171
o.? Kementerian Perindustrian REPUEL:( INDONESIA DIREKTORAT JE]{DERAI IilDUSTRI AGRO Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta 12950 Kotak Pos : 4720 JKTM Telp. i 021-5252713, 021-5255509 Pos. 4062 Fax: 021-5252450 Yth Dari Hal Lampiran Tanggal No NOTA DINAS g6 tlNtNDtttt2o2o Menteri Perindustrian Direktur Jenderal lndustri Agro Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK|p) Direktorat Jenderal lndustri Agro Tahun Anggaran 2019 1 (satu) Berkas lO Februari 2020 Sehubungan dengan telah berakhirnya Tahun Anggaran 2O1g dan berdasarkan Peraturan Menteri perindustrian Nomor 150/M-|ND/PER/1212011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilatas Kinerja lnstansi pemerintah Di Lingkungan Kementerian perindustrian di mana seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP), terlampir kami sampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal lndustri Agro Tahun Anggaran 2019. Demikian, atas perhatian dan arahan lebih lanjut dari Bapak Menteri kami sampaikan terima kasih. DIREKTUR JENDERAL ABDUL OCHIM Tembusan: 1, Sekretaris Jenderal; 2. Kepala Biro Perencanaan.

o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

o.? KementerianPerindustrianREPUEL:( INDONESIA

DIREKTORAT JE]{DERAI IilDUSTRI AGROJalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta 12950 Kotak Pos : 4720 JKTM

Telp. i 021-5252713, 021-5255509 Pos. 4062 Fax: 021-5252450

Yth

Dari

Hal

Lampiran

Tanggal

NoNOTA DINASg6 tlNtNDtttt2o2o

Menteri Perindustrian

Direktur Jenderal lndustri Agro

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK|p) Direktorat Jenderal lndustri

Agro Tahun Anggaran 2019

1 (satu) Berkas

lO Februari 2020

Sehubungan dengan telah berakhirnya Tahun Anggaran 2O1g danberdasarkan Peraturan Menteri perindustrian Nomor 150/M-|ND/PER/1212011

tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilatas Kinerja lnstansi pemerintah

Di Lingkungan Kementerian perindustrian di mana seluruh unit organisasi dilingkungan Kementerian Perindustrian wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja(LAKIP), terlampir kami sampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderallndustri Agro Tahun Anggaran 2019.

Demikian, atas perhatian dan arahan lebih lanjut dari Bapak Menteri kamisampaikan terima kasih.

DIREKTUR JENDERAL

ABDUL OCHIM

Tembusan:1, Sekretaris Jenderal;2. Kepala Biro Perencanaan.

User
Rectangle
User
Rectangle
User
Typewriter
TTD
Page 2: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO

TAHUN 2019

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

2020

Page 3: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Typewriter
TTD
Page 4: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Typewriter
TTD
Page 5: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

iii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019 disusun sebagai

wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana yang

diamanatkan pada Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah serta Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah dan disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Perindustrian

Nomor 150 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Di Lingkungan Kementerian Perindustrian serta Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Direktorat Jenderal Industri Agro mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan

struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa

industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri

hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri hasil hutan dan perkebunan,

industri makanan, hasil laut dan perikanan, dan industri minuman dan tembakau. Dalam mengemban

tugas tersebut Direktorat Jenderal Industri Agro menetapkan visi sesuai Rencana Strategis Tahun

2015 – 2019 yaitu “Mewujudkan Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan

Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam”. Untuk mewujudkan visi tersebut di atas,

maka Direktorat Jenderal Industri Agro mengemban misi yaitu ”Peningkatan Populasi Industri Agro

Untuk Memperkuat dan Memperdalam Struktur Industri Nasional” serta ”Peningkatan Daya Saing

dan Produktivitas Industri Agro Untuk Mewujudkan Industri Nasional yang Mandiri, Berdaya Saing,

Maju, dan Berwawasan Lingkungan”. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, telah ditetapkan

Tujuan dan Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2019 serta Kebijakan, Program dan Kegiatan demi

mencapai Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan.

Evaluasi capaian kinerja yang tertuang dalam laporan ini didasarkan pada Rencana Strategis

Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2015 - 2019 Perubahan, Indikator Kinerja Utama Tahun 2019,

Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019, Program Prioritas Nasional Tahun

2019, RPJMN Tahun 2015-2019 dan rencana aksi pengembangan industri prioritas berdasarkan

RIPIN. Pelaksanaan kegiatan tahun 2019 ini merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan arah

kebijakan dan strategi pembangunan industri agro periode Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 dan

perubahannya. Perjanjian Kinerja disusun berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) yang berisikan

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) pada periode tahun tertentu. Sasaran tersebut

mempunyai target pada setiap tahunnya, di mana pelaksanaannya didukung oleh anggaran yang

tersedia di dalam DIPA.

Direktorat Jenderal Industri Agro secara umum telah melaksanakan tugas pokok, fungsi dan

misi yang diembannya dalam pencapaian Sasaran Strategis tahun 2019 serta berkontribusi bagi

pencapaian Sasaran Strategis Kementerian Perindustrian. Pencapaian sasaran strategis ini dapat

dilihat dari pemenuhan target-target indikator kinerja yang tertuang dalam Rencana Strategis

Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2015 - 2019 Perubahan, Indikator Kinerja Utama Tahun 2019,

Page 6: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

iv

Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019, Program Prioritas Nasional Tahun

2019 dan RPJMN Tahun 2015-2019.

Capaian kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro pada tahun 2019 realisasi fisik kegiatan

sebesar 97,90%, rata-rata capaian target Rencana Strategis adalah sebesar 116,13%, rata-rata

capaian target Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah sebesar 121,25%, rata-rata capaian target

Perjanjian Kinerja adalah sebesar 139,05%, rata-rata capaian pelaksanaan Program Prioritas Nasional

adalah sebesar 99,7%, rata-rata capaian target RPJMN adalah sebesar 91,35%, dan rata-rata capaian

kinerja secara keseluruhan adalah sebesar 110,9% dengan rasio tingkat keberhasilan sebesar 74,5%,

sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri

Berbasis Agro Tahun Anggaran 2019 tidak berhasil dilaksanakan meskipun tingkat rata-rata

capaiannya melebihi 100%.

Sedangkan capaian kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro jangka menengah tahun 2015-

2019, rata-rata capaian target Rencana Strategis adalah sebesar 109,88%, rata-rata capaian target

RPJMN tahun 2015-2019 adalah sebesar 93,93%, dan rata-rata capaian kinerja jangka menengah

secara keseluruhan adalah sebesar 101,91% dengan rasio tingkat keberhasilan sebesar 75,6%,

sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri

Berbasis Agro periode jangka menengah tahun 2015-2019 telah berhasil dilaksanakan.

Realisasi anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro pada tahun 2019 mencapai

Rp. 94.703.846.753,- (Sembilan Puluh Empat Milyar Tujuh Ratus Tiga Juta Delapan Ratus Empat Puluh

Enam Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh Tiga Rupiah) atau 85,31% dari total PAGU anggaran sebesar

Rp. 111.016.300.000,- (Seratus Sebelas Milyar Enam Belas Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah).

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan dan pencapaian kinerja

Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2019 antara lain: terdapat beberapa indikator kinerja baik

pada Indikator Kinerja Tujuan (IKT), Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS), Indikator Perjanjian

Kinerja dan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang tidak mencapai target tahunan maupun target jangka

menengah, yaitu laju pertumbuhan PDB industri agro, kontribusi PDB industri agro terhadap PDB

nasional, nilai investasi di sektor industri pengolahan agro, dan kontribusi ekspor produk industri

agro terhadap ekspor nasional. Tidak tercapainya target tersebut telah diprediksi sebelumnya, di

mana pencapaiannya dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan internal yang tidak dapat

dikendalikan secara langsung. Faktor eksternal diantaranya adalah ketidakpastian ekonomi global

dimana salah satunya sebagai dampak dari perang dagang antara Amerika dan China yang terus

berlangsung sejak tahun 2018, serta faktor internal dimana pada tahun 2019 Indonesia memasuki

tahun politik yang juga penuh dengan ketidakpastian sehingga menyebabkan investor bersifat wait

and see dan menunda investasi; terdapat 1 IKSS perspektif proses bisnis yang tidak mencapai target

jangka menengah yaitu ”Infrastruktur kompetensi yang terbentuk: SKKNI yang ditetapkan”, di mana

sampai dengan tahun 2019, indikator kinerja ini baru tercapai 18 RSKKNI/RKKNI dari total target

sebanyak 20 RSKKNI/RKKNI atau hanya mencapai 90%. Target penyusunan RSKKNI/RKKNI pada tahun

2017 tidak tercapai dimana terdapat 2 RSKKNI (RSKKNI Di Bidang Industri Gula Rafinasi dan RSKKNI Di

Bidang Industri Mie Instan) yang tidak dapat dilanjutkan penyusunannya karena terkendala substansi

teknis; terdapat 1 IKSS perspektif pembelajaran organisasi yang tidak mencapai target tahunan

maupun target jangka menengah yaitu “Kesesuaian data dan informasi agro terhadap kebutuhan

stakeholder industri agro”. Adapun beberapa pertanyaan yang belum bisa terpenuhi dikarenakan

kurangnya koordinasi di mana masih terdapat admin yang belum aktif menjawab pertanyaan

Page 7: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

v

masyarakat yaitu pada Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Agro. Hal ini terjadi karena adanya

rotasi pegawai pada Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Agro yang menjadi admin pertanyaan

masyarakat dan belum adanya koordinasi pelimpahan tanggung jawab sebagai admin sehingga

pertanyaan masyarakat yang masuk tidak terpantau dengan baik; terdapat dua kegiatan pada

program prioritas nasional yang tidak mencapai target yaitu kegiatan “Peningkatan Kompetensi SDM

Industri Hasil Hutan dan Perkebunan” dan “Peningkatan Kompetensi SDM Industri Makanan, Hasil

Laut dan Perikanan”. Kedua kegiatan tersebut tidak dapat mencapai target karena pada saat

dilakukan revisi untuk menambah jumlah output pada bulan November, usulan penambahan jumlah

output disetujui namun terdapat sebagian anggaran yang diblokir dengan catatan penghematan

sehingga pelaksanaan kegiatan ini tidak dapat dilanjutkan dan mengakibatkan target output tidak

tercapai.

Hal-hal yang direkomendasikan untuk dilakukan pada periode selanjutnya antara lain: dalam

penyusunan rencana kinerja baik jangka menengah maupun jangka pendek, penetapan angka target

indikator kinerja perlu dilakukan secara logis dengan mempertimbangkan data historis, impact yang

ingin dicapai, serta sumber daya yang dimiliki untuk mencapai impact yang diharapkan tersebut;

target penyusunan RSKKNI/RKKNI yang tidak tercapai, jika dinilai penting untuk dilanjutkan, agar

dapat diakomodir dalam rencana kegiatan periode selanjutnya (Rencana Strategis Direktorat

Jenderal Industri Agro Tahun 2020-2024), meningkatkan koordinasi dalam pemantauan pertanyaan

masyarakat, terutama jika terdapat rotasi pegawai yang menjadi admin, agar pelimpahan tanggung

jawab dikoordinasikan dengan baik sehingga pertanyaan masyarakat yang masuk dapat dijawab

sesuai SOP.

Dengan disusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro tahun

2019, diharapkan dapat diketahui sejauh mana kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro dalam

keberhasilannya mencapai sasaran tahun 2019 dan sasaran jangka menengah tahun 2015 – 2019.

Page 8: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

vi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... .............................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ... ................................................................................................... ii

IKHTISAR EKSEKUTIF .............................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL .... .................................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Tugas Pokok dan Fungsi ................................................................................ 1

1.2. Peran Strategis ............................................................................................. 2

1.3. Struktur Organisasi …. ................................................................................... 3

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis ......................................................................................... 8

2.2. Rencana Kinerja ............................................................................................ 18

2.3. Rencana Anggaran ........................................................................................ 20

2.4. Penetapan Kinerja ........................................................................................ 26

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Analisis Capaian Kinerja ................................................................................ 27

3.2. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya .................................................. 133

3.3. Analisis Keberhasilan/Kegagalan Program ..................................................... 135

3.4. Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Evaluasi Tahun 2018 ................................. 139

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan ................................................................................................... 145

4.2. Kendala ........................................................................................................ 145

4.3. Rekomendasi ................................................................................................ 147

LAMPIRAN

Page 9: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Pertumbuhan Sektor Industri Berbasis Agro ............................................................. 3

Tabel 2.1 Indikator Kinerja Tujuan Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2015 – 2019 ........ 9

Tabel 2.2 Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2015 – 2019 ................... 13

Tabel 2.3 Arah Pengembangan Industri Agro Berdasarkan RIPIN .............................................. 15

Tabel 2.4 Rencana Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019 ................................. 18

Tabel 2.5 Rencana Anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019 ............................. 21

Tabel 2.6 Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019 .............................. 26

Tabel 3.1 Capaian IKT Direktorat Jenderal Industri Agro ........................................................... 27

Tabel 3.2 Pertumbuhan PDB Sektor Industri Agro .................................................................... 31

Tabel 3.3 Kontribusi PDB Sektor Industri Agro Terhadap PDB Nasional .................................... 32

Tabel 3.4 Capaian IKSS dari Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri ............................ 34

Tabel 3.5 Capaian IKSS dari Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Sektor Industri Agro .. 37

Tabel 3.6 Capaian IKSS dari Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Agro yang Efektif ... 39

Tabel 3.7 Capaian IKSS dari Terselenggaranya Urusan Pemerintahan Dibidang Perindustrian

yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan ...................................................................... 41

Tabel 3.8 Capaian IKSS dari Terwujudnya ASN Direktorat Jenderal Industri Agro yang

Profesional dan Berkepribadian ................................................................................ 45

Tabel 3.9 Capaian IKSS dari Tersedianya Sistem Informasi yang Andal dan Mudah Diakses ...... 47

Tabel 3.10 Capaian IKSS dari Terwujudnya Birokrasi yang Efektif, Efisien dan Berorientasi Pada

Layanan Prima ......................................................................................................... 49

Tabel 3.11 Capaian IKSS dari Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan Serta

Pengendalian Yang Berkualitas dan Akuntabel ........................................................ 51

Tabel 3.12 Kegiatan Prioritas Nasional Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019 ............... 54

Tabel 3.13 Capaian Target Indikator Kinerja Sasaran Satrategis - Rencana Strategis Direktorat

Jenderal Industri Agro Tahun 2019 ........................................................................... 57

Tabel 3.14 Capaian Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019 ................ 59

Tabel 3.15 Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019 ....... 60

Tabel 3.16 Capaian Rencana Strategis Jangka Menengah Direktorat Jenderal Industri Agro

Tahun 2015-2019 ................................................................................................... 61

Page 10: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

viii

Tabel 3.17 Pelaksanaan Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun

Anggaran 2015-2019 .............................................................................................. 76

Tabel 3.18 Capaian Program Prioritas Nasional Tahun 2019 ...................................................... 100

Tabel 3.19 Pelaksanaan Rencana Aksi RIPIN Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2015-

2019 ....................................................................................................................... 105

Tabel 3.20 Capaian RPJMN Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2015-2019 ....................... 120

Tabel 3.21 Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019 ............................ 129

Tabel 3.22 Rasio Capaian Kinerja Terhadap Penyerapan Anggaran ............................................ 133

Tabel 3.23 Rasio Capaian Kinerja Terhadap Sumber Daya Manusia ........................................... 134

Tabel 3.24 Pencapaian Target Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro ................................... 135

Page 11: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Industri Agro .......................................... 7

Gambar 2.1 Peta Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro .................................................. 15

Gambar 3.1 Perkembangan Investasi Sektor Industri Agro ...................................................... 35

Gambar 3.2 Jumlah Pertanyaan Masyarakat Tahun 2019 ........................................................ 47

Gambar 3.3 Rata-Rata Waktu Menjawab Pertanyaan Masyarakat .......................................... 49

Page 12: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tugas Pokok dan Fungsi

Direktorat Jenderal Industri Agro merupakan salah satu unit kerja yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Menteri Perindustrian yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian yang kemudian

diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2018.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Perindustrian, maka Direktorat Jenderal Industri Agro mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan

struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa

industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri

hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri hasil hutan dan

perkebunan, industri makanan, hasil laut dan perikanan, dan industri minuman dan tembakau.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Industri Agro menyelenggarakan

fungsi yaitu:

a. Perumusan kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri, peningkatan daya

saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri,

teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta peningkatan

penggunaan produk dalam negeri pada industri hasil hutan dan perkebunan, industri makanan,

hasil laut dan perikanan, serta industri minuman dan tembakau.

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri, peningkatan daya

saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri,

teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta peningkatan

penggunaan produk dalam negeri pada industri hasil hutan dan perkebunan, industri makanan,

hasil laut dan perikanan, serta industri minuman dan tembakau.

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pendalaman dan penguatan

struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa

industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri

hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri hasil hutan dan

perkebunan, industri makanan, hasil laut dan perikanan, serta industri minuman dan tembakau.

d. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendalaman dan penguatan

struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa

industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri

hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri hasil hutan dan

perkebunan, industri makanan, hasil laut dan perikanan, serta industri minuman dan tembakau.

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri,

peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri,

standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau,

serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri hasil hutan dan perkebunan,

industri makanan, hasil laut dan perikanan, serta industri minuman dan tembakau.

Page 13: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

2

f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Industri Agro; dan

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

1.2 Peran Strategis

Industri agro mempunyai peranan strategis dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dapat

dilihat dari peranannya yang penting dalam penyediaan kesempatan usaha, lapangan pekerjaan,

peningkatan ekspor dan investasi. Lebih dari itu, industri agro berperan penting dalam mendukung

ketahanan pangan dan pengembangan ekonomi daerah. Dengan pertimbangan tersebut,

pemerintah akan terus meningkatkan kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan indusri agro

guna mendorong pertumbuhan dan perkembangannya sehingga dapat berperan sesuai harapan

melalui berbagai program dan kegiatan pembinaan yang tepat.

Pada tahun 2019, pertumbuhan sektor industri agro mengalami percepatan jika dibandingkan

dengan periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya, bahkan mencapai angka pertumbuhan

tertinggi sepanjang 5 tahun terakhir. Pertumbuhan industri agro (tahun dasar 2010) pada tahun

2015 sempat tumbuh sebesar 5,82%, kemudian mengalami percepatan pada tahun 2016 dan 2017

masing-masing sebesar 6,33% dan 6,60%, sempat tumbuh melambat pada tahun 2018 sebesar

6,30% dan kembali meningkat pada tahun 2019 mencapai 6,65%.

Pertumbuhan cabang industri agro pada tahun 2019 yang tertinggi dicapai oleh industri kertas

dan barang dari kertas sebesar 8,86%, industri furnitur sebesar 8,35%, industri makanan dan

minuman sebesar 7,78%, industri pengolahan tembakau sebesar 3,36%, serta industri kayu, barang

dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya mengalami

pertumbuhan negatif sebesar 4,55%. Adapun pertumbuhan masing-masing cabang industri agro

ditampilkan dalam tabel pada halaman berikut.

Bila dilihat dari kontribusi terhadap PDB Industri Pengolahan Non Migas pada tahun 2019

sektor industri agro memberikan kontribusi sebesar 49,71%, dimana industri makanan dan minuman

menjadi sektor industri dengan kontribusi tertinggi yaitu sebesar 36,40%, disusul oleh industri

pengolahan tembakau sebesar 5,07%, industri kertas dan barang dari kertas sebesar 3,95%, industri

kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya sebesar

2,89%, dan industri furnitur sebesar 1,41%.

Nilai ekspor produk industri agro mengalami fluktuasi sejak 5 tahun terakhir. Pada tahun 2019

nilai ekspor produk industri agro adalah sebesar US$ 41,31 miliar, menurun jika dibandingkan

dengan nilai ekspor pada tahun 2017 dan 2018 masing-masing sebesar US$ 44,70 miliar dan US$

44,23 miliar, namun mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada tahun 2015

sebesar US$ 38,46 miliar dan tahun 2016 sebesar US$ 37,80 miliar.

Pada tahun 2019, komoditi sektor industri agro dengan nilai ekspor terbesar masih didominasi

oleh produk minyak kelapa sawit dan turunannya dimana komoditi makanan (termasuk minyak

kelapa sawit) membukukan nilai ekspor sebesar US$ 27,28 miliar yang diikuti oleh produk kertas dan

barang dari kertas sebesar US$ 7,27 miliar, produk kayu sebesar US$ 3,66 miliar, furniture sebesar

US$ 1,95 miliar, olahan tembakau sebesar US$ 1,15 miliar, dan terakhir produk minuman sebesar

US$ 0,12 miliar.

Page 14: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

3

KBLI SEKTOR 2015 2016 2017* 2018** 2019***

10,11 INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN 7,54 8,33 9,23 7,91 7,78

12 INDUSTRI PENGOLAHAN TEMBAKAU 6,24 1,58 (0,64) 3,52 3,36

16INDUSTRI KAYU, BARANG DARI KAYU DAN GABUS (TIDAK

TERMASUK FURNITUR) DAN BARANG ANYAMAN DARI BAMBU, ROTAN DAN SEJENISNYA

(1,63) 1,74 0,13 0,75 (4,55)

17 INDUSTRI KERTAS DAN BARANG DARI KERTAS (0,67) 2,44 (0,09) 0,40 8,86

31 INDUSTRI FURNITUR 5,17 0,46 3,65 2,22 8,35

-- INDUSTRI AGRO 5,82 6,33 6,60 6,30 6,65

-- INDUSTRI PENGOLAHAN Non-MIGAS 5,05 4,43 4,85 4,77 4,34

-- NASIONAL 4,88 5,03 5,07 5,17 5,02

Tabel 1.1. Pertumbuhan Sektor Industri Berbasis Agro

Industri Agro merupakan industri andalan Indonesia, karena didukung oleh sumber daya alam

yang potensial yang berasal dari sektor pertanian, perikanan/kelautan, peternakan, perkebunan dan

kehutanan. Pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan baku industri agro akan mempunyai efek

berganda yang luas, seperti penguatan struktur industri, peningkatan nilai tambah, pertumbuhan

sub sektor ekonomi lainnya, pengembangan wilayah industri, proses alih teknologi, perluasan

lapangan kerja, penghematan devisa, perolehan devisa, serta peningkatan penerimaan pajak bagi

pemerintah. Pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan baku industri agro belum maksimal dan

sebagian besar bahan baku diekspor dalam bentuk primer (bahan mentah).

Sebagai bentuk implementasi tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Industri Agro dalam

hal menyusun kebijakan, standardisasi dan fasilitasi di bidang industri agro maka program yang

ditetapkan untuk tahun anggaran 2019 adalah Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis

Agro.

1.3 Struktur Organisasi

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, organisasi Direktorat Jenderal Industri Agro

terdiri atas:

1) Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Agro

Mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh

unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Agro. Dalam melaksanakan tugas

tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran serta evaluasi dan

pelaporan di bidang industri agro;

b. koordinasi dan pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian

informasi di bidang industri agro;

Page 15: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

4

c. koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan penelaahan

hukum mengenai sumber daya industri, sarana prasarana industri, dan pemberdayaan

industri di bidang industri agro;

d. koordinasi dan penyusunan perjanjian kerja sama serta pelaksanaan administrasi kerja

sama dan hubungan masyarakat di bidang industri agro;

e. koordinasi dan pelaksanaan urusan keuangan direktorat jenderal; dan

f. pelaksanaan urusan kepegawaian dan manajemen kinerja pegawai, organisasi dan tata

laksana, rumah tangga, perlengkapan, dan tata usaha.

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya Sekretariat Direktorat Jenderal

Industri Agro terdiri atas 4 (empat) Bagian setingkat Eselon III:

1. Bagian Program, Evaluasi, dan Pelaporan;

2. Bagian Hukum dan Kerja Sama;

3. Bagian Keuangan;

4. Bagian Kepegawaian dan Umum.

2) Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan

perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional, kebijakan

industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan

sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri,

perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri hasil hutan dan perkebunan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Direktorat Industri Hasil

Hutan dan Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan pengembangan

industri hasil hutan dan perkebunan;

b. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi industri hasil

hutan dan perkebunan;

c. penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional,

kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,

pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan

penyelamatan industri, penanaman modal dan fasilitasi industri serta kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri hasil hutan dan perkebunan;

d. penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang

perencanaan, perizinan, data dan informasi industri hasil hutan dan perkebunan;

e. penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan, perizinan,

data dan informasi industri hasil hutan dan perkebunan;

f. pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar industri hijau, Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada industri hasil hutan dan perkebunan; dan

g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Page 16: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

5

Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan terdiri atas:

1. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Hasil Hutan dan Perkebunan;

2. Subdirektorat Industri Kayu, Rotan, dan Bahan Alam Lainnya;

3. Subdirektorat Industri Selulosa dan Karet Hulu;

4. Subdirektorat Industri Hasil Perkebunan Nonpangan; dan

5. Subbagian Tata Usaha.

3) Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan

perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional, kebijakan

industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan

sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri,

perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri makanan, hasil laut, dan perikanan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat lndustri Makanan, Hasil

Laut, dan Perikanan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan pengembangan

industri makanan, hasil laut, dan perikanan;

b. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi industri

makanan, hasil laut, dan perikanan;

c. penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional,

kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,

pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan

penyelamatan industri, penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri makanan, hasil laut, dan perikanan;

d. penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang

perencanaan, perizinan, data dan informasi industri makanan, hasil laut, dan perikanan;

e. penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan, perizinan,

data dan informasi industri makanan, hasil laut, dan perikanan;

f. pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar industri hijau, Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada industri makanan, hasil laut, dan perikanan;

dan

g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan terdiri atas:

1. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan;

2. Subdirektorat Industri Pengolahan Hasil Tanaman Pangan;

3. Subdirektorat Industri Pengolahan Hasil Perkebunan;

4. Subdirektorat Industri Pengolahan Hasil Laut, Perikanan, dan Peternakan;

5. Subbagian Tata Usaha.

Page 17: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

6

4) Direktorat Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Direktorat Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar mempunyai tugas

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional,

Kebijakan Industri Nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,

pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan

industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri minuman, hasil tembakau, dan bahan penyegar.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Industri Minuman dan Tembakau

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan pengembangan

industri minuman, hasil tembakau, dan bahan penyegar;

b. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi industri

minuman, hasil tembakau, dan bahan penyegar;

c. penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional,

kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,

pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan

penyelamatan industri, penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri minuman, hasil tembakau, dan bahan

penyegar;

d. penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang

perencanaan, perizinan, data dan informasi industri minuman, hasil tembakau, dan

bahan penyegar;

e. penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan,

perizinan, data dan informasi industri minuman, hasil tembakau, dan bahan penyegar;

f. pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar industri hijau, Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada industri minuman, hasil tembakau, dan

bahan penyegar; dan

g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Direktorat Industri Minuman dan Tembakau terdiri atas:

1. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan

Penyegar;

2. Subdirektorat Industri Minuman Ringan dan Pengolahan Hasil Hortikultura;

3. Subdirektorat Industri Pengolahan Susu dan Minuman Lainnya;

4. Subdirektorat Industri Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar; dan

5. Subbagian Tata Usaha.

Page 18: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

7

Struktur organisasi Direktorat Jenderal sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor

35 Tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Industri Agro

Page 19: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

8

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis

Perencanaan strategis merupakan langkah awal dalam melakukan pengukuran kinerja instansi

pemerintah. Untuk itu, perencanaan strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, serta cara

untuk mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan yang realistis

dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi organisasi.

Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian

merupakan suatu komitmen perencanaan yang disusun sebagai alat bantu dan merupakan tolok

ukur dalam mengemban tugas. Dokumen Renstra Direktorat Jenderal Industri Agro mengacu pada

Renstra Kementerian Perindustrian 2015–2019 sebagaimana telah ditetapkan pada tanggal 17

Maret 2015 melalui Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 31.1/M-

IND/PER/3/2015. Dokumen tersebut masih menggunakan nomenklatur struktur organisasi yang

lama sehingga diperlukan adanya perubahan pada dokumen Rencana Strategis Kementerian

Perindustrian Tahun 2015 – 2019. Perubahan Rencana Strategi Kementerian Perindustrian ini

mencakup penyempurnaan arah kebijakan baik visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, maupun

penyesuaian target kinerja Kementerian Perindustrian. Penyempurnaan dan penyesuaian tersebut

hanya mencakup periode tahun 2017–2019, mengingat untuk periode tahun 2015–2016 sudah

terlaksana. Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Industri Agro dan Unit Eselon II di

bawahnya telah melakukan revisi Renstra seiring dengan telah dikeluarkannya Rencana Strategis

Kementerian Perindustrian Perubahan Nomor 85.1/M-IND/PER/12/2016 yang ditetapkan pada

tanggal 23 Desember 2016.

Setelah dilakukan revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro, maka Visi, Misi,

Tujuan, Sasaran Strategis dan Kebijakan menjadi seperti berikut

1. Visi

“Mewujudkan Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri

yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam”

2. Misi

a. Peningkatan populasi industri agro untuk memperkuat dan memperdalam struktur industri

nasional.

b. Peningkatan daya saing dan produktivitas industri agro untuk mewujudkan industri nasional

yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan.

3. Tujuan

Berdasarkan visi dan misi sebagaimana tersebut di atas, maka tujuan yang akan dicapai sampai

dengan tahun 2019 adalah “Meningkatnya Peran Industri Agro Dalam Perekonomian Nasional”

di mana pembangunan industri agro diarahkan untuk meningkatkan perekonomian nasional

dengan memberikan dampak pada peningkatan laju pertumbuhan PDB, kontribusi PDB sektor

Page 20: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

9

industri agro terhadap PDB nasional serta penyerapan tenaga kerja. Pencapaian tujuan di atas,

diukur dengan menggunakan indikator kinerja sebagai berikut:

Tabel 2.1 Indikator Kinerja Tujuan Direktorat Jenderal Industri Agro

Tahun 2015 – 2019

No Indikator Kinerja Tujuan Satuan Target

2015 2016 2017 2018 2019

1 Laju pertumbuhan PDB

industri agro

Persen

(tidak digunakan

sebagai indikator)

6,89 6,93 7,10

2 Kontribusi PDB industri agro

terhadap PDB nasional

Persen 8,89 9,05 9,14

3 Penyerapan tenaga kerja di

sektor industri agro

Juta

Orang

6,78 6,92 7,04

4 Manajemen Direktorat

Jenderal Industri Agro yang

andal dan profesional

Nilai

PMPRB

75 75,30 (tidak lagi

digunakan

sebagai

indikator)

Berdasarkan hasil evaluasi oleh Inspektorat Jenderal, untuk indikator kinerja “Manajemen

Direktorat Jenderal Industri Agro yang andal dan profesional” dianggap kurang relevan dengan

Tujuan yang ingin dicapai sehingga pada tahun 2019, indikator tersebut tidak lagi digunakan.

4. Sasaran Strategis

Dalam mewujudkan tujuan Direktorat Jenderal Industri Agro diperlukan upaya-upaya

sistemik yang dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran strategis yang mengakomodasi perspektif

pemangku kepentingan, perspektif pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta perspektif

peningkatan kapasitas kelembagaan yang diukur melalui Indikator Kinerja Sasaran sebagai

berikut:

1) Perspektif Pemangku Kepentingan

a. Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri

Penyebaran dan pemerataan industri ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) dilakukan melalui pengembangan perwilayahan industri dengan

tujuan untuk meningkatkan kontribusi sektor industri pengolahan non-migas di luar

pulau Jawa dan menumbuhkan populasi unit usaha industri besar dan sedang di luar

pulau Jawa. Adapun meningkatnya populasi industri nasional diindikasikan dengan

peningkatan jumlah unit industri pengolahan non-migas serta penyerapan tenaga

kerja sektor industri pengolahan non-migas baik industri sedang besar (IBS). Indikator

kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran strategis ini adalah:

1) Unit industri agro besar sedang yang tumbuh.

2) Nilai investasi di sektor industri agro.

Page 21: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

10

b. Sasaran Strategis 2: Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Sektor Industri

Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri dimaksudkan untuk

meningkatkan penjualan produk dalam negeri dibandingkan dengan seluruh pangsa

pasar baik dalam negeri maupun luar negeri. Peningkatan daya saing dan

produktivitas dilakukan melalui pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi

industri yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah,

daya saing dan kemandirian industri nasional. Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS)

dari sasaran strategis ini adalah:

1) Kontribusi ekspor produk industri agro terhadap ekspor nasional.

2) Produktivitas SDM industri agro.

Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dalam perspektif pemangku kepentingan merupakan

Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Industri Agro.

2) Perspektif Proses Internal

a. Sasaran Strategis 1: Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri yang Efektif

Sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian,

peran pemerintah dalam mendorong kemajuan sektor industri ke depan dilakukan

secara terencana serta disusun secara sistematis dalam suatu dokumen perencanaan.

Dokumen perencanaan tersebut harus menjadi pedoman dalam menentukan arah

kebijakan pemerintah dalam mendorong pembangunan sektor industri dan menjadi

panduan bagi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam pembangunan

industri nasional. Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran ini adalah:

1) Peraturan Perundangan yang diselesaikan.

b. Sasaran Strategis 2: Terselenggaranya Urusan Pemerintahan Di Bidang Perindustrian

Berdaya Saing dan Berkelanjutan

Standardisasi industri dan peningkatan kompetensi tenaga kerja industri bertujuan

untuk meningkatkan daya saing industri dan produktivitas dalam rangka penguasaan

pasar dalam negeri maupun ekspor. Pembangunan tenaga kerja industri kompeten

yang siap kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan industri dan/atau perusahaan

kawasan industri berdampak meningkatkan produktivitas tenaga kerja Industri,

meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sektor industri serta memberikan

perlindungan dan kesejahteraan bagi tenaga kerja industri. Indikator kinerja sasaran

strategis (IKSS) dari sasaran ini adalah:

1) Produk industri agro yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

2) Infrastruktur kompetensi yang terbentuk.

3) Masukan posisi kerja sama internasional bidang industri agro.

Page 22: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

11

3) Perspektif Pembelajaran Organisasi

a. Sasaran Strategis 1: Terwujudnya ASN Kementerian Perindustrian yang Kompeten,

Profesional dan Berkepribadian

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Kementerian Perindustrian secara

internal harus didukung oleh SDM Aparatur yang profesional dan kompeten. Dalam

menjalankan fungsinya sebagai policy maker, Kementerian Perindustrian

membutuhkan SDM Aparatur yang memiliki kecakapan dalam memformulasikan dan

mengimplementasikan kebijakan publik, sementara sebagai public service provider

membutuhkan SDM Aparatur yang berorientasi pada pelayanan prima. Pembangunan

ASN Kementerian Perindustrian yang kompeten juga diperlukan dalam rangka

membentuk tenaga pembina industri dari aparatur Kementerian Perindustrian yang

memiliki kompetensi di bidang industri, baik pusat maupun daerah. Indikator kinerja

sasaran strategis (IKSS) dari sasaran ini adalah:

1) Rata-rata nilai prestasi kerja pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro.

2) Rata-rata produktivitas kinerja minimum pegawai Direktorat Jenderal Industri

Agro.

3) Kualifikasi pendidikan Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro.

b. Sasaran Strategis 2: Tersedianya Sistem Informasi yang Andal dan Mudah Diakses

Penerapan sistem informasi dan teknologi di lingkungan Kementerian Perindustrian

bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi satuan kerja dalam

pelaksanaan tugas dan fungsi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran ini adalah:

1) Kesesuaian data dan informasi industri terhadap kebutuhan stakeholder.

2) Ketersediaan Sistem (uptime).

c. Sasaran Strategis 3: Terwujudnya Birokrasi Kementerian Perindustrian yang Efektif,

Efisien dan Berorientasi Pada Layanan Prima

Reformasi Birokrasi merupakan upaya berkelanjutan yang setiap tahapannya

memberikan perubahan atau perbaikan birokrasi ke arah yang lebih baik. Reformasi

birokrasi berkaitan dengan penataan ulang proses birokrasi dari tingkat (level)

tertinggi hingga terendah dan melakukan terobosan baru (innovation breakthrough)

dengan langkah-langkah bertahap, konkret, realistis, sungguh-sungguh, berfikir di luar

kebiasaan/rutinitas yang ada (out of the box thinking), perubahan paradigma (a new

paradigm shift), dan dengan upaya luar biasa (business not as usual). Indikator kinerja

sasaran strategis (IKSS) dari sasaran ini adalah:

1) Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

2) Tingkat kematangan SPIP Satuan Kerja Mencapai Tingkat 3.

Page 23: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

12

d. Sasaran Strategis 4: Terkelolanya Anggaran Pembangunan Secara Efisien dan

Akuntabel

Peningkatan kualitas penganggaran di lingkungan Kementerian diharapkan dapat

menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, dan pengawasan dengan memperhatikan penggunaan sumber daya

secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkeadilan. Indikator kinerja sasaran strategis

(IKSS) dari sasaran ini adalah:

1) Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN.

2) Status pengelolaan BMN Direktorat Jenderal Industri Agro.

3) Anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro yang diblokir.

4) Kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen

perencanaan.

Page 24: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

13

Tabel 2.2 Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2015 – 2019

Kode SS

Sasaran Strategis (SS)

Kode IKSS

Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)

Satuan Target

2015 2016 2017 2018 2019

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

S1 Meningkatnya populasi dan persebaran industri

S1.1 Unit industri agro besar sedang yang tumbuh

Unit Tidak digunakan sebagai indikator

538 635 708

S1.3 Nilai investasi di sektor industri agro Rp triliun 100 110 119,8 136,2 154,8

S2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri

S2.1 Kontribusi ekspor produk industri agro terhadap ekspor nasional

Persen 12,75 12,75 31,1 31,4 31,6

S2.5 Produktivitas SDM industri agro Rp. Juta Tidak digunakan sebagai

indikator

299 347 365,8 387,4

PERSPEKTIF PROSES INTERNAL

T1 Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif

T1.1 Peraturan perundangan yang diselesaikan

PP/ Perpres/ Permen

1 1 1 1 1

T2 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

T2.1 Produk industri yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

Produk Tidak digunakan sebagai

indikator

84 3 4 (tidak lagi digunakan sebagai

indikator)

T2.5 Infrastruktur kompetensi yang terbentuk

SKKNI Tidak digunakan sebagai indikator

6 7 7

LSP dan TUK

Tidak digunakan sebagai indikator

- 1 -

T2.8 Masukan posisi kerja sama internasional bidang industri agro

Masukan Posisi

Kerja Sama

Tidak digunakan sebagai indikator 6

PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI

L1 Terwujudnya ASN Kementerian

L1.1 Prestasi kerja pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

Nilai Tidak digunakan sebagai indikator

80 81 82

Page 25: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

14

Kode SS

Sasaran Strategis (SS)

Kode IKSS

Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)

Satuan Target

2015 2016 2017 2018 2019

Perindustrian yang profesional dan berkepribadian

L1.2 Produktivitas kinerja minimum pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

Jam Kerja Tidak digunakan sebagai indikator

1.320 1.320 1.320

L1.3 Kualifikasi pendidikan Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

Orang Tidak digunakan sebagai indikator

1 1 1

L2 Tersedianya sistem informasi yang andal dan mudah diakses

L2.1 Kesesuaian data dan informasi industri terhadap kebutuhan stakeholder

Persen Tidak digunakan sebagai indikator

50 60 70

L2.2 Ketersediaan Sistem (uptime) Persen Tidak digunakan sebagai indikator

100 100 100

L3 Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

L3.1 Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Nilai Tidak digunakan sebagai indikator

76 78 80

L3.2 Tingkat Kematangan SPIP Satker Mencapai Tingkat 3

Level Tidak digunakan sebagai indikator

3.00 3.20 3.25

L4 Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel

L4.1 Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN

Nilai Tidak digunakan sebagai

indikator

Capaian Standar Tertinggi

Capaian Standar Tertinggi

Capaian Standar Tertinggi

Capaian Standar Tertinggi

L4.2 Status pengelolaan BMN Direktorat Jenderal Industri Agro

Persen Tidak digunakan sebagai indikator

1 90 91

L4.3 Anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro yang diblokir

Persen Tidak digunakan sebagai indikator

20 20 20

L4.4 Kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen perencanaan

Persen 90 90 90 95 100

Page 26: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

15

Gambar 2.1 Peta Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro

5. Arah Kebijakan Pengembangan Industri Agro

Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035,

arah pengembangan industri agro dilakukan dengan melaksanakan pembangunan industri

prioritas yang mengacu pada rencana aksi sebagaimana yang telah diamanatkan di dalam RIPIN.

RIPIN dilaksanakan melalui Kebijakan Industri Nasional (KIN). Tahapan dan rencana aksi

pembangunan untuk industri agro adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Arah Pengembangan Industri Agro Berdasarkan RIPIN

NO INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI

1. INDUSTRI PANGAN

a. Industri Pengolahan Ikan: Ikan

awet (beku, kering, asap) dan

fillet, Aneka olahan ikan

bernilai tambah tinggi (surimi,

breaded & pastry based

product), rumput laut dan hasil

laut lainnya (termasuk

carrageenan, minyak ikan,

suplemen dan pangan

fungsional lainnya).

b. Industri Bahan Penyegar:

bubuk cokelat, lemak cokelat,

makanan dan minuman dari

cokelat, suplemen dan pangan

fungsional berbasis kakao.

1. Menjamin ketersediaan bahan baku (kualitas,

kuantitas dan kontinuitas) melalui koordinasi

dengan instansi terkait dan kemitraan serta

integrasi antara sisi hulu dan sisi hilir didukung

oleh infrastruktur yang memadai;

2. Menyiapkan SDM yang ahli dan berkompeten di

bidang industri pangan melalui diklat industri dan

pendampingan;

3. Meningkatkan kemampuan penguasaan dan

pengembangan inovasi teknologi industri pangan

melalui penelitian dan pengembangan yang

terintegrasi;

4. Meningkatkan efisiensi proses pengolahan dan

penjaminan mutu produk melalui penerapan GHP,

GMP dan HACCP, sertifikasi SNI dan halal,

Page 27: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

16

NO INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI

c. Industri Pengolahan Minyak

Nabati: Fortified cooking oil

(natural dan non-natural),

pangan fungsional berbasis

minyak nabati.

d. Industri Pengolahan Buah-

Buahan dan Sayur-sayuran:

Buah/sayuran dalam kaleng,

fruit/vegetable layer,

suplemen dan pangan

fungsional berbasis limbah

industri pengolahan buah.

e. Industri Tepung: Pati dari

biomassa limbah pertanian,

Pangan darurat

f. Industri Gula Berbasis Tebu:

Gula pasir, Gula cair, dan asam

organik dari limbah industri

gula.

sertifikasi mutu lainnya, serta bantuan

mesin/peralatan pengolahan produk pangan dan

peningkatan kapasitas laboratorium uji mutu;

5. Mengkoordinasikan pengembangan sistem logistik

untuk meningkatkan efisiensi produksi dan

distribusi produk pangan;

6. Memfasilitasi pembebasan PPN atas proses

pengolahan pangan dengan nilai tambah kecil;

7. Menfasilitasi akses terhadap pembiayaan yang

kompetitif bagi industri pangan skala kecil dan

menengah;

8. Meningkatkan kerjasama industri internasional

untuk alih teknologi, peningkatan investasi dan

penguasaan pasar ekspor;

9. Promosi dan perluasan pasar produk industri

pangan di dalam dan luar negeri.

2. INDUSTRI HULU AGRO

a. Industri Oleofood: Olein,

stearin, gliserol, Palm Fatty

Acid Distillate (PFAD), coco

butter substitute, margarin,

shortening, other specialty

fats.

b. Industri Oleokimia: Asam

lemak nabati, fatty alcohols

fatty amine, methyl ester

sulfonat (biosurfactant),

biolubricant (rolling oils),

gliserin yang berbasis kimia

(glycerine based chemicals),

Minyak atsiri, Isopropil

palmitat (IPP), dan Isopropil

Miristat (IPM), Asam stearat

(stearic acid)

c. Industri Kemurgi: Biodiesel

(Fatty Acid Methyl Ester/

FAME), Bioavtur (Bio jet fuel).

d. Industri Pakan: Ransum dan

suplemen pakan ternak dan

aquaculture.

e. Industri Barang dari Kayu:

Komponen berbasis kayu

1. Menjamin ketersediaan bahan baku (kualitas,

kuantitas dan kontinuitas) melalui koordinasi

dengan instansi terkait didukung oleh infrastruktur

yang memadai;

2. Menyiapkan SDM yang ahli dan berkompeten di

bidang industri hulu agro melalui diklat industri;

3. Meningkatkan kemampuan penguasaan dan

pengembangan inovasi teknologi industri hulu agro

melalui penelitian dan pengembangan yang

terintegrasi;

4. Pembangunan pendidikan kejuruan dan vokasi

bidang pengolahan kayu, rotan dan furnituree,

serta perlindungan HKI;

5. Meningkatkan efisiensi proses pengolahan dan

penjaminan mutu produk melalui penerapan GHP,

GMP, sertifikasi SNI dan industri hijau dan

peningkatan kapasitas laboratorium uji mutu;

6. Mengkoordinasikan pengembangan sistem logistik

untuk meningkatkan efisiensi produksi dan

distribusi produk;

7. Memfasilitasi penerapan harga keekonomian

produk bioenergi;

8. Memberikan insentif khusus untuk industri

bioenergi;

9. Promosi dan perluasan pasar produk industri hulu

Page 28: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

17

NO INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI

(wood working, laminated &

finger joint).

f. Industri Pulp dan Kertas: Long

fiber, Dissolving pulp.

agro berwawasan lingkungan di dalam dan luar

negeri;

10. Meningkatkan kapasitas produksi pengolahan Palm

Oil Mill Effluent (POME) terintegrasi dengan Pabrik

Kelapa Sawit untuk mengurangi emisi Gas Rumah

Kaca (GRK), dan mendorong penerapan industri

hijau pada industri pulp dan kertas.

3. INDUSTRI TEKSTIL, KULIT, ALAS

KAKI DAN ANEKA

a. Industri Furniture dan Barang

Lainnya dari Kayu: Kerajinan,

ukir-ukiran dari kayu,

Furnituree kayu dan rotan

Industri Furniture dan Barang Lainnya Dari Kayu

1. Melakukan pendampingan dan mentoring terhadap

IKM dalam rangka mendapatkan sertifikat legalitas

kayu (SVLK);

2. Menjamin ketersediaan bahan baku (kualitas,

kuantitas dan kontinuitas) melalui koordinasi

dengan instansi terkait dan kemitraan serta

integrasi antara sisi hulu dan sisi hilir;

3. Meningkatkan kemampuan SDM dalam penguasaan

teknik produksi dan desain untuk meningkatkan

daya saing dan kualitas produk;

4. Pembangunan pendidikan kejuruan dan vokasi

bidang pengolahan kayu, rotan dan furnituree;

5. Penerapan teknologi pemanfaatan bahan baku

alternatif dari (kayu sawit, kayu karet, dsb);

6. Fasilitas akses terhadap sumber pembiayaan yang

kompetitif untuk meningkatkan kinerja ekspor

furniture;

7. Meningkatkan promosi dan perluasan pasar guna

mendorong tumbuhnya industri furnituree rotan

dalam negeri.

6. Program Kegiatan

Dalam rangka mencapai sasaran strategis dan target kinerja Direktorat Jenderal Industri

Agro, maka Direktorat Jenderal Industri Agro melaksanakan ”Program Penumbuhan dan

Pengembangan Industri Berbasis Agro” yang didalamnya memuat kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

1) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

2) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan

Penyegar

3) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan

4) Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis

Agro

5) Peningkatan Kompetensi SDM Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

6) Peningkatan Kompetensi SDM Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Page 29: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

18

7) Peningkatan Kompetensi SDM Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

8) Pengembangan Industri Agro Dalam Rangka Implementasi Industri 4.0

2.2 Rencana Kinerja

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan sebagaimana

tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Industri Agro, maka rencana

kinerja yang akan dilaksanakan pada tahun 2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Rencana Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019

KODE SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET SATUAN

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

SS1 Meningkatnya populasi dan persebaran industri

SS1.1 Unit Industri Agro Besar Sedang yang Tumbuh

708 Unit

SS1.3 Nilai Investasi Di Sektor Industri Agro

154,8 Trilyun

SS2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri agro

SS2.1 Kontribusi Ekspor Produk Industri Agro Terhadap Ekspor Nasional

31,6 Persen

SS2.5 Produktivitas SDM Industri Agro 387,4 Rp. Juta

PERSPEKTIF PROSES INTERNAL

T.1 Tersedianya kebijakan pembangunan industri agro yang efektif

T1.1 Peraturan Perundang-Undangan yang Diselesaikan

1 PP/ Perpres/ Permen

T.2 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

T2.1 Produk Industri yang Tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

5 Sertifikat

T2.5 Infrastruktur Kompetensi yang Terbentuk - SKKNI yang Ditetapkan

7 SKKNI

PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI

L.1 Terwujudnya ASN Direktorat Jenderal Industri Agro yang profesional dan berkepribadian

L1.1 Prestasi Kerja Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

82 Nilai

L1.2 Produktivitas Kinerja Minimum Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

1320 Jam Kerja

L1.3 Kualifikasi Pendidikan Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

1 Orang

L.2 Tersedianya sistem informasi yang andal dan mudah diakses

L2.1 Kesesuaian Data dan Informasi Industri Agro Terhadap Kebutuhan Stakeholder Industri Agro

70 Persen

L2.2 Ketersediaan Sistem (uptime) 100 Persen

Page 30: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

19

KODE SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET SATUAN

L.3 Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

L3.1 Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

80 Nilai

L3.2 Tingkat kematangan SPIP Satker Mencapai Tingkat 3

3,25 Level

L.4 Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel

L4.1 Tingkat Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN

Capaian Standar Tertinggi

Predikat

L4.2 Status Pengelolaan BMN Direktorat Jenderal Industri Agro

0,8 Persen

L4.3 Anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro yang Diblokir

20 Persen

L4.4 Kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen perencanaan

100 Persen

Seiring dengan perkembangan yang terjadi, terdapat beberapa perubahan dalam Rencana

Kinerja Tahun 2019 yang telah ditetapkan pada awal tahun 2018. Perubahan tersebut diantaranya:

1) Penyesuaian angka target pada indikator-indikator kinerja Sasaran Strategis Perspektif

Pemangku Kepentingan dari yang semula mengacu kepada Rencana Strategis, berdasarkan

kesepakatan hasil rapat pembahasan di level Kementerian Perindustrian, maka target pada

indikator-indikator kinerja ini disesuaikan dengan mengikuti target yang terdapat pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN), yaitu:

a) Perubahan jumlah target “Unit industri agro besar sedang yang tumbuh” menjadi

sebesar 387-424 unit.

b) Perubahan jumlah target “Nilai investasi di sektor industri pengolahan agro” menjadi

sebesar 113,85 Trilyun Rupiah.

c) Perubahan jumlah target “Kontribusi ekspor produk industri pengolahan agro terhadap

ekspor nasional” menjadi sebesar 31,25 %.

2) Sehubungan dengan telah dibentuknya unit kerja baru di lingkungan Kementerian Perindustrian

yaitu Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri, maka target indikator kinerja

“Produk Industri yang Tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)” tidak lagi diampu

oleh Direktorat Jenderal Industri Agro

3) Berdasarkan hasil evaluasi pada saat pelaksanaan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi (PMPRB) di mana fungsi bagian kerja sama belum memiliki target kinerja, untuk

mengakomodir fungsi bagian kerja sama yang melakukan upaya dalam mendukung peningkatan

hubungan dan kerja sama luar negeri, maka diusulkan indikator baru pada Sekretariat

Direktorat Jenderal Industri Agro yaitu “Masukan posisi kerja sama internasional bidang industri

agro” dengan target sebanyak 6 masukan posisi kerja sama.

4) Berdasarkan reviu keselarasan target Renstra Kementerian Perindustrian terhadap Renstra

Ditjen Industri Agro, terdapat perbedaan persepsi mengenai penjelasan perhitungan realisasi

indikator kinerja Status Pengelolaan BMN Direktorat Jenderal Industri Agro sehingga dilakukan

penyesuaian target (Berdasarkan Nota Dinas No. 1351/IA.1/12/2018 tanggal 7 Desember 2018

Page 31: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

20

tentang Hasil Rapat Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2018) dimana

perhitungan realisasi didasarkan pada “jumlah BMN yang telah ditetapkan” dengan target

berubah menjadi sebesar 91%.

2.3 Rencana Anggaran

Untuk mewujudkan target kinerja yang diperjanjikan, pada tahun 2019 semula Direktorat

Jenderal Industri Agro memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp. 111.632.821.000,-, (seratus sebelas

milyar enam ratus tiga puluh dua juta delapan ratus dua puluh satu ribu rupiah) namun sehubungan

dengan surat Sekretaris Jenderal Nomor 315/SJ-IND/KR/IX/2019 mengenai rencana pemenuhan

kekurangan belanja pegawai Kementerian Perindustrian, alokasi anggaran Direktorat Jenderal

Industri Agro berubah menjadi sebesar Rp. 111.016.300.000,- (seratus sebelas milyar enam belas

juta tiga ratus ribu rupiah).

Dengan adanya perubahan Rencana Kinerja sebagaimana yang telah dibahas pada subbab

sebelumnya, maka rencana anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2019 adalah sebagai

berikut:

Page 32: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

21

Tabel 2.5 Rencana Anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019

KO-DE

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR TARGET SATUAN INTERMEDIATE

OUTCOME KEGIATAN ANGGARAN

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

SS1 Meningkatnya populasi dan persebaran industri

SS1.1 Unit Industri Agro Besar Sedang yang Tumbuh

387-424 Unit - Menumbuhkan industri baru

- Pusat Pengembangan Kompetensi Industri Pengolahan Kakao Terpadu

14.550.000.000

SS1.3 Nilai Investasi Di Sektor Industri Agro

113,85 Trilyun - Terciptanya iklim usaha industri agro yang kondusif - Memberikan informasi bagi calon investor terkait perkembangan investasi di Indonesia

- Invesment Catalogue Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - Penyusunan Roadmap Pengembangan Industri Atsiri Nasional - Pengembangan Proses Produksi dan Bahan Baku Alternatif Untuk Industri Rayon - Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Profil Investasi Pengembangan Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Profil Investasi Industri Prioritas Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

938.000.000

949.000.000

1.584.500.000

1.325.634.000

400.000.000

588.895.000

1.238.950.000

SS2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri agro

SS2.1 Kontribusi Ekspor Produk Industri Agro Terhadap Ekspor Nasional

31,25 Persen - Meningkatnya mutu produk industri agro melalui penerapan SNI, CPPOB, standar pangan FAO/WHO dan standar mutu lainnya - Meningkatnya ketersediaan dan jaminan pasokan bahan baku industri agro

- Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - SNI yang Disusun/Direvisi, Diberlakukan dan Diawasi Di Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - Perusahaan Berbasis Hasil Hutan dan Perkebunan yang Menerapkan Standar Mutu - Rekomendasi Kebijakan Peningkatan Ekspor dan Jaminan Pasokan Bahan Baku Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Melalui Fora Kerjasama Internasional

1.426.405.000

1.907.785.000

1.464.000.000

760.554.000

Page 33: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

22

KO-DE

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR TARGET SATUAN INTERMEDIATE

OUTCOME KEGIATAN ANGGARAN

- Menurunnya trade barrier di negara tujuan sebagai akibat dilakukannya perundingan kerjasama - Terciptanya kebijakan fiskal yang mendukung peningkatan ekspor - Menyediakan konsep desain produk yang diterima pasar internasional - Peningkatan efisiensi produksi melalui peningkatan teknologi/implementasi industry 4.0

- Konsep Rantai Alur Bahan Baku Industri Pengolahan Kayu dan Rotan Serta Konsep Desain Industri Furniture yang Diterima Pasar Internasional - Dokumen Analisis Kebijakan Fiskal Tarif Bea Keluar dan Tarif Dana Perkebunan Terhadap Kinerja Industri Hilir Kelapa Sawit Nasional - Industri Pengolahan Susu yang Menjalin Kemitraan Dengan Peternak - Perusahaan Di Sektor Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar yang Dimonitoring dan Dikendalikan - SNI yang Disusun/Direvisi dan Diberlakukan Di Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Fasilitasi Penerapan Keamanan Pangan Serta Penerapan SNI Wajib Bagi Pelaku Industri Makanan dan Minuman - Regulasi Terkait Pengembangan Industri Minuman Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Pemenuhan Gizi Masyarakat Melalui Peningkatan Konsumsi Pangan Olahan Sehat - Rancangan Standar Nasional Indonesia Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Verifikasi Kebutuhan Bahan Baku Industri Pangan - Komoditi yang Diawasi Penerapan SNI Wajib Produk Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Pelatihan CPPOB Berbasis Makanan dan Minuman - Partisipasi Industri Minuman Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Dalam Kegiatan ACCSQ, CODEX, dan Sidang/Forum Kerjasama Lainnya - Partisipasi Pada Forum Kerjasama Internasional Terkait Produk Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

2.200.000.000

960.000.000

700.790.000

775.000.000

2.962.740.000

1.419.320.000

500.000.000

687.587.000

1.841.745.000

4.016.078.000 923.312.000

1.300.000.000 916.000.000

1.158.600.000

Page 34: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

23

KO-DE

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR TARGET SATUAN INTERMEDIATE

OUTCOME KEGIATAN ANGGARAN

SS2.5 Produktivitas SDM Industri Agro

387,4 Rp. Juta - Meningkatnya kemampuan SDM dalam bidang teknologi industri agro - Meningkatnya jumlah SDM industri agro yang berkompeten

- Pelatihan SDM Di Sektor Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - Pelatihan SDM Di Sektor Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Peningkatan Kompetensi SDM Di Sektor Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Pilot Project Industri 4.0 Di Sektor Industri Makanan dan Minuman

3.350.000.000

2.600.000.000

3.650.000.000

7.750.000.000

PERSPEKTIF PROSES INTERNAL

T.1 Tersedianya kebijakan pembangunan industri agro yang efektif

T1.1 Peraturan Perundang-Undangan yang Diselesaikan

1 PP/ Perpres/ Permen

- - Pelayanan Hukum dan Kepatuhan Internal - Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Di Bidang Iklim Usaha Sektor Industri Agro - Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Di Bidang Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri Sektor Industri Agro

395.050.000 563.417.000

456.946.000

T.2 Terselenggara-nya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

T2.5 Infrastruktur Kompetensi yang Terbentuk - SKKNI yang Ditetapkan

7 SKKNI - - Rancangan SKKNI/KKNI yang Disusun/Direvisi Di Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - Rancangan SKKNI/KKNI Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Rancangan SKKNI/KKNI yang Disusun Di Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

1.325.240.000

1.137.000.000

400.000.000

T2.8 Masukan posisi kerja sama internasional bidang industri agro

6 Masukan Posisi

Kerja Sama

- - Penyusunan Posisi Runding Sektor Industri Agro Dalam Kerjasama Internasional

828.506.000

PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI

L.1 Terwujudnya ASN Direktorat Jenderal Industri Agro yang professional

L1.1 Prestasi Kerja Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

82 Nilai - - Gaji dan Tunjangan 18.222.552.000

Page 35: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

24

KO-DE

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR TARGET SATUAN INTERMEDIATE

OUTCOME KEGIATAN ANGGARAN

dan berkepriba-dian

L1.2 Produktivitas Kinerja Minimum Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

1320 Jam Kerja - - Operasional dan Pemeliharaan Kantor 5.560.252.000

L1.3 Kualifikasi Pendidikan Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

1 Orang - - Pengelolaan Kepegawaian 1.233.610.000

L.2 Tersedianya sistem informasi yang andal dan mudah diakses

L2.1 Kesesuaian Data dan Informasi Industri Agro Terhadap Kebutuhan Stakeholder Industri Agro

70 Persen - - Pemetaaan Pemanfaaatan Energi Alternatif Potensial Untuk Memenuhi Kebutuhan Industri Agro - Penanganan Permasalahan Aktual - Identifikasi Ceruk (niche) Kebutuhan Industri Agro Menghadapi Pasar Global Di Era Ir 4.0 - Pengelolaan Data dan Informasi - Pelayanan Umum dan Perlengkapan - Pelayanan Humas dan Protokoler

763.745.000

392.371.000 502.332.000

417.750.000

1.930.881.000 453.400.000

L2.2 Ketersediaan Sistem (uptime)

100 Persen - - Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi - Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

362.024.000 1.244.806.000

L.3 Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

L3.1 Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

80 Nilai - - Penyusunan Rencana Strategis Pengembangan Industri Agro Tahun 2020-2024 - Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi

876.768.000

795.000.000

L3.2 Tingkat kematangan SPIP Satker Mencapai Tingkat 3

3,25 Level - - Pelayanan Organisasi, Tata Laksana, dan Reformasi Birokrasi

174.765.000

L.4 Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian

L4.1 Tingkat Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN

Capaian Standar Tertinggi

Predikat - - Pengelolaan Keuangan - Pengelolaan Perbendaharaan - Pelayanan Rumah Tangga

296.163.000 387.700.000 636.294.000

Page 36: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

25

KO-DE

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR TARGET SATUAN INTERMEDIATE

OUTCOME KEGIATAN ANGGARAN

yang berkualitas dan akuntabel

L4.2 Status Pengelolaan BMN Direktorat Jenderal Industri Agro

0,8 Persen - - Penatausahaan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara - Monitoring dan Tata Kelola Hibah Barang Milik Negara

257.700.000

535.172.000

L4.3 Anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro yang Diblokir

20 Persen - - Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satker Eselon 1 Tanpa Satker Vertikal - Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan, dan Tata Usaha Dit. IHHP - Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan, dan Tata Usaha Dit. IMHLP - Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan, dan Tata Usaha Dit. Mintemgar

63.700.000

1.960.000.000

1.695.000.000

1.367.395.000

L4.4 Kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen perencanaan

100 Persen - - Penyusunan Rencana Program dan Penyusunan Rencana Anggaran

935.866.000

JUMLAH 111.016.300.000

Page 37: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

26

2.4 Dokumen Penetapan Kinerja

Berdasarkan rencana kinerja yang telah disusun, dengan didukung pembiayaan dan

mendapatkan persetujuan dalam bentuk DIPA, maka pada bulan Januari tahun 2019 ditetapkan

Perjanjian Kinerja yang akan dicapai oleh Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019. Sepanjang

tahun 2019, terjadi dua kali revisi Perjanjian Kinerja sebagai akibat dari adanya pergantian Pimpinan

di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kementerian Perindustrian. Format dokumen

Penjanjian Kinerja juga mengalami perubahan sebagaimana hasil evaluasi PMPRB oleh Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di mana berdasarkan arahan KemenPAN

RB, Tujuan dan Indikator Kinerja Tujuan perlu dicantumkan di dalam dokumen Perjanjian Kinerja,

sehingga Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.6 Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019

No. Sasaran Strategis

(SS) Indikator Kinerja

(IK) Target Satuan

TUJUAN

1. Meningkatnya peran industri agro dalam perekonomian nasional

1. Laju pertumbuhan PDB industri agro

7,10 %

2. Kontribusi PDB industri agro terhadap PDB nasional

9,14 %

3. Penyerapan tenaga kerja di sektor industri agro

7,04 Juta Orang

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

1. Meningkatnya populasi dan persebaran industri

1. Unit industri pengolahan agro besar sedang yang tumbuh

387-424 Unit Usaha

2. Nilai investasi di sektor industri pengolahan agro

113,9 Trilyun Rupiah

2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri

1. Kontribusi ekspor produk industri pengolahan agro terhadap ekspor nasional

31,25 %

2. Produktivitas SDM industri agro

387,4 Rp. Juta

PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

1. Tersedianya kebijakan pembangunan industri agro yang efektif

1. Rancangan peraturan perundangan yang diselesaikan

1 Rancangan PP/ Perpres/ Permen

2. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

1. Infrastruktur kompetensi yang terbentuk

a. SKKNI yang ditetapkan 7 SKKNI

2. Masukan posisi kerjasama internasional di bidang industri agro

6 Masukan Posisi Kerja Sama

Page 38: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

27

T R T R T R T R T R C T R C

Laju

pertumbuhan

PDB industri

agro

6,89 6,58 6,93 6,30 7,10 6,51 91,7% 7,10 6,51 91,7% %

Kontribusi PDB

industri agro

terhadap PDB

nasional

8,89 8,59 9,05 8,63 9,14 8,74 95,6% 9,14 8,74 95,6% %

Penyerapan

tenaga kerja di

sektor industri

agro

6,78 8,10 6,92 8,41 7,04 8,32 118,2% 7,04 8,32 118,2% Juta

Orang

Manajemen

Direktorat

Jenderal Industri

Agro yang andal

dan profesional

75,00 74,73 75,30 77,16 75,30 77,16 102,5% Nilai

SATUAN

Meningkatnya

peran industri

agro dalam

perekonomian

nasional

Tidak digunakan

sebagai indikator

IKTTUJUAN2015 2016

Tidak lagi digunakan

sebagai indikator

2017 2018 2019 2015-2019

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Analisis Capaian Kinerja

Tahun 2019 merupakan tahun kelima atau tahun terakhir pelaksanaan Rencana Strategis Tahun

2015 – 2019 dan perubahannya. Akuntabilitas kinerja yang diukur dalam rangka menggambarkan

capaian kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2019 mencakup analisis capaian kinerja

tujuan, sasaran strategis (perspektif pemangku kepentingan, perspektif proses internal dan

perspektif pembelajaran organisasi), Perjanjian Kinerja, Indikator Kinerja Utama (IKU), Program

Prioritas Nasional, Rencana Strategis Jangka Menengah, capaian dokumen perencanaan jangka

menengah lainnya (RPJMN & RIPIN) dan analisis penggunaan sumber daya. Analisis yang disajikan

dilengkapi dengan perbandingan capaian pada tahun-tahun sebelumnya serta capaian akhir jangka

menengah tahun 2015-2019, namun terdapat beberapa indikator kinerja yang tidak dapat

diperbandingkan karena pada tahun sebelumnya tidak digunakan sebagai indikator kinerja.

3.1.1. Capaian Indikator Kinerja Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai oleh Direktorat Jenderal Industri Agro pada tahun 2019 adalah

meningkatnya peran industri agro dalam perekonomian nasional. Ukuran keberhasilan tujuan ini

dihitung melalui indikator kinerja tujuan laju pertumbuhan PDB industri agro, kontribusi PDB industri

agro terhadap PDB nasional, dan penyerapan tenaga kerja di sektor industri agro dengan target dan

capaian sebagaimana berikut:

Tabel 3.1. Capaian IKT Direktorat Jenderal Industri Agro

Indikator kinerja tujuan “Laju pertumbuhan PDB industri agro” tahun 2019 ditargetkan sebesar

7,10%. Berdasarkan data yang dirilis BPS, pertumbuhan PDB industri agro tahun 2019 adalah

sebesar 6,51% sehingga nilai capaian untuk indikator ini adalah sebesar 91,7%. Laju

pertumbuhan PDB industri agro pada tahun 2019 meningkat sebesar 3,33% jika dibandingkan

Page 39: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

28

dengan laju pertumbuhan pada tahun 2018. Pertumbuhan ini didukung oleh pertumbuhan

pada sektor-sektor di bawahnya. Pada tahun 2019, sektor industri agro yang mengalami

pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor industri kertas dan barang dari kertas yang tumbuh

sebesar 8,86%, meningkat jika dibandingkan tahun 2018 yang tumbuh sebesar 0,4%.

Pertumbuhan tertinggi selanjutnya terjadi pada sektor industri furniture yang tumbuh sebesar

8,35%, meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2018 sebesar 2,22%,

kemudian diikuti pertumbuhan sektor industri makanan dan minuman yang pada tahun ini

tumbuh sebesar 7,78%, mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang

tumbuh sebesar 7,91%. Pertumbuhan positif juga terjadi pada sektor industri pengolahan

tembakau yang tumbuh sebesar 3,36%, sedikit melambat jika dibandingkan dengan

pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 3,52%. Pertumbuhan negatif terjadi pada sektor

industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furniture) dan barang anyaman dari

bambu, rotan dan sejenisnya, tumbuh negatif sebesar -4,55%, menurun jika dibandingkan

dengan tahun 2018 yang tumbuh positif sebesar 0,75%.

Pada tahun 2019, pertumbuhan sektor industri agro yang tertinggi terjadi pada sektor industri

kertas dan barang dari kertas yang meningkat sebesar 8,86%. Pada tahun 2018, sektor ini hanya

tumbuh sebesar 0,4%. Pertumbuhan sektor ini antara lain didukung oleh penambahan

kapasitas produksi di dalam negeri. Meskipun terjadi penurunan nilai ekspor pulp dan kertas

pada tahun 2019 akibat fluktuasi harga pulp dan kertas di pasar global, namun secara volume

mengalami peningkatan. Sepanjang bulan Januari - April tahun 2019, volume ekspor pulp dan

kertas mengalami kenaikan sekitar 12,5-15% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada

tahun 2018. Negara tujuan utama ekspor produk kertas Indonesia adalah China, Jepang,

Malaysia, India, dan Amerika Serikat, sedangkan tujuan ekspor utama pulp Indonesia adalah

China, Korea Selatan, India, Bangladesh, dan Jepang. Peningkatan volume ekspor pulp dan

kertas disebabkan oleh pertumbuhan produksi pulp dan kertas setiap tahun sebagai akibat dari

penambahan kapasitas produksi di dalam negeri. Salah satu produsen kertas, PT. Asia Pulp and

Paper (APP) telah menambah kapasitas produksi pabrik di Sumatera Selatan. Selain itu, pada

tahun 2019 dengan berlangsungnya Pemilihan Umum, turut mendukung pertumbuhan sektor

ini, di mana terjadi peningkatan konsumsi kertas di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan

kertas suara Pemilu. Target pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) untuk pulp dan serpih

kayu periode tahun 2019 - 2020 adalah sekitar 3 juta hektar dengan target produksi kayu HTI

mencapai 10,8 juta ton. Produk pulp dan kertas Indonesia memiliki daya saing kuat di pasar

global dikarenakan bahan baku kertas, berupa kayu, banyak tersedia di dalam negeri. Potensi

industri pulp dan kertas Indonesia diharapkan akan terus bertumbuh, mengingat potensi

konsumsi kertas Indonesia yang masih rendah. Konsumsi kertas di dalam negeri masih sebesar

30 kg per kapita dibandingkan dengan China yang mencapai 76 kg per kapita dan Amerika

Serikat sebesar 219 kg per kapita. Di samping itu, trend kebutuhan konsumsi kertas khususnya

kertas kemasan atau kertas industri terus tumbuh sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan

penduduk dan trend jual beli daring yang membutuhkan pengemasan dari kertas.

Pertumbuhan tertinggi kedua terjadi pada sektor industri furniture yang tumbuh sebesar 8,35%

pada tahun 2019, meningkat pesat jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2018 sebesar

2,22%. Selain didukung oleh peningkatan jumlah investasi, pertumbuhan sektor ini antara lain

juga disebabkan oleh dampak positif dari perang dagang antara China dengan Amerika Serikat.

Perang dagang tersebut menyebabkan bea masuk impor furniture ke negara-negara yang

Page 40: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

29

selama ini menjadi konsumen China menjadi lebih mahal, sehingga konsumen furniture China

mengalihkan pesanannya ke negara-negara produsen di Asia Tenggara di mana salah satunya

adalah Indonesia. Hal ini berpeluang untuk mendorong industri furniture Indonesia agar

tumbuh lebih pesat. Namun Indonesia perlu tetap waspada, saat ini Vietnam menjadi negara

kompetitor yang paling agresif menyerap pengalihan pesanan dari konsumen furniture China.

Hal ini terjadi antara lain karena regulasi impor Vietnam yang ramah pembeli dari luar negeri,

regulasi tenaga kerja yang tidak membebani pengusaha serta rantai pasok yang lebih memadai

dengan harga yang lebih murah. Pemerintah melalui proses multipihak dengan lead iniciator

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menyusun Sistem Verifikasi Legalitas Kayu

(SVLK) bagi pengelola hutan dan perusahaan yang mengolah bahan baku kayu untuk menjamin

produk kayu Indonesia legal dan ramah lingkungan. Ke depan diharapkan industri pengolahan

kayu termasuk industri furniture menggunakan bahan baku kayu dari sumber bahan baku legal

dan berkesinambungan khususnya yang berasal dari Hutan Tanaman. Perkembangan industri

furniture dan pengolahan kayu dunia mengalami fluktuasi dari mulai tahun 2000 sampai 2016.

Tujuh negara yang termasuk major income countries (US, Italia, Jerman, Jepang, Perancis,

Kanada, Inggris) memasok 58% dari total produksi dunia. Middle and low income countries

termasuk China, Polandia, Brazil dan Vietnam memasok 42% dari total produksi dunia. Importir

utama furniture adalah US, Jerman, Perancis dan Inggris. Dengan luas hutan mencapai 130.61

juta hektar seharusnya Indonesia dapat menjadi salah satu pemasok terbesar kebutuhan

furniture dunia. Salah satu faktor kendala yang dihadapi industri pengolahan kayu dan furniture

Indonesia adalah sulitnya mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan sesuai dengan

permintaan industri. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Kementerian Perindustrian

diantaranya pembentukan Terminal Kayu di beberapa sentra industri pengolahan kayu dan

furniture. Namun program ini sampai saat sekarang masih belum bisa mengatasi kesulitan

industri dalam memperoleh bahan baku.

Sektor yang mengalami pertumbuhan terbesar selanjutnya adalah sektor industri makanan dan

minuman yang tumbuh sebesar 7,78% pada tahun 2019, sedikit menurun jika dibandingkan

pertumbuhan pada tahun 2018 yang tumbuh sebesar 7,91%. Pada tahun 2017, pertumbuhan

sektor ini sempat mencapai angka 9,23%. Penyebab menurunnya pertumbuhan sektor ini

diantaranya masih disebabkan oleh terjadinya penurunan ekspor pada komoditi kelapa sawit

dan turunannya yang menurun sebesar 12,29% jika dibandingkan dengan tahun 2018. Namun

dengan mulai diberlakukan kebijakan Program Mandatori Biodiesel 30% (B30) pada tahun 2020

diharapkan dapat menyerap CPO yang semula diekspor, dialihkan untuk diolah di dalam negeri

sehingga tetap mampu memberikan nilai tambah. Penurunan pada sektor ini juga dipengaruhi

oleh kondisi perkonomian global di mana pada akhir tahun 2018 harga dan kinerja ekspor

komoditas cukup tertekan sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat. Pada tahun 2019

terjadi penurunan konsumsi dari konsumen kelas menengah ke bawah. Konsumen kelas

menengah ke bawah mengalokasikan hingga 70 persen pendapatannya untuk kebutuhan

makanan dan minuman. Konsumen kelas ini menggantungkan pendapatan kepada sektor

perkebunan dan pertambangan yang rentan dengan perubahan kondisi perekonomian global,

sehingga dengan menurunnya kondisi perekonomian dunia, akan menurunkan daya beli

masyarakat. Sektor industri makanan dan minuman akan terus menghadapi tantangan dari

pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, di mana hal ini akan

mempengaruhi biaya produksi sebagai akibat dari biaya pembelian bahan baku impor yang

Page 41: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

30

meningkat. Saat ini industri makanan dan minuman di Indonesia masih memiliki

ketergantungan cukup besar terhadap bahan baku impor.

Pertumbuhan tertinggi selanjutnya terjadi pada sektor industri pengolahan tembakau. Pada

tahun 2019 sektor industri pengolahan tembakau mengalami perlambatan pertumbuhan

sebesar 3,36% jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2018 sebesar 3,52%.

Pertumbuhan industri rokok dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan sebesar 1-3%.

Berdasarkan data AC Nielsen, produksi rokok pada semester I tahun 2019 juga menurun

sebesar 8,6%. Industri pengolahan hasil tembakau (IHT) adalah salah satu penyumbang cukai

terbesar di Indonesia dan menjadi satu-satunya industri yang paling besar kontribusinya bagi

pendapatan negara melalui cukai dan pajak. Sejumlah kebijakan telah dikeluarkan oleh

Pemerintah terhadap IHT di antaranya adalah penerapan tarif cukai, PPN pajak rokok, dan tarif

bea masuk terhadap impor tembakau. Kebijakan-kebijakan tersebut kerap menjadi polemik

bagi sektor industri ini. Terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 146 Tahun 2017

berpotensi menimbulkan ketidakpastian dan mengancam keberlangsungan industri hasil

tembakau. Aturan ini tidak hanya menetapkan cukai hasil tembakau, namun juga memunculkan

suatu road map penyederhanaan struktur tarif cukai. Kebijakan penyederhanaan layer

(simplifikasi) tarif cukai rokok sampai tahun 2021 pada imlementasinya akan memangkas 12

layer tarif cukai yang berlaku saat ini menjadi hanya 5 layer tarif cukai. Kebijakan simplifikasi ini

bukan hanya menggabungkan 12 layer tarif ke 5 layer melainkan juga menggabungkan

perusahaan-perusahaan IHT. Perusahaan IHT skala besar akan bertahan pada kebijakan

simplifikasi, sedangkan industri menengah kebawah akan rentan sehingga berpotensi

memperkuat oligopolistik yang berimbas pada berkurangnya jumlah industri IHT, karena tarif

cukai naik tajam membuat harga rokok kelas menengah kebawah naik dan berujung pada PHK.

Pada tahun 2020 akan diberlakukan kenaikan tarif cukai rokok sebesar 23% sehingga

diperkirakan akan menurunkan jumlah produksi industri ini. Jumlah penerimaan cukai hasil

tembakau sendiri berbanding terbalik dengan jumlah perusahaan rokok setiap tahunnya. Sejak

2011, penerimaan cukai rokok terus tumbuh dari Rp 7,3 Triliun pada 2011 menjadi Rp 147,7

Triliun pada tahun 2017. Sementara jumlah perusahaan rokok terus berkurang, dari 2.540 unit

pada tahun 2011, menjadi hanya 487 unit pada tahun 2017. Hingga tahun 2017, kinerja industri

hasil tembakau terus mengalami penurunan, namun kontribusi cukai hasil tembakau selama

rentang tahun 2007-2017 terus bertumbuh hingga mencapai 13,5%.

Pada tahun 2019, sektor industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furniture)

dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya mengalami pertumbuhan negatif

sebesar -4,55% jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang tumbuh sebesar 0,75%. Hal ini

terjadi sebagai akibat dari imbas kondisi perekonomian global dengan adanya perang dagang

antara Amerika Serikat dan China yang berdampak pada menurunnya volume perdagangan

sektor usaha kehutanan. Negara tujuan ekspor terbesar produk kayu olahan Indonesia adalah

China, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Korea. Penurunan permintaan dunia

melemahkan kinerja ekspor kayu olahan Indonesia, yang secara berantai menurunkan

permintaan pasokan bahan baku dari sektor hulu, baik dari hutan alam maupun hutan

tanaman. Produksi kayu hutan alam tahun 2018 mencapai 7 juta meter kubik, sedangkan pada

tahun 2019 menurun menjadi sebesar 5,8 juta meter kubik atau turun sebesar 16,3%.

Penurunan produksi hutan alam ini terutama disebabkan karena berkurangnya permintaan

pasokan dari industri pengolahan kayu, terutama industri panel dan woodworking yang

Page 42: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

31

KBLI SEKTOR 2015 2016 2017* 2018** 2019***

10,11 INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN 7,54 8,33 9,23 7,91 7,78

10 INDUSTRI MAKANAN 7,89 8,68 9,79 7,74 7,33

11 INDUSTRI MINUMAN 0,56 0,81 (3,72) 12,49 19,09

12 INDUSTRI PENGOLAHAN TEMBAKAU 6,24 1,58 (0,64) 3,52 3,36

16 INDUSTRI KAYU, BARANG DARI KAYU DAN GABUS (TIDAK TERMASUK

FURNITUR) DAN BARANG ANYAMAN DARI BAMBU, ROTAN DAN SEJENISNYA(1,63) 1,74 0,13 0,75 (4,55)

17 INDUSTRI KERTAS DAN BARANG DARI KERTAS (0,67) 2,44 (0,09) 0,40 7,13

18 INDUSTRI PENCETAKAN DAN REPRODUKSI MEDIA REKAMAN 5,14 4,33 4,46 10,95 23,37

31 INDUSTRI FURNITUR 5,17 0,46 3,65 2,22 8,35

-- INDUSTRI AGRO 5,82 6,33 6,60 6,30 6,65

-- INDUSTRI PENGOLAHAN Non-MIGAS 5,05 4,43 4,85 4,77 4,34

-- NASIONAL 4,88 5,03 5,07 5,17 5,02

sebagian besar bahan bakunya menggunakan kayu alam. Sementara itu, produksi hutan

tanaman juga mengalami penurunan di mana pada tahun 2018 mencapai 40 juta meter kubik,

menurun menjadi sebesar 39 juta meter kubik pada tahun 2019 atau turun sebesar 1,63%.

Laju pertumbuhan masing-masing sektor industri agro dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2. Pertumbuhan PDB Sektor Industri Agro

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pertumbuhan sektor industri agro cenderung lebih

tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan PDB industri pengolahan non migas bahkan

terhadap pertumbuhan PDB industri secara nasional. Sepanjang tahun 2015-2019,

pertumbuhan sektor industri agro mengalami fluktuasi, terus meningkat pada tahun 2016 dan

2017, lalu menurun pada tahun 2018 dan pada tahun 2019 kembali meningkat mencapai angka

pertumbuhan tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Namun meskipun demikian, angka

pertumbuhan sektor industri agro pada setiap tahunnya belum mampu mencapai target yang

ditetapkan dalam Rencana Strategis dan pada akhir periode Rencana Strategis Tahun 2015-

2019 juga belum mampu mencapai target akhir yang ingin dicapai.

Pada indikator kinerja “Kontribusi PDB industri agro terhadap PDB nasional” dengan

target sebesar 9,14%, berdasarkan data yang dirilis oleh BPS, pada tahun 2019 kontribusi PDB

sektor industri agro terhadap PDB nasional adalah sebesar 8,74%, meningkat sedikit jika

dibandingkan kontribusi pada tahun 2018 sebesar 8,56%, sehingga capaian untuk indikator ini

adalah sebesar 95,6%. Realisasi indikator kinerja ini lebih rendah dari yang ditargetkan namun

terus konsisten mengalami peningkatan sejak tahun 2015 sebesar 8,21%, terus meningkat

hingga sebesar 8,74% pada tahun 2019. Realisasi pencapaian target indikator kinerja ini

dipengaruhi oleh dinamika pertumbuhan pada masing-masing sektor di dalam industri agro

serta pada sektor lainnya. Penurunan kontribusi pada sektor industri agro, akan diikuti oleh

peningkatan kontribusi pada sektor lain. Namun seiring dengan meningkatnya pertumbuhan

industri agro khususnya pada sektor industri makanan dan minuman yang tingkat

Page 43: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

32

KBLI SEKTOR 2015 2016 2017* 2018** 2019***

10,11 INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN 5,61 5,97 6,14 6,25 6,40

10 INDUSTRI MAKANAN 5,28 5,65 5,85 5,95 6,05

11 INDUSTRI MINUMAN 0,34 0,32 0,29 0,30 0,35

12 INDUSTRI PENGOLAHAN TEMBAKAU 0,94 0,94 0,90 0,89 0,89

16 INDUSTRI KAYU, BARANG DARI KAYU DAN GABUS (TIDAK TERMASUK

FURNITUR) DAN BARANG ANYAMAN DARI BAMBU, ROTAN DAN SEJENISNYA0,68 0,65 0,60 0,56 0,51

17 INDUSTRI KERTAS DAN BARANG DARI KERTAS 0,70 0,66 0,65 0,62 0,62

18 INDUSTRI PENCETAKAN DAN REPRODUKSI MEDIA REKAMAN 0,06 0,06 0,06 0,07 0,08

31 INDUSTRI FURNITUR 0,27 0,26 0,25 0,24 0,25

-- INDUSTRI AGRO 8,27 8,55 8,60 8,63 8,74

-- INDUSTRI PENGOLAHAN Non-MIGAS 18,20 18,21 17,88 17,62 17,58

pertumbuhannya selalu berada di atas tingkat pertumbuhan ekonomi nasional, hal ini

diharapkan akan mampu memberikan peningkatan kontribusi PDB sektor industri agro

terhadap PDB nasional.

Pada tahun 2019, PDB nasional Indonesia tumbuh sebesar 5,02% atau lebih rendah dari angka

pertumbuhan yang asumsikan dalam APBN sebesar 5,3%. Hal ini diantaranya disebabkan oleh

ketidakpastian gejolak perekonomian global. Penurunan pertumbuhan ekonomi nasional juga

tidak lepas dari penurunan perekonomian yang terjadi pada empat negara mitra dagang utama

Indonesia yaitu Singapura, China, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Pada sektor industri agro sendiri, sektor industri makanan dan minuman terus konsisten

menjadi sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap laju pertumbuhan industri agro

secara keseluruhan. Selama 5 tahun terakhir, meskipun mengalami perlambatan, namun

kontribusi sektor industri makanan dan minuman terhadap perekonomian nasional terus

mengalami peningkatan dari 5,61% pada tahun 2015, terus meningkat menjadi sebesar 6,4%

pada tahun 2019. Kontribusi masing-masing sektor industri agro terhadap perekonomian

nasional dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.3. Kontribusi PDB Sektor Industri Agro Terhadap PDB Nasional

Industri agro menjadi motor penggerak dalam pertumbuhan perekonomian nasional yang

dapat dilihat dari besarnya kontribusi PDB yang diberikan. Sepanjang tahun 2015-2019,

kontribusi PDB sektor industri agro terus mengalami peningkatan, meskipun pada setiap

tahunnya belum mampu memenuhi target yang ditetapkan dan pada akhir periode Rencana

Strategis tahun 2015-2019 juga belum mampu mencapai target akhir yang ingin dicapai.

Pada indikator kinerja “Penyerapan tenaga kerja di sektor industri agro” dengan target

sebesar 7,04 juta orang, berdasarkan data yang dirilis oleh BPS, jumlah penduduk yang bekerja

pada sektor industri agro adalah sebesar 8,32 juta orang, menurun jika dibandingkan dengan

realisasi pada tahun 2018 sebesar 8,41 juta orang, namun meningkat dari jumlah tenaga kerja

pada tahun 2017 sebesar 8,1 juta orang, sehingga capaian untuk indikator kinerja ini adalah

Page 44: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

33

sebesar 118,2%. Data ini merupakan data jumlah tenaga kerja sektor industri agro untuk

kategori Industri Besar Sedang dan Industri Menengah Kecil Mikro dari hasil Sakernas bulan

Agustus Tahun 2019 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik.

Sepanjang tahun 2015-2019, target indikator ini selalu dapat mencapai target pada setiap

tahunnya, dengan realisasi yang berfluktuasi. Pada tahun 2018 sempat meningkat dari tahun

2017, lalu kembali mengalami penurunan pada tahun 2019. Pada akhir periode Rencana

Strategis tahun 2015-2019, realisasi indikator ini telah mempu memenuhi target akhir yang

ingin dicapai, yaitu sebesar 8,32 juta orang dari target akhir sebesar 7,04 juta orang tenaga

kerja. Adanya penambahan investasi dan penambahan jumlah unit usaha pada sektor industri

agro berkontribusi terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja. Berbagai upaya yang telah

dilakukan melalui kebijakan untuk mendorong kemudahan investasi yang dilakukan oleh

Pemerintah, telah mampu memberikan dampak positif, di mana salah satunya adalah

peningkatan jumlah tenaga kerja sektor industri.

Kondisi perekonomian yang menurun pada tahun 2019 sebagai pengaruh dari gejolak ekonomi

global, turut memberi dampak negatif pada menurunnya jumlah tenaga kerja sektor industri

agro. Namun tetap perlu diperhatikan bahwa penurunan jumlah tenaga kerja pada sektor

industri agro tidak berarti bahwa terjadi peningkatan jumlah pengangguran, namun bisa saja

terjadi pengalihan sektor dari tenaga kerja tersebut. Sepanjang tahun 2017-2019, Direktorat

Jenderal Industri Agro terus aktif mendukung pengembangan pendidikan vokasi yang

berorientasi pada kebutuhan pasar kerja (demand driven) yang dilaksanakan oleh Kementerian

Perindustrian dengan turut memitrakan perusahaan-perusahaan di sektor industri agro dengan

sekolah melalui Program Pendidikan Vokasi yang Link and Match antara Industri dengan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Selain mendukung pelaksanaan Program Pendidikan

Vokasi, pada tahun 2019 Direktorat Jenderal Industri Agro juga melaksanakan kegiatan dengan

fungsi pendidikan untuk mendukung pengembangan kompetensi SDM pada sektor industri

agro.

Untuk Indikator Kinerja Tujuan “Manajemen Direktorat Jenderal Industri Agro yang Andal dan

Profesional” pada tahun 2019 indikator ini tidak lagi digunakan sebagaimana hasil evaluasi oleh

Inspektorat Jenderal pada saat evaluasi penilaian SAKIP tahun 2018. Capaian indikator ini

berpedoman pada hasil penilaian PMPRB Kementerian Perindustrian tahun 2017 di mana

Kemenperin memperoleh nilai sebesar 77,16, meningkat dari hasil penilaian PMPRB tahun 2016

dengan nilai sebesar 74,73. Hingga akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator

ini telah mampu mencapai target akhir yang ditetapkan yaitu nilai PMPRB sebesar 77,16 dari

target sebesar 75,30 pada tahun 2018 (tahun terakhir indikator ini masih digunakan).

Berdasarkan data pada tabel 3.1 di atas dapat dilihat bahwa capaian rata-rata target Indikator

Kinerja Tujuan Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2019 adalah sebesar 101,53% meskipun

terdapat 2 dari 3 target indikator kinerja yang tidak tercapai.

Page 45: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

34

T R T R T R T R T R C T R C

Unit industri

pengolahan agro

besar sedang

yang tumbuh

538 774 635 784 708 904 127,7% 1.881 2.462 130,9% Unit

Nilai investasi di

sektor industri

pengolahan agro100 66 110 102 120 122 136 72,5 155 70 45,2% 621 432,5 69,7%

Rp

Triliun

2015-2019

Meningkatnya

populasi dan

persebaran

industri agro

SASARAN

STRATEGISIKSS SATUAN

2015 2016 2017 2018 2019

Tidak digunakan

sebagai indikator

3.1.2. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis

A. Perspektif Pemangku Kepentingan

Pengukuran kinerja sasaran strategis perspektif pemangku kepentingan mempunyai 2 (dua)

sasaran strategis dengan 4 (empat) indikator kinerja sasaran, meliputi:

1) Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri

Sasaran strategis perspektif stakeholder meningkatnya populasi dan persebaran industri

diukur melalui indikator kinerja unit industri agro besar sedang yang tumbuh dengan target

pada tahun 2019 adalah sebesar 387-424 unit, dan nilai investasi di sektor industri agro dengan

target antara sebesar Rp. 113,85 Triliun. Capaian masing-masing indikator kinerja tersebut

tersaji dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.4. Capaian IKSS dari Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri

Pada IKSS “Jumlah Unit Industri Pengolahan Agro Besar Sedang yang Tumbuh” dengan

target sebanyak 708 unit usaha, realisasi pada tahun 2019 merupakan data yang

bersumber dari BPS yang kemudian diolah Pusat Data dan Informasi Kementerian

Perindustrian. Realisasi indikator ini adalah sebesar 904 unit usaha atau dengan capaian

sebesar 127,7%. Realisasi ini mengalami peningkatan dari realisasi tahun 2018. Meskipun

Indonesia memasuki tahun politik pada 2019, di mana terjadi penurunan jumlah

investasi, namun jumlah unit usaha tetap mengalami pertumbuhan.

Sepanjang tahun 2015-2019, realisasi indikator ini selalu dapat mencapai target tahunan

yang ingin capai, dan pada akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, sektor

industri agro telah tumbuh sebanyak 2.462 unit industri, melebihi target akhir sebesar

1.881 unit.

Hal ini tidak terlepas dari karakteristik sektor industri agro di mana untuk membangun

sebuah industri, modal yang diperlukan tidak sebesar modal untuk membangun industri

pada sektor lainnya. Kementerian Perindustrian bersama stakeholder terkait bersinergi

untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik investasi di sektor industri, antara lain

melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif dan kepastian hukum, penggunaan

teknologi terkini untuk mendorong peningkatan mutu, efisiensi dan produktivitas, serta

pemberian fasilitas berupa insentif fiskal. Selanjutnya, didukung dengan ketersediaan

bahan baku, harga energi yang kompetitif, sumber daya manusia (SDM) kompeten, serta

kemudahan akses pasar dan pembiayaan dan terus menjaga pertumbuhan konsumsi

diharapkan akan mampu mendorong permintaan terhadap produk-produk industri.

Permintaan produk industri yang tinggi akan menciptakan peluang untuk berinvestasi.

Page 46: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

35

Hingga saat ini, berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah telah membuahkan hasil

positif untuk perkembangan industri nasional. Misalnya, mulai dari indeks daya saing

yang semakin meningkat, jumlah investasi di sektor industri yang terus bertambah

sehingga berdampak terhadap peningkatan populasi industri dan penyerapan tenaga

kerja, capaian hilirisasi industri yang semakin baik, hingga peningkatan jumlah industri

kecil dan menengah yang telah mengaplikasikan ekonomi digital.

Berdasarkan data dari BKPM, untuk realisasi IKSS “Nilai Investasi Sektor Industri Agro”

pada tahun 2019 adalah sebesar 69,98 triliun Rupiah yang terdiri dari investasi PMDN

sebesar 41,43 Triliun Rupiah dan investasi PMA sebesar 1,9 Milyar USD. Dengan target

sebesar 154,8 Triliun rupiah maka capaian untuk indikator ini adalah sebesar 45,2%. Nilai

investasi ini menurun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018 sebesar 73,89 Triliun

Rupiah. Realisasi investasi sektor industri agro terus mengalami penurunan sejak tahun

2016.

Gambar 3.1 Perkembangan Investasi Sektor Industri Agro

Pada sektor industri agro, pertumbuhan investasi terbesar terjadi pada sektor industri

furniture yang meningkat sebesar 76,6% jika dibandingkan dengan jumlah investasi pada

tahun 2018. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, sektor ini menerima dampak

positif dari perang dagang antara China dengan Amerika Serikat. Perang dagang tersebut

menyebabkan bea masuk impor furniture ke negara-negara yang selama ini menjadi

konsumen China menjadi lebih mahal, sehingga konsumen furniture China mengalihkan

pesanannya ke negara-negara produsen di Asia Tenggara di mana salah satunya adalah

Indonesia. Hal ini mampu mendorong minat calon investor untuk melakukan investasi

pada sektor industri furniture di Indonesia untuk tumbuh yang dapat dilihat dari

peningkatan jumlah investasi.

Sektor yang mengalami peningkatan selanjutnya adalah sektor industri pengolahan

tembakau naik sebesar 23,63% jika dibandingkan dengan realisasi investasi pada tahun

2018. Sektor industri pengolahan tembakau merupakan sektor yang menjadi daya tarik

Page 47: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

36

masuknya investasi asing ke Indonesia. Industri ini memiliki peran penting bagi

penerimaan negara melalui cukai yang diberlakukan. Pada tahun 2017, penerimaan cukai

dari sektor industri hasil tembakau mencapai 147,7 Triliun Rupiah atau meningkat 7,1%

jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 137,9 Triliun Rupiah. Sektor ini juga

telah mempekerjakan sebanyak 7 juta petani. Salah satu kebijakan yang diterbitkan

untuk sektor pengolahan tembakau adalah relaksasi industri rokok dari Daftar Negatif

Investasi (DNI), yang merupakan bagian dari Paket Kebijakan Ekonomi XVI. Kebijakan ini

dilakukan, salah satunya untuk membantu tumbuhnya sektor IKM pengolahan tembakau.

Selain itu, Pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan yang mendukung

pemberdayaan UKM, di antaranya melalui pembatalan pemberlakuan PMK No.146 Tahun

2017 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau yang mengakibatkan harga rokok tidak jadi naik.

Sesuai Perpres Nomor 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, industri hasil

tembakau termasuk salah satu sektor industri yang dikembangkan dengan tetap

memperhatikan keseimbangan dalam hal penyerapan tenaga kerja, penerimaan dan

kesehatan.

Sedangkan penurunan investasi paling besar terjadi pada sektor industri kayu, barang

dari kayu dan gabus (tidak termasuk furniture) dan barang anyaman dari bambu, rotan

dan sejenisnya, menurun sebesar 42,5%, diikuti oleh sektor industri kertas dan barang

dari kertas turun sebesar 16,41% dan terakhir sektor industri makanan dan minuman

menurun sebesar 1,77%. Pada tahun 2019 Indonesia memasuki tahun politik yang penuh

dengan ketidakpastian sehingga calon investor cenderung bersikap wait and see dan

menunda investasi.

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, realisasi indikator ini hanya

mampu mencapai target pada tahun 2017. Realisasi investasi pada sektor industri agro

terus mengalami peningkatan pada tahun 2015 dan 2016, mencapai puncak pada tahun

2017, kemudian terus mengalami penurunan pada tahun 2018 dan 2019. Realisasi

investasi yang tinggi pada tahun 2017 disebabkan oleh adanya investasi oleh PT. OKI Pulp

and Paper dengan total nilai investasi mencapai 40 Triliun Rupiah. Sebagaimana

karakteristik pada sektor industri pengolahan kertas, jumlah investasi yang dibutuhkan

untuk membangun sebuah industri membutuhkan modal yang sangat besar sehingga

pertumbuhan unit industri baru sangat jarang terjadi pada sektor ini. Hingga akhir

periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, dari total target sebesar Rp. 620,8 Trilyun,

realisasi indikator ini adalah sebesar Rp. 432,49 Trilyun atau dengan capaian hanya

sebesar 69,7%.

Secara umum, faktor penyebab menurunnya realisasi investasi antara lain faktor

eksternal karena adanya fluktuasi nilai tukar Dollar AS yang dipicu oleh kenaikan suku

bunga AS dan penguatan Dollar AS di pasar global, terjadinya negatif neraca perdagangan

sepanjang tahun 2018-2019, serta perang dagang antara China dan Amerika Serikat yang

turut berperan dalam ketidakstabilan perekonomian global.

2) Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Sektor Industri

Page 48: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

37

T R T R T R T R T R C T R C

Kontribusi

ekspor produk

industri agro

terhadap ekspor

nasional

13 37 13 31 31,1 29,6 31,4 24,5 31,6 24,7 78,0% 31,6 24,7 78,0% %

Produktivitas

SDM industri

agro299 375 347 367 366 574 387 576 148,6% 387 575,8 148,6%

Rp Juta/

Orang/

Tahun

2015-2019SASARAN

STRATEGIS

Meningkatnya

daya saing

dan

produktivitas

sektor

industri agro

IKSS2015 2016 2017 2018 2019

SATUAN

Tidak

digunakan

sebagai

indikator

Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran strategis ini adalah kontribusi ekspor

produk industri agro terhadap ekspor nasional dengan target antara sebesar 31,25% dan

produktivitas SDM industri agro dengan target sebesar Rp. 387,4 Juta/Orang/Tahun. Capaian

masing-masing indikator kinerja tersebut tersaji dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5. Capaian IKSS dari Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Sektor Industri

Indikator “Kontribusi Ekspor Produk Industri Agro Terhadap Ekspor Nasional” diukur

melalui perhitungan total nilai ekspor produk industri agro terhadap total ekspor

nasional. Berdasarkan data dari Pusdatin - Kemenperin, total nilai ekspor sektor industri

agro pada tahun 2019 adalah sebesar US$ 41,32 Milyar, dan berdasarkan data BPS, total

ekspor nasional pada tahun 2019 adalah sebesar US$ 167,497 Milyar. Sehingga kontribusi

ekspor sektor industri agro terhadap ekspor nasional adalah sebesar 24,7%, mengalami

penurunan jika dibandingkan dengan kontribusi ekspor produk industri agro pada tahun

2017 sebesar 29,6%, namun sedikit meningkat jika dibandingkan dengan kontribusi

ekspor pada tahun 2018 sebesat 24,54%. Nilai capaian untuk indikator kinerja ini adalah

sebesar 78,0% dari target sebesar 31,6%. Jika dilihat dari capaian tersebut, kinerja ekspor

industri agro mengalami pertumbuhan negatif karena terjadi penurunan ekspor terutama

pada produk kelapa sawit dan turunannya yang mengalami penurunan sebesar 12,29%

jika dibandingkan dengan nilai ekspor tahun 2018. Kinerja ekspor minyak sawit dan

produk turunannya (di luar biodiesel dan oleochemical) pada semester I tahun 2019

mengalami kenaikan volume ekspor, di mana kenaikan ekspor terbesar adalah ekspor ke

China, negara-negara di Afrika dan beberapa negara Asia, khususnya Jepang dan

Malaysia. Afrika merupakan negara tujuan ekspor baru yang sedang dikembangkan oleh

Indonesia. Sedangkan penurunan ekspor terjadi pada India, Amerika Serikat, serta

Pakistan dan Bangladesh. Penurunan ekspor ke India dikarenakan pengenaan tarif impor

yang tinggi (54%) untuk produk olahan dan 40% untuk produk minyak sawit mentah

(Crude Palm Oil/CPO). Masalah paling serius yang dihadapi produk sawit dan turunannya

adalah rencana Uni Eropa untuk mengurangi impor sawit mulai tahun 2021. Terhadap

rencana ini, Pemerintah Indonesia terus melakukan loby disertai ancaman retaliasi

beberapa produk impor dari Uni Eropa. Penurunan ekspor juga terjadi pada sektor

industri makanan dan minuman (tidak termasuk Minyak Kelapa Sawit) yang turun

sebesar 2,35%.

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator kinerja ini hanya

mampu mencapai target pada tahun 2015 dan 2016. Selanjutnya pada tahun 2017-2019,

Page 49: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

38

realisasi indikator ini tidak mampu mencapai target. Pada akhir periode Rencana Strategis

tahun 2015-2019, indikator ini belum mampu mencapai target akhir yang diinginkan

dengan realisasi hanya sebesar 24,66% dari target akhir sebesar 31,6%.

Secara umum, lesunya kinerja perdagangan global menjadi faktor utama yang

menyebabkan penurunan ekspor, di mana hal ini mempengaruhi permintaan terhadap

barang mentah yang selama ini menjadi andalan ekspor Indonesia. Untuk mengimbangi

penurunan ekspor pada produk kelapa sawit dan turunannya, Pemerintah telah berusaha

meningkatkan ekpor pada sektor lainnya, seperti pada produk furniture dan pengolahan

kayu. Dalam rangka peningkatan ekspor produk furniture dan pengolahan kayu, hal-hal

yang telah dilaksanakan antara lain:

Kemenperin telah melakukan survey ke China dalam rangka penjajakan ke industri

furniture di Nankang, Jiangxi dan Foshan, Guangdong. Otoritas dari Nankang telah

menunjukkan ketertarikan untuk bekerjasama dengan Indonesia.

Telah dilakukan Promosi investasi di Kota Fosan Provinsi Guangdong bulan Oktober

tahun 2019 dan beberapa calon investor dari Provinsi Guangdong dan Provinsi

Shandong telah berkunjung ke Indonesia.

Untuk indikator “Tingkat Produktivitas dan Kemampuan SDM Industri Agro” diukur

melalui perbandingan antara realisasi nilai tambah industri dengan jumlah tenaga kerja

yang terlibat untuk menghasilkan nilai tambah tersebut. Berdasarkan data dari BPS, nilai

PDB harga berlaku sektor industri agro pada tahun 2019 adalah sebesar 1.383,38 Trilyun

Rupiah. Berdasarkan data Pusdatin, jumlah tenaga kerja sektor industri agro sedang

besar sampai dengan tahun 2019 adalah sebesar 2.402.746 orang. Dari angka tersebut

maka diperoleh nilai produktivitas SDM industri agro tahun 2019 adalah sebesar 575,75

Juta Rupiah/Orang/Tahun, meningkat jika dibandingkan dengan nilai produktivitas pada

tahun 2018 sebesar 573,62 Juta Rupiah/Orang/Tahun. Hal ini terjadi karena kenaikan

nilai PDB pada tahun 2019 jauh lebih tinggi daripada kenaikan jumlah tenaga kerjanya.

Capaian untuk indikator kinerja ini adalah sebesar 148,6% persen dari target sebesar Rp.

387,4 Juta Rupiah/Orang/Tahun.

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator kinerja ini selalu

mampu mencapai target yang ditetapkan pada setiap tahunnya dengan realisasi yang

berfluktuasi, sempat menurun pada tahun 2017, namun kembali meningkat pada tahun

2018 dan terus meningkat pada tahun 2019. Pada akhir periode Rencana Strategis tahun

2015-2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yang ditetapkan yaitu

realisasi produktivitas sektor industri agro sebesar 575,75 Juta Rupiah/Orang/Tahun dari

target akhir sebesar 387,4 Juta Rupiah/Orang/Tahun.

Peningkatan nilai produktivitas SDM industri agro tidak hanya dipengaruhi oleh

peningkatan kompetensi SDM itu sendiri, namun juga peningkatan faktor-faktor lain yang

berperan dalam peningkatan nilai tambah sektor industri agro seperti peningkatan

teknologi dan penerapan standar. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan produktivitas sektor industri agro antara lain dengan melakukan

restrukturisasi permesinan sektor Industri Agro serta optimalisasi produksi melalui

pemanfaatan teknologi industri 4.0 (mulai dari hulu hingga ke hilir).

Page 50: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

39

T R T R T R T R T R C T R C

Tersedianya

kebijakan

pembangunan

industri agro

yang efektif

Rancangan

peraturan

perundangan

yang

diselesaikan

1 0 1 0 1 2 1 4 1 4 400,0% 5 10 200,0%

Rancangan

PP/

Perpres/

Permen

2015-2019SASARAN

STRATEGISIKSS

2015 2016 2017 2018 2019SATUAN

B. Perspektif Proses Internal

Pengukuran kinerja sasaran strategis perspektif proses internal mempunyai 2 (dua) sasaran

strategis dengan 3 (tiga) indikator kinerja sasaran, yaitu:

1) Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Yang Efektif

Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran ini adalah peraturan perundangan

yang diselesaikan dengan target 1 PP/Perpres/Permen.

Tabel 3.6. Capaian IKSS dari Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Agro yang Efektif

Untuk indikator ”Rancangan Peraturan Perundangan Yang Diselesaikan”, pada awal tahun

2019, Direktorat Jenderal Industri Agro merencanakan untuk menyelesaikan 2 (dua) rancangan

peraturan perundangan yaitu Rancangan Keputusan Menteri Perindustrian tentang Penunjukan

Lembaga Pelaksana Verifikasi dalam Rangka Pemberian Rekomendasi Impor Gula Kristal

Mentah dan Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Jaminan Ketersediaan Jagung

sebagai Bahan Baku pada Industri Pakan Ternak.

Pada tahun 2019 telah tersusun dan telah ditetapkan Keputusan Menteri Perindustrian No.

752 Tahun 2019 tentang Penunjukan Lembaga Verifikasi Dalam Rangka Pemberian

Rekomendasi Impor Gula Kristal Mentah, sedangkan untuk Rancangan Peraturan Menteri

Perindustrian tentang Jaminan Ketersediaan Jagung Sebagai Bahan Baku Pada Industri Pakan

Ternak tidak dilanjutkan pembahasannya dikarenakan Kementerian Pertanian tidak setuju atas

adanya distribusi jagung impor untuk industri. Menurut Kementerian Pertanian, jagung impor

hanya diperuntukkan bagi peternak mandiri dan stok jagung nasional ketika paceklik.

Selain 2 rancangan peraturan tersebut, pada tahun 2019 Direktorat Jenderal Industri Agro

juga telah menyelesaikan 3 rancangan peraturan lainnya yaitu Peraturan Menteri Perindustrian

No. 46 Tahun 2019 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Minyak Goreng Sawit

Secara Wajib, Peraturan Menteri Perindustrian No. 17 Tahun 2019 tentang Pengendalian dan

Pengawasan Industri Minuman Beralkohol, dan Peraturan Menteri Perindustrian No. 26 Tahun

2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 78/M-IND/PER/11/2016

tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Air Mineral, Air Demineral, Air Mineral Alami

dan Air Minum Embun Secara Wajib. Sehingga realisasi indikator rancangan peraturan

perundangan yang diselesaikan adalah sebesar 4 rancangan permenperin dengan capaian

sebesar 200%.

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini tidak mencapai target

pada tahun 2015 dan 2016, sedangkan pada tahun 2017-2019, indikator kinerja ini mampu

memenuhi target yang ditetapkan. Pada akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-2019,

Page 51: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

40

indikator ini telah mampu mencapai target akhir yang diinginkan dengan realisasi 10 rancangan

peraturan dari target sebanyak 5 rancangan, dengan rincian sebagai berikut:

1) Peraturan Menteri Perindustrian No.9/M-IND/PER/3/2017 tentang Tata Cara Pemberian

Izin Khusus Bagi Industri Karet Remah

2) Peraturan Menteri Perindustrian No.10/M-IND/PER/3/2017 tentang Fasilitas

Memperoleh Bahan Baku Dalam Rangka Pembangunan Industri Gula

3) Peraturan Menteri Perindustrian No. 28 tahun 2018 tentang Standar Industri Hijau Untuk

Industri Pengolahan Susu Bubuk

4) Peraturan Menteri Perindustrian No. 22 Tahun 2018 tentang Pemberlakuan dan

Pengawasan Standar Nasional Indonesia Kakao Bubuk Secara Wajib

5) Peraturan Menteri Perindustrian No. 21 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 74/M-IND/PER/10/2016 Tentang Lembaga

Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional

Indonesia Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan Secara Wajib

6) Peraturan Menteri Perindustrian No. 19 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pemberian

Rekomendasi Impor Komoditi Perikanan Sebagai Bahan Baku dan Bahan Penolong

Industri

7) Keputusan Menteri Perindustrian No. 752 Tahun 2019 tentang Penunjukan Lembaga

Verifikasi Dalam Rangka Pemberian Rekomendasi Impor Gula Kristal Mentah

8) Peraturan Menteri Perindustrian No. 46 Tahun 2019 tentang Pemberlakuan Standar

Nasional Indonesia Minyak Goreng Sawit Secara Wajib

9) Peraturan Menteri Perindustrian No. 17 Tahun 2019 tentang Pengendalian dan

Pengawasan Industri Minuman Beralkohol

10) Peraturan Menteri Perindustrian No. 26 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri Perindustrian Nomor 78/M-IND/PER/11/2016 tentang Pemberlakuan Standar

Nasional Indonesia Air Mineral, Air Demineral, Air Mineral Alami dan Air Minum Embun

Secara Wajib

Target rancangan peraturan yang disusun setiap tahunnya menyesuaikan dengan Program

Penyusunan Peraturan (Progsun) Kementerian Perindustrian yang disusun oleh Biro Hukum dan

Organisasi berdasarkan usulan masing-masing unit kerja. Usulan rancangan peraturan yang

diakomodir di dalam Progsun akan diprioritaskan penyusunannya oleh Biro Hukum dan

Organisasi. Pada tahun 2015 dan 2016, target untuk indikator ini tidak dapat dicapai,

diantaranya karena pada tahun 2016 terbit Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tentang

Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) Dalam Rangka

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) Tahun Anggaran

2016 melalui mekanisme self-blocking sehingga pelaksanaan kegiatan penyusunan peraturan

tidak dapat diselesaikan pada tahun tersebut. Namun pada tahun 2017-2019, jumlah rancangan

peraturan yang diselesaikan selalu dapat memenuhi target.

2) Terselenggaranya Urusan Pemerintahan Di Bidang Perindustrian yang Berdaya Saing dan

Berkelanjutan

Page 52: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

41

T R T R T R T R T R C T R C

Produk Industri

Agro yang

tersertifikasi

tingkat

Komponen

Dalam Negeri

(TKDN)

84 83 3 2 4 10 91 95 104,4% Produk

Infrastruktur

Kompetensi

yang terbentuk:

a. SKKNI yang

ditetapkan

6 4 7 7 7 7 100,0% 20 18 90,0%RSKKNI/

RKKNI

b. LSP dan TUK- - 1 1 - - - 1 1 100,0% LSP/TUK

Masukan posisi

kerja sama

internasional

bidang industri

agro

6 6 100,0% 6 6 100,0%

Masukan

Posisi

Kerja

Sama

Tidak digunakan

sebagai indikator

Tidak digunakan sebagai indikator

Terselengga-

ranya urusan

pemerintahan

di bidang

perindustrian

yang berdaya

saing dan

berkelanjutan

Tidak digunakan sebagai

indikator

Tidak

digunakan

sebagai

indikator

Tidak digunakan sebagai

indikator

SASARAN

STRATEGISIKSS

2015 2016SATUAN

2015-20192017 2018 2019

Standardisasi industri dan peningkatan kompetensi tenaga kerja industri bertujuan untuk

meningkatkan daya saing industri dan produktivitas dalam rangka penguasaan pasar dalam

negeri maupun ekspor. Pembangunan tenaga kerja industri kompeten yang siap kerja sesuai

dengan kebutuhan perusahaan industri dan/atau perusahaan kawasan industri berdampak

meningkatkan produktivitas tenaga kerja Industri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja di

sektor industri serta memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi tenaga kerja industri.

Untuk tahun 2019, indikator kinerja sasaran strategis yang digunakan pada sasaran ini adalah

“infrastruktur kompetensi yang terbentuk” dengan target sebanyak 7 SKKNI dan “masukan

posisi kerja sama internasional bidang industri agro” dengan target sebanyak 6 masukan posisi

kerja sama.

Tabel 3.7. Capaian IKSS dari Terselenggaranya Urusan Pemerintahan Dibidang

Perindustrian yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan

Untuk indikator “produk industri agro yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam

Negeri (TKDN)”, pada tahun 2019 indikator ini tidak lagi diampu oleh Direktorat Jenderal

Industri Agro karena telah dibentuk unit kerja baru di lingkungan Kementerian

Perindustrian yaitu Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (Pusat P3DN)

dimana salah satu fungsinya adalah melaksanakan penyiapan pelaksanaan sertifikasi

tingkat komponen dalam negeri. Dalam rapat pembahasan antar Unit Eselon I di

lingkungan Kementerian Perindustrian, disepakati bahwa indikator ini tidak lagi diampu

oleh Unit Eselon I teknis namun berpindah menjadi tugas dari Pusat P3DN.

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini tidak mencapai

target pada tahun 2016 dan 2017, sedangkan pada tahun 2018, indikator kinerja ini telah

mampu memenuhi target yang ditetapkan. Pada akhir periode Rencana Strategis tahun

2015-2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yang diinginkan dengan

realisasi 95 sertifikat produk TKDN dari target sebanyak 91 sertifikat produk baik yang

dibiayai menggunakan APBN maupun yang dilakukan secara mandiri oleh perusahaan.

Page 53: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

42

Untuk indikator “Infrastruktur Kompetensi yang Terbentuk” dari target 7 SKKNI, pada

tahun 2019 Direktorat Jenderal Industri Agro telah menyelesaikan penyusunan 7

RSKKNI/RKKNI sebagai berikut:

1) RSKKNI Industri Hasil Tembakau

2) RSKKNI Industri Minyak Goreng Kelapa

3) RSKKNI Industri Pengolahan Daging sub Bidang Non Produksi

4) RSKKNI Industri Biskuit sub Bidang Produksi

5) RSKKNI Industri Kertas Sub Bidang Quality Control

6) RSKKNI Industri Kertas Sub Bidang Produksi (Chemical Preparation)

7) RSKKNI Industri Furniture Bidang Desain dan Teknologi Furniture

Untuk capaian tahun 2017, Direktorat Jenderal Industri Agro juga telah menyelesaikan

penyusunan sebanyak 4 RSKKNI dari target 6 RSKKNI, yaitu:

1) RSKKNI Industri Furniture

2) RSKKNI Industri Hilir Perkebunan Non Pangan

3) RSKKNI Industri Pengolahan Daging Pada Sub Bidang Produksi

4) RSKKNI Industi Pengolahan Kopi Sub Bidang Produksi dan Penyimpanan

5) RSKKNI Di Bidang Industri Gula Rafinasi (tidak selesai, dilanjutkan tahun

berikutnya)

6) RSKKNI Di Bidang Industri Mie Instan (tidak selesai, dilanjutkan tahun berikutnya)

Pada tahun 2018, telah diselesaikan 7 RSKKNI, yaitu:

1) RSKKNI di Bidang Industri Gula Kristal Rafinasi (lanjutan dari tahun 2017)

2) RSKKNI di Bidang Industri Mie Instan (lanjutan dari tahun 2017)

3) RKKNI Industri Pengolahan Daging Pada Sub Bidang Produksi

4) RSKKNI Industri Pulp & Kertas

5) RSKKNI Industri Furniture

6) RSKKNI Industri Hilir Perkebunan Non Pangan

7) RKKNI Industri Hasil Tembakau

Seluruh RSKKNI/RKKNI yang telah selesai disusun tersebut, selanjutnya diteruskan kepada

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI Kemenperin) untuk

ditetapkan menjadi SKKNI oleh Kementerian Ketenagakerjaan. Capaian jumlah

RSKKNI/RKKNI yang diselesaikan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro pada tahun 2019

sama dengan capaian pada tahun 2018, namun meningkat jika dibandingkan dengan

capaian pada tahun 2017.

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini tidak mencapai

target pada tahun 2017, sedangkan pada tahun 2018 dan 2019 indikator kinerja ini telah

mampu memenuhi target yang ditetapkan. Pada akhir periode Rencana Strategis tahun

2015-2019, indikator ini belum mampu mencapai target akhir yang diinginkan dengan

realisasi hanya sebanyak 18 RSKKNI yang diselesaikan dari target sebanyak 20 RSKKNI

atau dengan tingkat capaian sebesar 90%.

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) adalah rumusan kemampuan kerja

yang mencakup aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan dan/atau keahlian (skills)

Page 54: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

43

serta sikap kerja (attitude) yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan

yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penyusunan dokumen SKKNI harus mengacu pada format yang ditetapkan oleh

Kementerian Ketenagakerjaan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

Tahapan Penyusunan SKKNI:

1) Penyusunan draft (oleh tim perumus), meliputi: a. Peta Fungsi Kompetensi b. Uraian unit-unit kompetensi

2) Verifikasi internal (oleh tim verifikasi) 3) Pra Konvensi 4) Verifikasi eksternal (oleh Kemenaker) 5) Konvensi Nasional 6) Penetapan (oleh Kemenaker)

Kegunaan SKKNI:

Sebagai acuan pendidikan/pelatihan berbasis kompetensi. Sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi (sertifikasi kompetensi) Sebagai acuan untuk menstrukturkan perusahaan Sebagai acuan penyusunan SOP perusahaan.

Untuk indikator kinerja “LSP dan TUK yang Terbentuk”, pada tahun 2019 indikator ini

tidak menjadi target dalam Rencana Strategis maupun Perjanjian Kinerja Direktorat

Jenderal Industri Agro. Sedangkan pada tahun 2018 target indikator ini telah dapat

dicapai dengan adanya penunjukan PT. Gelora Djaja (Wismilak) sebagai Tempat Uji

Kompetensi untuk sertifikasi profesi di bidang industri hasil tembakau. Pada tahun 2017,

LSP dan TUK yang terbentuk tidak menjadi target, sehingga capaiannya tidak dapat

dibandingkan.

Pada akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini telah mampu

mencapai target akhir yang diinginkan dengan realisasi sebanyak 1 LSP/TUK dari target

sebanyak 1 LSP/TUK.

Indikator “masukan posisi kerja sama internasional bidang industri agro” merupakan

indikator baru yang diusulkan untuk mengakomodir fungsi bagian kerja sama yang

melakukan upaya dalam mendukung peningkatan hubungan dan kerja sama luar negeri

dengan melakukan penjajakan hubungan bilateral dengan instansi terkait di negara mitra,

penyusunan kertas posisi/dokumen posisi dan partisipasi dalam forum dan kerja sama

internasional, persiapan penyelenggaraan pertemuan internasional, koordinasi dengan

instansi lintas sektor/antar kementerian, serta penyiapan materi (kertas posisi)

khususnya dibidang kebijakan industri agro di mana fungsi kerja sama ini belum tercakup

di dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro, sehingga dalam rapat

internal Direktorat Jenderal Industri Agro disepakati bahwa untuk sasaran strategis

“Terselenggaranya Urusan Pemerintah Di Bidang Perindustrian yang Berdaya Saing dan

Berkelanjutan” ditambahkan indikator kinerja yaitu “Masukan Posisi Kerjasama

Page 55: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

44

Internasional Bidang Industri Agro” dengan target sebanyak 6 masukan posisi kerjasama.

Kerja sama yang aktif diikuti pada tahun 2019 meliputi :

1) Indonesia EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement

2) Indonesia EU Comprehensive Economic Partnership Agreement

3) Regional Comprehensive Economic Partnership

4) ASEAN Hongkong Free Trade Agreement

5) Indonesia Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement

6) Indonesia – Mozambique Preferential Trade Agreement

Sampai dengan akhir tahun 2019 telah ditandatangani 2 MoU mengenai Indonesia EFTA

Comprehensive Economic Partnership Agreement dan Regional Comprehensive Economic

Partnership, sedangkan untuk 4 kerja sama lainnya masih dalam tahapan

pembahasan/proses negosiasi. Dari 6 kerja sama tersebut, Direktorat Jenderal Industri

Agro telah berpartisipasi secara aktif dengan memberikan masukan posisi sektor industri

agro, sehingga capaian untuk indikator ini adalah sebesar 100%. Capaian indikator ini

tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena merupakan indikator baru.

Pada akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini telah mampu

mencapai target akhir yang ditetapkan dengan realisasi sebanyak 6 masukan posisi kerja

sama dari target sebanyak 6 masukan posisi kerja sama atau dengan capaian sebesar

100%.

C. Perspektif Kelembagaan

Pengukuran kinerja sasaran strategis perspektif kelembagaan mempunyai 4 (empat) sasaran

strategis dengan 11 (sebelas) indikator kinerja sasaran strategis, yaitu:

1) Terwujudnya ASN Direktorat Jenderal Industri Agro yang Profesional dan Berkepribadian

Sasaran strategis Terwujudnya ASN Direktorat Jenderal Industri Agro yang Profesional dan

Berkepribadian mempunyai 3 (tiga) indikator kinerja yaitu rata-rata nilai prestasi kerja pegawai

Direktorat Jenderal Industri Agro dengan target nilai sebesar 86, rata-rata produktivitas kinerja

minimum pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro dengan target sebesar 1320 jam kerja dan

kualifikasi pendidikan Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro dengan target sebanyak 1

orang. Secara ringkas, capaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8. Capaian IKSS dari Terwujudnya ASN Direktorat Jenderal Industri Agro yang Profesional dan Berkepribadian

Page 56: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

45

T R T R T R T R T R C T R C

Prestasi kerja

pegawai

Direktorat

Jenderal Industri

Agro

80 84,2 81 86,46 86 87,49 101,2% 86 87,49 101,2% Nilai

Produktivitas

kinerja minimum

pegawai

Direktorat

Jenderal Industri

Agro

1.320 1.792,5 1.320 1.793,0 1.320 1.845 139,8% 3.960 5.431 137,1% Jam Kerja

Kualifikasi

pendidikan

Pegawai

Direktorat

Jenderal Industri

Agro

1 2 1 2 1 1 100,0% 3 5 166,7% Orang

2015-2019SASARAN

STRATEGISIKSS

2015 2016 2017 2018 2019SATUAN

Terwujudnya

ASN Direktorat

Jenderal

Industri Agro

yang

profesional

dan

berkepribadian

Tidak digunakan

sebagai indikator

Indikator “Rata-rata Nilai Prestasi Kerja Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro”

diukur berdasarkan rata-rata nilai prestasi kerja seluruh pegawai di lingkungan Direktorat

Jenderal Industri Agro. Nilai prestasi kerja tersebut dihitung dari nilai DP3 pegawai. Untuk

realisasi tahun 2019 nilai rata-rata prestasi kerja pegawai Direktorat Jenderal Industri

Agro adalah sebesar 87,49. Nilai ini meningkat jika dibandingkan dengan nilai pada tahun

2018 yaitu sebesar 86,46. Perhitungan nilai prestasi kerja rata-rata pegawai didapat

melalui aplikasi capaian kinerja di intranet dari 115 pegawai Direktorat Jenderal Industri

Agro yang dinilai berdasarkan komponen prestasi kinerjanya berupa nilai orientasi

pelayanan, nilai integritas, nilai komitmen, nilai disiplin, nilai kerjasama, dan nilai

kepemimpinan, sehingga capaian untuk indikator ini adalah sebesar 101,19%. Jika

dibandingkan dengan rata-rata nilai prestasi kerja pegawai tahun 2017 dan 2018, realisasi

untuk indikator ini terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan terjadinya

improvement atas aspek-aspek prestasi pegawai sebagai dampak dari membaiknya

pengelolaan kepegawaian pada Ditjen Industri Agro.

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan, dan pada akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-

2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yaitu nilai sebesar 87,49 dari

target sebesar 86.

Nilai rata-rata prestasi kerja yang dapat terus mencapai target ini tidak lepas dari kinerja

seluruh unsur pada Direktorat Jenderal Industri agro yang berjalan sinergis yang

didukung dengan layanan-layanan kepegawaian yang dilaksanakan oleh Sekretariat

Direktorat Jenderal Industri Agro, sehingga diharapkan tidak hanya dapat

mempertahankan, namun juga dapat terus meningkatkan prestasi dan kinerja SDM

Aparatur di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Agro.

Untuk indikator “Rata-Rata Produktivitas Kinerja Minimum Pegawai Direktorat Jenderal

Industri Agro” dengan satuan jam kerja, dihitung dari rekap absensi pegawai periode

bulan Januari - Desember 2019 yaitu sebesar 1.845 jam kerja dari 246 hari kerja.

Sehingga capaian untuk indikator ini sebesar 139,77%. Jika dibandingkan dengan tahun

Page 57: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

46

sebelumnya realisasi indikator mengalami kenaikan, karena jumlah jam kerja yang

tersedia pada tahun 2019 juga mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan jumlah

jam kerja pada tahun 2018 sehingga bisa dikatakan produktivitas pegawai Ditjen Industri

Agro cukup baik karena bisa melampaui target yang telah ditetapkan.

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan, dan pada akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-

2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yaitu jumlah jam kerja sebesar

5.431 dari target sebesar 3.960 jam kerja, atau dengan capaian akhir sebesar 137,1%.

Untuk mencapai target tersebut, Direktorat Jenderal Industri Agro melalui Bagian

Kepegawaian dan Umum selama ini telah mensosialisasikan dan menerapkan dengan

baik mengenai peraturan terkait organisasi dan tata kerja (termasuk peraturan

kepegawaian) di lingkungan Kementerian Perindustrian serta rutin memberikan

pengumuman/pemberitahuan secara lisan maupun tulisan mengenai capaian jam kerja,

absensi/disiplin dan kinerja pegawai. Selama periode kinerja 2015-2019, realisasi untuk

indikator ini selalu tercapai dan optimis dapat terus tercapai pada tahun-tahun yang akan

dating jika indikator ini tetap digunakan.

Untuk indikator “Kualifikasi Pendidikan Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro” yang

melanjutkan pendidikan baik jenjang S2 ataupun S3, pada tahun 2019 terdapat 1 orang

pegawai yang melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 yaitu Hendra Permana (pegawai

pada Direktorat Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar), melanjutkan

pendidikan di Universitas Yuan Ze China dengan pembiayaan pendidikan beasiswa dari

Taiwan ICDF, sehingga capaian untuk indikator kinerja ini adalah sebesar 100%.

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan, dan pada akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-

2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yaitu pegawai yang melanjutkan

pendidikan sebanyak 5 orang dari target sebesar 3 orang pegawai.

Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi baik untuk

jenjang S2 maupun S3 di Kementerian Perindustrian sangatlah terbuka lebar karena

terdapat banyak jalur pembiayaan beasiswa yang dibuka baik berasal dari Kementerian

Perindustrian sendiri melalui Badan Pengambangan Sumber Daya Manusia Industri

(BPSDMI) maupun dari pihak luar seperti beasiswa Kominfo, Bappenas, atau kerja sama

dengan luar negeri seperti KOICA, JAICA serta negara lainnya. Jika dibandingkan dengan

tahun 2017 dan 2018, capaian indikator ini mengalami penurunan, hal ini dikarenakan

persaingan dalam memperoleh pembiayaan pendidikan yang semakin ketat dan diyakini

minat pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Agro untuk meningkatkan

potensinya masih sangat besar untuk tahun-tahun mendatang walaupun tidak digunakan

lagi sebagai indikator kinerja tahun 2020-2024.

2) Tersedianya Sistem Informasi yang Andal dan Mudah Diakses

Page 58: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

47

T R T R T R T R T R C T R C

Kesesuaian data

dan informasi

industri

terhadap

kebutuhan

stakeholder

50 29 60 36,36 70 51,61 73,7% 70 51,61 73,7% %

Ketersediaan

Sistem (uptime)100 100 100 100 100 100 100,0% 100 100 100,0% %

2015-2019IKSS

Tersedianya

sistem

informasi yang

andal dan

mudah di

akses

2017 2018 2019SATUAN

2015 2016

Tidak digunakan

sebagai indikator

SASARAN

STRATEGIS

Penerapan sistem informasi dan teknologi di lingkungan Kementerian Perindustrian

bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi satuan kerja dalam pelaksanaan tugas

dan fungsi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Indikator kinerja sasaran strategis

(IKSS) dari sasaran ini adalah kesesuaian data dan informasi industri terhadap kebutuhan

stakeholder dengan target sebesar 70% dan ketersediaan sistem (uptime) dengan target

sebesar 100%.

Tabel 3.9. Capaian IKSS dari Tersedianya Sistem Informasi yang Andal dan Mudah Diakses

Realisasi indikator “kesesuaian data dan informasi industri agro terhadap kebutuhan

stakeholder” industri agro dapat diukur berdasarkan seberapa banyak informasi yang

dapat diberikan/dijawab atas pertanyaan dari masyarakat maupun industri baik melalui

laman website kementerian perindustrian di www.kemenperin.go.id atau website

agro.kemenperin.go.id, melalui surat resmi yang diajukan ke Direktorat Jenderal Industri

Agro ataupun datang langsung ke kantor DJIA lantai 18 untuk keperluan sekolah,

pengembangan usaha, dan investasi. Pada tahun 2019 telah masuk sebanyak 31

pertanyaan terkait sektor industri agro dan telah terjawab sebanyak 16 pertanyaan

sehingga realisasi untuk indikator ini adalah sebesar 51,61% dari target sebesar 70% per

tahun atau dengan capaian sebesar 73,73%.

Gambar 3.2 Jumlah Pertanyaan Masyarakat Tahun 2019

Page 59: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

48

Dari realisasi tersebut dapat dilihat bahwa capaian pada tahun 2019 masih belum mampu

memenuhi target yaitu hanya sebesar 87%, namun meskipun demikian terus meningkat

jika dibandingkan dengan capain tahun 2017 sebesar 58% dan capaian tahun 2018

sebesar 60,60%. Adapun beberapa pertanyaan yang belum bisa terpenuhi dikarenakan

adanya keterbatasan seperti permintaan data industri baik itu data produksi, kebutuhan

ekspor impor dan lain sebagainya. Selain itu juga dapat diketahui melalui gambar di atas

bahwa masih terdapat admin yang belum aktif menjawab pertanyaan masyarakat yaitu

pada Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Agro. Hal ini terjadi karena adanya rotasi

pegawai pada Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Agro yang menjadi admin

pertanyaan masyarakat dan belum adanya koordinasi pelimpahan tanggung jawab

sebagai admin sehingga pertanyaan masyarakat yang masuk tidak terpantau dengan baik.

Hal ini telah dikomunikasikan dengan Subbagian Data dan Informasi dan telah

ditindaklanjuti dengan mengirimkan surat penunjukan admin yang baru kepada Pusat

Data dan Informasi. Untuk seterusnya, admin yang ditunjuk diharapkan dapat berperan

aktif dalam menjawab pertanyaan masyarakat.

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini belum mampu

mencapai target yang ditetapkan pada setiap tahunnya. Hingga akhir periode Rencana

Strategis tahun 2015-2019, indikator ini juga belum mampu mencapai target akhir yang

ingin dicapai yaitu kesesuaian data dan informasi industri agro terhadap kebutuhan

stakeholder dengan capaian hanya sebesar 51,61% dari target sebesar 70%.

Capaian indikator ini menunjukkan masih kurang optimalnya layanan data dan informasi

pada Direktorat Jenderal Industri Agro karena sepanjang periode Rencana Strategis tahun

2015-2019 indikator ini belum pernah mampu mencapai target. Oleh karena ini, indikator

ini direkomendasikan untuk terus digunakan pada periode Rencana Strategis tahun 2020-

2024 agar layanan data dan informasi pada Direktorat Jenderal Industri Agro dapat

diperbaiki dan dapat terus ditingkatkan.

Yang dimaksud dengan indikator ”Ketersediaan Sistem (Uptime)” adalah lama waktu

sebuah sistem dapat memberikan layanannya kepada stakeholder dimana pada indikator

ini hitung melalui rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yaitu

sebesar 1,71 hari kerja dengan maksimum waktu menjawab pertanyaan selama 5 hari

kerja sehingga didapat nilai realisasi untuk indikator ini sebesar 100 persen dengan

capaian sebesar 100 persen. Berdasarkan capaian dari tahun 2017 sampai tahun 2019,

realisasi indikator ini selalu tercapai dan diharapkan pelayanan ini akan terus meningkat.

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan, dan pada akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-

2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yaitu ketersediaan sistem sebesar

100% dari target sebesar 100%.

Ketesediaan sistem didukung oleh penyediaan dan pengelolaan sarana prasarana

perkantoran dan sarana prasarana pengolah data dan informasi. Setiap tahun, Direktorat

Jenderal Industri Agro melakukan analisis kebutuhan dan kelayakan sarana prasarana.

Dari hasil analisis ini jika ditemukan adanya peralatan yang rusak/tidak berfungsi dengan

Page 60: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

49

T R T R T R T R T R C T R C

Penilaian Sistem

Akuntabilitas

Kinerja Instansi

Pemerintah

(SAKIP)

76,0 75,8 78,0 88,05 80,0 84,77 106,0% 80,0 84,77 106,0% Nilai

Tingkat

kematangan SPIP3,00 3,22 3,20 3,37 3,25 3,67 113,0% 3,25 3,67 113,0% Level

SASARAN

STRATEGISIKSS

2017 2018 2019SATUAN

2015-20192015 2016

Tidak digunakan

sebagai indikator

Terwujudnya

birokrasi yang

efektif, efisien,

dan

berorientasi

pada layanan

prima

baik, maka selanjutnya dilakukan perbaikan maupun penggantian sehingga sistem dapat

terus berfungsi sepanjang waktu.

Gambar. 3.3 Rata-Rata Waktu Menjawab Pertanyaan Masyarakat

3) Terwujudnya Birokrasi yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi Pada Layanan Prima

Terdapat 2 (dua) indikator kinerja pada sasaran strategis terwujudnya birokrasi yang

efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima yaitu penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SAKIP) Direktorat Jenderal Industri Agro dengan target nilai sebesar 80

dan tingkat kematangan SPIP Satker mencapai tingkat 3 dengan target minimum berada pada

level 3,25.

Tabel 3.10. Capaian IKSS dari Terwujudnya Birokrasi yang Efektif, Efisien dan Berorientasi

Pada Layanan Prima

Indikator ”Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)” mengacu

pada hasil penilaian SAKIP tahun 2018 yang dilakukan oleh tim auditor dari Inspektorat

Jenderal Kementerian Perindustrian, dimana penilaian Unit Eselon II telah dilaksanakan

pada tanggal 11 Juni 2019 dan Unit Eselon I pada tanggal 27-28 Juni 2019. Adapun hasil

penilaian SAKIP tersebut untuk unit Eselon I Direktorat Jenderal Industri Agro

mendapatkan nilai sebesar 84,77 atau dengan predikat A. Jika dibandingkan dengan nilai

Page 61: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

50

SAKIP pada tahun sebelumnya, nilai ini mengalami penurunan. Hal ini diakibatkan oleh

adanya perubahan metode penilaian yang digunakan oleh tim auditor dimana penilaian

SAKIP tahun 2018 mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi No. 12 tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dilaksanakan dengan berdasarkan

Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian Perindustrian No. 93 Tahun 2019 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Di Lingkungan Kementerian Perindustrian Tahun 2019.

Indikator penilaian meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Perencanaan Kinerja,

2) Pengukuran Kinerja,

3) Pelaporan Kinerja,

4) Evaluasi Internal,

5) Capaian Kinerja.

Meskipun menurun jika dibandingkan dengan hasil penilaian pada tahun 2018, namun

nilai tahun 2019 mampu memenuhi target yang ditetapkan dan mengalami kenaikan jika

dibandingkan dengan nilai SAKIP pada tahun 2017.

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini belum dapat

mencapai target pada tahun 2017, namun pada tahun 2018 dan 2019, indikator ini telah

mampu mencapai target nilai yang ingin dicapai. Pada akhir periode Rencana Strategis

tahun 2015-2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yaitu nilai SAKIP

Direktorat Jenderal Industri Agro sebesar 84,77 dari target sebesar 80.

Tercapainya target yang telah ditetapkan tersebut tidak lepas dari upaya yang telah

dilakukan oleh Direktorat Jenderal Industri seperti melakukan workshop penyiapan

dokumen akuntabilitas, aktif dalam rapat-rapat mengenai penyiapan dokumen

akuntabilitas, melakukan rapat evaluasi capaian kinerja, reviuw dokumen SAKIP, rutin

memberikan informasi dan pemberitahuan baik tertulis maupun lisan terkait update

capaian kinerja dilaman-laman evaluasi kinerja kementerian seperti ALKI, Monev Perkin,

Monev Bappenas, dan Monev SMART DJA. Berdasarkan capaian dari tahun 2017-2019

serta memperhatikan evaluasi penilaian-penilaian indikator kinerja ini, diharapkan hasil

penilaian SAKIP Direktorat Jenderal industri Agro dapat terus ditingkatkan pada tahun-

tahun mendatang.

Penilaian indikator “Tingkat Kematangan SPIP” Satker Direktorat Jenderal Industri Agro

dilaksanakan oleh tim auditor dari Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian

dimana terdapat 22 Fokus Penilaian dengan tingkat maturitas dari 0-5. Pada tahun 2019

Ditjen Industri Agro memperoleh tingkat maturitas penyelenggaran SPIP pada level

“Terdefinisi” atau level 3 dari level 5 maturitas SPIP. Pengukuran 25 fokus penilaian

maturitas menghasilkan nilai sebesar 3,367. Tingkat maturitas “Terdefinisi” dimaksudkan

bahwa Ditjen industri Agro telah menerapkan praktik pengendalian intern dan

terdokumentasi dengan baik, namun evaluasi atas pengendalian intern dilakukan tanpa

dokumentasi yang memadai sehingga masih perlu banyak perbaikan dan penambahan

data dukung antara lain membuat dan menetapkan pedoman pengolahan TI, buku

Page 62: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

51

T R T R T R T R T R C T R C

Akuntabilitas

Laporan

Keuangan dan

BMN Direktorat

Jenderal Industri

Agro

Capaian

Standar

Tertinggi

Capaian

Standar

Tertinggi

Capaian

Standar

Tertinggi

Capaian

Standar

Tertinggi

Capaian

Standar

Tertinggi

Capaian

Standar

Tertinggi

Capaian

Standar

Tertinggi

Capaian

Standar

Tertinggi

100,0%

Capaian

Standar

Tertinggi

Capaian

Standar

Tertinggi

100,0% Nilai

Status

pengelolaan

BMN Direktorat

Jenderal Industri

Agro

1,0 0,3 90,0 93,5 91 91,68 100,7% 91 91,68 100,7% %

Anggaran

Direktorat

Jenderal Industri

Agro yang

diblokir

20,0 0,99 20,0 10,03 20,0 5,43 100,0% 20,0 5,43 100,0% %

Kesesuaian

rencana program

dan kegiatan

prioritas dengan

dokumen

perencanaan

90 90 90 90 90 100 95 100 100 100 100,0% 100 100 100,0% %

SASARAN

STRATEGISIKSS

Tidak

digunakan

sebagai

indikator

SATUAN2015-2019

Tidak digunakan sebagai

indikator

2015 2016 2017 2018 2019

Tersusunnya

perencanaan

program,

pengelolaan

keuangan serta

pengendalian

yang

berkualitas dan

akuntabel

manual pengoperasian program aplikasi internal yang digunakan, membuat laporan

pertanggungjawaban atas pelaksanaan pendelegasian wewenang, melakukan

penyempurnaan dan keselarasan atas identifikasi resiko, analisis risiko, LKK SPIP, hingga

kepada daftar pemantauan risiko, dan melakukan evaluasi secara berkala yang terjadwal

dan terdokumentasi pada setiap prosedur atau kegiatan terutama terhadap sub unsur

SPIP tersebut. Secara keseluruhan Nilai maturitas SPIP ini telah mampu melampaui target

yang ditetapkan yaitu level 3 sehingga capaian untuk indikator ini adalah sebesar

113,02%.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai SPIP Direktorat Jenderal Industri Agro

terus mengalami peningkatan sejak tahun 2017-2019. Hal ini tidak lepas dari upaya

perbaikan yang dilakukan oleh seluruh unsur pada Direktorat Jenderal Industri Agro.

Perbaikan dilakukan dengan didasarkan pada hasil evaluasi kertas kerja penilaian

maturitas SPIP sehingga diharapkan akan meningkatkan nilai maturitas SPIP Ditjen

Industri Agro pada periode yang akan datang.

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan, dan pada akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-

2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yang ingin dicapai yaitu tingkat

kematangan SPIP Direktorat Jenderal Industri Agro sebesar 3,67 dari target sebesar 3,25.

4) Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan Serta Pengendalian yang

Berkualitas dan Akuntabel

Sasaran strategis ini mempunyai 4 (empat) indikator kinerja yaitu tingkat akuntabilitas

laporan keuangan dan BMN dengan target status Capaian Standar Tertinggi, status Pengelolaan

BMN Direktorat Jenderal Industri Agro dengan target nilai sebesar 91%, anggaran Direktorat

Jenderal Industri Agro yang diblokir dengan target sebesar 20% serta kesesuaian rencana

program dan kegiatan prioritas dengan dokumen perencanaan dengan target sebesar 100%.

Secara ringkas, capaian masing-masing indikator tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11. Capaian IKSS dari Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan

Serta Pengendalian Yang Berkualitas dan Akuntabel

Page 63: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

52

Indikator kinerja tingkat “Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN” diukur oleh

Kementerian Keuangan yang menilai tingkat kualitas Laporan Keuangan dan BMN tingkat

Kementerian dimana pada indikator ini adalah Kementerian Perindustrian. Direktorat

Jenderal Industri Agro sebagai bagian dari Kementerian Perindustrian mendukung

dengan menyusun laporan keuangan dan BMN tingkat Unit Eselon I yang pembinaan dan

monitoring serta penataan tertib administrasi dan pengelolaan barang milik negara

dilakukan oleh Biro Keuangan - Sekretariat Jenderal. Pada tahun 2019 penilaian dilakukan

terhadap Laporan Keuangan dan BMN tahun 2018 dimana penilaian telah dilakukan dan

Kementerian Perindustrian mendapatkan predikat Capaian Standar Tertinggi sehingga

capaian untuk indikator ini adalah 100%. Berdasarkan capaian dari tahun 2016-2019,

target untuk indikator kinerja ini selalu dapat dicapai. Diharapkan pada tahun-tahun yang

akan datang, Kementerian Perindustrian dapat mempertahankan kinerjanya sehingga

target predikat Capaian Standar Tertinggi untuk Laporan Keuangan Kementerian

Perindustrian juga dapat terus dipertahankan.

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan, dan pada akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-

2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yang ingin dicapai yaitu predikat

Capaian Standar Tertinggi.

Indikator kinerja “Status Pengelolaan BMN Direktorat Jenderal Industri Agro” tahun

2019 dihitung berdasarkan perbandingan Nilai BMN yang telah ditetapkan dengan total

aset BMN Ditjen IA. Sampai dengan tahun 2019 total aset BMN Direktorat Jenderal

Industri Agro adalah sebesar Rp. 328.536.027.008,-. Dari jumlah tersebut, aset BMN

sebesar Rp. 301.062.334.459,- berstatus telah ditetapkan penggunaannya. Sehingga

didapat realisasi untuk indikator kinerja ini adalah sebesar 91,68%.

= 91,68%

Berdasarkan perhitungan realisasi untuk indikator ini maka didapatkan capaian sebesar

100,75%. Capaian ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya

dikarenakan bertambahnya jumlah aset Direktorat Jenderal Industri Agro pada tahun

2019 sedangkan diperlukan waktu untuk proses penetapan statusnya menjadi BMN.

Capaian tahun 2019 dan tahun 2018 tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun

2017 karena terdapat perbedaan pemahaman atas indikator kinerjanya.

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019 terjadi perubahan persepsi dalam

indikator ini. Berdasarkan reviu keselarasan target Renstra Kementerian Perindustrian

terhadap Renstra Ditjen Industri Agro terdapat perbedaan persepsi mengenai penjelasan

perhitungan realisasi indikator kinerja Status Pengelolaan BMN Direktorat Jenderal

Industri Agro sehingga perlu adanya penyesuaian target untuk tahun 2018 dan 2019

(Berdasarkan Nota Dinas No. 1351/IA.1/12/2018 tanggal 7 Desember 2018 tentang Hasil

Rapat Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2018) dimana perhitungan

realisasi didasarkan pada “jumlah BMN yang telah ditetapkan”.

Page 64: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

53

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan pada setiap tahunnya, dan pada akhir periode Rencana

Strategis tahun 2015-2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yang ingin

dicapai yaitu status pengelolaan BMN Direktorat Jenderal Industri Agro sebesar 91,68%

dari target sebesar 91%.

Capaian diatas tidak lepas dari upaya yang telah dilakukan oleh Ditjen Industri Agro

antara lain melalui kegiatan Monitoring dan Tata kelola Hibah BMN Ditjen Industri Agro,

Penatausahaan dan Pemindahtanganan BMN Ditjen Industri Agro, dan Kodefikasi

Inventaris BMN dalam rangka tertib administrasi Direktorat Jenderal Industri Agro.

Untuk indikator “Anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro” yang diblokir dihitung

berdasarkan persentase anggaran tahun 2019 yang diblokir berbanding dengan total

PAGU Direktorat Jenderal Industri Agro, dimana indikator ini diharapkan dapat menjadi

border dalam penyusunan rencana kerja yang baik dan benar dengan mengacu pada

kebijakan yang telah ditetapkan. Sampai dengan akhir tahun 2019 jumlah blokir anggaran

Direktorat Jenderal Industri Agro adalah sebesar Rp. 6.033.686.000,- dari total anggaran

sebesar Rp. 111.016.300.000,- atau sebesar 5,43%. Pemblokiran anggaran menjadi

penyebab tidak optimalnya penyerapan anggaran pada Direktorat Jenderal Industri Agro

dimana dari kegiatan-kegiatan yang diblokir, sebesar 99,87% merupakan kegiatan pada

fungsi pendidikan yaitu pada kegiatan Peningkatan Kompetensi SDM Industri Hasil Hutan

dan Perkebunan, Peningkatan Kompetensi SDM Industri Minuman, Hasil Tembakau dan

Bahan Penyegar, Peningkatan Kompetensi SDM Industri Makanan, Hasil Laut dan

Perikanan dan kegiatan Pengembangan Industri Agro Dalam Rangka Implementasi

Industri 4.0.

Dari data tersebut, untuk indikator ini didapatkan nilai capaian sebesar 100% karena

jumlah anggaran yang diblokir berada di bawah target sebesar 20%. Sejak tahun 2017-

2019, target untuk indikator ini selalu dapat dicapai dimana blokir awal tahun dapat

ditekan jumlahnya. Hal ini diantaranya karena adanya upaya yang intens yang dilakukan

Direktorat Jenderal Industri Agro melalui penelaahan dan reviu RKAKL, ADIK, dan buka

blokir. Pengurangan anggaran yang diblokir dapat diantisipasi sebelumnya, misalnya

dengan meminimalisir kesalahan dalam perencanaan, penyeimbangan proporsi

anggaran, penyiapan data dukung yang lengkap serta argumentasi yang tepat pada saat

penelaahan. Berdasarkan capaian dari tahun 2017-2019 dan mempertimbangkan

antisipasi yang dapat dilakukan diharapkan indikator anggaran Ditjen Industri Agro yang

masih diblokir dapat diminimalisir pada tahun-tahun mendatang.

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan pada setiap tahunnya, dan pada akhir periode Rencana

Strategis tahun 2015-2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yang ingin

dicapai yaitu anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro yang diblokir maksimal sebesar

5,43% dari target maksimal sebesar 20%.

Untuk indikator kinerja “Kesesuaian Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Dengan

Dokumen Perencanaan” dinilai berdasarkan kesesuaian antara kegiatan prioritas dengan

dokumen Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2015 – 2019

Page 65: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

54

Perubahan. Pada tahun 2019, kegiatan prioritas yang dilaksanakan oleh Direktorat

Jenderal Industri Agro adalah sebagai berikut:

Tabel 3.12 Kegiatan Prioritas Nasional Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019

Kode Program/ Kegiatan

Kode Output Sasaran

07 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro

1833 Penumbuhan dan

Pengembangan

Industri Hasil Hutan

dan Perkebunan

029 Invesment catalogue industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Meningkatnya populasi

dan persebaran

industri agro

032 SNI yang disusun/direvisi,

diberlakukan dan diawasi di

industri hasil hutan dan

perkebunan

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

034 Perusahaan berbasis Hasil

Hutan dan Perkebunan yang

menerapkan standar mutu

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

037 Rancangan SKKNI/KKNI yang

disusun/direvisi di industri

hasil hutan dan perkebunan

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

048 Penyusunan roadmap

Pengembangan Industri Atsiri

Nasional

Meningkatnya populasi

dan persebaran

industri agro

057 Dokumen Analisis Kebijakan

Fiskal Tarif Bea Keluar dan

Tarif Dana Perkebunan

Terhadap Kinerja Industri Hilir

Kelapa Sawit Nasional

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

058 Pengembangan Proses

Produksi dan Bahan Baku

Alternatif Untuk Industri

Rayon

Meningkatnya populasi

dan persebaran

industri agro

059 Konsep Rantai Alur Bahan

Baku Industri Pengolahan

Kayu dan Rotan serta Konsep

Desain Industri Furniture yang

Diterima Pasar Internasional

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

1834 Penumbuhan dan

Pengembangan

Industri Minuman,

Hasil Tembakau,

dan Bahan

Penyegar

030 Industri Pengolahan Susu yang Menjalin Kemitraan dengan Peternak

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

032 SNI Yang Disusun/Direvisi Dan

Diberlakukan di Industri

Minuman, Hasil Tembakau

dan Bahan Penyegar

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

046 Profil Investasi

Pengembangan Industri

Minuman, Hasil Tembakau

dan Bahan Penyegar

Meningkatnya populasi

dan persebaran

industri agro

Page 66: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

55

Kode Program/ Kegiatan

Kode Output Sasaran

048 Fasilitasi Penerapan

Keamanan Pangan serta

Penerapan SNI Wajib bagi

Pelaku Industri Makanan dan

Minuman

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

051 Regulasi Terkait

Pengembangan Industri

Minuman Hasil Tembakau dan

Bahan Penyegar

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

1835 Penumbuhan dan

Pengembangan

Industri Makanan,

Hasil Laut, dan

Perikanan

025 Profil Investasi Industri

Prioritas Makanan, Hasil Laut

dan Perikanan

Meningkatnya populasi

dan persebaran

industri agro

030 Pemenuhan gizi masyarakat

melalui peningkatan konsumsi

pangan olahan sehat

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

032 Rancangan Standar Nasional

Indonesia Industri Makanan,

Hasil Laut dan Perikanan

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

035 Verifikasi Kebutuhan bahan

baku industri pangan

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

037 Rancangan SKKNI/KKNI

Industri Makanan, Hasil Laut

dan Perikanan

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

038 Komoditi yang diawasi

Penerapan SNI Wajib Produk

Industri Makanan, Hasil Laut

dan Perikanan

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

1836 Penyusunan dan

Evaluasi Program

Penumbuhan dan

Pengembangan

Industri Berbasis

Agro

003 Peta pemanfaaatan energi

alternatif potensial untuk

memenuhi kebutuhan industri

agro

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

4906 Peningkatan

Kompetensi SDM

Industri Hasil Hutan

dan Perkebunan

039 039-Pelatihan SDM di Sektor

Industri Hasil Hutan dan

Perkebunan

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

4907 Peningkatan

Kompetensi SDM

Industri Minuman,

Hasil Tembakau

dan Bahan

Penyegar

027 Pelatihan CPPOB berbasis

Makanan dan Minuman

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

028 Rancangan SKKNI/KKNI Yang

Disusun di Industri Minuman,

Hasil Tembakau dan Bahan

Penyegar

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

029 Pusat Pengembangan

Kompetensi Industri

Meningkatnya populasi

dan persebaran

Page 67: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

56

Kode Program/ Kegiatan

Kode Output Sasaran

Pengolahan Kakao Terpadu industri agro

030 Pelatihan SDM di Sektor

Industri Minuman, Hasil

Tembakau dan Bahan

Penyegar

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

4908 Peningkatan

Kompetensi SDM

Industri Makanan,

Hasil Laut dan

Perikanan

027 Peningkatan Kompetensi SDM

di Sektor Industri Makanan,

Hasil Laut dan Perikanan

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

4909 Pengembangan

Industri Agro Dalam

Rangka

Implementasi

Industri 4.0

001 Pilot Project industri 4.0 di

sektor industri makanan dan

minuman

Meningkatnya daya

saing dan produktivitas

sektor industri agro

Keseluruhan kegiatan prioritas tersebut dilaksanakan dalam rangka mendukung

pencapaian sasaran strategis pada Dokumen Perencanaan (Renstra Direktorat Jenderal

Industri Agro Tahun 2015-2019 Perubahan) sehingga capaian untuk indikator kinerja ini

adalah sebesar 100%. Sejak tahun 2017-2019, capaian untuk indikator ini adalah sebesar

100%. Hal ini tidak terlepas dari ketertiban unit-unit kerja di lingkungan Direktorat

Jenderal Industri Agro dalam menyusun rencana program/kegiatan berdasarkan

dokumen-dokumen acuan di atasnya (RIPIN, KIN, RPJMN dan Renstra).

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan pada setiap tahunnya, dan pada akhir periode Rencana

Strategis tahun 2015-2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yang ingin

dicapai yaitu kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen

perencanaan sebesar 100% dari target sebesar 100%.

Secara keseluruhan, pencapaian target Indikator Kinerja Sasaran Startegis dari Rencana

Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2019 dapat dilihat dalam tabel berikut:

Page 68: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

57

Tabel 3.13. Capaian Target Indikator Kinerja Sasaran Strategis - Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019

Kode SS

Sasaran Strategis (SS) Kode IKSS Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Satuan

2019

Target Realisasi Capaian

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

S1 Meningkatnya populasi dan persebaran industri

S1.1 Unit industri agro besar sedang yang tumbuh

Unit 708 904 127,7%

S1.2 Nilai investasi di sektor industri agro Rp triliun 113,85 69,98 45,2%

S2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri

S2.1 Kontribusi ekspor produk industri agro terhadap ekspor nasional

Persen 31,25 24,66 78,0%

S2.2 Produktivitas SDM industri agro Rp. Juta 387,4 575,75 148,6%

PERSPEKTIF PROSES INTERNAL

T1 Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif

T1.1 Rancangan peraturan perundangan yang diselesaikan

Rancangan PP/ Perpres/

Permen

1 4 400%

T2 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

T2.2 Infrastruktur kompetensi yang terbentuk SKKNI 7 7 100%

T2.3 Masukan posisi kerja sama internasional bidang industri agro

Masukan posisi kerja

sama

6 6 100%

PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI

L1 Terwujudnya ASN Kementerian Perindustrian yang profesional dan berkepribadian

L1.1 Prestasi kerja pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

Nilai 86 87,49 101%

L1.2 Produktivitas kinerja minimum pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

Jam Kerja 1.320 1.845 140%

L1.3 Kualifikasi pendidikan Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

Orang 1 1 100%

L2 Tersedianya sistem informasi yang andal dan mudah

L2.1 Kesesuaian data dan informasi industri terhadap kebutuhan stakeholder

Persen 70 51,61 73,7%

Page 69: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

58

Kode SS

Sasaran Strategis (SS) Kode IKSS Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Satuan

2019

Target Realisasi Capaian

diakses L2.2 Ketersediaan Sistem (uptime) Persen 100 100 100%

L3 Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

L3.1 Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Nilai 80,0 84,77 106%

L3.2 Tingkat Kematangan SPIP Satker Mencapai Tingkat 3

Level 3,25 3,67 113%

L4 Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel

L4.1 Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN Nilai Capaian Standar

Tertinggi

Capaian Standar

Tertinggi

100%

L4.2 Status pengelolaan BMN Direktorat Jenderal Industri Agro

Persen 91 91,68 101%

L4.3 Anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro yang diblokir

Persen 20,0 5,43 100%

L4.4 Kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen perencanaan

Persen 100 100 100%

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa capaian rata-rata target Indikator Kinerja Sasaran Strategis pada dokumen Rencana Strategis

Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2019 adalah sebesar 127,83% meskipun terdapat 3 dari 18 target Indikator Kinerja Sasaran Strategis yang tidak

tercapai.

Page 70: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

59

3.1.3. Capaian Perjanjian Kinerja

Analisis capaian kinerja menjelaskan pengukuran kinerja berdasarkan kinerja yang sudah

ditetapkan di dalam Dokumen Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019.

Capaian kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019 tersaji dalam tabel berikut:

Tabel. 3.14. Capaian Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019

No. Tujuan/ Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Satuan

TUJUAN

1. Meningkatnya peran industri agro dalam perekonomian nasional

1. Laju pertumbuhan PDB industri agro

7,10 6,51 91,7% %

2. Kontribusi PDB industri agro terhadap PDB nasional

9,14 8,74 95,6% %

3. Penyerapan tenaga kerja di sektor industri agro

7,04 8,32 118,2% Juta Orang

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

1. Meningkatnya populasi dan persebaran industri

1. Unit industri pengolahan agro besar sedang yang tumbuh

387-424 904 213,2% Unit Usaha

2. Nilai investasi di sektor industri pengolahan agro

113,9 69,98 45,2% Trilyun Rupiah

2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri

1. Kontribusi ekspor produk industri pengolahan agro terhadap ekspor nasional

31,25 24,66 78,0% %

2. Produktivitas SDM industri agro

387,4 575,75 148,6% Rp. Juta

PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

1. Tersedianya kebijakan pembangunan industri agro yang efektif

1. Rancangan peraturan perundangan yang diselesaikan

1 4 400% R PP/ Perpres/ Permen

2. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

1. Infrastruktur kompetensi yang terbentuk

a. SKKNI yang ditetapkan 7 7 100% SKKNI

2. Masukan posisi kerjasama internasional di bidang industri agro

6 6 100% Masukan Posisi Kerja Sama

Analisis dari masing-masing capaian target indikator kinerja pada dokumen Perjanjian

Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019 telah dijelaskan sebagaimana pada sub bab

sebelumnya, namun perlu diperhatikan bahwa beberapa indikator dalam Perjanjian Kinerja Tahun

2019 memiliki angka target yang berbeda dengan target dalam Rencana Strategis Tahun 2015-2019

sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab II.

Page 71: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

60

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa capaian rata-rata Perjanjian

Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2019 adalah sebesar 139,05% meskipun terdapat 4

dari 10 target indikator kinerja yang tidak tercapai.

3.1.4. Capaian Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019 tercantum di

dalam dokumen Rencana Strategis dan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro

perspektif pemangku kepentingan sebagaimana dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel. 3.15. Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019

No. Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Satuan

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

1. Meningkatnya populasi dan persebaran industri

1. Unit industri pengolahan agro besar sedang yang tumbuh

387-424 904 213,2% Unit Usaha

2. Nilai investasi di sektor industri pengolahan agro

113,9 69,98 45,2% Trilyun Rupiah

2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri

1. Kontribusi ekspor produk industri pengolahan agro terhadap ekspor nasional

31,25 24,66 78,0% %

2. Produktivitas SDM industri agro

387,4 575,75 148,6% Rp. Juta

Analisis dari masing-masing capaian target IKU telah dijelaskan sebagaimana pada sub bab

sebelumnya. Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa capaian rata-rata IKU

Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2019 adalah sebesar 121,25% meskipun terdapat 2 dari 4

target IKU yang tidak tercapai.

3.1.5. Capaian Rencana Strategis Jangka Menengah

Sepanjang pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2015-2019, capaian Rencana Strategis

jangka menengah Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2015-2019 dan perubahannya dapat

dilihat pada tabel 3.16.

Page 72: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

61

Tabel 3.16. Capaian Rencana Strategis Jangka Menengah Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2015-2019

Kode

Tujuan/ Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019

T R T R T R T R T R T R C

TUJUAN

Tj

Meningkatnya

peran industri

agro dalam

perekonomian

nasional

Tj1 Laju pertumbuhan

PDB industri agro

Persen

Tidak digunakan sebagai indikator

6,89 6,58 6,93 6,30 7,10 6,65 7,10 6,51 91,7%

Tj2 Kontribusi PDB industri agro terhadap PDB nasional

Persen 8,89 8,59 9,05 8,63 9,14 8,74 9,14 8,74 95,6%

Tj3 Penyerapan tenaga kerja di sektor industri agro

Juta Orang

6,78 8,10 6,92 8,41 7,04 8,32 7,04 8,32 118,2%

Tj4 Manajemen Direktorat Jenderal Industri Agro yang andal dan profesional

Nilai 75,00 74,73 75,30 77,16 Tidak digunakan

sebagai indikator

75,30 77,16 102,5%

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

S1 Meningkatnya populasi dan persebaran industri

S1.1 Unit industri agro besar sedang yang tumbuh

Unit Tidak digunakan sebagai indikator

538 774 635 784 708 904 1.881 2.462 130,9%

S1.2 Nilai investasi di sektor industri agro

Rp Triliun

100 66 110 101,85 119,80 121,81 136,20 72,48 154,8 69,98 579,85 432.12 74,5%

S2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri

S2.1 Kontribusi ekspor produk industri agro terhadap ekspor nasional

Persen 13 37 12,75 30,97 31,1 29,60 31,4 24,54 31,6 24,66 31,6 24,66 78,0%

S2.2 Produktivitas SDM industri agro

Rp. Juta Tidak digunakan

sebagai

indikator

299 374,7 347,0 367,0 365,8 573,6 387,4 575,75 387,4 575,75 148,6%

PERSPEKTIF PROSES INTERNAL

T1 Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif

T1.1 Rancangan Peraturan perundangan yang diselesaikan

Rancang-an PP/

Perpres/ Permen

1 0 1 0 1 2 1 4 1 4 5 10 200,0%

Page 73: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

62

Kode

Tujuan/ Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019

T R T R T R T R T R T R C

T2 Terselenggara-nya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

T2.1 Produk industri yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

Produk Tidak

digunakan

sebagai

indikator

84 83 3 2 4 10

Tidak digunakan

sebagai indikator

91 95 104,4%

T2.2 Infrastruktur kompetensi yang terbentuk

SKKNI

Tidak digunakan sebagai indikator

6 4 7 7 7 7 20 18 90,0%

LSP dan TUK

- - 1 1 - - 1 1 100,0%

T2.3

Masukan posisi kerjasama internasional di bidang industri agro

Masukan Posisi Kerja Sama

Tidak digunakan sebagai indikator

6 6 6 6 100,0%

PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI

L1 Terwujudnya ASN Kementerian Perindustrian yang profesional dan berkepribadian

L1.1 Prestasi kerja pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

Nilai

Tidak digunakan sebagai indikator

80 84 81 86,46 82 87,49 82 87,49 106,7%

L1.2 Produktivitas kinerja minimum pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

Jam Kerja

1.320 1.793 1.320 1.793 1.320 1.845 3.960 5.431 137,1%

L1.3 Kualifikasi pendidikan Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

Orang 1 2 1 2 1 1 3 5 166,7%

L2 Tersedianya sistem informasi yang andal dan mudah diakses

L2.1 Kesesuaian data dan informasi industri terhadap kebutuhan stakeholder

Persen 50 29 60 36,36 70 51,61 70 51,61 73,7%

L2.2 Ketersediaan Sistem (uptime)

Persen 100 100 100 100 100 100 100 100 100,0%

L3 Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

L3.1 Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Nilai 76,0 75,8 78,0 88,1 80,0 84,77 80,0 84,7 105,9%

L3.2 Tingkat Kematangan SPIP Satker Mencapai Tingkat 3

Level 3,00 3,22 3,20 3,37 3,25 3,67 3,25 3,67 112,9%

Page 74: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

63

Kode

Tujuan/ Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019

T R T R T R T R T R T R C

L4 Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel

L4.1 Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN

Nilai Tidak digunakan

sebagai

indikator

Capaian

Standar

Tertinggi

Capaian

Standar

Tertinggi

Capaian

Standar

Tertinggi

Capaian

Standar

Tertinggi

Capaian

Standar

Tertinggi

Capaian

Standar

Tertinggi

Capaian

Standar

Tertinggi

Capaian

Standar

Tertinggi

Capaian

Standar

Tertinggi

Capaian

Standar

Tertinggi

100,0%

L4.2 Status pengelolaan BMN Direktorat Jenderal Industri Agro

Persen

Tidak digunakan sebagai indikator

1 0,3 90 93,5 91 91,68 91 91,68 100,7%

L4.3 Anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro yang diblokir

Persen 20,0 1,0 20,0 10,0 20,0 5,4 20,0 5,4 100,0%

L4.4 Kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen perencanaan

Persen 90 90 90 90 90 100 95 100 100 100 100 100 100,0%

Page 75: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

64

Capaian target jangka menengah dari masing-masing indikator kinerja di dalam Rencana

Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2015-2019 dan perubahannya adalah sebagai

berikut:

Capaian Indikator Kinerja Tujuan Jangka Menengah

Tujuan yang ingin dicapai oleh Direktorat Jenderal Industri Agro pada tahun 2015-2019

adalah meningkatnya peran industri agro dalam perekonomian nasional. Selama periode 5 tahun

pelaksanaan Rencana Strategis tahun 2015-2019, Direktorat Jenderal Industri Agro melaksanakan

Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro untuk mendukung pencapaian

tujuan ini. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama kurun waktu tahun 2015-2019 secara lebih

rinci dapat dilihat dalam tabel 3.17. Tujuan ini diukur melalui indikator-indikator kinerja dengan

capaian jangka menengah sebagai berikut:

Laju pertumbuhan PDB industri agro

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pertumbuhan sektor industri agro selalu lebih tinggi

jika dibandingkan dengan pertumbuhan PDB industri pengolahan non migas bahkan terhadap

pertumbuhan PDB industri secara nasional. Sepanjang tahun 2015-2019, pertumbuhan sektor

industri agro mengalami fluktuasi, terus meningkat pada tahun 2016 dan 2017, lalu menurun

pada tahun 2018 dan pada tahun 2019 kembali meningkat mencapai angka pertumbuhan

tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Namun meskipun demikian, angka

pertumbuhan sektor industri agro pada setiap tahunnya belum mampu mencapai target yang

ditetapkan dan pada akhir tahun 2019 juga belum mampu mencapai target akhir yang ingin

dicapai. Hingga akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-2019 laju pertumbuhan PDB

industri agro hanya mencapai angka 6,51% dari target sebesar 7,10% atau dengan capaian

91,7%.

Kontribusi PDB industri agro terhadap PDB nasional

Sepanjang tahun 2015-2019, kontribusi PDB sektor industri agro terus mengalami

peningkatan, meskipun pada setiap tahunnya belum mampu memenuhi target yang

ditetapkan dan pada akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-2019 juga belum mampu

mencapai target akhir yang ingin dicapai. Hingga akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-

2019 kontribusi PDB industri agro terhadap PDB nasional hanya mencapai angka 8,74% dari

target sebesar 9,14% atau dengan capaian 95,6%. Realisasi pencapaian target indikator kinerja

ini dipengaruhi oleh dinamika pertumbuhan pada masing-masing sektor di dalam industri agro

serta pada sektor lainnya. Penurunan kontribusi pada sektor industri agro, akan diikuti oleh

peningkatan kontribusi pada sektor lain. Namun seiring dengan meningkatnya pertumbuhan

industri agro khususnya pada sektor industri makanan dan minuman yang tingkat

pertumbuhannya selalu berada di atas tingkat pertumbuhan ekonomi nasional, hal ini

diharapkan akan mampu memberikan peningkatan kontribusi PDB sektor industri agro

terhadap PDB nasional.

Penyerapan tenaga kerja di sektor industri agro

Sepanjang tahun 2015-2019, penyerapan tenaga kerja di sektor industri agro selalu dapat

mencapai target pada setiap tahunnya dengan realisasi yang berfluktuasi. Pada tahun 2018

Page 76: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

65

sempat meningkat dari tahun 2017, lalu kembali mengalami penurunan pada tahun 2019.

Pada akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, realisasi indikator ini telah mempu

memenuhi target akhir yang ingin dicapai, yaitu sebesar 8,32 juta orang dari target akhir

sebesar 7,04 juta orang tenaga kerja atau dengan capaian 118,2%.

Manajemen Direktorat Jenderal Industri Agro yang andal dan profesional

Pada tahun 2019 indikator ini tidak lagi digunakan sebagaimana hasil evaluasi oleh Inspektorat

Jenderal pada saat evaluasi penilaian SAKIP tahun 2018. Capaian indikator ini berpedoman

pada hasil penilaian PMPRB Kementerian Perindustrian tahun 2017 di mana Kemenperin

memperoleh nilai sebesar 77,16, meningkat dari hasil penilaian PMPRB tahun 2016 dengan

nilai sebesar 74,73. Hingga akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini

telah mampu mencapai target akhir yang ditetapkan yaitu nilai PMPRB sebesar 77,16 dari

target nilai sebesar 75,30 pada tahun 2018 (tahun terakhir indikator ini masih digunakan).

Tidak tercapainya target pertumbuhan PDB industri agro dan kontribusi PDB industri agro

terhadap PDB nasional antara lain disebabkan oleh faktor-faktor eksternal di mana terjadi

ketidakpastian gejolak perekonomian global serta permasalahan-permasalahan internal yang

kompleks. Penurunan pertumbuhan ekonomi nasional juga tidak lepas dari penurunan

perekonomian yang terjadi pada empat negara mitra dagang utama Indonesia yaitu Singapura,

China, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Permasalahan-permasalahan kompleks yang

mengganggu pencapaian target pertumbuhan PDB industri agro diantaranya adalah dinamika sektor

industri itu sendiri, kebijakan otonomi daerah, permasalahan sumber energi, infrastruktur,

perjanjian kerja sama dengan negara lain yang belum optimal implementasinya, regulasi,

ketergantungan impor atas bahan baku, barang modal dan bahan penolong. Permasalahan-

permasalahan tersebut secara lebih rinci akan dijelaskan pada bagian akhir sub bab ini.

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Jangka Menengah

Sepanjang periode Rencana Strategis Tahun 2015-2019 terdapat 8 sasaran strategis yang

ingin dicapai oleh Direktorat Jenderal Industri Agro. Sasaran-sasaran tersebut diukur melalui

indikator kinerja dengan capaian jangka menengah sebagai berikut:

Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri

Jumlah unit industri pengolahan agro besar sedang yang tumbuh

Sepanjang tahun 2015-2019, realisasi indikator ini selalu dapat mencapai target yang

ingin capai pada setiap tahunnya. Sebagaimana karakteristik umum perusahaan sektor

industri agro (kecuali pada sektor industri pulp & kertas), jumlah investasi yang

dibutuhkan untuk membangun sebuah industri membutuhkan modal yang tidak terlalu

besar sehingga pertumbuhan unit industri baru cukup tinggi. Pada akhir periode Rencana

Strategis tahun 2015-2019, sektor industri agro telah tumbuh sebanyak 2.462 unit

industri, melebihi target akhir sebesar 1.881 unit atau dengan capaian sebesar 130,9%.

Untuk mendukung pencapaian sasaran dengan indikator kinerja ini, selama tahun 2015-

2019 kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro diantaranya

adalah pemberian bantuan mesin dan/atau peralatan sebagai inisiasi agar dapat

menumbuhkan industri baru, penyusunan prototype produk yang selanjutnya diharapkan

Page 77: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

66

agar dapat menumbuhkan industri baru saat diteruskan ke industri, pembangunan pusat

kompetensi yang diharapkan dapat memberikan pelatihan kompetensi agar

menumbuhkan wirausaha baru yang pada akhirnya diharapkan dapat tumbuh menjadi

industri besar/sedang. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan melalui:

Penumbuhan dan Pengembangan Industri Oleokimia dan Kemurgi

Pengembangan Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Lainnya

Pengembangan Industri Pangan

Pengembangan Industri Bahan Penyegar

Pengembangan Industri Minuman Lainnya

Pengembangan Industri Pakan

Pengembangan Industri Oleofood

Rekomendasi Pengembangan dan Penumbuhan Industri Hasil Hutan dan

Perkebunan

Rekomendasi Pengembangan dan Penumbuhan Industri Minuman dan Tembakau

Rekomendasi Pengembangan dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan

Perikanan

Bantuan Mesin dan/atau Peralatan Dalam Rangka Pengembangan Industri Hasil

Hutan dan Perkebunan

Bantuan Mesin dan/atau Peralatan Dalam Rangka Pengembangan Industri

Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Bantuan Mesin dan/atau Peralatan Dalam Rangka Pengembangan Industri Makanan,

Hasil Laut dan Perikanan

Prototipe Produk Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Pusat Pengembangan Teknologi Proses dan Produk Di Sektor Industri Minuman

Bantuan Alat Pengembangan Industri Furniture dan Percetakan

Bantuan Mesin dan Peralatan Industri Non Pangan Berbahan Baku Rumput Laut

Untuk Pembuatan Cangkang Kapsul

Bantuan Mesin dan Peralatan Industri Pengolahan Tepung

Bantuan Alat Industri Pengolahan Kelapa dan Tebu

Pusat Pengembangan Kompetensi Industri Pengolahan Kakao Terpadu

Bantuan Mesin dan Peralatan Teknologi Proses Es Balok Untuk Meningkatkan Daya

Simpan Produk Hasil Laut

Pusat Pengembangan Kompetensi Industri Pengolahan Kakao Terpadu

Nilai investasi sektor industri agro

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, realisasi indikator ini hanya

mampu mencapai target pada tahun 2017. Realisasi investasi pada sektor industri agro

terus mengalami peningkatan pada tahun 2015 dan 2016, mencapai puncak pada tahun

2017, kemudian terus mengalami penurunan pada tahun 2018 dan 2019. Realisasi

investasi yang tinggi pada tahun 2017 disebabkan oleh adanya investasi oleh PT. OKI Pulp

and Paper dengan total nilai investasi mencapai 40 Triliun Rupiah. Sebagaimana

karakteristik pada sektor industri pengolahan kertas, jumlah investasi yang dibutuhkan

untuk membangun sebuah industri membutuhkan modal yang sangat besar sehingga

pertumbuhan unit industri baru sangat jarang terjadi pada sektor ini. Hingga akhir

periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, dari total target sebesar Rp. 620,8 Trilyun,

Page 78: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

67

realisasi indikator ini adalah sebesar Rp. 432,49 Trilyun atau dengan capaian hanya

sebesar 69,7%. Secara umum, faktor penyebab menurunnya realisasi investasi antara lain

faktor eksternal karena adanya fluktuasi nilai tukar Dollar AS yang dipicu oleh kenaikan

suku bunga AS dan penguatan Dollar AS di pasar global, terjadinya negatif neraca

perdagangan sepanjang tahun 2018-2019, serta perang dagang antara China dan Amerika

Serikat yang turut berperan dalam ketidakstabilan perekonomian global. Untuk

mendukung pencapaian sasaran dengan indikator kinerja ini, selama tahun 2015-2019

kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro diantaranya pemberian

fasilitasi investasi, penyusunan katalog/profil investasi, penyusunan roadmap

pengembangan industri, serta penyusunan rekomendasi untuk mendorong iklim

investasi. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan melalui:

Calon Investor yang Memperoleh Informasi Potensi Investasi Di Industri Hasil Hutan

dan Perkebunan

Rekomendasi Kebijakan dalam rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Hasil

Hutan dan Perkebunan

Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Minuman,

Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Perusahaan yang Mendapatkan Fasilitas Promosi Produk dan Investasi

Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Makanan,

Hasil Laut dan Perikanan

Invesment Catalogue Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Profil Investasi Pengembangan Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan

Penyegar

Profil Investasi Industri Prioritas Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Penyusunan Roadmap Pengembangan Industri Atsiri Nasional

Pengembangan Proses Produksi dan Bahan Baku Alternatif Untuk Industri Rayon

Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Sektor Industri

Kontribusi ekspor produk industri agro terhadap ekspor nasional

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator kinerja ini hanya

mampu mencapai target pada tahun 2015 dan 2016. Selanjutnya pada tahun 2017-2019,

realisasi indikator ini tidak mampu mencapai target yang ditetapkan. Hingga akhir

periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini belum mampu mencapai target

akhir yang diinginkan dengan realisasi hanya sebesar 24,66% dari target akhir sebesar

31,6% atau dengan capaian hanya sebesar 78,03%. Jika dilihat dari capaian tersebut,

selama beberapa tahun terkahir, kinerja ekspor industri agro mengalami pertumbuhan

negatif karena terjadi penurunan ekspor terutama pada produk kelapa sawit dan

turunannya. Masalah paling serius yang dihadapi produk sawit dan turunannya adalah

rencana Uni Eropa untuk mengurangi impor sawit mulai tahun 2021. Terhadap rencana

ini, Pemerintah Indonesia terus melakukan loby disertai ancaman retaliasi beberapa

produk impor dari Uni Eropa. Secara umum, lesunya kinerja perdagangan global menjadi

faktor utama yang menyebabkan penurunan ekspor, di mana hal ini mempengaruhi

permintaan terhadap barang mentah yang selama ini menjadi andalan ekspor Indonesia.

Untuk mendukung pencapaian sasaran dengan indikator kinerja ini, selama tahun 2015-

Page 79: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

68

2019 kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro diantaranya

adalah partisipasi dalam sidang kerja sama internasional serta promosi industri. Selain

itu, untuk mendukung peningkatan daya saing dan produktivitas sektor industri agro,

juga dilaksanakan kegiatan penyusunan dan penerapan standar produk serta

rekomendasi peningkatan daya saing industri. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan

melalui:

Partisipasi Dit. IHHP Dalam Sidang dan Pameran Di Dalam Negeri (DN) Maupun Luar

Negeri (LN)

Partisipasi Dit. Mintem Dalam Sidang dan Pameran Di Dalam Negeri (DN) Maupun

Luar Negeri (LN)

Promosi dan Kerjasama Pada Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Perusahaan yang Difasilitasi Pada Promosi/pameran Produk Industri Hasil Hutan dan

Perkebunan

Perusahaan yang Difasilitasi Pada Promosi/pameran Produk Industri Minuman, Hasil

Tembakau dan Bahan Penyegar

Perusahaan yang Difasilitasi Pada Promosi/pameran Produk Industri Makanan, Hasil

Laut dan Perikanan

Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas

Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktifitas

Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktifitas

Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

SNI yang Disusun/Direvisi dan Diberlakukan Di Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

SNI yang Disusun/Direvisi dan Diberlakukan Di Industri Minuman, Hasil Tembakau

dan Bahan Penyegar

SNI yang Disusun/Direvisi dan Diberlakukan Di Industri Makanan, Hasil Laut dan

Perikanan

Tingkat produktivitas dan kemampuan SDM industri agro

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator kinerja ini selalu

mampu mencapai target yang ditetapkan pada setiap tahunnya dengan realisasi yang

berfluktuasi, sempat menurun pada tahun 2017, namun kembali meningkat pada tahun

2018 dan terus meningkat pada tahun 2019. Pada akhir periode Rencana Strategis tahun

2015-2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yang ditetapkan yaitu

realisasi produktivitas sektor industri agro sebesar 575,75 Juta Rupiah/Orang/Tahun dari

target akhir sebesar 387,4 Juta Rupiah/Orang/Tahun atau dengan capaian sebesar

148,62%. Untuk mendukung pencapaian sasaran dengan indikator kinerja ini, selama

tahun 2015-2019 kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro

diantaranya adalah penyelenggaraan pelatihan SDM industri. Kegiatan-kegiatan tersebut

dilaksanakan melalui:

Pelatihan SDM Di Sektor Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Pelatihan SDM Di Sektor Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Peningkatan Kompetensi SDM Di Sektor Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Pilot Project Industri 4.0 Di Sektor Industri Makanan dan Minuman

Page 80: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

69

Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Yang Efektif

Rancangan peraturan perundangan yang diselesaikan

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini tidak mencapai

target pada tahun 2015 dan 2016, sedangkan pada tahun 2017-2019, indikator kinerja ini

telah mampu melampaui target yang ditetapkan. Hingga akhir periode Rencana Strategis

tahun 2015-2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yang diinginkan

dengan realisasi 10 rancangan peraturan dari target sebanyak 5 rancangan, dengan

rincian sebagai berikut:

1) Peraturan Menteri Perindustrian No.9/M-IND/PER/3/2017 tentang Tata Cara

Pemberian Izin Khusus Bagi Industri Karet Remah

2) Peraturan Menteri Perindustrian No.10/M-IND/PER/3/2017 tentang Fasilitas

Memperoleh Bahan Baku Dalam Rangka Pembangunan Industri Gula

3) Peraturan Menteri Perindustrian No. 28 tahun 2018 tentang Standar Industri Hijau

Untuk Industri Pengolahan Susu Bubuk

4) Peraturan Menteri Perindustrian No. 22 Tahun 2018 tentang Pemberlakuan dan

Pengawasan Standar Nasional Indonesia Kakao Bubuk Secara Wajib

5) Peraturan Menteri Perindustrian No. 21 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 74/M-IND/PER/10/2016 Tentang Lembaga

Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar

Nasional Indonesia Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan Secara Wajib

6) Peraturan Menteri Perindustrian No. 19 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pemberian

Rekomendasi Impor Komoditi Perikanan Sebagai Bahan Baku dan Bahan Penolong

Industri

7) Keputusan Menteri Perindustrian No. 752 Tahun 2019 tentang Penunjukan Lembaga

Verifikasi Dalam Rangka Pemberian Rekomendasi Impor Gula Kristal Mentah

8) Peraturan Menteri Perindustrian No. 46 Tahun 2019 tentang Pemberlakuan Standar

Nasional Indonesia Minyak Goreng Sawit Secara Wajib

9) Peraturan Menteri Perindustrian No. 17 Tahun 2019 tentang Pengendalian dan

Pengawasan Industri Minuman Beralkohol

10) Peraturan Menteri Perindustrian No. 26 Tahun 2019 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 78/M-IND/PER/11/2016 tentang

Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Air Mineral, Air Demineral, Air Mineral

Alami dan Air Minum Embun Secara Wajib.

Untuk mendukung pencapaian sasaran dengan indikator kinerja ini, selama tahun 2015-

2019 kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro diantaranya

adalah penyusunan/revisi peraturan baik Permenperin maupun peraturan lainnya.

Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan melalui:

Penyusunan Rancangan Peraturan Sektor Industri Agro dan Pelaksanaan Undang-

undang Tentang Perindustrian (PP, Permen, Perdirjen)

Page 81: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

70

Terselenggaranya Urusan Pemerintahan Di Bidang Perindustrian yang Berdaya Saing dan

Berkelanjutan

Produk industri agro yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini tidak mencapai

target pada tahun 2016 dan 2017, sedangkan pada tahun 2018, indikator kinerja ini telah

mampu memenuhi target yang ditetapkan. Pada akhir periode Rencana Strategis tahun

2015-2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yang diinginkan dengan

realisasi 95 sertifikat produk TKDN dari target sebanyak 91 sertifikat produk baik yang

dibiayai menggunakan APBN maupun yang dilakukan secara mandiri oleh perusahaan,

sehingga capaian akhair jangka menengah untuk indikator ini adalah sebesar 104,40%.

Untuk mendukung pencapaian sasaran dengan indikator kinerja ini, selama tahun 2015-

2019 kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro diantaranya

adalah pemberian fasilitasi sertifikasi TKDN. Selain itu juga terus mendorong perusahaan

agar melakukan sertifikasi TKDN secara mandiri. Akan tetapi, sejak dibentuk unit kerja

baru (Pusat P3DN), Direktorat Jenderal Industri Agro tidak lagi melakukan kegiatan

pemberian fasilitasi sertifikasi TKDN.

Infrastruktur kompetensi yang terbentuk

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini tidak mencapai

target pada tahun 2017 karena terdapat RSKKNI yang tidak dapat diselesaikan

penyusunannya, sedangkan pada tahun 2018 dan 2019 indikator kinerja ini telah mampu

memenuhi target yang ditetapkan. Pada akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-

2019, indikator ini belum mampu mencapai target akhir yang diinginkan dengan realisasi

hanya sebanyak 18 RSKKNI yang diselesaikan dari target sebanyak 20 RSKKNI atau dengan

tingkat capaian sebesar 90%. Untuk mendukung pencapaian sasaran dengan indikator

kinerja ini, selama tahun 2015-2019 kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal

Industri Agro diantaranya adalah penyusunan RSKKNI di sektor industri hasil hutan dan

perkebunan, sektor industri makanan, hasil laut dan perikanan serta sektor industri

minuman, hasil tembakau dan bahan penyegar.

Tahun 2019 Direktorat Jenderal Industri Agro telah menyelesaikan penyusunan 7

RSKKNI/RKKNI sebagai berikut:

1) RSKKNI Industri Hasil Tembakau

2) RSKKNI Industri Minyak Goreng Kelapa

3) RSKKNI Industri Pengolahan Daging sub Bidang Non Produksi

4) RSKKNI Industri Biskuit sub Bidang Produksi

5) RSKKNI Industri Kertas Sub Bidang Quality Control

6) RSKKNI Industri Kertas Sub Bidang Produksi (Chemical Preparation)

7) RSKKNI Industri Furniture Bidang Desain dan Teknologi Furniture

Untuk capaian tahun 2017, Direktorat Jenderal Industri Agro juga telah menyelesaikan

penyusunan sebanyak 4 RSKKNI dari target 6 RSKKNI, yaitu:

1) RSKKNI Industri Furniture

2) RSKKNI Industri Hilir Perkebunan Non Pangan

3) RSKKNI Industri Pengolahan Daging Pada Sub Bidang Produksi

Page 82: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

71

4) RSKKNI Industi Pengolahan Kopi Sub Bidang Produksi dan Penyimpanan

5) RSKKNI Di Bidang Industri Gula Rafinasi (tidak selesai, dilanjutkan tahun

berikutnya)

6) RSKKNI Di Bidang Industri Mie Instan (tidak selesai, dilanjutkan tahun berikutnya)

Tidak selesainya penyusunan RSKKNI Di Bidang Industri Gula Rafinasi dan RSKKNI Di

Bidang Industri Mie Instan pada tahun 2017, diakibatkan oleh adanya kendala pada

substansi teknis.

Pada tahun 2018, telah diselesaikan 7 RSKKNI, yaitu:

1) RSKKNI di Bidang Industri Gula Kristal Rafinasi (lanjutan dari tahun 2017)

2) RSKKNI di Bidang Industri Mie Instan (lanjutan dari tahun 2017)

3) RKKNI Industri Pengolahan Daging Pada Sub Bidang Produksi

4) RSKKNI Industri Pulp & Kertas

5) RSKKNI Industri Furniture

6) RSKKNI Industri Hilir Perkebunan Non Pangan

7) RKKNI Industri Hasil Tembakau

Tidak tercapainya target penyusunan RSKKNI/RKKNI pada periode Rencana Strategis

tahun 2015-2019 ini sebaiknya diakomodir dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal

Industri Agro Tahun 2020-2024 dengan pertimbangan jika kegiatan ini memang dirasa

penting untuk terus dilaksanakan.

LSP dan TUK yang terbentuk

Pada tahun 2017 dan 2019 indikator ini tidak menjadi target dalam Rencana Strategis

maupun Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro. Sedangkan pada tahun 2018

target indikator ini telah dapat dicapai dengan adanya penunjukan PT. Gelora Djaja

(Wismilak) sebagai Tempat Uji Kompetensi untuk sertifikasi profesi di bidang industri

hasil tembakau. Sehingga sampai akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-2019,

indikator ini telah mampu mencapai target akhir yang ditetapkan dengan realisasi

sebanyak 1 LSP/TUK dari target sebanyak 1 LSP/TUK atau dengan capaian sebesar 100%.

Penunjukan LSP/TUK ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanan kegiatan

penyusunan RSKKNI di sektor industri minuman, hasil tembakau dan bahan penyegar.

Masukan posisi kerja sama internasional bidang industri agro

Indikator ini merupakan usulan baru yang muncul pada tahun 2019 untuk mengakomodir

fungsi dari Bagian Hukum dan Kerja Sama pada Sekretariat Direktorat Jenderal Industri

Agro. Kerja sama yang aktif diikuti pada tahun 2019 meliputi :

1) Indonesia EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement

2) Indonesia EU Comprehensive Economic Partnership Agreement

3) Regional Comprehensive Economic Partnership

4) ASEAN Hongkong Free Trade Agreement

5) Indonesia Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement

6) Indonesia – Mozambique Preferential Trade Agreement

Pada akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini telah mampu

mencapai target akhir yang ditetapkan dengan realisasi sebanyak 6 masukan posisi kerja

Page 83: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

72

sama dari target sebanyak 6 masukan posisi kerja sama atau dengan capaian sebesar

100%. Untuk mendukung pencapaian sasaran dengan indikator kinerja ini, kegiatan yang

dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro adalah Penyusunan Posisi Runding

Sektor Industri Agro Dalam Kerjasama Internasional.

Terwujudnya ASN Direktorat Jenderal Industri Agro yang Profesional dan Berkepribadian

Rata-rata nilai prestasi kerja pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan pada setiap tahunnya dengan realisasi yang terus

meningkat dan pada akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini telah

mampu mencapai target akhir yang ingin dicapai yaitu nilai prestasi kerja pegawai

sebesar 87,49 dari target nilai sebesar 86 atau dengan capaian sebesar101,13%. Untuk

mendukung pencapaian sasaran dengan indikator kinerja ini, selama tahun 2015-2019

kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro adalah pemberian gaji

dan tunjangan pegawai.

Rata-rata produktivitas kinerja minimum pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan pada setiap tahunnya dan pada akhir periode Rencana

Strategis tahun 2015-2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yaitu jumlah

jam kerja sebesar 5.431 dari target sebesar 3.960 jam kerja, atau dengan capaian akhir

sebesar 137,1%. Untuk mendukung pencapaian sasaran dengan indikator kinerja ini,

selama tahun 2015-2019 kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri

Agro untuk menunjang peningkatan produktivitas pegawai diantaranya adalah:

Penerapan Budaya Kerja 5K, Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan

Operasional dan Pemeliharaan Kantor

Penyelenggaraan Kearsipan, Dokumentasi, Labelisasi dan Pemusnahan Arsip

Kualifikasi Pendidikan Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan karena setiap tahunnya selalu ada pegawai pada

Direktorat Jenderal Industri Agro yang melanjutkan pendidikan. Hingga akhir periode

Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir

yang ingin dicapai yaitu pegawai yang melanjutkan pendidikan sebanyak 5 orang dari

target sebanyak 3 orang pegawai atau dengan capaian sebesar 166,67%. Untuk

mendukung pencapaian sasaran dengan indikator kinerja ini, selama tahun 2015-2019

kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro adalan Pengelolaan

Kepegawaian.

Page 84: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

73

Tersedianya Sistem Informasi yang Andal dan Mudah Diakses

Kesesuaian data dan informasi industri terhadap kebutuhan stakeholder

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini belum mampu

mencapai target yang ditetapkan pada setiap tahunnya, bahkan hingga akhir periode

Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini juga belum mampu mencapai target

akhir yang ingin dicapai yaitu kesesuaian data dan informasi industri agro terhadap

kebutuhan stakeholder dengan realisasi hanya sebesar 51,61% dari target sebesar 70%

atau dengan tingkat capaian hanya sebesar 73,37%. Capaian indikator ini menunjukkan

masih kurang optimalnya layanan data dan informasi pada Direktorat Jenderal Industri

Agro karena sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019 indikator ini belum

pernah mampu mencapai target. Oleh karena ini, indikator ini direkomendasikan untuk

terus digunakan pada periode Rencana Strategis tahun 2020-2024 agar layanan data dan

informasi pada Direktorat Jenderal Industri Agro dapat diperbaiki dan dapat terus

ditingkatkan kualitasnya. Untuk mendukung pencapaian sasaran dengan indikator kinerja

ini, selama tahun 2015-2019 kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri

Agro untuk menyediakan data dan informasi serta pelayanan informasi stakeholder

diantaranya adalah:

Pengelolaan Data dan Informasi

Pelayanan Humas dan Protokoler

Penanganan Permasalahan Aktual

Ketersediaan sistem (uptime)

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan pada setiap tahunnya dan pada akhir periode Rencana

Strategis tahun 2015-2019, indikator ini juga telah mampu mencapai target akhir yaitu

ketersediaan sistem sebesar 100% dari target sebesar 100% atau dengan tingkat capaian

sebesar 100%. Untuk mendukung pencapaian sasaran dengan indikator kinerja ini,

selama tahun 2015-2019 kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri

Agro untuk menunjang keberlangsungan/ketersediaan sistem sepanjang waktu

diantaranya adalah:

Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

Terwujudnya Birokrasi yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi Pada Layanan Prima

Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini belum dapat

mencapai target pada tahun 2017, namun pada tahun 2018 dan 2019, indikator ini telah

mampu mencapai target nilai yang ingin dicapai. Pada akhir periode Rencana Strategis

tahun 2015-2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yaitu nilai SAKIP

Direktorat Jenderal Industri Agro sebesar 84,77 dari target sebesar 80 atau dengan

capaian sebesar 105,96%. Untuk mendukung pencapaian sasaran dengan indikator

kinerja ini, selama tahun 2015-2019 kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal

Page 85: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

74

Industri Agro untuk mendukung penyelenggaraan SAKIP yang berkualitas diantaranya

adalah:

Penyusunan Rencana Strategis Pengembangan Industri Agro Tahun 2020-2024

Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi

Tingkat Kematangan SPIP

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan, dan pada akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-

2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yang ingin dicapai yaitu tingkat

kematangan SPIP Direktorat Jenderal Industri Agro sebesar 3,67 dari target sebesar 3,25

atau dengan tingkat capaian sebesar 112,92%. Untuk mendukung pencapaian sasaran

dengan indikator kinerja ini, selama tahun 2015-2019 kegiatan yang dilaksanakan oleh

Direktorat Jenderal Industri Agro untuk mendukung peningkatan penyelenggaraan SPIP

adalah Pelayanan Organisasi, Tata Laksana, dan Reformasi Birokrasi.

Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan Serta Pengendalian yang

Berkualitas dan Akuntabel

Akuntabilitas laporan keuangan dan BMN

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan pada setiap tahunnya dan pada akhir periode Rencana

Strategis tahun 2015-2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yang ingin

dicapai yaitu predikat Capaian Standar Tertinggi dengan capaian sebesar 100%. Untuk

mendukung pencapaian sasaran dengan indikator kinerja ini, selama tahun 2015-2019

kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro untuk mendukung

penyediaan laporan keuangan dan laporan BMN yang berkualitas demi mendukung

pencapaian predikat Capaian Standar Tertinggi Kementerian Perindustrian diantaranya

adalah:

Pengelolaan Keuangan

Pengelolaan Perbendaharaan

Pelayanan Rumah Tangga

Status pengelolaan BMN Direktorat Jenderal Industri Agro

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan pada setiap tahunnya meskipun sempat terjadi

perubahan angka target karena adanya perbedaan persepsi. Pada akhir periode Rencana

Strategis tahun 2015-2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yang ingin

dicapai yaitu status pengelolaan BMN Direktorat Jenderal Industri Agro sebesar 91,68%

dari target sebesar 91% atau dengan tingkat capaian sebesar 100,74%. Untuk mendukung

pencapaian sasaran dengan indikator kinerja ini, selama tahun 2015-2019 kegiatan yang

dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro untuk mendukung pengelolaan BMN

diantaranya adalah:

Penatausahaan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara

Monitoring dan Tata Kelola Hibah Barang Milik Negara

Page 86: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

75

Anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro yang diblokir

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan pada setiap tahunnya, dan pada akhir periode Rencana

Strategis tahun 2015-2019, indikator ini telah mampu mencapai target akhir yang ingin

dicapai yaitu anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro yang diblokir maksimal sebesar

5,43% dari target maksimal sebesar 20% atau dengan tingkat capaian sebesar 100%.

Untuk mendukung pencapaian sasaran dengan indikator kinerja ini, selama tahun 2015-

2019 kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro untuk

mendukung pengelolaan anggaran yang berkualitas dan untuk meminimalisir blokir

diantaranya adalah:

Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satker Eselon 1 Tanpa Satker Vertikal

Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan, dan Tata Usaha Dit. IHHP

Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan, dan Tata Usaha Dit. IMHLP

Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan, dan Tata Usaha Dit. Mintemgar

Kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen perencanaan

Sepanjang periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, indikator ini selalu dapat

mencapai target yang ditetapkan pada setiap tahunnya, dan pada akhir periode Rencana

Strategis tahun 2015-2019, indikator ini juga telah mampu mencapai target akhir yang

ingin dicapai yaitu kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen

perencanaan sebesar 100% dari target sebesar 100% dengan capaian sebesar 100%.

Untuk mendukung pencapaian sasaran dengan indikator kinerja ini, selama tahun 2015-

2019 kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro untuk

mendukung penyusunan program dan anggaran adalah Penyusunan Rencana Program

dan Penyusunan Rencana Anggaran.

Secara lebih rinci, kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro

untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran setiap tahunnya sepanjang periode Rencana

Strategis Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

Page 87: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

76

Tabel 3.17 Pelaksanaan Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun Anggaran 2015-2019

No. Sasaran Strategis /Indikator

Target Realisasi Satuan Output Pendukung PAGU Anggaran Realisasi Anggaran

% Realisasi Fisik

Tahun Anggaran 2015

1. Tingginya laju pertumbuhan industri Agro Kegiatan Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Hasil Hutan dan

Perkebunan:

Pengembangan Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Lainnya

Partisipasi Dit. IHHP Dalam Sidang dan Pameran Di Dalam Negeri

(DN) Maupun Luar Negeri (LN)

Rumusan Perencanaan, Evaluasi dan Laporan

Standard Pada Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Penumbuhan dan Pengembangan Industri Oleokimia dan Kemurgi

Kegiatan Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Minuman dan

Tembakau:

Partisipasi Dit. Mintem Dalam Sidang dan Pameran Di Dalam

Negeri (DN) Maupun Luar Negeri (LN)

Rumusan Perencanaan, Evaluasi dan Laporan

Standard Pada Industri Minuman dan Tembakau

Pengembangan Industri Pangan

Pengembangan Industri Bahan Penyegar

Pengembangan Industri Minuman Lainnya

Kegiatan Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut

dan Perikanan:

Revitalisasi Industri Gula Nasional

Rumusan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

Standard Pada Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan

Pengembangan Industri Pangan

Pengembangan Industri Pakan

Pengembangan Industri Bahan Penyegar

42.749.623.000

19.370.384.000

14.309.610.000

1.713.609.000

1.220.801.000

6.135.219.000

37.011.200.000

5.423.275.000

2.271.254.000

4.753.035.000

6.295.308.000

11.482.009.000

6.786.319.000

100.655.511.000

702.110.000

1.626.889.000

66.166.649.000

19.546.829.000

1.487.634.000

6.275.548.000

35.759.230.531

14.472.523.745

13.852.564.961

1.310.177.417

990.769.640

5.133.194.768

30.504.369.361

4.620.519.954

1.514.889.947

3.726.062.000

5.852.800.500

9.176.556.971

5.613.539.989

68.897.361.286

157.924.800

1.229.894.025

44.066.959.000

13.561.438.681

1.166.883.500

5.261.583.654

83,65

74,71

96,81

76,46

81,16

83,67

82,42

85,2

66,7

78,39

92,97

79,92

82,72

68,45

22,49

75,6

66,6

69,38

78,44

83,84

98,26

96,55

83,91

Laju pertumbuhan

industri agro 7,5 5,97 Persen

Kontribusi industri agro

terhadap PDB nasional 8,80 8,22 Persen

2. Meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri industri agro

Kontribusi ekspor

produk industri agro

terhadap ekspor

nasional

12,50 36,26 Persen

Pangsa pasar produk

industri agro nasional

terhadap total

permintaan pasar dalam

negeri

14,25 5,58 Persen

3. Meningkatnya produktivitas SDM industri agro

Tingkat produktivitas

dan kemampuan SDM

industri

260.000 296.295

Rupiah/

tenaga

kerja/ jam

4. Meningkatnya investasi di sektor industri agro

Nilai realisasi investasi

PMDN dan PMA 100,0 34,36

Rp.

Trilyun

5. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri agro

Page 88: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

77

No. Sasaran Strategis /Indikator

Target Realisasi Satuan Output Pendukung PAGU Anggaran Realisasi Anggaran

% Realisasi Fisik

Jumlah tenaga kerja

yang diserap industri

agro

1,5 0,69 Juta

Orang

Pengembangan Industri Oleofood

Promosi dan Kerjasama Pada Industri Makanan, Hasil Laut dan

Perikanan

Penyusunan dan Evaluasi Program Revitalisasi dan Penumbuhan

Industri Agro:

Dokumen Perencanaan, Penganggaran, Monitoring, Evaluasi dan

Data

Rekomendasi Peningkatan Iklim Usaha, Mutu Produk dan

Kerjasama Industri

Laporan Keuangan dan BMN

Fasilitasi Kepesertaan dan Pelaksanaan Pembinaan Aparatur

Layanan Perkantoran

Kendaraan Bermotor

Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

605.045.000

4.244.807.000

158.373.427.000

7.527.239.000

120.819.215.000

2.166.432.000

1.432.101.000

25.093.720.000

38.420.000

428.700.000

867.600.000

527.341.775

2.925.335.851

146.813.849.722

7.363.049.400

113.287.550.484

2.053.422.450

1.286.394.700

21.740.220.888

32.729.000

428.091.800

622.391.000

87,16

68,92

92,7

97,82

93,77

94,78

89,83

86,64

85,19

99,86

71,74

116,01

Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro 338.789.761.000 281.974.810.900 83,23 102,11

Tahun Anggaran 2016

1. Tingginya laju pertumbuhan industri Agro Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Hasil Hutan dan

Perkebunan:

Rekomendasi Pengembangan dan Penumbuhan Industri Hasil

Hutan dan Perkebunan

Standar Nasional Indonesia Pada Industri Hasil Hutan dan

Perkebunan

SKKNI Pada Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Industri yang Mendapatkan Fasilitas Dalam Bentuk Pemberian

Pinjaman, Hibah, dan/atau Penyertaan Modal

Peningkatan Kemampuan SDM Industri Hasil Hutan dan

Perkebunan

35.009.407.000

1.145.515.000

208.397.000

205.568.000

97.662.000

889.084.000

25.624.262.315

1.055.112.493

205.125.900

197.251.500

93.166.300

870.584.400

73,19

92,11

98,43

95,95

95,40

97,92

96,69

Laju pertumbuhan

industri agro

7,7 6,39 Persen

Kontribusi industri agro

terhadap PDB nasional

8,8 8,54 Persen

2. Meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri industri agro

Kontribusi ekspor

produk industri agro

terhadap ekspor

nasional

12,75 33,97 Persen

Page 89: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

78

No. Sasaran Strategis /Indikator

Target Realisasi Satuan Output Pendukung PAGU Anggaran Realisasi Anggaran

% Realisasi Fisik

Pangsa pasar produk

industri agro nasional

terhadap total

permintaan pasar dalam

negeri

14,25 5,47 Persen Perusahaan Yang Mendapatkan Fasilitas Promosi Produk dan

Investasi

Rumusan Perencanaan Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan

Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi

Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Calon Investor yang Memperoleh Informasi Potensi Investasi Di

Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Pilot Project/mini Plant Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing

dan Produktivitas Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Rancangan Standar Nasional Indonesia Terkait Industri Hasil

Hutan dan Perkebunan

Perusahaan Berbasis Hasil Hutan dan Perkebunan Yang

Menerapkan Standar Mutu

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI)

Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Sdm Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Yang Disertifikasi

Sdm Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Yang Mengikuti Diklat

Bantuan Mesin dan/atau Peralatan Dalam Rangka Pengembangan

Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Perusahaan yang Difasilitasi Pada Promosi/pameran Produk

Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Prototipe Produk Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit Eselon II

Penumbuhan dan Pengembangan Industri Minuman, Hasil Tembakau,

dan Bahan Penyegar:

Rekomendasi Pengembangan dan Penumbuhan Industri Minuman

dan Tembakau

Standar Nasional Indonesia Pada Industri Minuman dan

Tembakau

8.914.962.000

488.287.000

337.746.000

1.149.820.000

4.217.527.000

3.901.989.000

1.452.350.000

1.112.205.000

631.227.000

602.051.000

3.471.786.000

2.062.608.000

1.693.190.000

810.615.000

1.616.818.000

29.042.724.000

2.422.668.000

849.921.000

8.842.125.560

478.834.194

127.997.871

66.299.000

3.960.970.700

2.245.769.421

584.124.500

818.099.000

124.301.659

112.748.700

1.171.082.196

1.628.007.591

1.522.197.400

569.492.930

950.971.000

13.027.074.965

1.546.079.430

536.270.000

99,18

98,06

37,9

5,77

93,92

57,55

40,22

73,56

19,69

18,73

33,73

78,93

89,9

70,25

58,82

44,85

63,82

63,10

65,89

3. Meningkatnya produktivitas SDM industri agro

Tingkat produktivitas

dan kemampuan SDM

industri

299.000 358.800 Rupiah/

tenaga

kerja/jam

4. Meningkatnya investasi di sektor industri agro

Nilai realisasi investasi

PMDN dan PMA

110 101,85 Rp. Triliun

5. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri agro

Jumlah tenaga kerja

yang diserap industri

agro

1,52 1,67 Juta

Orang

Page 90: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

79

No. Sasaran Strategis /Indikator

Target Realisasi Satuan Output Pendukung PAGU Anggaran Realisasi Anggaran

% Realisasi Fisik

SKKNI Pada Industri Minuman dan Tembakau

Industri yang Mendapatkan Fasilitas Pembiayaan Dalam Bentuk

Pemberian Pinjaman, Hibah dan/atau Penyertaan Modal Bagi

Industri Minuman dan Tembakau

Peningkatan Kemampuan SDM Industri Minuman dan Tembakau

Perusahaan yang Mendapatkan Fasilitas Promosi Produk dan

Investasi

Rumusan Perencanaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Industri Minuman dan Tembakau

Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi

Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Calon Investor yang Memperoleh Informasi Potensi Investasi Di

Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing

dan Produktifitas Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan

Penyegar

Rancangan Standar Nasional Indonesia Terkait Industri Minuman,

Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Perusahaan Berbasis Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan

Penyegar yang Menerapkan Standar Mutu

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI)

Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

SDM Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Yang Mengikuti Diklat

Bantuan Mesin dan/atau Peralatan Dalam Rangka Pengembangan

Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Sarana dan Prasarana TUK dan LSP Dalam Rangka Penerapan

SKKNI Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Perusahaan yang Difasilitasi Pada Promosi/pameran Produk

Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit Eselon II

210.354.000

566.906.000

271.990.000

2.839.346.000

493.944.000

2.406.341.000

879.300.000

1.411.309.000

1.271.370.000

213.464.000

500.000.000

3.217.430.000

1.959.440.000

289.646.000

6.063.995.000

3.175.300.000

116.050.388

286.840.400

252.346.200

2.538.627.860

450.184.900

1.281.011.075

182.752.897

691.544.371

198.659.000

40.104.900

477.345.000

937.166.065

378.358.400

82.812.628

2.307.386.975

723.534.476

55,17

50,60

92,78

89,41

91,14

53,23

20,78

49,00

15,63

18,79

95,47

29,13

19,31

28,59

38,05

22,79

Page 91: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

80

No. Sasaran Strategis /Indikator

Target Realisasi Satuan Output Pendukung PAGU Anggaran Realisasi Anggaran

% Realisasi Fisik

Penumbuhan dan Pengembangan Industri Makanan, Hasil Laut, dan

Perikanan:

Rekomendasi Pengembangan dan Penumbuhan Industri

Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Standar Pada Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

SKKNI Pada Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Industri yang Mendapatkan Fasilitas Pembiayaan Dalam Bentuk

Pemberian Pinjaman, Hibah dan/atau Penyertaan Modal Bagi

Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Peningkatan Kemampuan SDM Industri Makanan, Hasil Laut dan

Perikanan

Perusahaan yang Mendapatkan Fasilitas Promosi Produk dan

Investasi

Rumusan Perencanaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan

Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi

Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing

dan Produktifitas Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Rancangan Standar Nasional Indonesia Terkait Industri Makanan,

Hasil Laut dan Perikanan

SNI Wajib Terkait Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Perusahaan Berbasis Makanan, Hasil Laut dan Perikanan yang

Menerapkan Standar Mutu

Pengawasan SNI Wajib Terkait Industri Makanan, Hasil Laut dan

Perikanan

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI)

Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

SDM Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Yang Mengikuti

Diklat

Bantuan Mesin dan/atau Peralatan Dalam Rangka Pengembangan

Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

55.485.681.000

999.965.000

396.715.000

152.545.000

107.224.000

122.080.000

166.620.000

346.010.000

3.923.785.000

6.146.217.000

1.850.134.000

583.770.000

443.980.000

749.385.000

3.047.455.000

703.608.000

28.092.776.000

18.733.544.582

579.489.429

246.863.900

114.710.000

73.230.500

79.160.800

159.654.100

257.587.000

1.128.173.350

2.789.738.486

197.422.700

142.605.400

302.433.652

106.681.000

363.886.925

164.077.800

8.466.636.600

33,76

57,95

62,23

75,20

68,30

64,84

95,82

74,44

28,75

45,39

10,67

24,43

68,12

14,24

11,94

23,32

30,14

48,45

Page 92: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

81

KODE SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET REALISASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % % FISIK

TAHUN ANGGARAN 2017

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

S1 Meningkat-nya Populasi dan Persebaran Industri Agro

S1.1 Unit Industri Agro Besar Sedang yang Tumbuh

538 774 Unit Prototipe Produk Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Bantuan Mesin dan/atau Peralatan Dalam Rangka Pengembangan Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Bantuan Mesin dan/atau Peralatan Dalam Rangka Pengembangan Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Pusat Pengembangan Teknologi Proses dan Produk Di Sektor Industri Minuman

710.775.000 2.833.270.000

3.580.824.000

72.887.866.000

527.720.232 2.690.898.300

3.474.363.537

72.598.424.127

74,25 94,98

97,03

99,60

No. Sasaran Strategis /Indikator

Target Realisasi Satuan Output Pendukung PAGU Anggaran Realisasi Anggaran

% Realisasi Fisik

Perusahaan yang Difasilitasi Pada Promosi/pameran Produk

Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit Eselon II

Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan dan Pengembangan

Industri Berbasis Agro:

Rumusan Perencanaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Rekomendasi Peningkatan Iklim Usaha, Mutu Produk dan

Kerjasama Industri

Laporan Keuangan dan BMN Laporan/dokumen

Fasilitasi Kepesertaan dan Pelaksanaan Pembinaan Aparatur

Fasilitasi Promosi Investasi dan Pemasaran Produk Industri Agro

Dukungan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam

Negeri

Layanan Perkantoran

Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

4.761.980.000

2.891.432.000

47.242.422.000

6.449.571.000

3.709.672.000

3.339.577.000

1.666.570.000

7.188.918.000

306.690.000

23.466.919.000

203.820.000

910.685.000

2.193.949.605

1.367.243.335

39.936.920.568

3.838.212.175

2.307.980.600

2.289.357.600

1.255.411.000

7.019.255.780

225.938.000

21.890.705.473

199.479.940

910.580.000

46,07

47,29

84,54

59,51

62,22

68,55

75,33

97,64

73,67

93,28

97,87

99,99

94,71

Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro 188.630.234.000 97.557.876.340 51,72 74,72

Page 93: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

82

KODE SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET REALISASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % % FISIK

Bantuan Mesin dan/atau Peralatan dalam rangka penumbuhan

populasi industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan 18.192.438.000 18.170.589.948 99,88

S1.3 Nilai Investasi Di Sektor Industri Agro

119,8 121,81 Trilyun Calon Investor yang memperoleh informasi potensi investasi di Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Rekomendasi Kebijakan dalam rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

1.160.046.000

525.158.000

1.857.021.000

1.210.908.000

1.127.453.459

480.175.220

1.710.271.982

1.166.569.417

97,19

91,43

92,10

96,34

S2 Meningkat-nya Daya Saing dan Produktivi-tas Sektor Industri Agro

S2.1 Kontribusi Ekspor Produk Industri Agro Terhadap Ekspor Nasional

31,1 29,6 Persen Produksi aditif aspal karet dalam rangka pengembangan industri aspal karet alam

Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Rancangan Standar Nasional Indonesia terkait Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Perusahaan berbasis Hasil Hutan dan Perkebunan yang menerapkan standar mutu

Perusahaan yang difasilitasi untuk meningkatkan citra produk industri hasil hutan dan perkebunan

Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktifitas Industri Minuman, Hasil Tembakau Dan Bahan Penyegar

Rancangan Standar Nasional Indonesia Terkait Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Perusahaan Berbasis Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar yang Menerapkan Standar Mutu

Perusahaan yang Difasilitasi Untuk Peningkatan Citra Produk Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktifitas Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Rancangan Standar Nasional Indonesia Terkait Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Perusahaan Yang Difasilitasi Untuk Peningkatan Citra Produk Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

2.571.560.000

1.282.658.000

1.315.300.000

1.211.775.000

4.305.473.000

934.846.000

1.086.000.000

247.660.000

1.265.660.000

2.814.365.000

1.825.961.000

648.597.000

2.373.719.416

1.144.461.549

1.173.352.638

1.158.971.576

4.285.407.833

867.965.179

895.547.700

193.842.000

1.265.584.171

2.768.084.691

1.776.682.729

640.558.420

92,31

89,23

89,21

95,64

99,53

92,85

82,46

78,27

99,99

98,36

97,30

98,76

Page 94: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

83

KODE SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET REALISASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % % FISIK

S2.5 Produktivi-tas SDM Industri Agro

347 366,97 Rp. Juta SDM Industri Hasil Hutan dan Perkebunan yang Disertifikasi SDM Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Yang Mengikuti Diklat

SDM Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar yang Mengikuti Diklat

118.629.000 1.007.020.000 503.447.000

102.077.000 991.603.450 480.647.700

86,05 98,47 95,47

PERSPEKTIF PROSES INTERNAL

T.1 Tersedianya Kebijakan Pembang-unan Industri Agro yang Efektif

T1.1 Peraturan Perundang-Undangan yang Diselesaikan

1 2 PP/ Perpres/ Permen

Penyusunan Rancangan Peraturan Sektor Industri Agro dan Pelaksanaan Undang-Undang Tentang Perindustrian (PP, Permen, Perdirjen)

Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Di Bidang Iklim Usaha Sektor Industri Agro

Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Di Bidang Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri Sektor Industri Agro

Penyusunan Posisi Runding Sektor Industri Agro Dalam Kerjasama Internasional

512.009.000

465.543.000

430.345.000

581.445.000

509.946.386

463.531.646

429.575.167

579.178.905

99,60

99,57

99,82

99,61

T.2 Terseleng-garanya Urusan Pemerin-tahan di Bidang Industri Agro yang Berdaya Saing dan Berkelanjut-an

T2.1 Produk Industri yang Tersertifika-si Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

3 2 Sertifikat - - - -

T2.5 Infrastruk-tur Kompetensi yang Terbentuk - SKKNI yang Ditetapkan

6 4 SKKNI Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

800.717.000

882.130.000

1.416.900.000

682.277.512

759.255.470

1.351.378.532

85,21

86,07

95,38

- LSP dan TUK

LSP/TUK

Page 95: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

84

KODE SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET REALISASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % % FISIK

PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI

L.1 Terwujud-nya ASN Ditjen Industri Agro yang Profesional dan Berkepriba-dian

L1.1 Prestasi Kerja Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

80 84,2 Nilai Gaji dan Tunjangan 18.494.400.000 15.638.580.190 84,56

L1.2 Produktivi-tas Kinerja Minimum Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

1.320 1.792,5 Jam Kerja Penerapan Budaya Kerja 5K, Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan

Operasional dan Pemeliharaan Kantor

Operasional Perkantoran dan Pimpinan Pemenuhan Penyelenggaraan Perkantoran

Penyelenggaraan Kearsipan, Dokumentasi, Labelisasi dan Pemusnahan Arsip

Peningkatan Kualitas SDM Direktorat Jenderal Industri Agro Melalui Character Building Outbound Training Sumber Daya Manusia (SDM) Direktorat Jenderal Industri Agro

124.274.000

1.000.000.000 1.279.700.000 717.673.000 122.000.000

359.003.000

123.160.000

994.112.315 1.241.840.000 712.572.725 121.920.150

358.014.000

99,10

99,41 97,04 99,29 99,93

99,72

L1.3 Kualifikasi Pendidikan Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

1 2 Orang Peningkatan Kemampuan Aparatur Melalui Diklat, Magang dan/atau Assesment

303.355.000 299.185.000 98,63

L.2 Tersedianya Sistem Informasi yang Andal dan Mudah Diakses

L2.1 Kesesuaian Data dan Informasi Industri Agro Terhadap Kebutuhan Stakeholder Industri Agro

50 29 Persen Monitoring, Analisis Data dan Penyebaran Informasi Perkembangan Industri Agro

Fasilitasi dan Koordinasi Kehumasan Ditjen Industri Agro

Fasilitasi Penyelenggaraan Diskusi, Sarasehan, dan Breakfast Meeting, Seminar Kebijakan Industri Agro

Penyelenggaraan Protokol Ditjen Industri Agro

Penanganan Permasalahan Aktual

Kunjungan Kerja Pimpinan, Koordinasi Umum dan Pemantauan Perkembangan Ditjen Agro

Pencetakan / Penerbitan / Penggandaan / Laminasi

331.340.000

312.635.000 1.231.140.000

59.770.000 2.242.472.000 933.599.000

241.250.000

330.638.700

310.168.100 1.221.637.886

58.656.400 2.226.419.403 919.822.446

241.140.000

99,79 99,21 99,23

98,14 99,28 98,52

99,95

Page 96: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

85

KODE SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET REALISASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % % FISIK

Perusahaan Yang Difasilitasi Untuk Meningkatkan Citra Produk Industri Agro

Pendampingan Pelaksanaan Rencana Aksi Pengembangan Industri Agro Di Daerah

2.838.318.000

480.399.000

2.822.992.174

479.264.915

99,46 99,76

L2.2 Ketersedia-an Sistem (uptime)

100 100 Persen Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

27.147.000 154.853.000

27.141.000 154.812.000

99,98 99,97

L.3 Terwujud-nya Birokrasi yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima

L3.1 Penilaian Sistem Akuntabili-tas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

76,0 75,8 Nilai Penyusunan Laporan Program Pengembangan Direktorat Jenderal Industri Agro

1.239.943.000 1.230.996.300 99,28

L3.2 Tingkat kematangan SPIP Satker Mencapai Tingkat 3

3,00 3,22 Level Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) Ditjen Industri Agro

150.476.000 149.962.300 99,66

L.4 Tersusun-nya Perencana-an Program, Pengelolaan Keuangan Serta Pengendali-an yang Berkualitas dan Akuntabel

L4.1 Tingkat Akuntabili-tas Laporan Keuangan dan BMN

Capaian Standar Terting-

gi

Capaian Standar Tertinggi

Predikat Evaluasi Percepatan Realisasi Anggaran Ditjen Industri Agro

Pembinaan Administrasi Perbendaharaan Ditjen Industri Agro

Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Terkait Dengan Keuangan

167.552.000 184.565.000 168.780.000

167.522.500 184.097.700 168.292.600

99,98 99,75 99,71

L4.2 Status Pengelolaan BMN Direktorat Jenderal Industri Agro

1,0 0.3 Persen Monitoring dan Tata Kelola Hibah BMN Ditjen Industri Agro

Penatausahaan dan Pemindahtanganan BMN Ditjen Industri Agro

Kodefikasi Inventaris BMN Dalam Rangka Tertib Administrasi Direktorat Jenderal Industri Agro

208.422.000 577.366.000

121.735.000

208.297.400 573.280.249

121.525.900

99,94 99,29

99,83

Page 97: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

86

KODE SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET REALISASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % % FISIK

L4.3 Anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro yang Diblokir

20,0 0,99 Persen Layanan Internal (Overhead) - Dit. IHHP Layanan Internal (Overhead) - Dit. Mintemgar

Layanan Internal (Overhead) - DIt. IMHLP

Dokumen Rencana Kerja Dan Anggaran (RKA) Satker Eselon 1 Tanpa Satker Vertikal

Rencana Kerja Anggaran Ditjen Industri Agro

2.372.150.000 2.026.911.000 1.175.372.000

27.658.000

254.177.000

2.208.750.145 1.884.687.578 1.140.454.244

25.000.000

254.135.100

93,11 92,98 97,03 90,39

99,98

L4.4 Kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen perencana-an

90 100 Persen Penyusunan Program dan Kegiatan Ditjen Industri Agro

403.819.000 387.784.265 96,03

Output Cadangan 1.692.450.000 - - -

Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro 171.211.050.000 163.826.979.577 95,69 99,00

KODE SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET REALISASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % % FISIK

TAHUN ANGGARAN 2018

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

S1 Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri Agro

S1.1 Unit Industri Agro Besar Sedang yang Tumbuh

635 784 Unit - Bantuan Alat Pengembangan Industri Furnituree dan Percetakan - Prototipe Produk Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - Bantuan Mesin dan Peralatan Industri Non Pangan Berbahan Baku Rumput Laut Untuk Pembuatan Cangkang Kapsul - Bantuan Mesin dan Peralatan Industri Pengolahan Tepung - Bantuan Alat Industri Pengolahan Kelapa dan Tebu

1.050.000.000

379.231.000 4.974.200.000

3.440.000.000 3.890.000.000

1.030.612.890

276.636.350 4.480.808.100

3.270.016.732 3.582.211.486

98,15

72,95 90,08

95,06 92,09

100,00

100,00 100,00

100,00 100,00

Page 98: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

87

KODE SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET REALISASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % % FISIK

- Bantuan Mesin dan/atau Peralatan Dalam Rangka Pengembangan Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Pusat Pengembangan Kompetensi Industri Pengolahan Kakao Terpadu - Bantuan Mesin dan Peralatan Teknologi Proses Es Balok Untuk Meningkatkan Daya Simpan Produk Hasil Laut

2.089.916.000

19.331.850.000

2.438.620.000

1.940.114.380

18.723.487.215

2.310.076.269

92,83

96,85

94,73

100,00

100,00

100,00

S1.3 Nilai Investasi Di Sektor Industri Agro

136,2 72,48 Trilyun - Rekomendasi Kebijakan dalam rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Rekomendasi Kebijakan Iklim Usaha Industri Perikanan dan Hasil Perkebunan

1.049.905.000

1.934.649.000

1.482.443.000

1.800.000.000

830.000.629

1.385.560.688

1.185.327.169

1.554.210.000

79,05

71,62

79,96

86,35

100,00

89,21

100,00

100,00

S2 Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Sektor Industri Agro

S2.1 Kontribusi Ekspor Produk Industri Agro Terhadap Ekspor Nasional

31,4 24,54 Persen Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - Business Plan Industri Aditif Aspal Karet Yang Disusun Untuk Meningkatkan Konsumsi Karet Alam Di Dalam Negeri - Perusahaan Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Yang Melakukan Revitalisasi Mesin Peralatan - Standar Nasional Indonesia Yang Disusun/Direvisi, Diberlakukan dan Diawasi di Industri Hasil Hutan - Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktifitas Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Rancangan Standar Nasional Indonesia Terkait Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Perusahaan Berbasis Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar yang Menerapkan Standar Mutu - Perusahaan Yang Difasilitasi Untuk Peningkatan Citra Produk Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Perusahaan Di Sektor Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Yang Dimonitoring dan Dikendalikan

1.233.991.000

869.700.000

7.981.900.000

2.028.686.000

602.748.000

1.214.875.000

372.813.000

600.000.000

603.599.000

1.036.814.955

869.518.681

340.125.278

1.611.924.321

515.856.737

845.015.636

241.496.600

573.022.588

302.558.300

84,02

99,98

4,26

79,46

85,58

69,56

64,78

95,50

50,13

100,00

100,00

30,14

100,00

100,00

91,16

100,00

100,00

100,00

Page 99: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

88

KODE SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET REALISASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % % FISIK

- Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktifitas Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Rekomendasi Teknis Industri Prioritas Pengolahan Hasil Perkebunan - Rancangan Standar Nasional Indonesia Terkait Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Perusahaan yang Difasilitasi Untuk Peningkatan Citra Produk Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

1.549.290.000

1.232.700.000

1.469.100.000

1.370.000.000

1.198.867.153

1.194.372.946

1.343.735.512

1.163.133.256

77,38

96,89

91,47

84,90

100,00

100,00

100,00

100,00

S2.5 Produktivitas SDM Industri Agro

365,8 573,6 Rp. Juta - Mesin Peralatan Untuk Lembaga Pendidikan Vokasi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - SDM Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Yang Mengikuti Diklat - SDM Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar yang Mengikuti Diklat

8.960.300.000

408.096.000

665.231.000

8.846.519.749

381.971.700

599.651.400

98,73

93,60

90,14

100,00

100,00

100,00

PERSPEKTIF PROSES INTERNAL

T.1 Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Agro yang Efektif

T1.1 Peraturan Perundang-Undangan yang Diselesaikan

1 4 PP/ Perpres/ Permen

- Penyusunan Rancangan Peraturan Sektor Industri Agro Dan Pelaksanaan Undang-undang Tentang Perindustrian (PP, Permen, Perdirjen) - Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Di Bidang Iklim Usaha Sektor Industri Agro - Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Di Bidang Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri Sektor Industri Agro - Penyusunan Posisi Runding Sektor Industri Agro Dalam Kerjasama Internasional

244.052.000

280.320.000

298.158.000

881.401.000

239.418.300

251.870.600

296.035.500

657.737.390

98,10

89,85

99,29

74,62

96,75

99,50

99,60

72,00

T.2 Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Industri Agro yang Berdaya Saing dan

T2.1 Produk Industri yang Tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

3 10 Serti-fikat

- Fasilitasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Industri Agro

540.458.000 309.108.900 57,19 75,50

Page 100: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

89

KODE SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET REALISASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % % FISIK

Berkelanjutan T2.5 Infrastruktur Kompetensi yang Terbentuk - SKKNI yang Ditetapkan

7 7 SKKNI - Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

1.699.829.000

623.993.000

1.468.600.000

1.374.960.114

400.598.621

1.300.966.152

80,89

64,20

88,59

100,00

100,00

100,00

- LSP dan TUK 1 1 LSP/TUK

PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI

L.1 Terwujudnya ASN Ditjen Industri Agro yang Profesional dan Berkepribadi-an

L1.1 Prestasi Kerja Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

81 86,46 Nilai - Gaji dan Tunjangan

17.925.292.000 17.175.519.448 95,82 98,00

L1.2 Produktivitas Kinerja Minimum Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

1.320 1.793 Jam Kerja

- Penerapan Budaya Kerja 5K, Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan - Operasional dan Pemeliharaan Kantor - Penyelenggaraan Kearsipan, Dokumentasi, Labelisasi dan Pemusnahan Arsip

47.200.000

4.925.088.000 87.600.000

30.964.000

4.836.184.207 63.080.000

65,6

98,19 72,01

72,00

98,00 80,00

L1.3 Kualifikasi Pendidikan Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

1 2 Orang - Peningkatan Kemampuan Aparatur Melalui Diklat, Magang dan/atau Assesment

285.650.000 283.394.000 99,21 99,65

Page 101: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

90

KODE SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET REALISASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % % FISIK

L.2 Tersedianya Sistem Informasi yang Andal dan Mudah Diakses

L2.1 Kesesuaian Data dan Informasi Industri Agro Terhadap Kebutuhan Stakeholder Industri Agro

60 36,36 Persen - Monitoring, Analisis Data dan Penyebaran Informasi Perkembangan Industri Agro - Analisa Kebutuhan Bahan Baku dan Energi Pada Sektor Industri Agro - Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Pemenuhan Kebutuhan Garam Untuk Sektor Industri Agro - Fasilitasi dan Koordinasi Kehumasan Ditjen Industri Agro - Fasilitasi Penyelenggaraan Diskusi, Sarasehan, dan Breakfast Meeting, Seminar Kebijakan Industri Agro - Penyelenggaraan Protokol Ditjen Industri Agro - Penanganan Permasalahan Aktual - Kunjungan Kerja Pimpinan, Koordinasi Umum dan Pemantauan Perkembangan Ditjen Agro - Promosi Produk-Produk Industri Agro Pada Pameran Dalam Negeri - Implementasi Industri 4.0 Sektor Industri Makanan dan Minuman - Temu Bisnis dan Partisipasi Pameran Produk Industri Agro

1.196.068.000

634.500.000

638.000.000

403.811.000 1.037.200.000

50.000.000

2.880.771.000 616.530.000

198.144.000

642.400.000

531.246.000

404.578.900

594.619.800

597.074.300

393.766.090 1.035.565.252

44.224.300

1.771.150.899 465.689.872

193.974.700

636.242.800

0

33,83

93,71

93,59

97,51 99,84

88,45 61,48 75,53

97,90

99,04

0,00

38,00

100,00

100,00

98,50 100,00

98,00 85,00 80,00

100,00

100,00

0,00

L2.2 Ketersediaan Sistem (uptime)

100 100 Persen - Peralatan dan Fasilitas Perkantoran - Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

159.800.000 118.295.000

159.403.000 118.236.100

99,75 99,95

100,00 100,00

L.3 Terwujudnya Birokrasi yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima

L3.1 Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

87 88,05 Nilai - Penyusunan Laporan Program Pengembangan Direktorat Jenderal Industri Agro

389.880.000 373.045.765 95,68 99,75

L3.2 Tingkat kematangan SPIP Satker Mencapai Tingkat 3

3,3 3,37 Level - Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) Ditjen Industri Agro

164.319.000 164.218.600 99,94 100,00

Page 102: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

91

KODE SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET REALISASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % % FISIK

L.4 Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan Serta Pengendalian yang Berkualitas dan Akuntabel

L4.1 Tingkat Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN

Capaian Standar Terting-

gi

Capaian Standar Tertinggi

Predikat - Pembinaan Administrasi Keuangan Ditjen Industri Agro 279.618.000 273.827.500 97,93 99,90

L4.2 Status Pengelolaan BMN Direktorat Jenderal Industri Agro

90 93,5 Persen - Monitoring dan Tata Kelola Hibah BMN Ditjen Industri Agro - Penatausahaan dan Pemindahtanganan BMN Ditjen Industri Agro - Kodefikasi Inventaris BMN Dalam Rangka Tertib Administrasi Direktorat Jenderal Industri Agro

435.992.000

195.080.000

83.900.000

432.615.861

194.205.550

83.828.200

99,23

99,55

99,91

99,8

100,00

100,00

L4.3 Anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro yang Diblokir

20 10,03 Persen - Layanan Internal (Overhead) - Dit. IHHP - Layanan Internal (Overhead) - Dit. Mintemgar - Layanan Internal (Overhead) - DIt. IMHLP - Dokumen Rencana Kerja Dan Anggaran (RKA) Satker Eselon 1 Tanpa Satker Vertikal - Evaluasi Percepatan Realisasi Anggaran Ditjen Industri Agro

1.873.202.000 1.448.986.000 1.328.000.000

63.780.000

149.091.000

1.412.271.706 1.043.076.741 1.295.889.399

63.594.600

147.830.000

75,39 71,99 97,58 99,71

99,15

100,00 100,00 100,00 100,00

99,95

L4.4 Kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen perencanaan

95 100 Persen - Penyusunan Program/Kegiatan dan Rencana Kerja Anggaran Ditjen Industri Agro

728.061.000

713.869.099

98,05

99,85

Output Cadangan 958.300.000 0 0,00 0,00

Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro 121.536.458.000 101.466.282.986 83,72 91,96

Page 103: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

92

KO-DE

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

REALI-SASI

SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % FISIK

TAHUN ANGGARAN 2019

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

SS1 Meningkatnya populasi dan persebaran industri

SS1.1 Unit Industri Agro Besar Sedang yang Tumbuh

708 904 Unit - Pusat Pengembangan Kompetensi Industri Pengolahan Kakao Terpadu

14.550.000.000 11.285.742.393 77,57 100%

SS1.3 Nilai Investasi Di Sektor Industri Agro

113,85 69,98 Trilyun - Invesment Catalogue Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - Penyusunan Roadmap Pengembangan Industri Atsiri Nasional - Pengembangan Proses Produksi dan Bahan Baku Alternatif Untuk Industri Rayon - Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Profil Investasi Pengembangan Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Profil Investasi Industri Prioritas Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

938.000.000 949.000.000

1.584.500.000

1.325.634.000

400.000.000

588.895.000

1.238.950.000

937.460.700 948.408.108

1.557.364.200

1.151.382.028

370.743.971

540.904.724

1.194.614.496

99,94 99,94

98,29

86,86

92,69

91,85

96,42

100% 100%

100%

100%

100%

100%

100%

SS2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri agro

SS2.1 Kontribusi Ekspor Produk Industri Agro Terhadap Ekspor Nasional

31,25 24,66 Persen - Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - SNI yang Disusun/Direvisi, Diberlakukan dan Diawasi Di Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - Perusahaan Berbasis Hasil Hutan dan Perkebunan yang Menerapkan Standar Mutu - Rekomendasi Kebijakan Peningkatan Ekspor dan Jaminan Pasokan Bahan Baku Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Melalui Fora Kerjasama Internasional - Konsep Rantai Alur Bahan Baku Industri Pengolahan Kayu dan Rotan Serta Konsep Desain Industri Furniture yang Diterima Pasar Internasional - Dokumen Analisis Kebijakan Fiskal Tarif Bea Keluar dan Tarif Dana Perkebunan Terhadap Kinerja Industri Hilir Kelapa Sawit Nasional

1.426.405.000

1.907.785.000

1.464.000.000

760.554.000

2.200.000.000

960.000.000

1.358.988.960

1.852.475.744

1.440.703.210

725.728.444

2.079.385.901

959.011.250

95,27

97,10

98,41

95,42

94,52

99,00

100%

100%

100%

100%

100%

100%

Page 104: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

93

KO-DE

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

REALI-SASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % FISIK

- Industri Pengolahan Susu yang Menjalin Kemitraan Dengan Peternak - Perusahaan Di Sektor Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar yang Dimonitoring dan Dikendalikan - SNI yang Disusun/Direvisi dan Diberlakukan Di Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Fasilitasi Penerapan Keamanan Pangan Serta Penerapan SNI Wajib Bagi Pelaku Industri Makanan dan Minuman - Regulasi Terkait Pengembangan Industri Minuman Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Pemenuhan Gizi Masyarakat Melalui Peningkatan Konsumsi Pangan Olahan Sehat - Rancangan Standar Nasional Indonesia Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Verifikasi Kebutuhan Bahan Baku Industri Pangan - Komoditi yang Diawasi Penerapan SNI Wajib Produk Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Pelatihan CPPOB Berbasis Makanan dan Minuman - Partisipasi Industri Minuman Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Dalam Kegiatan ACCSQ, CODEX, dan Sidang/Forum Kerjasama Lainnya - Partisipasi Pada Forum Kerjasama Internasional Terkait Produk Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

700.790.000

775.000.000

2.962.740.000

1.419.320.000

500.000.000

687.587.000

1.841.745.000

4.016.078.000 923.312.000

1.300.000.000 916.000.000

1.158.600.000

590.710.240

653.969.282

2.122.859.293

1.151.523.699

446.014.288

669.449.252

1.787.653.075

4.016.078.000 872.320.198

465.874.500 803.761.408

1.105.169.634

84,29

84,38

71,65

81,13,

89,20

97,36

97,06

100,0 94,48

35,84 87,75

87,75

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100% 100%

100% 100%

100%

SS2.5 Produktivitas SDM Industri Agro

387,4 575,75 Rp. Juta - Pelatihan SDM Di Sektor Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - Pelatihan SDM Di Sektor Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Peningkatan Kompetensi SDM Di Sektor Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Pilot Project Industri 4.0 Di Sektor Industri Makanan dan Minuman

3.350.000.000

2.600.000.000

3.650.000.000

7.750.000.000

2.469.723.930

1.470.115.600

1.788.308.841

3.145.256.315

73,72

56,54

48,99

40,58

75,00%

100%

74,58%

100%

Page 105: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

94

KO-DE

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

REALI-SASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % FISIK

PERSPEKTIF PROSES INTERNAL

T.1 Tersedianya kebijakan pembangunan industri agro yang efektif

T1.1 Peraturan Perundang-Undangan yang Diselesaikan

1 4 PP/ Perpres/ Permen

- Pelayanan Hukum dan Kepatuhan Internal - Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Di Bidang Iklim Usaha Sektor Industri Agro - Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Di Bidang Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri Sektor Industri Agro

395.050.000 563.417.000

456.946.000

362.684.936 526.961.690

439.012.722

91,81 93,53

96,08

100% 100%

100%

T.2 Terselenggara-nya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

T2.5 Infrastruktur Kompetensi yang Terbentuk - SKKNI yang Ditetapkan

7 7 SKKNI - Rancangan SKKNI/KKNI yang Disusun/Direvisi Di Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - Rancangan SKKNI/KKNI Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Rancangan SKKNI/KKNI yang Disusun Di Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

1.325.240.000

1.137.000.000

400.000.000

1.260.338.155

1.047.659.103

150.532.900

95,10

92,14

37,63

100%

100%

100%

T2.8 Masukan posisi kerja sama internasional bidang industri agro

6 6 Masukan Posisi Kerja Sama

- Penyusunan Posisi Runding Sektor Industri Agro Dalam Kerjasama Internasional

828.506.000 803.580.240 96,99

100%

PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI

L.1 Terwujudnya ASN Direktorat Jenderal Industri Agro yang professional dan berkepriba-dian

L1.1 Prestasi Kerja Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

82 87,49 Nilai - Gaji dan Tunjangan 18.222.552.000 17.985.193.463

98,70 100%

L1.2 Produktivitas Kinerja Minimum Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

1.320 1.845 Jam Kerja

- Operasional dan Pemeliharaan Kantor 5.560.252.000 5.521.310.277 99,30 100%

L1.3 Kualifikasi Pendidikan Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

1 1 Orang - Pengelolaan Kepegawaian 1.233.610.000 1.148.195.800 93,08 100%

Page 106: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

95

KO-DE

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

REALI-SASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % FISIK

L.2 Tersedianya sistem informasi yang andal dan mudah diakses

L2.1 Kesesuaian Data dan Informasi Industri Agro Terhadap Kebutuhan Stakeholder Industri Agro

70 51,61 Persen - Pemetaaan Pemanfaaatan Energi Alternatif Potensial Untuk Memenuhi Kebutuhan Industri Agro - Penanganan Permasalahan Aktual - Identifikasi Ceruk (niche) Kebutuhan Industri Agro Menghadapi Pasar Global Di Era Ir 4.0 - Pengelolaan Data dan Informasi - Pelayanan Umum dan Perlengkapan - Pelayanan Humas dan Protokoler

763.745.000

392.371.000 502.332.000

417.750.000

1.930.881.000 453.400.000

660.247.109

380.548.209 472.706.887

408.659.550

1.930.261.147 419.939.811

86,45

96,99 94,10

97,82 99,97 92,62

100%

100% 100%

100% 100% 100%

L2.2 Ketersediaan Sistem (uptime)

100 100 Persen - Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi - Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

362.024.000 1.244.806.000

361.921.608 1.240.212.000

99,97 99,63

100% 100%

L.3 Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

L3.1 Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

80 84,77 Nilai - Penyusunan Rencana Strategis Pengembangan Industri Agro Tahun 2020-2024 - Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi

876.768.000

795.000.000

836.553.249

785.570.000

95,41

98,81

100%

100%

L3.2 Tingkat kematangan SPIP Satker Mencapai Tingkat 3

3,25 3,67 Level - Pelayanan Organisasi, Tata Laksana, dan Reformasi Birokrasi

174.765.000 174.360.330 99,77 100%

L.4 Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel

L4.1 Tingkat Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN

Capaian Standar Tertinggi

Capaian Standar

Tertinggi

Predikat - Pengelolaan Keuangan - Pengelolaan Perbendaharaan - Pelayanan Rumah Tangga

296.163.000 387.700.000 636.294.000

294.687.445 385.469.057 627.213.300

99,50 99,42 98,57

100% 100% 100%

L4.2 Status Pengelolaan BMN Direktorat Jenderal Industri Agro

91 91,68 Persen - Penatausahaan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara - Monitoring dan Tata Kelola Hibah Barang Milik Negara

257.700.000

535.172.000

254.290.099

519.192.759

98,68

97,01

100%

100%

Page 107: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

96

KO-DE

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

REALI-SASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % FISIK

L4.3 Anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro yang Diblokir

20 5,43 Persen - Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satker Eselon 1 Tanpa Satker Vertikal - Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan, dan Tata Usaha Dit. IHHP - Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan, dan Tata Usaha Dit. IMHLP - Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan, dan Tata Usaha Dit. Mintemgar

63.700.000

1.960.000.000

1.367.395.000

1.695.000.000

59.550.000

1.911.026.995

1.353.969.236

1.558.526.614

93,49

97,50

99,02

91,95

100%

100%

100%

100%

L4.4 Kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen perencanaan

100 100 Persen - Penyusunan Rencana Program dan Penyusunan Rencana Anggaran

935.866.000 917.524.902 98,04 100%

TOTAL 111.016.300.000 94.703.846.753 85,31 97,90

Page 108: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

97

Dari pencapaian target akhir periode Rencana Strategis tahun 2015-2019, rata-rata capaian

Indikator Kinerja Sasaran Strategis Renstra Direktorat Jenderal Industri Agro adalah sebesar 109,88%

di mana terdapat 6 dari 24 indikator kinerja yang tidak mencapai target. Tidak tercapainya target-

target kinerja ini antara lain disebabkan oleh adanya permasalahan-permasalahan utama yang

cukup kompleks yang menghambat perkembangan sektor industri agro sehingga belum mampu

mencapai target kinerja secara optimal sepanjang tahun 2015-2019 meskipun Direktorat Jenderal

Industri Agro telah melaksanaan program dan kegiatan untuk mendukung peningkatan peran

industri agro dalam perekonomian nasional yang di dalamnya termasuk untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan yang terjadi. Permasalahan-permasalahan kompleks tersebut jika

dilihat dari masing-masing aspek, antara lain disebabkan oleh:

Dinamika Sektor Industri

1. Tidak meratanya persebaran dan tingkat pendapatan penduduk.

2. Rendahnya tingkat pendidikan, ketrampilan, dan produktivitas tenaga kerja.

3. Lemahnya penguasaan teknologi yang menyebabkan daya saing produk industri lemah

dalam menghadapi persaingan.

4. Belum terpadunya pengembangan iptek di lembaga-lembaga penelitian yang tersebar di

berbagai instansi dengan dunia industri.

5. Keterlibatan industri nasional dalam rantai pasok global berpotensi pada kerentanan

terhadap gejolak perekonomian dunia.

6. Kelangkaan energi yang disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan energi sektor indutri.

Pada tahun 2030 kebutuhan energi diperkirakan akan meningkat menjadi hampir tiga kali

lipat.

7. Masih banyak industri yang belum menerapkan standar industri hijau dalam kegiatan

produksinya.

8. Persaingan tingkat efisiensi teknologi dalam penerapan Making Indonesia 4.0.

Energi dan Bahan Baku

1. Industri mengalami kekurangan bahan baku dan dikhawatirkan terjadi deindustrialisasi

2. Permasalahan bahan baku lokal yang tidak dapat memenuhi standar industri dan sebagian

tidak dapat mencukupi kebutuhan industri perlu bekerjasama dengan kementerian di

sektor hulu (kementerian pertanian, kementerian kehutanan dan lingkungan hidup, dan

kementerian kelautan dan perikanan)

3. Potensi bahan baku dan penolong lokal perlu ditingkatkan dari ketersediaan, kualitas dan

standar untuk meningkatkan kapasitas industri

4. Bahan baku dan penolong impor diperlukan secara selektif demi keberlangsungan industri

Perjanjian Kerjasama Ekonomi dengan Negara Lain

1. Semakin berkurangnya instrumen perlindungan, baik yang bersifat tarif maupun non-tarif,

bagi pengembangan, ketahanan maupun daya saing industri di dalam negeri.

2. Semakin derasnya arus impor produk barang dan jasa yang berpotensi mengancam kondisi

neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

Page 109: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

98

3. Semakin ketatnya persaingan antara pekerja asing dengan pekerja domestik dengan

adanya pergerakan pekerja terampil (Movement of Natural Person – MNP), sehingga

dikhawatirkan pekerja terampil asing mengungguli pekerja terampil domestik.

Kebijakan Otonomi Daerah

1. Permasalahan internal lambannya birokrasi, kualitas SDM aparatur, dan koordinasi dengan

pihak-pihak terkait.

2. Permasalahan eksternal: keterbatasan ketersediaan infrastruktur dan lahan industri.

Otonomi daerah berdampak kepada pengelolaan keuangan daerah dimana ruang gerak

daerah dalam pembiayaan sektor-sektor cenderung terbatasan dana yang dimiliki

pemerintah daerah karena sebagian besar dari pendapatan daerah dialokasikan untuk

belanja pegawai.

Infrastruktur

1. Tidak tersedianya secara memadai fasilitas jalan dan pelabuhan dalam rencana

pembangunan smelter untuk industri pengolahan mineral terutama di kawasan timur

Indonesia (Sulawesi, Kalimantan, dan Papua).

2. Semakin menurunnya tingkat pelayanan jalan dan pelabuhan di Pulau Jawa terutama di

sekitar Jabodetabek yang diindikasikan dengan meningkatnya waktu tempuh dari kawasan-

kawasan industri ke Pelabuhan Tanjung Priok dan waktu tunggu (dwelling time) yang lebih

lama di Pelabuhan Tanjung Priok.

3. Belum stabilnya infrastruktur jaringan koneksi internet dapat menghambat penerapan

Making Indonesia 4.0.

4. Kesiapan penerapan industri 4.0:

a. Sebagian besar industri masih menggunakan teknologi industri dan manufaktur 2.0

dan 3.0

b. Kebutuhan investasi sangat besar menerapkan industri 4.0 dan diperlukan insentif

fiskal dan bea masuk impor teknologi

c. Industri masih belum merasakan manfaat penerapan industri 4.0

Regulasi

1. Tidak harmonisnya tarif bea masuk produk – produk industri antara hulu dan hilir, contoh

bea masuk PP dan PE sebagai bahan baku untuk industri kemasan plastik sebesar 10%

sedangkan bea masuk produk hilir seperti barang jadi plastik sebesar 0%.

2. Belum optimalnya pemanfaatan insentif fiskal seperti tax holiday, tax allowance dan

BMDTP karena prosedur administrasi yang rumit dan panjang.

3. Prosedur pengembalian restitusi pajak bagi wajib pajak yang memanfaatkan fasilitas KITE

relatif lama sehingga mengganggu cash Low perusahaan.

4. Regulasi yang tidak mendukung pelaku industri dan saling tumpang tindih antar instansi

terkait:

a. Sinkronisasi regulasi terkait bahan baku dan bahan penolong impor,

b. Dukungan dan konsistensi regulasi terkait pengelolaan lingkungan industri dan limbah,

pengembangan bahan bakar nabati dan pelabelan keamanan pangan dan halal

c. Dukungan pemerintah daerah dan regulasi fiskal terkait penurunan investasi industri

Page 110: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

99

d. Penerapan sistem jaminan keamanan pangan dan pelabelan halal kurang

mengakomodir kepentingan industri

Ketergantungan Impor Bahan Baku, Barang Modal dan Bahan Penolong

Masih tingginya ketergantungan industri dalam negeri terhadap impor bahan baku, barang

modal dan bahan penolong. Hal ini disebabkan belum kuat dan dalamnya struktur industri

karena belum berkembangnya industri hulu dan antara sehingga sangat rentan terhadap

pengaruh kondisi sosial ekonomi negara asal impor dan menghabiskan devisa dalam jumlah

yang besar.

Hasil analisis permasalahan-permasalah ini, telah digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro periode tahun 2020-2024.

Kebijakan-kebijakan yang akan dilaksanakan pada periode 5 tahun yang akan datang, diprioritaskan

untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi, namun tetap dengan

mempertimbangkan agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2020-2024

sehingga kebijakan yang akan dilaksanakan sinkron dengan kebijakan Pemerintah secara nasional.

3.1.6. Capaian Program Prioritas Nasional

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Industri Agro mengemban tugas

untuk melaksanakan program prioritas sebagai amanat dari Rencana Induk Pembangunan Industri

Nasional (RIPIN) yang diturunkan dalam dokumen Kebijakan Industri Nasional (KIN) yang disusun

dengan tetap memperhatikan sasaran strategis pada dokumen Renstra Kementerian Perindustrian.

Adapun capaian program prioritas nasional Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019 adalah

seperti ditunjukkan dalam tabel 3.16.

Dari 27 Kegiatan Program Prioritas Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019, terdapat 2

(dua) kegiatan yang tidak mencapai target, yaitu:

Peningkatan Kompetensi SDM Industri Hasil Hutan dan Perkebunan dari target output

sebanyak 320 SDM industri, realisasinya adalah sebanyak 240 SDM industri.

Peningkatan Kompetensi SDM Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan dari target output

sebanyak 330 SDM industri, realisasinya adalah sebanyak 222 SDM industri.

Kedua kegiatan tersebut tidak dapat mencapai target karena pada saat dilakukan revisi untuk

menambah jumlah output pada bulan November, usulan penambahan jumlah output disetujui

namun terdapat sebagian anggaran yang diblokir dengan catatan penghematan sehingga

pelaksanaan kegiatan ini tidak dapat dilanjutkan dan mengakibatkan target output tidak tercapai.

Capaian rata-rata untuk pelaksanaan Program Prioritas Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun

2019 adalah sebesar 99,7%.

Page 111: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

100

Tabel. 3.18. Capaian Program Prioritas Nasional Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019

Kode Program/ Kegiatan Kode Output Target Realisasi Capaian

07 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro

1833 Penumbuhan dan

Pengembangan Industri

Hasil Hutan dan

Perkebunan

029 Invesment catalogue industri Hasil Hutan dan Perkebunan

1-Katalog Industri

Telah tersusun 1 Invesment Catalogue Industri Hasil Hutan dan Perkebunan 100%

032 SNI yang disusun/direvisi, diberlakukan

dan diawasi di industri hasil hutan dan

perkebunan

15-RSNI

Telah diselesaikan penyusunan/revisi RSNI sebanyak 15 (lima belas) RSNI yaitu:

a. Tersusunnya revisi/penyempurnaan 10 judul standar pulp dan kertas pada

kegiatan Penyusunan RSNI Selulosa dan Karet.

b. Tersusunnya revisi/penyempurnaan 4 judul standar produk furnitur pada

kegiatan Penyusunan RSNI Furnitur dan Pengolahan Kayu.

c. Tersusunnya revisi/penyempuranaan 1 judul standar produk minyak atsiri pada

kegiatan Penyusunan RSNI Hilir Perkebunan Non Pangan Lainnya.

100%

034 Perusahaan berbasis Hasil Hutan dan

Perkebunan yang menerapkan standar

mutu

25-Perusahaan Telah dilakukan pendampingan, sertifikasi, dan re-sertifikasi SVLK kepada pelaku

usaha sektor industri furnitur dan pengolahan kayu sebanyak 25 perusahaan

100%

037 Rancangan SKKNI/KKNI yang

disusun/direvisi di industri hasil hutan

dan perkebunan

3-RSKKNI/

RKKNI

Telah diselesaikan penyusunan/revisi 3 (tiga) SKKNI/KKNI:

a. RSKKNI Industri Kertas Sub Bidang Quality Control

b. RSKKNI Industri Kertas Sub Bidang Produksi (Chemical Preparation)

c. RSKKNI Industri Furnitur Bidang Desain dan Teknologi Furnitur

100%

048 Penyusunan roadmap Pengembangan

Industri Atsiri Nasional

1-Dokumen

Roadmap

Telah selesai disusun Roadmap Pengembangan Industri Atsiri Nasional 100%

057 Dokumen Analisis Kebijakan Fiskal Tarif

Bea Keluar dan Tarif Dana Perkebunan

Terhadap Kinerja Industri Hilir Kelapa

Sawit Nasional

1-Dokumen

Analisis

Telah selesai disusun Dokumen Analisis Kebijakan Fiskal Tarif Bea Keluar dan Tarif

Dana Perkebunan Terhadap Kinerja Industri Hilir Kelapa Sawit Nasional

100%

058 Pengembangan Proses Produksi dan

Bahan Baku Alternatif Untuk Industri

Rayon

1- Rekomendasi Telah selesai disusun Dokumen Pengembangan Proses Produksi dan Bahan Baku

Alternatif Untuk Industri Rayon dan telah dilakukan pemberian bantuan mesin

peralatan pengujian serat rayon viscose di BBPK Bandung

100%

059 Konsep Rantai Alur Bahan Baku Industri

Pengolahan Kayu dan Rotan serta

Konsep Desain Industri Furniture yang

Diterima Pasar Internasional

2-Konsep Telah selesai disusun Konsep Rantai Alur Bahan Baku Industri Pengolahan Kayu

dan Rotan serta Konsep Desain Industri Furniture yang Diterima Pasar

Internasional

100%

1834 Penumbuhan dan 030 Industri Pengolahan Susu yang 2-Perusahaan/ Telah terjalin dan terjadi peningkatan kualitas kemitraan antara 2 industri 100%

Page 112: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

101

Kode Program/ Kegiatan Kode Output Target Realisasi Capaian

Pengembangan Industri

Minuman, Hasil

Tembakau, dan Bahan

Penyegar

Menjalin Kemitraan dengan Peternak Koperasi/

Kelompok

Ternak

pengolahan susu yaitu PT. Frisian Flag dan PT. Indolakto dengan kelompok

ternak/koperasi

032 SNI Yang Disusun/Direvisi Dan

Diberlakukan di Industri Minuman,

Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

6- RSNI/SNI Telah diselesaikan penyusunan/revisi 6 (enam) RSNI, yaitu:

a. RSNI Minuman Jelly

b. RSNI Air Kelapa Olahan

c. RSNI Minuman Bubuk Berbasis Kakao

d. RSNI Es Susu

e. RSNI Keju Mozzarella

f. RSNI Minuman Beralkohol Cider

100%

046 Profil Investasi Pengembangan Industri

Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan

Penyegar

1-Profil

Investasi

Telah selesai disusun 1 (satu) Profil Investasi Industri Pengolahan Cokelat 100%

048 Fasilitasi Penerapan Keamanan Pangan

serta Penerapan SNI Wajib bagi Pelaku

Industri Makanan dan Minuman

74- Perusahaan Telah terlaksana fasilitasi penerapan keamanan pangan terhadap 74 perusahaan 100%

051 Regulasi Terkait Pengembangan

Industri Minuman Hasil Tembakau dan

Bahan Penyegar

1-Rekomendasi/

Kebijakan

Telah tersusun 1 Kajian/Analisis Terkait Evaluasi Tarif Bea Masuk Biji Kakao 100%

1835 Penumbuhan dan

Pengembangan Industri

Makanan, Hasil Laut, dan

Perikanan

025 Profil Investasi Industri Prioritas

Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

1-Profil

Investasi

Telah tersusun Sistem Informasi Profil Investasi Industri Pengolahan Rumput Laut

dalam bentuk web di server Ditjen Agro dan dalam bentuk aplikasi android di

GooglePlay

100%

030 Pemenuhan gizi masyarakat melalui

peningkatan konsumsi pangan olahan

sehat

2-Komoditi

Pangan Olahan

Telah terselesaikan 2 komoditi pangan olahan yang ditingkatkan konsumsinya

yaitu:

1. Pemenuhan Gizi Masyarakat Melalui Peningkatan Konsumsi Olahan Ikan

2. Peningkatan Gizi Masyarakat melalui Peningkatan Konsumsi Pangan berbasis

bahan baku lokal (daun kelor)

100%

032 Rancangan Standar Nasional Indonesia

Industri Makanan, Hasil Laut dan

Perikanan

6-RSNI Telah selesai dilaksanakan penyusunan 9 (sembilan) RSNI, yaitu:

1. Penyusunan dan Revisi SNI Industri Pengolahan Hasil Tanaman Pangan (RSNI

Tepung Roti, Tepung Jagung, dan Tepung Ketan)

2. Penyusunan dan Revisi SNI Industri Pengolahan Hasil Perkebunan (RSNI Santan,

Minyak Goreng Kelapa, dan Coca Butter Alternative)

3. Penyusunan dan Revisi SNI Industri Industri Pengolahan Hasil Laut, Perikanan

150%

Page 113: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

102

Kode Program/ Kegiatan Kode Output Target Realisasi Capaian

dan Peternakan (RSNI Karaage, Rendang Daging, dan Dendeng)

035 Verifikasi Kebutuhan bahan baku

industri pangan

2-Industri

Pangan

Telah diselesaikan 2 industri pangan yang diverifikasi kebutuhan bahan bakunya

melalui kegiatan:

1. Survey Kebutuhan Gula Rafinasi Untuk Industri

2. Verifikasi Kebutuhan Ikan Sebagai Bahan Baku dan Bahan Penolong Bagi

Industri

100%

037 Rancangan SKKNI/KKNI Industri

Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

3-RSKKNI/

RKKNI

Telah terselesaikan penyusunan 3 RSKNNI/KKNI yaitu:

1. RSKKNI Bidang Industri Minyak Goreng Kelapa

2. RSKKNI Industri Pengolahan Daging

3. RSKKNI Industri Biskuit Sub Bidang Produksi

100%

038 Komoditi yang diawasi Penerapan SNI

Wajib Produk Industri Makanan, Hasil

Laut dan Perikanan

2-Komoditi Telah dilaksanakan pengawasan penerapan SNI wajib pada 2 komoditi yaitu:

1. Pengawasan Penerapan SNI Wajib Produk Industri Pengolahan Hasil

Perkebunan sebanyak 12 perusahaan

2. Pengawasan SNI Wajib Produk Industri Hasil Tanaman Pangan sebanyak 27

perusahaan

100%

1836 Penyusunan dan Evaluasi

Program Penumbuhan

dan Pengembangan

Industri Berbasis Agro

003 Peta pemanfaaatan energi alternatif

potensial untuk memenuhi kebutuhan

industri agro

1-Kajian Telah dihasilkan 1 (satu) kajian mengenai Peta Pemanfaaatan Energi Alternatif

Potensial Untuk Memenuhi Kebutuhan Industri Agro

100%

4906 Peningkatan Kompetensi

SDM Industri Hasil Hutan

dan Perkebunan

039 039-Pelatihan SDM di Sektor Industri

Hasil Hutan dan Perkebunan

320-SDM

Industri

Telah dilakukan kegiatan pelatihan-pelatihan terhadap 240 SDM industri sebagai

berikut:

a. Pelatihan SDM Industri Percetakan sistem 3 in 1 di Yogyakarta pada tanggal 29

April - 3 Mei 2019. Peserta pelatihan sebanyak 40 orang yang terdiri dari operator

dan calon operator percetakan di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

b. Pelatihan SDM Industri Percetakan sistem 3 in 1 di Surabaya pada tanggal 15-19

Juli 2019. Peserta pelatihan sebanyak 30 orang yang terdiri dari operator dan

calon operator percetakan di wilayah Jawa Timur dan Bali.

c. Pelatihan SDM Industri Pengolahan Kayu Dan Rotan Bidang Teknik Produksi

(finishing) dan Desain berbasis kompetensi di Jawa Tengah dan Yogyakarta pada

tanggal 6-10 Mei 2019 sebanyak 40 orang.

d. Pelatihan SDM Industri Pengolahan Kayu Dan Rotan Bidang Teknik Produksi

(finishing) dan Desain berbasis kompetensi di Jawa Timur pada tanggal 8-12 Juli

2019 sebanyak 30 orang.

75%

Page 114: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

103

Kode Program/ Kegiatan Kode Output Target Realisasi Capaian

e. Pelatihan SDM Industri Pengolahan Kayu Dan Rotan Bidang Teknik Produksi

(finishing) dan Desain berbasis kompetensi di Bali pada tanggal 30 September – 4

Oktober 2019 sebanyak 30 orang.

f. Pelaksanaan pelatihan SDM Industri minyak atsiri di Jawa Barat pada tanggal 25-

31 Agustus 2019 dan pada tanggal 18-22 November 2019 sebanyak 70 orang

4907 Peningkatan Kompetensi

SDM Industri Minuman,

Hasil Tembakau dan

Bahan Penyegar

027 Pelatihan CPPOB berbasis Makanan

dan Minuman

100- SDM

Industri

Telah dilaksanakan pelatihan CPPOB bagi SDM industri di Bogor sebanyak 25

orang, di Malang sebanyak 25 orang, dan di Jakarta sebanyak 50 orang

100%

028 Rancangan SKKNI/KKNI Yang Disusun di

Industri Minuman, Hasil Tembakau dan

Bahan Penyegar

1-RSKKNI/

RKKNI

Telah tersusun 1 RSKKNI Industri Pengolahan Tembakau Sub Kelompok Usaha

Produksi sebagai revisi SKKNI Nomor 183 tahun 2013

100%

029 Pusat Pengembangan Kompetensi

Industri Pengolahan Kakao Terpadu

2-Pusat

Pengembangan

Telah dilaksanakakan pemberian bantuan mesin/peralatan pada 2 Pusat

Pengembangan Industri Pengolahan Kakao yaitu di Batang dan Kendari

100%

030 Pelatihan SDM di Sektor Industri

Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan

Penyegar

130-Orang Telah dilaksanakan bimbingan teknis dengan rincian sebagai berikut:

- Bimtek industri kakao di Jakarta sebanyak 12 orang

- Bimtek industri teh di Bandung sebanyak 40 orang

- Bimtek industri susu di Malang sebanyak 25 orang dan di Purwokerto sebanyak

25 orang

- Bimtek industri kopi di Jambi sebanyak 20 orang dan di Jakarta sebanyak 20

orang

- Bimtek industri AMDK di Cirebon sebanyak 20 orang

- Bimtek industri hortikultura di Surabaya sebanyak 20 orang dan di Bandung

sebanyak 20 orang

100%

4908 Peningkatan Kompetensi

SDM Industri Makanan,

Hasil Laut dan Perikanan

027 Peningkatan Kompetensi SDM di Sektor

Industri Makanan, Hasil Laut dan

Perikanan

330-SDM

Industri

Telah dilaksanakan diklat/bimter terhadap 222 SDM Industri dengan rincian:

1. Diklat SDM industri terkait jaminan produk halal sebanyak 60 orang.

2. Diklat SDM Industri Terkait Sistem Manajemen Keamanan Pangan sebanyak 62

orang.

3. Bimtek Sistem Manajemen Mutu Untuk Industri Pengolahan Minyak Goreng

sebanyak 60 orang.

4. Diklat SDM Industri Pengolahan Kelapa sebanyak 40 orang

67,3%

4909 Pengembangan Industri

Agro Dalam Rangka

Implementasi Industri 4.0

001 Pilot Project industri 4.0 di sektor

industri makanan dan minuman

1-Pilot Project Telah terdapat 1 perusahaan yang melakukan inisiasi pilot project Industri 4.0 di

Sektor Industri Makanan dan Minuman yaitu PT. Sanghiang Perkasa

100%

Page 115: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

104

3.1.7. Kebijakan Industri Nasional Sektor Industri Agro Tahun 2015 – 2019 Berdasarkan RIPIN

Kebijakan Industri Nasional (KIN) 2015 – 2019 disusun untuk melaksanakan amanat Undang-

Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal 12 dan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun

2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015 – 2035 Pasal 3. KIN

merupakan arah dan tindakan untuk melaksanakan RIPIN, yang diantaranya berfungsi sebagai:

Arah kebijakan pemerintah dan tindakan untuk melaksanakan Rencana Induk Pembangunan

Industri Nasional (RIPIN) untuk periode 2015 – 2019

Pedoman bagi pemerintah dan pemerintah daerah dalam penyusunan rencana pembangunan

industri

Acuan bagi pelaku usaha / industri dalam membangun dan mengembangkan industri

Pedoman bagi pemangku kepentingan lain dan masyarakat luas dalam rangka menunjang

pelaksanaan pengembangan industri sesuai dengan tugas dan peran masing – masing.

Tolok ukur kemajuan dan keberhasilan pembangunan industri dalam 5 (lima) tahun

Di dalam KIN, program pembangunan industri dilakukan melalui 2 langkah, yaitu:

Kebijakan Yang Bersifat Lintas Sektoral

Program Pembangunan Industri Prioritas

Jenis industri yang menjadi prioritas untuk dikembangkan meliputi industri pangan, industri

farmasi, kosmetik dan alat kesehatan, industri tekstil, kulit, alas kaki dan aneka, industri alat

transportasi, industri elektronika dan telematika/ICT, industri pembangkit energi, industri barang

modal, komponen, bahan penolong dan jasa industri, industri hulu agro, industri logam dasar dan

bahan galian bukan logam, serta industri kimia dasar berbasis migas dan batu bara.

Direktorat Jenderal Industri Agro memiliki tugas untuk melaksanakan pengembangan industri

pangan, industri hulu agro dan industri tekstil, kulit, alas kaki dan aneka (furniture). Sepanjang

tahun 2015-2019, kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro

dalam rangka melaksanakan rencana aksi pengembangan industri prioritas sebagaimana

dimanatkan dalam RIPIN dan KIN adalah sebagai berikut:

Page 116: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

105

Tabel 3.19 Pelaksanaan Rencana Aksi RIPIN Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2015-2019

NO INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI TELAH DILAKSANAKAN MELALUI KEGIATAN

2015 2016 2017 2018 2019

1. INDUSTRI PANGAN

a. Industri Pengolahan

Ikan: Ikan awet (beku,

kering, asap) dan fillet,

Aneka olahan ikan

bernilai tambah tinggi

(surimi, breaded &

pastry based product),

rumput laut dan hasil

laut lainnya (termasuk

carrageenan, minyak

ikan, suplemen dan

pangan fungsional

lainnya).

b. Industri Bahan

Penyegar: bubuk

cokelat, lemak cokelat,

makanan dan minuman

dari cokelat, suplemen

dan pangan fungsional

berbasis kakao.

c. Industri Pengolahan

Minyak Nabati:

Fortified cooking oil

(natural dan non-

natural), pangan

fungsional berbasis

minyak nabati.

d. Industri Pengolahan

1. Menjamin ketersediaan bahan

baku (kualitas, kuantitas dan

kontinuitas) melalui koordinasi

dengan instansi terkait dan

kemitraan serta integrasi antara

sisi hulu dan sisi hilir didukung oleh

infrastruktur yang memadai;

2. Menyiapkan SDM yang ahli dan

berkompeten di bidang industri

pangan melalui diklat industri dan

pendampingan;

3. Meningkatkan kemampuan

penguasaan dan pengembangan

inovasi teknologi industri pangan

melalui penelitian dan

pengembangan yang terintegrasi;

4. Meningkatkan efisiensi proses

pengolahan dan penjaminan mutu

produk melalui penerapan GHP,

GMP dan HACCP, sertifikasi SNI

dan halal, sertifikasi mutu lainnya,

serta bantuan mesin/peralatan

pengolahan produk pangan dan

peningkatan kapasitas

laboratorium uji mutu;

5. Mengkoordinasikan

pengembangan sistem logistik

untuk meningkatkan efisiensi

Peningkatan Kualitas

SDM Melalui Pelatihan

Pada Industri

Pengolahan Ikan

Fasilitasi dan

Koordinasi

Pengembangan

Industri Ikan dan Hasil

Laut

Pengembangan

Teknologi Pengolahan

Rumput Laut

Pelatihan Peningkatan

SDM Industri

Pengolahan Rumput

Laut

Penyusunan DED

Mesin dan Peralatan

Pengolahan Rumput

Laut Untuk Produk

Alkali Treated

Gracilaria Di Bone

Sulawesi Selatan

Forum Internasional

dan Promosi Dalam

Rangka

Pengembangan

Industri Rumput Laut

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Pengolahan Hasil

Laut

Partisipasi Dalam

Forum Kerjasama

Industri Hasil Laut,

Perikanan dan

Peternakan

Bantuan Mesin Dan

Peralatan Industri

Pengolahan

Rumput Laut

Dalam Rangka

Pengembangan

Pusat Pendidikan

dan Teknologi

Proses Pengolahan

Rumput Laut

Terpadu

Bantuan Alat

Pendingin Blast

Freezer Untuk

Industri

Pengolahan Ikan Di

Banda

Pelatihan SDM

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Pengolahan Hasil

Laut, Perikanan

dan Peternakan

Bantuan Mesin dan

Peralatan Industri

Pengolahan

Rumput Laut (Alkali

Treatment

Gracilaria)

Partisipasi Dalam

Forum Kerjasama

Industri

Pengolahan Hasil

Laut, Perikanan

dan Peternakan

Penyusunan dan

Revisi SNI Industri

Industri Hasil Laut,

Perikanan dan

Peternakan

Penyusunan

Rekomendasi

Industri

Pengolahan Kakao

Pembangunan

Kajian Ketersediaan,

Potensi dan

Kebutuhan Bahan

Baku Ikan Untuk

Industri Pengolahan

Ikan Nasional

Bantuan Mesin dan

Peralatan Industri

Non Pangan

Berbahan Baku

Rumput Laut Untuk

Pembuatan

Cangkang Kapsul

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Pengolahan Hasil

Laut, Perikanan dan

Peternakan

Partisipasi Dalam

Forum Kerjasama

Industri Pengolahan

Hasil Laut, Perikanan

dan Peternakan

Penyusunan dan

Revisi SNI Industri

Pengolahan Hasil

Laut, Perikanan dan

Penyusunan Profil

Investasi Industri

Prioritas Makanan,

Hasil Laut dan

Perikanan (Rumput

Laut)

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Pengolahan Hasil

Laut, Perikanan dan

Peternakan

Partisipasi Pada

Forum Kerjasama

Industri Pengolahan

Hasil Laut, Perikanan

dan Peternakan

Penyusunan dan

Revisi SNI Industri

Industri Pengolahan

Hasil Laut, Perikanan

dan Peternakan

Verifikasi Kebutuhan

Ikan Sebagai Bahan

Baku dan Bahan

Penolong Bagi

Industri

Penyusunan

Page 117: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

106

NO INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI TELAH DILAKSANAKAN MELALUI KEGIATAN

2015 2016 2017 2018 2019

Buah-Buahan dan

Sayur-sayuran:

Buah/sayuran dalam

kaleng, fruit/vegetable

layer, suplemen dan

pangan fungsional

berbasis limbah

industri pengolahan

buah.

e. Industri Tepung: Pati

dari biomassa limbah

pertanian, Pangan

darurat

f. Industri Gula Berbasis

Tebu: Gula pasir, Gula

cair, dan asam organik

dari limbah industri

gula.

produksi dan distribusi produk

pangan;

6. Memfasilitasi pembebasan PPN

atas proses pengolahan pangan

dengan nilai tambah kecil;

7. Menfasilitasi akses terhadap

pembiayaan yang kompetitif bagi

industri pangan skala kecil dan

menengah;

8. Meningkatkan kerjasama industri

internasional untuk alih teknologi,

peningkatan investasi dan

penguasaan pasar ekspor;

9. Promosi dan perluasan pasar produk

industri pangan di dalam dan luar

negeri.

Penyusunan SKKNI

Industri Pengolahan

Kakao

Fasilitasi dan

Koordinasi

Pengembangan

Industri Pengolahan

Kakao

Peningkatan Konsumsi

Cokelat Dalam Negeri

Dan Partisipasi Sidang

ICCO/ACC

Pelatihan

Kewirausahaan

Pengolahan Cokelat

Peningkatan Teknologi

Industri Pengolahan

Kakao Di Sulawesi

Tengah

Peningkatan Teknologi

Industri Pengolahan

Kakao

Penyusunan/revisi dan

Pemberlakuan SNI Di

Iingkungan Industri

Hasil Hortikultura,

Minuman Ringan dan

Tembakau

Fasilitasi dan

Koordinasi

Pengembangan

Industri

Pengolahan

Rumput Laut

Penyusunan

Feasibility Study

Dan Detail

Engineering Design

(DED) Industri

Pengolahan

Rumput Laut Di

Sulawesi Selatan

Fasilitasi Dan

Hilirisasi

Pembangunan

Industri

Pengolahan Kakao

Peningkatan

Promosi dan Forum

Kerjasama Industri

Bahan Penyegar

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Makanan Berbasis

Crude Palm Oil

(CPO)

Penyusunan

RSKKNI Di Bidang

Industri Minyak

Goreng Sawit

Penyusunan

Pusat

Pengembangan

Kompetensi

Industri

Pengolahan Kakao

Terpadu

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Pengolahan Hasil

Perkebunan

Partisipasi Dalam

Forum Kerjasama

Industri

Pengolahan Hasil

Perkebunan

Penyusunan dan

Revisi SNI Industri

Hasil Perkebunan

Penyusunan

Rekomendasi

Industri

Pengolahan Buah

Penyusunan/revisi

dan Pemberlakuan

SNI Di Lingkungan

Industri Hasil

Hortikultura

Minuman Ringan

dan Tembakau

Penyusunan

Peternakan

Penyusunan

Rekomendasi Industri

Pengolahan Kakao

Pembangunan Pusat

Pengembangan

Kompetensi Industri

Pengolahan Kakao

Terpadu II

Bimtek Industri

Bahan Penyegar

(Kakao)

Partisipasi Pameran

Pada Hari Kakao

Efektivitas

Pemberian Vitamina

A/Pro Vitamin A Pada

Minyak Goreng Sawit

Penyusunan

Rekomendasi

Pemberdayaan

Industri Pengolahan

Hasil Perkebunan

Penyusunan

Rekomendasi

Sumber Daya Industri

dan Sarana dan

Prasarana Industri

Pengolahan Hasil

Perkebunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri Hasil

Tembakau dan Bahan

Penyegar

Penyusunan Profil

Investasi

Pengembangan

Industri Minuman,

Hasil Tembakau dan

Bahan Penyegar

(Cokelat)

Evaluasi Penerapan

Kebijakan Tarif

Dalam Rangka

Peningkatan Daya

Saing Industri

Pengolahan Kakao

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Pengolahan Hasil

Perkebunan

Partisipasi Pada

Forum Kerjasama

Industri Pengolahan

Hasil Perkebunan

Penyusunan dan

Revisi SNI Industri

Pengolahan Hasil

Perkebunan

Penyusunan RSKKNI

Page 118: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

107

NO INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI TELAH DILAKSANAKAN MELALUI KEGIATAN

2015 2016 2017 2018 2019

Industri Pengolahan

Buah

Fasilitasi dan

Koordinasi

Pengembangan

Tepung Non Gandum

Pemetaan Potensi

Bahan Baku Industri

Tepung Non Gandum

Fasilitasi dan

Koordinasi

Pelaksanaan

Revitalisasi Industri

Gula

Fasilitasi dan

Koordinasi

Pengembangan

Industri Gula

Kajian Kebijakan

Industri Gula yang

Terintegrasi dan

Berdaya Saing

Bantuan Mesin dan

Peralatan Dalam

Rangka Mendukung

Pengembangan

Industri Pangan

Secara terpadu di dalam

kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Pengolahan Buah

Penyusunan/Revisi

dan Pemberlakuan

SNI Di Iingkungan

Industri Hasil

Hortikultura,

Minuman Ringan

dan Tembakau

Pengadaan

Mesin/Peralatan

Pengolahan Buah

Bimtek/Pelatihan

Teknologi

Pengolahan Buah

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Tepung Non

Gandum

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Tanaman Pangan

Pengawasan SNI

Wajib Produk

Industri Makanan

Hasil Tanaman

Pangan

Partisipasi Dalam

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Pengolahan Hasil

Tanaman Pangan

Partisipasi Dalam

Forum Kerjasama

Industri

Pengolahan Hasil

Tanaman Pangan

Penyusunan dan

Revisi SNI Industri

Hasil Tanaman

Pangan

Secara terpadu di

dalam kegiatan-

kegiatan sebagai

berikut:

Penyusunan dan

Perumusan Posisi

Industri Makanan,

Hasil Laut dan

Perikanan Pada

Sidang Kerjasama

dan Standarisasi

Internasional

Fasilitasi

Peningkatan Citra

Produk Industri

Makanan, Hasil

Laut dan Perikanan

Partisipasi Industri

Penyusunan dan

Revisi SNI Industri

Pengolahan Hasil

Perkebunan

Penyusunan

Rekomendasi Industri

Pengolahan Buah

Penyusunan/revisi

dan Pemberlakuan

SNI Di Lingkungan

Industri Hasil

Hortikultura

Minuman Ringan dan

Tembakau

Penyusunan

Rekomendasi

Pemberdayaan

Industri Pengolahan

Hasil Tanaman

Pangan

Bantuan Mesin dan

Peralatan Industri

Pengolahan Tepung

Penyusunan

Rekomendasi

Sumber Daya Industri

dan Sarana dan

Prasarana Industri

Pengolahan Hasil

Tanaman Pangan

Partisipasi Dalam

Bidang Industri

Minyak Goreng

Kelapa

Pengawasan

Penerapan SNI Wajib

Produk Industri

Pengolahan Hasil

Perkebunan

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Hortikultura dan

Minuman Ringan

Penyusunan/revisi

SNI Serta

Pemberlakuannya Di

Lingkungan Industri

Hasil Hortikultura,

Minuman Ringan dan

Bahan Penyegar

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Pengolahan Hasil

Tanaman Pangan

Partisipasi Pada

Forum Kerjasama

Industri Pengolahan

Hasil Tanaman

Pangan

Penyusunan dan

Page 119: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

108

NO INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI TELAH DILAKSANAKAN MELALUI KEGIATAN

2015 2016 2017 2018 2019

Perumusan dan Revisi

SNI Industri Makanan

Hasil Laut dan

Perikanan

Pelaksanaan

Pengawasan SNI Wajib

Industri Makanan

Hasil Laut dan

Perikanan

Penyusunan Peraturan

Penerapan SNI Wajib

Produk Makanan,

Hasil Laut dan

Perikanan

Penerapan dan

Pembinaan Keamanan

Pangan Melalui CPPOB

Pada Industri

Makanan, Hasil Laut

dan Perikanan

Bantuan Alat

Laboratorium Dalam

Rangka Mendukung

Penerapan SNI, SNI

Wajib dan

Pengembangan

Produk Hilir Agro

Partisipasi dan

Fasilitasi Serta

Penyelenggaraan

Kegiatan Pameran

Forum Kerjasama

dan Iklim Usaha

Industri Tanaman

Pangan

Penyusunan

Peraturan

Penerapan SNI

Wajib Produk

Makanan, Hasil

Tanaman Pangan

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri Gula

Fasilitasi Dan

Koordinasi

Pelaksanaan

Revitalisasi Industri

Gula

Bantuan Mesin Dan

Atau Peralatan

Industri Gula

Secara terpadu di

dalam kegiatan-

kegiatan sebagai

berikut:

Partisipasi Pada

Pelaksanaan

Pameran Industri

Makanan, Hasil

Laut dan Perikanan

Di Dalam Negeri

Minuman, Hasil

Tembakau dan

Bahan Penyegar

Dalam Forum

Kerjasama Dalam

Negeri dan Luar

Negeri

Partisipasi Industri

Minuman Hasil

Tembakau dan

Bahan Penyegar

Dalam Kegiatan

ACCSQ dan CODEX

Fasilitasi

Penerapan Cara

Produksi Pangan

Olahan yang Baik

(CPPOB) Industri

Makanan dan

Minuman

Bimtek CPPOB

Untuk Industri

Makanan dan

Minuman

Bimtek

Peningkatan Daya

Saing Industri Di

Bidang Kerjasama

Internasional

Peningkatan

Kemampuan SDM

Forum Kerjasama

Industri Pengolahan

Hasil Tanaman

Pangan

Penyusunan dan

Revisi SNI Industri

Pengolahan Hasil

Tanaman Pangan

Penyusunan

Rekomendasi

Pemberdayaan

Industri Pengolahan

Hasil Perkebunan

Penyusunan

Rekomendasi

Sumber Daya Industri

dan Sarana dan

Prasarana Industri

Pengolahan Hasil

Perkebunan

Penyusunan dan

Revisi SNI Industri

Pengolahan Hasil

Perkebunan

Bantuan Alat Industri

Pengolahan Kelapa

dan Tebu

Secara terpadu di dalam

kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

Penyusunan dan

Revisi SNI Industri

Pengolahan Hasil

Tanaman Pangan

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Pengolahan Hasil

Perkebunan

Partisipasi Pada

Forum Kerjasama

Industri Pengolahan

Hasil Perkebunan

Penyusunan Dan

Revisi SNI Industri

Pengolahan Hasil

Perkebunan

Pengawasan

Penerapan SNI Wajib

Produk Industri

Pengolahan Hasil

Perkebunan

Secara terpadu di dalam

kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

Penyusunan dan

Perumusan Posisi

Industri Makanan,

Hasil Laut dan

Perikanan Pada

Sidang Kerjasama

dan Standarisasi

Page 120: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

109

NO INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI TELAH DILAKSANAKAN MELALUI KEGIATAN

2015 2016 2017 2018 2019

Industri Makanan

Hasil Laut dan

Perikanan Di Dalam

dan Luar Negeri

Partisipasi Industri

Makanan Hasil Laut

dan Perikanan Dalam

Rangka Fora

Kerjasama dan

Organisasi

Internasional Lainnya

Partisipasi Pada Sidang

Standarisasi

Internasional

Partisipasi Industri

Minuman dan

Tembakau Dalam

Kegiatan ACCSQ Dan

CODEX

Promosi Investasi dan

Partisipasi Produk

Industri Minuman dan

Tembakau Pada

Pameran Dalam

Negeri dan Luar

Negeri

Partisipasi Industri

Minuman dan

Tembakau Dalam

Dalam Forum

Kerjasama Dalam

Partisipasi

Pelaksanaan Pada

Pameran Industri

Makanan, Hasil

Laut dan Perikanan

Di Luar Negeri

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Makanan Hasil

Perkebunan

Penyusunan, Revisi

dan Pengawasan

Pemberlakuan SNI

Wajib Produk

Industri Makanan

Hasil Perkebunan

Partisipasi Dalam

Forum Kerjasama

dan Iklim Usaha

Industri Makanan

Hasil Perkebunan

Partisipasi Pada

Sidang Standarisasi

Internasional

Fasilitasi

Penerapan Cara

Produksi Pangan

Olahan Yang Baik

(CPPOB) Industri

Makanan dan

dan Pengawasan

Dalam Rangka

Penerapan SNI

Wajib Industri

Minuman Hasil

Tembakau dan

Bahan Penyegar

Fasilitasi

Peningkatan Citra

Produk Industri

Minuman, Hasil

Tembakau dan

Bahan Penyegar

Perumusan Posisi

Industri Makanan,

Hasil Laut dan

Perikanan Pada

Sidang Kerjasama

dan Standarisasi

Internasional

Fasilitasi Peningkatan

Citra Produk Industri

Makanan, Hasil Laut

dan Perikanan

Partisipasi Industri

Minuman, Hasil

Tembakau dan Bahan

Penyegar Dalam

Forum Kerjasama

Dalam Negeri dan

Luar Negeri

Partisipasi Industri

Minuman Hasil

Tembakau dan Bahan

Penyegar Dalam

Kegiatan ACCSQ dan

CODEX

Fasilitasi Penerapan

Cara Produksi Pangan

Olahan Yang Baik

(CPPOB) Industri

Makanan dan

Minuman

Internasional

Partisipasi Industri

Minuman Hasil

Tembakau dan Bahan

Penyegar Dalam

Kegiatan ACCSQ,

CODEX, dan Sidang

Terkait Standar

Pangan Olahan

Lainnya

Partisipasi Industri

Minuman, Hasil

Tembakau dan Bahan

Penyegar Dalam

Forum Kerjasama

Dalam Negeri dan

Luar Negeri

Peningkatan

Penerapan

Keamanan Pangan

Bagi Pelaku Industri

Makanan dan

Minuman

Page 121: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

110

NO INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI TELAH DILAKSANAKAN MELALUI KEGIATAN

2015 2016 2017 2018 2019

Negeri dan Luar

Negeri

Minuman

Partisipasi Industri

Minuman dan

Tembakau Dalam

Kegiatan ACCSQ

dan CODEX

Partisipasi Industri

Minuman dan

Tembakau Dalam

Dalam Forum

Kerjasama Dalam

Negeri dan Luar

Negeri

Promosi Investasi

dan Partisipasi

Produk Industri

Minuman dan

Tembakau Pada

Pameran Dalam

Negeri dan Luar

Negeri

Peningkatan

Promosi dan Forum

Kerjasama Industri

Bahan Penyegar

2. INDUSTRI HULU AGRO

a. Industri Oleofood:

Olein, stearin, gliserol,

Palm Fatty Acid

Distillate (PFAD), coco

butter substitute,

1. Menjamin ketersediaan bahan baku

(kualitas, kuantitas dan kontinuitas)

melalui koordinasi dengan instansi

terkait didukung oleh infrastruktur

Fasilitasi

Pengembangan

Industri Makanan

Berbasis Crude Palm

Oil (CPO)

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Makanan Berbasis

Crude Palm Oil

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Pengolahan Hasil

Penyusunan

Rekomendasi

Pemberdayaan

Industri Pengolahan

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Pengolahan Hasil

Page 122: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

111

NO INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI TELAH DILAKSANAKAN MELALUI KEGIATAN

2015 2016 2017 2018 2019

margarin, shortening,

other specialty fats.

b. Industri Oleokimia:

Asam lemak nabati,

fatty alcohols, fatty

amine, methyl ester

sulfonat

(biosurfactant),

biolubricant (rolling

oils), gliserin yang

berbasis kimia

(glycerine based

chemicals), Minyak

atsiri, Isopropil

palmitat (IPP), dan

Isopropil Miristat

(IPM), Asam stearat

(stearic acid)

c. Industri Kemurgi:

Biodiesel (Fatty Acid

Methyl Ester/ FAME),

Bioavtur (Bio jet fuel).

d. Industri Pakan: Ransum

dan suplemen pakan

ternak dan

aquaculture.

e. Industri Barang dari

Kayu: Komponen

berbasis kayu (wood

working, laminated &

finger joint).

yang memadai;

2. Menyiapkan SDM yang ahli dan

berkompeten di bidang industri

hulu agro melalui diklat industri;

3. Meningkatkan kemampuan

penguasaan dan pengembangan

inovasi teknologi industri hulu agro

melalui penelitian dan

pengembangan yang terintegrasi;

4. Pembangunan pendidikan kejuruan

dan vokasi bidang pengolahan kayu,

rotan dan furniture, serta

perlindungan HKI;

5. Meningkatkan efisiensi proses

pengolahan dan penjaminan mutu

produk melalui penerapan GHP,

GMP, sertifikasi SNI dan industri

hijau dan peningkatan kapasitas

laboratorium uji mutu;

6. Mengkoordinasikan pengembangan

sistem logistik untuk meningkatkan

efisiensi produksi dan distribusi

produk;

7. Memfasilitasi penerapan harga

keekonomian produk bioenergi;

8. Memberikan insentif khusus untuk

industri bioenergi;

9. Promosi dan perluasan pasar

produk industri hulu agro

berwawasan lingkungan di dalam

Fasilitasi dan Koordinasi Dalam Rangka Pengembangan Klaster Hilir Kelapa Sawit Di Sumatera Utara, Riau, Kalimatan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Papua

Promosi Investasi Produk Hilir Kelapa Sawit (IHKS) Untuk Pengembangan Klaster Oleochemical Di Sumatera Utara, Riau, Kalimatan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Papua

Dukungan Aspek Teknis Pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit

Pemetaan Potensi Pengembangan Minyak Atsiri

Penyusunan Business Plan Kawasan Industri Kalbar dan Kalteng

Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi SDM Industri Hilir Kelapa Sawit & Bahan Bakar Nabati

Pembinaan Teknis

(CPO)

Penyusunan

Rekomendasi

Terkait Iklim Usaha

Industri Hilir Kelapa

Sawit

Penyusunan

Rekomendasi

Terkait

Infrastruktur

Industri Kimia Hasil

Hutan, Pertanian

dan Perkebunan

Partisipasi Dalam

Kegiatan Forum

Kerjasama

Internasional

Bidang Industri

Oleokimia, Kemurgi

dan Minyak Atsiri

Pembinaan Teknis

Standarisasi dan

Teknologi Industri

Hilir Kelapa Sawit

dan Bahan Bakar

Nabati

Penyusunan

Rancangan SKKNI

SDM Industri Hilir

Kelapa Sawit dan

Bahan Bakar Nabati

Perkebunan

Partisipasi Dalam

Forum Kerjasama

Industri

Pengolahan Hasil

Perkebunan

Penyusunan

Rekomendasi

Terkait Iklim Usaha

Industri Hilir

Perkebunan Non

Pangan

Pelaksanaan

Promosi Investasi

Industri Hilir

Perkebunan Non

Pangan

Partisipasi Dalam

Kegiatan Forum

Kerjasama

Internasional

Bidang Industri

Oleokimia, Kemurgi

dan Minyak Atsiri

Penyusunan RSNI

Hilir Perkebunan

Non Pangan

Pembinaan Teknis

Standarisasi dan

Teknologi Industri

Hilir Perkebunan

Hasil Perkebunan

Penyusunan

Rekomendasi

Sumber Daya Industri

dan Sarana dan

Prasarana Industri

Pengolahan Hasil

Perkebunan

Penyusunan

Rekomendasi Terkait

Iklim Usaha Industri

Hilir Perkebunan Non

Pangan

Partisipasi Dalam

Kegiatan Forum

Kerjasama

Internasional Bidang

Industri Oleokimia,

Kemurgi dan Minyak

Atsiri

Penyusunan RSNI

Hilir Perkebunan Non

Pangan

Penyusunan/revisi

RSKKNI/KKNI Industri

Hilir Perkebunan Non

Pangan

Pembinaan Teknis

Standarisasi Dan

Teknologi Industri

Perkebunan

Partisipasi Pada

Forum Kerjasama

Industri Pengolahan

Hasil Perkebunan

Penyusunan

Rekomendasi Terkait

Iklim Usaha Industri

Hasil Perkebunan Non

Pangan Lainnya

Penyusunan RSNI Hilir

Perkebunan Non

Pangan

Penyusunan/revisi

Rancangan

RSKKNI/KKNI Industri

Hasil Perkebunan Non

Pangan

Penyusunan

Rekomendasi

Kebijakan

Peningkatan Ekspor

dan Jaminan Pasokan

Bahan Baku Melalui

Fora Kerjasama

Internasional Industri

Hasil Perkebunan Non

Pangan

Penyusunan

Dokumen Analisis

Kebijakan Fiskal Tarif

Page 123: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

112

NO INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI TELAH DILAKSANAKAN MELALUI KEGIATAN

2015 2016 2017 2018 2019

f. Industri Pulp dan

Kertas: Long fiber,

Dissolving pulp.

dan luar negeri;

10. Meningkatkan kapasitas produksi

pengolahan Palm Oil Mill Effluent

(POME) terintegrasi dengan

Pabrik Kelapa Sawit untuk

mengurangi emisi Gas Rumah

Kaca (GRK), dan mendorong

penerapan industri hijau pada

industri pulp dan kertas.

Standarisasi dan Teknologi Industri Hilir Kelapa Sawit Dan Bahan Bakar Nabati

Penyusunan Dokumen Teknis Lestari Berkelanjutan Pada Industri Hilir Kelapa Sawit Nasional

Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Industri Pakan

Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia Industri Pakan Ternak

FS Pembangunan Pabrik Pakan Ternak

Sidang Kerjasama Internasional Industri Pengolahan Kayu, Selulosa Dan Karet

Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Klaster Industri Pulp dan Kertas

Penyusunan Buku Panduan Penerapan ISO 50001 (Manajemen Energi) Di Industri Pulp dan Kertas

Peningkatan Kompetensi SDM

Pelaksanaan

Promosi Investasi

Industri Hilir Kelapa

Sawit (IHKS)

Penyusunan

Rekomendasi

Terkait Iklim Usaha

Industri Hilir Kelapa

Sawit

Partisipasi Dalam

Kegiatan Forum

Kerjasama

Internasional

Bidang Industri

Oleokimia, Kemurgi

dan Minyak Atsiri

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Pakan

Pelatihan Sumber

Daya Manusia

Industri Pakan

Ternak

Penyusunan

Rekomendasi

Terkait Iklim Usaha

Industri Furniture

dan Pengolahan

Kayu

Partisipasi Dalam

Non-Pangan dan

Bahan Bakar Nabati

Penyusunan

RSKKNI Hilir

Perkebunan Non

Pangan

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Pengolahan Hasil

Laut, Perikanan

dan Peternakan

Partisipasi Dalam

Forum Kerjasama

Industri

Pengolahan Hasil

Laut, Perikanan

dan Peternakan

Penyusunan dan

Revisi SNI Industri

Industri Hasil Laut,

Perikanan dan

Peternakan

Pelaksanaan

Promosi Investasi

Industri

Pengolahan Kayu

dan Rotan

Pelatihan SDM

Industri

Pengolahan Kayu

Hilir Perkebunan

Non-pangan Dan

Bahan Bakar Nabati

Pembinaan Teknis

Standarisasi dan

Teknologi Industri

Hilir Perkebunan

Non-pangan dan

Bahan Bakar Nabati

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Pengolahan Hasil

Laut, Perikanan dan

Peternakan

Partisipasi Dalam

Forum Kerjasama

Industri Pengolahan

Hasil Laut, Perikanan

dan Peternakan

Penyusunan dan

Revisi SNI Industri

Pengolahan Hasil

Laut, Perikanan dan

Peternakan

Penyusunan

Rekomendasi Terkait

Iklim Usaha Industri

Pulp dan Kertas

Penyusunan RSNI

Pulp dan Kertas

Bea Keluar Dan Tarif

Dana Perkebunan

Terhadap Kinerja

Industri Hilir Kelapa

Sawit Nasional

Penyusunan Roadmap

Pengembangan

Industri Atsiri

Nasional

Penyusunan

Rekomendasi Iklim

Usaha Industri

Pengolahan Hasil

Laut, Perikanan dan

Peternakan

Partisipasi Pada

Forum Kerjasama

Industri Pengolahan

Hasil Laut, Perikanan

dan Peternakan

Penyusunan

Rekomendasi Terkait

Iklim Usaha Industri

Selulosa dan Karet

Penyusunan RSNI

Selulosa dan Karet

Penyusunan/revisi

Rancangan

SKKNI/KKNI Industri

Selulosa dan Karet

Penyusunan

Page 124: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

113

NO INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI TELAH DILAKSANAKAN MELALUI KEGIATAN

2015 2016 2017 2018 2019

Percetakan Bidang Management Khususnya Mangement Pemasaran

Peningkatan Kompetensi SDM Dalam Rangka Aplikasi Industri Hijau Di Lingkungan Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kompetensi Pulp dan Kertas

Penguatan Struktur Balai Pengujian Dalam Rangka Pelaksanaan SNI Wajib Kertas Kemasan Makanan

Penyusunan/ Penyempurnaan Standar Produk Pulp dan Kertas (10 Judul)

Secara terpadu di dalam

kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

Sidang Kerjasama Internasional Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Lainnya

Promosi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Pada Pameran Di Dalam Negeri

Kegiatan Forum

Kerjasama

International

Bidang Industri

Kayu dan Rotan

Bantuan Mesin

Peralatan Untuk

Industri Pengolahan

Kayu

Penyusunan

Rekomendasi

Terkait Iklim Usaha

Industri Pulp dan

Kertas

Penyusunan/pe-

nyempurnaan

Standar Produk Pulp

dan Kertas (10

Judul)

Pelatihan SDM

Industri Percetakan

Bidang Managemen

Pemasaran

Implementasi SKKNI

dan Fasilitasi

Sertifikasi SDM

Bidang Industri Pulp

dan Kertas

Pelatihan

Penerapan

Pembuatan

dan Rotan Bidang

Teknik Produksi

(finishing), dan

Desain

Penyusunan

Rekomendasi

Terkait Iklim Usaha

Industri Pulp dan

Kertas

Penyusunan dan

Implementasi RSNI

Pulp dan Kertas

Secara terpadu di

dalam kegiatan-

kegiatan sebagai

berikut:

Penerapan Aplikasi

Industri Hijau

Untuk Industri

Hasil Hutan dan

Perkebunan

Implementasi

SKKNI dan Fasilitasi

Sertifikasi SDM

Bidang Industri

Hasil Hutan dan

Perkebunan

Bantuan Mesin

Peralatan

Pengembangan

Industri Hasil

Penyusunan/revisi

RSKKNI/KKNI Industri

Pulp dan Kertas

Secara terpadu di dalam

kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

Penyusunan

Rekomendasi Terkait

Penyelesaian

Tuduhan

Damping/subsidi

Industri Hasil Hutan

dan Perkebunan

Bantuan Mesin

Peralatan Dalam

Rangka Peningkatan

Kemampuan

Teknologi Lembaga

Pendidikan Vokasi

Industri Hasil Hutan

dan Perkebunan

Pelatihan SDM

Industri Percetakan,

Selulosa dan Karet

Bidang Energi,

Lingkungan, Desain

Revitalisasi Industri

Hasil Hutan dan

Perkebunan

Rekomendasi

Kebijakan

Peningkatan Ekspor

dan Jaminan Pasokan

Bahan Baku Melalui

Fora Kerjasama

Internasional Industri

Selulosa dan Karet

Pengembangan

Proses Produksi Dan

Bahan Baku Alternatif

Untuk Industri Rayon

Penyusunan Konsep

Rantai Alur Bahan

Baku Industri

Pengolahan Kayu dan

Rotan

Secara terpadu di dalam

kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

Invesment Catalogue

Industri Hasil Hutan

dan Perkebunan

Pendampingan

Sertifikasi Industri

Hasil Hutan dan

Perkebunan

Page 125: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

114

NO INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI TELAH DILAKSANAKAN MELALUI KEGIATAN

2015 2016 2017 2018 2019

Promosi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Pada Pameran Di Luar Negeri

Chipboard Dalam

Rangka

Pemanfaatan

Limbah Padat

Industri Pulp dan

Kertas

Secara terpadu di

dalam kegiatan-

kegiatan sebagai

berikut:

Pelatihan SDM

Industri Hasil Hutan

dan Perkebunan

Bidang Aplikasi

Industri Hijau

Pelaksanaan

Pameran Di Dalam

Negeri Dalam

Rangka Promosi

Industri Hasil Hutan

dan Perkebunan

Pelaksanaan

Pameran Di Luar

Negeri Dalam

Rangka Promosi

Industri Hasil Hutan

dan Perkebunan

Hutan dan

Perkebunan

Perusahaan yang

Difasilitasi Untuk

Meningkatkan Citra

Produk Industri

Hasil Hutan dan

Perkebunan

3. INDUSTRI TEKSTIL, KULIT,

ALAS KAKI DAN ANEKA

Industri Furniture dan Barang Lainnya

Dari Kayu

Fasilitasi dan Koordinasi

Penyusunan Rekomendasi Terkait

Penyusunan

Rekomendasi Terkait

Penyusunan

Rekomendasi Terkait

Penyusunan

Rekomendasi Terkait

Page 126: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

115

NO INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI TELAH DILAKSANAKAN MELALUI KEGIATAN

2015 2016 2017 2018 2019

a. Industri Furniture dan

Barang Lainnya dari

Kayu: Kerajinan, ukir-

ukiran dari kayu,

Furniture kayu dan

rotan

1. Melakukan pendampingan dan

mentoring terhadap IKM dalam

rangka mendapatkan sertifikat

legalitas kayu (SVLK);

2. Menjamin ketersediaan bahan

baku (kualitas, kuantitas dan

kontinuitas) melalui koordinasi

dengan instansi terkait dan

kemitraan serta integrasi antara

sisi hulu dan sisi hilir;

3. Meningkatkan kemampuan SDM

dalam penguasaan teknik produksi

dan desain untuk meningkatkan

daya saing dan kualitas produk;

4. Pembangunan pendidikan

kejuruan dan vokasi bidang

pengolahan kayu, rotan dan

furnituree;

5. Penerapan teknologi pemanfaatan

bahan baku alternatif dari (kayu

sawit, kayu karet, dsb);

6. Fasilitas akses terhadap sumber

pembiayaan yang kompetitif

untuk meningkatkan kinerja

ekspor furniture;

7. Meningkatkan promosi dan

perluasan pasar guna mendorong

tumbuhnya industri furnituree

rotan dalam negeri.

Pengembangan Klaster Industri Furniture

Fasilitasi Pusat Desain Furniture Kayu Di Jepara dan Furniture Rotan Di Cirebon

Peningkatan Kompetensi SDM Furniture Bidang Teknik Produksi (Finishing)

Kajian Analisis Daya Saing Industri Kayu Olahan Indonesia Di Pasar International

Penyusunan Rancangan SKKNI Industri Furniture

Pendampingan dan Mentoring Aplikasi Sertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dan Dokumen V-legal Untuk Industri Furnitur dan Kerajinan Kayu

Pembiayaan Sertifikasi SVLK Untuk Industri Furnitur

Koordinasi Dalam Rangka Bantuan Mesin Peralatan Pengembangan Industri Furniture Kayu dan Rotan

Pengembangan Desain Furniture Kayu dan Rotan

Pendampingan dan

Mentoring Aplikasi

Sertifikasi Sistem

Verifikasi Legalitas

Kayu (SVLK) dan

Dokumen V-Legal

Untuk Industri

Furnitur dan

Kerajinan Kayu

Penyusunan/penyem

purnaan Standar

Furniture (3 Judul)

Penyusunan

Rancangan SKKNI

Industri Furniture

Pelatihan SDM

Industri Furniture

Bidang Teknik

Produksi (finishing)

Pelatihan SDM

Industri Furniture

Bidang Desain

Penyusunan

Rekomendasi Terkait

Iklim Usaha Industri

Furniture dan

Pengolahan Kayu

Secara terpadu di

Iklim Usaha Industri

Furniture dan

Pengolahan Kayu

Partisipasi Dalam

Kegiatan Forum

Kerjasama

Internasional Bidang

Industri Furniture

dan Pengolahan

Kayu

Penyusunan RSNI

Furniture

Pendampingan dan

Mentoring Aplikasi

Sertifikasi Sistem

Verifikasi Legalitas

Kayu (SVLK) dan

Dokumen V-Legal

Untuk Industri

Furnitur dan

Kerajinan Kayu

Penyusunan RSKKNI

Furniture

Pengembangan

Desain Industri

Furniture Kayu dan

Rotan

Secara terpadu di

dalam kegiatan-

kegiatan sebagai

berikut:

Iklim Usaha Industri

Furniture dan

Pengolahan Kayu

Partisipasi Dalam

Kegiatan Forum

Kerjasama

Internasional Bidang

Industri Furniture dan

Pengolahan Kayu

Penyusunan RSNI

Furniture

Penyusunan/revisi

RSKKNI/KKNI Industri

Furniture

Bantuan Alat

Pengembangan

Industri Furniture dan

Percetakan

Pengembangan Desain

Industri Furniture Kayu

dan Rotan

Secara terpadu di dalam

kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

Penyusunan

Rekomendasi Terkait

Penyelesaian

Tuduhan

Damping/subsidi

Industri Hasil Hutan

dan Perkebunan

Iklim Usaha Industri

Furniture dan

Pengolahan Kayu

Penyusunan RSNI

Furnitur dan

Pengolahan Kayu

Penyusunan/revisi

Rancangan SKKNI/KKNI

Industri Furniture dan

Pengolahan Kayu

Penyusunan

Rekomendasi

Kebijakan Peningkatan

Ekspor dan Jaminan

Pasokan Bahan Baku

Melalui Fora Kerjasama

Internasional Industri

Furniture dan Kayu

Olahan

Penyusunan Konsep

Desain Industri

Furniture yang

Diterima Pasar

Internasional

Secara terpadu di dalam

kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

Invesment Catalogue

Industri Hasil Hutan

dan Perkebunan

Pendampingan

Page 127: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

116

NO INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI TELAH DILAKSANAKAN MELALUI KEGIATAN

2015 2016 2017 2018 2019

Penguatan Teknologi Industri Furniture Kayu Di Sukabumi, Nganjuk dan Jepara

Penguatan Teknologi Industri Furniture Rotan Di Sukoharjo dan Kalimantan Tengah

Penguatan SDM Industri Furniture Bidang Desain

Fasilitasi Pengembangan Industri Furniture Berbasis Kayu Alternatif

Penyusunan/penyempurnaan Standar Furniture (3 Judul)

Secara terpadu di dalam

kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

Sidang Kerjasama Internasional Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Lainnya

Promosi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Pada Pameran Di Dalam Negeri

Promosi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Pada Pameran Di Luar Negeri

dalam kegiatan-

kegiatan sebagai

berikut:

Pelaksanaan

Pameran Di Dalam

Negeri Dalam

Rangka Promosi

Industri Hasil Hutan

dan Perkebunan

Pelaksanaan

Pameran Di Luar

Negeri Dalam

Rangka Promosi

Industri Hasil Hutan

dan Perkebunan

Implementasi

SKKNI dan Fasilitasi

Sertifikasi SDM

Bidang Industri

Hasil Hutan dan

Perkebunan

Bantuan Mesin

Peralatan

Pengembangan

Industri Hasil

Hutan dan

Perkebunan

Perusahaan yang

Difasilitasi Untuk

Meningkatkan Citra

Produk Industri

Hasil Hutan dan

Perkebunan

Bantuan Mesin

Peralatan Dalam

Rangka Peningkatan

Kemampuan

Teknologi Lembaga

Pendidikan Vokasi

Industri Hasil Hutan

dan Perkebunan

Pelatihan SDM

Industri Percetakan,

Selulosa dan Karet

Bidang Energi,

Lingkungan, Desain

Revitalisasi Industri

Hasil Hutan dan

Perkebunan

Sertifikasi Industri

Hasil Hutan dan

Perkebunan

Page 128: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

117

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut di dalamnya mencakup pelaksanaan isi dari Rencana

Aksi pengembangan masing-masing industri prioritas, meliputi:

Industri Pangan:

1. Menjamin ketersediaan bahan baku (kualitas, kuantitas dan kontinuitas) melalui

koordinasi dengan instansi terkait dan kemitraan serta integrasi antara sisi hulu dan sisi

hilir didukung oleh infrastruktur yang memadai.

2. Menyiapkan SDM yang ahli dan berkompeten di bidang industri pangan melalui diklat

industri dan pendampingan.

3. Meningkatkan kemampuan penguasaan dan pengembangan inovasi teknologi industri

pangan melalui penelitian dan pengembangan yang terintegrasi.

4. Meningkatkan efisiensi proses pengolahan dan penjaminan mutu produk melalui

penerapan GHP, GMP dan HACCP, sertifikasi SNI dan halal, sertifikasi mutu lainnya, serta

bantuan mesin/peralatan pengolahan produk pangan dan peningkatan kapasitas

laboratorium uji mutu.

5. Mengkoordinasikan pengembangan sistem logistik untuk meningkatkan efisiensi produksi

dan distribusi produk pangan.

6. Memfasilitasi pembebasan PPN atas proses pengolahan pangan dengan nilai tambah

kecil.

7. Menfasilitasi akses terhadap pembiayaan yang kompetitif bagi industri pangan skala kecil

dan menengah.

8. Meningkatkan kerjasama industri internasional untuk alih teknologi, peningkatan

investasi dan penguasaan pasar ekspor.

9. Promosi dan perluasan pasar produk industri pangan di dalam dan luar negeri.

Industri Hulu Agro:

1. Menjamin ketersediaan bahan baku (kualitas, kuantitas dan kontinuitas) melalui

koordinasi dengan instansi terkait didukung oleh infrastruktur yang memadai.

2. Menyiapkan SDM yang ahli dan berkompeten di bidang industri hulu agro melalui diklat

industri.

3. Meningkatkan kemampuan penguasaan dan pengembangan inovasi teknologi industri

hulu agro melalui penelitian dan pengembangan yang terintegrasi.

4. Pembangunan pendidikan kejuruan dan vokasi bidang pengolahan kayu, rotan dan

furnituree, serta perlindungan HKI.

5. Meningkatkan efisiensi proses pengolahan dan penjaminan mutu produk melalui

penerapan GHP, GMP, sertifikasi SNI dan industri hijau dan peningkatan kapasitas

laboratorium uji mutu.

6. Mengkoordinasikan pengembangan sistem logistik untuk meningkatkan efisiensi

produksi dan distribusi produk.

7. Memfasilitasi penerapan harga keekonomian produk bioenergi.

8. Memberikan insentif khusus untuk industri bioenergi.

9. Promosi dan perluasan pasar produk industri hulu agro berwawasan lingkungan di dalam

dan luar negeri.

Page 129: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

118

10. Meningkatkan kapasitas produksi pengolahan Palm Oil Mill Effluent (POME) terintegrasi

dengan Pabrik Kelapa Sawit untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK), dan

mendorong penerapan industri hijau pada industri pulp dan kertas.

Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka (Industri Furniture dan Barang Lainnya Dari Kayu):

1. Melakukan pendampingan dan mentoring terhadap IKM dalam rangka mendapatkan

sertifikat legalitas kayu (SVLK).

2. Menjamin ketersediaan bahan baku (kualitas, kuantitas dan kontinuitas) melalui

koordinasi dengan instansi terkait dan kemitraan serta integrasi antara sisi hulu dan sisi

hilir.

3. Meningkatkan kemampuan SDM dalam penguasaan teknik produksi dan desain untuk

meningkatkan daya saing dan kualitas produk.

4. Pembangunan pendidikan kejuruan dan vokasi bidang pengolahan kayu, rotan dan

furniture.

5. Penerapan teknologi pemanfaatan bahan baku alternatif dari (kayu sawit, kayu karet,

dsb).

6. Fasilitas akses terhadap sumber pembiayaan yang kompetitif untuk meningkatkan kinerja

ekspor furniture.

7. Meningkatkan promosi dan perluasan pasar guna mendorong tumbuhnya industri

furniture rotan dalam negeri.

Pembahasan lebih lanjut dari pelaksanaan kegiatan dapat dilihat dalam laporan akhir dari masing-

masing kegiatan.

3.1.8. Capaian RPJMN Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2015 – 2019

Arah kebijakan pembangunan industri nasional sebagaimana yang tertuang di dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 meliputi tiga hal, yaitu:

1. Pengembangan perwilayahan industri di luar Pulau Jawa, meliputi pembangunan 14 Kawasan

Industri dan 22 Sentra Industri Kecil dan Menengah (SIKIM) yang meliputi 11 kawasan timur

dan 11 kawasan barat Indonesia.

2. Penumbuhan populasi industri, dengan target penambahan sebanyak 9.000 usaha berskala

besar dan sedang dan 20.000 industri berskala kecil, dimana 50 persen dari pertumbuhan

industri itu berada di luar Pulau Jawa.

3. Peningkatan daya saing dan produktivitas produk industri

Direktorat Jenderal Industri Agro mendapatkan tugas terkait penumbuhan populasi industri

serta peningkatan daya saing dan produktivitas produk industri. Arah kebijakan pembangunan

industri agro berdasarkan RPJMN selanjutnya diterjemahkan ke dalam program/kegiatan.

Pelaksanaan program/kegiatan berdasarkan RPJMN sepanjang tahun 2015-2015 sempat

terkendala akibat adanya perubahan nomenklatur program/kegiatan. Capaian pelaksanaan

program/kegiatan berdasarkan RPJMN terus dipantau dan dievaluasi setiap tahunnya untuk

Page 130: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

119

mengantisipasi perkembangan yang terjadi. Capaian indikator kinerja RPJMN Direktorat Jenderal

Industri Agro tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

Page 131: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

120

Tabel 3.20. Capaian RPJMN Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2015-2019

No. Program/ Kegiatan

Sasaran Indikator Satuan

Target Dan Capaian Indikator Kinerja Total Alokasi

2015-2019 (Rp Miliar)

2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019

T R T R T R T R T R T R C

1. Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro

a. Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Hasil Hutan dan Perkebunan 276,3

Meningkatnya Populasi Industri Sedang dan Besar Hasil Hutan dan Perkebunan (Quickwins: Hilirisasi produk-produk pertanian menjadi produk agro industri)

Pengembangan Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Lainnya

Komoditas 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 15 15 100%

Penumbuhan dan pengembangan industri oleokimia dan kemurgi

Komoditas 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 10 10 100%

Pembangunan tangki timbun di Maloy

- - 1 0 - - - - - - 1 0 0%

Meningkatnya daya saing industri Hasil Hutan dan Perkebunan (Quickwins: Hilirisasi produk-produk pertanian menjadi produk agro industri)

Tersusunnya standar Nasional Indonesia

RSNI/SNI 12 13 12 13 12 15 12 15 12 14 60 70 116,7%

Partisipasi dalam sidang dan pameran di dalam negeri maupun luar negeri

Partisipasi 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 75 75 100%

b. Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Minuman dan Tembakau 172,7

Meningkatnya Populasi Industri Minuman dan Tembakau (Quickwins: Hilirisasi produk-produk pertanian menjadi produk agroindustri)

Pengembangan Industri Pangan

Komoditi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 10 10 100%

Pengembangan Industri Bahan Penyegar

Komoditi 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 15 15 100%

Pengembangan Industri Minuman Lainnya

Komoditi 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 10 10 100%

Meningkatnya daya saing industri minuman dan tembakau

Tersusunnya Standar Pada Industri Minuman dan Tembakau

RSNI/SNI Wajib

5 7 5 6 5 5 5 3 5 6 25 27 108%

Partisipasi dalam sidang dan pameran di Dalam dan Luar Negeri

Sidang/ Pameran

15 18 15 75 15 15 15 10 15 15 75 133 177,3%

Page 132: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

121

No. Program/ Kegiatan

Sasaran Indikator Satuan

Target dan Capaian Indikator Kinerja Total Alokasi

2015-2019 (Rp Miliar)

2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019

T R T R T R T R T R T R C

c. Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan 965,3

Meningkatnya Populasi Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan (Quickwins: Hilirisasi produk-produk pertanian menjadi produk agroindustri)

Pengembangan Industri Pangan

Komoditi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20 20 100%

Pengembangan Industri Pakan

Komoditi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 100%

Pengembangan Industri Bahan Penyegar

Komoditi 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 5 1 20%

Pengembangan Industri Oleofood

Komoditi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 100%

Revitalisasi Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Pabrik gula yang diberi bantuan

Pabrik Gula 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5 0 0%

Meningkatnya daya saing industri makanan, hasil laut dan perikanan

Standardisasi pada industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan

RSNI/SNI Wajib

8 8 8 0 8 8 8 8 8 9 40 33 82,5%

Promosi dan kerjasama pada industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan

Pameran/ Sidang

8 16 1 9 1 8 8 8 8 9 26 50 192,3%

Page 133: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

122

Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro sepanjang

tahun 2015-2019 dalam rangka melaksanakan tugas terkait penumbuhan populasi industri serta

peningkatan daya saing dan produktivitas produk industri melaksanakan berdasarkan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional adalah sebagai berikut:

Kegiatan Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Sasaran: Meningkatnya Populasi Industri Sedang dan Besar Hasil Hutan dan Perkebunan

(Quickwins: Hilirisasi produk-produk pertanian menjadi produk agro industri)

Indikator:

Pengembangan industri hasil hutan dan perkebunan lainnya, target 3 komoditi per tahun,

realisasi:

- (2015) Industri Kertas, Industri Furniture Kayu dan Rotan, Industri Crumb Rubber.

- (2016) Industri Furniture, Industri Karet, dan Industri Rotan.

- (2017) Industri Furniture Kayu, Industri Furniture Rotan, dan Industri Kertas.

- (2018) Industri Furniture Kayu, Industri Kelapa Sawit, dan Industri Kertas.

- (2019) Industri Karet, Industri Kelapa Sawit, dan Industri Kertas.

Pengembangan industri oleokimia dan kemurgi, target 2 komoditi per tahun, realisasi:

- (2015-2019) Industri Hilir Perkebunan Non Pangan (oleokimia dan kemurgi).

Pembangunan tangki timbun di Maloy, target 1 tangki timbun, realisasi:

- Indikator tidak digunakan karena ketidaksiapan pemerintah daerah dalam menyiapkan

infrastruktur dan perizinan sejak tahun 2015

Sasaran: Meningkatnya daya saing industri Hasil Hutan dan Perkebunan

(Quickwins: Hilirisasi produk-produk pertanian menjadi produk agro industri)

Indikator:

Tersusunnya standar Nasional Indonesia, target 12 RSNI/SNI per tahun, realisasi:

- (2015) 10 RSNI Produk Pulp dan Kertas, 3 RSNI Produk Furniture

- (2016) RSNI Lemari Pakaian, RSNI Meja Rias, RSNI Tempat Tidur, RSNI Buku tulis sekolah,

RSNI Kertas komputer kontinu, RSNI Pulp Rayon, RSNI Cara uji kadar ekstraktif kayu dan

pulp, RSNI Pulp – cara uji viskositas-kuprietilendiamin (viskometer kapiler), RSNI Pulp –

cara uji kadar selulosa alfa, beta, gamma, RSNI Kertas dan karton – cara uji sifat tarik –

Bagian 2 : Metode kecepatan elongasi tetap, RSNI Kertas karton – Cara uji daya serap air

– Metode Cobb, RSNI Kertas – Cara uji ketahanan sobek – Metode Elmendorf, RSNI Karet

alam mentah - penentuan kadar kotor, RSNI karet yang tidak divulkanisir - Penentuan

menggunakan Viskositas Money, RSNI karet alam mentah - Penentuan kadar zat

menguap - Bagian 1 : Metode gilingan panas dan metode oven

- (2017) Industri Pulp & Kertas (10 judul), Industri Furniture (3), dan Industri Hilir

Perkebunan Non Pangan (Oleokimia dan Kemurgi) (2 judul).

- (2018) Industri pulp & kertas (10 judul), Industri Furniture (4), dan Industri Hilir

Perkebunan Non Pangan (Oleokimia dan Kemurgi) (1 judul).

- (2019) 10 RSNI produk Pulp dan Kertas, 4 RSNI produk Furniture.

Partisipasi dalam sidang dan pameran di dalam negeri maupun luar negeri, target 15

partisipasi per tahun, realisasi:

Page 134: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

123

- (2015) The 35th Meeting of the ASEAN Consultative Commitee for Standards and Quality -

WG1 and its Related Meetings di Denpasar Bali, sidang The 10th RCEP-TNC and All related

Meetings di Busan - Korea Selatan, Sosialisasi ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil)

Diplomasi Sawit dan Produk Hilirnya di Belgia dan Belanda, sidang delegasi RI dalam

rangka Forum Internasional ADP-3 UNFCCC tentang perubahan iklim, Promosi Industri

Pulp/kertas/percetakan Di Surabaya, pameran Trade Expo Indonesia (TEI) di Jakarta,

seminar konfrensi minyak atsiri di Hotel Swiss-Bel Inn Panakkukang Makasar.

- (2016) Knowledge exchange on combined heat and power, Working level task force

(WLTF) ke-6 R.I-Korsel, The 12th RCEP TNC and all related meetings/side event meetings ,

Roadshow SVLK, Indonesia - Malaysia Second Meeting Of The Technical Working Gourp

On Economic Zone (TWG GEZ II), Ministerial meeting CPOPC dengan Minister of

Plantation Industries and Commodities Malaysia, Ministerial meeting CPOPC dengan

Minister of Plantation Industries and Commodities Malaysia, Pameran The International

Furniture Show, IMM Cologne, Pameran International Furniture Expo (IFEX), Pameran

International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA), Pameran The 22 China

International Furniture Expo (CIFEX), Forum investasi Industri furniture di Republik Rakyat

Tiongkok, Technical Working Group (TWG) Green Economic Zone (GEZ).

- (2017) Ministerial meeting, Second Substantive Meeting (SSM) Kasus Sengketa DS491 :

United States – Anti Dumping And Countervailing Measures On Certain Coated Paper

From Indonesia, IFEX, CIFF, dan the top 100 mesin kayu olahan, ITRC ke-29 di Chiang Mai

Thailand, sidang ASEAN Consultative Committee for Standards and Mutual

Recognition Arrangements (ACCSQ WG1) ke-39 di Manila, sidang pertemuan RCEP-TNC

ke 20 and ALL Related Meetings di Incheon, Korsel, Forum temu disain di Cirebon, Forum

temu desain di Semarang, Pameran Furniture di Foshan China, Thematic Session On

Conformity Assesment Procedures and Regulatory Practice, serta First Subtantive Meeting

(FSM) Kasus Sengketa DS480: European Union - Anti-dumping Measures On Biodiesel

From Indonesia.

- (2018) Menghadiri sidang IEUCPA, Sidang ACCSQ WG1 di Singapura, Kunjungan Kerja

Indonesia Industry Week di Brusel, Menghadiri 2018 Belt & Road Seminar on Financial

Integration di Republik Rakyat Tiongkok, Sidang Seminar on Economics of Rubberised

Road di Thailand, sidang ke-1 Global Natural Rubber Development (Guangzhou) Forum di

China, Pertemuan International Tripartite Rubber Council (ITRC) ke-30, Pertemuan Teknis

Lanjut RCEP ke-21, Delegasi pada Senior Offical Meeting CPOPC ke-16 dan Ministerial

Meeting CPOPC ke-5 di Kuala Lumpur, Malaysia, sidang 14th Indonesian Palm Oil

Conference and 2019 Press Outlook, anggota DELRI pada acara Senior Official Meeting

CPOPC ke 15.

- (2019) ACCSQ WG di Vietnam, ANRPC di Thailand, PALMEX 2019, sidang Codex

Committee on Contaminants in Foods (CCCF) ke-13 di Yogyakarta, Shanghai Internasional

Furniture Machinery & Wood Working Fair dan China Internasional Furniture Fair (CIFF),

China International Furniture Ekspo (CIFE) di Shanghai, China, 42nd Working Group on

Standards WG1 Meeting – ACCSQ WG 1, Regional Comprehensive Economic Partnership

(RCEP) ke-28 di Vietnam, Sidang MM CPOPC di Kuala Lumpur, IPOC 2019 : 15th

Indonesian Palm Oil Conference and 2020 Price Outlook, di Bali, Indonesia, Sidang ACCSQ

43rd Working Group 1 on Standards (WG 1) Meeting and Its Related Meetings, di Brunei

Page 135: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

124

Darussalam, The 4th Edition of Mozaik Indonesia, di Jakarta, Sidang The Technical Barriers

to Trade (TBT) - WTO 2019, di Jenewa, Swiss, Sidang International Tripartite Rubber

Council (ITRC), di Jakarta, Ministrial Meeting Council of Palm Oil Producer Country di Kuala

Lumpur Malaysia 12-16 November 2019.

Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Minuman dan Tembakau

Sasaran: Meningkatnya Populasi Industri Minuman dan Tembakau

(Quickwins: Hilirisasi produk-produk pertanian menjadi produk agro industri)

Indikator:

Pengembangan Industri Pangan, target 2 komoditi per tahun, realisasi:

- (2015-2019) Industri Pengolahan Susu dan Buah.

Pengembangan Industri Bahan Penyegar, target 2 komoditi per tahun, realisasi:

- (2015-2019) Industri Pengolahan Kopi, Teh dan Kakao.

Pengembangan Industri Minuman Lainnya, target 2 komoditi per tahun, realisasi:

- (2015) Peningkatan teknologi proses es balok dalam rangka meningkatkan daya simpan

produk hasil laut, dan Minuman Berakohol

- (2016) Peningkatan teknologi proses es balok dalam rangka meningkatkan daya simpan

produk hasil laut, Minuman Berakohol dan AMDK

- (2017) Peningkatan teknologi proses es balok dalam rangka meningkatkan daya simpan

produk hasil laut dan Minuman Berakohol

- (2018) Peningkatan teknologi proses es balok dalam rangka meningkatkan daya simpan

produk hasil laut dan Minuman Berakohol

- (2019) Minuman Berakohol dan AMDK

Sasaran: Meningkatnya Daya Saing Industri Minuman dan Tembakau

Indikator:

Tersusunnya Standar Pada Industri Minuman dan Tembakau, target 5 RSNI/SNI per tahun,

realisasi:

- (2015) RSNI ES Krim, RSNI Es Batu, RSNI buah kering, RSNI Marmalade, RSNI Keju

Cheddar, RSNI susu berperisa, RSNI Vodka

- (2016) RSNI Es Tube, RSNI Non dairy Es Krim, RSNI cerutu Kretek, RSNI minuman

beralkohol beraroma vodka, RSNI minuman yogurt berperisa, RSNI susu coklat bubuk

- (2017) RSNI Sirup Squas, RSNI Minuman kopi dalam kemasan, RSNI Koktail dalam

kemasan, RSNI susu bubuk rasa, RSNI susu fermentasi

- (2018) RSNI Minuman Beralkohol Beraroma, RSNI Krimer Kental Manis, RSNI Kopi

Premiks. (dari target 5 cm tercapai 3 karena ada pemotongan anggaran)(penyusunan

Rancangan SNI dan Penysusunan Rekomendasi di Bidang Industri Minuman, Hasil

Tembakau dan Bahan Penyegar)

- (2019) (on progress) RSNI Cider, Es Susu, Keju Mozarella, Minuman Jelly, Air Kelapa

Dalam Kemasan, Rokok Putih.

Partisipasi dalam sidang dan pameran di Dalam dan Luar Negeri, target 15 partisipasi per

tahun, realisasi:

Page 136: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

125

- (2015) Pameran SCAA si Seattle USA, Pameran Kopi Nusantara 2015 di ICE BSD tangerang,

International Coffe day di Jakarta, SIAL Interfood di Jakarta, Sidang ACCSQ-PFPWG ke 20

di bangkok, ACCSQ-PFPWG ke 21 di Manila, ACCSQ ke 44 di bangkok, CODEX CNFSDU ke

37 di Jerman, pameran agrinex expo 2015 di jakarta, SIAL shanghai china, food expo di

hongkong, pameran produk indonesia (PPI) 2015 di surabayaa, Pameran BICOS di

surabaya, the training program on FTA policy and strategy idi Korsel, sidang internasional

di belanda, food expo jepang, world of coffee goes to Nordic di swedia, SIAL Middle East

di Abu dhabi UEA, Committee on Fats and Oils (CCFO) ke 25, Sidang IE-CEPA, IJEPA, IEU-

CEPA, Partisipasi pada Pameran JIFEX .

- (2016) World of coffee 2016 di Dublin Irlandia , Pameran Food expo di jepang, Pameran

SCAA 2016 di Atlanta USA, Peringatan HAri kakao 2016 di Jakarta, pameran produk

makanan dan minuman 2016 di Plaza industri, sidang ACCSQ-PFPWG ke-22 di Surabaya,

USA, Hari Kopi Internasional di Semarang, sidang ke - 45 ACCSQ di Singapura, pameran

Kopi Nusantara ICE BSD, International Coffe day di Jakarta, Partisipasi dalam sidang Codex

Committe on Contaminants Foods (CCCF) di Rotterdam,Pameran Thaifex- World of Food

Asia 2016 di thailand, HKTDC Food Expo di Hongkong.

- (2017) Partisipasi pada 42 Foodex 2017 di Jepang, Pameran ANUGA Jerman, International

Coffe day di lampung, cocoa day expo2017, pameran makanan dan minuman di Plaza

industri,Sidang IE-CEPA di Jenewa, Kunjungan Kerja Pansus RUU larangan Minuman

Beralkohol di Maroko, ACCSQ di Kamboja, BSOs at European Trade Fairs Insights Into

Country Stand Organization, Company Support and Contact Management di Jerman, CAA

International Cocoa Conference di Singapura, Cocoa Day Expo 2017 di Jakarta, Sidang

ACCSQ di Filipina.

- (2018) Perayaan International Kopi Day di Makassar 4 perusahaan/asosiasi; Perayaan hari

Kakao Internasional di Jakarta 6 perusahaan; Workshop ASEAN Sectoral MRA for

Prepared Foodstuff Product di Thailand; Sidang ke 27 ACCSQ - Prepared Foodstuff

Product Working Group di Mandalay, Myanmar; Sidang ASEAN Consultative Committee

on Standards and Quality – Prepared Foodstuff Product Working Group (ACCSQ-PFPWG)

ke-26 di Langkawi, Malaysia, Partisipasi dalam Pertemuan Ke-5 Joint Committee On Trade

and Investment (JCTI), Indonesian Economic and Trade Office (IETO)-TaipeiEconomic and

Trade Office (TETO) di Yilan, Taiwan, Pameran Makanan dan Minuman di Plasa Industri (2

kali).

- (2019) Sidang Codex Committee on Food Additive (CCFA) di Jinan, China; Sidang 11th

Joint Committee Meeting IJEPA di Yogyakarta; Sidang 28th ACCSQ-PFPWG di Manila,

Filipina; Workshop ASEAN sectoral MRA di Denpasar, Bali; Sidang Codex Committee on

Contaminants in food (CCCF) di Yogyakarta; Sidang 51st ACCSQ Plenary di Kuala lumpur,

Malaysia; Pameran Produk Kakao dan Cokelat 2019 di Plaza Industri Kemenperin; Sidang

28 th RCEP-TNC and Related Meetings di Da Nang, Vietnam; 2nd Workshop on

Development SOPs for Implementation of the ASEAN Sectoral MRA di Singapura; Diskusi

Busines Expanssion Plans dan Kunjungan ke Friesland Campina Nederland B.V Belanda;

Delri Perundingan Putaran ke- 10 IK-CEPA di Bali; Partisipasi Diklat E-Government dan

Regulasi Kebijakan Industri 4.0 di Seoul; APEC Dairy Workshop to Identify Future Work on

NTMs Affecting Trade di Beijing, China, ACCSQ Prepared Foodstuff Product Working

Page 137: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

126

Group (PFPWG) di Singapura dan Codex Committee on Nutrition and Foods for Special

Dietary Uses (CCNFSDU) di Jerman.

Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Sasaran: Meningkatnya Populasi Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

(Quickwins: Hilirisasi produk-produk pertanian menjadi produk agro industri)

Indikator:

Pengembangan Industri Pangan, target 4 komoditi per tahun, realisasi:

- (2015-2018) Industri Kelapa, Industri Pengolahan Ikan dan Hasil Laut, Industri Tepung

Non Gandum, Industri Gula

- (2019) Industri Kelapa, Industri Pengolahan Ikan dan Hasil Laut, Industri Tepung Non

Gandum, Industri Gula.

Pengembangan Industri Pakan, target 1 komoditi per tahun, realisasi:

- (2015-2019) Industri Pakan Ternak.

Pengembangan Industri Bahan Penyegar, target 1 komoditi per tahun, realisasi:

- (2015) Industri Kakao.

- (2016-2019) Pembinaan industri dialihkan ke Direktorat Industri Minuman, Hasil

Tembakau dan Bahan Penyegar.

Pengembangan Industri Oleofood, target 1 komoditi per tahun, realisasi:

- (2015-2019) Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit.

Sasaran: Revitalisasi Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Indikator:

Pabrik gula yang diberi bantuan, target 1 pabrik gula per tahun, realisasi:

Program tidak lagi dilaksanakan oleh Kemenperin karena kewenangan berada di

Kementerian BUMN.

Sasaran: Meningkatnya Daya Saing Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Indikator:

Standardisasi pada industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan, target 8 RSNI/SNI per

tahun, realisasi:

- (2015) 1 SNI: Biskuit, 7 RSNI: Tepung Terigu, Mie Instan, MiyaK Goreng Sawit, Rumput

Laut, Gula Rafinasi, Bakso, dan Nugget.

- (2016) Pelaksanaan kegiatan tidak dilanjutkan karena anggaran terkena self-blocking

- (2017) RSNI Gula Kristal Rafinasi, Rolade Daging, Burger Daging, Mentega, Minyak Goreng

Sawit, Pati Jagung, Biskuit dan Tepung Terigu.

- (2018) : RSNI Bihun Instan, RSNI Pasta, RSNI Daging Asap, RSNI Daging Luncheon, RSNI

Gula Sukrosa Cair, RSNI Gula Cokelat Sukrosa.

- (2019) RSNI Tepung Ketan, Tepung Jagung, Tepung Roti, RSNI Karage, Rendang Daging,

Dendeng, RSNI Cocoa Butter Alternative, Minyak Goreng Kelapa dan Santan.

Page 138: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

127

Promosi dan kerjasama pada industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan, target 8

pameran/sidang per tahun, realisasi:

- (2015) Pameran Industri Makanan dan Minuman, Bazar Lebaran, Pameran SIAL China,

Pameran 70 Tahun Indonesia Merdeka, Pameran HKTDC, Pameran Hari,Pameran Trade

Expo Indonesia, Kakao Indonesia, Pameran SIAL Interfood, Pameran Indonesia Seaweed

Forum ke -3, Stand Gemari Sehat, Sidang International Cocoa Council Conference (ICCO),

ACCSQ-PFWG, Asean Cocoa Club/ ACC, CODEX Alimentarius Commission , TPR-WTO, The

10th RCEP TNC and All Related Meeting/Side Meeting

- (2016) Pameran Gelar Pangan Nusantara Ke-2, Pameran SIAL China, Pameran Thaifex

2016, Pameran HKTDC, Sidang AANZFTA, sidang ACCSQ-PFPWG di Surabaya, Perundingan

Putaran ke-4 IA-CEPA, AANZ FTA ke 8, Perundingan 12th Trade Negotiating Committee

(TNC)-Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) (TNC-RCEP).

- (2017) Pameran JIFEX, Pameran Halal Lifestyle, Mengikuti The 42nd Internasional Food di

Makuhari Messe – Jepang, ANUGA Food Fair di Cologne – Jerman, Pameran Katumbiri

Expo 2017, Sidang CCFO ke-25 di Kuala Lumpur, Pertemuan APEC SOM 1 di Nha Trang –

Vietnam, Perundingan ke-3 INDONESIA-EU CEPA di Brussel, DELRI pada perundingan

IJEPA di Tokyo – Jepang

- (2018) Pameran Eastfood 2018, Pameran TEI 2018, Pameran JIPremium, Pameran SIAL

Interfood, Sidang APCC di Thailand, Sidang APCC di Kuala Lumpur, Sidang ACCSQ di

Myanmar, Pertemuan JCTI ke 5 di Taiwan.

- (2019) Partisipasi pada sidang ke-26 CCFO di Kuala Lumpur, Partisipasi pada Sidang IJEPA

ke-6 di Yogyakarta, Partisipasi pada Sidang RCEP-TNC ke 25 di Bali, Pertemuan ke-7

Indonesia-Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector,

Sidang The 26th RCEP-TNC and Related Meetings di AUS, Pertemuan the 11th Joint

Committee Meeting Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement di Yogyakarta,

Kunjungan Kerja ke Pabrik Gula dan Minyak PT Cheil Jedang di Korea Selatan, Sidang the

55th International Sugar Organization, Pertemuan The 28 th RCEP-TNC and Related

Meeting,.

Dari 81 target indikator kinerja RPJMN yang menjadi tugas Direktorat Jenderal Industri Agro

sepanjang tahun 2015-2019, terdapat 13 kegiatan yang tidak mencapai target, yaitu:

Pembangunan tangki timbun di Maloy tahun 2016, tidak tercapai karena ketidaksiapan

pemerintah daerah dalam menyiapkan infrastruktur dan perizinan sejak tahun 2015

Tersusunnya standar pada industri minuman dan tembakau tahun 2018 dari target 5 RSNI

hanya tercapai 3 RSNI karena adanya pemotongan anggaran

Partisipasi dalam sidang dan pameran di dalam dan luar negeri industri minuman dan

tembakau tahun 2018, dari target 15 sidang/pameran hanya terealisasi sebanyak 10

partisipasi

Pengembangan industri bahan penyegar pada Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan

Perikanan tahun 2016-2019, tidak tercapai karena pembinaan komoditi pindah menjadi

tugas dari Direktorat Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

Pabrik gula yang diberi bantuan pada Revitalisasi Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

tahun 2015-2019 tidak tercapai karena kewenangan berada di Kementerian BUMN

Page 139: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

128

Standardisasi pada industri makanan, hasil laut, dan perikanan tahun 2016 dari target

sebanyak 8 RSNI tidak tercapai seluruhnya karena adanya self-blocking anggaran, dan pada

tahun 2018 dari target 8 RSNI hanya tercapai 6 RSNI

Capaian rata-rata untuk pelaksanaan RPJMN Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019

adalah sebesar 91,35% di mana terdapat 2 dari 16 inikator kinerja yang tidak tercapai, dan capaian

rata-rata jangka menengah tahun 2015-2019 adalah sebesar 93,93% di mana terdapat 4 dari 17

indikator kinerja yang tidak tercapai.

3.2 Analisis Penggunaan Sumber Daya

3.2.1. Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019 semula Direktorat Jenderal Industri Agro memperoleh alokasi anggaran

sebesar Rp. 111.563.388.000,-, namun sehubungan dengan surat Sekretaris Jenderal Nomor 315/SJ-

IND/KR/IX/2019 mengenai rencana pemenuhan kekurangan belanja pegawai Kementerian

Perindustrian, alokasi anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro berubah menjadi sebesar

Rp. 111.016.300.000,-. Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai program Penumbuhan dan

Pengembangan Industri Berbasis Agro. Program ini bertujuan untuk menumbuhkan dan menguatkan

struktur industri yang berbasis hasil pertanian, perikanan/kelautan, peternakan, perkebunan dan

kehutanan, yang tidak saja dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan aktual industri, melainkan

juga untuk menumbuh-kembangkan industri agro melalui pelaksanaan rencana aksi yang tercantum

dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015 – 2035 yang diturunkan menjadi

Kebijakan Industri Nasional 2015 – 2019 serta Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro

Tahun 2015 - 2019 dan perubahannya yang dilaksanakan secara selaras dengan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah 2015 – 2019.

Dari seluruh output kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2019 untuk mendukung

pencapaian sasaran kinerja, rata-rata realisasi fisik kegiatan adalah sebesar 97,9% dan terdapat 3

indikator kinerja sasaran strategis yang tidak mencapai target yaitu:

Nilai investasi di sektor industri agro

Kontribusi ekspor produk industri agro terhadap ekspor nasional

Kesesuaian data dan informasi industri agro terhadap kebutuhan stakeholder industri agro

Rata-rata capaian seluruh indikator Perjanjian Kinerja tahun 2019 adalah sebesar 139,05% dan rata-

rata capaian Rencana Strategis tahun 2019 adalah sebesar 127,83% sehingga dapat disimpulkan

bahwa pelaksanaan Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Agro telah berhasil dicapai

dengan baik.

Penggunaan sumber daya anggaran yang bersumber dari APBN di lingkungan Direktorat

Jenderal Industri Agro untuk mencapai sasaran strategis pada tahun 2019 dapat dilihat dalam tabel

berikut.

Page 140: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

129

Tabel 3.21. Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019

KO-DE

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

REALI-SASI

SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % FISIK

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

SS1 Meningkatnya populasi dan persebaran industri

SS1.1 Unit Industri Agro Besar Sedang yang Tumbuh

708 904 Unit - Pusat Pengembangan Kompetensi Industri Pengolahan Kakao Terpadu

14.550.000.000 11.285.742.393 77,57 100%

SS1.3 Nilai Investasi Di Sektor Industri Agro

113,85 69,98 Trilyun - Invesment Catalogue Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - Penyusunan Roadmap Pengembangan Industri Atsiri Nasional - Pengembangan Proses Produksi dan Bahan Baku Alternatif Untuk Industri Rayon - Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Profil Investasi Pengembangan Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Profil Investasi Industri Prioritas Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

938.000.000 949.000.000

1.584.500.000

1.325.634.000

400.000.000

588.895.000

1.238.950.000

937.460.700 948.408.108

1.557.364.200

1.151.382.028

370.743.971

540.904.724

1.194.614.496

99,94 99,94

98,29

86,86

92,69

91,85

96,42

100% 100%

100%

100%

100%

100%

100%

SS2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri agro

SS2.1 Kontribusi Ekspor Produk Industri Agro Terhadap Ekspor Nasional

31,25 24,66 Persen - Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - SNI yang Disusun/Direvisi, Diberlakukan dan Diawasi Di Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - Perusahaan Berbasis Hasil Hutan dan Perkebunan yang Menerapkan Standar Mutu - Rekomendasi Kebijakan Peningkatan Ekspor dan Jaminan Pasokan Bahan Baku Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Melalui Fora Kerjasama Internasional - Konsep Rantai Alur Bahan Baku Industri Pengolahan Kayu dan Rotan Serta Konsep Desain Industri Furniture yang Diterima Pasar Internasional - Dokumen Analisis Kebijakan Fiskal Tarif Bea Keluar dan Tarif Dana Perkebunan Terhadap Kinerja Industri Hilir Kelapa Sawit Nasional - Industri Pengolahan Susu yang Menjalin Kemitraan Dengan Peternak

1.426.405.000

1.907.785.000

1.464.000.000

760.554.000

2.200.000.000

960.000.000

700.790.000

1.358.988.960

1.852.475.744

1.440.703.210

725.728.444

2.079.385.901

959.011.250

590.710.240

95,27

97,10

98,41

95,42

94,52

99,00

84,29

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

Page 141: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

130

KO-DE

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

REALI-SASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % FISIK

- Perusahaan Di Sektor Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar yang Dimonitoring dan Dikendalikan - SNI yang Disusun/Direvisi dan Diberlakukan Di Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Fasilitasi Penerapan Keamanan Pangan Serta Penerapan SNI Wajib Bagi Pelaku Industri Makanan dan Minuman - Regulasi Terkait Pengembangan Industri Minuman Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Pemenuhan Gizi Masyarakat Melalui Peningkatan Konsumsi Pangan Olahan Sehat - Rancangan Standar Nasional Indonesia Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Verifikasi Kebutuhan Bahan Baku Industri Pangan - Komoditi yang Diawasi Penerapan SNI Wajib Produk Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Pelatihan CPPOB Berbasis Makanan dan Minuman - Partisipasi Industri Minuman Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Dalam Kegiatan ACCSQ, CODEX, dan Sidang/Forum Kerjasama Lainnya - Partisipasi Pada Forum Kerjasama Internasional Terkait Produk Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

775.000.000

2.962.740.000

1.419.320.000

500.000.000

687.587.000

1.841.745.000

4.016.078.000 923.312.000

1.300.000.000 916.000.000

1.158.600.000

653.969.282

2.122.859.293

1.151.523.699

446.014.288

669.449.252

1.787.653.075

4.016.078.000 872.320.198

465.874.500 803.761.408

1.105.169.634

84,38

71,65

81,13,

89,20

97,36

97,06

100,0 94,48

35,84 87,75

87,75

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100% 100%

100% 100%

100%

SS2.5 Produktivitas SDM Industri Agro

387,4 575,75 Rp. Juta - Pelatihan SDM Di Sektor Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - Pelatihan SDM Di Sektor Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar - Peningkatan Kompetensi SDM Di Sektor Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Pilot Project Industri 4.0 Di Sektor Industri Makanan dan Minuman

3.350.000.000

2.600.000.000

3.650.000.000

7.750.000.000

2.469.723.930

1.470.115.600

1.788.308.841

3.145.256.315

73,72

56,54

48,99

40,58

75,00%

100%

74,58%

100%

PERSPEKTIF PROSES INTERNAL

T.1 Tersedianya kebijakan pembangunan industri agro yang efektif

T1.1 Peraturan Perundang-Undangan yang Diselesaikan

1 4 PP/ Perpres/ Permen

- Pelayanan Hukum dan Kepatuhan Internal - Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Di Bidang Iklim Usaha Sektor Industri Agro - Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Di Bidang Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri Sektor Industri Agro

395.050.000 563.417.000

456.946.000

362.684.936 526.961.690

439.012.722

91,81 93,53

96,08

100% 100%

100%

Page 142: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

131

KO-DE

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

REALI-SASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % FISIK

T.2 Terselenggara-nya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

T2.5 Infrastruktur Kompetensi yang Terbentuk - SKKNI yang Ditetapkan

7 7 SKKNI - Rancangan SKKNI/KKNI yang Disusun/Direvisi Di Industri Hasil Hutan dan Perkebunan - Rancangan SKKNI/KKNI Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan - Rancangan SKKNI/KKNI yang Disusun Di Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar

1.325.240.000

1.137.000.000

400.000.000

1.260.338.155

1.047.659.103

150.532.900

95,10

92,14

37,63

100%

100%

100%

T2.8 Masukan posisi kerja sama internasional bidang industri agro

6 6 Masukan Posisi Kerja Sama

- Penyusunan Posisi Runding Sektor Industri Agro Dalam Kerjasama Internasional

828.506.000 803.580.240 96,99

100%

PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI

L.1 Terwujudnya ASN Direktorat Jenderal Industri Agro yang professional dan berkepriba-dian

L1.1 Prestasi Kerja Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

82 87,49 Nilai - Gaji dan Tunjangan 18.222.552.000 17.985.193.463

98,70 100%

L1.2 Produktivitas Kinerja Minimum Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

1.320 1.845 Jam Kerja

- Operasional dan Pemeliharaan Kantor 5.560.252.000 5.521.310.277 99,30 100%

L1.3 Kualifikasi Pendidikan Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

1 1 Orang - Pengelolaan Kepegawaian 1.233.610.000 1.148.195.800 93,08 100%

L.2 Tersedianya sistem informasi yang andal dan mudah diakses

L2.1 Kesesuaian Data dan Informasi Industri Agro Terhadap Kebutuhan Stakeholder Industri Agro

70 51,61 Persen - Pemetaaan Pemanfaaatan Energi Alternatif Potensial Untuk Memenuhi Kebutuhan Industri Agro - Penanganan Permasalahan Aktual - Identifikasi Ceruk (niche) Kebutuhan Industri Agro Menghadapi Pasar Global Di Era Ir 4.0 - Pengelolaan Data dan Informasi - Pelayanan Umum dan Perlengkapan - Pelayanan Humas dan Protokoler

763.745.000

392.371.000 502.332.000

417.750.000

1.930.881.000 453.400.000

660.247.109

380.548.209 472.706.887

408.659.550

1.930.261.147 419.939.811

86,45

96,99 94,10

97,82 99,97 92,62

100%

100% 100%

100% 100% 100%

L2.2 Ketersediaan Sistem (uptime)

100 100 Persen - Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi - Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

362.024.000 1.244.806.000

361.921.608 1.240.212.000

99,97 99,63

100% 100%

Page 143: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

132

KO-DE

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

REALI-SASI SATUAN KEGIATAN PAGU REALISASI % FISIK

L.3 Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

L3.1 Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

80 84,77 Nilai - Penyusunan Rencana Strategis Pengembangan Industri Agro Tahun 2020-2024 - Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi

876.768.000

795.000.000

836.553.249

785.570.000

95,41

98,81

100%

100%

L3.2 Tingkat kematangan SPIP Satker Mencapai Tingkat 3

3,25 3,67 Level - Pelayanan Organisasi, Tata Laksana, dan Reformasi Birokrasi

174.765.000 174.360.330 99,77 100%

L.4 Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta Pengendalian yang berkualitas dan akuntabel

L4.1 Tingkat Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN

Capaian Standar Tertinggi

Capaian Standar

Tertinggi

Predikat - Pengelolaan Keuangan - Pengelolaan Perbendaharaan - Pelayanan Rumah Tangga

296.163.000 387.700.000 636.294.000

294.687.445 385.469.057 627.213.300

99,50 99,42 98,57

100% 100% 100%

L4.2 Status Pengelolaan BMN Direktorat Jenderal Industri Agro

91 91,68 Persen - Penatausahaan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara - Monitoring dan Tata Kelola Hibah Barang Milik Negara

257.700.000

535.172.000

254.290.099

519.192.759

98,68

97,01

100%

100%

L4.3 Anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro yang Diblokir

20 5,43 Persen - Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satker Eselon 1 Tanpa Satker Vertikal - Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan, dan Tata Usaha Dit. IHHP - Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan, dan Tata Usaha Dit. IMHLP - Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan, dan Tata Usaha Dit. Mintemgar

63.700.000

1.960.000.000

1.367.395.000

1.695.000.000

59.550.000

1.911.026.995

1.353.969.236

1.558.526.614

93,49

97,50

99,02

91,95

100%

100%

100%

100%

L4.4 Kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen perencanaan

100 100 Persen - Penyusunan Rencana Program dan Penyusunan Rencana Anggaran

935.866.000 917.524.902 98,04 100%

TOTAL 111.016.300.000 94.703.846.753 85,31 97,90

Page 144: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

133

Dalam pelaksanaan program/kegiatan tahun 2019 terdapat beberapa perkembangan terkait

anggaran pada Direktorat Jenderal Industri Agro, diantaranya adalah adanya revisi anggaran

kegiatan fungsi pendidikan pada Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan (kegiatan Pelatihan

SDM Di Sektor Industri Hasil Hutan dan Perkebunan) dan Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut

dan Perikanan (kegiatan Peningkatan Kompetensi SDM Di Sektor Industri Makanan, Hasil Laut dan

Perikanan) yang dilakukan pada bulan November 2019 dimana dilakukan revisi untuk menambah

jumlah output kegiatan. Usulan penambahan jumlah output tersebut disetujui namun terdapat

sebagian anggaran yang diblokir sehingga pelaksanaan kegiatan tidak dapat dilanjutkan dan

mengakibatkan target output tidak tercapai.

Realisasi anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro pada tahun 2019 mencapai

Rp. 94.703.846.753,- atau 85,31% dari total PAGU anggaran sebesar Rp. 111.016.300.000,- dan

realisasi fisik kegiatan adalah sebesar 97,90%. Pelaksanaan fisik Program Penumbuhan dan

Pengembangan Industri Berbasis Agro secara detil telah dibahas dalam Laporan Triwulanan

Direktorat Jenderal Industri Agro.

3.2.2. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Efisiensi didefinisikan sebagai suatu hubungan antara hasil (output) yang ingin dicapai dengan

sumber daya (input) yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut. Suatu organisasi dikatakan

efisien apabila dapat mencapai output maksimum dengan menggunakan input yang optimum.

Dalam melaksanakan Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro untuk

mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan pada tahun 2019, Direktorat Jenderal Industri Agro

menggunakan sumber daya sebagai berikut:

3.2.2.1 Sumber Daya Anggaran

Berdasarkan capaian target Indikator Kinerja Tujuan, Indikator Kinerja Sasaran Strategis dan

Indikator Kinerja Utama pada Dokumen Rencana Strategis, capaian target Perjanjian Kinerja, serta

realisasi fisik dari penyerapan anggaran tahun 2019 (sebesar 85,31%), maka rasio penggunaan

anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro adalah sebagai berikut:

Tabel 3.22 Rasio Capaian Kinerja Terhadap Penyerapan Anggaran

No. Indikator Kinerja Capaian (%) Rasio Terhadap Penyerapan

Anggaran (%)

1 Indikator Kinerja Tujuan 101,53 84,02

2 Indikator Kinerja Sasaran Strategis 127,83 66,74

3 Indikator Kinerja Utama 121,25 70,36

4 Perjanjian Kinerja 139,05 61,35

5 Realisasi Fisik 97,90 87,14

Rata-Rata 117,51 73,92

Page 145: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

134

Berdasarkan tabel tersebut, maka rata-rata pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Industri

Agro tahun 2019 adalah sebesar 117,51% dengan menggunakan 73,92% dari total PAGU anggaran

yang dialokasikan. Meskipun rata-rata hanya menggunakan 73,92% anggaran untuk mencapai target

kinerja rata-rata sebesar 117,51%, namun perlu digaris-bawahi bahwa terdapat beberapa target

indikator kinerja baik pada Indikator Kinerja Tujuan, Indikator Kinerja Sasaran Strategis, Indikator

Kinerja Utama dan Indikator pada Perjanjian Kinerja yang tidak tercapai.

3.2.2.2 Sumber Daya Manusia

Berdasarkan capaian target Indikator Kinerja Tujuan, Indikator Kinerja Sasaran Strategis dan

Indikator Kinerja Utama pada Dokumen Rencana Strategis, capaian target Perjanjian Kinerja, serta

realisasi fisik dari penyerapan anggaran tahun 2019 terhadap penggunaan Sumber Daya Manusia,

pada tahun 2019 dari seluruh pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro sebanyak 115 orang, tidak

terdapat pegawai yang melaksanakan cuti panjang/sakit dengan jangka waktu lama sehingga

Sumber Daya Manusia yang digunakan adalah sebesar 100%. Pegawai-pegawai tersebut

melaksanakan tugasnya untuk memenuhi target Perjanjian Kinerja Individu/SKP masing-masing

sehingga berkontribusi terhadap pencapaian target tujuan dan sasaran strategis Sekretariat

Direktorat Jenderal Industri Agro, maka rasio penggunaan Sumber Daya Manusia tersebut adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.23. Rasio Capaian Kinerja Terhadap Sumber Daya Manusia

No. Uraian Capaian (%) Rasio Terhadap Jumlah

SDM (%)

1 Indikator Kinerja Tujuan 101,53 98,49

2 Indikator Kinerja Sasaran Strategis 127,83 78,23

3 Indikator Kinerja Utama 121,25 82,47

4 Perjanjian Kinerja 139,05 71,92

5 Realisasi Fisik 97,90 102,15

Rata-Rata 117,51 86,65

Berdasarkan tabel di atas, maka pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro tahun

2019 menggunakan rata-rata sebesar 86,65% dari total seluruh pegawai ASN yang bekerja pada

Direktorat Jenderal Industri Agro. Angka 86,65% tidak menunjukkan bahwa terdapat 13,35%

pegawai yang tidak berkontribusi, namun terdapat efisiensi sebesar 13,35% SDM yang mewakili

kinerja di atas target dari seluruh SDM yang berkontribusi terhadap pencapaian target kinerja.

Kinerja pegawai yang baik didukung oleh pembinaan kepegawaian yang dilaksanakan dengan baik

oleh Direktorat Jenderal Industri Agro sehingga para pegawai mampu menunjukkan kinerja yang

optimal. Dengan pembinaan berkelanjutan, maka diharapkan kinerja SDM pada Direktorat Jenderal

Industri Agro dapat terus meningkat di masa mendatang.

Page 146: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

135

3.3 Analisis Keberhasilan/Kegagalan Pelaksanaan Program

Dari seluruh output program yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran kinerja

baik pencapaian pada Indikator Kinerja Tujuan, Indikator Kinerja Sasaran Strategis dan Indikator

Kinerja Utama pada Dokumen Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2015-2019,

capaian target Perjanjian Kinerja tahun 2019, realisasi fisik pelaksanaan Program Penumbuhan dan

Pengembangan Industri Berbasis Agro tahun 2019, serta pelaksanaan RPJMN tahun 2015-2019,

maka pencapaian target kinerja pada Direktorat Jenderal Industri Agro adalah sebagai berikut:

Tabel 3.24 Pencapaian Target Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro

No. Dokumen

Kinerja Capaian

Rata-Rata Jumlah IK

IK Tercapai

IK Tidak Tercapai

Rasio Tingkat Keberhasilan IK

Tahun Anggaran 2019

1 Perjanjian Kinerja

Tahun 2019 139,05% 10 6 4 60,0%

2

Rencana

Strategis Tahun

2019

116,13% 21 16 5 76,2%

3

Indikator Kinerja

Utama Tahun

2019

121,25% 4 2 2 50,0%

4 Realisasi Fisik 97,90% - - - -

5

Program Prioritas

Nasional Tahun

2019

99,70% - - - -

6 RPJMN Tahun

2019 91,35% 16 14 2 87,5%

Rata-Rata 110,90% 51 38 13 74,5%

Jangka Menengah Tahun 2015-2019

1

Rencana

Strategis Tahun

2015-2019

109,88% 24 18 6 75,0%

2 RPJMN Tahun

2015-2019 93,93% 17 13 4 76,5%

Rata-Rata 101,91% 41 31 10 75,6%

Dari tabel di atas, rasio tingkat keberhasilan pencapaian target-target kinerja Direktorat

Jenderal Industri Agro Tahun Anggaran 2019 adalah sebesar 74,5% sehingga dapat disimpulkan

bahwa pelaksanaan Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro Tahun

Page 147: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

136

Anggaran 2019 tidak berhasil dilaksanakan meskipun tingkat rata-rata capaiannya melebihi 100%.

Sedangkan rasio tingkat keberhasilan pencapaian target-target kinerja Direktorat Jenderal Industri

Agro jangka menengah tahun 2015-2019 adalah sebesar 75,6%, sehingga dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro jangka menengah

tahun 2015-2019 telah berhasil dilaksanakan dengan tingkat capaian rata-rata sebesar 101,91%.

Catatan:

Berdasarkan hasil rapat pembahasan ukuran keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan di

lingkungan Direktorat Jenderal Industri Agro yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2020 yang

dihadiri oleh seluruh perwakilan dari Unit Eselon II dilingkungan Direktorat Jenderal Industri Agro,

disepakati bersama bahwa kriteria keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan

Direktorat Jenderal Industri Agro adalah jika rasio tingkat keberhasilan adalah ≥ 75%.

3.3.1 Faktor-Faktor yang Mendukung Keberhasilan Pencapaian Kinerja

Dari hasil evaluasi, pelaksanaan Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis

Agro tahun anggaran 2019 mengalami kegagalan, namun pelaksanaan Program Penumbuhan dan

Pengembangan Industri Berbasis Agro jangka menengah tahun 2015-2019 dapat disimpulkan telah

berhasil dilaksanakan. Beberapa faktor yang mendukung keberhasilan pelaksanaan Program

Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro jangka menengah tahun 2015-2019 antara

lain:

Sinergi antar unsur-unsur Pemerintah dalam menciptakan kondisi perekonomian yang

mampu mendorong pertumbuhan PDB sektor industri agro, jumlah tenaga kerja di sektor

industri agro, penumbuhan unit usaha, dan produktivitas tenaga kerja sektor industri agro.

Penyusunan rencana dan pelaksanaan program dan kegiatan telah dilaksanakan dengan baik

oleh seluruh unsur pada Direktorat Jenderal Industri Agro sehingga mampu mencapai target

output yang ditetapkan dan mampu mendukung pencapaian target-target kinerja dari

sasaran strategis baik dalam Rencana Strategis, maupun dalam Perjanjian Kinerja.

Tertib administrasi baik dalam hal keuangan, kepegawaian, penyediaan data, penyusunan

dan pelaksanaan program, penyusunan peraturan, kerja sama, maupun evaluasi dan

pelaporan mengakibatkan pelaksanaan kegiatan berjalan dengan lancar sehingga turut

mendukung pencapaian target kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro.

Penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perkantoran berjalan dengan baik

sehingga mampu menyediakan sistem untuk mendukung pelaksanaan kegiatan bagi para

stakeholder Direktorat Jenderal Industri Agro.

Koordinasi yang baik dengan unit kerja maupun instansi lain yang terkait sehingga

mendukung pencapaian target-target kinerja.

Page 148: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

137

3.3.2 Faktor-Faktor yang Menghambat Keberhasilan/Penyebab Kegagalan Pencapaian Kinerja

Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pelaksanaan Program Penumbuhan

dan Pengembangan Industri Berbasis Agro tahun anggaran 2019, serta ketidakberhasilan dalam

mencapai beberapa indikator kinerja jangka menengah tahun 2015-2019 antara lain:

Terdapat beberapa indikator kinerja baik pada Indikator Kinerja Tujuan (IKT), Indikator

Kinerja Sasaran Strategis (IKSS), Indikator Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja Utama

(IKU) yang tidak mencapai target tahunan maupun target jangka menengah, yaitu laju

pertumbuhan PDB industri agro, kontribusi PDB industri agro terhadap PDB nasional, nilai

investasi di sektor industri pengolahan agro, dan kontribusi ekspor produk industri agro

terhadap ekspor nasional. Tidak tercapainya target tersebut telah diprediksi sebelumnya, di

mana pencapaiannya dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan internal yang tidak dapat

dikendalikan secara langsung. Faktor eksternal diantaranya adalah ketidakpastian ekonomi

global dimana salah satunya sebagai dampak dari perang dagang antara Amerika dan China

yang terus berlangsung sejak tahun 2018, lemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar

Amerika, dimana salah satunya dipengaruhi oleh perang dagang Amerika-Cina sudah

memasuki babak baru yaitu perang mata uang atau currency war, serta faktor internal

dimana pada tahun 2019 Indonesia memasuki tahun politik yang juga penuh dengan

ketidakpastian sehingga menyebabkan investor bersifat wait and see dan menunda

investasi.

Terdapat 1 IKSS perspektif proses bisnis yang tidak mencapai target jangka menengah yaitu

”Infrastruktur kompetensi yang terbentuk: SKKNI yang ditetapkan”, di mana sampai dengan

tahun 2019, indikator kinerja ini hanya tercapai 18 RSKKNI/RKKNI dari total target sebanyak

20 RSKKNI/RKKNI atau dengan tingkat capaian sebesar 90%. Target penyusunan

RSKKNI/RKKNI pada tahun 2017 tidak tercapai dimana terdapat 2 RSKKNI (RSKKNI Di Bidang

Industri Gula Rafinasi dan RSKKNI Di Bidang Industri Mie Instan) yang tidak dapat dilanjutkan

penyusunannya karena terkendala substansi teknis.

Terdapat 1 IKSS perspektif pembelajaran organisasi yang tidak mencapai target tahunan

maupun target jangka menengah yaitu “Kesesuaian data dan informasi agro terhadap

kebutuhan stakeholder industri agro”. Adapun beberapa pertanyaan yang belum bisa

terpenuhi dikarenakan kurangnya koordinasi di mana masih terdapat admin yang belum

aktif menjawab pertanyaan masyarakat yaitu pada Sekretariat Direktorat Jenderal Industri

Agro. Hal ini terjadi karena adanya rotasi pegawai pada Sekretariat Direktorat Jenderal

Industri Agro yang menjadi admin pertanyaan masyarakat dan belum adanya koordinasi

pelimpahan tanggung jawab sebagai admin sehingga pertanyaan masyarakat yang masuk

tidak terpantau dengan baik.

Terdapat dua kegiatan pada program prioritas nasional yang tidak mencapai target yaitu

kegiatan “Peningkatan Kompetensi SDM Industri Hasil Hutan dan Perkebunan” dan

“Peningkatan Kompetensi SDM Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan”. Kedua kegiatan

tersebut tidak dapat mencapai target karena pada saat dilakukan revisi untuk menambah

jumlah output pada bulan November, usulan penambahan jumlah output disetujui namun

terdapat sebagian anggaran yang diblokir dengan catatan penghematan sehingga

Page 149: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

138

pelaksanaan kegiatan ini tidak dapat dilanjutkan dan mengakibatkan target output tidak

tercapai

Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun

2020-2024 sempat mengalami blokir pada pertengahan tahun anggaran, dan kegiatan Pilot

Project Industri 4.0 Di Sektor Industri Makanan dan Minuman tidak dapat dilaksanakan

dengan optimal karena sebagian anggaran untuk kegiatan-kegiatan tersebut mengalami

pemblokiran hingga akhir tahun anggaran 2019.

Adanya surat Sekretaris Jenderal Nomor 315/SJ-IND/KR/IX/2019 mengenai rencana

pemenuhan kekurangan belanja pegawai Kementerian Perindustrian serta adanya revisi

internal terkait pemenuhan anggaran pendidikan untuk kegiatan pelatihan pada Direktorat

Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, menyebabkan adanya realokasi anggaran Sekretariat

Direktorat Jenderal Industri Agro. Proses revisi ini sempat menghambat pelaksanaan

administrasi keuangan (realisasi anggaran).

3.3.3 Rekomendasi Langkah Tindak Lanjut Yang Dapat Dilakukan

Dari analisis faktor-faktor penyebab kegagalan pelaksanaan Program Penumbuhan dan

Pengembangan Industri Berbasis Agro Tahun Anggaran 2019, beberapa rekomendasi langkah tindak

lanjut yang dapat dilakukan yaitu:

Peningkatan Capaian Kinerja

- Berkoordinasi dengan seluruh unsur Pemerintah yang terkait karena untuk melakukan

langkah antisipasi maupun langkah tindak lanjut atas krisis ekonomi global serta

permasalahan lain yang terjadi perlu melibatkan seluruh unsur Pemerintah, tidak hanya

Kementerian Perindustrian saja.

- Bersinergi dengan unsur Pemerintah lainnya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan

sektor industri agro serta menciptakan kebijakan yang dapat mendukung peningkatan

pertumbuhan sektor industri agro yang juga mampu mendorong peningkatan kontribusi

PDB, nilai investasi dan kontribusi ekspor sektor industri agro terhadap perekonomian

nasional.

- Pelaksanaan penyusunan RSKKNI yang tidak selesai di laksanakan pada tahun yang

bersangkutan, seharusnya sudah bisa diprediksi dalam evaluasi rencana aksi yang

dilakukan secara berkala. Dalam rencana aksi juga disampaikan langkah tindak lanjut yang

dapat dilakukan. Melaksanaan rekomendasi

- Meningkatkan koordinasi dan menggalang partisipasi aktif admin pertanyaan masyarakat

pada unit kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Agro sehingga target

indikator kinerja “Kesesuaian data dan informasi industri agro terhadap kebutuhan

stakeholder industri agro” dapat tercapai

Perbaikan Perencanaan Kinerja

- Dalam penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2020-2024,

perlu dilakukan analisis terkait indikator kinerja yang digunakan, apakah berkorelasi

Page 150: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

139

langsung dengan aktivitas yang dilaksanakan serta apakah lebih dominan dipengaruhi oleh

faktor-faktor internal ataukah faktor eksternal. Indikator kinerja yang digunakan agar

memenuhi kriteria SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, and Time-bound).

Dalam menentukan nilai target, agar dipertimbangkan secara rasional dengan melihat

situasi dan perkembangan yang terjadi saat ini.

- Untuk indikator “Infrastuktur kompetensi yang terbentuk: SKKNI” perlu dilakukan analisis

apakah masih perlu dilaksanakan karena terdapat target RSKKNI yang tidak selesai disusun

dalam periode Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2015-2019. Jika

masih diperlukan, maka agar dipertimbangkan untuk terus dilaksanakan dan diakomodir di

dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2020-2024.

- Untuk indikator “Kesesuaian data dan informasi industri agro terhadap kebutuhan

stakeholder industri agro” dari capaian sepanjang tahun 2015-2019 target indikator kinerja

ini tidak pernah tercapai, sehingga dapat diusulkan untuk terus digunakan sebagai

indikator kinerja pada Direktorat Jenderal Industri Agro periode Rencana Strategis tahun

2020-2024 agar kinerja pelayanan data dan informasi dapat terus ditingkatkan.

- Indikator-indikator kinerja yang kurang berkualitas/tidak berkorelasi langsung dengan

pencapaian sasaran kinerja sebaiknya tidak digunakan lagi dalam Rencana Strategis

Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2020-2024, diantaranya “rata-rata produktivitas

kinerja minimum pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro” dan “kualifikasi pendidikan

Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro”.

- Pada saat pengajuan anggaran, perlu menyiapkan data pendukung yang memadai,

menyeimbangkan proporsi penganggaran dan menyiapkan argumentasi yang tepat

sehingga tidak terjadi pemblokiran anggaran yang dapat mengganggu proses pencapaian

target kinerja.

Perbaikan Manajemen Kinerja

- Evaluasi Rencana Aksi yang saat ini dilakukan secara triwulanan, agar dapat ditingkatkan

menjadi bulanan dan ditingkatkan analisisnya (lebih banyak faktor yang dianalisis dan

dilaporkan) sehingga mampu memberikan solusi nyata atas kendala yang terjadi.

- Optimalisasi aplikasi-aplikasi kinerja yang sudah tersedia. Pengisian pemantauan kinerja

agar dilaksanakan secara tepat waktu.

- Secara umum terus memantau secara lebih intens dan rutin atas progress pencapaian

seluruh target kinerja melalui peningkatan koordinasi dengan unit kerja/bagian yang

melaksanakan pencapaian target dan diharapkan ada peran aktif dari seluruh unit

kerja/bagian di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Agro sehingga pada periode

berikutnya, target dapat dicapai.

3.4 Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Evaluasi Tahun 2018

Berdasarkan rekomendasi hasil evaluasi pencapaian kinerja program/kegiatan dan kebijakan

Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2018, tindak lanjut yang direkomendasikan untuk

dilaksanakan pada tahun 2019 adalah:

Page 151: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

140

1. Melakukan reviu dan memantau capaiannya secara berkala atas target-target indikator

kinerja baik pada Indikator Kinerja Tujuan (IKT), Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS),

Indikator Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja Utama (IKU). Jika hasil reviu menunjukkan

bahwa target tersebut sudah tidak relevan, agar segera mengajukan usulan perubahan.

2. Melakukan kajian analisis benefit dan skema insentif atas program revitalisasi industri

furniture dan kayu olahan sebelum melanjutkan pelaksanaan kegiatan Perusahaan Industri

Hasil Hutan dan Perkebunan Yang Melakukan Revitalisasi Mesin Peralatan.

3. Menertibkan, menggiatkan kembali dan meningkatkan koordinasi admin pertanyaan

masyarakat pada seluruh unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Agro agar

pertanyaan dari masyarakat dapat segera ditanggapi dengan tidak melebihi batas waktu

seperti yang telah ditentukan dalam SOP.

Berdasarkan rekomendasi-rekomendasi tersebut, maka tindak lanjut yang telah dilaksanakan

pada tahun 2019 adalah:

1. Telah dilakukan reviu dan pemantauan capaian secara berkala atas target-target indikator

kinerja baik pada Indikator Kinerja Tujuan (IKT), Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS),

Indikator Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dilaksanakan melalui

rapat evaluasi kinerja semester I tahun 2019 dan rapat evaluasi kinerja tahun 2019. Selain

melalui rapat-rapat tersebut, capaian target juga dipantau secara berkala melalui aplikasi

Monev Perkin pada Intranet Kemenperin dan SMART-DJA. Rencana pencapaian target

kinerja tertuang di dalam matriks Rencana Aksi dan dilakukan evaluasi setiap triwulan yang

di dalamnya memuat kendala dan tindak lanjut yang dilakukan untuk mengatasi/

mengantisipasi kendala yang dapat menganggu pencapaian target kinerja.

2. Pada tahun 2019 tidak terdapat kegiatan revitalisasi mesin peralatan industri furniture dan

kayu olahan pada Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan sehingga rekomendasi

ini tidak dilakukan pada tahun 2019. Akan tetapi jika kegiatan ini dilanjutkan pada masa

yang akan datang, maka tetap perlu dilakukan kajian analisis benefit dan skema insentif

dari program revitalisasi yang akan dilaksanakan.

3. Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Agro telah mengirimkan surat kepada Pusat Data

dan Informasi mengenai penunjukan admin pertanyaan masyarakat pada unit-unit kerja

Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Agro dalam rangka untuk menertibkan

admin pertanyaan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan capaian pada

indikator “Kesesuaian data dan informasi industri terhadap kebutuhan stakeholder” dari

36% pada tahun 2018 meningkat menjadi 61% pada tahun 2019 meskipun capaian ini

belum mampu memenuhi target yang ditetapkan. Untuk selanjutnya, Direktorat Jenderal

Industri Agro perlu meningkatkan koordinasi dengan admin-admin pertanyaan masyarakat

pada seluruh Unit Kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Agro sehingga

seluruh pertanyaan yang masuk dapat terjawab seluruhnya secara tepat waktu.

Berdasarkan hasil evaluasi SAKIP Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun Anggaran 2018 yang

telah dilakukan oleh Inspektorat Jenderal, perbaikan-perbaikan yang direkomendasikan adalah:

1. Penyempurnaan perumusan outcome unit kerja .

Page 152: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

141

2. Reviu dan penetapan indikator kinerja, baik indikator kinerja tujuan, maupun indikator

kinerja sasaran strategis, sesuai kriteria indikator kinerja yang baik (Spesific, Measurable,

Achieveable, Reliable, dan Time-bound).

3. Hasil pengukuran rencana aksi agar dijadikan dasar untuk menyimpulkan kemajuan

(progres) kinerja.

4. Hasil pengukuran rencana aksi belum menjadi dasar (ditindaklanjuti) untuk mengambil

tindakan (action) dalam rangka mencapai target kinerja yang ditetapkan.

5. Monitoring pengukuran kinerja Eselon III dan IV yang selaras dengan indikator kinerja yang

telah ditetapkan dalam Perjanjian kinerja.

6. Peningkatan kinerja agar capaian kinerja baik output maupun outcome lebih baik dari

tahun sebelumnya.

7. Reviu atas SOP yang ada, antara lain:

Monitoring pencapaian target jangka pendek dan jangka menehaj yang dilengkapi

dengan periode pengumpulan dan cara evaluasi target.

Mekanisme pengumpulan data kinerja yang dilengkapi dengan cara

perhitungan/pengukuran Indikator kinerja berdasarkan sumber datanya yang valid,

kemudahan untuk mengakses data bagi pihak yang berkepentingan, penanggungjawab

yang jelas atas masing-masing indikator kinerja serta waktu delivery pencapaian kinerja

mekanisme yang jelas jika terjadi kesalahan data.

Mekanisme penyampaian informasi capaian kinerja meliputi penanggungjawab

pengumpul data, sumber data yang valid, waktu perhitungan data kinerja, serta cara

menyajikan data kinerja dengan tingkat kesalahan yang minimal.

8. Tata cara evaluasi/penilaian analisis kinerja sebagai bentuk implementasi pemberian

reward and punishment untuk digunakan sebagai dasar penetuan rencana aksi perbaikan

kegiatan selanjutnya.

9. Evaluasi program belum menyimpulkan keberhasilan dan kegagalan program (karena

ukuran keberhasilan program masih belum jelas). Unit kerja agar merumuskan kriteria

evaluasi pelaksanaan program/kegiatan.

10. Pemantauan rencana aksi agar dilaksanakan secara periodik (bulanan) dan dapat

memberikan akternatif perbaikan yang dapat dilaksanakan.

11. Memastikan unit kerja menerapkan kinerja yang akan diwujudkan, serta merumuskan

kegiatan yang benar-benar mendorong pencapaian kinerja.

12. Memastikan setiap anggaran memiliki kaitan langsung dengan pencapaian kinerja.

13. Meningkatkan pencapaian kinerja baik output maupun outcome lebih baik dari tahun

sebelumnya .

Page 153: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

142

Berdasarkan rekomendasi tersebut, tindak lanjut yang telah dilaksanakan adalah sebagai

berikut:

1. Dalam rapat-rapat evaluasi kinerja & reviu dokumen kinerja, telah disampaikan usulan

perubahan beberapa indikator kinerja yang bersifat outcome. Usulan ini telah diakomodir

dalam perencanaan kinerja tahun 2019, diantaranya:

"Manajemen Direktorat Jenderal Industri Agro yang andal dan profesional"" dengan

indikator nilai PMPRB, sesuai arahan Inspektorat Jenderal, tidak lagi digunakan

sebagai indikator kinerja tujuan karena dinilai tidak relevan dengan tujuan Direktorat

Jenderal Industri Agro

"Produk industri agro yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)""

tidak lagi digunakan sebagai indikator kinerja sasaran strategis karena telah dibentuk

unit kerja baru di lingkungan Kementerian Perindustrian yaitu Pusat Peningkatan

Penggunaan Produk Dalam Negeri (Pusat P3DN) dimana salah satu fungsinya adalah

melaksanakan penyiapan pelaksanaan sertifikasi tingkat komponen dalam negeri

Diusulkan indikator baru yaitu “Masukan posisi kerja sama internasional bidang

industri agro” sebagaimana hasil evaluasi PMPRB untuk mengakomodir fungsi bagian

kerja sama yang saat ini belum memiliki target kinerja"

2. Sebagian 'Indikator Kinerja Tujuan (IKT) dan Indikator Kinerja Sasaran (IKS) Ditjen Industri

Agro merupakan penugasan/turunan dari Rencana Strategis Kementerian Perindustrian

sehingga IKT & IKS tersebut tidak dapat diubah sampai ada reviu Renstra Kementerian

Perindustrian yang merekomendasikan perubahan tersebut. Oleh karena itu Ditjen Industri

Agro akan mengusulkan perubahan indikator kinerja pada saat reviu Renstra Kemenperin.

Namun demikian, untuk beberapa indikator kinerja yang bukan merupakan turunan dari

indikator kinerja Kementerian Perindustrian, telah dilakukan reviu dan ditetapkan

perubahannya sebagaimana uraian pada kolom di atas.

3. Mulai triwulan II tahun 2019, pada dokumen Evaluasi Rencana Aksi Ditjen Industri Agro

telah ditambahkan kolom status keberhasilan atas pencapaian target antara sehingga

dapat diketahui apakah rencana tersebut berhasil/gagal dilaksanakan, serta hambatan dan

tindak lanjut yang direkomendasikan untuk dilakukan agar pada akhir tahun, target kinerja

dapat dicapai.

4. Rencana Aksi yang merupakan penjabaran dari target-target pada Penetapan Kinerja,

didalamnya telah menerangkan target antara, realisasi antara, hambatan yang dialami,

serta tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan ketika target

Penetapan Kinerja tidak dapat dicapai pada periode tertentu (triwulanan). Rekomendasi

tindak lanjut yang dapat dilakukan, telah disajikan dalam kolom "Tindak Lanjut" dan kolom

"Keterangan". Hasil tindak lanjut yang sudah dilaksanakan, telah dibahas dalam LAKIP

Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2019.

5. Proses penetapan Perjanjian Kinerja Eselon III s.d staf dilakukan melalui cascading

Perjanjian Kinerja Eselon I dan Eselon II, di mana uraian Perjanjian Kinerja Eselon III s.d staf

merupakan penjabaran lebih detil/teknis atas pelaksanaan tugas, dan bersifat output, di

mana tugas-tugas tersebut merupakan aktivitas untuk mendukung pencapaian dari

masing-masing Sasaran Strategis pada Eselon I dan Eselon II. Untuk memudahkan

Page 154: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

143

monitoring Perjanjian Kinerja individu ini, maka Direktorat Jenderal Industri Agro

berinisiatif untuk mengakomodir/mengadopsi Perjanjian Kinerja individu untuk dijadikan

sebagai Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang capaiannya dipantau setiap bulan dan setiap

akhir tahun melalui Intranet Kemenperin.

6. Target-target yang diperjanjikan pada Rencana Strategis maupun pada Perjanjian Kinerja

telah dilakukan monitoring atas progres pencapaiannya secara berkala melalui evaluasi

Rencana Aksi dan dibahas dalam rapat-rapat evaluasi kinerja, serta dipantau setiap bulan

melalui aplikasi-aplikasi kinerja. Jika target antara tidak tercapai, dilakukan tindak lanjut

secara nyata untuk mengatasi hal tersebut. Akan tetapi, terdapat beberapa indikator

kinerja yang pencapaiannya tidak hanya dipengaruhi oleh hasil kerja Direktorat Jenderal

Industri Agro, namun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Untuk indikator seperti

ini, yang dapat dilakukan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro adalah memastikan bahwa

pelaksanaan kegiatan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis telah dilakukan

dengan baik sehingga mampu memenuhi target output kegiatan.

7. Direktorat Jenderal Industri Agro akan melakukan penyusunan/perbaikan SOP terkait

monitoring pencapaian target jangka pendek dan jangka menengah, mekanisme

pengumpulan data kinerja, mekanisme penyampaian informasi capaian kinerja, dan tata

cara evaluasi/penilaian analisis kinerja. Namun demikian, pada tahun 2019, Kemenperin

sedang menyusun perbaikan proses bisnis di mana di dalamnya termasuk penyusunan SOP.

Dari seluruh SOP yang ada di Kemenperin, terdapat SOP-SOP yang bersifat generik, yaitu

SOP yang berlaku sama untuk seluruh unit kerja di Kemenperin. SOP-SOP terkait

monitoring pencapaian target jangka pendek dan jangka menengah, mekanisme

pengumpulan data kinerja, mekanisme penyampaian informasi capaian kinerja, dan tata

cara evaluasi/penilaian analisis kinerja termasuk dalam SOP generik. Oleh karena itu

Direktorat Jenderal Industri Agro perlu mengkoordinasikan hal ini terlebih dahulu dengan

Biro OSDM.

8. Direktorat Jenderal Industri Agro akan melakukan penyusunan kriteria evaluasi

pelaksanaan program/kegiatan yang di dalamnya memuat ukuran keberhasilan dan

kegagalan program.

9. Direktorat Jenderal Industri Agro akan melakukan pemantauan Rencana Aksi secara

periodik setiap bulan yang di dalamnya memuat alternatif perbaikan yang dapat

dilaksanakan

10. Dalam penyusunan Rencana Strategis tahun 2020-2024, juga telah disusun rencana output-

output kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran

kinerja pada seluruh unit kerja Eselon I dan Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal

Industri Agro. Implementasi Renstra ini dapat dilihat dalam dokumen perencanaan tahun

2020. Hubungan antara kegiatan yang dilaksanakan dengan sasaran kinerja (melalui

intermediate outcome) dapat dilihat dalam Pohon Kinerja.

11. Dalam penyusunan Rencana Strategis tahun 2020-2024, juga telah disusun rencana output-

output kegiatan beserta dengan rencana anggaran per output dalam rangka mendukung

pencapaian sasaran kinerja pada seluruh unit kerja Eselon I dan Eselon II di lingkungan

Direktorat Jenderal Industri Agro. Rencana anggaran ini telah melalui penelaahan oleh

Bappenas dan telah disetujui.

Page 155: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

144

12. Telah dilakukan monitoring pencapaian target jangka menengah atas target-target yang

diperjanjikan pada Rencana Strategis sehingga progres pencapaian setiap tahun dapat

dipantau dan dijadikan dasar agar pencapaian target kinerja tahun selanjutnya dapat

dicapai dengan lebih baik. Direktorat Jenderal Industri Agro memastikan bahwa

pelaksanaan kegiatan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis telah dilakukan

dengan baik, lebih baik dari tahun sebelumnya, sehingga mampu memenuhi target output

kegiatan yang pada akhirnya untuk mendukung pencapaian target kinerja.

Tindak lanjut hasil evaluasi SAKIP ini secara lebih lengkap dapat dilihat dalam matriks Tindak Lanjut

Hasil Evaluasi SAKIP sebagaimana terlampir.

Page 156: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

145

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2019 dan jangka

menengah tahun 2015-2019, secara umum dapat disimpulkan bahwa:

1. Capaian kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro pada tahun 2019 realisasi fisik kegiatan

sebesar 97,90%, rata-rata capaian target Rencana Strategis adalah sebesar 116,13%, rata-rata

capaian target Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah sebesar 121,25%, rata-rata capaian target

Perjanjian Kinerja adalah sebesar 139,05%, rata-rata capaian pelaksanaan Program Prioritas

Nasional adalah sebesar 99,7%, rata-rata capaian target RPJMN adalah sebesar 91,35%, dan

rata-rata capaian kinerja secara keseluruhan adalah sebesar 110,9% dengan rasio tingkat

keberhasilan sebesar 74,5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Program

Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro Tahun Anggaran 2019 tidak berhasil

dilaksanakan meskipun tingkat rata-rata capaiannya melebihi 100%.

2. Realisasi anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro pada tahun 2019 mencapai

Rp. 94.703.846.753,- (Sembilan Puluh Empat Milyar Tujuh Ratus Tiga Juta Delapan Ratus Empat

Puluh Enam Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh Tiga Rupiah) atau 85,31% dari total PAGU anggaran

sebesar Rp. 111.016.300.000,- (Seratus Sebelas Milyar Enam Belas Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah).

3. Capaian kinerja jangka menengah Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2015-2019, rata-rata

capaian target Rencana Strategis adalah sebesar 109,88%, rata-rata capaian target RPJMN

tahun 2015-2019 adalah sebesar 93,93%, dan rata-rata capaian kinerja jangka menengah secara

keseluruhan adalah sebesar 101,91% dengan rasio tingkat keberhasilan sebesar 75,6%,

sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Program Penumbuhan dan Pengembangan

Industri Berbasis Agro periode jangka menengah tahun 2015-2019 telah berhasil dilaksanakan.

4.2 Kendala

Beberapa kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program/kegiatan dan pencapaian

target kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2019 dan jangka menengah tahun 2015-2019

antara lain:

1. Terdapat beberapa indikator kinerja baik pada Indikator Kinerja Tujuan (IKT), Indikator

Kinerja Sasaran Strategis (IKSS), Indikator Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja Utama

(IKU) yang tidak mencapai target tahunan maupun target jangka menengah, yaitu laju

pertumbuhan PDB industri agro, kontribusi PDB industri agro terhadap PDB nasional,

nilai investasi di sektor industri pengolahan agro, dan kontribusi ekspor produk industri

agro terhadap ekspor nasional. Tidak tercapainya target tersebut telah diprediksi

sebelumnya, di mana pencapaiannya dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan

internal yang tidak dapat dikendalikan secara langsung. Faktor eksternal diantaranya

adalah ketidakpastian ekonomi global dimana salah satunya sebagai dampak dari perang

dagang antara Amerika dan China yang terus berlangsung sejak tahun 2018, lemahnya

Page 157: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

146

nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, dimana salah satunya dipengaruhi oleh

perang dagang Amerika-Cina sudah memasuki babak baru yaitu perang mata uang atau

currency war, serta faktor internal dimana pada tahun 2019 Indonesia memasuki tahun

politik yang juga penuh dengan ketidakpastian sehingga menyebabkan investor bersifat

wait and see dan menunda investasi.

2. Terdapat 1 IKSS perspektif proses bisnis yang tidak mencapai target jangka menengah

yaitu ”Infrastruktur kompetensi yang terbentuk: SKKNI yang ditetapkan”, di mana

sampai dengan tahun 2019, indikator kinerja ini hanya tercapai 18 RSKKNI/RKKNI dari

total target sebanyak 20 RSKKNI/RKKNI atau dengan tingkat capaian sebesar 90%. Target

penyusunan RSKKNI/RKKNI pada tahun 2017 tidak tercapai dimana terdapat 2 RSKKNI

(RSKKNI Di Bidang Industri Gula Rafinasi dan RSKKNI Di Bidang Industri Mie Instan) yang

tidak dapat dilanjutkan penyusunannya karena terkendala substansi teknis.

3. Terdapat 1 IKSS perspektif pembelajaran organisasi yang tidak mencapai target tahunan

maupun target jangka menengah yaitu “Kesesuaian data dan informasi agro terhadap

kebutuhan stakeholder industri agro”. Adapun beberapa pertanyaan yang belum bisa

terpenuhi dikarenakan kurangnya koordinasi di mana masih terdapat admin yang belum

aktif menjawab pertanyaan masyarakat yaitu pada Sekretariat Direktorat Jenderal

Industri Agro. Hal ini terjadi karena adanya rotasi pegawai pada Sekretariat Direktorat

Jenderal Industri Agro yang menjadi admin pertanyaan masyarakat dan belum adanya

koordinasi pelimpahan tanggung jawab sebagai admin sehingga pertanyaan masyarakat

yang masuk tidak terpantau dengan baik.

4. Terdapat dua kegiatan pada program prioritas nasional yang tidak mencapai target yaitu

kegiatan “Peningkatan Kompetensi SDM Industri Hasil Hutan dan Perkebunan” dan

“Peningkatan Kompetensi SDM Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan”. Kedua

kegiatan tersebut tidak dapat mencapai target karena pada saat dilakukan revisi untuk

menambah jumlah output pada bulan November, usulan penambahan jumlah output

disetujui namun terdapat sebagian anggaran yang diblokir dengan catatan penghematan

sehingga pelaksanaan kegiatan ini tidak dapat dilanjutkan dan mengakibatkan target

output tidak tercapai

5. Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun

2020-2024 sempat mengalami blokir pada pertengahan tahun anggaran, dan kegiatan

Pilot Project Industri 4.0 Di Sektor Industri Makanan dan Minuman tidak dapat

dilaksanakan dengan optimal karena sebagian anggaran untuk kegiatan-kegiatan

tersebut mengalami pemblokiran hingga akhir tahun anggaran 2019.

6. Adanya surat Sekretaris Jenderal Nomor 315/SJ-IND/KR/IX/2019 mengenai rencana

pemenuhan kekurangan belanja pegawai Kementerian Perindustrian serta adanya revisi

internal terkait pemenuhan anggaran pendidikan untuk kegiatan pelatihan pada

Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, menyebabkan adanya realokasi

anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Agro. Proses revisi ini sempat

menghambat pelaksanaan administrasi keuangan (realisasi anggaran).

Page 158: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

147

4.3 Rekomendasi

Hal-hal yang perlu mendapatkan prioritas dalam pencapaian kinerja/pelaksanaan program

dan kegiatan Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2020 dan di masa yang akan datang antara lain:

Peningkatan Capaian Kinerja

1. Berkoordinasi dengan seluruh unsur Pemerintah yang terkait karena untuk melakukan

langkah antisipasi maupun langkah tindak lanjut atas krisis ekonomi global serta

permasalahan lain yang terjadi perlu melibatkan seluruh unsur Pemerintah, tidak hanya

Kementerian Perindustrian saja.

2. Bersinergi dengan unsur Pemerintah lainnya untuk mengatasi permasalahan-

permasalahan sektor industri agro serta menciptakan kebijakan yang dapat mendukung

peningkatan pertumbuhan sektor industri agro yang juga mampu mendorong

peningkatan kontribusi PDB, nilai investasi dan kontribusi ekspor sektor industri agro

terhadap perekonomian nasional.

3. Pelaksanaan penyusunan RSKKNI yang tidak selesai di laksanakan pada tahun yang

bersangkutan, seharusnya sudah bisa diprediksi dalam evaluasi rencana aksi yang

dilakukan secara berkala. Dalam rencana aksi juga disampaikan langkah tindak lanjut

yang dapat dilakukan. Melaksanaan rekomendasi

4. Meningkatkan koordinasi dan menggalang partisipasi aktif admin pertanyaan masyarakat

pada unit kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Agro sehingga target

indikator kinerja “Kesesuaian data dan informasi industri agro terhadap kebutuhan

stakeholder industri agro” dapat tercapai

Perbaikan Perencanaan Kinerja

1. Dalam penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2020-2024,

perlu dilakukan analisis terkait indikator kinerja yang digunakan, apakah berkorelasi

langsung dengan aktivitas yang dilaksanakan serta apakah lebih dominan dipengaruhi

oleh faktor-faktor internal ataukah faktor eksternal. Indikator kinerja yang digunakan

agar memenuhi kriteria SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, and Time-

bound). Dalam menentukan nilai target, agar dipertimbangkan secara rasional dengan

melihat situasi dan perkembangan yang terjadi saat ini.

2. Untuk indikator “Infrastuktur kompetensi yang terbentuk: SKKNI” perlu dilakukan analisis

apakah masih perlu dilaksanakan karena terdapat target RSKKNI yang tidak selesai

disusun dalam periode Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2015-

2019. Jika masih diperlukan, maka agar dipertimbangkan untuk terus dilaksanakan dan

diakomodir di dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2020-

2024.

3. Untuk indikator “Kesesuaian data dan informasi industri agro terhadap kebutuhan

stakeholder industri agro” dari capaian sepanjang tahun 2015-2019 target indikator

kinerja ini tidak pernah tercapai, sehingga dapat diusulkan untuk terus digunakan sebagai

indikator kinerja pada Direktorat Jenderal Industri Agro periode Rencana Strategis tahun

2020-2024 agar kinerja pelayanan data dan informasi dapat terus ditingkatkan.

Page 159: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

148

4. Indikator-indikator kinerja yang kurang berkualitas/tidak berkorelasi langsung dengan

pencapaian sasaran kinerja sebaiknya tidak digunakan lagi dalam Rencana Strategis

Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2020-2024, diantaranya “rata-rata produktivitas

kinerja minimum pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro” dan “kualifikasi pendidikan

Pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro”.

5. Pada saat pengajuan anggaran, perlu menyiapkan data pendukung yang memadai,

menyeimbangkan proporsi penganggaran dan menyiapkan argumentasi yang tepat

sehingga tidak terjadi pemblokiran anggaran yang dapat mengganggu proses pencapaian

target kinerja.

Perbaikan Manajemen Kinerja

1. Evaluasi Rencana Aksi yang saat ini dilakukan secara triwulanan, agar dapat ditingkatkan

menjadi bulanan dan ditingkatkan analisisnya (lebih banyak faktor yang dianalisis dan

dilaporkan) sehingga mampu memberikan solusi nyata atas kendala yang terjadi.

2. Optimalisasi aplikasi-aplikasi kinerja yang sudah tersedia. Pengisian pemantauan kinerja

agar dilaksanakan secara tepat waktu.

3. Secara umum terus memantau secara lebih intens dan rutin atas progress pencapaian

seluruh target kinerja melalui peningkatan koordinasi dengan unit kerja/bagian yang

melaksanakan pencapaian target dan diharapkan ada peran aktif dari seluruh unit

kerja/bagian di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Agro sehingga pada periode

berikutnya, target dapat dicapai.

Page 160: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

LAMPIRAN

Page 161: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Typewriter
TTD
User
Typewriter
TTD
Page 162: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Typewriter
TTD
User
Typewriter
TTD
Page 163: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Typewriter
TTD
User
Typewriter
TTD
Page 164: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Typewriter
TTD
User
Typewriter
TTD
Page 165: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Typewriter
TTD
User
Typewriter
TTD
Page 166: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Typewriter
TTD
User
Typewriter
TTD
Page 167: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

MATRIKS RENCANA AKSI TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI SAKIP

DIREKTORAT JENDERAT INDUSTRI AGRO TAHUN 2018

l. Penyempurnaan perumusan outcome unat kerja Dalam rapat-rapat evaluasi kineria & reviu dokumen kinerja, telahdisempaikan u3ulan perubahan b€berapa indakator kine4a yang bersltatoutcome. usulan initelah diakomodir dalam perencenaan kiner,a tahun 2019,

diantarany.:- "Man.iem€n Direktor.t Jenderal IndustriAgro yang andal dan proleslonal"

den8an indikator nilai PMPR8, resuaiarahan lnspektorat Jenderal, tidak laSi

dagunakan sebagai indlkator kinerja tuiuan karena dinilaitidak ral€van den8an

tujuan Okektorat Jend€ral lndustri Agro- "Produk lndustriagro ying ters€rtiftkas i TinSkat l(omponen Dalam ll€t€ri{TXDN}' tidak laSi diSunakn lebagai indikato. kinerja sa!.ran stratlgh kar€na

telah dib€ntuk unlt k€rja baru dillnSkunSan Xemehterian P€rlndurtrian yaitu

Pusat P.nlnSkatan Pen8Sunaan Produk Oalam N.g€ri(Pusat P3DN) dllnanaralah satu fungsinya adalah malaksanakan penyiapan pelak5anaan sertifikasitlnSkat komponen dalan neSeri- Dlusulkan indikator baru yaitu "Masuken posirikerje sama internasional

bidanSlnd0striagro"!ebagalmanahasilevaluasi PMPRBuntukmenSakomodir

fungsibagian kerja sama yanBsaat inib€lum memilikitarS€t kinerie

s€ptember 2019 0irektur lend€ral lndu5triagro

- Perubahan lndikator kineria telah diakomodirdalam P€rjanjian Kinerj. Oi.€ktorat l€hderellndustri A8ro Tahun 2019

- llota dinas m€ngenai peru bahan indilatorkinerja t€lah dilamplrkan dalam R€natra

Oirektorat J€nderal lndustri Agro Tahun 2015-2019 Perubahan

2. R€vlu dan penet.pan indikator linerja, baik

indik.tor *inerja tuiuan, maupun indlkator kinerjasasaran strategis, secuai lriterla lndilator kincriayzng beik lspsili., M.osurd e, Achicwode,R.liodc, dan firn.fuund I

S.bagi.n 'lndikator Kincrj.Tuju.n (lKI) d.n lndikator Kinerja S.raren (ll(S)

Oitjcn lndustriAgro m€rupakan penu8a..n/turunandari ncncanaStrat€8ij(ementlrlan Perlndustrl.n sehinSga IKI & IXS t€rsebut tidak d.p.t diubah

!ampai ada rcviu Ranstra Kementcrian P€rindustrian yang mer€komendarikanperubahan tersebut, Oleh karena itu oitjen lndultriASro ak.n menSu5ulkanperubahan indikator kinerja pada saal revlu Sanstra Xcmenp€rin, l{amundemlkian, untuk bcb.rapa lndik.tor kin.rja yeng bukan mcrupak.n turunand.ri indikator kincrja Nem.nt.ri.n Perindu!trian, telah dilakukan revlu dan

dit€tapkan p€rubahannye s.bag.lmana urai.n pada kolom dlatas.

Septemb€r 2019 Oirektur J.ndcral lndustrlAg.o

- Perubahan andilator kin€rja t€leh diakomodkdalam Perianiian l(inerja 0ir€ktorat J€nderal

lndustri ASro Tah(n 2019- Nota dlna5 mcngenaiperubahan indikatorIinerja telah dilampirkan dalam Renstra

Ohe ktorat .l€n de rrl ln du strl Agro Tahun 2015-

2019 Perubahan

3 Hasilp€nSukuran ren.ana alsi aSar dijadilan dasar

untuk m€nylmpulkan kemajiian (proSres) trnerlaMulai triwulan ll tahun 2019, pada dokumen Evaluasi Eencana Aksi DitjenlndustriASro t€lah ditambahkan kolom status keberhasilan atas pencapaian

target antBra sehingga dapat diketahuiapakah r€ncana te15ebut berhasil/ga8al

dilaksanakan, serta hambatan dan tindal lanjut yang direkomenda5ikan untukdilakukan aSar pada akhir tahun, tarSet lin€rja dapat di.apai.

5eptember 2019 Dircktu r Jenderal lndustriAgro

Perubahan telah diakomodir dalam €valuasi

R6ncana Aksi Oirektorat lend€ral lnduski AEro

mulai triwulan ll tahun 2019

4 H.sil p.nSukuran rrncana eksibalum enjrdi daiar(ditindaklanju ti) u ntuk m.n8.mbil tindakan (actlon)

del.m rangke m.ncapait r8.t kinerja yanS

ditetepkan

Renc.na AksiyanS merup.kan p?njabaran dari t.r8et-target pada P€net.panKlncria, didalamnya telah m€nerangkan target antara, rcalisaii antara,hambatan yang dial.mi, lerta tindak l.njut yanS dapat dilakukan untukm.nSatasl ham batan ketila targ€t Pen.tapan Xinerja tidak dapat dic.paipadap€riode t€rtentu (triwulananl. Rekomendari tind.l lanjut y.ng dapatdilakukan, tel.h dlsajikan dalam kolom "Tindak L.njut" dan kolom

"Xeterangan". Hasiltindaklanjuty.nSsudah dil.kianakan, telah dibahardal.m tAKIP Oirekto rat le nderal lndusvi Agro T.hun 2019.

September 2019 Okekturlend€rel lndustrl

A8ro

- Delam dokumen [valua5iRencana aksiOkektorat Jend€ra I ln dustri Agro telah memuatrekomendasi tindal lanjut yang dapat dilakuk.n- Hasiltlndak laniut yan8 sudah dllaksan.lan,t.lah dibahas dalam lAklP Direktorat Jenderal

lndustri ASro Tahun 2019

REKOMENOASI TINDAX TANIUT BATAS WAKTUPENANGGUNG .IAWAB KITERANGAT/

Page 168: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

5 MonitorlnS penSuk!ran kinerja Eselon llldan lV

yang s€laras den8an indikator kineria yang telah

dltetapkan dalam Perianjian kanerie

Prosei penetapan perianjian Kineria Esclon lll5,d rtaf dilakukan m€laluicoscoding Petian)ian l<lnerja E$lon ldan Eselon ll, diman6 uraian Perjanilan

Kinerja Eselon llls.d.taf merupakan penjabaran l.bih detil/t€knil ataspelaksanaan tuga5, dan berslfat output, dimana tugas-tugas tellebutmerupakan aktlvitas untuk mendukung pencapalan dari masin8-ma!in8Sasaran Strategls pada E36lon ldan Esalon ll, Untul memudehkan monltorang

P.4anjian Xinerla indivldu lni, maka Dkektorat J.nderal lndus ki ASro

berini3iatif untuk mengakomodlr/mengadopsi P€rjanjian Kincrja lndividuuntuk dijadikan 5ebag.i Sasaran Kcria P€gawai (SKP) y.ng capalannya dipantaus€tlap bulan d.n setiap akhk tahun melalui lntran.t l(€menperin.

September 2019 i€kEltlenderal hdustrlAEro

ilonitoring pengukuran Perj.njian Xinerja

Es.lon lll s.dstaf yanSdiadopsiiekaliguss€b.gai

S(P peSawal, telah dilaksan.kan secara bulanan

dan pada akhk tahun, m€laluilntranetKemanperln

6. Peningkatan kinerja agar.apaian kinerja baik outputmaupun outcome l€bih baik dari tahun s€b€lulnnya

Target-targ.t yang diperianlikan pada Rencana Strategis maupun pada

Perianjian (inerja telah dilakukan monitorinE atas progres p€ncapaiannya

eecara berkela melalui€valuari Rencana Ak5ldan dibahar dal.m rapat-r.pat€valuari kinerja, rerta dlpantau 5etiap bul.n melalu i apllk.5i-aplik.si kinerja,

Jika target antara tldak tercapai, dllakukan tindak lanjut secara nyata untulmenSatasi hal tersebut. Akan tetapi, terdapat b.berapa indilator kln€rja yen8

pencapaiannya tldak hanya dlpengaruhioleh hasille4a Okektorat J€nde ral

lnduski Agro, namun juga dipenSaruhioleh faktor-faktor ekst€rn.l. untukindlkator repertiini, yang d.pat dilakukan oleh Oirektorat Jend€ ral lnduitriASro adalah memastikan bahwa pelaksanaan k€8iatan untuk m€ndukLrnSpencapaian 5asaran.trategh telah dilakukan dengan baik schihSga mempumem.nuhi target output k€slatan.

September 2019 i&tl,Uenderal lndustrlA8ro

Monltoring ata! pelaksanaan kagiatan untukm€ndukunS pehcapaian ta5aran strat6gii telahdilakukan secara berkala melalui cvaluasi

Rencana Aksi, dibahas pade rapat-rapat kin€rja,

serta dipantau melalui apllkaiieplika3i kinerj.untuk memastikan bahwa targat outputkegiatan dapat dicapai

Revlu atas SOP yan8ada, antara lain

I\lonitoring p€ncapaaan target jangka pendek

dan ianSka m!nengah yang dilenSkepidenganperiode penSumpulan dan cara €valuasitarget

M€kanisme pengompulan data kinerja yanS

dllenSkapi d€nCan cara

perhitunSan/penSukuran lndikator kineri6berdasarkan sumber datanya yang valid,

k€mudehan untul mengakes data bagipihakyang berk.pantin8an/ penangsunBiaweb yang

ielas atas masing-maslnB indikator kineria serta

wektu delivcry pencapaian klneria mekanisme

yanS jelas iika terjadikesalahan data

5eptember 2019 iDbhlend€ral lndustrlASro

7

Mekanisme penyampaian informasi capaian

kineria meliputi penangSungjawab pengumpul

data, sumber data yang valid, waltuperhitunSan data kinerja, sert3 cara menyajilandata kineria d€ngan tingkat k€salahan yang

Dir. kto rat .l.nderal lndustriAgro akan melakukan penyusunan/perbalkan SOP

t€rlait monitorlng pencepaian tar8et janBka pendek dan ianSka men€ngah,

m€kankm€ penBUmpulan data kinerja, mekanisme penyampalan intormasicapaian kinerja, dan tata.ara evaluari/penilaian analisis llnerja. Namun

d€lhikian, pada tahun 2019, Kem€nperin sedang menyusun perbaikan proses

bisni! dl mana di dalamnya t€rmasuk penyutunan SOP. Dariseluruh sOP yanS

ada di Kemenperin, terdapat SOp'SOp yang berslfal Senerik, yaito SOP yanS

berlaku sama untuk seluruh unit kerja di Kemenperin. SOP-sOP terkaitmonitorin8 pencapaian tarSetlangka pendel d.n jangka menengah,

melanlsme p€nSumpulandata kinerja, mekani5me penyamp.jan informasicapaian kineria, dan tata cara evaluasi/penilaian an.lisis kineria termasukdalam sOP Senerik. Oleh karena itu Direktorat .,e nderal lndustriASro perlu

mengkoordinasikan halini terlebih dahLrlu denSan Biro OSOM.

Dlrektoretlenderal lndustri Agro telah

m€lakukankoordinasi d€n8an Biro OSDM,

namun 5tatus penyelesaian penyusunan 5OP-

SOP 8enerik belum dapat diketahui, Jika

dip€rlukan, Dkektorat l€nderal lndustri Agro

ekan melakukan penyusunan/perb.ikan SOP

secara mandki.

R€KOMENDASI TITIDAK LAN'UTEATAS WAKTU )II IGGUNG JAWAE KETERANGAN

Page 169: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

Tata (ara evaluasi/penilaian analisis kinerjasebagaa bentuk impleft €ntasi pemberian

reward and punishm€nt untuk digunalansebagai dasar penetuan rencaha aksiperbaikank€Siatan 5elenjutnya

8. Evaluasi protram belum menyimpulkankeberhasllan dan k€Sagalan program (karena ukurankeberhasilan program masih b€lum ielail. Unit kerj.agar merumuskan kriteria evaluaii pelaks.naanproSram/keSiatan.

Dlr€ktorat lend€ral lndustri Agro alan melakukan p€nyu5(nan kriteria €valuasipelaksanaan proSram/kaSiatany.nSdi dalamnya memuatukurank€berhasllan dan keSagalan proSram.

September 2019 Oirektur.,€nder.l lndustriASro

Akan m olai dilaksanakan dan diteraplan pada

tahun 2020. Akan dilaklanakan rapatpembahasan krlteria keberha5ilan/kegagalanpelaksanaan program dan keSjatan di

lingkunSan Oirektorat Jenderal lndustriAgroterlebih dahulu.

9. Pemantauen r€ncana akri aSar dilaksanakan secaraperiodik (bulanenl dan dapat membsrikan alternatifperbaikan yanS dapat dilaksanakan

Saatinip.mantauanse€ara bulanant€lah dil.klanakanm6l.lui aplakesi-

apllk.sikin€rja (AtXl, SMART-DIA & e-Monev Bappenasl. Namun demikian,Dlrektor.t Jenderal lhdustriAgro akan melakukan pemantauan Rencana Aili.ecara pGriodik retiap bulan yanS didalamnya memuat a ltcrnatif perbalkanyanSdapet dilakranakan,

S€ptember 2019 Dlraktu r Jenderal lndultriAtro

Pcnyurunan Rencana Aksis€cata bulahan akan

m ul.i dilakranaken pada tahun 2020.

10 Memastikan unit k€rja mcnerapkan kin.ria yang

akan diwuiudk6n, s.^a merumuskan k€giatan yang

benarbenar m?ndorong pen.apaian kinerja

Oal.m penyurunan R€n.ana Skat.gis tahun 2020-2024, juga telah disusun

rencana output-output kegiatan yangakan dilaksanalen dalam rangka

mendulung pen(apaian iasar.n kin.rja pada seluruh unit keria Eselon I danEselon lldillngkunSan Dlrektorat lend€rallndustrlASro. lnplementaaiRenstrainidapat dilihat d.lam dokumen plrencanaan tahun 2020. Hubungan sntarak€8latan yanS dilaksanakan d€ngan sas.ran linerja lficlelul in?ermediotc

out.orr€l dapat dlllhat dalam Pohon Kinerja.

Septembe.2019 Okcktur J€ndaral lnduskiAgro

Aken mulai diliksanakan dan diterapkan pada

tahun 2020

11. Memartikans€tiapanSSarin memiliki kaitanlangs!n8 dengan pencapalan kinerla

oal.m penyusunan Rencane Strategls tahun 2020-2024, ju8a tclah disusun

renaana output.ot tpr,t kegiatan beserta dengan rancana enSSaran peroutputdalam rangka mendukunS pencapaian sataran kineria pada seluruh unit kerja

[5elon ldan tselon lldllln8kungah Okektorat lenderal lnd ustri Agro. Rencana

anSSaran initelah melaluipenelaahan oleh Eappenas d.n tolah disetuiui.

Septemb€r 2019 Okektur lend!ral lndu5triAgro

Ak n mulaidllaks.nakan dan dlt€rapken pad.tahun 2020

72. MenlnSkatkanpencap.iankinerjabalkoutputmaupun outcom€ lebih baik dari tahun sebelumnya

Telah dllakukan monitorinS pencapaian target j.n8ka menentah etas targct-tar8€t yang dip€rjanjikan pada Rencana Strate8is sehinSSa proSr€s

pencepaian setlap tahun dapat dip.ntau dan dijadiken dasar aSar pencapaian

target kaneria tahun s€lan,utny. d.pat dicapaid€ngan lebih balk. Direktorat.l€nderal hdustrj Agro m€ma5tilanbahwa pelaksanaan kegiatan untukmendukunS pencapaian sasaran 5trateSis telah dilakukan denSan baik,lebihbaak dari tahun sebelumnya, rehingSa mampu memenuhitBrget outputkegiatan yanE pada akhirnya untuk mendukung pencapaian target kinerja.

Sept€mber 2019 Monitorin8.tarpenaapaian tar8at jangka

m€nen8eh t€lah dilalukan secara berkela yan8

dibahas dalam rapat-.apat kinerja, Kendala yanS

terlidi dalrm pelaksanaan leEiatan, dibahas dan

dikomunlkasikan dengan pihak-pihak yang

berkep€ntlngah untuk mengatasi lendalatersebut aehingSa pencap.ian t.rget dapat lebih

balk darl tahun-tahun sebelumnya

PenangSunS

Direktur JOderal

Abdu

striABro

REKOMENDASI TINOAK LA[{IUTAATAS WAKTU

PEI{ANGGUI{G.'AWAA KETERANGAN

0irektu r J.nderal lndurtriA8ro

User
Rectangle
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Typewriter
TTD
Page 170: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

KODE TUJUAN/SASARAN SATUAN CARA MENGHITUNG JENIS DATA SUMBER DATA PERIODE PENGUMPULAN DATA

Tj.1 Laju pertumbuhan PDB industri agro Persen Nilai PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

industri agro periode (t) - PDB ADHK industri

agro (t-1))/PDB ADHK industri agro periode

(t-1) dikali 100%

Nilai PDB sektor industri agro (industri makanan dan minuman, industri

pengolahan tembakau, industri kayu, industri kertas, industri

percetakan, industri furniture) ADHK

Badan Pusat Statistik (BPS) Triwulanan

Tj.2 Kontribusi PDB industri agro

terhadap PDB nasional

Persen Nilai PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

industri agro/total PDB ADHB dikali 100%

- Nilai PDB ADHB sektor industri agro

- Nilai PDB ADHB nasional

Badan Pusat Statistik (BPS) Triwulanan

Tj.3 Penyerapan tenaga kerja di sektor

industri agro

Juta Orang Jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor

industri agro dari Sakernas

Data Survei Angkatan Kerja Nasional Industri Agro (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) Bulan Februari dan Agustus

Tj.4 Manajemen Direktorat Jenderal

Industri Agro yang andal dan

profesional

Nilai Hasil PMPRB Kementerian Perindustrian Nilai PMPRB Kementerian Perindustrian Hasil PMPRB Kementerian Perindustrian

yang telah diverifikasi oleh Kementerian

PAN-RB

Tahunan

S1.1 Unit industri pengolahan agro besar

sedang yang tumbuh

Unit Jumlah unit usaha baru dan perluasan

sektor industri agro besar sedang pada

tahun berjalan

Jumlah IUI sektor industri agro yang diterbitkan Badan Koordinasi Penanaman Modal

(BKPM)

Triwulanan

S1.3 Nilai investasi di sektor industri

pengolahan agro

Rp Trilyun Nilai investasi PMA industri agro + nilai

investasi PMDN industri agro

- Nilai investasi PMA sektor industri agro

- Nilai investasi PMDN sektor industri agro

Badan Koordinasi Penanaman Modal

(BKPM)

Triwulanan

S2.1 Kontribusi ekspor produk industri

agro terhadap ekspor nasional

Persen Nilai ekspor industri agro/nilai ekspor

nasional

- Nilai ekspor industri agro

- Nilai ekspor nasional

Badan Pusat Statistik (BPS) Bulanan

S2.5 Produktivitas SDM industri agro Rp. Juta/

Orang/Tahun

Nilai PDB ADHB industri agro/ jumlah tenaga

kerja IBS industri agro

- Nilai PDB ADHB industri agro

- Jumlah tenaga kerja IBS industri agro

Badan Pusat Statistik (BPS) - Nilai PDB = triwulanan

- Tenaga kerja = bulan Februari &

Agustus

T1 Tersedianya kebijakan

pembangunan industri agro

yang efektif

T1.1 Rancangan peraturan perundangan

yang diselesaikan

PP/ Perpres/

Permen

Rancangan peraturan perundangan terkait

industri agro yang di selesaikan pada tahun

berjalan

Rancangan peraturan terkait sektor industri agro Sekretariat Direktorat Jenderal Industri

Agro

Akhir tahun berjalan

T2.1 Produk industri agro yang

tersertifikasi Tingkat Komponen

Dalam Negeri (TKDN)

Produk Rata-rata nilai TKDN dari seluruh sertifikat

TKDN produk industri agro yang telah

diterbitkan pada tahun berjalan

Nilai TKDN produk industri agro http://tkdn.kemenperin.go.id Bulanan

SKKNI Jumlah RSKKNI/RKKNI sektor industri agro

yang disusun hingga selesai

Jumlah RSKKNI/RKKNI sektor industri agro yang disusun Direktorat Industri Hasil Hutan &

Perkebunan, Direktorat Industri

Makanan, Hasil Laut dan Perikanan,

Direktorat Industri Minuman, Hasil

Tembakau dan Bahan Penyegar

Akhir tahun berjalan

LSP dan TUK LSP dan TUK yang terbentuk di sektor

industri agro pada tahun berjalan

LSP/TUK industri agro yang terbentuk Direktorat Industri Hasil Hutan &

Perkebunan, Direktorat Industri

Makanan, Hasil Laut dan Perikanan,

Direktorat Industri Minuman, Hasil

Tembakau dan Bahan Penyegar

Akhir tahun berjalan

T2.3 Masukan posisi

kerjasama

internasional di

bidang industri agro

Masukan

Posisi

Kerja

Sama

Jumlah dokumen masukan posisi kerja sama

internasional sektor industri agro pada

seluruh kerja sama internasional yang

diikuti

Dokumen masukan posisi kerjasama internasional sektor industri agro Sekretariat Direktorat Jenderal Industri

Agro

Akhir tahun berjalan

L1.1 Prestasi kerja pegawai Direktorat

Jenderal Industri Agro

Nilai Rata-rata nilai prestasi kerja seluruh

pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro

Nilai DP3 seluruh pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro http://intranet.kemenperin.go.id Akhir tahun berjalan

S2 Meningkatnya daya saing dan

produktivitas sektor industri

agro

PEDOMAN KINERJA RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2015-2019 PERUBAHAN

Tj Meningkatnya peran industri

agro dalam perekonomian

nasional

S1 Meningkatnya populasi dan

persebaran industri agro

INDIKATOR KINERJA

T2 Terselenggaranya urusan

pemerintahan di bidang

perindustrian yang berdaya

saing dan berkelanjutan

T2.2 Infrastruktur kompetensi yang

terbentuk

L1 Terwujudnya ASN Direktorat

Jenderal Industri Agro yang

profesional dan

berkepribadian

Page 171: o.? DIREKTORAT JE]{DERAI AGRO

KODE TUJUAN/SASARAN SATUAN CARA MENGHITUNG JENIS DATA SUMBER DATA PERIODE PENGUMPULAN DATAINDIKATOR KINERJA

L1.2 Produktivitas kinerja minimum

pegawai Direktorat Jenderal Industri

Agro

Jam Kerja Jumlah jam kerja kumulatif pegawai

Direktorat Jenderal Industri Agro

Jumlah jam kerja kumulatif pegawai Ditjen Industri Agro http://intranet.kemenperin.go.id Bulanan

L1.3 Kualifikasi pendidikan Pegawai

Direktorat Jenderal Industri Agro

Orang Jumlah pegawai Direktorat Jenderal Industri

Agro yang melanjutkan pendidikan (jenjang

S2 dan S3) pada tahun berjalan

Jumlah pegawai Direktorat Jenderal Industri Agro yang melanjutkan

pendidikan (jenjang S2 dan S3)

Sekretariat Direktorat Jenderal Industri

Agro

Tahunan

L2.1 Kesesuaian data dan informasi

industri terhadap kebutuhan

stakeholder

Persen Persentase jumlah informasi yang dapat

diberikan/dijawab atas pertanyaan dari

masyarakat/industri melalui

www.kemenperin.go.id,

agro.kemenperin.go.id, melalui surat resmi

yang diajukan ke Direktorat Jenderal

Industri Agro ataupun datang langsung ke

kantor Direktorat Jenderal Industri Agro

lantai 18

Kinerja Tim PPID pada aplikasi Pertanyaan Masyarakat Intranet

Kementerian Perindustrian

http://intranet.kemenperin.go.id Bulanan

L2.2 Ketersediaan Sistem (uptime ) Persen Rata-rata waktu yang diperlukan untuk

memberikan pelayanan kepada stekeholder

(menjawab pertanyaan masyarakat melalui

www.kemenperin.go.id,

agro.kemenperin.go.id, melalui surat resmi

yang diajukan ke Direktorat Jenderal

Industri Agro ataupun datang langsung ke

kantor Direktorat Jenderal Industri Agro

lantai 18)

Kinerja Tim PPID pada aplikasi Pertanyaan Masyarakat Intranet

Kementerian Perindustrian

http://intranet.kemenperin.go.id Bulanan

L3.1 Penilaian Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Nilai Nilai SAKIP Direktorat Jenderal Industri Agro Nilai SAKIP Ditjen Industri Agro Inspektorat Jenderal Kementerian

Perindustrian

Tahunan

L3.2 Tingkat kematangan SPIP Level Nilai SPIP Direktorat Jenderal Industri Agro Nilai SPIP hasil assesment internal oleh Inspektorat Jenderal Inspektorat Jenderal Kementerian

Perindustrian

Tahunan

L4.1 Akuntabilitas Laporan Keuangan dan

BMN Direktorat Jenderal Industri

Agro

Nilai Opini Badan Pemeriksa Keuangan atas

Laporan Keuangan Kementerian

Perindustrian

Opini Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Kementerian

Perindustrian

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Tahunan

L4.2 Status pengelolaan BMN Direktorat

Jenderal Industri Agro

Persen Nilai BMN yang telah ditetapkan/

nilai total aset BMN Direktorat Jenderal

Industri Agro

- Nilai BMN Direktorat Jenderal Industri Agro yang telah ditetapkan

- Total aset BMN Direktorat Jenderal Industri Agro

Sekretariat Direktorat Jenderal Industri

Agro

Triwulanan

L4.3 Anggaran Direktorat Jenderal

Industri Agro yang diblokir

Persen Nilai blokir akhir anggaran/nilai total PAGU

anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro

- Nilai total PAGU anggaran Direktorat Jenderal Industri Agro

- Nilai blokir anggaran pada tahun berjalan Direktorat Jenderal Industri

Agro

Sekretariat Direktorat Jenderal Industri

Agro

Triwulanan

L4.4 Kesesuaian rencana program dan

kegiatan prioritas dengan dokumen

perencanaan

Persen Perbandingan kesesuaian antara rencana

program dan kegiatan prioritas dengan

dokumen Rencana Strategis Direktorat

Jenderal Industri Agro Tahun 2015 – 2019

Perubahan

- Dokumen rencana program Direktorat Jenderal Industri Agro

- Dokumen kegiatan prioritas Direktorat Jenderal Industri Agro

- Dokumen Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun

2015 – 2019 Perubahan

Sekretariat Direktorat Jenderal Industri

Agro

Tahunan

L2 Tersedianya sistem informasi

yang andal dan mudah diakses

L3 Terwujudnya birokrasi yang

efektif, efisien, dan

berorientasi pada layanan

prima

L4 Tersusunnya perencanaan

program, pengelolaan

keuangan serta pengendalian

yang berkualitas dan

akuntabel

L1 Terwujudnya ASN Direktorat

Jenderal Industri Agro yang

profesional dan

berkepribadian

User
Rectangle
User
Rectangle
User
Rectangle
User
Typewriter
TTD