Upload
marsyanto
View
103
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
NUTRISI PADA LANSIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia Lanjut Usia (MANULA) dimasukkan ke dalam kelompok rentan gizi, meskipun
tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan badan , bahkan sebaliknya sudah terjadi involusi
dan degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi
disebabkan kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya.
Gigi-geligi pada MANULA mungkin sudah banyak yang rusak bahkan copot, sehingga
memberikan kesulitan dalam mengunyah makanan. Maka makanan harus diolah sehingga
makanan tidak perlu digigit atau dikunyah keras-keras. Makanan yang dipotong kecil-kecil,
lunak dan mudah ditelan akan sangat membantu para MANULA dalam mengkonsumsi
makanannya.
Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun, sehingga makanan
harus yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar pencernaan.makanan yang
tidak banyak mengandung lemak, pada umumnya lebih mudah dicerna, tetapi harus cukup
mengandung protein dan karbohidrat. Kadar serat yang tidak dicerna jangan terlalu banyak,
tetapi harus cukup tersedia untuk melancarkan peristalsis dan dengan demikian melancarkan
pula defaecatie, dan menghindarkan obstipasi.
Patut diingat bahwa keperluan enersi MANULA sidah menurun, jadi jangan di sediakan
seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan sampai menjadi
kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai kelainan atau penyakit gizi yang
berhubungan dengan kondisi obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular
diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA. Yang umum sangat ditakuti ialah
kemungkinan meningkat untuk mendapat penyakit kanker.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA DALAM RANGKA PROMOSI
KESEHATAN
Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada ksehatan lansia. Status
nutrisi seseorang akan berpengaruh terhadap setiap system tubuh. Bimbingan yang
membahas secara langsung tentang kebutuhan nutrisi pada lansia masih sedikit. Pada
sebagian lansia, ketiadaan bimbingan ini terjadi karena lansia lebih heterogen daripada orang
muda dan kurang mampu dalam menghitung kebutuhan nutrisi mereka melalui nomogram.
Kekurangakuratan dan kemudahan untuk memahami informasi dalam membimbing lansia
dan para praktisi telah mengarahkan penggunaan statistic apa adanya yang berkaitan dengan
status nutrisi lansia.
Secara fisiologis, kebutuhan energi lebih dikaitkan dengan tingkat aktivitas fisik daripada
usia kronologis. Kebutuhan asupan kalori sehari-hari yang disarankan (Recommended Daily
Allowance [RDA]) pada lansia yang berusia 65 sampai 75 tahun 2300 kkal. RDA untuk
lansia di atas usia 75 tahun diturunkan menjadi 2050 kkal, konsumsi kalori dari karbohidrat
kompleks yang diharuskan sebanyak 55 sampai 65% dan kurang dari 30% lemak, serta porsi
sisanya adalah protein.
Faktor-faktor fisiologis lainnya yang dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada
lansia adalah menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan persepsi rasa dan peningkatan
kolesistokininyang dapat memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa
kenyang. Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan
vitamin pada berbagai tingkatan yang luas. Namun, laporan-laporan terakhir
mengindikasikan bahwa lansia mengalami defisiensi vitamin B12, vitamin D dan asam folat.
Perubahan-perubahan dan kebutuhan mineral meliputi rendahnya kebutuhan akan zat besi
pada wanita lansia daripada wanita usia produktif. Asupan kalsium sebagai salah satu mineral
esensial lainnya bagi lansia sekitar 600 mg per hari untuk wanita. Hal ini hanya
menggambarkan 30 sampai 40% dari tingkat kebutuhan yang disarankan. Panduan diet
terbaru menyarankan sedikitnya 1000 mg kalsium per hari untuk seluruh lansia dan 1500 mg
per hari untuk wanita lansia yang tidak menggunakan esterogen. Suplemen kalsium tidak
akan diabsorpsi secara merata. Karena perbedaan derajat keasaman yang dibutuhkan untuk
absorpsi yang sesuai, kalsium sitrat malat merupakan bentuk yang lebih dipilih untuk
diberikan bagi lansia yang mengalami hipoklohidria atau aklorhidria.
Pada proses penuaan yang normal, peningkatan jaringan adipose secara normal dapat
menyertai penurunan massa tubuh dan cairan tubuh total. Meskipun hasil studi
memperlihatkan bahwa orang-orang Amerika mengkonsumsi sedikit lemak, prevalensi
obesitas telah meningkat 133% dalam 10 tahun terakhir. Lemak tubuh yang berlebihan
sebaiknya akan merugikan lansia. Buku penuntun diet yang baru telah menekankan tentang
pentingnya mempertahankan berat badan yang stabil dan mengikuti program diet dan
olahraga yang tepat dalam seluruh rentang waktu kehidupan.
1. Pencagahan Primer
Proses penuaan mempengaruhi kebutuhan nutrisi dan status nutrisi pada 30 juta lansia, 6
juta dari mereka berisiko tinggi terhadap malnutrisi. Studi-studi mengindikasikan bahwa
lansia yang memiliki penghasilan kurang dari 6000 dolar per tahun atau kurang dari 35 dolar
per minggu untuk komsumsi makanan dan para lansia yang mengunjungi rekan atau
keluarganya kurang dari dua kali per minggu, dan para lansia yang kelebihan berat badan
sebesar 25 kg atau yang kekurangan berat badan 10 kg adalah mereka yang beresiko tinggi
mengalami malnutrisi, selain dari jutaan orang yang mengalami kekurangan nutrisi.
Faktor-faktor sosioekonomi, juga penderita penyakit kronis dan polifarmasi, turut
berperan terhadap masalah malnutrisi yang actual atau potensial bagi lansia. Instrument
pengkajian sebagaimana yang telah di kembangkan oleh program Nutrition Screening
Initiative untuk menentukan status nutrisi direkomundasikan dapat di gunakan oleh seluruh
pemberi pelayanan kesehatan. Lembaran instrument ini tersedia melalui Nutrition Screening
Initiative, 1010 Wisconsin Avenue NW, Washington, DC 20007. Suatu upaya yang
konsisten untuk mengidentifikasi lansia dengan gangguan nutrisi demikian juga untuk resiko
gangguan nutrisi yang seharusnya menjadi prioritas jika tujuan nasional untuk promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit ingin di capai.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder di mulai dengan pengkajian yang seksama terhadap klien dan upaya-
upaya untuk mengidentifikasi sumber masalah gisi. Kesalahan pengaturan metabolisme
seharusnya di perbaiki dan pemberian obat-obatan untuk kondisi-kondisi kronis dapat di
sesuaikan untuk mengurangi efek samping yang mengganggu nutrisi yang normal. Depresi
yang tidak terditeksi asupan diet dan malnutrisi. Selain itu, suatu pengkajian nutrisi adalah
penting untuk menentukan tujuan yang realistis dan tepat pada lansia dengan masalah nutrisi.
Pelayanan ahli diet akan menguntungkan bagi klien.
Banyak lansia tidak mengetahui bagaimana kebutuhan nutrisi mereka mengalami
perubahan sebagai akibat penuaan. Oleh karena itu, seluruh pemberi layanan kesehatan
perluh di siapkan untuk memberikan informasi yang akurat dan terbaru tentang nutrisi
normal, demikian juga tentang kebutuhan nutrisi yang menyertai proses penyakit. Suatu
penelitian terbaru mengemukakan bahwa perawat tidak di persiapkan secara adekuat untuk
memberikan jenis instruksi ini kepada klien lansia.
Asuhan keperawatan adalah suatu bagian penting dalam memperbaiki asupan nutrisi
pada institusi pelayanan akut maupun pelayanan jangka panjang. Dedikasi di perluhkan
untuk meyakinkan bahwa kebutuhan nutrisi klien di masukan sebagai bagian dari rencana
keperawatan secara total. Mengizinkan pemberian suplemen dalam kaleng untuk pembangun
tubuh yang di letakan di meja disamping tempat tidur atau untuk di kembalikan pada bagian
gizi tidak akan membantu memfasilitasi asupan yang adekuat. Suplemen sangat baik
digunakan di antara waktu makan dan sering ditoleransi dengan baik jika disajikan dalam
keadaan dingin. Alternatif -alternatif makanan, seperti nutrisi parenteral total dan
pemberian makanan dengan penduga lambung, mungkin diperluhkan jika asupan yang
adekuat tidak dapat di pertahankan melalui rute oral.
Keterlibatan keluarga sangat penting untuk menyediakan nutrisi yang baik di semua
lingkungan. Kemampuan untuk memberikan makanan kesukaan lansia dan memberikan
atmosfer sosial yang mendorong asupan makanan adalah hal terbaik yang dapat dilakukan
oleh keluarga. Keluarga sering memiliki keinginan yang kuat untuk berpatisipasi dalam cara
ini dan berespon baik terhadap saran-saran yang terdapat pada table berikut ini:
Teknik-Teknik Untuk Meningkatkan Asupan Makanan Ketika Nafsu Makan Rendah
Tambahkan susu bubuk kering tanpa lemak pada makanan yang mengandung
banyak cairan (kaldu, kentang tumbuk, puding, sereal yang dimasak).
Berikan berbagai variasi makanan kecil di antara waktu makan, berbagai
tekstur dan rasa manis yang bervariasi.
Tawarkan makanan paling banyak pada siang hari ketika lansia merasa sangat
lapar (biasanya pada pagi hari).
Anjurkan pemberian makanan dengan ukuran kecil yang mudah di makan
sendiri.
Tambahkan margarin tambahan pada sayur-sayuran, saus, dan makanan
berkrim.
Sajikan suplemen nutrisi dalam keadaan dingin atau di siapkan dalam bentuk
shake.
Anjurkan keluarga untuk membawa makanan kesukaan klien.
Walaupun suplemen tidak perluh digunakan dalam keadaan yang seimbang, laporan
terbaru saat ini tidak memenuhi jumlah makanan harian yang dianjurkan. Dosis yang
berlebihan di atas jumlah asupan harian yang dianjurkan tidak dianjurkan pada saat ini dan
terbukti dapat merugikan jika digunakan dalam waktu yang lama.
Rekomendasi tambahan termasuk penggunaan makanan berserat untuk meningkatkan
asupan vitamin dan mineral, dan meningkatkan defekasi yang normal. Rekomendasi asupan
serat yang disarankan saat ini sekitar 20 sampai 35 gram serat per hari.
B. PROSES MENUA
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan
berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis
ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :
Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga jumlah
cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput
serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.
Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan dengan
kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera pengecap
dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu
makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf
pendengaran.
Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah
yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut
kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan
wasir.
Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan
kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.
Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat
jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal
benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan
gangguan dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang
dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia
atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan
untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi
paranoid atau perilaku anti sosial lainnya.
Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga
bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi hiponatremia
yang menimbulkan rasa lelah.
Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu
masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga
usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan
dehidrasi.
Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan
penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan yang
mengakibatkan sedih yang berkepanjangan.
BATASAN USIA LANSIA
Batasan : lansia adalah mereka yang telah diatas usia 65 tahun
Menurut Durmin : Young ederly (65-75 th), older ederly (75 th)
Munro dkk : older ederly dibagi 2, usia 75-84 th dan 85 th
M.Alwi Dahlan : usia diatas 60 th
Menurut usia pensiun : usia diatas 56 th
WHO : usia pertengahan(45-59), usia lanjut(60-74), usia tua(75-90), usia sangat tua(>90)
C. KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA
Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang
berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas.
Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya.
Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan
sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal,
sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan,
maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.
Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh
akan menjadi kurus.
Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1
gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan
tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena
pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang
(disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian
merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-
14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan
hewani dan kacang-kacangan.
Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi)
dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga
dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly
unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik,
sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi
(susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti
dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran,
buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen
serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak,
yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat
diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan
menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-
bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A,
B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama
disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan
mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang
menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan
vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi
yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin,
mineral dan serat.
Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk
mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan
dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum
lebih dari 6-8 gelas per hari.
Makanan Sehat Bagi LansiaMakanan sehat bagi lansia antara lain mencakupi empat sehat lima sempurna dengan porsi
yang kurang dari orang dewasa kecuali asupan protein dan vitamin serta mineral, dimana
kalsium dan zat besi juga memerankan peranan yang penting untuk metabolisme tubuh.
Berikut ini disajikan beberapa contoh makanan sehat untuk manula yang telah
dikelompokkan:
Sumber Karbohidrat: Nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie instan, mie kering, roti
tawar, singkong, talas, ubi jalar, pisang nangka, makaroni
Sumber Protein Hewani: Daging ayam, daging sapi, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan
mas, ikan kembung, ikan sarden, bandeng, baso daging
Sumber Protein Nabati: Kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo,
tahu, tempe, oncom
Buah-buahan: Pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang
ambon, sawo, semangka, sirsak, tomat
Sayuran: Bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang
panjang, kecipir, sawi, wortel, selada
Kue: Bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue pia, kue putu, risoles
Susu: Susu sapi, susu kambing, susu kerbau, susu kedelai, skim
Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok
besar, yaitu :
1. Kelompok zat energi.
a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum,
ubi, roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu
dll.
b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega,
margarine, susu dan hasil olahannya.
2. Kelompok zat pembangun
Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein,
baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacangkacangan
dan olahannya.
3. Kelompok zat pengatur
Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan
mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.
Menu harian untuk lansia
Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-hari
hendaknya :
1. Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan persyaratan
kebutuhan lansia.
2. Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya
3. Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan,
terutama pangan hewani)
4. Membatasi konsumsi gula dan minuman yang banyak mengandung gula
5. Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman beralkohol
6. Cukup banyak mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran dan sereal)
untuk menghindari sembelit atau konstipasi
7. Minuman yang cukup.
Menu makanan manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan konsep ‘4 sehat 5 sempuna”
atau “Konsep gizi seimbang” diantaranya :
Kelompok makanan pokok (utama) : nasi (1 porsi= 200 gram)
Kelompok lauk pauk : daging (1 potong= 50 gram), tahu (1 potong = 25 gr)
Kelompok sayuran : bayam (1 mangkok = 1001 gr)
Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas = 100 gr)
Kelompok makanan dan jenis makanan
Karbohidrat : nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie, roti, singkong, talas, ubi-ubian,
pisang, nangka, makaroni
Protein hewani : daging sapi, daging ayam, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan, baso
daging
Protein nabati : kacang-kacangan, tahu, tempe, oncom
Buah-buahan : pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang,
awo, sirsak, semangka
Sayuran : bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang panjang,
kecipir, sawi, wortel, selada
Makanan jajanan : bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue putu, risoles
Susu : susu kambing, susu kedelai, skim
Menu untuk manula dalam sehari
WAKTU MENU PORSI
Pagi Roti-telur-susu 1 tangkep 1 gelas
Selingan Papais 2 bungkus
Siang Nasi 1 piring
Semur 1 potong
Pepes tahu 1 bungkus
Sayur bayam 1 mangkok
Pisang 1 buah
Selingan Kolak pisang 1 mangkok
Malam Mie baso 1 mangkok
Pepaya buah
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN GIZI PADA LANSIA
Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.
Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis,
asin, asam, dan pahit.
Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
Rasa lapar menurun, asam lambung menurun
Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi
Penyerapan makanan di usus menurun.
Masalah Gizi pada Lansia
1. Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar.
Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada
lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu
sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan.Kegemukan merupakan salah
satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah
tinggi.
2. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena
gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan
berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein
menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok,
daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
3. Kekurangan vitaminBila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan
protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering,
penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.
Status gizi pada usia lanjut
Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung
mengalami kegemukan/obesitas
Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas
Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas
Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan
menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis
Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur, daging)
dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia
cenderung kegemukan/obesitas
Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu
penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro
Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita
wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia
Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan yang
menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan
sendiri dan menjadi kurang gizi
Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan
menjadi kurang gizi
Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi
kurang gizi
Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat
menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.
10 Langkah agar dapat hidup lebih lama, sehat, dan berarti untuk lansia
1. Menciptakan pola makan yang baik, kemudian bersahabat dengannya. Cobalah menciptakan
suasana yang menyenangkan di meja makan semenarik mungkin sehingga dapat
menimbulkan selera
2. Memperkuat daya tahan tubuh.
Makanlah makanan yang mengandung zat gizi yang mengandung zat gizi yang penting untuk
kekebalan, seperti : biji-bijian utuh, sayuran berdaun hijau, makanan laut.
3. Mencegah tulang agar tidak menjadi keropos dan mengerut
Santaplah makanan yang mengandung vitamin D. Pada usia diatas 60 tahun kemampuan
penyerapan kalsium menurun, vitamin D membantu penyerapan kalsium dalam tubuh, contoh
makanan sumber vitamin D adalah susu
4. Memastikan agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur
Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang mengandung serat, seperti biji-
bijian, jeruk dan sayuran yang berdaun hijau tua
5. Menyelamatkan penglihatan dan mencegah terjadinya katarak
Santaplah makanan yang mengandung vitamin C, E dan B karoten (antioksidan), seperti :
sayuran berwarna kuning dan hijau, jeruk sitrun dan buah lain
6. Mengurangi resiko penyakit jantung
Yaitu dengan membatasi makanan berlemak yang banyak mengandung kolesterol dan
natrium dan harus banyak makan makanan yang kaya vitamin B6, B12, asam folat, serat yang
larut, kalsium dan aklium, seperti biji-bijian utuh, susu tanpa lemak, kacang kering daging
tidak berlemak, buah, termasuk nanas dan sayuran.
7. Agar ingatan tetap baik dan sistem syaraf tetap bagus, harus banyak makan vitamin B6, B 12
dan asam folat
8. Mempertahankan berat badan ideal dengan jalan tetap aktif secara fisik, makan rendah lemak
dan kaya akan karbohidrat kompleks
9. Menjaga agar nafsu makan tetap baik dan otot tetap lentur
Dengan jalan melakukan olah raga aerobik (berjalan atau berenang). Olah raga dilakukan
menurut porsi masing-masing usia serta tingkat kebugaran setiap orang
10. Tetaplah berlatih
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Status nutrisi seseorang akan berpengaruh terhadap setiap system tubuh. Kebutuhan
asupan kalori sehari-hari yang disarankan (Recommended Daily Allowance [RDA]) pada
lansia yang berusia 65 sampai 75 tahun 2300 kkal. RDA untuk lansia di atas usia 75 tahun
diturunkan menjadi 2050 kkal, konsumsi kalori dari karbohidrat kompleks yang diharuskan
sebanyak 55 sampai 65% dan kurang dari 30% lemak, serta porsi sisanya adalah protein.
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan
berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut.
B. Saran
Patut diingat bahwa keperluan enersi MANULA sidah menurun, jadi jangan di sediakan
seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan sampai menjadi
kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai kelainan atau penyakit gizi yang
berhubungan dengan kondisi obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular
diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA.