OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    1/66

    Lembar Persetujuan Referat

    Referat dibawah ini :

    Judul : Diagnosis Obstruksi Saluran Pencernaan

    Penyusun : Ivan, S.ked

    NIM : 030.08.129

    Universitas : Fakultas Kedokteran Trisakti

    Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat menyelesaikan kepaniteraan

    klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Otorita Bakti Pembangunan Batam.

    Batam, Februari 2013 Batam, Februari 2013

    Dr. Aditomo Widarso, Sp. B (K) BD Ivan,

    S.ked

    1

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    2/66

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Obstruksi saluran pencernaan diakui oleh Hippocrates sebagai operasi yang tercatat

    paling awal sebagai pengobatan yang dilakukan oleh Praxagoras sekitar 350 SM, ketika ia

    menciptakan fistula enterocutaneous untuk meringankan obstruksi segmen usus. Dalam praktek

    sehari-hari, obstruksi saluran pencernaan memberikan gambaran gejala dan tanda klinis yang

    bervariasi dan menjadi tantangan bagi seorang dokter untuk mencapai pada tahap diagnosis pasti

    sehingga dapat memberikan tatalaksana yang sesuai.

    Obstruksi saluran pencernaan dapat terjadi pada setiap segmen saluran pencernaan, dari

    esofagus sampai dengan rectum dan anus. Sering datang dalam keadaan gawat darurat dan

    membutuhkan kemampuan klinis yang baik untuk menentukan diagnosis yang akurat.

    Berdasarkan ada tidak nya faktor sumbatan, obstruksi saluran pencernaan dapat muncul

    dalam bentuk obstruksi mekanik, dimana disebabkan oleh suatu struktur, benda, kelainan yang

    menghalangi jalan nya zat-zat makanan selama di dalam saluran pencernaan. Dapat pula muncul

    dalam bentuk tanpa obstruksi mekanik, dimana kelainan disebabkan oleh kelainan peristaltik

    saluran pencernaan sehingga dapat menyebabkan terhentinya perjalanan zat-zat makanan.

    Berdasarkan jenis kelainan yang mungkin dapat didiagnosis, maka obstruksi saluran

    pencernaan dapat bermacam-macam, dari kelainan kongenital, benda asing, sampai dengan

    keganasan.

    Pengenalan dini dan pengobatan agresif pada pasien dari segala usia, termasuk neonatus,

    dapat mencegah komplikasi-komplikasi yang akan timbul dari proses obstruksi tersebut,

    sehingga mengurangi secara signifikan mortalitas dan morbiditas.

    2

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    3/66

    BAB II

    ANATOMI SALURAN CERNA

    Secara embriologis saluran pencernaan dapat dibagi menjadi foregut, midgut, dan

    hindgut, diperdarahi oleh arteri coeliaca, mesenterica superior, mesenterica inferior. Foregut

    memanjang dari esofagus sampai duodenum. Midgut berkembang sampai dua per tiga kolon

    transversum. Hindgut berkembang sampai setengah bagian atas dari kanalis anal.1

    A. Esofagus (Pars Abdominalis)

    Esofagus merupakan sebuah tabung otot yang dapat kolaps, panjangnya sekitar 10 inchi

    (25 cm), yang menghubungkan faring dengan gaster. Sebagian besar esofagus terdapat di dalam

    thoraks. Esofagus masuk ke abdomen melalui lubang yang terdapat pada crus dextrum

    diafragma. Setelah berjalan sekitar inci (1.25 cm), esofagus masuk ke lambung di sebelah

    kanan garis tengah. Nervus vagus sinistra dan dextra masing-masing terletak pada permukaan

    anterior dan posterior esophagus.2

    Bagian 1/3 bawah esofagus adalah tempat anastomosis system vena porta.

    B. Gaster

    Gaster (lambung) merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar.Lambung terdiri

    dari bagian atas fundus yang berhubungan dengan esofagus melalui ostium cardiacum. 2

    Lambung terbagi menjadi beberapa regio, yaitu :

    1. Fundus gastricum, bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri dari ostium cardium

    dan biasanya penuh berisi udara.

    2. Korpus gastricum, terbentang dari ostium cardiacum sampai incisura angularis.

    3. Incisura angularis, suatu lekukan yang selalu ada pada bagian bawah curvature minor.

    4. Antrum piloricum, bagian lambung berbentuk tubular mempunyai otot yang tebal

    membentuk sphincter pylorus.

    3

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    4/66

    5. Curvatura minor, terdapat di sebelah kanan lambung, terbentang dari ostium cardiacum

    sampai ke pylorus.

    6. Curvatura major, lebih panjang dari curvatura minor, terbentang dari sisi kiri ostium

    cardiacum sepanjang sisi kiri gaster sampai ke pylorus.

    Gambar 1. Anatomi Gaster3

    Omentum menempel pada curvature minor dan curvatura mayor. Pada omentum terdapat

    pembuluh darah dan system limfatik.

    Perdarahan gaster secara eksklusif berasal dari percabangan arteri coeliaca.1 Truncus

    coeliacus kemudian bercabang menjadi beberapa arteri sebagai berikut.

    1. Arteri gastrica sinistra

    2. Arteri gastrica dextra

    4

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    5/66

    3. Arteri gastrica brevis

    4. Arteri gastroomentalis sinistra

    5. Arteri gastroomentalis dextra

    Gambar 2. Perdarahan Gaster4

    Drainase vena menuju ke system porta. Vena gastrica sinistra dan dextra bermuara

    langsung ke vena porta. Vena gastrica brevis dan vena gastroomentalis sinistra bermuara ke vena

    lienalis. Vena gastroomentalis dextra bermuara ke vena mesenterica superior.2

    5

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    6/66

    Gambar 3. Drainase Vena Gaster4

    Persarafan termasuk serabut-serabut simpatis yang berasal dari pleksus coeliacus dan

    serabut- serabut parasimpatis dari nervus vagus dextra dan sinistra. Truncus vagalis anterior yang

    dibentuk di dalam thorax, terutama berasal dari nervus vagus sinistra, memasuki abdomen pada

    permukaan anterior esophagus. Kemudian bercabang-cabang mempersarafi permukaan anterior

    gaster.

    2

    Truncus vagalis posterior, yang dibentuk di dalam thorax, terutama berasal dari nervus

    vagus dextra, memasuki abdomen pada permukaan posterior esophagus. Selanjutnya bercabang-

    cabang mempersarafi permukaan posterior gaster. 2

    6

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    7/66

    Gambar 4. Persarafan Gaster6

    C. Intestinum Tenue (Usus Halus)

    Intestinum tenue merupakan bagian yang terpanjang dari saluran pencernaan dan terbentang

    dari pylorus pada gaster sampai ileocaecalis junction. Panjang intestinum tenue kurang lebih 6

    meter.5 Sebagian besar pencernaan dan absorbsi makanan berlangsung di dalam intestinum tenue.

    Intestinum tenue terbagi atas 3 bagian: duodenum, jejunum, ileum.2

    C.1. Duodenum

    7

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    8/66

    Duodenum adalah bagian pertama dari usus halus. Memiliki panjang 25 cm dan melengkung

    di sisi caput pancreas. Fungsi utama dari duodenum adalah absorbsi produk pencernaan.

    Walaupun secara relatif tidak panjang, luas permukaan mukosa diperbesar oleh lipatan-lipatan

    mukosa atau villi, yang terlihat secara mikroskopis.1 Duodenum adalah organ penting karena

    merupakan tempat bermuara dari ductus choledochus dan ductus pancreaticus.

    Duodenum dibagi menjadi 4 bagian sebagai berikut.2

    1. Pars superior duodenum

    2. Pars descendens duodenum

    3. Pars horizontalis duodenum

    4. Pars ascendens duodenum

    Setengah bagian atas duodenum diperdarahi oleh arteri pancreaticoduodenalis superior,

    cabang arteri gastroduodenalis. Setengah bagian bawah diperdarahi oleh arteri

    pancreaticoduodenalis inferior, cabang arteri mesenterica superior.

    Drainase vena berasal dari vena pancreaticoduodenalis superior yang bermuara ke vena porta

    dan vena pancreaticodeuodenalis inferior yang bermuara ke vena mesenterica superior.

    C.2..Jejunum dan Ileum

    Jejunum dan ileum memiliki panjang 6 meter. Dua per lima bagian atas merupakan jejunum.

    Lengkung-lengkung jejunum dan ileum dapat bergerak dengan bebas dan melekat pada dinding

    posterior abdomen dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dan dikenal

    sebagai mesenterium.

    8

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    9/66

    Gambar 5. Anatomi Duodenum 7

    Gambar 6. Vaskularisasi Duodenum8

    9

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    10/66

    Gambar 7. Drainase Vena Duodenum9

    Pada orang hidup, jejunum dapat dibedakan dari ileum berdasarkan gambaran sebagai

    berikut.2

    1. Lengkung-lenkung jejunum terletak pada bagian atas cavitas peritonealis di bawah sisi

    kiri mesocolon transverse; ileum terletak pada bagian bawah cavitas peritonealis dan di

    dalam pelvis.

    2. Jejunum lebih lebar , berdinding lebih tebal, dan lebih merah dibanding ileum.

    3. Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua arcade dengan

    cabang-cabang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding usus halus; ileum menerima

    banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga atau empat lebih arcade.

    4. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat radix dan jarang ditemukan di

    dekat dinding jejunum; pada ujung mesenterium ileum, lemak disimpan di seluruh bagian

    sehingga lemak ditemukan mulai dari radix sampai dinding ileum.

    5. Kelompok jaringan limfoid (lempeng Peyer) terdapat pada tunica mucosa ileum dan

    dapat dilihat dari luar pada dinding ileum.

    10

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    11/66

    Gambar 8. Perbedaan Vaskularisasi Jejunum-Ileum10

    11

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    12/66

    Gambar 10. Perbedaan Susunan Lemak Jejunum-Ileum11

    Pembuluh arteri yang memperdarahi jejunum dan ileum berasal dari cabang-cabang arteri

    mesenterica superior. Pembuluh-pembuluh ini beranastomosis satu dengan yang lain untuk

    membentuk serangkaian arcade.

    Pembuluh vena sesuai dengan cabang-cabang arteri mesenterica superior dan

    mengalirkan darahnya ke vena mesenterica superior.2

    12

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    13/66

    Gambar 11. Vaskularisasi Intestinum Tenue 4

    D. Intestinum Crassum (Usus Besar)

    Intestinum crassum terbentang dari bagian akhir ileum sampai anus. Terbagi atas caecum,

    appendix vermiformis, colon ascendens, colon transversum, colon descendens, dan colon

    sigmoideum. Fungsi utama intestinum crassum adalah mengabsorbsi air dan elektrolit dan

    menyimpan bahan yang tidak dicerna sampai dikeluarkan dari tubuh sebagai feses.2

    D.1.Caecum

    Caecum adalah bagian intestinum crassum yang terletak di perbatasan ileum dan

    intestinum crassum. Memiliki panjang 6 cm dan seluruhnya diliputi oleh peritoneum. Pars

    terminalis ileum masuk ke intestinum crassum pada tempat pertemuan caecum dengan colon

    ascendens. Lubangnya mempunyai dua katup membentuk papilla ilealis.

    13

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    14/66

    Papilla Ilealis merupakan struktur rudimenter, terdiri atas dua lipatan horizontal tunica

    mucosa. Papilla ilelais dianggap tidak memiliki peran pada pencegahan refluks isi caecum ke

    dalam ileum.5

    Perdarahan berasal dari arteri caecalis anterior dan posterior , cabang dari arteri

    ileocolica. Pembuluh darah vena mengikuti arteri yang sesuai dan mengalirkan darah ke vena

    mesenterica superior.

    D.2. Colon Ascendens

    Memiliki panjang 13 cm dan terletak di kuadran kanan bawah. Terbentang ke atas dari

    caecum sampai permukaan inferior lobus dextra hepar, lalu colon ascendens membelok ke kiri,

    membentuk flexura coli dextra, dan melanjutkan diri sebagai colon transversum.5

    D.3. Colon Transversum

    Memiliki panjang 38 cm dan berjalan menyilang abdomen, menempati region

    umbilikalis. Colon transversum terbentang mulai dari flexura coli dextra di bawah lobus dextra

    hepar dan tergantung ke bawah oleh mesocolon transversum dari pancreas. Kemudian colon

    transversum berjalan ke atas sampai flexura coli sinistra di bawah lien.

    Dua per tiga bagian proksimal colon transversum diperdarahi oleh arteri colica media,

    cabang arteri mesenterica superior. Sepertiga bagian distal diperdarahi oleh arteri colica sinistra,

    cabang arteri mesenterica inferior. Pembuluh vena mengikuti arteri yang sesuai dan bermuara ke

    vena mesenterica superior dan vena mesenterica inferior.5

    D.4. Colon Descendens

    Memiliki panjang 25 cm dan terletak di kuadran kiri atas dan bawah. Berjalan ke bawah

    dari flexura coli sinistra sampai pinggir pelvis, di sini melanjutkan diri menjadi colon

    sigmoideum.

    Perdarahan berasal dari arteri colica sinistra dan arteri sigmoideae yang merupakan

    cabang arteri mesenterica inferior. Pembuluh darah vena mengikuti arteri yang sesuai dan

    bermuara ke vena mesenterica inferior.5

    14

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    15/66

    Gambar 12 . Anatomi Usus Besar12

    15

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    16/66

    BAB III

    OBSTRUKSI SALURAN CERNA

    A. Esofagus

    A.1. Atresia Esofagus

    Atresia esofagus relatif sering ditemukan, sekitar 1 dari 3000 kelahiran. Kelainan ini terjadi

    karena adanya gangguan perkembangan jaringan pemisah antara trakea dan esofagus yang

    dibentuk selama minggu keempat sampai keenam kehidupan janin.5

    Karena cairan yang ditelan oleh janin tidak dapat masuk saluran cerna, tidak terjadi absorpsi

    cairan amnion di dalam uterus sehingga ibu biasanya menderita hidramnion.

    Ada banyak klasifikasi atresia esofagus; yang paling sering digunakan adalah klasifikasi

    Gross of Boston.

    Tipe Uraian

    A Atresia esofagus tanpa fistel (atresia esofagus murni) 10%

    B Atresia esofagus dengan fistel proksimal - < 1%C Atresia esofagus dengan fistel distal - < 1%

    D Atresia esofagus dengan fistel proksimal dan distal - < 1%

    E Fistel trakeo-esofagus tanpa atresia esofagus (fistel tipe H) 4%F Stenosis esofagus congenital

    Tabel 1. Pembagian fistel trakeo-esofagus menurut klasifikasi Gross of Boston5

    Gambar 13. Tipe-tipe Atresia Esofagus 13

    16

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    17/66

    Pada tipe A dan C, terjadi refluks ludah dan minuman dari esofagus yang buntu sehingga

    cairan masuk ke dalam jalan napas. Pada tipe B dan D, ludah dan minuman langsung masuk ke

    jalan napas melalui fistel proksimal. Pada tipe C dan D, terjadi refluks cairan lambung ke jalan

    napas. Pada tipe E, ludah, minuman, dan cairan lambung masuk ke jalan napas melalui satu fistel

    yang sama.

    Gambaran Klinis

    Atresia esofagus perlu dicurigai bila timbul napas mengorok atau terlihat gelembung udara

    bercampur lendir putih pada lubang hidung dan mulut beberapa jam setelah bayi lahir. Keadaan

    ini terjadi karena regurgitasi air ludah atau minuman pertama. Pada keadaan ini perlu dilakukan

    pemeriksaan keutuhan lumen esofagus dengan memasukkan kateter kecil melalui hidung ke

    dalam esofagus. Jika kateter tertahan setelah masuk 10-20 cm dari lubang hidung, diagnosis

    atresia esofagus dapat ditegakkan. Diagnosis harus dibuat sebelum bayi diberi minum karena bila

    telah diberi minum, dapat timbul kegawatan akibat aspirasi susu ke dalam paru. Bayi akan batuk-

    batuk dan timbul sianosis.

    Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa pemeriksaan radiologi dada dan perut guna

    menentukan adanya fistel distal. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan kateter melalui

    hidung ke esofagus. Pada foto, akan terlihat kateter yang mungkin melengkung ke atas dan

    lambung terisi oleh udara.

    Gambar 14. Kateter yang melengkung pada atreisa esofagus14

    17

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    18/66

    Gambar 15. Atresia Esofagus dengan kontras15

    A.2. Divertikel Esofagus

    Divertikel esophagus adalah penonjolan dinding esophagus, baik seluruh bagian

    dindingnya maupun hanya mukosanya, kearah luar lumen membentuk struktur seperti kantong.5

    Menurut penyebabnya, terdapat divertikel tekan (pulsi) yang terjadi karena tekanan yang

    timbul terus-menerus di lumen, dan divertikel tarik (traksi) yang terjadi karena tarikan dindingesophagus dari luar, umpamanya karena pengerutan jaringan parut.

    Divertikel pulsi di daerah faringoesofagus dinamai divertikel Zenker, sedangkan

    divertikel pulsi di atas diafragma disebut divertikel epinefrik. Divertikel traksi umumnya

    ditemukan di sekitar percabangan trakea atau karina.

    1. Divertikel Zenker

    Divertikel pulsi ini terletak di faring bagian posterior, yaitu di dalam segitiga

    Killian. Segitiga Killian adalah suatu struktur yang dibatasi di samping kiri dan kanan

    oleh m. konstriktor faring inferior dan di sebelah kaudal oleh m. krikofaringeus.

    Divertikel Zenker terjadi karena kekauan sfingter atas esophagus sehingga tekanan di

    dalam lumen pada saat proses menelan meningkat. Lama-kelamaan mukosa menonjol ke

    luar dan akhirnya membentuk kantong yang memanjang ke bawah di belakang esophagus

    18

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    19/66

    Dinding divertikel biasanya hanya terdiri atas mukosa, submukosa, dan jaringan

    ikat tipis, sangat jarang ditemukan jaringan otot. Di dalam dinding sering terdapat tanda-

    tanda peradangan, baik akut maupun kronik.

    Gambar 16. Divertikel Zenker16

    Gambaran klinis

    Divertikel Zenker umumnya ditemukan pada usia di atas 60 tahun. Bergantung

    pada beratnya kelainan, gejala klinis bervariasi mulai dari rasa mengganjal di daerah

    orofaring sampai obstruksi total.

    Seiring berjalannya waktu, divertikel akan memberat dan memanjang oleh isi

    makanan sehingga gejala obstruksi makin nyata karena tekanan kantong yang berisi

    makanan itu kepada lumen. Pasien biasanya datang memeriksakan diri setelah gejala

    klinis berlangsung lama. Gejala utama yang biasa dikeluhkan adalah disfagia di daerah

    leher dan regurgitasi, terutama pada malam hari sebelum tidur, yang sering menyebabkan

    aspirasi, sehingga timbul batuk-batuk yang hebat. Makanan yang belum tercerna dan

    berbau masuk lagi ke dalam mulut setelah ditelan. Timbul rasa sakit di dalam leher akibat

    radang dan luka di dalam vertikel. Kadang penderita dapat mengosongkan divertikelnya

    dengan tekanan setempat.

    19

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    20/66

    Diagnosis dibuat dengan anamnesis dan pemeriksaan radiologi menggunakan zat kontras.

    Disfagia di tingkat leher

    Perasaan tekanan tonjolan di leher

    Regurgitasi halitosis

    Penderita dapat mengosongkan divertikel dengan sikap tertentu

    Tabel 2. Gejala dan tanda divertikel Zenker

    2. Divertikel Epinefrik

    Penyebab utama divertikel epinefrik adalah gangguan motalitas. Menurut Debas,

    50 dari 65 kasus divertikel epinefrik mempunyai gangguan motilitas di kaudal divertikel,

    tersering berupa spasme atau akalasia. Gejala tersering berupa disfagia, nyeri dada, danregurgitasi akibat gangguan motalitas atau striktura. Diagnosis ditegakkan dengan

    pemeriksaan radiologis. Gangguan motilitas diketahui melalui pemeriksaan manometri.

    Pengangkatan divertikel harus disertai dengan tindakan terhadap penyebabnya.

    Disfagia atau perasaan mengganjal di bagian distal esophagus setelah makan

    Muntah

    Nyeri retrosternal Gangguan motilitas esophagus bagian distal

    Mungkin disertai hernia hiatus esophagus

    Diagnosis :

    Gambaran Roentgen

    Esofagografi

    Esofagoskopi

    Tabel 3. Gejala dan tanda divertikel epinefrik

    A.3. Gangguan Motilitas

    20

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    21/66

    Disorders of the pharyngo-oesophageal junction

    Neurological stroke, motor neurone disease, multiple sclerosis,

    Parkinsons disease

    Myogenic myasthenia, muscular dystrophy

    Pharyngo-oesophageal (Zenkers) diverticulum

    Disorders of the body of the oesophagus

    Diffuse oesophageal spasm

    Nutcracker oesophagus

    Autoimmune disorders especially systemic sclerosis

    (CREST)

    Reflux associated

    Idiopathic

    Allergic

    Eosinophilic oesophagitis

    Non-specific oesophageal dysmotility

    Disorders of the lower oesophageal sphincter

    Achalasia

    Incompetent lower sphincter (i.e. GORD)

    Tabel 4. Klasifikasi Gangguan Motilitas Esofagus17

    A.3.1. Akalasia

    Akalasia (dalam bahasa Yunani gagal untuk relaksasi ) adalah gangguan motilitas

    berupa hilangnya peristaltis esophagus dan gagalnya sfingter esofagokardia berelaksasi sehingga

    makanan tertahan di esophagus.17 Akibatnya, terjadi hambatan masuknya makanan ke dalam

    lambung sehingga esophagus berdilatasi membentuk megaesofagus.

    Kegagalan sfingter berelaksasi dihubungkan dengan hilangnya sel-sel ganglion si

    pleksus myenteric Auerbach dengan sebab yang belum diketahui.17 Akalsia dibedakan dengan

    penyakit Hirschprung di kolon karena esophagus yang berdilatasi biasanya masih mengandung

    21

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    22/66

    sedikit sel ganglion, sedangkan kolon yang berdilatasi mengandung sel ganglion dalam jumlah

    yang normal, proksimal dari segmen

    Patologi

    Segmen esofagus bagian bawah yang panjangnya berkisar antara 2-8 cm menyempit dan

    tidak mampu berelaksasi. Esofagus bagian proksimal dari penyempitan tersebut mengalami

    dilatasi dan pemanjangan sehingga akhirnya menjadi megaesofagus yang berkelok-kelok. Bentuk

    esofagus ini sangat bergantung pada lamanya proses, dapat berbentuk botolm fusiform, sampai

    berbentuk sigmoid dengan hipertrofi jaringan otot sirkuler dan longitudinal. Mukosa mungkin

    mengalami peradangan akibat rangsangan retensi makanan.5

    Gambaran klinis

    Akalasia biasanya dimulai pada dewasa muda walaupun ada juga yang ditemukan pada bayi

    dan sangat jarang pada usia lanjut.

    Gejala utama adalah disfagia, regurgitasi, rasa nyeri atau tidak enak di belakang sternum, dan

    berat badan menurun. Lama timbul gejala sangat bervariasi, dari beberapa hari sampai bertahun-

    tahun, dan gejala lambat laun semakin berat.

    Disfagia adalah gejala utama yang mula-mula dirasakan sebagai rasa penuh atau rasamengganjal di daerah esofagus distal, hilang tilmbul, dan semakin lama semakin berat.

    Regurgitasi biasanya dirasakan pada waktu malam sehingga pasien terbangun dari tidurnya.

    Keadaan ini berbahaya karena dapat menimbulkan pneumonia aspirasi.

    Dengan anamnesis sebetulnya sudah dapat diduga adanya akalsia, walaupun demikian tetap

    harus dipikirkan diagnosis banding penyakit keganasan, stenosis, atau benda asing esofagus.

    Dengan esofagografi terdapat penyempitan daerah batas esofagogaster dan dilatasi bagian

    proksimalnya (birds beak). Jika proses akalasia sudah berlangsung lama, bentuk esofagus

    berubah menjadi berkelok dan akhirnya membentuk huruf S. 5

    Sering pemeriksaan esofagografi kurang sensitif sebagai pemeriksaan penunjang tunggal

    untuk kasus akalasia. Pengukuran tekanan di dalam lumen esofagus dengan manometri sangat

    22

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    23/66

    menentukan diagnosis. Tekanan di dalam sfingter esofagogaster meninggi dan tekanan di dalam

    lumen esofagus lebih tinggi daripada tekanan di dalam lambung.

    Pseudoakalaisa adalah kelainan yang mirip dengan akalaisa yang biasanya disebabkan oelh

    adenocarcinoma dari kardiak dan juga tumor-tumor jinak lain nya.17

    Penggunaan ultrasonografi memiliki kehandalan yang baik, yakni sekitar 82-100 % dalam

    membedakan antara akalasia murni dan pseudoakalasia.

    Gambar 17. Akalasia18

    A.3.2. Spasme Difus

    Spasme difus esofagus terdiri atas kontraksi hipertonik berkala dari dua pertiga bagian

    bawah esofagus yang mengakibatkan hipertrofi dan hyperplasia dinding esofagus.Fungsi sfingter

    esofagus kardia tetap normal. Keadaan ini menyebabkan motilitas esofagus meninngkat.

    23

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    24/66

    Kondisi spasme difus dapat dramatis, dengan tekanan spastic dari manometri 400-500

    mmHg, ditandai oleh hipertrofi otot sirkular dan gambaran esofagus corkscrew pada

    pemeriksaan barium.17

    Gambar 18. Corkscrew Esofagus

    19

    Gejala utama spasme difus adalah rasa sakit dan disfagia yang terasa di epigastrik atau

    retrosternal yang dapat menjalar ke belakang, leher,telinga, atau lengan, dan biasanya disertai

    regurgitasi gastroesofagus.

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamneis, pemeriksaan radiologi, endoskopi, dan

    manometri. Pemeriksaan radiologi membantu diagnosis dan sekaligus menyingkirkan kelainan

    esofagus lain, seperti akalasia atau keganasan, serta mendiagnosis adanya kelainan lain dari

    esofagus, seperti hernia hiatus. Esofagoskopi terutama diperlukan umtuk menyingkirkankeganasam di esofagus distal atau lambung bagian atas.

    Pada pemeriksaan manometri ditemukan peninggian kontraksi dengan gambaran

    amplitude yang tinggi, sedangkan sfingter esofagus bawah dalam keadaan relaksasi normal. 5

    24

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    25/66

    Gambar19. Manometri esofagus normal20

    Gambar 20. Manometri spasme difus esophagus21

    Akalasia Spasme difus

    Disfagia Sering Jarang

    25

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    26/66

    Nyeri Jarang Sering

    Esofagogram Abnormal Normal

    Endoskopi Normal NormalMotilitas Relaksasi sfingter bawah

    terganggu

    Kontraksi hipertonik

    Tabel 5. Perbandingan akalasia dan spasme difus5

    A.3.3. Benda Asing

    Benda asing di esofagus umumnya terjadi pada anak dan penderita yang terbelakang

    perkembangan mentalnya akibat ketidaktahuan nya. Benda asing umumnya terhenti di tempat

    yang secara anatomis relatif sempit, yaitu di hipofaring, tempat setinggi arkus aorta, percabangan

    bronkus utama, dan di atas batas esofagokardia.

    Gambaran klinis

    Dengan anamnesis yang jelas, diagnosis mudah ditegakkan. Keluhan yang menonjol adalah

    nyeri di daerah leher atau retrosternal, terutama bila benda asing yang tertelan cukup besar dan

    telah menimbulkan infeksi di sekitarnya ( setelah 24 jam ).

    Keluhan disfagia bervariasi, mulai dari yang ringan sampai berat akibat obstruksi total.

    Apabila disertai penekanan cabang bronkus utama atau trakea, akan timbul kesulitan bernapas

    sampai sesak napas yang berat.5

    A.3.4. Tumor

    Tumor jinak

    Tumor jinak esofagus relatif jarang. Tumor jinak dapat berasal dari epitel seperti polip, atau

    jaringan lunak seperti kista. Yang paling sering ditemukan adalah leimioma dan kista.

    Kebanyakan tumor jinak esofagus kecil dan tidak memiliki gejala.17

    Tumor Ganas

    Keganasan esofagus dilaporkan merupakan keganasan nomor enam tersering di dunia.17 Pada

    umumnya muncul pada usia lanjut. Keganasan yang paling sering menyerang esofagus adalah

    26

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    27/66

    jenis karsinoma epidermoid. Sungguhpun demikian, di abnyak tempat, kasus-kasus

    adenokarsinoma meningkat jumlahnya.

    Keganasan di bagian distal esofagus, terutama di batas esofagus-lambung, sering berupa

    adenokarsinoma. Esofagitis Barret merupakan faktor risiko utama karsinoma esofagus. Beberapa

    tumor tumbuh ke dalam lumen esofagus sehingga menyebabkan sumbatan, dan jenis lain

    menimbulkan tukak yang mudah menyebar tanpa sumbatan saluran cerna. Invasi tumor sering

    sampai ke dalam dinding esofagus sehingga menimbulkan fibrosis dan akhirnya menyempitkan

    lumen.

    Gambaran klinis

    Gejala utama karsinoma esofagus adalah disfagia progresif yang berangsur-angsur menjadi

    berat. Mula-mula disfagia timbul bila makan makanan padat, dan akhirnya makanan cair, atau air

    liurpun sangat mengganggu. Semua ini menyebabkan keadaan gizi yang buruk pada penderita.

    Mungkin juga penderita mengalami regurgitasi atau muntah, dan kadang terjadi aspirasi ke

    dalam paru.

    Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak menunjukkan kelainan kecuali akibat sumbatan

    esofagus atau infiltrasi ke nervus rekuren yang menyebabkan suara serak dan metastasis ke

    kelenjar limfe leher. Diagnosis ditegakkan dengan esofagogastrografi, yang memperlihatkangambaran mukosa yang tidak teratur dengan permukaan kasar dan ulseratif atau polipoid serta

    penyempitan lumen di daerah tumor. 5

    27

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    28/66

    Gambar 21. Karsinoma Esofagus 22

    B. GASTER

    Dua sebab utama obstruksi pengeluaran gaster adalah keganasan dan stenosis pylorus yang

    terjadi sekunder akibat ulkus peptikum.17 Dengan perkembangan obat-obatan dalam mengurangi

    insiden ulkus peptikum, setiap obstruksi gaster perlu dipikirkan keganasan sampai terbukti

    kebenarannya. Apabila ditemukan bayi dengan keluhan obstruksi gaster makan perlu dipikirkan

    kelainan genetik, yaitu hipertrofi pylorus.

    B.1. Hipertrofi Pilorus

    Hipertrofi pylorus merupakan kelainan yang terjadi pada otot pylorus yang mengalami

    hipertrofi pada lapisan sirkularnya, terbatas pada lingkaran pylorus dan jarang berlanjut ke otot

    gaster. Kelainan ini banyak diwariskan dari orang tua.

    Ibu yang menderita hipertrofi pylorus cenderung melahirkan anak yang kemungkinannya

    menderita hipertrofi pylorus empat kali lebih tinggi. Hipertrofi pylorus lebih sering diderita oleh

    bayi laki-laki dibanding perempuan, sebesar 4:1.

    Meskipun diagnosis dapat ditentukan beberapa hari setelah lahir, gejalanya baru terlihat jelas

    setelah berumur 3 6 minggu. Gejala konstipasi dapat pula terjadi akibat sedikitnya jumlah

    cairan yang dapat melewati pylorus menuju usus halus. Hal ini berakibat terjadinya penimbunan

    cairan yang makin lama makin banyak di dalam lambung, menimbulkan muntah proyektil,

    periodik, dan frekuensi maupun kekuatannya makin meningkat. Bahan muntahan merupakan

    bahan minuman yang murni tanpa mengandung zat empedu.

    28

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    29/66

    Gambar 22. Hipertrofi pylorus23

    Gambaran klinis

    Setiap habis minum dan/atau makan dalam waktu yang tidak lama, bayi akan muntah dan

    makin lama makin kurus. Frekuensi muntah makin sering dan akhirnya secara proyektil. Setelah

    muntah, bayi kelihatan selalu masih lapar dan rakus bila diberi minum. Kadang dapat ditemui

    bahan muntahan bercampur darah; hal ini disebabkan pecahnya kapiler pada mukosa gaster

    akibat gastritis.

    Bila pada pemeriksaan fisik ditemukan massa di perut kanan atas di bawah lengkung iga

    sebesar jari telunjuk yang berbatas tegas, konsistensi kenyal padat, hampir 100 % diagnosis

    dapat ditegakkan. 5

    Foto polos abdomen menunjukkan adanya one bubble appearance, yaitu satu gelembung

    udara akibat pelebaran lambung. Hal itu harus dibedakan dengan double bubble appearance yaitu

    pelebaran duodenum dan lambung secara bersamaan yang terjadi akibat atresia duodenum.

    Apabila masih meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan radiologic menggunakan bahan kontras

    barium per os; akan tampak pada pylorus gambaran dawai yang menandakan adanya

    penyempitan lumen pylorus.

    29

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    30/66

    Gambar 23. Pemeriksaan kontras pada Hipertrofi Pilorus24

    Gambar 24. One bubble appearance pada hipertrofi pylorus24

    B.2. Stenosis Pilorus

    30

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    31/66

    Tukak kronik di dekat pylorus menyebabkan fibrosis yang dapat berlanjut membentuk

    striktur. Pada awalnya, terjadi sumbatan parsial, kemudian eksaserbasi akut akan menyebabkan

    udem mukosa dan spasme sfingter pylorus yang akan mendorong terjadinya sumbatan total. 5

    Biasanya pada anamnesis didapatkan riwayat ulkus peptikum yang sudah lama dan tidak

    diobati secara adekuat. Bekas tukak di kurvatura minor dapat menyebabkan retraksi pada

    lambung dan menyebabkan obstruksi.17

    Keluhan dyspepsia, mual-muntah yang berisi makanan tanpa empedu, beberapa jam setelah

    makan, merupakan tanda khas obstruksi. Berangsur-angsur pasien bertambah kurus akibat

    kurangnya asupan kalori dan protein. Selanjutnya, timbul dehidrasi dan tanda malnutrisi.

    Peristaltis lambung kadang dapat terlihat di bagian atas perut. Dapat didengar pula suara

    kecipak air (succussion splash) akibat benturan cairan dan gas di lambung. Terjadi alkalosis

    metabolic karena ion H banyak hilang lewat muntah.5

    B.3. Karsinoma Lambung

    Insiden tertinggi pada usia decade ke-6. Jarang ditemukan pada kelompok usia di bawah 40

    tahun. Risiko meningkat sebanding dengan meningkatnya umur. Sebab timbulnya karsinoma

    lambung tidak diketahui. Terdapat berbagai bentuk adenokarsinoma lambung. Bentuk yang dapat

    ditemukan adalah karsinoma ulseratif, karsinoma polipoid, karsinoma superficial, dan karsinoma

    linitis plastika.5

    Gambaran klinis

    Pada stadium awal, karsinoma lambung sering tidak menimbulkan gejala karena lambung

    masih berfungsi normal. Gejala biasanya baru timbul setelah massa tumor cukup besar sehingga

    menimbulkan gangguan aktivitas motorik pada segmen lambung, gangguan pasase, infiltrasi

    tumor di alat sekitar lambung, atau terjadi metastasis. Disfagia kemungkinan besar disebabkanoleh tumor di kardia atau fundus. Karsinoma di dekat pylorus dapat memberikan tanda obstruksi.

    Foto kontras lambung memberikan kepekaan diagnosis sampai 90 %. Dicurigai adanya

    keganasan bila ditemukan deformitas, tukak, atau tonjolan di lumen.

    31

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    32/66

    Gambar 25. Foto Barium Karsinoma gaster25

    C. USUS HALUS

    Obstruksi usus halus dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu sebagai berikut.

    1. Dinamik, dimana peristaltik bekerja melawan obstruksi mekanik. Hal ini dapat terjadi

    dalam bentuk akut maupun kronik

    2. Adinamik, dimana peristaltik tidak ada atau dapat muncul dalam bentuknon-propulsive.

    C.1. Kelainan BawaanC.1.1. Divertikulum Meckel

    Regresi yang kurang sempurna pada duktus omfalomesenterikus (duktus vitelinus) dapat

    meninggalkan bermacam-macam kelainan, antara lain divertikulum Meckel. Divertikulum

    Meckel merupakan divertikulum yang sering ditemukan di usus halus dan berasal dari bagian

    intraabdomen duktus vitelinus. 5

    Gambar 25. Divertikulum Meckel25

    32

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    33/66

    Biasanya organ ini disebut alat dan penyakit serba dua. 5

    Terdapat pada 2 % dari penduduk

    Ditemukan 2 kaki (sekitar 60 cm) dari valvula Bauhini

    Panjangnya dua inchi (4-5 cm) Perbandingan kejadian pada lelaki : perempuan = 2:1

    Di dalamnya mungkin terdapat dua jenis jarinngan heterotopik, yaitu mukosa lambung

    dan jaringan pankreas

    Dua penyakit dapat timbul di dalamnya, yaitu diverticulitis dan tukak peptik

    Dua penyulit dapat terjadi, yaitu perforasi dan perdarahan masif

    Tabel 6 . Divertikulum Meckel, kelainan bawaan serba dua 5

    Divertikulum Meckel sendiri tidak menunjukkan tanda atau gejala. Baru setelah terjadi

    diverticulitis, timbul keluhan dan tanda yang mirip sekali dengan appendisitis akut walaupun

    letak nyeri dapat berbeda.

    Komplikasi kedua pada divertikulum Meckel adalah perdarahan masif yang berasal dari

    tukak peptic di mukosanya. Umumnya, penderita tidak sadar, karena tukak tidak bergejala dan

    tidak nyeri. Perdarahan mungkin sedemikian hebatnya sehingga penderita tiba-tiba mengalami

    syok dan anemia.

    Obstruksi usus dapat berasal dari divertikulum Meckel karena dua sebab, yaitu invaginasi

    dan hernia interna akibat kelok usus mengait di belakang divertikulum dan pita nya ke umbilicus.

    Gambar 26. Invaginasi divertikulum26

    ` Pada divertikulum Meckel, mungkin masih ada sisa duktus omfalomesenterikus sebagai

    pita dari ujung divertikulum ke umbilicus. Pita ini dapat menyebabkan volvulus usus halus

    sehingga terjadi ileus obstruktif yang memerlukan tindakan bedah darurat.

    33

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    34/66

    Gambar 27. Volvulus Divertikulum Meckel 26

    Ileus obstruktif dapat juga disebabkam oleh invaginasi divertikulum ke dalam lumen ileum.

    Divertikulum yang seharusnya menonjol keluar malah terbalik masuk dan menonjol ke dalam

    lumen usus, sehingga menjadikan invaginasi atau intususeptum.

    C.1.2. Malrotasi usus halus

    Pada tahap perkembangan usus, dapat terjadi gangguan rotasi dan fiksasi usus pada

    peritoneum dinding belakang. Malrotasi dapat menimbulakn gangguan pasase dan vaskularisasi

    34

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    35/66

    Gambaran klinisnya umumnya berupa gangguan pasase usus halus. Bila timbul tanda

    obstruksi, muntah hijau, dan perut kembung setelah lahir, dapat dipikirkan gangguan pasase usus

    halus. Gambaran klinis obstruksi hilang timbul mungkin dimulai pada masa bayi dan

    berlangsung sampai umur dewasa.

    Foto polos perut akan memperlihatkan dua gelembung yang mencolok jika malrotasi

    menyebabkan obstruksi tepat terjadi di bagian ketiga duodenum. Bila malrotasi terjadi di usus

    tengah, gambarannya biasanya berupa satu-dua bayangan gelembung kecil.

    Foto kontras per os kadang diperlukan untuk menentukan tempat sumbatan. Foto kontras

    per enema dapat menolong untuk menentukan obstruksi setinggi sekum bila terjadi malrotasi di

    usus halus.

    C.1.3. Atresia Usus

    Kelainan bawaan dapat disebabkan oleh kegagalan rekanalisasi pada waktu janin berusia

    6-7 minggu. Atresia usus dapat juga disebabkan oleh gangguan aliran darah lokal pada sebagian

    dinding usus akibat desakan, invaginasi, volvulus, jepitan, atau perforasi usus pada masa janin.

    Daerah usus yang paling sering mengalami atresia adalah usus halus. Lebih dari 80 % bayi yang

    lahir dengan obstruksi usus akan terlihat buncit. Bila obstruksinya tinggi, perut yang buncit

    terbatas pada bagian atas. Pada palpasi, buncit ini tidak tegang, kecuali bila ada perforasi.

    Diagnosis dini ditegakkan secepatnya untuk mencegah komplikasi pneumonia aspirasi,

    dehidrasi, atau perforasi. Gambaran udara yang tampak pada foto polos perut cukup dijadikan

    patokan untuk mencari letak obstruksi. Terlihatnya satu gelembung udara, menandakan bahwa

    atresia terjadi di pylorus. Dua gelembung udara merupakan tanda khas atresia setinggi

    duodenum. Tiga gelembung udara biasanya ditemukan pada atresia yeyunum. Beberapa

    gelembung pendek di bagian atas biasanya terdapat pada atresia ileum.

    35

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    36/66

    Gambar 28. Foto rontgen atresia duodenum 28

    Gambar 29. Foto rontgen atresia jejunum 29

    C.2. Hambatan Pasase Usus

    Ileus adalah gangguan / hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi

    usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau tindakan. Ileus ada 2 macam, yaitu ileus

    obstruktif dan ileus paralitik.

    Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen saluran

    cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya sumbatan/hambatan mekanik yang

    36

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    37/66

    disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan

    vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.

    Sedangkan ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan di mana usus gagal/ tidak mampu

    melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya akibat kegagalan neurogenik atau

    hilangnya peristaltik usus tanpa adanya obstruksi mekanik. 30

    C.2.1. Obstruksi Usus Mekanik

    Istilah usus obstruksi mekanis digunakan untuk menentukan obstruksi usus yang

    disebabkan oleh penyumbatan fisik dari lumen usus. Penyumbatan ini mungkin intrinsik atau

    ekstrinsik pada dinding usus atau dapat terjadi sekunder untuk obstruksi lumen yang timbul dari

    isi intraluminal (misalnya, batu empedu intraluminal) (Tabel 7). Obstruksi parsial terjadi ketika

    lumen usus menyempit tetapi masih memungkinkan perpindahan beberapa isi usus. Di sisi lain,

    menunjukkan bahwa obstruksi lumen lengkap sepenuhnya terhambat, dan tidak ada isi usus bisa

    bergerak ke distal.

    Obstruksi lengkap membawa risiko nyata dari peningkatan strangulasi. Obstruksi usus

    lengkap dapat dikategorikan sebagai obstruksi sederhana, obstruksi loop tertutup, strangulasi

    atau obstruksi. Obstruksi loop tertutup terjadi ketika kedua ujung segmen usus yang terlibat

    terhambat (misalnya, volvulus) dengan akibat peningkatan tekanan intraluminal sekunder untuk

    meningkatkan sekresi usus dan akumulasi cairan di segmen usus yang terlibat, suatu obstruksi

    loop tertutup, menimbulkan resiko yang lebih tinggiuntuk terjadinya iskemi.

    Pada obstruksi strangulasi ada pembuluh darah yang terjepit sehingga bisa terjadi iskemia

    yang akan berakhir dengan nekrosis atau ganggren yang ditandai dengan gejala umum berat yang

    disebabkan oleh toksin dari jaringan ganggren.

    Lesi Ekstrinsik ke dinding usus Lesi Intrinsik ke dinding usus

    ADHESI KONGENITAL

    Postoperatif Intestinal atresia

    Kongenital Meckel's diverticulum

    Post Inflamasi Duplikasi/ kista

    HERNIA INFLAMASI

    Luar dinding abdomen (kongenital atau

    didapat)

    Crohn's disease

    Internal Eosinophilic granuloma

    37

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    38/66

    Insisi INFEKSI

    CONGENITAL Tuberkulosis

    Annular pancreas Aktinomicosis

    Malrotasi Diverticulitis komplikasi

    Omphalomesenteric duktus NEOPLASTIK

    NEOPLASTIK Primary neoplasmaCarcinomatosis Metastasis neoplasma

    Extraintestinal neoplasma

    INFLAMASI MISCELLANEOUS

    Intra-abdominal abscess Intussusepsi

    Endometriosis

    MISCELLANEOUS Enteropathy Radiasi/striktur

    Volvulus Intramural hematoma

    Gossypiboma Ischemic striktur

    Superior mesenteric artery syndrome INTRALUMINAL/OBSTRUKSI

    OBTURATOR Batu empedu

    Enterolith

    Phytobezoar

    Infestasi Parasit

    Tabel 7. Macam-macam penyebab obstruksi mekanik30

    Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstrukif atau ileus mekanik dibedakan menjadi,

    antara lain :

    Berdasarkan Lokasi Obstruksi :

    Letak Tinggi : Duodenum-Jejunum

    Letak Tengah : Ileum Terminal

    Letak Rendah : Colon-Sigmoid-rectum

    38

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    39/66

    Gambar 30. Klasifikasi berdasarkan letak obstruksi

    Selain itu, ileus obstruktif dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan stadiumnya, antara lain :

    1. Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi sebagian sehingga makanan

    masih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit.

    2. Obstruksi sederhana (simple obstruction) : obstruksi/sumbatan yang tidak disertai terjepitnya

    pembuluh darah (tidak disertai gangguan aliran darah).

    3. Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi disertai dengan terjepitnya

    pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis ataugangren.30

    Penyebab terjadinya ileus obstruksi pada usus halus antara lain :

    1. Hernia inkarserata : usus masuk dan terjepit di dalam pintu hernia. Pada anak dapat dikelola

    secara konservatif dengan posisi tidur Trendelenburg. Namun, jika percobaan reduksi gaya

    berat ini tidak berhasil dalam waktu 8 jam, harus diadakan herniotomi segera.

    2. Non hernia inkarserata, antara lain :

    a. Adhesi atau perlekatan usus

    Di mana pita fibrosis dari jaringan ikat menjepit usus. Dapat berupa perlengketan

    mungkin dalam bentuk tunggal maupun multiple, bisa setempat atau luas. Umunya

    berasal dari rangsangan peritoneum akibat peritonitis setempat atau umum. Ileus karena

    adhesi biasanya tidak disertai strangulasi.

    39

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    40/66

    b. Invaginasi

    Disebut juga intususepsi, sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada orang muda

    dan dewasa. Invaginasi pada anak sering bersifat idiopatik karena tidak diketahui

    penyebabnya. Invaginasi umumnya berupa intususepsi ileosekal yang masuk naik ke

    kolon ascendens dan mungkin terus sampai keluar dari rektum. Hal ini dapat

    mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk dengan komplikasi

    perforasi dan peritonitis. Diagnosis invaginasi dapat diduga atas pemeriksaan fisik, dan

    dipastikan dengan pemeriksaan Roentgen dengan pemberian enema barium. Invaginasi

    pada orang muda dan dewasa jarang idiopatik, umumnya ujung invaginatum merupakan

    polip atau tumor lain di usus halus. Pada anak, apabila keadaan umumnya mengizinkan,

    maka dapat dilakukan reposisi hidrostatik yang dapat dilakukan sekaligus sewaktu

    diagnosis Roentgen ditegakkan. Namun, apabila tidak berhasil, harus dilakukan reposisi

    operarif. Sedangkan pada orang dewasa, terapi reposisi hidrostatik umumnya tidak

    mungkin dilakukan karena jarang merupakan invaginasi ileosekal. (8)

    c. Askariasis

    Cacing askaris hidup di usus halus bagian yeyunum, biasanya jumlahnya puluhan hingga

    ratusan ekor. Obstruksi bisa terjadi di mana-mana di usus halus, tetapi biasanya di ileum

    terminal yang merupakan tempat lumen paling sempit. Obstruksi umumnya disebabkan

    oleh suatu gumpalan padat terdiri atas sisa makanan dan puluhan ekor cacing yang mati

    atau hampir mati akibat pemberian obat cacing. Segmen usus yang penuh dengan cacing

    berisiko tinggi untuk mengalami volvulus, strangulasi, dan perforasi.

    d. Volvulus

    Merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus yang abnormal dari segmen

    usus sepanjang aksis longitudinal usus sendiri, maupun pemuntiran terhadap aksis radii

    mesenterii sehingga pasase makanan terganggu. Pada usus halus agak jarang ditemukan

    kasusnya. Kebanyakan volvulus didapat di bagian ileum dan mudah mengalami

    strangulasi. Gambaran klinisnya berupa gambaran ileus obstruksi tinggi dengan atau

    tanpa gejala dan tanda strangulasi. (8)

    e. Tumor

    Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi usus, kecuali jika ia menimbulkan

    invaginasi. Proses keganasan, terutama karsinoma ovarium dan karsinoma kolon, dapat

    40

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    41/66

    menyebabkan obstruksi usus. Hal ini terutama disebabkan oleh kumpulan metastasis di

    peritoneum atau di mesenterium yang menekan usus.

    f. Batu empedu yang masuk ke ileum.

    Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan fistul dari saluran empedu ke

    duodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk ke traktus

    gastrointestinal. Batu empedu yang besar dapat terjepit di usus halus, umumnya pada

    bagian ileum terminal atau katup ileocaecal yang menyebabkan obstruksi.

    Penyebab obstruksi kolon yang paling sering ialah karsinoma, terutama pada daerah

    rektosigmoid dan kolon kiri distal. Selain itu, obstruksi dapat pula disebabkan oleh divertikulitis,

    rektum, stenosis anus, volvulus sigmoid. (7)

    41

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    42/66

    Gambar 31. Mekanisme akibat dari obstruksi usus

    Usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal berdilatasi. Usus yang

    berdilatasi menyebabkan penumpukan cairan dan gas, distensi yang menyeluruh

    42

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    43/66

    menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah berkurang (iskemik), dapat

    terjadi perforasi. Dilatasi dan dilatasi usus oleh karena obstruksi menyebabkan perubahan

    ekologi, kuman tumbuh berlebihan sehingga potensial untuk terjadi translokasi kuman.

    Gangguan vaskularisasi menyebabkan mortalitas yang tinggi, air dan elektrolit dapat lolos

    dari tubuh karena muntah. Dapat terjadi syok hipovolemik, absorbsi dari toksin pada usus

    yang mengalami strangulasi.

    Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi berlebihan atau ruptur.

    Dinding usus besar tipis, sehingga mudah distensi. Dinding sekum merupakan bagian kolon

    yang paling tipis, karena itu dapat terjadi ruptur bila terlalu tegang. Gejala dan tanda

    obstruksi usus halus atau usus besar tergantung kompetensi valvula Bauhini. Bila terjadi

    insufisiensi katup, timbul refluks dari kolon ke ileum terminal sehingga ileum turutmembesar.

    Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pengaruh pada obstruksi usus halus karena pada

    obstruksi kolon, kecuali pada volvulus, hampir tidak pernah terjadi strangulasi. Kolon

    merupakan alat penyimpanan feses sehingga secara relatif fungsi kolon sebagai alat penyerap

    sedikit sekali. Oleh karena itu kehilangan cairan dan elektrolit berjalan lambat pada obstruksi

    kolon distal.

    Gambaran Klinis

    1. Obstruksi sederhana

    Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya disertai dengan

    pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus bagian oral dari obstruksi,

    maupun oleh muntah. Pada obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yang

    banyak, yang jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama. Nyeri bisaberat dan menetap. Nyeri abdomen sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian

    atas. Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan semakin fekulen.

    Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi akibat

    kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam. Distensi abdomen

    43

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    44/66

    dapat dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan semakin jelas pada sumbatan di

    daerah distal. Bising usus yang meningkat dan metallic sound dapat didengar sesuai dengan

    timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal.

    2. Obstruksi disertai proses strangulasi

    Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai dengan nyeri hebat.

    Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas operasi atau hernia. Bila dijumpai tanda-

    tanda strangulasi berupa nyeri iskemik dimana nyeri yang sangat hebat, menetap dan tidak

    menyurut, maka dilakukan tindakan operasi segera untuk mencegah terjadinya nekrosis usus. (4)

    3. Obstruksi mekanis di kolon timbul perlahan-lahan dengan nyeri akibat sumbatan biasanya

    terasa di epigastrium. Nyeri yang hebat dan terus menerus menunjukkan adanya iskemia atau

    peritonitis. Borborygmus dapat keras dan timbul sesuai dengan nyeri. Konstipasi atau obstipasi

    adalah gambaran umum obstruksi komplit. Muntah lebih sering terjadi pada penyumbatan usus

    besar. Muntah timbul kemudian dan tidak terjadi bila katup ileosekal mampu mencegah refluks.

    Bila akibat refluks isi kolon terdorong ke dalam usus halus, akan tampak gangguan pada usus

    halus. Muntah fekal akan terjadi kemudian. Pada keadaan valvula Bauchini yang paten, terjadi

    distensi hebat dan sering mengakibatkan perforasi sekum karena tekanannya paling tinggi dan

    dindingnya yang lebih tipis. Pada pemeriksaan fisis akan menunjukkan distensi abdomen dantimpani, gerakan usus akan tampak pada pasien yang kurus, dan akan terdengar metallic sound

    pada auskultasi. Nyeri yang terlokasi, dan terabanya massa menunjukkan adanya strangulasi.30

    Macam

    ileus

    Nyeri Usus Distensi Muntah Bising usus Ketegangan

    abdomen

    Obstruksi

    simple

    tinggi

    ++

    (kolik)

    + +++ Meningkat -

    Obstruksi

    simple

    rendah

    +++

    (Kolik)

    +++ +

    Lambat,

    fekal

    Meningkat -

    Obstruksi ++++ ++ +++ Tak tentu +

    44

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    45/66

    strangulasi (terus-

    menerus,

    terlokalisir)biasanya

    meningkat

    Paralitik + ++++ + Menurun -

    Oklusi

    vaskuler

    +++++ +++ +++ Menurun +

    Table 8. Perbandingan Klinis bermacam-macam ileus.

    Diagnosis

    1. Subyektif -Anamnesis

    Nyeri-Kolik. Obstruksi usus halus : kolik dirasakan disekitar umbilicus, Obstruksi

    kolon : kolik dirasakan disekitar suprapubik. Muntah, Perut Kembung (distensi),

    Konstipasi, Tidak ada defekasi, Tidak ada flatus

    Adanya benjolan di perut, inguinal, dan femoral yang tidak dapat kembali

    menandakan adanya hernia inkarserata. Invaginasi dapat didahului oleh riwayat

    buang air besar berupa lendir dan darah. Pada ileus paralitik e.c. peritonitis dapat

    diketahui riwayat nyeri perut kanan bawah yang menetap. Riwayat operasi

    sebelumnya dapat menjurus pada adanya adhesi usus. Onset keluhan yang

    berlangsung cepat dapat dicurigai sebagai ileus letak tinggi dan onset yang lambat

    dapat menjurus kepada ileus letak rendah. (1)

    2. Obyektif-Pemeriksaan Fisik

    Inspeksi

    Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio inguinal,

    femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada Intussusepsi dapat

    terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas

    luka operasi sebelumnya.

    45

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    46/66

    Gambar 31. Distensi abdomen

    Auskultasi

    Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborygmi. Pada fase lanjut bising usus

    dan peristaltik melemah sampai hilang.

    Perkusi

    Hipertimpani

    Palpasi

    Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.

    Rectal Toucher

    - Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease

    - Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma

    - Feses yang mengeras : skibala

    - Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi

    - Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi

    46

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    47/66

    - Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis (4,6)

    3. Pemeriksaan Penunjang

    Laboratorium

    Tes laboratorium mempunyai keterbatasan nilai dalam menegakkan diagnosis,

    tetapi sangat membantu memberikan penilaian berat ringannya dan membantu dalam

    resusitasi. Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal. Selanjutnya

    ditemukan adanya hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal.

    Peningkatan serum amilase sering didapatkan.10 Leukositosis menunjukkan adanya

    iskemik atau strangulasi, tetapi hanya terjadi pada 38% - 50% obstruksi strangulasi

    dibandingkan 27% - 44% pada obstruksi non strangulata. Hematokrit yang meningkat

    dapat timbul pada dehidrasi. Selain itu dapat ditemukan adanya gangguan elektrolit.

    Analisa gas darah mungkin terganggu, dengan alkalosis metabolik bila muntah berat,

    dan metabolik asidosis bila ada tanda tanda shock, dehidrasi dan ketosis.

    Radiologik

    Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran step ladder dan air fluid level

    pada foto polos abdomen dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi. Foto

    polos abdomen mempunyai tingkat sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus,

    sedangkan sensitivitas 84% pada obstruksi kolon.

    Foto polos abdomen

    Dapat ditemukan gambaran step ladder dan air fluid level terutama pada

    obstruksi bagian distal. Pada kolon bisa saja tidak tampak gas. Jika terjadi stangulasi

    dan nekrosis, maka akan terlihat gambaran berupa hilangnya muosa yang reguler dan

    adanya gas dalam dinding usus. Udara bebas pada foto thoraks tegak dan foto

    abdomen dengan posisi left lateral decubitus menunjukkan adanya perforasi usus.

    Penggunaan kontras tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan peritonitis akibat

    adanya perforasi.

    47

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    48/66

    Untuk menegakkan diagnosa secara radiologis pada ileus obstruktif dilakukan foto abdomen

    3 posisi. Yang dapat ditemukan pada pemeriksaan foto abdomen ini antara lain :

    1. Ileus obstruksi letak tinggi :

    - Dilatasi di proximal sumbatan (sumbatan paling distal di ileocecal junction) dan

    kolaps usus di bagian distal sumbatan.

    - Coil spring appearance

    - Herring bone appearance

    - Air fluid level yang pendek-pendek dan banyak (step ladder sign)

    2. Ileus obstruksi letak rendah :

    - Gambaran sama seperti ileus obstruksi letak tinggi

    - Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi abdomen

    - Air fluid level yang panjang-panjang di kolon

    Sedangkan pada ileus paralitik gambaran radiologi ditemukan dilatasi usus yang menyeluruh

    dari gaster sampai rectum. (5)

    Gambaran radiologis ileus obstruktif dibandingkan dengan ileus paralitik :

    Gambar 32. Ileus Obstruktif . Tampak coil

    spring dan herring bone appearance

    Gambar 33. Ileus Paralitik.

    Tampakdilatasi usus keseluruhan.

    48

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    49/66

    Gambar 34. Gambaran air fluid level

    pada ileus obstruktif

    Gambar 35. Ileus Obstruktif karena

    adanya volvulus

    49

    Gambar 36. Ascariasis yang bisa

    menyebabkan ileus obstruktif

    Gambar 37. Ileus obstruktif yang

    disebabkan oleh massa tumor

    extraintestinal

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    50/66

    C.2.2. ILEUS PARALITIK

    Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan dimana usus gagal/ tidak mampu

    melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Ileus paralitik ini bukan suatu

    penyakit primer usus melainkan akibat dari berbagai penyakit primer, tindakan (operasi) yang

    berhubungan dengan rongga perut, toksin dan obat-obatan yang dapat mempengaruhi kontraksi

    otot polos usus.

    Gerakan peristaltik merupakan suatu aktifitas otot polos usus yang terkoordinasi dengan

    baik, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti keadaan otot polos usus, hormon-hormon

    intestinal, sistem saraf simpatik dan parasimpatik, keseimbangan elektrolit dan sebagainya.

    Ileus paralitik hampir selalu dijumpai pada pasien pasca operasi abdomen. Keadaan ini

    biasanya hanya berlangsung antara 24-72 jam. Beratnya ileus pasca operasi bergantung pada

    lamanya operasi/ narcosis, seringnya manipulasi usus dan lamanya usus berkontak dengan udara

    luar. Pencemaran peritoneum dengan asam lambung, isi kolon, enzim pankreas, darah, dan urin

    akan menimbulkan paralisis usus. Kelainan peritoneal seperti hematoma retroperitoneal, terlebih

    lagi bila disertai fraktur vertebra sering menimbulkan ileus paralitik yang berat. Demikian pula

    kelainan pada rongga dada seperti pneumonia paru bagian bawah, empiema dan infark miokard

    dapat disertai paralisis usus. Gangguan elektolit terutama hipokalemia merupakan penyebab

    yang cukup sering.5

    50

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    51/66

    EtiologiIleus pada pasien rawat inap ditemukan pada: (1) proses intraabdominal seperti

    pembedahan perut dan saluran cerna atau iritasi dari peritoneal (peritonitis, pankreatitis,

    perdarahan); (2) sakit berat seperti pneumonia, gangguan pernafasan yang memerlukan intubasi,

    sepsis atau infeksi berat, uremia, dibetes ketoasidosis, dan ketidakseimbangan elektrolit

    (hipokalemia, hiperkalsemia, hipomagnesemia, hipofosfatemia); dan (3) obat-obatan yang

    mempengaruhi motilitas usus (opioid, antikolinergik, fenotiazine). Setelah pembedahan, usus

    halus biasanya pertama kali yang kembali normal (beberapa jam), diikuti lambung (24-48 jam)

    dan kolon (48-72 jam).5

    Ileus terjadi karena hipomotilitas dari saluran pencernaan tanpa adanya obstruksi usus

    mekanik. Diduga, otot dinding usus terganggu dan gagal untuk mengangkut isi usus. Kurangnya

    tindakan pendorong terkoordinasi menyebabkan akumulasi gas dan cairan dalam usus.

    Meskipun ileus disebabkan banyak faktor, keadaan pascaoperasi adalah keadaan yang

    paling umum untuk terjadinya ileus. Memang, ileus merupakan konsekuensi yang diharapkan

    dari pembedahan perut. Fisiologisnya ileus kembali normal spontan dalam 2-3 hari, setelah

    motilitas sigmoid kembali normal. Ileus yang berlangsung selama lebih dari 3 hari setelah

    operasi dapat disebut ileus adynamic atau ileus paralitik pascaoperasi. Sering, ileus terjadi

    setelah operasi intraperitoneal, tetapi mungkin juga terjadi setelah pembedahan retroperitoneal

    dan extra-abdominal. Durasi terpanjang dari ileus tercatat terjadi setelah pembedahan kolon.

    Laparoskopi reseksi usus dikaitkan dengan jangka waktu yang lebih singkat daripada reseksi

    kolon ileus terbuka.

    Konsekuensi klinis ileus pasca operasi dapat mendalam. Pasien dengan ileus merasa

    tidak nyaman dan sakit, dan akan meningkatkan risiko komplikasi paru. Ileus juga meningkatkan

    katabolisme karena gizi buruk. Secara keseluruhan, ileus meningkatkan biaya perawatan medis

    karena memperpanjang rawat inap di rumah sakit.17

    Beberapa penyebab terjadinya ileus:

    Trauma abdomen

    Pembedahan perut (laparatomy)

    Serum elektrolit abnormalitas

    1. Hipokalemia

    51

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Renal/Potassium/Hypklm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhXraKotuWisf273eGN3qV7UK4QRghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Renal/Potassium/Hypklm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhXraKotuWisf273eGN3qV7UK4QRg
  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    52/66

    2. Hiponatremia

    3. Hipomagnesemia

    4. Hipermagensemia

    Infeksi, inflamasi atau iritasi (empedu, darah)

    1. Intrathorak

    1. Pneumonia

    2. Lower lobus tulang rusukpatah

    3. Infark miokard

    2. Intrapelvic (misalnyapenyakit radang panggul )

    3. Rongga perut

    1. Radang usus buntu

    2. Divertikulitis

    3. Nefrolisiasis

    4. Kolesistitis

    5. Pankreatitis

    6. Perforasi ulkus duodenum

    Iskemia usus

    1. Mesenterika emboli, trombosis iskemia

    Cedera tulang

    1. Patah tulang rusuk

    2. Vertebral Retak(misalnya kompresi lumbalisRetak)

    Pengobatan

    1. Narkotika

    52

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Renal/Sodium/Hypntrm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjNT2FJXhsfs1hYh3jduDYUabzxqwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Renal/Magnesium/Hypmgnsm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiKeCXOkZqQB1KuSEFEBziSKiWgtAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Lung/ID/Pnmn.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiL_yQBlIQT08uoyYquWjlsJxK9Wghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Ortho/Fracture/Frctr.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjSPVCnitCo2U4UnB-CLJb8AuKJLwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/CV/CAD/ActCrnrySyndrm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiu47bXO-ONisFxm1PpOUjFj2OjiAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Gyn/ID/PlvcInflmtryDs.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhickrNHdmYs8NXts8DNc2xpk_GS0Ahttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Surgery/GI/Apndcts.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgSDzvCVS_0rxmkHCp_T8gm9FelfQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/GI/ID/Dvrtclts.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhiliABR2cesEkn8MlkN4n2r9XgPwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Urology/Renal/Nphrlths.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgW9-lAVDDQbPWD6fBwrwLzl18smQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Surgery/GI/ActChlcysts.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhnAguZRkNksKGT-_R7EjXlGdnAdghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/GI/Pancreas/ActPncrts.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiQF8NOHwuFQIUBYFFhP6ET44AtTwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/GI/PUD/PptcUlcrDs.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjqT_npLq3SBBtwedfMyPjvEaAw5Ahttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Surgery/CV/MsntrcIschm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhi91FM4-ueXsNtgNEviegc5vl_5Gghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Ortho/Fracture/Frctr.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjSPVCnitCo2U4UnB-CLJb8AuKJLwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Ortho/Fracture/Frctr.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjSPVCnitCo2U4UnB-CLJb8AuKJLwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Ortho/Fracture/Frctr.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjSPVCnitCo2U4UnB-CLJb8AuKJLwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Ortho/Fracture/Frctr.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjSPVCnitCo2U4UnB-CLJb8AuKJLwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Pharm/Analgesic/NrctcAnlgsc.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhi7UdPYbL0u_ZxgLbqeDKskCNsznwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Renal/Sodium/Hypntrm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjNT2FJXhsfs1hYh3jduDYUabzxqwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Renal/Magnesium/Hypmgnsm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiKeCXOkZqQB1KuSEFEBziSKiWgtAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Lung/ID/Pnmn.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiL_yQBlIQT08uoyYquWjlsJxK9Wghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Ortho/Fracture/Frctr.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjSPVCnitCo2U4UnB-CLJb8AuKJLwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/CV/CAD/ActCrnrySyndrm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiu47bXO-ONisFxm1PpOUjFj2OjiAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Gyn/ID/PlvcInflmtryDs.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhickrNHdmYs8NXts8DNc2xpk_GS0Ahttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Surgery/GI/Apndcts.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgSDzvCVS_0rxmkHCp_T8gm9FelfQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/GI/ID/Dvrtclts.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhiliABR2cesEkn8MlkN4n2r9XgPwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Urology/Renal/Nphrlths.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgW9-lAVDDQbPWD6fBwrwLzl18smQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Surgery/GI/ActChlcysts.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhnAguZRkNksKGT-_R7EjXlGdnAdghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/GI/Pancreas/ActPncrts.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiQF8NOHwuFQIUBYFFhP6ET44AtTwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/GI/PUD/PptcUlcrDs.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjqT_npLq3SBBtwedfMyPjvEaAw5Ahttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Surgery/CV/MsntrcIschm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhi91FM4-ueXsNtgNEviegc5vl_5Gghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Ortho/Fracture/Frctr.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjSPVCnitCo2U4UnB-CLJb8AuKJLwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Ortho/Fracture/Frctr.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjSPVCnitCo2U4UnB-CLJb8AuKJLwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Pharm/Analgesic/NrctcAnlgsc.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhi7UdPYbL0u_ZxgLbqeDKskCNsznw
  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    53/66

    2. Fenotiazin

    3. Diltiazem atau verapamil

    4. Clozapine

    5. Obat Anticholinergic 9

    Patofisiologi dari ileus paralitik merupakan manifestasi dari terangsangnya sistem saraf

    simpatis dimana dapat menghambat aktivitas dalam traktus gastrointestinal, menimbulkan

    banyak efek yang berlawanan dengan yang ditimbulkan oleh sistem parasimpatis. Sistem

    simpatis menghasilkan pengaruhnya melalui dua cara: (1) pada tahap yang kecil melalui

    pengaruh langsung norepineprin pada otot polos (kecuali muskularis mukosa, dimana ia

    merangsangnya), dan (2) pada tahap yang besar melalui pengaruh inhibitorik dari noreepineprin

    pada neuron-neuron sistem saraf enterik. Jadi, perangsangan yang kuat pada sistem simpatis

    dapat menghambat pergerakan makanan melalui traktus gastrointestinal.

    Hambatan pada sistem saraf parasimpatis di dalam sistem saraf enterik akan

    menyebabkan terhambatnya pergerakan makanan pada traktus gastrointestinal, namun tidak

    semua pleksus mienterikus yang dipersarafi serat saraf parasimpatis bersifat eksitatorik, beberapa

    neuron bersifat inhibitorik, ujung seratnya mensekresikan suatu transmitter inhibitor,

    kemungkinan peptide intestinal vasoaktif dan beberapa peptide lainnya.

    Menurut beberapa hipotesis, ileus pasca operasi dimediasi melalui aktivasi hambat busur

    refleks tulang belakang. Secara anatomis, 3 refleks berbeda yang terlibat: ultrashort refleks

    terbatas pada dinding usus, refleks pendek yang melibatkan ganglia prevertebral, dan refleks

    panjang melibatkan sumsum tulang belakang. Refleks panjang yang paling signifikan.

    Respon stres bedah mengarah ke generasi sistemik endokrin dan mediator inflamasi yang juga

    mempromosikan perkembangan ileus. 9

    Penyakit/ keadaan yang menimbulkan ileus paralitik dapat diklasifikasikan seperti yang

    tercantum dibawah ini:

    Etiologi ileus paralitik antara lain sebagai berikut.

    53

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/CV/Pharm/Dltzm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhgkfL1HeKa7c7bbwVfgB0Z9sg3eAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/CV/Pharm/Vrpml.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgS2CE01XD4tLTBpulPfJzc1wZ4uQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/CV/Pharm/Vrpml.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgS2CE01XD4tLTBpulPfJzc1wZ4uQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Psych/Pharm/Clzpn.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiLWE-C6zQyTbgM81oJ8I27hIrZVAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Neuro/Pharm/AntchlnrgcMdctn.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjBMD53490zsxiWxrY0PaqrEGq6Fwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/CV/Pharm/Dltzm.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhgkfL1HeKa7c7bbwVfgB0Z9sg3eAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/CV/Pharm/Vrpml.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgS2CE01XD4tLTBpulPfJzc1wZ4uQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Psych/Pharm/Clzpn.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiLWE-C6zQyTbgM81oJ8I27hIrZVAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.fpnotebook.com/Neuro/Pharm/AntchlnrgcMdctn.htm&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjBMD53490zsxiWxrY0PaqrEGq6Fw
  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    54/66

    Neurogenik. Pasca operasi, kerusakan medulla spinalis, keracunan timbal, kolik ureter, iritasi

    persarafan splanknikus, pankreatitis.

    Metabolik. Gangguan keseimbangan elektrolit (terutama hipokalemia), uremia, komplikasi DM,

    penyakit sistemik seperti SLE, sklerosis multiple

    Obat-obatan. Narkotik, antikolinergik, katekolamin, fenotiazin, antihistamin.

    Infeksi/ inflamasi. Pneumonia, empiema, peritonitis, infeksi sistemik berat lainnya.

    Iskemia Usus.

    Neurogenik

    - Refleks inhibisi dari saraf afferent: incisi pada kulit dan usus pada operasi

    abdominal.

    - Refleks inhibisi dari saraf efferent: menghambat pelepasan neurotransmitter

    asetilkolin.8

    Hormonal

    Kolesistokinin, disekresi oleh sel I dalam mukosa duodenum dan jejunum terutama

    sebagai respons terhadap adanya pemecahan produk lemak, asam lemak dan

    monogliserida di dalam usus. Kolesistokinin mempunyai efek yang kuat dalam

    meningkatkan kontraktilitas kandung empedu, jadi mengeluarkan empedu kedalam usus

    halus dimana empedu kemudian memainkan peranan penting dalam mengemulsikan

    substansi lemak sehingga mudah dicerna dan diabsorpsi. Kolesistokinin juga

    menghambat motilitas lambung secara sedang. Oleh karena itu disaat bersamaan dimana

    hormon ini menyebabkan pengosongan kandung empedu, hormon ini juga menghambat

    pengosongan makanan dari lambung untuk memberi waktu yang adekuat supaya terjadi

    pencernaan lemak di traktus gastrointestinal bagian atas.

    54

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    55/66

    Hormon lainnya seperti sekretin dan peptide penghambat asam lambung juga memiliki

    fungsi yang sama seperti kolesistokinin namun sekretin berperan sebagai respons dari

    getah asam lambung dan petida penghambat asam lambung sebagai respons terhadap

    asam lemak dan asam amino. 31

    Inflamasi

    - Makrofag: melepaskan proinflammatory cytokines (NO).

    - prostaglandin inhibisi kontraksi otot polos usus.

    Farmakologi

    Opioid menurunkan aktivitas dari neuron eksitatorik dan inhibisi dari pleksusmienterikus. Selain itu, opioid juga meningkatkan tonus otot polos usus dan menghambat

    gerak peristaltik terkoordianasi yang diperlukan untuk gerakan propulsi. 31

    - Opioid: efek inhibitor, blockade excitatory neurons yang mempersarafi otot polos

    usus.

    Gambaran klinis

    Ileus adinamik (ileus inhibisi) ditandai oleh tidak adanya gerakan usus yang

    disebabkan oleh penghambatan neuromuscular dengan aktifitas simpatik yang berlebihan.

    Sangat umum, terjadi setelah semua prosedur abdomen, gerakan usus akan kembali

    normal pada: usus kecil 24 jam, lambung 48 jam, kolon 3-5 hari31

    Pasien ileus paralitik akan mengeluh perutnya kembung ( abdominal distention),

    anoreksia, mual dan obstipasi. Muntah mungkin ada, mungkin pula tidak ada. Keluhan

    perut kembung pada ileus paralitik ini perlu dibedakan dengan keluhan perut kembung

    pada ileus obstruksi. Pasien ileus paralitik mempunyai keluhan perut kembung, tidak

    disertai nyeri kolik abdomen yang paroksismal.

    55

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    56/66

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya distensi abdomen, perkusi timpani

    dengan bising usus yang lemah dan jarang bahkan dapat tidak terdengar sama sekali.

    Pada palpasi, pasien hanya menyatakan perasaan tidak enak pada perutnya. Tidak

    ditemukan adanya reaksi peritoneal (nyeri tekan dan nyeri lepas negatif). Apabila

    penyakit primernya peritonitis, manifestasi klinis yang ditemukan adalah gambaran

    peritonitis.7

    Diagnosis pada ileus paralitik ditegakkan dengan auskultasi abdomen berupa silent abdomen

    yaitu bising usus menghilang. Pada gambaran foto polos abdomen didapatkan pelebaran udara

    usus halus atau besar.

    Anamnesa

    Pada anamnesa ileus paralitik sering ditemukan keluhan distensi dari usus, rasa mual dan

    dapat disertai muntah. Pasien kadang juga mengeluhkan tidak bisa BAB ataupun flatus,

    rasa tidak nyaman diperut tanpa disertai nyeri.

    Pemeriksaan fisik

    - Inspeksi

    Dapat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang mencakup kehilangan

    turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. Pada abdomen harus dilihat adanya

    distensi, parut abdomen, hernia dan massa abdomen. Pada pasien yang kurus tidak

    terlihat gerakan peristaltik.

    - Palpasi

    Pada palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun atau nyeri

    tekan, yang mencakup defence muscular involunter atau rebound dan

    pembengkakan atau massa yang abnormal untuk mengetahui penyebab ileus.

    - Perkusi

    Hipertimpani

    - Auskultasi

    56

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    57/66

    Bising usus lemah atau tidak ada sama sekali (silent abdomen) dan borborigmi

    Pemeriksaan penunjang

    Pemeriksaan laboratorium mungkin dapat membantu mencari kausa penyakit. Pemeriksaan

    yang penting untuk dimintakan adalah leukosit darah, kadar elektrolit, ureum, glukosa darah dan

    amylase. Foto polos abdomen sangat membantu untuk menegakkan diagnosis. Pada ileus

    paralitik akan ditemukan distensi lambung, usus halus dan usus besar. Air fluid level ditemukan

    berupa suatu gambaran line up (segaris). Hal ini berbeda dengan air fluid level pada ileus

    obstruktif yang memberikan gambaran stepladder (seperti anak tangga). Apabila dengan

    pemeriksaan foto polos abdomen masih meragukan, dapat dilakukan foto abdomen dengan

    mempergunakan kontras.

    D. Kolon

    Penyebab obstruksi kolon yang paling sering ialah karsinoma, terutama pada daerah

    rektosigmoid dan kolon kiri distal. Obstruksi dapat pula disebabkan oleh diverticulitis, striktur

    rectum, stenosis anus, vovulus sigmoid, dan penyakit Hirschprung.

    Patofisiologi

    Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pengaruhnya pada obstruksi usus halus, karena pada

    obstruksi kolon, kecuali pada vovulus, hampir tidak pernah terjadi strangulasi. Kolon merupakan

    alat penyimpanan feses sehingga secara relatif fungsi kolon sebagai alat penyerap sedikit sekali.

    Oleh karena itu, kehilangan cairan dan elektrolit berjalan lambat pada obstruksi kolon distal.

    Gambaran klinis ini disebut obstruksi rendah, berlainan dengan ileus usus halus yang dinamai

    ileus tinggi.

    Obstruksi kolon yang berlarut-larut akan menimbulkan distensi yang amat besar selama

    katup ileosekal tetap utuh. Bila terjadi insufisiensi katup, timbul refluks dari kolon ke dalam

    ileum terminal sehingga ileum ikut membesar. Oleh karena itu, gejala dan tanda obstruksi tinggi

    atau obstruksi rendah tergantung dari kompetensi valvula Bauhin.

    57

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    58/66

    Dinding usus halus kuat dan tebal karena terdiri atas dua lapis otot, yang sirkuler dan

    longitudinal. Oleh karena itu, tidak akan terjadi distensi berlebihan atau rupture. Sebaliknya,

    dinding usus besar tipis, cuma satu otot sirkularis sehingga mudah mengalami distensi. Dinding

    sekum merupakan bagian kolon yang paling tipis. Oleh karena itu, dapat terjadi rupture bila

    terlalu teregang.

    Diagnosis

    Pada anamnesis, gejala permulaan obstruksi kolon adalah perubahan kebiasaan buang air

    besar, terutama berupa obstipasi dan kembung yang kadang disertai kolik pada perut bagian

    bawah. Akhirnya penderita mengeluh konstipasi absolute dengan keinginan defekasi dan flatus.

    Pada inspeksi, diperhatikan pembesaran perut yang tidak pada tempatnya, misalnya

    pembesaran setempat karena peristaltis yang hebat sehingga terlihat gelombang usus atau kontur

    usus pada dinding perut. Biasanya distensi terjadi pada sekum dan kolon bagian proksimal

    karena bagian ini mudah membesar.

    Pemeriksaan laboratorium tidak membantu menentukan diagnosis. Foto polos abdomen

    sedapat mungkin dibuat pada posisi tegak dengan sinar mendatar. Posisi tegak diperlukan untuk

    melihat air-fluid level dan letak obstruksi.

    D.1.Volvulus

    D.1.1. Volvulus sekum

    Volvulus sekum terjadi karena kelainan bawaan kolon kanan yang tidak terletak

    retroperitoneal, tetapi bergantung pada perpanjangan mesentrium usus halus. Jadi, terdapat faktor

    mesentrium yang panjang dan sekum yang mobile karena tidak terfiksasi. 5

    Gejala klinis sama dengan obstruksi usus halus. Serangan nyeri perut yang bersifat kolik makin

    hebat disertai mual dan muntah yang timbul lebih cepat daripada gejala obstipasi. Nyeri biasanya

    ditemukan di sekitar pusat. Distensi abdomen tidak mencolok, tetapi gambaran hiperperistaltis

    amat jelas.

    58

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    59/66

    Foto polos abdomen dapat memberikan gambaran patognomonik berupa gambaran

    segmen sekum yang amat besar berbentuk ovoid di tengah perut; selain itu, terdapat dilatasi usus

    halus dengan permukaan air yang jelas, dan gambaran kolon sama sekali tidak terlihat.

    Gambar 38. Foto Rontgen volvulus caecum32

    D.1.2. Volvulus sigmoid

    Faktor predisposisi ialah mesenterium yang panjang dengan basis yang sempit.

    Konstipasi kronik berat sebagian besar dialami penderita volvulus sigmoid. Volvulus sigmoid

    sering mengalami strangulasi bila tidak dilakukan dekompresi.

    Volvulus sigmoid ditemukan jauh lebih banyak dari volvulus sekum, yaitu sekitar 90 %.

    Kelainan ini terutama ditemukan pada orang yang lebih tua dan lebih banyak pada lelaki

    dibanding perempuan.

    Pada anamnesis, umumnya penderita sudah berulang-ulang mengalami serangan nyeri

    perut yang samar dengan kolik usus dan perut kembung. Gejala dan tanda ini hilang setelah

    penderita flatus berulang kali.

    Nyeri perut volvulus bersifat intermitens disertai kejang perut bagian bawah yang

    berlangsung cepat disertai obstipasi total. Distensi abdomen berlangsung cepat karena terjadi

    distensi sigmoid berlebihan. Biasanya, kontur sigmoid tampak di dinding perut seperti ban mobil

    yang terlihat pada foto abdomen bersamaan dengan tanda paruh burung pada dasar volvulus.

    59

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    60/66

    D.2. Karsinoma kolon

    Insidens karsinoma kolon dan rectum dio Indonesia cukup tinggi. Insidens pada pria

    sebanding dengan wanita, dan lebih banyak pada orang muda. Sekitar 75 % ditemukan di

    rektosigmoid.5

    Diduga berbagai polip kolon dapat berdegenerasi menjadi maligna sehingga setiap polip

    kolon harus dicurigai. Radang kronik kolon, seperti colitis ulserosa atau colitis amuba kronik,

    juga berisiko tinggi menjadi maligna. Faktor genetic kadang berperan walaupun jarang. (3 jong)

    Kekurangan serat, sayur mayor hijau serta kelebihan lemak hewani dalam diet,

    merupakan risiko karsinoma kolorektal.

    Secara makroskopis, terdapat 3 tipe karsinoma kolon dan rektum. Tipe polipoid atau

    vegetative tumbuh menonjol ke dalam lumen usus, berbentuk bunga kol dan ditemukan terutama

    di sekum dan kolon asendens. Tipe skirus mengakibatkan penyempitan sehingga terjadi stenosis

    dan gejala obstruksi, terutama di kolon desendens, sigmoid, dan rektum. Bentuk ulseratif terjadi

    karena nekrosis di bagian sentral, terdapat di rektum.

    Gambaran Klinis

    Gejala klinis karsinoma pada kolon kiri berbeda dengan kanan. Karsinoma pada kolonkiri sering bersifat skirotik sehingga lebih banyak menimbulkankan stenosis dan obstruksi,

    terlebih karena feses sudah menjadi padat. Pada karsinoma kolon kanan, jarang terjadi stenosis

    dan feses masih cair sehingga tidak ada faktor obstruksi.

    Gejala dan tanda dini karsinoma kolorektal tidak ada. Umumnya, gejala pertama timbul

    karena penyulit, yaitu gangguan faal usus, obstruksi, perdarahan, atau akibat penyebaran.

    Karsinoma kolon kiri dan rektum menyebabkan perubahan pola defekasi, seperti

    konstipasi atau defekasi dengan tenesmi. Tenesmi merupakan gejala yang biasa didapat pada

    karsinoma rektum.

    60

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    61/66

    Gambar 39. Karsinoma kolon33

    D.3. Penyakit Hirschprung

    Penyakit ini disebut megacolon kongenitum dan merupakan kelainan yang tersering

    dijumpai sebagai penyebab obstruksi usus pada neonatus. Pada penyakit ini, tidak terdapat

    pleksus mienterik sehingga bagian usus yang bersangkutan tidak dapat mengembang. Bagian

    kolon aganglionik tidak dapat mengembang sehingga tetap sempit dan menyebabkan

    terganggunya defekasi. Akibatnya, kolon proksimal yang normal akan melebar oleh tinja yang

    tertimbun dan membentuk megacolon.

    Gambaran Klinis

    Gejala utama berupa gangguan defekasi, yang dapat mulai timbul 24 jam pertama setelah

    lahir. Dapat pula timbul pada umur beberapa minggu atau baru menarik perhatian orang tua nya

    setelah umur beberapa bulan.

    Trias klasik gambaran klinis pada neonatus adalah mekonium keluar terlambat, yaitu lebih

    dari 24 jam pertama, muntah hijau, gejala obstipasi kronik ini diselingi oleh diare berat dengan

    feses yang berbau dan berwarna khas akibat timbulnnya penyulit berupa enterokolitis.

    Enterokolitis timbul akibat pertumbuhan bakteri secara berlebihan pada daerah kolon yang

    iskemik akibat distensi dinding yang berlebihan. 5

    61

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    62/66

    Pada pemeriksaan colok dubur, terasa ujung jari terjepit oleh lumen rektum yang sempit.

    Diagnosis

    Anamnesis perjalanan penyakit yang khas dan gambaran klinis perut membuncit seluruhnya

    merupakan kunci diagnosis.

    Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu menegakkan diagnosis ialah pemeriksaan

    radiologik dengan enema barium. Di sini akan terlihat gambaran klasik seperti daerah transisi

    dari lumen yang sempit ke daerah yang melebar.

    Pemeriksaan biopsy hisap rektum dapat digunakan untuk mencari tanda histologik yang khas,

    yaitu tidak ada nya sel ganglion parasimpatik di lapisan muskularis mukosa, dan adanya serabut

    saraf yang menebal.

    Gambar 40. Penyakit Hirschprung34

    62

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    63/66

    Gambar 41. Foto Barium Penyakit Hirschprung35

    63

  • 7/16/2019 OBSTRUKSI SALURAN CERNA.doc

    64/66

    BAB III

    KESIMPULAN

    Obstruksi saluran pencernaan dapat timbul di sepanjang saluran pencernaan, dari

    esofagus sampai dengan rektum dan anus. Dapat disimpulkan, berdasarkan leta