34
LAPORAN PRAKTIKUM OBSERVASI DAN INTERVIEW PENYESUIAN DIRI MAHASISWA BARU Disusun Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Oservasi dan Inteview NAMA : DEA WORO WIJAYANTI NIM : F100120063 KELAS C ASISTEN : FIRDHA DOSEN PENGAMPU : AULIA KIRANA

Obi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Obi

Citation preview

Page 1: Obi

LAPORAN PRAKTIKUMOBSERVASI DAN INTERVIEW

PENYESUIAN DIRI MAHASISWA BARU

Disusun Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Oservasi dan Inteview

NAMA : DEA WORO WIJAYANTINIM : F100120063

KELAS CASISTEN : FIRDHA

DOSEN PENGAMPU : AULIA KIRANA

FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: Obi

I. IDENTITAS PRAKTIKAN

A. Nama : Dea Woro Wijayanti

B. Nim : F100120063

C. Kelas : c

D. Asisten : Firdha

II. IDENTITAS INTERVIEWR

A. Nama : SR

B. Usia : 18tahun

C. Pendidikan : tamat SMK

D. Alamat : karangasem

III. TUJUAN

Untuk mengetahui dan memahami penyesuaian diri pada mahasiswa baru

IV. LOKASI

Ruang 2.2

V. WAKTU

A. Hari : kamis

B. Tanggal : 2 oktober 2014

C. Jam : kurang lebih 09.45-10.15 (kurang lebih 30 menit)

VI. LATAR BELAKANG

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa

penulis telah menyelesaikan tugas mata kuliah Observasi Dan Interview yang

membahas tentang “Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru” dalam bentuk Lapoan

Praktikum I.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang

penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam

penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan

Page 3: Obi

orangtua, teman-teman, asisten dan para dosen yang bersangkutan. Sehingga

kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis ucapkan

terimakasih.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran

bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis, sehingga tujuan yang

diharapkan dapat tercapai.

Surakarta, 15 Oktober 2014

Penulis

Page 4: Obi

Mahasiswa adalah pelajar yang paling tinggi. Mahasiswa di harap bisa

memahami, permasalahan dan memilih solusi terbaik sesuai dengan pemahaman

yang di pelajari. Tapi banyak mahasiswa yang kurang mengerti akan tanggung

jawab dan kewajiban yang harus di milikinya. Sehingga banyak mahasiswa yang

mengalami stress, terutama bagi mahasiswa baru. Pada usia ini mahasiswa berada

di masa transisi dari remaja akhir menuju dewasa awal, berbagai persoalan baik

internal maupun eksternal banyak dijumpai diusia usia ini. Tak terkecuali dengan

mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang, berdasakan

fenomena di lapangan, banyak diantara mahasiswa baru yang kaget dengan sistem

akademik yang diterapkan oleh UIN Malang.

Hal ini dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Neti Hernawati di

Asrama Putra dan Putri kampus IPB Darmaga, dalam penelitian tersebut

menunjukkan bahwa sebanyak 62,7% responden mengalami stress tingkat tinggi,

32,7% mengalami stress tingkat sedang dan 4,7% mengalami stress tingkat

rendah.

Hasil wawancara pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap 4

mahasiswa baru menununjukkan adanya potensi-potensi untuk timbul stress pada

mereka, wawancara ini hanya sebagai bahan awal untuk mengetahui fenomena

yang terjadi dilapangan. Stress sendiri merupakan suatu kedaan yang tertekan,

baik fisik maupun psikologis. Keadaan yang tercipta ini merupakan suatu keadaan

yang sangat mengganjal dalam diri individu karena adanya perbedaan antara yang

diharapkan dengan yang ada (Chaplin, 2001).

Bagi individu yang memiliki kesejahteraan psikologis dan mekanisme

penyesuaian diri yang baik, maka individu tersebut akan mampu mengeksplore

potensi yang di miliki dengan memanfaatkan dan memaksimalakan progam

Universitas untuk mencetak generasi yang ulul albab, sehingga terjadinya stress

dapat di minimalisir. Begitu pula sebaliknya ketika individu tidak memiliki

kesejahteraan psikologis dan mekanisme penyesuaian diri yang baik, akan

cenderung merasa tidak mampu dan merasa terbebani dengan sistem yang di

terapkan oleh kampus, akhirnya timbullah stress pada mahasiswa baru,

dikarenakan individu tidak mampu memaksimalkan potensi yang di milikinya.

Page 5: Obi

Ketika individu memiliki mental yang sehat dan memiliki penilaian yang

positif atas kehidupannya, serta mampu mengeksplore dan mengoptimalkan

segala potensi yang di miliki, maka individu tersebut dapat dikatakan memiliki

fungsi psikologis yang positif (positive psychological functioning). Aristoteles

(dalam Ryff, 1989).

Mahasiswa baru pada umumnya memiliki masalah pada penyesuaian diri

mereka terhadap lingkungan sekitar, baik dalam hal lingkungan pergaulan maupun

terhadap sistem akademik. Penyesuaian diri terhadap tuntutan dan perubahan

tersebut diperlukan sebagai mekanisme yang efektif untuk mengatasi stress dan

menghindarkan terjadinya krisis psikologis (Calhoun dan Acocella, 1990).

Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Hernawati yang menunjukkan

bahwa sebanyak 62,7% mahasiswa baru mengalmi stress dikarenakan berbagai

hal diantaranya adalah satu kamar dihuni lebih dari 4 orang mahasiswa, kesulitan

berdapatasi dengan teman,, masalah pribadi, kesulitan menyesuaikan diri dengan

materi kuliah atau system akademik kampus, masalah kesehatan, homestik (rindu

keluarga) dan masalah keungan. Sehingga bukan hal yang mustahil jika ada

diantara mahasiswa baru yang mengalami stress. Berdasarkan observasi terhadap

fenomena dan fakta awal dilapangan menunjukkan banyak mahasiswa baru

mengalami stress di karenakan beberapa factor, diantaranya adalah para MABA

ini kurang memiliki penguasaan terhadap lingkungan baru dimana dia tinggal,

serta para MABA ini juga kurang memiliki kemampuan dalam membuat rencana

& mengorganiasasikan suatu respon diri sehingga dapat menanggapi masalah

dengan efesien, dari faktor-faktor tersebutlah akirnya peneliti mengambil variable

kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri, karena dari fenomena tersebut

terdapat aspek-aspek yang terdapat dalam kesejahteraan psikologis dan

penyesuaian diri.

Page 6: Obi

VII. DATA OBSERVASI

Wawancara berlangsung dari jam kurang lebih 09.45-10.15 (kurang lebih 30

menit) praktikum OBI dlakukan di lantai dua ruang dua fakultas psikologi UMS.

Ruangan ini berukuran kurang lebih 2x6m. Terdapat 54 meja kayu dan terdapat

tiga kursi disetiap mejanya. Terdapat satu buah papan tulis di tembok sebelah

utara, satu buah ac yang menyala dibagian tembok atas sebelah selatan dan satu

kipas angin menyala ditengah atap ruangan

Keadaan tempat wawancara terang karena terdapat 6 buah lampu neon di atap

ruangan dan 6 buah jedela kaca yang terbuka dibagian barat dan timur tembok.

Saat wawancara berlangsung testee menghadap utara dan tester menghadap

selatan. Didalam rungan terdapat 8 orang yang melakukan wawancara terdiri dari

4 pasang, setiap pasang nya ada yang menjadi testee dan tester.

Testee berusia kurang lebih 18 tahun dengan tinggi kurang lebih 165cm dan

berat badan kurang lebih 52kg. Testi menggunakan jilbab kuning, kemeja putih

dan rok hijau.

Saat wawancara berlangsung, testee selalu melihat ke arah tester dan

menanggapi semua pertanyaan tester.

Testee kadang menggerakan tangannya dengan menunjuk-nunjuk meja

dengan jarinya untuk melakukan penekakan pada kata-kata yang dia ucapkan.

Kesimpulan nya testee sangan kooperatif dalam wawancara dan menjawab

semua pertanyaan tester dengan baik dan benar.

VIII. DATA INTERVIEW

Terdapat beberapa aspek yang didapat dalam data interview, yaitu aspek

menurut Fromm dan Gilmore (dalam Desmita,2009 195)

Aspek kematangan emosional, hal ini mencakup dalam kemantapan suasana

kehidupan kebersamaan dengan orang lain. Seperti testee bisa berbaur dan

menjalani kehidupan nya dengan orang lain selain keluarganya, seperti teman baru

dikampus nya dan tetangga-tetangga yang ada d lingkungan rumahnya.

Aspek kematangan intelektual, hal ini mencakup dalam keterbukaan dalam

mengenal lingkungan. Seperti testee mau mengikuti beberapa organisasi yang ada

Page 7: Obi

dilingkungan kampus baru nya, tentu itu juga membutuhkan penyesuaian yang

tidak sebentar agar bisa masuk ke dalam perkumpulan baru yang testee datangi.

Aspek kematangan sosial, hal ini mencakup dalam kesediaan kerjasama,

seperti yang dilakukan testee, mau bekerja sama menjadi testee dalam praktikum

observasi dan interview.

IX. LANDASAN TEORI

Cara mahasiswa baru dalam penyesuaian diri dikampus juga melibatkan

emosi, bagi manusia emosi tidak hanya berfungsi untuk pertahanan diri tapi juga

sebagai pembangkit diri untuk mau berkembang didalam lingkungan baru nya.

Sebagai pembawa pesan, emosi memberi tahu kita bagaimana orang-orang yang

berada disekitar kita, sehingga kita dapat memahami dan melakukan sesuatu yang

tepat dengan kondisi yang ada (Martin 2003) saat anak-anak tumbuh dewasa,

mereka lebih menyadari perasaan orang lain. Mereka dapat mengatur emosi

mereka secara lebih baik dan merespon tekanan emosional orang lain (Saarni et

al.,1998). Setelah mereka dapat mengatur dan memberi respon terhadap

lingkungan sekitarnya dalam penyesuaian diri, mereka pasti mulai menggunakan

lingkungan dalam hubungan sosial.

Masalah-masalah yang dihadapi memberikan suatu bentuk ujian bagi para

remaja agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Hal ini

dikarenakan oleh berbagai macam pertimbangan pada masa remaja sebagai

periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa,

yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional (Santrock,

2007). Penyesuaian diri merupakan hal yang penting, bila mahasiswa tidak mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggalnya yang baru mahasiswa akan

mengalami banyak konflik dan fokus yang dihadapi bukan lagi masalah akademik,

namun masalah-masalah lain diluar akademiknya. Lazarus (1963, h.7)

Page 8: Obi

X. PEMBAHASAN

Subjek mengatakan "Sebenernya bisa, tapi tergantung orang nya juga. Kalau

misalnya orang nya emang gamau berbaur ya nggak bisa" dari pernyataan di atas

subjek adalah Testee menyatakan bahwa orang yang susah berbaur akan susah

menyesuiakan diri sesuai dengan teori "Sebagai pembawa pesan, emosi memberi

tahu kita bagaimana orang-orang yang berada disekitar kita, sehingga kita dapat

memahami dan melakukan sesuatu yang tepat dengan kondisi yang ada (Martin

2003)"

XI. KESIMPULAN

Penyesuaian diri mahasiswa baru di lingkungan baru tempat mereka mencari

ilmu memang harus dilakukan dan disadari oleh setiap mahasiswa, karena dengan

begini mereka dapat mendapatan kehidupan sosialisasi yang baik dalam kampus

nya dan membuat mereka lebih nyaman dalam keseharian di kampus.

Keberhasilan penyesuaian diri juga dipengaruhi beberapa aspek.

Aspek kematangan emosional, hal ini mencakup dalam kemantapan suasana

kehidupan kebersamaan dengan orang lain. Seperti testee bisa berbaur dan

menjalani kehidupan nya dengan orang lain selain keluarganya, seperti teman baru

dikampus nya dan tetangga-tetangga yang ada d lingkungan rumahnya.

Aspek kematangan intelektual, hal ini mencakup dalam keterbukaan dalam

mengenal lingkungan. Seperti testee mau mengikuti beberapa organisasi yang ada

dilingkungan kampus baru nya, tentu itu juga membutuhkan penyesuaian yang

tidak sebentar agar bisa masuk ke dalam perkumpulan baru yang testee datangi.

Aspek kematangan sosial, hal ini mencakup dalam kesediaan kerjasama,

seperti yang dilakukan testee, mau bekerja sama menjadi testee dalam praktikum

observasi dan interview.

Page 9: Obi

XII. PENUTUP

Surakarta, 15 Oktober 2014

TTD

Dea Woro Wijayanti

Page 10: Obi

Hubungan Antara Kesejahteraan Psikologis dan Penyesuaian Diri Terhadap

Stress Akademik Mahasiswa Baru

Mahasiswa merupakan pelajar yang paling tinggi levelnya. Mahasiswa di

harapkan mampu memahami konsep, dapat memetakan permasalahan dan

memilih solusi terbaik untuk permasalahan tersebut sesuai dengan pemahaman

yang telah di pelajari. Namun banyak diantara mahasiswa yang kurang mengerti

akan tanggung jawab dan kewajiban yang harus di milikinya. Sehingga banyak

mahasiswa yang mengalami stress, terutama bagi mahasiswa baru. Pada usia ini

mahasiswa berada di masa transisi dari remaja akhir menuju dewasa awal,

berbagai persoalan baik internal maupun eksternal banyak dijumpai diusia usia

ini. Tak terkecuali dengan mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Malang, berdasakan fenomena di lapangan, banyak diantara mahasiswa

baru yang kaget dengan sistem akademik yang diterapkan oleh UIN Malang.

Hal ini dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Neti Hernawati di

Asrama Putra dan Putri kampus IPB Darmaga, dalam penelitian tersebut

menunjukkan bahwa sebanyak 62,7% responden mengalami stress tingkat tinggi,

32,7% mengalami stress tingkat sedang dan 4,7% mengalami stress tingkat

rendah.

Hasil wawancara pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap 4

mahasiswa baru menununjukkan adanya potensi-potensi untuk timbul stress pada

mereka, wawancara ini hanya sebagai bahan awal untuk mengetahui fenomena

yang terjadi dilapangan. Stress sendiri merupakan suatu kedaan yang tertekan,

baik fisik maupun psikologis. Keadaan yang tercipta ini merupakan suatu keadaan

yang sangat mengganjal dalam diri individu karena adanya perbedaan antara yang

diharapkan dengan yang ada (Chaplin, 2001).

Bagi individu yang memiliki kesejahteraan psikologis dan mekanisme

penyesuaian diri yang baik, maka individu tersebut akan mampu mengeksplore

potensi yang di miliki dengan memanfaatkan dan memaksimalakan progam

Universitas untuk mencetak generasi yang ulul albab, sehingga terjadinya stress

dapat di minimalisir. Begitu pula sebaliknya ketika individu tidak memiliki

Page 11: Obi

kesejahteraan psikologis dan mekanisme penyesuaian diri yang baik, akan

cenderung merasa tidak mampu dan merasa terbebani dengan sistem yang di

terapkan oleh kampus, akhirnya timbullah stress pada mahasiswa baru,

dikarenakan individu tidak mampu memaksimalkan potensi yang di milikinya.

Ketika individu memiliki mental yang sehat dan memiliki penilaian yang

positif atas kehidupannya, serta mampu mengeksplore dan mengoptimalkan

segala potensi yang di miliki, maka individu tersebut dapat dikatakan memiliki

fungsi psikologis yang positif (positive psychological functioning). Aristoteles

(dalam Ryff, 1989).

Mahasiswa baru pada umumnya memiliki masalah pada penyesuaian diri

mereka terhadap lingkungan sekitar, baik dalam hal lingkungan pergaulan maupun

terhadap sistem akademik. Penyesuaian diri terhadap tuntutan dan perubahan

tersebut diperlukan sebagai mekanisme yang efektif untuk mengatasi stress dan

menghindarkan terjadinya krisis psikologis (Calhoun dan Acocella, 1990).

Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Hernawati yang menunjukkan

bahwa sebanyak 62,7% mahasiswa baru mengalmi stress dikarenakan berbagai

hal diantaranya adalah satu kamar dihuni lebih dari 4 orang mahasiswa, kesulitan

berdapatasi dengan teman,, masalah pribadi, kesulitan menyesuaikan diri dengan

materi kuliah atau system akademik kampus, masalah kesehatan, homestik (rindu

keluarga) dan masalah keungan. Sehingga bukan hal yang mustahil jika ada

diantara mahasiswa baru yang mengalami stress. Berdasarkan observasi terhadap

fenomena dan fakta awal dilapangan menunjukkan banyak mahasiswa baru

mengalami stress di karenakan beberapa factor, diantaranya adalah para MABA

ini kurang memiliki penguasaan terhadap lingkungan baru dimana dia tinggal,

serta para MABA ini juga kurang memiliki kemampuan dalam membuat rencana

& mengorganiasasikan suatu respon diri sehingga dapat menanggapi masalah

dengan efesien, dari faktor-faktor tersebutlah akirnya peneliti mengambil variable

kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri, karena dari fenomena tersebut

terdapat aspek-aspek yang terdapat dalam kesejahteraan psikologis dan

penyesuaian diri.

Page 12: Obi

No Baris

Subjek Verbatim Tema Chunking Analisis

1

5

Tester Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuhSaya dea mahasiswi fakultas psikologi UMS hari ini akan melakukan wawancara sama mbak, apa mbak bersedia?

Testee Iya bersedia10 Tester Kalau boleh tau mbak

namanya siapa ya?Testee Namanya sinta

rahmawati

15Tester Mbak sinta mahasiswa

baru? Kuliahnya difakultas apa?

20

Testee Di fakultas ilmu komunikasi dan informatika, ambilnya ilmu komunikasi

Tester Mbak sinta asli orang solo atau anak rantau?

Testee Asli solo, lahir di solo

25Tester Oo.. Mbak sinta asli

soloKalau boleh tau, rumahnya dimana?

30

Testee Rumahnya di karangasem, tapi dulunya bukan disana.Dulu kan ibu dijakarta, terus ayah orang timur

Testee menceritakan kronologis pertemuan kedua orang tuanya.

Ayah nya tertembak

Page 13: Obi

35

40

leste. Jadi dulu ayah perang kena tembak, terus dibawa kerumah sakir di RSPAD kena tulang belakang nya jadi nggak bisa jalan. Trs dijakarta ketemu ibu, ahirnya nikah terus pindah ke solo di daerah jebres

saat perang di timor leste

45

50

Tester Oo.. Jadi mbak asli orang solo tapi ayah orang timur lesteGimana sama temen kuliahnya? Ada perlu penyesuaian nggak? Atau apa itu namanya, adaptasi

55

Testee Iya mbak, habis apa tu namanya orang nya beda-beda. Kalau kuliah kan ketemu cuma sebentar habis itu pulang jadi nggak bisa bener-bener kenal. Biasanya kalau pulang kuliah suka pada main.

Sikap toleransi

Testee menyatakan bahwa saat diperkuliahan dia sangat perlu melakukan penyesuaian diri

60 Tester Mbak sinta ga ikut?Testee Enggak soalnya nggak

begitu suka main, apalagi kalau setiap hari kan boros

65 Tester Selama dikampus yang baru, mbak sinta mengalami kesulitan adaptasi nggak?

70

75

Testee Iya soalnya kan temen nya dari macem-macem daerahNgomongnya bedaCara bicaranya juga bedaJadi nanti kita ngomong apa ditanggepin nya apa

Sikap toleransi

Testee mengalami sedkit kesulitan dalam penyesuaian karena teman-teman nya dari berbagai daerah

Tester Menurut sinta,

Page 14: Obi

80

penyesuaian diri atau adaptasi itu sebenernya apa?

85

Testee Adaptasi itu menyesuaikan diri sama tempat baru. Apalagi ini kan fakultas komunikasi jadi harus banyak temen harus pinter komunikasi juga biar dapet temen yang banyak

Mampu memahami orang lain

Testee mengatakan penyesuaian diri itu ber adaptasi pada sesuatu yang baru

90 Tester Kalau fakultas komunikasi itu memepelajari tentang apa sih mbak?

95Testee Belum tau juga mbak,

kan ini masih semester satu jadi isinya masih ilmu-ilmu pengantar gitu

100Tester Cara sinta buat

menyesuikan diri dikampus gimana?

105

Testee Caranya, misal ada temen yang diem didatengin, tanya-tanya asalnya dari mana, pokoknya sok-sok an tanya aja. Tar kalo udah kenal kan temen nya banyak

Kemampuan santai dan gembira

Testee menyatakan untuk mengenal seseorang kita bisa memulai mengobrol lebih dulu

110

115

Tester Menurut sinta orang dikampus dan dirumah isa melakukan penyesuaian diri nggak? Atau nggak semuanya bisa melakukan penyesuaian?

120

Testee Sebenernya bisa, tapi tergantung orang nya juga. Kalau misalnya orang nya emang gamau berbaur ya nggak bisa

Mampu memahami orang lain

Testee menyatakan bahwa orang yang susah berbaur akan susah menyesuiakan diri

Page 15: Obi

125Tester Sinta btuh waktu berapa

lama untuk menyesuaikan diri dikampus?

130

135

Testee Ga lama-lama sihCuman kalau pas masih masta ppa dulu kl diajakin ngomong paling jawaban nya cuma senyum atau cuma "iya" kalau sekarang sih udah biasa, jadi nggak sampe seminggu sih

Terbuka dalam mengenal lingkungan

Testee menyatakan, bahwa waktu untuk menyesuaakn diri menurutnya tidak lama

Tester Sinta pernah ngalamin pindah rumah nggak?

140 Testee Pindah rumah. belum

145

Tester Nah.. Pas sinta udh gede, mulai besar mulai punya temen, sinta merasa perlu ber adapatasi atau meneyesuaikan diri lagi nggak sih?

150

Testee Iyasih ngalamin bangetKarena temen yang waktu kecil udh banyak yang pindah. Jadi ketemu orang baru lagi nyesuaian lagi

155Tester Sinta mulai kenal orang

baru dilingkungan rmah itu kelas berapa? Umur berapa?

160

165

Testee Orang itu sebenernya udah lama, cuman aku yang nggak pernah, aku selalu sama t emen-temen yang lama, kalo pas misal lagi ada TPA gitu ketemu ngobrol lagi

Tester Cara yang sinta pakai selama ini kira-kira berhasil nggak menurut sinta?

Page 16: Obi

170

175

Testee Berhasil tapi ga ke semua sih, kadang ngobrol cuma jawab senyum aja, kadang juga ada yang disapa hai, dia juga nyapa hai

Mampu mengambil keputusan

Testee menyatakan bahwa caranya menyesuaiakan diri sudah berhasil pada sebagian besar orang

180

Tester Orang yang bisa terbuka sama sinta sama yang enggak bisa perbandingan nya banyak yang mana?

Testee Banyakan yang terbuka sih

Testee menyatakan bahwa lebih banyak orang yang terbuka dengan dirinya

185 Tester Sinta masih perlu menyesuiakan diri nggak diruma? Meskipun kamu lahir disitu dan besar disitu?

190

195

Testee Masih sih, apalagi sama orang yang lebih tua. Karena orang disana ngomongnya pake bahasa jawa tapi bahasa alus. Sedangkan aku ga bisa

Sikap toleransi

Testee menyatakan masih perlu menyesuaikan diri lagi dengan banyak orang terutama orang-orang tua disekitarnya

Tester Ibu ga bisa bahasa jawa? Ibu lahir nya dimana?

Testee Ibu lahir di jogja, besar di jakarta

200 Tester Sinta ngerasa nyaman nggak sama lingkungan dirumah?

Testee Nyaman sih, nyaman banget

205 Tester Temen sinta dikampus, menururt sinta nerima sinta dengan baik apa nggak?

210Testee Hmm.. Nggak tau juga

iya sih mungkin ada yang nerima. Kadang ada yang kaya gimana gitu kalo ada yang

Page 17: Obi

215ngajakin main tapi aku gamau

Tester Kebanyakan temen sinta orang solo juga nggak sih yang dikampus?

220 Testee Enggak, masih jawa sih tapi luar solo

225

Tester Waktu sinya coba menyesuaiakan diri temen kamu sadar nggak?

Testee Harusnya mereka sama karena kita kan sama-sama mahasiswa baru

230 Tester Sinta pernah ngalamin konflik batin, misal aku pengen ber adaptasi tapi kok susah

235

240

Testee Pernah, kalo beradaptasi dikampus sih biasanya. Kaya liat temen yang lain temen nya banyak kok aku engggak. Apa aku nggak cantik apa gimana.

Perasaan thd kenyataan diri sendiri

Testee menyatakan bahwa testee pernah mengalami kesulitan penyesuaian diri dikampus

Tester Sinta nggak pengen ikut main kalo pulang kampus?

245 Testee Biasanya sih ngobrol, tapi kalo main sampe sekarang belum mau

250

Tester Sikap temen-temen sinta saat tau sinta udah nyaman sama mereka

255

Testee Ya mereka bikin nyaman kaya ngajakin ngobrol, sinta rumahnya dimana, asalnya dari mana

Kebersamaan dgn oranglain

Testee menyatakan bahwa teman-teman kampus nya yang baru membuat testee nyaman dalam berteman

Tester Tadi sinta kesini sama siapa aja?

Testee Sama steva, dinda,

Page 18: Obi

260 bimaTester Mereka gimana kalo

sama sinta? Asik? Enjoy?

Testee Asik sih,enoy juga265 Tester Sinta sekarang puas

nggak sama hal perteman dikampus sama dirumah?

270Testee Belum sih karena aku

belum bisa deket sama semuanya. Kadang juga aku dibilang pendiem, padahal sebenernya enggak juga sih

mencapaiwawasan diri sendiri

Testee merasa belum puas dalam melakaukan penyesuaian diri

275 Testeer Sinta ikut organisasi nggak?

Testee Ikut, himakom. Himpunan mahasiswa organisasi

280 Tester Oo.. Testee Kalo disini apa mbak?

285

Tester Kurang tau aku dek heheKalau menurut sinta orang yag terlalu gampang nimbrung itu normal apa nggak?

290

Testee Normal sih, kan nanti orang mikirnya ini orang gampang bergaul

Tester Dikelas ada berapa orang?

Testee Ada 36

295Tester Komunikasi sebelah

mana sih?Testee Satu gedung sama

teknikTester Kenapa nggak ambil

informatika?300 Testee Enggak soalnya kan

itung-itunganTester Heem

Sinta di awal kuliah langsung dapet

Page 19: Obi

305 pelajaran?Testee Iya, ilmu komunikasi

tapi itu baru dasar-dasar nya ajasih, kaya pengantar gitu

310 Tester Sinta ngerasa susah nggak? Sama makulnya?

315

Testee Susah karena aku dari SMK, administrasi perkantoran. Jadi banyak pelajaran di kuliah awal yang aku belum pernah tau.

Testee merasa susah meneyesuiakan diri dengan matakuliah yang baru dikampus

320 Tester Ber arti gimana penyesuaian sinta di matakuliah komunikasi? Berat apa gimana?

325

330

Testee Ya lumayan berat soalnya hafalan yang aku belum pernah tau sama sekali soalnya nggak pernah ketemu pelajaran yang kaya gitu

335

Tester Sinta ngalamin kesulitan dsemua mata kuliah apa cuma tertentu?

340

Testee Tertentu aja sih soalnya yang lain aku juga ada bukunya

345

Tester Semua dosen suka menerangkan kesemua kelas atau cuma dikasih buku aja?

Testee Semua nerangin

350

Tester Sinta ngerasa harus menyesuaikan diri sama dosen nggak? Menurut sinta yang harus menyesuaiakan itu dosen atau mahasiswa nya?

Page 20: Obi

355Testee Mahasiswa nya sama

dosen sih. Soalnya kan dosen nya beda-beda ada yang nyantai ada yang enggak

360 Tester Susah ngggak menyesuaikan diri sama dosen?

365

Testee Lumayan sih, krn kadang kita nggak ngerti dosen nya kaya gimana

370

Tester Sinta sempet ngalamin perbedaan yang besar dari guru dan dosen yang sekarang?

375

Testee Ada sih, kaya buku. Dulu kan dikasih guru, sekarang harus nyari sendiri.

380

Tester Menururt sinta kita sebagai manusia sosial kit aperlu menyesuaikan diri dilingkungan apa aja?

385

Testee Di semua lingkungan sih, karena kita kan berhubungan sama semua orang dimana aja

390

Tester Sinta pernah nggak susah menyesuaikan antara kemauan sinta sama orang tua?

395

Testee Pernah, biasanya masalah baju. Terus dulu pengen kuliah tapi disuruh kerja. Tapi ahirnya dibolehin juga

400Tester Waktu mutusin buat

kuliah, orang tua setuju?

Testee setuju

405

Tester Gimana cara sinta buat menetralkan kemauan orang tua sinta yang sinta nggak suka?

Page 21: Obi

410

Testee Biasanya nolak secara halus, tapi kalo yang baik-baik ya aku ikutin.

415

Tester Menurut sinta penyesuaian diri cuma perlu di lingkungan keluarga, teman kampus, rumah atau gimana?

420

Testee Kalo penyesuaian diri sama semua sih, sama orang tua, temen dikampus, atau ketemu orang dijalan yang menyapa gitu

Partisipasi sosial

Testee menyatakan bahwa perlu melakukan penyesuaian diri dimana saja

425

430

Tester Menurut sinta sejauh ini, selama sinta udh besar sinta berhasil menyesuaikan diri nggak?

435

Testee Menurut ku si berhasil, tapi ada beberapa yang cocok, beberapa yang enggak.

Testee mengatakan bahwa dia merasa berhasil menyesuaiakn diri dilingkungan sekitar nya

440

444

Tester Okay, wawancara sama sinta kali ini menyenangkan. Maaf kalau ada salah-salah ata dari saya, assalamualaikum wr,wb

Page 22: Obi

DAFTAR PUSTAKA

Khodijah Nyayu. 2014 Psikologi Pendidikan. Jakarta : Penerbit RajaGrafindo Persada

Effendi Ridwan. 2006 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Penerbit Prenada Media Group

Papalia Diane. 2009 Human Development. Jakarta : Salemba Humanika

Supriyadi. 2013 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan Self Efficacy dalam

Pemecahan Masalah Penyesuaian Diri Remaja Awal

Zakiyah N. 2010 HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK

Page 23: Obi