5
BAHAN TRADISIONAL TEMBAKAU DAN CENGKEH SEBAGAI KONSERVAN BCB KAYU O 1 e h : Nahar Cahvandaru, S.Si Konrdinator Pokja Kajian dan Pcngembangan Balai Konscrvasi Peninggalan Bornbuudur kerusakan ka\Ti, kelembaban tidak hanva berpengaruh pada kerusakan secara mekanis, tapi juga memacu percumbuhan biotis scperri serangga, jamur, bakteri, yang dapat mendekomposisi bahan-bahan pemusun kavu yaitu selulosa. 1. Komposisi kimia kayu Ka\"u merupakan bahan organik yang tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Selulosa membentuk kerangka yang dikelilingi oleh senyawa-senyawa lain yang berfungsi sebagai matrik (hemiselulosa) dan bahan-bahan yang melapisi/lignin (Sjostrom, 1995:16). a. Selulosa. Selulosa adalah bahan utama untuk membangun dinding-dinding sel. Bahan dasar selulosa adalah glukosa, yaitu gula berantai karbon enam, dengan rumus C,H,3C),,. Molekul- molekul glukosa yang mengalami polimerisasi menjadi molekul- molekul besar, panjang dan berbentuk rantai dalam susunan menjadi selulosa. Selulosa merupakan bahan dasar yang penting bagi industri- industri vang memakai selulosa sebagai bahan baku misalnya pabrik kertas, pabrik sutera tiruan dan lain scbagainya (Dumanauw, 1982; 28) b. Lignin. Lignin merupakjfn bagian }'ang bukan karbf)hidrar, sebagai persenyawaan kimia vang jauh dari sederhana, tidak berstruktuv, bentuknya amorf. Dinding sel tersusun oleh suatu rangka moiekul selulosa, antara lain terdapat pula lignin. Kedua bagian ini merupakan suatu kcsatuan yang erat yang menycbabkan dinding sel menjadi kuat menyerupai beton bertulang besi. Selulosa laksana batang-batang besi dan lignin sebagai semen betonnya. Lignin terlctak lerutama dalam Icmena tcngah dan dinding primer. Kadar lignin dalam kayu gLibal Icbili tinggi daripada dalam ka\'u teras, kadar selulosa sebaliknva (Dumanau, 1982; 28), c. Hemiselu]f)sa. Sclain kedua bahan tcrsebut di atas kajoi masih mcngandung seju Benda cagar budava di Indonesia tersusun atas berbagai jenis material yang sangat kava dan beragam, salah satu material penting benda cagar budava di Indonesia adalah ka\-u. Ka\-u merupakan benda organik sehingga mudah mengalami kerusakan dan pelapukan yang disebabkan oleh faktor biologi, fisik, serta mekanik. Berbagai peninggalan di Indonesia merupakan kekayaan budava bangsa yang penting artinva bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudavaan, sehingga penting untuk dijaga kelestariannya. Penggunaan bahan kimia dalam upava pengawetan katox telah banyak dilakukan. Penggunaan bahan kimia tersebut cukup efektif, namun dikhawatirkan dap it menimbulkan dampak ncgatif terhadap benda maupun lingkungannya baik secara langsung atau tidak langsung. Untuk menekan sekecil mungkin dampak negatif yang muncul, penggunaan bahan-bahan tradisional dengan meniru kebiasaan orang-orang jaman dahulu mulai dilakukan, salah satunya adalah penggunaan tembakau dan cengkeh dalam Lisaha pengawetan kayu. Penggunaan bahan-bahan tradisional tcrsebut membuktikan secara nyata bahwa bahan tersebut efektif untuk mencegah kerusakan kavu yang disebabkan oleh serangga-serangga perusak kayu khususnva rayap. Bahan tradisional menjadi sangat mcnarik untuk dikaji lebih jauh, antara lain kandungan sen\awa aktif apa yang menvebabkan bahan tersebut efektif untuk mencegah serangan serangga perusak kayu. Kajian-kajian di Balai Konscrvasi Peninggalan Borohudur terdahulu menunjukkan bahan tembakau dan cengkeh dapat digunakan pada pengawetan kayu sebagai bahan anti rayap. Penelitian tersebut juga telah dapat memperoleh bahan aktif yang diduga bertanggung jawab sebagai insektisida. A. KAYU Kavu merupakan bahan organik yang bersifat higroskopis sehingga mudah mengalami degradasi, khususnya oleh faktor kelembaban. Kelembaban mempunyai akibat yang lebih serins pada mlah zat lain sampai 15-25 Vo. Antara lain hemiselulosa, semacam selulosa berupa persenyawaan dengan molekul-molekul besar t'ang bersifat karbohidrat. Hemiselulosa dapat tersusun oleh gula yang berantai karbon lima dengan rumus C,H,„0, disebut pentosan atau gula berantai karbon enam C(,H|30,, disebut hexosan. Zat-zat ini terdapat sebagai bahan bangunan dinding-dinding sel dan juga sebagai bahan cadangan (Dumanau, 1982; 29). d. Zatekstraktif. Umumnya adalah zat vang mudah larut dalam pelarut seperti eter, alkohol, bensin dan air. Banyaknya rata-rata 3 8 % dari bcrat kayu kering tanur. Termasuk di dalamnya minyak- minyak, resin, lilin lemak, tanin, gula, pati dan zat warna. Zat ekstraktif tidak merupakan bagian struktur dinding sel, tctapi terdapat dalam rongga dinding sel. Zat ektraktif memiliki arti penting dalam kavu karena: - dapat mempengaruhi sifat keawetan, warna, bau dan rasa sesuatu jenis kayu - dapat digunakan untuk mengenal sesuatu jenis kayu - dapat digunakan sebagai bahan industri - dapat digunakan dalam pengerjaan dan mengakibatkan kerusakan pada alat-alat pertukangan (Dumanau, 1982; 29). Zat ekstraktif terdiri atas jumlah yang sangat besar dari senyawa-senyawa * tunggal cipe lipofil (mudah larut dalam minvak) maupun hidrofil (mudah larut dalam air) (Sjostrom, 1995; 16). e. Abu. D i s a m p i n g p e r s e n }• a w a a n - persenyawaan organik, di dalam kayu masih ada beberapa zat organik, yang disebut bagian-bagian abu (mineral pembentLik abu yang tcrtinggal setelah lignin dan selulosa habis terbakar). Kadar zat ini bervariasi antara 0,2 - 1 % dari bcrat kayu A

O 1 e h : Nahar Cahvandaru, S - Kemdikbud

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BAHAN TRADISIONAL TEMBAKAU DAN CENGKEH

SEBAGAI KONSERVAN BCB KAYU

O 1 e h :

Nahar Cahvandaru, S.Si

Konrdinator Pokja Kajian dan PcngembanganBalai Konscrvasi Peninggalan Bornbuudur

kerusakan ka\Ti, kelembaban tidak

hanva berpengaruh pada kerusakan secaramekanis, tapi juga memacu percumbuhanbiotis scperri serangga, jamur, bakteri, yangdapat mendekomposisi bahan-bahanpemusun kavu yaitu selulosa.

1. Komposisi kimia kayu

Ka\"u merupakan bahan organik yangtersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan

lignin. Selulosa membentuk kerangka yangdikelilingi oleh senyawa-senyawa lain yangberfungsi sebagai matrik (hemiselulosa)dan bahan-bahan yang melapisi/lignin(Sjostrom, 1995:16).a. Selulosa.

Selulosa adalah bahan utama untuk

membangun dinding-dinding sel.Bahan dasar selulosa adalah glukosa,yaitu gula berantai karbon enam,dengan rumus C,H,3C),,. Molekul-molekul glukosa yang mengalamipolimerisasi menjadi molekul-molekul besar, panjang dan berbentukrantai dalam susunan menjadiselulosa. Selulosa merupakan bahandasar yang penting bagi industri-industri vang memakai selulosasebagai bahan baku misalnya pabrikkertas, pabrik sutera tiruan dan lainscbagainya (Dumanauw, 1982; 28)

b. Lignin.Lignin merupakjfn bagian }'ang bukankarbf)hidrar, sebagai persenyawaankimia vang jauh dari sederhana, tidakberstruktuv, bentuknya amorf.

Dinding sel tersusun oleh suaturangka moiekul selulosa, antara lainterdapat pula lignin. Kedua bagian inimerupakan suatu kcsatuan yang eratyang menycbabkan dinding selmenjadi kuat menyerupai betonbertulang besi. Selulosa laksanabatang-batang besi dan lignin sebagaisemen betonnya. Lignin terlctaklerutama dalam Icmena tcngah dandinding primer. Kadar lignin dalamkayu gLibal Icbili tinggi daripada dalamka\'u teras, kadar selulosa sebaliknva(Dumanau, 1982; 28),

c. Hemiselu]f)sa.

Sclain kedua bahan tcrsebut di atas

kajoi masih mcngandung sejuBenda cagar budava di Indonesiatersusun atas berbagai jenis material yangsangat kava dan beragam, salah satumaterial penting benda cagar budava diIndonesia adalah ka\-u. Ka\-u merupakanbenda organik sehingga mudah mengalamikerusakan dan pelapukan yang disebabkanoleh faktor biologi, fisik, serta mekanik.Berbagai peninggalan di Indonesiamerupakan kekayaan budava bangsa yangpenting artinva bagi pemahaman danpengembangan sejarah, ilmu pengetahuandan kebudavaan, sehingga penting untukdijaga kelestariannya.

Penggunaan bahan kimia dalam upavapengawetan katox telah banyak dilakukan.Penggunaan bahan kimia tersebut cukupefektif, namun dikhawatirkan dap itmenimbulkan dampak ncgatif terhadapbenda maupun lingkungannya baik secaralangsung atau tidak langsung. Untukmenekan sekecil mungkin dampak negatifyang muncul, penggunaan bahan-bahantradisional dengan meniru kebiasaanorang-orang jaman dahulu mulaidilakukan, salah satunya adalahpenggunaan tembakau dan cengkeh dalamLisaha pengawetan kayu.

Penggunaan bahan-bahan tradisionaltcrsebut membuktikan secara nyata bahwabahan tersebut efektif untuk mencegahkerusakan kavu yang disebabkan olehserangga-serangga perusak kayukhususnva rayap. Bahan tradisionalmenjadi sangat mcnarik untuk dikaji lebihjauh, antara lain kandungan sen\awa aktifapa yang menvebabkan bahan tersebutefektif untuk mencegah serangan seranggaperusak kayu.

Kajian-kajian di Balai KonscrvasiPeninggalan Borohudur terdahulumenunjukkan bahan tembakau dancengkeh dapat digunakan padapengawetan kayu sebagai bahan anti rayap.Penelitian tersebut juga telah dapatmemperoleh bahan aktif yang didugabertanggung jawab sebagai insektisida.

A. KAYU

Kavu merupakan bahan organik yangbersifat higroskopis sehingga mudahmengalami degradasi, khususnya olehfaktor kelembaban. Kelembaban

mempunyai akibat yang lebih serins pada

mlah zatlain sampai 15-25 Vo. Antara lainhemiselulosa, semacam selulosaberupa persenyawaan denganmolekul-molekul besar t'ang bersifatkarbohidrat. Hemiselulosa dapattersusun oleh gula yang berantaikarbon lima dengan rumus C,H,„0,

disebut pentosan atau gula berantaikarbon enam C(,H|30,, disebut

hexosan. Zat-zat ini terdapat sebagaibahan bangunan dinding-dinding seldan juga sebagai bahan cadangan(Dumanau, 1982; 29).

d. Zatekstraktif.

Umumnya adalah zat vang mudahlarut dalam pelarut seperti eter,alkohol, bensin dan air. Banyaknyarata-rata 3 — 8 % dari bcrat kayu keringtanur. Termasuk di dalamnya minyak-minyak, resin, lilin lemak, tanin, gula,pati dan zat warna. Zat ekstraktif tidakmerupakan bagian struktur dindingsel, tctapi terdapat dalam ronggadinding sel.Zat ektraktif memiliki arti pentingdalam kavu karena:

- dapat mempengaruhi sifatkeawetan, warna, bau dan rasa

sesuatu jenis kayu- dapat digunakan untuk mengenal

sesuatu jenis kayu- dapat digunakan sebagai bahan

industri

- dapat digunakan dalam pengerjaandan mengakibatkan kerusakanpada alat-alat pertukangan(Dumanau, 1982; 29).

Zat ekstraktif terdiri atas jumlah yangsangat besar dari senyawa-senyawa

* tunggal cipe lipofil (mudah larut dalamminvak) maupun hidrofil (mudahlarut dalam air) (Sjostrom, 1995; 16).

e. Abu.

D i s a m p i n g p e r s e n }• a w a a n -persenyawaan organik, di dalam kayumasih ada beberapa zat organik, yangdisebut bagian-bagian abu (mineralpembentLik abu yang tcrtinggalsetelah lignin dan selulosa habisterbakar). Kadar zat ini bervariasiantara 0,2 - 1 % dari bcrat kayu

A

(Dumanau, 1982; 29).

2. Faktor-FiiktorPeriisakKayu

Faktor yang menycbabkan kerusakanpada kayu digolongkan menjadi:a. Biotis (makhluk bidup)

Makbluk bidup pcrusak kayu bevanekamacam, kebanvakan scrangga perusakini sangat cepat menurunkan nilaikcawetan dan umur pakai kayu. Adajcnis yang mcrusak kavu secaralangsung dcngan cara mcmakan kayutcrscbut, ada juga yang mclapukkankayu dan mcngubab susunan kimiakayu, tctapi ada pula vang banvamcrusak kayu dcngan mcrubabwarnanya. Jenis-jenis scrangga seringmelubangi kayu untuk mcmakansclulosa dan scianjutnva mcnjadikantcmpat bersarang. Adapun jenis-jenismakbluk bidup perusak kayu antaralain:

Jcnis scrangga, antara lain rayaptanab, rayap kayu kering,kumbang bubuk kayu. Scranggamcrupakan pcrusak ka\-u yangsangat bcbat mcreka mcmakansclulosa dcngan. cara membuatlubang-lubang di dalam kayusckaligus digunakan untuk sarang,tcrkadang kcbadiran scrangga didalam kayu sulit tcrdeteksi karenamcrcka mcmakan kayu di bagiandalam.

Jcnis jamur (cendawan), bidupscbagai parasit di pcrmukaankayu, Limumnya bidup ditcmpatyang lembab. Jamur terkcnalscbagai pcrusak kavu basah,hanya ada bebcrapa jcnis jamuryang mcrusak kayu kering. Jamurmenycbabkan pclapukan danpcmbusukan pada kayu, tapi adajuga >' a n g m e n c b a b k a npcrubahan warna pada kavu.Jcnis binatang laut, dikcnaldcngan nama marine borer.Biasan\'a menverang kapal dankayu pancang dcrmaga.

b. Abiotis (non makbluk bidup)Kerusakan vang discbabkan oleb faktornon makliluk bidup adalah kerusakan vangliiscbabkan olcb faktor alam dan kcadaankayu itu sendiri, pcnvcbabn\ a tcrdiri dari:

Faktor fisik antara lain: subu,

k c 1 c m b a b a n u d a r a, p anasmarabari, d:m Iain-lain. Faktor

fisik jtiga dapat mcmpcngaruhirimhutnva kcgiacan biotis yang

liapat mempcrccpai proseskerusakan kavu.

Faktor mekanik antara lain adanyagesekan, pukulan, tarikan,tekanan, dan Iain-lain. Faktor

mekanik berbubungan eratdcngan tujuan dan fungsipemakaian.

Faktor kimia, antara lain adanya pengarubgaram, asam dan basa. Faktor inimempengaruhi unsur kimia yangmcmbcntuk komponen kayu scperdsclulosa, lignin, dan bemiselulosa.

B. KEARIFAN BUDAYA LOKALPADA TEKNOLOGI KAYU

Kavu scbagai material vang telahdigunakan oleb manusia sejak sangat lamatelab akrab di masyarakat tradisionalIndonesia. Berbagai teknologi tradisionaltelab mcmasvarakat dan terbukti efekdfuntuk mcmperoleb ka\-u yang berkualitasdan taban lama. Berbagai teknologiterscbut merupakan kekayaan budayabangsa scbagai kearifan lokal (local genius)vang barus dilestarikan. Kearifan budayatcrscbut umumnya masib dikenal binggasaat ini, dan diakui cukup efekdf. Namunsaat ini masib dibutuhkan berbagaidukungan ilmiab agar kearifan budayatersebut dapat diakui secara ilmiab scbagaikekayaan teknologi asli bangsa Indonesia.

Kasus klaim bcberapa pibak laintcrbadap kekayaan budaya bangsaIndonesia akhir-akbir ini membutubkanpcrhadan agar tidak tcrulang dan tidakberlanjut ke kekayaan budaya lain. Jalanvang bisa ditempub adalab denganmei'akukan kajian secara intensif tcrbadapkekayaan budaya tcrscbut untukmengimgkap secara ilmiab teknologi yangmclatarbclakanginya. Selanjutn\'a setelabterbukti secara ilmiab, maka barusdiaplikasikan agar dapat tcrus Icstari.

Bebcrapa kearifan budaya lokal dalambal teknologi kayu antara lain:1 Pcncbangan kayu dan bambu yang

mempcrbitungkan musim (pranotomongso). Masyarakat tradisionalrcrutama jaw a mempunyaipenanggalan pranoto mongsobcrdasarkan musim. Pranotomongso sangat bcrmanfaat untukbcrljagai pcrhitungan mcmulaiaktivitas, antara lain pcrtanian,mcncari ikan, mcngadakan upacara,dan Iain-lam. Pcncbangan ka\u(t c r u t a m a b a m b u ) a n gmempcrbitungkan mongso akansangat menentukan kadar air tiantingkat ketuaan, sebingga basiltebangan lebib berkualitas dan tabanlama.

2. Pcncbangan kayu dengan memarikanpohon terlebih dahulu Masyarakattradisional mengenal pcncbanganpobon dengan memadkan terlebihdahulu. Dengan dimarikan terlebihdahulu, kayu menjadi mad danmengalami penguraian bahan dalamkayu. Bahan yang terurai terutamasenvawa vang dapat dicerna (disukai)oleb hama perusak kayu, sehinggakaxm menjadi lebih tahan terhadapserangan hama.

3. Merendam bambu dalam air setelahditebang (sebelum digunakan)Merendam bambu dalam air dalamwaktu lama juga akan memberikandampak vang serupa denganmemadkan pobon, yaitu terurain\asenvawa-senvawa yang disukai hama.Bambu vang telah direndam menjadimiskin dengan senyawa nutrisi bagihama, sehingga ddak mudah terkenaserangan.

4. Pengetabuan tentang jenis-jenis ka\-uyang baik dan cocok untuk berbagaikeperluan Masyarakat tradisionalmengenal jens-jenis ka\u untukberbagai keperluan dengan sangatbaik. Veknologi pembuatan kapal/perahu ka\-u hjngga saat ini memilikikekayaan pengetabuan ini dengansar.gat baik. Kapal dibuat denganberbagai jcnis kayu yang cukupbanvaic. Masing-masing jenis kayumemiliki karaktcr tcrtentu yang cocokuntuk keperluan tcrtentu.Pengetabuan ini perlu dilestarikanscbagai kekayaan budaya bangsa.

5 Pcnggunaan bahan tcmbakau dancengkeh untuk pcmbers.han danperawatan kayu Masvarakat tradisionaldi daerah Kudus danmemi l iki kekayaanpembersihan dan perawatan 'dengan tcmbakau daninilah vang akan diulas secara Icb.hmendalam dalam tiilisan mi.

Selain reknolog,-teknologi ^rseMnmasib hanvak teknologidikcnal olch masvarakatIndonvsta svbaga, kvkavaan hue a mKvkavaan hudava rvrsdmt ^dikaii untuk mca.ttpalisvcannaavnda amnnuahnva, i.vbih lan,u. kckavaan hu. ,tatvrscbut pvrlu d.lcstankatt dan1- I I I I l-ier'hagai penilvu u.ir.diaplikasikan dengan nei". ,dan moilibkasi.

A

C. TEMBAKAU

Tembakau (Nicotiana tabacum)merupakan bahan dasar daJam pembuatanrokok, daun ini banyak mengandungnikotin. Nikodn merupakan alkaloida yangbanvak terdapat pada daun tembakau.Komposisi dari daun bervariasi tergantungdari letak daun batang dan umurnya.Dinyatakan bahwa penyebaran zat-zat didalam tiap-tiap daun adalah ddak sama,sedangkan letak daun pada batang jugadigunakan untuk menentukan grade dankualitas daun. Kadar nikodn meningkatdari bawah ke atas dan kenaikan terbesar

pada daun pucuk.Alkaloid merupakan bahan akdf yang

terkandung dalam tembakau. Alkaloidutama adalah nikodn yang berperan dalammemberikan efek dalam rokok. Alkaloid

lain yang telah bcrhasil diisolasi (Stahl,1969; 431) adalah nofnikodn, nikodrm,anabasin, korinin, norkorinin, dan nikodn

N-oksida.

CH3

Gambat 1. Struktur Idmia nikotin

Alkaloid merupakan senyawa organikakdf vang mengandung unsur nitrogen,sehingga bersifat sedikit basa. Sifatkebasaan ini dapat digunakan sebagai dasarisolasi alkaloid dari suatu bahan alam.

Isolasi alkaloid dapat menggunakanpelarut metanf)l \'ang mengandung asamasetat. Alkaloid akan terlarut di dalam asam

asetat sedang bahan lain tidak. Alkaloiddapat diperolch kembali dcnganmenambahkan basa amoniak sehingga

al4saloid dapat mengendap kembali.

Gambar2. Proses

cktoiksi lembakau

<1 c n u a 11 pel a ru I

Berdasarkan studi \'ang tclahdilakukan (Parwoto, dkk; 2003), tembakaudapat berfungsi sebagai bahan pengawctkayu . KavLi \'ang diolesi dengan ckstraktembakau dan diumpankan kepada rayapkayu kering berpengaruh ferhadapmortaliias rayap, Srudi lebih lanjut[Parwoto, dkk; 2 0(14) tiengan

Jenis

tembakau

Berat

tembakau (g)Berat hasil

ekstrak (g)Rendemen

(%)% alkaloid

dalam ekstrak

% alkaloid

dalam tembakau

Srinlii 200 4.28 2.14 27.30 0,58

Temanggung 200 1,45 0,72 35,96 0,26

menggunakan kertas tisue sebagaiumpan menyimpulkan bahwa tembakauefektif sebagai pembunuh rayap kayukering.

Studi-studi yang telah dilakukan dapatmeyakinkan bahwa tembakau efektifsebagai bahan pengawct ka^oi yaitu dapatmematikan perusak kayu khususnya rayap.Studi lebih lanjut dipcrlukan untukmengungkap bahan aktif pengawet ka^oiyang terkandung dalam tembakau.Pcnelitian Cahyandaru, dkk (2005) telahdapat mengisolasi bahan aktif dalamtembakau.

Bahan aktif tembakau diekstrak

menggunakan metode ekstraksi alkaloid.Metode ekstraksi dilakukan dengan caramerendam tembakau dalam larutan asam

asetat 5% dalam metanol. Rendaman

dikocok dengan shaker selama 2 jam dandidiamkan semalam. Campuran kemudiandisaring dengan kertas saring biasa,kemudian disaring ulang dengan kertassaring Whatman 42. Filtrat ditambahdengan amoniak sampai pH mencapai 10.Pada k<jndisi basa ini alkaloid mengendapdari larutan, sehingga diperoleh endapanalkaloid yang kental. Bndapan alkaloidberwarna coklat hitam dan menggumpalpada larutan sehingga dapatdipisahkan(gambar2).

Hndapan alkaloid disaring dengankertas saring Whatman 42 yang telahditimbang beratnya. Rndapan dalam kertassaring dibiarkan hingga kering danditimbang untuk mendapatkan datapersentase alkaloid dalam tembakau.Alkak)id vang diperoleh dapat dilihat padagarni

G a m b a r 3 .

Alkaloid k.isar vanij

il I p i-ro k-h clanc kiir.iksi ic/mliakaii

I. a n g Is a h s cl a n j u t n y a adalahmelakukan analisis nikotin dalam ckstrak

kasar yang diperoleh. Analisis dilakukandengan krf)mat<jgrafi lapis tipismenggunakan lasa diam silica pada plataluminium, b'asa gcrak yang digunakan

asetat(9:1).- Untuk mengctahui komposisi dan

jenis senyawaannya, kromatogram discandengan TLC-Scanner (Thin LayerChromatography-scanner) yang dilengkapidengan spektrofotometri ultra-violet, darihasil scan dapat dilihat bahwa dalamekstrak bahan aktif terkandung alkaloidsebesar 35,96'/o untuk tembakau

temanggung dan 27,30% untuk tembakausrintil. Kadar alkaloid dari bahan tembakau

dapat dihitung berdasarkan berattembakau yang diekstrak dan berat alkaloidyang diperoleh. (Tabel. 1)Untuk memastikan jenis scnyawanya, scandilanjutkan dengan analisis denganspektrometri ultraviolet. Hasil analsismenunjukkan bahwa bahan aktif dalamekstrak adalah senyawa alkaloid, denganpanjanggelombangmaksimum 200 nm.

Selanjutnya dilakukan uji aktivitas,yang dilakukan terhadap jamur yangditumbuhkan pada kayu yang berada dalammedia CD A. Hasil percobaanmenunjukkan bahwa bahan aktif efektifsebagai and jamur. Kajaj yang diolesdengan bahan tidak mengalamipertumbuhan jamur, sedangkan kayukontrol yang tidak dioles tetap ditumbuhi(gambar4).

Hyniopiis 51)

Gambar4. I' j inktivicas ckstrak

tembakau tcrhaclapjamiirp.iciakayu

Studi lebih lanjut yang dilakukanCahyandaru, dkk (2006) telahmembukdkan bahwa ekstrak tembakau

efektif sebagai bahan anti rayap kayukering. Percobaan dengan kertas selulosayang discmprot dengan bahan ckstrakmenunjukkan ra)'ap kayu kering menjadimati. Sedangkan ka\'u yang dioles denganekstrak dan ditempatkan di lokasi yangbanyak koloni rayap menunjukkanketahanan dari scrangan. Namun dayatahan ckstrak dalam kayu bclum dapatdiketahui dan mcmbutuhkan srudi lebih

lanjut.

A

D. CENGKEH

Hasil utnma pohon cengkeh(Caryophyllus aromaticus L) adalahbunga ccngkeh vang mcngandung minvakatsiri, kualitas minyak atsiri bunga cengkchIcbih bagus bila dibandingkan denganminyak atsiri daim ccngkch. Pohonccngkch kcmungkinan bcrasal dariMaluku, dari Maluku tanaman ccngkchtcrsebut dibawa kc daerah cropis lain olchorang-orang Portugis, Spanyol, Belanda,Pcrancis dan Inggris. Saat ini pohoncengkch ditanam di dacrah jawa, Irian )aya,Sulawesi, dan pulau-pulau lain.

Konstitucn min\ak ccngkch dapatdibagi mcnjadi dua kclompok, kelompokpcrtama mcrupakan scnvawa fcnolatdengan cugcnol scbagai komponen palingbesar. Kelompok senyawa ini dapatdiisolasi dengan NaOH dan kcmudiandinctralkan dengan asam mineral.Kelompok kctlua mcngandung scnyawa-senyawa nonfcn<5lat vaitu kariofilcn, a-

kubcbcn, a-kopaen, a-humulcn, 8-kadicn,dan kadina-!,3,5-tricn. Scmua scnvawaterscbut telah dapat diidentifikasi(Sastrohamidjojo: 2002; 121).

OH

Q.OCHj

!:H2-CH = CHiGnmbar S. Rum us kimia eiictcn< >1

Senyawa fcnolat adalah scnvawaaromatik aktif yang mcrupakan salah satukonstitucn alami ka\'u. Scn\'awa fcnolatmcrupakan senyawa ekstraktif \-angtcrdapat dalam teras kulit dan scdikit dalamkayu gubal. Senyawa tcrsebut mcmpun\'aisifat-sifat fungisida schingga mampumclindungi pohon tcrhadap scranganmikrobiologi (Sjostrom, 1995; 132). Sifatsenyawa fcnolat yang bcrfungsi scbagaifungisida memungkinkan hahan alam vangmcngandung scnvawa tcnol dapatdigunakan scbagai bahan pcngawct kavu,salah satunya adalah ccngkch.

Bcrdasarkan studi \'ang rclahdilakukan (PaiAvoto, dkk; 20(t3), ccngkchdapat bcrfungsi scbagai liahan pcngawctka\'u , Kayu yang diolcsi dengan ckstrakccngkch tlan diumpankan kcpada ravapkayu kcring bcrpcngaruh tcrhadapmortalitas ravap. Sttidi lebih lanjut(P a r w o t o, dkk; 2004) (.1 c n g a nmcnggunakan kcrtas tisuc scbagai umpanmcnyimpulkan bahwa ccngkch cfcktifscbagai pcmbunuh ra\ ap ka\'u kcring.

Studi-studi vang telah dilakukan dapatmevakinkan bahwa cengkch efektifscbagai bahan pengawet kavu vaitu dapatmcmatikan perusak kataa khususnva rayap.Studi lebih lanjut dipcrlukan untukmengungkap bahan aktif pengawet kayuyang terkandung dalam ccngkch.Pcnclitian Cahyandaru, dkk (2005) telahmcncoba mengungkap kandungan bahanaktif dalam ccngkch.

Kkstraksi dilakukan melalui dua tahap

vaitu ckstraksi minyak ccngkch dari bungaccngkch kcring dilanjutkan isolasi cugenoldari minyak ccngkch. Ekstraksi mintakccngkch telah dilaksanakan dengan duacara, vaitu dengan distilasi uap dan denganekstraksi pclarut.

Isolasi telah dilakukan dengan metodcvang sesuai dengan cara kerja isolasieugenol mcnggunakan minyak ccngkehscbanyak 100 ml. Fraksi cugcnol yangdiperoleh scbanyak 42 ml. Langkah kerjaisolasi dapat dilihat pada gambar bcrikut:

a. Minyak ccngkch ditambah denganlarutan Na(^H,

b. Minvak cengkch yang sudahditambah dengan larutan NaOHdimasukkan dalam c< >rong pisah,

c. Terbcntuk dua lapisan, lapisanbawah diambil di corongpemisah,

d. Lapisan bawah ditambah H(dsampai asam dan terbcntuk dualapisan lagi (pH kurang dari 4),

e. Kcdua lapisan dipisahkan dalamcorongpisah, lapisan atas diambil

f. Ditlapat cugcnol dari basil isolasi

Sctciah tlilakukan isolasi diperolehfraksi cugcnol. L'ncuk mcngct ahui(mcmascikan) komponen fraksi inidilakukan analisis dengan bcbcrapametodc scbagai bcrikut. Katlar cugenoldalam fraksi ditentukan dengan analisismcnggunakan kromatograf! gasDari hasil kromatc igrafl gas dapat dikctahui

Gambar 6.

T;ihapan isiibsiiiuiicnc.ii

kadar eugenol dalam minyak cengkch.Analisis selanjutnva untuk pemastianscnvawa eugenol, dilakukan dengananalisis mcnggunakan spektroskopi inframerah (FT-IR). Analisis diperlengkapdengan mcnggunakan instrumenrcsonansi magnet ind (NMR). Dari kcduadata instrumen di atas dapat dikctahuibahwa komponen sen\-awa \'ang diperolehdari isolasi ccngkeh adalah eugenol.

Selanjutnva dilakukan uji aktivitas\'ang dilakukan terhadap jamur yangditumbuhkan pada kavu vang berada dalammedia CDA, hasil percobaan menunjukkanbahwa bahan aktif efektif sebagai andjamur. Kavu vang dioleh dengan bahantidak mcngalami pertumbuhan jamur,sedangkan kavu kontrol vang tidak diolcstctap ditumbuhi (gambar '^).

Gambar 7. I ji

tksirak

ccnukch (crnbakaii

tL-rhaclap lamiirpaila kayu

Scbagaimana ckstrak tcmbakau,ckstrak ccngkch juga efektif scbagai bahananti ra\'ap kavu kcring ((hthyandaru, dkk,206). Percobaan dengan kcrtas sclulosavang discmprot dengan bahan ckstrakmenunjukkan ravap kayu kcnng mcnjadimati. Sctlangkan kavu vang diolcs denganckstrak ccngkch dan ditcmparkan di lokasivang bantak koioni rayap mcnuniukkankctahanan ilan scrangan. Namun da\atahan ckstrak dalam ka\ii bclum Llapardikctahui dan mcmhutuhkan sriuli icbihlanjut.

E. APLIKASI BAHAN

TRADISIONAL PADA BCB

Tuiuan utanta pcngawctan k.i\ u .uialabmcmpcrpanjang umur pcniak.ii.m balvui.

A

sehingga dapat mengurangi biayaakhir dari produk itu dan menghindaripenggantian yang terlalu sering dalamkontruksi yang permanen maupun semipermanen. Peningkatan umur pakai kajoidengan penggunaan bahan pengawet yangcocok mempunyai pengaruh lain yangnyata dalam bidang penggunaan kajoi,yaitu dimungkinkannya penggunaanbanyak jenis kayu yang sebelumnyadianggap kurang baik sama sekali atauterutama karena jenis kajoi tersebut secaraalami kurang awet dan hanya memberikansuatu umur pakai yang pendek apabilatanpa diawetkan.

Bahan pengawet diperlukan untukmelindungi kajoi dari serangan serangga,jamur dan organisme lain yangmenyebabkan kerusakan dan pelapukankajoi. Syarat-syarat yang diperlukan dalampengawetan kajoi adalah (DPU: 1987; 7):

1. mempunyai daya racun yangampuh terhadap makhluk perusakkajoi.

2. mempunyai daya penetrasi tinggi.3. harus tetap ada dalam kajoi sela na

pemakaian dan tidak boleh terc aciataupun menguap.

4. bahan kimia yang dipakaimerupakan persenyawaan yangmantap dan tidak bolehkehilangan daya racunnya.

5. harus aman dipakai dan tidakboleh membahayakan manisia danhewan.

6. tidak boleh bereaksi dengan bahanyang berhubungan dengannyayang dapat menyebabkan karatatau noda.

7. bersih dalam pemakaian dan tidakboleh mencemari bahan makanandan lingkungan.

8. kayu yang telah diawetkan harustetap dapat dicat, diwarnai ataudivernis seperti halnya kajoi yangtidak diawetkan.

Bahan tradisional tembakau danpengkeh dapat diaplikasikan secaralangsung pada kajoi benda cagar budaya.Met(ide yang dilakukan biasanya dengancara merendam tembakau dan cengkehdalam air selama sehari semalam. Pada saatdirendam bahan aktif yang terkandungdalam tembakau dan cengkeh menjadilarut. Air rendaman yang telahmengandung bahan aktif tersebutselanjutn\a digunakan untukmembersihkan dan merawat BCB kayu.

BCB kayu yang telah mengalamipelapukan dan kotor dapat dibersihkandengan air rendaman. Air rendamandigunakan sebagai pembersih denganbantuan kain atau pelepah pisang sebagai

penggosok. Setelah digosok, pengotorpermukaan kajoi akan hilang dan kajoimenjadi bersih. Selanjutnya air rendamanyang mengandung bahan aktif meresap kedalam pori-pori ka)aj dan dapat berfungsisebagai pengawet kayu untuk jangkapanjang. Sehingga penggunaan rendamantembakau dan cengkeh dapat berfungsisebagai bahan pembersihan, perawatan,sekaligus bahan pengawet.

Metode ini sudah diterapkan olehberbagai pihak yang melakukan konservasiBCB kajoi. Balai Pelestarian PeninggalanPurbakala (BP3) di berbagai wilayah yangmemiliki BCB kayu umumnya telahmenggunakan metode ini. Efektivitastembakau dan cengkeh sebagai bahankonservan sudah cukup teruji.

E PENUTUP

Indonesia sebagai bangsa besar yangmemiliki sejarah kejayaan yang panjangmemiliki kekayaan budaya yang tinggi.Berbagai kekayaan budaya tersebut perludigali dan dilestarikan. Bahan tembakaudan cengkeh sebagai konserv^an kajot yangpada mulanya merupakan teknologitradisional dari kearifan budaya lokal, telahberhasil dikaji keilmiahannya. Hasilpenelitian telah membuktikan bahwabahan tersebut memang mengandungbahan aktif yang mampu menjadi bahanpengawet kayu.

Tembakau mengandung bahan aktifalkaloid yang merupakan metabolitsekunder tanaman tembakau yangberfungsi sebagai pengawet kayu.Masuknya alkaloid ke dalam pori ka\ai akanmeningkatkan kandungan zat ekstraktifkayu, sehingga menjadi lebih awet.Demikian juga dengan cengkeh,mengandung bahan metabolit sekunderdari senyawa golongan fenil propanoidterutama eugenol. Kajian ini menguatkanaplikasi bahan tembakau dan cengkehsebagai konservan BCB kayu.

Aplikasi tembakau dan cengkeh padaBCB ka)Tj yang telah banyak dilakukanoleh berbagai pihak juga membuktikanhasil yang efektif dan memuaskan.Teknologi tradisional warisan dari nenekmoyang tersebut ternyata dapatdiaplikasikan di era modern ini, sekaligusdapat menggantikan bahan kimia yangdapat berdampak negatif bagi o'bjekmaupun lingkungan. Kajian-kajian serupa,yang menggali sisi ilmiah dari kearifanbudaya nenek moyang perlu terusdigalakkan. Sehingga kekayaan budayatersebut dapat dilestarikan dan digunakansecaia optimal untuk pembangunanbangsa. El

G. PUSTAKA

Adnan. M, (1997), Tehnik Kromatografiuntuk Analisis Bahan

Makanan, Penerbit Andi,Jogjakarta.

Budianto, A. D, (1996), SistemPengeringan Kayu, Kanisius -SMTIK PIKA Semarang,Jogjakarta.

Cahyandaru. N, Parwoto, Gunawan. A,(2005), Bahan Bioaktif DalamCengkeh Dan TembakauUntuk Konservasi Kayu, BalaiKonservasi PeninggalanBorobudur, Magelang

Cahyandaru. N, Sijanto, Her Saktiningrum,Gunawan. A, (2006), EfektifitasEkstrak

Tembakau dan Cengkeh Sebagai BahanPengawet Untuk KonservasiKayu, Balai KonservasPeninggalan BorobudurMagelang

DPU, (1987), Spesifikasi Kayu Awetuntuk Perumahan dan

Gedung, Yayasan BadanPenerbit PU, Jakarta.

Dumanauw. JF, (1982) Mengenal Kayu,Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.

Hunt. GM, Garratt. GA, (1986),Pengawetan Kayu(diterjemahkan oleh MohammadJusuf), Penerbit AkademikaPresindo,Jakarta.

Nandika. D, Rismayadi. Y, Diba. F, (2003),Rayap Biologi danPengendaliannya,Muhammadiyah UniversityPress, Surakarta.

Parwoto, Kukuh, Gunawan. A, (2004),Laporan Studi PengawetanKayu Secara Tradisional, BalaiStudi & Konservasi Borobudur,Magelang.

Parwoto, Kukuh, Gunawan. A, (2005),Laporan Studi PengavvetarKayu Secara Tradisionf(Lanjutan), BalaiPeninggalan B o r b u

Sas,r<,haSToi-' H_, . (2n()2),Minyak Atsiri, 1 MIPAJogjakarta. , . _ , nasar-

Sjostrom. li, (1995) Kimia Kayu,dasar dan Penggunaanny®(l^disi Kedua), Gajah i a aUniversitA" Press.

Stahl. F:, (1 969), Thin-LayerCdiromatography, A La oiator\Handbook, Springcr-Toppan,Tokvo. ,,oQi\

Sudarmaji. S, Harvono. B, Suhardi, (1 ̂ 81),Prosedur Analisa untuk BahanMakanan dan Pertanian,Libertv, logjakarta.

Suranto. (2()02), Pengawetan KayuBahan dan Metode, PeneibitKanisius, Jogjakarta

A