53
OBESITAS

Obesitas Gizi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

OBESITAS GIZI

Citation preview

OBESITAS

Pendahuluan Pengertian Tanda dan Gejala Klasifikasi Mekanisme terjadinya obesitas Penyebab Bagaimana obesitas diukur ? Risiko yang ditimbulkan Pencegahan

outline

Epidemi Obesitas Masalah kesehatan

masyarakat di dunia475 juta orang dewasa (overweight)1,5 milyar orang dewasa (Obesitas)> 200 juta anak usia sekolah (overweight) Usianya lebih pendek dari orang tuanya

Sumber: situs web WHO ( http://www.who.int/bmi )

Obesitas

Obesitas merupakan kondisi ketidknormalan

atau kelebihan akumulasi lemak pada jaringan adipose. Obesitas tidak hanya berupa kondisi dengan jumlah simpanan kelebihan lemak, namun juga distribusi lemak di selurh tubuh. Distribusi lemak dapat meningkatkan risiko yang berhubungan dengan berbagai macam penyakit degeneratif (WHO, 2000)

Apa Obesitas?

Obesitas adalah suatu kondisi medis digambarkan

sebagai kelebihan berat badan dalam bentuk lemak Akumulasi lemak dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang parah

Obesitas : peningkatan rasio lemak dan lean body tissue yang terlokalisir atau merata di seluruh tubuh

Obesitas adalah deposisi lemak yang berlebih di dalam jaringan lemak sebagai akibat dari makan yang banyak melebihi keperluan pemakaian energi

Apa Obesitas ?

% Lemak Tubuh Normal

Bayi Baru Lahir + 10 %

Anak Laki-laki 10 - 15 %

Anak Perempuan 15 - 25 %

Dewasa Pria 15 %

Dewasa Wanita 25 %

Persentase lemak tubuh (sehat)

Wajah yang membulat Pipi yang tembem Dagu rangkap Leher relatif pendek Dada yang membusung dengan payudara yang

membesar mengandung jaringan lemak, Perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-

lipat Kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan

bergesekan akibatnya menyebabkan laserasi dan ulserasi yang dapatmenimbulkan bau yang kurang sedap.

Tanda dan gejala yang khas

KLASIFIKASIOBESITAS

BERDASARKAN

PENYEBABNYA

BERDASARKAN

BENTUKTUBUH

BERDASARKAN

KEADAANSEL LEMAK

Berdasarkan penyebab

obesitas primer obesitas sekunder

Berdasarkan Bentuk Tubuh Obesitas tipe buah apel (Apple Shape) Obesitas tipe buah pear (Gynoid). Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah)

Berdasarkan Keadaan Sel Lemak Tipe Hyperplastik Tipe Hypertropik Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik

Klasifikasi Obesitas

Terjadi karena interaksi antara faktor genetik

dan lingkungan. faktor kebiasaan makan dan aktifitas. Jika tidak satupun dari orangtuanya yang obes,

maka kurang dari 10% anak dapat menjadi obes jika salah satu dari kedua orangtuanya obes,

maka kejadian obesitas pada anak akan meningkat sampai 50%

jika kedua orangtuanya obes, maka 80% anak kemungkinan akan menjadi obes.

Obesitas primer

Obesitas sekunder merupakan suatu bentuk

kegemukan yang timbul sebagai bagian dari penyakit atau sindrom yang dapat dideteksi secara klinis. Kelainan endokrin (sindrom cushing, sindrom

freulich,sindrom mauriac,pseudo paratiroidisme),

Penyakit/kelainan kogenital (mielodisplasia) atau kondisi lain (sindrom klinefelter,sindrom turner,sindrom down)

Obesitas sekunder

Obesitas tipe buah apel (Apple Shape) / obesitas sentral

Type seperti ini biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk di sekitar perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe buah pear (Gynoid),

Obesitas tipe buah pear (Gynoid) Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada

disimpan di sekitar pinggul dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil.

Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah) Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan".

Tipe Ovid umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetik

Berdasarkan Bentuk Tubuh

Tipe Hyperplastik

Jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaan normal. Biasanya terjadi sejak anak-anak dan sulit untuk diturunkan ke berat badan

normal. Bila terjadi penurunan berat badan sifatnya hanya sementara .

Tipe Hypertropik Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkan normal. Biasanya terjadi pada orang dewasa dan relatif lebih mudah menurunkan berat badan. Mempunyai risiko lebih mudah terserang DM dan hipertensi.

Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal. Proses kegemukan dimulai sejak anak-anak sampai dewasa. Paling sukar menurunkan berat badan. Paling mudah terserang berbagai penyakit degeneratif.

Berdasarkan Keadaan Sel Lemak

Obesitas adalah deposisi lemak yang berlebih

di dalam jaringan lemak sebagai akibat dari makan yang banyak melebihi keperluan pemakaian energi.

Tiap 9,3 kalori energi berlebih masuk ke dalam badan menimbulkan 1 gram lemak yang disimpan

Penyebab : pemakaian yang tidak efektif pada mobilisasi lemak dari depo lemak oleh lipase jaringan, sedangkan sintesis dan penyimpanan lemak berjalan normal.

Mekanisme terjadinya Obesitas

15

Integrasi Metabolisme KOH,Lipid,& Protein

17

Integrasi Metabolisme Lipid

18

Sintesis Asam Lemak (Lipogenesis)

Sebagian besar sintesis asam lemak berlangsung dalam sitoplasma sel-sel hepar & jaringan adiposa.

Reaksi dimulai dgn membawa asetil KoA keluar dari mitokondria melalui torak sitrat (citrate shuttle).

Proses diatas menghabiskan 2 molekul ATP. Pembentukan asetil KoA sitosol tsb

dirangsang oleh rasio insulin/glukagon setelah makan karbohidrat.

19

Lipogenesis

Asetil KoA sitosol menjadi malonil KoA oleh Asetil KoA karboksilase.

Enzim ini diaktifkan oleh; kenyang, sitrat, & insulin.

Insulin yang tinggi juga mengaktifkan enzim berikutnya pada jalur ini, yaitu Komplek Asam Lemak Sintase.

Produk dari jalur ini ialah palmitat (C16). Palmitat dpt diperpanjang & didesaturasi

menjadi berbagai asam lemak.

20

Sintesis triasilgliserolHepar Hepar &

Jar. Adiposa

Gliserol Glukosa

Gliserol 3-P

Asam fosfatidat

Diasilgliserol

Triasilgliserol

VLDL Simpanan adiposa

Pengaturan keseimbangan energi

Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis, yaitu: pengendalian rasa lapar

dan kenyang mempengaruhi laju

pengeluaran energi Regulasi sekresi hormon.

Proses pengaturan penyimpanan energi terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer (jaringan adipose, usus dan jaringan otot). Sinyal-sinyal tersebut bersifat

anabolik (meningkatkan rasa lapar serta menurunkan pengeluaran energi) .

Bersifat katabolik (menurunkan rasa lapar, meningkatkan pengeluaran energi).

Gambar 1. Pengaturan keseimbangan energi. Jaringan lemak menghasilkan sinyal

aferen yang mengaktifkan hipotalamus untuk mengatur nafsu makan dan kekenyangan.

Keseimbangan Energi Positif

Jaringan adiposa meningkat, kadar leptin dalam peredaran darah meningkat

Leptin kemudian merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro Peptide –Y (NPY), sehingga terjadi penurunan nafsu makan.

Keseimbangan Energi Negatif

Jaringan adiposa berkurang

Terjadi rangsangan pada orexigenic center di hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu makan.

Pada sebagian besar penderita obesitas terjadi resistensi leptin tingginya kadar leptin tidak menyebabkan penurunan nafsu makan

Ketidakseimbangan energi.

Asupan kalori > pengeluaran kalori

Kelebihan kalori disimpan sebagai berat badan Faktor yang berpengaruh :

sedentary lifestyle (gaya hidup tanpa banyak bergerak) : 90% obesitas terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat. Penurunan tingkat pekerjaan fisik karena urbanisasi Kebiasaan berjalan kaki berubah dengan berkendaraan. Pekerjaan dirumah banyak dibantu dengan peralatan modern. Penggantian OR aktif & bermain dengan televisi dan permainan

komputer Peningkatan tingkat konsumsi pangan, kepadatan energi makan.

Apa penyebab Obesitas ?

faktor lingkungan

psikologi dan budaya Genetik

hormon dan neural banyak dan ukuran sel adiposa distribusi regional lemak tubuh

Lain-lain. seperti konsumsi obat-obatan tertentu –seperti obat depresi– dan faktor usia. Saat usia bertambah, maka kinerja sistem metabolisme akan menurun. Hal ini menyebabkan lemak menjadi lebih cepat tersimpan

Faktor yang berpengaruh

Kesenangan makan malam hari, ada

hubungannya dengan stres psikologik Makan untuk menghilangkan rasa bosan,

sendiri, atau cemas. Makan dapat meredakan rasa tidak nyaman akibat marah (emosi) atau depresi ( mis : stres akibat kematian salah seorang yang dicintainya, atau gagal sekolah).

Pengaruh Psikologi

Beberapa penyakit bisa menyebabkan

obesitas, diantaranya: Hipotiroidisme Sindroma Cushing Sindroma Prader-Willi Beberapa kelainan saraf yang bisa

menyebabkan seseorang banyak makan.

Faktor Kesehatan (Gangguan Hormonal)

Peran nutrisi dimulai sejak masa gestasi. Perilaku

makan mulai terkondisi dan terlatih sejak bulan-bulan pertama kehidupan yaitu saat diasuh orang tua

Pemberian susu botol pada bayi mempunyai kecenderungan diberikan pada jumlah yang berlebihan sehingga risiko menjadi obesitas lebih besar daripada ASI saja

Akibatnya anak akan terbiasa untuk mengkonsumsi makanan melebihi kebutuhan dan berlanjut ke masa prasekolah, masa usia sekolah, sampai masa remaja

Pengaruh Pola Konsumsi Makanan

Pada bayi (infant), penumpukan lemak terjadi

akibat pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini, terutama apabila makanan tersebut memiliki kandungan karbohidrat, lemak, dan protein yang tinggi.

Anak – anak usia sekolah mempunyai

kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji yang umumnya mengandung energy tinggi karena 40-50% nya berasal dari lemak.

Kebiasaan lain adalah mengonsumsi makanan camilan yang banyak mengandung gula sambil menonton televise. Pilihan jenis camilan makanan bisa dipengaruhi oleh iklan di televisi.

IMT / BMI

IMTmerupakan metode yang baik untuk pengukuran total lemak tubuh.

IMT menurut usia (anak) Persentase BB Ideal Presentase Lemak Tubuh Lingkar Pinggang Rasio Pinggang/Panggul Tebal Lipatan Kulit (TLK)

Bagaimana Obesitas diukur ?

BMI (Body Mass Index) / IMT

BMI = berat badan dalam kg / tinggi dalam m²

BMI 25 – 29,9 kg/m² (Obese I )BMI > 30 kg/m² (Obese II) (IOTF/WHO, 2000)

Persentase BB Ideal (Indeks BROCCA)BB antara 110 – 120 % BBI ( overweight)BB > 120 % BBI (Obesitas)

Kategori IMT

Underweight <18,5

Normal 18,5-22,9

At risk 23-24,9

Obese I 25-29,9

Obese II >=30

IMT berdasar standard Asia menurut IOTF, WHO (2000)

Penghitungan IMT untuk orang Dewasa

Metode skor-Z Skor-Z (skor SB) = nilai individu – nilai median dari populasi

rujukan nilai simpang baku dari populasi rujukan

Klasifikasi status gizi sebagai berikut:Skor-Z >+3 SD : ObesitasSkor-Z > +2 SD : OverweightSkor-Z > 1 SD – ≤ +2 SD : Risiko overweightSkor-Z ≥ -1 SD – ≤ 1 SD : Gizi baikSkor-Z < -1 SD : Gizi kurang

IMT menurut usia (Anak)

Persentase lemak tubuh dapat dihitung

dengan cara densitometri Yaitu pengukuran berat badan dalam air

dibagi volume tubuh.

Presentase Lemak Tubuh

Pengukuran lingkar pinggang mencerminkan

adipositas viseral. Pengukuran dilakukan pada titik tersempit

antara kerangka rusuk dan krista iliaka melewati umbilikus.

Laki – laki = > 90 cm Perempuan = > 80 cm

Lingkar Pinggang

Waist to hip circumference (WHR) lingkar panggul diukur antara titik maksimalnya

atau lingkar terbesar antara kedua trokanter pada pantat.

Pengukuran rasio lingkar perut pinggul merupakan cara pengukuran yang umum dipakai untuk menentukan distribusi lemaktubuh antara daerah sentral dan perifer.

Patokan obesitas abdomen :Wanita = rasio > 0,8Pria = rasio > 0,9

Rasio Lingkar Pinggang / Panggul

Distribusi dan jumlah lemak subkutan berubah

menurut usia dan berbeda menurut jenis kelamin Diperlukan empat tempat pengukuran lipatan kulit,

yaitu biseps, triseps, subskapula, dan suprailiaka. Tebal lipatan kulit triseps mengukur lemak tubuh

secara langsung karena tidak dipengaruhi oleh ukuran kerangka tubuh, berat badan, maupun tinggi badan.

Indikator obesitas :Laki-laki = 18,6 mmWanita = 25,1 mm

Tebal Lipatan Kulit (TLK)

Obesitas telah dilaporkan berhubungan

langsung dengan mortalitas dan penyakit kronis : Hipertensi, DM Dislipidemia, PJK osteoartritis beberapa tipe kanker penyakit kantung empedu.

Risiko yang Ditimbulkan oleh Obesitas

OBESITAS

Gangguan Keseimbangan

hormon seks

Peningkatan asam lemak bebas

StresMekanis

Sindrom metabolik

Dislipidemia

Hipertensi

ResistensiInsulin DM Tipe 2

Penyakit kardiovaskuler

Tumor yang tergantung pada

hormon

NapasPendek

Sleep apnea

Kelainan respiratori

Kelainan muskulosketal

DISABILITAS

MORTALITAS

Gambar : Dampak Obesitas pada kesehatan masyarakat

Diadaptasikan dari Visscher dan Seidell (2001)

Sleep apnea

NapasPendek

..Osteoartritis

Low back pain

Stress mekanis pada obesitas

Sleep apneu atau kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah dan pada siang hari sering merasa ngantuk.

Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.

Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki).

Metabolisme Curah jantung

Gagal jantung Tonus Simpatik T 3

Penyimpanan Penyimpanan LemakProtein E 2 KortisolAsam-asamAmino Penyimpanan glikogen Sel Lemak Sel Lemak Pertukaran glukosa Gluteal Abdominal

Glukosa Lipolisis basal Asam lemak Portal

Reabosrbsi Na Insulin Trigliserida Pertukaran Pertukaran Kolesterol Asam Lemak Islet hiperplasia

Kolesterol HDL Ekskresi KolesterolHipertensi Islet failure

Diabetes Penyakit Jantung Koroner Batu Empedu

BAGAN : PATOFISIOLOGI GIZI LEBIH ( Slamet Suryono dan Samsuridjal Djauzi, 1993.)

Pemasukan kalori

Pemakaian Energi

Komplikasi yang berhubungan dengan obesitas

Sistem Komplikasi Obesitas

Gastrointestinal Kolelititiasis, pankreasitis, hernia abdomen, GERD

Metabolik Metabolic syndrome, resistensi insulin, toleransi glukosa terganggu

Endokrin DM tipe II, dislipidemia, sindrom ovarium polikistik

Kardiovaskuler Hipertensi, PJK, gagal jantung kongestif, aritmia, cor pulmonale, stroke

iskemik, thrombosis vena dalam, emboli paru

Respirasi Abnormalitas fungsi paru, obstructive sleep apnea, sindrom

hipoventilasi obesitas

Muskulosekeletal Osteoarthritis, gout arthritis, low back pain

Ginekologi Menstruasi abnormal dan infertilitas

Genitourinaria Urinary stress incontinence

Ophtamologi Katarak

Neurologi Hipertensi intrakranial idiopatik (psudomotor cerebri

Kanker Esophagus, kolon, empedu, prostat, payudara, uterus, serviks, ginjal

Promosi kebiasaan makan yang sehat (pola

makan seimbang) Stimulasi aktivitas fisik Modifikasi kebiasaan dalam gaya hidup (gaya

hidup aktif) Tidak hanya mengandalkan nasihat personal,

juga menangani komponen lingkungan hidup, ekonomi dan sosiokultural setempat.

Pencegahan

Aktivitas fisik Anak berusia < 6 tahun : aktivitas fisik, sedikitnya 3

jam setiap hari. (2010, Departemen Kesehatan Australia),(Institute of Medicine, Amerika Serikat, di tahun 2011), (lembaga kesehatan di Inggris)

Belum ada penelitian yang bisa membuktikan secara pasti berapa banyak aktivitas fisik yang diperlukan anak untuk mencegah obesitas. Namun, waktu 3 jam setiap hari dianggap cukup untuk kebugaran dan kesehatan.

Anak usia 6-17 tahun : 60 menit setiap hari Orang dewasa : 30 menit setiap hari ( tahun 2008,

pemerintah AS)

Perhatikan makanan yang akan diberikan untuk anak

Kurangi mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast food, makanan ringan dalam kemasan, minuman ringan, cemilan manis atau makanan dengan kandungan lemak tinggi. Sebaliknya, sajikan daging , susu, buah dan sayuran segar.. Berikan porsi yang sesuai dan jangan terlalu berlebihan.

Berikan sarapan dan bekal untuk anak Sarapan merupakan awal baik untuk anak saat memulai harinya. Ini

diperlukan agar anak dapat kuat saat beraktivitas di sekolah dan mencegah makan berlebihan setelahnya. Dengan membawa makanan dari rumah, orang-tua dapat mengontrol gizi anak dan menghindari agar anak tidak perlu jajan di luar.

Perbaiki teknik mengolah makanan Jangan terlalu banyak menggoreng makanan agar tidak terlalu banyak

lemak yang dikonsumsi. Mengukus, merebus atau memanggang makanan , lebih sehat.

Pada Anak

Tetapkan aturan makan

Biasakan agar anak makan di meja makan bukan di depan televisi atau komputer. Banyak orang akan tidak menyadari berapa banyak makanan yang sudah disantapnya bila dia makan sambil menikmati tayangan televisi atau di depan komputer.

Batasi kegiatan menonton televisi, video game atau penggunaan komputer Melakukan kegiatan tersebut akan membuat anak malas bergerak,

maka diperlukan aturan tegas tentang berapa lama kegiatan ini boleh dilakukan. Selanjutnya, arahkan , agar menyenangi hiburan lain seperti bersepeda, bermain bola atau sekedar lompat tali.

Lakukan kegiatan yang memerlukan aktivitas fisik Merencanakan untuk melakukan kegiatan olahraga bersama seperti

joging, lari pagi, berenang, badminton atau olahraga lainnya. Atau rencanakan liburan bersama di pantai, kebun binatang atau taman sehingga dapat lebih banyak berjalan kaki.

1. I Dewa Nyoman Supariasa, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar, Penilaian Status Gizi , Penerbit Buku

Kedokteran, EGC, 2002, Jakarta.2. Moreno L A, Pigeot I, Ahrens W, Epidemiology of Obesity in Children and Adolescents Prevalence and

Etiologi, 2011, London,Springer Science + Busines Media LLC : ebooksclub.org__Epidemiology_of_Obesity_in_Children_and_Adolescents__Prevalence_and_Etiology__Springer_Series_on_Epidemiology_and_Public_Health__Volume_2_

3. Gibney M J, Margaretts B M, Kearney J M, Arab L, Public Health Nutrition, Blackwell Publishing Ltd.,Oxford, Hartono A, Widyastuti P, Hardiyanti E A, Gizi Kesehatan Masyarakat, 2009, Cetakan I, Jakarta, EGC Medical Publisher

4. http://www.susukolostrum.com/data-penyakit/gangguan-nutrisi-dan-metabolisme/obesitas.html5. http://

www.vitalifeindonesia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1299:obesitas-pada-anak&catid=111:pola-hidup-sehat&Itemid=734

6.  http://emirzanurwicaksono.webs.com/apps/blog/show/7169012-gangguan-metabolisme-lipoprotein-dan-obesitas

7. https://www.google.com/search?q=tabel+indeks+massa+tubuh&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=-8yEUuORErCQiAf8p4GQBQ&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1600&bih=792#facrc=_&imgdii=_&imgrc=wqWXjrJOnc17qM%3A%3BPxN7X-eHYtzAFM%3Bhttp%253A%252F%252Fwww.vertex42.com%252FExcelTemplates%252FImages%252Fbody-mass-index-chart.gif%3Bhttp%253A%252F%252Fwww.vertex42.com%252FExcelTemplates%252Fbmi-chart.html%3B690%3B780

8. http://arali2008.files.wordpress.com/2008/09/obesitas-dan-jantung-koroner.pdf

9. http://si.uns.ac.id/profil/uploadpublikasi/Jurnal/194905061973101001ag_03.pdf

Daftar Pustaka

Terima Kasih