3
Pikiran Rakyat . Kamis 0 Jumat 8 9 10 11 23 24 25 26 OJun 0 Jut. Ags o Senin 1 2 3 17 18 19 o Jan OPeb o Setasa - 4 5 20 C Mar o Rabr 6 7 21 22 OApr OMei OSabtl' 12 13 @ 28 o Sep 0 Okt o Minggu 14 15 16 29 30 31 ONov ODes ". " ,...; "Say No ,to Violence" I, ....... Mahasiswa (KM) ITB dan Ikatan Mahasiswa Ge- odesi ITB (IMG) mengadakan "Malam 1.000 Lilin" yang bertujuan untuk menyampaikan rasa solidaritas dan harapan mahasiswa ITB untuk al- marhum Dwiyanto Wisnugroho, keluarga al- marhum, IMG, dan untuk mempererat tali per- saudaraan, kekeluargaan dan kemahasiswaan ITB. "Saya tidak punya niat untuk melakukan hal itu. Saya tidak mungkin meneelakai adik kelas sendiri," ujar R:iditya Gunawan, Ketua IMG saat itu, kepada saya dengan sedikit terisak dan tata- pan mata ko$Ong. Kekuasaal1 menjddi kekcmselJ1. Kckerasal1 berltjtmg pede! kema- riem. BeJjni/<ah J)aham dunia pendidikan daunn penerimaan mahasisH'd bant? S EKELOMPOK orang berkumpul di salah satu bangunan. Sepi dan senyap. Hanya kadang-kadang saja mereka bersuara. ltu pun berbisik. Seseorang kadang keluar-masuk bangunan tersebut sambi! tidak ketinggalan seper- ti menelefonseseorang. Suaranya agak panik."Ya, sudah diantar. Kita lagi konsolidasi," ujar laki-Iaki berperawakan sedang dengan usia sekitar 20 tahu- nan. Sorot mata mereka tajam dan kadang penuh euriga terhadap orang yang melewati mereka. Se- olah ada rahasia yang hendak mereka tutup rapat- rapa£. "Ada apa kemari Mas. TIdak ada apa-apa di sini," ujar seorang laki-Iaki lain yang tidak mau menyebutkan namanya, saat saya bertanya ten- tang ada apa gerangan di Ikatan Mahasiswa Geo- desi, Februari si!am. Saya dan beberapa wartawan lain pun duduk menunggUdalam jarak sepuluh meter dari bangu- nan. Kami duduk termangu menunggu seseorang yang punya pangkat di kumpulan itu mendatangi kami. Sejam menunggu, tidak ada yang buka suara. "Mas kami ingin Tanyatentang kabar adanya kejadian mahasiswa meninggal dalam kegiatan Geodesi," Tanyasaya. "Tahu darimana?" jawab salah seorang mahasiswa dengan nada agak tinggi. "Ya,kami barn terima kabar dari Polres Bandung Barat." timpal seorang wartawan lain. TIdak ada jawaban. Si mahasiswa memilih meninggalkan warrawan dan bungkam. Baru pada 10 Februari 2009, kepastian kabar tentang meninggalnya Dwiyanto (22) dapat dike- tahui. Dwi meninggal saat mengikuti penerimaan anggota baru IMG. Beberapa karangan bunga du- ka cita hadir di mulut gerbang utama ITB. Di karangan bunga itu tertera ucapan belasungkawa sekaligus menyayangkan kejadian tersebut. Sejak 9 Februari 2009 sampai hampir satu bulan, peja- bat ITB, mahasiswa Geodesi, Keluarga Mahasiswa ITB, dan alumni Geodesi mondaro-mandir ruang sidang di Gedung Rektorat ITB. Termasuk juga polisi dari Polresta Bandung Barat sibuk memerik- sa satu per satu mahasiswa yang menjadi panitia aeara. Pada hari Rabu, 18 Februari 2009, antara pukul 19.00-21.30 WIB di Plaza\XfidyaITB, Keluarga ** ORIENTASI studi pengenalan kampus (os- pek) dengan segala judul dan konsep, pada awal- nya adalah sebuah momen mengenalkan kampus kepada mahasiswa baru. Yangdiperkenalkan adalah $Oalfisikkampus, orang-orang di dalam kampus, badan-badan di dalam kampus, organ- isasi, lembaga, dan eara belajar di dalam kampus. Tetapi belakangan predikat ospek kerap negatif. 2.!Sayarida\crsukadengan istilah(')spek;-"-uja:rPresi~ den Keluarga Mahasiswa ITB periode 2009-2010 Ridwansyah Yusuf. Pernyataan Yusufini bukan tanpa sebab. ITB nyaris menjadi bulan-bulanan media massa dan publik saat kematian Dwiyanto merebak. Bagi Yusufmimpi buruk itu harusmenjadi pelajaran. Omong-omong tentang kejadian saat ospek, ITB bukan satu-satunya kampu~ yang memiliki sejarah hitam kematian mahasiswa saat penerimaan ma- hasiswa barn. Institut Pemerintahan Dalam Negeri tidak luput noktah hitam itu. Sejak tahun 2000 sampai sekarang, setidaknya tiga praja meninggal akibat kekerasan senior. Dan, di kam- pus lain juga terjadi. Pada awalnya Ospek punya tujuan yang bagus. Kegiatan ini sebatas ingin mengenalkan lekuk universitas, institut atau sekolah tinggi kepada mahasiswa baru. Di tingkat universitas, hal ini bi- asanya dilakukan dengan paket acara prosesi penerimaan oleh sidang senat guru besar, perke- nalan unit-unit kegiatan, perkenalan sistem bela- jar dan administrasi kampus dan lain-lain. Lepas dari universitas, tahapan berikumya mahasiswa akan diajak berkenalan dengan faktiltas dan juru- san, dan himpunan. . Tetapi kenapa ada korban? Korban berjaruhan. TIdak hanya kematian, tetapi kekerasan fisik dan psikologis juga kerap terjadi. Meski tidak massal, namun kematian ataupun luka-luka yang dialami satu-dua maha- siswa eukup unruk menyebut ada yang salah dalam praktik ospek. Contoh kekerasan psikologis adalah memaksa mahasiswa barn untuk menggu- nakan atribut-atribut seperti kaus kaki berbeda wama, menggunakan tas karung goni, memakai Kliping Humos Unpod 2009 J --

o Jan OPeb Mar OJun Jut Ags o . ,; Say No ,to Violencepustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/08/pikiranrakyat...Sejam menunggu, tidak ada yang buka ... badan-badan di dalam kampus,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: o Jan OPeb Mar OJun Jut Ags o . ,; Say No ,to Violencepustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/08/pikiranrakyat...Sejam menunggu, tidak ada yang buka ... badan-badan di dalam kampus,

Pikiran Rakyat.Kamis 0 Jumat

8 9 10 11

23 24 25 26

OJun0 Jut. Ags

o Senin1 2 3

17 18 19

o Jan OPeb

o Setasa-4 5

20

C Mar

o Rabr6 7

21 22

OApr OMei

OSabtl'

12 13

@ 28

o Sep 0 Okt

o Minggu

14 15 16

29 30 31

ONov ODes". " ,...;

"SayNo,toViolence"I,.......

Mahasiswa (KM) ITB dan Ikatan Mahasiswa Ge-odesi ITB (IMG) mengadakan "Malam 1.000Lilin" yang bertujuan untuk menyampaikan rasasolidaritas dan harapan mahasiswa ITB untuk al-marhum Dwiyanto Wisnugroho, keluarga al-marhum, IMG, dan untuk mempererat tali per-saudaraan, kekeluargaan dan kemahasiswaan ITB."Saya tidak punya niat untuk melakukan hal itu.Saya tidak mungkin meneelakai adik kelassendiri," ujar R:iditya Gunawan, Ketua IMG saatitu, kepada saya dengan sedikit terisak dan tata-pan mata ko$Ong.

Kekuasaal1 menjddi kekcmselJ1.

Kckerasal1 berltjtmg pede! kema-

riem. BeJjni/<ah J)aham dunia

pendidikan daunn penerimaanmahasisH'd bant?

SEKELOMPOK orang berkumpul di salahsatu bangunan. Sepi dan senyap. Hanyakadang-kadang saja mereka bersuara. ltu

pun berbisik. Seseorang kadang keluar-masukbangunan tersebut sambi! tidak ketinggalan seper-ti menelefonseseorang.Suaranyaagakpanik."Ya,sudah diantar. Kita lagi konsolidasi," ujar laki-Iakiberperawakan sedang dengan usia sekitar 20 tahu-nan.

Sorot mata mereka tajam dan kadang penuheuriga terhadap orang yang melewati mereka. Se-olah ada rahasia yang hendak mereka tutup rapat-rapa£."Ada apa kemari Mas. TIdak ada apa-apa disini," ujar seorang laki-Iaki lain yang tidak maumenyebutkan namanya, saat saya bertanya ten-tang ada apa gerangan di Ikatan Mahasiswa Geo-desi, Februari si!am.

Saya dan beberapa wartawan lain pun dudukmenunggUdalam jarak sepuluh meter dari bangu-nan. Kami duduk termangu menunggu seseorangyang punya pangkat di kumpulan itu mendatangikami. Sejam menunggu, tidak ada yang bukasuara. "Mas kami ingin Tanyatentang kabaradanya kejadian mahasiswa meninggal dalamkegiatan Geodesi," Tanyasaya. "Tahu darimana?"jawab salah seorang mahasiswa dengan nada agaktinggi. "Ya,kami barn terima kabar dari PolresBandung Barat." timpal seorang wartawan lain.TIdak ada jawaban. Si mahasiswa memilihmeninggalkan warrawan dan bungkam.

Baru pada 10 Februari 2009, kepastian kabartentang meninggalnya Dwiyanto (22) dapat dike-tahui. Dwi meninggal saat mengikuti penerimaananggota baru IMG. Beberapa karangan bunga du-ka cita hadir di mulut gerbang utama ITB. Dikarangan bunga itu tertera ucapan belasungkawasekaligusmenyayangkan kejadian tersebut. Sejak9 Februari 2009 sampai hampir satu bulan, peja-bat ITB, mahasiswa Geodesi, Keluarga MahasiswaITB, dan alumni Geodesi mondaro-mandir ruangsidang di Gedung Rektorat ITB. Termasuk jugapolisi dari Polresta Bandung Barat sibuk memerik-sa satu per satu mahasiswa yang menjadi panitiaaeara.

Pada hari Rabu, 18 Februari 2009, antara pukul19.00-21.30 WIB di Plaza \XfidyaITB, Keluarga

**

ORIENTASI studi pengenalan kampus (os-pek) dengan segala judul dan konsep, pada awal-nya adalah sebuah momen mengenalkan kampuskepada mahasiswa baru. Yangdiperkenalkanadalah $Oalfisik kampus, orang-orang di dalamkampus, badan-badan di dalam kampus, organ-isasi, lembaga, dan eara belajar di dalam kampus.Tetapi belakangan predikat ospek kerap negatif.2.!Sayarida\crsukadengan istilah (')spek;-"-uja:rPresi~den Keluarga Mahasiswa ITB periode 2009-2010Ridwansyah Yusuf.

Pernyataan Yusufini bukan tanpa sebab. ITBnyaris menjadi bulan-bulanan media massadanpublik saat kematian Dwiyanto merebak. BagiYusufmimpi buruk itu harusmenjadi pelajaran.Omong-omong tentang kejadian saat ospek, ITBbukan satu-satunya kampu~yang memiliki sejarahhitam kematian mahasiswa saat penerimaan ma-hasiswa barn. Institut Pemerintahan DalamNegeri tidak luput noktah hitam itu. Sejak tahun2000 sampai sekarang, setidaknya tiga prajameninggal akibat kekerasan senior. Dan, di kam-pus lain juga terjadi.

Pada awalnya Ospek punya tujuan yang bagus.Kegiatan ini sebatas ingin mengenalkan lekukuniversitas, institut atau sekolah tinggi kepadamahasiswa baru. Di tingkat universitas, hal ini bi-asanya dilakukan dengan paket acara prosesipenerimaan oleh sidang senat guru besar, perke-nalan unit-unit kegiatan, perkenalan sistem bela-jar dan administrasi kampus dan lain-lain. Lepasdari universitas, tahapan berikumya mahasiswaakan diajak berkenalan dengan faktiltas dan juru-san, dan himpunan. .

Tetapi kenapa ada korban?Korban berjaruhan. TIdak hanya kematian,

tetapi kekerasan fisikdan psikologis juga kerapterjadi. Meski tidak massal, namun kematianataupun luka-luka yang dialami satu-dua maha-siswaeukup unruk menyebut ada yang salahdalam praktik ospek. Contoh kekerasan psikologisadalah memaksa mahasiswa barn untuk menggu-nakan atribut-atribut seperti kaus kaki berbedawama, menggunakan tas karung goni, memakai

Kliping Humos Unpod 2009 J--

Page 2: o Jan OPeb Mar OJun Jut Ags o . ,; Say No ,to Violencepustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/08/pikiranrakyat...Sejam menunggu, tidak ada yang buka ... badan-badan di dalam kampus,

topi dari karton, me~guncir ramb~t kepangl;dauntuk perempuan, rambut botak seperti tentarauntuk mahasiswa.

Kekerasan fisik di antaranya, meminta maha-siswa lari berkilo-kilometer padahal tidak dalamkegiatan olah raga adetik. Memaksa mahasiswapushupdan situppadahaltidaksedangdalamlati-han karate atau times. Dan lain sebagainya.

Seorang panitia dari salah satu kampus swastamengatakan kepada kampus bahwa kejadian-ke-jadian sepert! itu adalah untuk membina mentalmahasiswa. "Agar tidak manja," demikian pemy-ataan singkat mahasiswa yang enggan namanyadisebut. Ospek yang berbuntut pada tindak kek-erasan sebenamya berawal dari praktik kekuasaansenior terhadap junior. Senior anggap junior tidak

_ tahuapa-apa sehingga bisa disuruh apa saja. Per-intah yang "angel-angel" terhadap junior terasamenjadi bahan tertawa senior. Kekuasaan menja-di kekerasan. Kekerasan berujung pada kematian.Kalau dikembalikan lagi kepada prosesi awalnya,tentu banyak yang tidak nyambung. Apakah iniuniversitas tentara? Tentu saja bukan itu. "Kalaumau meneruskan tradisi ospek tentu bukan ke-sana arahnya. Malah harus dikemas menjadibermanfaat dan menambah pengetahuan si'ma-hasiswa," ujar Oktapriyadi Pratama, Ketua Pelak-sana Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas IlmuKomunikasi Universitas Padjadjaran.

Lebih aktif~ngamat Pendidikan dari Universitas Pen-

didikan Indonesia Cecep Darmawan mengatakan,ospek salah kaprah memang telah berlangsunglama dan mengubah orientasi prosesi.Padahal,menurut dia, ospek seharusnya bisa menjadi mediapembawa kultur pendewasaan diri mahasiswa."Beda dongospek sarna pelonco," kata Cecep yangjuga menjabat Direktur KemahasiswaanUP!.

Ia mengatakan, ada beberapa solusiyang bisadiberikan untuk mencegah ospek dari kekerasan.Ia menyebut perlu ada solusi struktural dan kultur.Solusi struktural mengarah pada peran civitasaca-demicauntuk lebih aktif mengawasi dan terlibatlangsung. Solusi kultural juga harus dibangundengan membudayakan kultur akademik di dalamkampus pascaprosesipenerimaan. "Ospek yangtujuannya membangun kedewasaan mahasiswabaru tidak bisa dilakukan sekali dalam setahun.Tetapi harus terus-menerus di dalam kampusharus ada kultur akademik yang bisa rriembangunkedewasaan itu sendiri," katanya panjang lebar.

Hal senada dikatakan pula oleh Yusufdari KMITB. Ia mengatakan, ospek adalah proses adaptasimahasiswa baru terhadap dunia perguruan tinggi.Proses adaptasi itu harus dibangun dengan lan-dasan mengajak mahasiswa baru untuk aktifberkegiatan di dalam kampus. 01 ITB saat ini

diciptakan kons~p masa bimbingan selama satusemester. Dalam konsep ini mahasiswa akan dim-inta untuk aktif dalam beberapa kegiatan.Kegiatan itu sendiri harus diciptakan oleh rp.aha-siswabaru dan untuk mahasiswa baru. "Nanti adaketua angkatannya yang akan memimpin mere-ka," katanya.

Hal yang hampir sarna akan digelar pula diFikom Unpad. Hanya saja berbeda rentang wak-tu. Di Fikom, mahasiswa baru akan ikut aktifdalam kegiatan bimbingan selama tiga minggu."Kami kasih materinya berupa membuat resumekebijakan BHp, membuat analisa kritis terhadapkondisi kampusdan lain-lain. Karya itu nantinyaakan ditampilkan dalam blog," kata Oktapriyadi.

Cecep kembali menegaskan, ospek sejatinya se-jurus dengan kegiatan akademik. Artinya, ospekharus menjadi bekal mahasiswa baru melakonikehidupan mahasiswa baik dalam pelajaran danlingkungan sosial.Menurut dia, ospek yangmenghasilkan mahasiswa yang kreatif jika

-rangsangan ospeknya sudah benar. Jauh darikek-erasan. "Kekerasan hanya membuat orang menja-di takutberbuat," katanya.

Kekerasan hanya melahirkan ketakutan dankematian. Pada tanggal14 Maret 2009, RektorITB Djoko Santoso mengeluarkan sanksi untukpara pengurus Ikatan Mahasiswa Geodesi (IMG)ITB. Para mahasiswa himpunan itu menerimasanksi penghentian kegiatan akademik beberapasemester plus kerja sosial. Tidak ada kekerasandalam sanksi, baik kekerasan psikologisberupadropout tidak jadi dikeluarkan ITB. Tiga maha-siswaseperti, Ketua Ikatan Mahasiswa Geodesi(IMG) Raditya Gunawan, Ketua Panitia Peneri-maan Mahasiswa Baru I Putu Tria Dharma, danKorlap M Zahril Affendy, akhimya diputuskanmenerima skorsing.

BerdasarkanSurat Keputusan Rehor bemomor101 yang ditandatangani 27 Februari 2009, menye-butkan tiga mahasiswatersebut menerima sanksipenghentian sementara status sebagaimahasiswaselama maksimalempat semester.Selama dua se-mester awal,ketiga mahasiswaharus melakukankerja sosial.Jika selamakerja sosialketiganyaberkelakukan baik, sanksipenghentian statussebagaimahasiswabisa dicabut. "Sanksinya harusyang akademis,bukan yang lain-lain," kata Djoko,seperti dikutip dari detikbandung, 14Maret 2009.Sementara itu polisijuga sudah menghentikanpenyidikannya. Polisiridak menemukan bukti kek-erasan dalam kematian Owiyanto. KeluargaOwipun sudah merelakan kematian itu dan berharapterbaik untuk civitasacademica.***

agus [email protected]

Page 3: o Jan OPeb Mar OJun Jut Ags o . ,; Say No ,to Violencepustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/08/pikiranrakyat...Sejam menunggu, tidak ada yang buka ... badan-badan di dalam kampus,