35
Obat Antihipertensi

Obat Antihipertensi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

farmakologi

Citation preview

Obat Antihipertensi

Diuretik

Diuretik Tiazid

Mekanisme: menghambat transport bersama (symport) Na-Cl di tubulus distal ginjal, sehingga ekskresi Na+ dan Cl- meningkat.

Penggunaan: efektif dalam menurunkan risiko kardiovaskular. Namun efektivitas berkurang pada pasien gagal ginjal.

Efek samping:

Hipokalemia.

Hiponatremia, hipomagnesemia, hiperkalsemia.

Gout akut, akibat menghambat ekskresi asam urat dari ginjal.

Obat Dosis (mg) Pemberian SediaanHidroklorotiazid 12.5 – 25 1 x/hari Tab 25 dan 50 mgKlortalidon 12.5 – 25 1 x/hari Tab 50 mgIndapamid 1.25 – 2.5 1 x/hari Tab 2.5 mgBendroflumetiazid 2.5 – 5 1 x/hari Tab 5 mgMetolazon 2.5 – 5 1 x/hari Tab 2.5; 5 dan 10

mgMetolazon rapid acting

0.5 – 1 1 x/hari Tab 0.5 mg

Xipamid 10 – 20 1 x/hari Tab 2.5 mg

Diuretik Hemat Kalium

Mekanisme: mengintervensi reabsorbsi natrium pada tubulus distal, menurunkan sekresi kalium.

Penggunaan: merupakan diuretik lemah, digunakan terutama dalam kombinasi dengan diuretik lain untuk mencegah hypokalemia.

Efek samping: hiperkalemia bila diberikan pada pasien dengan gagal ginjal, atau bila dikombinasi dengan ACE-inhibitor.

Obat Dosis (mg) Pemberian Sediaan

Amilorid 5 – 10 1-2 x/hari  

Spironolakton 25 – 100 1 x/hari Tab 25 dan 100 mg

Triamteren 25 – 300 1 x/hari Tab 50 dan 100 mg

Keterangan:

Spironolakton

Efek samping: ginekomastia, mastodinia, gangguan menstruasi dan penurunan libido pada pria.

Dosis untuk asites refrakter dapat ditingkatkan sampai 400 mg/hari.

Loop Diuretik

Mekanisme: bekerja pada pars ascendant ansa Henle dengan cara menghambat kotransport Na+, K+, Cl- dan menghambat reabsorbsi air dan elektrolit.

Jarang digunakan sebagai antihipertensi, kecuali pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >2.5 mg/dl) atau gagal jantung.

Waktu paruh umumnya pendek sehingga diperlukan pemberian 2 atau 3 kali sehari.

Efek samping: hampir sama dengan tiazid, kecuali menimbulkan hiperkalsiuria dan menurunkan kalsium darah.

Obat Dosis (mg) Pemberian SediaanFurosemide 20 – 80 2-3 x/hari Tab 40 mg, amp

20 mgTorsemid 2.5 – 10 1-2 x/hari Tab 5, 10, 20,

100 mgAmpul 10 mg/ml (2 dan 5 ml)

Bumetanide 0.5 – 4 2-3 x/hari Tab 0.5; 1 dan 2 mg

As. Etakrinat 25 – 100 2-3 x/hari Tab 25 dan 50 mg

Keterangan:

Furosemide (Lasix) untuk gagal jantung dan gagal ginjal dapat ditingkatkan sampai 240 mg/hari.

Torsemide untuk gagal jantung dapat ditingkatkan sampai 200 mg/hari.

Penghambat Adrenergik

Penghambat Adrenoseptor Beta (β-bloker)

Mekanisme: hambatan pada reseptor β1 menyebabkan:

Penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard penurunan curah jantung.

Hambatan sekresi renin di sel-sel jukstaglomeruler ginjal penurunan produksi angiotensin II.

Efek sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf simpatis, perubahan pada sensitivitas baroreseptor, perubahan aktivitas neuron adrenergic perifer dan peningkatan biosintesis prostasiklin.

Penurunan TD oleh β-bloker yang diberikan per oral berlangsung lambat, efek mulai terlihat dalam 24 jam sampai 1 minggu setelah terapi dimulai, dan tidak diperoleh penuruan TD lebih lanjut setelah 2 minggu bila dosisnya tetap.

Penggunaan: sebagai obat tahap pertama pada hipertensi ringan sampai sedang, terutama pada pasien dengan:

Penyakit jantung koroner (khususnya sesudah infark miokard akut)

Aritmia supraventrikel dan ventrikel tanpa kelainan konduksi

Pasien muda dengan sirkulasi hiperdinamik

Memerlukan antidepresan trisiklik atau antipsikotik (karena efek antihipertensinya tidak dihambat obat-obat tersebut).

Efek samping:

Bronkospasme, bradikardia, blockade AV, hambatan nodus SA, dan menurunkan kekuatan kontraksi miokard.

Efek sentral (depresi, mimpi buruk, halusinasi) pada β-bloker yang lipofilik (propranolol, oksprenolol).

Gangguan fungsi seksual pada β-bloker nonselektif.

Kontraindikasi:

Asma bronkial

Bradikardia

Blockade AV derajat 2 dan 3

Sick sinus syndrome

Gagal jantung yang belum stabil.

  Dosis awal (mg/hari)

Dosis maksimal (mg/hari)

Frekuensi pemberian

Sediaan

KardioselektifAsebutolol 200 800 1 – 2 x Cap 200 mg, tab 400 mgAtenolol 25 100 1 x Tab 50 dan 100 mgBisoprolol 2.5 10 1 x Tab 5 mgMetoprolol        - Biasa 50 200 1 – 2 x Tab 50 dan 100 mg- Lepas lambat 100 200 1 x Tab 100 mgNonselektifAlprenolol 100 200 2 x Tab 50 mgKarteolol 2.5 10 2 – 3 x Tab 5 mgNadolol 20 160 1 x Tab 40 dan 80 mgOksprenolol        - Biasa 80 320 2 x Tab 40 dan 80 mg- Lepas lambat 80 320 1 x Tab 80 dan 160 mgPindolol 5 40 2 x Tab 5 dan 10 mgPropranolol 40 160 2 – 3 x Tab 10 dan 40 mgTimolol 20 40 2 x Tab 10 dan 20 mgKarvedilol 12.5 50 1 x Tab 25 mgLabetalol 100 300 2 x Tab 100 mg

Penghambat Adrenoseptor Alfa(α-bloker)

Mekanisme: hambatan reseptor α1 menyebabkan vasodilatasi di arteriol dan venula s menurunkan resistensi perifer. Venodilatasi juga menyebabkan aliran balik vena berkurang menurunkan curah jantung.

Keuntungan:

Efek positif terhadap lipid darah (menurunkan LDL dan trigliserida dan meningkatkan HDL) dan mengurangi resistensi insulin cocok untuk pasien hipertensi dengan dislipidemia dan/atau diabetes mellitus.

Hambatan reseptor α1 akan merelaksasi otot polos prostat dan sfingter uretra mengurangi retensi urin pada pasien dengan hipertrofi prostat.

Memperbaiki insufisiensi vaskular perifer, tidak menganggu fungsi jantung, tidak menganggu aliran darah ginjal dan tidak berinteraksi dengan AINS.

Efek samping: hipotensi ortostatik pada pemberian dosis awal/peningkatan dosis, sakit kepala, palpitasi, edema perifer, hidung tersumbat, mual, dll.

  Dosis awal (mg/hari)

Dosis maksimal (mg/hari)

Frekuensi pemberia

n

Sediaan

Prazosin 0.5 4 1 – 2 x Tab 1 dan 2 mgTerazosin 1 – 2 4 1 x Tab 1 dan 2 mgBunazosin 1.5 3 3 x Tab 0.5 dan 1 mgDoksazosin 1 – 2 4 1 x Tab 1 dan 2 mg

Adrenolitik Sentral

Metildopa

Mekanisme: menstimulasi reseptor α2 di sentral melalui transmitter sintetis mengurangi sinyal simpatis ke perifer.

Pada pemakaian jangka panjang sering terjadi retensi air sehingga efek antihipertensi makin berkurang toleransi semu diatasi dengan pemberian diuretik.

Penggunaan:

Merupakan antihipertensi tahap kedua, efektif bila dikombinasi dengan diuretik.

Pilihan utama pada ibu hamil.

Dosis efektif minimal: 2 x 125 mg/hari.

Dosis maksimal: 3 g/hari.

Hipertensi pasca bedah sering diberikan secara IV dengan infus intermiten 250-1000 mg/6 jam.

Efek samping:

Paling sering: sedasi, hipotensi postural, pusing, mulut kering, sakit kepala.

Lainnya: depresi, gangguan tidur, impotensi, kecemasan, penglihatan kabur, hidung tersumbat.

Jarang: anemia hemolitik autoimun, trombositopenia, leukopenia, demam obat, sindrom seperti lupus dengan pembentukan antibody antinukleus (ANA).

Klonidin

Mekanisme: klonidin menstimulasi α2-adrenoreseptor pada batang otak, mengaktivasi neuron inhibitor, sehingga menurunkan sympathetic outflow. Hal ini menurunkan resistensi perifer, resistensi vaskular ginjal, tekanan darah, dan frekuensi denyut jantung.

Penggunaan: sebagai obat ke-2 atau ke-3 bila penurunan TD dengan diuretik belum optimal. Dosis: 0.075 mg 2x/hari dan dapat ditingkatkan sampai 0.6 mg/hari.

Efek samping: mulut kering dan sedasi, gejala ortostatik.

Guanfasin dan Guanabenz

Sifat-sifat farmakologik dan efek samping mirip dengan klonidin.

Dosis: 0.5 – 3 mg/hari, sebaiknya sebelum tidur.

Penghambat Saraf Adrenergik

Reserpin

Obat pertama yang diketahui dapat menghambat sistem saraf simpatis pada manusia.

Mekanisme:

Reserpin terikat kuat pada vesikel di ujung saraf sentral dan perifer dan menghambat proses penyimpanan (uptake) katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) ke dalam vesikel) katekolamin dipecah oleh enzim monoamine oksidase di sitoplasma.

Pemberian reserpin mengakibatkan penurunan curah jantung dan resistensi perifer.

Dosis: 0.05 mg 1x/hari bersama diuretik. Jangan melebihi 0.25 mg/hari.

Guanetidin dan guanadrel

Mekanisme:

Bekerja pada neuron adrenergic perifer.

Ditransport secara aktif ke dalam vesikel saraf dan menggeser norepinefrin ke luar vesikel.

Menurunkan TD dengan cara menurunkan curah jantung dan resistensi perifer.

Dosis: 10-50 mg/hari dosis tunggal.

Efek samping: hipotensi ortostatik, diare.

Penghambat Ganglion

Trimetafan

Kerja cepat dan singkat untuk menurunkan TD dengan segera, seperti pada:

Hipertensi darurat, terutama aneurisma aorta disekan akut

Untuk menghasilkan hipotensi yang terkendali selama operasi besar.

Dosis: 0.3 – 5 mg/menit IV.

Efek samping: Ileus paralitik, paralisis kandung kemih, mulut kering, penglihatan kabur, hipotensi

ortostatik.

Dapat menyebabkan pembebasan histamine dari sel mast sehingga dapat menimbulkan reaksi alergi.

Vasodilator

Hidralazin

Mekanisme: menurunkan TD melalui efek vasodilatasi perifer melalui relaksasi langsung otot polos arteriol. Otot polos vena hampir tidak dipengaruhi.

Penggunaan:

Dosis oral: 25-100 mg 2x/hari.

Hipertensi darurat (eclampsia): 20-40 mg IM atau IV.

Dosis maksimal: 200 mg/hari.

Efek samping: sakit kepala, mual, flushing, hipotensi, takikardia, palpitasi, angina pectoris.

Kontraindikasi: hipertensi dengan PJK.

Tidak dianjurkan pada pasien usia > 40 tahun.

Minoksidil

Mekanisme: membuka kanal kalium sensitif ATP terjadi effluks kalium dan hiperpolarisasi membran relaksasi otot polos pembuluh darah dan vasodilatasi.

Penggunaan: efektif untuk hipertensi akselerasi atau maligna dan pada pasien dengan penyakit ginjal lanjut karena meningkatkan aliran darah ginjal.

Harus diberikan bersama diuretik dan penghambat adrenergic untuk mencegah retensi cairan dan mengontrol reflek simpatis.

Dosis: 1.25 mg 1-2x/hari dan dapat ditingkatkan sampai 40 mg/hari.

Efek samping: retensi cairan dan garam, efek samping kardiovaskualr (karena reflex simpatis), dan hipertrikosis.

Diazoksid

Penggunaan: untuk mengatasi hipertensi darurat, hipertensi maligna, hipertensi ensefalopati, hipertensi berat pada glomerulonephritis akut dan kronik.

Dosis:

50-100 mg dengan interval 5-10 menit bolus

15-30 mg/menit IV.

Efek samping: retensi cairan dan hiperglikemia.

Kontraindikasi: PJK, edema paru.

Natrium Nitroprusid

Mekanisme:

Mengaktifkan guanilat siklasi dan meningkatkan konversi GTP menjadi GMP-siklik pada otot polos pembuluh darah terjadi penurunan kalsium intrasel vasodilatasi arteriol dan venula.

Denyut jantung meningkat karena reflek simpatis, namun curah jantung tidak banyak berubah karena efek venodilatasi menurunkan beban hulu.

Resistensi perifer (beban hilir) juga menurun karena dilatasi arteriol menurunkan kerja jantung berefek baik pada gagal jantung.

Penggunaan: kerjanya paling cepat dan efektif untuk mengatasi hipertensi darurat.

Dosis: 0.5-10 ug/kg/menit IV.

Penghambat Angiotensin-Converting Enzyme dan Antagonis Reseptor Angiotensin II

ACE-Inhibitor

Merupakan terapi pilihan pada pasien dengan hipertensi, penyakit ginjal kronik, dan proteinuria.

Mekanisme: bekerja dengan mensupresi sistem renin-angiotensin-aldosteron.

ACE-inhibitor mencegah konversi angiotensin I menjadi angiotensin II vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosterone.

ACE-inhibitor juga menghambat degradasi bradikinin kadar bradikinin dalam darah meningkat efek vasodilatasi.

Vasodilatasi menurunkan TD dan berkurangnya aldosterone menyebabkan ekskresi air dan natrium serta retensi kalium.

Efek samping: batuk kering, hiperkalemia, rash, edema angioneurotik, efek teratogenik.

Kontraindikasi: wanita hamil dan ibu menyusui.

Obat Dosis (mg/hari) Frekuensi pemberian

Sediaan

Kaptopril 25 – 100 2 – 3 x Tab 12.5 dan 25 mg

Benazepril 10 – 40 1 – 2 x Tab 5 dan 10 mgEnalapril 2.5 – 40 1 – 2 x Tab 5 dan 10 mgFosinopril 10 – 40 1 x Tab 10 mgLisinopril 10 – 40 1 x Tab 5 dan 10 mgPerindopril 4 – 8 1 – 2x Tab 4 mgQuinapril 10 – 40 1 x Tab 5, 10, dan 20

mgRamipril 2.5 – 20 1 x Tab 10 mgTrandolapril 1 – 4 1 x  Imidapril 2.5 – 10 1 x Tab 5 dan 10 mg

Keterangan:

Captopril: pemberian bersama makanan akan mengrangi absorpsi sekitar 30% sehingga harus diberikan 1 jam sebelum makan.

Fasinopril diekresi oleh ginjal dan hepar sehingga merupakan pilihan yang aman pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.

ARB

Mekanisme: ARB secara kompetitif menghalangi pengikatan angiotensin II pada reseptor angiotensin tipe I (AT1) mengurangi efek vasokonstriksi yang diinduksi angiotensin II, retensi natrium, dan pelepasan aldosterone.

Efek samping:

Hiperkalemia dalam keadaan seperti insufisiensi ginjal atau bila dikombinasi dengan obat yang cenderung meretensi kalium

Fetotoksik.

Kontraindikasi:

Kehamilan trimester 2 dan 3

Stenosis arteri renalis bilateral.

Tidak dianjurkan untuk wanita menyusui.

Obat Dosis (mg/hari)

Frekuensi pemberian

Sediaan

Losartan 25 – 100 1 – 2 x Tab 50 mgValsartan 80 – 320 1 x Tab 40 dan 80 mgIrbesartan 150 – 300 1 x Tab 75 dan 150 mgTelmisartan 20 – 80 1 x Tab 20, 40 dan 80

mgCandesartan 8 – 32 1 x Tab 4, 8 dan 16 mg

Antagonis Kalsium

Antagonis Kalsium

Mekanisme:

Menghambat influx kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard.

Di pembuluh darah, antagonis kalsium terutama menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi.

Efek samping:

Nifedipin kerja singkat paling sering menyebabkan hipotensi dan dapat menyebabkan iskemia miokard atau serebral.

Sakit kepala, muka merah terjadi karena vasodilatasi arteri meningeal dan di daerah muka.

Konstipasi dan retensi urin akibat relaksasi otot polos saluran cerna dan kandung kemih terutama pada verapamil.

Hiperplasia gusi.

Obat Dosis (mg/hari)

Frekuensi pemberian

Sediaan

Nifedipin   3 – 4 x Tab 10 mgNifedipin (long acting)

30 – 60 1 x Tab 30, 60 dan 90 mg

Amlodipine 2.5 – 10 1 x Tab 5 dan 10 mgFelodipin 2.5 – 20 1 x Tab 2.5; 5 dan 10 mgIsradipin 2.5 – 10 2 x Tab 2.5 dan 5 mgNicardipin     Cap 20 dan 30 mgNicardipin SR 60 – 120 2 x Tab 30, 45, dan 60 mg

Amp 2.5 mg/mlNisoldipin 10 – 40 1 x Tab 10, 20, 30, dan 40 mg

Verapamil 80 – 320 2 – 3 x Tab 40, 80, dan 120 mgAmp 2.5 mg/ml

Diltiazem 90 – 180 3 x Tab 30 dan 60 mgAmp 50 mg

Diltiazem SR 120 – 540 1 x Tab 90 dan 180 mgVerapamil SR 240 – 480 1 – 2 x Tab 240 mg