tengah pembangunan ekonomi yang terus berlangsung di Maluku Utara yang disertai

berbagai fluktuasi pertumbuhan sektoral, secara umum struktur perekonomian Maluku Utara

pada triwulan III-2016 tidak banyak mengalami perubahan. Sektor pertanian, kehutanan, dan

perikanan masih mendominasi dengan pangsa sebesar 25,21% dari total PDRB. Disusul oleh

sektor perdagangan besar dan eceran dengan pangsa sebesar 17,81% dari total PDRB.

Sementara itu, sektor administrasi pemerintah yang meskipun pada triwulan III-2016 mengalami

kontraksi cukup dalam, masih memiliki pangsa sebesar 15,66%. Sedangkan sektor

pertambangan yang selama ini terus mengalami kontraksi, pada triwulan III-2016 menunjukkan

pertumbuhan yang positif dan mengambil sebagian pangsa sektor administrasi pemerintahan,

sehingga sektor pertambangan kini memiliki pangsa sebesar 8,64%, lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya yang hanya 7,96%. Sementara akumulasi dari sektor-sektor lainnya pangsanya

hanya sebesar 32,68% dengan struktur yang juga tidak banyak bergeser.

1.3.1 Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Pada triwulan III-2016, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh sebesar

5,36% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 2,97% (yoy).

Akselerasi ini terutama didorong oleh meningkatnya pasokan ikan dan puncak panen tanaman

hortikultura, khususnya aneka cabai dan bawang yang berlangsung selama bulan September-

Oktober. Meski sempat terganggu oleh fenomena La Nina, namun demikian hasil panen ikan

dan hortikultura masih memberikan hasil yang sangat baik. Penjadwalan masa tanam yang

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 1.18 Struktur PDRB Sisi Penawaran

Page 27: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

13

PERTUMBUHAN EKONOMI EKONOMI

dilaksanakan oleh pemerintah daerah nampaknya semakin menunjukkan hasil yang positif.

Penjadwalan masa tanam tersebut menyebabkan masa panen yang tidak bersamaan di setiap

daerahnya, sehingga petani dari masing-masing daerah dapat menikmati harga yang optimal

dan masyarakat mendapat pasokan dan harga yang lebih stabil. Dari subsektor perkebunan

produksi kelapa juga diperkirakan tetap meningkat seiring harga kopra yang terus menunjukan

tren positif.

Tinggi gelombang yang relatif stabil serta kembali normalnya suhu air laut pasca El Nino

2015 menjadi faktor pendorong laju pertumbuhan subsektor perikanan. Sehingga subsektor ini

memberikan sumbangan yang cukup besar pada pertumbuhan sektor pertanian. Berdasarkan

data PPN Ternate, hasil tangkapan ikan selama triwulan III-2016 yang mulai membaik pasca

terkontraksi cukup dalam pertumbuhannya. Pada triwulan III-2016 tercatat hasil tangkapan ikan

sebanyak 1829 ton atau terkontraksi 15,62%, jauh membaik dari triwulan sebelumnya yang

kontraksinya mencapai 22,81%.

Pada triwulan berjalan, akselerasi pada sektor pertanian diperkirakan tidak berlanjut.

Seiring berakhirnya puncak panen tanaman pangan dan aneka tanaman hortikultura,

pertumbuhan sektor ini diperkirakan melambat pada triwulan IV-2016. Hal ini juga diperkuat dari

hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha di mana saldo bersih ekspektasi kinerja sektor pertanian

pada triwulan IV-2016 diperkirakan tetap sebesar 2,62%.

1.3.2 Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh

sebesar 7,26% (yoy) pada triwulan III-2016, lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya

Grafik 1.19 Jumlah Tangkapan Ikan Grafik 1.20 Perkembangan Harga Kopra Dunia

Sumber: PPN Ternate, diolah Sumber: Index Mundi, diolah

Page 28: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

14

PERTUMBUHAN EKONOMI EKONOMI

yang hanya mencapai 6,85% (yoy). Adanya perayaan Idul Adha dan pisah sambut jamaah haji

mendorong peningkatan di sektor ini. Di samping itu, adanya peningkatan produksi komoditas

ekspor dari sektor perkebunan telah memacu aktivitas perdagangan untuk keperluan ekspor

sehingga meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

160,27

175,76

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2014 2015 2016

Pada triwulan III-2016, kecenderungan belanja masyarakat terindikasi meningkat,

utamanya untuk pembelian bahan makanan. Banyaknya hajatan dalam berbagai acara

keagamaan mendorong peningkatan tersebut. Hasil survei konsumen menunjukan bahwa rata-

rata 61,85% pendapatan masyarakat pada triwulan III-2106 digunakan untuk keperluan

konsumsi, meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang alokasinya hanya sebesar 52,45%.

Sementara, peningkatan indeks pengeluaran masyarakat untuk belanja bahan makanan juga

tercatat meningkat cukup signifikan dari 160,27 pada triwulan sebelumnya, menjadi 175,76

pada triwulan III-2016.

Sektor perdagangan besar dan eceran, menjadi salah satu sektor yang terus

berkembang di Maluku Utara. Peningkatan pendapatan masyarakat secara umum dan semakin

meningkatnya masyarakat berpendapatan menengah mendorong tumbuhnya pusat-pusat

perbelanjaan baru dan memicu peningkatan penjualan para pelaku usaha di sektor ini. Selain

itu, produktivitas perkebunan rakyat yang menghasilkan kelapa, cengkih, dan pala juga masih

terjaga dengan baik, sehingga perdagangan antar wilayah tumbuh dengan baik. Terlebih lagi

pada triwulan III-2016 ini, pemerintah daerah di Maluku Utara juga menjalin kerjasama dengan

Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mendorong akselerasi perdagangan antar kedua

wilayah tersebut.

Akselerasi sektor perdagangan akan sedikit melambat pada triwulan IV-2016, seiring

dengan konsumsi rumah tangga yang diperkirakan masih akan menurun. Hasil survei

Grafik 1.21 Alokasi Pendapatan RT untuk

Konsumsi

Grafik 1.22 Pengeluaran Konsumen untuk

Belanja Bahan Makanan

Sumber: SK Bank Indonesia, diolah Sumber: SK Bank Indonesia, diolah

Page 29: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

15

PERTUMBUHAN EKONOMI EKONOMI

konsumen menunjukan pergerakan yang serupa yakni indeks ekspektasi pengeluaran 3 bulan

mendatang tercatat sedikit menurun dari 159 menjadi 155,6.

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan pada triwulan III-2016 tumbuh signifikan sebesar 23,04%

(yoy), jauh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,61% (yoy).

Peningkatan tersebut seiring dengan kenaikan harga kopra, panen raya komoditas tanaman

pangan, serta peningkatan produksi pabrik smelter nikel di Pulau Gebe. Hasil SKDU juga

menunjukan hasil yang searah. Saldo bersih kinerja usaha sektor industri pengolahan masih

tumbuh sebesar 7,05%

7,05% 7,05%

-10,00%

-8,00%

-6,00%

-4,00%

-2,00%

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

I II III IV I II III IV I II III

2014 2015 2016

Pada triwulan berjalan, sektor industri pengolahan diperkirakan akan mengalami

perlambatan. Berdasarkan data Dinas ESDM Provinsi Maluku Utara, setiap kebutuhan nikel

untuk diolah di smelter Maluku Utara, setidaknya sebanyak 2,59 juta ton per tahun. Produksi

bijih nikel yang sedikit mengalami hambatan diperkirakan akan menekan produksi smelter

nickel pig iron di Pulau Gebe. Selain itu, semakin tingginya intensitas hujan pada triwulan IV-

2016 diperkirakan akan menghambat pengolahan kopra dan pengeringan cengkih, pala, dan

fuli.

Menilik progress pembangunan smelter di Maluku Utara yang total mencapai 9

perusahaan yang telah mengantongi izin. Diperkirakan multiplier effect dari operasionalisasi

smelter tersebut baru akan dapat semakin dirasakan pada tahun 2017 dan setelahnya. Hal

tersebut mempertimbangkan pula rencana beroperasinya smelter PT Mega Surya Pertiwi

selambatnya pada triwulan II-2017 mendatang. Smelter tersebut rencananya akan memiliki

kapasitas produksi sebesar 180.000-200.000 metric ton per tahun.

Grafik 1.23 Saldo Bersih Realisasi Kinerja Pelaku Usaha Sektor Industri Pengolahan

Grafik 1.24 Perkembangan Pembangunan Smelter di Maluku Utara

Sumber: SKDU Bank Indonesia, diolah Sumber: Dinas ESDM Prov. Maluku Utara, diolah

Page 30: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

16

PERTUMBUHAN EKONOMI EKONOMI

1.3.4 Sektor Pertambangan dan Sektor Lainnya

Sektor pertambangan pada triwulan III-2016 mulai tumbuh sebesar 0,95% pasca

mengalami kontraksi selama dua triwulan terakhir. Pertumbuhan didorong utamanya oleh

peningkatan produksi nikel salah satu perusahaan tambang terbesar di Maluku Utara sebagai

respon dari membaiknya harga nikel global dan penyerapan nikel dalam negeri yang cukup

tinggi. Selain komoditas nikel, peningkatan hasil tambang juga terjadi pada komoditas emas

setelah beroperasinya kembali PT NHM secara normal, pasca runtuhnya salah satu

terowongannya pada paruh pertama 2016 lalu. Perkembangan harga komoditas dunia,

utamanya nikel mendorong optimalisasi produksi perusahaan tambang di Maluku Utara. Di

samping itu, rencana relaksasi UU Minerba pada awal tahun 2017 mendatang juga

mendatangkan angin segar bagi perusahaan tambang yang belum memiliki smelter. Pasca

penerapan UU Minerba, ekspor Maluku Utara memang terkontraksi cukup dalam. Namun pada

triwulan III-2016 peningkatan ekspor cukup signifikan, utamanya didorong oleh komoditas

olahan nikel dari smelter PT Fajar Bhakti.

0

5000

10000

15000

20000

25000

Jan-1

2

Mar-

12

Mei-

12

Jul-

12

Sep-1

2

No

p-1

2

Jan-1

3

Mar-

13

Mei-

13

Jul-

13

Sep-1

3

No

p-1

3

Jan-1

4

Mar-

14

Mei-

14

Jul-

14

Sep-1

4

No

p-1

4

Jan-1

5

Mar-

15

Mei-

15

Jul-

15

Sep-1

5

No

p-1

5

Jan-1

6

Mar-

16

Mei-

16

Jul-

16

Sep-1

6

Di lain sisi, sektor administrasi pemerintahan justru terkontraksi cukup dalam. Realisasi

PAD yang masih jauh dari target dan adanya beban pembayaran kepada pihak ketiga yang

tertunda, menyebabkan APBD berada pada kondisi negatif, utamanya pada APBD Provinsi.

Selain itu, tidak adanya pendorong lonjakan belanja pemerintah, seperti pilkada yang

berlangsung pada 2015 lalu dan adanya penundaan DAU di beberapa kabupaten

menyebabkan pertumbuhan sektor ini terkontraksi.

Grafik 1.25 Perkembangan Harga Komoditas Nikel Dunia

Sumber: Index Mundi, diolah

Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara

Sumber: Biro Keuangan Prov. Maluku Utara, diolah

Page 31: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

17

Pada triwulan III-2016, realisasi pendapatan pemerintah

tumbuh negatif 1,38% (yoy) dibanding periode yang sama pada

tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh nilai realisasi PAD

yang mengalami penurunan.

Sementara itu, penurunan pendapatan juga berdampak pada

penurunan realisasi belanja APBD triwulan III 2016 yang

tumbuh melambat dibandingkan triwulan II-2016 dari 30,34%

(yoy) menjadi 4,19% (yoy). Selain itu, pergantian kepala SKPD

juga turut memberikan andil perlambatan realisasi belanja.

2 KEUANGAN PEMERINTAH

Realisasi Pendapatan

Tw III-2016

Realisasi Belanja

Tw III-2016

Rp419,86

miliar “Kinerja realisasi belanja pemerintah pada

triwulan III-2016 tumbuh melambat”

“Festival Teluk Jailolo” Courtesy : wisataindonesia.co.id

Rp490,71

miliar

Page 32: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

18

KEUANGAN PEMERINTAH

2.1 Struktur APBD

Anggaran pendapatan Pemprov Maluku Utara dalam APBD 2016 adalah sebesar

Rp2,24 triliun atau meningkat 22,61% dari anggaran pendapatan pada APBD 2015. Sementara

itu, anggaran belanja pada APBD 2016 tercatat sebesar Rp2,34 triliun atau meningkat 28,34%

dari anggaran belanja tahun sebelumnya.

Pada anggaran pendapatan, kenaikan anggaran terutama bersumber dari pendapatan

transfer sebesar 20,80% (yoy). Pendapatan transfer adalah pendapatan yang didapatkan dari

pemerintah pusat sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Secara struktur

pendapatan transfer ini masih menjadi sumber pendapatan terbesar pemerintah Maluku Utara

yaitu sebesar 81,35% pada APBD 2016, dikarenakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum

dapat menjadi tonggak utama keuangan daerah mengingat belum optimalnya penyerapan

pajak, masih rendahnya pendapatan perusahaan daerah, serta dampak penerapan UU Minerba

pada sektor pertambangan nikel di Maluku Utara. Namun demikian, rencana perolehan PAD

Maluku Utara meningkat 13,81% (yoy) dibandingkan pada anggaran tahun sebelumnya.

Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Maluku Utara

Page 33: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

19

KEUANGAN PEMERINTAH

Kenaikan juga terjadi pada anggaran belanja seiring adanya kenaikan pada anggaran

pendapatan. Kenaikan terbesar terdapat pada belanja modal yaitu sebesar 49,96% (yoy).

Kenaikan pada nominal belanja modal tersebut menjadi harapan meningkatnya pembangunan

sarana publik/infrastruktur pada tahun berjalan. Secara struktural, pangsa dari anggaran belanja

tidak mengalami banyak perubahan. belanja operasional masih mendominasi struktur belanja

dengan pangsa sebesar 66,25%.

Grafik 2.2 Perubahan Struktur APBD Akun Belanja Tahun 2015 dan 2016

2.2 Realisasi Pendapatan APBD

Jumlah total realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Maluku Utara pada

triwulan III-2016 sebesar Rp428,05 miliar. Terkontraksi lebih dalam sebesar 7,25% (yoy)

setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi 1,38% (yoy). Dari komponen pembentuknya,

Dana Perimbangan yang memiliki sumbangan paling besar terkontraksi sebesar 2,21% (yoy)

setelah tumbuh 6,61% (yoy) pada triwulan II-2016. Pendapatan Asli Daerah dan Lain-lain

Pendapatan yang sah masing-masing terkontraksi 69,89% (yoy) dan 88,38% (yoy).

Berdasarkan komponen pembentuknya, realisasi tertinggi pendapatan Pemerintah

Provinsi Maluku Utara berasal dari Dana Perimbangan yang menyumbang sebanyak 98,79%,

dari total pendapatan. Masih terbatasnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Maluku

Utara, menyebabkan struktur APBD Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Kota di

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Maluku Utara

Page 34: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

20

KEUANGAN PEMERINTAH

Maluku Utara, khusunya di sisi pendapatan, masih didominasi oleh dana perimbangan dari

Pemerintah Pusat.

Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Tiap Triwulan

Seluruh komponen pendapatan daerah mengalami kontraksi yang lebih dalam

dibandingkan triwulan sebelumnya. Belum adanya realisasi pendapatan asli daerah serta

adanya pembatasan dana perimbangan dari Pemerintah Pusat menjadi salah satu faktor

penahan realisasi pendapatan daerah pada triwulan III-2016.

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Tahun 2016

Hingga akhir triwulan III-2016, realisasi pendapatan mencapai Rp1.390,75 miliar atau

62,05% dari total target anggaran pendapatan 2016 yang sebesar Rp2.241,17 miliar. Secara

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Maluku Utara

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Maluku Utara

Page 35: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

21

KEUANGAN PEMERINTAH

persentase realisasi, besaran pada triwulan III-2016 ini lebih rendah dari realisasi pendapatan

pada periode yang sama di tahun 2015 yang sebesar Rp1.298,56 miliar atau 71,04%.

Akumulasi realisasi PAD hingga akhir triwulan III-2016 baru mencapai 14,25%,

pencapaian tersebut jauh lebih rendah dari realisasi periode yang sama di tahun 2015 yang

sebesar 40,32%. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dibandingkan tahun

2015, pendapatan pajak daerah yang berasal dari PKB, BBNKB, Pajak Bahan Bakar

Kendaraan Bermotor, Pajak Air Tanah, dan Pajak Rokok juga menurun dikarenakan

berkurangnya penghasilan yang didapatkan dari pelaku usaha serta belanja masyarakat yang

melemah dibandingkan tahun sebelumnya. Tidak adanya realisasi pendapatan juga terjadi pada

komponen Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan. Hal ini

ditengarai karena keadaan perusahaan tambang nikel yang masih beroperasi terbatas sembari

menunggu selesainya pembangunan smelter.

Di sisi lain, realisasi komponen pendapatan transfer menunjukkan kinerja yang lebih

baik. Komponen pendapatan yang menguasai 81,35% dari keseluruhan anggaran pendapatan

ini, mencatatkan realisasi sebesar 73,33%, sedikit lebih rendah dari pencapaian pada periode

yang sama di tahun 2015 sebesar 76,73%. Secara nominal realisasi pendapatan transfer

meningkat 15,44% (yoy). Penundaan DAU tidak terlalu berdampak bagi Pemerintah Provinsi.

Grafik 2.4 Perbandingan Akumulasi Sisi Pendapatan Realisasi APBD Tahun 2015 dan Tahun 2016

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Maluku Utara

Page 36: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

22

KEUANGAN PEMERINTAH

2.3 Realisasi Belanja APBD

Total realisasi belanja daerah pada triwulan III-2016 mencapai Rp490,71 miliar atau

tumbuh sebesar 4,19% (yoy), tumbuh melambat dibandingkan triwulan II-2016 yang tumbuh

sebesar 30,34% (yoy). Perlambatan ini sejalan dengan konsumsi pemerintah di PDRB yang

mengalami kontraksi sebesar 0,17% (yoy). Perlambatan ini terutama disumbang oleh

komponen Belanja Modal yang menurun signifikan dari 233,54% (yoy) pada triwulan II-2016

menjadi 2,73% (yoy) pada triwulan III-2016. Penurunan pendapatan berdampak membuat

keterbatasan ruang fiskal pada Pemerintah serta adanya pergantian kepala SKPD strategis.

Grafik 2.5 Perkembangan Realisasi Belanja Tiap Triwulan

Berbeda dengan pola biasanya, realisasi belanja pemerintah yang seharusnya terus

meningkat pada triwulan III-2016 menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan II-2016.

Penurunan jumlah realisasi belanja dibandingkan triwulan II-2016 terjadi baik pada belanja

operasi maupun belanja modal.

Secara kumulatif, realisasi belanja Pemerintah hingga akhir triwulan III-2016 mencapai

Rp1.367,03 miliar atau 58,38% dari total anggaran belanja sebesar Rp2.341,52 miliar.

Tingginya realisasi secara akumulatif meski realisasi belanja pada triwulan III-2016 melambat

dikarenakan ditetapkannya APBD lebih awal dibandingkan tahun 2015 sehingga realisasi

belanja modal dapat dilakukan lebih awal.

Belanja Modal hingga akhir triwulan III-2016 mencatatkan nilai realisasi yang lebih tinggi,

yakni sebesar Rp368,32 miliar. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah realisasi

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Maluku Utara

Page 37: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

23

KEUANGAN PEMERINTAH

sebesar Rp170,32 miliar pada periode yang sama di tahun 2015. Sebagian besar realisasi

belanja modal terjadi pada triwulan II-2016.

Pada komponen Belanja Operasi, sumbangan realisasi khususnya bersumber dari

Belanja Barang yang telah terealisasi sebesar Rp352,24 miliar atau 25,77% dari total realisasi

belanja, dan Belanja Pegawai yang terealisasi sebesar Rp330,10 miliar atau 24,15% dari total

realisasi belanja.

Grafik 2.6 Perbandingan Sisi Realisasi APBD Tahun 2015 dan Tahun 2016

Tabel 2.2 Realisasi Belanja APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan III-2016

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Maluku Utara

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Maluku Utara

Page 38: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

24

KEUANGAN PEMERINTAH

2.4 Rekening Pemerintah

Terjadinya kontraksi realisasi pendapatan dibandingkan triwulan sebelumnya sehingga

Pemerintah mengalami keterbatasan fiskal memberikan dampak yang cukup signifikan

terhadap perekonomian di Maluku Utara, terutama pada sektor konstruksi yang kebanyakan

mengerjakan proyek infrastruktur dari Pemda. Perlambatan pada sektor konstruksi sejalan

dengan terjadinya kontraksi pengeluaran konsumsi pemerintah di PDRB dimana belanja modal

merupakan salah satu komponennya.

Kendati realisasi pendapatan dari awal tahun hingga akhir triwulan III-2016 cukup tinggi,

realisasi pendapatan yang terjadi pada triwulan III-2016 terkontraksi sebesar 7,25% (yoy)

dibandingkan periode yang sama di tahun 2015. Di sisi lain, realisasi belanja pada triwulan III-

2016 tumbuh sebesar 4,19% (yoy) dari Rp470,99 miliar di tahun 2015 menjadi Rp490,71 miliar

di triwulan laporan.

Secara triwulanan, terjadi defisit anggaran sebesar Rp62,67 miliar sehingga menggerus

kelebihan surplus realisasi akumulatif dari Rp86,39 miliar pada triwulan II-2016 menjadi

Rp23,72 miliar di triwulan III-2016. Masih lesunya sektor pertambangan dan pendapatan

Pemerintah Pusat yang tidak mencapai target ditengarai menjadi penyebab rendahnya realisasi

pendapatan pada triwulan laporan.

Adanya ketimpangan antara realisasi pendapatan dan realisasi belanja ini membuat

Pemerintah Provinsi Maluku Utara menggunakan dana yang disimpan di bank lebih cepat

dibandingkan siklus normalnya. Hal ini dapat dilihat dari terjadinya kontraksi sebesar 24,66%

(yoy) dana simpanan pemerintah di perbankan.

Dana pemerintah daerah yang tersimpan dalam bentuk giro tercatat tumbuh 16,81%

(yoy) setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 7,58% (yoy). Sementara itu, simpanan

likuid lainnya yakni tabungan tercatat terkontraksi sebesar 53,56% (yoy) dan simpanan dalam

bentuk deposito terkontraksi sebesar 86,98% (yoy).

Page 39: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

25

KEUANGAN PEMERINTAH

Grafik 2.7 Perkembangan DPK Pemda di Perbankan Maluku Utara (dalam miliar rupiah)

Sumber : Data Perbankan

Page 40: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

26

KEUANGAN PEMERINTAH

Page 41: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

Seiring dengan perayaan hari raya Idul Fitri dan mulai

masuknya tahun ajaran baru sekolah, konsumsi masyarakat

terhadap bahan makanan, barang-barang kebutuhan sekolah

meningkat, dan pengeluaran untuk iuran sekolah juga

meningkat. Hal tersebut mendorong peningkatan harga secara

umum di triwulan III-2016. Namun demikian, meski memasuki

pola historis akhir tahun, tekanan inflasi pada triwulan berjalan

diperkirakan masih terjaga, hal ini diperkuat dengan kecukupan

pasokan pangan untuk memenuhi permintaan masyarakat

pada periode natal dan tahun baru.

3 INFLASI

Inflasi yoy

Tw III

Inflasi qtq

Tw III

4,05%

%

1,03%

“Tekanan Inflasi pada triwulan III-2016 mengalami

peningkatan”

Page 42: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

28

INFLASI

3.1 Perkembangan Inflasi Tw III-2016

Inflasi Maluku Utara yang diwakili oleh inflasi kota Ternate mengalami pada triwulan III-

2016. Inflasi pada triwulan III-2016 tercatat sebesar 4,05% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

inflasi triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,87% (yoy). Pencapaian inflasi ini masih

lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang mencatatkan angka 3,07% (yoy). Namun

demikian, kondisi tekanan inflasi sampai dengan triwulan III-2016 ini hanya mencapai 1,53%

(ytd), lebih baik dibandingkan kondisi yang sama pada tahun sebelumnya di mana pada periode

tersebut inflasi kota Ternate sudah mencapai 1,99% (ytd).

Grafik 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate & Nasional

Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Komoditas

Secara bulanan, pada triwulan III-2016, Kota Ternate mengalami dua inflasi dan satu

deflasi. Pada bulan Juli 2016, Kota Ternate mengalami inflasi sebesar 1,04% (mtm), kemudian

I II III IV I II III IV I II IIIBahan Makanan 3,66 10,16 4,06 6,75 9,00 7,62 5,75 11,72 4,13 3,56 4,38 0,91

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 5,68 8,07 12,31 12,45 8,73 6,92 4,10 4,69 6,00 7,54 8,25 1,14

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 10,20 9,36 3,07 7,34 5,53 4,89 4,62 2,80 6,20 5,23 4,39 1,59

Sandang 10,03 12,93 17,41 -5,87 20,1 22,40 15,24 12,63 6,94 4,20 3,85 0,22

Kesehatan 11,19 11,44 10,17 18,34 10,51 10,62 7,38 1,30 1,71 1,61 2,26 0,08

Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 10,98 11,36 7,2 -21,72 5,85 5,42 5,29 4,00 4,49 4,34 3,55 0,16

Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 14,38 9,73 1,71 18,60 7,52 14,20 12,32 -2,90 5,59 -1,86 -0,36 (0,06)

Inflasi Tahunan (yoy ) 8,80 9,75 5,40 9,34 7,92 8,22 6,60 4,52 5,45 3,87 4,05 4,05

Kelompok Barang dan Jasa 2014 2015 Andil2016

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 43: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

29

INFLASI

pada bulan Agustus 2016 terjadi deflasi sebesar -0.10% (mtm). Terakhir, pada Juni 2016, Kota

Ternate kembali mengalami inflasi sebesar 0,09% (mtm).

Peningkatan tekanan inflasi tahunan pada triwulan III-2016 terutama dipengaruhi oleh

kelompok pendidikan dan transpor yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 2,52% (yoy)

dan 2,49% (yoy) karena perjalanan pulang kampung jelang dan pasca hari raya Idul Fitri serta

masuknya tahun ajaran baru sekolah pada bulan Juli 2016 lalu. Kelompok komoditas lainnya

juga tercatat mengalami peningkatan inflasi. Meskipun pada bulan Agustus kelompok bahan

makanan, perumahan, dan transpor sempat mengalami deflasi, namun secara umum selama

triwulan III-2016 terjadi peningkatan inflasi dibanding triwulan sebelumnya. Kenaikan harga

bahan makanan seperti ikan-ikanan, aneka cabai, bawang merah yang tidak terjadi selama

bulan Ramadhan Juni lalu, justru terjadi jelang dan pasca Idul Fitri di bulan Juli dan Agustus.

Pada bulan September, peningkatan inflasi utamanya bersumber dari pembayaran biaya

sekolah dan perguruan tinggi, serta pembelian seragam.

Grafik 3.2 Disagregasi Inflasi Maluku Utara

Berdasarkan disagregasinya, peningkatan tekanan inflasi pada triwulan III-2016

dipengaruhi oleh peningkatan pada kelompok inflasi inti dan volatile food, dengan inflasi

masing-masing sebesar 5,81% (yoy) dan 5,69% (yoy). Pada kelompok administered prices

justru terpantau mengalami deflasi pada Agustus dan September 2016. Pengeluaran untuk

kebutuhan sekolah menjadi pendorong utama peningkatan inflasi inti, sementara inflasi volatile

food yang biasanya secara konsisten memberikan sumbangan terhadap peningkatan inflasi

justru terpantau relatif terjaga, bahkan sempat mengalami deflasi pada bulan Agustus 2016.

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 44: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

30

INFLASI

Lancarnya pasokan komoditas pangan strategis yang mampu mengimbangi kenaikan

permintaan dari masyarakat menyebabkan inflasi relatif terjaga.

Kelompok administered prices pada triwulan III-2016 tercatat mengalami deflasi 0,59%

(yoy) setelah pada triwulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 2,06% (yoy). Pada kelompok

ini penurunan terutama disebabkan oleh penurunan harga berbagai jenis BBM pada triwulan

sebelumnya. Harga bensin dan solar yang masih dalam tren penurunan memberikan andil yang

cukup besar pada deflasi pada kelompok inflasi administered prices, meski penetapan

penurunan harganya telah berlangsung pada April 2016 lalu.

Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Bensin

Penurunan harga BBM juga turut mempengaruhi inflasi pada tarif angkutan laut dan

angkutan udara. Provinsi Maluku Utara yang berupa kepulauan dan terpisahkan oleh laut

memang sangat mengandalkan sarana transportasi laut dan udara untuk mencapai wilayah-

wilayahnya. Belum tersedianya SPBU khusus untuk kapal, belum diterapkannya standarisasi

tarif angkutan laut, dan tingginya pengaruh cuaca menyebabkan gejolak tarif angkutan laut

sering berfluktuasi. Namun dengan adanya penurunan harga BBM tersebut, cukup signifikan

memberikan dampak terhadap penurunan tarif angkutan laut. Sementara untuk angkutan udara

sendiri, tren deflasi tarif berakhir pada triwulan III-2016 seiring dengan tingginya permintaan

jelang hari raya Idul Fitri. Namun, pada triwulan berjalan diperkirakan tarif angkutan udara akan

kembali lagi ke harga normalnya dan akan menjadi penyumbang deflasi.

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 45: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

31

INFLASI

Grafik 3.4 Perkembangan Inflasi Angkutan Laut dan Udara

Pada kelompok inflasi inti, tekanan inflasi meningkat dari 5,03% (yoy) menjadi 5,81%

(yoy). Meningkatnya tekanan inflasi inti terutama dipengaruhi oleh lonjakan permintaan jelang

hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, utamanya untuk komoditas sandang dan sarana penunjang

transpor. Budaya masyarakat Maluku Utara untuk berpakaian baru dan saling berkunjung pada

saat perayaan Idul Fitri dan Idul Adha mendorong lonjakan permintaan terhadap komoditas

terkait. Sementara untuk komoditas bahan makanan dan makanan jadi pada inflasi inti, relatif

masih terjaga pasokannya, sebagai dampak dari upaya pemerintah daerah untuk menjaga

pasokan.

Selain itu, dengan masuknya masa ajaran baru sekolah, biaya perguruan tinggi dan

seragam sekolah anak menjadi pendorong peningkatan inflasi pada triwulan III-2016. Biaya

perguruan tinggi tercatat mengalami inflasi sebesar 1,61% (yoy) pada triwulan III-2016, lebih

tinggi dari triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 0,24% (yoy). Sedangkan untuk seragam

sekolah anak pada triwulan III-2016 mengalami inflasi sebesar 13,53% (yoy), meningkat

dibanding beberapa triwulan sebelumnya, yang bahkan sejak Desember 2015 lalu tidak

mengalami perubahan harga.

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 46: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

32

INFLASI

Sementara itu, tekanan inflasi kelompok volatile food pada triwulan III-2016 juga

menunjukkan peningkatan dari 0,92% (yoy) menjadi 5,69% (yoy). Selama triwulan III-2016

peningkatan tekanan inflasi terutama terjadi pada beberapa komoditas favorit masyarakat

Maluku Utara seperti cabai merah, bawang merah, bawang putih, kangkung, ikan selar/tude,

ikan kembung dan ikan lolosi.

Tekanan inflasi meningkat paling besar pada subkelompok ikan segar, sayur-sayuran,

dan bumbu-bumbuan. Subkelompok ikan segar inflasinya meningkat dari 1,93% (yoy) menjadi

6,37% (yoy) pada triwulan III-2016. Sementara, subkelompok sayur-sayuran meningkat cukup

signifikan dari 8,51% (yoy) menjadi 14,24% (yoy). Selanjutnya, untuk subkelompok bumbu-

bumbuan meningkat paling signifikan, dari 11,05% (yoy) pada triwulan II-2016 menjadi 27,22%

(yoy) pada triwulan III-2016. Puncak panen komoditas bawang merah dan cabai merah di

Maluku Utara yang telah berlangsung pada bulan Mei dan Juni 2016, menyebabkan

peningkatan harga pada triwulan III-2016 menjadi cukup signifikan. Inflasi bawang merah

meningkat dari 12,74% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 113,83% (yoy) pada triwulan

III-2016. Kemudian, bawang putih meningkat inflasinya dari 25,12% (yoy) menjadi 54,08% (yoy)

pada triwulan III-2016.

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 3.5 Perkembangan Biaya Perguruan

Tinggi

Grafik 3.6 Perkembangan Harga Seragam

Sekolah Anak

Page 47: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

33

INFLASI

3.2 Tracking Perkembangan Inflasi Triwulan Berjalan

dan Inflasi Tahun 2016

Peningkatan tekanan inflasi pada triwulan III-2016 diestimasikan tidak berlanjut pada

triwulan IV-2016. Pada bulan Oktober 2016 Kota Ternate mengalami deflasi sebesar 0,21%

(mtm) menurun dibandingkan bulan September 2016 yang mengalami inflasi sebesar 0,09%

(mtm). Secara tahunan, inflasi Maluku Utara tercatat sebesar 2,89% (yoy) jauh lebih rendah

dibanding bulan September 2016 sebesar 4,05% (yoy). Dengan inflasi tersebut, secara

akumulatif hingga bulan Oktober 2016 inflasi Maluku Utara menjadi 1,31% (ytd).

Menurunnya tekanan inflasi pada bulan Oktober 2016 terutama disebabkan oleh deflasi

pada kelompok bahan makanan, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, serta

pada kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan. Hal tersebut sejalan dengan Survei

Pemantauan Harga yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia, dimana pada bulan Oktober 2016,

komoditas bahan makanan seperti daging ayam ras, cabai merah, cabai rawit, dan telur ayam

ras mengalami deflasi dan kelompok perumahan, seperti besi beton dan batu bata yang tercatat

mengalami deflasi.

Kelompok bahan makanan tercatat mengalami deflasi sebesar 1,01% (mtm) atau

menyumbang andil sebesar 0,21% pada inflasi Oktober. Kemudian, kelompok perumahan, air,

listrik, gas, dan bahan bakar mengalami deflasi sebesar 0,13% (mtm), menyumbang andil

sebesar 0,05% pada keseluruhan inflasi. Sementara, untuk kelompok transpor, komunikasi, dan

jasa keuangan tercatat mengalami deflasi sebesar 0,39% (mtm), atau menyumbang andil

sebesar 0,06% pada total inflasi Oktober.

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 3.7 Perkembangan Harga Bawang Merah Grafik 3.8 Perkembangan Harga Bawang Putih

Page 48: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

34

INFLASI

Berdasarkan disagregasinya, kelompok inflasi inti, inflasi administered prices, dan inflasi

volatile food tercatat menurun dibanding bulan sebelumnya. Inflasi inti menurun dari 5,81%

(yoy) menjadi 5,56% (yoy), sementara inflasi administered prices justru mengalami deflasi

sebesar 0,58% (yoy), kemudian inflasi volatile food tercatat mengalami inflasi sebesar 2,50%

(yoy), menurun dari bulan sebelumnya. Turunnya tekanan juga terjadi pada inflasi inti pada

bulan Oktober 2016, terutama dipengaruhi oleh penyesuaian harga ke harga normal utamanya

untuk komoditas sandang dan komoditas bahan makanan pasca peningkatan di triwulan III-

2016 akibat dari perayaan Idul Adha dan tahun ajaran baru sekolah.

Grafik 3.9 Perkembangan Inflasi Terkini Ternate

Inflasi administered price pada bulan Oktober juga tercatat mengalami penurunan dari

deflasi 0,59% (yoy) menjadi deflasi 0,58% (yoy). Kondisi ini dipengaruhi oleh komoditas bahan

bakar rumah tangga, bensin, dan solar. Pasokan BBM ke Ternate oleh Pertamina yang relatif

terjaga dan efek lanjutan dari penurunan harga BBM pada April lalu masih memberikan dampak

hingga awal triwulan IV-2016 ini.

Page 49: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

35

INFLASI

Tekanan inflasi diperkirakan semakin menurun pada akhir triwulan berjalan. Pola

musiman hari raya, tahun ajaran baru, dan rombongan haji sudah terlewati. Meski memasuki

pola historis akhir tahun, tekanan inflasi diperkirakan masih terjaga, hal ini diperkuat dengan

kecukupan pasokan pangan untuk memenuhi permintaan masyarakat pada periode natal dan

tahun baru. Stok beras di Bulog Sub Divre Ternate sendiri hingga bulan Oktober tercatat masih

sebesar 5,17 ribu ton atau cukup untuk memenuhi kebutuhan beras selama 4,3 bulan

mendatang.

Sampai dengan akhir tahun, potensi peningkatan tekanan inflasi diperkirakan berasal

dari peningkatan ekspektasi masyarakat terkait isu rencana kenaikan tarif listrik, kenaikan harga

angkutan laut dan udara, serta adanya potensi gangguan cuaca akibat dampak dari

berlangsungnya La Nina juga perlu diwaspadai mengingat dapat menghambat aktivitas nelayan

dan pasokan pangan dari daerah lain khususnya di akhir tahun. Namun demikian, dengan

pasokan pangan yang terus terjaga selama tahun 2016, serta dibarengi dengan terjadinya

deflasi pada bulan Februari, Agustus, dan Oktober, inflasi hingga akhir 2016 diperkirakan

berada pada kisaran 2,95% ±1% (yoy) lebih rendah dari tahun 2015.

3.3 Koordinasi Pengendalian Inflasi di Maluku Utara

Hingga bulan November 2016, sudah terbentuk 1 tambahan TPID baru di Provinsi

Maluku Utara yakni TPID Kabupaten Pulau Morotai. Dengan demikian, saat ini di Maluku Utara

sudah terdapat 1 TPID di level provinsi dan 5 TPID di level Kabupaten/Kota, yakni TPID Kota

Ternate, Kabupaten Halmahera Timur, Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera Barat,

dan Kabupaten Pulau Morotai. Penambahan TPID baru ini adalah bukti berjalannya road map

jangka panjang TPID Provinsi Maluku Utara, yakni mendirikan TPID di seluruh Kabupaten/Kota

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 3.10 Perkembangan Harga Bahan Bakar Rumah Tangga

Grafik 3.11 Perkembangan Harga Cakalang/Sisik dan Cakalang Asap

Page 50: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

36

INFLASI

di Maluku Utara. Sinergi kebijakan khususnya terkait manajemen pasokan pangan strategis

diharapkan lebih mudah terlaksana dengan semakin banyaknya TPID di provinsi Maluku Utara.

Gambar 3.1 Peta Lokasi TPID di Maluku Utara

Selama triwulan III-2016 sampai dengan November 2016, program TPID yang

dilaksanakan TPID Provinsi Maluku Utara dan TPID Kota Ternate berfokus pada pengendalian

inflasi selama Idul Fitri, Idul Adha, dan pisah sambut jamaah haji. Terkait pengendalian inflasi

selama Idul Fitri dan Idul Adha, TPID telah melakukan kegiatan pasar murah serta sidak stok di

berbagai pasar tradisional di Maluku Utara. Dalam rangka menjaga ekspektasi masyarakat

terhadap harga, Walikota Ternate juga telah menyampaikan kepada publik bahwa stok pangan

jelang hari raya Idul Fitri dan Idul Adha dalam kondisi mencukupi. Pada kesempatan yang sama

beliau juga telah menyampaikan agar masyarakat tidak berbelanja secara berlebihan sehingga

tidak mendorong terjadinya lonjakan harga. Kerjasama dengan media massa dan pemuka

agama juga digencarkan, himbauan-himbauan untuk tidak melakukan aksi konsumsi berlebihan

terus disampaikan.

Pada bulan Oktober 2016 dilaksanakan Rapat Koordinasi Wilayah TPID se-Kawasan

Timur Indonesia. Pada kegiatan tersebut disepakati beberapa rekomendasi bagi pemerintah

pusat oleh pengurus TPID se-Kawasan Timur Indonesia, antara lain:

Page 51: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

37

INFLASI

Tabel 3.2 Rekomendasi Rakorwil TPID se-KTI

TPID Provinsi Maluku Utara dan TPID Kota Ternate terus mengawal hasil kesepakatan

rakorwil di Ternate tersebut, dan membawa hasil kesepakatan tersebut ke tingkat yang lebih

tinggi, yakni pada Rapat Koordinasi Pusat-Daerah TPID yang berlangsung di Jakarta. Hasil-

hasil rekomendasi tersebut disampaikan kepada tim Pokjanas TPI, yang antara lain

beranggotakan Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Dalam Negeri, dan Bank

Indonesia.

Selain itu, di internal Provinsi Maluku Utara sendiri, pasca penandatanganan MoU tiga

daerah untuk penguatan pasar dan pasokan bahan pangan, TPID masing-masing

kabupaten/kota tersebut menyusun langkah aksi. Langkah aksi yang telah diawali antara lain,

penyediaan sarana pengangkutan komoditas dari sentra di Kota Tidore Kepulauan menuju

pasar di Soasio dan Ternate. Serta penyediaan lahan pertanian jagung, sayur mayur dan

hortikultura di Desa Ibu, Kabupaten Halmahera Barat. Melalui peningkatan produksi pertanian

dan penyediaan sarana pengangkutan tersebut, diharapkan pasokan di pasar lebih terkendali

dan dengan harga yang lebih stabil.

No. Rekomendasi Rakorwil TPID se-KTI

1Perlu adanya pedoman operasi pasar yang menegaskan tidak hanya dilaksanakan pada periode-periode

tertentu (hari raya, dll) tapi juga dengan mempertimbangkan data ekspektasi inflasi

2BPS agar dapat menambah jumlah kota sampel perhitungan inflasi agar lebih dapat memberikan gambaran

nyata di lapangan

3Memperkuat koordinasi dengan aparat penegak hukum baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota

dalam rangka mejaga stabilitas harga (mengantisipasi penimbun, pungli, dsb)

4Perlu adanya dukungan anggaran dari Pemerintah Pusat melalui aturan batas minimal APBD yang

diperuntukkan bagi upaya stabilitas harga

5 Memasukkan usulan pemanfaatan Dana Insentif Desa (DID) untuk kegiatan stabilitasi harga

6Meningkatkan penguasaan komoditas yang telah diatur oleh Bulog, sehingga peran Bulog sebagai stock

buffer sekaligus pengendali harga dapat lebih ditingkatkan

7Penambahan kapasitas armada tol laut dan penambahan pelabuhan feeder untuk meningkatkan efektivitas

jalur tol laut yang sudah tersedia

8Penetapan batas atas dan bawah bagi tarif angkutan yang tidak terlalu lebar range -nya dan pemberian

sanksi yang tegas bagi maskapai yang melanggar aturan ini

9Diperlukannya instruksi dari setiap Kementerian/Lembaga yang tergabung dalam TPI Nasional yang dapat

diselaraskan dengan roadmap TPID secara nasional/wilayah

10

Dukungan dari Kementerian/Lembaga terkait untuk memasukkan kegiatan stabilitasi harga sebagai bagian

kegiatan pengendalian inflasi dan/atau tidak menutup kemungkinan untuk membentuk

Kementerian/Lembaga khusus yang menangani inflasi

Page 52: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

38

INFLASI

Page 53: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

39

Secara umum, meskipun konsumsi rumah tangga tumbuh

melambat ketahanan sektor rumah tangga masih terjaga.

Risiko kredit dari sektor rumah tangga tercatat pada level

yang sangat rendah.

Sementara itu, walaupun tumbuh melambat stabilitas

keuangan sektor korporasi masih terjaga. Risiko kredit

sektor korporasi walaupun meningkat masih di bawah 5%.

Namun demikian, pembinaan pada UMKM dari sisi

keuangan dan pengembangan usaha perlu dilakukan

karena NPL UMKM Maluku Utara berada di atas 5%

4 ANALISIS STABILITAS KEUANGAN

DAERAH

NPL Sektor

Rumah Tangga

NPL Korporasi

0,52% %

4,74%

“Pantai Sulamadaha, Ternate” Courtesy : jalan2.com

“Stabilitas Keuangan Daerah Terjaga”

Page 54: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

40

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

4.1. Asesmen Sektor Rumah Tangga

4.1.1. Kondisi Terkini dan Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga

Perekonomian Maluku Utara pada sisi pengeluaran, secara konsisten didominasi oleh

Konsumsi Rumah Tangga, dengan pangsa lebih dari 55% selama setidaknya satu dekade

terakhir. Permintaan domestik menjadi penggerak utama perekonomian Maluku Utara, meski

secara perlahan mulai berkurang pangsanya seiring peningkatan pangsa dari investasi swasta

dan konsumsi pemerintah.Pangsa konsumsi rumah tangga pada triwulan III-2016 tercatat

sebesar 58,51%, meningkat tipis dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

58,92%.

Namun demikian, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh melambat

pada triwulan III-2016 yakni sebesar 6,16% (yoy) lebih rendah dari pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 6,40% (yoy). Bulan puasa yang kali ini hampir seluruhnya

jatuh pada triwulan II-2016 serta keterlambatan pembayaran Tunjangan Tambahan

Penghasilan (TTP) PNS Pemerintah Provinsi Maluku Utara selama triwulan III-2016 menjadi

pemicu perlambatan ini..

Grafik 4.1. Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara

Melambatnya konsumsi rumah tangga tersebut sejalan dengan turunnya optimisme

masyarakat terhadap kondisi perekonomian saat ini dibanding enam bulan yang lalu dan enam

58.12 58.2158.51

4.40

6.40

6.16

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

50.0

52.0

54.0

56.0

58.0

60.0

62.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2013 2014 2015 2016

% (yoy)Pangsa thdPDRB (%)

Pangsa g_Konsumsi RT (rhs)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 55: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

41

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

bulan mendatang, yang tercermin dari hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia. Indeks

Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat turun dari 118 menjadi 115, sementara itu Indeks

Ekspektasi Konsumen turun dari 132 menjadi 124.

Grafik 4.2. Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara

Melambatnya perekonomian khususnya pada semester I-2016 dan keterlambatan

pembayaran tunjangan PNS pemerintah provinsi Maluku Utara, memicu ketidakyakinan

masyarakat pada kondisi ekonomi saat ini. Hal tersebut menyebabkan sebagian rumah tangga

menunda keinginannya untuk mengkonsumsi barang-barang tahan lama seperti elektronik,

kendaraan, dan furniture. Hasil SK juga menunjukan adanya penurunan indeks konsumsi

barang tahan lama dari 99 menjadi 95.

Grafik 4.3. Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga dan Proyeksi Inflasi di Maluku Utara

Grafik 4.4. Ekspektasi Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi 6 Bulan Mendatang

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

118115

104 106

132124

60

80

100

120

140

160

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2014 2015 2016

IKK (KEYAKINAN KONSUMEN) IKE (KONDISI EKONOMI SAAT INI)

IEK (EKSPEKTASI KONSUMEN)

0

20

40

60

80

100

120

140

Penghasilan Saat Ini Ketersediaan LapanganKerja

Pembelian Barang TahanLama

2015 Tw III 2016 Tw II 2016 Tw III

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Ekspektasi PenghasilanKonsumen

Ekspektasi KetersediaanLapangan Kerja

Ekspektasi KegiatanUsaha

2015 Tw II 2016 Tw I 2016 Tw II

Op

tim

is

Pe

sim

is

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

Page 56: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

42

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

Dari sisi harga, tekanan terhadap kerentanan keuangan rumah tangga sangat rendah

seiring dengan tingkat inflasi yang terjaga di level rendah. Secara umum, masyarakat menilai

kenaikan harga sepanjang triwulan III-2016 tidak setinggi triwulan sebelumnya. Indeks

perubahan harga tercatat turun dari 170 menjadi 160. Sementara itu, belum adanya rencana

pemerintah untuk menaikan harga BBM serta kontinyuitas pasokan yang lebih baik sepanjang

tahun 2016 menyebabkan indeks ekpektasi perubahan harga juga mengalami penurunan dari

169 menjadi 163.

Grafik 4.5. Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga dan Proyeksi Inflasi di Maluku Utara

Grafik 4.6. Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga berdasarkan Komoditi

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

4.1.2. Kinerja Keuangan dan Intermediasi Perbankan pada Sektor Rumah

Tangga

Dari sisi penghasilan, masyarakat Maluku Utara terindikasi memiliki pendapatan yang

labih baik. Indeks penghasilan saat ini tercatat terus mengalami peningkatan dalam 3 triwulan

terakhir dari 114, menjadi 128, dan 131 pada akhir triwulan III-2016. Peningkatan UMP 2016

yang cukup signifikan serta inflasi yang terjaga di level yang rendah menjadi faktor pendorong

penghasilan masyarakat Maluku Utara.

Namun demikian, alokasi penghasilan masyarakat untuk konsumsi pada triwulan III-

2016 meningkat dari 52,45% menjadi 61,85%. Konsumsi terutama dilakukan untuk komoditas

non durable good dan komoditas lainnya yang bersifat jasa seperti pendidikan, kesehatan, serta

jasa transportasi khususnya dengan angkutan udara.

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

9.0

60

80

100

120

140

160

180

200

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2015 2016

inflasi yoy, %Indeks

Perubahan harga secara umum 3 bulan mendatang Inflasi (rhs)

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Bahanmakanan

Makananjadi

Perumahan& BB

Sandang Kesehatan TransKom Pendidikan

2016 Tw II 2016 Tw III 2016 Tw IV

Page 57: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

43

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

Grafik 4.7. Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga di Maluku Utara

Dengan demikian, alokasi penghasilan yang digunakan untuk menabung mengalami

penurunan dari 28,06% menjadi 20,6%. Hal ini juga terkonfirmasi dari kondisi DPK

perseorangan yang tumbuh melambat dari 13,21% (yoy) menjadi 2,72% (yoy). Pangsa

penghimpunan dana pihak ketiga perseorangan juga turun dari 90,12% pada triwulan III-2015

menjadi 78,45% pada triwulan III-2016. Dari sisi komposisi simpanan masyarakat, tabungan

masih mendominasi komposisi DPK nasabah perseorangan.

Grafik 4.8. Pangsa DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan di Maluku Utara

Grafik 4.9. Komposisi DPK Perseorangan di Maluku Utara

Sumber: LBU, diolah Sumber: LBU, diolah

Berdasarkan kategori pendapatan, masyarakat dengan pendapatan rendah (≤ 3 juta)

mengalokasikan pendapatannya untuk konsumsi lebih tinggi daripada rata-rata seluruh kategori

(60,26%). Sementara itu, masyarakat dengan pendapatan menengah dan tinggi (≥ 3 juta)

memiliki kemampuan dan kesadaran yang lebih tinggi dalam pembayaran cicilan hutang dan

menabung. Alokasi penghasilan untuk menabung tertinggi ada pada masyarakat dengan

kategori pendapatan > 5 juta yakni rata-rata 30% dari pendapatannya.

54.51 52.4561.85

11.12 19.4917.61

34.37 28.0620.54

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Tw I Tw II Tw III

2016 2016 2016

Konsumsi Cicilan pinjaman Tabungan

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

Page 58: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

44

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

Sementara itu alokasi penghasilan untuk membayar cicilan tertinggi berada pada

masyarakat pada kategori pendapatan Rp3-4 juta. Namun demikian, secara umum alokasi

penghasilan masyarakat untuk cicilan juga turun dari 19,49% menjadi 17,61%. Hal ini terutama

disebabkan oleh berkurangnya masyarakat yang mengajukan kredit baru dalam rangka

membiayai konsumsinya. Terjaganya harga di level yang rendah serta suku bunga tabungan

dan deposito yang terus mengalami penurunan, menyebabkan preferensi masyarakat untuk

menggunakan dananya sendiri dalam melakukan konsumsi.

Tabel 4.1. Alokasi Pendapatan Masyarakat per Kategori berdasarkan Penggunaan

Di lain sisi, walaupun nilai DPK Perseorangan tumbuh melambat, namun pertumbuhan

jumlah rekening masyarakat di perbankan tercatat menunjukkan adanya peningkatan, menjadi

13,64% (yoy) pada triwulan II-2016 menjadi 15,95% (yoy). Pertumbuhan jumlah rekening yang

mengalami peningkatan berasal dari kelompok nilai < Rp10 juta dan > Rp500 juta – Rp1 Miliar.

Sementara itu, jumlah rekening dari kelompok nilai lainnya cenderung tumbuh melambat atau

mengalami penurunan.

Tabel 4.2. Jumlah Rekening Perbankan Masyarakat berdasarkan Kelompok Nilai

Sementara, kinerja penyaluran kredit perseorangan pada triwulan III-2016 menunjukkan

pertumbuhan yang sedikit melambat, dari 12,85% (yoy) pada triwulan II-2016 menjadi 11,62%

Rp 1 - 2 juta Rp 2 - 3 jutaRp 3 - 4 jutaRp 4 - 5 jutaDi atas Rp 5 juta Rata-rata

Konsumsi 62.18 62.83 57.14 61.67 57.50 60.26

Cicilan pinjaman 18.52 14.29 25.71 13.33 12.50 16.87

Tabungan 19.30 22.89 17.14 25.00 30.00 22.87

PenggunaanPendapatan

<1

0 J

T

>1

0 J

T -

10

0 J

T

>1

00

JT -

50

0JT

>5

00

JT -

1 M

>1

M -

2 M

>2

M -

5M

>5

M -

10

M

>1

0M

-1

5M

>1

5M

- 2

0M

>2

0M

Rek. 535,947 475,433 50,785 5,237 529 276 136 10 12 0 10

∆ % 3.20 2.17 8.22 16.30 -0.94 -9.21 72.15 -37.50 500.00 - 233.33

Rek. 591,405 524,268 56,959 7,271 597 305 139 9 0 2 7

∆ % 13.64 12.60 20.42 56.80 15.70 20.08 -2.11 12.50 -100.00 - 16.67

Rek. 621,431 555,292 54,597 7,341 628 314 103 17 3 0 2

∆ % 15.95 16.80 7.51 40.18 18.71 13.77 -24.26 70.00 -75.00 - -80.00

2016

II

III

Maluku Utara Jumlah

Kelompok Nilai

2015 III

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

Sumber: LBU, diolah

Page 59: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

45

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

(yoy). Dengan demikian, pangsa penyaluran kredit perseorangan juga sedikit menurun

dibandingkan dari 93,76% pada triwulan II-2016 menjadi 93,43% pada triwulan III-2016.

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit perseorangan untuk keperluan konsumsi memiliki

pangsa 70,11%, sementara untuk modal kerja sebesar 22,62% dan untuk investasi sebesar

7,27%. Kredit konsumsi perseorangan tersebut, sebagian besar digunakan untuk keperluan

multiguna dengan pangsa 48,82%, sementara untuk keperluan KPR hanya sebesar 12,30%,

KKB sebesar 0,56%, dan pembelian peralatan rumah tangga sebesar 0,62%.

Grafik 4.10. Pangsa Kredit Perseorangan Berdasarkan Jenis Penggunaan

Dari sisi risiko kredit, NPL sektor rumah tangga tercatat di level yang sangat rendah

yakni hanya sebesar 0,52% atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 0,57%.

Penurunan NPL terjadi hampir pada semua jenis kredit yang digunakan sektor rumah tangga

mulai dari kredit multiguna, kredit untuk kendaraan bermotor, dan kredit untuk pembelian

barang elektronik dan furniture. Adapun kenaikan risiko kredit pada sektor rumah tangga

terindikasi hanya terjadi pada kredit untuk KPR di mana NPLnya meningkat dari 1,31% menjadi

1,37%.

4.2. Asesmen Sektor Korporasi

4.2.1. Kondisi Terkini dan Sumber Kerentanan Sektor Korporasi

Perekonomian Maluku Utara pada triwulan III-2016 tumbuh melambat. Secara sektoral

perlambatan terutama terjadi pada sektor konstruksi dan administrasi pemerintah. Terbatasnya

ruang fiskal pemerintah provinsi akibat tidak tercapainya target pendapatan berakibat pada

terhambatnya beberapa proyek infrastruktur serta pembayaran tunjangan PNS. Namun

Page 60: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

46

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

demikian, pertumbuhan sektor utama yakni pertanian, perdagangan, pertambangan, dan

industri pengolahan

Sementara, berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia, pada

triwulan III-2016 korporasi di Maluku Utara kinerjanya meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya, dengan saldo bersih tertimbang 9,35% sementara triwulan sebelumnya hanya

sebesar 3,85%. Peningkatan utamanya didorong oleh Sektor pertanian dengan saldo bersih

tertimbang meningkat dari -12,58% menjadi 2,62%.

Grafik. 4.11. Perkembangan Dunia Usaha per Sektor Ekonomi

Pertumbuhan dunia usaha tersebut juga dibarengi dengan pertumbuhan

ketenagakerjaan di sektor-sektor terkait. Secara total, jumlah tenaga kerja korporasi di Maluku

Utara per Agustus 2016 meningkat 4,36% (yoy). Peningkatan ketenagakerjaan

mengindikasikan minimnya risiko pada sektor korporasi Maluku Utara.

Namun demikian, berdasarkan kondisi keuangannya, pada periode triwulan III 2016 para

pelaku usaha menyatakan bahwa kondisinya tidak sebaik triwulan sebelumnya. Berdasarkan

likuiditas dan rentabilitasnya, kondisi keuangan perusahaan tidak sebaik triwulan II-2016.

Tabel 4.3 Kondisi Likuiditas Korporasi

3.85%

9.35%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

2016 Tw 2 2016 Tw 3

Baik Cukup BurukSaldo Bersih

(%Baik-%Buruk)Baik Cukup Buruk

Saldo Bersih

(%Baik-%Buruk)

Akses Kredit 0.00% 100.00% 0.00% 0.00% 0.00% 100.00% 0.00% 0.00%

Kondisi keuangan perusahaan

berdasarkan likuiditas62.00% 36.00% 2.00% 60.00% 52.00% 44.00% 4.00% 48.00%

Kondisi keuangan perusahaan

berdasarkan rentabilitas58.00% 40.00% 2.00% 56.00% 54.00% 44.00% 2.00% 52.00%

Q 2 2016

Kondisi KeuanganQ 3 2016

Sumber: SKDU Bank Indonesia, diolah

Sumber: SKDU Bank Indonesia, diolah

Page 61: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

47

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

4.2.2. Penyaluran Kredit pada Sektor Korporasi

Kredit pada sektor korporasi hanya memiliki pangsa sebesar 35,31% atau dengan nilai

nominal Rp2,12 triliun. Penyaluran kredit korporasi pada triwulan III-2016 menunjukkan adanya

pertumbuhan yang baik, yakni sebesar 10,80% (yoy) sedikit lebih rendah dari triwulan

sebelumnya 11,44% (yoy).

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit modal kerja menguasai pangsa sektor korporasi

dengan share 77,81%, sementara kredit investasi memiliki pangsa sebesar 22,19%. Penyaluran

kredit modal kerja pada sektor korporasi di Maluku Utara mengalami peningkatan, pada triwulan

III-2016 pertumbuhannya mencapai 15,14% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

yang sebesar 12,28% (yoy). Sementara, kredit investasi pertumbuhannya sedikit melambat

menjadi ,39 (yoy) pada triwulan III-2016 dari 2,08% (yoy) di triwulan sebelumnya.

Grafik 4.12. Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Jenis Penggunaan

Kredit korporasi didominasi oleh penyaluran pada Sektor Perdagangan Besar dan

Eceran, dengan pangsa 70,68%, disusul oleh Sektor Konstruksi dengan pangsa 10,74%, dan

sisanya terbagi rata di seluruh sektor. Pada kedua sektor utama tersebut, pertumbuhan

penyaluran kredit pada triwulan III-2016 menunjukkan adanya peningkatan. Seiring dengan

perbaikan pada kinerja perekonomian Maluku Utara. Kredit korporasi sektor perdagangan

tumbuh 13,33% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang hanya 9,57% (yoy).

Sementara, pada sektor konstruksi, penyaluran kredit korporasi tumbuh 3,68% (yoy) meningkat

dari triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 3,37% (yoy).

Melambatnya kinerja sektor konstruksi di tengah tingginya penyaluran kredit korporasi

ke sektor tersebut, berdampak pada meningkatnya risiko kredit dari sektor korporasi. NPL

sektor korporasi tercatat sebesar 4,74% meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

77.81%

22.19%

0.00%

Modal Kerja

Investasi

Konsumsi

15.14%

1.39%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

I II III IV I II III IV I II III

2014 2015 2016

Modal Kerja Investasi

Page 62: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

48

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

tercatat sebesar 4,34%. NPL sektor konstruksi tercatat mencapai 8,79%. Tingginya NPL pada

sektor ini salah satunya dipengaruhi oleh penundaan pembayaran beberapa proyek

infrastruktur akibat keterbatasan anggaran pemda.

Berdasarkan kategori debiturnya, kredit korporasi didominasi oleh debitur UMKM

dengan pangsa sebesar 82,16%, meningkat dari triwulan sebelumnya yang hanya sebesar

81,95%. Kredit korporasi pada debitur UMKM juga terus meningkat secara nominal, yakni

Rp1,74 triliun pada triwulan III-2016, meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp1,71

triliun. Pertumbuhan kredit korporasi UMKM juga tumbuh positif, 12,82% (yoy) melambat dari

triwulan sebelumnya yang sebesar 14,37% (yoy).

Terbatasnya kemampuan likuiditas korporasi UMKM, menyebabkan golongan ini rentan

terhadap perubahan kondisi ekonomi. Seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi,

risiko kredit korporasi dengan skala UMKM terindikasi meningkat. NPL korporasi UMKM pada

triwulan III-2016 tercatat 5,34% lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

4,92%. Peningkatan NPL terutama terjadi pada debitur UMKM dari sektor perdagangan eceran

bahan makanan dan hasil perkebunan.

Grafik 4.13. NPL Kredit Korporasi Grafik 4.14. NPL Kredit Korporasi per Kategori

Debitur

Sumber: LBU, diolah Sumber: LBU, diolah

4.3. Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan)

4.3.1. Perkembangan Kinerja Perbankan

Total aset bank umum di Provinsi Maluku Utara pada triwulan III-2016 tercatat sebesar

Rp8,22 triliun. Secara tahunan, aset perbankan Malut tumbuh sebesar 6,41% (yoy) melambat

dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,92% (yoy).

5.62%

4.34%4.74%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

9%

I II III IV I II III IV I II III

2014 2015 2016

4.92% 5.34%

1.70% 1.99%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

I II III IV I II III IV I II III

2014 2015 2016

UMKM Bukan UMKM

Page 63: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

49

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

Secara umum, perlambatan pertumbuhan aktiva perbankan di Malut utamanya

disumbang oleh pertumbuhan aktiva bank persero dan bank swasta nasional yang melambat

selama triwulan III-2016, seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi Maluku Utara. Hal

tersebut tercermin dari terkontraksinya pertumbuhan DPK cukup dalam dari sebelumnya

tumbuh positif sebesar 4,42% (yoy) pada triwulan II-2016 menjadi kontraksi sebesar 4,20%

(yoy) pada triwulan III-2016. Namun demikian, ditengah berbagai perlambatan tersebut

stabilitas keuangan daerah tetap terjaga.

Grafik 4.15. Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah)

Sementara itu, berdasarkan jenis operasinya, aset perbankan konvensional pada

triwulan III-2016 tercatat hanya tumbuh 5,79% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh 11,23% (yoy). Di lain sisi, seiring dengan tingginya intensitas berbagai institusi dalam

mempromosikan ekonomi syariah, volume usaha perbankan syariah tercatat tumbuh 17,89%

(yoy) atau lebih tinggi dari dari triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 5,10% (yoy).

4.3.2. Intermediasi Perbankan

Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan yang beroperasi di Maluku Utara

pada posisi akhir triwulan III-2016 tercatat sebesar Rp 6,25 triliun, lebih rendah dari triwulan

sebelumnya yang sebesar Rp 6,50 triliun. Secara tahunan, pertumbuhan DPK mengalami

penyusutan sebesar 4,20% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya masih tumbuh positif

sebesar 4,42% (yoy).

Jumlah simpanan tabungan pada akhir triwulan III-2016 mencapai Rp3,53 triliun, atau

turun 1,09% (qtq). Secara tahunan, tabungan tumbuh melambat dari 16,20% (yoy) menjadi

4,75% (yoy). Melambatnya pertumbuhan tabungan salah satunya dipengaruhi oleh

13.61%

10.92%

6.41%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

6,400

6,600

6,800

7,000

7,200

7,400

7,600

7,800

8,000

8,200

8,400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2015 2016

Bill

ion

s

AKTIVA yoy

Sumber : LBU, diolah

Page 64: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

50

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

meningkatnya preferensi masyarakat dalam menggunakan dana milik sendiri untuk melakukan

kegiatan konsumsi akibat meningkatnya ketidakpastian kondisi perekonomian pada periode

mendatang.

Sementara itu, simpanan giro pada akhir triwulan III-2016 terkontraksi cukup dalam

menjadi Rp1,38 triliun. Secara tahunan giro menyusut sebesar 19,09% (yoy) atau lebih dalam

dibanding dibanding penyusutan pada triwulan sebelumnya sebesar 15,30% (yoy). Perlambatan

simpanan giro ini dipengaruhi oleh menurunnya giro sektor pemerintah. Tidak tercapainya

target pendapatan pemerintah, mendorong penggunaan giro pemerintah di perbankan untuk

membiayai belanja pada triwulan III-2016.

Simpanan deposito juga tercatat mengalami penyusutan seiring meningkatnya

pencairan deposito pemerintah dan deposito milik orang pribadi. Pada akhir triwulan III-2016,

jumlah simpanan dalam bentuk deposito tercatat sebesar Rp1,33 triliun. Secara tahunan

deposito menyusut sebesar 7,48% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya masih tumbuh

4,41% (yoy)

Grafik 4.16. Perkembangan DPK (miliar rupiah)

Dari sisi penyaluran kredit, jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan di Maluku

Utara pada triwulan III-2016 tercatat sebesar Rp6,19 triliun. Secara tahunan, penyaluran kredit

tumbuh 12,19% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 12,29% (yoy).

Kredit modal kerja tercatat tumbuh 13,69% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya

yang tumbuh 10,81% (yoy). Pertumbuhan tersebut terutama terjadi pada sektor perdagangan

dan sektor konstruksi seiring meningkatnya aktivitas perekonomian pada kedua sektor tersebut.

19.41%

4.42%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2015 2016

Rp

Mili

ar

Giro Tabungan Deposito gDPK_yoy-RHS

Sumber : LBU, diolah

Page 65: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

51

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

Sementara itu, kredit investasi tercatat tumbuh 1,11% (yoy), lebih rendah dari

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,69% (yoy). Ketidakpastian

perekonomian global ditanggapi dengan turunnya ekspektasi pelaku usaha terhadap kinerja

usahanya di periode mendatang sebagaimana terekam dalam hasil SKDU. Hal ini

menyebabkan para pelaku usaha cenderung memilih untuk tidak mengajukan kredit investasi

baru.

Grafik 4.17. Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah)

Sementara, kredit konsumsi tercatat tumbuh 13,02%, melambat dari pertumbuhan pada

triwulan sebelumnya yang mencapai 14,32% (yoy). Perlambatan pertumbuhan kredit konsumsi

utamanya disebabkan oleh menurunnya pertumbuhan KPR dari 14,32% (yoy) menjadi 12,11%

(yoy) dan pertumbuhan KKB terkontraksi sebesar 7,49% (yoy)

Dengan perkembangan penghimpunan dana dan penyaluran kredit tersebut, peran

intermediasi perbankan di Maluku Utara yang diukur melalui tingkat LDR (Loans to Deposit

Ratio) masih berada di level yang tinggi yakni 99,19%, meningkat dari triwulan sebelumnya

yang sebesar 93,60%.

Sumber : LBU, diolah

Page 66: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

52

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

Grafik 4.18. Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara

Berdasarkan perkembangan intermediasi perbankan dan rendahnya risiko kredit yang

dicerminkan dengan perkembangan Non Performing Loan (NPL) pada triwulan III-2016, secara

umum, ketahanan sektor lembaga keuangan yang diwakili perbankan masih berada dalam

kondisi yang cukup baik. NPL masih berada di dalam batas aman, jauh di bawah ambang batas

yang sebesar 5%. Pada triwulan III-2016 NPL perbankan Maluku Utara tercatat hanya sebesar

1,97%, sedikit lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 1,86%. Peningkatan NPL terutama

terjadi pada kredit yang disalurkan ke sektor korporasi seiring melambatnya pertumbuhan

ekonomi pada triwulan III-2016

Grafik 4.19. Perkembangan NPL Perbankan di Malut

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2015 2016

DPK (Milyar Rp) Kredit (Milyar Rp) LDR-RHS

0.0%

0.5%

1.0%

1.5%

2.0%

2.5%

3.0%

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2015 2016

Kredit (Milyar Rp) NPL's-RHS

Sumber : LBU, diolah

Page 67: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

53

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

4.3.3. Perbankan Syariah

Perbankan syariah secara umum memiliki pangsa aset sebesar 4,72% dari total

seluruh perbankan di Maluku Utara. Aset perbankan syariah Maluku Utara pada triwulan III-

2016 tercatat sebesar Rp467 miliar. Secara tahunan, volume usaha perbankan syariah pada

triwulan III-2016 tumbuh 17,89% (yoy), jauh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh

5,10% (yoy).

Peningkatan volume usaha perbankan syariah di Maluku Utara didukung oleh

meningkatnya pertumbuhan DPK dari 8,82% (yoy) menjadi 20,28% (yoy). Peningkatan

terutama terjadi pada simpanan jenis giro yang tumbuh meningkat dari sebelumnya kontraksi

sebesar 26,78% (yoy) menjadi tumbuh positif sebesar 263,43% (yoy) seiring kebijakan

beberapa pemerintah daerah yang memindahkan rekening utamanya ke perbankan syariah.

Sementara itu berkurangnya rate bagi hasil serta meningkatnya konsumsi masyarakat

menyebabkan simpanan dalam bentuk tabungan syariah dan deposito syariah mengalami

perlambatan dan penyusutan. Tabungan syariah tercatat tumbuh 11,96% (yoy) setelah pada

triwulan sebelumnya tumbuh 20,76% (yoy). Sementara itu deposito syariah mengalami

kontraksi sebesar 13,30% (yoy)

Sementara itu, pembiayaan perbankan syariah pada triwulan laporan mulai

menunjukan perbaikan kinerja. Penyaluran pembiayaan oleh bank syariah di Maluku Utara

pada triwulan III-2016 tercatat sebesar Rp195,72 miliar, tumbuh sebesar 3,29% (yoy), setelah

pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 4,40% (yoy). Perbaikan kinerja

terutama dialami oleh pembiayaan untuk modal kerja yang tercatat tumbuh meningkat dari

6,55% (yoy) menjadi 19,53% (yoy) seiring dengan kinerja sektor perdagangan yang terus

meningkat selama tahun 2016. Sementara itu, kontraksi masih dialamai pembiayaan konsumtif

dan investasi walaupun tidak sedalam periode sebelumnya. Pembiayaan konsumtif tercatat

mengalami penyusutan sebesar 2,51% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya menyusut

sebesar 4,48% (yoy). Sementara itu pembiayan investasi menyusut 0,65% (yoy) setelah

sebelumnya menyusut 17,38% (yoy).

Dengan perkembangan tersebut, pada triwulan III-2016, FDR perbankan syariah

Maluku Utara tercatat sebesar 46,11% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang

sebesar 53,33%. Dari sisi risiko pembiayaan, non performing financing (NPF) mengalami

penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya dari 3,97% menjadi 2,35%.

Page 68: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

54

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

Grafik 4.20. Perkembangan Perbankan Syariah

4.3.4. Bank Perkreditan Rakyat

Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

di Maluku Utara pada triwulan III-2016 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Aset

BPR/S meningkat secara nominal menjadi Rp106,95 miliar, tumbuh dari 52,39 (yoy) pada

triwulan lalu, menjadi 86,81% (yoy) pada triwulan III-2016. Adanya penambahan modal oleh

pemda pada salah satu BPR/S menjadi pendorong utama peningkatan ini

DPK pada triwulan III-2016 tercatat sebesar Rp68,27 miliar atau tumbuh signifikan

143,61% (yoy), lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya yang tumbuh 79,61% (yoy). Adanya

program Pemerintah Kota Ternate untuk membayarkan gaji PNSnya melalui salah satu BPR/S

menyebabkan adanya peningkatan DPK BPR/S secara signifikan. Di samping itu,

meningkatnya aktifitas promosi dari BPR/S di Maluku Utara juga turut mendorong pertumbuhan

ini.

Dari sisi penyaluran dana, pada triwulan III-2016 BPR/BPRS di Maluku Utara berhasil

mencatatkan kredit/pembiayaan sebesar Rp52,27 miliar atau tumbuh 24,52% (yoy), lebih tinggi

dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 22,03% (yoy). Meningkatnya jumlah kredit pegawai

khususnya dari pemerintah kota Ternate menjadi salah satu faktor pendorong kinerja

penyaluran dana BPR/S pada triwulan III-2016.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

450,000

500,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2015 2016

Pembiayaan (Juta) DPK (Juta) FDR

Sumber : LBU, diolah

Page 69: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

55

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

Grafik 4.21 Perkembangan BPR/BPRS (juta rupiah)

4.4. Pengembangan Akses Keuangan

Kredit UMKM yang disalurkan perbankan Malut pada triwulan III-2016 tercatat Rp1,74

triliun. Jumlah tersebut tumbuh sebesar 11,54% (yoy) melambat dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 12,80% (yoy). Pelemahan harga komoditas perkebunan dan perikanan

berdampak pada turunnya kinerja UMKM yang memiliki usaha pada sektor ini sehingga mereka

tidak berminat mengajukan kredit baru. Jumlah debitur UMKM pada triwulan III-2016 tercatat

sebesar 24.343 rekening, melambat 10,21% (yoy) setelah sebelumnya tumbuh 12,10% (yoy).

Penyaluran kredit UMKM meningkat pertumbuhannya, sejalan dengan melambatnya

kinerja ekonomi Malut, peningkatan penyaluran kredit UMKM terjadi baik pada kredit modal

kerja maupun kredit investasi. Kredit modal kerja yang disalurkan kepada debitur UMKM pada

triwulan III-2016 tumbuh sebesar 15,74% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 16,30% (yoy). Sementara itu, kredit investasi UMKM tumbuh sebesar 1,30%

(yoy) setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 3,39% (yoy).

Dari sisi kualitas kredit, NPL debitur UMKM pada triwulan III-2016 tercatat sebesar

5,34%, sedikit mengalami penurunan kualitas dari triwulan sebelumnya 4,92%. Peningkatan

NPL tercatat terjadi pada sektor transportasi seiring kinerja subsektor perkebunan dan

pertambangan yang tidak optimal selama semester I-2016 sehingga sektor penunjang seperti

sektor transportasi juga ikut lesu.

Sumber : LBU, diolah

Page 70: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

56

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

Masih tingginya NPL kredit untuk debitur UMKM menjadi indikasi bahwa masih

diperlukan adanya program-program pendampingan UMKM, utamanya yang mengolah

komoditas unggulan daerah. Selain mengoptimalisasi penyaluran KUR yang notabene

mensyaratkan bunga bersubsidi, sehingga akan lebih meringankan UMKM.

Upaya-upaya pelatihan pencatatan keuangan dan penguatan kelembagaan,

diharapkan akan dapat membantu UMKM mengelola usahanya. Khusus untuk pencatatan

keuangan, pada triwulan I-2016 ini Bank Indonesia telah menyediakan aplikasi pencatatan

transaksi keuangan bagi gawai berbasis android. Aplikasi yang sederhana namun cukup

komprehensif tersebut, diharapkan akan membantu UMKM agar dapat lebih baik dalam

mengelola keuangannya.

Secara lokal, KPW BI Maluku Utara juga terus membina UMKM di berbagai wilayah di

Provinsi Maluku Utara melalui berbagai progam bantuan teknis baik klaster maupun non klaster.

Saat ini KPw BI Maluku Utara memiliki 7 klaster aktif dan 1 desa binaan yang tersebar di

beberapa kabupaten kota. Di samping itu, untuk memperluas akses keuangan kepada

masyarakat secara rutin KPW BI Maluku Utara bekerja sama dengan perbankan membuat

program edukasi keuangan dan pengembangan Layanan Keuangan Digital. Secara khusus

KPw BI Maluku Utara juga memiliki program pengembangan UMKM baru yang disebut

Wirausaha Bank Indonesia Maluku Utara. Saat ini program tersebut sudah memiliki 2 angkatan

di mana para pesertanya telah mendapatkan ases ke perbankan.

Page 71: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

57

Secara umum, transaksi keuangan di Maluku Utara pada

triwulan laporan menunjukkan penurunan. Hal ini sejalan

dengan melambatnya perekonomian di Maluku Utara

sehingga perputaran uang di masyarakat berkurang

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sementara, transaksi keuangan non tunai masih dalam

tren perlambatan seiring dengan berkurangnya kegiatan

di perbankan.

5 PERKEMBANGAN SISTEM

PEMBAYARAN

Net Inflow

Tw III-2016

Nominal Transaksi

Kliring Tw III-2016

Rp30,16

miliar

Rp244,49

miliar

“Pantai Sulamadaha, Ternate” Courtesy : jalan2.com

“Transaksi meningkat seiring kebutuhan

masyarakat ”

Page 72: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

58

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai

Aliran uang kartal pada triwulan III-2016 di Maluku Utara menunjukkan net inflow (uang

yang masuk lebih besar daripada jumlah uang yang keluar dari khasanah Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara). Pada triwulan III-2016, aliran uang masuk (inflow)

tercatat sebesar Rp486,62 miliar, sementara aliran uang keluar (outflow) sebesar Rp456,47

miliar sehingga menghasilkan net inflow sebesar Rp30,16 miliar.

Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Malut

Seiring dengan penurunan aktivitas karena melambatnya pertumbuhan ekonomi pada

triwulan III-2016 serta lebaran yang jatuh pada awal Juli, terjadi net inflow karena adanya

pergeseran pola traksaksi. Hal tersebut menunjukkan perbedaan dibandingkan pola historisnya

yang menunjukkan net outflow pada tiga tahun ke belakang. Pada triwulan III-2016 jumlah uang

masuk (inflow) meningkat 23,58% (yoy), setelah sebelumnya tumbuh sebesar 15,66% (yoy).

Jumlah uang keluar (outflow) terkontraksi signifikan sebesar 45,11% (yoy) setelah pada triwulan

sebelumnya tumbuh 74,55% (yoy).

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang Rupiah dalam kondisi yang masih

relatif baru dan layak edar serta menjangkau masyarakat yang jauh dari wilayah perkotaan,

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara (KPw BI Provinsi Malut) menyediakan

layanan kas titipan bekerjasama dengan perbankan di Halmahera Utara. Pada tahun 2017,

Sumber: Unit Operasional Kas KPw BI Maluku Utara

Page 73: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

59

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

KPw BI Provinsi Malut akan membuka Pelayanan kas titipan di Halmahera Selatan,

bekerjasama dengan perbankan setempat.

Selain itu, KPw BI Provinsi Malut juga melakukan kegiatan kas keliling secara rutin ke

berbagai kabupaten/kota di wilayah Provinsi Maluku Utara. Selama triwulan III-2016 Unit

Operasional Kas KPw BI Provinsi Malut telah melaksanakan 6 kali kas keliling ke luar Kota

Ternate dan 21 kali kas keliling dalam kota.

Tabel 5.1 Kegiatan Kas Keliling Triwulan III-2016

Pada triwulan III-2016, ditemukan uang palsu sebanyak 18 lembar di wilayah kerja

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara, jumlah ini meningkat dari temuan

triwulan sebelumnya dimana terdapat temuan sebanyak 17 lembar.

Dalam rangka melindungi masyarakat dari tindak kriminial pemalsuan uang, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara secara periodik melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian

uang rupiah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keaslian uang rupiah dan

meminimalisir temuan uang palsu. Sosialisasi dilakukan di pusat-pusat perbelanjaan seperti

pasar (baik modern maupun tradisional), pusat pendidikan seperti universitas dan sekolah atau

kepada Pemerintah Daerah. Selain kegiatan sosialisasi secara langsung, Bank Indonesia juga

melakukan publikasi tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah melalui media massa baik cetak

maupun elektronik.

5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Nontunai

Perkembangan transaksi pembayaran nontunai di Maluku Utara yang tercermin dari

transaksi pada layanan kliring perbankan menunjukkan perlambatan seiring dengan

perlambatan pertumbuhan ekonomi dan belum dibayarkannya tunjangan kinerja sejak bulan

Sumber: Unit Operasional Kas KPw BI Maluku Utara

Page 74: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

60

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Juli. Secara tahunan, transaksi kliring tumbuh melambat sebesar 3,99% (yoy). Sementara itu,

layanan keuangan digital kepada masyarakat di Maluku Utara semakin gencar seiring dengan

kebutuhan masyarakat akan akses keuangan digital yang kian tinggi.

5.2.1 Perkembangan Kegiatan Kliring

Transaksi nontunai melalui fasilitas kliring pada triwulan III-2016 tercatat sebesar

Rp244,49 miliar, tumbuh melambat 3,05% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh

sebesar 3,99% (yoy).

Melambatnya pertumbuhan transaksi melalui kliring di Maluku Utara ditengarai karena

menurunnya kegiatan ekonomi masyarakat sebagai dampak dari perlambatan ekonomi

sehingga perpindahan dana melalui kliring ikut berkurang. Selain itu, sektor usaha yang

melambat sebagai salah satu dampak performa APBD yang kurang baik juga berkontribusi

pada pengurangan transaksi melalui kliring.

Grafik 5.2 Perkembangan Kliring Maluku Utara

Sementara itu, rasio cek dan bilyet giro (BG) kosong masih terjaga di level yang sangat

rendah. Pada triwulan laporan, jumlah cek dan bilyet giro kosong tercatat sebesar 32 lembar

atau turun 11,11% (qtq). Adapun rasio nilai cek BG kosong terhadap cek BG yang diserahkan

pada triwulan III-2016 adalah sebesar 0,66%, meningkat dari rasio triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar 0,60%

Sumber: ULNKP2SP KPw BI Maluku Utara

Page 75: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

61

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Tabel 5.2 Perkembangan Cek BG Kosong

5.2.2 Perkembangan Keuangan Digital

Pada triwulan III-2016, jumlah agen Layanan Keuangan Digital (LKD) tercatat

sebanyak 411 agen yang tersebar di seluruh Provinsi Maluku Utara. Jumlah ini tumbuh

signifikan dibandingkan periode yang sama di tahun 2015, yakni 284,12% (yoy). Dengan

semakin banyaknya agen LKD di Maluku Utara, diharapkan masyarakat Maluku Utara mampu

menggunakan layanan keuangan digital dalam transaksi keuangan yang dilakukan sehari-hari

sehingga mewujudkan Less Cash Society.

Grafik 5.3 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Maluku Utara

Sumber: ULNKP2SP KPw BI Maluku Utara

Page 76: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

62

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Page 77: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

63

Kesejahteraan masyarakat Provinsi Maluku Utara terindikasi

meningkat. Dari sisi ketenagakerjaan, terjadi penurunan

jumlah pengangguran dibandingkan dengan tahun

sebelumnya dari 31 ribu jiwa menjadi 21 ribu jiwa.

Namun demikian, adanya penurunan performa keuangan

pemerintah yang berpengaruh pada sektor lainnya

diperkirakan berdampak pada penurunan ekspektasi dan

tingkat kesejahteraan masyarakat hingga akhir tahun 2016.

hteraan petani terindikasi mengalami penurunan.

6

Peningkatan

angkatan kerja yang

bekerja (yoy)

NTP

4,34%

103,68%

“Kesejahteraan masyarakat Maluku Utara terindikasi

meningkat”

“Masjid Al Munawar, Ternate” Courtesy : iloveindonesian.files.wordpress.com

KESEJAHTERAAN

KETENAGAKERJAAN &

Page 78: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

64

KESEJAHTERAAN & KETENAGAKERJAAN

6.1 Perkembangan Kesejahteraan

Melambatnya pertumbuhan ekonomi di triwulan III-2016 belum mempengaruhi

perkembangan ketenagakerjaan di Maluku Utara. Hal ini tercermin dari data BPS yang

menunjukkan pertumbuhan jumlah angkatan kerja yang bekerja sebesar 4,34% (yoy) serta

turunnya jumlah pengangguran sebesar 32,39% (yoy) dari 31 ribu jiwa pada tahun 2015

menjadi 21 ribu jiwa per Agustus 2016.

Dari sisi pelaku usaha, terjadi peningkatan penggunaan tenaga kerja yang tercermin

dari pencapaian SBT realisasi penggunaan tenaga kerja yang tercatat positif sebesar 2,84%.

Bertambahnya tenaga kerja terjadi pada sektor industri pengolahan dam sektor transportasi.

Dari hasil liaison, tenaga kerja, penambahan tenaga kerja pada pelaku usaha diwakili oleh

pencapaian likert scale yang tercatat sebesar 0,43.

Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Maluku Utara Agustus (ribu jiwa)

Grafik 6.1 Perkembangan Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja di Maluku Utara

2013 2014 2015 2016

735 753.8 773.18 792.5

473 481.5 513.6 524.5

Bekerja 155 456 482.54 503.5

Pengangguran 18 25.5 31.06 21

262 272.3 259.58 268

64.40% 63.90% 66.43% 66.19%

3.80% 5.30% 6.05% 4.01%TPT

Agustus

Penduduk 15 Tahun Keatas

Bukan Angkatan Kerja

Indikator

Angkatan Kerja

TPAK

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sumber : Liaison KPwBI Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 79: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

65

KESEJAHTERAAN & KETENAGAKERJAAN

6.2 Nilai Tukar Petani (NTP)

Pada akhir triwulan III-2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Maluku Utara tercatat sebesar

103,68, tumbuh sebesar 2,65% (yoy) setelah pada triwulan II-2016 tumbuh 2,65% (yoy).

Menurunnya NTP pada triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya dikarenakan

peningkatan biaya lebih tinggi dibandingkan harga jual hasil produksi. Kondisi ini selaras

dengan inflasi triwulanan yang juga mengalami peningkatan dari inflasi 3,87% (yoy) menjadi

inflasi 4,05% (yoy).

Grafik 6.2 Perkembangan NTP Maluku Utara

Pada triwulan ini, NTP Maluku Utara masih memiliki nilai lebih tinggi daripada NTP

Nasional. NTP tersebut berada pada peringkat keempat di wilayah Sulampua (Sulawesi,

Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat). Pada Triwulan III-2016, dari sepuluh

provinsi di wilayah Sulampua, tujuh provinsi mengalami peningkatan kesejahteraan petani yang

ditandai dengan NTP di atas 100. Sedangkan tiga provinsi lain yaitu Sulawesi Tengah, Papua,

dan Sulawesi Utara terindikasi mengalami penurunan kesejahteraan petani dengan NTP yang

lebih kecil dari 100.

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 80: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

66

KESEJAHTERAAN & KETENAGAKERJAAN

Tabel 6.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Wilayah Sulampua

Menurunnya NTP Maluku Utara terjadi pada dua sektor pertanian. Menurunnya NTP

ini disebabkan oleh kenaikan harga produk penunjang produksi pertanian. Di lain sisi, panen

komoditas tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan rakyat pada triwulan laporan

mendorong rendahnya pertumbuhan harga jual produksi pertanian.

Grafik 6.3 NTP per Subsektor di Maluku Utara

6.3 Tingkat Kesejahteraan

Seiring dengan terjaganya level inflasi, kesejahteraan masyarakat Maluku Utara

pada triwulan III-2016 terindikasi meningkat. Hasil survei konsumen mencatatkan indeks

penghasilan masyarakat meningkat dari 128 menjadi 131. Selain itu, dengan telah

Peringkat Provinsi NTP

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 81: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

67

KESEJAHTERAAN & KETENAGAKERJAAN

ditetapkannya UMP tahun 2017 yang meningkat dari Rp1.681.000 menjadi Rp1.975.000 atau

meningkat sebesar 17,49% mendorong peningkatan persepsi kesejahteraan masyarakat.

Tabel 6.3 Perkembangan Upah Minimum Provinsi Maluku Utara

Ketidakpastian perekonomian global dan performa realisasi keuangan Pemerintah yang

memberikan dampak negatif pada beberapa sektor sedikit berpengaruh pada ekspektasi

masyarakat terhadap kondisi kesejahteraannya pada triwulan IV-2016 hingga enam bulan ke

depan. Hal ini tercermin pada penurunan indeks ekspektasi konsumen dari 132 menjadi 124.

Nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Provinsi Maluku Utara pada Triwulan III-2016

mengonfirmasi adanya persepsi penurunan kesejahteraan masyarakat. Nilai ITK pada triwulan

laporan menurun menjadi 100,87 dari nilai 109,30 pada triwulan sebelumnya. Meski menurun,

indeks masih berada di atas 100 yang menunjukkan optimisme masyarakat akan keadaan

ekonomi ke depan.

Page 82: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

68

KESEJAHTERAAN & KETENAGAKERJAAN

Page 83: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

69

Perekonomian Malut pada triwulan I-2017 diperkirakan tumbuh

lebih tinggi dari triwulan IV-2016 dan berada pada kisaran

5,31% (yoy) – 5,81% (yoy) dengan kecenderungan bias ke

bawah.

Dengan mempertimbangkan kondisi terkini serta risiko lonjakan

inflasi pada periode mendatang, inflasi pada triwulan I-2017

diproyeksikan pada kisaran 5,09% ± 1% (yoy).

7 PROSPEK PEREKONOMIAN

Proyeksi

Ekonomi

Tw I- 2017

Proyeksi Inflasi

Tw I-2017

5,31%

-

5,81%

5,09%

±

1%

“Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan

terakselerasi, namun dengan tekanan inflasi

yang meningkat”

Page 84: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

70

PROSPEK PEREKONOMIAN >>

7.1 Prospek Pertumbuhan ekonomi

Perekonomian Maluku Utara pada triwulan I-2017 diperkirakan tumbuh meningkat

dari triwulan berjalan dan berada pada kisaran 5,31% - 5,81% (yoy) dengan

kecenderungan bias ke bawah. Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga akan menjadi

penggerak utama ekonomi Provinsi Maluku Utara pada triwulan mendatang. Sementara itu,

perbaikan produksi sektor pertanian (termasuk perikanan) dan meningkatnya produksi nikel

yang disertai dengan rencana relaksasi UU Minerba pada triwulan I-2017 mendatang

diperkirakan akan berdampak pada meningkatnya ekspor baik antar daerah maupun luar

negeri.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi dipicu dari membaiknya kinerja sektor

utama khususnya sektor perdagangan besar dan eceran dan sektor konstruksi. Selanjutnya, di

tengah melambatnya perekonomian global dan nasional, para pelaku usaha di Maluku Utara

masih sangat optimis terhadap perkembangan usahanya pada tahun 2017 mendatang. Hal

tersebut dikonfimasi dari hasil liaison kepada para pelaku usaha sektor utama di Maluku Utara

dengan nilai likert scale >1.

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara dan Bank Indonesia, diolah

Grafik 7.1 Perkembangan PDRB Malut dan Proyeksinya

Page 85: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

71

PROSPEK PEREKONOMIAN >>

Siklus La Nina yang masih akan berlangsung hingga akhir triwulan I-2017 mendatang,

diperkirakan akan sedikit menekan hasil produksi pertanian dan perikanan, namun dalam

koridor yang terbatas. Secara umum diperkirakan hasil produksi pertanian dan perikanan akan

masih meningkat. Selain itu, rencana relaksasi UU Minerba diperkirakan akan memberikan

ruang lebih luas bagi peningkatan ekspor Maluku Utara, utamanya dari komoditas nikel. Namun

demikian, seiring pembangunan smelter yang terus berlangsung apabila relaksasi UU Minerba

batal diimplementasikan, Maluku Utara masih akan mendapat stimulus pertumbuhan dari sektor

industri pengolahan.

Pelaksanaan Pilkada serentak di Kabupaten Pulau Morotai dan Kabupaten Halmahera

Tengah juga diperkirakan akan menjadi pendongkrak konsumsi pemerintah, namun masih akan

dibayangi adanya pembayaran utang oleh Pemerintah Provinsi Maluku Utara kepada PT SMI

yang akan mengambil pangsa lebih dari tiga persen anggaran belanja pemprov. Dengan

memperhatikan perkembangan terkini dan faktor-faktor risiko, diperkirakan perekonomian

Maluku Utara pada tahun 2017 akan tumbuh pada kisaran 5,56% - 6,06% (yoy).

7.1.1 Sisi Permintaan

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2017 terutama didorong oleh

terjaganya pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada level yang tinggi. Pertumbuhan

konsumsi rumah tangga diperkirakan terjaga pada kisaran 6% (yoy) seiring dengan adanya

peningkatan UMP sebesar 17,49%, jauh lebih tinggi dari peningkatan tahun sebelumnya yang

hanya sebesar 6,59%. Kondisi ini juga didukung dengan kecenderungan harga komoditas nikel,

cengkih, fuli, dan pala yang diperkirakan terus membaik pada tahun 2017 mendatang sehingga

berdampak positif pada pendapatan masyarakat Maluku Utara. Pasokan nikel dunia yang terus

menurun akibat pengurangan produksi yang dilakukan negara produsen nikel menjadi faktor

pendorong harga nikel hingga awal tahun 2017. Terlebih lagi Filipina, yang saat ini menjadi

produsen utama nikel, pada tahun 2017 berencana akan menerapkan aturan pelarangan

ekspor mineral mentah seperti yang dilakukan oleh Indonesia.

Sementara itu, kegiatan ekspor baik luar negeri maupun antar daerah diprediksi

mengalami peningkatan sebagai efek lanjutan dari mulai beroperasinya smelter di Pulau Gebe

dan smelter Pulau Obi yang ditargetkan akan beroperasi pada Februari 2017 mendatang.

Peristiwa pengrusakan fasilitas smelter di Pulau Gebe yang sempat menghentikan produksi PT

Fajar Bhakti Lintas Nusantara (PT FBLN) selama beberapa hari pada pertengahan November

Page 86: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

72

PROSPEK PEREKONOMIAN >>

2016 lalu, diharapkan tidak berlangsung lama dan tidak mengurangi kapasitas produksi nickel

pig iron PT FBLN.

Lebih jauh lagi, penguatan kerjasama antara Maluku Utara dengan Jawa Timur semakin

menguatkan kepastian pasar bagi produk hasil bumi Maluku Utara, utamanya cengkih, fuli, dan

pala. Harga komoditas hortikultura utamanya aneka cabai dan bawang merah, yang masih

berada pada level optimalnya, diperkirakan akan turut meningkatkan daya beli masyarakat.

Faktor penghambat pertumbuhan terutama berasal dari komponen investasi (PMTB).

Rendahnya investasi baru pada periode mendatang akibat telah terselesaikannya proyek-

proyek besar pada akhir tahun 2016 diperkirakan akan mengurangi pertumbuhan komponen

investasi. Terbatasnya ruang gerak fiskal juga diperkirakan akan berdampak pada

berkurangnya proyek-proyek infrastruktur besar di Maluku Utara. Meskipun pada tahun 2017

mendatang akan dilaksanakan pilkada serentak di dua kabupaten di Maluku Utara, namun

disetujuinya utang pemprov kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) diperkirakan akan

membayangi pertumbuhan komponen konsumsi pemerintah. Lebih jauh lagi, target peningkatan

realisasi PAD yang bersumber dari bagi hasil perusahaan tambang disangsikan akan dapat

dicairkan sepenuhnya pada tahun 2017 mendatang.

7.1.2 Sisi Penawaran

Ditilik dari sisi penawaran, meningkatnya pertumbuhan pada triwulan I-2017 didorong

oleh terjaganya kinerja sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor administrasi

pemerintahan, sektor perdagangan dan sektor konstruksi. Di lain sisi, sektor industri

pengolahan, penyediaan makanan dan minuman, serta sektor jasa keuangan diestimasikan

tumbuh melambat pada tahun 2017 mendatang.

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, pertumbuhannya diproyeksikan akan lebih

tinggi dari tahun 2016. Meskipun siklus La Nina diperkirakan masih akan berlangsung hingga

akhir triwulan I-2016, diperkirakan dampak terhadap produksi pertanian dan perikanan di

Maluku Utara tidak akan terlalu signifikan. Mengingat ekstensifikasi program klaster dan

pembudidayaan ikan oleh pemerintah daerah semakin masif digalakkan. Berdasarkan hasil

liaison ke pelaku usaha sektor perikanan, rata-rata likert scale ekspektasi produksi tahun 2017

bernilai positif >1. Sementara itu, suhu permukaan air laut yang kembali normal diperkirakan

meningkatkan hasil tangkapan ikan selama tahun 2017 mendatang.

Page 87: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

73

PROSPEK PEREKONOMIAN >>

Meningkatnya produksi sektor pertanian serta terjaganya konsumsi masyarakat

diperkirakan mampu menjaga pertumbuhan sektor perdagangan untuk tumbuh mendekati level

8% pada triwulan I-2017. Kerjasama dagang antara Maluku Utara dan Jawa Timur juga

memberikan kepastian pasar pada produk-produk Maluku Utara, utamanya hasil perkebunan

dan perikanan. Selain itu, pembukaan beberapa jalur transportasi laut dan udara baru diprediksi

juga berdampak positif pada aktivitas perdagangan di Maluku Utara.

Sementara itu, sektor pertambangan mulai mengalami peningkatan namun masih dalam

rentang yang terbatas. Dengan membaiknya harga nikel, perusahaan pertambangan nikel yang

masih beroperasi diperkirakan akan memperbaiki level produksinya setelah sebelumnya

dipangkas akibat turunnya harga nikel selama pertengahan tahun 2016. Beroperasinya smelter-

smelter baru juga menjadi peluang perluasan pasar bagi para penambang nikel sehingga turut

menjadi faktor pendorong untuk meningkatkan level produksi.

Perlambatan diperkirakan terjadi pada sektor industri pengolahan dan sektor jasa

keuangan dan asuransi. Permintaan global terhadap kopra yang menurun yang telah

berlangsung beberapa waktu ini, diperkirakan akan memberikan dampak pada pertumbuhan

industri pengolahan Maluku Utara. Tren global yang mulai bergeser pada permintaan air kelapa

dan kelapa segar, menyebabkan produsen lebih memilih untuk memanen kelapa mereka lebih

awal. Berdasarkan data World Bank permintaan kopra pada tahun 2016 menurun sebesar 0,6%

dibanding tahun sebelumnya. Sementara peningkatan permintaan kelapa segar dan air kelapa

peningkatannya lebih besar dari 50% dibanding tahun 2015 lalu. Harga kopra hingga triwulan

IV-2016 terpantau masih berada pada tren penurunan, oleh sebab itu para pengolah kopra di

Maluku Utara juga masih membatasi produksinya sembari menanti membaiknya harga kopra.

Sementara itu pertumbuhan kredit selama tahun 2016 yang cenderung melambat serta

rendahnya pertumbuhan simpanan dalam bentuk giro diperkirakan masih akan menjadi

penghambat kinerja sektor keuangan pada tahun 2017.

7.2 Outlook Inflasi Daerah

Tekanan inflasi kota Ternate pada triwulan I-2017 diperkirakan akan mengalami

peningkatan dibanding inflasi pada tahun berjalan. Peningkatan konsumsi rumah tangga

sebagai dampak dari meningkatnya UMP tahun 2017 sebesar 17,49% diperkirakan akan

menjadi salah satu sumber risiko utama. Diperkirakan jelang awal tahun 2017 mendatang

pemerintah juga akan melakukan evaluasi terhadap harga BBM yang sejak April lalu belum

berubah. Tren peningkatan harga minyak dunia yang terus berlangsung, diperkirakan akan

Page 88: NOVEMBER 2016 - bi.go.id · Grafik 1.26 Perkembangan APBD Provinsi Maluku Utara 16 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2015 dan 2016 18 Grafik 2.2 Perubahan

74

PROSPEK PEREKONOMIAN >>

mendorong penyesuaian harga BBM di Indonesia. Disamping itu, basis inflasi yang cukup

rendah pada tahun 2016 menjadi risiko munculnya base effect inflasi pada tahun mendatang.

Peningkatan pendapatan masyarakat yang cukup signifikan, apabila dilihat dari

peningkatan UMP, diperkirakan akan meningkatkan konsumsi masyarakat, utamanya untuk

barang kebutuhan sekunder dan tersier. Selain itu, efek lonjakan konsumsi akibat pilkada

kabupaten/kota diperkirakan akan cukup signifikan mendorong peningkatan inflasi pada triwulan

I-2017 mendatang. Sementara, untuk kebutuhan konsumsi rutin harian, diperkirakan pasokan

bahan makanan di Maluku Utara relatif akan lebih stabil pada triwulan I-2017 mendatang.

Gencarnya program pemerintah melakukan ekstensifikasi dan budidaya tanaman pangan dan

tanaman hortikultura penyebab inflasi seperti padi, aneka cabai, dan aneka bawang berdampak

positif pada stabilitas pasokan di Ternate. Dengan meningkatnya produksi komoditas tersebut

ketergantungan kota Ternate pada pasokan dari luar provinsi juga berkurang.

Peningkatan harga komoditas akibat penyesuaian harga BBM pada awal tahun 2017

mendatang diperkirakan akan memberikan dampak lanjutan pada peningkatan harga bahan

pokok dan sarana transportasi masyarakat. Mengingat bobotnya yang cukup besar,

diperkirakan apabila terjadi penyesuaian harga BBM tersebut, akan menyumbang peningkatan

inflasi yang cukup signifikan.

Hingga akhir 2017, risiko peningkatan tekanan inflasi diperkirakan muncul terutama dari

inflasi inti dan inflasi administered price. Dari inflasi inti, tekanan berasal dari komoditas

pendidikan yang menyesuaikan tarif sumbangan pendidikan untuk berbagai level pendidikan

mulai dari TK sampai dengan SLTA. Beberapa komoditas manufaktur juga berpotensi

mengalami peningkatan harga seiring penyesuaian harga yang diperkirakan masih akan

berlangsung, meski nilai tukar rupiah pada beberapa triwulan terakhir sudah mulai berada pada

nilai optimalnya. Meningkatnya pendapatan masyarakat sebagai efek dari peningkatan UMP

serta perbaikan kinerja sektor utama berpotensi meningkatkan harga komoditas bahan

bangunan. Sementara itu, dari sisi inflasi administered price, peningkatan tekanan inflasi dipicu

oleh rencana penyesuaian harga BBM, yang kemudian biasanya diikuti dengan kenaikan tarif

dasar listrik. Tekanan juga meningkat akibat ekspektasi masyarakat akan harga rokok sebagai

reaksi atas isu rencana pemerintah menaikan harga. Dengan memperhatikan risiko-risiko

tersebut, inflasi pada triwulan I-2017 diperkirakan berada pada kisaran 5,09% ± 1%. (yoy).

Sementara dengan memperhatikan potensi risiko sepanjang tahun 2017, diperkirakan inflasi

tahun 2017 diperkirakan berada pada kisaran 4,83% ± 1% (yoy).