13
Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development Dengan Bu Ratu Ilma LAPORAN OBSERVASI 1 PENERAPAN PMRI PADA MATERI PENGUKURAN WAKTU DI KELAS 2A SD IBA Disusun oleh : Umi Puji Lestari International Master Program on Mathematics Education (IMPoME) 2013, Universitas Sriwijaya Email: [email protected] Tim Observer : Umi Puji Lestari dan Sari Saraswati A. Pendahuluan Salah satu topik penting yang diajarkan di sekolah dasar adalah pengukuran waktu. Topik ini secara bertahap diberikan sejak kelas satu hingga kelas lima. Secara spesifik, materi pengukuran waktu di kelas dua merupakan lanjutan materi di kelas satu. Jika pada saat di kelas satu siswa hanya dikenalkan pada berbagai macam penanda waktu dan pengukuran waktu dengan hasil bulat, maka di kelas dua (khususnya di IBA), materi ini ditingkatkan pada penggunaan alat ukur jam baik dari membaca jam yang menunjukkan waktu tepat maupun membaca jam yang menunjukkan waktu setengah. Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya siswa sering menggunakan pengukuran waktu khususnya jam, mulai dari penentuan jam berapa mereka bangun tidur, berangkat ke sekolah, istirahat di sekolah, pulang sekolah, dan masih banyak aktivitas lain yang menggunakan pengukuran waktu. Pengalaman-pengalaman siswa yang berhubungan dengan pengukuran waktu ini dapat menjadi titik awal mereka untuk mempelajari konsep pembacaan jam yang menunjukkan waktu tepat maupun waktu setengah. Selanjutnya mereka dapat menginvestigasi kegunaan jarum pendek maupun panjang dalam jam. Dalam PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia), masalah-masalah sehari-hari di atas dapat menjadi konteks untuk mulai membelajarkan siswa tentang konsep pembacaan jam yang menunjukkan waktu tepat hingga pembacaan jam yang menunjukkan waktu setengah. Seperti yang telah disampaikan oleh Treffers dan Goffree (dalam Wijaya, 2011:33) bahwa konteks berperan sebagai alat untuk membentuk konsep (concept forming), dalam hal ini konsep pembacaan jam yang

Observasi 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Observasi 1

Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development

Dengan Bu Ratu Ilma

LAPORAN OBSERVASI 1

PENERAPAN PMRI PADA MATERI PENGUKURAN WAKTU DI KELAS 2A

SD IBA

Disusun oleh : Umi Puji Lestari

International Master Program on Mathematics Education (IMPoME) 2013,

Universitas Sriwijaya

Email: [email protected]

Tim Observer : Umi Puji Lestari dan Sari Saraswati

A. Pendahuluan

Salah satu topik penting yang diajarkan di sekolah dasar adalah pengukuran

waktu. Topik ini secara bertahap diberikan sejak kelas satu hingga kelas lima. Secara

spesifik, materi pengukuran waktu di kelas dua merupakan lanjutan materi di kelas

satu. Jika pada saat di kelas satu siswa hanya dikenalkan pada berbagai macam

penanda waktu dan pengukuran waktu dengan hasil bulat, maka di kelas dua

(khususnya di IBA), materi ini ditingkatkan pada penggunaan alat ukur jam baik dari

membaca jam yang menunjukkan waktu tepat maupun membaca jam yang

menunjukkan waktu setengah.

Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya siswa sering menggunakan

pengukuran waktu khususnya jam, mulai dari penentuan jam berapa mereka bangun

tidur, berangkat ke sekolah, istirahat di sekolah, pulang sekolah, dan masih banyak

aktivitas lain yang menggunakan pengukuran waktu. Pengalaman-pengalaman siswa

yang berhubungan dengan pengukuran waktu ini dapat menjadi titik awal mereka

untuk mempelajari konsep pembacaan jam yang menunjukkan waktu tepat maupun

waktu setengah. Selanjutnya mereka dapat menginvestigasi kegunaan jarum pendek

maupun panjang dalam jam.

Dalam PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia), masalah-masalah

sehari-hari di atas dapat menjadi konteks untuk mulai membelajarkan siswa tentang

konsep pembacaan jam yang menunjukkan waktu tepat hingga pembacaan jam yang

menunjukkan waktu setengah. Seperti yang telah disampaikan oleh Treffers dan

Goffree (dalam Wijaya, 2011:33) bahwa konteks berperan sebagai alat untuk

membentuk konsep (concept forming), dalam hal ini konsep pembacaan jam yang

Page 2: Observasi 1

Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development

Dengan Bu Ratu Ilma

menunjukkan waktu tepat maupun waktu setengah dan konteks sebagai alat untuk

mengembangkan model (model forming), dalam hal ini strategi-srategi untuk

menginvestigasi kegunaan jarum pendek dan panjang pada pembacaan waktu.

Melalui konteks ini, diharapkan pembelajaran tentang pengukuran waktu akan lebih

bermakna sehingga siswa lebih paham dan tertarik untuk belajar matematika.

Mengingat pentingnya pembelajaran pengukuran waktu dengan pendekatan

PMRI ini maka perlu dibuat desain pembelajaran yang secara rinci dituliskan dalam

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk kemudian dilaksanakan dalam

pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, kami beserta guru mitra (wali kelas 2A)

berkolaborasi untuk mendesain pembelajaran pengukuran waktu ini dengan

pendekatan PMRI. Rincian bagaimana proses pengembangan desain (preliminary

design), pelaksanaan pembelajaran (teaching experiment), dan analisis

pengembangannya (retrospective analysis) dijelaskan di desain pembelajaran di

bagian selanjutnya.

B. Tujuan Perancangan Observasi

Tujuan kegiatan perancangan desain pembelajaran dan observasi ini adalah

sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan materi pengukuran waktu dengan pendekatan PMRI di

kelas 2A SD IBA Palembang

2. Memberikan pengalaman bagi tim observer untuk merancang dan

mengimplementasikan pembelajaran materi pengukuran waktu dengan

pendekatan PMRI.

C. Desain Pembelajaran

Materi yang diajarkan dalam pembelajaran ini adalah pengukuran waktu.

Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas 2A SD IBA Palembang. Adapun

tahap-tahap yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah preliminary design (analisis

kurikulum, penentuan indikator dan tujuan pembelajaran), dilanjutkan dengan

teaching experiment (penerapan desain pembelajaran) dan melakukan retrospective

analysis (refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan) yang dijelaskan

sebagai berikut.

Page 3: Observasi 1

Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development

Dengan Bu Ratu Ilma

1. Preliminary design

Agar pembelajaran yang kami laksanakan sesuai dengan kurikulum

matematika yang berlaku di kelas 2 SD IBA maka tahap pertama yang kami

laksanakan adalah menganalisis kurikulum. Analisis meliputi penentuan materi

ajar, tujuan pembelajaran, dan indikator pembelajaran.

Berdasarkan silabus, standar kompetensi yang akan kami ajarkan adalah

melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500. Sedangkan

kompetensi dasarnya yaitu menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam.

Karena waktu yang dialokasikan hanya dua jam pelajaran yang masing-masing

selama 35 menit, maka kami hanya menentukan dua indikator dalam

pembelajaran tersebut, yaitu membaca jam yang menunjukkan waktu tepat dan

membaca jam yang menunjukkan waktu setengah.

Setelah menentukan indikator pembelajaran, kegiatan selanjutnya adalah

mendesain isi dari kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Kami memilih

konteks kegiatan sehari-hari siswa seperti bangun tidur, berangkat sekolah, dan

pulang sekolah sebagai titik awal (use of context) menemukan konsep pembacaan

waktu tepat. Sedangkan konteks waktu istirahat di sekolah sebagai konteks untuk

menemukan cara membaca jam yang menunjukkan waktu setengah.

Di awal pembelajaran, guru akan menstimulus siswa dengan pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan dengan pembacaan jam. Sedangkan di kegiatan inti,

siswa akan dikelompokkan menjadi enam kelompok. Masing-masing kelompok

akan mendiskusikan penyelesaian berbagai masalah dalam LKS (Lembar

Kegiatan Siswa) yang kemudian akan dipresentasikan dan ditanggapi oleh

kelompok lain. Di akhir pelajaran, bersama guru, siswa akan menyimpulkan

materi yang telah dipelajari. Hal ini bertujuan untuk menciptakan interactivity

baik siswa dengan guru, antar siswa, maupun siswa dengan sumber belajar.

Selain itu, siswa juga dapat mengkonstruksi pemahaman sendiri terhadap

masalah yang diberikan sehingga bermanfaat untuk bergerak ke proses

matematisasi selanjutnya (students’ contribution).

Keterkaitan antar pengetahuan/konsep dengan materi lain (intertwining of

learning strands) dalam pembelajaran ini akan dimunculkan pada saat siswa

menginvestigasi cara membaca jam yang menunjukkan waktu setengah. Dalam

Page 4: Observasi 1

Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development

Dengan Bu Ratu Ilma

kaitannya dengan proses matematisasi yang dibangun siswa melalui penggunaan

model (use of model) selama pembelajaran maka disusunlah sebuah iceberg

materi pengukuran waktu pada gambar 1 berikut.

Gambar 1. Iceberg

Berdasarkan gambar 1 di atas, diketahui bahwa masalah yang berkaitan

dengan pembacaan jam dalam kehidupan sehari-hari menjadi konteks dalam

pembelajaran pengukuran waktu. Siswa memperhatikan dan mengikuti lagu yang

diputarkan oleh guru tentang aktifitas yang dilakukan siswa pada pukul tujuh.

Setelah itu, guru juga memutarkan animasi yang berkaitan dengan aktifitas siswa

yang terjadi pada pukul delapan dan sepuluh. Sebagai model of siswa melakukan

percobaan untuk mengatur letak jarum jam yang menunjukkan pukul tujuh,

delapan, sepuluh, satu, dan setengah sembilan. Selain itu, siswa juga mencoba

membaca gambar jam yang menunjukkan pukul tiga dan setengah dua belas.

Selama diskusi, guru juga akan mengeksplor mengapa pada pukul tujuh, jarum

pendek di angka tujuh dan jarum panjang di angka dua belas. Begitu juga untuk

waktu-waktu lain nya.

Dalam kegiatan ini, aktivitas dan jawaban yang mungkin muncul dari siswa

sebagai berikut :

Page 5: Observasi 1

Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development

Dengan Bu Ratu Ilma

a. Untuk menunjukkan pukul tujuh, siswa akan meletakkan jarum pendek pada

angka tujuh dan jarum panjang pada angka dua belas

b. Untuk menunjukkan pukul tujuh, siswa akan meletakkan jarum pendek pada

angka dua belas dan jarum panjang pada angka tujuh

c. Untuk menunjukkan pukul delapan, siswa akan meletakkan jarum pendek

pada angka delapan dan jarum panjang pada angka dua belas

d. Untuk menunjukkan pukul delapan, siswa akan meletakkan jarum pendek

pada angka dua belas dan jarum panjang pada angka delapan

e. Untuk menunjukkan pukul sepuluh, siswa akan meletakkan jarum pendek

pada angka sepuluh dan jarum panjang pada angka dua belas

f. Untuk menunjukkan pukul sepuluh, siswa akan meletakkan jarum pendek

pada angka dua belas dan jarum panjang pada angka sepuluh

g. Untuk menunjukkan pukul satu, siswa akan meletakkan jarum pendek pada

angka satu dan jarum panjang pada angka dua belas

h. Untuk menunjukkan pukul satu, siswa akan meletakkan jarum pendek pada

angka satu dan jarum panjang pada angka satu

i. Untuk menunjukkan pukul setengah sembilan, siswa akan meletakkan jarum

pendek di tengah-tengah angka delapan dan sembilan dan jarum panjang pada

angka enam

j. Untuk menunjukkan pukul setengah sembilan, siswa akan meletakkan jarum

pendek di tengah-tengah angka sembilan dan sepuluh dan jarum panjang pada

angka enam

k. Untuk menunjukkan pukul setengah sembilan, siswa akan meletakkan jarum

pendek di angka enam dan jarum panjang di tengah-tengah antara angka

delapan dan sembilan

l. Siswa dapat menjelaskan bahwa jarum pendek menunjukkan jam dan jarum

panjang menunjukkan menit

m. Siswa menjelaskan bahwa jarum pendek menunjukkan menit dan jarum

panjang menunjukkan jam.

Proses matematisasi berikutnya terjadi di model for, yaitu ketika siswa

menuliskan hasil percobaannya kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan di

LKS maupun pertanyaan-pertanyaan dari guru yang mengarah pada kesimpulan

Page 6: Observasi 1

Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development

Dengan Bu Ratu Ilma

bahwa jarum pendek menunjukkan jam dan jarum panjang menunjukkan menit.

Kemampuan ini merupakan bentuk formal matematika yang diharapkan.

Setelah menyusun desain pembelajaran, kami menuliskan desain tersebut

ke dalam bentuk RPP dan LKS, yang kemudian dikonsultasikan kepada guru

mitra kelas 2A pada hari Kamis, 12 September 2013. Berdasarkan pendapat guru

mitra, perangkat pembelajaran sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak ada

yang perlu direvisi.

2. Teaching experiment

Sesuai dengan diskusi kami pada saat pra observasi dengan Ibu Fitri

Rustini, S.Pd, wali kelas 2A, observasi pertama kami laksanakan pada hari

Senin, 16 September 2013. Sesuai dengan desain pembelajaran yang telah kami

susun, Ibu Fitri mengajarkan materi Pengukuran Waktu menggunakan alat

peraga jam.

Pada observasi pertama ini, observasi dilakukan oleh observer yang

terdiri atas Umi Puji Lestari dan Sari Saraswati. Observer melakukan

pengamatan, mengambil beberapa gambar, dan merekam aktivitas guru dan

siswa selama proses pembelajaran. Observer menggunakan kamera untuk

mengambil gambar dan video kamera untuk merekam. Kegiatan ini berlangsung

kurang lebih 70 menit. Berikut akan kami bahas lebih jauh mengenai proses

belajar mengajar yang telah berlangsung.

a. Kegiatan awal/apersepsi

Setelah membuka dengan salam, guru meminta ketua kelas untuk

memimpin doa. Kemudian setelah mempersiapkan media pembelajaran

maupun alat peraga, guru memotivasi siswa tentang pentingnya mengenal

waktu dalam kehidupan sehari-hari dengan tanya jawab dan memutarkan

video lagu yang berjudul “Jam Tujuh” selama empat menit. Berikut petikan

lagu tersebut.

Lonceng telah berbunyi

Tanda jam tujuh pagi

Aku bingung sendiri

Takut terlambat lagi

Page 7: Observasi 1

Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development

Dengan Bu Ratu Ilma

...........

Selamat pagi bu guru

Ingin mendapat ilmu harus disiplin waktu

...........

Pada saat diputarkan lagu, siswa mencoba untuk ikut bernyanyi karena

terdapat teks dan syairnya pun cukup mudah diikuti. Pada lampiran video 1,

terlihat antusiasme siswa untuk ikut bernyanyi.

b. Kegiatan inti

1. Eksplorasi

Guru membagi siswa dalam 6 kelompok dimana masing-masing

kelompok terdiri atas 4 atau 5 siswa. Hal ini dilakukan dengan meminta

siswa berhitung urut satu sampai enam, kemudian siswa yang

mendapatkan nomor yang sama berkumpul menjadi satu kelompok.

Berikut adalah gambar saat guru membagi kelompok dan pada saat siswa

berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing.

Gambar 2.Guru membagi kelompok Gambar 3.Siswa berkumpul per kelompok

Setelah tiap kelompok berkumpul, siswa dibagikan alat peraga jam

tiruan. Kemudian guru meminta masing-masing kelompok untuk mencoba

menunjukkan arah jarum jam yang menunjuk pukul tujuh, sesuai dengan

isi lagu sebelumnya. Semua kelompok dapat menunjukkan arah jarum

pendek maupun panjang dengan tepat dan antusias. Berikut salah satu

gambar perwakilan kelompok yang menunjukkan jawaban kelompoknya

secara antusias dan benar.

Page 8: Observasi 1

Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development

Dengan Bu Ratu Ilma

Gambar 4. Siswa menunjukkan jawaban secara antusias

Guru melanjutkan pembelajaran dengan memutar video animasi

tentang penggunaan jam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam animasi

tersebut, dikenalkan aktivitas-aktivitas yang biasanya terjadi pukul tujuh,

pukul delapan, dan pukul sepuluh. Kemudian guru menambahkan contoh

waktu istirahat yang biasanya dimulai pukul setengah dua belas.

Secara berkelompok, siswa kembali mencoba mengatur letak jarum

jam pada alat peraga yang menunjukkan pukul tujuh, pukul delapan, pukul

sepuluh, dan pukul setengah dua belas.

Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) kepada masing-masing

kelompok. Setelah menuliskan nomer kelompok dan nama anggota

kelompok, siswa mendiskusikan persoalan yang disajikan dalam LKS.

Pada awal kerja kelompok, masih ada beberapa siswa yang tidak

terlibat dalam diskusi. Mereka asyik dengan mainannya, mengobrol

dengan teman sebelahnya, bahkan ada yang melihat-lihat majalah dinding

di belakang kelas. Akan tetapi, siswa lebih tertib setelah dikondisikan guru

baik dengan berbagai macam tepuk seperti “tepuk satu”, “tepuk dua”, dan

“tepuk diam” maupun dengan sedikit ancaman, bagi yang tidak rapi maka

tidak istirahat. Berikut disajikan gambaran suasana pada saat diskusi

kelompok setelah dikondisikan oleh guru.

Page 9: Observasi 1

Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development

Dengan Bu Ratu Ilma

Gambar 5. Suasana saat diskusi kelompok

Meskipun sebagian besar siswa lebih tertib, tetapi di pertengahan

masih ada satu kelompok yang didominasi oleh satu orang dalam

pengerjaan soal sehingga teman yang lain tidak ikut terlibat dalam diskusi.

Dengan bimbingan dari guru, akhirnya semua anggota kelompok tersebut

lebih aktif dalam diskusi.

Pada saat mendiskusikan penggunaan waktu tepat, secara umum siswa

tidak mengalami kesulitan. Bahkan mereka dapat mengerjakannya dalam

waktu yang sangat cepat. Hanya saja, ada beberapa kelompok yang masih

kesulitan menuliskan waktu yang dimaksud dalam notasi jam dan menit.

Selain itu, siswa perlu waktu yang lebih lama untuk mendiskusikan

penggunaan waktu setengah. Akan tetapi, dengan bimbingan guru, siswa

dapat memahami penggunaan waktu setengah. Berikut gambar pada saat

guru membimbing diskusi siswa.

Gambar 6. Guru membimbing diskusi siswa

Page 10: Observasi 1

Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development

Dengan Bu Ratu Ilma

2. Elaborasi

Setelah selesai mengerjakan LKS, dengan semangat dan percaya diri

perwakilan kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompok mereka. Sementara itu, kelompok lain memperhatikan

dan memberikan tanggapan. Berikut disajikan gambar pada saat

perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka.

Gambar 7. Presentasi hasil diskusi kelompok

Pada soal nomer 1 dan 4, ada 4 kelompok yang memiliki jawaban

sama, sedangkan dua kelompok masih tertukar antara letak jarum panjang

dan pendek. Misalkan pada soal nomer 4, soal yang dimaksud adalah

pukul 01.00, tetapi siswa menjawab seperti pada gambar berikut.

Gambar 8. Jawaban siswa

Pada soal nomer 2 dan 3, mulai terjadi perbedaan cara menuliskan

jawaban. Ada kelompok yang menuliskan dengan notasi jam dan menit,

ada yang menuliskan dengan huruf. Contoh perbedaan jawaban siswa

ditunjukkan pada gambar berikut.

Page 11: Observasi 1

Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development

Dengan Bu Ratu Ilma

Gambar 9. Contoh perbedaan cara menuliskan jawaban

Pada saat presentasi dan memberikan tanggapan, siswa belum bisa

menyampaikannya sendiri sehingga membutuhkan pertanyaan-pertanyaan

dari guru untuk mengarahkan diskusi siswa. Pada saat itu, guru juga masih

kurang mengeksplor argumentasi siswa misalnya tentang perbedaan cara

menuliskan jawaban.

3. Konfirmasi

Setelah selesai presentasi, guru mengecek pemahaman siswa dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan. Guru menunjukkan letak jarum jam

pada alat peraga, siswa menyebutkan waktu yang ditunjukkan. Selain itu,

guru juga meminta siswa untuk maju ke depan mengatur letak jarum jam

yang menunjukkan waktu tertentu sesuai dengan instruksi guru. Siswa

antusias untuk menjawab maupun maju ke depan seperti yang ditunjukkan

dalam gambar berikut.

Gambar 10. Siswa antusias maju ke depan

c. Kegiatan akhir

Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing kemudian bersama guru

menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Page 12: Observasi 1

Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development

Dengan Bu Ratu Ilma

3. Retrostective analysis

Setelah kegiatan pembelajaran selesai, kami dan Ibu Fitri melakukan analisis

retrospektif yang bertujuan untuk merefleksi dan menganalisis proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan dan juga membandingkan antara desain

pembelajaran yang telah dibuat dengan kenyataan yang terjadi pada saat

pembelajaran.

Secara garis besar, pembelajaran terlaksana dengan lancar. Sesuai dengan

pengamatan dan wawancara dengan siswa, siswa terlihat lebih antusias karena

adanya video lagu dan animasi maupun penggunaan alat peraga berupa jam tiruan.

Mereka asyik mengikuti lagu dan memutar-mutar jarum jam karena sesuai dengan

dunia bermain mereka.

Dalam pembelajaran ini, interactivity sudah cukup terbangun, terlihat dari

aktivitas diskusi antar siswa untuk menyelesaikan masalah dan tanya jawab antara

guru dan siswa. Siswa juga kurang aktif dalam menemukan bahwa jarum pendek

menunjukkan jam dan jarum panjang menunjukkan menit. Hal ini menunjukkan

bahwa students’ contribution nya kurang muncul dalam proses pembelajaran.

Sedangkan use of model ditunjukkan pada saat siswa menggunakan alat peraga

untuk menunjukkan waktu tertentu. Akan tetapi, siswa mengalami sedikit

kesulitan pada saat menentukan waktu setengah. Hal ini mungkin dikarenakan

kurangnya mengkaitkan materi ini dengan pecahan. Dalam hal ini, intertwining

belum tercapai.

Dalam kegiatan belajar mengajar tersebut, juga terdapat beberapa masalah

diantaranya adalah sulitnya mengkondisikan siswa dalam kerja kelompok. Guru

sudah cukup kreatif mengkondisikan siswa dengan berbagai macam “tepuk”,

seperti “tepuk satu”, “tepuk dua”, dan “tepuk diam”. Akan tetapi, masih ada

sedikit ancaman untuk mengkondisikan siswa yang masih ramai.

Pada saat mendiskusikan penggunaan waktu tepat, secara umum siswa tidak

mengalami kesulitan. Bahkan mereka dapat mengerjakannya dalam waktu yang

sangat cepat. Hanya saja, ada beberapa kelompok yang masih kesulitan

menuliskan waktu yang dimaksud dalam notasi jam dan menit. Selain itu, siswa

perlu waktu yang lebih lama untuk mendiskusikan penggunaan waktu setengah.

Page 13: Observasi 1

Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development

Dengan Bu Ratu Ilma

Akan tetapi, dengan bimbingan guru, siswa dapat memahami penggunaan waktu

setengah.

Pada saat presentasi dan memberikan tanggapan, siswa belum bisa

menyampaikannya sendiri sehingga membutuhkan pertanyaan-pertanyaan dari

guru untuk mengarahkan diskusi siswa. Pada saat itu, guru juga masih kurang

mengeksplor argumentasi siswa misalnya tentang perbedaan cara menuliskan

jawaban.

Berdasarkan jawaban dari siswa, mereka kurang rapi dan kurang tepat dalam

menggambar jarum jam karena tidak menggunakan penggaris. Oleh karena itu,

guru perlu menekankan kepada siswa supaya menggunakan penggaris pada saat

menggambar jarum jam sehingga jawaban siswa lebih tepat dan rapi.

Selain itu, berdasarkan jawaban siswa, ada perbedaan penulisan jawaban atas

permasalahan dalam LKK. Hal ini disebabkan karena kurang sempurnanya LKK

yang dibuat sehingga instruksi yang ada kurang dipahami oleh siswa. Selain itu,

LKK yang dibuat kurang aplikatif pada pendekatan PMRI sehingga proses

penemuan sendiri oleh siswa kurang muncul dalam proses pembelajaran.

D. Kesimpulan

Berdasarkan desain dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas

2A SD IBA Palembang, kami simpulkan sebagai berikut.

1. Melalui konteks yang real, pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa

2. Dengan menggunakan lagu dan animasi membuat siswa lebih tertarik

3. Perlu pendesainan LKS yang lebih baik sehingga dapat mengarahkan siswa

pada penemuan

Daftar Pustaka

Wijaya, Ariyadi. 2011. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Zulkardi. 2002. Developing A Learning Environment on Realistic Mathematics

Education for Indonesia Student Teachers